HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA...

59
HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS SENTRAL PADA PEGAWAI LAKI-LAKI DEWASA DENGAN OBESITAS DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017 (Skripsi) Oleh Elma Rosa Vidia 1418011071 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA...

Page 1: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS SENTRAL

PADA PEGAWAI LAKI-LAKI DEWASA DENGAN OBESITAS

DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017

(Skripsi)

Oleh

Elma Rosa Vidia

1418011071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS SENTRAL

PADA PEGAWAI LAKI-LAKI DEWASA DENGAN OBESITAS DI

LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017

Oleh

ELMA ROSA VIDIA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Pada

Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 3: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

ABSTRACT

THE RELATION OF BLOOD SEDIMENTATION RATE WITH

CENTRAL OBESITY ON MALE EMPLOYEES WITH OBESITY IN

UNIVERSITY OF LAMPUNG 2017

By

ELMA ROSA VIDIA

Background: Obesity is a serious problem worldwide, which characterized a

subclinical inflammatory condition that results in a considerable number of

cardiometabolic risk factors. Inflammation is caused by the synthesis, secretion,

and storage of pro-inflammatory cytokines by adipocytes, producing a state of

low-grade inflammation with vascular and metabolic complications that leads to

vascular endothelial dysfunction. Such as fibrinogen, blood flow, and

inflammatory factors, have gained importance in establishing the elevation of

blood sedimentation rate. The aim of this research is to find out the relation

between blood sedimentation rate with central obesity on male employees with

obesity in University of Lampung 2017.

Method: This research was using cross sectional approach. The sample of this

research is all male employees with central obesity in University of Lampung

which determined by consecutive sampling 59 respondents were ask to follow

anthropometry measurement and LED examination with Westergreen methods.

Data were analyzed using Chi Square.

Result: The result shows that most of respondents have LED elevation about

(69,5%), and based on bivariate analysis using Chi Square test the relation

between central obesity and blood sedimentation rate on male employees in

University of Lampung 2017 which determined by p value 0,056.

Conclusion: There was no relation between central obesity and blood

sedimentation rate on male employees in University of Lampung 2017.

Keyword: blood sedimentation rate, central obesity, male.

Page 4: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

ABSTRAK

HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS SENTRAL

PADA PEGAWAI LAKI-LAKI DEWASA DENGAN OBESITAS DI

LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017

Oleh

ELMA ROSA VIDIA

Latar belakang: Obesitas menjadi masalah yang serius di dunia, dimana obesitas

memiliki karakteristik dengan terjadinya inflamasi subklinik yang menjadi

penyebab sebagian besar penyakit kardiometabolik. Inflamasi ini terjadi karena

sintesis, sekresi dan simpanan sitokin pro-inflamasi oleh adiposa yang dapat

menyebabkan disfungsi dari vaskular endotel. Fibrinogen, aliran darah, dan

faktor-faktor inflamasi yang menjadi sebab laju endap darah (LED) meningkat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan obesitas sentral dengan laju

endap darah pada pegawai laki-laki dengan obesitas di lingkungan Universitas

Lampung 2017.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional.

Sampel penelitian ini adalah pegawai laki-laki di Universitas Lampung yang

ditentukan dengan consecutive sampling. Terdapat 59 responden yang diminta

untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode

Westergreen. Analisis data menggunakan uji Chi Square.

Hasil Penelitian: Hasil menunjukkan sebagian besar responden memiliki LED

yang meningkat (69,5%), berdasarkan analisis bivariat dengan uji Chi Square

didapatkan adanya hubungan antara obesitas sentral dan laju endap darah pada

pegawai laki-laki dewasa dengan nilai p sebesar 0,056.

Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara obesitas sentral dan laju endap

darah pada pegawai laki-laki dewasa dengan obesitas di lingkungan Universitas

Lampung 2017.

Kata Kunci: laju endap darah, laki-laki dewasa, obesitas sentral.

Page 5: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.
Page 6: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

ii

Page 7: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

iii

RIWAYAT HIDUP

Page 8: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 26 Januari 1997, sebagai

anak pertama dari empat bersaudara, dari Bapak H.Alhajar Syahyan, S.H., M.H.

dan Ibu Hj.Tutwuri Handayani, S.Ag.

Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan di Sekolah Tunas Mekar Indonesia tahun

2008, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMP IT Ar-Raihan

Bandar Lampung pada tahun 2011, dan Sekolah Menengah Atas (SMA)

diselesaikan di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2014.

Tahun 2014, Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif organisasi Forum

Studi Islam (FSI) Ibnu Sina sebagai pengurus kemuslimahan tahun 2014-2015 dan

di amanahkan menjadi ketua bidang kemuslimahan pada tahun 2015-2016.

Page 9: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

“Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkan. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan

mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan

bagi tiap-tiap sesuatu” (QS.At-Talaq 65:3)

Karya ini kupersembahkan untuk Mama,Papa,Adik-adikku,Sahabat serta

Keluargaku tercinta Terimakasih atas kasih sayang dan cinta

yang telah kalian berikan

Page 10: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala

kasih, karunia, dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Hubungan obesitas sentral dengan laju endap darah pada pegawai

laki-laki dengan obesitas di lingkungan Universitas Lampung 2017 ”.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat masukan, bantuan,

dorongan, saran, bimbingan dan kritik dari berbagai pihak. Maka dengan segenap

kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas Lampung;

2. Dr. dr. Muhartono, S.Ked., M. Kes., Sp.PA., selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung;

3. Dr. dr. Khairun Nisa Berawi, S.Ked., M.Kes., AIFO., selaku Pembimbing

utama atas kesediaannya untuk meluangkan banyak waktu, memberikan

nasihat, bimbingan, saran, dan kritik yang bermanfaat dalam proses

penyelesaian skripsi ini;

4. dr. Nurul Utami, S.Ked., selaku Pembimbing kedua atas kesediaannya untuk

meluangkan waktu, memberikan nasihat, bimbingan, saran, dan kritik yang

bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi ini;

Page 11: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

iii

5. dr. Putu Ristyaning Ayu, S.Ked., M.Kes., Sp.PK., selaku Penguji utama pada

ujian skripsi atas kesediannya untuk meluangkan waktu, memberikan nasihat,

ilmu, saran-saran yang telah diberikan;

6. Dr. dr. Khairun Nisa Berawi, S.Ked., M.Kes., AIFO., selaku Pembimbing

Akademik saya sejak semester 1 hingga semester 7, terimakasih atas

bimbingan dan ilmu yang telah diberikan selama ini;

7. Seluruh staf dosen dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung atas ilmu, waktu, dan bimbingan yang telah diberikan dalam proses

perkuliahan;

8. Terimakasih teruntuk Papa (Bapak Alhajar Syahyan) dan Mama (Ibu Tutwuri

Handayani) yang sangat saya cintai dan sayangi atas cinta, kasih sayang,

perhatian, dukungan dan doa yang selalu mengalir setiap saat. Terima kasih

untuk perjuangan kalian memberikan pendidikan yang terbaik untukku, baik

pendidikan akademis maupun nonakademis yang dapat digunakan untuk

bekal dimasa depan;

9. Terimakasih kepada adik-adikku tersayang Aulia Dwi Safira, Annisa Tri

Cahyati, Muhammad Anugrah Arbi, Nenek, Kakek, Om Joni, Kak Iim, Kak

Sofwan serta seluruh keluarga besar atas doa, dukungan, semangat,

kesabaran, keikhlasan, motivasi, kasih sayang, dan bahkan kritikan yang

membangun dan selalu menjadi alasan saya untuk terus berjuang sampai saat

ini;

10. Sahabat-sahabatku Wiky Bilqiis, Aghnia Amalia dan Keluarga Rowdhotul

Jannahku Osy Osiana, Aminah Zahra, Nurul Hasanah, Vermitia, Desti Diana

atas doa, dukungan dan kebersamaannya selama ini;

