PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT - BPK Perwakilan Provinsi...

17
PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT a. bahwa tenaga listrik sangat bermanfaat untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdasrkan kehidupan bangsa dalam rangka mewujudkan niasyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spirituil berdasrkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945; b. bahwa penyediaan tenaga listrik perlu diselenggarakan secara efisien melalui kompetisi dan transparansi dalam iklim usaha yang sehat melalui Peraturan Daerah dapat memberikan perlakuan yang adil kepada semua pelaku usaha dan memberikan manfaat kepada konsumen; c. bahwa dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga listrik daerah Kabupaten Lahat khususnya dan nasional pada umumnya dengan

Transcript of PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT - BPK Perwakilan Provinsi...

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

a. bahwa tenaga listrik sangat bermanfaat untukmemajukan kesejahteraan umum danmencerdasrkan kehidupan bangsa dalam rangkamewujudkan niasyarakat adil dan makmur yangmerata materiil dan spirituil berdasrkanPancasila dan Undang-undang Dasar 1945;

b. bahwa penyediaan tenaga listrik perludiselenggarakan secara efisien melalui kompetisidan transparansi dalam iklim usaha yang sehatmelalui Peraturan Daerah dapat memberikanperlakuan yang adil kepada semua pelakuusaha dan memberikan manfaat kepadakonsumen;

c. bahwa dalam rangka pemenuhan kebutuhantenaga listrik daerah Kabupaten Lahatkhususnya dan nasional pada umumnya dengan

penciptaan persaingan usaha yang sehat perludiberi kesempatan kepada Badan Usaha MilikNegara, Badan Usaha Milik Daerah, koperasidan swasta untuk ikut serta dalam usahapenyediaan tenaga listrik;

d. bahwa penyediaan tenaga listrik perlusenantiasa memperhatikan kelestarian fungsilingkungan hidup, konservasi energi dandiverifikasi energi sebagaimana digariskandalam kebijakan energi nasional sertamemanfaatkan sebesar-besarnya barang danjasa produksi dalam negeri yang kompetitif danmenghasilkan nilai tambah;

e. bahwa untuk itu dipandang perlu mengaturkembali tata cara pelaksanaan pembinaan,pengendalian dan pengawasan dalam rangkamencegah I mengurangi berbagai dampak positifyang dapat merugikan daerah dan masyarakat.

1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1959 tentangPembentukan Daerah Tingkat II dan Kotaprajadi Sumatera Selatan (Lembaran Negara RITahun 1959 Nomor 73; Tambahan LembaranNegara Nomor 1821);

2. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 tentangKetenagalistrikan (Lembaran Negara Tahun1985 Nomor 68; Tambahan Lembaran NegaraNomor 3317);

1999 Nomor 60; Tambahan Lembaran NegaraNomor 3839);

5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara PemerintahPusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun1999 Nomor 72; Tambahan Lembaran NegaraNomor 3848);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1997tentang Kewenangan Pemerintah danKewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom

7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000tentang Penyidikan Pegawai Negeri Sipildilingkungan Pemerintah Daerah (LembaranNegara RI Tahun 2000 Nomor 54; TambahanLembaran Negara Nomor 3952);;

8. Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2000tentang Kewenangan Kabupaten Lahat sebagaiDaerah Otonom;

9. Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2000tentang Pembentukan Organisasi dan TatakerjaDinas-dinas dalam Kabupaten .

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentangKetentuan-ketentuan Pokok PengelolaanLingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun1997 Nomor 68; Tambahan Lembaran NegaraNomor 3699);

4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun

PERATURAN DAERAH TENTANG KETENAGA-LISTRlKAN.

10. Sistem tenaga listrik adalah rangkaian instalasitenaga listrik dari pembangkit, transmisi dandistribusi yang dioperasikan secara sesrentakdalam rangka penyediaan tenaga listrik;

11. Pembangkit tenaga listrik adalah kegiatanmemproduksi tenaga listrik;

2. Pemerintah DaerahKabupaten Lahat;

12. Transmisi tenaga listrik adalah pemindahantenaga listrik dari suatu pembangkit ke suatusistem distribusi atau kepada konsumen, ataupemindahan tenaga listrik antar sistem;

13. Distribusi tenaga listrik adalah penyalurantenaga listrik dari sistem transmisi atau darisistem pembangkit pada konsumen;4. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas

Pertambangan dan Energi Kabupaten Lahat;

5. Dinas Teknis adalah Dinas Pertambangan danEnergi Kabupaten Lahat;

14. Penjualan tenaga listrik adalah suatu kegiatanusaha penjualan tenaga listrik kepada konsumentenaga listrik;

6. Ketenagalistrikan adalah segala sesuatu yangmenyangkut penyediaan dan pemanfaatantenaga listrik serta usaha menunjang tenagalistrik;

