PEMETAAN ZONASI KERENTANAN GERAKAN TANAH DI …

13
Proseding Seminar Geoteknologi Kontribusi llmu Kebumian Dalam Pembangunan Berkelanjutan Bandung 3 Desember 2007 ISBN : 97g_979-799-255-s PEMETAAN ZONASI KERENTANAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS, Achmad Subardja Djakamihardja, yunarto Pusat Penel itian Geoteknoloei LIPI GERAKAN TANAH DI PROPINSI LAMPLTNG ABSTRAK: Kestabilan bangunan (io(af, jeyb.atay, gedung) yang kita bikin selain ditentukan oleh faktor t/vtis konstrulcsi jugl -dipengaruhi oleh keitabilan laian dtiaia bZngunan itu didiriknn. Zonasi Kerentanan Gerakan Tanah ini dibuat dalam bentuk peta yang bertuiuan untuk mTndelineasi dan mengklasifikasi tingpat kcrentanan gerakan tanqh pada suatu dqeialy,7o"S bisa dijadikan informasi dasar intuk"prrrn"oroo, pengembangan danpembangunan daerah.- Kabupatey Taiggamus ii*ono penelitian fu; diblairan, merupakan -bagiarl dari.propins_i Lampung lengan karaheris-rii daerah prgrrurgin dan berbukit-bukit, yang secara geologis,.daerahnya didominasi oleh sedim-ery produk gunulg opi lo"g bZlum terkompaii sempurna, s.ehingga merupakan laeral yang latrang -stabil. Selitn itu, terah"ini iigo Tnerupakan "oni dingon tingtrat PFrfP*! tinggi. Metoda zonasi didasarkan dgngan pendetratin"empirii dengan strala numerik, diaplilmsikan berdasarkan rgting kestabilan dari beierapa faktor internil yorg itrryrb;ifu" tretidak- stabilan lahan (Anbalagan, /992). Hasil pendekatan *enuiiukkon bahwa aaerah ionggi*us dan sekitarya mempunyai tingknt kerentanan gerakan tanah yang bemariasi dari sangat rendah, reidah. sedang, hingga tinggi. Metoda ini memberikan informasi tingl<nt kerentanan yorg maiih kasar, sehingga untuk tnforiisi long.lebih detail perlu dipertimbangkan pengaruh paromeier geotetcnik (stfat fisitiTan mepanitl aart I anah/b atuan terhadap kp s t ab ilan. Kata kunci : zonasi kerentanan, gerakan tanah, metoda empirik, faktor internal ABSTRACT : The aim of this investigation is to produce a Landslide Hazard Zonation Map which is delineating and classiffing the study area into various facet of different grade of instability. This riap may be used as a basic information to cify development planners for selecting fivourable locations for sitting devel- opment schemes' Tanggamus Distrist, in which the study was carried out, is a part of We'st Lampung p-rovince which is characterized as mountanius region formed by dominantly unconsolidated sedimentary roik of vol- canic products. This condition trends to have great potential of land instability. A new quantitutiu. approach of empirical method h_as been applied, based on majbr causative faktors of slope instabiliiy inform of numeri- cal rating (Landslide Hazard Evaluation Faktor -LHEF) presented by Anbalagan, 1992. ihe results indicate that_ the Tanggamus and sorounding area could be divided into very low, loi, moderate, and high potential land movements. This method inform the rough information of instibility condition, so far more ietail infor- mation, the influence of geotechnical parameter (physical and mechanical properties) of soils and rocks should be considered. 67

Transcript of PEMETAAN ZONASI KERENTANAN GERAKAN TANAH DI …

Page 1: PEMETAAN ZONASI KERENTANAN GERAKAN TANAH DI …

Proseding Seminar Geoteknologi Kontribusi llmu Kebumian Dalam Pembangunan BerkelanjutanBandung 3 Desember 2007 ISBN : 97g_979-799-255-s

PEMETAAN ZONASI KERENTANANDAERAH KABUPATEN TANGGAMUS,

Achmad Subardja Djakamihardja, yunartoPusat Penel itian Geoteknoloei LIPI

GERAKAN TANAH DIPROPINSI LAMPLTNG

ABSTRAK: Kestabilan bangunan (io(af, jeyb.atay, gedung) yang kita bikin selain ditentukan oleh faktort/vtis konstrulcsi jugl -dipengaruhi oleh keitabilan laian dtiaia bZngunan itu didiriknn. Zonasi Kerentanan

Gerakan Tanah ini dibuat dalam bentuk peta yang bertuiuan untuk mTndelineasi dan mengklasifikasi tingpatkcrentanan gerakan tanqh pada suatu dqeialy,7o"S bisa dijadikan informasi dasar intuk"prrrn"oroo,pengembangan danpembangunan daerah.- Kabupatey Taiggamus ii*ono penelitian fu; diblairan,merupakan

-bagiarl dari.propins_i Lampung lengan karaheris-rii daerah prgrrurgin dan berbukit-bukit, yangsecara geologis,.daerahnya didominasi oleh sedim-ery produk gunulg opi lo"g bZlum terkompaii sempurna,s.ehingga merupakan laeral yang latrang

-stabil. Selitn itu, terah"ini iigo Tnerupakan "oni

dingon tingtratPFrfP*! tinggi. Metoda zonasi didasarkan dgngan pendetratin"empirii dengan strala numerik,diaplilmsikan berdasarkan rgting kestabilan dari beierapa faktor internil yorg itrryrb;ifu" tretidak-stabilan lahan (Anbalagan, /992). Hasil pendekatan *enuiiukkon bahwa aaerah ionggi*us dan sekitaryamempunyai tingknt kerentanan gerakan tanah yang bemariasi dari sangat rendah, reidah. sedang, hinggatinggi. Metoda ini memberikan informasi tingl<nt kerentanan yorg maiih kasar, sehingga untuk tnforiisilong.lebih detail perlu dipertimbangkan pengaruh paromeier geotetcnik (stfat fisitiTan mepanitl aartI anah/b atuan terhadap kp s t ab ilan.

Kata kunci : zonasi kerentanan, gerakan tanah, metoda empirik, faktor internal

ABSTRACT : The aim of this investigation is to produce a Landslide Hazard Zonation Map which isdelineating and classiffing the study area into various facet of different grade of instability. This riap may beused as a basic information to cify development planners for selecting fivourable locations for sitting devel-opment schemes' Tanggamus Distrist, in which the study was carried out, is a part of We'st Lampung p-rovincewhich is characterized as mountanius region formed by dominantly unconsolidated sedimentary roik of vol-canic products. This condition trends to have great potential of land instability. A new quantitutiu. approachof empirical method h_as been applied, based on majbr causative faktors of slope instabiliiy inform of numeri-cal rating (Landslide Hazard Evaluation Faktor -LHEF) presented by Anbalagan, 1992. ihe results indicatethat_ the Tanggamus and sorounding area could be divided into very low, loi, moderate, and high potentialland movements. This method inform the rough information of instibility condition, so far more ietail infor-mation, the influence of geotechnical parameter (physical and mechanical properties) of soils and rocks shouldbe considered.

67

Page 2: PEMETAAN ZONASI KERENTANAN GERAKAN TANAH DI …

PENDAHULUAN

Latar belakang

Indonesia mempunyai wilayah sebagian besar di-dominasi oleh morfolologi perbukitan, disertai iklimtropis dengan curah hujan yang tinggi yang menye-babkan tingkat pelapukan batuan berjalan sangat in-tens. Kondisi wilayah seperti ini harus diwaspadai,karena kemungkinan mempunyai kerawanan ben-cana gerakan tanah atau longsor yang cukup tinggi.

