PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATAN PALANG KABUPATEN...

10
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN Oleh: Achmad Eko Wahyudi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 2013 Diresume oleh: MOH AFIFI (B72214033) YUNITA ANJAR SARI (B92214058) HADI AHMAD FADLI (B92214051) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 2014

Transcript of PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATAN PALANG KABUPATEN...

Page 1: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN

Oleh:

Achmad Eko Wahyudi

Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya2013

Diresume oleh:

MOH AFIFI (B72214033)YUNITA ANJAR SARI (B92214058)HADI AHMAD FADLI (B92214051)

Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya2014

Page 2: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN

ABSTRAK

Fokus masalah yang diteliti dalam jurnal ini adalah: 1) Bagaimana proses

pemberdayaan masyarakat nelayan oleh kelompok nelayan Desa palang Kecamatan Palang

Kabupaten Tuban? 2) Apa faktor pendukung dan penghambat pemberdayaan masyarakat nelayan

oleh kelompok nelayan Desa Palang Kecamatan Palang Kabupaten Tuban?

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mngetahui bagaimana

pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh kelompok nelayan di Desa Palang Kecamatan

Palang Kabupaten Tuban. 2) Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat kelompok

nelayan dalam memberdayakan masyarakat nelayan di Desa Palang Kecamatan Palang

Kabupaten Tuban. 3) Untuk mengetahui hasil yang diperoleh oleh masyarakat nelayan Desa

Palang setelah adanya pemberdayaan yang dilakukan oleh kelompok nelayan Desa Palang

Kecamatan Palang Kabupaten Tuban.

Untuk mengidentifikasi masalah tersebut, peneliti menggunakan metode penelitian

kualitatif deskriptif dalam menganalisis masalah. Adapun hasil penelitian ini adalah bahwa

pemberdayaan masyarakat nelayan oleh kelompok nelayan Desa Palang Kecamatan Palang

Kabupaten Tuban merupakan proses menjadikan masyarakat nelayan lebih baik secara

perekonomian, keagamaan dan lain-lain.

Faktor pendukung pemberdayaan masyarakat nelayan oleh kelompok nelayan adalah

kesiapan masyarakat, sumber daya alam dan sarana prasarana. Faktor penghambat adalah faktor

eksternal seperti kalangan bahan bakar seperti solar, kerusakan sarana prasarana, faktor alam

serta cuaca buruk.

Page 3: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN

Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment) berasal dari kata power

(kekuasaan atau keberdayaan). Istilah pemberdayaan adalah terjemahan dari istilah asing empowerment.

Secara leksikal, pemberdayaan berarti kegunaan. Secara teknis, istilah pemberdayaan dapat disamakan atau

setidaknya diserupakan dengan istilah pengembangan.

Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Pemberdayaan sebagai proses adalah serangkaian

kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk

individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, pemberdayaan menuju pada keadaan

atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya memiliki

kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi,

mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-

tugas kehidupan.

Jadi, Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk mentransformasikan pertumbuhan

masyarakat sebagai kekuatan nyata masyarakat untuk melindungi dan memperjuangkan nilai-nilai dan

kepentingan di dalam arena segenap aspek kehidupan. Pemberdayaan masyarakat mempunyai arti

meningkatkan kemampuan atau meningkatkan kemandirian masyarakat. Pemberdayaan masyarakat bukan

hanya meliputi penguatan individu tetapi juga pranata-pranata sosialnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah

swt.:

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka bumi dan di

belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu

kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah

Page 4: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN

Dari ayat di atas ada indikasi bahwa Allah swt. tidak akan merubah suatu kaum sampai mereka

merubah sebab-sebab kemunduran mereka, maksudnya Allah menganjurkan, menyuruh, dan mengajak

manusia agar mau berusahan dalam menghadapi permasalahan yang ada, tidak lengah dan tidak mudah putus

asa. Pada dasarnya Allah tidak akan memberikan cobaan atau musibah kepada hamba-Nya di luar

kemampuannya dan Allah tidak merubah nasib hamba-Nya selama hamba tersebut tidak mau berusaha dan

bertindak yang lebih baik.

Dalam proses pemberdayaan masyarakat akan mengalami banyak tantangan, halangan dan

rintangan yang harus dilewati, misalnya memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat lainnya, karena di

dalam kelompok pesisir terdapat banyak kelompok kehidupan masyarakat, diantaranya:

1) Mayarakat nelayan tangkap, adalah kelompok masyarakat pesisir yang mata pencaharian

utamanya adalah menangkap ikan di laut. Kelompok ini dibagi lagi dalam dua kelompok besar,

yaitu nelayan kelompok modern dan nelayan tangkap tradisional. Kedua kelompok ini dapat

dibedakan dari dua jenis kapal atau peralatan yang digunakan dan jangkauan wilayah tangkapnya.

