Pemetaan

10
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Imunisasi Dalam kamus Bahasa Indonesia, imunisasi diartikan "pengebalan" (terhadap penyakit). Dalam istilah kesehatan imunisasi diartikan pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Biasanya imunisasi bisa diberikan dengan cara disuntikkan maupun diteteskan pada mulut anak balita (bawah lima tahun). Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak. Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan. Dapat juga diartikan imunisasi adalah kekebalan tubuh. Imunisasi adalah proses pembentukan sistem kekebalan tubuh. Material imunisasi disebut immonugen. Immonugen adalah molekul antigen yang dapat merangsang kekebalan tubuh. Imunisasi diberikan pada anak-anak, dari masih bayi sampai menjelang usia dewasa, atau sekitar usia 15 tahun. Imunisasi sangat penting sebagai penunjang kesehatan bayi dan anak-anak. Imunisasi ada yang berbentuk serum yang disuntikkan pada bagian tubuh (biasanya bagian lengan atau bokong), dan ada juga yang berbentuk cairan yang diteteskan ke dalam mulut. Imunisasi pertama kali dilakukan oleh Edward Jenner, seorang dokter dari Inggris. Pertama kali dibuat dalam bentuk suntikan yang digunakan untuk kekebalan tubuh. Saat itu Jenner termotivasi adanya penyebaran virus cacar yang mematikan di Inggris. Di tahun 1979, WHO (The World Health Organization) memberikan

description

Pemetaan menggunakan Biplot

Transcript of Pemetaan

Page 1: Pemetaan

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Imunisasi

Dalam kamus Bahasa Indonesia, imunisasi diartikan "pengebalan" (terhadap penyakit). Dalam istilah kesehatan imunisasi diartikan pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Biasanya imunisasi bisa diberikan dengan cara disuntikkan maupun diteteskan pada mulut anak balita (bawah lima tahun). Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak. Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.

Dapat juga diartikan imunisasi adalah kekebalan tubuh. Imunisasi adalah proses pembentukan sistem kekebalan tubuh. Material imunisasi disebut immonugen. Immonugen adalah molekul antigen yang dapat merangsang kekebalan tubuh. Imunisasi diberikan pada anak-anak, dari masih bayi sampai menjelang usia dewasa, atau sekitar usia 15 tahun. Imunisasi sangat penting sebagai penunjang kesehatan bayi dan anak-anak. Imunisasi ada yang berbentuk serum yang disuntikkan pada bagian tubuh (biasanya bagian lengan atau bokong), dan ada juga yang berbentuk cairan yang diteteskan ke dalam mulut. Imunisasi pertama kali dilakukan oleh Edward Jenner, seorang dokter dari Inggris. Pertama kali dibuat dalam bentuk suntikan yang digunakan untuk kekebalan tubuh. Saat itu Jenner termotivasi adanya penyebaran virus cacar yang mematikan di Inggris. Di tahun 1979, WHO (The World Health Organization) memberikan

Page 2: Pemetaan

6

sertifikat kepada Jenner, kemudian mengkampanyekan imunisasi cacar ini.

Ada juga yang mengatakan bahwa imunisasi berasal dari kata imun berasal dari bahasa Latin ‘immunitas’ yang berarti pembebasan (kekebalan) yang diberikan kepada para senator Romawi selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai warganegara biasa dan terhadap dakwaan. Dalam sejarah, istilah ini kemudian berkembang sehingga pengertiannya berubah menjadi perlindungan terhadap penyakit, dan lebih spesifik lagi, terhadap penyakit menular. Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit atau racunnya, yang masuk ke dalam tubuh. Kuman disebut antigen. Pada saat pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut dengan antibodi. Pada umumnya, reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibodi tidak terlalu kuat, karena tubuh belum mempunyai "pengalaman". Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan seterusnya, tubuh sudah mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga pembentukan antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak. Itulah sebabnya, pada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya, dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut, atau seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal.

