Pemeriksaan Laju Endap Darah

10
PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH TUJUAN Untuk menetapkan nilai koagulan dan untuk mengetahui kecepatan laju endap darah. DASAR TEORI Di dalam tubuh, suspensi sel-sel darah merah akan merata di seluruh plasma sebagai akibat pergerakan darah. Akan tetapi jika darah ditempatkan dalam tabung khusus yang sebelumnya diberi antikoagulan dan dibiarkan 1 jam, sel darah akan mengendap dibagian bawah tabung karena pengaruh gravitasi. Laju endap darah ( LED ) berfungsi untuk mengukur kecepatan pengendapan darah merah di dalam plasma ( nm/jam ). Tiga fase LED meliputi : 1. Fase pengendapan lambat I Beberapa menit setelah percobaan dimulai, sel darah merah dalam keadaan melayang, sulit mengendap ( 1-30 menit 0 2. Fase pengendapan cepat Terjadi setelah darah saling berikatan membentuk rauleaux permukaan relatife kecil , masa menjadi lebih berat ( 30-60 menit ) 3. Fase pengendapan lambat II Terjadi setelah sel darah mengendap, menampak di dasar tabung ( 60-120 menit ) Dalam keadaan normal nilai LED jarang melebihi 10 nm per jam. LED ditentukan dengan mengukur tinggi cairan plasma yang kelihatan jernih berada di atas sel darah merah yang mengendap

description

biokimia praktikum

Transcript of Pemeriksaan Laju Endap Darah

Page 1: Pemeriksaan Laju Endap Darah

PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH

TUJUAN

Untuk menetapkan nilai koagulan dan untuk mengetahui kecepatan laju endap darah.

DASAR TEORI

Di dalam tubuh, suspensi sel-sel darah merah akan merata di seluruh plasma sebagai akibat

pergerakan darah. Akan tetapi jika darah ditempatkan dalam tabung khusus yang sebelumnya

diberi antikoagulan dan dibiarkan 1 jam, sel darah akan mengendap dibagian bawah tabung

karena pengaruh gravitasi. Laju endap darah ( LED ) berfungsi untuk mengukur kecepatan

pengendapan darah merah di dalam plasma ( nm/jam ). Tiga fase LED meliputi :

1. Fase pengendapan lambat I

Beberapa menit setelah percobaan dimulai, sel darah merah dalam keadaan melayang, sulit

mengendap ( 1-30 menit 0

2. Fase pengendapan cepat

Terjadi setelah darah saling berikatan membentuk rauleaux permukaan relatife kecil , masa

menjadi lebih berat ( 30-60 menit )

3. Fase pengendapan lambat II

Terjadi setelah sel darah mengendap, menampak di dasar tabung ( 60-120 menit )

Dalam keadaan normal nilai LED jarang melebihi 10 nm per jam. LED ditentukan

dengan mengukur tinggi cairan plasma yang kelihatan jernih berada di atas sel darah merah

yang mengendap pada akhir 1 jam ( 60 menit ). Nilai LED meningkat pada keadaan seperti

kehamilan ( 35 mm/jam ), menstruasi, TBC paru-paru ( 65 mm/jam ) dan pada keadaan

infeksi terutama yang disertai dengan kerusakan jaringan.

Metode yang dianjurkan oleh ICSH ( International Comunitet for Standardization in

Hematology ) adalah cara westergren.

METODE

Pemeriksaan laju endap darah menggunakan cara westergren

Page 2: Pemeriksaan Laju Endap Darah

PRINSIP

Kecepatan endap darah atau laju endap darah adalah mengukur kecepatan sedimentasi

sel eritrosit di dalam plasma. Satuannya mm/jam. Proses pemeriksaan sedimentasi

(pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus

selama satu jam. Makin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi Laju

Endap Darah (LED)-nya.