Untuk itu, dalam menysusun konsep Tata Ruangsuatu wilayah/daerah, kondisi dayadukung lahan me-rupakan faktor penting yang harus dijadikan rujukan.Manusia dengan berbagai aktifitas diatasnya akanberjalan baik apabila daya dukung lahannya me-madai. Salah satu faktor dayadukung lahan, adalahkondisi kestabilan lahan itu sendiri terhadap longsoratau gerakan tanah lainnya, terutama kaitannya den-gan pembangunan infrastruktur ataupun bangunanfisik lainnya, yang akan bertumpu diatastanah,/batuan, Walaupun dalam kenyataannya, reka-yasa teknologi bisa meningkatkan dayadukung la-han, sepertin halnya daerah-daerah pembangunanyang sudah terlanjur berada didaerah labil ataudaerah banjir, misalnya. Tapi hal ini akanmemerlukan biaya yang sangat tinggr dan terkadangmenimbulkan dampak resiko lainnya. Demikian jugaapabila terjadi bencana alam dengan magnitude yangsangat besar, rekayasa teknologipun tidak akanmampu menahannya.

Bencana gerakan tanah sangat sering tet'adi diIndonesia, terutama pada kawasan-kawasanperbukitan/pegunungan dengan kondisi alam danfisik yang mendukung untuk terjadinya bencanatersebut, Dengan sering terjadinya bencana gerakantanah ini mengakibatkan kerugian yang cukup besarbaik jiwa, harta serta infrastruktur yang terkenabencana ini. Kondisi ini tidak hanya disebabkan olehkondisi eksternal seperti curah hujan yang tnggiataupun pengaruh gempa-bumi dan kegagalanteknologi, tapi juga sangat erat kaitannya dengankondisi lahan itu sendiri, kaitannya dengan sifat-sifatinternalnya sepeti halnya litologi, kemiringan lereng,relative relief, tutupan/tataguna lahan, serta kondisikeairan lahan tersebut. Dengan keadaan tersebut diatas, maka perlu dilakukan zonasi terhadap daerah-daerah dengan tingkat kerawanan gerakan tanah,yang berasal dari internal faktor lahan, dari yangpaling rendah hingga tingkatan tinggi.

Kondisi daerah Tanggamus ini sebagian besarmerupakan perbukitan dan pegunungan yangmempunyai kerawanan terhadap bencana gerakantanah. Perkembangannya yang begitu pesat darikabupaten ini tentunya memerlukan data kondisi

fisik daerah ini yang dipergunakan dalam penentuankebijakan pengembangan wilayahnya.

Daerah Tanggamus terletak pada zona palingselatan dari sistem sesar Sumatra yang bersifat aktitsehingga kemungkinan terjadinya gempa-gempasangat tinggi, dan salah satu akibat dari getarangempa tersebut, sebagai eksternal faktor, maka dapatmengakibatkan gerakan tanah dengan tingkatkerusakan yang bervariasi, tergantung daridayadukung (internal faktor) daerah yangbersangkutan. Untuk itulah maka sebagai tindakIanjutnya telah dilakukan Pemetaan ZonasiKerentanan Gerakan Tanah di kabupatenTanggamus, propinsi Lampung, yang diharapkanbisa digunakan sebagai rujukan dalam penyusunandan pengembangan pembangunan daerah, melaluiRencana Umum Tata Ruang Derah KabupatenTanggamus.

Malrsud dan Tujuan

Maksud dari pemetaan zona kerentanan gerakantanah di daerah Tanggamus (Kotaagung) dan seki-tarnya adalah untuk menentukan tingkat kerentanansuatu lahan terhadap gerakan tanah dengan pendeka-tan empiris, berdasarkan kondisi fisik (faktor inter-nal) dari daerah tersebut. Penentuan zonasi tingkatkerentanan gerakan tanah ini berdasarkan parameter-parameter geologi/litologi (batuan dan tanah) terma-suk parameter diskontinuitas, hidrologi (kondisi airtanah dangkal), kemiringan lereng, relatif relief(tinggi antara lembah dan puncak bukit) dan tutupanserta tataguna lahan.

Tujuan dari pemetaan zona kerentanan gerakantanah antara lain; memberikan informasi awal ten-tang daerah-daerah yang rentan terhadap bencanaalam gerakan tanah. Hasil yang berupa peta zonasikerentanan gerakan tanah diharapkan dapat diman-faatkan oleh pihak perencana pengembangan danpembangunan wilayah dalam memanfaatkan lahantersebut sesuai dengan peruntukannya. Disampingitu dalam pekerjaan fisik, yang meliputi pemban-gunan konstruksi sipil di atasnya, peta zonasi ini da-pat dijadikan informasi awal dalam melakukan "siteinvestigation", terutama dalam merencanakanpenelitian geoteknik.

Lokasi penelitian

Secara Geografis Kabupaten Tanggamus beradapada posisi 104" l8' - 105o12'Bujur Timur -4o50' -5o41' Lintang Selatan dengan luas wilayah Kabu-paten Tanggamus adalah 335.661 Ha yang terdiriatas 17 Kecamatan, 3 Kelurahan, dan 310 Pe-kow/Desa. Dari segi geologi, Kabupaten Tanggamus

68

Page 3: PEMETAAN ZONASI KERENTANAN GERAKAN TANAH DI …

terdiri dari Lembah Semangka, yang merupakanpatahan Geologi memanjang dari Teluk Semangkakearah barat laut. Pegunungan vulkanis muda se-bagian berbatuan andesit, ditutupi tuff asam batuanandesit meluas ketimur.

Keadaan fisiografi bergelombang sampai bukti,daerah landai bagian timur yang termasuk wilayahTanggamus tidak begitu luas, berbatuan andesit di-tutupi turf asam. Dataran rendah mencakup 65 %wilayah Tanggamus dan sisanya dataran tinggi men-cakup 35 % wilayah Tanggamus. Kondisi wilayahsekitar setengahnya berlereng 40 % keatas (berbukitdan bergunung) yang secara teknis konservatif tidakdapat dimanfaatkan, maka terdapat kawasan konser-vasi itu terutama dalam bentuk hutan Negara seluas106.474 Ha (31.72 %) dari luas Kabupaten Tangga-mus. Pembagian wilayah administratif kabupatenTanggamus berdasarkan Kecamatan, jumlah pen-duduk dan luas wiilayahnya, adalah seperti terlihatpadaTabel L

Batas-baras Wililyah Kabupaten Tanggamussebagairnana tertera-pada peta, sebagai berikut :

. Sebelah Utara berbatasan dengan KecamatanBelalau dan Sumber jaya Kabupaten LampungBarat selia Kecamatan Padang ratu dan KalirejoKabupaten Lampung T engah.

. Sebelah Timur berbatasan dengan KecarnatanNatar, Gedong Tatan, Padang Cernin danKedondong Kabupaten Lampung Selatan.

. Sebelah Selatan berbatasan dengan TelukSemangka dan Samudera Indonesia.

. Sebelah Barat berbatasan dengan KecamatanPesisir Selatan Kabupaten Lampung Barat.

Tabel L Pembagian Wilayah Adminstratif Kabpaten

KONDISI FISIOGRAFI DAN GEOLOGI

Kondisi Fisiografi

Dari segi geografis Kabupaten Tanggamus terdiridari Lembah Semangka, yang merupakan patahanGeologi memanjang dari Teluk semangka kearahbarat laut. Strukfur tanahnya subur, berbatasan ande-sit turf asam, keadaan permukaan datar. pegunungan

vulkanis muda sebagian berbatuan andesit, ditutupiturf asam banran andesit meluas ke timur. Keadaanfisiografi bergelombang sampai membukit, daerahlandai bagian timur yang termasuk wilayah Tangga-mus tidak begitu luas, dimana tersusun oleh beba-tuan andesit ditutupi turf asam.

Secara garis besar, morfologi daerah kabupatenTanggamus dapat dibagi menjadi beberapa satuan,dimana satuan mempunyai ciri dan kenampakanyang khas, baik dari bentuk gunung, perbukitan, ke-miringan lereng maupun pola alirannya. Satuanmorfologi terdiri dari dataran, perbukitan berelifhalus, perbukitan berelif sedang perbukitan berelifagak kasar, perbukitan bereliefkasar dan perbukitanberelif sangat kasar.

