PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR...

98
PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE) (PERSPEKTIF FIQH DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh : Egawati 11150490000098 PROGRAM STUDI MUAMALAT (HUKUM EKONOMI SYARIAH) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M / 1441 H

Transcript of PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR...

Page 1: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN

BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE) (PERSPEKTIF FIQH DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh :

Egawati 11150490000098

PROGRAM STUDI MUAMALAT (HUKUM EKONOMI SYARIAH)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M / 1441 H

Page 2: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN

BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE) (PERSPEKTIF FIQH DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

Egawati

11150490000098

Dosen Pembimbing

HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020 M/1441 H

i

Fathudin,S.H.I.,S.H.,M.A.Hum.,M.H

NIP. 198506102019031007

Page 3: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN
Page 4: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN
Page 5: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

ABSTRAK

Egawati NIM 11150490000098 PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE) (PERSPEKTIF FIQH DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN) Skripsi Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (HES), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2020 M/1441 H, ix,+ 85 Halaman

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana tinjauan fiqh dan peraturan perundang-Undangan terhadap praktik pembulatan timbangan pada jasa pengiriman barang di PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) serta bertujuan mengetahui bagaimana tinjauan fiqh dan hukum perlindungan konsumen terhadap praktik pembulatan timbangan pada jasa pengiriman barang di JNE, serta bagaimana pandangan Islam dan peraturan perundang-undangan mengaturnya.

Penelitian ini mengakaji menggunakan metode penelitian normatif-empiris dengan pendekatan statute approach yaitu menggunakan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan sociological approach yaitu pendekatan yang dilakukan dengan norma yang berlaku di kehidupan social masyarakat. Dengan metode dan pendekatan tersebut akan mendapatkan data dan gambaran yang jelas terkait hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan dengan Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan studi kepustakaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasanya praktik pembulatan timbangan jasa pengiriman barang di PT.Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) menggunakan timbangan perkilogram. Sehingga setiap konsumen yang ingin mengirim barang harus mengikuti timbangan perkilogram. Padahal setiap barang yang dikirimkan oleh konsumen umumnya tidak pas per-kilogramnya. Dengan demikian mayoritas konsumen JNE merasa terpaksa mengirimkan barangnya. Tinjauan hukum Islam tentang pembulatan timbangan jasa pengiriman barang pada PT.Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) adalah tidak diperbolehkan atau batal. Karena tidak sesuai dengan perintah Al-Qur’an surah Hud ayat 85 bahwa disyariatkan untuk memenuhi timbangan, dan bertentangan dengan konsep perjanjian dalam Islam, kemudian tidak memenuhi syarat ijarah yaitu kerelaan kedua belah pihak, selanjutnya bertentangan dengan prinsip muamalah. Melihat pembulatan timbangan pada JNE hanya menguntungkan satu pihak saja yaitu pihak JNE dan menzalimi pihak yang lain (konsumen). Pembulatan yang dipraktekan oleh JNE melanggar Undang-Undang Perlindungan Konsumen No.8 Tahun 1999 yang terdapat pada Pasal 8 butir c, menyebutkan bahwa pelaku usaha atau jasa dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam hitungan menurut hitungan sebenarnya. Selanjutnya pasal 4 huruf c menyebutkan hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa. Terakhir pasal 7 huruf b mengenai kewajiban pelaku usah yang mana disebutkan “ pelaku usaha wajib memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan”.

iv

Page 6: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

Kata Kunci : Pembulatan Timbangan, Fiqh Muamalah, Undang-Undang Perlindungan Konsumen.

Dosen Pembimbing : Fathudin, S.H.I.,S.H.,M.A.Hum.,M.H. Daftar Pustaka : 1987-2019

v

Page 7: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

KATA PENGANTAR

حیم حمن الر بسم � الر

Alhamdulilahi Rabbil ‘Alamin, segala puji syukur dan sujud kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta keberkahan-Nyalah

sehingga penulis diberikan kemudahan untuk menyelesaiakan skripsi ini.

Shalawat beriring salam senantiasa kepada sebaik-baik tauladan kita, Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga zaman

terang benderang seperti sekarang ini. Semoga kelak mendapat syafa’atnya di

akhirat.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai

gelar Sarjana Hukum Program Studi Hukum Ekonomi Syariah pada Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada para pihak

yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini, yaitu sebagai berikut:

1. Prof Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag, SH., MH.,MA, Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Am. Hasan Ali, MA., ketua Program Studi Hukum Ekonomi Syariah dan Dr.

Abdurrauf, MA., sekretaris Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Fathuddin Kalimas, S.H.I., SH., M.A.Hum., M.H., Selaku Dosen

Pembimbing yang telah senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan

nasihat, motivasi, serta perbaikan-perbaikan selama penyusunan skripsi ini,

terimakasih banyak atas arahan, masukan dan koreksi skripsinya yang bersifat

membangun, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa membalas

semua kebaikan mereka.

5. Ahmad Chairul Hadi M.A., selaku dosen pembimbing akademik yang

memberikan nasihat dan motivasi untuk mahasiswanya.

vi

Page 8: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

6. Pimpinan Perputsakaan, Pengelola Perpustakaan, Perputakaan Utama dan

Perputakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas untuk

mengadakan studi kepustakaan.

7. Segenap bapak dan ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman

serta staf yang telah memberikan fasilitas dan menjaga kebersihan fakultas

selama masa perkuliahan.

8. Teristimewa kepada orang tua tercinta bapak Aep dan ibu Mustika yang telah

memberi kasih saying lahir batin teramat besar dan memberikan dukungan

tiada henti. Dan kepada adik tersayang Sylvia Oktaviani yang selalu

memberikan semangat untuk menyelesaikan tugas skripsi.

9. Teman-teman seperjuangan selam 1 (satu) bulan di Tenjolaya Bogor yakni

teman-teman KKN SEIHA 199, yang telah sama-sama berjuang untuk

menyelesaikan tugas kuliah kerja nyata tahun 2018.

10. Teruntuk Teman-teman SMAN 1 Surade Chintia Dwi, Sarah Heryanti, Agay,

Endri Sugianto, Windi Aprilianti, Yodi, serta Indah Chandra yang telah

memberikan do’a , semangat serta motivasi kepada penulis.

11. Teman-teman Hukum Ekonomi Syariah Angkatan 2015 yang telah

memberikan dukungan dan memberikan saran selama perkuliahan khususnya

teman-teman seperjuangan kelas C yang telah sama-sama berjuang dan saling

memberi motivasi serta semangat dalam menyelesaikan dari awal kuliah

sampai sekarang.

12. Teman-teman kosan Griya Aini Kak dila, Windy, Egi Annisa, Kak Diday,

Iyes, Ima yang selalu menyemangati terus menerus sampai akhirnya penulis

selesai mengerjakan skripsi.

13. Teman-teman Himkisyar Meina, Liha, Biah, Hanum, Rifka, Ika, Devi teman

seperjuangan dari awal kuliah sampai sekarang.

14. Serta teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih

atas do’a do’a terbaiknya.

vii

Page 9: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

Terimakasih kepada orang-orang yang telah memberikan semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini, mohon maaf apabila tidak dapat diucapkan namanya

satu persatu, semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, 10 Maret 2020

Penulis

Egawati

viii

Page 10: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ......................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iii

ABSTRAK ...................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL........................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................. 5

C. Rumusan Masalah .................................................................... 5

D. Batasan Masalah ....................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian .................................................................... 6

G. Metode Penelitian ..................................................................... 6

1. Jenis Penelitian .................................................................. 6

2. Pendekatan Penelitian........................................................ 7

3. Sumber Data ...................................................................... 8

4. Metode Pengumpulan Data ............................................... 9

5. Analisis Data ..................................................................... 11

H. Sistematika Penulisan ............................................................... 13

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konsep Timbangan Menurut Islam ......................................... 15

B. Konsep Perjanjian dalam Islam ................................................ 20

C. Upah Mengupah dalam Fiqh Muamalah .................................. 25

1 Pengertian Ijarah ................................................................ 25

2 Dasar Hukum Ijarah ........................................................... 27

3 Rukun dan Syarat Ijarah ..................................................... 28

4 Macam-Macam Ijarah ........................................................ 30

ix

Page 11: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

D. Undang-Undang Perlindungan Konsumen .............................. 31

1 Pengertian Hukum perlindungan Konsumen ..................... 31

2 Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen ........................ 32

3 Unsur-Unsur Perlindungan Konsumen .............................. 33

4 Hak dan Kewajiban Konsumen dengan Pelaku Usaha ...... 35

5 Perbuatan yang dilarang bagi Pelaku Usaha ...................... 38

6 Kedudukan Hukum Perlindungan Konsumen .................... 39

E. Penelitian Terdahulu ................................................................. 41

BAB III GAMBARAN UMUM PRAKTIK PEMBULATAN

TIMBANGAN DI PT.JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)

A. Sejarah Singkat Berdirinya PT.Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) 44

B. Mekanisme Pembulatan Timbangan di PT Jalur Nugraha

Ekakurir (JNE) .......................................................................... 46

C. Produk Layanan di PT.Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) ............. 50

D. Sistem Berlipatnya Tarif ........................................................... 53

BAB IV ANALISIS PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA

PENGIRIMAN BARANG PT.JALUR NUGRAHA

EKAKURIR (JNE) ..................................................................... 56

A. Pembulatan Timbangan pada Jasa Pengiriman Barang PT Jalur

Nugraha Ekakurir (JNE) Perspektif Fiqh Muamalah ............... 56

B. Pembulatan Timbangan pada Jasa Pengiriman Barang PT Jalur

Nugraha Ekakurir (JNE) Perspektif Hukum Perlidnungan

Konsumen ................................................................................. 69

BAB V PENUTUP .................................................................................... 77

A. Kesimpulan ............................................................................... 77

B. Saran ........................................................................................ 78

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 80

LAMPIRAN-LAMPIRAN

x

Page 12: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pembulatan Progresif di JNE Sabena Anugerah Ciputat ................ 46

Tabel 1.2 Pembulatan Progresif di JNE Jl.Ir.H.Juanda Ciputat ..................... 46

Table 1.3 Pembulatan dalam Sistem Volumetrik ........................................... 47

xi

Page 13: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan manusia yang terus bertambah, mengakibatkan permintaan

kebutuhan hidup bertambah pula,sebagaimana fitrah manusia yang membutuhkan

berbagai macam sarana dan prasarana yang dapat mendukung kehidupan sehari-

hari. Pada hakikatnya manusia adalah mahluk sosial yang dalam memenuhi

kebutuhannya pasti membutuhkan pertolongan orang lain disekitarnya. Manusia

adalah mahluk yang saling bergantung pada sesamanya, baik yang menyangkut

sandang, pangan, papan, keselamatan diri dan harta, harga diri, potensi untuk

berkembang maupun kasih sayang, disamping kebergantungan bidang politik,

ekonomi, budaya dan hukum. Kebergantungan itu menunjukan bahwa manusia

saling membutuhkan dalam banyak aspek.1

Dengan banyaknya kebutuhan manusia tersebut, sekarang ini banyak

pelaku usaha yang membuka berbagai jasa layanan masyarakat untuk membantu

manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Berbagai macam produk jasa salah

satunya yaitu jasa pengiriman barang. Jasa pengiriman barang terus tumbuh dan

berkembang seiring perkembangan teknologi.

Jasa pengiriman barang menjadi satu layanan yang sangat dibutuhkan,

terlebih di zaman yang serba canggih ini. Manusia akan selalu mencari

kemudahan-kemudahan karena era globalisasi dengan perkembangan

teknologinya cenderung membuat mereka menyukai hal-hal yang serba instan.

Jasa pengiriman barang dapat menjadi solusi bagi mereka yang menyukai

kemudahan dan kepraktisan dalam hal mengirimkan suatu barang terlebih jika itu

menyangkut keterjangkauan wilayah. Jasa pengiriman barang akan sangat efisien

digunakan untuk mengirim barang ke tempat dimana tidak dapat dijangkau sendiri

oleh masyarakat. Banyaknya penduduk yang saling mengirim barang dari suatu

1 Atang Abd Hakim, Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam,( Bandung:PT Remaja Rosdakrya, 2001), h. 222.

1

Page 14: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

2

daerah ke daerah lain yang jauh membuat jasa pengiriman barang ini menjadi

sangat penting bagi masyarakat.2

Di Indonesia jasa pengiriman barang dilayani oleh sekitar 3.400

perusahaan. Akan tetapi pangsa pasar mayoritas jasa ini dikuasai oleh 3 (tiga)

pemain utama yaitu PT. Pos Indonesia (Persero), Tiki, dan JNE. Pada tahun 2013,

pangsa pasar PT.Pos Indonesia (Persero) sebesar 27%, pangsa pasar Tiki sebesar

34% , sedangkan pangsa pasar JNE sebesar 17%. Hal ini menggambarkan bahwa

ketiga perusahaan pengiriman barang ini adalah termasuk layanan yang memiliki

konsumen paling diminati di Indonesia.3

Salah satu perusahaan jasa pengiriman yang sering digunakan yaitu PT

Jalur Nugraha Ekakurir (selanjutnya disingkat PT JNE). Seiring dengan

berkembangnya bisnis jasa pengiriman barang, PT JNE juga semakin

berkembang, ditandai dengan banyaknya cabang dan agen-agen PT JNE yang

tersebar diseluruh Indonesia, salah satunya adalah di Kota Jakarta Selatan. PT

JNE menyediakan berbagai macam fasilitas dan pelayanan bagi masyarakat.

Pengguna jasa PT JNE (yang selanjutnya disebut konsumen) berhak untuk

memilih paket-paket yang telah disediakan oleh PT JNE. Proses pengiriman

barang oleh JNE dimulai pada saat konsumen/pengirim datang ke agen JNE

dengan membawa sesuatu atau sejumlah barang yang telah disiapkan untuk

dikirim. Akan tetapi banyak konsumen yang asal mengirimkan paket tanpa

mengetahui rumus pembulatan yang dilakukan oleh pihak JNE.

Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa ini melakukan

pembulatan yang mana dalam hal ini konsumen sama sekali tidak mengetahui dari

rumus pembulatan tersebut. Pada waktu itu terjadi pada salah satu perusahaan

penyedia jasa pengiriman barang. Pada saat melakukan penjualan jasa, konsumen

hanya diberikan panduan mengenai proses pengiriman barang ke tempat tujuan

2 Aisyah Ayu Musyafah,Hardanti Widya Khasna, Perlindungan Konsumen Jasa Pengiriman Barang Dalam Hal Terjadi Keterlambatan Pengiriman Barang, Jurnal Law Reform Volume 14, Nomor 2, 2018, hal.152

3 Aisyah Ayu Musyafah,Hardanti Widya Khasna, Perlindungan Konsumen Jasa Pengiriman Barang Dalam Hal Terjadi Keterlambatan Pengiriman Barang, Jurnal Law Reform Volume 14, Nomor 2, 2018, hal.152

Page 15: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

3

dengan tarif yang sudah di tetapkan oleh perusahaan tersebut. Ketika konsumen

menanyakan secara jelas mengenai rincian tarif dan kiloannya, pihak perusahaan

penyedia jasa hanya menjelaskan bahwa pembulatan dan penetapan tarifnya sudah

terprogram oleh pusat yang mana tidak bisa diubah oleh setiap karyawan.

Di dalam menentukan tarif pengiriman barang perusahaan melihat dari

segi jarak jauh dekatnya tujuan pengiriman barang yang ditempuh, salah satu

sistem penetapan tarif PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) menggunakan sistem

berat paket barang per-kilogram (Kg), yang mana jika berat paket tidak mencapai

1 kg maka pihak PT. Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) langsung menentukan tarif

sesuai jarak jauhnya tujuan pengiriman tanpa di kilo terlebih dahulu, kemudian

jika berat paket mencapai lebih dari 1 kg misalnya 1,4 kg maka pihak PT Jalur

Nugraha Ekakurir membulatkan timbangan tersebut menjadi 2 kg.4

Dengan adanya pembulatan tersebut pengguna layanan jasa pengiriman

barang (konsumen) akan merasa dirugikan karena seperti yang tercantum di dalam

pasal 4 huruf (g) yang mana konsumen berhak diperlakukan atau dilayani secara

benar dan jujur serta tidak diskriminatif. Maka dari itu konsumen perlu mendapat

perlindungan hukum dalam rangka memenuhi kepentingannya. Dalam Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, merumuskan

bahwa perlindungan konsumen merupakan segala upaya yang menjamin adanya

kepastian hukum untuk memberi perlindungan terhadap konsumen.5Dalam pasal

ini dirumuskan bahwasanya konsumen memiliki hak dalam kepastian hukum

untuk dilindungi. Karena konsumen tidak hanya pemakai barang saja melainkan

juga sebagai pengguna jasa, hal ini tentunya konsumen sebagai pengguna jasa

juga memiliki hak untuk dilindungi. Karena kita berada pada negara hukum yang

mana segala sesuatunya harus dilindungi berdasarkan hukum yang berlaku pada

saat ini.

Menurut kajian fiqh muamalah kegiatan yang dilakukan oleh PT Jalur

Nugraha Ekakurir (JNE) merupakan salah satu bentuk transaksi dalam Islam

4 Irfan (Karyawan JNE), Wawancara dengan karyawan JNE Sabena Anugerah, Ciputat, 17 Oktober,2019.

5 Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsuemn (Lembaran Negara RI Tahun 1999, Nomor 42).

Page 16: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

4

yakni Ijarah (upah mengupah) mengapa demikian, karena dalam Islam upah

mengupah disebut dengan al-Ijarah yang berasal dari kata al-ajru yang arti

menurut bahasanya adalah al-iwadh yang arti dalam Bahasa Indonesia nya ialah

ganti dan upah.6 Menurut Sayyid Sabiq, al-ijarah adalah suatu jenis akad atau

transaksi untuk mengambil manfaat dengan jalan memberi pengganti.7 Dengan

demikian al-Qur’an sebagai pedoman dan landasan hukum umat muslim

membolehkan bahkan menganjurkan untuk memberikan upah kepada sesorang

atau perusahaan yang telah mengerjakan sesuatu pekerjaan.

Islam telah mengajarkan banyak nilai kepada umat manusia dalam

menjalani kehidupan, tak terkecuali dalam bidang muamalah yang salah satunya

adalah bersikap adil pada setiap perbuatan yang dilakukan. Allah SWT berfirman;

Artinya: “ Dan Syuai’b berkata: Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan dimuka bumi dengan membuat kerusakan” ( QS.Hud:85)8

Praktik timbangan menurut hukum Islam harus menyempurnakan antara

takaran dan timbangan seadil-adilnya. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah

dalam Al-Qur’an Surat al-an’am ayat 152 yang berbunyi:

Artinya : “ Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa, dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil, kami tidak memikulkan beban kepada seseorang

6 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah ( Jakarta:Rajawali Pers,2013) h. 114 7 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Jilid XIII ( Bandung: Al-Ma’ruf, 1987), h.15. 8 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung:Diponogoro,2005),

h.231.

Page 17: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

5

melainkan sekedar kesnaggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendati pun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah, yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.” Atas dasar pemikiran tersebut penulis merasa tertarik untuk mengamati

adanya ketidakadilan dan ketidakelasan yang terjadi dalam pembulatan yang

dilakukan oleh pihak PT.Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) dari persfektif Fiqh dan

Hukum Perlindungan Konsumen. Untuk itu perlu diadakan penelitian dan

pembahasan yang lebih mendalam lagi. Sehingga penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “ Pembulatan Timbangan pada Jasa

Pengiriman Barang PT. Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Persfektif Fiqh dan

Hukum Perlindungan Konsumen”.

B. Identifikasi Masalah

1. Mekanisme penentuan tarif.

2. Mekanisme pembulatan timbangan yang terjadi pada jasa pengiriman

barang PT.Jalur Nugraha Ekakurir (JNE)

3. Sistem berlipatnya tarif di PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE)

4. Tinjauan Hukum Islam dan Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang

Perlindungan Konsumen terhadap pembulatan timbangan pada jasa

pengiriman barang di PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE)

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tinjauan fiqh terhadap praktik pembulatan timbangan dalam

transaksi jual beli ?

2. Bagaimana tinjauan hukum perlindungan konsumen terhadap praktik

pembulatan timbangan pada jasa pengiriman barang di JNE ?

D. Batasan Masalah

Dalam penulisan suatu karya ilmiah, perlu diadakan suatu pembatasan

terhadap permasalahan yang dibahas agar penelitian lebih terarah dan tidak

mengambang sehingga sesuai kepada maksud dan tujuan yang diinginkan. Untuk

Page 18: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

6

itu penulis membatasi permasalahan yang dikaji sesuai dengan judul diatas, yaitu

Pembulatan Timbangan pada Jasa Pengiriman Barang PT Jalur Nugraha Ekakurir

(JNE) Perspektif Fiqh dan Hukum Perlindungan Konsumen.

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tinjauan fiqh terhadap praktik pembulatan timbangan

dalam transaksi jual beli.

