dinamika kebijakan tehadap nelayan tinjauan historis pada nelayan ...
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATAN PALANG KABUPATEN...
-
Upload
moh-afifi-a-jami -
Category
Investor Relations
-
view
1.047 -
download
8
Transcript of PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATAN PALANG KABUPATEN...
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN
Oleh:
Achmad Eko Wahyudi
Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya2013
Diresume oleh:
MOH AFIFI (B72214033)YUNITA ANJAR SARI (B92214058)HADI AHMAD FADLI (B92214051)
Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya2014
ABSTRAK
Fokus masalah yang diteliti dalam jurnal ini adalah: 1) Bagaimana proses
pemberdayaan masyarakat nelayan oleh kelompok nelayan Desa palang Kecamatan Palang
Kabupaten Tuban? 2) Apa faktor pendukung dan penghambat pemberdayaan masyarakat nelayan
oleh kelompok nelayan Desa Palang Kecamatan Palang Kabupaten Tuban?
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mngetahui bagaimana
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh kelompok nelayan di Desa Palang Kecamatan
Palang Kabupaten Tuban. 2) Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat kelompok
nelayan dalam memberdayakan masyarakat nelayan di Desa Palang Kecamatan Palang
Kabupaten Tuban. 3) Untuk mengetahui hasil yang diperoleh oleh masyarakat nelayan Desa
Palang setelah adanya pemberdayaan yang dilakukan oleh kelompok nelayan Desa Palang
Kecamatan Palang Kabupaten Tuban.
Untuk mengidentifikasi masalah tersebut, peneliti menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif dalam menganalisis masalah. Adapun hasil penelitian ini adalah bahwa
pemberdayaan masyarakat nelayan oleh kelompok nelayan Desa Palang Kecamatan Palang
Kabupaten Tuban merupakan proses menjadikan masyarakat nelayan lebih baik secara
perekonomian, keagamaan dan lain-lain.
Faktor pendukung pemberdayaan masyarakat nelayan oleh kelompok nelayan adalah
kesiapan masyarakat, sumber daya alam dan sarana prasarana. Faktor penghambat adalah faktor
eksternal seperti kalangan bahan bakar seperti solar, kerusakan sarana prasarana, faktor alam
serta cuaca buruk.
Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment) berasal dari kata power
(kekuasaan atau keberdayaan). Istilah pemberdayaan adalah terjemahan dari istilah asing empowerment.
Secara leksikal, pemberdayaan berarti kegunaan. Secara teknis, istilah pemberdayaan dapat disamakan atau
setidaknya diserupakan dengan istilah pengembangan.
Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Pemberdayaan sebagai proses adalah serangkaian
kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk
individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, pemberdayaan menuju pada keadaan
atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya memiliki
kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik
bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi,
mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-
tugas kehidupan.
Jadi, Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk mentransformasikan pertumbuhan
masyarakat sebagai kekuatan nyata masyarakat untuk melindungi dan memperjuangkan nilai-nilai dan
kepentingan di dalam arena segenap aspek kehidupan. Pemberdayaan masyarakat mempunyai arti
meningkatkan kemampuan atau meningkatkan kemandirian masyarakat. Pemberdayaan masyarakat bukan
hanya meliputi penguatan individu tetapi juga pranata-pranata sosialnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah
swt.:
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka bumi dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu
kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
Dari ayat di atas ada indikasi bahwa Allah swt. tidak akan merubah suatu kaum sampai mereka
merubah sebab-sebab kemunduran mereka, maksudnya Allah menganjurkan, menyuruh, dan mengajak
manusia agar mau berusahan dalam menghadapi permasalahan yang ada, tidak lengah dan tidak mudah putus
asa. Pada dasarnya Allah tidak akan memberikan cobaan atau musibah kepada hamba-Nya di luar
kemampuannya dan Allah tidak merubah nasib hamba-Nya selama hamba tersebut tidak mau berusaha dan
bertindak yang lebih baik.
Dalam proses pemberdayaan masyarakat akan mengalami banyak tantangan, halangan dan
rintangan yang harus dilewati, misalnya memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat lainnya, karena di
dalam kelompok pesisir terdapat banyak kelompok kehidupan masyarakat, diantaranya:
1) Mayarakat nelayan tangkap, adalah kelompok masyarakat pesisir yang mata pencaharian
utamanya adalah menangkap ikan di laut. Kelompok ini dibagi lagi dalam dua kelompok besar,
yaitu nelayan kelompok modern dan nelayan tangkap tradisional. Kedua kelompok ini dapat
dibedakan dari dua jenis kapal atau peralatan yang digunakan dan jangkauan wilayah tangkapnya.
