Pen Der It a An

download Pen Der It a An

of 79

Transcript of Pen Der It a An

PenderitaanPenulis : Dr. Eben Nuban Timo KITA semua tahu apa itu penderitaan. Kita bahkan mengalaminya. Orang biasa bilang bahwa penderitaan itu seperti bayangan yang selalu ada sepanjang badan. Kadang-kadang bayangan itu di belakang kita sehingga kita tidak menyadari keberadaannya. Tetapi sering juga bayangan itu membentang di depan. Penderitaan menjadi sangat jelas dan mencekam. Penyebab penderitaan juga macam-macam. Ia datang kepada kita dalam bentuk sakit, gagal dalam usaha, diperlakukan secara tidak adil, mengalami duka cita karena kematian orang yang kita kasihi, musibah seperti bencana alam. Singkatnya ada banyak penyebab penderitaan. Apa pun penyebabnya, penderitaan selalu ada. Ia seperti bayang-bayang yang selalu menyertai hidup. Hanya orang yang sudah meninggal saja yang tidak mengenal dan mengalami penderitaan. Atau mungkin juga orang mati menderita. Kita belum tahu itu, karena kita belum mengalami sendiri. Minggu-minggu ini umat kristen sedunia memasuki saat-saat perenungan akan penderitaan Kristus dan maknanya bagi mereka. Penderitaan selalu ada. Manusia tidak bisa berbuat lain kecuali menghadapinya. Itu sebabnya adalah penting untuk kita merenungkan makna penderitaan itu. Mungkin kita tidak suka melakukannya. Tetapi karena penderitaan itu merupakan fakta yang tidak terhindarkan, kita harus menerimanya dan menemukan maknanya. Inilah salah satu maksud penetapan perayaan minggu-minggu sengsara alam kalender gerejawi. Penderitaan perlu dihadapi dan direnungkan. Ini mengandaikan bahwa ada makna positif yang bisa kita petik dari pengalaman penderitaan. Ya, setidak-tidaknya itulah yang dikatakan oleh Henry Ward Becher. Menurut Becher "menangis itu adalah rahmat". Waktu anak kami lahir di negeri Belanda, seorang dokter datang membawa jarum suntik. Dia mengambil darah dari telapak kaki anak kami. Tentu saja si bayi kesakitan. Ia menangis dengan suara keras. Dokter yang merawat dia berkata: "Gooed..... Goed... doe maar" (Baikbaik. Menangislah). Sambil memandang kepada saya dia berkata: "Bayi yang menangis waktu disakiti adalah tanda bahwa bayi itu sehat. Menangis juga perlu agar paru-parunya berkembang". "Menangis adalah berkat." kata Henry Becher. Ini juga berlaku bagi orang dewasa. "Karena dengan air mata Allah membasuh mata kita agar melihat negeri yang tidak kelihatan, negeri yang tanpa air mata." Saya rasa pendapat ini ada benarnya. "Yesus ada bersama dua orang murid waktu mereka di dalam perjalanan ke Emaus. "Tetapi ada sesuatu yang menghalang mata mereka sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia" (Yoh. 24:16). Mereka sangat terpaku pada cara hidup yang lama, pendapat dan pengajaran yang lama tentang hidup, Allah dan kebenaran. Penghayatan mereka tentang hidup bersifat statis dan monoton. Sesuatu yang menutupi mata mereka itu terangkat, waktu Yesus berbicara kepada mereka begitu rupa sehingga hati mereka berkobar-kobar, mereka sangat tersentuh dan terharu dengan apa yang mereka dengar itu (Yoh. 24:32). Sangat biasa jadi perasaan berkobarkobar itu membuat mata mereka basah karena air mata. Akibatnya mereka memperoleh

pemahaman yang baru mengenai hidup, Allah dan kebenaran. Mereka memperoleh perspektif baru dalam memahami kitab suci. Mata mereka dapat melihat sesuatu yang baru pada apa yang selama ini sudah mereka lihat. Saya kira Becher benar saat ia berkata : "Menangis adalah berkat karena dengan air mata Allah membasuh mata kita agar melihat negeri yang tidak kelihatan, negeri yang tanpa air mata". Artinya dengan memahami penderitaan, pengharapan akan satu perubahan ke arah yang lebih baik makin dilihat sebagai sebuah kebutuhan. Pengharapan akan hidup yang lain dari keadaan sekarang (status quo) bertumbuh di dalam pengalaman penderitaan. Waktu pemerintah sekarang mengumumkan kenaikan harga BBM, reaksi muncul di manamana. Banyak orang yang meminta agar harta para koruptor besar disita oleh pemerintah untuk menanggulangi subsidi BBM, proses pengadilan yang adil kepada para koruptor harus menjadi prioritas pemerintah. Penderitaan ternyata mengajar orang untuk memperbaiki keadaan hidup. Penderitaan ada manfaatnya. Ia mendekatkan kita kepada Allah, kata seorang pemikir yang lain bernama Harlod A Bisley. "Penderitaan adalah kesempatan yang baik untuk berdoa. "Waktu hujan tidak turun dan tanaman di kebun mulai layu dan ada ancaman kegagalan panen, banyak orang berdoa. Kita cepat-cepat datang kepada Tuhan waktu pencobaan datang." Para awak kapal berseru masing-masing kepada Allahnya waktu badai dan angin sakal menghantam kapal mereka. Itu cerita yang kita baca dalam Kitab Yunus. Murid-murid Yesus juga berseru kepada sang guru waktu mereka diserang badai secara tiba-tiba saat mereka sedang berlayar. Bahkan Yesus sendiri juga mengambil waktu khusus untuk berdoa, waktu Dia berada pada situasi yang kritis menjelang kematiannya. Akh, bisa saja ada yang tidak setuju. Penderitaan tidak membawa manfaat apa pun bagi manusia. Ia malah membuat umur hidup seseorang menjadi lebih pendek. Lihat saja, garagara penderitaan ada banyak orang yang stres, lalu mengalami strok dan kemudian stop. Karena alasan-alasan ini ada ahli yang menolak untuk kita memuliakan penderitaan. Penderitaan harus dilawan sekuat tenaga. Manusia harus berjuang untuk menolak penderitaan yang ia alami. Fakta-fakta yang kita catat di atas membuat kita menjadi bijak. Penderitaan itu ada plusnya tetapi juga ada minusnya. Ini memang fakta yang tidak mungkin dipungkiri. Teori macam apa pun tidak akan mampu berkat yang kita peroleh dalam penderitaan menghilangkan sisi negatifnya. Ini kalau kita bicara tentang plus-minus dari penderitaan. Daripada terjerat dalam soal plus minus dan kita tidak pernah akan memperoleh kata sepakat penderitaan dapat juga dilihat dari sisi lain. Sisi lain adalah sebagai berikut. Fakta mengatakan bahwa manusia tidak pernah sendirian dalam menghadapi penderitaan. Dalam derita manusia kembali menjadi satu. Penderitaan membuat perbedaan-perbedaan pendapat, konflik, dan perpecahan mencair dengan sendirinya. Orang-orang yang hidup dalam permusuhan dan konflik bisa dengan mudah melupakan konflik dan perbedaan pendapat yang ada di antara mereka. Coba kita lihat pengalaman penderitaan yang kita alami sebagai satu bangsa karena bencana alam di Aceh. Belakangan ini Indonesia dikenal sebagai bangsa yang bersekutu dan persaudaraannya tercabik-cabik. Bangsa Indonesia yang satu mengelompok dalam

sentimen agama dan suku yang sangat tinggi. Orang Islam menganggap orang Kristen sebagai ancaman. Mereka saling memandang dengan penuh curiga, yang satu menganggap yang lain sebagai kafir atau melakukan syirik. Pengelompokan manusia Indonesia menurut agama : Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, orang kafir dan orang bertaqwa hilang dengan begitu saja. Mereka yang berbedabeda ini justru bergandengan tangan menanggulangi dan menghadapi penderitaan. Ini sungguh satu mujizat. Ya, kalau dalam keadaan suka cita kita cenderung terbelah-belah, maka dalam derita dan duka kita kembali menjadi satu. Pengalaman tidak sendiri dalam penderitaan tidak merupakan satu yang bersifat horizontal belaka. Yang tidak kalah penting untuk kita ketahui, juga di dalam minggu-minggu pra paskah ini, adalah kenyataan berikut. Allah juga ada bersama kita. Ia menjadi satu dengan kita yang menderita. Allah ternyata ikut ambil bagian dalam penderitaan manusia. Ia yang kudus dan agung berkenan menyatukan nasibNya dengan nasib manusia. Fakta ini kita alami di dalam Kristus. Paulus menulis: "Yesus Kristus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahan sampai mati di kayu salib" (Fil 2:5-9) Penderitaan memang menyakitkan dan menimbulkan luka. Tetapi manusia tidak pernah sendiri menghadapinya. Selalu saja ada teman dan sahabat yang ikut berbela rasa dengan kita memikul duka cita itu. Bahkan Tuhan juga menjadi sahabat kita. Yesus kawan yang sejati, bagi kita yang lemah, tiap hal boleh dibawa dalam doa padaNya. Inilah penghiburan sejati bagi manusia. Ini sumber kekuatan kita menghadapi penderitaan dengan percaya bahwa penderitaan itu bersifat sementara saja. Habis gelap akan terbit terang. Penderitaan ternyata membangkitkan pengharapan.

Meresponi Penderitaan (2)Bagikan Oleh: Sujud Prasetio Baca: 2 Timotius 2:1-13 "Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga." 2 Timotius 2:5 Penderitaan merupakan bagian hidup manusia. Semua kita pernah mengalami penderitaan. Atau mungkin sementara Anda membaca renungan ini Anda sedang dalam penderitaan. Jika kedua-duanya tidak, pasti Anda akan mengalaminya. Kita sering kali mendengar jemaat Tuhan mengeluh ketika datang penderitaan. Atau mungkin kita pun mengalami hal yang sama. Apalagi merasa telah hidup benar di hadapan Tuhan. Pertanyaan yang hampir sama yang sering kita dengar adalah "mengapa?" dan "kenapa?" "Mengapa hal ini terjadi

padaku? Kenapa bukan mereka yang jahat?" Barangkali kita tidak pernah mendapatkan jawabannya. Tetapi ada hal yang lebih penting untuk kita kerjakan, daripada sibuk dengan pertanyaan "mengapa?" maupun "kenapa?" Yaitu: menghadapinya, mengalahkannya dan mengatasinya. Tepatlah jika Paulus menggambarkan seorang olahragawan dan menghubungkannya dengan penderitaan. Seorang olahragawan bukan saja seorang yang hobi olah raga. Tetapi seorang olahragawan adalah seorang yang dipersiapkan sedemikian rupa untuk menjadi seorang atlet. Seorang atlet harus siap terjun di dalam perlombaan. Dan bukan sekedar ikut perlombaan, tetapi harus dapat memenangkannya. Agar tidak didiskualifikasi sebelum pertandingan selesai, seorang atlet harus mengikuti peraturan yang berlaku di dalam perlombaan tersebut. Oleh karena, itu Paulus berkata:". . . memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga." (2 Timotius 2:5). Pada prinsipnya Paulus sedang menasihatkan, ketika mengalami penderitaan, kita tidak cukup untuk menghadapinya seperti seorang prajurit. Tetapi harus terjun di dalam penderitaan tersebut dan kemudian mengalahkannya. Bagaimana caranya? Kita bergumul di dalamnya, tetapi tetap berpegang kepada kebenaran Firman Tuhan. Kenapa demikian? Penderitaan memberikan potensi untuk berbuat dosa. Bahkan penderitaan memberikan potensi untuk kemurtadan. Ada berapa banyak orang percaya meninggalkan imannya, ketika datang penderitaan. Penderitaan memberikan dua pilihan. Kita di kalahkannya atau kita mengalahkannya dan tampil sebagai pemenang. Bersama dengan Tuhan kita hadapi penderitaan. Kalahkan dengan berpegang teguh kepada Firman Tuhan. Maukah Anda menjadi seorang pemenang? Ikuti cara-Nya!

