PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN 4
-
Upload
lisma-dita-firanita -
Category
Documents
-
view
28 -
download
6
Transcript of PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN 4
PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN
Ditujukan untuk efek local, maka diberikan secara topical. Tujuan terapi adalah untuk menghilangkan bau badan yang disebabkan karena peruraian
keringat oleh bakteri dan mencegah sekresi keringat yang berlebihan. Dipilih bentuk sediaan stik karena :
Bentuknya menarik Mudah dibawa Mudah digunakan Relatif nyaman Lebih efektif dibandingkan powder karena tidak membuat kotor Luas permukaan kecil, sehingga penguapan lebih lama. Penguapanterjadi terutama
pada parfum dan pada sediaan itu sendiri (massanya).
PERSYARATAN MUTU
Bahan maupun sediaan yang dibuat harus memenuhi persyaratan mutu yang sesuai
dengan ketentuan USP XXII & memperhatikan kriteria pendaftaran obat jadi Departemen
Kesehatan RI.
Persyaratan mutu untuk bahan:
Safety
Aman bagi pekerja.
Toksisitas sudah diketahui dengan pasti & dikwendalikan ( tercantum dalam
Farmakope ).
Efficacy : manjur & bermanfaat.
Quality : kualitas ( kemurnian/impurity ) harus memenuhi persyaratan kemurnian karena
zat-zat asing bisa memberikan efek samping.
A. Aman
Sediaan aman dipakai & tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan pada
pemakaian ( oral ). Tidak boleh terjadi kenaikan toksisitas bila digunakan dalam dosis yang
tepat selama pemakaian yang ditetapkan untuk penyakit tertentu.
B. Efektif
Dengan pemberian dosis sekecil mungkin sudah dapat menimbulkan efek terai yang
optimum dalam waktu yang singkat dengan toksisitas & efek samping yang minimum ( USP
XXII p.324 ).
C. Dapat diterima
Dapat menimbulakan kepuasan efek psikologi bagi konsumen, anatara lain dari
pertimbangan sosial budaya dan ekonomi, termasuk tekstur dan estetika.
D. Stabilitas Fisika ( USP XXII p.1703 )
Sifat fisika permulaan ( asli ) termasuk penampilan, keseragaman, viskositas,
organoleptis harus tetap ( tidak berubah )dari mulai dibuat sampai ke tangan pasien, meliputi
Berat jenis sediaan
Viskositas sediaan > viskositas gliserin pa (77,5 cps)
Homogenitas
Ukuran partikel : 0,5 – 1,0 µm
Tidak mudah patah
Bau tidak menguap
Mudah dioleskan dan tidak menimbulkan rasa tidak enak.
E. Stabilitas Kimia ( USP XXII p.1703 )
Secara kimia antara komponen tidak saling berinteraksi yang dapat menimbulkan
perubahan pH, dan bentuk sediaan, stabil dalam suasana lembab, tidak menimbulkan iritasi.
F. Stabilitas Mikrobiologi
Tidak terjadi peruraian akibat pertumbuhan mikroba
Sterilitas/resistensi terhadap pertumbuhan mikroba tergantung pada spesifikasi sediaan
yang diinginkan ( steril/nonsteril )
Tidak boleh ada Staphyllococcus aureus dan P. aeruginosa.
G. Stabilitas Farmakologi
Selama penyimpanan tidak terjadi perubahan efek teraupetik yan menyimpang dari yang
direncanakan/tujuan pengobatan.
Efek teraupetik harus tetap ada ( tidak berubah ) dari awal dibuat sampai ke tangan
pasien.
H. Stabilitas Toksikologi
Tidak boleh menjadi bahan yang mungkin dapat meracuni jaringan lokal.
Tidak boleh menunjukkan adanya gejala kenaikan/perubahan toksisitas pada sediaan
selama penyimpanan dalam batas waktu tertentu.
I. Acceptable
Diartikan prediksi pemenuhan persepsi psikologi konsumen pemakai.
