LAporan KSP Larasati PH H1J012001

55
LAPORAN KONSERVASI SUMBERDAYA PERIKANAN Oleh : Nama : Larasati Putri Hapsari NIM : H1J012001 Kelompok : 4 ( Empat) Asisten : Delta Putra KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN PURWOKERTO

description

baca ya....

Transcript of LAporan KSP Larasati PH H1J012001

Page 1: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

LAPORAN KONSERVASI SUMBERDAYA PERIKANAN

Oleh :

Nama : Larasati Putri Hapsari

NIM : H1J012001

Kelompok : 4 ( Empat)

Asisten : Delta Putra

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIKJURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

PURWOKERTO

2013

Page 2: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

LAPORAN PRAKTIKUM KONSERVASI SMBERDAYA PERIKANAN

oleh :

Larasati Putri Hapsari

H1J012001

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Konservasi Sumberdaya

Perikanan, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Sains dan Teknik,

Universitas Jenderal Soedirman

Diterima dan Disahkan

Pada Tanggal, …….Juni 2013

Mengetahui

Asisten

DELTA PUTRA

ii

Page 3: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas Rahmat dan Anugerah-Nya lah, kami dapat menyelesaikan Laporan

Praktikum Konservasi Sumberdaya Perikanan. Laporan praktikum ini dibuat

sebagai syarat telah mengikuti praktikum dan juga sebagai salah satu komponen

nilai mata kuliah Konservasi Sumberdaya Perikanan.

Dalam pembuatan laporan ini tim penyusun mendapatkan bantuan berupa

bimbingan dan saran dari berbagai pihak, oleh sebab itu kami ingin mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dosen pengampu mata kuliah Konservasi Sumberdaya Perikanan.

2. Tim asisten yang telah banyak membimbing dan membantu sampai

tersusunnya laporan praktikum Konservasi Sumberdaya Perikanan.

3. Semua pihak yang telah membantu baik dari segi moril dan materil yang

mohon maaf namanya tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata

sempurna karena keterbatasan dari kemampuan tim penyusun. Oleh sebab itu

kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata

semoga laporan praktikum Konservasi Sumberdaya Perikanan ini bermanfaat bagi

para pembacanya.

Purwokerto, Mei 2013

Tim Penyusun

iii

Page 4: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman sampul ............................................................................................................ i

Halaman Pengesahan ..................................................................................................... ii

Kata Pengantar ............................................................................................................... iii

Daftar Isi ......................................................................................................................... iv

ACARA I. Pengamatan Kepadatan Dan Keragaman Makrozoobenthos

ACARA II. Pengamatan Kepadatan Dan Keragaman Rumput Laut

ACARA III. Pengamatan Kepadatan Dan Keragaman Plankton

iv

Page 5: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

ACARA I

PENGAMATAN KEPADATAN DAN KERAGAMAN MAKROZOOBENTHOS

PADA EKOSISTEM PANTAI PERMISAN, NUSAKAMBANGAN CILACAP

Disusun Oleh :

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTANFAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPURWOKERTO

2013

Nama : Larasati Putri HapsariNIM : H1J012001Kelompok : IVAsisten : Delta Putra

Page 6: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Praktikum konservasi sumberdaya perairan memiliki tujuan antara lain

adalah mempelajari dampak dari kegiatan manusia pada spesies, komunitas, dan

ekosistem serta mengembangkan pendekatan praktis dan jika memungkinkan

mengembalikan spesies yang terancam ke ekosistem yang masih berfungsi.

Mengetahui keberadaan spesies dalam suatu ekosistem sangatlah penting,

karena dengan cara tersebut kita akan dapat mengetahui kondisi dari suatu

spesies tersebut maupun habitat atau tempat tinggal spesies tersebut. Salah satu

cara untuk mengetahui hal tersebut di atas dapat kita lakukan dengan cara metoda

inventarisasi keberadaan spesies dan habitatnya.

Keanekaragaman hayati (biodiversity) adalah keragaman dari semua

spesies hewan, tumbuhan dan mikroorganisme, serta proses-proses ekosistem

dan ekologis dimana mereka menjadi bagiannya. Berkurangnya keanekaragaman

hayati dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain; hilangnya habitat

(kerusakan habitat) punahnya spesies dan hilangnya gen.

Pulau Nusakambangan merupakan salah satu pulau di Indonesia yang

terkenal dengan kekayaan spesies endemik, oleh sebab itu pemerintah melakukan

upaya konservasi agar terjaga kelestariannya. Pantai Permisan, merupakan pantai

yang terletak di bagian selatan pulau Nusakambangan. Pantai tersebut mulai

terpengaruh oleh manusia melalui aktivitas pariwisata, akibatnya adalah rusaknya

ekosistem bagi organisme di pantai tersebut. sehingga dengan mempelajari biologi

Page 7: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

konservasi dalam ekosistem tersebut dapat digunakan sebagai salah satu contoh

Biologi Konservasi.

