Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi

7
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi - Pemenuhan kebutuhan eliminasi terdiri dari kebutuhan eliminasi alvi (berhubungan dengan defekasi) dan kebutuhan eliminasi uri (berhubungan dengan berkemih). Dalam memenuhi kebutuhan eliminasi, sangat di perlukan pengawasan terhadap masalah yang berhubungan dengan gangguan kebutuhan eliminasi, seperti: obstipasi, inkontinensia, retensi urine, dan lain-lain. Gangguan tersebut dapat mengganggu pola aktivitas sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan eliminasi, ada beberapa prosedur keperawatan yang dapat dilakukan, di antaranya pemenuhan kebutuhan eliminasi alvi dengan pispot pada pasien yang tidak mampu melakukannya secara mandiri, melakukan huknah rendah, huknah tinggi, pemberian gliserin per-rektal, evakuasi feces manual, memenuhi kebutuhan eliminasi urine dengan urinal, pada pasien yang tidak mampu melakukan secara mandiri dan pemasangan kateter kondom Menggunakan Pispot untuk Defekasi Tindakan keperawatan ini dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan eliminasi alvi secara mandiri ke kamar kecil, dilakukan dengan menggunakan pispot (Penampung) Tujuan Memenuhi kebutuhan eliminasi alvi. Alat dan Bahan 1. Alas / perlak 2. Pispot 3. Air bersih 4. Tissue 5. Skrin (sampiran) bila pasien di rawat di bangsal umum 6. Sarung tangan Prosedur Kerja

description

KDM

Transcript of Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi

Page 1: Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi

Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi

Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi - Pemenuhan kebutuhan eliminasi terdiri dari kebutuhan eliminasi alvi (berhubungan dengan defekasi) dan kebutuhan eliminasi uri (berhubungan dengan berkemih). Dalam memenuhi kebutuhan eliminasi, sangat di perlukan pengawasan terhadap masalah yang berhubungan dengan gangguan kebutuhan eliminasi, seperti: obstipasi, inkontinensia, retensi urine, dan lain-lain. Gangguan tersebut dapat mengganggu pola aktivitas sehari-hari.

Untuk memenuhi kebutuhan eliminasi, ada beberapa prosedur keperawatan yang dapat dilakukan, di antaranya pemenuhan kebutuhan eliminasi alvi dengan pispot pada pasien yang tidak mampu melakukannya secara mandiri, melakukan huknah rendah, huknah tinggi, pemberian gliserin per-rektal, evakuasi feces manual, memenuhi kebutuhan eliminasi urine dengan urinal, pada pasien yang tidak mampu melakukan secara mandiri dan pemasangan kateter kondom

Menggunakan Pispot untuk Defekasi

Tindakan keperawatan ini dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan eliminasi alvi secara mandiri ke kamar kecil, dilakukan dengan menggunakan pispot (Penampung)

Tujuan

Memenuhi kebutuhan eliminasi alvi.

Alat dan Bahan

1. Alas / perlak2. Pispot3. Air bersih4. Tissue5. Skrin (sampiran) bila pasien di rawat di bangsal umum6. Sarung tangan

Prosedur Kerja

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien, lalu pasang sampiran bila pasien di rawat di bangsal umum

2. Cuci tangan3. Gunakan sarung tangan4. Pasang pengalas di bawah glutea5. Tempatkan pispot di atas pengalas tepat di bawah glutea dengan posisi bagian

lubang pispot tepat di bawah anus. Pada saat meletakkan pispot, anjurkan pasien untuk mengangkat daerah glutea (bila pasien mampu) untuk memudahkan meletakkan pispot

Page 2: Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi

6. Setelah posisi pispot tepat di bawah glutea, tanyakan pada pasien tentang kenyamanan posisi tersebut. Jaga privasi pasien selama prosedur

