PEMBUATAN PETA PENGGUNAAN LAHAN MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/55568/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PEMBUATAN PETA PENGGUNAAN LAHAN MENGGUNAKAN …digilib.unila.ac.id/55568/3/SKRIPSI TANPA BAB...
PEMBUATAN PETA PENGGUNAAN LAHAN
MENGGUNAKAN GOOGLE EARTH DI KECAMATAN TRIMURJO
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2015
Skripsi
Oleh
AFIF SURYATAMA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
PEMBUATAN PETA PENGGUNAAN LAHAN
MENGGUNAKAN GOOGLE EARTH DI KECAMATAN TRIMURJO
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2015
Oleh
Afif Suryatama
Google earth diharapkan dapat memberikan informasi penggunaan lahan melalui
peta penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo. Penelitian ini bertujuan membuat
peta dan memberikan informasi mengenai kondisi penggunaan lahan di Kecamatan
Trimurjo pada tahun 2015 dengan memanfaatkan google earth.
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Subjek dalam penelitian
ini adalah peta Kecamatan Trimurjo tahun 2015. Objek dalam penelitian ini yaitu
penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo. Pengumpulan data dilakukan dengan
interpretasi foto udara, dokumentasi dan survey lapangan. Analisis data yang yaitu
dengan analisa digital, penyajian data, dan deskripsi data sebagai laporan akhir
dari penelitian ini.
Hasil dalam penelitian ini: (1) Terdapat tujuh jenis penggunaan lahan di
Kecamatan Trimurjo tahun 2015, yaitu lahan sawah, kebunan campuran, kebun
karet, kebun sawit, pemukiman, kolam dan saluran irigasi. (2) Lahan sawah
merupakan jenis lahan yang paling besar digunakan di Kecamatan Trimurjo
Tahun 2015. (3) Sebagian besar jenis lahan di Kecamatan Trimurjo terletak pada
lereng rendah antara 0-1,99% (Kelas I) serta terdapat lereng kelas II dan kelas III
di bagian selatan Kecamatan Trimurjo
Kata Kunci: Lahan, Penggunaan Lahan, Peta.
ABSTRACT
THE MAKING OF MAPS OF LAND USE USING GOOGLE EARTH IN
DISTRICT OF TRIMURJO LAMPUNG TENGAH
YEAR 2015
By
Afif Suryatama
Google earth is expected to provide information of land use through map of land
use in district Trimurjo. This study aims to make a map and to provide
information about the condition of land use in district Trimurjo in 2015 by using
google earth.
This research using methods descriptive analysis. A subject in this research is map
district Trimurjo at 2015. Objects in research is land use in district Trimurjo. The
data collection was done to the interpretation of aerial photos, documentation and
survey field. Analysis the data namely by analysis digital, presentation of data,
and descriptions of data as a final report from the study.
Results in this research is: (1) there are seven types of of land use in district
Trimurjo year 2015, namely paddy field, mixed garden, rubber plantation, oil
palm plantations, settlement, pond and the canal irrigation. (2) paddy field is the
type of land the greatest used in district Trimurjo year 2015. (3) the most kinds of
land in district Trimurjo located at the slope low between 0-1,99 % (class I) and
there are slope class II and class III in the southern part of district Trimurjo.
Key Words: Land, Land Use, Map.
PEMBUATAN PETA PENGGUNAAN LAHAN
MENGGUNAKAN GOOGLE EARTH DI KECAMATAN TRIMURJO
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2015
Oleh
AFIF SURYATAMA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Afif Suryatama dilahirkan di Purwoadi, tanggal 23 September 1993.
Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan
Bapak Sugiyarto, S.Sos. dan Ibu Sri Lestari. Penulis telah
menyelesaikan Pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Dharma
Wanita Desa Untoro pada tahun 1999, Pendidikan Dasar di SD
Negeri 2 Purwoadi pada tahun 2005, Pendidikan Menengah Pertama di SMP Negeri 1
Trimurjo pada tahun 2008, dan Pendidikan Menengah Atas di SMA Negeri 3 Metro
tahun 2011, lalu penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung, S1
Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan akademik dan organisasi
kemahasiswaan. Penulis mengikuti organisasi eksternal kampus Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI), selain itu penulis juga aktif pada organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Ilmu Sosial (HIMAPIS) sebagai ketua bidang pendidikan periode
2012/2013 dan aktif sebagai wakil ketua umum Ikatan Mahasiswa Geografi Komisariat
Universitas Lampung periode 2013/2014.
MOTTO
Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut
untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang
tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan
selangkah pun (Ir. Soekarno)
Anda tidak akan bisa lari dari tanggung jawab pada hari esok
dengan menghindarinya pada hari ini ( Abraham Lincoln)
PERSEMBAHAN
Terucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT, kupersembahkan karya kecilku ini
sebagai tanda cinta, kasih sayang dan baktiku kepada :
Ibunda dan Ayahanda Tercinta (Sri Lestari dan Sugiyarto, S.Sos.)
sebagai sosok yang selalu sabar dan ikhlas membimbingku dari kacil hingga saat ini
dengan iringan kasih sayang serta doa yang selalu beliau panjatkan tak lain untuk
kesuksesanku
Adikku (Fitri, Yuda, Annisa)
Sebagai sosok periang yang memberi senyum kecilnya untuk bisa memberi nuansa
semangat untukku
serta
Almamater Kebanggaanku Universitas Lampung
sebagai tempat dalam menggali ilmu, menjadikanku sosok yang mandiri, serta jati
diriku kelak.
i
SANWACANA
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “Pembuatan Peta Penggunaan Lahan
Menggunakan Google Earth Di Kecamatan Trimurjo Tahun 2015” sebagai syarat
untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Lampung.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si.
selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung serta sebagai Dosen Pembimbing I dan
Pembimbing Akademik yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
membimbing, memberikan perhatian, motivasi dan semangat kepada penulis demi
terselesaikannya skripsi ini. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. selaku Ketua
Program Studi Pendidikan Geografi serta sebagai Dosen Pembimbing II yang
telah bersedia dengan sabar membimbing penulis untuk memberikan kritik dan
saran dalam penyusunan skripsi ini. Serta kepada Bapak Dedy Miswar, S.Si.,
M.Pd. selaku Dosen Pembahas yang selalu memberikan masukan serta saran
kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini.
ii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih yang tulus ikhlas kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung beserta staff dan jajarannya yang telah
memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerja Sama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
yang telah memberikan izin dan pelayanan administrasi.
3. Bapak, Drs. Supriadi, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
yang telah memberikan izin dan pelayanan administrasi.
4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
6. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Lampung Tengah
yang telah memberikan bantuan dan kerjasama dalam penyusunan skripsi ini.
7. Kepala Badan Pembangunan dan Perencanaan Daerah (BAPPEDA)
Kabupaten Lampung Tengah yang telah memberikan bantuan dan kerjasama
dalam penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Camat Kecamatan Trimurjo beserta staff yang telah memberikan
bantuan serta kerjasamanya atas tersusunnya skripsi ini.
iii
9. Sahabat-sahabat seperjuanganku di program studi S1 Pendidikan Geografi
angkatan 2011 Universitas Lampung, terima kasih atas kebersamaannya
dalam menuntut ilmu dan menggapai impian.
10. Sahabat-sahabat KKN KT FKIP UNILA Pekon Heni Arong Kecamatan
Lumbok Seminung, Kabupaten Lampung Barat, terima kasih atas
kebersamaan dan kekeluargaan yang telah terjalin.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih.
Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala
di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.