I.2. Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempelajari keanekaragaman,

kerapatan, atau kelimpahan biota (makrozoobentos, plankton dan alga) pada

ekosistem pantai Permisan - Nusakambangan.

Page 8: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bentos merupakan organisme yang hidup di permukaan (epifauna) atau di

dalam substrat dasar perairan (infauna), meliputi organisme nabati (fitobenthos)

dan organisme hewani (zoobenthos). Makrobentos merupakan kelompok

organisme yang dianggap paling memenuhi persyaratan dan paling banyak

digunakan sebagia bioindikator adanya pencemaran ataupun degradasi

lingkungan (Boulton and Lake, 1992).

Hewan akuatik seperti makrobentos sebagian hidupnya berada di dasar

perairan, baik yang menggali lubang maupun yang merayap di dasar permukaan

perairan. Kelompok makrobentos lebih mencerminkan adanya perubahan faktor-

faktor lingkungan dari waktu ke waktu, karena hidupnya terus menerus berada

dalam air yang dari waktu ke waktu air tersebut mengalami perubahan dari segi

kualitasnya. Peranan makrobentos dalam bidang ekologis yang penting yaitu

sebagai penyedia makanan bagi hewan yang tingkatan tropiknya lebih tinggi,

berperan dalam menyuburkan dasar perairan, berperan sebagai bioindikator

lingkungan perairan, sebagai rantai penghubung dalam aliran energi dan siklus

materi(Odum, 1993).

Makrobentos (benthic macroinvertebrate) adalah salah satu indikator

kualitas lingkungan akuatik yang dapat diandalkan. Keberadaan makrobentos

sebagai bioindikator sangat dipengaruhi tingkat toleransi dan sensitivitas terhadap

perubahan lingkungan. Sebagai organisme yang hidup di perairan, hewan

makrobentos sangat peka terhadap perubahan kualitas air tempat hidupnya

sehingga akan berpengaruh terhadap komposisi dan kelimpahannya (Handayani

et al., 2001). Ekosistem dengan keragaman rendah adalah tidak stabil dan rentan

terhadap pengaruh tekanan dari luar dibandingkan dengan ekosistem yang

memiliki keragaman tinggi. Makrobenthos selain berfungsi dalam keseimbangan

ekosistem perairan budidaya, juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha

budidaya (Boyd, 1999).

Page 9: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

III. MATERI DAN METODE

III.1. Materi

III.1.1. Objek

Objek dalam praktikum kali ini adalah makrobenthos.

III.1.2. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

1) Tali raffia

2) Pipa paralon

3) Plastik tempat sampel

4) Kamera

5) Saringan benthos

6) Corer sampler

7) Buku identifikasi

8) Baki dan pinset

9) Alat tulis

III.1.3. Bahan

1) Larutan formalin dan lugol

2) Tissue

III.2. Metode

Metode yang diakukan daam melakukan praktikum ini adalah sebagai

berikut:

Page 10: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

1) Pada transek 1 x 1 m diamati jumah dan jenis epifauna yang terdapat

pada permukaan subtract, jika beum mengetahui jenisnya maka

smpel tadi diambil untuk kemudian dimasukka dalam kantong plastic

dan diberi formalin serta label

2) Untuk memudahkan dalam analisis secaa kuantitatif, pengguanaan

kamera foto aan sangat membantu

3) Pada transek 1x1 m tersebut juga diambil sampel substrat (infauna)

menggunakan corer sampler keudian disaring dengan saringa

benthos

4) Sampel yang tertinggal dalam saringan disortir biotanya kemudian

diawetkan dengan laruan formalin

5) Identifikasi, catat jenis, dan jumlah organismenya kemudian dihitung

keanekaragaman.

III.3. Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum konservasi sumberdaya peraira dilakukan pada,

Kamis, 9 Mei 2013, di Pantai Permisan Nusakambangan dan pada,

Jumat, 17 Mei 2013, dilaboraturium Akuatik JPK UNSOED.

III.4. Analisis

Data yang diperoleh dari pengamatan kepadatan dan keragaman

makrobenthos di Pantai Permisan Nusakambangan dapat dianalisis

dengan menggunakan deskriptif komparatif berdasarkan data yang

ditabulasi.

Page 11: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil

Berikut adalah data hasil praktikum konservasi sumberdaya perairan:

Tabel 1. Parameter Fisika perairan di pantai Permisan stasiun Makrobenthos dan Rumput Laut.

ParameterMakrobenthos Rumput Laut

St 1 St 2 St 3 St 1 St 2 St 3Suhu (oC) 29 29 29 31 31 31

Salinitas (ppm) 32 32 32 32 32 32pH 8 8 8 9 9 9

Oksigen Terlarut (ppm)

2,28 3,5

Tabel 2. Data Infauna dan Epifauna di pantai Permisan stasiun Makrobenthos dan Rmput Laut.

