PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA...

123
PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA AKAD MUDHARABAH DI BAITUL MAAL WA TAMWIL Studi Kasus Kantor Pusat Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSP-PS) BMT DUTA JAYA Lampung SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Ekonomi Syariah (S.H.) Oleh: MUHAMAD NASRULLOH NIM: 11150490000026 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

Transcript of PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA...

Page 1: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA

AKAD MUDHARABAH DI BAITUL MAAL WA TAMWIL

Studi Kasus Kantor Pusat Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan

Syariah (KSP-PS) BMT DUTA JAYA Lampung

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Ekonomi Syariah (S.H.)

Oleh:

MUHAMAD NASRULLOH

NIM: 11150490000026

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

ii

Page 3: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

iii

Page 4: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan untuk memenuhi gelar strata satu (S1) di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 April 2019

Muhamad Nasrulloh

11150490000026

Page 5: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

v

ABSTRAK

Muhamad Nasrulloh. NIM 11150490000026. PENANGANAN

SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA IMPLENTASI AKAD

MUDHARABAH DI BAITUL MAL WAL-TAMWIL ( Studi Kasus Kantor Pusat

KSPPS BMT DUTA JAYA Lampung ). Program Studi Hukum Ekonomi Syariah,

Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Inslam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 1440 H/2019 M.

Akad Pembiayaan mudharabah merupakan salah satu akad dengan potensi

profit yang cukup menguntungkan kedua belah pihak. Akad ini diberikan oleh

KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi

menengah kebawah yang mayoritas berprofesi sebagai pedang dan petani maupun

pengusaha jasa yang berdomisili di daerah desa. Tetapi dalam praktiknya, sering

kali terjadi permasalahan dan sengketa dalam pembiayaan tersebut.

Studi ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana prosedur penyelesaian

sengketa pembiayaan bermasalah pada akad mudharabah yang dilakukan KSP-

PS BMT Duta Jaya Lampung dan kesesuaian implementasi akad tersebut dengan

Fatwa DSN nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang akad mudharabah.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-normatif yang

menggambarkan subjek/objek penelitian berdasarkan fakta yang tampak dan

pendekatan hukum yang digunakan untuk mengkaji dengan kaidah-kaidah hukum

dari data yang telah didapatkan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prosedur penyelesaian sengketa

pembiayaan bermasalah dalam KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung menggunakan

metode non-litigasi yaitu mediasi atau musyawarah dengan mengikuti prosedur

hukum positif maupun ketentuan Fatwa DSN MUI. Dalam implementasi akad

tersebut seluruh operasional pembiayaan akad mudarabah sudah sesuai dengan

fatwa DSN nomor 07/DSN-MUI/IV/2000, hanya saja ketentuan denda atau ganti

rugi yang mambebankan anggota untuk menanggungnya tanpa alasan apapun.

Kata kunci : Sengketa, Pembiayaan Mudharabah, BMT

Pembimbing : Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, M.S., M.Sc., Ph.D.

Daftar Pustaka : 2001 s.d. 2019

Page 6: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

vi

ABSTRACT

Muhamad Nasrulloh. NIM 11150490000026. PENANGANAN

SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA IMPLENTASI AKAD

MUDHARABAH DI BAITUL MAL WAL-TAMWIL ( Studi Kasus Kantor Pusat

KSPPS BMT DUTA JAYA Lampung ). Program Studi Hukum Ekonomi Syariah,

Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 1440 H/2019 M.

Mudharabah Financing Agreement is one of the contracts with potential

profit that is quite beneficial to both parties. This contract was given by the KSP-

PS BMT Duta Jaya Lampung to the people with middle to lower economic levels,

the majority of whom work as swords and farmers as well as service

entrepreneurs who live in rural areas. But in practice, there are often problems and

disputes in the financing.

This study aims to analyze how the procedure for resolving disputed

financing disputes at the mudharabah contract conducted by the KSP-PS BMT

Duta Jaya Lampung and the suitability of the implementation of the contract with

DSN Fatwa number 07/DSN-MUI/IV/2000 regarding mudharabah agreements.

This study uses a descriptive-normative method that describes the

subject / object of research based on visible facts and the legal approach used to

examine the legal rules of the data obtained.

The results of this study indicate that the procedure for resolving

disputed financing disputes in the KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung uses a non-

litigation method namely mediation or deliberation by following positive legal

procedures as well as the MUI DSN Fatwa provisions. In the implementation of

the contract, all operational financing of the mudarabah contract is in accordance

with DSN fatwa number 07 / DSN-MUI / IV / 2000, except that the provisions of

fines or compensation are imposed by members to bear it without any reason.

Keywords : Disputes, Mudharabah Financing, BMT

Advisor : Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, M.Sc., M.Sc., Ph.D.

Bibliography : 2001.d. 2019

Page 7: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

vii

KATA PENGANTAR

Innal hamda lillah, rasa syukur dan puji selalu terpanjatkan kepada Allah

SWT Tuhan semesta Alam dengan segala rahmat dan nikmat yang senantiasa

tercurahkan kepada kita semua. Sholawat beriringkan salam senantiasa

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang akan memberikan syafaat nya

kepada umatnya di yaumul hisab kelak, amiin.

Skripsi yang berjudul “PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN

BERMASALAH PADA AKAD MUDHARABAH DI BAITUL MAL WAL-

TAMWIL (Studi Kasus Kantor Pusat KSPPS BMT DUTA JAYA Lampung)”

merupakan hasil coretan karya penulis yang diajukan kepada Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mendapatkan

gelar Sarjana Hukum Ekonomi Syariah (S.H).

Tak lepas dari proses penulisan skripsi ini, banyak peran dari berbagai

macam pihak yang turut serta membantu meringankan beban penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini. Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada :

1. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag., S.H., M.H., M.A, selaku Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. A. M. Hasan Ali, M.A, selaku Ketua Program studi Hukum Ekonomi Syariah

dan Dr. Abdurrauf, M.A selaku Sekretaris Progam Studi Hukum Ekonomi

Syariah.

3. Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, M.Sc, M.Ec., Ph.D, selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang selalu meluangkan waktunya untuk memberikan motivasi

dan pengarahan selama masa perkuliahan dan selaku Dosen Pembimbing

Skripsi yang telah meluangkan waktu, fikiran dan tenaganya untuk sekedar

memberikan pengarahan ketika penulis merasa kesulitan dalam penulisan

skripsi. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan keberkahan kepada

bapak. Amiin

4. Segenap Bapak dan Ibu dosen, karyawan maupun staff kerja di lingkungan

Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu pengalaman

selama berada di lingkungan fakultas.

Page 8: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

viii

5. Manager dan seluruh jajaran anggota KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung yang

telah menerima penulis untuk melakukan penelitian dan membantu

memberikan data yang diperlukan unutk keperluan penyelesaian skripsi.

6. Kedua orang tua tersayang dan tercinta, Ayahanda Khoiruddin Tohir dan

Ibunda Eni Ratna Ningsih yang tanpa lelah memberikan semangat, tanpa

pamrih mengasihi, tabah dalam menasehati dan selalu memberikan doa yang

tulus di setiap sujudnya tanpa mengharap suatu apapun kecuali kesuksesan

anak-anaknya. semoga Allah SWT memberikan kesehatan dan kesejahteraan

di dunia dan Jannatul firdaus di akhirat kelak. Amiin ya mujibassaa’ilin

7. Kedua adik saya, Lu’lu ul Faizah dan Naufal Zaky Fu’adi yang selalu

memberikan doa dan dukungan. Semoga Allah SWT selalu memberikan

kesehatan dan apa yang di cita-citakan senantiasa tercapai.

8. Sabahat-sahabat Glomosefa alumni Pondok Modern Madinah Karyatani

Lampung Timur yang tak henti memberikan dukungan serta doa yang terucap

dari setiap lantunan doa.

9. Seluruh kawan-kawan Program Studi Hukum Ekonomi Syariah angkatan

2015 yang telah menjadi banyak memberikan warna selama masa

perkuliahan. Semoga Allah SWT senantiasa mempermudah urusan kita dan

selalu menjadikan apa yang kita dapatkan di kampus ini dapat bermanfaat di

hari kemudian.

10. Teman-teman KKN 125 “IBNU BATUTAH” yang walau hanya 40 hari kita

bersama, tapi akan selalu teringat selamanya.

11. keluarga besar FRESH UIN Jakarta dan LDK Syahid yang memberikan

pengalaman dan pelajaran hidup yang begitu luar biasa. Semoga silaturahmi

kita tetap terjaga dan senantiasa dapat selalu saling mengingatkan.

12. Keluarga LiSEnSi UIN Jakarta terkhusus angkatan 2015 dan divisi PSDI

yang senantiasa memberi ruang bercerita dan tak henti berdoa untuk

kesuksesan bersama.

13. Terima kasih kepada Wina dan Dian yang selalu menemani serta membantu

selama proses awal penyusunan skripsi hingga menjelang pendaftaran

wisuda.

Page 9: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

ix

14. Sandi, Halid, Rizka, Nuri dan Azizah yang selalu menjadi kawan terbaik.

15. Seluruh pihak terkait lainnya yang telah berperan membantu selama

penyelesaian skripsi ini.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan dalam penyelesaian tugas akhir ini. Semoga kita selalu berada lindungan

dan keberkahan-Nya.

Jakarta, 10 April 2019

Muhamad Nasrulloh

Page 10: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

ABSTRACT ........................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

1. Identikasi Masalah ................................................................................... 6

2. Rumusan Masalah ................................................................................... 6

C. Ruang Lingkup dan Tujuan Penelitian ......................................................... 7

1. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 7

2. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 8

E. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian ........................................................................................ 8

2. Sumber Data ............................................................................................ 9

3. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 9

Page 11: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

xi

4. Metode Analisis Data ............................................................................ 10

F. Sistematika Penulisan ................................................................................ 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Tinjauan Baitul Mal wa-Tamwil (BMT) .............................................. 12

2. Tinjauan Akad Mudharabah ................................................................. 19

3. Tinjauan Penyelesaian Sengketa .......................................................... 26

B. Review Hasil Studi Terdahulu .................................................................... 30

BAB III GAMBARAN KSP-PS BMT DUTA JAYA LAMPUNG

A. Sejarah dan Perkembangan KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung ............... 35

B. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

1. Visi ....................................................................................................... 38

2. Misi ...................................................................................................... 28

3. Tujuan .................................................................................................. 38

4. Sasaran ................................................................................................. 39

C. Struktur Organisasi ................................................................................... 40

D. Landasan Hukum KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung .............................. 45

E. Produk KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung .............................................. 48

1. Produk Simpanan ................................................................................. 48

2. Produk Pembiayaan .............................................................................. 48

F. Prosedur Pengajuan, Rukun dan Syarat Pembiayaan Mudharabah di

KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung ............................................................ 49

G. Skema Pembiayaan Mudharabah pada KSP-PS BMT Duta Jaya

Lampung .................................................................................................... 52

H. Metode Penyelesaian Sengketa Pembiayaan Mudharabah Di KSP-PS

BMT Duta Jaya Lampung .......................................................................... 53

Page 12: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

xii

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Kesesuaian Implementasi Penerapan Akad Mudharabah di KSP-PS BMT

Duta Jaya Lampung dengan Fatwa Nomor 07/DSN-MUI/IV/2000

1. Implementasi Pembiayaan Akad Mudharabah di KSP-PS BMT Duta

Jaya Lampung ...................................................................................... 57

2. Kesesuaian Akad Mudharabah di KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

dengan Fatwa DSN Nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 ............................ 60

B. Mekanisme Penanganan Sengketa Pembiayaan Bermasalah Pada Akad

Mudharabah di KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

1. Faktor Sengketa Pembiayaan Mudharabah pada KSP-PS BMT Duta

Jaya Lampung ...................................................................................... 68

2. Penanganan Sengketa Pembiayaan Bermasalah Pada Akad

Mudharabah di KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung ............................ 71

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 86

B. Saran ........................................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 91

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 13: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Operasional Pengelolaan Dana Pada BMT ...................................... 18

Gambar 2.2 Skema Pembiayaan Akad Mudharabah ........................................... 25

Gambar 3.1 Struktur Kepengurusan Organisasi KSP-PS BMT Duta Jaya

Lampung .......................................................................................... 41

Gambar 3.2 Skema Pembiayaan Akad Mudharabah di KSP-PS BMT Duta Jaya

Lampung .......................................................................................... 52

Page 14: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kas Tahunan KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung .................................. 4

Tabel 3.1 Kantor Pusat dan Cabang KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung ............. 37

Tabel 3.2 Total Aktiva-Pasiva KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung...................... 38

Tabel 3.3 Pengurus Kantor Pusat KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung ................. 43

Tabel 3.4 Struktur Pengawas Syariah dan Kelembagaan KSP-PS BMT Duta Jaya

Lampung ................................................................................................ 44

Tabel 3.5 Struktur Pengelola KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung ....................... 44

Tabel 3.6 Kantor Cabang dan Kepala Cabang KSP-PS BMT Duta Jaya

Lampung .............................................................................................. 45

Tabel 4.1 Laporan Kolektabilitas Pembiayaan Konsolidasi Pembiayaan Akad

Mudharabah KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung ................................ 73

Page 15: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Form Daftar Bimbingan Skripsi

Lampiran 2 : Surat Observasi di BMT Duta Jaya Lampung

Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian dari BMT Duta Jaya Lampung

Lampiran 4 : Surat Izin Usaha Simpan Pinjam

Lampiran 5 : Kantor Pusat BMT Duta Jaya Lampung

Lampiran 6 : Wawancara Anggota BMT Duta Jaya Lampung

Lampiran 7 : Skrip Wawancara

Lampiran 8 : Hasil Wawancara Seputar KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

Page 16: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan

musibah bagi perekonomian negara. Sebelum terjadinya krisis, pemerintah

lebih memprioritaskan sektor industri besar dengan mengabaikan sektor

industri kecil. Akibatnya ketika krisis moneter mulai melanda Indonesia,

banyak industri besar yang tidak memiliki kekuatan untuk mempertahankan

berdirinya industri tersebut. Akan tetapi pasca krisis moneter di Indonesia,

industri kecil atau usaha berskala mikro dapat membuktikan bahwa sektor ini

mampu bertahan dalam gejolak krisis yang luar biasa dan mampu menjadi

tumpuan bagi perekonomian negara. Hal ini terbukti dengan bertambahnya

jumlah usaha mikro setiap tahunnya. Usaha mikro merupakan kegiatan

ekonomi yang cukup banyak dilakukan masyarakat di Indonesia dan mampu

menyerap begitu banyak tenaga kerja. Walaupun persentase sumbangan PDB

(Produk Domestik Bruto) bagi negara belum cukup tinggi, namun sektor ini

mampu menjadi tumpuan bagi stabilitas perekonomian nasional.

Keberadaan usaha mikro kecil sebenarnya sangat penting dalam

membangun perekonomian di sebuah negara dan keberadaannya pun sangat

diharapkan oleh banyak pihak. Tercatat dalam lima tahun terakhir kontribusi

sektor usaha mikro terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) meningkat dari

57,84% menjadi 60,34%. Penyerapan tenaga kerja dari sektor tersebut juga

tumbuh dari 96,99% menjadi 97,22%.1 Hal ini menunjukkan bahwa

sebenarnya usaha mikro dan menengah memiliki potensi yang besar sangat di

butuh kan dalam struktur perekonomian negara berkembang.

Akan tetapi besarnya potensi usaha mikro kadang terkendala oleh

biaya modal yang ada. Di sisi lain, instrumen dari sistem pembiayaan yang

diterapkan oleh bank umum memberikan pengaruh yang begitu signifikan

1m.mediaindonesia.com/read/detail/118207-umkm-sumber-ekonomi-baru-indonesia.

Diakses pada hari senin, 9 Juli 2018, pukul 20.43 WIB.

Page 17: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

2

untuk terjadi sebuah disintermediasi sistem keuangan. Sistem bunga dan

agunan yang diterapkan bagi masyarakat merupakan sebuah ketidakadilan

yang mana mekanisme penetapan profitnya hanya menguntungkan salah satu

pihak dengan menetapkan biaya modal mendahului proses pengelolaan modal

tanpa mengetahui hasil usaha yang didapatkan oleh debitur di masa

mendatang.2

Sehingga PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) merasa

prihatin terhadap kondisi usaha mikro kecil yang dikarenakan bank tidak

menerima pinjaman pembiayaan berskala kecil dikarenakan biaya

administrasi yang cukup besar. Apabila bank melakukan pembiayaan Di

samping itu masyarakat khususnya didaerah pedesaan dan mayoritas muslim

yang sebagian besar kegiatannya menjalankan usaha juga sulit menjangkau

Bank karena jarak yang di tempuh terlalu jauh. Maka dari itu PINBUK mulai

merumuskan sistem keuangan yang lebih kondusif dengan usaha mikro sesuai

prinsip syariah, alternatif tersebut adalah dengan terealisasinya Lembaga

Keuangan Mikro Syariah di kalangan masyarakat pedesaan yang

membutuhkan konsep pembiayaan berbasis syariah.3

Sistem Lembaga Keuangan Mikro dalam bentuk Baitul mal wa

Tamwil ini di atur dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25

tahun 1992 Tentang Perkoperasian dan sebagai Koperasi Simpan Pinjam dan

Pembiayaan Syariah dalam sistematika pembiayaannya diatur dalam

Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 11/PER/M.KUKM/XII/2017.

Keberadaan Lembaga Keuangan Mikro dan Koperasi saat ini memang

sangat di perlukan guna membantu dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat Indonesia, terutama masyarakat dengan tingkat ekonomi

menengah kebawah. Terlebih lagi pada masyarakat pedesaan dengan potensi

Sumber Daya Alam yang melimpah ruah dan menjadi ladang usaha bagi

2R.A Y Prasetya & Harianingrum, Peranan Baitul Maal Wa Tamwil Meningkatkan

Usaha Mikro Melalui Pembiayaan Mudharabah, Jurnal Syirkah P-ISSN-4420 e-ISSN 2528-6935

Volume 2 Nomor 2, Desember 2016, h. 253 3Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Cet. ke-3, Yogyakarta:

Ekonisia, 2005, h. 96.

Page 18: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

3

mereka. Dengan adanya Lembaga keuangan Mikro syariah dan Koperasi,

masyarakat dapat mengembangkan usahanya dengan modal yang relatfi

terjangkau tanpa harus terjerat hutang oleh sekelompok rentenir ataupun Bank

Konvensional dengan suku bunga yang cukup tinggi yang mana masyarakat

menengah kebawah sulit untuk menjangkaunya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa masalah umat Islam saat ini adalah

kemiskinan. Karena itu aspek dari kemiskinan itu sendiri berdampak

multimimensi bagi kehidupan umat Islam, mulai dari aspek sosial bahkan

aspek keagamaan. Oleh karenanya kemiskinan harus diberantas, karena

keharusan seoarang muslim itu membantu orang muslim lainnya dengan cara

saling memberdayakan satu sama lain untuk memperbaiki taraf hidup

menjadi lebih baik.4

Salah satu produk Baitul Mal wa Tamwil yang memiliki potensi

keuntungan yang relatif besar adalah pembiayaan Mudharabah, yakni

perjanjian antara dua belah pihak atau lebih, dalam hal ini BMT sebagai

penyedia modal (shahibul maal) dan anggota sebagai pengelola dana

(mudharib) untuk mengelola suatu kegiatan ekonomi dengan menyepakati

(bagi hasil) atas keuntungan yang akan diperoleh.5 Akan tetapi di samping

potensi keuntungan yang cukup besar, risiko yang dihadapi juga relatif besar.

Pembiayaan Mudharabah diberikan kepada masyarakat dengan

ekonomi menengah ke bawah yang berprofesi sebagai penjual di pasar

tradisional, petani maupun pengusaha jasa. Bahkan tidak jarang pembiayaan

diberikan kepada masyarakat yang baru di kenal oleh lembaga. Maka dari itu,

tingkat risiko yang dihadapi BMT begitu tinggi sehingga sering kali dalam

implementasi pembiayaan terjadi permasalahan.

Banyak permasalahan yang harus dihadapi BMT karena wilayah

hukum yang berdomisili di pedesaan. Secara langsung objek pembiayaan

4Raden Putria Danu Negara, Penyelesaian Sengketa Wanprestasi Akad Simpanan

Mudharabah (Studi Pada BMT Ben Taqwa), Skripsi Fakultas Hukum, Universitas Negeri Malang,

2015, h. 2. 5Jamal Lulail Yunus, Manajemen Bank Syariah, (Malang: UIN Malang Press, 2009), h.

144

Page 19: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

4

diberikan kepada anggota yang berada di daerah desa sekitar BMT yang

minim akan pengetahuan menejemen keuangan dan pengalaman kerja

sehingga sering kali anggota bermasalah dalam angsuran kembali

pembiayaan karena ketidaksanggupan untuk mengelola sirkulasi keuangan

dan memperoleh dana yang cukup untuk pengembalian angsuran, bahkan

ketidak sediaan anggota untuk melunasi angsuran pembiayaan disebabkan

mereka kurang paham akan syariat Islam yang menjelaskan kewajiban bagi

setiap orang yang berhutang untuk melunasi hutangnya.

Dalam penelitian ini peneliti memilih Kantor Pusat KSP-PS Baitul

Mal wa Tamwil (BMT) Duta Jaya Lampung karena lembaga ini telah berdiri

cukup lama dibandingkan dengan lembaga sejenis dan memiliki banyak

pengalaman untuk menyelesaikan berbagai macam sengketa pembiayaan

dengan tipikal sifat anggota/mudharib yang berbeda-beda. Lembaga ini

terbukti mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat menengah ke

bawah di daerah tersebut melalui dana yang terhimpun dari anggota BMT itu

sendiri.

Tabel 1.1 : Kas Tahunan KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

No Kas 2015 2016 2017

1. KAS UTAMA 1,316,917,102.49 1,753,844,250.00 872,822,038.87

2. KAS PUSAT 294,515,200.00 229,310,000.00 205,562,688.87

3. KAS KARYATANI 56,122,000.00 180,171,200.00 74,661,300.00

4. KAS ADIREJO 93,425,100.00 46,163,800.00 43,875,000.00

5. KAS SRIBHAWONO 56,702,102.49 257,937,900.00 27,541,250.00

6. KAS PEM. PASIR 70,573,200.00 115,189,800.00 12,128,900.00

7. KAS WAY BUNGUR 106,506,900.00 126,497,300.00 23,864,500.00

8. KAS PALAS 36,856,100.00 92,429,250.00 64,989,500.00

9. KAS SEM BARU 56,050,000.00 62,523,000.00 3,724,000.00

10. KAS SIMP. RANDU 52,752,300.00 82,724,200.00 184,909,400.00

11. KAS CANDIPURO 40,214,400.00 66,329,300.00 22,085,000.00

12. KAS PAL PUTIH 70,470,600.00 85,107,100.00 11,459,000.00

13. KAS PASURUAN 99,619,400.00 96,826,800.00 75,543,000.00

Page 20: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

5

14. KAS WAY JEPARA 100,159,100.00 94,223,900.00 16,507,600.00

15. KAS SIDOMULYO 55,976,000.00 62,379,200.00 51,132,600.00

16. KAS UNIT II 49,293,400.00 73,190,000.00 37,633,300.00

17. KAS SIDOREJO 77,681,300.00 82,841,500.00 17,195,000.00

Sumber : Kas Mudharabah KSP-PS BMT Duta Jaya

Salah satu produk pembiayaan syariah yang digunakan oleh KSP-PS

BMT Duta JAYA Lampung adalah Pembiayaan Mudharabah. KSP-PS BMT

Duta Jaya Lampung dapat mempertahankan integritas kinerjanya cukup lama

semenjak tahun 2002 hiingga saai ini. Di mana banyak BMT di daerah

tersebut yang di cabut izin kerjanya oleh pemerintah setempat dikarenakan

tidak memenuhi persyaratan pendirian Koperasi Syariah dan beberapa kasus

sengketa pembiayaan yang menyebabkan beberapa lembaga koperasi gulung

tikar.

Penelitian ini meneruskan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu,

1. PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PRAKTIK EKONOMI

SYARIAH DI LUAR PENGADILAN MENURUT HUKUM ISLAM,

Darwinsyah Minin, Kanun Jurnal Ilmu Hukum. No 53, April, 2011.

2. PENYELESAIAN SENGKETA AKAD LEMBAGA KEUANGAN

MIKRO, Mustaming, Dosen Jurusan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri (STAIN) Palopo. Jurnal Muamalah: Volume IV, No 2 Agustus

2014.

3. TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENYELESAIAN

MUDHARIB WANPRESTASI DI BMT BAROKAH DESA CEPOGO,

Fatkhul Jannah, Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan

Muamalat, UIN Walisongo semarang, 2016.

4. WANPRESTASI DAN MODEL PENYELESAIANNYA DI LKMS

(STUDI PADA LEMBAGA KSPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA),

Nurul Hidayah & Ariy Khaeruddin, Jurnal Serambi Hukum Vol. 08 No. 02

Agustus 2014 – Januari 2015.

Page 21: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

6

5. ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN DI KJKS BMT

FASTABIQ PATI, Ahmad Nur Qodin, Iqtishadia, Vol. 8, No. 2,

September 2015.

6. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT

PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH, Kiswati & Anita

Rahmawati, Equilibrium, Vil. 3, No.1, Juni 2015,

Dari penelitin dan pemaparan di atas, maka penelitian akan membahas

tentang sistematika penyelesaian sengketa pembiayaan macet oleh BMT.

Maka dari itu peneliti kali ini akan mengadakan penelitian dengan

mengangkat sebuah tema tentang, PENANGANAN SENGKETA

PEMBIAYAAN MIKRO PADA AKAD MUDHARABAH DI

BAITUL MAAL WA TAMWIL (Studi Kasus Koperasi Simpan

Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSP-PS) BMT Duta Jaya

Lampung).

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mendapatkan

identifikasi dari beberapa permasalah an yang ada, diantaranya :

a. Implementasi penerapan akad mudharabah pada KSP-PS BMT Duta

Jaya Lampung.

b. Penanganan sengketa pembiayaan bermasalah pada akad mudharabah

di KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung.

2. Rumusan Masalah

BMT dalam fungsinya sama dengan Micro Banking, mekanisme

pembiayaan nya sama seperti Bank pada umumnya. Hanya saja BMT

melayani pembiayaan mikro dengan prinsip-prinsip syariah. Dari

pembiayaan mikro tersebut terdapat beberapa sengketa yang harus di

selesaikan dengan upaya hukum.

Page 22: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

7

a. Bagaimana implementasi penerapan akad mudharabah pada KSP-PS

BMT Duta Jaya Lampung ?

b. Bagaimana mekanisme penanganan sengketa pembiayaan bermasalah

pada akad mudharabah di KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung ?

C. Ruang Lingkup dan Tujuan Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan hasil identifikasi masalah, ruang lingkup penelitian ini

di buat agar tujuan penelitian tidak meluas dari arah dan sasaran

penelitian, serta dapat diketahui sejauh mana manfaat dan kegunaan dari

hasil penelitian. Penulis menfokuskan dan membatasi penelitian pada

mekanisme pembiayaan Mudharabah di KSP-PS BMT Duta Jaya

Lampung.

Ruang lingkup penelitian merupakan proses yang penting dalam

sebuah penelitian untuk mempersempit permasalahan yang ingin diteliti.

Maka penulis membatasi masalah dalam penelitian sebagai berikut :

a. Kekesuaian implementasi akad mudharabah di KSP-PS BMT Duta

Jaya Lampung dengan fatwa DSN Nomor 07/DSN-MUI/IV/2000.

b. Mekanisme dan strategi KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung dalam

menyelesaikan sengketa pembiayaan Mudharabah.

2. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini untuk mencari solusi dari

permasalahan pembiayaan yang sedang di alami KSP-PS BMT Duta Jaya

Lampung, antara lain :

a. Untuk menganalisis kesesuaian penerapan akad mudharabah pada

KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung.

b. Untuk menganalisis upaya yang dilakukan di KSP-PS BMT Duta Jaya

Lampung untuk menyelesaikan sengketa pembiayaan mudharabah.

Page 23: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

8

D. Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan

manfaat setelah penelitian selesai. Maanfaat yang akan di dapat dari penelitian

ini adalah :

1. Mengetahui kesesuaian penerapan akad mudharabah pada KSP-PS BMT

Duta Jaya Lampung.

2. Mengetahui upaya yang di lakukan KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

dalam menyelasaikan sengketa pembiayaan Mudharabah.

3. Memberikan edukasi kepada KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung, anggota

dan masyarakat sekitar lembaga serta instansi pendidikan tentang

pembiayaan mudharabah dan Undang-undang Koperasi serta regulasi

Lembaga Keuangan Mikro Syariah.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Yaitu penelitian

yang dilakukan secara langsung pada objek penelitian atau peninjauan

terjadinya suatu kejadian secara langsung.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitatif-

Deskriftif. Pendekatan kualitafif adalah penelitian yang melakukan

wawancara terbuka guna menelaah dan memahami sikap, pandangan,

perasaan dan prilaku seseorang atau suatu kelompok.6 Sedangkan

pendekatan deskriftif adalah penelitian yang membuat deskripsi atau

narasi dari suatu fenomena yang tidak menggunakan hubungan variabel

atau menguji hipotesis.

Oleh karena itu, penulis dalam penelitian ini menggunakan metode

penelitian secara kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

6Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2005), h. 5

Page 24: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

9

2. Sumber Data

Menurut sumbernya, Sember data yang dikolektifkan dalam

penelitian dalam penelitian ini dikualifikasikan menjadi dua, yaitu sumber

data primer dan sumber data sekunder.

Data primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan

data kepada peneliti atau data yang diperoleh langsung oleh pengumpul

data dari objek data (lapangan).7 Data primer dalam penelitian ini adalah

hasil wawancara langsung kepada pimpinan, menejer, karyawan/karyawati

maupun anggota dari KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung terkait dengan

pembiayaan mudharabah bermasalah di lembaga tersebut.

Sedangkan sumber data sekunder adalah data yang yang tidak

langsung didapatkan oleh peneliti atau data yang diambil peneliti sebagai

bahan pendukung atas penelitian dari sumber-sumber yang dapat

dipercaya dan dipertanggung jawabkan.8 Data sekunder dari penelitian ini

diperoleh dari dokumen-dokumen KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

termasuk profil BMT tersebut. selain itu peneliti melakukan studi pustaka

melalui beberapa Jurnal Hukum Ekonomi Syariah dan Hukum Bisnis

Islam dan buku-buku terkait yang membahas tentang sengketa pembiayaan

Mudharabah dan Fiqh Syirkah.

3. Metode Pengumpulan Data

a) Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan

menggunakan komunikasi langsung antara peneliti dengan subyek

penelitian atau responden. Wawancara dapat dilakukan dengan

menggunakan beberapa pertanyaan secara lisan yang ditujukan kepada

subyek penelitian. Data yang dikumpulkan berupa masalah tertentu

yang sifatnya kompleks, kontrofersi dan sensitif, yang mana apabila

dilakukan dengan menggunakan kuisioner tidak mendapatkan

tanggapan responden.

7Sumardi Surya Brata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2002),

Cet.ke-13, h. 42 8Sugiyono, Memahami Penelitian KualitatifI, (Bandung: Alfabeta, 2005), Cet.ke-5, h. 62

Page 25: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

10

Wawancara merupakan percakapan dengan maksud dan tujuan

tertentu. Percakapan dilakukan oleh kedua belah pihak secara

langsung, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan

tanggapan atas pertanyaan tersebut.9

Adapun jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara

semi structured, yaitu mula-mula interviewer menanyakan beberapa

pertanyaan yang telah disiapkan secara terstruktur sebelumnya,

kemudian satu persatu diperdalam dengan meminta keterangan lebih

lanjut.10

Dengan demikian, maka akan didapatkan keterangan yang

lengkap dan mendalam. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara

dengan pihak KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung yang mengetahui

secara jelas mengenai penyelesaian sengketa pembiayaan mudharabah

di BMT tersebut.

b) Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk

mendapatkan data berupa dokumen-dokumen atau barang tertulis

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulensi rapat,

agenda dan lain sebagainya. Metode ini digunakan untuk mencari data

mengenai hal atau variabel yang dapat dijadikan sebagai informasi

untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan penulis, baik data primer

maupun sekunder.

4. Metode Analisis Data

Penulis menggunkaan metode deskriptif dalam analisis data, yaitu

prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan

keadaan subjek/objek penelitian (seorang, lembaga, masyarakat dan lain

9Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2005), h. 186 10Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2005), h. 202

Page 26: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

11

sebagainya) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau

sebagaimana adanya.11

Kemudian data di analisa dengan menggunakan metode analisis

normatif, yaitu pendekatan hukum yang digunakan untuk mengkaji data

dengan menggunakan kaidah-kaidah hukum islam yang sesuai dengan al-

Qur’an, al-Hadits, Fikih dan pendapat para ahli hukum Islam (Ulama’).

F. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan kemudahan dalam memahami penelitian serta

memberikan gambaran yang menyeluruh secara garis besar, sistematika

penulisan penelitian dibagi menjadi :

BAB I : Memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan

masalah, ruang lingkup masalah, tujuan penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II : Memaparkan literatur rivew berupa studi masalah terdahulu dan

Kajian Pustaka.

BAB III : Menguraikan metode penelitian masalah.

BAB IV : Pembahasan Masalah tentang analisis dan interpretasi temuan.

BAB V : Kesimpulan, saran dan Penutup

11Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University

Press, 2001), h. 63

Page 27: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Tinjauan Baitul Mal wa-Tamwil (BMT).

a. Pengertian Baitul Mal wa-Tamwil (BMT)

Baitul Maal wat Tamwil (BMT) atau pengetian lain adalah Balai

Usaha Mandiri Terpadu adalah Lembaga Keuangan Mikro yang

dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan bisnis

usaha mikro dan kecil, dalam rangka mengangkat derajat dan martabat

serta membela kepentingan kaum fakir miskin.

BMT merupakan gabungan dua lembaga, yaitu Bait al-Maal

yang merupakan lembaga sosial (ta’awun); dan Bait at-Tamwil yang

merupakan lembaga bisnis (tijary) dan/atau pengelolaan keuangan

produktif (investasi). Perbedaan tersebut secara otomatis juga

berimplikasi kepada perbedaan sumber dana dan pemetik manfaatnya.

Dengan demikian BMT adalah lembaga keuangan mikro yang ingin

mengusung dua aktivitas secara sinergis dalam satu kesatuan gerak

kelembagaan, dimana satu saling melengkapi dan menguatkan bagi

yang lain yaitu aspek sosial dan profit.1

Secara konseptual BMT memiliki dua fungsi yaitu :

1) Bait al-Maal

Bait al-Maal mempunyai pengertian bahwa lembaga ini

menerima titipan dana Zakat, Infaq dan Shadaqah serta

mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan

amanahnya.2

Abdul Qodim Zallum dalam kitabnya al-Amwaal Fi

Daulah al-Khilafah, mendefinisikan Bait al-Maal sebagai suatu

lembaga atau pihak yang mempunyai tugas khusus menangani

1Euis Amalia, Keuangan Mikro Syariah, (Bekasi: Gramata Publishing, 2016), h. 21 2Sugeng Winardi, Penggunaan Kerangka Kerja Cobit Untuk Menilai Pengelolaan

Teknologi Informasi dan Tingkat Pelayanan. Jurnal Teknologi Informasi, Vol. VII. 201, h. 56

Page 28: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

13

segala harta umat baik berupa pendapatan maupun pengeluaran

negara. Setiap harta berupa tanah, bangunan, uang, barang

tambang, komuditas perdagangan dan lain sebagainya dimana

kaum muslimin berhak memilikinya sesuai dengan hukum syara’

dan tidak ditentukan individu pemiliknya.

Jadi spirit Bait al-Maal merupakan lembaga sosial dalam

islam yang mengelola zakat, infaq dan sedekah serta wakaf. Dalam

operasionalnya Bait al-Maal tidak memiliki orientasi kepada profit

melainkan Bait al-Maal memaksimalkan manfaat atas dana zakat,

infaq, sedekah dan wakaf bagi masyarakat yang berhak

menerimanya.3

2) Bait al-Tamwil

Bait al-Tamwil mempunyai pengertian bahwa lembaga ini

mempunyai kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan

investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro

dan kecil terutama dengan mendorong kegiatan menabung dan

menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.

Dengan fungsi tersebut, maka sumber dana yang masuk

dalam Bait al-Tamwil adalah dana yang harus dikelolan secara

produktif sebagai modal usaha atau kerja maupun investasi.

b. Operasional Baitul Mal wa-Tamwil (BMT)

Secara umum operasional BMT merupakan kegiatan

pengumpulan dana dari masyarakat (anggota) dan menyelurkan dana

kepada pelaku usaha yang mengajukan pembiayaan. Sistem bagi hasil

adalah pola utama yang dilakukan dalam sistem operasionalnya. Bagi

hasil merupakan suatu bentuk kesepakatan kerjasama yang membagi

keuntungan maupun kerugian usaha yang diperoleh.4

3Euis Amalia, Keuangan Mikro Syariah, (Bekasi: Gramata Publishing, 2016), h. 23 4Euis Amalia, Keuangan Mikro Syariah, (Bekasi: Gramata Publishing, 2016), h. 24

Page 29: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

14

Dalam operasional BMT apabila di lihat secara umum, BMT

melaksanakan fungisnya tersebut dapat diklasifikasikan melalui 4

(empat) hal. Yaitu :

1) Produk penghimpunan dana (funding)

2) Produk penyaluran dana (lending)

3) Produk jasa

4) Produk tabarru’ : ZISWAH (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf dan

Hibah)

Ada beberapa pola yang diterapkan dalam operasional BMT yang

disesuaikan dengan operasional Lembaga Keuangan Mikro Syariah,

yaitu :

1) Pola Tabungan / Simpanan

Akad simpanan umumnya ada dua jenis, yaitu akad

mudharabah (bagi hasil) dan akad wadi’ah (titipan). Ada beberapa

nama tabungan/simpanan yang lazim digunakan BMT yang

disesuaikan dengan penggunaan atau fungsi penabung.

a) Tabungan kurban,

b) Tabungan pendidikan,

c) Tabungan persiapan untuk menikah,

d) Tabungan persiapan untuk melahirkan,

e) Tabungan haji/umrah,

f) Simpanan berjangka/deposito,

g) Simpanan khusus untuk kelahiran,

h) Simpanan sukarela,

i) Simpanan hari tua,

j) Simpanan akikah.

2) Pola Pembiayaan, Piutang dan Penyediaan Jasa.

Atas dasar pola hubungan yang terbangun dan tujuan

penggunaan dana, maka terdapat beberapa istilah terkait transaksi

dana yang ada di BMT.

a) Pembiayaan (financing)

Page 30: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

15

Pembiayaan ini merupakan jumlah dana yang diberikan

BMT kepada anggota yang membutuhkan untuk membiayai

suatu usaha berbasis bagi hasil. Keuntungan dan kerugian yang

diperoleh dalam proses pembiayaan tersebut dibagi bersama

sesuai prosinya.

Beberapa pembiayaan yang diberikan BMT kepada anggota

yang mengajukan pembiayaan :

(1) Musyarakah, yaitu kerjasama usaha antara dua belah pihak

atau lebih dalam suatu kegiatan usaha dimana masing-

masing pihak berhak atas segala keuntungan dan

bertanggung jawab atas segala kerugian yang terjadi sesuai

dengan penyertaan modal masing-masing.

(2) Mudharabah, yaitu kerjasama usaha antara kedua belah

pihak yang mana pihak pertama (shahibul maal)

menyediakan modal dan pihak kedua (mudharib)

bertanggung jawab atas pengelolaan usaha.

Dalam hal kegiatan usaha yang dikerjakan oleh petani,

transaksi akad yang digunakan adalah :

(1) Muzara’ah, yaitu memberikan lahan kepada anggota

/penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan

tertentu (prosentase) dari hasil panen.

(2) Musaqot, yaitu penggarap bertanggungjawab atas

penyiraman dan pemeliharaan garapan. Sebagai imbalan,

penggarap berhak atas rasio tertentu dari hasil panen.

b) Piutang (jual-beli)

Piutang merupakan jumlah dana talangan dari BMT untuk

pembelian barang yang akan dijual kepada anggota dengan

harga yang telah disepakati antara BMT dengan anggota.

Jual-beli dengan margin/mark up (keuntungan) merupakan

tatacara jual-beli yang dalam pelaksanaannya BMT dapat

menjadikan angota sebagai pihak yang diberi kuasa untuk

Page 31: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

16

melakukan pembelian barang atas nama BMT, kemudian BMT

bertindak sebagai penjual kepada anggota dengan harga

sejumlah harga beli ditambah keuntungan bagi BMT.

Jenis transaksi jual-beli di BMT antara lain :

1) Murabbahah, adalah proses jual beli barang pada harga

pokok ditambah keuntungan yang disepakati antara penjual

dan pembeli.

2) Bai’ bitsaman al-‘ajil, adalah proses jual beli barang pada

harga pokok ditambah keuntungan yang disepakati antara

penjual dan pembeli dimana pembayaran dilakukan secara

angsuran sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati.

3) Bai’ as-Salam, yaitu proses jual-beli dimana pembayaran

dilakukan terlebih dahulu dan peyerahan barang dilakukan

demikian.

4) Bai’ al-Istishna’, marupakan kontrak order yang

ditandatangani bersama antara pemesan dengan produsen

untuk pembuatan jenis barang tertentu.

5) Musyarakah Mutanaqishah, adalah kombinasi antara

musyarakah dengan ijarah dimana mitra yang beekongsi

dalam suatu usaha menyertakan modalnya masing-masing.

Dalam proses ini, bagian modal salah satu pihak akan

dialihkan secara bertahap kepada pihak lainnya sehingga

pada akhir masa akad (kontrak) bagian modal salah satu

pihak akan menurun dan sebaliknya pihak lainnya akan

naik hingga akhirnya usaha tersebut menjadi milik salah

satu pihak tersebut.

c) Jasa

Pembiayaan yang didapat BMT juga berbasis pada jasa dan

pendapatan yang diperoleh berasal dari fee pengguna jasa.

Beberapa kegiatan transaksi berupa jasa tersebut yaitu :

Page 32: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

17

1) Ijarah atau sewa, merupakan kontrak sewa dengan

memberi penyewa untuk mengambil manfaat dari

sarana/barnag sewaan untuk jangka waktu tertentu dengan

imbalan yang besarnya telah disepakati bersama.

2) Irarah Muntahiya bi at-Tamlik atau biasa disebut IMBT,

adalah suatu kontrak sewa yang diakhiri dengan penjualan.

d) Pinjaman (al-Qord)

Pinjaman (al-Qord) atau biasa disebut Qord al-Hasan

merupakan dana yang diberikan kepada anggota yang harus

diembalikan dalam jumlah yang sama pada tempo waktu yang

telah disepakati antara BMT dan anggota, yang mana pinjaman

tersebut tanpa bagi hasil atau margin yang dipersyaratkan.

Sumber dana yang digunakan bukan dari dana bisnis atau

komersil, melainkan dari penghimpunan dana sosial atau zakat,

infaq dan sedekah.

e) Pelayanan Zakat dan Shodaqoh

1) Penyelenggaraan dana zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS)

- ZIS dari masyarakat,

- ZIS melalui kerjasama antara BMT dengan Lembaga

Badan Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh (BAZIS)

2) Penyaluran dana ZIS, untuk keperluan :

- Pembiayaan yang sifatnya hanya membantu,

- Pemberian beasiswa bagi peserta yang berprestasi atau

kurang mampu dalam pembayaran SPP,

- Penutupan terhadap pembiayaan yang macet karena

faktor kesulitan pelunasan,

- Bantuan pengobatan bagi masyarakat yang kurang

mampu

Page 33: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

18

Gambar 2.1 : Operasional Pengelolaan Dana Pada BMT

karena BMT menggunakan regulasi koperasi, maka peraturan

BMT terdapat dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun

1992 Tentang Perkoperasian. Kegiatan simpan pinjam sebagai Lembaga

Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Undang-

undang Nomor 1 tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro.

Keputusan Mentri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia Nomor 02/PER/M.KUKM/II/2017 untuk mengatur mekanisme

kinerja BMT yang membiayai usaha kecil menengah kebawah.

Sebagai lembaga keuangan, BMT bertugas menghimpun dana dari

masyarakat atau anggota BMT sendiri yang mempercayakan dananya

disimpan di BMT dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang

diberikan pinjaman oleh BMT. Sedangkan sebagai lembaga ekonomi,

Page 34: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

19

BMT berhak melakukan kegiatan ekonomi, seperti mengelola kegiatan

perdagangan, industri dan pertanian.

Karena bersifat mikro, lembaga ini sangat bersentuhan langsung

dengan masyarakat kecil. Oleh karena itu, keberlangsungan lembaga ini

berkaitan dengan persepsi masyarakat. Hingga kini, tidak semua

masyarakat memandang BMT sebagai lembaga yang mempunyai nilai

lebih dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya.

Kegiatan operasional BMT diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah

(DPS). Fungsi utama DPS yaitu sebagai penasehat, pemberi saran,

pemberi fatwa kepada pengurus dan pengelola mengenai hal-hal yang

terkait dengan syariah seperti penetapan produk. Dengan demikian produk

yang dikeluarkan oleh BMT harus mendapatkan persetujuan dari DPS

terlebih dahulu. Selain itu DPS berfungsi sebagai mediator antara BMT

dengan Dewan Syariah Nasional (DSN) atau Dewan Pengawas Syariah

Propinsi (DPS).5

2. Tinjauan Akad Mudharabah.

a. Pengertian Akad Mudharabah

Al-mudharabah berasal dari kata dharab, yang berarti berjalan

atau memukul. Secara terminologi yaitu kerjasama usaha antara dua

orang dimana pihak pemilik modal (shohibul maal) menyediakan

seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola usaha

(Mudharib). Keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan dalam

kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal

selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya

kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian pengelola,

pengelola harus bertanggungjawab atas kerugian tersebut.6

5Ellysa Puji Pangestu, Analisis Penanganan Pembiayaan Bermasalah Murabbahah

BMT, IAIN SURAKARTA, 2017, h. 16 6Eni Susana & Annisa Prasetyanti, Pelaksanaan dan Sistem Bagi hasil Pembiayaan al-

Mudharabah Pada bank Syariah, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.15, 2011, h. 468

Page 35: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

20

Menurut Abdur Rahman L.Doi, mudharabah dalam

terminologi hukum adalah suatu kontrak dimana suatu kekayaan

(property) atau persediaan (steck) tertentu (Ra’s al-Mal) ditawarkan

oleh pemiliknya (Rabb al-Maal) kepada pihak lain untuk membentuk

suatu kemitraan (joint partnership) yang diantara kedua pihak

kemintraan itu akan berbagi keuntungan. Pihak yang lain berhak untuk

memperoleh keuntungan karena kerjanya mengelola kekayaan itu.

Orang ini disebut mudharib. Perjanjian ini adalah suatu contract of co-

partnership.7

Menurut Kazarian, mudharabah didefinisikan sebagau suatu

perjanjian antara sekurang-kurangnya dua pihak, yaitu pihak yang

menyediakan pembiayaan (financeier atau shahib al-maal),

memercayakan dana kepada pihak lainnya, yaitu pengusaha

(mudharib), untuk melaksanakan suatu kegiatan. Mudharib

mengembalikan pokok dari dana yang diterimanya kepada shahibul al-

maal ditambah suatu bagian dari keuntungan yang telah ditentukan

sebelumnya.8

Untuk memberikan pemahaman lebih lanjut mengenain apa

yang dimaksudkan dengan mudharabah, Ayub mengemukakan

mudharabah sebagai berikut :

“Mudharabah is a special kind of shirkah in which an

investor or a group of investor provides capital to an agent or

manager who has to trade with it; the profit is shared

according to the pre-agreed propotion, while the loss thet to be

borne exclusinely by the investor. The loss means a shortfall in

the capital or investment of the financier. The loss of the agent

(mudharib) is bay way of expended time and effort, for which

he will not be given any remuneration. There is no restriction

7Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah, Produk-Produk dan Aspek Hukumnya,

(Jakarta: PT. Adhitya Andrebina Agung, Pranadamedia Group, 2014), h. 292 8Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah, Produk-Produk dan Aspek Hukumnya,

(Jakarta: PT. Adhitya Andrebina Agung, Pranadamedia Group, 2014), h. 292

Page 36: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

21

of the number of person giving fund for business or any

restriction on the number of working partners. As discussed in

the case of Musharakah, profit cannot be in the form of a fix

amount or any percentage of the capital employed. Any

ambiguity or ignorance regarding capital or ratio of profit

makes the contract invalid. If a Mudarabah contract becomes

invalid for any person, the Mudarib will be working for the

necessary peroid as a wage-earner and will get Ujatul-mithl

(fair play) for this job. He will not given any share of the

profit.”9

b. Landasan Hukum Akad Mudharabah

Para Ulama’ Madzhab sepakat bahwa mudahrabah hukumnya

diperbolehkan berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah. Adapun dalil-

dalil hukum diperbolehkannya antara lain :

1) Firman Allah QS. Al-Maidah (5) ayat 1 :

أحلت لكم بهيمة األنعام إال ما الذين ءامنوا أوفوا بالعقود يــــاأيها

يد و أنتم حرم إن الله يحكم ما يريد يتلى عليكم غير محل ي الص

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu.

