HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA...
Transcript of HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS …digilib.unila.ac.id/29991/2/SKRIPSI TANPA...
HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS SENTRAL
PADA PEGAWAI LAKI-LAKI DEWASA DENGAN OBESITAS
DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017
(Skripsi)
Oleh
Elma Rosa Vidia
1418011071
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS SENTRAL
PADA PEGAWAI LAKI-LAKI DEWASA DENGAN OBESITAS DI
LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017
Oleh
ELMA ROSA VIDIA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Pada
Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRACT
THE RELATION OF BLOOD SEDIMENTATION RATE WITH
CENTRAL OBESITY ON MALE EMPLOYEES WITH OBESITY IN
UNIVERSITY OF LAMPUNG 2017
By
ELMA ROSA VIDIA
Background: Obesity is a serious problem worldwide, which characterized a
subclinical inflammatory condition that results in a considerable number of
cardiometabolic risk factors. Inflammation is caused by the synthesis, secretion,
and storage of pro-inflammatory cytokines by adipocytes, producing a state of
low-grade inflammation with vascular and metabolic complications that leads to
vascular endothelial dysfunction. Such as fibrinogen, blood flow, and
inflammatory factors, have gained importance in establishing the elevation of
blood sedimentation rate. The aim of this research is to find out the relation
between blood sedimentation rate with central obesity on male employees with
obesity in University of Lampung 2017.
Method: This research was using cross sectional approach. The sample of this
research is all male employees with central obesity in University of Lampung
which determined by consecutive sampling 59 respondents were ask to follow
anthropometry measurement and LED examination with Westergreen methods.
Data were analyzed using Chi Square.
Result: The result shows that most of respondents have LED elevation about
(69,5%), and based on bivariate analysis using Chi Square test the relation
between central obesity and blood sedimentation rate on male employees in
University of Lampung 2017 which determined by p value 0,056.
Conclusion: There was no relation between central obesity and blood
sedimentation rate on male employees in University of Lampung 2017.
Keyword: blood sedimentation rate, central obesity, male.
ABSTRAK
HUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS SENTRAL
PADA PEGAWAI LAKI-LAKI DEWASA DENGAN OBESITAS DI
LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017
Oleh
ELMA ROSA VIDIA
Latar belakang: Obesitas menjadi masalah yang serius di dunia, dimana obesitas
memiliki karakteristik dengan terjadinya inflamasi subklinik yang menjadi
penyebab sebagian besar penyakit kardiometabolik. Inflamasi ini terjadi karena
sintesis, sekresi dan simpanan sitokin pro-inflamasi oleh adiposa yang dapat
menyebabkan disfungsi dari vaskular endotel. Fibrinogen, aliran darah, dan
faktor-faktor inflamasi yang menjadi sebab laju endap darah (LED) meningkat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan obesitas sentral dengan laju
endap darah pada pegawai laki-laki dengan obesitas di lingkungan Universitas
Lampung 2017.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional.
Sampel penelitian ini adalah pegawai laki-laki di Universitas Lampung yang
ditentukan dengan consecutive sampling. Terdapat 59 responden yang diminta
untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode
Westergreen. Analisis data menggunakan uji Chi Square.
Hasil Penelitian: Hasil menunjukkan sebagian besar responden memiliki LED
yang meningkat (69,5%), berdasarkan analisis bivariat dengan uji Chi Square
didapatkan adanya hubungan antara obesitas sentral dan laju endap darah pada
pegawai laki-laki dewasa dengan nilai p sebesar 0,056.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara obesitas sentral dan laju endap
darah pada pegawai laki-laki dewasa dengan obesitas di lingkungan Universitas
Lampung 2017.
Kata Kunci: laju endap darah, laki-laki dewasa, obesitas sentral.
ii
iii
RIWAYAT HIDUP
iv
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 26 Januari 1997, sebagai
anak pertama dari empat bersaudara, dari Bapak H.Alhajar Syahyan, S.H., M.H.
dan Ibu Hj.Tutwuri Handayani, S.Ag.
Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan di Sekolah Tunas Mekar Indonesia tahun
2008, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMP IT Ar-Raihan
Bandar Lampung pada tahun 2011, dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
diselesaikan di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2014.
Tahun 2014, Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif organisasi Forum
Studi Islam (FSI) Ibnu Sina sebagai pengurus kemuslimahan tahun 2014-2015 dan
di amanahkan menjadi ketua bidang kemuslimahan pada tahun 2015-2016.
“Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkan. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan
bagi tiap-tiap sesuatu” (QS.At-Talaq 65:3)
Karya ini kupersembahkan untuk Mama,Papa,Adik-adikku,Sahabat serta
Keluargaku tercinta Terimakasih atas kasih sayang dan cinta
yang telah kalian berikan
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala
kasih, karunia, dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Hubungan obesitas sentral dengan laju endap darah pada pegawai
laki-laki dengan obesitas di lingkungan Universitas Lampung 2017 ”.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat masukan, bantuan,
dorongan, saran, bimbingan dan kritik dari berbagai pihak. Maka dengan segenap
kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas Lampung;
2. Dr. dr. Muhartono, S.Ked., M. Kes., Sp.PA., selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung;
3. Dr. dr. Khairun Nisa Berawi, S.Ked., M.Kes., AIFO., selaku Pembimbing
utama atas kesediaannya untuk meluangkan banyak waktu, memberikan
nasihat, bimbingan, saran, dan kritik yang bermanfaat dalam proses
penyelesaian skripsi ini;
4. dr. Nurul Utami, S.Ked., selaku Pembimbing kedua atas kesediaannya untuk
meluangkan waktu, memberikan nasihat, bimbingan, saran, dan kritik yang
bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi ini;
iii
5. dr. Putu Ristyaning Ayu, S.Ked., M.Kes., Sp.PK., selaku Penguji utama pada
ujian skripsi atas kesediannya untuk meluangkan waktu, memberikan nasihat,
ilmu, saran-saran yang telah diberikan;
6. Dr. dr. Khairun Nisa Berawi, S.Ked., M.Kes., AIFO., selaku Pembimbing
Akademik saya sejak semester 1 hingga semester 7, terimakasih atas
bimbingan dan ilmu yang telah diberikan selama ini;
7. Seluruh staf dosen dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung atas ilmu, waktu, dan bimbingan yang telah diberikan dalam proses
perkuliahan;
8. Terimakasih teruntuk Papa (Bapak Alhajar Syahyan) dan Mama (Ibu Tutwuri
Handayani) yang sangat saya cintai dan sayangi atas cinta, kasih sayang,
perhatian, dukungan dan doa yang selalu mengalir setiap saat. Terima kasih
untuk perjuangan kalian memberikan pendidikan yang terbaik untukku, baik
pendidikan akademis maupun nonakademis yang dapat digunakan untuk
bekal dimasa depan;
9. Terimakasih kepada adik-adikku tersayang Aulia Dwi Safira, Annisa Tri
Cahyati, Muhammad Anugrah Arbi, Nenek, Kakek, Om Joni, Kak Iim, Kak
Sofwan serta seluruh keluarga besar atas doa, dukungan, semangat,
kesabaran, keikhlasan, motivasi, kasih sayang, dan bahkan kritikan yang
membangun dan selalu menjadi alasan saya untuk terus berjuang sampai saat
ini;
10. Sahabat-sahabatku Wiky Bilqiis, Aghnia Amalia dan Keluarga Rowdhotul
Jannahku Osy Osiana, Aminah Zahra, Nurul Hasanah, Vermitia, Desti Diana
atas doa, dukungan dan kebersamaannya selama ini;
iv
11. Sahabatku, saudara tak sedarahku, calon dokter sholehah Iffat Taqqiyah,
Zafira Pringgoutami, Mutiara Kartiko Putri, Fernadya Sylvia Nurindi, Rosy
Osiana, Ajeng Fitria Ningrum, Fernanda Kusumawardani, Andini Bakti Putri
yang telah berjuang bersamaku selama ini. Terimakasih untuk dukungan,
bantuan, doa, dan ketulusan yang telah kalian berikan;
12. Teman seperjuangan skripsi Gusti, Osy, Sekar, Irvan, Dzulfiqar, Rama,
terimakasih atas bantuan dan dukungan kalian selama ini;
13. Terima kasih kepada keluarga Laboratorium FK Unila, Ibu Nuriyah, Mbak
Yani, Mbak Novi, Mas Bayu atas seluruh bantuan serta bimbingan dan
motivasi. Terima kasih atas ilmu yang selalu kalian berikan kepada kami
selama ini;
14. Keluarga KKNku di Sidodadi, Bangun Rejo (Nur, Sarah, Ucil, Bang Alan,
Kak Jaya, Pak Carik, Bu Carik, dan Diva), terimakasih atas doa dan
dukungan yang kalian berikan selama ini;
15. Kami juga berterima kasih kepada relawan yang telah bersedia ikut serta
dalam penelitian ini dengan memberikan darahnya untuk dijadikan sampel
penelitian;
16. Teman-teman CRAN14L yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Terimakasih atas kebersamaan, suka, duka, solidaritas selama 3,5 tahun
perkuliahan ini, semoga kelak kita bisa menjadi dokter yang baik dan berguna
bagi masyarakat;
17. Semua yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa saya
sebutkan satu per satu, terimakasih atas doa dan dukungan kalian.
