Beragama secara Dewasa

22
5/24/2018 BeragamasecaraDewasa-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/beragama-secara-dewasa 1/22 TUGAS AGAMA ISLAM RANGKUMAN “BERGAGAMA SECARA DEWASA” Disusun oleh : Nama : I Darari Taa!ani NIM : "#$%""#" Kelas : C Dosen &en'am(u : Drs)M)*ahmi Mu+o,,as-M).um *AKULTAS TEKN/L/GI INDUSTRI UNI0ERSITAS ISLAM IND/NESIA 1/1AKARTA %2"# BAB I BERAGAMA ISLAM SECARA DEWASA

description

UII

Transcript of Beragama secara Dewasa

TUGAS AGAMA ISLAM

RANGKUMAN BERGAGAMA SECARA DEWASA

Disusun oleh :

Nama : I Darari Tajayani

NIM : 13521131

Kelas : C

Dosen Pengampu : Drs.M.Fahmi Muqoddas,M.Hum

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOYAKARTA

2013BAB I BERAGAMA ISLAM SECARA DEWASA Beragama Islam dengan sadar

Banyak orang mengatakan bahwa sebagian terebesar penganut agama di dunia ini merupakan hasil dari pengaruh keturunan atau lingkungannya. Contohnya orang menganut agama islam, misalnya, karena ia dilahirkan oleh orang tua yang beragama Islam dan dibesarkan dalam lingkungan yang beragama islam pula.Sekarang ini kita hidup dalam suasana relasi kemanusiaan yang amat erat bukan saja karena makin besarnya fasilitas alat komunikasi yang mendekatkan jarak tempat di dunia ini, tetapi juga karena makin ramainya relasi kultural pada berbagai bangsa di seluruh dunia.

Orang akan menjadi tangguh menghadapi berbagai macam tantangan terhadap keyakinan agamanya apabila dalam memilih agama itu benar-benar atas kesadaran, bukan sekedar berasal dari keturunan atau warisan dan pengaruh lingkungan belaka. Definisi Agama

Ilmu agama membedakan antara dua macam agama, yaitu agama wahyu dan agama bukan wahyu. Agama wahyu sering disebut dengan agama samawi, agama langit atau agama profetis, yaitu agama yang berasal dari wahyu Allah kepada para rasul-Nya untuk disampaikan kepada umat manusia, contohnya Yahudi, Kristen dan Islam.

Agama bukan wahyu, bukan samawi, atau bukan profetis yaitu agama yang berasal dari manusia. Agama bukan wahyu tidak mempunyai nabi dan kitab suci yang berasal dari wahyu Allah, misalnya masuji, wastani, dan shabiah. Kebenaran AgamaIlmu agama tidak menilai mana agama yang benar dan mana agama yang tidak benar. Yang menilai adalah ilmu ketuhanan (theology) dari setiap agama yang bersangkutan. Oleh karenanya, mencari jawaban tentang agama mana yang benar bukan masalah yang mudah karena jawaban itu pasti pasti melibatkan keyakinan dari yang memberikan jawaban sendiri.Satu hal yang amat penting mengenai kelemahan hasil pemikiran manusia adalah sifat relativitasnya; yang benar bagi seseorang belum tentu benar bagi orang lai; bahkan yang benar bagi seseorang pada suatu waktu, mungkin menjadi tidak benar lagi baginya pada waktu lain, demikian pula sebaliknya.Khusus mengenai penegasan tentang kebenaran agama, satu-satunya kitab suci agama di dunia ini yang menyebutkan hanyalah Al Quran saja. Hal ini bagi umat islam tidak merupakan suatu kesulitan sedikit pun. Kebenaran agama belum perlu ditegaskan Allah dalam wahyu Taurat yang diajarkan kepada Nabi Musa sebab setelah Taurat masih akan diturunkan lagi kitab Allah, Injil. Dalam kitab injil pun belum diperlukan adanya penegasan tentang kebenaran agama sebab setelah injil masih akan diturunkan kitab Al-Quran. Oleh karena Al Quran adalah kitab yang terakhi, tidak akan ada lagi kitab Allah yang diturunkan, sudah pada tempatnyalah diadakan penegasan tentang agama mana yang benar yang diridhai Allah agar jangan sampai terjadi keraguan kemudian hari mengenai agama mana yang benar, sesuai dengan kehendak Allah sendiri.

Definisi Agama

Dalam pendefinisian agama, terdapat 2 macam ilmu agama, yaitu agama wahyu (profetis) dan agama bukan wahyu. Agama wahyu merupakan agama yang berasal dari wahyu Allah kepada rasul untuk disampaikan kepada manusia (contohnya adalah Yahudi,Kristen, dan Islam). Sedangkan agama bukan wahyu adalah agama yang berasal dari manusia,tidak mempunyai kitab dan rasul, dan asal mula nya terletak pada perenungan dan pemikiran mendalam tentang hidup dan kehidupan.

Dalam QS Al-Baqarah [2]: 147 telah dijelaskan bahwa kebenaran itu dating dari Allah, jangan sekali-kali diragukan. Hal yang serupa juga di jelaskan dalam ayat-ayat lain seperti QS Ali-Imran [3]: 60 dan QS Al-Kahfi [18]: 29. Selain adanya kebenaran dari Allah, ada pun ayat yang menjelaskan bahwa Islam merupakan agama yang telah disempurnakan Allah dan yang diridai-Nya untuk menjadi agama yang dianut oleh segenap umat manusia yaitu pada QS Al-Maidah [5]: 3.

Agama Islam (Al-Quran) Tentang ToleransiIslam mengajarkan ada nya toleransi terhadap umat lain, dimana hal ini dijelaskan dalam QS Al-Baqarah [2]: 256 yang isi nya Alquran melarang melakukan paksaan kepada siapa pun untuk memeluk agama. Islam juga tidak mengizinkan kaum muslimin untuk menaruh kebencian dan bersikap bermusuhan sebab mereka memang belum dikehendaki Allah untuk memperoleh petunjuk dan hal seperti membenci agama lain akan mengakibatkan adanya balas membalas terhadap agama lain.

Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa sikap toleran dan menghormati keyakinan umat agama lain bukan berarti menganggap semua agama adalah sama. Islam menegaskan bahwa agama yang benar di hadirat Allah hanyalah Islam. Apabila kita dapat menerima bahwa tentang kebenaran agama itu dapat ditentukan oleh manusia sendiri konsekuensinya kita pun harus mengakui kebenaran agama apa pun yang diyakini benar oleh para penganutnya.

Selainitu,toleransi tidak dapat diartikan sebagai kesediaan untuk mengikuti

Ibadah keagamaan lain, sebagai mana telah dijelaskan dalam QS Al-Kaafiruun [109]: 1-6 bahwa kompromi agama tidak mungkin dilakukan umat Islam, biarlah dalam hal ibadah itu masing-masing melaksanakan sesuai dengan keyakinan masing-masing. Apabila sesuatu dipandang dosa dalam ajaran Islam, tetapi tidak dipandang dosa menurut agama lain, bagi umat Islam yang berlaku adalah ketentuan yang terdapat dalam ajaran Islam.

Ciri Khusus Agama Islam

Ciri khusus agama Islam tersimpul dalam hal sebagai berikut:

Islam adalah agama yang fitrah.

Islam adalah agama yang menempatkanakalmanusiapadatempat yang sebaik-baiknya.

Islam adalah agama yang menempatkanmanusiasebagaimakhluk yang berkepribadian.

Islam merupakan agama satu-satunya yang mengingatkan kepada umat Manusia bahwa akal adalah nikmat karunia Allah yang terbesar. Hal ini diperjelas dalam QS Al-Araaf [7]: 179 yang menyatakan bahwa banyak jin dan manusia yang mengalami siksa Jahanam karena mereka hidup sesat sebagai akibat tidak mau menggunakan akal nya untuk mencari kebenaran.

Selain dilengkapi dengan akal,untuk dapa tmemenuhi fungsinya sebagai khalifah Allah itu, manusia melengkapi dengan jiwa. Bukan sekedar jiwa untuk memungkinkan manusia bergerak, tetapi jiwa yang memungkinkan manusia mempertinggi martabat sebagai makhluk Allah yang termulia, yang berfungsi sebagai khalifah-Nya serta pemilik ulamanat-Nya. Jika ingin membandingkan martabat antar manusia, hanya boleh melihat dari perbedaan kadar takwanya kepada Allah yang menciptakannya.

Walaupun manusia diberi akal, tetap perlu tuntutan agama yang datangnya dari Allah. Sebagaimana telah dijelaskan pada QS At-Tiin [95]: 4-6 bahwa manusia terjadi atas kehendak Allah. Manusia tidak memilih bentuknya sendiri. Bentuk dan susunan manusia yang sedemikian sempurnanya itu dijadikan oleh Allah. Oleh karena itu manusia dituntut untuk beriman dan beramal saleh kepada Allah swt.

Sikap Manusia Menghadapi Banyak Agama di Dunia

Dalam menghadapi banyak agama yang tersebar, pada pokoknya manusia terbagi menjadi 3 golongan:

Golongan kaum agama yang apriori beranggapan bahwa agamanya yang benar, yang lain salah. Dalam hal ini kaum tersebut tidak mau mendengar pendapat dari kaum lain.

Golongan kaum agama yang bersikap acuh tak acuh. Dalam hal ini kaum tersebut menganggap bahwa semua agama adalah sama dan menyebabkan tidak adanya pendirian yang teguh dalam menaati agamanya.

Golongan yang mau membandingkan ajaran agama yang ada. Dalam hal ini kaum tersebut mau melihat pandangan dari kaum lain dengan tujuan memperkuat iman dan takwa terhadap agamanya.

BAB II

AGAMA ISLAM DALAM SEJARAH

Sesuai dengan penegasan Al-Quran, agama Islam adalah agama yang diberikan Allah kepada manusia melewati perantara rasul sejak zaman Nabi Nuh hingga yang terakhir Nabi muhammad SAW.

QS Asy Syuuraa [42]: 13 menyatakan,

Allah menentukan aturan bagi kau sekalian dari ajaran agama sebagaimana yang telah dipesankan kepada Nuh dan yang kami wahyukan kepadamu Muhammad, juga sebagaimana yang telah kami pesankan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa; hedaklah kamu tegakan agama dan janganlah kamu bergolong-golongan dalam menegakan agama itu..

Pokok ajaran yang dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW. Dan nabi-nabi maupun rasul sebelumnya ialah tidak lain ajaran tauhid yang intinya Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak berputra dan tidak berbapak, serta tidak ada seorngpun yang menyerupai-Nya.

Nabi Muhammad SAW diutus untuk mengembalikan ajaran tauhid yang pernah diajarkan oleh para nabi dan rasul sebelumnya. Maka dari itu Al-Quran menyatakan bahwa diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah rahmatan lilalamin. Dengan ditusnya Nabi Muhammad itu, berart Allah tidak membiarkan umat manusia hdup dalam kegelapan dan kesesatan. Dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul penutup dan dengan diturunkannya Al-Quran sebagai kitab yang menghimpun dan menyempurnakan ajaran wahyu sebelumnya. Maka Al-Quran inilah sebagai pedoman bagi umat manusia yang ingin berpegang teguh pada petunjuk Allah.

