Pemerintah Kota Palopo

57
YAYASAN AT - MEDIKA RSU AT – MEDIKA JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo PELAYANAN GAWAT DARURAT Ditetapkan Direktur RSU AT - MEDIKA dr. Anton Yahya KEBIJAKAN STAF DAN INSTALASI PIMPINAN GAWAT DARURAT No. Dokumen : 03.0301 Revisi Ke - Tgl Terbit : RUANG LINGKUP Merupakan acuan untuk menetapkan staf dan pimpinan dalam pelayanan gawat darurat di RS. AT – MEDIKA Palopo PENANGGUNG JAWAB 1.Direktur menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menetapkan staf dan pimpinan pelayanan medis Gawat Darurat rumah sakit. 2.Kepala instalasi Gawat Darurat melaksanakan kebijakan dan prosedur 3.Komite medik bertanggung jawab dalam seleksi dokter yang akan masuk Gawat Darurat KEBIJAKAN 1.Instalasi gawat darurat di pimpin oleh seorang dokter yang sudah mendapat pelatihan penanggulangan penderita gawat darurat dan dibantu oleh tenaga medis, Paramedis, Non medis yang terampil. 2.Jumlah tenaga instalasi Gawat Darurat dihitung sesuai kebutuhan beban kerja dan alokasi waktu 3.Mempunyai sistem rapat pertemuan staf minimal 1 bulan satu kali 4.Mempunyai sistem penilaian penampilan kerja staf. DOKUMEN TERKAIT 1.Sertifikat PPGD kepala instalasi dan perawat 2.prosedur ratio dan ketenangan 3.Sertifikat pelatihan 4.Prosedur rapat 5.Prosedur penilaian penampilan kerja staf

description

pemkoty

Transcript of Pemerintah Kota Palopo

Page 1: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA

JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo

PELAYANAN GAWAT DARURAT DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA

dr. Anton YahyaKEBIJAKAN STAF DAN INSTALASI

PIMPINAN GAWAT DARURAT

No. Dokumen : 03.0301 Revisi Ke - Tgl Terbit :RUANG LINGKUP Merupakan acuan untuk menetapkan staf dan pimpinan dalam pelayanan

gawat darurat di RS. AT – MEDIKA Palopo

PENANGGUNG JAWAB 1. Direktur menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menetapkan staf dan pimpinan pelayanan medis Gawat Darurat rumah sakit.

2. Kepala instalasi Gawat Darurat melaksanakan kebijakan dan prosedur 3. Komite medik bertanggung jawab dalam seleksi dokter yang akan masuk

Gawat Darurat

KEBIJAKAN 1. Instalasi gawat darurat di pimpin oleh seorang dokter yang sudah mendapat pelatihan penanggulangan penderita gawat darurat dan dibantu oleh tenaga medis, Paramedis, Non medis yang terampil.

2. Jumlah tenaga instalasi Gawat Darurat dihitung sesuai kebutuhan beban kerja dan alokasi waktu

3. Mempunyai sistem rapat pertemuan staf minimal 1 bulan satu kali 4. Mempunyai sistem penilaian penampilan kerja staf.

DOKUMEN TERKAIT 1. Sertifikat PPGD kepala instalasi dan perawat2. prosedur ratio dan ketenangan3. Sertifikat pelatihan4. Prosedur rapat5. Prosedur penilaian penampilan kerja staf

Page 2: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA

JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo

PELAYANAN GAWAT DARURAT

Nomor Dokumen Revisi ke - Halaman : 02

Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA

dr. Anton Yahya

PROSEDURDOKTER JAGA IRD

PENGERTIAN - Dokter jaga IRD adalah tenaga dokter umum di RSU AT – MEDIKA palopo yang bertugas di luar jam kerja ( 14.00 – 07.00 WITA )

- Dokter jaga ON side adalah dokter jaga yang bertugas penuh di luar sesuai daftar jaga tetap yang di atur oleh kepala seksi pelayanan medis

TUJUAN Sebagai pedoman acuan penerapan langkah – langkah dokter jaga di IRD RSU Sawerigading palopo agar setiap saat memberikan pertolongan gawat darurat.

KEBIJAKAN Pelayanan dokter kepada pasien IRD dilakukan 24 jamPROSEDUR 1. Dokter jaga IRD memberikan pelayanan kepada pasien

yang datang ke IRD2. Bila dokter jaga IRD tidak dapat mengatasi yang

bersangkutan maka dokter jaga harus mengkonsultasi/rujuk pasien pada dokter konsulen yang terkait

3. Dokter jaga harus mencatat terapi dan advis terhadap pasien dalam rekam medik pasien

4. Dokter jaga IRD setelah selesai menjalankan tugas harus membuat laporan tertulis

UNIT TERKAIT - IRD- Komite Medik- Bagian Pelayanan Medis

Page 3: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA

JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo

PELAYANAN GAWAT DARURAT

Nomor Dokumen Revisi ke - Halaman : 03

Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA

dr. Anton Yahya

PROSEDURDOKTER JAGA KONSULEN

ON CALL

PENGERTIAN Dokter konsulen adalah tenaga medis spesialis di bidan penyakit tertentu yang telah benar - benar memahami penanggulangan penyakit sesuai dengan ilmunya.

TUJUAN Sebagai acuan jaga dokter konsulen On Call

KEBIJAKAN Agar senua pasien yang perlu di rujuk ke dokter ahli dapat segera di tangani

PROSEDUR 1. Dokter konsulen On call siap di hubungi 24 jam sesuai dengan kasus rujukan yang di laporkan

2. Dokter jaga konsulen dalam melaksanakan tugas dapat meninggalkan lingkungan rumah sakit.

3. Dokter jaga konsulen On Call dalam melaksanakan tugas dan fungsinya apabila menerima konsul dari dokter jaga IRD perwat dari seluruh ruangan di RSU S awerigading palopo dan di sampaikan bahwa pasien tersebut memerlukan tindakan segera, maka doer tersebut wajib datang sekurang-kurangnya 30 menit sejak penderita di konsulkan.

4. Dokter jaga on call dalam melasanakan tugas dan fungsinya apabila menerima konsultasi dari dokter lain dapat memberi terapi atau anjuran lewat laporan

UNIT TERKAIT - Komite Medik- IRD- Masing- masing UPF

Page 4: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA

JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo

PELAYANAN GAWAT DARURAT

Nomor Dokumen Revisi ke - Halaman : 04

Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA

dr. Anton Yahya

PROSEDURRATIO KETENANGAN

INSTALASI GAWAT DARURAT

PENGERTIAN Ratio ketenagaan adalah perhitungan jumlah kebutuhan tenaga berdasarkan rumus perhitungan tenaga

TUJUAN Sebagai acuan untuk pengajuan kebutuhan tenaga di Instalasi Gawat Darurat

KEBIJAKAN Agar tenaga yang bekerja di IRD sesuai dengan ratio kebutuhan ketenagaan

PROSEDUR 1. Kepala Instalasi Gawat Daruarat membuat perencana menghitung tentang kebutuhan tenaga Instalasi Gawat Darurat kepada Direktur

2. Membuat surat pengajuan kebutuhan tenaga di Instalasi Gawat Darurat kepada Direktur

3. Direktur membuat surat persetujuan atau penolakan kebutuahan tenaga di Isnstalasi Gawat Darurat

UNIT TERKAIT - Direktur- Urusan Kepegawaian

Page 5: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA

JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo

PELAYANAN GAWAT DARURAT

Nomor Dokumen Revisi ke - Haalaman : 05

Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA

dr. Anton Yahya

PROSEDURPENGAJUAN KETENAGAAN

INSTALASI GAWAT DARURAT

PENGERTIAN Pengajuan ketenagaan adalah suatu proses pengajuan kebutuhan tenaga yang di butuh kan di Instalasi Gawat Darurat kepada urusan kepegawaian yang di setujui oleh direktur agar pekerjaan menjadi efektif dan efisien.

TUJUAN Sebagai acuan untuk pengajuan kebutuhan tenaga di Insstalasi Gawat Darurat.

