GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU...

73
GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE MENGGUNAKAN SERUM DAN PLASMA EDTA PADA PENDERITA DEMAM TIFOID DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan OLEH : LINDA AYU LESTARI P00320013117 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2016

Transcript of GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU...

Page 1: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE MENGGUNAKAN

SERUM DAN PLASMA EDTA PADA PENDERITA DEMAM TIFOID

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

Jurusan Analis Kesehatan

OLEH :

LINDA AYU LESTARI

P00320013117

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2016

Page 2: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan
Page 3: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

iii

Page 4: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

iv

Page 5: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

v

RIWAYAT HIDUP PENELITI

A. Identitas Diri

Nama : Linda Ayu Lestari

NIM : P00320013117

Tempat, Tanggal Lahir : Anduonohu, 04 Juni 1995

Suku / Bangsa : Sunda, Bugis / Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

B. Pendidikan

1. SD Negeri 07 Poasia, tamat tahun 2007

2. SMP Negeri 5 Kendari, tamat tahun 2010

3. SMK Tunas Husada Kendari, tamat tahun 2013

4. Sejak tahun 2013 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan

Page 6: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

vi

MOTTO

Dalam hidup ada waktu yang kita lalui.. Waktu dimana kita tidak dapat menghentikannya, Bahkan tidak dapat mengulangnya kembali.. menyerah?? Itu bukanlah solusi. Karena saat kita berada ditengah kegelapan, Maka, Sabar, Ikhlas dan Shalatlah Penolongmu.. Percayalah ada cahaya dibalik itu. Teruslah mengalir bersama sungai kehidupan, Terus semangat, jangan pernah menyerah pada keadaan apapun itu. Jadikanlah Ketakutanmu sebagai kekuatanmu. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan

yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap (Q.S Al-Insyiroh: 6-8).

Karya Tulis ini Kupersembahkan Kepada

Almamaterku,

Ayahanda dan ibunda tercinta

Keluargaku tersayang

Sahabat-sahabatku tersayang

Agama, bangsa dan negaraku

Page 7: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

vii

ABSTRAK

Linda Ayu Lestari (P00320013117) Gambaran Hasil Pemeriksaan Widal

Slide Menggunakan Serum dan Plasma EDTA pada Penderita Demam

Tifoid di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari. Dibimbing oleh Ibu

Anita Rosanty dan Ibu Supiati ( xiv + 4 Daftar Tabel + 1 Daftar Gambar + 10

Daftar Lampiran + 41 Halaman). Pemeriksaan widal sangat peka terhadap kondisi

spesimen. Penggunaan plasma EDTA dapat mempengaruhi hasil titer,

penggunaan plasma EDTA memberikan hasil titer yang lebih rendah

dibandingkan serum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran

hasil pemeriksaan widal slide menggunakan serum dan plasma EDTA pada

penderita demam tifoid. Pemeriksaan widal adalah pemeriksaan serologis untuk

mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri Salmonella typhi dalam tubuh

penderita. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di

laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari pada tanggal 20 juni

sampai 11 juli 2016. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 31 orang yang

merupakan penderita demam tifoid yang diambil secara Accidental Sampling.

Hasil penelitian ini menunjukkan hasil bahwa dari 31 orang penderita demam

tifoid yang melakukan pemeriksaan widal saat penelitian dengan persentase 100%

memiliki hasil positif untuk sampel yang menggunakan serum maupun plasma

EDTA. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pemeriksaan widal baik

yang menggunakan serum maupun plasma EDTA memberikan hasil titer antibody

yang sama. Saran bagi peneliti selanjutnya terkait penelitian ini dapat melanjutkan

penelitian tentang pengaruh suhu dan waktu penyimpanan serum dan plasma

EDTA terhadap hasil pemeriksaan widal.

Kata Kunci : Pemeriksaan Widal, Serum dan Plasma EDTA, Demam

Tifoid

Daftar Pustaka : 29 buah (1994-2015)

Page 8: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan

judul “Gambaran Hasil Pemeriksaan Widal Slide Menggunakan Serum dan

Plasma EDTA pada Penderita Demam Tifoid Di Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Kendari”. Penelitian ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat

untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma III (D III) pada Politeknik

Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.

Proses penulisan karya tulis ini telah melewati perjalanan panjang, dan

penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis juga menghanturkan rasa terimakasih

kepada ibu Anita Rosanty, S.ST., M.Kes selaku pembimbing I dan ibu Supiati

STP.,MPH selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, kesabaran

dalam membimbing dan atas segala pengorbanan waktu dan pikiran selama

menyusun karya tulis ini. Ucapan terima kasih penulis juga tujukan kepada:

1. Bapak Petrus, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari.

2. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara

yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

3. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Dr.Hj.Asridah

Mukaddimah, M.Kes dan Kepala Laboratorium Tuty Dwiyana Amd.Anakes,

SKM atas kesediaan tempat penelitian.

4. Ibu Ruth Mongan, B.Sc., S.Pd., M.Pd selaku Ketua Jurusan Analis

Kesehatan.

5. Kepada Bapak dan Ibu Dewan Penguji, Ibu Hj. St. Nurhayani,

S.Kep.,Ns.M.Kep, Bapak Muhaimin Saranani ,S.Kep.,Ns.,M.Sc., dan Ibu

Tuty Yuniarty, S.Si.,M.Kes yang telah memberikan arahan perbaikan demi

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan

serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan akademik

yang diberikan selama penulis menuntut ilmu.

Page 9: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

ix

7. Teristimewa dan tak terhingga penulis ucapkan terima kasih kepada

Ayahanda Hermawan dan Ibunda Nurmawati yang selama ini telah banyak

berkorban baik materi maupun non materi demi kesuksesan penulis serta

terima kasih buat saudara-saudaraku tersayang Sherin Indra Yunita dan

Andhika Diningrat

8. Kepada sahabat-sahabatku tersayang “Dian, Nilu, Rezky, Istiqomah, Winda

Melya, Rani, Arni, Asirudin, Erwan, Ofar, Rita, Devy, Nuzul, Putri, Cindy

Niputu, Mita dan Mhar” terimakasih atas motivasi dan semangat kalian

selama ini.

9. Seluruh teman-teman seperjuanganku mahasiswa jurusan analis kesehatan

yang dari awal kita bersama hingga saat ini yang tidak dapat saya sebutkan

satu persatu. Terimakasih atas dukungan yang kalian berikan.

Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan

yang ada, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan dan masih terdapat kekeliruan dan kekurangan. Oleh karena itu

dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis ini.

Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua

khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.

Karya ini merupakan tugas akhir yang wajib dilewati dari masa studi yang telah

penulis tempuh, semoga menjadi awal yang baik bagi penulis. Aamiin.

Kendari, Juli 2016

Penulis

Page 10: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS............................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iv

RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... v

MOTTO ............................................................................................................ vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Demam Tifoid..................................... 5

B. Tinjauan Umum Tentang Salmonella .......................................... 9

C. Tinjauan Umum Tentang Pemeriksaan Widal ............................ 11

D. Tinjauan Umum Tentang Darah................................................... 15

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran............................................................................ 21

B. Kerangka Pikir ............................................................................. 22

C. Variabel Penelitian ...................................................................... 22

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ................................ 22

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................... 24

C. Populasi dan Sampel.................................................................... 24

D. Prosedur Pengumpulan Data ....................................................... 25

E. Instrumen Penelitian .................................................................... 25

F. Prosedur Kerja ............................................................................. 25

G. Jenis Data .................................................................................... 29

H. Sumber Data ................................................................................ 29

Page 11: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

xi

I. Pengolahan Data .......................................................................... 30

J. Analisa Data ................................................................................ 30

K. Penyajian Data ............................................................................. 30

L. Etika Penelitian ............................................................................ 30

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 32

B. Hasil Penelitian ............................................................................ 34

C. Pembahasan.................................................................................. 36

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................... 41

B. Saran............................................................................................. 41

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Umur di

Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Kendari .................................................................................. 34

Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin di

Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Kendari .................................................................................. 35

Tabel 5.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Hasil Pemeriksaan

Widal Menggunakan Serum di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Kendari ............................................................. 35

Tabel 5.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Hasil Pemeriksaan

Widal Menggunakan Plasma EDTA di Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Kendari ................................................. 36

Page 13: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bakteri Salmonella typhi ................................................................. 10

Page 14: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Permohonan Kesediaan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 3 : Lembar Hasil Pemeriksaan

Lampiran 4 : Tabulasi Data

Lampiran 5 : Master Tabel

Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian dari Poltekkes Kemenkes Kendari

Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan

Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

Lampiran 8 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 9 : Dokumentasi Penelitian

Lampiran 10 : Surat Keterangan Bebas Pustaka

Page 15: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Demam tifoid merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting

disebagian besar negara berkembang di dunia. Penyakit ini termasuk penyakit

menular yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 1962 tentang

wabah (Irianto, 2014).

Di negara berkembang demam tifoid diperkirakan sekitar 150 kasus

perjuta populasi 1 tahun di Amerika Latin dan 1.000 kasus perjuta populasi

pertahun dibeberapa negara Asia. Demam tifoid merupakan penyakit infeksi

menahun yang dapat terjadi pada anak maupun dewasa. Anak merupakan

paling rentan terkena demam tifoid. Walaupun gejala yang dialami anak lebih

ringan dari dewasa. Di hampir semua daerah endemik, insiden demam tifoid

banyak terjadi pada anak usia 3-9 tahun. Morbilitas di seluruh dunia,

setidaknya 17 juta kasus baru dan hingga 600 ribu kematian dilaporkan tiap

tahunnya (WHO, 2013).

Di Indonesia demam tifoid menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit

terbanyak pasien rawat inap di rumah sakit. Pada tahun 2009 yaitu sebanyak

80.850 kasus dan yang meninggal sebanyak 1.747 orang. Sedangkan pada

tahun 2010 kasus demam tifoid yaitu sebanyak 41.081 kasus dan yang

meninggal sebanyak 274 orang (Kemenkes RI, 2011).

Di Sulawesi Tenggara kasus demam tifoid masih cukup tinggi

khususnya pada tahun 2012 mencapai 3.701 kasus, sedangkan pada tahun

2014 yaitu tercatat sebanyak 2.476 kasus. Meskipun terjadi penurunan tapi

masih merupakan masalah kesehatan nasional karena tercatat dalam 10

penyakit terbanyak di Provinsi Sulawesi Tenggara

(Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 dan 2015).

Demam tifoid disebut juga dengan typus abdominalis atau typoid.

Demam typoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada

saluran pencernaan (usus halus) (Astuti, 2013).

Page 16: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

2

Demam tifoid disebabkan oleh Salmonella typhi (S. typhi) suatu basil

gram negatif, dapat bergerak, memiliki tiga antigen yaitu antigen O (somatik

terdiri dari lopopolisakarida), antigen H (flagel) dan antigen Vi (pili). S. typhi

yang biasanya terdapat dalam feses dan urin dari penderita demam tifoid,

masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan air yang tercemar. Di

dalam usus halus, S. typhi akan masuk ke dalam sirkulasi darah menuju organ

sistem retikuloendotelial untuk bereplikasi dan terjadi bakteremia primer.