Sekitar 40% dat'' wilayah Kabupaten Tanggamusmempunyai bentuk topografi perbukitan danbergunung lereng dengan kemiringan lereng yangbervariasi. Sedangkan bentuk fisiografi dataranterdapat di sekitar Kecamatan Pagelaran, Pringsewu,Sukorejo, Gadingrejo. kecamatan Pulau Panggung,Cukuh Balak dan Wonosobo. Ketinggian wilayahberkisar antara 10 meter dari permuukaan laut diKota Agung sampai dengan 2.010 meter daripermukaan laut di Gunung Tanggamus.

Geologi

Sebagian besar wilayah Kabupaten Tanggamussecara geologis termasuk dalam formasi kwarter.Fomasi geologi yang terdapat di Kabupaten Tang-gamus terutama merupakan rangkaian pegununganBukit Barisan yaitu satu rangkaian di sebetah baratpatahan (sesar) Semangka dan satu lagi di sebelahtimumya.

Batuan pra tersier di wilayah KabupatenTanggamus terdapat di bagian utara di sekitarPagelaran bagian utara dan timur. Batuan tersieryang mempunyai penyebaran cukup luas diKabupaten Tanggamus adalah batuan gunung apiandesit formasi fua. Batuan kwarter yang berupaendapan gunung api muda cukup mendominasiwilayah Kabupaten Tanggamus terutama di PulauPanggung dan Wonosobo serta Kota Agung.Sernentara alluvium yang berasal dari endapanpermukaan banyak terdapat di sekitar Wonosobo,Pringsewu dan Gadingrejo.

T mus.No N@Ic(@ddt Dltro(r PaddIl Lu 0or)I W@robo Iojqghlug 19.{9 t 307.t5

2 Sodrr 9:kcjr t2.722 t?0.90

3 l6otr.gng Krbo 6J.Jl0 2Jt.56

I Pollng rsr W{r NbOr t{.6t1 185.29

5 Arlu PogBng ftLrd 49.616 6tl.Jd

6 Ubbrlr Ngit 20.J2a !21.08

, Td6gPr&rg TrlegDrdog 88.1!0 101.3{

I $dajo Sueojo 28.t00 56.11

9 Al6tng R.t rtijGg {9.2t0 232.t0

l0 P.!!ko OrErID8 53,?00 !63.JJ

ll 9ttrdrrjo $uLdrgo tisr 5t-909 01.5,

12 AdilNiih Adilrnr 3t.t80 65,51

l3 Pri€rm Prin€rm 9J.!86 67,0J

l'l Grdir€ njo 6uttr€njo 62.592 ?6.{8

IJ Pa&ruln Dcdsuh t5.626 8J.61

l6 C\leh Ed* &nih ddr !{.200 3tt.t?

I(tbtrbC/s N{d 17.80t trt,1?6

Td.l 800.{00 3.356.61

Sumber: RTRWK Tanggamus, 1999

69

Page 4: PEMETAAN ZONASI KERENTANAN GERAKAN TANAH DI …

Secara geologi, Kabupaten Tanggamus secaraumum di dominasi oleh batuan gunung api muda(Qhv) dan satuan batuan breksi,batupasir danbatulanau dari Formasi Hulusimpang. Terdapatnyazona strukfur sesar Sumatra segmen Semangko yangberarah barat laut - tenggara merupakan kontrolutama kondisi geologi yang terdapat di daerah ini.Sesar Sumatra di kawasan ini bersifat aktif, sehinggadimungkinkan terjadi gempa dan getarannya dapatmenjadi salah satu pemicu te{adinya gerakan tanah.Di daerah Kota agung kelurusan sesar Sumatra ter-pecah dua bagian dimana diantara sesar tersebutmembentuk dataran alluvial Wonosobo yang cukupluas. Batuan penyusun daerah Kabupaten Tangga-mus secara berurutan umurnya dari tua ke mudaadalah sebagai berikut :

Formasi Talang akar (Tomt)Formasi Talang akar dijumpai dibagian utara kabu-paten Tanggamus dan penyebaran-nya hanya setem-pat-setempat. Batuannya terdiri dari batupasirkuarsa, breksi konglomeratan, dengan sisipan lignitdan batubara.

Formasi Gading QmS)Penyebaran satuan batuan ini berdekatan denganFormasi Talang akar, yaitu di bagian utara dari Ka-bupaten Tanggamus. Batuan penyusunnya terdiridari perselingan batupasir, batulanau dan batulem-pung dengan sisipan batugamping dan lignit.

Formas i Hulusimpang (Tomh)Formasi Hulungsimpang di daerah KabupatenTanggamus mempunyai penyebaran yang cukupluas, yaitu meliputi bagian barat daya dan Timur lautdaerah ini. Batuan penyusunnya terdiri dari breksi,lava, batupasir, lanau kadang bersifat karbonan. Ke-nampakkan di lapangan batuan ini berlapis denganbaik dan sangat masif dan kompak. Penyebaran ba-tuan ini meliputi perbukitan dan gawir sesar Sumatrasegmen Semangko yang terdapat di bagian selatanKecamatan Semaka. Kemudian di bagian lain padaperbukitan sebelah timur Kotaagung, yang meliputikecamatan Cukuh Balak.

Formasi Bal (Tmba)

Batuan yang termasuk dalam Formasi Bal terdiri daribreksi volkanik yang bersusunan dasit, tufa danbatupasir dengan penyebaran setempat-setempat.Penyebarannya dijumpai di sisi barat pegunungan

Barisan Selatan dan sedikit di bagian timurKotaagung.

Formasi Simpangaur (Tmps)

Formasi ini hanya dijumpai pada sayap bagian baratdari pegunungan Barisan, dimana di daerahKotaagung dijumpai di bagian selatan pada puncak-puncak hingga lereng barat perbukitan Barisan.Batuannya terdiri dari batupasir tufaan, batulempungtufaan, terdapat cangkang moluska dan sedikitsisipan lignit.

Formasi Kasai (Qtk), Formasi Lampung (Qti), TdaRanau (Qtr), batuan gunung api Kuarter(Qhu)Batuan batuan yang termasuk dalam Formasi-formasi tersebut di atas adalah berumur Kuarter,dimana sebagian besar belum mengalami kompaksiyang sempurna, sehingga masih rapuh dan kadangbersifat lepas. Disamping itu batuan hasil letusangunung api Tanggamus, Rindingan, Sekincau dangunung api lain di sekitar Kotaagung sebagian besarmenutupi kawasan ini. Batuan batuan padakelompok ini terdiri dari lava, tufa breksi volkanik,batupasir, dan batulempung tufan.

Batuan terobosan granit (TmgdBatuan terobosan granit dijumpai secara setempat-setempat dengan kenampakkan yang menonjol dankontras dibandingkan dengan morfologi di seki-tarnya. Kenampakkan granit umumnya berwarnaabu-abu terang, mineralnya terdiri dari plagioklas,hornblende, felspar dan kuarsa

Kelompok batuan metamorf (Pzg)

Batuan yang termasuk dalam kelompok batuanmetamorf ini dijumpai di bagian utara Kotaagung.Batuannya berupa filit, sekis dan gneis yang berumurPerm (Mesozoikum).

Hidrologi

Wilayah Kabupaten Tanggamus cukup berlimpahdengan sumber daya air, baik air permukaan maupunair tanah dalam. Sungai-sungai yang mengalir didaerah ini umumnya bermuara di Samudra Indonesiadan Teluk Semangko. Sungai-sungai yang mengalirdi daerah ini antara lain, Way Ngarip, Way Se-mangko, Way Sekampung dll.

DAS Way Sekampung memiliki pola aliran den-dritik dan mengaliri wilayah Kecamatan PulauPanggung, Talang Padang, Pagelaran, Pugung, Par-dasuka, Pringsewu, Gadingrejo dan Sukoharjo diKabupaten Tanggamus serta beberapa wilayah ke-camatan lain yang berada di Kabupaten LampungSelatan. Sementara itu DAS Way Semangkamemiliki pola aliran yang pararel dan mencakup

IU

Page 5: PEMETAAN ZONASI KERENTANAN GERAKAN TANAH DI …

wilayah Kecamatan Pulau panggung sebelah baratdan Kecamatan Wonosobo.