Dan halalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan

kepadamu, (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu

ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah

menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendakinya”10

2) Hadits Nabi riwayat Ibnu Abbas

ط ر ت ش إ ة ب ار ض كان سي دنا العباس إبن عبد المطالب إذا دفع المال م

ه ي ب ر ت يش ال ا، و ي د و ه ب ل ز ن ي ال ا، و ر ح ب ه ب ك ل س ي ال ن أ ه ب ح ى ص ل ع

الله ل و س ر ه ط ر ش غ ل ب ، ف ن م ض ك ل اذ ل ع ف ن إ ، ف ة ط ب ر د ب ك ات ذ ة اب د

9Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah, Produk-Produk dan Aspek Hukumnya,

(Jakarta: PT. Adhitya Andrebina Agung, Pranadamedia Group, 2014), h. 293 10Q.S. al-Maidah ayat 1

Page 37: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

22

ف م ل س و ه آل و ه ي ل ع رواه الطبراني في األوسط عن ابن ) ه از ج أ

عباس(

Artinya : “Adalah Abbas bin Abdul Muthalib. Apabila ia

menyerahkan sejumlah harta dalam investasi mudarabah, maka ia

membuat syarat kepada mudharib, agar harta itu tidak dibawa

melewati lautan, tidak menuruni lembah dan tidak dibelikan kepada

binatang, jika mudharib melanggar syarat-syarat tersebut, maka ia

bertanggung jawab menganggung risiko. Syarat-syarat yang

diajukan Abbas tersebut sampai kepada Rasulullah SAW, lalu Rasul

membensrkannya”.11

c. Jenis Akad Mudharabah

Dalam prakteknya terdapat dua jenis pembiayaan Mudharabah.

Pertama Mudharabah Muthlaqah yang bersifat mutlak dimana

Shohibul Maal tidak menetapkan retriksi atau persyaratan kerja

tertentu kepada Mudharib. Kedua Mudharabah Muqayyadah yaitu

Shahibul Maal membatasi dan memberi beberapa syarat kepada

Mudharib dalam pengelolaan dana.12

Mudharabah Muthlaqah (unrestricted mudarabah) merupakan

mudharabah yang mutlak atau tidak terbatas apabila rab al-maal

menyerahkan sepenuhya kepada pertimbangan mudharib untuk

kedalam bidang bisnis atau uang rabb al-maal akan ditanamkan.

Mudharabah Muqayyadah (restricted mudarabah) yaitu

mudharabah yang terbatas apabila rab al-maal menentukan bahwa

mudharib hanya boleh berbisnis dalam bidang tertentu. Berarti

mudharib hanya boleh menginvestasikan uang rab al-maal pada bisnis

di bidang tertentu dan tidak boleh pada bisns di bidang yang lain.13

11Hadist Rasulullah SAW. yang diriwayatkan oleh ath-Thabrani 12Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah, Produk-Produk dan Aspek Hukumnya,

(Jakarta: PT. Adhitya Andrebina Agung, Pranadamedia Group, 2014), h. 468 13Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah, Produk-Produk dan Aspek Hukumnya,

(Jakarta: PT. Adhitya Andrebina Agung, Pranadamedia Group), h. 296

Page 38: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

23

d. Rukun dan Syarat Akad Mudharabah

Menurut ulama Imam Syafi’i, ada beberapa rukun mudharabah

atau Qiradh. Yaitu :

1) Pemilik barang atau uang yang menyerahkan barang atau uangnya.

2) Orang yang bekerja, yaitu orang yang mengelola darang-atau uang.

3) Akad mudharabah, yang dilakuakn pemilik barang dengan

pengelola barang.

4) mal, yaitu harta pokok atau modal.

5) Amal, yaitu pekerjaan pengelolaan harta sehingga menghasilkan

laba.

6) Keuntungan.14

Sedangkan ulama Hanafiyah menyatakan bahwa yangmenjadi

tukun dalam akad mudharabah hanyala ijab (uangkapan penyerahan

modal dari pemiliknya) dan qabul (ungkapan menerima modal dan

persetujuan mengelola modal). Jika pemilik modal dengan mengelola

modal telah melafalkan ijab qabul, maka akad tersebut telah memenuhi

rukunnya dan telah sah.

Sedangkan jumhur ulama menyatakan bahwa rukun mudharabah

terdiri atas orang yang berakad, modal, keuntungan, kerja dan akad;

tidak hanya terbatas pada rukun sebagaimana yang dikemukakan

Hanafiyah. Akan tetapi ulama Hanafiyah memasukkan rukun-rukun

yang disebutkan jumhur ulama itu selain ijab dan qabul sebagai syarat

akad mudharabah.15

Adapun syarat-syarat akad mudharabah sesuai dengan rukun yang

di tetapkan oleh jumhul ulama diatas adalah sebagai berikut :

1) Yang terkait dengan orang yang melakukan transaksi haruslah

orang yang cakap bertindak hukum dan cakap dalam mewakili,

karena pada satu sisi posisi orang yang akan mengelola modal

14Luthfiana, Analisis Pelaksanaan Fatwa DSN Nomor: 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang

Pembiayaan Mudharabah (Studi Di Koperasi Jasa Keuangan Syatiah Cemerlang Weleri), UIN

Walisongo, Semarang, h. 30 15Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h. 177

Page 39: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

24

adalah wakil dari pemilik modal. Itulah sebabnya syarat-syarat

seorang wakil juga berlaku bagi pengelola modal dalam akad

mudharabah.

2) Terkait dengan modal, disyaratkan : a) berbentuk uang, b) jelas

jumlahnya, c) tunai dan e) diserahkan sepenuhnya kepada

pengelola modal. oleh sebab itu jika modal berbentuk barang,

menurut pada ulama fikih tidak diperbolehkan karena sulit untuk

menentukan keuntungannya. Demikian juga halnya dengan utang,

tidak boleh dijadikan modal mudharabah. Akan tetapi jika modal

tersebut berbentuk wadi’ah (titipan) pemilik modal kepada

pengelola modal, boleh dijadikan modal mudharabah. Apabila

modal tersebut tetap dipegang sebagaiannya oleh pemilik modal

dalam artian tidak diserahkan seluruhnya, menuru ulama

Hanafiyah, Malikiyah dan Syafi’iyah akad mudharabah tidak sah.

Akan tetapi, ulama Hanabilah menyatakan boleh saja sebagian

modal itu berada di tangan pemilik modal, asal tidak mengganggu

kelancaran usaha.

3) Yang terkait dengan keuntungan, disyaratkan bahwa pembagian

keuntungan harus jelas dan bagian masing-masing diambilkan dari

keuntungan usaha itu. Pembagian keuntungan di anjurkan

enggunakan prosentase, seperti 60% : 40%, 50% : 50% atau

setengah, sepertiga atau seperempatnya. Apabila pembagian

keuntungan tidak jelas, menurut ulama Hanafiyah akad itu fasid

(rusak). Demikian juga halnya apabila pemilik modal

mensyaratkan bahwa kerugian ditanggung bersama. Menurut

ulama Hanafiyah, syarat seperti ini batal dan kerugian tetap

ditanggung sendiri oleh pemilik modal.16

16Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h. 177-178

Page 40: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

25

Gambar 2.2 : Skema Pembiayaan Akad Mudharabah

Mudharabah diterapkan pada produk-produk penghimpunan dana

dan pembiayaan. Pada sisi penghimpunan dana, Mudharabah diterapkan

pada tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan

khusus, seperti tabungan haji, tabungan kurban, dan lain sebagainya.

Adapun pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk pembiayaan

modal kerja (modal kerja perdagangan dan jasa) dan investasi.17

Pembiayaan Mudharabah merupakan salah satu tonggak ekonomi

syariah yang mewakili prinsip Islam untuk mewujudkan keadilan

masyarakat melalui sistem bagi hasil. Prinsip utama yang harus

dikembangkan oleh Lembaga Keuangan Syariah dalam kaitannya dengan

manajemen dana adalah bahwa Lembaga Keuangan Syariah harus mampu

memberikan bagi hasil kepada penyimpan dana minimal sama dengan atau

lebih besar dari suku bunga yang berlaku di bank konvensional, dan

mampu menarik bagi hasil dari debitur lebih rendah daripada bunga yang

diberlakukan di bank konvensional.

17Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h. 468

Page 41: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

26

3. Tinjauan Penyelesaian Sengketa.

a. Pengertian Sengketa

Sengketa terjadi apabila terjadi permasalahan yang tidak

ditemukannya titik temu antara kedua belah pihak atau lebih yang

bersengketa. Terjadinya sengketa di awali karena adanya salah satu

pihak yang merasa tidak puas atau dirugikan kemudian perasaan tidak

puas ini menjadi conflict of interest yang tidak terselesaikan sehingga

menimbulkan suatu konflik.

Istlah sengketa berasal dari terjemahan bahasa Inggris yaitu

dispute. Sedangkan dalam bahasa Belanda disebut dengan istilah

geeding atau proces. Sementara itu penggunaan istilah snegketa itu

sendiri belum ada kesatuan pandangan dari para ahli. Ada ahli yang

menggunakan istilah sengketa, ada pula yang menggunakan istilah

konflik. Richard L. Abel menggunakan istilah sengketa, sedangkan

Dean G. Pruit dan Jeffrey Z. Rubin, serta Nader dan Todd

menggunakan istilah konflik.18

Dean G. Pruit dan Jeffey Z. Rubin mengemukakan pengertian

sengketa berarti :

“Persepsi mengenai perbedaan kepentingan (preceiced divergence

of interest), atau suatu kepercayaan bahwa aspirasi pihak-pihak

yang bersengketa tidak dicapai secara simultan (secara serentak)”.

Laura Nader dan Harry F. Todd Jr. Mengartika sengketa sebagai :

“Keadaan bahwa sengketa tersebut dinyatakan dimuka atau dengan

melibatkan pihak ketiga. Selanjutnya ia mengemukakan istilah pra

sengketa dan sengketa. Pra sengketa adalah keadaan yang

mendasari rasa tidak puas seseorang. Sengketa itu sendiri adalah

keadaan ketika para pihak menyadari atau mengetahui tentang

adanya perasaan tidak puas tersebut”.19

18Anita D.A. Kopalaking, Asas Iktikad Baik Dalam Penyelesaian Sengketa Kontrak

Melalui Arbitrase, (Bandung: P.T. Alumni, 2012), H. 8 19Anita D.A. Kopalaking, Asas Iktikad Baik Dalam Penyelesaian Sengketa Kontrak

Melalui Arbitrase, (Bandung: P.T. Alumni, 2013), h. 8-9

Page 42: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

27

Apapun yang menjadi pengertian sengketa itu, jika kita kembali

kepada dasar hati nurani manusia sebagai manusia sebagai makhluk

yang sempurna dicipkatak oleh sang Maha Khalik selalu

menginginkan perdamaian, tetapi kenyataan dala kehidupan sengketa

kian terus terjadi. Hal ini karena adanya keinginan dan hal-hal yang

menggangu kenyamanan seseorang, sehingga tanpa disadar keinginan

ataupun terganggunya kenyamanan seseorang itulah yang memicu

terjadinya sengketa. Karena itu sengketa dapat dikatakan sebagai

suatu yang membuat timbulnya ketidaknyamanan dan tidak

tercapainya keinginan yang diharapkan oleh seseorang tersebut.

b. Jenis Sengketa

Jenis sengketa dilihat dari subjek hukum (pihak yang bersengketa)

dan objek hukumnya (objek perkara). Jenis sengketa ini akan

mempengaruhi aturan hukum yang mengatur sengketa tersebut. karena

itu perlunya memperhatikan jesin sengketa berikut20 :

1) Subjek Hukum (Pihak Yang Bersengketa)

Ketika akan menyelesaikan pihak yang mempunyai

kewarganegaraan berbeda, sistem hukum yang mengatur warga

negaranya akan mengacu pada sistem hukum negara tersebut.

demikian juga ketika menyangkut subjek hukum yang beragama

Islam, sistem hukumnya pun akan berbeda yaitu mengikuti aturan

dengan agama Islam. juga terhadap usia subjek hukumnya, jika

digolongkan berusia anak-anak maka peraturan itu tergolong

mengacu pada Perlindungan Anak. jadi pihak yang bersengketa

dilihat dari asal kewarganegaraan, agama dan usianya.

2) Objek Hukum (Objek Perkara)

Setiap objek sengketa mempunyai jenis sengketa yang

bermacam-macam. Misalnya objek tersebut menyangkut sengketa

tanah, maka hal ini akan sangat luas untuk mencari hukum

20Anita D.A. Kopalaking, Asas Iktikad Baik Dalam Penyelesaian Sengketa Kontrak

Melalui Arbitrase, (Bandung: P.T. Alumni, , 2013), h. 22-23

Page 43: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

28

penyelesaiannya. Karena melihat tanah akan menyangkut

peruntukan tanah yang menjadi objek sengketa.

Demikian juga objek sengketa yang menyangut dengan

saham, bahwa ada saham yang menyatakan tanda penyertaan

modal pada suatu perseroan terbatas (PT) dan ada saham yang

menyatakan surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atau

penyertaan pasar modal investor dalam suatu perusahaan, dan

sebagainya. Sehingga jika objek sengketa mengenai hal-hal yang

berbeda, acuan sistem hukumnya akan merujuk kepada Undang-

undang Perseroan Terbatas ataupun Undang-undang Pasar Modal.

3) Tempat Terjadinya Sengketa

Tempat terjadinya sengketa tersebut juga menjadi bagian

terpenting, mengingat setiap wilayah mempunyai aturan sistem

hukum yang mengaturnya. Misalnya saja objek sengketa yang

terjadi di wilayah hukum suatu daerah yang menyangkut

pemerintahan daerah tempat objek sengketa terjadi.

c. Alternatif Penyelesaian Sengketa.

Alternative dispute resolution (ADR) merupakan istilah dalam

bahasa Inggris yang merupakan padanan dalam bahasa Indonesia yaitu

alternatif penyelesaian sengketa (APS). Ada yang menyatakan

pengertian tersebut sebagai pengelolaan suatu konflik berdasarkan

manajemen koorporatif (cooperation conflict management), namun

apapun bahasa yang digunakan dalam hal ini mempunyai maksud

sebagai menyelesaikan suatu masalah atau konflik secara damai.

Alternatif penyelesaian sengketa (APS) atau alternative dispute

resolutio (ADR) yaitu lembaga penyelesaian sengketa atau beda

pemdapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni

penyelesaian diluar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi,

mediasi, konsiliasi dan penilaian para ahli. Penggunaan pranata

Page 44: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

29

penyelesaian sengketa di luar pengadilan ini bukan suatu yang harus

dilakukan atau dijalankan terlebih dahulu.21

Alternatif Penyelesaian Sengketa (alternative dispute resolution) di

Indonesia diatur dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Pasal 1

angka 10 yang menyebutkan bahwa: “alternatif penyelesaian sengketa

adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui

prosedur yang disepakati para pihak yakni penyelesaian sengketa di

luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi

atau penilaian ahli.”22 Maka para pihak dapat menyelesaikan sengketa

dengan menggunakan alternatif selain lembaga pengadilan (non

litigasi), seperti arbitrase atau perdamaian (Sulh).

Sengketa yang tidak dapat diselesaikan baik melalui sulh

(perdamaian) maupun secara tahkim (arbitrase) akan diselesaikan

melalui lembaga Pengadilan (litigasi). Pemilihan lembaga Peradilan

Agama dalam menyelesaikan sengketa bisnis (ekonomi) syari’ah

merupakan pilihan yang tepat dan bijaksana. Dalam hal ini akan

dicapai keselarasan antara hukum materil yang berlandaskan prinsip-

prinsip Islam dengan lembaga peradilan Agama yang merupakan

representasi lembaga Peradilan Islam, dan juga selaras dengan para

aparat hukumnya yang beragama Islam serta telah menguasai hukum

Islam.

d. Bentuk-bentuk Alternatif Penyelesaian Sengketa

Dalam berbagai literatur menyebutkan ada dua pola atau bentuk

dari alternatif penyelesaian sebuah sengketa, yaitu :

1) The binding adjudicative procedures (Penyelesaian dengan cara

mengikat dan terstruktur), yaitu putusan yang dihasilkan oleh

institusi yang memutuskan perkara mengikat para pihaknya.

21Susanti Adi Nugroho, Penyelesaian Sengketa Arbitrase Dan Penerapan Hukumnya,

(Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2015), h. 1 22Pasal 1 undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif

penyelesaian sengketa

Page 45: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

30

Biasanya menghasilkan keputusan yang mengikat dari para pihak

yang diputuskan oleh pihak ketiga yang netral.23

2) Non-binding adjudicative procedurres (pola penyelesaian yang

tidak mengikat), yaitu putusan yang dihasilkan tidak mengikat para

pihaknya. Artinya dengan putusan itu para pihak dapat menyetujui

atau menolak isi putusan tersebut. Bentuk alternatif penyelesaian

sengketa ini tidak mengikat dan murni berupa pemberian nasihat

dan tergantung sepenuhnya kepada kerelaan dari para pihak dan

sering sekali dilakukan oleh bantuan pihak ketiga yang tidak

memihak.24

B. Review Hasil Studi Terdahulu

Penilitian yang dilakukan Dirwansyaah Minin menggunakan metode

penelitian pada konten analisis dari sumber dan konten yang relevan dengan

kajian beberapa sumber hukum berupa yuridis normatif dan spesifikasi

penelitian yaitu deskriptif analisis.25

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan

Alternatif Penyelesaian Sengketa dapat dikatakan sebagai wujud afiliasi dan

upaya negara dalam mengaplikasikan dan mensosialisasikan institusi

perdamaian dalam sengketa bisnis. Dalam undang-undang ini pula

dikemukakan bahwa negara memberi kebebasan dan wewenang kepada

masyarakat untuk menyelesaikan masalah sengketa bisnisnya di luar

Pengadilan, baik melalui konsultasi, mediasi, negoisasi, konsiliasi atau

penilaian para ahli.

Jumhur Ulama’ sepakat bahwa segala apa yang menjadi keputusan

hakam (arbitrase) langsung mengikat kepada pihak-pihak yang bersengketa,

tanpa lebih dahulu meminta persetujuan kedua belah pihak. Pendapat ini juga

23Ningrum Natasirait, Bentuk ADR Dan Prinsip-Prinsip Mediasi, 2002, h. 10. 24Susanti Adi Nugroho, Penyelesaian Sengketa Arbitrase Dan Penerapan Hukumnya,

(Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2015), h. 16-17 25Darwinsyah Minin, Penyelesaian Sengketa Dalam Praktik Ekonomi Syariah Di Luar

Pengadilan Menurut Hukum Islam, Kanun Jurnal Ilmu Hukum, No 53, April, 2011, h. 1

Page 46: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

31

didukung oleh sebagian ahli hukum di kalangan mazhab Syafi’i. Alasan

mereka ini didasarkan kepada hadis Rasulullah SAW yang menyatakan

bahwa apabila mereka sudah sepakat mengangkat hakam untuk

menyelesaikan persengketaan yang diperselisihkannya, keputusan hakam itu

tidak mereka patuhi, maka bagi orang yang tidak mematuhinya akan

mendapat siksa dari Allah SWT. Di samping itu, barang siapa yang

diperbolehkan oleh syari’at untuk memutus suatu perkara, maka putusannya

adalah sah, oleh karena itu putusannya mengikat, sama halnya dengan hakim

di Pengadilan yang telah diberi wewenang oleh penguasa untuk mengadili

suatu perkara.26

Persamaan jurnal Dirwansyah Minin dengan skripsi peneliti adalah

kedua penelitian sama-sama menyelesaikan sengketa ekonomi syariah di luar

pengadilan. Sedangkan perbedaannya adalah jurnal Dirwansyah Minin tidak

ada studi kasus penyelesaian sengketa ekonomi syariah, sedangkan skripsi

peneliti telah menetapkan studi kasus penyelesaian snegketa pada BMT.

Penelitian kedua yang dilakukan oleh Mustaming lebih spesifik

kepada Lembaga Keuangan Mikro yang mana penelitian dilakukan dengan

menggunakan metode penelitian yuridis normatif dan empirik yang mengkaji

hukum yang terjadi di indonesia, terlebih kepada sektor mikro.

Bentuk penyelesaian sengketa terhadap Lembaga Keuangan Mikro

sesuai dengan tradisi klasik yaitu, al-Sulh (perdamaian), Tahkim (arbitrase),

Wilayat al Qadha (Kekuasaan Kehakiman). Adapun penyelesaian sengketa

menurut hukum positif antara lain : Perdamaian dan Alternatif Penyelesaian

Sengketa (ADR) yaitu, konsultasi, negosiasi, konsiliasi dan pendapat atau

penilaian ahli. Ada juga lembaga arbitrase di indonesia yaitu, Badan Arbitrase

Nasional Indonesia (BANI), Badan Arbitrase Syariah Nasional

(BASYARNAS) dan yang terakhir yaitu proses litigasi peradilan.

Dari hasil tinjauan penelitian tersebut menunjukkan bahwa

penyelesaian sengketa akad pada Lembaga keuangan Mikro pada umumnya

26Abdullah al Mushlih dan Shalah Ash Shawi, Ma La Yasa’ut Tajiru Jahluhu, terjemahan

Abu Umar Basyir, Fiqih Ekonomi Islam Darul Haq, Jakarta, 2004, hal, 58. Darwinsyah Minin, h.

7

Page 47: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

32

sama dengan Lembaga keuangan lainnya seperti lembaga perbankan, asuransi

dan sebagainya. Hanya saja dalam Lembaga keuangan Mikro para pihak yang

bersengketa lebih memilih alternatif penyelesaian non litigasi seperti arbitrase

atau perdamaian, karena cakupannya pun hanya besifat mikro. Alasan para

pihak lebih memilih jalur non litigasi pada sengketa mikro yaitu agar lebih

mudah dalam menyelesaikan perkara dan kerahasiaan para pihak dapat

terjaga dengan baik.

Persamaan jurnal Mustaming dengan skripsi peneliti yaitu keduanya

menggunakan jalur penyelesaian non-litigasi. Sedangkan perbedaannya hanya

terdapat pada studi kasusnya saja, yang mana penelitian mustaming lebih

membahas tentang Lembaga Mikro secara menyeluruh dan tidak terdapat

studi kasus di dalamnya.

Penelitian selanjutnya oleh Fatkhul Jannah masih dalam sektor

Keuangan Mikro Syariah. Di ambilnya penelitian pada BMT Barokah desa

Cepogo oleh Fatkhul Jannah karena BMT tersebut telah berdiri cukup lama

dan nasabah setiap tahunnya selalu bertambah dan cukup membantu

masyarakat berekonomi menengah kebawah. Metode penelitian dan

pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif-deskriptif.27

Sebelum terjadi pembiayaan bermasalah di BMT Barokah, pihak

BMT terlebih dahulu melakukan penilaian pembiayaan agar BMT merasa

yakin bahwa pembiayaan yang diberikan nanti bisa kembali dengan lancar

tanpa adanya suatu masalah yang menghambat. Penilaian pembiayaan

bertujuan untuk menilai kemampuan anggota dalam pengembalian

pembiayaan. Setelah pihak BMT melakukan pencairan, pasti setidaknya akan

menghadapi risiko yang menyebabkan pembiayaan bermasalah/wanprestasi.

Menurut hasil penelitian, upaya penyelesaian mudharib wanprestasi di

BMT Barokah sudah sesuai dengan konsep hukum Islam. karena upaya yang

di tempuh lebih mengedepankan kekeluargaan seperti musyawarah dan

27Fatkhul Jannah, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penyelesaian Mudharib Wanprestasi

Di BMT Barokah Desa Cepogo, Uin Walisongo Semarang, Fakultas Syariah Dan Hukum, 2016, h.

8

Page 48: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

33

perdamaian (Shulhu/Ishlah), seperti melakukan penagihan rutin atau

melakukan penyelamatan pembiayaan dengan 3R (Rescheduling,

Reconditioning, Restucturing).

