Pemeriksaan Sistem Suspensi.pdf

54
Modul OPKR -40-012 B i PEMERIKSAAN SISTEM SUSPENSI BIDANG KEAHLIHAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF Penyusun Drs. SLAMET HARIYANTO DEREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPERTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2005 OPKR 40 - 012 B

Transcript of Pemeriksaan Sistem Suspensi.pdf

Modul OPKR -40-012 B i

PEMERIKSAAN SISTEM SUSPENSI

BIDANG KEAHLIHAN TEKNIK MESINPROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK

OTOMOTIF

PenyusunDrs. SLAMET HARIYANTO

DEREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DEPERTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2005

OPKR 40 - 012 B

Modul OPKR -40-012 B ii

KATA PENGANTAR

Modul pemeriksaan sistem suspensi merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa SMK dari program keahlian teknik mekanik otomotif dengan harapan agar siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Modul ini bertujuan untuk membantu siswa dan guru dalam proses belajar mengajar, sehingga diharapkan pada akhir kegiatan pemelajaran siswa dapat menyerap semua materi yang berkaitan dengan pemeriksaan sistem suspensi.

Pada modul ini dilengkapi dengan panduan evaluasi baik itu mewancara, tes tulis, tes praktik maupun tugas-tugas yang lain.

Demikian penjelasan singkat mengenai modul pembelajaran pemerksaan sistem suspensi dengan harapan dapat membantu siswa dan guru dalam persiapan proses belajar mengajar, hingga dapat menyelesaikan kompetensi ini secara untuh dan menyuluruh sesuai dengan tuntutan kurikulum.

Sidoarjo, 06 Agustus 2005

Penyusun

Modul OPKR -40-012 B iii

DAFTAR ISIHALAMAN SAMPUL ………………………………………………………….. iKATA PENGANTAR …………………………………………………………. iiDAFTAR ISI …………………………………………………………………. iiiPETA KEDUDUKAN MODUL …………………………………………………. ivPERISTILAHAN / GLOSARIUM ……………………………………………….. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Deskkripsi …………………………………………………………… 1B. Prasarat ………………………………………………………………. 1C. Petunjuk Penggunaan Modul ……………………………………. 1

1. Petunjuk Bagi Siswa ………………………………………….. 12. Petunjuk Bagi Guru …………………………………………… 2

D. Tujuan Akhir ………………………………………………………….. 2E. Kompetesi ………………………………………………………….. 3F. Cek Kemampuan ……………………………………………………. 6

BAB II PEMBELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta Diklat ………………………………… 7B. Kegiatan Belajar ……………………………………………………. 7C. Rangkuman ………………………………………………………. 33D. Tugas ………………………………………………………………… 34E. Tes Formatif …………………………………………………………. 34F. Kunci Jawaban Test Formatif …………………………………… 34G. Lembar Kerja …………………………………………………….. 34

BAB III EVALUASI …………………………………………………………… 23

A. Tes Tulis …………………………………………………………….. 36B. Tes Praktek ………………………………………………………….. 36

BAB IV PENUTUP………………………………………………………………. 39

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 48

Modul OPKR 40-012 B iv

OPKR 50-009 B

OPKR 20-010 B OPKR 20-014 B

OPKR 20-017 B

OPKR 30-001 B

OPKR 40-017 B OPKR 40-019 B

OPKR 40-016 B

OPKR 50-007 B

OPKR 50-019 B

OPKR 50-002 B

OPKR 50-011 B

OPKR 50-008 B

OPKR 50-001 B

OPKR 10-018 B

OPKR 10-017 B

OPKR 10-016 B OPKR 10-009 BOPKR 10-010 B

OPKR 10-002 B

OPKR 10-003 BOPKR 10-006 B

OPKR 10-019 B

OPKR 10-005 B

OPKR 20-001 B

OPKR 10-001 B

OPKR 20-012 B

OPKR 20-011 B

OPKR 30-010 B

OPKR 30-007 B

OPKR 30-003 B

OPKR 30-004 B

OPKR 30-002 B

OPKR 30-014 B

OPKR 30-013 B

OPKR 40-002 B

OPKR 40-001 B

OPKR 40-003 B

OPKR 40-004 B

OPKR 40-008 B

OPKR 40-009 B

OPKR 40-012 B

OPKR 40-014 B

I

I

I

PETA KEDUDUKAN MODUL

DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI

Diagram ini menunjukan tahapan atau tata urutan kompetensi yang diajarkan dan dilatihkan kepada peserta didik dalam kurun waktu yang dibutuhkan serta kemungkinan multi exit-multi entry yang dapat diterapkan.

Modul OPKR 40-012 B v

Mekanisme Pembelajaran

Modul OPKR 40-012 Bv

Keterangan Diagram Pencapaian KompetensKode Kompetensi Judul Modul

OPKR 10-00 1 B Pelaksanaan pemeliharaan / servis komponen

Pelaksanaan pemeliharaan / servis komponen

OPKR 10-00 2 B Pemasangan sistem hidrolik Pemasangan/servis hidrolik

OPKR 10-00 3 B Pemeliharaan sistem hidrolik Pemasangan/servis sistem hidrolik

OPKR 10-00 5 B Pemeliharaan/servis dan perbaikan kompresor udara dan komponen-komponennya

Pemeliharaan/servis dan perbaikan kompresor udara dan komponen-komponennya

OPKR 10-00 6 B Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian, dan pemotongan dengan panas dan pemansan

Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian, dan pemotongan dengan panas dan pemansan

OPKR 10-00 9 B Pembacaan dan pemahaman gambar teknik

Pembacaan dan pemahaman gambar teknik

OPKR 10-010 B Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur

Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur

OPKR 10-016 B Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja

Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja

OPKR 10-017 B Penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan pelengkapan tempat kerja

Penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan pelengkapan tempat kerja