2) Menyarakat nelayan pengumpul atau bakul, adalah kelompok masyarakat pesisir yang bekerja
disekitar tempat pendaratan dan pelelangan ikan. Mereka akan mengumpulkan ikan-ikan hasil
tangkapan baik melalui pelelangan maupun dari sisi ikan yang tidak terlelang yang selanjutnya
dijual ke masyarakat sekitarnya atau dibawa ke pasar-pasar lokal. Umumnya yang menjadi
pengumpul ini adalah masyarakat pesisir perempuan.
Pada hakikatnya, pemberdayaan masyarakat nelayan bertujuan untuk mencapai kesejahteraan
sosial-budaya dan hal ini menjadi basis membangun fondasi civil society di kawasan pesisir. Untuk mencapai
tujuan ini diperlukan dukungan kualitas sumber daya manusia, kapasitas, dan fungsi kelembagaan sosial
ekonomi yang optimal dalam kehidupan warga, serta tingkat partisipasi politik warga tinggi. Oleh karena itu,
diperlukan perencanaan yang komprehensif dan tujuan yang terukur, yang pencapaiannya dilakukan secara
bertahap, dengan memperhatikan kemampuan sumber daya pembangunan yang dimiliki masyarakat lokal.
Tujuan pemberdayaan di atas dapat tercapai dengan baik apabila terjadi interaksi dialektika yang
konstruktif antara Negara, masyarakat, dan kebijakan atau strategi pengelolaan sumber daya sosial, ekonomi,
dan lingkungan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberdayaan masyarakat, yaitu:
1) Potensi sumber daya alam yang ada di kawasan pesisir.
2) Pengelolaan potensi sumber daya alam pesisir dan laut harus dilaksanakan oleh masyarakat.
3) Negara bertanggungjawab terhadap masa depan kehidupan warganya dan menjamin
perwujudan hak-hak warga terhadap akses sumber daya ekonomi dan lingkungan.
4) Negara, masyarakat, dan pihak lain bertanggungjawab untuk melindungi kelestarian sumber
daya alam dari berbagai ancaman.
5) Kawasan pesisir merupakan “halaman depan” Negara kepulauan Republik Indonesia sehingga
pembangunan kawasan pesisir harus ditujukan untuk memperkuat ketahanan bangsa (masyarakat
nelayan) menghadapi berbagai ancaman yang datang dari laut.
Di samping itu, asas-asas yang harus dijadikan acuan dalam mengaplikasikan kegiatan
pemberdayaan masyarakat nelayan adalah sebagai berikut:
1) Asas kemanusiaan. Asas ini menempatkan pemberdayaan sebagai sarana untuk mewujudkan
nilai-nilai kemanusiaan dalam rangka memanusiakan manusia. Oleh karena itu, harus dihindari
timbulnya percikan pemikiran dan aktifitas-aktifitas pemberdayaan yang bertentangan dengan
nilai-nilai kemanusiaan.
2) Asa keadilan sosial. Asas ini menempatkan kesejahteraan sosial dan kemakmuran ekonomi
yang merata, proporsional, dan adil sebagai tujuan pembangunan dan menjadi sarana mewujudkan
kebahagiaan dunia-akhirat masyarakat di kawasan pesisir.
3) Asas demokrasi partisipatif. Asas ini menempatkan bahwa kegiatan untuk mencapai tujuan
pemberdayaan merupakan proses panjang yang harus menjadi tanggungjawab semua pihak.
Demokratisasi dalam pemberdayaan merupakan upaya mewujudkan tanggungjawab kolektif
dalam mengemban amanat pembangunan. Oleh karena itu, asa demokrasi partisipatif sangat
menghargai dan menjungjung tinggi prakarsa lokal dan partisipasi masyarakat.
Sinergi ketiga asas di atas dalam praktek sosial pemberdayaan diharapkan mampu memberikan kontribusi besar
untuk; a) membangun kemandirian masyarakat nelayan, b) meningkatkan bargaining position terhadap pemerintah dan pihak
swasta dalam menentukan kebijakan pembangunan kawasan, c) memperkuat akses ekonomi politik kelembagaan sosial
masyarakat beserta jaringan kerjasama dengan berbagai pihak, d) mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance). Pencapaian keempat hal tersebut akan menjadi tiang utama untuk mewujudkan konstruksi civil society dalam
transformasi masyarakat yang demokratis dan pemerintahan lokal yang bersih (clean local government).