No Stasiun Makrobenthos Jumlah Stasiun Rumput Laut JumlahInfauna

1. Scholelepis savamata 1 - -2. Eunicie worm 1 - -

Epifauna1. Lirularia indescens 1 Gelichium micropterum 12. Astele armilatum 1 Ulva lactuca 13. Parathelphusa convexa 1 Patellada insignis 14. Siphonaria diemensis 1 Ptilocrinus pinnatus 15. Haustus vinosum 3 -6. Astele rubiginosum 1 -

IV.2. Pembahasan

Gastropoda dan Bivalva adalah organisme umumnya benthos dan mereka

secara teratur digunakan sebagai bio-indikator sehat air. Gastropoda dan Bivalva

dapat menghasilkan miliaran larva dalam bentuk meroplankton yang menopang

Page 12: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

populasi biotik dan mereka memiliki peran dalam rantai makanan (Dewiyanti et al

2012). Menurut Plaziat (1984), Gastropoda dapat hidup dalam salinitas dan

pasang surut. Gastropoda lebih aktif dibandingkan dengan Bivalva, mereka bisa

bergerak ke atas dan ke bawah mengikuti pasang surut (Tee , 1982). Ashton et al

(2003) dan Aksornkoae (1993) menyebutkan bahwa gangguan antropogenik dan

alami sering mengakibatkan hilangnya keanekaragaman ekosistem alam dan

hilangnya keragaman memiliki pengaruh yang signifikan pada fungsi ekosistem.

Hasil praktikum menunjukkan tidak ada dominansi spesies dari

makrobenthos baik epifauna maupun infauna pada stasiun makrobenthos dan

rumput laut. Epifauna yang terdapat pada stasiun marobenthos berjumlah 6

spesies dan pada stasiun rumput laut berjumlah 4 spesies. Sedangkan untuk

Infauna hanya terdapat pada stasiun makrobenthos sebanyak 2 spesies. Dari hasil

praktikum maka perlu dilakukan upaya konservasi seperti menjaga kebersihan

pantai, mengurangi jumlah pengunjung dipantai Permisan, dan peran pemerintah

dalam pembuatan aturan.

Faktor-faktor fisik dan kimia air sangat berpengaruh terhadap kelangsungan

suatu organisme. Organisme sangat memerlukan kondisi lingkungan yang

mendukung terhadap proses kehidupannya. Menurut Minshall (1976), faktor yang

paling berpengaruh terhadap kelimpahan dan penyebaran hewan makrobentos

adalah substrat. Tempat melakukan praktikum adalah kawasan lepas pantai yang

memiliki substrat pasir dengan kecepatan arus 5 dtk/meter, sehingga jumlah

makrobenthos abai epifauna maupun infauna hanya sedikit. Salinitas tinggi juga

Page 13: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

mempengaruhi keberdaan suatu orgaisme khususnya makrobenthos. Pada stasiun

makrobenthos amupun rumput laut salitinasnya sebesar 32 ppt.

Page 14: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak ada dominansi spesies makrobenthos baik epifauna maupun infauna

pada stasiun makrbenthos dan rumput laut.

2. Epifauna yang terdapat pada stasiun marobenthos berjumlah 6 spesies dan

pada stasiun rumput laut berjumlah 4 spesies. Sedangkan untuk Infauna

hanya terdapat pada stasiun makrobenthos sebanyak 2 spesies.

Page 15: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

DAFTAR PUSTAKA

Aksornkoae, S., 1993. Ecology and management of mangroves. IUCN Wetlands Programe. IUCN, pp. 1-6 Bangkok, Thailand.

Ashton, E. C., Donald, J. M., Peter, J. H., 2003. A baseline study of diversity and community ecology of crab and molluscan macrofauna in the Sematan mangrove forest, Serawakm Malaysia. Journal of Tropical Ecology 19:127-142.

Ashton, E. C., Donald, J. M., Peter, J. H., 2003. A baseline study of diversity and community ecology of crab and molluscan macrofauna in the Sematan mangrove forest, Serawakm Malaysia. Journal of Tropical Ecology 19:127-142.

Boulton, A. J. and P. S. Lake. 1992. Bentic Organic Matter and Detritivorous Macroinvertebrates in two Intermittent Stream in South-eastren Australia. Hydroobiol. 241 : 107-118.

Boyd, C.E. dan F. Lichkopper. 1999. Pengelolaan Kualitas Air Kolam Ikan. Terjemahan dari Water Quality Management in Pond Fish Culture. INFIS Manual Seri Nomor 36 : 1-52.

Dewiyanti. 2012. Diversity of Gastropods and Bivalves in mangrove ecosystem rehabilitation areas in Aceh Besar and Banda Aceh districts, Indonesia. International Journal of the Bioflux Society. Vol 5.2.

