Pemeriksaan SPGT Dan SGOT

24
Pemeriksaan SPGT dan SGOT Hasil pengamatan : 1) Tabel hasil uji enzim GPT kelompok 2 dengan probandus perempuan dewasa yang diukur pada suhu 30 0 C adalah : Waktu ( menit ) Absorbansi 0 0, 590 1 0, 585 3 0, 578 4 0, 573 : 0,006 Rumus perhitungan : kadar ( U/ L ) = ▲A / menit x 1765 = 0, 006 x 1765 = 10, 59 U/L 2) Tabel pengamatan hasil uji GOT kelompok 2 dengan probandus yang sama, diukur pada suhu 30 0 C : Waktu ( menit ) Absorbansi 0 0, 493 1 0, 491 2 0, 480 3 0, 474 = 0, 0085 Rumus perhitungan : kadar ( U/ L ) = ▲A / menit x 1765 = 0, 0085 x 1765

Transcript of Pemeriksaan SPGT Dan SGOT

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KLINIS

Pemeriksaan SPGT dan SGOTHasil pengamatan:1) Tabel hasil uji enzim GPT kelompok 2 dengan probandus perempuan dewasa yang diukur pada suhu 300 C adalah:Waktu ( menit )Absorbansi

00, 590

10, 585

30, 578

40, 573

: 0,006

Rumus perhitungan:kadar ( U/ L )= A / menitx1765= 0, 006x1765= 10, 59 U/L

2) Tabel pengamatan hasil uji GOT kelompok 2 dengan probandus yang sama, diukur pada suhu 300 C:Waktu ( menit )Absorbansi

00, 493

10, 491

20, 480

30, 474

= 0, 0085

Rumus perhitungan:kadar ( U/ L )= A / menitx1765= 0, 0085x1765= 15, 0025 U/L3) Tabel hasil pengamatan uji kadar enzim GPT dan GOT dengan 6 orang probandus untuk data kelas adalah:

KelompokHasil uji GPTHasil uji GOT

1.6, 1778, 825

2.10, 59015, 003

3.1, 7652, 530

4.3, 5303, 530

5.8, 82510, 59

Dari data diatas dapat dilihat bahwa kadar enzim GPT dan GOT untuk semua probandus dalam tiap kelompok adalah normal.

Pembahasan:Pada percobaan kali ini, dilakukan pengujian terhadap kadar SPGT ( Serum Piruvic Glutamic Transaminase ) dan SGOT ( Serum glutamic oksaloasetat Transaminase ) dengan sampel yang sama. Uji kadar SGPT dan SGOT bertujuan untuk melihat kondisi dari fungsi hati beserta jantung.Hati merupakan organ padat yang terbesar yang letaknya di rongga perut bagian kanan atas. Organ ini mempunyai peran yang penting karena merupakan regulator dari semua metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Tempat sintesa dari berbagai komponen protein, pembekuan darah, kolesterol, ureum dan zat-zat lain yang sangat vital. Selain itu, juga merupakan tempat pembentukan dan penyaluran asam empedu serta pusat pendetoksifikasi racun dan penghancuran (degradasi) hormon-hormon steroid seperti estrogen. Pada jaringan hati, terdapat sel-sel Kupfer, yang sangat penting dalam eliminasi organisme asing baik bakteri maupun virus. Karena itu untuk memperlihatkan adanya gangguan faal hati, terdapat satu deretan tes yang biasanya dibuat untuk menilai faal hati tersebut. Perlu diingat bahwa semua tes kesehatan mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang berlainan, maka interpretasi dari hasil tes sangat dipengaruhi oleh hal-hal tersebut. Tes Faal Hati Karena faal hati dalam tubuh mempunyai multifungsi maka tes faal hatipun beraneka ragam sesuai dengan apa yang hendak kita nilai. Untuk fungsi sintesis seperti protein, zat pembekuan darah dan lemak biasanya diperiksa albumin, masa protrombin dan cholesterol. Fungsi ekskresi/transportasi, diperiksa bilirubin, alkali fosfatase. -GT. Kerusakan sel hati atau jaringan hati, diperiksa SGOT(AST), SGPT(ALT). Adanya pertumbuhan sel hati yang muda (karsinoma sel hati), alfa feto protein. Kontak dengan virus hepatitis B yaitu; HBsAg, AntiHBs, HBeAg, anti HBe, Anti HBc, HBVDNA, dan virus hepatitis C yaitu; anti HCV, HCV RNA, genotype HCV.