KEBIJAKAN Direktur tentan ketenagaan IRD mengacu pada standar ketenagaan yang di terbitkan oleh DEPKES untuk Rumah Sakit Kelas C

PROSEDUR 1. Pengajuan tenaga Instalasi Gawat Darurat di buat berdasar kebutuhan tenaga yan sebelumnya di hitung

2. Surat pengajuan di lanjutkan ke komite medik bagian seksi perawatan, urusan kepegawaian untuk disetujui oleh direktur

UNIT TERKAIT - Direktur- Urusan Kepegawaian- Komite Medik- Seksi Keperawatan

Page 6: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA

JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo

PELAYANAN GAWAT DARURAT

Nomor Dokumen Revisi ke - Haalaman : 07

Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA

dr. Anton Yahya

PROSEDURKUALIFIKASI KETENAGAAN INSTALSI GAWAT DARURAT

PENGERTIAN Kualifikasi ketenagaan adalah persyaratan kemapuan yang harus di miliki oleh seluruh staf IRD dalam penanggulangan kegawatan penderita dirumah sakit dan diluar rumah sakit.

TUJUAN Sebagai acuan dalam membuat daftar kualifikasi ketenagaan di IRD

KEBIJAKAN Seluruh staf mampu / berkualitas dalam penaggulangan kegawat daruratan di rumah sakit

PROSEDUR 1. kepala IRD membuat stasndar kemampuan yang harus di miliki seluruh stafb IRD

2. menginformasikan kepada kepala seksi keperawatan dan komite medik mengenai standar kemampuan yang telah dimiliki bagi karyaawan yang akan di dinaskan di IRD

3. mengajukan kepada direktur bagi staf IRD untuk mengikuti peelatihan penanggulangan gawat darurat

UNIT TERKAIT - Direktur- Seksi Keperawatan- Komite Medik

Page 7: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA

JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo

PELAYANAN GAWAT DARURAT

Nomor Dokumen Revisi ke - Haalaman : 06

Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA

dr. Anton Yahya

PROSEDURPENILAIAN PENAMPILAN KERJA

STAF INSTALASI GAWAT DARURAT

PENGERTIAN Penilaian penampilan kerja staf Gawat darurat adalah penilaian prestasi pegawai untuk pengembangan dan peningkatan karier.

TUJUAN Sebagai acuan dalam penilaian penampilan kerja pegawai Instalasi Gawat Darurat.

KEBIJAKAN Direktur tentang kinerja staf RSU AT – MEDIKA Palopo

PROSEDUR 1. Kepala IRD membuat penilaian melalui DP3 yang di lakukan setahun sekali berdasar buku harian pegawai Insatalasi Gawat Darurat yaang berisi penilaian kerja dan pelanaggaran ayang dilakukan

2. Masaing - masing staf IRD di buatkan buku catatan harian laporan kerja individu yang diperiksa oleh kepala perawat Instalasi Gawat Darurat setiap minggu dan setiap bulan di periksa oleh Kepala Instalasi Gawat darurat

3. Buku di simpan di tempat khusus, peraat oleh kepala urusan, Instalasi

4. Prestasi di tentukan baik jika sasaran kerja individu setiap minggu tercapai

UNIT TERKAIT - Direktur- Urusan Kepegawaian

Page 8: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA

JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo

PELAYANAN GAWAT DARURAT

Nomor Dokumen : Revisi ke - Halaman : 08

Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA

dr. Anton Yahya

PROSEDURRAPAT INSTALASI GAWAT

DARURAT

PENGERTIAN Rapat instalasi Gawat Darurat adalah suatu pertemuan rutin dengsan seluruh staf IRD yang bertujuan menginformasikan, menyelesaikan masalah yang berkaitan masalah – nasalah dinas yang di hadapi.

TUJUAN Sebagai acuan untuk menyelenggarakan rapat di Instalasi Gawat Darurat.

KEBIJAKAN Direktur tentang pertemuan rutin tiap instalasi 1 kali sebulan

PROSEDUR 1. Rapat IRD sedikitnya di selenggarakan 1 bulan sekali2. rapat di pimpin oleh kepala IRD atau kepala ruagan IRD atau

yang mewakili bila yang bersangkutan berhalangan3. materi rapat di tentukan oleh kepala IRD atau kepala ruangan

IRD atau berdasar usulan pegawai IRD4. peserta keseluruhan adalah karyawan/karyawati IRD atau

yang di butuhkan5. setiap menyelenggarakan rapat harus ada notulen rapat,

sekretaris dan daftar hadir6. pemberitahuan rapat melalui undangan rapat yang minimal 3

hari sebelum apat diselenggarakan atau bila rapat mendesak melalui panggilan.

7. notulen rapat diketashui oleh kepala IRD atau kepala ruangan IRD atau yang mewakili

UNIT TERKAIT - Direktur- IRD

Page 9: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA

JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo

PELAYANAN GAWAT DARURATNomor Dokumen Revisi ke - Haalaman : 09

Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA

dr. Anton Yahya

PROSEDURLAPORAN HASIL RAPAT

INSTALASI GAWAT DARURAT

PENGERTIAN Laporan hasil rapaat IRD adalah suatu laporan tentang hasil rapat IRD yang telah diselenggarakan

TUJUAN Sebagai acuan dalam pembuatan lapoaran hasil rapat

KEBIJAKAN Direktur tentang rapat masing-masin instalasi. Laporan hasil rapat sebagai bahan evaluasi

PROSEDUR 1. Laporan di buat bedasarkan hasil notulen rapat2. Laporan rapat di tanda tangani oleh pimpinan rapat3. Lapoaaran rapaat di informasikan kepada seluruh staf

Instalasi Gawat Darurat

UNIT TERKAIT - Direktur- IRD

Page 10: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA

JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo

PELAYANAN GAWAT DARURAT

Nomor Dokumen

Revisi ke - Haalaman : 10

Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA

dr. Anton Yahya

PROSEDURPELAYANAN LABORATORIUM

DI INSTALASI GAWAT DARURAT

PENGERTIAN Pelayanan laboratorium di IRD adalah pelayanan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan permintaan dokter yang bertugas di IRD.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk kelancaran tugas – tugas dalam pemeriksaan laboratorium dari pasien IRD.

KEBIJAKAN Pelayanan laboratorium kepada pasien IRD dapat terlayani selama 24 jam sesuai kebutuhan.

PROSEDUR 1. Dokter jaga menulis permintaan laboratorium 2. Perwat menghubungi petyugas laboratorium dengan

membawa surast pemeriksaan 3. Petugas laboratorium datang kke IRD untuk mengambil

sampel yang diminta 4. Petugas membawa sampel ke laboratorium untuk

memeriksakannya5. Setelah ada hasil petugas laboratorium membaw hasil ke

IRD

UNIT TERKAIT - Direktur- Instalasi Laboratorium

Page 11: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA

JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo

PELAYANAN GAWAT DARURAT

Nomor Dokumen Revisi ke - Haalaman : 11

Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA

dr. Anton Yahya

PROSEDURPELAYANAN RADIOLGI DI

INSTALASI GAWAT DARURAT

PENGERTIAN Pelayanan radiologi di IRD adalah pelayanan yang di berikan kepada pasien gawat darurat yang memerlukan pemeriksaan radiologi sesuai dengan permintaan dokter yang bertugas di IRD.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelayana radiologi bagi pasien awat darurat untuk membantu dokter IRD dalam menentukan diagnosa dalam rangka memberikan tindakan /terapi yang tepat.

KEBIJAKAN Pelayanan radiologi untuk pasien IRD dapat di layani 24 jam sesuai kebutuhan.

PROSEDUR 1. Dokter jaga menulis permintaan radiologi 2. Perwat menghubungi petugas radiologi dengan membawa

surat permintaan pemeriksaan3. Petugas radiologi mencatat identitas data pasien dan

permintaan buku dalam buku register4. Petugas radiologi membuat label dari data pasien sebagai

identitas dalam film rotgen5. Petugas radiologi mempersiapkan pasien, alat, bahan

untuk melakukan pemeriksaan sesuai permintaan6. Petugas radiologi memproses hasil rotgen dan selanjutnya

di serahkan ke dokter IRD.

