Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

104
SKRIPSI ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH KOTA PALOPO DALAM PENYELENGGARAAN E-GOVERNMENT DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL Skripsi Strata1 Jurusan Politik Pemerintahan Program Studi Ilmu Pemerintahan Oleh : FAHRUDDIN JAYA E 121 07 003 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

Transcript of Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

Page 1: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

SKRIPSI

ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH KOTA PALOPO DALAM PENYELENGGARAAN E-GOVERNMENT

DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

Skripsi Strata1 Jurusan Politik Pemerintahan

Program Studi Ilmu Pemerintahan

Oleh :

FAHRUDDIN JAYA

E 121 07 003

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2011

Page 2: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara
Page 3: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara
Page 4: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

dengan berkah dan limpahan rahmat serta hidayahNya

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggaraan E

Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

salah satu tugas dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam

menyelesaikan pendidikan pada jenjang

S

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.

Manusia pilihan terbaik dalam peradaban zaman dikarenakan perjuangan

beliau memba

zaman yang bertaburkan aroma bunga firdaus. Semoga suri tauladan

beliau senantiasa mewarnai dan menafasi segala derap langkah dan

aktivitas kita.

perkuliahan

Hasanuddin

ternilai harganya.

yang sangat berarti bagi penulis tentang arti

Cobaan dan Kesabaran”

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis

dengan berkah dan limpahan rahmat serta hidayahNya

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggaraan E

Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

salah satu tugas dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam

menyelesaikan pendidikan pada jenjang

Studi Ilmu Pemerintahan, Jurusan Politik Pemerintahan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.

Salam dan sholawat kepada kerasulan Nabiullah Muhammad SAW.

Manusia pilihan terbaik dalam peradaban zaman dikarenakan perjuangan

beliau memba

zaman yang bertaburkan aroma bunga firdaus. Semoga suri tauladan

beliau senantiasa mewarnai dan menafasi segala derap langkah dan

aktivitas kita.

Dukungan dari berbagai pihak selama penulis

perkuliahan

Hasanuddin

ternilai harganya.

yang sangat berarti bagi penulis tentang arti

Cobaan dan Kesabaran”

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis

dengan berkah dan limpahan rahmat serta hidayahNya

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggaraan E

Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

salah satu tugas dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam

menyelesaikan pendidikan pada jenjang

tudi Ilmu Pemerintahan, Jurusan Politik Pemerintahan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.

lam dan sholawat kepada kerasulan Nabiullah Muhammad SAW.

Manusia pilihan terbaik dalam peradaban zaman dikarenakan perjuangan

beliau membawa panji risalah suci Islam dari zaman jahiliyah menuju

zaman yang bertaburkan aroma bunga firdaus. Semoga suri tauladan

beliau senantiasa mewarnai dan menafasi segala derap langkah dan

aktivitas kita.

Dukungan dari berbagai pihak selama penulis

perkuliahan pada Program

Hasanuddin hingga penulisan

ternilai harganya. Proses penulisan ini telah memberikan pengalaman

yang sangat berarti bagi penulis tentang arti

Cobaan dan Kesabaran”

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis

dengan berkah dan limpahan rahmat serta hidayahNya

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggaraan E

Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

salah satu tugas dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam

menyelesaikan pendidikan pada jenjang

tudi Ilmu Pemerintahan, Jurusan Politik Pemerintahan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.

lam dan sholawat kepada kerasulan Nabiullah Muhammad SAW.

Manusia pilihan terbaik dalam peradaban zaman dikarenakan perjuangan

wa panji risalah suci Islam dari zaman jahiliyah menuju

zaman yang bertaburkan aroma bunga firdaus. Semoga suri tauladan

beliau senantiasa mewarnai dan menafasi segala derap langkah dan

Dukungan dari berbagai pihak selama penulis

pada Program

hingga penulisan skripsi

Proses penulisan ini telah memberikan pengalaman

yang sangat berarti bagi penulis tentang arti

Cobaan dan Kesabaran” yang selalu menghampiri penulis disetiap

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis haturkan

dengan berkah dan limpahan rahmat serta hidayahNya

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi

Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggaraan E

Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

salah satu tugas dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam

menyelesaikan pendidikan pada jenjang Strata

tudi Ilmu Pemerintahan, Jurusan Politik Pemerintahan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.

lam dan sholawat kepada kerasulan Nabiullah Muhammad SAW.

Manusia pilihan terbaik dalam peradaban zaman dikarenakan perjuangan

wa panji risalah suci Islam dari zaman jahiliyah menuju

zaman yang bertaburkan aroma bunga firdaus. Semoga suri tauladan

beliau senantiasa mewarnai dan menafasi segala derap langkah dan

Dukungan dari berbagai pihak selama penulis

pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas

skripsi ini merupakan sumban

Proses penulisan ini telah memberikan pengalaman

yang sangat berarti bagi penulis tentang arti

yang selalu menghampiri penulis disetiap

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

kehadirat Allah

dengan berkah dan limpahan rahmat serta hidayahNya

Skripsi yang berjudul “

Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggaraan E

Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

salah satu tugas dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam

Strata Satu

tudi Ilmu Pemerintahan, Jurusan Politik Pemerintahan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.

lam dan sholawat kepada kerasulan Nabiullah Muhammad SAW.

Manusia pilihan terbaik dalam peradaban zaman dikarenakan perjuangan

wa panji risalah suci Islam dari zaman jahiliyah menuju

zaman yang bertaburkan aroma bunga firdaus. Semoga suri tauladan

beliau senantiasa mewarnai dan menafasi segala derap langkah dan

Dukungan dari berbagai pihak selama penulis

i Ilmu Pemerintahan Universitas

ini merupakan sumban

Proses penulisan ini telah memberikan pengalaman

yang sangat berarti bagi penulis tentang arti “Perjuangan,

yang selalu menghampiri penulis disetiap

kehadirat Allah SWT,

dengan berkah dan limpahan rahmat serta hidayahNya

yang berjudul “

Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggaraan E

Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil” merupakan

salah satu tugas dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam

Satu (S1) pada

tudi Ilmu Pemerintahan, Jurusan Politik Pemerintahan Fakultas Ilmu

lam dan sholawat kepada kerasulan Nabiullah Muhammad SAW.

Manusia pilihan terbaik dalam peradaban zaman dikarenakan perjuangan

wa panji risalah suci Islam dari zaman jahiliyah menuju

zaman yang bertaburkan aroma bunga firdaus. Semoga suri tauladan

beliau senantiasa mewarnai dan menafasi segala derap langkah dan

Dukungan dari berbagai pihak selama penulis

i Ilmu Pemerintahan Universitas

ini merupakan sumbangan yang tak

Proses penulisan ini telah memberikan pengalaman

“Perjuangan, Tantangan,

yang selalu menghampiri penulis disetiap

iv

SWT, karena

sehingga

yang berjudul “Analisis

Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggaraan E-

merupakan

salah satu tugas dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam

pada Program

tudi Ilmu Pemerintahan, Jurusan Politik Pemerintahan Fakultas Ilmu

lam dan sholawat kepada kerasulan Nabiullah Muhammad SAW.

Manusia pilihan terbaik dalam peradaban zaman dikarenakan perjuangan

wa panji risalah suci Islam dari zaman jahiliyah menuju

zaman yang bertaburkan aroma bunga firdaus. Semoga suri tauladan

beliau senantiasa mewarnai dan menafasi segala derap langkah dan

mengikuti

i Ilmu Pemerintahan Universitas

gan yang tak

Proses penulisan ini telah memberikan pengalaman

Tantangan,

yang selalu menghampiri penulis disetiap

Page 5: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

v �

tahapan penulisan ini. Oleh karena itu melalui kesempatan ini

sepatutnyalah penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada :

1. Ayahanda Jayahading dan Ibunda tercinta Saribunga, S.Pd., serta saudara-saudaraku tersayang Muh. Chairul, S.E., Tenri Chaerani Jaya, S.E., Dewi Chaeraty Jaya, dan Nurul Hafizah. Tak lupa Keluarga Besarku yang selalu memberikan dukungan moral untuk selalu menjadi lebih baik.

2. Bapak Prof. Dr. H. Juanda Nawawi, M.Si., Selaku Penasehat Akademik, Dosen Pembimbing I dan Ketua Dewan Penguji.

3. Ibu Dr. Hj. Rabina Yunus, M.Si., Selaku Pembimbing II dan Dewan Penguji.

4. Bapak A. Lukman Irwan, S. Ip, M. Si Selaku Sekertaris Dewan Penguji.

5. Bapak Dr. H. A. Gau Kadir, MA. Selaku Dewan Penguji dan Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan.

6. Bapak Dr. Muh Tamar, M.PSi. Selaku Dewan Penguji 7. Bapak Dr. Muhammad Al Hamid, M. Si selaku Ketua Jurusan Ilmu

Politik/Pemerintahan Fisipol Unhas 8. Pimpinan dan segenap Pengelola Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universiras Hasanuddin atas pelayanan dan bantuan kepada penulis dalam pendidikan dan menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh dosen pengajar yang selalu membina dan mentransfer ilmu kepada penulis dari awal perkuliahan hingga penyelesaian studi dan telah memberikan kontribusi ilmu dalam menambah wawasan, cara berpikir yang dapat dijadikan bekal dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Pemerintah Kota Palopo pada umumnya dan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo beserta staf/pegawai pada khususnya atas sikap kooperatifnya selama kegiatan penelitian dilaksanakan.

11. Senior-senor, adik-adik serta rekan-rekan mahasiswa ilmu pemerintahan atas suasana kekeluargaan dan kebersamaan yang telah tercipta selama mengikuti perkuliahan.

12. Sahabat-sahabat tercinta keluarga besar Renaissance 07 yang selalu setia menemani salama mengikuti perkuliahan di Universitas Hasanuddin.

13. Keluarga besar ASAL MULA CREW, Lantai 3 dan BLOK M 148 Crew yang telah mendukung dan memberikan kontribusi yang sangat besar dalam penyelesaian studi selama penulis berada di Makassar.

14. Semua teman, rekan, sahabat maupun pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif

dari pembaca akan sangat dihargai sehingga penyempurnaan dan

Page 6: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

vi �

perbaikan skripsi ini dapat dilakukan baik masa kini maupun di masa yang

akan datang.

Akhirnya dalam Doa penulis bermohon semoga semua bantuan

yang telah diberikan akan mendapatkan imbalan yang berlipat ganda dari

Tuhan Yang Maha Pengasih.

Makassar, November 2011

P E N U L I S

Page 7: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

vii �

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ ii

HALAMAN PENERIMAAN ............................................................ iii

KATA PENGANTAR ....................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xi

INTISARI ........................................................................................ xii

ABSTRAK ....................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian ............................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................ 5

1.3. Tujuan Penelitian .......................................................... 5

1.4. Manfaat Penelitian ........................................................ 6 1.4.1. Aspek Akademik/teoritik................................... 6 1.4.2. Aspek Praktis.................................................... 6

1.5. Kerangka Konseptual .................................................... 6

1.6. Metode Penelitian ......................................................... 11 1.6.1. Lokasi Penelitian ................................................ 11 1.6.2. Tipe Penelitian .................................................... 11 1.6.3. Teknik Pengumpulan Data ................................. 12 1.6.4. Informan …………………………………………... 13 1.6.5. Analisis Data ....................................................... 13 1.6.6. Defenisi Operasional .......................................... 15

1.6.6.1. Dasar Kebijakan E-Government ............ 15 1.6.6.2. Perangkat E-Government ………........... 16 1.6.6.3. Faktor Pendukung dan Faktor

Penghambat …………………………….. 16

Page 8: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

viii �

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemerintah Daerah ……………...................................... 17

2.2. Kebijakan Publik............................................................. 21 2.2.1. Pengertian Kebijakan Publik ..……….................. 21 2.2.2. Ciri dan Jenis Kebijakan Publik ……................... 23 2.2.3. Proses Kebijakan Publik …………..……............. 26

2.3. E-Government …………………...................................... 28 2.3.1. Pengertian E-Government …..……….................. 28 2.3.2. Pengembangan E-Government ……................... 29 2.3.3. Kerangka Arsitektur E-Government ……............. 32 2.3.4. Kebijakan dan Strategi Pengembangan

E-Government …………………………………….. 33 2.3.5. Kebijakan Anggaran Pengembangan

E-Government ……………….…………………...... 36

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3.1. Deskripsi Umum Kota Palopo ...................................... 38 3.1.1. Kondisi Geografis …………...……….................. 38 3.1.2. Luas Wilayah ………………………..................... 39 3.1.3. Topografi dan Kelerengan ..……....……............. 41 3.1.4. Kondisi Demografis ………..……....……............. 41 3.1.5. Kondisi Sosial Budaya …....……....……............. 42 3.1.6. Kondisi Pemerintahan …....……....……............. 45

3.2. Deskripsi Umum Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo ..…...................................... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Kebijakan E-Government Kota Palopo ......................... 55

4.2. Perangkat E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo ...................................... 64 4.2.1. Akses ………………………....……….................. 64 4.2.2. Sumber Daya Manusia ………..……................... 67 4.2.3. Infrastruktur dan Aplikasi Dasar …..……............. 70

4.3. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat ………….. 72 4.3.1. Faktor Pendukung ………………………………… 72

4.3.1.1. Website Kota Palopo …………………… 72 4.3.1.2. Program Strategis DInas Kependudukan

dan Catatan Sipil Kota Palopo Dalam Penyelenggaraan E-Government ………. 76

4.3.2. Faktor Penghambat ………………………………… 82

4.4. Analisis SWOT …………………………………………… 83

Page 9: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

ix �

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ................................................................... 87

5.2. Saran ........................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

x

DAFTAR TABEL

TABEL URAIAN HALAMAN

Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010 ……………………………………………… 42

Tabel 2 Fasilitas Peribadatan di Kota Palopo ………………… 43

Tabel 3 Fasilitas Pendidikan di Kota Palopo …………………. 44

Tabel 4 Fasilitas Kesehatan di Kota Palopo ………………….. 45

Tabel 5 Deskripsi Kepegawaian Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo …………………………….. 53

Tabel 6 Deskripsi Perlengkapan & Peralatan E-Government Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo …………………………….. 72

Tabel 7 Statistik Pengunjung Website Kota Palopo …………. 75

Tabel 8 Analisis SWOT Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggaraan E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ……………………. 84

Tabel 9 Matriks Analisis SWOT ……………………………….. 86

Page 11: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

xi

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR URAIAN HALAMAN

Gambar 1 Skema Kerangka Pikir ………………………….……… 10

Gambar 2 Kerangka Arsitektur E-Government ………………..… 32

Gambar 3 Pengembangan Pelayanan Publik Melalui Jaringan Komunokasi dan Informasi …………………. 36

Gambar 4 Kerangka Perencanaan dan Pengalokasian Anggaran …………………………………………….….. 37

Gambar 5 Peta Administrasi Kota Palopo ……………………….. 40

Gambar 6 Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo Berdasakan Perda No. 3 Tahun 2008 ………………………………. 47

Gambar 7 Pengembangan Pelayanan Publik Melalui Jaringan Komunokasi dan Informasi ………………….. 58

Gambar 8 Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Kota Palopo Tahun 2002 – 2008 ………………..……………………. 61

Gambar 9 Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Berdasarkan Perda No. 2 Tahun 2008 ……………….. 62

Gambar 10 Jaringan LAN Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo ………………….………….. 67

Gambar 11 Tampilan Website Kota Palopo ……………………….. 73

Gambar 12 Link Database e-KTP ………….……………………….. 79

Page 12: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

xii �

INTISARI Fahruddin Jaya, Nomor Pokok E121 07 003, Program Studi Ilmu

Pemerintahan, Jurusan Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Menyusun skripsi dengan judul “Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggaraan E-Government Di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil”, dibawah bimbingan Prof. Dr. H. Juanda Nawawi, M.Si sebagai Pembimbing I dan Dr. Hj. Rabina Yunus, M.Si sebagai Pembimbing II. Fokus penelitian ini adalah menganalisa kesiapan Pemerintah Kota Palopo dalam penyelenggaraan E-Government. Masalah yang dikaji yaitu: Kebijakan E-Government di Kota Palopo dan Perangkat E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo.

