Pemberian Obat Topikal Pada Mata

download Pemberian Obat Topikal Pada Mata

of 40

Transcript of Pemberian Obat Topikal Pada Mata

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    1/40

    PEMBERIAN OBAT TOPIKAL PADA MATA, KULIT, TELINGA,

    DAN KOMPRES PANAS DINGIN

    2.1 Pemberian Obat pada Mata

    2.1.1 Pengertian, Jenis-Jenis Dan Tujuan

    Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata obat tetes mata.

    Obat yang biasa digunakan oleh klien ialah tetes mata dan salep, meliputi preparat yang biasa

    dibeli bebas , misalnya air mata buatan dan vasokonstrikstor (misalnya visine, dsb). Namun

    banyak klien menerima resep obat-obatan oftalmic untuk kondisi mata seperti glaukoma dan

    untuk terapi setelah suatu prosedur, misalnya ekstraksi katarak. Persentase besar klien yang

    menerima obat mata ialah klien lanjut usia. Masalah yang berhubungan dengan usia

    termasuk penglihatan yang buruk, tremor tangan dan kesulitan dalam memegang atau

    menggunakan botol obat, mempengaruhi kemudahan lansia menggunakan obat mata secara

    mandiri. Perawat atau bidan memberi penjelasan kepada klien dan anggota keluarga tentang

    teknik yang digunakan dalam pemberian obat mata. (Donnelly. 1987) menganjurkan untuk

    memperlihatkan klien setiap langkah prosedur pemberian obat tetes mata untuk

    meningkatkan kepatuhan klien. 1

    Obat mata dapat digolongkan menjadi

    a. Obat mata golongan antiseptik dan antiinfeksi

    b. Obat mata golongan kortikosteroid

    c. Obat mata lainnya1

    Tujuan pemberian obat pada mata diantaranya: digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi

    pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa,

    digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.

    Obat mata golongan antiseptik dan antiinfeksi digunakan pada gangguan mata karena adanya

    infeksi oleh mikroba, masuknya benda asing ke dalam kornea mata atau kornea mata yang

    luka/ ulkus.

    Obat mata kortikosteroid digunakan untuk radang atau alergi mata atau juga bengkak yang

    bisa disebabkan oleh alergi itu sendiri atau oleh virus. Karena infeksi mata oleh virus itu

    resisten terhadap pengobatan biasanya digunakan obat mata golongan kortikosteroid untuk

    menghilangkan gejalanya saja. Kalaupun dengan antiseptik hal itu menghindari infksisekunder.

    Gabungan antiseptik dengan kortikosteroid digunakan untuk masalah mata yang disebabkan

    oleh mikroba dan dengan keluhan bengkak/ radang juga gatal atau alergi.

    Digunakan untuk keluhan mata karena habis operasi.

    Prinsip pemberian obat mata

    1. Kornea mata banyak disuplai serabut nyeri sehingga menjadi sangat sensitif terhadap apapun

    yang diberikan ke kornea. Oleh karena itu, perawat atau bidan menghindari obat mata apapun

    secara langsung ke kornea.

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    2/40

    2. Resiko penularan infeksi dari satu mata ke mata lain sangatlah tinggi. Perawat atau bidan

    menghindari menyentuh kelopak mata atau struktur mata yang lain dengan alat tetes mata

    atau tube salep.

    3. Perawat atau bidan menggunakan obat mata hana untuk mata yang terinfeksi. 1

    2.1.2 Indikasi dan kontra indikasi pemberian obat pada mata

    Indikasi

    Biasanya obat tetes mata digunakan dengan indikasi sebagai berikur

    meredakan sementara mata merah akibat iritasi ringan yang dapat disebabkan oleh debu,

    sengatan sinar matahari, pemakaian lensa kontak, alergi atau sehabis berenang. antiseptik dan antiinfeksi.

    radang atau alergi mata.

    Kontraindikasi

    Obat tetes mata yang mengandungnafazolin hidroksida tidak boleh digunakan pada penderita

    glaukoma atau penyakit mata lainnya yang hebat, bayi dan anak. Kecuali dalam pegawasan

    dan nasehat dokter.

    2.1.4 Persiapan Alat dan Bahan

    Alat dan Bahan:1. Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep.

    2. Pipet.

    3. Pinset anatomi dalam tempatnya.

    4. Korentang dalam tempatnya.

    5. Plestier.

    6. Kain kasa.

    7. Kertas tisu.

    8. Balutan.

    9. Sarung tangan.

    10. Air hangat/kapas pelembab.

    a. tetes atau salep mata

    1. botol obat dengan tetes mata steril atau tube salep.

    2. Patch dan plester mata (bila perlu).

    3. Kartu, format, atau huruf cetak nama obat.

    4. Bola kapas atau tisu.

    5. Wadah cuci berisi air hangat atau lap.

    6. Sarung tangan sekali pakai.

    b. cakram intraokuler1. cakram obat.

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    3/40

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    4/40

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    5/40

    atau telunjuk pada lingkaran

    tulang mata.

    Minta klien melihat kelangit-langit.

    (retraksi) lingkaran

    tulang mata. Mencegah

    tekanan dan trauma pada

    bola mata dan mencegah

    jari menyentuh mata.

    Tindakan ini menarik

    kornea ke atas dan

    menjauhi kantong

    konjungtiva dan

    mengurangi stimulasi

    refleks mengedip.

    Memasukkan tetes mata:

    Dengan tangan yang dominanpada dahi klien, pegang alat

    tetes mata berisi obat kira-kira

    sampai 2 cm diatas kantong

    konungtiva.

    Teteskan sejumlah tetesan yang

    diresepkan ke dalam kantong

    konjungtiva.

    Jika klien mengedip ataumenutup mata atau jika tetes

    mata jatuh dibatas mata luar,

    ulangi prosedur.

    Ketika memberikan obat yang

    dapat menimbulkan efek

    sistemik, lindungi jari anda

    dengan tisu bersih dan beri

    tekanan lembut pada duktus

    nasolakrimalis klien selama 30sampai 60 detik.

    Membantu mencegah alattetes mata menyentuh

    struktur mata secara tidak

    sengaja sehingga

    mengurangi resiko cedera

    pada mata dan

    perpindahan infeksi ke

    alat tetes mata. Obat

    mata sudah disterilkan.

    Kantong konjungtiva

    biasanya menampung 1

    sampai 2 tetes.

    Memasukkan tetesan ke

    dalam kantong mata

    memungkinkan distribusi

    yang merata.

    Efek terapeutik diperoleh

    hanya jika tetesan mata

    masuk ke kantong

    konjungtiva.

    Mencegah aliran obat

    berlebihan ke dalam

    saluran hidung dan

    faring. Mencegahabsorpsi ke sirkulasi

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    6/40

    Setelah memasukkan obat,

    minta klien untuk menutup mata

    dengan lembut.

    sistemik.

    Membantu distribusi

    obat, mendorong obat

    dari kantong konjungtiva

    Memasukkan salep mata:

    Dengan memegang aplikator

    salep diatas batas kelopak mata,

    berikan aliran salep tipis mrata

    disepanjang sisi dalam kelopak

    mata bawah pada konjungtiva. Minta klien melihat kebawah.

    Berikan aliran tipis salep

    konjungtiva di sepanjang

    kelopak atas mata.

    Minta klien menutup mata dan

    menggosok kelopak dengan

    lembut dalam gerakan memutar

    menggunakan kapas.

    Jika terdapat kelebihan obat

    pada kelopak mata, seka obat

    tersebut dengan lembut dari

    bagian dalam ke bagian luar

    kantus.

    Jiak klien

    menggunakanpatch mata,

    kenakan dengan

    menempatkanpatch yang bersih

    diatas mata yang diobati,

    sehingga yang bersih diatas

    mata yang diobati, sehingga

    yang bersih diatas mata yang

    diobati, sehingga yang bersih

    diatas mata yang diobati,sehingga yang bersih diatas

    Obat didistribusi merata

    dalam mata mata dan

    batas kelopak mata.

    Mengurangi refleks

    mengedip selama

    pemberian salep.

    Mendistribusikan obat

    merata dalam mata dan

    batas kelopak mata

    Mendistribusikan obat

    lebih lanjut tanpa

    menimbulkan trauma

    pada mata.

    Meningkatkan rasa

    nyaman dan mencegah

    trauma pada mata

    Mengurangi peluang

    infeksi

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    7/40

    mata yang diobati, sehingga

    yang bersih diatas mata yang

    diobati, sehingga yang bersih

    diatas mata yang diobati,

    sehingga seluruh mata tertutup.

    Plester dengan baik tanpamenekan mata.

    Memasang cakram inokuler

    Buka kemasan berisi cakram

    obat dengan lembut, tekan

    cakram pada ujung jari sehingga

    cakram melekat pada jari.

    Dengan tangan yang lain, tarik

    kelopak mata bawah klienmenjauhi matanya. Minta klien

    melihat ke atas.

    Tempatkan cakram didalam

    kantong konjungtiva, sehingga

    cakram mengapung pada sklera

    antara iris dan kelopak mata

    bawah.

    Tarik kelopak mata bawah klien

    keluar dan keatas cakram.

    Seharusnya tidak bisa melihat

    cakram pada saat ini.

    Ulangi tindakan ini jika dapat

    melihat cakram obat.

    Memungkinkan perawat

    atau bidan menginspeksi

    adanya kerusakan atau

    deformitas cakram

    sebelelum diberikan.

    Menyiapkan kantong

    konjungtiva untuk

    menerima cakram obat.

    Menjamin pengantaran

    obat.

    Menjamin keakuratan

    pengantaran obat.

    13. Keluarkan cakram intraokuler

    Cuci tangan dan kenakan sarung

    tangan.

    Jelaskan prosedur kepada klien.

    Dengan lembut tarik kelopak

    mata bawah klien untuk

    memajankan cakram.

    Dengan jri telunjuk dan ibu jari

    tangan yang lain, jepit cakram

    obat dan angkat keluar dari mata

    klien.

    Mengurangi penularan

    mikroorganisme.

    Menyiapkan klien untuk

    menjalani prosedur.

    14. Buang suplai yang kotor ke Mempertahankan

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    8/40

    dalam wadah yang tepat. Lepas

    dan buang sarung tangan dan

    cuci tangan.

    lingkungan yang rapi

    pada sisi tempat tidur dan

    mengurangi penularan

    mikroorganisme.