2. Untuk mengetahui tinjauan hukum perlindungan konsumen terhadap

praktik pembulatan timbangan pada jasa pengirimna barang di JNE.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai wahana untuk mengembangkan wacana dan pemikiran dalam

pengembangan keilmuan hukum ekonomi Syariah yang berkaitan

dengan Fiqh dan hukum perlindungan konsumen.

b. Untuk mengetahui secara mendalam mengenai pembulatan timbangan

di JNE

c. Menambah literature atau bahan-bahan informasi ilmiah yang dapat

digunakan untuk melakukan kajian dan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran

yang komprehensif mengenai hukum, khususnya mengenai

pembulatan timbangan yang baik dan sesuai dengan Fiqh dan

peraturan perundang-undangan.

b. Untuk memberikan masukan dan informasi yang luas kepada

masyarakat tentang pembulatan timbangan di JNE.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Menurut Buku Abdul Kadir Muhammad, penelitian yang

digunakan oleh penulis ini lebih mengacu pada jenis penelitian normatif-

Page 19: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

7

empiris. 9Penelitian hukum normatif yaitu mengkaji hukum yang tertulis

dari aspek teori, peraturan-peraturan, sejarah, filosofi, perbandingan dan

komposisi. Penelitian empiris adalah hukum positif tidak tertulis, hukum

sebagai kenyataan, mencakup kenyataan sosial, kultur, dan lain-lain.10

Digunakannya penelitian hukum normatif dengan cara mengkaji hukum

tertulis yang bersifat mengikat dari segala aspek yang berkaitan dengan

pokok bahasan yang akan diteliti. Penelitian hukum empiris digunakan

karena penelitian dilakukan dengan cara terjun langsung melihat realita

yang terjadi terkait pembulatan timbangan pada jasa pengiriman barang

PT.Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) perspektif fiqh dan hukum

perlindungan konsumen.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian hukum ini menggunakan pendekatan statute approach

yaitu harus menggunakan pendekatan perundang-undangan karena yang

akan diteliti adalah berbagai aturan hukum yang menjadi fokus terkait

pembulatan timbangan pada penelitian ini.11

Digunakan juga pendekatan sociological approach karena pada

kehidupan sosial, terdapat norma atau aturan-aturan yang mengatur

perilaku individu, norma-norma tersebut berisi suatu aturan perilaku

mana saja yang diperbolehkan dan mana saja yang dilarang. Thorsten

Sellin dalam “ A Sociological Approach” menyatakan:12

“ …Norms which define the raction or respons which in a given person Is approved or disapproved by the normative group. The social attitude of thes group the various ways in which a person might act under certain circumstances has thus been crystallized into a rule, the violation of

9 Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum Cet-1,( Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2004),h.40.

10 Achmad Ali, Wiwiwe Heryani, Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap Hukum, (Jakarta:Kencana, Cetakan Kedua, 2013),h.,2.

11 Johni Ibrahim, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Cetakan III, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007),h.,300.

12 Bukunya Marvin E.Wolfgang, et.al., The Sociology of Crime and Delinquency, 1970, New York/London/Sydney/Ttotonto: John Wiley & Sons, Inc., h. 8-9 dalam Reza Ardila” Komitmen Terhadap Kelompok…” (Skripsi S-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia 2009).

Page 20: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

8

which arouses a group reaction. These rules or norms may be called conduct norms”… ‘ conduct norms are the products of social life. Social groups place on the activity of their members certain restrictions which aim to insure the protection of social values which have been injured by unrestricted conduct. A conduct norm is originally an ex post facto rule. Generally speaking “ breach is the mother of law” an equally a mother of conduct norms”…”condust norm are, therefore, found wherever social group are found, i.e.universally. They are not the creation of any one normative group; they are not confined within political boundaries; they are not necessarily embodied in law…” Artinya: “ … norma-norma mendefinisikan reaksi atau tanggapan yang diberikan pada sesorang berupa penerimaan atau penolakan oleh kelompok normatif. Perilaku sosial dari kelompok ini terhadap berbagai cara dimana sesorang mungkin berperilaku dibawah keadaan tertentu yang telah terkristalisasi dalam suatu aturan, pelanggaran dari aturan tersebut akan menimbulkan suatu reaksi pada kelompok. Norma-norma atau aturan-aturan ini mungkin disebut sebagai norma tingkah laku”… ”norma tingkah laku merupakan produk dari kehidupan sosial. Kelompok sosial menempatkan aktifitas dari anggota mereka Batasan-batasan tertentu yang betujuan untuk menjamin perlindungan dari nilai-nilai sosial yang mana telah dirugikan/dilanggar perilaku yang tidak dibatasi. Norma tingkah laku aslinya adalah ex post facto rule. Secara umum dapat dikatakan “ pelanggaran adalah asal muala dari hukum” dan sama seperti asal mula dari norma dan tingkah laku”…”norma tingkah laku ditemukan disetiap kelompok sosial dimanapun, bersifat universal. Norma tingkah laku tidak diciptakan/dibentuk dari kelompok normatif manapun, juga tidak dibatasi oleh kepentingan politik, juga tidak perlu untuk dicantumkan dalam hukum…”

Dengan digunakannya 2 (dua) pendekatan penelitian yakni statute

approach dan sociological approach dapat mengetahui serta mendapat

data atau gambaran yang jelas terkait permasalahan tentang pembulatan

timbangan pada jasa pengiriman barang PT.Jalur Nugraha Ekakurir

(JNE) dengan melihat kembali ketentuan Syariah dan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang ada.

3. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah

sumber dari mana data diperoleh. Dalam penelitian ini, penulis membagi

sumber data ke dalam dua bagian :

Page 21: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

9

a. Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh dari :

1) Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

Konsumen.

2) Undang-Undang No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan.

3) Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES).

4) Fatwa DSN-MUI Nomor 09/DSN-MUI/VI/2000 Tentang

Pembiayaan Ijarah.

5) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metorology

Legas.

6) Hasil wawancara mendalam kepada pengurus JNE dan konsumen

yang melakukan kegiatan menggunakan jasa pengiriman barang

melalui JNE.

b. Data Sekunder

Data sekeunder adalah data yang melengkapi data primer.

Yaitu data-data yang bersumber dari dokumen dan sumber bacaan,

seperti jurnal,undang-undang perlindungan konsumen, koran,majalah,

dan buku-buku yang relevan dengan permasalahan ini. Dalam kaitan

praktik pembulatan timbangan yang dilakukan oleh PT.Jalur Nugraha

Ekakurir (JNE).

4. Metode Pengumpulan Data

Untuk mempermudah penelitian ini penulis menggunakan

beberapa metode pengumpulan data, diantaranya adalah :

a. Studi Pustaka

Studi pustaka, menurut Nazir (2013, h.93) Teknik

pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaah terhadap buku-

buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan yang ada

hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Teknik ini digunakan

untuk memperoleh dasar-dasar dan pendapat secara tertulis yang

dilakukan dnegan cara mempelajari berbagai literatur yang

Page 22: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

10

berhubungan dengan masalah yang diteliti. Hal ini juga dilakukan

untuk mendapatkan data sekunder yang akan digunakan sebagai

landasan perbandingan antara teori dengan prakteknya di lapangan.

Data sekunder melalui metode ini diperoleh dengan browsing di

internet, membaca berbagai literatur, hasil kajian dari peneliti

terdahulu, catatan perkuliahan, serta sumber-sumber lain yang

relevan.13

b. Observasi

Observasi adalah kegiatan peninjauan yang dilakukan dilokasi

penelitian dengan pencatatan, pemotretan, dan perekaman mengenai

situasi dan kondisi serta peristiwa hukum di lokasi.

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling

efektif adalah melengkapinya dengan format blanko pengamatan

sebagai instrument. Format yang di isi berisi item-item tentang

kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.14

Penulis menggunakan observasi dalam melakukan penelitian

karena penulis melakukan peninjauan langsung ke lokasi penelitian

yaitu di PT.Jalur Nugraha Ekakurir (JNE).

c. Wawancara

Wawancara merupakan suatu percakapan yang dilakukan

dengan maksud tertentu, dan percakapan ini biasanya dilakukan oleh

dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu. Wawancara juga berupa pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikontruksikan makna dalam satu topik tertentu, yaitu adanya

percakapan dengan maksud tertentu.

13 Zed Mestika, “Metode Penelitian Kepustakaan” (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h.,38

14 Suharsismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), h.272.

Page 23: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

11

Dalam wawancara ini, penulis melakukan wawancara kepada

pihak-pihak yang terkait yang menjadi informan dalam penelitian ini,

yaitu, karyawan JNE yang menjadi subjek utama pembulatan

timbangan yang dilakukan oleh pihak JNE.

d. Dokumentasi

Tidak kalah penting dari metode-metode lain, adalah metode

dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang

berupa catatan, transkip,buku,surat kabar,majalah,prasasti, notulen

rapat,agenda , dan sebagainya.15

Dibandingakan dengan metode lain, maka metode ini agak

tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya

masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang

diamati bukan benda hidup tetapi benda mati.

5. Analisis Data

Setelah data diproses, maka tahapan selanjutnya adalah

menganalisis data. Metode analisis data yang digunakan yaitu deskriptif

analitis yang mengungkapkan peraturan peurundang-undangan yang

berkaitan dengan teori-teori hukum yang menjadi objek penelitian.

Demikian juga dalam pelaksanaanya didalam masyarakat yang berkenaan

dengan objek penelitian. Deskripstif disini yang dimaksud meliputi isi

dan stuktur hukum positif, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh

penulis untuk menentukan isis atau makana aturan hukum yang dijadikan

rujukan dalam menyelesaikan permasalahan hukum yang menjadi objek

kajian.

Untuk menghindari agar tidak terjadi banyak kesalahan dan

mempermudah pemahaman maka penulis dalam menyusun penelitian ini

melakukan beberapa upaya diantaranya:

a. Pemeriksaan Data (Editing)

15 Suharsismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), h.272.

Page 24: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

12

Tahap pertama dilakukan untuk meneliti kembali data-data

yang telah diperoleh terutama dari kelengkapannya, kejelasan

makna,kesesuaian serta relevansinya dengan kelompok data yang lain

dengan tujuan apakah data-data tersebut sudah mencukupi untuk

memecahkan permasalahan yang diteliti termasuk mengurangi

kesalahan dan kekurangan data dalam penelitian serta untuk

meningkatkan kualitas data.

b. Klasifikasi (Classifying)

Kalsifikasi adalah usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban

kepada informan baik yang berasal dari interview maupun yang

berasal dari observasi. Klasifikasi ini digunakan untuk menandai

jawaban-jawaban dari informan karena setiap jawaban pasti ada yang

tidak sama atau berbeda, oleh karena itu klasifikasi berfungsi melilih

data-data yang diperlukan serta untuk mempermudah kegiatan analisis

selanjutnya.

c. Verifikasi ( Verifying)

Verifikasi data adalah pembuktian kebenaran data untuk

menjamin validitas data yang telah terkumpul. Verifikasi ini dilakukan

dengan cara menemui sumber data ( informan) dan memberikan hasil

wawancara dengannya untuk ditanggapi apakah data tersebut sesuai

dengan yang informasikan olehnya atau tidak.16

d. Analisis Data ( Analysing)

Dalam hal ini analisis data yang digunakan oleh penulis adalah

deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang menggambarkan keadaan atau

status fenomena dengan kata-kata atau kalimat, kemudian dipisahkan

menurut kategorinya untuk memperoleh kesimpulan.

e. Kesimpulan ( Concluding)

Sebagai tahapan akhir dari pengolahan data adalah concluding.

Adapun yang dimaksud dengan concluding adalah pengambilan

16 Nana Sudjana, Awal Kusuma, Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi,( Bandung: Sinar Baru Algnesindo,2008), h.84.

Page 25: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

13

kesimpulan dari data-data yang diperoleh setelah dianalisis untuk

memperoleh jawaban kepada pembaca atas kegelisahan dari apa yang

dipaparkan pada latar belakang masalah.17

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam pemahaman skripsi serta agar lebih

sistematis, skripsi ini disusun terdiri dari lima bab yang terdiri dari beberapa sub

bab bahasan. Kelima bab ini disusun dengan sistematika pembahasan sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

Batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai Konsep timbangan menurut Islam,

Konsep Perjanjian dalam Islam, Upah mengupah dalam fiqh muamalah,

dan teori Perlindungan Konsumen

BAB III GAMBARAN UMUM PRAKTIK PEMBULATAN TIMBANGAN

DI PT.JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum mengenai sejarah, profil,

mekanisme pembulatan timbangan di PT.Jalur Nugraha Ekakurir (JNE),

Produk layanan di PT.JNE, dan sistem berlipatnya tarif.

BAB IV ANALISIS PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA

PENGIRIMAN BARANG PT.JALUR NUGRAHA EKAKURIR

(JNE) PERSPEKTIF FIQH MUAMALAH DAN HUKUM

PERLINDUNGAN KONSUMEN

Berisi tentang jawaban dari pertanyaan rumusan masalah penelitian

yang didasari dari penjelasan materi pada bab sebelumnya. Substansi

dari bab ini terdiri dari 2 (dua) bagian pertama pembulatan timbangan

17 Nana Sudjana,Awal Kusuma, Proposal Penelitian Di Perguruan Tinggi,( Bandung: Sinar Baru Algnesindo,2008), h.84.

Page 26: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

14

ditinjau dari perspektif fiqh muamalah, yang kedua pembulatan

timbangan ditinjau dari Hukum Perlindungan Konsumen.

BAB V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisi hasil analisis

dari yang telah di bahas pada bab-bab sebelumnya yang berkaitan

dengan rumusan masalah. Saran berisi solusi atas hasil penelitian yang

telah dilakukan sehingga diharapkan memiliki nilai guna dan manfaat.

Page 27: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Timbangan Menurut Islam

Timbangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah alat

untuk menimbang (spt neraca, kati).1 Pengertian ini senada dengan pengertian

menurut hukum Islam, yang dalam Bahasa Arab disebut al-qisthas atau al-

qusthas, yaitu , neraca atau adil. Seperti dua mata uang yang tidak dapat

dipisahkan, antara timbangan dengan adil . karena untuk mewujudkan keadilan,

maka memerlukan tolak ukur yang pasti (neraca atau timbangan) dan sebaliknya,

jika benar dalam menimbang, maka akan tercipta keadilan.2

Timbangan mempunyai peran vital dalam berbisnis. Sebab dengan

timbangan yang benar maka akan timbul kepercayaan konsumen terhadap suatu

bisnis. Sering didapati mayoritas pelaku bisnis dengan skala besar melakukan

segala daya dan upaya untuk membangun kepercayaan konsumen dan saat yang

sama, bahwa kakuratan timbangan dan takaran tidak boleh diabaikan.3

Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Memberikan prinsip untuk bersikap

adil dalam menakar maupun menimbang. Ada beberapa dalil al-Qur’an yang

mensyariatkan untuk bersikap adil dan menyempurnakan timbangan. Diantaranya,

firman Allah SWT

Artinya: “ Dan Syuai’b berkata: Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan dimuka bumi dengan membuat kerusakan” ( QS.Hud:85)4

1 Departemen Pendidikan Nasional,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2011), h.1464.

2 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan,dan Keserasian Al-Qur’an Vol.XV, h.33.

3 Mustaq Ahmad. Etika Bisnis dalam Islam ( Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005), h.100. 4 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung:Diponogoro,2005),

h.231.

15

Page 28: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

16

Dalam tafsir al-Misbah ayat di atas merupakan perintah berlaku adil, baik

dengan Allah SWT maupun dengan manusia. Adil pada manusia menurut beliau

adalah dengan cara menyempurnakan timbangan saat bermuamalah. Dengan

bersikap adil dan jujur saat menimbang lebih baik daripada hasil sebanyak apa

pun yang diperoleh melalui penganiayaan dan kecurangan.5 Al-qisth pada ayat ini

biasa diartikan adil, yaitu sinonim dari al-‘dlu atau adil. Memang, banyak ulama

yang mempersamakan maknanya dan ada juga yang membedakannya dengan

berkata bahwa al-qisth berlaku adil antara dua orang atau lebih, keadilan yang

menjadikan masing-masing senang. Sedang al-adlu adalah berlaku baik terhadap

orang lain maupun diri sendiri tapi keadilan itu bisa saja tidak menyenangkan

salah satu pihak. Timbangan dan takaran harus menyenangkan kedua belah pihak.

Karena itu, disini digunakan kata bi al-qisth. Muhammad Yusuf Qardhawi

menambahkan, bahwa ayat ini anjuran setiap muslim harus bersikap adil dalam

setiap transaksi muamalah dalam kehidupan dan pergaulan.6

Beberapa Ulama bahkan memberikan makna yang lebih luas terhadap kata

thatfif, termasuk orang yang menerima gaji secara penuh namun ia tidak

menunaikan tugasnya secara jujur dan efisien. Maka orang tersebut dianggap

sebagai orang yang curang, penipu dan tidak amanah. Akibat perbuatan

kecurangan ini dapat menimbulkan kecelakaan, kebinasaan, dan kerugian akan

dialami oleh orang yang melakukan kecurangan dalam interaksi muamalah dan ini

adalah pangkal kerugian dunia dan akhirat.7

Sedangkan menurut Ahmad Musthafa Al-Muraghi, surat ini menceritakan

tentang kaum Madyan di zaman Nabi Syua’ib yang curang dalam menimbang dan

menakar. Sebagaimana yang terdapat pada surat muthafifin ayat 1-3, yang mana,

“Jika mereka menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi. Tapi bila

5 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: Diponegoro,2005), h .231.

6 Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam, Terjemahan oleh Mu’amal Hamidy, (Surabaya: Bina Ilmu, 2003),h.365.

7 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an Vol.XV, h.142.

Page 29: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

17

mereka menukar atau menimbang untuk orang lain, maka mereka mengurangi”.8

Allah berfirman dalam surat al-Muthafifin;

Artinya: “ kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi”( QS.Al-Muthafifin: 1-3)9

Ayat tersebut perintah untuk tidak berbuat curang. Diantara perbuatan

curang adalah, tidak jujur dan bersikap tidak adil. Menurut tafsir Ahmad Mustafa

Al-Muraghi ayat tersebut berupa seruan kepada umat muslim untuk berbuat adil

dalam menakar dan menimbang yang mana menyempurnakan timbangan adalah

sebuah keharusan demi menjaga hak-hak orang lain dan menghindari kezaliman

dari salah satu pihak. 10Dari laba timbangan yang sempurna lebih baik dari pada

harus menzalimi orang lain. Kemudian ditegaskan pada ayat berikutnya. Allah

berfirman:

Artinya: “ sisa (keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu.”( QS.Hud:86)11

Menurut Islam, orang yang curang dalam timbangan disebut Tahfif yang

berarti berdikit-dikit, berhemat-hemat, pelit , Al-Muthafif , orang yang mengurangi

bagian orang lain tatkala dia memerlukan timbangan atau takaran untuk orang

lain. Istilah ini merujuk pada surat Al-Muthafifin. Menurut Quraish Shihab Al-

8 Ahmad Musthafa Al-Muragi, Tafsir Al-muragi ,Terjemahan Anshori Umar Singgall, Hery Noer Aly dan Bahrun Abubakar ( Semarang: Tohaputra, 1988),h.128.

9 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnnya (Bandung: Diponegoro, 2005), h..587.

10 Ahmad Musthafa Al-Muraghi, Tafsir Al-muragi ,Terjemahan Anshori Umar Singgall, Hery Noer Aly dan Bahrun Abubakar ( Semarang: Tohaputra, 1988), h. 128.

11 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnnya (Bandung: Diponogoro h. 374.

Page 30: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

18

Muthafifin terambil dari kata thafaf meloncat. Seperti orang yang melompati

pagar atau dapat diartikan orang yang tidak melakukan cara yang wajar.12

Kecurangan juga dapat diartikan tidak jujur yang berujung pada penipuan.

Dalam muamalah, sikap jujur saat bertransaksi sangat diperintahkan, sebagimana

terlihat dalam asas-asas muamalah yang salah satunya adalah Ash-shidiq yaitu

jujur. Jujur merupakan konsistensi antara kepercayaan, sikap,ungkapan, dan

prilaku. Kejujuran adalah aspek penting pelayanan dalam keadilan dan tuntutan

yang mutlak untuk bisa mencapai kebenaran dan keadilan. Akibat dari

ketidakjujuran maka keputusan yang diambil dalam perjanjian dapat dipastikan

tidak benar dan tidak adil.13 Kemudian jika kejujuran dan kebenaran tidak

dikedepankan, maka akan berpengaruh terhadap keabsahan perjanjian. Perjanjian

yang didalamnya terdapat unsur kebohongan menjadi batal atau tidak sah. Islam

melarang pengambilan barang melebihi batas imbalan yang ditetapkan maka itu

dianggap sebagai ketidakjujuran yang tidak diperbolehkan dalam

Islam. 14Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah at-Taubah ayat 119. Allah

SWT berfirman;

Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”. (QS.At-Taubah: 119).15

Untuk meminimalisir kecurangan, maka anjurannya yaitu melebihkan

timbangan. Sebagaimana menurut Sayyid Sabiq dalam buku Fiqh Sunnah,

disunnahkan untuk melebihkan timbangan kepada pembeli dalam menimbang

atau menakar.16 Sebagaimana hadis dari Suwaid bin Qais dalam Kitab Sunan Ibnu

Majah yang artinya : Dari Suwaid bin Qais, ia berkata: Aku dan makhrafah al-

Abdi mengambil pakaian dari Hajar, kemudian Rasulullah SAW datang kepada

12 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan,Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an Vol.XV, h. 141.