Meresponi PenderitaanBagikan Oleh: Sujud Prasetio Baca: 2 Timotius 2:1-13 "Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus." 2 Timotius 2:3 Seorang dramawan Inggris berkata: "Hidup ini memang tidak berjalan seperti yang kita ingini, tetapi inilah satu-satunya hidup yang kita miliki." Dengan kata lain betapa pun hidup ini tidak menyenangkan, inilah kenyataan hidup yang manusia miliki. Bahkan Alkitab berkata bagi orang-orang percaya, kita bukan saja dikaruniakan untuk percaya, tetapi juga untuk menderita di dalam Dia (Filipi 1:29). Oleh karena itu Paulus berkata: "Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit," (2 Timotius 2:3a). Ayat ini merupakan kata kunci dari bacaan kita hari ini. Paulus memberikan tiga profesi dan menghubungkannya dengan penderitaan. Jika di selidiki kita akan menemukan tiga bentuk sikap yang berbeda dari ketiga profesi tersebut. Yang pertama Paulus memberikan gambaran seperti seorang prajurit. Seorang prajurit dipersiapkan untuk menjaga keamanan negara. Harus siap siaga mempertahankan negara jika sedang terancam. Tidak ada jalan lain, kecuali menghadapinya. Dan yang terpenting

adalah, seorang prajurit tidak akan bertindak sebelum mendapat aba-aba dari komandannya. Ketika penderitaan datang yang harus kita lakukan adalah menghadapinya. Bagaimana menghadapinya? Sebagai prajurit Kristus kita harus senantiasa patuh kepada Sang Komandan, yang tidak lain adalah Kristus. Pada prinsipnya Paulus menasihatkan ketika kita mengalami penderitaan hadapilah dengan bergantung kepada Tuhan. Tidak sedikit orang menjadi sakit jiwa karena penderitaan. Kenapa bisa sampai demikian? Persoalannya, orang-orang tersebut tidak siap terhadap penderitaan. Atau mungkin siap, tetapi tidak mampu menyelesaikannya, karena mencoba dengan kekuatannya sendiri. Oleh karena itu kita harus tetap fokus kepada Tuhan. Agar dalam keadaan apa pun, bersama dengan Tuhan kita siap menghadapinya. Benarkah Anda seorang prajurit Kristus?

Bila Orang Benar Harus MenderitaBagikan Oleh: Sunanto Ayb 42:5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Saya sendiri banyak mengalami penderitaan dan juga banyak melihat orang lain yang menderita namun saya belum pernah melihat ada orang yang mengalami penderitaan seberat Ayub. Satu hal yang pasti, sumber penderitaan yang kita alami bukanlah dari Tuhan tetapi Tuhan mengijinkannya terjadi untuk mendatangkan kebaikan bagi hidup kita. Iblis memang sangat suka membuat kita menderita tetapi sebenarnya dia bukan merupakan sumber penderitaan itu. Kita semua merupakan orang yang lahir dalam keadaan sakit jiwanya akibat natur dosa yang kita bawa, ditambah lagi dengan pengaruh lingkungan dan salah asuh dari orang tua yang membuat penyakit itu semakin parah. Kita mengasihi orang lain karena kita membutuhkan mereka untuk memuaskan keakuan kita. Hal ini bukan kasih melainkan manipulasi sebab kasih yang sejati itu tanpa syarat. Kasih yang sejati tidak dipengaruhi oleh kondisi objek yang dikasihi. Allah tetap mengasihi kita sekalipun kita hidup dalam dosa sebab Allah adalah kasih sehingga Dia tidak bisa tidak mengasihi. Sebenarnya kita semua merupakan pecandu-pecandu dimana kita mencandui dukungan, penghargaan dan perasaan dibutuhkan dari orang lain. Kisah Yakub mengambarkan bagaimana seseorang yang mencari identitas akibat tidak menerima pengakuan dari seorang Ayah. Sebenarnya yang dibutuhkan oleh Yakub bukanlah hak kesulungan melainkan yang ia butuhkan adalah sebuah pengakuan. Sumber penderitaan Yakub bukanlah Esau melainkan dirinya sendiri yang sakit. Setelah Yakub dipulihkan dan memperoleh indentitas dari Allah ketika ia bergumul di sungai Yabok maka dengan sendirinya ia bisa berdamai dengan Esau. Tatkala sumber masalah Yakub yang sebenarnya selesai maka masalahnya dengan Esau juga selesai. Jika kita ingin mengubah orang lain maka hal pertama yang perlu kita lakukan adalah mengubah diri kita dulu. Jangan bermimpi untuk dapat mengubah dunia bila anda belum mengubah diri anda.

Setelah kita selesai dalam menjalani proses pendewasaan seperti yang dialami Ayub maka kita akan mengalami Allah bukan hanya sekedar mengetahui. Kita akan mengalami sebuah tingkat keintiman dan pengenalan akan Allah dalam sebuah dimensi yang baru. Selain itu kita juga akan bisa melihat kemuliaan Allah dalam diri orang lain sama seperti Yakub bisa melihat kemuliaan Allah di wajah Esau setelah ia dipulihkan ( Kej 33:10). Kita tidak akan meletakkan orang lain lebih tinggi atau lebih rendah sebab posisi semua orang sama dihadapan kita. Kita akan memperlakukan seorang Presiden sama seperti memperlakukan seorang pengemis di jalanan sebab pada keduanya kita dapat melihat kemuliaan Allah. Kita tidak akan lebih mengasihi orang yang menguntungkan kita atau lebih tidak mengasihi orang yang merugikan kita. Yang ada pada kita hanyalah cinta yang sejati yaitu kasih yang tanpa syarat. Inilah tujuan akhir dari semua krisis dan penderitaan yang Tuhan ijinkan menimpa hidup kita yaitu agar kasihNya dicurahkan dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita ! Diambil dari Renungan Gereja Kristen Yesus Jemaat Green Ville Bacaan Alkitab hari ini: Ayub 30 Bila kita membandingkan masa kejayaan Ayub dalam pasal 29 dan masa kejatuhannya dalam pasal 30, bisa kita lihat dengan jelas betapa berat penderitaan yang harus dia tanggung, apalagi Ayub masih belum memahami mengapa dia harus menanggung penderitaan seberat itu. Dalam pasal 29, Ayub mengenang masa lalu yang amat menyenangkan, baik menyangkut hubungannya dengan Allah (29:2-5), keharmonisan keluarganya (29:5), kemakmurannya (29:6), posisi sosialnya yang amat terhormat (29:7-11), serta penghargaan masyarakat terhadap dirinya karena kemurahan hatinya terhadap orang-orang yang memerlukan bantuan (29:12-25). Kejayaan yang luar biasa itu tersapu habis dalam pasal 30. Ia ditertawakan, disindir, diejek, bahkan diludahi oleh orang-orang yang posisi sosialnya jauh lebih rendah daripada dirinya (30:1-10). Ayub beranggapan bahwa penderitaannya ini disebabkan karena Allah sudah tidak melindunginya lagi (30:11-15). Dalam keadaan seperti itu, penderitaannya masih ditambah oleh tidak adanya orang yang menolong. Allah seolah-olah tidak peduli. Kebaikan yang pernah dilakukannya seakanakan tidak mendapat balasan sama sekali. Penderitaan Ayub yang luar biasa itu mengingatkan kita kepada Tuhan Yesus yang mengalami penderitaan yang jauh lebih berat daripada Ayub, padahal dia sama sekali tidak berdosa. Penderitaan yang dialaminya sama sekali tidak ada hubungannya dengan kepentingan diri-Nya, melainkan berkaitan dengan kebutuhan manusia berdosa yang sedang menuju kebinasaan. Bila penderitaan Ayub tidak ada kaitannya dengan orang lain, penderitaan Tuhan Yesus berkaitan dengan misi kedatangan-Nya ke dunia untuk menyelamatkan Anda dan saya! [P] 1 Petrus 3:18 Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orangorang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah.

EDOMAN MEMBUAT ILUSTRASI KHOTBAH Para ahli homiletik menggambarkan peranan ilustrasi seperti peranan jendela bagi sebuah rumah. Melalui jendela tersebut seseorang bisa melihat isi rumah. Begitu juga dengan ilustrasi. Melalui ilustrasi pengkotbah bisa memberikan penerangan terhadap apa yang ia sampaikan. Penggunaan ilustrasi sendiri sebenarnya bukanlah penemuan yang baru. Allah berkali-kali menyatakan diri-Nya melalui berbagai ilustrasi, misalnya tipologi, simbol, metafora, dan lain-lain. Yesus juga menggunakan berbagai perumpamaan, metafora dan analogi untuk memperjelas berita-Nya. Tradisi ini terus dipegang oleh bapa-bapa gereja sampai pengkotbah modern. Fungsi ilustrasi Ilustrasi memiliki peranan yang cukup besar bagi keberhasilan sebuah kotbah. Berikut ini adalah beberapa fungsi utama penggunaan ilustrasi dalam kotbah: (1) Ilustrasi berfungsi untuk memperjelas berita. Tidak semua jemaat memiliki tingkat kemampuan pemahaman yang sama. Dengan menggunakan ilustrasi, pengkotbah bisa mengajarkan sesuatu dengan cara yang sederhana. Pendeknya, kesederhanaan dalam ilustrasi mampu mencakup seluruh segmen jemaat. (2) Ilustrasi berfungsi untuk memberikan istirahat pada pikiran jemaat. Tidak semua jemaat bisa berpikir keras dalam jangka waktu yang lama. Sebagian dari mereka juga tidak terbiasa dengan pola penalaran yang rumit. Kesederhanaan dalam ilustrasi berguna untuk mengistirahatkan pikiran sejenak, sehingga jemaat bisa berkonsentrasi lagi pada bagian lain yang membutuhkan konsentrasi tinggi, misalnya penyelidikan teks yang cukup rumit. (3) Ilustrasi berfungsi untuk membuat kebenaran menjadi menarik dan berkesan. Betapa pun variatifnya segmen jemaat, mereka tetap memiliki kecenderungan yang sama, yaitu sama-sama menyukai cerita (non fiksi dan fiksi), tokoh terkenal dan data. Dengan menggunakan ilustrasi, pengkotbah mampu menarik perhatian jemaat. Cerita non fiksi, baik pengalaman pribadi pengkotbah maupun tokoh terkenal, seringkali mampu mendaratkan kebenaran dengan cara yang berkesan. (4) Ilustrasi berfungsi untuk membuat kotbah lebih lama diingat. Tidak dapat disangkal, mayoritas jemaat mengalami kesulitan dalam mengingat penyelidikan teks yang rumit. Mereka biasanya hanya mengingat ide besar, bagian utama dan ilustrasi yang menjelaskan dua hal tersebut. (5) Ilustrasi berfungsi untuk mengulang kebenaran yang sama dengan cara yang berbeda. Berita yang agak rumit biasanya membutuhkan pengulangan. Pengkotbah bisa menjelaskan ulang hal yang sama dengan cara yang sama, tetapi hal ini seringkali menyebabkan kejenuhan bagi sebagian jemaat, terutama mereka yang memiliki tingkat pemahaman yang cukup baik. Penggunaan ilustrasi memampukan pengkotbah untuk menjelaskan ulang inti suatu berita tetapi dengan cara yang berbeda. Bahan ilustrasi Bahan ilustrasi sangat beragam. Berikut ini adalah daftar jenis ilustrasi yang bisa dipakai dalam kotbah. Daftar tersebut disusun berdasarkan tingkat signifikansi masing-masing: (1) Teks Alkitab di bagian lain. Sebagian pengkotbah menganggap bahwa teks Alkitab di bagian lain tidak boleh dipakai sebagai ilustrasi (misalnya Jay Adams dalam bukunya Preaching With Purpose). Mereka berpendapat bahwa cerita Alkitab harus dipakai untuk membuat poin, bukan menjelaskan (mengilustrasikan) poin. Penggunaan cerita Alkitab untuk