    15. Observasi resons klien terhadap

    pengobatan, perhatikan tanda

    dan gejala efek sistemik yang

    potensial dan kondisi mata.

    Mengevaluasi reaksi

    terhadap obat.

    16. Catat konsentrasi obat, jumlah

    tetesan atau cakram waktu

    pemberian dan mata yang

    menerima obat (kanan atau kiri).

    Pencatatan yang tepat

    pada waktunya mencegah

    kesalahan dalam

    pemberian obat (misal,

    pengulangan pemberian

    dosis obat atau

    pemberian obat terlewat)

    2.2 Pemberian Obat Topikal pada Kulit

    2.2.1 Pengertian

    Pemberian obat topikal pada kulit merupakan cara memberikan obat pada kulit

    dengan mengoleskan obat yang akan diberikan. Pemberian obat topikal pada kulit memiliki

    tujuan yang lokal, seperti pada superficial epidermis. Obat ini diberikan untuk mempercepat

    proses penyembuhan, bila pemberian per-oral tidak dapat mencapai superficial epidermis

    yang miskin pembuluh darah kapiler. Efek sistemik tidak diharapkan pada pemberian obat

    topikal pada kulit ini. Apabila terjadi kerusakan kulit setelah penggunaan obat topikal padakulit, maka kemungkinan besar efek sistemik akan terjadi.2

    Pemberian obat topikal pada kulit terbatas hanya pada obat-obat tertentu karena tidak

    banyak obat yang dapat menembus kulit yang utuh. Keberhasilan pengobatan topical pada

    kulit tergantung pada:

    Umur

    Pemilihan agen topikal yang tepat

    Lokasi dan luas tubuh yang terkena atau yang sakit

    Stadium penyakit

    Konsentrasi bahan aktif dalam vehikulum

    Metode aplikasi Penentuan lama pemakaian obat

    Penetrasi obat topical pada kulit, melalui: stratum korneum epidermis papilla

    dermis aliran darah2

    Proses penyerapan obat topikal jika diberikan pada kulit, yaitu:

    Lag phase - hanya di atas kulit, tidak masuk ke dalam darah

    Rising - dari stratum korneum diserap sampai ke kapiler dermis darah

    Falling - obat habis di stratum korneum. Jika terus diserap kedalam, khasiatnya akan

    semakin berkurang

    Kurangnya konsentrasi obat yang sampai ke tempat sasaran bisa karena proses eksfoliasi(bagian atas kulit mengelupas), terhapus atau juga karena tercuci.

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    9/40

    Faktor-faktor yang berperan dalam penyerapan obat, diantaranya adalah2:

    Keadaan stratum korneum yang berperan sebagai sawar kulit untuk obat.

    Oklusi, yaitu penutup kedap udara pada salep berminyak yang dapat meningkatkan penetrasi

    dan mencegah terhapusnya obat akibat gesekan, usapan serta pencucian. Namun dapat

    mempercepat efek samping, infeksi, folikulitis dan miliaria jika penggunaannya bersama obat

    atau kombinasinya tidak tepat.

    Frekuensi aplikasi, seperti pada obat kortikosteroid yang kebanyakan cukup diaplikasikan

    satu kali sehari, serta beberapa emolien (krim protektif) yang akan meningkat penyerapannya

    setelah pemakaian berulang, bukan karena lama kontaknya.

    Kuantitas obat yang diaplikasi

    Jumlah pemakaian obat topikal pada kulit ini harus cukup, jika pemakaiannya berlebihan

    justru malah tidak berguna. Jumlah yang akan dipakai, sesuai dengan luas permukaan kulit

    yang terkena infeksi (setiap 3% luas permukaan kulit membutuhkan 1 gram krim atau salep).

    Faktor lain

    Faktor lain seprti peningkatan penyerapan, dapat terjadi apabila:

    Obat dipakaikan dengan cara digosok sambil dipijat perlahan

    Dioles searah dengan pertumbuhan folikel rambut

    Ukuran partikel obat diperkecil

    Sifat kelarutan dan penetrasi obat diperbaiki

    Konsentrasi obat yang diberikan tepat

    Contoh obat topikal untuk kulit :

    1. Anti jamur : ketoconazol, miconazol, terbinafin

    2. Antibiotik : oxytetrasiklin

    3. Kortikosteroid : betametason, hidrokortison

    2.2.2 Tujuan

    Pemberian obat topikal pada kulit bertujuan untuk mempertahankan hidrasi atau

    cairan tubuh untuk mencapai homeostasis, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi

    kulit, menghilangkan gejala atau mengatasi infeksi. 2

    2.2.3 Jenis

    Pemberian obat topikal pada kulit dapat bermacam-macam seperti:

    Krim

    Salep (ointment)

    Lotion

    Lotion yang mengandung suspensi

    Bubuk atau powder

    Spray aerosol.

    2.2.4 Keuntungan dan Kerugian

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    10/40

    Keuntungan

    Untuk efek lokal, mencegah first-pass effect serta meminimalkan efek samping sistemik.

    Untuk efek sistemik, menyerupai cara pemberian obat melalui intravena (zero-order)

    Kerugian

    Secara kosmetik kurang menarik

    Absorbsinya tidak menentu

    2.2.5 Alat dan Bahan

    Troli

    Baki dan alas

    Perlak dan alas

    Bengkok (nierbekken)

    Air DTT dalam kom

    Kapas

    Sarung tangan

    Kassa kecil steril (sesuai kebutuhan)

    Kassa balutan, penutup plastik dan plester (sesuai kebutuhan)

    Lidi kapas atau tongue spatel

    Obat topikal sesuai yang dipesankan (krim, salep, lotion, lotion yang mengandung suspensi,

    bubuk atau powder, spray aerosol)

    Buku obat (ISO)

    Baskom

    Larutan klorin 0.5% dalam tempatnya

    Sabun cuci tangan

    Lap handuk

    Tempat sampah basah dan kering2.2.6 Prosedur kerja1

    NO. LANGKAH - LANGKAH RASIONALISASI

    1.Cek instruksi dokter untuk memastikan nama

    obat, daya kerja, tempat pemberian

    Untuk memastikan kepada

    siapa obat tersebut akan

    diberikan, agar

    meminimalisir kesalahan

    pemberian

    2.Jelaskan prosedur tindakan (lakukanInformed

    Consent)

    Agar klien mengetahui

    tindakan seperti apa yang

    akan dia dapatkan

    3.Setelah disiapkan pada baki dalam troli,

    dekatkan alat dan bahan

    Agar memudahkan

    penjangkauan alat dalam

    melakukan tindakan

    4.Susun alat tersebut secara secara ergonomis,

    berurutan sesuai dengan pemakaian

    Agar memudahkan kita

    dalam penggunaan alat-alat

    5.

    Cuci tangan 7 langkah (sesuai dengan standar

    pencegahan infeksi) dengan sabun dan air

    mengalir, lalu keringkan dengan lap handuk

    Untuk pencegahan infeksi

    6. Persiapkan posisi klien dengan tepat dan

    nyaman

    Agar dapat mempermudah

    pemberian obat dan tetapperhatikan kenyamanan dan

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    11/40

    privasi klien

    7. Identifikasi klien secara tepatUntuk memastikan keadaan

    klien

    8. Pakai sarung tangan Untuk pencegahan infeksi

    9.Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang sakit,

    lepaskan semua debris dan kerak pada kulit

    Untuk membersihkan area

    yang akan diobati agar

    penyerapan obat dapat

    maksimal

    10. Keringkan atau biarkan area kering oleh udara Untuk pencegahan infeksi

    11.Bila kulit terlalu kering dan mengeras, gunakan

    agen topikal

    Untuk mempermudah

    penggunaan obat

    12.

    Oleskan agen topical :

    Krim, salep dan lotion yang mengandung

    minyak

    a) Letakkan satu sampai dengan dua sendok teh

    obat di telapak tangan kemudian lunakkan

    dengan menggosok lembut diantara kedua

    tangan

    b) Usapkan merata diatas permukaan kulit,

    lakukan gerakan memanjang searah

    pertumbuhan bulu

    c) Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat terasa

    berminyak setelah pemberian

    Lotion yang mengandung suspensi

    a) Kocok wadah dengan kuat

    b) Oleskan sejumlah kecil lotion pada kassabalutan atau bantalan kecil

    c) Jelaskan pada klien bahwa area akan terasa

    dingin dan kering

    Bubuk atau powder

    a) Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara

    menyeluruh

    b) Regangkan dengan baik lipatan bagian kulit

    seperti diantara ibu jari atau bagian bawah

    lengan

    c) Bubuhkan secara tipis pada area yangbersangkutan

    Spray aerosol

    a) Kocok wadah dengan keras

    b) Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk

    memegang spray menjauhi area (biasanya 15-30

    cm)

    c) Bila leher atau bagian atas dada harus

    disemprot, minta klien untuk memalingkan

    wajah dari arah spray

    d) Semprotkan obat dengan cara merata pada

    bagian yang sakit

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    12/40

    13.

    Rapikan klien, kembalikan peralatan yang masih

    dapat dipakai, buang peralatan yang sudah tidak

    digunakan pada tempat yang sesuai dan

    dekontaminasi alat

    Untuk pencegahan infeksi

    14.

    Cuci tangan 7 langkah (sesuai dengan standar

    pencegahan infeksi) dengan sabun dan air

    mengalir, lalu keringkan dengan lap handuk

    Untuk pencegahan infeksi

    15.Buat laporan mengenai tindakan yang telah

    dilakukan

    Untuk dokumentasi

    16.Beritahukan pada klien tentang pengobatan yang

    telah dilakukan

    Agar klien mengetahui

    tidakan yang telah dilakukan

    serta keadaan terakhirnya

    2.2.7 Indikasi dan Kontraindikasi

    Indikasi: infeksi lokal, dermatitis, psoriasis ringan, keloid, parut hipertrofik, alopesia areata,aknekistik dan prurigo

    Kontraindikasi: ulkus

    2.3 Pemberian Obat pada Telinga

    2.3.1 Pengertian

    Struktur telinga dalam sangat sensitif terhadap suhu yang ekstrem. Apabila tetes

    telinga atau cairan irigasi tidak diberikan pada suhu ruangan, dapat timbul vertigo (pusing

    berat) atau mual. Walaupun struktur telinga luar tidak steril, adalah bijak untuk menggunakantetesan dan larutan steril, jika gendang telinga rupture. Masuknya larutan tidak steril ke dalam

    struktur telinga tengah dapat menyebabkan infeksi. Dengan mendrainase telinga, perawat

    bersama dokter dapat mengecek untuk meyakinkan bahwa gendang telinga klien tidak ruptur.