13 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UIN Yogyakarta bekerjasama dengan Bank Indonesia, Ekonomi Islam, ( Jakarta: Raja Grafindo, 2014), h.81.

14 Mustaq Ahmad, Etika Bisnis dalam Islam (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005), h.138. 15 Departemen Agama RI, , Al-Qur’an dan Terjemahnnya (Bandung: Diponogoro), h.

206. 16 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Jilid XIII (Bandung: Al-Ma’aruf, 1987), h. 74.

Page 31: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

19

kami dengan berjalan. Beliau menawar sebuah celana, lalu kami menjualnya

kepada beliau. Dan di sana ada seorang lelaki yang menimbang dengan

mendapatkan upah atau bayaran. Rasulullah SAW .berkata kepadanya, “

Timbanglah dan lebihkanlah”17

Sebagaimana yang telah disebutkan diawal, bahwa timbangan erat sekali

dengan keadilan, yang mana konsep adil menurut Islam yaitu tidak menzalimi dan

tidak dizalimi. Islam juga menghindari adanya salah satu pihak yang kuat

(berkuasa) sehingga yang kuat menzalimi yang lemah

Adapun mengenai keadilan menurut Islam, bukan hanya sekedar anjuran,

namun perintah yang bersifat mutlak tanpa ikatan waktu, tempat atau individu

tertentu. Sebagaimana firman Allah SWT.

Artinya: “ Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia pemberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS.An-Nahl:90)

Kata adil ayat di atas bersifat umum dan menyeluruh. Semua detail

keadilan tercakup di dalam ayat ini, tak terkecuali adil dalam berbisnis, yang erat

kaitannya dengan menyempurnakan timbangan.

Islam berada pada posisi yang adil dan memainkan peran secara adil dalam

hubungan bisnis terhadap semua peran secara adil dalam hubungan bisnis

terhadap semua pihak dan melarang transaksi yang tidak adil serta ekploitasi

terhadap mausia. Islam mendukung dan menekankan pada permainan yang adil

dalam setiap jenis hubungan komersial; dan perdagangan yang dilaksanakan tanpa

memberikan kesempatan kepada pembeli untuk meneliti bunyi kontrak atau obyek

jual beli adalah dilarang. Sebagaimana perintah al-Qur’an untuk melakukan

17 Muhammad Bin Yazid Abu Abdullah Al-Qazwaniy, Sunan Ibnu Majah Jilid 1(Beirut: Dar Al-fikr, 2004), h. 20.

Page 32: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

20

transaksi bisnis yang saling rela dan menjauhkan cara-cara yang tidak adil dan

melanggar hukum.

Adil merupakan norma paling utama dalam seluruh aspek perkeonomian.

Hal ini dapat ditangkap dalam pesan al-Qur’an yang menjadikan adil sebagai

tujuan agama samawi. Bahkan, adil adalah salah satu asma Allah atau dapat

dikatakan sebagai unsur paling utama dalam muqashid Syariah. Diantara

timbulnya ketidakadilan yaitu adanya unsur gharar ( ketidaktahuan terhadap

kondisi suatu barang) dan penipuan, yakni jika kadar penipuan itu tidak terlalu

besar mungkin masih bisa dimaklumi, tetapi kalu sangat besar maka tidak bisa

ditolerir.18

Dalam islam adil memiliki peranan yang sangat penting, maka salah satu

asas bermuamalah adalah adil. Yang mana disebutkan bahwa bisnis tidak boleh

ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya, entah sebagai konsumen,

pemasok, penyalur, karyawan, investor, atau kreditor, maupun masyarakat luas.

Semua pihak dalam relasi bisnis apapun, tidak boleh saking merugikan satu sama

lain.19 Implementasinya berupa aturan prinsip bertransaksi yang salah satunya

menghindari adanya kezaliman, yaitu segala bentuk aktifitas yang merugikan diri

sendiri dan orang lain.20 Beberapa cara untuk menghindari terjadinya

kesewenang-wenangan dari salah satu pihak yang bertransaksi. Diantaranya yaitu

adanya campur tangan Negara dalam menetapkan harga pasar sebagaimana yang

telah dijelaskan sebelumnya.21

B. Konsep Perjanjian dalam Islam

Perjanjian atau persetujuan adalah suatu perbuatan dimana seseorang atau

lebih mengikatkan dirinya terhadap seseorang lain atau lebih.22

18 Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Terjemahan Zainal Arifin dan Dahlia Husin, ( Jakarta: Gema Innsani, 1997), h.182-183.

19 A. Kadir, Hukum Bisnis Syariah dalam Al-Qur’an (Jakarta: Amzah, 2013), h. 41. 20 Fathurrahman Djamil, Hukum Ekonomi Islam (Sejarah, Teori dan Konsep),, (

Jakarta:Sinar Grafika,2013).hal.56. 21 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam Edisi ke-III (Jakarta: Rajawali Pers, Cet.

IV, 2011), h. 43. 22 Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam, (

Jakarta: Sinar Grafika), 2004, h.1

Page 33: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

21

Secara umum yang menjadi syarat sahnya suatu perjanjian adalah:

1. Tidak menyalahi hukum Syariah yang disepakati adanya, syarat ini

mengandung pengertian setiap orang pada prinsipnya bebas membuat

perjanjian tetapi kebebasan itu ada batasnya yaitu tidak boleh

bertentangan dengan Syariah Islam baik yang terdapat dalam Al-Quran

maupun Hadits. Apabila syarat ini tidak terpenuhi maka akan mempunyai

konsekuensi yuridis perjanjian yang dibuat batal demi hukum. Syarat

sahnya perjanjian ini menurut Hukum Perdata mengenai syarat sahnya

perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata disebut dengan

kausa halal.

2. Harus sama ridha dan ada pada pilihan, syarat ini mengandung

pengertian perjanjian harus didasari pada kesepakatan para pihak secara

bebas dan sukarela, tidak boleh mengandung unsur paksaan, kekhilafan

maupun penipuan. Apabila syarat ini tidak terpenuhi dan belum

dilakukan tindakan pembatalan maka perjanjian yang dibuat tetap

dianggap sah. Syarat sahnya perjanjian ini menurut Hukum Perdata

mengenai syarat sahnya perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320

KUHPerdata disebut dengan kesepakatan ( konsensualisme).

3. Harus jelas dan gamblang, sebuah perjanjian harus jelas apa yang

menjadi objeknya, hak dan kewajiban para pihak yang terlibat dalam

perjanjian. Apabila syarat ini tidak terpenuhi maka perjanjian yang dibuat

oleh para pihak batal demi hukum sebagai konsekuensi yuridisnya.

Syarat perjanjian ini menurut hukum perdata mengenai syarat sahnya

perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata disebut dengan

adanya objek tertentu.23

Pasal 1320 KUHPerdata menentukan adanya 4 (empat) syarat

sahnya suatu perjanjian yakni: (Subekti,2003:330), pertama, Adanya kata

sepakat bagi mereka yang mengikatkan dirinya, Kedua, Kecakapan para

23 Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam, ( Jakarta: Sinar Grafika), 2004, h.2

Page 34: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

22

pihak untuk membuat suatu perikatan, Ketiga,Suatu hal tertentu, dan

Keempat, Suatu sebab kausa yang halal.

Apabila salah satu syarat tidak dapat terpenuhi mempunyai konsekuensi

yuridis terhadap perjanjian tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum,

sedangkan bagi perjanjian yang sah akan mengikat bagi para pihak sebagai

undang-undang dan para pihak wajib melaksanakan perjanjian secara sukarela

dengan itikad baik srta tidak bisa memutuskan perjanjian tersebut secara sepihak.

Apabila salah satu pihak mengabaikan perjanjian maka akan mendapat sanksi dari

Allah diakhirat nanti.

Dalam hukum kontrak Syariah terdapat asas-asas perjanjian yang

melandasi penegakan dan pelaksanaannya. Asas-asas perjanjian tersebut

diklasifikasikan menjadi asas-asas perjanjian yang tidak berakibat hukum dan

sifatnya khusus. Adapun asas-asas perjanjian yang tidak berakibat hukum dan

sifatnya umum adalah:

1. Asas Ilahiah atau Asas Tauhid

Setiap tingkah laku dan perbuatan manusia tidak akan luput dari

ketentuan Allah SWT. Seperti yang disebutkan dalam QS.al-Hadid (57):4

yang artinya “Dia bersama kamu dimana saja kamu berada, dan Allah

maha melihat apa yang kamu kerjakan”. Kegiatan muamalah termasuk

perbuatan perjanjian, tidak pernah akan lepas dari nilai-nilai ketauhidan.

Dengan demikian manusia memiliki tanggung jawab akan hal itu.

Tanggung jawab kepada masyarakat, tanggung jawab kepada pihak

kedua, tanggung jawab kepada diri sendiri, dan tanggung jawab kepada

Allah SWT. Akibat dari penerapan asas ini, manusia tidak akan berbuat

sekehendak hatinya karena segala perbuatannya akan mendapat balasan

dari Allah SWT.24

2. Asas Kebolehan (Mabda al-Ibahah)

24 Muhammad Syakir Aula (2004). Asuransi Syariah ( Life and General): Konsep dan Sistem Operasional,Cet . 1. (Jakarta: Gema Insani Press), hlm.723-727.

Page 35: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

23

Terdapat kaidah fiqhiyah yang artinya, “ Pada asasnya sesuatu itu

dibolehkan sampai terdapat dalil yang melarang”.25 Kaidah fiqh tersebut

bersumber pada dua hadits berikut ini:

Hadits riwayat al-Bazar dan At-Thabrani yang artinya:

“ Apa-apa yang dihalalkan Allah adalah halal, dan apa-apa yang diharamkan Allah adalah haram, dan apa-apa yang didiamakan adalah dimaafkan. Maka terimalah dari Allah pemaafnya. Sungguh Allah itu tidak melupakan sesuatupun”. Hadits riwayat Daruquthni, dihasankan oleh an-Nawawi yang

artinya:

Sesungguhnya Allah telah mewajibkan beberapa kewajiban, maka jangan kamu sia-siakan dia dan Allah telah memberikan beberapa batas, maka janganlah kamu langar dia, dan Allah telah mengharamkan sesuatu maka janganlah kamu pertengkarkan dia, dan Allah telah mendiamkan beberapa hal, maka janganlah kamu perbincangkan dia.26

Kedua hadits diatas menunjukkan bahwa segala sesuatunya

adalah boleh atau mubah dilakukan. Kebolehan ini dibatasi sampai ada

dasar hukum yang melarangnya. Hal ini berarti bahwa Islam memberi

kesempatan luas kepada yang berkepentingan untuk mengembangkan

bentuk dan macam transaksi baru sesuai dengan perkembangan zaman

dan kebutuhan masyarakat.

3. Asas Keadilan (Al-Adalah)

Dalam QS.Al-Hadid (57): 25 disebutkan bahwa Allah berfirman

yang artinya” Sesungguhnya kami telah mengutus rasul-rasul kami

dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan

bersama mereka Al-Kitab dan Neraca (keadilan) supaya manusia dapat

melaksanakan keadilan”. Selain itu disebutkan pula dalam QS.Al-A’raf

25 Imam Musbikin (2001). Qawaid Al-Fiqhiyah, cet.1.1 ( Jakarta:Raja Grafindo Persada), lihat Syamsul nawar (2006). Kontrak dalam Islam …, hlm.12.

26 Imam Musbikin (2001). Qawaid Al-Fiqhiyah, cet.1.1 ( Jakarta:Raja Grafindo Persada), lihat Syamsul nawar (2006). Kontrak dalam Islam …, hlm.59

Page 36: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

24

(7):29 yang artinya “Tuhanku mneyuruh supaya berlaku adil”. Dalam

asas ini para pihak yang melakukan kontrak dituntut untuk berlaku benar

dalam mengungkapkan kehendak dan keadaan, memenuhi perjanjian

yang telah mereka buat, dan memenuhi semua kewajibannya.27

4. Asas Kejujuran dan Kebenaran (Ash Shidiq)

Jika kejujuran ini tidak diterapkan dalam kontrak, maka akan

merusak legalitas kontrak dan menimbulkan perselisihan diantara para

pihak.28QS.Al-Ahzab (33):70 disebutkan yang artinya, “ Hai orang-orang

yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan

yang benar”. Suatu perjanjian dapat dikatakan benar apabila memiliki

manfaat bagi para pihak yang melakukan perjanjian dan bagi masyarakat

dan lingkungannya. Sedangkan perjanjian yang mendatangkan madharat

dilarang.

5. Asas Tertulis (Al-Kitabah)

Suatu perjanjian hendaknya dilakukan secara tertulis agar dapat

dijadikan sebagai alat bukti apabila dikemudian hari terjadi

persengketaan. Dalm Qs.Al-Baqarah (2); 282-283 dapat dipahami bahwa

Allah SWT menganjurkan kepada manusia agar suatu perjanjian

dilakukan secara tertulis, dihadiri para saksi dan diberikan tanggung

jawab individu yang melakukan perjanjian dan yang menjadi saksi

tersebut. Selain itu dianjurkan pula jika suatu perjanjian dilaksanakan

tidak secara tunai maka dapat dipegang suatu benda sebagai jaminannya.

6. Asas Kemanfaatan dan Kemaslahatan

Asas ini mengandung pengertian bahwa semua bentuk perjanjian

yang dilakukan harus mendatangkan kemanfaatan dan kemasalahatan

27 Gemala Dewi (2006). Hukum Perikatan Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2005), h. 63.

28Gemala Dewi (2006). Hukum Perikatan Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2005), h. 63.

Page 37: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

25

baik bagi para pihak yang mengikatkan diri dalam perjanjian maupun

bagi masyarakat sekitar meskipun tidak terdapat ketentuan dalam Al-

Qur’an dan Hadits.29 Asas kemanfaatan dan kemaslahatan ini sangat

relevan dengan tujuan hukum Islam secara universal. Sebagaimana para

filosof Islam di masa lampau seperti Al-Ghazali (w.505/1111) dan asy-

Syatibi (w 790/1388) merumuskan tujuan hukum Islam berdasarkan ayat-

ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai mewujudkan kemaslahatan.

Dengan maslahat dimaksudkan memenuhi dan melindungi religiusitas,

jiwa raga, akal pikiran, martabat, diri dan keluarga, serta harta

kekayaan.30

C. Upah Mengupah dalam Fiqh Muamalah

1. Pengertian Ijarah

Upah atau yang disebut dengan ijaroh. Berasal dari kata al-ajru

yang arti menurut Bahasa ialah al-iwadh yang artinya ialah ganti dan

upah.31 Dalam arti luas ijaroh merupakan suatu akad yang berisi suatu

penukaran manfaat sesuatu dengan jalan yang memberikan imbalan

dalam jumlah tertentu. Hal ini sama artinya dengan menjual manfaat

barang apabila dilihat dari segi barangnya dan juga bisa diartikan

menjual jasa apabila dilihat dari segi orangnya.

Secara terminology ada beberapa definisi ijarah yang

dikemukakan oleh para ulama fiqh. Menurut Ulama Syafiiyah ijarah

adalah akad atas suatu manfaat yang diketahui kebolehannya dengan

serah terima dan ganti yang diketahui manfaat kebolehannya. 32Menurut

Hanafiyah bahwa ijarah adalah akad terhadap suatu manfaat dengan

29 M Tamyiz Muharrom (2003), “ Kontrak Kerja; Antara Kesepkatan dan Tuntutan Pengembangan SDM”, dalam Al-Mawarid Jurnal Hukum Islam, Edisi X Tahun 2003, (Yogyakarta: Program Studi Syariah FIAI UII), h. 65.

30Ratna Timorita Yulianti, Asas-Asas Perjanjian (Akad) dalam Hukum Kontrak Syariah, La-Riba, Vol. II, No. 1, Juli 2008.

31 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah ( Jakarta:Rajawali Pers, 2013), h.114. 32 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah ( Jakarta:Rajawali Pers, 2013), h.113.

Page 38: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

26

adanya ganti.33 Sedangkan menurut Malikiyah dan Hanabilah ijarah

adalah menjadikan milik suatu kemanfaatan yang mubah dalam waktu

tertentu.

Menurut Sayyid Sabiq, ijarah adalah suatu jenis akad atau

transaksi untuk mengambil manfaat dengan jalan memberi

penggantian.34

Menurut Ahsin W.Alhafidz dalam buku Kamus Fiqh

menyebutkan ijaroh adalah akad pemindahan hak-hak guna atas barang

atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti pemindahan

kepemilikan atas barang itu sendiri.35

Ada perbedaan terjemahan kata ijarah dari Bahasa Arab ke

Indonesia, antara sewa dan upah juga ada perbedaan makna oprasional.

Sewa biasanya digunakan untuk benda, seperti seorang mahasiswa

menyewa kamar untuk tempat tinggal selama kuliah, sedangkan upah

digunakan untuk tenaga, seperti karyawan untuk kerja di pabrik di bayar

gajinya(upahnya) satu kali dalam seminggu atau sekali dalam sebulan,

dalam Bahasa Arab upah dan sewa disebut ijarah. Dalam konteks ini

substansi pembahasan ini yang dimaksud dengan ijarah adalah upah.

Definisi upah menurut KBBI ialah uang dsb. Dibayarkan sebagai

pembalasan jasa atau sebagai pembayaran tenaga yang sudah dikeluarkan

untuk mengerjakan sesuatu. Pembalasan tersebut dapat disebut dengan

gaji atau imbalan.36

Menurut Afzalur Rahman adalah harga yang dibayarkan kepada

pekerja atas jasanya dalam produksi kekayaan seperti factor produksi

lainnya. Tenaga kerja diberikan imbalan atas jasanya yang disebut upah.

33 Rahmat Syafe’I, Fiqh Muamalah ( Bandung: Pustaka Setia, 2001), h.121. 34 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Jilid XIII ( Bandung: Al-Ma’ruf, 1987), h.15. 35 Ahsan W Alhafidz, Kamus Fiqh( Jakarta: Amzah, 2013), h.87. 36 Departemen Pendidikan Nasional, Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2011), h.1108.

Page 39: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

27

Dengan kata lain, upah adalah harga dari tenaga yang dibayar atas

jasanya dalam produksi.37

2. Dasar Hukum Ijarah

Hampir sermua Ulama fiqh sepakat bahwa Ijarah disyariatkan

dalam Islam. Adapun golongan yang tidak menyepakati, seperti Abu

Bakar Al-Asham dan Ibnu Ulayyah. Dalam menjawab pandangan ulama

yang menyepakati ijarah tersebut. Ibnu Rusyd berpendapat bahwa

kemanfaatan walaupun tidak berbentuk, dapat dijadikan alat pembayaran

menurut kebiasaan (adat).38

Jumhur ulama berpendapat bahwa ijarah disyariatkan

berdasarkan Al-Qur’an dan hadits.

a. Al-Qur’an

Firman Allah SWT Surah Al-Qashash ayat 26-27

Artinya: “ salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “ Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja(pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang dapat dipercaya”. Berkatalah dia (Syua’ib) : “ sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu, dan kamu, dan kamu insyaAllah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik”.

37 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam Jilid II, ( Jakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995), h.361.

38 Ibnu Rusyd, Bidayah Al-Mujtahid wa Nihayah Al-Muqtasid Jus III, terjemahan M.A. Abdurrahman dan A.Haris Abdullah, ( Semarang: Asy-Syifa,1990), h.194-196.

Page 40: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

28

Ayat di atas menerangkan bahwa ijarah telah disyariatkan oleh

umat Islam, dalam ayat ini terdapat pernyataan seorang anak yang

diucapkan kepada ayahnya untuk mengambil seseorang untuk bekerja

dan memberikan imbalan yang telah disepakati sesuai dengan

ketentuan waktu dan manfaat yang dapat diterima oleh ayah tersebut.

b. Landasan As-Sunnah

من استأجر أجیرا فلیعلمھ أجره◌ Artinya : “ Barang siapa yang meminta menjadi buruh (pekerja), maka beritahukanlah upahnya”.39

Dari hadits diatas disimpulkan bahwa jika seseorang

memperkerjakan orang lain, maka beritahulah upahnya dan berikanlah

upahnya sebelum kering keringatnya dan jadilah orang-orang yang

jujur dalam pekerjaannya.

Dari ayat-ayat Al-Qur’an dan beberapa hadits Nabi telah

dijelaskan bahwa akad ijarah dengan objek transaksi tenaga sesorang

hukumnya diperbolehkan, karena memang akad tersebut sangat

dibutuhkan oleh masyarakat.

Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari, ada orang kaya yang

memiliki banyak harta tetapi tidak memiliki waktu dan disisi lain ada

orang yang tidak memiliki banyak harta tetapi banyak waktu dengan

adanya transaksi ijarah objeknya dalah teanaga seseorang. Maka

orang yang mempunyai harta bisa meminta bantuan kepada orang

yang tidak mempunyai harta dengan imbalan berupa upah.40

3. Rukun dan Syarat Ijarah

39 Zainudin Hamidy, Sahih Bukhari Juz II Bab Ijarah, ( Jakarta: Widjaya, 1983), hlm.55. 40 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, ( Jakarta: Amzah, 2013), hlm.320.