Page 12: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

iv

11. Sahabatku, saudara tak sedarahku, calon dokter sholehah Iffat Taqqiyah,

Zafira Pringgoutami, Mutiara Kartiko Putri, Fernadya Sylvia Nurindi, Rosy

Osiana, Ajeng Fitria Ningrum, Fernanda Kusumawardani, Andini Bakti Putri

yang telah berjuang bersamaku selama ini. Terimakasih untuk dukungan,

bantuan, doa, dan ketulusan yang telah kalian berikan;

12. Teman seperjuangan skripsi Gusti, Osy, Sekar, Irvan, Dzulfiqar, Rama,

terimakasih atas bantuan dan dukungan kalian selama ini;

13. Terima kasih kepada keluarga Laboratorium FK Unila, Ibu Nuriyah, Mbak

Yani, Mbak Novi, Mas Bayu atas seluruh bantuan serta bimbingan dan

motivasi. Terima kasih atas ilmu yang selalu kalian berikan kepada kami

selama ini;

14. Keluarga KKNku di Sidodadi, Bangun Rejo (Nur, Sarah, Ucil, Bang Alan,

Kak Jaya, Pak Carik, Bu Carik, dan Diva), terimakasih atas doa dan

dukungan yang kalian berikan selama ini;

15. Kami juga berterima kasih kepada relawan yang telah bersedia ikut serta

dalam penelitian ini dengan memberikan darahnya untuk dijadikan sampel

penelitian;

16. Teman-teman CRAN14L yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Terimakasih atas kebersamaan, suka, duka, solidaritas selama 3,5 tahun

perkuliahan ini, semoga kelak kita bisa menjadi dokter yang baik dan berguna

bagi masyarakat;

17. Semua yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa saya

sebutkan satu per satu, terimakasih atas doa dan dukungan kalian.

Page 13: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

v

Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat

dan pengetahuan baru kepada setiap orang yang membacanya. Terima kasih.

Bandar Lampung, 23 Januari 2018

Penulis

Elma Rosa Vidia

Page 14: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................................... 5

1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................. 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Obesitas ....................................................................................................... 7

2.1.1 Definisi Obesitas ................................................................................ 7

2.1.2 Prevalensi Obesitas ............................................................................ 8

2.1.3 Etiologi dan Faktor Resiko .............................................................. 10

2.1.4 Klasifikasi Obesitas ......................................................................... 13

2.1.5 Patofisiologi Obesitas ...................................................................... 15

2.2 Laju Endap Darah ..................................................................................... 18

2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi LED .......................................... 18

2.2.2 Mekanisme fisiologis LED .............................................................. 19

2.2.3 Pemeriksaan LED ............................................................................ 20

2.3 Hubungan Obesitas dengan Laju Endap Darah ........................................ 20

2.4 Kerangka Teori ......................................................................................... 22

2.5 Kerangka Konsep ...................................................................................... 23

2.6 Hipotesis Penelitian .................................................................................. 23

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ...................................................................................... 24

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 24

3.2.1 Tempat Penelitian ............................................................................ 24

3.2.2 Waktu Penelitian .............................................................................. 24

Page 15: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

vii

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 24

3.3.1 Populasi ............................................................................................ 24

3.3.2 Sampel ....................................................................................... ......25

3.4 Identifikasi Variabel Penelitian ................................................................. 27

3.5 Definisi Operasional ................................................................................. 27

3.6 Alat dan Bahan Penelitian ......................................................................... 28

3.6.1 Alat ................................................................................................... 28

3.6.2 Bahan Penelitian .............................................................................. 29

3.7 Prosedur dan Alur Penelitian .................................................................... 40

3.7.1 Prosedur Pemeriksaan Antropometri ............................................... 40

3.7.2 Prosedur Pemeriksaan LED ............................................................. 42

3.7.3 Alur Penelitian ................................................................................. 42

3.8 Pengolahan Data ....................................................................................... 32

3.9 Teknik Pengolahan .................................................................................... 34

3.9.1 Analisa Univariat ......................................................................... ....34

3.9.2 Analisis Bivariat ............................................................................ ..34

3.10 Etik Penelitian ...................................................................................... ...34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 35

4.1.1 Analisis Univariat .......................................................................... 36

4.1.2 Analisis Bivariat ............................................................................ 38

4.2 Pembahasan ............................................................................................. 39

4.3 Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 45

5.2 Saran... ...................................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 47

LAMPIRAN ......................................................................................................... 52

Page 16: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.Interpretasi Lingkar Pinggang untuk Asia. ........................................................ 14

2.Klasifikasi IMT menurut WHO Kriteria Asia Pasifik ....................................... 15

3.Definisi Operasional........................................................................................... 28

4.Tabel Data .......................................................................................................... 33

5.Distribusi Frekuensi Usia Responden dengan Obesitas. .................................... 36

6.Hasil pemeriksaan Laju Endap Darah. ............................................................... 37

7.Gambaran Rerata Laju Endap Darah Pada Pegawai Obesitas. .......................... 38

8.Hubungan Laju Endap Darah terhadap Obesitas Sentral. .................................. 38

Page 17: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

DAFTAR GAMBAR

1.Perbandingan Angka Obesitas Laki-Laki Dewasa ............................................... 9

2.Prevalensi Status Gizi Kegemukan Penduduk Dewasa. .................................... 10

3. Prevalensi Obesitas Sentral Dewasa Menurut Kabupaten/Kota. ...................... 10

4.Kerangka Teori................................................................................................... 22

5.Kerangka Konsep ............................................................................................... 23

Halaman Gambar

Page 18: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Surat Etik Penelitian

Lampiran 3 Lembar Informasi Penelitian

Lampiran 4 Informed Consent

Lampiran 5 Tabel Hasil Penelitian

Lampiran 6 Hasil Analisis Data Penelitian

Lampiran 7 Foto-foto Kegiatan Penelitian

Page 19: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obesitas merupakan suatu kondisi ketidakseimbangan antara tinggi badan

dan berat badan akibat jumlah jaringan lemak tubuh yang berlebihan,

umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan (WHO, 2000). Terdapat dua

macam obesitas yaitu umum dan sentral. Obesitas umum dapat diketahui

melalui indikator indeks masa tubuh (IMT), sedangkan obesitas sentral

dapat diketahui melalui indikator rasio lingkar pinggang dan panggul

(RLPP). Obesitas sentral terjadi jika energi yang masuk dari makanan

lebih banyak dari pada yang energi yang digunakan untuk menunjang

kebutuhan energi tubuh, kemudian disimpan menjadi jaringan lemak

khusunya jaringan lemak viseral abdomen. Lemak yang berlebihan

disimpan dalam bentuk trigliserid pada jaringan lemak (Listiyana et al,

2013).

Obesitas telah menjadi masalah kesehatan untuk masyarakat dunia. Sekitar

3,4 persen kematian di dunia disebabkan oleh obesitas atau kelebihan berat

badan. Terdapat 2,8 miliyar orang meninggal setiap tahunnya karena

obesitas (Europe PMC, 2015). Peningkatan prevalensi obesitas tidak hanya

Page 20: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

2

terjadi di negara maju tetapi juga negara berkembang. Pada tahun 2013, di

Indonesia laju ini meningkat dari 8,1 persen menjadi 12,9 persen pada

laki-laki dan 8,4 persen menjadi 13,4 persen pada wanita (Balitbangkes,

2013).

Prevalensi obesitas sentral menurut Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia (Kemenkes RI) dari 33 Provinsi terdapat 18 provinsi yang

memiliki prevalensi di atas angka nasional. DKI Jakarta menjadi kota

dengan prevalensi obesitas sentral tertinggi yaitu 39,7, sebaliknya Nusa

Tenggara Timur menjadi kota dengan prevalensi terendah yaitu 15,2

persen (Balitbangkes, 2013). Data yang didapat dari hasil survei Riskesdas

di Provinsi Lampung pada tahun 2013, prevalensi obesitas sentral yaitu

18,9 persen. Angka tertinggi terdapat di Kota Metro sebesar 35,9 persen

dan terendah di Kabupaten Lampung Utara sebesar 2,2 persen. Beberapa

faktor yang menyebabkan meningkatnya insidensi obesitas sentral adalah

modernisasi gaya hidup, tingginya asupan kalori, dan rendahnya aktivitas

fisik (Ratih, 2013).