SUMBER AJARAN ISLAM

AL-QURAN

Al-quran adalah firman allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammda saw. perantara malaikat jibril dengan berangsur-angsur selama kurang lebih 23th untuk menjadi petunjuk bagi bagi segenap umat manusia sepanjang masa. Ayat Al-quran pertama kali diturunkan adalah Al-alaq ayat 1-5.sedangkan ayat yang paling akhir diturunkan adalah Al-maidah ayat 3 Al-quran berisi ajaran yang pada pokoknya dapat disimpulkan sebagai berikut : TAUHID (semua ajaran yang menyangkut keyakinan agama

HUKUM(peraturan berupa peribadatan kepada Allah,pergaulan sesama manusia)

AKHLAQ (ajaran tentang akhlaq yang mulia)

TAMSIL (ibarat,yang dijadkan peringatan-peringatan atau ancaman-ancaman)

Pemeliharaan Al-quran pada masa nabi

Pada masa nabi banayak par penghafal Al-quran yang wafat syahid di medan perang. Kemudian sahbat umar mengusulkan kepada kholifah abu bakar agar tulisan alquran yang ada waktu itu dikumpulkan, kemudian disalin dalam lembaran.kemudian kholifah memerintahkan Zaid bin Tsabit dibantu oleh beberapa sahabat untuk mengumpulkan tulisan al-quran yang disimpan sahabat nabi untuk disalin dalam lembaran yang sama. Demikianlah sampai berakhirnya kepemimpinan umar tulisan Al-quran itu terpelihara dalam simpanan yang rapi urutan ayatnya pun sesuai dengan yang diajarkan oleh nabi . Pembukuan Al-quran pada masa kholifah usman bin khattab Atas usul dari Hudzaifah ibn al Yaman untuk membukukan Alquran dalam sebuah kitab karena beliau menyaksikan perselisihan bacaan Al-quran yang masing-masing merasa bahwa bacaanyalah yang benar. Kemudian dibentuklah panitia yang terdiri dari Zaid bin Tsbit,Abdullah ibn zubair,saad ibn al ash dan abdurrohman ibn al harits.dan menghasilkan 7 Al-mushaf yang akan dikirim ke Bashrah ,Bahrain,Kuffah,Yaman,Syam,Makkah. Al-mushaf usmani dibagi menjadi 30 juz,114 surat,6645 tanpa menghitung basmalah kecuali pada surat Al-fatihah

SUNNAH ROSULSemua ucapan perbuatan perbuatan atau taqrir (ketetapan) nabi yang mengandung ajaran agam islam,yang berfunsi untuk penfasir,penjelas,penguat Al-quran.

Berbeda dengan Al quran yang telah selesai ditulis antara setahun dan dua tahun setelah nabi wafat yang kemudian dibukukan 15th setelahnya.sunnah rosul baru mualai ditulis dengan resmi pada akhir abad 1 atau awal pada abad II H yaitu pada masa pemerintahan Umar bib Abdul Aziz salah seorang kholifah bani Umayyah yang memerintah hanya kurang lebih 2th(99-101 H/717-720M)

Aspek Ajaran Islam

Ajaran Islam meliputi aspek kehidupan rohaniah dan jasmaniah, duniawiah dan ukhrawiah, yang mencakup aspek : akidah, ibadah, akhlak dan muamalat (kemasyarakatan).

Bidang Akidah

Bidang akidah berpokok pada ajaran tentang keyakinan kepada Allah, malaikat, kitab Allah, Rasul Allah, hari akhir dan takdir Allah. Ajaran tentang akidah Islam bersumber pada Al-Quran dan sunah Rasul yang periwayatnya cukup meyakinkan bahwa ajaran tersebut benar-benar datang dari Nabi. Dalam hal akidah akal tidakn diberi kesempatan untuk menambah hal yang telah termaktub dalam Al-Quran dan sunah Rasul. Akal dalam hal ini hanya dibenarkan untuk memahami ajaran yang termaktub dalam dalil Al-Quran dan sunah Rasul saja. Khusus dalam bidang akidah ini, ajaran Islam amat sederhana dan jelas. Siapapun orangnya, dari tingkat kecerdasan yang mana pun, dapat memahami ajaran akidah dengan amat mudah.

Bidang Ibadah

Ibadah yang dimaksudkan ialah ibadah khusus, yakni upacara pengabdian yang bersifat ritual yang telah diperintahkan dan diatur cara pelaksanaannya dalam Al-Quran dan sunah Rasul saja, seperti : salat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya. Akal tidak diberi kesempatan untuk menambah, mengurangi atau mengubah ketentuan yang telah dinyatakan dai dalam Al-Qurandan sunah Rasul, kecuali dalam ibadah yang aspek sosialnya menonjol. Bidang ibadah ini meskipun mengandung faedah yang bersifat duniawi, tetapi yang menonjol adalah sifat kepatuhan manusia memenuhi perintah Tuhan.

Bidang Akhlak

Bidang akkhlak merupakan aspek ajaran Islam yang amat penting, bahkan diutusnya Nabi Muhammad SAW tiada lain untuk menyempurnakan akhlak manusia. Dalam akhlak Islam, norma baik-buruk telah ditentukan oleh Al-Quran dan sunah Rasul. Islam tidak memberi wewenang kepada manusia untuk menentukan sendiri norma akhlak yang asasi sebab norma akhlak harus objektif, sedangkan objektivitas tidak selalu terjamin dapat dilaksanakan oleh manusia. Lebih-lebih kalau norma baik dan buruk itu didasarkan kepada pendapat umum.

Bidang Muamalat (Kemasyarakatan)

Bidang muamalat ini mencakup pengaturan pergaulan hidup manusia di atas bumi. Dalam bidang muamalat ini pada umumnya Al-Quran memberi pedoman secaara garis besar, sunah Rasul memberikan penjelasannya. Untuk menghadapi perkembangan perkembangan kehidupan umat manusia yang tidak pernah berhenti, Islam memberikan kesempatan pada jiwa ketentuan yang telah termaktub dalam Al-Quran dan sunah Rasul.

Dari keempat pedoman diatas dapat disimpulkan bahwa Islam merupakan agama yang memberi pedoman secara menyeluruh, baik duniawiah maupun ukhrawiah. Islam juga agama yang mengatur kehidupan manusia, bukan saja manusia sebagai individu, tetapi juga dalam hubungannya satu sama lain dalam bermasyarakat. Maka dari itu maka Islam ini disebut sebagai agama yang rahmatan lilalamin atau rahmat bagi alam semesta.