2) Menyarakat nelayan pengumpul atau bakul, adalah kelompok masyarakat pesisir yang bekerja

disekitar tempat pendaratan dan pelelangan ikan. Mereka akan mengumpulkan ikan-ikan hasil

tangkapan baik melalui pelelangan maupun dari sisi ikan yang tidak terlelang yang selanjutnya

dijual ke masyarakat sekitarnya atau dibawa ke pasar-pasar lokal. Umumnya yang menjadi

pengumpul ini adalah masyarakat pesisir perempuan.

Pada hakikatnya, pemberdayaan masyarakat nelayan bertujuan untuk mencapai kesejahteraan

sosial-budaya dan hal ini menjadi basis membangun fondasi civil society di kawasan pesisir. Untuk mencapai

tujuan ini diperlukan dukungan kualitas sumber daya manusia, kapasitas, dan fungsi kelembagaan sosial

ekonomi yang optimal dalam kehidupan warga, serta tingkat partisipasi politik warga tinggi. Oleh karena itu,

diperlukan perencanaan yang komprehensif dan tujuan yang terukur, yang pencapaiannya dilakukan secara

bertahap, dengan memperhatikan kemampuan sumber daya pembangunan yang dimiliki masyarakat lokal.

Page 5: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN

Tujuan pemberdayaan di atas dapat tercapai dengan baik apabila terjadi interaksi dialektika yang

konstruktif antara Negara, masyarakat, dan kebijakan atau strategi pengelolaan sumber daya sosial, ekonomi,

dan lingkungan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberdayaan masyarakat, yaitu:

1) Potensi sumber daya alam yang ada di kawasan pesisir.

2) Pengelolaan potensi sumber daya alam pesisir dan laut harus dilaksanakan oleh masyarakat.

3) Negara bertanggungjawab terhadap masa depan kehidupan warganya dan menjamin

perwujudan hak-hak warga terhadap akses sumber daya ekonomi dan lingkungan.

4) Negara, masyarakat, dan pihak lain bertanggungjawab untuk melindungi kelestarian sumber

daya alam dari berbagai ancaman.

5) Kawasan pesisir merupakan “halaman depan” Negara kepulauan Republik Indonesia sehingga

pembangunan kawasan pesisir harus ditujukan untuk memperkuat ketahanan bangsa (masyarakat

nelayan) menghadapi berbagai ancaman yang datang dari laut.

Di samping itu, asas-asas yang harus dijadikan acuan dalam mengaplikasikan kegiatan

pemberdayaan masyarakat nelayan adalah sebagai berikut:

1) Asas kemanusiaan. Asas ini menempatkan pemberdayaan sebagai sarana untuk mewujudkan

nilai-nilai kemanusiaan dalam rangka memanusiakan manusia. Oleh karena itu, harus dihindari

timbulnya percikan pemikiran dan aktifitas-aktifitas pemberdayaan yang bertentangan dengan

nilai-nilai kemanusiaan.

2) Asa keadilan sosial. Asas ini menempatkan kesejahteraan sosial dan kemakmuran ekonomi

yang merata, proporsional, dan adil sebagai tujuan pembangunan dan menjadi sarana mewujudkan

kebahagiaan dunia-akhirat masyarakat di kawasan pesisir.

3) Asas demokrasi partisipatif. Asas ini menempatkan bahwa kegiatan untuk mencapai tujuan

pemberdayaan merupakan proses panjang yang harus menjadi tanggungjawab semua pihak.

Demokratisasi dalam pemberdayaan merupakan upaya mewujudkan tanggungjawab kolektif

dalam mengemban amanat pembangunan. Oleh karena itu, asa demokrasi partisipatif sangat

menghargai dan menjungjung tinggi prakarsa lokal dan partisipasi masyarakat.

Page 6: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN

Sinergi ketiga asas di atas dalam praktek sosial pemberdayaan diharapkan mampu memberikan kontribusi besar

untuk; a) membangun kemandirian masyarakat nelayan, b) meningkatkan bargaining position terhadap pemerintah dan pihak

swasta dalam menentukan kebijakan pembangunan kawasan, c) memperkuat akses ekonomi politik kelembagaan sosial

masyarakat beserta jaringan kerjasama dengan berbagai pihak, d) mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good

governance). Pencapaian keempat hal tersebut akan menjadi tiang utama untuk mewujudkan konstruksi civil society dalam

transformasi masyarakat yang demokratis dan pemerintahan lokal yang bersih (clean local government).