Dasar Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, yang menghasilkan data deskriptif. Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif analisis bertujuan memberikan gambaran secara jelas tentang kesiapan penyelenggaraan E-Government di instansi pemerintahan. Pengumpulan data dilakukan melalui Studi Kepustakaan dan Studi Lapang berupa observasi langsung dan wawancara. Analisis data digunakan adalah analisis SWOT. Dari analisis SWOT tersebut dapat diidentifikasi beberapa masalah utama yang perlu mendapatkan perhatian untuk dapat mencapai kondisi yang memungkinkan untuk membangun dan mengembangkan e-Government, Strategi pengembangan e-Government menurut prioritas selanjutnya dapat dibangun berdasarkan analisis SWOT yang telah disusun, disesuaikan dengan kondisi riil.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Palopo kurang serius dalam penyelenggaraan E-Government baik ditingkat Pemerintah Daerah maupun SKPD. Hal ini dibuktikan dengan belum adanya Rencana Induk Pengembangan E-Government yang dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan Good Governance di Kota Palopo. Namun dengan adanya Program Strategis Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang merupakan program Nasional dalam menciptakan administrasi kependudukan yang tertib dan terpadu dengan memanfaatkan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang menjadi salah satu bentuk tahap penyelenggaraan E-Government secara nasional yang perlu mendapat perhatian lebih oleh Pemerintah Kota Palopo untuk secepat mungkin menerapkan E-Government.

Kata Kunci : E-Government, Rencana Induk Pengembangan E-Government

Page 13: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

xiii �

ABSTRACT

Fahruddin Jaya, Principal Number E121 07 003, Government Science Studies Program, Department of Political Science and Government Science, Faculty of Social and Political Sciences, University of Hasanuddin. His thesis with the title "Analysis of Municipal Government Readiness Palopo In E-Government Implementation in Population and Civil Service", under the guidance of Prof.. Dr. H. Juanda Nawawi, M. Si as the Supervising I and Dr. Hj. Rabina Yunus, M. Si as the Supervisor II. The focus of this study is to analyze the readiness of Palopo City Government in the administration of E-Government. Issues that were examined, namely: E-Government Policy in the City of Palopo and Devices E-Government in the Department of Population and Civil City Palopo.

Basic research is used in this study is qualitative, which produce descriptive data. This type of research used is descriptive research type of analysis aims to provide a clear picture about the implementation of E-Government readiness in government institutions. The data was collected through literature studies and Field Studies of direct observation and interviews. Analysis of the data used is the SWOT analysis. From the SWOT analysis can be identified several major problems that need attention in order to achieve conditions that allow to build and develop e-Government, e-Government strategy for development according to priorities can then be built based on SWOT analysis that had been developed, adapted to real conditions.

The results showed that less serious Palopo City Government in the administration of E-Government at both local governments and SKPD. This is evidenced by the absence of the Master Plan for Development of E-Government which can be the first step to creating good governance in the City of Palopo. But with the Strategic Program of Population and Civil Service who is a national program on population administration in creating an orderly and integrated by exploiting the use of Information and Communication Technology which became one of the implementation phase of the national E-Government that deserve more attention by the City Government Palopo to quickly implement E-Government.

Keywords: E-Government, Development Master Plan for E-Government

Page 14: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

1 �

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan teknologi, informasi dan telekomunikasi saat ini sudah

dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh setiap masyarakat. Kemajuan yang

demikian pesat memudahkan komunikasi antar masyarakat di dunia.

Perkembangan tersebut juga mempengaruhi kegiatan atau rangkaian

kegiatan dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan bagi setiap warga negara

dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang

disediakan oleh penyelenggara yang disebut pelayanan publik.

Pemanfaatan teknologi, informasi dan telekomunikasi oleh pelaksana

pelayanan publik, memudahkan rangkaian pelayanan publik yang meliputi

penyimpanan dan pengelolaan informasi serta mekanisme penyampaian

informasi dari penyelenggara kepada masyarakat dan sebaliknya dalam

bentuk lisan dan tulisan serta disajikan secara manual maupun elektronik.

Selain itu pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam proses

pemerintahan akan meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan

akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan.

Dengan pertimbangan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi

yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang

bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi dalam volume

1

Page 15: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

2 �

yang besar secara cepat dan akurat, pemerintah harus segera melaksanakan

proses transformasi menuju E-Government. Melalui proses transformasi

tersebut, pemerintah dapat mengoptimasikan pemanfaatan kemajuan

teknologi informasi untuk mengeliminasi sekat-sekat organisasi birokrasi,

serta membentuk jaringan sistem manajemen dan proses kerja yang

memungkinkan instansi-instansi pemerintah bekerja secara terpadu untuk

menyederhanakan akses ke semua informasi dan layanan publik yang harus

disediakan oleh pemerintah. Dengan demikian seluruh lembaga-lembaga

negara, masyarakat, dunia usaha, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya

dapat setiap saat memanfaatkan informasi dan layanan pemerintah secara

optimal.

Pengembangan E-Government diseluruh jajaran pemerintah baik pusat

maupun daerah dimulai dengan diterbitkannya Instruksi Presiden Republik

Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan E-Government. Pengembangan E-Government merupakan

upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis

(menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan

publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan E-Government

dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan

pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi.

Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas

yang berkaitan yaitu sebagai berikut.

Page 16: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

3 �

1. Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses

kerja secara elektronis;

2. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat

diakses secara mudah dan cepat oleh masyarakat di seluruh wilayah

negara.

Instansi pemerintah pusat dan daerah harus menyusun Rencana

Strategis Pengembangan E-Government di lingkungannya masing-masing

mulai dari penyusunan kebijakan, peraturan dan perundang-undangan,

standardisasi, panduan yang diperlukan, sesuai dengan kewenangan dan

kompetensi yang dimiliki. Rencana Strategis itu dengan jelas menjabarkan

lingkup dan sasaran pengembangan E-Government yang ingin dicapai;

kondisi yang dimiliki pada saat ini; strategi dan tahapan pencapaian sasaran

yang ditentukan; kebutuhan dan rencana pengembangan sumber daya

manusia; serta rencana investasi yang diperlukan. Untuk menghindari

pemborosan anggaran pemerintah, penyusunan rencana investasi harus

disertai dengan analisis kelayakan investasi terhadap manfaat sosial-

ekonomi yang dihasilkan.

Bedasarkan hasil Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kependudukan

dan Pencatatan Sipil di hotel Redtop Jakarta, tanggal 10-12 April 2011, yang

dihadiri oleh para Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kabupaten/Kota, Ketua DPRD Kabupaten/Kota, Walikota/Bupati dan Wakil

Walikota/Bupati, Kota Palopo merupakan salah satu dari 197 Kabupaten/Kota

Page 17: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

4 �

di Indonesia yang menyatakan sanggup menerapkan pelayanan e-KTP

kepada penduduk di Tahun 2011.

Bagi 197 daerah yang menyatakan sanggup menerapkan e-KTP di

Tahun 2011, namun tidak dapat melaksanakan tepat waktu, maka

konsekuensi hukumnya adalah pelanggaran terhadap Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dan Peraturan

Presiden Presiden nomor 35 Tahun 2010, serta konsekuensi pembiayaan

atas keterlambatan penerapan e-KTP tersebut menjadi tanggung jawab

Walikota/Bupati bersangkutan.

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang akan menerapkan

e-KTP wajib untuk memahami dan melaksakan 3 (tiga) tahapan

penerapannya yaitu:

1. Penetapan program.

2. Persiapan penerapan.

3. Pelayanan dilapangan dengan tepat waktu..

Selain itu, Kepala Dinas juga wajib mempersiapkan POKJA (Kelompok

Kerja) untuk melaksanakan sosialisasi e-KTP kepada penduduk, mobilitas

penduduk wajib KTP ketempat pelayanan dan operasionalisasi pelayanan

teknis penerbitan e-KTP ditempat pelayanan.

Dari evaluasi delapan Kabupaten/ Kota yang akan ditunjuk Pemerintah

Pusat sebagai pilot project pelaksana e-KTP di Sulsel, Kota Palopo dinilai

paling siap. Keunggulan Palopo dibandingkan daerah lainnya di Sulsel, yaitu

Page 18: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

5 �

jarak antara satu kecamatan dan kecamatan lain relatif dekat. Adapun 8

(delapan) Kabupaten/ Kota di Sulsel yang ditunjuk sebagai pilot project e-

KTP di Sulsel, yakni Palopo, Luwu Utara, Luwu Timur, Makassar, Selayar,

Bantaeng, Pinrang dan Sidrap.

Dari uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggaraan E-

Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.”

1.2. Rumusan Masalah

Dari paparan diatas maka penulis maka penulis merumuskan masalah

yang ingin diteliti dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana penyelenggaraan kebijakan E-Government di Kota Palopo?

2. Sejauh mana kesiapan perangkat penyelenggaraan E-Government di

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dasar kebijakan penyelenggaraan E-Government di

Kota Palopo.

2. Untuk mengetahui kesiapan perangkat penyelenggaraan E-Government

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota.

Page 19: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

6 �

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Aspek Akademik/Teoritik

Hasil Penelitian ini diharapkan akan berguna, baik dari aspek keilmuan

maupun aspek praktis. Dalam aspek teoritis manfaat penelitian ini adalah

sebagai berikut

1. Sebagai bahan studi perbandingan bagi peneliti selanjutnya mengenai

penyelenggaraan E-Government.

2. Sebagai salah satu konstribusi pemikiran ilmiah dalam melengkapi

kajian yang mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan

terutama yang menyangkut masalah penyelenggaraan E-Government.

1.4.2. Aspek Praktis

1. Sebagai masukan bagi Pemerintah Kota Palopo dalam

penyelenggaraan E-Government.

2. Sebagi bahan informasi bagi aparatur pemerintah dan masyarakat

Kota Palopo dalam menelaah lebih jauh mengenai penyelenggaraan

E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.

1.5. Kerangka Konseptual

E-Government adalah sebuah transformasi. Ada dua transformasi yang

terjadi, yakni pertama konsep menjadi E-Gov itu sendiri, dari hanya gov, dan

kedua bagaimana mentransformasikan konsep tersebut menjadi empirik

(Priyatno dalam Akadun, 2009). Ketika penambahan electronic di depan kata

Page 20: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

7 �

government maka seharusnya ada satu mental model yang harus berubah

secara total dalam pengadopsian E-Government ini.

Fokusnya bukan pada peralatan atau sarana yang menjadikan

elektronik, tapi perubahan paradigma pelayanan dam proses manajemen

yang seharusnya terjadi didalamnya.dengan demikian kata elektronik benar-

benar memiliki makna yang sesungguhnya, yakni satu terminologi baru,

karena fokus utamanya tetap pada peningkatan kinerja manajemen dan

pemberian pelayanan bukan pada teknologinya.

Untuk melakukan identifikasi terhadap kesiapan Pemerintah Kota

Palopo dalam penyelenggaraan E-Government di Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil, peneliti mendasarkan pada variabel berupa:

1. Dasar Kebijakan

Dasar kebijakan penyelenggaraan E-Government di Kota Palopo yaitu

INPRES No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan E-Government. Setiap instansi pemerintah pusat dan daerah

harus menyusun Rencana Strategis Pengembangan E-Government di

lingkungannya masing-masing. Rencana Strategis itu dengan jelas

menjabarkan lingkup dan sasaran pengembangan E-Government yang ingin

dicapai; kondisi yang dimiliki pada saat ini; strategi dan tahapan pencapaian

sasaran yang ditentukan; kebutuhan dan rencana pengembangan sumber

daya manusia; serta rencana investasi yang diperlukan. Untuk menghindari

pemborosan anggaran pemerintah, penyusunan rencana investasi harus

Page 21: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

8 �

disertai dengan analisis kelayakan investasi terhadap manfaat sosial ekonomi

yang dihasilkan.�Pengembangan E-Government harus dilaksanakan secara

harmonis dengan mengoptimalkan hubungan antara inisiatif masing-masing

instansi dan penguatan kerangka kebijakan untuk menjamin keterpaduannya

dalam suatu jaringan sistem manajemen dan proses kerja.

2. Perangkat E-Government

Perangkat E-Government merupakan segala bentuk sarana dan

prasarana yang menunjang pelayanan dan penyelenggaraan E-Government

di instansi terkait. Adapun perangkat E-Government yang menjadi variabel

dalam penelitian ini yaitu:

a. Akses, yaitu jaringan komunikasi, jaringan internet dan media komunikasi

lain yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk mengakses situs-situs

internet penyedia pelayanan publik tertentu yang mengintegrasikan proses

pengolahan dan pengelolaan informasi dan dokemen elektronik di instansi

terkait. Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengakses

informasi, mulai dari teknologi yang paling sederhana (loket, telepon, pos)

sampai yang paling mutakhir (faksimili, komputer, telepon seluler, televisi

interaktif). Pemilihan cara akses di setiap daerah/lokasi dapat berbeda,

tergantung pada kondisi infrastruktur jaringan komunikasi dan kesiapan

pemerintah serta masyarakat pengguna. Sejalan dengan kesiapan

pemerintah, diharapkan setiap lembaga pemerintah menyediakan layanan

publik yang dapat dengan mudah diakses melalui situs web.

Page 22: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

9 �

b. Sumber Daya Manusia, yaitu pegawai yang mampu membangun sistem

pengelolaan dan pengolahan informasi, mengoperasikan serta

memperbaiki sistem dan infrastruktur pengelolaan dan pengolahan

informasi manakala terjadi kerusakan. Penyelenggaraan pendidikan dan

pelatihan teknologi informasi dan komunikasi bagi aparat pelaksana yang

menangani kegiatan bidang informasi dan komunikasi dan aparat yang

bertugas dalam memberikan pelayanan publik, maupun pimpinan

unit/lembaga, serta fasilitasi pendidikan dan pelatihan bagi calon pendidik

dan pelatih maupun tenaga potensial di bidang teknologi informasi dan

komunikasi yang diharapkan dapat mentransfer pengetahuan/

keterampilan yang dimiliki kepada masyarakat di lingkungannya.

Peningkatan kapasitas SDM dan penataan dalam pendayagunaannya,

dengan perencanaan yang matang dan komprehensif sesuai dengan

kebutuhan, serta pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan

berkelanjutan. Hal tersebut dilakukan melalui jalur pendidikan formal dan

non formal, maupun pengembangan standar kompetensi yang dibutuhkan

dalam pengembangan dan implementasi E-Government. Perubahan pola

pikir, sikap dan budaya kerja aparat pemerintah yang mendukung

pelaksanaan E-Government melalui sosialisasi/penjelasan mengenai

konsep dan program E-Government, serta contoh keberhasilan (best

practice) pelaksanaan E-Government.

Page 23: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

10 �

c. Infrastruktur dan Aplikasi Dasar, yaitu semua sarana baik berbentuk

perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung

pengelolaan, pengolahan, transaksi dan penyaluran informasi. Infrastruktur

ini digunakan sebagai sarana untuk meletakkan portal-portal informasi dan

layanan publik secara on-line. Infrastruktur ini sekaligus digunakan sebagai

penghubung antar lembaga pemerintah, dan juga dapat digunakan

sebagai sarana untuk berbagi sumberdaya (resource sharing).

Berdasarkan penjelasan kerangka konseptual diatas, maka konstruksi

berpikir penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1 Skema Kerangka Pikir

Pemerintah Kota Palopo INPRES No. 3 Tahun 2003

Perangkat E-Government

Dinas Kependudukan dan Catatan

Sipil Kota Palopo

1. Akses

2. SDM

3. Infrastruktur dan Aplikasi Dasar

Penyelenggaraan E-Government

� Faktor Pendukung

� Faktor Penghambat

Page 24: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

11 �

1.6. Metode Penelitian

1.6.1. Lokasi Penelitian

Berdasarkan pada judul penelitian, maka penelitian ini dilaksanakan di

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo.

1.6.2. Tipe Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif

yaitu penelitian yang dilakukan dalam setting tertentu yang ada dalam

kehidupan riil (alamiah) dengan maksud menginvestigasi dan memahami

fenomena: apa yang terjadi, mengapa terjadi dan bagaimana terjadinya.

