PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG KESEHATAN.doc
Transcript of PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG KESEHATAN.doc
RESUME PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan yang diampu oleh :
Amid Salmid, MKM
Oleh :
SITI SHOLIHAH
P17320313052
2A
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
2014
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG KESEHATAN
A. Pengertian
Upaya peningkatan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi, bernegosiasi,
mempengaruhi, mengendalikan kelembagaan masyarakat secara bertanggung jawab
demi perbaikan kehidupannya.
Pemberdayaan merupakan upaya memberikan daya (Empowerment) atau kekuatan
(Strength).
Gerakan Pemberdayaan (Empowerment) merupakan suatu proses pemberian
informasi secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan
sasaran serta proses membantu sasaran agar sasarn berubah dari tidak tahu menjadi
tahu atau sadar (aspek knowledge) dari tahu menjadi mau aspek attitude) dan dari
mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice).
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi,
memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Di bidang
kesehatan, pemberdayaan masyarakat adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan.
B. Prinsip-prinsip Pemberdayaan
1. Menumbuhkembangkan kemampuan masyarakat
Potensi adalah suatu kekuatan/ kemampuan yang masih terpendam. Di dalam
masyarakat terdapat berbagai potensi, yang pada dasarnya dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu :
a. Potensi Sumber Daya Manusia (Penduduk)
Potensi ini dapat diuraikan dalam bentuk kuantitas yaitu Jumlah Penduduknya
dan Kualitas yaitu status atau kondisi sosial ekonomi penduduk tersebut.
Proporsi penduduk yang kaya dan miskin, berpendidikan tind=ggi dan rendah
adalah mencerminkan kualitas Sumber Daya Manusia yang bersangkutan.
Oleh sebab itu, tinggi rendahnya potensi sumber daya manusia di suatu
komunitas lebih ditentukan oleh kualitas, bukan kuantitas SDM nya.
b. Potensi Sumber Daya Alam
Potensi sumber daya alam yang ada di suatu masyarakat adalah sudah given.
Tuhan telah menganugerahkan potensi sumber daya alam di masing-masing
komunitas berbeda, ada yang berlimpah sumber air, tanah subur, dan
sebaliknya. Potensi sumber daya alam memang kurang penting dibandingkan
dengan sumber daya manusia. Bagaimanapun melimpahnya potensi sumber
daya alam, apabila kualitas sumber daya manusianya rendah, maka komunitas
tersebut tertinggal karena tidak mampu mengelola sumber daya alamnya.
Peran petugas (Provider) terutama adalah memampukan masyarakat untuk
mengenal potensi mereka sendiri, baik Sumber daya alam maupun sumber
daya manusianya. Serta membimbing masyarakat untuk mengembangkan
potensinya agar dapat menemukan upaya-upaya pemecahan masalah mereka
sendiri berdasarkan kemampuan yang dimiliki.
2. Menumbuhkembangkan peran serta masyarakat
3. Mengembangkan semangat gotong royong
Gotong royong sebagai budaya asli indonesia sudah tumbuh sejak berabad-abad
lalu . seberapa besar pun potensi masyarakat, baik sumber daya manusia maupun
sumber daya alamnya, tidak akan tumbuh dan berkembang dari dalam tanpa
adanya gotong royong di antara anggota masyarakatnya.
Peran tugas (Provider) dalan rangka gotong royong adalah memotivasi dan
memfasilitasinya, agar terwujudnya gotong royong tersebut. Untuk
menumbuhkan gotong royong maka dibutuhkan pendekatan melalui Toma . Para
Toma diberi kemampuan agar dapat memotivasi masyarakat untuk mau
berpartisipasi dan berkontribusi terhadap kegiatan yang direncanakan bersama.
4. Bekerja bersama masyarakat
5. Menggalang kemitraan dengan berbagai pihak
Kemitraan merupakan suatu jalinan kerja antara berbagai sektor pembangunan,
baik pemerintah, swasta dan lembaga swadaya masyarakat, serta individu dalam
rangka mencapai tujuan bersama yang disepakati. Masyarakat yang mandiri
merupakan perwujudan dari kemitraan diantara anggota masyarakat itu sendiri
dengan pihak luar masyarakat, baik pemerintah mpembangunan.aupun swasta.