Secara umum ada 2 macam gangguan faal hati.1. Peradangan umum atau peradangan khusus di hati yang menimbulkan kerusakan jaringan atau sel hati.2. Adanya sumbatan saluran empedu. Aneka macam hasil tes faal hati yang terganggu. Tes faal hati yang terjadi pada infeksi bakterial maupun virus yang sistemik yang bukan virus hepatitis. Penderita semacam ini, biasanya ditandai dengan demam tinggi, myalgia, nausea, asthenia dan sebagainya. Disini faal hati terlihat akan terjadinya peningkatan SGOT, SGPT serta -GT antara 3-5X nilai normal. Albumin dapat sedikit menurun bila infeksi sudah terjadi lama dan bilirubin dapat meningkat sedikit terutama bila infeksi cukup berat. (lihat table 1) Tes faal hati pada hepatitis virus akut maupun drug induce hepatitis. Faal hati seperti Bilirubin direct/indirect dapat meningkat biasanya kurang dari 10 mg%, kecuali pada hepatitis kolestatik, bilirubin dapat lebih dari 10 mg%. SGOT, SGPT meningkat lebih dari 5 sampai 20 kali nilai normal. -GT dan alkalifosfatase meningkat 2 sampai 4 kali nilai normal, kecuali pada hepatitis kolestatik dapat lebih tinggi. Albumin/globulin biasanya masih normal kecuali bila terjadi hepatitis fulminan maka rasio albumin globulin dapat terbalik dan masa protrombin dapat memanjang ( lihat tabel2) Tes faal hati pada sumbatan saluran empedu. Bilirubin direct/indirect dapat tinggi sekali (>20 mg%), terutama bila sumbatan sudah cukup lama. Peningkatan SGOT dan SGPT biasanya tidak terlalu tinggi, sekitar kurang dari 4 kali nilai normal. -GT dan alkalifosfatase meningkat sekali dapat lebih dari 5 kali nilai normal. Kolesterol juga meningkat . Tes faal hati pada perlemakan hati (fatty liver). Albumin/globulin dan Bilirubin biasanya masih normal. SGOT dan SGPT meningkat sekitar 2 sampai 3 kali nilai normal demikian juga -GT dan alkalifosfatase meningkat sekitar sampai 1 kali dari nilai normal . Kadar triglyserida dan kolesterol juga terlihat meninggi. Kelainan ini sering pada wanita dengan usia muda/pertengahan, gemuk dan biasanya tidak ada keluhan atau mengeluh adanya perasaan tak nyaman pada perut bagian kanan atas. Pada kasus perlemakan hati yang primer maka semua pertanda hepatitis C harus negatif. Adanya pertanda hepatitis virus dalam darah penderita. Penderita hepatitis A akut atau baru sembuh dari hepatitis A, ditandai dengan IgM anti HAV yang positif. Sedang IgG anti HAV positif sering ditemukan pada anak atau orang dewasa dari negara berkembang dengan sanitasi lingkungan yang jelek. Ini menandakan penderita pernah terinfeksi virus hepatitis A dimasa lalu. Karena itu prevalensi IgG HAV dapat dipakai sebagai indeks sanitasi lingkungan suatu negara.Sembuh dari infeksi Hepatitis B, ditandai dengan menghilangnya HBsAg dan timbulnya anti HBs. Sedang IgM Anti HBc pos, berarti baru (recent) terinfeksi dengan hepatitis B. Hepatitis B yang menahun.1. Hepatitis kronis fase replikatip/toleran. Ditandai dengan HBsAg+, HbeAg+, HBVDNA+ ( kuantitatif dapat >105 copy/ml). Tapi Faal hatinya normal.2. Hepatitis kronis reaktif aktif (necro-inflamatory stage). Ditandai dengan HBsAg+, HBeAg+, HBVDNA+ (kuantitatif dapat >105 copy/ml). Tapi Faal hati nya Abnormal, terutama SGOT/PT tinggi (>3X nilai normal), albumin/globulin biasanya masih normal, bilirubin dapat menigkat sedikit (< dari 3 mg%)3. Hepatitis khronis B mutant. Disini HBsAg+, HBeAg negatif, tetapi anti HBe+, dan HBV DNA+. Liver fungsinya terganggu. Biasanya penderita ini, mempunyai penyakit hati yang lebih berat. 4. Hepatitis inaktif/integratif. HBsAg+, Anti HBe+, HBV DNA negatif atau dibawah < 103 copy/ml dan faal hatinya normal. 5. Sirosis hati B, rasio albumin/globulin terbalik, Bilirubin meningkat (< dari 5 mg%), SGOT> SGPT, biasanya meningkat sekitar 2 s/d 4 kali normal, tapi pada yang sirosis berat SGOT/SGPT dapat normal. HBsAg+, HBeAg/anti HBe dapat positif. HBV-DNA seringnya sudah negatif.