v
Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat
dan pengetahuan baru kepada setiap orang yang membacanya. Terima kasih.
Bandar Lampung, 23 Januari 2018
Penulis
Elma Rosa Vidia
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................................... 5
1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................. 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Obesitas ....................................................................................................... 7
2.1.1 Definisi Obesitas ................................................................................ 7
2.1.2 Prevalensi Obesitas ............................................................................ 8
2.1.3 Etiologi dan Faktor Resiko .............................................................. 10
2.1.4 Klasifikasi Obesitas ......................................................................... 13
2.1.5 Patofisiologi Obesitas ...................................................................... 15
2.2 Laju Endap Darah ..................................................................................... 18
2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi LED .......................................... 18
2.2.2 Mekanisme fisiologis LED .............................................................. 19
2.2.3 Pemeriksaan LED ............................................................................ 20
2.3 Hubungan Obesitas dengan Laju Endap Darah ........................................ 20
2.4 Kerangka Teori ......................................................................................... 22
2.5 Kerangka Konsep ...................................................................................... 23
2.6 Hipotesis Penelitian .................................................................................. 23
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ...................................................................................... 24
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 24
3.2.1 Tempat Penelitian ............................................................................ 24
3.2.2 Waktu Penelitian .............................................................................. 24
vii
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 24
3.3.1 Populasi ............................................................................................ 24
3.3.2 Sampel ....................................................................................... ......25
3.4 Identifikasi Variabel Penelitian ................................................................. 27
3.5 Definisi Operasional ................................................................................. 27
3.6 Alat dan Bahan Penelitian ......................................................................... 28
3.6.1 Alat ................................................................................................... 28
3.6.2 Bahan Penelitian .............................................................................. 29
3.7 Prosedur dan Alur Penelitian .................................................................... 40
3.7.1 Prosedur Pemeriksaan Antropometri ............................................... 40
3.7.2 Prosedur Pemeriksaan LED ............................................................. 42
3.7.3 Alur Penelitian ................................................................................. 42
3.8 Pengolahan Data ....................................................................................... 32
3.9 Teknik Pengolahan .................................................................................... 34
3.9.1 Analisa Univariat ......................................................................... ....34
3.9.2 Analisis Bivariat ............................................................................ ..34
3.10 Etik Penelitian ...................................................................................... ...34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 35
4.1.1 Analisis Univariat .......................................................................... 36
4.1.2 Analisis Bivariat ............................................................................ 38
4.2 Pembahasan ............................................................................................. 39
4.3 Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 45
5.2 Saran... ...................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 47
LAMPIRAN ......................................................................................................... 52
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.Interpretasi Lingkar Pinggang untuk Asia. ........................................................ 14
2.Klasifikasi IMT menurut WHO Kriteria Asia Pasifik ....................................... 15
3.Definisi Operasional........................................................................................... 28
4.Tabel Data .......................................................................................................... 33
5.Distribusi Frekuensi Usia Responden dengan Obesitas. .................................... 36
6.Hasil pemeriksaan Laju Endap Darah. ............................................................... 37
7.Gambaran Rerata Laju Endap Darah Pada Pegawai Obesitas. .......................... 38
8.Hubungan Laju Endap Darah terhadap Obesitas Sentral. .................................. 38
DAFTAR GAMBAR
1.Perbandingan Angka Obesitas Laki-Laki Dewasa ............................................... 9
2.Prevalensi Status Gizi Kegemukan Penduduk Dewasa. .................................... 10
3. Prevalensi Obesitas Sentral Dewasa Menurut Kabupaten/Kota. ...................... 10
4.Kerangka Teori................................................................................................... 22
5.Kerangka Konsep ............................................................................................... 23
Halaman Gambar
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 Surat Etik Penelitian
Lampiran 3 Lembar Informasi Penelitian
Lampiran 4 Informed Consent
Lampiran 5 Tabel Hasil Penelitian
Lampiran 6 Hasil Analisis Data Penelitian
Lampiran 7 Foto-foto Kegiatan Penelitian
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obesitas merupakan suatu kondisi ketidakseimbangan antara tinggi badan
dan berat badan akibat jumlah jaringan lemak tubuh yang berlebihan,
umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan (WHO, 2000). Terdapat dua
macam obesitas yaitu umum dan sentral. Obesitas umum dapat diketahui
melalui indikator indeks masa tubuh (IMT), sedangkan obesitas sentral
dapat diketahui melalui indikator rasio lingkar pinggang dan panggul
(RLPP). Obesitas sentral terjadi jika energi yang masuk dari makanan
lebih banyak dari pada yang energi yang digunakan untuk menunjang
kebutuhan energi tubuh, kemudian disimpan menjadi jaringan lemak
khusunya jaringan lemak viseral abdomen. Lemak yang berlebihan
disimpan dalam bentuk trigliserid pada jaringan lemak (Listiyana et al,
2013).
Obesitas telah menjadi masalah kesehatan untuk masyarakat dunia. Sekitar
3,4 persen kematian di dunia disebabkan oleh obesitas atau kelebihan berat
badan. Terdapat 2,8 miliyar orang meninggal setiap tahunnya karena
obesitas (Europe PMC, 2015). Peningkatan prevalensi obesitas tidak hanya
2
terjadi di negara maju tetapi juga negara berkembang. Pada tahun 2013, di
Indonesia laju ini meningkat dari 8,1 persen menjadi 12,9 persen pada
laki-laki dan 8,4 persen menjadi 13,4 persen pada wanita (Balitbangkes,
2013).
Prevalensi obesitas sentral menurut Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia (Kemenkes RI) dari 33 Provinsi terdapat 18 provinsi yang
memiliki prevalensi di atas angka nasional. DKI Jakarta menjadi kota
dengan prevalensi obesitas sentral tertinggi yaitu 39,7, sebaliknya Nusa
Tenggara Timur menjadi kota dengan prevalensi terendah yaitu 15,2
persen (Balitbangkes, 2013). Data yang didapat dari hasil survei Riskesdas
di Provinsi Lampung pada tahun 2013, prevalensi obesitas sentral yaitu
18,9 persen. Angka tertinggi terdapat di Kota Metro sebesar 35,9 persen
dan terendah di Kabupaten Lampung Utara sebesar 2,2 persen. Beberapa
faktor yang menyebabkan meningkatnya insidensi obesitas sentral adalah
modernisasi gaya hidup, tingginya asupan kalori, dan rendahnya aktivitas
fisik (Ratih, 2013).