BAHAN DAN ALAT

Bahan :

Darah 2 ml

NaCl 0.85 % 4 : 1

Natrium sitrat 3,2 %

EDTA

Alat :

Rak LED

Tabung Westergreen

Pipet Westergreen

PROSEDUR KERJA

1. Isi tabung Westergren dengan darah yang telah diberi Na Sitrat 3,8% sampai garis

tanda 0 pipet harus kering dan bersih

2. Letakkan tabung pada rak Westergren dan perhatikan supaya posisinya betul-betul

tegak lurus pada suhu kamar, jauhkan dari cahaya matahari dan getaran

3. Setelah satu jan , baca hasilnya dengan satuan mm/jam

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN

Page 3: Pemeriksaan Laju Endap Darah

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH

TUJUAN

Untuk mengetahui golongan darah seseorang

DASAR TEORI

Dr. Karl landstiiner tahun 1900, memperkenalkan 4 macam golongan darah yaitu : A,B,AB dan O, hal tersebut berdasarkan karena darah memiliki 2 faktor yaitu :

1. Antigen : ditemukan pada permukaan eritrosit

2. Antibodi : terdapat dalam plasma ( serum yang sifatnya dapat menghancurkan antigen )

Golongan darah Eritrosit Plasma(serum)

A Antigen A Antibodi B (anti B)

B Antigen B Antibodi A(anti A)

O Tidak ada antigen Antibodi A, B (anti AB)

METODE

PRINSIP

BAHAN DAN ALAT

Bahan : darah, reagen anti A,B dan AB

Alat : Kaca Obyek

PROSEDUR KERJA

1. Letakan satu tetes reagen anti A disebelah kiri dan satu tetes reagen anti B disebelah kanan

2. Teteskan sedikit darah pada kedua reagen tersebut dan dicampur dengan ujung lidi

3. Perhatikan adanya Aglutinasi

Page 4: Pemeriksaan Laju Endap Darah

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penafsiran hasil

Anti A Anti B Gol darah

- - O

+ - A

- + B

+ + AB

KESIMPULAN

Page 5: Pemeriksaan Laju Endap Darah

PEMERIKSAAN KEHAMILAN

DASAR TEORI

Human Chorionic Gonadotcopin (HCG) adalah hormon yang ditemukan pada urine wanita

hamil muda. Pada saat hari pertama terlambat haid, kadar hormon HCG meningkat dan akan

mencapai puncaknya pada minggu ke-8 setelah haid terakhir. Kemudian, selama masa sisa

kehamilan, kadar HCG akan menurun. Salah satu cara untuk mendeteksi HCG dalam urin

adalah dengan metode imunokromatografi.

Komposisi reagen pada testtrip dengan metode imunokromatografi adalah terdiri dari

antibodi monoklonal anti HCG ( sebagai zona test ) yang dilekatkan pada partikel lateks

berwarna merah dan sebagai zona kontrol adalah anti HCG dari IgG mouse.

Bila testtrip dicelupkan pada tempat urin yang telah berisi sampel, maka akan terjadi

pergerakan ( migrasi ) urine ke atas membawa partikel lateks ke area reaksi yaitu zona test

dan kontrol. Bila urine mengandung HCG ( sebagai antigen ) maka akan bereaksi dengan anti

HCG pada partikel lateks membentuk kompleks antigen-antibodi. Kelebihan kompleks

antigen-antibodi ( HCG dan anti HCG ) akan melanjutkan migrasinya ke zona kontrol dan

berkaitan dengan anti HCG dan IgG mouse serta membentuk gari kedua berwarna merah.

Formasi satu dan dua garis visual akan memudahkan pembacaan hasil.

BAHAN DAN ALAT

Bahan : Sampel urine wanita hamil, Testrip Acon ( Antigen HCG )

Alat : Tempat urine

CARA KERJA

a. Tuang urin pada tempat urine

b. Testrip dibuka, kemudian celupkan ke dalam tempat urin yang berisi urine.