Bandar Lampung, November 2018
Penulis,
Afif Suryatama
iv
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 7
E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 8
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjuan Pustaka ............................................................................. 9
1. Lahan ...................................................................................... 9
a. Definisi Lahan ................................................................. 9
b. Defenisi Penggunaan Lahan ............................................ 10
c. Defenisi dan Syarat Klasifikasi Penggunaan Lahan ........ 11
d. Klasifikasi Penggunaan Lahan Menurut (Malingreau) ... 12
2. Google Earth ........................................................................... 15
3. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra ............................... 16
a. Penginderaan Jauh ........................................................... 16
b. Interpretasi Citra Penginderaan Jauh ............................... 16
4. Peta ......................................................................................... 18
a. Definisi Peta ................................................................... 18
b. Fungsi Peta ..................................................................... 19
c. Kegunaan Peta ................................................................ 19
d. Tujuan Pembuatan Peta .................................................. 20
e. Klasifikasi Peta ............................................................... 20
B. Kerangka Pikir ............................................................................... 22
v
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian .......................................................................... 23
B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 24
C. Bahan dan Alat Penelitian ............................................................. 24
1. Bahan Penelitian ...................................................................... 24
2. Alat Penelitian ......................................................................... 25
D. Subjek dan Objek Penelitian.......................................................... 25
1. Subjek Penelitian ...................................................................... 25
2. Objek Penelitian ........................................................................ 25
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ................. 26
1. Variabel Penelitian .................................................................... 26
2. Definisi Operasional Variabel .................................................. 26
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 28
1. Interpretasi Citra ....................................................................... 28
2. Dokumentasi ............................................................................. 29
3. Survey Lapangan ...................................................................... 29
G. Taknik Analisis Data ..................................................................... 30
H. Bagan Alur Penelitian .................................................................... 31
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ........................................... 32
1. Letak Astronomis Kecamatan Trimurjo .................................. 32
2. Letak Geografis Kecamatan Trimurjo ..................................... 33
3. Keadaan Iklim .......................................................................... 38
4. Keadaan Topografi dan Kemiringan Lereng ........................... 40
5. Jenis Tanah di Kecamatan Trimurjo ........................................ 42
6. Kondisi Kependudukan di Kecamatan Trimurjo ..................... 44
a. Jumlah Penduduk ................................................................ 44
b. Komposisi Penduduk .......................................................... 48
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan................................................. 49
1. Penggunaan Lahan Kecamatan Trimurjo ............................... 49
2. Analilsis Penggunaan Lahan di Kecamatan Trimurjo ........... 57
3. Satuan Lahan .......................................................................... 62
4. Analisis Satuan Lahan di Kecamatan Trimurjo ..................... 65
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................. 69
B. Saran ............................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Klasifikasi Jenis Penggunaan Lahan ........................................................ 13
2. Daftar Luas Wilayah Desa/Kelurahan di Kecamatan Trimurjo ............... 33
3. Koordinat Geografis Foto Udara di Kecamatan Trimurjo ....................... 36
4. Data Curah Hujan di Kecamatan Trimurjo Tahun 2006-2015 ................. 38
5. Tipe Iklim Schimidt-Ferguson ................................................................. 39
6. Klasifikasi Kemiringan Lereng ................................................................ 40
7. Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk di Kecamatan Trimurjo .............. 44
8. Persebaran Kepadatan Penduduk di Kecamatan Trimurjo....................... 46
9. Komposisi Penduduk dan Sex Ratio di Kecamatan Trimurjo .................. 48
10. Luas Wilayah Menurut Jenis Penggunaan Lahan di Kecamatan Trimurjo 50
11. Persebaran Luas Lahan Sawah di Kecamatan Trimurjo .......................... 57
12. Produktivitas Tanaman Pangan di Kecamatan Trimurjo Tahun 2015 ..... 58
13. Persebaran Luas Lahan Pemukiman di Kecamatan Trimurjo .................. 59
14. Persebaran Lahan Perkebunan di Kecamatan Trimurjo ........................... 60
15. Persebaran Luas Lahan Perairan di Kecamatan Trimurjo........................ 62
16. Jenis Satuan Lahan di Kecamatan Trimurjo ............................................ 65
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Diagram Alur Penelitian ......................................................................... 31
2. Peta Administrasi Kecamatan Trimurjo Tahun 2015 ............................. 34
3. Foto Udara Google Earth Kecamatan Trimurjo Tahun 2015 ................. 35
4. Peta Foto Kecamatan Trimurjo Tahun 2015 ........................................... 37
5. Peta Kemiringan Lereng Kecamatan Trimurjo Tahun 2015 ................... 41
6. Peta Jenis Tanah Kecamatan Trimurjo Tahun 2015 ............................... 43
7. Peta Kepadatan Penduduk Kecamatan Trimurjo Tahun 2015 ................ 47
8. Susunan Hirarkhi Unsur Interpretasi Citra (Estes et al 1983) ................. 51
9. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Trimurjo Tahun 2015.................... 56
10. Peta Satuan Lahan Kecamatan Trimurjo Tahun 2015 ............................ 64
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lahan merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Lahan dimanfaatkan manusia untuk membangun pemukiman
dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Menurut Suryatana (1985:9) dalam I Gede Sugiyanta (2007:4) lahan (land) adalah
permukaan daratan dengan kekayaan benda-benda padat, cair, dan bahkan benda
gas. Dengan demikian lahan adalah ruang di permukaan bumi dapat sebagai
sumber daya yang dapat dieksploitasi, dimana dalam pemanfaatannya hendaknya
dilakukan secara benar dengan mempertimbangkan kelestariannya.
Meningkatnya jumlah pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia, akan
semakin meningkat pula penggunaan lahan untuk tempat tinggal serta tempat
kegiatan kehidupan sosial, ekonomi dan budaya. Kebutuhan lahan akan
berdampak terhadap lahan yang digunakan oleh manusia, sehingga diperlukan
analisis penggunaan lahan pada suatu wilayah agar sesuai dan sejalan dengan
pembangunan pada masa yang akan datang.
Penggunaan lahan diartikan sebagai setiap bentuk intervensi manusia terhadap
lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik matril maupun spirituil.
2
Menurut Lindgren (1985) dalam Sri Hardianti dan Tjaturahono Budi Santoso
(2008:123) Penggunaan lahan (land use) adalah semua jenis penggunaan atas
lahan oleh manusia, mencakup penggunaan untuk pertanian hingga lapangan olah
raga, rumah mukim, hingga rumah makan, rumah sakit hingga kuburan.
Sebagian besar masyarakat memiliki pemikiran untuk tidak membiarkan lahan
kosong tidak terpakai. Lahan digunakan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup
dengan cara melakukan pembangunan pada suatu lahan atau mengolahnya
menjadi lahan pertanian. Namun seringkali penggunaan lahan tidak
memperhatikan kemampuan lahan dan kelestarian lingkungan alam. Penggunaan
lahan yang mengakibatkan degradasi tanah, erosi, penurunan kesuburan tanah,
penggaraman tanah, dan sebagainya; dapat disebut penggunaan berlebihan (over
use), jika dianggap bahwa penggunaan sumber daya lahan yang secara umum
ditinjau dari tujuan utama untuk memperbaiki atau mempertahankan faktor-faktor
produksi atau mempertahankan dan memperbaiki keseimbangan ekologi suatu
wilayah.
Keputusan seseorang atau sekelompok masyarakat dalam menggunakan lahan
dipengaruhi oleh faktor fisik, sosial, ekonomi dan teknik. Oleh karena itu kajian
penggunaan lahan perlu memperhatikan pengambilan keputusan seseorang
terhadap pilihan terbaik dalam menggunakan lahan untuk tujuan tertentu.
Sehingga dibutuhkan peta penggunaan lahan sebagai media untuk menganalisis
penggunaan lahan di suatu daerah. Dalam proses pemetaan penggunaan lahan
terdapat tahap klasifikasi penggunaan lahan.