15. Bursa tenaga listrik adalah kegiatan usahauntuk mempertemukan penawaran danpermintaan tenaga listrik dengan cara yangmendorong efesiensi , keekonomian serta iklimkompetisi yang sehat;

7. Tenaga listrik adalah sesuatu bentuk energisekunder yang dibangkitkan , ditransmisikandan didistribusikan untuk segala macamkeperluan , tidak termasuk listrik untuk dipakai,untuk komunikasi, elektronika atau isyarat;

16. Pengoperasian sistem adalah suatu kegiatanusaha untuk mengendalikan danmengkoordinasikan antar sisttem pembangkit,transmisi dan distribusi tenaga listrik;

8. Penyediaan tenaga listrik adalah pengadaantenaga listrik mulai dari titik pembangkitsampai dengan titik pemakai;

17. Operator sistem adalah penyelenggaraankegiatan usaha pengoperasian sistem yangbertanggungjawab dalam mengendalikan danmengkoordinasikan antar sistem pembangkit,transmisi dan distribusi serta membuat rencanapengembangan sistem tenaga listrik;9. Pemanfaatan tenaga listrik adalah penggunaan

tenaga listrik mulai dari titik pemakai;18. Konsumen tenaga listrik yang selanjutnya

disebut konsumen adalah setiap orang atau

badan yang membeli tenaga listrik daripemegang IUK untuk digunakan sebagaipemanfaatan akhir dan tidak untukdiperdagangkan;

pembangkit, konversi, transmisi, distribusi danpemanfaatan tenaga listrik;

19. Jaringan transmisi adalah jaringan transmisitegangan tinggi dan atau ekstra tinggi untukmenyalurkan tenaga listrik untuk kepentinganumum;

25. Izin Usaha Penunjang Tenaga Listrik (IUPTL)adalah izin untuk melaksanakan satu atau lebihusaha penunjang tenaga listrik;

20. Jaringan Distribusi adalah jaringan tenagalistrik yang bertegangan kerja di bawah 70.000volt;

26. Usaha Penunjang Tenaga Listrik adalah usahayang menunjang penyediaan tenaga listrikmeliputi konsultasi, pembangunan danpemasangan instalasi atau peralatan tenagalistrik, pengoperasian dan pemeliharaaninstalasi listrik, penelitian dan pengembangan,serta pendidikan dan pelatihanketenagalistrikan;

21. Rencana Umum Ketenagalistrikan adalahrencana pengembangan sistem penyediaantenaga listrik yang meliputi bidang pembangkit,transmisi, dan distribusi tenaga listrik yangdiperlukan untuk memenuhi kebutuhan tenagalistrik disuatu daerah, antar wilayah atau secaranasional;

27. Harga Jual Tenaga Listrik adalah harga tenagalistrik yang disepakati antar penjual danpembeli tenaga listrik atau harga tenaga listrikkepada konsumen yang ditetapkan oleh TimTeknis atau Pemerintah Daerah denganyurisdiksinya;22. Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik yang

untuk selanjutnya disebut Izin UsahaKetenagalistrikan OUR) adalah izin untukmelakukan usaha penyediaan tenaga listrikuntuk kepentingan umum;

28. Kompetisi adalah persaingan antar perusahaanpembangkit dan antar perusahaan penjualantenaga listrik;

23. Izin Usaha Ketenagalistrikan UntukKepentingan Sendiri selanjutnya disebut IUKSadalah izin yang diberikan kepada koperasi,swasta, badan usaha milik daerah / negara danperorangan lainnya untuk melakukan usahapenyediaan tenaga listrik untuk kepentingansendiri diwilayah Kabupaten Lahat;

29. Badan Usaha adalah setiap badan usaha yangmenjalankan jenis usaha yang bersifat tetap danterus menerus dan yang didirikan denganperaturan perundang-undangan yang berlakudan bekerja, berkedudukan dalam wilayahDaerah Kabupaten Lahat yang dapat berbentukBadan Usaha Milik Negara, Badan Usaha MilikDaerah, Koperasi dan Swasta;

24. Instalasi Tenaga Listrik adalah bangunan-bangunan sipil dan elektromekanik, mesin-mesin, perala tan, saluran"saluran danperlengkapannya yang digunakan untuk

30. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalahBUMN yang oleh pemerintah diserahi tugassemata-mata untuk melaksanakan usahapenyediaan tenaga listrik untuk kepentinganumum;