Page 41: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

29

Ulama Hanafi mengatakan, bahwa rukun ijarah hanya satu, yaitu

ijab dan qabul saja. Selain ijab dan qabul, menurut Hanafi adalah syarat.

Sedangkan jumhur ulama berpendapat bahwa rukun ijarah ada tiga, yaitu

Aqid ( orang yang berakad), ujrah( imbalan berupa upah atau manfaat),

sighat ( Ijab dan Qabul).41

a. Aqid ( orang yang berakad)

Orang yang berakad meliputi mu’jir dan musta’jir. Mu’jir dan

Musta’jir yaitu orang yang melakukan akad sewa menyewa atau upah

mengupah. Mu’jir sebagai orang yang menggunakan tenaga orang lain

untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu atau orang yang

mempunyai barang sewaan, musta’jir sebagai orang yang menerima

upah untuk melakukan sesuatu dan menyewa sesuatu.42 Mu’jir terdiri

dari mu’jir khas, yaitu seseorang memperkerjakan orang pada pekerja

tertentu dan mu’jir musytara, yaitu seseorang-orang yang

memperkerja orang untuk kepentingan banyak.43

Syarat terjadinya akad (al-inqad) dari orang yang berakad.

Menurut Hanafiyah, aqid ( orang yang melakukan akad ) disyaratkan

harus berakal dan mumayiz (minimal 7 tahun), serta tidak disyaratkan

harus baligh dengan ketentuan diizinkan walinya.44

b. Shighat

Yaitu ungkapan para pihak yang melakukan akad berupa ijab

dan qabul adalah permulaan penjelasan yang keluar dari salah seorang

yang berakad sebagai gambaran kehendaknya dalam mengadakan

akad ijarah. Syarat -syarat Ijab qabul pada ijarah yaitu, menyebutkan

41 M.Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003) h. 231.

42 Samsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah : Studi Tentang Teori Akad dalam Fiqh Muamalat (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2010), h. 95.

43 Suhrawardi K.Lubis dan Farid Wajdi, Hukum Ekonomi Islam( Jakarta: Sinar Grafika, 2014), h.164.

44 Rachmat Syafe’I, , Fiqh Muamalah ( Bandung: Pustaka Setia, 2001), h.125.

Page 42: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

30

masa atau waktu yang ditentukan, dibuat sebelum pekerjaan itu

dilakukan dan tidak boleh disangkutpautkan dengan urusan lain dan

terjadi kesepakatan bersama.45

c. Ujrah (upah)

Dasar yang digunakan untuk penetapan upah adalah besarnya

manfaat yang diberikan oleh pekerja (ajir) tersebut. Syarat-syaratnya

sama seperti jual beli, harga dari manfaat yang dikuasai dengan akad

sewa/upah (ijarah),yaitu:

1) Upah (harga yang dibayarkan) harus suci. Akad ijarah tidak sah

bila upah (bayarannya) adalah anjing,babi,kulit bangkai yang

belum dimasak, atau khamar. Tidak sah pula bend ajika upahnya

benda terkena nanjis dan tidak mungkin disucikan.

2) Upah harus dapat dimanfaatkan. Sesuatu yang tidak dimanfaatkan

tidak sah diajdikan upah. Karena dianggap tidak berharga. Seperti

daging babi atau anjing, karena kedua daging tersebut tidak

bermanfaat menurut Islam.

3) Upah harus dapat diserahkan dengan ketentuan upah berada

dibawah kuasa orang yang berakad.

4) Upah harus diketahui secara jelas oleh kedua belah pihak yang

bertransaksi sejak awal. Dalam artian tidak mengandung

gharar.46

4. Macam-macam Ijarah

Seperti yang telah disebutkan diawal, akad ijarah dibagi menjadi

2 macam, yaitu yang bersifat pekerjaan (jasa). Ijarah bersifat manfaat,

umpamanya adalah sewa-menyewa rumah, toko, kendaraan, pakaian dan

perhiasan. Apabila manfaat itu merupakan manfaat yang dibolehkan oleh

45 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2014), h. 116. 46 Musthafa Dib Al-Mugha, Fiqh Al-Mu’awadhah diterjemahkan dengan judul Buku

Pintar Transaksi Syariah,Terjemahan Fakhri Ghafur ( Damaskus: Darul Musthafa, 2009) h.162.

Page 43: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

31

syara’ untuk dipergunakan, maka para Ulama fiqh sepakat menyatakan

boleh dijadikan obyek sewa-menyewa.47

Ijarah bersifat pekerjaan ialah dengan cara memperkerjakan

seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Ijarah seperti ini, menurut

para ulama boleh hukumnya, apakah jenis pekerjaan ini jelas, seperti

buruh bangunan, tukang jahit, buruh pabrik, dan tukang sepatu. Ada

beberapa bagian ijarah pada pekerjaa, seperti, yang bersifat pribadi

(ijarah khas), yaitu menggaji pembantu rumah tangga. Ada yang bersifat

serikat (ijarah musytarik), seperti sekelompok orang yang menjual

jasanya untuk kepentingan orang banyak.48

D. Undang-Undang Perlindungan Konsumen

1. Pengertian Hukum Perlindungan Konsumen

Perlindungan Konsumen merupakan istilah yang dipakai untuk

menggambarkan adanya hukum yang memberikan perlindungan kepada

konsumen dari kerugian atas penggunaan produk barang/jasa. Hukum

per;indungan konsumen merupakan bagfian dari hukum konsumen yang

memuat asas-asas atau kaidah-kaidah yang bersifat mengatur dan juga

mengandung sifat yang melindungi konsumen.49 Menurut peraturan

perundang-undangan, perlindungan konsumen adalah segala upaya yang

menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan

konsumen.50

Perlindungan konsumen mempunyai cakupan yang sangat luas

meliputi perlindungan terhadap seagala kerugian akibat penggunaan

barang dan/atau jasa. Meskipun perlindungan ini diperuntukkan bagi

konsumen, namun bukan berarti kepentingan pelaku usaha tidak

mendapat perhatian. Karena bagaimanapun, untuk menciptakan iklim

persaingan usaha yang sehat dan kondusif, keberadaan pelaku usaha

47 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah ( Jakarta: Gaya Media, Cet ke II, 2007), h. 236. 48 Rachmat Syafe’I, , Fiqh Muamalah ( Bandung: Pustaka Setia, 2001), h.134. 49 Az Nasution, Konsumen dan Hukum, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h.65 50 Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Pasal 1 ayat (1).

Page 44: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

32

sebagai produsen barang dan/atau jasa harus mendapatkan perlakuan

adil,dengan memposisikan sebagai mitra konsumen dalam memenuhi

kebutuhan sesuai hak dan kewajiban yang timbul dari suatu perikatan.51

2. Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen

Untuk dapat menegakkan hukum perlindungan konsumen, perlu

diberlakukan asas-asas yang berfungsi sebagai landasan penetapan

hukum. Pengaturan mengenai asas-asas atau prinsip-prinsip yang berlaku

dalam hukum perlindungan konsumen dirumuskan dalam peraturan

perundang-undangan yang menyatakan bahwa : perlindungan konsumen

berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan, kemanan, dan keselamatan

konsumen serta partisipasi hukum.52

Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai asas perlindungan

konsumen adalah sebagai berikut :

a. Asas manfaat dimaksudkan untuk mengamankan penyelenggaraan

perlindungan konsumen harus memberi manfaat sebesar-besarnya

bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan.

b. Asas keadilan dimaksudkan untuk mewujudkan partisipasi masyarakat

secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan

pelaku usaha memperoleh haknya dan melaksanakan kewajiban secara

adil.

c. Asas keseimbangan dimaksudkan untuk memberi keseimbangan

antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam

arti materil maupun spiritual.53

d. Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk

memberikan jaminan atas keselamatan kepada konsumen dalam

51 Burhanuddin S, Pemikiran Hukum Perlindungan Konsumen dan Sertifikasi Halal, ( Malan:UIN Maliki Press, 2011), h.2.

52 Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42,Pasal 2. 53 Badan Perlindungan Konsumen Nasional, Perlindungan Konsumen Indonesia, Cet 2,(

Jakarta:2005), h. 5.

Page 45: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

33

pengunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang

dikonsumsi atau digunakan.

e. Asas kepastian hukum dimaksud agar baik pelaku usaha maupun

konsumen mentaati hukum dan memperoleh keadilan dalam

penyelengaraan perlindungan konsumen, serta Negara menjamin

kepastian hukum.54

Tujuan perlindungan konsumen pada hakikatnya adalah untuk

mencapai maslahat dari hasil transaksi ekonomi/bisnis. Pengertian

maslahat dalam kegiatan ekonomi/bisnis adalah perpaduan antara

pencapaian keuntungan dan berkah.55 Keuntungan diperoleh apabila

kegiatan usaha memberikan nilai tambah dari aspek ekonomi, sedangkan

berkah diperoleh sesuai prinsip-prinsip Syariah. Karena itu untuk

mencapai tujuan tersebut, diperoleh kesadaran dari pelaku usaha untuk

selalu mengedepankan perbuatan yang tidak baik bertentangan dengan

prinsip-prinsip Syariah dan peraturan lainnya yang berlaku secara yuridis

formal.

Sehingga dengan adanya Undang-Undang tersebut diharapkan

akan terwujud suatu tantangan masyarakat dan hukum yang baik dan

menjadikan kesimbangan antara produsen dan konsumen yang baik agar

terwujud suatu perekonomian yang sehat dan dinamis sehingga tercapai

kemakmuran dan kesejahteraan.

3. Unsur-unsur Perlindungan Konsumen

Hukum perlindungan konsumen terbentuk dari pola hubungan

antara beberapa unsur utama yaitu terkait di dalamnya. Hubungan

tersebut tercipta dari suatu perikatan bisnis yang menimbulkan akibat

hukum. Dalam hukum perlindungan konsumen, pengertian akibat hukum

tidak hanya berhenti setelah terjadinya kesepakatan para pihak (ijab

54 Burhanuddin S, Pemikiran Hukum Perlindungan Konsumen dan Sertifikasi Halal, ( Malang:UIN MALIKI PRESS,2011), h. 4.

55 Tim P3EI Universitas Islam Indonesia, Ekonomi Islam, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h.135.

Page 46: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

34

qabul), melainkan perlu ditindak lanjuti hingga pasca terjadinya

kesepakatan tersebut. Artinya, meskipun perikatan bisnis telah

dinyatakan selesai;namun pihak konsumen tetap berhak mendapatkan

perlindungan hukum atas pengunaan barang dan/atau jasa yang

disediakan produsen.56

Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam hukum perlindungan

konsumen adalah sebagai berikut:

a. Konsumen

Dalam transaksi ekonomi, disebut konsumen karena sesorang

atau badan hukum menggunakan suatu produk barang dan/atau jasa

untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan kata lain, konsumen adalah

setiap orang, kelompok atau badan hukum pemakai suatu harta benda

atau jasa benda karena adanya hak yang sah, baik dipakai untuk

pemakaian akhir maupun proses produksi selanjutnya.57 Sedangkan

menurut Undang-Undang, yang dimaksud konsumen adalah : “ setiap

orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik

bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,orang lain maupun mahluk

hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”58

Berdasarkan pengertian diatas, subjek yang disebut konsumen

berarti setiap orang yang berstatus sebagai pengguna suatu produk

tertentu. “ Di dalam kepustakaan ekonomi dikenal konsumen akhir

dan konsumen antara. Konsumen akhir adalah pengguna atau

pemanfaatan akhir dari suatu produk sebagai bagian dari proses

produksi suatu produk lainnya. Pengertian konsumen dalam Undang-

Undang ini adalah konsumen akhir.”

56 Burhanuddin S, Pemikiran Hukum Perlindungan Konsumen dan Sertifikasi Halal, ( Malang:UIN MALIKI PRESS,2011), h.6.

57Muhammad dan Alimin, Etika Perlindungan Konsumen dalam Ekonomi Islam,( Yogyakarta:BPFE UGM,2004),h.129-130.

58 Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Pasal 1 ayat (2).

Page 47: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

35

b. Pelaku Usaha

Pasal 1 ayat (3) UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang

perlindungan Konsumen, memberikan pengertian pelaku usaha,

sebagai berikut:

“ Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan

usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan

hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan

dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri

maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan

usaha dalam berbagai bidang ekonomi.”59

Penjelasan “Pelaku usaha yang termasuk dalam pengertian ini

adalah perusahaan, korporasi, BUMN, koperasi, importer, pedagang,

distributor, dan lain-lain.”60

c. Barang dan/atau jasa

Produk barang dan/atau jasa yang menjadi objek perlindungan

konsumen beragam jumlahnya. Keragaman ini seiring dengan tuntutan

kebutuhan konsumen terhadap pemakai produk tersebut, yaitu mulai

dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan pelengkap yang semuanya

perlu mendapatkan perlindungan hukum.61 Dalam hukum kontrak,

agar sesuatu dapat dijadikan sebagai objek yang merupakan bagian

rukun perikatan, maka pemberlakuannya harus memenuhi persyaratan

yaitu sesuatu yang menjadi objek (barang dan/atau jasa) sehingga

dapat diserah terimakan, adanya kepemilikan sempurna terhadap

objek perikatan.62

59 Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Penjelasan Pasal 1 ayat (3) 60 Abdul Halim Barakatullah, Hak-Hak Konsumen, ( Bandung:Nusa Media, 2010), h.149. 61 Burhanuddin S, Pemikiran Hukum, Pemikiran Hukum Perlindungan Konsumen dan

Sertifikasi Halal, ( Malang:UIN MALIKI PRESS, 2011), h.15. 62 Burhanuddin S, Hukum Kontrak Syariah, cet ke 1 ,( Yogyakarta:BPFE UGM,2009),

h.31.

Page 48: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

36

4. Hak dan Kewajiban Konsumen Dengan Pelaku Usaha

a. Hak konsumen

1) Hak atas kenyamanan, keamanan,dan keselamatan dalam

mengonsumsi barang dan/atau jasa.

2) Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan

barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan

kondisi serta jaminan yang dijanjikan.

3) Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi

dan jaminan barang dan/atau jasa.

4) Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang

dan/atau jasa yang digunakan.

5) Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya

penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.

6) Hak untuk mendapatkan pembinaan dan Pendidikan konsumen.

7) Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta

tidak diskriminatif.

8) Hak untuk mendapatkan kompensasi,ganti rugi dan/atau

penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak

sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

9) Hak hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-

undangan lainnya.63

b. Kewajiban Konsumen

1) Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur

pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa demi keamanan

dan keselamatan.

2) Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang

dan/atau jasa.

3) Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati.

63 Sri Redjeki Hartono, Hukum Ekonomi Indonesia,( Malang:Bayumedia Publishing, 2007), hal.139

Page 49: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

37

4) Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan

konsumen secara patut.

c. Hak pelaku usaha (Menurut pasal 6 UU Nomor.8 Tahun 1999)

1) Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan

kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau

jasa yang diperdagangkan.

2) Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan

konsumen yang beritikad tidak baik.

3) Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya dalam

penyelesaian hukum sengketa konsumen.

4) Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum

bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau

jasa yang diperdagangkan.

5) Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-

undangan lainnya.

d. Kewajiban pelaku usaha ( Menurut pasal 7 UU Nomor.8 Tahun 1999)

1) Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.

2) Memberikan informasi yang benar, jelas,dan jujur mengenai

kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi

penjelasan penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan.

3) Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur

serta tidak diskriminatif.

4) Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau

diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang

dan/atau jasa yang berlaku.

5) Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji dan/atau

mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan

dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang

diperdagangkan.

Page 50: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

38

6) Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas

kerugian akibat penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang

dan/atau jasa yang diperdagangkan.

7) Memberi kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian apabila

barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai

dengan perjanjian.64

5. Perbuatan yang Dilarang Bagi Pelaku Usaha

Perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha diatur dalam Bab IV

Pasal 8 hingga pasal 17 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen, secara khusus mengatur mengenai perbuatan

hukum yang dilarang bagi pelaku usaha, seperti larangan dalam

memproduksi atau memperdagangkan, larangan dalam menawarkan,

larangan-larangan dalam penjualan secara obral/lelang, dan dimanfaatkan

dalam ketentuan periklanan.65

Larangan dalam memproduksi/memperdagangkan barang atau

jasa bagi pelaku usaha tercantum dalam Pasal 8 Undang-Undang

Perlindungan Konsumen, sebagai berikut:

Pasal 8

a. Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan

barang dan/atau jasa yang:

1) Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang

dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2) Tidak sesuai dengan berat berat bersih, isi bersih atau netto, dan

jumlah dalam hitungan sebagaimana yang dinyatakan dalam label

atau etiket barang tersebut.

3) Tidak sesuai dengan ukuran,takaran,timbangan dan jumlah dalam

hitungan menurut ukuran yang sebenarnya.

64 Sri Redjeki Hartono, Hukum Ekonomi Indonesia,( Malang:Bayumedia Publishing, 2007), hal.139.

65 Lastini, “ Perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha menurut Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen “ , Lex Privatum, Vol.IV/No.6/Juli/2016.

Page 51: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

39

4) Tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau

kemanjuran sebagaimana dinyatakan dalam label,etiket atau

keterangan barang dan/atau jasa tersebut.

5) Tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses

pengolahan, gaya,mode, atau penggunaan tertentu sebagaimana

dinyatakan dalam label atau keterangan barang dan/atau jasa

tersebut.

6) Tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket

,keterangan,iklan atau promosi penjualan barang dan/atau jasa

tersebut;

7) Tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa atau jangka waktu

penggunaan/pemanfaatan yang paling bai katas barang tertentu.

8) Tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana

pernyataan “halal” yang dicantumkan dalam label;

9) Tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang

memuat nama barang,ukuran,berat/isi bersih atau netto,

komposisi,aturan pakai, tanggal pembuatan,akibat sampingan,

nama dan alamat pelaku usaha serta keterangan lain untuk

penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang/dibuat;

10) Tidak mencantumkan informasi dan/atau petunjuk penggunaan

barang dalam Bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku.

6. Kedudukan Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia

Kehadiran Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen menjadi tonggak sejarah perkembangan hukum

perlindungan konsumen di Indonesia. Diakui, bahwa Undang-Undang

tersebut bukanlah yang pertama dan terakhir, karena sebelumnya telah

ada beberapa rumusan hukum yang melindungi konsumen terbesar dalam

beberapa peraturan perundang-perundangan. Undang-Undang ini

mengatur tentang kebijakan perlindungan konsumen, baik yang

Page 52: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

40

menyangkut hukum materiil maupun hukum formil mengenai

penyelesaian sengketa konsumen.66

Undang-Undang Perlindungan Konsumen (UU Nomor 8 Tahun

1999) dengan jelas mempunyai tujuan :

a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian untuk

melindungi diri.

b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara

menghindakannya dari ekses negative pemakaian barang dan/atau

jasa.

c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih,

menentukan,dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen.

d. Menciptakan system perlindungan konsumen yang mengandung unsur

kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk

mendapatkan informasi.

e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya

perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan

bertanggung jawab dalam berusaha.

f. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin

kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan,

kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen.

Dalam hukum perlindungan konsumen, aspek perjanjian

merupakan faktor yang sangat penting, walaupun bukan factor mutlak

yang harus ada. Dalam perjalanan sejarah hukum perlindungan

konsumen, pernah ada suatu kurun waktu yang menganggap unsur

perjanjian mutlak harus ada lebih dahulu, barulah konsumen dapat

memperoleh perlindungan yuridis dari lawan sengketanya. Pandangan

prinsipil seperti itu saat ini perlu ditinjau kembali.67

66Abdul Halim Barakatullah, Hukum Perlindungan Konsumen Kajian Teoritis dan Perkembangan Pemikiran, ( Bandung:Nusa Media), 2008, h.20.

67 Abdul Halim Barakatullah, Hukum Perlindungan Konsumen Kajian Teoritis dan Perkembangan Pemikiran, ( Bandung:Nusa Media), 2008, h.20.

Page 53: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

41

Adanya hubungan hukum berupa perjanjian tentu saja sangat

membantu memperkuat posisi konsumen dalam berhadapan dengan

pihak yang merugikan hak-haknya. Perjanjian ini perlu dikemukakan

karena merupakan salah satu sumber lahirnya perikatan.

Perlunya Undang-Undang Perlindungan Konsumen tidak lain,

karena lemahnya posisi konsumen dibandingkan posisi produsen karena

mengenai proses sampai hasil produksi barang dan jasa yang telah

dihasilkan tanpa campur tangan konsumen sedikitpun.

