PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii...

317
PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung) TESIS OLEH: IKA PUSPITASARI NIM 13761006 PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2015

Transcript of PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii...

Page 1: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS

KEAGAMAAN

(Studi Multi Kasus di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan

Bandung Kabupaten Tulungagung)

TESIS

OLEH:

IKA PUSPITASARI

NIM 13761006

PROGRAM MAGISTER

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2015

Page 2: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

ii

PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS

KEAGAMAAN

(Studi Multi Kasus di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan

Bandung Kabupaten Tulungagung)

Tesis

Diajukan kepada

Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

Program Magister Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Pembimbing:

Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar, S.H. M.Ag

Dr. Zaenul Mahmudi, M.A

OLEH:

IKA PUSPITASARI

NIM 13761006

PROGRAM MAGISTER

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2015

Page 3: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis dengan judul “Pembinaan Perilaku Beragama melalui Aktivitas

Keagamaan (Studi Multi Kasus di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar

Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung)” ini telah diperiksa dan

disetujui untuk diujikan.

Malang, 02 Desember 2015

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar, S.H M.Ag

NIP. 194909291981031004

Malang, 01 Desember 2015

Pembimbing II

Dr. Zaenul Mahmudi, M.A

NIP. 197306031999031001

Malang, 03 Desember 2015

Mengetahui,

Ketua Program Magister Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Dr. H. Suaib H. Muhammad, M.Ag

NIP. 195712311986031028

Page 4: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Tesis dengan judul “Pembinaan Perilaku Beragama melalui Aktivitas

Keagamaan (Studi Multi Kasus di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar

Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung)” ini telah diuji dan

dipertahankan di depan sidang dewan penguji dan dinyatakan diterima pada

tanggal 18 Desember 2015.

Dewan Penguji,

Dr. H. Zulfi Mubarok, M.Ag

NIP. 197310172000031001

Ketua

Dr. H. Suaib H. Muhammad, M.Ag

NIP. 195712311986031028

Penguji Utama

Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar, S.H. M.Ag

NIP. 194909291981031004

Anggota

Dr. Zaenul Mahmudi, M.A

NIP. 197306031999031001

Anggota

Mengetahui,

Direktur Pascasarjana

Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

Prof. Dr. H. Baharuddin, M.Pd.I

NIP. 19561231198303 1 032

Page 5: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

v

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ika Puspitasari

NIM : 13761006

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Judul Penelitian : Pembinaan Perilaku Beragama melalui Aktivitas

Keagamaan (Studi Multi Kasus di MIN Mergayu

dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten

Tulungagung).

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa dalam hasil penelitian saya ini

tidak terdapat unsur-unsur penjiplakan karya penelitian atau karya ilmiah yang

pernah dilakukan atau dibuat oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip

dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari ternyata hasil penelitian ini terbukti terdapat

unsur-unsur penjiplakan dan ada klaim dari pihak lain, maka saya bersedia untuk

diproses sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa

paksaan dari siapapun.

Batu, 26 November 2015

Hormat Saya,

Ika Puspitasari

13761006

Page 6: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil ‘aalamiin puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat taufik serta hidayah-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pembinaan Perilaku Beragama

melalui Aktivitas Keagamaan (Studi Multi Kasus di MIN Mergayu dan MI Al-

Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung)” dapat terselesaikan

dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan

kita Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing manusia kearah jalan

kebenaran dan kebaikan.

Banyak pihak yang membantu dalam menyelesaikan tesis ini. Untuk itu

penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya dengan

ucapan jasakumullah ahsanul jasa’ khususnya kepada:

1. Rektor UIN Malang, Bapak Prof. Dr. H. Mudjia Raharjo dan para Pembantu

Rektor. Direktur Pascasarjana UIN Batu, Bapak Prof. Dr. H. Baharuddin,

M.Pd.I atas segala layanan dan fasilitas yang telah diberikan selama penulis

menempuh studi.

2. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Bapak Dr. H.

Suaib H. Muhammad, M. Ag atas motivasi, koreksi, dan kemudahan

pelayanan dalam studi.

3. Dosen Pembibing I, Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar, S.H.M.Ag dan

Dosen Pembimbing II, Bapak Dr. Zaenul Mahmudi, M.A atas bimbingan,

saran, kritik, dan koreksinya dalam penulisan tesis.

4. Semua staff pengajar atau dosen dan semua staff TU Pascasarjana UIN Batu

yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan

wawasan keilmuan dan kemudahan-kemudahan selama menyelesaikan studi.

5. Semua sivitas MIN Mergayu khususnya Kepala Sekolah, Bapak Drs. Suwono,

M.Pd.I, waka kurikulum, Ibu Siti Umayah, S.Pd dan petugas TU serta semua

Page 7: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

vii

pendidik khususnya yang telah meluangkan waktu untuk memberikan

informasi dalam penelitian.

6. Semua sivitas MI Al-Azhaar khususnya Kepala Sekolah, Bapak Muhaimin

S.H.I, waka kurikulum, Ibu Siti Maryam, S.Pd.I, Koordinator TU dan

Koordinator pembinaan Akhlakul Karimah, koordinator ketertiban Ibadah,

dan koordinator kedisiplinan guru dan siswa serta semua pendidik khususnya

yang telah meluangkan waktu untuk memberikan informasi dalam penelitian.

7. Kedua orang tua, Bapak Musani dan Ibu Komsatun yang tidak henti-hentinya

memberikan motivasi, bantuan materiil, dan doa sehingga menjadi dorongan

dalam menyelesaikan studi, semoga menjadi amal yang diterima di sisi Allah

SWT.

8. Semua keluarga di Tulungagung yang selalu menjadi inspirasi dalam

menjalani hidup khususnya selama studi.

9. Semua teman-teman yang selalu memberikan motivasi dan inspirasi selama

studi.

Meskipun dalam penulisan tesis ini penulis telah mencurahkan segala

kemampuan, namun kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam tesis ini tidak

luput dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun sangat diharapkan dari pembaca sekalian, yang dapat dijadikan

perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga tesis ini bermanfaat bagi

penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Batu, 26 November 2015

Penulis,

Ika Puspitasari

Page 8: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

viii

PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah teruntai dari sanubari atas karunia dan rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan penuh perjuangan dan

memberikan rasa ucapan terima kasih serta mempersembahkan tesis ini untuk

orang-orang yang telah memberikan kisah kasih tentang makna hidup serta

langkah bijak dalam meniti liku-liku kehidupan yang penuh dengan rintangan.

1. Kepada Ayahanda Musani dan Ibunda Komsatun tercinta yang telah

memberikan kasih sayang, keagungan doa-doa tulus yang tiada terhenti

seperti air mengalir yang selalu mengiringi langkahku dalam menjalankan

kehidupan ini, memberikan motivasi, mengajari tentang ketabahan dan

kesabaran dalam menghadapi kesulitan, nasihat-nasihat yang selalu terpatri

dalam kalbu, semoga ananda dapat menjadi anak yang berbakti dan dapat

membahagiakan Ayah dan Ibu kelak.

2. Fila Fitrotul Janah dan Moch. Ario Sofin Hendy yang selalu setia mendengar

dan membantu meringankan setiap masalah yang kuhadapi, selalu

memberiku semangat dan motivasi.

3. Keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dan nasehat untuk selalu

sabar serta kerja keras dalam menghadapi masalah apapun.

4. Para Guru dan Dosen yang telah mendidikku, memberikan bimbingan dan

pengalaman berharga serta memberikan ilmu tiada terhingga, jasamu tiada

pernah terlupakan. Semoga untaian do’a serta pahala tak jemu teralir hingga

yaumul akhir, aamiin.

5. Kepala Sekolah MIN Mergayu, Bapak Drs. Suwono, M.Pd.I dan Kepala

Sekolah MI Al-Azhaar, Bapak Muhaimin, S.H.I yang telah memberikan

kesempatan untuk melakukan penelitian serta para guru dan pegawai yang

mendukung lancarnya penelitian ini.

6. Sahabat-sahabatku dan semua teman-teman yang memberi motivasi dan

inspirasi, bersama kalian aku belajar tentang arti persahabatan, kebersamaan

dan lebih memaknai hidup.

Page 9: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL. ...................................................................................... i

HALAMAN JUDUL. ......................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN . ........................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. ..................................... v

KATA PENGANTAR. ...................................................................................... vi

PERSEMBAHAN. ............................................................................................ viii

DAFTAR ISI. ..................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL. ........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR. ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

MOTTO ............................................................................................................ xvi

ABSTRAK ....................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian .................................................................................... 1

B. Fokus Penelitian........................................................................................ 8

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian. ................................................................................... 9

E. Originalitas Penelitian. ............................................................................ 10

F. Definisi Istilah. ........................................................................................ 20

Page 10: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

x

G. Sistematika Penulisan. ............................................................................ 21

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pembinaan Perilaku Beragama ............................................................... 24

1. Pengertian Pembinaan Perilaku Beragama. ...................................... 24

2. Bentuk-Bentuk Perilaku Beragama. .................................................. 31

3. Proses Pembinaan Perilaku Beragama. ............................................. 39

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembinaan Perilaku

Beragama........................................................................................... 45

5. Lembaga Pembinaan Perilaku Beragama.......................................... 49

B. Aktivitas Keagamaan .............................................................................. 52

1. Pengertian Aktivitas Keagamaan. ..................................................... 52

2. Tujuan Aktivitas Keagamaan. ........................................................... 56

3. Bentuk-Bentuk Aktivitas Keagamaan di Sekolah atau Madrasah. ... 57

C. Pembinaan Perilaku Beragama melalui Aktivitas Keagamaan. .............. 79

1. Proses Pembinaan Perilaku Beragama melalui Aktivitas

Keagamaan. ....................................................................................... 79

2. Bentuk Pembinaan Perilaku Beragama melalui Aktivitas

Keagamaan. ....................................................................................... 84

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.............................................................. 87

B. Latar Penelitian. ...................................................................................... 90

C. Kehadiran Peneliti. .................................................................................. 92

D. Rancangan Penelitian. ............................................................................. 93

E. Data dan Sumber Data. ........................................................................... 94

F. Teknik Pengumpulan Data. ..................................................................... 99

1. Wawancara Mendalam. ..................................................................... 99

2. Observasi. ......................................................................................... 101

Page 11: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

xi

3. Dokumentasi. ................................................................................... 104

G. Analisis Data. ......................................................................................... 105

1. Analisis Data Kasus Individu. .......................................................... 105

2. Analisis Data Lintas Kasus. ............................................................. 108

H. Pengecekan Keabsahan Data.................................................................. 110

I. Tahap Penelitian. .................................................................................... 113

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. ..................................................... 115

1. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mergayu ............................................. 115

2. Madrasah Ibtidaiyah Al-Azhaar ....................................................... 124

B. Paparan Data dan Temuan Penelitian. ................................................... 136

1. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mergayu ............................................. 136

2. Madrasah Ibtidaiyah Al-Azhaar ....................................................... 162

C. Hasil Temuan Penelitian. ....................................................................... 195

1. Temuan Penelitian Kasus 1 .............................................................. 195

2. Temuan Penelitian Kasus 2 .............................................................. 198

3. Analisis Data Lintas Kasus .............................................................. 202

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Aktivitas Keagamaan di MIN Mergayu dan MI

Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung. ................... 205

1. Berdoa bersama sebelum memulai dan ketika selesai kegiatan

belajar mengajar. .............................................................................. 205

2. Menghafalkan Asmaul Husna. ......................................................... 207

3. Membaca Al-Quran 15 menit sebelum waktu belajar jam

pertama dimulai. ............................................................................... 208

4. Hafalan surat-surat pendek dalam Al-Quran.................................... 210

5. Shalat dhuha berjamaah. .................................................................. 211

6. Shalat dzuhur berjamaah. ................................................................. 212

7. Melaksanakan shalat Jumat untuk siswa laki-laki. .......................... 213

Page 12: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

xii

8. Infak atau menyisihkan sebagian uang saku untuk bersedekah. ...... 214

B. Proses Pembinaan Perilaku Beragama melalui Aktivitas

Keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan

Bandung Kabupaten Tulungagung. ........................................................ 216

1. Pengorganisasian pembinaan perilaku beragama melalui

aktivitas keagamaan. ........................................................................ 216

2. Ceramah agama dalam pembinaan perilaku beragama melalui

aktivitas keagamaan. ........................................................................ 218

3. Bimbingan pembinaan perilaku beragama melalui

aktivitas keagamaan. ........................................................................ 219

4. Pengawasan pembinaan perilaku beragama melalui

aktivitas keagamaan. ........................................................................ 223

C. Perilaku Beragama Setelah Mendapatkan Pembinaan Aktivitas

Keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan

Bandung Kabupaten Tulungagung. ........................................................ 226

1. Perilaku tanggung jawab. ................................................................. 227

2. Perilaku disiplin. .............................................................................. 228

3. Perilaku kerjasama. .......................................................................... 229

BAB VI PENUTUP

A. Simpulan. ............................................................................................... 232

B. Implikasi ................................................................................................. 234

C. Saran. ...................................................................................................... 235

DAFTAR RUJUKAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 13: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil Penelitian Terdahulu ...................................................................... 17

3.1 Contoh Pedoman Observasi ................................................................... 103

4.1 Sebaran Jumlah Siswa MIN Mergayu ................................................... 118

4.2 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan MIN Mergayu ...................... 119

4.3 Sebaran Jumlah Siswa MI Al-Azhaar .................................................... 128

4.4 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan MI Al-Azhaar ...................... 129

4.5 Tugas Struktural MI Al-Azhaar ............................................................. 134

4.6 Sarana dan Prasarana Pendukung Aktivitas Keagamaan MI

Al-Azhaar ............................................................................................... 135

4.7 Aktivitas Keagamaan di MIN Mergayu ................................................. 136

4.8 Menu Sarapan Pagi Santri Kelas IV MI Al-Azhaar ............................... 162

4.9 Menu Sarapan Pagi Santri Kelas V MI Al-Azhaar ................................ 164

4.10 Menu Sarapan Pagi Santri Kelas VI MI Al-Azhaar ............................... 165

4.11 Perbandingan Pembinaan Perilaku Beragama melalui

Aktivitas Keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar

Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung ...................................... 202

Page 14: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Struktur Organisasi MIN Mergayu .......................................................... 121

4.2 Letak Bangunan MIN Mergayu ............................................................... 122

4.3 Struktur Organisasi MI Al-Azhaar .......................................................... 133

Page 15: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman Observasi MIN Mergayu

Lampiran 2 : Pedoman Observasi MI Al-Azhaar

Lampiran 3 : Pedoman Wawancara

Lampiran 4 : Pedoman Data Dokumentasi

Lampiran 5 : Hasil Observasi MIN Mergayu

Lampiran 6 : Hasil Observasi MI Al-Azhaar

Lampiran 7 : Hasil Wawancara MIN Mergayu

Lampiran 8 : Hasil Wawancara MI Al-Azhaar

Lampiran 9 : Buku Penghubung Ibadah MIN Mergayu

Lampiran 10 : Buku Penghubung MI Al-Azhaar

Lampiran 11 : Kompetensi Keagamaan MI Al-Azhaar

Lampiran 12 : Dokumentasi Penelitian di MIN Mergayu

Lampiran 13 : Dokumentasi Penelitian di MI Al-Azhaar

Lampiran 14 : Surat izin penelitian di MIN Mergayu

Lampiran 15 : Surat izin penelitian di MI Al-Azhaar

Lampiran 16 : Surat keterangan telah melakukan penelitian di MIN

Mergayu

Lampiran 17 : Surat keterangan telah melakukan penelitian di MI Al-

Azhaar

Page 16: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

xvi

MOTTO

Artinya: “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan

yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah

terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk

hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman: 17) *

* Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: CV Diponegoro, 2007),

hlm. 413.

Page 17: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

xvii

ABSTRAK

Puspitasari, Ika. 2015. Pembinaan Perilaku Beragama Melalui Aktivitas

Keagamaan (Studi Multi Kasus di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar

Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung). Tesis. Program Studi

Magister Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Pascasarjana Universitas

Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing: (I) Prof. Dr.

H. Muhammad Djakfar, S.H. M.Ag. Pembimbing (II) Dr. Zaenul

Mahmudi, M.A.

Kata Kunci: Pembinaan Perilaku Beragama, Aktivitas Keagamaan

Pendidikan di Indonesia selama ini lebih mementingkan proses

peningkatan akal, jasmani dan ketrampilan, serta kurang memperhatikan proses

peningkatan kualitas kalbu, rohani dan akhlak. Sehingga perilaku yang kurang

baik sering dilakukan siswa. Pembinaan perilaku beragama anak membutuhkan

penanganan yang serius dalam lembaga pendidikan formal. Aktivitas keagamaan

merupakan salah satu upaya yang membina perilaku beragama siswa sehingga

siswa memiliki perilaku yang baik dalam melaksanakan ajaran agama.

Adapun tujuan penelitian ini pertama, mendeskripsikan pelaksanaan

aktivitas keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung

Kabupaten Tulungagung. Kedua, mendeskripsikan proses pembinaan perilaku

beragama melalui aktivitas keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar

Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung. Ketiga, mendeskripsikan perilaku

beragama setelah mendapatkan pembinaan aktivitas keagamaan di MIN Mergayu

dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian

studi multi kasus. Sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data

dengan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data

kasus individu dan analisis data lintas kasus. Pengecekan keabsahan data

dilakukan dengan ketekunan pengamatan, triangulasi, dan kecukupan referensial.

Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Aktivitas keagamaan yang dilaksanakan

di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar yaitu doa bersama sebelum memulai dan

ketika selesai kegiatan belajar mengajar, menghafalkan Asmaul Husna, membaca

Al-Quran 15 menit sebelum waktu belajar jam pertama dimulai, hafalan surat-

surat pendek dalam Al-Quran, shalat dhuha berjamaah, shalat dzuhur berjamaah,

melaksanakan shalat jumat untuk siswa laki-laki, infak atau menyisihkan sebagian

uang saku untuk bersedekah. 2) Proses pembinaan perilaku beragama melalui

aktivitas keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar perlu adanya

pengorganisasian, ceramah agama, bimbingan serta pengawasan. 3) Perilaku

beragama siswa setelah mendapatkan pembinaan aktivitas keagamaan di MIN

Mergayu dan MI Al-Azhaar sudah cukup baik. Siswa sudah dapat bertanggung

jawab dan disiplin dalam melaksanakan ibadah. Siswa juga dapat bekerjasama dan

bersosialisasi dengan baik.

Page 18: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

xviii

ABSTRACT

Puspitasari, Ika. 2015. Guidance Behavior Religious Via a Religious Activities

(Study Multi Cases in Islamic State Elementary School (MIN) Mergayu

and Islamic Elementary School (MI) Al-Azhaar Subdistrict Bandung

Residence Tulungagung). Thesis. Course of Islamic Elementary Teacher

Education Postgraduate State Islamic University of Maulana Malik

Ibrahim Malang. Supervisor: (I) Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar, S.H.

M.Ag. Supervisor (II) Dr. Zaenul Mahmudi, M.A.

Key Word: Guidance Religious Behavior, a Religious Activities

In Indonesia has been consumed process of increasing sense, physical and

skill, and little regard for process of increasing the quality of hearts, spiritual and

moral. So that behavior a less well often done students. Guidance behavior

religious kid needs handling serious in formal educational institutions. A religious

activities is one of the efforts build behavior religious students in order students

having good behavior in implementing religion.

As for the purpose of this research, first, described the implementation of a

religious activities in Islamic State Elementary School (MIN) Mergayu and

Islamic Elementary School (MI) Al-Azhaar Subdistrict Bandung Residence

Tulungagung. Second, described the process guidance behavior religious via a

religious activities in Islamic State Elementary School (MIN) Mergayu and

Islamic Elementary School (MI) Al-Azhaar Subdistrict Bandung Residence

Tulungagung. Third, described behavior religious after coaching a religious

activities in Islamic State Elementary School (MIN) Mergayu and Islamic

Elementary School (MI) Al-Azhaar Subdistrict Bandung Residence Tulungagung.

This study used a qualitative approach through the kind of research the

study multi cases. A source of primary and secondary data. Data collection

techniques by in-depth interviews, observation, and documentation. Data analysis

technique individual cases covering the reduction of the data, presentation of data,

and the withdrawal of a conclusion as well as data analysis traffic cases. Checking

the validity of data was undertaken with perseverance observation, triangulation,

and sufficiency referential.

The result of this research is: 1) A religious activities to be implemented in

Islamic State Elementary School (MIN) Mergayu and Islamic Elementary School

(MI) Al-Azhaar that is a prayer together before setting and when it was over

teaching and learning activities, memorize the asmaul husna, read the Qur’an 15

minutes before the time learn first hour starts, memorizing the short letters in the

Qur’an, prayer dhuha in congregation, prayer dzuhur in congregation, Friday

prayer for students men, infaq or set aside our money for religious meal. 2) The

process guidance behaviour religious via a religious activities in Islamic State

Elementary School (MIN) Mergayu and Islamic Elementary School (MI) Al-

Azhaar need of organizing, talk religion, guidance and supervision. 3) Religious

behavior after coaching a religious activities in Islamic State Elementary School

Page 19: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

xix

(MIN) Mergayu and Islamic Elementary School (MI) Al-Azhaar has been good

enough. Students have can responsible and discipline in carrying out of worship.

Students can also work together and sociable well.

Page 20: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

xx

ملخص من خالل العمليات الدينيةة الديني لطالابناء سلوك .٥١٠٢ .إيكا, فوسفيتا ساري

اغايو ااملدرسة اإلبتدائية ي دراسة متعددة احلاالت يف املدرسة اإلبتدائية احلكومية م)رسالة املاجستي لقسم تعليم . (مقاطعة باندانغ مبنطقة تولوانغااغونغاألزهار يف

عة موالنا مالك إبراهيم لمدرسة اإلبتدائية بكلية الدراسات العليا جاماملعلم ل ،حممد جعفاردكتور احلج األستاذ ال)املشرف األال . اإلسالمية احلكومية ماالنج

.(أ.، مزين احملموديداكتور ال)املشرف الثاين .( أغ.م ،.ه.س

.الدينية العملياتبناء السلوك الديين، : الكلمة الرئيسية

التعليم يف إندانيسيا خالل هذه احلالة أكثر اهتماما بعملية حتسني العقل ااملادي , سلوك ااألخالقالقلب االراحي اال جودةا أقل اهتماما لعملية حتسني ااملهارات،

إىل حيتاجة الديني ألطفالابناء سلوك . حيث أن الطالب أكثر ما يعمل السلوك السيئ اليتمن اجلهود إحدىالعمليات الدينية . عليمية الرمسيةمعاجلة جادة يف املؤسسات الت

سلوك يف ممارسة حسن الحسن السي ا بحيث يكون الطال ةتعزز سلوك الطالب الديني .دينيةالتعاليم ال

يف الدينية العملياتوصف إىل تنفيذ ، الاألالاهلدف من هذا البحث هي، مقاطعة باندانغ مبنطقة اغايو ااملدرسة اإلبتدائية األزهار يف ي املدرسة اإلبتدائية احلكومية م

من خالل العمليات ةلطالب الدينيابناء سلوك عملية، الوصف إىل الثاين. تولوانغااغونغمقاطعة اغايو ااملدرسة اإلبتدائية األزهار يف ي يف املدرسة اإلبتدائية احلكومية م الدينية

سلوك الطالب الدينية بعد احلصول ، الوصف إىل الثالث. باندانغ مبنطقة تولوانغااغونغاغايو ااملدرسة اإلبتدائية ي يف املدرسة اإلبتدائية احلكومية م العمليات الدينيةبناء على

.مقاطعة باندانغ مبنطقة تولوانغااغونغاألزهار يف

Page 21: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

xxi

أما .يستخدم هذا البحث املدخل النوعي مع نوع البحث دراسة متعددة احلاالتأما أسلولب مجع البيانات . مصادر البيانات من البيانات األساسية االبيانات الثانوية

حتليل البيانات من احلالة الفردية تشمل أما .بأسلوب املقابلة املتعمقة ااملالحظة االتوثيقإىل حتديد البيانات، اعرض البيانات، اأخذ اإلستنتاج، اكذالك حتليل البيانات عرب

أما حتقيق صحة البيانات يقوم هبا املثابرة على املالحظة، االتثليث، اكفاية .احلاالت .التكامل املرجعي

الدينية يف املدرسة اإلبتدائية العمليات يتم تنفيذ (٠: نتائج هذا البحث هياغايو ااملدرسة اإلبتدائية األزهار هو قراءة الدعاء باجلماعة قبل بداية عملية ي احلكومية م

دقيقة قبل بداية حصة ٠٢ التعليم ابعد هنايتها، حفظ أمساء احلسىن، قراءة القرآنالتعلم ا سور قصية من القرآن، صالة الضحى باجلماعة، صالة الظهر التعليم األاىل، حفظ

باجلماعة، القيام بصالة اجلمعة باجلماعة للذكور، أداء النفقات أا اإلحتفاظ مبصرف من خالل العمليات ةلطالب الدينيا بناء السلوكعملية ( ٥. جيبهم ألداء الصدقات

اغايو ااملدرسة اإلبتدائية األزهار حيتاج إىل ي يف املدرسة اإلبتدائية احلكومية مالدينية الدينية بعد احلصول إىل سلوك الطالب( ٣. ملراقبةالتوجيه اا اخلطابات الدينية،تنظيم،

اغايو ااملدرسة اإلبتدائية األزهار ي حلكومية مالدينية يف املدرسة اإلبتدائية ا العمليات بناءاالطالب .يكون الطالب أكثر مسؤالية اإنضباط يف القيام بالعبادات. يكون أحسن

.أيضا قد يتعاان بعضهم بعضا اقد يقوم بالتنشئة اإلجتماعية أحسن ما ميكن

Page 22: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Pada dasarnya pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia, sebagaimana dirumuskan dalam UU Sisdiknas Nomor

20 Tahun 2003 pasal 3, bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.1

Jenjang pendidikan pada tingkat dasar adalah pondasi utama yang

merupakan salah satu faktor penentu bagi pendidikan pada jenjang

berikutnya. Oleh karena itu keberhasilan proses pendidikan pada tingkat

dasar harus diperhatikan.

Pada masa ini bangsa Indonesia memang masih sedang menghadapi

globalisasi di bidang budaya, etika dan moral, sebagai akibat dari kemajuan

teknologi terutama di bidang informasi melalui media massa yang sangat

canggih menyebabkan peran para guru pada umumnya dan khususnya guru

agama Islam dalam pendidikan mulai bergeser, terutama dalam pembinaan

moralitas siswa. Para siswa saat ini telah banyak mengenal berbagai sumber

1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Page 23: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

2

pembelajaran, ada yang bersifat pedagogis dan mudah dikontrol, dan banyak

pula yang sulit dikontrol.2

Sekolah merupakan salah satu lingkungan yang memberikan pengaruh

besar dalam menanamkan dan membina perilaku beragama atau akhlak

siswa. Namun, di era globalisasi kita dihadapkan pada masalah-masalah

moral dan akhlak yang cukup serius, baik dalam lingkungan keluarga,

masyarakat, sekolah maupun Negara. Hal yang lebih berbahaya, berbagai

perilaku yang tidak mencerminkan akhlak yang mulia, justru dilakukan oleh

para generasi muda. Bahkan, sekarang sekolah bukan lagi tempat yang aman

bagi siswa. Banyak kejadian kriminal yang dilakukan oleh siswa, misalnya

kekerasan, pencurian, perkelahian antar siswa. Selain itu perilaku yang

kurang baik sering dilakukan siswa, misalnya menyontek waktu ujian,

berbohong, dan berani membantah teguran dari guru. Kemajuan bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi selain menawarkan kemudahan dan kenyamanan

hidup, juga membuka peluang kejahatan yang lebih canggih jika ilmu

pengetahuan dan teknologi itu di salah gunakan. Oleh karena itu, sekolah

perlu adanya suatu program atau aktivitas keagamaan yang dapat membantu

dalam rangka usahanya membina perilaku beragama yang meliputi tanggung

jawab, disiplin dan kerjasama siswa.

Peranan sekolah dalam pembentukan perilaku terutama perilaku

beragama sangat penting. Perilaku beragama pada dasarnya memang harus

dibiasakan keberadaannya di dalam diri masing-masing siswa agar memiliki

2 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2007), hlm. 81.

Page 24: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

3

dasar keimanan di dalam hatinya. Sependapat dengan hal tersebut, Al-

Ghazali mengemukakan bahwa perilaku seseorang termasuk perilaku

beragama berasal dari hati. Dengan demikian, perlu usaha aktif dari sekolah

untuk membentuk kebiasaan (habit) sehingga sifat anak akan terukir sejak

dini, agar dapat mengambil keputusan dengan baik dan bijak serta

mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.3

Melihat fenomena seperti itu pembinaan perilaku beragama sangat

dibutuhkan bagi generasi muda agar mereka memiliki pemahaman agama

yang baik khususnya di sekolah untuk tampil dengan citra ibadah yang

kokoh, serta teguh (istiqomah) di dalam menegakkan amar ma’ruf nahi

mungkar. Sebagaimana Firman Allah:

Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi,

mereka melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang

makruf dan mencegah dari yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali

segala urusan.” (QS. al-Hajj: 41).4

Menurut Zakiyah Daradjat, bahwa pembentukan sikap, pembinaan

moral dan pribadi pada umumnya, terjadi melalui pengalaman sejak kecil.

Pendidik atau pembina pertama adalah orang tua, kemudian guru. Semua

pengalaman yang dilalui oleh anak waktu kecilnya, akan merupakan unsur

3 Agus Zaenul Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika di Sekolah,

(Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2012), hlm. 21. 4 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: CV Diponegoro,

2007), hlm. 337.

Page 25: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

4

penting dalam pribadinya. Sebagaimana kata Ibnu Umar “Bimbinglah

putramu karena engkau bertanggungjawab tentang putramu, adab apa yang

engkau tanamkan kepadanya dan ilmu apa yang engkau ajarkan

kepadanya”.5

Sekolah merupakan salah satu tempat membina, mempersiapkan anak

didik, tempat bergaul dengan teman sebaya serta tempat berkumpul para

guru. Oleh karena itu, sangat perlu sekali jika pembinaan perilaku beragama

tersebut dilakukan melalui aktivitas keagamaan di madrasah atau sekolah, di

samping dalam kehidupan keluarga, karena dengan aktivitas keagamaan

dapat mengarahkan siswa untuk selalu berperilaku yang terpuji serta

menjauhi perilaku yang tercela.

Aktivitas keagamaan merupakan wujud pengamalan dari ajaran agama

yang berlandaskan Al-Quran dan As-sunnah. Di sinilah seorang beragama

dapat mengimplementasikan serta menyebarkan ajaran agama yang dapat

membawa manfaat bagi kehidupan sehari-hari.

Pendidikan di Indonesia selama ini lebih mementingkan proses

peningkatan kemampuan akal, jasmani dan keterampilan, serta kurang

memperhatikan proses peningkatan kualitas kalbu, rohani dan akhlak.

Akibatnya terjadi kesenjangan antara pengetahuan dan pengamalan, antara

gnosis dan praxis dalam kehidupan nilai agama atau dalam praktik

pendidikan agama berubah menjadi pengajaran agama.6 Pendidikan agama

5 Agus Bashori, “Mendidik Anak Membimbing Istri Melayani Keluarga”, Al Umm, (Vol

II, Desember 2012), hlm. 9. 6 Muhaimin, dkk., Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2002), hlm.

88.

Page 26: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

5

Islam dinilai masih terkesan berorientasi pada pengajaran agama yang

bersifat kognitif dan hafalan. Pembelajaran agama kurang berorientasi pada

aspek pengamalan ajaran agama.

Oleh karena itu, guru seharusnya dapat membimbing anak-anak untuk

melaksanakan aktivitas keagamaan dengan baik sehingga seorang siswa tidak

hanya menguasai materi yang diajarkan oleh guru tetapi juga mampu

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan begitu perilaku

beragama siswa menjadi lebih baik. Karena suatu tindakan yang dilakukan

secara terus menerus dalam waktu yang lama akan membekas pada diri

seseorang dan menjadi kepribadian tertentu.

Dalam Islam manusia didorong untuk mengamalkan ilmu pengetahuan

dan mengaktualisasikan keimanan dan ketakwaannya dalam hidup sehari-hari

sebagaimana terkandung di dalam perintah shalat, puasa dan sebagainya.7

Untuk mengaktualisasikan keimanan dan ketakwaan perlu adanya suatu

perbuatan yang berkesinambungan atau terus menerus sehingga nilai-nilai

yang terkandung didalamnya dapat tertanam dalam diri seseorang. Seperti

yang diisyaratkan oleh Allah dalam firman-Nya:

7 Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 132.

Page 27: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

6

Artinya: “Bacalah Kitab (Al-Quran) yang telah diwahyukan kepadamu

(Muhammad) dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah

dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah

(shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah

mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-‘Ankabut: 45)8

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada pembinaan perilaku

beragama melalui aktivitas keagamaan yang dilakukan di MIN Mergayu dan

MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung. Adapun

peneliti memilih objek tersebut, atas beberapa pertimbangan:

1. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mergayu dan Madrasah Ibtidaiyah Al-

Azhaar, keduanya diminati oleh para orang tua untuk memasukkan

anaknya pada sekolah tersebut karena sekolah tersebut sangat maju dan

berkembang.

2. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mergayu dan Madrasah Ibtidaiyah Al-

Azhaar, merupakan lembaga pendidikan Islam yang melakukan

pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas keagamaan.

3. Adanya penanaman nilai-nilai keagamaan yang selalu dikembangkan oleh

masing-masing pihak sekolah.

Selain pertimbangan diatas, dalam melaksanakan aktivitas keagamaan

ada beberapa siswa yang masih perlu diingatkan. Beberapa siswa juga ada

yang melaksanakan aktivitas keagamaan dengan bermain-main. Kondisi di

kelas pada waktu pembelajaran masih ada beberapa siswa yang ramai sendiri

maupun gaduh bersama temannya, kalau dinasehati gurunya tidak

8 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya…, hlm. 401.

Page 28: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

7

memperhatikan, bahkan ada dari sebagian siswa yang menunjukkan perilaku

kurang baik terhadap gurunya.9

Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mergayu dan Madrasah Ibtidaiyah Al-

Azhaar masing-masing mempunyai keunikan dalam pembinaan perilaku

beragama siswa. Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mergayu aktivitas

keagamaan yang dilaksanakan yaitu doa bersama sebelum memulai dan

ketika selesai kegiatan belajar mengajar, membaca Al-Quran 15 menit

sebelum waktu belajar jam pertama dimulai, shalat dhuha berjamaah, hafalan

surat-surat pendek dalam Al-Quran, shalat dzuhur berjamaah, infak atau

menyisihkan sebagian uang saku untuk bersedekah.

Begitu juga di Madrasah Ibtidaiyah Al-Azhaar aktivitas keagamaan

yang dilaksanakan yaitu doa bersama sebelum memulai dan ketika selesai

kegiatan belajar mengajar, menghafalkan Asmaul Husna, membaca Al-Quran

15 menit sebelum waktu belajar jam pertama dimulai, hafalan surat-surat

pendek dalam Al-Quran, shalat dhuha berjamaah, shalat dzuhur berjamaah,

melaksanakan shalat Jumat untuk siswa laki-laki, infak atau menyisihkan

sebagian uang saku untuk bersedekah.

Aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di MIN Mergayu dan MI Al-

azhaar hampir sama tetapi untuk bimbingan dan pembinaan perilaku

beragama siswa terdapat perbedaan.

Dari penjelasan yang dipaparkan di atas, maka disini penulis tertarik

untuk meneliti dengan judul penelitian “Pembinaan Perilaku Beragama

9 Hasil wawancara dan observasi di MIN Mergayu Bandung, pada hari Selasa tanggal 16

Juni 2015, dan hasil wawancara dengan salah satu guru MI Al-Azhaar Bandung pada hari Sabtu

tanggal 20 Juni 2015.

Page 29: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

8

melalui Aktivitas Keagamaan (Studi Multi Kasus di MIN Mergayu dan MI

Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung)”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi fokus

penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan aktivitas keagamaan di MIN Mergayu dan MI

Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung?

2. Bagaimana proses pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas

keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung

Kabupaten Tulungagung?

3. Bagaimana perilaku beragama setelah mendapatkan pembinaan aktivitas

keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung

Kabupaten Tulungagung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan pelaksanaan aktivitas keagamaan di MIN Mergayu dan

MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung.

2. Mendeskripsikan proses pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas

keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung

Kabupaten Tulungagung.

Page 30: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

9

3. Mendeskripsikan perilaku beragama setelah mendapatkan pembinaan

aktivitas keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan

Bandung Kabupaten Tulungagung.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi

pemikiran bagi pemerhati di bidang pendidikan untuk dapat melakukan

penelitian tentang pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas

keagamaan yang lebih mendalam, khususnya di Madrasah Ibtidaiyah

atau Sekolah Dasar.

2. Secara Praktis

a. Kepala Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan bagi para penentu kebijakan dalam

mengambil keputusan tentang kebijakan pembinaan perilaku

beragama siswa, khususnya melalui aktivitas keagamaan siswa di

madrasah atau sekolah.

b. Bagi Guru

Sebagai bahan rujukan bagi guru, dalam membina perilaku siswa

melalui aktivitas keagamaan di madrasah atau sekolah agar dapat

meningkatkan pemahaman agama sehingga berdampak positif

terhadap perilaku beragama siswa.

Page 31: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

10

c. Bagi Siswa

Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk melaksanakan aktivitas

keagamaan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.

d. Peneliti Lain

Penelitian ini berguna sebagai salah satu masukan dan bahan

yang dapat dijadikan referensi dalam penelitiannya yang berkenaan

dengan pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas keagamaan.

E. Originalitas Penelitian

Sebagai bukti orisinalitasnya penelitian ini, peneliti melakukan kajian

pada beberapa penelitian terdahulu (literature review), dengan tujuan untuk

mengetahui adanya relevansi dengan penelitian ini, di samping itu untuk

menghindari pengulangan atau persamaan terhadap penelitian tentang

pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas keagamaan. Peneliti

menemukan beberapa penelitian terdahulu terkait dengan judul tersebut,

antara lain sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Anda Juanda (2011), dengan judul

“Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Serta Implikasinya Terhadap Perilaku Keberagamaan Siswa MTS Negeri

dan SMP Negeri.”10

Disertasi ini merupakan akumulasi hasil penelitian

empiris yang menggambarkan secara singkat bahwa perilaku

keberagamaan siswa MTs Negeri dan SMP Negeri. Perilaku

10

Anda Juanda, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Serta Implikasinya Terhadap Perilaku Keberagamaan Siswa MTS Negeri dan SMP Negeri

Bandung, Disertasi, Program Doktor Universitas Pendidikan Indonesia, 2011.

Page 32: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

11

keberagamaannya menunjukkan ketidak sesuaian antara pendidikan

agama yang dipelajari dengan tingkah laku. Indikator tersebut

menggambarkan perilaku keberagamaan mereka menunjukkan instabil

(mudah goyah) baik dalam menjalankan ibadah “makhdah” dan “ibadah

ghairi makhdah”. Ibadah makhdah hubungan dengan Allah terkait dengan

ibadah ritual. Ibadah ini mereka lakukan kadang-kadang taat dan kadang

malas. Ibadah ghairi makhdah hubungan dengan sesama manusia mereka

lakukan kadang-kadang berlaku terpuji, kadang-kadang menampilkan

perilaku tidak terpuji. Atas dasar ini pengkajian perilaku keberagamaan

siswa tersebut perlu diteliti berdasarkan pendekatan kuantitatif dan

menggunakan metode penelitian survey.

Temuan penelitian perilaku keberagamaan siswa antara siswa MTs

Negeri dengan SMP Negeri berdasarkan uji “t” dan uji “F (ANOVA)”

menunjukkan sebagai berikut: pada umumnya perilaku keberagamaan

siswa MTs Negeri dalam menjalankan ibadah makhdah lebih taat

daripada siswa SMP Negeri, sedangkan dalam menjalankan ibadah ghairi

makhdah antara siswa MTs Negeri dengan siswa SMP Negeri

perbedaannya tidak terlalu jauh. Hal ini disebabkan beberapa faktor: (1)

jumlah jam pelajaran pendidikan agama Islam untuk siswa MTs 6 jam,

sedangkan di SMP Negeri hanya dua jam pelajaran. Kurikulum MTs

Negeri bersifat Curriculum Separated artinya setiap pelajaran agama

(Aqidah-Akhlaq, Qur’an-Hadits, Fiqih, SKI, Bhs. Arab, diajarkan oleh

satu orang guru sehingga keagamaan siswa lebih mendalam. Berbeda

Page 33: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

12

dengan SMP Negeri kurikulum bersifat Integrated Curriculum artinya

pelajaran agama disatukan dan diajarkan oleh satu orang guru sehingga

siswa kurang mendalam menguasai pendidikan agama Islam.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Shodiq (2012), dengan judul “Strategi

Pembinaan Aktivitas Keagamaan Siswa di SDN Trangkilan dan SDN

Tlogoarum 01 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati.”11

Penelitian ini

bertujuan menjelaskan strategi pembinaan aktivitas keagamaan siswa di

Sekolah Dasar Negeri Tlogoarum dan Sekolah Dasar Negeri Trangkilan

Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati, dan menganalisis faktor-faktor

penghambat dan solusinya dalam pembinaan aktivitas keberagamaan

siswa di Sekolah Dasar Negeri Tlogoarum dan Sekolah Dasar Negeri

Trangkilan Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati. Penelitian ini

merupakan jenis penelitian kualitatif yang berdasarkan studi lapangan

(field research) dengan pendekatan phenomenologis.

Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembinaan

aktivitas keagamaan Siswa di SDN Tlogoarum 01 dan di SDN

Trangkilan: Mengoptimalkan pembinaan aktivitas keagamaan siswa di

SDN Tlogoarum 01 dan di SDN Trangkilan. Mengoptimalkan penerapan

kontrol bagi siswa dalam segala aktivitas pengamalan budaya agama di

sekolah. Siswa yang ada harus melakukan kegiatan sesuai dengan

program. Semua guru membantu dan mendukung dalam mendampingi

siswa untuk pembinaan aktivitas keberagamaan di SDN Tlogoarum 01

11

Shodiq, Strategi Pembinaan Aktivitas Keagamaan Siswa di Sekolah Dasar Negeri

Tlogoarum 01 dan Sekolah Dasar Negeri Trangkilan Kecamatan Wedari Jaksa Kabupaten Pati,

Tesis, Program Pascasarjana Studi Islam IAIN Walisongo, 2012.

Page 34: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

13

dan di SDN Trangkilan. Fasilitas yang terpenuhi secara penuh dalam

aktivitasnya. Semua guru diberi tugas sesuai dengan jabatannya. Sekolah

akan persepsi masyarakat sebagai sekolah yang banyak aturan dan

program yang seolah-olah di luar kegiatan akademik. Kesiapan pihak

internal akan konsekuensi logis yang harus dilaksanakan dalam

perwujudan suasana keberagamaan di sekolah. Adapun temuan-temuan

strategi pembinaan aktivitas keagamaan siswa di SDN Tlogoarum 01 dan

di SDN Trangkilan antara lain : Penambahan jam di luar PBM melalui

ekskul keagamaan. Memberi tugas untuk banyak belajar di rumah,

misalkan; mengerjakan PR pada LKS, dan membuat kaligrafi. Mencari

tambahan materi agama di luar sekolah. Setiap pembelajaran PAI siswa

diharuskan membawa buku LKS. Pada waktu jam istirahat pertama

sekitar jam 09.15-09.45 siswa dijadwal melaksanakan shalat dhuha untuk

kelas IV -VI.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi (2013), “Metode Penanaman

Nilai-Nilai Agama Islam dalam Pembentukan Perilaku Keagamaan Siswa

di Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 28 Solo Baru Sukoharjo.”12

Penelitian

ini memfokuskan kajiannya untuk mengetahui metode yang dipakai

dalam menanamkan nilai‐nilai agama Islam serta faktor apa yang menjadi

pendukung dan penghambat penanaman nilai‐nilai agama Islam dalam

pembentukan perilaku keagamaan siswa di SD Islam Al Azhar 28 Solo

Baru Sukoharjo. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah

12

Mulyadi, Metode Penanaman Nilai-Nilai Agama Islam dalam Pembentukan Perilaku

Keagamaan Siswa di Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 28 Solo Baru Sukoharjo, Tesis, Program

Pascasarjana Pendidikan islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.

Page 35: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

14

metode induktif yang bersifat prospektif dianalisis secara deskriptif

kualitatif (berupa kata‐kata tertulis dari orang dan perilaku yang diamati).

Hasil penelitian ini adalah metode penanaman nilai‐nilai agama

Islam dalam pembentukan perilaku keagamaan siswa di Sekolah Dasar

Islam Al‐Azhar 28 Solo Baru Sukoharjo adalah melalui: (1) Budaya

sekolah merupakan kegiatan pembiasaan yang dilakukan di dalam

lingkungan sekolah yang menanamkan nilai-nilai Islam dan bersumber

dari Al‐Quran dan Hadits. Pelaksanaannya dengan ajakan dan

pembiasaan, proses penyadaran emosi, serta proses pendisiplinan atau

penegakan aturan bagi murid yang melanggar. (2) Kegiatan belajar

mengajar merupakan proses penanaman perilaku keagamaan anak yang

berbasis pada nilai-nilai Islam, guru selalu mengaitkan materi

pembelajaran dengan nilai‐nilai Islam dan memberikan nasehat, arahan,

petuah, dan petunjuk supaya murid terbiasa berperilaku baik sesuai

dengan nilai‐nilai Islam, yang dilakukan sebelum atau sesudah

menyampaikan materi atau di sela‐sela penyampaian materi. (3) Pelibatan

orang tua murid. (4) Slogan atau tulisan‐tulisan yang dipajang pada setiap

sudut sekolah.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Tarlan Rohendi (2013), “Pembinaan

Nilai-Nilai dan Perilaku Keagamaan di SLTP: Studi Kasus tentang

Upaya Kepala Sekolah SLTP Negeri 1 Katapang dan Kepala Madrasah

Page 36: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

15

MTS Al-Haq Margahayu Kabupaten Bandung.”13

Penelitian ini mencari

dan mengkaji pola pembinaan nilai-nilai dan perilaku keagamaan siswa

yang dikembangkan di sekolah. Sedangkan metode yang digunakan

metode deskriptif dengan pendekatan fenomenologi.

Dari hasil penelitian ini dapat diungkapkan bahwa sivitas

akademika sekolah sangat penting untuk melaksanakan proses pembinaan

nilai-nilai dan perilaku siswa dengan cara dan upaya yang harus

dilakukan. Proses penanaman nilai-nilai dan perilaku keagamaan di

sekolah memiliki kekhasan tersendiri, mengingat kualitas guru, masukan

siswa, dan pola kepemimpinan Kepala Sekolah yang berbeda. Seterusnya

dalam penelitian ini diperoleh temuan makna, bahwa proses

penataan fisik dan psikis yang dilakukan guru dan Kepala Sekolah

mengacu kepada tujuan lembaga sebagai tempat pembinaan nilai-nilai

dan perilaku keagamaan siswa. Di samping itu, bahwa temuan masalah

yang didapat pada intinya disebabkan oleh berbagai faktor keterbatasan

yang dimiliki sekolah. Dengan demikian, proses pembinaan yang

dilakukan guru dan Kepala Sekolah di sekolah berguna bagi siswa dan

sekolah serta bagi pengurus atau yayasan.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Atik Masruroh (2015), dengan judul

“Pengembangan Kegiatan Keagamaan Dalam Membentuk Kepribadian

Peserta Didik (Studi Multisitus di MIN Kunir Wonodadi Blitar dan MIN

13

Tarlan Rohendi, Pembinaan Nilai-Nilai dan Perilaku Keagamaan di SLTP: Studi

Kasus tentang Upaya Kepala Sekolah SLTP Negeri 1 Katapang dan Kepala Madrasah MTS Al-

Haq Margahayu Kabupaten Bandung, Tesis, Program Pascasarjana Pendidikan Umum Universitas

Pendidikan Indonesia, 2013.

Page 37: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

16

Kolomayan Wonodadi Blitar).”14

Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk

memaparkan kegiatan keagamaan peserta didik dan pelaksanannya dalam

membentuk kepribadian peserta didik di MIN Kunir Wonodadi Blitar dan

di MIN Kolomayan Wonodadi Blitar. 2) Untuk memaparkan upaya

sekolah dalam membentuk kepribadian peserta didik melalui kegitan

keagamaan di MIN Kunir Wonodadi Blitar dan di MIN Kolomayan

Wonodadi Blitar. 3) Untuk memaparkan kegiatan keagamaan dan

pelaksanannya dapat membentuk kepribadian peserta didik di MIN Kunir

Wonodadi Blitar dan di MIN Kolomayan Wonodadi Blitar. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan

kualitatif dengan jenis multisitus.

Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Kegiatan keagamaan berupa

kegiatan keagamaan rutin tiap hari, mingguan, bulanan dan tahunan. 2)

Upaya sekolah untuk membentuk kepribadian peserta didik dapat

dilakukan dengan cara pembiasaan,pengembangan pendidikan agama

islam, dan keteladanan activitas sekolah. 3) Kegiatan keagamaan dapat

membentuk kepribadian peserta didik mampu mempengaruhi keefektifan

peserta didik.

Untuk itu pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian dalam bentuk

tabel sebagai pembanding dengan penelitian yang dilakukan ini. Tabel ini

14

Atik Masruroh, Pengembangan Kegiatan Keagamaan Dalam Membentuk Kepribadian

Peserta Didik (Studi Multisitus di MIN Kunir Wonodadi Blitar dan MIN Kolomayan Wonodadi

Blitar), Tesis, Ilmu Pendidikan Dasar Islam (IPDI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Tulungagung, 2015.

Page 38: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

17

sekaligus sebagai sarana untuk mengetahui posisi penelitian ini terhadap

penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti lain.

Tabel 1.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No

Nama Peneliti,

Judul dan Tahun

Penelitian

Persamaan Perbedaan Originalitas

Penelitian

1. Anda Juanda,

Pengembangan

dan Implementasi

Kurikulum

Pendidikan Agama

Islam Serta

Implikasinya

Terhadap Perilaku

Keberagamaan

Siswa MTS Negeri

dan SMP Negeri

Bandung,

Disertasi, Program

Doktor Universitas

Pendidikan

Indonesia, 2011.

1. Implikasi-

nya

terhadap

perilaku

keagamaan.

1. Mengguna-

kan

pengemba-

ngan dan

implemen-

tasi

kurikulum

pendidikan

agama

Islam.

2. Mengguna-

kan

penelitian

kuantitatif.

“Pembinaan

Perilaku

Beragama

Melalui

Aktivitas

Keagamaan

(Studi Multi

Kasus di MIN

Mergayu dan

MI Al-Azhaar

Kecamatan

Bandung

Kabupaten

Tulungagung)”

2. Shodiq, Strategi

Pembinaan

Aktivitas

Keagamaan Siswa

di Sekolah Dasar

Negeri Tlogoarum

01 dan Sekolah

Dasar Negeri

Trangkilan

Kecamatan

Wedari Jaksa

Kabupaten Pati,

Tesis, Program

Pascasarjana Studi

Islam IAIN

Walisongo

Semarang, 2012.

1. Pembinaan

mengguna-

kan

aktivitas

keagamaan.

2. Mengguna-

kan

pendekatan

penelitian

kualitatif.

1. Objek

penelitian

dilakukan

pada 2

SDN.

2. Strategi

pembinaan

keagamaan

siswa di

SDN

Tlogoa-

rum 01 dan

di SDN

Trangkilan

antara lain :

Penambah-

an jam di

luar PBM

melalui

Page 39: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

18

ekskul

keagamaan.

Memberi

tugas untuk

banyak

belajar di

rumah,

misalkan;

mengerja-

kan PR

pada LKS,

dan

membuat

kaligrafi.

Mencari

tambahan

materi

agama di

luar

sekolah.

3. Mulyadi, Metode

Penanaman Nilai-

Nilai Agama Islam

dalam

Pembentukan

Perilaku

Keagamaan Siswa

di Sekolah Dasar

Islam Al-Azhar 28

Solo Baru

Sukoharjo, Tesis,

Program

Pascasarjana

Pendidikan islam

Universitas

Muhammadiyah

Surakarta, 2013.

1. Pembentuk-

an perilaku

keagamaan.

2. Mengguna-

kan

pendekatan

deskriptif

kualitatif.

1. Objek

penelitian

dilakukan

pada satu

sekolah

yaitu di

Sekolah

Dasar

Islam Al-

Azhar 28

Solo Baru

Sukoharjo.

2. Metode

penanaman

nilai-nilai

agama

Islam

dalam

membentuk

perilaku

keagamaan

siswa.

4. Tarlan Rohendi,

Pembinaan Nilai-

Nilai dan Perilaku

Keagamaan di

1. Pembinaan

perilaku

keagamaan .

2. Mengguna-

1. Objek

penelitian

dilakukan

pada dua

Page 40: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

19

SLTP: Studi Kasus

tentang Upaya

Kepala Sekolah

SLTP Negeri 1

Katapang dan

Kepala Madrasah

MTS Al-Haq

Margahayu

Kabupaten

Bandung, Tesis,

Program

Pascasarjana

Pendidikan Umum

Universitas

Pendidikan

Indonesia, 2013.

kan metode

deskriptif.

sekolah

yaitu SLTP

dan MTS.

2. Pembinaan

nilai-nilai

dan

perilaku

keagamaan

dilakukan

dengan

upaya

Kepala

Sekolah.

5. Atik Masruroh,

Pengembangan

Kegiatan

Keagamaan

Dalam Membentuk

Kepribadian

Peserta Didik

(Studi Multisitus di

MIN Kunir

Wonodadi Blitar

dan MIN

Kolomayan

Wonodadi Blitar),

Tesis, Ilmu

Pendidikan Dasar

Islam (IPDI)

Institut Agama

Islam Negeri

(IAIN)

Tulungagung,

2015.

1. Pengemba-

ngan

kegiatan

keagamaan

dalam

membentuk

kepribadian

peserta

didik.

2. Mengguna-

kan

pendekatan

deskriptif

kualitatif.

1. Objek

penelitian

dilakukan

pada dua

MIN.

2. Mengguna-

kan

penelitian

studi multi

situs.

Berbeda dengan penelitian diatas, penelitian ini mengambil subjek pada

lembaga pendidikan MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung

Kabupaten Tulungagung, yang telah melakukan aktivitas keagamaan dalam

membina perilaku beragama siswa. Penelitian ini bersifat studi multi kasus

Page 41: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

20

dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pembinaan perilaku beragama

melalui aktivitas keagamaan.

F. Definisi Istilah

Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam penafsiran, sebelum

membahas yang lebih lanjut, maka penulis akan menjelaskan judul penelitian

yaitu sebagai berikut:

1. Pembinaan berasal dari kata “bina” yang berarti bangun kemudian

mendapat imbuhan “pe” dan “an” menjadi pembinaan yang memiliki arti

membangun.15

Maka dengan kata lain pembinaan merupakan usaha untuk

membangun yang berarti melakukan tindakan untuk menuju ke arah yang

lebih baik.

2. Perilaku yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala macam

pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud

dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Agama adalah peraturan

hidup lahir dan batin berdasarkan keyakinan dan kepercayaan yang

bersumber kepada kitab suci dalam hal ini adalah Al-Quran dan sunnah.

Secara definisi dapat diartikan bahwa perilaku beragama adalah “Bentuk

atau ekspresi jiwa dalam berbuat, berbicara sesuai dengan ajaran

agama”.16

Dalam penelitian ini bentuk perilaku beragama siswa

difokuskan pada perilaku tanggung jawab, disiplin, dan kerjasama.

15

Masdar Helmi, Peranan Dakwah Islam dalam Pembinaan Ummat, (Semarang: Lemb.

Panel dan Latihan, 1971), hlm. 8. 16

Acimun, Istigfar: Perilaku beragama dalam

http://istigfar.blogspot.com/2010/12/perilaku-beragama.html diakses pada tanggal 20 Mei 2015.

Page 42: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

21

3. Aktivitas keagamaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan bidang

keagamaan yang ada dalam kehidupan masyarakat dalam melaksanakan

dan menjalankan ajaran Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.17

Aktivitas keagamaan di sekolah atau madrasah yaitu doa bersama

sebelum memulai dan ketika selesai kegiatan belajar mengajar,

menghafalkan Asmaul Husna, membaca Al-Quran 15 menit sebelum

waktu belajar jam pertama dimulai, hafalan surat-surat pendek dalam Al-

Quran, shalat dhuha berjamaah, shalat dzuhur berjamaah, melaksanakan

shalat Jumat untuk siswa laki-laki, infak atau menyisihkan sebagian uang

saku untuk bersedekah.