Persamaan penelitian Fathul Jannah dengan skripsi peneliti adalah

kedua penelitian menganalisis akad yang sama yaitu akad Mudharabah

dengan studi kasus di BMT. Sedangkan perbedaannya terletak pada objek

wanprestasi, yang mana penelitian Fathul Jannah hanya dari sisi Mudharib

saja yang melakukan wanprestasi.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Yuridis Empiris dengan

tipe Sociological Jurisprudence atau penelitian bekerjanya hukum (Law in

Action) yang bertujuan mengamati reaksi dan interaksimanusia ketika sistem

norma bekerja dalam masyarakat.28 Di lakukan oleh nurul Hidayah dan Ariy

Khaeruddin yang sama dengan penelitian sebelumnya, yakni BMT. Dalam

penelitan ini tidak ditemukan perbedaan penyelesaian sengketa pada

umumnya, dimana masih menggunakan jalur non-litigasi.

Kemudian kesimpulan yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu akad

murabbahah yang berlaku di BMT BUS belum secara sempurna mengikuti

prinsip-prinsip akad dan akad murabbahah dalam syari‟at Islam. Namun

dalam beberapa hal berdasar fakta-fakta tersebut diatas, perlu kajian ulang

untuk lebih menyempurnakan keseuaiannya menurut syara. Dan aturan yang

menjadi acuan sistem murobbahah yang berlaku di KSPS masih rancu

(confuse).

Dapat dilihat perbedaan antara skripsi peneliti dengan jurnal Nurul

Hidayah dan Ariy Khaeruddin terletak pada akad yang di teliti yaitu akad

Murabbahah dan akad Mudharabah. Dan persamaan yang ditemukan antara

kedua penelitian ini adalah analisis penanganan sengketa di Lembaga

Keuangan Mikro Syariah.

Dalam tulisan Ahmad Nur Qodin membahas tentang faktor penyebab

pembiayaan macet pada KJKS BMT Fastabid Pati. Tulisan ini menggunakan

28Nurul Hidayah & Airy Khaeruddin, Wanprestasi Dan Model Penyelesaiannya Di LKMS

(Studi Pada Lembaga KSP-PS BMT Bina Ummat Sejahtera), Jurnal Serambi Hukum Vol. 8 No. 2,

2014-2015, h. 298

Page 49: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

34

metode penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian field

reseacrh dengan pengumpulan data melalui dokumentasi, observasi dan

wawancara pihak terkait.29

Dalam penelitian ini ditemukan beberapa faktor yang menyebabkan

macetnya pembiayaan antara lain merupakan karakter anggota BMT sendiri

yang memang dengan sengaja membuat pembiayaan menjadi macet, usaha

anggota yang bangkrut dan musibah yang diluar kemampuan anggota

(overmach) . Adapun beberapa strategi penyelesaian sengketa pembiayaan

macet yang ditemukan peneliti pada BMT tersebut yaitu dengan cara tindakan

preventif atau tindakan pencegahan secara kekeluargaan, represif atau surat

peringatan yang terdiri dari somasi dan perekrutan marketing remedial.

Persamaan tulisan Ahmad Nur Qodin dengan skripsi peneliti adalah

keduanya menggunakan objek yang sama yaitu BMT dengan sengketa

pembiayaan macet. Tetapi sedikit perbedaan di sini yaitu penelitian Ahmad

Nur Qodin tidak spesifik kepada satu jenis pembiayaan, melainkan

penelitiannya kepada pembiayaan BMT secara keseluruhan.

Dari penelitian Kiswati dan Anita Rahmawaty bertujuan untuk

menganalisis beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian

angsuran pembiayaan mudharabah. Penelitian menggunakan jenis survey

dengan pendekatan kuantitatif dan teknik random sempling yaitu teknik

pengujian model menggunakan teknik regeresi logistik.30

Dari penelitian ini di temukan bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi tingkat pengembalian angsuran miudharabah, 1) tingkat

pendidikan, 2) jumlah tanggungan keluarga, 3) omzet usaha dan 4) lama

jangka waktu usaha.

penelitian ini hanya membahas faktor pembiayaan bermasalah saja

tanpa membahas solusi atau penyelesaian dari faktor permasalahan tersebut.

sedangkan penelitian penulis membahas secara keseluruhan.

29Ahmad Nur Qodin, Analisis Penyelesaian Pembiayaan Di KJKS BMT Fastabiq Pati,

Iqtishaduna, Vol. 8, No. 2, September 2015, h. 305 30Kiswati & Anita Rahmawati, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Pengembalian Pembiayaan Mudharabah, Equilibrium, Vil. 3, No.1, Juni 2015, h. 1

Page 50: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

35

BAB III

GAMBARAN UMUM KSP-PS BMT DUTA JAYA LAMPUNG

A. Sejarah dan Perkembangan KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSP-PS) BMT

Duta Jaya Lampung adalah lembaga keuangan mikro syariah yang

berkedudukan di Jln. Lintas Timur Desa Karyatani Kecamatan Labuhan

Maringai Lampung Timur Provinsi Lampung dengan wilayah kerja 4

(empat) kabupaten/kota yaitu Lampung Timur, Lampung Selatan,

Lampung Tengah dan Tulang Bawang.

Letak desa karyatani memang jauh dari jangkauan bank dan

lembaga keuangan lainnya sehingga sangat sulit bagi masyarakat untuk

mendapatkan modal pembiayaan usaha. Adapun modal yang dapat mereka

peroleh waktu itu hanyalah hasil kerjasama dengan renternir dan pengijon

sehingga kebijakan-kebijakan nya pun menyulitkan masyarakat.

Keadaan masyarakat desa Karyatani pada sekitar tahun 2001 yang

masih sangat sederhana dengan usaha dominan yang mereka kerjakan

pada sektor perdagangan, perikanan dan pertanian. Karena memang saat

itu mayoritas masyarakat berprofesi sebagai nelayan pencari ikan,

pedagang kecil di pasar tradisional dan petani di sawah.

Awal pendirian KSP-PS BMT Duta Jaya sempat dihantui oleh rasa

khawatir yang dirasakan anggotanya. Karena pada masa itu persaingan

Lembaga Keuangan terutama Lembaga Keuangan Mikro sangat ketat.

Banyak Lembaga Keuangan baru bermunculan dan akhirnya anggota

BMT Duta Jaya pun mengambil sebauh keputusan dengan berani

mendirikan lembaga ini dan beri’tikad baik untuk membantu masyarakat

meningkatkan taraf perekeonomian desa melalui sistem keuangan mikro

syariah.

Pada tanggal 24 Desember 2001, beberapa calon anggota

mengadakan rapat pendirian Lembaga Keuangan Syariah yang pada

akhirnya lembaga tersebut diberi nama BMT Duta Jaya dengan anggota

Page 51: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

36

awal berjumlah 14 orang. Setelah itu baru mengajukan izin pendirian

lembaga ke Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dan

tepat pada tanggal 02 Mei 2003 mendapatkan izin pendirian dengan Badan

Hukum Nomor 021/BH/503/V/SK/2003.1

Profil Kantor Pusat BMT Duta Jaya Lampung :

Kelembagaan Kantor Pusat

1. Badan Hukum : 021/BH/503/V/2003

2. Akta Perubahan : 03/PAD/X.7/IV/2012, Tanggal 16 April

2012

3. Tahun Berdiri : 02 Mei 2003

4. Kepengurusan :

a. Ketua : Pujo Siswoyo, S.E., MM.

b. Sekretaris : Khoiruddin Thohir, M.Pd.I

c. Bendahara : Bahruddin, M.Pd.I

Identitas Kantor

1. Nama Koperasi : KSP-PS BMT DUTA JAYA

2. Alamat :

a. Propinsi : Lampung

b. Kabupaten : Lampung Timur

c. Alamat : Jl. Lintas Timur Karyatani, Kec. Lab

Maringai

Kab. Lampung Timur

d. Kode Pos : 34198

Setelah kantor pusat KSP-PS BMT Duta Jaya berdiri, setelah itu

berdirilah beberapa kantor cabang di sebagian wilayah Lampung Timur,

Lampung Selatan, Lampung Tengah dan Tulang Bawang. Sampai saat ini

kantor cabang KSP-PS BMT Duta Jaya berjumlah 15 Kantor Cabang.

Pertumbuhan anggota tiga tahun terakhir sejak tahun 2016 berjumlah

1 Wawancara Eksklusif dengan Pujo Siswoyo, Direktur BMT Duta Jaya di Kediaman

Beliau pada tanggal 24 Januari 2019

Page 52: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

37

39.486, tahun 2017 berjumlah 39.126 dan jumlah anggota hingga akhir

tahun 2018 sebanyak 40.536.2

Berikut nama kantor cabang KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung :

Tabel 3.1 : Kantor Pusat dan Cabang KSP-PS BMT Duta Jaya

Lampung

No Nama Cabang Alamat

1. KSP-PS BMT Duta Jaya

Karyatani

Jl. Lintas Timur Karyatani Kec. Lab

Maringgai Lampung Timur

2. KSP-PS BMT Duta Jaya

Adirejo Jl. Raya Adirejo Kec. Jabung

Lampung Timur

3. KSP-PS BMT Duta Jaya

Sribawono Jl. Simpang Sribawono – Panjang

Bandar Sribawono

4. KSP-PS BMT Duta Jaya

Pematang Pasir

Jl. Lintas Timur Pematang Pasir

Kec. Ketapang Lampung Selatan

5. KSP-PS BMT Duta Jaya Way

Bungur Jl. Lintas Timur Way Bungur

Lampung Timur

6. KSP-PS BMT Duta Jaya

Palas Jl. Raya Palas Bangunan Lampung

Selatan

7. KSP-PS BMT Duta Jaya

Semarang Baru

Jl. Luntas Timur Semarang Baru

Kec. Pasir Sakti Lampung Timur

8. KSP-PS BMT Duta Jaya

Candipuro

Jl. Raya Candi Puro Lampung

Selatan

9. KSP-PS BMT Duta Jaya

Simp. Randu Jl. Lintas Timur Simpang Randu

Lamoung Selatan

10. KSP-PS BMT Duta Jaya Pal

Putih

Jl. Ir. Sutami Km 20 Kec. Tanjung

Bintang Lampung Selatan

11. KSP-PS BMT Duta Jaya

Pasuruan Jl. Lintas Sumatera Pasuruan Kec.

Penengahan Lampung Selatan

12. KSP-PS BMT Duta Jaya Way

Jepara Jl. Lintas Timur Way Jepara

Lampung Timur

13. KSP-PS BMT Duta Jaya Sido

Mulyo Jl. Selamet Riyadi Sido Rejo Kec.

Sido Mulyo Lampung Selatan

14. KSP-PS BMT Duta Jaya Unit

II Jl. Ethanol Unit II Tulang Bawang

15. KSP-PS BMT Duta Jaya Sido

Rejo Jl. Ir. Sutami Km 42 Sidorejo Kec.

Sekampung Udik Lampung Timur Sumber : Profil KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

2RAT BMT Duta Jaya Lampung 2018

Page 53: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

38

Tabel 3.2 : Total Aktiva-Pasiva KSP-PS BMT Duta Jaya 3 tahun

terakhir

No Tahun Total Aktiva Total Pasiva

1. 2016 73.823.503.314,94 73.823.503.314,94

2. 2017 68.951.749.307,63 68.951.749.307,63

3. 2018 43.318.445.929,68 43.318.445.929,68 Sumber : RAT Tahunan KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

Seiring dengan berkembangnya pelayanan keuangan syariah di

Indonesia, KSP-PS BMT Duta Jaya juga bekerja sama dalam

meningkatkan pelayanan anggota dengan beberapa Lembaga Keuangan

Sariah antara lain Permata Bank, Bank Muamalat, Panin Bank Syariah,

Bank Mandir Syariah, LPDB-KUMKM dan Bank Mega syariah. Selain itu

KSP-PS BMT Duta Jaya juga terhimpun dalam himpunan BMT skala

Nasional, yaitu INKOPSYAH BMT dan Perhimpunan BMT Indonesia.

B. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran KSP-PS BMT DUTA JAYA Lampung

1. Visi

Menjadikan Lembaga keuangan syariah BMT Duta Jaya unggul dalam

pelayanan dan terpercaya dalam mensejahterakan anggota masyarakat

ekonomi syariah.

2. Misi

a) Meningkatkan kualitas sumber daya insani untuk memberikan

pelayanan yang prima kepada pelanggan Anggota

b) Membentuk pribadi yang jujur, berkahlak mulia, mempunyai iman

yang kokh, bertaqwa kepada Allah SWT dan menerapkan prinsip-

prinsip syariah.

3. Tujuan

a) Meningkatkan kesejahteraan anggota dan lingkungan kerja dengan

memberikan pelayanan Jasa Keuangan Syariah

Page 54: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

39

b) Menjadi gerakan ekonomi rakyat yang mendorong kehidupan

Ekonomi Syariah dalam kegiatan Mikro, Kecil dan Menengah

untuk turut serta membangun tatanan Perekonomian Nasional.

4. Sasaran

a) Menjadi KSP-PS yang sehat, kuat dan memiliki daya saing

i. Memiliki SDI berkualitas dengan kompetensi tinggi

ii. Memiliki struktur yang lengkap dan efisien

iii. Mengembangkan jaringan kantor, antar BMT dan Bank

Syariah.

b) Menjadi KSP-PS yang mampu memberi manfaat optimal bagi

angotanya

i. Menyajikan produk sesuai dengan kebutuhan anggota

ii. Mendekatkan jangkauan pelayanan kepada anggota

iii. Mendorong tumbuh dan berkembangnya sector riil UMKM

iv. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak untuk

penguatan modal

c) Menjadi KSP-PS yang mandiri

i. Menerapkan prinsip kehati-hatian dan menejemen risiko

ii. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas

iii. Melaksanakan sistem pemeriksaan dan pengawasan yang

efektif dan efisien

d) Menjadi KSP-PS yang berkomitmen dan istiqomah dengan

prinsip syariah

i. Meningkatkan kinerja, peran dan fungsi pengawasan

syariah

ii. Memantapkan operasional Baitul Maal dalam Pelayanan

Sosial dan Pemberdayaan Umat

iii. Meningkatkan pemahaman SDI dalam penerapan Ekonomi

Syariah

Page 55: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

40

iv. Memperbanyak vareasi produk layanan yang sesuai prinsip

syariah.3

C. Struktur Organisasi KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

Dalam menjalanan suatu perusahaan maupun organisasi perlu

diadakannya sebuah stuktur kepengurusan. Hal ini bertujuan agar

perusahaan atau organisasi berjalan dengan baik dan jelas arah tujuannya

juga agar setiap anggota mengetahui tugas masing-masing di setiap

tanggungjawabnya.

Di KSP-PS BMT Duta jaya Lampung terdapat organisasi yang

diawasi oleh Pengawas Lembaga dan Pengawas Syariah, kemudian di ikuti

oleh pengurus harian, direktur, staff hingga manager. Di setiap kantor

cabang juga terdapat organisasi yang serupa dengan kantor pusat agar

setiap kantor berjalan efisien dan sesuai dengan tujuan serta regulasi yang

ada.

3Dokumentasi KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung.

Page 56: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

41

Gambar 3.1 : Stuktur Kepengurusan Organisasi KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

Keterangan :1. : Garis Instruksi dan Pertanggungjawaban

2. : Garis Koordinasi dan Konsultasi

3. : Garis Pengawasan

4. : Lembaga Struktural

5. : Lembaga Fungsional

Berikut adalah tugas dan wewenang dari masing-masing bagian di

Kantor Pusat KPS-PS BMT Duta Jaya Lampung.

1. Rapat Anggota Tahunan

a. RAT dilakukan satu kali dalam setahun yang merupakan tanggung

jawab pengurus kepada pemegang saham

b. Lima tahun sekali re-organisasi

Page 57: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

42

2. Pengurus

a. Menyelenggarakan dan mengendalikan tugas BMT

b. Melakukan seluruh pembuatan dan kebijakan hukum atas nama

Koperasi

c. Mengajukan rencana kerja, anggaran pendapatan dan anggatan

BMT.

3. Ketua

a. Menyelenggarakan dan mengendalikan tugas BMT

b. Mewakili di dalam dan di luar pengadilan

c. Menyelenggarakan rapat anggota dan mempertanggungjawabkan

pelaksanaan tugas kepengurusan.

4. Manager

a. Memberikan Laporan Pertanggungjawaban kepada pengurus dan

pengawas

b. Menjalin kerjasama dengan badan usaha mitra yang

menguntungkan dan tidak mengikat

c. Bertanggungjawab atas semua kegiatan yang dikelola.

5. Accounting

a. Mengelola keuangan usaha yang ada, menyimpan dan

merealisasikan keuangan sesuai dengan prosedur pencairan atau

Surat Perintah Pengeluaran Uang (SPMU)

b. Bertanggungjawab kepada Menejer.

6. Marketing

a. Menerima dan mendata pengajuan pinjaman calon anggota

b. Menganalisa penagihan kepada anggota peminjam tidak tepat

waktu

c. Mendata secara terperinci jumlah anggota peminjam, jumlah saldo

pinjaman dan jumlah angsuran

d. Bertanggungjawab kepada Manejer.

Page 58: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

43

7. Operasional

a. Memberikan pelayanan kepada anggota yang membutuhkan

informasi tentang keberadaan KSP-PS BMT Dut Jaya

b. Memberikan keterangan yang akurat dan jelas

c. Bertanggungjawab atas semua kegiatan kepada Manejer.4

Berikut adalah perangkat Organisasi Pengurus dan Pengawas yang

telah didaftarkan dan disetujui oleh Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil

dan Menengah Republik Indonesia Nomor 168/BH/PAD/X/III.11/III/2016

yang telah disetujui dan tertuang dalam Akta dengan susunan sebagai

berikut :

Tabel 3.3 : Pengurus Kantor Pusat KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

Jabatan Pengurus Nama Lengkap

Ketua H. Pujo Siswoyo, S.E., M.M

Sekretaris H. Khoiruddin Thohir, M.Pd.I

Bendahara H. Bahruddin, M.Pd.I

Sumber : Profil KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

Dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di dalam

lingkup Kementrian Koperasi mengharuskan setiap Koperasi Syariah

mengangkat Pengawas Syariah di samping pengawas kelembagaan. Maka

berdasarkan PAD Nomor 168/BH/PAD/X/III.11/III/2016 pengawas yang

mengawasi KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung secara Syariah dan

Kelembagaan adalah sebagai berikut :

4Dokumentasi KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

Page 59: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

44

Tabel 3.4 : Sturktur Pengawas Syariah dan Kelembagaan KSP-PS

BMT Duta Jaya Lampung

Jabatan Pengawas Syariah Nama Lengkap

Ketua Drs. H. Muhamad Yamin

Anggota H. Mukandar

Anggota Lukmanto, S.Pd

Jabatan Pengawas Lembaga Nama Lengkap

Ketua H. Nurkholis

Anggota Hj. Sukinah

Anggota Komariah

Sumber : Profil KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

Dalam menjalankan kegiatan usaha sehari-hari KSP-PS BMT Duta

Jaya pengawas dan pengurus mempercayakan kepada Direktur dan dibantu

oleh beberapa Manager dan kepala cabang serta kepala bagian dan

karyawan. Tercatat ada 93 (Sembilan puluh tiga) karyawan yang tersebar

di 15 (lima belas) kantor cabang dan 4 (empat) kabupaten Kota di Propinsi

Lampung.

Tabel 3.5 : Sturktur Pengelola KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

Jabatan Pengelola Kantor Pusat Nama Lengkap

Direktur H. Pujo Siswoyo, S.E., M.M.

Manager Supervisor H. Khoiruddin Thohir, M.Pd.I

Manager Keuangan H. Bahruddin, M.Pd.I

Manager Bisnis H. Tumirin, S.E.

Manager SDI H. Muhamad Rajuddin, S.Pd.I

Manager Baitul Maal H. Nasruddin, S.Pd.I

Manager Operasional Sri Utami, S.E.

Kepala Bidang Akunting Sulis Handayani, S.E., Akt

Staff Bagian LT Fathur Rizki

Sumber : Profil KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

Page 60: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

45

Tabel 3.6 : Kantor Cabang dan Kepala Cabang KSP-PS BMT Duta

Jaya Lampung

Jabatan Pengelola Kantor

Cabang

Nama Lengkap

Karyatani Lampung Timur Umi Hasalah, S.E.

Adirejo Lampung Timur Siti Aminah, S.E.I.

Bandar Sribawono Lampung Timur Ahmad Makruf, S.E.

Pematang Pasir Lampung Selatan Winarsih, S.E.

Way Bungur Lampung Timur Muhammad Ridwan, S.Sos.

Palas Lampung Selatan Saiful Anwar, S.E.I.

Semarang Baru Lampung Timur Sahril, S.E.

Candipuro Lampung Selatan Landriono, S.Pd.I.

Simpang Randu Lampung Tengah Asni Lukito, S.E.

Pal Putih Lampung Selatan Minan Nurrohman, S.E.

Pasuruan Lampung Selatan Doni Kurniawan, S.Pd.I

Way Jepara Lampung Timur Lina Wati, S.H.I.

Sido Mulyo Lampung Selatan Imam Supangat, S.Kom.

Unit Dua Tulang Bawang Thohairun Alka, S.E.

Sidorejo Lampung Timur Romadhon Apriyanto, S.E.

Sumber : Profil KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

D. Landasan Hukum KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

BMT sebagai Lembaga Keuangan Syariah non-Bank memiliki

karakteristik khusus yang membedakan dengan Lembaga Keuangan

Syariah, yaitu berorientasi bisnis, dapat di manfaatkan untuk mengaktifkan

penggunaan dana-dana sosial untuk kesejahteraan orang banyak dan

tumbuh dari bawah berdasarkan peran serta masyarakat sekitarnya, BMT

memiliki beberapa landasan hukum antara lain :

Page 61: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

46

1. Undang-undang Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.

BMT memiliki karakteristik khusus yaitu mengelola dana

dengan nilai sosial/non-profit. Kegiatan tersebut berupa pengelolaan

dana Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf.

Dalam pasal 16 ayat (1) Undang-undang Nomor 23 tahun 2011,

yang berbunyi : “Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BAZNAS,

BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota dapat membentuk

UPZ pada instansi pemerintah, badan usaha milik begara, badan usaha

milik daerah, perusahaan swasta dan perwakilan Republik Indonesia di

luar negeri serta dapat membentuk UPZ pada tingkat kecamatan,

kelurahan atau nama lainnya, dan tempat lain”.

Dari pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa BMT dapat

mengambil peran dan langkah sebagai UPZ yang melaksanakan

pengelolaan zakat dalam rangka membantu peran dan fungsi

BAZNAS.5

2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian

Dalam konteks ini, KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung memilih

dasar hukum Undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang

Perkoperasian karena dasar hukum tersebut di nilai lebih fleksibel

dengan asas kekeluargaan. Karena dilihat keseharian masyarakat

sekitar juga memiliki jiwa sosial yang tinggi, jadi dalam

operasionalnya, BMT Duta Jaya Lampung memperlakukan anggota

dengan cara kekeluargaan dengan menerapkan Undang-undang

Perkoperasian.6

Sesuai dengan informasi yanUg didapatkan dari sekretaris

umum KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung, manajemen KSP-PS BMT

Duta Jaya merekomendasikan bahwa BMT Duta Jaya berlandaskan

Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSP-PS) yang

5Nourma Dewi, Regulasi Keberadaan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Dalam Sistem

Perekonomian Indonesia, Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari – Juli 2017, h. 102 6Wawancara Eksklusif dengan Khoiruddin Tohir, General Secretary BMT Duta Jaya di

Kediaman Beliau pada tanggal 21 Januari 2019

Page 62: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

47

sesuai dengan Undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang

perkoperasian dalam ketentuan BAB II bagian pertama pasal 2

dinyatakan bahwa : “Koperasi Indonesia berasaskan kekeluargaan,

azas kekeluargaan inilah yang sesuai dengan jiwa dan kepribadian

bangsa Indonesia telah mengakar dalam jiwa bangsa indonesia”.

3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Lembaga Keuangan

Mikro (LKM)

Berdasarkan pasal 5 ayat (1) Undang-undang No. 1 Tahun 2013

tentang Lembaga Keuangan Mikro, status badan hukum BMT hanya

dapat berbentuk koperasi atau perseroan terbatas. Tetapi di sini KSP-

PS BMT Duta Jaya lebih tunduk kepada badan hukum koperasi karena

menyesuaikan dengan keadaan masyarakat sekitar dan di bawah

pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM.7

4. Permen No. 14 Tahun 2015 tentang Pedoman Akuntansi Usaha

Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh Koperasi.

