Pembuatan Peta 3d Dari Srtm-Dephie

download Pembuatan Peta 3d Dari Srtm-Dephie

of 20

description

Step by step pembuatan peta 3D dari SRTM

Transcript of Pembuatan Peta 3d Dari Srtm-Dephie

PEMBUATAN PETA 3D DARI SRTM DAN DATA UGMA. Membuat peta ketinggian dari SRTM (SRTM 90 m)1. Kontur dan Labelling1. Membuka arcmap >start >arcgis>arcmap 2. Mengaktifkan extensionnya >tools>extension >aktifkan 3D Analyst >close 3. klik pada menu spasial analyst surface analysis contour

4. maka akan muncul kotak dialog, lalu masukkan data srtm >open. Lalu atur intervalnya misal 250. Lalu atur file outputnya misal kontur_250ok>save >ok 5. hasilnya 6. melakukan labeling >layer kontur_250ok> klik kanan > open attribute table >option>add field>isikan nama field >type data >short interger 7. lalu klik pada field baru klik kanan > field calculator 8. Ketikkan [CONTOUR] mod 100=0 ( untuk kontur yang bukan kelipatan 100 akan diberikan nilai 0) >ok 9. Melakukan simbologi dengan > kanan pada layer kontur > klik property> symbology >categories > unique value , pada value field masukan field baru yang baru dibuat. 10. > add values, kemudian akan muncul window, pilih -1 dan 0 kemudian OK. 11. untuk mengubah label yang akan ditempelkan pada garis kontur gunakan menu label pada properties. centang pada label feature in this layer method : define classes of feature and label each class differently SQL QUERY = ketik nama_field = -1, klik OK. 12. Mengedit label menggunakan layer styles :klik label style > symbol selector > properties > mask mengatur placement Orientation = Parallel Position = on the line Duplicate label = place one label per feature part 13. Hasilnya

2. Hill Shading 1. > spatial analyst > surface analyst > hillshade 2. Masukkan output data srtm lalu rename file outputnya 3. Dengan mengisikan azimuth 315, altitude 45, centang model shadows, Z factor 1 dan output cellsize 90 >ok 4. Hasilnya

3. Menampilkan Hill Shading dan KonturingDengan memunculkan layer kontur dan hill shading

4. Layer tints1. Melakukan add data >pilih data srtm >ok

2. Melakukan klasifikasi dengan klik kanan layer >properties > menu symbology , kemudian > classified, menentukan jumlah class dengan meng-klik classify, pilih manual >ok 3. Hasilnya 5. Menampilkan hill shading dan layer tints dengan klik kanan layer aktif layer tints >properties> lalu centang use hillshade effect misal dengan nilai Z =1 >ok

Hasilnya

6. Kenampakan 3D ( TIN SRTM)a. Membangun TIN 1. Klik 3D analyst > create/modify TIN > Create TIN from Feature

2. Maka akan muncul kotak dialog, maka lakukan Layer = layer masukan yakni layer konturTriangulate as = ada 3 pilihan yakni HARDLINE, SOFTLINE, MASSPOINT. Maka pilih Hardpoint Output TIN = data keluaran yang disimpan sebagai TIN > ok 3. Maka Tampilan peta ketinggian dengan bentukan TIN menggunakan data kontur Membangun TIN terpilih dari data yang telah ter-extract1. Mengekstrak file SRTM dengan cara pada arctoolbox pilih spatial analisyst tool extraction extract by attributes (caranya analog dengan cara memotong hillshading).

Hasilnya saat proses pembangunan tin

2. Membuat kontur yang terekstrak, dengan cara yang sama dengan pembuatan kontur sebelumnya, dengan input filenya berbeda yaitu data srtm yang telah terekstrak. Hasilnya

3. Klik 3D Analyst Create/Modify TIN Create TIN from Feature. Input yang digunakan adalah data SRTM yang telah ter-Extract. Hasilnya Dari keempat metode tersebut yang paling optimal dalam menggambarkan peta ketinggian adalah menggunakan TIN .