Berdasarkan definisi istilah diatas maka yang dimaksud dengan judul

penelitian pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas keagamaan adalah

usaha untuk melakukan tindakan agar suatu perbuatan seseorang baik tingkah

laku maupun dalam berbicara yang didasarkan dalam petunjuk ajaran agama

Islam melalui kegiatan yang berkaitan dengan bidang keagamaan yang ada

dalam kehidupan masyarakat dalam melaksanakan dan menjalankan ajaran

Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran mengenai laporan penelitian ini, maka

sistematika pembahasannya disusun sebagai berikut:

17

Jalaluddin, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 1993), hlm. 56.

Page 43: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

22

Bab pertama, merupakan pendahuluan yang didalamnya terdapat sub

pembahasan antara lain tentang konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, originalitas penelitian, definisi istilah, dan

sistematika penulisan.

Bab kedua, adalah bab yang berisi kajian teori yang didalamnya

membahas tentang pembinaan perilaku beragama, aktivitas keagamaan,

pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas keagamaan.

Bab ketiga, dalam bab ini khusus membahas tentang metode

penelitian mencakup pembahasan tentang pendekatan dan jenis penelitian,

lokasi penelitian, kehadiran peneliti, rancangan penelitian, data dan sumber

data, teknik pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan

tahap penelitian.

Bab keempat, merupakan bab tentang pemaparan data dan temuan

penelitian yang terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, paparan data

tentang pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas keagamaan di MIN

Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung,

dan hasil temuan penelitian.

Bab kelima, merupakan bab tentang diskusi hasil penelitian yang

didalamnya terdiri dari pembahasan data hasil penelitian yaitu pelaksanaan

aktivitas keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan

Bandung Kabupaten Tulungagung, proses pembinaan perilaku beragama

melalui aktivitas keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan

Bandung Kabupaten Tulungagung dan perilaku beragama setelah

Page 44: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

23

mendapatkan pembinaan aktivitas keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-

Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung.

Bab keenam, merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan,

implikasi, dan saran.

Page 45: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

24

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembinaan Perilaku Beragama

1. Pengertian Pembinaan Perilaku Beragama

Pembinaan berasal dari kata “bina” yang berarti bangun kemudian

mendapat imbuhan “pe” dan “an” menjadi pembinaan yang memiliki arti

membangun.1 Maka dengan kata lain pembinaan merupakan usaha untuk

membangun yang berarti melakukan tindakan untuk menuju ke arah yang

lebih baik.

Secara terminologi pembinaan memiliki pengertian suatu usaha

yang dilakukan dengan sadar, teratur, terarah dan bertanggung jawab

untuk mengembangkan kepribadian dengan segala aspeknya.2

Pembinaan adalah proses, pembuatan, cara pembinaan,

pembaharuan, usaha dan tindakan atau kegiatan yang dilakukan secara

berdaya guna dan berhasil guna dengan baik.

Selain itu pembinaan juga dapat diartikan: “bantuan dari seseorang

atau sekelompok orang yang ditujukan kepada orang atau sekelompok

orang lain melalui materi pembinaan dengan tujuan dapat

mengembangkan kemampuan, sehingga tercapai apa yang diharapkan”.3

Pembinaan dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu berasal

dari sudut pembaharuan dan berasal dari sudut pengawasan. Pembinaan

1 Masdar Helmi, Peranan Dakwah Islam dalam Pembinaan Ummat, (Semarang: Lemb.

Panel dan Latihan, 1971), hlm. 8. 2 Depag RI, Pola Pembinaan Mahasiswa IAIN, (Jakarta: al-Ma’arif, 1983), hlm. 6.

3 Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 144.

Page 46: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

25

yang berasal dari sudut pembaharuan yaitu mengubah sesuatu menjadi

yang baru dan memiliki nilai-nilai lebih baik bagi kehidupan masa yang

akan datang. Sedangkan pembinaan yang berasal dari sudut pengawasan

yaitu usaha untuk membuat sesuatu lebih sesuai dengan kebutuhan yang

telah direncanakan.

Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam

pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud

dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain,

perilaku merupakan respon atau reaksi seorang individu terhadap

stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini

dapat bersifat pasif (tanpa tindakan: berpikir, berpendapat, bersikap)

maupun aktif (melakukan tindakan). Sesuai dengan batasan ini, perilaku

dapat di rumuskan sebagai bentuk pengalaman dan interaksi individu

dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan

sikap. Perilaku aktif dapat dilihat, sedangkan perilaku pasif tidak tampak,

seperti pengetahuan, persepsi, atau motivasi. Beberapa ahli membedakan

bentuk-bentuk perilaku ke dalam tiga domain yaitu pengetahuan, sikap,

dan tindakan atau sering kita dengar dengan istilah knowledge, attitude,

practice.4

Sedangkan menurut Sarlito Wirawan perilaku atau tingkah laku

merupakan perbuatan manusia yang tidak terjadi secara sporadis (timbul

4 R. Chandra, Kajian Pustaka tentang Perilaku, dalam

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34615/4/Chapter%2520II.pdf diakses pada tanggal

15 Mei 2015.

Page 47: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

26

dan hilang disaat-saat tertentu), tetapi ada kelangsungan (kontinuitas)

antara satu perbuatan dengan perbuatan lainnya.5

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk

hidup yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis

semua makhluk hidup mulai tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan

manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-

masing.

Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk

berpendapat, berfikir, bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan

refleksi dari berbagai macam aspek, baik fisik maupun non fisik. Menurut

Soekidjo Notoatmodjo, perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan

yang dilakukan oleh makhluk hidup.6

Dari beberapa pengertian masalah perilaku atau tingkah laku

tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa perilaku merupakan suatu

aktivitas yang timbul dari dalam diri kita sendiri karena ada respon dari

luar sehingga terbentuklah perilaku yang positif atau sebaliknya.

Perubahan perilaku ditentukan oleh perubahan sikap terhadap sesuatu.

Artinya, untuk mengubah arah atau mengarahkan perilaku seseorang

mesti mengubah dulu sikapnya. Kecenderungan berperilaku merupakan

konsekuensi logis dari suatu keyakinan dan perasaan individu terhadap

5 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: PT Bulan Bintang,

1996), hlm. 24. 6 Yohana Ratih, Konsep Perilaku, dalam

https://yohanaratihep.wordpress.com/2013/02/22/makalah-konsep-perilaku/ diakses pada tanggal

16 Mei 2015.

Page 48: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

27

obyek. Bila seseorang yakin bahwa obyek itu baik, maka ia harus siap

menerima obyek tersebut.

Sedangkan pengertian agama adalah kepercayaan kepada Tuhan

yang selalu hidup, yakni kepada jiwa dan kehendak Ilahi yang mengatur

alam semesta. Dalam pandangan fungsionalisme, agama (religion atau

religi) adalah satu system yang kompleks yang terdiri dari kepercayaan,

keyakinan, sikap-sikap dan upacara-upacara yang menghubungkan

individu dengan satu keberadaan wujud yang bersifat ketuhanan.7

Menurut AR. Fachruddin bahwa agama adalah :

Peraturan hidup lahir dan batin yang berasal dari wahyu Allah dimana

orang mempunyai rasa, anggapan atau kepercayaan bahwa tiap-tiap

tindakannya akan mendapatkan pembalasan sesudah mati. Baik tindakan

yang baik maupun tindakan yang buruk. Agama juga merupakan petunjuk

Allah bukan sembarang peraturan yang sekedar dibuat-buat atau

dikarang-karang.8

Sedangkan menurut Glock dan Stark, agama adalah sistem simbol,

sistem keyakinan, sistem nilai, dan sistem perilaku yang terlembagakan

yang semuanya berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai

yang paling maknawi.9

Seluruh sistem tersebut berpusat pada satu konsep, yaitu

ketuhanan. Maksudnya agama merupakan sistem yang mengatur

hubungan antara manusia dengan kekuatan adikodrati, yang dipandang

sakral (suci atau kudus).

7 JP. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, terj. Kartini Kartono, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2004), hlm. 428. 8 Acimun, Istigfar: Perilaku beragama dalam

http://istigfar.blogspot.com/2010/12/perilaku-beragama.html diakses pada tanggal 20 Mei 2015. 9 Robert H. Thoules, Pengantar Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo, 2003), hlm.

10.

Page 49: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

28

Hubungan manusia dengan Tuhan lebih banyak berbentuk respon

emosional yang beragam. Respon itu bisa mengambil bentuk perasaan

takut, seperti yang terdapat dalam agama-agama monoteisme. Bentuk-

bentuk respon tersebut pada gilirannya akan menciptakan nilai yang

menjadi dasar bagi cara hidup manusia beragama. Dalam Al-Quran,

kecenderungan alamiah itu disebut fitrah. Karena fitrah inilah, manusia

pada dasarnya memiliki kebutuhan instrinsik untuk beragama. Dalam Al-

Quran surat Ar-Rum ayat 30 Allah SWT berfirman:

Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama

(Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah Menciptakan manusia

menurut (fitrah) itu.(Fitrah Allah maksudnya ciptaan Allah. Manusia

Diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid.

Kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar).

(Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak

mengetahui.”10

Agama dipeluk dan dihayati oleh manusia, praktik dan

penghayatan agama tersebut diistilahkan sebagai keberagamaan

(religiusitas). Keberagamaannya, manusia menemukan dimensi terdalam

dirinya yang menyentuh emosi dan jiwa. Oleh karena itu, keberagamaan

10

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya…, hlm. 407.

Page 50: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

29

yang baik akan membawa tiap individu memiliki jiwa yang sehat dan

membentuk kepribadian yang kokoh dan seimbang.

Oleh karena itu ada pendapat yang menyatakan bahwa perilaku

beragama adalah tingkah laku yang didasarkan atas kesadaran tentang

adanya yang maha kuasa.11

Secara definisi dapat diartikan bahwa perilaku beragama adalah

“bentuk atau ekspresi jiwa dalam berbuat, berbicara sesuai dengan ajaran

agama”.

Perspektif Islam dalam perilaku beragama dijelaskan pada Al-

Quran di bawah ini:

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam

Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah

setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 208)12

Allah menuntut orang beriman (Islam) untuk beragama secara

menyeluruh tidak hanya satu aspek atau dimensi tertentu saja, melainkan

terjalin secara harmonis dan berkesinambungan. Oleh karena itu, setiap

muslim baik dalam berfikir, bersikap maupun bertindak haruslah

didasarkan pada nilai dan norma ajaran Islam.

11

Djamaluddin Ancok, Psikologi Islam: Solusi Islam atas Problem-problem Psikologi,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), hlm. 76. 12

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya…, hlm. 32.

Page 51: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

30

Perilaku beragama merupakan segala bentuk perilaku yang bersifat

dapat diamati yang didasarkan atas kesadaran adanya Tuhan Yang Maha

Kuasa, dimana dengan kesadaran tersebut maka perilaku-perilaku yang

ditunjukkan sesuai dengan tuntutan Tuhan (agamanya).

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, pembinaan adalah

usaha untuk melakukan tindakan menuju kearah yang lebih baik. Perilaku

adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta

dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan agama

adalah peraturan hidup lahir dan batin berdasarkan keyakinan dan

kepercayaan yang bersumber kepada kitab suci dalam hal ini adalah Al-

Quran dan sunnah.

Definisi di atas menunjukkan bahwa pembinaan perilaku beragama

pada dasarnya adalah usaha untuk melakukan tindakan agar suatu

perbuatan seseorang baik dalam tingkah laku maupun dalam berbicara

yang didasarkan dalam petunjuk ajaran agama Islam.

Dalam pelaksanaannya pembinaan perilaku beragama pasti

memiliki tujuan, Zakiah Daradjat berpendapat bahwa tujuan pembinaan

adalah untuk membina moral atau mental seseorang ke arah agama sesuai

dengan ajaran agama, artinya setelah pembinaan itu terjadi, orang dengan

sendirinya akan menjadikan agama sebagai pedoman dan pengendali

tingkah laku, sikap dan gerak-geriknya dalam hidupnya.13

13

Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Moral, (Jakarta: Bulan Bintang,

1982), hlm. 68.

Page 52: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

31

Dari beberapa definisi di atas, dapat dipahami bahwa dalam

pembinaan perilaku beragama terdapat unsur tujuan, materi, proses, cara,

pembaharuan, dan tindakan pembinaan.

2. Bentuk-Bentuk Perilaku Beragama

Terbentuknya perilaku beragama ditentukan oleh keseluruhan

pengalaman yang disadari oleh pribadi anak, kesadaran merupakan sebab

dari tingkah laku, artinya bahwa apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh

individu itu menentukan apa yang akan diajarkan. Adanya nilai-nilai

agama yang dominan mewarnai seluruh kepribadian seseorang dan ikut

serta menentukan pembentukan perilakunya.14

Kesadaran beragama akan mengkristal dalam pribadi orang yang

beriman dan bertaqwa dengan wujud kepatuhan terhadap Allah yang

dilandasi oleh keyakinan dalam diri seseorang mengenai pentingnya

seperangkat nilai yang dianut. Karena kepatuhan, maka niat, ucapan,

pikiran, tindakan, perilaku dan tujuan senantiasa diupayakan berada

dalam ligkup nilai-nilai yang diyakini.

Akhlak yang baik dapat pula diperoleh dengan memperhatikan

orang-orang baik dan bergaul dengan mereka, secara alamiah manusia itu

meniru, tabiat seseorang tanpa sadar bisa mendapat kebaikan dan

keburukan dari tabiat orang lain. Interaksi edukatif antara individu

14

Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 69.

Page 53: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

32

dengan individu lainnya yang berdasarkan nilai-nilai Islami agar dalam

masyarakat itu tercipta masyarakat yang berakhlakul karimah.15

Dengan menciptakan suasana religius (keagamaan) di sekolah

proses sosialisasi yang dilakukan siswa di sekolah akan dapat

mewujudkan manusia yang menghayati dan mengamalkan agamanya,

sehingga kelak apabila mereka terjun dalam masyarakat akan dapat

mewujudkannya. Jadi sekolah adalah pintu menuju hidup di masyarakat.

Menurut Abdul Latief, internalisasi nilai lebih dominan dilakukan oleh

pendidik di sekolah daripada pendidik di rumah (orang tua).16

Dalam penelitian ini bentuk perilaku beragama siswa difokuskan

pada perilaku tanggung jawab, disiplin dan kerjasama. Adapun

penjelasannya sebagai berikut:

a. Tanggung jawab

Pengertian sikap tanggung jawab secara umum tidak terlepas dari

sesuatu hal yang harus dilaksanakan dan diimplementasikan dengan

nilai-nilai yang terikat didalamnya. Tanggung jawab merupakan sikap

atau perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya

sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan

Yang Maha Esa.17

15

M. Abdul Quasem, Etika Al-Ghazali: Etika Majemuk di Dalam Islam, (Bandung:

Pustaka, 1988), hlm. 94. 16

Abdul Latief, Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan, (Bandung: PT. Reflika

Aditama, 2009), hlm. 30-32. 17

Arismantoro, Tinjaun Berbagai Aspek Character Building, Cet. I, (Jakarta: Tiara

Wacana, 2008), hlm. 29.

Page 54: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

33

Pada prinsipnya tanggung jawab dalam Islam itu berdasarkan

atas perbuatan individu sebagaimana ditegaskan dalam surat Al-

Muddatstsir ayat 38:

Artinya: “Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah

dilakukannya.”18

Tanggung jawab sebagai umat-Nya adalah menjalankan perintah-

Nya dan menjauhi larangan-Nya. Tanggung jawab adalah sifat terpuji

yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tanggung

jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Perasaan

hati yang mempunyai pengaruh besar dalam mengarahkan sikap

menuju hal positif.

b. Disiplin

Ditinjau dari asal kata, kata disiplin berasal dari bahasa latin

discere yang memiliki arti belajar. Dari kata ini kemudian muncul

kata disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan.19

Disiplin bukan merupakan sikap mental yang dibawa sejak lahir,

tetapi banyak dipengaruhi oleh pengalaman di lingkungan sekitar,

khususnya pengalaman pendidikan, meskipun sifat-sifat kepribadian

yang dibawa sejak lahir juga akan ikut menentukan. Untuk itu perlu

18

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya…, hlm. 460. 19

Ngainun Naim, Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan Dalam

Pengembangan Ilmu & Pembentukan Karakter Bangsa, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm.

142.

Page 55: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

34

adanya upaya-upaya untuk menanamkan disiplin sedini mungkin

terhadap siswa.

Dalam ajaran Islam banyak ayat Al-Quran dan Hadits yang

memerintahkan disiplin dalam arti ketaatan pada peraturan yang telah

ditetapkan, antara lain surat An Nisa ayat 59:

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan

taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulul Amri (pemegang kekuasaan) di

antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang

sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul

(Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian.

Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”20

Disiplin adalah kunci sukses, sebab dalam disiplin akan tumbuh

sifat yang teguh dalam memegang prinsip, tekun dalam usaha maupun

belajar, pantang mundur dalam kebenaran, rela berkorban untuk

kepentingan agama dan jauh dari sifat putus asa.

Tujuan penanaman disiplin sejak dini adalah untuk mengarahkan

anak agar mereka belajar mengenai hal-hal baik yang merupakan

persiapan bagi masa dewasa. Jika sejak dini sudah ditanamkan

20

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya…, hlm. 69.

Page 56: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

35

disiplin, mereka akan menjadikan sebagai kebiasaan dan bagian dari

dirinya.21

Dalam konteks pembelajaran disekolah, ada beberapa bentuk

kedisiplinan:22

1) Hadir di ruangan tepat waktu

Kedisiplinan hadir di ruangan pada waktunya akan memacu

kesuksesan dalam belajar. Peserta didik yang sering terlambat

hadir di ruang kelas akan ketinggalan dalam memperoleh

pelajaran.

2) Tata pergaulan di sekolah

Sikap untuk mendisiplinkan dalam tata pergaulan di sekolah

ini bisa diwujudkan dengan tindakan-tindakan menghormati

semua orang yang tergabung di dalam sekolah, menghormati

pendapat mereka, menjaga diri dari perbuatan-perbuatan dan sikap

yang bertentangan dengan agama, saling tolong-menolong dalam

hal terpuji serta harus selalu bersikap terpuji.

3) Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler

Melalui kegiatan ekstrakulikuler peserta didik juga dituntut

berdisiplin atau aktif mengikutinya dengan mencurahkan segala

potensi yang mereka miliki, baik bersifat fisik, mental, emosional,

dan intelektual.

21

Ngainun Naim, Character Building: Optimalisasi…, hlm. 143. 22

Ngainun Naim, Character Building: Optimalisasi…, hlm. 146

Page 57: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

36

4) Belajar di rumah

Dengan kedisiplinan belajar di rumah peserta didik menjadi

lebih ingat terhadap pelajaran yang telah dipelajari dan lebih siap

untuk menghadapi pelajaran yang akan dihadapi atau yang akan

diberikan oleh guru sehingga peserta didik akan lebih paham

terhadap suatu pelajaran.

Adapun tujuan disiplin sekolah menurut Maman Rachman yang

dikutip Ngainun Naim, yaitu; Pertama, memberi dukungan bagi

terciptanya perilaku yang tidak menyimpang. Kedua, mendorong

siswa melakukan yang baik dan benar. Ketiga, membantu siswa

memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya

dan menjauhi hal-hal yang dilarang sekolah. Keempat, siswa belajar

hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya

serta lingkungannya.23

c. Kerjasama

Kerjasama merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia,

karena dengan kerjasama manusia dapat melangsungkan

kehidupannya. Kerjasama juga menuntut interaksi antara beberapa

pihak. Menurut Soerjono Soekanto, kerjasama merupakan suatu usaha

bersama orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan

tertentu. Pendapat tersebut sudah jelas mengatakan bahwa kerjasama

23

Ngainun Naim, Character Building: Optimalisasi…, hlm. 147-148

Page 58: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

37

merupakan bentuk hubungan antara beberapa pihak yang saling

berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama.24

Kerjasama siswa dapat diartikan sebagai sebuah interaksi atau

hubungan antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

Kerjasama adalah sikap orang beriman yang saling menghargai,

saling peduli, saling membantu, saling mendukung, saling

melancarkan, tidak menjatuhkan atau merugikan orang lain, dan tidak

saling memfitnah. Kerjasama yang baik juga mengandung arti

kerjasama dalam hal kebaikan yang sama-sama dikerjakan dengan

baik untuk mendapatkan kebaikan bersama. Firman Allah SWT:

24

Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006),

hlm. 66.

Page 59: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

38

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu

melanggar syiar-syiar kesucian Allah, dan jangan (melanggar

kehormatan) bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) hadyu

(hewan-hewan kurban), dan qala-id (hewan-hewan kurban yang

diberi tanda), dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang

mengunjungi Baitul Haram; mereka mencari kurnia dan keridaan

Tuhan-Nya. Tetapi apabila kamu telah menyelesaikan ihram, maka

bolehlah kamu berburu. Jangan sampai kebencian(mu) kepada

sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidil

Haram, mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka).

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat

siksa-Nya.” (QS. Al Maidah: 2)25

Mohammad Fadhil al-Jamaly, ahli pendidikan Tunisia,

berkesimpulan bahwa dalam proses kependidikan Islam, pembentukan

kepribadian anak didik harus diarahkan pada sasaran berikut ini:26

a. Pengembangan iman sehingga benar-benar fungsi sebagai kekuatan

yang dapat mendorong kearah perbaikan dan kebahagiaan hidup yang

dihayati sebagai suatu nikmat Allah. Iman merupakan dasar moral

manusia yang diperkuat melalui proses pendidikan.

b. Pengembangan kemampuan mempergunakan akal kecerdasan untuk

menganalisis hal-hal yang berada di balik kenyataan alam yang

25

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya…, hlm. 85. 26

Muhammad Takdir Ilahi, Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral, (Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media, 2012), hlm. 195.

Page 60: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

39

tampak. Kemampuan kecerdasan dalam diri manusia pada gilirannya

dapat mengembangkan potensi akalnya yang diberikan Allah.

c. Pengembangan potensi berakhlakul karimah dan kemampuan

berkomunikasi dengan orang lain, baik dengan ucapan, maupun

perbuatan.

d. Mengembangkan sikap beramal pada setiap pribadi Muslim. Manusia

diberi kemampuan untuk melakukan perbuatan yang baik, menjaga

diri, dan bergaul dengan orang lain demi kemaslahatan bersama.

Sikap beramal ini akan mengantarkan seseorang menjadi manusia

sosial terhadap kepentingan orang banyak, terutama orang lemah,

fakir miskin, dan sebagainya.

Dengan demikian sekolah dapat menjadi pusat pembinaan perilaku

beragama bagi siswa dan menjadikan pendidikan moral di sekolah

sebagai benteng tangguh dalam membekali siswa dengan nilai-nilai moral

agama.

3. Proses Pembinaan Perilaku Beragama

Dalam melaksanakan kegiatan pembinaan perilaku beragama

diperlukan adanya perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian.

Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a. Perencanaan

Menurut Roger A. Kauffman, perencanaan adalah proses

penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan

jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien

Page 61: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

40

dan seefektif mungkin.27

Sedangkan menurut Cunningham

mengemukakan bahwa perencanaan ialah menyeleksi dan

menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi dan asumsi untuk

masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan

memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan

dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan

digunakan dalam penyelesaian. Perencanaan disini menekankan pada

usaha menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan

masa yang akan datang serta usaha untuk mencapainya.28

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan

merupakan suatu cara untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan

baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna

memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam setiap perencanaan terdapat tiga kegiatan yaitu perumusan

tujuan yang ingin dicapai, pemilihan program untuk mencapai tujuan

tersebut, kemudian identifikasi dan pengerahan sumber.29

1) Perumusan Tujuan

Komponen tujuan memiliki fungsi yang sangat penting

dalam sistem pembelajaran. Akan terjadi proses pembelajaran

27

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2009), hlm. 49. 28

Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Cet. III, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),

hlm. 1. 29

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan…, hlm. 49.

Page 62: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

41

manakala terdapat tujuan yang harus dicapai.30

Dengan demikian,

sebagai kegiatan yang bertujuan, maka segala sesuatu yang

dilakukan guru dan siswa dalam proses pembelajaran hendaknya

diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tujuan

merupakan pengikat segala aktivitas guru dan siswa. Oleh sebab

itu, merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang harus

dilakukan dalam merancang sebuah perencanaan program

pembelajaran ataupun kegiatan.

2) Pemilihan Program

Pemilihan program disini meliputi materi maupun kegiatan

atau upaya yang akan dilaksanakan. Pemilihan materi sekaligus

kegiatan atau upaya harus sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai, yang terkait tentang kegiatan pembinaan. Sehingga antara

materi dan kegiatan saling berkesinambungan.

3) Identifikasi dan Pengerahan Sumber

Sumber dalam kegiatan pembinaan disini ada 2 macam,

yaitu sumber manusia dan sumber non manusia. Sumber manusia

adalah tenaga atau orang yang bertanggung jawab serta yang

berperan serta dalam kegiatan pembinaan, diantaranya Kepala

Sekolah, guru agama, guru lain dan siswa. Sedangkan dari sumber

non manusianya meliputi , sarana dan prasarana yang menunjang

30

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,

2009), hlm. 121.

Page 63: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

42

kegiatan pembinaan perilaku beragama siswa melalui aktivitas

keagamaan.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah kumpulan orang dengan sistem kerja

sama untuk mencapai tujuan bersama.31

Dengan kata lain,

pengorganisasian adalah pelaksanaan suatu kegiatan yang telah

direncanakan sebelumnya. Pelaksanaan merupakan kegiatan yang

dilaksanakan oleh suatu badan atau wadah secara berencana, teratur,

dan terarah guna mencapai tujuan yang diharapkan.

Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah

rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci,

implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap

siap. Secara sederhana pelaksanaan bisa diartikan penerapan. Browne

dan Wildavsky mengemukakan bahwa pelaksanaan adalah perluasan

aktivitas yang saling menyesuaikan.32

Dari definisi tersebut terlihat bahwa pelaksanaan suatu kegiatan

mencakup aktivitas, alat-alat, pelaksana, tempat pelaksana, dan cara

atau metode yang dipakai.

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh seorang guru

dalam melaksanakan kegiatan pembinaan dalam kegiatan

pembelajaran, yaitu: 33

31

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan…, hlm. 71. 32

Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis kurikulum, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2002), hlm. 70. 33

Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 16.

Page 64: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

43

1) Guru harus dapat membangkitkan perhatian siswa pada materi

pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai

media dan sumber belajar yang bervariasi.

2) Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran,

diharapkan guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara

berulang-ulang hingga tanggapan siswa menjadi jelas.

3) Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi atau

hubungan antara mata pelajaran dan/atau praktik nyata dalam

kehidupan sehari-hari.

4) Guru harus mengembangkan sikap siswa dalam membina

hubungan sosial, baik dalam kelas maupun diluar kelas.

5) Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan siswa secara

individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya

tersebut.

Upaya dalam pencapaian tujuan suatu kegiatan harus

dilaksanakan dengan semaksimal mungkin, walaupun pada

kenyataannya manusia tidak mungkin menemukan kesempurnaan

dalam berbagai hal.

c. Pengendalian

Pengendalian (controlling) merupakan suatu faktor penunjang

penting terhadap efisiensi organisasi, demikian juga pada perencanaan

pengorganisasian, dan pengarahan. Pengendalian adalah suatu fungsi

yang positif dalam menghindarkan dan memperkecil penyimpangan-

Page 65: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

44

penyimpangan dari sasaran-sasaran atau target yang direncanakan.

Setiap pengorganisasian, oleh karena itu harus memiliki sistem

pengawasan (pengendalian).34

Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa

pengendalian kegiatan itu bisa dilaksanakan melalui kegiatan

monitoring dan evaluasi. Monitoring yaitu kegiatan yang dilakukan

untuk mengecek penampilan dari aktivitas yang sedang dikerjakan.

Monitoring adalah bagian dari kegiatan pengawasan, dalam

pengawasan ada aktivitas memantau (monitoring). Pemantauan

umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk memeriksa apakah

program yang telah berjalan itu sesuai dengan sasaran atau sesuai

dengan tujuan dari program. Jadi kegiatan monitoring ini bisa

dilaksanakan dengan cara memantau dan mengecek dari aktivitas

kegiatan pembinaan.

Dalam arti luas, menurut Mehrens dan Lehmann evaluasi adalah

suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi

yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif

keputusan.35

Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis. Ini berarti

bahwa evaluasi (dalam pengajaran) merupakan kegiatan yang

terencana dan dilakukan secara berkesinambungan. Evaluasi bukan

34

Iwa Sukiswa, Dasar-Dasar Umum Manajemen Pendidikan, (Bandung: Tarsito, 1986),

hlm. 53. 35

Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 3.

Page 66: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

45

hanya merupakan kegiatan akhir atau penutup dari suatu program

tertentu, melainkan merupakan kegiatan yang dilakukan pada

permulaan, selama program berlangsung, dan pada akhir program

setelah program itu dianggap selesai.

Fungsi evaluasi di dalam pendidikan tidak dapat dilepaskan dari

tujuan evaluasi itu sendiri. Tujuan evaluasi pendidikan adalah untuk

mendapat data pembuktian yang akan menunjukkan sampai di mana

tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan-

tujuan. Di samping itu, juga dapat digunakan oleh guru-guru dan para

pengawas pendidikan untuk mengukur atau menilai sampai di mana

keefektifan pengalaman-pengalaman mengajar, kegiatan-kegiatan

belajar, dan metode-metode mengajar yang digunakan.36

Kegiatan evaluasi dapat dilaksanakan dengan cara mengukur atau

menilai keefektifan pengalaman-pengalaman mengajar, kegiatan-

kegiatan belajar, dan metode - metode mengajar yang digunakan.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembinaan Perilaku Beragama

Pembentukan perilaku manusia tidak akan terjadi dengan

sendirinya akan tetapi selalu berlangsung dengan interaksi manusia

berkenaan dengan obyek tertentu. Sebagaimana dikatakan Jalaludin,

bahwa perilaku beragama anak atau seseorang terbentuk secara garis

besarnya dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:37

36

Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik…, hlm. 4-5. 37

Jalaludin, Psikologi Agama…, hlm. 199.

Page 67: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

46

a. Faktor Internal

Faktor internal yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani

siswa (anak)38

yang terdapat dalam diri pribadi anak meliputi:

1) Pengalaman Pribadi

Maksudnya pengalaman tersebut adalah semua pengalaman

yang dilalui, baik pengalaman yang didapat melalui pendengaran,

penglihatan, maupun perlakuan yang diterima sejak lahir, dan

sebagainya.39

2) Pengaruh Emosi

Emosi adalah suatu keadaan yang mempengaruhi dan

menyertai penyesuaian di dalam diri secara umum, keadaan yang

merupakan penggerak mental dan fisik bagi individu dan dari

tingkah laku luar.40

Emosi merupakan warna afektif (perasaan-

perasaan tertentu yang dialami seseorang pada saat mengahadapi

situasi tertentu. Contohnya: rasa gembira, rasa bahagia, putus asa,

terkejut, benci dan sebagainya), yang menyertai sikap keadaan

atau perilaku individu.

Oleh karena itu, jika seseorang sedang tidak stabil

emosinya maka perasaannya tidak tentram, keyakinannya terlihat

maju mundur, pandangan terhadap agama dan Tuhan akan

berubah sesuai dengan kondisi emosinya pada waktu itu. Jadi,

38

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan; Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2000), hlm.132. 39

Zakiah Darajat, Pendidikan Agama…, hlm. 120. 40

Lester D Crow dan Alice Crow, Psikologi Pendididkan, (Surabaya: Bina Ilmu, 1948),

hlm. 116.

Page 68: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

47

emosi menentukan arah dimana tingkah laku individu turut

mengambil bagian dalam setiap situasi kehidupan.

3) Minat

Minat adalah kesediaan jiwa yang sifatnya aktif untuk

menerima sesuatu dari luar.41

Seseorang yang mempunyai minat

terhadap suatu objek yang dilakukannya, maka ia akan berhasil

dalam aktivitasnya karena yang dilakukan tersebut dilakukan

dengan perasaan senang dan tanpa paksaan. Adapun minat pada

agama antara lain tampak dalam keaktifan mengikuti berbagai

kegiatan keagamaan, membahas masalah agama dan mengikuti

pelajaran agama di sekolah.

Menurut Jalaludin Rahmat, faktor internal ini digaris besarkan

menjadi dua, yaitu faktor biologis dan faktor sosiopsikologis.42

Faktor

biologis terlihat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu

dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Faktor sosiopikologis manusia

sebagai makhluk sosial memperoleh beberapa karakteristik yang

mempengaruhi perilakunya, dan dapat di klasifikasikan tiga

komponen, yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif.

Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang berkaitan

dengan apa yang diketahui manusia, komponen afektif merupakan

41

Soegarda Poerbakawatja dan Harahap, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta: Gunung

Agung, 1982), hlm. 214. 42

Jalaudin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), hlm.

34.

Page 69: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

48

aspek emosional, dan komponen konatif adalah aspek yang

berhubungan dengan kebiasaan manusia bertindak.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal meliputi interaksi, dan pengalaman, yaitu:

1) Interaksi

Interaksi merupakan hubungan timbal balik antara orang

perorangan, antara kelompok dengan kelompok, atau antar orang

perorang dengan kelompok.43

Apabila dua orang bertemu,

berinteraksi, maka akan terjadi saling pengaruh mempengaruhi

baik dalam sikap maupun dalam kehidupan sehari-hari.

2) Pengalaman

Zakiah darajat mengatakan bahwa semua pengalaman yang

dilalui orang sejak lahir merupakan unsur-unsur pembentukan

pribadinya, termasuk di dalamnya adalah pengalaman beragama.44

Oleh karena itu pembentukan perilaku beragama hendaknya

ditanamkan sejak dalam kandungan. Hal ini karena semakin

banyak unsur-unsur agama dalam diri seseorang maka, sikap,

tindakan, tingkah laku dan tata cara orang dalam menghadapi

hidup akan sesuai dengan ajaran agama.

43

Soerjono Seokanto, Sosiologi Suatu Pengantar…, hlm. 67. 44

Zakiah Darajat, Kepribadiam Guru, (Jakarta: Bulan Bintang, 1983), hlm. 11.

Page 70: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

49

5. Lembaga Pembinaan Perilaku Beragama

Lembaga yang berperan dalam melaksanakan pembinaan perilaku

beragama terdiri dari lembaga formal dan lembaga informal yaitu

pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, dan pendidikan masyarakat.

a. Pendidikan keluarga

Menurut pakar pendidikan, keluarga merupakan lapangan

pendidikan yang pertama dan pendidikannya adalah kedua orang

tua.45

Pendidikan keluarga merupakan dasar bagi pembentukan jiwa

keagamaan.

Definisi keluarga menurut Muhaimin adalah suatu kesatuan

sosial terkecil yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk sosial

yang memiliki tempat tinggal dan ditandai oleh kerjasama ekonomi,

berkembang mendidik, melindungi, merawat, dan sebagainya.46

Pendidikan keluarga adalah pendidikan yang berlangsung dalam

keluarga yang dilaksanakan oleh orang tua sebagai tugas dan

tanggung jawabnya dalam mendidik anak dalam keluarga, atau proses

transformasi perilaku dan sikap di dalam kelompok atau unit sosial

terkecil dalam masyarakat. Sebab keluarga merupakan lingkungan

budaya yang pertama dan utama dalam menanamkan norma dan

mengembangkan berbagai kebiasaan dan perilaku yang penting bagi

kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.

45

Wens Tanlain, dkk., Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Gramedia, 1998), hlm. 41. 46

Muhaimin Abd Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosofis dan Kerangka

Dasar Operasionalnya, (Bandung: Trigenda Karya, 1993), hlm. 289.

Page 71: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

50

Demikian besar dan sangat mendasar pengaruh keluarga terhadap

perkembangan pribadi anak terutama dasar-dasar kelakuan seperti

perilaku, reaksi, dan dasar-dasar kehidupan lainnya seperti kebiasaan

makan, berbicara, perilaku terhadap dirinya dan terhadap orang lain

termasuk sifat-sifat kepribadian lainnya yang semuanya itu terbentuk

pada diri anak melalui interaksinya dengan pola-pola kehidupan yang

terjadi di dalam keluarga. Oleh karena itu, kehidupan dalam keluarga

sebaiknya menghindari hal-hal yang memberikan pengalaman-

pengalaman atau meninggalkan kebiasaan yang tidak baik yang akan

merugikan perkembangan hidup anaknya.

b. Pendidikan kelembagaan (sekolah)

Sejalan dengan fungsi dan perannya, sekolah sebagai

kelembagaan pendidikan adalah pelanjut dari pendidikan keluarga.

Hal ini dikarenakan keterbatasan para orang tua untuk mendidik anak-

anak mereka.

Sekolah adalah sebagai media realisasi pendidikan berdasarkan

tujuan pemikiran, akidah dan syariat demi terwujudnya penghambaan

diri kepada Allah serta sikap mengesakan Allah dan mengembangkan

segala bakat atau potensi manusia sesuai fitrahnya sehingga manusia

terhindar dari berbagai penyimpangan.47

Fungsi sekolah dalam kaitannya dengan pembentukan perilaku

beragama pada anak, antara lain sebagai pelanjut pendidikan agama di

47

Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat,

diterjemahkan oleh Shihabuddin, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), hlm. 152.

Page 72: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

51

lingkungan keluarga atau membentuk jiwa keagamaam pada diri anak

yang tidak menerima pendidikan agama dalam keluarga. Dalam

konteks ini guru harus mampu mengubah perilaku anak didiknya agar

menerima pendidikan agama yang diberikannya sehingga dapat

mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

c. Pendidikan masyarakat

Masyarakat merupakan lapangan pendidikan yang ketiga. Para

pendidik umumnya sependapat bahwa lapangan pendidikan yang ikut

mempengaruhi perkembangan anak didik adalah keluarga,

kelembagaan pendidikan dan lingkungan masyarakat. Keserasian

antara ketiga lapangan pendidikan ini akan memberi dampak yang

positif bagi perkembangan perilaku beragama yang meliputi tanggung

jawab, kedisiplinan, dan kerjasama siswa.

Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan anak-anak

menjelma dalam beberapa perkara dan cara yang dipandang

merupakan metode pendidikan masyarakat yang utama. Masyarakat

sangat berkepentingan mendidik dan membina kaum muda guna

mencapai keridhaan Allah.

Page 73: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

52

B. Aktivitas Keagamaan

1. Pengertian Aktivitas Keagamaan

Aktivitas keagamaan terdiri dari dua kata yaitu aktivitas dan

keagamaan. Aktivitas mempunyai arti kegiatan atau kesibukan.48

Secara

lebih luas aktivitas dapat diartikan sebagai perbuatan atau kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari yang berupa

ucapan, perbuatan ataupun kreatifitas di tengah lingkungannya.

Sedangkan keagamaan adalah sifat-sifat yang terdapat dalam

agama atau segala sesuatu mengenai agama.49

Sehingga dapat dikatakan,

keagamaan merupakan segala sesuatu yang mempunyai sifat yang ada

dalam agama dan segala sesuatu yang berhubungan dengan agama. Jadi

aktivitas keagamaan adalah segala perbuatan atau kegiatan yang

dilakukan seseorang atau individu yang berhubungan dengan agama.

Menurut Jalaluddin, yang dimaksud dengan aktivitas keagamaan

adalah kegiatan yang berkaitan dengan bidang keagamaan yang ada

dalam kehidupan masyarakat dalam melaksanakan dan menjalankan

ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.50

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas keagamaan

adalah segala kegiatan yang ada hubungannya dengan agama, baik berupa

kepercayaan maupun nilai-nilai yang menjadi rutinitas dalam kehidupan

dan menjadi pedoman dalam menjalani hubungan kepada Allah SWT dan

lingkungan sekitarnya.

48

Poerwadarminto, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), hlm. 26. 49

Poerwadarminto, Kamus Bahasa Indonesia…, hlm. 20. 50

Jalaluddin, Pengantar Ilmu Jiwa Agama…, hlm. 56.

Page 74: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

53

Dengan kata lain, aktivitas keagamaan merupakan wujud

pengamalan dari ajaran agama yang berlandaskan Al-Quran dan As-

sunnah. Di sinilah seorang beragama dapat mengimplementasikan serta

menyebarkan ajaran agama yang dapat membawa manfaat bagi

kehidupan sehari-hari.

C.Y. Glock dan R. Stark dalam bukunya American Piety: The

Nature of Religion Commitmen, menyebut ada lima dimensi keagamaan,

yakni dimensi keyakinan (ideologis), dimensi peribadatan dan praktek

keagamaan (ritualistic), dimensi penghayatan atau pengalaman

(eksperensial), dimensi pengetahuan agama (intelektual), dan dimensi

pengamalan (konsekuensial).51

Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a. Dimensi Keyakinan

Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan di mana orang

religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan

mengakui kebenaran doktrin-doktrin tertentu.

b. Dimensi Praktik Keagamaan

Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan dan hal-hal

yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama

yang dianutnya. Praktik-praktik keagamaan ini terdiri atas dua kelas

penting, yaitu:

51

Djamaluddin Ancok & Fuat Nashori Suroso, Psikologi Islami, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1994), hlm. 77-78.

Page 75: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

54

1) Ritual, mengacu kepada seperangkat tindakan keagamaan formal

dan praktik-praktik suci yang semua mengharapkan para

pemeluknya melaksanakan.

2) Ketaatan, ketaatan dan ritual bagai ikan dengan air, meski ada

perbedaan penting. Ketaatan bersifat spontan, informal, dan khas

pribadi, contohnya diungkapkan dengan sembahyang atau shalat.

c. Dimensi Penghayatan atau Pengalaman

Dimensi ini memperhatikan fakta bahwa semua agama

mengandung pengharapan-pengharapan tertentu. Dimensi ini

berkaitan dengan pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan,

persepsi-persepsi, dan sensasi-sensasi yang dialami seseorang.

d. Dimensi Pengetahuan Agama

Dimensi ini mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang

beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan

mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci, dan tradisi-

tradisi.

e. Dimensi Pengamalan

Dimensi pengamalan mengacu pada identifikasi akibat-akibat

keyakinan keagamaan, praktik keagamaan, pengalaman dan

pengetahuan seseorang dari hari ke hari.

Berdasarkan pada beberapa dimensi keagamaan diatas maka pada

dasarnya, dimensi keagamaan merupakan beberapa aspek yang

seharusnya ada pada diri individu sebagai individu yang beragama.

Page 76: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

55

Dalam artian bahwa individu yang beragama tentu memiliki sebuah

keyakinan terhadap suatu ajaran tertentu yang dipilihnya, melakukan

ritual-ritual ajaran agamanya, memiliki pengalaman tertentu dan

pengetahuan terhadap ajarannya. Selain itu juga paham atas konsekuensi

sebagai individu yang beragama.

Sedangkan dimensi keagamaan menurut Islam diantaranya:

a. Dimensi keyakinan atau akidah Islam menunjuk kepada seberapa

tingkat keyakinan Muslim terhadap kebenaran ajaran-ajaran

agamanya, terutama yang bersifat fundamental dan dogmatik. Isi

dimensi keimanan menyangkut keyakinan terhadap Allah, Malaikat,

Nabi/Rosul, Kitab Allah, surga dan neraka, serta qadha dan qadar.

b. Dimensi peribadatan (praktik keagamaan) atau syariah menuju

kepada seberapa tingkat kepatuhan Muslim dalam mengerjakan

kegiatan-kegiatan ritual sebagaimana disuruh dan dianjurkan oleh

agamanya. Dimensi ini menyangkut pelaksanaan shalat, puasa, zakat,

haji, membaca Al-Quran, dzikir, kurban, iktikaf, dan sebagainya.

c. Dimensi pengamalan (Akhlak) menunjuk pada seberapa tingkatan

Muslim berperilaku dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya, yaitu

bagaimana individu berinteraksi dengan dunianya, terutama dengan

manusia lain. Dimensi ini meliputi perilaku suka menolong, bekerja

sama, jujur, sopan santun dan lain sebagainya.52

52

Djamaluddin Ancok & Fuat Nashori Suroso, Psikologi Islami…, hlm. 80.

Page 77: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

56

Aktivitas keagamaan dapat dikatakan sebagai sarana pendidikan

Islam karena dalam aktivitas keagamaan terkandung nilai pendidikan

agama yang luar biasa yang dapat langsung diamalkan dan dirasakan

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Aktivitas Keagamaan

Dalam setiap program kegiatan yang dilakukan, tidak terlepas dari

aspek tujuan. Tujuan dilaksanakan aktivitas keagamaan secara umum

adalah menghendaki siswa menjadi insan kamil agar setiap siswanya

memiliki sikap akhlakul karimah dan memiliki keimanan serta ketaqwaan

kepada Allah SWT.

Secara khusus aktivitas keagamaan bertujuan untuk memperdalam

pengetahuan siswa tentang agama, dan dapat mengamalkan materi yang

sudah diajarkan di dalam kelas, serta sebagai upaya pembinaan perilaku

beragama yang meliputi tanggung jawab, disiplin dan kerjasama siswa

agar menjadi lebih baik.

Sebagian disebutkan dalam Al-Quran tentang anjuran kepada

manusia untuk selalu menyeru pada yang kebaikan dan mencegah pada

yang mungkar. Seperti dalam firman Allah SWT. Surat Ali Imran ayat

104:

Page 78: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

57

Artinya: “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang

yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf

(segala perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah) dan mencegah

dari yang mungkar (segala perbuatan yang menjauhkan diri dari Allah).

Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”53

Pendidikan Islam setelah dipelajari dan dipahami dibutuhkan

tindak lanjut berupa pengamalan atau praktek dalam kehidupan sehari-

hari.

3. Bentuk-Bentuk Aktivitas Keagamaan di Sekolah atau Madrasah

Adapun bentuk-bentuk aktivitas keagamaan yang dapat diterapkan

di sekolah atau madrasah antara lain adalah:

a. Doa Bersama Sebelum Memulai dan Ketika Selesai Kegiatan

Belajar Mengajar

Kebanyakan orang mengartikan doa sebagai sebuah permintaan

kepada Allah, padahal itu hanya salah satu versi saja dari doa. Dalam

bahasa arab doa itu berarti seruan atau panggilan. Karena itu tidak

hanya dalam kesempitan saja kita berdoa, tapi juga dalam kondisi

yang lapang.

Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang menginginkan doanya

dipenuhi Allah ketika ia dalam kesulitan, maka hendaklah ia

memperbanyak doa di waktu lapangnya.” (HR Tirmidzi dan

Hakim).54

Kalau doa adalah inti ibadah, maka tentu ia adalah inti dari

kehidupan orang beriman. Maka orang yang berdoa berarti menyeru

atau memanggil Allah dengan ungkapan kalimat. Doa itu bisa berupa

53

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya…, hlm. 63. 54

Ashad Kusuma Jaya, Risalah Kekuatan Jiwa, (Yogyakarta: Media Insani, 2001), hlm.

21-22.

Page 79: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

58

perasaan syukur dan bisa juga berupa permohonan. Seseorang yang

berdoa tentu telah memahami Dzat yang ia mintai atau beri ucapan

syukur. Bahwa Dzat tersebut tinggi derajatnya sehingga dapat

memberi atau mencabut rezeki yang dianugerahkan pada manusia.

Karena itu kalau ada orang yang tidak mau berdoa dapat digolongkan

sombong. Sebab dengan itu ia sama dengan berpendapat bahwa tidak

ada Dzat yang Maha Tinggi yang layak ia beri ucapan doa. Allah

berfirman:

Artinya: “Dan Tuhan-mu Berfirman: Berdoalah kepada-Ku,

niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang

yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka

Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS Al-Mu’min: 60)55

Niat karena Allah perwujudannya dari doa. Karena doa itu

membuat ibadah punya makna dan tujuan. Dan ibadah itu sendiri

sesungguhnya hanyalah jasad yang digerakkan oleh doa. Maka

konsep doa dekat dengan dzikir bil lisan sedangkan ibadah yang benar

dekat dengan dzikir bil arkan. Atau dengan bahasa lain seseorang

yang berdoa untuk suatu permintaan atau sebuah sanjungan kepada

Allah maka doa itu harus muncul dalam perbuatannya (ibadah). Sebab

55

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya…, hlm. 474.

Page 80: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

59

kalau orang meminta tetapi tidak mengusahakan agar permintaannya

terpenuhi sama artinya mengatakan sesuatu yang tidak diperbuatnya.

Sungguh, Allah membenci orang-orang yang mengatakan sesuatu

yang tidak ia kerjakan.56

Melaksanakan doa dengan sikap tawadu’, rendah diri dihadapan

Allah disertai rasa berharap hanya kepada Allah selaku Dzat yang

Maha Mengabulkan permintaan hamba dapat mempertebal

ketauhidan seseorang.

Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW. menjelaskan

bahwa takdir yang Allah tentukan bisa berubah. Dan faktor yang

dapat mengubah takdir ialah doa seseorang.

عاء ول يزيد ف قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ل ي رد القضاء إل الد (الرتمذي)العمر إل الب

Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam: “Tidak ada

yang dapat menolak takdir (ketentuan) Allah ta’aala selain doa. Dan

Tidak ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang

selain (perbuatan) baik.” (HR Tirmidzi)57

Maka seorang Muslim bukanlah jenis manusia pemalas yang

menunggu saja Tuhan mengabulkan doa yang dipanjatkannya. Justru

dengan doa seorang Muslim semakin bersemangat untuk

merealisasikan cita-citanya.

56

Ashad Kusuma Jaya, Risalah Kekuatan Jiwa…, hlm. 25-26. 57

Syamsuddin Noor, Dahsyatnya Doa Para Nabi, (Jakarta: Wahyu Media, 2008), hlm. 9-

10.

Page 81: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

60

b. Menghafalkan Asmaul Husna

Di dalam kamus besar bahasa Indonesia, hafalan mempunyai

arti atau makna sesuatu yang dihafalkan, dapat mengucapkan diluar

kepala (tanpa melihat buku atau catatan lain).58

Menghafal bukan

sesuatu yang mudah. Menghafal adalah merupakan kemampuan

memadukan cara kerja kedua otak yang dimiliki manusia, yakni otak

kiri dan otak kanan. Dalam agama Islam, Asmaul Husna adalah

sembilan puluh sembilan (99) asma (nama) Allah SWT. Asmaul

Husna secara harfiah ialah nama-nama Allah yang baik dan agung

sesuai dengan sifat-sifat Nya.

Dengan demikian, Allah Maha Tinggi tapi juga Allah Maha

Dekat. Allah Maha Kuasa tapi juga Allah Maha Pengasih dan

Penyayang. Sifat-sifat Allah dijelaskan dengan istilah Asmaul Husna

yaitu nama-nama yang baik. Yaitu nama-nama Allah yang agung dan

indah, berupa sifat-sifat Allah yang sempurna, yang ada di dunia ini.59

Dalam Islam Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang

indah dan baik. Asma berarti nama dan husna berarti yang baik atau

yang indah, jadi Asmaul Husna adalah nama-nama milik Allah yang

baik dan indah. Menghafal Asmaul Husna berarti menghafalkan

jumlahnya, urutan Asmaul Husna serta arti Asmaul Husna. Sehingga

tidak hanya sekedar menghafal jumlah atau urutannya semata, tetapi

58

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ke-3,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2000), hlm. 381. 59

Syaifuddin Al-Damawy, Mukjizat Asmaul Husna, Rahasia, Keajaiban, Keistimewaan,

Kekuatan, dan Khasiat Nama Allah Teragung, (Jakarta: Pustaka Al-Mawardi di PT Al-Mawardi

Prima, 2009), hlm. 29.

Page 82: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

61

mengetahui arti dan makna dari Asmaul Husna sehingga mampu

mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sebagaimana

dalam hadits Nabi Muhammad SAW:60

سعة وتسعني اسا ، مائة إل واحدة ، من أحصاها دخل النة إن لله ت Artinya: “Sesungguhnya Allah SWT mempunyai 99 nama, yaitu

seratus kurang satu, barang siapa yang menghitungnya

(menghafalnya) ia masuk surga”. (HR Buchori dan Muslim).

Secara etimologi, Asmaul Husna adalah nama-nama, sebutan,

gelar Allah yang baik dan agung sesuai dengan sifat-sifat Nya. Nama-

nama yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang

menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah.

c. Membaca Al-Quran 15 Menit Sebelum Waktu Belajar Jam

Pertama Dimulai

Al-Quran didefinisikan sebagai kalam Allah SWT. yang

diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW melalui

perantara malaikat Jibril, yang merupakan mukjizat yang

diriwayatkan secara mutawatir, yang ditulis dimushaf dan

membacanya adalah ibadah.61

Salah satu kewajiban terpenting seorang muslim adalah

membaca dan menaati Al-Quran. Allah-lah yang menyebabkan

manusia berpegang teguh kepada Al-Quran dan hanya mereka yang

diberi petunjuk oleh-Nya yang dapat memahami setiap ayat-ayatnya.

60

Ummi Aghla, Mengakrabkan Anak Pada Ibadah, (Jakarta: Almahira, 2004), hlm. 63. 61

Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak, Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Quran,

(Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hlm. 16.

Page 83: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

62

Ia juga berjanji akan memberikan petunjuk bagi hamba-hamba yang

ikhlas menuju kepada-Nya.62

Artinya: “Sungguh, Al-Quran ini memberikan petunjuk ke

(jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-

orang Mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan

mendapatkan pahala yang besar”. (QS. Al-Isra’: 9).63

Membaca Al-Quran bernilai ibadah, yang berarti mendapat

pahala disisi-Nya. Dalam Al-Quran juga terdapat obat (syifa) baik

obat dzahir maupun bathin, membawa ketenangan bagi pembacanya,

penyembuh dari berbagai penyakit, dan syafaat bagi pembacanya di

hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda,

رءوا القرآن فإنه يأت ي وم القيامة شفيعا لصحابه اق Artinya: “Bacalah Al-Quran sesungguhnya itu akan menjadi

penolong di hari kiamat kelak bagi para pembacanya.” (Muslim dari

Abu Umamah).64

Kegiatan membaca Al-Quran merupakan bentuk peribadatan

yang diyakini dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. dapat

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan yang berimplikasi pada sikap

62

Harun Yahya, Memilih Al-Quran sebagai Pembimbing, (Surabaya: Risalah Gusti,

2004), hlm. 60. 63

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya…, hlm. 283. 64

Marzuqi Mustamar, Al-Muqtathofat li Ahli Al-Bidaayah, (Malang: Ma’had

Sabiilurrosyad As-Salafi, 2007), hlm. 3.

Page 84: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

63

dan perilaku positif, dapat mengontrol diri, dapat tenang, lisan terjaga,

dan istiqomah dalam beribadah.65

Membaca saja sudah mendapatkan faedah yang amat banyak,

apalagi jika seseorang mampu memahami maknanya, menghayati,

dan mengamalkannya tentu akan lebih banyak lagi manfaat yang

diperoleh. Budaya membaca Al-Quran perlu dilaksanakan agar siswa

senang dan cinta terhadap Al-Quran meskipun belum mampu

memahami kandungan dari Al-Quran.

d. Hafalan Surat-Surat Pendek dalam Al-Quran

Menghafal adalah menghafal Al-Quran yang terdiri dari 30 juz

atau beberapa ayat saja.66

Adapun yang dimaksud surat-surat pendek

dalam Al-Quran adalah sejumlah surah yang terdapat dalam juz 30.

Ada banyak cara menghafal surat-surat pendek, di antaranya

adalah sebagai berikut:67

1. Perbanyak mendengar sebelum memulai menghafal, bisa dengan

kaset murattal atau mendengarnya dengan khusyu’ dari para imam

shalat yang kebanyakan dari mereka sering membaca surat-surat

pendek dalam shalat.

2. Perbanyak membaca surat-surat pendek tersebut sehingga ketika

kita mulai menghafalnya maka lidah kita sudah akrab dengan

65

Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah (Upaya mengembangkan

PAI dari Teori ke Aksi), (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), hlm. 120. 66

Moh. Amin dkk, Modul Quran Hadits I, (Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan

Kelembagaan Agama Islam, 2000), hlm. 243. 67

Wening Lestari Ciptaningsih, Upaya Peningkatan Hafalan Surat-Surat Pendek melalui

Metode Practice-Rehearsal Pairs Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Kemiriombo Kecamatan

Gemawang Kabupaten Temanggung, (Skripsi: STAIN Salatiga, 2010), hlm. 29-30.

Page 85: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

64

ayat-ayat yang akan kita hafal. Kemudian setelah yakin bahwa

surat-surat tersebut sudah hafal, baru kemudian pindah ke surat

berikutnya.

3. Jangan lupa untuk menghafalnya dihadapan guru untuk menyimak

hafalan kita, ini harus dilakukan untuk menghindari salah baca

dan salah menghafal.

4. Lakukan pengulangan (muraja’ah) secara teratur, terutama kita

baca dalam shalat lima waktu atau dalam shalat sunnah.

5. Usahakan membaca hafalan sesuai dengan urutan yang tercantum

didalam Al-Quran.

Dari beberapa uraian pendapat-pendapat diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa menghafal surat-surat pendek diutamakan dengan

membaca hafalannya berulang-ulang, kemudian bacaan yang telah

dihafalnya disimak orang lain agar hafalannya tersebut dapat

dibenarkan apabila terdapat kesalahan.

e. Shalat Dhuha Berjamaah

Salah satu ibadah yang disunahkan, namun memiliki banyak

keutamaan bagi manusia selama di dunia dan akhiratnya, adalah

shalat dhuha. Keberkahan bagi orang yang istiqomah menjalankan

shalat dhuha ini sangatlah banyak. Hal itu sudah dibuktikan oleh

orang-orang yang beriman kepada Allah dengan sebenar-benarnya.