Minshall, G. W and J. N. Minshall. 1976. Microdistribution of Benthic invertebrates in a roxy mountain ( USA ) stream. Journal. Departemen of Biology idahostare University pocatello. Idaho

Odum, E. P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Plaziat, J. C., 1984. Mollusk distribution in the Mangal. Hydrobiology of the Mangal, pp. 111-143, Dr W. Junk Publishers, The Hague.\

Tee, G. A. C., 1982. Some aspect of the mangrove forest at Sungai Buloh, Selangor II. Distribution patternand population dynamic of tree dwelling fauna. Mal Nat J 35:267-277.

Page 16: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

ACARA II

PENGAMATAN KEPADATAN DAN KERAGAMAN RUMPUT LAUTPADA EKOSISTEM PANTAI PERMISAN, NUSAKAMBANGAN CILACAP

Disusun Oleh :

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTANFAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPURWOKERTO

2013

Nama : Larasati Putri HapsariNIM : H1J012001Kelompok : IVAsisten : Delta Putra

Page 17: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Praktikum konservasi sumberdaya perairan memiliki tujuan antara lain

adalah mempelajari dampak dari kegiatan manusia pada spesies, komunitas, dan

ekosistem serta mengembangkan pendekatan praktis dan jika memungkinkan

mengembalikan spesies yang terancam ke ekosistem yang masih berfungsi.

Mengetahui keberadaan spesies dalam suatu ekosistem sangatlah penting,

karena dengan cara tersebut kita akan dapat mengetahui kondisi dari suatu

spesies tersebut maupun habitat atau tempat tinggal spesies tersebut. Salah satu

cara untuk mengetahui hal tersebut di atas dapat kita lakukan dengan cara metoda

inventarisasi keberadaan spesies dan habitatnya.

Keanekaragaman hayati (biodiversity) adalah keragaman dari semua

spesies hewan, tumbuhan dan mikroorganisme, serta proses-proses ekosistem

dan ekologis dimana mereka menjadi bagiannya. Berkurangnya keanekaragaman

hayati dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain; hilangnya habitat

(kerusakan habitat) punahnya spesies dan hilangnya gen.

Pulau Nusakambangan merupakan salah satu pulau di Indonesia yang

terkenal dengan kekayaan spesies endemik, oleh sebab itu pemerintah melakukan

upaya konservasi agar terjaga kelestariannya. Pantai Permisan, merupakan pantai

yang terletak di bagian selatan pulau Nusakambangan. Pantai tersebut mulai

terpengaruh oleh manusia melalui aktivitas pariwisata, akibatnya adalah rusaknya

ekosistem bagi organisme di pantai tersebut. sehingga dengan mempelajari biologi

Page 18: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

konservasi dalam ekosistem tersebut dapat digunakan sebagai salah satu contoh

Biologi Konservasi.

I.2. Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempelajari alga/lamun, pada

ekosistem pantai Permisan - Nusakambangan.

Page 19: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

II. TINJAUAN PUSTAKA

Rumput laut dikenal dengan nama seaweed merupakan bagian dari

tanaman laut. Rumput laut dimanfaatkan sebagai bahan mentah, seperti agar –

agar, karaginan dan algin. Pada produk makanan, karaginan berfungsi sebagai

stabilator (pengatur keseimbangan), thickener (bahan pengental), pembentuk gel,

pengemulsi, dan lain-lain (Dawes, 1981).

Alga adalah sekelompok organism autotrof yang tidak memiliki organ dengan

perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki organ

seperti yang dimiliki oleh tumbuhan seperti akar, batang dan daun . Karena itu

Alga pernah digolongkan sebagai tumbuhan berthalus. Ciri Ciri Alga : Alga bersifat

autotrof, memiliki ukuran bervariasi dan berstruktur mono/poli selular.

Reproduksiaseksual alga melalui fragmentasi,pembelahan biner, dan

pembentukan spora, Sedangkan untukseksual melalui konjugasi dan pembelahan

ovum dan spermatium menjadi zigot. Sel alga memiliki dinding sel (kecuali

Euglenophyta) , nucleus, mitokondria, RE, Ribosom , BadanGolgi dan kloroplast .

Terdapat juga banyak jenis alga yang memiliki flagella, (Wang, 2012).

Menurut (Dawson, 1956; Rorrer, et al. 2004), bahwa pantai yang berterumbu

karang merupakan tempat hidup yang baik bagi sejumlah besar spesies rumput

laut dan hanya sedikit yang dapat hidup di pantai berpasir dan berlumpur misalnya

Gracilaria sp. (Jones, et al. 2003). Substrat yang paling umum untuk tempat hidup

rumput laut adalah kapur (Dawes, 1981). Selanjutnya (Dawes, 1981) juga

menyatakan bahwa tipe substrat yang paling baik bagi pertumbuhan rumput laut

Page 20: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

adalah campuran pasir karang dan potongan atau pecahan karang, karena

perairan dengan substrat demikian biasanya dilalui oleh arus yang sesuai bagi

pertumbuhan rumput laut.