Deborah et al dalam penelitiannya menjelaskan bahwa jaringan adiposa
yang berlebihan pada obesitas telah berkaitan dengan terjadinya inflamasi
sistemik yang mengarah kepada komplikasi metabolik. Tingginya sitokin
pro-inflamasi yang berasal dari jaringan adiposa, seperti leptin
(hiperleptinemia), C-reactive Protein (CRP) dan Plasminogen Activator
Inhibitor (PAI-1), menjadi karakteristik pada obesitas. Adiponektin yang
3
merupakan faktor penting sebagai anti-inflamasi adipokin juga mengalami
penurunan (Bartlett et al., 2016).
Adiposit mensintesis adipokin dan hormon, tingkat sekresi ini dipengaruhi
oleh jumlah adiposit yang ada pada tubuh. Sekresi berlebihan adipokin
proinflamasi oleh adiposit dan makrofag dalam jarigan adiposa dapat
mengarah ke inflamasi sistemik pada obesitas. Pada penelitian sebelumnya
juga ditemukan bahwa terjadinya inflamasi akibat dari stimulasi makrofag
di perivascular adipose tissue sehingga meningkatnya risiko komplikasi
obesitas seperti sindrom metabolik, aterosklerosis dan penyakit
kardiovaskular. Hasil penelitian ini juga menunjukkan hanya hitung
leukosit, nilai glukosa dan laju endap darah yang memberikan hasil
signifikan dengan indeks masa tubuh (Koca, 2017; Samocha et al., 2003).
Laju Endap Darah adalah kecepatan mengendapnya eritrosit dari suatu
sampel darah yang diperiksa dalam suatu alat tertentu yang dinyatakan
dalam mm/jam. Hasil pemeriksaan LED di gunakan sebagai biomarker
non-spesifik perjalanan penyakit. Semakin tinggi berat badan seseorang
maka semakin tinggi pula laju endap darahnya (Murni et al., 2015).
Pegawai negeri sipil (PNS) sekretariat jenderal kementerian kesehatan RI
pada tahun 2013 yang mengalami obesitas sebesar 48,3 persen. Telah di
dapatkan hasil bahwa usia 30-49 tahun berisiko 2,3 kali lebih besar untuk
mengalami obesitas daripada yang berusia kurang dari 30 tahun. Subjek
4
dengan usia 50-64 tahun berisiko 2,5 kali lebih besar untuk mengalami
obesitas dibandingkan dengan usia kurang dari 30 tahun. Adanya
hubungan yang signifikan antara obesitas dengan stres akibat pekerjaan
menjadi dampak lingkungan psikososial yang merugikan (Widiantini dan
Tafal, 2014).
Universitas Lampung memiliki pegawai yang cukup banyak dan
mengetahui adanya peningkatan obesitas khususnya obesitas sentral yang
cukup progresif sekarang ini, penulis ingin mengetahui hubungan laju
endap darah dengan obesitas sentral pada laki-laki dewasa dengan obesitas
di lingkungan Universitas Lampung pada tahun 2017.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian yaitu “Bagaimana hubungan laju endap darah
dengan obesitas sentral pada pegawai laki-laki dewasa di lingkungan
Universitas Lampung tahun 2017 ?”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan laju endap darah dengan obesitas sentral
pada pegawai laki-laki dewasa di lingkungan Universitas Lampung
tahun 2017.
5
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui rerata laju endap darah pada pegawai laki-laki
dewasa di lingkungan Universitas Lampung tahun 2017.
b. Mengetahui karakteristik umur obesitas sentral pada pegawai
laki-laki dewasa di lingkungan Universitas Lampung tahun
2017.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai hubungan laju endap darah terhadap kejadian obesitas
sentral pada laki-laki dewasa di lingkungan Universitas Lampung,
serta menambah referensi pustaka dalam hal tersebut.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Penulis
Penelitan ini sebagai wujud aplikasi keilmuan yang telah
dipelajari sehingga dapat memperluas wawasan dan menambah
pengalaman peneliti dalam riset tentang hubungan laju endap
darah terhadap kejadian obesitas sentral pada laki-laki dewasa
di lingkungan Universitas Lampung.
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini di harapkan bermanfaat bagi masyarakat
khususnya responden yang mengalami obesitas agar mampu
6
mendapatkan informasi kesehatan terkait dampak gangguan
kesehatan dan komplikasi dari obesitas dan penatalaksanaan
atau manajemen yang dapat dilakukan.
3. Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (FK Unila)
Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai rujukan
pustaka di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
khususnya.
4. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai prevalensi dan morbiditas obesitas di
masyarakatsehingga dapat membantu pemerintah
meningkatkan usaha dalam promosi kesehatan dan penanganan
serta manajemen obesitas.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Obesitas
2.1.1 Definisi Obesitas
Obesitas menurut World Health Organization (WHO) adalah
penumpukan lemak tubuh berlebih dikarenakan perubahan pola
diet gizi seimbang dan aktivitas fisik berkurang dengan asupan
makanan tinggi lemak (WHO, 2016). Obesitas dipengaruhi oleh
beberapa faktor biologik spesifik yang menyebabkan kelainan
pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi. Penimbunan
lemak yang berlebihan di dalam tubuh disebabkan akibat
peningkatan konsumsi makanan yang padat energi dan banyak
mengandung lemak, karbohidrat, dan kurangnya aktifitas fisik.
Faktor genetik diketahui sangat berpengaruh terhadap
perkembangan penyakit ini (Guyton, 2014; Sugondo dan
Gustaviani, 2015)
8
2.1.2 Prevalensi Obesitas
Kecenderungan terjadinya obesitas berhubungan erat dengan pola
makan. Urbanisasi, industrialisasi, peningkatan pendapatan
merupakan penyebab terjadinya transisi epidemiologi. Secara
global sejak tahun 1980-2013 prevalensi obesitas pada anak-anak
dan orang dewasa meningkat 47,1 persen. Organisasi kesehatan
dunia yaitu WHO menyatakan bahwa tingginya angka obesitas
tidak hanya dirasakan di negara dengan penghasilan tinggi, tetapi
juga meningkat di negara-negara berpenghasilan rendah dan
menengah. Prevalensi obesitas yang selalu meningkat dapat
menjadi faktor resiko utama terjadinya sindrom metabolik, sebuah
studi yang di lakukan di India bahwa orang dengan obesitas
memiliki resiko sembilan kali lipat lebih tinggi untuk terjadinya
sindrom metabolik (WHO, 2016).
Secara nasional pada tahun 2013 prevalensi laki-laki dewasa (>18
tahun) dengan obesitas sebanyak 19,7 persen, lebih tinggi dari
tahun 2007 (13,9 persen) dan tahun 2010 (7,8 persen). Pada tahun
2013 prevalensi terendah di tempati Nusa Tenggara Timur (9,8
persen) dan tertinggi di provinsi Sulawesi Utara (34,7 persen)
(Balitbangkes, 2013).
9
(Sumber: Balitbangkes, 2013).
Gambar 1.Perbandingan Angka Obesitas Laki-Laki Dewasa Dari Tahun 2007-2013.
Prevalensi obesitas di Provinsi Lampung berdasarkan IMT
sebanyak 8,7 persen. Prevalensi terendah terdapat di Kabupaten
Pringsewu (3,1 persen) dan tertinggi di Kabupaten Lampung Utara
(11,3 persen). Berdasarkan indikator lingkar pinggang untuk laki-
laki >90 cm dan perempuan >80 cm prevalensi obesitas sentral
terendah di Kabupaten Lampung Utara (2,2 persen) dan tertinggi di
Kota Metro (35,9 persen) (Oemati, 2013).
(Sumber: Riskesdas Lampung, 2013)
Gambar 2. Prevalensi status gizi kegemukan (IMT>25) penduduk dewasa (> 18 tahun)
menurut kabupaten/kota.