Masa inkubasi 10-14 hari diawali dengan gejala prodromal, kemudian timbul

demam, lemah, sakit kepala, konstipasi, bradikardia, dan mialgia

(Hardjoeno, 2007).

Diagnosa demam tifoid dapat dilakukan dengan melakukan

pemeriksaan widal. Pemeriksaan widal merupakan pemeriksaan aglutinasi

yang menggunakan suspensi bakteri Salmonella typhi dan Salmonella

paratyphi sebagai antigen untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap kedua

bakteri salmonella tersebut dalam serum penderita. Indikasi pemeriksaan

widal yaitu untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit demam tifoid

(Handojo, 2004).

Berdasarkan data dari RSUD Kota Kendari pada tahun 2014 pasien

yang menderita demam tifoid yaitu sebanyak 293 pasien. Pada tahun 2015

yaitu sebanyak 206 pasien. (RSUD Kota Kendari, 2014 dan 2015) dan pada

pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA.

Pada pemeriksaan widal beberapa rumah sakit menggunakan serum,

Namun ada yang menggunakan plasma EDTA sebagai pengganti serum.

Menurut guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin bidang

molekuler mikrobiologi Prof. Hatta untuk akurasi penelitian harus

menggunakan serum. Hal ini karena pemeriksaan widal sangat peka terhadap

kondisi spesimen. Pemeriksaan Widal menggunakan plasma EDTA dapat

mempengaruhi hasil titernya, dengan menggunakan Plasma memberikan hasil

titer yang lebih rendah dibandingkan menggunakan serum

(Tusianawati, 2013). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya dengan jumlah 16 pasien menyatakan bahwa tidak terdapat

Page 17: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

3

perbedaan hasil pemeriksaan widal slide menggunakan serum dan plasma

EDTA (Taiso, 2012).

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Gambaran Hasil Pemeriksaan Widal Slide Menggunakan Serum dan

Plasma EDTA Pada Penderita Demam Tifoid di Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Kendari”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran hasil pemeriksaan widal slide menggunakan

serum dan plasma EDTA pada penderita demam tifoid di Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Kendari?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan widal slide

menggunakan serum dan plasma EDTA di Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Kendari.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hasil titer pemeriksaan widal menggunakan

sampel serum.

b. Untuk mengetahui hasil titer pemeriksaan widal menggunakan

sampel plasma EDTA.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai sumbangan ilmiah terhadap almamater Jurusan Analis

Kesehatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kendari.

Serta bahan informasi dan masukan dalam rangka meningkatkan

mutu pendidikan bagi calon pranata laboratorium kesehatan terutama

di bidang immunoserologi.

Page 18: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

4

b. Manfaat Bagi Peneliti

Menambah wawasan, pengalaman, dan pengetahuan serta bahan

dalam penerapan ilmu metode penelitian, khususnya tentang

pemeriksaan widal.

c. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat menambah dan memperluas keilmuan

khususnya dalam bidang Immunoserologi tentang pemeriksaan widal

serta dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Praktisi

Sebagai dasar dalam pengembangan teknik dilaboratorium

terutama dalam peningkatan sensitifitas pemeriksaan widal.

Page 19: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Demam Tifoid

1. Pengertian Demam Tifoid

Demam tifoid disebut juga dengan Typus abdominalis atau typoid

fever. Demam tipoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat

pada saluran pencernaan (usus halus) dengan gejala demam satu minggu

atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau

tanpa gangguan kesadaran (Astuti, 2013).

Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat

pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Demam

paratifoid adalah sejenis yang disebabkan oleh Salmonella paratyphi A,

B dan C. Gejala dan tanda kedua penyakit tersebut hampir sama, tetapi

manifestasi klinis paratifoid lebih ringan. Kedua penyakit diatas disebut

tifoid (Widoyono, 2008).

Demam tifoid adalah demam akut yang disebabkan oleh bakteri

Salmonella thypi. Setelah masa inkubasi 10 – 14 hari, timbul demam

lemah, sakit kepala, dan konstipasi. Demam sangat tinggi limpa serta hati

sangat membesar (Hardjoeno, 2007).

2. Patogenesis

Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi masuk kedalam tubuh

manusia melalui makanan yang terkontaminasi bakteri. Sebagian bakteri

dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

dan berkembang biak.

Bila respon imunitas humoral mukosa IgA usus kurang baik maka

bakteri akan menembus sel-sel epitel terutama sel M dan selanjutnya ke

lamina propia. Di lamina propia bakteri berkembang biak dan difagosit

oleh sel-sel fagosit terutama oleh makrofag. selanjutnya dibawa ke

plaque Peyeri ileum distal dan kemudian ke kelenjar getah bening

mesenterika. Selanjutnya melalui duktus torasikus bakteri yang terdapat

di dalam makrofag ini masuk ke dalam sirkulasi darah (mengakibatkan

Page 20: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

6

bakterimia pertama yang asimtomatik) dan menyebar ke seluruh organ

retikuloendotelial tubuh terutama hati dan limpa.

Di organ-organ ini bakteri meninggalkan sel-sel fagosit dan

kemudian berkembang biak di luar sel atau ruang sinusoid dan

menimbulkan keradangan. Proses ini akan berlangsung selama 7-10 hari.

selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah lagi yang mengakibatkan

bakterimia yang kedua kalinya (Stadium bakteriemi ІІ) dengan disertai

tanda-tanda dan gejala penyakit infeksi sistemik, seperti demam, malaise,

mialgia, sakit kepala dan sakit perut (Irianto, 2014).

3. Gejala Klinis

Masa tunas demam tifoid berlangsung antara 10-14 hari. Gejala-

gejala klinis yang timbul sangat bervariasi dari ringan sampai dengan

berat, dari asimtomatik hingga gambaran penyakit yang khas disertai

komplikasi hingga kematian.

Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika

dibanding dengan penderita dewasa. Masa inkubasi rata-rata 10 – 20 hari.

Setelah masa inkubasi maka ditemukan gejala prodromal, yaitu perasaan

tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat.

Kemudian menyusul gejala klinis yang biasa ditemukan, yaitu :

a. Demam

Pada kasus-kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu.

Bersifat febris remiten dan suhu tidak berapa tinggi. Selama minggu

pertama, suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari,

biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan

malam hari. Dalam minggu kedua, penderita terus berada dalam

keadaan demam. Dalam minggu ketiga suhu tubuh beraangsur-

angsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.

b. Ganguan pada saluran pencernaan

Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap. Bibir kering

dan pecah-pecah (ragaden) . Lidah ditutupi selaput putih kotor

(coated tongue), ujung dan tepinya kemerahan, jarang disertai

Page 21: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

7

tremor. Pada abdomen mungkin ditemukan keadaan perut kembung

(meteorismus). Hati dan limpa membesar disertai nyeri pada

perabaan. Biasanya didapatkan konstipasi, akan tetapi mungkin pula

normal bahkan dapat terjadi diare.

c. Gangguan kesadaran

Umumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak

berapa dalam, yaitu apatis sampai somnolen. Jarang terjadi sopor,

koma atau gelisah.

Pada minggu pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan

dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu

demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah,

obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk, dan epistaksis.

Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu badan meningkat. Sifat

demam adalah meningkat perlahan-lahan dan terutama pada sore hari

hingga malam hari. Dalam minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih

jelas berupa demam, bradikardia relatif, lidah yang berselaput (kotor

ditengah, tepi dan ujung merah serta tremor) hepatomegali, spenomegali,

meteorismus dan gangguan mental (Irianto, 2014).

4. Sumber Penularan (Reservoir)

Penularan penyakit demam tifoid oleh basil Salmonella typhi ke

manusia melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh feses

atau urin dari penderita tifoid (Siska, 2009).

Ada dua sumber penularan Salmonella typhi, yaitu :

a. Penderita Demam Tifoid

Yang menjadi sumber utama infeksi adalah manusia yang

selalu mengeluarkan mikroorganisme penyebab penyakit, baik ketika

ia sedang menderita sakit maupun yang sedang dalam penyembuhan.

Pada masa penyembuhan penderita pada umumnya masih

mengandung bibit penyakit di dalam kandung empedu dan ginjalnya

(Siska, 2009).

Page 22: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

8

b. Karier Demam Tifoid

Penderita tifoid karier adalah seseorang yang kotorannya (feses

atau urin) mengandung Salmonella typhi setelah satu tahun pasca

demam tifoid, tanpa disertai gejala klinis. Pada penderita demam

tifoid yang telah sembuh setelah 2 – 3 bulan masih dapat ditemukan

kuman Salmonella typhi di feces atau urin. Penderita ini disebut

karier pasca penyembuhan (Siska, 2009).

Pada demam tifoid sumber infeksi dari karier kronis adalah

kandung empedu dan ginjal (infeksi kronis, batu atau kelainan

anatomi). Oleh karena itu apabila terapi medika-mentosa dengan

obat anti tifoid gagal, harus dilakukan operasi untuk menghilangkan

batu atau memperbaiki kelainan anatominya (Siska, 2009).

Karier dapat dibagi dalam beberapa jenis, yaitu :

a. Healthy carrier (inapparent) adalah mereka yang dalam sejarahnya

tidak pernah menampakkan menderita penyakit tersebut secara klinis

akan tetapi mengandung unsur penyebab yang dapat menular pada

orang lain, seperti pada penyakit poliomyelitis, hepatitis B dan

meningococcus.

b. Incubatory carrier (masa tunas) adalah mereka yang masih dalam

masa tunas, tetapi telah mempunyai potensi untuk menularkan

penyakit/ sebagai sumber penularan, seperti pada penyakit cacar air,

campak dan pada virus hepatitis.

c. Convalescent carrier (baru sembuh klinis) adalah mereka yang baru

sembuh dari penyakit menulat tertentu, tetapi masih merupakan

sumber penularan penyakit tersebut untuk masa tertentu, yang masa

penularannya kemungkinan hanya sampai tiga bulan umpamanya

kelompok salmonella, hepatitis B dan pada dipteri.

d. Chronis carrier (menahun) merupakan sumber penularan yang

cukup lama seperti pada penyakit tifus abdominalis dan pada

hepatitis B.

Page 23: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

9

5. Diagnosis Demam Tifoid

Demam tifoid sulit untuk ditegakkan tes laboratorium, sebab

gambaran klinis penyakit ini sangat bervariasi dan umumnya tidak khas.