    Perawat tidak pernah boleh menyumbat saluran telinga dengan alat tetes atau puit irigasi.

    Memaksa obat masuk ke dalam telinga yang tersumbat dapat menciptakan tekanan yang

    menimbulkan cedera pada gendang telinga.

    Struktur telinga luar pada anak berbeda dari yang dimiliki orang dewasa. Ketika

    memasukkan tetesan atau mengairi telinga perawat harus meluruskan saluran telinga. Pada

    bayi dan anak kecil perawat meluruskan saluran kartilago telinga dengan memegang daun

    telinga dan menariknya ke bawah dan kebelakang dengan lembut. Pada orang dewasa saluran

    telinga lebih panjang dan tersusun atas tulang dibawahnya dan diluruskan dengan menarik

    daun telinga ke atas dank e belakang. Apabila saluran telinga tidak diluruskan dengan benar,

    larutan obat tidak akan mencapai bagian dalam struktur telinga luar.

    Cara memberikan obat pada telinga dengan tetes telinga atau salep. Obat tetes telinga ini pada

    umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga khususnya pada telinga tengah (otitis

    media), dapat berupa obat antibiotik.3

    Obat telinga dapat terbagi menjadi :

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    13/40

    1. Obat telinga sebagai antiseptik dan anti infeksi.

    Biasanya merupakan antibiotik seperti chlorampenikol, gentamisin, atau ofloxacin

    dengan tambahan penghilang sakit lokal (lidokain/benzokain).

    2. Antiseptik telinga dengan kortikosteroid

    Pada kelompok obat telinga ini selain mengandung antibiotik dan penghilang sakit

    lokal juga ditambah kortikosteroid yang berfungsi untuk menghilangkan gejala alergipada telinga.

    3. Obat telinga lainnya

    Obat telinga ini diindikasikan untuk saluran telinga yang tersumbat oleh kotoran yang

    mengeras.

    Obat telinga ini dibuat dalam bentuk sediaan khusus untuk telinga dengan pembawa yang

    mudah menyebar ke dalam liang telinga. Bentuk kemasannya pun didesain khusus untuk

    mempermudah pemberian obat telinga.

    Semua obat telinga tidak boleh digunakan untuk jangka panjang karena bisa menimbulkan

    ototoksik, superinfeksi.

    Bila permasalahan telinga disebabkan oleh jamur/virus tidak boleh menggunakan obat telingayang mengandung antibiotik karena bisa menimbulkan superinfeksi. Selain itu antibiotik

    digunakan untuk infeksi oleh bakteri.3

    Cara membersihkan telinga yang baik adalah;

    Dengan menggunakan cotton bud (lidi berkapas) yang dicelup ke dalam cairan

    perhidrol (H202 3%) atau fenolgliserin.

    Untuk membersihkan penumpukan serumen dapat juga dengan meneteskan terlebih

    dahulu cairan perhidrol (H202 3%) atau fenolgliserin ke dalam liang telinga, tunggu beberapa

    saat kemudian dibersihkan dengan alat pembersih telinga yang ujungnya lunak.

    Untuk pemilihan obat telinga yang tepat sesuai kebutuhan dan keluhan anda ada baiknya

    anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter THT.

    Di apotik online medicastore anda dapat mencari obat telinga yang telah diresepkan dokter

    secara mudah dengan mengetikkan di search engine medicastore. Sehingga anda dapat

    memilih dan beli obat telinga sesuai kebutuhan anda.

    2.3.2 Persiapan Alat

    Alat dan Bahan:

    1. Obat dalam tempatnya.

    2. Penetes.

    3. Spekulum telinga.4. Pinset anatomi dalam tempatnya.

    5. Korentang dalam tempatnya.

    6. Plester.

    7. Kain kasa.

    8. Kertas tisu.

    9. Balutan.

    10. Bengkok

    2.3.3 Indikasi dan Kontra Indikasi

    NAMA GENERIK

    Clindamycin / Klindamisin HCl.

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    14/40

    INDIKASI

    Infeksi saluran napas, otitis media (radang rongga gendang telinga), infeksi kulit,

    osteomyelitis (radang sumsum tulang), endokarditis (radang endokardium jantung).

    KONTRA INDIKASI

    # Hipersensitivitas.

    # Diare, gangguan fungsi hati & ginjal.# Individu yang atopi (hipersensitifitas atau alergi berdasarkan kecenderungan yang

    ditemurunkan).

    gbr. Contoh obat tetes telinga

    2.3.4 Prosedur Kerja1

    No Langkah Rasional

    1 Tinjau kembali program obat dari dokter

    meliputi nama klien, nama obat, konsentrasi

    obat, waktu pemberian obat, jumlah tetesan,

    dan telinga (kanan atau kiri) yang akan

    menerima obat.

    Menjamin pemberian obat yang aman dan

    tepat.

    2 Cuci tangan Mengurangi penularan mikroorganisme

    3 Siapkan peralatan dan suplai :

    Botol obat dan alat tetes

    Kartu, format atau huruf cetak nama obat

    Lidi kapas

    Tisu

    Bola kapas (opsional)

    Sarung tangan sekali pakai (bila perlu)

    Digunakan untuk membuang serumen atau

    drainase

    4 Periksa identifikasi klien dengan melihat

    gelang identifikasi dan menanyakannamanya.

    Memastikan klien yang menerima obat

    benar.

    5 Kenakan sarung tangan. Mengurangi pajanan pada mikroorganisme.

    6 Kaji struktur telinga luar dan salurannya Memberikan dasar untuk menentukan

    apakah timbul respons local terhadap

    pengobatan, apakah kondisi klien

    membaik, atau apakah telinga perlu

    dibersihkan dahulu sebelum obat diberikan.

    7 Jelaskan prosedur pada klien Mengurangi rasa cemas

    8 Atur suplai disisi tempat tidur Memastikan prosedur berjalan lancar

    9 Minta klien mengambil posisi miring dengan

    telinga yang akan diobati berada di atas

    Memudahkan memasukkan obat ke dalam

    telinga. Saluran telinga dalam posisi

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    15/40

    menerima obat.

    10 Jika serumen atau drainase menyumbat

    bagian paling luar saluran telinga, seka

    dengan lembut menggunakan lidi kapas.

    Jangan mendorong serumen kedalam untuk

    menghambat atau menyumbat saluran.

    Serumen dan drainase menjadi tempat

    berkumpulnya mikroorganisme dan dapat

    menghambat distribusi obat ke dalam

    saluran telinga. Oklusi saluran telinga

    mempengaruhi kondisi suara yang normal.

    11 Luruskan saluran telinga dengan menarik

    daun telinga kebawah dan ke belakang (pada

    anak-anak) atau ke atas dan ke luar (dewasa).

    Meluruskan saluran telinga member jalan

    masuk langsung ke bagian struktur telinga

    luar yang lebih dalam.

    12 Masukkan tetesan obat yang diresepkan,

    pegang alat tetes 1cm diatas saluran telinga

    Mendorong tetesan ke dalam saluran yang

    tersumbat akan menyebabkan cedera pada

    gendang telinga.

    13 Minta klien mengambil posisi miring 2

    sampai 3 menit. Beri pijatan atau tekanan

    lembut pada tragus telinga dengan

    menggunakan jari tangan.

    Memungkinkan distribusi obat yang

    menyeluruh. Tekanan dan pijatan

    menggerakkan obat ke dalam.

    14 Kadang-kadang dokter menginstruksikan

    penempatan kapas ke bagian terluar saluran

    telinga jangan menekan kapas ke bagian

    terdalam saluran.

    Memasukkan kapas ke dalam saluran luar

    mencegah obat keluar ketika klien duduk

    atau berdiri. Kapas tidak boleh menyumbat

    saluran, sehingga merusak pendengaran.

    15 Lepaskan kapas dalam 15 menit Meningkatkan distribusi dan absorpsi obat

    16 Buang suplai dan sarung tangan yang kotor

    dan cuci tangan.

    Menjaga kerapihan sisi tempat tidur

    Mengurangi penularan infeksi

    17 Bantu klien mengambil posisi yang nyaman

    setelah tetesan di absorpsi.

    Mengembalikan rasa nyaman.

    18 Evaluasi kondisi telinga luar diantarapemasukkan obat

    Menentukkan respon terhadap obat.

    2.4 Terapi Panas Dingin

    2.4.1 Pengertian Terapi

    Terapi adalah suatu proses berjangka panjang berkenaan dengan rekonstruksi

    pribadi.

    Dalam kamus Bahasa Indonesia, definisi terapi adalah usaha untuk memulihkan

    kesehatan orang yang sedang sakit. Tidak disebut usaha medis dan juga tidak disebutmenyembuhkan penyakit. Maka kita bisa paham bahwa terapi adalah lebih luas daripada

    sekadar pengobatan atau perawatan. Apa yang dapat memberi kesenangan, baik fisik maupun

    mental, pada seseorang yang sedang sakit dapat dianggap terapi.4

    2.4.2 Terapi Panas

    Terapi panas merupakan terapi dengan menggunakan panas. Sedangkan kompres

    adalah salah satu metode fisik yang digunakan untuk menurunkan suhu tubuh bila anak

    demam yang sudah dikenal sejak zaman dulu. Kompres panas membantu meredakan sakit

    yang berhubungan dengan radang sendi dan otot kaku dengan mengurangi ketegangan dan

    melancarkan aliran darah. 4

    a. Tujuan Terapi Panas

    Terapi Panas pada tubuh bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihanjaringan. Bentuk kompres termal biasanya bergantung pada tujuannya. Kompres panas akan

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    16/40

    menghangatkan menghangatkan area tubuh tersebut. Kompres panas menghasilkan

    perubahan fisiologis suhu jaringan, ukuran pembuluh darah, tekanan darah kapiler, area

    permukaan kapiler untuk pertukaran cairan dan elektrolit, dan metabolisme jaringan. Durasi

    kompres juga memengaruhi respons . 4

    b. Jenis

    Kompres panas pada tubuh berbentuk:1. Kering

    Kompres panas kering dapat digunakan secara lokal, untuk konduksi panas, dengan

    menggunakan botol air panas, bantalan pemanas elektrik, bantalan akuatermia, atau kemasan

    pemanas disposabel.