10
(Sumber: Riskesdas Lampung, 2013)
Gambar 3. Prevalensi obesitas sentral penduduk dewasa (> 18 tahun) menurut
kabupaten/kota.
2.1.3 Etiologi dan Faktor Resiko
Beberapa faktor yang dapat terlibat sebagai penyebab dari obesitas
antara lain adalah genetik, pola hidup tidak sehat, regulasi hormon,
kurangnya olahraga, stres dan merokok (Sherwood, 2012).
a. Genetik
Penentu genetik obesitas telah dipelajari secara intensif dalam
dekade terakhir. Identifikasi genetik penentu obesitas yang telah
dilakukan oleh genome-wide assosiation studies (GWAS) sekitar
127 sites pada genom manusia dapat berpotensi menjadi
penyebab obesitas, diantara temuan tersebut lokus yang
teridentifikasi rentan untuk menjadi obesitas adalah gen fat mass
obesity associated (FTO). Gen ini memiliki efek terbesar
dimana setiap alel yang berisiko dalam FTO itu terbukti
11
berhubungan dengan peningkatan 1-1,5 kg pada berat badan dan
peningkatan 20-30% risiko terjadinya obesitas (Singh et al.,
2017; Chmurzynska dan Mlodzik, 2017)
b. Aktivitas fisik yang kurang dan gaya hidup tidak aktif
Gaya hidup yang tidak sehat jelas bisa membuat seorang
individu lebih rentan untuk terjadi ketidakseimbangan energi.
Aktivitas fisik akan membakar energi dalam tubuh sehingga jika
asupan kalori ke dalam tubuh berlebihan dan tidak diimbangi
dengan aktivitas fisik yang seimbang akan menyebabkan tubuh
mengalami kegemukan. Perilaku sedentary dapat menyebabkan
massa otot dalam tubuh cenderung menurun dan kehilangan otot
menyebabkan perlambatan tingkat pembakaran kalori dalam
tubuh. Beberapa bukti bahwa aktivitas fisik secara teratur /
latihan dapat mengurangi lemak di abdominal, menginduksi
pengurangan substansi adiposit di viseral (Dulloo et al., 2017).
c. Regulasi Hormon
Hormon mempengaruhi kelebihan berat badan dan laju
metabolisme tubuh, estrogen dan androgen secara signifikan
dapat meningkatkan penumpukan lemak subkutan, sementara
memiliki sedikit efek pada kompartemen lemak visceral. Hasil
ini menunjukkan bahwa lingkungan hormonal yang berlaku
adalah penentu penting distribusi lemak tubuh pada laki-laki dan
wanita. Konsentrasi glukokortikoid dalam tubuh yang
berlebihan seperti pada Sindrom cushing dapat juga
12
menyebabkan obesitas abdominal, dislipidemia, resistensi
insulin dan hipertensi (Tchernof et al., 2013).
d. Efek Psikologi
Stres kronis atau coping yang buruk dikaitkan dengan
hiperkortisolemia ringan dan aktivasi sistem saraf simpatik yang
berkepanjangan, sehingga menyebabkan akumulasi lemak
viseral. Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati gangguan
bipolar, depresi, dan beberapa gangguan kejiwaan seperti
antidepresan dan mood stabilizer dapat pula menyebabkan
kenaikan berat badan yang cukup besar (Kyrou dan Tsigos,
2009).
e. Pola makan yang tidak sehat
Peningkatan prevalensi obesitas terjadi akibat pola makan tidak
sehat yang komposisinya mengandung lemak dan kolesterol
tinggi, namun rendah serat, seperti konsumsi makanan cepat saji
dan minuman bersoda. Pola makan tersebut juga dapat
berpengaruh pada kadar profil lipid seseorang. Kelainan
metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun
penurunan fraksi lipid di dalam plasma darah disebut
dislipidemia. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah
kenaikan kadar kolesterol total (≥200mg/dl), Low-density
Lipoprotein (LDL) (≥100mg/dl), kenaikan kadar trigliserida
(≥150mg/dl) serta penurunan kadar High-density Lipoprotein
(HDL) (<40mg/dl). Dislipidemia memiliki hubungan erat
13
dengan terjadinya aterosklerosis dan berujung pada infark
miokard akut (Senduk et al., 2016).
2.1.4 Klasifikasi Obesitas
1. Obesitas Sentral
Obesitas sentral terjadi jika selama periode tertentu energi
yang masuk melalui makanan lebih banyak daripada energi
yang digunakan untuk menunjang kebutuhan energi tubuh,
kemudian disimpan menjadi lemak khususnya jaringan lemak
viseral abdomen. Pada obesitas yang moderat, distribusi lemak
regional tampaknya dapat merupakan indikator yang cukup
penting terhadap terjadinya perubahan metabolik dan kelainan
kardiovaskular, walaupun hubungan antara IMT dan
komplikasi-komplikasi tersebut belum terlalu meyakinkan.
Lemak daerah abdomen terdiri dari lemak subkutan dan lemak
intra-abdominal yang dapat dinilai dengan cara CT-Scan dan
Magnetic Resonance Imaging (MRI). Jaringan lemak intra-
abdominal terdiri dari lemak viseral atau intra peritoneal yang
terutama terdiri dari lemak omental dan mesentrial serta massa
lemak retroperitoneal (sepanjang perbatasan dorsal usus dan
bagian permukaan ventral ginjal) (Sugondo & Gustaviani,
2014).
14
Pada laki-laki, massa retroperitoneal hanya merupakan
sebagian kecil dari lemak intra abdominal. Kira-kira
seperempatnya terdiri dari lemak viseral. Lemak subkutan
daerah abdomen sebagai komponen obesitas sentral
mempunyai korelasi yang kuat dengan resistensi insulin seperti
lemak viseral. Vena porta merupakan saluran pembuluh darah
tunggal bagi jaringan adiposa dan berhubungan langsung
dengan hati. Mobilisasi asam lemak bebas akan lebih cepat
dari daerah viseral dibandingkan lemak daerah subkutan.
Aktivitas lipolitik yang lebih besar dari lemak viseral, baik
pada obes maupun non-obes merupakan kontributor terbesar
asam lemak bebas dalam sirkulasi (Sugondo & Gustaviani,
2014).
Obesitas sentral/abdominal dapat diketahui melalui indikator
rasio lingkar pinggang dan panggul (RLPP). Batasan RLPP
untuk obesitas sentral negara Asia termasuk Indonesia pada
laki-laki adalah >0,90 dan pada perempuan >0,85 (WHO,
2008).
Tabel 1. Interpretasi Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul untuk
Asia (WHO, 2008).
Jenis Pemeriksaan Klasifikasi Laki-Laki Perempuan
Lingkar Pinggang Normal <90 cm <80 cm
Tinggi >90 cm >80 cm
Rasio Lingkar
Pinggang panggul
Normal <0,90 <0,85
Tinggi ≥90 ≥85
15
2. Obesitas General
Indeks masa tubuh (IMT) merupakan cara yang sederhana
untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang
berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan.
Obesitas general/umum dapat diketahui melalui indikator IMT
30,0-34,9. Penilaian IMT lebih tinggi dari nilai normal dapat
menggambarkan obesitas secara general (Listiyana et al.,
2013).
Untuk mengetahui nilai IMT ,dapat digunakan rumus berikut :
Tabel 2. Klasifikasi IMT menurut WHO Kriteria Asia Pasifik
( WHO, 2000).
Klasifikasi IMT (kg/m2)
Berat badan kurang <18,5
Normal 18,5-22,9
Berat badan lebih ≥23
Berisiko 23-24,9
Obesitas I 25-29,9
Obesitas II ≥30
2.1.5 Patofisiologi Obesitas
Genetik dan lingkungan berinteraksi dalam sistem kompleks yang
mengatur keseimbangan energi, proses fisiologis dan berat badan.