Sarana laboratorium dalam membantu menegakkan diagnosis demam

tifoid dapat dibagi tiga kelompok.

a. Tes serologis untuk mendeteksi kenaikan titer antibodi terhadap

antigen Salmonella typhi dan menentukan adanya antigen spesifik

dari Salmonella typhi

b. Tes biakan untuk mendeteksi bakteri Salmonella typhi dari spesimen

klinik seperti darah, sum-sum tulang, urine, dan tinja.

c. Pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk melacak DNA

spesifik dari Salmonella thypi

Cara yang terbaik untuk memastikan adanya infeksi dengan

Salmonella thypi yaitu bila dapat diisolasi bakteri tersebut dari spesimen

klinis yang berasal dari penderita yang dicurigai menderita demam tifoid

(Handojo, 2004 ).

B. Tinjauan Umum Tentang Salmonella

1. Pengertian

Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobacteria gram-

negatif berbentuk tongkat yang menyebabkan tifoid, paratifod.

Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan

melalui makanan (foodborne diseases). Pada umumnya, serotipe

Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Penyakit

yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis

2. Klasifikasi

Kingdom : Plantea

Filum : Prateobacteria

Kelas : Gamma Prateobacteria

Ordo : Enterobacteriales

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Salmonella

Page 24: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

10

Spesies : Salmonella thypi, Salmonella paratyphi,

Salmonella enteretidis, Salmonella cholerasuis.

3. Morfologi

Gambar 2.1 Bakteri Salmonella typhi

Bakteri Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi dari Genus

Salmonella. Bakteri ini berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk

spora, motil, berkapsul dan mempunyai flagella (bergerak dengan rambut

getar). Bakteri ini dapat hidup sampai beberapa minggu di alam bebas

seperti di dalam air, es, sampah dan debu. Bakteri ini dapat mati dengan

pemanasan (suhu 600C) selama 15 – 20 menit, pasteurisasi, pendidihan

dan khlorinisasi (Jawetz, 2008).

4. Struktur Antigen

Salmonella typhi merupakan bakteri berbentuk batang gram

negatif yang umumnya bergerak dengan flagel dan bersifat aerobik.

Salmonella typhi memiliki sedikitnya 5 antigen, yaitu :

a. Antigen O (Antigen somatik), yaitu terletak pada lapisan luar dari

tubuh bakteri. Bagian ini mempunyai struktur kimia lipopolisakarida

atau disebut juga endotoksin. Antigen ini tahan terhadap panas dan

alkohol tetapi tidak tahan terhadap formaldehid.

b. Antigen H (Antigen Flagella), yang terletak pada flagella, fimbriae

atau pili dari bakteri. Antigen ini mempunyai struktur kimia suatu

protein dan tahan terhadap formaldehid tetapi tidak tahan terhadap

panas dan alkohol.

c. Antigen Vi yang terletak pada kapsul (envelope) dari bakteri yang

dapat melindungi bakteri terhadap fagositosis.

Page 25: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

11

d. Outer membrane protein (OMP) antigen OMP Salmonella thypi

merupakan bagian dari dinding sel yang terletak diluar membran

sitoplasma dan lapisan peptidoglikan yang membatasi sel terhadap

lingkungan sekitar. OMP berfungsi sebagai barier fisik yang

mengendalikan masuknya zat dan cairan terhadap membran

sitoplasma.

e. Heat shock Protein (HSP) adalah protein yang diproduksi oleh jasad

renik dalam lingkungan yang terus berubah, terutama yang

menimbulkan stres pada jasad renik tersebut dalam usahanya dapat

mempertahankan hidupnya (Handojo, 2004).

C. Tinjauan Umum Tentang Pemeriksaan Widal

Pemeriksaan Widal merupakan pemeriksaan serologis untuk mendeteksi

antibodi terhadap bakteri Salmonella typhi, berdasarkan reaksi aglutinasi

antara antigen bakteri dengan antibodi yang disebut aglutinin. Antigen Widal

menggunakan suspensi bakteri Salmonella yang sudah dimatikan dan diolah

di laboratorium.

Tujuan pemeriksaan Widal adalah untuk menentukan adanya aglutinin

dalam serum penderita tersangka demam tifoid, yaitu aglutinin O (tubuh

bakteri), aglutinin H (flagela bakteri), dan aglutinin Vi (simpai bakteri).

Deteksi aglutinin baik O dan atau H digunakan sebagai penunjang diagnosis

demam tifoid, di mana semakin tinggi titer aglutinin O dan atau H, maka

kemungkinan infeksi bakteri Salmonella makin tinggi. Pembentukan aglutinin

dimulai pada minggu pertama demam, biasanya setelah hari ke-4 yang akan

terus meningkat secara cepat dan mencapai puncak pada minggu keempat,

akan tetap tinggi selama beberapa minggu.

Aglutinin O adalah aglutinin yang mula-mula timbul pada fase akut

demam tifoid, kemudian disusul dengan peningkatan aglutinin H. Aglutinin O

masih terdeteksi dalam darah penderita demam tifoid yang telah sembuh

hingga 4-6 bulan pasca demam tifoid, sedangkan aglutinin H akan lebih lama

menetap dalam darah yaitu sekitar 9-12 bulan (Irianto, 2014).

Page 26: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

12

Titer yaitu pengenceran tertinggi yang masih menunjukkan positif

No Sampel µl Reagen µl Titer

1. 20 40 1/80

2. 10 40 1/160

3. 5 40 1/320

Reaksi widal adalah suatu reaksi serum untuk mengetahui ada tidaknya

antibodi terhadap Salmonella typhi, dengan jalan mereaksikan serum

seseorang dengan antigen O, H dan Vi dari laboratorium. Bila terjadi

aglutinasi, dikatakan reaksi widal positif yang berarti serum orang tersebut

mempunyai antibodi terhadap Salmonella typhi, baik setelah vaksinasi,

setelah sembuh dari penyakit typhus ataupun sedang menderita typhus.

Reaksi widal negatif artinya tidak memiliki antibodi terhadap Salmonella

typhi.

Pasien dengan riwayat infeksi Salmonella secara immunologis siap untuk

berespon dengan membentuk antibodi terhadap antigen-antigen S. typhi, dan

titer antibodi O dan H cepat meningkat kekadar yang bermakna (Ronald dan

Richard, 2004).

Teknik pemeriksaan pemeriksaan widal dapat dilakukan dengan dua

metode yaitu metode slide dan metode tabung. Perbedaannya, metode tabung

membutuhkan waktu inkubasi semalam karena membutuhkan teknik yang

lebih rumit dan metode slide hanya membutuhkan waktu inkubasi 1 menit

saja yang biasanya digunakan dalam prosedur penapisan. Umumnya sekarang

lebih banyak digunakan pemeriksaan widal metode slide. Sensitivitas dan

spesifitas tes ini amat dipengaruhi oleh jenis antigen yang digunakan

(Wardhani, 2005).

Spesimen yang digunakan dalam tes Widal adalah serum yang

didapatkan dari pembuluh darah vena pasien. Khusus pada kasus yang tes

Widalnya ditunda atau tidak dilakukan segera setelah pengambilan sampel

serum, maka spesimen serum pasien harus disimpan pada tempat yang dingin

dengan temperature 20C-8

0C.

Page 27: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

13

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan widal, yaitu :

1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Penderita

a. Keadaan umum gizi penderita, Gizi buruk dapat menghambat

pembentukan antibodi.

b. Waktu pemeriksaan, Aglutinin baru dijumpai dalam darah setelah

penderita mengalami sakit selama satu minggu dan mencapai

puncaknya pada minggu kelima atau keenam sakit.

c. Pengobatan dini dengan antibiotik, Pemberian antibiotik dengan obat

antimikroba dapat menghambat pembentukan antibodi.

d. Penyakit-penyakit tertentu, Pada beberapa penyakit yang menyertai

demam tifoid tidak terjadi pembentukan antibodi, misalnya pada

penderita leukemia dan karsinoma lanjut.

e. Pemakaian obat imunosupresif atau kortikosteroid dapat

menghambat pembentukan antibodi.

f. Vaksinasi, Pada orang yang divaksinasi demam tifoid, titer aglutinin

O dan H meningkat. Aglutinin O biasanya menghilang setelah 6

bulan sampai 1 tahun, sedangkan titer aglutinin H menurun perlahan-

lahan selama 1 atau 2 tahun. Oleh karena itu titer aglutinin H pada

seseorang yang pernah divaksinasi kurang mempunyai nilai

diagnostik.

g. Infeksi klinis atau subklinis oleh Salmonella sebelumnya, Keadaan

ini dapat menyebabkan pemeriksaan Widal positif, walaupun titer

aglutininnya rendah. Di daerah endemik demam tifoid dapat

dijumpai aglutinin pada orang-orang yang sehat.

2. Faktor-faktor teknis

a. Aglutinasi silang, Karena beberapa spesies Salmonella dapat

mengandung antigen O dan H yang sama, maka reaksi aglutinasi

pada satu spesies dapat juga menimbulkan reaksi aglutinasi pada

spesies lain. Oleh karena itu spesies Salmonella penyebab infeksi

tidak dapat ditentukan dengan pemeriksaan widal.

Page 28: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

14

b. Konsentrasi suspensi antigen, Konsentrasi suspensi antigen yang

digunakan pada pemeriksaan widal akan mempengaruhi hasilnya.

c. Strain salmonella yang digunakan untuk suspensi antigen Daya

aglutinasi suspensi antigen dari strain salmonella setempat lebih baik

daripada suspensi antigen dari strain lain (Handojo, 2004).

Kelemahan pemeriksaan widal, yaitu :

1. Antigennya

a. Strain Salmonella typhi yang dipakai amat berpengaruh pada hasil

pemeriksaan widal. Antigen yang dibuat dari Strain Salmonella typhi

yang bukan berasal dari daerah endemis yang bersangkutan dapat

memberikan hasil yang negatif maapun positif palsu. Kemungkinan

terjadinya reaksi silang dengan spesies Salmonella yang lain perlu

juga diperhatikan, misalnya dengan Salmonella enteridis, sehingga

dapat menimbulkan hasil positif palsu.

b. Kekeruhan suspensi antigen yang kurang tepat dapat menimbulkan

fenomena prozone maupun postzone. Biasanya dipakai derajat

kekeruhan sebesar 3 U Mc. Farland. Cara terbaik untuk menentukan

kekeruhan antigen yaitu dengan cara spektrofotometris, nefilometris,

atau turbidometris.

2. Kadar aglutinin dalam serum

Kadar aglutinin yang amat tinggi dapat menimbulkan fenomena

prozone sehingga dapat menyebabkan kesalahan dalam pembacaan hasil

pemeriksaan widal.

3. Cara pembacaan hasil pemeriksaan widal

Pembacaan dilakukan dengan makroskopik sehingga amat subjektif

dan dapat memberikan ketidaksesuain hasil pembacaan (discrepancy)

yang cukup besar.

4. Warna aglutinasi

Umumnya tidak berwarna sehingga dapat menyukarkan pembacaan

pemeriksaan widal.