I:~

31. Badan Usaha Milik Daerah I Perusahaan Daerah(BUMD I PRUSDA) adalah BUMD I PRUSDAyang oleh Pemerintah Daerah diserahi tugassemata-mata untuk melaksanakan usahapenyediaan tenaga listrik untuk kepentinganumum;

32. Dana Pembangunan Kelistrikan Sosial (DPKS)dana untuk memberikan subsidi kepadakelompok pelanggan kurang mampu, daerahyang belum berkembang, daerah terpencil danpembangunan listrik pedesaan;

Penyelenggaraan usaha ketenagalistrikan menganutasas manfaat, efisiensi , optimasi ekonomi dalampemanfaatan sumber daya alam, keadilan,berkelanjutan, percaya pada kemampuan sendiri,keamanan dan keselamatan serta kelestarian fungsilingkungan hidup.

33. Pemanfaatan Tenaga Listrikan adalah semuaproduk atau alat yang dalam pemanfaatannyamenggunakan tenaga listrik untuk berfungsinyaproduk atau alat terse but;

(1) Penyelenggaraan ketenagalistrikan bertujuanuntuk menjamin tersedianya tenaga listrikdalam jumlah cukup, kwalitas yang baik danharga yang wajar untuk meningkatkankesejahteraan dan kemakmuran rakyat secaraadil dan merata serta mendorong peningkatankegiatan ekonomi yang berkelanjutan.

34. Ganti Rugi adalah penggantian atas nilai tanahberikut bangunan, tumbuh-tumbuhan dan ataubenda-benda lain yang terkait dengan tanahsebagai akibat pelepasan atau penyerahan hakatas tanah;

(2) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksudayat (1) usaha ketenagalistrikan mendorongbadan usaha di dalam negeri menjadi lebihefisien, mampu berperan dan bersaing di dalamdan di luar negeri.

35. Kompensasi adalah pemberian sejumlah uangkepada pemegang hak atas tanah, bangunan,tumbuh-tumbuhan, dan atau benda-benda lainyang terkait dengan tanah tanpa dilakukanpelepasan atau penyerahan hak atas tanah,bangunan, tumbuh-tumbuhan dan atau benda-benda lain yang terkait dengan tanah;

36. PPNS adalah Penyidik Pegawai Negeri Sipilyang selanjutnya disebut penyidik yang diberiwewenang khusus oleh Undang-undang.

RENCANA UMUMKETENAGALISTRlKAN

(1) Pemerintah Daerah menetapkan RencanaUmum Ketenagalistrikan Daerah;

(2) Pemerintah Pus at menetapkan Rencana UmumKetenagalistrikan Daerah;

(3) Dalarn rnenyusun Rencana UrnurnKetenagalistrikan sebagairnana dirnaksud dalarnayat (1) dan (2) pernerintah wajibrnernperhatikan Rencana UrnurnKetenagalistrikan Daerah dan pikiran sertapandangan yang hidup dalarn rnasyarakat;

(4) Penetapan pedornan tentang PenyusunanRencana Urnurn Ketenagalistrikan sebagairnanadimaksud ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan olehpernerintah pusat atas rnasukan dari pernerintahdaerah.

(1) Usaha ketenagalistrikan terdiri dari usahapenyediaan tenaga listrik dan usaha penunjangtenaga listrik;

(2) Usaha penyediaan tenaga listrik sebagairnanadirnaksud dalarn ayat (1) rneliputi jenis usaha :a. Pernbangkit Tenaga Listrik;b. Transrnisi Tenaga Listrik;c. Distribusi Tenaga Listrik;d. Penjualan Tenaga Listrik;e. Bursa Tenaga Listrik;f. Pengoperasian Tenaga Listrik;

(1) Operator Sistern rnernbuat RencanaPengernbangan Sistern Tenaga Listrik denganrnernperhatikan Rencana UrnurnKetenagalistrikan Nasional sebagaimanadimaksud dalarn Pasal 4 ayat (2);

(3) Usaha penunjang tenaga listrik sebagairnanadirnaksud dalarn ayat (1) terdiri dari :a. Konsultasi dalam bidang tenaga listrik;b. Pembangunan dan pernasangan instalasi

tenaga listrik;c. Pengujian instalasi tenaga listrik;d. Pengoperasian instalasi tenaga listrik;e. Pemeliharaan instalasi tenaga listrik;f. Penelitian dan pengembangan.(2) Apabila tidak dapat menerapkan sistem

kompetisi dan badan usaha yang memilikiwilayah usaha diwajibkan untuk membuatRencana Penyediaan Tenaga Listrikberdasarkan Rencana Umum KetenagalistrikanNasional atau Daerah sebagaimana dimaksuddalam Pasal3 ayat (1) dan ayat (2).

