Pemusatan PPN & Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25 Web viewLembar Tugas APM Kelompok 2 Kelas 2F ......

23
PajakModernPajakModernPajak ModernPajakModernPajakModer nPajakModernPajakModernPaja kModernPajakModernPajakMode rnPajakModernPajakModernPaj akModernPajakModernPajakMod ernPajakModernPajakModernPa jakModernPajakModernPajakMo dernPajakModernPajakModernP ajakModernPajakModernPajakM odernPajakModernPajakModern PajakModernPajakModernPajak ModernPajakModernPajakModer nPajakModernPajakModernPaja Lembar Tugas APM Kelompok 2 Kelas 2F Halaman 0 D III ADMINISTRASI PERPAJAKAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA Pemusatan PPN & Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25 Dosen : Pak Bruce Lie Kelompok 2 Alfiansyah Wydananto (4) Galuh Dwi Cahyani (12) Immanuel Christian Tambunan (13) Kharisma R Mauludi (18) Muda Gembita Harahap (22) Puput Waryanto (27) 2 – F Administrasi Perpajakan

Transcript of Pemusatan PPN & Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25 Web viewLembar Tugas APM Kelompok 2 Kelas 2F ......

Pemusatan PPN & Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25

(D III ADMINISTRASI PERPAJAKANSEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA) (PajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernPajakModernpasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm)

Pemusatan PPN & Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25Dosen : Pak Bruce LieKelompok 2Alfiansyah Wydananto (4)Galuh Dwi Cahyani (12)Immanuel Christian Tambunan (13)Kharisma R Mauludi (18)Muda Gembita Harahap (22)Puput Waryanto (27)2 FAdministrasi Perpajakan

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Sebelumnya marilah kita memanjatkan rasa syukur kita kehadirat Allah SWT. Atas segala karunia dan nikmat yang amat tidak terhingga, nikmat iman, Islam, dan kesehatan. Dengan kemudahan yang diberikan-Nya, saya dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Juga tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bpk. Brice Lie selaku dosen kami, atas bimbingannya selama ini kami bisa lebih cepat menyelesaikan tugas ini.

Tugas ini secara garis besar berisi Tentang Pemusatan PPN & Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25. Tidak lupa, penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mohon kritik dan saran demi penyempurnaan karya tulis ini.

Apabila dalam penulisan karya tulis ini terdapat hal-hal yang tidak berkenan, maka penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Memang manusia itu tidak akan lepas dari kesalahan. Hanyalah Allah yang Maha Sempurna.

Penulis juga berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat sehingga meningkatkan wawasan dan pengetahuan kita dan diharapkan pembaca dapat memahaminya. Demikian yang dapat kami sampaikan. Terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tangerang, 29 Juli 2009

(Kelompok Dua APM)

Tim Kelompok 2

PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PPN

A. DEFINISI

Fasilitas yang diberikan oleh DJP bagi Pengusaha Kena Pajak yang memiliki lebih dari satu tempat untuk melakukan kegiatan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak dengan cara mengajukan permohonan tertulis untuk penetapan satu tempat atau lebih sebagai tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai terutang.

B. TUJUAN

1. Berdasarkan KEP-334/PJ./2002, tujuan dari pemusatan tempat terutang PPN adalah dalam rangka melaksanakan Pasal 12 ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Penetapan Satu Tempat Atau Lebih Sebagai Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai bagi Wajib Pajak Selain yang Terdaftar Di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar;

2. Secara khusus, tujuannya adalah untuk memberikan kemudahan bagi PKP yang memiliki lebih dari satu tempat terutang PPN sehingga penyerahan BKP/JKP antarcabang tidak terutang PPN dan dengan kata lain antarcabang tidak perlu membuat faktur pajak serta PKP menyampaikan SPT Masa PPN hanya dari tempat pemusatan PPN.

C. PROSEDUR

1. PROSEDUR UMUM MELALUI KPP

A. Deskripsi :

Prosedur operasi ini menguraikan tata cara penyelesaian permintaan pemusatan pelaporan dan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai yang diajukan oleh Wajib Pajak.

B. Dasar Hukum :

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 143 Tahun 2000 tanggal 22 Desember 2000 tentang Pelaksanaan Undangundang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas barang Mewah s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2002 tanggal 13 Mei 2002

2. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-334/PJ./2002 tanggal 1 Juli 2002 tentang Penetapan Satu Tempat atau Lebih sebagai Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai bagi Wajib Pajak selain yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar s.t.d.t.d. Keputusan Direktur Jenderal Pajak KEP-128/PJ/2003

C. Surat Edaran Terkait :

Tidak ada

D. Pihak yang Terkait :

1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak

2. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi

3. Account Representative

4. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu

5. Kantor Wilayah

6. Wajib Pajak

E. Formulir yang Digunakan :

1. Surat Permintaan Wajib Pajak

F. Dokumen yang Dihasilkan :

1. Bukti Penerimaan Surat (BPS)

2. Surat Pengantar

3. Keputusan Persetujuan/Penolakan Pemusatan Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai.

4. Keputusan Pemusatan Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai bagi Pengusaha Kena Pajak yang dikukuhkan di Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus selain Kantor Pelayanan Pajak Badan Usaha Milik Negara.

5. Keputusan Pemusatan Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai bagi Pengusaha Kena Pajak yang sudah dikukuhkan di Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus selain Kantor Pelayanan Pajak Badan Usaha Milik Negara (secara Jabatan)

G. Prosedur Kerja :

Pemusatan PPN bukan karena Modernisasi

1. Wajib Pajak mengajukan permintaan pemusatan tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai kepada Kantor Wilayah melalui Kantor Pelayanan Pajak.

2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permintaan pemusatan tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas permintaan belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal berkas permintaan sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas permintaan kemudian diteruskan kepada Account Representative.

3. Account Representative memberikan pernyataan penyebab terjadinya pemusatan (karena Modernisasi atau bukan). Dalam hal pemusatan terjadi bukan karena Modernisasi Kantor Pelayanan Pajak, Account Representative membuat ikhtisar pelaksanaan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan membuat konsep Surat Pengantar, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi.

4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti ikhtisar pelaksanaan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan memaraf Surat Pengantar, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui ikhtisar pelaksanaan kewajiban perpajakan Wajib Pajak serta menandatangani Surat Pengantar, kemudian meneruskannya kepada Account Representative.

6. Account Representative menatausahakan ikhtisar pelaksanaan kewajiban perpajakan Wajib Pajak beserta Surat Pengantar dan menyampaikannya kepada Subbagian Umum untuk dikirim ke Kantor Wilayah dengan SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen.

7. Proses dilanjutkan di Kantor Wilayah (SOP Tata Cara Layanan Permintaan Pemusatan PPN).

8. Proses selesai.

H. Bagan Arus (Flow Chart) :

Jangka Waktu Penyelesaian :

Paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya surat permintaan secara lengkap

(Lembar Tugas APM Kelompok 2 Kelas 2F)