Pembuatan Serum Dan Widal Kelompok 4

21
Pembuatan Serum Waktu dan Tempat Praktikum : Praktikum pembuatan serum metode Sentrifugasi , dilaksanakan pada hari jum’at , 21 Maret 2014. Di laboratorium Biologi Sekolah Tinggi Analis Bhakti Asih Bandung. Tujuan -Untuk mengetahui cara pembuatan serum -Untuk mengetahui cara mendapatkan serum Prinsip Sejumlah volume darah dimasukkan kedalam tabung sentrifuge lalu dibiarkan membeku sehingga fibrinogen berubah menjadi fibrin. Kemudian disentrifuge dengan kecepatan 1500 rpm selama 10 menit. Serum yang telah dipisahkan diambil dan disimpan, lalu diberi label/etiket. Dasar Teori Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah. Darah manusia

description

laporan[

Transcript of Pembuatan Serum Dan Widal Kelompok 4

Page 1: Pembuatan Serum Dan Widal Kelompok 4

Pembuatan Serum

Waktu dan Tempat Praktikum :Praktikum pembuatan serum metode

Sentrifugasi, dilaksanakan pada hari jum’at,21 Maret 2014. Di laboratorium Biologi Sekolah

Tinggi Analis Bhakti Asih Bandung.

Tujuan

-Untuk mengetahui cara pembuatan serum

-Untuk mengetahui cara mendapatkan serum

Prinsip

Sejumlah volume darah dimasukkan kedalam tabung sentrifuge lalu dibiarkan

membeku sehingga fibrinogen berubah menjadi fibrin. Kemudian disentrifuge dengan

kecepatan 1500 rpm selama 10 menit. Serum yang telah dipisahkan diambil dan disimpan,

lalu diberi label/etiket.

Dasar Teori

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan)

tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan

tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh

terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata

hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.

Darah manusia

Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk mengangkut

oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh

dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan

penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.

Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.

Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai

merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh

hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk

heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.

Page 2: Pembuatan Serum Dan Widal Kelompok 4

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam

pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-

paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen

melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena

pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah

aorta. Darah membawa oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut

pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava

superior dan vena cava inferior.

Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia

asing ke hati untuk diuraikan dan dibawa ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.

Komposisi

Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari

darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang

dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan

kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.

Korpuskula darah terdiri dari :

Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).

Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai

sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah

merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit akan

menderita penyakit anemia.

Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)

Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.

Sel darah putih atau leukosit (0,2%)

Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk

memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau

bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang

kelebihan leukosit akan menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan

leukosit akan menderita penyakit leukopenia.

Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas:

1. Air: 91,0%

2. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)

Page 3: Pembuatan Serum Dan Widal Kelompok 4

3. Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium,

fosfor, , kalium dan zat besi,nitrogen, dll)

4. Garam

Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :

albumin

bahan pembeku darah

immunoglobin (antibodi)

hormon

berbagai jenis protein

berbagai jenis garam

Serum

Di dalam darah, serum (bahasa Inggris: blood serum) adalah komponen yang bukan

berupa sel darah, juga bukan faktor koagulasi : serum adalah plasma darah tanpa fibrinogen,

(bahasa Latin: serum ) berarti bagian tetap cair dari susu yang membeku pada proses

pembuatan keju.

Serum terdiri dari semua protein (yang tidak digunakan untuk pembekuan darah)

termasuk cairan elektrolit, antibodi, antigen, hormon, dan semua substansi exogenous.

Rumusan umum yaitu: serum = plasma - fibrinogen - protein faktor koagulasi.

Studi yang mempelajari serum disebut serologi. Serum digunakan dalam berbagai uji

diagnostik termasuk untuk menentukan golongan darah.