Untuk mengetahui fokus dan tujuan pemberdayaan secara operasional, maka harus diketahui indikator
keberdayaan yang dapat menunjukkan seseorang itu berdaya atau tidak. Schuler, Hashemi dan Riley, mengembangkan
delapan indikator pemberdayaan yang mereka sebut sebagai empowerment index atau indek pemeberdayaan. Keberhasilan
pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari keberdayaan mereka menyangkut kemampuan ekonomi, kemammpuan
mengakses manfaat kesejahteraan dan kemampuan kultural dan politis.
Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Dalam memberdayakan masyarakat membutuhkan strategi yang tepat atau sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
sehingga target yang ingin dicapai dapat terialisasi dengan baik. Setidaknya adalah empat strategi pengembangan
masyarakat, yaitu:
1) The Growth Strategy
Penerapan strategi pertumbuhan ini pada umumnya dimaksudkan untuk mencapai peningkatan yang cepat
dalam nilai ekosistem, melalui peningkatan perkapita penduduk, produktifitas, pertanian, permodalan, dan
kesempatan kerja yang dibarengi dengan kemampuan konsumsi masyarakat terutama di pedesaan.
2) The Welfare Strategy
Strategi kesejahteraan ini pada dasarnya dimaksudkan untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Akan
tetapi dibarengi dengan pembangunan kultur dan budaya mandiri dalam arti masyarakat maka yang terjadi
adalah sikap ketergantungan masyarakat kepada pemerintah. Oleh karena itu, dalam setiap usaha
pengembangan masyarakat salah satu aspek yang harus diperhatikan penanganannya adalah masalah kultur dan
budaya masyarakat. Pembangunan budaya jangan sampai kontradiksi dengan pembangunan ekonomi.
3) The Responsitive Strategy
Strategi ini merupakan reaksi terhadap strategi kesejahteraan yang dimaksud untuk menanggapi kebutuhan yang
dirumuskan sendiri dengan bantuan pihak luar (self need and assistance) untuk mempelancar usaha sendiri
melalui pengadaan teknologi serta sumber-sumber yang sesuai bagi kebutuhan proses pembangunan.
4) The Integranted or Holistic Strategy
Untuk mengatasi dilema pemberdayaan masyarakat karena kegagalan dari ketiga strategi yang dijelaskan di atas,
maka konsep kombinasi dari unsur-unsur pokok ketiga strategi di atas menjadi alternative strategi
pemberdayaan.
Oleh karena itu, dalam strategi ini terdapat tiga unsur yang harus dipenuhi, yaitu:
1) Persamaan, keadilan pemetaan dan partisipasi merupakan tujuan yang explisit harus ada dari strategi
menyeluruh sehingga badan publik yang ditugasi harus memahami dinamika sosial masyarakat sebagai
intervensinya dan intervensi dilakukan untuk memperkokoh kemampuan masyarakat sendiri dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya serta mengambil langkah-langkah instrumental yang dibutuhkan
kemampuan aparatur (pemerintah atau policy maker) untuk melakukan intervensi sosial.
2) Memerlukan perubahan-perubahan mendasar, baik dalam komitmen maupun dalam gaya dan cara bekerja,
maka badan publik yang belum memiliki kemampuan intervensi sosial akan memerlukan pemimpin yang kuat
komitmen pribadinya terhadap tercapainya strategi holistic tersebut, yakni untuk menentukan arah nilai
organisasi, energy, dan proses menuju strategi dan memelihara integritas yang didukung oleh institutional
leadership.
3) Keterlibatan public dan organisasi sosial secara terpadu, memerlukan suatu pedoman untuk meningkatkan
supra-organisasi yang bertugas untuk membangun dan memelihara perspektif menyeluruh, melaksanakan
rekrutmen dan perkembangan kepemimpinan kelembagaan, dan membuat mekanisme kontrol untuk mengatur
saling keterkaitan (interdepensidensi) secara organisasi formal dan informal melalui sistem manajemen strategis.
