Pemuda merupakan elemen

download Pemuda merupakan elemen

of 3

description

Pemuda merupakan elemen

Transcript of Pemuda merupakan elemen

Pemuda merupakan elemen yang sangat penting dalam pembangunan, dan mendorong keberhasilan daerah. Oleh karena itu, pemerintah harus memberikan dorongan dalam bentuk apapun demi terciptanya sinergi antara pemuda dan pemerintah. Demikian diungkapkan Nisfan Jumadil ketua DPD KNPI Kota Padang kepada Haluan, Kamis(2/12) lalu. Menurutnya, pemuda adalah aset yang perlu diperhatikan pemerintah. Generasi muda adalah tulang punggung bangsa yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan meneruskan tongkat estafet. Maka tidak salah jika bung Karno berkata, berikan aku satu orang pemuda akan aku goncangkan dunia.Dibesarkan dalam dunia organisasi, membuat Nisfan Jumadil selalu berupaya memberikan ide-ide kratif yang ia tuangkan dalam dunia organisasi, dijalankan bersama-sama demi kemajuan pemuda khususnya pemuda kota Padang.Tampaknya, ide dan gagasan tersebut harus terbentur dengan minimnya biaya. Pasalnya, untuk angaran organisasi kepemudaan tahun 2012, dipangkas hingga 50%, yang telah disahkan DPRD kota Padang dalam rapat Paripuna, Rabu (30/11)Ia mengatakan, tidak mudah memang mengelola sebuah organisasi kepemudaan. Disamping perlu kecakapan, tentu harus ditunjang dengan dana yang jukup besar. Sebuah organisasi tidak akan berjalan kalau tidak memiliki sumber dana yang cukup.Dengan sumberdaya manusia yang bagus, dan program yang dirancang dengan sangat baikpun, tidak akan berjalan optimal tanpa dukungan banyak pihak. Sebagai ketua DPD KNPI kota Padang, Nisfan menyangkan pemangkasan dana organisasi kepemudaan telah dilakukan pemerintah.Ia berharap, agar pemerintah tidak memandang sebelah mata pengaruh pemuda. Karena, kemerdekaan dapat diraih dan dipertahankan karena peran besar pemuda Indonesia. Maka pemuda adalah aset dan memiliki posisi strategis di tengah- tengah masyarakat. (h/yat)

