Pemimpin Otoriter

15
Keperilakuan Organisasi Pengaruh Perilaku individu / Perilaku kelompok terhadap Kinerja Organisasi Pengaruh Individu Sebagai Pemimpin yang Otoriter Anggota 1. Erma Sulistyaningrum 2014.521.655 2. Zulaika Nur Afifah 2014.521.727 3. Erfani Permata Sari 2014.521.738 4. Yanesti Putri Mumpuni 2014.521.745

Transcript of Pemimpin Otoriter

Page 1: Pemimpin Otoriter

Keperilakuan Organisasi

Pengaruh Perilaku individu / Perilaku kelompok terhadap Kinerja Organisasi

Pengaruh Individu Sebagai Pemimpin yang Otoriter

Anggota

1. Erma Sulistyaningrum 2014.521.655

2. Zulaika Nur Afifah 2014.521.727

3. Erfani Permata Sari 2014.521.738

4. Yanesti Putri Mumpuni 2014.521.745

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi “AUB “ SURAKARTA

2015

Page 2: Pemimpin Otoriter

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian

pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat

menunjang usahanya dalam mewujudkan hubungan manusia yang efektif dengan

anggota organisasinya. Kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi ditentukan

oleh banyak hal, yang salah satunya adalah kepemimpinan yang berjalan dalam

organisasi tersebut.

Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi

perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk

mencapai tujuan organisasi (Malayu, 2000:167).

Kepemimpinan Otoriter memiliki Kekurangan seperti Bawahan tidak

memiliki kesempatan untuk mengemukakan pendapat atau ide-ide baru.

Kurangnya komunikasi antara pimpinan dan bawahan. Bawahan kurang

dilibatkan dalam pengambilan keputusan.

Maka diperlukan Pemimpin yang bersikap terbuka tetapi tetap

menjaga jarak dengan tenaga kerja, agar mereka dapat mengemukakan

berbagai permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan tugasnya

sebagai tenaga kerja..

B. Rumusan Masalah

1. Apa dasar-dasar perilaku individu dalam organisasi ?

2. Apa pengaruh perilaku pemimpin yang otoriter terhadap individu

dalam kelompok ?

3. Bagaimana pengaruh perilaku pemimpin yang otoriter dalam kinerja

organisasi ?

Page 3: Pemimpin Otoriter

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana Kepemimpinan Otoriter

2. Untuk mengetahui Pengaruh kepemimpinan Otoriter terhadap

Individu

3. Untuk mengetahui Pengaruh kepemimpinan Otoriter terhadap kinerja

organisasi.

Page 4: Pemimpin Otoriter

BAB II

PEMBAHASAN

A. Apa Dasar-dasar perilaku individu dalam organisasi ?

Bicara tentang perilaku tentunya kita harus mengetahui dan

memahami apa itu perilaku. Perilaku Individu adalah sebagai suatu fungsi

dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Individu membawa

tatanan dalam organisasi berupa kemampuan, kepercayaan pribadi,

pengharapan, kebutuhan, dan pengalaman masa lainnya.

Semua perilaku individu pada dasarnya dibentuk oleh kepribadian

dan pengalamannya.

Perilaku individu itu berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena :

Kemampuannya tidak sama

Kebutuhannya yang berbeda

Berpikir masa depan dan membuat pilihan untuk bertindak

Kebutuhan dan pengalaman yang berbeda dalam memahami

lingkungan

Mempunyai reaksi senang atau tidak senang

Faktor lainnya ; kepemimpinan dalam organisasi

B. Bagaimana Pengaruh pemimpin otoriter terhadap Individu

dalam kelompok?

Kata otoriter dapat diartikan sebagai tindakan menurut kemauan

sendiri, setiap produk pemikiran dipandang benar, keras kepala, atau rasa

“aku” yang keberterimaannya pada khalayak bersifat dipaksakan.