3
Su Ritohardoyo (2013:38) mengemukakan bahwa:
“Makna klasifikasi adalah proses penetapan obyek-obyek, kenampakan, atau
satuan-satuan menjadi kumpulan-kumpulan, di dalam suatu sistem
pengelompokan yang dibedakan berdasarkan sifat-sifat khusus, atau
berdasarkan kandungan isinya. Manfaat utama dari kumpulan yang kompleks
menjadi kelompok-kelompok (disebut kelas, kategori) yang dapat diperlakukan
sebagai unit-unit yang seragam untuk suatu tujuan yang khusus. Jadi, tujuan
klasifikasi adalah untuk menentukan kriteria dari klasifikasi.
Sistem klasifikasi merupakan temuan para ahli yang disusun untuk menyesuaikan
kebutuhan manusia. Oleh karena itu terdapat beberapa sistem klasifikasi yang
dikemukakan para ahli. Pembahasan klasifikasi penggunaan lahan tidak terlepas
dari makna tentang lahan sebagai sumber daya alam. Sumber daya alam sebagai
kesatuan unsur-unsur lingkungan, baik fisik maupun biotik yang diperlukan
manusia untuk memenuhi kebutuhaan dan meningkatkan kesejahteraan hidup.
Su Ritohardoyo (2013:38) mengemukakan bahwa:
“Sumber daya terdiri atas dua sifat: (1) dapat diperbaharui atau dapat
diremajakan dan lestari bila dikelola dengan baik; (2) tidak dapat diperbaharui
atau diremajakan. Oleh karena itu penggunaannya harus mendapat perhatian
yang utama dalam hal efisiensi. Agar sumber daya alam dapat pulih
memberikan manfaat maksimal dan lestari, maka diperlukan pengelolaan yang
intensif, ketepatan tumbuhan, kepastian usaha, dan hukum jangka panjang.
Artinya pola penggunaan lahan yang tepat dan terpadu, baik dalam usaha tani,
komoditas, maupun dalam pembangunan wilayah sangat diperlukan.”
Sehingga diperlukan pembakuan (standardized) klasifikasi penggunaan lahan
dengan mempertimbangkan fakta fisik, sosial, budaya, ekonomi, ekologi, rencana
pengembangan, keserasian lingkungan hidup, dan kelestarian sumber daya pada
masa kini dan masa mendatang, serta present land use.
Data yang tepat mengenai penggunaan lahan pada waktu ini sukar diperoleh,
karena belum adanya pembakuan klasifikasi penggunaan lahan dan survey yang
4
menyeluruh mengenai sumber daya. Klasifikasi penggunaan lahan yang
mendasarkan pada survey terpadu merupakan masukan yang sangat berharga atau
merupakan data dasar penting dalam menentukan pembakuan klasifikasi
penggunaan lahan.
Lahan yang ada pada suatu wilayah merupakan salah satu sumberdaya yang
cukup baik dikembangkan sesuai dengan potensinya. Potensi lahan yang tersedia
dimanfaatkan penduduk dengan berbagai aktivitas menurut keinginan atau budaya
yang berlaku tanpa disadari oleh suatu rencana yang baik dan sesuai dengan
potensi lahannya, keadaan tersebut dapat berakibat buruk karena sebagian lahan
yang ada bersifat dinamis akibat dari aktivitas alam. Pemanfaatan lahan yang
tidak sesuai dengan potensinya akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
lahan dan aspek lingkungan sehingga penduduk tidak dapat memanfaatkan lahan
(ruang) secara efisien dan efektif.
Sebagai akibat cepatnya perkembangan kehidupan pada bidang sosial ekonomi
akan menghasilkan bentuk dan fungsi penggunaan lahan yang komplek, masalah
yang perlu diperhatikan adalah penyediaan data dan informasi tentang
penggunaan lahan yang meliputi jenis-jenisnya, sampai distribusi penggunaan
lahan itu sendiri serta teknik penyajian dan analisis yang baik, diperlukan dalam
analisis penggunaan lahan suatu wilayah. Usaha penyediaan data dan informasi
mutakhir serta sistem pengelolaannya, ternyata teknik penginderaan jauh berupa
interpretasi google earth merupakan alternatif pemecahan masalah yang baik
dalam menyediakan data penggunaan lahan.
5
Menurut Su Ritohardoyo (2013:40) survey terpadu dapat merupakan gabungan
antara hasil interpretasi foto udara dan penelitian di lapangan. Kegunaan foto
udara ini untuk menginterpretasikan sistem bentang darat sebagai dasar dalam
membuat peta dasar yang dapat digunakan sebagai peta dalam pekerjaan
lapangan.
Sehingga dalam penelitian ini google earth merupakan sumber masukan utama
data penggunaan lahan untuk membuat peta penggunaan lahan serta akan
dilaksanakan survey lapangan sebagai masukan data sekunder pada daerah
penelitian untuk memeriksa hasil interpretasi google earth. Penggunaan lahan
berbeda dengan penutup lahan. Penggunaan lahan mencakup informasi lahan yang
lebih spesifik daripada penutup lahan.
Purwadhi (1999) dalam Sri Hardianti dan Tjaturahono Budi Santoso (2008:123)
mengemukakan bahwa:
“Informasi penggunaan lahan adalah penutup lahan permukaan bumi,
kegunaan penutup lahan tersebut pada suatu daerah. Informasi penggunaan
lahan berbeda dengan informasi penutup lahan yang dapat dikenali secara
langsung dari citra penginderaan jauh. Informasi penggunaan lahan merupakan
hasil kegiatan manusia dalam suatu lahan atau penggunaan lahan atau fungsi
lahan, sehingga tidak selalu dapat ditaksir secara langsung dari citra
penginderaan jauh, namun secara tidak langsung dapat dikenali dari asosiasi
penutup lahannya.“
Informasi yang lengkap dibutuhkan untuk menentukan penggunaan lahan pada
suatu wilayah, sehingga diperlukan sumber informasi tambahan menggunakan
teknik survey lapangan. Survey lapangan ini bertujuan untuk melengkapi
informasi penggunaan lahan, sehingga dapat membedakan penggunaan lahan
berdasarkan penutup lahan yang tergambar pada google earth.
6
Pada masa kini masyarakat membutuhkan informasi yang cepat dan akurat. Akan
tetapi permasalahan yang terjadi adalah belum terdapat informasi penggunaan
lahan yang disajikan dalam bentuk spasial di Kecamatan Trimurjo. Oleh karena
itu penelitian ini perlu dilaksanakan untuk mengolah data penggunaan lahan yang
terekam pada google earth serta menyajikannya menjadi sebuah data spasial
dalam bentuk peta penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo pada tahun 2015.
Kecamatan Trimurjo terletak di sebelah selatan Kabupaten Lampung Tengah.
Kecamatan ini beribukota di Kelurahan Simbar Waringin yang berjarak 30
kilometer dari ibukota Kabupaten Lampung Tengah. Berdasarkan data dari Badan
Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah, Kecamatan Trimurjo merupakan
daerah dataran dengan luas 5.782,53 hektar yang tersusun atas 3.857,07 hektar
luas lahan sawah dan 1.925,46 hektar lahan bukan sawah. Kecamatan Trimurjo
memiliki jumlah penduduk yang mencapai 50.698 orang, terdiri dari 25.827 laki-
laki dan 24.871 perempuan.
Masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Trimurjo menggunakan lahannya
untuk beberapa macam kegiatan, diantaranya adalah untuk bermukim, bercocok
tanam, serta kegiatan sehari-hari lainnya. Oleh karena itu akan dilakukan
penelitian pembuatan peta penggunaan lahan menggunakan google earth di
Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015.Penelitian ini
dilakukan untuk menganalisis penggunaan lahan yang terdapat di Kecamatan
Trimurjo pada tahun 2015 menggunakan media google earth.