UNIT TERKAIT - IRD- Instalasi Radiologi

Page 12: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA

JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo

PELAYANAN GAWAT DARURAT

Nomor Dokumen Revisi ke - Halaman : 12

Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA

dr. Anton Yahya

PROSEDURBANTUAN HIDUP DASAR

PENGERTIAN 1. Bantuan hidup dasar terdiri dari :1.1. Mengenali obstruksi jalan napas dan hati jantung

1.2. Membuka dan mempertahankan bentuknya jalan napas 1.3. Memberikan bantuan pernapasan 1.4. Memberikan kompresi jantung2. Bantuan hidup lanjut terdiri dari bantuan hidup dasar di

tambah dengan penggunaan 2.1. Peralatan dan teknis khusus untuk membantu ventilasi

dan sirkulasi 2.2. Pemantauan EKG untuk mengenali distritmia 2.3.Defibrilasi 2.4. Kanulasi intravena 2.5. Obat - obatan

TUJUAN Sebagai acuan menangani pasien gawat darurat mengembalikan fungsi pernapasan, sistem sirkulasi otak yang terhenti atau terganggu menjadi normal kembali seperti semula dalam waktu yang sesingkat mungkin.

KEBIJAKAN Bagian Anastesi tentang cara bantuan hidup dasar

PROSEDUR Langkah 1 :1. Tujuan : Menilai kesadaran 2. Cara : Menggoyangkan bahu dan memanggil penderita

bila penderita tidak bereaksi segera dilakukanLangkah 2 : 1. Tujuan : memperbaiki posisi penderita2. Cara : baringkan penderita pada posisi terlentang di atas

permukaan yang atar dan keras dengan kedua lengan lurus kesamping tubuh. Penolong berlutut /berdiri sejajar dengan bahu penderita

Page 13: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA

JL. Andi Djemma No.6Kota Palopo

PELAYANAN GAWAT DARURAT

Nomor Dokumen Revisi ke - Haalaman : 12

Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA

dr. Anton Yahya

PROSEDURBANTUAN HIDUP DASAR

PROSEDUR Langkah 3:1. Tujuan : Membuka jalan napas2. Cara : Tanpa alat ada 3 macam cara - Tengadah kepala topang daguh

- Dorong mandibula kedepan keatas di sebut “JAW THRUST” ekstensi kepala, dorong mandibula kedepan dan keatas, serta buka mulut di sebut “TRIPLE MANUVER”

Dengan alat antara lain :- Pipa orafaringeal ( guide )- Pipa nasofaringealBenda-benda asing, lendir dan lain sebagainya yang ada dalam mulut dan faring si penderita sedapat mungkin di keluarkan dengan jari atau penghisap

Langkah 4:1. Tujuan : Menilai pernafasan2. Cara : Dekatkan telinga penolong pada mulut /hidung penderita

untuk merasakan adanya aliran udara eksplirasi sambil melihat pergerakan dada sipenderita sedapat mungkin di keluarkan dengan jari atau penghisap

Langkah 5:1. Tujuan : memberikan nafas buatan2. Cara : Memberikan tiupan/hembusan dua kali Cara memberikan tiupan : 2.1 Tanpa alat

2.1.1 Mulut ke mulut : Tutup hidung dan berikan tiupan melalui mulut. Biarkan ekspirasi berlangsung secara pasif waktunya 1 – 1,5 detik tiap napas

2.1.2 Mulut ke hidung : Seperti pada mulut ke mulut, tetapi mulut ditiup dan ditiup melalui hidung.

2.1.3 Mulut ke stoma 2.2 Dengan alat

2.2.1 Mulut ke sungkup2.2.2 Menggunakan sungkup oxygen dengan aliran 2

liter/menit atau lebih2.2.3 Menggunakan sungkup ”Ventilation bag” dan

oxygen2.2.4 Menggunakan pipa endotrakel ”Ambubag” dan

oxygenUNIT TERKAIT -. Staf IRD

-. Staf Anastesi

Page 14: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA

JL. Andi Djemma No.6Kota Palopo

PELAYANAN GAWAT DARURAT

Nomor Dokumen : Revisi ke - Halaman : 14

Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA

dr. Anton Yahya

PROSEDURPENANGANAN KASUS HENTI

JANTUNG

PENGERTIAN Cardiac errest adalah terhentinys kontraksi jantung yang efektif yang di tandai deengan passien tidak sadar, pasien tidak bernafas, pasien tidak ada denyut nadi, pada keadaan seperti ini kedaan diagnostik harus harus ditgakan dalam 3-4 menit, keterlamabatan diagnostik akan menimbulkan kerusakan otak, resusi jantung dikerjakan.

TUJUAN Sebagai acuan dalam penanaganan henti jantung cardiac arrest

KEBIJAKAN Bagian tentang penanganan kasus henti jantungPROSEDUR 1. Tahap I : berikan bantuan hidup dasar

1.1 Bebaskan jalan nafas = anngkat leher atau topang dagu1.2 Bantuan nafas = = inspirasi paru cepat sampai 3 sampai

5 kali, mulut ke mulut, mulut ke hidung atau mulut ke lubang bantuan nafasJika nadi tak terasa

Satu penolong = = inspirasi paru 2 kali cepat di selingi kompres sternum 15 kali

Dua penolong = = = insflasi paru setiap 5 kali kompres sternum, tekanan strnum kira-kira 3-4 cm

2. Tahap II : Bantuan hidup lanjut2.1 Jangan hentikasn kompresi jantung dan venulasi paru

memungkinkan pasaang intubasi atau ventilator 2.2. Langkah – langkah

2.2.1. Berikan adrenalin 0,5-1 mg iv ulangi dengan dosis lebih besar. Jika di perlukan bicarbonat natrium 1 mg/kg BB iv. Jika henti jantung lebih dari 2 menit, ulangi dosis ini setiap sepuluh menit sampai timbul denyut nadi

2.2.2. Pasang monitor EKG, apakah fibrilasi,asistol kompleks yang aneh, defebrilasi = renjaran arus searah ( DC Shock ) caranya lihat prosedur penggunaan DC Shock

2.2.3. Obat yang di perlukan pada fibrilasi ventrikal lidocaine xylocarel 1 - 2 mg/kg BB

2.2.4. Jika asistol berikan vasepresor kalsiumklorida 10% 3cc – 5cc iv selamaa 3 menit

UNIT TERKAIT - Staf IRD- Bagian Anastesi

Page 15: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA

JL. Andi Djemma No.6Kota Palopo

PELAYANAN GAWAT DARURAT

Nomor Dokumen : Revisi ke - Halaman : 15

Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA

dr. Anton Yahya

PROSEDURTINDAKAN RESUSITASI

PENGERTIAN Resusitasi adalah tindakan untuk menghidupkan atau memulihkan kembali kesadaran pasien yanng nampaknya mati akibat berhentinya fungsi jantung dan paru.

TUJUAN Sebagai acuan melakukan tindakan resusitasi sebagai tindakan untuk menghidupkan atau memulihkan kembali kesadaran pasien yang tampak mati akibat funsi jantung dan paru berhenti.

KEBIJAKAN Semua pasien yang masuk URD yang tidak sadar sedapat mungkin diusahakan untuk memulihkan kesadarannya.

PROSEDUR 1. jalan dapas di bebaskan, kepala dieksistensikan (filt headbreak word) dengan cara mengankat leher dan menopang dagu (jika pasien tidak sadar)

2. implasi paru dengan cepat 3 -5 kali deengan cara mulut hidung, mulut alat nafas, kantong sungkup ( jika pasien tidak bernapas atau sulit bernafas/dispnea )

3. Pertahankanlah ekstensi kepala daan raba nadi karotis - jika nadi teraba teruskan implasi 12 kali /menit- jika nadi tidak teraba tidak bernafas atau dispnea tampak seperti matiBantu sirkulasi ( kompresi jantung )4. bila hanya ada seorang penolong implasi 2 kali ( 2-3 detik )

dengan diselingi 15 kali kompresi sternum sedalam 4 – 5 cm5. bila ada 2 oraang penolong selingi 1 kali implasi sesudah 5 kali

kompres, kompresi dilakukan 60 kali/menit6. bila resusitasi sampai 30 menit tapi nadi belum teraba stop.

UNIT TERKAIT - Petugas IRD- Petugas Anastesi

Page 16: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA

JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo

PELAYANAN GAWAT DARURAT

Nomor Dokumen : Revisi ke - Halaman : 16

Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA

dr. Anton Yahya

PROSEDURTINDAKAN NEBULIZER

PENGERTIAN Pemberian nebulizer adalah bantuan alat pernafasan dengan melalui inhalasi

TUJUAN Sebagai acuan langkah – langkah penerapan dalam pemberian tindakan nebulizer

KEBIJAKAN Agar pasien dapat tertolong dengan cepat.

