SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

120
PENGARUH SIKAP INOVATIF DAN MOTIF BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA PALOPO THE EFFECT OF INNOVATIVE ATTITUDE AND ACHIEVEMENT MOTIVE ON THE TEACHERS OF STATE VOCATIONAL SCHOOL IN PALOPO TOWN MEGAWATI TAMRIN P1700208006 PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN KEUANGAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2010

Transcript of SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

Page 1: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

PENGARUH SIKAP INOVATIF DAN MOTIF BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI KERJA GURU

SMK NEGERI DI KOTA PALOPO

THE EFFECT OF INNOVATIVE ATTITUDE AND ACHIEVEMENT MOTIVE ON THE TEACHERS OF STATE

VOCATIONAL SCHOOL IN PALOPO TOWN

MEGAWATI TAMRINP1700208006

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN KEUANGAN PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2010

Page 2: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH SIKAP INOVATIF DAN MOTIF BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI KERJA GURU SMK NEGERI

DI KOTA PALOPO

Disusun dan Diajukan Oleh :

MEGAWATI TAMRIN

P1700208006

Telah Memenuhi Syarat Untuk Ujian TutupMakassar, 2010

Menyetujui,Komisi Penasehat

Prof. Dr. H. Djabir Hamzah, MA Dr. Idayanti, SE., M.SiKetua Anggota

Mengetahui,Ketua Program Studi

Manajemen dan Keuangan

Prof. Dr. Hj. Siti Haerani, SE., M.Si

Page 3: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

4

PRAKATA

Segala puji yukur penulis panjatkan kepada Allah SW atas

limpahan berkah dan karunia-Nya yang tiada pernah berkesudahan,

sehingga dalam penyusunan tesis ini dapat selesai, yang disusun sebagai

salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi

Manajemen dan Keuangan Program Pascasarjana Universitas

Hasanuddin Makassar.

Dalam penyusunan tesis ini penulis banyak mengalami hambatan.

Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya hambatan tersebut

dapat diatasi. Sehubungan dengan itu, pada kesempatan ini dengan hati

yang tulus penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-

tingginya kepada :

1. Kedua orang tuaku yang tercinta Thamrin dan Fatmawati yang tidak

pernah henti-hentinya memberikan dorongan dan doanya dan kepada

saudara-saudaraku atas doa, bantuan dan kasih sayang yang telah

diberikan kepada penulis. Semoga Allah SWT membalasnya dengan

ganjaran surgaNya untuk segala yang telah engkau berikan kepada

ananda.

2. Prof. Dr. H. Djabir Hamzah, MA, selaku ketua komisi penasehat dan

Dr. Idayanti, SE., M.Si, selaku anggota komisi penasehat yang telah

banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta saran-

saran dalam penyelesaian tesis ini.

3. Suamiku yang tersayang Yusuf Susanto yang telah memberikan

dukungan, semangat dan doa restunya.

4. Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Palopo yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan di Universitas

Hasanuddin Makassar.

Page 4: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

5

5. Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Palopo, SMK Negeri 2 Palopo, SMK

Negeri 3 Palopo yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian, serta staff dan guru-guru yang telah memberikan

data-data yang dibutuhkan oleh penulis.

6. Seluruh staff pengajar dan karyawan di lingkungan Program Studi

Manajemen dan Keuangan Program Pascasarjana Universitas

Hasanuddin, yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan

membantu kelancaran studi penulis.

7. Teman-teman mahasiswa angkatan 2008 khususnya kelas B-MAK

PPS UNHAS, yang telah memberikan dukungan dan masukan serta

menjadi teman berbagi keceriaan selama masa perkuliahan, yang tidak

terlupakan khususnya Herman “My bodyguard“, Beni “Bentor”, kak Ari,

Andre, Amad, Ade, Fitri, Marni’s, kak Adin, Alim, kak Akmal, pak

Kamal, James “kakak n adek”, kak Irma, kak Wanti, ibu Andi, kak

Syamsiah, Asma, Cici, Sumarni, serta teman-teman kelas A.

8. Seluruh sahabat-sahabat penulis atas semua bantuan-bantuan kepada

penulis selama penyusunan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa dalam tesis ini masih banyak

kekurangan-kekurangannya dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,

saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi

tercapainya kesempurnaan tesis ini.

Akhir kata semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua. Semiga

Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas semua kebaikan yang

telah membantu penulis menyelesaikan tesis ini.

Makassar, Agustus 2010

Penulis

Page 5: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

ABSTRAK

Megawati Tamrin. Pengaruh Sikap Inovatif dan Motif Berprestasi Terhadap Prestasi Kerja Guru SMK Negeri di Kota Palopo. (Dibimbing oleh Djabir Hamzah dan Idayanti).

Penelitian ini dilakukan pada SMK Negeri di Kota Palopo bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap inovatif dan motif berprestasi terhadap prestasi kerja guru SMK Negeri di Kota Palopo.

Jenis penelitian ini adalah explanatory yaitu menentukan jenis informasi yang dibutuhkan terhadap pengaruh variabel sikap inovatif dan motif berprestasi terhadap prestasi kerja guru SMK Negeri di Kota Palopo. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif yang mana variabel bebas adalah sikap inovatif dan motif berprestasi, sedangkan variabel terikat adalah prestasi kerja guru.

Penelitian ini melibatkan 70 responden dari populasi yang berjumlah 266 orang guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS), yang tersebar pada 3 SMK di Kota Palopo. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik stratified proporsional random sampling. Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpulan data adalah kuesioner. Pengujian analisis data menggunakan bantuan software SPSS 17.0.

Hasil analisis data dari sikap inovatif dan motif berprestasi terhadap prestasi kerja guru, secara simultan maupun secara parsial menunjukkan hasil yang signifikan, dan diketahui bahwa motif berprestasi mempunyai pengaruh yang dominan terhadap prestasi kerja guru.

Kata Kunci: Sikap Inovatif, Motif Berprestasi, Prestasi Kerja Guru

Page 6: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

ABSTRACT

Megawati Tamrin. The Effect of Innovating Attitude and Accomplishing Motive Toward Palopo’s State Vocational High School Teacher’s Job

Accomplishment. (Supervised by Djabir Hamzah and Idayanti)

This research is to vocational High School of Palopo city, the purpose for known is effect of innovating attitude and accomplishing motive on job accomplishment of Palopo’s vocational high school teachers.

It is an explanatory research used as determine information needed to analyze the effect of innovating attitude and accomplishing motive toward palopo’s state vocational high school teacher’s job accomplishment. The analysis of research done with descriptive, which the variable is independent variable are innovation attitude and accomplishing motive, dependent variable is teacher’s job accomplishment.

The research involved 70 respondents out of 266 personel teacher in the population with civil servant statue, in three 3 of SMK Palopo’s city. They were selected by stratified proporsional random sampling. The Instrument wich is used for questionaires. Testing of analysis by software help SPSS 17.0

The results of date analysis from innovating attitude and accomplishing motive toward teacher job accomplishment by simultenously eventhough by parcial show the result significantly, and as known is accomplishing motive toward have dominant stimulate teacher job accomplishment.

Key Word: Innovating Attitude, Accomplishing Motive, Teacher’s Job Accomplishment.

Page 7: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

ABSTRACT

Megawati Tamrin. The Effect of Innovating Attitude and Accomplishing Motive Toward Palopo’s State Vocational High School Teacher’s Job

Accomplishment. (Supervised by Djabir Hamzah and Idayanti)

This research is to vocational High School of Palopo city, the purpose for known is effect of innovating attitude and accomplishing motive on job accomplishment of Palopo’s vocational high school teachers.

It is an explanatory research used as determine information needed to analyze the effect of innovating attitude and accomplishing motive toward palopo’s state vocational high school teacher’s job accomplishment. The analysis of research done with descriptive, which the variable is independent variable are innovation attitude and accomplishing motive, dependent variable is teacher’s job accomplishment.

The research involved 70 respondents out of 266 personel teacher in the population with civil servant statue, in three 3 of SMK Palopo’s city. They were selected by stratified proporsional random sampling. The Instrument wich is used for questionaires. Testing of analysis by software help SPSS 17.0

The results of date analysis from innovating attitude and accomplishing motive toward teacher job accomplishment by simultenously eventhough by parcial show the result significantly, and as known is accomplishing motive toward have dominant stimulate teacher job accomplishment.

Key Word: Innovating Attitude, Accomplishing Motive, Teacher’s Job Accomplishment.

Page 8: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

8

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGAJUAN TESIS ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

PRAKATA iv

ABSTRAK vi

ABSTRACT vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 7

C. Tujuan Penelitian 8

D. Kegunaan Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu 10

B. Landasan Teori 15

1. Sikap 15

2. Motif 31

Page 9: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

9

3. Prestasi Kerja Guru 36

C. Kerangka Pemikiran 41

D. Hipotesis Penelitian 43

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian 44

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 45

C. Populasi dan Sampel Penelitian 45

D. Instrument Penelitian (Alat Pengumpulan Data) 52

E. Teknik Pengumpulan Data 52

F. Defenisi Operasional Variabel 53

G. Uji Validitas dan Reliabilitas 56

H. Metode Analisis Data 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 60

B. Pembahasan 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 80

B. Saran 80

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

10

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 2.1 Sintesa Variabel Yang Di Teliti 15

3.1 Distribusi Populasi Setiap Sekolah 45

3.2 Populasi Berdasarkan Golongan Kepangkatan 46

3.3 Populasi Berdasarkan Pendidikan 46

3.4 Populasi Berdasarkan Masa Kerja 47

3.5 Hasil Perhitungan Sampel 50

3.6 Jumlah Sampel Setiap Strata 51

3.7 Jumlah Sampel Setiap Unit SMK Negeri Kota Palopo 52

3.8 Variabel Penelitian 56

4.1 Distribusi Persentasi Responden Berdasarkan Kelompok Umur 61

4.2 Distribusi Persentasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 62

4.3 Distribusi Persentasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 62

4.4 Distribusi Persentasi Responden Berdasarkan Masa Kerja 63

4.5 Distribusi Persentasi Responden BerdasarkanGolongan Kepangkatan 64

4.6 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Sikap Inovatif,Motif Berprestasi dan Prestasi Kerja Guru 65

4.7 Uji Validitas Variabel Sikap Inovatif (X1), Motif Berprestasi (X2) dan Prestasi Kerja Guru (Y) 67

4.8 Uji Reliabilitas Variabel Sikap Inovatif (X1), Motif Berprestasi (X2) dan Prestasi Kerja Guru (Y) 68

4.9 Hasil Uji Koefisien Tolerance - VIF 70

4.10 Koefisien Regresi Berganda 72

4.11 Analisi Ragam (Analisis of Varians) 73

4.12 Pengaruh Sikap Inovatif dan Motif Berprestasi Terhadap Prestasi Kerja Guru 74

4.13 Uji Koefisien Determinasi (R2) - Model Summary 75

Page 11: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

11

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran 43

4.1 Dependent Variabel Prestasi Kerja Guru (Y) 69

4.2 Diagram Pencar 71

Page 12: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

12

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pemetaan Penelitian Terdahulu 85

2. Kuesioner Penelitian 89

3. Hasil Perhitungan SPSS 17.0 92

Page 13: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

85

Lampiran 1. Pemetaan Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Peneliti Thn Variabel Independen

Variabel Dependen

Metode Analisis Indikator Hasil

1. Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Dosen Politeknik Negeri Jakarta

Sri Wahyono

2001 Budaya Organisasi (X1) dan Motivasi Berprestasi (X2)

Kinerja Dosen (Y)

Regresi berganda dengan teknik korelasi persamaan Multiple Regression

Masa kerja, Pendidikan, Pangkat, Kegiatan Seminar

Variabel budaya organisasi mempunyai hubungan dan pengaruh terhadap kinerja dosen yang tingkat signifikannya adalah (r=0,0220, p<0,05) dan koefisien determinasi sebesar 0.048. Ini berarti bahwa budaya organisasi mempunyai korelasi yang positif dan signifikan terhadap kinerja dosen walaupun relatif kecil.

2. Hubungan antara Komunikasi Antar Pribadi Guru dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMUK BPK PENABUR Jakarta

Alice Tjandralila Rahardja

2002 Komunikasi Antar Pribadi Guru (X1), Motivasi Kerja Guru (X2)

Kinerja Guru (Y)

Regresi linier sederhana dan Berganda

Komunikasi antar pribadi guru, motivasi kerja guru, kinerja guru

Dari hasil perhitungan koefisien korelasi ganda sebesar 0,533, sedangkan koefisien determinasinya sebesar 0,285 yang berarti kontribusi variabel komunikasi antar pribadi guru dan variabel motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap variabel kinerja guru SMUK BPK PENABUR Jakarta sebesar 28,5%. Hasil temuannya terdapat hubungan positif antara komunikasi antar pribadi guru dan motivasi

Page 14: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

86

kerja guru secara bersama-sama dengan kinerja guru.

3. Budaya Kerja dan Sikap Inovatif sebagai Faktor Pendukung Kinerja Para Pustakawanan Perpustakaan Perguruan Tinggi di Padang

Irawati A. Kahar

2003 Budaya Kerja (X1) dan Sikap Inovatif (X2)

Kinerja Pustakawan (Y)

Regresi Linier Berganda, Teknik Stratified Proportional Random Sampling

Budaya kerja dan Sikap inovatif

1). Terdapat sumbangan yang memadai (23,13%) dari budaya kerja terhadap kinerja pustakawanan, 2). Terdapat sumbangan yang memadai (25,41%) dari sikap inovatif terhadap kinerja pustakawan, dan 3). Terdapat sumbangan (48,40%) yang cukup baik dari budaya kerja dan sikap inovatif secara bersama-sama terhadap kinerja pustakawanan.

4. Hubungan Antara Kepemimpinan Situasional dan Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru

Retno 2003 Kepemimpinan Situasional (X1) dan Motivasi Berprestasi (X2)

Kinerja Guru (Y)

Regresi berganda dengan teknik Ordinary Least Square (OLS)

Kepemimpinan Situasional Kepala sekolah dan motivasi berprestasi

Hubungan antara kepemimpinan situasional (X1) dan motivasi berprestasi (X2) dengan kinerja guru (Y) sangat signifikan. Hubungan antara motivasi berprestasi (X2) dengan kinerja guru (Y) sebesar 0,810, maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara motivasi berprestasi (X2) dengan kinerja guru (Y) sangat signifikan. Sedangkan hubungan antara kepemimpinan situasional (X1) dan motivasi berpresatsi (X2) secara bersama-sama dengan kinerja guru (Y)

Page 15: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

87

sebesar 0,892 ini berarti hubungan antara kepemimpinan situasional (X1) dan motivasi berprestasi (X2) secara bersama-sama dengan kinerja guru (Y) sangat signifikan.

5. Pengaruh Motivasi Berprestasi, pengetahuan Pengelolaan Informasi, Gaya Kepemimpinan dan Etos Kerja Terhadap Daya Bersaing Kepala Sekolah Dasar di Kota malang, Jawa Timur

Sabar Budi

Raharjo

2004 Motivasi Berprestasi (X1), Pengetahuan Pengelolaan Informasi (X2), Gaya Kepemimpinan (X3) dan Etos Kerja (X4), Daya Bersaing Kepala Sekolah (X5).

- statistik inferensial yaitu metode statistik analisis jalur (Path Analysis) dengan menggunakan program Lisrel Versi 8

Motivasi berprestasi, Gaya Kepemimpinan, Etos kerja dan daya bersaing.

1). Motivasi berprestasi berpengaruh langsung secara signifikan terhadap Gaya Kepemimpinan, 2). Motivasi berprestasi berpengaruh langsung secara signifikan terhadap etos kerja,3). Motivasi berprestasi berpengaruh langsung dan tidak langsung secara signifikan terhadap daya bersaing kepala sekolah, 4). Pengetahuan pengelolaan informasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap gaya kepemimpinan. 5). Pengetahuan pengelolaan informasi berpengaruh secara signifikan tehadap etos kerja, 6). Pengetahuan pengelolaan informasi berpengaruh langsung

Page 16: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

88

secara signifikan tehadap daya bersaing kepala sekolah, 7). Gaya kepemimpinan berpengaruh langsung secara signifikan tehadap daya bersaing kepala sekolah, 8). Etos kerja berpengaruh langsung secara signifikan tehadap daya bersaing kepala sekolah. Jadi dapat disimpulkan bahwa daya bersaing kepala sekolah dipengaruhi oleh empat variabel motivasi berprestasi, pengetahuan pengelolaan informasi, gaya kepemimpinan, dan etos kerja.

6. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Dinas Pendidikan Kota Sibolga

Jeriko Siahaan

2008 Kepemimpinan transformasional (X1) dan Disiplin kerja (X2)

Prestasi kerja (Y)

Regresi korelasi ganda dan Parsial dengan teknik Statistical Package for the Social Science (SPSS 16.0)

Kharisma, Pertimbangan Individual, Stimuli Intelektual, Kemampuan, Motivasi, dan Disiplin

bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh pengaruh kepemimpinan transformasional dan disiplin kerja terhadap prestasi kerja pegawai dinas pendidikan kota Sibolga dengan sumbangan determinasi sebesar 46,3%.