OPKR 10-018 B Kontribusi komunikasi di tempat kerja

Kontribusi komunikasi di tempat kerja

OPKR 10-019 B Pelaksanaan operasi penanganan secara manual

Pelaksanaan operasi penanganan secara manual

OPKR 20-001 B Pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya

Pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya

OPKR 20-010 B Pemeliharaan/servis sistem pendingin dan komponen-komponennya

Pemeliharaan/servis sistem pendingin dan komponen-komponennya

OPKR 20-012 B Perbaikan sistem pendingin Perbaikan sistem pendingin

OPKR 20-014 B Pemeliharaan/servis sistem bahan bakar bensin

Pemeliharaan/servis sistembahan bakar bensin

OPKR 30-001 B Pemeliharaan/servis sistem kopling dan komponen-komponennya

Pemeliharaan/servis sistem kopling dan komponen-komponennya

OPKR 30-002 B Perbaikan kopling dan komponon-komponennya

Perbaikan kopling dan komponon-komponennya

OPKR 30-003 B Overhaul kopling dan komponen-komponennya

Overhaul kopling dan komponen-komponennya

Modul OPKR 40-012 Bvi

OPKR 30-004 B Pemeliharaan/servis transmisi

manual

Pemeliharaan/servis transmisi

manual

OPKR 30-007 B Pemeliharaan/servis transmisi Pemeliharaan/servis transmisi

Otomatis Otomatis

OPKR 30-010 B Pemeliharaan/servis unit final drive/gardan

Pemeliharaan/servis unit final drive/gardan

OPKR 30-013 B Pemeliharaan/servis poros roda penggerak

Pemeliharaan/servis poros roda penggerak

OPKR 30-014 B Perbaikan poros penggerak roda Perbaikan poros penggerak roda

OPKR 40-001 B Perakitan dan pemasangan sistem rem dan komponen-komponennya

Perakitan dan pemasangan sistem rem dan komponen-komponennya

OPKR 40-002 B Pemeliharaan/servis sistem rem Pemeliharaan/servis sistem rem

OPKR 40-003 B perbaikan sistem rem perbaikan sistem remOPKR 40-004 B Overhaul komponen sistem rem Overhaul komponen sistem

rem OPKR 40-008 B Pemeriksaan sistem kemudi Pemeriksaan sistem kemudi OPKR 40-009 B perbaikan sistem kemudi perbaikan sistem kemudi OPKR 40-012 B Pemeriksaan sistem suspensi Pemeriksaan sistem

suspensi OPKR 40-014B Pemeliharaan/servis sistem

suspensi Pemeliharaan/servis sistem

suspensi OPKR 40-016 B Balans roda/ban Balans roda/banOPKR 40-017 B Melepas, memasang dan menyetel

rodaMelepas, memasang dan

menyetel rodaOPKR 40-019 B Pembongkaran, perbaikan, dan

pemasangan ban luar dan ban dalam

Pembongkaran, perbaikan, dan pemasangan ban luar dan ban dalam

OPKR 50-001 B Pengujian, pemeliharaan/servis dan penggantian baterai

Pengujian, pemeliharaan/ servis dan penggantian baterai

OPKR 50-002 B Perbaikan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan

Perbaikan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan

OPKR 50-007 B Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem penerangan dan wiring

Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem penerangan dan wiring

OPKR 50-008 B Pemasangan, pengujianm dan perbaikan sistem pengaman kelistrikan dan komponennya

Pemasangan, pengujianm dan perbaikan sistem pengaman kelistrikan dan komponennya

OPKR 50-009 B Pemasangan kelengkapan Pemasangan kelengkapan

Modul OPKR 40-012 Bvii

kelistrikan tambahan (assesoris)

kelistrikan tambahan (assesoris)

OPKR 50-011 B Perbaikan sistem pengapian Perbaikan sistem pengapian OPKR 50-019 B Memelihara/sistem AC (Air

Conditioner)Memelihara/sistem AC (Air

Conditioner)

Modul OPKR 40-012 Bviii

PERISTILAHAN / GLOSSARY

Upper arm : yaitu lengan bagian atas atau yang menghubungkan streering bawah yang menghubungkan streering knuckle dengan rangka.

Lower arm : yaitu lengan bagian bawah yang menghubungkan steering knuckel dengan rangka

Steering knuckle : yaitu lengan kemudi bagian roda depan untuk pemasangan roda depan.

Ball joint : yaitu sambungan bola memungkinkan steering knuckle belok kekanan atau kekiri.

Bhusing : yaitu bagian yang memisahkan antara poros sambungan dengan lubang bagian yang di sambungkan.

“V” block : yaitu bahan penyangga poros yang akan diperiksa kebengkokanya.

Shock Absorber : Peredam kejut

Modul OPKR 40-012 B1

BAB IPENDAHULUAN

A. Deskripsi

Modul pemeriksaan sistem suspensi ini sebagai pemandu pelatihan sekaligus merupakan bahan informasi dalam pembelajaran dan pelatihan yang mengubah sikap / perilaku peserta diklat menjadi seorang yang memiliki kompetensi sesuai standart. Pembelajaran dengan modul ini dapat dilakukan secara klasikal dengan atau tanpa instruktur, bahkan individual, karena menggunakan pendekatan pelatihan berbasis kompetensi yang mengacu pada kurikulum 2004.

Modul ini hanya membahas tentang konstruksi dan cara kerja system supensi dan memeriksa sistem / komponen suspensi dan menentukan kondisinya. Setelah mempelajari modul ini peserta diklat diharapkan dapat memahami konstruksi , cara melakukan pememeriksan sistem / komponen suspensi dan menentukan kondisinya.

B. Prasyarat

Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada program-program keahlian teknik mekanik otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasarat seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta kedudukan modul. Prasarat mempelajari modul OPKR-40-012 B adalah OPKR 10 – 018 B. dan OPKR10 – 016 B

C. Petunjuk Penggunaan Modul

1. Petunjuk bagi siswa Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam

menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan adalah :a. Membaca dan memahami secara seksama uraian materi yang ada

pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, siswa dapat bertanya pada guru atau instruktur yang memandu kegiatan belajar.

b. Mengerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki pada materi yang sudah di bahas disetiap kegiatan belajar.

c. Pada kegiatan belajar praktek perlu diperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

1. Petunjuk keselamatan kerja.2. Langkah kerja (prosedur praktek) dengan baik.3. Alat dan bahan yang diperlukan.

Modul OPKR 40-012 B2

4. Penggunaan alat sesuai prosedur pemakaian.5. Kegiatan praktek yang belum jelas, harus minta ijin guru atau

instruktur terlebih dahulu.6. Setelah selesai praktek, kembalikan alat dan bahan ke tempat

semula. d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi

pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanya pada guru / instruktur yang memandu kegiatan pembelajaran bersangkutan.

2. Petunjuk bagi guru

Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan :a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar.b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang

dijelaskan dalam tahap belajar.c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktek baru

dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar.d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses

sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.f. Merencanakan pendamping guru dari tempat kerja untuk

membantu jika diperlukan.

D. Tujuan Akhir

Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini peserta diklat diharapkan :1. Memahami konstruksi dan cara kerja sistem suspensi.2. Memahami prosedur pemeriksaan, pengujian dan menentukan kondisi

sistem / komponen system suspensi.