Deborah et al dalam penelitiannya menjelaskan bahwa jaringan adiposa

yang berlebihan pada obesitas telah berkaitan dengan terjadinya inflamasi

sistemik yang mengarah kepada komplikasi metabolik. Tingginya sitokin

pro-inflamasi yang berasal dari jaringan adiposa, seperti leptin

(hiperleptinemia), C-reactive Protein (CRP) dan Plasminogen Activator

Inhibitor (PAI-1), menjadi karakteristik pada obesitas. Adiponektin yang

Page 21: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

3

merupakan faktor penting sebagai anti-inflamasi adipokin juga mengalami

penurunan (Bartlett et al., 2016).

Adiposit mensintesis adipokin dan hormon, tingkat sekresi ini dipengaruhi

oleh jumlah adiposit yang ada pada tubuh. Sekresi berlebihan adipokin

proinflamasi oleh adiposit dan makrofag dalam jarigan adiposa dapat

mengarah ke inflamasi sistemik pada obesitas. Pada penelitian sebelumnya

juga ditemukan bahwa terjadinya inflamasi akibat dari stimulasi makrofag

di perivascular adipose tissue sehingga meningkatnya risiko komplikasi

obesitas seperti sindrom metabolik, aterosklerosis dan penyakit

kardiovaskular. Hasil penelitian ini juga menunjukkan hanya hitung

leukosit, nilai glukosa dan laju endap darah yang memberikan hasil

signifikan dengan indeks masa tubuh (Koca, 2017; Samocha et al., 2003).

Laju Endap Darah adalah kecepatan mengendapnya eritrosit dari suatu

sampel darah yang diperiksa dalam suatu alat tertentu yang dinyatakan

dalam mm/jam. Hasil pemeriksaan LED di gunakan sebagai biomarker

non-spesifik perjalanan penyakit. Semakin tinggi berat badan seseorang

maka semakin tinggi pula laju endap darahnya (Murni et al., 2015).

Pegawai negeri sipil (PNS) sekretariat jenderal kementerian kesehatan RI

pada tahun 2013 yang mengalami obesitas sebesar 48,3 persen. Telah di

dapatkan hasil bahwa usia 30-49 tahun berisiko 2,3 kali lebih besar untuk

mengalami obesitas daripada yang berusia kurang dari 30 tahun. Subjek

Page 22: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

4

dengan usia 50-64 tahun berisiko 2,5 kali lebih besar untuk mengalami

obesitas dibandingkan dengan usia kurang dari 30 tahun. Adanya

hubungan yang signifikan antara obesitas dengan stres akibat pekerjaan

menjadi dampak lingkungan psikososial yang merugikan (Widiantini dan

Tafal, 2014).

Universitas Lampung memiliki pegawai yang cukup banyak dan

mengetahui adanya peningkatan obesitas khususnya obesitas sentral yang

cukup progresif sekarang ini, penulis ingin mengetahui hubungan laju

endap darah dengan obesitas sentral pada laki-laki dewasa dengan obesitas

di lingkungan Universitas Lampung pada tahun 2017.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan

pertanyaan penelitian yaitu “Bagaimana hubungan laju endap darah

dengan obesitas sentral pada pegawai laki-laki dewasa di lingkungan

Universitas Lampung tahun 2017 ?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan laju endap darah dengan obesitas sentral

pada pegawai laki-laki dewasa di lingkungan Universitas Lampung

tahun 2017.

Page 23: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

5

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui rerata laju endap darah pada pegawai laki-laki

dewasa di lingkungan Universitas Lampung tahun 2017.

b. Mengetahui karakteristik umur obesitas sentral pada pegawai

laki-laki dewasa di lingkungan Universitas Lampung tahun

2017.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai hubungan laju endap darah terhadap kejadian obesitas

sentral pada laki-laki dewasa di lingkungan Universitas Lampung,

serta menambah referensi pustaka dalam hal tersebut.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Penulis

Penelitan ini sebagai wujud aplikasi keilmuan yang telah

dipelajari sehingga dapat memperluas wawasan dan menambah

pengalaman peneliti dalam riset tentang hubungan laju endap

darah terhadap kejadian obesitas sentral pada laki-laki dewasa

di lingkungan Universitas Lampung.

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini di harapkan bermanfaat bagi masyarakat

khususnya responden yang mengalami obesitas agar mampu

Page 24: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

6

mendapatkan informasi kesehatan terkait dampak gangguan

kesehatan dan komplikasi dari obesitas dan penatalaksanaan

atau manajemen yang dapat dilakukan.

3. Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (FK Unila)

Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai rujukan

pustaka di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

khususnya.

4. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

mengenai prevalensi dan morbiditas obesitas di

masyarakatsehingga dapat membantu pemerintah

meningkatkan usaha dalam promosi kesehatan dan penanganan

serta manajemen obesitas.

Page 25: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Obesitas

2.1.1 Definisi Obesitas

Obesitas menurut World Health Organization (WHO) adalah

penumpukan lemak tubuh berlebih dikarenakan perubahan pola

diet gizi seimbang dan aktivitas fisik berkurang dengan asupan

makanan tinggi lemak (WHO, 2016). Obesitas dipengaruhi oleh

beberapa faktor biologik spesifik yang menyebabkan kelainan

pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi. Penimbunan

lemak yang berlebihan di dalam tubuh disebabkan akibat

peningkatan konsumsi makanan yang padat energi dan banyak

mengandung lemak, karbohidrat, dan kurangnya aktifitas fisik.

Faktor genetik diketahui sangat berpengaruh terhadap

perkembangan penyakit ini (Guyton, 2014; Sugondo dan

Gustaviani, 2015)

Page 26: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

8

2.1.2 Prevalensi Obesitas

Kecenderungan terjadinya obesitas berhubungan erat dengan pola

makan. Urbanisasi, industrialisasi, peningkatan pendapatan

merupakan penyebab terjadinya transisi epidemiologi. Secara

global sejak tahun 1980-2013 prevalensi obesitas pada anak-anak

dan orang dewasa meningkat 47,1 persen. Organisasi kesehatan

dunia yaitu WHO menyatakan bahwa tingginya angka obesitas

tidak hanya dirasakan di negara dengan penghasilan tinggi, tetapi

juga meningkat di negara-negara berpenghasilan rendah dan

menengah. Prevalensi obesitas yang selalu meningkat dapat

menjadi faktor resiko utama terjadinya sindrom metabolik, sebuah

studi yang di lakukan di India bahwa orang dengan obesitas

memiliki resiko sembilan kali lipat lebih tinggi untuk terjadinya

sindrom metabolik (WHO, 2016).

Secara nasional pada tahun 2013 prevalensi laki-laki dewasa (>18

tahun) dengan obesitas sebanyak 19,7 persen, lebih tinggi dari

tahun 2007 (13,9 persen) dan tahun 2010 (7,8 persen). Pada tahun

2013 prevalensi terendah di tempati Nusa Tenggara Timur (9,8

persen) dan tertinggi di provinsi Sulawesi Utara (34,7 persen)

(Balitbangkes, 2013).

Page 27: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

9

(Sumber: Balitbangkes, 2013).

Gambar 1.Perbandingan Angka Obesitas Laki-Laki Dewasa Dari Tahun 2007-2013.

Prevalensi obesitas di Provinsi Lampung berdasarkan IMT

sebanyak 8,7 persen. Prevalensi terendah terdapat di Kabupaten

Pringsewu (3,1 persen) dan tertinggi di Kabupaten Lampung Utara

(11,3 persen). Berdasarkan indikator lingkar pinggang untuk laki-

laki >90 cm dan perempuan >80 cm prevalensi obesitas sentral

terendah di Kabupaten Lampung Utara (2,2 persen) dan tertinggi di

Kota Metro (35,9 persen) (Oemati, 2013).