Page 17: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

92

Lampiran 3. Hasil Perhitungan SPSS 17.0

Regression

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Motif Berprestasi,

Sikap Inovatifa. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .760a .578 .516 2.236

a. Predictors: (Constant), Motif Berprestasi, Sikap Inovatif

b. Dependent Variable: Prestasi Kerja Guru

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 169.447 2 84.724 16.950 .000a

Residual 334.896 67 4.998

Total 504.343 69

a. Predictors: (Constant), Motif Berprestasi, Sikap Inovatif

b. Dependent Variable: Prestasi Kerja Guru

Page 18: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

93

Coefficientsa

Variabel

Coefficients Regression

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 10.503 2.891 3.632 .001

Sikap Inovatif .442 .113 .371 3.680 .000

Motif Berprestasi .483 .131 .393 3.906 .000

a. Dependent Variable: Prestasi Kerja Guru

Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 1.739a

a. Predictors: (Constant), Motif Berprestasi, Sikap Inovatif

b. Dependent Variable: Prestasi Kerja Guru

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Sikap Inovatif .977 1.023

Motif Berprestasi .977 1.023

a. Dependent Variable: Prestasi Kerja Guru

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions

(Constant) Sikap Inovatif Motif Berprestasi

1 1 2.982 1.000 .00 .00 .00

2 .013 15.352 .00 .48 .67

3 .006 22.933 1.00 .52 .33

a. Dependent Variable: Prestasi Kerja Guru

Page 19: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

94

Charts

Page 20: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

95

Descriptives Sikap InovatifDescriptive Statistics

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Keunggulan relatif 70 2.00 4.00 3.5000 .58359

Kompatibilitas 70 3.00 4.00 3.5000 .50361

Kerumitan 70 2.00 5.00 3.3143 .82608

Kemampuan diujicobakan 70 3.00 5.00 3.5429 .55653

Kemampuan untuk diamati 70 3.00 5.00 3.5571 .52848

Valid N (listwise) 70

Descriptives Motif BerprestasiDescriptive Statistics

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kebutuhan fisiologis 70 3.00 5.00 3.8143 .57213

Kebutuhan keselamatan & keamanan 70 2.00 5.00 3.8429 .73496

Kebutuhan kebersamaan & kasih sayang 70 2.00 5.00 3.7571 .75057

Kebutuhan penghargaan 70 3.00 5.00 3.7429 .60638

Kebutuhan aktualisasi diri 70 2.00 5.00 3.6714 .60724

Valid N (listwise) 70

Descriptives Prestasi Kerja GuruDescriptive Statistics

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kesetiaan 70 3.00 4.00 3.5571 .50031

Prestasi kerja 70 2.00 4.00 3.3857 .64365

Tanggungjawab 70 2.00 4.00 3.3429 .56172

Ketaatan 70 2.00 5.00 3.4429 .67321

Kejujuran 70 2.00 4.00 3.3857 .54621

Kerjasama 70 2.00 4.00 3.4429 .52848

Prakarsa 70 2.00 4.00 3.3429 .50750

Kepemimpinan 70 2.00 5.00 3.3286 .75607

Valid N (listwise) 70

Page 21: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

96

Frequencies Sikap Inovatif 1

Statistics

VAR00001

N Valid 70

Missing 0

VAR00001

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2.00 3 4.3 4.3 4.3

3.00 29 41.4 41.4 45.7

4.00 38 54.3 54.3 100.0

Total 70 100.0 100.0

Frequencies Sikap Inovatif 2

Statistics

VAR00002

N Valid 70

Missing 0

VAR00002

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 3.00 35 50.0 50.0 50.0

4.00 35 50.0 50.0 100.0

Total 70 100.0 100.0

Page 22: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

97

Frequencies Sikap Inovatif 3

Statistics

VAR00003

N Valid 70

Missing 0

VAR00003

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2.00 15 21.4 21.4 21.4

3.00 19 27.1 27.1 48.6

4.00 35 50.0 50.0 98.6

5.00 1 1.4 1.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

Frequencies Sikap Inovatif 4

Statistics

VAR00004

N Valid 70

Missing 0

VAR00004

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 3.00 34 48.6 48.6 48.6

4.00 34 48.6 48.6 97.1

5.00 2 2.9 2.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

Page 23: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

98

Frequencies Sikap Inovatif 5

Statistics

VAR00005

N Valid 70

Missing 0

VAR00005

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 3.00 32 45.7 45.7 45.7

4.00 37 52.9 52.9 98.6

5.00 1 1.4 1.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

Frequencies Motif Berprestasi 1

Statistics

VAR00001

N Valid 70

Missing 0

VAR00001

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 3.00 19 27.1 27.1 27.1

4.00 45 64.3 64.3 91.4

5.00 6 8.6 8.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

Page 24: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

99

Frequencies Motif Berprestasi 2

Statistics

VAR00002

N Valid 70

Missing 0

VAR00002

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2.00 3 4.3 4.3 4.3

3.00 16 22.9 22.9 27.1

4.00 40 57.1 57.1 84.3

5.00 11 15.7 15.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

Frequencies Motif Berprestasi 3

Statistics

VAR00003

N Valid 70

Missing 0

VAR00003

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2.00 4 5.7 5.7 5.7

3.00 18 25.7 25.7 31.4

4.00 39 55.7 55.7 87.1

5.00 9 12.9 12.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

Page 25: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

100

Frequencies Motif Berprestasi 4

Statistics

VAR00004

N Valid 70

Missing 0

VAR00004

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 3.00 24 34.3 34.3 34.3

4.00 40 57.1 57.1 91.4

5.00 6 8.6 8.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

Frequencies Motif Berprestasi 5

Statistics

VAR00005

N Valid 70

Missing 0

VAR00005

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2.00 1 1.4 1.4 1.4

3.00 25 35.7 35.7 37.1

4.00 40 57.1 57.1 94.3

5.00 4 5.7 5.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

Page 26: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

101

Frequencies Prestasi Kerja 1

Statistics

VAR00001

N Valid 70

Missing 0

VAR00001

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 3.00 31 44.3 44.3 44.3

4.00 39 55.7 55.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

Frequencies Prestasi Kerja 2

Statistics

VAR00002

N Valid 70

Missing 0

VAR00002

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2.00 6 8.6 8.6 8.6

3.00 31 44.3 44.3 52.9

4.00 33 47.1 47.1 100.0

Total 70 100.0 100.0

Page 27: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

102

Frequencies Prestasi Kerja 3

Statistics

VAR00003

N Valid 70

Missing 0

VAR00003

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2.00 3 4.3 4.3 4.3

3.00 40 57.1 57.1 61.4

4.00 27 38.6 38.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

Frequencies Prestasi Kerja 4

Statistics

VAR00004

N Valid 70

Missing 0

VAR00004

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2.00 5 7.1 7.1 7.1

3.00 31 44.3 44.3 51.4

4.00 32 45.7 45.7 97.1

5.00 2 2.9 2.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

Page 28: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

103

Frequencies Prestasi Kerja 5

Statistics

VAR00005

N Valid 70

Missing 0

VAR00005

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2.00 2 2.9 2.9 2.9

3.00 39 55.7 55.7 58.6

4.00 29 41.4 41.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

Frequencies Prestasi Kerja 6

Statistics

VAR00006

N Valid 70

Missing 0

VAR00006

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2.00 1 1.4 1.4 1.4

3.00 37 52.9 52.9 54.3

4.00 32 45.7 45.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

Page 29: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

104

Frequencies Prestasi Kerja 7

Statistics

VAR00007

N Valid 70

Missing 0

VAR00007

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2.00 1 1.4 1.4 1.4

3.00 44 62.9 62.9 64.3

4.00 25 35.7 35.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

Frequencies Prestasi Kerja 8

Statistics

VAR00008

N Valid 70

Missing 0

VAR00008

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2.00 8 11.4 11.4 11.4

3.00 35 50.0 50.0 61.4

4.00 23 32.9 32.9 94.3

5.00 4 5.7 5.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

Page 30: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

105

Reliability Sikap Inovatif

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 70 100.0

Excludeda 0 .0

Total 70 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.708 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Item1 3.50 .584 70

Item2 3.50 .504 70

Item3 3.31 .826 70

Item4 3.54 .557 70

Item5 3.56 .528 70

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

Item1 13.91 3.181 .476 .694

Item2 13.91 3.210 .466 .664

Item3 14.10 2.149 .608 .599

Item4 13.87 3.099 .457 .664

Item5 13.86 3.139 .473 .659

Page 31: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

106

Reliability Motif Berprestasi

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 70 100.0

Excludeda 0 .0

Total 70 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.783 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Item1 3.81 .572 70

Item2 3.84 .735 70

Item3 3.76 .751 70

Item4 3.74 .606 70

Item5 3.67 .607 70

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

Item1 15.01 4.246 .519 .756

Item2 14.99 3.695 .552 .746

Item3 15.07 3.430 .649 .710

Item4 15.09 4.166 .510 .757

Item5 15.16 4.018 .579 .737

Page 32: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

107

Reliability Prestasi KerjaScale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 70 100.0

Excludeda 0 .0

Total 70 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.709 8

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Item1 3.56 .500 70

Item2 3.39 .644 70

Item3 3.34 .562 70

Item4 3.44 .673 70

Item5 3.39 .546 70

Item6 3.44 .528 70

Item7 3.37 .516 70

Item8 3.33 .756 70

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

Item1 23.70 5.720 .638 .637

Item2 23.87 5.708 .447 .669

Item3 23.91 6.108 .438 .683

Item4 23.81 6.153 .467 .713

Item5 23.87 6.085 .414 .678

Item6 23.81 5.922 .504 .660

Item7 23.89 6.566 .452 .708

Item8 23.93 5.575 .437 .690

Page 33: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

89

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

I. Pengantar

Dengan hormat, dalam rangka penulisan tesis yang berjudul “Pengaruh Sikap Inovatif dan Motif Berprestasi Terhadap Prestasi Kerja Guru SMK Negeri Di Kota Palopo”. Maka saya memohon dengan hormat kepada bapak/ibu untuk menjawab beberapa pertanyaan angket yang telah disediakan.

Agar penelitian ini berjalan dengan baik dan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang manajemen sumber daya manusia, diharapkan kiranya bapak/ibu dapat mengisi kuesioner ini dengan terbuka dan sebenarnya. Jawaban yang bapak/ibu berikan dijamin kerahasiaannya dan tidak berpengaruh negatif terhadap karir dan pekerjaan bapak/ibu.

Demikian disampaikan atas perhatian dan partisipasinya diucapkan banyak terima kasih.

II. Identitas Responden

Nama : …………………………………………

Usia :

Jenis Kelamin :

Pendidikan terakhir :

Masa Kerja :

Golongan/Pangkat :

III.Petunjuk Pengisian Kuesioner untuk Sikap Inovatif

1. Bacalah terlebih dahulu pernyataan-pernyataan dengan seksama kemudian pilihlah salah satu pilihan yang tepat menurut pendapat bapak/ibu dengan sejujurnya dan sebenarnya.

2. Jawablah dengan membubuhkan tanda silang pada pilihan bapak/ibu

3..

1. < 30 tahun

39 – 44 tahun

31 – 38 tahun2

45 – 50 tahun4

> 50 tahun5

1.. 5 tahun > 5 tahun2

No. Responden

1. Laki-laki Perempuan2

1. S1 S22

III. a. b. c. d. IV. a. b. c. d. e.

Page 34: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

90

Daftar Pernyataan dan Pilihan Jawaban Kuesioner Untuk Sikap Inovatif guru SMK Negeri Di Kota Palopo.

No Pernyataan SS S KS TS STS1. Saya sependapat bahwa keunggulan

relatif bisa memberikan suatu perubahanSS S KS TS STS

2. Saya sependapat dengan adanya konsistensi dalam inovasi

SS S KS TS STS

3. Saya sependapat kerumitan derajad inovasi sebagai suatu yang sulit untuk di pahami dan digunakan

SS S KS TS STS

4. Saya sependapat kemampuan suatu inovasi dapat di ujicoba dalam batas tertentu

SS S KS TS STS

5. Saya sependapat kemampuan suatu inovasi dapat dilihat orang lain semakin mudah inovasi itu di terima

SS S KS TS STS

Keterangan:SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju STS = Sangat Tidak SetujuKS = Kurang Setuju

IV. Petunjuk Pengisian Kuesioner Untuk Motif Berprestasi

1. Bacalah terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan dengan seksama kemudian pilihlah salah satu pilihan yang tepat menurut pendapat bapak/ibu dengan sejujurnya dan sebenarnya.

2. Jawablah dengan membubuhkan tanda silang pada pilihan bapak/ibu

Daftar Pertanyaan dan Pilihan Jawaban Kuesioner Untuk Motif Berprestasi Guru SMK Negeri Di Kota Palopo

No Pernyataan SS S KS TS STS1. Saya sependapat pemenuhan

kebutuhan fisiologis guru mampu meningkatkan motif berprestasi

SS S KS TS STS

2. Saya sependapat kebutuhan akan keselamatan dan keamanan dalam bekerja bagi guru mampu meningkatkan motif berprestasi

SS S KS TS STS

3. Saya sependapat kebutuhan akan kebersamaan dan kasih sayang guru dalam organisasi mampu meningkatkan motif berprestasi

SS S KS TS STS

4. Saya sependapat kebutuhan akan penghargaan bagi guru mampu meningkatkan motif berprestasi

SS S KS TS STS

5. Saya sependapat kebutuhan akan aktualisasi diri seorang guru mampu meningkatkan motif berprestasi

SS S KS TS STS

Page 35: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

91

Keterangan:SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju STS = Sangat Tidak SetujuKS = Kurang Setuju

V. Petunjuk Pengisian Kuesioner Untuk Prestasi Kerja1. Bacalah terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan dengan seksama kemudian

pilihlah salah satu pilihan yang tepat menurut pendapat bapak/ibu dengan sejujurnya dan sebenarnya.

2. Jawablah dengan membubuhkan tanda silang pada pilihan bapak/ibu.

Daftar Pertanyaan dan Pilihan Jawaban Kuesioner Untuk Prestasi Kerja Guru SMK Negeri Di Kota Palopo

No Pernyataan SS S KS TS STS1. Guru tetap setia mendampingi murid-

murid yang mengalami kesulitan dalam belajar.

SS S KS TS STS

2. Guru yang professional dapat menunjukkan kemampuan dalam mengajar.

SS S KS TS STS

3. Guru harus mampu melihat sejauh mana ia mampu mendidik dan membimbing murid-muridnya dan selalu bersedia menjadi seseorang yang dapat diandalkan.

SS S KS TS STS

4. Guru harus memiliki ketelitian, kerapian dalam melaksanakan tugas dan prosedur kerja serta disiplin dalam menyelesaikan pekerjaan.

SS S KS TS STS

5. Dalam proses belajar mengajar guru harus menunjukkan kejujuran

SS S KS TS STS

6. Guru harus mampu bekerjasama baik dengan murid-muridnya, rekan kerja bahkan orangtua murid sehingga apa yang menjadi tujuan dapat tercapai.

SS S KS TS STS

7. Guru harus mempunyai ide dan berani mengemukakannya serta mampu melihat hal apa yang bisa membuat murid-murid mempunyai semangat belajar.

SS S KS TS STS

8. Guru adalah panutan dan guru disebut orang tua kedua, oleh karena itu guru hendaknya memberikan contoh yang baik bagi murid-muridnya.

SS S KS TS STS

Keterangan:SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju STS = Sangat Tidak SetujuKS = Kurang Setuju

Page 36: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi masyarakat Indonesia akan banyak menghadapi

perubahan yang mengandung peluang dan kendala (tantangan), sebagai

akibat perkembangan IPTEK. Konsekuensi memasuki era global dimana

dibutuhkan keterbukaan manajemen, Informasi bergeser ke teknologi

virtual, ekonomi global dan pasar bebas. Di sisi lain masih dirasakan

rendahnya penguasaan keterampilan dan penguasaan bahasa asing

semakin memperburuk produktifitas tenaga kerja kita.

Tujuan Pendidikan Nasional dalam UU N0. 2 tahun 1989 pasal 4

menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.

Keberhasilan tujuan pendidikan nasional tersebut harus memperhatikan

komponen pendidikan khususnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang

mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan keberhasilan

sekolah untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Oleh karena itu guru

merupakan ujung tombak yang melakukan proses pembelajaran di

sekolah, maka mutu dan jumlah guru perlu ditingkatkan dan

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sekarang dan yang akan datang

(Alice T. Rahardja, 2002).

Page 37: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

2

Tenaga guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang

mempunyai peran sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan tujuan

pendidikan, karena guru yang langsung bersinggungan dengan peserta

didik, untuk memberikan bimbingan yang akan menghasilkan tamatan

yang diharapkan. Guru merupakan sumber daya manusia yang menjadi

perencana, pelaku dan penentu tercapainya tujuan organisasi (Retno,

2003).

Peranan guru bersifat multidimensional karena peran guru

beranekaragam, yaitu guru sebagai pendidik atau orang tua, pengajar,

pemimpin atau manajer, produsen atau pelayan, pembimbing atau

fasilitator, motivator atau stimulator, peneliti atau narasumber. Guru

menempati posisi penting dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga-

tenaga pembangunan nasional ke depan serta menciptakan sumber daya

manusia yang berkualitas dan dapat membawa negara kepada kemajuan.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang Republik Indonesia Nomor

14 Tahun 2005 tentang Undang-undang Guru dan Dosen, serta Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan persyaratan

memiliki kualifikasi akademik minimal sarjana (S-1) atau Diploma IV yang

relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran. Sebagai

agen pembelajaran, guru harus memiliki kompetensi paedagogik,

Page 38: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

3

kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial

yang dibuktikan dengan sertifikat pendidik, (Effendi Sanusi, 2009).

Profesionalisme merupakan sebuah kata yang tidak dihindari di era

globalisasi. Dunia pendidikan dituntut agar dapat mendorong dan

mengupayakan peningkatan kemampuan dasar untuk menjadi individu

unggul dan memiliki daya saing yang kuat secara cepat. Guru yang

profesional harus mampu melakukan terobosan dan perubahan, terutama

perubahan paradigma belajar dan mengajar. Sudah saatnya guru tidak

menempatkan anak didik sebagai objek pembelajaran, tetapi harus

mengaktifkan mereka untuk berperan dan menjadi bagian dari proses

pembelajaran. Guru tidak lagi memosisikan diri lebih tinggi daripada anak

didik atau sebagai tokoh sentral, tetapi berperan sebagai fasilitator atau

konsultator yang bersifat saling melengkapi. Dalam hal ini, guru dituntut

untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran yang efektif, kreatif, dan

inovatif secara dinamis dan demokratis, (Effendi Sanusi, 2009).

Rendahnya kualitas guru kita dapat dilihat dari hasil penelitian secara

nasional yang dilakukan oleh Balitbang Depdiknas pada tahun 2001. Hasil

penelitian itu menunjukkan bahwa hanya 42,4 % guru sekolah dasar

negeri yang layak mengajar (memenuhi persyaratan akademis). Guru

swasta justru lebih parah. Yang layak hanya 39,4 %. Ini baru guru SD,

belum di jenjang yang lebih tinggi. Guru Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) tingkat ketersediaannya ternyata hanya 30 %.