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

ilustrasi dianggap bisa mengurangi otoritas cerita tersebut. Anggapan ini sebenarnya kurang tepat. Dengan menggunakan teks lain sebagai ilustrasi, pengkotbah justru secara tidak langsung telah mengajarkan jemaat tentang kesatuan antar bagian Alkitab. Jemaat juga tidak akan berpikir terlalu jauh bahwa penggunaan cerita Alkitab untuk ilustrasi akan mengurangi otoritas cerita tersebut. Sejarah gereja. Bahan ilustrasi ini merupakan salah satu yang paling sering diabaikan oleh pengkotbah. Pola pengajaran di sekolah tinggi yang tidak terlalu menekankan sejarah, minimnya sumber daya dosen sejarah gereja yang berkualitas dan pola pengajaran sejarah gereja yang kurang kreatif telah menyebabkan matakuliah ini kurang diminati oleh sebagian besar mahasiswa. Hal ini pada akhirnya juga berdampak pada relevansi sejarah gereja dalam pelayanan kotbah. Tidak banyak pengkotbah yang menggunakan sejarah gereja sebagai ilustrasi. Akibatnya, jemaat juga tidak mengetahui akar historis kekristenan. Dengan menggunakan ilustrasi dari sejarah gereja, pengkotbah memberikan kesan pada jemaat bahwa kebenaran Alkitab tidak pernah lekang oleh jaman. Selain itu, pemahaman jemaat tentang akar kekristenan secara umum juga akan meningkat. Ucapan tokoh terkenal. Ucapan tokoh-tokoh terkenal biasanya memiliki keindahan kata-kata maupun pemikiran filosofis yang dalam. Ucapan tersebut umumnya merupakan hasil perenungan dan pengalaman pribadi tokoh-tokoh tersebut. Kumpulan ucapan terkenal ini bisa diakses melalui software Quick Verse. Dalam software ini semua ucapan tokoh terkenal disusun berdasarkan topik, sehingga sangat memudahkan pengkotbah untuk mengakses dengan cepat. Biografi tokoh terkenal. Tingkat apresiasi mayoritas orang Indonesia terhadap biografi suatu tokoh memang masih rendah. Buku-buku biografi jarang diterbitkan. Kalaupun diterbitkan, tingkat penjualannya pun tidak terlalu tinggi. Hal ini merupakan fenomena yang sangat disayangkan, terutama berkaitan dengan biografi tokoh-tokoh kekristenan yang terkenal. Ada banyak hal-hal yang berkesan dalam perjalanan hidup tokoh-tokoh tersebut. Jemaat akan terkesan apabila mengetahui perubahan karakter John Calvin setelah melalui fase pernikahan yang sangat berbeda dengan yang ia harapkan. Jemaat juga pasti terkesima apabila melihat harga yang telah dibayar oleh William Carey dalam pelayanan misinya atau John Sung dengan loyalitas dan dedikasinya yang total. Daftar ini masih bisa diperpanjang seandainya pengkotbah membiasakan diri membaca buku-buku biografi tokoh Kristen yang terkenal. Statistik/hasil riset/berita dari media yang diakui kredibilitasnya. Statistik memberikan kesan akurasi, sehingga menambah bobot berita yang disampaikan. Orang biasanya mengidentikkan statistik (hasil riset) dengan fakta. Anggapan ini dalam taraf tertentu memang bisa dibenarkan, namun pengkotbah tetap perlu memperhatikan beberapa hal: ketepatan teori, objektivitas akumulasi dan analisa data, daerah dan objek penelitian, waktu penelitian. Kesaksian pribadi pengkotbah. Pengkotbah yang memiliki pengalaman rohani pribadi sesuai dengan yang dikotbahkan akan mampu membuat jemaat terkesan. Pengalaman tersebut memberikan kesan bahwa hamba Tuhan memiliki integritas diri yang jelas. Hal ini juga mengajarkan kepada jemaat bahwa hamba Tuhan adalah manusia biasa yang juga terus bergumul untuk bertumbuh dalam Tuhan. Pengalaman tersebut tidak harus yang bersifat positif (keberhasilan), tetapi juga negatif (kegagalan). Peristiwa sehari-hari yang menarik dan berkesan.

Ilustrasi jenis ini tidak dapat disangkal merupakan media yang sangat efektif, karena jemaat menghadapi peristiwa-peristiwa itu setiap hari, sehingga mereka akan terus mengingat apa yang diilustrasikan. Ini juga bisa melatih kepekaan jemaat untuk belajar tentang Allah dari hal-hal yang tampaknya biasa dan sepele. Pengkotbah bukan hanya perlu mengamati perasaan seseorang ketika ia berada dalam situasi khusus, tetapi pengkotbah juga perlu memahami perasaan tersebut, sehingga ketika menyampaikannya sebagai ilustrasi pengkotbah benar-benar mengerti mengapa cerita tersebut berkesan. (8) Analogi. (9) Anekdot (cerita lucu yang singkat). (10) Dongeng. Pedoman Signifikansi ilustrasi seperti dijelaskan di atas menuntut pengkotbah untuk berhati-hati dalam menggunakannya. Untuk menghindari kesalahan (ekses) yang mungkin terjadi, pengkotbah perlu memperhatikan beberapa pedoman berikut ini: (1) Poin analogi harus tunggal dan jelas. Sebuah cerita bisa diinterpretasikan dan dipahami dalam banyak ca Apa yang jelas ra. bagi penyampai ilustrasi belum tentu jelas bagi yang mendengarkan. Pengkotbah perlu memilih ilustrasi yang memiliki inti tunggal dan jelas. Dalam beberapa kasus pengkotbah perlu menjelaskan pelajaran yang ingin dipetik dari ilustrasi tersebut, sehingga jemaat tidak perlu menduga-duga apa inti ilustrasi tersebut. Dengan kata lain, ilustrasi harus mudah dipahami. (2) Penyampaian tidak perlu terlalu detil. Kesalahan umum yang sering ditemui dalam penyampaian ilustrasi adalah pengkotbah terlalu detil dalam bercerita. Pengkotbah seharusnya mampu memilih bagian mana yang langsung berkaitan (relevan) dengan inti ilustrasi yang ingin disampaikan. Detil yang tidak mendukung inti harus diabaikan. Penyampaian detil yang tidak relevan justru akan membuat jemaat kesulitan menangkap poin analogi yang ingin disampaikan. Selain itu, hal tersebut akan menyita waktu kotbah yang seharusnya bisa dialokasikan untuk bagian lain yang lebih penting. (3) Relevan dengan situasi pendengar (Berko, at al., 376). Terkait dengan poin sebelumnya, pengkotbah juga perlu menyeleksi ilustrasi yang dipakai supaya benar-benar relevan dengan pendengar. Detil-detil yang tidak relevan sebaiknya diabaikan. Contoh: pada saat berkotbah kepada jemaat di pedesaan, pengkotbah tidak perlu menyampaikan bahwa suatu cerita terjadi di negara tertentu, apalagi jika penjelasan tersebut tidak mendukung poin analogi (inti) ilustrasi. (4) Tidak boleh terlalu banyak digunakan. Tidak setiap poin kotbah memerlukan ilustrasi. Bagian-bagian yang sudah jelas tidak perlu ditambah dengan ilustrasi, kecuali ilustrasi dari kisah nyata yang berfungsi untuk mendaratkan berita. (5) Harus jujur dan terbuka terhadap historisitas cerita (Berko, at al., 376). Pengkotbah sebisa mungkin menginformasikan apakah yang dia sampaikan adalah sebuah kisah fiksi atau non-fiksi. Dalam kasus ilustrasi dari kisah non-fiksi, pengkotbah tidak diperbolehkan membumbui cerita yang ada. Bahkan untuk bagian yang agak bias, pengkotbah perlu menginformasikan kebiasan yang ada. (6) Illustrasi tidak bisa dijadikan dasar kotbah. (7) Illustrasi bukanlah argumentasi (Berko, at al., 375). Sebuah ilustrasi tidak membuktikan apakah pernyataan yang dijelaskan tersebut benar atau tidak. Pengalaman pribadi seseorang, betapa pun itu benar dan berkesan, tidak

bisa dipakai untuk membuktikan suatu berita. Kebenaran suatu berita terletak pada kesetiaan berita tersebut terhadap penyataan Allah di Alkitab. (8) Illustrasi harus menarik. Koleksi ilustrasi Buku-buku ilustrasi dalam bahasa Inggris sudah banyak diterbitkan. Mereka memberikan ilustrasi-ilustrasi besar yang terkenal. Bagaimanapun, penggunaan materi tersebut sebenarnya memiliki beberapa kelemahan. Pertama, sebuah cerita atau anekdot dari luar negeri belum tentu sesuai dengan cara berpikir atau situasi jemaat di Indonesia. Kedua, beberapa ilustrasi yang populer sangat mungkin sudah pernah didengar oleh jemaat dari hamba Tuhan lain. Pengkotbah harus menyeleksi dengan cermat buku-buku ilustrasi yang ada, sesuai dengan pedoman/prinsip ilustrasi. Berikut ini adalah beberapa saran untuk mengoleksi ilustrasi: (1) Mengumpulkan bahan. Pengkotbah sebaiknya membaca segala jenis buku (ilustrasi, sejarah, filsafat, konseling, pernikahan, dll) sebanyak mungkin. Pengkotbah juga bisa membuat kliping dari surat kabar/majalah. Mengikuti berita di radio dan televisi juga merupakan cara tepat untuk mendapatkan ilustrasi yang aktual. Ahli homiletis umumnya menyarankan setiap pengkotbah untuk membawa catatan kecil (note) dan pena pada setiap waktu di segala tempat, karena banyak ilustrasi indah terjadi di sekeliling kita, yang kalau tidak langsung ditulis biasanya akan hilang begitu saja. Perlu diingat, dalam tahap ini pengkotbah belum mengadakan seleksi. Pengkotbah hanya mengumpulkan bahan sebanyak-banyaknya. Pedoman yang perlu diperhatikan dalam taraf ini hanyalah seberapa menarik ilustrasi yang dikumpulkan. (2) Menyeleksi bahan. Pengkotbah perlu meluangkan waktu khusus untuk menyeleksi semua bahan yang telah didapat, karena tidak semua bahan sesuai dengan situasi jemaat yang pengkotbah layani. Bahan-bahan tersebut juga belum tentu memenuhi syarat sebagai ilustrasi yang baik. Pengkotbah juga perlu meredaksi ulang sebuah cerita tanpa menghilangkan inti cerita tersebut, misalnya dengan menghilangkan detil-detil yang tidak penting dan relevan. (3) Mengorganisir bahan (filing). Pengkotbah bisa mengorganisir ilustrasi yang sudah diseleksi dengan cara tradisional, yaitu secara manual dalam bentuk data tertulis. Cara terbaik, bagaimanapun, adalah dengan sistem komputerisasi. Beberapa software khusus untuk kotbah/ilustrasi kotbah sudah diterbitkan dengan sistem pencarian data yang cepat dan teliti. Satu -satunya kekurangan adalah harga software yang relatif mahal untuk sebagian besar hamba Tuhan di Indonesia. Cara yang lebih mudah adalah dengan memanfaatkan fasilitas MS Word. Pengkotbah hanya perlu mengetik ulang ilustrasi yang sudah diseleksi dan memberikan beberapa subjek untuk entry, misalnya inti ilustrasi, teks yang dipakai, dan lain-lain. Setelah itu, setiap kali berkotbah hanya perlu membuka Edit Find (tuliskan entry yang ingin dipakai). Berikut ini adalah usulan untuk mengorganisir ilustrasi menggunakan MS Word. Judul ilustrasi : Sengsara membawa nikmat Topik ilustrasi : Karakter Kristen/penderitaan Jenis ilustrasi : Sejarah Gereja Inti ilustrasi : Penderitaan membuat karakter kekristenan bertambah baik Teks : Yakobus 1:2-12 ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________

Seorang anak perempuan mengeluh pada sang ayah tentang kehidupannya yang sangat berat. Ia tak tahu lagi apa yang harus dilakukan dan bermaksud untuk menyerah. Ia merasa capai untuk terus berjuang dan berjuang. Bila satu persoalan telah teratasi, maka persoalan yang lain muncul. Lalu, ayahnya yang seorang koki membawanya ke dapur. Ia mengisi tiga panci dengan air kemudian menaruh ketiganya di atas api. Segera air dalam panci-panci itu mendidih. Pada panci pertama dimasukkannya beberapa wortel. Ke dalam panci kedua dimasukkannya beberapa butir telur. Dan, pada panci terakhir dimasukkannya biji-biji kopi. Lalu dibiarkannya ketiga panci itu beberapa saat tanpa berkata sepatah kata. Sang anak perempuan mengatupkan mulutnya dan menunggu dengan tidak sabar. Ia keheranan melihat apa yang dikerjakan ayahnya. Setelah sekitar dua puluh menit, ayahnya mematikan kompor. Diambilnya wortel-wortel dan diletakkannya dalam mangkok. Diambilnya pula telur-telur dan ditaruhnya di dalam mangkok. Kemudian dituangkannya juga kopi ke dalam cangkir. Segera sesudah itu ia berbalik kepada putrinya, dan bertanya: Sayangku, apa yang kaulihat? Wortel, telur, dan kopi, jawab anaknya. Sang ayah membawa anaknya mendekat dan memintanya meraba wortel. Ia melakukannya dan mendapati wortel-wortel itu terasa lembut. Kemudian sang ayah meminta anaknya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah mengupas kulitnya si anak mendapatkan telur matang yang keras. Yang terakhir sang ayah meminta anaknya menghirup kopi. Ia tersenyum saat mencium aroma kopi yang harum. Dengan rendah hati ia bertanya Apa artinya, bapa? Sang ayah menjelaskan bahwa setiap benda telah merasakan penderitaan yang sama, yakni air yang mendidih, tetapi reaksi masing-masing berbeda. Wortel yang kuat, keras, dan tegar, ternyata setelah dimasak dalam air mendidih menjadi lembut dan lemah. Telur yang rapuh, hanya memiliki kulit luar tipis yang melindungi cairan di dalamnya. Namun setelah dimasak dalam air mendidih, cairan yang di dalam itu menjadi keras. Sedangkan biji-biji kopi sangat unik. Setelah dimasak dalam air mendidih, kopi itu mengubah air tawar menjadi enak. Yang mana engkau, anakku? sang ayah bertanya. Ketika penderitaan mengetuk pintu hidupmu, bagaimana reaksimu? Apakah engkau wortel, telur, atau kopi? Bagaimana dengan ANDA, sobat? Apakah Anda seperti sebuah wortel, yang kelihatan keras, tetapi saat berhadapan dengan kepedihan dan penderitaan menjadi lembek, lemah, dan kehilangan kekuatan? Apakah Anda seperti telur, yang mulanya berhati penurut? Apakah engkau tadinya berjiwa lembut, tetapi setelah terjadi kematian, perpecahan, perceraian, atau pemecatan, Anda menjadi keras dan kepala batu? Kulit luar Anda memang tetap sama, tetapi apakah Anda menjadi pahit, tegar hati, serta kepala batu?