PROSEDUR 1. Petugas IRD menerima atau membaca intruksi dokter jaga bahwa penderita mendapat terapi tindakan nebulizer

2. Petugas IRD menyiapkan alat-alat nebulizerberat badan 25 kgberotek 10 tetes + NaCl 3 ccAtroven 5 tetesBerat badan 30 kg

Berotek 12 tetes + NaCl 3 cc Atroven 5 tetes + NaCl 3 cc

Berat badan 40 kgBerotek 16 tetes + NaCl 3 cc Atroven 5 tetesx + NaCl 3 cc

3. Petgas IRD memberitahu kepada pasien bahwa akan dilakukan tindakan nebulizer

4. Petugas IRD membimbing ( memberikan pengarahan) kepada pendrita tentang cara tin dakan yang akan diberikan dan sikap yang harus dilakukan pasien

5. Petugas IRD melalui tindakan alaat nebulizer dihadapkan dengan menghubungkan aliran listrik, penderita disuruh membuka mulut dandan alat nebulizer dimasukkan kedalam mulut penderita

6. Saat penderita menarik nafas ( inspirasi ) tombol nebulizer yang ada obatnya ditekan dan sat mengeluarkan nafas ( ekspirasi ) tombol nebulizer dilepaskan kembali

7. Bila obat sudah d\habis di lepas kembali penderita diberi tahu bahwa tindakan nebulizer telah selesai

8. Petugas IRD segera merapikan kembali alat dan obat yang digunakanUNIT TERKAIT - Dokter Jaga IRD

- Petugas / perawat IRD

Page 17: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA

JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo

PELAYANAN GAWAT DARURAT

Nomor Dokumen : Revisi ke - Halaman : 17

Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA

dr. Anton Yahya

PROSEDURPENANGGULANGAN TINDAKAN

VULNUS LACERATUM

PENGERTIAN Vulnus laceratum adalah suatu keadaaan luka yang disebabkan oleh benda tumpul dengan ciri-ciri luka tidak rata dan dengan dasarnya jaringan atau tulang.

TUJUAN Sebagai acuan langkah – langkah penerapan penanggulangan tindakan Vulnus laceratum.

KEBIJAKAN Dikerjakanoleh dokter jaga Instalasi Gawat Darurat atau dokter spesialais dibantu oleh Perawat IRD.

PROSEDUR 1. Pendeerita diberi tahu akan dilakukan tin dskn penjahitan luka

2. Petugas menyiapkan alat-alat yan steril3. Petugas memakai sarung tangan / handskun4. Dilakukan pembersihan sekitar luka dengan anti septik

( cairan bethadin/NaCl ) 5. Pasang duk steril6. Lakukananastesi lolkaldisekitar luka dengan licodein

/procain7. Luka yang robek di bersihkan dengan bethadin, H2O2 dan

NaCl dan dilakukan debridementapabila ada jaringan mati8. dilakukan penjahitan luka 9. luka ditutup dengan kasa yang steril dan diberi cairan

bethadin10. Pasien disuntik dengan ATS 1500 unit sebeliumnya

dilakaukan skintest dahulu.

UNIT TERKAIT - IRD - Bagian Bedah

Page 18: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA

JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo

PELAYANAN GAWAT DARURAT

Nomor Dokumen : Revisi ke - Halaman : 18

Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA

dr. Anton Yahya

PROSEDURPENANGGULANGAN

TINDAKANVULNUS LACERATUM

PENGERTIAN Vulnus laceratum adalah suatu keadaaan luka yang disebabkan oleh benda tumpul dengan ciri-ciri luka tidak rata dan dengan dasarnya jaringan atau tulang.

TUJUAN Sebagai acuan langkah – langkah penerapan penanggulangan tindakan Vulnus laceratum.

KEBIJAKAN Dikerjakan oleh dokter jaga Instalasi Gawat Darurat atau doktr spesialais dibantu oleh Perawat IRD.

PROSEDUR 1. Pendeerita diberi tahu akan dilakukan tin dskn penjahitan luka

2. Petugas menyiapkan alat—alat yan steril3. Petugas memakai sarung tangan / handskun4. Dilakukan pembersihan sekitar luka dengan anti septik

( cairan bethadin/NaCl ) 5. Pasang duk steril6. Lakukananastesi lolkaldisekitar luka dengan licodein

/procain7. Luka yang robek di bersihkan dengan bethadin, H2O2 dan

NaCl dan dilakukan debridementapabila ada jaringan mati8. dilakukan penjahitan luka 9. Luka ditutup dengan kasa yang steril dan diberi cairan

bethadin10. Pasien disuntik dengan ATS 1500 unit sebelumnya

dilakaukan skintest dahulu.

UNIT TERKAIT - IRD - Bagian Bedah

PELAYANAN GAWAT DARURAT

Page 19: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA

JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo

Nomor Dokumen : Revisi ke - Halaman : 19

Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA

dr. Anton Yahya

PROSEDURPENANGANAN PASIEN

LUKA BAKAR

PENGERTIAN 1. DefenisiLuka Bakar Adalah Luka Yang Disebabkab Oleh Trauma Termis, Listrik, Bahan Kimia Dan Radiasi Pad Kulit, Dimana Memberikan Gambaran yang banyak persamaannya dan dibagi :

1.1. Derajat I : yang rusaak hanya epidermmis,kulit tampak kering dan tidak bergelembung, terasa sakit karena ujung syaraf tidak terganggu dan akan sembuh selama 5 -10 hari

1.2. Derajat II : yan rusak hanya epidermis dan sebagian dermi, tampak gelembung, terasa sakit karena ujung syaraf yang tida mati terangsang, penyembuhan terganntung papiladermal yang tersisa, juga kulit, biola supervisial 10 – 14 hari dan yang lebih dalam 1 bulan

1.3. Derajat III : yang rusak adalah seluruh epidermis dan dermis atau lap[isan dibawahnyl, tadak tampak gelembung jaringan warna putih pucat, tidak sakit, beberapa hari kulit mati tersebut mengering ( ESCHAR )dan mulai lepas daRI dasarnya pada hari 10 – 14 yang meninggalkan jaringan granulasi

2. Kriteria Diagnosis Riwayat trauma termis, listrik, bahan kimia atau radiasi pada

kulit Dinyatakan dengan proses dengan rumus ”rule of nines” pada

luas luka bakar, derajat, daerah yang terkena dan luka yang menyertai

Pembagian luka bakar - Luka bakar berat ( kritis )

- Lika bakar deerajat II lebih dari 25%- Luka bakar derajat III pada muka, tangan dan kaki atau

lebih dari 10% ditempat lain- Luka bakar yang disertai trauma jalan nafas, trauma luas

jaringan lunak dan fraktur- Luka bakar karena listrik

- Luka bakar sedang - Luka bakar derajat II 15 – 25 %

- Derajat III kurang dri 10% kecuali lengan, muka dan kaki - Luka bakar ringan

- Derajat II kurang dari 15 %- Derajat III kurang dari 2 %

TUJUAN Sebagai acuan penatalaksanaan terapi luka bakar

Page 20: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA

JL. Andi Djemma No.6Kota Palopo

PELAYANAN GAWAT DARURAT

Nomor Dokumen : Revisi ke - Halaman : 18

Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA

dr. Anton Yahya

PROSEDURPENANGANAN PASIEN

LUKA BAKAR

KEBIJAKAN Tentang penanganan pasien luka bakar

PROSEDUR 1. AnamnesiAdanya riwayat trauma pada kulit termis, listrik, bahan kimia dan radiasi

2. Pemeriksan fisik Adanya luka bakaar pada daerah yang terkena

Dapat terjadi gangguan jalan nafas Dapat terjadi shock3. Pemeriksaan penunjang Laboratorium rutin : Hb, Leuco, Ht Kimia darah : Ureum, Creatinin Bila ada gangguan jalan nafas perlu Thorax Fhoto4. Penatalaksanaan

Non medika mentosa - Bila obstruksi jalan nafas, dapat dipasang indotracheal- Observasi

Medika mentosa- Dewasa

Dipasang infus Ringer Lactar Pemberian cairan diberikan untuk 24 jam pertama sesudah trauma

ialah ...% luka bakar dikali berat dalam kilogram dikali 4 cc - Pada 8 jam I : di berika stengahnya - Pada 16 jam II : diberikan sisanya

- Monitor cairan masuk dan keluar, dipasang Dower Cateter diharapkan 0,5 – 1 cc/kg.BB/jam

