Pemeriksaan Penunjang

6
Pemeriksaan Penunjang Tergantung kebutuhannya, beragam jenis pemeriksaan dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis PJK dan menentukan derajatnya. Dari yang sederhana sampai yang invasif sifatnya. Elektrokardiogram (EKG) Pemeriksaan aktifitas listrik jantung, atau gambaran elektrokardiogram (EKG) adalah pemeriksaan penunjang untuk memberi petunjuk adanya PJK. Dengan pemeriksaan ini kita dapat mengetahui apakah sudah ada tanda-tandanya. Dapat berupa serangan jantung terdahulu, penyempitan atau serangan jantung yang baru terjadi, yang masing-masing memberikan gambaran yang berbeda. Foto rontgen dada Dari foto rontgen dada dokter dapat melihat ukuran jantung, ada-tidaknya pembesaran. Di samping itu dapat juga dilihat gambaran paru. Kelainan pada koroner tidak bisa dilihat dari foto rontgen ini. Dari ukuran jantung dapat dinilai apakah seorang penderita sudah berada pada PJK lanjut. Mungkin saja PJK lama yang sudah berlanjut pada payah jantung. Gambarannya, biasanya jantung terlihat membesar. Pemeriksaan Laboratorium Dilakukan untuk mengetahui kadar kolesterol darah dan trigliserida sebagai faktor risiko. Dari Pemeriksaan darah juga dapat diketahui ada-tidaknya serangan jantung akut dengan melihat kenaikan enzim jantung. Bila dari semua pemeriksaan diatas diagnosa PJK belum berhasil ditegakkan, biasanya dokter jantung/kardiologis akan merekomendasikan untuk dilakukan treadmill. Apakah treadmill itu? Dalam Kamus Kedokteran Indonesia disebut jentera, alat ini digunakan untuk pemeriksaan diagnostik PJK. Berupa ban

description

Pemeriksaaan

Transcript of Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang

Tergantung kebutuhannya, beragam jenis pemeriksaan dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis PJK dan menentukan derajatnya. Dari yang sederhana sampai yang invasif sifatnya.

Elektrokardiogram (EKG)

Pemeriksaan aktifitas listrik jantung, atau gambaran elektrokardiogram (EKG) adalah pemeriksaan penunjang untuk memberi petunjuk adanya PJK. Dengan pemeriksaan ini kita dapat mengetahui apakah sudah ada tanda-tandanya. Dapat berupa serangan jantung terdahulu, penyempitan atau serangan jantung yang baru terjadi, yang masing-masing memberikan gambaran yang berbeda.

Foto rontgen dada

Dari foto rontgen dada dokter dapat melihat ukuran jantung, ada-tidaknya pembesaran. Di samping itu dapat juga dilihat gambaran paru. Kelainan pada koroner tidak bisa dilihat dari foto rontgen ini. Dari ukuran jantung dapat dinilai apakah seorang penderita sudah berada pada PJK lanjut. Mungkin saja PJK lama yang sudah berlanjut pada payah jantung. Gambarannya, biasanya jantung terlihat membesar.

Pemeriksaan Laboratorium

Dilakukan untuk mengetahui kadar kolesterol darah dan trigliserida sebagai faktor risiko. Dari Pemeriksaan darah juga dapat diketahui ada-tidaknya serangan jantung akut dengan melihat kenaikan enzim jantung.

Bila dari semua pemeriksaan diatas diagnosa PJK belum berhasil ditegakkan, biasanya dokter jantung/kardiologis akan merekomendasikan untuk dilakukan treadmill.

Apakah treadmill itu?

Dalam Kamus Kedokteran Indonesia disebut jentera, alat ini digunakan untuk pemeriksaan diagnostik PJK. Berupa ban berjalan serupa dengan alat olahraga umumnya, namun dihubungkan dengan monitor dan alat rekam EKG. Prinsipnya adalah merekam aktifitas fisik jantung saat latihan. Dapat terjadi perubahan gambaran EKG saat aktifitas, yang memberi petunjuk adanya PJK. Hal ini disebabkan karena jantung mempunyai tenaga serap, sehingga pada keadaan tertentu dalam keadaan istirahat gambaran EKG tampak normal.

Dari hasil treadmill ini telah dapat diduga apakah seseorang menderita PJK. Memang tidak 100% karena pemeriksaan dengan treadmill ini sensitifitasnya hanya sekitar 84% pada pria sedang untuk wanita hanya 72%. Berarti masih mungkin ramalan ini meleset sekitar 16%, artinya dari 100 orang pria penderita PJK yang terbukti benar hanya 84 orang. Biasanya perlu pemeriksaan lanjut dengan melakukan kateterisasi jantung.