    2. Basah.

    Kompres panas basah dapat diberikan melalui konduksi, dengan cara kompres kasa, kemasan

    pemanas, berendam, atau mandi.

    c. Keuntungan dan Kerugian

    A. Keuntungan1. Memenuhi kebutuhan rasa nyaman pada klien

    2. Mudah dan Praktis

    3. Memberikan rasa hangat

    4. Mengurangi dan membebaskan rasa nyeri

    B. Kerugian

    1. Pada 24 jam pertama setelah cedera traumatik. Panas akan meningkatkanperdarahan

    dan pembengkakan

    2. Peradarahan aktif. Panas akan menyebabkan vasdilatasi dan meningkatkan

    Perdarahan

    3. Edema noninflamasi. Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema.

    4. Tumor ganas terlokalisasi. Karena panas mempercepat metabolisme sel,

    pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat, mempercepat metastase

    (tumor sekunder)

    5. Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapanmembakar

    atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.

    d. Alat dan Bahan

    Kom berisi air hangat sesuai kebutuhan (40-46c)

    Bak seteril berisi dua buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang sesuai

    Kasa perban atau kain segitiga

    Pengalas

    Sarung tangan bersih di tempatnya

    Bengkok dua buah (satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%)

    Waslap 4 buah/tergantung kebutuhan

    Pinset anatomi 2 buah

    Korentang

    e. Prosedur Kerja1

    NO LANGKAH RASIONALISASI

    1. Dekatkan alat-alat kedekat klienAgar bidan atau perawat mudah menjangkau

    alat.

    2. Perhatikan privacy klien Agar menjaga privacy klien

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    17/40

    3. Cuci tangan Untuk pencegahan infeksi

    4. Atur posisi klien yang nyaman Agar saat pemberian obat, klien merasa

    nyaman

    5. Pasang pengalas dibawah

    daerah yang akan dikompres

    Agar menjaga kebersihan dan kenyamanan

    klien di tempat tidur atau tempat klien saat

    diberikan obat

    6. Kenakan sarung tangan lalu

    buka balutan perban bila

    diperban. Kemudian, buang

    bekas balutan ke dalam

    bengkok kosong

    Untuk perlindungan diri

    7. Ambil beberapa potong kasa

    dengan pinset dari bak seteril,

    lalu masukkan ke dalam komyang berisi cairan hangat.

    Untuk merendam kasa yang akan digunakan

    untuk terapi kompres hangat

    8. Kemudian ambil kasa tersebut,

    lalu bentangkan dan letakkan

    pada area yang akan dikompres

    Bila klien menoleransi kompres

    hangat tersebut, lalu

    ditutup/dilapisi dengan kasa

    kering. selanjutnya dibalut

    dengan kasa perban atau kainsegitiga

    Untuk mengompres daerah yang nyeri agar

    klien merasa nyaman dan mengurangi rasa

    sakit klien.

    9. Lakukan prasat ini selama 15-

    30 menit atau sesuai program

    dengan anti balutan kompres

    tiap 5 menit

    Agar hasil dari kompresan tersebut maksimal

    10. Lepaskan sarung tangan Untuk pencegahan infeksi

    11. Atur kembali posisi klien

    dengan posisi yang nyaman

    Agar klien merasa nyaman

    12. Bereskan semua alat-alat untuk

    disimpan kembali

    Agar alat terlihat rapi dan bersih, juga

    berpengaruh pada kenyamanan klien maupun

    perawat atau bidan

    13. Cuci tangan Untuk pencegahan infeksi

    14. Dokumentasikan tindakan ini

    beserta responnya

    Agar saat pengulangan kegiatan ini

    jadwalnya teratur dan tidak terjadi kekeliruan

    pada perawat/bidan

    f. Indikasi

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    18/40

    Indikasi Pemberian Kompres Panas

    Klien yang kedinginan(suhu tubuh yang rendah)

    Klien dengan perut kembung

    Klien yang punya penyakit peradangan, seperti radang persendian

    Spasme otot

    Adanya abses, hematoma

    klien dengan suhu tubuh yang tinggi

    klien dengan batuk dan muntah darah

    pascatonsilektomi

    radang, memar

    g. Kontraindikasi

    Kontraindikasi pemberian kompres panas, yaitu:

    1. K u l i t y a n g b e n g k a k d a n t e r j a d i p e r d a r a h a n , k a r e n a p a n a s a k a n

    m e n i n g k a t k a n p e r d a r a h a n d a n p e m b e n g k a k a n y a n g s e m a k i np a r a h .

    2. Peradarahan aktif. Panas akan menyebabkan vasdilatasi dan meningkatkan

    perdarahan.

    3. Edema noninflamasi. Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema.

    4. Tumor ganas terlokalisasi. Karena panas mempercepat metabolisme sel,

    pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat, mempercepat metastase

    (tumor sekunder).

    5. Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapanmembakar

    atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.

    2.4.2 Terapi Dingin

    a. Pengertian

    Terapi dingin dikenal sebagai cryotherapy yang bekerja pada prinsip pertukaran panas.

    Hal ini terjadi ketika menempatkan objek pendingin dalam kontak langsung dengan objek suhu

    yang lebih hangat, seperti es terhadap kulit. Objek dingin akan menyerap panas dari objek yang

    lebih hangat. Setelah cedera, pembuluh darah akan memberikan oksigen dan nutrisi kepada sel-

    sel yang rusak. Sel-sel di sekitar cedera meningkatkan metabolisme dalam upaya mengkonsumsi

    lebih banyak oksigen. Ketika seluruh oksigen digunakan, sel-sel akan mati serta pembuluh darah

    yang rusak tidak bisa membuang sampah. Sel darah dan cairan meresap ke dalam ruang di

    sekitar otot yang mengakibatkan pembengkakan dan memar. Saat es ditempelkan akanmenyebabkan suhu jaringan yang rusak menurun melalui pertukaran panas dan menyempitkan

    pembuluh darah lokal. Hal ini memperlambat metabolisme dan konsumsi oksigen, sehingga

    mengurangi laju kerusakan. Proses tersebut menghentikan transfer impuls ke otak yang

    mendaftar sebagai nyeri. Kebanyakan terapis dan dokter menyarankan untuk tidak menggunakan

    terapi panas setelah cedera, karena hal ini akan memiliki efek sebaliknya dari terapi dingin. Panas

    meningkatkan aliran darah dan melemaskan otot-otot. Hal itu baik untuk meredakan ketegangan

    otot, tetapi hanya akan meningkatkan rasa sakit dan pembengkakan cedera dengan mempercepat

    metabolisme. Terapi dingin harus selalu digunakan sesegera mungkin setelah cedera terjadi.

    Terapi dingin dilakukan sekitar 15 hingga 20 menit selama 48 jam.

    b. Tujuan

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dcold%2Btherapy%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26hs%3DXdM%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://www.mamashealth.com/skin/&usg=ALkJrhgUNJwL4vwRIo93LFu-hFdC4l50SQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dcold%2Btherapy%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26hs%3DXdM%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://www.mamashealth.com/skin/&usg=ALkJrhgUNJwL4vwRIo93LFu-hFdC4l50SQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dcold%2Btherapy%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26hs%3DXdM%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://www.mamashealth.com/bodyparts/muscle.asp&usg=ALkJrhjwCn5t-aOri0sfH0TCKHCVd7QFZghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dcold%2Btherapy%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26hs%3DXdM%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://www.mamashealth.com/bodyparts/muscle.asp&usg=ALkJrhjwCn5t-aOri0sfH0TCKHCVd7QFZghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dcold%2Btherapy%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26hs%3DXdM%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://www.mamashealth.com/skin/&usg=ALkJrhgUNJwL4vwRIo93LFu-hFdC4l50SQ
  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    19/40

    a. Mengurangi peradangan dengan cara mengerutkan atau mengecilkan pembuluh darah

    b. Mengurangi rasa sakit

    c. Mengurangi kejang otot

    d. Mengurangi kerusakan jaringan

    e. Mengurangi pembengkakakanf. Mengurangi pembentukan udema (Pembekuan darah di bawah kulit)

    c. Jenis-jenis

    1. Kantong Es

    Teknik ini menggunakan tas sederhana seperti kantong plastik, botol air panas, kemasan

    dingin kimia atau sayuran beku. Caranya dengan menerapkan kain handuk kering di atas area

    tersebut untuk mencegah kontak langsung es untuk kulit. Kulit akan melewati empat tahapan

    sensasi dalam 10-15 menit. Sensasi ini dalam rangka adalah:

    1) Dingin kulit

    2) Merasa Burning3) Sakit

    4) Kekebasan

    2. Pijat Es

    Es merupakan material dari teknik terapi dingin. Es adalah sebuah air bersih yang

    dimasukkan ke dalam wadah lalu dibekukan di dalam lemari es samapi benar-benar beku. Langkah

    pertama yang harus dilakukan dalam teknik ini yaitu sedikit demi sedikit membuka es lalu

    pijatkan ke area yang sakit dengan menggunakan gerakan melingkar konstan. Jangan meletakkan

    es di satu daerah selama lebih dari 3 menit karena hal ini dapat menyebabkan radang dingin.

    Terapi dingin harus dihentikan setelah kulit terasa mati rasa.

    d. Keuntungan dan Kerugian

    Keuntungan

    Alat dan bahan mudah ditemukan dan digunakan di rumah

    Murah

    Persiapan yang sedikit

    Baik untuk luka ringan yang hanya memerlukan terapi dingin untuk satu samapi dua hari.

    Kerugian

    Es sebagai bahan dari terapi dingin mudah jatuh sendi serta sulit untuk menjaga es di tempat

    Es cepat mencair dan dapat membuat berantakan terutama jika melakukan terapi dingin di

    tempat tidur.