Untuk mengetahui fokus dan tujuan pemberdayaan secara operasional, maka harus diketahui indikator

keberdayaan yang dapat menunjukkan seseorang itu berdaya atau tidak. Schuler, Hashemi dan Riley, mengembangkan

delapan indikator pemberdayaan yang mereka sebut sebagai empowerment index atau indek pemeberdayaan. Keberhasilan

pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari keberdayaan mereka menyangkut kemampuan ekonomi, kemammpuan

mengakses manfaat kesejahteraan dan kemampuan kultural dan politis.

Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Dalam memberdayakan masyarakat membutuhkan strategi yang tepat atau sesuai dengan kebutuhan masyarakat,

sehingga target yang ingin dicapai dapat terialisasi dengan baik. Setidaknya adalah empat strategi pengembangan

masyarakat, yaitu:

1) The Growth Strategy

Penerapan strategi pertumbuhan ini pada umumnya dimaksudkan untuk mencapai peningkatan yang cepat

dalam nilai ekosistem, melalui peningkatan perkapita penduduk, produktifitas, pertanian, permodalan, dan

kesempatan kerja yang dibarengi dengan kemampuan konsumsi masyarakat terutama di pedesaan.

2) The Welfare Strategy

Strategi kesejahteraan ini pada dasarnya dimaksudkan untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Akan

tetapi dibarengi dengan pembangunan kultur dan budaya mandiri dalam arti masyarakat maka yang terjadi

adalah sikap ketergantungan masyarakat kepada pemerintah. Oleh karena itu, dalam setiap usaha

pengembangan masyarakat salah satu aspek yang harus diperhatikan penanganannya adalah masalah kultur dan

budaya masyarakat. Pembangunan budaya jangan sampai kontradiksi dengan pembangunan ekonomi.

Page 7: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN

3) The Responsitive Strategy

Strategi ini merupakan reaksi terhadap strategi kesejahteraan yang dimaksud untuk menanggapi kebutuhan yang

dirumuskan sendiri dengan bantuan pihak luar (self need and assistance) untuk mempelancar usaha sendiri

melalui pengadaan teknologi serta sumber-sumber yang sesuai bagi kebutuhan proses pembangunan.

4) The Integranted or Holistic Strategy

Untuk mengatasi dilema pemberdayaan masyarakat karena kegagalan dari ketiga strategi yang dijelaskan di atas,

maka konsep kombinasi dari unsur-unsur pokok ketiga strategi di atas menjadi alternative strategi

pemberdayaan.

Oleh karena itu, dalam strategi ini terdapat tiga unsur yang harus dipenuhi, yaitu:

1) Persamaan, keadilan pemetaan dan partisipasi merupakan tujuan yang explisit harus ada dari strategi

menyeluruh sehingga badan publik yang ditugasi harus memahami dinamika sosial masyarakat sebagai

intervensinya dan intervensi dilakukan untuk memperkokoh kemampuan masyarakat sendiri dalam

memecahkan masalah yang dihadapinya serta mengambil langkah-langkah instrumental yang dibutuhkan

kemampuan aparatur (pemerintah atau policy maker) untuk melakukan intervensi sosial.

2) Memerlukan perubahan-perubahan mendasar, baik dalam komitmen maupun dalam gaya dan cara bekerja,

maka badan publik yang belum memiliki kemampuan intervensi sosial akan memerlukan pemimpin yang kuat

komitmen pribadinya terhadap tercapainya strategi holistic tersebut, yakni untuk menentukan arah nilai

organisasi, energy, dan proses menuju strategi dan memelihara integritas yang didukung oleh institutional

leadership.

3) Keterlibatan public dan organisasi sosial secara terpadu, memerlukan suatu pedoman untuk meningkatkan

supra-organisasi yang bertugas untuk membangun dan memelihara perspektif menyeluruh, melaksanakan

rekrutmen dan perkembangan kepemimpinan kelembagaan, dan membuat mekanisme kontrol untuk mengatur

saling keterkaitan (interdepensidensi) secara organisasi formal dan informal melalui sistem manajemen strategis.