B. Create TIN from features ( data UGM) 1. Terlebih dahulu simpan data dwg ke dxf. Lalu inputkan ke arcmap dengan add data. >arccatalog > buat file shp dengan title annotation, berikut dengan reference systemnya. 2. Lalu lakukan konversi feature ke shp. Dengan cara >arctoolbox>conversion tools>to shapefile >feature class to shapefile. Inputnya adalah acad anotation lalu isikan folder untuk outputnya >ok 3. Klik 3D Analyst > Creata/Modify TIN >Create TIN from Feature. Maka akan muncul kotak dialog. Masukkan shapefile annotation yang telah dibuat tadi. Lalu pilih height sourcenya adalah elevation , triangulate as masspoint >ok 4. Hasil

C. Investigasi perbedaan Model Terain Diigital data Ugm hasil interpolasi1. Melakukan add data ugm, bisa dalam format dxf

2. Melakukan interpolasi a. Dengan IDW ( Inverse Distance Weigted) yaitu mengasumsikan bahwa setiap titik input mempunyai pengaruh yang bersifat lokal yang berkurang terhadap jarak1) Klik 3D Analyst Interpolate to Raster IDW

2) Maka akan muncul kotak dialog seperti berikut. Lalu ubah nama file outputnya 3) Hasilnya Hasil jika layer dwg dinonaktifkan b. KrigingKriging adalah metode interpolasi yang berbasis geostatistik. Metode ini diturunkan dari teori variabel pembatas (regionalized variable) yang mengasumsikan bahwa variasi data geografi dapat disebut sebagai variabel pembatas (regionaliazed variable). Kriging menurunkan pembobotan untuk interpolasinya dari semivariogram (Davis, 1973).1) Klik 3D Analyst Interpolate to Raster kriging 2) Maka akan muncul kotak dialog seperti berikut, lalu ubah outputnya 3) Hasilnya c. Natural neighbour 1) Klik 3D Analyst Interpolate to Raster natural neighbour 2) Maka akan muncul kotak dialog seperti ini Input point annotation Heighsource elevation Output file nngrid2

3. Hasilnya

d. Spline 1) Klik 3D Analyst Interpolate to Raster spline

2) Lalu akan muncul kotak dialog 3) Hasil

Dari metode diatas yang paling optimal adalah metode krigging, karena hasil hitungan statistiknya lebih rumit namun menghasilkan interpolasi yang lebih baik bila dibandingkan dengan yang lain

D. Analisis MTD (produk derivatif MTD)1. Galian dan timbunan (UGM) Langkahnya:1. Membuat peta UGM baru (yang telah ditambahkan data jalan di selatan lapangan pancasila)

2. Simpan dalam format dxf3. Add data file data ugm dalam dxf4. Melakukan konversi data dxf ke shp dengan menggunakan arctoolbox seperti langkah no 2 pada B5. Maka hasilnya 6. Melakukan cut and fill, dengan data tin sebelum ada penambahan jalan dan sesudah ada penambahan jalan >3Danalyst >surface analyst>cut / fill Data masukan before surface adalah data tin awal (belum ada penambahan jalan), dan after surface setelah ada penambahan jalan , ouput rasternya dapat disimpan pada folder yang diinginkan.> ok 7. Hasilnya

2. Peta slope 1. >3Danalyst >surface analyst>slope 2. Akan muncul kotak dialog, input surface adalah tin pada hasil peta ugm baru, lalu untuk outputnya misal dengan title slope >save >ok

3. hasil

3. peta aspek (SRTM)1. >3D analyst > surface analyst > aspect 2. Maka akan muncul kotak dialog, lalu Menentukan lokasi output dan nama file output. Inputnya adalah tin dari data peta ugm baru 3. Hasil

E. Memotong hillshading area sesuai dengan polygon layer tints1. >artctoolbox >spatial analisyst tool> extraction> extract by attributes2. Akan muncul dialog box sebagai berikut: Input raster = data masukan SRTM Output raster = data keluaran yang akan tersimpan sebagai extract Where clause = syarat Akan muncul query builder Pilih field value Masukkan syarat yakni > 0Klik OK, 3. Hasilnya