Penelitian dilakukan dengan pengamatan secara empirik untuk menemukan

apa permasalahan mendasar yang menyebabkan suatu masalah itu muncul

dan berusaha mencari formula yang tepat untuk menjawab atau mengatasi

permasalahan tersebut. Selain itu, landasan teori (studi kepustakaan / study

reseach) dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai

dengan fakta di lapangan. Landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan

gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan

hasil penelitian.

Hakekat dari penelitian ini adalah suatu upaya dalam pemecahan

masalah dengan jalan mencari, menemukan dan mengatasi atau mencari

solusi melalui peristiwa-peristiwa yang ada berdasarkan fakta yang ada

dilapangan yang merupakan penggambaran abstrak permasalahan.

Page 25: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

12 �

Hasil penelitian dan pembahasan nantinya disajikan dalam bentuk

uraian kata-kata (deskripsi) dan analisis SWOT.

1.6.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan (Study Reseach)

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca literatur

yang berhubungan dengan topik yang dibahas dalam penelitian ini.

2. Studi Lapang (field research)

Studi lapang yang akan dilakukan bertujuan untuk memperoleh data-

data yang akurat mengenai objek yang diteliti dengan menggunakan

teknik-teknik berikut:

a. Observasi Langsung yaitu mengadakan kunjungan atau

pengamatan langsung terhadap lokasi penelitian dengan

beransumsi fenomena yang diamati tidak asli historis, beberapa

pelaku atau kondisi sosial yang berbagai yang relevan akan

tersedia untuk observasi.

b. Wawancara yaitu mengadakan tanya jawab langsung kepada

sejumlah informan untuk memperoleh informasi tentang fakta-fakta

dengan responden yang telah ditentukan.

Page 26: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

13 �

1.6.4. Informan

Informan adalah orang yang berada pada lingkup penelitian, artinya

orang yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

penelitian. Adapun informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Walikota Palopo 1 Orang

b. Kepala Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Palopo 1 Orang

c. Sekretaris Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Palopo 1 Orang

d. Staff Dinas 1 Orang

e. Masyarakat 2 Orang

1.6.5. Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urusan data, mengorganisasikan

kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar (Patton, 2002 : 97).

Sesuai dengan analisis data yang dilakukan oleh penulis maka teknik yang

digunakan adalah analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)

sehingga dapat diketahui struktur serta tingkat strategis dari faktor-faktor

tersebut.

Analisis SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang

bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan

Page 27: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

14 �

kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan

menurut kontribusinya masing-masing.

Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :

a. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari

organisasi atau program pada saat ini.

b. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan

dari organisasi atau program pada saat ini.

c. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang

diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi

dimasa depan.

d. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang

datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi

dimasa depan.

Dari analisis ini maka dapat dilakukan evaluasi diri untuk berbenah diri

membangun sistem e-Government yang handal dan terpadu. Selain itu,

dengan analisis SWOT tersebut dapat diidentifikasi beberapa masalah utama

yang perlu mendapatkan perhatian untuk dapat mencapai kondisi yang

memungkinkan untuk membangun dan mengembangkan e-Government.

Strategi pengembangan e-Government menurut prioritas selanjutnya dapat

dibangun berdasarkan analisis SWOT yang telah disusun, disesuaikan

dengan kondisi riil yang ada di Pemerintah Kota Palopo dan Dinas terkait.

Page 28: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

15 �

1.6.6. Definisi Operasional

Definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada

karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau

mengubah konsep-konsep yang berupa konstruksi dengan kata-kata yang

menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji

dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain. Berdasarkan landasan teori

yang telah dikemukakan sebelumnya dan disesuaikan dengan teknik analisis

yang digunakan, maka dilakukan identifikasi dan definisi operasional

terhadap variabel-variabel yang akan diteliti, sebagai berikut :

1.6.6.1. Dasar Kebijakan E-Government

Dasar kebijakan penyelenggaraan E-Government di Kota

Palopo berupa peraturan dan perundang-undangan,

standarisasi, panduan yang diperlukan, sesuai dengan

kewenangan dan kompetensi yang dimiliki berdasarkan

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003

tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-

Government dan Keputusan Menteri Komunikasi Dan Informasi

Nomor : 57/Kep/M.Kominfo/12/2003 Tentang Panduan

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government

Lembaga.

Page 29: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

16 �

1.6.6.2. Perangkat E-Government

Variabel-variabel yang digunakan peneliti untuk menganalisis

perangkat E-Government dalam kesiapan pemerintah Kota

Palopo dalam penyelenggaraan E-Government di Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil, sebagai berikut.

a. Akses, yaitu jaringan komunikasi, jaringan internet dan media

komunikasi lain yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk

mengakses situs-situs internet penyedia pelayanan publik

tertentu yang mengintegrasikan proses pengolahan dan

pengelolaan informasi dan dokemen elektronik di instansi

terkait.

b. Sumber Daya Manusia, yaitu pegawai yang mampu

membangun sistem pengelolaan dan pengolahan informasi,

mengoperasikan serta memperbaiki sistem dan infrastruktur

pengelolaan dan pengolahan informasi manakala terjadi

kerusakan.

c. Infrastruktur dan Aplikasi Dasar, yaitu semua sarana baik

berbentuk perangkat keras dan perangkat lunak yang

diperlukan untuk mendukung pengelolaan, pengolahan,

transaksi dan penyaluran informasi.

1.6.6.3. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

Page 30: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

17��

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1. Pemerintah Daerah

Pengertian Pemerintah Daerah menurut ketentuan umum Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas UU Nomor 32

Tahun 2004, Pemerintahan Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat

Daerah. Sedangkan pengertian Daerah Otonom yang selanjutnya disebut

Daerah adalah Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah

tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masayarakat dalam

ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dibandingkan dengan perspektif lama (menurut Undang-Undang

Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah),

maka dalam undang-undang yang mengatur tentang Otonomi Daerah yang

baru, Daerah memiliki “kewenangan” untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat. Materi ini mengandung makna bahwa telah terjadi

perubahan fundamental dalam hal mengenai pengaturan Otonomi Daerah.

Kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat lokal

memiliki dimensi Desentralisasi Politik (Devolusi). Sedangkan dalam

perspektif lama, Otonomi Daerah dipandang sebagai penyelenggaraan

rumah tangga Daerah dari akibat adanya “penyerahan urusan” oleh

17

Page 31: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

18��

Pemerintah Pusat kepada Daerah. Perspektif ini desentralisasi yang

dijalankan oleh Pemerintah Daerah lebih bersifat Desentralisasi Administratif

(Dekonsentrasi).

Pemerintah selaku pemegang kekuasaan eksekutif dibedakan dalam

dua pengertian yuridis, yakni:

a. Selaku alat kelengkapan negara yang bertindak untuk dan atas nama

negara yang kekuasaannya melekat pada kedudukan seorang kepala

negara.

b. Selaku pemegang kekuasaan tertinggi atas penyelenggaraan

pemerintahan atau selaku administrator negara (pejabat atau badan atas

usaha negara)

Pemerintahan adalah berkenaan dengan sistem, fungsi, cara,

perbuatan, kegiatan, urusan, atau tindakan memerintah yang dilakukan atau

diselenggarakan atau dilaksanakan oleh pemerintah. Eksekutif adalah

cabang kekuasaan dalam negara yang melaksanakan kebijakan publik

(kenegaraan dan atau pemerintahan) melalui peraturan perundang-undangan

yang telah ditetapkan oleh lembaga legislatif maupun atas inisiatif sendiri.

Administrasi (negara) adalah badan atau jabatan dalam lapangan

kekuasaan eksekutif yang mempunyai kekuasaan mandiri berdasarkan

hukum untuk melakukan tindakan-tindakan, baik di lapangan pengaturan

maupun penyelenggaraan administrasi (negara).

Page 32: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

19��

Tugas pokok pemerintahan adalah pelayanan yang membuahkan

kemandirian, pembangunan menciptakan kemakmuran. Sedangkan Birokrasi

itu sendiri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Birokrasi patrimonial yang berfungsi berdasarkan nilai-nilai tradisional yang

tidak memisahkan antara tugas, wewenang, dan tanggung jawab dinas

dengan urusan pribadi pejabat.

b. Birokrasi modern (rasional) dicirikan dengan adanya spesialisasi, hukum,

pemisahan tugas dinas dan urusan pribadi.

Lebih jauh berkaitan dengan birokrasi publik di Indonesia, Miftah Thoha

memberikan catatan tentang restrukturisasi dan reposisi birokrasi publik.

Sekurangnya terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan, yaitu aspek

penegakan demokrasi, aspek perubahan sistem politik, dan aspek

perkembangan teknologi informasi.

1. Aspek Penegakan Demokrasi: Prinsip demokrasi yang paling urgen

adalah meletakkan kekuasaan pada rakyat dan bukan pada penguasa.

Oleh karena itu struktur kelembagaan pemerintah yang disebut birokrasi

tidak dapat lepas dari kontrol rakyat. Wujud kekuasaan dan peran rakyat

ialah bahwa pada setiap penyusunan birokrasi harus berdasarkan

undang-undang. Berdasarkan undang-undang, rakyat terlibat dalam

mendesain dan menetapkan lembaga-lembaga pemerintahan atau

birokrasi di pusat maupun di daerah.

Page 33: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

20��

2. Aspek Perubahan Sistem Politik: Era reformasi saat ini sungguh

menghadapi persoalan kondisi mental, sikap dan perilaku politik warisan

rezim terdahulu terutama dalam kerangka single majority Golongan

Karya. Pada masa orde baru semua posisi jabatan dalam organisasi

publik ditempati oleh kader-kader Golkar. Oleh karena itu tidak dapat

dibedakan manakah yang “birokrat tulen” dan manakah “birokrat partisan”

Struktur organisasi publik berkembang antara pejabat birokrasi dan

pejabat politik. Semua organisasi pemerintah dikaburkan antara jabatan

karier dan nonkarier, antara jabatan birokrasi dan jabatan politik.

3. Aspek Perkembangan Teknologi Informasi: Kemajuan jaman dan

perubahan global telah menjadikan cara kerja suatu birokrasi dengan

menggunakan teknologi informasi. Cara demikian telah menciptakan

“birokrasi tanpa batas dan tanpa kertas” Berdasarkan kondisi demikian,

maka tatanan organisasi akan berubah menjadi lebih pendek dan

ramping. Sesuai dengan asas demokrasi, kewenangan birokrasi menjadi

tidak hanya berada pada tataran penguasa melainkan tersebar dimana-

mana (decentralized). Birokrasi tanpa batas dan tanpa kertas telah

menjadikan birokrasi tidak lagi secara tegas mengikuti garis hirarki.

Struktur organisasi bersifat ad-hoc, komite, dan matrik akan menjadi

model organisasi mendatang, yang sering disebut sebagai organisasi

struktur logis (logical structure).

Page 34: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

21��

2.2. Kebijakan Publik

2.3.1. Pengertian Kebijakan Publik

Dalam literatur ilmu politik terdapat banyak batasan atau definisi

mengenai kebijakan politik yang masing-masing memberi penekanan yang

berbeda-beda. Hal ini dikarenakan setiap ahli mempunyai latar belakang

yang berbeda-beda. Faktor lain yang menyebabkan para ahli berbeda dalam

memberikan definisi kebijakan publik ini menurut Budi Winarno karena

perbedaan pendekatan dan model apakah kebijakan publik dilihat sebagai

rangkaian keputusan yang dibuat oleh pemerintah atau sebagai tindakan-

tindakan yang dampaknya dapat diramalkan.

Salah satu definisi mengenai kebijakan publik diberikan oleh Robert

Eyeston sebagaimana yang dikutip oleh Budi Winarno. Eyeston mengatakan

bahwa ‘secara luas’ kebijakan publik dapat didefinisikan sebagai “hubungan

suatu unit pemerintah dengan lingkungannya”. Definisi yang sama juga

dikemukakan oleh Jones.

Definisi Jones tentang kebijakan publik tersebut oleh Sholichin Abdul

Wahab digunakan untuk memberikan definisi kebijaksanan negara. Konsep

yang ditawarkan ini mengandung pengertian yang sangat luas dan kurang

pasti karena apa yang dimaksud dengan kebijakan publik dapat mencakup

banyak hal.

Definisi lain tentang kebijkan publik diberikan oleh Thomas R. Dye

dalam Budi Winarno yang dinyatakan kebijakan publik adalah apapun yang

Page 35: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

22��

dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan dan tidak dilakukan. Walaupun

definisi Dye ini cukup akurat, namun sebenarnya belum cukup memadai

untuk mendeskripsikan kebijakan publik sebab kemungkinan masih terdapat

perbedaan yang cukup besar antara apa yang ingin dilakukan oleh

pemerintah dengan apa yang sebenarnya dilakukan. Di samping itu, konsep

ini bisa mencakup tindakan-tindakan seperti pengangkatan pegawai baru

atau pemebrian izin atau lisensi yang biasanya tindakan-tindakan tersebut

tidaklah dianggap sebagai masalah-masalah kebijakan karena sebenarnya

berada di luar kebijakan publik.

Sholichin Abdul Wahab mengajukan definisi dari W.I Jenkis yang

merumuskan kebijaksanaan publik sebagai “a set of interrelated decisions

taken by a political actor or group of actors concerning the selection of goals

and the means of achieving them within a specified situation where these

decisions should, in prinsciple, be within the power of these actors to achieve”

(serangkaian keputusan yang saling berkaitan yang diambil oleh seorang

aktor politik atau sekolompok aktor politik berkenaan dengan tujuan yang

telah dipilih beserta cara-cara untuk mencapainya dalam suatu situasi

dimana keputusan-�keputusan itu pada prinsipnya masih berada dalam batas-

batas kewenangan kekuasaan dari para aktor tersebut).

Pendapat yang lain dikemukakan Chief J.O Udoji dalam Sholichin Abdul

Wahab. Udoji mendefinisikan kebijakan publik “an sanctioned course of

action addressed to a particular problem or group of related problems that

Page 36: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

23��

affect society at large” (suatu tindakan bersanksi yang mengarah pada suatu

tujuan tertentu yang saling berkaitan yang mempengaruhi sebagian besar

masyarakat).

2.3.2. Ciri dan Jenis Kebijakan Publik

a. Ciri Kebijakan Publik

Ciri kebijakan publik yang utama adalah apa yang oleh David Easton

disebut sebagai orang-orang yang memiliki wewenang dalam sistem politik,

yakni para tetua adat, para ketua suku, para eksekutif, para legislator, para

hakim, para administrator, para raja/ratu dan lain sebagainya. Mereka inilah

yang menurut Easton merupakan orang-orang yang dalam kesehariannya

terlibat dalam urusan-urusan politik dan dianggap oleh sebagian besar warga

sebagai pihak yang bertanggung jawab atas urusan-urusan politik tadi dan

berhak untuk mengambil tindakan-tindakan tertentu.

Implikasi dari pernyataan di atas adalah pertama, kebijakan publik

merupakan tindakan yang mengarah pada tujuan, bukan tindakan yang acak

dan kebetulan. Kebijakan publik dalam sisem politik modern merupakan

suatu tindakan yang direncanakan. Kedua, kebijakan pada hakikatnya terdiri

atas tindakan-tindakan yang saling berkait dan berpola yang mengarah pada

tujuan tertentu yang dilakukan oleh pejabat-pejabat pemerintah dan bukan

merupakan keputusan yang beridiri sendiri. Kebijakan tidak hanya berupa

keputusan untuk membuat undang-undang, melainkan diikuti pula dengan

Page 37: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

24��

keputusan-keputusan yang bersangkut-paut dengan implementasi dan

pemaksaan pemberlakuannya.