Page 29: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

15

D. Tinjauan Umum Tentang Darah

1. Pengertian Darah

Darah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan koloid

cair yang mengandung elektrolit. Darah berperan sebagai medium

pertukaran antara sel yang terfiksasi dalam tubuh dan lingkungan luar,

serta memiliki sifat protektif terhadap organisme dan khususnya terhadap

darah sendiri (Ganong, 2008).

Unsur sel darah yaitu sel darah putih, sel darah merah, dan

trombosit tersuspensi didalam plasma. Volume darah total yang beredar

pada keadaan normal adalah sekitar 8% dari berat badan (5600 mL pada

pria sberat 70 kg). Sekitar 55% dari volume tersebut berupa plasma

(Ganong, 2008).

Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup yang berada

dalam ruang vaskuler, karena peranannya sebagai medium komunikasi

antar sel ke berbagai bagian tubuh dengan dunia luar karena fungsinya

membawa oksigen dari jaringan ke paru-paru ke jaringan dan

karbondioksida dari jaringan ke paru-paru untuk dikeluarkan, membawa

zat nutrien dari saluran cerna ke jaringan kemudian menghantarkan sisa

metabolisme melalui organ sekresi seperti ginjal, menghantarkan hormon

dan materi-materi pembekuan darah (Tarwoto, 2009).

Struktur sel darah terdiri dari :

a. Sel darah merah

Sel darah merah berbentuk cakram bikonkaf dengan diameter

sekitar 7,5 mikron, tebal bagian tepi 2 mikron dan bagian tengahnya

1 mikron atau kurang, tersusun atas membran yang sangat tipis

sehingga sangat mudah terjadi diffusi oksigen, karbondioksida dan

sitoplasma, tetapi tidak mempunyai inti sel.

Sel darah merah yang matang mengandung 200-300 juta

hemoglobin (terdiri hem merupakan gabungan protoporfirin dengan

besi dan globin adalah bagian dari protein yang tersusun oleh 2

rantai beta) dan enzim-enzim seperti G6PD (glucose 6-phosphate

Page 30: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

16

dehydogenase). Hemoglobin mengandung kira-kira 95% besi dan

berfungsi membawa oksigen (oksihemoglobin) dan diedarkan

keseluruh tubuh untuk kebutuhan metabolisme.

b. Sel darah putih

Pada keadaan normal jumlah sel darah putih atau leukosit

5000-10.000 sel per mm3.

Leukosit terdiri dari 2 kategori yaitu

bergranulosit dan yang agranulosit.

1) Granulosit yaitu sel darah putih yang di dalam sitoplasmanya

terdapat granula. Granula-granula ini mempunyai perbedaan

kemampuan mengikat warna misalnya pada Eosinofil

mempunyai granula berwarna merah terang, basofil berwarna

biru dan netrofil berwarna ungu pucat.

2) Agranulosit merupakan bagian sel dari sel darah putih dimana

mempunyai intisel satu lobus dan sitoplasmanya tidak

bergranula. Yang termasuk agranulosit adalah Limfosit dan

monosit. Limfosit terdiri dari limfosit B yang membentuk

imunitas humoral dan limfosit T yang membentuk imunitas

cellular. Limfosit B memproduksi antibody jika terdapat anti-

gen, sedangkan limfosit T langsung berhubungan dengan benda

asing untuk difagosit.

c. Trombosit

Trombosit merupakan sel tak berinti, berbentuk cakram

dengan diameter 2-5 μm, berasal dari pertunasan sel raksasa berinti

banyak megakariosit yang terdapat dalam sumsum tulang. Pada

keadaan normal jumlah trombosit sekitar 150.000-300.000/μL darah

dan mempunyai masa hidup sekitar 1 sampai 2 minggu atau kira-kira

8 hari.

Trombosit atau platelet merupakan bagian dari sel darah yang

sangat penting dalam proses pembekuan darah. Trombosit tersusun

atas substansi fospolipid yang penting dalam pembekuan dan juga

Page 31: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

17

menjaga keutuhan pembuluh darah serta memperbaiki pembuluh

darah kecil yang rusak.

Karakteristik umum darah meliputi :

a. Warna

Darah arteri berwarna merah muda karena banyak oksigen

yang berikatan dengan hemoglobin dalam sel darah merah. Darah

vena berwarna merah tua/gelap karena kurangnya oksigen

dibandingkan dengan darah arteri.

b. Viskositas

Viskositas darah 3/4 lebih tinggi dari pada viskositas air yaitu

sekitar 1.048 sampai 1.066.

c. pH

pH darah bersifat alkaline dengan pH 7,35 sampai 7,45 (netral

7,00).

d. Volume

Pada orang dewasa volume darah sekitar 70 sampai 75 ml/kg

BB, atau sekitar 4 sampai 5 liter darah.

e. Komposisi

Darah tersusun atas dua komponen utama yaitu plasma dan

sel-sel darah.

2. Plasma Darah

Plasma merupakan suatu larutan yang mengandung banyak ion,

molekul anorganik, dan molekul organik yang diangkut ke berbagai

bagian tubuh atau membantu pengangkutan zat lain. Volume plasma

normal adalah sekitar 5% dari berat badan, atau secara kasar 3500 mL

pada seorang pria berbobot 70 kg. Plasma menggumpal bila didiamkan,

dan tetap bersifat cair jika ditambahkan antikoagulan (Ganong, 2008).

Plasma terdiri dari 91 sampai 92% air yang berperan sebagai

medium transpor, dan 8 sampai 9% zat padat. Zat padat tersebut antara

lain protein-protein seperti albumin, globulin, faktor-faktor pembekuan

dan enzim; unsur organik seperti nitrogen non protein (urea, asam urat,

Page 32: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

18

xantin, kreatinin, asam alkohol), lemak netral, fosfot lipid, dan glukosa,

dan unsur organik berupa natrium, flourida, bikarbonat, kalsium, kalium,

magnesium, fosfor, besi dan iodium (Price & Wilson, 2005).

Fungsi protein plasma adalah sebagai berikut :

a. Mempertahankan tekanan osmotik plasma yang diperlukan untuk

pembentukan dan penyerapan cairan jaringan;

b. Bergabung bersam asam dan alkali protein plasma, bertindk sebagai

penyangga dalam mempertahankan pH normal tubuh;

c. Fibrinogen dan protrombin merupakan faktor penting untuk

pembekuan darah;

d. Immunoglobulin merupakan hal yang esensial dalam pertahanan

tubuh melawan infeksi (Syaifuddin, 2011).

Plasma adalah bagian cair darah yang diberi antikoagulan (anti

pembekuan darah). Jika darah ditambah antikoagulan, maka tidak akan

terjadi pembekuan dan darah tetap cair. Darah yang ditambah

antikoagulan tersebut setelah didiamkan beberapa menit atau setelah

dicentriguge pada kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. akan terpisah

menjadi tiga bagian, yaitu :

a. Plasma, yang berada di lapisan atas, berupa cairan berwarna kuning.

b. Buffy coat, yang berada di lapisan tengah yang tipis, merupakan

lapisan sel leukosit dan trombosit, dan

c. Eritrosit, yang berada di lapisan bawah.

Sejumlah darah di masukkan dalam tabung dengan penambahan

antikoagulan lalu di biarkan, selang beberapa lama kemudian terjadi

retraksi dengan akibat cairan mengalami perubahan di mana terjadi dua

lapisan. Cairan atas yang berwarna kuning adalah plasma. Plasma masih

mengandung fibrinogen, oleh karena dalam memperoleh cairan ini darah

di campur dengan anti koagulan untuk mencegah terjadinya pembekuan

darah tersebut sehingga tetap menjadi cairan dimana antikoagulan

tersebut adalah EDTA Ethylene Diamine Tetra-Acetat [ CH2N

(CH2CO2H)2]2).

Page 33: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

19

Pemeriksaan Widal menggunakan plasma EDTA dapat

mempengaruhi hasil titernya, dengan menggunakan Plasma memberikan

hasil titer yang lebih rendah dibandingkan menggunakan serum. Hal ini

terjadi karena antikoagulan mempengaruhi stabilitas ikatan antigen

antibodi sehingga menurunkan afinitas ikatan tersebut dan dalam plasma

masih tersuspensi trombosit yang dapat mempersulit pembacaan karena

akan menjadi keruh (Tusianawati, 2013).

EDTA Antikoagulan adalah zat yang mencegah pembekuan darah

dengan cara mengikat (khelasi) atau mengendapkan (presipitasi) kalsium,

atau dengan cara menghambat pembentukan trombin yang diperlukan

untuk mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan.

EDTA umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium) atau

potassium (kalium), berfungsi mencegah koagulasi dengan cara mengikat

atau mengkhelasi kalsium (Ca2+) dalam darah. EDTA yang digunakan

dalam praktek laboratorium ada tiga macam yaitu dinatrium (Na2EDTA),

dipotassium (K2EDTA) dan tripotassium (K3EDTA) (Riswanto, 2013).

3. Serum Darah

Serum merupakan cairan darah yang tidak mengandung fibrinogen

(Komponen pembeku darah), sel dan faktor koagulasi lainnya. Serum

pada dasarnya mempunyai komposisi yang sama dengan plasma kecuali

kandungan fibrinogen dan faktor pembekuan ІІ (Protrombin), V

(Proakselerin), dan VІІІ (AHF dan AHG) tidak dimiliki oleh serum.

Serum juga memiliki kandungan serotonin yang lebih tinggi dibanding

plasma, karena terjadi pemecahan trombosit selama proses

penggumpalan (Ganong, 2002).

Serum adalah bagian cair darah yang tidak diberi antikoagulan. Jika

darah dalam tabung didiamkan selama 5-10 menit atau dicentrifuge pada

kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. maka darah akan membeku. Darah

akan terpisah menjadi dua bagian yaitu serum berupa cairan berwarna

kuning dan bekuan darah berupa massa solid yang berwarna merah

(Riswanto, 2013).

Page 34: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

20

Serum adalah komponen yang bukan berupa sel darah, juga bukan

faktor koagulasi; serum adalah plasma darah tanpa fibrinogen. Serum

terdiri dari semua protein (yang tidak digunakan untuk pembekuan darah)

termasuk cairan elektrolit, antibodi, antigen, hormon, dan semua

substansi exogenous.

Sejumlah volume darah, di masukkan dalam sebuah wadah

(tabung) lalu di biarkan, maka selang beberapa lama kemudian darah

tersebut membeku dan selanjutnya mengalami retraksi dengan akibat

terperasnya cairan dalam bekuan. Cairan yang terperas dari dalam

bekuan tersebut yang berwarna kuning muda inilah yang di sebut serum.

Oleh karna itu dalam proses pembekuan darah, fibrinogen di ubah

menjadi fibrin, maka serum tidak mengandung fibrinogen lagi tetapi zat-

zat lainnya masih terdapat di dalamnya.