Pemeriksaan ini sampai sekarang masih merupakan "Golden Standard" untuk PJK, karena dapat terlihat jelas tingkat penyempitan dari pembuluh arteri koroner, apakah ringan, sedang atau berat bahkan total.

Apa Itu kateterisasi jantung?

Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan kateter semacam slang seukuran ujung lidi. Slang ini dimasukkan langsung ke pembuluh nadi (arteri). Bisa melalui pangkal paha, lipatan lengan atau melalui pembuluh darah di lengan bawah. Kateter didorong dengan tuntunan alat rontgen langsung ke muara pembuluh koroner. Setelah tepat di lubangnya, kemudian disuntikkan cairan kontras sehingga mengisi pembuluh koroner yang dimaksud. Setelah itu dapat dilihat adanya penyempitan atau malahan mungkin tidak ada penyumbatan. Penyempitan atau penyumbatan ini dapat saja mengenai beberapa tempat pada satu pembuluh koroner. Bisa juga sekaligus mengenai beberapa pembuluh koroner.

Atas dasar hasil kateterisasi jantung ini akan dapat ditentukan penanganan lebih lanjut. Apakah pasien cukup hanya dengan obat saja, disamping mencegah atau mengendalikan faktor risiko. Atau mungkin memerlukan intervensi yang dikenal dengan balon. Banyak juga yang menyebut dengan istilah ditiup atau balonisasi. Saat ini disamping di balon dapat pula dipasang stent, semacam penyangga seperti cincin atau gorong-gorong yang berguna untuk mencegah kembalinya penyempitan. Bila tidak mungkin dengan obat-obatan, di balon dengan atau tanpa stent, upaya lain adalah dengan melakukan bedah pintas koroner.

Apakah bedah/operasi pintas koroner itu?

Bedah/operasi pintas koroner dalam istilah asingnya disebut sebagai Coronary Artery Bypass Graft (CABG), dilakukan dengan membuat saluran baru melewati bagian arteri koroner yang mengalami penyempitan atau penyumbatan. Bahasa kitanya bisa disebut sebagai jalan pintas. Ini dimaksudkan agar kekurangan pasokan darah termasuk oksigen ke bagian ujung (distal) dari penyempitan dapat diatasi. Bagian yang menyempit tetap seperti semula. Ya, andaikan suatu saat kemudian terjadi penyumbatan total pada bagian yang menyempit, maka pasokan darah untuk otot jantung tadi tetap terjamin.

Saluran baru yang dipasang dapat diambil dari pembuluh darah balik di tungkai bawah. Biasanya dari vena saphena, dapat juga dari pembuluh nadi (arteri) ditangan yaitu dari arteri radialis, arteri brachialis atau dari pembuluh darah yang memperdarahi susu yang disebut arteria mammaria. Bisa satu atau keduanya tergantung kebutuhan.

CABG dilakukan dengan membuka dada dengan pemotongan tulang dada untuk kemudian menguakkan bagian kanan dan kiri dada sedemikian sehingga jantung dapat terlihat secara nyata. Sudah tentu banyak jaringan-jaringan dan alat-alat harus dipisahkan dulu sebelum sampai menjamah jantung. Dokter Spesialis Bedah Jantung akan memastikan kembali hasil kateterisasi yang menunjukkan penyempitan. Setelah itu barulah memasang pembuluh darah baru yang diambil dari kaki, tangan atau pembuluh yang memperdarahi susu tadi melewati tempat penyempitan.

Sebelum menutup kembali rongga dada lapis demi lapis, sudah barang tentu diadakan pengujian terhadap graft yang dipasang, kalau-kalau ada kebocoran atau pendarahan baik pada pangkal maupun ujung.

Teknik baru operasi CABG

Awalnya CABG dilakukan dengan memakai mesin jantung paru (heart lung machine), dengan teknik ini jantung dihentikan berdenyut dengan memakai obat yang disebut cardioplegic. Jantung benar-benar diam. Sementara itu urusan peredaran darah dan pertukaran udara diurus oleh mesin jantung paru. Paru akan mengempis menjadi kira-kira sebesar bola pingpong bila diremas.

Belakangan ini sejak awal tahun 2000, telah diperkenalkan teknik operasi tanpa mesin jantung paru (off pump CABG). Teknik ini dilakukan dalam keadaan jantung berdenyut normal. Paru-paru pun berfungsi seperti biasa. Dokter bedah jantung memasang graft dalam keadaan jantung berdenyut. Metode ini telah banyak dilakukan di Pusat Jantung Nasional/National Cardiovascular Center Harapan Kita. Metode off pump ini banyak memberikan keuntungan. Selain lama rawat lebih singkat, biaya operasipun bisa lebih murah. Tetapi tidak semua pasien yang memerlukan CABG akan dilakukan dengan metode ini. Semua tergantung pada indikasi masing-masing.