Ketiga, kebijakan bersangkut-paut dengan apa yang senyatanya

dilakukan pemerintah salam bidang-bidang tertentu, misalnya dalam

mengatur perdagangan, mengendalikan inflasi atau menggalakkan program

perumahan rakyat dan bukan sekedar apa yang ingin dilakukan oleh

pemerintah dalam bidang-bidang tersebut. Keempat, kebijakan publik

mungkin berbentuk positif, mungkin pula negatif. Dalam bentuknya yang

positif, mungkin akan mencakup beberapa bentuk tindakan pemerintah yang

dimaksudkan untuk mempengaruhi masalah tertentu, sementara dalam

bentuknya yang negatif, kemungkinan meliputi keputusan-keputusan pejabat

pemerintah untuk tidak bertindak atau tidak melakukan tindakan apapun

ketika campur tangan pemerintah sebenarnya diharapkan. Sudah barang

tentu tiadanya bentuk campur tangan/keterlibatan pemerintah dapat

membawa dampak tertentu bagi seluruh atau sebagian warga.

b. Jenis Kebijakan Publik

Banyak pakar mengajukan jenis kebijakan publik berdasarkan sudut

pandangnya masing-masing. James Anderson. Misalnya, menyampaikan

kategori tentang kebijakan publik tersebut sebagai berikut:

1). Kebijakan substansif versus kebijakan prosedural. Kebijakan

substantif yakni kebijakan yang menyangkut apa yang akan dilakukan

Page 38: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

25��

oleh pemerintah. Sedangkan kebijakan prosedural adalah bagaimana

kebijakan substantif tersebut dapat dijalankan.

2). Kebijakan distributif versus kebijakan regulatori versus kebijakan re-

distributif. Kebijakan distributif. Kebijakan distributis menyangkut

distribusi pelayanan atau kemanfaatan pada masyarakat atau

individu. Kebijakan regulatori adalah kebijakan yang berupa

pembatasan atau pelarangan terhadap perilaku individu atau

kelompok masyarakat. Sedangkan kebijakan re-distributif adalah

kebijakan yang mengatur alokasi kekayaan, pendapatan, pemilikan

atau hak-hak di antara berbagai kelompok dalam masyarakat.

3). Kebijakan material versus kebijakan simbolis. Kebijakan material

adalah kebijakan yang memberikan keuntungan sumber daya konkrit

pada kelompok sasaran. Sedangkan kebijkan simbolis adalah

kebijakan yang memberikan manfaat simbolis pada kelompok

sasaran.

4). Kebijakan yang berhubungan dengan barang umum (public goods)

dan barang privat (privat goods). Kebijakan public goods adalah

kebijakan yangbertujuan mengatur pemberian barang atau pelayanan

publik. Sedangkan kebijakan privat goods adalah kebijakan yang

mengatur penyediaan barang atau pelayanan untuk pasar bebas.

Page 39: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

26��

2.3.3. Proses Kebijakan Publik

Proses analisis kebijakan publik adalah serangkaian aktivitas intelektual

yang dilakukan dalam proses kegiatan yang bersifat politis. Aktivitas politik

tersebut nampak dalam serangkaian kegiatan, adopsi kebijakan,

implementasi kebijakan dan penilaian kebijakan. Sedangkan aktivitas

perumusan masalah, forecasting, rekomendasi kebijakan monitoring dan

evaluasi kebijakan adalah aktivitas yang lebih bersifat intelektual.

Adapun tahapan kebijakan publik yaitu:

a. Tahap Penyusunan Agenda Kebijakan

Dalam tahap ini ada 3 kegiatan yang perlu dilaksanakan:

1). Membangun persepsi di kalangan stakeholders bahwa sebuah

fenomena benar-benar dianggap sebagai masalah. Hal ini penting

karena bisa jadi suatu gejala yang oleh sekelompok masyarakat

tertentu dianggap sebagai masalah, tetapi oleh kelompok

masyarakat yang lainnya atau bahkan oleh para elite politik bukan

dianggap sebagai suatu masalah.

2). Membuat batasan masalah. Tidak semua masalah harus masuk

dalam penyusunan agenda kebijakan dan memiliki tingkat urgensi

yang tinggi, sehingga perlu dilakukan pembatasan terhadap

masalah-masalah tersebut.

3). Memobilisasi dukungan agar masalah tersebut dapat masuk dalam

agenda pemerintah. Memobilisaasi dukungan ini dapat dilakukan

Page 40: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

27��

dengan cara mengorganisasi kelompok-kelompok yang ada dalam

masyarakat, dan kekuatan-kekuatan politik, publikasi melalui media

massa dan sebagainya.

b. Tahap Formulasi dan Legitimasi Kebijakan

Pada tahap ini analisis kebijakan perlu mengumpulkan dan

menganalisis informasi yang berhubungan dengan masalah yang

bersangkutan, kemudian berusaha mengembangkan alternatif-alternatif

kebijakan, membangun dukungan dan melakukan negosiasi, sehingga

sampai pada sebuah kebijakan yang dipilih.

c. Tahap Implementasi Kebijakan

Pada tahap ini perlu memperoleh dukungan sumberdaya, dan

penyusunan organisasi pelaksana kebijakan. Dalam proses implementasi

sering ada mekanisme insentif dan sanksi agar implementasi kebijakan

tersebut berjalan dengan baik.

d. Tahap Evaluasi terhadap Implementasi, Kinerja dan Dampak Kebijakan

Tindakan (implementasi) kebijakan akan dihasilkan kinerja dan dampak

kebijakan, yang memerlukan proses berikutnya yakni evaluasi. Hasil evaluasi

tersebut berguna bagi penentuan kebijakan baru di masa yang akan datang,

agar kebijakan yang akan datang lebih baik dan berhasil.

Page 41: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

28��

2.3. E-Government

2.3.1. Pengertian E-Government

The World Bank Group mendefinisikan E-Government sebagai “refers to

the use by government agencies of information technologies (such as Wide

Area Networks, the Internet, and mobile computing) that have the ability to

transform relations with citizens, businesses, and other arms of government.”

E-Gov juga dapat dipahami sebagai penggunaan teknologi berdasarkan web

(jaringan), komunikasi internet, dan dalam beberapa kasus, merupakan

aplikasi interkoneksi untuk memfasilitasi komunikasi dan memperluas akses

ke dan dari pemberi pelayanan dan informasi pemerintah kepada penduduk,

dunia usaha, pencari kerja, dan pemerintah lain, baik instansional maupun

antar negara. Selain itu, untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kinerja

serta proses pelaksanaan pelayanan dan tugas pokok dan fungsinya.

Secara lebih mudah Indrajit (2006) menjelaskan, E-Government adalah

penggunaan teknologi oleh pemerintah (seperti: Wide Area Nertwork, internet

dan mobile computing) yang memungkinkan pemerintah untuk

mentransformasikan hubungan dengan masyarakat, dunia bisnis dan pihak

yang berkepentingan, dan dalam prakteknya, e-government adalah

penggunaan internet untuk melaksanakan urusan pemerintah dan

penyediaan pelayanan publik agar supaya lebih baik dan berorientasi pada

pelayanan masyarakat.

Page 42: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

29��

Secara umum, e-gov di definisikan sebagai : Pemerintahan elektronik

(juga disebut e-gov, digital government, online government atau

transformational government) adalah penggunaan teknologi informasi oleh

pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya,

urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. E-

Government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi

publik, untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan

publik, atau proses pemerintahan yang demokratis. Model penyampaian yang

utama adalah Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C),

Government-to-Business (G2B) serta Government-to-Government (G2G).

Keuntungan yang paling diharapkan dari e-government adalah peningkatan

efisiensi, kenyamanan, serta aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan

publik.

2.3.2. Pengembangan E-government

Pengembangan e-government merupakan upaya untuk

mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis

(menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan

publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan e-government

dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan

pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi.

Page 43: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

30��

Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas

yang berkaitan yaitu :

1. Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses

kerja secara elektronis;

2. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat

diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah

negara.

Untuk melaksanakan maksud tersebut pengembangan e-government

diarahkan untuk mencapai 4 (empat) tujuan, yaitu :

1. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang

memiliki kualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas

serta dapat terjangkau di seluruh wilayah Indonesia pada setiap saat

tidak dibatasi oleh sekat waktu dan dengan biaya yang terjangkau oleh

masyarakat.

2. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk

meningkatkan perkembangan perekonomian nasional dan memperkuat

kemampuan menghadapi perubahan dan persaingan perdagangan

internasional.

3. Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembaga-

lembaga negara serta penyediaan fasilitas dialog publik bagi

masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam perumusan kebijakan

negara.

Page 44: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

31��

4. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan

efisien serta memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga

pemerintah dan pemerintah daerah otonom.

Berdasarkan sifat transaksi informasi dan pelayanan publik yang

disediakan oleh Pemerintah Daerah melalui jaringan informasi,

pengembangan E-Government dapat dilaksanakan melalui 4 (empat)

tingkatan, yaitu :

1. Tingkat 1 – Persiapan

a. Pembuatan situs web sebagai media informasi dan komunikasi pada

setiap lembaga.

b. Sosialisasi situs web untuk internal dan publik.

2. Tingkat 2 – Pematangan

a. Pembuatan situs web informasi publik yang bersifat interaktif.

b. Pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain.

3. Tingkat 3 – Pemantapan

a. Pembuatan situs web yang bersifat transaksi pelayanan publik.

b. Pembuatan interoperabilitas aplikasi dan data dengan lembaga lain.

4. Tingkat 4 – Pemanfaatan

Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat Government to

Government (G2G), Government to Business (G2B), Government to

Consumers (G2C).

Page 45: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

32��

2.3.3. Kerangka Arsitektur E-Government

Untuk menjamin keterpaduan sistem pengelolaan dan pengolahan

dokumen dan informasi elektronik dalam rangka mengembangkan pelayanan

publik yang transparan, pengembangan e-government pada setiap instansi

harus berorientasi pada kerangka arsitektur diberikut ini.

Gambar 2 Kerangka Arsitektur E-Government

Sumber : INPRES No. 3 Tahun 2003

Kerangka arsitektur e-government terdiri dari empat lapis struktur, yakni:

1. Akses. Jaringan telekomunikasi, jaringan internet, dan media komunikasi

lainnya yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk mengakses situs

pelayanan publik.

Page 46: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

33��

2. Portal Pelayanan Publik. Situs web Pemerintah pada internet penyedia

layanan publik tertentu yang mengintegrasikan proses pengolahan dan

pengelolaan informasi dan dokumen elektronik di sejumlah instansi yang

terkait.

3. Organisasi Pengelolaan dan Pengolahan Informasi. Organisasi pendukung

(back office) yang mengelola, menyediakan dan mengolah transaksi

informasi dan dokumen elektronik.

4. Infrastruktur dan Aplikasi Dasar. Semua prasarana, baik berbentuk

perangkat keras dan lunak yang diperlukan untuk mendukung

pengelolaan, pengolahan, transaksi, dan penyaluran informasi (antar back

office, antar portal pelayanan publik dengan back office), maupun antar

portal pelayanan publik dengan jaringan internet secara handal, aman, dan

terpercaya.

Struktur tersebut ditunjang oleh 4 (empat) pilar, yakni penataan sistem

manajemen dan proses kerja, pemahaman tentang kebutuhan publik,

penguatan kerangka kebijakan, dan pemapanan peraturan dan perundang-

undangan.

2.3.4. Kebijakan dan Strategi Pengembangan E-Government

Dalam lampiran Inpres No. 3 Tahun 2003, dengan mempertimbangkan

kondisi saat ini, pencapaian tujuan strategis e-government perlu dilaksanakan

melalui 6 (enam) strategi yang berkaitan erat yaitu sebagai berikut:

Page 47: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

34��

1. Mengembangkan sistem pelayanan yang andal, terpercaya serta

terjangkau masyarakat luas. Sasarannya antara lain, perluasan dan

peningkatan kualitas jaringan komunikasi ke seluruh wilayah negara

dengan tarif terjangkau. Sasaran lain adalah pembentukan portal informasi

dan pelayanan publik yang dapat mengintegrasikan sistem manajemen

dan proses kerja instansi pemerintah.

2. Menata sistem dan proses kerja pemerintah dan pemerintah daerah

otonom secara holistik. Dengan strategi ini, pemerintah ingin menata

sistem manajemen dan prosedur kerja pemerintah agar dapat mengadopsi

kemajuan teknologi informasi secara cepat.

3. Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal. Sasaran yang ingin

dicapai adalah standardisasi yang berkaitan dengan interoperabilitas

pertukaran dan transaksi informasi antarportal pemerintah. Standardisasi

dan prosedur yang berkaitan dengan manajemen dokumen dan informasi

elektronik. Pengembangan aplikasi dasar seperti e-billing, e-procurement,

e-reporting yang dapat dimanfaatkan setiap situs pemerintah untuk

menjamin keamanan transaksi informasi dan pelayanan publik. Sasaran

lain adalah pengembangan jaringan intra pemerintah.

4. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri

telekomunikasi dan teknologi informasi. Sasaran yang ingin dicapai adalah

adanya partisipasi dunia usaha dalam mempercepat pencapaian tujuan

Page 48: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

35��

strategis e-government. Itu berarti, pengembangan pelayanan publik tidak

perlu sepenuhnya dilayani oleh pemerintah.

5. Mengembangkan kapasitas sumber daya manusia, baik pada pemerintah

maupun pemerintah daerah otonom disertai dengan meningkatkan e-

literacy masyarakat.

6. Melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan yang

realistik dan terukur Dalam pengembangan e-government, dapat

dilaksanakan dengan 4 (empat) tingkatan yaitu, persiapan, pematangan,

pemantapan dan pemanfaatan.

Agar pelaksanaan kebijakan pengembangan e-government dapat

dilaksanakan secara sistematik dan terpadu, maka penyusunan kebijakan,

peraturan dan perundang-undangan, standarisasi, dan panduan yang

diperlukan harus konsisten dan saling mendukung. Perumusan yang akan

dibuat perlu mengacu pada kerangka yang utuh, serta diarahkan untuk

memenuhi kebutuhan pembentukan pelayanan publik, dan penguatan

jaringan pengelolaan dan pengolahan informasi yang handal dan tepercaya.

Seperti yang digambarkan dibawah ini, kerangka tersebut mengkaitkan

semua kebijakan, peraturan dan perundang-undangan, standarisasi dan

panduan, sehingga terbentuk landasan untuk mendorong pembentukan

kepemerintahan yang baik.

Page 49: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

36��

Gambar 3 Pengembangan Pelayanan Publik Melalui Jaringan Komunikasi dan Informasi

Sumber : INPRES No. 3 Tahun 2003

2.3.5. Kebijakan Anggaran Pengembangan E-Government

Pengembangan e-government memiliki lingkup kegiatan yang luas dan

memerlukan investasi dan pembiayaan yang besar. Sementara itu

ketersediaan anggaran pemerintah sangat terbatas dan masih harus

dipergunakan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang harus segera

diselesaikan. Oleh karena itu pengalokasian anggaran untuk pengembangan

e-government harus dilakukan secara hati-hati dan bertanggung jawab agar

anggaran yang terbatas itu dapat dimanfaatkan secara efisien dan dapat

menghasilkan daya ungkit yang kuat bagi pembentukan tata-pamong yang

baik. Dengan demikian diperlukan siklus perencanaan, pengalokasian,

pemanfaatan, dan pengevaluasian anggaran pengembangan e-government

Page 50: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

37��

yang baik, sehingga pelaksanaan strategi untuk pencapaian tujuan strategis

e-government dapat berjalan secara efektif.

Kesenjangan yang lebar antara besarnya kebutuhan anggaran dengan

keterbatasan anggaran yang dapat disediakan akan menimbulkan

pengalokasian anggaran yang buruk apabila arah dan prioritas penggunaan

anggaran tidak terdefinisi dengan baik, proses pengalokasian anggaran tidak

sistematik, dan praktek penganggaran yang tidak transparan karena

lemahnya persyaratan kelayakan pembiayaan. Untuk menghindarkan

pemborosan anggaran yang merupakan uang pembayar pajak, perlu

dikembangkan kerangka perencanaan dan pengalokasian anggaran seperti

tampak pada diagram di berikut.

Gambar 4 Kerangka Perencanaan dan Pengalokasian Anggaran

Sumber : INPRES No. 3 Tahun 2003

Page 51: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

38 �

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3.1. Deskripsi Umum Kota Palopo

3.1.1. Kondisi Geografis

Secara Geografis, Kota Palopo terletak antara 2° 53´15´´ - 3° 04´08´´

Lintang Selatan dan 120°03´10´´ - 120°14´34´´ Bujur Timur. Luas wilayah

Kota Palopo sekitar 247,52 kilometer persegi atau sama dengan 0,39% dari

luas wilayah Propinsi Sulawesi Selatan.