Tanpa Imunisasi, Kira-kira 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit campak. 2 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena batuk rejan. 1 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit tetanus. Dan dari setiap 200.000 anak, 1 akan menderita penyakit polio. Imunisasi yang dilakukan dengan memberikan vaksin tertentu akan melindungi anak terhadap penyakit-penyakit tertentu. Walaupun pada saat ini fasilitas pelayanan untuk vaksinasi ini telah tersedia di

Page 3: Pemetaan

7

masyarakat, tetapi tidak semua bayi telah dibawa untuk mendapatkan imunisasi yang lengkap.

2.2 Tujuan Imunisasi

Untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Manfaat Imunisasi adalah 1. Untuk Anak mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian. 2. Untuk Keluarga menghilangkan kecemasan dan psikologi

pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.

3. Untuk Negara memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara.

2.3 Jenis-jenis Imunisasi

Adapun jenis-jenis imunisasi yang perlu dilakukan oleh seorang bayi adalah sebagai berikut : 1. Imunisasi BCG

Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC). BCG diberikan 1 kali pada saat anak berumur 1 bulan. Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan, sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis. Imunisasi BCG biasa diberikan beberapa hari setelah bayi lahir atau sesudahnya. Manfaatnya untuk mendapat kekebalan terhadap penyakit TBC caranya diberikan lewat suntikan di bawah lengan. Reaksinya pada waktu 4-8 minggu kemudian, akan timbul bisul kecil yang kemudian mengering dan meninggalkan bekas jaringan parut. BCG diberikan pada saat si kecil berusia 0 - 1 bulan. Dapat mulai diberikan pada saat 0 bulan, pada saat si kecil lahir. Bila si kecil berusia sudah lebih dari 1 bulan, dan berencana diberikan imunisasi BCG, maka biasanya dokter akan melakukan test dulu,

Page 4: Pemetaan

8

yang disebut test tuberkulin. Test ini untuk melihat apakah di dalam tubuh si kecil mengandung kuman TBC. Bila ternyata hasilnya negatif (kuman TBC tidak ada), baru imunisasi BCG ini diberikan. 2. Imunisasi Campak

Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek). Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan atau lebih.. Vaksin Campak diberikan pada usia si kecil sudah 9 bulan. 3. Imunisasi Polio

Imunisasi polio biasa diberikan secara bertahap mulai usia bayi tiga bulan untuk kemudian dilanjutkan selang satu bulan kemudian. Manfaatnya untuk mencegah penyakit Poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada kaki. Caranya diberikan secara oral yaitu dengan menelan obat vaksin polio lewat mulut. Polio diberikan empat kali, yaitu pada saat : a. Polio-1, vaksin polio yang pertama diberikan pada saat bayi

berumur 2 bulan. b. Polio-2, vaksin Polio yang kedua diberikan pada saat si kecil

berusia 3 bulan. c. Polio-3, vaksin Polio ketiga diberikan pada saat usia si kecil

berusia 4 bulan. d. Polio-4, vaksin Polio keempat diberikan pada saat si kecil

berusia 5 bulan. 4. Imunisasi HB

Imunisasi HB membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe B. Organisme ini bisa menyebabkan meningitis, pneumonia dan infeksi tenggorokan berat yang bisa menyebabkan anak tersedak. HB yaitu singkatan dari Hemofilus Influenza B. Imunisasi ini mencegah penyakit yang disebabkan oleh kuman HB, yang dapat menimbulkan penyakit berat seperti radang paru (pneumonia) dan radang selaput otak (meningitis). Vaksin Hepatitis B pertama kali HB-1<7 diberikan segera saat lahir, diberikan sebelum bayi beusia 7 hari setelah si kecil lahir. Vaksin yang kedua HB-1>7 diberikan 7 hari kemudian setelah

Page 5: Pemetaan

9

HB-1<7 diberikan, sampai pada saat si kecil berusia 1 bulan. Sedang vaksin yang ketiga HB COMBO-1, diberikan 2 bulan kemudian setelah HB-1>7. Vaksin HB COMBO-2, diberikan pada usia 3 bulan. Dan vaksin HB COMBO-3, diberikan pada usia 4 bulan.

