Pembuatan Biopori Mutiara Gusnita Ismi

24
IPA TERAPAN Pembutan BIOPORI (Lubang Resapan Air) Disusun Oleh : Mutiara Gusnita Ismi A2L014021 Dosen Pengampu Mata Kuliah: Dr. Agus Sundaryono, M.Si

description

biopori

Transcript of Pembuatan Biopori Mutiara Gusnita Ismi

IPA TERAPAN

Pembutan BIOPORI (Lubang Resapan Air)

Disusun Oleh :

Mutiara Gusnita Ismi

A2L014021

Dosen Pengampu Mata Kuliah:

Dr. Agus Sundaryono, M.Si

PROGRAM PASCA SARJANA (S2) PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya.

Sehingga penyusunan laporan ini dapat diselesaikan sebagai tugas mata kuliah IPA

TERAPAN.

Laporan ini telah disusun dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Namun

tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan kami,

semoga bisa menjadi koreksi, agar lebih sempurna untuk tugas tugas yang akan datang.

Tak lupa ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Dosen Pembimbing atas

bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami. Sehingga kami dapat

menyusun dan menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya dan insyaAllah sesuai dengan

yang kami harapkan

Pada dasarnya laporan yang kami sajikan ini khusus mengupas pembuatan biopori atau

lubang resapan air. Untuk lebih jelas simak pembahasannya dalam laporan ini.

Mudah-mudahan laporan ini bisa memberikan sumbang pemikiran sekaligus

pengetahuan bagi kita semuanya.

Bengkulu, Juli 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

IPA TERAPAN..........................................................................................................................1

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

A. Latar belakang.............................................................................................................4

B. Tujuan..........................................................................................................................5

PEMBAHASAN........................................................................................................................6

A. PENGERTIAN BIOPORI...........................................................................................6

B. PERENCANAAN PEMBUATAN.............................................................................8

C. PEMELIHARAAN BIOPORI...................................................................................13

PENUTUP................................................................................................................................14

A. KESIMPULAN.........................................................................................................14

B. SARAN......................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

LAMPIRAN.............................................................................................................................16

PENDAHULUAN

A. Latar belakang.

Pemanfaatan sumber daya alam yang berupa tanah dan air sebagai salah satu

modal dasar pembangunan nasional, harus dilaksanakan sebaik-baiknya berdasarkan azas

kelestarian, keserasian dan azas pemanfaatan yang optimal, yang dapat memberikan

manfaat ekonomi, ekologi dan sosial secara seimbang.

Penggunaan pemanfaatan tanah dan lahan yang tidak sesuai dengan kaidah-

kaidah konservasi dan melampaui kemampuan daya dukungnya, akan menyebabkan

terjadinya lahan kritis. Disamping itu perilaku masyarakat yang belum mendukung

pelestarian tanah dan lingkungan  menyebabkan terjadinya bencana alam banjir pada

musim penghujan.

Untuk menghindari hal tersebut di atas perlu dilakukan upaya pelestarian

lahan kritis, dan pengembangan fungsi biopori terus ditingkatkan dan disempurnakan.

Biopori pada lahan kritis dimaksudkan untuk memulihkan kesuburan tanah, melindungi

tata air, dan kelestarian daya dukung lingkungan.

Dalam rangka pemanfaatan sumber daya alam baik berupa tanah dan air perlu

direncanakan dan dikelola secara tepat melalui suatu sistem pengelolaan Lubang Resapan

Biopori (LRB). Salah satu upaya pokok dalam pengelolaan LRB adalah berupa

pengaturan keseimbangan pada lingkungan yang kurang daerah peresapan. 

lubang Resapan adalah sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat

untuk menampung air hujan/aliran permukaan agar dapat meresap ke alam tanah. Biopori 

merupakan lubang vertikal ke dalam tanah yang berfungsi meningkatkan laju peresapan

air hujan. Pembuatan lubang resapan biopori ke dalam tanah secara langsung akan

memperluas bidang permukaan peresapan air, seluas permukaan dinding lubang. Secara

alami, biopori adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk akibat aktivitas

organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar-akar dalam tanah. Lubang

tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak langsung

masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang tersebut.