Modul OPKR 40-012 B3

E. KOMPETENSI : Pemeriksaan sistem suspensiKODE : OPKR-40-012 BDURASI PEMELAJARAN : 40 Jam @ 45 menit

A B C D E F GLEVEL KOMPETENSI KUNCI

1 1 1 - - 2 2

KONDISI KINERJA

1. Batasan konteks Standar kompetensi ini digunakan untuk jasa pelayanan pemeliharaan/sevis dan perbaikan di bidang perbengkelan

2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk : Spesifikasi pabrik kendaraan SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan Spesifikasi produk/komponen pabrik Kebutuhan pelanggan Kode area tempat kerja Perundang-undangan pemerintah untuk kelaikan kendaraan

1. Pelaksanaan K3 harus memenuhi : Undang-unadang tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Penghargaan di bidang industri

4. Sumber-sumber dapat termasuk: Peralatan tangan/hand tools, peralatan bertenaga/power tools Perlengkapan pengangkatan Perlengkapan penyanggah/jack stand Perlengkapan pengukuran dan peralatan khusus/special tools Perlengkapn penguji

5. Kegiatan Kegiatan harus dilaksanakan di bawah kondisi kerja normal dan harus termasuk : Tes fungsi dan jalan, pengujian tekanan, pengukuran Penilaian, visual, pendengaran/aural dan fungsi (meliputi : kerusakan, korosi, kebocoran, keausan)

6. Variabel lainnya dapat termasuk : Lateral dan longitudinal arm Ball joints Peralatan suspensi otomotais, kondisi jalan/ride control, pengontrol ketinggian/height control

Modul OPKR 40-012 B 4

MATERI POKOK PEMELAJARANSUB KOMPETENSI

KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJARSIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

1. Memeriksa sistem/ komponen suspensi dan menentukan kondisinya.

Pemeriksaan sistem suspensi dilaksanakan tanpa menye-babkan kerusakan terhadap komponen/sistem lainnya.

Informasi yang benar di-akses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.

Pemeriksaan sistem suspensi di pakai berdasarkan metode dan perlengkapan yang sesuai terhadap spesifikasi pabrik.

Kondisi sistem/ komponen ditentukan dengan membandingkan kondisi komponen yang sebenarnya (standar) pada spesifikasi pabrik untuk batasan/toleransi seseuai dengan perundang-perundangan kelaikan kendaraan.

Data yang tepat dilengkapi sesuai hasil pemeriksaan sistem suspensi.

Konstruksi dan kerja sistem suspensi.

Prosedur pemeriksaan, pengujian dan menentukan kondisi sistem/komponen suspensi.

Menerapkan prosedur pemeriksaan sistem/ komponen suspensi dan menentukan kondisinya sesuai dengan SOP

Melaksanakan kegiat-an yang kompleks dan tidak rutin; menjadi mandiri dan bertanggung jawab untuk pekerjaan yang lainnya.

Persyaratan keselamatan diri

Persyaratan keamanan komponen

Prinsip kerja memeriksa sistem suspensi

Konstruksi dan kerja sistem suspensi yang sesuai

Prosedur pemeriksaan sistem suspensi dan pengu-jian (sesuai pada kegunaan)

Prosedur menentukan kondisi sistem/komponen suspensi.

Informasi teknik yang sesuai

Kebijakan perusahaan.

Melaksanakan pemeriksa-an sistem/ komponen suspensi secara rutin

Mengidentifikasi kondisi sistem suspensi dan komponennya

Melaksanakan tes jalan/ road test

Modul OPKR 40-012 B 5

MATERI POKOK PEMELAJARANSUB KOMPETENSI

KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJARSIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

Seluruh kegiatan pemeriksa-an sistem suspensi dan pengidentifikasian kondisi dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kese-hatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusa-haan.

Modul OPKR 40-012 B 6

F. Cek Kemampuan

Sebelum mempelajari OPKR 40-012 B, istilah cek list ( ) kemampuan yang telah dimiliki peserta diklat dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan.

JawabanSub Kompetensi

PernyataanYa Tidak

Bila jawaban ya kerjakan

1. Memeriksa / komponen suspensi dan menentukan kondisinya.

1. Saya mampu menyebutkan macam-macam konstruksi dan sistem suspensi

2. Saya mampu menjelaskan kerja macam-macam sistem suspensi

3.Saya mampu melaksanakan pemeriksaan , pengujian dan penentuan kondisi komponen sistem suspensi sesuai SOP

Soal tes formatif

Apabila peserta diklat menjawab “tidak” pelajari modul ini.

Soal :1. Sebutkan macam-macam konstruk sistem suspensi.?2. Jelaskan cara kerja macam-macam sistem suspensi..?3. Periksa system suspensi dan uji kondisi kroponenyx..?

BAB IIPEMELAJARAN

E. A. Rencana Belajar Peserta Diklat

Rencana setiap kegiatan belajar anda, dengan mengikuti tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar.

Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Belajar

Alasan Perubahan

Paraf Guru

1. Mempelajari konstruksi dan cara kerja system suspensi

2. Memeriksa sistem/komponen suspensi dan menentukan kondisinya.

B. Kegiatan Belajar

1. Menjelaskan konstruksi dan cara kerja system suspensi

Tujuan kegiatan belajar :

1.1. Menjelaskan konstruksi system suspensi

1.2. Menjelaskan cara kerja system suspensi

2. Memeriksa system/ komponen system suspensi

Memeriksa sistem / komponen suspensi dan menentukan kondisinya.1. Tujuan kegiatan belajar

a. Peserta diklat mampu melaksanakan pemeriksaan system suspensib. Peserta diklat mampu melaksanakan pemeriksaan system suspensi

sesuai dengan SOP

2. Uraian materi

Kenyamanan berkendaraan merupakan faktor utama yang harus diperhatikan oleh pengendara maupun penumpang. Namun demikian, kendaraan akan selalu mengalami getaran atau goncangan yang disebabkan oleh mesin itu sendiri atau karena kondisi jalan yang tidak rata. Untuk mengurangi getaran dan goncangan tersebut setiap kendaraan perlu dilengkapi dengan sistem suspensi.

Apabila salah satu komponen system suspensi mengalami gangguan, maka akan terjadi hal yang tidak diharapkan. Sehingga kenyamanan pengendaraan tidak akan dapat dicapai.

Gambar 1. Penggunaan sistem suspensi

Pada umumnya system suspensi kendaraan dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu suspensi independent dan suspensi rigidKonstruksi dan kerja jenis ini roda sebelah kanan dan roda sebelah kiri dipasangkan secara terpisah, sehingga kedua roda dapat bekerja sendiri bila menerima kejutan dari permukaan jalan

Ada dua macam konstruksi suspensi independent depan yaitu suspensi wishbone dan suspensi mac pherson :

Gambar 1 : Penggunaan sistem suspensi

1). Suspensi wishbone pegas coilSuspensi jenis ini menggunakan pegas koil yang dipasangkan diantara lengan bawah (lower arm) dan lengan atas (upper arm)

Suspensi ini mempunyai sifat :

a) Dengan desain yang kompak dari pegas hasil , sangat cocok digunakan untuk system suspensi roda depan.

b) Kedua ujung luar lengan atas dan lengan bawah yang dipasangkan pada knuckle kemudi menggunakan sambungan peluru, sehingga memungkinkan arm dapat bergerak ke atas dank ke bawah mengikuti gerakan roda.

c) Knuckle kemudi dan spindle yang terpasang dibagian ujung lengan atas dan bawah dipasang menggunakan sambungan peluru, sehingga memungkinkan knucklekemudi dapat diarahkan.Kerjanya bila roda-roda depan menerima kejutan dari permukaan jalan maka pegas koil menerima gaya dari lower arm sehingga mengakibatkan pegas mengalami pemendekan dan pemanjangan sesuai dengan kemampuan pemegasan (konstanta pemegasan)

Gambar 2 : Suspensi wishbone dengan pegas koil

Penahan benturan

Lengan atas

Sambungan peluru atas

Knuckle kemudi

Sambungan peluru bawah

Peredam getaran

Lengan bawah

Strut barBantalan lengan bawah

Kerangka (frame)

Pegas koil

Bantalan lengan atas

Bodi (frame)

2). Suspensi wishbone pegas torsi

Suspensi wishbone menggunakan pegas batang torsi yang dipasangkan diantara lengan bawah (lower arm ) dan kerangka kendaraan.