- Anak – anak - Kebutuhan cairan - BB x % LB x 1 cc - Insenvible water loss : BB 10 kg – 100 ml/kg.BB

: 10-20 kg – 50 ml/kg.BB 20 kg – 20 ml/kg.BB

- Diberikan ATS- Bila kesakitan dapat diberikan analgetik- Perwaatan luka bakar- Bila perlu NGT untuk mencegah muntah- Pemberian antibiotik

Page 21: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA

JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo

PELAYANAN GAWAT DARURAT

Nomor Dokumen : Revisi ke - Halaman : 21

Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA

dr. Anton Yahya

PROSEDURPENANGANAN PASIEN

LUKA BAKAR

PROSEDUR Bila luka bakar ringan - Berobat jalan- Luka di bersihkan dengan disenfektan- ATS dan bila perlu antibiotika

5. Konsultasi- Dokter bedah umum

6. Peraatan rumah sakit1. Bila ringan dapat brobat jalan2. Bila sedang / berat rawat inap

7. Penyulit- Infeksi staandar

8. Tenaga standar- Dokter umum- Dokter bedah umum

UNIT TERKAIT - IRD - Bagian Bedah- Laboratorium

PELAYANAN GAWAT DARURAT

Page 22: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA

JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo

Nomor Dokumen : Revisi ke - Halaman : 22

Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA

dr. Anton Yahya

PROSEDURPENANGANAN FRAKTUR

TERBUKA

PENGERTIAN Feraktur terbuka terputusnya kuntinuitas tulang akibat ruda paksa atau tenaga dari luar dan adanya hubungan dengan dunia luar

TUJUAN Sebagai acuan dalam penanganan pasien fraktur terbukaKEBIJAKAN Bagian Bedah tentang penanganan pasien fraktur terbukaPROSEDUR 1. Anamnesa

• Adanya riwayat trauma atau kecalakan yang mengenai tulang

2. Pemeriksaaan fisik• Didapatkan deformitas nyeri tekan, nyeri sumbu,

functiolaesa• Adanya luka didaerah trauma ada atau tidak disertai darah

yang berminyak3. Pemeriksan penunjang

• Foto tulang• Laboratorium rutin : Hb, lauco, BLT, CLT

4. Penatalaksanaan Non medikamentosa

1. Bagian tulang yan fraktur fixasi atau di imobilisasidan pasien istrahat baring

2. ObservasiMedikamentosa

1. Pendarahan di hentikan atau di kurangi2. Pergantian darah atau cairan yang hilang dengan

pemasangan infus 3. monitor caian yang masuk dan keluar dengan

memasang dower cateter 4. pemberian yang sesuai dengan ATSKonsultan : Spesilas Bedah OrthopediPerawatan rumah sakit Rawat inap Post operasi

5. Penyulit : penyakit fraktur pada umumnya6. Tenaga standar

UNIT TERKAIT - IRD

- Bagian Bedah- Radiologi

Page 23: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT – MEDIKARSU AT - MEDIKA

JL.............

PELAYANAN GAWAT DARURATNomor Dokumen

Revisi ke - Halaman : 23

Tanggal terbit

DitetapkanKepala badan pengelola RSU AT - MEDIKAPROSEDUR

PENANGANAN FRAKTUR TERTUTUP

PENGERTIAN Feraktur terbuka terputusnya kuntinuitas tulang akibat ruda paksa atau tenaga dari luar

TUJUAN Sebagai acuan dalam penanganan pasien fraktur tertutupKEBIJAKAN Bagian Bedah tentang penanganan pasien fraktur tertutupPROSEDUR

1.Anamnesa• Adanya riwayat trauma atau kecalakan yang

mengenai tulang2.Pemeriksaaan fisik

• Didapatkan deformitas nyeri tekan, nyeri sumbu, functiolaesa

• Adanya luka didaerah trauma ada atau tidak disertai darah yang berminyak

3.Pemeriksan penunjang• Foto tulang• Laboratorium rutin : Hb, lauco, BLT, CLT

4.Penatalaksanaan Non medikamentosa

1. Bagian tulang yan fraktur fixasi atau di imobilisasidan pasien istrahat baring

2. ObservasiMedikamentosa1. Bila akan dilakukan operasi pasien dipasang infus

dan dipuasakan ( ada izin operasi )2. Pemberian analgetik dan antibiotikKonsultan : Spesilas Bedah Orthopedi

Perawatan rumah sakit Rawat inap Post operasi

5.Tenaga standar

Page 24: Pemerintah Kota Palopo

• dokter umum• dokter bedah umum• dokter bedah orthopedi

UNIT TERKAIT - IRD - Bagian Bedah- Radiologi

YAYASAN AT – MEDIKARSU AT - MEDIKA

JL.............

PELAYANAN GAWAT DARURATNomor Dokumen

Revisi ke - Halaman : 24

Tanggal terbit

DitetapkanKepala badan pengelola RSU AT - MEDIKAPROSEDUR

PENANGANAN FRAKTUR TERTUTUP

PENGERTIAN 1. DefinisikDemam tyfoid adalah suatu penyakit infeksi pada usus yang menimbuljkan gejala sistemik dedngan kesadaran yang disebabkan oleh salmonella typhi, S.paratyphi makanan dan minuman yang terkontaminasi

2. Kriteria diagnosisDemam naik turun lebih dari 7 hariterutama pada sore dam malam dan tidak hilang pada pemberian antiretik dan apat disertai skit kepala, lidah kotor yang khas, gangguan gastroitestinal sampai kesadaran menurun.

TUJUAN Sebagai acuan dalam penanganan diagnostik dan therapi demam typoid toksik

KEBIJAKAN Tentang penanganan Typoid toksikPROSEDUR

1. Anamnese1.1. Riwayat demam lebih dari 7 hari naik turun

bervariasi dapat disertai gejal;a sakit kepala sampai kesadarasn menurun

1.2. Gangguan gastroitestinal, mual – mual muntah, abstsipasi atau diare

2. Pemeriksaan fisik Demam, barikardia relatif, lidah kotor khas, gangguan

mental hingga kesadaran menurun dan kadang – kadang ditemukan hematomegali, splenomegali

Page 25: Pemerintah Kota Palopo

3. Pemeriksaan penunjang 3.1. Laboratorium darah rutin, Hb, Leuco, Ht, Trombosit3.2. Widal3.3. Urine lengkap

4. Diagnosis banding 4.1. Febris cc viral infektion 4.2. DHF 4.3. Malaria5. Penatalaksanaan 5.1. Non medikamentosa : tirah baring dan diet lunak 5.2. Medikamentosa 5.2.1. Terapi anti biptik yang sesuai 5.2.2. Terapi simptomatik 5.2.3. Kontikosteroid secara bertahap 5 hari paa

penderita typoid toksik

YAYASAN AT – MEDIKARSU AT - MEDIKA

JL.............

PELAYANAN GAWAT DARURATNomor Dokumen

Revisi ke - Halaman : 25

Tanggal terbit

DitetapkanKepala badan pengelola RSU AT - MEDIKAPROSEDUR

PENANGANAN DEMAM TIPOYD TOKSIK

PROSEDUR 6. Konsltasi 6.1. Spesialis Penyakit Dalam 6.2. Spesialis Bedah bila terdapat akut abdomen7. Perawatan rumah sakit : Rawat inap8. Penyulit 8.1. Pendaarahan dan perforasi usus 8.2. Ileus paralitik9. Tenaga standar : Dokter Umum

UNIT TERKAIT - UGD- Laboratorium- Radiologi - UPF Bedah- UPF Interna

Page 26: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT – MEDIKARSU AT - MEDIKA

JL. ANDI DJEMMA NO.6 PALOPO

PELAYANAN GAWAT DARURATNomor Dokumen

Revisi ke - Halaman : 26

Tanggal terbit

DitetapkanKepala badan pengelola RSU AT - MEDIKA

PROSEDURPENANGANAN

COMMOTIO CEREBRIPENGERTIAN Definisi

Commotio cerebri adalah riwayat truma kepala dengan pingsan tidak lebih dari 10 menit

Kriteria diagnosisRiwayat trauma kecelakaan pingsan tyidak lebih dari 10 menit dapat disertai dengan munta, amnesia retrograd