Bagian KeduaUsaha Penyediaan Tenaga Listrik

(1) Usaha penyediaan tenaga listrik sebagaimanadimaksud dalarn Pasal 6 ayat (2) dilakukansecara terpisah;

Bagian PertamaJenis Usaha

(2) Usaha penyediaan tenaga listrik sebagaimanadimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a dan bdilakukan secara kornpetitif.

(3) Usaha transmisi dan atau usaha distribusitenaga listrik dilaksanakan dengan memberikankesempatan pertama kepada BUMN I BUMD;

(4) Ketentuan mengenai syarat-syarat kompetitifsebagaimana dimaksud dalam ayat (2) danpenetapan wilayah daerah yang menerapkankompetitif, diatur dengan peraturan pemerintahdan Keputusan Bupati;

usaha yangterinterkoneksiDaerah.

sejenistanpa

dalam suatu jaringanpersetujuan Pemerintah

(5) Dalam hal suatu daerah tidak dapatmenerapkan kompetitif karena kondisi tertentu,usaha penyediaan tenaga listrik sebagaimanadimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) dapatdilakukan secara terintegrasi;

Dalam hal kopetitif tidak dapat diterapkan, lUKsebagaimana dimaksud dalam Pasaol 8 dikeluarkanoleh Bupati untuk usaha penyediaan tenaga listrikdi daerah yang tidak terhubung dengan jaringanTransmisi Nasional.

(1) Kegiatan usaha penyediaan tenaga listriksebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2)dapat dilaksanakan oleh Badan Usaha setelahmendapatkan lzin Usaha Ketenagalistrikan(lUK) dari Pemerintah Daerah;

Penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan sendirihanya dapat dilakukan berrdasarkan lzin UsahaKelistrikan Untuk Kepentiangan Sendiri (IUKS)dari Pemerintah Daerah.

(2) Pemerintah Daerah mengatur tata cara dansyarat-syarat lUK sebagaimana dimaksuddalam ayat (1) dengan Keputusan Bupati;

(3) Pemegang lUK wajib memenuhi segalapersyaratan perizinan dari Pemerintah Daerahdalam persiapan pembangunan danpengusahaan sarana penyediaan tenagalistriknya;

Ketentuan lebih lanjut tentang lUK sebagaimanadimaksud dalam Pasal 8 dan Pasal 10 serta lUKSsebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 diaturdengan Keputusan Bupati.

(4) Apabila dalam waktu yang ditetapkan dalamlUK, pemegang lUK tidak memenuhipersyaratan sebagaimana yang dimaksud dalamayat (2) maka lUK dimaksud batal demi huku.

Bagian KetigaUsaha Penunjang Tenaga Listrik

I --

(1) Kegiatan Usaha Penunjang Tenaga Listriksebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3)dapat dilaksanakan oleh Badan Usaha setelahmendapat Izin Usaha Penunjang Tenaga Listrik(IUPTL) dari Pemerintah Daerah;

kepentingan umum, pemegang IUK juga diberikewenangan untuk :a. masuk ketempat umum atau perorangan dan

menggunakannya untuk sementara waktu;b. menggunakan tanah, melintas di atas atau

di bawah tanah;c. melintas di atas atau di bawah bangunan

yang digunakan di atas dan di bawah;d. menebang atau memotong tumbuh-

tumbuhan yang menghalanginya.

(2) Ketentuan mengenai Usaha Penunjang TenagaListrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6ayat (3) dan ketentuan mengenai Izin UsahaP~nunjang Tenaga Listrik (IUPTL) diatur lebihlanjut dengan Keputusan Bupati; (3) Dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), pemegang IUK harusmendapat persetujuan terlebih dahulu daripihak yang berhak atas tanah, bangunan, danatau tumbuh-tumbuhan.

(3) Untuk jenis-jenis Usaha Penunjang TenagaListrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6ayat (3) yang berkaitan dengan jasa konstruksidiatur dalam Peraturan Daerah dibidangkonstruksi.

HAl{ DAN KEWAJIBAN PEMEGANG IUKDAN KONSUMEN TENAGA LISTRIK

a. menyediakan tenaga listrik yang memenuhistandar mutu yang berlaku;

b. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknyakepada masyarakat dan yang berlaku dibidangperlindungan konsumen;

c. memperhatikan lingkungan dan keselamatanketenagalistrikan;

d. melengkapi persyaratan IUK yang diaturberrdasarkan Keputusan Bupati.