Hepatitis C:1. Sembuh dari hepatitis C, ditandai dengan anti HCV+, HCV-RNA (negatif), faal hati yang normal.2. Hepatitis C kronik, ditandai dengan Anti HCV+, HCV-RNA +, faal hati sebagian terbesar terganggu, tapi bisa normal pada sebagian kecil penderita.3. Sirosis hati C, rasio albumin/globulin terbalik, Bilirubin meningkat( < dari 5mg%), SGOT > SGPT, biasanya meningkat sekitar 2 s/d 4 kali normal, tapi pada yang sirosis berat SGOT/SGPT dapat normal. Anti HCV dan HCV-RNA positif. Genotype hepatitis. Pada hepatitis B ada 8 genotipe dan diberi nama abjad A sampai dengan H. Di Indonesia terutama genotipe B dan C. Hepatitis C ada 6 genotipe dan diberi nama angka 1 sampai 6. Dalam satu genotipe ada dibagi lagi menjadi sub-genotipe dan tambahan huruf kecil dari a sampai c. Di Indonesia yang terbanyak adalah genotipe 1b. (> 65%) Kelainan faal hati yang tidak specific Hal ini biasanya terjadi pada penderita penyakit hati yang telah mempengaruhi fungsi dari organ lain seperti ginjal, paru jantung dsb. Dalam hal seperti ini, gambaran klinis serta pemeriksaan penunjang seperti USG, CT scan dan ERCP (Endoscopy Retrograde Cholangio Pancreatography) atau bahkan biopsi hati biasanya diperlukan untuk menegakan diagnosisnya.Hasil laboratorium faal hati yang normal pada penderita penyakit hati yang menahun. Penderita kronik hepatitis B pada yang fase replikatif, inaktif/integratif sering menunjukan hasil laboratorium yang normal. Juga pada penderita hepatitis C (dengan HCV-RNA+), juga dapat menunjukan tes faal hati yang normal. Pada penderita sirosis hati yang kompensata juga sering mempunyai tes faal hati yang normal. Pada sirosis hati yang sudah lanjut sering kita mendapatkan kadar SGPT/SGOT normal, hal ini terjadi karena jumlah sel hati pada sirosis berat sudah sangat kurang sehingga kerusakan sel hati relatif sedikit. Tapi kadar bilirubin akan terlihat meninggi dan perbandingan albumin/globulin akan terbalik. Bila kita cermati lebih teliti maka kadar SGOT akan lebih tinggi SGPT.