TUJUAN Sebagai acuan dalam penatalaksanaan diagnosis dan therapi commotio

KEBIJAKAN Supaya pasien Commotio Cerebri dapat tertolong dengan

Page 27: Pemerintah Kota Palopo

cepatPROSEDUR

1. Anamnesa Adanya riwayat trauma atau kecelakaan deengan

pingantidak lebih dari 10 menit2.Pemeriksaan fisik 2.1. Selam pingsan, nadi, suhu., tekanan darah dapat

normal 2.2 Setelah penderita sadar dapat terjadi amnesia

retrograd3. Pemeriksaan penunjang : Foto kepala, laboratorium4. Diagnosis banding 4.1. Contusio Cerebri 4.2. Stroke5. Penatalaksanaan 5.1. Non medikamentosa 5.1.1. Istrahat baring 5.1.2. Observasi ulta sign 5.2. Medikamentosa 5.2.1. Untuk mencegah dan mengatasi edeema

diberikan dexamethason, manitol dll 5.2.2. Therapi anti biotik yang sesuai dedngan

indikasi bila ada luka 5.2.3. Therapi simptomatikbila perlu 6. Konsultasi : Ahli Neurologi7. Perawatan rumah sakit : Rawat inap minimal 3 hari8. Penyulit : Edema cerebri9. Tenaga standar 9.1. Dokter Umum 9.2. Dokter BNeurologi

UNIT TERKAIT - IRD - UPF Neurologi

YAYASAN AT – MEDIKARSU AT - MEDIKA

JL. ANDI DJEMMA NO.6 PALOPO

PELAYANAN GAWAT DARURATNomor Dokumen

Revisi ke - Halaman : 27-28

Tanggal terbit

DitetapkanKepala badan pengelola RSU AT - MEDIKA

PROSEDURPENANGANAN

APPENDICITIS AKUTPENGERTIAN 3.1. Definisi

Appendicitis akut adalah peradangan dari appendiks

Page 28: Pemerintah Kota Palopo

3.2. Kriteria diagnosis3.2.1. Nyeri pada perut kanan bawah yang menetap dapat

disertai dedngan atau hanya muntah an demam3. 3.2.2. Pada pemeriksaan ditemukan tanda – tanda

peritonitis abdomen kanan bawah dan pada colok dubur didapatkan nyeri tekan lingkaran rectum pada jam 9 - 12

TUJUAN Sebagai acuan dalam penatalaksanaan diagnosis dan therapi appendicitis akut

KEBIJAKAN Agar pasien appendicitis akut yang masuk IRD dapat ditangani dengan baik.

PROSEDUR 1. Anamnesa 1.1. Nyeri perut kanan bawah mulai dari epigastrium

disertai dengan atau tanpa muntah dan demam. 1.2. Setiap gerakan yang menyebabkan daerah tersebut

terenggang menimbulkan nyeri.2. Pemeriksaan fisik 2.1. Tanda peritonitis abdomen kanan bawah nyeri tekan

nyeri lepas dan nyeri ketok 2.2. RT : nyeri tekan lingkaran rectum jam 9 - 123. Pemeriksaan penunjang : Laboratorium rutin : Leukosit dan urine lengkap4. Diagnosis banding 4.1. Kelainan Ginekologi 4.2. Diverkulitis 4.3. Batu ureter kanan 5. Penatalaksanaan 5.1. Pasang infus RL 5.2. Dipuasakan 5.3. Therapi anti biotik 5.4. Bila pasienya adalah wanita, konsul obgyn 5.5. Konsul kardiologi, internist sesuai kebutuhan 5.6. Konsul ahli bedah 5.7. Persiapan pra operatif 5.8. Siapka surat izin operasi6. Perawatan rumah sakit : Rawat inap setelah appendicitis7. Penyulit 7.1. infiltral appendiks 7.2. Absces appendiks 7.3. Perforasi appendiks8. Tenaga standar 8.1. Dokter umum 8.2. Dokter spesialias bedah 8.3. Informent concert : Diperlukan untuk appedictomi

UNIT TERKAIT - IRD - UPF Bedah- Laboratorium

YAYASAN AT – MEDIKARSU AT - MEDIKA

PELAYANAN GAWAT DARURATNomor Revisi ke - Halaman : 29

Page 29: Pemerintah Kota Palopo

JL. ANDI DJEMMA NO.6 PALOPO

DokumenTanggal terbit

DitetapkanKepala badan pengelola RSU AT - MEDIKA

PROSEDURPENANGANAN

TRAUMATIK AMPUTASIPENGERTIAN 1. Definisi

Traumatik amputasi yaitu terputusnya kontinuitas tulang disertai sebagian jaringan – jaringan, syaraf maupun pembuluh darah akibat ruda paksa atau tekanan dari luar, dapat terlepas sama seakali atau msih ada hubungan dengan tulang yang mengalami trauma

2. Kriteria diagnosisAdanya riwayat ruda paksa atau eanga dari luar yanag mengakibatkan putusnya sebagian tulang beserta jaringan atau sebagian saja

TUJUAN Sebagai acuan dalam penatalaksanaan diagnosis therapi traumatik amputasi

KEBIJAKAN Agar pasien Traumatik amputasi dapat ditangani dengan cepat

PROSEDUR 1. Anamnesa• Adanya trauma pada tulang akibat ruda

paksa atau tanaga dari luar2. Pemeriksaan fisik

• Adanya tulang yangt erputus atau se bagian• Kesakaitan sampai preshock/shock

3. Pemeriksaan penunjang : • Laboratorium rutin, Hb, Leuco, BLT, CLT• Radiologi

4. Penatalaksanaan • Bagian tulang yang terputus difaxi atau

diimobilisasi • Pendarahan dihentikan atau dikurangi• Diberikan infus dan dipuaskan• Pemberian antibiotik dan ATS• Siapkan izin operasi

5. Konsultasi• Dokter Spesialils Orthopedi

6. Perawatan rumah sakit• Rawat inap

7. Tenaga standar• Dokter Umum• Dokter Bedah Umum• Dokter Spesialis Orthopedi

UNIT TERKAIT - IRD - UPF Bedah- Laboratorium- Radiologi

Page 30: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT – MEDIKARSU AT - MEDIKA

JL. ANDI DJEMMA NO.6 PALOPO

PELAYANAN GAWAT DARURATNomor Dokumen

Revisi ke - Halaman : 30

Tanggal terbit

DitetapkanKepala badan pengelola RSU AT - MEDIKA

PROSEDURPENATA LAKSANAAN

STROKEPENGERTIAN 1. Definisi

Stroke adalah kelainan neurologik vokal yang timbul mendadak akibat gangguan darah lokal otak

3. Kriteria• Hemiparese /hemipleg, hemi hipertensi, afase,

kelumpuhan, syaraf – syaraf otak vertigo, disertai gangguan kesadaran

• Adanya hipertensi

TUJUAN Sebagai acuan dalam penanganandiagnosis dan therapi strokeKEBIJAKAN Agar pasien stroke dapat ditangani dengan cepatPROSEDUR 1. Anamnesa

• Adanya penyakit sebelumnya : hypertensi, jantung. Ginjal.

• Keluhan sakit kepala sebelumnya2. Pemeriksaan fisik

• Kesadaran dapat terganggu/tidak• Hemiparese/hemiplegi, hemi hipestes, afasi,

kelumpuhan syaraf – syraf otak3. Pemeriksaan penunjang :

• EKG• Laboratorium : darah rutin, Hb, Leuko, Trombosit, Hematrokit, Kimaia darah ( gula darah sewaktu ureum, kreatin ) • Thorak foto

4. Diagnosa banding• Trauma ( contusio cerebri )• Infeksi otak ( selaput otak )• Tumor otak

5. Penatalaksanaan• Pasien diberikan infus cairan dextrose 5%,

dextrose 10%RGL yang di berikan sebagai berikut D 5% : manitol 250 : D 10% : manitol 150

Page 31: Pemerintah Kota Palopo

RGL : manitol 100 ( dalam 24 jam )• Nicholin 3 x 1 amp untuk memperbaiki

metabolisme otakKalmethason 3 x 1 amp untukanti odedemaCimetedin3 x 1 amp untuk antagonis H2 reseptor

YAYASAN AT – MEDIKARSU AT - MEDIKA

JL. ANDI DJEMMA NO. 6

PELAYANAN GAWAT DARURATNomor Dokumen

Revisi ke - Halaman : 31

Tanggal terbit

DitetapkanKepala badan pengelola RSU AT - MEDIKAPROSEDUR

PENATALAKSANAAN STROKE

6. Perawatan rumah sakit Rawat inap untuk pasien7. Penyulit 7.1. Pendaarahan dan yang makin luas ( infark ) 7.2. Ikompliksi penyakit ginjal, DM8. Konsultasi : spesilis syaraf9. Tenaga standar 9.1. Dokter umum 9.2. Dokter spesialis syaraf