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan adapun rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berapakah jenis penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo, Kabupaten
Lampung Tengah yang terekam pada foto udara google earth tahun 2015?
2. Apakah Jenis penggunaan lahan yang paling besar dimanfaatkan di
Kecamatan Trimurjo pada tahun 2015?
3. Bagaimanakah kemiringan lereng yang terdapat pada masing-masing
penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo tahun 2015?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui jenis penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo, Kabupaten
Lampung Tengah yang terekam pada foto udara google earth tahun 2015.
2. Mengetahui jenis penggunaan lahan yang paling besar dimanfaatkan di
Kecamatan Trimurjo pada tahun 2015.
3. Mengetahui kemiringan lereng yang terdapat pada masing-masing
penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo tahun 2015.
8
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suplemen bahan ajar
pada mata pelajaran Geografi di SMA kelas XII program IPS semester 1 pada
pokok bahasan Peta dan Penginderaan Jauh.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Perencana Pembangunan Daerah Kecamatan Trimurjo.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ruang lingkup objek penelitian adalah lahan di Kecamatan Trimurjo,
Kabupaten Lampung Tengah.
2. Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Trimurjo, Kabupaten
Lampung Tengah.
3. Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2015.
4. Ruang lingkup ilmu penelitian adalah Geografi meliputi Geomorfologi,
Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi.
9
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
Dalam rangka mendukung penelitian ini, dikemukakan beberapa teori menurut
para ahli yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Lahan
a. Definisi Lahan
Lahan merupakan daratan yang memiliki karakteristik alami seperti iklim,
topografi, geologi, tanah serta hidrologi dan dipengaruhi oleh aktivitas manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Malingreau (1977) dalam Muryono
(2005:6) mengemukakan bahwa:
“Lahan merupakan suatu daerah di permukaan bumi yang ciri-cirinya
mencakup semua pengenal yang bersifat cukup mantab dan dapat diduga
berdasarkan daur dari biosfer, tanah, air, populasi manusia pada masa
lampau dan masa kini sepanjang berpengaruh atas penggunaan lahan pada
masa kini dan masa yang akan datang.”
Menurut Sitanala dalam I Gede Sugiyanta (2003:8) lahan dapat diartikan sebagai
lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda
yang ada di atasnya, sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan,
termasuk di dalamnya juga hasil kegiatan manusia di masa lampau dan sekarang.
10
Lahan memiliki sifat atau karakteristik yang spesifik. Lahan juga memiliki unsur-
unsur yang dapat diukur atau diperkirakan, seperti tekstur tanah, struktur tanah,
kedalaman tanah, jumlah curah hujan, distribusi hujan, temperatur, drainase tanah,
serta jenis vegetasinya.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa lahan merupakan
material dasar yang merupakan bagian dari suatu lingkungan dan memiliki
karakteristik baik dari keadaan tanah, iklim, distribusi hujan serta vegetasinya
yang dapat digunakan oleh manusia dalam rangka pemenuhan kebutuhan
hidupnya.
b. Definisi Penggunaan Lahan
Istilah penggunaan lahan (land use), berbeda dengan istilah penutup lahan (land
cover). Perbedaannya, istilah penggunaan lahan biasanya meliputi segala jenis
kenampakan dan sudah dikaitkan dengan aktivitas manusia dalam memanfaatkan
lahan, sedangkan penutup lahan mencakup segala jenis kenampakan yang ada di
permukaan bumi yang ada pada lahan tertentu. Penggunaan lahan adalah
penggunaan lingkungan alam oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan-
kebutuhan yang tertentu. Namun definisi lebih lengkap oleh Malingreau (1978)
diutarakan sebagai berikut:
“Penggunaan lahan adalah segala macam campur tangan manusia baik
secara permanen ataupun secara siklus terhadap suatu kumpulan sumber
daya alam dan berdaya buatan yang secara keseluruhannya disebut lahan,
dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhannya baik kebendaan
maupun sprituil ataupun kedua-duanya”.
Menurut lilesand dan kiefer (1994) dalam Sri Hardiyanti Purwadhi Dan
Tjaturahono Budi Sanjoto memberikan batasan mengenai penggunaan lahan yang
11
berkaitan dengan kegiatan manusia pada bidang lahan tertentu (permukiman,
perkotaan, pesawahan).
Di sisi lain menurut Lindgren (1985) dalam Sri Hardiyanti Purwadhi dan
Tjaturahono Budi Sanjoto menyebutkan bahwa penggunaan lahan semua jenis
penggunaan lahan atas lahan oleh manusia mencakup penggunaan untuk pertanian
hingga lapangan olahraga, rumah mukim, hingga rumah makan, rumah sakit
hingga kuburan.
Sistem penggunaan lahan dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu
penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan non pertanian. Penggunaan
lahan pertanian antara lain tegalan, sawah, ladang, kebun, padang rumput, hutan
produksi, hutan lindung dan sebagainya. Penggunaan lahan non pertanian antara
lain penggunaan lahan perkotaan atau pedesaaan, industri, rekreasi, pertambangan
dan sebagainya (Arsyad, 1989) .
Berdasarkan definisi di atas, penggunaan lahan dapat diartikan sebagai semua
campur tangan manusia terhadap lahan beserta isinya termasuk sumber daya alam
dan sumber daya buatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia baik
fisik maupun spiritual dan bahkan kedua-duanya.
c. Definisi dan Syarat Klasifikasi Penggunaan Lahan
Menurut Anderson et. al, (1972) dalam Sri Hardiyanti Purwadhi Dan Tjaturahono
Budi Sanjoto (2008:124) mengemukakan bahwa klasifikasi penggunaan lahan
adalah pengelompokan bebrapa jenis penggunaan lahan dalam kelas-kelas
12
tertentu, dan dapat dilakukan dengan pendekatan induksi untuk menentukan
hirarkhi pengelompokan dengan menggunakan suatu sistem.