Siapakah yang layak dikategorikan sebagai pemuda. Baik ditinjau dari fisik maupun psikisnya, atau dilihat dari semangat dan usianya.Princeton mendefinisikan kata pemuda (youth) dalam kamus webstersnya dengan kalimat: the time of life between childhood and maturity; early maturity; the state of being young or immature or inexperienced; the freshness and vitality characteristic of a young person. Dalam terjemahan bebasnya dapat diartikan; pemuda adalah rentang waktu antara usia kanak-kanak sampai dengan usia kematangan (kedewasaan). Atau seseorang yang mengalami kedewasaan dengan usia dan pengalamannya. Sedangkan ciri khas dari pemuda itu sendiri adalah mereka yang memiliki semangat yang membara dan vitalitas (kemampuan) yang prima dalam melakukan sebuah pekerjaan.Sedangkan dalam kerangka usia, WHO menggolongkan pemuda itu adalah mereka yang berusia 10 24 tahun (young people), sedangkan remaja atau adolescence adalah mereka yang berusia 10 -19 tahun. Contoh lain di Negara Canada, negara tersebut menerapkan bahwa after age 24, youth are no longer eligible for adolescent social services. Setelah usia 24 tahun, para pemuda itu sudah tidak layak lagi menerima layanan sosial dari pemerintah.1. Peranan Mahasiswa dalam Kehidupan Berbangsa dan BernegaraApa yang terlintas dibenak kita ketika kita mendengar katamahasiswa, mungkin tidak hanya satu jawaban yag akan terucap dari banyak orang dengan beranekaragam latar belakang pendidikan. Mahasiswa merupakan sebuah status yang disandang seseorang ketika ia menjalani pendidikan formal pada sebuah perguruan tinggi. Seseorang dapat dikatakan sebagai seorang mahasiswa apabila ia tercatat sebagai mahasiswa secara administrasi sebuah perguruan tinggi yang tentunya mengikuti kegiatan belajar dan mengajar serta kegiatan lainnya. Status ini menjadi mutlak apabila kita berbicara dalam konteks pendidikan formal. Ternyata dbalik statusnya itu, masih banyak sekali peranan seorang yang menyandang status mahasiswa untuk menunjukkan peranannya pada kehidupan masyarakat terlebih lagi pada tingkat kehidupan berbangsa dan bernegara.Sejarah membuktikan bagaimana kekuatan mahasiswa dalam pergantian rezim yang diktator menuju perubahan kearah lebih baik, sebagai contoh gerakan mahasiswa bersama komponen bangsa lainnya yang ketika itu masyarakat,parpol dan ABRI dalam menyuarakan TriTura(Tiga Tuntutan Rakyat) yang berhasil menggantikan rezim kekuasaan saat itu yang dinilai cenderung terlau berpihak pada haluan kiri. Kemudian bagaimana peristiwa Malari(Petaka Lima Belas Januari) yang dimotori oleh Hariman Siregar yang notabene sebagai mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia, dan masih membekas diingatan kita ketika kekuatan mahasiswa untuk menggulingkan rezim orde baru yang otoriter yang telah berkuasa selama 32 tahun. Itu merupakan bukti-bukti nyata dimana mahasiswa menunjukkan peranannya dikancah perpolitikan nasional yang tentunya untuk menciptakan keselarasan menuju masyarakat yang makmur sentosa, meskipun sampai sekarang buah tangan dari perjuangan mahsiswa tersebut masih jauh panggang dari api. Sehinnga dapat disimpulkan bahwa kekuatan mahasiswa dalam kancah perpolitikan nasional menjadi patut diperhitungkan sebagai gerakan yang murni membela kepentingan rakyat semata.Sekarang mari kita tengok aktivitas mahasiswa zaman sekarang, Amien Rais pernah mengutarakan intensitas dan kualitas dari gerakan kemahasiswaan cenderung mengalami penurunan seiring datangya era globalisasi ke negeri kita tercinta ini, kebanyakan dari mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktunya dengan kegiatan yang kurang jelas manfaatnya, forum-forum diskusi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kenegaraan tidak pernah dijejali oleh mahasiswa sebaliknya tempat-tempat hiburan malah disesaki para mahasiswa. Penulis tidak melarang tentunya sebatas itu tidak melanggar syariat, karena sebagai manusia tentunya kita juga butuh yang namanya hiburan. Tetapi hal itu juga harus disaring dengan kekuatan iman kita. Kembali kepada kualitas gerakan kemahsiswaan masa sekarang yang cenderung menurun, maka sadar atupun tidak itu merupakan efek dari masuknya era globalisasi ke indonesia tanpa diharmonisasi dengan manajemen waktu dan diri yang baik. Untuk membangun citra mahasiswa sebagai agen pembaharu ataupun kaum intelektual yang mana dipundaknya ada masa depan bangsa ini yang akan dilabuhkan dimana, maka kita harus memupuk rasa persaudaraan dan senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita. Selain itu tentunya kita perlu membangun konsep intelektual dalam gerakan yang sinergi dan terarah menuju masyarakat yang adil dan makmur. Sehingga kedepan mahasiswa tidak hanya dikenal lewat aktivitasnya ketika menjalani perkuliahan saja,tetapi sebagai elemen bangsa yang peka terhadap kondisi permasalahan disekitarnya.

Peran mahasiswa bagi bangsa dan negeri ini bukan hanya duduk di depan meja dan dengarkan dosen berbicara, akan tetapi mahasiswa juga mempunyai berbagai perannya dalam melaksanakan perubahan untuk bangsa Indonesia, peran tersebut adalah sebagai generasi penerus yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan pada suatu kaum, sebagai generasi pengganti yang menggantikan kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya, dan juga sebagai generasi pembaharu yang memperbaiki dan memperbaharui kerusakan dan penyimpangan negatif yang ada pada suatu kaum.Generasi muda adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa dan negara dan sebagai sumber insani bagi pembangunan nasional. Generasi muda sebagai penopang perubahan sosial yang akan terjadi dalam suatu masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dialah sebagai batu tonggak perubahan itu, maka dia harus menciptakan perubahan sosial yang lebih baik.1. B. Saran2. Mengajak kepada para generasi muda pelajar dan mahasiswa, para Dosen dan Guru, seluruh elemen pemerintah baik yang ada di daerah maupun yang ada di pusat serta seluruh lapisan masyarakt Indonesia secara luas agar tetap bersatu demi mempertahankan keutuhan NKRI.3. Generasi muda hendaknya menggunakan waktu yang ada untuk belajar berkreasi demi pendewasaan diri dan generasi muda harus menunjukan kepada generasi sebelumnya, bahwa generasi muda bukanlah generasi yang santai, malas dan kurang bertanggung jawab.4. Untuk memperkuat peran generasi muda dalam ranah kehidupan sosial politik, maka generasi muda harus mampu membawa dirinya menjadi intelektual sejati, bukan intelektual-intelektualan, atau intelektual mainan.