Suspensi ini mempunyai sifat :

a). Pegas batang torsi (torsion bar) digunakan pada kendaraan yang tidak menggunakan pegas koil ataupun pegas atau pegas daun pada suspensi depan

b) Pegas batang torsi (torsion bar) pada ujung belakangnya dipasang pada kerangka kendaraan , sedangkan ujung depannya dipasangkan pada lengan bawah (lower arm) dan kedua tempat pemasangannya dibuat mati.

c). Pegas batang torsi (torsion bar) bekerja secara puntiran karena batang torsi dibuat dari baja yang mempunyai elastisitas tinggi

Gb. 3: Suspensi wishbone dengan pegas torsi

Lengan atas

Pengikat bodi (frame)

Pegas torsi

Spindle roda

Lengan bawah

stabiliser

Peredam getaran

Kerjanya : bila roda-roda depan menerima kejutan dari permukaan jalan dan diteruskan ke lower arm maupun upper arm melalui knuckle kemudi. Gaya yang diterima lower arm ditahan dengan kemampuan puntiran pegas torsi yang dipasangkan antara lower arm dengan kerangka (frame). Untuk memperhalus proses pemegasan (puntiran) pegas torsi maka peredam getaran dipasangkan untuk memperhalus proses pemegasan yang dipasangkan antara lower arm dengan frame kendaraan

3). Suspensi Mac pherson

Suspensi ini pegas koil dipasangkan menjadi satu kesatuan dengan shock absorber menggunakan lengan bawah ( lower arm ) sebagai dudukan komponennya

Ada dua macam konstruksi suspensi mac pherson yaitu dengan lengan “melintang” dan lengan “L”a). Suspensi mac pherson lengan “melintang”

Suspensi jenis ini mempunyai lengan bawah (lower arm) berbentuk lurus , salah satu ujung lengan bawah dipasang knuckle kemudi dengan sambungan peluru sedangkan ujung yang lain dipasangkan pada kerangka kendaraan.Lengan melintang dan kelengkapannya berfungsi meneruskan beban kendaraan keroda dan mengontrol gerakan samping, lengan ini bersama-sama batang penahan (strut bar ) berfungsi mencegah perubahan jejak roda-roda depan

Bantalan atasPenutup debu

Pegas koil

Pengantar dan perapat batang piston

Batang piston

Reservoir

Bodi ( frame)

Kerjanya : bila roda-roda depan menerima kejutan dari permukaan jalan akan diteruskan ke lower arm melintang sehingga mengakinatkan terjadinya pemendekan dan pemanjangan pegas koil yang dipasangkan antara peredam getaran dengan kerangka ( frame ). Untuk memperhalus proses pemegasan agar tidak terjadi oksilasi yang berlebihan maka peredam kejut dipasangkan bersama pegas koil antara lower arm dengan rangka ( frame)

b) Suspensi mac pherson lengan “L”

Suspensi jenis ini mempunyai lengan bawah ( lower arm ) berbentuk “L” yang digunakan pada roda sebagai penggerak ( front wheel drive) dengan engine di depan ( front engine)

Gambar 4 : Suspensi mac pherson dengan lengan melintang

Piston

Silinder tekanan

spindle

Katup kontrol

Sambungan peluru bawah

Strut barLengan bawah

Dudukan pegasPegas koil

Penutup debuBatang piston

Penahan benturanPenopang atas

Lengan bawah “ L “ mempunyai dua tempat pemasangan

pada kerangka yang masing-masing dipasangkan

menggunakan bushing karet, dengan dua tempat

pemasangan terpisah yang berfungsi untuk mencegah

gerakan dari arah samping dan gerakan aksial roda. Oleh

karena itu suspensi jenis ini tidak memerlukan lagi batang

penahan (sturt bar)

Kerjanya : bila roda-roda belakang menerima kejutan dari permukaan jalan maka akan diteruskan ke lower arm “L” mengakibatkan terjadinya pemendekan dan pemanjangan pada pegas koil yang dipasangkan antara peredam getaran dengan rangka (frame) kendaraan.Untuk memperhalus proses pemegasan agar tidak terjadi oksilasi yang berlebihan peredam getaran dipasangkan bersaman pegas koil antara lower arm “L” dengan rangka (frame) kendaraan .

b. Konstruksi jenis suspensi independen belakang.

Suspensi jenis ini roda sebelah kanan dan roda sebelah kiri dipasangkan secara terpisah, sehingga roda dapat bekerja sendiribila menerima kejutan dari permukaan jalan.

Gambar 5 : Suspensi mac pherson dengan lengan “L”

Dudukan pegas

Knuckle arm

Rem cakram

Hub roda

Lengan bawah

Pemasangan lengan bawah

Poros penggerak roda

Peredam getaran

Ada dua macam konstruksi suspensi independent belakang yaitu : Suspensi mac pherson penggerak roda depan dan suspensi mac pherson penggerak roda belakang.

1) Suspensi mac pherson penggerak roda depan.Suspensi jenis ini dilengkapi lengan bawah ( lower arm) dan lengan penopang (strut bar)

Suspensi ini mempunyai sifat :

a) Pemasangan ujung lengan bawah (lower arm) dengan rangka silang kendaraan menggunakan bhusing karet sedangkan ujung yang lainnya dipasangkan pada knuckle

kemudi. b) Batang penopang (strut bar) dipasangkan antara kerangka

dengan lengan control bawah yang berfungsi untuk mengurangi terjadinya gaya lateral yang berlebihan.

Kerjanya : bila roda-roda belakang menerima kejutan dari permukaan jalan akan diteruskan ke lower arm yang mengakibatkan terjadinya pemendekan dan pemanjangan

Gambar 6 : Suspensi mac pherson bagian belakang

Penahan pegas bawah

Peredam getaran

Knuckle arm

Tromol rem

Strut bar

Stabilisator

Lengan bawah

Pemasangan lengan bawah

Rangka (frame)

Pegas koil

Penutup debu

Pembatas peredam

pegas koil yang dipasang antara peredam getaran dengan rangka (frame) kendaraan.Untuk memperhalus proses pemegasan agar tidak terjadi oksilasi yang berlebihan peredam getaran dipasangkan bersama pegas antara lower arm dengan rangka (frame ) kendaraan.