Dengan adanya Undang-Undang perlindungan konsumen ini

diharapkan akan mampu menjadi sumber atau acuan bagi peraturan-

peraturan lainnya dan dapat pula dijadikan sebagai dasar pembentukan

bagi peraturan perundang-undangan konsumen ditingkat rendah.68

E. Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan suatu penelitian, penelitian terdahulu menjadi penting

untuk dimunculkan sebagai bentuk pembuktian bahwa penelitian yang dilakukan

ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya. Adapun

penelitian terdahulu sebagai berikut

1. Skripsi yang ditulis oleh Zendy, Mahasiswa Fakultas Hukum dan

Komunikasi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang pada tahun

2015 dalam skripsinya yang berjudul “ Perlindungan Hukum Bagi

Konsumen Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Pembulatan Harga

Yang Harus Dibayar Di SPBU Kota Semarang”. dalam penelitiannya,

peneliti menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis yang

bersifat deskriptif analitis. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa

Pelaksanaan perlindungan hukum yang dapat diberikan kepada

konsumen terkait dengan pembulatan harga yang harus dibayar adalah

dengan adanya UUPK dapat berupa penyelesaian sengketa yang dapat

dilakukan melalui pengadilan dan diluar pengadilan ( Pasal 45 ayat (2)

68 Erna Rajagukguk, “ Pentingnya Perlindungan Konsumen Dalam Era Perdagangan Bebas”,( Bandung: Mandar Maju,2000), h.6-8.

Page 54: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

42

UUPK). Konsumen juga bisa meminta pertanggungjawaban kepada

pelaku usaha dalam bentuk tuntutan ganti rugi dengan dasar wanprestasi

atau perbuatan melawan hukum yang dilakukan pelaku usaha.69

Perbedaan objek penelitiannya pada pembulatan harga BBM di

SPBU, sedangkan objek penelitian yang akan dibahas oleh peneliti

adalah tentang pembulatan timbangan pada jasa pengiriman barang di

Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) dengan tinjauan Fiqh dan Hukum

Perlindungan Konsumen. Persamaan dari penelitian disini terletak pada

system pembulatannya.

2. Skripsi Yasir Sadan dari Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul “ Pengambilan

Keuntungan Melalui Pembulatan Pada Bisnis Warung Internet

Perspektif UU No 8 Perlindungan Konsumen dan Perspektif Hukum

Islam ( Studi Kasus Net City Yogyakarta )”. Hasil penelitiannya

menjelaskan bahwa, dalam proses pembulatan, pihak Net City tidak

memberitahukan terlebih dahulu kepada pihak konsumen baik lisan

maupun tulisan. Dengan demikian dari segi yuridis (UU No.8 Tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen), terjadi pelanggaran terhadap

konsumen yang terdapat dalam pasal 4 yaitu hak atas informasi yang

benar, jelas,dan jujur. Dari segi asas-asas muamalat,beberapa konsumen

ada yang merasa dirugikan dan tidak rela dengan adanya pembulatan. Hal

ini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip muamalah yaitu prinsip muamalat

dilakukan atas dasar sukarela (‘ an-taradin)

Perbedaan objek penelitiannya pembulatan pada bisnis warung

internet, sedangkan objek penelitian yang akan dibahas oleh peneliti

adalah tentang pembulatan timbangan pada jasa pengiriman barang di

Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) dengan tinjauan Fiqh dan Hukum

69Zendy, “ Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Pembulatan Harga Yang Harus Dibayar Di SPBU Kota Semarang”,( Skripsi-Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, 2015), hal.110

Page 55: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

43

Perlindungan Konsumen. Persamaaan dari penelitian disini terletak pada

sistem pembulatannya.70

3. Skripsi Tri Wahyuni Bashiroh dari mahasiswi Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (2016). Dalam

skripsinya yang berjudul “Analisis Hukum Islam dan Undang-Undang

No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Terhadap

Pembulatan Timbangan Pada Jasa Laundry di Kaey Laundry”.

Penelitian ini menggunakan penelitian empiris yang bersifat deskriptif

kualitatif. Adapun hasil penelitiannya menyampaikan bahwa praktik

yang dilakukan KAEY Laundry adalah fasakh karena salah satu dari

syarat sah ijarah tidak terpenuhi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Hanafiyah, tetapi jika konsumen tidak merasa dirugikan maka kegiatan

yang dilakukan oleh KAEY Laundry adalah sah. Sedangkan berdasarkan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

mengenai hak-hak konsumen, kewajiban pelaku usaha, dan perbuatan

yang dilarang bagi pelaku usaha dapat disimpulkan bahwa praktik

pembulatan timbangan yang dilakukan Kaey Laundry adalah kontradiktif

atau bertentangan.

Perbedaan objek penelitiannya pada pembulatan timbangan pada

jasa di Kaey Laundry, sedangkan objek penelitian yang akan dibahas

oleh peneliti adalah tentang pembulatan timbangan pada jasa pengiriman

barang di Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) dengan tinjauan Fiqh dan

Hukum Perlindungan Konsumen. Persamaaan dari penelitian disini

terletak pada sistem pembulatannya.71

70 Yasir Sadan, “ Pengambilan Keuntungan Melalui Pembulatan Pada Bisnis Warung Internet Perspektif UU No.8 Perlindungan Konsumen dan Perspektif Hukum Islam (Study Kasus Net City Yoyakarta)”,( Skripsi- UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012), hal.65

71Tri Wahyuni Bashiroh, Analisis Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Terhadap Pembulatan Timbangan Pada Jasa Laundry di Kaey Laundry” ( Skripsi-UIN Sunan Ampel Surabaya,2016) hlm.70.

Page 56: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

BAB III

GAMBARAN UMUM PRAKTIK PEMBULATAN TIMBANGAN DI

PT. JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)

A. Sejarah Singkat Berdirinya PT.Jalur Nugraha Ekakurir (JNE)

Jalur Nugraha Ekakurir atau biasa dikenal dengan JNE merupakan salah satu

perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengiriman logistik yang berpusat di

Jakarta. Di bawah nama resmi yang berlabel Tiki Jalur Nugraha Ekakurir adalah

perusahaan pengiriman terbesar di Indonesia. Pada tanggal 26 November 1990,

Soeprapto suparno mendirikan perusahaan PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir.

Perusahaan ini mulai sebagai divisinya PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI) yang

bergerak dalam bidang internasional dengan delapan orang dan uang 100 juta rupiah

JNE memulai kegiatan usahanya yang terpusat pada penanganan kegiatan

kepabeanan, impor kiriman barang, dokumen serta pengantarannya dari luar negeri ke

Indonesia.1

Pada tahun 1991, JNE memperluas jaringan internasional dengan bergabung

sebagai anggota asosiasi perusahaan-perusahaan kurir beberapa negara Asia (ACCA)

yang berpusat di Hongkong, kemudian memberi kesempatan kepada JNE untuk

mengembangkan wilayah sampai ke seluruh dunia karena persiangannya di pasar

domestik, JNE juga memusatkan dan memperluas jaringan domestik. Jaringan

domestik JNE mendapat keuntungan persaingan dalam pasar domestik. JNE juga

memperluas pelayanannya dengan logistik dan distribusi.

Selama setahun TIKI dan JNE berkembang dan menjadi dua perusahaan yang

mempunyai tujuan tersendiri dan menjadi persaingan. Pada akhirnya JNE menjadi

perusahaan diri sendiri dengan manajemen diri sendiri. JNE membuat logo sendiri

dan membedakannya dari TIKI.

1 www.jne.co.id, di akses pada tanggal 12 Januari 2017

44

Page 57: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

45

JNE juga membeli Gedung-gedung pada tahun 2002 dan mendirikan JNE

Operations Sorting Center. Pusat Kantor JNE didirikan pada tahun 2004. Keduanya

berada di Jakarta. Prestasi dan komitmen JNE dibuktikan dengan diraihnya berbagai

penghargaan diantaranya :2

1. Adikarya Pos pada Tahun 1998

2. Adikarya Pos pada Tahun 2001

3. Satyalancana Wirakarya pada Tahun 2004

4. Superbrands Indonesia pada Tahun 2005

5. Anugrah Produk Asli Indonesia pada Tahun 2008

6. Satyalancana Wirakarya pada Tahun 2009

7. Western Union Award- Pertumbuhan Transaksi Tertinggi & Pertumbuhan

Penerimaan Tertinggi pada Tahun 2010

8. Indonesia Brand Champion Versi Markplus Insight Kategori Silver Brand

Champion Of lOgistic pada Tahun 2010

9. Indonesia Brand Champion Versi Markplus Insight Kategori Bronze Brand

Champion Of Most Popular Brand dan Silver Brand Champion Of Most

Recommended Brand pada Tahun 2012

10. Sertifikasi Iso 9001 pada Tahun 2008 Atas Sistem Manajemen Mutu

Dari tahun ke tahun, pertumbuhan bisnis JNE semakin baik, bahkan diatas

rata-rata pertumbuhan industri, Industri sendiri bertumbuh hanya sebesar 10% -15,

namun bisnis JNE tumbuh hingga 20 % tiap tahunnya. Saat ini JNE di dukung oleh

lebih dari 1000 karyawan dan tidak kurang dari 1.500 gerai yang tersebar di seluruh

Indonesia. Tidak hanya itu, JNE sekarang membuka bisnis baru yakni trucking. Ini

adalah layanan pengiriman barang-barang kebutuhan pokok. Layanan trucking ini

dilengkapi dengan GPS agar terpantau. JNE juga bekerja sama dengan perusahaan

pengiriman barang, UPS. Konsumen bisa mengirimkan barang ke luar negeri lewat

UPS ini. Rencana selanjutnya, JNE berencana terjun ke bisnis surat menyurat di

2 Hasbi, (Karyawan JNE), Wawancara dengan penulis, JNE Sabena Anugerah Ciputat, 06 Maret 2020.

Page 58: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

46

bawah 500 gram. Bisnis yang sebelumnya dimonopoli PT.Pos Indonesia, dengan

pencabutan aturan ini maka membuka peluang bagi JNE. JNE saat ini tinggal

menunggu aturan pemerintah yang mengatur soal bisnis ini.3

B. Mekanisme Pembulatan Timbangan di PT.Jalur Nugraha Ekakurir

Dalam penghitungan berat barang yang akan dikirim untuk menentukan tarif

dari barang tersebut, maka pihak PT.Jalur Nugraha Ekakurir terdapat dua sistem

yaitu: sistem progresif dan sistem Volumetrik.4

1. Pembulatan sistem progresif

Yang dimaksud penghitungan progresif disini adalah penghitungan

berdasarkan berat paket barang, jadi makin berat barang tersebut maka

ongkos kirimnya akan makin besar. Misalkan ongkos kirim ke Bandung Rp

21.000,00/kg dan berat paket yang dikirim seberat 2 kg, maka ongkos kirim

yang harus dibayarkan adalah 2 kali (x) Rp 21.000,00 yaitu sebesar

Rp 42.000,00.

Menggunakan tarif Progresif ini, pihak PT.Jalur Nugraha Ekakurir

(JNE) tidak menggunakan berat asli paket barang, melainkan menggunakan

timbangan per-kilogram (kg), tidak sampai menghitung berat barang dalam

satuan ons. Dengan kata lain, JNE membulatkan berat asli barang dengan

hitungan kilogram (kg). pengitungan pembulatan timbangan JNE ini yaitu,

jika berat barang tidak melebihi 1 kg maka akan ditetapkan menjadi 1 kg,

dan bila 1 kg lebih dari 3 ons, maka akan dibulatkan.

3 Hasbi, (Karyawan JNE), Wawancara dengan penulis, JNE Sabena Anugerah Ciputat, 06 Maret 2020.

4 Ayu Amalina ( Karyawan JNE), Wawancara dengan penulis, JNE Jl. Ir.H.Juanda Ciputat, Ciputat, 25 oktober 2019.

Page 59: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

47

Berikut ini prosedur pembulatan timbangan tersebut :

a. Pembulatan progresif di JNE Sabena Anugerah Ciputat 5

Tabel : 1.1

Batas berat Pembulatan

> 0,3 𝑘𝑔 1 Kg

< 1,3 𝑘𝑔 2 Kg

> 1,3 𝑘𝑔 2 kg

< 2,3 𝑘𝑔 3 kg

> 2,3 𝑘𝑔 3 kg

Hal ini berbeda dengan pembulatan progresif yang dilakukan oleh

pihak JNE yang ada di Jl.Ir.H.Juanda Ciputat6

Tabel 1.2

Berat Pembulatan

> 0,3 𝑘𝑔 1 kg

< 1,3 𝑘𝑔 1 kg

> 1,3 𝑘𝑔 2 kg

< 2,3 𝑘𝑔 2 kg

> 2,3 𝑘𝑔 3 kg

2. Pembulatan sistem Volumetrik (Volume)

Penghitungan sistem volumetrik adalah penghitungan berdasarkan

volume paket barang yang akan dikirim. Apabila barang tersebut besar tetapi

tidak sesuai dengan beratnya, contoh barangnya seperti boneka, kerupuk,

5 Hasbi ( Karyawan JNE), Wawancara dengan penulis, JNE Sabena Anugerah Cabang Ciputat, Ciputat 26 Oktober 2019.

6 Ayu Amalina ( Karyawan JNE), Wawancara dengan penulis, JNE Jl. Ir.H.Juanda Ciputat, Ciputat, 25 oktober 2019.

Page 60: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

48

gitar, dll. Maka barang yanag akan dikirim dihitung menggunakan hitungan

volume. Yaitu dengan cara mengukur ukuran (Panjang, lebar, dan tingginya)

paket barang yang akan dikirim dengan rumus :

𝑃 𝑥 𝐿 𝑥 𝑇 6000

x 1 kg

Misal panjang paket barang 27 cm, lebar barang 26 cm dan tinggi

barang 32 cm maka menggunakan rumus kg 𝑃 𝑥 𝐿 𝑥 𝑇6000

x 1 kg yaitu

27 𝑐𝑚 𝑥 26 𝑥 32 𝑐𝑚6000

x 1 kg = 3,7 kg. karena hasil dari perhitungan

Hasil perhitungan diatas, apabila hasilnya kurang dari 3 kg ( 3 kg ke

bawah) maka mengikuti sistem progresif , tetapi jika hasil penghitungan

lebih dari 3 kg ( 3 ke atas), mengikuti sistem volumetrik. Dari kedua cara

perhitungan tersebut masih menggunakan pembulatan. Jika berat barang

yang telah dihitung melalui rumus mencapai 0,3 sudah masuk pembulatan

berikutnya, seperti pembulatan kilogram yang telah dijelaskan sebelumnya.

Berikut tabel Nilai Pembulatan dalam sistem Volumetrik 7

Tabel 1.3

Volume Pembulatan

0,1 Kg-≤ 1,3 Kg 1 Kg

>1,3 Kg-≤ 2,3 Kg 2 Kg

>2,3 Kg-≤ 3,3 Kg 3 Kg

> 3,3 Kg-≤4,3Kg 4 Kg

>4,3Kg-≤ 5,3 Kg 5 Kg

Dengan adannya sistem pembulatan volumetrik tersebut maka

banyak customer yang keberatan dengan adanya sistem tersebut bahkan ada

7 Ayu Amalina ( Karyawan JNE), Wawancara dengan penulis, JNE Jl. Ir.H.Juanda Ciputat, Ciputat, 25 oktober 2019.

Page 61: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

49

juga yang merasa membayar lebih mahal. Oleh karena itu karyawan JNE

yang bertugas sebagai penimbang barang seringkali menyarankan kepada

pihak pengirim barang agar :

a. Menggunakan kemasan atau kardus yang sesuai dengan berat barangnya.

Jangan memakai kemasan atau kardus yang terlalu besar atau longgar,

kecuali apabila kemasan itu bertujuan untuk melindungi paket agar tidak

mudah rusak karena adanya benturan.

b. Usahakan agar barang yang akan dikirim tersebut bisa diringkas agar

tidak memakan tempat.

Adapun pada transaksinya konsumen menjumpai pihak JNE untuk

mengirim barang. Saat akan melakukan transaksi konsumen terlebih dahulu

menimbang barang ( kecuali dokumen) yang telah disediakan, setelah itu

konsumen melihat langsung berat asli barang, dan pihak JNE memberikan

informasi berat paket barang yang sudah dibulatkan kemudian konsumen

memilih servis tersebut, konsumen membayar ongkos kirim yang telah

ditetapkan berdasarkan tujuan wilayah pengiriman dan hasil timbangan

perkilogram.

Pada akad tersebut, yaitu pada saat pengiriman barang. Biasanya

pihak JNE tidak memberi informasi kepada konsumen terkait pembulatan

timbangan tersebut. Menurut mereka pembulatan tersebut sudah ketentuan

umum jasa pengiriman. Hasil wawancara penulis dengan konsumen, terkait

dengan informasi pembulatan, banyak konsumen yang telah mengetahui,

namun ada pula sebagian yang tidak mengetahui tentang adanya pembulatan

timbangan tersebut.

Dua perhitungan diatas (Berat dan Volume), menggunakan system

perhitungan yang berbeda, namun sama dalam hal pembulatannya, pihak

JNE menyebutkan alasan utama adanya pembulatan tersebut karena sudah

Page 62: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

50

ketentuan dari perusahaan. Selain alasan tersebut pihak JNE juga

menyebutkan tujuan pembulatan untuk;8

a. Memudahkan dalam menentukan tarif, artinya jika JNE memakai

timbangan per ons maka JNE sangatlah kesulitan menentukan tarifnya

misalnya 1,2 kg ada tarif tersendiri, 1,3 ditentukan tarif tersendiri. Maka

JNE kesulitan karena kota yang ada di Indoenesia sangatlah banyak. Oleh

karena itu, JNE memakai patokan timbangan per kg.

b. Terbatasnya uang receh, artinya apabila timbangan ditentukan harganya

sendiri misalnya, 1 kg dengan tarif 8.000, maka apabila 1,1 kg menjadi

8.800. begitupun selanjutnya. Dengan ini sangat menyulitkan bagi

karyawan dan konsumen mencari pecahan uang receh.

c. PPN sudah ditanggung oleh pihak JNE, artinya konsumen tidak perlu lagi

tertipu dengan tarif yang sudah ada.

C. Produk Layanan Di PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE ) Layanan yang terdapat dalam JNE terdapat 4 (empat) layanan dengan sistem

yang berbeda-beda diantaranya:9

1. SS ( Special Service)

Sering juga dikenal dengan sebutan Spesial Speed. Layanan ini

merupakan layanan yang paling cepat yaitu menjanjikan waktu pengiriman

barang sampai tujuan pada hari yang sama, hitungannya 13 jam dari

pemberangkatan. Layanan ini menggunakan transportasi udara atau darat

langsung ke tujuan. Dalam layanan ini tidak semua bisa menggunakan

layanan ini hanya kota-kota besar. Apabila dalam 12 jam barang belum

sampai ke tujuan maka layanan berganti menjadi layanan YES maka tarif

8 Ayu Amalina ( Karyawan JNE), Wawancara dengan penulis, JNE Jl. Ir.H.Juanda Ciputat, Ciputat, 25 oktober 2019.

9 Lukman Nulhakim ( Karyawan JNE), Wawancara dengan Penulis, JNE Legoso Raya, Pisangan, 26 Oktober 2019.

Page 63: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

51

juga menggunakan layanna YES. Sisa uang dari SS menjadi YES maka akan

dikembalikan.

2. YES ( Yakin Esok Sampai )

Dalam layanan pengiriman ini pihak JNE menjanjikan waktu

pengiriman barang sampai tujuan dalam waktu 24 jam atau 1 hari, yang

artinya sekarang kirim besok akan sampai pada tujuan. Apabila barang

belum sampai keesokan harinya maka pihak JNE membebaskan uang

pengiriman maksudnya uang kembali 100 % jika itu kesalahan dari JNE,

tetapi apabila itu kesalahan dari customer atau pihak pengirim barang maka

uang tidak akan kembali sama sekali.

Dalam layanan SS dan YES ini tidak semua kota bisa menggunakan

layanan ini hanya kota-kota besar yang mempunyai bandara dan mempunyai

penerbangan langsung antara kota pengirim barang dengan kota tujuan

barang, jadi walaupun kota mempunyai bandara tetapi tidak mempunyai

penerbangan langsung maka tidak bisa menggunakan layanan ini.

3. REG ( Reguler )

Layanan ini menjanjikan barang sampai ketujuan antara 2-3 hari dari

pengiriman. Dalam layanan ini semua pelosok Indonesia bisa dijangkau

untuk pengiriman barangnya.

4. OKE ( Ongkos Kirim Ekonomis )

Layanan ini menawarkan layanan dengan biaya ekonomis. Paling

murah dari layanan-layanan yang lain. Layanan ini memanfaatkan udara dan

darat yang menghubungkan kota-kota besar, ibu kota provisni sampai

kabupaten. Dalam layanan ini menjanjikan barang sampai 5-7 hari setelah

pengiriman.

Ketentuan-ketentuan diatas merupakan pilihan pengiriman yang

ditawarkan JNE, customer JNE bisa memilih sesuai kebutuhannya.

Page 64: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

52

Untuk mengetahui tarif-tarif pengiriman yang dituju maka pihak JNE

memberikan fasilitas dalam mengecek ongkos kirim secara online agar

memudahkan para customernya dengan cara : 10

1. Membuka website resmi JNE yaitu www.jne.co.id.

2. Memasukan alamat kota asal dan tujuan serta berat barang yang akan

dikirim.