Wilayah Kota Palopo sebagian besar merupakan dataran rendah

dengan keberadaannya diwilayah pesisir pantai Sekitar 62,85% dari total

luas daerah Kota Palopo, menunjukkan bahwa yang merupakan daerah

dengan ketinggian 0 - 500 mdpl, sekitar 24,76% terletak pada ketinggian

501 – 1000 mdpl dan selebihnya sekitar 12,39% yang terletak diatas

ketinggian lebih dari 1000 mdpl.Kedudukan geografis Kota Palopo berada

pada posisi strategis sebagai titik simpul jalur transportasi darat dan laut

poros Trans Sulawesi. Pada posisi ini Kota Palopo menjadi salah jalur

distribusi barang jalur darat dari Makassar dan Pare-Pare menuju Propinsi

Sulawesi Tengah, Kabupaten Luwu Utara, Luwu Timur, sedangkan pada jalur

transportasi laut Kota Palopo sudah menjadi salah satu pelabuhan laut

menuju kota-kota di wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara.

38

Page 52: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

39 �

Kedudukan geografis Kota Palopo sebagai wilayah yang berada di

pesisir Teluk Bone dimana sebagian besar kebutuhan air bersih didukung

dengan keberadaan hutan yang sebagian besar berada di wilayah

Kabupaten Luwu dan Tana Toraja. Kondisi alam pada wilayah hulu

khususnya perbatasan dengan Kabupaten Luwu, Tana Toraja sangat

berpengaruh pada kondisi di Kota Palopo.

Secara administratif Luas Wilayah Kota Palopo kurang lebih 247,52

Km2, Luas wilayah ber-HPL/HGB yaitu 86,63 Km2, Luas Kawasan kumuh

yaitu 2,23 Km2 dan Luas Kawasan Hijau yaitu 183,16 Km2

Batas batas administrasi Kota Palopo sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Luwu

Sebelah Selatan : Kabupaten Luwu

Sebelah Timur : Teluk Bone

Sebelah Barat : Kabupaten Toraja Utara

3.1.2. Luas Wilayah

Luas wilayah administrasi Kota Palopo sekitar 247,52 kilometer persegi

atau sama dengan 0,39% dari luas wilayah Propinsi Sulawesi Selatan.

Dengan potensi luas wilayah seperti itu, oleh Pemerintah Kota Palopo telah

membagi wilayah Kota Palopo menjadi 9 Kecamatan dan 48 Kelurahan.

Page 53: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

40 �

.

Ga

mb

ar

5

Pe

ta A

dm

inis

tra

si K

ota

Pa

lop

o

Page 54: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

41 �

3.1.3. Topografi dan Kelerengan

Kondisi permukaan tanah kawasan perkotaan (kawasan Build-up Area)

cenderung datar, linier sepanjang jalur jalan Trans Sulawesi, dan sedikit

menyebar pada arah jalan kolektor dan jalan lingkungan di wilayah

perkotaan, sedangkan kawasan yang menjadi pusat kegiatan dan cukup

padat adalah di sekitar kawasan pasar (pusat perdagangan dan jasa), sekitar

perkantoran, dan sepanjang pesisir pantai, yang merupakan kawasan

permukiman kumuh yang basah dengan kondisi tanah genangan dan pasang�

surut air laut.

Secara garis besar keadaan topografis Kota Palopo ini terdiri dari 3

variasi yaitu dataran rendah sepanjang pantai, wilayah perbukitan

bergelombang dan datar di bagian tengah, dan wilayah perbukitan dan

pegunungan di bagian barat, selatan dan sebagian di bagian utara.

3.1.4. Kondisi Demografis

Penduduk Kota Palopo menurut data Dinas Kependudukan Tahun 2010

telah mencapai 172.332 jiwa, terdiri dari laki - laki sebanyak 86.401 jiwa dan

perempuan sebanyak 85.931 jiwa. Sebaran penduduk terlihat tidak merata

dan cukup bervariasi, dimana terdapat 3 (tiga) kecamatan dengan kepadatan

penduduk terbilang padat jika dibandingkan dengan kecamatan lainnya,

ketigakecamatan dimaksud adalah Kecamatan Wara dengan jumlah

Penduduk 36.187 jiwa,Kecamatan Wara Timur dengan jumlah penduduk

sebanyak 35.186 jiwa dan Kecamatan WaraUtara dengan jumlah penduduk

Page 55: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

42 �

sebesar 21.183 jiwa. Tiga Kecamatan dengan kepadatan sedangyaitu

Kecamatan Mungkajang dengan jumlah penduduk 9.081 jiwa, Kecamatan

Sendanamencapai 7.294 jiwa dan untuk Kecamatan Wara Barat sekitar

12.147 jiwa per desember 2010.

Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010

No. Kecamatan Jenis Kelamin Jumlah

Penduduk L P

1. Kecamatan Wara 18.033 18.154 36.187

2. Kecamatan Wara Utara 10.534 10.649 21.183

3. Kecamatan Wara Timur 17.571 17.615 35.186

4. Kecamatan Wara Barat 6.197 5.950 12.147

5. Kecamatan Wara Selatan 5.624 5.762 11.386

6. Kecamatan Sendana 3.733 3.561 7.294

7. Kecamatan Mungkajang 4.596 4.485 9.081

8. Kecamatan Bara 12.835 12.821 25.656

9. Kecamatan Telluwanua 7.278 6.934 14.212

T O T A L 86.401 85.931 172.332

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo

3.1.5. Kondisi Sosial Budaya

Masyarakat Kota Palopo pada dasarnya merupakan masyarakat yang

religius, beradat dan berbudaya, bersifat heterogen dan menghargai

kemajemukan dengan pola hidup perkotaan. Dilihat berdasarkan agama

yang dianut, penduduk Kota Palopo mayoritas beragama Islam.

Page 56: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

43 �

Fasilitas peribadatan merupakan sarana penunjang yang dibutuhkan

untuk malakukan kegiatan keagamaan dan ritual bagi masyarakat. Jumlah

dan Jenis fasilitas peribadatan di Kota Palopo dapat dilihat pada Tabel di

bawah ini.

Tabel 2 Fasilitas Peribadatan di Kota Palopo Tahun 2010

No Jenis Fasilitas Peribadatan Jumlah (Unit) Persentase (%)

1. Mesjid 155 68,58

2. Mushalla/Langgar 7 3,10

3. Gereja 61 26,99

4. Pura 1 0,44

5. Vihara 2 0,88

JUMLAH 226 100,00

Sumber : www.palopokota.go.id Dalam rangka menciptakan dan mempertahankan suasana yang

kondusif dan hubungan hormonis diantara pemeluk agama, maka

Pemerintah Kota Palopo telah membentuk Forum Komunikasi Umat

Beragama (FKUB), Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), dan

Forum Muspida Kota Palopo sebagaimana terealisasi melalui Pembentukan

Forum Komunikasi Masalah Aktualisasi yang melibatkan semua unsur

Muspida dan Unit Kerja terkait, berdasarkan SK. Walikota Palopo Nomor

: 163/III/2006 tanggal 18 Maret 2006.

Page 57: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

44 �

Fasiltas Pendidikan sangat menentukan mutu dan tingkat pendidikan

masyarakat,oleh sebab itu memerlukan ketersediaan pelayanan yang tidak

hanya dari segi kuantitas tetap juga memperhatikan ketersediaan prasarana

pendidikan, tenaga pengajar serta kurikulum pendidikan yang disajikan.

Fasilitas pendidikan yang ada di Kota Palopo dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

Tabel 3 Fasilitas Pendidikan di Kota Palopo Tahun 2010

No. Jenis Fasilitas dan Pendidikan Jumlah (Unit) Persentase (%)

1. TK Negeri / Swasta 38 21,23

2. SDN / Swasta/ MI 75 41,90

3. SLTP/ Swasta/ MTs 22 12,29

4. SLTA/ Swasta/ MA 31 17,32

5. Perguruan Tinggi / Akedemi 13 7,26

JUMLAH 179 100,00

Sumber : www.palopokota.go.id Upaya untuk memenuhi pelayanan kesehatan kepada masyarakat

ditentukan oleh jumlah dan kualitas pelayanan faslitas kesehatan. Jumlah

dan kualitas yang dimaksud berkaitan dengan jumlah fasilitas,jangkauan,

pelayanan, tenaga dan peralatan medis. Fasilitas kesehatan yang ada dikota

palopo dalat dilihat pada tabel berikut.

Page 58: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

45 �

Tabel 4 Fasilitas Kesehatan di Kota Palopo Tahun 2010

No Jenis Fasilitas Kesehatan Jumlah (Unit) Persentase (%)

1. Rumah Sakit 4 2,22

2. Puskesmas 9 5,00

3. Pustu 25 13,89

4. Rumah Sakit Bersalin 2 1,11

5. Apotik/Toko Obat 37 20,56

6. Dokter Praktek 55 30,56

7. Posyandu 48 26,67

JUMLAH 180 100,00

Sumber : www.palopokota.go.id

3.1.6. Kondisi Pemerintahan

Pelayanan pemerintahan Kota Palopo dalam tahun 2007, mengalami

peningkatan yang cukup pesat, terlihat dari responsifitas pemerintah

terhadap dinamika dan kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan

efesiensi pelayanan umum pemerintahan, sehingga pada tahun 2006

administrasi pemerintahan dimekarkan dari 4 Kecamatan menjadi 9

Kecamatan dan dari 28 Kelurahan menjadi 48 Kelurahan berdasarkan

Perda No. 3 Tahun 2005 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi Dan

Tata Kerja Pemerintah Kecamatan Dan Kelurahan Di Kota Palopo

Disamping itu sebagai upaya untuk meningkatkan efektifitas

pelayanan perizinan, Pemerintah Kota Palopo juga pada tahun 2007

telah melakukan pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Page 59: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

46 �

(KPTSP) Kota Palopo sebagai upaya untuk memantapkan pelayanan dan

menunjang Visi Kota Palopo Menjadi Salah Satu Kota Pelayanan Jasa

Terbaik di Kawasan Timur Indonesia.

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan pemerintahan, maka saat

ini unit kerja Pemerintah Kota Palopo terdiri dari 3 Sekertariat, 7 Badan,

16 Dinas, 4 Kantor dan 1 Inspektorat, dengan dukungan aparatur sumber

daya manusia berdasarkan golongan kepangkatan tahun 2008 berjumlah

4.474 orang terdiri dari 33 orang golongan I, 1.267 orang golongan II,

1.948 orang golongan III, dan 1.126 orang golongan IV. Dilihat

berdasarkan tingkat pendidikan yang ditamatkan PNS Kota Palopo terdiri

dari 82 orang Strata Dua, 1.847 orang strata satu, 846 Diploma I-III, 1.492

orang SMA, 49 orang SMP, dan 158 orang SD.

3.2. Deskripsi Umum Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota

Palopo

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo dibentuk

berdasarkan Perda No. 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi Dan

Tata Kerja Dinas Daerah Kota Palopo. Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintah Daerah

berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang Kependudukan

dan Pencatatan Sipil yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya.

Page 60: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

47 �

Ga

mb

ar

6

Str

uktu

r O

rga

nis

asi D

ina

s K

ep

en

du

du

ka

n d

an

Ca

tata

n S

ipil

Ko

ta P

alo

po

B

erd

asa

ka

n P

erd

a N

o.

3 T

ah

un

20

08

Ke

lom

po

k

Ja

ba

tan

Fu

ng

sio

na

l

SE

KR

ET

AR

IS

KA

. S

UB

BA

GIA

N

KE

UA

NG

AN

KA

. S

UB

BA

GIA

N

P

ER

LE

NG

KA

PA

N D

AN

KE

PE

GA

WA

IAN

KA

. S

UB

BA

GIA

N

PE

RE

NC

AN

AA

N D

AN

P

EN

YU

SU

NA

N

AN

GG

AR

AN

KE

PA

LA

DIN

AS

K

EP

EN

DU

DU

KA

N D

AN

C

AT

AT

AN

SIP

IL

UP

TD

KA

. S

EK

SI

PE

ND

AF

TA

RA

N

PE

ND

UD

UK

KA

. B

AG

IAN

PE

ND

AF

TA

RA

N

PE

ND

UD

UK

KA

. S

EK

SI

IND

EN

TIT

AS

P

EN

DU

DU

K

KA

. S

EK

SI

MU

TA

SI

KE

PE

ND

UD

UK

AN

KA

. B

AG

IAN

PE

NG

EL

OL

AA

N D

AT

A

DA

N I

NF

OR

MA

SI

AD

MIN

DU

K

KA

. S

EK

SI

PE

NG

ELO

LA

AN

DA

TA

AD

MIN

DU

K

KA

. S

EK

SI

PE

MB

AN

GU

NA

N D

AN

P

EN

GE

MB

AN

GA

N

SIS

TE

M I

NF

OR

MA

SI

AD

MIN

DU

K

KA

. S

EK

SI

MO

NIT

OR

ING

,

EV

ALU

AS

I D

AN

DO

KU

ME

NT

AS

I

KA

. B

AG

IAN

PE

ND

AY

AG

UN

AA

N

DA

TA

PE

ND

UD

UK

KA

. S

EK

SI

PE

RK

EM

BA

NG

AN

KE

PE

ND

UD

UK

AN

KA

. S

EK

SI

P

RO

YE

KS

I K

EP

EN

DU

DU

KA

N

KA

. S

EK

SI

PE

NY

ELA

RA

SA

N

KE

BIJ

AK

AN

A

DM

IND

UK�

KA

. B

AG

IAN

PE

NC

AT

AT

AN

SIP

IL

KA

. S

EK

SI

KE

LA

HIR

AN

, K

EM

AT

IAN

, P

EN

GA

NG

KA

TA

N A

NA

K,

PE

NG

AK

UA

N A

NA

K,

PE

NG

ES

AH

AN

AN

AK

KA

. S

EK

SI

PE

RK

AW

INA

N D

AN

P

ER

CE

RA

IAN

KA

. S

EK

SI

PE

RU

BA

HA

N N

AM

A,

ST

AT

US

K

EW

AR

GA

NE

GA

RA

AN

Page 61: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

48 �

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Kependudukan dan Pencatatan

Sipil;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Kependudukan dan

Pencatatan Sipil;

d. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Tugas Pokok Jabatan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kota Palopo berdasarkan Peraturan Walikota Palopo No. 8 Tahun 2009

adalah sebagai berikut :

a. Kepala Dinas; membantu Walikota dalam melaksanakan wewenang

Otonomi dan pembantuan di bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil

serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota.

b. Sekretaris; membantu Kepala Dinas dalam merencanakan Program Kerja

Dinas, memberikan Pelayanan Teknis Administrasi kepada Kepala Dinas

dan seluruh satuan organisasi dalam lingkup Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil, membimbing, mengendalikan dan mengawasi Sub Bagian

Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian, Sub Bagian Keuangan, Sub

Page 62: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

49 �

Bagian Perencanaan dan Penyusunan Program serta melaksanakan

tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

c. Sekretariat terdiri atas :

1). Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian; mengelolah

urusan surat menyurat, urusan rumah tangga, urusan perlengkapan

dan urusan administrasi kepegawaian serta melaksanakan tugas

yang diberikan oleh Sekretaris.

2). Sub Bagian Keuangan; membuat dan mengkoordinasikan

penyusunan, perubahan, perhitungan anggaran Dinas dan

mengelolah administrasi keuangan serta melaksanakan tugas lain

yang diberikan oleh Sekretaris.

3). Sub Bagian Perencanaan dan Penyusunan Program; membuat dan

mengkoordinasikan penyusunan perencanaan dan penyusunan

program serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh

Sekretaris.

d. Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk; melaksanakan pendaftaran dan

pencatatan penduduk, Nomor Induk Kependudukan, Kartu Keluarga, Kartu

Tanda Penduduk, Mutasi Penduduk, membimbing, mengendalikan dan

mengawasi Seksi Identitas Penduduk, Seksi Mutasi Penduduk, Dan Seksi

Pendaftran Penduduk serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh

Kepala Dinas. Bidang Pendaftaran Penduduk terdiri atas :

Page 63: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

50 �

1). Seksi Identitas Penduduk; mengumpulkan data penduduk,

merumuskan pemberian identitas penduduk serta melaksanakan

tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk.