Kontrol keseimbangan energi dan asupan makanan terutama adalah
fungsi hipotalamus. Nukleus arkuatus hipotalamus berperan sental
Berat badan (kg)
Tinggi Badan (m2
)
IMT =
16
dalam kontrol jangka panjang keseimbangan energi dan berat tubuh
serta kontrol jangka pendek asupan makanan sehari-hari. Nukleus
arkuatus adalah kumpulan neuron berbentuk busur yang terletak
dekat dengan dasar ventrikel ketiga. Terdapat banyak jalur yang
terintegrasi keluar-masuk nukleus arkuatus, yang menunjukkan
kompleksnya sistem yang berperan dalam rasa lapar dan
kenyang.Keseimbangan energi jangka pendek dan panjang
dikendalikan melalui mekanisme pusat dan sinyal perifer yang
terkoordinasi berasal dari sel-sel dalam jaringan adiposa, lambung,
pankreas, dan organ lain (Sherwood, 2014).
Kelebihan lipid yang didistribusikan ke banyak kompartemen
tubuh. Sebagian besar adiposit di jaringan adiposa subkutan
berwarna putih. Adiposit putih adalah jenis sel utama yang
ditemukan dalam jaringan adiposa tubuh. Leptin, adiponektin dan
adipokines lainnya disekresikan oleh adiposit putih. Adiposit
mengeluarkan beberapa hormon secara kolektif yaitu adipokin
yang berperan penting dalam keseimbangan energi dan
metabolisme. Salah satu derivat hormon yang esensial untuk
regulasi berat tubuh adalah leptin. Jumlah leptin dalam darah
adalah indikator dari jumlah total lemak trigliserida yang di simpan
di jaringan adiposa, dimana semakin besar simpanan lemak
semakin banyak leptin yang dibebaskan ke dalam darah (Tchernof
dan Desperes, 2013).
17
Nukleus arkuatus adalah tempat utama kerja leptin, leptin menekan
nafsu makan sehingga menurunkan konsumsi makanan dan
mendorong penurunan berat badan, dengan menghambat sinyal
Neuropeptide Y (NPY) dan merangsang pengeluaran sinyal
melanokortin dari hipotalamus. Pada obesitas ditemukan adanya
resistensi terhadap reseptor leptin di hipotalamus yang dapat
menyebabkan hiperfagia pada obesitas (Heymsfield dan Wadden,
2017).
Pada obesitas terjadi peningkatan makrofag dan sel-sel imun
lainnya dalam jaringan adiposa akibat remodeling sebagai umpan
balik apoptosis. Sel imunitas ini mensekresi sitokin pro-inflamasi,
yang berkontribusi terhadap resistensi insulin dan gangguan
kesehatan lainnya yang sering terjadi pada obesitas. Sekresi
berlebihan sel pro-inflamasi oleh adiposit dan makrofag
menimbulkan jaringan mengarah ke inflamasi sistemik pada
beberapa orang dengan obesitas. Hidrolisis trigliserida dalam
adiposit akan melepaskan asam lemak bebas, yang kemudian
diangkut dalam plasma untuk digunakan dalam proses
metabolisme, kadar asam lemak bebas plasma sering tinggi hal ini
dapat terjadinya akibat adanya gangguan pada regulasi asam lemak
(Valle et al., 2005).
18
2.2 Laju Endap Darah
2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi LED
Pengukuran LED banyak digunakan dalam praktek kesehatan
karena sederhana, murah dan dapat digunakan sebagai biomarker
klinis yang secara tidak langsung dapat menunjukkan tingkat
peradangan dalam tubuh. Nilai LED yang normal berkisar dari 0-20
mm/jam pada wanita ≤50 tahun dan 0-30 mm/jam pada wanita >50
tahun, sedangkan nilai normal pada laki-laki ≤50 tahun adalah 0-15
mm/jam, dan laki-laki dengan usia lebih dari 50 tahun adalah 0-20
mm/jam. Laju endap darah meningkat pada kondisi fisiologis
termasuk menstruasi, kehamilan, setelah latihan fisik, anemia,
kanker tertentu (multiple myeloma dan limfoma), penyakit ginjal,
penyakit tiroid, infeksi (rematik dan tuberkulosis), dan autoimun
(lupus dan rheumatoid arthritis). Kondisi patologis lainnya, seperti
jantung kongestif, hipofibrinogenemia, akan menyebabkan LED
menurun (Quinn et al., 2016).
Faktor-faktor non-inflamasi juga dapat mempengaruhi LED
seperti, bentuk eritrosit dan ukuran serta kekentalan darah
mempengaruhi pengendapan eritrosit. Pada anemia dimana
hematokrit berkurang, aliran plasma meningkat dan agregasi
eritrosit jauh lebih cepat sehingga meningkatkan LED. Faktor yang
menyebabkan menurunnya LED antara lain leukositosis berat,
19
polisitemia, abnormalitas protein (hiperviskositas) dan faktor
teknik seperti masalah dalam pengenceran dan darah sampel beku.
2.2.2 Mekanisme fisiologis LED
Pemeriksaan LED mengukur laju sedimentasi sel darah merah
dalam plasma selama periode satu jam. Kecepatan tersebut
terutama tergantung pada konsentrasi protein-protein besar dalam
plasma (fibrinogen dan imunoglobulin). Adanya makromolekul
dengan konsentrasi tinggi di dalam plasma, dapat mengurangi sifat
saling menolak di antara sel eritrosit, mengakibatkan eritrosit lebih
mudah melekat satu dengan yang lain, sehingga memudahkan
terbentuknya rouleaux. Rouleaux adalah gumpalan eritrosit yang
terjadi karena tarik-menarik di antara permukaan sel. Bila
perbandingan globulin terhadap albumin meningkat atau kadar
fibrinogen sangat tinggi, pembentukan rouleaux dipermudah
sehingga LED meningkat. Fibrinogen, salah satu reaktan fase akut
utama dan protein yang memiliki pengaruh terbesar pada LED.
Fibrinogen dan imunoglobulin adalah dua protein utama yang
mempengaruhi LED, dan karena keduanya memiliki waktu paruh
yang panjang, sehingga LED tetap tinggi selama berhari-hari
setelah resolusi peradangan (Litao dan Kamat, 2014).
20
2.2.3 Pemeriksaan LED
Prosedur pemeriksaan LED yang sering dipakai di laboratorium
adalah metode Westergren. Nilai rujukan untuk meode Westergren
yaitu pada wanita 0-15 mm/jam dan untuk pria 0-10 mm/jam.
International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH)
lebih menganjurkan penggunaan metode Westergren karena
memiliki hasil yang lebih meyakinkan. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi LED adalah faktor eritrosit, faktor plasma dan
faktor teknik (Ibrahim et al., 2006; Jou et al., 2011)
2.3 Hubungan Obesitas dengan Laju Endap Darah
Laju endap darah adalah salah satu pemeriksaan non-spesifik, jika
meningkat menandakan adanya infeksi, adanya inflamasi atau proses
malignansi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Dorit et al, adanya
peningkatan LED pada obesitas. Penyebab meningkatnya LED pada
pasien obesitas belum dieksplorasi lebih jauh, tetapi kebanyakan hasil
menunjukan dari peningkatan kadar fibrinogen, yang telah berkorelasi
dengan indeks lemak tubuh (Samocha et al, 2003)
Beberapa studi menunjukkan bahwa peningkatan adiposit berperan dalam
peningkatan adipositokin proinflamasi TNF-α, bersama dengan penurunan
sekresi adiponektin yang bersifat protektif. Hipoadiponektinaemia
berkaitan erat dengan peningkatan IMT, trigliserida dan penurunan HDL,
sehingga risiko penyakit kardiovaskular, sindrom metabolik, diabetes
21
melitus tipe 2 dan aterosklerosis pasien obesitas (Masquio et al., 2017).