(1) Untuk kepentingan umum, pemegangn IUKdalam melaksanakan usaha penyediaan tenagalistrik, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6ayat (2) huruf a, b dan c diberi kewenanganuntuk :a. melintas sungai atau danau baik di atas

maupun di bawah permukaanb. melintas jalan umum dan jalan kereta api. Bagian Kedua

Hak dan Kewajiban KonsumenTenaga Listrik(2) Sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undanagn yang berlaku untuk

I--

(1) Konsumen tenaga listrik mempunyai hak untuk :a. mendapatkan pelayanan yang terbaik;b. mendapatkan tenaga listrik secara terus

menerus dengan mutu keandalan yang baik;c. memperoleh listrik dengan harga yang

wajar;d. mendapatkan pelayanan untuk perbaikan

apabila ada gangguan tenaga listrik;e. mendapat ganti rugi apabila terjadi

pemadaman yang diakibatkan kesalahandan atau kelalaian pengoperasian olehpemegang IUK sesuai syarat"syarat yangdiatur dalam perjanjian jual beli.

Bagian KetigaPenggunaan Tanah Oleh Pemegang IUK

(1) Untuk kepentingan umum, pihak yang berhakatas tanah, bangunan dan tumbuh-tumbuhanmengizinkanpemegang IUK melaksanakankewenangan sebagaimana dimaksud dalamPasal 14 ayat (2), dengan ketentuan mendapatganti rugi atau kompensasi;

(2) Konsumen tenaga listrik mempunyai kewajiban :a. melaksanakan pengamanan terhadap

bahaya yang mungkin timbul akibatpemanfaatan tenaga listrik;

b. menjaga dan memelihara keamananinstalasai ketenagalistrikan;

c. memanfaatkan tenaga listrik sesuai denganperuntukannya;

d. membayar uang langganan atau hargatenaga listrik sesuai ketentuan atauperjanjian yang diatur dengan KeputusanBupati.

(2) Ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) adalah untuk tanah yang dipergunakansecara langsung oleh pemegang IUK, dan untukbangunan dan tumbuh-tumbuhan di atas tanahdimaksud;

(3) Kompensasi sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) adalah untuk tanah, bangunan dan tumbuh-tumbuhan yang terkena lintasan bangunantrnsmisi tenaga listrik;

(3) Konsumen tenaga listrik bertanggung jawabapabila karena kelalaiannya mengakibatkankerugian pemegang IUK.

(4) Apabila tanah yang digunakan pemegang IUKterdapat bagian-bagian tanah yang dikuasai olehpemegang hak atas tanah atau pemakai tanahnegara, maka sebelum memulai kegiatanpemegang IUK wajib menyelesaikan masalahtanah tersebut sesuai peraturan perundang-undangan dibidang pertanahan;

(4) Konsumen tenaga listrik wajib mentaatipersyaratan teknis dibidang ketenagalistrikan.

(5) Dalam hal tanah digunakan pemegang IUKterdapat tanah adat dan / atau yang serupa darimasalah hukum adat maka penyelesaiannyadilakukan oleh pemegang IUK denganmasyarakat hukum adat yang bersangkutanmenurut ketentuan hukum adat setempat;

(6) Dalam hal penyelesaian sebagaimana dimaksuddalam ayat (4) dan (5) belum dapat mencapai

tahap akhir, pemegang IUK dapatmelaksanakan kegiatan di atas tanah yangbersangkutan dengan ketentuan bahwapemegang IUK memberikan jaminanpenyelesaian yang disetujui oleh pemegang hakatas tanah atau pemakai tanah negara;

(7) Penyelesaian atas tanah dari masyarakatpemilik tanah sebagaimana dimaksud dalamayat (5) dan (6) dilakukan berdasarkanmesyawarah.

a. Pemberian Izin usaha inti, jasa penunjang listrikdan distribusi diwilayah Kabupaten Lahat yangtidak disambungkan ke grid antar Kabupaten,Propinsi dan Nasional.

b. Pelatihan, penelitian,pengawasan dibidangdiwilayah Kabupaten Lahat.

pembinaan danketenagalistrikan

Kewajiban untuk memberikan ganti rugi ataukompensasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17ayat (1) tidak berlaku terhadap mereka yangbertujuan untuk memperoleh ganti rugi ataukompensasi dengan cara mendirikan bangunan,menanam tumbuh-tumbuhan dan lain-lain di atastanah yang sudah memiliki lzm lokasi danperuntukan tanah untuk usaha penyediaan listrik.

c. Pemungutan pajak dan rretrtibusi untukkepentinngan pembangunan daerah.

(1) Harga jual tenaga listrik disisi pembangkit danharga jual tenaga listrik untuk konsumendidasarkan pada kaidah kompensasi yang wajardan sehat.