7. Anjurkan pasien untuk defekasi pada tempatnya / pispot yang telah terpasang8. Setelah selesai, siram daerah anus dan sekitarnya dengan air sampai bersih dengan

bantuan tangan yang bersarung tangan, kemudian keringkan dengan tissue9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan10. Catat tanggal defekasi, karakteristik feces seperti: jumlah, konsistensi, warna, bau

dan respons pasien selama prosedur

Daftar Pustaka / Referensi

A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, “Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia” Penulis: A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, Musrifatul Uliyah, S.Kp; Editor: Monica Ester.- Jakarta : EGC : 2004

Read more: Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi

DEFINISI GANGGUAN ELIMINASI

DEFINISI GANGGUAN ELIMINASI

Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel (feses). Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine adalah ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu : Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat diatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua yaitu timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akan keinginan untuk berkemih. Meskipun refleks miksi adalah refleks autonomik medula spinalis, refleks ini bisa juga dihambat atau ditimbulkan oleh pusat korteks serebri atau batang otak.Kandung kemih dipersarafi araf saraf sakral (S-2) dan (S-3). Saraf sensori dari kandung kemih dikirim ke medula spinalis (S-2) sampai (S-4) kemudian diteruskan ke pusat miksi pada susunan saraf pusat. Pusat miksi mengirim signal pada kandung kemih untuk berkontraksi. Pada saat destrusor berkontraksi spinter interna berelaksasi dan spinter eksternal dibawah kontol kesadaran akan berperan, apakah mau miksi atau ditahan. Pada saat miksi abdominal berkontraksi meningkatkan kontraksi otot kandung kemih, biasanya tidak lebih 10 ml urine tersisa dalam kandung kemih yang diusebut urine residu. Pada eliminasi urine normal sangat tergantung pada individu, biasanya miksi setelah bekerja, makan atau bangun tidur., Normal miksi sehari 5 kali.Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga disebut bowel

Page 3: Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi

movement. Frekwensi defekasi pada setiap orang sangat bervariasi dari beberapa kali perhari sampai 2 atau 3 kali perminggu. Banyaknya feses juga bervariasi setiap orang. Ketika gelombang peristaltik mendorong feses kedalam kolon sigmoid dan rektum, saraf sensoris dalam rektum dirangsang dan individu menjadi sadar terhadap kebutuhan untuk defekasi. Eliminasi yang teratur dari sisa-sisa produksi usus penting untuk fungsi tubuh yang normal. Perubahan pada eliminasi dapat menyebabkan masalah pada gastrointestinal dan bagian tubuh yang lain. Karena fungsi usus tergantung pada keseimbangan beberapa faktor, pola eliminasi dan kebiasaan masing-masing orang berbeda. Klien sering meminta pertolongan dari perawat untuk memelihara kebiasaan eliminasi yang normal. Keadaan sakit dapat menghindari mereka sesuai dengan program yang teratur. Mereka menjadi tidak mempunyai kemampuan fisik untuk menggunakan fasilitas toilet yang normal ; lingkungan rumah bisa menghadirkan hambatan untuk klien dengan perubahan mobilitas, perubahan kebutuhan peralatan kamar mandi. Untuk menangani masalah eliminasi klien, perawata harus mengerti proses eliminasi yang normal dan faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi

  E. Masalah eliminasi fecal 1. KonstipasiKonstipasi merupakan gejala, bukan penyakit yaitu menurunnya frekuensi BABdisertai dengan pengeluaran feses yang sulit, keras, dan mengejan. BAB yang kerasdapat menyebabkan nyeri rektum. Kondisi ini terjadi karena feses berada di intestinallebih lama, sehingga banyak air diserap.Penyebabnya :Kebiasaan BAB tidak teratur, seperti sibuk, bermain, pindah tempat, dan lain-lainDiet tidak sempurna/adekuat : kurang serat (daging, telur), tidak ada gigi, makananlemak dan cairan kurangMeningkatnya stress psikologik Kurang olahraga / aktifitas : berbaring lama. Obat-obatan : kodein, morfin, anti kolinergik, zat besi. Penggunaanobat pencahar/laksatif menyebabkan tonus otot intestinal kurang sehingga refleksBAB hilang. Usia, peristaltik menurun dan otot-otot elastisitas perut menurunsehingga menimbulkan konstipasi. Penyakit-penyakit : Obstruksi usus, paralitik ileus,kecelakaan pada spinal cord dan tumor.2. ImpactionImpaction merupakan akibat konstipasi yang tidak teratur, sehingga tumpukan fesesyang keras di rektum tidak bisa dikeluarkan. Impaction berat, tumpukan feses sampai pada kolon sigmoid. Penyebabnya pasien dalam keadaan lemah, bingung, tidak sadar,konstipasi berulang dan pemeriksaan yang dapat menimbulkan konstipasi.Tandanya : tidak BAB, anoreksia, kembung/kram dan nyeri rektum.3. DiareDiare merupakan BAB sering dengan cairan dan feses yang tidak berbentuk. Isiintestinal melewati usus halus dan kolon sangat cepat. Iritasi di dalam kolonmerupakan faktor tambahan yang menyebabkan meningkatkan sekresi mukosa.Akibatnya feses menjadi encer sehingga pasien tidak dapat mengontrol dan menahanBAB. 

Page 4: Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi

4. Inkontinensia fecalYaitu suatu keadaan tidak mampu mengontrol BAB dan udara dari anus, BAB encer dan jumlahnya banyak. Umumnya disertai dengan gangguan fungsi spingter anal, penyakit neuromuskuler, trauma spinal cord dan tumor spingter anal eksternal. Padasituasi tertentu secara mental pasien sadar akan kebutuhan BAB tapi tidak sadar secara fisik. Kebutuhan dasar pasien tergantung pada perawat.6. FlatulensYaitu menumpuknya gas pada lumen intestinal, dinding usus meregang dan distended,merasa penuh, nyeri dan kram. Biasanya gas keluar melalui mulut (sendawa) atauanus (flatus). Hal-hal yang menyebabkan peningkatan gas di usus adalah pemecahanmakanan oleh bakteri yang menghasilkan gas metan, pembusukan di usus yangmenghasilkan CO2.Makanan penghasil gas seperti bawang dan kembang kol.7. HemoroidYaitu dilatasi pembengkakan vena pada dinding rektum (bisa internal atau eksternal).Hal ini terjadi pada defekasi yang keras, kehamilan, gagal jantung dan penyakit hatimenahun. Perdarahan dapat terjadi dengan mudah jika dinding pembuluh darahteregang. Jika terjadi infla-masi dan pengerasan, maka pasien merasa panas dan gatal.Kadang-kadang BAB dilupakan oleh pasien, karena saat BAB menimbulkan nyeri.Akibatnya pasien mengalami konstipasi.F. Diagnosa KeperawatanInkontensia defekasi berhubungan dengan diare kronik yang ditandai dengan ketidak mampuan menunda defekasiKonstipasi berhubungan dengan asupan serat tidak cukup yang ditandai dengan nyeriabdomenDiare berhubungan dengan tingkat stres tinggi yang ditandai dengan BAB lebih dari3 kali sehari  Disfungsi motilitas gastroinstestinal berhubungan dengan malnutrisi yang ditandaidengan fases keringGangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi-perfusi yang ditandai dengan pernafasan abnormalG. Tujuan dan Perencanaan NOC: Bowel Elimination_ 0501 Pola eliminasi normalPergerakan feses terkendaliWarna feses normalSuara bowel normal NIC: Bowel Management_0430Catat pergerakan terahir fesesAjari pasien tentang suara normal fesesMonitior pergerakan feses termasuk,frekuensi,jumlah,bentuk,volume dan warnaMoritor suara fesesL

Page 5: Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi

aporkan pertambahan frequensiLaporkan pengurangan suara fesesMonitor tanda dan gejala diare,konstsipasi dan impactionBeri obat rectal(supositoria)Evaluasi pemberian obatDAFTAR PUSTAKAhttp://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/14/konsep-dasar-pemenuhan-kebutuhan-eliminasi-fecal/Diagnosis keperawatan2009-2010 Nursing Intervention Classification (NIC) fourth edition Nursing Outcomes Classification (NOC) fourth edition