Tumor necrosis factor dapat mengiduksi produksi interleukin (IL) 1 yang
kemudian mengarahkan sintesis IL-6. Peningkatan IL-6 menyebabkan
meningkatkan fibrinogen oleh sel-sel hepatosit (Kumar et al, 2012).
Fibrinogen adalah plasma protein utama dan oleh karena itu sedikit saja
peningkatan kadar fibrinogen akan dapat secara signifikan berdampak
pada agregasi eritrosit. Peningkatan fibrinogen mengakibatkan eritrosit
saling mendekat, menumpuk dan membentuk rouleaux. Pada keadaan
rouleaux, eritrosit akan semakin berat dan cepat mengendap. Semakin
banyak eritrosit yang membentuk rouleaux maka nilai LED akan semakin
besar (Adji, 2017). .
22
2.4 Kerangka Teori
Gambar 4.Kerangka Teori
(Sumber: Zeng et al., 2016; Masquio et al., 2017)
Faktor yang tidak dapat
dimodifikasi :
1. Genetik
2. Umur
3. Jenis Kelamin
4. Etnis
Obesitas
Peningkatan simpanan
lemak
Peningkatan
Hidrolisis
trigliserid
Peningkatan aktivitas
sistem saraf simpatis
Penurunan
Adiponektin
Perubahan protein
plasma
Faktor yang dapat
dimodifikasi :
1. Gaya Hidup
2. Obat-obatan
3. Psikologis
4. Nutrisi
Peningkatan
adipositokin (TNF-α)
Inflamasi sistemik
vaskular
Fibrinogen meningkat
LED meningkat
23
2.5 Kerangka Konsep
Gambar 5. Kerangka Konsep
Variabel dependen : Laju endap darah
Variabel Independen : Obesitas sentral
2.6 Hipotesis Penelitian
H0 : Tidak terjadi peningkatan laju endap darah terhadap obesitas sentral
pada pegawai laki-laki dewasa di lingkungan Unila 2017 .
H1 : Terjadi peningkatan laju endap darah terhadap obesitas sentral
pada pegawai laki-laki dewasa di lingkungan Unila 2017 .
Obesitas sentral
Peningkatan adipositokin (TNF-α)
dan penurunan Adiponektin
Peningkatan laju endap darah
Fibrinogen meningkat
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Pengukuran terhadap variabel bebas dan
variabel tergantung hanya dilakukan sekali dalam waktu yang bersamaan
(Sastroasmoro, 2014).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di lingkungan Universitas Lampung dan
pemeriksaan bertempat di laboratorium patologi klinik
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember
2017.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian di tarik
kesimpulannya (Notoatmojo dan Soekidjo, 2010).
1. Populasi Target
Populasi target adalah seluruh populasi yang diinginkan oleh
peneliti yang berkaitan dengan penelitiannya. Pada penelitiaan
ini, populasi target peneliti adalah seluruh civitas akademika di
lingkungan Universitas Lampung.
2. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau adalah populasi yang dapat di gunakan
peneliti dalam penelitiannya, dimana populasi tersebut
memenuhi kriteria inklusi. Pada penelitian ini populasi
terjangkau yang digunakan peneliti adalah seluruh pegawai
laki-laki dewasa di seluruh fakultas di Universitas Lampung.
3.3.2 Sampel
Sample merupakan bagian populasi yang diambil peneliti dengan
syarat memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Besar sampel yang
digunakan pada penelitian ini menggunakan rumus Lemeshow:
Keterangan :
n : jumlah sampel minimal yang diinginkan
Zα : derivat baku alfa (90%), derajat kepercayaan yang diinginkan
p : proporsi kategori yang diteliti (0,189)
Zα2.p.q
d2
n =
q : 1- p
d : presisi (10%), derajat penyimpangan yang diinginkan.
Sehingga berdasarkan rumus tersebut didapatkan hasil sebagai
berikut:
n = 58,7 dibulatkan sampel minimal menjadi 59.
Setelah dilakukan perhitungan sampel, maka pada penelitian ini
sampel yang digunakan berjumlah 59 responden obesitas sentral.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti yaitu jenis
consecutive sampling. Jenis pengambilan sample ini bertujuan untuk
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan peneliti
sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi. Dengan kriteria
sebagai berikut :
1. Kriteria inklusi
a. Responden pegawai laki-laki dewasa berusia 25-50 tahun
yang berada di Universitas Lampung.
b. Memenuhi kriteria obesitas.
c. Bersedia mengikuti prosedur penelitian dan menanda
tangani persetujuan penelitian.
1,962. 0,189. 0,18
0,12
n =
3,84 . 0,189. 0,81
0,01
n =
2. Kriteria eksklusi
a. Sedang menjalani program diet.
b. Sedang menggunakan obat-obatan yang dapat
mempengaruhi laju endap darah seperti aspirin, dextran,
metildopa, dan kortison.
3.4 Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel bebas adalah variabel yang apabila nilainya berubah akan
mempengaruhi variabel lain. Variabel yang berubah akibat perubahan
variabel bebas ini disebut varibel tergantung (Sastroasmoro, 2014). Pada
penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah obesitas sentral.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar laju endap darah.
3.5 Definisi Operasional
Definisi operasional menguraikan variabel dependen maupun variabel
independen, alat ukur, cara ukur, hasil ukur dan skala ukur pada penelitian
ini.
Variabel Definisi
Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Independen
Obesitas Orang-orang
yang
mengalami
kelebihan
berat badan
berdasarkan,
IMT dan
lingar
pinggang.
Timbangan
berat badan,
pita ukur,
dan
microtoise
Observasi
secara
langsung
dengan cara
mengukur
IMT dan
lingkar
pinggang
0. Obesitas
sentral apabila
lingkar
pinggang
>90cm.
1. Tidak obesitas
Sentral lingkar
pinggang
<90cm.
Ordinal
Dependen
Laju Endap
Darah
kecepatan
mengendap
eritrosit
sebagai
biomarker
klinis
adanya
inflamasi,
infeksi dan
penyakit
lain.
Pipet
westergreen,
rak tempat
pipet
westergreen
Mengukur
kecepatan
pengendapan
sel darah
yang diambil
dari darah
vena
0. LED
meningkat,
bila LED ≥10
mm/jam pada
laki-laki
dewasa
1. LED
menurun, bila
LED <10
mm/jam pada
laki-laki
dewasa
Ordinal
3.6 Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dibedakan sesuai dengan tahapan yang
akan dilakukan. Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan dalam
penelitian.
3.6.1 Alat
Alat yang di gunakan adalah :
1. Timbangan berat badan
2. Pengukur lingkar pinggang dan lingkar panggul menggunakan
pita ukur.
3. Pengukur tinggi badan, menggunakan microtoise.
4. Sfigmomanometer.
Tabel 3. Defisini Operasional
5. Alat tulis
6. Kalkulator
7. Perlengkapan untuk pengambilan darah menggunakan spuit,
kapas alkohol, plester, tourniquet, dan tabung untuk meletakkan
darah.
8. Pipet Westergren
9. Rak untuk pipet Westergren
3.6.2 Bahan Penelitian
Bahan yang di gunakan adalah darah vena dan antikoagulan yaitu
adalah natrium sitrat 3,8 %.
3.7 Prosedur dan Alur Penelitian
3.7.1 Prosedur Pemeriksaan Antropometri
1. Penimbangan berat badan
a. Letakkan timbangan di tempat yang datar.
b. Letakkan timbangan di tempat yang datar.
c. Pastikan posisi bandul pada angka nol dan jarum dalam
keadaan seimbang.
d. Jelaskan prosedur penimbangan kepada pasien.
e. Pasien yang akan ditimbang diminta membuka alas kaki
dan jaket serta mengeluarkan isi kantong yang berat
seperti kunci, telepon genggam dan dompet.
f. Posisikan pasien di atas timbangan.
g. Perhatikan posisi kaki pasien tepat di tengah alat timbang,
tidak menumpu pada salah satu kaki, sikap tenang, tidak
bergerak-gerak dan kepala tidak menunduk (memandang
lurus ke depan).
h. Baca dan catat berat badan pada status.
i. Minta pasien turun dari alat timbang.
