PENANGANAN KONSERVATIF FRAKTUR

download PENANGANAN KONSERVATIF FRAKTUR

of 11

description

penanganan konervatif fraktur

Transcript of PENANGANAN KONSERVATIF FRAKTUR

PENANGANAN KONSERVATIF FRAKTURCOLLES10 Oktober 2008bedahumumTinggalkan komentarGo to commentsIntroduksia. DefinisiAdalah fraktur metafisis distal radius yang sudah menaalami osteoporosis, garis fraktur transversal, komplit, jaraknya 2-2,5 cm proximal garis sendi, bagian distal beranjak ke dorsal dan angulasi ke radial serta fraktur avulsi dari processus styloideus ulna (Abraham colles 1814).b. Ruang lingkup :Berdasarkan perribagian:1.Frykman 1967Didasarkan atas adanya fraktur pada sendi radiocarpalia, radio ulna bagian distal dan processusstyloideus ulna. Makin tinggi tipe fraktur makin jelek prognosis.2.SallterMembagi fraktur menjadi stabil dan tak stabil yang didasarkan pada banyaknya komunitas fraktur dibagian distal.3.Sarmento 1981Membagi fraktur atas dasar peranjakan dan adanya fraktur pada sendi radio carpalia.Insiden:Kira-kira 8-15% dari seluruh fraktur dan 60 % dari fraktus radius umur atas 50 tahun wanita lebih banyak dari pada pria, sedang umur kecil dari 50 tahun wanita sama dengan pria.c. Indikasi OperasiKominusi Dorsal lebih dari 50% dari dorsal ke palmar distanceKominusi metafiseal PalmarInitial dorsal tilt lebih dari 20Pergeseran initial (fragment translation) lebih dari 1 cmPemendekan Initial lebih dari 5 mmDisrupsi Intra-artikulerDisertai Fraktur ulnaOsteoporosis masifd. Kontraindikasi non-operatif (tidak ada)e. Diagnosis Banding1. Fraktur pergelangan tangan tipe lainnya2. Dislokasi sendiWristf. Pemeriksaan PenunjangX-rayPenanganan Reduksi tertutupPrinsipReposisi seanatomis mungkin, pertahankan hasil reposisi dan cegah komplikasi karena reposisi yang anatomis akan memberikan fungsi yang baik. Reposisi dapat dilakukan dalam anestesi lokal, regional blok atau anestesi umum.Teknik reposisiSegera dilakukan sebelum adanya edema. Dilakukan dengan cara disimpaksi, traksi, reposisi, danimobilisasi dilakukan selama 2-5 menit. Fungsi yang baik tercapai jika post reposisi angulasi dorsal< 150pemendekan radius < 3mmMetode ImobilisasiKonservatif dengan gip atau lungtional brace.Operatif dengan fiksatorPosisi pergelangan tangan- Posisi palmar fleksl 15 dan ulnar deviasi 20Posisi lengan bawahPosisi pronasi ( klasik )Posisi supinasiLama imobilisasiLamanya pemasangan gip bervariasi 3-6 minggu.Setelah 28 hari fraktur sudah cukup stabildan boleh mobilisasi. Pada kasus yang minimal displacement imobilisasi cukup 3-4 minggu.FisioterapiDimaksudkan agar fungsi tangan kembali normal karena penderita diharapkan bekerja biasa setelah 3-4 bulan fraktur.KomplikasiUmumnya akan selalu ada komplikasi, komplikasi yang mungkin terjadi:1. Dini Kompresi / trauma a. ulnaris dan medianus Kerusakan tendon Edema post reposisi Redislokasi2. Lanjut Arthrodosis dan nyeri kronis Shoulder hand syndrome Defek kosmetik (penonjolan styloideus radii) Malunion/ non union Stiff hand Volksman ischemic contraktur Suddeck atropiMortalitas(tidak ada)Perawatan Pasca reduksi tertutupImobilisasi dengan forearm splint selama 3 minggut,Follow upPengawasan pasca pemasangan gips dan komplikasi pemasangannya. Latihan isometrik segera dilakukan dan oposisi jari. Mengganti gips bila pembengkakan pergelangan tangan telah mereda, biasanya setelah satu minggu, dan mengganti dengan forearm splint bila telah clinical unionCategories:Bedah OrthopediTag:Fraktur Colles,Frykman,reduksi tertutup,Sallter,Sarmento

BONE HEALINGSetiap tulang yang mengalami cedera, misalnya fraktur karena kecelakaan, akan mengalami proses penyembuhan. Fraktur tulang dapat mengalami proses penyembuhan dalam 3 tahap besar:

1.Fase inflamasiFase ini terjadi segera setelah tulang mengalami fraktur dan akan berakhir dalam beberapa hari. Ketika terjadi fraktur, terjadi perdarahan yang akan memicu reaksi inflamasi yangditandai dengan hangat dan pembengkakan. Inflamasi meliputi 1)pemanggilan sel inflamasi (makrofag, PMN) yang mensekresikan enzim lisosom untuk mencerna jaringan mati dan memanggil sel pluripoiten serta fibroblast oleh mekanisme prostaglandin dan 2) pembekuan darah di lokasi fraktur yang bernama Hematoma. Suplai oksigen dan nutrisi diperoleh dari tulang dan otot yang tidak terluka. Hal ini diperlukan untuk stabilisasi struktural awal dan sebagai fondasi untuk membentuk tulang baru. Fase ini merupakan fase paling kritis. Penggunaan obat antiinflamasi dan sitotoksik pada satu minggu awal akan mengganggu reaksi inflamasi dan menghambat penyembuhan tulang. Kelainan medikasi juga dapat mengganggu fase ini.2.Fase perbaikan (bone production)Fase ini diawali ketika jaringan bekuan darah hasil inflamasi digantikan dengan perlahan dengan jaringan fibrosa yang mensekresikan bahan osteoid yang perlahan termineralisasi dan juga bahan tulang rawan yang dinamakan soft callus. Pembentukan soft callus ini berlangsung kira-kira 4-6 minggu. Pada fase ini juga terdapat pembentukan pembuluh darah baru dan dihambat oleh nikotin. Selama proses penyembuhan, soft callus akan digantikan dengan hard callus yang berisi tulang lamellar yang mana dapat dilihat dengan sinar X. Fase pembentukan hard callus memerlukan waktu 3 bulan, dan fiksasi diperlukan untuk mendukung dan mempercepat osifikasi.3.Fase remodellingTahap akhir ini memakan waktu beberapa bulan dan diperankan oleh osteoklas. Dalam fase ini, tulang terus menjadi kompak dan kembali ke bentuk semula. Dan juga aliran darah di area juga kembali. Ketika remodeling sudah adekuat (kekuatan tulang akan diperoleh kira-kira 3-6 bulan),weightbearingseperti berjalan dapat mendukungremodelinglebih lanjut.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PENYEMBUHAN1.Faktor sistemikv Umur: anak-anak lebih cepat sembuh daripada orang dewasav Nutrisi: nutrisi yang tidak adekuat akan enghambat proses penyembuhanv Kesehatan umum: penyakit sistemik seperti diabetes dapat menghambat penyembuhanv Aterosklerosis: mengurangi penyembuhanv Hormonal: GF mendukung penyembuhan, kortikosteroid menghambat penyembuhanv Obat: obat antiinflamasi non-steroid (ibuprofen) mengurangihealingv Rokok: kandungan nikotin pada rokok menghambat penyembuhan di fase perbaikan2.Faktor lokalv Derajat trauma lokal: fraktur yang kompleks dan merusak jaringan lunak sekitarnya lebih sulit sembuhv Area tulang yang terkena: bagian metafisis lebih cepat sembuh daripada bagian diafisisv Tulang abnoemal (tumor, terkena radiasi, infeksi) lebih lambat sembuhv Derajat imobilisasi: pergerakan yang banyak dapat menghambat penyembuhan,weighbearingdiniUSAHA MEMPERCEPAT KESEMBUHANPada semua pasien dengan fraktur tulang,imobilisasiadalah hal yang penting, karena sedikit gerakandari fragmen tulang menghambat proses penyembuhan. Tergantung dari tipe fraktur atau prosedur pembedahan, ahli bedah akan menggunakan bermacam alat fiksasi (sepertiscrews,plates, atauwires) ke tulang yang patah untuk mencegah tulang bergerak. Selama periode imobilisasi,weightbearingtidak diperbolehkan.Jika tulang sembuh dengan adekuat,terapi fisikmemegang kunci dalam rehabilitasi. Program latihan yang didesain untuk pasien dapat membantu mengembalikan kekuatan dan keseimbangan tulang dan