Alat dan Bahan

1. Tabung Sentrifuge

2. Pipet Tetes

3. Tempat Serum

4. Darah

Cara Kerja

Page 4: Pembuatan Serum Dan Widal Kelompok 4

1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

2. Ambil darah dari pembuluh vena sebanyak 3 cc (atau yang diperlukan)

3. Masukkan darah kedalam tabung reaksi atau tabung sentrifuge lewat dinding

tabung

4. Darah dibiarkan membeku didalam tabung pada suhu kamar selama 1 jam

5. Setelah membeku usahakan darah tidak menempel pada dinding tabung

dengan cara mengailnya menggunakan lidi.

6. Sentrifuge darah tersebut dengan kecepatan 1500 rpm selama 10 menit

7. Setelah disentrifuge, pisahkan serum / bagian cair dari bekuan menggunakan

pipet kedalam tabung lain.

Hasil Pengamatan

Gambar 4. Darah yang diambil sebanyak 3 cc dari pembuluh darah vena di

masukkan kedalam tabung sentrifuge (21 Maret 2014)

Gambar 5. Dibiarkan membeku selama 1 jam,lalu di sentrifuge (21 Maret

2014 )

Page 5: Pembuatan Serum Dan Widal Kelompok 4

Gambar 6. Hasil yang sudah di sentrifuge, bagian atas yang berwarna kuning

yaitu serum, dan bagian bawah adalah bekuan darah (21 Maret 2014)

Gambar 7. Serum yang sudah di pipet dan di pindahkan kedalam tempat

serum.

Serum yang di dapat sebanyak 0,7 mL (21 Maret 2014)

Pembahasan

Untuk pemeriksaan kimia klinik umumnya digunakan serum. Serum adalah cairan

yang terperas dari bekuan yang berwarna kuning muda, oleh karena dalam proses pembekuan

darah fibrinogen diubah menjadi fibrin, maka serum tidak mengandung fibrinogen lagi, tetapi

zat-zat yang lain masih terkandung didalamnya.

Kesimpulan

Didapat cairan berwarna kuning jernih sebanyak 0,7 ml dari 3 cc darah vena.

Page 6: Pembuatan Serum Dan Widal Kelompok 4

Daftar pustaka :

heri-analis.blogspot.com/2011/08/pembuatan-serum-dan-plasma.html. [ 28 April

2013 ]

http://alchudorisblog.blogspot.com/2010/06/membuat-serum.html [ 28 April 2013]

http://id.wikipedia.org/wiki/Darah. [ 28 April 2013 ]

http://id.wikipedia.org/wiki/Serum_darah [ 28 April 2013 ]

Page 7: Pembuatan Serum Dan Widal Kelompok 4

Pemeriksaan Widal Slide

Waktu dan Tempat Praktikum : Praktikum pemeriksaan widal slide,

dilaksanakan pada hari senin,jum’at 28 maret 2014. Di laboratorium Biologi Sekolah Tinggi

Analis Bhakti Asih Bandung.

Tujuan

Untuk mengetahui ada atau tidaknya antibodi Salmonella pada sampel serum.

Prinsip

Reaksi aglutinasi yang terjadi bila serum penderita dicampur dengan suspense antigen

Salmonella typhosa. Pemeriksaan yang positif ialah bila terjadi reaksi aglutinasi antara

antigen dan antibodi (agglutinin). Antigen yang digunakan pada tes widal ini berasal dari

suspense salmonella yang sudah dimatikan dan diolah dalam laboratorium. Dengan jalan

mengencerkan serum, maka kadar anti dapat ditentukan. Pengenceran tertinggi yang masih

menimbulkan reaksi aglutinasi menunjukkan titer antibodi dalam serum.

Dasar Teori

Sel-sel dalam suspensi seperti bakteri atau sel-sel darah merah biasanya

mengaglutinasi ketika dicampur dengan antiserumnya. Aglutinasi menyediakan metode yang

berurutan untuk mengidentifikasi variasi bakteri, jamur, dan tipe sel darah merah (Pelczar

and Chan, 1988).

Antigen merupakan suatu substansi yang bila memasuki inang vertebrata

menimbulkan respon kekebalan yang membawa kepada terbentuknya kekebalan padatan.