Page 35: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

21

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi atau

Salmonella paratyphi dari Genus Salmonella. Bakteri ini dapat mencemari

makanan dan minuman. Kemudian makanan dan minuman yang

terkontaminasi oleh bakteri masuk kedalam tubuh, Sebagian bakteri

dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus dan

berkembang biak di dalam tubuh dan merangsang pembentukan antibodi

yang bersifat spesifik terhadap antigen yang merangsang pembentukannya.

Diagnosa laboratorium untuk demam tifoid dapat dilakukan dengan

pemeriksaan widal. Pemeriksaan Widal merupakan pemeriksaan serologis

untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri Salmonella typhi dan

Salmonella paratyphi, berdasarkan aglutinasi yang terjadi antara antigen yang

terdapat pada reagen dan antibodi yang terdapat di dalam tubuh.

Dalam pemeriksaan widal sampel yang digunakan adalah serum dan

plasma EDTA. Serum merupakan cairan darah yang tidak mengandung

antikoagulan. Sedangkan plasma EDTA merupakan cairan darah yang

mengandung antikoagulan EDTA. Dari kedua sampel tersebut dilakukan

pemeriksaan widal metode slide dan terjadinya aglutinasi merupakan hasil

reaksi antara antigen dan antibodi.

Page 36: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

22

B. Kerangka Pikir

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini yaitu hasil pemeriksaan widal slide

menggunakan serum dan plasma EDTA pada penderita demam tifoid.

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Serum adalah cairan darah yang berwarna kuning, yang tidak

mengandung antikoagulan.

Kriteria Objektif :

Dikatakan positif (+) jika terjadi aglutinasi pada pengenceran 1/80.

Dikatakan negatif (-) jika tidak terjadi aglutinasi pada pengenceran 1/80.

2. Plasma EDTA adalah cairan darah yang berwarna kuning yang

mengandung antikoagulan.

Kriteria Objektif :

Dikatakan positif (+) jika terjadi aglutinasi pada pengenceran 1/80.

Dikatakan negatif (-) jika tidak terjadi aglutinasi pada pengenceran 1/80.

3. Hasil pemeriksaan widal adalah nilai yang diperoleh dari pemeriksaan

widal yang menggunakan serum dan plasma EDTA.

Pemeriksaan Widal

Plasma EDTA Serum

Hasil Pemeriksaan

Page 37: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

23

Kriteria Objektif :

Jika terjadi aglutinasi pada volume serum atau plasma 20 μl maka

positif 1 80 . Jika tidak terjadi aglutinasi pada volume serum atau plasma

20 μl pada pengenceran 1/80.

Page 38: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

24

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

yaitu untuk memperoleh gambaran hasil pemeriksaan widal slide menggunakan

serum dan plasma EDTA pada penderita demam tifoid di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Kendari.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Kendari dengan waktu penelitian 20 Juni – 11 Juli 2016.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan atau totalitas objek yang diteliti yang

ciri-cirinya akan diduga atau ditaksir (estimated) (Nasir, 2011). Populasi

dalam penelitian ini adalah semua pasien penderita demam tifoid yang

melakukan pemeriksaan widal di Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Kendari.

2. Sampel

Sampel adalah wakil dari populasi yang ciri-cirinya diungkapkan

dan akan digunakan untuk menaksir ciri-ciri populasi (Nasir, 2011). Besar

sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu 15% karena jumlah populasi

>100.

Besar sampel = Total Populasi x 15%

206 𝑥15

100= 31 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Maka besar sampel dalam penelitian ini yaitu 31 sampel dan teknik

pengambilan sampel yaitu Accidental Sampling yaitu peneliti mengambil

subjek yang ditemui saat itu.

Page 39: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

25

D. Prosedur Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan mulai dari observasi awal

dengan pengumpulan jurnal atau study literature yang mendukung penelitian

ini. Kemudian dilakukan pengambilan sampel pada pasien yang melakukan

pemeriksaan widal. Kemudian dilakukan pemeriksaan widal dengan metode

slide menggunakan serum dan plasma EDTA. Hasil pemeriksaan widal diolah

dan dianalisis.

E. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan instrumen Lembar ceklist.

F. Prosedur Kerja

1. Pra Analitik

a. Persiapan Pasien

Pasien sebaiknya belum diterapi dengan antibiotik.

b. Persiapan alat dan bahan

Mikropipet dan Tip Kuning, Kaca Objek, Tabung EDTA,

Tabung centrifuge, Centrifuge, Spoit, Tourniquet, Reagen Anti

Salmonella typhi O, Reagen Anti Salmonella typhi H, Reagen Anti

Salmonella paratyphi AH, Reagen Anti Salmonella paratyphi BH,

Serum, Plasma EDTA, Batang pengaduk dan Kapas alkohol 70%.

c. Persiapan Sampel

1) Mengisi identitas pasien

2) Pengambilan Darah Vena

a) Persiapan alat dan bahan

b) Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah,

usahakan pasien senyaman mungkin.

c) Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di

lembar permintaan.

d) Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi

obat. Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dan

sebagainya.

Page 40: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

26

e) Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang

banyak melakukan aktivitas.

f) Minta pasien mengepalkan tangannya.

g) Pasang tali pembendung (turniket ) kira – kira 10 cm diatas

lipat siku.

h) Pilih bagian vena median cubital atau chepalic. Lakukan

perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena.

i) Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan

kapas alkohol 70 % dan biarkan kering.

j) Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap

keatas. Jika jarum telah masuk kedalam vena, akan terlihat

darah masuk kedalam semprit.

k) Setelah volume darah dianggap cukup, minta pasien

membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil

kira – kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang di

perlukan untuk pemeriksaan.

l) Letakan kapas kering ditempat suntikan lalu segerah

lepaskan / tarik jarum. Minta pasien menekan kapas

tersebut.

m) Masukkan darah kedalam tabung yang tersedia.

3) Cara memperoleh Serum

a) Disediakan tabung centrifuge yang bersih dan kering.

b) Darah dialirkan 1 ml dalam tabung tersebut kemudian

didiamkan beberapa menit lalu dimasukkan dalam

centrifuge dan diputar selama 10 menit dengan kecepatan

3000 rpm.

c) Tabung dikeluarkan dari centrifuge. Cairan kuning yang

terdapat dibagian atas disebut serum yang digunakan

sebagai bahan pemeriksaan serologis.

4) Cara memperoleh plasma

a) Disediakan tabung centrifuge yang bersih dan kering.

Page 41: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

27

b) Alirkan darah ke dalam tabung yang telah berisi EDTA.

c) Dimasukkan ke dalam centrifuge lalu diputar selama 10

menit dengan kecepatan 3000 rpm.

d) Tabung dikeluarkan dari centrifuge. Cairan kuning yang

berada dibagian atas disebut plasma.

2. Analitik

a. Pemeriksaan Widal menggunakan sampel serum

1) Metode : Slide.

2) Prinsip : Serum dicampur dengan antibodi Salmonella

AH, BH, O dan A akan bereaksi dengan antigen dalam serum

dan menghasilkan aglutinasi pada permukaan slide.

3) Prosedur Kerja

a) Disiapkan slide yang kering dan bersih dengan 4 lingkaran.

b) Dipipet reagen tydal dengan volume 40 μl keadalam 4

lingkaran tadi.

c) Selanjutnya dipipet serum sebanyak 20 μl untuk

pengenceran 1/80.

d) Dicampur reagen tydal dan serum hingga homogen dengan

menggunakan batang pengaduk.

e) Kemudian baca hasil dalam waktu 1 menit

f) Diperhatikan reaksi yang terjadi, bila terjadi aglutinasi

dilanjutkan pemeriksaan untuk pengenceran 1/160.

g) Dipipet reagen tydal dengan volume 40 μl keadalam 4

lingkaran tadi.

h) Selanjutnya dipipet serum sebanyak 10 μl untuk

pengenceran 1/160.

i) Dicampur reagen tydal dan serum hingga homogen dengan

menggunakan batang pengaduk.

j) Kemudian baca hasil dalam waktu 1 menit

k) Diperhatikan reaksi yang terjadi, bila terjadi aglutinasi

dilanjutkan pemeriksaan untuk pengenceran 1/320.

Page 42: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

28

l) Dipipet reagen tydal dengan volume 40 μl keadalam 4

lingkaran tadi.

m) Selanjutnya dipipet serum sebanyak 5 μl untuk pengenceran

1/320.

n) Dicampur reagen tydal dan serum hingga homogen dengan

menggunakan batang pengaduk.

o) Kemudian baca hasil dalam waktu 1 menit

p) Diperhatikan reaksi yang terjadi.

b. Pemeriksaan widal menggunakan sampel plasma EDTA

1) Metode : Slide.

2) Prinsip : Plasma EDTA dicampur dengan antibodi

Salmonella AH, BH, O dan A akan bereaksi dengan antigen

dalam serum dan menghasilkan aglutinasi pada permukaan

slide.

3) Prosedur Kerja

a) Disiapkan slide yang kering dan bersih dengan 4 lingkaran.

b) Dipipet reagen tydal dengan volume 40 μl keadalam 4

lingkaran tadi.

c) Selanjutnya dipipet serum sebanyak 20 μl untuk

pengenceran 1/80.

d) Dicampur reagen tydal dan serum hingga homogen dengan

menggunakan batang pengaduk.

e) Kemudian baca hasil dalam waktu 1 menit

f) Diperhatikan reaksi yang terjadi, bila terjadi aglutinasi

dilanjutkan pemeriksaan untuk pengenceran 1/160.

g) Dipipet reagen tydal dengan volume 40 μl keadalam 4

lingkaran tadi.

h) Selanjutnya dipipet serum sebanyak 10 μl untuk

pengenceran 1/160.

i) Dicampur reagen tydal dan serum hingga homogen dengan

menggunakan batang pengaduk.

Page 43: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

29

j) Kemudian baca hasil dalam waktu 1 menit

k) Diperhatikan reaksi yang terjadi, bila terjadi aglutinasi

dilanjutkan pemeriksaan untuk pengenceran 1/320.

l) Dipipet reagen tydal dengan volume 40 μl keadalam 4

lingkaran tadi.

m) Selanjutnya dipipet serum sebanyak 5 μl untuk pengenceran

1/320.

n) Dicampur reagen tydal dan serum hingga homogen dengan

menggunakan batang pengaduk.

o) Kemudian baca hasil dalam waktu 1 menit

p) Diperhatikan reaksi yang terjadi.

3. Pasca Analitik

1) Pembacaan Hasil;

Bila terjadi aglutinasi, dikatakan reaksi widal positif yang

berarti serum tersebut mempunyai antibody terhadap salmonella

thypi bila tidak terjadi aglutinasi dikatakan reaksi widal negatif yang

berarti serum tidak mempunyai antibodi terhadap salmonella thypi.

Tabel Interpretasi Hasil

No Sampel µl Reagen µl Titer

1. 20 40 1/80

2. 10 40 1/160

3. 5 40 1/320

2) Pencatatan hasil

G. Jenis Data

Jenis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

yaitu nilai hasil pemeriksaan widal slide menggunakan serum dan plasma

EDTA pada penderita demam tifoid di Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Kendari.