Page 39: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

4

Artinya, 70 % pengajar matematika dan IPA adalah guru yang berlatar

belakang pendidikan lain (Effendi Sanusi, 2009).

Sa’ud (dalam Effendi Sanusi, 2009) mengatakan Inovasi pendidikan

adalah suatu perubahan yang baru dan kualitatif berbeda dari hal yang

ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan

kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan. Dengan

kata lain, inovasi pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan

dengan tujuan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dalam bidang

pendidikan.

Menurut  Scoott  Berkun  dalam bukunya, The Myth of  Innovation,

(dalam Umar Hapsoro, 2009) mengemukakan bahwa inovasi bukan hanya

terdiri dari sekedar lontaran gagasan-gagasan atau ide-ide yang hebat

saja, dibalik itu seyogyanya diperlukan kepercayaan yang kuat atas

gagasan atau ide tersebut,  bahwa ide itu bisa dilakukan atau

dikerjakan, dan selain itu juga dibutuhkan kerja keras, fokus yang tajam

pada hasil akhir, dan tetap gigih ketika menghadapi hambatan-hambatan

merealisasikannya. Istilah inovasi memang sering didefinisikan secara

berbeda-beda, walaupun pada umumnya memiliki pemaknaan yang

serupa, yakni sebagai suatu proses dan hasil pengembangan atau

pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk

keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau

memperbaiki produk (barang dan jasa), proses serta sistem yang baru,

Page 40: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

5

yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan terutama

ekonomi dan sosial, (Umar Hapsoro, 2009).

Kinerja guru atau prestasi kerja (performance) dapat diartikan

sebagai pencapaian hasil kerja sesuai dengan aturan dan standar yang

berlaku pada masing-masing organisasi dalam hal ini sekolah. Tugas guru

yang rutin dalam kegiatan belajar mengajar menunjukkan fenomena

bahwa guru mengajar hanya sebuah rutinitas belaka tanpa adanya inovasi

pengembangan lebih lanjut, bahkan adanya beberapa konsep metode

belajar mengajar yang baru seperti quantum teaching atau belajar aktif

kurang begitu menarik bagi mereka. Prinsip yang penting kegiatan belajar

mengajar sesuai dengan job dan jam yang telah ia penuhi sudah cukup

bagi mereka (Retno, 2003).

Banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi kerja guru.

Oleh karena itu, perlu diketahui lebih lanjut faktor apa saja yang dapat

meningkatkan prestasi kerja guru, sehingga proses pencapaian tujuan

pendidikan dapat berjalan dengan baik dan dapat memberikan hasil yang

memuaskan.

Berkaitan dengan prestasi kerja guru dengan pembinaan kepala

sekolah yaitu dengan melaksanakan observasi kelas, memonitoring,

mengevaluasi kinerja guru belum dilaksanakan kepala sekolah secara

baik dan benar. Kepala sekolah dengan beban kerja yang cukup banyak

sering melupakan tugas pokoknya sebagai supervisor dan motivator

terhadap guru.

Page 41: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

6

Motif berprestasi setiap orang berubah-ubah mengalami peningkatan

ataupun penurunan. Perubahan terjadi akibat proses interaksi dan

komunikasi secara intens dengan lingkungan. Motif berprestasi juga

merupakan hasil belajar individu yang diperoleh melalui pengalaman

emosional terutama berkaitan dengan usaha untuk menghasilkan sesuatu

secara sempurna.

Berbagai pendapat di atas mengisyaratkan bahwa motivasi atau

dapat disebut motif berprestasi penting dan bermanfaat sebagai dorongan

dari dalam diri seseorang merupakan kebutuhan pada level paling tinggi,

berubah-ubah mengalami peningkatan atau penurunan, sebagai hasil

belajar yang bermuara pada usaha meningkatkan atau minimal

mempertahankan prestasi kerjanya semaksimal mungkin.

Penulis mencoba untuk mengkaji fenomena yang terjadi pada guru-

guru SMK Negeri di Kota Palopo, bahwa kurangnya sikap inovatif dan

motif berprestasi dimana berdasarkan pengalaman penulis menjadi guru

disalah satu SMK Negeri di Kota Palopo, yaitu dapat dilihat dari sikap guru

yang sering membolos mengajar, guru yang masuk ke kelas tidak tepat

waktu atau terlambat masuk ke sekolah, sebagian guru dalam

pelaksanaan tugasnya belum memperbaharui materi pelajarannya seperti

satuan pembelajaran, guru terlihat kurang berinovasi, disebabkan karena

mempertahankan satuan pembelajaran yang lama, dan sebagian guru

jarang mempersiapkan media pembelajaran, guru juga dimana hanya

Page 42: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

7

datang ke sekolah yang bertugas sebagai pengajar dan mendapat gaji,

sehingga prestasi kerja guru tidak tercapai maksimal.

Berkaitan dengan peran Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) secara

umum yang mana lulusan siswa-siswi mampu menyiapkan tenaga kerja

profesional yang siap pakai, untuk itu perlu dilakukan perbaikan mutu

Sumber Daya Manusia (SDM) bagi para pengajar, khususnya guru. Salah

satu faktor penentunya adalah dilihat dari segi sikap inovatif dan motif

berprestasi kerja guru, serta dengan adanya pelatihan para guru sesuai

dengan bidang studi yang diajarkan.

Gambaran fenomena masalah pada SMK Negeri di Kota Palopo di

atas maka peneliti mencoba menelusuri sejauh mana pengaruh sikap

inovatif dan motif berprestasi terhadap prestasi kerja guru SMK Negeri di

Kota Palopo.

Berdasarkan dengan uraian diatas maka penulis mengangkat judul

“Pengaruh Sikap Inovatif dan Motif Berprestasi Terhadap Prestasi

Kerja Guru pada SMK Negeri Di Kota Palopo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diuraikan diatas, maka

permasalahan yang diteliti dirumuskan dengan pertanyaan-pertanyaan

sebagai berikut:

Page 43: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

8

1. Apakah sikap inovatif dan motif berprestasi berpengaruh secara

bersama-sama terhadap prestasi kerja guru SMK Negeri di Kota

Palopo?

2. Faktor mana yang lebih dominan antara sikap inovatif dan motif

berprestasi terhadap prestasi kerja guru SMK Negeri di Kota Palopo?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh sikap inovatif dan motif berprestasi

terhadap prestasi kerja guru SMK Negeri di Kota Palopo.

2. Untuk mengetahui faktor mana yang lebih dominan antara sikap inovatif

dan motif berprestasi terhadap prestasi kerja guru SMK Negeri di Kota

Palopo.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Dinas Pendidikan Kota Palopo, menjadi bahan masukan

agar dalam membuat kebijakan, penempatan, pembinaan dan

peningkatan profesionalisme guru SMK di masa mendatang.

2. Bagi guru SMK, khususnya SMK Negeri di Kota Palopo, hasil penelitian

sebagai masukan untuk dapat mengevaluasi diri agar termotivasi dalam

meningkatkan kemampuan mengajar dan menjadi guru yang

profesional sesuai dengan tuntutan perkembangan dunia pendidikan.

Page 44: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

9

3. Menjadi bahan masukan bagi mereka yang berminat untuk menindak

lanjuti hasil penelitian ini dengan penelitian yang berbeda.

4. Bagi penulis sendiri berguna untuk memperdalam dan

mengembangkan pengetahuan tentang manajemen sumber daya

manusia khususnya mengenai SDM Guru.

Page 45: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Sri Wahyono, 2001. Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi

Berprestasi Terhadap Kinerja Dosen Politeknik Negeri Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi

dan motivasi berprestasi terhadap kinerja dosen. Kinerja dosen

merupakan aspek yang penting dalam melaksanakan pendidikan, karena

kwalitas pendidikan akan banyak dipengaruhi dan ditentukan oleh kwalitas

pendidikannya. Politeknik sebagai salah satu bentuk pendidikan tinggi

mengemban tanggungjawab yang besar dalam melaksanakan pendidikan

untuk menghasilkan tenaga tingkat madya yang handal dan profesional.

Perbaikan kinerja dosen dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, tetapi

dalam penelitian ini hanya dibatasi pada budaya organisasi dan motivasi

berprestasi. Motivasi berprestasi sebagai salah satu indikator, merupakan

dimensi yang penting untuk meningkatkan kinerja dosen. Penelitian ini

dilakukan di Politeknik Universitas Indonesia yang mana populasi dan

sampel meliputi seluruh dosen dari lima jurusan yang ada.

Alice Tjandralila Rahardja, 2002. Hubungan Antara Komunikasi

antar Pribadi Guru dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru

SMUK BPK PENABUR Jakarta. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif

korelasional, dengan populasinya terdiri atas semua guru di 7 (tujuh)

Page 46: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

11

SMUK BPK PENABUR Jakarta yang berjumlah 70 orang. Jumlah uji coba

30 orang (diambil secara acak) dan jumlah sampel 70 orang. Instrumen

yang digunakan sebagai alat pengumpulan data adalah kuesioner yang

terdiri atas 45 butir untuk variabel X1, 33 butir untuk variabel X2, dan 33

butir untuk variabel Y. Pengujian persyaratan analisis dilakukan dengan

menggunakan uji lilliefors. Hasilnya menunjukkan bahwa data sample

berdistribusi normal. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan ada

hubungan antara variabel komunikasi antar pribadi guru dan motivasi

kerja guru secara bersama-sama dengan variabel kinerja guru. Koefisien

korelasi ganda (R) sebesar 0,533 dan persamaan regresi liniernya

Y = 4,214 + 0,297X1 + 0,651X2 Koefisien determinasinya sebesar 0,285

yang berarti kontribusi variabel komunikasi antar pribadi guru dan variabel

motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap variabel kinerja guru

SMUK BPK PENABUR Jakarta sebesar 28,5%.

Irawati A. Kahar, 2003. Budaya Kerja dan Sikap Inovatif sebagai

Faktor Pendukung Kinerja Para Pustakawan Perpustakaan

Perguruan Tinggi di Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

sumbangan budaya kerja dan sikap inovatif terhadap kinerja pustakawan

perpustakaan perguruan tinggi di Padang. Hipotesis dalam penelitian ini

adalah (1) terdapat sumbangan berarti budaya kerja terhadap kinerja

pustakawan, (2) terdapat sumbangan berarti sikap inovatif terhadap

kinerja pustakawan, (3) terdapat sumbangan yang berarti budaya kerja

dan sikap inovatif secara bersama-sama terhadap kinerja pustakawan.

Page 47: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

12

Untuk mengungkapkan hal ini peneliti menggunakan metode korelasional.

Penelitian ini melibatkan 41 responden dari populasi yang berjumlah 72

orang. Mereka adalah para pustakawan yang bekerja di Universitas

Negeri Padang (UNP). Universitas Andalas (Unand), IAIN Imam Bonjol

Padang, dan Universitas Bung Hatta Padang. Pengambilan sampel

dilakukan dengan menggunakan, teknik “stratified proportional random

sampling”. Data dikumpulkan melalui kuesioner, kemudian data tersebut

dianalisis dengan menggunakan teknik statistik, korelasi dan regresi. Hasil

analisis data menunjukkan: (1) terdapat sumbangan yang memadai

(23,13%) dari budaya kerja terhadap kinerja pustakawan, (2) terdapat

sumbangan yang memadai (25,41%) dari sikap inovatif terhadap kinerja

pustakawan, dan (3) terdapat sumbangan (48,40%) yang cukup baik dari

budaya kerja dan sikap inovatif secara bersama-sama terhadap kinerja

pustakawan. Berdasarkan hasil penelitian di atas, disimpulkan bahwa

budaya kerja dan sikap inovatif tidak dapat diabaikan peranannya

disamping faktor-faktor lain yang diduga juga memberikan sumbangan

dalam peningkatan kinerja pustakawan.

Retno, 2003. Hubungan antara Kepemimpinan Situasional dan

Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru. Temuan dalam penelitian ini

terdapat hubungan positif antara kepemimpinan situasional dan, motivasi

berprestasi dengan kinerja guru, terdapat hubungan positif antara

kepemimpinan situasional dan motivasi berprestasi secara bersama-sama

dengan kinerja guru. Implikasi hasil penelitian pada masalah

Page 48: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

13

kepemimpinan situasional dan motivasi berprestasi dalam hubungannya

dengan kinerja ialah bahwa kedua variabel tersebut ternyata berhubungan

dengan kinerja guru. Dalam penelitian ini terdapat dua faktor yang

mempunyai hubungan yang positif dengan kinerja guru, baik secara

sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Kedua faktor tersebut

adalah kepemimpinan situasional (X1) dan motivasi berprestasi (X2).

Sabar Budi Raharjo, 2004. Pengaruh Motivasi Berprestasi,

Pengetahuan Pengelolaan Informasi, Gaya Kepemimpinan dan Etos

Kerja Terhadap Daya Bersaing Kepala Sekolah Dasar di Kota Malang,

Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan mencari pengaruh langsung dan

tidak langsung antara variabel motivasi berprestasi, pengetahuan

pengelolaan informasi, gaya kepemimpinan, etos kerja dan daya bersaing

kepala sekolah. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Malang melibatkan 100

kepala sekolah sebagai responden yang dipilih secara teknik random

sampling. Hasil penelitian sebagai berikut (1) Motivasi berprestasi

berpengaruh langsung secara signifikan terhadap Gaya Kepemimpinan;

(2) Motivasi berprestasi berpengaruh langsung secara signifikan terhadap

etos kerja; (3) Motivasi berprestasi berpengaruh langsung dan tidak

langsung secara signifikan terhadap daya bersaing kepala sekolah; (4)

Pengetahuan pengelolaan informasi tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap gaya kepemimpinan; (5) Pengetahuan pengelolaan informasi

berpengaruh secara signifikan terhadap etos kerja; (6) Pengetahuan

pengelolaan langsung secara signifikan terhadap daya bersaing kepala

Page 49: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

14

sekolah; (7) Gaya kepemimpinan berpengaruh langsung secara signifikan

terhadap daya bersaing kepala sekolah; (8) Etos kerja berpengaruh

langsung secara signifikan terhadap daya besaing kepala sekolah.

Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa daya bersaing kepala sekolah

dipengaruhi oleh empat variabel motivasi berprestasi, pengetahuan

pengelolaan informasi, gaya kepemimpinan, dan etos kerja.

Jeriko Siahaan, 2008. Pengaruh Kepemimpinan

Transformasional dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja

Pegawai Dinas Pendidikan Kota Sibolga. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh kepemimpinan transformasional

dan disiplin kerja terhadap prestasi kerja pegawai dinas pendidikan kota

Sibolga. Data dikumpulkan berdasarkan kuesioner kepada 45 responden

pegawai dinas pendidikan kota Sibolga tanpa memebedakan jabatan.

Jenis penelitian digunakan adalah explanatory yang bertujuan

menganalisis pengaruh antara variabel independen kepemimpinan

transformasional dan disiplin kerja terhadap variabel dependen prestasi

kerja pegawai dinas pendidikan kota Sibolga. Data dianalisis

menggunakan teknik uji validitas dan reabilitas, uji asumsi klasik dan uji

hipotesis yaitu regresi korelasi ganda dan korelasi parsial menggunakan

Statistical Package for the Social Science (SPSS 16,0). Hasil analisis

menunjukkan bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh yang

signifikan antara pengaruh kepemimpinan transformasional dan disiplin

kerja terhadap prestasi kerja pegawai dinas pendidikan kota Sibolga

Page 50: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

15

dengan sumbangan determinasi sebesar 46,3% dan persamaan regresi

yaitu Y = 0,873 + 0,36X1 + 0,554X2 + e. Sebagai kesimpulan, penelitian ini

membuktikan bahwa semakin baik penerapan disiplin kerja maka akan

mempengaruhi kepada peningkatan prestasi kerja pegawai dinas

pendidikan kota Sibolga.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu di atas, maka peneliti

melakukan dalam bentuk pemetaan terlampir (pada halaman 86).

Adapun sintesa variabel yang diteliti, berdasarkan penelitian

terdahulu adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Sintesa variabel yang diteliti

No Peneliti / Penulis – Tahun

Variabel Yang Diteliti

Sikap Inovatif Motif Berprestasi Prestasi Kerja

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 61. Sri Wahyono (2001) √2. Alice T. Rahardja (2002) √3. Irawati A.Kahar (2003) √4. Retno (2003) √5. Sabar B.Raharjo (2004) √6. Jeriko Siahaan (2008) √

B. Landasan Teori

1. Sikap

a. Pengertian Sikap

Sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk bereaksi

atau berinteraksi terhadap objek. Oleh karena itu sikap merupakan

salah satu faktor yang menentukan bentuk perilaku. Pengertian

perilaku menurut Wess & Farr, dalam De Jong & Kemp, 2003 (Avin

F.Helmi, 2005) adalah semua perilaku individu yang diarahkan

Page 51: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

16

untuk menghasilkan, memperkenalkan, dan mengaplikasikan hal-

hal ‘baru’ , yang bermanfaat dalam berbagai level organisasi.

Mar‘at, 1984 (dalam Kamaruddin, 2008), mengemukakan bahwa

sikap merupakan produk dari proses sosialisasi dimana seseorang

bereaksi sesuai dengan rangsangan yang diterimanya. Gibson,

1990 (dalam Kamaruddin, 2008), mendefinisikan sikap (attitude)

adalah kesiap-siapan mental, yang diorganisasi lewat pengalaman,

yang mempunyai pengaruh tertentu kepada tanggapan seseorang

objek dan situasi yang berhubungan dengannya.