Respon ini mengakibatkan pembentukan antibodi spesifik yang beredar dalam aliran darah

(imunitas humoral) atau merangsang peningkatan jumlah sel-sel reaksi khusus yang disebut

limfosit (Pelczar and Chan, 1988).

Molekul antigen yang mungkin terdapat beberapa tempat di permukaannya yang

dapat bereaksi secara khas dengan antibodi, tempat ini disebut determinan antigen. Bahan

yang mempunyai berat molekul rendah sehingga tidak dapat bersifat antigen dan hanya dapat

menimbulkan produksi antibodi bila bahan ini bergabung dengan protein lain, kemudian

dapat bereaksi secara khas dengan antibodi itu disebut hapten (Staf Pengajar FKUI, 1994).

Definisi yang lebih tinggi dari pengertian antigen muncul melalui penemuan bahwa

bakteri pasti memproses flagella, sehingga dua antigen dapat dibedakan yaitu antigen flagella

dan antigen somatik atau antigen dinding bakteri (Flynn, 1966).

Page 8: Pembuatan Serum Dan Widal Kelompok 4

Antibodi yaitu protein yang diproduksi sebagai akibat pemberian suatu antigen dan

mempunyai kemampuan untuk bergabung dengan antigen yang merangsang produksinya.

Antigen yaitu suatu zat yang dapat dideteksi bila dimasukkan ke dalam tubuh hewan serta

dapat menginduksi respon imun (Jawetz, 1966).

Uji Widal dirancang secara khusus untuk membantu diagnosis demam typhoid dengan

cara mengaglutinasikan Basilus typhoid dengan serum penderita. Namun, istilah ini kadang-

kadang diterapkan secara tidak resmi pada uji aglutinasi lain yang menggunakan biakan

organisme yang dimatikan dengan panas selain Salmonella typhii (Pelczar and Chan, 1988).

Widal atau uji Widal adalah prosedur uji serologi untuk mendeteksi bakteri

Salmonella enterica yang mengakibatkan penyakit Thipoid. Uji ini akan memperlihatkan

reaksi antibodi Salmonella terhadap antigen O-somatik dan H-flagellar di dalam darah.

Tekhnik pemeriksaan uji widal dapat dilakukan dengan dua metode yaitu uji hapusan/

peluncuran (slide test) dan uji tabung (tube test). Perbedaannya, uji tabung membutuhkan

waktu inkubasi semalam karena membutuhkan teknik yang lebih rumit dan uji widal

peluncuran hanya membutuhkan waktu inkubasi 1 menit saja yang biasanya digunakan dalam

prosedur penapisan. Umumnya sekarang lebih banyak digunakan uji widal peluncuran.

Sensitivitas dan spesifitas tes ini amat dipengaruhi oleh jenis antigen yang digunakan.

Menurut beberapa peneliti uji widal yang menggunakan antigen yang dibuat dari jenis strain

kuman asal daerah endemis (local) memberikan sensitivitas dan spesifitas yang lebih tinggi

daripada bila dipakai antigen yang berasal dari strain kuman asal luar daerah enddemis

(import). Walaupun begitu, menurut suatu penelitian yang mengukur kemampuan Uji Tabung

Widal menggunakan antigen import dan antigen local, terdapat korelasi yang bermakna

antara antigen local dengan antigen S.typhi O dan H import, sehingga bisa dipertimbangkan

antigen import untuk dipakai di laboratorium yang tidak dapat memproduksi antigen sendiri

untuk membantu menegakkan diagnosis Demam tifoid.

Pada pemeriksaan uji widal dikenal beberapa antigen yang dipakai sebagai parameter

penilaian hasil uji Widal. Berikut ini penjelasan macam antigen tersebut :

Antigen O

Antigen O merupakan somatik yang terletak di lapisan luar tubuh kuman. Struktur

kimianya terdiri dari lipopolisakarida. Antigen ini tahan terhadap pemanasan 100°C selama

2–5 jam, alkohol dan asam yang encer.