H. Sumber Data

1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil pemeriksaan

widal pasien.

Page 44: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

30

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku, jurnal penelitian atau

media lain yang terkait dengan penelitian.

I. Pengolahan Data

1. Editing, yaitu mengkaji dan meneliti data yang telah terkumpul.

2. Coding, yaitu memberikan kode pada data untuk memudahkan dalam

memasukkan data ke program computer

3. Scoring, yaitu setelah melakukan pengkodean, maka dilanjutkan dengan

tahap pemberian skor pada masing-masing sampel yang digunakan dalam

bentuk angka.

4. Tabulating, yaitu setelah data tersebut masuk kemudian direkap dan

disusun dalam bentuk tabel agar dapat dibaca dengan mudah.

J. Analisa Data

Data yang telah diolah kemudian dianalisa dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

𝑋 =𝑓

𝑛 × 𝑘

Keterangan :

X : Jumlah presentase variabel yang diteliti

f : Jumlah responden berdasarkan variable

n : Jumlah sampel penelitian

k : Konstanta (100%)

K. Penyajian Data

Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk dan kemudian

dijelaskan dalam bentuk narasi.

L. Etika Penelitian

Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak subyek. Dalam

penelitian ini menekankan masalah etika yang meliputi antara lain :

1. Ananomity (Tanpa nama)

Dilakukan dengan cara tidak memberikan nama responden pada

lembar alat ukur, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.

Page 45: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

31

2. Informed consent

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan

diteliti yang memenuhi kriteria inklusi, bila subjek menolak, maka

peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak subyek.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Yaitu menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik informasi

maupun masalah-masalah lainnya. Informasi yang dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil penelitian.

Page 46: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

32

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis

RSUD Kota Kendari terletak di Jl. Brigjen Z.A Sugianto No : 39

Kel. Kambu Kec. Kambu Kota Kendari. Pada tahun 2008, oleh

pemerintah Kota Kendari telah mempunyai lahan seluas 13.000 ha.

Batas wilayah RSUD Kota Kendari

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Mandonga.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Poasia.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Mokoau.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Wua-Wua.

2. Sejarah Berdirinya RSUD Kota Kendari

RSUD Kota Kendari merupakan bangunan atau gedung

peninggalan pemerintah Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1927

dan telah mengalami beberapa kali perubahan yaitu Dibangun oleh

Pemerintah Belanda pada tahun 1927, Dilakukan rehabilitasi oleh

Pemerintah Jepang pada tahun 1942-1945, Menjadi Rumah Sakit Tentara

pada tahun 1945-1960, Menjadi RSU Kabupaten Kendari pada tahun

1960-1989, Menjadi Puskesmas Gunung Jati pada tahun 1989-2001,

Menjadi RSU Kota Kendari pada tahun 2001 berdasarkan Perda Kota

Kendari No. 17 Tahun 2001.

Diresmikan penggunaannya sebagai RSUD Abunawas Kota

Kendari oleh bapak Walikota Kendari pada tanggal 23 Januari 2003.

Pada tanggal 9 Desember 2011 Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas

Kota Kendari resmi menempati Gedung baru yang terletak di Jl. Brigjen

Z.A Sugianto No : 39 Kel. Kambu Kec. Kambu Kota Kendari. Pada

tanggal 12-14 Desember 2012 telah divisitasi oleh TIM Komite

Akreditasi Rumah Sakit ( KARS ), dan berhasil terakreditasi penuh

sebanyak 5 pelayanan ( Administrasi dan Manajemen, Rekam Medik,

Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Medik dan IGD ).

Page 47: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

33

Berdasarkan SK Walikota Kendari no 16 Tahun 2015 tanggal 13

Mei 2015 dikembalikan namanya menjadi RSUD Kota Kendari sesuai

PERDA Kota Kendari No. 17 Tahun 2001.

3. Sarana dan Prasarana Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Kendari

Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari terbagi atas

beberapa bagian ruang, yaitu:

a. Ruang Administrasi;

b. Ruang Tunggu Pasien;

c. Ruang Sampling;

d. Ruang Pengolahan Sampel, terbagi atas:

1) Ruang Kimia;

2) Ruang Hematologi, Serologi dan Urinalisa;

3) Ruang Bakteri dan Parasit.

e. Toilet, terbagi atas :

1) Toilet Pasien;

2) Toilet Petugas Laboratorium.

f. Ruang Istirahat;

g. Ruang Ganti;

h. Ruang Penyimpanan Alat Gelas dan Reagen.

Dalam menunjang pelayanan kesehatan, laboratorium rumah sakit

umum daerah kota kendari dilengkapi dengan pemeriksaan laboratorium

yang terdiri dari Pemeriksaan Hematologi (Darah Rutin menggunakan

alat Hematologi Analyzer yang pemeriksaannya meliputi Hemoglobin

(Hb), Leukosit, Eritrosit, Hematokrit, MCV, MCH, MCHC, Trombosit,

Laju Endap Darah (LED) (meliputi pemeriksaan CT, BT, Hitung Jenis)

pemeriksaan Kimia Darah (Glukosa : GDS, GDP, GD 2 Jam PP. SGOT,

SGPT, Protein Total, Albumin, Globulin, Bilirubin Total, Bilirubin

Direct, Ureum, Creatinin, Asam Urat, Chol Total, Chol HDL, Chol LDL,

Trigliserida. Pemeriksaan Urinalisa (Kimia Urin (Carik Celup/Strip),

Sedimen Urin). Pemeriksaan Bakteriologi (Basil Tahan Asam (BTA)).

Page 48: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

34

Pemeriksaan Parasitologi (DDR Malaria, Feaces, Jamur). Pemeriksaan

Immunologi/Serologi (Plano Test (tes kehamilan), Widal Test, Test

Narkoba, Golongan Darah, HbsAg, Anti Hbs, HIV)

4. Tenaga Laboratorium

Tenaga laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari

berjumlah 16 orang terdiri dari kepala laboratorium, administrasi,

penanggung jawab kimia klinik, penanggung jawab hematologi,

penanggung jawab mikrobiologi, penanggung jawab immunoserologi,

penanggung jawab urinalisis, dan 9 tenaga analis.

B. Hasil Penelitian

Telah dilakukan penelitian perbandingan hasil pemeriksaan widal slide

menggunakan serum dan plasma EDTA pada penderita demam tifoid di

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari pada tanggal 20 juni – 11 juli

2016 di Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari sebagai

berikut :

1. Karakteristik Responden

a. Umur

Distribusi responden berdasarkan umur dapat disajikan pada tabel

dibawah ini.

Tabel 5.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Umur di

Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 31 responden, responden

yang berumur 12-16 yaitu sebanyak 6 orang dengan presentase

19,35%, berumur 17-25 yaitu sebanyak 15 orang dengan presentase

48,39%, berumur 26-35 orang yaitu sebanyak 8 orang dengan

No Umur Frekuensi (f) Presentase (%)

1 12-16 6 19,35

2 17-25 15 48,39

3 26-35 8 25,81

4 36-45 2 6,45

Jumlah 31 100

Page 49: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

35

presentase 25,81%, berumur 36-45 yaitu sebanyak 2 orang dengan

presentase 6,45%.

b. Jenis Kelamin

Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat disajikan

pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin di

Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.

Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)

Laki-laki 17 54,84

Perempuan 14 45,16

Jumlah 31 100

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa responden yang berjenis

kelamin laki-laki yaitu sebanyak 17 orang dengan presentase 54,84%

dan berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 22 orang dengan

presentase 45,16%.

2. Variabel Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Laboratorium Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Kendari, diperoleh hasil yaitu :

Tabel 5.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Widal

Menggunakan Serum di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.

No Hasil Pemeriksaan Frekuensi (f) Presentase (%)

1 Positif 31 100

2 Negatif 0 0

Jumlah 31 100

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan

pemeriksaan widal menggunakan serum diperoleh hasil positif yaitu

sebanyak 31 pasien dengan persentase 100%.

Page 50: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

36

Tabel 5.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Widal

Menggunakan Plasma EDTA di Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Kendari.

No Hasil Pemeriksaan Frekuensi (f) Presentase (%)

1 Positif 31 100

2 Negatif 0 0

Jumlah 31 100

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa distribusi pasien berdasarkan

pemeriksaan widal menggunakan plasma EDTA diperoleh hasil positif

yaitu sebanyak 31 pasien dengan persentase 100%.

C. Pembahasan

1. Pemeriksaan widal slide menggunakan serum pada penderita demam

tifoid.

Dari hasil penelitian 31 pasien yang telah melakukan pemeriksaan

widal menggunakan serum diperoleh hasil positif sebanyak 31 orang

dengan presentase 100%. Reaksi widal positif berarti serum orang

tersebut mempunyai antibodi terhadap Salmonella typhi maupun

Salmonella paratyphi. Reaksi widal negatif artinya tidak memiliki

antibodi terhadap Salmonella typhi maupun Salmonella paratyphi.

Pemeriksaan widal merupakan pemeriksaan aglutinasi yang

menggunakan suspensi bakteri Salmonella typhi dan Salmonella

paratyphi sebagai antigen untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap

kedua bakteri salmonella tersebut dalam serum penderita tersangka

demam tifoid yaitu aglutinin O, H, AH dan BH. Semakin tinggi titer

aglutinin maka kemungkinan infeksi bakteri Salmonella makin tinggi

(Irianto, 2014).

Serum adalah bagian cair darah yang tidak diberi antikoagulan.

Serum merupakan cairan darah yang tidak mengandung fibrinogen

(Komponen pembeku darah), sel dan faktor koagulasi lainnya. Pada

dasarnya serum mempunyai komposisi yang sama dengan plasma kecuali

kandungan fibrinogen dan faktor pembekuan ІІ (Protrombin), V

Page 51: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

37

(Proakselerin), dan VІІІ (AHF dan AHG) tidak dimiliki oleh serum.

Serum juga memiliki kandungan serotonin yang lebih tinggi dibanding

plasma, karena terjadi pemecahan trombosit selama proses

penggumpalan (Ganong, 2002).

Serum lebih baik digunakan untuk beberapa pemeriksaan karena

serum tidak mengandung bahan-bahan dari luar seperti adanya

penambahan antikoagulan sehingga komponen-komponen yang

terkandung di dalam serum tidak terganggu aktifitas atau reaksinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan

menggunakan serum yaitu penundaan pemeriksaan dalam waktu yang

lama pada suhu yang tidak sesuai sehingga membuat serum rusak. Jika

dilakukan penundaan maka disimpan pada suhu 18-30oC selama 3 hari.

Dan pada suhu 4 o

C selama 1 minggu. Darah yang belum membeku

dengan baik kemudian dicentrifuge menyebabkan darah lisis sehingga

menyulitkan pembacaan karena sampel akan menjadi keruh

(Sardini, 2007).