Page 21: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

III. MATERI DAN METODE

3.1. Materi

3.1.1. Objek

Objek yang digunakan pada praktikum kali ini adalah Algae.

3.1.2. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

1) Kamera

2) Transek 1 x 1 m

3) Baki sortir dan pinset

4) Buku identifikasi

5) Alat tulis

3.1.3. Bahan

1) Larutan formalin

2) Tissue

3.2. Metode

Metode yang dilakukan daam praktikum kali ini adalah:

1) Pada transek 1 x 1m diamati jumlah dan jenis makrofitobenthos yang

terdapat pada permukaan substrat, jika belum mengetahui jenisnya

maka sampel tadi diambil untuk kmudian dimasukkan kedalam

kantong plasti dan diberi formalin serta label.

2) Identifikasi dengan mengguankan mikroskop dan catat hasilnya.

Page 22: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

3.3. Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum konservasi sumberdaya peraira dilakukan pada,

Kamis, 9 Mei 2013, di Pantai Permisan Nusakambangan dan pada, Jumat,

17 Mei 2013, dilaboraturium Akuatik JPK UNSOED.

3.4. Analisis

Data yang diperoleh dari pengamatan kepadatan dan keragaman Algae di

Pantai Permisan Nusakambangan dapat dianalisis dengan menggunakan

deskriptif komparatif berdasarkan data yang ditabulasi.

Page 23: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil

Tabel 1. Alga Dan Rumput Laut

No Nama Spesies

1 Gelidium micropterum

2 Ulva lactuca

IV.2. Pembahasan

1) Ulva lactuca

Ulva lactuca adalah tumbuhan multiseluler dengan tubuh leaflike tebal,

panjangnya dapat mencapai satu meter. Ini termasuk selada laut dari genus Ulva,

sekelompok ganggang hijau dapat dimakan yang didistribusikan secara luas di

sepanjang pantai lautan di dunia. Jenis spesies dalam genus Ulva adalah Ulva

lactuca, lactuca menjadi bahasa Latin untuk "selada". Genus ini juga termasuk

spesies yang sebelumnya diklasifikasikan dalam genus enteromorpha, biasa

disebut nori hijau. Siklus hidup adalah pergantian generasi. Baik haploid dan

generasi diploid mirip (isomorfik) (http://protistaproject.weebly.com/ulva.html).

Page 24: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

Gambar 6. Ulva lactuca

(http://www.google.com/imgres?imgurl=http://protistaproject.weebly.com/)

Kingdom : Plantae

Divisi : Chlorophyta

Kelas : Ulvophyceae

Ordo : Ulvales

Famili : Ulvaceae

Genus : Ulva

Spesies : Ulva lactuca

Ulva lactuca menghasilkan fraksi aktif yang mencegah kanker. Secara

kolektif, penelitian ini memberikan wawasan baru ke mengapa konsumsi rumput

laut makanan mungkin memiliki manfaat kesehatan, dan senyawa diidentifikasi

menambah daftar asam lemak tak jenuh diet kemopreventif. Diantara 30 alga laut

lainnya, Ulva lactuca menghasilkan ekstrak paling banyak (Wang, 2012)

Page 25: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

2) Gelidium micropterum

Kingdom : Plantae

Phylum : Rhodophyta

Class : Rhodophyceae

Ordo : Gelidiales

Family : Gelidiaceae

Genus : Gelid ium

Spesies : Gelidium micropterum

Spesies ini tumbuh baik pada daerah eulittoral dan sublittoral. Gelidium

biasanya berupa batu karang mati, gamping dan batu vulkanik. Memiliki warna

merah kecoklatan (pirang), bentuk tubuh seperti rumput atau semak, batang utama

tegak dan mempunyai cabang-cabang yang terdiri dari axis (cabang utama) yang

seperti duri.

upaya konservasi juga dapat dilakukan dengan cara budidaya rumput laut

yang sesuai dengan kondisi lingkungannya serta menjaga habitatnya. Menurut

Lee, et al. (1999), bahwa suhu yang dibutuhkan oleh beberapa rumput laut

berbeda satu sama lain, tetapi secara umum suhu yang dibutuhkan oleh rumput

laut untuk pertumbuhan berkisar antara 20-30°C.

Page 26: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1) Spesies rumput laut yang ditemukan di Pantai Permisan

Nusakambangan adalah Ulva lactuca dan Gelidium micropterum.

2) Keragaman dari rumput laut di pantai Pemisan Nusakambangan

sangat sedikit, dikarenakan saat praktikum perairan dalam keadaan

pasang tinggi.

Page 27: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

DAFTAR PUSTAKA

Dawes. CJ. 1981. Marine Botany. John Wiley Dawson University of South Florida New York. 268 hal.

Dawson, E.Y. 1956. How to Know the Seaweed. W.MC. Brown Company Publisher. Dubuque, Lowa 270 p.