Tetapi, di daerah perkotaan, keberadaan pepohonan semakin tergusur oleh bangunan-

bangunan sehingga lubang biopori menjadi semakin langka. Lagi pula, banyaknya

pepohonan tidak selalu mengartikan akan ada banyak air yang terserap, karena

permukaan tanah yang tertutup lumut membuat air tidak dapat meresap ke tanah

            Dari aspek perencanaan ditempuh melalui penyempurnaan pembuatan biopori

di lingkungan sekitar masyarakat. Di akspek inilah diharapkan akan dapat menjadi acuan

pelaksanaan pembuatan biopori oleh semua kalangan masyarakat. Biopori secara umum,

dapat mengurangi resiko bahaya banjir di daerah yang kurang lahan peresapan air. Tidak

hanya sebagai pencegah banjir, penerapan biopori yang secara rutuin akan menghasilkan

pupuk kompos yang sangat bermanfaat.

B. Tujuan

Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah

1. Mengetahui pengaertian dari biopori

2. Mengetahui manfaat yang didapatkan dari biopori untuk penyelamatan lingkungan

3. Mengetahui lokasi yang lebih efisien untuk pemasangan biopori

4. Mengetahui cara pembuatan biopori yang efisien dan efektif

5. Mengetahui jumlah biopori yang disarankan

6. Mengetahui biaya yang dikeluarkan dari pembuatan biopori

7. Mengetahui cara memelihara biopori agar kondisinya tetap bagus

PEMBAHASAN

Pembuatan lubang biopori merupakan solusi teknologi ramah lingkungan untuk

mengatasi ketersediaan air tanah dengan memanfaatkan sampah organik melalui lubang kecil

dalam tanah. Air dan sampah adalah dua hal yang tidak akan lepas dari kehidupan makhluk

hidup, termasuk manusia. Setiap manusia setiap hari menghasilkan sampah dari aktifitas

hidupnya. Terkadang sampah menjadi sumber masalah pencemaran lingkungan, padahal

sampah mempunyai potensi besar dalam menyelamatkan lingkungan, jika diperlakukan

secara arif dan bijaksana. Sementara air, sangat penting bagi makhluk hidup. Tanpa air,

makhluk hidup akan mati. oleh karena itu, perlu dilakukan pengolahan air dan sampah untuk

melangsungkan kehidupan.

            Pembuatan biopori dapat dilakukan dimana saja, dengan ketersediaan tanah yang

tidak terlalu luas. Teknologi yang dikembangkan oleh Kamir (2006) ini sangat cocok

diterapkan di wilayah perkotaan yang tanahnya penuh bangunan sehingga penyerapan air

menjadi minim. Dengan memanfaatkan lubang kecil dan sampah organik maka wilayah

perkotaan yang terlihat kering dan gersang akan berubah menjadi wilayah yang ramah

lingkungan. Disamping itu, sampah organik yang tersimpan didalam lubang, dapat dijadikan

sebagai sumber penghasil kompos yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman.

A. BIOPORI            Banyak orang yang belum mengetahui arti, makna atau pengertian dari istilah

‘biopori’, tetapi ada juga yang sudah paham arti dari istilah tersebut,  dan ada beberapa yang

hanya sekedar tahu, tapi pemahamannya belum. Oleh karena itu, penulis akan memaparkan

pengertian dari istilah ‘biopori’ dalam berbagai pendapat, yaitu:

           Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam

tanah dengan diameter 10 - 30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm, atau dalam kasus tanah

dengan permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah.

Lubang diisi dengan sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori. Biopori adalah

pori-pori berbentuk lubang (terowongan kecil) yang dibuat oleh aktivitas fauna tanah atau

akar tanaman.