Catatan : dalam mencelupkan testtrip, tidak boleh melebihi tanda garis pada testtrip

c. Hasil dibaca setelah 5 menit

HASIL DAN PEMBAHASAN

Interpretasi data

1. Hasil negatif ditunjukkan oleh adanya satu buah garis berwarna merah pada zona

kontrol ( di atas zona test – tidak hamil ). Apabila pada zona ini tidak terbentuk garis,

berarti reagen inaktif ( rusak ) atau kadar HCG lebih kecil dari 50 iu/l.

2. Hasil positif ditunjukkan oleh adanya dua buah garis berwarna merah pada zona test

dan zona kontrol. Artinya terdapat HCG dengan kadar >50 iu/l ( hamil ).

Page 6: Pemeriksaan Laju Endap Darah

PEMERIKSAAN URIN RUTIN

DASAR TEORI

Pemeriksaan urin rutin sebaiknya dinamakan pemeriksaan penyarimg antara lain

untuk mengetahui adanya penyakit diabetes, hepatitis, dan ginjal.

1. Warna urin

Dinyatakan dengan perkataan tidak berwarna kuning muda, kuning tua, kuning

kecoklatan, putih serupa susu, merah bercampur kuning, hijau. Warna urin normal

berkisal antara kuning muda dan kuning tua. Warna hijau dapat disebabkan infeksi

bakteri Pseudomonas sp, putih susu menunjukkan adanya kristal fosfat dan urat serta

pus ( nanah ), coklat adanya bilirubin, hematin. Merah adanya hemoglobin, obat-

obatan dan infeksi oleh bakteri.

2. Kejernihan

Dinyatakan dengan jernih, agak keruh, keruh , atau sampai keruh. Sebab-sebab urin

menjadi keruh antara lain adanya kristal fosfat amorf, bakteri, epitel, eritrosit dan

leukosit dalam jumlah besar.

3. Berat jenis

Sangat berhubungan dengan diuresis, makin besar diuresis, makin rendah berat

jenisnya. Berat jenis urin sewaktu pada organisme normal 1003 – 1030. Berat jenis >

6030 kemungkinan ditemukan pada penderita glukosuria

4. Reaksi dan pH

Urin asam antara lain dijumpai pada infeksi bakteri E. Coli. Urin basa dijumpai pada

infeksi oleh bakteri Proteus. Urin orang normal biasanya memiliki pH 4,6 – 8,0 , urin

24 jam pH rata-rata 6,2.

5. Protein

Sebagai test penyaring untuk mengetahui fungsi ginjal. Hasil positif pada penderita

penyakit ginjal.

6. Reduksi

Sebagai test penyaring untuk mengetahui adanya gula dalam urin. Hasil positif

terdapat pada penderita diabetes melitus.

7. Bilirubin

Dalam keadaan patologik antara lain penyakit hepatitis, akan ditemukan adanya

bilirubin dalam urin.

Page 7: Pemeriksaan Laju Endap Darah

8. Urobilin

Dalam urin segar tidak ada urobilin dan muncul apabila terjadi oksidasi oleh

urobilinogen, dijumpai antara lain pada penyalit hepatitis.

9. Nitrit

Dalam urin normal tidak terdapat nitrit, tetapi apabila terdapat infeksi bakteri akan

menimbulkan reaksi nitrit positif.

10. Eritrosit

Dalam urin segar tidak terdapat eritrosit tetapi dalam keadaan patologik addanya

kristal seperti calsium oxalat, amorf urat akan menyeababkan eritrosit muncul dalam

urin, juga apabila penderita sedang mengalami menstruasi ( hasil positif palsu )

11. Leukosit

Leukosit dalam urin berada dalam bentuk esterase, pada urin segar tidak dijumpai

leukosit tetapi pada keadaan patologik seperti adanya infeksi bakteri, keputihan akan

menghasilkan leukosit positif pada urin.