BAB III

SEJARAH PEMBAHASAN AKIDAH ISLAM

Akidah islam berpangkal pada keyakinan tauhid. Allah mengutus para Rosulnya dibekali dengan kitab untuk menyampaikan petunjuk jalan kebaikan kepada umat manusia. Perbuatan yang dilakukan manusia semasa hidup kelak akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah di dalam kehidupan akhirat. Pada zaman Rosululloh akidah Islam diajarkan melalui wahyu yang langsung turun dari Allah ke Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril yang dituangkan dalam Al-Quran. Manusi aselain diberikan ajaran terhadap agama, juga diajarkan tentang bagaimana ilmu dunia dengan melihat alam sekitar. Sehingga pola pikir manusia itu berkembang. Namun hal itu dibatasi, manusia tidak boleh mempelajari bagaimana bentuk Allah, bagaimana zat dari Allah itu sendiri, karena akal manusia terbatas. Rosululloh bersabda yang artinya : ...dan apabila masalah takdir disebut-sebut maka hendaknya kamu hentikan. (HR Thabrani dan Ibnu Masud).

Dalam hadits lain disebutkan Pikirkanlah makhluk Allah dan jangan memikirkan zatnya karena kamu tidak akan mungkin dapat memperkirakan kekuasaan-Nya. Pada zaman Rosululloh, jika ada suatu permasalahan yang timbul, langsung dikonsultasikan dengan beliau. Sepeninggal Rosululloh, timbullah perbedaan pandangan politik. Masalah pertama yang muncul adalah tentang siapa yang harus menggantikan Rosul sebagai pemimpin di masyarakat.

Perselisihan masalah akidah dialami umat islam ketika bertemu dengan filsafat yunani ddan ahli agama lain terutama pada masa Al-Makmu dari bani abbas (813-833M). Saat itulah ilmu kalam atau ilmu tauhid muncul. Ilmu kalam muncul untuk menangkis serangan yang ditujukan kepada umat islam dari berbagai pihak.walaupun ilmu kalam bisa mempertahankan akidah islam, namun di dallam ilmu kalam tersebut jika dibahas lebih dalam terdapat banyak persoalan yang pelik, sehingga akan menambah perselisihan akidah islam. Hal ini membuat masalah akidah tidak mudah dipelajari dan membuat umat islam lemah. Kaum pembaharu umat islam berusaha keras untuk mengembalikan kekuatan umat islam dengan cara penanaman akidah yang diajarkan Rosulullohyang bersumber wahyu Allah dalam Al-Quran dan berpedoman pada keterangan nabi sendiri. Kaum pembaharu islam antara lain:

Ibnu Taimiyah (wafat tahun 1328M)

Muhammad bin Abdul Wahhab (wafat tahun 1792M)

Syekh Jamaludin Al-Afghani (wafat tahun 1897M)

Syekh Muhammad Abduh (wafat tahun 1905)

Sayyid Muhammad Rasyid Ridha (wafat tahun 1935)

Sendi Akidah Islam

Sendi akidah islam adalah Rukun Iman. Seperti yang terdapat dalam Hadits dan ayat Al-Quran dibawah ini: Malaikat jibril bertanya kepada Rosululloh, dan Beliau pun menjawab Engkau percaya kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, rasul-Nya, dan kepada hari akhir serta engkau percaya kepada qada dan qadar (HR Muslim dari Umar).

QS An-Nisa ayat 136 mengajarkan: wahai orang-rang beriman, berimanlah kepada Allah, dan Rasul-Nya (Muhammad), dan kepada kitab yang diturunkan kepada Rasul-Nya (Al-Quran), serta kitab yang diturunkan sebelum Al-Quran: barang siapa kufur kepada Allah, kepada para malaikat-Nya, kepada kitab-Nya, sungguh ia telah sesat jauh dari kebenaran.

Rukun Iman yaitu:

Iman kepada Allah

Iman kepada malaikat-Nya

Iman kepada kitab-Nya

Iman kepada rasul-Nya

Iman kepada hari akhir

Iman kepada qadar (takdir)-Nya

Iman Kepada Allah

Wujud Allah

Menurut ajaran islam Allah adalah nama Tuhan yang berhak disembah, tidak ada Tuhan selain Allah yang berhak di sembah.

Seorang muslim wajib melafalkan dua kalimat syahadat yang artinya; saya bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah, dan saya bersaksi Muhammad itu Rasul Allah.

Beriman kepada Allah adalah dasar pokok ajaran Islam. Maka dari itu iman kepada Allah harus mendapatkan perhatian sepenuhnya. Permasalahan yang dihadapi adalah perdebatan tentang tuhan itu ada atau tidak. Namun dalam Al-Quran telah dijelaskan dalam ayat-ayatnya sebagai berikut:

QS Yunus ayat 12

QS Al-Ghafir ayat 67

QS An-Nahl ayat10-18

Dengan mengemukakan ayat diatas dapat diperoleh suatu kesimpulan bahwa untuk membuktikan adanya Tuhan, Al-Quran memnempuh jalan yang amat singkat. Bukti adanya Allh juga terdapat dalam alam sekitar dan kehidupan sehari-hari. Seperti, manusia tidak membuat dirinya sendiri, keturunan pun datang karena ada ridho dari Allah untuk memberikan keturunan pada sepasang suami istri, langit dan seisinya tidak terjadi dengan sendirinya. Semua itu terjadi karena kehedak Allah. Selain bukti tersebut ada bukti yang lain misal seorang yang selamat setelah terjadi kecelakaan, itupun karena ridho Allah swt. Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kita dapat menempuh jalan untuk beriman kepada Allah swt dengan masing-masing cara, tapi dengan tetap dibenarkan dalam ajaran islam.