Pelaporan hasil petanda hepatitis virus secara kuantitatif dan kualitatif.1. Hepatitis B. Pemeriksaan kualitatif selalu lebih sensitif dari pada pemeriksaan kuantitatif. Cara pemeriksaan kuantitiatif hepatitis B dikerjakan dengan bermacam cara dan tiap cara mempunyai sensitivitas tertentu dan juga pelaporannya dapat memakai satuan tertentu. Lihat tabel 5. Hasil kuantitiatif hepatitis B diatas 105 copy/ml dianggap batas untuk diobati.2. Hepatitis C. Juga pemeriksaan kualitatif lebih sensitif dari kuantitatif. Ada bermacam cara pemeriksaan kuantiatif HCV dan mempunyai rentang sensitivitas yang berbeda. Hasil kuantitatif dari 1 cara pemeriksaan kuantitatif HCV, tidak dapat disamakan hasilnya dengan pemeriksaan HCV dengan cara yang lain. Tabel 6Penyakit yang jarang tapi menunjukan gangguan faal hati Penyakit thyroid/kelenjar gondok. Penyakit hati auto immune (AIH) Wilson disease Alpha-1-antitrypsisn deficiency Celiac disease Muscle disordersBerdasarkan uraian diatas dapat kita ketahui bahwa apabila terjadinya kerusakan hati, maka akan terjadi peningkatan kadar enzim Glutamat Piruvat Tansaminase. Berdasarkan data dari hasil percobaan kelompok kami dapat dilihat bahwa kadar enzim Glutamat tranaminase dari probandus dengan jenis kelamin perempuan adalah normal, yaitu:

Waktu ( menit )Absorbansi

00, 590

10, 585

30, 578

40, 573

: 0,006

Rumus perhitungan:kadar ( U/ L )= A / menitx1765= 0, 006x1765= 10, 59 U/LAngka rujukan untuk kadar enzim GPT yang diukur pada suhu 300 C adalah:Laki - laki: 0 - 30 U/LPerempuan: 0 - 23 U/LDari angka diatas dapat disimpulkan bahwa kadar enzim Glutamat Piruvat Transaminase dari probandus tidak melebihi batas rujukan. 10, 59 < 23, 00SGPT atau juga dinamakan ALT (alanin aminotransferase) merupakan enzim yang banyak ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler. Enzim ini dalam jumlah yang kecil dijumpai pada otot jantung, ginjal dan otot rangka. Pada umumnya nilai tes SGPT/ALT lebih tinggi daripada SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkan pada proses kronis didapat sebaliknya.

Kondisi yang meningkatkan kadar SGPT/ALT adalah : Peningkatan SGOT/SGPT > 20 kali normal : hepatitis viral akut, nekrosis hati (toksisitas obat atau kimia) Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis aktif, sumbatan empedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark miokard (SGOT>SGPT) Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis Laennec, sirosis biliaris.Adapun faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium : Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan kadar Trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak sekali tusuk kena dapat meningkatkan kadar Hemolisis sampel Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik (klindamisin, karbenisilin, eritromisin, gentamisin, linkomisin, mitramisin, spektinomisin, tetrasiklin), narkotika (meperidin/demerol, morfin, kodein), antihipertensi (metildopa, guanetidin), preparat digitalis, indometasin (Indosin), salisilat, rifampin, flurazepam (Dalmane), propanolol (Inderal), kontrasepsi oral (progestin-estrogen), lead, heparin. Aspirin dapat meningkatkan atau menurunkan kadar.Disamping pengujian kadar enzim Glutamat Piruvat Transaminase ( GPT ), dalam praktikum ini juga dilakukan pengujian kadar enzim Glutamat Oksaloasetat Transaminase ( GOT ), SGOT atau juga dinamakan AST (Aspartat aminotransferase) merupakan enzim yang dijumpai dalam otot jantung dan hati, sementara dalam konsentrasi sedang dijumpai pada otot rangka, ginjal dan pankreas. Konsentrasi rendah dijumpai dalam darah, kecuali jika terjadi cedera seluler, kemudian dalam jumlah banyak dilepaskan ke dalam sirkulasi. Pada infark jantung, SGOT/AST akan meningkat setelah 10 jam dan mencapai puncaknya 24-48 jam setelah terjadinya infark. SGOT/AST akan normal kembali setelah 4-6 hari jika tidak terjadi infark tambahan. Kadar SGOT/AST biasanya dibandingkan dengan kadar enzim jantung lainnya, seperti CK (creatin kinase), LDH (lactat dehydrogenase). Pada penyakit hati, kadarnya akan meningkat 10 kali lebih dan akan tetap demikian dalam waktu yang lama.