Antigen H

Antigen H merupakan antigen yang terletak di flagela, fimbriae atau fili S. typhi dan

berstruktur kimia protein. S. typhi mempunyai antigen H phase-1 tunggal yang juga dimiliki

Page 9: Pembuatan Serum Dan Widal Kelompok 4

beberapa Salmonella lain. Antigen ini tidak aktif pada pemanasan di atas suhu 60°C dan pada

pemberian alkohol atau asam.

Antigen Vi

Antigen Vi terletak di lapisan terluar S. typhi (kapsul) yang melindungi kuman dari

fagositosis dengan struktur kimia glikolipid, akan rusak bila dipanaskan selama 1 jam pada

suhu 60°C, dengan pemberian asam dan fenol. Antigen ini digunakan untuk mengetahui

adanya karier.

Outer Membrane Protein (OMP)

Antigen OMP S typhi merupakan bagian dinding sel yang terletak di luar membran

sitoplasma dan lapisan peptidoglikan yang membatasi sel terhadap lingkungan sekitarnya.

OMP ini terdiri dari 2 bagian yaitu protein porin dan protein nonporin. Porin merupakan

komponen utama OMP, terdiri atas protein OMP C, OMP D, OMP F dan merupakan saluran

hidrofilik yang berfungsi untuk difusi solut dengan BM < 6000. Sifatnya resisten terhadap

proteolisis dan denaturasi pada suhu 85–100°C. Protein nonporin terdiri atas protein OMP

A, protein a dan lipoprotein, bersifat sensitif terhadap protease, tetapi fungsinya masih belum

diketahui dengan jelas. Beberapa peneliti menemukan antigen OMP S typhi yang sangat

spesifik yaitu antigen protein 50 kDa/52 kDa.

Penilaian

Kegunaan uji Widal untuk diagnosis demam typhoid masih kontroversial diantara

para ahli. Namun hampir semua ahli sepakat bahwa kenaikan titer agglutinin lebih atau sama

dengan 4 kali terutama agglutinin O atau agglutinin H bernilai diagnostic yang penting untuk

demam typhoid. Kenaikan titer agglutinin yang tinggi pada specimen tunggal, tidak dapat

membedakan apakah infeksi tersebut merupakan infeksi baru atau lama. Begitu juga kenaikan

titer agglutinin terutama agglutinin H tidak mempunyai arti diagnostic yang penting untuk

demam typhoid, namun masih dapat membantu dan menegakkan diagnosis tersangka demam

typhoid pada penderita dewasa yang berasal dari daerah non endemic atau pada anak umur

kurang dari 10 tahun di daerah endemic, sebab pada kelompok penderita ini kemungkinan

mendapat kontak dengan S. typhi dalam dosis subinfeksi masih amat kecil. Pada orang

dewasa atau anak di atas 10 tahun yang bertempat tinggal di daerah endemic, kemungkinan

untuk menelan S.typhi dalam dosis subinfeksi masih lebih besar sehingga uji Widal dapat

memberikan ambang atas titer rujukan yang berbeda-beda antar daerah endemic yang satu

dengan yang lainnya, tergantung dari tingkat endemisitasnya dan berbeda pula antara anak di

bawah umur 10 tahun dan orang dewasa. Dengan demikian, bila uji Widal masih diperlukan

Page 10: Pembuatan Serum Dan Widal Kelompok 4

untuk menunjang diagnosis demam typhoid, maka ambang atas titer rujukan, baik pada anak

dan dewasa perlu ditentukan.

Salah satu kelemahan yang amat penting dari penggunaan uji widal sebagai sarana

penunjang diagnosis demam typhpoid yaitu spesifitas yang agak rendah dan kesukaran untuk

menginterpretasikan hasil tersebut, sebab banyak factor yang mempengaruhi kenaikan titer.