Pengertian-pengertian sikap di atas, Rahmat, 1994 (dalam

Kamaruddin, 2008), menyimpulkan beberapa hal tentang sikap

yaitu: (1) Kecendrungan bertindak, berprestasi, berpikir dan merasa

dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai; (2) Mendorong dan

memotivasi atau pro dan kontra terhadap sesuatu, menentukan

apa-apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan,

mengenyampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus

dihindari; (3) Cenderung dipertahankan dan jarang mengalami

perubahan; (4) Mengandung nilai menyenangkan atau tidak

menyenangkan; (5) Sikap timbul dari pengalaman, yaitu tidak

dibawa sejak lahir tetapi merupakan hasil belajar.

b. Karakteristik Sikap

Alpplbaum (1974) mengemukakan bahwa sikap mempunyai

beberapa karakteristik:

Page 52: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

17

a) Mengarah pada suatu objek, situasi, peristiwa, issu atau orang,

b) Arah sikap, tingkat dan intensitas yang menunjukkan assosiasi

atau disasosiasi dengan suatu permasalahan. Tingkatan sikap

dapat diukur dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

tentang perasaan individu terhadap suatu objek. Sedangkan

intensitas berhubungan dengan tingkat keyakinan.

c) Suatu respon yang dipelajari. Sikap berkembang melalui

pengalaman langsung dan tidak langsung dari objek atau

individu.

d) Stabil dan bertahan lama. Jika pengalaman individu itu adalah

pengalaman yang baik atau pengalaman yang paling berkesan,

maka suatu sikap sulit dirubah.

c. Komponen Sikap

Mar ‘at (1984) mengemukakan bahwa sikap memiliki tiga komponen:

1. Komponen kognitif yang berhubungan dengan beliefs, ide dan

konsep,

2. Komponen afeksi yang menyangkut kehidupan emosional

seseorang,

3. Komponen konatif yang merupakan kecendrungan bertingkah

laku.

Sedangkan Applbaum (1974) mengatakan komponen

kongnitif berhubungan dengan keyakinan terhadap objek, termasuk

keyakinan evaluatif yaitu baik atau buruk, tepat atau tidak tepat.

Page 53: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

18

Komponen afektif yaitu komponen yang berkaitan dengan suka dan

tidak suka (like or dislike) terdiri dari tipe kuantitas dan kualitas

perasaan atau emosi terhadap sebuah objek. Sedangkan komponen

kognitif berhubungan dengan kecendrungan berbuat.

Setiap komponen sikap dapat bervariasi terhadap derajat

multifleksitas. Hal ini mengacu pada jumlah dan jenis elemen yang

membangun komponen tersebut. Komponen konatif dapat bergerak

dari pengetahuan yang minim sampai dapat mengetahui objek

tersebut, komponen afektif juga bervariasi, dari yang sangat ekstrim

positif sampai perasaan negatif terhadap sesuatu objek. Dan

komponen kongnitif menunjukkan variasi yaitu tindakan menyerang

sampai pada tingkat yang membantu objek. Ketiga komponen

tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain yang merupakan

suatu sistem.

Demikian juga setiap komponen sikap akan berbeda

valensinya. Valensi adalah untuk menggambarkan suatu sikap

merasa senang atau tidak senang terhadap sesuatu objek. Tetapi

biasanya tidak cukup menggambarkan begitu saja, perlu juga

mengetahui atau mengukur kuantitatif dari valensi derajat senang

atau tidak senang seseorang. Jadi velensi adalah karateristik yang

dapat dipakai untuk setiap komponen, (Kamaruddin, 2008).

Page 54: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

19

d. Pengertian Inovasi

Menurut etimologi, inovasi berasal dari kata Innovation yang

bermakna ‘pembahuan; perubahan (secara) baru’. Inovasi

adakalanya diartikan sebagai penemuan, tetapi berbeda maknanya

dengan penemuan dalam arti discovery atau invention (invensi).

Discovery mempunyai makna penemuan sesuatu yang sesuatu itu

telah ada sebelumnya, tetapi belum diketahui, sedangkan invensi

adalah penemuan yang benar-benar baru sebagai hasil kegiatan

manusia. Inovasi dapat dilakukan oleh siapa pun, kapan pun, dan di

mana pun. Kalau leluhur kita tidak inovatif, niscaya kita semuanya

masih tetap tinggal di gua-gua dalam kegelapan tanpa busana,

(Effendi Sanusi, 2009).

Menurut Drucker 1964 (dalam Effendi Sanusi, 2009)

mengatakan inovasi adalah the specific tool of entrepreneurs that is

utilized to exploit change as an opportunity for a different business or

a different service. Pengertian inovasi di sini mulai dari perubahan-

perubahan kecil hingga perubahan radikal yang sama sekali baru.

Rogers dan Shoemaker (1971) mengartikan inovasi sebagai ide-ide

baru, praktek-praktek baru, atau objek-objek yang dapat dirasakan

sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau masyarakat sasaran.

Pengertian baru di sini mengandung makna bukan sekedar baru

diketahui oleh pikiran (cognitive), melainkan juga baru karena belum

Page 55: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

20

dapat diterima secara luas oleh seluruh warga masyarakat dalam

dan diterapkan oleh warga masyarakat setempat.

Inovasi merupakan suatu proses mengubah peluang menjadi

gagasan dan ide-ide yang dapat dijual. Inovasi sesungguhnya

bukanlah gagasan yang rumit. Kadang inovasi datang dari ide yang

sepele. Inovasi adalah penerapan praktis dari gagasan-gagasan

tersebut.

Pengertian inovasi tidak hanya terbatas pada benda atau

barang hasil produksi, tetapi juga mencakup ideologi, kepercayaan,

sikap hidup, informasi, perilaku, atau gerakan menuju proses

perubahan di dalam segala bentuk tata kehidupan masyarakat

(Rogers dan Shoemaker, 1971). Dengan demikian, inovasi dapat

dimaknai sebagai suatu ide, produk, informasi teknologi,

kelembagaan, perilaku, nilai-nilai, atau praktek-praktek baru yang

belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan/diterapkan oleh

sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu,

yang dapat mendorong terjadinya perbaikan mutu yang signifikan

bagi individu, kelompok, organisasi, dan masyarakat yang

bersangkutan.

Beberapa Pengertian di atas inovasi selalu menunjuk pada

suatu perubahan yang baru secara kualitatif berbeda dengan

keadaan semula yang didasarkan atas pertimbangan yang diteliti

dengan maksud untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai

Page 56: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

21

hasil yang lebih baik. Inovasi lebih dari sekedar menambah jumlah

unsur bagian yang telah ada, tetapi pada usaha menata kembali

misalnya, dalam pembelajaran dilaksanakan pengelompokan mata

pelajaran dan murid, alokasi pemakaian ruang dan waktu serta cara

mengajar, sehingga dengan tenaga, uang dan fasilitas yang sama

dapat dicapai hasil pendidikan yang lebih baik.

e. Sikap Inovatif

Inovasi menurut Gotman, 1991 (dalam Endang Supardi, 2004)

merupakan proses penerapan secara praktis gagasan kreatif. Inovasi

tercipta karena adanya kreativitas yang tinggi. Kreativitas adalah

kemampuan untuk membawa sesuatu yang baru dalam kehidupan.

Penyesuaian terhadap perubahan dapat dikatakan sebagai sikap

inovatif dan untuk perubahan dibutuhkan suatu kreatifitas dari

seseorang, sehubungan dengan itu, Manan menjelaskan bahwa,

orang-orang yang bersikap inovatif adalah orang yang memiliki

kepribadian kreatif dan dinamis (Irawati A. Kahar, 2003).

Seseorang dapat berfikir dengan cerdas dan kreatif, maka

orang tersebut akan mendapat hasil-hasil tertentu. Jika pikiran-

pikirannya tidak menentu dan tidak diarahkan kepada suatu tujuan

tertentu, maka hasilnya pun akan mengecewekan. Bandingkanlah

kalau ada dua orang, yang satu sibuk dan gelisah, namun tidak

menghasilkan sesuatu yang penting. Hal ini karena pikiran-pikiran

dan gagasan-gagasannya tidak dipersiapkan dan tidak dipikirkan

Page 57: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

22

dengan serius. Yang lain melaksanakan pekerjaannya sehari-hari

dengan tenang dan tertib, memperhatikan setiap bagian,

menjatuhkan keputusan dengan tepat, maka setiap hari akan dapat

hasil yang baik. Kekuatan yang dimilki oleh setiap manusia dapat

mencapai kemauan yang tinggi dan kesanggupannya dalam

menemukan segala hal. Daya khayal dapat dibedakan menjadi 2,

yaitu daya khayal sintesis dan daya khayal kreatif. Daya khayal

sintesis adalah untuk tidak menciptakan hal yang baru, tetapi

membentuk dan menyusun yang lama dalam bentuk kombinasi baru.

Sedangkan daya khayal kreatif adalah menciptakan hal-hal baru

terutama apabila daya khayal sintesis tidak bisa bekerja dalam

memecahkan suatu masalah. Melalui daya khayal kreatif ini alam

pikiran manusia yang terbatas dapat berhubungan langsung dengan

alam pikiran halusnya. Barangkali alam pikiran inilah yang

menyalurkan inspirasi atau ilham dan menyampaikan gagasan baru

sebagai hasilnya menjadi alat bagi manusia untuk menyesuaikan

getaran dalam dirinya dengan getaran dalam diri orang lain. Daya

khayal biasanya bekerja secara otomatis dan hanya bekerja jika

alam pikiran yang sadar bergerak dengan kecepatan yang luar biasa

seperti mendapatkan dorongan dari suatu emosi yang ditimbulkan

oleh keinginan yang kuat. Dalam hubungan ini, berfikir kreatifnya

seseorang dapat merombak dan kemudian mendorongnya dalam

pengembangan lingkungan menjadi berhasil, (Kamaruddin, 2008).

Page 58: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

23

Kreatif merupakan proses pemikiran yang membantu dalam

mencetuskan gagasan-gagasan. Sifat-sifat yang menimbulkan

kreatif, akan menghasilkan kepribadian yang inovatif yaitu:

a. Terbuka terhadap pengalaman baru,

b. Imajinasi yang kreatif,

c. Kesadaran dan tanggungjawab untuk berhasil,

d. Memiliki persepsi bahwa dunia mempunyai tantangan.

Respon individu terhadap perubahan, merupakan keputusan

terhadap inovasi, apakah individu menerima atau menolak inovasi

tersebut.

Rogers (1983) mengemukakan lima tahapan keputusan

terhadap inovasi yaitu:

a. Pengenalan terjadi apabila individu (unit pengambilan keputusan)

mengetahui adanya motivasi dan memperoleh beberapa

pengertian tentang bagaimana inovasi itu berfungsi,

b. Persuasi adalah disaat seseorang membentuk sikap senang atau

tidak senang terhadap inovasi,

c. Keputusan terjadi apabila disaat seseorang terlibat dalam

kegiatan yang membawanya dalam pemilihan untuk menerima

atau menolak inovasi,

d. Implementasi pada saat tampak ada perubahan perilaku nyata

dalam bentuk menerapkan inovasi pada kegiatan sehari-hari,

Page 59: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

24

e. Konfirmasi dimana seseorang mencari penguat bagi keputusan

inovasi yang telah dibuatnya. Pada tahap ini kemungkinan

seseorang untuk merubah keputusannya jika ia memperoleh

informasi yang bertentangan.

Pada umumnya respon negatif yang berupa kecendrungan

dari individu maupun kelompok dalam organisasi untuk menolak

perubahan. Namun tidak semua perubahan ditolak. Sejalan dengan

pernyataan tersebut, Davis (1993) mengemukakan bahwa ada tiga

jenis penolakan terhadap perubahan, yaitu:

a. Penolakan logis yang timbul dari waktu dan upaya yang

diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan, termasuk

tugas pekerjaan yang baru yang harus dipelajari.

b. Penolakan psikologis berkaitan dengan sikap dan perasaaan

secara individu tentang perubahan.

c. Penolakan sosiologis yang berkaitan dengan kepentingan dan

nilai yang disandang kelompok.

Selain respon negatif, ada juga beberapa kategori penerima

inovasi sebagai tipe yang ideal yang dikemukakan oleh Rogers

(1983), yaitu:

a. Innovators: venturesome. Pada kategori ini, penerima inovasi

berhasrat untuk mencoba ide-ide baru. Keinginan tersebut

membawa mereka keluar dari lingkungan lokal dan lebih menuju

pada hubungan yang lebih global.

Page 60: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

25

b. Early adapter: Respectable. Penerima inovasi lebih berintegrasi

pada sistem sosial lokal. Sebelum ia memutuskan untuk

menerima ide-ide baru, terlebih dahulu mereka mengecek

informasi tentang inovasi tersebut.

c. Early Majority: Deliberate. Kategori ini adalah seseorang atau unit

adopsi menerima ide-ide baru, sebelum mayoritas dari anggota

sistem sosial menerimanya.

d. Late Majority. Pada kategori ini, seseorang atau unit adopsi

menerima ide-ide baru setelah rata-rata dari anggota sistem sosial

menerimanya.

e. Laggards Traditional. Adalah seseorang atau unit adopsi

menerima perubahan paling akhir atau terlambat. Mereka hampir

tertutup (terisolasi) pada jaringan sosial dan berorientasi

tradisional. Proses keputusan terhadap inovasi bergerak lamban,

disamping kurangnya kesadaran pengetahuan tentang ide-ide

baru.

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inovasi

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses keputusan

inovasi adalah:

a. Karakteristik Inovasi

Rogers, 1983 (dalam Effendi Sanusi, 2009) mengemukakan lima

karakteristik inovasi meliputi:

Page 61: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

26

1) Keunggulan relatif (relative advantage), keunggulan relatif

adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih

baik/unggul dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat

diukur dari beberapa segi, seperti segi ekonomi, prestise

sosial, kenyamanan, kepuasan dan lain-lain. Semakin besar

keunggulan relatif dirasakan maka semakin cepat inovasi

tersebut diterima.

2) Kompatibilitas (compatibility), Kompatibilitas adalah derajat

dimana inovasi tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai

yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan

pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide baru

tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku,

maka inovasi itu tidak dapat diterima dengan mudah

sebagaimana halnya dengan inovasi yang sesuai.

3) Kerumitan (complexity), Kerumitan adalah derajat dimana

inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan

digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan

mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan

ada pula yang sebaiknya. Semakin mudah dipahami dan

dimengerti oleh pengadopsi maka semakin cepat suatu

inovasi dapat diadopsi.

4) Kemampuan diuji cobakan (trialability), Kemampuan untuk

diuji cobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diuji-

Page 62: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

27

coba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat di uji-cobakan

dalam seting sesungguhnya umumnya akan lebih cepat

diadopsi. Jadi, agar dapat dengan cepat diterima, suatu

inovasi sebaiknya harus mampu menunjukkan

(mendemonstrasikan) keunggulannya.

5) Kemampuan diamati (observability), Kemampuan untuk

diamati adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat

terlihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat

hasil dari suatu inovasi, semakin besar kemungkinan orang

atau sekelompok orang tersebut mengadopsi. Jadi dapat

disimpulkan bahwa semakin besar keunggulan relatif,

kesesuaian (compatibility); kemampuan untuk diuji cobakan

dan kemampuan untuk diamati serta semakin kecil

kerumitannya, maka semakin cepat kemungkinan inovasi

tersebut dapat diterima.

b. Saluran Komunikasi

Tujuan komunikasi adalah tercapainya suatu pemahaman

bersama (mutual understanding) antara dua atau lebih partisipan

komunikasi terhadap suatu pesan (dalam hal ini adalah ide

baru/inovasi) melalui saluran komunikasi tertentu. Dengan

demikian suatu ide baru (inovasi) dipengaruhi oleh: 1). Partisipan

komunikasi, dan 2). Saluran komunikasi. Dari sisi partisipan

komunikasi, Roger (1971) mengungkapkan bahwa derajat

Page 63: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

28

kesamaan atribut (seperti kepercayaan, pendidikan, status sosial,

dan lain-lain) antara individu yang berinteraksi (partisipan)

berpengaruh terhadap proses inovasi.

Semakin besar derajat kesamaan atribut partisipan

komunikasi (homophily), semakin tidak efektif komunikasi terjadi.

Oleh karenanya, dalam proses difusi inovasi, penting sekali untuk

memahami betul karakteristik adopter potensialnya untuk

memperkecil “heterophily”. Semakin itu, saluran komunikasi juga

perlu diperhatikan. Dalam tahap-tahap tertentu dari proses

pengambilan keputusan inovasi, suatu jenis saluran komunikasi

tertentu memainkan peranan lebih penting dibandingkan dengan

jenis saluran komunikasi lain.

c. Karakteristik Sistem Sosial

Suatu sistem sosial terdapat struktur sosial, individu atau

kelompok individu, dan norma-norma tertentu.

Berkaitan dengan hal ini, Rogers, 1983 (dalam Effendi

Sanusi, 2009) menyebutkan adanya empat faktor yang

mempengaruhi proses keputusan inovasi. Keempat faktor tersebut

adalah:

a. Struktur sosial (social structure);

b. Norma sistem (system norms);

c. Pemimpin opini (opinion leaders);

d. Agen perubah (change agent).

Page 64: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

29

Struktur sosial adalah susunan suatu unit sistem yang

memiliki pola tertentu. Struktur ini memberikan suatu keteraturan

dan stabilitas perilaku setiap individu (unit) dalam suatu sistem

sosial tertentu. Struktur sosial juga menunjukkan hubungan antar

anggota dari sistem sosial. Hal ini dapat dicontohkan seperti

terlihat pada struktur organisasi suatu perusahaan atau struktur

sosial masyarakat suku tertentu. Struktur sosial dapat

memfasilitasi atau menghambat difusi inovasi dalam suatu sistem.

Penelitian yang dilakukan oleh Rogers dan Kincaid di

Korea menunjukkan bahwa adopsi suatu inovasi dipengaruhi oleh

karakteristik individu itu sendiri dan juga sistem sosial dimana

individu tersebut berada.

Norma adalah suatu pola perilaku yang dapat diterima oleh

semua anggota sistem sosial yang berfungsi sebagai panduan

atau standar bagi semua anggota sistem sosial. Sistem norma

juga dapat menjadi faktor penghambat untuk menerima suatu ide

baru.

Hal ini sangat berhubungan dengan derajat kesesuaian

(compatibility) inovasi dengan nilai atau kepercayaan masyarakat

dalam suatu sistem sosial. Jadi, derajat ketidaksesuaian suatu

inovasi dengan kepercayaan atau nilai-nilai yang dianut oleh

individu (sekelompok masyarakat) dalam suatu sistem sosial

berpengaruh terhadap penerimaan suatu inovasi tersebut.