10 http:///www.JNE.co.id, diakses pada tanggal 15 Januari 2017

Page 65: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

53

3. Jika sudah memasukan langkah ke dua maka akan keluar ongkos kirimnya.

Seperti contoh dibawah ini jika beratnya 1 kg.11

D. Sistem Berlipatnya Tarif

Dengan penghitungan pembulatan diatas sangat berpengaruh sekali dalam

menentukan tarif barang yang akan dikirim. Dalam sistem JNE dalam menentukan

tarif pengiriman barang ditentukan dari beberapa faktor diantaranya: 12

1. Berat paket yaitu makin berat paket maka tarif akan makin mahal.

2. Jarak pengiriman yaitu makin jauh tujuan paket maka tarif akan makin

mahal.

3. Jenis layanan yang digunakan yaitu terdapat 4 ( empat) pilihan layanan

pengiriman diantaranya: SS, YES, REG dan OKE. Dalam keempat paket

tersebut sangat berbeda sistemnya, yang bedakan yaitu jangka waktu

sampainya barang dan murah mahalnya tarif tersbut.

11 http:///www.JNE.co.id, diakses pada tanggal 15 Januari 2017 12 Agung Putra ( Karyawan JNE bagian HRD ), Wawancara dengan penulis, JNE Sabena

Anugerah Cabang Ciputat, 26 Oktober 2019.

Page 66: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

54

4. Jenis transportasi yang digunakan barang yang dikirim apabila menggunakan

transportasi udara lebih mahal tarifnya daripada barang menggunakan

transportasi darat.

Dalam penentuan tarif JNE Juga menggunakan pembulatan, pembulatan yang

dimaksud disini yaitu apabila kota tujuannya ke malang dan beratnya 1 kg maka

tarifnya 8.000 ( delapan ribu rupiah) apabila berat barangnya 2 kg maka tarif itu

berlifat menjadi 16.000 ( enam belas ribu rupiah) jadi makin bertambah berat barang

tersebut maka tarif akan berlifat menjadi 8.000 ( delapan ribu rupiah) dan seterusnya.

Dengan adanya pembulatan timbangan tersebut para pengguna jasa

pengiriman barang JNE merasa dirugikan yang dinyatakan dalam wawancara oleh

beberapa konsumen, bahwa :

“ menurut saudari Risa selaku konsumen dan sebagai distributor pakaian yang bergerak dibidang online shop sangat sering menggunakan jasa layanan JNE untuk mengirim barang pesanan langganan. Beliau merasa sangat dirugikan dengan adanya pembulatan timbangan karena barang-barang yang di kirim tidak selalu pas 1 kg atau 2 kg, pasti barang-barang yang akan di kirim timbangannya banyak yang kurang dari 1 kg atau 2 kg, tetapi pihak JNE menggunakan pembulatan patokan per kg. hal ini sangat berpengaruh karena tarif menjadi berlifat, apalagi barang yang akan dikirim lebih dari satu barang. Jika satu barang tersebut terjadi pembulatan, otomatis barang yang lain akan dibulatkan dan tarif yang diberikan jadi berlipat. Hal ini sangat merugikan konsumen. Faktor lain yang merugikan konsumen yaitu sering terjadi bahwa karyawan yang menjadi kasir tidak memperlakukan peraturan pembulatan, seringkali menjumpai berat barang masih 1,2 kg sudah dibulatkan menjadi 2 kg. hal ini sangat berpengaruh kepada konsumen yang bergerak dibidang online shop atau pun bisnis lainnya yang menggunakan jasa pengiriman barang yaitu JNE .” 13

Bukan hanya saudari Risa, saudari Ayu dan bapak Hermawan juga mengalami

hal yang sama, bahwa :

“ Menurut saudari ayu sebagai pelanggan yang sering menggunakan layanan JNE mengenai pembulatan timbangan harusnya patokannya per 1

2� kg. jadi misalnya barang yang akan dikirim beratnya 1,4 kg dibulatkan menjadi 1,5 kg tidak langsung 1,4 kg menjadi 2kg karena perbedaanya sangat jauh. Jika 1,6 kg atau 1,7 kg atau 1,8 kg dibulatkan jadi 2kg itu benar. Tetapi kalau 1,4 kg dibulatkan menjadi 2 kg itu tidak adil bagi konsumen.”14

13 Risa Mahalini, Konsumen, interview pribadi, Ciputat , 28 Oktober 2019. 14 Ayu Nadia, mahasiswa UIN Jakarta, interview pribadi, Ciputat, 29 Oktober 2019.

Page 67: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

55

“ menurut bapak Hermawan selaku konsumen dari JNE pembulatan yang dilakukan oleh JNE sangat merugikan konsumen dan tidak adil bagi beliau khususnya para pembisnis dan sangat menguntungkan bagi pihak JNE , karena pembulatan yang digunakan dalam JNE yaitu pembulatan ke atas dan ke bawah. Contoh pembulatan ke atas adalah berat barang > 1,4 kg dibulatkan menjadi 2kg. Jadi, konsumen merasa rugi 6 ons.Sedangkan pembulatan ke bawah adalah berat barang < 1,3 kg dibulatkan menjadi 1 kg. Jadi, pihak JNE hanya menanggung 3 ons. Grafik antara pembulatan ke atas dengan ke bawah itu tidak seimbang antara pihak JNE dengan Konsumen. Faktor lain yang merugikan para konsumen yaitu bahwa tidak semua karyawan JNE yang menjadi kasir memberlakukan sistem pembulatan tersebut sesuai dengan ukurannya adapula karyawan apabila berat timbangan masih 1,2 kg itu sudah dibulatkan menjadi 2 kg.15

Dari hasil yang telah dikemukakan oleh beberapa konsumen tersebut cukup

mewakili bahwa pelanggan telah merasa dirugikan dengan adanya pembulatan

timbangan tersebut.

Akan tetapi menurut hasil wawancara peneliti dengan pihak JNE tentang

adanya pembulatan timbangan bahwa:

“ menurut bapak Rijal dengan adanya pembulatan timbangan itu untuk mempermudah dalam bertransaksi saja, seperti mempermudah untuk menentukan harga, PPN sudah ditanggung oleh JNE dan menghindari uang receh yang mana konsumen dan para karyawan kasir tidak dibingungkan lagi untuk mencari uang receh karena antrian di JNE selalu Panjang.”16

Jadi menurut pihak JNE dengan menghindari uang receh dan PPN sudah

ditanggung oleh JNE itu sangat memudahkan bertransaksi, apalagi untuk saat ini jasa

pengiriman barang JNE sangat popular dipergunakan oleh masyarakat yang bertujuan

untuk menghindari antrian yang sangat Panjang.

15 Hermawan, Wawancara Pihak Konsumen, Ciputat, 3 November 2019 16 Rijal Andriana, Wawancara karyawan JNE, Ciputat, 3 November 2019

Page 68: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

BAB IV

ANALISIS PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN

BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE) PERSFEKTIF FIQH

MUAMALAH DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

A. Pembulatan Timbangan pada Jasa Pengiriman Barang PT Jalur

Nugraha Ekakurir (JNE) Perspektif Fiqh Muamalah

Islam adalah agama yang komprhensif, mengatur segala tata cara

kehidupan manusia, baik dalam aspek ibadah, aqidah dan muamalah. Dari tiga

tatacara tersebut, bidang muamalah sangat dominan dalam Al-Qur’an dan

muamalah sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Aspek muamalah

diantaranya yaitu: jual beli, hutang piutang, gadai, sewa menyewa, atau upah dan

lain-lain.

Umumnya, aspek dan materi muamalah berkaitan dengan masalah akad

(perjanjian, kontrak) atau transaksi. Secara etimologis, akad berarti perikatan, dan

secara terminologis berarti ikatan antara dua pihak untuk menetapkan perbuatan

hukum bagi satu atau kedua belah pihak yang berakad. Menurut Wahbah Az-

Zuhaili, ahli fiqh kontemporer dari Suriah, akad berarti pengikatan ijab dengan

Kabul sesuai dengan cara yang telah ditentukan oleh syara’ dan mempunyai akibat

hukum tertentu bagi pelakunya.1

Akad memiliki posisi dan peranan yang sangat strategis dalam berbagai

persoalan mu’amalah. Bahkan akad dapat menjadi salah satu penentu sah atau

tidaknya suatu transaksi. Akad yang telah terjadi mempunyai pengaruh (akibat

hukum) yang sangat luas. Dengan sahnya akad sebuah kepemilikan bisa berpindah

dari kepemilikan seseorang kepada pihak yang lain. Dengan akad pula dapat

merubah suatu kewenangan, tanggung jawab dan kegunaan sesuatu. Atas dasar

inilah kajian tentang akad akan menjadi sangat penting untuk diuraikan sebelum

berbicara tentang berbagai persoalan mu’amalah dalam Islam.

Menurut kajian fiqh muamalah kegiatan yang dilakukan oleh PT Jalur

Nugraha Ekakurir (JNE) merupakan salah satu bentuk transaksi dalam Islam

1 Gemala Dewi, Hukum Perikatan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencan, 2005), h.3.

56

Page 69: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

57

yakni ijarah (upah mengupah) mengapa demikian, karena definisi Al-Ijarah ialah

ganti dan upah. Sedangkan menurut Hasbi Ash-Shiddqie bahwa ijarah ialah akad

yang objeknya ialah penukaran manfaat untuk masa tertentu, yaitu pemilikan

manfaat dengan imbalan, sama dengan menjual manfaat.

Ijarah merupakan salah satu bentuk kegiatan muamalah untuk memenuhi

kebutuhan hidup manusia, seperti sewa-menyewa, kontrak atau menjual jasa

kepada orang lain. Dimana pelaku usaha bertindak sebagai musta’jir ( orang yang

menerima upah untuk melakukan sesuatu) dan mu’jir adalah ( orang yang

memberikan upah dan yang menyewakan).

Ijarah disyariatkan berdasarkan Al-Qur’an, hadits, dan Ijma’. Semua umat

bersepakat, bahwa sewa-menyewa dan upah adalah boleh, tidak ada seorang

ulama pun yang membantah kesepakatan (ijma) ini, sekalipun ada beberapa orang

diantara mereka yang berbeda pendapat.

Yang dimaksud ijarah itu adalah pengambilan manfaat suatu benda, jadi

dalam hal ini bendanya tidak kurang sama sekali, dengan perkataan lain dengan

terjadinya peristiwa ijarah, yang berpindah hanyalah manfaat dari benda yang

disewakan tersebut, dalam hal ini dapat berupa manfaat barang seperti kendaraan,

rumah, dan manfaat karya seperti pemusik bahkan dapat berupa karya pribadi

seperti pekerja.

Menurut Fatwa DSN MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan

Ijarah, Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau

jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan

pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Dengan demikian akad ijarah tidak

ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya perpindahan hak guna saja dari yang

menyewakan pada penyewa.2

Upah atau yang disebut dengan ijarah berasal dari kata al-ajru yang arti

menurut Bahasa ialah al-iwadh yang artinya ialah ganti dan upah. 3Dalam arti luas

ijarah merupakan suatu akad yang berisi suatu penukaran manfaat sesuatu dengan

2 Fatwa DSN No. 09/DSN/MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Ijarah. Lihat dalam Himpunan Fatwa DSN untuk Lembaga Keuangan Syariah, Edisi Pertama, DSN-MUI, BI, 2001, h. 55.

3 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h.114.

Page 70: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

58

jalan yang memberikan imbalan dalam jumlah tertentu. Hal ini sama artinya

dengan menjual manfaat barang apabila dilihat dari segi barangnya dan juga bisa

diartikan menjual jasa apabila dilihat dari segi orangnya. Seperti Jumhur Ulama

berpendapat bahwa ijarah disyariatkan berdasarkan Al-Qur’an surah Al-Qashash

ayat 26-27.

Firman Allah SWT Surah Al-Qashash ayat 26-27

Artinya: “ salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “ Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja(pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang dapat dipercaya”. Berkatalah dia (Syua’ib) : “ sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu, dan kamu, dan kamu insyaAllah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik”.

Ayat di atas menerangkan bahwa ijarah telah disyariatkan oleh umat

Islam, dalam ayat ini terdapat pernyataan seorang anak yang diucapkan kepada

ayahnya untuk mengambil seseorang untuk bekerja dan memberikan imbalan

yang telah disepakati sesuai dengan ketentuan waktu dan manfaat yang dapat

diterima oleh ayah tersebut.

Pengambilan manfaat dalam hal ini yakni berupa jasa pekerja Kantor JNE.

Dimana upah dari ijarahnya yakni berupa pembayaran. Pembayaran tersebut

bukanlah sesuai dengan perhitungan yang tertera pada nominal asli pada waktu

menimbang barang, melainkan masih melalui satu tahap lagi yakni dibulatkan dari

tarif awal penyerahan berat barang.

Page 71: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

59

Penemuan di lapangan konsumen yang merasa dirugikan pada transaksi

ijarah tersebut pada penimbangan yang dilakukan oleh Kantor JNE. Dalam

penimbangannya kantor JNE tidak memberikan penimbangan asli seperti contoh

400 gram akan dibulatkan menjadi 1 kg. Pihak Kantor JNE memberikan

timbangan tidak sesuai dengan berat asli dan pembulatan yang dilakukan tidak

diberitahukan terlebih dahulu pada konsumen melainkan diputuskan dengan

dituliskan saja berat yang sudah dibulatkan.4

Jika dianalisis dari penemuan di atas maka sebenarnya prinsip muamalah

adalah boleh/mubah selama tidak ada dalil yang melarang. Namun kegiatan yang

dilakukan oleh PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) yang menggunakan sistem

pembulatan timbangan yang mana bertentangan dengan dalil Al-Qur’an dan

konsep perjanjian dalam Islam yang mana perjanjian atau persetujuan adalah

suatu perbuatan dimana seseorang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap

seseorang lain atau lebih.5

Secara umum yang menjadi syarat sahnya suatu perjanjian adalah:

Tidak menyalahi hukum Syariah yang disepakati adanya, syarat ini

mengandung pengertian setiap orang pada prinsipnya bebas membuat perjanjian

tetapi kebebasan itu ada batasnya yaitu tidak boleh bertentangan dengan Syariah

Islam baik yang terdapat dalam Al-Quran maupun Hadits. Apabila syarat ini tidak

terpenuhi maka akan mempunyai konsekuensi yuridis perjanjian yang dibuat batal

demi hukum. Syarat sahnya perjanjian ini menurut Hukum Perdata mengenai

syarat sahnya perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata disebut

dengan kausa halal.

1. Harus sama ridha dan ada pada pilihan, syarat ini mengandung

pengertian perjanjian harus didasari pada kesepakatan para pihak secara

bebas dan sukarela, tidak boleh mengandung unsur paksaan, kekhilafan

maupun penipuan. Apabila syarat ini tidak terpenuhi dan belum

dilakukan tindakan pembatalan maka perjanjian yang dibuat tetap

4 Wawancara dengan Rijal Andrriana, Karyawan JNE Sabena Anugerah Ciputat, 3 November 2019.

5 Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam, ( Jakarta: Sinar Grafika), 2004, h. 1

Page 72: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

60

dianggap sah. Syarat sahnya perjanjian ini menurut Hukum Perdata

mengenai syarat sahnya perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320

KUHPerdata disebut dengan kesepakatan ( konsensualisme).

2. Harus jelas dan gamblang, sebuah perjanjian harus jelas apa yang

menjadi objeknya, hak dan kewajiban para pihak yang terlibat dalam

perjanjian. Apabila syarat ini tidak terpenuhi maka perjanjian yang dibuat

oleh para pihak batal demi hukum sebagai konsekuensi yuridisnya .

Syarat perjanjian ini menurut hukum perdata mengenai syarat sahnya

perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata disebut dengan

adanya objek tertentu.6

Merujuk pada dalil Al-Qur’an surah Hud ayat 85.

Artinya: “ Dan syu’aib berkata: hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan dimuka bumi dengan membuat kerusakan”( QS.Hud:85)

Dalam tafsir al-Misbah ayat diatas merupakan perintah berlaku adil, baik

dengan Allah SWT maupun dengan manusia. Adil pada manusia menurut beliau

adalah dengan cara menyempurnakan timbangan saat bermuamalah. Dengan

bersikap adil dan jujur saat menimbang lebih baik daripada hasil sebanyak apa

pun yang diperoleh melalui penganiayaan dan kecurangan.7 Al-qisth pada ayat ini

biasa diartikan adil, yaitu sinonim dari al-‘dlu atau adil. Memang, banyak ulama

yang mempersamakan maknanya dan ada juga yang membedakannya dengan

berkata bahwa al-qisth berlaku adil antara dua orang atau lebih, keadilan yang

menjadikan masing-masing senang. Sedang al-adlu adalah berlaku baik terhadap

orang lain maupun diri sendiri tapi keadilan itu bisa saja tidak menyenangkan

6 Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam, ( Jakarta: Sinar Grafika), 2004, h. 1

7 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: Dionogoro), h. 206.

Page 73: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

61

salah satu pihak. Timbangan dan takaran harus menyenangkan kedua belah pihak.

Karena itu, disini digunakan kata bi al-qisth. Muhammad Yusuf Qardhawi

menambahkan, bahwa ayat ini anjuran setiap muslim harus bersikap adil dalam

setiap transaksi muamalah dalam kehidupan dan pergaulan.8

Sedangkan menurut Ahmad Mustafa Al-Muraghi menceritakan tentang

kaum Madyan di zaman Nabi Syua’ib yang curang dalam menimbang dan

menakar. Sebagaimana yang terdapat pada surat muthafifin ayat 1-3, yang mana, “

Jika mereka menerima takaran dari orang lain mereka minta penuhi. Tapi bila

mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, maka mereka mengurangi”.

Allah berfirman dalam surat Al-Muthafifin:

Artinya : Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta di penuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi” (QS.Al-Muthafifin: 1-3)

Ayat tersebut perintah untuk tidak berbuat curang. Diantara perbuatan

curang adalah, tidak jujur dan tidak bersikap adil. Menurut tafsir Ahmad Mustafa

Al-Muraghi ayat tersebut berupa seruan kepada umat muslim untuk berbuat adil

dalam menakar dan menimbang yang mana menyempurnakan timbangan adalah

sebuah keharusan demi menjaga hak-hak orang lain dan menghindari kezaliman

dari salah satu pihak. Dari laba timbangan yang sempurna lebih baik dari pada

harus menzalimi orang lain.

Dalam Islam transaksi dikatakan boleh atau dibenarkan oleh syariat

melalui rukun dan syarat pada transaksi yang dilakukan. Begitu pun dengan akad

ijarah harus memenuhi rukun dan syarat-syaratnya sehingga sah. Rukunnya ada

tiga, pertama Aqid (orang yang berakad), ujrah (imbalan berupa upah atau

manfaat), sighat (Ijab dan Qabul).

8 Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam, Terjemahan oleh Mu’amal Hamidy, (Surabaya: Bina Ilmu, 2003),h.365.

Page 74: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

62

1. Aqid ( orang yang berakad)

Orang yang berakad meliputi mu’jir dan musta’jir. Mu’jir dan

Musta’jir yaitu orang yang melakukan akad sewa menyewa atau upah

mengupah. Mu’jir sebagai orang yang menggunakan tenaga orang lain

untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu atau orang yang mempunyai

barang sewaan, musta’jir sebagai orang yang menerima upah untuk

melakukan sesuatu dan menyewa sesuatu.9 Mu’jir terdiri dari mu’jir

khas, yaitu seseorang memperkerjakan orang pada pekerja tertentu dan

mu’jir musytara, yaitu seseorang-orang yang memperkerja orang untuk

kepentingan banyak.10

Syarat terjadinya akad (al-inqad) dari orang yang berakad.

Menurut Hanafiyah, aqid ( orang yang melakukan akad ) disyaratkan

harus berakal dan mumayiz (minimal 7 tahun), serta tidak disyaratkan

harus baligh dengan ketentuan diizinkan walinya.11

2. Shighat

Yaitu ungkapan para pihak yang melakukan akad berupa ijab dan

qabul adalah permulaan penjelasan yang keluar dari salah seorang yang

berakad sebagai gambaran kehendaknya dalam mengadakan akad ijarah.

Syarat -syarat Ijab qabul pada ijarah yaitu, menyebutkan masa atau

waktu yang ditentukan, dibuat sebelum pekerjaan itu dilakukan dan tidak

boleh disangkutpautkan dengan urusan lain dan terjadi kesepakatan

bersama.

3. Ujrah (upah)

Dasar yang digunakan untuk penetapan upah adalah besarnya

manfaat yang diberikan oleh pekerja (ajir) tersebut. Syarat-syaratnya

sama seperti jual beli, harga dari manfaat yang dikuasai dengan akad

sewa/upah (ijarah),yaitu:

9 Samsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah : Studi Tentang Teori Akad dalam Fiqh Muamalat (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2010), h. 95.

10 Suhrawardi K.Lubis dan Farid Wajdi, Hukum Ekonomi Islam( Jakarta: Sinar Grafika,

2014), h.164. 11 Rachmat Syafe’I, Fiqh Muamalah (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h. 125.