Su Ritohardoyo (2013:47) mengemukakan bahwa:
Syarat klasifikasi penggunaan lahan jika disajikan dalam suatu peta antara lain
sebagai berikut:
1) Sesuai dengan keadaan nyata
2) Sebutan dengan klasifikasi yang harus bermakna jelas
3) Mempunyai tafsir tunggal
4) Sederhana, mudah dimengerti untuk dikelompokkan
5) Harus mempertimbangkan klasifikasi yang sudah ada dan diterima secara
umum
6) Harus dapat dicantumkan dalam peta (simbol)
7) Simbol harus dipertimbangkan betul-betul agar mudah dibuat, dimengerti,
diterima oleh umum baik hitam-putih atau berwarna
8) Simbol harus bermakna tunggal, duplikasi harus dihindarkan
d. Sistem Klasifikasi Penggunaan Lahan Menurut Malingreau (1978)
Klasifikasi menurut Malingreau menekankan pada pemahaman sistem klasifikasi,
dan mengacu pada suatu kerangka kerja klasifikasi menurut Dent, dengan cara
membagi lahan ke dalam tingkatan-tingkatan tertentu menjadi kelompok-
kelompok sebagai berikut:
1) Land cover/land use (cover type)
2) Land cover/land use classes
3) Land cover/land use sub-classes
4) Land cover/land use management units (comparable to land utilization types)
Klasifikasi tersebut oleh Malingreau dimodifikasi menjadi 5 kategori berikut:
1) Land cover/land use order e.g. vegetated area
2) Land cover/land use sub-order e.g. cultivated area
3) Land cover/land use family e.g. permanently cultivated area
4) Land cover/land use class e.g. Wetland rice (sawah)
5) Land utilization type e.g. continous rice
13
Tabel 1. Klasifikasi Jenis Penggunaan Lahan Symbol Class Klas
W
Wt
Wk
Wd
Wp
Wi
Wik
Wit
Wp
Wa
Wc
1. Water
Water Bodies
Pond
Lake
Reservoir
Fish pond
- Fresh water
- Brackish fish
- Coastal formation, bays and
estuaries
Water courses
Stream (drainage network)
Irrigation and drainage canals
Air
Bangunan Perairan
Kolam
Danau
Penampungan persediaan air
Kolam ikan
- Air Tawar
- Tambak
- Formasi pantai, teluk dan Estuari
Saluran Air
Sungai (jaringan drainase)
Saluran irigasi dan drainase
V
Vc
Vcp
S
Si
Si2
Sip
Sil
Sic
Sr
Srp
Srl
Sp
U
Ut
Us
Ui
p
E
Er
Ek
Ec
E
Eb
Et
E
Gf
H
L
Lh
La
H
Hc
2. Vegetated Area
Cultivated Area
Permanently cultivated area
- Paddy field
1. Irrigated
a. Continous rice
b. 1 crop of rice + palawija
c. 1 crop of rice + fallow
d. Sugar cane producing
area
2. Rainfed
a. 1 crop of rice + palawija
b. 1 crop of rice +fallow
3. Tidal rice
- Upland Crops-rainfed
1. Field crops
2. Mixed garden
3. Horticulture
4. Intermitent cultivation
- Homestead garden
- Estates
1. Tree crop
a. Rubber
b. Coconut
c. Coffe
d. Oil Palm
e. Other (i.e. fruits trees)
2. Bush and other crop
a. Tea
b. Tobacco
c. Others
- Forest garden
- Small holding of any of the above
commercial crop
Shifting cultivation area
- In forest cover
- In grass cover
Non Cultivated Area
Forest (closed forest)
- Climatic forest
1. High altitude forest
Areal tertutup vegetasi
Areal diusahakan
Areal diusahakan secara tetap
Sawah
Sawah pengairan
Terus-menerus tanam padi
1 x tanam padi + palawija
1 x tanam padi + „bero‟
Areal penghasil tanaman tebu
Sawah tadah hujan
1 x tanam padi + palawija
1 x tanam padi + „bero‟
Sawah pasang surut
Tanaman lahan kering dat. Tinggi
Tegalan
Kebun campuran
Kebun sayur
Pengusahaan lahan musiman
Pekarangan
Perkebunan
Tanaman pepohonan
Karet
Kelapa
Kopi
Kelapa Sawit
Lain-lain (tanaman buah-buahan)
Belukar dan tanaman lain
Teh
Tembakau
Lain-lain
Kebun kayu
Usaha tani kecil tanaman
perdagangan
Ladang
Dalam hutan
Dalam padang ilalang
Areal tidak diusahakan
Hutan
Hutan klimatis
Hutan dataran tinggi/pegunungan
14
Hi
Hb
HB
Hs
HM
HG
B
G
GA
Gr
Ru
Bm
Br
Hp
Hpt
Hpp
a. Tropical rain forest
b. Dry deciduous forest
c. Bamboo
2. Low altitude forest
- Edaphic forest
a. Swamp forest
b. Tidal forest (mangrove
ripah)
c. Riparian forest (forest
gallery)
Shrub
Grass
- Dry conditions
a. Ilalang
b. Range land
- Wet conditions
a. Coastal marshes
b. Upland marshes
Mixed forest-bush-grass (secondary
growth open forest)
- Climatic formation
- Edhapic formation
(swamp/marshes)
Forest plantation
a. Teak
b. Pinus
c. Other
Hutan primer tropis
Hutan primer meranggas
Hutan bambu
Hutan dataran rendah
Hutan edafis
Hutan rawa
Hutan bakau/pasang surut
Hutan payau
Semak belukar
Padang rumput
Padang rumput kering
Padang ilalang
Padang penggembalaan
Padang rumput basah
Rawa pantai
Rawa dataran tinggi
Hutan campuran belukar, rumput
(hutan sekunder)
Formasi klimatik (belukar)
Formasi edafis (rawa-rawa)
Hutan produksi
Jati
Pinus
Lain-lain (mahoni, kayu putih,dll)
Dk 3. Not Vegetated, not cultivated area
Barren land (eroded land)
Coastal sand beach, dune
Bare rock (out crop)
Lava flow, lahar
Areal tak diusahakan
Lahan kosong/tererosi,kritis
Pasir pantai, gumuk pasir
Batuan singkapan
Aliran lava, lahar
Ko
K
4. Settlement and Built up Area
Town
Village
Communication network
Airport
Others
Permukiman dan daerah terbangun
Kota
Kampung
Jaringan lalu-lintas
Bandara
Lain-lain
Tabel 1 menunjukkan klasifikasi penggunaan lahan yang dikemukakan oleh
Malingreau pada tahun 1978. Tabel ini akan dijadikan acuan untuk membuat peta
penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo pada tahun 2015 menggunakan google
earth sebagai sumber data interpretasi jenis penggunaan lahan. Pada tabel diatas
dipaparkan secara rinci jenis-jenis penggunaan lahan berdasarkan kelas dan
symbol.
15
2. Google Earth
Google Earth merupakan sebuah program globe virtual yang sebenarnya disebut
Earth Viewer dan dibuat oleh Keyhole, Inc. Program ini memetakan bumi dari
superimposisi gambar yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara
dan globe GIS 3D. Tersedia dalam tiga lisensi berbeda: Google Earth, Google
Earth Plus; dan Google Earth Pro.
Google Earth juga memiliki data model elevasi digital (DEM) yang dikumpulkan
oleh Misi Topografi Radar Ulang Alik NASA. Ini bermaksud agar dapat melihat
Grand Canyon atau Gunung Everest dalam tiga dimensi. Google Earth mampu
menunjukkan semua gambar permukaan bumi dan juga merupakan sebuah klien
Web Map Service. Google Earth mendukung pengelolaan data Geospasial tiga
dimensi melalui Keyhole Markup Language (KML).
Sistem koordinat internal Google Earth merupakan koordinat geografi dalam
bentuk tunggal Sistem Geodetik Dunia tahun 1984 (WGS84). Google Earth
menampilkan dunia seperti dilihat dari pesawat atau satelit yang mengorbit.
Proyeksi ini diguakan untuk memperoleh efek yang disebut perspektif umum yang
mirip dengan proyeksi Ortografi, kecuali titik perspektifnya merupakan jarak
terbatas (dekat bumi) daripada jarak tidak terbatas (luar angkasa). Resolusi dasar
google earth menunjukkan gambaran permukaan bumi pada ketinggian 15 meter,
tetapi tergantung pada kualitas satelit/foto udara yang diunggah. Tanggal gambar
pada google earth bervariasi. Data gambar dapat dilihat di bawah tengah jendela,
data yang ditampilkan bisa berupa tahun dan perusahaan penyedia gambar.
16
3. Pengindraan Jauh dan Interpretasi Citra
a. Penginderaan Jauh
Menurut Lilesand dan Keifer, 1994 dalam SH Purwadhi dan Tjaturahono Budi
Sanjoto (2008:3), Pengindraan jauh (remote sensing) adalah ilmu dan seni untuk
memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis
data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek,
daerah atau fenomena yang dikaji. Pada saat ini teknologi penginderaan jauh
berbasis satelit digunakan untuk berbagai macam tujuan dan kegiatan tertentu,
salah satunya adalah untuk menentukan penggunaan lahan suatu daerah.
b. Interpretasi Citra Penginderaan Jauh
Data penginderaan jauh menggambarkan objek di permukaan bumi yang relatif
lengkap dalam cakupan wilayah yang luas. Menurut Purwadhi (2001) dalam SH
Purwadhi dan Tjaturahono Budi Sanjoto (2008:3), citra penginderaan jauh adalah
gambaran suatu objek, daerah, atau fenomena, hasil rekaman pantulan dan atau
pancaran objek oleh sensor penginderaan jauh, dapat berupa foto atau data digital.