2) Suspensi kombinasi mac pherson dan batang torsi Suspensi jenis ini menggunakan poros kaku ( rigid) berbentuk “ U “ yang didalamnya dipasangkan batang tiorsi akan bekerja secara puntiran saat terjadi gerakan roda.

Suspensi ini mempunyai sifat :

a) Poros semi rigid bersama batang pegas torsi bekerja secara aktif sebagai suspensi

Gambar 7: Suspensi mac pherson dengan batang torsi

Penguat poros

Batang torsi

Batang lateral

Peredam getaran

Pegas koil

Lengan suspensi

b) Pegas koil berfungsi menyempurnakan momen suspensi agar dapat mengurangi roling body, hingga menghasilkan pengemudian yang stabil

c) Gerakan puntiran dari ujung lengan-lengan suspensi diteruskan kedalam gerakan puntiran aksel belakang. Puntiran ini sangat menghasilkan gaya reaksi yang berlawanan dengan lengan-lengan suspensi

Kerjanya : bila roda-roda belakang menerima kejutan dari permukaan jalan akan diteruskan ke rumah poros, lengan suspensi sehingga mengakibatkan bagian ini bersama pegas koil berayun terhadap rangka (frame) kendaraan.Untuk memperhalus proses pemegasan dan ayunan (oksilasi) yang berlebihan pegas koil bersama dengan peredam getaran dipasang antara rumah poros roda belakang dengan rangka (frame) kendaraan

3) Suspensi mac pherson penggerak roda belakang.

Suspensi jenis ini dilengkapi dengan lengan control bawah ( lower arm) dan lengan control atas (upper arm) hingga dapat berayun secara bebas bila roda menerima kejutan dari permukaan jalan. Suspensi ini juga disebut aksel berayam

Gambar 8 : Poros berayun pada bagian belakang

Deferensial

Lenganatas

Peredamgetaran

LenganBawah Strut bar

Stabilisatoror

Rangka silang

Penopang Pegas atas

Suspensi ini mempunyai sifat :

a) Poros ( aksel ) roda dibuat terpisah, hingga poros dapat barayun bebas , pertemuan kedua bagian poros bekerja sebagai tumpuan.

b) Differensial ditempatkan pada bagian rangka silang body kendaraan. Berat body kendaraan dan komponen yang lain ditopang oleh pegas suspensi

c) Ujung bawah mac pherson dipasang pada lengan kontrrol atas dan bawah juga lengan jejak.

d) Ujung lengan jejak, lengan control atas dan control bawah yang lain dipasangkan pada kerangka body kendaraan

Kerjanya : bila roda-roda belakang menerima kejutan daripermukaan jalan akan diteruskan ke lower arm dan upper arm sehinga pegas koil mac pherson mengalami memendekan dan pemanjangan .Untuk memperhalus proses pemegasan pegas koil dan ayunan (oksilasi) yang berlebihan pegas koil bersama dengan kejut dipasang antara lower arm dengan rangka (frame)

a. Konstruksi jenis suspensi rigid

1). Jenis suspensi rigit roda depan

Suspensi jenis ini biasanya dipasangkan pada poros rigit ( kaku) yang terbuat dari baja tempa pejal berbentuk I Roda sebelah kanan dan kiri dipasangkan pada ujung poros tunggal. Pada bagian tengah poros berfungsi menahan beban kendaraan,sedangkan pada ujung poros berfungsi menahan momen punter karena gaya pengereman

Bagian ujung poros ini juga dipasangkan knuckle kemudi dengan menggunakan poros kingpin . Ada empat jenis knuckle kemudi yang dipasangkan pada suspensi rigid roda depan yaitu :

a) Jenis reverse eliot

Jenis ini ujung poros sangat sederhana konstruksinya dan mudah untuk pemasangan komponen rem

Gambar 9 :Poros rigit depan jenis I Beam

Poros depan Pegas daun

Knuckle kemudi

b). Jenis eliot

Jenis ini ujung porosnya dibuat sangat komplek , knuckle kemudi dipasangkan ditengah ujung poros dengan menggunakan poros kingpin

c). Jenis Lemoine :

Jenis tidak memerlukan poros kingpin, karena knuckle kemudi dipasangkan pada ujung poros bagian atas sehingga poros menjadi tambah tinggi

Gambar 10 : Jenis Reverse Eliot

Gambar 11: Jenis Eliot

Knuckle kemudi

Poros depan

Poros depan

Poros King ping

Knucklekemudi

e) Jenis marmon

Jenis ini juga tidak memerlukan poros kingpin kare knuckle kemudi dipasangkan pada bagian bawah ujung poros sehingga daya kekuatannya agak berkurang bila dibandingkan dengan jenis yang lain.

Kerjanya : bila roda-roda depan menerima kejutan dari permukaan jalan akan diteruskan keporos depan rigit yang berbentuk “ I “ hingga mengakibatkan pegas daun terjadi pemanjangan atau pegas berubah bentuk dari elip mendekati lurus ( pemegasan pegas daun)Untuk memperhalus proses pemegasan pegas daun / ayunan pegas daun yang berlebihan maka dipasangkan

Gambar 12: Jenis Lemoine

Gambar 13: Jenis Marmon

Poros depan

Knuckle kemudi

Poros depan

peredam getaran antara poros depan dengan rangka (frame).

2). Jenis suspensi rigit roda belakang

Suspensi jenis ini biasanya roda-roda dipasangkan pada satu poros. Ada dua jenis pegas yang digunakan pada jenis ini yaitu

a). Pegas daun

Pada umumnya pegas daun dipasangkan secara parallel antara rangka dengan poros belakang, sehingga tenaga yang

Gambar 14: Suspensi poros rigit belakang dengan pegas daun

Kerangka

Pegas daun

Peredam getaran

Gantungan pegas

Ayunan pegasBaut ”U”

dihasilkan oleh motor dipindahkan ke roda-roda melalui poros yang berputar dalam rumah.Sedangkan beban kendaraan yang didukung oleh rangka mobil diteruskan ke rumah poros melalui pegas daun

Kerjanya : bila roda-roda belakang menerima kejutan dari permukaan jalan maka diteruskan kerumah poros belakang yang mengakibatkan pegas daun terjadi pemanjangan atau pegas berubah bentuk dari elip mendekati lurus ( pemegasan pegas daun) yang konstruksinya dilengkapi dengan ayunan pegasUntuk memperhalus proses pemegasan pegas daun yang berlebihan maka suspensi ini dilengkapi peredan getaran yang dipasangkan antara penopang pegas daun dengan (frame)

b). Pegas koil

Poros kaku dengan pegas koil untuk mengadakan pemegasan dan menahan beban tegak lurus, tetapi tidak dapat menahan gaya samping atau tekanan samping.Apabila pegas koil digunakan pada suspensi belakang, harus dilengkapi komponen yang lain seperti : laterar rod dan stabilisator.Kerjanya : bila roda-roda belakang menerima kejutan dari permukaan jalan akan diteruskan kerumah poros roda belakang yang mengakibatkan pegas koil mengalami pemendekan dan pemanjangan ( konstanta pegas) untuk mengurangi ayunan pegas (oksilasi) yang berlebihan pada suspensi ini dilangkapi peredam getaran yang dipasangkan antara rumah poros dengan kerangka (frame) kendaraan.