Jones, AB. Preston, NP. and Dennison WC. 2003. The Efficiency and Condition of Oysters and Macroalgal Used as Biological Filters of Shrimp Pond Effluent. Aquaculture 33 : 1 – 19.

Lee, TM. Chang, YC. Lin, YH. 1999. Differences in Physyiological Responses between Winter and Summer (Gracilaria) Tenuistipitaa to Varying Temperatur. Bot. Bull. Acad. Sin. 49 : 93 – 100.

Rorrer, GL. and Cheney, DP. 2004. Bioprocess Enginering of Cell and Tissue Cultures for Marine Seaweeds. Aquacultural Engeneering 32 : 11 – 41.

Wang, Rui. 2012. Seaweed extracts and unsaturated fatty acid constituents from the green alga Ulva lactuca as activators of the cytoprotective Nrf2–ARE pathway. Free Radical Biology and Medicine Volume 57, April 2013, Pages 141–15.

Page 28: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

ACARA III

PENGAMATAN KEPADATAN DAN KERAGAMAN PLANKTONPADA EKOSISTEM PANTAI PERMISAN, NUSAKAMBANGAN CILACAP

Disusun Oleh :

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTANFAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPURWOKERTO

2013

Nama : Larasati Putri HapsariNIM : H1J012001Kelompok : IVAsisten : Delta Putra

Page 29: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Praktikum konservasi sumberdaya perairan memiliki tujuan antara lain

adalah mempelajari dampak dari kegiatan manusia pada spesies, komunitas, dan

ekosistem serta mengembangkan pendekatan praktis dan jika memungkinkan

mengembalikan spesies yang terancam ke ekosistem yang masih berfungsi.

Mengetahui keberadaan spesies dalam suatu ekosistem sangatlah penting,

karena dengan cara tersebut kita akan dapat mengetahui kondisi dari suatu

spesies tersebut maupun habitat atau tempat tinggal spesies tersebut. Salah satu

cara untuk mengetahui hal tersebut di atas dapat kita lakukan dengan cara metoda

inventarisasi keberadaan spesies dan habitatnya.

Keanekaragaman hayati (biodiversity) adalah keragaman dari semua

spesies hewan, tumbuhan dan mikroorganisme, serta proses-proses ekosistem

dan ekologis dimana mereka menjadi bagiannya. Berkurangnya keanekaragaman

hayati dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain; hilangnya habitat

(kerusakan habitat) punahnya spesies dan hilangnya gen.

Pulau Nusakambangan merupakan salah satu pulau di Indonesia yang

terkenal dengan kekayaan spesies endemik, oleh sebab itu pemerintah melakukan

upaya konservasi agar terjaga kelestariannya. Pantai Permisan, merupakan pantai

yang terletak di bagian selatan pulau Nusakambangan. Pantai tersebut mulai

terpengaruh oleh manusia melalui aktivitas pariwisata, akibatnya adalah rusaknya

ekosistem bagi organisme di pantai tersebut. sehingga dengan mempelajari biologi

Page 30: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

konservasi dalam ekosistem tersebut dapat digunakan sebagai salah satu contoh

Biologi Konservasi.

1.2. Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempelajari keanekaragaman,

kerapatan, atau kelimpahan biota (makrozoobentos, plankton dan alga) pada

ekosistem pantai Permisan - Nusakambangan.

Page 31: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

II. TINJAUAN PUSTAKA

Plankton merupakan organisme mikroskopis yang melayang dengan bebas

dengan arus laut dan dalam badan-badan air lainnya. Plankton terdiri dari tanaman

kecil (disebut fitoplankton) dan hewan-hewan kecil (disebut zooplankton. Secara

luas plankton dianggap sebagai salah satu organisme terpenting di dunia, karena

menjadi bekal makanan untuk kehidupan akuatik. Plankton berdasarkan jenisnya

dapat dibedakan menjadi fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton merupakan

plankton yang bersifat aerob atau dapat berfotosintesis untuk menghasilkan

nutrisinya sendiri dan merupakan sumber produsen dari awal rantai makanan.

Sedangkan zooplankton merupakan plankton yang berkedudukan sebagai

konsumen primer, yaitu pemakan fitoplankton (Sachlan, 1982).

Plankton tidak mempunyai kekuatan untuk melawan arus, air pasang atau

angin yang menghanyutkannya. Plankton hidup di perairan darat maupun laut di

mana plankton tersebut mendapat bekal garam mineral dan cahaya matahari yang

mencukupi. Beberapa makhluk laut yang memakan plankton adalah seperti

karang, kerang, dan ikan paus. Plankton merupakan makanan ikan kecil, dan ikan

kecil dimakan ikan besar dan seterusnya (rantai makanan), dimana terdapat

gerombolan plankton menandakan bahwa perairan laut tersebut merupakan

perairan yang subur. Plankton berdasarkan jenisnya dapat dibedakan menjadi

fitoplankton dan zooplankton.