MANFAAT BIOPORI

Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari biopori, bila kita mau menerapkannya di

lingkungan sekitar. Namun, hasil penerapan biopori akan lebih memuaskan jika kita semua

mau bergotong-royong untuk menerapkannya secara bersama-sama di lingkungan. Semakin

banyak yang menerapkan, maka semakin besar manfaat yang kita peroleh. Tim Biopori IPB

(2009) menjelaskan keunggulan dan manfaat biopori sebagai  berikut:

Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk

mengatasi banjir dengan cara

a)      Meningkatkan daya resapan air

            Kehadiran lubang resapan biopori secara langsung akan menambah bidang resapan

air, setidaknya sebesar luas kolom atau dinding lubang. Sebagai contoh bila lubang dibuat

dengan diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas bidang resapan akan bertambah

sebanyak 3140 cm 2 atau hampir 1/3 m 2. Dengan kata lain suatu permukaan tanah berbentuk

lingkaran dengan diamater 10 cm, yang semula mempunyai bidang resapan 78,5 cm 2 setelah

dibuat lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi

3218 cm 2.

            Dengan adanya aktivitas fauna tanah pada lubang resapan maka biopori akan

terbentuk dan senantiasa terpelihara keberadaannya. Oleh karena itu, bidang resapan ini akan

selalu terjaga kemampuannya dalam meresapkan air. Dengan demikian kombinasi antara luas

bidang resapan dengan kehadiran biopori secara bersama-sama akan meningkatkan

kemampuan dalam meresapkan air.

b)      Mengubah sampah organik menjadi kompos

            Lubang resapan biopori ‘diaktifkan’ dengan memberikan sampah organik

kedalamnya. Sampah ini akan dijadikan sebagai sumber energi bagi organisme tanah untuk

melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah didekompoisi ini

dikenal sebagai kompos.. Dengan melalui proses seperti itu maka lubang resapan biopori

selain berfungsi sebagai bidang peresap air juga sekaligus berfungsi sebagai "pabrik"

pembuat kompos. Kompos dapat dipanen pada setiap periode tertentu dan dapat

dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada berbagai jenis tanaman, seperti tanaman hias,

sayuran, dan jenis tanaman lainnya. Bagi mereka yang senang dengan budidaya tanaman atau

sayuran organik maka kompos dari LRB adalah alternatif yang dapat digunakan sebagai

pupuk sayurannya.

c)      Memanfaatkan Peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman

       Seperti disebutkan di atas, Lubang Resapan Biopori (LRB) diaktikan oleh organisme

tanah, khususnya fauna tanah dan perakaran tanaman. Aktivitas merekalah yang selanjutnya

akan menciptakan rongga-rongga atau liang-liang di dalam tanah yang akan dijadikan

"saluran" air untuk meresap ke dalam tubuh tanah. Dengan memanfaatkan aktivitas mereka

maka rongga-rongga atau liang-liang tersebut akan senantiasa terpelihara dan terjaga

keberadaannya sehingga kemampuan peresapannya akan tetap terjaga tanpa campur tangan

langsung dari manusia untuk pemeliharaannya. Hal ini tentunya akan sangat menghemat

tenaga dan biaya. Kewajiban faktor manusia dalam hal ini adalah memberikan pakan kepada

mereka berupa sampah organik pada periode tertentu. Sampah organik yang dimasukkan ke

dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke

atmosfer sebagai gas rumah kaca; berarti mengurangi pemanasan global dan memelihara

biodiversitas dalam tanah.

4.   Jhon Herf (2008) dalam blognya menuliskan sepuluh manfaat dari biopori, diantaranya

adalah:

a. Memelihara cadangan air tanah.

b. Mencegah terjadi keamblesan (subsidence) dan keretakan tanah.

c. Menghambat intrusi air laut.

d. Mengubah sampah organik menjadi kompos.

e. Meningkatkan kesuburan tanah.

f. Menjaga keanekaragaman hayati dalam tanah.

g. Mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh adanya genangan air seperti demam

berdarah, malaria, kaki gajah.

h. Mengurangi masalah pembuangan sampah yang mengakibatkan pencemaran udara

dan perairan.

i. Mengurang emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan).

j. Serta mengurangi banjir, longsor, dan kekeringan.

