Pemicu 6 Pengalihan Fungsi Hutan Lindung Untuk Pembangunan p1
-
Upload
rajiv-muhammad -
Category
Documents
-
view
18 -
download
9
description
Transcript of Pemicu 6 Pengalihan Fungsi Hutan Lindung Untuk Pembangunan p1
Pokok Bahasan III:
Bangsa, Negara, dan Lingkungan Hidup
Subpokok Bahasan:
Warga Negara, hukum dan konstitusi, wilayah sebagai ruang hidup, lingkungan hidup, ilmu pengetahuan alam dan teknologi, isu lingkungan global
Lingkup Subpokok Bahasan:
1. Otonomi daerah2. Rencana tata ruang wilayah3. Sumberdaya alam dan fungsinya4. Pengelolaan sumber daya alam5. Ilmu Pengetahuan dan teknologi6. Isu lingkungan global-pemanasan global7. Ekonomi global8. Etika lingkungan9. Usaha-usaha mengatasi kerusakan sumberdaya alam
Sasaran Pembelajaran
Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, dan menjelaskan secara kritis tentang Pengalihan Fungsi Hutan Lindung untuk Pembangunan Perkotaan dari aspek: otonomi daerah; rencana tata ruang wilayah; sumberdaya alam dan fungsinya; pengelolaan sumber daya alam; ilmu pengetahuan dan teknologi; isu lingkungan global - pemanasan global; ekonomi global; etika lingkungan; dan, usaha-usaha mengatasi kerusakan sumberdaya alam
Metode :Problem Based Learning (PBL)
Topik 6
Pengalihan Fungsi Hutan Lindung untuk Pembangunan Perkotaan
“Amin Nasution dan Azirwan Tersangka Penyuapan”. Demikian judul berita Kompas tanggal 10 April 2008. Menurut berita tersebut Komisi Pemberantasan Korupsi telah menahan anggota Komisi IV DPR, Al Amin Nasution dan Sekretaris Daerah Kabupaten Bintan, Azirwan. Keduanya dinyatakan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap terkait pengalihfungsian hutan lindung di Pulau Bintan, Kepulauan Riau.
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Greensonics Indonesia, Elfian Effendi menentang sikap Departemen Kehutanan dan Komisi IV yang menyetujui pengalihfungsian 6.813 hektar dari sedikitnya 37.000 hektar hutan lindung menjadi kawasan perkantoran dan pusat bisnis di Bintan. Kawasan tersebut ditetapkan oleh Presiden Suharto sebagai hutan lindung pada tahun 1992 untuk menjadi daerah tangkapan air. Konversi hutan lindung di kawasan ini akan merugikan masyarakat sedikitnya Rp. 5,6 triliun.
Berkaitan dengan UU no 32/2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU No 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, serta maraknya upaya pemekaran daerah, perlu ditinjau kembali rencana tata
ruang wilayah (RTRW), baik provinsi maupun kabupaten dan kota. Pada saat ini RTRW masih belum teratur, padahal pengaturan RTRW yang menyangkut antar provinsi baru sekitar 50% yang telah diundangkan.
Tugas:
Lakukan kegiatan diskusi sesuai dengan tahap kegiatan PBL:1. Pertemuan ke-1, diskusi kelompok mengeksplorasi, menetapkan masalah
sebenarnya, menetapkan isu pembelajaran dan menetapkan tugas tiap anggota. Buatlah laporan tugas mandiri (LTM), dalam bentuk ringkasan (lihat modul bahasa Indonesia) dari satu buku referensi. Pembuatan LTM disesuaikan dengan pembagian tugas dalam kelompok, yang ditulis pada boring diskusi I. LTM dikumpulkan pada saat pertemuan ke-2
2. Pertemuan ke-2, diskusi kelompok berbagi informasi yang dimiliki tiap-tiap anggota tentang isu pembelajaran yang ditugaskan, menetapkan informasi yang relevan dengan masalah.
3. Pertemuan ke-3, diskusi kelompok mengintegrasikan berbagai pengetahuan untuk menghasilkan alternatif solusi, menganalisis dengan kritis alternatif solusi agar dapat menetapkan solusi terbaik (yang paling sesuai). Selain itu, persiapan presentasi sebagai hasil diskusi kelompok.
4. Pertemuan ke-4, presentasikan hasil diskusi kelompok di dalam kelas. Presentasi dilakukan oleh perwakilan dari masing-masing kelompok.
Daftar Pustaka
Budianto, Irmayanti Meliono; Dua, Mikhael (ed). 2007. Etika Terapan Meneropong Masalah Kehidupan Manusia Dewasa Ini. Jakarta: Kota Kita
Casyono, Bayong. 2006. Ilmu Kebumian dan Antartika. Bandung: Remaja Rosda Karya. Bandung.
Chiras, D Daniel. 1985. Environmental Science. California: The Benyamin/Cumming Publ. Comp. Inc.
Daryanto. 1995. Masalah Pencemaran. Bandung: Tarsito
Fauzi, Akhmad. 2006, Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hadi, P Sudharto. 2001. Dimensi Lingkungan Perencanaan dan Pembangunan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Hardjasoemantri, Koesnadi. 1989. Hukum Tata Lingkungan, Edisi Keempat. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Juniarto, Ridwan. 1983. Manusia Teknologi Mitos dan Realita. Bandung: Angkasa
Kristanto, Philip. 2002. Ekologi Industri. Surabaya: LPPM Universitas Kristen PETRA
Parera, Frans M., T. Jakob Koekerits (Penyunting). 1999. Demokratisasi dan Otonomi, Mencegah Disintegrasi Bangsa. Jakarta: Kompas
Sardjoko.1991.Bioteknologi, Latar Belakang dan Beberapa Penerapannya. Jakarta: Gramedia
Soemarwoto, Otto. 2001. Atur Diri Sendiri, Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Soeriaatmadja, R.E. 1977. Ilmu Lingkungan, Bandung: Penerbit ITB.
Soerjani M. Rofiq A, dan Rozy M. 1987. Lingkungan : Sumberdaya Alam dan Kependudukan dalam Pembangunan. Jakarta : UI – Press.
Soerjani, Mohammad. 1997). Pembangunan dan Lingkungan. Jakarta: Institut Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan.
Sumaatmadja, Nursid .1989, Studi Lingkungan Hidup. Bandung:Penerbit Alumni.
Supardi, I. 1994. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Bandung: Penerbit Alumni.
Sutikno dan Maryunani, 2006. Ekonomi Sumberdaya Alam. Malang: Badan Penerbit Fak. Ekonomi – Univ. Brawijaya.
Tim Penulis. 2008. Buku Ajar 1 MPKT Logika, Filsafat Ilmu dan Pancasila. Depok: PDPT UI
Tim Penulis. 2008. Buku Ajar 2 MPKT Manusia, Ahlak, Budipekerti, dan Masyarakat. Depok: PDPT UI
Tim Penulis. 2008. Buku Ajar 3 MPKT Bangsa, Negara dan Lingkungan Hidup. Depok: PDPT UI
Wardhana, Wisnu Arya .1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta:Penerbit Andi Offset.
Zen M. T. 1984. Science, Teknologi dan Hari Depan Manusia. Jakarta: Gramedia.