Keesaan Allah

Islam mengajarkan mengenai keesaan Allah, diantaranya:

Keesaan Allah adalah mutlak

Allah adalah Tuhan yang Maha Esa dalam sifatnya

Tidak ada yang boleh disembah selain Allah

Allah Maha Esan dalam segala perbuatan-Nya

Allah bertindak tanpa ada yang membantu

Ayat-ayat Al-Quran yang mengajarkan tentang keesaan Allah antara lain :

QS Al-Baqarah ayat 163

QS Al-Ikhlas ayat 1-4

QS Al-Anbiyaa ayat 25

QS Al-Anbiyaa ayat 22

QS Al-Muminuun ayat 91

QS Al-Qashash ayat 28

Antara Tauhid Dan Syirik

Tauhid adalah keyakinan tentang keesaan Tuhan yang mutlak. Nabi Muhammad sebagai penutup para Rosul dibekali kitab Al-Qur;an. Di dalam Al-Quran banyak ayat yang menerangkan larangan manusia berbuat syirik.

Syirik merupakan suatu jalan yang akan memerosotkan nilai kemanusiaan pada manusia yang melakukannya sebab manusia telah dijadikan sebaik-baiknya makhluk oleh Allah.

Beberapa ayat yang menerangkan tentang syirik:

QS Luqmaan ayat 13

QS An Nisaa ayat 48

QS Al Araf ayat 140

QS Al Israa ayat 23

QS Al Araaf ayat 140

Macam dan bentuk syirik

Penyembahahan kepada selain Allah Diterangkan pada surat Ali Imran ayat 64.

Penyembahan berhala adalah hal yang paling banyak dibahas oleh ayat-ayat Al-Quran, karena hal itu syirik yang paling menonjol. Menyembah berhala tidak diperbolehkan karena menganggap Allah atau Tuhan semesta alam tidak boleh disamakan dengan makhluknya apalagi dengan benda ciptaan makhluknya.

Penyembahan kepada benda-benda alam semesta seperti matahari bulan bintang, jelas tidak diperbolehkan oleh Allah. Seperti yang diterangkan di QS Fushilat ayat 37.

Menyekutukan Allah dengan sesuatu, yaitu menganggap bahwa manusia layak diberi sifat ketuhanan. Diterangkan pada surat Ali Imran ayat 64: Beberapa orang menjadikan orang lain sebagai Tuhan. Dijelaskan pada surat At Taubah ayat 31: Mengikuti panggilan hawa nafsunya secara tidak terkendali. Dijelaskan pada surat Al-furqoon ayat 43 : Menyembah apa pun selain Allah tidak dibenarkan dan termasuk kategori syirik.

Penyembahan Alam

Alquran tegas melarang penyembahan kepada benda alam, seperti bintang,bulan, matahari dan sebagainya seperti QS Fushshilat [41]:37 yang mengatakan, Setengah bukti kebesaran Allah ialah adanya siang dan malam, adanya matahari dan bulan. Janganlah kamu sujud(menyembah) kepada matahari maupun bulan. Sembahlah Allah yang menciptakan semua itu jika kamu benar-benar hanya menyembah kepada Allah.

Dualis medan Trinitas

QS An Nal [16]:51 mengajarkan Allah befirman janganlah kamu mempercayai dua tuhan, Dia (Allah) sajalah Tuhan Yang Maha Esa hendaklah kamu takut hanya kepada-Ku.

Ayat alquran tersebut memperingatkan kita kepada kepercayaan Persia kuno tentang dewa-dewa. Kepercayaan yang seperti demikian itu termasuk syirik yang tidak di benarkan sama sekali oleh islam.

Orang yahudi menolak bahwa Isa Al masih adalah rasul Allah.orang nasrani menempatkan Isa Al masih sebagai anak Allah yang mempunyai sifat ketuhanan. Dan alquran menegaskan bahwa Allah tidak mempunyai anak. Isa Al masih adalah manusia biasa , ia hanyalah rasul Allah yang terjadi atas kehendak Allah dan hidup dengan ruh yang di berikan Allah pula.

Doktrin jika Allah mempunyai anak terdapat juga pada kalangan kaum penyembah berhala di Jazirah Arabia sebagaimana di sebutkan dalam beberapa ayat al quran antara lain dalam QS An Nahl [16]:57,mereka jadikan anak perempuan bagi Allah. MahasuciAlahDari beberapa ayat tersebut dapat diberi gambaran tentang syirik dan di peroleh patokan yang pasti bahwa tauhid (mengEsakan Allah) menurut ajaran wahyu adalah dalam bentuk yang murni dan mutlak. Hanya Allah sajalah Tuhan yang berhak di sembah. Penyembahan selain Allah termasuk syirik. Seperti mempercayai ramalan dan pergi kedukun nabi bersabda, barang siapa datang ketukang ramal , kemudian menanyakan sesuatu( biasanya nasibnya pada hari mendatang ) di tutuplah pintu tobat dari padanya selama 40 malam, bila ia percaya kepada ramalan dukun itu kafir lah ia (HR At TabranidariWatsilahibn al Asqa)

Arti tauhid bagi umat manusia

Dengan meyakini bahwa hanya Allah saja Tuhan Yang MahaEsa, rasa perbedaan pasti tak akan muncul sebab keyakinan tauhid mengajarkan bahwa umat manusia berasal dari Adam. Tauhid juga mengajarkan agar penyembahan di lakukan hanyalah terhadap Allah secara langsung tanpa ada perantara. Dengan menyembah Allah manusia dapat mengatur kehidupannya di dunia tanpa diliputi rasa takut kepada sesamanya dan alam sekitar.dari keterangan singkat di atas dapat di ambil bahwa tauhid yang murni membuahkan kesatuan umat yang hanya menyembah Allah dalam hidupnya, individual maupun kolektif, tunduk kepada norma moral yang berasal dari Allah dan Rasul-Nya.penyembahan kepada Allah saja melahirkan dalam hati simuslim jiwa tidak lekas menyerah, mempunyai rasa harga diri dan berani menghadap berbagai rintangan.

Untuk membela kebenaran akidahnya, seseorang yang bertauhid secara murni tidak mengenal rasa takut akan mati. Karena tidak satupun kekuasaan yang menentukan hidup atau mati seseorang selain Allah. Orang yang bertauhid tidak akan ragu untuk menghadapi siapapun yang menganggu keyakinan agamanya. Ia tidak kuatir akan terputus rejekinya.