2). Seksi Mutasi Kependudukan; pendaftaran penduduk pindah datang,

mengkoordinasikan dengan instansi terkait, memperifikasi, validasi

dan coklik serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Bidang Pendaftaran Penduduk.

3). Seksi Pendaftaran Penduduk; pengelolaan pencatatan biodata

penduduk, melakukan pemutakhiran data base kependudukan dan

tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pendaftaran

Penduduk.

e. Kepala Bidang Pencatatan Sipil; melaksanakan pencatatan peristiwa

penting kependudukan, melakukan pembinaan, verifikasi, validasi, coklik,

pelaporan, mendokumentasikan dan melaksanakan tugas lain yang

diberikan oleh Kepala Dinas. Bidang Pencatatan Sipil terdiri atas :

1). Seksi Kelahiran, Kematian, Pengangkatan Anak, Pengakuan Anak

dan Pengesahan Anak; melakukan pencatatan verifikasi, validasi,

coklik terhadap pelaporan dan persyaratan mendokumentasikan

serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

Pencatatan Sipil.

2). Seksi Perkawinan dan Perceraian; membina dan melakukan

pencatatan terhadap perkawinan dan perceraian, memperifikasi,

Page 64: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

51 �

validasi, coklik, mendokumentasikan dan melaporkan serta

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

Pencatatan Sipil.

3). Seksi Perubahan Nama dan Status Kewarganegaraan;

melaksanakan pembinaan, pencatatan perubahan nama dan status

kewarganegaraan, memperifikasi, validasi, coklik terhadap

pencatatan, medokumentasikan dan pelaporan pencatatan serta

tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pencatatan Sipil.

f. Kepala Bidang Pengelolaan Data dan Informasi Administrasi

Kependudukan; pembinaan pencatatan biodata penduduk penerbitan NIK,

KK, dan KTP serta dokumen identitas lainnya serta tugas lain yang

diberikan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Bidang

Pengelolaan Data dan Informasi Administrasi Kependudukan terdiri atas :

1). Seksi Pengelolaan Data Administrasi Kependudukan; melakukan

penginputan biodata penduduk, memperifikasi, validasi, coklit,

pencatatan biodata penduduk serta melaksanakan tugas yang

diberikan oleh Kepala Bidang Pengelolaan Data dan Informasi

Administrasi Kependudukan.

2). Seksi Pembangunan dan Pengembangan Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan; pembinaan, penyediaan sarana dan

prasarana jaringan SIAK dan melaksanakan peningkatan sumber

daya manusia serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh

Page 65: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

52 �

Kepala Bidang Pengelolaan Data dan Informasi Administrasi

Kependudukan.

3). Seksi Monitoring, Evaluasi dan Dokumentasi; melaksanakan

pemantauan, pengelolaan informasi administrasi Kependudukan dan

Catatan Sipil, evaluasi kebijakan kependudukan dan Catatan Sipil,

proyeksi penduduk dan analisis dampak kependudukan dan

mendokumentasikan hasil pengelolaan administrasi kependudukan

dan catatan sipil serta melaksanakan tugas lain yang dibeikan oleh

Kepala Bidang Pengelolaan Data dan Informasi Administrasi

Kependudukan.

g. Kepala Bidang Pendayagunaan Data Adminduk; mengelolah data dan

pendayagunaan ADMINDUK dan proyeksi data kependudukan serta

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Bidang

Pendayagunaan Data Adminduk terdiri atas :

1). Seksi Proyeksi Kependudukan; pendayagunaan data adminduk untuk

pembangunan segala sektor serta melaksanakan tugas lain yang

diberikan oleh Kepala Bidang Pendayagunaan Data Adminduk.

2). Seksi Perkembangan Kependudukan; pelaksanaan proyeksi dan

analisa dampak, kependudukan dan pelaporan indikator

kependudukan serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh

Kepala Bidang Pendayagunaan Data Adminduk.

Page 66: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

53 �

3). Seksi Penyerasian Kebijakan Administrasi Kependudukan;

melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait, merumuskan

kebijakan adminduk, penyerasian data adminduk dan tugas-tugas

lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pendayagunaan Data

Adminduk.

h. Unit Pelaksana Teknis Dinas ( UPTD ).

i. Kelompok Jabatan Fungsional.

Adapun deskripsi lengkap tentang kepegawaian Dinas Kependudukan

dan Catatan Sipil Kota Palopo dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5 Deskripsi Kepegawaian Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo

No. Deskripsi Jumlah

1.

Jenis Kepegawaian

PNS 39 Orang

Honorer 53 Orang

2.

Jenis Kelamin

* Laki – laki 47 Orang

* Perempuan 45 Orang

3.

Pendidikan

* SMA 57 Orang

* Diploma 6 Orang

* S1 26 Orang

* S2 3 Orang

4.

Umur

20 - 30 Tahun 32 Orang

31 - 40 Tahun 22 Orang

41 - 50 Tahun 30 Orang

> 50 Tahun 8 Orang

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo

Page 67: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

54 �

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penyelenggaraan E-Government sangat diperlukan karena sejumlah

pertimbangan terkait adanya tuntutan akan terbentuknya kepemerintahan

yang bersih, transparan, dan mampu menjawab tuntutan perubahan secara

lebih efektif. Melalui E-Government diharapkan akan meningkatkan efisiensi,

efektivitas dan percepatan pelayanan publik selain membuka kesempatan

yang semakin luas kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam

mendiskusikan, mengkritisi, dan menganalisis keputusan politik dan tindakan

administrasi publik. Kemajuan teknologi informasi melalui internet telah

membuka kesempatan yang semakin luas hubungan antara politik, birokrasi

dan masyarakat. Masyarakat dapat terlibat secara langsung dalam proses

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kebijakan publik.

Pengembangan E-Government diseluruh jajaran pemerintah baik pusat

maupun daerah dimulai dengan diterbitkannya Instruksi Presiden Republik

Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan E-Government. Pengembangan E-Government merupakan

upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis

(menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan

publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan E-Government

54

Page 68: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

55 �

dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan

pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan

kesiapan Pemerintah Kota Palopo dalam penyelenggaraan e-Government di

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Hal tersebut cukup menarik

perhatian peneliti sebab Administrasi Kependudukan merupakan salah satu

penunjang pelaksanaan e-Government dan dalam waktu dekat akan

diberlakukan e-KTP di Kota Palopo.

Dalam proses pengumpulan data dalam penelitian ini, selain melalui

studi kepustakaan, peneliti juga melakukan observasi langsung dan

wawancara kepada informan yang dianggap memiliki kompotensi dalam

penyelenggaraan e-Government untuk mendapatkan informasi yang valid

dan akurat.

Penelitian yang dilakukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kota Palopo ini berlangsung selama ± 1 bulan. Namun seiring keperluan

pengembangan data dan padatnya jadwal kerja mengharuskan peneliti untuk

menambah waktu penelitian.

4.1. Kebijakan E-Government Kota Palopo

Perkembangan teknologi informasi memegang peranan penting dari

segenap kegiatan, apalagi bangsa kita akan memasuki era baru yang

ditandai dengan keterbukaan dan persaingan bebas. Era baru itu, akan

berpengaruh tidak saja di bidang ekonomi, tetapi juga dalam segi-segi

Page 69: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

56 �

kehidupan kita yang lebih luas lagi. Untuk menghadapinya, kita dituntut untuk

membangun ketangguhan nasional di segala bidang. Tentunya, ketangguhan

nasional itu hanya mungkin terwujud jika semua pelaku pembangunan

mempunyai kesiapan yang dapat diandalkan dan dipertanggungjawabkan.

Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang lebih baik atau pelayanan

prima menjadikan Pemerintah Kota Palopo mau tak mau harus mengikuti

perkembangan teknologi yang menjanjikan efisiensi yang tinggi dan

pelayanan yang lebih baik.

Pemerintah Indonesia juga telah menerbitkan INPRES No. 3 Tahun

2003 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan E-Government yang

merupakan salah komitmen pemerintah terhadap penyelenggaraan Good

Government dan strategi nasional dalam rangka perkembangan dan

kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi.

Adapun amanat dari INPRES No. 3 Tahun 2003 yaitu setiap instansi

pemerintah pusat dan daerah yaitu sebagai berikut:

1. Menyusun Rencana Strategis Pengembangan E-Government di

lingkungannya masing-masing. Rencana Strategis itu dengan jelas

menjabarkan lingkup dan sasaran pengembangan e-government

yang ingin dicapai; kondisi yang dimiliki pada saat ini; strategi dan

tahapan pencapaian sasaran yang ditentukan; kebutuhan dan

rencana pengembangan sumber daya manusia; serta rencana

investasi yang diperlukan.

Page 70: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

57 �

2. Untuk menghindari pemborosan anggaran pemerintah, penyusunan

rencana investasi harus disertai dengan analisis kelayakan investasi

terhadap manfaat sosial-ekonomi yang dihasilkan.

Model penerapan E-Government di setiap lembaga pemerintah disusun

dalam bentuk Rencana Induk Pengembangan E-Government Lembaga dan

memuat tahapan pengembangan dan penerapan E-Government dalam

bentuk :

1. Kerangka Pemikiran Dasar Lembaga (E-Government Conceptual

Framework);

2. Cetak Biru Pengembangan (E-Government BluePrint);

3. Solusi Pentahapan Pengembangan (E-Government Roadmap);

4. Rencana Implementasi (E-Government Implementation Plan);

Rencana Induk Pengembangan E-Government Lembaga di Instansi

Pusat dan Daerah tetap berada dalam kerangka dan bagian dari penerapan

E-Government secara nasional.

Dalam rangka menunjang pengembangan dan pelaksanaan E-

Government Menteri Komunikasi Dan Informasi menetapkan Panduan

Rencana Induk Pengembangan e-Government Lembaga dalam menunjang

penyelenggaraan e-Government yang selanjutnya terperinci dalam

Keputusan Menteri Komunikasi Dan Informasi No.

57/KEP/M.KOMINFO/12/2003 tentang Panduan Penyusunan Rencana Induk

Pengembangan E-Government Lembaga.

Page 71: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

58 �

Agar pelaksanaan kebijakan pengembangan E-Government dapat

dilaksanakan secara sistematik dan terpadu, penyusunan kebijakan,

peraturan dan perundang-undangan, standardisasi, dan panduan yang

diperlukan harus konsisten dan saling mendukung. Oleh karena itu

perumusannya perlu mengacu pada kerangka yang utuh, serta diarahkan

untuk memenuhi kebutuhan pembentukan pelayanan publik dan penguatan

jaringan pengelolaan dan pengolahan informasi yang andal dan terpercaya.

Seperti digambarkan berikut ini, kerangka tersebut mengkaitkan semua

kebijakan, peraturan dan perundang-undangan, standardisasi, dan panduan

sehingga terbentuk landasan untuk mendorong pembentukan

kepemerintahan yang baik.

Gambar 7 Pengembangan Pelayanan Publik Melalui Jaringan Komunikasi dan Informasi

Sumber : INPRES No. 3 Tahun 2003

Page 72: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

59 �

Dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu

ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antar

susunan pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi dan

keanekaragaman daerah, peluang dan tantangan persaingan global dengan

memberikan kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah disertai

dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah

dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara. Amanat

Undang-Undang ini menunjukkan bagaimana pentingnnya efisiensi dan

transparansi, sehingga e-government sangat sejalan dengan pengamalan

Undang-Undang dimaksud.

Walikota Palopo, Drs. H. P. A. Tenriadjeng, M.Si, secara institusi sangat

mendukung pelaksanaan E-Government di lingkup dinas dan SKPD Kota

Palopo.

“Kami (Pemerintah Kota Palopo) sangat mendukung dan akan selalu memberikan respon positif terhadap peningkatan mutu, efesiensi, dan efektivitas pelayanan publik sesuai dengan aturan yang berlaku.” (wawancara tanggal 10 Agustus 2011) Namun sayangnya hal tersebut tidak sejalan dengan pelaksanaan

teknis dan sampai sekarang belum dilakukan penyusunan Rencana Strategis

Pengembangan E-Government Kota Palopo. Selain itu, tidak adanya Dinas

atau UPTD yang bertanggung jawab dengan INPRES No.3 Tahun 2003,

Page 73: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

60 �

mengakibatkan proses persiapan dan penyelenggaraan E-Government di

Kota Palopo menjadi terbengkalai.

Pada struktur organisasi sekretariat daerah kota palopo tahun 2002 –

2007, Bagian INFOKOM Sekretariat Daerah yang mempunyai fungsi sebagai

pengelolah dan penyelenggara urusan pemerintah dan pelayanan umum di

bidang teknologi, informasi dan komunikasi. Bagian ini memiliki sub bagian

sebagai berikut:

1). Sub Bagian Humas dan Infokom

2). Sub Bagian PDE (Pengolahan Data Elektronik)

3). Sub Bagian Sandi dan Telekomunikasi

Page 74: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

61 �

Gambar 8 Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Kota Palopo

Tahun 2002 - 2008

Sumber : Bagian Tata Pemerintahan SEKDA Kota Palopo

Dengan diterbitkannya Perda No. 2 Tahun 2008 Pembentukan,

Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palopo yang mengacu pada PP No.41

Tahun 2007 tentang Kelembagaan Organisasi Perangkat Daerah terjadi

Sekretaris Daerah

Assisten II Assisten I Assisten III

Bagian

Umum

Bagian

Keuangan

Bagian

INFOKOM

Sub Bagian

HUMAS &

INFOKOM

Sub Bagian

PDE

Sub Bagian

Sandi &

Telekomunikasi

Walikota

Wakil Walikota

Page 75: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

62 �

perubahan Struktur Organisasi Dalam Lingkup Sekretariat Daerah Kota

Palopo sebagaimana terlihat dalam gambar berikut:

Gambar 9 Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Berdasarkan Perda No. 2 Tahun 2008

Sumber : Bagian Tata Pemerintahan SEKDA Kota Palopo

Berdasakan Perda tersebut, Sub Bagian Informasi dan Komunikasi

dipindahkan menjadi Bidang pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Sekretaris Daerah

Assisten II Assisten I Assisten III

Walikota

Wakil Walikota

Bagian

Umum

Bagian

Keuangan

Bagian

INFOKOM

Sub Bagian

HUMAS

Sub Bagian

Protokol

Sub Bagian

Sandi &

Dokumentasi

Page 76: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

63 �

Informatika sedangkan Sub Bagian PDE kini berada dibawah naungan

BAPPEDA Kota Palopo.

Andi Rahmat, S. Sos, mantan Kepala Bagian INFOKOM tahun 2008

dan Kepala Bagian PDE BAPPEDA 2008-2010 yang sekarang menjabat

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil menegaskan bahwa E-

Government di Kota Palopo harusnya dapat terealisasi dan terorganisir lebih

baik.

“Saya sangat kecewa dengan mundurnya implementasi E-Government di Kota Palopo. Padahal sewaktu di Infokom, semua rencana strategis tersebut telah tersusun dengan baik. Bahkan di setiap SKPD akan dihubungan dalam sebuah jaringan. Fasilitas umum lainnya telah kami bangun akses internet. Tapi akhirnya semua anggaran terbuang sia-sia. Saya juga pernah mengusulkan agar dibentuk UPTD untuk mngurusi dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan E-Government di Kota Palopo tapi tidak pernah direspon.” (wawancara tanggal 8 September 2011)

Pemerintah Kota Palopo yang pernah memberikan free hotspot (akses

jaringan internet gratis) dibeberapa pusat keramaian dan aktivitas

masyarakat antara lain Taman Baca, Pujasari dan Lagota Plaza kini tak ada

lagi. Hal ini diakibatkan oleh minimnya anggaran dan biaya perawatan

infrastuktur sehingga provider penyedia layanan internet tersebut

menghentikan kerjasamanya dengan Pemerintah Kota Palopo.

Page 77: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

64 �

4.2. Perangkat E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kota Palopo

Dalam penelitian ini, peneliti mengkhususkan fokus penelitian pada

perangkat E-Government berupa:

4.2.1. Akses

Akses merupakan pondasi awal penyelenggaraan E-Government.

Akses dalam penyelenggraan E-Government berupa jaringan telekomunikasi,

jaringan internet dan media komunikasi lainnya yang dapat digunakan dalam

mengakses portal pelayanan publik.