Gambar 15: Suspensi pegas daun

AyunanPegas

Ini uraian materi kegiatan belajar 2:Fungsi dan prosedur pemeriksaan, pengujian dan menentuan komponen system suspensi :

1. Upper arm dan lower arm

Komponen ini berfungsi untuk menyangga pegas coil, pemasangan knuckle kemudi dan memelihara letak geometris body dan roda-roda. Pemeriksaan : Dalam keadaan terlepas lower arm dan upper arm, dengan cara disemprot menggunakan penetrant warna untuk menyakinkan bahwa komponen ini masih dalam keadaan baik atau retak.

Gambar 16: Suspensi pegas koil

Lengan kontrol atas

Batangkontrol Peredam

getaran

Lengan controlbawah

Stabilisator

Rumah porosbelakang

Pegas koil

2. knuckle kemudi

Komponen ini berfungsi untuk pemasangan roda-roda depan / sumbu roda, sehingga memungkinkan kendaraan membelok kekanan dan kekiri.Pemeriksaan : Dalam keadaan terlepas dan bersih knuckle kemudi disemprotkan menggunakan penetrant warna untuk meyakinkan bahwa komponen ini masih dalam keadaan baik atau retak.

.

Pengujian lower arm dan upper arm : dalam keadaan lower

arm dan upper arm terpasang dalam kerangka (frame) kendaraan komponen ini digerakkan kearah atas atau kearah bawah .Bila tidak timbul suara yang aneh maka bias dipastikan lower arm dan upper arm dalam keadan baik.Pengujian knuckle kemudi : dalam keadaan terpasang pada lower arm maupun upper arm komponen ini digerakkan kearah samping kiri, kanan, atas dan bawah .Bila tidak timbul suara aneh maka bias dipastikan knuckle kemudi dalam kondisi baik

3. Ball Joint

Upper arm

Lower arm

Knuckle kemudi

Gb. 17 Pemeriksaan Lower, Upper arm dan knuckle kemudi

Komponen ini berfungsi sebagai sumbu roda-roda saat kendaraan membentuk, pemasangannya antara lower arm dengan steering knuck dan upper arm dengan steering knuekle.

a) Pemeriksaan kekendoran ball joint bawah terhadap lower arm.

Dongkrak bagian depan kendaraan dan di topang dengan penyangga.

Pastikan kendaraan sudah disangga dengan aman Pastikan bahwa roda depan telah lurus posisinya dan tekan

pedal rem. Gerakkan lengan suspensi bawah ke atas dan kebawah

dan pastikan tidak ada gerak bebas ball joint (berlebihan) Gerakkan roda samping kanan samping kiri dan pastikan

tidak ada gerakan yang berlebihan.

Pengujian ball joint : dalam keadaan roda terpasang gerakkan roda bagian atas kedalam dan bagian bawah keluar atau sebaliknya bila terjadi kekocakan yang berlebihan maka ball joint perlu diganti bila tidak terjadi kekocakan dapat dipastikan ball joint dalam keadaan baik.

4. Pegas Koil (Coil Spring)

Komponen ini berfungsi untuk menyerap kejutan/gaya yang diakibatkan dari permukaan jalan tidak rata, penempatannya diantara lower arm dan upperr arm. Pemeriksaan pegas koil dalam

Gambar 18 : Pemerikasan ball joint terhadap lower arm dan upper arm

Ball joint atas

Ball joint bawah

Penyangga

keadaan terlepas dan bersih pastikan tidak ada bagian yang retak atau aus, ukur tinggi bebas pegas sesuai dengan buku manual sesuai dengan jenis mobil yang diperiksa .batas limit = 273 mm.

Pengujian pegas koil dalam keadaan pegas koil terlepas ukur tinggi bebas pegas, kemudian tekan pegas dengan beban tertentu.Ukur kembali tinggi bebas pegas , bila ukuran kurang dari batas limit spesifikasi sesuai yang ditentukan maka pegas perlu diganti,dan sebaliknya

Catatan :

a. Bila pegas lemah dapat dirasakan ada kejutan tidak normal saat kendaraan melewati jalan yang rata.

b. Bila pegas lemah, maka keausan ban menjadi tidak normal

5. Shock absorber (peredam getaran )

Komponen ini berfungsi untuk mengurangi oksilasai yang berlebihan pada pegas bila kendaraan berjalan dijalan tidak rata. Pemeriksaan peredam getaran dalam keadaan terlepas dan bersih, pastikan tidak ada kebocoran minyak dan gas.

Gambar 19: Pemeriksaan pegas koil

Gb. 21a Pemeriksaan Shock absorber

Gb. 21b Pemeriksaan Shock absorber

Pengujian : Dalam keadaan terlepas dengan cara ditekan dan ditarik bila dengan tahanan yang tetap pastikan kondisi peredam gataran dalam keadaan baik . bila ada bushing peredam getaran yang rusak perlu dilakukan penggantian Dalam keadaan terpasang:

a. goyangkan mobil kearah samping, dan goyangan kesamping harus cepat berhenti

b. Pada mobil sedan tekan pada bagian depan mobil kemudian lepas maka getaran tambah setengah dari tekanan semula dan kembali pada posisi sebelumnya.

6. Strut bar

Komponen ini berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak maju atau mundur pada saat menerima kejutan dari permukaan jalan maupun dorongan akibat terjadinya pengereman, atau saat pemindaan tenaga dari motor, strut bar berupa batangan baja yang dipasang pada lower arm dan frame kendaraan. Pemeriksaan strut bar dalam keadaan terlepas dan bersih pastikan tidak ada bagian yang retak.Pemeriksaan kebengkokan :

Letakkan strut bar pada v blok. Ukur run out bagian tengah strut bar menggunakan dial

indikator magnetik. Kebengkokan tidak boleh melebihi batas limit yang sudah

ditentukan pada buku manual dari jenis kendaraan tersebut

Dial indicator magnetMeja rata

V blok

Strut bar

Pengujian : Dalam keadaan terpasang dan mobil di jack stand dengan aman :

Dengan rem kendaraan diinjak dorong bagian roda yang diuji kedepan atau kebelakang

Pastikan tidak ada bagian bushing strutbar yang aus atau rusak.