    Es diterapkan pada permukaan sendi secara terbatas.

    Tidak ada kompresi yang diterapkan.

    Hanya dapat diterapkan untuk jangka waktu yang singkat (10-20 menit).

    Sulit digunakan untuk cedera yang lebih besar atau setelah operasi karena berbagai alasan.

    e. Pemeriksaan Pendahuluan

    Pemeriksaan dilakukan dengan tanya jawab antara terapis dengan pasien. Hal-hal

    yang perlu diketahui dari pasien antara lain:

    Kondisi patologis pasien yaitu berkaitan dengan tingkat keparahan kondisi patologis

    pasien ( akut atau kronis ). Di samping itu juga apakah kondisi patologis pasien indikatif atau

    kontra indikatif dengan terapi yang akan diberikan.

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    20/40

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    21/40

    6. Masukkan batnan es ke dalam

    kom air

    Agar bagian pinggir es tidak

    tajam

    7. Isi kirbat es dengan potongan es

    sebanyak kurang lebih setengah

    bagian dari kirbat tersebut

    Pemakaian es yang berlebihan

    akan membuat mati rasa pada

    kulit

    8. Keluarkan udara dari eskap

    dengan melipat bagian yang

    kosong, lalu di tutup rapat

    Agar terapi dapat bekerja dengan

    maksimal

    9. Periksa skap Untuk memastikan agar tidak

    ada kebocoran

    10. Keringkan eskap dengan lap,

    lalu masukkan ke dalam

    sarungnya

    Agar air yang keluar dari es

    tidak berceceran

    11. Buka area yang akan di obati

    dan atur yang nyaman pada klien

    Posisi yang nyaman bagi pasien

    akan membantu terapi

    12. Pasang perlak pengalas padabagian tubuh yang akan di obati

    Perlak berfungsi sebagai alasagar air tidak menetes ke kasur

    atau ke tempat terapi dilakukan

    13. Letakkan eskap pada bagian

    yang memerlukan terapi

    Peletakkan eskap pada bagian

    yang memerlukan terapi akan

    mempercepat terapi karena terapi

    langsung ke tempat yang

    memerlukannya

    14. Kaji keadaan kulit setiap 20

    menit terhadap nyeri, mati rasa,

    dan suhu tubuh

    Pengkajian yang lebih dari 20

    menit akan membuat pasien

    tidak nyaman15. Angkat eskap bila sudah selesai Terapi dingin harus dihentikan

    setelah kulit terasa mati rasa.

    16. Atur posisi klien kembali pada

    posisi yang nyaman

    Agar pasien lebih nyaman

    setelah terapi

    17. Bereskan alat setelah selesai

    melakukan terapi ini

    Agar alat dan bahan yang sudah

    dipakai tidak mengganggu

    kenyamanan klien

    18. Cuci tangan Untuk pencegahan infeksi

    19. Dokumentasikan Untuk mencatat hasil dari

    pengobatan

    h. Indikasi dan Kontra Indikasi

    Indikasi

    a. Trauma muskuloskeletal : sprain, strain,tendinitis, tenosinovitis, bursitis,tendinitis,

    b. Myofacial pain

    c. Penurunan spastisitas

    d. Pengobatan emergency luka bakar ringan

    Kontra Indikasi

    a. Hipersensitivitas terhadap dinginb. Cryoglobulinemia

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    22/40

    c. Intoleransi terhadap dingin

    d. Raynauds phenomen

    e. Paroxysmal cold hemoglobinuria

    f. HPT

    g. Gangguan kognitif atau komunikasi

    2.5 Kompres Panas Dingin

    2.5.1 Pendahuluan

    Suhu tubuh yang optimum sangat penting untuk kehidupan sel agar dapat

    berfungsi secara efektif. Perubahan suhu tubuh yang eksterem dapat membahayakan

    bagi tubuh. Oleh karena itu, perawata harus berusaha untuk dapat memelihara suhu

    tubuh klien agar tetap normal. Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk

    memelihara suhu tubuh di antaranya adalah melalui kompres.

    Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan

    cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yangmemerlukan.

    Terdapat 2 jenis kompres, yaitu kompres panas dan kompres dingin.

    Berbeda dengan kompres, terapi adalah suatu proses usaha untuk memulihkan

    kesehatan orang yang sakit dengan cara menggunakan alat-alat psikologis yang

    bertujuan menghilangkan, mengubah atau menurunkan gejala-gejala yang ada untuk

    mencapai kesembuhan.5

    2.5.2 Pedoman Kompres Panas dan Dingin

    Pemahaman tentang respon adaptif reseptor termal, fenomena rebound, efek

    sistemik, toleransi terhadap panas dan diongin, kontraindikasi merupakan hal yang

    penting ketika memberikan kompres panas dan dingin. 5

    a. Adaptasi Reseptor termal

    Reseptor termal beradaptasi terhadap perubahan suhu. Ketika reseptor dingin

    terpanjan suhu yang tiba-tiba rendah atau ketika reseftor hangat terpanjan suhu yang

    tiba-tiba tinggi, pada awalnya reseftor terstimulasi dengan kuat. Stimulasi yang kuat

    ini menurun dengan cepat selama beberapa detik pertama dan kemudian menjadilebih lambat selama setengah jam berikutnya atau lebih karena reseftor beradaptasi

    terhadap suhu yang baru. Perawat perlu memahami respon adaptif ini ketika

    memberikan kompres panas dan dingin. Klien ingin mengubah suhu pada kompres

    tersebut karena adanya perubahan sensasi. 5

    b. Fenomena Rebound

    Fenomena rebaound terjadi pada saat efek terapeutik maksimal dari kompres

    panas atau dingin telah mencapai dan kemudian efek yang berlawanan terjadi.

    Misalnya, panas menyebabkan vasodilatasi maksimum dalam 20 sampai 30 menit;

    melanjutkan kompres melebihi 30 sampai 45 menitakan mengakibatkan kongesti

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    23/40

    jaringan, dan pembuluh darah kemudian berkontriksi dengan alasan yang tidak

    diketahui apabila kompres panas terus dilanjutkan, klien beresiko mengalami luka

    bakar, karena pembuluh darahyan kontriksi tidak mampu membuang panas secara

    adekuat melalui sirkulasi darah. Pada kompres dingin vasokonstriksi maksimum

    terjadi ketika kulit yang dikompres mencapai suhu 15 C. Dibawah suhu 15 C,

    vasodilatasi melalui. Mekanismedingin bersifat protektif: vasodilatasi membantumencegah pembekuan jaringan tubuh yang biasa terpanajan dingin, seperti hidung

    dan telinga. Hal ini juga menjelaskan merahnya kulit seseorang yang berjalan

    dimusim dingin.

    Pemahaman tentang fenomena rebound merupakan hal yang penting bagi

    perawata. Kompres harus diberhentikan sebelum fenomena rebound terjadi. 5

    c. Efek Sistemik

    Kompres panas diberikan pada area tubuh lokal, terutama pada area tubuh

    yang luas, dapat meningkatkan curah jantung dan ventilasi paru. Peningkatantersebut adalah hasil vasodilatasi perifer yan berlebihan, yang mengalihkan sejumlah

    besar suplai darah dari organ dalam dan menghasilkan tekanan darah. Penurunan

    tekanan darah yang signifikan dapat menyebabkan klien pingsan. Klien yang

    memiliki penyakit jantung atau paru serta memiliki gangguan sirkulasi seperti

    arteriosklerosis akan lebih rentan terhadap efek kompres ini dibandingkan orang

    sehat. Kompres dingin yang berlebihan(seperti ketika klien ditempatkan dalam

    selimut pendingin) dan vasokonstriksi dapat mengakibatkan tekanan darah klien

    meningkat, karena darah dialihkan dari sirkulasi kutaneus ke pembuluh darah

    internal.

    Pengalihan darah ini adalah respon protektif normal terhadap rasa dingin yang

    panjang yang mana merupakan upaya tubuh untuk mempertahankan suhu inti.

    Menggigil, efek umum lainnya dari rasa dingin yang berkepanjangan, adalah respon

    normal karena tubuh beruoaya untuk menghangatkan dirinya. 5

    d. Toleransi dan Kontraindikasi

    Berbagai bagian tubuh memiliki toleransi panas dan dingin yang berbeda.

    Variabel yang mempengaruhi toleransi fisiologi tubuh tersebut sebagai berikut:

    a. Bagian tubuh. Bagian punggung tangan dan kaki adalah bagian yang tidak

    terlalusensitif terhadap suhu, sebaliknya, bagian dalam dari pergelangan tangan danlengan bawah, leher, dan area perineum adalah bagian yang sensitif terhadap suhu.

    b. Ukuran bagian tubuh yang terpanjan. Semakin besar area yang terpanjan oleh panas

    dan dingin, semakin rendah toleransinya.

    c. Toleransi perorangan. Individu yang sangat tua umumnya memiliki toleransi yang

    paling rendah. Individu yang memiliki kerusakan neurosensori mungkin memiliki

    toleransi yang tinggi, tapi resiko cederanya juga lebih besar.

    d. Lama panjanan. Individu paling merasakan kompres panas dan dingin saat awal

    kompres diberikan. Setelah jangka waktu tertentu, toleransi akan meningkat.

    e. Keutuhan kulit. Area kulit yang cedera lebih sensitif terhadap variasi suhu. Kondisi

    tertentu merupakan kontraindikasi penggunaan kompres panas atau dingin.