Shalat dhuha merupakan shalat sunnah yang dikerjakan pada

waktu dhuha atau pagi hari ketika matahari terbit dan menampakkan

Page 86: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

65

sinarnya hingga terasa panas menjelang waktu dzuhur. Shalat dhuha

merupakan amalan istimewa yang dilakukan oleh manusia yang

mengharap ridho Allah SWT.68

Shalat dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada saat

naiknya matahari hingga tergelincirnya matahari (yaitu kira-kira

07.00 atau 09.00 sampai jam 11.00 WIB). Yang lebih afdhal

dilakukan sebelum lewat seperempat siang.

Shalat dhuha sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW

sebagaimana sabda beliau:

“Dari Abu Hurairah ra. Ia menyatakan “Kekasihku (Rasulullah

SAW) mewasiatkanku tiga perkara: puasa tiga hari dalam sebulan,

shalat dhuha dua rakaat, dan shalat witir sebelum tidur.” (HR.

Bukhari dan Muslim).69

Sedangkan pendapat lain menyebutkan shalat dhuha adalah

shalat sunnah yang dikerjakan waktu pagi. Waktunya mulai setelah

matahari setinggi galah (sekitar pukul 06.30) hingga terik matahari

(kira-kira pukul 11.00).70

Jadi sebenarnya orang yang mengerjakan

shalat dhuha setelah matahari naik sekitar satu tombak, itu tidak

dilarang. Namun siapa saja yang mengerjakannya setelah panas terik

sebelum waktunya habis itu lebih baik.

Waktu shalat dhuha merupakan waktu yang sangat mulia.

Mengenai hal ini, bisa disaksikan dalam Al-Quran Al-Karim, yaitu

68

Iqro’ al-Firdaus, Dhuha Itu Ajaib!, (Jogjakarta: Diva Press, 2014), hlm. 28. 69

Irma Mutiara Sholiha, Misteri Dahsyatnya Shalat Tahajud, Subuh, Dhuha, (Jogjakarta:

Media Ilmu Abadi, 2015), hlm. 115. 70

Sulaiman Al-Kumayi, Shalat : Penyembahan dan Penyembuhan, (T.k.t.: Erlangga,

2007), hlm. 191.

Page 87: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

66

tatkala Allah SWT bersumpah dengan waktu dhuha dan salah satu

suratnya bernama Surat Adl-Dluha.71

Artinya: “Demi waktu dluha (ketika matahari naik

sepenggalahan), dan demi malam apabila telah sunyi, Tuhan-mu

tiada meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula)

membencimu (Maksudnya: saat turunnya wahyu kepada Nabi

Muhammad s.a.w. terhenti untuk sementara, orang-orang musyrik

berkata: "Tuhannya (Muhammad) telah meninggalkannya dan benci

kepadaNya". Maka turunlah ayat ini untuk membantah perkataan

tersebut). Dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu

daripada yang permulaan. (Maksudnya ialah bahwa akhir

perjuangan Nabi Muhammad s.a.w. itu akan menjumpai

kemenangan-kemenangan, sedang permulaannya penuh dengan

kesulitan-kesulitan. Ada pula sebagian mufasir yang mengartikan

akhirat dengan “kehidupan akhirat” beserta segala kesenangannya

dan “ula” dengan arti kehidupan dunia). Dan sungguh kelak Tuhan-

mu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau

menjadi puas. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim,

lalu Dia Melindungi(mu). Dan Dia mendapatimu sebagai seorang

yang bingung (Yang dimaksud dengan bingung di sini ialah

kebingungan untuk mendapatkan kebenaran yang tidak bisa dicapai

oleh akal. Lalu Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad

71

Pakih Sati, Dahsyatnya Tahajud, Dhuha, Sedekah (TDS), (Surakarta: Al-Qudwah,

2013), hlm.52.

Page 88: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

67

s.a.w.), lalu Dia memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu

sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.

Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-

wenang. Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah engkau

menghardiknya. Dan terhadap nikmat Tuhan-mu, hendaklah engkau

nyatakan (dengan bersyukur).”72

Kedudukan shalat dhuha sudah tergambar begitu jelas dalam Al-

Quran dan Al-Hadits. Sudah seharusnya kita juga mencintai amalan

yang paling disukai Allah SWT dan Rasulullah SAW ini. Meskipun

shalat dhuha merupakan amalan sunah, namun para ulama Maliki dan

Syafi’i menyatakan bahwa hukum shalat dhuha adalah sunah

muakkadah. Sunnah muakkadah sendiri memiliki pengertian sebagai

suatu amalan yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW secara rutin.

Bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa sunah muakkadah

adalah sunah-sunah yang menjadi penyempurna bagi hal-hal yang

diwajibkan. Jadi, shalat sunah dhuha bisa menjadi amalan yang

menyempurnakan amalan wajib sehari-hari.73

Shalat yang dilakukan sebagai penyambut pagi dan wujud

syukur atas karunia Allah tersebut memang memiliki sejuta

keistimewaan yang tersembunyi. Hanya orang-orang yang

bersungguh-sungguhlah yang menjaga dan menjalankannya. Shalat

dhuha pun akan mendatangkan keberkahan yang luar biasa, baik di

dunia maupun diakhirat. Allah berfirman,

72

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya…, hlm. 596. 73

A’yunin, The Power Of Dhuha Kunci Memaksimalkan Shalat Dhuha dengan Doa-Doa

Mustajab, (Jakarta: PT Gramedia, T. th.), hlm. 9.

Page 89: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

68

Artinya:(Cahaya itu) di rumah-rumah yang disana telah

Diperintahkan Allah untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya,

disana bertasbih (mensucikan) nama-Nya pada waktu pagi dan

petang. (Q.S An-Nur: 36).74

Sedangkan jumlah rakaat minimal shalat dhuha yang bisa

dikerjakan adalah dua rakaat. Jika mengerjakannya empat rakaat,

maka itu afdhalnya. Jumlah maksimal yang bisa dikerjakan adalah 12

rakaat. Bahkan, ath-Thabary dan beberapa ulama’ lainnya

mengatakan, bahwa tidak ada batasan rakaatnya. Artinya, berapa

rakaat pun yang dikerjakan, maka hukumnya sah-sah saja.75

Adapun doa yang biasa dibaca setelah melaksanakan shalat

dhuha adalah sebagai berikut:76

المال جالك والقوة ق وتك اللهم ان الضحاء ضحاءك والب هاء ب هائك و ماء فانزله وان والقدرة قدرتك والعصمة عصمتك اللهم ان كان رزقى ف الس

ره وان كان حراما فطه را ف يس ره وان كان ف الرض فاخرجه وان كان معسكان بعيدا ف قربه بق ضحائك وب هائك وجالك وق وتك وقدرتك اتن

الني ماات يت عبادك الصArtinya: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah

waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan

adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan

adalah penjagaan-Mu. Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada

74

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya…, hlm. 354. 75

Pakih Sati, Dahsyatnya Tahajud, Dhuha,..., hlm. 61. 76

Irma Mutiara Sholiha, Misteri Dahsyatnya Shalat Tahajud, Subuh, Dhuha…, hlm.

130.

Page 90: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

69

diatas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka

keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram

sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu,

kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang

Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang soleh”.

Shalat dhuha merupakan salah satu shalat sunah yang sering

dilupakan sebagian orang, yang ternyata justru memiliki keutamaan

yang tidak bisa ditukar oleh berapapun nominal yang dimiliki.

Adapun diantara keutamaan-keutamaan shalat dhuha adalah:

1) Shalat dhuha merupakan penghapus semua dosa

Sudah menjadi sifat manusia untuk senang melakukan

perbuatan dosa dan kesalahan yang nyata-nyata bertentangan

dengan perintah-Nya. Mereka bukannya tidak sadar, tetapi

memang godaan untuk melakukan dosa lebih kuat daripada

meninggalkannya. Bahkan, peringatan Allah SWT akan bahaya

melakukan dosa dan kesalahan tak lagi mampu membendung

manusia untuk tidak terperosok dalam kemaksiatan.

Di lain pihak, manusia adalah tempatnya salah dan lupa

sehingga sungguh aneh jika ada yang berpikir bahwa ada manusia

yang tidak pernah melakukan kesalahan. Rasanya, tidak ada

satupun manusia di dunia ini yang terpelihara dari semua

keburukan dan kekejian hingga kematian.77

Dengan bertobat sungguh-sungguh kepada Allah dan

berjanji tidak mengulangi perbuatan dosa yang sama, maka Allah

77

A’yuni, The Power Of Dhuha…, hlm. 45.

Page 91: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

70

akan mengampuni kita. Ada salah satu amalan yang apabila kita

istiqomah menjalankannya, maka ia bisa menjadi penghapus dosa.

Amalan tersebut adalah shalat dhuha.

Rasulullah bersabda, “Barang siapa menjaga dua rakaat

shalat dhuha, maka dosa-dosanya akan diampuni walaupun

sebanyak buih di laut.”(HR. Tirmidzi)78

Betapa besar kekuatan yang terkandung dalam shalat

dhuha karena ia mampu menghapus semua dosa-dosa manusia

walaupun sebanyak buih di lautan. Dosa-dosa yang kita lakukan

setiap menit, detik, baik yang disengaja maupun tidak, tentunya

akan bertumpuk jika Allah tidak berkenan menghapusnya.

Namun, Allah Yang Maha Pengampun selalu menunjukkan jalan

yang menjadi penghapus dosa-dosa manusia, di antaranya dengan

taubatan nasuha, dan menjalankan amalan-amalan yang menjadi

penghapus dosa, seperti shalat dhuha.

2) Terjaga dari keburukan

Ketika mengerjakan shalat dhuha, maka Allah SAW akan

menjamin keamanan kehidupan pada hari itu dan menjauhkan dari

segala bentuk keburukan. Dengan izin-Nya pada hari itu tidak ada

yang mengganggu, tidak ada yang menyakiti, bahkan tidak akan

kekurangan rezeki. Ada saja jalan yang diperlihatkan-Nya,

sehingga kita bisa menjalani hari itu dengan penuh kebaikan.79

3) Shalat dhuha sebagai penyeimbang ibadah

78

A’yuni, The Power Of Dhuha…, hlm. 46. 79

Pakih Sati, Dahsyatnya Tahajud, Dhuha,..., hlm. 56.

Page 92: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

71

Ibadah haruslah seimbang. Begitu juga hidup harus

seimbang antara kepentingan dunia dan juga akhirat, antara

kepentingan terhadap manusia dan kepentingan terhadap Tuhan.

Shalat dhuha merupakan ibadah yang menyangkut keduanya

dimana shalat merupakan wujud ibadah kepada Tuhan dan shalat

dhuha juga merupakan ibadah yang mampu mempermudah

datangnya rezeki dan hal ini merupakan ibadah yang bersifat

duniawi.80

4) Termasuk golongan orang yang bertaubat

Shalat dhuha sendiri merupakan salah satu cara mengingat

Allah pada saat manusia berada dalam kelalaian. Rentang waktu

shalat dhuha yang cukup panjang biasanya lebih banyak

dihabiskan manusia untuk menyelesaikan urusan dunianya.

Padahal, dengan menyempatkan sedikit waktu untuk mendirikan

shalat dhuha, ia akan mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT,

yakni dimasukkan dalam golongan hamba yang bertobat.

Rasulullah bersabda, “Tidaklah seseorang melakukan

shalat dhuha , kecuali orang yang betobat.” (HR. Thabrani)81

Orang yang bertobat dengan sungguh-sungguh merupakan

orang yang sangat beruntung karena Allah masih memberikan

80

Imam Ghazali, Bertambah Kaya Lewat Shalat Dhuha Ritual Halal Menjemput Rejeki,

(Jakarta: Mitrapress, 2008), hlm. 143. 81

A’yuni, The Power Of Dhuha…, hlm. 48.

Page 93: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

72

petunjuk dan hidayah-Nya untuk dapat melihat kebenaran. Berikut

anugerah Allah SWT bagi orang-orang yang bertobat:82

a) Tobat bisa membuka pintu rezeki.

b) Tobat bisa memperkuat persaudaraan.

c) Tobat bisa memacu semangat hidup kembali.

d) Tobat bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT.

5) Jaminan surga bagi orang yang menjaga shalat dhuha

Surga merupakan tempat terindah yang menjadi impian

semua orang beriman. Untuk mencapai surga, kita harus

mengetahui dan mengamalkan semua amal shaleh yang sudah

disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya.83

Diantara amal shaleh yang dapat menjamin kita masuk ke

dalam surganya, terdapat amal ibadah yang apabila kita

menjalankannya dengan ikhlas dan istiqomah, maka Allah SWT

akan membangunkan sebuah istana di surga. Amalan itu adalah

sunnah 12 rakaat yang merupakan shalat dhuha. Hal itu

sebagaimana termaktub dalam hadits Nabi berikut:

Dikisahkan oleh Anas bin Malik, bahwa Rasulullah SAW

bersabda: “Barang siapa mengerjakan shalat dhuha sebanyak 12

rakaat, maka Allah akan membangunkan untuknya istana di

surga.”(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)84

6) Setiap rakaat shalat dhuha memiliki kedudukan mulia

82

Imroatul Latif Nikmaturrohmah, Pembiasaan Shalat Dhuha dalam Pembinaan Akhlak

Peserta Didik di MTS. Al-Ghazali Panjerejo Rejotangan Tulungagung, (Skripsi: IAIN

Tulungagung, 2014), hlm. 28. 83

A’yuni, The Power Of Dhuha…, hlm. 57. 84

A’yuni, The Power Of Dhuha…, hlm. 59.

Page 94: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

73

Jumlah rakaat dhuha yang dijalankan akan menentukan

kedudukan kita di sisi Allah SWT jika mengerjakannya dua

rakaat, maka kita akan mendapat gelar sesuai dengan itu. Begitu

juga seterusnya jika kita mengerjakannya empat rakaat, enam

rakaat, atau delapan rakaat. Semakin banyak rakaat yang kita

kerjakan, maka semakin tinggi kedudukan kita di hadapan-Nya.85

7) Menggantikan sedekah setiap persendian tubuh

Persendian dalam tubuh seorang manusia sangat banyak

dan setiap persendian itu memiliki kewajiban untuk menunaikan

sedekah setiap harinya. Jika dihitung secara materi, mungkin kita

tidak mampu melakukannya, apalagi jika kondisi ekonomi pas-

pasan. Sungguh, suatu usaha yang berat untuk menjalankannya.

Namun, tidak usah takut, karena semua itu bisa digantikan dengan

dua rakaat shalat dhuha saja.86

8) Jaminan kecukupan rezeki dari Allah SWT

Untuk menjemput rezeki, kita tidak hanya diwajibkan

berikhtiar, namun juga berdoa sebagai wujud ikhtiar hati. Dengan

kekuatan doa, maka ikhtiar yang kita jalankan setiap hari menjadi

lebih powerful. Berdoa atau melakukan ikhtiar hati tidak hanya

memudahkan jalan ikhtiar kita, tapi juga semakin mendekatkan

diri kita kepada Allah SWT.87

85

Pakih Sati, Dahsyatnya Tahajud, Dhuha,...,, hlm. 57. 86

Pakih Sati, Dahsyatnya Tahajud, Dhuha,...,, hlm. 59. 87

A’yuni, The Power Of Dhuha…, hlm. 60.

Page 95: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

74

Shalat dhuha merupakan wujud ikhtiar hati yang

dianjurkan oleh Rasulullah SAW sebagai pembuka pintu rezeki.

Shalat dhuha yang dikerjakan dengan ikhlas dan istiqomah

mampu menurunkan rezeki yang masih digantungkan di langit,

mengeluarkan rezeki yang ada di perut bumi, mempermudah

rezeki yang sulit, mendekatkan rezeki yang masih jauh, dan

melipat gandakan rezeki yang masih sedikit.

Jika banyak yang mengatakan bahwa diantara kekuatan

shalat dhuha adalah mendapatkan jaminan kecukupan rezeki dari

Allah SWT sesungguhnya semua itu benar.

Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah berfirman, "Wahai

anak Adam, shalatlah untukku 4 rakaat pada permulaan siang,

maka Aku akan mencukupi pada penghabisannya.” (HR.

Tirmidzi)

Rezeki tidak selalu berupa materi atau harta. Ilmu yang

bermanfaat, amal shalih dan segala sesuatu yang membuat

tegaknya agama seseorang juga dinamakan rezeki. Rezeki jenis

ini Allah khususkan bagi orang-orang Mukmin. Allah

menyempurnakan keutamaan bagi mereka dan Allah

menganugerahkan bagi mereka surga di hari akhir kelak.

f. Sholat Dzuhur Berjamaah

Pada saat isra’ mi’raj Rasulullah SAW. mendapatkan perintah

untuk shalat. Shalat adalah rangkaian dari rukun-rukun dan dzikir-

dzikir tertentu dengan syarat-syarat dan waktu pelaksanaan tertentu

Page 96: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

75

pula. Shalat merupakan kumpulan perkataan dan perbuatan yang

dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, disertai niat.88

Shalat fardhu diisyaratkan dalam Al-Quran Al-Karim dalam

beberapa ayat, diantaranya:

Artinya: “Laksanakanlah shalat sejak matahari tergelincir

sampai gelapnya malam dan (laksanakanlah pula shalat) Subuh.

Sungguh, shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al-Isra’:

78).89

Ayat ini menerangkan waktu-waktu shalat yang lima: tergelincir

matahari adalah waktu untuk shalat dzuhur dan ashar, gelap malam

untuk waktu magrib dan isya.90

Selain itu juga menjelaskan tentang

shalat subuh yang disaksikan oleh malaikat.

Artinya: “Dan laksanakanlah shalat pada kedua ujung siang

(pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-

perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah

88

Shalih bin Ghanim As-Sadlaan, Bimbingan Lengkap Shalat Jama’ah Menurut Sunnah

Nabi, diterjemahkan oleh Abu Ihsan Al-Maidani Al-Atsari, (Solo: At-Tibyan, 2003), hlm. 18. 89

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…, hlm. 290. 90

Muh. Mu’inudinillah Basri, Bimbingan Shalat Lengkap sesuai Sunnah, (Solo: Ar Rijal,

2014), hlm. 102.

Page 97: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

76

peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah).” (QS.

Hud: 114)91

Jamaah dalam bahasa arab diambil dari kata al-jam’u yang

bermakna menyusun sesuatu yang tercerai berai dan

menggabungkannya dengan mendekatkannya satu sama lain.

Sedangkan jama’ah menurut fuqaha adalah kumpulan sejumlah

manusia.92

Jadi yang dimaksud shalat jamaah adalah merangkai shalat

makmum dengan shalat imam dengan syarat-syarat tertentu.

Shalat berjamaah sudah bisa ditegakkan jika terdapat dua orang,

yakni seorang menjadi imam, dan seorang menjadi makmum. Setiap

kali jumlah orang yang mengikuti jamaah bertambah maka semakin

bertambah pula cinta Allah SWT kepadanya.93

Shalat wajib lima waktu dianjurkan dengan berjamaah, selain

pahalanya yang berlipat, dalam shalat tampak sekali nilai-nilai

kebersamaan. Unsur-unsur rasa diperhatikan dan rasa berarti yang

sangat dibutuhkan bagi setiap orang ternyata ada dalam shalat

berjamaah.

Setelah shalat berjamaah usai, mereka membiasakan untuk

bersalaman dengan jamaah yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa

mereka mempunyai kedudukan yang sama dan berhak untuk menyapa

lingkungannya.

91

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…, hlm. 234. 92

Shalih bin Ghanim As-Sadlaan, Bimbingan Lengkap Shalat Jama’ah…, hlm. 19. 93

Muh. Mu’inudinillah Basri, Bimbingan Shalat Lengkap…, hlm. 95.

Page 98: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

77

g. Melaksanakan Shalat Jumat Untuk Siswa Laki-Laki

Setiap lelaki yang sudah baligh, berakal sehat, merdeka, tidak

sedang dalam perjalanan, dan tidak ada halangan, wajib mendirikan

shalat Jumat. Shalat Jumat wajib dilakukan dimasjid. Pada hari yang

penuh berkah ini, ketika tiba waktu shalat Jumat, umat Islam

berbondong-bondong menuju satu masjid. Mereka meninggalkan

segala kegiatan dan aktivitas guna mendengarkan hikmah-hikmah,

nasihat-nasihat, dan pesan-pesan yang disampaikan khatib yang

menyeru kepada kemaslahatan hidup dan kehidupan di dunia maupun

diakhirat.94

Pada hari Jumat manusia dihimbau agar melupakan urusan

dunia sejenak untuk mengingat Allah, merekatkan hubungan

silaturahmi. Khutbah yang disampaikan khatib sebagai pencerahan

bagi umat Islam. Sesungguhnya bagi orang-orang yang mengetahui,

bersegera untuk pergi melaksanakan ibadah shalat Jumat itu lebih

baik dari pada mengurusi perkara-perkara dunia. Sebagaimana yang

difirmankan Allah SWT:

94

Syekh Ali Ahmad Al-Jarjawi, Indahnya Syariat Islam, (Jakarta: Gema Insani, 2006),

hlm. 138.

Page 99: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

78

Artinya: “Wahai orang-orang beriman! Apabila telah diseru

untuk melaksanakan shalat Jum'at, maka segeralah kamu mengingat

Allah dan tinggalkanlah jual beli (Maksudnya: apabila imam telah

naik mimbar dan muazzin telah azan di hari Jum'at, maka kaum

muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan muazzin itu dan

meninggalakan semua pekerjaannya). Yang demikian itu lebih baik

bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Jumuah: 9)95

Dilaksanakannya shalat Jumat di sekolah guna mendidik siswa

agar terbiasa melakukannya, sehingga tidak gampang meninggalkan

kewajiban ini. Karena orang yang suka meninggalkan shalat Jumat

tanpa udzur maka akan ditutup hatinya oleh Allah, ia akan sulit

mendapatkan petunjuk. Dengan pelaksanaan ini siswa akan mendapat

tambahan ilmu dan pencerahan jiwa dari pesan-pesan yang

disampaikan khatib.

h. Infak atau Menyisihkan Sebagian Uang Saku Untuk Bersedekah

Tangan di atas (orang yang memberi) lebih baik dari pada

tangan yang dibawah (orang yang meminta). Itulah gambaran yang

disabdakan oleh Rasulullah SAW. terkait dengan sedekah. Sedekah

termasuk ibadah sosial, karena amalan ini menyangkut interaksi

sosial. Amalan tersebut bertujuan mendidik seorang Muslim agar

peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Ini berarti bahwa bersedekah

mengajarkan kepada kita bahwa hidup di dunia tidaklah sendirian.

Sehingga, kita dididik untuk memiliki rasa peduli, respect, dan saling

menyayangi antarsesama.96

95

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…, hlm. 554. 96

Iqro’ al-Firdaus, Engkau Wajib Kaya Bila Shalat Dhuha & Bersedekah dengan Benar,

(Jogjakarta: Diva Press, 2014), hlm. 109.

Page 100: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

79

Untuk menanamkan kepekaan sosial siswa, dapat dilakukan

dengan kegiatan gemar bersedekah. Sekolah menyediakan kotak amal

ditiap kelas kemudian siswa menyisihkan sebagian uang sakunya

untuk dimasukkan ke dalam kotak amal. Banyak sedikitnya uang

yang disumbangkan siswa tidak menjadi masalah, yang terpenting

guru perlu memberi pengertian kepada siswa untuk ikhlas.

Sedekah adalah perbuatan yang terpuji baik diberikan terang-

terangan maupun sembunyi-sembunyi. Dengan bersedekah siswa

akan terlatih untuk bersifat dermawan, senang membantu orang yang

kesusahan dan senantiasa menjalin kasih sayang terhadap umat

manusia bagaimanapun keadaannya.

C. Pembinaan Perilaku Beragama melalui Aktivitas Keagamaan

1. Proses Pembinaan Perilaku Beragama melalui Aktivitas Keagamaan

Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa yang sangat

berharga. Untuk membentuk generasi penerus bangsa yang unggul dan

berkualitas, diperlukan penanaman pendidikan keagamaan yang baik.

Pada era modern ini, banyak siswa SD atau MI yang melakukan tindak

kenakalan dan kekerasan, seperti membolos, menyontek waktu ujian

berlangsung, mencuri, berbohong kepada gurunya, merokok, pelecehan

seksual, bahkan yang lebih parah lagi banyak siswa SD atau MI yang

melakukan tindak kekerasan kepada teman sebayanya. Contoh tersebut

erat kaitannya dengan kualitas pendidikan dan kualitas sumber daya

Page 101: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

80

manusia, serta menunjukkan betapa rendah dan rapuhnya fondasi spiritual

kehidupan bangsa.

Salah satu dari penyebab kenakalan anak di atas, dikarenakan

kurangnya pengawasan yang baik terutama dari orang tua dalam

mendidik perilaku beragama anaknya. Agus Zaenul Fitri juga

membenarkan hal tersebut bahwa keyakinan atau agama merupakan

elemen tertinggi dari perilaku manusia, dari kepercayaan itu kemudian

melahirkan tingkah laku.97

Oleh karena itu, dalam mengatasi kenakalan

anak perlu adanya pembinaan perilaku beragama bagi siswa. Disini,

peran sekolah sangatlah penting.

Manusia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia akan

terbentuk melalui proses kehidupan terutama melalui proses pendidikan

khususnya kehidupan beragama dan pendidikan agama. Proses

pendidikan ini terjadi dan berlangsung seumur hidup baik di lingkungan

keluarga, sekolah, maupun masyarakat.98

Pendidikan agama Islam pada dasarnya harus menyentuh tiga

aspek secara terpadu, yaitu: (1) Knowing, yakni agar peserta didik dapat

mengetahui dan memahami ajaran dan nilai-nilai agama. (2) Doing, yakni

agar peserta didik dapat mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai agama. (3)

Being, yakni agar peserta didik dapat menjalani hidup sesuai dengan

ajaran dan nilai-nilai agama.99

97

Agus Zaenul Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis…, hlm. 92. 98

Mahmudi, Pendidikan Karakter: Konsep dan Impementasi, (Bandung: Alfabeta, 2014),

hlm. 261. 99

Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 306.

Page 102: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

81

Namun pada kenyataannya pendidikan agama di sekolah hanya

berorientasi pada pengajaran agama. Aktivitas keagamaan masih kurang

begitu diperhatikan. Guru seharusnya dapat membimbing anak-anak

untuk melaksanakan aktivitas keagamaan dengan baik sehingga seorang

siswa tidak hanya menguasai materi yang diajarkan oleh guru tetapi juga

mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan begitu

perilaku beragama siswa menjadi lebih baik.

Tujuan proses pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas

keagamaan yaitu terjadinya perubahan akibat dari aktivitas keagamaan

yang dilaksanakan di sekolah secara sistematis, dan diharapkan terjadi

dalam perilaku beragama siswa.

Proses pembinaan perilaku beragama dengan aktivitas keagamaan,

yang dilakukan di sekolah atau madrasah yaitu: doa bersama sebelum

memulai dan ketika selesai kegiatan belajar mengajar, menghafalkan

Asmaul Husna, membaca Al-Quran 15 menit sebelum waktu belajar jam

pertama dimulai, hafalan surat-surat pendek dalam Al-Quran, shalat

dhuha berjamaah, shalat dzuhur berjamaah, melaksanakan shalat Jumat

untuk siswa laki-laki, dan infak atau menyisihkan sebagian uang saku

untuk bersedekah.

Page 103: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

82

Metode-metode yang bisa diterapkan oleh guru dalam rangka

pembinaan perilaku beragama siswa menurut Abdul Mu’min Sa’adudin

sebagai berikut:100

a. Memberikan pelajaran atau nasehat

Ini merupakan metode yang cukup dikenal dalam pembinaan

Islam yang menyentuh diri bagian dalam dan mendorong semangat

penasehat untuk mengadakan perbaikan sehingga pesan-pesannya

dapat diterima. Metode ini akan sangat berguna jika yang diberi

nasehat percaya kepada yang memberi nasehat, sementara nasehatnya

datang dari hati. Sebab apa yang datangnya dari hati itu akan sampai

ke hati pula.

b. Membiasakan akhlak yang baik

Hal ini dapat ditempuh dengan membiasakan para siswa untuk

mengucapkan kata-kata yang baik dan sopan serta membiasakan diri

melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dan sesuai dengan tuntutan

atau tuntunan ajaran agama Islam. Islam memanfaatkan kebiasaan

sebagai salah satu metode pembinaan perilaku beragama yang baik,

maka semua yang baik itu di ubah menjadi kebiasaan.

c. Memilih teman yang baik

Syarat berteman itu hendaklah karena Allah dan dijalan Allah,

yakni bersih dari kepentingan duniawi dan materi. Yang mendorong

ke arah ini tiada lain hanyalah iman kepada Allah SWT.

100

Abdul Mu’min Sa’adudin, Meneladani Akhlak Nabi, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006), hlm. 59.

Page 104: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

83

d. Memberi pahala dan sanksi

Jika pembinaan perilaku keberagamaan tak berhasil dengan

metode keteladanan dan pemberian pelajaran, beralihlah kepada

metode pahala dan sanksi atau metode janji harapan dan ancaman.

e. Contoh atau teladan yang baik

Contoh ini dapat ditempuh dengan memberikan contoh dan

tauladan yang baik kepada siswa baik melalui ucapan maupun

perbuatan, yang semuanya itu bersumber pada ajaran Islam, hal ini

sangat besar pengaruhnya bagi anak didik, karena sudah dapat kita

pahami bahwasanya anak memiliki sifat suka meniru orang apa saja

baik yang didengarkan maupun yang mereka lihat dalam kehidupan

sehari-hari, baik tindakan maupun budi pekertinya.

Dalam proses pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas

keagamaan harus ada evaluasi untuk mengontrol pelaksanaan aktivitas

keagamaan yang dilaksanakan di sekolah. Sehingga hasil dari evaluasi

tersebut dapat dijadikan sebagai umpan balik (feed-back) bagi guru untuk

menyempurnakan dan memperbaiki aktivitas keagamaan yang

dilaksanakan di sekolah.

Dalam tataran aktivitas keseharian, nilai-nilai keagamaan yang

telah disepakati tersebut diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku

keseharian oleh semua warga sekolah. Proses pengembangan tersebut

dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:101

101

Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah…, hlm. 85.

Page 105: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

84

Pertama, sosialisasi nilai-nilai agama yang disepakati sebagai

sikap dan perilaku ideal yang ingin dicapai pada masa mendatang di

sekolah.

Kedua, penetapan action plan mingguan atau bulanan sebagai

tahapan dan langkah sistematis yang akan dilakukan oleh semua pihak di

sekolah dalam mewujudkan nilai-nilai agama yang telah disepakati

tersebut.

Ketiga, pemberian penghargaan terhadap prestasi warga sekolah,

seperti guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik sebagai usaha

pembiasaan (habit formation) yang menjunjung sikap dan perilaku yang

komitmen dan loyal terhadap ajaran dan nilai-nilai agama yang

disepakati. Penghargaan tidak selalu berarti materi (ekonomik),

melainkan juga dalam arti sosial, kultural, psikologik, ataupun lainnya.

2. Bentuk Pembinaan Perilaku Beragama melalui Aktivitas Keagamaan

Pendidikan dan pengajaran dalam madrasah itu harus diarahkan

kepada pembinaan keyakinan beragama, sehingga hidupnya akan selalu

berpedoman kepada ajaran Islam.102

Upaya pembinaan terhadap siswa

terdapat usaha memberi bantuan atau tuntunan dan pertolongan terhadap

pengembangan pola pikir, sikap mental, perilaku, minat, bakat, dan

ketrampilan siswa melalui aktivitas keagamaan.

Pembinaan perilaku beragama meliputi tanggung jawab, disiplin,

dan kerja sama siswa melalui aktivitas keagamaan disamping untuk

102

Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1985), hlm. 106.

Page 106: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

85

mempertajam pemahaman, dan pengalaman nilai-nilai keimanan dan

ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Para siswa juga dibina

kearah perilaku tanggung jawab, disiplin, dan kerjasama siswa.

Bentuk-bentuk pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas

keagamaan yaitu:

a. Doa bersama sebelum memulai dan ketika selesai kegiatan belajar

mengajar.

b. Menghafalkan Asmaul Husna.

c. Membaca Al-Quran 15 menit sebelum waktu belajar jam pertama

dimulai.

d. Hafalan surat-surat pendek dalam Al-Quran.

e. Shalat dhuha berjamaah.

f. Shalat dzuhur berjamaah.

g. Melaksanakan shalat Jumat untuk siswa laki-laki.

h. Infak atau menyisihkan sebagian uang saku untuk bersedekah.

Langkah-langkah formal yang dilakukan oleh sekolah atau

madrasah untuk membangun kultur berbasis pendidikan karakter (akhlak

mulia):103

a. Menjadikan kemampuan membaca Al-Quran sebagai kompetensi

kelulusan.

b. Kebijakan shalat dzuhur berjamaah yang dilaksanakan secara

bergelombang.

103

Novan Ardy Wiyani, Konsep, Praktik, dan Strategi Membumikan Pendidikan

Karakter di SD, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013), hlm. 230.

Page 107: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

86

c. Seperempat jam sebelum dilaksanakannya kegiatan belajar mengajar

dilaksanakan tadarus. Dalam pelaksanaan tadarus, siswa

dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan membaca Al-Quran.

d. Kegiatan mengaji Al-Quran dibimbing oleh guru Al-Quran secara

khusus di setiap kelas.

e. Kegiatan mengaji Al-Quran untuk kelas 1, 2, dan 3 dilaksanakan

setiap hari, untuk kelas 4 dan 5 dilaksanakan dua hari dalam

seminggu, sedangkan kelas 6 hanya sehari, yaitu pada hari Jumat.

f. Setiap hari secara bergiliran, siswa diberi kesempatan untuk

melakukan shalat dhuha di masjid.

Setiap lembaga pendidikan menanamkan tiga nilai yaitu nilai

ibadah, akhlak (perilaku), dan kedisiplinan.104

Ibadah wajib dilakukan

karena merupakan ketaatan universal kepada sang pencipta, akhlak yang

baik wajib dipunyai oleh siswa karena mereka berinteraksi dengan orang

lain dalam masyarakat. Sedangkan kedisiplinan merupakan manifestasi

dari nilai ibadah.

104

Muhammad Fathurrohman, Budaya Religius dalam Peningkatan Mutu Pendidikan:

Tinjauan Teoritik dan Praktik Kontekstualisasi Pendidikan Agama di Sekolah, (Yogyakarta:

Kalimedia, 2015), hlm. 203.

Page 108: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

87

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran mendalam tentang

Pembinaan Perilaku Beragama melalui Aktivitas Keagamaan (Studi Multi

Kasus di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten

Tulungagung) dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan berusaha

melaksanakan pengkajian data deskriptif yang akan dituangkan dalam

bentuk laporan atau uraian. Karena dalam penelitian kualitatif memahami

makna yang mendasari tingkah laku partisipan, mendeskripsikan latar dan

interaksi yang kompleks, eksplorasi untuk mengidentifikasi tipe-tipe

informasi, mendeskripsikan fenomena.1

Penelitian kualitatif deskriptif yaitu suatu penelitian yang berusaha

mengambarkan keadaan yang sebenarnya di lapangan dengan menggunakan

pendekatan kualitatif. Sedangkan penelitian kualitatif adalah suatu penelitian

yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,

peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang

secara individual maupun kelompok.2

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

berdasarkan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada

kondisi obyek yang alamiah. Dimana peneliti adalah sebagai instrumen

1 Sanapiah Faisal, Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasi, (Malang: YA3,

1990), hlm. 22.

2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya,

2011), hlm. 60.

Page 109: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

88

kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data

bersifat induktif atau kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna dari pada generalisasi.3 Penelitian kualitatif mempunyai

dua tujuan utama, yaitu pertama menggambarkan dan mengungkap (to

describe and explore) dan kedua menggambarkan dan menjelaskan (to

describe and to explain).

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

studi multi kasus, dikarenakan penelitian ini meneliti di dua subjek atau

lebih, latar, atau tempat penyimpanan data. Perbedaan penelitian studi kasus,

studi multi kasus dan studi multi situs yaitu kalau kasusnya tunggal, maka

disebut studi kasus, yakni jenis penelitian yang berupaya melakukan

eksplorasi terhadap suatu latar (a detailed examination of one setting), atau

satu peristiwa tertentu (one particular event), atau satu subjek (one single

subject) atau satu tempat penyimpanan dokumen (one single depository of

document) dengan cara menginvestigasi secara eksploratif, deskriptif dan

utuh (wholeness) fenomena sementara dalam konteks kehidupan nyata (real

live context). Tetapi kalau kasusnya dua atau lebih, maka disebut studi multi

kasus, yakni rancangan penelitian yang mengkaji dua atau lebih subjek, latar

atau tempat penyimpanan data penelitian. Dalam penelitian studi multi

kasus, diasumsikan diantara kasus yang satu dengan kasus lainnya memiliki

karakteristik yang berbeda.4 Menurut Bogdan dan Biklen menyebutkan

3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2012), hlm. 9. 4 Imron Arifin, Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu-Sosial Keagamaan (Surabaya:

Kalimasada Press, 1996), hlm 4.

Page 110: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

89

bahwa tatkala peneliti mempelajari dua subjek atau lebih atas penyimpanan

data, maka menggunakan desain penelitian studi multi kasus.5 Studi multi

kasus berupaya mengkaji subyek tertentu dan memperbandingkan atau

mempertentangkan beberapa subjek tertentu. Perbandingan tersebut

mencakup persamaan dan perbedaan, aturan umumnya, subjek yang

dibandingkan haruslah sejenis dan sebanding.6 Sedangkan rancangan studi

multi-situs adalah suatu rancangan penelitian kualitatif yang melibatkan

beberapa situs, tempat dan subjek penelitian. Subjek-subjek penelitian

tersebut diasumsikan memiliki karakteristik yang sama.7

Hal senada disampaikan oleh Yin, bahwa dalam menemukan kasus

atau subyek penelitian seorang peneliti harus mempertimbangkan: (a)

Memperkirakan bahwa subjek penelitian mempunyai karakteristik yang

sejenis atau sebanding. (b) Memprediksikan bahwa setiap subjek yang

diteliti dapat membuahkan hasil yang berlatar belakang berbeda tetapi untuk

alasan-alasan tertentu seperti yang di prediksi (replica teoritis).8

Sebagai penelitian studi multi kasus maka langkah yang akan

ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Melakukan

pengumpulan data pada kasus pertama di MIN Mergayu. Penelitian ini

dilakukan sampai pada tingkat kejenuhan data dan selama itu pula dilakukan

5 Al-Hanif, Sekilas Tentang Penelitian Kualitatif Bagian II, dalam

http://hefnizeinstainjember.blogspot.nl/2014/sekilas-tentang-penelitian-kualitatif.html. diakses

pada tanggal 06 Juli 2015. 6 Abdul Wahab, Menulis Karya Ilmiah, (Surabaya: Ailangga University Press, 1999),

hlm. 92. 7 Al-Hanif, Sekilas Tentang Penelitian Kualitatif Bagian II, dalam

http://hefnizeinstainjember.blogspot.nl/2014/sekilas-tentang-penelitian-kualitatif.html. diakses

pada tanggal 06 Juli 2015. 8 Robert K. Yin, Studi Kasus: Desain dan Metode, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012),

hlm. 56.

Page 111: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

90

kategorisasi dalam tema-tema untuk menemukan konsepsi tematis mengenai

pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas keagamaan yang telah

dilakukan di madrasah atau sekolah. (2) Melakukan pengamatan pada kasus

kedua, yaitu MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung.

Tujuannya untuk memperoleh temuan mengenai pembinaan perilaku

beragama melalui aktivitas keagamaan di sekolah.

Berdasarkan pemahaman kedua fokus di atas, kemudian dilanjutkan

dengan analisis lintas kasus. Pemahaman tersebut lebih lanjut digunakan

sebagai dasar dalam menemukan pembinaan perilaku beragama melalui

aktivitas keagamaan di madrasah atau sekolah.

B. Latar Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar

Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung. MIN Mergayu adalah satu-

satunya MIN yang ada di Bandung tepatnya di Desa Mergayu, Kecamatan

Bandung, Kabupaten Tulungagung. Sedangkan MI Al-Azhaar adalah MI

yang maju dan berkembang di Bandung tepatnya di Desa Bandung,

Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung. Subyek penelitian adalah

kelas IV-VI MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung

Kabupaten Tulungagung. Alasan pemilihan subyek penelitian kelas IV-VI

karena siswa kelas IV-VI merupakan tahap perkembangan berfikir yang

semakin luas, anak memiliki semangat belajar yang tinggi. Anak mulai usia

10 tahun (kelas IV-VI) harus memiliki tanggung jawab dalam mengerjakan

Page 112: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

91

ibadah serta dapat bersosialisasi dengan baik. Dalam pemilihan lokasi

penelitian ini, peneliti tidak sekedar memilih saja, akan tetapi ada

pertimbangan rasional yang menyebabkan peneliti menunjuk sekolah

tersebut. Adapun pertimbangannya sebagai berikut:9

1. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mergayu dan Madrasah Ibtidaiyah Al-

Azhaar merupakan kedua sekolah yang maju dan berkembang.

2. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mergayu dikenal sebagai madrasah yang

melaksanakan aktivitas-aktivitas keagamaan dan Madrasah Ibtidaiyah

Al-Azhaar dikenal sebagai sekolah keagamaan yang menerapkan

aktivitas-aktivitas keagamaan yang harus dilaksanakan oleh semua

warga sekolah.

3. Kedua sekolah tersebut untuk koordinasi terkait aktivitas keagamaannya

sudah cukup baik. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mergayu untuk

koordinasi terkait aktivitas keagamaan dilaksanakan oleh Waka

Kurikulum. Sedangkan di Madrasah Ibtidaiyah Al-Azhaar untuk

koordinasi terkait aktivitas keagamaan terdapat koordinasi terkait Al-

Quran dan koordinasi secara umum yang dilaksanakan oleh Waka

Kurikulum.

4. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mergayu dan Madrasah Ibtidaiyah Al-

Azhaar, keduanya sudah melakukan pembinaan perilaku beragama

melalui aktivitas keagamaan.

9 Hasil wawancara dan observasi di MIN Mergayu Bandung, pada hari Selasa tanggal 16

Juni 2015, dan hasil wawancara dengan salah satu guru MI Al-Azhaar Bandung pada hari Sabtu

tanggal 20 Juni 2015.

Page 113: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

92

5. Kedua sekolah tersebut dalam mengontrol pembinaan perilaku beragama

melalui aktivitas keagamaan sudah cukup baik. Madrasah Ibtidaiyah

Negeri Mergayu, dalam mengontrol pembinaan perilaku beragama

(Tanggung jawab, disiplin, dan kerjasama) siswa melalui aktivitas

keagamaan dengan buku penghubung siswa dan diamati oleh guru.

Sedangkan di Madrasah Ibtidaiyah Al-Azhaar, dalam mengontrol

pembinaan perilaku beragama (Tanggung jawab, disiplin, dan

kerjasama) siswa melalui aktivitas keagamaan dengan buku penghubung

siswa, pengamatan dari guru, dan buku cek list yang diisi pada saat

shalat Jumat.

6. Adanya penanaman nilai-nilai keagamaan yang selalu dikembangkan

oleh masing-masing pihak sekolah.

C. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai instrument utama

pengumpulan data. Kehadiran peneliti adalah salah satu unsur penting dalam

penelitian kualitatif. Peneliti merupakan perencana, pelaksana, pengumpul

data dan pada artinya menjadi pelapor penelitiannya.10

Senada dengan

Sugiyono menyatakan penelitian kualitatif yang menjadikan manusia

sebagai instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih

informasi sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai

10

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2011), hlm. 168.

Page 114: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

93

kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas

temuannya.11

Sebagai instrument dalam penelitian, maka seorang peneliti harus

memiliki syarat-syarat sebagai berikut: 1) ciri-ciri umum seperti responsive,

dapat menyesuaikan diri, menekankan keutuhan, mendasarkan diri atas

perluasan pengetahuan, memproses data secepatnya, memanfaatkan

kesempatan untuk mengklarifikasikan dan mengikhtisarkan serta

memanfaatkan kesempatan untuk mencari respon yang tidak lazim. 2)

kualitas yang diharapkan. Dan 3) peningkatan kemampuan peneliti sebagai

instrument.12

Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan dengan sebaik mungkin,

bersifat selektif, hati-hati dan bersungguh-sungguh dalam menjaring data

sesuai dengan kenyataan dilapangan, terlebih data yang berkaitan dengan

pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas keagamaan di MIN Mergayu

dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung, sehingga

data yang terkumpul benar-benar relevan dan terjamin keabsahannya.

D. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan studi multi kasus, karena

penelitian ini mengkaji dua subjek, latar atau tempat penyimpanan data

penelitian yaitu di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung

Kabupaten Tulungagung.

11

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 60. 12

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif…, hlm. 121.

Page 115: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

94

Dalam penelitian ini, rancangannya adalah diawali dengan keresahan

peneliti melihat fenomena yang banyak terjadi di madrasah atau sekolah.

Banyak perilaku yang menyimpang terutama masalah akhlak para siswa.

Bahkan perilaku siswa saat ini kurang baik terhadap gurunya. Oleh karena

itu, dengan melihat beberapa fenomena tersebut, muncul beberapa

pertanyaan bagaimana pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas

keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung

Kabupaten Tulungagung. Peneliti kemudian menggali data lebih luas lagi

dan juga belajar memahami lingkungan penelitian serta menjalin

kekerabatan dengan informan disana.

Sehubungan dengan itu, peneliti menempuh langkah-langkah sebagai

berikut: (a) Sebelum memasuki lapangan, peneliti terlebih dahulu meminta

izin kepada Kepala Sekolah MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan

Bandung Kabupaten Tulungagung. (b) Secara formal mengadakan kontak

dengan komunitas madrasah atau sekolah baik melalui pertemuan formal

maupun non formal. (c) Membuat jadwal kegiatan berdasarkan kesepakatan

peneliti dengan subjek penelitian. (d) Melaksanakan kunjungan untuk

mengumpulkan data sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.

E. Data dan Sumber Data

1. Data

Data dalam penelitian ini adalah keterangan atau bahan nyata yang

dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan); untuk itu jenis

Page 116: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

95

data harus diungkap dalam bagian ini. Data yang dikumpulkan melalui

penelitian ini adalah data yang sesuai dengan fokus penelitian, yaitu

tentang pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas keagamaan di

MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten

Tulungagung.

Data penelitian kualitatif terdiri atas data primer dan data

sekunder.13

Data primer adalah data yang bersifat langsung dikumpulkan

oleh peneliti dari sumber pertama di lapangan.14

Sedangkan menurut

Iqbal Hasan, data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang

melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada.15

Dalam hal ini data sekunder adalah data yang sudah diolah dalam

bentuk naskah tertulis atau dokumen. Data sekunder ini merupakan data

yang diperoleh dari madrasah atau sekolah berupa dokumen-dokumen,

foto-foto, dan benda-benda yang dapat digunakan sebagai pelengkap

data primer. Karakteristik data sekunder yaitu berupa tulisan-tulisan,

rekaman-rekaman, gambar atau foto yang berhubungan dengan

pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas keagamaan di MIN

Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten

Tulungagung.

13

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi dan Makalah, (Malang:

Pascasarjana UIN Maliki, 2015), hlm. 35. 14

Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo, 1998), hlm. 182. 15

Iqbal Hasan, Analisis Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm.

19.

Page 117: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

96

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu manusia (human) dan bukan manusia. Sumber data adalah subjek

dari mana data diperoleh.16

Sumber dan jenis data yang utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data

tambahan, seperti dokumen dan lain-lain.17

Dilihat dari sumber data,

dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri

dari dua bagian, yaitu:

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber-sumber yang memberikan

data secara langsung dari tangan pertama atau merupakan sumber

asli.18

Sumber data primer merupakan data yang langsung dari

narasumber yang dilakukan dengan jalan mengadakan wawancara.

Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah pertama,

situasi alami atau sewajarnya yang terjadi di lingkungan madrasah

atau sekolah yang menjadi tempat penelitian, baik situasi fisik,

sosial, maupun psikologis. Kedua, Kepala Sekolah, semua guru,

semua siswa yang ada di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar

Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung, serta orang tua siswa.

16 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta Rineka

Cipta, 2013), hlm. 172.

17 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,…hlm. 95.

18 Nasution, Metode Research Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 150.

Page 118: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

97

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber-sumber yang diambil dari

sumber yang lain yang tidak diperoleh dari sumber primer.19

Adapun

sumber data sekunder yaitu data yang mendukung terhadap data

primer. Sumber data sekunder diperoleh dari studi dokumentasi yang

diperoleh dari MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan

Bandung Kabupaten Tulungagung, literatur-literatur dan bacaan lain

yang berkaitan dengan tema penelitian. Sumber data ini merupakan

sumber data benda yang sifatnya mendukung, dapat berupa

dokumen, laporan, program kerja, arsip-arsip, serta suasana dan

kontak sosial yang terjadi di lokasi penelitian.

Penelitian terhadap suasana, ditujukan kepada kegiatan-

kegiatan guru dan siswa untuk melihat proses pembinaan perilaku

beragama melalui aktivitas keagamaan dalam keseharian mereka.

Hal-hal yang terangkat baik melalui informasi maupun proses

kegiatan tersebut serta fenomena yang muncul.

Karena penelitian ini menggunakan rancangan studi multi kasus

maka teknik sampling penelitian digunakan dua tahap. (1) Studi kasus

tunggal pada kasus pertama digunakan teknik sampling secara purposive

yaitu mencari informan kunci yang dapat memberikan informasi kepada

peneliti tentang data yang dibutuhkan. (2) Cara pengambilan sampel

19

Saifuddin Anwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pelajar Offset, 1998), hlm. 91.

Page 119: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

98

seperti pada kasus pertama digunakan untuk memperoleh data pada

kasus kedua.

Dengan teknik purposive dalam menentukan informan, maka

sebagai sumber data antara lain:

a. Kepala Sekolah MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan

Bandung Kabupaten Tulungagung.

b. Para guru MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung

Kabupaten Tulungagung.

c. Siswa MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung

Kabupaten Tulungagung.

d. Orang tua siswa MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan

Bandung Kabupaten Tulungagung.

e. Dokumen MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung

Kabupaten Tulungagung.

Alasan ditetapkannya informan tersebut, pertama, mereka sebagai

pelaku yang terlibat langsung dalam pembinaan perilaku beragama

melalui aktivitas keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar

Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung. Kedua, mereka

mengetahui secara langsung persoalan yang akan dikaji. Ketiga, mereka

lebih menguasai informasi secara akurat berkenaan dengan masalah

pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas keagamaan di MIN

Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten

Tulungagung.

Page 120: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

99

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data tentang apa yang akan di teliti oleh peneliti

yakni dengan cara pengumpulan data. Karena pengumpulan data merupakan

prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang

diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode pengumpulan data dengan

masalah penelitian yang ingin dipecahkan.20

Ada tiga teknik pengumpulan

data dalam penelitian ini yaitu, (1) teknik wawancara mendalam, (2) teknik

observasi berperan serta, dan (3) teknik dokumentasi. Dengan penjabaran

sebagai berikut:

1. Wawancara mendalam (depth interview)

Wawancara berarti proses tanya jawab yang berlangsung secara

lisan yang mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan

secara langsung informasi-informasi atau keterangan dari responden.21

Wawancara mendalam dilaksanakan dengan maksud antara lain

mengkontruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan,

motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain. “Penelitian ini

menggunakan metode wawancara mendalam yaitu wawancara dengan

mengungkap kumpulan berbagai tanggapan dan perspektif dari berbagai

data yang telah terkumpul”.22

20

Moh Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), hlm. 174.

21 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif…, hlm. 188.

22 Septiawan Santana, Menulis Ilmiah: Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2007), hlm. 44.

Page 121: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

100

Dalam penelitian ini jenis wawancara yang digunakan peneliti

bermacam-macam sangat tergantung suasana, pentingnya informasi dan

juga pentingnya informan. Jenis wawancara berupa wawancara

pembicaraan informal, wawancara terbuka terstruktur atau tidak

terstruktur yang tujuannya untuk menggali lebih dalam atau lebih

spesifik tentang hal-hal yang dibicarakan.

Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,

dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, di mana

pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif

lama. Rekaman wawancara membantu peneliti untuk melaporkan

berbagai catatan yang didapat selama wawancara. Selain itu, menolong

peneliti mengidentifikasi bagian-bagian dari penelitian yang ditemukan

selama wawancara atau data sebelumnya.

Informasi yang akan dikumpulkan melalui teknik wawancara ada

beberapa tahapan yaitu, a) Menentukan informan yang akan

diwawancarai dengan salah satu dari teknik penentuan sample. b)

Persiapan wawancara dengan menetapkan garis-garis besar pertanyaan

untuk memperoleh data. c) Menetapkan waktu dan mengadakan

negosiasi dengan informan. d) Melakukan wawancara dan selama proses

wawancara berlangsung atau selama penelitian berlangsung peneliti

berusaha memelihara hubungan yang wajar sehingga informasi yang

Page 122: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

101

diperoleh akan objektif. e) Mengakhiri wawancara dan segera

menyalinnya dalam transkrip wawancara.

Wawancara dilakukan terhadap Kepala Sekolah, guru, siswa, dan

orang tua. Isi pokok yang ingin digali dari wawancara adalah sebagai

berikut: (1) Pelaksanaan aktivitas keagamaan di MIN Mergayu dan MI

Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung. (2) Proses

pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas keagamaan di MIN

Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten

Tulungagung. (3) Perilaku beragama setelah mendapatkan pembinaan

aktivitas keagamaan di MIN Mergayu Bandung dan MI Al-Azhaar

Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung.

Wawancara tahap pertama bertujuan memberikan deskripsi dan

orientasi awal perihal masalah dan subjek yang dikaji. Tema-tema yang

muncul pada tahap ini kemudian diperdalam, dikonfirmasikan pada

tahap wawancara berikutnya.

2. Observasi

Observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan

yang ingin di capai,23

merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang

mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang

berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu,

peristiwa, tujuan, dan perasaan. Sedangkan menurut Ahmad Tanzeh,

observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan

23

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Yogyakarta:

Rineka Cipta, 2002), hlm. 204.

Page 123: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

102

pengamatan terhadap objek penelitian yang dapat dilaksanakan secara

langsung maupun tidak langsung. Teknik observasi ini peneliti gunakan

untuk melihat dan memahami serta mengambil kesimpulan, terutama

terhadap pembinaan perilaku beragama siswa melalui aktivitas

keagamaan.

Observasi dilakukan ketika peneliti mengamati serta ikut

berpartisipasi dalam aktivitas keagamaan yang dilakukan oleh sekolah.

Observasi ini bertujuan untuk memperoleh data riil tentang kondisi nyata

dalam pembinaan perilaku beragama siswa melalui aktivitas keagamaan

di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten

Tulungagung.

Sebagaimana menurut Sanapiah Faisal, observasi difokuskan pada

situasi sosial sebagai berikut:

a. Gambaran keadaan tempat dan ruang tempat suatu situasi sosial

berlangsung.

b. Para perilaku pada situasi sosial, termasuk karakteristik yang melekat

pada mereka.

c. Kegiatan atau aktivitas yang berlangsung pada situasi sosial.

d. Tingkah laku para pelaku dalam proses berlangsungnya aktivitas atau

kegiatan disituasi sosial (tindakan-tindakan).

e. Peristiwa yang berlangsung di suatu situasi sosial (perangkat

aktivitas atau kegiatan yang saling berhubungan).

Page 124: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

103

f. Waktu berlangsungnya peristiwa, kegiatan, dan tindakan di suatu

situasi sosial.

g. Ekspresi perasaan yang tampak pada para pelaku di suatu situasi

sosial.24

Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan observasi, berikut

ini adalah contoh pedoman observasi yang akan digunakan dalam

penelitian, yakni:25

Tabel 3.1

Contoh Pedoman Observasi

1. Aktivitas/kejadian : Aktivitas keagamaan

2. Tempat : Kelas atau Masjid

3. Observer/Subjek : Kepala Sekolah, Guru, Siswa

4. Observer/Peneliti :

5. Tanggal :

6. Waktu :

Deskripsi Catatan/Refleksi

Selain observasi yang dilakukan dengan pedoman di atas, peneliti

juga melakukan observasi tak terstruktur adalah observasi yang tidak

24

Sanapiah Faisal, Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar…, hlm. 78.

25 Uhar Suhasaputra, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan,

(Bandung: Refika Aditama, 2012), hlm. 212.

Page 125: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

104

dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.