UNIT TERKAIT - Staf IRD- UPF Neurologi

Page 32: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT – MEDIKARSU AT - MEDIKA

JL. ANDI DJEMMA NO.6 PALOPO

PELAYANAN GAWAT DARURATNomor Dokumen

Revisi ke - Halaman : 32

Tanggal terbit

DitetapkanKepala badan pengelola RSU AT - MEDIKA

PROSEDURPENATALAKSANAAN STASTUS ASHMAT IUS

PENGERTIAN 3.1. Definisi Status ashmatiius adalah seramngan ashma akut yang

bersifat refrakter sementar terhadap pengobatanyang lazim yang pada dasarnya merupakan onstruksi jalan nafas yang reversibel terhadap berbagai rangasangan

3.2 Kriteria diagnosis Riwayat batuk – batuk disertai sesak nafas berulang

dedngan suara nafas whesing ( mmengi ) dan dapat ditemukan penggunaan obat bantu nafas

TUJUAN Sebagai acuan dalam penanganan diagnosis dan therapi status asthmatikus

KEBIJAKAN Agar pasien status astmatikus dapat ditangani dengan cepatPROSEDUR 1. Anamnesa

1.1. Sesak nafas, batuk, suara nafas bunyi mengik

1.2. Riwayat astma sebelumnya dan penyaklit alergi

1.3. Faktor pencetus serangan

Page 33: Pemerintah Kota Palopo

2. Pemeriksaan fisikSuaa nafas whesing dengan ekspirasi memanjang, pernapasan cepat sambil sianosis, takiardia, herenflasi dada dan pengguanan obat bantu nafas

3. Pemeriksaan penunjang 3.1. Labortorium darah rutin dan kadar eosinofil3.2. Thorak foto

4. Diagnosa banding4.1. PPOK4.2. Pneumo thorak4.3. asthma cardiale

5. Penatalaksanaan 5.1. Non medikamentosa : 2--- 2 liter/ menit 5.2. Medikamentosa 5.2.1. Nebullizer ( lihat protap pemakaian

nebulizer ) 5.2.2. Bronchodilator. aminopilin 2-3 ampul/menit 5.2.3. Kontikosteroid IV : Kalmhetason 3 x 1

ampul/hari lihat protap pemberian kortikusteroid

5.2.4. Anti biotik bila ada panas

YAYASAN AT – MEDIKARSU AT - MEDIKA

JL. ANDI DJEMMA NO. 6

PELAYANAN GAWAT DARURATNomor Dokumen

Revisi ke - Halaman : 33

Tanggal terbit

DitetapkanKepala badan pengelola RSU AT - MEDIKAPROSEDUR

PENATALAKSANAAN STATUS ASTHMATIUS

6. Konsultasi : Dokter spesialis penaakit dalam7. Perawatan rumah sakit : Rawat inap bila serangan status

asthmatikus8. Komplikasi : 8.1. Pneumo thorak 8.2. Gagal nafas 8.3. Ateletasis9. Tenaga Standar : Dokter Umum

UNIT TERKAIT - IGD- Laboratorium- Radiologi

Page 34: Pemerintah Kota Palopo

- UPF Penyakit dalam

YAYASAN AT – MEDIKARSU AT - MEDIKA

JL. ANDI DJEMMA NO.6 PALOPO

PELAYANAN GAWAT DARURATNomor Dokumen

Revisi ke - Halaman : 34

Tanggal terbit

DitetapkanKepala badan pengelola RSU AT - MEDIKA

PROSEDURPENATALAKSANAAN GASTRO INTERNITIS DEHIDRASI BERAT

DENGAN HIPOVOLEMIK SHOCK

Page 35: Pemerintah Kota Palopo

PENGERTIAN 1. Definisi Gastro enteritis dehidrasi berat dengan hipovolemik

shock adalah kedaan diman tubuh kekurangan cairan serta elektrolitnya

2. Kriteria diagnosis BAB cair dcdngan mudah disertai dehidrasi berat dan

tensi turun serta kesadaran menurun.

TUJUAN Sebagai acuan dalam penanganan diagnosis dan therapi hipovolemik shock

KEBIJAKAN Agar pasien dengan Gastro Entritis Dehidrasi Berat dapat teratasi dengan baik

PROSEDUR 1. Anamnesa 1.1. BAB cair atau muntah yang timul secara akut

dengan gejala – gejala dehidrasi2. Pemeriksaan fisik Keadaan umum : keadaan menurun, tensi turun, sampai

dengan tidak dapat dinilai, pernaasan kusmaul, mata cekung, bibir kering, turgor kulit berkurang dapat terjadi sianosis ferifer, kejang otot, urine berkurang sampai terjadi an-uria

3. Pemeriksaan penunjang Laboratorium : - pemeriksaan darah rutin, urcum,

kreatinin - Pemeriksaan tinja4. Diagnosa banding

4.1. Kolera4.2. Keracunan makanan4.3. Diare salmonela atau diare E.coli

5. Penatalaksanaan 5.1. Infus ringer laktat denganttesan diguyur ampai

denganrehidrasi tercapai dan tekanan darah minimal systola 100mmgh ( lihat protap pemasangan infus )

5.2. Dipasang Dower ceteteruntuk observasi cairan (+) : Infus cairan ditentukan sampai denan

rehidrasi tercapai ( 1 cc/kgBB/jam ) (-) : Bila tekanan drah systoldibawah 100

mmgh dapat dibeikan lasik injeksi 2 ampul dan ditunggu 5 – 15 menit sampai urine 500 cc

5.3. Diberikan anti biotik bila ada indikasi

YAYASAN AT – MEDIKA PELAYANAN GAWAT DARURAT

Page 36: Pemerintah Kota Palopo

RSU AT - MEDIKAJL. ANDI DJEMMA NO. 6

Nomor Dokumen

Revisi ke - Halaman : 35

Tanggal terbit

DitetapkanKepala badan pengelola RSU AT - MEDIKAPROSEDUR

PENATALAKSANAAN GASTRO INTERNITIS DEHIDRASI BERAT

DENGAN HIPOVOLEMIK SHOCK

5.4. Observasi keadan umum ( tensi, nadi, pernafasan urine )

5.5.. Konsultasi deengan dokter spesialis penyakit dalam

5.6. Perawat rumah sakit : rawat inap pada dehidrasi berat, shock, gagal injal akut

5.7. Penyulit : gagal ginjal akut

UNIT TERKAIT - IRD- Laboratorium- UPF Penyakit dalam

Page 37: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT – MEDIKARSU AT - MEDIKA

JL. ANDI DJEMMA NO.6 PALOPO

PELAYANAN GAWAT DARURATNomor Dokumen

Revisi ke - Halaman : 36

Tanggal terbit

DitetapkanKepala badan pengelola RSU AT - MEDIKA

PROSEDUR PENANGANAN

GASTRITIS AKUT EROSIF DENGANHAEMATEMESIS

MELENAPENGERTIAN 3.1. Definisi

Gastritis acukt erosuf adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yanag rusak dengan kerusakan erosif

3.2 Kriteria diagnosisNyeri epigrastik ringan atau hebat Kadang – kadang rasa mual, muntah dan kembungDapat disertai dengan haematemesis atau melena

TUJUAN Sebagai acuan dalam penatalaksanaan diagnosis therapi gastritis akut erosif degan haematemesis melena

KEBIJAKAN Agar pasien dengan Gastritis Acut Erosif dengan Haematemesis Melena dapat teratasi dengan baik

PROSEDUR 1. Anamnesa Keadan nyeri epiastrik dengan rasa mual, muntah,

klembung serta riwayat karena pengaruh makananatau minuman dan apat disertai dengan haematemesis atau melena

2. Pemeriksaan fisik Rasa sakit didaerah epigastrium Jika muntah hebat dapat terjadi dehidarsi dan jika terjadi

pendarahan masih dapat terjadi preshockdan shock deengan kesadaran menurun terus turun sampai dengan tidak dapat dinilai

3. Pemeriksaan penunjang 3.1. Labortorium : pemeriksaan darah rutin (HB, Leuco,

BLT,CLT) kimia darah (ureum,xcereatin, deudenum )