(Sumber: Riskesdas Lampung, 2013)

Gambar 2. Prevalensi status gizi kegemukan (IMT>25) penduduk dewasa (> 18 tahun)

menurut kabupaten/kota.

Page 28: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

10

(Sumber: Riskesdas Lampung, 2013)

Gambar 3. Prevalensi obesitas sentral penduduk dewasa (> 18 tahun) menurut

kabupaten/kota.

2.1.3 Etiologi dan Faktor Resiko

Beberapa faktor yang dapat terlibat sebagai penyebab dari obesitas

antara lain adalah genetik, pola hidup tidak sehat, regulasi hormon,

kurangnya olahraga, stres dan merokok (Sherwood, 2012).

a. Genetik

Penentu genetik obesitas telah dipelajari secara intensif dalam

dekade terakhir. Identifikasi genetik penentu obesitas yang telah

dilakukan oleh genome-wide assosiation studies (GWAS) sekitar

127 sites pada genom manusia dapat berpotensi menjadi

penyebab obesitas, diantara temuan tersebut lokus yang

teridentifikasi rentan untuk menjadi obesitas adalah gen fat mass

obesity associated (FTO). Gen ini memiliki efek terbesar

dimana setiap alel yang berisiko dalam FTO itu terbukti

Page 29: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

11

berhubungan dengan peningkatan 1-1,5 kg pada berat badan dan

peningkatan 20-30% risiko terjadinya obesitas (Singh et al.,

2017; Chmurzynska dan Mlodzik, 2017)

b. Aktivitas fisik yang kurang dan gaya hidup tidak aktif

Gaya hidup yang tidak sehat jelas bisa membuat seorang

individu lebih rentan untuk terjadi ketidakseimbangan energi.

Aktivitas fisik akan membakar energi dalam tubuh sehingga jika

asupan kalori ke dalam tubuh berlebihan dan tidak diimbangi

dengan aktivitas fisik yang seimbang akan menyebabkan tubuh

mengalami kegemukan. Perilaku sedentary dapat menyebabkan

massa otot dalam tubuh cenderung menurun dan kehilangan otot

menyebabkan perlambatan tingkat pembakaran kalori dalam

tubuh. Beberapa bukti bahwa aktivitas fisik secara teratur /

latihan dapat mengurangi lemak di abdominal, menginduksi

pengurangan substansi adiposit di viseral (Dulloo et al., 2017).

c. Regulasi Hormon

Hormon mempengaruhi kelebihan berat badan dan laju

metabolisme tubuh, estrogen dan androgen secara signifikan

dapat meningkatkan penumpukan lemak subkutan, sementara

memiliki sedikit efek pada kompartemen lemak visceral. Hasil

ini menunjukkan bahwa lingkungan hormonal yang berlaku

adalah penentu penting distribusi lemak tubuh pada laki-laki dan

wanita. Konsentrasi glukokortikoid dalam tubuh yang

berlebihan seperti pada Sindrom cushing dapat juga

Page 30: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

12

menyebabkan obesitas abdominal, dislipidemia, resistensi

insulin dan hipertensi (Tchernof et al., 2013).

d. Efek Psikologi

Stres kronis atau coping yang buruk dikaitkan dengan

hiperkortisolemia ringan dan aktivasi sistem saraf simpatik yang

berkepanjangan, sehingga menyebabkan akumulasi lemak

viseral. Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati gangguan

bipolar, depresi, dan beberapa gangguan kejiwaan seperti

antidepresan dan mood stabilizer dapat pula menyebabkan

kenaikan berat badan yang cukup besar (Kyrou dan Tsigos,

2009).

e. Pola makan yang tidak sehat

Peningkatan prevalensi obesitas terjadi akibat pola makan tidak

sehat yang komposisinya mengandung lemak dan kolesterol

tinggi, namun rendah serat, seperti konsumsi makanan cepat saji

dan minuman bersoda. Pola makan tersebut juga dapat

berpengaruh pada kadar profil lipid seseorang. Kelainan

metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun

penurunan fraksi lipid di dalam plasma darah disebut

dislipidemia. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah

kenaikan kadar kolesterol total (≥200mg/dl), Low-density

Lipoprotein (LDL) (≥100mg/dl), kenaikan kadar trigliserida

(≥150mg/dl) serta penurunan kadar High-density Lipoprotein

(HDL) (<40mg/dl). Dislipidemia memiliki hubungan erat

Page 31: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

13

dengan terjadinya aterosklerosis dan berujung pada infark

miokard akut (Senduk et al., 2016).

2.1.4 Klasifikasi Obesitas

1. Obesitas Sentral

Obesitas sentral terjadi jika selama periode tertentu energi

yang masuk melalui makanan lebih banyak daripada energi

yang digunakan untuk menunjang kebutuhan energi tubuh,

kemudian disimpan menjadi lemak khususnya jaringan lemak

viseral abdomen. Pada obesitas yang moderat, distribusi lemak

regional tampaknya dapat merupakan indikator yang cukup

penting terhadap terjadinya perubahan metabolik dan kelainan

kardiovaskular, walaupun hubungan antara IMT dan

komplikasi-komplikasi tersebut belum terlalu meyakinkan.

Lemak daerah abdomen terdiri dari lemak subkutan dan lemak

intra-abdominal yang dapat dinilai dengan cara CT-Scan dan

Magnetic Resonance Imaging (MRI). Jaringan lemak intra-

abdominal terdiri dari lemak viseral atau intra peritoneal yang

terutama terdiri dari lemak omental dan mesentrial serta massa

lemak retroperitoneal (sepanjang perbatasan dorsal usus dan

bagian permukaan ventral ginjal) (Sugondo & Gustaviani,

2014).

Page 32: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

14

Pada laki-laki, massa retroperitoneal hanya merupakan

sebagian kecil dari lemak intra abdominal. Kira-kira

seperempatnya terdiri dari lemak viseral. Lemak subkutan

daerah abdomen sebagai komponen obesitas sentral

mempunyai korelasi yang kuat dengan resistensi insulin seperti

lemak viseral. Vena porta merupakan saluran pembuluh darah

tunggal bagi jaringan adiposa dan berhubungan langsung

dengan hati. Mobilisasi asam lemak bebas akan lebih cepat

dari daerah viseral dibandingkan lemak daerah subkutan.

Aktivitas lipolitik yang lebih besar dari lemak viseral, baik

pada obes maupun non-obes merupakan kontributor terbesar

asam lemak bebas dalam sirkulasi (Sugondo & Gustaviani,

2014).

Obesitas sentral/abdominal dapat diketahui melalui indikator

rasio lingkar pinggang dan panggul (RLPP). Batasan RLPP

untuk obesitas sentral negara Asia termasuk Indonesia pada

laki-laki adalah >0,90 dan pada perempuan >0,85 (WHO,

2008).

Tabel 1. Interpretasi Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul untuk

Asia (WHO, 2008).

Jenis Pemeriksaan Klasifikasi Laki-Laki Perempuan

Lingkar Pinggang Normal <90 cm <80 cm

Tinggi >90 cm >80 cm

Rasio Lingkar

Pinggang panggul

Normal <0,90 <0,85

Tinggi ≥90 ≥85

Page 33: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

15

2. Obesitas General

Indeks masa tubuh (IMT) merupakan cara yang sederhana

untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang

berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan.

Obesitas general/umum dapat diketahui melalui indikator IMT

30,0-34,9. Penilaian IMT lebih tinggi dari nilai normal dapat

menggambarkan obesitas secara general (Listiyana et al.,

2013).

Untuk mengetahui nilai IMT ,dapat digunakan rumus berikut :

Tabel 2. Klasifikasi IMT menurut WHO Kriteria Asia Pasifik

( WHO, 2000).

Klasifikasi IMT (kg/m2)

Berat badan kurang <18,5

Normal 18,5-22,9

Berat badan lebih ≥23

Berisiko 23-24,9

Obesitas I 25-29,9

Obesitas II ≥30

2.1.5 Patofisiologi Obesitas

Genetik dan lingkungan berinteraksi dalam sistem kompleks yang

mengatur keseimbangan energi, proses fisiologis dan berat badan.