membantu suapay dapat beraktivitas seperti semula.Jika tulang tidak sembuh dengan baik atau gagal sembuh, dokter bedah ortopedi dapat memilih beberapa cara untuk meningkatkan pertumbuhan tulang,seperti imobilisasi lanjut untuk waktu lebih lama, stimulasi tulang, atau pembedahan dengangraftatau denganbone growth protein.KOMPLIKASI PADA FRAKTUR TULANG1. Komplikasi Dini Cedera visceral Cedera vaskuler Cedera syarafSindroma Kompartemen (Volkmanns Ischemia)Pada sindroma kompartemen, terjadi perdarahan disertai edema. Akibat dari edema ini, tekanan kompartemen osteofasial meningkat, sehingga sebagai akbiatnya kapiler di sekitar luka menurun, yang berujung pada iskemi otot. Karena iskemi otot, edema menjadi bertambah dan iskemik menjadi-jadi (sirkulus visiosus) dan akhirnya terjadi nekrosis otot dan saraf dalam kompartemen tersebut.Setelah terjadi nekrosis, jaringan otot yang mati akan digantikan dengan jaringan fibrosis yang sifatnya tidak elastis yang akan membentuk kontraktur atau lebih dikenal sebagaiVolkmann ischaemic contracture. Biasanya sindroma kompartemen ini diakbiatkan balutan atau gips yang terlalu kencang.Pada bagian yang mengalami sindrom kompartemen, komplikasi beresiko tinggi yang sering muncul ialah fraktur siku, lengan atas, dan tibia proksimal. Sindroma kompartemen ini ditandai dengan 5P: Pain (rasa nyeri) Paresthesia (mati rasa) Pallor (pucat) Paralisis (kelumpuhan) Pulselessness (ketiadaan denyut nadi)Tatalaksana dengan melakukan fasiotomi Hemartrosis Infeksi2. Komplikasi LanjutDelayed unionDelayed union terjadi bila estimasi waktu union tercapai namun belum union. Hal ini mungkin disebabkan oleh: Cedera jaringan lunak berat Suplai darah inadekuat Infeksi Stabilisasi tidak adekuat Traksi berlebihanTatalaksana denganbone graftNon-union(delayed union >6 bulan)Pada non-union, tidak terjadi penyambungan tulang. Tulang hanya tersambung dengan jaringan fibrosis, sehingga pada daerah fraktur tulang dapat bergerak (pseudoarthrosis). Pada pemeriksaan dengan sinar X, masih terlihat dengan jelas garis fraktur. Penyebabnya adalah gangguan stabilitas.Terdapat dua jenis non-union: atrofik (sedikit callus terbentuk, dapat diatasi denganbone grafting) dan hipertrofik (terdapat kalus namun tidak stabil, umumnya akibat banyak pergerakan di lokasi fraktur)MalunionPada malunion, fragmen fraktur menyatu dalam posisi patologis/deformitas(angulasi, rotasi, perpendekan). Malunion dapat mengganggu baik secara fungsional maupun kosmetik. Kaku sendi Hipotrofi/Atrofi otot Miositis osifikansPada kelainan ini, terdapat osifikasi heterotopik pada otot. Biasanya terjadi pasca cedera, terutama pada dislokasi siku. Pada miositis osifikans, beberapa tanda muncul seperti bengkak local, nyeri tekan, gerak sendi yang terbatas.Pada pemeriksaan dengan sinar X setelah lebih dari 2 minggu, tampak gambaran kalsifikasi pada otot.Tatalaksana dengan eksisi massa tulang, indometasin, dan terapi radiasi. Avascular necrosisCedera, baik fraktur maupun dislokasi, seringkali mengakibatkan iskemia tulang yang berujung pada nekrosis avaskular. Avascular necrosis ini sering dijumpai pada caput femoris, bagian proksimal dari os. Scapphoid, os. Lunatum, dan os. Talus. Algodystrophy (Sudecks atrophy) OsteoarthritisWAKTU YANG DIBUTUHKAN UNTUK PENYEMBUHAN-PROGNOSISWaktu yang diperlukan untuk penyembuhan fraktur tulang sangat bergantung pada lokasi fraktur juga umur pasien. Rata-rata masa penyembuhan fraktur:Lokasi FrakturMasa PenyembuhanLokasi FrakturMasa Penyembuhan