Penggunaan Lahan

Gambaran fisik lainnya yangberkaitan dengan inten_sitas kegiatan pembangunan adalah penggunaan la_han. Dengan kondisi wilayah yang sekitiisetengah_nya berlereng 40%o ke atas (berbukit dan bergunung)yang secara teknis konservatif tidak dapat diman-faatkan, maka terdapat kawasan konservasi itu teru_tama dalam bentuk hutan Negara seluas 106.474 Ha(31.72% dari luas Kabupaten Tanggamus).Penggunaan lahan usaha perkebunan merupakankedua terluas dengan prosentase lg.5% ieluas64.944 Ha Penggunaan lahan selebihnya, sebagianbesar terdiri dari Pemukiman, persawahan, Ladang,Tegalan Pola penggunaan lahan selengkapnya dapatdilihat pada Tabel 2

METODOLOGI

Dalam studi zonasi kerentanan ini, pembagian ting_kat stabilitas daerah, akan ditentukan dengan metodapendekatan empiris, yang berdasarkan kepada fak_tor-faktor utama yang mempengaruhi ketidak_stabilan. Teori ini menggunakan bobot (',rating")kerentanan dari faktor litologi, kondisi kekarterhadap lereng, tingkat pelapukan, kemiringanIereng, relatif relieJl tutupan lahan, serta kondisiIceairan, yang disusun berdasarkan skala numerik,yang diperkenalkan oleh Anbal agan (1992).

Tabel 2. Tutupan dan tatagunaLahanKabupatenTanggamus

kan pekerjaan studio, yang merupakan analisis peta-peta dasar dengan sekala I : 50.000 dan penelitianlapangan "ground check" dilakukan terhadap kondisikeairan, litologi, diskontinuitas, dan kerapatan vege-tasi.

Langkah Penelitian

Dalam melaksanakan pemetaan/penelitian bencanaalam gerakan tanah ini akan digunakan dua metodakuantitatif, kualitatif dan gabungan keduanya.Metoda yang digunakan untuk mendeterminasifaktor-faktor penyebab gerakan tanah adalah denganmeng-overlay-kan peta zonasi kerentanan gerakantanah dengan peta-peta Tematik yang dibuatberdasarkan parameter terpilih, dengan metoda SIG(Sistem Informasi Geografi)

Langkah pendahuluan dalam studi ini adalahmelakukan studi literatur, baik dari peta topografi(digital topografi), peta geologi regional maupunhasil interpretasi Peta Citra Landsat, dengan maksuduntuk membuat peta dasar geologi/litologi,kemiringan lereng, relatif relie{, dan tutupan sertatataguna lahan, dan kondisi keairan, seperti terlihatpada Gambar l.

No Jenis Penggunaan

@t-- P"t" Z"*"i R"t"uf Rrtt"f-_l

@@

Pei. Zon.sl Fohdld l(arlr.n

sTuDto LAPAflcAN

fT".p*c-lJSSN

I (*rr, | \[-- fi;E*d---lI Kerentanan Terlradap I

[-P"ttta*or;t ,t l Gerakan fanah I

I lrdnaru k t+I xscrta'| |

Luas (ha) Presentase

23.091 6.88

24.540 7.31

43.334 12.91

34.667 10.33

57 0.02

t06.474 13.72

28.144 8.38

64.944 l9.l s

I

2

J

A-5

6

7

8

9

Pekarangan dan Perumahan

Persawahan

Tegalan

Ladang/Fluma

Padang Rumput

Hutan Negara

Hutan Rakyat

Perkebunan

Rawa

13 Lainnya 7.074 2.tsTotal : 3Jl.65r 100,00

Sumber : RTRWK Tanggamus,l ggg

Gambar l. Langkah Penelitian pemetaan ZonasiKerentanan Gerakan Tanah

Langkah berikutnya adalah melakukan investigasilapangan untuk lebih mendetilkan menyajikan data-data litologi (berdasarkan deskripsi yang ditentukan),kondisi keairan dan kerapatan vegetasi tutupanlahan, dimana data hasil pengamatannya akandiplotkan untuk melengkapi peta-peta dasar diatas.Setelah semua peta dilengkapi menjadi peta-petaTematik Kemiringan Lereng, Litologi, Relatif Relif,Tutupan dan tataguna Lahan, dan Kondisi Keairan,maka Peta Zonasi Kerentanan Gerakan Tanah bisadibuat dengan jalan meng-overlay-kan peta_petaTematik yang sudah dilengkapi dengan nilii Ratingmasing-masing faktor, kemudian dihitung tingkai

l0 Tambak

I I Kolam/tebaVempang

12 Lahan tak diusahakan

r37

412

572

2.2r5

0.04

0.t20.17

0.66

Sistematika dan langkah pembuatan peta ZonasiKerentanan Gerakan Tanah ini dilakukan berdasar_

7l

Page 6: PEMETAAN ZONASI KERENTANAN GERAKAN TANAH DI …

kerentannya secara spasial berdasarkan nilai "totalrating"nya. Sistematika penelitian dan pembuatan

peta zonasi kerentanan gerakan tanah (dilihat dalam

Gambar 1).

Teori Pendekatan Empiris

Pembagian zonasi kerentanan yang didasarkan pada

karakterisrik faktor-faktor penyebab utama yang

mempengaruhi kestabilan. Akan membagi daerah

penelitian dalam beberapa zona dengan variasi

tingkat kerentanan yang berbeda. Parameter yang

diamati adalah pengaruh yang berasal dari dalam

(internal faktor), terlepas dari pengaruh luar yang

akan mengganggu keseimbangan yang ada (external

faktor) seperti pembebanan dari konstruksi

diatasnya. gempa bumi, ataupun curah hujan dengan

intensitas yang tinggi.Pembagian zona kerentanan ini akan

mengidentifikasi dan membatasi daerah dengan

tingkat kestabilan yang bervariasi, yang berkaitan

dengan tingkat kerusakan yang akan terjadi, apabila

terhadapnya diberikan pengaruh " external faktor"'

Penilaian faktor kestabilan akan disajikan dalam

bentuk rating (dengan sistem numerik). yang

didasarkan kepada pendekatan empirik dari

pengaruh "internal faktor" yang menyebabkan

ketidak-stabilan daerah penelitian. Faktor-faktor

utama yang mempengaruhi tingkat kerentanan

gerakan tanah adalah : kondisi geologi (litologi'

pelapukan, dan kekar), kemiringan lereng, relatif

relief, penutup lahan serta kondisi keairan' Secara

rinci, pinilaian rating dari tiap faktor secara individu

disajikan dalam Tabel 1, dengan total rating 10,

dimana makin besar nilai rating, makin tinggi tingkat

kerentanannya. Pembagian Zonasi Kerentanan

Gerakan tanah terbagi menjadi : Sangat Rendah,

Rendah, Sedang, Tinggi, dan Sangat Tinggi, seperti

terlihat dalam Tabel 3.