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    24/40

    Selama itu beberapa kondisi memerlukan tindakan kewaspadaan ketika

    memberikan terapi kompres panas dan dingin. Adapun kontra indikasi kompres

    panas dan dingin sebagai berikut:

    a.Kontraindikasi pemberian kompres panas, yaitu:

    1 . Pada 24 jam pertama setelah cedera traumatik. Panas akan meningkatkan

    perdarahan dan pembengkakan

    2. Peradarahan aktif. Panas akan menyebabkan vasdilatasi dan meningkatkan

    perdarahan

    3. Edema noninflamasi. Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema.

    4. Tumor ganas terlokalisasi. Karena panas mempercepat metabolisme sel,

    pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat ,mempercepat metastase

    (tumor sekunder)

    5. Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapatmembakar

    atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.

    b . Kontraindikasi pemberian kompres dingin, yaitu:

    1. Luka terbuka dengan meningkatkan kerusakan jaringan karena mengurangi aliran ke

    luka terbuka

    2. Gangguan sirkulasi. Dingin dapat mengganggu nutrisi jaringan lebih lanjut dan

    menyebabkan kerusakan jaringan. Pada klien dengan penyakit raynaud, dingin akan

    meningkatkan spasme arteri

    3. Alergi atau hipersensitivitas terhadap dingin. Beberapa klien memiliki alergi

    terhadap dingin yang dimanisfestasikan dengan respon inflamasi (mis, eritema, hive,

    bengkak, nyeri sendi, dan kadang-kadang spasme otot), yang dapat membahayakan

    jika orang tersebut hipersensitif.

    e. Efek fisiologis Kompres Panas dan Dingin

    Ada pun efek fisiologi tubuh yang terjadi akibat kompres panas dan dingin

    menurut Audery Berman dkk, yaitu sebagai berikut:

    Kompres panas Kompres dingin

    Vasodilatasi Vasokontriksi

    Meningkatkan permeabilitas kapiler Menurunkan permeabilitas kapiler

    Meningkatkan metabolisme selulas Menurunkan metabolisme selularMerelaksasi otot Merelaksasi otot

    Menigkatkan inflamasi, meningkatkan

    aliran darah ke suatu area

    Memperlambat pertumbuhan bakteri,

    mengurangi inflamasi

    Meredakan nyeri dengan merelaksasi otot Meredakan nyeri dengan membuat area

    menjadi mati rasa, memperlambat

    aliran impuls nyeri, dan menigkatkan

    ambang nyeri

    Efek sedatif Efek anastesi lokal

    Mengurangi kekakuan sendi dengan

    menurunkan viskositas cairan senovial

    Meredakan perdarahan

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    25/40

    f. Suhu yang Direkomendasikan untuk Kompres Panas dan Dingin

    Derajat Panas Suhu Bentuk dan Kegunaan

    Sangat dingin Di bawah 15 C Kantong es

    Dingin 15- 18 C Kemasan pendingin

    Sejuk 18- 27 C Kompres dingin

    Hangat kuku 27- 37 C Mandi spons- alkohol

    Hangat 37- 40 C Mandi dengan air hangat

    Panas 40- 60 C Berendam dalam air panas, irigasi,

    kompres panas

    Sangat panas Di atas 60 C Kantong air untuk orang dewasa

    g. Proses Keperawatan

    1. Pengkajian

    Kaji :

    1. Kemampuan klien untuk mengenali kapan rasa dapat menyebabkan ceder. Kaji apaan klien

    menyadari rasa dingin serta dapat membedakan suhu yang terlalu dingin untuk jaringan tubuh

    2. Tingkat kesadaran dan kondisi fisik umum klien. Klien yang sangat muda, sangat tua, tidak

    sadar,atau yang lemah tidak dapat menoleransi panas dengan baik.

    3. Area yang dikompres dengan memeriksa :

    Perubahan integritas kulit, seperti adanya edema, memar, kemerahan, lesi terbuka, adanya

    rabas, dan perdarahan.

    Status sirkulasi (warna, suhu, dan sensasi). Jaringan yang terasa dingin, berwarna pucat atau

    kebiruan, dan kurangnya sensasi atau mati rasa mengindikasikan kerusakan sirkulasi. Tingkat ketidaknyamanan dan rentang pergerakan sendi jika spasme otot atau nyeri sedang

    dikompres.

    Denyut nadi, pernapasan, dan tekanan darah. Faktor ini penting dikaji sebelum kompres

    diberikan pada area tubuh yang luas.

    2. Perencanaan

    Sebelum memberikan kompres panas atau dingin, tentukan:

    a. Apakah klien perlu menandatangani surat persetujuan tindakan (jika surat

    persetujuan diperlukan, periksa surat tersebut pada catatan klien).

    b. Tipe kompres panas atau dingin yang akan digunakan, suhu, dan durasi sertafrekuensi kompres (periksa program dokter jika perlu).

    c. Protokol institusi tentang tipe perlengkapan yang digunakan, suhu yang

    direkomendasikan, dan durasi kompres (periksa program dokter jika perlu),

    d. Waktu kompres diberikan

    3. Pendelegasian

    Pemberian kompres panas dan dingin tertentu dapat didelegasikan kepa UAP

    (misalnya rendam jongkok, mandi air dingin) jika mereka memenuhi kriteria untuk

    menjalankan tugas yang didelegasikan. Kan tetapi, pada semua kasus, pengkajian

    klien dan penentuan bahwa tindakan tersebut aman untuk dilakukan adalah

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    26/40

    tanggungjawab perawat. UAP dapat mengobservasi area yang dikompres selama

    perawatan sehari-hari dan mereka harus dilaporkan temuan yang abnormal pada

    perawat. Temuan yang abnormal harus divalidasi dan diintervensi oleh perawat.

    4. Implementasi

    2.5.3 Kompres Hangat

    a. Pengertian Kompres Hangat

    Memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan cairan atau alat

    yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan. Kompres hangat diberikan

    satu jam atau lebih.

    b. Tujuan Kompres Hangat

    Pada umunya bertujuan untuk meningkatkan perbaikandan pemulihan jaringan. Tujuan khususnya yaitu:

    a. Memperlancar sirkulasi darah

    b. Mengurangi rasa sakitc. Memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien

    d. Memperlancar pengeluaran eksudat

    e. Merangsang peristaltic usus

    c. Jenis-Jenis Kompres Hangat

    Kompres hangat kering

    Dapat digunakan secara local, untuk konduksi panas, dengan menggunakan botol air

    panas, bantalan pemanas elektrik, bantalan akuatermia, atau kemasan pemanas disposable.

    Kompres hangat basah

    Dapat diberikan melalui konduksi, dengan cara kompres kasa, kemasan pemanas,

    berendam atau mandi.

    d. Kompres Hangat dilakukan:

    1. Pada radang persendian

    2. Pada kekejangan otot

    3. Bila perut kembung

    4. Bila ada bengkak (abses) akibat pemberian suntikan

    5. Bila pasien kedinginan (misalnya akibat narkose, iklim atau ketegangan dll)

    6. Pada bagian tubuh yang abses7. Bila ada haematoom

    e. Memberikan Kompres Hangat Kering (Botol Air Panas, bantalan Pemanas Elektrik,

    bantalan Akuatermia, Kemasan Pemanas Disposabel)

    Perlengkapan:

    Botol (kantong) air panas

    Botol air panas dengan tutupnya

    Sarung botol Air panas dan sebuah thermometer

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    27/40

    Bengkok

    Sarung tangan

    Baki dan alasnya

    Tempat sampah basah dan kering

    Baskom Kom

    Bantalan Pemanas elektrik

    Bantalan elektrik dan pengontrolnya

    Sarung (gunakan bahan yang kedap air jika kemungkinan bagian bawah bantalan akan

    menjadi lembab)

    Pengikat kasa (pilihan)

    Bengkok

    Sarung tangan

    Baki dan alasnya Tempat sampah basah dan kering

    Baskom

    Kom

    Bantalan Akuatermia

    Bantalan

    Air Suling

    Unit pengontrol

    Sarung

    Pengikat kasa atau plester (pilihan)

    Bengkok

    Sarung tangan

    Baki dan alasnya

    Tempat sampah basah dan kering

    Baskom

    Kom

    Kemasan Pemanas Disposabel

    Satu atau dua buah kemasan pemanas disposable yang telah dipersiapkan secara komersial

    f. Pelaksanaan

    Langkah Langkah :

    1. Menjelaskan pada klien apa yang akan dilakukan, serta beri tahu tujuannya agar dapat

    menjalankan perawatannya

    2. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan

    3. Cuci tangan dengan 7 langkah

    4. Berikan kompres panas

    Prosedur kerja1

    Pelaksanaan Botol Air Panas Rasionalisasi

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    28/40

    1. Mengukur suhu air. Ikuti praktek institusi

    tentang penggunaan suhu yang tepat.

    Suhu yang sering diberikan:

    46 52 C untuk orang dewasa normal

    40,5 46 C untuk orang dewasa yang

    tidak sadar atau yang kondisinya sedanglemah

    Memastikan suhu yang akan

    diberikan agar terapi berefek

    maksimal

    2. Mengisi sekitar dua pertiga botol dengan

    air panas

    Agar air tidak terlalu penuh dan

    tidak tumpah

    3. Mengeluarkan udara dari botol. Udara

    yang tetap berada di botol akan mencegah

    botol mengikuti bentuk tubuh yang sedang

    dikompres.

    Untuk menjaga suhu agar tetap

    stabil

    4. Menutup botol dengan kencang Agar air tidak tumpah dari

    tempatnya

    5. Membalikkan botol dan memeriksa adanyakebocoran

    Untuk memastikan ada atautidaknya kebocoran

    6. Mengeringkan botol Agar saat terapi dilaksanakan

    pakaian pasien tidak terkena basah

    7. Membungkus botol dengan handuk atau

    sarung botol air panas

    Agar panas air tidak langsung

    menyentuh kulit. Ditakutkan kulit

    melepuh

    8. Meletakkan bantalan pada bagian tubuh

    dan menggunakan bantal untuk

    menyangganya jika perlu

    Untuk memberikan kenyamanan

    pada pasien

    Pelaksanaan Bantalan Pemanas Elektrik Rasioalisasi

    1. Memastikan arca tubuh kering. Penggunaan listrik pada area yang

    lembab dapat mengakibatkan syok

    2. Memeriksa bahwa bantalan elektrik

    tersebut berfungsi dan berada dalam

    kondisi yang baik. Kawat tidak boleh

    bercelah dan kabel harus utuh, komponen

    pemanas tidak boleh terbuka, dan

    pendistribusian suhu pada bantalan harus

    rata.3. Memasang sarung bantalan. Beberapa

    model memiliki sarung kedap air yang

    dapat digunakan jika bantalan diletakkan di

    atas balutan basah.

    Tempat yang lembab dan

    menyebabkan arus pendek pada

    bantalan sehingga membakar atau

    membuat klien syok.