Dalam penelitian ini, yang menjadi pokok pembahasan yaitu

sejauhmana Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dalam membangun

akses yang memadai guna mendukung penyelenggaraan E-Government,

salah satunya yaitu jaringan komputer.

Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan

peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data

bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan

pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data,

mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama menggunakan

hardware/software yang terhubung dengan jaringan. Setiap komputer, printer

atau periferal yang terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan

komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node.

Page 78: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

65 �

Jenis - jenis jaringan komputer antara lain sebagai berikut:

a. Local Area Network (LAN)

Local Area Network (LAN), merupakan jaringan lokal di dalam sebuah

gedung yang mampu menjangkau radius beberapa ratus meter. LAN

digunakan untuk menghubungkan komputer (workstation) dalam kantor dan

memakai bersama sumberdaya (resource), misalnya printer dan saling

bertukar informasi. Dengan fasilitas tersebut, semua komputer (client) yang

terhubung dapat melakukan transaksi data secara langsung.

b. Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN

yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama

dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya

berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan

pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara,

bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.

c. Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis

yang luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri

dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-

program (aplikasi) pemakai.

Page 79: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

66 �

d. Internet (Inter-Network)

Internet (Inter-Network) adalah sebutan untuk sekumpulan jaringan

komputer yang menghubungkan situs akademik, pemerintahan, komersial,

organisasi, maupun perorangan. Internet menyediakan akses untuk layanan

telekomnunikasi dan sumber daya informasi untuk jutaan pemakainya yang

tersebar di seluruh dunia. Layanan internet meliputi komunikasi langsung

(email, chat), diskusi (Usenet News, email, milis), sumber daya informasi

yang terdistribusi (World Wide Web, Gopher), remote login dan lalu lintas file

(Telnet, FTP), dan aneka layanan lainnya.

e. Jaringan Nirkabel (Wireless Network)

Jaringan nirkabel adalah komunikasi antar sistem komputer tanpa

menggunakan kabel. Jaringan nirkabel ini sering dipakai untuk jaringan

komputer baik pada jarak yang dekat (beberapa meter, memakai

alat/pemancar bluetooth) maupun pada jarak jauh (lewat satelit). Jenis

jaringan yang populer dalam kategori jaringan nirkabel ini meliputi: Jaringan

kawasan lokal nirkabel (wireless LAN/WLAN), dan Wi-Fi. Jaringan nirkabel

biasanya menghubungkan satu sistem komputer dengan sistem yang lain

dengan menggunakan beberapa macam media transmisi tanpa kabel,

seperti: gelombang radio, gelombang mikro, maupun cahaya infra merah.

Akses yang tersedia di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota

Palopo sangat mendukung untuk menerapkan E-Government. Selain

menggunakan fasilitas akses internet yang disediakan oleh Telkom, semua

Page 80: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

67 �

komputer yang ada di Dinas Kpendudukan dan Catatan Sipil telah terhubung

secara LAN (Local Area Network) sehingga mempermudah dalam transaksi

data, penggunaan data bersama dan berbagi data (data sharing).

Gambar 10 Pola Jaringan LAN Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo

Selain telah terhubung secara LAN, terdapat fasilitas wifi yang dapat

dimanfaatkan oleh setiap pegawai dan masyarakat yang berkunjung ke

Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo.

4.2.2. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (SDM) baik sebagai pengembang, pengelola

maupun pengguna e-government merupakan faktor yang turut menentukan

Page 81: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

68 �

bahkan menjadi kunci keberhasilan pelaksanakan dan pengembangan e-

government.

Untuk itu, perlu upaya peningkatan kapasitas SDM dan penataan dalam

pendayagunaannya, dengan perencanaan yang matang dan komprehensif

sesuai dengan kebutuhan, serta pelaksanaannya dilakukan secara bertahap

dan berkelanjutan. Hal tersebut dilakukan melalui jalur pendidikan formal dan

non formal, maupun pengembangan standar kompetensi yang dibutuhkan

dalam pengembangan dan implementasi egovernment.

Upaya pengembangan SDM yang perlu dilakukan untuk Mendukung E-

Government adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya

informasi serta pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi

(e-literacy), baik di kalangan pemerintah dan pemerintah daerah

otonom maupun di kalangan masyarakat dalam rangka

mengembangkan budaya informasi ke arah terwujudnya masyarakat

informasi (information society).

b. Pemanfaatan sumberdaya pendidikan dan pelatihan termasuk

perangkat teknologi informasi dan komunikasi secara sinergis, baik

yang dimiliki oleh lembaga pemerintah maupun non

pemerintah/masyarakat.

c. Pengembangan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan

bagi lembaga pemerintah agar hasil pendidikan dan pelatihan

Page 82: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

69 �

tersebut sesuai dengan kebutuhan pengembangan dan pelaksanaan

e-government.

d. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknologi informasi dan

komunikasi bagi aparat pelaksana yang menangani kegiatan bidang

informasi dan komunikasi dan aparat yang bertugas dalam

memberikan pelayanan publik, maupun pimpinan unit/lembaga, serta

fasilitasi pendidikan dan pelatihan bagi calon pendidik dan pelatih

maupun tenaga potensial di bidang teknologi informasi dan

komunikasi yang diharapkan dapat mentransfer

pengetahuan/keterampilan yang dimiliki kepada masyarakat di

lingkungannya.

e. Peningkatan kapasitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan

jarak jauh (distance learning) dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi secara optimal untuk pemerataan atau

mengurangi kesenjangan SDM di bidang teknologi informasi dan

komunikasi antar daerah.

f. Perubahan pola pikir, sikap dan budaya kerja aparat pemerintah yang

mendukung pelaksanaan egovernment melalui sosialisasi/penjelasan

mengenai konsep dan program e-government, serta contoh

keberhasilan (best practice) pelaksanaan e-government.

g. Peningkatan motivasi melalui pemberian penghargaan/apresiasi

kepada seluruh SDM bidang informasi dan komunikasi di pemerintah

Page 83: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

70 �

pusat dan daerah serta masyarakat yang secara aktif

mengembangkan inovasi menjadi karya yang bermanfaat bagi

pengembangan dan pelaksanaan e-government.

Sejauh ini, DIKLAT pemberdayaan dan peningkatan kemampuan

pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi telah beberapa kali

dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil bekerjasama dengan

Pemerintah Kota Palopo maupun Ditjen DUKCAPIL Departemen Dalam

Negeri.

“Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo telah beberapa kali mengadakan pendidikan dan Pelatihan dalam peningkatan mutu dan kualitas Sumber Daya Manusia. Hal tersebut sangat menunjang efesiansi dan efektivitas pelayanan publik nantinya. Selain itu, kami (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo) beberpa kali mengikuti DIKLAT tingkat Provinsi maupun Nasional.” (Drs. Sunarding, S.H, M.Si/Sekretaris Dinas Kpendudukan dan Catatan Sipil, wawancara tanggal 15 Agustus 2011)

4.2.3. Infrastruktur dan Aplikasi Dasar

Pengembangan e-government di suatu lembaga pemerintah, dilandasi

oleh 4 (empat) infrastruktur utama, meliputi :

a. Suprastruktur e-government yang memuat antara lain kepemimpinan

manajemen lembaga (e-leadeship), sumberdaya manusia (human

resources) dan peraturan di tingkat lembaga yang terkait dengan

pengembangan e-Government (regulation).

b. Infrastruktur jaringan yang memuat antara lain protokol komunikasi,

topologi, teknologi dan keamanan.

Page 84: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

71 �

c. Infrastruktur informasi yang memuat antara lain struktur data, format

data, metode berbagi data (data� sharing) dan sistem

pengamanannya.

d. Infrastruktur aplikasi yang memuat antara lain aplikasi layanan publik,

aplikasi antar muka (interface), dan aplikasi back office.

Seluruh infrastruktur tersebut akan dibangun dalam satu kerangka

berpikir yang utuh, yang selanjutnya dikembangkan menjadi cetak biru

pengembangan e-government di setiap lembaga pemerintah.

Konsep pengembangan infrastruktur diarahkan kepada pemanfaatan

semaksimal mungkin sumberdaya informasi yang telah ada sebagai modal

utama dalam mengembangkan e-government. Pengembangan e-government

pada setiap lembaga, selain akan meningkatkan pemanfaatan sistem

informasi yang dimiliki, juga diharapkan meningkatkan layanan publik dan

operasional pengelolaan pemerintahan secara lebih efektif dan efisien.

Selain memiliki pimpinan yang e-leadership, perlengkapan dan

peralatan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sudah sangat

memadai untuk penyelenggaraan E-Government.

“Saat ini Alat Kelengkapan Pendukung Kinerja dan Pelayanan kepada masyarakat sudah sangat memadai. Hal tersebut kiranya dapat menjadi acuan untuk membangun dan melaksanakan E-Government sehingga pelayanan publik menjadi lebih efisien dan efektif.” (Harnantiwiryo, S.E/Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Penyusunan Program Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo, wawancara tanggal 15 Agustus 2011)

Page 85: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

72 �

Deskripsi tentang perlengkapan dan peralatan E-Government di Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo dapat dilihat dalam tabel

berikut.

Tabel 6 Deskripsi Perlengkapan & Peralatan E-Government Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo

No. Jenis

Pelengkapan/Peralatan

Kondisi Jumlah

Baik Rusak

1. Komputer 20 Unit 1 unit 21 unit

2. Laptop 5 Unit - Unit 5 Unit

3. Printer 11 Unit - Unit 11 Unit

4. Wireless 1 Unit - Unit 1 Unit

5. Modem 1 Unit - Unit 1 Unit

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo

4.3. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

4.3.1. Faktor Pendukung

1. Website Kota Palopo

Faktor Pendukung kesiapan Pemerintah Kota Palopo dalam

Penyelenggaraan E-Government yaitu telah memiliki website pemerintah

daerah. Situs web pemerintah daerah merupakan salah satu strategi didalam

melaksanakan pengembangan E-Government secara sistematik melalui

tahapan yang realistik dan terukur. Situs web Pemerintah Daerah dapat

digunakan untuk semua instansi publik (pemerintah) yang menggunakan

Page 86: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

73 �

internet sebagai media untuk penyebaran informasi serta memberikan

layanan kepada masyarakat, dan instansi atau perusahaan swasta.

Gambar 11 Tampilan Website Kota Palopo

Sumber : http://www.palopokota.go.id/

Page 87: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

74 �

Pembuatan situs web pemerintah daerah merupakan tingkat pertama

dalam pengembangan e-Government di Indonesia dengan sasaran agar

masyarakat Indonesia dapat dengan mudah memperoleh akses kepada

informasi dan layanan pemerintah daerah, serta ikut berpartisipasi di dalam

pengembangan demokrasi di Indonesia dengan menggunakan media

internet.

Badan Koordinasi Kehumasan Departemen Komunikasi dan Informatika

(Bakohumas Depkominfo) RI Pusat menetapkan website resmi Pemerintah

Kota Palopo (www.palopokota.go.id) sebagai juara lima pada

penganugerahan media humas tahun 2009 tingkat nasional yang digelar di

Kota Jogjakarta, tanggal 28–29 Oktober.

Berdasarkan hasil penilaian Bakohumas, selanjutnya ditetapkan 5 juara,

yakni juara 1 diraih website Kota Jogyakarta, juara II Website Kabupaten

Kutai Kartanegara, juara III website Kabupaten Musi Rawas juara IV website

Kabupaten Sumenep dan juara V website Kota Palopo. Untuk Indonesia

Timur, website Pemerintah Palopo yang paling terbaik, sekaligus mewakili

Indonesia timur. Kriteria penilaian antar lain :

a. Kemudahan akses website,

b. Ketersedian kontak dan informasi sebagai komunikasi dua arah,

c. Penempatan informasi berdasarkan teknik yang benar,

d. Keterbacaan (halaman tidak terlalu panjang dan berita tidak terlalu

panjang),

Page 88: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

75 �

e. Desain grafis yang sesuai dengan harapan khalayak/pengguna,

kesesuaian isi dengan target audience,

f. Tata bahasa,

g. Korelasi judul dengan isi,

h. Originalitas gagasan,

i. Pengembangan dan pengemasan pesan.

Website Kota Palopo saat ini masih dikelolah oleh Bagian INFOKOM

Sekretariat Daerah Palopo. Melalui website tersebut dapat diperoleh

informasi umum tentang Kota Palopo dan e-Procurement (tender secara

online dan transparan).

“Dengan adanya website Kota Palopo, proses tender menjadi lebih baik dan transparan. Jadi tidak ada lagi manipulasi hasil tender.” (Haeril Lutfi/pengusaha, wawancara tanggal 10 September 2011)

Menurut beberapa masyarakat bahwa website tersebut menampilkan

berita dan informasi yang kurang update (terbaru).

“Website Kota Palopo merupakan salah satu bentuk pelayanan informasi kepada masyarakat yang ingin mengetahui informasi umum tentang Kota Palopo. Namun informasi mengenai Perda, info kependudukan dan informasi penting lainnya kurang update. Info Kota Palopo masih ada yang menggunakan data tahun 2008.” (Muh. Chairul/warga, wawancara tanggal 10 September 2011)

Dilihat dari segi pengunjung, website ini selalu dikunjungi oleh para

pengguna internet setiap harinya. Statistik pengujung dapat dilihat dari tabel

berikut ini.

Page 89: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

76 �

Tabel 7 Statistik Pengunjung Website Kota Palopo

Akses Tanggal 30 September 2011

Pengunjung Hari Ini 21 Pengunjung

Pengunjung Kemarin 66 Pengunjung

Pengunjung Bulan Ini 1.405 Pengunjung

Pengunjung Bulan Lalu 1.672 Pengunjung

Total Kunjungan 3.532.581 Pengunjung

Sumber : http://www.palopokota.go.id/��

2. Program Strategis Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota

Palopo Dalam Penyelenggaraan E-Government

1) Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK), adalah sistem

informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, untuk

memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan. Penerapan

SIAK secara khusus dimaksudkan untuk menyelenggarakan administrasi

kependudukan yang tertib dan terpadu, bersifat universal, permanen, wajib,

dan berkelanjutan. SIAK menyediakan data dan informasi mengenai

pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil secara akurat, lengkap, mutakhir,

dan mudah diakses sebagai acuan bagi perumusan kebijakan dan

pembangunan.

Tujuan pengelolaan kependudukan adalah untuk membuat masyarakat

nyaman dalam bertempat tinggal di suatu kawasan. Semakin padat atau

tinggi pertumbuhan penduduk akan berpengaruh terhadap standar hidup,

Page 90: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

77 �

tingkat pengangguran, sosial, budaya dan juga ekonomi. Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil sebagai lembaga pelayanan publik,

mempunyai tugas yang sangat berat untuk melaksanakan kebijakan-

kebijakan pengelolaan kependudukan.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2005 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Penduduk dan Pencatatan Sipil Daerah

merupakan tonggak sangat penting untuk memulai pengelolaan

kependudukan secara lebih profesional. Keikut-sertaan masyarakat

mempunyai peranan sangat penting karena bagaimanapun baiknya

manajemen pengelolaan kependudukan, kalau tidak diimbangi dengan

kesadaran masyarakat untuk tertib, administrasi kependudukan akan

merupakan pekerjaan yang sia-sia.

Salah satu bentuk pengelolaan kependudukan adalah dengan

melaksanakan tertib administrasi kependudukan. Implementasinya antara

lain adalah dengan cara dilakukannya razia KTP di tempat keramaian

ataupun ke tempat yang diindikasikan potensi terjadi banyak pelanggaran

kependudukan. Hal ini untuk memberi shock therapy kepada masyarakat,

sehingga masyarakat menyadari pentingnya identitas, karena merupakan

bukti diri (legitimasi) otentik bagi penduduk WNI ataupun WNA bahwa

seseorang diakui sebagai penduduk di suatu daerah.

Penerapan SIAK mengharuskan penggunaan NIK (Nomor Induk

Kependudukan) secara nasional. NIK bersifat unik yang masing-masing

Page 91: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

78 �

orang tidak akan sama dan dibawa sampai meninggal. SIAK memfasilitasi

pengelolaan informasi administrasi kependudukan di setiap tingkatan wilayah

kependudukan.