Page 75: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

63

a. Upah (harga yang dibayarkan) harus suci. Akad ijarah tidak sah bila

upah (bayarannya) adalah anjing,babi,kulit bangkai yang belum

dimasak, atau khamar. Tidak sah pula bend ajika upahnya benda

terkena nanjis dan tidak mungkin disucikan.

b. Upah harus dapat dimanfaatkan. Sesuatu yang tidak dimanfaatkan

tidak sah diajdikan upah. Karena dianggap tidak berharga. Seperti

daging babi atau anjing, karena kedua daging tersebut tidak

bermanfaat menurut Islam.

c. Upah harus dapat diserahkan dengan ketentuan upah berada dibawah

kuasa orang yang berakad.

d. Upah harus diketahui secara jelas oleh kedua belah pihak yang

bertransaksi sejak awal. Dalam artian tidak mengandung gharar.12

Adapun syarat-syarat ujrah sebagaimana ditulis Nasrun Haroen

sebagai berikut:13

a. Yang terkait dengan dua orang yang berakad. Menurut ulama

syafi’iyah dan hanabilah disyaratkan telah balig dan berakal.

b. Kedua belah pihak yang berakad menyatakan kerelaannya melakukan

akad. Apabila salah seorang diantaranya terpaksa melakukan akad ini,

maka akad tidak sah.

c. Manfaat yang menjadi objek akad harus diketahui, sehingga tidak

muncul perselisihan dikemudian hari. Kejelasan manfaat itu dapat

dilakukan dengan menjelaskan jenis manfaatnya.

d. Objek akad boleh diserahkan atau digunakan secara langsung dan

tidak ada cacatnya.

e. Objek akad itu sesuatu yang dihalalkan oleh syara’.

f. Yang disewakan itu bukan suatu kewajiban bagi penyewa.

g. Objek akad itu merupakan sesuatu yang disewakan.

h. Upah atau sewa dalam ujrah harus jelas, tertentu, dan sesuatu yang

memiliki nilai ekonomi.

12 Musthafa Dib Al-Mugha, Fiqh Al-Mu’awadhah diterjemahkan dengan judul Buku Pintar Transaksi Syariah,Terjemahan Fakhri Ghafur ( Damaskus: Darul Musthafa, 2009)h.162.

13 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta:PT Grafindo Persada Pratama, 2007), h. 97.

Page 76: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

64

Para ulama telah menetapkan syarat ujrah, yaitu:

a. Ujrah atau imbalan adalah sesuatu yang dianggap harta dalam

pandangan syari’ah (mal mutaqawwim) dan diketahui.14

b. Sesuatu yang berharga atau dapat dihargai dengan uang sesuai dnegan

adat kebiasaan setempat. Kalau ia berbentuk baran, makai a harus

termasuk barang yang boleh diperjualbelikan. Kalau ia berbentuk jasa,

maka ia harus jasa yang tidak dilarang syara’

c. Ujrah atau imbalan bukan manfaat atau jasa yang sama dengan yang

disewakan. Misalnya imbalan sewa rumah dengan sewa rumah, upah

mengerjakan sawah dengan mengerjakan sawah. Dalam pandangan

ulama Hanafiyyah, syarat seperti ini bisa menimbulkan riba nasi’ah.

Menurut penulis melihat pelaksanaan akad yang terdapat di JNE

maka akad tersebut mubah/batal. Berdasarkan syarat dari ijarah yaitu,

kerelaan kedua belah pihak yang berakad. Sebagaimana yang dijelaskan

dalam Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 29 .

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku atas dasar suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah maha penyayang kepadamu.

Menurut Yusuf Qardhawi apa yang diperintahkan dalam surat An-

Nisa ayat 29 adalah dilarangnya merugikan orang lain demi kepentingan diri

sendiri. Hal yang sama juga disampaikan oleh Afzalur Rahman bahwa haram

atau cacat transaksi menimbulkan ketidakpuasan dan ekploitasi satu pihak.

14 Ahmad bin al-Husayn ‘ bin Ali bin Musa Abu Bakar al-Bayhaqiy (selanjutnya disebut al-Bayhaqiy), Sunan Al-Bayhaqiy al-Kubra, (Makkah Al-Mukarramah: Maktabah Dar al-Baz, 1994), Juz 6, h. 120.

Page 77: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

65

Melihat transaksi pada JNE hanya menguntungkan satu pihak saja yaitu pihak

JNE dan mendzalimi pihak lain (konsumen).

Namun selain rukun dan syarat yang harus terpenuhi maka dalam

transaksi muamalah terdapat juga prinsip-prinsip muamalah yang pada

kenyataanya, banyak pihak yang melakukan transaksi masih belum

memahami hak dan kewajiban yang mereka penuhi, sehingga walaupun

menggunakan sistem perjanjian hukum Islam, tetapi nilai-nilai yang ada

dalam konsep tersebut belumlah dijalankan sepenuhnya. Ketika salah satu

pihak tidak memiliki pemahaman yang sama dalam kontrak, maka

dimungkinkan adanya perlakuan yang tidak adil dalam kontrak tersebut.

Sedangkan Muslimin menyebut beberapa prinsip-prinsip muamalah

diantaranya :

Pertama, prinsip tauhid yang mengajarkan kepada manusia agar

dalam hubungan kemanusiaan, sama esensialnya dengan hubungan kepada

Allah. Dengan demikian, proses kegiatan ekonomi senantiasa dilandaskan

pada sistem tauhid dalam wujud keadilan sosial yang bersumber dari Al-

Qur’an dan Sunnah.15

Kedua, prinsip khilafah. Manusia adalah khalifah Tuhan di muka

bumi dan bertindak sebagai pemegang amanah dari Allah untuk menegakkan

hukum-Nya. Dalam proses ekonomi, nilai khilafah ini akan terimplementasi

dalam terjalinnya ukhuwah dan persamaan, terhindar dari perilaku yang

mengandung unsur-unsur kezaliman, dan tidak terjadinya praktek eksploitasi

yang merugikan orang lain.

Ketiga, prinsip keadilan yang terimplementasikan dalam perilaku yang

tidak hanya didasarkan pada ayat/ dalil Qur’an dan Sunnah, tetapi juga

didasarkan kepada prinsip keseimbangan dan keadilan.

Sementara itu, Ali Fikri (1997:14) menyebutkan beberapa prinsip

(asas) dalam ekonomi Islam :

1. Mengakui hak milik baik secara individual maupun secara umum.

15 St.Saleha Majdid, Prinsip-Prinsip (Asas-asas) Muamalah, J-HES, Jurnal Hukum Ekonomi Syariah, Volume 2, No.1, Januari- Juni 2018.

Page 78: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

66

2. Kebebasan ekonomi.

3. Kebersamaan dalam menanggung kebaikan (al takaful al ijtimai).

Dalam prinsip ini mencakup;

1. Guna mewujudkan kebahagiaan baik pribadi maupun masyarakat

2. Kepentingan pribadi tidak boleh merugikan kepentingan jemaah (orang

banyak)

3. Kebersamaan dalam rangka menjaga kesatuan (ukhuwah), keakraban,

ta’awun, dan saling amanah

4. Berlaku objektif dan tidak diskriminatif.

Secara lebih rinci, Fathurrahman Djamil (2013: 1530 mengklasifikasi

prinsip muamalah kepada dua, yakni prinsip umum dan prinsip khusus.

Secara umum prinsip muamalah adalah; pertama, kebolehan dalam

melakukan aspek muamalah, baik,jual,beli, sewa menyewa ataupun lainnya.

Dalam kaedah fiqh disebutkan 16

1. Prinsip Umum

باحة إلا بدليل الأصل في الشروط في المعاملات الحل والإPrinsip dasar muamalah adalah boleh kecuali ada dalil yang mengharamkannya (Djazuli, 2011: 130).17

Kedua, muamalah dilakukan atas pertimbanganmembawa

kebaikan (maslahat) bagi manusia dan atau untuk menolak segala yang

merusak ( dar al mafasid wa jalb al masalih). Hal ini sejalan dengan

maqasid Syariah bahwa tujuan diturunkannya Syariah adalah untuk

menjaga lima hal mendasar pada manusia. Al-Syatibi menyebut lima

pokok dasar yang menjadi prioritas dijaga dengan diturunkannya syariat:

hifzu al din (agama), hifz nafs (jiwa), hifz al aql (menjamin keselamatan

akal), hifzu al mal (harta), dan hifz al nasl (keturunan) (AL-Syatibi:3).

16 Fathurahman Djamil, Hukum Ekonomi Islam : Sejarah, Teori,dan Konsep (Jakarta : Sinar Grafika, 2013), h. 56.

17 Djazuli, Kaedah-kaedah Fiqh : Kaedah-Kaedah Hukum Islam dalam menyelesaikan masalah-masalah yang praktis, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 200011), Cet.IV. h.86.

Page 79: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

67

Ketiga, muamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai

kesimbangan (tawazun). Konsep ini dalam Syariah meliputi berbagai segi

antara lain meliputi kesimbangan antara pembangunan material dan

spiritual; pemanfaatan serta pelestaraian sumber daya. Pembangunan

ekonomi Syariah tidak hanya ditujukan untuk pengembangan sector

korporasi, namun juga pengembangan sektor usaha kecil dan mikro yang

terkadang luput dari upaya-upaya pengembangan sector ekonomi secara

keseluruhan (Djamil,2013:155).

Keempat, muamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai

keadilan dan menghindari unsur-unsur kezaliman. Segala bentuk

muamalah yang mengandung unsur penindasan tidak dibenarkan.

Keadilan adalah menempatkan sesuatu hanya pada tempatnya dan

memberikan sesuatu hanya pada yang berhak, serta memperlakukan

sesuatu sesuai posisinya. Implementasi keadilan dalam aktivitas ekonomi

berupa aturan prinsip muamalah yang melarang adanya unsur riba, zalim,

maysir, gharar, objek transaksi yang haram (Djamil, 2013:155).

Kezhaliman dapat merusak keridhaan dalam transaksi, maka Nabi

shalallahu’alihi wa sallam bersabda:

ألا لا تظلموا ألا لا تظلموا ألا لا تظلموا إنه لا يحل مال امرئ إلا بطيب نـفس منه Terjemahnnya: “ Janganlah kalian berbuat zhalim, ingatlah tidak halal harta seorang kecuali dengan keridhaan darinya”(HR al-Baihaqi).

2. Prinsip Khusus

Secara khusus, prinsip muamalah dapat disimplikasi pada hal-hal

yang dilarang dalam praktek muamalah dan hal-hal yang diperintahkan

untuk dilakukan. Untuk hal-hal yang diperintahkan dalam muamalah

adalah sebagai berikut : pertama, objek transaksi mesti halal. Artinya

dilarang melakukan bisnis ataupun aktivitas ekonomi terkait yang haram.

Sebagai contoh Islam melarang menjual minuman keras, najis, alat-alat

perjudian, dan lain-lain. Kedua, adanya keridhaan pihak-pihak yang

bermuamalah. Dasar asas ini adalah kalimat an taradhin minkum ( saling

Page 80: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

68

rela diantara kalian, QS.An-Nisa: 29). Asas ini menyatakan bahwa segala

transaksi yang dilakukan harus atas dasar kerelaan antara masing-masing

pihak.18

Ketiga, pengurusan dana yang amanah. Amanah mempunyai akar

kata yang sama dengan kata imana dan aman, sehingga mukmin berarti

yang beriman, yang mendatangkan keamanan, juga orang yang memberi

dan menerima amanah. Dalam berbisnis, nilai kejujuran dan amanah

merupakan ciri yang mesti ditunjukkan karena merupakan sifat Nabi dan

Rasul dalam kehidupan sehari-hari. Terkait ini Nabi bersabda: pedagang

yang jujur dana amanah berada bersama para Nabi dan syuhada.

Menurut peneliti walaupun ada beberapa konsumen JNE yang merasa

tidak dirugikan, namun bukan berarti akad tersebut sah, mengingat sistem

pembulatan yang dilakukan oleh JNE tidak sesuai dengan prinsip muamalah,

yakni nilai-nilai keadilan dan menghindari unsur-unsur penganiayaan dalam

transaksi. Yang mana JNE sebagai pihak kuat(perusahaan), bebas

menentukan aturan pembulatan timbangan sendiri sedangkan konsumen

sebagi pihak yang lemah, tidak mempunyai pilihan lain. Padahal dalam Islam

dianjurkan untuk bersikap adil dan tidak mengekploitasi salah satu pihak.

Kemudian melihat Kaidah Ushul Fiqh yang berbunyi :

درأ المفاسد مقدم على جلب المصالArtinya :” menghilangkan mafsadat itu lebih didahulukan daripada mengambil sebuah maslahat.”19

Kaidah ini menegaskan jika ada tarik menarik antara sesuatu yang

merusak dan sesuatu yang maslahah. Maka menolak sesuatu harus lebih

didahulukan, walau itu harus kehilangan sesuatu yang maslahah. Dalam kasus

diatas, JNE memang membantu mendistribusikan barang, namun karena

18 Fathurahman Djamil, Hukum Ekonomi Islam : Sejarah, Teori,dan Konsep (Jakarta : Sinar Grafika, 2013), h. 56.

19 Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf, Kaidah-Kaidah Praktis Memahami Fiqh Islam (Qawaid Fiqhiyah) (Gresik : Pustaka al-Furqon, 1435 H/2013 M), h. 101-103.

Page 81: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

69

pembulatan timbangan yang sewenang-wenang mengakibatkan

kemudharatan, maka harus ditinggalkan.

B. Pembulatan Timbangan pada Jasa Pengiriman Barang PT.Jalur

Nugraha Ekakurir (JNE) ditinjau dari Hukum Perlindungan Konsumen.

Perlindungan konsumen adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan

perlindungan hukum yang diberikan kepada konsumen dalam usahanya untuk

memenuhi kebutuhannya dari hal-hal yang merugikan konsumen itu sendiri.

Undang-Undang perlindungan konsumen Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa,

perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian

hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.20 Perlindungan konsumen

mempunyai cakupan yang luas, meliputi perlindungan konsumen terhadap barang

dan jasa, yang berawal dari tahap kegiatan untuk mendapatkan barang dan jasa

hingga sampai akibat-akibat dari pemakaian barang dan/atau jasa tersebut.

Perlindungan hukum merupakan hal yang sangat penting bagi suatu

negara, perlindungan itu mencakup dari berbagai macam aspek kehidupan mulai

dari aspek ekonomi, sosial dan budaya. Dalam hal ini negara harus menjamin

adanya perlindungan hukum kepada setiap warga negara, sama halnya Indonesia

yang merupakan negara hukum, dengan demikian negara harus hadir ditengah-

tengah masyarakat untuk menjamin adanya kepastian-kepastian hukum bagi

warga negaranya. Prinsip-prinsip perlindungan hukum di Indonesia berlandaskan

Pancasila sebagai ideologi dan falsafah negara. Prinsip perlindungan hukum ini

adalah dengan adanya pengakuan dan perlindungan terhadap harkat dan martabat

manusia yang bersumber pada Pancasila.21

Lahirnya Undang-Undang Perlindungan Konsumen adalah untuk

memperoleh perlindungan yang diderita atas transaksi suatu barang dan jasa.

20 Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

21 Muchsin, “ Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia”,( Surakarta:magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2003). h.20.

Page 82: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

70

UUPK menjamin adanya kepastian hukum bagi konsumen. Adapun tujuan

perlindungan konsumen adalah sebagai berikut :22

1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk

melindungi diri.

2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara

menghindarkannya dari ekses negative pemakaian barang dan/atau jasa.

3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan

dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen.

4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur

kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk

mendapatkan informasi.

5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya

perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan

bertanggung jawab dalam berusaha.

6. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin

kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan,

kenyamanan, keamanan dan keselamatan.

Pasal 3 Undang-Undang Perlindungan Konsumen ini, merupakan isi

pembangunan nasional sebagaimana disebutkan dalam Pasal 2 yakni “

Perlindungan Konsumen berasaskan manfaat, keadilan,keseimbangan,

keamanan, dan keselamatan konsumen, serta kepastian hukum”. Karena tujuan

perlindungan konsumen yang ada itu merupakan sasaran akhir yang harus dicapai

dalam pelaksanaan pembangunan di bidang hukum perlindungan konsumen.23

Achmad Ali mengatakan masing-masing Undang-Undang memiliki tujuan

khusus. Hal itu juga tampak dari pengaturan Pasal 3 Undang-Undang

Perlindungan Konsumen, yang mengatur tujuan khusus perlindungan konsumen,

sekaligus membedakan dengan tujuan umum sebagaimana dikemukakan

berkenaan dengan ketentuan Pasal 2 diatas.

22 Dasar Hukum Perlindungan Konsumen, di poskan oleh naufal alfatih pada 10 Oktober 2012.

23 Ahmadi Miru dan Sutraman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, ( Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007) ,h.34

Page 83: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

71

Adanya Undang-Undang yang mengikat pelaku usaha adalah agar pelaku

usaha tidak melakukan kegiatan yang dapat merugikan salah satu pihaknya yakni

konsumen.

Penemuan di lapangan bahwa bentuk perlindungan hukum yang diberikan

oleh pihak Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) adalah dengan tidak menjelaskan secara

gamblang mengenai adanya pembulatan timbangan yang dilakukan. pihak JNE

langsung memberi tahu harga dengan tarif yang sudah dibulatkan dan pihak JNE

tidak mengetahui bagaimana Undang-Undang dan Pasal yang terkait melainkan

hanya menjalankan tugas melayani konsumen yang datang. 24

Dari hasil wawancara tersebut salah satu kekurangan pihak kantor JNE

yaitu pengetahuannya kurang luas sehingga, ketika menjalankan tugasnya tidak

disadari pengetahuan mengenai Undang-Undang, hanya menjalankan kewajiban

sesuai intruksi pemilik kantor JNE.

Berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun

1999 terkiat Hak dan Kewajiban Konsumen dengan Pelaku Usaha dijelaskan

sebagai berikut:

Hak dan Kewajiban Konsumen Dengan Pelaku Usaha

1. Hak konsumen (pasal 4 UU Nomor 8. Tahun 1999)

a. Hak atas kenyamanan, keamanan,dan keselamatan dalam

mengonsumsi barang dan/atau jasa.

b. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang

dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta

jaminan yang dijanjikan.

c. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang dan/atau jasa.

d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau

jasa yang digunakan.

e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya

penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.

24 Wawancara dengan Irfan, Karyawan JNE Sabena Anugerah Ciputat, 17 Oktober, 2019.

Page 84: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

72

f. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan Pendidikan konsumen.

g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta

tidak diskriminatif.

h. Hak untuk mendapatkan kompensasi,ganti rugi dan/atau penggantian

apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan

perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

i. Hak hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan

lainnya.25

2. Kewajiban Konsumen

a. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian

atau pemnafaatan barang dan/atau jasa demi keamanan dan

keselamatan.

b. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau

jasa.

c. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati.

d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan

konsumen secara patut.

3. Hak Pelaku Usaha

a. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan

mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang

diperdagangkan.

b. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen

yang beritikad tidak baik.

c. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya dalam penyelesaian

hukum sengketa konsumen.

d. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum

bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa

yang diperdagangkan.

e. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan lainnya.

25 Sri Redjeki Hartono, Hukum Ekonomi Indonesia,( Malang:Bayumedia Publishing, 2007), hal.139

Page 85: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

73

4. Kewajiban pelaku usaha ( Menurut pasal 7 UU Nomor.8 Tahun 1999)

a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.

b. Memberikan informasi yang benar, jelas,dan jujur mengenai kondisi

dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan

penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan.

c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta

tidak diskriminatif.

d. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau

diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau

jasa yang berlaku.

e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji dan/atau

mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan

dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang

diperdagangkan.

f. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian

akibat penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/atau jasa

yang di perdagangkan.

g. Memberi kompensasi, ganti rugi, dan atau penggantian apabila barang

dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan

perjanjian.

Jika dianalisis menggunakan Undang-Undang Perlindungan Konsumen,

maka dari transaksi yang ada pada Kantor JNE terdapat penyimpangan yakni

terkait pasal 7 huruf b mengenai kewajiban pelaku usaha yang mana disebutkan”

pelaku usaha wajib memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai

kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan,

perbaikan, dan pemeliharaan”. Selanjutnya pasal pasal 4 huruf c mengenai hak

konsumen yang mana disebutkan “ hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur

mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.

Pada jasa pengiriman barang di kantor JNE pasti memanfaatkan jasa

perusahaan dan melakukan kegiatan ekspedisi yang dalam hal ini biasa disebut

Page 86: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

74

dengan pengiriman barang. Kegiatan pengiriman barang ini erat hubungannya

antara pelaku usaha dengan konsumen. Sebelum dilakukannya proses pengiriman

barang konsumen diberikan tawaran oleh perusahaan dalam menggunakan jasa

pengirimannya. Adapun produk yang dimiliki oleh Kantor JNE yakni : SS, YES,

REG, dan OKE.26

Setelah konsumen memilih produk yang diinginkan kemudian ditimbang

sesuai dengan berat barang. Pada saat proses menimbang, hasil timbangan

tersebut pasti akan dibulatkan sesuai dengan program yang terdapat pada

komputer secara otomatis.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang pembulatan timbangan

yang dilakukan oleh agen pengiriman atau yang biasa disebut dengan “Kantor

JNE” masih terdapat ketidakselarasan dengan aspek yuridis yang ada.