5. Permen No. 15 tahun 2015 tentang Usaha Simpan Pinjam Oleh

Koperasi diubah/disempurnakan melalui Permenkop No. 2 Tahun

2017.

6. Permen No. 16 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha

Simpan Pinjam dan Pembaiayaan Syariah oleh Koperasi, di cabut

diganti dengan Permenkop No. 11 Tahun 2017

7. Permen No. 17 Tahun 2015 tentang Pengawasan Koperasi.

8. Fatwa nomor 07/DSN-MUI-IV/2000 tentang Pembiayaan

Mudharabah (Qiradh)

7Nourma Dewi, Regulasi Keberadaan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Dalam Sistem

Perekonomian Indonesia, Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari – Juli 2017, h. 106

Page 63: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

48

E. Produk KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

Sebagaimana lembaga yang mematuhi peraturan Undang-undang

nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian dan Undang-undang nomor 1

tahun 2013 tengan Lembaga Keuangan Mikro, KSP-PS BMT Duta Jaya

memiliki 2 (dua) fungsi. Yaitu sebagai baitul mal yang berfungsi untuk

kepentingan social dan baitul Tamwil yang berfungsi menghimpun dan

menyalurkan dana untuk tujuan mendapatkan profit.

Dalam hal ini KSP-PS BMT Duta Jaya memiliki beberapa produk

untuk kepentingan 2 (dua) fungsi kelembagaan tersebut.

1. Produk Simpanan

a) Simpanan Mudharabah

b) Simpanan Berjangka Mudharabah

c) Simpanan Qurban

d) Simpanan Wadi’ah

e) Simpanan Walimah

f) Simpanan Pendidikan

g) Simpanan Ied

h) Simpanan Haji

2. Produk Pembiayaan

a) Piutang Murabbahah

BMT membeli barang yang dibutuhkan anggota kemudian

menjualnya kepada anggota yang membutuhkan barang tersebut

dengan harga pokok di tambah margin keuntungan yang disepakati

bersama antara BMT dan anggota.

Biasanya produk ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan

usaha anggota berupa modal kerja dan investasi pengadaan barang

seperti pembelian mesin, peralatan pertanian dan lain-lain. Adapun

pembelian untuk kebutuhan individu seperti pembelian rumah,

kendaraan bermotor, barang elektronik dan lain sebagainya.

Page 64: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

49

b) Pembiayaan Mudharabah

Pembiayaan mudharabah merupakan bentuk kerjasama

antara BMT sebagai pemilik modal (shahibul maal) dan anggota

sebagai pengelola modal (mudharib) untuk usaha yang telah

disepakati.

Nisbah bagi hasil di tentukan sesuai kepesakatan dan

dibayarkan setiap sebulan sesuai keuntungan bulanan yang di dapat

oleh anggota (mudharib).

c) Pembiayaan Musyarakah / Joint Financing

Pembiayaan ini merupakan bentuk kerjasama yang

dilakuakan antara BMT dan anggota dengan penyatuan modal

dalam suatu usaha dimana masing-masing pihak berkonstribusi

dengan memerikan modal dengan porsi masing-masing sesuai

dengan kesepakatan.

d) Pinjaman Qardhul Hasan

Pinjaman dana untuk keperluan konsumtif amggota tanpa

adanya imbalan/ujroh bagi BMT berdasarkan kesepakatan kedua

belah pihak salam jangka waktu tertentu.

e) Pembiayaan Qardhul Hasan

Dana untuk pembiayaan qordhul hasan bersumber dari

pengelolaan dana Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS). Pembiayaan ini

di khususkan untuk kaum dhuafa yang berpotensi untuk di

kembangkan dan di bimbing menjadi usahawan yang akan berdiri

sendiri secara mandiri nantinya, pembiayaan inipun bersifat sosial.

F. Prosedur Pengajuan, Rukun dan Syarat Pembiayaan Mudharabah di

KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

Dalam pelaksanaan pengauan pembiayaan mudharabah oleh

anggota kepada KSP-PS BMT Duta Jaya, ada beberapa prosedur dan

tahapan yang harus dilalui anggota untuk mendapatkan pembiayaan. Hal

tersebut dilakukan dengan dasar kebijakan KSP-PS BMT Duta Jaya untuk

Page 65: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

50

mengurangi risiko pembiayaan. Karena tidak semua anggota KSP-PS

BMT Duta jaya berhak mendapatkan pembiayaan.

Adapun beberapa prosedur pembiayaan mudharabah adalah

sebagai berikut :

1. Mengisi formulir pengajuan pembiayaan

2. Menyerahkan foto copy KTP sebanyak 2 lembar

3. Menyerahkan foto copy kartu keluarga (KK) sebanyak 1 lembar

4. Menyerahkan foto copy surat nikah (bagi yang sudah menikah)

sebanyak 1 lembar

5. Menyerahkan foto copy surat atas jaminan sebanyak 1 lembar

6. Membuat surat perjanjian

7. Membuat surat kuasa

8. Membuat surat keterangan usaha

9. Bersedia di kunjungi rumah atau tempat usahanya

10. Bersedia memberikan keterangan dengan benar mengenai sega

asesuatu yang berkaitan dengan materi kunjungan atau wawancara

11. Menjalankan usaha yang halal dan tidak melanggar hokum

12. Bersedia mentaati dan menerima segala aturan dan keputusan dari

BMT Duta Jaya

13. Bersedia bersungguh-sungguh untuk bekerjasama dengan prinsip

ukhwah Islamiyah dan slaing menguntungkan demi pemberdayaan

ekonomi umat.8

Adapun rukun Pembiayaan Akad mudharabah yang ada di KSP-PS

BMT Duta Jaya adalah sebagai berikut :

1. Pemilik modal (shahibul maal)

2. Pengelola modal (mudharib)

3. Proyek/usaha

4. Modal (ra’sul maal)

5. Ijab qabul (sighat)

6. Nisbah bagi hasil

8Persyaratan Pembiayaan BMT Duta jaya

Page 66: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

51

Kemudian prosedur dan rukun di atas harus dilengkapi dengan

syarat-syarat akad mudharabah. Syarat tersebut adalah sebagai berikut9 :

1. Pihak yang berakad, kedua belah pihak harus mampunyai kemampuan

dan kemampuan untuk melakukan kerjasama akad mudharabah.

2. Objek yang diakadkan :

a) Harus dinyatakan dalam jumlah/nominal yang jelas.

b) Jenis pekerjaan yang dibiayai dan jangka waktu kerjasama

pengelolaan dananya.

c) Nisbah (porsi) pembagian keuntungan telah disepakati bersama

dan ditentukan tata cara pembayarannya.

3. Sighat

a) Pihak-pihak yang berakad harus jelas dan disebutkan.

b) Materi akad yang berkaitan dengan modal, kegiatan usaha/kerja

dan nisbah telah disepakati bersama saat akad perjanjian (akad).

c) Risiko usaha yang timbul dari proses kerjasama ini harus diperjelas

pada saat ijab qabul, yakni bila terjadi kerugian usaha maka akan

ditanggung oleh pemilik modal dan pengelola tidak mendapatkan

keuntungan dari usaha yang telah dilakukan.

d) Untuk memperkecil risiko terjadinya kerugian usaha, pemilik

modal dapat menyertakan persyaratan kepada pengelola dalam

menjalankan usahanya dan harus disepakati secara bersama.

9Buku Petunjuk Pelaksanaa Kegiatan Usaha Pembiayaan Pola Syariah Bagi KSP-PS, h.

24

Page 67: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

52

G. Skema Pembiayaan Mudharabah pada KSP-PS BMT Duta Jaya

Lampung

Skema pembiayaan mudharabah yang diterapkan pada KSP-PS

BMT Duta Jaya tidak jauh berbeda dengan lembaga keuangan syariah

lainnya dalam memberikan pembiayaan mudharabah kepada nasabahnya.

Skema pembiayaan berikut pengacu pada ketentuan pedoman akad syariah

yang di sesuaikan dengan Fatwa DSN MUI tentang pembiayaan

mudharabah.

Gambar 3.2 : Skema Pembiayaan Akad Mudharabah di KSP-PS BMT Duta Jaya

Lampung

Keterangan skema :

1. Anggota KSP-PS BMT Duta Jaya mengajukan permohonan

pembiayaan dengan akad mudharabah dengan syarat-syarat yang

sudah di tentukan

2. KSP-PS BMT Duta Jaya melakukan survey untuk menilai kelayakan

penyaluran pembiayaan

3. Anggota dan BMT Duta Jaya menyepakati perjanjian kerja sama

dengan akad mudharabah

4. Anggota menyerahkan asset sebagai agunan/jaminan kelancaran

pembayaran

5. Modal usaha dari KSP-PS BMT Duta Jaya dikembalikan oleh anggota

pada waktu yang telah disepakati

Page 68: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

53

6. A. Apabila usaha menghasilkan keuntungan, maka dibagi sesuai

dengan nisbah yang disepakati.

B. Apabila usaha mengalami kerugian, anggota membuktikan bahwa

kerugian terjadi bukan karena kelalaian, kecurangan atau pelanggaran

atas kesepakatan, maka kerugian tersebut ditanggung oleh KSP-PS

BMT Duta Jaya apabila kerugian tersebut bukan karena kelalaian,

kecurangan atau pelanggaran atas kesepakatan oleh

anggota/mudharib.10

H. Metode Penyelesaian Sengketa Pembiayaan Mudharabah Di KSP-PS

BMT Duta Jaya Lampung

Permasalah yang dialami Lembaga Keuangan Mikro seperti BMT

tidak berbeda dengan Lembaga Keuangan pada umumnya. dalam

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 5/7/PBI/2003 Tentang Kualitas Aktiva

Produktif Bagi Bank Syariah, pasal 2 ayat (1) yang berbunyi “Penanaman

dana Bank Syariah pada Aktiva Produktif wajib dilaksanakan berdasarkan

prinsip kehati-hatian”. Dalam penjelasannya, analisis kelayakan usaha

berdasarkan prinsip kehati-hatian sekurang-kurangnya menggunakan

prinsip 5 C.11

Dalam meminimalisir risiko pembiayaan mudharabah di KSP-PS

BMT Duta Jaya, bagian pemasaran/marketing dan manajer BMT Duta

Jaya melakukan analisis kelayakan pembiayaan kepada calon anggota

dengan menggunakan prinsip 5 C. Hal tersebut seperti kebanyakan hal

yang dilakukan oleh lembaga keuangan mikro maupun makro. Prinsip 5 C

tersebut yaitu :

1. Character (karakter)

Dalam prinsip ini, pihak KSP-PS BMT Duta Jaya melihat dari

sisi kepribadian calon anggota. Biasanya jenis kepribadian calon

10Pedoman Akad Syariah (PAS), Perhimpunan BMT Indoneisa, PT. Permodalan BMT

Ventura, Maret 2014, h. 42-43 11file:///C:/Users/hp/Downloads/penjelasan-pbi%205-7-kap.pdf. Di akses hari Minggu

tanggal 3 February 2019, pukul 01.01 WIB.

Page 69: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

54

anggota dapat dilihat ketika wawancara antara customer service

kepada calon anggota yang hendak mengajukan pembiayaan. Hal

tersebut dapat dilihat dari prilaku, latar belakang, pola hidup dan yang

terkait dengan kepribadian calon anggota tersebut. Tujuan dari prinsip

ini adalah penilaian terhadap calon anggota apakah dapat dipercaya

dalam melakukan kerjasama dengan KSP-PS BMT Duta Jaya.

2. Capacity (Kemampuan)

Dalam hal ini, marketing harus mengetahui sejauh mana

kemampuan anggota dalam pengembalian pembiayaan. Prinsip ini

menilai anggota dari segi kemampuan nya dalam mengelola keuangan

yang ada pada usaha yang sedang dijalankannya. Dalam analisisnya

akan diketahui apakah anggota tersebut pernah mengalami sebuah

permasalahan keuangan amupun pembiayaan sebelumnya atau tidak.

3. Capital (Modal)

Prinsip ini terkait dengan kondisi aset dan kekayaan yang di

miliki anggota. Capital dinilai dari laporan tahunan pada usaha yang

dikelola anggota, dari penilaian tersebut KSP-PS BMT Duta Jaya

dapat melihat dan menentukan kelayakan calon anggota tersebut untuk

mendapatkan pembiayaan dan dari analisis ini juga dapat menjadi

pertimbangan untuk jangka waktu yang akan diambil calon anggota

tersebut dalam permohonan pembiayaan.

4. Collateral (Agunan)

Dalam prinsip ini penilaian meliputi jaminan atau agunan calon

anggota yang dibebankan kepada anggota untuk jaminan pembiayaan

kepada KSP-PS BMT Duta Jaya. Hal ini dilakukan untuk menghindari

risiko wanprestasi atau pembiayaan bermasalah dan kerugian yang

akan di alami oleh KSP-PS BMT Duta Jaya apabila calon anggota

tidak dapat membayar angsuran pembiayaan. Jaminan dapat berupa

surat-surat kendaraan bermotor dan sertifikat rumah atau serta banguna

yang dimiliki calon anggota.

Page 70: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

55

Jaminan yang diberikan calon anggota merupakan jaminan

yang sah di miliki anggota dan memiliki nilai dari segi ekonomis

maupun yuridis. Hal ini merupakan tugas marketing untuk

menganalisa jaminan dengan memeriksa kelengkapan surat-surat dan

keasliannya dari sisi yuridis. Adapun dari sisi ekonomis di

perhitungkan jenis jaminan serta harga jual sesuai pasarnya.

5. Condition (Kondisi)

Prinsip ini berpengaruh pada kondisi ekonomi anggota. Di

mana bagian marketing KSP-PS BMT Duta Jaya menilai dari prospek

usaha Cyang di jalankan calon anggota, apakah usahanya akan berjalan

sukses ke depannya atau justru sebaliknya. Usaha anggota pun sangat

berpengaruh dengan kebijakan ekonomi baik dari pemerintah daerah

maupun pusat, karena memang ada korelasi yang sangat kuat antara

fluktuasi usaha masyarakat dengan kondisi ekonomi mikro maupun

makro.

Dengan mendasari Peraturan Bank Indonesia No. 13/9/PBI/2011

tentang perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 10/PBI/2008 tentang

restrukturisasi pembiayaan bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah,

upaya penyelamatan pembiayaan bermasalah yang dilakukan KSP-PS

BMT Duta Jaya adalah sebagai berikut12 :

1. Rescheduling

Yaitu penyelamatan pembiayaan bermasalah dengan menjadwalkan

ulang waktu jatuh tempo angsuran dan merubah jumlah besaran

angsuran.

2. Reconditionig

Proses pengaturan ulang terhadap perjanjian atau akad awal yang telah

disepakati sebelumnya di tambah dengan penurunan suku bunga atau

marjin, kemudian marjin menjadi hutang pokok, penundaan

pembayaran marjin hingga pembebasan bunga.

12Wawancara Eksklusif dengan Pujo Siswoyo, Direktur BMT Duta Jaya di Kediaman

Beliau pada tanggal 24 Januari 2019

Page 71: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

56

3. Restructuring

Yaitu penambahan modal pembiayaan jika anggota memang di nilai

mempunyai prospek yang baik kedepannya.

4. Kombinasi

BMT dapat menyelesaikan bahkan menyelamatkan pembiayaan

dengan mengkombinasikan tiga langkah di atas, yaitu rescheduling,

reconditioning dan restructuring.

5. Penyitaan Jaminan

Penyitaan jaminan merupakan langkah terakhir dalam penyelesaian

pembiayaan bermasalah apabila didapati anggota sudah benar-benar

tidak mempuyai niat baik dan tidak ada usaha untuk melunasi

angsuran pembiayaan

Page 72: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

57

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Kesesuaian Implementasi Penerapan Akad Mudharabah di KSP-PS

BMT Duta Jaya Lampung dengan Fatwa DSN Nomor 07/DSN-

MUI/IV/2000

1. Impelmentasi Pembiayaan Akad Mudharabah di KSP-PS BMT Duta

Jaya Lampung

Sebagaimana sudah diketahui bahwa akad mudharabah merupakan

perjanjian kerjasama usaha. Yang mana terdapat dua macam pembiayaan

mudharabah, yakni mudharabah muqayyadah dan mudharabah

muthlaqah. Dalam konteks ini, pembiayaan mudharabah dilakukan antara

KSP-PS BMT Duta Jaya dengan anggota.

Dalam penerapan pembiayaan akad mudharabah di KSP-PS BMT

Duta Jaya, BMT Duta Jaya hanya memberikan pembiayaan dengan akad

mudharabah muthlaqah kepada calon anggota yang mengajukan

pembiayaan. Hal tersebut dilakukan KSP-PS BMT Duta Jaya karena

mayoritas dari anggota yang mengajukan pembiayaan mudharabah sudah

memiliki usaha yang berjalan cukup lama. Adapun anggota yang belum

memiliki usaha, mereka mengajukan pembiayaan untuk membangun

usahanya. Ruang lingkup usaha anggota pun tidak dibatasi oleh BMT Duta

Jaya selama tidak bertentangan dengan syariah dan dapat di monitoring

oleh KSP-PS BMT Duta Jaya.

Modal pembiayaan mudharabah yang diberikan kepada anggota

sebanyak 100% dan ketika modal tersebut telah di berikan oleh KSP-PS

BMT Duta Jaya kepada anggota, maka secara penuh tanggung jawab

modal usaha sebanyak 100% tersebut menjadi milik anggota dan harus

digunakan untuk permodalan usaha yang sudah mereka janjikan kepada

KSP-PS BMT Duta Jaya tanpa menggunakannya untuk keperluan

konsumtif.

Page 73: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

58

Dalam implementasi perjanjian pembiayaan akad mudharabah di

KSP-PS BMT Duta Jaya setelah calon anggota pembiayaan sudah

memenuhi semua syarat-syarat yang ditentukan KSP-PS BMT Duta Jaya

untuk pembiayaan mudharabah terpenuhi, dilakukan penandatanganan

tanda persetujuan kedua belah pihak. Itu berarti apabila terjadi wanprestasi

atau cidera janji, anggota harus menerima semua ketentuan yang ada

sesuai dengan isi perjanjian.

Jumlah nisbah bagi hasil di tentukan di awal perjanjian dengan

prosentase sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Begitupun jumlah

nominal yang diajukan oleh calon anggota diberikan secara tunai setelah

calon anggota memiliki rekening tabungan atas akad pembiayaan

mudharabah.

Berikut adalah contoh pembagian nisbah bagi hasil di KSP-PS BMT Duta

Jaya dari pengajuan pembiayaan akad mudharabah oleh Bapak Sutimanto.

Beliau mengajukan pembiayaan pada tanggal 15 Januari 2019 untuk

pembiayaan pemeliharaan budidaya ikan Gurameh. Jumlah pembiayaan

yang Bapak Sutimanto lakukan sebesar Rp.10.000.000 dalam jangka

waktu pengembalian 4 bulan.1

Jenis Pembiayaan : Pembiayaan mudharabah

Plafon Pembiayaan : Rp.10.000.000 (sepuluh juta rupiah)

Nisbah Bagi Hasil BMT:Anggota : 60:40

Jangka Waktu : 4 (enam) bulan musiman

Waktu Pembayaran : tanggal 15 setiap bulannya

Jatuh Tempo : 15 Mei 2019

Cara Pembayaran : Angsuran tiap bulan, pokok

ditambah dengan bagi hasil

Denda keterlambatana : 0,05% perhari dikali pokok

tertunggak

1Dokumen dari Sulis, Akuntan BMT Duta Jaya

Page 74: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

59

Asumsi perhitungan nisbah bagi hasil,

Plafon Pembiayaan : Rp.10.000.000

Nisbah Bagi Hasil : 60:40

Pendapatan anggota perbulan : Rp.625.000

Perhitungan nisbah bagi hasil,

BMT : 60% X 625.000 = 375.000

Anggota : 40% X 625.000 = 250.000

Apabila terjadi keterlambatan pembyaran angsuran, maka anggota

dikenakan denda sebesar 0,05% /hari dikalikan dari pokok tertunggak

yaitu Rp.125. Adapun biaya materai dan biaya administrasi disesuaikan

dengan kebutuhan.2

Demikianlah salah satu contoh dari implementasi pembiayaan akad

mudharabah yang dilakukan di KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung.

Dimana angsuran biaya pokok ditentukan dari hasil pendapatan dari usaha

anggota dan disesuaikan dengan nisbah bagi hasil yang sudah ditentukan

di awal perjanjian. Adapun denda keterlambatan pembayaran angsuran di

tentukan pula di awal perjanjian dengan prosentase yang sudah

ditententukan di awal perjanjian pula, tanpa mengetahui sebab

keterlambatan tersebut.

Dalam hal jaminan yang harus diberikan oleh anggota ketika dalam

perjanjian awal akad mudharabah berupa surat atas hak kepemilikan tanah

atau kepemilikan kendaraan bermotor. Jaminan tersebut berupa agunan

atas barang bergerak maupun tidak bergerak sesuai dengan kemampuan

anggota dalam pemberian agunan kepada KSP-PS BMT Duta Jaya dan

disesuaikan dengan plafon pembiayaan.

Berikut contoh jaminan yang diberikan Bapak Sutimanto dalam perjanjian

pembiayaan akad mudharabah,3

2Akad Perjanjian Mudharabah KSP-PS BMT Duta Jaya 3Akad Perjanjian Mudharabah KSP-PS BMT Duta Jaya

Page 75: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

60

Jaminan : Buku Tanah

No. Buku Tanah : 591/45/02.2006/2011

Luas Tanah : 855 M2

Desa : Karyatani

Dusun : III

RT/RW : 11/03

Kecamatan : Labuhan Maringgai

Kabupaten : Lampung Timur

Provinsi : Lampung

Atas Nama : SUYITNO

Jaminan tersebut diberikan oleh anggota kepada KSP-PS BMT Duta Jaya

untuk menjamin kelancaran pembiayaan angsuran pembiayaan akad

mudharabah hingga masa pelunasan.

2. Kesesuaisan Akad Mudharabah di KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

dengan Fatwa DSN Nomor 07/DSN-MUI/IV/2000

Fatwa merupakan sebuah solusi dari salah satu institusi hukum

Islam yang memberikan jawaban dari suatu probelamatika hukum atau

suatu kegiatan tertentu melalui prespektif ajaran agama islam. kehadiran

fatwa juga menjadi sebuah aspek organik yang memprakarsai sistem

bangun ekonomi Islam yang saat itu tengah dikembangkan di kalangan

masyarakat umum. Secara umum fatwa tentang ekonomi syariah atau

muamalah secara teknis memberikan model pengembangan maupun

pembaharuan dalam sistem fikih muamalah maliah/fikih ekonomi islam.

Dalam hukum islam, kegiatan bermualamah (hubungan antara

manusia dengan manusia lainnya) pada dasarnya diperbolehkan. Kaidah

fikih yang menyinggung hal tersebut adalah :

باحة إال أن تدل دليل عل ى تحريمهااألصل في المعاملة ال

Artinya : Hukum asal dari suatu bentuk muamalah adalah diperbolehkan

kecuali ada dalil yang mengharamkannya.

Page 76: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

61

Kaidah tersebut menjelaskan bahwa hubungan antara manusia

dengan manusia lainnya dalam konteks bertransaksi dalam suatu usaha

atau bisnis diperbolehkan. Seperti halnya kegiatan jual beli, melakukan

sewa-menyewa, atau melakukan kerjasama dalam usaha (musyarakah atau

mudharabah) dan lain sebagainya keculai hal tersebut dilarang apabila

terdapat dalil-dalil yang dengan tegas melarang kegiatan tersebut karena

suatu hal yang bersifat mudharat atau merugikan orang lain dan terdapat

unsur riba didalamnya.

Dalam hal kerja sama usaha yang dilakukan KSP-PS BMT Duta

Jaya Lampung, penulis membahas prihal perjanjian pembiayaan akad

mudharabah yang mana dalam implementasinya disesuaikan dengan fatwa

DSN Nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah

(Qiradh).