Penerapan SIAK akan banyak memberikan keuntungan, baik bagi

masyarakat maupun negara. Contoh keunggulan SIAK antara lain:

a. Memiliki database kependudukan terpusat yang sewaktu-waktu dapat

diintegrasikan secara Nasional sebagai bagian dari program

Kependudukan Nasional.

b. Dengan memiliki database kependudukan maka dapat diintegrasikan

untuk kepentingan lain seperti statistik, pajak, imigrasi dan sebagainya.

c. Dengan memiliki SIAK terintegrasi di RT/RW, Kelurahan/Desa,

Kecamatan, Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil, maka mobilisasi

penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya dapat teridentifikasi dengan

baik.

d. Dengan adanya SIAK, maka hal ini telah mengacu kepada Standarisasi

Nasional, yang mencakup:

1). Nomor Pengenal Tunggal (NIK);

2). Blanko Standar Nasional (KK, KTP, Buku Register Akta Catatan Sipil;

3). Formulir-formulir Standar Nasional (termasuk kodefikasinya).

Page 92: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

79 �

2) e-KTP (electronic KTP)

e-KTP atau KTP Elektronik adalah dokumen kependudukan yang

memuat sistem keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun

teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional.

Penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum

Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap

penduduk dan berlaku seumur hidup.

Gambar 12 Link Database e-KTP

Sumber: www.e-ktp.com

Nomor NIK yang ada di e-KTP nantinya akan dijadikan dasar dalam

penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen

identitas lainnya (Pasal 13 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Adminduk)

Page 93: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

80 �

Fungsi dan kegunaan e-KTP adalah :

a. Sebagai identitas jati diri

b. Berlaku Nasional, sehingga tidak perlu lagi membuat KTP lokal untuk

pengurusan izin, pembukaan rekening Bank, dan sebagainya;

c. Mencegah KTP ganda dan pemalsuan KTP;

d. Terciptanya keakuratan data penduduk untuk mendukung program

pembangunan.

Penerapan KTP berbasis NIK (Nomor Induk Kependudukan) telah

sesuai dengan pasal 6 Perpres No. 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP

berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional Jo Perpres No. 35

Tahun 2010 tentang perubahan atas Perpres No. 26 Tahun 2009 yang

berbunyi :

1). KTP berbasis NIK memuat kode keamanan dan rekaman elektronik

sebagai alat verifikasi dan validasi data jati diri penduduk;

2). Rekaman elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi

biodata, tanda tangan, pas foto, dan sidik jari tangan penduduk yang

bersangkutan;

3). Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk disimpan dalam data

base kependudukan;

4). Pengambilan seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) dilakukan pada saat pengajuan permohonan

KTP berbasis NIK, dengan ketentuan : Untuk WNI, dilakukan di

Page 94: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

81 �

Kecamatan; dan Untuk orang asing yang memiliki izin tinggal tetap

dilakukan di Instansi Pelaksana.

5). Rekaman sidik jari tangan penduduk yang dimuat dalam KTP

berbasis NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berisi sidik jari

telunjuk tangan kiri dan jari telunjuk tangan kanan penduduk yang

bersangkutan;

6). Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

7). Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perekaman sidik jari diatur

oleh Peraturan Menteri.

Bedasarkan hasil Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kependudukan

dan Pencatatan Sipil di hotel Redtop Jakarta, tanggal 10-12 April 2011, yang

dihadiri oleh para Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kabupaten/Kota, Ketua DPRD Kabupaten/Kota, Walikota/Bupati dan Wakil

Walikota/Bupati, Kota Palopo merupakan salah satu dari 197 Kabupaten/Kota

di Indonesia yang menyatakan sanggup menerapkan pelayanan e-KTP

kepada penduduk di Tahun 2011.

“Kami (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo) telah melaksanakan pemutakhiran data kependudukan dan nomor induk kependudukan terbaru. Peralatan e-KTP juga telah kami terima dan kami pasang di 9 (Sembilan) Kecamatan yang ada di Kota Palopo. Saat ini perangkat server ditiap kecamatan telah tersambung koneksinya ke Data Center Kementerian Dalam Negeri.”

Page 95: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

82 �

“Saat ini e-KTP hanya digunakan sebagai tanda pengenal. Kiranya dalam waktu dekat e-KTP dapat segera digunakan sebagai database administrasi kependudukan lainnya.” (A. Rahmat, S.Sos, wawancara tanggal 23 September 2011)

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palopo telah menetapkan

POKJA untuk pelaksanaan e-KTP di Kota Palopo. POKJA ini langsung dalam

pengawasan Kepala Dinas demi efektivitas dan efisiensi pelayanan. POKJA

tersebut juga telah dibekali dengan pelatihan teknis perekaman data

penduduk dalam pelayanan e-KTP dan akan ditempatkan di masing-masing

kantor Kecamatan.

Sebagai salah satu daerah pelayanan e-KTP, Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil Kota Palopo dan Operator pelayanan di Kecamatan wajib

memenuhi target perekaman data kependudukan dengan batasan waktu dan

kuota penerbitan e-KTP yang ditentukan oleh Kementerian Dalam Negeri.

4.3.2. Faktor Penghambat

Faktor penghambat penyelenggaraan E-Government di Kota Palopo

antara lain:

1. Belum adanya penyusunan model Rencana Induk Pengembangan E-

Government yang memuat tahapan pengembangan dan penerapan E-

Government.

2. Penggunaan dan penguasaan teknologi informasi dikalangan Pegawai

masih minim sehingga masih perlu dilakukan DIKLAT yang berorientasi

Page 96: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

83 �

pada pentingnya penyelenggaraan E-Government dalam pelayanan

publik.

4.4. Analisis SWOT

Ada beberapa komponen pokok yang akan dianalisis yaitu kebijakan E-

Governmenet, Akses, Sumber Daya Manusia dan Infrastruktur dan Aplikasi

Dasar. Komponen tersebut dianalisis letak kekuatannya (Strengths),

kelemahannya (Weaknesses), peluang (Opportunities) dan tantangan

(Threaths).

Dari analisis ini maka dapat dilakukan evaluasi diri untuk berbenah diri

membangun sistem e-Government yang handal dan terpadu. Selain itu,

dengan analisis SWOT tersebut dapat diidentifikasi beberapa masalah utama

yang perlu mendapatkan perhatian untuk dapat mencapai kondisi yang

memungkinkan untuk membangun dan mengembangkan e-Government.

Strategi pengembangan e-Government menurut prioritas selanjutnya dapat

dibangun berdasarkan analisis SWOT yang telah disusun, disesuaikan

dengan kondisi riil yang ada di Pemerintah Kota Palopo.

Analisis SWOT berikut ini adalah hasil penelitian dengan pengumpulan

data melalui wawancara, observasi dan dokumen-dokumen pendukung yang

memfokuskan pada kesiapan Pemerintah Kota Palopo dalam

penyelenggaraan E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kota Palopo.

Page 97: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

Tabel 8 Analisis SWOT Kesiapan Pemerintah Kota Palopo dalam Penyelenggaraan E-Government

di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Komponen Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

Kebijakan E-Government

Inpres No.3 Tahun 2003

Belum adanya Rencana Induk Pengembangan E-Government.

Otonomi daerah memungkinkan pembuatan peraturan pelaksanaan E-Government pada tingkat Pemerintah Kota.

Tuntuan kepastian hukum akan produk dari E-Government.

Akses 1. Tersedianya jaringan telekomunikasi, jaringan internet, dan media komunikasi lain yang dapat dimanfaatkan oleh setiap Pegawai dan Masyarakat.

2. Ada keinginan untuk mengintegrasikan data-data untuk kepentingan pelayanan publik lewat jaringan.

Penyediaan dana untuk menangani provider layanan internet yang minim.

Teknologi jaringan sudah murah dan mudah didapat.

1. Masyarakat suka mendapatkan informasi yang terpasang di Web.

2. Investor lebih tertarik pada pemerintahan yang memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi

84

Page 98: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

Komponen Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

Sumber Daya Manusia

1. Pimpinan memiliki e-leadership.

2. Terdapat SDM yang peduli dengan pengembangan e-Government.

1. Penguasaan dan penggunaan teknologi informasi masih rendah.

2. Kurangnya tenaga ahli yang kompoten di bidang komputer.

3. Kurangnya tenaga administrator ataupun operator jaringan yang handal.

1. Banyak sumber dan narasumber untuk proses pembelajaran di bidang teknologi informasi dan komunikasi.

2. Terdapat tenaga ahli yang kompeten dengan pengembangan E-Government.

Kurangnya penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi akan mengakibatkan tertinggal dari daerah lain

Infrastruktur dan Aplikasi Dasar

1. Jumlah komputer yang memadai dan mendukung akses internet.

2. Website pernah masuk 5 besar Website Terbaik Tingkat Nasional

1. Kurangnya perawatan infrastuktur.

2. Informasi/data antar aplikasi belum terintegrasi.

1. Harga komputer semakin murah dan mudah didapat dipasaran.

2. Teknologi Informasi semakin siap pakai dan berdaya guna.

Perkembangan infrastuktur teknologi, informasi dan telekomunikasi yang sangat pesat berdampak pada kebutuhan infrastuktur yang canggih dan modern.

85

Page 99: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

Tabel 9 Matriks Analisis SWOT

Eksternal

Internal

Peluang (O) :

1. Teknologi informasi dan komunikasi dapat mengefektifkan pelayanan kepada masyarakat.

2. Banyak sumber dan narasumber untuk proses pembelajaran di bidang teknologi informasi dan komunikasi.

Tantangan (T) :

1. Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat.

2. Dinamika masyarakat yang menuntut terciptanya Good Governance.

Kekuatan (S) :

1. Terdapat SDM yang peduli dengan pengembangan E-Government.

2. Akses dan infrastuktur yang cukup memadai.

S1-O1 : Manfaatkan e-leadership pimpinan yang peduli dengan e-Government dalam pemanfaatan teknologi informasi untuk mengefektifkan pelayanan kepada masyarakat

S2-O1 : Manfaatkan akses dan infrastruktur untuk mengefektifkan pelayanan kepada masyarakat

S1-T1 : Manfaatkan e-leadership pimpinan agar mengarahkan SDM untuk mengikuti perkembangan teknologi informasi yang terbaru

S2-T2 : Memanfaatkan ketesedian akses dan infrastruktur untuk pelayanan yang cepat, tepat dan terpadu, serta ketersediaan informasi yang akurat dan informatif

Kelemahan (W) :

1. Belum adanya Rencana Induk Pengembangan E-Government.

2. SDM yang menguasai dan menggunakan teknologi informasi masih rendah dan belum merata.

W1-O2 : Melakukan kerjasama dalam pengadaan Rencana Induk Pengembangan E-Government.

W2-O2 : mengadakan DIKLAT yang berorientasi pada realisasi penyelenggaraan E-Government.

W2-T1 : SDM diberi penguasaan teknologi informasi yang terbaru melalui pendidikan formal maupun informal.

W2-T2 : Tingkatkan kemampuan SDM yang terampil dalam penggunaan teknologi informasi untuk mengefektifkan pelayanan kepada masyarakat

86

Page 100: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

87 �

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis yang dilakukan, maka

peneliti berkesimpulan sebagai berikut:

1. Pemerintah Kota Palopo belum memiliki Rencana Induk Pengembangan

E-Government Lembaga dan Perda yang mengatur tentang

penyelenggaraan dan peleksanaan E-Government.

2. Perangkat E-Government di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kota Palopo sudah sangat memadai dalam penyelenggaraan E-

Government.

3. Website Pemerintah kota Palopo adalah salah satu bentuk

penyelenggaraan E-Government berdasarkan sifat transaksi informasi

dan pelayanan publik. Situs web pemerintah daerah merupakan strategi

dalam melaksanakan pengembangan E-Government secara sistematik

melalui tahapan yang realistik dan terukur. Situs web Pemerintah

Daerah dapat digunakan untuk semua instansi publik (pemerintah) yang

menggunakan internet sebagai media untuk penyebaran informasi serta

memberikan layanan kepada masyarakat, dan instansi atau perusahaan

swasta.

��

87

Page 101: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

88 �

4. Program Strategis Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yairu SIAK

(Sistem Informasi dan Administrasi Kependudukan) dan e-KTP

(elektronik KTP) merupakan program nasional dalam menciptakan

administrasi kependudukan yang tertib dan terpadu dengan

memanfaatkan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang

menjadi salah satu bentuk tahap penyelenggaraan E-Government

secara nasional.

5.2. Saran

Berbagai temuan yang terungkap pada penelitian ini menunjukkan

adanya beberapa hal yang perlu mendapatkan proporsi perhatian Pemerintah

Kota Palopo dalam kesiapan penyelenggaraan E-government. Berikut ini

disarankan beberapa hal sebagai bahan rekomendasi untuk tujuan praktis

maupun akademis:

1. Merumuskan dan membuat Rencana Induk Pengembangan E-

Government yang memberikan landasan berpikir, standarisasi,

pentahapan dan implementasi bagi pengembangan E-Government

Pemerintah Kota Palopo yang komprehensif, efisien, efektif dan

terpadu.

2. Data dan informasi pada situs Website Pemerintah Kota Palopo kiranya

dapat lebih kembangan dan menggunakan data/berita terkini (update)

sehingga para pengguna jaringan internet dan pengunjung (user) situs

Page 102: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

89 �

website tersebut dapat memperoleh data dan informasi yang mereka

perlukan.

3. Dengan adanya Program Strategis Dinas Kependudukan dan Catatan

Sipil, informasi administrasi kependudukan dapat menjadi data kolektif

dalam penyelenggaraan Good Governance sehingga dapat

meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan publik yang efesien, efektif,

dan transparan.�

4. Diperlukan kajian dan penelitian yang lebih lanjut terhadap SKPD lain

yang berada di Pemerintahan Kota Palopo sehingga penyelenggaraan

E-Government dapat segera terealisasi.

Page 103: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

DAFTAR PUSTAKA

Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik, Bandung: CV. Alfabeta

Akadun. 2009. Teknologi Informasi Administrasi, Bandung: CV. Alfabeta

Labolo, Muhadam. 2010. Memahami Ilmu Pemerintahan: Suatu Kajian, Teori, Konsep dan Pengembangannya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Indrajit, R.E.O. 2006. Electronic Government Strategi Pembangunan dan Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital, Yogyakarta: Penerbit Andi

Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernologi (Ilmu Pemerintahan Baru), Jakarta: PT. Rineka Cipta

. 2005. Kybernologi (Sebuah Rekonstruksi Ilmu Pemerintahan), Jakarta: PT. Rineka Cipta

Rahardjo, B. 2001. Membangun E-Government (Makalah), URL: www.cert.or.id/~budi/articles/e-gov-makassar.doc akses Juni 2011

Subyantoro, Arief. FX. Suwarto. 2007. Metode & Teknik Penelitian Sosial, Yogyakarta: Penerbit Andi

Syakrani. Syahriani. 2009. Implementasi Otonomi Daerah dalam Perspektif Good Governance, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Media Online Pemerintah Kota Palopo. Palopo, Berlakukan Elektronik KTP 2011, URL: http://palopokota.go.id/?page=detilberita&bid=2555 akses Juni 2011

Tribun Timur. September, KTP Elektronik Belaku di Palopo, URL: http://202.146.4.121/read/artikel/144247/sitemap.html akses Juni 2011

Palopo Pos. Agustus, Pelayanan e-KTP Diterapkan, URL: http://www.palopopos.co.id/?vi=detail&nid=41719 akses Juni 2011

Page 104: Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Palopo Dalam Penyelenggara

Seputar Indonesia. Kemendagri Nilai Palopo Paling Siap, URL: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/390964/ akses Juni 2011

http://www.beritanet.com/Business/Entrepreneurship/Pelayanan-Lebih-Baik-E-Government.html diakses pada Juni 2011

Dokumen Perundang – undangan

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Keputusan Menteri Komunikasi dan Informasi Nomor : 57/KEP/M.KOMINFO/12/2003 tentang Panduan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government Lembaga

Peraturan Daerah Kota Palopo Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Palopo

Peraturan Daerah Kota Palopo Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Pembentukan, Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palopo

Peraturan Walikota Palopo Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Tugas Pokok dan Rincian Tugas Jabatan Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palopo