Observasi ini dilakukan untuk mengamati pembinaan perilaku beragama

siswa melalui aktivitas keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar

Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat

kabar, majalah dan sebagainya.26

“Dokumentasi yaitu mengumpulkan

data dengan melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia”.27

Metode ini dilakukan dengan melihat dokumen-dokumen resmi seperti

monografi, catatan-catatan serta buku-buku peraturan yang ada.

Alasan dokumen dijadikan sebagai data untuk membuktikan

penelitian karena dokumen merupakan sumber yang stabil, dapat berguna

sebagai bukti untuk pengujian, mempunyai sifat yang alamiah, tidak

reaktif, sehingga mudah ditemukan dengan teknik kajian isi, disamping

itu hasil kajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas

pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.

Data dokumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

pengumpulan data melalui foto selama aktivitas penelitian berlangsung.

Dokumentasi diperlukan untuk melengkapi data yang diperoleh dari hasil

observasi, wawancara dan sebagainya. Peneliti menggunakan teknik

26

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…, hlm. 231. 27

Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian…, hlm. 92.

Page 126: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

105

dokumentasi yang akan dibuat sendiri oleh peneliti, dokumentasi yang

ada diharapkan dapat memberikan gambaran dan penjelasan yang utuh

sebagai pelengkap data yang diperoleh dari hasil penelitian.

G. Analisis Data

Setelah data diperoleh dari lokasi penelitian dan sudah terkumpul

maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data-data tersebut.

Analisis data diartikan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan

data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa

yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain.28

Proses analisis data dimulai dengan

menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara,

pengamatan yang telah dilukiskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi,

dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.

Mengingat penelitian ini menggunakan jenis studi multi kasus pada

dua sekolah maka dalam menganalisis data dilakukan dua tahap, yaitu: (1)

analisis data kasus individu dan, (2) analisis data lintas kasus.

1. Analisis Data Kasus Individu

Analisis data kasus individu dilakukan pada masing-masing objek

MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten

Tulungagung. Dalam menganalisis, peneliti melakukan interpretasi

28

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif…, hlm. 248.

Page 127: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

106

terhadap data yang berupa kata-kata, serta diperoleh makna. Karena itu,

analisis dilakukan bersama-sama dengan proses pengumpulan data serta

setelah data terkumpul.

Analisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis, dalam

penelitian ini peneliti menggunakan model interaktif yang dikemukakan

oleh Miler dan Huberman yaitu:

a. Proses Reduksi Data (Interpretation)

“Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan

melalui seleksi, pemfokusan, dan pengabstrakan data mentah

menjadi data yang bermakna”.29

Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting. Pada tahap ini yang dilakukan adalah menyeleksi,

memfokuskan dan menyederhanakan semua data yang diperoleh

mulai dari awal pengumpulan data hingga penyusunan laporan

penelitian data.

Pada teknik ini peneliti melakukan proses pemilahan,

pemusatan perhatian untuk penyederhanaan, pengabstrakan dan

transformasi data mentah atau data kasar yang muncul dari catatan-

catatan di lapangan. Laporan lapangan sebagai bahan mentah

direduksi, diringkas, ditonjolkan pokok-pokoknya dan disusun lebih

sistematis, sehingga lebih mudah dikendalikan.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

29

Tatag Yuli Eko Siswono, Mengajar & Meneliti, (Surabaya: Unesa University Press,

2008) hlm. 29.

Page 128: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

107

gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya dan mempermudah peneliti membuat

kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan.

b. Proses Penyajian Data (Display Data)

Langkah selanjutnya setelah mereduksi adalah penyajian data.

Penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan.30

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antara kategori. Penyajian data dilakukan

dalam rangka mengorganisasikan hasil reduksi dengan cara

menyusun secara naratif sekumpulan informasi yang telah diperoleh

dari hasil reduksi, sehingga dapat memberikan kemungkinan

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Dengan penyajian data, maka akan mempermudah untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

c. Proses Menarik Kesimpulan (Verifikasi Data)

Pada tahap penarikan kesimpulan ini kegiatan yang dilakukan

adalah memberikan kesimpulan terhadap data-data hasil penafsiran.

Verifikasi yaitu menguji kebenaran, kekokohan, dan mencocokkan

makna-makna yang muncul dari data. Menarik kesimpulan

(verifikasi data) yang diharapkan adalah data yang valid dan

30

Matthew B. Milles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: UI

Press, 1992), hlm. 16.

Page 129: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

108

berkualitas, sehingga hasil penelitian yang dilakukan ini berkualitas

tinggi dan baik.

Jadi dalam analisis data peneliti terlebih dahulu mengumpulkan

data kemudian disajikan dalam proses reduksi dan disimpulkan

kemudian diverifikasi dan akhirnya disimpulkan dengan analisis yang

tajam.

Untuk membantu dan memudahkan peneliti dalam melakukan

penelitian, Hamidi menyarankan empat langkah praktis dalam teknik

analisa data, yakni: 1) Membuat catatan lapangan (field recording). 2)

Membuat catatan penelitian (research recording). 3) Mengelompokkan

data sejenis (grouping). 4) Menginterpretasikan data (interpretation).31

2. Analisis Data Lintas Kasus

Analisis data lintas kasus dimaksudkan sebagai proses

membandingkan temuan-temuan yang diperoleh di masing-masing

kasus, sekaligus sebagai memadukan antar kasus. Pada awalnya, temuan

yang diperoleh dari MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan

Bandung Kabupaten Tulungagung disusun kategori dan tema, dianalisis

secara induktif, konseptual dan dibuat penjelasan naratif yang tersusun

menjadi proposisi tertentu menjadi teori subtantif I untuk MIN Mergayu

dan teori substantif II untuk MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung

Kabupaten Tulungagung.

31

Hamidi, Penelitian Kualitatif Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Penelitian,

(Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press, 2010), hlm. 97-98.

Page 130: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

109

Proposisi-proposisi dan teori subtantif I (temuan dari MIN

Mergayu) selanjutnya dianalisis dengan cara membandingkan dengan

proposisi-proposisi teori subtantif II (temuan dari MI Al-Azhaar) untuk

menemukan perbedaan karakteristik masing-masing kasus sebagai

konsepsi teoritik berdasarkan perbedaan. Pada tahap terakhir dilakukan

analisis secara simultan untuk mengkonstruksi dan menyusun konsep

tentang persamaan kasus I dan kasus II secara sitematis. Analisis akhir

ini dimaksudkan untuk menyusun konsepsi sistematis berdasarkan hasil

analisis data dan interpretasi teoritik yang bersifat naratif berupa

proposisi-proposisi lintas kasus yang selanjutnya dijadikan bahan untuk

mengembangkan temuan teori subtantif.32

Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis lintas kasus ini

meliputi:

a. Menggunakan pendekatan induktif konseptualistik yang dilakukan

dengan membandingkan dan memadukan temuan konseptual dari

masing-masing individu.

b. Hasilnya dijadikan dasar untuk menyusun pernyataan konseptual

atau proposisi-proposisi lintas kasus.

c. Mengevaluasi kesesuaian proposisi dengan fakta yang menjadi

acuan.

32

Diadaptasi dari Makherus Sholeh, Pendidikan Karakter melalui Implementasi Budaya

Religius di Sekolah (Studi Kasus di MIN Kunir Kabupaten Blitar dan SD Zamrotul Salamah

Kabupaten Tulungagung), Proposal Tesis, tidak diterbitkan, 2014, Malang: Program Magister

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Pascasarjana Universitas Maliki Malang, hlm. 51.

Page 131: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

110

d. Merekontruksi ulang proposisi-proposisi sesuai dengan fakta dari

masing-masing kasus individu.

e. Mengulangi proses ini sesuai keperluan, sampai batas kejenuhan.

H. Pengecekan Keabsahan Data

Agar memperoleh temuan penelitian yang valid dan dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka hasil penelitian perlu diuji

keabsahannya. Untuk mendapatkan keabsahan data dalam penelitian ini,

peneliti melakukan uji kredibilitas, depentabilitas, dan konfirmabilitas

dengan tujuan membuktikan sejauh mana data penelitian yang diperoleh

mengandung kebenaran, sehingga data tersebut dapat dipercaya adanya.

Dalam penelitian ini, untuk menguji keabsahan data menggunakan

teknik sebagaimana yang dikemukakan oleh Moleong yaitu: 1) ketekunan

pengamatan, 2) triangulasi, 3) kecukupan referensial.33

1. Ketekunan Pengamatan

Penyajian keabsahan data dengan ketekunan pengamatan dilakukan

dengan cara mengamati dan membaca secara cermat sumber data

penelitan sehingga data yang diperlukan dapat diidentifikasi, dipilih dan

diklasifikasikan. Selanjutnya dapat diperoleh deskripsi-deskripsi hasil

yang akurat dalam proses perincian maupun penyimpulan.

2. Triangulasi

33

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif…, hlm. 175.

Page 132: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

111

Triangulasi digunakan untuk pemeriksaan keabsahan data dengan

memanfaatkan sumber yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau pembanding data.34

Dalam kegiatan ini, triangulasi

yang digunakan untuk memeriksa data, yaitu: penulis menerapkan

triangulasi dengan sumber, penulis membandingkan dan mengecek balik

informasi yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data yang

berbeda. Hal ini dapat dicapai dengan jalan: (1) Membandingkan data

hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. (2) Membandingkan apa

yang dikatakan orang-orang di depan umum dengan apa yang dikatakan

secara pribadi. (3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang

tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang

waktu. (4) Membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan

berbagai pendapat dan pandangan orang. (5) Membandingkan hasil

wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.35

Dalam hal ini

penulis membandingkan data hasil wawancara antara informan yang satu

dengan informan yang lain, atau dengan membandingkan data hasil

pengamatan (observasi) dengan data hasil wawancara.

3. Kecukupan Referensial

Penyajian data dengan kecukupan referensi dilakukan dengan cara

membaca dan menelaah sumber-sumber data dan sumber pustaka yang

relevan dengan masalah penelitian secara berulang-ulang agar diperoleh

pemahaman yang memadai.

34

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif…, hlm. 178. 35

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif…, hlm. 331.

Page 133: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

112

Ada beberapa cara yang diupayakan agar kebenaran hasil penelitian

dapat dipercaya yaitu:36

1. Memperpanjang masa observasi untuk mengenal lebih mendalam

lingkungan yang diteliti, mengadakan hubungan baik dengan objek

penelitian.

2. Pengamatan yang terus menerus akan memperoleh makna dari informasi

yang diberikan oleh informan. Keterbukaan dan penyatuan diri dengan

objek yang diteliti sangat diperlukan.

3. Triangulasi data dilakukan untuk mengecek kebenaran data tertentu dan

membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain, pada

berbagai fase penelitian di lapangan, dengan waktu, tempat dan metode

yang berlainan. Ada tiga cara triangulasi yaitu: dengan data, sumber data

dan teknik pengumpulan data.

4. Membicarakannya dengan orang lain, yaitu mereka yang mempunyai

pengetahuan tentang pokok penelitian dan juga metode kualitatif,

pembicaraan ini antara lain bertujuan untuk memperoleh saran, kritik,

dan pertanyaan-pertanyaan yang tajam, dan yang menantang tingkat

kepercayaan akan kebenaran hasil penelitian.

5. Menganalisis kasus negatif yaitu kasus yang tidak sesuai dengan

penelitian pada atau hingga saat tertentu.

6. Menggunakan bahan referensi untuk meningkatkan kepercayaan dan

kebenaran data.

36

Ibrahim Bafadhal, Teknik Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Malang: Lembaga

Penelitian Unisma, 2002), hlm. 176.

Page 134: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

113

7. Mengadakan member cek atau mengecek ulang secara garis besar

terhadap berbagai hal yang telah disampaikan oleh informan berdasarkan

catatan lapangan agar informasi yang diperoleh dapat digunakan dalam

penulisan laporan penelitian sesuai dengan apa yang dimaksud oleh

informan.

I. Tahap Penelitian

Salah satu karakteristik penelitian kualitatif adalah desainnya disusun

secara sirkuler.37

Oleh karena itu penelitian ini ditempuh melalui tiga tahap,

yaitu: a) studi persiapan orientasi, b) studi eksplorasi umum, dan c) studi

eksplorasi terfokus.

Pertama, tahapan studi persiapan atau studi orientasi dengan

menyusun praproposal dan proposal penelitian dan menggalang sumber

pendukung yang diperlukan. Penentuan objek dan fokus penelitian ini

didasarkan atas: 1) Isu-isu umum yaitu pembinaan perilaku beragama

melalui aktivitas keagamaan, 2) Mengkaji literatur-literatur yang relevan, 3)

Orientasi ke MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung

Kabupaten Tulungagung, serta 4) Diskusi dengan teman sejawat. Dalam

tahap orientasi ini, peneliti melakukan observasi ke lokasi penelitian yaitu

MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten

Tulungagung. Selanjutnya, peneliti mulai menggali informasi kepada Kepala

37

Penelitian dapat berlangsung terus untuk menemukan pemahaman yang senantiasa

lebih mendalam, namun pada saat suatu saat penelitian dihentikan karena pertimbangan waktu,

biaya, dan tenaga, sehingga tidak dipastikan kapan berakhir. Lihat S. Nasution, Metode Penelitian

Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 2003), hlm. 40.

Page 135: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

114

Sekolah MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten

Tulungagung yang dapat memberikan informasi penting terkait fokus

penelitian yang akan diteliti.

Berbagai aktivitas penelitian yang peneliti lakukan antara lain:

menyusun rancangan penelitian, memilih lokasi penelitian, mengurus surat-

surat yang berkaitan dengan penelitian, memilih dan menentukan informan,

serta menyiapkan berbagai perlengkapan yang dibutuhkan dalam

mengumpulkan data penelitian.

Kedua, tahap eksplorasi umum. Pada tahap ini peneliti melakukan

berbagai aktivitas penelitian yang terkait dengan fokus penelitian yaitu

pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas keagamaan. Beberapa

aktivitas tersebut yaitu memahami latar penelitian dan mempersiapkan diri,

serta mengumpulkan data atau informasi yang dibutuhkan.

Ketiga, tahap eksplorasi terfokus yang diikuti dengan pengecekan

hasil temuan penelitian dan penulisan laporan hasil penelitian. Tahapan

eksplorasi terfokus ini mencakup tahapan sebagai berikut: (1) Pengumpulan

data yang dilakukan secara rinci dan mendalam guna menemukan kerangka

konseptual tema-tema di lapangan. (2) Pengumpulan data dan analisis data

secara bersama-sama. (3) Penulisan laporan hasil penelitian untuk diajukan

pada tahap ujian tesis.

Page 136: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

115

BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Latar Penelitian

1. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mergayu

a. Sejarah Berdirinya MIN Mergayu

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Mergayu bermula dari

Madrasah Ibtidaiyah Swasta yang didirikan oleh Yayasan Organisasi

Muhammadiyah Ranting Mergayu pada tahun 1968 yang diberi nama

Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM). Kepala Madrasah pada

saat itu adalah Bapak Drs. Kaulan. Selanjutnya madrasah berjalan

lancar dengan murid yang cukup banyak.

Setelah Pengurus Yayasan mengingat dan menimbang, pada

tahun 1997 Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) tersebut

dinegerikan dan diganti nama menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri

(MIN) Mergayu yang dikepalai oleh Bapak Drs. Kaulan. Pada tahun

2004, Bapak Drs. Kaulan memasuki masa pensiun dan jabatan kepala

madrasah diganti oleh Bapak Drs. Fatah sampai 01 April 2009.

Sedangkan terhitung mulai tanggal 15 Juli 2009 sampai dengan

sekarang kedudukan Kepala Madrasah digantikan oleh Bapak Drs.

Suwono, M.Pd.I.

b. Profil Madrasah

1. Nama Madrasah : MIN Mergayu

Page 137: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

116

2. NSS : 111135040002

3. Alamat : Jl. P. Sudirman Gg. II Mergayu

Bandung Tulungagung

4. Telepon : 0355-533694

5. Tahun Berdiri : 1969

Visi : Cerdas, mandiri, jujur, dan berakhlak terpuji

Misi :

1. Melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada peletakan

dasar kecerdasan bagi siswa, baik yang bersifat intelektual,

emosional maupun spiritual.

2. Menanamkan sikap kemandirian dalam belajar dan dalam

pemecahan masalah.

3. Menumbuhkan jiwa kreatif sehingga setiap siswa dapat

mengembangkan kreatifitas sesuai dengan bakat dan

kemampuannya.

4. Menanamkan sikap dan perilaku jujur pada setiap siswa sehingga

sikap dan perilaku jujur benar-benar menjadi kebiasaan dalam

kehidupan sehari-hari.

5. Meletakkan dasar akidah yang kokoh sehingga setiap siswa

memiliki keimanan yang mantab dalam hidup dengan segala

rintangan dan tantangannya.

Page 138: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

117

6. Membiasakan siswa untuk taat beribadah sehingga setiap siswa

memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan

kewajibanya sebagai hamba terhadap sang pencipta.

7. Mengembangkan kemampuan berbahasa Arab dan Inggris

sehingga setiap siswa memiliki ketrampilan berkomunikasi dalam

mengantisipasi kebutuhan global.

8. Membiasakan semua warga madrasah untuk menerapkan tata

krama secara islami dengan selalu menampilkan pribadi yang

luhur dan akhlak yang terpuji dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan :

1. Semua guru dapat melaksanakan pembelajaran yang

diorientasikan pada peletakan dasar kecerdasan yang integratif

antara intelektual, emosional dan spiritual.

2. Semua siswa telah mendapatkan bimbingan dan pembiasaan

untuk mandiri baik dalam belajar maupun dalam hal mengatasi

masalah.

3. Terjadi peningkatan kreatifitas siswa dengan segala bentuknya.

4. Setiap guru selalu menanamkan sikap dan perilaku jujur kepada

setiap siswa dalam kehidupan sehari-hari.

5. Pada tahun keempat studi setiap siswa telah memiliki dasar dan

landasan akidah islamiah yang kokoh.

6. Pada tahun keempat studi setiap siswa telah memiliki kesadaran

yang tinggi untuk beribadah kepada Allah SWT.

Page 139: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

118

7. Semua siswa mendapatkan pembelajaran dan pelatihan bahasa

inggris secara intensif sehingga meningkatkan kemampuan dan

keterampilan membaca, menulis, dan berbicara bahasa inggris.

8. Semua warga madrasah berperilaku santun, ramah, saling

menghargai, tolong menolong, rendah hati dan saling

menghormati.

c. Data Siswa

Tabel 4.1

Sebaran Jumlah Siswa MIN Mergayu

Tahun Pelajaran 2015/2016

No Kelas Wali Kelas L P Per

Kelas

Per

Ting-

Kat

1 1A Lilis Sriwahyuni, S.Ag 15 14 29

58

2 1B Siti Nuraini, S.Pd.I 13 16 29

28 30 58

3 2A Halimatus S, S.Pd.I 13 14 27

53

4 2B Slamet, S.Pd.I 14 12 26

27 26 53

5 3A Nurul ‘Aini, S.Pd.I 13 9 22

45

6 3B Komariyah, S.Pd.I 14 9 23

27 18 45

7 4A Tyas Widyaningrum,

S.Pd.I

10 15 25 49

Page 140: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

119

8 4B Winasih, S.Pd.I 10 14 24

20 29 49

9 5 Afidah, S.Ag 16 12 28 28

10 6 Siti Umayah, S.Pd 5 16 21 21

JUMLAH 123 131 254 254

d. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Tabel 4.2

Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan MIN Mergayu

Tahun Pelajaran 2015/2016

No Nama NIP Jenis

Kela-

min

Tempat/

Tanggal

Lahir

Pendidikan

Terakhir

Status

Kepega

-waian

1. Drs. Suwono,

M.Pd.I

196401201994031002 L Lamongan,

20-01-1964

S2/

Manajemen

Pendidikan

PNS

2. Afidah, S.Ag 196607111998032001 P Rembang,

11-07-1966

S1/PAI PNS

3. Nurul ‘Aini,

S.Pd.I

197408171998032002 P Tulungagung

, 17-08-1974

S1/PAI PNS

4. Sri Intiyah,

S.Pd.I

196703022005012002 P Tulungagung

, 02-03-1967

S1/PAI PNS

5. Slamet, S.Pd.I 196407192006041006 L Tulungagung

, 19-07-1964

S1/PAI PNS

6. Lilis

Sriwahyuni,

S.Ag

197108092007012014 P Tulungagung

, 09-08-1971

S1/PAI PNS

7. Imroatu

Nikmah, S.Pd.I

197909272007102005 P Trenggalek,

27-09-1979

S1/PAI PNS

8. Siti Umayah,

S.Pd

197104022007102001 P Tulungagung

, 02-04-1971

S1/Ilmu

Sosial

PNS

9. Tyas

Widyaningrum

, S.Pd.I

198112302007102002 P Tulungagung

, 30-12-1980

S1/PAI PNS

10. Komariyah,

S.Pd.I

196809102007012035 P Tulungagung

, 10-09-1968

S1/PAI PNS

11. Siti Nuraini,

S.Pd.I

197008112009012001 P Tulungagung

, 11-08-1970

S1/PAI PNS

Page 141: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

120

12. Winarsih,

S.Pd.I

197101012007012066 P Tulungagung

, 01-01-1971

S1/PAI PNS

13. Halimatus

Sa’diyah,

S.Pd.I

197402042007102002 P Tulungagung

, 04-02-1974

S1/PAI PNS

14. Alin

Rohmiyati, S.E

198101192009012005 P Tulungagung

, 19-01-1981

S1/Ilmu

Sosial

PNS

15. Miftahul Huda,

S.Pd.I

L Tulungagung

, 19-10-1975

S1/PAI Non-

PNS

16. Mamik

Nurohmati,

S.Pd.I

P Tulungagung

, 08-01-1981

S1/Bahasa

Arab

Non-

PNS

17. Indra

Fahruddin,

S.Pd

L Tulungagung

, 04-03-1978

S1/Ilmu

Sosial

Non-

PNS

18. Lutvia

Nurbaiti, S.Pd

P Tulungagung

, 02-06-1987

S1/IPA Non-

PNS

19. Masniatul

Choiriyah,

M.Pd

P Tulungagung

, 21-10-1987

S2/Bahasa

Inggris

Non-

PNS

20. Angga Saputra,

S.Pd

L Tulungagung

, 04-10-1991

S1/

Pendidikan

Jasmani,

Olahraga

dan

Kesehatan

Non-

PNS

Page 142: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

121

e. Struktur Organisasi MIN Mergayu

Kepala Madrasah

Drs. Suwono, M.Pd.I

Ketua Komite

Drs. Nur Rohmad, M.Pd

Petugas Tata Usaha

Alin Rohmiyati, S.E

Penjaga Sekolah

Indra Fahruddin, S.Pd

Kelompok Jabatan

Fungsional / Guru

Petugas Tata Usaha

Alin Rohmiyati, S.E

Petugas Tata Usaha

Alin Rohmiyati, S.E

Pramuka

Lilis Sriwahyuni, S.Ag

Seni

Halimatus Sa’diyah, S.Pd.I

Ketrampilan

Halimatus Sa’diyah, S.Pd.I

Olah Raga

Slamet, S.Pd.I

Ekstrakurikuler

Wali Kelas

Kelas I

I-A. Lilis Sriwahyuni,

S.Ag

I-B. Siti Nuraini, S.Pd.I

Kelas III

III-A. Nurul ‘Aini, S.Pd.I

III-B. Komariyah, S.Pd.I

Kelas V

Afidah, S.Ag

Kelas VI

Siti Umayah, S.Pd

Kelas IV

IV-A. Tyas Widyaningrum, S.Pd.I

IV-B. Winarsih, S.Pd.I

Kelas II

II-A. Halimatus S, S.Pd.I

II-B. Slamet, S.Pd.I

Gambar 4.1

Struktur Organisasi MIN Mergayu

Page 143: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

122

f. Data Sarana dan Prasarana

1. Tanah Madrasah

Tanah yang dimiliki madrasah adalah tanah wakaf seluas

1.471 m2 dengan sertifikat nomor :

1 2 . 2 4 . 0 2 . 0 9 . 7 . 0 0 0 0 7

1 2 . 2 4 . 0 2 . 0 9 . 7 . 0 0 0 0 8

2. Letak bangunan

7 4 6 2 3

5

8 1

20 21

9

17

11 12 13 14 15 16

10

18 19

Gambar 4.2

Letak Bangunan MIN Mergayu

EA.252781

EA.252782

Page 144: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

123

Keterangan :

1. Ruang Kepala Sekolah 12. Ruang Kelas VI

2. Ruang Guru 13. Ruang Kelas V

3. Ruang Kelas RA 14. Ruang Kelas II-B

4. Kamar mandi Guru 15. Ruang Kelas II-A

5. Kamar mandi Kepala Sekolah 16. Gudang

6 Dapur 17. Kamar mandi siswa

7. Ruang Kelas I-A 18. Ruang UKS

8. Ruang Kelas I-B 19. Koperasi siswa

9. Ruang Kelas III-B 20. Kelas IV-A

10. Ruang Kelas III-A 21. Kelas IV-B

11. Perpustakaan

3. Sarana dan Prasarana

a) Ruang Kelas : 10 ruang

b) Ruang Guru : 1 ruang

c) Ruang Perpustakaan : 1 ruang

d) Ruang Kepala : 1 ruang

e) Ruang UKS : 1 ruang

f) Ruang MCK : 5 ruang

g) Ruang dapur : 1 ruang

h) Gudang : 1 ruang

i) Koperasi siswa : 1 ruang

j) Masjid : 1 Masjid

Page 145: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

124

k) Telepon : 1 Unit

l) Komputer : 2 Unit

m) Printer : 2 Unit

2. Madrasah Ibtidaiyah Al-Azhaar

a. Sejarah Berdirinya MI Al-Azhaar

Di era globalisasi menuntut adanya berbagai upaya yang

mengembangkan desain kebijakan-kebijakan pendidikan suatu

bangsa, serta kemampuan untuk bertahan dengan visi, misi dan tujuan

pendidikan yang khas sehingga masyarakat tidak tenggelam dalam

arus globalisasi yang demikian derasnya.

Banyak perubahan yang tidak terduga datang dari dua sisi

kekuatan dunia yang sangat besar pengaruhnya bagi kehidupan

masyarakat, meliputi ekonomi, perkembangan IPTEK dengan

meningkatnya kompetisi serta persaingan global berarti untuk

mempertahankan standar hidup yang layak, generasi orang tua saat ini

harus lebih keras berjuang dari pada generasi sebelumnya.

Madrasah Ibtidaiyah Al-Azhaar Masjid Baitul Khoir Bandung

Tulungagung berawal dari sebuah masjid Diniyah yang pada tahun

1966 mulai berkembang. Kemudian pada tahun 1968 tokoh-tokoh

masyarakat untuk mengembangkan Madrasah Diniyah menjadi

Madrasah Ibtidaiyah Bahdatul Ulama’ (MINU). Pada waktu itu

perubahan nama dianggap lebih komplit. Keberadaan MI tersebut

bertahan selama dua tahun, karena nama MINU tersebut banyak

Page 146: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

125

menimbulkan polemik, dan kemudian nama tersebut diganti menjadi

“MI Bandung Tulungagung”.

Pada tahun-tahun tersebut siswa MI Bandung Tulungagung

mengalami kemunduran. Jumlah siswa yang semula 50 siswa

berkurang hingga menjadi 5 siswa saja, sampai-sampai pihak lembaga

menawarkan sekolah gratis. Akan tetapi kebijakan tersebut tidak

berhasil karena masyarakat lebih memilih menyekolahkan anak-

anaknya di sekolah dengan kualitas tinggi. Setelah dievaluasi,

ternyata mundur karena tidak tepatnya sistem, manajemen dan

kurangnya profesionalisme pendidik.

Peristiwa memprihatinkan tersebut berlangsung selama 30

tahun, hingga akhirnya semangat para pemuda untuk merubah kondisi

sekolah tersebut untuk menjadi sekolah favorit. Atas inisiatif Rahmat

Zaini, S.Ag dan Ahmad Saefuddin, S.Ag, lembaga diajak untuk

menjalin hubungan kerja sama dengan MI Al-Azhaar Tulungagung.

Madrasah Ibtidaiyah Al-Azhaar Tulungagung citranya sangat

bagus di masyarakat pada umumnya, maka akhirnya MI Bandung

Tulungagung diubah namanya menjadi MI Al-Azhaar Bandung

Tulungagung tepatnya pada tanggal 09 Juni 2001 dan sekaligus

membentuk yayasan.

b. Profil Madrasah

1) Nama Madrasah : MI Al-Azhaar

Page 147: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

126

2) NPSN : 60714455

3. NSM : 111235040001

4. Status : Swasta

5. Nama Yayasan : Masjid Besar Baitul Khoir

Bandung

6. Nama Kepala Sekolah : Muhaimin, S.H.I.

7. Alamat Sekolah : Jl. P. Sudirman RT 07/RW 03

Dusun Contong, Desa Bandung

Kecamatan : Bandung

Kabupaten/Kota : Tulungagung

Propinsi : Jawa Timur

Kode Pos : 66274

Telepon : 0355-533665

Titik Koordinat : a. Latitude -8.170580

b. Longitude +111.783247

E-mail : [email protected]

Akses Internet : Ada Tidak ada

8. Tahun Berdiri Madrasah : 1968

9. Akreditasi : A/2009 (Penantian hasil akreditasi

2015)

Visi : Berakhlakul Karimah, Berprestasi Dan

Berwawasan Global.

Page 148: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

127

Misi : 1. Membantu mewujudkan anak yang sholeh

dan sholehah.

2. Menjadi lembaga percontohan yang

inovatif dan terdepan dalam mutu.

3. Melaksanakan pendidikan

entrepreneurship dan leadership.

4. Menjadikan dakwah sebagai misi utama.

Tujuan : Terciptanya peserta didik yang aktif,

mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki keimanan dan ketaqwaan yang kokoh

pada Allah SWT, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan Negara.

Quality

Assurance

: A. Berakhlakul karimah

1. Gemar beribadah

2. Gemar membaca Al-Quran

3. Taat kepada orang tua dan guru

4. Santun berbicara dan bertingkah laku

B. Berprestasi

1. Gemar belajar

2. Mastery learning

3. Kreatif

C. Berwawasan Global

1. Mengembangkan pembelajaran

berbasis teknologi

Page 149: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

128

2. Berkomunikasi dalam bahasa asing

3. Tangguh, berani, dan bertanggung

jawab

c. Data Siswa

Tabel 4.3

Sebaran Jumlah Siswa MI Al-Azhaar

Tahun Pelajaran 2015/2016

No Kelas Wali Kelas L P Per

Kelas

Per

Ting-

Kat

1 1A Lia Sulistyorini, S.Pd.I. – Widya

Septiani, S.Pd.I. 11 12 23

62 2 1B

Siti Maryam, S.Pd.I. – Anis Umi Farida,

S.Pd.I. 12 8 20

3 1C Titik Setiyowati, S.Pd.I. – Ali Ngimron 10 9 19

33 29 62

4 2A Nihayatul Zulfa, S.Pd.I. – Eva Puspita

Sari, S.Pd. 9 14 23

64 5 2B Hadiqotul Ma’rifah, S.Pd.I. – Ilham

Soleh, S.Pd.I. 15 6 21

6 2C Agus Riyanto, S.Pd.I. – Aknes Fika

Yanti 13 7 20

37 27 64

7 3A Ika Sri Rahayu, S.Pd.I. – Rika Pujianti,

S.Pd. 9 13 22

67 8 3B Arif Wijanarko, S.T. – Komari 15 7 22

9 3C Verry Meitawati, S.Pd. – Nurul

Mualimah, S.Ag. 17 6 23

41 26 67

10 4A Erna Purwanti, S.Pd. – Miftahul

Rohmah, S.Pd.I. 9 9 18 54

Page 150: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

129

11 4B Mutik, S.Ag. 11 7 18

12 4C Arif Fathurrohmah, S.Pd. – Nurul

Mu’alifatur Rosyidah, S.Pd.I. 11 7 18

31 23 54

13 5A Yeni Purwaningsih, S.Pd.I. 14 11 25

74 14 5B

Khoiriyah, S.Pd.I. – Ana Rahmawati,

S.Pd.I. 12 12 24

15 5C Dina Riswanti, S.Pd. – Mohamad Malik

Abas 13 12 25

39 35 74

16 6A Sri Wahyuni, S.Pd. – Widi Santoso,

S.Pd. 11 10 21

69 17 6B Siti Mukaromah, S.Pd.I. 13 11 24

18 6C Sakdiyah, S.Pd.I. – Choirotul Ngafifah,

S.Pd.I. 13 11 24

37 32 69

JUMLAH 218 172 390 390

d. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Tabel 4.4

Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan MI Al-Azhaar

Tahun Pelajaran 2015/2016

No Nama Jenis

Kela-

min

Tempat/

Tanggal

Lahir

Pendidikan

Terakhir Jabatan Status

1 Muhaimin, S.H.I. L

Tulungagung,

11-02-1979

S1/Ah. Al

syakhsyiyah

Kepala

Madrasah GTY

2

Siti Maryam,

S.Pd.I. P

Tulungagung,

21-04-1965 S1/PAI

Waka

Kurikulum GTY

Page 151: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

130

3 Sakdiyah, S.Pd.I. P

Tulungagung,

11-10-1966 S1/PAI

Wali Kelas

6 GTY

4 Khoiriyah, S.Pd.I. P

Tulungagung,

09-06-1972 S1/PAI

Waka

Sarpras GTY

5

Sri Wahyuni,

S.Pd. P

Tulungagung,

04-05-1970

S1/Pend. B.

Indonesia

Wali Kelas

6 GTY

6

Dina Riswanti,

S.Pd. P

Tulungagung,

29-12-1981

S1/ Pend.

Matematika

Waka

Kesiswaan GTY

7

Siti Mukaromah,

S.Pd.I. P

Tulungagung,

05-01-1983

S1/Tadris

Matematika

Staf Kur.

Akademik GTY

8 Mutik, S.Ag. P

Tulungagung,

06-07-1978

S1/Pend. B.

Arab

Wali Kelas

4 GTY

9

Arif Wijanarko,

S.T. L

Tulungagung,

12-03-1974

S1/Teknik

Elektro

Staf Kes.

Keamanan GTY

10

Arif

Fathurrohmah,

S.Pd.

P Tulungagung,

07-02-1984

S1/Pend. B.

Indonesia

Staf Kur.

PSBM GTY

11

Nurul Mualimah,

S.Ag. P

Tulungagung,

25-07-1974 S1/PAI

Staf

Bendahara GTY

12

Titik Setiyowati,

S.Pd.I. P

Tulungagung,

02-01-1986 S1/PAI

Co. Wali

Kelas 1 GTY

13

Hadiqotul

Ma’rifah, S.Pd.I. P

Tulungagung,

19-08-1985 S1/PAI

Staf Kur.

Diniyah GTY

14

Yeni

Purwaningsih,

S.Pd.I.

P Tulungagung,

17-03-1983

S1/ Pend.

Biologi

Co. Wali

Kelas 5 GTY

15

Titik Dwi

Restawati, S.H. P

Tulungagung,

27-08-1983

S1/Studi Ilmu

Hukum

Staf Tata

Usaha GTY

16 Sunifah, S.Pd. P

Tulungagung,

11-05-1983 S1/PGSD Guru Kelas GTY

17

Erna Purwanti,

S.Pd. P

Trenggalek,

28-02-1984 S1/Pend. Biologi Waka BCP GTY

18

Nihayatul Zulfa,

S.Pd.I. P

Trenggalek,

24-04-1989 S1/PGMI

Wali Kelas

2 GTY

Page 152: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

131

19

Lia Imroatul

Husna, S.Pd.I. P

Tulungagung,

20-08-1989 S1/PAI

Waka Al

Qur’an GTY

20

Choirotul

Ngafifah, S.Pd.I. P

Tulungagung,

23-05-1989 S1/PAI

Wali Kelas

6 GTY

21

Ana Rahmawati,

S.Pd.I. P

Tulungagung,

16-11-1985

S1/Pend. B.

Arab

Staf Kur. Non

Akademik GTY

22

Ilham Soleh,

S.Pd.I. L

Tulungagung,

16-03-1987 S1/PAI

Staf Kes.

Humas GTY

23

Verry Meitawati,

S.Pd. P

Tulungagung,

08-05-1987

S1/Pend. Tata

Niaga

Co Wali

Kelas 3 GTY

24

Lia Sulistyorini,

S.Pd.I. P

Tulungagung,

12-06-1988

S1/Tadris

Matematika

Wali Kelas

1 GTY

25

Sukarmiatun,

S.Psi. P

Tulungagung,

30-12-1980 S1/Psikologi

Co. Tata

Usaha GTY

26

Nurul Mu’alifatur

Rosyidah, S.Pd.I. P

Tulungagung,

26-08-1990

S1/Tadris

Matematika

Wali Kelas

4 GTY

27 Aan Purwanto L

Trenggalek,

28-02-1988 SMA/IPS

Penjaga

Madrasah PTY

28

Ika Sri Rahayu,

S.Pd.I. P

Tulungagung,

03-11-1990 S1/PGMI

Wali Kelas

3 GTY

29

Miftahul

Rohmah, S.Pd.I. P

Tulungagung,

10-07-1989

S1/ Tadris B.

Inggris

Co. Wali

Kelas 4 GTY

30

Agus Riyanto,

S.Pd.I. L

Tulungagung,

12-08-1987

S1/Tadris

Matematika

Staf Kes.

Co. Upacara GTY

31

Mohamad Malik

Abas L

Tulungagung,

06-09-1969

SMA/Ilmu

Biologi

Staf Kes.

Co. Ibadah GTY

32 Ali Ngimron L

Tulungagung,

02-02-1977 MA/Ilmu Agama

Staf Kes.

Co. Akhlak GTY

33

Komari L Trenggalek,

21-12-1978 MA/IPS

Staf Kes. Co

Tertib Uang

Saku

GTY

34

Anis Umi Farida,

S.Pd.I. P

Tulungagung,

27-06-1992 S1/PAI

Staf Kes.

Co. Disiplin GTY

Page 153: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

132

35

Widi Santoso,

S.Pd. L

Tulungagung,

06-04-1992

S1/Pend.

Matematika

Wali Kelas

6 GTY

36

Rika Pujianti,

S.Pd. P

Tulungagung,

29-10-1990

S1/Pend. BI &

Daerah

Wali Kelas

3 GTY

37 Aknes Fika Yanti P

Tulungagung,

16-01-1993 SMA/IPA

Wali Kelas

2 GTY

38

Anis Sukmawati,

S.Pd.I. P

Tulungagung,

16-12-1992 S1/PAI Admin BCP GTY

39

Eva Puspita Sari,

S.Pd. P

Sidoarjo, 22-

10-1989

S1/Pend. B.

Inggris

Wali Kelas

2 GTY

40

Linafi’atin

Ni’mah, S.Pd.I. P

Tulungagung,

22-01-1987 S1/PAI Guru Kelas GTY

41

Okta Faizal

Mubarok, S.Pd. L

Tulungagung,

21-10-1992 S1/Penjaskesrek Guru Kelas GTY

42 Urfatul Muayizah P

Trenggalek,

25-09-1991 MA/IPS Guru Kelas GTY

43

Widya Septiani,

S.Pd.I. P

Tulungagung,

30-09-1992

S1/Tadris B.

Inggris Wali Kelas GTY

44

Yustika

Mandasari, A.Md. P

Tulungagung,

28-03-1988 D3/Akuntansi Bendahara PTY

45 Ruston Nawawi L

Nganjuk, 11-

07-1984 MA/Keagamaan Guru Kelas GTY

46

Sugiarti Al

Zuhairoh P

Lamongan,

14-05-1977 MA/Salafiyah

Guru Al

Qur’an GTT

47 Umi Nafi’ah P

Banyuwangi,

19-04-1981 MA/Salafiyah

Guru Al

Qur’an GTT

Keterangan:

GTY/PTY : Guru Tetap Yayasan/Pegawai Tetap Yayasan

GTT : Guru Tidak Tetap/Honorer (Guru baru masuk

dalam kategori ini)

Page 154: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

133

(4 guru dan pegawai dengan pendidikan SMA sedang dalam studi S1

serta 1 guru dengan pendidikan S1 sedang dalam studi S2).

e. Struktur Organisasi MI Al-Azhaar

Gambar 4.3

Struktur Organisasi MI Al-Azhaar

Page 155: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

134

f. Pemberian Tugas Struktural Tahun Pelajaran 2015/2016

Tabel 4.5

Tugas Struktural MI Al-Azhaar

No Nama Jabatan

1 Muhaimin, S.H.I. Kepala Madrasah

2

Siti Maryam, S.Pd.I. Waka Kurikulum

a. Siti Mukaromah, S.Pd.I. Staf Kurikulum Bidang Prestasi Akademik

b. Hadiqotul Ma’rifah, S.Pd.I. Staf Kurikulum Bidang Diniyah

c. Arif Fahurrohmah, S.Pd.I. Staf Kurikulum Bidang Pengelolaan Sumber Belajar

dan Mading

3 Erna Purwanti, S.Pd. Waka Bilingual Class Program

4 Lia Imroatul Husna, S.Pd.I. Waka Pembelajaran Al Qur’an Metode UMMI

5

Dina Riswanti, S.Pd. Waka Kesiswaan

a. Arif Wijanarko, S.T. Staf Kesiswaan Bidang Kedisiplinan dan

Keamanan

b. Ana Rahmawati, S.Pd.I. Staf Kesiswaan Bidang Prestasi Non Akademik

c. Ilham Sholeh, S.Pd.I. Staf Kesiswaan Bidang Kehumasan

d. Komari Staf Kesiswaan Koordinator Ketertiban Uang Saku

dan Jajan

e. Anis Umi Farida, S.Pd.I. Staf Kesiswaan Koordinator Kedisiplinan Guru

dan Siswa

f. Agus Rianto, S.Pd.I. Staf Kesiswaan Koordinator Upacara

g. Ali Ngimron Staf Kesiswaan Koordinator Pembinaan Akhlakul

Karimah

h. Mohamad Malik Abas Staf Kesiswaan Koordinator Ketertiban Ibadah

6 Khoiriyah, S.Pd.I. Waka Sarana dan Prasarana

5 Yustika Mandasari, A.Md. Bendahara

Page 156: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

135

Nurul Mualimah, S.Ag. Staf Bendahara

6 Sukarmiatun, S.Psi. Koordinator Tata Usaha

Titik Dwi Restawati, S.H.I. Staf Tata Usaha

g. Data Sarana dan Prasarana Pendukung Aktivitas Keagamaan

Tabel 4.6

Sarana dan Prasarana Pendukung Aktivitas Keagamaan

MI Al-Azhaar

No. Nama Barang

Kondisi ( Unit ) Jum-

lah

Baik Rusak

Ringan

Rusak

Berat

1. Masjid - 1 - 1

2. Mushola 1 - - 1

3. Ruang Kelas 15 - 3 18

4. Meja Panjang Siswa 47 - - 47

5. Meja Pendek Siswa 205 - - 205

6. Kursi Panjang Siswa 28 - - 28

7. Kursi Pendek Siswa 218 - - 218

8. Meja Kursi Gandeng 116 - - 116

9. Meja Guru 18 - - 18

10. Kursi Guru 34 - - 34

11. Papan Tulis Melamin 18 - - 18

12. Penghapus Papan Tulis 21 - - 21

13. Komputer 1 1 - 2

14. Printer 2 - - 2

15. Almari Data 1 - - 1

16. LCD 1 set - - 1 set

17. Alat Peraga Mengaji Metode UMMI

1. Jilid ۱ 4 - - 4

2. Jilid ۲ 3 - 1 4

3. Jilid ۳ 4 - 1 5

4. Jilid ٤ 7 - - 4

5. Jilid ٥ 7 - - 5

Page 157: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

136

6. Jilid ٦ 7 - - 5

2 - - 2 غرائب القرأن .7

2 - - 2 تجويد .8

Papan UMMI 15 - - 15

B. Paparan Data dan Temuan Penelitian

1. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mergayu

a. Pelaksanaan Aktivitas Keagamaan di MIN Mergayu

Pendidikan agama memberikan dasar pengetahuan dan

membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan siswa dalam

mengamalkan ajaran agama. Pendidikan keagamaan mempersiapkan

siswa untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan

pengetahuan agama dan menjalankan ajaran agama.

Untuk mengetahui masing-masing aktivitas keagamaan serta

pelaksanaannya, peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan

Kepala Sekolah, koordinasi aktivitas keagamaan, dan guru yang

memberikan gambaran mengenai jenis-jenis aktivitas keagamaan

yang dilaksanakan di MIN Mergayu.

Adapun aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di MIN

Mergayu sebagaimana yang tercantum dalam tabel berikut ini:1

Tabel 4.7

Aktivitas Keagamaan di MIN Mergayu

No Aktivitas Keagamaan Waktu Tempat

1. Berdoa bersama sebelum memulai dan

ketika selesai kegiatan belajar

mengajar.

Setiap pagi Kelas

1 Dokumentasi Aktivitas Keagamaan di MIN Mergayu, (Tulungagung, 15 Oktober 2015).

Page 158: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

137

2. Membaca Al-Quran 15 menit sebelum

waktu belajar jam pertama dimulai.

Setiap pagi Kelas

3. Hafalan surat-surat pendek dalam Al-

Quran.

Setiap pagi Kelas

4. Shalat dhuha berjamaah. Setiap pagi Masjid

5. Shalat dzuhur berjamaah. Siang Masjid

6. Infak atau menyisihkan sebagian uang

saku untuk bersedekah.

Setiap hari Jumat Kelas

Penjelasan tentang pelaksanaan aktivitas keagamaan di atas

adalah sebagai berikut:2

1. Berdoa bersama sebelum memulai dan ketika selesai kegiatan

belajar mengajar.

Sebelum memulai kegiatan belajar mengajar setiap pagi

siswa selalu berdoa bersama yang dipandu oleh ketua kelas.

Meskipun gurunya belum datang anak-anak sudah melaksanakan

doa bersama. Begitu juga setelah melaksanakan kegiatan belajar

mengajar siswa juga melaksanakan doa bersama. Agar ilmu yang

didapatkan bisa bermanfaat.

2. Membaca Al-Quran 15 menit sebelum waktu belajar jam pertama

dimulai.

Setelah berdoa bersama siswa langsung membaca Al-Quran

15 menit setiap pagi sebelum proses pembelajaran dimulai dengan

dipandu oleh guru yang mengajar jam pertama di kelas masing-

masing. Strategi ini dilakukan agar peserta didik lancar dan fasih

2 Observasi di MIN Mergayu pada tanggal 16 Oktober 2015.

Page 159: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

138

dalam membaca Al-Quran dan membiasakan membaca Al-Quran

di madrasah maupun di rumah.

3. Hafalan surat-surat pendek dalam Al-Quran.

Hafalan surat-surat pendek dalam Al-Quran ini hukumnya

wajib bagi semua siswa. Pelaksanaan hafalan surat-surat pendek

ini setelah shalat dhuha yang dibimbing oleh wali kelas. Hafalan

surat-surat pendek untuk kelas IV terdiri dari 8 surat. Hafalan

surat-surat pendek untuk kelas V terdiri dari 10 surat. Hafalan

surat-surat pendek untuk kelas VI terdiri dari 12 surat. Siswa

setiap hari harus menyetorkan hafalannya kewali kelas masing-

masing. Targetnya setelah lulus anak-anak sudah hafal surat-surat

pendek yang terdapat dalam Juz ’Amma.

4. Shalat dhuha berjamaah.

Shalat dhuha ini dilaksanakan dua rakaat setiap hari secara

berjamaah sebelum istirahat, kemudian dilanjutkan menghafalkan

surat-surat pendek. Siswa kadang-kadang ada yang melaksanakan

shalat dhuha sendiri dan tidak ikut berjamaah. Pelaksanaan shalat

dhuha ini dibimbing oleh guru kelas masing-masing. Maksud dan

tujuan dilaksanakan shalat dhuha ini agar siswa memiliki hati

yang lembut, mempunyai sikap tawadhu’ dan hormat kepada

guru.

5. Shalat dzuhur berjamaah.

Page 160: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

139

Kegiatan shalat dzuhur berjamaah ini diikuti oleh siswa

kelas III, IV, V maupun kelas VI selain itu juga diikuti oleh semua

Bapak/Ibu guru dan karyawan. Waktunya setiap hari pukul 12.30-

13.00. Tujuan diadakannya kegiatan ini agar siswa memiliki

tanggung jawab dan disiplin dalam menjalankan ibadah shalat.

Harapannya siswa tidak hanya disiplin menjalankan ibadah ketika

di sekolah tetapi juga disiplin dan tanggung jawab melaksanakan

ibadah di rumah.

6. Infak atau menyisihkan sebagian uang saku untuk bersedekah.

Infak atau menyisihkan sebagian uang saku untuk

bersedekah ini dilaksanakan setiap hari Jumat. Tujuannya untuk

melatih siswa gemar beramal dan membantu orang lain yang

sedang dalam kesulitan. Uang yang dikumpulkan siswa digunakan

untuk menjenguk teman yang sakit atau untuk membantu orang

yang terkena musibah.

Banyak aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di MIN

Mergayu. Pihak Kepala Sekolah, koordinasi aktivitas keagamaan

serta guru berharap dengan pelaksanaan aktivitas keagamaan perilaku

beragama siswa terutama tentang ibadah dan sosial menjadi lebih

baik.

Dalam hal ini berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan

Kepala Sekolah MIN Mergayu, Bapak Drs. Suwono M.Pd.I, tentang

pelaksanaan aktivitas keagamaan di MIN Mergayu sebagai berikut:

Page 161: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

140

“Aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di MIN Mergayu ini

diantaranya adalah doa bersama sebelum memulai dan ketika

selesai kegiatan belajar mengajar, membaca Al-Quran 15 menit

sebelum waktu belajar jam pertama dimulai, hafalan surat-surat

pendek dalam Al-Quran, shalat dhuha berjamaah, shalat dzuhur

berjamaah, serta infak atau menyisihkan sebagian uang saku

untuk bersedekah. Tujuan utama dilaksanakan aktivitas

keagamaan di madrasah adalah memberikan penanaman

pengetahuan agama kepada siswa. Setelah pengetahuan agama

ditanamkan setelah itu dipraktikkan atau dilaksanakan dalam

kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa tidak hanya pandai

dalam teori tapi juga praktiknya dalam kehidupan. Dengan

begitu diharapkan siswa terbiasa dalam berakhlak mulia

terutama perilaku yang menyangkut dengan ibadah dan

sosial.”3

Pelaksanaan aktivitas keagamaan merupakan hal yang penting

dalam penanaman perilaku beragama siswa apalagi yang menyangkut

tentang perilaku beribadah dan sosial. Aktivitas keagamaan harus

dilaksanakan setiap saat selama berlangsungnya kegiatan

pembelajaran dilingkungan sekolah yang melibatkan seluruh warga

sekolah selain itu juga harus dilaksanakan di rumah yang dibimbing

oleh orang tua.

Dalam hasil wawancara bersama Ibu Siti Umayah S.Pd, selaku

koordinasi aktivitas keagamaan bahwa:

“Upaya membentuk kepribadian muslim siswa perlu adanya

bimbingan dalam berakhlak mulia karena siswa masih banyak

tantangan dan godaan seusia anak MI. Tanpa bimbingan dari

guru serta orang tua akan sulit untuk membentuk perilaku

beragama siswa. Sehingga di MIN Mergayu dilaksanakan

aktivitas keagamaan seperti berdoa bersama sebelum memulai

dan ketika selesai kegiatan belajar mengajar, membaca Al-

Quran 15 menit sebelum waktu jam pertama dimulai, hafalan

surat-surat pendek dalam Al-Quran, shalat dhuha berjamaah,

shalat dzuhur berjamaah, dan infak atau menyisihkan sebagian

3 Suwono, Wawancara, (Tulungagung, 26 Oktober 2015).

Page 162: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

141

uang saku untuk bersedekah. Untuk kelas IV-VI bimbingan

ibadah dan perilaku sosial lebih ditekankan. Dengan demikian

dapat membentuk karakter dan perilaku beragama siswa.”4

Selain wawancara dengan Kepala Sekolah dan koordinasi

aktivitas keagamaan, peneliti juga melakukan wawancara bersama

Nayla siswa kelas IV-B tentang pelaksanaan aktivitas keagamaan di

MIN Mergayu, sebagai berikut:

“Saya senang mengikuti aktivitas keagamaan di madrasah tapi

kadang-kadang terpengaruh sama teman yang bermain-main.

Saya setiap hari melaksanakan aktivitas keagamaan seperti

berdoa bersama sebelum memulai dan ketika selesai kegiatan

belajar mengajar, membaca Al-Quran 15 menit sebelum waktu

jam pertama dimulai, hafalan surat-surat pendek dalam Al-

Quran, shalat dhuha berjamaah, shalat dzuhur berjamaah, dan

infak atau menyisihkan sebagian uang saku untuk

bersedekah.”5

Seseorang yang terbiasa mengamalkan perilaku akhlak mulia

dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan memperoleh ketenangan

dan ketentraman jiwa karena merasa dekat dengan Allah.

b. Proses Pembinaan Perilaku Beragama melalui Aktivitas

Keagamaan di MIN Mergayu

Dalam proses pendidikan, aktivitas keagamaan perlu

dibudidayakan agar siswa di sekolah dan di rumah terbiasa

melakukan perilaku positif dalam melaksanakan ibadah serta dapat

bersosialisasi dengan baik. Sehingga sekolah dituntut untuk membina

perilaku beragama siswa yang meliputi tanggung jawab dan disiplin

4 Siti Umayah, Wawancara, (Tulungagung, 29 Oktober 2015).

5 Nayla, Wawancara, (Tulungagung, 19 Oktober 2015).

Page 163: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

142

siswa dalam beribadah, serta kerjasama siswa dalam bersosialisasi

dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pembinaan perilaku beragama siswa melalui aktivitas

keagamaan di MIN Mergayu perlu adanya pengorganisasian, ceramah

agama, bimbingan serta pengawasan. Adapun penjelasannya sebagai

berikut:

1) Pengorganisasian pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas

keagamaan

Dalam melaksanakan pembinaan perilaku beragama siswa

melalui aktivitas keagamaan perlu adanya pengorganisasian agar

pelaksanaan aktivitas keagamaan di madrasah dapat berjalan

dengan baik sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti bersama

Bapak Drs. Suwono M.Pd.I, selaku Kepala Sekolah MIN

Mergayu, bahwa:

“Pengorganisasian dalam pembinaan perilaku beragama

melalui aktivitas keagamaan dimulai dari Kepala Sekolah,

setelah itu wali kelas masing-masing ketika di dalam kelas,

tetapi ketika di luar kelas merupakan tanggung jawab

semua guru. Sehingga untuk pengorganisasiannya dimulai

dari Kepala Sekolah, koordinasi aktivitas keagamaan,

setelah itu wali kelas masing-masing dan wali murid ketika

di rumah.”6

Keluarga dan sekolah merupakan benteng utama yang

secara terus menerus harus menjalin komunikasi produktif dalam

6 Suwono, Wawancara, (Tulungagung, 26 Oktober 2015).

Page 164: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

143

rangka melakukan pembinaan perilaku beragama siswa, seperti

pemaparan wali kelas IV-B, Ibu Winarsih S.Pd.I sebagai berikut:

“Dalam pengorganisasian pembinaan perilaku beragama

siswa melalui aktivitas keagamaan semua terlibat mulai

dari Kepala Sekolah, koordinasi aktivitas keagamaan,

semua guru, wali kelas ketika siswa di dalam kelas serta

wali murid ketika siswa di rumah. Wali murid juga sangat

berpengaruh dalam pembinaan perilaku beragama siswa

karena waktu siswa di rumah lebih banyak.”7

Pengorganisasian pembinaan perilaku beragama siswa

melibatkan seluruh warga sekolah mulai dari Kepala Sekolah,

koordinasi aktivitas keagamaan, semua guru, wali kelas, serta wali

murid. Semuanya harus bekerja sama agar tujuan yang ingin

dicapai dapat terwujud.8

2) Ceramah agama dalam pembinaan perilaku beragama melalui

aktivitas keagamaan

Ceramah agama bertujuan memberikan nasehat dan

petunjuk-petunjuk kepada seluruh siswa yang ada di madrasah.

Ceramah agama sudah terjadwal dengan baik di MIN Mergayu

yang dilaksanakan setiap hari Kamis setelah shalat dhuha.9

Pelaksanaan ceramah agama diikuti oleh seluruh siswa dan

pihak guru yang membimbing, seperti pemaparan Bapak Drs.

Suwono M.Pd.I, selaku Kepala Sekolah MIN Mergayu, bahwa:

“Ceramah agama sudah terprogram setiap hari Kamis.