Tabel 3. Kriteria Zonasi Kerentanan Gerakan Tanah

ZonaKestabi-lan Lahan

Total Rating DeslaiPsi

KerentananTerhadap GerakanTanah

I <3,5 Kerentanan Sangat

Rendah

Kerentanan Ren-

dah

Kerentanan Sedang

Kerentanan Tinggi

Tabel4. Nilai Rating Maksimal Kontribusi Faktor

Untuk Penentuan Zonasi

Maksiumum RatingKerentanan GerakanTanah

Litologi 2,0

Orientasi Kekar den- 2,0

gan Slope

Kemiringan Lereng 2,0

Relatif Relief 1,0

Tata Guna / TutuPan 2,0

Lahan

Kondisi Keairan

TOTAL RATING (THED) 10,0

No. Parameter YangDiamati

I

2

J

4

5

1,0

ANALISN DAN PENENTUANKERENTANAN GERAKAN TANAH

FaHor Kondisi Geologi

ZONA

II

nIV

3,5 - 5,0

5,1 - 6,0

6,1 - 7,5

Penelitian geologi detail dari lokasi penelitian

dipetakan dalam bentuk peta geologi yang

mlmberikan informasi mengenai litologi dan

struktur (kondisi kekar) dari daerah penelitian'

Beberapa kriteria dari kondisi satuan batuan dan

tanah, baik jenis maupun tingkat pelapukannya, serta

hubungan orientasi kekar terhadap kemiringan

lereng, akan merupakan dasar penilaian'

Litologi

Jenis batuan yang menyusun daerah penelitian akan

dikatagorikan berdasarkan kekuatan batuan dalam

kondisi sesar (fresh rock) dan ketahanan batuan

terhadap proses pelapukan dan proses erosi' Batuan

yang kerai seperti batuan beku dan batuan metamorf,

paaa umumnya bersifat keras, padat, dan tahan

terhadap pelapukan dan erosi' akan mampu

membentuk sudut kemiringan yang terjal' Sedangkan

batuan sedimen "terrigeneous" yang umumnya

sangat peka terhadap erosi cenderung tidak akan

staUit pada kemiringan lereng besar' Demikian pula

terhadap batuan sedimen melapis tipis seperti serpih,

lanau dan lempung yang mudah lapuk, hingga akan

mengurangi kestabilannYa.

Dalam penilaian rating untuk tanah, proses

pembentukan dan umur tanah akan banyak

mempengaruhi tingkat kestabilannya' Endapan

aluvium yang terkompaksi lebih baik akan

v > 7,5 Kerentanan Sansat ;;;rT:il*r,rm,?otxllf,

.illlii"r.jfi:

72

Page 7: PEMETAAN ZONASI KERENTANAN GERAKAN TANAH DI …

klasifikasi tanah berdasarkanu kuran burir (lempung,lempung pasiran, pasir, kerikil, kerakal ataupu-nmaterial rombakan akan memberikan nilai raiingyang berbeda. Rating Kerentanan gerakan tanah,dikaitkan dengan kondisi litologi (batuan dan tanah)bisa dilihat pada Tabel 5.

Table 5. Nilai Rating Litologi

Tipetuan

o Batuan sediment yangtersementasi dengan baikKebanyakan Batupasir dansebagian kecil Batulempung

o Batuan sediment yangtersementasi tidak baikKebanyakan Batupasir dansebagian kecil Batusabak

Tipe 3

o Slate dan Phyliter Schisto Shale yang berselingan dengan

batulempung atau batuanlainnya

r Shale, Phylite dan Schist yangterlapukan tinggi

Tipe o Fluvial tua dengan yang sudahTanah terkompaksi (alluvial)

r Tanah campur lempungbentukan permukaan (elluvial)

r Tanah psasiran denganbentukan permukaan (alluvial)

r Debris, terdiri fragmen batuanbercampur lempung dan pasiran(colluvial)

r Tanah lebih tua yang sudah ter-kompaksi dengan baik.

r Tanah lebih muda yang masih

Ba_ Tipe I. Kuarsa dan Limestone/Gampingr Granit dan Gabro. GneissTipe 2

Tabel 6. Faktor Koreksi Tingkat pelapukan Batuan

Deskripsi Tingkat PelapukanFaktor

Koreksi TingkatPelapukan

Tipe I Tipe 2

1. Tingkat Pelapukan Tinggiperubahan warna batuan, reka-han pada kekar dan ada produkpelapukannya, pengembanganzona alterasi pada fabrikcFCr

4,00 I,50

2. Tingkat Pelapukan Sedangperubahan warna batuan, rekahan 3,00pada kekar dan ada produk pe-Iapukannya, pengemban gan zonaalterasi pada fabrik

3. Tingkat Pelapukan Rendahperubahan wama batuan, rekahan 2,00pada kekar dan ada produk pe-lapukannya, pengem banganzona alterasi pada fabrik

Tutupan Lahan

Kondisi tutupan lahan memegang perarian penting,terutama untuk kestabilan di daerah denganmorfologi perbukitan. Jenis dan kerapatan tumbuhanakan mempengaruhi tingkat erosi dan pelapukanbatuan oleh perubahan iklim di daerah bersangkutan.Sementara sistem akar tanaman akan banyakberpengaruh terhadap peningkatan tahanan geser darimaterial dan juga kaitannya dengan tingkatketahanan erosi oleh air. Walaupun sistempengolahan lahan dapat menyebabkan tanah menjadigembur dan menurunkan tingkat kestabilan, dilainpihak lahan pertanian yang umumnya datar ataudengan kemiringan rendah dan pengaturan kondisiairnya sudah bagus, akan memberikan tingkatkestabilan yang tinggi.

Penilaian rating dari pengaruh tutupan lahanterhadap tingkat kerentanan gerakan tanah,dikatagorikan kedalam lima kondisi, antara lain:daerah pertanian, hutan dengan tumbuhan lebat,tumbuhan dengan kerapatan sedang, daerahtumbuhan jarang, dan tanah gundul, seperti telampirdalam Tabel 7.

Tabel 7. Rating Tutupan Lahan/Tataguna Lahan

Deskrips i Tataguna/Tutupan Lahan Rating

Litologi Klasifikasi Rating

0.2

0.3

0.4

1.0

1.3

1,25

r,00

t.21.3

1.8

2.0

0.8

1.0

1.4

1.2

2.0

berupa material lepas

Fahor Korel<si Untuk Tingkat Pelapukan

Unfuk memperoleh nilai rating sebenamya, makarating dari batuan segamya harus dikoreksi dengantingkat pelapukannya yang dinyatakan dalam ratingpelapukan tinggi, pelapukan sedang, dan pelapukanrendah. Faktor koreksi ini mempunyai nilai berbedauntuk tiap jenis batuan. Tingkat pelapukan batuandan nilai faktor koreksi untuk tiap tipe batuan dantanah ditampilkan dalam Tabel 6.

Lahan pertanian/dataran rendah

Hutan dengan kerapatan vegetasi lebat

Lahan dengan kerapatan vegetasi sedang

0,65

0,80

1,20

TutupanLahan kerapatanvegetasi jarang 1,50

Tanah Marginal (semak belukar) 2,00

73

Page 8: PEMETAAN ZONASI KERENTANAN GERAKAN TANAH DI …

Mengalir

Menetes

Basah

Lembab

Kering

Kondisi Keairan

Pengamatan kondisi keairan didaerah penelitian ti-dak dilakukan terhadap air bawah tanah, tetapi resa-pan air permukaan yang berasal dari hujan atau rem-besan, yang dapat diamati dari permukaan. Pengaruhtingkat keairan yang tinggi akan menurunkankekuatan geser tanah, meningkatkan bobot masatanah ataupun batuan dan menurunkan nilai kohesi,yang mana akan mempengaruhi kestabilan lerengataupun masa batuan dan menyebabkan terjadinyalongsoran. Penilaian Rating pengaruh keairanterbadap kerentanan gerakan tanah diidentifikasikansebagai kering, lembab, basah. menetes, dan adaaliran seperti terlihat dalam Tabel 8.

Tabel 8. Rating Kondisi Keairan

Kondisi Keairan Rating

Makin sejajar arah kekar terhadap arah lereng,makin besar kemungkinan terjadinya runtuhan.Demikian juga, makin tinggi kemiringan lereng,dikaitkan dengan "angle of internal fricrion", akanmakin tidak stabil kondisi masa batuan diatas.Rating kerentanan gerakan tanah untuk hubunganantara arah dan kemiringan kekar terhadap arah dankemiringan lereng, diperlihatkan dalam Tabel 10.