1. Pergelangan tangan3-4 minggu7. Kaki3-4 minggu

2. Fibula4-6 minggu8. Metatarsal5-6 minggu

3. Tibia4-6 minggu9. Metakarpal3-4 minggu

4. Pergelangan kaki5-8 minggu10.Hairline2-4 minggu

5. Tulang rusuk4-5 minggu11. Jari tangan2-3 minggu

6.Jones fracture3-5 minggu12. Jari kaki2-4 minggu

Rata-rata masa penyembuhan: Anak-anak (3-4 minggu), dewasa (4-6 minggu), lansia (> 8 minggu)Jumlah Kematian dari fraktur: 4,3 per 100.000 dari 1.302 kasus di Kanada pada tahun 1997Tingkat kematian dari fraktur: Kematian : 11.696 Insiden : 1.499.999 0,78% rasio dari kematian per insiden

Fraktur ColesFraktur radius distal adalah salah satu dari macam fraktur yang biasa terjadi pada pergelangan tangan. Umumnya terjadi karena jatuh dalam keadaan tangan menumpu dan biasanya terjadi pada anak-anak dan lanjut usia. Bila seseorang jatuh dengan tangan yang menjulur, tangan akan tiba-tiba menjadi kaku, dan kemudian menyebabkan tangan memutar dan menekan lengan bawah. Jenis luka yang terjadi akibat keadaan ini tergantung usia penderita. Pada anak-anak dan lanjut usia, akan menyebabkan fraktur tulang radius.

Fraktur radius distal merupakan 15 % dari seluruh kejadian fraktur pada dewasa. Abraham Colles adalah orang yang pertama kali mendeskripsikan fraktur radius distalis pada tahun 1814 dan sekarang dikenal dengan nama fraktur Colles. (Armis, 2000). Ini adalah fraktur yang paling sering ditemukan pada manula, insidensinya yang tinggi berhubungan dengan permulaan osteoporosis pasca menopause. Karena itu pasien biasanya wanita yang memiliki riwayat jatuh pada tangan yang terentang. (Apley & Solomon, 1995)Biasanya penderita jatuh terpeleset sedang tangan berusaha menahan badan dalam posisi terbuka dan pronasi. Gaya akan diteruskan ke daerah metafisis radius distal yang akan menyebabkan patah radius 1/3 distal di mana garis patah berjarak 2 cm dari permukaan persendian pergelangan tangan. Fragmen bagian distal radius terjadi dislokasi ke arah dorsal, radial dan supinasi. Gerakan ke arah radial sering menyebabkan fraktur avulsi dari prosesus styloideus ulna, sedangkan dislokasi bagian distal ke dorsal dan gerakan ke arah radial menyebabkan subluksasi sendi radioulnar distal (Reksoprodjo, 1995)Momok cedera tungkai atas adalah kekakuan, terutama bahu tetapi kadang-kadang siku atau tangan. Dua hal yang harus terus menerus diingat : (1) pada pasien manula, terbaik untuk tidak mempedulikan fraktur tetapi berkonsentrasi pada pengembalian gerakan; (2) apapun jenis cedera itu, dan bagaimanapun cara terapinya, jari harus mendapatkan latihan sejak awal. (Apley & Solomon, 1995)Melihat masih cukup tingginya angka kejadian fraktur Colles maka perlu diketahui insidensi fraktur Colles di RSUD Saras Husada Purworejo, agar dapat dilakukan perawatan dan penanganan secara intensif pada tiap-tiap kasusnya.

A. DefinisiFraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. (Sjamsuhidayat & de Jong, 1998). Cedera yang digambarkan oleh Abraham Colles pada tahun 1814 adalah fraktur melintang pada radius tepat di atas pergelangan tangan, dengan pergeseran dorsal fragmen distal. (Apley & Solomon, 1995)

B. Anatomi dan KinesiologiRadius bagian distal bersendi dengan tulang karpus yaitu tulang lunatum dan navikulare ke arah distal, dan dengan tulang ulna bagian distal ke arah medial. Bagian distal sendi radiokarpal diperkuat dengan simpai di sebelah volar dan dorsal, dan ligament radiokarpal kolateral ulnar dan radial. Antara radius dan ulna selain terdapat ligament dan simpai yang memperkuat hubungan tersebut, terdapat pula diskus artikularis, yang melekat dengan semacam meniskus yang berbentuk segitiga, yang melekat pada ligamen kolateral ulna. Ligamen kolateral ulna bersama dengan meniskus homolognya dan diskus artikularis bersama ligament radioulnar dorsal dan volar, yang kesemuanya menghubungkan radius dan ulna, disebut kompleks rawan fibroid triangularis (TFCC = triangular fibro cartilage complex) (Sjamsuhidayat & de Jong, 1998)Gerakan sendi radiokarpal adalah fleksi dan ekstensi pergelangan tangan serta gerakan deviasi radius dan ulna. Gerakan fleksi dan ekstensi dapat mencapai 90 derajat oleh karena adanya dua sendi yang bergerak yaitu sendi radiolunatum dan sendi lunatum-kapitatum dan sendi lain di korpus. Gerakan pada sendi radioulnar distal adalah gerak rotasi. (Sjamsuhidayat & de Jong, 1998)