SH Purwadhi Dan Tjaturahono Budi Sanjoto (2008:13) mengemukakan bahwa
konsep dasar pengindraan jauh terdiri atas beberapa elemen atau komponen
meliputi sumber tenaga, atmosfer, interksi tenaga dengan objek di permukaan
bumi, sensor, sistem pengolahan data, dan berbagai penggunaan data.
Interpretasi atau penafsiran citra pengindraan jauh (fotografik/non fotografik)
merupakan perbuatan mengkaji citra dengan maksud untuk mengidentifikasi
objek yang tergambar dalam citra dan menilai arti pentingnya objek tersebut
(Sutanto 1986 Dalam Dalam Sri Hardiyanti Purwadhi Dan Tjaturahono Budi
Sanjoto).
17
Karakteristik objek yang tergambar pada citra dikenali menggunakan 8 unsur
interpretasi yaitu :
1. Rona atau Warna
Rona adalah tingkat kegelapan atau kecerahan objek pada citra atau tingkatan
dari hitam ke putih atau sebaliknya, sedangkan warna adalah ujud yang
tampak oleh mata yang menunjukkan tingkat kegelapan dan keragaman warna
dari kombinasi saluran/ band citra.
2. Bentuk
Bentuk adalah variabel kualitatif yang memberikan (menguraikan) konfigurasi
atau kerangka suatu objek misal : persegi, bulat dan bentuk lainnya.
3. Ukuran
Ukuran merupakan atribut objek yang berupa jarak, luas, tinggi, lereng dan
volume.
4. Tekstur
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra. Tekstur sering dinyatakan
dalam wujud kasar, halus, atau bercak-bercak.
5. Pola
Pola merupakan ciri objek buatan manusia dan beberapa objek alamiah yang
membentuk susunan keruangan.
6. Bayangan
Merupakan objek yang tampak samar-samar atau tidak tampak sekali (hitam)
sesuai dengan bentuk objeknya seperti bayangan awan, bayangan gedung,
bayangan bukit.
7. Situs
18
Situs merupakan hubungan antara objek dalam satu lingkungan, yang dapat
menunjukan objek disekitarnya atau letak suatu objek terhadap objek lain.
8. Asosiasi
Asosiasi merupakan unsur antar objek yang keterkaitan atau antara objek yang
satu dengan objek yang lain, sehingga berdasarkan asosiasi tersebut dapat
membentuk suatu fungsi obyek tertentu.
Menurut Lintz Jr. dan Simonett (1976) dalam Sutanto (1994:7) ada tiga rangkaian
kegiatan yang diperlukan dalam pengenalan obyek yang tergambar pada citra,
yaitu:
1) Deteksi adalah pengamatan adanya suatu obyek.
2) Identifikasi adalah upaya mencirikan obyek yang telah dideteksi dengan
menggunakan keterangan yang cukup.
3) Analisis adalah pengumpulan keterangan lebih lanjut.
4. Peta
a. Definisi Peta
Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang dituangkan dalam selembar
kertas atau media lain dalam bentuk dua dimensional. Melalui sebuah peta kita
akan mudah melakukan pengamatan terhadap permukaan bumi yang luas,
terutama dalam hal waktu dan biaya (Dedy Miswar, 2012:2).
Selanjutnya ICA dalam Dedy Miswar (2012:2) mengemukakan peta merupakan
suatu representasi atau gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan
abstrak yang dipilih dari permukaan bumi atau benda angkasa, dan umumnya
digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil dengan atau diskalakan.
19
b. Fungsi Peta
Peta merupakan suatu media gambar yang berfungsi menyajikan informasi suatu
lokasi atau objek yang dipetakan, informasi yang terdapat dalam peta merupakan
kenampakan fisik yang terdapat di permukaan bumi.
Menurut Riyanto dkk (2009:4) secara umum fungsi peta adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam
hubungannya dengan tempat lain di permukaan bumi).
2. Memperlihatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak
diatas permukaan bumi).
3. Memperlihatkan bentuk (misalnya bentuk dari benua, Negara dan lain-
lain).
4. Mengumpulkan data dan menyeleksi data dari suatu daerah dan
menyajikan di atas peta. Dalam hal ini penyajian menyangkut penggunaan
simbol-simbol sebagai wakil dari data-data tersebut.
c. Kegunaan Peta
Peta sebagai media yang menyajikan informasi kenampakan permukaan bumi
memiliki kegunaan tertentu.
Dedy Miswar (2012:5) menyebutkan bahwa:
“Kegunaan peta antara lain untuk pelaporan (recording), peragaan (displaying),
analisis (analysing), dan pemahaman dalam interaksi (interelationship).
Beberapa contoh kegunaan atau fungsi peta antara lain sebagai alat yang
diperlukan dalam proses perencanaan wilayah, pada proses perencanaan
wilayah peta sangat diperlukan sebagai survey lapangan, sebagai alat penentu
desain perencanaan, dan sebagai alat untuk melakukan analisis secara
keruangan.”
Peta diperlukan dalam kegiatan penelitian, terutama untuk penelitian yang
berorientasi pada wilayah atau ruang tertentu di muka bumi. Hal ini karena peta
digunakan sebagai sumber analisis kenampakan/fenomena fisik yang terjadi pada
suatu wilayah yang akan diteliti.
20
Seperti hal yang dikemukakan oleh Dedy Miswar (2012:5)
“Peta diperlukan sebagai petunjuk lokasi wilayah, alat penentu lokasi
pengambilan sampel di lapangan, sebagai alat analisis untuk mencari suatu
output dari beberapa input peta (tema peta berbeda) dengan cara tumpang
susun beberapa peta (overlay), dan sebagai sarana untuk menampilkan
berbagai fenomena hasil penelitian seperti peta kepadatan penduduk, peta
daerah bahaya longsor, peta daerah genangan, peta ketersediaan air, peta
kesesuaian lahan, peta kemampuan lahan dan sebagainya.”
d. Tujuan Pembuatan Peta
Menurut Riyanto dkk (2009:5) tujuan membuat peta adalah sebagai berikut:
1. Sebagai alat komunikasi informasi ruang.
2. Menyimpan informasi.
3. Membantu dalam mendesain, misalnya desain jalan, dan sebagainya.
4. Untuk analisis data spasial. Misalnya: perhitungan volume,dan sebagainya.
e. Klasifikasi Peta
Peta memiliki berbagai klasifikasi sesuai dengan tujuan pembuatan peta itu
sendiri. Penggolongan ini bertujuan untuk mengetahui fungsi dan kegunaan dari
peta itu serta memudahkan pengguna dalam memilih dan mencari peta yang
dibutuhkan dengan cepat. Penggolongan peta menurut Bos, ES. (1977) dalam
Dedy Miswar (2012:16-19) adalah sebagai berikut:
1. Penggolongan peta menurut isi (content):
1) Peta umum atau peta rupabumi atau dahulu disebut peta topografi, yaitu
peta yang menggambarkan bentang alam secara umum di permukaan
bumi, dengan menggunakan skala tertentu. Peta-peta yang bersifat umum
masuk dalam kelompok ini seperti peta dunia, atlas, dan peta geografi
lainnya yang berisi informasi umum.
2) Peta tematik, adalah peta yang memuat tema-tema khusus untuk
kepentingan tertentu, yang bermanfaat dalam penelitian, ilmu
pengetahuan, perencanaan, pariwisata, peta kemampuan lahan, peta
kesesuaian lahan, peta daerah rawan longsor, dan sebagainya.