B. PEMBUATAN BIOPORI            Dalam hal perancangan  pembuatan biopori, agar kinetik kerja biopori lebih maksimal

perlu tempat-tempat yang khusus dan tepat. Jika kita menempatkan biopori ditempat yang

tepat, maka biopori tersebut akan lebih leluasa dalam segi kinerjanya dan  hasil yang kita

terima pun akan lebih maksimal. Oleh karena itu, perlu perhatikan secara cermat untuk

memilih lokasi pemasangan biopori. Dalam sub-sub bab ini, penulis akan menjelaskan

pemilihan  tempat perancangan biopori dari beberapa sumber, yaitu:

1.    Sumber pertama menurut  Perpus Online (2008) dalam penjelasannya ada tiga

lokasi yang disarankan dan ketiga lokasi itu juga disertai gambar yang mendukung. Inilah

ketiga lokasi tersebut :

1.   Pada alas saluran air hujan di sekitar rumah, kantor, sekolah, dsb.

2. Di sekeliling pohon.

3. Pada tanah kosong antar tanaman atau batas tanaman.

2. Adapun Persyaratan Lokasi menurut Peraturan Menteri Kehutanan Republik                        

Indonesia /Nomor : P. 32/MENHUT-II/2009 /Tentang Tata Cara Penyusunan         Rencana

Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan Daerah Aliran Sungai (RTkRHL-DAS), menyebutkan

untuk setiap 100  lahan idealnya Lubang Resapan Biopori (LRB) dibuat sebanyak 30 titik

dengan jarak antara 0,5 - 1 m. Dengan kedalam 100 cm dan diameter 10 cm setiap lubang

bisa menampung 7,8 liter sampah. Sampah dapur dapat menjadi kompos dalam jangka waktu

15-30 hari, sementara sampah kebun berupa daun dan ranting bisa menjadi kompos dalam

waktu 2-3 bulan.

PERENCANAAN PEMBUATAN

            Setelah kita mengetahui pemahaman tentang biopori, manfaat apa saja yang dapat kita

peroleh dari penerapannya, dan lokasi perencanaan yang tepat untuk biopori. Maka langkah

terakhir yaitu kita tinggal mempraktekkan bagaimnan cara pembuatan biopori yang

disarankan oleh para ahli. Dari sinilah kita bisa tahu cara pembuatannya secara langsung,

karena penulis tidak hanya menggunakan kata atau bahkan kalimat saja untuk menjelaskan

cara pembuataannya. Tapi juga dengan gambar, diharapkan dengan adanya gambar ini

pembaca tidak terlalu mengalami kesulitan dalam memahaminya, berikut beberapa sumber

tentang perencanaan pembuatan biopori:

1.      Proses pembuatan biopori (http://mengenal-dan-memanfaatkan-lubang-biopori.html/ diakses

31 Desember 2009), dibagi dalam 2 tahap, yaitu

a.       Tahap pembuatan

                  Membuat lubang biopori bukan pekerjaan susah, hanya memang memerlukan

daya yang cukup besar. Kedalaman lubang yang disarankan adalah 80-100 cm, kedalaman

yang memungkinkan organisme pengurai bekerja dengan optimal. Sedangkan diameter yang

disarankan adalah 10-30 cm. Karena membuat di halaman rumah, maka 10 cm lebih

proporsional. Lalu  menggali lubang-lubang secara manual menggunakan peralatan sederhana

seperti pipa paralon, bambu, dan linggis. Jika ketemu lapisan batu penggalian dialihkan ke

titik lain. Jika tanah terlalu keras dasar lubang diairi secukupnya dan penggalian diteruskan

setelah air meresap. Sebenarnya IPB menyediakan alat bor tapi pada saat itu saya belum

berpikir untuk berinvestasi. Setelah lima hari, jadilah sebanyak 34 lubang silinder dan empat

lubang memanjang. Meskipun angka ini sebenarnya terlalu banyak, tapi saya tidak

menyesalinya.

                  Penggalian lubang dilakukan pertengahan Februari ketika Bogor sedang

mengalami puncak musim hujan. Waktu yang lebih baik tentu saja ketika hujan tidak sedang

turun. Saya memilih loster sebagai penutup lubang. Loster biasanya digunakan sebagai

lubang angin yang dipasang di dinding WC atau dinding rumah yang menghadap keluar. Satu

buah loster dipotong untuk dua lubang. Untuk memperkuat kedudukan loster sekeliling mulut

lubung disemen sehingga cukup kokoh jika kita berjalan di atasnya. Dengan ditutupnya

lubang kaki tidak akan kejeblos, apalagi anak saya masih kecil-kecil dan senang bermain-

main di halaman.

b.      Tahap pengisian

                  Sekarang waktunya membuang sampah, maksudnya mengisi lubang biopori. Tapi

sebelum dimasukkan pilahlah terlebih dahulu sampah organik dan sampah non-organik.