Sifat Allah

Kata Allah disebutkan dalam al-quran sebagai asmaTuhan yang berhak di sembah.sifat Allah yang terkandung dalam banyak asmaNya yang di sebut dalam alquran itu secara keseluruhan menggambarkan kesempurnaan mutlak bagi Allah dan tidak ada sesuatupun selain Allah yang menyamaiNya.

Dapat di simpulkan bahwa dengan mengetahui sifat Allah orang akan lebih mengenal Allah Tuhan yang MahaEsa .dalam waktu yang sama dengan mengenal sifat Allah, orang dapat mendidik jiwanya untuk lebih memperkuat keyakinannya kepada Allah dan untuk lebih banyak mendekatkan diripada Allah dan menjauhi larangannya.

Catatan : Dalam hal beriman kepada Allah Tuhan yang sebenarnya itu, kita tidak di perintahkan untuk membahas hal yang memang tidak mungkin tercapai oleh akal sehat sebab akal manusia terbatas.

Secara garis besar alquran setelah menggariskan bahwa tidak ada satu pun yang menyamai Allah. Penegasan ini sudah cukup untuk menjadi garis pemisah antara Allah yang menciptakan semesta alam dan dengan alam semesta yang diciptakan oleh Allah.

Iman Kepada Kitab Allah

Iman kepada kitab Allah termasuk rukun iman yang ke enam. Untuk mengetahui kitab Allah sebelumnya, harus bersumber pada Alquran sebab Alquran adalah kitab Allah yang terakhir diturunkan kepada nabi-Nya yang terakhir pula. Alquran menyebut kitab Allah dengan berbagai sebutan :

Kitab ( dalam bentuk mufrad ) dan kutub ( dalam bentuk jamak ).

Suhuf ( bentuk jamak dari sahifah ) berarti lembaran.

Zubur ( bentuk jamak dari zabur ) berarti tulisan atau kitab.

Kitab

Kitab dipergunakan dalam Alquran kadang untuk semua kitab Allah termasuk Alquran, seperti disebutkan dalam QS Ali Imran [3]:119: dan kamu beriman kepada Alkitab semuanya. Alkitab dimaksudkan untuk semua kitab sebelum Alquran, seperti disebutkan dalam QS Aq Rad [13]:43: katakanlah Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu, demikian pula orang yang mengetahui isi kitab yang terdahulu. Alkitab dimaksudkan untuk Alquran saja, seperti firman Allah dalam QS Al Baqarah [2]:2: inilah alkitab (alquran), tidak terdapat keraguan didalamnya. Alkitab dimaksudkan untuk menyebut surah didalam alquran atau ajarannya, sebagaimana disebutkan dalam QS Al Bayyinah [98]:3: didalamya terdapat ajaran yang lurus.

Suhuf

Suhuf kebanyakan digunakan untuk menyebut kitab Allah sebelu alquran, khususnya kitab yang diturunkan kepada nabi Ibrahim dan nabi Musa, seperti dalam QS Al Alaa[87]:18-19: sungguh ajaran ini terdapat dalam kitab yang terdahulu(18) yaitu kitab Ibrahim dan Musa (19). Suhuf dipergunakan untuk menunjukan kepada Alquran, seperti dalam QS Abasa [80]:13: dalam lembaran yang dimuliakan.

Zabur

Zabur digunakan untuk menunjukan kitab Allah sebelu Alquran, QS Asy Syuaraa [26]: 196: sesungguhnya isi Alquran itu telah termuan pula dalam kitab para rasul yang terdahulu. Zabur menjadi nama kitab yang diturunkan kepada nabi Daud, QS An Nissa[4]: 163: kami berikan kepada Daut sebuah kitab ( zabur). Kitab Allah ada yang dibukukan dan tidak dibukukan. QS Ali Imran [3]:184 mengatakan apabila mereka mendustakan kamu ( Muhammad), sungguh para rasul sebelum kamu pun telah didustakan, padahal merekapun datang dengan membawa bukti, kitab, alkitab yang menerangi.

Kitab yang Dibukukan :

Taurat diturunkan kepada Nabi Musa.

Zabur diturunkan kepada Nabi Daud.

Injil diturunkan kepada Nabi Isa.

Suhuf diturunkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.

Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad.

QS Al Maidah [5]: 44 Allah menurunkan Taurat yang mengandung petunjuk Allah dan memberikan cahaya kebenaran. QS Al Maidah [5] :46 Nabi isa putra Maryam diutus untuk menguatkan kebenaran Taurat yang diturunkan sebelumnya. Nabi Isa diberi Injil yang mengandung petunjuk Allah dan memberikan cahaya kebenaran, menguatkan kebenaran dalam Taurat serta memberikan pedoman dan nasehat bagi mereka yang bertaqwa. QS Al Israa [17]:55 Tuhan memberikan Zabur kepada Nabi Dawud. QS Thaahaa [20]:133 suhuf yang terdahulu tanpa menentukan siapa yang membawa. QS An Najm [ 53]: 36, QS An Alaa[87] :19 menunjuk kepada suhuf Musa dan Ibrahim. QS Al Maidah [5] 48 kami turunkan kepada kamu ( Muhammad ) alkitab Alquran dengan mengandung kebenaran, menguatkan kebenaran kitab Allah sebelumnya, dan batu ujian terhadap kitab yang lain. Maka putuskanlah perkara diantara mereka dengan ketentuan yang telah diturunkan Allah; jangan kamu ikut hawa nafsu mereka ( untuk berpaling ) dari kebenaran yang telah datang kepada kamu; untuk masing- masing dari kamu, kami jadikan ( tentukan ) aturan dan jalan yang terang...

Ayat Alquran memberi penerang tentang kedudukan Alquran terhadap kitab sebelumnya, sehingga dapat disimpulkan :

Alquran diturunkan kepad Muhammad saw berisi kebenaran yang berasal dari Allah.