Kontrol keseimbangan energi dan asupan makanan terutama adalah

fungsi hipotalamus. Nukleus arkuatus hipotalamus berperan sental

Berat badan (kg)

Tinggi Badan (m2

)

IMT =

Page 34: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

16

dalam kontrol jangka panjang keseimbangan energi dan berat tubuh

serta kontrol jangka pendek asupan makanan sehari-hari. Nukleus

arkuatus adalah kumpulan neuron berbentuk busur yang terletak

dekat dengan dasar ventrikel ketiga. Terdapat banyak jalur yang

terintegrasi keluar-masuk nukleus arkuatus, yang menunjukkan

kompleksnya sistem yang berperan dalam rasa lapar dan

kenyang.Keseimbangan energi jangka pendek dan panjang

dikendalikan melalui mekanisme pusat dan sinyal perifer yang

terkoordinasi berasal dari sel-sel dalam jaringan adiposa, lambung,

pankreas, dan organ lain (Sherwood, 2014).

Kelebihan lipid yang didistribusikan ke banyak kompartemen

tubuh. Sebagian besar adiposit di jaringan adiposa subkutan

berwarna putih. Adiposit putih adalah jenis sel utama yang

ditemukan dalam jaringan adiposa tubuh. Leptin, adiponektin dan

adipokines lainnya disekresikan oleh adiposit putih. Adiposit

mengeluarkan beberapa hormon secara kolektif yaitu adipokin

yang berperan penting dalam keseimbangan energi dan

metabolisme. Salah satu derivat hormon yang esensial untuk

regulasi berat tubuh adalah leptin. Jumlah leptin dalam darah

adalah indikator dari jumlah total lemak trigliserida yang di simpan

di jaringan adiposa, dimana semakin besar simpanan lemak

semakin banyak leptin yang dibebaskan ke dalam darah (Tchernof

dan Desperes, 2013).

Page 35: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

17

Nukleus arkuatus adalah tempat utama kerja leptin, leptin menekan

nafsu makan sehingga menurunkan konsumsi makanan dan

mendorong penurunan berat badan, dengan menghambat sinyal

Neuropeptide Y (NPY) dan merangsang pengeluaran sinyal

melanokortin dari hipotalamus. Pada obesitas ditemukan adanya

resistensi terhadap reseptor leptin di hipotalamus yang dapat

menyebabkan hiperfagia pada obesitas (Heymsfield dan Wadden,

2017).

Pada obesitas terjadi peningkatan makrofag dan sel-sel imun

lainnya dalam jaringan adiposa akibat remodeling sebagai umpan

balik apoptosis. Sel imunitas ini mensekresi sitokin pro-inflamasi,

yang berkontribusi terhadap resistensi insulin dan gangguan

kesehatan lainnya yang sering terjadi pada obesitas. Sekresi

berlebihan sel pro-inflamasi oleh adiposit dan makrofag

menimbulkan jaringan mengarah ke inflamasi sistemik pada

beberapa orang dengan obesitas. Hidrolisis trigliserida dalam

adiposit akan melepaskan asam lemak bebas, yang kemudian

diangkut dalam plasma untuk digunakan dalam proses

metabolisme, kadar asam lemak bebas plasma sering tinggi hal ini

dapat terjadinya akibat adanya gangguan pada regulasi asam lemak

(Valle et al., 2005).

Page 36: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

18

2.2 Laju Endap Darah

2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi LED

Pengukuran LED banyak digunakan dalam praktek kesehatan

karena sederhana, murah dan dapat digunakan sebagai biomarker

klinis yang secara tidak langsung dapat menunjukkan tingkat

peradangan dalam tubuh. Nilai LED yang normal berkisar dari 0-20

mm/jam pada wanita ≤50 tahun dan 0-30 mm/jam pada wanita >50

tahun, sedangkan nilai normal pada laki-laki ≤50 tahun adalah 0-15

mm/jam, dan laki-laki dengan usia lebih dari 50 tahun adalah 0-20

mm/jam. Laju endap darah meningkat pada kondisi fisiologis

termasuk menstruasi, kehamilan, setelah latihan fisik, anemia,

kanker tertentu (multiple myeloma dan limfoma), penyakit ginjal,

penyakit tiroid, infeksi (rematik dan tuberkulosis), dan autoimun

(lupus dan rheumatoid arthritis). Kondisi patologis lainnya, seperti

jantung kongestif, hipofibrinogenemia, akan menyebabkan LED

menurun (Quinn et al., 2016).

Faktor-faktor non-inflamasi juga dapat mempengaruhi LED

seperti, bentuk eritrosit dan ukuran serta kekentalan darah

mempengaruhi pengendapan eritrosit. Pada anemia dimana

hematokrit berkurang, aliran plasma meningkat dan agregasi

eritrosit jauh lebih cepat sehingga meningkatkan LED. Faktor yang

menyebabkan menurunnya LED antara lain leukositosis berat,

Page 37: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

19

polisitemia, abnormalitas protein (hiperviskositas) dan faktor

teknik seperti masalah dalam pengenceran dan darah sampel beku.

2.2.2 Mekanisme fisiologis LED

Pemeriksaan LED mengukur laju sedimentasi sel darah merah

dalam plasma selama periode satu jam. Kecepatan tersebut

terutama tergantung pada konsentrasi protein-protein besar dalam

plasma (fibrinogen dan imunoglobulin). Adanya makromolekul

dengan konsentrasi tinggi di dalam plasma, dapat mengurangi sifat

saling menolak di antara sel eritrosit, mengakibatkan eritrosit lebih

mudah melekat satu dengan yang lain, sehingga memudahkan

terbentuknya rouleaux. Rouleaux adalah gumpalan eritrosit yang

terjadi karena tarik-menarik di antara permukaan sel. Bila

perbandingan globulin terhadap albumin meningkat atau kadar

fibrinogen sangat tinggi, pembentukan rouleaux dipermudah

sehingga LED meningkat. Fibrinogen, salah satu reaktan fase akut

utama dan protein yang memiliki pengaruh terbesar pada LED.

Fibrinogen dan imunoglobulin adalah dua protein utama yang

mempengaruhi LED, dan karena keduanya memiliki waktu paruh

yang panjang, sehingga LED tetap tinggi selama berhari-hari

setelah resolusi peradangan (Litao dan Kamat, 2014).

Page 38: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

20

2.2.3 Pemeriksaan LED

Prosedur pemeriksaan LED yang sering dipakai di laboratorium

adalah metode Westergren. Nilai rujukan untuk meode Westergren

yaitu pada wanita 0-15 mm/jam dan untuk pria 0-10 mm/jam.

International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH)

lebih menganjurkan penggunaan metode Westergren karena

memiliki hasil yang lebih meyakinkan. Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi LED adalah faktor eritrosit, faktor plasma dan

faktor teknik (Ibrahim et al., 2006; Jou et al., 2011)

2.3 Hubungan Obesitas dengan Laju Endap Darah

Laju endap darah adalah salah satu pemeriksaan non-spesifik, jika

meningkat menandakan adanya infeksi, adanya inflamasi atau proses

malignansi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Dorit et al, adanya

peningkatan LED pada obesitas. Penyebab meningkatnya LED pada

pasien obesitas belum dieksplorasi lebih jauh, tetapi kebanyakan hasil

menunjukan dari peningkatan kadar fibrinogen, yang telah berkorelasi

dengan indeks lemak tubuh (Samocha et al, 2003)

Beberapa studi menunjukkan bahwa peningkatan adiposit berperan dalam

peningkatan adipositokin proinflamasi TNF-α, bersama dengan penurunan

sekresi adiponektin yang bersifat protektif. Hipoadiponektinaemia

berkaitan erat dengan peningkatan IMT, trigliserida dan penurunan HDL,

sehingga risiko penyakit kardiovaskular, sindrom metabolik, diabetes

Page 39: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

21

melitus tipe 2 dan aterosklerosis pasien obesitas (Masquio et al., 2017).