Biasanya ada seorang guru yang menjadi penceramah yang

memberikan nasehat kepada siswa. Guru yang lain ikut

7 Winarsih, Wawancara, (Tulungagung, 27 Oktober 2015).

8 Observasi di MIN Mergayu pada tanggal 17 Oktober 2015.

9 Observasi di MIN Mergayu pada tanggal 29 Oktober 2015.

Page 165: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

144

membimbing siswa ketika ceramah agama berlangsung

agar siswa mendengarkan materi yang disampaikan

penceramah. Selain ceramah agama setiap hari guru juga

harus memberikan nasehat kepada siswa untuk

menjalankan ajaran agama dan meningkatkan ketaqwaan

kepada Allah SWT.”10

Hal senada juga diungkap oleh Ibu Sri Intiyah, S.Pd.I guru

MIN Mergayu yang mengatakan bahwa:

“Semua warga sekolah mengikuti ceramah agama setiap

hari Kamis setelah shalat dhuha. Biasanya anak-anak

setelah selesai shalat dhuha langsung dikoordinasi untuk

langsung masuk kedalam masjid. Semua siswa dibimbing

untuk mendengarkan ceramah agama dengan baik. Kalau

tidak ada pengawasan dari guru biasanya siswa ramai

sendiri tidak memperhatikan ceramah agama yang

disampaikan penceramah.”11

Ceramah agama lebih ditekankan pada materi keagamaan

agar pemahaman agama siswa lebih meningkat dan ceramah

agama dapat membina perilaku beragama siswa terutama perilaku

tanggung jawab dan disiplin dalam menjalankan ibadah dan

melakukan kerjasama dalam bersosialisasi.

3) Bimbingan pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas

keagamaan

Proses pembinaan perilaku beragama siswa melalui

aktivitas keagamaan memerlukan bimbingan dari guru yang harus

dilakukan bersama dengan orang tua siswa dan didukung oleh

seluruh warga sekolah.

10

Suwono, Wawancara, (Tulungagung, 26 Oktober 2015). 11

Sri Intiyah, Wawancara, (Tulungagung, 24 Oktober 2015).

Page 166: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

145

Sebelum melaksanakan aktivitas keagamaan guru biasanya

mengkondisikan siswa agar khusyuk dan tidak bermain-main

ketika melaksanakan aktivitas keagamaan. Seperti yang

dikemukakan oleh Nabila siswa kelas VI di MIN Mergayu yang

mengatakan bahwa:

“Sebelum melaksanakan aktivitas keagamaan biasanya

guru memberikan nasehat agar siswa khusyuk

melaksanakan aktivitas keagamaan. Siswa tidak boleh

bermain-main dalam melaksanakan aktivitas keagamaan.

Setiap hari guru membimbing siswa melaksanakan

aktivitas keagamaan.”12

Dalam proses pembinaan perilaku beragama guru

memberikan contoh atau teladan yang baik kepada siswa baik

melalui ucapan maupun perbuatan yang bersumber pada ajaran

agama Islam. Seperti pemaparan Bapak Drs. Suwono M.Pd.I,

selaku Kepala Sekolah MIN Mergayu, terkait bimbingan

pembinaan perilaku beragama siswa melalui aktivitas keagamaan

sebagai berikut:

“Guru sangat berperan dalam membimbing pembinaan

perilaku beragama siswa melalui aktivitas keagamaan.

Akhlak yang baik harus ditanamkan oleh guru kepada

siswa. Guru memberikan contoh atau teladan yang baik dan

membimbing siswa untuk membiasakan perilaku yang

baik.”13

Bimbingan pembinaan perilaku beragama siswa melalui

aktivitas keagamaan sudah cukup baik dilaksanakan guru di MIN

Mergayu tetapi pengondisian siswa guru masih mengalami

12

Nabila, Wawancara, (Tulungagung, 24 Oktober 2015). 13

Suwono, Wawancara, (Tulungagung, 26 Oktober 2015).

Page 167: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

146

kesulitan. Seperti yang dikemukakan oleh Ibu Afidah, S.Ag,

selaku wali kelas V bahwa:

“Guru sebenarnya sudah memberikan bimbingan dalam

melaksanakan aktivitas keagamaan ketika di madrasah agar

perilaku beragama siswa terutama terkait perilaku dalam

menjalankan ajaran agama menjadi lebih baik. Tetapi guru

masih mendapatkan kesulitan dalam mengkondisikan siswa

karena latar siswa yang berbeda-beda.”14

Proses bimbingan pembinaan perilaku beragama siswa

melalui aktivitas keagamaan pada tahap awal dapat dilakukan

pemberian nasehat agar nilai-nilai baik tertanamkan pada jiwa

siswa. Kemudian membimbing siswa melaksanakan aktivitas

keagamaan dengan baik dan memberikan contoh atau teladan

kepada siswa.15

4) Pengawasan pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas

keagamaan

Dalam melakukan pembinaan perilaku beragama melalui

aktivitas keagamaan harus ada pengawasan untuk mengontrol

pelaksanaan aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di MIN

Mergayu.

Pengawasan pembinaan perilaku beragama siswa melalui

aktivitas keagamaan dilakukan oleh Kepala Sekolah, wali kelas,

dan wali murid.16

Pengawasan yang dilakukan oleh Kepala

14

Afidah, Wawancara, (Tulungagung, 28 Oktober 2015). 15

Observasi di MIN Mergayu pada tanggal 17 Oktober 2015. 16

Observasi di MIN Mergayu, pada tanggal 27 Oktober 2015.

Page 168: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

147

Sekolah seperti yang dipaparkan oleh Bapak Drs. Suwono M.Pd.I,

selaku Kepala Sekolah MIN Mergayu sebagai berikut:

“Kepala Sekolah selalu mengadakan kontrol terhadap

pembinaan perilaku beragama siswa melalui aktivitas

keagamaan. Pengawasan terhadap bimbingan guru dalam

melaksanakan aktivitas keagamaan. Kepala Sekolah juga

melakukan komunikasi yang baik bersama guru dan juga

wali murid terkait pembinaan perilaku beragama siswa.”17

Sementara itu menurut Ibu Tyas Widyaningrum, S.Pd.I

selaku wali kelas IV-A, beliau mengatakan bahwa:

“Pengawasan guru ketika siswa di madrasah yaitu dengan

mengamati perilaku siswa ketika proses pembelajaran dan

melaksanakan aktivitas keagamaan. Selain itu guru juga

mengawasi lewat buku penghubung yang harus

dikumpulkan siswa setiap hari.”18

Pengawasan terhadap pembinaan perilaku beragama siswa

tidak hanya dilakukan di madrasah tapi juga harus ada

pengawasan dari orang tua di rumah. Peneliti juga melakukan

wawancara dengan Ibu Intin Nurhidayati, selaku orang tua dari

Adinda Citra Karunia siswa kelas V yang mengatakan bahwa:

“Ketika anak saya di rumah saya juga melakukan

pengawasan terhadap pelaksanaan ibadah anak saya di

rumah. Kalau tidak dikontrol kadang-kadang malas

melaksanakan ibadah. Saya juga menanamkan kejujuran

kepada anak saya ketika mengisi buku penghubung. Kalau

anak saya tidak mengerjakan ya di contreng tidak

mengerjakan. Jadi apa yang ditulis dibuku penghubung

siswa itu sesuai dengan keseharian anak saya ketika di

rumah.”19

17

Suwono, Wawancara, (Tulungagung, 26 Oktober 2015). 18

Tyas Widyaningrum, Wawancara, (Tulungagung, 27 Oktober 2015). 19

Intin Nurhayati, Wawancara, (Tulungagung, 28 Oktober 2015).

Page 169: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

148

Peranan aktivitas keagamaan di MIN Mergayu dapat

berjalan kontinyu dan rutin yang dilaksanakan semua warga

sekolah, sehingga sikap dan perilaku siswa benar-benar dapat

dikondisikan dan terwarnai oleh suasana religius di sekolah.

c. Perilaku Beragama Setelah Mendapatkan Pembinaan Aktivitas

Keagamaan di MIN Mergayu

Aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di MIN Mergayu

memiliki tujuan untuk membina perilaku beragama siswa yang

meliputi perilaku tanggung jawab, disiplin, dan kerjasama. Perilaku

tanggung jawab dan disiplin disini lebih ditekankan pada pelaksanaan

ibadah siswa sedangkan kerjasama ditekankan pada sosialisasi siswa.

Adapun penjelasan tentang perilaku beragama siswa setelah

mendapatkan pembinaan aktivitas keagamaan di MIN Mergayu,

sebagai berikut:

1) Perilaku tanggung jawab

Perilaku tanggung jawab siswa setelah mendapatkan

pembinaan aktivitas keagamaan yaitu:

a) Melaksanakan aktivitas keagamaan dengan baik di madrasah

dan di rumah

Secara umum siswa MIN Mergayu sudah melaksanakan

aktivitas keagamaan dengan baik di madrasah. Dari hasil

observasi yang peneliti lakukan terlihat siswa mulai bel masuk

Page 170: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

149

berbunyi sudah berbaris rapi kemudian bersalaman dengan

guru dan langsung berdoa bersama sebelum memulai kegiatan

belajar mengajar, kemudian membaca Al-Quran 15 menit

sebelum waktu jam pertama dimulai. Siswa juga cukup baik

dalam melaksanakan shalat dhuha berjamaah dan hafalan

surat-surat pendek. Namun masih ada sebagian siswa yang

melaksanakan aktivitas keagamaan dengan bermain-main dan

mengganggu temannya.20

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibu Siti Umayah,

S.Pd, selaku koordinasi aktivitas keagamaan bahwa:

“Siswa sudah melaksanakan aktivitas keagamaan

dengan baik di madrasah karena guru selalu

memberikan bimbingan dalam melaksanakan aktivitas

keagamaan. Namun masih ada anak-anak yang ramai

sendiri atau bermain-main dalam melaksanakan

aktivitas keagamaan guru selalu menegur dan

memberikan nasehat kepada siswa.”21

Hal senada juga dikemukakan oleh Fairrus Elsya Bastin

siswa kelas V MIN Mergayu yang mengatakan bahwa:

“Saya melaksanakan aktivitas keagamaan dengan baik

di madrasah karena ada guru yang membimbing.

Biasanya saya juga terpengaruh sama teman-teman

yang bermain-main dan mengganggu saya mengerjakan

shalat atau hafalan surat-surat pendek. Kalau di rumah

saya juga melaksanakan ibadah dengan baik karena

dibimbing oleh orang tua.”22

Peneliti juga melakukan wawancara dengan wali murid

untuk memastikan siswa melaksanakan aktivitas keagamaan

20

Observasi di MIN Mergayu Bandung pada tanggal 24 Oktober 2015. 21

Siti Umayah, Wawancara, (Tulungagung, 29 Oktober 2015). 22

Fairrus Elsya Bastin, Wawancara, (Tulungagung, 24 Oktober 2015).

Page 171: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

150

dengan baik yang tidak hanya di madrasah tetapi juga di

rumah. Hasil wawancara dengan Bapak Priyo Subasto selaku

wali murid dari Fairrus Elsya Bastin siswa kelas V MIN

Mergayu yang mengatakan bahwa:

“Alhamdulilah anak saya sudah melaksanakan ibadah

dengan baik ketika di rumah. Meskipun orang tua harus

membimbing dalam melaksanakan shalat atau membaca

Al-Quran. Kalau tidak dibimbing kadang-kadang

malas.”23

Perilaku tanggung jawab dalam melaksanakan aktivitas

keagamaan sudah cukup baik dilaksanakan siswa di madrasah

maupun di rumah.

b) Mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik

Ketika pembelajaran di kelas peneliti juga mengamati

perilaku siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Secara umum siswa memperhatikan penjelasan dari guru

meskipun ada sebagian siswa yang ramai sendiri ketika guru

menjelaskan materi pembelajaran. Kemudian ketika guru

memberikan tugas siswa langsung mengerjakan tugas yang

diberikan guru dengan baik. Namun ada sebagian siswa yang

mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan bermain-

main.24

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibu Winarsih,

S.Pd.I selaku wali kelas IV-B, beliau mengatakan bahwa:

23

Priyo Subasto, Wawancara, (Tulungagung, 28 Oktober 2015). 24

Observasi di MIN Mergayu Bandung pada tanggal 27 Oktober 2015.

Page 172: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

151

“Siswa ketika mengikuti pembelajaran ada yang

memperhatikan dan ada juga yang ramai sendiri. Begitu

juga dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru ada

siswa yang mengerjakan dengan baik dan ada siswa

yang bermain-main. Siswa yang tidak memperhatikan

penjelasan guru banyak jawabannya yang kurang tepat.

Secara umum siswa selalu mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru dengan baik.”25

Siswa harus memiliki tanggung jawab dalam

mengerjakan tugas yang diberikan guru dan mengerjakannya

dengan sebaik-baiknya.

c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan

madrasah dan di rumah

Dari hasil pengamatan peneliti terkait perilaku tanggung

jawab siswa dalam mematuhi aturan-aturan sosial yang

berlaku dalam lingkungan madrasah. Secara umum siswa

sudah mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam

lingkungan madrasah terlihat siswa mematuhi tata tertib yang

berlaku di madrasah. Melaksanakan shalat wajib dan sunah

dengan berjamaah sehingga keimanan dan ketakwaan siswa

menjadi lebih baik. Dengan melaksanakan aktivitas

keagamaan sehingga perilaku tanggung jawab siswa terbentuk

dan tidak akan melakukan pelanggaran.26

Selama peneliti melakukan pengamatan tidak ada

pelanggaran yang dilakukan siswa misalnya membolos atau

25

Winarsih, Wawancara, (Tulungagung, 27 Oktober 2015). 26

Observasi di MIN Mergayu pada tanggal 27 Oktober 2015.

Page 173: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

152

tidak masuk sekolah tanpa alasan yang jelas. Siswa juga tidak

ada yang bertengkar atau bahkan berkelahi. Ketika ujian tapi

masih ada sebagian siswa yang menyontek atau bertanya sama

temannya.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti bersama

Bapak Drs. Suwono M.Pd.I, selaku Kepala Sekolah MIN

Mergayu, bahwa:

“Selama siswa di madrasah seluruh warga sekolah

selalu mengawasi tingkah laku siswa dalam mematuhi

tata tertib yang berlaku di madrasah. Kalau ada

pelanggaran yang dilakukan siswa pihak sekolah

memberikan teguran dan menasehati siswa. Secara

umum siswa MIN Mergayu sudah mematuhi aturan-

aturan yang berlaku dilingkungan sekolah.”27

Peneliti juga melakukan wawancara dengan Ibu Siti

Munawaroh selaku orang tua dari Ahmad Anwar Fatoni siswa

kelas IV-A di MIN Mergayu, beliau mengatakan bahwa:

“Selama anak saya di rumah tidak pernah melakukan

kenakalan atau sampai berkelahi dengan temannya.

Kalau di rumah selalu bersikap baik, tetapi kadang-

kadang anak saya masih malas kalau disuruh shalat

berjamaah di masjid.”28

Siswa di MIN Mergayu secara umum telah memiliki

perilaku tanggung jawab dalam mematuhi aturan-aturan sosial

yang berlaku dilingkungan sekolah bahkan dilingkungan

rumah.

27

Suwono, Wawancara, (Tulungagung, 26 Oktober 2015). 28

Siti Munawaroh, Wawancara, (Tulungagung, 29 Oktober 2015).

Page 174: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

153

d) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan

madrasah

Menjaga dan peduli terhadap lingkungan madrasah

menjadi tugas semua warga sekolah. Setiap hari Jumat pada

pagi hari di MIN Mergayu dilaksanakan Jumat bersih yaitu

semua siswa dan guru bergotong royong membersihkan

sekolah. Terlihat siswa selalu antusias membersihkan kelasnya

masing-masing yang dibimbing oleh guru kelas masing-

masing.29

Dihalaman kelas siswa menanam tumbuhan dan bunga,

dan setiap hari disiram dan dirawat oleh siswa yang piket.

Siswa juga selalu membuang sampah pada tempatnya.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Slamet, S.Pd. I,

bahwa:

“Siswa selalu membersihkan kelas masing-masing

setiap hari dan ketika hari Jumat diadakan Jumat bersih

yang dilaksanakan semua siswa dan guru yang

bergotong royong membersihkan madrasah. Sehingga

semua siswa menunjukkan kecintaan dan kepedulian

terhadap lingkungan madrasah.”30

Secara umum siswa MIN Mergayu memiliki perilaku

tanggung jawab dalam menunjukkan kecintaan dan kepedulian

terhadap lingkungan madrasah.

2) Perilaku disiplin

29

Observasi di MIN Mergayu pada tanggal 30 Oktober 2015. 30

Slamet, Wawancara, (Tulungagung, 30 Oktober 2015).

Page 175: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

154

Perilaku disiplin siswa setelah mendapatkan pembinaan

aktivitas keagamaan yaitu:

a) Menaati peraturan yang ditetapkan bersama di madrasah

Setiap madrasah selalu ada peraturan yang harus

dilaksanakan dan ditaati oleh seluruh warga sekolah. Dengan

melaksanakan aktivitas keagamaan dengan teratur dan baik

perilaku disiplin siswa dalam menaati peraturan yang

ditetapkan bersama di madrasah dapat terbentuk.

Dari hasil observasi secara umum siswa menaati

peraturan yang sudah ditetapkan tidak ada siswa yang

melanggar. Siswa selalu melaksanakan aktivitas keagamaan

dengan baik sehingga kegiatan yang dilaksanakan siswa selalu

positif. Tetapi ada juga siswa yang membuat kegaduhan atau

ramai sendiri bahkan mengganggu temannya.31

Seperti yang

diungkapkan oleh Bapak Drs. Suwono M.Pd.I, selaku Kepala

Sekolah MIN Mergayu, bahwa:

“Alhamdulilah, secara umum siswa sudah menaati

peraturan yang ditetapkan oleh madrasah. Aktivitas

keagamaan dapat membentuk perilaku disiplin siswa

untuk melakukan hal-hal positif dan tidak melanggar

peraturan.”32

Melaksanakan kegiatan yang bersifat positif seperti

aktivitas keagamaan dapat membentuk perilaku disiplin siswa

31

Observasi di MIN Mergayu pada tanggal 27 Oktober 2015. 32

Suwono, Wawancara, (Tulungagung, 26 Oktober 2015).

Page 176: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

155

dalam menaati peraturan yang ditetapkan bersama di

madrasah.

b) Melaksanakan aktivitas keagamaan tepat waktu di madrasah

maupun di rumah

Dari hasil pengamatan peneliti ketika siswa

melaksanakan aktivitas keagamaan sudah tepat waktu.

Terlihat setiap pagi siswa tidak pernah lupa berdoa bersama

ketika sudah masuk kedalam kelas selanjutnya membaca Al-

Quran 15 menit kemudian pembelajaran dimulai. Sebelum

istirahat siswa langsung kemasjid dan melaksanakan shalat

dhuha serta menghafalkan surat-surat pendek. Kemudian

waktu shalat dzuhur siswa juga langsung kemasjid dan

melaksanakan shalat dzuhur berjamaah. Namun ketika

melaksanakan aktivitas keagamaan masih ada siswa yang

ramai sendiri.33

Dari hasil wawancara dengan Elga Septiani siswa kelas

VI, mengatakan bahwa:

“Saya selalu melaksanakan aktivitas keagamaan tepat

waktu kalau di sekolah karena banyak guru yang

membimbing dan selalu menasehati kita untuk selalu

melaksanakan aktivitas keagamaan tepat waktu. Bahkan

siswa tidak boleh istirahat sebelum melaksanakan shalat

dhuha dan menghafalkan surat-surat pendek.”34

33

Observasi di MIN Mergayu pada tanggal 29 Oktober 2015. 34

Elga Septiani, Wawancara, (Tulungagung, 29 Oktober 2015).

Page 177: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

156

Selain wawancara dengan siswa peneliti juga

melakukan wawancara dengan orang tuanya di rumah apakah

siswa juga melaksanakan aktivitas keagamaan seperti shalat

wajib itu tepat waktu. Kalau di sekolah siswa melaksanakan

aktivitas keagamaan tepat waktu karena ada yang

membimbing atau takut dengan guru. Jadi belum tentu siswa

melaksanakan shalat tepat waktu juga kalau di rumah.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Sulistyowati,

orang tua dari Elga Septiani siswa kelas VI, mengatakan

bahwa:

“Anak saya kadang-kadang melaksanakan shalat tepat

waktu tapi kadang-kadang tidak. Kalau sudah menonton

tv kalau disuruh shalat masih menunda-nunda. Jadi

orang tua membimbing agar bisa melaksanakan shalat

tepat waktu.”35

Dengan melaksanakan aktivitas keagamaan di madrasah

dengan baik siswa akan terbiasa melaksanakan juga di rumah.

Sehingga siswa disiplin dalam melaksanakan aktivitas

keagamaan yang berkenaan dengan ibadah tepat waktu di

madrasah maupun di rumah.

c) Menyelesaikan tugas dari guru tepat waktu

Ketika guru memberikan tugas pasti guru menyuruh

siswa untuk menyelesaikan tugas tersebut tepat waktu. Selama

peneliti mengamati perilaku siswa dalam menyelesaikan

35

Sulistyowati, Wawancara, (Tulungagung, 28 Oktober 2015).

Page 178: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

157

tugas, secara umum siswa menyelesaikan tugas yang diberikan

guru dengan tepat waktu.36

Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Miftahul Huda,

S.Pd.I, bahwa:

“Siswa selalu mengerjakan aktivitas keagamaan dengan

baik dan tepat waktu sehingga siswa terbiasa disiplin.

Begitu juga dalam pembelajaran siswa juga disiplin

dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan

tepat waktu. Tapi kadang juga ada siswa yang telat

dalam mengerjakan tugas karena ramai sendiri.”37

Secara umum siswa MIN Mergayu memang sudah

disiplin dalam mengerjakan aktivitas keagamaan sehingga

mereka juga disiplin ketika menyelesaikan tugas yang

diberikan guru tepat waktu.

d) Konsisten dalam mengerjakan aktivitas keagamaan baik di

madrasah maupun di rumah

Dari hasil pengamatan peneliti terkait konsisten siswa

dalam mengerjakan aktivitas keagamaan. Siswa ada yang

konsisten semangat dalam mengerjakan aktivitas keagamaan

baik di madrasah maupun di rumah. Namun ada juga ketika

melaksanakan aktivitas keagamaan masih malas-malas.

Terlihat ketika waktunya shalat dhuha dan hafalan surat-surat

pendek ada siswa yang tanpa disuruh mereka langsung

36

Observasi di MIN Mergayu pada tanggal 26 Oktober 2015. 37

Miftahul Huda, Wawancara, (Tulungagung, 26 Oktober 2015).

Page 179: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

158

mengerjakan namun ada siswa yang harus dipaksa untuk

mengerjakan shalat dhuha dan setor hafalan surat pendek.38

Guru dan orang tua harus memberikan bimbingan terus

agar siswa disiplin dan konsisten mengerjakan aktivitas

keagamaan baik di madrasah maupun di rumah. Seperti yang

dikemukakan oleh Ibu Tyas Widyaningrum, S.Pd.I selaku wali

kelas IV-A, beliau mengatakan bahwa:

“Kebetulan anak saya juga sekolah di MIN Mergayu ini

untuk sikap konsisten dalam mengerjakan aktivitas

keagamaan baik di madrasah maupun di rumah

memang harus ada bimbingan dari guru dan orang tua.

Namun dengan adanya bimbingan aktivitas keagamaan

di madrasah sikap konsisten siswa dalam mengerjakan

shalat misalnya itu akan terbentuk. Sehingga siswa akan

konsisten mengerjakan shalat tanpa harus disuruh oleh

gurunya maupun orang tua ketika di rumah.”39

3) Perilaku kerjasama

Perilaku kerjasama siswa setelah mendapatkan pembinaan

aktivitas keagamaan yaitu:

a) Bekerjasama dengan guru dan teman dalam melaksanakan

aktivitas keagamaan di madrasah

Ketika melaksanakan aktivitas keagamaan terlihat siswa

bekerjasama dengan guru dan temannya. Waktu shalat sunah

maupun wajib di madrasah terlihat semuanya berjamaah

dengan begitu siswa bisa bersosialisasi dengan baik.

38

Observasi di MIN Mergayu pada tanggal 27 Oktober 2015. 39

Tyas Widyaningrum, Wawancara, (Tulungagung, 27 Oktober 2015).

Page 180: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

159

Waktu hafalan surat-surat pendek sebelum menyetorkan

hafalan dihadapan guru terlihat siswa saling bekerjasama

dengan temannya untuk menyimak hafalannya. Selain itu

dengan guru siswa juga melakukan kerjasama terlihat ketika

siswa belum paham terhadap materi yang disampaikan guru,

mereka bertanya dan guru menjelaskan lagi materi yang belum

dipahami.40

Guru dan siswa memang harus saling bekerjasama

dengan baik dalam pembelajaran maupun dalam

melaksanakan aktivitas keagamaan sehingga siswa selalu

bersikap positif.

b) Bekerjasama dalam kelompok, dan tolong menolong sesama

teman

Dari hasil pengamatan peneliti terkait kerjasama siswa

dengan temannya, ketika pembelajaran biasanya guru

membentuk kelompok agar siswa bekerjasama. Secara umum

siswa bisa bekerjasama dalam kelompok bahkan ada

kelompok yang dibentuk bisa kompak. Tetapi ada juga dalam

kelompok yang masih kesulitan dalam belajar biasanya teman

yang lain menjelaskan.41

Guru selalu membimbing siswa untuk saling tolong

menolong sesama teman dalam hal kebaikan. Siswa tidak

40

Observasi di MIN Mergayu pada tanggal 17 Oktober 2015. 41

Observasi di MIN Mergayu pada tanggal 24 Oktober 2015.

Page 181: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

160

boleh tolong menolong dalam hal keburukan misalnya ketika

ujian menyontek temannya.

Dalam hal ini dari hasil wawancara dengan Faaiz

Anwar siswa kelas IV-A yang mengatakan bahwa:

“Ketika pembelajaran atau melaksanakan hafalan surat

pendek biasanya kita disuruh berkelompok. Jadi kita

bekerjasama dengan baik dan kalau ada teman yang

belum paham terhadap pelajaran yang disampaikan

guru biasanya yang sudah paham membantu

menjelaskan.”42

c) Membantu teman yang mengalami musibah

Siswa di MIN Mergayu selalu membantu teman yang

mengalami musibah dengan melaksanakan infak atau

menyisihkan sebagian uang saku untuk bersedekah setiap hari

Jumat. Uang yang dikumpulkan siswa digunakan untuk

membantu temannya yang mengalami musibah.43

Seperti yang dikemukakan oleh Bapak Drs. Suwono

M.Pd.I, selaku Kepala Sekolah MIN Mergayu, bahwa:

“Sekolah selalu berusaha untuk membimbing siswa

untuk gemar berinfak. Sehingga setiap hari Jumat siswa

selalu menyisihkan sebagian uang sakunya untuk

bersedekah. Uang yang dikumpulkan biasanya untuk

menjenguk temannya yang sakit atau membantu

temannya yang terkena musibah, bahkan ketika ada

korban bencana alam siswa juga memberikan

bantuan.”44

Dengan mempraktikkan dengan langsung infak atau

menyisihkan sebagian uang saku untuk bersedekah jadi anak-

42

Faaiz Anwar, Wawancara, (Tulungagung, 24 Oktober 2015). 43

Observasi di MIN Mergayu pada tanggal 30 Oktober 2015. 44

Suwono, Wawancara, (Tulungagung, 26 Oktober 2015).

Page 182: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

161

anak memiliki jiwa sosial yang tinggi untuk membantu orang

lain yang membutuhkan bantuan. Tidak hanya dengan

penjelasan materi tentang sedekah dalam pembelajaran tapi

harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

d) Selalu bersikap baik dengan guru dan teman sebaya

Selama peneliti melaksanakan penelitian siswa secara

umum selalu bersikap baik dengan gurunya. Meskipun

kadang-kadang tidak mendengarkan nasehat guru dan ramai

sendiri dalam pembelajaran. Selain bersikap baik dengan guru,

siswa juga bersikap baik dengan teman sebayanya. Tetapi

kadang-kadang ada saja siswa yang suka mengganggu

temannya yang lain.45

Melaksanakan aktivitas keagamaan akan memberikan

pengaruh positif pada kehidupan sosial siswa. Siswa dapat

bersosialisasi dengan baik dengan guru dan teman sebayanya.

Ajaran-ajaran agama Islam bukan hanya sekedar perlu

dipahami tetapi harus dipraktikkan, oleh karena itu pembinaan

merupakan hal yang krusial dan urgen. Mulai membiasakan

diri untuk mempraktikkan hal-hal yang sederhana sejak kecil

merupakan cara terbaik agar menjadi sikap dan perilaku yang

inheren dengan para siswa.

45

Observasi di MIN Mergayu pada tanggal 30 Oktober 2015.

Page 183: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

162

2. Madrasah Ibtidaiyah Al-Azhaar

a. Pelaksanaan Aktivitas Keagamaan di MI Al-Azhaar

Dalam pembelajaran tugas guru bukan saja mengajar dan

memberikan ilmu pengetahuan saja kepada siswa, tetapi lebih dari itu

yakni membimbing siswa dapat merealisasikan pengetahuan yang

didapatkan dalam aktivitas keagamaan yang dilaksanakan setiap hari.

Peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan Kepala

Sekolah, koordinasi waka pembelajaran Al-Quran metode UMMI,

koordinasi pembinaan akhlakul karimah yang banyak memberikan

gambaran mengenai data tentang pelaksanaan aktivitas keagamaan di

MI Al-Azhaar.

Sebelum masuk penjelasan aktivitas keagamaan disini peneliti

akan menyajikan data menu sarapan pagi yang harus dilaksanakan

siswa kelas IV-VI yang tercantum dalam tabel berikut ini:46

Tabel 4.8

Menu Sarapan Pagi Santri Kelas IV MI Al-Azhaar

Senin

1. Shalat dhuha dan doa setelah shalat dhuha

2. Asmaul Husna

Semester I & II : 1 s/d 99

3. Doa-doa

a. Doa sebelum tidur

b. Doa setelah bangun tidur

4. Berhitung perkalian

Semester I &II : perkalian 1 s/d 10

5. Berhitung bahasa Inggris

6. Menghafalkan Jus Amma

Selasa

1. Shalat dhuha dan doa setelah shalat

dhuha

2. Asmaul Husna

Semester I & II : 1 s/d 99

3. Doa-doa

a. Doa masuk WC

a. Doa keluar WC

4. Berhitung perkalian

Semester I &II : perkalian 1 s/d 10

5. Berhitung bahasa Arab

46

Dokumentasi aktivitas Keagamaan di MI Al-Azhaar, (Tulungagung, 18 Oktober

2015).

Page 184: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

163

a. Semester I (surat Al fatihah - surat At

Thaariq)

b. Semester II (surat Al fatihah - surat Al

Insyiqoq)

7. Doa sebelum belajar

6. Menghafalkan Jus Amma

a. Semester I (surat Al fatihah - surat At

Thaariq)

b. Semester II (surat Al fatihah - surat

Al Insyiqoq)

7. Membaca Ikrar Santri

8. Menyanyikan lagu Indonesia Raya

9. Doa sebelum belajar

Rabu

1. Shalat dhuha dan doa setelah shalat dhuha

2. Asmaul Husna

Semester I & II : 1 s/d 99

3. Doa-doa

a. Doa masuk masjid

b. Doa keluar masjid

4. Berhitung perkalian

Semester I &II : perkalian 1 s/d 10

5. Berhitung bahasa Jawa

6. Menghafalkan Jus Amma

a. Semester I (surat Al fatihah - surat At

Thaariq)

b. Semester II (surat Al fatihah - surat Al

Insyiqoq)

7. Membaca Ikrar Santri

8. Menyanyikan lagu Indonesia Raya

9. Doa sebelum belajar

Kamis

1. Shalat dhuha dan doa setelah shalat

dhuha

2. Asmaul Husna

Semester I & II : 1 s/d 99

3. Doa-doa :

a. Doa masuk shaf shalat

b. Doa mudah faham dan hafal

c. Doa mohon kecerdasan berfikir

4. Berhitung perkalian

Semester I &II : perkalian 1 s/d 10

5. Berhitung bahasa Inggris

6. Menghafalkan Jus Amma

a. Semester I (surat Al fatihah - surat At

Thaariq)

b. Semester II (surat Al fatihah - surat

Al Insyiqoq)

7. Membaca Ikrar santri

8. Menyanyikan lagu Indonesia Raya

9. Doa sebelum belajar

Jum’at

1. Shalat dhuha dan doa setelah shalat dhuha

2. Asmaul Husna

Semester I & II : 1 s/d 99

3. Doa-doa :

a. Doa ketika sakit

b. Doa menjenguk orang sakit

4. Berhitung perkalian

Semester I &II : perkalian 1 s/d 10

5. Berhitung bahasa Arab

6. Membaca surat yasin

Semester I & II : ayat I s/d 70

7. Membaca Ikrar Santri

8. Menyanyikan lagu Indonesia Raya

9. Doa sebelum belajar

Sabtu

1. Shalat dhuha dan doa setelah shalat

dhuha

2. Asmaul Husna

Semester I & II : 1 s/d 99

3. Doa-doa :

a. Doa tertimpa musibah

b. Doa mohon kecerdasan berfikir

4. Berhitung perkalian

Semester I &II : perkalian 1 s/d 10

5. Berhitung bahasa Jawa

6. Membaca surat yasin

Semester I & II : ayat I s/d 70

7. Membaca Ikrar Santri

8. Menyanyikan lagu Indonesia Raya

Page 185: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

164

9. Doa sebelum belajar

Tabel 4.9

Menu Sarapan Pagi Santri Kelas V MI Al-Azhaar

Senin

1. Shalat dhuha dan doa setelah shalat dhuha

2. Asmaul Husna

Semester I & II : 1 s/d 99

3. Doa-doa

a. Doa sebelum tidur

b. Doa setelah bangun tidur

4. Berhitung perkalian

Semester I &II : perkalian 6 s/d 11

5. Berhitung bahasa Inggris

6. Menghafalkan Jus Amma

a. Semester I (surat Al fatihah - surat At

Takwir)

b. Semester II (surat Al fatihah - surat Al

An Naba’)

7. Doa sebelum belajar

Selasa

1. Shalat dhuha dan doa setelah shalat

dhuha

2. Asmaul Husna

Semester I & II : 1 s/d 99

3. Doa-doa

a. Doa masuk WC

a. Doa keluar WC

4. Berhitung perkalian

Semester I &II : perkalian 6 s/d 11

5. Berhitung bahasa Arab

6. Menghafalkan Jus Amma

a. Semester I (surat Al fatihah - surat At

Takwir)

b. Semester II (surat Al fatihah - surat

Al An Naba’)

7. Membaca Ikrar Santri

8. Menyanyikan lagu Indonesia Raya

9. Doa sebelum belajar

Rabu

1. Shalat dhuha dan doa setelah shalat dhuha

2. Asmaul Husna

Semester I & II : 1 s/d 99

3. Doa-doa

a. Doa masuk masjid

b. Doa keluar masjid

4. Berhitung perkalian

Semester I &II : perkalian 6 s/d 11

5. Berhitung bahasa Jawa

6. Menghafalkan Jus Amma

a. Semester I (surat Al fatihah - surat At

Takwir)

b. Semester II (surat Al fatihah - surat Al

An Naba’)

7. Membaca Ikrar Santri

8. Menyanyikan lagu Indonesia Raya

9. Doa sebelum belajar

Kamis

1. Shalat dhuha dan doa setelah shalat

dhuha

2. Asmaul Husna

Semester I & II : 1 s/d 99

3. Doa-doa :

a. Doa masuk shaf shalat

b. Doa mudah faham dan hafal

c. Doa mohon kecerdasan berfikir

4. Berhitung perkalian

Semester I &II : perkalian 6 s/d 11

5. Berhitung bahasa Inggris

6. Menghafalkan Jus Amma

a. Semester I (surat Al fatihah - surat At

Takwir)

b. Semester II (surat Al fatihah - surat

Al An Naba’)

7. Membaca Ikrar Santri

Page 186: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

165

8. Menyanyikan lagu Indonesia Raya

9. Doa sebelum belajar

Jum’at

1. Shalat dhuha dan doa setelah shalat dhuha

2. Asmaul Husna

Semester I & II : 1 s/d 99

3. Doa-doa :

a. Doa ketika sakit

b. Doa menjenguk orang sakit

4. Berhitung perkalian

Semester I &II : perkalian 6 s/d 11

5. Berhitung bahasa Arab

6. Menghafalkan Jus Amma

a. Semester I (surat Al fatihah - surat At

Takwir)

b. Semester II (surat Al fatihah - surat Al

An Naba’)

7. Membaca Ikrar Santri

8. Menyanyikan lagu Indonesia Raya

9. Doa sebelum belajar

Sabtu

1. Shalat dhuha dan doa setelah shalat

dhuha

2. Asmaul Husna

Semester I & II : 1 s/d 99

3. Doa-doa :

a. Doa tertimpa musibah

b. Doa mohon kecerdasan berfikir

4. Berhitung perkalian

Semester I &II : perkalian 6 s/d 11

5. Berhitung bahasa Jawa

6. Membaca surat yasin

Semester I & II : ayat I s/d 83

7. Membaca Ikrar Santri

8. Menyanyikan lagu Indonesia Raya

9. Doa sebelum belajar

Tabel 4.10

Menu Sarapan Pagi Santri Kelas VI MI Al-Azhaar

Senin

1. Shalat dhuha dan doa setelah shalat dhuha

2. Asmaul Husna

Semester I & II : 1 s/d 99

3. Doa-doa

c. Doa sebelum tidur

d. Doa setelah bangun tidur

4. Berhitung perkalian

Semester I &II : perkalian 6 s/d 11

5. Berhitung bahasa Inggris

6. Menghafalkan Jus Amma

Semester I & II : surat Al fatihah - surat

An Naba’

7. Tahlil

8. Doa sebelum belajar

Selasa

1. Shalat dhuha dan doa setelah shalat

dhuha

2. Asmaul Husna

Semester I & II : 1 s/d 99

3. Doa-doa

a. Doa masuk WC

b. Doa keluar WC

4. Berhitung perkalian

Semester I &II : perkalian 6 s/d 11

5. Berhitung bahasa Arab

6. Menghafalkan Jus Amma

Semester I & II : surat Al fatihah -

surat An Naba’

7. Membaca Ikrar Santri

8. Menyanyikan lagu Indonesia Raya

9. Doa sebelum belajar

Rabu

1. Shalat dhuha dan doa setelah shalat dhuha Kamis

1. Shalat dhuha dan doa setelah shalat

Page 187: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

166

2. Asmaul Husna

Semester I & II : 1 s/d 99

3. Doa-doa

a. Doa masuk masjid

b. Doa keluar masjid

4. Berhitung perkalian

Semester I &II : perkalian 6 s/d 11

5. Berhitung bahasa Jawa

6. Menghafalkan Jus Amma

Semester I & II : surat Al fatihah - surat An

Naba’

7. Membaca Ikrar Santri

8. Menyanyikan lagu Indonesia Raya

9. Doa sebelum belajar

dhuha

2. Asmaul Husna

Semester I & II : 1 s/d 99

3. Doa-doa :

a. Doa masuk shaf shalat

b. Doa mudah faham dan hafal

4. Berhitung perkalian

Semester I &II : perkalian 6 s/d 11

5. Berhitung bahasa Inggris

6. Menghafalkan Jus Amma

Semester I & II : surat Al fatihah - surat

An Naba’)

7. Membaca Ikrar Santri

8. Menyanyikan lagu Indonesia Raya

9. Doa sebelum belajar

Jum’at

1. Shalat dhuha dan doa setelah shalat dhuha

2. Asmaul Husna

Semester I & II : 1 s/d 99

3. Doa-doa :

a. Doa ketika sakit

b. Doa menjenguk orang sakit

4. Berhitung perkalian

Semester I &II : perkalian 6 s/d 11

5. Berhitung bahasa Arab

6. Membaca surat yasin

Semester I & II : ayat I s/d 83

7. Membaca Ikrar Santri

8. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila

9. Doa sebelum belajar

Sabtu

1. Shalat dhuha dan doa setelah shalat

dhuha

2. Asmaul Husna

Semester I & II : 1 s/d 99

3. 3. Doa-doa :

a. Doa tertimpa musibah

b. Doa mohon kecerdasan berfikir

4. Berhitung perkalian

Semester I &II : perkalian 6 s/d 11

5. 5. Berhitung bahasa Jawa

6. Menghafalkan Jus Amma

Semester I & II : surat Al fatihah - surat

An Naba’

7. 7. Membaca Ikrar Santri

8. Menyanyikan lagu Indonesia Raya

9. 9. Doa sebelum belajar

Penjelasan aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di MI Al-

Azhaar sebagaimana berikut ini:47

1. Berdoa bersama sebelum memulai dan ketika selesai kegiatan

belajar mengajar

47

Observasi di MI Al-Azhaar pada tanggal 18 Oktober 2015.

Page 188: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

167

Setelah melaksanakan menu sarapan pagi siswa langsung

berdoa bersama sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.

Selain itu siswa juga berdoa bersama ketika selesai kegiatan

belajar mengajar. Kegiatan berdoa bersama dibimbing oleh guru

yang mengajar pada jam pertama. Dengan berdoa bersama

diharapkan para siswa senantiasa ingat kepada Allah dan dapat

memperoleh ilmu yang bermanfaat serta ketenangan hati dan jiwa

ketika menuntut ilmu.

2. Menghafalkan Asmaul Husna

Menghafalkan Asmaul Husna dilaksanakan setelah shalat

dhuha sesuai dengan menu sarapan pagi siswa yang dibimbing

oleh guru. Untuk kelas IV-VI siswa harus sudah hafal Asmaul

Husna serta hafal artinya. Sehingga dengan menghafalkan Asmaul

Husna siswa tidak hanya hafal jumlah dan urutan Asmaul Husna

tetapi juga mengetahui artinya. Selain itu siswa dibimbing untuk

mengetahui makna dan arti dari Asmaul Husna sehingga siswa

dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Membaca Al-Quran 15 menit sebelum waktu belajar jam pertama

dimulai

Praktik membaca Al-Quran 15 menit sebelum waktu

belajar jam pertama dimulai dilaksanakan setiap hari dengan

harapan siswa terbiasa dan fasih dalam membaca Al-Quran.

Membaca Al-Quran ini dibimbing oleh guru. Selain membaca Al-

Page 189: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

168

Quran 15 menit sebelum waktu belajar jam pertama dimulai, ada

juga jadwal mengaji Al-Quran dengan metode UMMI.

4. Hafalan surat-surat pendek dalam Al-Quran

Hafalan surat-surat pendek dalam Al-Quran dilaksanakan

pada pagi hari dan masuk dalam menu sarapan pagi siswa.

Pelaksanaan hafalan surat-surat pendek dalam Al-Quran

dibimbing oleh guru. Kelas IV hafalan surat-surat pendeknya

untuk semester I yaitu surat Al fatihah - surat At Thaariq

sedangkan untuk semester II yaitu surat Al fatihah - surat Al

Insyiqoq. Kelas V hafalan surat-surat pendeknya untuk semester I

yaitu surat Al fatihah - surat At Takwir sedangkan untuk semester

II yaitu surat Al fatihah - surat Al An Naba’. Kelas VI hafalan

surat-surat pendeknya untuk semester I dan II yaitu surat Al

fatihah - surat Al An Naba’. Setiap hari siswa harus menyetorkan

hafalannya dan untuk hasil prestasi siswa masuk dalam buku

kompetensi keagamaan.

5. Shalat dhuha berjamaah

Shalat dhuha dilaksanakan dua rakaat setiap pagi hari.

Shalat dhuha untuk kelas rendah dilaksanakan di mushola secara

berjamaah. Shalat dhuha untuk kelas tinggi dilaksanakan di kelas

masing-masing secara berjamaah. Pelaksanaan shalat dhuha

dibimbing oleh guru, bahkan sebelum guru datang siswa sudah

bersiap-siap melaksanakan shalat dhuha tanpa diperintah oleh

Page 190: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

169

guru. Setelah shalat dhuha siswa langsung berdoa setelah shalat

dhuha.

6. Shalat dzuhur berjamaah

Shalat dzuhur dilaksanakan setiap hari pada pukul 12.25-

13.00. Kegiatan ini diikuti oleh semua siswa mulai dari kelas I-VI

juga diikuti oleh semua Bapak/Ibu guru dan karyawan. Setelah

shalat dzuhur berjamaah biasanya ada ceramah agama. Tujuan

diadakan shalat dzuhur berjamaah ini agar siswa terbiasa

melaksanakan shalat wajib berjamaah di masjid sehingga tidak

hanya di sekolah tetapi di rumah siswa juga melaksanakan shalat

wajib dengan berjamaah. Dengan begitu siswa akan disiplin dan

bertanggung jawab dalam melaksanakan ibadah.

7. Melaksanakan shalat Jumat untuk siswa laki-laki

Pelaksanaan shalat Jumat wajib dilaksanakan oleh siswa

laki-laki kelas III-VI. Ketika siswa laki-laki melaksanakan shalat

Jumat siswa perempuan kelas III-VI ada pembinaan risalatul

mahid dan melaksanakan shalat dzuhur berjamaah. Dengan

melaksanakan shalat Jumat berjamaah di sekolah diharapkan

siswa disiplin dan bertanggung jawab dalam melaksanakan ibadah

shalat Jumat karena wajib dilaksanakan bagi setiap laki-laki yang

sudah baligh. Selain itu dengan melaksanakan shalat jumat siswa

Page 191: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

170

akan mendapat tambahan ilmu dan pencerahan jiwa dari ceramah

yang disampaikan khatib.48

8. Infak atau menyisihkan sebagian uang saku untuk bersedekah

Infak atau menyisihkan sebagian uang saku untuk

bersedekah ini dilaksanakan setiap hari Jumat. Selain hari Jumat

siswa dilarang membawa uang saku. Kalau ada siswa yang

ketahuan membawa uang saku selain hari Jumat uangnya akan

dimasukkan dalam infak. Tujuannya untuk melatih siswa gemar

beramal dan membantu orang lain yang sedang dalam kesulitan.

Uang yang dikumpulkan oleh siswa digunakan untuk menjenguk

teman yang sakit atau untuk membantu orang yang terkena

musibah. Selain itu sekolah juga memberikan bantuan untuk

korban bencana alam.49

Banyak aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di MI Al-

Azhaar. Pelaksanaan aktivitas keagamaan di MI Al-azhaar,

berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah MI Al-Azhaar,

Bapak Muhaimin S.H.I, sebagai berikut:

“Aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di MI Al-Azhaar

sangat banyak diantaranya adalah doa bersama sebelum

memulai dan ketika selesai kegiatan belajar mengajar,

menghafalkan Asmaul Husna, membaca Al-Quran 15 menit

sebelum waktu belajar jam pertama dimulai, hafalan surat-surat

pendek dalam Al-Quran, shalat dhuha berjamaah, shalat dzuhur

berjamaah, melaksanakan shalat Jumat untuk siswa laki-laki

serta infak atau menyisihkan sebagian uang saku untuk

bersedekah. Sebagian aktivitas keagamaan tersebut masuk

48

Observasi di MI Al-Azhaar pada tanggal 23 Oktober 2015. 49

Observasi di MI Al-Azhaar pada tanggal 23 Oktober 2015.

Page 192: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

171

dalam menu sarapan pagi siswa. Tujuan utama dilaksanakan

aktivitas keagamaan di madrasah adalah meningkatkan

pemahaman tentang ibadah dan cara melaksanakannya, melatih

pembiasaan aktivitas keagamaan, dan meningkatkan keimanan

dan ketakwaan siswa.”50

Hal senada juga diungkapkan oleh Waka Pembelajaran Al-

Quran Metode UMMI di MI Al-Azhaar, yaitu Ibu Lia Imroatul

Husna, S.Pd.I yang mengatakan bahwa:

“Pelaksanakan aktivitas keagamaan di madrasah sudah cukup

baik. Untuk pelaksanaan aktivitas keagamaan di program

dalam menu sarapan pagi siswa. Adapun aktivitas keagamaan

yang dilaksanakan di MI Al-Azhaar Bandung yaitu berdoa

bersama sebelum memulai dan ketika selesai kegiatan belajar

mengajar, menghafalkan Asmaul Husna, membaca Al-Quran

15 menit sebelum waktu jam pertama dimulai, hafalan surat-

surat pendek dalam Al-Quran, shalat dhuha berjamaah, shalat

dzuhur berjamaah, melaksanakan shalat Jumat untuk siswa

laki-laki, dan infak atau menyisihkan sebagian uang saku untuk

bersedekah.”51

Selain wawancara dengan Kepala Sekolah dan Waka

Pembelajaran Al-Quran Metode UMMI, peneliti juga melakukan

wawancara bersama Muhammad Fahrun Nada siswa kelas VI-A

tentang pelaksanaan aktivitas keagamaan di MI Al-Azhaar, sebagai

berikut:

“Saya senang melaksanakan aktivitas keagamaan tapi kadang-

kadang juga malas. Setiap hari saya melaksanakan aktivitas

keagamaan seperti berdoa bersama sebelum memulai dan

ketika selesai kegiatan belajar mengajar, menghafalkan Asmaul

Husna, membaca Al-Quran 15 menit sebelum waktu jam

pertama dimulai, hafalan surat-surat pendek dalam Al-Quran,

shalat dhuha berjamaah, shalat dzuhur berjamaah,

melaksanakan shalat Jumat untuk siswa laki-laki, dan infak

atau menyisihkan sebagian uang saku untuk bersedekah.

50

Muhaimin, Wawancara, (Tulungagung, 18 Oktober 2015). 51

Lia Imroatul Husna, Wawancara, (Tulungagung, 21 Oktober 2015).

Page 193: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

172

Dengan melaksanakan aktivitas keagamaan dapat menambah

wawasan pengetahuan dan menambah keimanan.”52

Pelaksanaan aktivitas keagamaan merupakan hal yang penting

dalam penanaman perilaku beragama siswa. Supaya sekolah menjadi

lapangan yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan mental dan

moral (akhlak) siswa, disamping tempat pemberian pengetahuan,

pengembangan bakat dan kecerdasan siswa.

b. Proses Pembinaan Perilaku Beragama melalui Aktivitas

Keagamaan di MI Al-Azhaar

Pembelajaran tentang agama di sekolah bukan hanya transfer

pengetahuan dalam bentuk tatap muka di kelas, melainkan harus

adanya praktik yang dilaksanakan siswa yang bertujuan untuk

membentuk karakter dan perilaku beragama siswa agar menjadi

seorang muslim yang taat menjalankan agamanya.

Proses pembinaan perilaku beragama siswa melalui aktivitas

keagamaan di MI Al-Azhaar perlu adanya pengorganisasian, ceramah

agama, bimbingan serta pengawasan. Adapun penjelasannya sebagai

berikut:

1) Pengorganisasian pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas

keagamaan

Sebelum melaksanakan pembinaan perilaku beragama

siswa melalui aktivitas keagamaan perlu adanya pengorganisasian

52

Muhammad Fahrun Nada, Wawancara, (Tulungagung, 23 Oktober 2015).

Page 194: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

173

yang dilakukan seluruh warga sekolah agar pelaksanaan aktivitas

keagamaan di madrasah dapat berjalan dengan baik, teratur dan

terarah sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti bersama

Bapak Muhaimin S.H.I, selaku Kepala Sekolah MI Al-Azhaar,

bahwa:

“Pengorganisasian dalam pembinaan perilaku beragama

siswa melalui aktivitas keagamaan dimulai dari Kepala

Sekolah, selanjutnya waka kesiswaan, koordinator

pembinaan ibadah, koordinator pembinaan akhlakul

karimah, dari masing-masing koordinator membuat jadwal

pembinaan aktivitas keagamaan. Semuanya bekerjasama

guna mencapai tujuan yang diharapkan.”53

Pengorganisasian dalam pembinaan perilaku beragama

siswa melalui aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di MI Al-

Azhaar melibatkan Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan,

koordinator pembinaan ibadah, koordinator pembinaan akhlakul

karimah, selanjutnya kewali kelas masing-masing dan juga wali

murid ketika siswa di rumah. Semuanya bekerjasama dengan baik

dalam melaksanakan pembinaan perilaku beragama siswa melalui

aktivitas keagamaan.54

Seperti pemaparan Bapak Ali Ngimron

selaku staf kesiswaan koordinator pembinaan akhlakul karimah,

sebagai berikut:

“Pengorganisasian pembinaan perilaku beragama siswa

melalui aktivitas keagamaan di MI Al-Azhaar itu di mulai

dari Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan, koordinator

53

Muhaimin, Wawancara, (Tulungagung, 18 Oktober 2015). 54

Observasi di MI Al-Azhaar pada tanggal 20 Oktober 2015.

Page 195: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

174

pembinaan ibadah, koordinator pembinaan akhlakul

karimah, selanjutnya kewali kelas masing-masing.

Semuanya bekerjasama membina perilaku beragama siswa

melalui aktivitas keagamaan ketika siswa di madrasah.

Ketika siswa di rumah pembinaan perilaku beragama siswa

menjadi tanggung jawab wali murid. Pihak madrasah dan

wali murid selalu bekerjasama dengan baik dalam membina

perilaku beragama siswa.”55

Dalam melaksanakan pembinaan perilaku beragama siswa

melalui aktivitas keagamaan di MI Al-Azhaar itu menjadi

tanggung jawab semua warga sekolah. Semuanya bekerjasama

dengan baik dan selalu menjalin komunikasi dengan wali murid.

Dengan begitu dapat tercapai tujuan yang diharapkan.

2) Ceramah agama dalam pembinaan perilaku beragama melalui

aktivitas keagamaan

Ceramah agama dalam pembinaan perilaku beragama siswa

melalui aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di MI Al-Azhaar

yaitu setelah jamaah shalat dzuhur.56

Untuk pelaksanaan ceramah

agama belum terjadwal rutin di MI Al-Azhaar. Ceramah agama

selain dilaksanakan setelah jamaah shalat dzuhur juga

dilaksanakan ketika pondok ramadhan.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti bersama

Bapak Muhaimin S.H.I, selaku Kepala Sekolah MI Al-Azhaar,

bahwa:

“Ceramah agama dalam membina perilaku beragama siswa

melalui aktivitas keagamaan belum terjadwal rutin untuk

55

Ali Ngimron, Wawancara, (Tulungagung, 20 Oktober 2015). 56

Observasi di MI Al-Azhaar pada tanggal 20 Oktober 2015.

Page 196: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

175

pelaksanaannya. Biasanya ada ceramah agama setelah

shalat dzuhur dan ketika pondok ramadhan. Guru juga

selalu memberikan nasehat kepada siswa ketika

pembelajaran di kelas. Selain itu juga ketika pelaksanaan

aktivitas keagamaan guru juga memberikan ceramah-

ceramah keagamaan.”57

Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Yeni Purwaningsih,

S.Pd.I selaku wali kelas V-A yang mengemukakan tentang

pelaksanaan ceramah agama, sebagai berikut:

“Kalau untuk pelaksanaan ceramah agama biasanya setelah

jamaah shalat dzuhur ada salah satu guru yang memberikan

ceramah tentang materi keagamaan agar siswa bertambah

keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Ceramah

agama juga dilaksanakan ketika pondok ramadhan. Guru

setiap hari juga memberikan nasehat-nasehat kepada siswa

setelah pembelajaran selesai.”58

Ceramah agama sangat penting pelaksanaannya dalam

membina perilaku beragama siswa. Sehingga guru selalu

memberikan nasehat kepada siswa setiap saat. Ceramah

merupakan metode yang digunakan guru untuk menyampaikan

suatu pesan kepada siswa serta mengajak siswa mengerjakan

ajaran agama. Sehingga siswa tidak hanya paham terhadap ajaran

agama tapi juga melaksanakan ajaran agama.

3) Bimbingan pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas

keagamaan

Bimbingan pembinaan perilaku beragama siswa melalui

aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di MI Al-Azhaar selalu

57

Muhaimin, Wawancara, (Tulungagung, 18 Oktober 2015). 58

Yeni Purwaningsih, Wawancara, (Tulungagung, 31 Oktober 2015).

Page 197: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

176

ada bimbingan dari guru dan seluruh warga sekolah serta

bimbingan dari wali murid ketika siswa di rumah.

Seorang guru yang kreatif, selalu berupaya untuk mencari

cara agar agenda kegiatan yang direncanakan dapat berhasil sesuai

yang diharapkan. Proses pembinaan perilaku beragama siswa guru

memberikan contoh atau teladan yang baik kepada siswa.

Sebagaimana pemaparan Bapak Muhaimin S.H.I, selaku Kepala

Sekolah MI Al-Azhaar, bahwa:

“Peran guru dalam pembinaan perilaku beragama siswa

sebagai pembimbing dan sekaligus memberikan teladan

atau contoh yang baik terhadap siswa dalam melaksanakan

aktivitas keagamaan. Biasanya sebelum melaksanakan

aktivitas keagamaan guru mengkondisikan siswa. Setelah

itu mengamati siswa ketika melaksanakan aktivitas

keagamaan.”59

Dari hasil observasi peneliti sebelum melaksanakan

aktivitas keagamaan guru biasanya membimbing siswa untuk

mengambil wudhu setelah itu mengkondisikan siswa agar

khusyuk dan tidak bermain-main ketika melaksanakan aktivitas

keagamaan.60

Seperti yang dikemukakan oleh Redhin Ovan

Darmawan siswa kelas V-A di MI Al-Azhaar yang mengatakan

bahwa:

“Guru membimbing untuk mengambil wudhu sebelum

melaksanakan aktivitas keagamaan. Guru juga memberikan

nasehat agar kita khusyuk melaksanakan aktivitas

keagamaan. Setelah itu guru membimbing kita

melaksanakan aktivitas keagamaan.”61

59

Muhaimin, Wawancara, (Tulungagung, 18 Oktober 2015). 60

Observasi di MI Al-Azhaar pada tanggal 23 Oktober 2015. 61

Redhin Ovan Darmawan, Wawancara, (Tulungagung, 23 Oktober 2015).