Petugas (Provider) kesehatan adalah memotivasi memfasilitasi masyarakat untuk
menjalin kemitraan dengan pihak-pihak lain. Misalnya apabila masyarakat ingin
membangun jembatan untuk memudahkan akses ke pelayanan kesehatan , maka
pihak provider dapat memfasilitasi advokasi ke pihak
6. Penyerahan pengambilan keputusan pada masyarakat
7. Pengorganisasian masyarakat (community organization) atau pembangunan
masyarakat (community development).
C. Unsur- unsur Masyarakat
1. Aksesibilitas Informasi
2. Keterlibatan atau Partisipasi
3. Akuntabilitas
4. Kapasitas Organisasi Lokal
D. Prinsip-prinsip Pemberdayaan masyarakat
1. Menumbuhkembangkan Potensi Masyarakat
Berbagai potensi yang terdapat dalam masyarakat antara lain berupa potensi SDM
dan sumberdaya alam. SDM, meliputi penduduk sedang potensi sumberdaya alam
meliputi kondisi geografisnya. Kemampuan SDM mengelola SDA yang tersedia
pada gilirannya akan menghasilkan sumber daya ekonomi. Kualitas SDM
ditentukan oleh proporsi antara penduduk kaya dan miskin, berpendidikan tinggi
dan rendah.
2. Kontribusi Masyarakat dalam Pembangunan Kesehatan
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pemberdayaan masyarakat pada
hakikatnya adalah menggali potensi masyarakat terutama potensi ekonomi yang
ada dimasing-masing anggota masyarakat.
3. Mengembangkan Gotong Royong
Seberapa besarpun potensi SDM dan SDA yang ada di masyarakat, tak akan
berkembang dari dalam tanpa adanya kegotong royongan diantara sesama
anggota masyarakat.
4. Bekerjasama bersama Masyarakat
5. KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) berbasis masyarakat
Komunikasi, informasi dan edukasi atau yang disingkat menjadi KIE adalah suatu
proses yang sangat penting dalam pelayanan masyarakat. Untuk itu sangat
penting pula bagi kita untuk mengetahui pengertian KIE itu sendiri sehingga
diharapkan dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi kesehatan mayarakat
luas
6. Kemitraan dengan LSM dan Ormas lain
Seperti telah diuraikan, dibagian lain, bahwa kemitraan adalah suatu jalinan kerja
antara berbagai sektor pembangunan, baik pemerintah, swasta dan lembaga
swadaya masyarakat serta individu dalam rangka untuk mencapai tujuan bersama
yang disepakati. Disini, untuk membangun kemandirian, kemitraan adalah sangat
penting perannya. Masyarakat yang mandiri adalah wujud dari kemitraan antar
anggota masyarakat itu sendiri atau diantara masyarakat dengan pihak-pihak luar,
baik pemerintah maupun swasta.
7. Desentralisasi
Upaya dalam pemberdayaan masyarakat pada hakikatnya memberikan
kesempatan kepada masyarakat lokal untuk mengembangkan potensi daerah atau
wilayahnya. Oleh sebab itu, segala bentuk pengambilan keputusan harus
diserahkan ketingkat operasional yakni masyarakat setempat, sesuai dengan
kultur masing-masing komunitas dalam pemberdayaan masyarakat, peranan
sistem yang ada diatasnya adalah fasilitator dan motivator.
a. Memfasilitasi masyarakat dalam kegiatan-kegiatan atau program-program
pemberdayaan. Misalnya masyarakat ingin membangun atau pengadaan air
bersih, maka peran petugas adalah memfasilitasi pertemuan-pertemuan
anggota masyarakat, pengorganisasian masyarakat, atau memfasilitasi
pertemuan dengan Pemerintah Daerah setempat, dan pihak lain yang dapat
membantu dalam mewujudkan pengadaan air bersih tersebut.
b. Memotivasi masyarakat untuk bekerjasama atau bergotong royong dalam
melaksanakan kegiatan atau program bersama untuk kepentingan bersama
dalam masyarakat tersebut. Misalnya, masyarakat ingin mengadakan fasilitas
pelayanan kesehatan diwilayahnya. Agar rencana tersebut dapat terwujud
dalam bentuk kemandirian masyarakat, maka petugas provider kesehatan
berkewajiban untuk memotivasi seluruh anggota masyarakat yang
bersangkutan agar berpartisipasi dan berkontribusi terhadap program atau
upaya tersebut.