2. Pemeriksaan Widal Menggunakan Plasma EDTA pada Penderita Demam

Tifoid.

Dari hasil penelitian 31 pasien yang melakukan pemeriksaan widal

menggunakan plasma EDTA diperoleh hasil positif sebanyak 31 orang

(100%). Plasma adalah bagian cair darah yang diberi antikoagulan (anti

pembekuan darah). Plasma terdiri dari 91 sampai 92% air yang berperan

sebagai medium transpor, dan 8 sampai 9% zat padat. Zat padat tersebut

antara lain protein-protein seperti albumin, globulin, faktor-faktor

pembekuan dan enzim; unsur organik seperti nitrogen non protein (urea,

asam urat, xantin, kreatinin, asam alkohol), lemak netral, fosfot lipid, dan

glukosa, dan unsur organik berupa natrium, flourida, bikarbonat, kalsium,

kalium, magnesium, fosfor, besi dan iodium (Price & Wilson, 2005).

EDTA adalah antikoagulan yaitu zat yang mencegah pembekuan

darah dengan cara mengikat (khelasi) atau mengendapkan (presipitasi)

kalsium, atau dengan cara menghambat pembentukan trombin yang

Page 52: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

38

diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses

pembekuan.

Untuk efisiensi waktu plasma EDTA lebih sering digunakan karena

plasma EDTA tidak berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan.

Penggunaan plasma EDTA dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan jika

penundaan waktu pemeriksaan yang membutuhkan waktu yang lama.

Jika dilakukan penundaan maka disimpan pada suhu 4oC paling lama 24

jam. Penundaan waktu pemeriksaan pada suhu 20-25 o

C paling lama 2

jam. Perbandingan antara darah dengan plasma EDTA yang tidak sesuai.

Aturan perbandingan darah dengan plasma EDTA yaitu 1 ml darah : 0,01

ml EDTA (Gandasoebrata, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kelompok umur

yang memiliki hasil positif banyak terjadi pada umur 17-25 tahun yaitu

sebanyak 15 orang dengan peresentase 48,39% dan yang paling rendah

terjadi pada umur 36-45 tahun yaitu sebanyak 2 orang dengan persentase

6,45%. Hal ini sesuai dengan teori Siska (2009) yang menyatakan bahwa

penyakit ini banyak menimbulkan masalah pada kelompok umur dewasa

muda, karena tidak jarang disertai perdarahan dan perforasi usus yang

sering menyebabkan kematian penderita. Pada kelompok usia 3-19 tahun

yaitu kelompok anak sekolah yang kemungkinkan besar diakibatkan

sering jajan di sekolah atau tempat lain di luar rumah. Sedangkan

kelompok umur 20-30 tahun merupakan kelompok pekerja dimana

kelompok usia tersebut sering melakukan aktivitas diluar rumah,

sehingga beresiko untuk terinfeksi Salmonella typhi, seperti

mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi Salmonella

typhi (Siska, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui jenis

kelamin laki-laki lebih banyak positif demam tifoid yaitu sebanyak 17

orang dengan presentase 54,84% dan perempuan sebanyak 14 orang

dengan presentase 45,16%. Hal ini sesuai dengan teori Siska (2009)

menyatakan bahwa jenis kelamin antara penderita pria dan wanita pada

Page 53: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

39

demam tifoid tidak ada perbedaan, tetapi pria lebih banyak terpapar

dengan bakteri S.typhi dibandingkan dengan wanita, karena aktivitas di

luar rumah lebih banyak. Hal ini memungkinkan pria mendapat risiko

lebih besar untuk menderita penyakit demam tifoid dibandingkan dengan

wanita.

Kebiasaan makan diluar rumah dapat menjadi salah satu faktor hal

ini dikarenakan apabila makanan dan minuman yang dikonsumsi kurang

bersih. Dapat juga disebabkan karena makanan tersebut disajikan oleh

seorang penderita tifus laten (tersembunyi) yang kurang menjaga

kebersihan saat memasak. Seseorang dapat membawa bakteri tifus dalam

saluran pencernaannya tanpa sakit, ini yang disebut dengan penderita

laten. Penderita ini dapat menularkan penyakit tifus ini ke banyak orang,

apalagi jika dia bekerja dalam menyajikan makanan bagi banyak orang

seperti tukang masak di restoran (Siska, 2009).

Penularan bakteri Salmonella thypi dapat ditularkan melalui

minuman terkontaminasi dan melalui perantara lalat, dimana lalat akan

hinggap di makanan yang akan dikonsumsi oleh orang sehat. Apabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci

tangan dan makanan yang tercemar bakteri Salmonella thypi masuk ke

tubuh orang yang sehat melalui mulut, selanjutnya orang sehat akan

menjadi sakit (Addin, 2009).

Beberapa kondisi kehidupan manusia yang sangat berperan pada

penularan demam tifoid yaitu higiene perorangan yang rendah, seperti

budaya cuci tangan yang tidak terbiasa. Hal ini jelas pada anak-anak,

penyaji makanan serta pengasuh anak, higiene makanan dan minuman

yang rendah. Faktor ini paling berperan pada penularan tifoid. Beberapa

contoh untuk ini diantaranya: makanan yang dicuci dengan air yang

terkontaminasi (seperti sayur-sayuran dan buah-buahan), sayuran yang

dipupuk dengan tinja manusia, makanan yang tercemar dengan debu,

sampah, dihinggapi lalat, air minum yang tidak masak, dan sebagainya.

Sanitasi lingkungan yang kumuh, dimana pengelolaan air limbah,

Page 54: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

40

kotoran, dan sampah, yang tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan.

Penyediaan air bersih untuk warga yang tidak yang tidak diobati secara

sempurna (Depkes RI, 2006).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan widal, yaitu faktor-

faktor yang berhubungan dengan penderita yaitu keadaan umum gizi

penderita, Gizi buruk dapat menghambat pembentukan antibodi, Waktu

pemeriksaan, Aglutinin baru dijumpai dalam darah setelah penderita

mengalami sakit selama satu minggu dan mencapai puncaknya pada

minggu kelima atau keenam sakit, Pengobatan dini dengan antibiotik,

Pemberian antibiotik dengan obat antimikroba dapat menghambat

pembentukan antibodi, Penyakit-penyakit tertentu, Pada beberapa

penyakit yang menyertai demam tifoid tidak terjadi pembentukan

antibodi (Handojo 2004).

Faktor-faktor teknis yaitu Aglutinasi silang, karena beberapa

spesies Salmonella dapat mengandung antigen O dan H yang sama, maka

reaksi aglutinasi pada satu spesies dapat juga menimbulkan reaksi

aglutinasi pada spesies lain. Oleh karena itu spesies salmonella penyebab

infeksi tidak dapat ditentukan dengan pemeriksaan widal, konsentrasi

suspensi antigen, Konsentrasi suspensi antigen yang digunakan pada

pemeriksaan widal akan mempengaruhi hasilnya dan Strain salmonella

yang digunakan untuk suspensi antigen dari strain salmonella setempat

lebih baik daripada suspensi antigen dari strain lain (Handojo, 2004).

Page 55: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

41

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tentang gambaran hasil pemeriksaan widal slide

menggunakan serum dan plasma EDTA pada penderita demam tifoid di

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari dengan jumlah pasien sebanyak 31

orang dapat diketahui bahwa pemeriksaan widal slide baik menggunakan

serum maupun plasma EDTA didapatkan hasil yang sama, yang dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil pemeriksaan widal menggunakan serum didapatkan hasil positif

pemeriksaan widal pada semua pasien yaitu sebanyak 31 orang (100%)

dan tidak ditemukan hasil yang negatif (0%).

2. Hasil pemeriksaan widal menggunakan plasma EDTA didapatkan hasil

positif pemeriksaan widal pada semua pasien yaitu sebanyak 31 orang

(100%) dan tidak ditemukan hasil yang negatif (0%).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka disarankan

untuk :

1. Bagi institusi pendidikan, Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan

bahan bacaan atau tambahan kepustakaan bagi pembaca.

2. Bagi peneliti selanjutnya terkait penelitian ini agar lebih

mengembangkan variabel penelitian yang akan diteliti sehingga makna

yang diperoleh dapat lebih detail, jelas dan menyeluruh.

3. Bagi tenaga analis, Sebagai tenaga analis kesehatan senantiasa bekerja

sesuai dengan Standar Operasional (SOP) yang berlaku agar didapatkan

hasil yang teliti dan tepat.

Page 56: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

DAFTAR PUSTAKA

Addin A, 2009, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, Bandung: PT. Puri

Delco

Agus Syahrurachman, dkk, 1994, Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta:

Binarupa Aksara

Aris Suyono, 2006, Hubungan Sanitasi Lingkungan Dan Higiene Perorangan

Dengan Kejadian Demam Tifoid Di Puskesmas Bobotsari Kabupaten

Purbalingga. Skripsi : Universitas Diponegoro.

Astuti, O.R. 2013. Demam Tifoid. Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Depkes RI, 2006, Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. Jakarta : Direktorat

Jendral PP & PL.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. 2013 dan 2015

E. N. Kosasih & A. Skosasih. 2006. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Klinik Edisi Kedua. Tangerang : Karisma Publishing Group.

Gandasoebrata. 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat

Ganong, Wiliam. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Hardjoeno. H, dkk. 2007. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik.

Handojo, Indro. 2004. Imunoasai Terapan Pada Beberapa Penyakit Infeksi.

Surabaya : AUP

Irianto, Koes. 2014. Bakteriologi Medis, Mikologi Medis, Dan Virologi Medis.

Bandung : Alfabeta

Jawetz, Melnick, & Adelberg. 2008. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Kinanti, 2010. Perbandingan Titer Antibodi Salmonella typhosa O dan H pada

penduduk Perkotaan dan Pedesaan. Surakarta

Mandal. 2006. Penyakit Infeksi. Jakarta : EMS

Nasir, Abdul, dkk. 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan.

Yogyakarta: Nuha Medika

Notoatmodjo,S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Price, Sylvia A & Wilson, Lorraine M. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-

Proses Penyakit. Jakarta : EGC

Profil Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2015

Page 57: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta : Alfamedia

dan Kanal Medika

Sacher, Ronald.A & Mophersun, Richard. A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil

Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta : EGC

Saryono & Mekar Dwi Anggraeni. 2013. Metode Penelitian Kualitatif dan

Kuantitatif. Yogyakarta : Nuha Medika

Siska Ishaliani H, 2009. Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di

Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi. Skripsi, Universitas

Sumatera Utara

Sutedjo, AY. 2006. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan

Laboratorium. Yogyakarta : Amara Books

Taiso, Rodliyah. 2012. Perbandingan Hasil Pemeriksaan Widal Metode Slide

Menggunakan Serum dan Plasma Pada Penderita Demam Tifoid Di RSUD

Kota Kendari.