Page 198: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

177

Persiapan yang dilakukan guru sebelum memberikan

bimbingan pembinaan perilaku beragama siswa melalui aktivitas

keagamaan di MI Al-Azhaar yaitu guru memahami standar

operasional prosedur. Setiap kegiatan memakai standar

operasional prosedur dalam melaksanakan programnya. Dari hasil

observasi bimbingan yang diberikan guru sudah cukup baik dalam

membina perilaku beragama siswa melalui aktivitas keagamaan

tetapi dalam pengondisian siswa guru masih mengalami kesulitan.

Seperti yang dikemukakan oleh Ibu Siti Mukaromah, S.Pd.I,

selaku wali kelas VI-B bahwa:

“Sebelum membimbing siswa guru harus memahami

standar operasional prosedur agar kegiatan yang

dilaksanakan berjalan dengan baik. Guru membimbing

siswa mengambil wudhu terlebih dahulu sebelum

melaksanakan aktivitas keagamaan. Setelah itu guru

memberikan nasehat agar siswa khusyuk dan tenang dalam

melaksanakan aktivitas keagamaan. Kalau tidak diberikan

nasehat biasanya siswa akan bermain-main. Jadi guru

sedikit kesulitan dalam mengondisikan siswa tetapi secara

keseluruhan siswa cukup baik dalam melaksanakan

aktivitas keagamaan. Guru juga terus memberikan

bimbingan dan teladan yang baik dalam melaksanakan

aktivitas keagamaan ketika di madrasah agar perilaku

beragama siswa terutama terkait perilaku tanggung jawab

dan disiplin siswa dalam menjalankan ajaran agama

menjadi lebih baik.”62

Proses bimbingan pembinaan perilaku beragama siswa

melalui aktivitas keagamaan di MI Al-Azhaar pada tahap awal

sebelum melaksanakan aktivitas keagamaan guru membimbing

siswa untuk mengambil wudhu. Setelah itu guru memberikan

62

Siti Mukaromah, Wawancara, (Tulungagung, 31 Oktober 2015).

Page 199: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

178

nasehat agar siswa bisa khusyuk dan tenang dalam melaksanakan

aktivitas keagamaan. Kemudian membimbing siswa

melaksanakan aktivitas keagamaan dengan baik dan memberikan

contoh atau teladan kepada siswa.

Dalam aktivitas keagamaan di madrasah harus ditunjang

dengan keteladanan atau pembiasaan tentang sikap yang baik.

Tanpa adanya pembiasaan dan pemberian teladan yang baik,

pembinaan tersebut akan sulit mencapai tujuan yang diharapkan,

dan sudah menjadi tugas guru untuk memberikan keteladanan atau

contoh yang baik.

4) Pengawasan pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas

keagamaan

Pengawasan yang dilakukan oleh MI Al-Azhaar dalam

pembinaan perilaku beragama siswa melalui aktivitas keagamaan

dilakukan oleh Kepala Sekolah, wali kelas, serta semua warga

sekolah dan wali murid.63

Pengawasan yang dilakukan oleh

Kepala Sekolah seperti yang dipaparkan oleh Bapak Muhaimin

S.H.I, selaku Kepala Sekolah MI Al-Azhaar sebagai berikut:

“Kepala Sekolah selalu memonitoring semua kegiatan yang

dilaksanakan di madrasah. Selain itu juga mengawasi

bimbingan guru dalam melaksanakan aktivitas keagamaan.

Selain Kepala Sekolah pengawasan secara umum di MI Al-

Azhaar juga dilakukan oleh wali kelas. Wali kelas tidak

hanya membimbing dan mendampingi siswa melaksanakan

aktivitas keagaamaan tetapi juga mengawasi pelaksanaan

aktivitas keagamaan dan perilaku beragama siswa. Ketika

63

Observasi di MI Al-Azhaar pada tanggal 23 Oktober 2015.

Page 200: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

179

siswa di madrasah semua warga sekolah memberikan

pengawasan sedangkan ketika siswa di rumah orang tua

yang memberikan pengawasan terhadap perilaku beragama

siswa. Pihak sekolah dan wali murid menjalin komunikasi

yang baik dalam membina perilaku beragama siswa.”64

Sementara itu menurut Ibu Anis Umi Farida, S.Pd.I, selaku

staf kesiswaan koordinator kedisplinan guru dan siswa beliau

mengatakan bahwa:

“Guru selain membimbing dan mendampingi siswa

melaksanakan aktivitas keagamaan juga melakukan

pengawasan. Pengawasan guru yang dilakukan di MI Al-

Azhaar yaitu dengan mengamati perilaku siswa ketika

melaksanakan aktivitas keagamaan dan ketika proses

pembelajaran di kelas. Selain itu guru juga mengawasi

perilaku siswa lewat buku penghubung terkait ibadah,

sosial dan kemandirian yang harus dikumpulkan siswa

setiap hari. Setiap hari Jumat juga ada cek list shalat Jumat

untuk mengontrol siswa laki-laki agar rajin melaksanakan

shalat Jumat.”65

Selain pihak madrasah yang melakukan pengawasan

terhadap pembinaan perilaku beragama siswa tetapi juga harus

ada pengawasan dari orang tua di rumah. Karena waktu siswa di

rumah lebih banyak daripada di sekolah. Peneliti juga melakukan

wawancara dengan Ibu Ama Zunaidah, selaku orang tua dari

Muhammad Fahrun Nada siswa kelas VI-A yang mengatakan

bahwa:

“Pengawasan yang saya lakukan ketika anak saya di rumah

dengan mengamati pelaksanaan ibadah, sosial serta

kemandirian seperti yang tertera dalam buku penghubung.

Saya juga memberikan bimbingan kepada anak saya karena

kalau tidak dibimbing biasanya tidak tepat waktu dalam

64

Muhaimin, Wawancara, (Tulungagung, 18 Oktober 2015). 65

Anis Umi Farida,Wawancara, (Tulungagung, 2 November 2015).

Page 201: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

180

mengerjakan ibadah. Jadi apa yang ditulis dibuku

penghubung siswa itu sesuai dengan keseharian anak saya

ketika di rumah.”66

Pengawasan yang dilakukan di MI Al-Azhaar tujuannya

adalah memastikan bahwa aktivitas keagamaan yang dilaksanakan

sesuai dengan yang direncanakan. Dengan demikian pelaksanaan

pengawasan dilakukan dengan prinsip dasar yang mencakup

menetapkan standar dan metode untuk mengukur pelaksanaan

pembinaan dan terakhir mengambil tindakan koreksi.

c. Perilaku Beragama Setelah Mendapatkan Pembinaan Aktivitas

Keagamaan di MI Al-Azhaar

Pembentukan kepribadian siswa harus menjadi prioritas

pertama untuk memberdayakan pendidikan berbasis nilai-nilai moral.

Pendidikan harus merangsang anak didik untuk mengembangkan

segenap potensinya semaksimal mungkin. Aktivitas keagamaan yang

dilaksanakan di MI Al-Azhaar memiliki tujuan untuk membina

perilaku beragama siswa yang meliputi perilaku tanggung jawab,

disiplin, dan kerjasama.

Adapun penjelasan tentang perilaku beragama siswa setelah

mendapatkan pembinaan aktivitas keagamaan di MI Al-Azhaar,

sebagai berikut:

66

Ama Zunaidah, Wawancara, (Tulungagung, 3 November 2015).

Page 202: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

181

1) Perilaku tanggung jawab

Perilaku tanggung jawab siswa setelah mendapatkan

pembinaan aktivitas keagamaan yaitu:

a) Melaksanakan aktivitas keagamaan dengan baik di madrasah

dan di rumah

Dari hasil pengamatan peneliti secara umum siswa MI

Al-Azhaar sudah melaksanakan aktivitas keagamaan dengan

baik di madrasah. Siswa setiap pagi harus melaksanakan menu

sarapan pagi yang tiap hari menunya berbeda-beda. Ketika bel

berbunyi siswa langsung mengambil wudhu dan langsung

melaksanakan shalat dhuha berjamaah. Bahkan meskipun

gurunya belum datang siswa sudah melaksanakan shalat

dhuha secara berjamaah. Meskipun ada sebagian siswa yang

terlambat mengikuti shalat dhuha berjamaah tetapi ketika

temannya selesai berjamaah siswa tersebut langsung

melaksanakan shalat dhuha sendiri. Setelah melaksanakan

shalat dhuha siswa langsung melaksanakan menu sarapan pagi

dengan baik dan tertib.67

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibu Erna

Purwanti, S.Pd, selaku wali kelas IV-A yang mengatakan

bahwa:

“Guru selalu membimbing siswa untuk melaksanakan

aktivitas keagamaan dengan baik di madrasah.

67

Observasi di MI Al-Azhaar pada tanggal 20 Oktober 2015.

Page 203: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

182

Sehingga apa yang dilaksanakan siswa itu bisa bersifat

positif. Meskipun pelaksanaan masih ada sebagian yang

telat masuk kelas jadi tidak mengikuti shalat dhuha

berjamaah dan masih ada anak-anak yang ramai sendiri

atau bermain-main dalam melaksanakan menu sarapan

pagi, guru selalu menegur dan memberikan nasehat

kepada siswa.”68

Ketika di madrasah siswa sudah melaksanakan aktivitas

keagamaan dengan baik. Untuk memastikan siswa juga

melaksanakan aktivitas keagamaan atau yang berkenaan

dengan ibadah siswa ketika di rumah. Peneliti juga melakukan

wawancara dengan wali murid. Hasil wawancara dengan Ibu

Ria Willy Astuti selaku orang tua dari Muhammad Fathan

Agrilyan siswa kelas IV-B MI Al-Azhaar yang mengatakan

bahwa:

“Anak saya kalau di rumah, Alhamdulillah sudah

melaksanakan ibadah seperti shalat, dan membaca Al-

Quran dengan baik. Kita sebagai orang tua harus terus

membimbing dan mengawasi karena namanya anak-

anak kadang-kadang perlu diingatkan ketika waktunya

shalat. Karena di sekolah sudah dibimbing dalam

melaksanakan ibadah sekarang anak saya sudah cukup

baik dalam melaksanakan ibadahnya.”69

Perilaku tanggung jawab sudah terbentuk dalam diri

siswa terlihat dalam melaksanakan aktivitas keagamaan sudah

cukup baik dilaksanakan siswa di madrasah maupun di rumah.

b) Mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik

68

Erna Purwanti, Wawancara, (Tulungagung, 4 November 2015). 69

Ria Willy Astuti, Wawancara, (Tulungagung, 3 November 2015).

Page 204: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

183

Mengerjakan tugas yang diberikan guru merupakan

tanggung jawab siswa ketika pembelajaran. Peneliti juga

mengamati ketika siswa mengikuti proses pembelajaran di

kelas. Siswa memperhatikan penjelasan materi yang

disampaikan oleh guru. Kalau siswa kurang paham dengan

penjelasan guru mereka langsung bertanya kepada gurunya.

Ketika guru memberikan tugas siswa langsung mengerjakan

tugas tersebut dengan baik. Namun ada siswa yang

mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan bermain-

main.70

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibu Dina

Riswanti, S.Pd. selaku wali kelas V-B, beliau mengatakan

bahwa:

“Ketika proses pembelajaran siswa memperhatikan

penjelasan materi yang disampaikan guru dengan

tenang. Meskipun ya ada saja siswa yang kadang

mengobrol sama temannya. Begitu juga dalam

mengerjakan tugas yang diberikan guru ada siswa yang

mengerjakan dengan baik dan ada siswa yang santai

mengerjakannya sambil bermain-main. Namun secara

umum siswa di MI Al-Azhaar ini selalu mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru dengan baik.”71

Dari hasil observasi dan wawancara, Secara umum

siswa di MI Al-Azhaar sudah memiliki tanggung jawab dalam

mengerjakan tugas yang diberikan guru dan mengerjakannya

dengan sebaik-baiknya.

70

Observasi di MI Al-Azhaar pada tanggal 20 Oktober 2015. 71

Dina Riswanti, Wawancara, (Tulungagung, 4 November 2015).

Page 205: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

184

c) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan

madrasah dan di rumah

Pengawasan yang dilakukan di MI Al-Azhaar terkait

aturan-aturan atau tata tertib di madrasah sangat ketat. Ada

konsekuensi untuk siswa kalau ada yang melanggar aturan-

aturan atau tata tertib yang berlaku di madrasah. Dari hasil

pengamatan peneliti terkait perilaku tanggung jawab siswa

dalam mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam

lingkungan madrasah. Secara umum siswa sudah mematuhi

aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan madrasah

terlihat siswa mematuhi tata tertib yang berlaku di madrasah.72

Siswa juga selalu melaksanakan semua kegiatan yang

positif yang wajib dilaksanakan siswa setiap hari. Dengan

melaksanakan aktivitas keagamaan dengan baik sehingga

perilaku tanggung jawab siswa terbentuk dan tidak akan

melakukan pelanggaran.

Dari hasil pengamatan peneliti, tidak ada pelanggaran

yang dilakukan siswa ketika di madrasah. Siswa selalu

mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dilingkungan

madrasah. Seperti yang dikemukakan oleh Bapak Muhaimin

S.H.I, selaku Kepala Sekolah MI Al-Azhaar, bahwa:

“Alhamdulilah, selama siswa di madrasah tidak pernah

ada yang melanggar tata tertib. Siswa juga tidak pernah

72

Observasi di MI Al-Azhaar pada tanggal 20 Oktober 2015.

Page 206: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

185

melakukan pelanggaran seperti membolos, mencuri,

atau menyontek ketika ujian. Seluruh warga sekolah

selalu mengawasi tingkah laku siswa dalam mematuhi

tata tertib yang berlaku di madrasah. Kalau ada

pelanggaran yang dilakukan siswa pihak sekolah

memberikan konsekuensi atas perbuatan yang telah

dilakukan biasanya siswa kalau melakukan pelanggaran

tidak ikut berjamaah ketika shalat dzuhur misalnya

mereka akan memakai kalung yang bertuliskan Istigfar.

Secara umum siswa MI Al-Azhaar sudah mematuhi

aturan-aturan yang berlaku dilingkungan madrasah.”73

Peneliti juga melakukan wawancara dengan Bapak

Purnomo selaku orang tua dari Ivan Akza Denata siswa kelas

V-C di MI Al-Azhaar, untuk mengetahui perilaku siswa di

rumah dalam mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di

rumah, beliau mengatakan bahwa:

“Alhamdulillah selama anak saya di rumah tidak pernah

melakukan pelanggaran seperti mencuri, ataupun

berkelahi dengan temannya. Tetapi kalau bertengkar

sama temannya ketika bermain itu pernah tapi tidak

sampai berkelahi. Orang tua selalu mengawasi perilaku

anak ketika di rumah.”74

Siswa di MI Al-Azhaar secara umum telah memiliki

perilaku tanggung jawab dalam mematuhi aturan-aturan sosial

yang berlaku dilingkungan madrasah bahkan dilingkungan

rumah.

d) Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan

madrasah

73

Muhaimin, Wawancara, (Tulungagung, 18 Oktober 2015). 74

Purnomo, Wawancara, (Tulungagung, 5 November 2015).

Page 207: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

186

Dari hasil pengamatan peneliti terkait kepedulian siswa

dalam menjaga lingkungan madrasah. Siswa sudah

menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan

madrasah terlihat setiap hari siswa membersihkan kelas

masing-masing sesuai piket kelas.75

Ketika bel berbunyi setiap kelas sudah rapi dan bersih

kemudian anak-anak bersiap-siap untuk melaksanakan shalat

dhuha berjamaah untuk kelas IV-VI di kelas masing-masing.

Siswa selalu menata sepatu dengan rapi di depan kelas. Di

depan kelas masing-masing ada bunga-bunga yang ditanam

dan dirawat oleh siswa. Selain itu siswa juga selalu membuang

sampah pada tempatnya, tidak ada sampah yang berserakan di

lingkungan madrasah.

Meskipun ada orang yang bertugas membersihkan

madrasah tetapi siswa selalu ikut bergotong royong dengan

teman serta guru untuk membersihkan kelasnya.

Secara umum siswa MI Al-Azhaar memiliki perilaku

tanggung jawab dalam menunjukkan kecintaan dan kepedulian

terhadap lingkungan madrasah.

2) Perilaku disiplin

Perilaku disiplin siswa setelah mendapatkan pembinaan

aktivitas keagamaan yaitu:

75

Observasi di MI Al-Azhaar pada tanggal 23 Oktober 2015.

Page 208: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

187

a) Menaati peraturan yang ditetapkan bersama di madrasah

Dalam menanamkan dan menerapkan sikap disiplin

tidak dimunculkan sebagai suatu tindakan pengekangan atau

pembatasan siswa dalam melakukan perbuatan

sekehendaknya, akan tetapi siswa harus menaati peraturan

yang ditetapkan bersama di madrasah. Sikap disiplin siswa

diarahkan kepada sikap yang baik dan teratur misalnya dalam

melaksanakan aktivitas keagamaan.

Dari hasil observasi yang dilakukan di MI Al-Azhaar

secara umum siswa menaati peraturan yang sudah ditetapkan

tidak ada siswa yang melanggar. Bahkan di dalam kelas siswa

juga selalu menaati tata tertib kelas. Kalau siswa melanggar

tata tertib kelas nilai akan dikurangi dan mendapatkan

konsekuensi memakai kalung istigfar dan mengucapkannya.

Siswa selalu melaksanakan aktivitas keagamaan di madrasah

dengan baik sehingga kegiatan yang dilaksanakan siswa selalu

positif.76

Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Muhaimin

S.H.I, selaku Kepala Sekolah MI Al-Azhaar, bahwa:

“Secara umum siswa MI Al-Azhaar sudah menaati

peraturan yang ditetapkan oleh madrasah. Bahkan juga

menaati peraturan yang sudah ditetapkan di dalam

kelas. Melaksanakan aktivitas keagamaan dengan baik

dan teratur dapat membentuk perilaku disiplin siswa

untuk melakukan hal-hal positif dan tidak melanggar

peraturan. Terkait kedisiplinan siswa tiap sebulan sekali

itu direkap tingkat kedisiplinan per kelas dan ada

76

Observasi di MI Al-Azhaar pada tanggal 23 Oktober 2015.

Page 209: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

188

penghargaan untuk kelas yang terdisiplin yang

diumumkan oleh Kepala Sekolah.”77

b) Melaksanakan aktivitas keagamaan tepat waktu di madrasah

maupun dirumah

Dari hasil pengamatan peneliti di MI Al-Azhaar

Bandung ketika siswa melaksanakan aktivitas keagamaan

sudah tepat waktu. Terlihat ketika bel masuk setiap pagi siswa

langsung mengambil wudhu yang belum wudhu dari rumah,

setelah itu langsung melaksanakan shalat dhuha berjamaah

dan melaksanakan menu sarapan pagi dengan tertib.

Kemudian waktu shalat dzuhur siswa juga langsung kemasjid

dan melaksanakan shalat dzuhur berjamaah. Siswa

melaksanakan aktivitas keagamaan dengan baik dan tertib

yang dibimbing oleh guru ketika di madrasah.78

Dari hasil wawancara dengan Muhammad Maulidi

Zakariya siswa kelas VI-B, mengatakan bahwa:

“Ketika melaksanakan aktivitas keagamaan di madrasah

selalu tepat waktu karena banyak guru yang

membimbing dan selalu menasehati kita untuk selalu

melaksanakan aktivitas keagamaan tepat waktu. Kalau

sampai melanggar disuruh mengucapkan Istigfar 10

kali. Kalau di rumah saya kadang-kadang tepat waktu

tapi kadang juga agak molor dalam melaksanakan

shalat.”79

Selain wawancara dengan siswa peneliti juga

melakukan wawancara dengan orang tuanya di rumah apakah

77

Muhaimin, Wawancara, (Tulungagung, 18 Oktober 2015). 78

Observasi di MI Al-Azhaar pada tanggal 4 November 2015. 79

Muhammad Maulidi Zakariya, Wawancara, (Tulungagung, 4 November 2015).

Page 210: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

189

jawaban siswa tersebut sesuai dengan kesehariannya di rumah

atau tidak. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Srihani,

orang tua dari Muhammad Maulidi Zakariya siswa kelas VI-

B, mengatakan bahwa:

“Kalau di rumah anak saya kadang-kadang

melaksanakan shalat tepat waktu tapi kadang-kadang

tidak. Jadi orang tua membimbing dan mengawasi agar

bisa melaksanakan shalat tepat waktu.”80

Secara umum siswa MI Al-Azhaar sudah memiliki

sikap disiplin dalam melaksanakan aktivitas keagamaan tepat

waktu di madrasah maupun di rumah.

c) Menyelesaikan tugas dari guru tepat waktu

Selama peneliti mengamati perilaku siswa MI Al-

Azhaar dalam menyelesaikan tugas, secara umum siswa

menyelesaikan tugas yang diberikan guru dengan tepat waktu.

Meskipun kadang ada siswa yang belum paham meskipun

tepat waktu dalam mengumpulkan tugasnya tapi ada beberapa

jawaban yang kurang tepat.81

Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Khoiriyah, S.Pd.I,

selaku wali kelas V-B bahwa:

“Alhamdulillah siswa selalu disiplin dalam

mengerjakan tugas yang diberikan guru dan

menyelesaikannya tepat waktu. Siswa selalu dibimbing

untuk disiplin dalam melaksanakan aktivitas keagamaan

sehingga siswa terbiasa juga disiplin ketika

pembelajaran. Meskipun tepat waktu tetapi kadang ada

80

Srihani, Wawancara, (Tulungagung, 4 November 2015). 81

Observasi di MI Al-Azhaar pada tanggal 6 November 2015.

Page 211: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

190

juga jawaban siswa yang kurang tepat karena kurang

konsentrasi dan banyak bermain-main.”82

Secara umum siswa MI Al-Azhaar Bandung memang

sudah disiplin dalam melaksanakan aktivitas keagamaan

sehingga mereka juga disiplin ketika menyelesaikan tugas

yang diberikan guru tepat waktu.

d) Konsisten dalam mengerjakan aktivitas keagamaan baik di

madrasah maupun di rumah

Konsisten siswa dalam mengerjakan aktivitas

keagamaan di madrasah maupun di rumah harus tertanam

dalam diri siswa. Jadi meskipun tidak ada yang membimbing

dan mengawasi siswa tetap mengerjakan aktivitas keagamaan

dengan baik. Selama penelitian terlihat siswa ada yang

konsisten semangat dan ada juga yang kadang masih malas

dalam mengerjakan aktivitas keagamaan baik di madrasah

maupun di rumah. Terlihat ketika waktunya mengerjakan

menu sarapan pagi atau waktu shalat dzuhur ada siswa yang

tanpa disuruh mereka langsung mengerjakan namun ada siswa

yang harus dipaksa untuk mengerjakannya.83

Peneliti melakukan wawancara dengan guru dan

sekaligus wali murid di MI Al-Azhaar untuk mengetahui

konsisten siswa dalam mengerjakan aktivitas keagamaan baik

82

Khoiriyah, Wawancara, (Tulungagung, 6 November 2015). 83

Observasi di MI Al-Azhaar pada tanggal 4 November 2015.

Page 212: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

191

di madrasah maupun di rumah. Kemudian peneliti melakukan

wawancara dengan Ibu Sakdiyah, S.Pd.I wali kelas VI-C

beliau mengatakan bahwa:

“Anak saya sekolah di MI Al-Azhaar ini setiap hari

guru selalu memberikan bimbingan dalam mengerjakan

aktivitas keagamaan misalnya seperti shalat dengan

baik sehingga sikap konsisten siswa terbentuk. Begitu

juga ketika di rumah biasanya tanpa disuruh anak saya

alhamdulilah sudah mengerjakan shalat.”84

Memang bimbingan dan pengawasan orang tua itu

penting agar siswa tetap memiliki sikap disiplin. Dengan

adanya bimbingan aktivitas keagamaan di madrasah sikap

konsisten siswa dalam melakukan hal-hal positif akan

terbentuk.

e) Perilaku kerjasama

Perilaku kerjasama siswa setelah mendapatkan pembinaan

aktivitas keagamaan yaitu:

a) Bekerjasama dengan guru dan teman dalam melaksanakan

aktivitas keagamaan di madrasah

Dari hasil pengamatan peneliti terlihat memang siswa

bekerjasama dengan guru dan juga temannya ketika

melaksanakan aktivitas keagamaan. Bisa dilihat ketika

melaksanakan shalat dhuha dan waktu mengerjakan menu

sarapan pagi, siswa sudah rapi untuk melaksanakan shalat

dhuha berjamaah. Begitu juga ketika menghafalkan Asmaul

84

Sakdiyah, Wawancara, (Tulungagung, 4 November 2015).

Page 213: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

192

Husna dan hafalan surat-surat pendek sebelum menyetorkan

hafalan dihadapan guru terlihat siswa saling bekerjasama

dengan temannya untuk menyimak hafalannya. Selain itu

dengan guru siswa juga melakukan kerjasama ketika

melaksanakan menu sarapan pagi ataupun waktu

pembelajaran. Guru selalu memberikan bimbingan dan

nasehat-nasehat kepada siswa.85

Seperti yang dikemukakan oleh Ricky Lifyan Rivaldo,

siswa kelas IV-B yang mengatakan bahwa:

“Ketika di madrasah saya selalu bekerjasama dengan

guru dan teman-teman. Waktu melaksanakan menu

sarapan pagi saya dan teman-teman bekerjasama

dengan baik, guru yang selalu membimbing kami.”86

Secara umum di MI Al-Azhaar, guru dan siswa saling

bekerjasama dengan baik dalam pembelajaran maupun dalam

melaksanakan aktivitas keagamaan sehingga siswa memiliki

sikap yang positif dalam bersosialisasi.

b) Bekerjasama dalam kelompok, dan tolong menolong sesama

teman

Siswa di MI Al-Azhaar untuk kelas tinggi dibentuk

kelompok belajar. Dari hasil pengamatan peneliti terkait

kerjasama siswa dengan temannya, secara umum siswa bisa

bekerjasama dalam kelompok. Setiap kelompok itu selalu

85

Observasi di MI Al-Azhaar pada tanggal 4 November 2015. 86

Ricky Lifyan Rivaldo, Wawancara, (Tulungagung, 4 November 2015).

Page 214: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

193

bekerjasama dan saling tolong menolong. Kalau salah satu

anggota kelompok melanggar tata tertib nilai kelompok akan

berkurang. Sehingga setiap kelompok selalu saling

mengingatkan kalau ada temannya bersikap kurang baik.87

Melaksanakan shalat dengan berjamaah dapat membuat

siswa bisa bersosialisasi dengan temannya. Siswa juga saling

tolong menolong ketika temannya dalam kelompok belum

paham terhadap materi yang disampaikan guru, siswa yang

sudah paham langsung menjelaskan kepada temannya

tersebut.

c) Membantu teman yang mengalami musibah

Siswa di MI Al-Azhaar setiap hari Jumat selalu

melaksanakan infak atau menyisihkan uang saku untuk

bersedekah. Uang yang dikumpulkan siswa digunakan untuk

membantu temannya yang mengalami musibah misalnya ada

salah satu teman ada yang sakit, salah satu anggota keluarga

teman yang lain ada yang meninggal, dan memberikan

bantuan untuk korban bencana alam.88

Seperti yang dikemukakan oleh Bapak Muhaimin S.H.I,

selaku Kepala Sekolah MI Al-Azhaar, bahwa:

“Setiap hari Jumat di madrasah selalu diadakan infak

atau menyisihkan uang saku untuk bersedekah.

Tujuannya untuk menumbuhkan sifat sosial pada diri

87

Observasi di MI Al-Azhaar pada tanggal 4 November 2015. 88

Observasi di MI Al-Azhaar pada tanggal 6 November 2015.

Page 215: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

194

siswa dan agar siswa suka bersedekah untuk orang yang

membutuhkan. Uang yang dikumpulkan biasanya untuk

menjenguk temannya yang sakit atau membantu

temannya yang terkena musibah, datang ketika anggota

keluarga teman ada yang meninggal, bahkan ketika ada

korban bencana alam siswa juga memberikan bantuan.

Bantuan yang diberikan siswa tidak hanya uang, tetapi

baju yang layak pakai.”89

Secara umum siswa di MI Al-Azhaar telah memiliki

sifat sosial sehingga selalu membantu teman yang mengalami

musibah. Setidaknya membantu meringankan beban teman

yang terkena musibah.

d) Selalu bersikap baik dengan guru dan teman sebaya

Selama peneliti melaksanakan penelitian di MI Al-

Azhaar siswa secara umum selalu bersikap baik dan sopan

santun dengan gurunya. Kalau siswa tidak berkata dan

berperilaku sopan santun akan mendapatkan konsekuensi

untuk istigfar 10 kali dan kelipatannya. Sehingga siswa

terbiasa bersikap baik dengan gurunya. Selain bersikap baik

dengan guru, siswa juga bersikap baik dengan teman

sebayanya. Tetapi kadang-kadang ada saja siswa yang suka

mengganggu temannya yang lain.90

Seperti yang diungkapkan

oleh Bapak Widi Santoso, S.Pd. selaku wali kelas VI-A

bahwa:

“Dengan melaksanakan aktivitas keagamaan siswa akan

terbiasa berperilaku positif. Sehingga siswa selalu

89

Muhaimin, Wawancara, (Tulungagung, 18 Oktober 2015). 90

Observasi di MI Al-Azhaar pada tanggal 20 Oktober 2015.

Page 216: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

195

bersikap baik serta sopan santun dengan guru. Kalau

ada siswa yang berkata kurang sopan kepada gurunya

akan mendapatkan konsekuensi dari perbuatannya itu

biar siswa tidak mengulanginya lagi. Selain siswa

bersikap baik dengan gurunya, siswa juga bersikap baik

dengan temannya. ”91

C. Hasil Temuan Penelitian

1. Temuan Penelitian Kasus 1

Penelitian yang dilakukan pada kasus 1, MIN Mergayu peneliti

menemukan beberapa keunikan tentang pembinaan perilaku beragama

melalui aktivitas keagamaan, masing-masing dapat disusun proposisi-

proposisi sebagai bentuk temuan penelitian. Proposisi-proposisi ini dalam

uraian berikut disistematisasikan sesuai dengan fokus penelitian sebagai

berikut:

a) Proposisi-proposisi pelaksanaan aktivitas keagamaan di madrasah

Aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di MIN Mergayu yaitu

berdoa bersama sebelum memulai dan ketika selesai kegiatan belajar

mengajar, membaca Al-Quran 15 menit sebelum waktu belajar jam

pertama dimulai, hafalan surat-surat pendek dalam Al-Quran, shalat

dhuha berjamaah, shalat dzuhur berjamaah, infak atau menyisihkan

sebagian uang saku untuk bersedekah. Semuanya sudah dilaksanakan

dengan baik di MIN Mergayu.

b) Proposisi-proposisi proses pembinaan perilaku beragama melalui

aktivitas keagamaan

91

Widi Santoso, Wawancara, (Tulungagung, 4 November 2015).

Page 217: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

196

1) Pengorganisasian pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas

keagamaan

Pengorganisasian pembinaan perilaku beragama siswa

melalui aktivitas keagamaan melibatkan seluruh warga sekolah

mulai dari Kepala Sekolah, koordinasi aktivitas keagamaan,

semua guru, wali kelas, serta wali murid.

2) Ceramah agama dalam pembinaan perilaku beragama melalui

aktivitas keagamaan

Ceramah agama sudah terjadwal dengan baik di MIN

Mergayu. Ceramah agama lebih ditekankan pada materi

keagamaan agar pemahaman agama siswa lebih meningkat dan

ceramah agama dapat membina perilaku beragama siswa dan

menumbuhkan perilaku tanggung jawab, disiplin, dan kerjasama.

3) Bimbingan pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas

keagamaan

Bimbingan dilakukan oleh guru bersama dengan orang tua

dan didukung oleh seluruh warga sekolah. Proses bimbingan

dimulai dengan memberikan nasehat agar nilai-nilai baik tertanam

dalam jiwa siswa. Kemudian membimbing siswa melaksanakan

aktivitas keagamaan dengan baik dan memberikan contoh atau

teladan kepada siswa.

4) Pengawasan pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas

keagamaan

Page 218: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

197

Pengawasan pembinaan perilaku beragama siswa melalui

aktivitas keagamaan dilakukan oleh Kepala Sekolah, wali kelas

dan wali murid.

c) Proposisi-proposisi perilaku beragama setelah mendapatkan

pembinaan aktivitas keagamaan

Aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di MIN Mergayu

memiliki tujuan untuk membina perilaku beragama siswa yang

meliputi perilaku tanggung jawab, disiplin, dan kerjasama.

1) Perilaku tanggung jawab siswa sudah cukup baik terlihat ketika

melaksanakan aktivitas keagamaan di madrasah dan di rumah,

mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik, mematuhi

aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan madrasah dan

di rumah, serta menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

lingkungan madrasah.

2) Perilaku disiplin siswa juga sudah cukup baik meskipun kadang-

kadang siswa masih malas. Perilaku disiplin siswa terlihat ketika

siswa menaati peraturan yang ditetapkan bersama di madrasah,

melaksanakan aktivitas keagamaan tepat waktu di madrasah

maupun di rumah, menyelesaikan tugas dari guru tepat waktu, dan

konsisten dalam mengerjakan aktivitas keagamaan baik di

madrasah maupun di rumah.

3) Perilaku kerjasama siswa setelah mendapatkan pembinaan cukup

baik. Siswa bisa bersosialisasi dengan baik. Perilaku kerjasama

Page 219: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

198

siswa terlihat ketika siswa bekerjasama dengan guru dan teman

dalam melaksanakan aktivitas keagamaan di madrasah,

bekerjasama dalam kelompok, dan tolong menolong sesama

teman, membantu teman yang mengalami musibah, serta selalu

bersikap baik dengan guru dan teman sebaya.

2. Temuan Penelitian Kasus 2

Penelitian yang dilakukan pada kasus 2, di MI Al-Azhaar ada

beberapa keunikan temuan pada kasus 2 yang akan disusun proposisi-

proposisi sesuai dengan fokus penelitian sebagai berikut:

a) Proposisi-proposisi pelaksanaan aktivitas keagamaan di madrasah

Pelaksanaan aktivitas keagamaan di MI Al-Azhaar sebagian

sudah masuk menu sarapan pagi yang harus dilaksanakan siswa setiap

hari. Aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di MI Al-Azhaar yaitu

berdoa bersama sebelum memulai dan ketika selesai kegiatan belajar

mengajar, menghafalkan Asmaul Husna, membaca Al-Quran 15

menit sebelum waktu belajar jam pertama dimulai, hafalan surat-surat

pendek dalam Al-Quran, shalat dhuha berjamaah, shalat dzuhur

berjamaah, melaksanakan shalat Jumat untuk siswa laki-laki, infak

atau menyisihkan sebagian uang saku untuk bersedekah. Semuanya

sudah dilaksanakan dengan baik dan tertib di MI Al-Azhaar.

b) Proposisi-proposisi proses pembinaan perilaku beragama melalui

aktivitas keagamaan

Page 220: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

199

1) Pengorganisasian pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas

keagamaan

Pengorganisasian dalam pembinaan perilaku beragama

siswa melalui aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di MI Al-

Azhaar melibatkan Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan,

koordinator pembinaan ibadah, koordinator pembinaan akhlakul

karimah, selanjutnya kewali kelas masing-masing dan juga wali

murid ketika siswa di rumah. Semuanya bekerjasama dengan baik

dalam melaksanakan pembinaan perilaku beragama siswa melalui

aktivitas keagamaan.

2) Ceramah agama dalam pembinaan perilaku beragama melalui

aktivitas keagamaan

Ceramah agama dalam pembinaan perilaku beragama siswa

melalui aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di MI Al-Azhaar

yaitu setelah jamaah shalat dzuhur. Untuk pelaksanaan ceramah

agama belum terjadwal rutin di MI Al-Azhaar.

3) Bimbingan pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas

keagamaan

Proses bimbingan pembinaan perilaku beragama melalui

aktivitas keagamaan di MI Al-Azhaar pada tahap awal sebelum

melaksanakan aktivitas keagamaan guru membimbing siswa

untuk mengambil wudhu. Setelah itu guru memberikan nasehat

agar siswa bisa khusyuk dan tenang dalam melaksanakan aktivitas

Page 221: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

200

keagamaan. Kemudian membimbing siswa melaksanakan

aktivitas keagamaan dengan baik dan memberikan contoh atau

teladan kepada siswa.

4) Pengawasan pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas

keagamaan

Pengawasan yang dilakukan oleh MI Al-Azhaar dalam

pembinaan perilaku beragama siswa melalui aktivitas keagamaan

dilakukan oleh Kepala Sekolah, wali kelas, serta semua warga

sekolah dan wali murid.

c) Proposisi-proposisi perilaku beragama setelah mendapatkan

pembinaan aktivitas keagamaan

1) Perilaku tanggung jawab siswa setelah mendapatkan pembinaan

aktivitas keagamaan yaitu secara umum siswa sudah memiliki

sikap tanggung jawab terlihat ketika melaksanakan aktivitas

keagamaan di madrasah dan di rumah, mengerjakan tugas yang

diberikan guru dengan baik, mematuhi aturan-aturan sosial yang

berlaku dalam lingkungan madrasah dan di rumah, serta

menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan

madrasah.

2) Perilaku disiplin sudah terbentuk dalam diri siswa setelah

mendapatkan pembinaan aktivitas keagamaan. Semua warga

sekolah juga sangat ketat dalam mengawasi kedisiplinan siswa.

Perilaku disiplin terlihat ketika siswa menaati peraturan yang

Page 222: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

201

ditetapkan bersama di madrasah, melaksanakan aktivitas

keagamaan tepat waktu di madrasah maupun di rumah,

menyelesaikan tugas dari guru tepat waktu, dan konsisten dalam

mengerjakan aktivitas keagamaan baik di madrasah maupun di

rumah.

3) Perilaku kerjasama siswa sudah cukup baik, bahkan siswa

memiliki sifat sosial untuk membantu orang lain yang

membutuhkan bantuan. Perilaku kerjasama terlihat ketika siswa

bekerjasama dengan guru dan teman dalam melaksanakan

aktivitas keagamaan di madrasah, bekerjasama dalam kelompok,

dan tolong menolong sesama teman, membantu teman yang

mengalami musibah, serta selalu bersikap baik dengan guru dan

teman sebaya.

3. Analisis Data Lintas Kasus

Peneliti akan mengemukakan analisis data lintas kasus sebagai

proses membandingkan temuan-temuan yang diperoleh di masing-masing

kasus, sekaligus sebagai memadukan antar kasus.

Page 223: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

202

Tabel 4.11

Perbandingan Pembinaan Perilaku Beragama melalui

Aktivitas Keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar

Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung

No Fokus Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Pelaksanaan aktivitas

keagamaan di MIN

Mergayu dan MI Al-

Azhaar Kecamatan

Bandung Kabupaten

Tulungagung.

Melaksanakan aktivitas

keagamaan seperti berdoa

bersama sebelum memulai

dan ketika selesai kegiatan

belajar mengajar, membaca

Al-Quran 15 menit sebelum

waktu belajar jam pertama

dimulai, hafalan surat-surat

pendek dalam Al-Quran,

shalat dhuha berjamaah,

shalat dzuhur berjamaah,

infak atau menyisihkan

sebagian uang saku untuk

bersedekah. Semuanya

sudah dilaksanakan dengan

baik di MIN Mergayu dan

MI Al-Azhaar.

Di MI Al-Azhaar

dilaksanakan aktivitas

keagamaan hafalan

Asmaul Husna dan

melaksanakan shalat

Jumat untuk siswa

laki-laki sedangkan di

MIN Mergayu tidak

dilaksanakan.

Waktu pelaksanaan

aktivitas keagamaan.

Di MI Al-Azhaar

sebagian aktivitas

keagamaan masuk

dalam menu sarapan

pagi siswa.

2. Proses pembinaan

perilaku beragama melalui

aktivitas keagamaan di

MIN Mergayu dan MI Al-

Azhaar Kecamatan

Bandung Kabupaten

Tulungagung.

1. Pengorganisasian

Pengorganisasian sama-

sama melibatkan

Kepala Sekolah, wali

kelas dan wali murid.

2. Ceramah agama

Sudah melaksanakan

ceramah agama dengan

baik.

3. Bimbingan

Memberikan nasehat

dan membimbing siswa

melaksanakan aktivitas

keagamaan serta

memberikan contoh

atau teladan yang baik.

4. Pengawasan

Pengawasan dilakukan

oleh Kepala Sekolah,

1. Pengorganisasian

Pengorganisasian di

MIN Mergayu yaitu

melibatkan seluruh

warga sekolah mulai

dari Kepala Sekolah,

koordinasi aktivitas

keagamaan, semua

guru, wali kelas, serta

wali murid. Sedangkan

di MI Al-Azhaar yaitu

melibatkan Kepala

Sekolah, Waka

Kesiswaan,

koordinator

pembinaan ibadah,

koordinator

pembinaan akhlakul

karimah, wali kelas

Page 224: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

203

wali kelas, dan wali

murid.

dan wali murid.

2. Ceramah agama

Ceramah agama sudah

terjadwal dengan baik

di MIN Mergayu

sedangkan di MI Al-

Azhaar belum

terjadwal rutin.

3. Bimbingan

Di MI Al-Azhaar guru

membimbing siswa

mengambil wudhu.

4. Pengawasan

Pengawasan di

MIN Mergayu

dilakukan oleh

Kepala Sekolah,

wali kelas, dan

wali murid.

Sedangkan di MI

Al-Azhaar

dilakukan oleh

Kepala Sekolah,

wali kelas, serta

semua warga

sekolah dan wali

murid.

Pelaksanaan

pengawasan.

Pengawasan di MI

Al-Azhaar lebih

ketat dibandingkan

dengan MIN

Mergayu.

3. Perilaku beragama setelah

mendapatkan aktivitas

keagamaan di MIN

Mergayu Bandung dan MI

Al-Azhaar Kecamatan

Bandung Kabupaten

Tulungagung.

1. Perilaku tanggung

jawab

Secara umum perilaku

tanggung jawab siswa

sudah cukup baik.

2. Perilaku disiplin

Perilaku disiplin sudah

terbentuk pada diri

siswa.

3. Perilaku kerjasama

Secara umum siswa

sudah bisa bekerjasama

1. Perilaku tanggung

jawab

Di MIN Mergayu

masih ada siswa yang

bermain-main dan

mengganggu

temannya. Sedangkan

di MI Al-Azhaar kalau

pagi masih ada yang

terlambat

melaksanakan shalat

dhuha.

Page 225: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

204

dengan baik serta bisa

bersosialisasi dengan

baik.

2. Perilaku disiplin

Di MIN Mergayu

masih ada siswa

yang masih malas

dan kurang

disiplin.

Sedangkan di MI

Al-Azhaar secara

umum sudah

disiplin.

Di MI Al-Azhaar

semua warga

sekolah juga

sangat ketat dalam

mengawasi

kedisiplinan siswa.

3. Perilaku kerjasama

Di MI Al-Azhaar

setiap kelas dibagi

kelompok-

kelompok.

Page 226: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

205

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Aktivitas Keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar

Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung

Masalah moralitas di kalangan para siswa dewasa ini merupakan

salah satu masalah pendidikan yang harus mendapatkan perhatian semua

pihak. Sesuai dengan Undang-Undang No. 20/2003 tentang Sisdiknas Pasal 1

ayat (1) dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara.1

Dari hasil temuan yang dilakukan melalui observasi, wawancara, dan

dokumentasi pelaksanaan aktivitas keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-

Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung sebagai berikut:

1. Berdoa Bersama Sebelum Memulai dan Ketika Selesai Kegiatan

Belajar Mengajar

Pelaksanaan berdoa bersama sebelum memulai pembelajaran dan

ketika selesai kegiatan belajar mengajar setiap hari dilaksanakan di MIN

Mergayu. Siswa berdoa bersama yang dibimbing oleh guru dan dipandu

oleh ketua kelas. Sedangkan di MI Al-Azhaar untuk pelaksanaan doa

1 Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006),

hlm. 134.

Page 227: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

206

bersama sebelum memulai kegiatan belajar mengajar ini dilaksanakan

setelah siswa melaksanakan menu sarapan pagi. Karena berdoa bersama

masuk dalam daftar menu sarapan pagi. Kegiatan berdoa bersama

dibimbing oleh guru yang mengajar pada jam pertama.

Berdoa secara etimologis berarti meminta kepada Allah,

mempunyai tujuan-tujuan yang bukan saja bersifat ukhrawi, melainkan

juga bersifat duniawi. Karena doa bukanlah untuk kepentingan Allah

melainkan untuk kepentingan manusia itu sendiri. Kalaupun kita berdoa

untuk memohon segala sesuatu yang kita butuhkan, yang kita inginkan

ataupun hanya untuk menenangkan diri dari segala kesusahan, namun doa

mempunyai beberapa faidah yang tak terhingga. Dalam pandangan

spiritual, seseorang akan merasa tenang saat bersanding dengan

kekasihnya, dan keresahan timbul saat ditinggal olehnya. Hati akan

tenang saat merasakan mencintai Allah, maka cobalah kita hadirkan Allah

dalam hati kita, niscaya hati kita akan merasa tenang. Dalam sebuah

hadits disebutkan bahwa Allah selalu bersamamu di mana pun kamu

berada. (HR Al-Thabrani)2

Dengan doa seorang hamba menyadari bahwa hanya Allah yang

memberinya nikmat, menerima taubat, yang memperkenankan doa-

doanya. Keyakinan akan janji Allah untuk mengabulkan doa tersebut

merupakan tahrid (motivasi) untuk bersegera berbuat baik, dan tarbiyah

(mendidik) agar kita mengakui dan merasakan nikmat Allah sehingga

2 Mas Udik Abdullah, Meledakkan IESQ dengan Langkah Taqwa dan Tawakal, (Jakarta:

Zikrul Hakim, 2000), hlm. 152.

Page 228: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

207

jiwa kita semakin terdorong untuk selalu bersyukur. Sebab rasa syukur itu

pula yang mendorongnya untuk bersungguh-sungguh dalam beribadah.

Melaksanakan berdoa bersama siswa akan senantiasa ingat kepada

Allah SWT dan mendapatkan ketenangan hati dan jiwa ketika menuntut

ilmu sehingga ilmu yang diperolehnya dapat bermanfaat.

2. Menghafalkan Asmaul Husna

Pelaksanaan menghafalkan Asmaul Husna belum dilaksanakan

secara rutin di MIN Mergayu, siswa biasanya hanya membaca Asmaul

Husna setiap pagi. Sedangkan di MI Al-Azhaar pelaksanaan

menghafalkan Asmaul Husna yaitu setelah shalat dhuha sesuai dengan

menu sarapan pagi siswa yang dibimbing oleh guru. Untuk kelas IV-VI

siswa harus sudah hafal Asmaul Husna serta hafal artinya. Sehingga

dengan menghafalkan Asmaul Husna siswa tidak hanya hafal jumlah dan

urutan Asmaul Husna tetapi juga mengetahui artinya. Selain itu siswa

dibimbing untuk mengetahui makna dan arti dari Asmaul Husna sehingga

siswa dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Ari Ginanjar Agustian mengajukan pemikiran bahwa setiap

karakter positif sesungguhnya akan merujuk pada sifat-sifat Allah yang

terdapat dalam Asmaul Husna (nama-nama Allah yang baik) yang

berjumlah 99. Asmaul Husna ini harus menjadi sumber inspirasi

perumusan karakter oleh siapapun, karena dalam Asmaul Husna

terkandung tentang sifat-sifat Allah yang baik. Menurut Ari Ginanjar

Agustian dari sekian banyak karakter yang dapat diteladani dari nama-

Page 229: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

208

nama Allah tersebut, ia merangkumnya menjadi tujuh karakter dasar,

yakni: Jujur, tanggung jawab, disiplin, kerjasama, adil, visioner, dan

peduli.3

3. Membaca Al-Quran 15 Menit Sebelum Waktu Belajar Jam Pertama

Dimulai

Pelaksanaan membaca Al-Quran sebelum waktu belajar jam

pertama dimulai di MIN Mergayu yaitu setelah berdoa bersama siswa

langsung membaca Al-Quran 15 menit setiap pagi sebelum proses

pembelajaran dimulai dengan dipandu oleh guru yang mengajar jam

pertama di kelas masing-masing. Sedangkan di MI Al-Azhaar untuk

praktik atau aktivitas membaca Al-Quran 15 menit sebelum waktu belajar

jam pertama dimulai dilaksanakan setiap hari dengan harapan siswa

terbiasa dan fasih dalam membaca Al-Quran. Membaca Al-Quran ini

dibimbing oleh guru. Selain membaca Al-Quran 15 menit sebelum waktu

belajar jam pertama dimulai, ada juga jadwal mengaji Al-Quran dengan

metode UMMI.

Al-Quran adalah bacaan utama bagi umat Islam karena Al-Quran

adalah pedoman hidup yang utama. Menurut Quraish Shihab, keagungan

dan kesempurnaan Al-Quran bukan hanya diketahui atau dirasakan oleh

mereka yang mempercayai dan mengharapkan petunjuk-petunjuknya,

3 Ary Ginanjar Agustian, ESQ (Emotional Spiritual Quontient), (Jakarta: Arga Wijaya

Persada, 2005), hlm. 110.

Page 230: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

209

tetapi juga oleh semua orang yang mengenal secara dekat dengan Al-

Quran.4

Oleh karena itu anak harus dibimbing dan didorong agar terbiasa

membaca Al-Quran setiap hari walau cuma beberapa ayat. Keterampilan

membaca Al-Quran adalah langkah awal menuju ke sikap yang sempurna

dalam membaca Al-Quran. Hanya masalahnya siswa sebenarnya sudah

mampu membaca Al-Quran, namun karena sering tidak membaca Al-

Quran, kadang menjadi lupa atau minimal kurang lancar dalam membaca.

Kalau pada tingkat dasar anak sudah terabaikan dalam pembinaan

membaca Al-Quran, maka di tingkat yang lebih lanjut bisa dipastikan

kurang bisa membaca Al-Quran. Sebaliknya, bila ditingkat dasar anak

sudah terampil membaca, ditingkat yang lebih tinggi pasti mereka akan

tertib untuk mau membacanya.

Membaca Al-Quran merupakan suatu ibadah kepada Allah SWT

dan lebih dari itu apabila memahami isi kandungan Al-Quran serta

mampu untuk mengamalkan isi kandungnnya, adalah merupakan satu

tujuan bagi semua manusia karena Al-Quran adalah pedoman atau

petunjuk bagi manusia dalam hidupnya di dunia ini untuk mengharapkan

jalan yang benar demi kebahagiaan hidup di akhirat kelak. Untuk dapat

mengamalkan isi kandungan Al-Quran harus membacanya terlebih

dahulu. Untuk menyiapkan generasi yang cinta Al-Quran, maka orang tua

di rumah memberikan motivasi kepada anak untuk mempelajari Al-

4 M. Quraish shihab, Mukjizat Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1998), hlm. 48.

Page 231: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

210

Quran. Disamping itu guru di sekolah juga harus memberikan layanan

dengan memberi motivasi dan contoh agar siswa mau belajar membaca

Al-Quran dan rutin membacanya setiap hari.

4. Hafalan Surat-Surat Pendek Dalam Al-Quran

Pelaksanaan hafalan surat-surat pendek dalam Al-Quran di MIN

Mergayu yaitu menghafalkan surat-surat pendek ini setelah shalat dhuha

yang dibimbing oleh wali kelas. Hafalan surat-surat pendek untuk kelas

IV terdiri dari 8 surat. Hafalan surat-surat pendek untuk kelas V terdiri

dari 10 surat. Hafalan surat-surat pendek untuk kelas VI terdiri dari 12

surat. Siswa setiap hari harus menyetorkan hafalannya kewali kelas

masing-masing.

Sedangkan di MI Al-azhaar hafalan surat-surat pendek dalam Al-

Quran dilaksanakan pada pagi hari dan masuk dalam menu sarapan pagi

siswa. Pelaksanaan hafalan surat-surat pendek dalam Al-Quran dibimbing

oleh guru. Kelas IV hafalan surat-surat pendeknya untuk semester I yaitu

surat Al fatihah - surat At Thaariq sedangkan untuk semester II yaitu

surat Al fatihah - surat Al Insyiqoq. Kelas V hafalan surat-surat

pendeknya untuk semester I yaitu surat Al fatihah - surat At Takwir

sedangkan untuk semester II yaitu surat Al fatihah - surat Al An Naba’.

Kelas VI hafalan surat-surat pendeknya untuk semester I dan II yaitu

surat Al fatihah - surat Al An Naba’. Setiap hari siswa harus menyetorkan

hafalannya dan untuk hasil prestasi siswa masuk dalam buku kompetensi

keagamaan.

Page 232: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

211

Menghafal surat-surat pendek diutamakan dengan membaca

hafalannya berulang-ulang, kemudian bacaan yang telah dihafalnya

disimak orang lain agar hafalannya tersebut dapat dibenarkan apabila

terdapat kesalahan. Guru harus memberikan bimbingan dan menyimak

dengan baik ketika siswa menghafalkan surat-surat pendek.

5. Shalat Dhuha Berjamaah

Pelaksanaan shalat dhuha berjamaah di MIN Mergayu yaitu setiap

hari sebelum istirahat siswa wajib melaksanakan dua rakaat shalat dhuha

berjamaah. Siswa kadang-kadang ada yang melaksanakan shalat dhuha

sendiri dan tidak ikut berjamaah. Pelaksanaan shalat dhuha ini dibimbing

oleh guru kelas masing-masing. Sedangkan di MI Al-Azhaar pelaksanaan

shalat dhuha berjamaah dilaksanakan dua rakaat setiap pagi hari. Shalat

dhuha untuk kelas rendah dilaksanakan di mushola secara berjamaah.

Shalat dhuha untuk kelas tinggi dilaksanakan di kelas masing-masing

secara berjamaah. Pelaksanaan shalat dhuha dibimbing oleh guru, bahkan

sebelum guru datang siswa sudah bersiap-siap melaksanakan shalat dhuha

tanpa diperintah oleh guru.

Shalat dhuha adalah kebutuhan kita, bukan kebutuhan Allah.

Namun, tidak sedikit di antara kita yang melakukan shalat dhuha tetapi

merasa terbebani olehnya. Hal ini karena alasan yang paling sering bahwa

shalat dhuha mengganggu pekerjaan, sehingga tidak heran jika banyak

yang mengorbankan shalat sunnah ini demi pekerjaan. Padahal sejatinya,

justru dengan mendirikan shalat dhuha jalan kesuksesan akan terhampar

Page 233: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

212

dan terbentang dihadapan kita dan kita akan terbimbing untuk

menyusurinya hingga mencapai puncak kesuksesan, bukan hanya di

dunia melainkan juga di akhirat.

Shalat dhuha adalah pembangkit energi dan sumber kekuatan yang

akan memandu meraih kesuksesan.5 Shalat dhuha merupakan wahana

untuk membangun spiritualitas disela-sela jam sibuk. Yaitu, pada saat

kita bekerja keras untuk mencapai kesuksesan. Disinilah shalat dhuha

berperan untuk menghidupkan suasana jiwa yang kondusif agar

senantiasa tetap mengingat Allah.

6. Shalat Dzuhur Berjamaah

Pelaksanaan ibadah shalat adalah salah satu tanda bukti ketaatan

siswa dalam menjalankan ajarannya. Pelaksanaan shalat dzuhur

berjamaah di MIN Mergayu diikuti oleh siswa kelas III, IV, V maupun

kelas VI selain itu juga diikuti oleh semua Bapak/Ibu guru dan karyawan.

Waktunya setiap hari pukul 12.30-13.00. Sedangkan untuk pelaksanaan

shalat dzuhur berjamaah di MI Al-Azhaar dilaksanakan setiap hari pada

pukul 12.25-13.00. Kegiatan ini diikuti oleh semua siswa mulai dari kelas

I-VI juga diikuti oleh semua Bapak/Ibu guru dan karyawan. Setelah

shalat dzuhur berjamaah biasanya ada ceramah agama.

Menurut ilmu Fiqh, shalat mempunyai kedudukan yang sangat

penting yang tidak bisa ditandingi oleh ibadah manapun juga. Shalat

merupakan tiang agama, shalat merupakan amalan hamba yang mula-

5 Iqro’ al-Firdaus, Dhuha Itu Ajaib!..., hlm. 20.

Page 234: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

213

mula dihisab dihari kiamat. Shalat juga merupakan barang terakhir yang

lenyap dari agama, dalam arti jika shalat hilang, maka hilang pula agama

secara keseluruhan.6

Oleh sebab itu ketaatan menjalankan ibadah shalat harus

ditanamkan sejak dini ketika anak masih dalam lingkungan keluarga atau

lingkungan pendidikan orang tua. Karena tindak keagamaan yang

dilakukan oleh anak-anak dalam kehidupan sehari-hari pada dasarnya

diperoleh dari meniru.