Atau apakah Anda seperti biji kopi? Kopi mengubah air panas, hal yang membawa kepedihan itu, bahkan pada saat puncaknya ketika mencapai 100 C. Ketika air menjadi panas, rasanya justru menjadi lebih enak. Apabila Anda seperti biji kopi, maka ketika segala hal seolah-olah dalam keadaan yang terburuk sekalipun Anda dapat menjadi lebih baik dan juga membuat suasana di sekitar Anda menjadi lebih baik. Bagaimana cara Anda menghadapi penderitaan? Apakah seperti wortel, telur, atau biji kopi?

Topik : Penderitaan14 September 2003

Buah KesengsaraanNats : Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan (Roma 5:3) Bacaan : Roma 5:1-5 Seorang pemuda kristiani menemui seorang jemaat yang lebih tua dan bertanya, "Bersediakah Anda berdoa supaya saya lebih sabar?" Lalu mereka pun berlutut bersama, dan pria itu mulai berdoa, "Tuhan, kirimkan kesulitan kepada anak muda ini di pagi hari; kirimkan padanya kesulitan di siang hari; kirimkan padanya ...." Sampai di sini, pemuda itu memotong, "Bukan, bukan kesulitan! Saya meminta kesabaran." "Saya tahu," jawab orang kristiani yang bijaksana itu, "tetapi melalui kesulitanlah kita belajar untuk bersabar." Kata ketekunan dalam bacaan Kitab Suci hari ini dapat berarti kemampuan untuk tetap tegar di dalam tekanan kesulitan tanpa menyerah. John A. Witmer menulis, "Hanya orang percaya yang telah menghadapi penderitaanlah yang mampu membangun ketegaran. Dan pada akhirnya juga membangun karakternya." Ketika Rasul Paulus mengajar jemaat di Roma bahwa "kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan" (Roma 5:3), ia berbicara berdasarkan pengalaman pribadinya. Ia telah menderita karena dipukul, dicambuk, dirajam, karam kapal, dan penganiayaan. Namun, ia tetap tegar dalam imannya dan tidak mundur dari tanggung jawabnya untuk mengabarkan Injil. Jika saat ini Anda sedang menghadapi ujian berat, muliakanlah Allah! Di bawah kendaliNya yang penuh hikmat, maka segala sesuatu yang terjadi pada kita -- entah menyenangkan atau menyakitkan -- dirancang untuk membangun karakter yang serupa dengan Kristus. Oleh sebab itu, kita dapat bermegah dalam penderitaan --Richard De Haan ORANG YANG SENANTIASA MENANTIKAN TUHAN TIDAK AKAN DIHANCURKAN OLEH BEBAN KESULITAN17 Januari 2005

Yang Dapat Dilakukan AllahNats : Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kam lagi (2 Korintus i 1:10) Bacaan : 2 Korintus 1:3-11 Mereka dijuluki anak-anak terhilang dari Sudan. Ribuan dari mereka melarikan diri dari perang saudara di negara itu, dan mengungsi dari kekacauan dan pembunuhan. Banyak dari antara mereka yang telah belajar Injil di gereja-gereja yang didirikan para misionaris, tetapi pengetahuan mereka akan dunia di luar kampung halaman mereka sedikit. Artikel di National Geographic mengisahkan salah satu dari anak- anak terhilang yang kini menetap di Amerika Serikat. Ia mengatakan kepada jemaat gereja bahwa ia sangat bersyukur atas bantuan dari Amerika, dan juga atas iman yang ia pelajari melalui kesulitan. Orang Amerika memercayai Allah, katanya, tetapi mereka tidak tahu apa yang dapat Allah lakukan. Dalam ujian berat, kita bergerak dari teori menuju realitas saat mengalami kuasa Allah. Ketika tampaknya tidak ada harapan, kita dapat membagikan perasaan Paulus yang berkata, Beban yang ditanggungkan ke atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga atas hidup kami (2 Korintus 1:8). Tetapi kita pun dapat belajar, seperti Paulus, bahwa di masa kegelapan kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati (ayat 9). Jika hari ini Allah telah mengizinkan Anda berada dalam keadaan yang tanpa harapan, pertimbangkan kembali semua yang telah dilakukan dan masih tetap dapat dilakukan Allah yang Perkasa. Dengan memercayai Allah dalam kesulitan, kita tahu apa yang dapat dilakukan-Nya dalam hidup kita David McCasland ALLAH ADALAH SATU-SATUNYA SEKUTU YANG DAPAT SELALU KITA ANDALKAN21 Maret 2005

Jalan BergelombangNats : Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia (Filipi 1:29) Bacaan : Filipi 1:27-30 Ketika orang-orang mengatakan kepada saya bahwa hidup itu susah, saya selalu menjawab demikian, "Tentu saja." Saya rasa jawaban tersebut lebih memuaskan daripada jawaban lain yang dapat saya utarakan. Penulis Charles Williams berkata, "Dunia ini memang menyengsarakan dalam segala hal. Akan tetapi sungguh tak tertahankan apabila seseorang mengatakan bahwa kita diciptakan untuk menyukai hal tersebut." Jalan yang ditunjukkan Allah kepada kita, kerap kali tampaknya menjauhkan kita dari apa yang kita anggap baik, sehingga kita percaya bahwa kita salah jalan dan tersesat. Hal itu

terjadi karena banyak di antara kita telah diajar untuk memercayai bahwa jika kita berada di jalur yang benar, maka kebaikan Allah itu sama artinya dengan hidup yang tanpa masalah. Namun, itu merupakan angan-angan yang sangat berbeda dengan pandangan alkitabiah. Kasih Allah sering memimpin kita melalui jalan yang menjauhkan kita dari kenyamanan duniawi. Paulus berkata, "Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia" (Filipi 1:29). Apabila kita telah sampai di ujung lembah kekelaman, kita akan mengerti bahwa setiap keadaan diizinkan terjadi demi kebaikan kita. "Tidak ada jalan yang seaman dan sepasti jalan yang telah kita lewati," kata seorang pengajar Alkitab, F.B. Meyer. "Jika saja kita dapat melihat jalan tersebut sebagaimana Allah selalu melihatnya, maka kita pun pasti akan memilih jalan yang dipilih Allah bagi kita" DHR TIDAK ADA PENCOBAAN YANG DAPAT MEMBUAT KITA PUTUS ASA JIKA KITA MEMAHAMI ALASAN ALLAH MENGIZINKANNYA TERJADI1 April 2005

Barang yang PecahNats : Aku ... telah menjadi seperti barang yang pecah (Mazmur 31:13) Bacaan : Mazmur 31:10-25 Tidak banyak kehidupan utuh di dunia ini yang berguna bagi Allah. Hanya beberapa orang yang dapat melaksanakan harapan dan rencana mereka tanpa mengalami gangguan dan kekecewaan sepanjang hidup mereka. Namun, kekecewaan manusia kerap kali merupakan rancangan Allah. Dan hal-hal yang kita yakini sebagai tragedi barangkali merupakan suatu kesempatan yang telah dipilih Allah untuk menunjukkan kasih dan anugerah-Nya. Hanya dengan mengikuti alur kehidupan orang-orang yang hancur ini, maka kita akan dapat melihat bahwa mereka akhirnya menjadi orang kristiani yang lebih baik dan efektif daripada jika mereka melaksanak semua an rencana dan maksud mereka sendiri. Apakah Anda saat ini sedang mengalami kehancuran? Apakah sesuatu yang paling Anda kasihi telah direnggut dari kehidupan Anda? Ingatlah bahwa jika Anda mampu melihat maksud dari semuanya itu melalui sudut pandang Allah, maka Anda akan memuji Tuhan. Hal-hal terbaik yang terjadi pada diri kita bukanlah hal-hal yang berlangsung dengan cara kita, namun bila kita mengizinkan Allah bekerja dengan cara-Nya. Walaupun ujian, pencobaan, serta dukacita kerap kali tampak keras dan kejam, tetapi itulah cara Allah menunjukkan kasih-Nya dan pada akhirnya akan menjadi yang terbaik bagi kita. Ingatlah, kita kini memegang janji dari Tuhan: "Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela" (Mazmur 84:12) MRD BAGI ORANG KRISTIANI KEPENUHAN HIDUP SELALU DATANG SETELAH KEHANCURAN

16 April 2005

Batu Itu Akan DipindahNats : Ketika mereka melihat dari dekat, tampaklah, batu ... itu sudah terguling (Markus 16:4) Bacaan : Markus 16:1-14 Para wanita yang bermaksud meminyaki jenazah Yesus patut dipuji atas kelembutan kasih dan rasa hormat mereka bagi Juruselamat. Namun, saat mereka sudah hampir tiba di pemakaman, kesulitan memindahkan batu berat yang menyegel kubur-Nya membuat mereka khawatir. Ketakutan mereka tidak berdasar; batu itu sudah dipindahkan. Demikian pula, kita kerap merasa perlu mengkhawatirkan kesulitan masa depan. Padahal Allah dengan murah hati akan menyingkirkan atau menolong kita mengatasinya. Mari kita menerapkan iman yang lebih besar dalam menghadapi rintangan yang mungkin menghadang di jalan. Kita dapat yakin bahwa Tuhan akan membantu ketika menghadapi hal-hal tersebut jika kita terus maju dalam nama-Nya dan bagi kemuliaan-Nya. Puisi berikut memberi beberapa nasihat praktis yang sesuai dengan bacaan kita hari ini: Di dalam kilauan sinar matahari hari ini, Tinggalkanlah kekhawatiran esok hari Janganlah merusak sukacita saat ini dengan bertanya: "Siapakah yang akan menggulingkan batu itu?" Kerap, sebelum kita berhadapan dengan ujian itu Kita telah datang dengan sukacita, Para malaikat telah turun dari surga Dan telah menggulingkan batu ituAnonim Hari ini majulah di dalam pelayanan, tak gentar oleh rintangan yang akan datang. Biarlah hati Anda bersorak oleh kepastian bahwa apa pun kesulitan yang mungkin Anda hadapi, Allah akan memindahkan batu itu HGB JIKA ALLAH TIDAK MEMINDAHKAN RINTANGAN DIA AKAN MENOLONG ANDA MELALUINYA31 Juli 2005

Jembatan Kasih KaruniaNats : Rasul-rasul itu meninggalkan sidang ... dengan gembira, karena telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus (Rasul 5:41) Bacaan : Rasul 5:33-42 Coba layangkan imajinasi Anda sejenak. Bayangkan Anda sedang berkendaraan melewati gurun di Kalifornia Selatan dan Anda melihat jembatan Golden Gate yang sangat gagah terbentang di antara aliran sungai kecil yang kering dan terletak di pinggiran persimpangan jalan desa. Pemandangan itu pasti akan sangat menggelikan. Demikian juga Allah senantiasa menunjukkan kuasa dan kasih karunia-Nya pada waktu atau tempat yang tepat. Dia selalu menyediakan sesuai dengan kesulitan yang sedang dihadapi. Dia tidak akan memberikan kekuatan bila kekuatan itu belum diperlukan. Kita merasa ngeri apabila memikirkan hal-hal yang dialami oleh beberapa anak Allah karena iman mereka kepada Juruselamat. Banyak di antara mereka lebih memilih jalan yang penuh penderitaan daripada mengikuti jalur yang lebih sedikit mengandung perlawanan. Saya pun kemudian bertanya-tanya, apakah kita akan melakukan hal yang sama? Tentu saja Tuhan tidak meminta kita untuk membuat komitmen semacam itu sebelum hal tersebut diperlukan. Kita dapat meyakini bahwa apabila kita menderita demi Dia (Filipi 1:29), Dia akan menyediakan apa pun yang kita perlukan untuk menanggung penderitaan itu. Sebagai pelayan-pelayan Kristus, kita dapat melakukannya selangkah demi selangkah dan percaya bahwa entah kita menemui ngarai yang kering atau sungai yang deras, jembatan kasih karunia Allah akan membuat kita dapat menyeberang dengan aman ke seberang MRD ALLAH MEMBERI KASIH KARUNIA YANG CUKUP UNTUK MENGHADAPI SETIAP COBAAN YANG KITA HADAPI12 Agustus 2005