    4. Menyambungkan bantalan ke stop kontak

    listrik

    Untuk menghidupkan bantalan

    listrik

    5. Mengatur pengontrol suhu pada suhu yang

    tepat

    Agar terapi yang diberikan efektif

    6. Setelah bantalan dipanaskan, meletakkan

    bantalan di atas bagian tubuh yangmemerlukan bantalan tersebut

    Untuk memberikan efek kompres

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    29/40

    7. Menggunakan ikatan basa, bukan peniti untuk memfiksasi bantalan agar tetap

    berada di tempatnya

    Pelaksanaan Bantalan Akuatermia

    1. Mengisi unit dengan air suling sampai memenuhi 2/3 inut. Unit akanmenghangatkan air, yang bersirkulasi di bantalan

    2. Mengeluarkan gelembung udara, dan fiksasi tutup bantalan

    3. Mengatur suhu pada tombol pengatur jika memang belum diatur. Suhu normal

    adalah 40,5 C. periksa instruksi pabrik

    4. Membungkus bantalan dengan sebuah handduk atau sarung bantal

    5. Menyambungkan unit ke aliran listrik

    6. Memeriksa adanya kebocoran atau fungsi bantalan yang tidak benar sebelum

    digunakan

    7. Menggunakan plester atau pengikat kasa untuk memfiksasi bantalan di

    tempatnya. Jangan menggunakan peniti, Karena dapat mengakibatkankebocoran

    8. Jika terjadi kemerahan atau nyeri yang tidak biasa, hentikan terapi, dan

    laporkan reaksi klien

    Pelaksanaan Kemasan Pemanas Disposabel

    1. Masukkan ke microwave, pukul-pukul, peras atau remas kemasan sesuai

    dengan petunjuk pabrik

    2. Perhatikan instruksi pabrik mengenai lama waktu produksi panas.

    5. Memberikan klien instruksi sebagai berikut : Jangan memasukan benda-benda tajam, benda berujung runcing (misalnya peniti) ke dalam

    bantalan atau botol.

    Jangan meletakkan botol atau bantalan secara langsung. Permukaan di bawah objek

    meningkatkan absorpsi panas, bukan pengeluaran panas iar yang normal

    Untuk mencegah cedera, jangan mengatur panas lebih tinggi dari yang telah ditentukan.

    Derajat panas yang dirasakan akan menurun dengan cepat setelah pemberian kompres karena

    reseptor suhu tubuh beradaotasi dengan cepat terhadap suhu. Mekanisme adaptif ini dapat

    menyebabkan cedera jaringan jika suhu diatur lebih tinggi

    6. Meletakkan kemasan pemanas pada tempatnya hanya selama jangka waktu yang telah

    ditentukan guna menghindari fenomena rebound. Untuk bantalan elektrik, selama 115menit.

    7. Mendokumentasikan pemberian kompres panas dan respon klien pada catatan klien dengan

    menggunakan format atau daftar tilik yang disertai catatan narasi jika perlu.

    Memberikan kompres pada kondisi rawat jalan dan komunitas

    Memberikan kompres panas Bayi/Anak

    Suhu air dalam botol air panas harus 40,5 46 C untuk anak-anak berusia kurang dari 2

    tahun.

    Memberikan kompres panas pada Lansia

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    30/40

    Berikan perhatian khusus saat mengkaji yang akan diterapi dan ketika mengevaluasi efek

    terapi karena lansia memiliki banyak kondisi yang merupakan predispodidi terjadinya cedera

    pada pemberian kompres.

    h. Memberikan Kompres Hangat Kasa Dan Kemasan Basah

    Perlengkapan

    Disesuaikan berdasarkan kebutuhan

    1. Untuk kompres basah hangat:

    a. Seperangkat peralatan steril terdiri dari:

    Pinset 2 buah

    Kasa secukupnya

    Mangkok berisi cairan hangat

    b. Peralatan non-steril yang terdiri dari: Buli-buli

    Air panas

    Pembalut atau kain segitiga

    Gunting pembalut

    Perlak kecil dan alasnya

    Bengkok (nierbekken)

    Kapas bersih

    Plester

    PELAKSANAAN1. Untuk kompres basah hangat kain bias diambil dengan

    pinset, kemudian dicelupkan ke dalam cairan, diperas sedikit

    selanjutnya diletakkan pada bagian yang dikompres. Kain

    kasa harus dibalut atau ditutupdengan kain kasa kering, lalu

    di plester

    2. Bilanenggunakan air panas

    Buli-buli diisi air panas 1/3 sampai 2/3 bagian

    Udara dikeluarkan dengan cara : buli-buli ditempatkan di

    tempat rata, lalu bagian atasnya ditekuk sampai air kelihatan,

    selanjutnya ditutup

    Di bungkus dengan kantong buli-buli

    Diletakkan pada bagian yang akan dikompres

    3. Bila menggunakan elektrikal pad:

    Periksa tegangan listrik (voltage), disesuaikan voltage alat.

    Stopkontak dipasang

    Panas diukur sesuai kebutuhan

    Elektrikal pad diletakkan pada bagian yang akan dikompres.

    Perhatian :

    a. Untuk kompres basah hangat, pada luka terbuka peralatan harus steril

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    31/40

    b. Untuk kompres basah hangat pada jaringan permukaan yang tertutup (bengkak atau memar),

    alat tidak harus steril tapi harus bersih

    c. Bila cairan atau alat kompres terlalu panas, pada bagian kulit yang dikompres bias terjadi

    luka bakar

    d. Cegah terjadinya luka bakar pada pemberian kompres hangat. Luka bakar bias terjadi, jika

    cairan atau alat kompres terlalu panas.

    Indikasi

    1. Sprain dan strain

    2. Sebagai tindakan pendahuluan (preliminary) sebelum dilakukan latihan untuk kondisi stiff

    joint (kekakuan sendi)

    3. Low back pain yang disertai spasme otot

    4. Arthritis kronis

    Kontraindikasi

    1. Gangguan sensibilitas2. Buerger diseases

    3. Gangguan peredaran darah arterial perifir

    2.5.4 Kompres Dingin

    Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kompres adalah kain pembebat yang dibasahi

    dengan air dingin (es, dan sebagainya) untuk menyejukkan kepala dan sebagainya.

    Kompres dingin dibagi menjadi dua, yaitu kompres dingin kering (kirbat) dan

    kompres dingin basah. Kompres dingin kering terdiri dari kompres es biasa, kompres es

    leher, dan kompres es gantung.

    Kompres dingin kering diberikan untuk mendapat efek lokal dengan menggunakan

    kantong es kolar es, sarung tangan es, dan kemasan pendingin disposabel. Kompres dinginbasah diberikan pada bagian tubuh untuk memberi efek lokal. Kompres dingin sering kali

    digunakan untuk meredakan perdarahan dengan cara mengkonstriksi pembuluh darah,

    meredakan inflamasi dengan vasokonstrisi, dan meredakan nyeri dengan memperlambat

    kecepatan konduksi saraf, menyebabkan mati rasa, dan bekerja sebagai counterirritant.

    A. Kompres Dingin Kering atau Kirbat

    a. Kompres Dingin Kering atau Kirbat Es Biasa

    Pengertian

    Memberikan kompres dingin kepada pasien yang memerlukannya, dengan menggunakan

    kirbat es yang telah diisi dengan potongan es.

    Tujuan

    1. Membantu menurunkan suhu tubuh

    2. Mengurangi rasa sakit atau nyeri

    3. Membantu mengurangi perdarahan

    4. Membatasi peradangan

    Dilakukan pada :

    1. Pasien yang suhunya tinggi

    2. Pasien perdarahan hebat

    3. Pasien yang kesakitan

    Alat

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    32/40

    1. Bengkok

    2. Kantong es

    3. Sarung pelindung

    Bahan

    1. Potongan es secukupnya dalam wadah2. Kassa gulung

    3. Plester

    4. Larutan klorin 0,5%

    Perlengkapan

    1. Baki dan alas

    2. Perlak kecil atau handuk kecil dan alas

    3. Tempat cuci tangan

    4. Sarung tangan

    5. Alat tulis dan buku catatan

    6. Tempat sampah basah7. Tempat sampah kering

    8. Baskom

    Pelaksanaan1

    NO LANGKAH KERJA RASIONALISASI

    1 Menyiapkan alat dan bahan

    Sebelum dimasukkan ke dalam kantong es,

    potongan es dicelupkan dulu ke dalam air untuk

    menghilangkan ujung- ujungnya yang runcing.

    Isi alat dengan keping es sebanyak stengah

    hingga dua pertiga kantong.

    Keluarkan udara yang berlebihan dengan

    menekuk atau memelintir alat

    Pasang tutup kantong atau kolar es dengan kuat,

    atau buat sebauh simpul pada sarung tangan di

    bagian ujung yang terbuka. Hal ini dilakukan

    untuk mencegah kebocoran cairan jika es

    meleleh.

    Pegang alat secara terbalik dan periksa jika ada

    kebocoran

    Bungkus alat dengan sarung penutup yang

    lembut, jika alat tersebut belum dibungkus. Pertahankan alat tersebut pada tempatnya

    dengan menggunakan kasa gulung, pengikat,atau

    handuk. Fiksasi dengan plester sesuai kebutuhan.