Page 65: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

30

“Opinion Leaders” dapat dikatakan sebagai orang-orang

berpengaruh, yaitu orang-orang tertentu yang mampu

mempengaruhi sikap orang lain secara informal dalam suatu

sistem sosial. Dalam kenyataannya, orang berpengaruh ini dapat

menjadi pendukung inovasi atau sebaliknya, menjadi penentang,

Opinion Leaders berperan sebagai model dimana perilakunya

(baik mendukung atau menentang) diikuti oleh para pengikutnya.

Jadi, jelas disini bahwa orang berpengaruh (opinion leaders)

memainkan peran dalam proses keputusan inovasi.

Agen perubah, adalah bentuk lain dari orang berpengaruh.

Mereka sama-sama orang yang mampu mempengaruhi sikap

oarng lain untuk menerima suatu inovasi. Tapi, agen perubah

lebih bersifat formal yang ditugaskan oleh suatu agen tertentu

untuk mempengaruhi kliennya. Agen perubah adalah orang-orang

profesional yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan

tertentu untuk mempengaruhi kliennya. Dengan demikian,

kemampuan dan keterampilan agen perubah berperan besar

terhadap diterima atau ditolaknya inovasi tertentu. Sebagai

contoh, lemahnya pengetahuan tentang karakteristik struktur

sosial, norma dan orang kunci dalam suatu sistem sosial (misal:

suatu institusi pendidikan), memungkinkan ditolaknya suatu

inovasi walaupun secara ilmiah inovasi tersebut terbukti lebih

unggul dibandingkan dengan apa yang sedang berjalan saat itu.

Page 66: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

31

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan

bahwa sikap inovatif merupakan suatu kecendrungan untuk

bereaksi atau bertindak terhadap inovasi yang tercermin dalam:

(1). Tentang pembelajaran yang dilaksanakan guru seperti

pengetahuan atau pengalaman sesuatu yang baru (inovasi) yaitu:

pengetahuan tentang pengelompokan murid, pengetahuan

tentang pemakaian ruang dan waktu, pengetahuan tentang cara

mengajar, pengetahuan tentang teknologi dan informasi; (2).

Respon terhadap inovasi; (3). Kreatif yaitu: kemampuan dalam

memecahkan masalah, imajinatif, penemuan pelayanan dan

produk baru.

2. Motif

a. Pengertian dan Jenis Motif

Motif adalah dorongan-dorongan bawaan serta kebutuhan-

kebutuhan psikologis pekerja (Manullang, 2001). Selanjutnya

menurut Gerungan (1978) motif merupakan suatu pengertian yang

melingkupi semua penggerak, keinginan, hasrat dan tenaga

pendorong dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat

sesuatu dan hal ini dapat terjadi baik secara sadar maupun tidak

sadar. Dengan demikian motif merupakan sesuatu kekuatan yang

ada dalam diri seseorang dan motif ini menjadi faktor penggerak dan

penyebab timbulnya tingkah laku atau perilaku. Untuk menumbuhkan

dorongan yang ada dalam diri terwujud dalam tingkah laku, ada dua

Page 67: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

32

hal yang harus dipahami yaitu, kegiatan apa yang dilakukan dan

mengapa perlu melakukan kegiatan tersebut. Dalam hal ini perlu

pemahaman mendasar dari diri guru terhadap tujuan yang akan

dicapai yaitu prestasi kerja, (Kamaruddin, 2008).

Menurut asalnya motif-motif pada diri manusia dapat

dibedakan menjadi motif primer dan motif sekunder (Martaniah,

1982, dalam Kamaruddin, 2008). Mereka menyebut motif primer ini

sebagai motif biogenetis, yaitu motif yang berasal dari kebutuhan-

kebutuhan organisme orang demi kelanjutan kehidupannya. Motif ini

ada dalam diri setiap individu dan berkembang dengan sendirinya

tanpa dipelajari. Misalnya: lapar, haus, kebutuhan akan istirahat dan

sebagainya. Sedangkan motif sekunder ini sering disebut sebagai

motif sosial (sosiogenetis), yaitu motif yang umumnya diperoleh dari

proses belajar baik melalui pengalaman maupun lingkungan.

b. Fungsi Motif

Motif mempunyai dua fungsi yaitu:

a. Memberi daya untuk bergerak atau berfungsi menggerakkan

perilaku.

b. Mengarahkan perilaku pada tujuan tertentu.

Tenaga pendorong yang dimiliki motivasi menyebabkan

individu aktif, sedangkan fungsi yang mengarahkan perilaku dari

motif menyebabkan munculnya perilaku yang mengarah pada tujuan.

Page 68: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

33

Fungsi pengarah perilaku dari motivasi membuat individu

melakukan seleksi atau pilihan dari beberapa alternatif perilaku yang

memenuhi tujuannya. Sehingga makin tinggi motif atau motivasi

akan makin terarah perilaku individu.

Robert L. Mathis – Jhon H. Jackson (2006) Motivasi

(motivation) adalah keinginan dalam diri seseorang yang

menyebabkan orang tersebut bertindak. Orang biasanya bertindak

karena satu alasan: untuk mencapai tujuan. Jadi, motivasi adalah

sebuah dorongan yang di atur oleh tujuan dan jarang muncul dalam

kekosongan. Kata-kata kebutuhan, keinginan, hasrat, dan dorongan,

semuanya serupa dengan motif, yang merupakan asal dari kata

motivasi. Memahami motivasi sangatlah penting karena kinerja,

reaksi terhadap kompensasi, dan persoalan SDM yang lain

dipengaruhi dan mempengaruhi motivasi.

Teori motivasi kebutuhan dikemukakan oleh Maslow (Dalam

Robert L. Mathis – Jhon H. Jackson, 2006) yaitu: (1). Kebutuhan

fisik; (2). Kebutuhan akan keselamatan dan keamanan; (3).

Kebutuhan akan kebersamaan dan kasih sayang; (4) Kebutuhan

akan penghargaan; dan (5) Kebutuhan akan aktualisasi diri, dalam

hal ini mencakup juga kebutuhan untuk berprestasi.

Kebutuhan manusia ada tiga (MC Celelland, 2001) yaitu

kebutuhan berprestasi (need achievement), kebutuhan kekuasan

(need for power), kebutuhan afliasi (need affliation), Seseorang yang

Page 69: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

34

memiliki “need for achievement” yang tinggi selalu mempunyai pola

berpikir tertentu pada waktu tertentu dalam melaksanakan pekerjaan

dan dorongan ini berharap untuk meraih sasaran dan melampaui

atau mengembangkan keberhasilannya (prestasi). Oleh karena itu ia

selalu mempertimbangkan cara bagaimana pekerjaan yang akan

dilakukan untuk berhasil, serta selalu memikirkan rintangan-

rintangan yang mungkin dihadapi dalam usaha pencapaian tujuan.

c. Motif Berprestasi

Orang yang memiliki prestasi tinggi memiliki moral kerja atau

semangat kerja yang tinggi, dan suka bekerja keras, serta selalu

berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya.

Motif berprestasi adalah usaha mencapai sukses dengan

tujuan untuk berhasil dalam kompetisi berdasarkan ukuran

keunggulan. Ukuran keunggulan ini dapat dilihat pada pelaksanaan

tugas, keberhasilan diri sendiri dan keberhasilan orang lain. Hal ini

sejalan dengan pendapat Heckhausen yang dikutip Sibuea, 2001

(dalam Kamaruddin,2008) bahwa motif berprestasi ialah usaha untuk

meningkatkan atau mempertahankan kecakapan pribadi setinggi

mungkin dalam segala aktifitas dengan menggunakan suatu ukuran

tertentu sebagai pembanding. Heckhausen membedakan tiga ukuran

keunggulan yaitu: (1). Keunggulan yang berhubungan dengan tugas,

(2). Keunggulan yang berhubungan dengan diri sendiri, dan (3).

Keunggulan yang berhubungan dengan orang lain. Dengan adanya

Page 70: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

35

pembanding ini, maka guru akan lebih mudah melihat sampai sejauh

mana prestasi yang sudah dicapai dalam melaksanakan tugas dan

tanggungjawabnya sebagai guru. Dalam hal ini motif berprestasi

merupakan dorongan untuk berusaha keras untuk mencapai prestasi

dalam hubungannya dengan standar keunggulan. Orang yang

mempunyai motif berprestasi tinggi cenderung mempunyai

kepercayaan yang tinggi terhadap diri sendiri, bertanggungjawab dan

menghargai hasil yang konkrit dari kerjanya, aktif disekolah dan di

masyarakat serta ulet dalam kehidupan.

Heckhausen yang dikutip Sibuea (2001) sifat-sifat individu

yang mempunyai motif berprestasi tinggi yaitu, lebih memiliki

kepercayaan dalam menghadapi tugas yang berhubungan dengan

prestasi, memiliki sifat yang lebih berorientasi ke depan dan lebih

menangguhkan permuasan saat sekarang untuk dapat mencapai

penghargaan atau imbalan (reward) yang lebih diwaktu kemudian,

memiliki tugas yang kesukarannya sedang tidak suka membuang-

buang waktu, dalam memilih teman kerja lebih menyukai orang yang

mempunyai kemampuan dari pada orang yang simpati dan lebih

tangguh dalam mengerjakan tugas. Mc Clelland yang dikutip oleh

Tyagi, 1997 (dalam Kamaruddin, 2008) bahwa gambaran tentang

individu yang motif berprestasi tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

lebih suka menetapkan sendiri tujuan prestasinya, menyukai tujuan

yang sesuai dengan kemampuannya dan menyukai balikan (feed

Page 71: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

36

back) yang cepat serta efisien mengenai prestasinya dan

bertanggung jawab terhadap solusi yang diberikan.

Berdasarkan uraian di atas, maka motif berprestasi adalah

dorongan yang diarahkan untuk mencapai prestasi. Guru yang

memiliki motif berprestasi dalam melaksanakan tugasnya akan selalu

berusaha meraih keberhasilan, dan prestasi yang akan dicapai

muncul apabila ada kepercayaan diri yang tinggi dan harus

mempunyai prinsip mengutamakan pencapaian tujuan daripada

penghargaan (reward). Motif berprestasi dapat diukur melalui ukuran

keunggulan yaitu pelaksanaan tugas, keberhasilan diri sendiri dan

keberhasilan orang lain. Motif berprestasi adalah keinginan guru

untuk berprestasi dengan tujuan untuk mencapai sukses. Keinginan

berprestasi itu meliputi: (1). Adanya keinginan untuk memperlihatkan

hasil kerja yang optimal, (2). Memanfaatkan waktu semaksimal

mungkin, (3). Memiliki sikap yang lebih berorientasi kedepan (4).

Sangat berhati-hati di dalam memilih teman kerja, dan (5).

Bertanggungjawab terhadap prestasi yang diperoleh.

3. Prestasi Kerja Guru

Kinerja guru atau prestasi kerja (performance) diartikan sebagai

ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap,

keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu. Simamora

menyatakan bahwa prestasi kerja (performance) diartikan sebagai

suatu pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara

Page 72: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

37

langsung dapat tercermin dari output yang dihasilkan baik kuantitas

maupun kualitasnya. Pengertian di atas menyoroti kinerja berdasarkan

hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan pekerjaan, (Retno,

2003).

Istilah lain dalam bahasa Inggris yang menggambarkan prestasi

yaitu achievement. Kata ini berasal dari kata to achieve yang berarti

mencapai, tetapi sering diterjemahkan menjadi pencapaian atau apa

yang dicapai. Dari pengertian tersebut prestasi kerja karyawan

merupakan hasil yang dicapai oleh setiap orang dalam melakukan

suatu kegiatan atau pekerjaan. Selanjutnya Bernardin dan Russel

mengemukakan, prestasi adalah catatan tentang hasil-hasil yang

diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu

selama kurun waktu tertentu (Ruky, dalam Retno, 2003). Dengan

demikian prestasi adalah hasil yang dicapai oleh setiap orang dalam

melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.

Prestasi kerja guru adalah sesuatu yang dikerjakan atau produk

atau jasa yang dihasilkan oleh seseorang atau kelompok, bagaimana

kualitas kerja, ketelitian dan kerapian kerja, penugasan dan bidang

kerja, penggunaan dan pemeliharaan peralatan, inisiatif dan kreativitas,

disiplin, dan semangat kerja yaitu kejujuran, loyalitas, rasa kesatuan

dan tanggung jawab serta hubungan antar pribadi (Retno, 2003).

Hasil akhir dari prestasi kerja lebih jelasnya dapat dilihat dari

konsumen yang menikmati layanan karyawan. Menurut Mangkunegara

Page 73: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

38

(dalam Pertuwoboys, 2010), bahwa prestasi kerja adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugasnya, sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya. Prestasi adalah hasil yang dicapai dan apa yang

dikerjakan atau yang sudah diusahakan, seperti belajar, bekerja,

olahraga dan sebagainya. Prestasi kerja tersebut mengandung

pengertian cukup luas, prestasi itu dapat dikatakan hasil-hasil yang

dicapai seseorang dalam melakukan sesuatu, misalnya keberhasilan

guru, dosen, pegawai, seniman, pedagang dan lain sebagainya.

Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1978 tentang penilaian

kinerja Pegawai Negeri Sipil. Hasil-hasil penilaian dituangkan dalam

suatu daftar yang disebut DP3 atau Daftar Penilaian Pelaksanaan

Pekerjaan. Penilaian ini berpokus kepada karakteristik kepribadian

pegawai yang meliputi: (1) kesetiaan, (2) prestasi kerja, (3) tanggung

jawab, (4) ketaatan, (5) kejujuran, (6) kerjasama, (7) prakarsa dan (8)

kepemimpinan.

Prestasi kerja seorang guru, perlu diadakan penilaian atas

prestasi kerja tersebut (performance appraisal). Penilaian prestasi kerja

adalah suatu cara dalam melakukan evaluasi terhadap prestasi kerja

karyawan dengan serangkaian tolak ukur tertentu yang objektif dan

berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta dilakukan secara

berkala (Handoko, 1978 dalam Kamaruddin,2008). Penilaian yang

Page 74: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

39

dilakukan dalam suatu organisasi tidak terlepas dari unjuk kerja yang

dihasilkan oleh guru itu sendiri.

Pengertian lain menurut Henry Simamora, 1999 (dalam

Murgiyono, 2001) mengatakan bahwa penilaian kinerja (performance

appraisal) proses organisasi mengevaluasi pelaksanaan kerja individu.

Dalam penilaian kinerja dinilai kontribusi karyawan kepada organisasi

selama periode waktu tertentu. Umpan balik kinerja (performance

feedback) memungkinkan karyawan mengetahui seberapa baik mereka

bekerja jika dibandingkan dengan standar-standar organisasi.

Tujuan pokok sistem penilaian kinerja adalah menghasilkan

informasi yang akurat dan salah tentang perilaku dan kinerja anggota-

anggota organisasi, (Henry Simamora, 1999). Penilaian kinerja adalah

proses yang dilakukan oleh organisasi untuk menilai kinerja (job

performance). Penilaian kinerja merupakan keseluruhan proses

penilaian yang berkenaan dengan seberapa nbaik seseorang pegawai

melaksanak tugas yang dibebankan kepadanya. Dalam melakukan

penilaian kinerja pertama-tama yang dilakukan adalah identifikasi

aspek-aspek atau dimensi kinerja untuk menentukan kinerja yang

efektif. Untuk menentukan kinerja yang efektif, organisasi menetapkan

bidang prestasi kunci sebagai mekanisme untuk mencapai sasaran

program (Murgiyono, 2001).

Prestasi kerja guru berdasarkan pendekatan pelaksanaan tugas

dapat diukur dari uraian tugas guru. P3G Depdiknas, sepuluh

Page 75: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

40

kompetensi dasar guru, yang meliputi kemampuan-kemampuan dalam

hal: (1) menguasai bahan ajar, (2) mengelola program belajar

mengajar, (3) mengelola kelas, (4) menggunakan media dan sumber

pengajaran, (5) menguasai landasan-landasan kependidikan, (6)

mengelola interaksi belajar mengajar, (7) menilai prestasi belajar siswa,

(8) mengenal dan fungsi program pelayanan BP, (9) mengenal dan ikut

menyelenggarakan administrasi sekolah, dan (10) memahami prinsip-

prinsip penelitian pendidikan dan menafsirkan untuk pengajaran.

(Anwar, 2003 dalam Kamaruddin, 2008).

Prestasi kerja guru yang menekankan pelaksanaan tugas

meliputi:

1. Membuat perangkat program pembelajaran,

2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran,

3. Melaksanakan kegiatan evaluasi,

4. Melaksanakan analisis hasil ulangan,

5. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan,

6. Mengisi daftar hadir,

7. Membuat alat pelajaran alat peraga / media,

8. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum,

9. Melaksanakan tugas tertentu disekolah,

10. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa,

11. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit kenaikan pangkat.

Page 76: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

41

C. Kerangka Pemikiran

Guru sebagai unsur penting dalam sekolah perlu menyikapi setiap

perubahan karena tidak semua perubahan dapat diterima, melainkan

harus disesuaikan dengan budaya sekolah dan lingkungan sekolah.

Respon dapat mempengaruhi terhadap prestasi kerja, respon guru

yang positif terhadap inovasi akan meningkatkan kreativitas guru dalam

pelaksanaan tugas. Guru akan selalu memperbaharui materi pelajarannya

berdasarkan informasi yang diperoleh, guru memperbaharui metode

mengajar sesuai dengan perkembangan teknologi, guru mempersiapkan

skenario pembelajaran setiap mengajar, guru mempersiapkan media

pembelajaran, guru memiliki keterampilan dalam menggunakan teknologi

dan lain-lain.

Sikap inovatif guru diwujudkan dalam perilaku guru yang terbuka

terhadap pengalaman baru, memberikan pelayanan baru terhadap

peserta didik. Semua perilaku ini tentu tidak terlepas dari prestasi kerja

guru.

Menurut Supardi (Mangkunegara, 2006 dalam Pertuwoboys, 2010)

terdapat enam faktor yang mempengaruhi prestasi kerja yaitu: (1) Kualitas

kerja, (2) Kuantitas kerja, (3) Pengetahuan (4) Penyesuaian pekerjaan, 5)

Hubungan kerja, dan 6) Inisiatif kerja.