2.4 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mengumpulkan dan menyajikan suatu data sehingga dapat memberikan informasi yang berguna. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran umum dari tiap-tiap variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini untuk mengetahui gambaran umum dari tiap-tiap variabel dapat dilihat melalui histogram yaitu grafik batang, dimana lebar tiap batang sama dengan interval kelas dan tinggi batang sesuai dengan frekuensi tiap-tiap kelas. 2.5 Analisis Kelompok (Cluster analysis)

Analisis kelompok merupakan analisis multivariat yang bertujuan memisahkan individu dalam beberapa kelompok yang mempunyai sifat berbeda antara kelompok satu dengan kelompok yang lain, sehingga individu atau objek yang terletak dalam satu kelompok yang sama mempunyai sifat yang hampir sama atau pengamatan dalam beberapa kelompok berdasarkan ukuran kedekatan. Dalam pengelompokkan dikehendaki bahwa skala pengukuran haruslah sama jika tidak sama maka dilakukanlah standarisasi, variabel-variabel yang diamati harus saling bebas yang disajikan dalam sumbu-sumbu tegak lurus. Secara logika menurut [Santoso,2005] cluster yang baik adalah cluster yang mempunyai homogenitas (kesamaan) yang tinggi antar anggota dalam satu cluster dan heterogenitas (perbedaan) yang tinggi antar cluster yang satu dengan cluster yang lain.

Ada dua jenis pengelompokkan dalam analisis kelompok yaitu pengelompokkan hirarki dan pengelompokkan non-hirarki. Dalam penelitian ini digunakan analisis pengelompokkan nonhirarki.

Page 6: Pemetaan

10

2.6 Pengelompokan Non Hirarki

Metode pengelompokkan non hirarki bertujuan mengelompokkan objek ke dalam k kelompok dimana banyaknya kelompok sudah ditentukan, dimana jarak objek ke pusat kelompok dalam satu kelompok adalah minimum. Metode ini pendekatan yang dilakukan adalah menggunakan k rata-rata. Algoritma dari metode ini adalah 1. Partisi objek kedalam k kelompok 2. Lakukan identifikasi terhadap objek-objek, kemudian

menetukan jarak dari masing-masing objek kepusat kelompok dengan berdasarkan jarak dari kelompok yang terdekat dan kembali dilakukan perhitungan terhadap pusat kelompok sehingga didapatkan kelompok baru lagi.

3. Ulangi lagi langkah dua sampai tidak mengalami perubahan lagi.

2.7 Biplot

Analisis Biplot merupakan suatu plot dengan menumpang tindihkan vektor-vektor untuk memberikan peragaan secara grafis dari matriks data X dalam baris matriks X (gambaran objek) dengan vektor-vektor yang mewakili kolom matriks X (gambaran peubah). Hal ini diharapkan diperoleh gambaran tentang objek, misalnya kedekatan antar objek, dan gambaran tentang peubah, baik tentang keragamannya maupun korelasinya, serta keterkaitan antara objek-objek dengan peubah-peubahnya.

Metode Biplot dikembangkan atas dasar Dekomposisi Nilai Singular (DNS) yang merupakan hasil dari penurunan teori-teori matriks. Setiap matriks nXp dapat digambarkan dalam ruang berdimensi r. Suatu matriks nXp dapat diuraikan menjadi nXp = n Gp Hp.