Tiada PenyesalanNats : Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikatNya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya (Matius 16:27) Bacaan : 1Petrus 4:12-19 Seorang gadis kecil yang harus menjalani operasi, merasa ketakutan. Untuk membujuk dia, maka orangtuanya kemudian berjanji akan memberinya apa yang telah diingininya sejak lama, yaitu seekor anak kucing. Operasi itu berjalan dengan baik, namun saat pengaruh obat bius mulai sirna, sang anak terdengar bergumam kepada dirinya sendiri, Benar-benar cara yang tidak enak untuk mendapatkan seekor kucing! Orang-orang kristiani yang mengalami kesukaran sewaktu melayani Tuhan tidak akan merasakan hal seperti itu saat mereka menoleh ke belakang. Memang benar bahwa setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya (2Timotius

3:12). Yesus berkata kepada para murid-Nya, Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Aku (Matius 16:24). Dia juga meyakinkan mereka bahwa saat Dia kembali ke bumi, Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya (ayat 27). Paulus berkata bahwa penderitaan kita bagi Kristus tidak layak jika dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita (Roma 8:18). Dan Petrus mengatakan, Bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya (1Petrus 4:13). Orang-orang percaya yang bertahan di dalam kesukaran bagi Kristus akan menganggapnya sebagai hak istimewa untuk ambil bagian bersama Juruselamat mereka. Menderita bagi Dia mendatangkan upah yang pasti, tanpa penyesalan RWD MELAYANI TUHAN MERUPAKAN INVESTASI DENGAN DIVIDEN KEKAL19 Agustus 2005

Batu di Dasar JurangNats : Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu (Mazmur 119:71) Bacaan : Mazmur 119:65-72 Saat itu saya berusia awal tiga puluhan. Saya menjadi seorang istri dan ibu yang penuh pengabdian serta seorang pekerja kristiani mendampingi suami saya. Namun, saya menemukan diri saya berada di dalam sebuah perjalanan yang pasti tak mau dijalani siapa punperjalanan menurun. Saya menuju suatu kehancuran yang dihindari oleh sebagian besar dari kita, yaitu hancurnya sikap terus menerus mengandalkan pada diri sendiri. Tetapi akhirnya saya mengalami kelegaan yang aneh setelah jatuh ke atas batu di dasar jurang. Di sana saya menemukan sesuatu yang tak terduga. Batu tempat saya terjatuh tidak lain adalah Kristus sendiri. Dengan berserah hanya kepada-Nya, saya berada pada posisi untuk membangun kembali sisa hidup saya, kali ini sebagai seseorang yang bergantung pada Allah, bukan sebagai seseorang yang bergantung pada diri sendiri. Pengalaman di dasar jurang itu menjadi sebuah titik perubahan dan salah satu perkembangan rohani yang paling penting dalam hidup saya. Banyak orang merasa sama sekali tidak rohani ketika jatuh ke dasar jurang. Penderitaan mereka kerap kali diperkuat oleh orang-orang kristiani yang berpandangan sangat sempit terhadap apa yang sedang dialami oleh sang penderita, dan mengapa hal itu terjadi. Namun, Bapa surgawi kita gembira akan hasil yang ingin Dia capai dari proses yang menyakitkan itu. Seseorang yang mengetahui rahasia hidup yang bergantung kepada Allah dapat berkata demikian, Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu (Mazmur 119:71) JEY

SAAT SEORANG KRISTIANI JATUH KE BATU DI DASAR JURANG IA AKAN MENEMUKAN BAHWA KRISTUS ADALAH DASAR YANG TEGUH11 September 2005

Menyanyi Bagi TuhanNats : Sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai (Mazmur 30:6) Bacaan : Mazmur 30 Penderitaan adalah bagaikan orang asing yang mencurigakan, yang mengetuk pintu rumah Anda. Mau tidak mau Anda harus mengizinkannya masuk karena ia terus-menerus mengetuk pintu dan tidak mau pergi. Anda merasa yakin bahwa tidak ada seorang pun yang melihat kesedihan Anda dan Anda merasa kesepiantetapi Allah melihat kesedihan yang tengah Anda rasakan dan Dia mengerti. Setiap malam aku menggenangi tempat tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku, keluh Daud di dalam Mazmur 6:7. Tuhan telah mendengar tangisku (ayat 9). Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan? (56:9). Walaupun sepanjang malam ada tangisan, itu tidak akan berlangsung selamanya, karena menjelang pagi terdengar sorak sorai (30:6). Seperti halnya Daud, kita ingat bahwa kasih dan kebaikan hati Allah akan berlangsung selama seumur hidup kita. Dia telah berjanji tidak akan meninggalkan maupun membiarkan kita. Manakala kasih Allah masuk ke dalam pikiran kita, kepedihan hati dan ketakutan kita akan lenyap. Ratapan kita akan diubah menjadi tarian, pakaian kabung dan derita kita akan dilepaskan, dan kita pun diikat dengan sukacita. Kita dapat bangkit untuk menyambut hari sambil menyerukan puji-pujian karena belas kasihan, tuntunan, dan perlindungan yang telah diberikan-Nya. Kita bersukacita di dalam nama-Nya yang kudus (30:12,13). Bagaimanapun keadaan kita, marilah kita menyanyi bagi Tuhan sekali lagi! DHR PUJI-PUJIAN ADALAH SUARA JIWA YANG TERBEBASKAN19 Januari 2006

Belajar untuk MengajarNats : Apakah engkau memerhatikan hamba-Ku Ayub? (Ayub 1:8) Bacaan : Ayub 2:1-10 Setelah mata ayah saya yang terluka parah harus diangkat lewat pembedahan, para dokter dan perawat mengomentari sikap ayah saya yang menerima dengan baik kehilangan itu. Responsnya memang luar biasa. Di sepanjang percobaan berat itu saya tidak pernah mendengar ia mengeluh. Setelah kecelakaan itu seseorang bertanya kepada saya, "Mengapa Allah mengizinkan hal ini terjadi? Hal apakah yang masih harus dipelajari ayah Anda di usianya sekarang?"

Tidak semua tragedi terjadi karena kita masuk di "sekolah" didikan keras Allah yang berlawanan dengan kehendak kita. Selalu ada sesuatu yang dapat kita pelajari dari penderitaan. Namun dalam hal ini, ayah saya adalah guru sekaligus murid. Respons Ayah terhadap rasa sakit dan kehilangan yang dialaminya, digabung dengan respons saleh ibu saya terhadap masalah kesehatannya sendiri, memberi saya pelajaran yang diyakini oleh hamba Allah, Ayub, sebagai sesuatu yang benar. Pada puncak penderitaannya, istri Ayub mendorongnya untuk mengutuki Allah dan mati (Ayub 2:9). Namun Ayub menjawab, "Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" (ayat 10). Ayub tidak mengerti sebab dari penderitaannya, namun ia menyatakan kepercayaannya yang teguh kepada Allah yang berhak mengizinkan kesulitan maupun kebaikan di dalam hidup kita. Di dalam penderitaan, penting bagi kita untuk merenungkan apa yang Allah ingin untuk kita ajarkan, juga apa yang diinginkan-Nya untuk kita pelajari --JAL KESULITAN CENDERUNG MENGHASILKAN SIFAT YANG HEBAT15 Februari 2006

Satu SaudaraNats : Aku ... menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus (Kolose 1:24) Bacaan : Kolose 1:24-29 Dari semua drama hebat Shakespeare, Henry V mungkin adalah drama yang paling heroik. Dalam satu adegan yang menegangkan, saat tentara Inggris ketakutan menghadapi tentara Perancis yang lebih unggul, Raja Henry menguatkan para prajuritnya. Karena pertempuran itu akan berlangsung pada "hari raya Crispianus", maka jika mereka menang, kemenangan tersebut akan diperingati setiap tahun. Sang raja berkata kepada para prajuritnya, "Hari ini disebut hari raya Crispianus.... Kita akan diingat dalam hari raya itu; kita yang meski hanya sedikit, adalah orang-orang yang berbahagia, yang terikat sebagai satu saudara." Kini Angkatan Laut Amerika pun menyebut dirinya "satu saudara". Ketika ada ancaman dan bahaya, saling ketergantungan dan pengorbanan pribadi akan mempersatukan orang orang agar dapat bertahan hidup. Orang kristiani yang menghadapi perlawanan bisa memiliki ikatan seperti itu. Paulus menulis, "Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus" (Kolose 1: 24). Apakah Paulus percaya bahwa penderitaan Kristus di kayu salib tidak cukup? Tidak, penebusan-Nya sepenuhnya cukup untuk semua dosa kita. Apa yang dimaksud Paulus adalah bahwa bila kita menggenapkan pekerjaan Kristus di bumi di tengah-tengah perlawanan yang menyakitkan, berarti kita turut merasakan penderitaan-Nya. Yesus menderita karena menaati kehendak Allah, dan kita pun seharusnya demikian. Namun seperti Paulus, kita dapat bersukacita apabila dekat dengan Tuhan dan terikat dalam satu persaudaraan --HDF

PENDERITAAN DAPAT MENJADI PENARIK YANG MENDEKATKAN ORANG KRISTIANI KEPADA KRISTUS DAN ORANG KRISTIANI LAINNYA17 Juni 2006

Sedikit PerspektifNats : Penderitaan ringan yang sekarang ini, akan menghasilkan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya (2Korintus 4:17) Bacaan : 2Korintus 4:16-18 Seorang mahasiswi menulis sebuah surat yang mengejutkan kepada orangtuanya: Ibu dan Ayah, Ada banyak yang ingin saya ceritakan. Beberapa siswa membuat keributan dan membuat api di kamar saya. Akibatnya saya menderita kerusakan paru-paru dan harus ke rumah sakit. Di sana, saya jatuh cinta kepada seorang pegawai. Namun saya akhirnya ditangkap karena terlibat dalam keributan itu. Akhirnya, saya harus berhenti sekolah, menikah, dan pindah ke Alaska. Putrimu yang terkasih. NB: Sebenarnya tak satu pun hal di atas sungguh terjadi, saya hanya benar-benar gagal di pelajaran kimia. Saya ingin kalian memandang kegagalan saya ini dalam perspektif yang benar. Kita mungkin heran melihat cara mahasiswi ini menyampaikan berita buruk kepada orangtuanya. Namun, hal itu menyoroti sebuah kebenaran: Perspektif yang benar itu penting. Saat Paulus memberikan dorongan kepada jemaat di Korintus, ia menulis daftar pencobaan dan penderitaan yang benar-benar dialaminya. Agar memiliki perspektif yang benar, ia mengalihkan fokusnya kepada Allah. "Penderitaan ringan yang sekarang ini," katanya, "akan menghasilkan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya" (2Korintus 4:17). Dalam beberapa hal, perspektif kita lebih penting daripada apa yang kita alami. Paulus meneruskan, "Yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal" (ayat 18). Penderitaan kita akan menjadi tidak penting jika dibandingkan dengan kemuliaan yang menanti kita --HWR YANG PALING DIBUTUHKAN DI DALAM SETIAP KESULITAN ADALAH PANDANGAN AKAN ALLAH -- G.C. Morgan22 Juli 2006

PergumulanNats : Pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar (2Timotius 3:1) Bacaan : 2Timotius 3 Pernahkah Anda mendengar seseorang berkata bahwa dengan percaya kepada Yesus saja, Dia akan memecahkan seluruh masalah Anda dan Anda akan menikmati kekayaan dan kedamaian dalam hidup ini? Jika itu jalan yang Allah rancangkan bagi orang-orang yang melayani-Nya, lalu apa masalah Paulus? Setelah bertobat, hidup Paulus begitu saleh, tetapi ia tetap mendapat banyak masalah. Ia adalah salah seorang misionaris terbesar sepanjang zaman -- dan apa masalah yang dihadapinya? Dipukul. Ditangkap. Hampir tenggelam. Melarikan diri ke luar kota. Perhatikan Yusuf, Abraham, Ayub, Yeremia, Petrus. Mereka adalah orang-orang saleh. Namun, mereka semua menghadapi berbagai bahaya dan kesulitan yang tak pernah kita harapkan untuk kita alami. Lalu, mengapa ada pergumulan seperti di atas? Mengapa tragedi yang menerpa orang kristiani sama kuatnya seperti tragedi yang menerpa kebanyakan kaum ateis yang antagonistis? Mengapa kita tidak terbebas dari bencana alam, penyakit serius, perselisihan antarpribadi, dan perlakuan tidak adil oleh orang lain? Bagaimanapun juga, dengan cara yang dipakai Allah untuk membereskan segalanya, berbagai masalah kita dapat membawa kebaikan bagi kerajaan dan rencana-Nya (Roma 8:28; Filipi 1:12). Tugas kita adalah memuliakan Allah dalam keadaan apa pun. Jika kita melakukan hal itu, maka pergumulan kita akan dapat mengarahkan orang lain kepada Sang Juru Selamat saat kita berhasil mencapai tujuan utama kita, yakni untuk mendapatkan kedamaian dan upah di surga --JDB ALLAH MENGIZINKAN UJIAN KEHIDUPAN MENIMPA KITA BUKAN UNTUK MENGHAMBAT MELAINKAN UNTUK MENUMBUHKAN KITA17 Agustus 2006