Motif berprestasi adalah keinginan atau hasrat untuk mencapai

sukses dengan tujuan untuk berhasil dalam kompetisi berdasarkan

keunggulan. Ukuran keunggulan dapat dilihat dari keberhasilan

Page 77: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

42

melaksanakan tugas, keberhasilan diri sendiri dan keberhasilan yang

berhubungan dengan orang lain.

Motif berprestasi juga tidak terlepas dari sikap guru yang

memanfaatkan waktu semaksimal mungkin. Guru yang memiliki prestasi

kerja tidak akan pernah menyia-nyiakan waktu sangat berharga dalam

pekerjaannya, sikap memandang jauh kedepan adalah keinginan untuk

mencapai prestasi sehingga dalam setiap pekerjaannya guru tersebut

mempersiapkan diri sebaik mungkin terhadap apa yang ingin dicapai pada

masa mendatang. Sikap memandang jauh kedepan akan meningkatkan

prestasi kerja guru, sebaliknya jika guru tidak ada keinginan untuk berhasil

maka prestasi kerja akan menurun.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan memperhatikan

fenomena prestasi kerja guru SMK Negeri di Kota Palopo penulis

berkeinginan untuk meneliti Pengaruh Sikap Inovatif dan Motif Berprestasi

terhadap Prestasi Kerja Guru di SMK Negeri di Kota Palopo, dengan

paradigma yang menggambarkan antara sikap inovatif (X1), dan motif

berprestasi (X2), berpengaruh terhadap prestasi kerja guru SMK Negeri di

Kota Palopo seperti yang digambarkan pada kerangka pemikiran berikut:

Page 78: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

43

Gambar 2.1. Kerangka pemikiran

Sumber : Peneliti (2010)

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran, variabel penelitian sebagai berikut:

1. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara

sikap inovatif dan motif berprestasi terhadap prestasi kerja guru SMK

Negeri di Kota Palopo.

2. Diduga sikap inovatif lebih dominan berpengaruh terhadap prestasi

kerja guru SMK Negeri di Kota Palopo.

SIKAP INOVASI(X1)

MOTIF BERPRESTASI (X2)

PRESTASI KERJA(Y)

Page 79: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian maka penelitian ini

menggunakan jenis penelitian explanatory, dalam Istijanto, 2005

mengatakan bahwa eksplanatori merupakan desain riset yang bertujuan

utama memperoleh pandangan mendalam dan menyeluruh tentang

masalah manajemen SDM yang sebenarnya. Dengan hasil riset

explanatory ini dapat digunakan sebagai pedoman menentukan jenis

informasi yang dibutuhkan terhadap pengaruh variabel sikap inovatif dan

motif berprestasi terhadap Prestasi Kerja Guru SMK Negeri di Kota

Palopo.

Sedangkan menurut Faisal, 1992 (dalam Kamaruddin, 2008)

explanatory research ditujukan untuk menemukan dan mengembangkan

teori sehingga hasilnya dapat menjelaskan terjadinya sesuatu gejala atau

kenyataan sosial tertentu.

Penelitian ini bersifat deskriptif. Menurut Istijanto, 2005 penelitian

deskriptif adalah menggambarkan sesuatu, yang mana dalam penelitian

ini sesuatu ialah variabel yang dikaji dibedakan atas dua hal yaitu variabel

bebas yang terdiri dari sikap inovatif dan motif berprestasi menitikberatkan

pada pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.

Page 80: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

45

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan pada SMK Negeri di Kota Palopo,

dengan subjek penelitiannya yang ada pada guru SMK Negeri di Kota

Palopo. Pemilihan tempat ini adalah didasarkan pada fenomena yang

terjadi pada sekolah sesuai dengan permasalahan yang dibahas.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini berlangsung selama + 4 (empat) bulan dalam

tahun 2010.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah guru SMK Negeri di kota Palopo, ada 3

SMK Negeri di kota Palopo, dengan jumlah guru yang berstatus Pegawai

Negeri Sipil (PNS) sebanyak 266 orang. Yang kesemuanya berdomisili di

Kota Palopo dan di Kabupaten Luwu. Distribusi jumlah guru untuk masing-

masing SMK dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Distribusi populasi setiap sekolah

No. Nama Sekolah Jumlah Guru1.

2.

3.

SMK Negeri 1 Palopo

SMK Negeri 2 Palopo

SMK Negeri 3 Palopo

85

128

53

Jumlah Guru 266Sumber : Data Primer, diolah (Tahun 2010)

Page 81: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

46

2. Sampel Penelitian

Untuk menentukan jumlah digunakan sampel teknik stratified

proporsional random sampling bagi masing-masing guru. Teknik ini

digunakan karena memperhitungkan banyaknya guru di SMK Negeri Kota

Palopo. Dengan demikian distribusi populasi akan terwakili secara optimal

di dalam sampel. Untuk menentukan bersama sampel dipakai rumus

Cochran (1997).

Berikut Tabel populasi berdasarkan Golongan Kepangkatan,

Pendidikan dan populasi berdasarkan Masa Kerja :

Tabel 3.2 Populasi berdasarkan golongan kepangkatan

No. Golongan/Pangkat Jumlah (orang) %1. II 17 6,392. III 149 56,013. IV 100 37,6

Jumlah 266 100Sumber : Data Primer, diolah (Tahun 2010)

Berdasarkan dengan Tabel 3.2 di atas maka Golongan Kepangkatan

II berjumlah 17 orang atau 6,39 %, Golongan Kepangkatan III berjumlah

149 orang atau 56,01 % dan Golongan Kepangkatan IV berjumlah 100

orang atau 37,6 %.

Tabel 3.3 Populasi berdasarkan pendidikan

No. Pendidikan Jumlah (orang) %1. D3 17 6,392. S1 233 87,63. S2 16 6,01

Jumlah 266 100Sumber : Data Primer, diolah (Tahun 2010)

Page 82: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

47

Berdasarkan dengan Tabel 3.3 tersebut maka Pendidikan D3

berjumlah 17 orang atau 6,39 %, Pendidikan S1 berjumlah 233 orang atau

87,6 % dan Pendidikan S2 berjumlah 16 orang atau 6,01 %.

Tabel 3.4 Populasi berdasarkan masa kerja

No. Pendidikan Masa kerja Jumlah (orang) %

1. D3 a. > 5 tahunb. < 5 tahun

017

06,39

2. S1 c. > 5 tahund. < 5 tahun

96137

36,0951,50

3. S2 a. > 5 tahunb. < 5 tahun

106

3,772,25

Jumlah 266 100Sumber : Data Primer, diolah (Tahun 2010)

Berdasarkan dengan Tabel 3.4 di atas maka Pendidikan D3 dengan

masa kerja diatas 5 tahun sudah tidak ada, sedangkan dibawah 5 tahun

berjumlah 17 orang atau 6,39 %, Pendidikan S1 dengan masa kerja diatas

5 tahun berjumlah 96 orang atau 36,09 %, dibawah 5 tahun berjumlah 137

orang atau 51,50 % dan Pendidikan S2 dengan masa kerja diatas 5 tahun

berjumlah 10 orang atau 3,77 %, sedangkan dibawah 5 tahun berjumlah 6

orang atau 2,25 %.

Penetapan strata populasi ditetapkan atas dasar tiga pertimbangan

yaitu berdasarkan Golongan Kepangkatan, Pendidikan dan Masa Kerja.

Adapun penyebaran populasi telah diuraikan di atas.

Berdasarkan ciri-ciri populasi di atas, maka penentuan sampel dalam

penelitian ini lebih sesuai dengan penentuan sampel berdasarkan rumus

Cochran (1997) dengan rumus sebagai berikut:

Page 83: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

48

t2 x p x qno = ----------------

d2

Selanjutnya nilai no yang terbesar dikoreksikan ke dalam rumus :

non = ------------------ no – 1 1 + ---------- N

Dimana :

no = besar sampel tahap pertama

N = jumlah populasi penelitian

N = besar sampel tahap kedua

t = besarnya z sesuai dengan taraf signifikan 95 %

p = besarnya proporsi kelompok pertama dalam strata

q = 1-p (besarnya proporsi kelompok kedua dalam strata)

d = besarnya kekeliruan pengambilan sampel, ditetapkan 10 %

Perhitungan proporsi masing-masing golongan kepangkatan,

pendidikan dan masa kerja, dilakukan sebagai berikut :

1. Untuk strata Golongan kepangkatan dengan proporsi :

p1 = (121/266) = 0,45 q1 = 1 – 0,45 = 0,55

a). Dari hasil perhitungan proporsi strata, maka untuk perhitungan

sampel yaitu:

1,962 x 0,45 x 0,55no = ----------------------------- = 95,08 dibulatkan menjadi 95

0,01

b). Karena perhitungan di atas menghasilkan sampel yang dianggap

masih besar, maka nilai sampel tahap pertama (no) dikoreksi agar

menjadi kecil dengan rumus koreksi Cochran yaitu:

Page 84: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

49

non = ----------------- no - 1 1 + --------- N

95n = -------------- = 70,37 dibulatkan menjadi 70 95 – 1 1 + -------- 266

2. Untuk strata Pendidikan dengan proporsi :

p2 = (204/266) = 0,76 q2 = 1 – 0,76 = 0,24

Berdasarkan hasil perhitungan proporsi strata, maka untuk perhitungan

sampel yaitu:

1,962 x 0,76 x 0,24no = ----------------------------- = 71,50 dibulatkan menjadi 71

0,01

71n = -------------- = 56,34 dibulatkan menjadi 56 71 – 1 1 + -------- 266

3. Untuk strata Masa Kerja dengan proporsi :

p1 = (104/266) = 0,39 q1 = 1 – 0,39 = 0,61

a). Dari hasil perhitungan proporsi strata, maka untuk perhitungan

sampel yaitu:

1,962 x 0,39 x 0,61no = ----------------------------- = 93,25 dibulatkan menjadi 93

0,01

Page 85: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

50

b). Karena perhitungan di atas menghasilkan sampel yang dianggap

masih besar, maka nilai sampel tahap pertama (no) dikoreksi agar

menjadi kecil dengan rumus koreksi Cochran yaitu:

non = ----------------- no - 1 1 + --------- N

93n = -------------- = 69,40 dibulatkan menjadi 69 93 – 1 1 + -------- 266

Tabel 3.5 Hasil perhitungan sampel

No. Strata p q d No n1. Golongan Kepangkatan 0,45 0,55 0,10 95 702. Pendidikan 0,76 0,24 0,10 71 563. Masa Kerja 0,39 0,61 0,10 93 69

Sumber : Data Primer, diolah (Tahun 2010)

Berdasarkan Tabel 3.5 di atas dapat dilihat bahwa sampel penelitian

ini adalah sebanyak 70 orang, yang diambil secara random berdasarkan

strata golongan kepangkatan, pendidikan, dan masa kerja dari ketiga SMK

Negeri di kota Palopo.

Persentase sampel untuk masing-masing strata adalah

perbandingan jumlah sampel yang terbesar dengan jumlah populasi yaitu:

70 --------- x 100 % = 26,31 %

266

Page 86: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

51

Berdasarkan jumlah sampel tersebut, rincian masing-masing strata

dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut :

Tabel 3.6 Jumlah sampel setiap strata

No. Golongan Kepangkatan Pendidikan Masa Kerja Jumlah

Sampel

1.

IIIIIIVIIIIIIV

Sarjana< 5 tahun

> 5 tahun

034106

25

2.

IIIIIIVIIIIIIV

Non Sarjana< 5 tahun

> 5 tahun

400000

Jumlah 70Sumber : Data Primer, diolah (Tahun 2010)

Penentuan sampel dari setiap unit SMK Negeri kota Palopo

meskipun ditentukan secara random tetapi tetap berdasarkan strata

golongan kepangkatan, pendidikan, dan masa kerja. Jumlah sampel

penelitian dari setiap unit SMK Negeri dapat dilihat dalam Tabel 3.7

sebagai berikut:

Tabel 3.7 Jumlah sampel setiap unit smk negeri di kota Palopo

No. Unit Sekolah Jumlah (orang)

1. SMK Negeri 1 Palopo 25

2. SMK Negeri 2 Palopo 30

3. SMK Negeri 3 Palopo 15

Jumlah 70Sumber : Data Primer, diolah (Tahun 2010)

Page 87: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

52

D. Instrumen Penelitian (Alat Pengumpulan Data)

Sesuai dengan variabel penelitian yang telah disebutkan

sebelumnya, ada tiga jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

(1) data sikap inovatif, (2) data motif berprestasi, dan (3) data prestasi

kerja guru.

Ketiga jenis data penelitian tersebut dijaring dengan menggunakan

kuesioner, dengan tingkat pengukuran interval, yang alternatif jawaban

sangat setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS), tidak setuju (TS),

sangat tidak setuju (STS).

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara:

1. Wawancara

Wawancara yaitu melakukan dialog secara langsung untuk

memperoleh informasi dari responden terpilih dalam menghimpun

informasi yang relevan dengan kajian.

2. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu aktivitas untuk memperoleh sejumlah data

melalui pencatatan-pencatatan dari dokumen-dokumen yang

terdapat pada lokasi penelitian.

Page 88: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

53

3. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang mengajukan

sejumlah pertanyaan secara tertulis yang diberikan kepada

responden dengan maksud untuk memperoleh data yang akurat

dan valid.

F. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini ada dua jenis variabel, yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah (1) sikap

inovatif (X1), (2) motif berprestasi (X2) sedangkan variabel terikat adalah

prestasi kerja guru (Y). Setiap variabel diperjelas dengan defenisi dan

indikatornya masing-masing.

1. Sikap inovatif adalah sebagai ide-ide baru, praktik-praktik baru, atau

objek-objek yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh

individu atau masyarakat sasaran. Pengertian baru di sini,

mengandung makna bukan sekedar baru diketahui oleh pikiran

(cognitive), melainkan juga baru karena belum dapat diterima secara

luas seluruh warga masyarakat dalam arti sikap (attitude) dan juga

baru dalam pengertian belum diterima dan diterapkan oleh seluruh

warga masyarakat setempat. Yang meliputi (Roger, 1983 dalam A.

Effendi Sanusi):

a. Keunggulan relatif (relative advantage)

b. Kompatibilitas (compatibility)

Page 89: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

54

c. Kerumitan (complexity)

d. Kemampuan diujicobakan (trialability)

e. Kemampuan untuk diamati (observability).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Irawati A. Kahar (2003)

sikap inovatif mempunyai hubungan positif terhadap prestasi kerja

pegawai pustakawan, dengan demikian apabila sikap inovatif

mengalami peningkatan maka prestasi pegawai pustakawan juga

mengalami peningkatan.

2. Motivasi atau dapat juga disebut motif berprestasi adalah

dorongan/keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan orang

tersebut bertindak, untuk mencapai tujuan. Yang meliputi (Maslow,

2006) :

a. Kebutuhan fisiologis

b. Kebutuhan akan keselamatan dan keamanan

c. Kebutuhan akan kebersamaan dan kasih sayang

d. Kebutuhan akan penghargaan

e. Kebutuhan akan aktualisasi diri.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyono (2001) motif

berprestasi memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap

kinerja dosen. Dengan demikian apabila motif berprestasi mengalami

peningkatan maka kinerja juga mengalami peningkatan.

3. Prestasi kerja guru adalah ungkapan kemampuan yang didasari oleh

pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi untuk menghasilkan

Page 90: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

55

sesuatu, dalam hal ini sekolah. Yang meliputi (Daftar Pelaksanaan

Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, PP-Nomor 10 tahun 1978):

a. Kesetiaan

b. Prestasi Kerja

c. Tanggung Jawab

d. Ketaatan

e. Kejujuran

f. Kerjasama

g. Prakarsa

h. Kepemimpinan

Prestasi kerja guru akan mempunyai hubungan signifikan dengan

motivasi sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh

pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai pencapaian

persyaratan pekerjaan tertentu yang secara langsung dapat tercermin

dari output yang dihasilkan baik kuantitas maupun kualitas (Henry

Simamora,1999).

Berdasarkan indikator variabel yang diteliti maka penelitian ini

menggunakan pengukuran dengan skala Likert yaitu digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok

tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan, 2008). Untuk keperluan

analisis kuantitatif penelitian maka peneliti memberikan alternatif jawaban

responden dengan menggunakan skala 1 – 5 yang dapat dilihat pada

Tabel 3.8 berikut:

Page 91: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

56

Tabel 3.8 Variabel penelitian

Variabel Indikator SkalaSikap

inovatif (X1)

1) Keunggulan relatif,2) Kompatibilitas,3) Kerumitan,4) Kemampuan diujicobakan,5) Kemampuan untuk diamati.

Interval

Motif Berprestasi

(X2)

1) Kebutuhan fisik,2) Kebutuhan akan keselamatan dan keamanan,3) Kebutuhan akan kebersamaan dan kasih

sayang,4) Kebutuhan akan penghargaan,5) Kebutuhan akan aktualisasi diri.

Interval

Prestasi Kerja Guru

(Y)

1) Kesetiaan 2) Prestasi Kerja3) Tanggung Jawab4) Ketaatan5) Kejujuran6) Kerjasama7) Prakarsa8) Kepemimpinan

Interval

Sumber: (Peneliti, 2010)

G.Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas kuesioner yang digunakan adalah prosedur korelasi.

Valid tidaknya sebuah item pertanyaan dilakukan dengan

mengkorelasikan antara skor skor butir kuesioner dengan skor total.

Teknik analisis yang digunakan yaitu Corrected Item-Total Correlation

yang diperoleh dengan bantuan program SPSS 17.0.

Uji reliabilitas kuesioner yang digunakan adalah metode Alpha

Cronbach dengan bantuan program SPSS 17.0.

Page 92: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

57

H. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua

cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak

yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

b. Uji Multikolonieritas

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen,

multikolinearitas. Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah

multikolonieritas sehingga model regresi tak dapat digunakan.

c. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mengetahui apakah dalam model suatu regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari residul suatu pengamatan ke pengamatan

yang lain digunakan uji heteroskedatisitas. Sedangkan jika terjadi varian

dan residul suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas. Jika untuk model regresi yang baik adalah

homoskedatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Page 93: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

58

2. Analisis Regresi Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui atau mengukur pengaruh antara

Sikap Inovatif (X1) dan Motif Berprestasi (X2) terhadap Prestasi Kerja guru

(Y).