Tujuan pelaksanaan shalat dzuhur berjamaah ini agar siswa

terbiasa melaksanakan shalat wajib berjamaah di masjid sehingga tidak

hanya di sekolah tetapi di rumah siswa juga melaksanakan shalat wajib

dengan berjamaah. Dengan begitu siswa akan disiplin dan bertanggung

jawab dalam melaksanakan ibadah.

7. Melaksanakan Shalat Jumat Untuk Siswa Laki-laki

Pelaksanaan shalat Jumat untuk siswa laki-laki di MIN Mergayu

tidak dilaksanakan di madrasah tetapi siswa sudah pulang dan

melaksanakan shalat Jumat di rumah. Sedangkan di MI Al-Azhaar

pelaksanaan shalat Jumat wajib dilaksanakan oleh siswa laki-laki kelas

III-VI. Ketika siswa laki-laki melaksanakan shalat Jumat siswa

perempuan kelas III-VI ada pembinaan risalatul mahid dan melaksanakan

shalat dzuhur berjamaah.

6 Sayid Sabiq, Fiqhus Sunnah, (Bandung: PT Al-Ma’arif, 1977), hlm. 158.

Page 235: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

214

Dengan melaksanakan shalat Jumat berjamaah di sekolah

diharapkan siswa disiplin dan bertanggung jawab dalam melaksanakan

ibadah shalat Jumat karena wajib dilaksanakan bagi setiap laki-laki yang

sudah baligh.

8. Infak atau Menyisihkan Sebagian Uang Saku Untuk Bersedekah

Infak atau menyisihkan sebagian uang saku untuk bersedekah di

MIN Mergayu dilaksanakan setiap hari Jumat. Siswa memberikan uang

infak kepada wali kelas masing-masing. Tujuannya untuk melatih siswa

gemar beramal dan membantu orang lain yang sedang dalam kesulitan.

Sedangkan di MI Al-Azhaar infak atau menyisihkan sebagian uang saku

untuk bersedekah ini dilaksanakan setiap hari Jumat. Selain hari Jumat

siswa dilarang membawa uang saku. Kalau ada siswa yang ketahuan

membawa uang saku selain hari Jumat uangnya akan dimasukkan dalam

infak. Pelaksanaan infak untuk kelas tinggi salah satu siswa diberikan

tugas untuk mengumpulkan uangnya setelah semuanya terkumpul

disetorkan kewali kelas masing-masing.

Bersedekah mengajarkan kepada kita bahwa hidup di dunia

tidaklah sendirian. Sehingga, kita dididik untuk memiliki rasa peduli,

respect, dan saling menyayangi antarsesama.7

Tujuan infak atau menyisihkan uang saku untuk bersedekah yaitu

untuk melatih siswa gemar beramal dan membantu orang lain yang

7 Iqro’ al-Firdaus, Engkau Wajib Kaya..., hlm. 109.

Page 236: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

215

sedang dalam kesulitan. Sehingga jiwa sosial akan terbentuk dalam diri

siswa.

Pelaksanaan aktivitas keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar

untuk membina perilaku beragama siswa seperti perilaku tanggung jawab,

disiplin, dan kerjasama. Selain itu untuk meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Karena di dalam diri manusia

terdapat dua potensi yakni baik dan buruk, dalam Al-Quran diterangkan

dengan istilah fujur (celaka/fasik) dan takwa (takut pada Tuhan), manusia

memiliki dua kemungkinan yakni menjadi makhluk yang beriman pada

Tuhannya atau ingkar. Sebagaimana firman Allah berikut ini:

Artinya: “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan

ketakwaannya. (Q.S al-Syams 91:8)”8

Sehingga wajib bagi seluruh warga sekolah untuk membina perilaku

siswa menjadi lebih baik dengan membimbing siswa melaksanakan aktivitas

keagamaan. Kalau guru hanya mengandalkan pada kegiatan proses belajar

mengajar saja itu kurang sempurna karena siswa hanya memahami materi

yang disampaikan guru. Pendidikan agama setelah dipelajari dan dipahami

maka perlu dipraktikkan atau diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan

dari pelaksanaan aktivitas keagamaan disini untuk memberikan kesempatan

pada siswa untuk memperoleh pengalaman dan menjalankan apa yang

diperintahkan oleh agama islam.

8 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya…, hlm. 477.

Page 237: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

216

B. Proses Pembinaan Perilaku Beragama melalui Aktivitas Keagamaan di

MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten

Tulungagung

Proses pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas keagamaan di

MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten

Tulungagung perlu adanya pengorganisasian, ceramah agama, bimbingan

serta pengawasan. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Pengorganisasian Pembinaan Perilaku Beragama melalui Aktivitas

Keagamaan

Sekolah merupakan lembaga yang memiliki banyak person, terdiri

dari Kepala Sekolah, guru dan staf personalia serta siswa. Kelompok-

kelompok ini perlu diberdayakan dengan memadukan seluruh potensi

yang dimilikinya sehingga tercipta kerjasama yang baik atau tercipta

suasana yang kondusif di sekolah. Kerjasama kelompok tersebut perlu

diorganisasikan dengan baik agar tercapai tujuan yang diinginkan secara

efektif dan efisien. Karena itulah tujuan dari organisasi yaitu mencapai

tujuan secara bersama-sama.

Menurut George R. Terry yang dikutip Mulyono, pengorganisasian

adalah menyusun hubungan perilaku yang efektif antar personalia,

sehingga mereka dapat bekerjasama secara efisien dan memperoleh

Page 238: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

217

keputusan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas dalam situasi

lingkungan yang ada guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu.9

Pengorganisasian pembinaan perilaku beragama siswa melalui

aktivitas keagamaan di MIN Mergayu yaitu melibatkan seluruh warga

sekolah mulai dari Kepala Sekolah, koordinasi aktivitas keagamaan,

semua guru, wali kelas, serta wali murid. Semuanya harus bekerjasama

agar tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud. Sedangkan

pengorganisasian pembinaan perilaku beragama siswa melalui aktivitas

keagamaan di MI Al-Azhaar yaitu melibatkan Kepala Sekolah, Waka

Kesiswaan, koordinator pembinaan ibadah, koordinator pembinaan

akhlakul karimah, selanjutnya kewali kelas masing-masing dan juga wali

murid ketika siswa di rumah. Semuanya bekerjasama dengan baik dalam

melaksanakan pembinaan perilaku beragama siswa melalui aktivitas

keagamaan.

Oleh karena itu pengorganisasian sangat menentukan keberhasilan

suatu program kegiatan seperti aktivitas keagamaan di sekolah. Dengan

pengorganisasian masing-masing individu mempunyai tugas dan

mengetahui wewenang serta tanggung jawabnya.

Dengan penjelasan di atas menunjukkan pentingnya

pengorganisasian dilakukan dalam aktivitas keagamaan di sekolah untuk

menjamin keberlangsungan dan keberhasilan kegiatan yang diamanatkan

kepada masing-masing individu.

9 Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar Ruzz

Media, 2008), hlm. 27.

Page 239: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

218

2. Ceramah Agama dalam Pembinaan Perilaku Beragama melalui

Aktivitas Keagamaan

Ceramah dalam kamus Bahasa Indonesia adalah pidato yang

bertujuan memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk sementara ada

audiensi yang bertindak sebagai pendengar. Audensi yang dimaksud

disini adalah seluruh siswa yang ada di madrasah atau sekolah dan pihak

guru yang membimbing.

Sedangkan menurut A. G. Lugandi, ceramah agama adalah suatu

penyampaian informasi yang bersifat searah, yakni dari penceramah

kepada hadirin.10

Jadi yang dimaksud dengan ceramah agama yaitu suatu

metode yang digunakan oleh seorang da’i atau muballigh dalam

menyampaikan suatu pesan kepada audien serta mengajak audien kepada

jalan yang benar, sesuai dengan ajaran agama guna meningkatkan

ketaqwaan kepada Allah SWT demi kebahagiaan dunia dan akhirat.

Ceramah agama dalam pembinaan perilaku beragama siswa

melalui aktivitas keagamaan di MIN Mergayu sudah terjadwal dengan

baik yang dilaksanakan setiap hari Kamis setelah shalat dhuha berjamaah.

Pelaksanaan ceramah agama diikuti oleh seluruh siswa dan guru yang

membimbing. Ceramah agama lebih ditekankan pada materi keagamaan

agar pemahaman agama siswa lebih meningkat dan ceramah agama dapat

membina perilaku beragama siswa dan menumbuhkan perilaku tanggung

jawab, disiplin, dan kerjasama.

10

A. G. Lugandi, Pendidikan Orang Dewasa (Sebuah Uraian Praktek, Untuk

Pembimbing, Penatar, Pelatih, dan Penyuluh Lapangan ), (Jakarta: Gramedia, 1989), hlm. 29.

Page 240: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

219

Sedangkan ceramah agama dalam pembinaan perilaku beragama

siswa melalui aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di MI Al-Azhaar

yaitu setelah jamaah shalat dzuhur. Untuk pelaksanaan ceramah agama

belum terjadwal rutin di MI Al-Azhaar. Ceramah agama sangat penting

pelaksanaannya dalam membina perilaku beragama siswa. Sehingga guru

selalu memberikan nasehat kepada siswa setiap saat.

Ceramah agama merupakan metode yang digunakan guru untuk

menyampaikan suatu pesan kepada siswa serta mengajak siswa

mengerjakan ajaran agama. Sehingga siswa tidak hanya paham terhadap

ajaran agama tapi juga melaksanakan ajaran agama. Apabila seseorang

telah memahami ajaran agama tersebut, meyakini dan mengamalkan

semua perintah dan larangan dari ajaran agama tersebut, maka

keyakinannya yang telah menjadi bagian integral dari kepribadiannya

itulah yang akan mengawasi segala perbuatannya baik lahir maupun

batin.

3. Bimbingan Pembinaan Perilaku Beragama melalui Aktivitas

Keagamaan

Pengarahan dan bimbingan guru dalam membina perilaku

beragama siswa melalui aktivitas keagamaan di sekolah akan

menciptakan suasana lingkungan sekolah yang kondusif, suasana belajar

yang aman dan nyaman, tidak terganggu dengan sikap-sikap yang

menyimpang dari etika dan moral agama. Peranan guru sangat

berpengaruh terhadap pembentukan sikap dan kepribadian, serta

Page 241: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

220

pembentukan moral siswa, karena guru merupakan pendidik yang berada

dilingkungan sekolah fungsinya sebagai pembawa amanat orang tua

dalam mendidik anak mereka. Dengan demikian dalam membina sikap

mental dan kepribadian anak didiknya tidak terlepas dari peran guru di

sekolah.

Bimbingan pembinaan perilaku beragama siswa melalui aktivitas

keagamaan di MIN Mergayu dilakukan oleh guru bersama dengan orang

tua dan didukung oleh seluruh warga sekolah. Proses bimbingan dimulai

dengan memberikan nasehat agar nilai-nilai baik tertanam dalam jiwa

siswa. Kemudian membimbing siswa melaksanakan aktivitas keagamaan

dengan baik dan memberikan contoh atau teladan kepada siswa.

Sedangkan proses bimbingan pembinaan perilaku beragama siswa

melalui aktivitas keagamaan di MI Al-Azhaar pada tahap awal sebelum

melaksanakan aktivitas keagamaan guru membimbing siswa untuk

mengambil wudhu. Setelah itu guru memberikan nasehat agar siswa bisa

khusyuk dan tenang dalam melaksanakan aktivitas keagamaan. Kemudian

membimbing siswa melaksanakan aktivitas keagamaan dengan baik dan

memberikan contoh atau teladan kepada siswa.

Dengan demikian keikutsertaan seluruh guru, sangat berpengaruh

terhadap perkembangan moralitas keagamaan siswa. Hal ini bisa

terlaksana jika guru menyadari dirinya bukan sekedar mengajar tetapi

mendidik sehingga ketika mengajar mata pelajaran apapun dikaitkan

dengan pendidikan nilai keagamaan. Menurut Ramayulis pembentukan

Page 242: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

221

sikap keberagamaan seseorang dapat dilakukan melalui 3 pendekatan

yaitu pendekatan rasional, emosional dan keteladanan.11

Adapun

penjelasannya sebagai berikut:

a) Pendekatan rasional

Pendekatan rasional adalah usaha memberikan peranan pada

rasio (akal) peserta didik dalam memahami dan membedakan

berbagai bahan ajar dalam standar materi serta kaitannya dengan

perilaku yang baik dan buruk dalam kehidupan duniawi.

b) Pendekatan emosional

Pendekatan emosional adalah upaya untuk menggugah perasaan

emosi peserta didik dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan

ajaran Islam dan budaya bangsa (serta dapat merasakan mana yang

baik dan buruk). Dalam konteks ini terdapat dua metode yaitu:

1) Metode nasehat yang merupakan salah satu metode dalam

membentuk sikap keberagamaan anak, mempersiapkannya secara

moral, psikis dan sosial, dikarenakan nasehat sangat berperan

dalam menjelaskan kepada siswa tentang segala hakekat,

menghiasi dengan akhlak mulia dan mengajari tentang prinsip-

prinsip Islam. Dalam menggunakan metode nasehat, hendaknya

pendidik menghindari perintah atau larangan secara langsung,

sebaiknya menggunakan teknik-teknik tidak langsung seperti

membuat perumpamaan.

11

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004), hlm. 152-192.

Page 243: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

222

2) Metode pengawasan yaitu seorang pendidik mendampingi dan

mengawasi anak didiknya baik dalam hal jasmani maupun rohani

dalam upaya membentuk aqidah, moral, dan sosial yang baik.

Aspek pengawasan juga harus memberikan nilai yang positif dan

optimal oleh karena itu harus dilakukan dengan cara yang tidak

terlalu mengekang anak, akan tetapi dengan cara menjelaskan

dengan baik dan mudah dimengerti oleh anak.

c) Pendekatan keteladanan

Pendekatan keteladanan adalah menjadikan figur guru agama

dan seluruh warga sekolah sebagai cerminan manusia yang

berkepribadian agama. Keteladanan dalam pendidikan amat penting

dan lebih efektif, apalagi dalam usaha pembentukan sikap

keberagamaan, seorang anak akan lebih mudah memahami atau

mengerti bila ada seseorang yang dapat ditirunya. Keteladanan ini pun

menjadi media yang amat baik bagi optimalnya pembentukan jiwa

keberagamaan seseorang. Keteladanan pendidik terhadap peserta

didik kunci keberhasilan dalam mempersiapkan dan membentuk

moral spiritual dan sosial anak.

Bimbingan pembinaan perilaku beragama siswa melalui aktivitas

keagamaan dengan memotivasi siswa melaksanakan aktivitas keagamaan

dan membangkitkan minat siswa untuk mengikutinya. Motivasi melalui

pengarahan dilakukan di setiap pertemuan dengan siswa, guru

menyampaikan pesan-pesan moral atau menanamkan nilai moral agama.

Page 244: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

223

Dengan demikian guru tidak hanya mengajarkan materi pelajaran

tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral agama kepada siswa. Sehingga

mereka menyadari bahwa tugasnya tidak hanya mengajar akan tetapi

mendidik anak agar memiliki akhlak mulia. Guru memberikan

pemahaman kepada siswa bahwa perilaku tanggung jawab, disiplin, dan

kerjasama untuk menuju akhlak mulia dan diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

4. Pengawasan Pembinaan Perilaku Beragama melalui Aktivitas

Keagamaan

Dalam melakukan pembinaan perilaku beragama siswa melalui

aktivitas keagamaan harus ada pengawasan untuk mengontrol

pelaksanaan aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di MIN Mergayu

dan MI Al-Azhaar. Dalam melaksanakan aktivitas keagamaan untuk

membina perilaku beragama siswa aspek pengawasan merupakan faktor

krusial. Data hasil menunjukkan bahwa kegiatan pembinaan sesuai

dengan target atau tidak itu diukur dengan indikator ketercapaian dan

pengawasan dari Kepala Sekolah.

Pengawasan pembinaan perilaku beragama siswa melalui aktivitas

keagamaan di MIN Mergayu dilakukan oleh Kepala Sekolah, wali kelas,

dan wali murid. Pengawasan yang dilakukan Kepala Sekolah yaitu

mengadakan kontrol terhadap pelaksanaan aktivitas keagamaan dan

pengawasan terhadap bimbingan guru dalam melaksanakan aktivitas

keagamaan. Pengawasan guru ketika siswa di madrasah yaitu dengan

Page 245: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

224

mengamati perilaku siswa ketika proses pembelajaran dan melaksanakan

aktivitas keagamaan. Selain itu guru juga mengawasi lewat buku

penghubung yang harus dikumpulkan siswa setiap hari. Pengawasan

terhadap pembinaan perilaku beragama siswa tidak hanya dilakukan di

madrasah tapi juga harus ada pengawasan dari orang tua di rumah.

Sedangkan pengawasan pembinaan perilaku beragama siswa

melalui aktivitas keagamaan di MI Al-Azhaar dilakukan oleh Kepala

Sekolah, wali kelas, serta semua warga sekolah dan wali murid. Kepala

Sekolah selalu memonitoring semua kegiatan yang dilaksanakan di

madrasah. Selain itu juga mengawasi bimbingan guru dalam

melakasanakan aktivitas keagamaan. Pengawasan guru yang dilakukan di

MI Al-Azhaar yaitu dengan mengamati perilaku siswa ketika

melaksanakan aktivitas keagamaan dan ketika proses pembelajaran di

kelas. Selain itu guru juga mengawasi perilaku siswa lewat buku

penghubung terkait ibadah, sosial dan kemandirian yang harus

dikumpulkan siswa setiap hari. Setiap hari Jumat juga ada cek list shalat

Jumat untuk mengontrol siswa laki-laki agar rajin melaksanakan shalat

Jumat. Selain pihak madrasah yang melakukan pengawasan terhadap

pembinaan perilaku beragama siswa tetapi juga harus ada pengawasan

dari orang tua di rumah.

Tujuan pengawasan adalah membantu mempertahankan hasil atau

output yang sesuai dengan syarat-syarat system. Beberapa kondisi yang

Page 246: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

225

harus diperhatikan agar pengawasan dapat berfungsi efektif, menurut

Nanang Fattah, antara lain:12

a) Pengawasan harus dilakukan dengan tujuan, dan kriteria yang

dipergunakan dalam system pendidikan yaitu relevansi, efektivitas,

efisiensi dan produktivitas.

b) Standar yang masih dapat dicapai harus ditentukan. Ada dua tujuan

pokok yaitu: 1) memotivasi, dan 2) untuk dijadikan patokan guna

membandingkan dengan prestasi.

c) Pengawasan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan

organisasi.

d) Banyaknya pengawasan harus dibatasi.

e) Sistem pengawasan harus dikemudi (sterring controls) tanpa

mengorbankan otonomi dan kehormatan manajerial tetapi fleksibel,

artinya sistem pengawasan menunjukkan kapan, dan dimana tindakan

korektif harus diambil.

f) Pengawasan hendaknya mengacu pada tindakan perbaikan, artinya

tidak hanya mengungkap penyimpangan dari standar, tetapi

penyediaan alternative perbaikan, menentukan tindakan perbaikan.

g) Pengawasan hendaknya mengacu pada prosedur pemecahan masalah,

rancangan penanggulangan, melakukan perbaikan, mengecek hasil

perbaikan, mencegah timbulnya masalah yang serupa.

12

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan…, hlm. 106-107.

Page 247: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

226

Dengan pengawasan tersebut di atas pelaksanaan aktivitas

keagamaan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Yaitu

adanya suatu kegiatan pembinaan bagi perbaikan perilaku beragama

siswa yang memberikan pengetahuan, pengalaman, dan pengamalan

ajaran agama Islam.

C. Perilaku Beragama Setelah Mendapatkan Pembinaan Aktivitas

Keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung

Kabupaten Tulungagung

Aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di MIN Mergayu dan MI Al-

Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung bertujuan untuk

membina perilaku beragama siswa yang meliputi perilaku tanggung jawab,

disiplin, dan kerjasama. Perilaku tanggung jawab dan disiplin disini lebih

ditekankan pada pelaksanaan ibadah siswa sedangkan kerjasama ditekankan

pada perilaku siswa dalam bersosialisasi.

Pembinaan aktivitas keagamaan memiliki fungsi yang penting dalam

pengembangan watak dan kepribadian anak didik. Ia juga berperan dalam

pengembangan sistem kehidupan yang sehat sehingga mampu melahirkan

generasi yang tumbuh secara bertanggung jawab. Pembinaan keagamaan

merupakan upaya sadar untuk mengembangkan cara hidup yang mengikuti

perintah agama. Pola hidup penganut agama didasari oleh penghayatan atas

nilai-nilai yang dianutnya. Nilai-nilai itu diserap untuk dipraktikkan dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 248: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

227

Adapun penjelasan tentang perilaku beragama siswa setelah

mendapatkan pembinaan aktivitas keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-

Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung, sebagai berikut:

1. Perilaku Tanggung Jawab

Perilaku tanggung jawab siswa di MIN Mergayu dan MI Al-

Azhaar secara umum sudah cukup baik. Perilaku tanggung jawab siswa

MIN Mergayu setelah mendapatkan pembinaan aktivitas keagamaan

yaitu siswa sudah memiliki tanggung jawab dalam beribadah dan menaati

aturan-aturan di madrasah maupun di rumah meskipun masih ada saja

siswa yang melakukan aktivitas keagamaan atau dalam pembelajaran

dengan bermain-main dan mengganggu temannya. Sedangkan perilaku

tanggung jawab siswa MI Al-Azhaar secara umum sudah cukup baik.

Siswa melaksanakan ibadah dengan baik dan tertib.

Perilaku tanggung jawab siswa di MIN Mergayu dan MI Al-

Azhaar terlihat ketika siswa melaksanakan aktivitas keagamaan di

madrasah dan di rumah, mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan

baik, mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan

madrasah dan di rumah, serta menunjukkan kecintaan dan kepedulian

terhadap lingkungan madrasah.

Tanggung jawab merupakan sikap atau perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia

Page 249: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

228

lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan

budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.13

Tanggung jawab sebagai umat-Nya adalah menjalankan perintah-

Nya dan menjauhi larangan-Nya. Tanggung jawab adalah sifat terpuji

yang mendasar dalam diri manusia. Sehingga dengan melaksanakan

aktivitas keagamaan di madrasah dengan baik perilaku tanggung jawab

siswa bisa terbentuk.

2. Perilaku Disiplin

Penerapan kebiasaan baik dan kedisiplinan adalah faktor

pendidikan yang paling baik serta sarana yang paling efektif untuk

menumbuhkan keimanan dan akhlak mulia pada anak. Faktor ini paling

baik karena menekankan pada pengawasan dan pendampingan anak, juga

menggunakan bujukan dan ancaman, tak diragukan lagi bahwa

pengajaran dan kedisiplinan yang diberikan sejak kecil selalu berhasil

mengantarkan seorang anak kepada keberhasilan dan kebahagiaan.14

Perilaku disiplin siswa di MIN Mergayu setelah mendapatkan

pembinaan aktivitas keagamaan sudah cukup baik meskipun kadang-

kadang ada siswa yang masih malas. Sedangkan perilaku disiplin siswa di

MI Al-Azhaar sudah terbentuk dalam diri siswa setelah mendapatkan

pembinaan aktivitas keagamaan. Semua warga sekolah juga sangat ketat

dalam mengawasi kedisiplinan siswa.

13

Arismantoro, Tinjaun Berbagai Aspek..., hlm. 29. 14

Elizabeth B Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: PT Erlangga, 1999), hlm. 33.

Page 250: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

229

Perilaku disiplin siswa di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar terlihat

ketika siswa menaati peraturan yang ditetapkan bersama di madrasah,

melaksanakan aktivitas keagamaan tepat waktu di madrasah maupun di

rumah, menyelesaikan tugas dari guru tepat waktu, dan konsisten dalam

mengerjakan aktivitas keagamaan baik di madrasah maupun di rumah.

Tujuan penanaman disiplin sejak dini adalah untuk mengarahkan

anak agar mereka belajar mengenai hal-hal baik yang merupakan

persiapan bagi masa dewasa. Jika sejak dini sudah ditanamkan disiplin,

mereka akan menjadikan sebagai kebiasaan dan bagian dari dirinya.15

3. Perilaku Kerjasama

Perilaku kerjasama siswa di MIN Mergayu setelah mendapatkan

pembinaan aktivitas keagamaan sudah cukup baik. Siswa bisa

bersosialisasi dengan baik. Sedangkan perilaku kerjasama di MI Al-

Azhaar setelah mendapatkan pembinaan aktivitas keagamaan sudah

cukup baik, bahkan siswa memiliki sifat sosial untuk membantu orang

lain yang membutuhkan bantuan.

Perilaku kerjasama siswa MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar terlihat

ketika siswa bekerjasama dengan guru dan teman dalam melaksanakan

aktivitas keagamaan di madrasah, bekerjasama dalam kelompok, dan

tolong menolong sesama teman, membantu teman yang mengalami

musibah, serta selalu bersikap baik dengan guru dan teman sebaya.

15

Ngainun Naim, Character Building: Optimalisasi…, hlm. 143.

Page 251: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

230

Menurut Soerjono Soekanto, kerjasama merupakan suatu usaha

bersama orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan

tertentu. Pendapat tersebut sudah jelas mengatakan bahwa kerjasama

merupakan bentuk hubungan antara beberapa pihak yang saling

berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama.16

Kerjasama adalah sikap orang beriman yang saling menghargai,

saling peduli, saling membantu, saling mendukung, saling melancarkan,

tidak menjatuhkan atau merugikan orang lain, dan tidak saling

memfitnah. Kerjasama yang baik juga mengandung arti kerjasama dalam

hal kebaikan yang sama-sama dikerjakan dengan baik untuk mendapatkan

kebaikan bersama.

Aktivitas keagamaan merupakan salah satu wahana atau alat untuk

melakukan penanaman nilai kepada siswa. Apabila nilai-nilai keagamaan

sudah tertanam dalam diri siswa akan mampu bertindak dan berperilaku yang

sesuai dengan ajaran agama Islam, sehingga membentuk pribadi yang baik

dan berbudi luhur.

Pembinaan mental seseorang seharusnya dimulai sejak kecil. Sangat

tepat apa yang dilakukan guru MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan

Bandung Kabuparen Tulungagung dengan melakukan pembinaan mental

spiritual siswa. Di mana siswa usia madrasah ibtidaiyah sedang mengalami

perkembangan sehingga perlu dibimbing dan diarahkan sesuai dengan

psikologi siswa. Semua pengalaman yang dilalui baik yang disadari atau

16

Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar…, hlm. 66.

Page 252: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

231

tidak, ikut mempengaruhi dan menjadi unsur-unsur yang bergabung dalam

kepribadian seseorang. Diantara unsur-unsur terpenting tersebut yang akan

menentukan corak kepribadian seseorang dikemudian hari ialah nilai-nilai

yang diambil dari lingkungan keluarga dan sekolah. Nilai-nilai yang

dimaksud adalah nilai-nilai agama, moral, dan sosial. Apabila dalam

pengalaman waktu kecil itu banyak didapat nilai-nilai agama, maka

kepribadiannya akan mempunyai unsur-unsur yang baik.

Demikian sebaliknya, jika nilai-nilai yang diterimanya itu jauh dari

agama maka unsur-unsur kepribadiannya akan jauh pula dari agama dan

relatif mudah goncang. Karena nilai-nilai positif yang tetap dan tidak

berubah-ubah sepanjang zaman adalah nilai-nilai agama, sedang nilai-nilai

sosial dan moral yang didasarkan pada selain agama akan sering mengalami

perubahan, sesuai dengan perkembangan masyarakat itu sendiri. Karena

itulah maka mental (kepribadian) yang hanya terbina dari nilai-nilai sosial

dan moral yang mungkin berubah dan goyah itu, akan membawa kepada

kegoncangan jiwa apabila tidak diimbangi dengan nilai keagamaan.

Page 253: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

232

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan hasil penelitian yang ditemukan berdasarkan wawancara,

observasi, dan dokumentasi bahwa pembinaan perilaku beragama melalui

aktivitas keagamaan (studi multi kasus di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar

Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung) sebagai berikut:

1. Pelaksanaan aktivitas keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar

Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung yaitu melaksanakan doa

bersama sebelum memulai dan ketika selesai kegiatan belajar mengajar,

menghafalkan Asmaul Husna, membaca Al-Quran 15 menit sebelum

waktu belajar jam pertama dimulai, hafalan surat-surat pendek dalam Al-

Quran, shalat dhuha berjamaah, shalat dzuhur berjamaah, melaksanakan

shalat jumat untuk siswa laki-laki, infak atau menyisihkan sebagian uang

saku untuk bersedekah.

2. Proses pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas keagamaan di

MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten

Tulungagung perlu adanya pengorganisasian, ceramah agama, bimbingan

serta pengawasan. Pengorganisasian pembinaan perilaku beragama siswa

melalui aktivitas keagamaan melibatkan seluruh warga sekolah mulai dari

Kepala Sekolah, waka kesiswaan, koordinasi aktivitas keagamaan,

koordinator pembinaan ibadah, koordinator pembinaan akhlakul karimah,

semua guru, wali kelas, serta wali murid. Ceramah agama dalam

Page 254: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

233

membina perilaku beragama siswa melalui aktivitas keagamaan lebih

ditekankan pada materi keagamaan agar pemahaman agama siswa lebih

meningkat. Setelah ceramah agama dilakukan proses bimbingan yang

dimulai dengan membimbing siswa mengambil wudhu memberikan

nasehat agar nilai-nilai baik tertanam dalam jiwa siswa. Kemudian

membimbing siswa melaksanakan aktivitas keagamaan dengan baik dan

memberikan contoh atau teladan kepada siswa. Sedangkan pengawasan

pembinaan perilaku beragama siswa melalui aktivitas keagamaan

dilakukan oleh Kepala Sekolah, wali kelas, semua warga sekolah dan

wali murid.

3. Perilaku beragama setelah mendapatkan pembinaan aktivitas keagamaan

di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten

Tulungagung

a. Perilaku tanggung jawab

Perilaku tanggung jawab siswa di MIN Mergayu dan MI Al-

Azhaar setelah mendapatkan pembinaan aktivitas keagamaan secara

umum sudah cukup baik. Siswa sudah dapat bertanggung jawab

dalam melaksanakan ibadah.

b. Perilaku disiplin

Perilaku disiplin siswa di MIN Mergayu setelah mendapatkan

pembinaan aktivitas keagamaan sudah cukup baik meskipun kadang-

kadang ada siswa yang masih malas. Sedangkan perilaku disiplin

Page 255: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

234

siswa di MI Al-Azhaar sudah terbentuk dalam diri siswa setelah

mendapatkan pembinaan aktivitas keagamaan.

c. Perilaku kerjasama

Perilaku kerjasama siswa di MIN Mergayu setelah

mendapatkan pembinaan aktivitas keagamaan sudah cukup baik.

Siswa bisa bersosialisasi dengan baik. Sedangkan perilaku kerjasama

siswa di MI Al-Azhaar setelah mendapatkan pembinaan aktivitas

keagamaan sudah cukup baik, bahkan siswa memiliki sifat sosial

untuk membantu orang lain yang membutuhkan bantuan.

B. Implikasi

Aktivitas keagamaan mampu membentuk kepribadian atau perilaku

siswa yang diarahkan pada pencapaian kompetensi peserta didik secara aktif

dalam mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Pendidikan semata-mata tidak hanya mencetak manusia yang mampu

menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus diimbangi oleh

penguasaan dan kemampuan mengamalkan nilai-nilai karakter atau memiliki

nilai moral. Kecerdasan intelektual harus diiringi dengan kecerdasan

emosional dan spiritual.

Page 256: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

235

C. Saran

1. Bagi lembaga pendidikan, seyogyanya dapat menyeimbangkan

kecerdasan akademik dengan kecerdasan emosional dan spiritual.

Hendaknya lembaga pendidikan dapat memberdayakan aktivitas

keagamaan dalam rangka penanaman nilai keagamaan kepada siswa,

sehingga siswa mempunyai perilaku tanggung jawab, disiplin dan

kerjasama yang baik.

2. Bagi guru, harus selalu memberikan motivasi serta dukungan kepada para

siswa supaya lebih semangat dan selalu aktif dalam melaksanakan

aktivitas keagamaan. Guru tidak hanya mengajar tetapi sekaligus

mendidik. Mengajar hanya sebatas memberikan ilmu, namun mendidik

yaitu mentransformasikan pengetahuan sekaligus nilai-nilai moral anak.

Pekerjaan ini tidak mudah, butuh waktu lama, yang membutuhkan

keteladanan prima dalam bertutur sapa, bergaul, bersikap, belajar dan

bersosialisasi di tengah masyarakat.

3. Bagi peneliti selanjutnya, supaya dilakukan penelitian lebih lanjut yang

mampu mengungkapkan lebih dalam tentang pembinaan perilaku

beragama melalui aktivitas keagamaan.

Page 257: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

236

DAFTAR RUJUKAN

A. G. Lugandi. 1989. Pendidikan Orang Dewasa (Sebuah Uraian Praktek, Untuk

Pembimbing, Penatar, Pelatih, dan Penyuluh Lapangan ). Jakarta: Gramedia.

A’yunin. T. th. The Power Of Dhuha Kunci Memaksimalkan Shalat Dhuha

dengan Doa-Doa Mustajab. Jakarta: PT Gramedia.

Abdullah, Mas Udik. 2000. Meledakkan IESQ dengan Langkah Taqwa dan

Tawakal. Jakarta: Zikrul Hakim.

Acimun. Istigfar: Perilaku beragama dalam

http://istigfar.blogspot.com/2010/12/perilaku-beragama.html diakses pada

tanggal 20 Mei 2015.

Aghla, Ummi. 2004. Mengakrabkan Anak Pada Ibadah. Jakarta: Almahira.

Agustian, Ary Ginanjar. 2005. ESQ (Emotional Spiritual Quontient). Jakarta:

Arga Wijaya Persada.

Al-Damawy, Syaifuddin. 2009. Mukjizat Asmaul Husna, Rahasia, Keajaiban,

Keistimewaan, Kekuatan, dan Khasiat Nama Allah Teragung. Jakarta:

Pustaka Al-Mawardi di PT Al-Mawardi Prima.

al-Firdaus, Iqro’. 2014. Dhuha Itu Ajaib!. Jogjakarta: Diva Press.

. 2014. Engkau Wajib Kaya Bila Shalat Dhuha & Bersedekah

dengan Benar. Jogjakarta: Diva Press.

Al-Hanif, Sekilas Tentang Penelitian Kualitatif Bagian II, dalam

http://hefnizeinstainjember.blogspot.nl/2014/sekilas-tentang-penelitian-

kualitatif.html. diakses pada tanggal 06 Juli 2015.

Al-Jarjawi, Syekh Ali Ahmad. 2006. Indahnya Syariat Islam. Jakarta: Gema

Insani.

Al-Kumayi, Sulaiman. 2007. Shalat : Penyembahan dan Penyembuhan.T.k.t.:

Erlangga.

Amin, Moh. dkk. 2000. Modul Quran Hadits I. Jakarta: Direktorat Jendral

Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.

Ancok, Djamaluddin & Fuat Nashori Suroso. 1994. Psikologi Islami. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Ancok, Djamaluddin. 1995. Psikologi Islam: Solusi Islam atas Problem-problem

Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 258: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

237

An-Nahlawi, Abdurrahman. 1995. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan

Masyarakat. diterjemahkan oleh Shihabuddin. Jakarta: Gema Insani Press.

Anwar, Saifuddin. 1998. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pelajar Offset.

Arifin. 1991. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Arifin, Imron. 1996. Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu-Sosial Keagamaan.

Surabaya: Kalimasada Press.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Yogyakarta: Rineka Cipta.

. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta

Rineka Cipta.

Arismantoro. 2008. Tinjaun Berbagai Aspek Character Building. Cet. I. Jakarta:

Tiara Wacana.

As-Sadlaan, Shalih bin Ghanim. 2003. Bimbingan Lengkap Shalat Jama’ah

Menurut Sunnah Nabi. diterjemahkan oleh Abu Ihsan Al-Maidani Al-

Atsari. Solo: At-Tibyan.

Bafadhal, Ibrahim. 2002. Teknik Analisis Data Penelitian Kualitatif. Malang:

Lembaga Penelitian Unisma.

Bashori, Agus. “Mendidik Anak Membimbing Istri Melayani Keluarga”. Al Umm.

(Vol II, Desember 2012).

Basri, Muh. Mu’inudinillah. 2014. Bimbingan Shalat Lengkap sesuai Sunnah.

Solo: Ar Rijal.

Ciptaningsih, Wening Lestari. 2010. Upaya Peningkatan Hafalan Surat-Surat

Pendek melalui Metode Practice-Rehearsal Pairs Pada Siswa Kelas V SD

Negeri 1 Kemiriombo Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung.

Skripsi: STAIN Salatiga.

Daradjat, Zakiah. 1982. Pendidikan Agama dalam Pembinaan Moral. Jakarta:

Bulan Bintang.

. 1985. Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental. Jakarta:

Bulan Bintang.

. 1983. Kepribadiam Guru. Jakarta: Bulan Bintang.

Depag RI. 1983. Pola Pembinaan Mahasiswa IAIN. Jakarta: al-Ma’arif.

Departemen Agama RI. 2007. Al-Quran dan Terjemahannya. Bandung: CV

Diponegoro.

Page 259: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

238

Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi

Ke-3. Jakarta: Balai Pustaka.

Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang:

YA3.

Fathurrohman, Muhammad. 2015. Budaya Religius dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan: Tinjauan Teoritik dan Praktik Kontekstualisasi Pendidikan

Agama di Sekolah. Yogyakarta: Kalimedia.

Fattah, Nanang. 2009. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Fitri, Agus Zaenul. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika di Sekolah.

Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Ghazali, Imam. 2008. Bertambah Kaya Lewat Shalat Dhuha Ritual Halal

Menjemput Rejeki. Jakarta: Mitrapress.

Hamidi. 2010. Penelitian Kualitatif Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan

Penelitian.(Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.

Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.

Helmi, Masdar. 1971. Peranan Dakwah Islam dalam Pembinaan Ummat.

Semarang: Lemb.

Hurlock, Elizabeth B. 1999. Perkembangan Anak. Jakarta: PT Erlangga.

Ilahi, Muhammad Takdir. 2012. Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Jalaludin. 1996. Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Jalaluddin. 1993. Pengantar Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Kalam Mulia.

Jaya, Ashad Kusuma. 2001. Risalah Kekuatan Jiwa. Yogyakarta: Media Insani.

JP. Chaplin. 2004. Kamus Lengkap Psikologi. terj. Kartini Kartono. (Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Juanda, Anda. 2011. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Pendidikan

Agama Islam Serta Implikasinya Terhadap Perilaku Keberagamaan Siswa

MTS Negeri dan SMP Negeri Bandung. Disertasi. Program Doktor

Universitas Pendidikan Indonesia.

Latief, Abdul. 2009. Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan. Bandung: PT.

Reflika Aditama.

Page 260: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

239

Lester D Crow dan Alice Crow. 1948. Psikologi Pendididkan. Surabaya: Bina

Ilmu.

Mahmudi. 2014. Pendidikan Karakter: Konsep dan Impementasi. Bandung:

Alfabeta.

Masruroh, Atik. 2015. Pengembangan Kegiatan Keagamaan Dalam Membentuk

Kepribadian Peserta Didik (Studi Multisitus di MIN Kunir Wonodadi

Blitar dan MIN Kolomayan Wonodadi Blitar). Tesis. Ilmu Pendidikan

Dasar Islam (IPDI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung.

Matthew B. Milles dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.

Jakarta: UI Press.

Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Muhaimin, dkk.. 2002. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT. Rosdakarya.

Muhaimin. 2009. Rekonstruksi Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

. 2006. Nuansa Baru Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Mujib, Muhaimin Abd. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosofis dan

Kerangka Dasar Operasionalnya. Bandung: Trigenda Karya.

Mulyadi. 2013. Metode Penanaman Nilai-Nilai Agama Islam dalam Pembentukan

Perilaku Keagamaan Siswa di Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 28 Solo

Baru Sukoharjo. Tesis. Program Pascasarjana Pendidikan islam

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Jogjakarta:

Ar Ruzz Media.

Mustamar, Marzuqi. 2007. Al-Muqtathofat li Ahli Al-Bidaayah. Malang: Ma’had

Sabiilurrosyad As-Salafi.

Naim, Ngainun. 2012. Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan

Dalam Pengembangan Ilmu & Pembentukan Karakter Bangsa. Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media.

Nasution. 2001. Metode Research Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.

Nata, Abuddin. 2007. Manajemen Pendidikan Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia.

Page 261: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

240

Nikmaturrohmah, Imroatul Latif. 2014. Pembiasaan Shalat Dhuha dalam

Pembinaan Akhlak Peserta Didik di MTS. Al-Ghazali Panjerejo

Rejotangan Tulungagung. Skripsi: IAIN Tulungagung.

Noor, Syamsuddin. 2008. Dahsyatnya Doa Para Nabi. Jakarta: Wahyu Media.

Panel dan Latihan.

Poerbakawatja, Soegarda dan Harahap. 1982. Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta:

Gunung Agung.

Poerwadarminto. 1984. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Purwanto, Ngalim. 2010. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Quasem, M. Abdul. 1988. Etika Al-Ghazali: Etika Majemuk di Dalam Islam.

Bandung: Pustaka.

R. Chandra. Kajian Pustaka tentang Perilaku, dalam

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34615/4/Chapter%2520II.

pdf diakses pada tanggal 15 Mei 2015.

Rahmat, Jalaudin. 1992. Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ramayulis. 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Ratih, Yohana. Konsep Perilaku, dalam

https://yohanaratihep.wordpress.com/2013/02/22/makalah-konsep-

perilaku/ diakses pada tanggal 16 Mei 2015.

Rohendi, Tarlan. 2013. Pembinaan Nilai-Nilai dan Perilaku Keagamaan di SLTP:

Studi Kasus tentang Upaya Kepala Sekolah SLTP Negeri 1 Katapang dan

Kepala Madrasah MTS Al-Haq Margahayu Kabupaten Bandung. Tesis.

Program Pascasarjana Pendidikan Umum Universitas Pendidikan

Indonesia.

S. Nasution. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Sa’adudin, Abdul Mu’min. 2006. Meneladani Akhlak Nabi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Sabiq, Sayid. 1977. Fiqhus Sunnah. Bandung: PT Al-Ma’arif.

Sahlan, Asmaun. 2010. Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah (Upaya

Mengembangkan PAI dari Teori ke Aksi). Malang: UIN-Maliki Press.

Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:

Kencana.

Page 262: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

241

Santana, Septiawan. 2007. Menulis Ilmiah: Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 1996. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: PT Bulan

Bintang.

Sati, Pakih. 2013. Dahsyatnya Tahajud, Dhuha, Sedekah (TDS). Surakarta: Al-

Qudwah.

Shihab, M. Qurais. 1998. Mukjizat Al-Quran. Bandung: Mizan.

Shodiq. 2012. Strategi Pembinaan Aktivitas Keagamaan Siswa di Sekolah Dasar

Negeri Tlogoarum 01 dan Sekolah Dasar Negeri Trangkilan Kecamatan

Wedari Jaksa Kabupaten Pati, Tesis, Program Pascasarjana Studi Islam

IAIN Walisongo.

Sholeh, Makherus. 2014. Pendidikan Karakter melalui Implementasi Budaya

Religius di Sekolah (Studi Kasus di MIN Kunir Kabupaten Blitar dan SD

Zamrotul Salamah Kabupaten Tulungagung). Proposal Tesis. tidak

diterbitkan. Malang: Program Magister Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah Pascasarjana Universitas Maliki Malang.

Sholiha, Irma Mutiara. 2015. Misteri Dahsyatnya Shalat Tahajud, Subuh, Dhuha.

Jogjakarta: Media Ilmu Abadi.

Siswono, Tatag Yuli Eko. 2008. Mengajar & Meneliti. Surabaya: Unesa

University Press.

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suhasaputra, Uhar. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan

Tindakan. Bandung: Refika Aditama.

Sukiswa, Iwa. 1986. Dasar-Dasar Umum Manajemen Pendidikan. Bandung:

Tarsito.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Rosdakarya.

Suryabrata, Sumardi. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo.

Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan; Suatu Pendekatan Baru, Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Page 263: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

242

Syarifuddin, Ahmad. 2004. Mendidik Anak, Membaca, Menulis, dan Mencintai

Al-Quran. Jakarta: Gema Insani Press.

Tanlain, Wens dkk. 1998. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Tanzeh, Ahmad. 2009. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Teras.

Thoules, Robert H. 2003. Pengantar Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo.

Tim Penyusun. 2015. Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi dan Makalah.

Malang: Pascasarjana UIN Maliki.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Cet. III. Jakarta: Bumi

Aksara.

. 2008. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis kurikulum. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Wahab, Abdul. 1999. Menulis Karya Ilmiah. Surabaya: Ailangga University

Press.

Wiyani, Novan Ardy. 2013. Konsep, Praktik, dan Strategi Membumikan

Pendidikan Karakter di SD. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Yahya, Harun. 2004. Memilih Al-Quran sebagai Pembimbing. Surabaya: Risalah

Gusti.

Yin, Robert K. 2012. Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta: Rajagrafindo

Persada.

Page 264: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ika Puspitasari

NIM : 13761006

Program Studi : Magister Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Tempat, tanggal lahir : Tulungagung, 03 April 1991

Alamat : Ds. Soko Kec. Bandung Kab. Tulungagung

Riwayat Pendidikan :

1. TK Dharma Wanita (1996 – 1997)

2. SD Negeri Soko (1997 – 2003)

3. MTs Negeri Bandung (2003 – 2006)

4. MAN Trenggalek (2006 – 2009)

5. STAIN Tulungagung (2009 – 2013)

Page 265: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN
Page 266: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

PEDOMAN OBSERVASI

MIN MERGAYU

1. Aktivitas/kejadian : Aktivitas keagamaan

2. Tempat : Kelas atau Masjid

3. Observer/Subjek : Kepala Sekolah, Guru, Siswa

4. Observer/Peneliti :

5. Tanggal :

6. Waktu :

No. Fokus atau Sub Fokus Indikator Hasil Observasi

1. Pelaksanaan aktivitas

keagamaan di madrasah.

Mengamati

pelaksanaan aktivitas

keagamaan:

Berdoa bersama

sebelum memulai

dan ketika selesai

kegiatan belajar

mengajar.

Membaca Al-

Quran 15 menit

sebelum waktu

belajar jam

pertama dimulai.

Hafalan surat-

surat pendek

dalam Al-Quran.

Shalat dhuha

berjamaah.

Shalat dzuhur

berjamaah.

Infak atau

menyisihkan

sebagian uang

saku untuk

bersedekah.

2. Proses pembinaan perilaku

beragama melalui aktivitas

keagamaan.

Pengorganisasian

pembinaan

perilaku beragama

melalui aktivitas

Page 267: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

keagamaan.

Ceramah agama

dalam pembinaan

perilaku beragama

melalui aktivitas

keagamaan.

Bimbingan

pembinaan

perilaku beragama

melalui aktivitas

keagamaan.

Pengawasan

pembinaan

perilaku beragama

melalui aktivitas

keagamaan.

3. Perilaku beragama setelah

mendapatkan pembinaan

aktivitas keagamaan.

Perilaku tanggung

jawab:

Melaksanakan

aktivitas

keagamaan

dengan baik di

madrasah dan di

rumah.

Mengerjakan

tugas yang

diberikan guru

dengan baik.

Mematuhi aturan-

aturan sosial yang

berlaku dalam

lingkungan

madrasah dan di

rumah.

Menunjukkan

kecintaan dan

kepedulian

terhadap

lingkungan

madrasah.

Perilaku disiplin:

Menaati peraturan

yang di tetapkan

bersama di

madrasah.

Page 268: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

Melaksanakan

aktivitas

keagamaan tepat

waktu di

madrasah maupun

di rumah.

Menyelesaikan

tugas dari guru

tepat waktu.

Konsisten dalam

mengerjakan

aktivitas

keagamaan baik

di madrasah

maupun di rumah.

Perilaku kerjasama:

Bekerjasama

dengan guru dan

teman dalam

melaksanakan

aktivitas

keagamaan di

madrasah.

Bekerjasama

dalam kelompok,

dan tolong

menolong sesama

teman.

Membantu teman

yang mengalami

musibah.

Selalu bersikap

baik dengan guru

dan teman sebaya.

Page 269: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

PEDOMAN OBSERVASI

MI AL-AZHAAR

1. Aktivitas/kejadian : Aktivitas keagamaan

2. Tempat : Kelas atau Masjid

3. Observer/Subjek : Kepala Sekolah, Guru, Siswa

4. Observer/Peneliti :

5. Tanggal :

6. Waktu :

No. Fokus atau Sub Fokus Indikator Hasil Observasi

1. Pelaksanaan aktivitas

keagamaan di madrasah.

Mengamati

pelaksanaan aktivitas

keagamaan:

Berdoa bersama

sebelum memulai

dan ketika selesai

kegiatan belajar

mengajar.

Menghafalkan

Asmaul Husna.

Membaca Al-

Quran 15 menit

sebelum waktu

belajar jam

pertama dimulai.

Hafalan surat-

surat pendek

dalam Al-Quran.

Shalat dhuha

berjamaah.

Shalat dzuhur

berjamaah.

Melaksanakan

shalat jumat untuk

siswa laki-laki.

Infak atau

menyisihkan

sebagian uang

saku untuk

Page 270: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

bersedekah.

2. Proses pembinaan perilaku

beragama melalui aktivitas

keagamaan.

Pengorganisasian

pembinaan

perilaku beragama

melalui aktivitas

keagamaan.

Ceramah agama

dalam pembinaan

perilaku beragama

melalui aktivitas

keagamaan.

Bimbingan

pembinaan

perilaku beragama

melalui aktivitas

keagamaan.

Pengawasan

pembinaan

perilaku beragama

melalui aktivitas

keagamaan.

3. Perilaku beragama setelah

mendapatkan pembinaan

aktivitas keagamaan.

Perilaku tanggung

jawab:

Melaksanakan

aktivitas

keagamaan

dengan baik di

madrasah dan di

rumah.

Mengerjakan

tugas yang

diberikan guru

dengan baik.

Mematuhi aturan-

aturan sosial yang

berlaku dalam

lingkungan

madrasah dan di

rumah.

Menunjukkan

kecintaan dan

kepedulian

terhadap

lingkungan

madrasah.

Page 271: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

Perilaku disiplin:

Menaati peraturan

yang di tetapkan

bersama di

madrasah.

Melaksanakan

aktivitas

keagamaan tepat

waktu di

madrasah maupun

di rumah.

Menyelesaikan

tugas dari guru

tepat waktu.

Konsisten dalam

mengerjakan

aktivitas

keagamaan baik

di madrasah

maupun di rumah.

Perilaku kerjasama:

Bekerjasama

dengan guru dan

teman dalam

melaksanakan

aktivitas

keagamaan di

madrasah.

Bekerjasama

dalam kelompok,

dan tolong

menolong sesama

teman.

Membantu teman

yang mengalami

musibah.

Selalu bersikap

baik dengan guru

dan teman sebaya.

Page 272: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

PEDOMAN WAWANCARA

A. Kepala Sekolah

Nama Informan

Tanggal Wawancara

Tempat Wawancara

No Pertanyaan Jawaban

1. Apa tujuan utama aktivitas keagamaan

di madrasah?

2. Apa saja aktivitas keagamaan yang

dilaksanakan di madrasah?

3. Secara umum bagaimana perilaku

beragama yang meliputi tanggung

jawab, disiplin, dan kerjasama siswa di

madrasah?

4. Seperti apa pembinaan perilaku

beragama yang meliputi tanggung

jawab, disiplin, dan kerjasama siswa

melalui aktivitas keagamaan?

5. Siapa saja yang terlibat dalam

pembinaan perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin, dan

kerjasama siswa melalui aktivitas

keagamaan?

6. Apakah terdapat kesulitan dalam

pembinaan perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin, dan

kerjasama siswa melalui aktivitas

keagamaan?

7. Bagaimana pengorganisasian pembinaan

perilaku beragama yang meliputi

tanggung jawab, disiplin, dan kerjasama

siswa melaluiaktivitas keagamaan?

8. Bagaimana peran guru dalam

pembinaan perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin, dan

kerjasama siswa melalui aktivitas

keagamaan?

9. Bagaimana ceramah agama dalam

pembinaan perilaku beragama siswa

melalui aktivitas keagamaan?

Page 273: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

10. Apakah sarana dan prasarana

mendukung dalam pembinaan perilaku

beragama siswa melalui aktivitas

keagamaan?

11. Bagaimana perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin, dan

kerjasama siswa setelah mendapatkan

pembinaan aktivitas keagamaan?

12. Bagaimana pengawasan yang Bapak

lakukan dalam pembinaan perilaku

beragama yang meliputi tanggung

jawab, disiplin, dan kerjasama siswa di

madrasah?

B. Guru atau Koordinasi Aktivitas Keagamaan

Nama Informan

Tanggal Wawancara

Tempat Wawancara

No Pertanyaan Jawaban

1. Secara umum bagaimana perilaku

beragama yang meliputi tanggung

jawab, disiplin, dan kerjasama siswa di

madrasah?

2. Bagaimana pelaksanaan aktivitas

keagamaan di madrasah?

3. Apakah aktivitas keagamaan sudah

dilaksanakan dengan baik di madrasah?

4. Bagaimana ceramah agama dalam

pembinaan perilaku beragama siswa

melalui aktivitas keagamaan?

5. Apa yang Bapak atau Ibu guru lakukan

dalam membina atau membimbing

perilaku beragama yang meliputi

tanggung jawab, disiplin, dan kerjasama

siswa melalui aktivitas keagamaan?

6. Persiapan apa saja yang Bapak atau Ibu

guru lakukan sebelum melakukan

pembinaan perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin, dan

kerjasama siswa melalui aktivitas

keagamaan?

Page 274: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

7. Apakah Bapak atau Ibu guru kesulitan

dalam membina perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin, dan

kerjasama siswa melalui aktivitas

keagamaan?

8. Bagaimana pengawasan Bapak atau Ibu

guru dalam melaksanakan pembinaan

perilaku beragama melalui aktivitas

keagamaan?

9. Apakah sarana dan prasarana sekolah

memadai dalam melaksanakan

pembinaan perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin, dan

kerjasama siswa melalui aktivitas

keagamaan?

10. Bagaimana perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin, dan

kerjasama siswa setelah mendapatkan

pembinaan aktivitas keagamaan?

C. Siswa

Nama Informan

Tanggal Wawancara

Tempat Wawancara

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kamu senang mengikuti

aktivitas keagamaan di madrasah?

2. Aktivitas keagamaan apa yang kamu

ikuti di madrasah?

3. Bagaimana perilaku teman kamu saat

melaksanakan aktivitas keagamaan?

4. Apa saja manfaat aktivitas keagamaan

bagi kamu?

5. Siapa saja yang membimbing

melaksanakan aktivitas keagamaan?

6. Apakah kamu melaksanakan aktivitas

keagamaan dengan baik di madrasah

maupun di rumah?

7. Apakah kamu melaksanakan aktivitas

keagamaan tepat waktu baik di

madrasah maupun di rumah?

Page 275: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

8. Apakah kamu konsisten dalam

mengerjakan aktivitas keagamaan di

madrasah dan di rumah?

9. Apakah kamu melakukan kerjasama

antara guru dan teman yang lain dalam

aktivitas keagamaan dan kegiatan

pembelajaran di madrasah?

10. Apakah kamu bekerjasama dalam

kelompok, dan tolong menolong sesama

teman?

D. Orang tua

Nama Informan

Tanggal Wawancara

Tempat Wawancara

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah anak Bapak atau Ibu

melaksanakan aktivitas keagamaan

dengan baik di rumah?

2. Apakah anak Bapak atau Ibu

melaksanakan ibadah tepat waktu?

3. Apakah anak konsisten dalam

mengerjakan ibadah ketika di rumah?

4. Apakah anak Bapak atau Ibu bersikap

baik ketika di rumah?

5. Apakah anak suka menolong orang lain

yang terkena musibah?

6. Apakah keterangan di buku penghubung

siswa itu sesuai dengan keseharian anak

di rumah?

Page 276: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

PEDOMAN DATA DOKUMENTASI

1. Profil MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten

Tulungagung.

2. Data tentang struktur organisasi, dan nama-nama pengurus MIN Mergayu

dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung.

3. Data tentang guru, karyawan, dan siswa MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar

Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung.

4. Data tentang sarana dan prasarana yang menunjang pembinaan perilaku

beragama siswa melalui aktivitas keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-

Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung.

5. Data tentang daftar aktivitas keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar

Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung.

6. Data tentang jadwal aktivitas keagamaan di MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar

Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung.

7. Buku penghubung antara wali murid dengan sekolah.

8. Foto selama pembinaan perilaku beragama melalui aktivitas keagamaan di

MIN Mergayu dan MI Al-Azhaar Kecamatan Bandung Kabupaten

Tulungagung.