Kondisi yang meningkatkan kadar SGOT/AST : Peningkatan tinggi ( > 5 kali nilai normal) : kerusakan hepatoseluler akut, infark miokard, kolaps sirkulasi, pankreatitis akut, mononukleosis infeksiosa Peningkatan sedang ( 3-5 kali nilai normal ) : obstruksi saluran empedu, aritmia jantung, gagal jantung kongestif, tumor hati (metastasis atau primer), distrophia muscularis Peningkatan ringan ( sampai 3 kali normal ) : perikarditis, sirosis, infark paru, delirium tremeus, cerebrovascular accident (CVA)Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium : Injeksi per intra-muscular (IM) dapat meningkatkan kadar SGOT/AST Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan kadar SGOT/AST Hemolisis sampel darah Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik (ampisilin, karbenisilin, klindamisin, kloksasilin, eritromisin, gentamisin, linkomisin, nafsilin, oksasilin, polisilin, tetrasiklin), vitamin (asam folat, piridoksin, vitamin A), narkotika (kodein, morfin, meperidin), antihipertensi (metildopa/aldomet, guanetidin), metramisin, preparat digitalis, kortison, flurazepam (Dalmane), indometasin (Indosin), isoniazid (INH), rifampin, kontrasepsi oral, teofilin. Salisilat dapat menyebabkan kadar serum positif atau negatif yang keliru.

Pengujian kadar GOT bertujuan untuk menganalisis adanya kerusakan hati beserta jantung, tetapi lebih cenderung kepada pemeriksaan jantung walaupun dapat juga sebagai diagnosis kerusakan hati. Tabel pengukuran data SGOT:Waktu ( menit )Absorbansi

00, 493

10, 491

20, 480

30, 474

= 0, 0085

Kadar U/L= 0,0085x1765= 15, 0025 U/LSGOT/AST serum umumnya diperiksa secara fotometri atau spektrofotometri, semi otomatis menggunakan fotometer atau spektrofotometer, atau secara otomatis menggunakan chemistry analyzer. Nilai rujukan untuk SGOT/AST yang diukur pada suhu 300 C adalah :Laki-laki : 0 - 25 U/LPerempuan : 0 - 21 U/LKadar enzim Serum Glutamat Oksaloaetat pada probandus tidak melebihi batas normal rujukan. Selain data dari kelompok kami, ada juga data kelas dengan jumlah probandus 6 orang dan didapatkan tabel:

KelompokHasil uji GPTHasil uji GOT

1.6, 1778, 825

2.10, 59015, 003

3.1, 7652, 530

4.3, 5303, 530

5.8, 82510, 59

Dari data diatas dapat dilihat bahwa kadar enzim GPT dan GOT untuk semua probandus dalam tiap kelompok adalah normal.

KESIMPULAN:1. SGPT atau juga dinamakan ALT (alanin aminotransferase) merupakan enzim yang banyak ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler.

2. SGOT atau juga dinamakan AST (Aspartat aminotransferase) merupakan enzim yang dijumpai dalam otot jantung dan hati, sementara dalam konsentrasi sedang dijumpai pada otot rangka, ginjal dan pankreas, digunakan untuk analisa kerusakan jantung.

3. Kadar enzim Glutamat Piruvat Transaminase ( GPT ) pada probandus dengan jenis kelamin perempuan, usia dewasa, yang diukur pad suhu 300 C adalah 10, 59 U/L , merupakan kadar normal dengan nilai rujukan untuk Perempuan : 0 - 23 U/L.

4. Untuk kadar enzim Glutamat Oksaloasetat Transaminase ( GOT ) adalah normal juga dan tidak melebihi batas rujukan yaitu 15, 0025 U/L, dengan nilai rujukan untuk Perempuan : 0 - 21 U/L.