3) Peta navigasi (chart), peta yang dibuat secara khusus atau bertujuan
praktis untuk membantu para navigasi laut, penerbangan maupun
21
perjalanan. Unsur yang digambarkan dalam chart meliputi route
perjalanan dan faktor-faktor yang sangat berpengaruh atau sangat penting
sebagai panduan perjalanan seperti lokasi kota-kota, ketinggian daerah,
maupun kedalaman laut.
2. Penggolongan peta menurut skala (scale)
1) Peta skala sangat besar : > 1:10.000
2) Peta skala besar : < 1:100.000 – 1:10.000
3) Peta skala sedang : 1:100.000 – 1:1.000.000
4) Peta skala kecil : >1:1.000.000
3. Penggolongan peta menurut kegunaan (purpose)
1) Peta pendidikan
2) Peta ilmu pengetahuan
3) Peta navigasi
4) Peta untuk aplikasi teknik
5) Peta untuk perencanaan
Selain penggolongan peta di atas, (Dedy Miswar, 2012:19) menggolongkan peta
berdasarkan teknik, tujuan, dan skala yang bermacam-macam. Penggolongan
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Atas dasar skala peta
1) Peta skala kecil : < 1:250.000
2) Peta skala menengah : < 1:50.000 – 1:250.000
3) Peta skala besar : < 1:250.000 – 1:50.000
4) Peta skala sangat besar : > 1:2.500
b. Atas dasar isinya
1) Peta umum (peta topografi)
2) Peta khusus (peta tematik)
c. Atas dasar pengukurannya
1) Peta terestris
2) Peta fotogrametri
d. Atas dasar penyajiannya
1) Peta garis
2) Peta foto
3) Peta digital
e. Atas dasar hierarkinya
1) Peta manuskrip
2) Peta dasar
3) Peta induk
4) Peta turunan
Berdasarkan klasifikasi peta diatas, akan dibuat peta tematik penggunaan lahan di
Kecamatan Trimurjo pada tahun 2015 menggunakan google earth.
22
B. Kerangka Pikir
Google earth merupakan aplikasi yang dapat menampilkan kenampakan suatu
objek di permukaan bumi menggunakan prinsip penginderaan jauh. Secara umum
google earth menampilkan kenampakan lahan pada suatu daerah dengan sudut
pandang dari atas permukaan bumi yang memiliki ketinggian minimal 15 meter.
Pada masa modern ini, masyarakat kurang memperhatikan penggunaan lahan.
Penggunaan lahan oleh masyarakat seringkali dilakukan tanpa adanya sebuah
perencanaan yang matang, karena keterbatasan informasi tentang perencanaan
lahan serta kebutuhan yang mendesak yang harus memaksa manusia untuk segera
memanfaatkan lahan tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sesegera
mungkin. Oleh karena itu dibutuhkan pemetaan penggunaan lahan untuk
menganalisis bagaimana perencanaan penggunaan lahan untuk masa yang akan
datang.
Google earth memiliki kegunaan sebagai media untuk menginterpretasikan sistem
bentang lahan sebagai sumber data untuk membuat peta penggunaan lahan.
Pemetaan penggunaan lahan memanfaatkan google earth sebagai sumber data
tutupan lahan suatu daerah yang akan diinterpretasikan berdasarkan unsur-unsur
interpretasi untuk dapat mengenali jenis penggunaan lahan. Survey lapangan juga
diperlukan untuk menambah informasi yang berkaitan dengan penggunaan lahan
daerah tersebut. Peta penggunaan lahan akan digunakan sebagai media untuk
mengidentifikasi bentuk penggunaan lahan pada daerah tersebut, sehingga
hasilnya akan menyediakan data untuk pengambilan keputusan sekarang serta
perencanaan penggunaan lahan pada masa yang akan mendatang.
23
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:2) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan
dikembangkan suatu pengetahuan sehingga gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
analisis deskriptif. Menurut Sugiyono (2004:69) Analisis deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Dalam metode penelitian analisis deskriptif ini menggunakan teknik Sistem
Informasi Geografi (SIG) sebagai sarana untuk melakukan analisis dan deskriptif
data citra google earth. Menurut Eddy Prahasta (2002:4), Sistem Informasi Geografi
(SIG) adalah suatu teknologi baru yang pada saat ini menjadi alat bantu (tools) yang
sangat esensial dalam menyimpan, manipulasi, menganalisis, dan menampilkan
kembali kondisi-kondisi alam dengan bantuan data atribut dan data spasial.
24
Sistem Informasi Geografi (SIG) dalam penelitian ini berperan sebagai suatu
media yang dapat digunakan untuk menganalisis dan mendeskripsikan penelitian
tentang interpretasi citra satelit dan survey lapangan untuk pembuatan peta
penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo pada tahun 2015. Metode penelitian ini
digunakan untuk merubah data yang terekam pada foto udara menjadi sebuah
informasi geografi, sehingga peneliti dapat mengetahui beberapa bentuk
penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo pada tahun 2015.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada tahun 2015. Penelitian ini
dilaksanakan di Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah.
C. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan dan alat penelitian merupakan hal-hal yang dibutuhkan dalam suatu penelitian,
baik itu untuk mengumpulkan data maupun sebagai perangkat yang digunakan untuk
mengolah data.
1. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data spasial berupa peta administratif Kecamatan Trimurjo.
b. Data atribut Kecamatan Trimurjo.
c. Foto udara Google Earth sebagai media untuk proses digitalisasi data
penggunaan lahan.
25
2. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Perangkat keras (Hardware) yang terdiri atas:
1) Laptop/ komputer
2) Scanner
3) Printer
b. Perangkat lunak (Software)
Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat lunak
yang berbasis SIG, yaitu software ArcGIS.
c. Alat lapangan yang digunakan terdiri atas:
1) GPS (Global Positioning System)
2) Kamera
D. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah foto udara google earth yang mencakup
Kecamatan Trimurjo.
2. Objek Penelitian
merupakan sasaran yang akan dikaji dalam suatu penelitian. Objek
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan lahan
Kecamatan Trimurjo.
26
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Varibel penelitian menurut Sugiyono (2010: 61) adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Variabel dalam penelitian ini adalah penggunaan lahan.
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel
atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikan kegiatan, ataupun
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau
variabel tersebut (Moh. Nazir, 2005: 126). Variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Jenis Penggunaan Lahan
Jenis penggunaan lahan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
pemanfaatan lahan oleh masyarakat di Kecamatan Trimurjo. Jenis
penggunaan lahan akan diklasifikasikan berdasarkan teori yang
dikemukakan oleh Malingreau, akan tetapi dalam penelitian ini dibatasi
pada empat indikator jenis penggunaan lahan, yaitu sebagai berikut:
a. Sawah
Sawah yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah lahan yang
digunakan oleh masyarakat untuk menanam padi. Pada foto udara terlihat
dengan pola petak petak berwarna hijau dan bertekstur halus.
27
b. Pemukiman
Pemukiman yang dimaksud dalam peneltian ini adalah lahan yang
dijadikan sebagai tempat bermukim oleh penduduk di Kecamatan
Trimurjo. Pada foto udara terlihat dengan warna coklat muda sampai
coklat tua dengan tekstur kasar dan bentuk kotak dan persegi panjang.
Pemukiman memiliki bebrapa pola, memanjang mengikuti jalan dan
sungai/irigasi, menyebar, dan mengelompok.
c. Perkebunan
Perkebunan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah lahan yang
digunakan untuk tanaman seperti singkong, kelapa sawit, karet dan
beberapa lahan tagalan yang ditanami kacang kacangan. Pada foto udara
perkebunan memiliki kenampakan berwarna hijau muda sampai hijau tua
dengan tekstur sedang hingga kasar.
d. Perairan
Perairan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala bentuk tubuh
air yang berada di Kecamatan Trimurjo yang tergambar pada foto udara,
baik berupa sungai, irigasi ataupun kolam. Pada foto udara google earth
perairan memiliki bentuk dan warna yang berbeda-beda. Sungai dan irigasi
memiliki warna coklat dan pola berkelok. Sedangkan kolam memiliki
bentuk kotak persegi panjang dengan warna hijau gelap.