Fitoplankton adalah komponen autotrof plankton. Autotrof adalah organisme

yang mampu menyediakan atau mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan

Page 32: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia.

Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen. Sebagian besar fitoplankton

berukuran terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang, akan tetapi

ketika berada dalam jumlah yang besar, mereka dapat tampak sebagai warna

hijau di air karena mereka mengandung klorofil dalam selselnya (walaupun warna

sebenarnya dapat bervariasi untuk setiap spesies fitoplankton karena kandungan

klorofil yang berbeda beda atau memiliki tambahan pigmen seperti

phycobiliprotein).

Fitoplankton memperoleh energi melalui proses yang dinamakan

fotosintesis sehingga mereka harus berada pada bagian permukaan permukaan

lautan, danau atau kumpulan air yang lain. Melalui fotosintesis, fitoplankton

menghasilkan banyak oksigen yang memenuhi atmosfer bumi. Kemampuan

mereka untuk mensintesis sendiri bahan organiknya menjadikan mereka sebagai

dasar dari sebagian besar rantai makanan di ekosistem lautan dan di ekosistem air

tawar. Disamping cahaya, fitoplankton juga sangat tergantung dengan

ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhannya. Nutrisi-nutrisi ini terutama makronutrisi

seperti nitrat, fosfat atau asam silikat, yang ketersediaannya diatur oleh

kesetimbangan antara mekanisme yang disebut pompa biologis dan upwelling

pada air bernutrisi tinggi dan dalam. Akan tetapi, pada beberapa tempat di

Samudra Dunia seperti di Samudra bagian Selatan, fitoplankton juga dipengaruhi

oleh ketersediaan mironutrisi besi. Walaupun hampir semua fitoplankton adalah

fotoautotrof obligat, ada beberapa fitoplankton yang memiliki pigmen warna dan

ada juga spesies tak berpigmen yang merupakan heterotrof (yang ini dinamakan

Page 33: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

sebagai zooplankton). Jenis-jenis ini, yang paling dikenal adalah dinoflagellata

seperti genus Noctiluca dan Dinophysis, memperoleh karbon organiknya dengan

memakan organisme atau material detritus lainnya.

Page 34: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

III. MATERI DAN METODE

3.5. Materi

3.5.1. Objek

Objek yang digunakan pada praktikum kali ini adalah plankton.

3.5.2. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

6) Kamera

7) Plankton net

8) Botol film

9) Buku idetifikasi

10)Mikroskop

11)Ember

3.5.3. Bahan

3) Larutan formalin dan lugol

4) Tissue

3.6. Metode

Metode yang dilakukan daam praktikum kali ini adalah:

3) Pegmabilan sampel air dilakukan dengan menyaring 100 lt air

menggunakan plankton net no.22

4) Kemudian air yang tersaring dimasukkan kedaam botol sampel dan

diberi formalin 4%

Page 35: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

5) Identifikasi dengan mengguankan mikroskop dan catat hasilnya.

3.7. Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum konservasi sumberdaya peraira dilakukan pada,

Kamis, 9 Mei 2013, di Pantai Permisan Nusakambangan dan pada, Jumat,

17 Mei 2013, dilaboraturium Akuatik JPK UNSOED.

3.8. Analisis

Data yang diperoleh dari pengamatan kepadatan dan keragaman Plankton

di Pantai Permisan Nusakambangan dapat dianalisis dengan

menggunakan deskriptif komparatif berdasarkan data yang ditabulasi.

Page 36: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

Tabel 3. Data Palnkton dikawasan pantai Pemisan, Nusakambangan

Spesies

Ulangan

N F Kelimpahan

ni/N ln ni/N

1 2 3 Keragaman

Fragilaria 1 0.333333 1 19.41067048 19.41 0.1 -2.30258509299405 -0.2302585092994050

Bosrihia 1 0.333333 1 19.41067048 19.41 0.1 -2.30258509299405 -0.2302585092994050

Nitzshia 2 0.666667 1 19.41067048 19.41 0.1 -2.30258509299405 -0.2302585092994050

Triceratium 1 1 0.666667 1 19.41067048 19.41 0.1 -2.30258509299405 -0.2302585092994050

Geramatophora sp 3 3 2 2 19.41067048 38.82 0.2 -1.60943791243410 -0.3218875824868200

Synedra sp 1 0.333333 1 19.41067048 19.41 0.1 -2.30258509299405 -0.2302585092994050

chaetoceros sp 1 1 0.666667 1 19.41067048 19.41 0.1 -2.30258509299405 -0.2302585092994050

Pennate sp 1 0.333333 1 19.41067048 19.41 0.1 -2.30258509299405 -0.2302585092994050

Calanus sp 1 0.333333 1 19.41067048 19.41 0.1 -2.30258509299405 -0.2302585092994050

10 2.1639556568820600

Page 37: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

3.2. Pembahasan

Cara pengambilan plankton dengan cara menyaring air suatu

perairan yang akan diteliti sebanyak 100 liter menggunakan plankton net no

22. Pengambilan sampel mewakili stasiun pengambilan sampel (zona arus

cepat dan lambat pada perairan mengalir masuk/inlet dan aliran

keluar/outlet pada perairan menggenang). Sampel yang diperoleh diberi

formalin 4%. Sampel yang didapat selanjutnya diidentifikasi dan dihitung

jumlahnya dengan bantuan mikroskop binokuler.