Alquran menguatkan kebenaran/ korektor kitab Allah sebelumnya

Alquran menjadi batu ujian kebenaran kitab sebelumnya

Alquran sebagai dasar ketentuan hukum bagi kaum ahli kitab

Alquran mengakui adanya perbedaan kitab Allah yang menyangkut tata hidup praktis.

Iman Kepada Rasul

Iman kepada rasul merupakan salah satu sendi akidah islam. Rasul adalah manusia yang dipilih Allah menjadi utusan-Nya untuk menyampaikan petunjuk-Nya kepada umat manusia berupa pedoman yang akan membawa mereka memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Manusia memerlukan adanya rasul Allah sebab manusia tidak seluruhnya mampu mencapai nilai kehidupan yang sesuai dengan petunjuk Tuhan. Manusia bersifat relatif, sehingga perlu adanya pedoman nilai kehidupan yang berasal dari luar manusia yaitu dari Tuhan.

Untuk menguatkan kebenaran para rasul sebagai utusan Allah, kepada mereka diberikan bukti berupa mukjizat, seperti: api yang tidak membakar Nabi Ibrahim, tongkat Nabi Musa yang berubah menjadi ular, kemampuan Nabi Isa dapat menghidupkan orang mati, dan Alquran yang diturukan kepada Nabi Muhammad.

Diantara sekian banyak mukjizat para rasul, yang terjamin kekal hanyalah Alquran karena telah menjadi janji allah untuk menjamin kekekalanya tetapi juga karena isi ajaran Alquran itu sendiri memang behak untuk kekal seumur umat manusia hidup di bumi Allah ini.

Antara Risalah Umum dan Khusus

Adanya penegasan bahwa Alquran diturunkan Allah dan dia pula yang menjamin terpeliharanya dari perubahan dan sebagainya. Islam mewajibkan beriman kepada para rasul semua. Alquran menguatkan kebenaran yang dianjurkan dalam kitab sebelumnya, dan dalam waktu yang sama megandung koreksi terhadap perubahan yang terjadi pada kitab yang dibawakan para nabi sebelumnya.

Iman Kepada Malaikat

Malaikat adalah makhluk Allah yang termasuk gaib, dijadikan Allah dari cahaya, tidak dapat dicapai oleh pancaindera, dah oleh karenanya termasuk golongan makhluk yang immateriil (rohani). Adanya malaikat tidak boleh diragukan sebab termasuk rukun iman.

Malaikat ditempatkan Allah di langit dan akan turun ke bumi bila diperintahkan oleh Allah dan taat sepenuhnya kepada Allah. Segala sesuatu yang mereka lakukan adalah atas perintah Allah belaka.

Para malaikat berbeda-beda tingkatannya, baik dalam kejadian maupun dalam kemampuannya yang kesemuanya itu hanya diketahui oleh Allah saja. Malaikat mempunyai tugas di alam rohani dan di alam nyata serta mempunyai hubungan tertentu dengan manusia.

Tugas malaikat di alam rohani antara lain, mensucikan dan tunduk sepenuhnya kepada Allah, memikul singgasana, memberi salam kepada ahli surga, menyiksa ahli neraka, dan pembawa wahyu.

Tugas malaikat dalam hubungannya dengan alam dan manusia antara lain, mengatur hal yang berhubungan dengan alam seperti menurunkan hujan, senantiasa mengikuti dan membangkitkan kekuatan rohani manusia dengan menyampaikan ilham kebenaran dan kebaikan, senantiasa mendoakan orang mukmin untuk diampuni segala dosanya, malaikat turun ketika Alquran dibaca untuk mendengarkannya, memohonkan rahmat untuk orang mukmin dan orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain

Hikmah iman kepada malaikat dengan kehidupan manusia, manusia terdorong untuk berusaha berhubungan dengan mereka dengan jalan mensucikan jiwa, membersihkan hati, dan beribadat kepada Allah dengan khusyuk dan mengerjakan amal kebaikan lainnya.

Dari segi hidup rohaniah, akan menghasilkan tingginya nilai rohaniah manusia yang akan menjadi bekal utama manusia dalam mengatur tata hidup di atas bumi ini.

Jin, Iblis, dan Setan

Jin adalah makhluk Allah yang dijadikan dari api yang sangat panas sebelum terjadinya manusia dan dibebani kewajiban untuk beribadat kepada Allah. Seperti halnya manusia, jin bertingkat-tingkat kepatuhannya kepada Tuhan dan akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akherat. Namun golongan kafirlah yang terbanyak.

Iblis adalah sebangsa jin yang membangkang perintah Allah. Jin yang membangkang perintah Allah itulah yang dinamakan setan. Iblis adalah nenek moyang yang pertama kali dari setan. Iblis dan setan menjadi simbol keburukan dan kerusakan.

Setiap manusia diikuti oleh jin dan setan yang selalu membisikkan hati manusia untuk melanggar dan mebangkang perintah serta larangan Allah.

Namun godaan iblis akan mendorong seseorang mukmin untuk banyak mendekatkan diri kepada Allah untuk memohon perlindungan-Nya.

Iman Kepada Hari Akhir

Iman kepada hari akhir merupakan salah satu sendi akidah Islam yang fundamental. Hal ini dapat dipahami karena beriman kepada Allah menarik kepada keyakinan adanya tujuan akhir segala ciptaan Allah, khususnya manusia. Iman kepad ahari Akhir membawa manusia sanggup untuk mempertahankan nilai kemanusiaannya yang amat mulia itu.

Manusia dijadikan Tuhan untuk menjadi khalifah-nya di bumi, yang bertugas mengatur kehidupan di dunia. Adapun tugas manusia terhadap Allah adalah untuk mengarahkan hidupnya menjadi pengabdi kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Maka, sudah sepantasnya bila manusia harus mempertanggungjawabkan segala sesuatunya pada Allah pada hari akhir. Hari pembalasan dimana manusia menerima balasan yang seadil-adilnya atas segala perbuatannya di dunia.