Selain itu antibodi terhadap antigen H bahkan mungkin dijumpai dengan titer yanglebih

tinggi, yang disebabkan adanya reaktifitas silang yang luas sehingga sukar untuk

diinterpretasikan. Dengan alas an ini maka pada daerah endemis tidak dianjurkan

pemeriksaan antibodi H S.typhi, cukup pemeriksaan titer terhadap antibodi O S.typhi.

Titer widal biasanya angka kelipatan : 1/32 , 1/64 , 1/160 , 1/320 , 1/640.

Peningkatan titer uji Widal 4 x (selama 2-3 minggu) : dinyatakan (+).

Titer 1/160 : masih dilihat dulu dalam 1 minggu kedepan, apakah ada kenaikan titer.

Jika ada, maka dinyatakan (+).

Jika 1 x pemeriksaan langsung 1/320 atau 1/640, langsung dinyatakan (+) pada

pasiendengan gejala klinis khas.

Alat dan Bahan

1. Mikropipet

2. Pengaduk

3. Slide Putih

4. Serum

5. Antigen Salmonella thypi H

6. Antigen Salmonella parathypi BH

7. Antigen Salmonella parathypi CH

8. Antigen Salmonella thypi O

9. Antigen Salmonella parathypi AO

10. Antigen Salmonella parathypi BO

Cara Kerja

1. Diambil serum dengan mikropipet (80uL)

2. Lalu ditambahkan 1 tetes reagen antigen

3. Dicampur dan goyang-goyang selama 2 menit

4. Diamati terbentuknya aglutinasi

Page 11: Pembuatan Serum Dan Widal Kelompok 4

5. Untuk cara semu kuantitatif, dilakukan pengenceran dengan mengurangi

volume pemipetan (40uL, 20uL, 10uL dan 5uL)

Pembacaan Hasil:

Sampel yang positif akan bereaksi dan memperlihatkan hasil reaksi berupa butiran

butiran aglutinasi. Untuk pembacaan titer semi kuantitatif, jumlah titer dibaca sampai

pengenceran terkecil yang masih bereaksi memperlihatkan aglutinasi.

Hasil Pengamatan

Sampel A

Reagen Titer

1/20 1/40 1/80 1/160 1/320

Salmonella typhi O + + + + + ≥ 1/320

Salmonella paratyphi AO + + + + + ≥ 1/320

Salmonella paratyphi BO + + + + + ≥ 1/320

Salmonella paratyphi CO + + + 1/80

Salmonella typhi H + + ≥ 1/40

Salmonella paratyphi AH + + ≥ 1/40

Salmonella paratyphi BH + + ≥ 1/40

Salmonella paratyphi CH + + ≥ 1/40

Pembahasan

Reaksi widal adalah reaksi serum (sero-test) untuk mengetahui ada tidaknya antibodi

terhadap Salmonella typhii dengan jalan mereaksikan serum seseorang dengan antigen O, H,

dan Vi dari laboratorium. Bila terjadi aglutinasi, maka reaksi widal positif, berarti serum

orang tersebut mempunyai antibodi terhadap Salmonella typhii, baik setelah vaksinasi,

setelah sembuh dari penyakit tipus ataupun sedang menderita tipus. Reaksi widal negatif

artinya tidak memiliki antibodi terhadap Salmonella typhii (tidak terjadi aglutinasi).

Beberapa keterbatasan uji Widal ini adalah:

1. Negatif Palsu

Page 12: Pembuatan Serum Dan Widal Kelompok 4

Pemberian antibiotika yang dilakukan sebelumnya (ini kejadian paling sering di

negara kita, demam –> kasih antibiotika –> nggak sembuh dalam 5 hari –> tes Widal)

menghalangi respon antibodi.

Padahal sebenarnya bisa positif jika dilakukan kultur darah.

2. Positif Palsu

Beberapa jenis serotipe Salmonella lainnya (misalnya S. paratyphi A, B, C) memiliki

antigen O dan H juga, sehingga menimbulkan reaksi silang dengan jenis bakteri lainnya, dan

bisa menimbulkan hasil positif palsu (false positive).