Kemiringan Lereng dan Relatif Relief

Penilaian kemiringan lereng dilakukan dengan ber-dasar pada pengelompokkan dari besarnya sudut ler-eng, dimana kondisinya sangat tergantung dari geo-morfologi daerah yang bersangkutan. Sudut lerengalam sangat erat kaitannya dengan kestabilan lahan,makin besar sudut lereng makin, makin rentanterhadap longsoran. Klasifikasi kemiringan lerengini didistribusikan kedalam enam katagori, yainr:tebing (a> 45"), lereng terjal (36"-45o). sedang(26'-35o), landai (15'-25"), dan sangat landai (< 15"),seperti terlihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Nilai Rating Sudut Kemiringan Lerengserta Deskripsinya

Deskripsi Parameter Lereng Klasifikasi .Ruumg

Sangat Terjal (Cliff,Escarpment)

Curam

Sedang

Rendah

Sangat Rendah

t O:o Z,O0

360 - 450 l,zo260 - 3so l,zo160 - 2so o,8o

< 150 0,50

Sedangkan rating dari relatif reliefmemperlihatkan lokal relief yang mencerminkanperbedaan tinggi antara lembahd an pucak bukit.Makin besar perbedaan tinggi antara lembah danpuncak bukit, maka untuk besaran sudut lereng yangsama, relatif relief akan berpengaruh terhadapkestabilan lereng diatas. Untuk penilaian kerentanangerakan tanah suatu daerah, relatif reliefdiklassifikasikan dalam tiga katagori, yaitu rendah(<100 m), sedang (100-300 m), dan tinggi (> 300

m), seperti terlihat dalam Tabel 10.

PEMETAAN ZONASI KERENTANAN

Pemetaan zonasi kerentanan gerakan tanahmerupakan pendekatan secara makro yang

mengidentifikasi daerah-daerah yang mempunyaitingkat kerentanan berbeda. Peta ini akan diplotkan

1A

1.0

0.8

0.5

0.2

0.0

Hubungan Antara Orientasi Kekar dan Lereng

Penilaian kondisi skuktur disini, adalah pengamatanterhadap orientasi kekar yang terdapat dalam masabatuan. Pendataan lapanganmelipuri perlapisankekar, foliasi, patahan, dan lainnya. Pengaruh posisiarah dan kemiringan umum kekar terhadapkemiringan lereng akan .besar pengaruhnya terhadapkestabilan lereng batuan diatas. Dalam hubunganantara kekar dan kondisi lercng, bcberapa hal perludiperhatikan, antara lain:

a. Kesejajaran antara arah umum kekar ataupertemuan dua arah umum kekar dengankemiringan lereng ;

b. Kemiringan umum kekar atau pertemuan duakemiringan umum kekar;

c. Perbedaan kemiringan umum dari kekar ataupertemuan dua kemiringan umum, kekar dengankemiringan dari slope.

Table 9. Nilai Rating Dari Relatif Relief

Deskripsi Relatif Re- Klasifikasilief

Rating

Rendah

Sedang

Tineei

0,30

0,60

1,00

< l00m101 m - 300m>300m

Page 9: PEMETAAN ZONASI KERENTANAN GERAKAN TANAH DI …

dalam sekala l: 50.000. pendataan faktor-faktoryang mempengaruhi tingkat kerentanan ini diperolehdari hasil interpretasi peta Citra Landsat yang diga_bung dengan penelitian lapangan. Interpretsi fotoudara akan menghasilkan peta dasar slope morfo_metri, relatif relie{, singkap batuan, dan tutupan la_han. Sedangkan penelitian lapangan akan mengum-pulkan data-data mengenai litologi dan strukturdetail, kondisi keairan serta ketebalan tanah penutupdan parameter geoteknik.

Tabel 10. Nilai rating Pengaruh Kemiringan Kekardengan Kemiringan Lereng

Nilai total dari rating kerentanan gerakan tanah inidapat mencerminkan kondisi kestabilan tiap daerahyang sudah ditentukan. Dengan melakukan "overlay"dari peta-peta tematik diatas, maka daerah tersebutbisa dideliniasi berdasarkan perbedaan faktorpenyebab kerentanannya, sedangkan tingkatkerentanan akan diperoleh dengan menjumlahkan"rating" tiap faktor yang berada dalam daerah itu.

Total Nilai Rating Kerentanan Gerakan Tanah=Rating Litologi+ Rating Struktur+ RatingSlopeMorfometri + Rating Relatif Relief + RatingTutupan Lahan + Rating Kondisi Keairan. Nilai inikemudian dikonversikan kedalam Tabel 3 , sehinggadiperoleh Tingkat Kerentanan gerakan tanah dengandeskripsinya.

Peta zonasi kerentaan tanah daerah KabupatenTanggamus dan sekitarnya, disusun berdasarkanrating dari faktor,faktor utama penyebab ketidak-stabilan suatu daerah dan dipetakan dengan sekala l:50.000, dengan harapan dapat memunculkan variasitingkat kerentanan yang relatif rinci. pembuatan petatematik dan nilai rating setiap parameter dilakukansecara spatial, dengan menggunakan peta topografidigital, dengan pengolahan data rating

(perhitungannya) dengan menggunakan softwareMapinfo Versi 8. Untuk bisa mengidentifikasi danmendeliniasi tingkat kerentanan gerakan tanahdiatas, telah dibuat empat jenis peta :

. peta geologi (Gambar 2 ),o peta kemiringan lereng (Gambar 3),o peta relatif relief (Gambar 4) dan

. peta tutupan lahan (Gambar 5),r peta kondisi keairan lahan (Gambar 6)

Gambar 2.Peta Geologi Lembar Kotaagung.

Gambar 3. Peta Kemiringan Lereng.

Peta Tematik Faktor Internal Kerentanan GeraknnTanah

Dari interpretasi peta Citra Landsat, memperlihatkanbahwa sebagian besar wilayah kabupatenTanggamus merupakan dataran dengan kemiringanyang relatif rendah, antara 0u-25u yang meliputidaerah Tanggamus kearah sebelah timur dan utara,sebagian Kecamatan Wonosobo. KecamatanKotaagung, dan bagian selatan Kecamatan pematang

Sawah. Sedangkan kemiringan sedang sampaicuram, antara 26"- 45u, tersebar luas didaerah

Deskripsi Parameter Klasifikasi Rating

Hubungan Pararel a nlarasudut lereng dengan sudulkekar.Planar (o1 -ar)oWedge (a,, . a.)

> 300210. 300110. 200060. 100

< 050

kersntanan angat tinggikersntanan linggikeronlenan sodangkerentanan rendahkerenlenan sangal rendah

0,20o,250,300,400,50

Hubungan sudutkemiringan kekar de ngankemiring an lereng.Planar (B, - pr).Wedge (F, - !.)

> 10t0

0,00 - 10p

0.000,0 - (-l0o)

_,t00

kefentan an an gat linggiksrenlanan linggikerenlanan sedangker€nl€nan rendahl(srenlanan sangat rendah

0,300.50o.700.801,00

Sudut Kemiringan Kekar.Planar (F; ).Wedge (p.)

< 150

1ti0 - 250

260 - 350360. 450

>49

kerenianan an gat tinggikerentanan tinggikerenlanan sedangkerenlanan rendahkBrentanan sangat rendah

0.20o,250.300,40050

Kelebalan Tanah Penuluo < 5m6 m -10m11m.15m16m -20m

>ZJm

0,650,451,302,001.20

/)

Page 10: PEMETAAN ZONASI KERENTANAN GERAKAN TANAH DI …

Kecamatan Wonosobo bagian utara dan KecamatanUlubelu bagian selatan, sepanjang sisi baratKecamatan Semangka, bagian utara KecamatanPematang Sawah, Kecamatan Sumberejo kearahperbatasan Kotaagung, sebagian kecil tersebar diKecamatan Cuku Balak dan KecamatanKelumbayan, serta sebagian kecil didaerahKecamatan Pulaupanggung. Untuk lebih jelas dan

rinci, bisa dilihat pada Gambar 4.

Cukuhbalak, Kecamatan Kelumbayan, KecamatanPugung, sebagian besar Kecamatan Pardasuka,Kecamatan Talangpadang, Kecamatan Pagelaran,Kecamatan Pulaupanggung, Kecamatan Ulubelu,Kecamatan Wonosobo, serta Kecamatan

Kotaagung.. Lahan pertanian pada dataran rendah,

mencakup kurang lebih l0% tersebar di KecamatanAdiluih, Kecamatan Sukoharjo, KecamatanGadingrejo, Kecamatan Pringsewu, sebagian kecilKecamatan Pagelaran, sebagian KecamatanSumberejo dan Talangpadang, dan disisi BaratKecamatan pematang Sawah sampai ke Kecamatan

Semangka dan Kecamatan Wonosobo. Untuk lebihjelas dan rinci, bisa dilihat pada Gambar 7.