2. Pemeriksaan Tinggi Badan
a. Lakukan kalibrasi pada alat pengukur (microtoise).
b. Minta pasien melepas alas kaki (sandal/sepatu), topi
(penutup kepala) dan aksesori yang lain yang bisa
mempengaruhi hasil pengukuran.
c. Pasien diminta berdiri tegak, dibawah microtoise.
d. Posisi kepala dan bahu bagian belakang (punggung),
bokong, dan tumit menempel pada dinding tempat
microtoise dipasang.
e. Pandangan lurus kedepan, tangan dalam posisi tergantung
bebas.
f. Gerakkan alat geser sampai menyentuh bagian atas kepala
pasien. Pastikan alat geser harus tetap menempel pada
dinding.
g. Baca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka
yang lebih besar (kebawah) Pembacaan dilakukan tepat di
depan angka (skala) pada garis merah, sejajar dengan mata
pemeriksa.
3. Pemeriksaan Lingkar Pinggang
a. Memilih dengan benar alat yang akan digunakan.
b. Memposisikan subjek dengan benar.
c. Mengukur lingkar pinggang dengan meletakkan pita
pengukur melingkari perut subyek dengan melewati kedua
spina iliaca anterior superior (SIAS) dan umbilikus.
d. Mencatat hasil pengukuran hingga millimeter terdekat
(NHNES, 2009).
3.7.2 Prosedur Pemeriksaan LED
1. Campur 1,6 ml darah vena dengan 0,4 ml natrium sitrat 3,8 %,
perbandingan darah dan antikoagulan 1:4.
2. Isi pipet Westergren dengan campuran darah-antikoagulan,
sampai tanda 0. Pipet harus bersih dan kering.
3. Letakkan pipet pada rak. Perhatikan supaya posisinya betul-
betul tegak lurus. Jauhkan dari getaran dan cahaya matahari
langsung. Diamkan pada suhu kamar selama 1 jam.
4. Setelah tepat 1 jam, baca hasilnya (batas plama dan sel darah
merah) (Bagian Patologi Klinik FK Unila,2016).
3.7.3 Alur Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan satu kali pemeriksaan IMT, rasio
lingkar pinggang panggul dan pengambilan darah vena pada
responden. Alur prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Gambar 5. Alur Prosedur Penelitian
3.8 Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan diubah ke
dalambentuk tabel, kemudian data diolah menggunakan program software
statistik pada komputer. Proses pengolahan data yang akan menggunakan
program komputer ini terdiri beberapa langkah:
Pembuatan proposal dan perijinan
Penentuan subjek penelitian sesuai
kriteria inklusi dan ekslusi
Pemeriksaan tinggi badan, berat badan, dan lingkar
pinggang.
Penggambilan sampel darah pada responden dan di lakukan
pencatatan untuk dilakukan pemeriksaan LED.
Dibawa ke laboratorium patologi klinik kedokteran unila
untuk di periksa
Pengolahan dan analisis data
statistik
Persiapan penelitian
Tahap pelaksanaan
Pengisian lembar persetujuan
Hasil penelitian
Kesimpulan penelitian
1. Coding: untuk mengkonversikan (menerjemahkan) data yang
dikumpulkan selama penelitian kedalam simbol yang cocok untuk
keperluan analisis.
2. Data entry: memasukkan data kedalam komputer.
3. Verifikasi: memasukkan data pemeriksaan secara visual terhadap data
yang telah dimasukkan kedalam komputer.
4. Output komputer: hasil yang telah dianalisis oleh komputer kemudian
dicetak (Notoatmojo dan Soekidjo, 2010).
Setelah peneliti melakukan pengambilan data, peneliti akan mencatat
data yang sudah ada ke dalam tabel data yang seperti dibawah ini:
Tabel 4. Tabel Data
No Responden
Pemeriksaan
Tinggi dan Berat
Badan (IMT)
Lingkar
Pinggang
Kadar LED
(mg/jam)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
dst.
3.9 Teknik Pengolahan
3.9.1. Analisa Univariat
Analisa univariat digunakan persentase, hasil dari setiap variabel
ditampilkan dapat dalam bentuk distribusi frekuensi dan usia
responden pegawai di Universitas Lampung tahun 2016.
3.9.2. Analisis Bivariat
Analisa yang digunakan untuk menguji perbandingan (komparasi)
2 variabel kategorik tidak berpasangan digunakan uji statistik Chi
Square. Analisa bivariat untuk menguji hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Taraf kesalahan yang
digunakan adalah 5%, untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan
statistik digunakan batas kemaknaan 0,05. Jika p value < 0,05 maka
hasilnya bermakna yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima.
Namun bila p value > 0,05 maka hasilnya Ho diterima dan Ha
ditolak (Dahlan 2014). Uji statistik yang dilakukan menggunakan
bantuan program komputer.
3.10 Etik Penelitian
Penelitian ini telah melalui kaji etik oleh komisi etik penelitian Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung dan telah mendapatkan persetujuan etik
dengan nomor 3926/UN26.8/DL/2017.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hubungan obesitas sentral dan
LED pada laki-laki dewasa dengan obesitas di lingkungan Universitas
Lampung 2017 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara hasil pemeriksaan LED
terhadap obesitas sentral pada pegawai laki-laki dewasa dengan obesitas
di lingkungan Universitas Lampung.
2. Rerata hasil pemeriksaan LED pada pegawai laki-laki dewasa dengan
obesitas di lingkungan Univeristas Lampung 2017 yaitu sebesar 15±7,2
mm/jam.
3. Karakteristik obesitas sentral berdasarkan umur responden menunjukkan
dewasa awal (25-35 tahun) sebesar 20 responden atau 57,1%, kelompok
usia dewasa akhir (36-45 tahun) sebesar 7 responden atau 20% dan usia
lansia awal (46-55 tahun) sebesar 8 responden atau 22,9%. Dapat
disimpulkan penderita obesitas sentral di Universitas Lampung
didominasi oleh kelompok umur dewasa muda.
46
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, berikut ini adalah beberapa
saran untuk menjadi bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya :
1. Bagi peneliti lain, agar melakukan penelitian lebih lanjut yaitu
mengidentifikasi faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi LED
paada obesitas sentral, dan menggunakan teknik pemeriksaan yang
berbeda untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil penelitian
serta melakukan penelitian tidak hanya pada pegawai laki-laki tetapi
pegawai wanita.
2. Bagi responden, diharapkan dengan hasil penelitian ini responden dapat
menerapkan kembali pola hidup sehat, olahraga secara teratur, mengatur
pola makan dan menghindari stres. Sehingga dapat terhindar dari
gangguan kesehatan dan komplikasi yang disebabkan oleh obesitas
sentral.
3. Bagi institusi, diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi
pemegang kebijakan di Universitas Lampung agar diadakan suatu
program pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mengetahui
tingkat kesehatan pegawai dan mengadakan olahraga rutin bersama
untuk meningkatkan aktivitas fisik sebagai upaya pencegahan terjadinya
penyakit metabolik dan gangguan kesehatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aji IS. 2017. Agregasi trombosit dan laju endap darah (LED) pada model tikus
periodontitis [skripsi]. Jember: Universitas Jember.
Arina YM. 2003. Pengaruh aging terhadap sistem imun. JKM. 3(1): 53-56.
Aryana IGPS, Kuswardhani RAT, Suastika K, Santoso A. 2011.Korelasi antara
obesitas sentral dengan adiponektin pada lansia dengan penyakit jantung
koroner. J Peny Dalam. 12(2): 83-84.
Asril A. 2011. Hubungan adiponektin plasma dengan stroke iskemik akut [tesis].