Karena melalui fermentasi sampah organik dengan bantuan aktivator EM4 dapat

menghasilkan pupuk biokasi. Agar tidak bingung dalam memilah sampah, maka sediakan dua

tempat sampah, sebut saja S (sampah) dan B (biopori), yang masing-masing diberi kantong

plastik. Pada prinsipnya semua bahan dari makhluk hidup masuk dalam kategori organik.

Namun untuk mengisi tempat sampah B hanya untuk bahan-bahan yang lebih mudah terurai

seperti sisa sayur dan potongan tempe/daging/ikan yang tidak terpakai. Juga sisa makanan

yang tidak habis dimakan, sisa makanan lain seperti roti dan cemilan, ampas kopi, dan

kantung teh celup, masuk ke B.

                  Tulang ayam dan tulang sapi, bonggol jagung, serta kulit telur walaupun masuk

kategori organik, dimasukkan ke tempat sampah S. Di tempat sampah ini bergabung kertas,

besi, plastik, kayu, kain, dan benda-benda lain yang tidak mungkin atau sulit terurai. Kantong

plastik juga disatukan ke tempat sampah S yang selanjutnya di tempatkan di bak sampah luar

rumah.

                  Sesekali waktu, bila ada sampah yang berasal  tumbuhan, misalnya setelah

merapikan tanaman dengan memotong daun, bunga yang mulai layu, sulur yang kepanjangan,

atau memotong rumput dan ranting pohon seperlunya. Sampah yang dihasilkan dari proses

ini langsung dimasukkan ke lubang-lubang terdekat. Agar merapat ke dasar, bumbungan

sampah hijau ini didorong dengan tongkat.

2.      Cara Pembuatan Lubang Biopori Resapan Air ada empat tahap yaitu:

a.       Membuat lubang silindris di tanah dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman 30-100 cm

serta jarak antar lubang 50-100 cm.

b.      Mulut lubang dapat dikuatkan dengan semen setebal 2 cm dan lebar 2-3 sentimeter serta

diberikan pengaman agar tidak ada anak kecil atau orang yang terperosok.

c.       Lubang diisi dengan sampah organik seperti daun, sampah dapur, ranting pohon, sampah

makanan dapur non kimia, dsb. Sampah dalam lubang akan menyusut sehingga perlu diisi

kembali dan di akhir musim kemarau dapat dikuras sebagai pupuk kompos alami.

d.      Jumlah lubang biopori yang ada sebaiknya dihitung berdasarkan besar kecil hujan, laju

resapan air, dan wilayah yang tidak meresap air dengan  rumus = intensitas   hujan (mm/jam)

x luas bidang kedap air (meter persegi) / laju resapan air perlubang (liter / jam).

Sumber informasi:Organisasi.Org Komunitas & Perpustakaan Online   Indonesia.com.

3.      Jika menurut TIM Biopori dari IPB(2007), menyeburkan cara pembuatan biopori sangat

mudah sekali untuk diterapkan di lingkungan sekitar. Pembuatan biopori ada lima tahap,

yaitu:

a.       Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diamter 10 cm. Kedalaman

kurang lebih 100 cm atau tidak sampai melampaui muka air tanah bila air tanahnya dangkal.

Jarak antar lubang antara 50 - 100 cm.

b.      Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2 - 3 cm dengan tebal 2 cm di sekeliling

mulut lubang.

c.       Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, dedaunan,

atau pangkasan rumput.

d.      Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang dan

menyusut akibat proses pelapukan.

e.       Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau

bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan.