Pemeriksaan diagnostik jantung dan pembuluh darah yang tersedia:Pemeriksaan VaskulerMerupakan salah satu pemeriksaan non invasif seperti USG, guna mengetahui adanya gangguan penyakit vaskuler (pembuluh darah) di seluruh tubuh seperti: penyumbatan,penyempitan, pengerasan, pembesaran, robekan dan kebocoran pada pembuluh darah.Jenis Pemeriksaan yang ada meliputi: TCD (Trans Cranial Doppler), yaitu pemeriksaan pembuluh darah kaki Duplux Femoralis/Carotis/Renalis. Laser Doppler Fluximetri, untuk pemeriksaan pembuluh darah mikrosirkulasi

EchokardiografiAdalah suatu pemeriksaan dengan menggunakan Ultrasound untuk menilai struktur anatomi jantung dan pembuluh darah, fungsi kardiovaskuler, derajat kelainan serta mengevaluasi hasil operasi jantung maupun hasil terapi medis.

Echokardiografi DopplerMerupakan pemeriksaan Ekokardiografi dengan menggunakan teknik Doppler. Ekokardiografi Doppler ini digunakan untuk menilai aliran darah dalam jantung maupun pembuluh darah sehingga dapat mendeteksi adanya penyakit jantung, seperti : stenosis (penyempitan) katup , regurgitasi (kebocoran) katup , kelainan jantung bawaan.

Dobutamine Stress Echocardiography (DSE)Adalah pemeriksaan ekokardiografi dengan menggunakan infus Dobutamine pada pasien-pasien yang dicurigai memiliki penyakit jantung koroner namun tidak dapat diperiksa dengan alat Treadmill. Selain untuk mendeteksi ada tidaknya penyempitan pembuluh koroner, pemeriksaan DSE juga dapat digunakan untuk mengetahui viabilitas otot jantung dengan memantau gangguan gerakan otot jantung

Trans Esofageal Echokardiografi (TEE)Adalah suatu pemeriksaan echokardiografi dengan memasukkan transducer endoscopy melewati mulut sampai ke esophagus untuk mengetahui struktur anatomi dan fungsi jantung secara lebih jelas. Hampir semua penyakit katup jantung dapat dideteksi dengan pemeriksaan TEE tanpa kateterisasi.

Treadmill TesTreadmill tes merupakan suatu bentuk pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui kemampuan maksimal kerja jantung pada saat melakukan aktifitas. Pada pemeriksaan ini pasien diharuskan berjalan diatas ban treadmill dan setiap 3 menit beban maupun kecepatan alat tersebut akan ditingkatkan. Tes dihentikan apabila pasien ada keluhan, atau target nadi maksimal telah dicapai atau adanya perubahan terhadap rekaman EKG maupun tekanan darah yang tidak normal.

Cardio Pulmonary Exercise Test.Merupakan suatu tes terhadap fungsi jantung dan paru (kardiorespirasi) dengan menggunakan peralatan khusus. Prosedur yang dilaksanakan hampir sama dengan Treadmill tes, bedanya disini pernafasan pasien saat menghirup maupun mengeluarkan nafas dilakukan hanya boleh melalui alat khusus yang dipasangkan pada mulut saja.

Holter dan Blood Pressure Monitoring.Pemantauan terhadap aktivitas listrik jantung selama 24 jam terus menerus dengan menggunakan peralatan Holter, sehingga gangguan irama yang timbul sewaktu-waktu dapat terekam didalam alat ini. Selain memantau aktivitas listrik jantung, sarana Holter kami juga dilengkapi dengan pencatatan tekanan darah.Setelah pemasangan, pasien dipersilakan untuk pulang dan mencatat semua kegiatan maupun keluhannya sepanjang hari. Pasien diharuskan kembali ke rumah sakit keesokan harinya pada waktu yang telah ditentukan untuk mengevaluasi hasil pemantauan.

Cara untuk mendapatkan pelayanan:

Cara untuk mendapatkan pelayanan kami sangat mudah, anda dapat mendaftarkan diri terlebih dahulu melalui telpon pada loket perjanjian atau datang langsung dengan membawa surat pengantar dari dokter anda. Selanjutnya kami akan memproses segala kebutuhan anda dengan cepat.Demi menghemat waktu anda maka sebelum anda mengunjungi tempat kami, anda kami persilakan agar menghubungi loket perjanjian untuk mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai persyaratan/ persiapan test.