Tawanan Siapa?Nats : Kepadaku ... telah diberikan anugerah ini, untuk mem-beritakan kepada orang-orang bukan Yahudi keka-yaan Kristus, yang tidak terduga itu (Efesus 3:8) Bacaan : Efesus 3:1-9 Ada sebuah kisah tentang seorang pendeta Skotlandia, Alexander Whyte, yang mampu menghadapi situasi yang paling suram dan tetap menemukan sesuatu untuk disyukuri. Suatu Minggu pagi yang gelap ketika cuaca dingin, basah, dan berangin keras, salah seorang anggota majelisnya berbisik, "Saya yakin bahwa Pak Pendeta tidak dapat mengucap syukur kepada Allah untuk apa pun juga pada hari seperti ini. Di luar benarbenar mengerikan!" Pendeta itu memulai kebaktian dengan berdoa, "Kami bersyukur kepada-Mu, ya Allah, bahwa cuaca tidak selamanya seperti ini."

Rasul Paulus juga melihat hal yang terbaik di dalam segala situasi. Bayangkanlah keadaannya ketika ia menulis surat kepada jemaat di Efesus, saat ia menunggu pemeriksaan pengadilan di depan kaisar Roma, Nero. Sebagian besar orang mungkin menyimpulkan bahwa ia merupakan tawanan Roma. Akan tetapi, Paulus memandang dirinya sendiri sebagai tawanan Kristus. Ia berpikir bahwa penderitaan yang dialaminya merupakan kesempatan baginya untuk memberitakan Injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi. Kata-kata Paulus ini harus menantang kita: "Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah diberikan anugerah ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu" (Efesus 3:8). Paulus, sebagai tawanan Kristus, memandang dirinya sendiri sebagai orang yang memperoleh hak istimewa untuk melayani Allah dan memberitakan "kekayaan Kristus" kepada banyak orang. Tawanan siapakah kita? -AL PENDERITAAN-PENDERITAAN YANG MEMENJARAKAN ANDA TIDAK PERLU MEMBATASI KARYA ALLAH DI DALAM DIRI ANDA18 Agustus 2006

Terus MengejarNats : Aku suka dekat pada Allah (Mazmur 73:28) Bacaan : Mazmur 73:25-28 Pemazmur menyikapi segala hal dengan sederhana: "Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi" (Mazmur 73:25). Segala pertumbuhan dalam kehidupan rohani kita ditandai oleh gerak kita menuju suatu kesimpulan, yaitu keyakinan bahwa hanya satu hal yang kita perlukan: Allah sendiri. Semua perkembangan di dalam kehidupan rohani merupakan kemajuan dalam mengenal Allah dan mengasihi-Nya, yaitu bergerak menuju titik di mana kita dapat berkata seperti penyair Israel itu: "gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya" (ayat 26). Cara pandang ini mengubah cara kita dalam menyikapi segala sesuatu. Penderitaan dan kesengsaraan menjadi sarana yang membuat kita lapar dan haus akan Allah. Kekecewaan menjadi alat yang menghentikan kita dari pekerjaan-pekerjaan duniawi dan menggerakkan kita menuju Allah sendiri. Bahkan dosa, apabila disesali, dapat menjadi alat untuk mendorong kita agar menjadi lebih dekat kepada-Nya, sehingga kita dapat mengalami kasih dan pengampunan-Nya. Semua hal dapat berguna apabila kita memandangnya sebagai sarana menuju sasaran yang utama, yaitu mendekat kepada Allah. Seperti Paulus, kita dapat berkata, "Aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus" (Filipi 3:12). Bagaimana kita mengejarnya? Caranya dengan menjawab kasih-Nya dalam kerendahan hati dan penuh rasa syukur. Akan tetapi, semua itu dimulai dari diri Allah. Dialah yang lebih dulu mencari kita supaya kita dapat mencari Dia -DHR

ALLAH BEGITU MENGASIHI KITA SEHINGGA KITA TAK BOLEH BERHENTI BERTUMBUH SECARA ROHANI20 September 2006

Mengubah Derita Menjadi PujianNats : Sama seperti kamu turut mengambil bagian dalam kesengsaraan kami, kamu juga turut mengambil bagian dalam penghiburan kami (2Korintus 1:7) Bacaan : 2Korintus 1:7-11 Setelah melalui tahun-tahun pelayanan yang menakjubkan dan menghasilkan buah di India, Amy Carmichael menderita sakit dan tidak dapat beranjak dari tempat tidurnya. Sebagai pendiri Dohnavur Fellowship (Persekutuan Dohnavur) yang penuh semangat dan berhati dinamis, ia menjadi alat untuk menyelamatkan ratusan anak lelaki dan perempuan dari kesengsaraan akibat perbudakan seks. Ketika melakukan langkah penyela-matan untuk membawa kaum muda menuju kemerdekaan rohani melalui Yesus Kristus, ia menulis banyak buku dan puisi yang sampai saat kini masih menjadi berkat bagi para pembacanya di seluruh dunia. Kemudian penyakit radang sendi menggerogoti tubuhnya sehingga ia menjadi cacat. Apakah ia mengeluhkan penderitaannya atau meragukan Allah? Tidak. Army masih tetap menjadi inspirasi dan tetap membimbing Dohnavur. Ia pun masih terus menulis. Renungan, surat-surat, serta puisi yang ditulisnya penuh dengan pujian kepada Allah dan semangat bagi rekan peziarahnya. Pada saat penderitaan melanda kita, bagaimana reaksi kita? Apakah kita akan merasa sakit hati, ataukah tetap percaya pada kasih karunia Allah yang selalu menopang kita? (2Korintus 12:9). Apakah kita berdoa dengan khusyuk untuk memberi semangat kepada orang-orang di sekitar kita dengan pertolongan Roh Kudus yang memampukan kita untuk gembira, berani, dan percaya kepada Allah? Apabila kita bersandar kepada Tuhan, Dia akan menolong kita untuk mengubah penderitaan menjadi pujian -VCG PUJIAN ADALAH NYANYIAN JIWA YANG MERDEKA10 Oktober 2006

Menanggapi PenderitaanNats : Manusia yang lahir dari perempuan, singkat umurnya dan penuh kegelisahan (Ayub 14:1) Bacaan : Ayub 16:6-17 Mengapa ada penderitaan? Mungkin Anda akan bertanya demikian tatkala mendengar tentang angin topan, tanah longsor, gempa bumi, dan bencana alam lainnya yang merenggut nyawa banyak manusia. Ayub pun mengajukan pertanyaan yang sama.

Mengapa ada begitu banyak kepedihan di dunia milik Allah ini? Renungkanlah beberapa alasan berikut: 1. Kita tidak dapat melarikan diri dari hukum yang mengatur alam kita. Kita membutuhkan hal-hal seperti gravitasi, cuaca, dan api untuk bertahan hidup, tetapi itu semua dapat menyebabkan tragedi (Matius 5:45). Api bermanfaat apabila menyala di kompor Anda, tetapi api yang berkobar tak terkendali dapat membunuh. 2. Kita adalah makhluk sosial. Kehidupan kita merupakan satu kesatuan, sehingga kadang kala kita menderita saat dosa atau kebebalan orang lain menimbulkan kesulitan (1Korintus 12:26). 3. Dosa membawa kutuk di atas bumi serta para penghuninya. Kutuk ini mencakup penyakit dan kematian (Kejadian 3:15-24). 4. Penderitaan membangkitkan belas kasihan. Yesus meminta kita untuk memerhatikan mereka yang miskin. Kita adalah rekan kerja-Nya dalam menolong sesama (Lukas 10:3335). Sebagaimana yang dijumpai Ayub, dunia ini merupakan sebuah tempat yang hancur. Ketika melihat penderitaan, kita dapat memakainya sebagai kesempatan untuk melayani Allah dengan cara menolong sesama, memercayai-Nya meski di tengah kesulitan, dan bertumbuh dalam iman kepada-Nya. Kala diterpa masalah, biarlah reaksi kita yang pertama adalah memercayai Tuhan dan memerhatikan kebutuhan orang lain -JDB TANGGAPAN KITA TERHADAP PENDERITAAN DAPAT MEMBENTUK KITA ATAU JUSTRU MENGHANCURKAN KITA24 November 2006

"siapa?", Bukan "mengapa"Nats : Tuhan, Engkau mengetahui segala keinginanku, dan keluhku pun tidak tersembunyi bagi-Mu (Mazmur 38:10) Bacaan : Mazmur 42 Saat hadir dalam acara panel bersama para orangtua yang merasakan dan mengalami peristiwa kehilangan, saya terkejut bahwa saya bisa belajar banyak dengan cara mendengarkan. Kami hadir di dalam acara tersebut untuk membantu orang lain yang sedang berduka, tetapi akhirnya kami justru saling melengkapi di situ. Seorang ibu yang kehilangan anak perempuannya karena mengidap penyakit radang selaput otak, membagikan kebenaran sederhana yang menyentuh saya. Ketika ia terus-menerus bertanya "Mengapa?", ia bercerita kepada ayahnya. Sang ayah mengatakan bahwa pertanyaan yang lebih baik dilontarkan adalah "Siapa?". Ayahnya lalu menjelaskan bahwa ia pasti tidak akan pernah mengerti mengapa anaknya meninggal begitu cepat. Namun,

akan sangat membantu apabila ia berpikir siapakah Allah di balik semua tragedi yang dialaminya itu. Renungkanlah apa makna hal ini bagi kita dalam segala kesulitan ini. Ketika kita menghadapi kedukaan yang tidak disangka-sangka dan bertanya "Siapa?" kita mendapat jawaban: "Bapa yang penuh kemurahan dan Allah sumber segala penghiburan" (2 Korintus 1:3). Saat kita lemah, kita akan mendapati "Tuhan, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku" (Mazmur 18:3). Ketika dosa dunia ini tampaknya sudah tidak tertahankan, kita tahu bahwa "Allah, sumber damai sejahtera, akan segera menghancurkan Iblis di bawah kakimu" (Roma 16:20). Apabila pertanyaan "Mengapa Tuhan?" muncul di dalam hati Anda, sebaiknya Anda bertanya, "Siapakah Engkau, Allah?" Lalu carilah Dia dalam firman-Nya --JDB DI PADANG GURUN KEDUKAAN ALLAH MENYEDIAKAN OASE ANUGERAH13 Februari 2007

Bangkit Dalam KemuliaanNats : Tubuh yang ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan (1 Kor. 15:42) Bacaan : 1 Korintus 15:42-49 Bertahun-tahun lalu, saya mendengar kisah tentang seorang lelaki yang sedang mencari bunga untuk ditanam saat musim semi. Di sebuah rumah kaca, ia memilih krisantemum emas yang penuh bunga bermekaran. Satu hal yang membuatnya heran, tanaman itu tersembunyi di sudut ruangan dan ditanam di sebuah ember tua yang penyok serta berkarat. "Andai bunga ini milikku," katanya pada diri sendiri, "aku akan menaruhnya di pot cantik dan memamerkannya dengan bangga! Mengapa bunga ini terpenjara di ember, di tempat tersembunyi seperti ini?" Ketika ia menanyakannya, sang pemilik menjelaskan, "Oh, saya memang menyemaikan tanaman itu di ember tua sampai bunganya mekar. Namun, itu hanya untuk sementara. Saya akan segera memindahkannya ke kebun saya." Lelaki itu tertawa dan membayangkan pemandangan seperti ini di surga, "Ada satu jiwa yang cantik," begitu Allah akan berkata, "hasil dari kasih setia dan anugerah -Ku. Sekarang jiwa itu terpenjara dalam tubuh yang rusak dan tidak dikenal, tetapi sebentar lagi, ia akan tumbuh tinggi dan cantik dalam taman-Ku!" Mungkin sekarang kita "ditanam" di wadah yang penyok serta rusak untuk sementara waktu, dan di situ Tuhan mempercantik jiwa kita. Namun, "sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang surgawi" (1 Kor. 15:49). Kemudian, Dia akan memajang pekerjaan tangan-Nya dan keindahan kita agar dapat dilihat semua orang. Inilah jaminan dan sukacita kita --DHR