Y = a + b1X1 + b2X2 + biXi + ei ........................ (Hasan Iqbal, 2009)

Dimana:

Y = Prestasi Kerja Guru

X1 = Sikap Inovatif

X2 = Motif Berprestasi

a = Intercept

b1, b2 = Koefisien regresi

i = 1,2,3, ...

ei = residual

a. Uji Simultan (uji - F)

Digunakan untuk mengetahui kontribusi Sikap Inovatif dan Motif secara

bersamaan terhadap Prestasi Kerja Guru, langkah-langkah untuk uji

simultan sebagai berikut:

Menentukan hipotesis

Ho : β1 = β2 = 0, Sikap Inovatif dan Motif Berprestasi tidak berpengaruh

signifikan terhadap Prestasi Kerja Guru.

Ha : β1 = β2 = 0, Sikap Inovatif dan Motif Berprestasi berpengaruh

signifikan terhadap Prestasi Kerja Guru.

b. Uji Parsial (uji - t)

Uji parsial ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor

Sikap Inovatif dan Motif Berprestasi terhadap Prestasi Kerja Guru.

Page 94: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

59

Menurut Djarwanto dan Pangestu S. (2005) langkah-langkah untuk uji

parsial adalah sebagai berikut:

Menetapkan hipotesis

H01:β=0, Sikap Inovatif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

Prestasi Kerja Guru.

Ha1:β≠0, Sikap Inovatif berpengaruh secara signifikan terhadap Prestasi

Kerja Guru.

H02:β=0, Motif Berprestasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

Prestasi Kerja Guru.

Ha2:β≠0, Motif Berprestasi berpengaruh secara signifikan terhadap

Prestasi Kerja Guru.

c. Uji R2 Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel bebas

dengan variabel tidak bebas secara simultan, dapat dilihat hasil uji

koefisien korelasi multiple R, sedangkan tingkat pengaruh dapat dilihat

hasil uji koefisien Determinasi R2.

Page 95: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di Kota Palopo

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu lembaga

pendidikan formal yang bertujuan untuk memberikan kemampuan yang

mana siswa/siswinya harus mampu menjadi tenaga kerja yang

profesional. Kemampuan tersebut berupa perluasan dari pengetahuan

dan keterampilan yang diperoleh dari Sekolah Menengah Pertama (SMP),

tetapi lebih kepada keterampilan yang di persiapkan sebagai tenaga kerja

yang siap pakai, guna memenuhi tuntutan dunia kerja yang semakin

tinggi. Di Kota Palopo terdapat 17 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

terdiri dari 3 (tiga) unit SMK Negeri yang merupakan objek penelitian, dan

14 unit SMK Swasta.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di Kota Palopo telah

dapat menampung siswa sekolah menengah pertama lulusan dari Kota

Palopo, daerah-daerah di sekitar Kota Palopo yang jarak tempuh kurang

lebih 30 km ke Kota, yaitu daerah Batu, Lamasi Pantai, Karetan, Bolong,

Batusitanduk, Lamasi Jawa, Mangkutana, Malangke dan seterusnya,

bahkan masih dapat menampung siswa lulusan sekolah menengah

pertama dari daerah tetangga seperti Kabupaten Wajo.

Page 96: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

61

2. Gambaran Umum Responden Penelitian

Responden penelitian adalah guru SMK Negeri di Kota Palopo

sebanyak 70 orang, tersebar pada 3 SMK Negeri yang ada di Kota

Palopo. Untuk lokasi SMK Negeri 1 berjarak 4 km dari kantor dinas

pendidikan kota Palopo, SMK Negeri 2 berjarak 5 km dari kantor dinas

pendidikan Kota Palopo, Sedangkan SMK Negeri 3 Palopo berjarak 10 km

dari kantor dinas pendidikan Kota Palopo.

a. Distribusi Persentasi Responden Berdasarkan Kelompok

Umur

Berdasarkan hasil penelitian bahwa distribusi persentasi responden

berdasarkan kelompok umur, pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Distribusi persentasi responden berdasarkan kelompok umur

Umur (Tahun) Jumlah Persentasi< 31 - -31 – 38 23 33,0039 – 44 26 37,0045 – 50 19 27,00> 50 2 3,00

Jumlah 70 100,00Sumber: Data Primer, diolah (2010)

Tabel 4.1 menjelaskan bahwa responden yang berusia < 31 tahun

tidak ada, usia 31 – 38 sebanyak 23 orang (33%), 39 - 44 tahun sebanyak

26 orang (37%), 45 - 50 tahun sebanyak 19 orang (27%), dan > 50 tahun

sebanyak 2 orang (3%), distribusi persentasi responden berdasarkan

kelompok umur menunjukkan bahwa jumlah 31 – 44 tahun sebanyak 49

orang artinya responden berada pada usia dewasa produktif dan sudah

Page 97: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

62

berpengalaman dibidangnya sehingga dapat diharapkan lebih

bertanggungjawab, lebih mampu meningkatkan prestasi dan lebih

produktif dalam menjalankan tugas.

b. Distribusi Persentasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian bahwa distribusi persentasi

responden berdasarkan jenis kelamin, pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Distribusi persentasi responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah PersentasiLaki-laki 45 64,00Perempuan 25 36,00

Jumlah 70 100,00Sumber: Data Primer, diolah (2010)

Tabel 4.2 dijelaskan bahwa responden dengan jenis kelamin laki-

laki sebanyak 45 orang (64%), dan jenis kelamin Perempuan sebanyak 25

orang (36%). Berdasarkan distribusi persentasi jenis kelamin tersebut

menunjukkan bahwa jumlah responden laki-laki lebih banyak dari pada

jumlah perempuan. Data ini semakin menegaskan bahwa jumlah guru

yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari perempuan.

c. Distribusi Persentasi Responden Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian bahwa distribusi persentasi

responden berdasarkan pendidikan, pada Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Distribusi persentasi responden berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan

Jumlah (orang)

Persentasi

S1 54 77,00S2 16 23,00

Page 98: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

63

Jumlah 70 100,00Sumber: Data Primer, diolah (2010)

Tabel 4.3 diketahui bahwa responden yang berpendidikan S1

sebanyak 54 orang (77%), sedangkan S2 sebanyak 16 orang (23%). Ini

berarti bahwa yang berpendidikan S1 masih banyak dan perlu mendapat

perhatian peningkatan kualifikasi pendidikan untuk melanjutkan ke jenjang

yang lebih tinggi agar peningkatan sumber daya manusianya lebih

produktif.

d. Distribusi Persentasi Responden Berdasarkan Masa Kerja

Berdasarkan hasil penelitian bahwa distribusi persentasi

responden berdasarkan masa kerja, pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Distribusi persentasi responden berdasarkan masa kerja

Masa Kerja (tahun)

Jumlah (orang)

Persentasi

5 33 47,00> 5 67 53,00

Jumlah 70 100,00Sumber: Data Primer, diolah (2010)

Tabel 4.4 diketahui bahwa responden dengan masa kerja 5

tahun sebanyak 33 orang (47%), > 5 tahun sebanyak 67 orang (53%).

Distribusi persentasi berdasarkan masa kerja responden menunjukkan

bahwa lebih banyak responden dengan masa kerja di atas 5 tahun,

sehingga diharapkan sudah memiliki pengalaman pengetahuan serta

keterampilan yang cukup dalam melaksanakan tugas sebagai seorang

pendidik/pengajar.

Page 99: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

64

e. Distribusi Persentasi Responden Berdasarkan Golongan Kepangkatan

Berdasarkan hasil penelitian bahwa distribusi persentasi

responden berdasarkan Golongan Kepangkatan, pada Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Distribusi persentasi responden berdasarkan golongan kepangkatan

Golongan Jumlah (orang) PersentasiIII 53 76,00IV 17 24,00

Jumlah 70 100,00Sumber: Data Primer, diolah (2010)

Tabel 4.5 diketahui bahwa responden yang memiliki golongan III

sebanyak 53 orang (76%), dan golongan IV sebanyak 17 orang (24%)

Berdasarkan distribusi diatas diharapkan responden berusaha untuk

meningkatkan prestasi kerjanya dengan mengumpulkan angka kredit

jabatan fungsional guru.

3. Distribusi Frekuensi

Berdasarkan hasil penelitian dari sikap inovatif dan motif berprestasi

terhadap prestasi kerja guru, maka data distribusi frekuensi setiap variabel

dengan menggunakan bantuan program SPSS 17.0, statistik distribusi

frekuensi menjabarkan tentang jawaban responden dalam bentuk nilai

frekuensi (F), persentasi (%) dan mean (nilai rata-rata) dari masing-

masing jawaban kuesioner. Adapun distribusi data penelitian ini secara

berturut-turut dimulai dari data variabel sikap inovatif (X1), motif

Page 100: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

65

berprestasi (X2), dan prestasi kerja guru (Y), terlihat pada Tabel 4.6

berikut:

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Sikap Inovatif, Motif Berprestasi dan Prestasi Kerja Guru

Indikator Sangat Setuju Setuju Kurang

SetujuTidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

TotalMean(Rata-Rata)

F % F % F % F % F % F %Sikap Inovatif1. Keunggulan

Relatif2. Kompatibiltas3. Kerumitan4. Kemampuan

diujicobakan5. Kemampuan

diamati

0

012

1

0

01,42,9

1,4

38

03534

37

54,3

050

48,6

52,9

29

351934

32

41,4

5027,148,6

45,7

3

35150

0

4,3

5021,4

0

0

0

000

0

0

000

0

70

707070

70

100

100100100

100

3,5000

3,50003,31433,5429

3,5571

Motif Berprestasi1. Kebutuhan

Fisiologis2. Kebutuhan

Keselamatan3. Kebutuhan

Kebersamaan & Kasih Sayang

4. Kebutuhan Penghargaan

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri

6

11

9

6

4

8,6

15,7

12,9

8,6

5,7

45

40

39

40

40

64,3

57,1

55,7

57,1

57,1

19

16

18

24

25

27,1

22,9

25,7

34,3

35,7

0

3

4

0

1

0

4,3

5,7

0

1,4

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

70

70

70

70

70

100

100

100

100

100

3,8143

3,8429

3,7571

3,7429

3,6714

Prestasi Kerja Guru1. Kesetiaan2. Prestasi Kerja3. Tanggungjawab4. Ketaatan5. Kejujuran6. Kerjasama7. Prakarsa8. Kepemimpinan

00020004

000

2,9000

5,7

3933273229322523

55,747,138,645,741,445,735,732,9

3131403139374435

44,344,357,144,355,752,962,950,0

06352118

08,64,37,12,91,41,4

11,4

00000000

00000000

7070707070707070

100100100100100100100100

3,55713,38573,34293,44293,38573,44293,34293,3286

Sumber: Data Primer, diolah (2010)

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, variabel sikap inovatif terlihat bahwa

nilai rata-rata yang mempunyai jawaban paling tinggi adalah indikator

yang kelima, yaitu kemampuan untuk diamati dimana kemampuan suatu

inovasi dapat dilihat orang lain, maka semakin mudah inovasi itu diterima.

Sedangkan variabel sikap inovatif yang mempunyai jawaban paling

rendah adalah indikator yang kedua, yaitu kompatibilitas dimana harus

Page 101: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

66

ada konsistensi dalam inovasi. Ini menandakan bahwa derajat konsistensi

dalam suatu inovasi masih kurang. Hal ini berarti inovasi dalam program

pendidikan perlu dilakukan perubahan, dalam segi konsistensi para guru

dalam mengajar dan kehadiran para guru di sekolah.

Variabel motif berprestasi, terlihat bahwa semua indikator yang

diujikan, bernilai di atas rata-rata, maka hasil yang didapat bahwa motif

berprestasi lebih dominan dari sikap inovatif terhadap prestasi kerja guru.

Variabel prestasi kerja guru terlihat bahwa nilai rata-rata yang

mempunyai jawaban paling tinggi adalah indikator yang pertama, yaitu

kesetiaan, dimana guru tetap setia mendampingi murid-murid yang

mengalami kesulitan dalam belajar. Sedangkan variabel prestasi kerja

guru yang mempunyai jawaban paling rendah adalah indikator yang

kedelapan, yaitu kepemimpinan, dimana guru adalah panutan dan guru

disebut orang tua kedua, oleh karena itu guru hendaknya memberikan

contoh yang baik bagi murid-muridnya, dengan melihat rendahnya

kepemimpinan, maka ini perlu dilakukan pelatihan-pelatihan kepada para

guru khususnya segi pelatihan kepemimpinan, karena setiap guru

nantinya akan menjadi seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah.

4. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Analisis validitas, menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrument,

dimana instrument yang sahih memiliki validitas tinggi. Hasil analisis uji

Page 102: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

67

validitas dengan bantuan program SPSS 17.0 ditunjukkan dengan

membandingkan r hasil (hitung) dengan nilai 0,3 apabila r hasil > 0,3 maka

butir variabel yang diteliti adalah valid. Hasil analisis yang didistribusikan

kepada 70 responden untuk tiap-tiap butir dari masing-masing variabel

sikap inovatif dan motif berprestasi, serta variabel prestasi kerja guru

ditunjukkan pada Tabel berikut:

Tabel 4.7 Uji Validitas Variabel Sikap Inovatif (X1), Motif Berprestasi (X2), dan Prestasi Kerja Guru (Y)

Variabel Butir Nilai r Hitung

Nilai Batas Status

Sikap Inovatif

(X1)

12345

0,4760,4660,6080,4570,473

0,30,30,30,30,3

ValidValidValidValidValid

Motif Berprestasi

(X2)

12345

0,5190,5520,6490,5100,579

0,30,30,30,30,3

ValidValidValidValidValid

Prestasi Kerja Guru

(Y)

12345678

0,6380,4470,4380,4670,4140,5040,4520,437

0,30,30,30,30,30,30,30,3

ValidValidValidValidValidValidValidValid

Sumber: Data Primer, diolah (2010)

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, uji validitas untuk semua butir-butir

variabel sikap inovatif, motif berprestasi dan prestasi kerja guru dapat

diketahui bahwa keseluruhan dari 18 butir yang diuji menunjukkan hasil

yang valid (sah). Untuk butir yang gugur masing-masing variabel tidak

ada.

Page 103: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

68

b. Uji Reliabilitas

Analisis reliablitas, menunjukkan sejauh mana suatu instrument

dapat memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila pengukuran

diulang dua kali atau lebih. Metode yang yang digunakan adalah Alpha-

Cronbach. Hasil analisis uji reliabilitas dengan bantuan program SPSS

17.0 ditunjukkan oleh besarnya nilai Alpha. Pengambilan keputusan

reliabilitas suatu variabel ditentukan dengan membandingkan nilai r Alpha

dengan nilai 0,6 apabila r Alpha > 0,6, maka variabel yang diteliti adalah

reliabel. Untuk masing-masing variabel sikap inovatif, motif berprestasi,

serta variabel prestasi kerja guru ditunjukkan pada Tabel berikut:

Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Variabel Sikap Inovatif (X1), Motif Berprestasi (X2), dan Prestasi Kerja Guru (Y)

Variabel Alpha Hitung Nilai Batas Status

Sikap Inovatif (X1)

Motif Berprestasi (X2)

Prestasi Kerja Guru (Y)

0,708

0,783

0,709

0,6

0,6

0,6

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Sumber: Data Primer, diolah (2010)

Hasil uji reliabilitas di atas menunjukkan bahwa nilai Alpha dari

semua variabel secara keseluruhan adalah reliabel karena lebih besar dari

r Tabel. Dari hasil analisis validitas dan reliabilitas tersebut dapat

didistribusikan kepada seluruh responden, karena tiap-tiap butir

menunjukkan hasil yang valid dan reliabel.

Page 104: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

69

5. Uji Asumsi Klasik

Sebelum pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan analisis

statistika, maka perlu dilakukan uji persyaratan analisis yaitu:

a. Uji Normalitas

Pada sebaran variabel dependent (Y) seharusnya menyebar

normal sebagaimana terlihat pada gambar 4.1, sebagai berikut :

Gambar 4.1 Dependent variabel prestasi kerja guru (Y)

b. Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas adalah mendeteksi adanya hubungan korelasi

yang kuat diantara variabel bebas atau antar variabel X. Multikolonieritas

dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Kedua

ukuran ini menunjukkan bahwa setiap variabel bebas menjadi variabel

terikat dan diregresikan terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance

mengukur variabilitas variabel bebas. Jadi nilai tolerance yang rendah

sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/tolerance) dan menunjukkan

adanya kolonieritas yang tinggi. Kaedah nilai cutoff yang umum dipakai

Page 105: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

70

adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan VIF di atas 10. Artinya,

apabila nilai tolerance > 0,10 atau VIF > 10, maka disimpulkan bahwa

variabel tersebut mengandung masalah multikolinier. Pada Tabel 4.9

variabel X1 dan X2 masing-masing memiliki nilai VIF sebesar 1.023.

artinya kedua variabel bebas dari pelanggaran asumsi multikollinieritas.

Tabel 4.9 Hasil uji koefisien tolerance – VIF

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Sikap Inovatif .977 1.023

Motif Berprestasi .977 1.023a. Dependent Variable: Prestasi Kerja GuruSumber: Data Primer, diolah (2010)

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari sisaan satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari sisaan satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi keberadaan

heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan melihat hasil analisis dengan

menggunakan bantuan program SPSS diperoleh grafik dimana

penyebaran residual adalah tidak teratur. Hal tersebut dapat dilihat pada

plot yang terpencar dan tidak membentuk pola tertentu sebagaimana

terlihat pada gambar 4.2 berikut :

Page 106: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

71

Gambar 4.2 Diagram pencar

Dengan demikian, kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa

tidak terjadi gejala homoskedastisitas.