Tumor necrosis factor dapat mengiduksi produksi interleukin (IL) 1 yang

kemudian mengarahkan sintesis IL-6. Peningkatan IL-6 menyebabkan

meningkatkan fibrinogen oleh sel-sel hepatosit (Kumar et al, 2012).

Fibrinogen adalah plasma protein utama dan oleh karena itu sedikit saja

peningkatan kadar fibrinogen akan dapat secara signifikan berdampak

pada agregasi eritrosit. Peningkatan fibrinogen mengakibatkan eritrosit

saling mendekat, menumpuk dan membentuk rouleaux. Pada keadaan

rouleaux, eritrosit akan semakin berat dan cepat mengendap. Semakin

banyak eritrosit yang membentuk rouleaux maka nilai LED akan semakin

besar (Adji, 2017). .

Page 40: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

22

2.4 Kerangka Teori

Gambar 4.Kerangka Teori

(Sumber: Zeng et al., 2016; Masquio et al., 2017)

Faktor yang tidak dapat

dimodifikasi :

1. Genetik

2. Umur

3. Jenis Kelamin

4. Etnis

Obesitas

Peningkatan simpanan

lemak

Peningkatan

Hidrolisis

trigliserid

Peningkatan aktivitas

sistem saraf simpatis

Penurunan

Adiponektin

Perubahan protein

plasma

Faktor yang dapat

dimodifikasi :

1. Gaya Hidup

2. Obat-obatan

3. Psikologis

4. Nutrisi

Peningkatan

adipositokin (TNF-α)

Inflamasi sistemik

vaskular

Fibrinogen meningkat

LED meningkat

Page 41: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

23

2.5 Kerangka Konsep

Gambar 5. Kerangka Konsep

Variabel dependen : Laju endap darah

Variabel Independen : Obesitas sentral

2.6 Hipotesis Penelitian

H0 : Tidak terjadi peningkatan laju endap darah terhadap obesitas sentral

pada pegawai laki-laki dewasa di lingkungan Unila 2017 .

H1 : Terjadi peningkatan laju endap darah terhadap obesitas sentral

pada pegawai laki-laki dewasa di lingkungan Unila 2017 .

Obesitas sentral

Peningkatan adipositokin (TNF-α)

dan penurunan Adiponektin

Peningkatan laju endap darah

Fibrinogen meningkat

Page 42: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan

pendekatan cross sectional. Pengukuran terhadap variabel bebas dan

variabel tergantung hanya dilakukan sekali dalam waktu yang bersamaan

(Sastroasmoro, 2014).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lingkungan Universitas Lampung dan

pemeriksaan bertempat di laboratorium patologi klinik

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember

2017.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau

subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang

Page 43: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian di tarik

kesimpulannya (Notoatmojo dan Soekidjo, 2010).

1. Populasi Target

Populasi target adalah seluruh populasi yang diinginkan oleh

peneliti yang berkaitan dengan penelitiannya. Pada penelitiaan

ini, populasi target peneliti adalah seluruh civitas akademika di

lingkungan Universitas Lampung.

2. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau adalah populasi yang dapat di gunakan

peneliti dalam penelitiannya, dimana populasi tersebut

memenuhi kriteria inklusi. Pada penelitian ini populasi

terjangkau yang digunakan peneliti adalah seluruh pegawai

laki-laki dewasa di seluruh fakultas di Universitas Lampung.

3.3.2 Sampel

Sample merupakan bagian populasi yang diambil peneliti dengan

syarat memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Besar sampel yang

digunakan pada penelitian ini menggunakan rumus Lemeshow:

Keterangan :

n : jumlah sampel minimal yang diinginkan

Zα : derivat baku alfa (90%), derajat kepercayaan yang diinginkan

p : proporsi kategori yang diteliti (0,189)

Zα2.p.q

d2

n =

Page 44: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

q : 1- p

d : presisi (10%), derajat penyimpangan yang diinginkan.

Sehingga berdasarkan rumus tersebut didapatkan hasil sebagai

berikut:

n = 58,7 dibulatkan sampel minimal menjadi 59.

Setelah dilakukan perhitungan sampel, maka pada penelitian ini

sampel yang digunakan berjumlah 59 responden obesitas sentral.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti yaitu jenis

consecutive sampling. Jenis pengambilan sample ini bertujuan untuk

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan peneliti

sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi. Dengan kriteria

sebagai berikut :

1. Kriteria inklusi

a. Responden pegawai laki-laki dewasa berusia 25-50 tahun

yang berada di Universitas Lampung.

b. Memenuhi kriteria obesitas.

c. Bersedia mengikuti prosedur penelitian dan menanda

tangani persetujuan penelitian.

1,962. 0,189. 0,18

0,12

n =

3,84 . 0,189. 0,81

0,01

n =

Page 45: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

2. Kriteria eksklusi

a. Sedang menjalani program diet.

b. Sedang menggunakan obat-obatan yang dapat

mempengaruhi laju endap darah seperti aspirin, dextran,

metildopa, dan kortison.

3.4 Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel bebas adalah variabel yang apabila nilainya berubah akan

mempengaruhi variabel lain. Variabel yang berubah akibat perubahan

variabel bebas ini disebut varibel tergantung (Sastroasmoro, 2014). Pada

penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah obesitas sentral.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar laju endap darah.

3.5 Definisi Operasional

Definisi operasional menguraikan variabel dependen maupun variabel

independen, alat ukur, cara ukur, hasil ukur dan skala ukur pada penelitian

ini.

Page 46: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

Variabel Definisi

Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Independen

Obesitas Orang-orang

yang

mengalami

kelebihan

berat badan

berdasarkan,

IMT dan

lingar

pinggang.

Timbangan

berat badan,

pita ukur,

dan

microtoise

Observasi

secara

langsung

dengan cara

mengukur

IMT dan

lingkar

pinggang

0. Obesitas

sentral apabila

lingkar

pinggang

>90cm.

1. Tidak obesitas

Sentral lingkar

pinggang

<90cm.

Ordinal

Dependen

Laju Endap

Darah

kecepatan

mengendap

eritrosit

sebagai

biomarker

klinis

adanya

inflamasi,

infeksi dan

penyakit

lain.

Pipet

westergreen,

rak tempat

pipet

westergreen

Mengukur

kecepatan

pengendapan

sel darah

yang diambil

dari darah

vena

0. LED

meningkat,

bila LED ≥10

mm/jam pada

laki-laki

dewasa

1. LED

menurun, bila

LED <10

mm/jam pada

laki-laki

dewasa

Ordinal

3.6 Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan dibedakan sesuai dengan tahapan yang

akan dilakukan. Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan dalam

penelitian.

3.6.1 Alat

Alat yang di gunakan adalah :

1. Timbangan berat badan

2. Pengukur lingkar pinggang dan lingkar panggul menggunakan

pita ukur.

3. Pengukur tinggi badan, menggunakan microtoise.

4. Sfigmomanometer.

Tabel 3. Defisini Operasional

Page 47: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

5. Alat tulis

6. Kalkulator

7. Perlengkapan untuk pengambilan darah menggunakan spuit,

kapas alkohol, plester, tourniquet, dan tabung untuk meletakkan

darah.

8. Pipet Westergren

9. Rak untuk pipet Westergren

3.6.2 Bahan Penelitian

Bahan yang di gunakan adalah darah vena dan antikoagulan yaitu

adalah natrium sitrat 3,8 %.

3.7 Prosedur dan Alur Penelitian

3.7.1 Prosedur Pemeriksaan Antropometri

1. Penimbangan berat badan

a. Letakkan timbangan di tempat yang datar.

b. Letakkan timbangan di tempat yang datar.

c. Pastikan posisi bandul pada angka nol dan jarum dalam

keadaan seimbang.

d. Jelaskan prosedur penimbangan kepada pasien.

e. Pasien yang akan ditimbang diminta membuka alas kaki

dan jaket serta mengeluarkan isi kantong yang berat

seperti kunci, telepon genggam dan dompet.

f. Posisikan pasien di atas timbangan.