Dalam tubuh yang tak akan dimakan usia, Kita berkuasa bersama-Nya sepanjang masa; Sungguh suatu pengharapan yang menakjubkan: Kita bersama dengan Kristus sepanjang kekekalan. --Watson

SEMENTARA ALLAH MENYIAPKAN SEBUAH TEMPAT BAGI KITA DIA MENYIAPKAN KITA UNTUK MENEMPATINYA15 April 2007

Pertanyaan Sepanjang ZamanNats : Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk? (Ayub 2:10) Bacaan : Ayub 2:1-10 Saat Jeremy berusia 17 tahun, ia bergumul dengan pertanyaan yang telah digumuli para teolog berabad-abad. Masalahnya tidak teoritis, tetapi praktis. Ia berusaha memahami mengapa ibunya harus menjalani operasi otak. Ia bertanya, "Mengapa orang baik menderita, Bu?" Ibunya berkata, "Penderitaan menjadi bagian hidup di dunia yang terkutuk dosa, dan orang baik menderita seperti orang lain. Karena itu Ibu gembira kita memiliki Yesus. Jika meninggal, Ibu akan ke tempat yang lebih baik, dan Ibu akan merindukan saat Ibu dapat bertemu denganmu lagi." Ibunya lalu berkata, ia mengerti kefrustrasian Jeremy, tetapi ia meminta Jeremy tak menyalahkan Allah. Jika kita bingung oleh penderitaan yang dialami orang-orang baik, kita dapat bertanya secara terus terang di hadapan Allah, beradu pendapat dengan-Nya jika memang harus, dan bergumul dengan keraguan kita. Namun, janganlah kita menyalahkan Dia. Allah tidak memberi penjelasan kepada Ayub tentang apa yang sedang dilakukan -Nya, tetapi Dia berkata bahwa Ayub dapat memercayai Dia untuk melakukan apa yang benar (Ayub 38-42). Dan Dia telah memberi jaminan bagi kita di dalam firman-Nya bahwa Yesus menderita bagi kita, bangkit dari kematian, dan kini sedang menyiapkan sebuah tempat yang bebas dari penderitaan bagi kita. Semua ini mungkin bukan merupakan jawaban yang kita inginkan, tetapi semua itu adalah jawaban yang kita perlukan untuk menolong kita hidup dengan pertanyaan tentang penderitaan yang ada sepanjang zaman dan kerap kali tak terjawab itu --DJD

Mengapa mesti menderita begini? Aku tak tahu; Satu yang kutahu, perbuatan-Nya baik bagiku. Aku percaya kepada-Nya dengan segenap hati, sehingga aku mengatasi, apa pun yang terjadi. --Smith ALLAH TIDAK HARUS MEMBERI KITA JAWABAN TETAPI DIA MENJANJIKAN ANUGERAH-NYA

15 Juni 2007

Sekolah KehidupanNats : Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu (Mazmur 119:71) Bacaan : Mazmur 119:65-72 Selama masa Depresi pada tahun 1930-an, Little Orphan Annie adalah komik dan acara radio yang terkenal. Bertahun-tahun kemudian, komik itu menjadi dasar untuk pembuatan komedi musikal Annie. Adegan pembukaannya menampilkan Annie yang berada di panti asuhan, tempat para gadis dipaksa membersihkan dan menggosok segala sesuatu pada tengah malam. Untuk mengungkapkan ketidakberdayaan, mereka bernyanyi: "Ini adalah kehidupan yang keras bagi kami. Tak ada yang memedulikanmu saat engkau berada di panti asuhan. Ini adalah kehidupan yang keras." Ketika berbicara tentang "sekolah kehidupan yang sangat keras", kita mengacu pada pengalaman sulit yang telah mengajar kita dalam hidup ini. Meskipun menghindari penderitaan sudah menjadi bagian dari natur manusia, orang kristiani harus dapat memetik hikmah dari kondisi yang penuh kepedihan. Dengan bijak pemazmur berkata, "Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu" (Mazmur 119:71). Ia sangat sedih karena fitnah yang menodai nama baiknya (ayat 69,70). Namun, bahkan dalam kondisi itu, pemazmur menyadari bahwa ia dapat belajar menghargai firman Allah. Masalah apa yang sedang Anda hadapi saat ini? Serahkan kepada Tuhan dalam doa. Lalu, renungkanlah Kitab Suci dan bersyukurlah kepada Allah atas berbagai pelajaran kehidupan yang Anda pelajari. Tuhan atas surga dan bumi itu berdaulat -- bahkan atas "sekolah kehidupan yang sangat keras" --HDF

Allah masih duduk di atas takhta, Dia tak pernah meninggalkan kepunyaan-Nya; Dia tak akan melupakanmu, janji-Nya setia Allah masih duduk di atas takhta. --Suffield PENDERITAAN KITA TIDAK DIRANCANG UNTUK MENGHANCURKAN KITA NAMUN UNTUK MEMBAWA KITA KEPADA ALLAH19 Oktober 2007

Tabib AgungNats : Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita (Matius 8:17) Bacaan : Yohanes 9:1-7 Dalam perenungan yang ia lakukan pada saat kesehatannya memburuk, John Donne (15721631) menggambarkan perasaannya saat para dokter memeriksanya untuk mencari "akar

dan sebab" dari penyakit seriusnya. Dengan suara pelan, para dokter itu membahas kesimpulan mereka di luar kamarnya. Pada mulanya Donne takut, tetapi kemudian ia melihat belas kasihan di wajah mereka dan ia pun mulai memercayai mereka. Perhatian yang diberikan para dokter itu mengingatkan Donne bahwa ia dapat memercayai Sang Tabib Agung. Saat ia membaca Injil, ia melihat wajah Allah Bapa dalam wajah Yesus yang lemah lembut dan penuh belas kasihan. Banyak dari antara kita yang bergumul tentang pemikiran kita akan Allah, terutama saat menderita sakit penyakit. Mungkin kita dibesarkan dalam gambaran gereja tentang Allah yang marah dan menimpakan penyakit kepada kita. Dapatkah kita memercayai Nya? Seperti Donne, alasan yang kita miliki untuk memercayai Allah ada di dalam Injil. Dan, kita menemukannya dalam diri Putra-Nya, Yesus, yang penuh belas kasihan terhadap mereka yang menderita, apa pun alasannya. Maka, marilah kita berdoa seperti Donne, "Karena itu lepaskanlah aku, oh Allahku, dari pikiran yang sia-sia ini." Pikiran yang sia-sia itu adalah kita menganggap telah kehilangan kebaikan dan kemurahan hati Allah karena dosa. Sebagaimana yang dikatakan Donne dengan bijaksana, Sang Tabib Agung "mengetahui kelemahan alamiah kita karena Dia pernah merasakannya, dan mengetahui betapa beratnya dosa kita karena Dia membayar mahal untuk itu semua" --DHR SALIB YESUS ADALAH BUKTI TERTINGGI DARI KASIH ALLAH --Oswald Chambers18 Februari 2008

Tak TerpengaruhNats : Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah. (Kejadian 6:9) Bacaan : Kejadian 6:9-22 Delapan tahun menjadi pembina remaja di gereja, memberi saya banyak pelajaran berharga. Khususnya saat mendampingi anak-anak yang terlibat narkoba. Ketika ditanya alasan mereka mengonsumsi narkoba, hampir setiap anak menjawab bahwa mereka ingin menyenangkan teman-teman di kelompok mereka. Mereka merasa tidak enak hati bila tidak ikut serta dalam aktivitas kelompok. Memang, mereka tidak begitu saja terjerumus narkoba. Namun, pergaulan yang terusmenerus telah memengaruhi pikiran dan pendirian mereka. Akhirnya, walaupun dilarang, mereka tetap terlibat dalam pemakaian obat-obat berbahaya tersebut. Sejak manusia jatuh ke dalam dosa (Kejadian 3), akibat dosa sungguh nyata terasa. Pembunuhan Habel terjadi. Kejahatan terus meningkat. Bahkan kekudusan Allah tidak lagi dihiraukan. Kacau balau, mungkin begitulah gambaran manusia yang hidup pada zaman itu. Sampai-sampai Alkitab mencatat: "Maka menyesallah Tuhan, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya" (Kejadian 6:6).

Dalam kondisi kacau itu, Nuh tetap didapati tidak bercacat cela di antara orang-orang sezamannya. Nuh, tidak terpengaruh oleh lingkungannya yang tidak menghormati Allah. Nuh, tidak sama dengan bunglon yang cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana ia berada. Bagaimana bisa demikian? Sebab Nuh hidup bergaul dengan Allah (Kejadian 6:9). Ia selalu dekat dengan Allah, sehingga pengaruh Allah dalam hidupnya lebih kuat dibanding pengaruh orang-orang di sekitarnya. Semoga kunci ini kita miliki bersama sejak saat ini --MZ DENGAN SIAPA KITA BERGAUL SETIAP HARI AKAN SANGAT MEMENGARUHI CARA KITA HIDUP DAN BERPIKIR20 Mei 2008

Sungai di GurunNats : Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku (Mazmur 23:4) Bacaan : Kejadian 43:1-14 Barangkali banyak orang kristiani sudah mengetahui kisah di balik penulisan lagu It Is Well with My Soul (Nyamanlah Jiwaku). Lagu itu menggambarkan iman yang luar biasa dari sang penulis, Horatio G. Spafford. Ia bangkit untuk menuliskan lagu ini di tengah rasa duka yang mendalam, yakni saat ia harus kehilangan empat anaknya yang tenggelam di Samudra Atlantik. Ya, di tengah permasalahannya yang besar Spafford tetap dapat melihat penyertaan Tuhan di dalam hidupnya, sehingga berulang kali ia mengatakan, "Nyamanlah jiwaku, nyamanlah jiwaku." Yakub adalah sosok yang harus mengalami banyak rasa duka pada masa tuanya. Setelah anak kesayangannya, Yusuf, dikabarkan mati, kini ia harus bersiap-siap kehilangan anak bungsunya, Benyamin. Ia tahu bahwa hal itu sangat sulit bagi dirinya, bahkan ia pun menyebut apa yang dialaminya sebagai malapetaka (ayat 6). Namun, di tengah segala rasa duka yang berat di hatinya, Yakub masih mengingat dan tetap berharap bahwa Allah yang Mahakuasa tetap menyertai dirinya dan juga anak-anaknya (ayat 14). Di tengah susah dan beratnya hidup ini, kita perlu tetap belajar menyadari bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Kemahakuasaan-Nya akan tetap menyertai anak-anakNya. Inilah hal yang mesti selalu kita ingat dan syukuri. Memang kita kerap "tidak melihat" tangan Tuhan beserta kita, tetapi bukan berarti Tuhan tidak beserta kita. Barangkali Tuhan membiarkan kita hanya melihat padang gurun yang gersang, tetapi sesungguhnya Dia telah menyiapkan sungai di depan kita -RY DI TENGAH KESULITAN APA PUN INGATLAH AKAN PENYERTAAN TUHAN26 Juli 2008

Kobe BryantNats : Yesus berkata kepadanya, "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali" (Matius 18:22) Bacaan : Matius 18:21-35 Kobe Bryant adalah salah satu pemain basket terbaik di liga bola basket Amerika Serikat (NBA). Ia banyak mendapatkan penghargaan atas prestasinya, bahkan banyak gelar juara liga sudah ia persembahkan bagi timnya. Namun pada tahun 2003, ia terlibat kasus pemerkosaan. Akibat kasus itu, citranya hancur di depan banyak orang. Kemudian ia meminta maaf secara terbuka kepada istrinya dan masyarakat. Sang korban pun sudah mencabut tuntutannya, tetapi sebagian masyarakat tak percaya ia sungguh-sungguh bertobat. Mereka tak memedulikan permintaan maafnya. Bahkan ada yang lantas menjadi sinis. Memang tidak mudah mengampuni orang lain yang pernah menyakiti kita. Namun, bukankah kita juga orang-orang yang jahat dan berdosa di mata-Nya? Yang menakjubkan, Allah selalu peduli dan menerima kita kembali saat kita mau bertobat! Dia mengampuni dosa-dosa kita dan kembali memberi kesempatan bertobat bila kita datang kepada-Nya (ayat 23-27). Karenanya, Dia menghendaki kita bersikap sama kepada orang lain yang bersalah kepada kita, yakni mengampuni dan memberi kesempatan orang lain untuk memperbaiki diri (ayat 32-34). Bila kita sudah mengalami pengampunan Allah, kita pun harus mengampuni orang lain. Suami atau istri yang pernah tidak setia pada kita. Sahabat yang pernah memanfaatkan kita. Rekan kerja yang pernah memfitnah kita. Kita dapat memulainya dengan memaafkan perbuatannya secara pribadi di dalam hati kita. Kemudian kita berikan kesempatan baginya untuk berubah. Semoga Allah memampukan kita untuk melakukannya! -ALS DAN AMPUNILAH KAMI AKAN KESALAHAN KAMI, SEPERTI KAMI JUGA MENGAMPUNI ORANG YANG BERSALAH KEPADA KAMI -MATIUS 6:127 Agustus 2008

Kuping PanciNats : Firman yang didengar itu tidak berguna bagi mereka, karena mereka tidak dipersatukan dalam iman dengan orang-orang yang mendengarkannya (Ibrani 4:2) Bacaan : Bilangan 14:40-45 Waktu kecil, bila saya membandel dan tidak menyimak perintah orangtua, mereka akan berkomentar, "Kuping itu jangan jadi kuping panci, cuma ditempel di kepala, tapi tidak dipakai untuk mendengarkan." Maknanya sama dengan ungkapan: "masuk telinga kiri, keluar telinga kanan." Menunjukkan kesembronoan kita dalam mendengar, yang bisa berakibat fatal. Ini pula yang kerap membuat bangsa Israel gagal menghadapi persoalan, terutama ketika melintasi padang gurun. Mereka tidak mendengarkan dengan baik. Bacaan kita memuat contoh bagaimana mereka tak memedulikan teguran Musa; tetap nekad masuk ke Kanaan, dan gagal.