Page 7: Pemetaan

11

Dari matriks data :

������

������

=

npnin1

kpkik1

1p1i11

pn

xxx

xxx

xxx

X

��

�����

��

�����

��

akan dibangkitkan matriks G dan H sebagai berikut:

������

������

=

������

������

=

Tn

Tk

T1

n2n1

k2k1

1211

g

g

g

gg

gg

gg

G�

��

��

�������

�������

=

������

������

=

Tp

Ti

T1

p2p1

i2i1

1211

h

h

h

hh

hh

hh

H�

��

��

dimana diinginkan: ( ) ( )( ) ( )niki1i

Tii2i1

Ti

kpkik1Tkk2k1

Tk

xxxx hhh

xxxxggg

��

��

==

==

dari si representa

dari si representa

Setiap vektor G dan H diplot dalam ruang yang sama maka

inilah biplot. Nilai amatan peubah ke-j pada objek ke-i yang telah dikoreksi terhadap nilai tengahnya adalah Xij = Gi’ Hj. nilai amatan tersebut bertanda positif bila kedua vektor searah, yaitu sudut kedua vektor tersebut ada dalam (0, n/2) dan bertanda negatif bila kedua vektor tersebut berlawanan arah, yaitu sudut kedua vektor ada dalam (n/2,� ). Nilai Xij yang dekat dengan nol (0) berarti bahwa objek ke-i mempunyai nilai yang dekat dengan nilai rataan peubah ke-j.

Page 8: Pemetaan

12

Dengan dekomposisi nilai singular diperoleh : nXp = nUr Lr Ap

T (2.1) dimana : 1. U dan A merupakan matriks dengan kolom orthonormal (UT

U = ATA = rI r) 2. L merupakan matriks diagonal dengan elemen diagonal

berupa eigenvalue Persamaan di atas dapat pula ditulis sebagai: X = U L� L1-� AT (2.2) X = nGr rHp (2.3) Dengan mendefinisikan G = U L� dan H = L1-� AT

Untuk � = 0, maka G = U, dan H = AL Fakta yang dapat diperoleh dari kasus ini adalah : 1. hi’hj = (n-1) sij.

Dimana sij = (xik – xi) (xjk – xj)/ (n-1) Artinya perkalian titik antara vektor hi dan hj akan memberikan gambaran kovarian antara variabel ke-i dan ke-j.

2. ih = (n-1) si Artinya panjang vektor tersebut akan memberikan gambaran keragaman variabel ke-i. Makin panjang vektor hi dibandingkan vektor lain, misalnya hj maka makin besar pula keragaman variabel ke-i dibandingkan dengan variabel ke-j.

3. cos Θ = rij dimana � adalah sudut antara vektor hi dengan vektor hj. Artinya cos sudut antara vektor hi dengan vektor hj akan merupakan korelasi antara variabel ke-i dengan variable ke-j. Bila sudut antara kedua vektor tersebut mendekati nol maka makin besar korelasi positif antara kedua variabel tersebut. Bila sudut antara kedua vektor tersebut mendekati �, maka makin besar pula korelasi negatif antara kedua variabel tersebut. Korelasi sama dengan satu, jika � = 0.

Jika � mendekati �/2 maka makin kecil korelasi antara kedua variabel dan korelasi sama dengan nol jika �= �/2.

4. Bila pangkat x = p , untuk p < n maka � 2( xi,xj ) = d2 ( xi,xj ) dimana :

Page 9: Pemetaan

13

�2( xi,xj ) = (xi,xj)T S ( xi,xj ) = jarak Mahalonobis

d 2( xi,xj ) = ( xi,xj )T ( xi,xj ) = jarak Euclidean Untuk : � = 1, maka G = U L , dan H = A. Fakta yang dapat diperoleh dari kasus ini adalah: 1. Koordinat hj’ merupakan koefisien variabel ke-j dalam dua

komponen utama pertama. 2. d 2(xi,xj) = d 2( gi,gj ), artinya jarak Euclidean antara xi dan xj

akan sama dengan jarak Euclidean antara gi dan gj. Posisi gi dalam plot akan sama dengan posisi obyek ke-i dengan menggunakan dua skor dari dua komponen utama pertama.

Page 10: Pemetaan

14

Halaman ini sengaja di kosongkan