    Memudahkan kita dalam

    melakukan tindakan

    2. Mengkaji pemberian kompres dingin terhadap

    pasien

    Memastikan apakah kompres

    tersebut benar diberikan untuk

    pasien tersebut

    3. Melakukan informed concent Mempermudah kita dalam

    melakukan tindakan dengan

    bekerja sama dengan pasienkarena antara bidan dan pasien

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    33/40

    sudah ada perjanjian

    4. Mencuci tangan di bawah ait mengalir Mencegah penularan infeksi

    5. Memasang perlak dan alasnya Mencegah air membasahi kasur

    pasien

    6. Mendekatkan alat dan bahan Memudahkan dalam pelaksanaan

    prosedur kerja

    7. Memakai sarung tangan Pencegahan infeksi

    8. Memasang kompres pada bagian tubuh yang

    memerlukan dan hanya pada jangka waktu yang

    telah ditentukan guna menghindari efek yang

    mebahayakan dari kompres dingin yang

    berkepanjangan

    Memberikan efek kompres yang

    optimal

    9. Membereskan alat- alat

    10. Merendam sarung tangan dalam larutan klorin Dekontaminasi

    11. Mencuci tangan Pencegahan infeksi

    12. Mendokumentasikan di buku catatan Pencatatan yang tepat pada

    waktunya mencegah kesalahan

    dalam pemberian kompres (misal,

    pengulangan pemberian atau

    pemberian terlewat)

    b. Kompres Dingin Kering atau Kirbat Es Leher

    PengertianMemasang kompres dingin pada leher

    Tujuan

    Mengurangi perdarahan, rasa sakit, dan lain- lain

    Dilakukan pada

    Pasien pasca bedah tonsil (tonsilectomi), dan lain- lain

    Alat

    1. Bengkok2. Kantong es

    3. Sarung pelindung

    Bahan

    1. Potongan es secukupnya dalam wadah

    2. Kassa gulung

    3. Plester

    4. Larutan klorin 0,5%

    Perlengkapan

    1. Baki dan alas

    2. Perlak kecil atau handuk kecil dan alas3. Tempat cuci tangan

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    34/40

    4. Sarung tangan

    5. Alat tulis dan buku catatan

    6. Tempat sampah basah

    7. Tempat sampah kering

    8. Baskom

    Pelaksanaan1

    NO LANGKAH KERJA RASIONALISASI

    1 Menyiapkan alat dan bahan

    Sebelum dimasukkan ke dalam kantong es,

    potongan es dicelupkan dulu ke dalam air untuk

    menghilangkan ujung- ujungnya yang runcing.

    Isi alat dengan keping es sebanyak stengah

    hingga dua pertiga kantong.

    Keluarkan udara yang berlebihan dengan

    menekuk atau memelintir alat Pasang tutup kantong atau kolar es dengan kuat,

    atau buat sebauh simpul pada sarung tangan di

    bagian ujung yang terbuka. Hal ini dilakukan

    untuk mencegah kebocoran cairan jika es

    meleleh.

    Pegang alat secara terbalik dan periksa jika ada

    kebocoran

    Bungkus alat dengan sarung penutup yang

    lembut, jika alat tersebut belum dibungkus.

    Pertahankan alat tersebut pada tempatnya

    dengan menggunakan kasa gulung, pengikat,atau

    handuk. Fiksasi dengan plester sesuai kebutuhan.

    Memudahkan kita dalam

    melakukan tindakan

    2. Mengkaji pemberian kompres dingin terhadap

    pasien

    Memastikan apakah kompres

    tersebut benar diberikan untuk

    pasien tersebut

    3. Melakukan informed concent Mempermudah kita dalam

    melakukan tindakan dengan

    bekerja sama dengan pasien

    karena antara bidan dan pasien

    sudah ada perjanjian4. Mencuci tangan di bawah ait mengalir Mencegah penularan infeksi

    5. Memasang perlak dan alasnya Mencegah air membasahi kasur

    pasien

    6. Mendekatkan alat dan bahan Memudahkan dalam pelaksanaan

    prosedur kerja

    7. Memakai sarung tangan Pencegahan infeksi

    8. Memasang kompres pada bagian leher yang

    memerlukan dan hanya pada jangka waktu yang

    telah ditentukan guna menghindari efek yang

    mebahayakan dari kompres dingin yangberkepanjangan

    Memberikan efek kompres yang

    optimal

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    35/40

    9. Membereskan alat- alat

    10. Merendam sarung tangan dalam larutan klorin Dekontaminasi

    11. Mencuci tangan Pencegahan infeksi

    12. Mendokumentasikan di buku catatan Pencatatan yang tepat pada

    waktunya mencegah kesalahan

    dalam pemberian kompres (misal,

    pengulangan pemberian atau

    pemberian terlewat)

    c. Kompres Dingin Kering atau Kirbat Es Gantung

    Pengertian

    Memasang kompres es secara tidak langsung di atas tubuk pasien yang memerlukan

    Tujuan

    Mengurangi perdarahan, rasa nyeri, dan pergerakan

    Dilakukan pada

    Pasien dengan perdarahan pada usus (dalam rongga perut), sakit kepala yang hebat

    Alat

    1. Bengkok

    2. Kantong es

    3. Sarung pelindung

    4. Lengkungan atau busur selimut

    5. Tali khusus kompres es6. Kain atau handuk untuk mengantungkan kompres es

    7. Peniti secukupnya

    Bahan

    1. Potongan es secukupnya dalam wadah

    2. Kassa gulung

    3. Plester

    4. Larutan klorin 0,5%

    Perlengkapan

    1. Baki dan alas

    2. Perlak kecil atau handuk kecil dan alas3. Tempat cuci tangan

    4. Sarung tangan

    5. Alat tulis dan buku catatan

    6. Tempat sampah basah

    7. Tempat sampah kering

    8. Baskom2

    Pelaksanaan1

    NO LANGKAH KERJA RASIONALISASI

    1 Menyiapkan alat dan bahan Sebelum dimasukkan ke dalam kantong es,

    Memudahkan kita dalammelakukan tindakan

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    36/40

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    37/40

    Pengertian

    Kompres basah adalah balutan kasa basah yang sering diletakkan di atas luka terbuka.

    Kompres kasa dan kemasan basah dapat diberikan dalam bentuk panas atau dingin.

    Tujuan

    1. Membersihkan luka2. Mengobati luka

    3. Mencegah kekeringan pada luka tertentu

    Dilakukan pada

    1. Luka yang kotor

    2. Pasien colostomi sebelum dilakukan opersi

    Alat dan bahan

    Kompres

    1. Sarung tangan disposabel atau sarung tangan steril

    2. Wadah untuk larutan

    3. Larutan dengan kekuatan dan suhu yang telah ditetapkan oleh dokter4. Termometer

    5. Kasa segiempat

    6. Sarung tangan, forsep, dan lidi kapas (jika kompres harus steril)

    7. Jeli minyak

    8. Handuk penyekat

    9. Plastik

    10. Tali

    11. Botol air panas atau bantalan akuatermia atau antung es

    12. Balutan steril (ika perlu)

    Kemasan basah

    1. Sarung tangan disposabel

    2. Kain flanel atau kemasan handuk

    3. Baskom air dengan beberapa keping es

    4. Termometer

    5. Sarung tangan steril, forsep, dan lidi kapas (jika sterilitas harus dipertahankan)

    6. Jeli minyak

    7. Material penyekat

    8. Plastik

    9. Kantong es

    10. Balutan steril jika perlu

    Perlengkapan

    1. Baki dan alas

    2. Perlak kecil atau handuk kecil dan alas

    3. Tempat cuci tangan

    4. Sarung tangan

    5. Alat tulis dan buku catatan

    6. Tempat sampah basah

    7. Tempat sampah kering

    8. Baskom

    Pelaksanaan

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    38/40

    1. Menyiapkan alat dan bahan

    2. Melakukan informed concent

    3. Mencuci tangan di bawah ait mengalir

    4. Memasang perlak dan alasnya pada bagian yang akan dikompres

    5. Mendekatkan alat dan bahan

    6. Berikan privasi klien7. Siapkan klien

    Bantu klien ke posisi nyaman

    Pajankan area tubuh yang akan dikompres

    Sangga bagian tubuh yang memerlukan kompres kasa atau kemasan basah

    Pasang sarung tangan disposabel, dan lepaskan balutan luka, jika ada.

    8. Basahi kompres kasa atau kemasan

    Letakkan kasa di dalam larutan

    Dinginkan flanel atau handuk di dalam baskom berisi airu dan keping es

    9. Lindungi kulit sekitar luka sesuai indikasi

    Denga lidi kapas, oleskan jeli minyak ke kulit di sekeliling luka, jangan oleskan ke luka atau

    area kulit yang rusak. Jeli minyak melindungi kulit dari kemungkinan efek iritasi dari

    beberaa larutan

    10. Tempelkan kompres kasa basah atau kemasan basah

    Peras kompres kasa sehingga larutan tidak menetes dari kompres kasa tersebut

    Tempelkan kasa secara lembut dan bertahap pada area yang dituju dan jika dapat ditoleransi

    klien, tempelkan kompres kasa hingga menutupi area yang dikompres dengan baik. Padatkan

    kasa sampai pas memenuhi semua permukaan luka.

    Peras flanel

    Tempelkan flanel ke area tubuh, tutupi area tubuh yang dikompres

    11. Segera sematkan dan fiksasi kompres

    Tutupi kasa atau flanel segera dengan handuk kering atau selembar plastik. Langkah ni

    membantu mempertahankan efektivitasnya

    Fiksasi kompres kasa atau kemasan di tempatnya dengan menggunakan pengikat kasa ayau

    plester.

    12. Pantau klien

    13. Angkat kompres kasa atau kemasan pada waktu yang telah ditentukan.

    14. Dokumentasikan5

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    39/40

    Teknik pemberian obat dan terapi dapat diberikan dengan berbagi cara disesuaikan

    dengan kondisi pasien, diantaranya : pemberian obat kulit, mata dan telinga, terapi panas

    dingin, serta kompres panas dingin.

    Dalam pemberian obat dan terapi ada hal- hal yang perlu diperhatikan, yaitu indikasi

    dan kontraindikasi pemberian obat dan terapi. Sebab ada jenis- jenis terapi tertentu yang tidak

    bereaksi jika diberikan dengan cara yang salah.

    3.2 Saran

    Dalam memberikan obat dan terapi pada pasien, kita sebagai tenaga medis (bidan)

    harus memahami dengan benar cara atau teknik pemberian obat dan terapi serta

    memperhatikan indikasi dan kontraindikasi dari pemberian obat dan terapi tersebut.

    Pemberian obat dan terapi yang tidak sesuai bisa saja memperburuk kondisi pasien yang kita

    tangani.

  • 7/27/2019 Pemberian Obat Topikal Pada Mata

    40/40

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Potter dan Perry. 2005.Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

    2. Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Konsep & Aplikasi Kebutukan Dasar Klien. Jakarta :

    Salemba Medika

    3. Berman, Audrey,et al,. 2009.Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier Erb. Jakarta :

    EGC

    4. Bandiyah, Siti. 2009.Keterampilan Dasar Praktek Klinik : Keperawatan dan Kebidanan.

    Yogyakarta : Nuha Medika

    5. Uliyah, Musrifatul. A. Aziz Alimul Hidayah. 2008.Keterampilan Dasar Klinik untuk

    Kebidanan. Jakarta : Salemba