Kegiatan pembiayaan mudharabah yang dilakuakan KSP-PS BMT

Duta Jaya memang dijalankan sesuai dengan sistem KSP-PS BMT Duta

Jaya sebagai pemilik modal secara penuh (shahibul maal) dan anggota

bertindak sebagai pengelola modal tersebut (mudharib) dengan perjanjian

diawal bahwa keuntungan akan dibagi sesuai kesepakatan nisbah bagi

hasil. Pada bagian a dalam fatwa DSN nomor 07/DSN-MUI/IV/2000

dijelaskan bahwa “bahwa dalam rangka mengembangkan dan

meningkatkan dana lembaga keuangan syari’ah (LKS), pihak LKS dapat

menyalurkan dananya kepada pihak lain dengan cara mudharabah, yaitu

akad kerjasama suatu usaha antara dua pihak di mana pihak pertama

(malik, shahib al-mal, LKS) menyediakan seluruh modal, sedang pihak

kedua (‘amil, mudharib, nasabah) bertindak selaku pengelola, dan

keuntungan usaha dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan yang

dituangkan dalam kontrak.”

Page 77: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

62

Sesuai dengan firman Allah SWT. dalam Q.S. al-Baqarah ayat 283 :

... فإن أمن بعضكم بعضا فليؤد الذى اؤتمن أماتنه ، وليتق الله ربه ...

"...Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah

yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa

kepada Allah Tuhannya …"4

Dalam Hadis Rasulullah SAW. yang diriwayatkan oleh Thabrani :

كان سي دنا العباس بن عبد المطال ب إذا دفع المال مضاربة إشترى على

صاحبه أن ال يسلك به بحرا ، وال ينزل به واديا ، وال يشتري به دابة ذات

ن ، فبلغ شرطه رسول الله صلى الله عليه كبد رطبة ، فإن فعل ذالك ضم

وآله و سلم فأجازه )رواه الطبراني في األوسط عن ابن عباس(

"Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah,

ia mensyaratkan kepada mudharib-nya agar tidak mengarungi lautan dan

tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika

persyaratan itu dilanggar, ia (mudharib) harus menanggung resikonya.

Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau

membenarkannya."5

Dalam penjelasan fatwa DSN nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 bagian

pertama nomor 1 “Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang

disalurkan oleh LKS kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif”,

nomor 2 “Dalam pembiayaan ini LKS sebagai shahibul maal (pemilik

dana) membiayai 100 % kebutuhan suatu proyek (usaha), sedangkan

pengusaha (nasabah) bertindak sebagai mudharib atau pengelola usaha”

dan nomor 3 “Jangka waktu usaha, tatacara pengembalian dana, dan

pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah

pihak (LKS dengan pengusaha)” sudah sesuai dengan implementasinya di

KSP-PS BMT Duta jaya. Karena hal tersebut sudah di paparkan langsung

pada lembaran kontrak awal perjanjian yang menjelaskan bahwa akad

4Q.S. al-Baqarah : 283 5Hadis Rasulullah SAW. yang diriwayatkan oleh Thabrani dari Ibnu Anas

Page 78: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

63

mudharabah merupakan akad pembiayaan untuk kepentingan produktif

dan modal secara 100% di fasilitasi oleh BMT kepada anggota untuk

kepentingan usaha anggota. Kemudian BMT memberikan nisbah bagi

hasil dan jangka waktu pembayaran serta tata cara angsuran dan kemudian

kedua belah pihak melakukan kesepakatan atas perjanjian tersebut dengan

menandatangani kontrak perjanjian.

KSP-PS BMT Duta Jaya menerapkan jenis mudharabah

muthlaqah untuk usaha anggota, sebagaimana yang tercantum pada Fatwa

DSN nomor 07/IV/DSN-MUI/2000 bagian pertama nomor 4 “Mudharib

boleh melakukan berbagai macam usaha yang telah disepakati bersama

dan sesuai dengan syari’ah; dan LKS tidak ikut serta dalam managemen

perusahaan atau proyek tetapi mempunyai hak untuk melakukan

pembinaan dan pengawasan” yang mana BMT tidak berhak mengikut

sertakan diri dalam usaha anggota tetapi mamiliki kewenangan untuk

melakukan monitoring secara rutin untuk melakukan pengawasan terhadap

usaha anggota dalam rangka meminimalisir rikiso yang akan terjadi. Hal

tersebut di paparkan juga dalam bagian kedua nomor 5 huruf a “Kegiatan

usaha adalah hak eksklusif mudharib, tanpa campur tangan penyedia

dana, tetapi ia mempunyai hak untuk melakukan pengawasan”

Jumlah dana pembiayaan diberikan secara langsung dan tunai oleh

KSP-PS BMT Duta Jaya kepada anggota sesuai dengan yang tertulis pada

kontrak perjanjian pembiayaan mudharabah KSP-PS BMT Duta Jaya.

Pencairan dana pembiayaan dapat diperoleh anggota apabila telah

memenuhi beberapa persyaratan yang berlaku, terutama pembiatan

rekening pencairan dana pembiayaan mudharabah. Hal tersebut sudah

sesuai dengan Fatwa DSN nomor 07/IV/DSN-MUI/2000 bagian pertama

nomor 5 “Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam

bentuk tunai dan bukan piutang”, yang mana dana pembiayaan harus

berbentuk tunai tanpa piutang. Karena apabila pembiayaan dilakukan

denagn cara piutang, maka hal tersebut akan mempuersulit anggota dalam

pengelolaan dananya.

Page 79: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

64

Dalam hal jaminan, dijelaskan dalam Fatwa DSN nomor 07/DSN-

MUI/IV/2000 bagian pertama nomor 7 “Pada prinsipnya, dalam

pembiayaan mudharabah tidak ada jaminan, namun agar mudharib tidak

melakukan penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan dari mudharib

atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila mudharib

terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati

bersama dalam akad”, sebenarnya perjanjian pembiayaan akad

mudharabah ini merupakan perjanjian yadh amanah dan merupakan dasar

atas trust (saling percaya). Maka apabila mendasari norma tersebut, dalam

perjanjian pembiayaan mudharabah tidak di perlukan sebuah jaminan.

Akan tetapi dalam prakteknya KSP-PS BMT Duta Jaya menganjurkan

anggota pembiayaan memberikan jaminan dengan alasan agar anggota

tersebut tidak lalai dalam usahanya dan meremehkan dana yang diberikan.

Pada fatwa ini, adanya jaminan bukan merupakan hal yang wajib

dipersyaratkan dalam pembiayaan akad mudharabah. Menimbang BMT

boleh menetapkan jaminan kepada anggota pembiayaan agar menghindari

moral hazard 6 dari anggota/mudharib yang lalai atau menyalahi

perjanjian awal.7 Menurut Chapra untuk mengurangi risiko moral hazard

pada pembiayaan mudharabah pada Lembaga Keuangan Syariah maupun

LKMS diperlukan adanya penjamin simpanan. A loan guarantee scheme

underwritten partly by the ghoverment and partly by the commercial

banks. Sama dengan pendapat Chudhory bahwa diperlukan adanya

lembaga penjamin simpanan untuk menghubungkan antara sektor rill

dengan lembaga keuangan.8

6Moral Hazard atau risiko moral terjadi ketika seseorang meningkatkan paparan mereka

terhadap risiko ketika tertanggung. Hal ini terjadi, misalnya, ketika seseorang mengambil lebih

banyak risiko karena orang lain menanggung biaya dari risiko tersebut. Moral Hazard dapat terjadi

dimana tindakan salah satu pihak dapat berubah kerugian pada pihak yang lain setelah transaksi

keuangan terjadi. 7Panji Adam, M. Yunus, Popon Srisusilawati, Analisis Kedudukan Jaminan Pada Akad

Mudharabah Dalam Fatwa DSN-MUI No. 7 Tentang Pembiayaan Mudharabah, Prosiding

Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosian, Ekonomi dan Humaniora, Fakultas Syariah,

Universitas Bandung, h. 395 8Rafidah, Alternatif Solusi Atas Promematika Pembiayaan Mudharabah, Juirnal Syirkah

P-ISSN 2442-4420 e-ISSN 2528-6935 Volume 3 Nomor 1, Juni 2017, h. 399

Page 80: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

65

Jaminan juga di adakan oleh KSP-PS BMT Duta Jaya karena

menimbang istinbath hukum yang dilakukan oleh DSN-MUI yang

merupakan mashlahah al-mursalah9 dengan pertimbangan agar tidak

terjadi permasalahan atau penyimpangan oleh anggota selama perjanjian

pembiayaanakad mudharabah berlangsung. Hal ini dilakukan karena

adanya kemaslahatan atau sesuatu yang di anggap bermanfaat dalam

meminimalisir risiko pembiayaan antara kedua belah pihak.

Dalam hal operasional pembiayaan, KSP-PS BMT Duta Jaya

membebankan semua biaya operasional baik dalam bentuk materil mapun

inmateril kepada anggota. Karena hal tersebut merupakan kebutuhan

anggota yang mana pihak BMT tidak mengikut sertakan diri dalam

pembiayaan operasionalnya. Hal ini selaras dengan fatwa DSN nomor

07/DSN-MUI/IV/2000 bagian pertama nomor 9 yang menyebutkan bahwa

“Biaya operasional dibebankan kepada mudharib”.

Adapun rukun, syarat-syarat dan ketentuan pembiayaan

mudharabah oleh BMT Duta Jaya kepada anggota pembiayaan telah di

atur dalam Fatwa DSN nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 pada bagian kedua

yang secara umum implementasi pembiayaan mudharabah di KSP-PS

BMT Duta Jaya sudah sesuai dengan fatwa tersebut. syarat-syarat dan

rukun yang harus di lakukan dan dipenuhi oleh kedua belah pihak pun

sudah sesuai dengan fatwa tersebut

Dalam Fatwa DSN nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 bagian kedua

poin nomor 3 huruf di jesalkan bahwa “Modal dapat berbentuk uang atau

barang yang dinilai. Jika modal diberikan dalam bentuk aset, maka aset

tersebut harus dinilai pada waktu akad”. Di KSP-PS BMT Duta Jaya

bentuk modal yang diberikan kepada anggota hanya berbentuk uang tunai,

tanpa pernah memberikan modal berbentuk barang kepada anggota. Hal

ini terjadi karena modal yang dibutuhkan anggota untuk usaha mereka

ع حكما لتحقيقها ولم يدل دليل شرعي على اعتبارها أو الغائها9 Maslahah"المصلحة المرسلة ال تي يشر

Mursalah adalah mashlahat yang tidak ada dalil syara’ datang untuk mengakuinya atau

menolaknya". Maslahat yang selaras dengan tujuan syariat Islam dan petunjuk tertentu yang

membuktikan tentang pembuktian atau penolakannya.

Page 81: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

66

selama ini hanya berupa uang tunai. Adapun jika mereka membutuhkan

modal berupa barang, maka kedua belah pihak akan melakukan perjanjian

akad murabbahah yang mana barang langsung dapat mereka miliki tanpa

harus mengembalikan barang tersebut ke KSP-PS BMT Duta Jaya

kembali.

Adapun penentuan nisbah bagi hasil yang ditentukan KSP-PS

BMT Duta Jaya dengan anggota pembiayaan ditentukan di awal kontrak

dalam bentuk prosentase dan bukan nominal langsung. Nisbah bagi hasil

diketahui dan disetujui oleh kedua belah pihak di awal perjanjian. Hal ini

telah sesuai dengan fatwa DSN nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 bagian

kedua poin nomor 4 huruf b “Bagian keuntungan proporsional bagi setiap

pihak harus diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan

harus dalam bentuk prosentasi (nisbah) dari keun-tungan sesuai

kesepakatan. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan”. Apabila

nisbah bagi hasil dan margin ditentukan melalui prosentase, maka dalam

angsuran pembiayaan mudharabah tersebut nominal yang di setorkan dari

anggota kepada KSP-PS BMT Duta jaya disesuaikan dengan penghasilan

anggota perbulan di tambah dengan angsuran pokok.10

Dalam hal pembayaran denda keterlambatan angsuran, KSP-PS

BMT Duta Jaya menentukan prosentase sebanyak 0,05% perhari dikali

pokok tertunggak.11 Penentuan prosentase tersebut di tentukan di awal

perjanjian pembiayaan akad mudharabah. Apabila mengacu pada fatwa

DSN nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 bagian kedua nomor 4 huruf c

“Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah,

dan pengelola tidak boleh menanggung kerugian apapun kecuali

diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran

kesepakatan”, dan bagian ketiga nomor 3 “Pada dasarnya, dalam

mudharabah tidak ada ganti rugi, karena pada dasarnya akad ini bersifat

amanah (yad al-amanah), kecuali akibat dari kesalahan disengaja,

10Kontrak Pembiayaan Akad Mudharabah BMT Duta Jaya, pasal 1 ayat (2) 11Kontrak Pembiayaan Akad Mudharabah BMT Duta Jaya, pasal 1 ayat (3)

Page 82: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

67

kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan”, dijelaskan bahwa kerugian

apapun yang di alami KSP-PS BMT Duta Jaya selama masa pembiayaan

apabila kerugian tersebut bukan karena kesalahan, kelalaian atau

pelanggaran kesepakatanm oleh anggota maka BMT tidak diperkenankan

meminta denda atau ganti rugi kepada anggota. Kecuali kerugian tersebut

disengaja oleh anggota.

Allah SWT. berfirman,

تجارة عن يآأيها الذين آمنوا ال تأكل أموالكم بينكم بالباطل إال أن تكون

تراض منكم وال تقتلوا أنفسكم إن الله كان بكم رحيما

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan batil kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Dan

janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha

Penyayang kepadamu.12

Pada kontrak pembiayaan akad mudharabah KSP-PS BMT Duta

Jaya, seharusnya menyantumkan sebab-sebab diharuskan nya anggota

membayar denda keterlambatan dan ganti rugi. Dalam kontrak

pembiayaan tersebut hanya tertera prosentase denda keterlambatn tanpa

dijelaskan kriteria anggota yang harus membayar denda atau gant rugi.

Apabila anggota membayarkan denda atau ganti rugi atas kesalahan yang

tidak disengaja, maka dana pembayaran denda tersebut dapat menjadi

angka riba yang akan diterima BMT Duta Jaya. Dan hal tersebut

merupakan kedzaliman yang di lakukan BMT Duta Jaya kepada anggota

karena memaksa anggota membayar denda atau ganti rugi tanpa suatu

alasan tertentu.

12Q.S. an-Nisa : 29

Page 83: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

68

B. Mekanisme Penanganan Sengketa Pembiayaan Bermasalah Pada Akad

Mudharabah di KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

1. Faktor Sengketa Pembiayaan Mudharabah Pada KSP-PS BMT Duta

Jaya Lampung

Dalam kegiatan pembiayaan yang di lakukan oleh lembaga

keuangan perlu di adakan analisis, pertimbangan dan kehati-hatian dalam

melaksanakan pembiayaan. Terutama pada lembaga keuangan mikro yang

pembiayaannya diberikan kepada anggota yang bertaraf ekonomi

menengah kebawah dan sensitif dengan risiko pembiayaan bermasalah.

Selain itu, unsur saling percaya juga sangat diperlukan agar terjaminnya

pengembalian pembiayaan tepat waktu sesuai dengan perjanjian di awal

akad.

Pembiayaan mudharabah yang disalurkan KSP-PS BMT Duta Jaya

Lampung kepada anggota untuk modal kerja dan mengembangkan

usahanya seringkali terjadi hambatan yang menyebabkan pembiayaan

bermasalah dalam pembiayaan akad mudharabah. Hal itu terjadi karena

kemungkinan pembiayaan bermasalah dalam setiap lembaga keuangan

pasti terjadi.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan pembiayaan di KSP-PS

BMT Duta Jaya Lampung seringkali mengalalmi permasalahan. Faktor-

faktor tersebut antara lain13 :

a. Faktor Internal

1) Petugas

Pembiayaan membutuhkan analisis yang akurat, tetapi

dalam hal ini seringkali petugas (Account Officer) memiliki

kemampuan yang terbatas. Sehingga petugas kurang teliti dan

kurang cermat dalam menganalisa calon anggota.

Ketidakmampuan petugas dalam menganalisa secara baik

calon anggota mengakibatkan salah sasaran pembiayaan dan

13Wawancara Eksklusif dengan Khoiruddin, General Secretary BMT Duta Jaya di

Kediaman Beliau pada tanggal 21 Januari 2019

Page 84: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

69

analisis yang dilakukanpun kurang akurat. Jadi risiko yang di

terima KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung pun cukup besar dan

berpotensi masalah dalam pembiayaan.

2) Sistem

Dalam hal sistem dan prosedur pembiayaan yang sudah

ditetapkan oleh KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kerap di

langgar oleh anggota sehingga melanggar aturan yang sudah di

tetapkan. Faktor sistem yang sering di langgar ini juga berkaitan

dengan monitoring yang kurang intensif dari pihak KSP-PS BMT

Duta Jaya Lampung.

Monitoring merupakan simbol yang penting dalam interaksi

kerjasama pembiayaan akad mudharabah. Melalui monitoring

shahibul maal dapat memperoleh informasi yang valid apakah

anggota dapat dipercaya telah mengarahkan semua segala

kemampuan yang dimilikinya untuk usaha tersebut, juga apakah

anggota juga selalu menjaga amanah dengan bertindak jujur dalam

melaporkan hasil yang diperoleh.14

Kejadian yang pernah ditemukan dalam kasus seperti ini

antara lain lokasi usaha anggota yang fiktif dan kasus peminjaman

nama pihak lain dalam pengajuan pembiayaan. Hal seperti itu

sering dilakukan oleh anggota demi mendapatkan pembiayaan

yang mereka inginkan. Akan tetapi karena pengajuan yang mereka

ajukan dengan fakta yang ada dalam lapangan tidak sesuai, hal

tersebut menyebabkan pembiayaan bermasalah.

b. Faktor Eksternal

1) Kondisi usaha anggota yang sedang menurun

Ada kalanya usaha itu sukses dan ada kalanya pula

bangkrut. Bagi anggota yang mengalami kondisi usaha yang

menurun sangat berat sekali untuk mengembalikan pembiayaan

14Mahmudatus Sa’diyah & Nurul Huda, Strategi Penanganan Agency Problem Pada

Pembiayaan Mudharabah Di BMT, JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam), Volume 3 Nomor 2,

Juli-Desember 2018, h. 176

Page 85: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

70

kepada KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung. Hal tersebut

dikarenakan modal yang dikeluarkan tidak sesuai dengan hasil

yang di dapat. Hasilnya anggota tak mampu untuk mengembalikan

pembiayaan bahkan terjadi wanprestasi karena yang dilakukan

tidak sesuai dengan perjanjian.

2) Kebijakan pemerintah

Kebijakan pemerintah merupakan hal yang sangat

dirasakan oleh masyarakat kecil. Dimana anggota KSP-PS BMT

Duta Jaya Lampung merupakan kelompok masyarakat bertaraf

ekonomi menengah kebawah, sedangkan kebijakan pemerintah

saat ini terkadang hanya memihak kepada kelompok masyarakat

dengan taraf ekonomi menengah ke atas atau masyarakat di

wilayah perkotaan saja.

Misalnya saja pada tahun 2017-2019 sangat di gencarkan

sekali pembanguna jalan tol oleh presiden, akan tetapi penggunaan

jalan tol ini hanya di rasakan oleh masyarakat perkotaan saja dan

masyarakat pedesaan tidak merasakan sama sekali dampak dari

pembanguna tol, justru menyita tanah-tanah mereka. Contoh

lainnya antara lain kebihajakan yang selalu mengedepankan usaha

yang di selenggarakan oleh negara dan menngenyampingkan

bahkan membunuh UMKM yang seharusnya menjadi faktor

pertumbuhan ekonomi negara dan kebijakan harga bahan pokok

yang semakin tinggi di wilayah pedesaan.

Hal semacam itu sangat menyengsarakan masyarakat kecil

sehingga banyak UMKM yang gulung tikar bahkan lembaga

keuangan mikro yang bangkrut akibat dari kebijakan pemerintah.

Page 86: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

71

3) Fource Major15

Banyak hal yang terjadi di luar kemampuan manusia,

misalnya saja bencana alam dan seseorang meninggal dunia. Hal

tersebut sangat berpengaruh sekali dengan pengembalian

pembiayaan.

Terutama bencana alam yang saat ini kerap kali terjadi di

Indonesia seperti banjir, angin ribut, kebakaran dan lain

sebagainya. Apabila tempat usaha anggota terkena bencana alam

tersebut maka akan berdampak pada sirkulasi keuangan anggota

untuk menanggulangi kerugian yang di alaminya.

Seperti yang dialami bapak Wanto yang mengajukan

pembiayaan untuk budi daya ikan mas. Ketika mengajukan

pembiayaan beliau yakin sekali akan berhasil karena memiliki

penglamana yang mumpuni di bidang ini, akan tetapi setelah

beberapa minggu usaha berjalan tiba-tiba hujan lebat yang

mengakibatkan kondisi air tidak stabil dan banyak ikan yang mati.

Dari sini bapak wanto mulai bermasalah dalam melakukan

pengembalian pembiayaan mudharabah.16

2. Penanganan Sengketa Pembiayaan Bermasalah Pada Akad

Mudharabah di KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

Sengketa merupakan bentuk aktualisasi dari suatu perbedaan

pendapat atau pertentangan keinginan antara kedua belah pihak maupun

lebih. Dimana salah satu pihak merasa di rugikan atau merasa kurang

puas dengan ketentuan yang di terimanya. Dalam sengketa ekonomi

syariah khususnya dalam sengketa pembiayaan di lembaga keuangan

syariah non-bank, para pihak diberi kebebasan untuk memilih cara

15Fource Major yang berarti “kekuatan yang lebih besar” adalah suatu kejadian yang

terjadi diluar kemampuan manusia dan tidak dapat dihindarkan sehingga suatu kegiatan tidak

dapat dilaksanakan atau tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. 16Wawancara dengan Bapak Wanto, Anggota BMT Duta Jaya di kediaman beliau, Sri

Gading pada tanggal 23 Januari 2019

Page 87: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

72

penyelesaian sengketa.17 Apakah pilihan itu melalui jalur litigasi atau

jalur non-litigasi (Pengadilan Agama) dengan mempertimbangkan

kesepakan kedua belah pihak untuk menemukan titik temu dari

sengketa tersebut.

Dalam praktik pembiayaan mudharabah di KSP-PS BMT Duta

Jaya memang di temukan banyak anggota yang bermasalah dalam

pembiayaan tersebut. Dari faktor-faktor pembiayaan bersamasalah

menyebabkan kerugian yang dihadapin BMT Sehingga perputaran

keuangan di BMT terhambat dan meningkatkan nilai NPF pada

Laporan Akhir Tahun BMT. Akan tetapi tidak semua anggota

bermasalah dalam pembiayaan, ada juga anggota yang patuh dan

menjalankan usahanya dengan maksimal sehingga dapat

mengembalikan pembiayaan sesuai perjanjian.

Dalam pembiayaan mudharabah terdapat beberapa golongan

anggota yang bermasalah maupun lancar dalam pembiayaan

mudharabah. Golongan tersebut diklasifikasikan sesuai dengan tingkat

kemampuan anggota dalam angsuran pembiayaan. Golongan tersebut

yaitu18 :

a. Golongan lancar, yaitu anggota yang menjalankan perjanjian

pembiayaan sesuai dengan isi kontrak perjanjian dan menyelesaikan

perjanjian permbiayaan tepat waktu tanpa kendala dan keluhan

apapun.

b. Golongan diperhatikan, yaitu anggota yang dinilai oleh pihak KSP-

PS BMT Duta Jaya Lampung harus mendapatkan pelayanan

monitoring secara khusus karena di nilai akan ada kemungkinan

terjadinya pembiayaan bermasalah pada golongan ini. Anggota pada

golongan ini terlambat membayar angsuran selama 30 hari.

c. Golongan kurang lancar, yaitu merupakan anggota yang mulai

sedikit bermasalah dalam angsuran pembiayaan. Misalkan dalam

17Mustaming, Penyelesaian Snegketa Akad Pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro,

Jurnal Muamalah, Volume IV Nomor 2, Agustus 2014, h.1 18 Dokumen dari Sulis, Akuntan BMT Duta Jaya

Page 88: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

73

perjanjian pembiayaan, anggota harus membayar angsuran pada

minggu pertama di awal bulan tetapi justru anggota membayar di

minggu keempat. Hal ini menjadikan golongan ini kurang lancar,

tetapi dari pihak BMT masih memberikan toleransi untuk golongan

ini. pada golongan ini, anggota tidak membayar angsuran selama

lebih dari 60 hari sejak jatuh tempo.

d. Golongan diragukan, yaitu golongan yang mulai bermasalah dalam

angsuran pembiayaan. Golongan ini terlambat dalam pembayar

angsuran melebihi 3 bulan dari perjanjian.

e. Golongan macet, yaitu anggota yang sudah tidak membayar

angsuran pembiayaan dalam jangka waktu yang lama dan sudah

diberikan surat peringatan atau somasi oleh KSP-PS BMT Duta

Jaya.