4.      Cara pemuatan biopori menurut Salman (2009) bisa dilakukan dilorong samping rumah. Ini

tentu sangat menguntungkan sekali bagi para warga yang tidak mempunyai lahan luas untuk

biopori. Dalam hal ini Salman, menjelaskan cara pembuatan biopori yang dilakukan di lorong

samping rumahnya beserta gambarnya. Langkah-langkah pembuatannya adalah

a.       Persiapan bahan-bahan yang diperlukan.

-          Paralaon

-          Kasa nyamuk

-          Biopori

b.      Cara pembuatan

-          Lokasi lubang pertama, dipilihlah halaman belakang yang tanahnya hanya berukuran 140 x

40 cm, tapi menjadi tempat lewat air hujan dan pancuran air tempat mencuci macam-

macam.  Cukup untuk menjadi 2 buah lubang dengan jarak 100 cm.

-          Persiapan awal, batu-batu gosok yang menutupi tanah dikumpulkan dan dibersihkan dulu,

supaya tidak ikut jatuh ke lubang.  

-          Mata bor memudahkan penggalian dan pengangkatan tanah galian, dan mencetak lubang

berdiameter 10cm. Dengan bor khusus ini, kita bisa dengan mudah membuat lubang dengan

diameter 10 cm dan kedalaman 100 cm. 

-          Untuk menggali, putar bor searah jarum jam, jangan dibalik.  Demikian pula pada saat

mengangkat tanah galian, tetap searah jarum jam hanya sedikit demi sedikit diangkat ke atas.

-            Hasil galian pertama Tampungan tanah liat

-       Menggali lubang kedua yang berjarak 100 cm dari lubang pertama

-          Selanjutnya memotong paralon sepanjang 20 cm, untuk dijadikan penahan dinding lubang

supaya tanah di atasnya tidak mudah jatuh/turun.

-          Kedalaman dinding paralon tidak usah terlalu dalam, karena fungsinya hanya untuk

menahan tanah jatuh

-          Lubang biopori kan kadang-kadang harus dibuka untuk diisi limbah, dan supaya baunya

tidak menyeruak ke atas,  juga harus ditutup dan ditimbuni batu sedikit.

-          Syarat lain adalah air di atasnya harus tetap bisa mengalir masuk.

-          Biopori sudah selesai. Seperti bukan lubang peresapan

6.    Cara pembuatan bopori menurut Oasezam weblog.htm (2009) hampir sama dengan konsep

Salman (2009), yang membedakan hanyalah dalam segi metode peralatannya saja. Kalau

Oaezam menggunakan metode yang modern, tapi Salman menggunakan metode yang

sederhana. Berikut ini adalah cara pembuatan menurt oaezam adalah

a) Buatlah lubang sedalam 80 – 100 cm dengan diameter 10 – 30 cm.

b) Masukkan daun daunan kering ke dalam lubang

c) Tutuplah dengan Loster

JUMLAH BIOPORI YANG DISARANKAN 

Jumlah lubang yang perlu dibuat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

                          Jumlah LRB = Intensitas hujan(mm/jam) x Luas bidang kedap (m2)

                                                        Laju Peresapan Air per Lubang (liter/jam)

Sebagai contoh, untuk daerah dengan intensitas hujan 50 mm/jam (hujan lebat),

dengan laju peresapan air perlubang 3 liter/menit (180 liter/jam) pada 100 m2 bidang kedap

perlu dibuat sebanyak (50 x 100) / 180 = 28 lubang.

Bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm dengen kedalaman 100 cm, maka setiap

lubang dapat menampung 7.8 liter sampah organik. Ini berarti bahwa setiap lubang dapat diisi

dengan sampah organik selama 2-3 hari. Dengan demikian 28 lubang baru dapat dipenuhi

dengan sampah organik yang dihasilkan selama 56 - 84 hari. Dalam selang waktu tersebut

lubang yang pertama diisi sudah terdekomposisi menjadi kompos sehingga volumenya telah

menyusut. Dengan demikian lubang-lubang ini sudah dapat diisi kembali dengan sampah

organik baru dan begitu seterusnya

C. PEMELIHARAAN BIOPORI            Agar biopori yang telah kita buat bisa bertahan lama, maka ada beberapa yang harus

anda lakukan untuk memelihara kondisi biopori, diantaranya adalah:

1.      Lubang Resapan Biopori harus selalu terisi sampah organik

2.      Sampah organik dapur bisa diambil sebagai kompos setelah dua minggu, sementara  sampah

kebun setelah dua bulan. Lama pembuatan kompos juga tergantung jenis tanah  tempat

pembuatan LRB, tanah lempung agak lebih lama proses       kehancurannya. Pengambilan

dilakukan dengan alat bor LRB.

