Pemrograman Kuadratik ( Quadratic Programming )
description
Transcript of Pemrograman Kuadratik ( Quadratic Programming )
![Page 1: Pemrograman Kuadratik ( Quadratic Programming )](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/5681621e550346895dd244f9/html5/thumbnails/1.jpg)
Dr. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
Pemrograman Kuadratik (Quadratic Programming)
Teknik OptimasiSemester Ganjil 2013/2014
![Page 2: Pemrograman Kuadratik ( Quadratic Programming )](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/5681621e550346895dd244f9/html5/thumbnails/2.jpg)
Dr. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
• Adalah permasalahan optimasi dengan fungsi tujuan berderajat 2, dan fungsi linier sebagai kendala
• Syarat Kuhn Tucker diterapkan pada permasalahan tersebut
• Syarat Kuhn Tucker menjadi pemrograman linier yang dapat diselesaikan dengan algoritma simpleks dengan modifikasi Metode Wolfe.
![Page 3: Pemrograman Kuadratik ( Quadratic Programming )](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/5681621e550346895dd244f9/html5/thumbnails/3.jpg)
Dr. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
Derajat suatu Fungsi
• Fungsi berikut ini:
• Mempunyai derajat:
• Contoh berderajat 3
![Page 4: Pemrograman Kuadratik ( Quadratic Programming )](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/5681621e550346895dd244f9/html5/thumbnails/4.jpg)
Dr. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
Contoh:
• Berikut ini adalah permasalahan Pemrograman Kuadratik
• Solusi dari Pemrograman Kuadratik adalah titik yang memenuhi: • Syarat Kuhn Tucker pertama• Kendala dalam bentuk normal • Complementary Slackness
![Page 5: Pemrograman Kuadratik ( Quadratic Programming )](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/5681621e550346895dd244f9/html5/thumbnails/5.jpg)
Dr. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
Metode Wolfe• Algoritma Simpleks serupa dengan fase kedua metode
dua fase digunakan untuk mencari solusinya• Syarat tsb semuanya linier. Penambahan artificial
variable untuk memperoleh bentuk kanonik bagi solusi dasar
• Pemrograman linier (LP) yang meminimumkan jumlah artificial variable
• Syarat: solusi harus memenuhi sifat complementary slackness
![Page 6: Pemrograman Kuadratik ( Quadratic Programming )](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/5681621e550346895dd244f9/html5/thumbnails/6.jpg)
Dr. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
• LP diselesaikan dengan metode simpleks• Solusi ditentukan dengan syarat complementary slackness
terpenuhi
![Page 7: Pemrograman Kuadratik ( Quadratic Programming )](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/5681621e550346895dd244f9/html5/thumbnails/7.jpg)
Dr. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
Tableau Awal
• Dengan operasi baris elementer untuk mendapatkan bentuk kanonik:• Baris 0 baru = Baris 0 lama + baris 1 lama + baris 2 lama +baris 4 lama
Baris ke W x1 x2 λ1 λ2 e1 e2 s1’ e2’ a1 a2 a2’ rhs BV0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 -1 -1 0 1 0 1 -1 1 -2 -1 0 0 0 1 0 0 1 2 0 -1 2 1 -3 0 -1 0 0 0 1 0 1 3 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 4 0 2 3 0 0 0 0 0 -1 0 0 1 6
![Page 8: Pemrograman Kuadratik ( Quadratic Programming )](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/5681621e550346895dd244f9/html5/thumbnails/8.jpg)
Dr. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
• BV:– W=8, a1=1, a2=1, s1’=3, a2’=6
• Lakukan algoritma simpleks seperti biasa.• Variabel yang berpasangan di complementary slackness
tidak boleh sebagai BV pada saat yang bersamaan
![Page 9: Pemrograman Kuadratik ( Quadratic Programming )](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/5681621e550346895dd244f9/html5/thumbnails/9.jpg)
Dr. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
• BV tersebut tidak melanggar asumsi complementary slackness
• Lanjut iterasi berikutnya, yang memilih x1 untuk menggantikan a2’
• Diperbolehkan karena e1 NBV
BV: W=6, a1=3/2, x2=1/2, s1’=5/2, a2’=9/2
![Page 10: Pemrograman Kuadratik ( Quadratic Programming )](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/5681621e550346895dd244f9/html5/thumbnails/10.jpg)
Dr. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
BV: W=6/7, a1=6/7, x2=8/7, s1’=4/7, x1=9/7• BV tersebut tidak melanggar asumsi complementary
slackness
• Lanjut iterasi berikutnya, yang memilih e2’ untuk menggantikan s1’
• Diperbolehkan karena λ2 NBV
![Page 11: Pemrograman Kuadratik ( Quadratic Programming )](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/5681621e550346895dd244f9/html5/thumbnails/11.jpg)
Dr. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
BV: W=2/3, a1=2/3, x2=4/3, e2’=4/3, x1=5/3
• BV tersebut tidak melanggar asumsi complementary slackness
• Lanjut iterasi berikutnya, yang memilih λ1 untuk menggantikan a1.
• Pemilihan tsb diperbolehkan karena s1’ NBV
![Page 12: Pemrograman Kuadratik ( Quadratic Programming )](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/5681621e550346895dd244f9/html5/thumbnails/12.jpg)
Dr. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
BV: W=0, λ1=2/5, x2=6/5, e2’=6/5, x1=9/5
• BV tersebut tidak melanggar asumsi complementary slackness
• Sudah merupakan solusi optimal karena pada baris nol sudah tidak ada lagi yang dapat digunakan untuk menurunkan nilai W (koefisien baris nol semua sudah ≤0)