(1) Penetapan, tata cara, dan pembayaran ganti rugiatau kompensasi sebagaimana dimaksud dalamPasal 17 dilakukan sesuai dengan ketentuanperundang-undangan dibidang pertanahan; (2) Harga jaul tenaga listrik sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1), tingkat kewajaran diawasi olehPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerahsesuai dengan kaidah kompensasi.

(2) Ganti rugi atau kompensasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 17 dibebankan kepadapemegang IUK.

(3) Biaya penyediaan fasilitas untuk menjaga mututenaga listrik dan keandalan sistem diatur olehPemerintah Puasat bersrama PemerintahDaerah.

(4) Harga sewa jaringan transmisi dan harga sewajaringan distribusi diatur oleh Pemerintah Pusatbersama Pemerintah Daerah.

(5) Harga jual tenaga listrik sebagaimana dimaksuddalam ayat (1), biaya penyediaan fasilitassebagaimana dimaksud dalam ayat (3), hargajual jaringan transmisi dan distribusisebagaimana dimaksud dalam ayat (4)dinyatakan dalam mata uang rupiah.

Jual beli tenaga listrik yang dikelola dalam wilayahKabupaten Lahat diatur lebih lanjut denganKeputusan Bupati yang disesuaikan denganperaturan perundang-undangan yang berlakuk.

DANA PEMBANGUNANKETENAGALISTRlKAN SOSIAL

(1) Dalam hal kaidah kampensasi tidak dapatditerapkan ssebagaimana dimaksud dalam Pasal17 ayat (4) harga jual tenaga listrik untukkansumen diatur berdasarkan peraturanperundang-undangan yang berlaku.

Pemerintah dan Pemerintah Daerahmenghimpun dana pembangunanketenagalistrikan sasial.

(2) Dalam mengatur harga jual tenaga listriksebagaimana dimaksud dalam ayat (1), harusmemperhatikan hal-hal sebagai berikut :a. kepentingan nasional;b. kepentingan konsumen;c. ketersediaan dana pembangunan

ketenagalistrikan sosial;d. kaidah-kaidah industri dan niaga yang

sehat;e. biaya praduksi;f. efesiensi pengusahaan;g. kelangkaan dan sifat-sifat khusus sumber

energi primer yang digunakan;h. skala pengusahaan dan interlokal sistem

yang dipakai;1. biaya pelestarian fungsi lingkungan hidup;J. kemampuan masyarakat.

(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerahmembentuk badan pelaksana pembangunanketenagalistrikan sasial yang bertugasmengelala dana pembangunanketenagalistrikan sasial di daerah KabupatenLahat.

Dana pembangunan ketenagalistrikan sosialsebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 digunakanuntuk memberikan subsidi kepada kelompokkonsumen kurang mampu, pembangunan tenagalistrik di daerah berkembang, pembangunan tenagalistrik di daerah terpencil , dan pembangunan listrikpedesaan

(1) Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajibmemenuhi ketentuan mengenai keselamatanketenagalistrikan.

Pembentukan Badan Pelaksanaan PembangunanKetenagalistrikan Sosial Kabupaten Lahat, tata caradan syarat pengelolaan dan pembangunanketenagalistrikan sosial diatur dengan keputusanBupati.

(2) Ketentuan mengenai keselamatanketenagalistrikan sebagaimana dimaksud dalamayat (1), meliputi standarisasi dan pengamananinstalasi tenaga listrik dan pengamananpemanfaatan tenaga listrik untuk mewujudkankondisi andal bagi instalasi dan kondisi amandari bahaya bagi manusi serta kondisi akrablingkungan.

(3) Setiap instalasiberoperasi wajiboperasl.

tenaga listrik yangmemiliki sertifikasi

akanbaik

(1) Penerimaan daerah berasal dari penenmaanperpajakan dan rretrtibusi disektorketenagalistrikan dikelola oleh Dinas Teknis;

(4) Setiap peralatan dan pemanfaatan tenaga listrikyang akan diperjualbelikan harus memilikitanda keselamatan.

(2) Tata car a pengenaan, pemungutan danpenggunaan pajak dan retribusi ditetapkandengan Keputusan Bupati.

(5) Setiap tenagaketenagalistrikankompensasi.

listrik dalamwajib memiliki

usahasertifikat

(6) Ketentuan mengenai keselamatanketenagalistrikan sebagaimana dimaksud dalamayat (2), (3), (4) dan (5) diatur dalam PeraturanPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.LINGKUNGAN HIDUP DAN

KESELAMATAN KETENAGALISTRlKAN

Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajibmemenuhi ketentuan yang disyaratkan dalamPeraturan Perundang-undangan dibidanglingkungan hidup.