28
2. Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng merupakan beda tinggi antara dua tempat yang
dibandingkan dengan daerah yang relatif lebih rata atau datar. Kemiringan
lereng berpengaruh terhadap penyebaran penggunaan lahan karena pada
lereng yang datar bentuk penggunaan lahannya akan berbeda dengan lahan
yang memiliki kemiringan curam.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam suatu
penelitian, karena suatu penelitian tidak akan berjalan tanpa adanya data.
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperolah
data yang diperlukan (Moh. Nazir, 2005: 174).
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan yaitu:
1. Interpretasi Citra
Interpretasi Citra merupakan teknik untuk mengidentifikasi objek yang tergambar
dalam citra. Teknik interpretasi peta digunakan untuk mendapatkan data:
1) Area
Data area yang dimaksud adalah data tentang tutupan/penggunaan lahan yang
terdapat dalam foto udara google earth. Baik berupa permukiman, vegetasi,
ataupun kenampakan lain pada lahan di Kecamatan Trimurjo.
2) Garis
Data garis yang dimaksud adalah kenampakan jalan dan sungai.
29
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan cara pengumpulan data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002: 206).
Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data sebagai berikut:
1) Statistik penggunaan lahan Kecamatan Trimurjo dari Badan Pusat Statistik.
2) Data monografi Kecamatan Trimurjo untuk melihat penggunaan lahan.
3) Peta Administrasi Kecamatan Trimurjo.
3. Survey Lapangan
Survey adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan
sejumlah besar data berupa variabel, unit atau individu dalam waktu yang
bersamaan. Data dikumpul-kan melalui individu atau sampel fisik tertentu dengan
tujuan agar dapat meng-generalisasikan terhadap apa yang diteliti. Variabel yang
dikumpulkan dapat bersifat fisik maupun sosial (Moh. Pabundu Tika, 2005:6).
Variabel yang dikum-pulkan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat fisik.
Teknik survey ini dilakukan melalui beberapa cara yaitu :
a. Pencatatan dengan alat tulis untuk mencatat data-data yang diperlukan dalam
penelitian.
b. Pengukuran dengan GPS (Global Positioning System) untuk mengukur letak atau
lokasi penelitian, jarak, lokasi absolut dan ketinggian lahan dari permukaan laut.
c. Pemotretan dengan alat pemotret untuk mendapatkan data.
Metode survey lapangan digunakan untuk mendapatkan data sebagai berikut:
1) Cek data lapangan penggunaan lahan hasil interpretasi
30
G. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2010: 244) mengemukakan bahwa:
“Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih
mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain”.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah interpretasi citra
satelit secara digital dan overlay data atribut. Dalam teknik ini data input yang
berupa informasi spasial tematik dimanipulasi dengan digitasi kenampakan lahan
untuk menghasilkan satu peta tematik utama sebagai output. Pada penelitian ini
akan dilakukan digitasi pada citra satelit tentang kenampakan yang terdapat dalam
citra tersebut, selanjutnya data atribut tersebut di klasifikasikan menggunakan
klasifikasi jenis penggunaan lahan menurut Malingreau untuk menjadi peta
penggunaan lahan Kecamatan Trimurjo. Kemudian dilakukan overlay data spasial
jenis penggunaan lahan terhadap kemiringan lereng. Teknik analisis data overlay
ini dilakukan untuk menggambarkan persebaran kenampakan masing-masing
jenis penggunaan lahan terhadap kemiringan lereng pada seluruh lahan di
Kecamatan Trimurjo. Data yang terdapat pada tabel akan dianalisis menggunakan
teknik analisis deskriptif persentase yang dikemukakan oleh Sudjana (2001:129)
dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
P : Persentase
F : Frekueansi
N : Jumlah Total Frekuensi
100 : Bilangan Tetap
31
H. Bagan Alur Penelitian
Gambar 1. Diagram Alur Penelitian
Keterangan :
Foto Udara
Google Earth
Sistem Klasifikasi
Penggunaan Lahan
Peta
Administratif
(BAPPEDA)
Peta Penggunaan
Lahan
Peta Tentatif
Penggunaan Lahan
Input
Proses
Output
Survey
Lapangan
Overlay Data
Peta Unit Lahan
70
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengumpulan data di lapangan mengenai
pembuatan peta penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo tahun 2015 maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat tujuh jenis penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo tahun 2015,
yaitu lahan sawah, kebunan campuran, kebun karet, kebun sawit, pemukiman,
kolam dan saluran irigasi.
2. Lahan sawah merupakan jenis lahan yang paling besar digunakan di
Kecamatan Trimurjo Tahun 2015.
3. Sebagian besar jenis lahan di Kecamatan Trimurjo terletak pada lereng
rendah antara 0-8% (Kelas I) serta terdapat lereng kelas II dan kelas III di
bagian selatan Kecamatan Trimurjo.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam pembuatan peta
penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo tahun 2015, saran yang dapat
dikemukakan antara lain:
70
1. Kepada aparat pemerintahan Kecamatan Trimurjo agar lebih memperhatikan
penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo dan merencanakan untuk tujuan
pembangunan pada masa yang akan datang.
2. Kepada aparat pemerintahan Kecamatan Trimurjo agar dapat memberikan
informasi kepada penduduk yang ada di Kecamatan Trimurjo tentang
pentingnya penggunaan lahan agar masyarakat lebih bijak untuk
menggunakan lahan yang dimiliki.
3. Kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lampung
Tengah agar lebih memperhatikan perencanaan pembangunan untuk
mengarahkan apabila terjadi perubahan penggunaan lahan di Kecamatan
Trimurjo agar sesuai dengan daya dukung lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Sitanala. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Badan Pusat Statistik. 2015. Lampung Tengah Dalam Angka. BPS Kabupaten
Lampung Tengah.
Bratakusumah, Riyadi 2003. Perencanaan Pembangunan Daerah (Strategi
Menggali Potensi Dalam Mewujudkan Otonomi Daerah). PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Eddy Prahasta. 2002. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis.
Informatika : Bandung.
Malingreau.1978. Penggunaan Lahan Pedesaan Penafsiran Citra Untuk
Inventarisasi dan Analisanya. (Bahan Ajar). Fakultas Geografi Universitas
Gajah Mada. Yogyakarta.
Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Miswar, Dedy. 2012. Kartografi Tematik.Aura: Bandar Lampung.
Moh. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Sri Hardiyanti Purwadhi dan Tjaturahono Budi Sanjoto. 2008. Pengantar
Interpretasi Citra Pengindraan Jauh. LAPAN dan Universitas Negeri
Semarang.Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Alfabeta. Bandung.
Su Ritohardoyo.2013. Penggunaan dan Tata Guna Lahan. Penerbit Ombak :
Yogyakarta.
Subarjo. 2004. Meteorologi dan Klimatologi. Diktat. FKIP UNILA. Bandar
Lampung.
Sudarmi. 2013. Buku Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia. Diktat. Fakultas
Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Lampung.
Sugiyanta, I Gede .2007.Geografi Tanah (Buku Ajar). Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Bandung.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Suharsono, Prapto. 1985. Identifikasi Bentuk Lahan dan Interpretasi Citra Untuk
Geomorfologi. (Bahan Ajar). Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.
Sutanto. 1994. Penginderaan Jauh Jilid 1. Fakultas Geografi Universitas Gajam
Mada. Yogyakarta.
Sutanto. 1994. Penginderaan Jauh Jilid 2. Fakultas Geografi Universitas Gajam
Mada. Yogyakarta.
Tim Penyusun. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung.
Bandar Lampung.