Tarwoto, dkk. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan.

Jakarta : TIM

Tusianawati, Lusita. 2013. Serum dan Plasma untuk Test Widal

Wardhani, dkk. 2005. Kemampuan Uji Tabung Widal Menggunakan Antigen

Import dan Antigen Lokal. Indonesian Journal of Clinical Pathology and

Medical Laboratory,Vol. 12 : 31-37

Widoyono. 2008. Penyakit Tropis. Jakarta : Erlangga

Page 58: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

LAMPIRAN

Page 59: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

Lampiran 1

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth, Responden

di

Tempat

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan, maka saya :

Nama : Linda Ayu Lestari

NIM : P00320013117

Sebagai mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan

bermaksud akan melaksanakan penelitian dengan judul “Gambaran Hasil

Pemeriksaan Widal Slide Menggunakan Serum dan Plasma EDTA Pada

Penderita Demam Tifoid Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari ”.

Sehubungan dengan hal itu, saya mohon untuk bersedia menjadi responden

dalam penelitian ini, anda berhak untuk menyetujui atau menolak menjadi

responden. Apabila bapak setujui, maka disilahkan untuk menandatangi surat

persetujuan responden berikut ini. Atas partisipasinya dan kerjasamanya, saya

ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Linda Ayu Lestari

Page 60: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

Lampiran 2

SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Saya bertanda tangan di bawah ini tidak keberatan untuk menjadi

responden dalam penelitian yang dilakukan mahasiswa Poltekkes Kemenkes

Kendari Jurusan Analis Kesehatan dengan judul : “Gambaran Hasil

Pemeriksaan Widal Slide Menggunakan Serum dan Plasma EDTA Pada

Penderita Demam Tifoid Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari ”.

Saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia. Demikianlah surat

persetujuan ini dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun semoga dapat

dipergunakan seperlunya.

Kendari, Juni 2016

Responden

(Nama Lengkap)

Page 61: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI

LABORATORIUM

l.Z.A. Sugianto No.39 Kota Kendari Telp. (0401) 33359171

LEMBAR HASIL PENELITIAN

Judul Penelitian : Gambaran Hasil Pemeriksaan Widal Slide Menggunakan Serum

Dan Plasma EDTA Pada Penderita Demam Tifoid di Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Kendari.

Nama Peneliti : Linda Ayu Lestari

NIM : P00320013117

No

Kode

Sampel Umur

Jenis

Kelamin

Hasil Pemeriksaan

Serum Plasma EDTA

L P O H AH BH O H AH BH

1 A1 20 1/320 1/320 1/160 Neg(-) 1/320 1/320 1/160 Neg(-)

2 A2 19 1/320 1/160 Neg(-) Neg(-) 1/320 1/160 Neg(-) Neg(-)

3 A3 22 1/160 1/160 1/80 Neg(-) 1/160 1/160 1/80 Neg(-)

4 A4 20 1/320 1/160 Neg(-) 1/80 1/320 1/160 Neg(-) 1/80

5 A5 21 1/160 1/160 1/80 Neg(-) 1/160 1/160 1/80 Neg(-)

6 A6 21 1/320 1/320 1/80 Neg(-) 1/320 1/320 1/80 Neg(-)

7 A7 26 1/160 1/160 1/160 Neg(-) 1/160 1/160 1/160 Neg(-)

8 A8 16 1/320 1/320 Neg(-) 1/160 1/320 1/320 Neg(-) 1/160

9 A9 18 1/320 1/160 Neg(-) Neg(-) 1/320 1/160 Neg(-) Neg(-)

10 A10 26 1/320 1/160 Neg(-) Neg(-) 1/320 1/160 Neg(-) Neg(-)

11 A11 20 1/320 1/160 1/80 Neg(-) 1/320 1/160 1/80 Neg(-)

12 A12 27 1/320 1/320 Neg(-) Neg(-) 1/320 1/320 Neg(-) Neg(-)

13 A13 19 1/160 1/160 1/80 Neg(-) 1/160 1/160 1/80 Neg(-)

14 A14 29 1/160 1/160 Neg(-) 1/80 1/160 1/160 Neg(-) 1/80

15 A15 22 1/320 1/160 1/160 Neg(-) 1/320 1/160 1/160 Neg(-)

16 A16 17 1/320 1/160 1/160 Neg(-) 1/320 1/160 1/160 Neg(-)

17 A17 18 1/320 1/160 1/80 Neg(-) 1/320 1/160 1/80 Neg(-)

18 A18 38 1/160 1/160 1/160 Neg(-) 1/160 1/160 1/160 Neg(-)

19 A19 35 1/160 1/160 Neg(-) Neg(-) 1/160 1/160 Neg(-) Neg(-)

20 A20 21 1/320 1/160 Neg(-) Neg(-) 1/320 1/160 Neg(-) Neg(-)

21 A21 36 1/160 1/160 1/80 Neg(-) 1/160 1/320 1/80 Neg(-)

Page 62: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

22 A22 28 1/160 1/160 1/160 1/80 1/160 1/160 1/160 1/80

23 A23 35 1/320 1/320 Neg(-) 1/160 1/320 1/320 Neg(-) 1/160

24 A24 30 1/320 1/320 1/160 Neg(-) 1/320 1/320 1/160 Neg(-)

25 A25 17 1/160 1/160 1/80 Neg(-) 1/160 1/160 1/80 Neg(-)

26 A26 20 1/160 1/160 Neg(-) 1/80 1/160 1/160 Neg(-) 1/80

27 A27 19 1/160 1/160 Neg(-) Neg(-) 1/160 1/160 Neg(-) Neg(-)

28 A28 14 1/80 1/80 1/80 Neg(-) 1/80 1/80 1/80 Neg(-)

29 A29 16 1/320 1/320 Neg(-) 1/80 1/320 1/320 Neg(-) 1/80

30 A30 26 1/160 1/160 Neg(-) 1/80 1/160 1/160 Neg(-) 1/80

31 A31 15 1/80 1/80 Neg(-) Neg(-) 1/80 1/80 Neg(-) Neg(-)

Page 63: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

Lampiran 4

TABULASI DATA

GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE MENGGUNAKAN SERUM DAN PLASMA EDTA PADA

PENDERITA DEMAM TIFOID DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI

TAHUN 2016

No Kode

Sampel

Umur Jenis

Kelamin

Hasil Pemeriksaan

Serum Plasma EDTA

O H AH BH % Kategori O H AH BH % Kategori

1 A1 20 Thn L 1 1 1 0 75 Positif 1 1 1 0 75 Positif

2 A2 19 Thn L 1 1 0 0 50 Positif 1 1 0 0 50 Positif

3 A3 22 Thn L 1 1 1 0 75 Positif 1 1 1 0 75 Positif

4 A4 20 Thn P 1 1 0 1 75 Positif 1 1 0 1 75 Positif

5 A5 21 Thn P 1 1 1 0 75 Positif 1 1 1 0 75 Positif

6 A6 21 Thn L 1 1 1 0 75 Positif 1 1 1 0 75 Positif

7 A7 21 Thn L 1 1 1 0 75 Positif 1 1 1 0 75 Positif

8 A8 16 Thn P 1 1 0 1 75 Positif 1 1 0 1 75 Positif

9 A9 18 Thn P 1 1 0 0 50 Positif 1 1 0 0 50 Positif

10 A10 26 Thn P 1 1 0 0 50 Positif 1 1 0 0 50 Positif

11 A11 20 Thn L 1 1 1 0 75 Positif 1 1 1 0 75 Positif

12 A12 25 Thn L 1 1 0 0 50 Positif 1 1 0 0 50 Positif

13 A13 19 Thn L 1 1 1 1 100 Positif 1 1 1 1 100 Positif

14 A14 29 Thn L 1 1 0 0 50 Positif 1 1 0 0 50 Positif

15 A15 22 Thn L 1 1 1 0 75 Positif 1 1 1 0 75 Positif

16 A16 17 Thn L 1 1 1 0 75 Positif 1 1 1 0 75 Positif

17 A17 18 Thn P 1 1 1 0 75 Positif 1 1 1 0 75 Positif

18 A18 24 Thn P 1 1 1 0 75 Positif 1 1 1 0 75 Positif

Page 64: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

19 A19 35 Thn L 1 1 0 0 50 Positif 1 1 0 0 50 Positif

20 A20 21 Thn L 1 1 0 0 50 Positif 1 1 0 0 50 Positif

21 A21 20 Thn L 1 1 1 1 100 Positif 1 1 1 1 100 Positif

22 A22 28 Thn P 1 1 1 1 100 Positif 1 1 1 1 100 Positif

23 A23 35 Thn P 1 1 0 1 75 Positif 1 1 0 1 75 Positif

24 A24 30 Thn P 1 1 1 0 75 Positif 1 1 1 0 75 Positif

25 A25 17 Thn L 1 1 1 0 75 Positif 1 1 1 0 75 Positif

26 A26 20 Thn P 1 1 0 1 75 Positif 1 1 0 1 75 Positif

27 A27 19 Thn L 1 1 0 0 50 Positif 1 1 0 0 50 Positif

28 A28 19 Thn L 1 1 1 0 75 Positif 1 1 1 0 75 Positif

29 A29 16 Thn P 1 1 0 1 75 Positif 1 1 0 1 75 Positif

30 A30 29 Thn P 1 1 0 1 75 Positif 1 1 0 1 75 Positif

31 A31 16 Thn P 1 1 0 0 50 Positif 1 1 0 0 50 Positif

Page 65: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

Lampiran 5

MASTER TABEL

GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE MENGGUNAKAN SERUM DAN PLASMA EDTA PADA PENDERITA

DEMAM TIFOID DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI

TAHUN 2016

No Kode

Sampel

Umur Jenis Kelamin Hasil Pemeriksaan

12-16 17-25 26-35 36-45 L P Serum Plasma EDTA

Positif Negatif Positif Negatif

1 A1

2 A2

3 A3

4 A4

5 A5

6 A6

7 A7

8 A8

9 A9

10 A10

11 A11

12 A12

13 A13

14 A14

15 A15

16 A16

17 A17

18 A18

19 A19

20 A20

21 A21

22 A22

Page 66: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

23 A23

24 A24

25 A25

26 A26

27 A27

28 A28

29 A29

30 A30

31 A31

Frekuensi 6 15 8 2 17 14 31 31

Jumlah 31 31 31 31

Page 67: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan
Page 68: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan
Page 69: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan
Page 70: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

DOKUMENTASI PENELITIAN

Persiapan alat dan bahan

Page 71: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

Melakukan centrifuge Melakukan pemipetan sampel

Melakukan pemipetan reagen Menghomogenkan sampel dan reagen

Page 72: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan

Mengamati adanya aglutinasi Hasil Pemeriksaan

Page 73: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/250/1/KTI LINDA AYU LESTARI.pdf · pemeriksaan widal slide selalu menggunakan plasma EDTA. Pada pemeriksaan