3.      Bila tidak diambil maka kompos akan terserap oleh tanah, LRB harus tetap dipantau supaya

terisi sampah organik.

PENUTUP

A. KESIMPULAN            Lubang Resapan Biopori (LRB) secara umum adalah lubang-lubang di dalam tanah

yang terbentuk akibat berbagai aktivitas organisme di dalamnya, seperti cacing, perakaran

tanaman, rayap dan fauna tanah lainnya. Lubang - lubang yang terbentuk akan terisi udara

dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah. LBR ini merupakan salah satu upaya

strategis untuk meminimalisir terjadinya bencana banjir. Salah satu penyebab bencana banjir

adalah karena kurangnya lahan untuk peresapan air, bila air hujan turun secara berlebihan

maka air tersebut tidak bisa menyerap ke dalam tanah seluruhnya. Untuk menghindari hal itu,

maka perlu kebijakan terbaru untuk menerepkan pengembangan biopori di lingkungan.

Dalam aspek penerapan biopori tidaklah terlalu menghabiskan biaya yang terlalu banyak dan

cara pembuatannya pun cukup sederhana. Cukup membuat beberapa lubang di sekitar

lingkungan, kemudian lubang tersebut dapat diisi dengan sampah organik. Tapi dalam

memasukkan sambah organik jangan terlalu rapat, beri celah-celah udara agar organisme

tanah bisa mencerna sampah tersebut. Baru setelah itu tutup lubang biopori. Bila dilihat dari

segi manfaatnya, biopori memiliki banyak keuntungan, yaitu bisa mencegah banjir,

menyuburkan tanah, menghasilkan pupuk kompos, dan sebagainya. Oleh karena itu,

masyarakat dihimbau untuk segara menerapkan biopori di lingkungan masing-masing. Jika

sebagian besar masyarakat telah banyak yang menerapkan biopori, maka kita tidak perlu

khawatir lagi pada musim penghujan.

B. SARAN                      Makalah ini membahas seluruh aspek dari biopori. Dan makalah ini sangat cocok

untuk seluruh masyarakat yang ingin menerapkan lubang resapan biopori (LRB). Tapi tidak

menutup kemungkinan, yang hanya sekedar ingin tahu lebih jelas tentang biopori juga sangat

dianjurkan untuk membaca makalah ini. Karena dengan membaca, kita akan mendapatkan

wawasan. Dan wawasan tersebut, dapat kita sampaikan kepada teman-teman yang belum

mengetahui tentang biopori dan juga sekaligus sebagai upaya untuk mensukseskan penerapan

biopori di Indonesia ini. Karena akhir-akhir ini banyak terjadi banjir yang menggenangi kota-

kota di Indonesia, khususnya di kota-kota yang lahannya kritis.

DAFTAR PUSTAKA

Salman. 2008. Biopori Pertama di Rumah. (Online). (http://Perempuan-Banget!.wordpress.com,

diakses diakses 26 Juli 2015).

Herf, Jhon. 2008. Biopori sebagai Peresapan Air yang Mengatasi Banjir dan Sampah. (Online).

(http://jhonherf.wordpress.com, diakses 26 Juli 2015).

Biopori, TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-Alat dan Pemesanan

Alat. (Online). (http://biopori.com, diakses diakses 26 Juli 2015).

R, Kamir Brata. 2009. Lubang Resapan Biopori untuk Mitigasi Banjir, Kekeringan dan Perbaikan.

Prosiding Seminar Lubang Biopori (LBR) dapat Mengurangi Bahaya banjir di Gedung

BPPT 2009. Jakarta.

LAMPIRAN

Foto pada saat pembuatan lubang biopori di area GREEN CHEMISTRY

dekanat FKIP Universitas Bengkulu tanggal 5 Juni 2015