E. Ciri- ciri Pemberdayaan Masyarakat
Suatu kegiatan atau program dapat dikategorikan kedalam pemberdayaan masyarakat apabila kegiatan tersebut tumbuh dari bawah dan non-instruktif serta dapat memperkuat, meningkatkan atau mengembangkan potensi masyarakat setempat guna mencapai tujuan yang diharapkan. Berikut ciri-ciri pemberdayaan masyarakat :
1. Community Leaders (TOMA)
Pemimpin atau Tokoh masyarakat dapat bersifat Formal (Camat, Lurah, Ketua
RT/RW) maupun informal (Ustadz,Pendeta,dsb). Pada tahap awal pemberdayaan
masyarakat, maka petugas kesehatan terlebih dahulu melakukan pendekatan pada
TOMA. Seperti yang telah diketahui bahwa masyarakat indonesia masih menganut
paternalistik atau berpola (menganut)kepada seseorang atau tokoh tertentu di
masyarakatnya.
2. Community Organizations (Organisasi Masyarakat)
Dalam suatu masyarakat selalu ada organisasi-organisasi masyarakat baik formal
maupun informal, seperti : PKK, Majelis Taklim, Karang Taruna. Organisasi ini
merupakan mitra kerja dalam upaya pemberdayaan masyarakat
3. Community Fund (Pendanaan Mayarakat)
Sebagaimana uraian pada pokok bahasan Dana Sehat, maka secara ringkas dapat
digaris bawahi beberapa hal sebagai berikut. Bahwa Dana sehat telah berkembang di
Indonesia sejak lama (tahun 1980-an). Pada masa sesudahnya (1990-an) dana sehat ini
semakin meluas perkembangannya dan oleh Depkes diperluas dengan nama program
JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat).
4. Community Material (Material Masyarakat)
Seperti telah diuraikan sebelumnya sumber daya alam adalah merupakan salah
satu potensi masyarakat. Masing-masing daerah mempunyai sumber daya alam yang
berbeda yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan.
5. Community Knowledge (Pengetahuan Masyarakat)
Kegiatan penyuluhan kesehatan akan bernuansa pemberdayaan masyarakat
apabila dilakukan dengan pendekatan “Community Based Health Education”. Contoh,
Lomba membuat poster tentan pesan kesehatan pada event tertentu misalnya Hari
Kesehatan Nasional, di sediakan hadiah bagi pemenang untuk memotivasi warga lalu
hasilnya poster tersebut dipasang di posyandu , balai desa. Poster tersebut akan
menjadi sumber pengetahuan masyarakat.
6. Community Technology (Teknologi Masyarakat)
Teknologi-teknologi sederhana yang lahir dari masyarakat merupakan potensi
untuk pemberdayaan masyarakat. Petugas kesehatan sebenarnya dapat mengadopsi
dan memodifikasinya sehingga dapat dimanfaatkan di tempat lain atu di perluas.
Misalnya penyaringan air bersih menggunakan pasir atau arang, untuk pencahayaan
rumah sehat menggunakan genteng dari tanah yang tengahnya ditaruh kaca untuk
pengawetan makanan dengan pengasapan.
7. Community Decision Making (Pembuat keputusan masyarakat)
F. Tujuan Pemberdayaan Mayarakat
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemandirian masyarakat dan keluarga dalam bidang kesehatan
sehingga masyarakat dapat berkontribusi dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
2. Tujan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam bidang kesehatan.
b. Terciptanya kelembagaan upaya masyarakatdalam bidang kesehatan
c. Meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan
G. Strategi Pemberdayaan Masyarakat
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada.
3. Mengembangkan berbagai bentuk kegiatan pemberdayaan kesehatan yang sesuai
dengan sosial budaya masyarakat.