Dalam beberapa golongan tersebut, golongan anggota

bermasalah dalam pembiayaan itu terdapat pada golongan nomor 4 dan

5. Karena anggota dalam kategori golongan tersebut sudah melanggar

perjanjian/wanprestasi pembiayaan mudharabah dan menyebabkan

fluktuasi keuangan BMT terganggu.

Tabel 4.1 : Laporan Kolektabilitas Pembiayaan Konsolidasi Pembiayaan

Akad Mudharabah KSP-PS BMT Duta Jaya

Keterangan 2016 2017 2018

Rp % Rp % Rp %

Lancar 44,614,906,893.30 97.11 % 35,246,737,850 97.03 % 30,918,554,299.00 97.22 %

Diperhatikan 44,131,906.40 1.01 % 361,025,467 0.99 % 317,410,523.00 1.00 %

Kurang Lancar 401,980,535.16 0.92 % 251,411,565 0.69 % 271,899,235.00 0.85 %

Diragukan 245,059,598.72 0.56 % 244,281,325 0.67 % 143,253,119.00 0.45 %

Macet 175,526,421.42 0.40 % 222,211,588 0.61 % 151,283,541.00 0.48 %

NPF 1,266,698,461.70 2.89 % 1,078,929,945 2.97 % 883,846,418.00 2.78 %

Total 43,881,605,355.00 100.00 % 36,325,667,795 100.000 % 31,802,400,717.00 100.00 %

Sumber : Dokumentasi Laporan Keuangan KSP-PS BMT Duta Jaya

Page 89: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

74

Dalam pembiayaan mudharabah, apabila anggota tidak dapat

membayar kewajiban angsuran pembiayaan kepada KSP-PS BMT

Duta Jaya selama 3 bulan berturut-turut bahkan setelah diberikan

somasi atau surat peringatan pembayaran utang maka dilakukan

penyitaan jaminan. Kemudian, jaminan akan menjadi milik BMT dan

akan dijual sesuai dengan ketentuan dan harga pasar untuk menutup

tunggakan anggota bermasalah. Akan tetapi hal tersebut dilakukan

apabila anggota telah benar-benar tidak mampu dalam pembayaran

angsuran dalam kondisi tertentu dan jaminan tersebut tidak di

eksekusi melalui pengadilan umum.19

Dari permasalahan pembiayaan yang disebabkan oleh

karakteristik anggota dari beberapa golongan yang bermasalah, KSP-

PS BMT Duta Jaya tidak membiarkan begitu saja permasalahan

pembiayaan tersebut. Apabila pada analisa telah terdapat sebuah

permasalahan atau sengketa dalam pembiayaan, maka BMT

mengambil langkah dengan segera untuk menyelesaikan

permasalahan tersebut.

Ada beberapa pendekatan bagi Lembaga keuangan untuk

meminimalisir dan menyelesaikan sengketa pembiayaan bermasalah,

yaitu20 :

a. Soft Approach

Merupakan tindakan preventif bukan defensive yang melakukan

pencegahan dengan strategi berupa pembinaan terhadap

masyarakat.

b. Hard Approach

Yaitu tindakan yang melibatkan jalur hukum dan dapat dijatuhi

hukum berupa perundang-undangan yang berlaku.

19Wawancara Eksklusif dengan Pujo Siswoyo, Direktur BMT Duta Jaya di Kediaman

Beliau pada tanggal 28 Februari 2019 20https://www.kompasiana.com/ria78562/5b01a577f1334437025dbc92/penyelesaian-

pembiayaan-bermasalah-bank-syariah-arbitrase-syariah?page=all di akses pada pukul 07.45 hari

rabu tanggal 1 mei 2019

Page 90: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

75

Dilihat dari golongan anggota yang bermasalah, dapat

disimpulkan bahwa permasalahan yang dihadapi BMT yaitu

angnsuran macet. Maka pertimbangan pilihan pendekatan untuk

menyelesaikan masalah tersebut kembali kepada asas pendirian BMT

yaitu Undang-undang nomor 25 tahun 1992 yang menggunakan asas

kekeluargaan dalam pendirian nya.

Pendekatan soft approach lebih utama digunakan untuk

meminimalisir risiko permasalahan yang terjadi. Hal tersebut

dilakukan karena melihat sisi humanis lebih di utamakan untuk

menjadikan anggota sebagai aset berharga BMT. Tanpa adanya

anggota, maka akan sulit mengembangkan BMT karena BMT sendiri

didirikan atas dasar kekeluargaan.

Adapun beberapa upaya sikap yang sesekali digunakan untuk

pedekatan penyelesaian masalah tersebut adalah :

a. Defensif

BMT harus dapat memaklumi apabila anggota bersikap defentif

pada saat diberi tahu bahwa karena perkembangan kondisi

kegiatan usaha dan keuangan mereka yang kurang

menguntungkan.

b. Sensitif

BMT harus dapat menyimpulkan apakah anggota mempunyai sifat

pemarah dan menjadi sensitif karena kondisi usaha sedang tidak

menguntungkan.

c. Konfrontatif

Hampir sama dengan defensif, yaitu tidak mau bekerjasama

dengan BMT untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi

anggota dengan baik.

Sistematika penyelesaian masalah yang dilakukan di KSP-PS

BMT Duta Jaya Lampung tidak jauh berbeda dengan lembaga

keuangan syariah pada umumnya. Ketika didapati anggota bermasalah

dalam angsuran pembiyaan, BMT memberikan upaya penyelamatan

Page 91: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

76

dari pembiayaan yang sudah diberikan kepada anggota. Salah satu

langkah yang di ambil yaitu metode musyawarah atau negosiasi.

Kedua belah pihak antara BMT dan anggota bersama-sama mencari

solusi dari permasalahan yang di alami anggota dengan

bermusyawarah, kemudian melakukan penyelamatan pembiayaan agar

kegiatan pembiyaan tetap berjalan dan memberikan profit pada kedua

belah pihak.

Permasalahan yang ada harus di selesaikan karena kedua belah

pihak sudah terikat oleh perjanjian di awal yang mereka sepakati.

Salah satu asas perjanjian yaitu Pacta Sunt Servanda. Asas ini

merupakan asas pengikat sebuah perjanjian yang berarti para pihak

yang membuat perjanjian itu terikat pada kesepakatan perjanjian yang

telah mereka sepakati.21 Asas Pacta Sunt Servanda terdapat dalam

Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata “Semua persetujuan yang dibuat

sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai undang-undang bagi

mereka yang membuatnya”, dan ayat (2) “Persetujuan itu tidak dapat

ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau

karena alasan-alasan yang ditentukan oleh undang-undang.

Persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik”.

Asas Pacta Sunt Servanda diperlakukan pada tahap pra-

kontraktual.22 Hal tersebut berkaitan dengan niat baik para pihak

sebelum melakukan perjanjian tersebut. tahap kontraktual berkaitan

dengan itikad baik dan kepercayaan pada saat proses negosiasi.

Sedangkan apda tahap pra-kontraktual prinsiptersebut diperlukan

sebagai bentuk pertanggungawaban dalam pelaksanaan setelah

berjalannya suatu perjanjian.

21Syaeful Bahri & Jawade Hafidz, Penerapan Asas Pacta Sunt Servanda Pada Testament

Yang Dibuat Dihadapan Notaris Dalam Prespektif Keadilan, Jurnal Akta, Nolume 4 Nomor 2,

Juni 2017, h. 154 22Syaeful Bahri & Jawade Hafidz, Penerapan Asas Pacta Sunt Servanda Pada Testament

Yang Dibuat Dihadapan Notaris Dalam Prespektif Keadilan, Jurnal Akta, Nolume 4 Nomor 2,

Juni 2017, h. 155

Page 92: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

77

Dalam hukun Islam, asas Pacta Sunt Servanda dikenal dengan

asas al-hurriyah (Kebebasan). Berdasarkan asas al-hurriyah para

pihak diberikan kebebasan melakukan perjanjian. Namun kebebasan

tersebut tidak bersifat absolut. Meski diberikan kebebasan dalam

melakukan perjanjian pasti ada batasan yang harus dipatuhi. Selain

menetapkan perjanjian, para pihak juga harus mematuhi perjanjian

yang telah disepakatinya dan salah satu pihak tidak boleh

mengingkarinya.23

Hal tersebut terdapat lalam Qur’an surat al-Baqarah ayat 256

dan Qur’an surat al-Maidah ayat 1,

ين قلى آلإكراه في الد شد من الغي قد تبين الر .........ج

Artinya : Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam),

sesunggunhnya telah jelas jalan yang benar darinpada jalan yang

sesat.......24

يآأيها الذين آمنوا أوفوا بالعقود ..........قلى

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad

itu..........25

Tertera juga asas Pacta Sunt Servanda dalam Pasal 21 KHES

(Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah) huruf a yaitu

“amanah/menepati janji; setiap akad wajib dilaksanakan oleh para

pihak sesuai dengan kesepakan yang ditetapkan oleh yang

bersangkutan dan pada saat yang sama terhindar dari cidera-janji”

dan huruf j “itikad baik; akad dilakukan dalam rangka menegakan

kemaslahatan, tidak mengandung unsur jebakan dan perbuatan buruk

lainnya”.

Dalam KHES pasal 21 tersebut dijelaskan bahsa siapapun

yang akan melakukan perjanjian kerjasama hendaknya memiliki itikad

23https://business-law.binus.ac.id/2017/03/31/asas-pacta-sunt-servanda-dalam-hukum-

positif-dan-hukum-islam/ di akses pada hari Kamis tanggal 2 Mei 2019 pukl 08.12 WIB 24Q.S. al-Baqarah ayat 256 25Q.S. al-Maidah ayat 1

Page 93: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

78

baik dan berlaku amanah agar perjanjian berjalan sesuai dengan

kesepakatan di awal kontrak. Karena perjanjian bersifat mengikat dan

meiliki kekuatan hukum, jika salah satu pihak melanggar maka akan

melrugikan pihak lain.

Dalam praktek lapangan penyelesaian pembiayaan

mudharabah bermasalah oleh KSP-PS BMT Duta jaya, penulis

menemukan ada beberapa metode penyelesaian pembiayaan

bermasalah yang dilakukan KSP-PS BMT Duta Jaya dengan

menyesuaikan kemampuan anggota yang bermasalah. Ketika anggota

bermasalah benar-benar tidak dapat mengembalikan angsuran

pembiayaan, maka ada beberapa cara yang dilakukan pihak KSP-PS

BMT Duta jaya untuk meminimalisir kerugian akibat ketidak

kemampuan anggota.

Ada beberapa sistematika praktik penyelesaian sengketa untuk

meminimalisir kerugian lembaga26, yaitu :

1. Penghapusan nisbah bagi hasil.

Salah satu cara penyelesaian pembiayaan mudharabah

bermasalah oleh KSP-PS BMT Duta Jaya yaitu menghapus nisbah

bagi hasil yang harus di angsur oleh anggota dengan

mengembalikan jumlah pokok pembiayaan. Hal tersebut dinilai

dapat meminimalisir risiko kerugian BMT.

Hal ini sesuai dengan fatwa nomor 19/DSN-MUI/IV/2001

tentang Al-Qardh bagain pertama nomor 2 “Nasabah al-Qordh

wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu

yang telah disepakati”. Dimana anggota diharuskan membayar

pokok pinjamannya saja setelah dilakukan musyawarah antara

kedua belah pihak dan mengganti akad mudharabah menjadi qordh

al-hasan dengan menyesuaikan fatwa nomor 49/DSN-MUI/II/2005

26Wawancara Eksklusif dengan Pujo Siswoyo, Direktur BMT Duta Jaya di Kediaman

Beliau pada tanggal 24 Januari 2019

Page 94: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

79

tentang Konversi Akad Murabbahah dan dapat digunakan juga

dalam akad mudharabah.

Contoh kasus : Pak Wanto mengajukan pembiayaan mudharabah

sebesar Rp.10.000.000 untuk budidaya ikan Gurame. Setelah

terjadi musibah diluar kemampuan Pak Wanto, beliau pun tidak

mampu mengembalikan pembiayaan sesuai dengan perjanjian.

Kemudian pihak BMT Duta Jaya melakukan analisis kemapuan

Bapak Wanto dalam pengembalian pembiayaan dan dinilai masih

sanggup untuk mengembalikan pembiayaan tersebut. akan tetapi

setelah dilakukan perundingan atau musyawarah antara BMT dan

Bapak Wanto, Bapak Wanto ternyata masih memiliki I’tikad baik

untuk mengembalikan pembiayaan tetapi tidak mampu untuk

memberikan bagi hasil kepada BMT. Akhirnya pihak BMT pun

memberikan keringanan berupa penghapusan nisbah bagi hasil dan

menetapkan nilai pengembalian sejumlah dengan pembiayaan awal

yaitu Rp.10.000.000.27

2. Mengurangi nominal modal awal.

Apabila anggota masih sukar untuk menyelesaikan dengan

metode tersebut dan setelah di analisis oleh pihak KSP-PS BMT

Duta Jaya benar-benar tidak mampu untuk melakukan nya, maka

total jumlah pembiayaan pada perjanjian awal yang sudah di hapus

nisbah bagi hasilnya dikurangi sesuai dengan kemampuan anggota.

Pada fatwa nomor 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang Al-Qardh

bagian pertama nomor 6 “Jika nasabah tidak dapat mengembalikan

sebagian atau seluruh kewajibannya pada saat yang telah sepakati

dan LKS telah memastikan ketidakmampuannya, LKS dapat : a)

memperpanjang jangka waktu pengembalian ; b) menghapus (write

off) sebagian atau seluruh kewajibannya”. Dalam ketentuan write

off juga pengembalian modal awal dapat di kurangi sebagian sesuai

dengan kapabilitas anggota.

27Survey Penelitian di kediaman pak Wanto, Sri Gading, 23 Januari 2019

Page 95: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

80

Contoh kasus : Ibu Rosawati mengajukan pembiayaan mudharabah

sebesar Rp.20.000.000 untuk pengadaan mesin pencari udang bagi

nelayan di laut. Tetapi setelah terjadi hal yang tidak di inginkan,

Ibu Rosawati mengalami kerugian dan tidak dapat mengembalikan

pembiayaan secara utuh. Pihak BMT Duta Jaya melakukan analisis

kemampuan finansial Ibu Rosawati dan ternyata kondisi nya

memang benar-benar tidak memungkinkan untuk mengembalikan

pembiayaan secara utuh. Setelah itu BMT melakukan musyawarah

dengan Ibu Rosawati untuk mencari solusi terbaik. Dan akhirnya

kedua belah pihak setuju dengan Ibu Rosawati hanya

mengembalikan pembiayaan sebanyak Rp.16.500.000 dari

pembiayaan awal sejumlah Rp.20.000.000 dalam jangka waktu

yang telah di setujui dan hal tersebut tidak memberatkan Ibu

Rosawati.28

Dalam penyelesaian sengketa dengan motede di atas, di

temukan semua pembiayaan bermasalah di KSP-PS BMT Duta Jaya

dapat terselesaikan walaupun membutuhkan jangka waktu

penyelesaian yang cukup lama tanpa dilakukannya penyitaan maupun

eksekusi jaminan. Bahkan ada pembiayaan yang diajukan tahun 2008

dan baru selesai pada bulan desember tahun 2018.29

Terlampir dalam Akad Perjanjian Pembiayaan Mudharabah

KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung Pasal 2 ayat (5) menyatakan “Bila

terjadi wanprestasi maka akan di selesaikan dengan cara

musyawarah untuk mufakat, bila tidak dapat kemufakatan maka

kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan secara hukum.”30

Dalam Fatwan DSN Nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang

Pembiayaan Mudharabah (Qiradh), pada bagian ke-empat nomor 4

disebutkan “Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya

28Survey penelitian di kediaman ibu Rosawati, Labuhan Maringgai, 23 Januari 2019 29Wawancara Eksklusif dengan Khoiruddin, General Secretary BMT Duta Jaya di

Kediaman Beliau pada tanggal 21 Januari 2019 30 Akad Perjanjian Mudharabah BMT Duta Jaya

Page 96: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

81

atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka

penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari'ah setelah

tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.”

Langkah yang diambil BMT Duta Jaya sudah tepat menurut

Fatwa DSN MUI Nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 yang menjelaskan

bahwa memang penyelesaian sengketa pembiayaan mudharabah

diselesaikan memalui Badan Arbitrase Syariah, tetapi sebelum

permasalahan di bawa ke ranah Badan Arbitrase Syariah harus dilalui

dengan langkah musyawarah terlebih dahulu. Melalui musyawarah

inilah pihak BMT dan anggota pembiayaan bermasalah dapat

menentukan mufakat dan mengetahui permasalahan sebenarnya yang

dialami anggota kemudian antara kedua belah pihak dapat saling

memberi solusi satu sama lain.

Dalam al-Qu’ran Allah SWT pun memerintahkan manusia

untuk melakukan musyawarah atas urusan yang dilakukan manusia.

ا لة وأمرهم شورى بينهم ومم والذين أستجابوا لرب هم و أقاموا الص

رزقناهم ينفقون

Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan tuhannya

dan mendirikan sholat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan

musyawarah antara mereka dan mereka menafkahkan sebagian dari

rezeki yang kami berikan kepada mereka.31

Dalam sebuah Hadis Rasulullah SAW. yang diriwayatkan oleh

Tirmizi dari ‘Amr bin ‘Auf tentang sebuah perdamai,

م حلال أو أحل حراما و لح جائز بين المسلمين إال صلحا حر الص

م حلال أو أحل حراما المسلمون على شروطهم إال شرطا حر

“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali

perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan

yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat

31Q.S. Asy-Syuro : 38

Page 97: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

82

mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau

menghalalkan yang haram.”32

Begitu juga dalam Pasal 5 ayat (1) b Undang-undang Nomor

25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian bahwa “pengelolaan

dilakukan secara demokratis.” Selain solusi yang di tawarkan pihak

KSP-PS BMT Duta Jaya kepada anggota bermasalah, pihak anggota

pun diperbolehkan memberikan saran untuk penyelesaian tersebut.

Karena di lihat dari negara ini juga merupakan negara dekokrasi

yang mana semua pihak dapat memberikan suara dan saran untuk

menyelesaikan suatu permasalahan.

Pada pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 30 tahun 1999

tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa disebutkan

“Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar

peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang

dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa.” Salah satu

bentuk Arbitrase yaitu Negosiasi yang dilakukan KSP-PS BMT Duta

Jaya untuk menyelesaikan sengketa pembiayaan di luar pengadilan

atau non-litigasi atau tidak sampai pada penyelesaian secara hukum.

Dalam hal musyawarah untuk menyelesiakan pembiayaan

bermasalah ini juga merupakan jalur non-litigasi yang di tempuh

pihak KSP-PS BMT Duta Jaya. Alasan jalur ini di pilih oleh para

pihak karena apabila permasalahn pembiayaan di KSP-PS BMT

Duta Jaya sudah memasuki ranah hukum, maka akan banyak biaya

yang akan dikeluarkan. Menimbang pembiayaan yang diajukan

anggota bermasalah tidak terlalu besar karena hanya mencakup

sektor mikro. Dan hal tersebut juga akan menambah beban anggota

dan menyita waktu KSP-PS BMT Duta Jaya apabila penyelesaian

melalui jalur litigasi.

Sistem penyelesaian sengketa pembiayaan berupa metode

musyawarah juga serupa dengan salah satu Alternatif Penyelesaian

32Sabda Rasulullah SAW. yang diriwayatkan oleh Tirmizi dari ‘Amr bin ‘Auf

Page 98: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

83

Sengketa yaitu Negosiasi. Yang mana negosiasi sebagai sarana bagi

para pihak yang bersengketa untuk mendiskusikan penyelesaiannya

tanpa keterlibatan pihak ketiga sebagai penengah, sehingga tidak ada

prosedur baku. Akan tetapi prosedur dan mekanismenya diserahkan

kepada kesepakatan para pihak yang bersengketa tersebut.33

Dalam praktiknya oleh KSP-PS BMT Duta Jaya, sistem

negosiasi sama seperti musyawarah yang mempertemukan kedua

belah pihak antara KSP-PS BMT Duta Jaya dan anggota bermasalah

untuk berdiskusi mencari solusi dari permasalahan yang di alami

anggota tersebut tanpa melibatkan pihka ketiga.

Ketentuan pada pasal 49 Undang-undang Nomor 7 Tahun

1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3

Tahun 2006 menetapkan sebagai berikut :

Pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus

dan menyelesaian perkara ditingkat pertama antara orang-orang

yang beragama Islam dibidang :

1) Perkawinan

2) Waris

3) Wasiat

4) Hibah

5) Wakaf

6) Zakat

7) Infaq

8) Shadaqah

9) Ekonomi Syariah

Di tinjau dari aspek hukum penyelesaian sengketa ekonomi

syariah, pembiayaan bermasalah yang ada di KSP-PS BMT Duta

Jaya merupakan salah satu dari sengketa ekonomi syariah yang

terjadi di Lembaga keuangan Mikro. Secara regulasi memang

33http://business-law.binus.ac.id/2017/05/31/ragam-dan-bentuk-alternatif-penyelesaian-

sengketa/#_ftn5 di akses hari selasa tanggal 5 Februari 2019, pukul 22.19 WIB

Page 99: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

84

seharusnya di selesaikan melalui pengadilan agama, akan tetapi

regulasi tersebut terbatas dengan fatwa DSN Nomor 07/DSN-

MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh) yang

menganjurkan penyelesaian sengketa tersebut ke Arbitrase Syariah

setelah tidak ditemukan solusi melalui musyawarah.

Tidak ada ketentuan absolut yang mengharuskan semua itu.

Apa yang dilakukan KSP-PS BMT Duta Jaya disesuaikan dengan

al-maslahah al-mursalah sesuai dengan kebutuhan masyarakat

yaitu penyelesaian melalui musyawarah atau negosiasi. Justru

dengan metode tersebut akan melahirkan keputusan yang diketahui

dapat memuaskan kedua belah pihak memalui Pengadilan Agama

yang justru akan menambah beban anggota dengan segala

keterbatasnnya. Dan menurut penulis tidak ada larangan mengenai

penyelesaian sengketa melalui musyawarah atau negosiasi,

sekalipun menurut regulasi dan fatwa harus diselesaikan melalui

Arbitrase Syariah dan Pengadilan Agama. Karena melihat dalam

musyawarah akan ditemukan transparansi keputusan dan tidak

akan ada pihak yang dirugikan dengan persetujuan keduanya

Sesuai dengan sebuha kaidah yaitu,

أبي عن وغيرهما والدارقطني ماجه ابن )رواهال ضرر وال ضرار

(الخدري سعيد

Artinya : “Tidak boleh membahayakan diri sendiri maupun orang

lain” (HR, Ibnu Majah, Daraquthni, dan yang lain dari Abu Sa’id al-

Khudri).

BMT Duta Jaya sebagai Koperasi Simpan Pinjam dan

Pembiayaan Syariah (KSP-PS) dengan pembiayaan di sektor mikro,

semua praktik penyelesaian sengketa pembiayaan mudharabah

berupa musyawarah dan negosiasi pun menjadi cara yang efektif

bagi BMT Duta Jaya untuk menyelesaikan pembiayaan bermasalah.

Tanpa harus berurusan dengan hukum atau litigasi yang akan

Page 100: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

85

menambah biaya dan beban bagi kedua belah pihak juga menyita

waktu cukup lama hanya untuk menyelesaikan pembiayaan yang

nominalnya tidak cukup besar dan hanya di sektor mikro.

Page 101: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari analisis dan pembahasan di atas, dapat diambil beberapa

kesimpulan. Yaitu :

1. Kesesuaisan Implementasi Penerapan Akad Mudharabah di KSP-PS

BMT Duta Jaya Lampung dengan Fatwa DSN Nomor 07/DSN-

MUI/IV/2000.

a. Dalam praktiknya, BMT Duta Jaya memberikan pembiayaan kerja

sama kepada anggota dengan jenis pembiayaan akad mudharabah

muthlaqah.

b. Sesuai dengan fatwa DSN nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 bagian

pertama nomor 2 bahwa KSP-PS BMT Duta Jaya sebagai shahibul

maal memberikan 100% modal kepada anggota sebagai mudharib.

c. Dalam penentuan nisbah bagi hasil dan margin keuntungan KSP-PS

BMT Duta Jaya di tentukan oleh prosentase yang mana kedua pihak

mengetahui dan menyetujui pembagian tersebut di kesepakatan awal

perjanjian pembiayaan akad mudharabah dan kedua belah pihak

tidak merasa di berakan maupun dirugikan atas perjanjian tersebut.