Menurut Sachlan (1982), faktor fisika dan kimia yang mendukung

kehidupan plankton adalah suhu, oksigen terlarut, karbondioksida bebas,

pH, dan DMA. Kehidupan plankton dalam suatu perairan ditentukan oleh

kondisi sifat fisik dan kimia air serta dipengaruhi oleh tersedianya sumber

nutrisi dan mineral baik organik maupun anorganik (Wetzel, 1983). Biota-

biota yang hidup di perairan sangat beragam jenisnya, baik di perairan laut,

maupun perairan tawar. Biota-biota ini di kelompokan menjadi plankton,

nekton dan benthos.

Jenis Plankton ada dua macam yakni fitoplankton dan zooplankton.

Phytoplankton adalah organisme Autotrof yaitu organisme yang mampu

menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari

bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia.

Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-

Page 38: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

tumbuhan hijau. Zooplankton pada ekosistem air tawar banyak macamnya

dan tersusun dari Protozoa, Coelenterata, Mollusca, Annelida, crustacean,

kelompok ini mewakili seluruh filum yang terdapat di animal kingdom serta

terdiri dari holoplankton dan meroplankton (Hutabarat dan Evans, 1985).

Copepoda yang sering ditemukan adalah calanus, Nauplius, diaptomus,

Mysis, simochepalus dan Cyclops. Cyclops merupakan zooplankton

predator yang hidup pada lingkungan yang buruk (Sachlan, 1982). Hasil

yang didapat dari praktikum adalah Triceratum sp., Bosrihia sp, Fragilaria

sp, Geramatophora sp, Synedra sp, Chaetoceros sp, Nitzchia sp., Pennate

sp, Calanus sp.

Hubungan antara plankton dengan habitatnya yakni plankton

mempengaruhi kesuburan perairan ditentukan oleh plankton, khususnya

fitoplankton. Salah satu cara untuk menentukan kesuburan perairan antara

lain dengan mengetahui kelimpahannya. Kelimpahan adalah padatan relatif

suatu organisme di suatu tempat tertentu. Hasil yang kelimpahan plankton

yang didapatkan yakni rata-rata 19 individu/L. Ini menunjukkan bahwa

dalam 1 L air sampel terdapat 19 individu plankton. Kelimpahan fitoplankton

pada suatu perairan menentukan kelimpahan ikan disuatu perairan karena

baik langsung maupun tidak langsung sumber makanan ikan tersebut

adalah fitoplankton. Kelimpahan pada umumnya sebagai jumlah individu

per satuan volume per luas (Odum, 1971).

Page 39: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

Keragaman dari plankton yang didapat yakni sebesar 2 individu/m2.

Walaupun sudah banyak sekali diketahui jenis-jenis tersebut, para ilmuwan

masih saja menemukan penghuni-penghuni baru terutama di daerah-daerah

terpencil yang dulunya tidak pernah terjangkau manusia. Organisme-

organisme tersebut mempunyai keteraturan dalam penyebarannya demi

kelangsungan hidupnya. Biota-biota ini sangat beragam mulai dari yang

berupa jasad-jasad hidup bersel satu yang sangat kecil sampai yang berupa

jasad-jasad hidup yang berukuran sangat besar. Indeks keragaman adalah

sifat komunitas yang memperlihatkan jenis-jenis organisme yang ada

didalamnya (Odum, 1971). Keragaman merupakan karakteristik tingkat

komunitas berdasarkan organisme biologinya.

Page 40: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1) Plankton yang didapatkan Triceratum sp., Bosrihia sp, Fragilaria sp,

Geramatophora sp, Synedra sp, Chaetoceros sp, Nitzchia sp., Pennate sp,

Calanus sp.

2) Indeks Keragaman sebesar 2 ind/m2 dan Indeks Kelimpahan 19 ind/L.

Page 41: LAporan KSP Larasati PH H1J012001

DAFTAR PUSTAKA

Sachlan, M. 1982. Planktonologi. Fakultas Peternakan dan Perikanan. Universitas Diponegoro, Semarang.117 PP.

Wetzel, G. Robert. 1983. Limnology. Michigan State University: New York

Hutabarat S dan Steward M Evans. 1985. Pengantar Oceanografi. Universitas Indonesia, Jakarta.

Odum, E. P. 1971. Fundamental of Ecology. Third edition. W. B. Soynders Co, Philadelphia. 697 PP.