Page 277: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

HASIL OBSERVASI

MIN MERGAYU

1. Aktivitas/kejadian : Aktivitas keagamaan

2. Tempat : Kelas atau Masjid

3. Observer/Subjek : Kepala Sekolah, Guru, Siswa

4. Observer/Peneliti : Ika Puspitasari

5. Tanggal : 16 Oktober 2015 – 02 November 2015

6. Waktu : 07.00-13.00

No. Fokus atau Sub Fokus Indikator Hasil Observasi

1. Pelaksanaan aktivitas

keagamaan di madrasah.

Mengamati

pelaksanaan aktivitas

keagamaan:

Berdoa bersama

sebelum memulai

dan ketika selesai

kegiatan belajar

mengajar.

Membaca Al-

Quran 15 menit

sebelum waktu

belajar jam

pertama dimulai.

Hafalan surat-

surat pendek

dalam Al-Quran.

Shalat dhuha

berjamaah.

Shalat dzuhur

berjamaah.

Infak atau

menyisihkan

sebagian uang

saku untuk

bersedekah.

Pelaksanaan aktivitas

keagamaan di madrasah

pada tanggal 16 Oktober

2015 yaitu:

Sebelum memulai

kegiatan belajar

mengajar setiap pagi

siswa selalu berdoa

bersama yang dipandu

oleh ketua kelas.

Siswa langsung

membaca Al-Quran 15

menit setiap pagi

sebelum proses

pembelajaran dimulai

dengan dipandu oleh

guru yang mengajar jam

pertama di kelas masing-

masing.

Hafalan surat-surat

pendek dalam Al-Quran

ini hukumnya wajib bagi

semua siswa.

Pelaksanaan hafalan

surat-surat pendek ini

setelah shalat dhuha

yang dibimbing oleh

wali kelas.

Shalat dhuha

Page 278: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

dilaksanakan dua rakaat

setiap hari secara

berjamaah sebelum

istirahat.

Kegiatan shalat dzuhur

berjamaah ini diikuti

oleh siswa kelas III, IV,

V maupun kelas VI

selain itu juga diikuti

oleh semua Bapak/Ibu

guru dan karyawan.

Waktunya setiap hari

pukul 12.30-13.00.

Infak atau menyisihkan

sebagian uang saku

untuk bersedekah ini

dilaksanakan setiap hari

Jumat.

2. Proses pembinaan perilaku

beragama melalui aktivitas

keagamaan.

Pengorganisasian

pembinaan

perilaku beragama

melalui aktivitas

keagamaan.

Ceramah agama

dalam pembinaan

perilaku beragama

melalui aktivitas

keagamaan.

Bimbingan

pembinaan

perilaku beragama

melalui aktivitas

keagamaan.

Pengawasan

pembinaan

perilaku beragama

melalui aktivitas

keagamaan.

Pengorganisasian

pembinaan perilaku

beragama melalui

aktivitas keagamaan

melibatkan seluruh

warga sekolah mulai

dari Kepala Sekolah,

koordinasi aktivitas

keagamaan, semua guru,

wali kelas, serta wali

murid. Semuanya harus

bekerjasama agar tujuan

yang ingin dicapai dapat

terwujud. (Observasi

pada tanggal 17 Oktober

2015)

Ceramah agama sudah

terjadwal dengan baik di

MIN Mergayu yang

dilaksanakan setiap hari

Kamis setelah shalat

dhuha. Pelaksanaan

ceramah agama diikuti

oleh seluruh siswa dan

pihak guru yang

membimbing.

(Observasi pada tanggal

29 Oktober 2015)

Page 279: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

Proses bimbingan

pembinaan perilaku

beragama melalui

aktivitas keagamaan

pada tahap awal dapat

dilakukan pemberian

nasehat agar nilai-nilai

baik tertanamkan pada

jiwa siswa. Kemudian

membimbing siswa

melaksanakan aktivitas

keagamaan dengan baik

dan memberikan contoh

atau teladan kepada

siswa. (Observasi pada

tanggal 17 Oktober

2015)

Pengawasan pembinaan

perilaku beragama

melalui aktivitas

keagamaan dilakukan

oleh Kepala Sekolah,

wali kelas, dan wali

murid. (Observasi pada

tanggal 27 Oktober

2015)

3. Perilaku beragama setelah

mendapatkan pembinaan

aktivitas keagamaan.

Perilaku tanggung

jawab:

Melaksanakan

aktivitas

keagamaan

dengan baik di

madrasah dan di

rumah.

Mengerjakan

tugas yang

diberikan guru

dengan baik.

Mematuhi aturan-

aturan sosial yang

berlaku dalam

lingkungan

madrasah dan di

rumah.

Menunjukkan

kecintaan dan

Hasil observasi perilaku

tanggung jawab:

Secara umum siswa

MIN Mergayu sudah

melaksanakan aktivitas

keagamaan dengan baik

di madrasah maupun di

rumah. (Observasi pada

tanggal 24 Oktober

2015)

Secara umum siswa

memperhatikan

penjelasan dari guru

meskipun ada sebagian

siswa yang ramai sendiri

ketika guru menjelaskan

materi pembelajaran.

Kemudian ketika guru

memberikan tugas siswa

langsung mengerjakan

Page 280: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

kepedulian

terhadap

lingkungan

madrasah.

Perilaku disiplin:

Menaati peraturan

yang di tetapkan

bersama di

madrasah.

Melaksanakan

aktivitas

keagamaan tepat

waktu di

madrasah maupun

di rumah.

Menyelesaikan

tugas dari guru

tepat waktu.

Konsisten dalam

mengerjakan

aktivitas

keagamaan baik

di madrasah

maupun di rumah.

Perilaku kerjasama:

Bekerjasama

dengan guru dan

teman dalam

melaksanakan

aktivitas

keagamaan di

madrasah.

Bekerjasama

dalam kelompok,

dan tolong

menolong sesama

teman.

Membantu teman

yang mengalami

musibah.

Selalu bersikap

baik dengan guru

dan teman sebaya.

tugas yang diberikan

guru dengan baik.

Namun ada sebagian

siswa yang mengerjakan

tugas yang diberikan

guru dengan bermain-

main. (Observasi pada

tanggal 27 Oktober

2015)

Secara umum siswa

sudah mematuhi aturan-

aturan sosial yang

berlaku dalam

lingkungan madrasah

terlihat siswa mematuhi

tata tertib yang berlaku

di madrasah. (Observasi

pada tanggal 27 Oktober

2015)

Siswa sudah

menunjukkan kecintaan

dan kepedulian terhadap

lingkungan madrasah.

Setiap hari Jumat pada

pagi hari di MIN

Mergayu Bandung

dilaksanakan Jumat

bersih yaitu semua siswa

dan guru bergotong

royong membersihkan

sekolah. Terlihat siswa

selalu antusias

membersihkan kelasnya

masing-masing yang

dibimbing oleh guru

kelas masing-masing.

(Observasi pada tanggal

30 Oktober 2015)

Hasil observasi perilaku

disiplin:

Secara umum siswa

menaati peraturan yang

sudah ditetapkan tidak

ada siswa yang

melanggar. (Observasi

pada tanggal 27 Oktober

Page 281: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

2015)

Siswa melaksanakan

aktivitas keagamaan

sudah tepat waktu.

Terlihat setiap pagi

siswa tidak pernah lupa

berdoa bersama ketika

sudah masuk kedalam

kelas selanjutnya

membaca Al-Quran 15

menit kemudian

pembelajaran dimulai.

Sebelum istirahat siswa

langsung kemasjid dan

melaksanakan shalat

dhuha serta

menghafalkan surat-

surat pendek. (Observasi

pada tanggal 29 Oktober

2015)

Secara umum siswa

menyelesaikan tugas

yang diberikan guru

dengan tepat waktu.

(Observasi pada tanggal

26 Oktober 2015)

Siswa ada yang

konsisten semangat

dalam mengerjakan

aktivitas keagamaan

baik di madrasah

maupun di rumah.

Namun ada juga ketika

melaksanakan aktivitas

keagamaan masih

malas-malas. (Observasi

pada tanggal 27 Oktober

2015)

Hasil observasi perilaku

kerjasama:

Ketika melaksanakan

aktivitas keagamaan

terlihat siswa

bekerjasama dengan

guru dan temannya.

Waktu shalat sunah

Page 282: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

maupun wajib di

madrasah terlihat

semuanya berjamaah

dengan begitu siswa bisa

bersosialisasi dengan

baik. (Observasi pada

tanggal 17 Oktober

2015)

Secara umum siswa bisa

bekerjasama dalam

kelompok bahkan ada

kelompok yang dibentuk

bisa kompak. Tetapi ada

juga dalam kelompok

yang masih kesulitan

dalam belajar biasanya

teman yang lain

menjelaskan. (Observasi

pada tanggal 24 Oktober

2015)

Siswa di MIN Mergayu

selalu membantu teman

yang mengalami

musibah dengan

melaksanakan infak atau

menyisihkan sebagian

uang saku untuk

bersedekah setiap hari

Jumat. Uang yang

dikumpulkan siswa

digunakan untuk

membantu temannya

yang mengalami

musibah. (Observasi

pada tanggal 30 Oktober

2015)

Siswa secara umum

selalu bersikap baik

dengan gurunya. Selain

bersikap baik dengan

guru, siswa juga

bersikap baik dengan

teman sebayanya.

(Observasi pada tanggal

30 Oktober 2015)

Page 283: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

HASIL OBSERVASI

MI AL-AZHAAR

1. Aktivitas/kejadian : Aktivitas keagamaan

2. Tempat : Kelas atau Masjid

3. Observer/Subjek : Kepala Sekolah, Guru, Siswa

4. Observer/Peneliti : Ika Puspitasari

5. Tanggal : 18 Oktober 2015 – 13 November 2015

6. Waktu : 07.00 – 14.00

No. Fokus atau Sub Fokus Indikator Hasil Observasi

1. Pelaksanaan aktivitas

keagamaan di madrasah.

Mengamati

pelaksanaan aktivitas

keagamaan:

Berdoa bersama

sebelum memulai

dan ketika selesai

kegiatan belajar

mengajar.

Menghafalkan

Asmaul Husna.

Membaca Al-

Quran 15 menit

sebelum waktu

belajar jam

pertama dimulai.

Hafalan surat-

surat pendek

dalam Al-Quran.

Shalat dhuha

berjamaah.

Shalat dzuhur

berjamaah.

Melaksanakan

shalat jumat untuk

siswa laki-laki.

Infak atau

menyisihkan

sebagian uang

saku untuk

Pelaksanaan aktivitas

keagamaan di madrasah

pada tanggal 18 Oktober

2015 yaitu:

Setelah melaksanakan

menu sarapan pagi siswa

langsung berdoa

bersama sebelum

kegiatan belajar

mengajar dimulai. Selain

itu siswa juga berdoa

bersama ketika selesai

kegiatan belajar

mengajar.

Menghafalkan Asmaul

Husna dilaksanakan

setelah shalat dhuha

sesuai dengan menu

sarapan pagi siswa yang

dibimbing oleh guru.

Praktik membaca Al-

Quran 15 menit sebelum

waktu belajar jam

pertama dimulai

dilaksanakan setiap hari.

Selain membaca Al-

Quran 15 menit sebelum

waktu belajar jam

pertama dimulai, ada

Page 284: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

bersedekah. juga jadwal mengaji Al-

Quran dengan metode

UMMI.

Hafalan surat-surat

pendek dalam Al-Quran

dilaksanakan pada pagi

hari dan masuk dalam

menu sarapan pagi

siswa. Pelaksanaan

hafalan surat-surat

pendek dalam Al-Quran

dibimbing oleh guru.

Shalat dhuha

dilaksanakan dua rakaat

setiap pagi hari. Shalat

dhuha untuk kelas

rendah dilaksanakan di

mushola secara

berjamaah. Shalat dhuha

untuk kelas tinggi

dilaksanakan di kelas

masing-masing secara

berjamaah.

Shalat dzuhur

dilaksanakan setiap hari

pada pukul 12.25-13.00.

Kegiatan ini diikuti oleh

semua siswa mulai dari

kelas I-VI juga diikuti

oleh semua Bapak/Ibu

guru dan karyawan.

Pelaksanaan shalat

Jumat wajib

dilaksanakan oleh siswa

laki-laki kelas III-VI.

Ketika siswa laki-laki

melaksanakan shalat

Jumat siswa perempuan

kelas III-VI ada

pembinaan risalatul

mahid dan

melaksanakan shalat

dzuhur berjamaah.

(Observasi pada tanggal

23 Oktober 2015)

Infak atau menyisihkan

Page 285: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

sebagian uang saku

untuk bersedekah ini

dilaksanakan setiap hari

Jumat. Selain hari Jumat

siswa dilarang

membawa uang saku.

Kalau ada siswa yang

ketahuan membawa

uang saku selain hari

Jumat uangnya akan

dimasukkan dalam

infak. (Observasi pada

tanggal 23 Oktober

2015)

2. Proses pembinaan perilaku

beragama melalui aktivitas

keagamaan.

Pengorganisasian

pembinaan

perilaku beragama

melalui aktivitas

keagamaan.

Ceramah agama

dalam pembinaan

perilaku beragama

melalui aktivitas

keagamaan.

Bimbingan

pembinaan

perilaku beragama

melalui aktivitas

keagamaan.

Pengawasan

pembinaan

perilaku beragama

melalui aktivitas

keagamaan.

Pengorganisasian dalam

pembinaan perilaku

beragama melalui

aktivitas keagamaan

yang dilaksanakan di MI

Al-Azhaar melibatkan

Kepala Sekolah, waka

kesiswaan, koordinator

pembinaan ibadah,

koordinator pembinaan

akhlakul karimah,

selanjutnya kewali kelas

masing-masing dan juga

wali murid ketika siswa

di rumah. (Observasi

pada tanggal 20 Oktober

2015)

Ceramah agama dalam

pembinaan perilaku

beragama melalui

aktivitas keagamaan

yang dilaksanakan di MI

Al-Azhaar yaitu setelah

jamaah shalat dzuhur.

Pelaksanaan ceramah

agama masih belum

terjadwal rutin.

(Observasi pada tanggal

20 Oktober 2015)

Persiapan yang

dilakukan guru sebelum

memberikan bimbingan

Page 286: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

pembinaan perilaku

beragama melalui

aktivitas keagamaan di

MI Al-Azhaar yaitu guru

memahami standar

operasional prosedur.

Setiap kegiatan

memakai standar

operasional prosedur

dalam melaksanakan

programnya. Dari hasil

observasi bimbingan

yang diberikan guru

sudah cukup baik dalam

membina perilaku

beragama melalui

aktivitas keagamaan

tetapi dalam

pengondisian siswa guru

masih mengalami

kesulitan. (Observasi

pada tanggal 23 Oktober

2015)

Pengawasan yang

dilakukan oleh MI Al-

Azhaar dalam

pembinaan perilaku

beragama melalui

aktivitas keagamaan

dilakukan oleh Kepala

Sekolah, wali kelas,

serta semua warga

sekolah dan wali murid.

(Observasi pada tanggal

23 Oktober 2015)

3. Perilaku beragama setelah

mendapatkan pembinaan

aktivitas keagamaan.

Perilaku tanggung

jawab:

Melaksanakan

aktivitas

keagamaan

dengan baik di

madrasah dan di

rumah.

Mengerjakan

tugas yang

diberikan guru

Hasil observasi perilaku

tanggung jawab:

Secara umum siswa MI

Al-Azhaar sudah

melaksanakan aktivitas

keagamaan dengan baik

di madrasah maupun di

rumah. (Observasi pada

tanggal 20 Oktober

2015)

Siswa memperhatikan

Page 287: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

dengan baik.

Mematuhi aturan-

aturan sosial yang

berlaku dalam

lingkungan

madrasah dan di

rumah.

Menunjukkan

kecintaan dan

kepedulian

terhadap

lingkungan

madrasah.

Perilaku disiplin:

Menaati peraturan

yang di tetapkan

bersama di

madrasah.

Melaksanakan

aktivitas

keagamaan tepat

waktu di

madrasah maupun

di rumah.

Menyelesaikan

tugas dari guru

tepat waktu.

Konsisten dalam

mengerjakan

aktivitas

keagamaan baik

di madrasah

maupun di rumah.

Perilaku kerjasama:

Bekerjasama

dengan guru dan

teman dalam

melaksanakan

aktivitas

keagamaan di

madrasah.

Bekerjasama

dalam kelompok,

dan tolong

menolong sesama

teman.

penjelasan materi yang

disampaikan oleh guru.

Kalau siswa kurang

paham dengan

penjelasan guru mereka

langsung bertanya

kepada gurunya. Ketika

guru memberikan tugas

siswa langsung

mengerjakan tugas

tersebut dengan baik.

(Observasi pada tanggal

20 Oktober 2015)

Secara umum siswa

sudah mematuhi aturan-

aturan sosial yang

berlaku dalam

lingkungan madrasah

terlihat siswa mematuhi

tata tertib yang berlaku

di madrasah. (Observasi

pada tanggal 20 Oktober

2015)

Siswa sudah

menunjukkan kecintaan

dan kepedulian terhadap

lingkungan madrasah

terlihat setiap hari siswa

membersihkan kelas

masing-masing sesuai

piket kelas. (Observasi

pada tanggal 23 Oktober

2015)

Hasil observasi perilaku

disiplin:

Secara umum siswa

menaati peraturan yang

sudah ditetapkan tidak

ada siswa yang

melanggar. Bahkan di

dalam kelas siswa juga

selalu menaati tata tertib

kelas. (Observasi pada

tanggal 23 Oktober

2015)

Siswa melaksanakan

Page 288: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

Membantu teman

yang mengalami

musibah.

Selalu bersikap

baik dengan guru

dan teman sebaya.

aktivitas keagamaan

sudah tepat waktu.

Terlihat ketika bel

masuk setiap pagi siswa

langsung mengambil

wudhu yang belum

wudhu dari rumah,

setelah itu langsung

melaksanakan shalat

dhuha berjamaah dan

melaksanakan menu

sarapan pagi dengan

tertib. (Observasi pada

tanggal 4 November

2015)

Secara umum siswa

menyelesaikan tugas

yang diberikan guru

dengan tepat waktu.

Meskipun kadang ada

siswa yang belum

paham meskipun tepat

waktu dalam

mengumpulkan tugasnya

tapi ada beberapa

jawaban yang kurang

tepat.

Siswa ada yang

konsisten semangat dan

ada juga yang kadang

masih malas dalam

mengerjakan aktivitas

keagamaan baik di

madrasah maupun di

rumah. (Observasi pada

tanggal 4 November

2015)

Hasil observasi perilaku

kerjasama:

Siswa bekerjasama

dengan guru dan juga

temannya ketika

melaksanakan aktivitas

keagamaan. Bisa dilihat

ketika melaksanakan

shalat dhuha dan waktu

Page 289: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

mengerjakan menu

sarapan pagi, siswa

sudah rapi untuk

melaksanakan shalat

dhuha berjamaah.

(Observasi pada tanggal

4 November 2015)

Secara umum siswa bisa

bekerjasama dalam

kelompok. Setiap

kelompok itu selalu

bekerjasama dan saling

tolong menolong. Kalau

salah satu anggota

kelompok melanggar

tata tertib nilai

kelompok akan

berkurang. Sehingga

setiap kelompok selalu

saling mengingatkan

kalau ada temannya

bersikap kurang baik.

(Observasi pada tanggal

4 November 2015)

Siswa di MI Al-Azhaar

setiap hari Jumat selalu

melaksanakan infak atau

menyisihkan uang saku

untuk bersedekah. Uang

yang dikumpulkan siswa

digunakan untuk

membantu temannya

yang mengalami

musibah (Observasi

pada tanggal 6

November 2015)

Page 290: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

HASIL WAWANCARA MIN MERGAYU

A. Kepala Sekolah

Nama Informan Drs. Suwono M.Pd.I

Tanggal Wawancara 26 Oktober 2015

Tempat Wawancara Ruang Kepala Sekolah

No Pertanyaan Jawaban

1. Apa tujuan utama aktivitas keagamaan

di madrasah?

“Tujuan utama dilaksanakan aktivitas

keagamaan di madrasah adalah

memberikan penanaman pengetahuan

agama kepada siswa. Setelah pengetahuan

agama ditanamkan setelah itu dipraktikkan

dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga

siswa tidak hanya pandai dalam teori tapi

juga praktiknya dalam kehidupan. Dengan

begitu diharapkan siswa terbiasa dalam

berakhlak mulia terutama perilaku yang

menyangkut dengan ibadah dan sosial.”

2. Apa saja aktivitas keagamaan yang

dilaksanakan di madrasah?

“Doa bersama sebelum memulai dan ketika

selesai kegiatan belajar mengajar,

membaca Al-Quran 15 menit sebelum

waktu belajar jam pertama dimulai, hafalan

surat-surat pendek dalam Al-Quran, shalat

dhuha berjamaah, shalat dzuhur berjamaah,

serta infak atau menyisihkan sebagian uang

saku untuk bersedekah.”

3. Secara umum bagaimana perilaku

beragama yang meliputi tanggung

jawab, disiplin, dan kerjasama siswa di

madrasah?

“Secara umum perilaku siswa sudah cukup

baik.”

4. Seperti apa pembinaan perilaku

beragama yang meliputi tanggung

jawab, disiplin, dan kerjasama siswa

melalui aktivitas keagamaan?

“Dalam membina perilaku beragama siswa

semua warga sekolah membimbing siswa

melaksanakan aktivitas keagamaan dengan

baik.”

5. Siapa saja yang terlibat dalam

pembinaan perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin, dan

“Semua warga sekolah terlibat dalam

membina perilaku beragama siswa ketika

di madrasah. Kalau siswa di rumah orang

Page 291: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

kerjasama siswa melalui aktivitas

keagamaan?

tua juga terlibat dalam membina perilaku

beragama siswa.”

6. Apakah terdapat kesulitan dalam

pembinaan perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin, dan

kerjasama siswa melalui aktivitas

keagamaan?

“Secara umum tidak ada kesulitan karena

semua bekerjasama dengan baik.”

7. Bagaimana pengorganisasian pembinaan

perilaku beragama yang meliputi

tanggung jawab, disiplin, dan kerjasama

siswa melalui aktivitas keagamaan?

“Pengorganisasian dalam pembinaan

perilaku beragama melalui aktivitas

keagamaan dimulai dari Kepala Sekolah,

setelah itu wali kelas masing-masing ketika

di dalam kelas, tetapi ketika di luar kelas

merupakan tanggung jawab semua guru.

Sehingga untuk pengorganisasiannya

dimulai dari Kepala Sekolah, koordinasi

aktivitas keagamaan, setelah itu wali kelas

masing-masing dan wali murid ketika di

rumah.”

8. Bagaimana peran guru dalam

pembinaan perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin, dan

kerjasama siswa melalui aktivitas

keagamaan?

“Guru sangat berperan dalam membimbing

pembinaan perilaku beragama siswa

melalui aktivitas keagamaan. Akhlak yang

baik harus ditanamkan oleh guru kepada

siswa. Guru memberikan contoh atau

teladan yang baik dan membimbing siswa

untuk membiasakan perilaku yang baik.”

9. Bagaimana ceramah agama dalam

pembinaan perilaku beragama siswa

melalui aktivitas keagamaan?

“Ceramah agama sudah terprogram setiap

hari Kamis. Biasanya ada seorang guru

yang menjadi penceramah yang

memberikan nasehat kepada siswa. Guru

yang lain ikut membimbing siswa ketika

ceramah agama berlangsung agar siswa

mendengarkan materi yang disampaikan

penceramah. Selain ceramah agama setiap

hari guru juga harus memberikan nasehat

kepada siswa untuk menjalankan ajaran

agama dan meningkatkan ketaqwaan

kepada Allah SWT.”

10. Apakah sarana dan prasarana

mendukung dalam pembinaan perilaku

beragama siswa melalui aktivitas

“Alhamdulillah sarana dan prasarana sudah

mendukung dalam pembinaan perilaku

beragama siswa melalui aktivitas

Page 292: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

keagamaan? keagamaan.”

11. Bagaimana perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin, dan

kerjasama siswa setelah mendapatkan

pembinaan aktivitas keagamaan?

“Secara umum perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin dan

kerjasama siswa setelah mendapatkan

aktivitas keagamaan sudah cukup baik.”

12. Bagaimana pengawasan yang Bapak

lakukan dalam pembinaan perilaku

beragama yang meliputi tanggung

jawab, disiplin, dan kerjasama siswa di

madrasah?

“Kepala Sekolah selalu mengadakan

kontrol terhadap pembinaan perilaku

beragama siswa melalui aktivitas

keagamaan. Pengawasan terhadap

bimbingan guru dalam melaksanakan

aktivitas keagamaan. Kepala Sekolah juga

melakukan komunikasi yang baik bersama

guru dan juga wali murid terkait

pembinaan perilaku beragama siswa.”

B. Guru atau Koordinasi Aktivitas Keagamaan

No Pertanyaan Jawaban

1. Secara umum bagaimana perilaku

beragama yang meliputi tanggung

jawab, disiplin, dan kerjasama siswa di

madrasah?

“Perilaku beragama siswa meliputi

tanggung jawab, disiplin, dan kerjasama

siswa di madrasah sudah cukup baik

meskipun harus selalu dibimbing.” (Ibu

Winarsih, S.Pd.I pada tanggal 27 Oktober

2015)

2. Bagaimana pelaksanaan aktivitas

keagamaan di madrasah?

“Aktivitas keagamaan yang dilaksanakan

di madrasah seperti berdoa bersama

sebelum memulai dan ketika selesai

kegiatan belajar mengajar, membaca Al-

Quran 15 menit sebelum waktu jam

pertama dimulai, hafalan surat-surat

pendek dalam Al-Quran, shalat dhuha

berjamaah, shalat dzuhur berjamaah, dan

infak atau menyisihkan sebagian uang saku

untuk bersedekah. Untuk kelas IV-VI

bimbingan ibadah dan perilaku sosial lebih

ditekankan. Dengan demikian dapat

membentuk karakter dan perilaku

beragama siswa.” (Wawancara dengan Ibu

Siti Umayah S.Pd pada tanggal 29 Oktober

Page 293: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

2015)

3. Apakah aktivitas keagamaan sudah

dilaksanakan dengan baik di madrasah?

“Alhamdulillah, aktivitas keagamaan sudah

dilaksanakan dengan baik di madrasah

karena guru selalu memberikan bimbingan

dalam melaksanakan aktivitas keagamaan.”

(Wawancara dengan Ibu Siti Umayah S.Pd

pada tanggal 29 Oktober 2015)

4. Bagaimana ceramah agama dalam

pembinaan perilaku beragama siswa

melalui aktivitas keagamaan?

“Semua warga sekolah mengikuti ceramah

agama setiap hari Kamis setelah shalat

dhuha. Biasanya anak-anak setelah selesai

shalat dhuha langsung dikoordinasi untuk

langsung masuk kedalam masjid. Semua

siswa dibimbing untuk mendengarkan

ceramah agama dengan baik. Kalau tidak

ada pengawasan dari guru biasanya siswa

ramai sendiri tidak memperhatikan

ceramah agama yang disampaikan

penceramah.” (Wawancara dengan Ibu

Intiyah, SPd.I pada tanggal 24 Oktober

2015)

5. Apa yang Bapak atau Ibu guru lakukan

dalam membina atau membimbing

perilaku beragama yang meliputi

tanggung jawab, disiplin, dan kerjasama

siswa melalui aktivitas keagamaan?

“Biasanya guru memberikan nasehat

kepada siswa agar siswa melaksanakan

aktivitas keagamaan dengan baik selain itu

guru memberikan contoh atau teladan yang

baik” (Wawancara dengan Ibu Tyas

Widyaningrum, S, Pd. I pada tanggal 27

Oktober 2015)

6. Persiapan apa saja yang Bapak atau Ibu

guru lakukan sebelum melakukan

pembinaan perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin, dan

kerjasama siswa melalui aktivitas

keagamaan?

“Persiapan yang dilakukan guru pertama

mengkondisikan siswa agar khusyuk dan

tidak bermain-main ketika melaksanakan

aktivitas keagamaan” (Wawancara dengan

Bapak Miftahul Huda, S.Pd.I pada tanggal

26 Oktober 2015)

7. Apakah Bapak atau Ibu guru kesulitan

dalam membina perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin, dan

kerjasama siswa melalui aktivitas

keagamaan?

“Guru sebenarnya sudah memberikan

bimbingan dalam melaksanakan aktivitas

keagamaan ketika di madrasah agar

perilaku beragama siswa terutama terkait

perilaku dalam menjalankan ajaran agama

menjadi lebih baik. Tetapi guru masih

mendapatkan kesulitan dalam

Page 294: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

mengkondisikan siswa karena latar siswa

yang berbeda-beda.” (Wawancara dengan

Ibu Afidah S.Ag pada tanggal 28 Oktober

2015)

8. Bagaimana pengawasan Bapak atau Ibu

guru dalam melaksanakan pembinaan

perilaku beragama melalui aktivitas

keagamaan?

“Pengawasan guru ketika siswa di

madrasah yaitu dengan mengamati perilaku

siswa ketika proses pembelajaran dan

melaksanakan aktivitas keagamaan. Selain

itu guru juga mengawasi lewat buku

penghubung yang harus dikumpulkan

siswa setiap hari.” (Wawancara dengan Ibu

Tyas Widyaningrum, S, Pd. I pada tanggal

27 Oktober 2015)

9. Apakah sarana dan prasarana sekolah

memadai dalam melaksanakan

pembinaan perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin, dan

kerjasama siswa melalui aktivitas

keagamaan?

“Alhamdulillah, sarana dan prasarana

sudah cukup memadai dalam

melaksanakan pembinaan perilaku

beragama melalui aktivitas keagamaan.” (

Wawancara dengan Bapak Slamet, S.Pd. I

pada tanggal 30 Oktober 2015)

10. Bagaimana perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin, dan

kerjasama siswa setelah mendapatkan

pembinaan aktivitas keagamaan?

“Perilaku beragama siswa setelah

mendapatkan pembinaan aktivitas

keagamaan sudah cukup baik.”

(Wawancara dengan Ibu Siti Umayah S.Pd

pada tanggal 29 Oktober 2015)

C. Siswa

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kamu senang mengikuti

aktivitas keagamaan di madrasah?

“Saya senang mengikuti aktivitas

keagamaan di madrasah tapi kadang-

kadang terpengaruh sama teman yang

bermain-main.” (Wawancara dengan Nayla

siswa kelas IV-B pada tanggal 19 Oktober

2015)

2. Aktivitas keagamaan apa yang kamu

ikuti di madrasah?

“Saya setiap hari melaksanakan aktivitas

keagamaan seperti berdoa bersama

sebelum memulai dan ketika selesai

kegiatan belajar mengajar, membaca Al-

Page 295: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

Quran 15 menit sebelum waktu jam

pertama dimulai, hafalan surat-surat

pendek dalam Al-Quran, shalat dhuha

berjamaah, shalat dzuhur berjamaah, dan

infak atau menyisihkan sebagian uang saku

untuk bersedekah.” (Wawancara dengan

Nayla siswa kelas IV-B pada tanggal 19

Oktober 2015)

3. Bagaimana perilaku teman kamu saat

melaksanakan aktivitas keagamaan?

“Kadang-kadang teman bermain-main dan

ramai sendiri” (Wawancara dengan Fairrus

Elsya Bastin siswa kelas V pada tanggal 24

Oktober 2015)

4. Apa saja manfaat aktivitas keagamaan

bagi kamu?

“Bisa menambah ilmu” (Wawancara

dengan Elga Septiani siswa kelas VI pada

tanggal 29 Oktober 2015)

5. Siapa saja yang membimbing

melaksanakan aktivitas keagamaan?

“Biasanya guru yang membimbing.”

(Wawancara dengan Nabila siswa kelas VI

pada tanggal 24 Oktober 2015)

6. Apakah kamu melaksanakan aktivitas

keagamaan dengan baik di madrasah

maupun di rumah?

“Saya melaksanakan aktivitas keagamaan

dengan baik di madrasah karena ada guru

yang membimbing. Biasanya saya juga

terpengaruh sama teman-teman yang

bermain-main dan mengganggu saya

mengerjakan shalat atau hafalan surat-surat

pendek. Kalau di rumah saya juga

melaksanakan ibadah dengan baik karena

dibimbing oleh orang tua.” (Wawancara

dengan Fairrus Elsya Bastin siswa kelas V

pada tanggal 24 Oktober 2015)

7. Apakah kamu melaksanakan aktivitas

keagamaan tepat waktu baik di

madrasah maupun di rumah?

“Saya selalu melaksanakan aktivitas

keagamaan tepat waktu kalau di sekolah

karena banyak guru yang membimbing dan

selalu menasehati kita untuk selalu

melaksanakan aktivitas keagamaan tepat

waktu. Bahkan siswa tidak boleh istirahat

sebelum melaksanakan shalat dhuha dan

menghafalkan surat-surat pendek.”

(Wawancara dengan Elga Septiani siswa

kelas VI pada tanggal 29 Oktober 2015)

8. Apakah kamu konsisten dalam “Kadang-kadang gak tertib.” (Wawancara

Page 296: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

mengerjakan aktivitas keagamaan di

madrasah dan di rumah?

dengan Ahmad Anwar Fatoni siswa kelas

IV-A pada tanggal 19 Oktober 2015)

9. Apakah kamu melakukan kerjasama

antara guru dan teman yang lain dalam

aktivitas keagamaan dan kegiatan

pembelajaran di madrasah?

“Ketika pembelajaran atau melaksanakan

hafalan surat pendek biasanya kita disuruh

berkelompok. Jadi kita bekerjasama dengan

baik dan kalau ada teman yang belum

paham terhadap pelajaran yang

disampaikan guru biasanya yang sudah

paham membantu menjelaskan.”

(Wawancara dengan Faaiz Anwar siswa

kelas IV-A pada tanggal 24 Oktober 2015)

10. Apakah kamu bekerjasama dalam

kelompok, dan tolong menolong sesama

teman?

“Iya, kadang-kadang”(Wawancara dengan

Adinda Citra Karunia siswa kelas V pada

tanggal 24 Oktober 2015)

D. Orang tua

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah anak Bapak atau Ibu

melaksanakan aktivitas keagamaan

dengan baik di rumah?

“Alhamdulilah anak saya sudah

melaksanakan ibadah dengan baik ketika di

rumah. Meskipun orang tua harus

membimbing dalam melaksanakan shalat

atau membaca Al-Quran. Kalau tidak

dibimbing kadang-kadang malas.”

(Wawancara dengan Bapak Priyo Subasto

pada tanggal 28 Oktober 2015)

2. Apakah anak Bapak atau Ibu

melaksanakan ibadah tepat waktu?

“Anak saya kadang-kadang melaksanakan

shalat tepat waktu tapi kadang-kadang

tidak. Kalau sudah menonton tv kalau

disuruh shalat masih menunda-nunda. Jadi

orang tua membimbing agar bisa

melaksanakan shalat tepat waktu.”

(Wawancara dengan Ibu Sulistyowati pada

tanggal 28 Oktober 2015)

3. Apakah anak konsisten dalam

mengerjakan ibadah ketika di rumah?

“Sikap konsisten dalam mengerjakan

aktivitas keagamaan baik di madrasah

maupun di rumah memang harus ada

bimbingan dari guru dan orang tua. Namun

dengan adanya bimbingan aktivitas

Page 297: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

keagamaan di madrasah sikap konsisten

siswa dalam mengerjakan shalat misalnya

itu akan terbentuk. Sehingga siswa akan

konsisten mengerjakan shalat tanpa harus

disuruh oleh gurunya maupun orang tua

ketika di rumah.” (Wawancara dengan Ibu

Tyas Widyaningrum, S, Pd. I pada tanggal

27 Oktober 2015)

4. Apakah anak Bapak atau Ibu bersikap

baik ketika di rumah?

“Iya, kadang-kadang” (Wawancara dengan

Ibu Siti Munawaroh pada tanggal 29

Oktober 2015)

5. Apakah anak suka menolong orang lain

yang terkena musibah?

“Alhamdulilah, anak saya kadang-kadang

suka menolong orang lain” (Wawancara

dengan Ibu Intin Nurhidayati pada tanggal

28 Oktober 2015)

6. Apakah keterangan di buku penghubung

siswa itu sesuai dengan keseharian anak

di rumah?

“Ketika anak saya di rumah saya juga

melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan ibadah anak saya di rumah.

Kalau tidak dikontrol kadang-kadang malas

melaksanakan ibadah. Saya juga

menanamkan kejujuran kepada anak saya

ketika mengisi buku penghubung. Kalau

anak saya tidak mengerjakan ya di

contreng tidak mengerjakan. Jadi apa yang

ditulis dibuku penghubung siswa itu sesuai

dengan keseharian anak saya ketika di

rumah.” (Wawancara dengan Ibu Intin

Nurhidayati pada tanggal 28 Oktober 2015)

Page 298: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

HASIL WAWANCARA MI Al-AZHAAR

A. Kepala Sekolah

Nama Informan Muhaimin S.H.I

Tanggal Wawancara 18 Oktober 2015

Tempat Wawancara Ruang Kepala Sekolah

No Pertanyaan Jawaban

1. Apa tujuan utama aktivitas keagamaan

di madrasah?

“Tujuan utama dilaksanakan aktivitas

keagamaan di madrasah adalah

meningkatkan pemahaman tentang ibadah

dan cara melaksanakannya, melatih

pembiasaan aktivitas keagamaan, dan

meningkatkan keimanan dan ketakwaan

siswa.”

2. Apa saja aktivitas keagamaan yang

dilaksanakan di madrasah?

“Aktivitas keagamaan yang dilaksanakan

di MI Al-Azhaar sangat banyak

diantaranya adalah doa bersama sebelum

memulai dan ketika selesai kegiatan belajar

mengajar, menghafalkan Asmaul Husna,

membaca Al-Quran 15 menit sebelum

waktu belajar jam pertama dimulai, hafalan

surat-surat pendek dalam Al-Quran, shalat

dhuha berjamaah, shalat dzuhur berjamaah,

melaksanakan shalat Jumat untuk siswa

laki-laki serta infak atau menyisihkan

sebagian uang saku untuk bersedekah.

Sebagian aktivitas keagamaan tersebut

masuk dalam menu sarapan pagi siswa.”

3. Secara umum bagaimana perilaku

beragama yang meliputi tanggung

jawab, disiplin, dan kerjasama siswa di

madrasah?

“Secara umum perilaku siswa sudah cukup

baik karena guru selalu membimbing siswa

untuk berperilaku positif.”

4. Seperti apa pembinaan perilaku

beragama yang meliputi tanggung

jawab, disiplin, dan kerjasama siswa

melalui aktivitas keagamaan?

“Dalam membina perilaku beragama siswa

di madrasah ada koordinator yang

membina Akhlakul Karimah dan ada

koordinator pembinaan aktivitas

keagamaan atau pembinaan ibadah.”

Page 299: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

5. Siapa saja yang terlibat dalam

pembinaan perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin, dan

kerjasama siswa melalui aktivitas

keagamaan?

“Semua warga sekolah terlibat dalam

membina perilaku beragama siswa ketika

di madrasah.”

6. Apakah terdapat kesulitan dalam

pembinaan perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin, dan

kerjasama siswa melalui aktivitas

keagamaan?

“Secara umum tidak ada kesulitan karena

di madrasah sudah dibentuk koordinator

dan semuanya bekerjasama dengan baik.”

7. Bagaimana pengorganisasian pembinaan

perilaku beragama yang meliputi

tanggung jawab, disiplin, dan kerjasama

siswa melalui aktivitas keagamaan?

“Pengorganisasian dalam pembinaan

perilaku beragama melalui aktivitas

keagamaan dimulai dari Kepala Sekolah,

selanjutnya waka kesiswaan, koordinator

pembinaan ibadah, koordinator pembinaan

akhlakul karimah, dari masing-masing

koordinator membuat jadwal pembinaan

aktivitas keagamaan. Semuanya

bekerjasama guna mencapai tujuan yang

diharapkan.”

8. Bagaimana peran guru dalam

pembinaan perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin, dan

kerjasama siswa melalui aktivitas

keagamaan?

“Peran guru dalam pembinaan perilaku

beragama sebagai pembimbing dan

sekaligus memberikan teladan atau contoh

yang baik terhadap siswa dalam

melaksanakan aktivitas keagamaan.

Biasanya sebelum melaksanakan aktivitas

keagamaan guru mengkondisikan siswa.

Setelah itu mengamati siswa ketika

melaksanakan aktivitas keagamaan.”

9. Bagaimana ceramah agama dalam

pembinaan perilaku beragama siswa

melalui aktivitas keagamaan?

“Ceramah agama dalam membina perilaku

beragama melalui aktivitas keagamaan

belum terjadwal rutin untuk

pelaksanaannya. Biasanya ada ceramah

agama setelah shalat dzuhur dan ketika

pondok ramadhan. Guru juga selalu

memberikan nasehat kepada siswa ketika

pembelajaran di kelas. Selain itu juga

ketika pelaksanaan aktivitas keagamaan

guru juga memberikan ceramah-ceramah

keagamaan.”

Page 300: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

10. Apakah sarana dan prasarana

mendukung dalam pembinaan perilaku

beragama siswa melalui aktivitas

keagamaan?

“Alhamdulillah sarana dan prasarana sudah

mendukung dalam pembinaan perilaku

beragama melalui aktivitas keagamaan.”

11. Bagaimana perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin, dan

kerjasama siswa setelah mendapatkan

pembinaan aktivitas keagamaan?

“Secara umum perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin dan

kerjasama siswa setelah mendapatkan

aktivitas keagamaan sudah cukup baik.”

12. Bagaimana pengawasan yang Bapak

lakukan dalam pembinaan perilaku

beragama yang meliputi tanggung

jawab, disiplin, dan kerjasama siswa di

madrasah?

“Kepala Sekolah selalu memonitoring

semua kegiatan yang dilaksanakan di

madrasah. Selain itu juga mengawasi

bimbingan guru dalam melaksanakan

aktivitas keagamaan. Selain Kepala

Sekolah pengawasan secara umum di MI

Al-Azhaar juga dilakukan oleh wali kelas.

Wali kelas tidak hanya membimbing dan

mendampingi siswa melaksanakan

aktivitas keagaamaan tetapi juga

mengawasi pelaksanaan aktivitas

keagamaan dan perilaku beragama siswa.

Ketika siswa di madrasah semua warga

sekolah memberikan pengawasan

sedangkan ketika siswa di rumah orang tua

yang memberikan pengawasan terhadap

perilaku beragama siswa. Pihak sekolah

dan wali murid menjalin komunikasi yang

baik dalam membina perilaku beragama

siswa.”

B. Guru atau Koordinasi Aktivitas Keagamaan

No Pertanyaan Jawaban

1. Secara umum bagaimana perilaku

beragama yang meliputi tanggung

jawab, disiplin, dan kerjasama siswa di

madrasah?

“Secara umum perilaku siswa sudah cukup

baik apalagi terkait kedisiplinan siswa.

Guru selalu membimbing dan mengawasi

perilaku siswa.” (Wawancara dengan

Bapak Ali Ngimron pada tanggal 20

Oktober 2015)

2. Bagaimana pelaksanaan aktivitas “Aktivitas keagamaan yang dilaksanakan

Page 301: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

keagamaan di madrasah? di MI Al-Azhaar yaitu berdoa bersama

sebelum memulai dan ketika selesai

kegiatan belajar mengajar, menghafalkan

Asmaul Husna, membaca Al-Quran 15

menit sebelum waktu jam pertama dimulai,

hafalan surat-surat pendek dalam Al-

Quran, shalat dhuha berjamaah, shalat

dzuhur berjamaah, melaksanakan shalat

Jumat untuk siswa laki-laki, dan infak atau

menyisihkan sebagian uang saku untuk

bersedekah.” (Wawancara dengan Ibu Lia

Imroatul Husna S.Pd.I pada tanggal 21

Oktober 2015)

3. Apakah aktivitas keagamaan sudah

dilaksanakan dengan baik di madrasah?

“Pelaksanakan aktivitas keagamaan di

madrasah sudah cukup baik. Untuk

pelaksanaan aktivitas keagamaan di

program dalam menu sarapan pagi siswa.”

(Wawancara dengan Ibu Lia Imroatul

Husna S.Pd.I pada tanggal 21 Oktober

2015)

4. Bagaimana ceramah agama dalam

pembinaan perilaku beragama siswa

melalui aktivitas keagamaan?

“Kalau untuk pelaksanaan ceramah agama

biasanya setelah jamaah shalat dzuhur ada

salah satu guru yang memberikan ceramah

tentang materi keagamaan agar siswa

bertambah keimanan dan ketakwaannya

kepada Allah SWT. Ceramah agama juga

dilaksanakan ketika pondok ramadhan.

Guru setiap hari juga memberikan nasehat-

nasehat kepada siswa setelah pembelajaran

selesai.” (Wawancara dengan Ibu Yeni

Purwaningsih S.Pd.I pada tanggal 31

Oktober 2015)

5. Apa yang Bapak atau Ibu guru lakukan

dalam membina atau membimbing

perilaku beragama yang meliputi

tanggung jawab, disiplin, dan kerjasama

siswa melalui aktivitas keagamaan?

“Guru membimbing siswa mengambil

wudhu terlebih dahulu sebelum

melaksanakan aktivitas keagamaan. Setelah

itu guru memberikan nasehat agar siswa

khusyuk dan tenang dalam melaksanakan

aktivitas keagamaan. Kalau tidak diberikan

nasehat biasanya siswa akan bermain-main.

Guru juga terus memberikan bimbingan

Page 302: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

dan teladan yang baik dalam melaksanakan

aktivitas keagamaan ketika di madrasah

agar perilaku beragama siswa terutama

terkait perilaku tanggung jawab dan

disiplin siswa dalam menjalankan ajaran

agama menjadi lebih baik.” (Wawancara

dengan Ibu Siti Mukaromah, S.Pd.I pada

tanggal 31 Oktober 2015)

6. Persiapan apa saja yang Bapak atau Ibu

guru lakukan sebelum melakukan

pembinaan perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin, dan

kerjasama siswa melalui aktivitas

keagamaan?

“Sebelum membimbing siswa guru harus

memahami standar operasional prosedur

agar kegiatan yang dilaksanakan berjalan

dengan baik.” (Wawancara dengan Ibu Siti

Mukaromah, S.Pd.I pada tanggal 31

Oktober 2015)

7. Apakah Bapak atau Ibu guru kesulitan

dalam membina perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin, dan

kerjasama siswa melalui aktivitas

keagamaan?

“Guru sedikit kesulitan dalam

mengkondisikan siswa tetapi secara

keseluruhan siswa cukup baik dalam

melaksanakan aktivitas keagamaan.”

(Wawancara dengan Ibu Erna Purwanti,

S.Pd pada tanggal 4 November 2015)

8. Bagaimana pengawasan Bapak atau Ibu

guru dalam melaksanakan pembinaan

perilaku beragama melalui aktivitas

keagamaan?

“Guru selain membimbing dan

mendampingi siswa melaksanakan aktivitas

keagamaan juga melakukan pengawasan.

Pengawasan guru yang dilakukan di MI Al-

Azhaar yaitu dengan mengamati perilaku

siswa ketika melaksanakan aktivitas

keagamaan dan ketika proses pembelajaran

di kelas. Selain itu guru juga mengawasi

perilaku siswa lewat buku penghubung

terkait ibadah, sosial dan kemandirian yang

harus dikumpulkan siswa setiap hari.

Setiap hari Jumat juga ada cek list shalat

Jumat untuk mengontrol siswa laki-laki

agar rajin melaksanakan shalat Jumat.”

(Wawancara dengan Ibu Anis Umi Farida,

S.Pd.I pada tanggal 2 November 2015)

9. Apakah sarana dan prasarana sekolah

memadai dalam melaksanakan

pembinaan perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin, dan

“Alhamdulilah sarana dan prasarana sudah

memadai” (Wawancara dengan Ibu Dina

Riswanti, S.Pd pada tanggal 4 November

2015)

Page 303: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

kerjasama siswa melalui aktivitas

keagamaan?

10. Bagaimana perilaku beragama yang

meliputi tanggung jawab, disiplin, dan

kerjasama siswa setelah mendapatkan

pembinaan aktivitas keagamaan?

“Alhamdulilah dengan pembinaan aktivitas

keagamaan perilaku siswa menjadi lebih

baik.” (Wawancara dengan Ibu Khoiriyah,

S.Pd.I pada tanggal 6 November 2015)

C. Siswa

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kamu senang mengikuti

aktivitas keagamaan di madrasah?

“Saya senang melaksanakan aktivitas

keagamaan tapi kadang-kadang juga

malas.” (Wawancara dengan Muhammad

Fahrun Nada siswa kelas VI-A pada

tanggal 23 Oktober 2015)

2. Aktivitas keagamaan apa yang kamu

ikuti di madrasah?

“Setiap hari saya melaksanakan aktivitas

keagamaan seperti berdoa bersama

sebelum memulai dan ketika selesai

kegiatan belajar mengajar, menghafalkan

Asmaul Husna, membaca Al-Quran 15

menit sebelum waktu jam pertama dimulai,

hafalan surat-surat pendek dalam Al-

Quran, shalat dhuha berjamaah, shalat

dzuhur berjamaah, melaksanakan shalat

Jumat untuk siswa laki-laki, dan infak atau

menyisihkan sebagian uang saku untuk

bersedekah.” (Wawancara dengan

Muhammad Fahrun Nada siswa kelas VI-A

pada tanggal 23 Oktober 2015)

3. Bagaimana perilaku teman kamu saat

melaksanakan aktivitas keagamaan?

“Ada yang tertib ada juga yang bermain-

main.” (Wawancara dengan Ivan Akza

Denata siswa kelas V-C pada tanggal 5

November 2015)

4. Apa saja manfaat aktivitas keagamaan

bagi kamu?

“Dengan melaksanakan aktivitas

keagamaan dapat menambah wawasan

pengetahuan dan menambah keimanan.”

(Wawancara dengan Muhammad Fahrun

Nada siswa kelas VI-A pada tanggal 23

Page 304: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

Oktober 2015)

5. Siapa saja yang membimbing

melaksanakan aktivitas keagamaan?

“Guru, biasanya guru membimbing untuk

mengambil wudhu sebelum melaksanakan

aktivitas keagamaan. Guru juga

memberikan nasehat agar kita khusyuk

melaksanakan aktivitas keagamaan. Setelah

itu guru membimbing kita melaksanakan

aktivitas keagamaan.” (Wawancara dengan

Redhin Ovan Darmawan siswa kelas V-A

pada tanggal 23 Oktober 2015)

6. Apakah kamu melaksanakan aktivitas

keagamaan dengan baik di madrasah

maupun di rumah?

“Kadang-kadang tertib melaksanakan

aktivitas keagamaan di madrasah maupun

di rumah.” (Wawancara dengan

Muhammad Fathan Agrilyan siswa kelas

IV-B pada tanggal 23 Oktober 20915)

7. Apakah kamu melaksanakan aktivitas

keagamaan tepat waktu baik di

madrasah maupun di rumah?

“Ketika melaksanakan aktivitas keagamaan

di madrasah selalu tepat waktu karena

banyak guru yang membimbing dan selalu

menasehati kita untuk selalu melaksanakan

aktivitas keagamaan tepat waktu. Kalau

sampai melanggar disuruh mengucapkan

Istigfar 10 kali. Kalau di rumah saya

kadang-kadang tepat waktu tapi kadang

juga agak molor dalam melaksanakan

shalat.” (Wawancara dengan Muhammad

Maulidi Zakariya siswa kelas VI-B pada

tanggal 4 November 2015)

8. Apakah kamu konsisten dalam

mengerjakan aktivitas keagamaan di

madrasah dan di rumah?

“Kadang-kadang tertib, kadang-kadang

tidak” (Wawancara dengan Muhammad

Maulidi Zakariya siswa kelas VI-B pada

tanggal 4 November 2015)

9. Apakah kamu melakukan kerjasama

antara guru dan teman yang lain dalam

aktivitas keagamaan dan kegiatan

pembelajaran di madrasah?

“Ketika di madrasah saya selalu

bekerjasama dengan guru dan teman-

teman. Waktu melaksanakan menu sarapan

pagi saya dan teman-teman bekerjasama

dengan baik, guru yang selalu

membimbing kami.” (Wawancara dengan

Ricky Lifyan Rivaldo pada tanggal 4

November 2015)

10. Apakah kamu bekerjasama dalam

kelompok, dan tolong menolong sesama

“Iya, kadang-kadang.” (Wawancara dengan

Ricky Lifyan Rivaldo pada tanggal 4

Page 305: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

teman? November 2015)

D. Orang tua

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah anak Bapak atau Ibu

melaksanakan aktivitas keagamaan

dengan baik di rumah?

“Anak saya kalau di rumah, Alhamdulillah

sudah melaksanakan ibadah seperti shalat,

dan membaca Al-Quran dengan baik. Kita

sebagai orang tua harus terus membimbing

dan mengawasi karena namanya anak-anak

kadang-kadang perlu diingatkan ketika

waktunya shalat. Karena di sekolah sudah

dibimbing dalam melaksanakan ibadah

sekarang anak saya sudah cukup baik

dalam melaksanakan ibadahnya.”

(Wawancara dengan Ibu Ria Willy Astuti

pada tanggal 3 November 2015)

2. Apakah anak Bapak atau Ibu

melaksanakan ibadah tepat waktu?

“Kalau di rumah anak saya kadang-kadang

melaksanakan shalat tepat waktu tapi

kadang-kadang tidak. Jadi orang tua

membimbing dan mengawasi agar bisa

melaksanakan shalat tepat waktu.”

(Wawancara dengan Ibu Srihani pada

tanggal 4 November 2015)

3. Apakah anak konsisten dalam

mengerjakan ibadah ketika di rumah?

“Anak saya sekolah di MI Al-Azhaar ini

setiap hari guru selalu memberikan

bimbingan dalam mengerjakan aktivitas

keagamaan misalnya seperti shalat dengan

baik sehingga sikap konsisten siswa

terbentuk. Begitu juga ketika di rumah

biasanya tanpa disuruh anak saya

alhamdulilah sudah mengerjakan shalat.”

(Wawancara dengan Ibu Sakdiyah S.Pd.I

pada tanggal 4 November 2015)

4. Apakah anak Bapak atau Ibu bersikap

baik ketika di rumah?

“Alhamdulilah sudah bisa bersosialisasi

dengan teman-temannya dengan baik”

(Wawancara dengan Bapak Purnomo pada

tanggal 5 November 2015)

5. Apakah anak suka menolong orang lain “Alhamdulilah kadang-kadang anak suka

Page 306: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

yang terkena musibah? menolong orang lain.” (Wawancara dengan

Bapak Purnomo pada tanggal 5 November

2015)

6. Apakah keterangan di buku penghubung

siswa itu sesuai dengan keseharian anak

di rumah?

“Pengawasan yang saya lakukan ketika

anak saya di rumah dengan mengamati

pelaksanaan ibadah, sosial serta

kemandirian seperti yang tertera dalam

buku penghubung. Saya juga memberikan

bimbingan kepada anak saya karena kalau

tidak dibimbing biasanya tidak tepat waktu

dalam mengerjakan ibadah. Jadi apa yang

ditulis dibuku penghubung siswa itu sesuai

dengan keseharian anak saya ketika di

rumah.” (Wawancara dengan Ibu Ama

Zunaidah pada tanggal 3 November 2015)

Page 307: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN
Page 308: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN
Page 309: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN
Page 310: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

Dokumentasi Pembinaan Perilaku Beragama melalui Aktivitas Keagamaan

di MI Al-Azhaar

MI Al-Azhaar

Siswa melaksanakan shalat dhuha berjamaah dan berdoa

setelah shalat dhuha

Page 311: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

Siswa menghafalkan Asmaul Husna dan menghafalkan

surat-surat pendek

Siswa membaca Al-Quran dengan metode UMMI

Page 312: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

Siswa merapikan sepatu kemudian mengambil wudhu

Siswa melaksanakan shalat dzuhur berjamaah dan ceramah

agama waktu bulan ramadhan

Page 313: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

Siswa mengumpulkan buku penghubung dan melaksanakan

Infak

Pembagian kelompok dan tata tertib kelas

Page 314: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

Dokumentasi Pembinaan Perilaku Beragama melalui Aktivitas Keagamaan

di MIN Mergayu

MIN Mergayu

Siswa sebelum masuk kedalam kelas

Page 315: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

Berdoa bersama dan membaca Al-Quran 15 menit sebelum pembelajaran

Siswa mengambil wudhu dan melaksanakan shalat dhuha berjamaah

Page 316: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

Siswa berdoa setelah shalat dhuha dan menghafalkan surat-surat pendek

yang dibimbing oleh guru.

Pelaksanaan Ceramah Agama

Page 317: PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS …etheses.uin-malang.ac.id/3277/1/13761006.pdf · ii PEMBINAAN PERILAKU BERAGAMA MELALUI AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Multi Kasus di MIN

Siswa melaksanakan shalat dzuhur berjamaah

Siswa melaksanakan Infak