Padahal sebenarnya yang positif kuman non S. typhi (bukan tifoid).

Beberapa penyakit lainnya : malaria, tetanus, sirosis, dll.

Pada daerah yang endemik seperti Indonesia (apalagi Jakarta, bagi yang hobi makan

gado-gado, ketoprak ) ditentukan nilai batas minimal pada populasi normal.

Sehingga kemungkinan seseorang menderita demam tifoid sangat besar pada nilai minimal

titer tertentu.

Kesimpulan

Salmonella typhi O : ≥ 1/320

Salmonella paratyphi AO : ≥ 1/320

Salmonella paratyphi BO : ≥ 1/320

Salmonella paratyphi CO : 1/80

Salmonella typhi H : ≥ 1/40

Salmonella paratyphi AH : ≥ 1/40

Salmonella paratyphi BH : ≥ 1/40

Salmonella paratyphi CH : ≥ 1/40

Daftar pustaka :

Page 13: Pembuatan Serum Dan Widal Kelompok 4

http://cabogun.blogspot.com/2009/08/laporan-praktikum-imunoserologi.html

http://cabogun.blogspot.com/2009/08/laporan-praktikum-imunoserologi.html .

http://id.wikipedia.org/wiki/Widal

http://rudy-infokesehatan.blogspot.com/2009/07/widal-test.html

http://rudy-infokesehatan.blogspot.com/2009/07/widal-test.html .

Diskusi

Page 14: Pembuatan Serum Dan Widal Kelompok 4

Pertanyaan Devi : Jelaskan apa yang dimaksud dengan serum ikterik, lifemik

dan hemolisis?

Jawab : 1. Serum Ikterik

Adalah serum yang berwarna kuning coklat akibat

adanya hiperbilirubinemia (peningkatan kadar bilirubin dalam

darah). Serum ikterik dapat mempengaruhi pengukuran pada

panjang gelombang 400 – 500 nm akibat warna kuning coklat

dari spesimen sehingga tidak mampu dibaca oleh fotometer.

2.Serum Lifemik

Adalah serum yang keruh, putih atau seperti susu karena

hiperlipidemia (peningkatan kadar lemak dalam darah atau adanya

kontaminasi bakteri)

3.Serum Hemolisis

Adalah pecahnya eritrosit disertai keluarnya zat – zat yang

terkandung didalamnya, sehingga serum atau plasma tampak

kemerahan dan dapat menyebabkan kesalahan dalam anallisis

Pertanyaan Alfiah : Sebutkan reagen yang digunakan untuk pemeriksaan serologi

Widal slide?

Jawab : Antigen Salmonella thypi H

Antigen salmonella paratyphi AH

Antigen Salmonella parathypi BH

Antigen Salmonella parathypi CH

Antigen Salmonella thypi O

Antigen salmonella paratyphi AO

Antigen Salmonella parathypi BO

Antigen Salmonella parathypi CO

Page 15: Pembuatan Serum Dan Widal Kelompok 4

Pertanyaan Selviani : Jelaskan bagaimana terjadinya hasil positif dan negatif palsu?

Jawab : Negatif Palsu

Pemberian antibiotika yang dilakukan

sebelumnya (ini kejadian paling sering di negara kita, demam –> kasih

antibiotika –> tidak ada perubahan dalam 5 hari –> tes Widal) menghalangi

respon antibodi.

Padahal sebenarnya bisa positif jika dilakukan kultur darah.

Positif Palsu

Beberapa jenis serotipe Salmonella lainnya

(misalnya S. paratyphi A, B, C) memiliki antigen O dan H juga, sehingga

menimbulkan reaksi silang dengan jenis bakteri lainnya, dan bisa

menimbulkan hasil positif palsu (false positive).

Padahal sebenarnya yang positif kuman non S. typhi (bukan tifoid).

Beberapa penyakit lainnya : malaria, tetanus, sirosis, dll