Padang: Universitas Andalas.
Bagian patologi klinik fakultas kedokteran Unila. 2016. Buku penuntun praktikum
patologi klinik blok hematoimunologi. Lampung: Bagian PK FK Unila.
Bartlett DB, Conelly MA, AbouAsii H, Bateman, LA, Tune KN, Huebner JL, et
al. 2016. A novel inflammatory biomarker, glyca, associates with disease
activity in rheumatoid arthritis and cardio-metabolic risk in BMI-matched
controls. Arthritis reseacrh and therapy.18(86):2-7.
Carter S, Caron A, Richard D, Picard F. 2013. Role of leptin resistance in the
development of obesity in older patients. Clin Interv Aging. 8: 829-844
Center for Disease Control and Prevention (CDC). 2007. National health and
nutrition examination survey anthropometry procedures manuals. Georgia:
CDC.
Chmurzynska A, Mlodzik MA. 2017. Genetics of fat intake in the determination
of body mass. Nutr Research Rev.hlm.1-6.
48
Dullo AG, Miles-chan JL, Montani JP. 2017. Nutrition, movement and sleep
behaviours: their interactions in pathways to obesity and cardiometabolic
diseases. Obes Rev.18(1):1-6.
Elbossaty WF. 2017. The role of adipose tissue in elevate ESR level in obese
person: A literature riview. Damietta Univeristy, Egypt.
Erem C, Arslan C, Hacihasanoglu A, Deger O, Topbas M, Ukinc K, et al. 2004.
Prevalance of obesity and association risk factors in a turkish population
(trabzon city, turkey). Obes Res. 12(7): 1117-1127.
Europe PMC. 2015. Global regional and national prevalence of overweight and
obesity in children and adults 1980-2013: A systematic analysis.
384(9945):766–81.
Fauci, A.S., et al., 2009. Obesity. Dalam : Harrison’s manual of medicine 17th
edition. USA: The McGraw-Hill Companies: 939.
Ford ES. 1999. Body mass index, diabetes, and c-reactive protein among U.S
adults. Diabetes Care. 22(12): 1971-1977.
Ganda Soebrata, R. 1999. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta; Dian Rakyat.
Guyton A, Hall. 2014. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi ke-12. Jakarta: EGC.
Heymsfield SB, Wadden TA. 2017. Mechanisms, pathophysiology, and
management of obesity. N Engl J Med.376(2): 254-8.
Ibrahim N, Aprianti S, Arif M, Hardjoeno. 2006. Hasil tes laju endap darah cara
manual dan automatik. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical
Laboratory.12(2):45-8.
Jou JM, Lewis SM, Briggs C, Lee SH, De la salle B, McFadden S. 2011. ICSH
review of the measurement of the erythocyte sedimentation rate. Int Jnl Lab
Hem.33, 125–132.
49
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset kesehatan dasar. Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.hlm.182-3.
Koca TT. 2017. Does obesity cause chronic inflammation? the association
between complete blood parameters with body mass index and fasting
glucose. Pakistan journal od medicine science.33(1):65-9.
Kumar V, Kotran RS, dan Robin SL. 2012. Buku ajar patologi edisi ke-7. Jakarta:
EGC.
Kyrou I, Tsigos C. 2009. Stress hormones: physiological stress and regulation of
metabolism. Curr Opin Pharmacol.9(1):787-93.
Listiyana DA, Mardiana, Prameswari GN. 2013. Obesitas sentral dan kadar
kolesterol darah total. Jurnal kesehatan masyarakat. 9(1): 37-43.
Litao MKS, Kamat D. 2014. Erythrocyte sedimentation rate and c-reactive
protein: how best to use them in clinical practice. Pediatr Ann. 43(10):417-
420.
Masquio DLC, Piano A, Campos R, Sanches PL, Carnier J, Corgosinho FC, et al.
2015. The role of multicomponent therapy in the metabolic syndrome,
inflammation and cardiovascular risk in obese adolescent. Br J Nutr.113:
1920-30.
Murni RI, Pudjonarko D, Santoso B, Imawati S. 2015. Korelasi kadar laju endap
darah dengan nilai aspects pada pasien stroke iskemik. Jurnal majalah
kesehatan andalas.38(1):26-30.
Notoatmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian dan Kesehatan, Jakarta:
Rieneka Cipta.
Oemati R. 2013. Pokok-pokok hasil riskesdas provinsi lampung 2013. Lampung:
Lembaga Penerbitan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI.
Quinn JG, Tansey EA, Johnson CD, Roe SM, Montgomery LEA. 2016. Blood:
tests used to assess the physiological and immunological properties of blood.
50
Adv Physiol Educ.40: 165-8.
Rompas T, Panda A, Rampengan S. 2013. Hubungan obesitas umum dan obesitas
sentral dengan penyakit jantung koroner pada pasien di blu/rsup. dr. r. kandou
manado. Jurnal E-Clinic. 1(2): 4-6.
Sahin H, Cicek B, Yilmaz M, Ongan D, Inanc N, Aykut M, et al. 2010. Obesity
prevalance, waist-to-height ratio and associated factors in adult Turkish
males. Obesity research & clinical practice. 5(1): 29-35.
Samocha-Bonet D, Lichtenberg D, Tomer A, Deutsch V, Mardi T, Goldin Y, et al.
2003. Enhanced erythrocyte adhesiveness/aggregation in obesity corresponds
to low-grade inflammation. Obesity research.11:403-7.
Sastroasmoro S. 2014. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis edisi ke-5.
Jakarta: Sagung Seto.
Senduk B, Bodhi W, Kepel BJ. 2016. Gambaran profil lipid pada remaja obes di
kota bitung. Jurnal e-biomedik.4(1):122-3.
Sherwood L. 2012. Fisiologi manusia dari sel ke sistem edisi ke-6. Jakarta:
EGC.hlm.702-8.
Silvia DA, Woon FP, Chen C, Chang HM, Wong MC. 2009. Serum erythrocyte
sedimentation rate is higher among ethnic South Asian compared to ethnic
Chinese ischemic stroke patients. Is this attributable to metabolic syndrome
or central obesity ?. J Neurol Sci. 276 : 126-129.
Singh KR, Kumar P, Mahalingam K. 2016. Molecular genetics of human obesity:
a comprehensive review. C R biologies.hlm.1-3.
Sugondo S, Gustaviani R. 2009. Sindrom Metabolik. Dalam: Sudoyo
AW.Setiyohadi B. Alwi I, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam JilidIII.
Edisi V. Jakarta: Internal Publishing.hlm.1871-2.
Tchernof A, Despres JP. 2013. Pathophysiology of human viseral obesity: an
update. Physiol Rev. 93(1): 369-80.
51
Valle M, Martos R, Gascon F, Canete R, Zafra MA, Morales R. 2005. Low-grade
systemic inflammation,hypoadiponectinemia and a high concentration of
leptin are present in very young obese children. Cordoba. Diabetes Metab.
and correlate with metabolic syndrome. 31: 54-5.
Widiantini W, Tafal Z. 2014. Aktivitas fisik, stres, dan obesitas pada pegawai
negeri sipil. Jakarta. Jurnal kesehatan masyarakat nasional. 8(7): 330-5.
World Health Organization. 2000. The asia perspective : refending obesity and
it’s treatment. Australia. Heatlh communication australia. hlm.18
World Health Organization. 2008. Waist circumference and waist-hip ratio: report
of a who expert consultation.Geneva: WHO Library Cataloguing-in-Publication
Data.hlm. 8-12.
World Health Organization. 2016. WHO south-east asia jurnal of public health. New
Delhi: WHO.5(1)1-75.
Zeng NF, Mancuso JE, Zivkovic AM, Smilowitz JT, Ristenpart W. 2016.
Abdominal obesity or metabolic abnormalities exhibit less deformability
upon entering a constriction. PLOS One. hlm.2-4.