Pasa! 29 (1) Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusatmelakukan pembinaan dan pengawasan umum

terhadap usaha ketenagalistrikan sesuai dengankewenangannya masing-masing. pemerintah dapat membentuk Tim Teknis dari

Pusat dan Daerah.(2) Pembinaan dan pengawasan umum sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) terutama meliputi :

a. keselamatan pada keseluruhan sistempenyediaan tenaga listrik;

b. pengembangan usaha;c. optimasi pemanfaatan sumber energI

domostik, termasuk pemanfaatan energIterbaru;

d. aspek perlindungan lingkungan;e. pemanfaatan proses teknologi yang bersih,

ramah lingkungan dan berefesiensi tinggipada pembangkit tenaga listrik;

f. pemanfaatan barang dan jasa dalamnegeri, termasuk kompetensi engineeringdan tenaga teknik;

g. keandalan dan kecukupan penyediaantenaga listrik;

h. tercapainya standarisasi dalam bidangketenagalistrikan.

(2) Tim Teknis sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) mempunyai tugas pokok dalam pengaturandan pengawasan usaha penyediaan tenagalistrik di seluruh Wilayah Daerah KabupatenLahat, terutama dalam hal mengawasiterselenggaranya kompensasi yang adil,mendorong terciptanya penyediaan tenaga listrikyang efisien, mempromosikan inventasi barusecara berkelanjutan dan menetapkankeuantungan yang wajar bagi para pelaku pasardan melindungi kepentingan masyarakat.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksuddalam Pasal 31, Tim Teknis memiliki fungsi :

a. menjabarkan dan menerapkan kebijakan umumPemerintah Daerah dalam pengaturan kekuatanlistrik;

(3) Tata cara pembinaan dan pengawasan umumsebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat(2) diatur dengan Peraturan Pemerintah Pusatdan Peraturan Pemerintah Daerah.

b. mengawasi kompetitif terutamaupaya pelaku usaha dalamkekuatan monopoli;

mencegahmerekayasa

c. memastikan bahwa ketentuan peraturanperundang-undanngan dan ketentuan peraturanperundang-undangan dan ketentuan izindipatuhi oleh pemegang IUK;

(1) Untuk mengatur danterselenggaranya penyediaan

mengawasltenaga listrik,

d. menyelesaikan perselisihan yang mungkintimbul dalam kompetisi dan pelayanan;

e. menerapkan sanski secara seksama bagipelanggaran ketentuan peratw'an perundang-undangan;

f. menetapkan kebutuhan subsidi bagi kelompokkonsumen tenaga listrik tidak mampu.

Biaya untuk pelaksanaan tugas Tim Teknisdiperoleh dari Pemerintah Daerah yang berasal dari

a. iuran tetap atau rertribusi dari pemegang IUK;b. biaya yang diperoleh dari pemberian dan

perubahan IUK;c. sumber-sumber lain yang diperbolehkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.Untuk wilayah yang tidak dapat menerapkankompetisl fungsi pengaturan sebagaimana dimaksudpada Pasal 32 dilaksanakan oleh Pemerintah atauPemerintah Daerah.

Tim Teknis mengambil keputusan ssecaraindependen dan menjelaskan secara transparansegala pertimbangan dalam pengambilankeputusannya.

(1) Selain Penyidik Pejabat Polisi Negara RepublikIndonesia, juga Pejabat Pegawai Negeri Sipiltertentu dilingkungan Dinas Pertambangan danEnergi Kabupaten Lahat yang lingkup tugas dantanggungjawabnya dibidang ketenagallistrikan,diberi wewenang khusus sebagai penyidiksebagaimana dimaksud dalam undang-undanghukum acara pidana, untuk melakukanpenyidikan tindak pidana dibidangketenagalistrikan.

(1) Ketentuan mengenai organisasi, tata kerjauraian tugas, wewenang, keanggotaan, kode etik,dan sistem penggajian Tim Teknis diatur dalamKeputusan Bupati.

(2) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) berwenang:

(2) Pengangkatan Anggota Tim Teknis dilakukandengan Keputusan Bupati.

a. melakukan pemeriksaan atas kebenaranlaporan atau keterangan berkenaan dengantindak pidana dalam kegiatan usahaketenagalistrikan;

b. melakukan pemeriksaan terhadap orangatau badan usaha yang diduga melakukan

I --

tindak pidana dalam kegiatan usahaketenagalistrikan;

c. memanggil orang untuk didengar dandiperiksa sebagai saksi atau tersangkada1am perkara tindak pidana kegiatan usahaketenagalistrikan;

d. menggeledah tempat yang diduga digunakanuntuk melakukan tindak pidana da1amkegiatan usaha ketenagalistrikan;

e. melakukan pemeriksaan sarana danprasarana kegiatan usaha ketenagalistrikandan menghentikan penggunaan peralatanyang diduga digunakan untuk melakukantindak pidana;

f. menyegel dan atau menyita a1at kegiatanusaha ketenagalistrikan yang digunakanuntuk melakukan tindak pidana sebagai a1atbukti;

g. mendatangkan tenaga ahli yang diperlukandalam hubungannya dengan pemeriksaanperkara tindak pidana dalam kegiatan usahaketenagalistrikan.