Bila ada bagian bushing yang aus/rusak lakukan penggantian.

2. Stabilizer bar

Komponen ini berfungsi untuk mengurangi terjadinya kemiringan kendaraan akibat gaya sentrifugal pada saat membelok atau saat lurus mengurangi tenaga guling. Stabilizer ini di pasangkan pada lower arm kiri dan kanan, bagian tengahnya diikatkan pada frame / body kendaraan, sehingga beban yang diterima komponen ini saat kendaraan membelok adalah beban puntiran.

Gb. 22 Pemeriksaan kebengkokan strut bar

Stabilisator

Pemeriksaan stabilizer bar :

1. dalam keadaan terlepas dan bersih pastikan komponen ini tidak ada bagian yang retak, aus atau patah.

2. Karet-karet pengikat dalam keadaan terpasang pastikan karet-karet pengikat pada frame tidak ada yang retak

Pengujian : Dalam keadaan stabilizer terpasang tekan bagian depan mobil sebelah kanan atau tekan bagian mobil sebelah kiri secara bergantian .bila tekanan dilepaskan maka kondisi mobil cepat kembali seperti posisi semula pastikan stabilizer masih dalam kedaan normal Bila pengujian diatas timbul suara yang aneh maka bushing pengikat stabilizer dengan rangka perlu diganti.

b. Prosedur pemeriksaan komponen sistem suspensi rigid

Baut “U” Peredam getaran

Ayunan pegas

Bushing ayunanpegas

Pegas daun

Penopang atas pegas daun Penopang atas pegas daun

Gb. 23 : Pemeriksaan stabilizer dan bushing karet

Fungsi dan prosedur pemeriksaan komponen

1. Pegas daun

Komponen ini berfungsi untuk menyerap kejutan yang ditimbulkan permukaan jalan, pegas jenis ini mampu menerima beban yang lebih besar bila dibanding dengan pegas koil maupun pegas torsi oleh karena itu pegas daun banyak digunakan pada sistem suspensi bagian belakang kendaraan. Pemeriksaan pegas daun :

a). Dalam keadaan terlepas dan bersih lembaran pegas tidak retak atau pada ujung – ujungnya tidak terjadi keausan yang berlebihan.

b). Ujung- ujung pegas daun tidak terjadi keausan yang berlebihan

Bushing peredam kejut

Penopang bawah pegas daunGantunganPegas

Bushing gantungan pegas

Mata pegas

Pegas no.1

Pegas no.2

Gambar 24. Komponen sistem suspensi pegas daun

Pengujian : Dalam keadaan terlepas :

Ukur NIP pada masing-masing lembaran pegas daun Beri beban pada masing-masing lembara pegas daun sesuai

dengan spesifikasi jenis mobilnya. Ukur kembali NIP pada masing-masing lembaran pegas daun Bandingkan pengukuran NIP setelah pembebanan dengan

spesifikasi jenis mobilnya. Bila ukuran NIP setelah pembebanan kurang dari batas limit maka

perlu diganti lembaran pegas daunnya dan sebaliknya.

2. Baut “U”

Komponen ini berfungsi untuk mengikat tumpukan/ susunan pegas daun dengan poros roda belakang dengan kuat agar tidak terjadi pergeseran bila roda menerima kejutaan dari permukaan jalan. Pemeriksaan baut “U”:

a) Dalam keadaan terlepas dan bersih pastikan tidak ada bagian ulir yang aus, bengkok maupun kerusakan pada ulirnya.

b) Tidak terjadi kebengkokan pada bagian yang lainc) Tidak terjadi keausan pada ulir mur pengikat

Pegas no. 3

Susunan pegas daun

Penjepit pegas

Baut pengikat

Baut “U”

Gb. 25. Pemeriksaan pegas daun

` Pengujian : Dalam keadaan terpasang kencangkan mur pengikat baut “U” dengan momen yang sesuai spesifikasinya pada buku manual. Cek/periksa kembali mur-mur pengikat baut “U” bila masih dalam keadaan kendor maka baut U perlu diganti dan sebaliknya.

3. Ayunan Pegas

Komponen ini berfungsi untuk memungkinkan pegas memanjang dan memendek bila roda menerima kejutan dari jalan. Pemasangannya diantara pegas dan frame (kerangka) kendaraan. Pemeriksaan ayunan pegas daun:Dalam keadaan terlepas dan bersih pastikan tidak ada bagian ulir baut dan mur pengikat yang aus. Pengujian : Dalam keadaan ayunan pegas daun terpasang pada rangka kendaraan keraskan mur-mur pengikat ayunan pegas sesuai dengan spesifikasi buku manual Cek / periksa kembali mur-mur pengikat ayunan pegas bila masih dalam keadaan kendor maka ayunan pegas perlu diganti

4. Bhusing karet

Komponen ini berfungsi untuk meredan suara hubungan antara ayunan pegas daun dengan frame bila roda menerima kejutan dari permukaan jalan. Pemeriksaan bushing karet : dalam keadaan terlepas pastikan bhusing karet tidak pecah atau berubah konstruksinya.

Ring

Mur pengikat

Keretakan

Keausan

Keausan

Gb. 26. Pemeriksaan baut “U”

.

Pengujian : Bushing dalam terpasang gerakan ayunan pegas keatas dan kebawah bila pada bagian ini timbul suara yang aneh maka perlu diganti. Sebab sudah terjadi pengerasan

5. Bumper karet

Komponen ini berfungsi untuk membatasi ayunan pegas yang berlebihan dan tidak terjadi tumbukan antara poros roda dengan frame/kerangka kendaraan. Pemeriksaan bumper karet :dalam keadaan terpasang pastikan tidak ada bagian yang pecah atau berubah bentuk

Kebengkokan

Keausan

Kerusakan dan keausan

Keausan

Keretakan

Keretakan

Ayunan pegas

Bushing karet

Gb. 27 Pemeriksaan ayunan pegas dan Bhusing karet.

1. Pengujian : Dalam keadaan terpasang beri beban pada bagian belakang kendaraan yang diuji bumper kemudian lepaskan bebannya lakukan beberapa kali . bila pada bagian ini timbul suara aneh maka perlu diganti bumper karet tersebut atau sebaliknya

2. C. Rangkuman

1. Sistem suspensi berfungsia. Bersama-sama dengan roda menyerap kejutan dan oksilasi dari

permukaan jalan.

Bumper karet

Bumper karet

Gambar 28. Pemeriksaan bumper karet.

b. Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke body melalui gesekan antara jalan dengan roda-roda.

c. Menopang body / kerangka pada poros dan memelihara letak geometri antara body dengan roda.