Sumber daya pesisir berkarakter pelik dan sangat penting bagi ekosistem global. Pendekatan pembangunan

wilayah pesisir yang sifatnya sektoral telah terbukti tidak dapat memecahkan masalah pemanfaatan dan pengelolahan

wilayah pesisir. Begitu pula, pembangunan dan perencanaan tata ruang dengan pendekatan sektoral tidak dapat mencapai

pemanfaatan yang bijaksana dan berkelanjutan. Karena itulah sumber daya wilayah pesisir terpadu mencerminkan alternatif

pendekatan yang berbeda dengan perencanaan dan pengelolaan tradisional bagi wilayah pesisir. Dalam konteks ekonomi

daerah, kewenangan yang diberikan untuk kabupaten dan kota dalam mengatur dan mengurus sendiri potensi kelautan, sudah

menjadi modal dasar bagi peningkatan kemauan daerah dalam berotonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Page 8: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN

Oleh karena itu, kebutuhan akan adanya institusi dan lembaga yang mampu mengarahkan, menjembatani dan

memfasilitasi pemberdayaan potensi kelautan dan perikanan, menjadi faktor penting yang paling mutlak dalam mencapai

hasil maksimal.

Dalam pemberdayaan masyarakat nelayan oleh Kelompok Nelayan Desa Palang Kecamatan Palang Kabupaten

Tuban mengalami sedikit hambatan, baik faktor eksternal maupun internal, tapi di sisi lain pemberdayaan tersebut juga

mendapat dukungan dari masyarakat, sumber daya alam, dan sarana-prasarana.

Faktor Pendukung dan Penghambat Pemberdayaan Masyarakat

Faktor pendukung dalam pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Palang Kecamatan Palang Kabupaten

Tuban adalah sebagai berikut:

1) Masyarakat

Kesiapan masyarakat untuk bisa menerima suatu hal yang baru dan kepercayaan masyarakat kepada kelompok

nelayan menjadi faktor pendukung utama dalam pemberdayaan masyarakat.

Masyarakat juga sangat antusias dan optimis dengan program yang diajukan oleh Kelompok Nelayan Desa

Palang salah satunya penyewaan GPS (Global Persation Sistem) guna meningkatkan penghasilannya ketika

sedang mencari ikan. Sikap ini bertalian erat dengan nilai yang dianut dalam masyarakat setempat. Di samping

sikap masyarakat yang menghargai hasil karya seseorang dengan keinginan untuk lebih maju dalam masyarakat,

maka akan mendorong masyarakat untuk berusaha menemukan hal-hal yang baru, sistem keterbukaan lapisan

masyarakat memungkinkan adanya gerakan social vertical yang luas, atau memberi kesempatan kepada

individu untuk maju atas dasar kemampuan dan kesadaran diri sendiri.

2) Sumber Daya Alam

Adapaun faktor lain yang mendukung pemberdayaan masyarakat nelayan oleh Kelompok nelayan guna

mensejahterakan masyarakat setempat adalah kondisi alam yang sangat mendukung, di perairan laut utara Jawa

sangat kaya akan sumber daya alamnya terutama ikan sehingga hasil tangkapan nelayan melimpah hal ini

berdampak pada peningkatan penghasilan ekonomi masyarakat setempat.

3) Sarana-Prasana

Selain faktor pendukung sebelumnya, yang tak kalah pentingnya adalah adanya sarana-prasarana, yaitu GPS,

peralatan (perahu, motor, jaring payang, kulkas box, surat pelebaran wilayah tangkapan dan lain-lain) dan

fasilitas (pelabuhan, tempat pelelangan ikan dan pelayaran).

Page 9: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN

Sedangkan faktor penghambatnya adalah sebagai berikut:

1) Faktor Internal

Pemodalan yang belum setara dengan pekerjaan di darat, seperti sertifikasi mobil bisa untuk

jaminan pinjam uang di bank, sedangkan sertifikat perahu yang harganya lebih mahal di atas

mobil tidak bisa digunakan untuk jaminan pinjam uang di bank, dan belum adanya standarisasi

harga ikan, ini disebabkan harga ikan ikut pemasaran harga pabrik.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal terjadi ketika bahan bakar langka, kerusakan sarana-prasarana, peralatan (perahu,

motor, mesin, jaring payang dan lain-lain), dan fasilitas (pelabuhan, tempat pelelangan ikan dan

pelayaran), berkurangnya ikan atau musim paceklik.

3) Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia nelayan Desa Palang ini masiih di bawah petani, kebanyakan dari mereka

hanya lulus sampai SD saja, ini menjadikan kendala bagi kelompok nelayan untuk membimbing

masyarakat untuk menjadi masyarakat yang berkembang.