Hari akhir adalah hari berakhirnya alam kita sekarang. Segala sesuatu yang ada di alam menjadi binasa dan semua yang hidup dimatikan kecuali Zat Allah. Hari akhir dalam Alquran antara lain sebagai berikut :

Al yaumul Akhir (hari akhir), hari terakhir dari umur alam semesta.

Al Akhirah (kehidupan yg akhir), kehidupan setelah mati.

Yaumul Baath (hari kebangkitan), hari dibangkitkan manusia dari kuburnya.

Yaumul Qiyamah (hari kebangkitan), hari didirikannya manusia dari kuburnya.

Yaumul Fashl (hari kepastian), hari manusia menerima keputusan dari Tuhan.

Yaumul Dien (hari pembalasan), hari manusia menerima pembalasan atas segala amal perbuatannya, yang baik maupun buruk.

Yaumul khuruj (hari keluar), hari manusia keluar dari kuburnya.

Yaumul khulud (hari kekekalan), hari manusia hidup dalam alam yang kekal.

Yaumul Hisab (hari perhitungan), hari manusia diperhitungkan amalnya.

As Saah (waktu), waktu berakhirnya alam kita dan dimulainya kehidupan di alam lain.

Untuk memberikan pembuktian tentang hari akhir ditempuh dengan jalan menggugah hati sanubari dan pikiran manusia agar mau merasakan dan memikirkan tentang kejadian manusia sendiri.

Sorga dan Neraka

Sorga dan neraka termasuk hal yang gaib karena hanya didapat dari berita Alquran dan hadis Nabi saja. Sorga adalah tempat mereka yang mendapat ridho Tuhan karena amal perbuatan baik dan taat, yang mereka lakukan di dunia. Sorga merupakan tempat hidup yang penuh kesenangan yang sempurna dan kekal abadi. Antara lain Darussalam, Darul Khulud, Darul Muqomah, Jannatul Mawa, Jannatu Adn, Al Hawayan, Jannatun Naim, Al Maqamul Amin

Sedangkan neraka adalah tempat yang disediakan bagi orang yang mendapat murka Tuhan karena amal perbuatan buruk dan sikap membangkang yang mereka lakukan di dunia. Neraka merupakan tempat hidup yang mengerikan, penuh dengan siksaan dan hukuman bagi orang-orang yang dzalim. Antara lain An Nar, Jahannam, Al-Hawiyah, Saqar, Lazha, Al Huthamah.

Hikmah beriman kepada hari akhir, akan memperoleh dorongan untuk berbuat jasa kepada masyarakat dalam bidang keagamaan, sosial, kultur, dan pendidikan, dengan mengarahkan harapannya untuk memperoleh keridaan Allah SWT. Selain itu berusaha hidup bauk hingga menjadi ikutan orang banyak dan menjauhkan diri dari perbuatan buruk yang mungkin diikuti orang lain pula.

Iman Kepada Takdir

Iman kepada takdir atau qadar termasuk salah satu sendi akidah islam. Sering kita jumpai kata qadar dibarengkan dengan kata qadha. Qadha yang berarti menghendaki, atau menetapkan hukum. Kata qadha merupakan bentuk masdar dari kata kerja qadha yang berarti kehendak atau ketetapan hukum. Jadi qadha Allah terhadap sesuatu berarti kehendak atau ketetapan hukum Allah terhadap sesuatu itu.

Kata qadar pada umumnya mengandung pengertian kekuasaan Allah untuk menentukan ukuran, susunan, dan aturan terhadap sesuatu. Termasuk juga ketentuan Allah tentang hukum sebab akibat yang berlaku bagi segala yang wujud, baik makhluk hidup maupun benda mati.

Apabila dikatakan segala sesuatu terjadi dengan qadha dan qadar Allah, berarti bahwa segala sesuatu itu terjadi dengan kehendak Allah dan ketetapan hukum Allah yang telah ditentukan sebelumnya dan berjalan sesuai dengan aturan yang dibuat oleh kehendak Allah di bawah pengetahuan Allah pula.

Namun Allah menyatakan kehendak-Nya akan mengubah nasib sesuatu kaum bila mereka pun bekerja untuk mengubah nasib. Qadar atau takdir Allah menentukan bahwa manusia mempunyai keinginan untuk memilih dan mempertimbangkan tindakan mana yang akan dilakukan. Allah hanyalah akan meminta pertanggungjawaban atas perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, di atas dasar keinginan bebasnya.

Ada dua macam perbuatan manusia. Ada perbuatan yang dilakukan dengan dasar keinginan bebasnya (perbuatan ikhtiari), perbuatan ini yang akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah dan perbuatan yang terjadi bukan atas dorongan keinginan bebasnya (perbuatan bukan ikhtiari).

Iman kepada takdir Tuhan membawa pengaruh yang positif dalam kehidupan manusia, khususnya moral, yang dapat disebutkan sebagai berikut :

Memelihara jiwa dari perasaan sombong bila mengalami sukses dalam usaha kita.

Menjauhkan diri dari perasaan lemah, putus asa, dan benci bila ditimpa bencana atau mengalami kegagalan.

Menumbuhkan banyak sifat-sifat keutamaan seperti sifat pemberani, berhati besar, tidak mudah tunduk kepada orang lain, tidak akan menjual murah harga dirinya, berlapang dada, senantiasa bersikap optimis dan berhati tenang.

Memelihara kesucian jiwa dari perasaan dengki dan iri hati serta benci terhadap nikmat karunia Tuhan yang diberikan kepada orang lain.

Mendorong orang untuk rajin bekerja dan banyak berbuat kebaikan kepada sesama makhluk karena ia benar-benar sadar tentang ketentuan Tuhan dalam QS An Najm (53): 39-41

Takdir merupakan salah satu hal yang gaib dan mengingat pula bahwa Allah mengajarkan agar manusia benar-benar menyadari sebagai hamba Allah yang senantiasa perlu kepada rahmat kasih sayang-Nya dalam segala usaha yang dilakukan, manusia hendaknya selalu berdoa kepada Tuhan.