Kesungguhan kita dalam mendengar dan menanggapi firman Tuhan akan menentukan pertumbuhan iman kita (Roma 10:17). Tak ada rumus baku serta cara pintas mengenai cara membuang "kuping panci" dan memiliki telinga yang peka mendengar suara Tuhan. Satusatunya cara adalah dengan melatih telinga rohani secara tekun dan teratur. Pertama, kita perlu mengambil waktu untuk menyendiri dan mencari suasana sunyi, agar kita punya situasi kondusif untuk mendengarkan suara Tuhan yang lembut. Selanjutnya, dalam kesunyian ini, jangan biarkan pikiran menjadi kosong. Gunakan waktu tersebut untuk mengambil suatu bagian kecil firman Tuhan, dan merenungkannya. "Cerna" bagian tersebut sungguh-sungguh dan gali maknanya sedalam mungkin. Bila perlu, bandingkan dengan bagian-bagian lain yang serupa dalam Alkitab sebagai referensi, kemudian ambillah penerapan praktis dalam hidup Anda. Ketika kita terlatih untuk mendengarkan Tuhan, kita akan semakin memahami pola pikir dan kehendak Allah bagi kita -ARS MENDENGARKAN ADALAH PINTU MENUJU PENGERTIAN DAN PERUBAHAN

Berjalan Bersama Tuhan

Taukah bahwa setiap hari Tuhan berjalan bersama kita?? Tuhan setiap hari berjalan di samping kita.. menopang saat kita terjatuh.. menarik kita kembali saat kita mulai menyimpang.. berjalan bersama saat kita mulai berlari ke arah yang lain.. menunggu kita untuk kembali ke jalan yang ditentukan Tuhan.. Tiap hari Tuhan yang berjalan bersama kita sangatlah sabar..

Saat kita mulai lelah karena masalah datang menghampiri kita, kita mulai berhenti berjalan, semakin lama semakin tak kuat untuk berdiri, kita mulai jongkok, dan Tuhan trus berada di samping kita, Tuhan mulai mengambil beban yang ada pada bahumu sedikit demi sedikit.. Saat beban itu terasa mulai ringan, kita mulai berani untuk berdiri dan melangkah lagi bersama Tuhan..

Saat masalah lain datang bahkan mungkin lebih berat, mungkin kita mulai melemparkan semua beban yang ada pada bahu kita, dan mulai menangis..Tuhan dengan lembut mengambil kembali beban-beban itu, kemudian menghapus air mata kita, memeluk kita.. Tanpa kita sadari, kita mulai mencapai tujuan demi tujuan yang Tuhan sudah siapkan bagi kita.. Namun ke manakah beban-beban yang kita punya?? YA, semua itu ada di bahu Tuhan, Dia tidak pernah mengeluh, tidak pula menangis, apalagi berhenti berjalan bersama kita.. Ingatlah setiap kita, bahwa Tuhan ingin kita juga memikul salib kita, tapi jagan pernah takut, karena Tuhan selalu ada untuk meringankan beban itu.. Datanglah selalu pada Tuhan saat engkau merasa beban itu berat..

BERJALAN BERSAMA TUHAN Sebelum anda pergi ke suatu tempat pastilah anda akan berpikir akan menggunakan transportasi apa menuju ke sana. Jika anda sudah memutuskan apakah naik kereta api, bis, kapal bahkan pesawat maka ada perjanjian tidak tertulis yang harus anda akui kebenarannya. Yakni tujuan anda haruslah sama dengan rute yang dituju oleh sarana transportasi itu. Jika tidak Anda akan kesulitan nantinya, bukan. Alkitab berkata dalam Amos 3:3, Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji? Tentu saja jawaban dari pertanyaan melalui ayat di atas adalah tidak. Anda tidak akan bisa berjalan maju jika anda tidak mengadakan ikatan janji dengan rekan seperjalanan anda bahwa anda akan maju ke arah tertentu. Jika orang itu setuju maka anda mendapatkan rekan seperjalanan yang mungkin akan bisa menolong anda. Namun jika dia tidak setuju dengan perjanjian itu tentu saja anda tidak bisa berjalan dengannya. Dalam dunia bisnis anda tidak akan bisa mengadakan deal bisnis tanpa disetujui oleh partner anda. Kesepakatan kedua belah pihak barulah akan menghasilkan kinerja dan capital yang luar biasa jika sudah berjanji. Meskipun banyak perjanjian yang putus ditengah jalan namun tidak ada jalan lain untuk memulai suatu hubungan tanpa mengikat perjanjian. Hubungan anda dengan Tuhan juga demikian. Sebagai ciptaan Allah yang termulia anda diberi kehendak bebas sehingga dapat melakukan apa saja mulai dari yang positif hingga yang negatif sekalipun. Namun tentu saja ada risiko-risiko bagi setiap tindakan itu. Tuhan mau anda meminimalkan risiko buruk yang akan anda hadapi kelak dengan berjalan bersama anda. Dia mau menjadi teman seiring anda, melewati masa-masa yang sukar dan melewati tantangan-tantangan yang berat dalam kehidupan anda namun semuanya itu haruslah ada dalam suatu ikatan perjanjian denganNya.

Begitu Musa mati, Tuhan berkata kepada Yosua untuk mengikat perjanjian denganNya. Yakni bahwa Dia akan memberikan semua tanah Kanaan asalkan Yosua berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam Yosua pasal 1 kita membaca janji Tuhan itu: Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa. Dari padang gurun dan gunung Libanon yang sebelah sana itu sampai ke sungai besar, yakni sungai Efrat, seluruh tanah orang Het, sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam, semuanya itu akan menjadi daerahmu. Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka. Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi. Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. Yosua menyatakan persetujuannya dengan janji di atas. Maka dia memerintahkan orangorang Israel untuk berbuat seperti yang diperintahkan Tuhan. Dalam seumur hidupnya yang mencapai 110 tahun tidak pernah Yosua menyimpang ke kiri maupun ke kanan. Maka masalah apapaun yang menghadangnya dapat dia atasi. Mulai dari tembok Yerokho hingga ke ratusan ribu orang yang mengepungnya yang nampaknya seperti pasir dilaut dapat ditaklukkannya. Karena Tuhan lah yang berperang baginya. Bahkan seumur hidup Yosua tak terkalahkan ia dan pasukan Israel. Negeri yang dia diamipun aman tentram sampai ia mati. Jadi beginilah yang terjadi, Tuhan dan Yosua mengadakan perjanjian. Bahwa Tuhan akan menyertai dan memberkati Yosua. Namun dari pihak Yosua dia harus berjalan sesuai dengan firman Tuhan dengan tidak menyimpang ke kanan maupun ke kiri. Anda tahu apa yang akan terjadi jika dua orang ini berjalan bersama? Suatu mujizat yang luar biasa. Bahkan bangsa-bangsa lain menjadi takut dan gematar. Yosua yang perkasa berjalan dengan TUHAN yang luar biasa menghasilkan suatu kekuatan yang dahsyat. Dalam hidup anda Tuhan juga mau anda mengikat suatu hubungan perjanjian denganNya. Jangan anda berkata anda sudah hebat, banyak uang, pendidikan sudah tinggi. Semuanya itu tak berarti di mata TUhan. Jika anda sakit, atau mengalami kecelakaan, maka semuanya itu tidak ada gunanya. Sebelum berbagai masalah dan penderitaan menimpa anda, ikatlah suatu hubungan perjanjian dengan Tuhan. Coba bayangkan apa yang akan bisa dilakukan Yosua dengan orang Israel yang keras kepala jika Tuhan tidak menyertai dan memberkatinya. Bagaimana ia bisa menghancurkan dan mengambil alih semua negeri-negeri di Kanaan kalau bukan Tuhan yang menyertainya.

Tanpa Tuhan Yosua tidak berarti. Demikian juga tanpa Tuhan anda tidak berarti. Justru bersama Tuhan anda dapat melakukan perkara-perkara besar. Seberapa hebatpun anda sekarang janganlah lalai mengikat perjanjian dengan Tuhan. Lakukanlah sekarang. Ya Bapa, dalam nama Yesus saya mau mengikat perjanjian denganMu. Saya ingin Engkau menyertai dan memberkati saya. Jagailah seluruh langkah saya dan beritahukanlah apa yang akan terjadi sebelum semuanya terjadi, ingatkanlah hambaMu Tuhan, berilah kepekaan, supaya saya terhindar dari bahaya dan mendapatkan keberuntungan. Dan saya berjanji kepadaMu untuk menjadi saluran berkat, menjadikan diri ini pelayan seumur hidupku. Aku akan melakukan apa yang Kau perintahkan dan menjadi umat yang kudus dan yang berkenan kepadaMu. Sehingga kebenaranMu bisa memenuhi seluruh bumi. Dalam nama Yesus amin. Setelah anda mengikat janji di atas dengan Tuhan, lihatlah berkatNya dan penyertaanNya akan mengalir dalam hidup anda. Sebaliknya anda mesti melakukan seperti yang anda janjikan diatas. Berilah diri anda menjadi pelayan Tuhan di gereja atau tempat pelayanan lainnya. Berikanlah persembahan anda. Jika anda diberkati, berkatilah orang lain. Giatlah dalam pekerjaan Tuhan, bawalah jiwa kepadaNya dan jadilah pelaku firman. Maka anda akan melihat berkat dari Tuhan itu tidak akan habis-habisnya menyertai anda. (Hendra Kasenda) Ilustrasi: Kisah Laki-Laki Dan Keledai Suatu ketika seorang laki-laki beserta anaknya membawa seekor keledai ke pasar. Di tengah jalan, beberapa orang melihat mereka dan menyengir, "Lihatlah orangorang dungu itu. Mengapa mereka tidak naik ke atas keledai itu?" Laki-laki itu mendengar perkataan tersebut. Ia lalu meminta anaknya naik ke atas keledai. Seorang perempuan tua melihat mereka, "Sudah terbalik dunia ini! Sungguh anak tak tahu diri! Ia tenang -tenang di atas keledai sedangkan ayahnya yang tua dibiarkan berjalan." Kali ini anak itu turun dari punggung keledai dan ayahnya yang naik. Beberapa saat kemudian mereka berpapasan dengan seorang gadis muda. "Mengapa kalian berdua tidak menaiki keledai itu bersama-sama?" Mereka menuruti nasehat gadis muda itu. Tidak lama kemudian sekelompok ora ng lewat. "Binatang malang...., ia menanggung beban dua orang gemuk tak berguna. Kadang-kadang orang memang bisa sangat kejam!" Sampai di sini, ayah dan anak itu sudah muak. Mereka memutuskan untuk memanggul keledai itu. Melihat kejadian itu, orang -orang tertawa terpingkalpingkal, "Lihat, manusia keledai memanggul keledai!" sorak mereka. Jika anda berusaha menyenangkan semua orang, bisa jadi anda tak akan dapat menyenangkan siapa pun. (Anonim)

Ilustrasi: Mensyukuri Hidup Gambaran ini tercermin pada k