6. Analisis Regresi Berganda

Adapun model persamaan regresi, yaitu sebagai berikut:

Prestasi Kerja Guru (Y)= a + b1.Sikap Inovatif (X1) + b2.Motif Berprestasi (X2) + ei

Dimana:

a = Interceptb1 = Koefisien variabel Inovatif (X1)b2 = Koefisien variabel Motif Berprestasi (X2)ei = residual

Variabel-variabel yang diperoleh dari hasil penjumlah sub/item

variabel selanjutnya disusun dalam format data dengan bantuan program

SPSS 17.0 dan didapat hasil output sebagai berikut :

Page 107: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

72

Tabel 4.10 Koefisien Regresi BergandaCoefficientsa

Model Unstandardized CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 10.503 2.891 3.632 .001

Sikap Inovatif .442 .113 .371 3.680 .000

Motif Berprestasi .483 .131 .393 3.906 .000a. Dependent Variable: Prestasi Kerja Guru

Sumber: Data Primer, diolah (2010)

Berdasarkan Tabel 4.10 menghasilkan persamaan regresi ganda

sebagai berikut: Y = 10,503 + 0,442X1 + 0,483X2

Arti angka-angka dari persamaan di atas adalah sebagai berikut:

a. Nilai konstanta (a) adalah 10,503 ; artinya jika sikap inovatif dan

motif berprestasi bernilai 0, maka prestasi kerja guru bernilai

10,503.

b. Nilai koefisien regresi variabel sikap inovatif (b1) bernilai positif yaitu

0,442 ; artinya setiap peningkatan sikap inovatif sebesar 1 akan

meningkatkan prestasi kerja guru sebesar 0,442 dengan asumsi

variabel lain bernilai tetap.

c. Nilai koefisien regresi variabel motif berprestasi (b2) bernilai positif

yaitu 0,483 ; artinya setiap peningkatan motif berprestasi sebesar 1

akan meningkatkan prestasi kerja guru sebesar 0,483 dengan

asumsi variabel lain bernilai tetap.

Page 108: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

73

Selanjutnya model persamaan regresi berganda di atas akan diuji

secara simultan (uji-F) dan parsial (uji-t), sebagai berikut :

a. Uji Simultan (uji – F)

Tabel 4.11 Analisis ragam (Analisis of Varians)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 169.447 2 84.724 16.950 .000a

Residual 334.896 67 4.998

Total 504.343 69a. Predictors: (Constant), Motif Berprestasi, Sikap Inovatif

b. Dependent Variable: Prestasi Kerja GuruSumber: Data Primer, diolah (2010)

Tabel 4.11 atau Tabel analisis varian merupakan uji koefisien

regresi secara bersama-sama (uji-F) untuk menguji signifikansi pengaruh

variabel sikap inovatif (X1) dan variabel motif berprestasi (X2) terhadap

variabel prestasi kerja guru (Y). Pengujian menggunakan tingkat

signifikansi 0,05.

Analisis regresi linier ganda prestasi kerja guru (Y) atas sikap

inovatif (X1) dan motif berprestasi (X2) menghasilkan persamaan regresi

berganda seperti berikut : Y = 10,503 + 0,442X1 + 0,483X2

Berdasarkan uji signifikan pada Tabel 4.11 dapat disimpulkan

bahwa persamaan regresi berganda di atas adalah sangat signifikan,

karena nilai Fhitung > Ftabel = 16,950 > 3,134. Hal ini berarti terdapat

hubungan positif antara sikap inovatif (X1) dan motif berprestasi (X2)

secara bersama-sama terhadap prestasi kerja guru (Y).

Page 109: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

74

b. Uji Parsial (uji – t)

Uji-t (uji koefisien secara parsial) digunakan untuk mengetahui

apakah secara parsial sikap inovatif (X1) dan motif berprestasi (X2)

berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap prestasi kerja guru (Y).

pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan dua sisi, langkah-

langkah pengujiannya sebagai berikut :

Tabel 4.12 Pengaruh sikap inovatif dan motif berprestasi terhadap prestasi kerja guru

Coefficientsa

VariableCoefficients Regression

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 10.503 2.891 3.632 .001

Sikap Inovatif .442 .113 .371 3.680 .000

Motif Berprestasi .483 .131 .393 3.906 .000a. Dependent Variable: Prestasi Kerja Guru

Sumber: Data Primer, diolah (2010)

Pengujian koefisien variabel sikap inovatif (b1)

Hasil output Tabel 4.12 diatas maka nilai thitung b1 > ttabel(67, 0,05) =

3,680 > 1,668. Jadi dapat disimpulkan bahwa sikap inovatif berpengaruh

signifikan terhadap prestasi kerja guru.

Pengujian koefisien variabel motif berprestasi (b2)

Hasil output Tabel 4.12 diatas maka nilai thitung b2 > ttabel(67, 0,05) =

3,906 > 1,668. Jadi dapat disimpulkan bahwa motif berprestasi

berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja guru.

Page 110: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

75

Berdasarkan kedua pengujian koefisien variabel secara parsial

diatas, maka variabel motif berprestasi memiliki tingkat signifikan yang

lebih dominan terhadap prestasi kerja guru.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.13 Uji Koefisien Determinasi (R2) - Model Summary

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .760a .578 .516 2.236a. Predictors: (Constant), Motif Berprestasi, Sikap Inovatifb. Dependent Variable: Prestasi Kerja GuruSumber: Data Primer, diolah (2010)

Berdasarkan Tabel 4.13 maka dapat diartikan pengaruh variabel

independent dalam hal ini sikap inovatif (X1) dan motif berprestasi (X2)

terhadap variabel dependent prestasi kerja guru (Y) adalah sebesar 0,578

artinya persentase sumbangan pengaruh sikap inovatif dan motif

berprestasi terhadap prestasi kerja guru sebesar 57,8%, sedangkan

sisanya sebesar 42,2% di pengaruhi oleh variabel lain yang tidak

dimasukkan penelitian ini.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian sikap inovatif dan motif berprestasi

terhadap prestasi kerja guru pada SMK Negeri di Kota Palopo, secara

bersama-sama maupun secara parsial menunjukkan hasil yang signifikan.

Page 111: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

76

1. Pengaruh Sikap Inovatif terhadap prestasi kerja guru

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

Irawati A.Kahar (2003) yaitu sikap inovatif mempunyai hubungan positif

terhadap prestasi kerja pegawai pustakawan, dengan demikian apabila

sikap inovatif mengalami peningkatan maka prestasi pegawai pustakawan

juga mengalami peningkatan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari hasil distribusi frekuensi

untuk sikap inovatif, indikator kerumitan adalah variabel yang paling

rendah, ini disebabkan karena kerumitan derajat inovasi sebagai suatu

yang sulit untuk dipahami dan digunakan, sehingga berpengaruh terhadap

prestasi kerja, maka dapat disimpulkan bahwa sikap inovatif memiliki

pengaruh signifikansi yang lemah terhadap prestasi kerja guru dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Hasil wawancara langsung dengan beberapa guru dari tiga sekolah

yang berbeda didapat kesimpulan bahwasanya yang menjadi penyebab

belum optimalnya sikap inovatif guru disebabkan faktor internal antara

lain: belum lengkapnya fasilitas belajar mengajar seperti laboratorium

(komputer, bahasa), ruang bengkel, perpustakaan, kurikulum yang belum

mengikuti kemajuan teknologi dan pelatihan kerja guru bagi

pengembangan profesionalisme guru. Sedangkan faktor eksternal antara

lain : struktur sosial (menunjukkan hubungan antar guru kurang harmonis),

dan sistem norma (pola perilaku antar guru).

Page 112: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

77

Kurikulum yang dikembangkan di sekolah sekarang ini menuntut

perubahan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher

centered learning) menjadi pendekatan yang berpusat pada siswa

(student centered learning). Hal ini sesuai dengan tuntutan masa depan

siswa yang harus memiliki keterampilan berpikir dan belajar, seperti

keterampilan memecahkan masalah, keterampilan berpikir kritis, dan

keterampilan berkomunikasi. Berbagai keterampilan yang diharapkan bisa

dimiliki siswa dan dapat terwujud jika guru mampu mengembangkan

rencana pembelajaran yang mendorong siswa untuk bekerjasama dan

menantang siswa untuk berpikir kritis.

Selain pendekatan pembelajaran siswa harus diberi kesempatan

untuk mengembangkan kemampuan mengusai teknologi informasi dan

komunikasi. Kemajuan teknologi informasi khususnya yang berbasis

elektronik untuk mengelola pengetahuan dalam organisasi perlu di

manfaatkan secara optimal.

Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

sikap inovatif memiliki pengaruh terhadap prestasi kerja guru.

2. Pengaruh motif berprestasi terhadap prestasi kerja guru

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

Sri Wahyono (2001) yaitu motif berprestasi memiliki hubungan yang positif

dan signifikan terhadap kinerja dosen. Dengan demikian apabila motif

berprestasi mengalami peningkatan maka kinerja juga mengalami

peningkatan.

Page 113: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

78

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari hasil distribusi frekuensi

untuk motif berprestasi, terlihat bahwa semua indikator yang diujikan di

atas nilai rata-rata, maka hasil yang didapat bahwa motif berprestasi

memiliki pengaruh signifikansi yang kuat terhadap prestasi kerja guru

dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pada dasarnya motif berprestasi guru secara individu dalam

bekerja dapat memacu guru tersebut untuk bekerja keras sehingga dapat

mencapai tujuannya, beberapa aspek yang berpengaruh terhadap motif

berprestasi guru secara individu, yaitu: rasa aman dalam bekerja,

mendapatkan gaji yang adil dan kompetitif, lingkungan kerja yang

menyenangkan, penghargaan atas prestasi kerja dan perlakuan yang adil

dari kepala sekolah.

Mengembangkan motivasi berprestasi guru sebenarnya dimulai

dari dalam guru itu sendiri, sebab keinginan berprestasi merupakan

keinginan yang dimulai dari keinginan diri sendiri untuk membuat prestasi.

Namun demikian kepala sekolah dapat pula membantu guru untuk

berprestasi.

Hasil pengamatan langsung, motif berprestasi guru lebih dominan

dari sikap inovatif terhadap prestasi kerja guru SMK Negeri di Kota

Palopo, antara lain pekerjaan itu sendiri, prestasi yang diraih, peluang

untuk maju, pengakuan orang lain dan tanggungjawab terhadap

pekerjaan.

Page 114: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

79

Prestasi kerja guru adalah keberhasilan guru dalam melakukan

kegiatan belajar mengajar yang bermutu melalui kecakapan dan

keterampilan sehingga tujuan pedidikan dapat tercapai secara efektif dan

efisien. Prestasi kerja guru di sekolah ditunjukkan oleh komitmen guru

sebagai pengajar, pengabdian guru yang tulus, penguasaan dan

memahami materi pelajaran dan metode belajar, menggunakan sumber

belajar yang relevan, melakukan tes dan mengoreksinya kembali, disiplin

dalam mengajar dan patut untuk menjadi panutan siswa, mengajar

berupaya memotivasi siswa dan berinteraksi dengan baik, melakukan

bimbingan kepada siswa terutama pada siswa yang mengalami kesulitan

belajar, selalu ingin mengembangkan kemampuan keguruan, mampu

mengajar dan mengelola kelas dengan baik, sadar akan

tanggungjawabnya sebagai pengajar, mempunyai sumbangan pikiran

untuk mengembangkan sekolah dan tertib administrasi pengajaran.

Implikasi hasil penelitian pada masalah sikap inovatif dan moti

berprestasi dalam hubungannya dengan prestasi kerja guru adalah

kembali ke individu masing-masing guru bagaimana mereka bersikap,

mempunyai motivasi yang tinggi, sehingga prestasi kerja yang diraih dapat

tercapai maksimal, maka variabel sikap inovatif dan motif berprestasi

mempunyai pengaruh dengan prestasi kerja guru. Dari hasil olah data uji-t

didapatkan bahwa variabel motif berprestasi nilainya lebih tinggi dari

variabel sikap inovatif, sehingga hipotesis ditolak, dan hasil penelitian

Page 115: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

80

menunjukkan bahwa motif berprestasi lebih dominan terhadap prestasi

kerja guru.

Page 116: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil analisis secara simultan menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan dari sikap inovatif dan motif berprestasi

terhadap prestasi kerja guru.

2. Hasil analisis secara parsial menunjukkan bahwa sikap inovatif

berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi kerja guru, dan

motif berprestasi berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja

guru. Dari uji-t tersebut diketahui bahwa motif berprestasi

mempunyai pengaruh yang dominan terhadap prestasi kerja guru.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan merujuk kesimpulan, maka peneliti

dapat mengemukakan beberapa saran sebagai berikut kepada:

1. Sikap inovatif dan motif berprestasi seorang guru hendaknya tetap

dipertahankan oleh masing-masing individu guru guna meningkatkan

prestasi kerja guru, hendaknya berusaha meningkatkan sikap inovatif

dengan hal-hal yang baru yang berhubungan dengan pengetahuan,

Page 117: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

81

teknologi dan informasi di bidang pendidikan sehingga dapat

diterapkan di sekolah masing-masing.

2. Sikap inovatif seorang guru harus lebih ditingkatkan guna

pembelajaran yang lebih baik terhadap siswa. Sedangkan Motif

berprestasi agar tetap dipertahankan dengan loyal terhadap

pekerjaannya, sehingga prestasi kerja guru tetap meningkat dan

berkembang.

3. Kepala sekolah harus lebih mengedepankan sikap inovatif dan motif

berprestasi guna peningkatan prestasi kerja guru di sekolah masing-

masing.

4. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian mengenai

prestasi kerja guru sebaiknya tidak hanya terbatas pada sikap

inovatif dan motif berprestasi yang bias diteliti untuk mengukur

prestasi kerja guru misalnya gaya kepemimpinan, budaya kerja etos

kerja guru dan sebagainya.

Page 118: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

82

DAFTAR PUSTAKA

Applbaum, R.L dan Kard W. E. A, 1974. Strategis for permasive communication. Charles. E. Merril Publishing Company A. Bell dan Howel Company Columbus, Ohio.

Atkitson, Rita, L, dkk, 1993. Pengantar Psikologi. Terjemahan Nurjannah Taufik, Jakarta Erlangga.

Cochran, William G. 1997. Teknik Penarikan Sampel. Edisi Ketiga. Terjemahan Rudiansyah. Jakarta: Universitas Indonesia.

Davis K dan JW, 1993. Perilaku Dalam Organisasi. Terjemahan Tim Erlangga, Jakarta; Erlangga.

Djarwanto, Pangestu S, 2005. Statistik, Jilid 2; Andi Yogyakarta.

Gerungan, W.M, 1978. Psikologi Sosial. Jakarta; PT ERESCO.

Gultom Kamaruddin, 2008. Pengaruh Sikap Inovatif dan Motif Berprestasi Terhadap Prestasi Kerja Guru SMP Negeri Kota Sibolga. Tesis Universitas Terbuka Jakarta, Program Pascasarjana.

Hapsoro Umar, 2009, Orang-orang Inovatif. http//:www.wikipedia Indonesia.com, diakses 17 Maret 2010.

Hasibuan, S.P. Malayu,1997, Manajemen Sumber Daya Manusia. Gunung Agung, Jakarta.

Helmi F. Avin, 2005, Inovatif dan Perilaku Inovatif, Modul Kuliah 7. Diakses 25 Maret 2010.

Iqbal Hasan, 2009, Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Irawan, P.S dan Sriwahyu, K, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: STIA-LAN Press.

Istijanto, 2005. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Kahar A. Irawati, 2003, Budaya kerja sikap inovatif sebagai faktor pendukung kinerja para Pustakawan perpustakaan perguruan tinggi di Padang. Penelitian Dasar Program Pasca UNPAD.

Page 119: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

83

Manullang, M dan Marhet. M, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta; Ghalia Indonesia.

Mar’at, 1984, Sikap Manusia, Perubahan serta pengukurannya. Jakarta, Ghalia Indonesia.

Mathis L. Robert dan Jackson H. Jhon, 2006. Human Resource Management. Third Edition, New York Place Press Mac Millian Publishing.

McClelland Clarence David, 2001. The Achieving Society. New York; Publisher Inc.

Murgiyono, 2001, Hubungan Sistem Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dan Motivasi Kerja Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Badan Kepegawaian Negara Jakarta. Tesis Universitas Indonesia, Program Studi Pascasarjana.

Pertuwoboys, 2010, Prestasi Kerja. http//:www.wikipedia Indonesia.com, diakses 8 April 2010.

Rahardja T. Alice, 2004, Hubungan Antara Komunikasi antar Pribadi Guru dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMUK BPK PENABUR Jakarta. Hasil Penelitian.

Raharjo B. Sabar, 2004, Pengaruh Motivasi Berprestasi, Pengetahuan Pengelolaan Informasi, Gaya Kepemimpinan dan Etos Kerja Terhadap Daya Bersaing Kepala Sekolah Dasar di kota Malang, Jawa Timur. Hasil Penelitian.

Retno, 2003, Hubungan Antara Kepemimpinan Situasional dan Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru, Jurnal Guruvalah. http://www.guruvalah.tk, diakses 17 Maret 2010.

Riduwan, 2008, Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Alfabeta Bandung.

Rogers, Everett M, 1983. Diffusion of innovation. Canada: The Free Press of Macmillan Publishing Co.

Rogers, M. & Shoemaker F. Floyd, 1971, Communication of Innovation. New York: The Free Press a Division of Macmillan Publishing Co.Inc.

Page 120: SMK NEGERI DI KOTA PALOPO BERPRESTASI TERHADAP …

84

Sanusi Effendi, 2009, Mengapa Guru Perlu Berinovasi, Dosen FKIP Universitas Lampung. http//:www.wikipedia Indonesia.com, diakses 8 April 2010.

Sa’ud, 2008, Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Siagian, S.P, 1989. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara.

Siahaan Jeriko, 2008. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Dinas Pendidikan Kota Sibolga. Tesis Universitas Terbuka Jakarta, Program Pascasarjana.

Sulaiman Wahid, 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS (contoh kasus & pemecahannya). Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.

Supardi Endang, 2004, Kiat Mengembangkan Sikap Inovatif dan Inovatif. Modul 4 Kewirausahaan SMK, diakses 25 Maret 2010.

Suradji, MA. 2009, Manajemen Kepegawaian Negara (Modul Pendidikan dan Pelatihan). Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Surakhmad, W. 1981, Problematik Pembaharuan Pendidikan Negara-negara sedang berkembang dewasa ini. Prisma no.2 Tahun X LPES, Jakarta.

Wahyono Sri, 2001, Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Dosen Politeknik Negeri Jakarta. Tesis Universitas Indonesia. Program Pascasarjana, Administrasi dan Pengembangan SDM.