Page 48: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

g. Perhatikan posisi kaki pasien tepat di tengah alat timbang,

tidak menumpu pada salah satu kaki, sikap tenang, tidak

bergerak-gerak dan kepala tidak menunduk (memandang

lurus ke depan).

h. Baca dan catat berat badan pada status.

i. Minta pasien turun dari alat timbang.

2. Pemeriksaan Tinggi Badan

a. Lakukan kalibrasi pada alat pengukur (microtoise).

b. Minta pasien melepas alas kaki (sandal/sepatu), topi

(penutup kepala) dan aksesori yang lain yang bisa

mempengaruhi hasil pengukuran.

c. Pasien diminta berdiri tegak, dibawah microtoise.

d. Posisi kepala dan bahu bagian belakang (punggung),

bokong, dan tumit menempel pada dinding tempat

microtoise dipasang.

e. Pandangan lurus kedepan, tangan dalam posisi tergantung

bebas.

f. Gerakkan alat geser sampai menyentuh bagian atas kepala

pasien. Pastikan alat geser harus tetap menempel pada

dinding.

g. Baca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka

yang lebih besar (kebawah) Pembacaan dilakukan tepat di

depan angka (skala) pada garis merah, sejajar dengan mata

pemeriksa.

Page 49: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

3. Pemeriksaan Lingkar Pinggang

a. Memilih dengan benar alat yang akan digunakan.

b. Memposisikan subjek dengan benar.

c. Mengukur lingkar pinggang dengan meletakkan pita

pengukur melingkari perut subyek dengan melewati kedua

spina iliaca anterior superior (SIAS) dan umbilikus.

d. Mencatat hasil pengukuran hingga millimeter terdekat

(NHNES, 2009).

3.7.2 Prosedur Pemeriksaan LED

1. Campur 1,6 ml darah vena dengan 0,4 ml natrium sitrat 3,8 %,

perbandingan darah dan antikoagulan 1:4.

2. Isi pipet Westergren dengan campuran darah-antikoagulan,

sampai tanda 0. Pipet harus bersih dan kering.

3. Letakkan pipet pada rak. Perhatikan supaya posisinya betul-

betul tegak lurus. Jauhkan dari getaran dan cahaya matahari

langsung. Diamkan pada suhu kamar selama 1 jam.

4. Setelah tepat 1 jam, baca hasilnya (batas plama dan sel darah

merah) (Bagian Patologi Klinik FK Unila,2016).

3.7.3 Alur Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan satu kali pemeriksaan IMT, rasio

lingkar pinggang panggul dan pengambilan darah vena pada

responden. Alur prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Page 50: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

Gambar 5. Alur Prosedur Penelitian

3.8 Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan diubah ke

dalambentuk tabel, kemudian data diolah menggunakan program software

statistik pada komputer. Proses pengolahan data yang akan menggunakan

program komputer ini terdiri beberapa langkah:

Pembuatan proposal dan perijinan

Penentuan subjek penelitian sesuai

kriteria inklusi dan ekslusi

Pemeriksaan tinggi badan, berat badan, dan lingkar

pinggang.

Penggambilan sampel darah pada responden dan di lakukan

pencatatan untuk dilakukan pemeriksaan LED.

Dibawa ke laboratorium patologi klinik kedokteran unila

untuk di periksa

Pengolahan dan analisis data

statistik

Persiapan penelitian

Tahap pelaksanaan

Pengisian lembar persetujuan

Hasil penelitian

Kesimpulan penelitian

Page 51: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

1. Coding: untuk mengkonversikan (menerjemahkan) data yang

dikumpulkan selama penelitian kedalam simbol yang cocok untuk

keperluan analisis.

2. Data entry: memasukkan data kedalam komputer.

3. Verifikasi: memasukkan data pemeriksaan secara visual terhadap data

yang telah dimasukkan kedalam komputer.

4. Output komputer: hasil yang telah dianalisis oleh komputer kemudian

dicetak (Notoatmojo dan Soekidjo, 2010).

Setelah peneliti melakukan pengambilan data, peneliti akan mencatat

data yang sudah ada ke dalam tabel data yang seperti dibawah ini:

Tabel 4. Tabel Data

No Responden

Pemeriksaan

Tinggi dan Berat

Badan (IMT)

Lingkar

Pinggang

Kadar LED

(mg/jam)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

dst.

Page 52: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

3.9 Teknik Pengolahan

3.9.1. Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan persentase, hasil dari setiap variabel

ditampilkan dapat dalam bentuk distribusi frekuensi dan usia

responden pegawai di Universitas Lampung tahun 2016.

3.9.2. Analisis Bivariat

Analisa yang digunakan untuk menguji perbandingan (komparasi)

2 variabel kategorik tidak berpasangan digunakan uji statistik Chi

Square. Analisa bivariat untuk menguji hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Taraf kesalahan yang

digunakan adalah 5%, untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan

statistik digunakan batas kemaknaan 0,05. Jika p value < 0,05 maka

hasilnya bermakna yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima.

Namun bila p value > 0,05 maka hasilnya Ho diterima dan Ha

ditolak (Dahlan 2014). Uji statistik yang dilakukan menggunakan

bantuan program komputer.

3.10 Etik Penelitian

Penelitian ini telah melalui kaji etik oleh komisi etik penelitian Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung dan telah mendapatkan persetujuan etik

dengan nomor 3926/UN26.8/DL/2017.

Page 53: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hubungan obesitas sentral dan

LED pada laki-laki dewasa dengan obesitas di lingkungan Universitas

Lampung 2017 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara hasil pemeriksaan LED

terhadap obesitas sentral pada pegawai laki-laki dewasa dengan obesitas

di lingkungan Universitas Lampung.

2. Rerata hasil pemeriksaan LED pada pegawai laki-laki dewasa dengan

obesitas di lingkungan Univeristas Lampung 2017 yaitu sebesar 15±7,2

mm/jam.

3. Karakteristik obesitas sentral berdasarkan umur responden menunjukkan

dewasa awal (25-35 tahun) sebesar 20 responden atau 57,1%, kelompok

usia dewasa akhir (36-45 tahun) sebesar 7 responden atau 20% dan usia

lansia awal (46-55 tahun) sebesar 8 responden atau 22,9%. Dapat

disimpulkan penderita obesitas sentral di Universitas Lampung

didominasi oleh kelompok umur dewasa muda.

Page 54: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

46

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, berikut ini adalah beberapa

saran untuk menjadi bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya :

1. Bagi peneliti lain, agar melakukan penelitian lebih lanjut yaitu

mengidentifikasi faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi LED

paada obesitas sentral, dan menggunakan teknik pemeriksaan yang

berbeda untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil penelitian

serta melakukan penelitian tidak hanya pada pegawai laki-laki tetapi

pegawai wanita.

2. Bagi responden, diharapkan dengan hasil penelitian ini responden dapat

menerapkan kembali pola hidup sehat, olahraga secara teratur, mengatur

pola makan dan menghindari stres. Sehingga dapat terhindar dari

gangguan kesehatan dan komplikasi yang disebabkan oleh obesitas

sentral.

3. Bagi institusi, diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi

pemegang kebijakan di Universitas Lampung agar diadakan suatu

program pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mengetahui

tingkat kesehatan pegawai dan mengadakan olahraga rutin bersama

untuk meningkatkan aktivitas fisik sebagai upaya pencegahan terjadinya

penyakit metabolik dan gangguan kesehatan lainnya.

Page 55: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

DAFTAR PUSTAKA

Aji IS. 2017. Agregasi trombosit dan laju endap darah (LED) pada model tikus

periodontitis [skripsi]. Jember: Universitas Jember.

Arina YM. 2003. Pengaruh aging terhadap sistem imun. JKM. 3(1): 53-56.

Aryana IGPS, Kuswardhani RAT, Suastika K, Santoso A. 2011.Korelasi antara

obesitas sentral dengan adiponektin pada lansia dengan penyakit jantung

koroner. J Peny Dalam. 12(2): 83-84.

Asril A. 2011. Hubungan adiponektin plasma dengan stroke iskemik akut [tesis].