Sumber daya pesisir berkarakter pelik dan sangat penting bagi ekosistem global. Pendekatan pembangunan
wilayah pesisir yang sifatnya sektoral telah terbukti tidak dapat memecahkan masalah pemanfaatan dan pengelolahan
wilayah pesisir. Begitu pula, pembangunan dan perencanaan tata ruang dengan pendekatan sektoral tidak dapat mencapai
pemanfaatan yang bijaksana dan berkelanjutan. Karena itulah sumber daya wilayah pesisir terpadu mencerminkan alternatif
pendekatan yang berbeda dengan perencanaan dan pengelolaan tradisional bagi wilayah pesisir. Dalam konteks ekonomi
daerah, kewenangan yang diberikan untuk kabupaten dan kota dalam mengatur dan mengurus sendiri potensi kelautan, sudah
menjadi modal dasar bagi peningkatan kemauan daerah dalam berotonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu, kebutuhan akan adanya institusi dan lembaga yang mampu mengarahkan, menjembatani dan
memfasilitasi pemberdayaan potensi kelautan dan perikanan, menjadi faktor penting yang paling mutlak dalam mencapai
hasil maksimal.
Dalam pemberdayaan masyarakat nelayan oleh Kelompok Nelayan Desa Palang Kecamatan Palang Kabupaten
Tuban mengalami sedikit hambatan, baik faktor eksternal maupun internal, tapi di sisi lain pemberdayaan tersebut juga
mendapat dukungan dari masyarakat, sumber daya alam, dan sarana-prasarana.
Faktor Pendukung dan Penghambat Pemberdayaan Masyarakat
Faktor pendukung dalam pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Palang Kecamatan Palang Kabupaten
Tuban adalah sebagai berikut:
1) Masyarakat
Kesiapan masyarakat untuk bisa menerima suatu hal yang baru dan kepercayaan masyarakat kepada kelompok
nelayan menjadi faktor pendukung utama dalam pemberdayaan masyarakat.
Masyarakat juga sangat antusias dan optimis dengan program yang diajukan oleh Kelompok Nelayan Desa
Palang salah satunya penyewaan GPS (Global Persation Sistem) guna meningkatkan penghasilannya ketika
sedang mencari ikan. Sikap ini bertalian erat dengan nilai yang dianut dalam masyarakat setempat. Di samping
sikap masyarakat yang menghargai hasil karya seseorang dengan keinginan untuk lebih maju dalam masyarakat,
maka akan mendorong masyarakat untuk berusaha menemukan hal-hal yang baru, sistem keterbukaan lapisan
masyarakat memungkinkan adanya gerakan social vertical yang luas, atau memberi kesempatan kepada
individu untuk maju atas dasar kemampuan dan kesadaran diri sendiri.
2) Sumber Daya Alam
Adapaun faktor lain yang mendukung pemberdayaan masyarakat nelayan oleh Kelompok nelayan guna
mensejahterakan masyarakat setempat adalah kondisi alam yang sangat mendukung, di perairan laut utara Jawa
sangat kaya akan sumber daya alamnya terutama ikan sehingga hasil tangkapan nelayan melimpah hal ini
berdampak pada peningkatan penghasilan ekonomi masyarakat setempat.
3) Sarana-Prasana
Selain faktor pendukung sebelumnya, yang tak kalah pentingnya adalah adanya sarana-prasarana, yaitu GPS,
peralatan (perahu, motor, jaring payang, kulkas box, surat pelebaran wilayah tangkapan dan lain-lain) dan
fasilitas (pelabuhan, tempat pelelangan ikan dan pelayaran).
Sedangkan faktor penghambatnya adalah sebagai berikut:
1) Faktor Internal
Pemodalan yang belum setara dengan pekerjaan di darat, seperti sertifikasi mobil bisa untuk
jaminan pinjam uang di bank, sedangkan sertifikat perahu yang harganya lebih mahal di atas
mobil tidak bisa digunakan untuk jaminan pinjam uang di bank, dan belum adanya standarisasi
harga ikan, ini disebabkan harga ikan ikut pemasaran harga pabrik.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal terjadi ketika bahan bakar langka, kerusakan sarana-prasarana, peralatan (perahu,
motor, mesin, jaring payang dan lain-lain), dan fasilitas (pelabuhan, tempat pelelangan ikan dan
pelayaran), berkurangnya ikan atau musim paceklik.
3) Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia nelayan Desa Palang ini masiih di bawah petani, kebanyakan dari mereka
hanya lulus sampai SD saja, ini menjadikan kendala bagi kelompok nelayan untuk membimbing
masyarakat untuk menjadi masyarakat yang berkembang.