Sediaan mempunyai penampilan, bentuk, estetik yang baik dan menarik sehingga
menumbuhkan rasa senang dan nyaman pada pemakainya (USP XXI, p. 1346 – 1347)
Organoleptis dapat diterima, seperti rasa dan aroma
RANCANGAN EVALUASI
1. Organoleptis : bentuk, warna, bau.
2. Ukuran partikel
Diukur dengan mikroskop mikromeritik yang sudah dikalibrasi.
Diamati hingga 100 ukuran partikel.
3. Homogenitas
Sediaaan dioleskan pada objek glass. Pengamatan dilakukan secara visual.
4. Titik leleh
Pengukuran dilakukan dengan pipa kapiler. Amati suhu ketika sediaan mulai leleh hingga
meleleh seluruhnya.
5. Titik patah
Digunakan alat uji breaking point dengan beban awal 600 g dan penambahan 200 g per
menit. Amati sampai titik patah dan hitung berat bebannya.
6. pH
sediaan dioleskan pada objek gelas, tambahkan sedikit air lalu tentukan pH-nya dengan
menggunakan pH universal.
7. Perfume stability
Stik disimpan didalam oven (40oC), kemudian dilakukan perbandingan secara berkala antara
deodorant stik yang disimpan di oven dengan deodorant stik pada suhu kamar.
8. Berat jenis
Timbang deodorant stik x gram.
Ukur 20 ml air di gelas ukur.
Masukan dalam beker.
Deodorant stik x gram dimasukan dalam beker dan beri tanda kenaikan jumlah air.
Kalibrasi beker yang sudah diberi tanda y ml.
Berat jenis = x gram / (y ml – 20 ml)
9. Penampilan estetika
Secara visual dapat menarik perhatian konsumen.
10. Iritasi dan sensitisasi
Dilakukan dengan cara patch test.
Sediaan dioleskan 2-3 kali sehari pada kulit lengan atas bagian dalam. Amati jika
terjadi iritasi/sensitisasi atau tidak.
EVALUASI SEDIAAN
DEODORANT
1. Metode mikrobiologi
Uji inhibisi S. Aureus.
2. Shiff test
Test pembauan
3. Panel test
Sejumlah panelis diberi kuisioner tentang pemakaian deodorant, misalnya mengenai efeknya
pada kulit (iritasi, keseragaman), kemudahan penggunaan.
4. Pengukuran bau
Alat osmometer
Kapas diselipkan pada ketiak untuk menyerap bau. Satu ketiak digunakan sebagai control
dan ketiak yang satunya sebagai treatment (diberi deodorant). Dibandingkan antara bau yang
tereduksi pada treatment dengan bau control.
ANTIPERSPIRANT (Harry’s Cosmetology p. 130-131)
Efikasi prespirant
Spesifikasi antiperspirant dinyatakan sebagai presentase reduksi kecepatan pembentukan
keringat di aksila setelah pemakaian produk yang diuji. Metode yang digunakan adalah Metode
Gravitasi atau dengan menggunakan Elektronik Hygrometer.
1. Gravitasi method
Uji dilakukan dengan menggunakan beberapa panelis. Panelis diperkenankan menggunakan
antiperspirant apapun minimal satu minggu sebelum studi dimulai. Pengumulan keringat
dilakukan pada temperataur yang dikontrol pada 100 ± 2 F dan kelembaban relative 35 %.
Pengumulan keringat dilakukan selama 2 x 20 menit dengan menggunakan bahan penyerap
yang sudah ditara (tara absorbent pads). Pengumulan dilanjutkan dengan pengkondisian
selama 40 menit di dalam ruang panas, dengan setiap panelis mengenakan lempeng penyerap
pada ketiaknya. Perbandingan keringat yang dihasilkan oleh ketiak kanak dan kiri ditentukan
melalui rangkaian pengumpulan yang terkontrol. Efek antiperspirant pada sekresi keringat
setiap individu ditentukan dengan cara membandingkan rata-rata rasio (perbandingan) post
treatment dengan ratio control.
Reduction (%) in sweat rate =(post treatment ratio/average control ratio) x 100%
2. Hygrometry
Alat = electronic hygrometer
Cup disentuhkan pada kulit dan air dari daerah yang tertutup antara cup dengan kulit
diuapkan dengan uap gas kering yang konstan. Kandungan air pada aliran gas dimonitor dan
kecepatan keringat dihitung.