5. Kondisi yang meningkatkan kadar SGPT/ALT adalah : Peningkatan SGOT/SGPT > 20 kali normal : hepatitis viral akut, nekrosis hati (toksisitas obat atau kimia) Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis aktif, sumbatan empedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark miokard (SGOT>SGPT) Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis Laennec, sirosis biliaris.

6. Kondisi yang meningkatkan kadar SGOT/AST : Peningkatan tinggi ( > 5 kali nilai normal) : kerusakan hepatoseluler akut, infark miokard, kolaps sirkulasi, pankreatitis akut, mononukleosis infeksiosa Peningkatan sedang ( 3-5 kali nilai normal ) : obstruksi saluran empedu, aritmia jantung, gagal jantung kongestif, tumor hati (metastasis atau primer), distrophia muscularis Peningkatan ringan ( sampai 3 kali normal ) : perikarditis, sirosis, infark paru, delirium tremeus, cerebrovascular accident (CVA)

DAFTAR PUSTAKA:1) Frances K. Widmann, alih bahasa : S. Boedina Kresno dkk., Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, edisi 9, cetakan ke-1, EGC, Jakarta, 1992.

2) Joyce LeFever Kee, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, EGC, Jakarta, 2007.

3) Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Cabang Jakarta, SI Units : Tabel Konversi Sisten Satuan SI Konvensional dan Nilai Rujukan Dewasa Anak Parameter Laboratorium Klinik, Jakarta, 2004.

4) Ronald A. Sacher & Richard A. McPherson, alih bahasa : Brahm U. Pendit dan Dewi Wulandari, editor : Huriawati Hartanto, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 11, EGC, Jakarta, 2004.

5) The Royal College of Pathologists of Australasia, Manual of Use and Interpretation of Pathology Tests, Griffin Press Ltd., Netley, Australia, 1990.

Disusun oleh :

BIR RIBHIL LABIB (1081020000)JIDDIN ABDULLAH (1081020000)NURATIKAH (1081020000)PUTRI RAHMAWATI (1081020000)STEVANY SITORUS (108102000073)

PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA2010

PEMERIKSAAN SGPT dan SGOT

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.WbPuji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan praktikum Biokimia Klinis dengan tema praktikum Pemeriksaan SGPT dan SGOT ini telah selesai disusun secara sistematis oleh tim kelompok kami. Penulisan laporan ini ditujukan untuk melaporkan hasil kerja kami dalam praktikum Biokimia Klinis yaitu mengukur kadar glukosa dan kreatinin dalam darah.Tentunya dalam penulisan laporan ini terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, namun kami berharap semoga laporan praktikum Biokimia Klinis ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi semua orang yang membacanya. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih untuk semua bimbingan dan bantuan para dosen pembimbing praktikum Biokimia Klinis yang telah memberikan pengarahan kepada kami dalam menyelesaikan penyusunan laporan ini. Oleh karena masih banyaknya kekurangan yang terdapat dalam penyusunan laporan ini, maka kritik dan saran yang membangun sangat penulis nantikan dengan tangan terbuka.

Wassalamualaikum Wr. WbCiputat, 30 desember 2010

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1BAB I PENDAHULUAN

A. Tujuan Praktikum B. Waktu dan tempat BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Teori Dasar BAB IV METODE PRAKTIKUMA. Alat dan Bahan B. Prosedur Kerja BAB IV PEMBAHASANA. PembahasanBAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

C.

BAB I PENDAHULUAN1. Waktu Praktikum Biokimia Klinis dilakukan pada pukul 13.30 - 16.00.2. TempatPraktikum Biokimia Klinis bertempat di Laboratorium Biokimia Klinis, gedung laboratorium FKIK lantai 3.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KLINIS

DISUSUN OLEH :

BIR RIBHIL LABIB (1081020000)JIDDIN ABDULLAH (1081020000)NURATIKAH (1081020000)PUTRI RAHMAWATI (1081020000)STEVANY SITORUS (108102000073)

PEMERIKSAAN SGPT dan SGOT