Bahwasanya proses transaksi tersebut konsumen ada yang merasa dirugikan dan

ada yang tidak. Bagi konsumen yang merasa tidak dirugikan hal tersebut tidaklah

menjadi persoalan. Namun bagi konsumen yang merasa terbebani akan menjadi

permasalahan tersendiri. Bagi konsumen yang merasa dirugikan oleh

penimbangan pihak Kantor JNE dikarenakan pihak Kantor JNE melakukan

pembulatan timbangan secara sepihak yang sudah terprogram pada komputer.

Konsumen hanya diberikan penjelasan mengenai produk yang ada di JNE tanpa

memberi tahu adanya pembulatan dalam transaksi tersebut. Seperti contoh apabila

berat barang 400 gram akan dibulatkan menjadi 1 kilogram (kg), apabila berat 2,4

kg akan dibulatkan menjadi 3 kg begitupun seterusnya dengan harga yang

ditetapkan oleh kantor JNE. Diberlakukannya sitem pembulatan tersebut dengan

alasan untuk :

1. Memudahkan dalam menentukan tarif, artinya jika JNE memakai

timbangan per ons maka JNE sangatlah kesulitan menentukan tarifnya

misalnya 1,2 kg ada tarif tersendiri, 1,3 ditentukan tarif tersendiri. Maka

JNE kesulitan karena kota yang ada di Indoenesia sangatlah banyak. Oleh

karena itu, JNE memakai patokan timbangan per kg.

26 Wawancara dengan Rijal Andriana, Karyawan JNE Sabena Anugerah Ciputat, 3 November 2019.

Page 87: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

75

2. Terbatasnya uang receh, artinya apabila timbangan ditentukan harganya

sendiri misalnya, 1 kg dengan tarif 8.000, maka apabila 1,1 kg menjadi

8.800. begitupun selanjutnya. Dengan ini sangat menyulitkan bagi

karyawan dan konsumen mencari pecahan uang receh.

3. PPN sudah ditanggung oleh pihak JNE, artinya konsumen tidak perlu lagi

tertipu dengan tarif yang sudah ada.

Berdasarkan analisis pasal 8 UUPK, alasan pihak JNE tersebut tidak bisa

dijadikan acuan pembolehan adanya pembulatan timbangan, karena berdasarkan

Undang-Undang No.8 Tahun 1999 perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha

diatur dalam Bab IV Pasal 8 hingga pasal 17 Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen, secara khusus mengatur mengenai

perbuatan hukum yang dilarang bagi pelaku usaha, seperti larangan dalam

memproduksi atau memperdagangkan, larangan dalam menawarkan, larangan-

larangan dalam penjualan secara obral/lelang, dan dimanfaatkan dalam ketentuan

periklanan.27

Larangan dalam memproduksi/memperdagangkan barang atau jasa bagi

pelaku usaha tercantum dalam Pasal 8 Undang-Undang Perlindungan Konsumen,

sebagai berikut:

Pasal 8 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

1. Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang

dan/atau jasa yang:

a. Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan

dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Tidak sesuai dengan berat berat bersih, isi bersih atau netto, dan

jumlah dalam hitungan sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau

etiket barang tersebut.

c. Tidak sesuai dengan ukuran,takaran,timbangan dan jumlah dalam

hitungan menurut ukuran yang sebenarnya.

27 Lastini, “ Perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha menurut Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen “ , Lex Privatum, Vol.IV/No.6/Juli/2016.

Page 88: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

76

d. Tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau kemanjuran

sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket atau keterangan barang

dan/atau jasa tersebut.

e. Tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan,

gaya, mode, atau penggunaan tertentu sebagaimana dinyatakan dalam

label atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut.

f. Tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket,

keterangan, iklan atau promosi penjualan barang dan/atau jasa

tersebut;

g. Tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa atau jangka waktu

penggunaan/pemanfaatan yang paling bai katas barang tertentu.

h. Tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana

pernyataan “halal” yang dicantumkan dalam label;

i. Tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat

nama barang,ukuran,berat/isi bersih atau netto, komposisi, aturan

pakai, tanggal pembuatan, akibat sampingan, nama dan alamat pelaku

usaha serta keterangan lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan

harus dipasang/dibuat;

j. Tidak mencantumkan informasi dan/atau petunjuk penggunaan barang

dalam Bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan yang berlaku.

Jika dianalisis menggunakan Undang-Undang Perlindungan Konsumen, maka

dari transaksi yang ada pada Kantor JNE terdapat penyimpangan yakni perbuatan

yang dilarang bagi pelaku usaha yang terkait dengan Pasal 8 ayat (1) huruf c yang

mana disebutkan” tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan, dan jumlah

dalam hitungan menurut ukuran yang sebenarnya”.

Page 89: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang berhasil dihimpun oleh peneliti

dalam judul skripsi “ Pembulatan Timbangan pada Jasa Pengiriman Barang

PT.Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) (Perspektif Fiqh dan Hukum

Perlindungan Konsumen), maka peneliti mengambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Praktik pembulatan timbangan dalam transaksi jual beli masih banyak

yang melakukan kecurangan. Dalam penimbangannya penjual terkadang

menggunakan timbangan yang keakuratannya telah mereka modifikasi

dan manipulasi dengan sedemikian rupa. Hukum PerUndang-Undangan

Negara Republik Indonesia menurut UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang

perlindungan konsumen pasal 8 ayat 1 a dan b dinyatakan bahwa pelaku

usaha dilarang memproduksi dan memperdagangkan barang dagangan

yang tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih, atau netto, tidak sesuai

dengan ukuran, takaran, dan timbangan menurut ukuran yang

sebenarnya. Sanksi tersebut telah dijelaskan dalam UU Repbulik

Indonesia No.2 Tahun 1981 yang berbunyi “Barang siapa melakukan

perbuatan yang dimaksud maka dipidana penjara selama-lamanya 6

(enam) bulan dan atau denda setinggi-tingginya Rp. 500.000,-(lima ratus

ribu rupiah).

2. Tinjauan hukum Islam tentang praktik pembulatan timbangan jasa

pengiriman barang pada PT.Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) adalah tidak

diperbolehkan atau batal. Ada beberapa alasan mengapa sistem

pembulatan JNE tidak dibenarkan. Alasan pertama, Hal ini dikarenakan

pembulatan timbangan tidak sesuai dengan perintah al-Qur’an surat Hud

ayat 85 bahwa disyariatkan untuk memenuhi timbangan dan bertentangan

dengan konsep perjanjian dalam Islam. Alasan kedua, praktik transaksi

PT.JNE tidak sesuai dengan syarat ijarah yang mana harus ada kerelaan

77

Page 90: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

78

kedua belah pihak dan mayoritas konsumen tidak setuju dengan adanya

pembulatan timbangan. Alasan ketiga, bertentangan dengan prinsip

keadilan yang termasuk pada prinsip muamalah. Melihat pembulatan

timbangan pada JNE hanya menguntungkan satu pihak saja yaitu

PT.Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) dan menzalimi pihak yang lain

(konsumen). Pembulatan timbangan yang dilakukan oleh JNE melanggar

Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 yang

terdapat pada Pasal 8 butir c, menyebutkan bahwa pelaku usaha atau jasa

dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa

yang tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam

hitungan menurut hitungan sebenarnya. Selanjutnya pasal 4 huruf c

menyebutkan hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai

kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa. Terakhir pasal 7 huruf b

mengenai kewajiban pelaku usah yang mana disebutkan “ pelaku usaha

wajib memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai

kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan

penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan”.

B. Saran

Adapun saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah, perlu adanya regulasi yang spesifik terkait jasa

pengiriman barang, dan pengawasan terhadap oprasional perusahaan jasa.

Mengingat kebutuhan masyarakat modern saat ini demi tercapainya

pendistribusian barang yang lebih efisien.

2. Bagi perusahaan diharapkan kantor JNE mampu membenahi

permasalahan dan juga memberikan pemahaman secara mendetail

apabila kelak dikemudian hari ada konsumen yang complain merasa

dirugikan karena adanya pembulatan timbangan dan tarif yang banyak

kurang dimengerti oleh konsumen.

Page 91: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

79

3. Untuk konsumen, perlu adanya laporan kepada YLKI tentang adanya

pembulatan timbangan di PT.Jalur Nugraha Ekakurir (JNE). Guna

tercapainya keadilan antara konsumen dan perusahaan.

Page 92: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abd Hakim, Atang dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakrya,2001.

Ahmad, Mustaq Etika Bisnis dalam Islam Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005.

Alhafidz, W Ahsan, Kamus Fiqh, Jakarta: Amzah, 2013.

Ali, Ahmad Wiwiwe Heryani, Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap Hukum, Jakarta:Kencana, Cetakan Kedua, 2013.

Al-Mugha,Musthafa Dib, Fiqh Al-Mu’awadhah diterjemahkan dengan judul Buku Pintar Transaksi Syariah,Terjemahan Fakhri Ghafur Damaskus: Darul Musthafa, 2009.

Al-Muraghi, Ahmad Musthafa, Tafsir Al-muragi ,Terjemahan Anshori Umar Singgall, Hery Noer Aly dan Bahrun Abubakar Semarang: Tohaputra, 1988.

Al-Qur’an Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Bandung:Diponogoro,2005.

Anwar Samsul, Hukum Perjanjian Syariah : Studi Tentang Teori Akad dalam Fiqh Muamalat Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2010.

Arikunto, Suharsismi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta:Rineka Cipta, 2010.

Aula Muhammad, Syakir, Asuransi Syariah ( Life and General): Konsep dan Sistem Operasional,Cet . 1. Jakarta: Gema Insani Press.2004.

Badan Perlindungan Konsumen Nasional, Perlindungan Konsumen Indonesia, Cet 2, Jakarta:2005.

Bin Yazid Muhammad Abu Abdullah Al-Qazwaniy, Sunan Ibnu Majah Jilid 1, Beirut: Dar Al-fikr, 2004.

Departemen Pendidikan Nasional,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2011.

80

Page 93: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

81

Gemala Dewi (2006). Hukum Perikatan Islam di Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2005.

Djamil, Fathurahman, Hukum Ekonomi Islam (Sejarah, Teori dan Konsep), Jakarta:Sinar Grafika,2013.

Halim Barakatullah Abdul , Hukum Perlindungan Konsumen Kajian Teoritis dan Perkembangan Pemikiran,, Bandung:Nusa Media,2008.

Hamidy, Zainudin dan Sahih Bukhari Juz II Bab Ijarah, Jakarta: Widjaya, 1983.

Haroen Nasrun, Fiqh Muamalah Jakarta: Gaya Media, Cet ke II, 2007.

Hasan, M Ali, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.

Ibrahim, Johny, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Cetakan III, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007),h.,300.

Mestika, Zed “Metode Penelitian Kepustakaan” Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008.

K Lubis, Suhrawardi dan Farid Wajdi, Hukum Ekonomi Islam,Jakarta: Sinar Grafika, 2014.

Kadir A, Hukum Bisnis Syariah dalam Al-Qur’an,Jakarta: Amzah, 2013.

Karim A Adiwarman, Ekonomi Mikro Islam Edisi ke-III, Jakarta: Rajawali Pers, Cet. IV, 2011.

Katsir, Ibnu,Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu Katsier 4, Surabaya: Bina Ilmu,2005.

Muhammad dan Alimin, Etika Perlindungan Konsumen dalam Ekonomi Islam, Yogyakarta:BPFE UGM,2004.

Halim Barakatullah, Abdul, Hak-Hak Konsumen, Bandung:Nusa Media, 2010.

Muhammad, Abdulkadir, Hukum dan Penelitian Hukum Cet-1, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2004.

Musbikin,Imam,Qawaid Al-Fiqhiyah, cet.1.1 Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2006.

Nasution, Az, Konsumen dan Hukum, Jakarta: Rineka Cipta, 1996.

Page 94: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

82

Pasaribu Chairuman, dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2004.

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UIN Yogyakarta bekerjasama dengan Bnak Indonesia, Ekonomi Islam, Jakarta: Raja Grafindo, 2014.

Qardhawi,Yusuf , Halal dan Haram dalam Islam, Terjemahan oleh Mu’amal Hamidy, Surabaya: Bina Ilmu, 2003.

Qardhawi Yusuf, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Terjemahan Zainal Arifin dan Dahlia Husin, Jakarta: Gema Innsani, 1997.

Rahman, Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam Jilid II, Jakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995.

Rajaguguk, Erna, “ Pentingnya Perlindungan Konsumen Dalam Era Perdagangan Bebas”, Bandung: Mandar Maju,2000.

Ruysd, Ibnu dan Bidayah Al-Mujtahid wa Nihayah Al-Muqtasid Jus III, terjemahan M.A. Abdurrahman dan A.Haris Abdullah, Semarang: Asy-Syifa,1990.

Redjeki Sri, Hartono, Hukum Ekonomi Indonesia,Malang:Bayumedia Publishing, 2007.

S Burhanuddin, Pemikiran Hukum Perlindungan Konsumen dan Sertifikasi Halal, Malan:UIN Maliki Press, 2011.

Sabiq,Sayyid Fiqh Sunnah Jilid XIII Bandung: Al-Ma’ruf, 1987.

Shihab, Quraish Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan,dan Keserasian Al-Qur’an Vol.XV, Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Sudjana, Nana dan Awal Kusuma, Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi Bandung: Sinar Baru Algnesindo,2008.

Suhendi Hendi, Fiqh Muamalah Jakarta:Rajawali Pers,2013.

Syafe’I,Rahmat Fiqh Muamalah Bandung: Pustaka Setia, 2001.

Tim P3EI Universitas Islam Indonesia, Ekonomi Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2008.

Wardi Ahmad Muslich, Fiqh Muamalah, Jakarta: Amzah, 2013.

Page 95: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

83

Jurnal dan Skripsi

Ayu, Aisyah dan Musyafah,Hardanti Widya Khasna, Perlindungan Konsumen Jasa Pengiriman Barang Dalam Hal Terjadi Keterlambatan Pengiriman Barang, Jurnal Law Reform Volume 14, Nomor 2, 2018.

E, Marvin. Wolfang.et.al., The Sociology of Crime and Delinquency, 1970, New York/London/Sydney/Ttotonto: John Wiley & Sons, Inc., h.8-9 dalam Reza Ardila “Komitmen Terhadap Kelompok,,,,” (Skripsi S-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Uiniversitas Indonesia 2009).

Hulaify Akhmad, Asas-Asas Kontrak (Akad) dalam Hukum Syari’ah, At-Tadbir : Jurnal Ilmiah Manjemen Vol.3 No.1, 2019.

Kamal Muhammad Zubair dan Abdul Hamid, Eksistensi Akad dalam Transaksi Keuangan Syariah, Jurnal Hukum Diktum, Volume 14, Nomor 1, Juli 2016.

Kartika Yuni, Tinjauan Fiqh Muamalah terhadap Mekanisme Pengupahan Pengiriman Paket Barang di PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Cabang Palembang, Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, 2017.

Lastini, “ Perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha menurut Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen “ , Lex Privatum, Vol.IV/No.6/Juli/2016.

Lutfiyatul Amalia Vivi, Tinjauan Hukum Islam dan Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perindungan Konsumen terhadap Praktik Pembulatan Harga Jual BBM (Studi Kasus SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga), Skripsi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, 2018.

M Tamyiz Muharrom, “ Kontrak Kerja; Antara Kesepkatan dan Tuntutan Pengembangan SDM”, dalam Al-Mawarid Jurnal Hukum Islam, Edisi X Tahun 2003, (Yogyakarta: Program Studi Syariah FIAI UII)

Muayyad Ubaidullah, Asas- Asas Perjanjian dalam Hukum Perjanjian Islam. Anil Islam Vol.8. Nomor 1, Juni 2015.

Muftadin Dahrul, Dasar-Dasar Hukum Perjanjian Syariah dan Penerapannya dalam Transaksi Syariah, Jurnal Al-Adl, Vol.11.No.1, Januari 2018.

Sadan Yasir , “ Pengambilan Keuntungan Melalui Pembulatan Pada Bisnis Warung Internet Perspektif UU No.8 Perlindungan Konsumen dan Perspektif Hukum Islam (Study Kasus Net City Yoyakarta)”,( Skripsi- UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012).

Page 96: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

84

Saleha St Majdid, Prinsip-Prinsip (Asas-asas) Muamalah, J-HES, Jurnal Hukum Ekonomi Syariah, Volume 2, No.1, Januari- Juni 2018.

Semawwi Ramli, Urgensi Akad dalam Hukum Ekonomi Islam, Jurnal Al-Syir’ah Vol.8, No.2, Desember 2010.

Timorita Yulianti Ratna, Asas-Asas Perjanjian (Akad) dalam Hukum Kontrak Syariah, Jurnal Ekonomi Islam, Vol.II,No.1, Juli 2008.

Wahyuni Bashiroh Tri, Analisis Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Terhadap Pembulatan Timbangan Pada Jasa Laundry di Kaey Laundry” ( Skripsi-UIN Sunan Ampel Surabaya,2016).

Zainur Ahmad Rosid, Praktik Pembulatan Timbangan Pada Jasa Usaha Laundry Tinjauan Hukum Gharar, Skripsi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2018.

Zendy, “ Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Pembulatan Harga Yang Harus Dibayar Di SPBU Kota Semarang”, Skripsi-Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, 2015.

Peraturan-Peraturan dan Fatwa DSN MUI

Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 09/DSN-MUI/VI/2000 Tentang Pembiayaan Ijarah.

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metorology Legas.

Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999.

Interview

Interview Pribadi, Irfan, Karyawan JNE Sabena Anugerah, Ciputat, 17 Oktober 2019.

Interview Pribadi, Ayu Amalina, Karyawan JNE Jl.Ir.H.Juanda Ciputat, 25 Oktober 2019.

Interview Pribadi, Hasbi, Karyawan JNE Sabena Anugerah, Ciputat, 26 Oktober 2019.

Page 97: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

85

Interview Pribadi, Lukman Nulhakim, Karyawan JNE Legoso Raya, 26 Oktober 2019.

Interview Pribadi, Risa Mahalini, (Konsumen),Ciputat, 28 Oktober 2019.

Interview Pribadi,Ayu Nadia,(Konsumen), Ciputat, 29 Oktober.2019.

Interview Pribadi, Hermawan, (Konsumen), Ciputat. 03 November 2019.

Internet dan Artikel

Alfi Kholisdinuka, Sinergi Dana JNE Dukung Akselerasi Ekonomi Digital Indonesia, https://m.detik.com/inet/cyberlife/d-4747083/sinergi-dana-jne-dukung-akselerasi-ekonomi-digital-indonesia?_ga=2.113522115.533539613.1583722165-1959018971.1572260602, diunduh pada Selasa 15 Oktober 2019, pukul 18:53 WIB.

Dampak E-Cpmmerce, JNE Kirim 20 Juta Barang Per Bulan, https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/26/191256126/dampak-e-commerce-jne-kirim-20-juta-barang-per-bulan?_ga=2.65983085.253286178.15837722080-1066388731.1583722079, diunduh pada Senin, 26 November 2018, pukul 19:12 WIB.

Dewi Rina Cahyani, Pengiriman JNE 80 Persen Didominasi oleh Sektor Ritel, https://bisnis.tempo.co/read/1113818/pengiriman-jne-80-persen-didominasi-oleh-sektor-ritel, diunduh pada Minggu, 5 Agustus 2018, pukul 06:41 WIB.

Fauzan, JNE Targetkan Pengiriman 1 Juta/Hari, http://ekbis.sindonews.com/read/871767/34/jne-targetkan-pengiriman-1-jutahari-1402309398, diunduh, 9 Juni 2014, pukul 17:23 WIB.

Iwan Supriatna, Ongkir JNE Naik Hingga 19 Persen https://amp.suara.com/bisnis/2019/03/20/15647/ongkir-jne-naik-hingga-19-persen-berlaku-mulai-besok, diunduh pada Rabu 20 Maret 2019, pukul 12:56 WIB.

JNE memanfaatkan Kekuatan Cloud Untuk Mencapai Visinya dalam Ekonomi Baru http://www.jne.co.id/id/berita/berita-detail/jne-manfaatkan-kekuatan-cloud-untuk-mencapai-visinya-dalam-ekonomi-baru, diunduh pada 14 November 2019

Page 98: PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG PT JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51613... · 2020. 8. 3. · PEMBULATAN TIMBANGAN

86

JNE Raih Penghargaan Tingkat Nasional dan Internasional, https://www.jne.co.id/id/berita/berita-detail/jne-raih-penghargaan-tingkat-nasional-dan-internasional, diunduh pada 29 September 2019.

Kodrat Setiawan, JNE Naikkan Tarif Ongkos Kirim 20 Persen https://bisnis.tempo.co/read/1165359/jne-naikkan-tarif-ongkos-kirim-20-persen, diunduh pada Rabu, 16 Januari 2019, pukul 08:22 WIB.

The Big Start Indonesia : JNE Bagikan Tips “ Packaging” Aman untuk Pelaku UMKM, https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/113000626/the-big-start-indonesia--jne-bagikan-tips-packaging-aman-untuk-pelaku-umkm?_ga=2.91175513.253286178.1583722080-10, diunduh pada Jumat, 27 Juli 2018, pukul 11:30 WIB.