(1) Barang siapa yang memberikan informasi palsu,kesaksian pa1su, atau menahan informasiberkaitan denganusaha ketenagalistrikan yangdiketahui dan diduga akan merugikankepentingan umum dan patut diketahui olehTim Teknis atau masayarakat pada umumnya,dapat dikenakan pidana penjara selama-lamanya 6 (enam) bulan dan atau denda palingtinggi Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah);

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1)adalah pe1anggaran.

(3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) memberitahukandimulainya penyidikan perkara pidana kepadapenyidik Kepolisian Negara Repub1ik Indonesiasesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang ber1aku.

(4) Penyidik Pegawai Negeri Sipi1 sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) wajib menghentikanpenyidikannya da1am hal peristiwa sebagaimanadimaksud dalam ayat (2) huruf a tidak terdapatbukti dan atau peristiwanya bukan merupakantindak pidana.

Pad a saat Peraturan Daerah ini berlaku da1amjangka waktu paling lama 1 (satu) tahun dibentukTim Teknis.

(5) Pelaksanaan kewenangan sebagaimanadimaksud da1am ayat (2) dilakukan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

a. Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan(PKUK) sebagaimana dimaksud da1am Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang

ketenagalistrikan tetap melaksanakan hak dankewajibannya dalam penyediaan tenaga listrik,sampai dengan ditetapkannya PeraturanPerundang-undangan yang mengatur BUMN.

(6) Ketentuan mengenai hak dan kewajibanpemegang IUK , dan konsumen tenaga listrikuntuk usaha penyediaan tenaga listriksebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatursesuai dengan Pasal14 dan Pasal 15.b. PKUK sebagaimana yang dimaksud dalam

Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 tentangketenagalistrikan dianggap mendapatkan IUK.

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku,kecuali ditetapkan oleh pemerintah, tidak adapemegang IUK yang secara langsung maupun tidaklangsung memiliki atau menguasai sahammayoritas lebih dari satu jenis usaha penyediaantenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.

(1) Dalam hal kompetisi belum dapat diterapkan,usaha penyediaan tenaga listrik sebagaimanadimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) dapatdilakukan secara terintegrasi;

(2) Untuk daerah yang belum dapat menerapkankompetisi , fungsi pengaturan sebagaimana yangdimaksud dalam Pasal 31 dilaksanakan olehPemerintah dan Pemerintah Daerah sesuaidengan kewenangannya;

(3) Dalam kompetisi baru diterapkan disisipembangkit, maka harga jual tenaga listrikuntuk konsumen diatur oleh Tim Teknis danPemerintah Daerah;

Peraturan pelaksanaan dibidangketenagalistrikan yang telah dikeluarkan tetapberlaku, sepanjang tidak bertentangan denganPeraturan Daerah ini atau belum diganti ataudiubah berdasarkan Peraturan Daerah ini;(4) Dalam hal mengatur Harga Jual Tenaga Listrik

sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1), TimTeknis dan Pemerintah Daerah memperhatikanhal-hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22ayat (2);

Izin Usaha Ketenagalistrikan untukKepentingan Umum (IUKU), Izin UsahaKetenagalistrikan untuk kepentingan sendiri(IUKS), maupun Izin Usaha Listrik (IUPTL)tetap berlaku sampai berakhirnya jangkawaktu izin tersebut.

(5) Ketentuan mengenai IUK, Harga Jual TenagaListrik sesrta pembinaan dan pengawasanuntuk usaha penyediaan tenaga listriksebagaimana dimakaud dalam ayat (1), diatursesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 10, 22 dan Pasal 30;

I.:~

KETENTUAN PENUTUP

Pasa! 44

Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, makasemua ketentuan yang bertentangan denganPeraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Daerah ini denganpenempatannya dalam Lembaran DaerahKabupaten Lahat.

Ditetapkan di Lahatpada tanggal 20 Juli 2002

Diundangkan di Lahatpada tanggal 22 Juli 2002

H. DARMANSYAHNIP.080052132

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAHATTAHUN 2002 NOMOR 40