Sesuai dengan fatwa DSN nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 bagian

kedua nomor 4 huruf b.

d. Dalam Fatwa DSN nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 bagian pertama

nomor 7 bahwa pada prinsipnya, dalam pembiayaan akad

mudharabah tidak ada jaminan. Tetapi karena menimbang Istinbath

yang dilakukan DSN-MUI yang merupakan jaminan adalah

mashlahah al-mursalah agar menghindari moral hazard atau sesuatu

yang tidak diinginkan oleh kedua belah pihak maka di KSP-PS BMT

Duta Jaya menerapkan jaminan dalam perjanjian akad mudharabah.

Jaminan juga merupakan suatu yang dianggap bermanfaat karena

Page 102: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

87

dapat meminimalisir kerugian kedua belah pihak dari risiko

pembiayaan.

e. Sesuatu yang kurang sesuai dalam implementasi pembiayaan akad

mudharabah di KSP-PS BMT Duta Jaya yaitu adanya penerapan

denda atas keterlambatan pembayaran angsuran oleh anggota. Hal

tersebut bertentangan dengan Fatwa DSN nomor 07/DSN-

MUI/VI/2000 bagian ketiga nomor 3 yaitu tidak adanya ganti rugi

dalam perjanjian akad mudharabah, kecuali akibat kelalaian

kesalahan yang disengaja, kelalaian dan pelanggaran kesepakatan

oleh anggota. Dalam penerapan denda atau ganti rugi pada BMT

Duta Jaya, besaran denda di tentukan dengan prosentase di awal

perjanjian tanpa di jelaskan kriteria anggota yang wajib membayar

denda tersebut. Hal tersebut di nilai merupakan kedzaliman oleh

BMT Duta Jaya karena tidak memberiakan kesempatan kepada

anggota untuk menjelaskan faktor-faktor pelanggaran tersebut.

2. Mekanisme Penanganan Sengketa Pembiayaan Bermasalah Pada Akad

Mudharabah di KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung.

a. Ada beberapa tingkatan golongan anggota dalam pembiayaan akad

midharabah di KSP-PS BMT Duta Jaya,

1) Golongan lancar

2) Golongan khusus

3) Golongan kurang lancar

4) Golongan yang diragukan

5) Golongan macet.

b. Jenis pendekatan penyelesaian sengketa pembiayaan bermasalah oleh

KSP-PS BMT Duta Jaya adalahsebagai berikut :

1) Soft Approach

2) Hard Approach

Page 103: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

88

c. Upaya sikap yang sesekali digunakan untuk pedekatan penyelesaian

masalah tersebut adalah :

1) Defensi

2) Sensitif

3) Konfrontatif

d. Ada beberapa strategi KSP-PS BMT Duta Jaya dalam meminimalisir

kerugian akibat pembiayaan bermasalah. Yaitu :

1) Menghapus/write off prosentase nisbah bagi hasil bagi anggota

dan mewajibakan mengembalikan jumlah pokok pembiayaan.

2) Total jumlah pinjaman pembiayaan akad mudharabah bagi

anggota dikurangi sesuai dengan kemapuan anggota dalam

pengembalian pembiayaan.

e. Sesuai dengan fatwa DSN Nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 bagian ke-

empat nomor 4, menganjurkan KSP-PS BMT Duta Jaya

menyelesaikan sengketa pembiayaan bermasalah di Arbitrase Syariah

setelah tidak adanya kesepakatan melalui musyawarah.

f. Pada pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 30 tahun 1999 tentang

Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. KSP-PS BMT Duta

Jaya menggunakan metode Negosiasi yang merupaka penyelesaian

masalah tanpa pihak ketiga.

g. Karena KSP-PS BMT Duta Jaya di bangun atas dasar kekeluargaan

sesuai dengan Pasal 2 Undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang

Perkoperasian, BMT Duta Jaya meyelesaiakan setiap sengketa

pembiayaan bermasalah melalui cara kekeluargaan yaitu dengan

musyawarah.

h. Melalui musyawarah, KSP-PS BMT Duta Jaya dapat menemukan

solusi dari setiap sengketa pembiayaan mudharabah bermasalaha dan

dapat meminimalisir risiko melalui metode tersebut.

Page 104: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

89

B. Saran

Setelah menyelesaiakan penelitian ini, penulis memberkan beberapa

saran sebagai berikut :

1. Untuk meminimalisir pembiayaan bermasalah di KSP-PS BMT Duta Jaya,

ada beberapa metode yang perlu dilakukan BMT untuk meningkatkan

prinsip kehati-hatian di awal pembiayaan, antara lain :

a) Perbaikan sistem administrasi pembiayaan yang sekiranya perlu di

perbaharui

b) Pertimbangan persetujuan pembiayaan

c) Collateral (agunan) yang sesuai dengan jumlah pembiayaan

d) Monitoring yang lebih intensif perlu dilakukan oleh KSP-PS BMT

Duta jaya untuk mengidentifikasi adanya faktor yang menyebabkan

usaha anggota bermasalah.

2. Salah satu faktor pembiayaan bermasalah di KSP-PS Duta Jaya

disebabkan karena kurangnya kesadaran akan tanggung jawab anggota

terhadap perjanjian pembiayaan tersebut. Maka dari itu KSP-PS BMT

Duta Jaya perlu mengadakan penyuluhan terkait dengan urgensi tanggung

jawab yang merupakan amanah yang harus dilaksanakan semaksimal

mungkin.

3. Perlu adanya kajian terhadap fatwa DSN-MUI yang diadakan oleh KSP-

PS BMT Duta Jaya untuk menambah wawasan anggota tentang kesesuaian

akad-akad syariah yang diterapkan pada KSP-PS BMT Duta Jaya.

4. Dalam pembagian nisbah bagi hasil, seharusnya porsi anggota lebih

banyak dibandingkan dengan BMT. Karena dalam salah satu ketentuan

pembiayaan, semua beban administrasi di bebankan kepada anggota.

5. Jaminan atas pembiayaan akad mudharabah lebih baik disesuaikan dengan

plafon pembiayaan agar tidak ada permasalahan berlanjut ketika eksekusi

jaminan.

6. Dalam hal denda atau ganti rugi, disarankan agar KSP-PS BMT Duta Jaya

mencamtumkan kriteria anggota yang diwajibkan membayar denda atau

ganti tugi agar KSP-PS BMT Duta Jaya tidak mendzalimi anggota

Page 105: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

90

dikarenakan mewajibkan semua anggota yang melanggar perjanjian tanpa

diberikan kepada anggota menjelaskan faktor-faktor permasalahan mereka.

7. Bagi peneliti selanjutnya di sarankan agar lebih memahami skema

pembiayaan dengan konsep nisbah bagi hasil, agar lebih jelas diketahui

kesesuaian nisbah bagi hasil dengan ketentuan syariah.

Page 106: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

91

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Sudarsono Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, (Yogyakarta: Ekonisia,

Cet. ke-3, 2005).

Yunus Lulail Jamal, Manajemen Bank Syariah, (Malang: UIN Malang Press,

2009).

Moleong J. Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2005).

Brata Surya Sumardi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Grafindo Persada.

Cet.ke-13. 2002).

Sugiyono, Memahami Penelitian KualitatifI. (Bandung: Alfabeta, Cet.ke-5. 2005).

Nawawi Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada

University Press. 2001).

Kopalaking D.A. Anita, Asas Iktikad Baik Dalam Penyelesaian Sengketa Kontrak

Melalui Arbitrase, (Bandung: P.T. Alumni, 2013).

Nugroho Adi Susanti, Penyelesaian Sengketa Arbitrase Dan Penerapan

Hukumnya, (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2015).

Natasirait Ningrum, Bentuk ADR Dan Prinsip-Prinsip Mediasi, 2002.

Sjahdeini Remy Sutan, Perbankan Syariah, Produk-Produk dan Aspek

Hukumnya, (Jakarta: PT. Adhitya Andrebina Agung, Pranadamedia Group,

2014).

Haroen Nasrun, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007).

Amalia Euis, Keuangan Mikro Syariah, (Bekasi: Gramata Publishing, 2016).

Page 107: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

92

Buku Petunjuk Pelaksanaa Kegiatan Usaha Pembiayaan Pola Syariah Bagi KSP-

PS.

Perhimpunan BMT Indoneisa,Pedoman Akad Syariah (PAS), PT. Permodalan

BMT Ventura, Maret, 2014.

Jurnal & Prosiding

Mustaming, Pengeyelsaian Sengketa Akad Lembaga Keuangan Mikro, Jurnal

Muamalah : Vol IV, 2014, h. 1.

Eni Susana & Annisa Prasetyanti, Pelaksanaan dan Sistem Bagi hasil

Pembiayaan al-Mudharabah Pada bank Syariah, Jurnal Keuangan dan

Perbankan, Vol.15, 2011, h. 468.

Sugeng Winardi, Penggunaan Kerangka Kerja Cobit Untuk Menilai Pengelolaan

Teknologi Informasi dan Tingkat Pelayanan. Jurnal Teknologi Informasi,

Vol. VII. 201, h. 56.

Ellysa Puji Pangestu, Analisis Penanganan Pembiayaan Bermasalah

Murabbahah BMT, IAIN SURAKARTA, 2017, h. 16.

Darwinsyah Minin, Penyelesaian Sengketa Dalam Praktik Ekonomi Syariah Di

Luar Pengadilan Menurut Hukum Islam, Kanun Jurnal Ilmu Hukum, Nomor

53, April, 2011, h. 1.

Fatkhul Jannah, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penyelesaian Mudharib

Wanprestasi Di BMT Barokah Desa Cepogo, Uin Walisongo Semarang,

Fakultas Syariah Dan Hukum, 2016, h. 8.

Page 108: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

93

Nurul Hidayah & Airy Khaeruddin, Wanprestasi Dan Model Penyelesaiannya Di

LKMS (Studi Pada Lembaga KSP-PS BMT Bina Ummat Sejahtera), Jurnal

Serambi Hukum Vol. 8 No. 2, 2014-2015, h. 298.

Ahmad Nur Qodin, Analisis Penyelesaian Pembiayaan Di KJKS BMT Fastabiq

Pati, Iqtishaduna, Vol. 8, No. 2, September 2015, h. 305.

Raden Putria Danu Negara, Penyelesaian Sengketa Wanprestasi Akad Simpanan

Mudharabah (Studi Pada BMT Ben Taqwa), Jurnal Fakultas Hukum,

Universitas Negeri Malang, 2015, h. 2.

Luthfiana, Analisis Pelaksanaan Fatwa DSN Nomor: 07/DSN-MUI/IV/2000

Tentang Pembiayaan Mudharabah (Studi Di Koperasi Jasa Keuangan

Syatiah Cemerlang Weleri), Jurnal UIN Walisongo, Semarang, h. 30.

Rafidah, Alternatif Solusi Atas Problematika Pembiayaan Mudharabah, Juirnal

Syirkah P-ISSN 2442-4420 e-ISSN 2528-6935 Volume 3 Nomor 1, Juni

2017, h. 399.

Kiswati & Anita Rahmawati, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Pengembalian Pembiayaan Mudharabah, Equilibrium, Volume 3, Nomor 1,

Juni 2015, h. 1.

R.A Y Prasetya & Harianingrum, Peranan Baitul Maal Wa Tamwil Meningkatkan

Usaha Mikro Melalui Pembiayaan Mudharabah, Jurnal Syirkah P-ISSN-

4420 e-ISSN 2528-6935 Volume 2 Nomor 2, Desember 2016, h. 253.

Mahmudatus Sa’diyah & Nurul Huda, Strategi Penanganan Agency Problem

Pada Pembiayaan Mudharabah Di BMT, JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Islam), Volume 3 Nomor 2, Juli-Desember 2018, h. 176.

Page 109: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

94

Syaeful Bahri & Jawade Hafidz, Penerapan Asas Pacta Sunt Servanda Pada

Testament Yang Dibuat Dihadapan Notaris Dalam Prespektif Keadilan,

Jurnal Akta, Nolume 4 Nomor 2, Juni 2017, h. 154

Panji Adam, M. Yunus, Popon Srisusilawati, Analisis Kedudukan Jaminan Pada

Akad Mudharabah Dalam Fatwa DSN-MUI Nomor 7 Tentang Pembiayaan

Mudharabah, Prosiding SnaPP2016 Seminar Nasional Penelitian dan PKM

Sosian, Ekonomi dan Humaniora, Fakultas Syariah, Universitas Bandung, h.

395.

Situs Internet

Andika Prasetyo, “UMKM Sumber Ekonomi Baru Indonesia” 18 Agustus 2017.

artikel di akses pada hari senin, tanggal 9 Juli 2018, pukul 20.43 WIB.

melalui m.mediaindonesia.com/read/detail/118207-umkm-sumber-ekonomi-

baru-indonesia.

file:///C:/Users/hp/Downloads/penjelasan-pbi%205-7-kap.pdf Di akses hari

minggu, tanggal 3 February 2019, pukul 01.01 WIB.

Ria Andrea, “Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Bank Syariah (Arbitrase

Syariah) di akses pada pukul 07.45 hari rabu tanggal 1 mei 2019 melalui

https://www.kompasiana.com/ria78562/5b01a577f1334437025dbc92/penye

lesaian-pembiayaan-bermasalah-bank-syariah-arbitrase-syariah?page=all

Siti Yuniarti, “Ragam Dan Bentuk Alternatif Penyelesaian Sengketa” Mei 2017.

Artikel di akses pada hari selasa, tanggal 5 Februari 2019, pukul 22.19 WIB.

melalui http://business-law.binus.ac.id/2017/05/31/ragam-dan-bentuk-

alternatif-penyelesaian-sengketa/#_ftn5

Page 110: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

95

Abdul Rasyid, “Asas Pacta Sunt Servanda Dalam Hukum Posotif dan Hukum

Islam” Maret 2017. Artikel diakses pada hari kamis, tanggal 2 Mei 2019,

pukul 08.12 WIB mealui https://business-law.binus.ac.id/2017/03/31/asas-

pacta-sunt-servanda-dalam-hukum-positif-dan-hukum-islam/

Perundang-undangan

Fatwa DSN Nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah

(Qiradh)

KHES (Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah)

KUHPer (Kitab Undang-undang Hukum Perdata

Undnag-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro

Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif

penyelesaian sengketa

Wawancara

Wawancara Eksklusif dengan Pujo Siswoyo, Direktur BMT Duta Jaya di

Kediaman Beliau pada hari kamis, tanggal 24 Januari 2019.

Wawancara Eksklusif dengan Khoiruddin Tohir, General Secretary BMT Duta

Jaya di Kediaman Beliau pada hari senin, tanggal 21 Januari 2019.

Wawancara dengan Wanto, Anggota BMT Duta Jaya di kediaman beliau di Sri

Gading pada hari rabu, tanggal 23 Januari 2019,

Survey penelitian di kediaman Rosawati, Labuhan Maringgai, pada hari rabu,

tanggal 23 Januari 2019.

Page 111: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

96

Dokumen

Profil Kantor Pusat BMT Duta Jaya Lampung

RAT(Rapat Akhir Tahun) BMT Duta Jaya Lampung

Persyaratan Pembiayaan BMT Duta jaya Lampung

Kontrak Pembiayaan Akad Mudharabah BMT Duta Jaya

Page 112: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 113: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

Lampiran 1 : Form Daftar Bimbingan Skripsi

Page 114: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

Lampiran 2 : Surat Observasi di BMT Duta Jaya Lampung

Page 115: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian dari BMT Duta Jaya Lampung

Page 116: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

Lampiran 4 : Surat Izin Usaha Simpan Pinjam

Page 117: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

Lampiran 5 : Kantor Pusat BMT Duta Jaya Lampung

Page 118: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

Lampiran 6 : Wawancara Anggota BMT Duta Jaya Lampung

Page 119: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

Lampiran 7: Skrip Wawancara

Interview pihak KSP-PS BMT Duta Jaya

- Sejarah dan perkembangan KSP-PS BMT Duta Jaya

- Badan Hukum KSP-PS BMT Duta Jaya

- Struktur organisasi

- Produk Pembiayaan dan Simpanan KSP-PS BMT Duta Jaya

- Implementasi akad mudharabah

Prosedur dan persyaratan pembiayaan mudharabah

Pola pembiayaan mudharabah pada KSP-PS BMT Duta Jaya

Nisbah bagi hasil

Denda keterlambatan pembayaran

Eksekusi jaminan

- Faktor kredit macet pada pembiayaan mudharabah di KSP-PS BMT Duta

Jaya

- Strategi penyelesaian sengketa pembiayaan mudharabah di KSP-PS BMT

Duta Jaya

Interview pihak anggota

- Lama menjadi anggota KSP-PS BMT Duta Jaya

- Pengalaman anggota dalam pembiayaan sebelumnya

- Jumlah anggota melakukan pembiayaan

- Jenis usaha anggota

- Factor anggota hingga terjadi sengketa pembiayaan

- Keluhan terkait pelayanan KSP-PS BMT Duta Jaya

Kebijakan KSP-PS BMT Duta Jaya kepada anggota

Pendampingan

Interaksi KSP-PS BMT Duta Jaya dengan anggota

Nilai spiritualitas

Niali kekeluargaan

Page 120: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

Lampiran 8 : Hasil Wawancara Seputar KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung

Anggota bermasalah

Wawancara Ibu Rosawati di desa Labuhan Maringgai, 23 Januari 2019

Menjadi anggota BMT Duta Jaya Lampung sejak tahun 2008

Hanya jadi anggota pembiayaan tanpa simpanan di BMT dan terakhir

melakukan pembiayaan sebanyak 20.000.000 dengan jaminan sertifikat

rumah yang bermasalah saat ini

Kejadian terjadi setelah 4 hari pencairan dana pembiayaan. Karena

nelayan yang diusir oleh angkata laut Indonesia dan di bakar tempat

usahanya berupa tempat mencari udang di laut. (mungkin karena lokasi

usaha merupakan jalur laut TNI AL) dan tempat tinggal mereka berupa

saung yang di buat dari modal pinjaman BMT di bakar pula. Setelah itu

nelayan yang merupakan klien ibu rosawati setelah kejadian itu yang

berjumlah 4 orang semua kabur.

Pinjaman BMT di slaurkan ke nelayan, ibu rosawati berani meinjam

20.000.000 karena memiliki nelayan untuk suplay udang yang diolah

untuk dijual. Modal tersebut juga untuk biaya hidup nelayan yang bekerja

untuk Ibu Rosawati.

Setelah kejadian itu, orang tua ibu rosawatipun meninggal dunia dan

nelayan pun kabur entah kema. Ibu rosawatu sudah mencari hingga

wilayah Jawa Barat tetapi teatap nelayan tidak di temukan. Jadi sejak saatt

itu ibu rosawati mengalami pembiayaan bermasalah. Pelanggan pun minta

di kirim barang, tetapi tidak ada barang yang dikirim karena musibah

tersebut.

Solusi dari BMT yaitu ibu rosawati menyiapkan uang 16.500.000 dari

pinjaman awal 20.000.000 maka sertifikat rumah akan kembali.

Page 121: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

Wawancara bapak Wanto di desa Sri Gading, 23 januari 2019

Pak wanto mengajukan pembiayaan ke BMT Duta Jaya sebanyak

10.000.000 untuk budidaya ikan gurameh sejak tahun 2007.

Dalam satu kolam di isi 7.500 ekor, beliau punya 4 kolam. Ketika kondisi

ekonomi turun dan ikan itu butuh makan yang banyak.

Akan tetapi saat itu nasib pak wanto tidak baik. Ikan yang dipelihara

dengan modal yang di pinjampun mati, karena cuaca dan kondisi air tidak

baik di tambah lagi kebijakan pemerintah untuk masyarakat kecil sangat

mencekik. sejak saat itu pembiayaan pak wanto pun bermasalah.

Kata pak wanto, kondisi usaha apabila memelihara makhluk hidup seperti

ikan, udang, ayam dll. itu tergantung ketenangan pemiliknya. Apabila

fikiran pemiliknya tenang dan tidak memiliki nafsu yang besar untuk

mendapatkan untung yang besar, maka kemungkinan akan gagal.

Akan tetapi bapak wanto dapat mengembalikan pembiayaan pada tahun

akhir 2018 dengan hanya mengembalikan jumlah pembiayaan tanpa

nisbah bagi hasil.

Faktor Pembiayaan bermasalah

Wawancara dengan bapak Khoiruddin sebagai General Secretary BMT Duta Jaya,

24 Januari 2019

Internal

- Petugas yang kurang teliti dalam menganalisa anggota

- Sistem yang sering di langgar petugas sehingga menyalagi aturan,

seperti monitoring usaha yang kurang intens.

- Di luar keampuan lembaga, seperti laporan yang di berikan anggota

ternyata tidak sesuai dengan keadaan lapangan.

Eksternal

- Kondisi usaha anggota yang sedang menurun

Page 122: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

- Kebijakan pemintah yang mengakibatkan kondisi ekonomi rakyat kecil

tidak stabil

- Sesuatu yang terjadi diluar kemampuan anggota, seperti musibah,

anggota meninggal dunia dan anggota yang di tipu pihak lain.

Penyelesaian pembiayaan bermasalah

Wawancara dengan bapak Khoiruddin sebagai General Secretary BMT Duta Jaya,

24 Januari 2019

Penyelesaian dilakuan dengan prosedur penyelesaian lembaga keuangan

pada umumnya, yaitu :

- Restructurimg

- Reconditioning

- Resceduling

Apabila anggota benar-benar tidak mampu mengembalikan pembiayaan

maka ada beberapa opsi penyelesaian yang kerap kali dilakukan BMT

Duta Jaya

- Menghilangkan nisbah bagi hasil dari hasil usaha anggota dengan

mengembalikan pengembalian ke jumlah pinjaman

- Apabila anggota masih merasa terbebani, maka nominal dikurangi dari

jumlah pinjaman. Misalkan pinjaman 20.000.000 maka pengembalian

hanya 16.500.000 dengan ketentuan tertentu

Pembiayaan bermasalah diselesaikan dengan cara kekeluargaan

sebagaimana tujuan awal BMT atau koperasi yang penyelesaian nya tanpa

menggunaka pihak ketiga atau menggunakan metode mediasi.

Page 123: PENANGANAN SENGKETA PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KSP-PS BMT Duta Jaya Lampung kepada masyarakat dengan taraf ekonomi menengah

Implementasi akad

Wawancara dengan bapak Pujo Siswoyo sebagai Manager BMT Duta Jaya, 20

Januari 2019

Ada beberapa akad yang di terapkan BMT untuk pembiayaan. Saalah

satunya adalah pembiayaan dengan akad mudharabah.

Implementasi akad mudahrabah di BMT Duta Jaya adalah sebagai berikut

:

- Nisbah bagi hasil : 60 anggota : 40 BMT

- Margin : 2,5 %

- Denda : 2,5 % dari hasil usaha perbulan

Menurut undang-undang no 42 tahun 1999 tentang jaminan fidusia,

jaminan atas pembiayaan yang diselenggarakan oleh lembaga keuangan

harus di daftarkan ke kantor Pendaftaran Fidusia. Dan tatacaranya sudah

tertera dalam PP no 21 tahun 2015 tentang tata cara pendaftaran Jamina

Fidusia dan Biaya Pembiatan Akta Jaminan Fidusia. Akan tetapi

penerapan peratuuran di BMT Duta Jaya, Jaminan atas pembiayaan tidak

di daftarkan ke Kantor Pendaftaran Fidusia untuk mendapatkan akta

Fiduis. Karena pendaftaran fidusia membutuhkan biaya yang tidak sedikit

dan pasti biaya tersebut akan di bebankan kepada anggota. Dan alasan lain

juga karena pinjaman yang di ajukan anggota tidak terlalu besar, sehingga

apabila jaminan di daftarkan maka jumlah pinjaman dan biaya pendaftaran

jaminan tidak sesuai.

Jaminan tidak sampai di eksekusi karena untuk eksekusi jaminan harus

melalui Pengadilan Umum/Negeri dan itupun membutuhkan biaya. Karena

anggota yang megajukan pembiayaan mayoritas bertaraf ekonomi

menengah kebawah maka jaminan tidak perlu di eksekusi hingga ke

pengadilan, cukup dimusyawarahkan secara kekeluargaan dan negosiasi

untuk menyelesaiakan permasalahan jamina tersebut.