2. Sistem suspensi dapat digolongkan menjadi dua jenisa. Suspensi Independen (suspensi bebas)b. Suspensi Rigid ( Suspensi kaku )

3. Suspensi independen menggunakan dua macam pegasYaitu : Pegas koil dan pegas torsi

4. Suspensi rigid menggunakan dua macam pegas yaitua. Pegas daun b. Pegas koil

5. Komponen utama suspensi independena. Pegas koil / torsib. Shock absorber (peredam kejut)c. Stabilizer bard. Strut bare. Upper armf. Lower armg. Ball joint

6. Komponen utama suspensi rigida. Pegas daunb. Pegas koilc. Shock absorber ( peredam kejut )d. Lateral rode. Bumper karet

7. Prosedur pemeriksaan komponen.

F. D. Tugas

1. Sebutkan dua macam konstruksi suspensi poros independent pada kendaraan

2. Sebutkan dua macam konstruksi suspensi poros rigit

G.

H. E. Test Formatif

1. Jelaskan kerja suspensi wishbone pegas koil 2. Jelaskan kerja suspensi rigid pegas daunI.

J. F. Kunci Jawaban Test Formatif

1. Bila roda-roda depan menerima kejutan dari permukaan jalan maka pegas koil menerima gaya dari lower arm sehingga mengakibatkan pegas koil mengalami pemendekan sesuai dengan kemampuan pemegasan (konstanta pegas)

2. Bila roda-roda belakang menerima kejutan dari permukaan jalan dan diteruskan ke rumah poros belakang sehingga mengakibatkan pegas daun terjadi pemanjangan dari bentuk elip mendekati lurus

K. G. Lembar Kerja

1. Alat dan Bahana. Dongkrakb. Jack standc. Pengungkitd. Suspensi roda depane. Suspensi roda belakangf. V blokg. Dial indicator magnetich. Majun / kain lapi. Penetran warnaj. Kuask. Minyak pembersihl. Grease

2. Keselamatan Kerja

a. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.b. Ikuti intruksi dari instruktur / guru maupun prosedur kerjac. Jangan bekerja di bawah kendaraan yang tidak di jack stand dengan

kuat.

3. Langkah Kerja

a. Persiapan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan seefesien mungkin.

b. Perhatikan instruksi praktek yang disampaikan oleh instruktur.c. Lakukan pemeriksaan sistem suspensi dan analisis kerusakan pada

komponennya. d. Buatlah catatan penting kegiatan praktek secara ringkas.e. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan yang telah digunakan

seperti keadaan semula.

4. Tugasa. Buatlah laporan kegiatan praktek secara ringkas dan jelas.b. Buatlah ringkasan pengetahuan yang diperoleh setelah belajar /

praktek.

a. BAB IIIb. EVALUASI

A. TES TULIS

Jenis Pekerjaan :

Nama Peserta :

Nomor Induk :

Program Keahlian :

1. Apa yang membedakan konstruksi suspensi wishbone dengan suspensi mac pherson ?

2. Apa yang membedakan konstruksi suspensi independen dan suspensi rigid ?

3. Jelaskan kerja suspensi independen wishbone roda depan dengan menggunakan pegas koil ?

4. Jelaskan kerja suspensi poros rigid menggunakan pegas daun ?

B. TES PRAKTIK

Lakukan prosedur pemeriksaan, pengujian dan penentuan kondisi komponen suspensi wishbone

A. Lembar penilaian Tes tulis

No Pertanyaan Kunci Jawaban

Skor

Maks

Skor

Perolehan

Keterangan

1 Apa yang membedakan konstruksi suspensi wishbone dengan suspensi mac pherson

Independen :Poros roda-rodanya bebas bergerak antara sebelah kiri dan sebelah kananWishbone : pegas koil terpisah dengan peredam kejutnyaMac pherson : pegas koil disatukan dengan peredam kejutnya

5

5

2 Apa yang membedakan konstruksi suspensi independen dan rigid

Independen :Poros roda-rodanya bebas bergerak antara roda sebelah kiri dan roda sebelah kananRigid :Poros roda sebelah kanan dan kiri satu rumah poros

5

5

3 Jelaskan kerja suspensi poros independen

Bila roda berjalan dijalan tidak rata lower arm bebas bergerak bersama pegas koil

5

4. Jelaskan kerja suspensi poros rigid

Bila roda berjalan dijalan tidak rata roda mendorong poros dan diteruskan ke pegas, maka pegas daun akan mengalami pemanjangan

5

Total Skor 30

B. Lembar penilaian Tes Praktiks

c. BAB IV

N

o

Job praktik Kunci JawabanSkor

Maks

Skor

Perolehan

Keterangan

1 Lakukan prosedur pemeriksaan , pengujian dan penentuan kondisi komponen sistem suspensi sesuai SOP

1 Persiapan :a. Bahan b. Alatc. Tempat kerja

2.Cara menggunakan alat-alat tangan/ special tools dengan tepat dan benar

3.Cara menggunakan alat-angkat tepat dan benar

4.Penggunaan buku servis manualPemeriksaan dan pengujian

5.Pelaksanaan pemeriksaan, pengujian dan penentuan kondisi komponen sistem suspensi sesuai SOP

10

10

10

20

20

d. PENUTUP

Setelah menyelesaikan modul ini, maka Anda berhak untuk mengikuti tes paktik untuk menguji kompetensi yang telah dipelajari. Dan apabila Anda dinyatakan memenuhi syarat kelulusan dari hasil evalusi dalam modul ini, maka Anda berhak untuk melanjutkan ke topik/modul berikutnya. Mintalah pada pengajar/instruktur untuk melakukan uji kompetensi dengan sistem penilaiannya dilakukan langsung dari pihak dunia industri atau asosiasi profesi yang berkompeten apabila Anda telah menyelesaikan suatu kompetensi tertentu. Atau apabila Anda telah menyelesaikan seluruh evaluasi dari setiap modul, maka hasil yang berupa nilai dari instruktur atau berupa porto folio dapat dijadikan sebagai bahan verifikasi bagi pihak industri atau asosiasi profesi. Kemudian selanjutnya hasil tersebut dapat dijadikan sebagai penentu standard pemenuhan kompetensi tertentu dan bila memenuhi syarat Anda berhak mendapatkan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh dunia industri atau asosiasi profesi.

e. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (1987), Dasar-dasar Automotive, Jakarta : PT.Toyota–Astra – Motor.

Anonim. (1995), New Step 1 Training Manual, Jakarta : PT. Toyota – Astra-Motor.

Anonim. (1995), Materi Pelajaran chasis group step 2, Jakarta : PT. Toyota Astra-Motor.

Anonim, (1982), Mitsubishi L 300 Workshop Manual, Mitsubishi corporation.

Anonim, (1982), Mitsubishi Colt T120 Workshop Manual, Mitsubishi corporation.

Anonim, (1993), Servis Mobil, Pusat Pengembangan Guru Teknologi Malang