3.2. EKG 3.3. USG4. Diagnosa banding 4.1. Tukak peptik ( lambung deudenum ) 4.2. Esofagitis 4.3. Akhalasia 4.4. Infark miokard acut5. Penatalaksanaan 5.1. Mengatasi kedaruratan medik yang terjadi dengan

Page 38: Pemerintah Kota Palopo

jika pendarahan diman Hb < 7 gr % diberikan infus darah ( lihat protap transpusi darah )

5.2. Therapi medikamentosa : pemberian antsgonis H2 reseptor ( Cimetidin 3 x1 amp )

5.3. Bila perlu gastrik coling (lihat protap coling)6. Konsultasi dokter spesialis penyakit dalam 7. Perawatan rumah sakit terhadap penderita dengan

pendarahan8. Penyulit : pendarahan masif Tenaga standar : Dokter Umum

YAYASAN AT – MEDIKARSU AT - MEDIKA

JL. ANDI DJEMMA NO. 6

PELAYANAN GAWAT DARURATNomor Dokumen

Revisi ke - Halaman : 36

Tanggal terbit

DitetapkanKepala Badan Pengelola RSU AT -

MEDIKAPROSEDUR

PENANGANAN GASTRITIS AKUT EROSIF DENGANHAEMATEMESIS

MELENAUNIT TERKAIT - IRD

- Laboratorium- UPF Penyakit dalam

Page 39: Pemerintah Kota Palopo

YAYASAN AT – MEDIKARSU AT - MEDIKA

JL.ANDI DJEMMA NO. 6

PELAYANAN GAWAT DARURAT

Nomor Dokumen

Revisi ke - Halaman : 37

Tanggal terbit

DitetapkanKepala badan pengelola RSU AT - MEDIKAPROSEDUR

PENANGANAN KEJANG DEMAM

PENGERTIAN 1. Defenisi : Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terapat pda

kenaikan suhu lebih dari 38 derajat celciusyang dissebabkan penakit infeksi ekstrakanial, dedengan klascikladsimkejana demam sedehana (febris convulsi), kejang dipropokasi (epilepsi – inggerd of by fever)

2. Kriteria diagnosis2.1. Umur 6 bulan – 6 tahun2.2. kejang ujmum kurangdari 15 menit2.3. kejanng terjadi dalam16 jam pertama2.4. Frekuensi kejaang dalam setahun kurang dari 4 kali

TUJUAN Sebagai acuan dalam penanganan diagnosis dan therapi kejang demam

KEBIJAKAN Bagian Anak tentang Pasien Kejang DemamPROSEDUR 1. Anamnesa

Riwayat febris dengan kejang, dimana fekuensi kejang dalam setahun kurang dari 4 kali dan kurang dari 15 menit, dapat disertai dengan penyakit infeksi lain

2. Pemeriksaaan fisik Febris,kejang – kejang, kesadaran baik3. Pemeriksan penunjang 3.1. Laboratorium 3.2. foto thorax 4. Diagnosa banding

Page 40: Pemerintah Kota Palopo

Kejang – kejang yan disebabkan proses intrakranial meningitis enchepalitis

5. Penatalaksanaan 5.1. Penatalaksanaan perawat umum 5.2. Buka pakaian ketat, posisi kepala miring 5.3. Usahakan jalan nafas terbuka 5.4. Letakan benda lunak tapi keras diantara rahang

atas dan bawah (pencegah lidah tergigit ) 5.5. Suhu tubuh diturunkan dengan cara dikompres

alkohol, pemberian antipiretik

UNIT TERKAIT - IRD - Bagian Anak

YAYASAN AT – MEDIKARSU AT - MEDIKA

JL.ANDI DJEMMA NO. 6

PELAYANAN GAWAT DARURAT

Ditetapkan : Direktur RSU AT- MEDIKA

TANGGUNG JAWAB DOKTER

No. Dokumen Revisi ke : Tgl terbit : 1. TUJUAN Sebagai acuan dalam tanggung jawab dokter IRD2. RUANG LINGKUP Dokter – dokter IRD3. URAIAN UMUM Tanggungn jawab dokter di IRD adalah tugas – tufas yang

harus dilaksanakan dokter di IRD untuk melaksanakan pelayanan dan kewenangan yang harus dikerjakan dokter di IRD

4. PROSEDUR 4.1 Mengutamakan keselamatan jiwa pasien4.2 Mendahulukan pendeerita gawat darurat 4.3 Memahami EKG dasar, setidaknya kelainan yang

memerlukanpenangana segera/mengacam nyawa (inpak miocar, vibrillas, aritmia)

4.4 Memahami kegawatdaruratan medik lain 4.5 4.5 melaporkan hal – hal penting /khusus yang terjadi paa

direktur ( misalnya bencana, huru- hara, kesaalah pahaman penderita/ keluargapenderita, penambilan keputusan oleh dokter IRD sehubungan kegawatan penderita di luar prosedur yang lain

4.6 Bersikap dan bertindak demi nama baik RSU yaitu

Page 41: Pemerintah Kota Palopo

benar, ramah informatif, tegas dan bijaksana.4.7 Menberikan keadaan penderita yang kritis di IRD kepada keluarga penderita tersebut serta memberi keterangan tentang tindsksn yasng sksn dilakukan misalnya operasi cyto dll4.8 Menggunakan obat – obatan ysng dianjurkan dalam standar rumah sakit4.9 Menulis status pasien

• Kelihan utama• Pemeriksaan fisik dan penunjang yang diangap

perlu• Diagnosis• Terapi ( nama obat, dosis, jumlah yang

diberikan)• Paraf dan nama jelas

4.10 mengikuti kegiatan ilmiah (misalnya ceramah, laporan kematian yang diadakan rumah sakit )

4.11 memahami dan terampil dalam hal• RJP• EKG• Intubasi• Pemasangan NGT• Pemsanga WSD• Membaca Rontgen foto

YAYASAN AT – MEDIKARSU AT - MEDIKA

JL.ANDI DJEMMA NO. 6

PELAYANAN GAWAT DARURAT

Ditetapkan : Direktur RSU AT- MEDIKA

TANGGUNG JAWAB DOKTER

No. Dokumen Revisi ke : Tgl terbit : 1. TUJUAN Sebagai acuan untuk batasan medis dalam trauma tumpul

thorax2. RUANG LINGKUP Pasien trauma tumppul thorax3. URAIAN UMUM 3.1 Definisi

Ttrauma tumpil thorax adalah luka yang disebabkan oleh benturanpada thorax bagian belakang, sampingatau depan

3.2 Kritreia diagnosis 3.2.1 Adanayan benturan pada dada yang kuat 3.2.2 adanya sesak nafas 3.2.3 Respirasi

4. PROSEDUR 4.1 Mengutamakan keselamatan jiwa pasien

Page 42: Pemerintah Kota Palopo

4.2 Mendahulukan pendeerita gawat darurat 4.3 Memahami EKG dasar, setidaknya kelainan yang

memerlukanpenangana segera/mengacam nyawa (inpak miocar, vibrillas, aritmia)

4.4 Memahami kegawatdaruratan medik lain 4.5 4.5 melaporkan hal – hal penting /khusus yang terjadi paa

direktur ( misalnya bencana, huru- hara, kesaalah pahaman penderita/ keluargapenderita, penambilan keputusan oleh dokter IRD sehubungan kegawatan penderita di luar prosedur yang lain

4.6 Bersikap dan bertindak demi nama baik RSU yaitu benar, ramah informatif, tegas dan bijaksana.4.7 Menberikan keadaan penderita yang kritis di IRD kepada keluarga penderita tersebut serta memberi keterangan tentang tindsksn yasng sksn dilakukan misalnya operasi cyto dll4.8 Menggunakan obat – obatan ysng dianjurkan dalam standar rumah sakit4.9 Menulis status pasien

• Kelihan utama• Pemeriksaan fisik dan penunjang yang diangap

perlu• Diagnosis• Terapi ( nama obat, dosis, jumlah yang

diberikan)• Paraf dan nama jelas

4.10 mengikuti kegiatan ilmiah (misalnya ceramah, laporan kematian yang diadakan rumah sakit )

4.11 memahami dan terampil dalam hal• RJP• EKG• Intubasi• Pemasangan NGT• Pemsanga WSD• Membaca Rontgen foto