4) Faktor Alam
Keadaan iklim (cuaca) saat ini tidak bisa ditebak, membuat para nelayan bingun apalagi kalau
musim baratan (ombak besar) para nelayan tidak bisa mencari ikan di laut, biasanya kalau musim
ini digunakan para nelayan untuk memperbaiki peralatan-peralatan seperti memperbaiki jarring
payang dan memperbaiki atau merenovasi perahu.
Kelompok Nelayan di Desa Palang Kecamatan Palang Kabupaten Tuban dalam memberdayakan
masyarakat nelayan, alangkah lebih baiknya jika menambah tenaga ahli dalam bidang pemberdayaan
masyarakat agar mampu memberi masukan penting dalam usaha pemberdayaan masyarakat dan perlu
meningkatkan kinerja dalam pemberdayaan masyarakat nelayan sehingga bisa menemukan sesuatu yang baru
sebagai usaha pemberdayaan.
Daftar PustakaBachtiar, Wardi., Arikanto, Suharsimi., 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Aziz, Moh. Ali., 2005. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat, Paradigma Aksi Metodolgi, Yogyakarta: Pustaka Pesantren.
Budidarsono, Sugeng., t.t. Analisis dan Formasi Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan, Bogor: Bahan Kuliah Program Studi Pengelolaan Sumber
Daya Pesisir dan Lautan.
1997. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Christenson, James A. & Jerry W. Robinson, Jr Ames., 1989. Community Development In Perspective, Lowa State University Pres.
Damanhuru, Didin S., t.t. Tinjauan Kritis Ideologi Liberialisme dan Sosialisme, Jakarta: Badan Pendidikan dan Pelatihan Departement Dalam Negeri.
Darmansyah dkk., 1986. Ilmu Sosial Dasar (Kumpulan Essai), Surabaya: Usaha Nasional.
Dean, Black, James, Champion., 1999. Metode dan Masalah Penelitian Sosial, Jakarta: Refika Aditama.
Departement Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya, 1992. Bandung: Gema Risalah Press.
Departement Pendidikan dan Kebudayaan., 1989. Kamus Besar Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Fachruddin & Fachruddin, Irfan., 2001. Pilihan Sabda Rasul (Hadits-Hadits Pilihan), Jakarta: Bumi Aksara.
Gulo, W., 2004. Pengembangan Masyarakat Islam, Jakarta: PT. Gramedia.
Halim, A., Pengembangan Masyarakat Islam: Upaya Membangun Paradigma Baru Model Dakwah (Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 4 No. 1, April 2001).
Koentjaraningrat., 1994. Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
_____________., 1996. Pengantar Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta.
Kusnadi., 2006. Filosofi Pemberdayaan Pesisir, Bandung: Humaniora.
_______., 2007. Strategi Hidup Masyarakat Nelayan, Yogyakarta: LkiS.
Lexi, Moloeng., 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Machendrawaty dkk., 2001. Pengembangan Masyarakat Islam, Bandung: Rosdakarya.
Mansyur, M. Khalil., 1984. Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa, Surabaya: Usaha Nasional Indonesia.
Mansur, Yahya., 1994. Dakwah Pengembangan Masyarakat, Surabaya: Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel.
Moloeng, Lexy J., 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Paranto, Pius A. & Al-Barry, M. Dahlan., 2001. Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola.
Sadly, Hassan., 1980. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, Jakarta: PT. Pembangunan.
Sanjaya, Ade., Pemberdayaan Masyarakat: Pengertian, Proses dan Tujuan, (http://www/sarjanaku.com).
Segaf, Husaen dkk., 1997. Pedoman Pembinaan Dakwah Bil Hal, Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Proyek Peneragaan Bimbingan dan
Dakwah/Khutbah Agama Islam.
Solihin, Ahmad, Et. All., 2005. Strategi Pembangunan Kelautan dan Perikanan Indonesia (Bunga Rampai), Bandung: Humaniora.
Sudarji, A., 1989. Dakwah Islam Dengan Pembangunan Masyarakat Desa, Bandung: Mandar Maju.
Suharto, Edi., 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung: Refika Aditama.
Surachmad, Winaryo., 1976. Dasar dan Teknik Research, Bandung: CV. Tarsito.
Widyatama & Veronika, Sudiati., 2001. Dasar-Dasar Menulis Karya Ilmiah, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhtadi, Asep Saiful & Safe’i, Agus Ahmad., 2001. Metode Penelitian Dakwah, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wrihatmolo, Randy R & Dwidjowijoto, Riant Nugroho., 2007. Manajemen Pemberdayaan, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Gramedia.