Formasi geologi yang terdapat di KabupatenTanggamus terutama merupakan rangkaianpegunungan Bukit Barisan yaitu satu rangkaian disebetah barat patahan (sesar) Semangka dan satu

lagi di sebelah timurnya. Batuan pra tersier diwilayah Kabupaten Tanggamus terdapat di bagian

utara di sekitar Kecamatan Pagelaran bagian utaradan timur. Batuan tersier yang mempunyaipenyebaran cukup luas di Kabupaten Tanggamus

adalah batuan gunung api andesit formasi tua.

Batuan kwarter yang berupa endapan gunung api

muda cukup mendominasi wilayah Kabupaten

Tanggamus terutama di Kecamatan Pulau Panggungdan Kecamatan Wonosobo sefta Kecamatan KotaAgung. Sementara alluvium yang berasal dariendapan permukaan banyak terdapat di sekitarKecamatan Wonosobo, Kecamatan Pringsewu dan

Kecamatan Gadingrejo. Dari interpretasi CitraLandsat dan pendataan lapangan, kondisi keairanlahan di daerah Tanggamus dibagi dalam tigakatagori, yaitu menetes, basah, dan lembab. Untuklebih jelas dan rinci, bisa dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6, Peta Kondisi Keairan Lahan

I{I

cn:t -

f"l''r (I,,,.|I i.l

,'( lkir r"-.r Irs-J''l'' I

II

:

:..:....:.

Gambar 4. Peta Relatif Relief

Sedangkan Morfologi daerah Tanggamus dilihatdari kondisi relatif reliefnya, memperlihatkan bahwasebagian besar daerahnya dicirikan dengan relieftinggi (>300 m) hampir 600%, disusul dengan daerahberelief sedang (l0l-300 m) sekitar 35% dansisanya berelief rendah (<100) sekitar 25Yo. Unn;klebih jelas dan rinci, bisa dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Peta Tutupan Lahan

Kondisi tutupan lahan apabila dilihat darikerapatan vegetasinya, maka dapat diinterpretasikanbahwa hampir 75o/o daerah kabupaten Tanggamus

didominasi oleh lahan dengan kerapatan vegetasijarang, yang tersebar didaerah Kecamatan

76

Page 11: PEMETAAN ZONASI KERENTANAN GERAKAN TANAH DI …

Pembagian Zonasi Kerentanan Gerakan Tanah

Sedangkan kondisi litologi didata berdasarkankeadaan lapangan. Peta-peta di atas masing-masingtelah diberi rating (robot), secara bertahap dilakukananalisis spasial dengan menggunakan Maplnfo ver 8,yaitu peta yang satu ditumpangtindihkan dengan pe-ta lainnya akan membentuk peta hasil gabungan duapeta tersebut (luaran peta l), sekaligus menyimpannilai rating dari kedua peta tersebut. Kemudian petahasil luaran tersebut ditumpangtindikan lagi denganpeta lainnya untuk membentuk luaran peta 2 (hasilgabungan peta luaran dengan peta yang digabung-kan), sekaligus menyimpan nilai rating dari keduapeta tersebut, demikian seterusnya hingga memben-tuk peta akhir yang menyimpan semua nilai rating.Selanjutnya rating-rating tersebut dijumlahkan untukmembentuk peta zonasi kerentanan gerakan tanah(Gambar 7).

Gambar 7. Diagram Alir Penentuan Zonasi Gera-kan Tanah

Peta Zonasi Kerentanan Gerakan Tanah, dimanasetiap total ratingnya dicirikan dengan gradasi warnapada peta. Berdasarkan "Landslide Hazard Zona-tion", diperoleh zonasi kerentanan gerakan tanah didaerah penelitian dapat diklasifikasikan kedalam tigatingkat berdasarkan "Total Estimated Hazard"(TEH), yaitu:

Zona Kerentanan GerakanTanah Sangat Rendah

Daerah dengan klasiflkasi diatas, mencerminkandaerah yang stabil terhadap gerakan tanah (terutamalongsoran) dengan nillai total LHEF < 3.5, dimanakemungkinan terjadi gerakan tanah cukup rendah.Dilihat dari Peta Zonasi Kerentanan Gerakan Tanah(Gambar 8), maka daerah dengan kriteria kerentanangerakan tanah sangat rendah antara lain: sebagianbesar Kecamatan Pematang Sawah bagian selatandan daerah Nipah; Kecamatan Pagelaran bagiantimur; sebagian kecil daerah KecamatanPulaupanggung; dan cukup luas tersebar diKecamatan Cukuhbalak yang menerus kearah daerahKotaagung bagian timur. Juga kerentanan sangatrendah tersebar cukup luas didaearh KecamatanPugung yang menerus ke daerah KecamatanPardasuka. Sebaran kecil-kecil juga terlihat didaerahKecamatan Sukohardjo dan kecamatan Pringsewu.

Daerah-daerah ini umumnya terletak pada dataranrendah, dicirikan dengan kemiringan lereng sangatrendah (<150) dan kemiringan lereng rendih (l6o-25o) dengan relatif relif yang rendah, denganperbukitan dengan ketinggian < 100 m.

Kondisi lebih detil dari daerah diatas, yangdiuraikan dengan faktor kelerengan, keadaanlitologi, tutupan lahan, relatif relief, dan kondisikeairan, dapat dengan jelas dilihat pada setiap PetaTematik. (Gambar 3 s/d Gambar 7).

Zona Kerentanan Gerakan Tanah Rendah

Daerah dengan klasifikasi diatas, mencerminkandaerah yang cukup stabil dengan nillai total LHEFantara 3.5 - 5.0, dimana kemungkinan terjadi gera-kan tanah relatif rendah, apabila tidak terganggudengan faktor luar yang cukup kuat, seperti halnyacurah hujan yang tinggi ataupun gempa bumi. Zonaini kebanyakan tersebar luas hampir di semua Ke-camatan, pada daerah-daerah baik dengan denganmorfologi perbukitan maupun morfologi dataran, di-daerah yang mempunyai kemiringan lereng antararendah sampai tinggi dengan relatif relief umumnyaantara 100-300 m. Dilihat dari Peta Zonasi Kerenta-nan Gerakan Tanah (Gambar 8), maka daerah den-gan kriteria kerentanan gerakan tanah sangat rendahantara lain sebagian besar daerah Kecamatan Kotaa-gung terutama bagian selatan; daerah KecamatanWonosobo bagian selatan ; Kecamatan Talangpa-dang bagian selatan; Kecamatan Pugung bagian sela-tan; Kecamatan Cukuhbalak; Kecamatan Kelumba-yan; Kecamatan Pardasuka; Kecamatan Pringsewu;Kecamatan Gadingrejo; Kecamatan Sukoharjo; Ke-camatan Adiluih; Kecamatan Pagelaran bagian ti-mur; sebagian Kecamatan Pulaupanggung bagian

r Tingkat kerentanan sangat rendahrating < 3.5)

o tingkat kerentanan rendah (Zona3.5-5.0),

o tingkat kerentanan sedang (Zona5.1-6.0), dan

o tingkat kerentanan tinggi (Zona

(Zona I, total

II, total rating

III, total rating

IV, total rating6.r-7.s).Pada daerah penelitian tidak dijumpai lokasi den-

gan klasifikasi kerentanan gerakan tanah sangattinggi (total rating >7.5).

11

Page 12: PEMETAAN ZONASI KERENTANAN GERAKAN TANAH DI …

timur; sebagian kecil Kecamatan Ulubelu; sebagianKecamatan Wonosobo; sebagian besar KecamatanSemangka, dan sebagian Kecamatan Pematang Sa-wah bagian utara.