Padang: Universitas Andalas.

Bagian patologi klinik fakultas kedokteran Unila. 2016. Buku penuntun praktikum

patologi klinik blok hematoimunologi. Lampung: Bagian PK FK Unila.

Bartlett DB, Conelly MA, AbouAsii H, Bateman, LA, Tune KN, Huebner JL, et

al. 2016. A novel inflammatory biomarker, glyca, associates with disease

activity in rheumatoid arthritis and cardio-metabolic risk in BMI-matched

controls. Arthritis reseacrh and therapy.18(86):2-7.

Carter S, Caron A, Richard D, Picard F. 2013. Role of leptin resistance in the

development of obesity in older patients. Clin Interv Aging. 8: 829-844

Center for Disease Control and Prevention (CDC). 2007. National health and

nutrition examination survey anthropometry procedures manuals. Georgia:

CDC.

Chmurzynska A, Mlodzik MA. 2017. Genetics of fat intake in the determination

of body mass. Nutr Research Rev.hlm.1-6.

Page 56: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

48

Dullo AG, Miles-chan JL, Montani JP. 2017. Nutrition, movement and sleep

behaviours: their interactions in pathways to obesity and cardiometabolic

diseases. Obes Rev.18(1):1-6.

Elbossaty WF. 2017. The role of adipose tissue in elevate ESR level in obese

person: A literature riview. Damietta Univeristy, Egypt.

Erem C, Arslan C, Hacihasanoglu A, Deger O, Topbas M, Ukinc K, et al. 2004.

Prevalance of obesity and association risk factors in a turkish population

(trabzon city, turkey). Obes Res. 12(7): 1117-1127.

Europe PMC. 2015. Global regional and national prevalence of overweight and

obesity in children and adults 1980-2013: A systematic analysis.

384(9945):766–81.

Fauci, A.S., et al., 2009. Obesity. Dalam : Harrison’s manual of medicine 17th

edition. USA: The McGraw-Hill Companies: 939.

Ford ES. 1999. Body mass index, diabetes, and c-reactive protein among U.S

adults. Diabetes Care. 22(12): 1971-1977.

Ganda Soebrata, R. 1999. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta; Dian Rakyat.

Guyton A, Hall. 2014. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi ke-12. Jakarta: EGC.

Heymsfield SB, Wadden TA. 2017. Mechanisms, pathophysiology, and

management of obesity. N Engl J Med.376(2): 254-8.

Ibrahim N, Aprianti S, Arif M, Hardjoeno. 2006. Hasil tes laju endap darah cara

manual dan automatik. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical

Laboratory.12(2):45-8.

Jou JM, Lewis SM, Briggs C, Lee SH, De la salle B, McFadden S. 2011. ICSH

review of the measurement of the erythocyte sedimentation rate. Int Jnl Lab

Hem.33, 125–132.

Page 57: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

49

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset kesehatan dasar. Jakarta:

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.hlm.182-3.

Koca TT. 2017. Does obesity cause chronic inflammation? the association

between complete blood parameters with body mass index and fasting

glucose. Pakistan journal od medicine science.33(1):65-9.

Kumar V, Kotran RS, dan Robin SL. 2012. Buku ajar patologi edisi ke-7. Jakarta:

EGC.

Kyrou I, Tsigos C. 2009. Stress hormones: physiological stress and regulation of

metabolism. Curr Opin Pharmacol.9(1):787-93.

Listiyana DA, Mardiana, Prameswari GN. 2013. Obesitas sentral dan kadar

kolesterol darah total. Jurnal kesehatan masyarakat. 9(1): 37-43.

Litao MKS, Kamat D. 2014. Erythrocyte sedimentation rate and c-reactive

protein: how best to use them in clinical practice. Pediatr Ann. 43(10):417-

420.

Masquio DLC, Piano A, Campos R, Sanches PL, Carnier J, Corgosinho FC, et al.

2015. The role of multicomponent therapy in the metabolic syndrome,

inflammation and cardiovascular risk in obese adolescent. Br J Nutr.113:

1920-30.

Murni RI, Pudjonarko D, Santoso B, Imawati S. 2015. Korelasi kadar laju endap

darah dengan nilai aspects pada pasien stroke iskemik. Jurnal majalah

kesehatan andalas.38(1):26-30.

Notoatmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian dan Kesehatan, Jakarta:

Rieneka Cipta.

Oemati R. 2013. Pokok-pokok hasil riskesdas provinsi lampung 2013. Lampung:

Lembaga Penerbitan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementerian Kesehatan RI.

Quinn JG, Tansey EA, Johnson CD, Roe SM, Montgomery LEA. 2016. Blood:

tests used to assess the physiological and immunological properties of blood.

Page 58: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

50

Adv Physiol Educ.40: 165-8.

Rompas T, Panda A, Rampengan S. 2013. Hubungan obesitas umum dan obesitas

sentral dengan penyakit jantung koroner pada pasien di blu/rsup. dr. r. kandou

manado. Jurnal E-Clinic. 1(2): 4-6.

Sahin H, Cicek B, Yilmaz M, Ongan D, Inanc N, Aykut M, et al. 2010. Obesity

prevalance, waist-to-height ratio and associated factors in adult Turkish

males. Obesity research & clinical practice. 5(1): 29-35.

Samocha-Bonet D, Lichtenberg D, Tomer A, Deutsch V, Mardi T, Goldin Y, et al.

2003. Enhanced erythrocyte adhesiveness/aggregation in obesity corresponds

to low-grade inflammation. Obesity research.11:403-7.

Sastroasmoro S. 2014. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis edisi ke-5.

Jakarta: Sagung Seto.

Senduk B, Bodhi W, Kepel BJ. 2016. Gambaran profil lipid pada remaja obes di

kota bitung. Jurnal e-biomedik.4(1):122-3.

Sherwood L. 2012. Fisiologi manusia dari sel ke sistem edisi ke-6. Jakarta:

EGC.hlm.702-8.

Silvia DA, Woon FP, Chen C, Chang HM, Wong MC. 2009. Serum erythrocyte

sedimentation rate is higher among ethnic South Asian compared to ethnic

Chinese ischemic stroke patients. Is this attributable to metabolic syndrome

or central obesity ?. J Neurol Sci. 276 : 126-129.

Singh KR, Kumar P, Mahalingam K. 2016. Molecular genetics of human obesity:

a comprehensive review. C R biologies.hlm.1-3.

Sugondo S, Gustaviani R. 2009. Sindrom Metabolik. Dalam: Sudoyo

AW.Setiyohadi B. Alwi I, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam JilidIII.

Edisi V. Jakarta: Internal Publishing.hlm.1871-2.

Tchernof A, Despres JP. 2013. Pathophysiology of human viseral obesity: an

update. Physiol Rev. 93(1): 369-80.

Page 59: HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode Westergreen.

51

Valle M, Martos R, Gascon F, Canete R, Zafra MA, Morales R. 2005. Low-grade

systemic inflammation,hypoadiponectinemia and a high concentration of

leptin are present in very young obese children. Cordoba. Diabetes Metab.

and correlate with metabolic syndrome. 31: 54-5.

Widiantini W, Tafal Z. 2014. Aktivitas fisik, stres, dan obesitas pada pegawai

negeri sipil. Jakarta. Jurnal kesehatan masyarakat nasional. 8(7): 330-5.

World Health Organization. 2000. The asia perspective : refending obesity and

it’s treatment. Australia. Heatlh communication australia. hlm.18

World Health Organization. 2008. Waist circumference and waist-hip ratio: report

of a who expert consultation.Geneva: WHO Library Cataloguing-in-Publication

Data.hlm. 8-12.

World Health Organization. 2016. WHO south-east asia jurnal of public health. New

Delhi: WHO.5(1)1-75.

Zeng NF, Mancuso JE, Zivkovic AM, Smilowitz JT, Ristenpart W. 2016.

Abdominal obesity or metabolic abnormalities exhibit less deformability

upon entering a constriction. PLOS One. hlm.2-4.