4) Faktor Alam

Keadaan iklim (cuaca) saat ini tidak bisa ditebak, membuat para nelayan bingun apalagi kalau

musim baratan (ombak besar) para nelayan tidak bisa mencari ikan di laut, biasanya kalau musim

ini digunakan para nelayan untuk memperbaiki peralatan-peralatan seperti memperbaiki jarring

payang dan memperbaiki atau merenovasi perahu.

Kelompok Nelayan di Desa Palang Kecamatan Palang Kabupaten Tuban dalam memberdayakan

masyarakat nelayan, alangkah lebih baiknya jika menambah tenaga ahli dalam bidang pemberdayaan

masyarakat agar mampu memberi masukan penting dalam usaha pemberdayaan masyarakat dan perlu

meningkatkan kinerja dalam pemberdayaan masyarakat nelayan sehingga bisa menemukan sesuatu yang baru

sebagai usaha pemberdayaan.

Page 10: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN

Daftar PustakaBachtiar, Wardi., Arikanto, Suharsimi., 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Aziz, Moh. Ali., 2005. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat, Paradigma Aksi Metodolgi, Yogyakarta: Pustaka Pesantren.

Budidarsono, Sugeng., t.t. Analisis dan Formasi Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan, Bogor: Bahan Kuliah Program Studi Pengelolaan Sumber

Daya Pesisir dan Lautan.

1997. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Christenson, James A. & Jerry W. Robinson, Jr Ames., 1989. Community Development In Perspective, Lowa State University Pres.

Damanhuru, Didin S., t.t. Tinjauan Kritis Ideologi Liberialisme dan Sosialisme, Jakarta: Badan Pendidikan dan Pelatihan Departement Dalam Negeri.

Darmansyah dkk., 1986. Ilmu Sosial Dasar (Kumpulan Essai), Surabaya: Usaha Nasional.

Dean, Black, James, Champion., 1999. Metode dan Masalah Penelitian Sosial, Jakarta: Refika Aditama.

Departement Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya, 1992. Bandung: Gema Risalah Press.

Departement Pendidikan dan Kebudayaan., 1989. Kamus Besar Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Fachruddin & Fachruddin, Irfan., 2001. Pilihan Sabda Rasul (Hadits-Hadits Pilihan), Jakarta: Bumi Aksara.

Gulo, W., 2004. Pengembangan Masyarakat Islam, Jakarta: PT. Gramedia.

Halim, A., Pengembangan Masyarakat Islam: Upaya Membangun Paradigma Baru Model Dakwah (Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 4 No. 1, April 2001).

Koentjaraningrat., 1994. Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

_____________., 1996. Pengantar Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta.

Kusnadi., 2006. Filosofi Pemberdayaan Pesisir, Bandung: Humaniora.

_______., 2007. Strategi Hidup Masyarakat Nelayan, Yogyakarta: LkiS.

Lexi, Moloeng., 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Machendrawaty dkk., 2001. Pengembangan Masyarakat Islam, Bandung: Rosdakarya.

Mansyur, M. Khalil., 1984. Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa, Surabaya: Usaha Nasional Indonesia.

Mansur, Yahya., 1994. Dakwah Pengembangan Masyarakat, Surabaya: Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel.

Moloeng, Lexy J., 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Paranto, Pius A. & Al-Barry, M. Dahlan., 2001. Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola.

Sadly, Hassan., 1980. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, Jakarta: PT. Pembangunan.

Sanjaya, Ade., Pemberdayaan Masyarakat: Pengertian, Proses dan Tujuan, (http://www/sarjanaku.com).

Segaf, Husaen dkk., 1997. Pedoman Pembinaan Dakwah Bil Hal, Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Proyek Peneragaan Bimbingan dan

Dakwah/Khutbah Agama Islam.

Solihin, Ahmad, Et. All., 2005. Strategi Pembangunan Kelautan dan Perikanan Indonesia (Bunga Rampai), Bandung: Humaniora.

Sudarji, A., 1989. Dakwah Islam Dengan Pembangunan Masyarakat Desa, Bandung: Mandar Maju.

Suharto, Edi., 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung: Refika Aditama.

Surachmad, Winaryo., 1976. Dasar dan Teknik Research, Bandung: CV. Tarsito.

Widyatama & Veronika, Sudiati., 2001. Dasar-Dasar Menulis Karya Ilmiah, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhtadi, Asep Saiful & Safe’i, Agus Ahmad., 2001. Metode Penelitian Dakwah, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wrihatmolo, Randy R & Dwidjowijoto, Riant Nugroho., 2007. Manajemen Pemberdayaan, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Gramedia.