Kondisi lebih detil dari daerah diatas, yang diurai-kan dengan faktor kelerengan, keadaan litologi, tutu-pan lahan, relatif relief, dan kondisi keairan, dapatdengan jelas dilihat pada setiap Peta Tematik.(Gambar 3 s/d Gambar 7 ).Zona Kerentanan Gerakan Tanah Sedang

Daerah dengan klasifikasi diatas,. mencerminkandaerah yang kurang stabil terhadap gerakan tanah,dengan nillai total LHEF antara 5.1-6.0 (Zona III),dimana kemungkinan terjadinya gerakan tanah teru-tama longsoran cukup signifikan, terutama bila ter-jadi perubahan kondisi yang disebabkan oleh manu-sia, seperti perubahan tutupan lahan ataupunperubahan sudut lereng (pengupasan) pada daerahdengan kondisi kelerengan yang tinggi. Timbulnyaekstemal faktor seperti halnya intensitas curah hujanyang tinggi ataupun gempabumi, bisa memicu terja-dinya gerakan tanah.

Dilihat dari peta Zonasi Kerentanan Gerakan Ta-nah (Gambar 8), daerah-daerah yang mempunyai ke-rentanan gerakan tanah sedang, sebagian besar ter-konsentrir di Kecamatan Wonosobo bagian utara,Kecamatan Ulubelu bagian Selatan, tersebar kecil-kecil di Kecamatan Pulaupanggung, dan sebagianKecamatan Kotaagung, Kecamatan Sumberejo.Lokasi yang sangat angat kecil, terdata di daerahKecamatan Semangka dan Kecamatan Cukuhbalak.Kondisi lebih detil dari daerah kerentanan gerakantanah sedang, yang diuraikan dengan faktorkelerengan, keadaan litologi, tutupan lahan, relatifrelief, dan kondisi keairan, dapat dengan jelas dilihatpada setiap Peta Tematik. (Gambar 3 s/d Gambar 7).

Zona Kerentanan Geraknn Tanah Tinggi

Daerah dengan klasifikasi diatas,. mencerminkandaerah yang cukup rawan terhadap gerakan tanah,dengan nillai total LHEF antara 6.1-7.0 (Zona [V),dimana kemungkinan terjadi gerakan tanah cukupbesar, dengan munculnya faktor luar yang cukupkuat, seperti halnya curah hujan yang tinggi ataupungempa burni. Zana ini kebanyakan terletak didaerahyang mempunyai kemiringan lereng > 450 denganrelatif relief antara 100-300 m dan >300 m. dengantutupan lahan hutan lebat, hrmbuhan jarang dantumbuhan sedang. Kerentanan gerakan tanah tinggiumumnya berada secara spoting pada zonakerentanan gerakan tanah sedang, dengan luasanrelatif kecil.

Dilihat dari peta Zonasi Kerentanan GerakanTanah (Gambar 8), daerah-daerah yang mempunyaikerentanan gerakan tanah sedang, sebagian besarterkonsentrir di Kecamatan Wonosobo bagian utara,Kecamatan Ulubelu bagian Selatan, tersebar kecil-kecil di Kecamatan Pulaupanggung, KecamatanSumberejo. Lokasi yang sangat kecil, terdata didaerah Kecamatan Semangka dan KecamatanCukuhbalak. Kondisi lebih detil dari daerahkerentanan gerakan tanah sedang, yang diuraikandengan faktor kelerengan, keadaan litologi, tutupanlahan, relatif relief, dan kondisi keairan, dapatdengan jelas dilihat pada setiap Peta Tematik.(Gambar 3 s/d Gambar 7).

Gambar 8. Peta Zonasi Kerentanan Gerakan Tanah

KESIMPULAN

Pemetaan zona kerentanan gerakan tanah denganpendekatan empirik di daerah Kabupaten Tangga-mus dan sekitamya, memberikan beberapa kesimpu-lan antara lain:

. Zonasi kerentanan gerakan tanah diderah inimembagi daerah Kabupaten Tanggamus dan seki-tamya menjadi empat zona kerentanan, yaitu Zo-na I (Kerentanan Sangat Rendah), ZonaII (Keren-tanan Rendah), Zona lll (Kerentanan Sedang),dan Zona [V (Kerentanan Tinggi), dimana perbe-

daan zona ini akan berpengaruh terhadap kestabi-lan lahan apabila terhadapnya diberikan "externalfaktor" dengan derajat sama, maka tingkat keru-sakan yang ditimbulkan pada tiap zona akan ber-beda.

o Pada umumnya daerah dengan Zona Kerentanan

Gerakan Tanah Sangat Rendah dan Rendah,secara geologi, dibentuk oleh FormasiHulungsimpang dengan batuan penyusunnya

78

Page 13: PEMETAAN ZONASI KERENTANAN GERAKAN TANAH DI …

terdiri dari breksi, lava, batupasir, lanau kadangbersifat karbonan, dimana kenampakkan diIapangan batuan ini berlapis dengan baik dansangat masif dan kompak. ; Formasi Simpangaurdengan batuannya terdiri dari batupasir tufaan,batulempung tufaan, terdapat cangkang moluskadan sedikit sisipan lignit. ; Formasi Tmgr berupabatuan terobosan granit yang umumnya berwamaabu-abu terang, mineralnya terdiri dari plagioklas,hornblende, felspar dan kuarsa.; Formasi Balterdiri dari breksi volkanik yang bersusunan dasit,tufa dan batupasir dengan penyebaran setempat-setempat.; FormasiTufa Ranau dimana batuanpada kelompok ini terdiri dari lava, tufa breksivolkanik, batupasir, dan batulempuirg tufan ;Formasi Kwarter dimana batuan kwarternyaberupa endapan gunung api serta alluvium yangberasal dari endapan permukaan. Kondisikelerengan bervariasi dari sudut lerens sansatrendah 100-ts0; sampai rendah 1iOo+s-),walaupun sebagian berada pada kondisi lerengsedang (26'-35') sampaui Curam( 360-450).Tutupan lahan merupakan pertanian dataranrendah dan lahan dengan kerapatan vegetasijarang sampai sedang. Kondisi keairan adalahlembab sampai menetes.

o Zona kerentanan gerakan tanah sedang dantinggi, seperti terlihat di Gambar 8, terakumulasipada daerah yang tersusun oleh Formasi Bal yang

, terdiri dari breksi volkanik yang bersusunan dasit,tufa dan batupasir dengan penyebaran setempat-setempat. Kondisi lereng, umumnya bervariasidari sudut lereng Rendah (160-250), Sedang (260-35') dan Curam (36u-45o), Kerapatan vegetasibervariasi dari kerapatan jarang, kerapatansedang, dan sebagian kecil kerapatan lebat,dengan kondisi keairan basah.

o Teori pendekatan empiris dengan sekala l:50.000 memberikan zonasi dengan tingkatkerentanan gerakan tanah yang masih kasar.Dengan mempertimbangkan pengaruh parametergeoteknik (sifat fisik dan mekanik tanah/batuan),ditambah dengan pemetaan dalam sekala yanglebih kecil, maka peta zonasi ini akan teruraimenjadi sub-zonasi dengan ketelitian yang lebihakurat.

DAFTAR PUSTAKA

Anbalagan, R., 7992, Landslide Hazard Evaluarionand Zonaion Mapping in Mountainous Terrain,Engineering Geology, 32 :269-277

Achmad S, Djakamihardja, dkk., 1994, pemetaanZonasi Kerentanan Terhadap Gerakan Tanah diDaerah Liwa : Suatu Metoda pendekatan Empiris,Pusat penelitian dan Pengembangan GeoteknologiLIPI

Pramumijoyo, S., 1991, Neotectonique et sismotec-tonique de Ia terminasion meridionale de lagrande faile de Sumatera et du detroit de la sonde(Indonesia), Thesis Doktor, University De paris-Sod

2002, Tanggamus Dalam Angka 2002 , Ba-dan Pusat Statistik Kabupaten Tanggamus, Ko-taagung-Tanggamus

1999, Rencana Umum Tata Ruang dan l(i-Iayah Kabupaten Tanggamus. Pemerintah DaerahKabupaten Tanggamus

79