Ketika perilaku atau sikap itu ditampilkan oleh pimpinan, disebut

dengan kepemimpinan otokratik atau kepemimpinan otoriter. Pemimpin

otokratik berasumsi bahwa maju-mundurnya organisasi hanya tergantung

kepada dirinya. Dia bekerja sungguh-sungguh, belajar kelas, tertib, dan

Page 5: Pemimpin Otoriter

tidak boleh dibantah. Sikapnya senantiasa mau menang sendiri, tertutup

terhadap ide dari luar, dan hanya idenya yang dianggap akurat.

Pimpinan otokratik memiliki ciri antara lain:

Beban kerja organisasi pada umumnya ditanggung oleh pimpinan.

Bawahan, oleh pimpinan hanya dianggap sebagai pelaksana dan

mereka tidak boleh memberikan ide-ide baru.

Bekerja keras, disiplin tinggi dan tidak kenal lelah.

Menentukan kebijakan sendiri dan kalaupun bermusyawarah sifatnya

hanya penawaran saja.

Memiliki kepercayaan rendah terhadap bawahan dan kalaupun

kepercayaan diberikan, di dalam dirinya penuh ketidakpercayaan.

Komunikasi dilakukan secara tertutup dan satu arah.

Korektif dan minta penyelesaian tugas pada waktu sekarang.

Kelebihan tipe kepemimpinan otoriter Seorang pemimpin

otoriter biasanya bersifat pekerja keras dan memiliki disiplin tinggi,

Penentuan keputusan lebih cepat karena tidak menggunakan musyawarah

atau diskusi.

Kekurangan tipe kepemimpinan otoriter Bawahan tidak

memiliki kesempatan untuk mengemukakan pendapat atau ide-ide baru,

Kurangnya komunikasi antara pimpinan dan bawahan, Bawahan kurang

dilibatkan dalam pengambilan keputusan.

Pengaruh Perilaku pemimpin yang otoriter dalam Kelompok itu

akan berpengaruh kepada individu yang ada dalam kelompok karena

pemimpin otoriter itu bersifat pekerja keras, sedikit kaku, disiplin tinggi

dan tidak kenal lelah maka dari itu Individu dalam kelompok tersebut akan

mengikuti perilaku pemimpinnya tersebut.

Page 6: Pemimpin Otoriter

Misalnya Manager yang Otoriter

Seorang manager yang bersikap otoriter akan nampak seperti pada

ciri-ciri yang telah disebutkan sebelumnya. Selain itu dalam menjalankan

roda kepemimpinannya, manager otoriter seringkali menggunakan strategi

gaya mendikte dan menjual.

Gaya mendikte dapat digunakan ketika para tenaga kerja berada

dalam tingkat kematangan rendah, sehingga perlu petunjuk serta

pengawasan yang jelas. Gaya ini disebut mendikte karena pemimpin

dituntut untuk mengatakan apa, bagaimana, kapan, dan di mana tugas

dilakukan. Gaya ini ditekankan pada tugas, sedangkan hubungan hanya

dilakukan sekedarnya.

Gaya menjual digunakan ketika kondisi tenaga kerja di perusahaan

berada pada tahap rendah sampai moderat, sehingga mereka telah memiliki

kemauan untuk meningkatkan profesionalismenya tetapi belum didukung

oleh kemampuan yang memadai. Gaya ini disebut menjual karena

pemimpin banyak memberikan petunjuk. Dalam tingkat kematangan

tenaga kependidikan seperti ini maka diperlukan tugas yang tinggi serta

hubungan yang tinggi agar dapat memelihara dan meningkatkan

kemampuan dan kemampuan yang telah dimiliki.

Perilaku manajer ini memicu timbulnya Berbagai perilaku

karyawan yang kepatuhan semu, kemandirian dalam bekerja lemah,

konsensus, dan menghindar dari tanggung jawab.

Page 7: Pemimpin Otoriter

C. Bagaimana pengaruh perilaku pemimpin yang otoriter

dalam kinerja organisasi ?

Gaya Kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh

seseorang dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk

bekerja sama dan berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Artinya, gaya kepemimpinan

dapat menuntun karyawan untuk bekerja lebih giat, lebih baik, lebih jujur

dan bertanggungjawab penuh atas tugas yang diembannya sehingga meraih

pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.

Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun

berbagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada

efektivitas kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang

bersangkutan. Dapat dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat

dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam

keberhasilan organisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai

kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya (Siagian,

2003). Atas dasar inilah selama perhatian pemimpin diarahkan kepada

bawahannya, maka kinerja pegawainya akan tinggi.

Bila dalam pemimpin yang Otoriter maka akan Karyawan /

kelompok dituntun untuk dapat menyelesaikan tugas/ pekerjaan sesuai

target, tepat waktu, disiplin tinggi, bekerja di bawah tekanan sehingga

karyawan bekerja melewati batas kemampuannya. Ketidakmampuan

karyawan akan keterbatasannya dalam menyelesaikan Tugas / Pekerjaan

inlah yang akan menimbulkan frustasi,konflik, gelisah, dan rasa bersalah

karena tidak mampu menyelesaikan pekerjaan dengan efektif .

Page 8: Pemimpin Otoriter

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kepemimpinan terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:

1) Orang-orang yang dapat mempengaruhi orang lain (Power-ability

to influence).

2) Orang-orang yang dapat pengaruh (Follower)

3) Adanya maksud-maksud dan tujuan yang hendak dicapai

(Appropiate).

4) Adanya serangkaian tindakan tertentu untuk mempengaruhi dalam

mencapai maksud dan tujuan tertentu.

2. Perilaku Pemimpin otoriter adalah kepemimpinan yang bertindak

sebagai diktor terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya

memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Pepatah

mengatakan, “intolerance is the last defence of insecure.” Mereka

bersikap intoleransi dan mencari aman. Lebih jauh lagi, sikap

intoleransi ini terlihat pada bagaimana mereka memperlakukan orang-

orang yang menentang mereka. Intimidasi. Ancaman. Semuanya hanya

karena sikap egoisme pribadi yang disebut dengan otoriter.

3. Pengaruh Perilaku pemimpin yang otoriter dalam Kelompok itu akan

berpengaruh kepada individu yakni Individu dalam kelompok tersebut

akan mengikuti perilaku pemimpinnya tersebut dalam bekerja

menyelesaikan pekerjaan

Page 9: Pemimpin Otoriter

B. Saran

Jika Anda sebagai korban otoriterianisme(aliran otoriter), pesan

saya bersabarlah. Jika mampu, ajukan keberatan tentang sikap tersebut.

Diskusikan dan temukan jalan keluarnya. Jika tidak mampu, bersabar

dengan tekanan mungkin tidak lebih baik, namun berjuang setengah-

setengah pun sama buruknya. Jika dapat, hindarilah dan keluarlah secepat

mungkin.

Jika Anda adalah seorang otoritarianisme, saya sarankan untuk

menjalankannya dengan sangat baik. Bila perlu jalankan dengan

sempurna. Maksud saya, jalankan dengan penuh ‘keteladanan’ dan

‘kepemimpinan’ yang ‘berkualitas’. Jika Anda memaksa bawahan atau

anak buah Anda untuk melakukan sesuatu sekarang juga dengan

sesempurna mungkin, lakukan hal tersebut terlebih dahulu oleh Anda di

depan mereka semua. Sama seperti seorang komandan yang berlari

terlebih dahulu sebelum menyuruh anak buahnya berlari. Saya yakin Anda

tidak akan bisa (atau tidak akan mau) kecuali Anda seorang komandan

militer. Jika Anda tidak dapat melakukan keteladanan dengan ‘sempurna’,

maka sebaiknya tinggalkan sikap otoritarianisme Anda.

Page 10: Pemimpin Otoriter

DAFTAR PUSTAKA

https://ahditunggal.wordpress.com/2014/10/26/makalah-pengaruh-gaya-

kepemimpinan-terhadap-kinerja-dan-dan-kepuasan-kerja-pegawai/

http://www.slideshare.net/nasriah1/bab-ii-nasriah

http://www.academia.edu/6474521/Perilaku_Organisasi

https://aritmaxx.wordpress.com/