4. Mengembangkan manajemen sumber daya yang dimiliki masyarakat secara terbuka
(transparan).
H. Pokok-Pokok Kegiatan Mayarakat
1. Metode
a. Assesment (Telaah)
b. Analysis (Tinjauan)
c. Action (Tindakan)
2. Pendekatan PKMD
Teknik PKMD digunakan dalam pengembangan GMDS (Desa Siaga)
a. Pertemuan Tingkat Desa (PTD) seperti Forum Kesehatan Masyarakat Desa (FKMD)
b. SMD (Survei Mawas Diri)
c. Pelaksanaan Kegiatan
d. Pembinaan dan Pengembangan
I. Wujud Pemberdayaan Masyarakat
1. Sumber Daya Manusia
a. Pemimpin (Formal dan Nonformal), Toma , dll
b. Kader Posyandu
c. Kader Poskesdes
d. Kader Posyandu Lansia
e. Kader Kesehatan Lingkungan
f. Saka Bhakti Husada
g. Santri Husada
h. Dokter Kecil
2. UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat)
Salah satu wujud pemberdayaan masyarakat adalah tumbuh dan berkembangnya
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), berupa :
a. Poskesdes (Pos Kesehatan Desa)
b. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
Posyandu merupakan jenis UKBM yang paling memasyarakatkan saat ini.
Gerakan Posyandu ini telah berkembang dengan pesat secara nasional sejak dari tahun
1982. Saat ini telah popular di lingkungan Desa dan RW diseluruh Indonesia. Salah
satu penyebab menurunnya jumlah posyandu adalah tidak sedikit jumlah posyandu
diberbagai daerah yang semula ada sudah tidak aktif lagi.
c. Pokmair (Kelompok Pemakai Air)
Pokmair adalah sekelompok masyarakat yang peduli terhadap kesehatan
lingkungan teurtama dalam penggunaan air bersih serta pengelolaan sampah dan
limbah rumah tangga melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat dengan
melibatkan seluruh warga.
d. POD (Pos Obat Desa)
Pos Obat Desa merupakan perwujudan peran serta masyarakat dalam pengobatan
sederhana terutama penyakit yang sering terjadi pada masyarakat setempat (Penyakit
rakyat/penyakit endemik).
Dilapangan POD dapat berdiri sendiri atau menjadi salah satu kegiatan dari
UKBM yang ada. Gambaran situasi POD mirip dengan posyandu dimana bentuk
pelayanannya a.l. menyediakan obat bebas dan obat khusus untuk keperluan beberapa
Program Kesehatan.
e. Pos UKK (Pos Upaya Kesehatan Kerja)
Pos UKK adalah wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja
yang diselenggarakan oleh masyarakat pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha
yang sama dalam meningkatkan produktivitas kerja. Kegiatannya antara lain
memberikan penyuluhan kesehatan, melakukan pemeriksaan secara berkala,
memberikan pelayanan kesehatan dasar, serta menjalin kemitraan.
f. Poskestren (Pos Kesehatan Pesantren)
Lingkup kegiatan oleh Poskestren adalah takjauh berbeda dengan Pos Obat Desa
namun pos ini khusus ditujukan bagi para santri dan atau masyarakat disekitar
pesantren yang seperti diketahui cukup menjamur di lingkungan perkotaan maupun
pedesaan.
g. Posyandu Usila (Usia Lanjut)
h. SBH (Saka Bhakti Husada)
SBH adalah wadah pengembang minat, pengetahuan dan ketrampilan dibidang
kesehatan bagi generasi muda khususnya anggota Gerakan Pramuka untuk
membaktikan dirinya kepada masyarakat dilingkungan sekitar.
Sasarannya adalah para peserta didik antara lain: Pramuka Penegak dan Pandega,
Pramuka Penggalang berusia 14-15 tahun dengan syarat khusus memiliki minat
terhadap kesehatan. Dan anggota dewasa, yakni Pamong Saka, Instruktur Saka serta
Pimpinan saka.
i. BKB (Bina Keluarga Balita)
BKB merupakan salah satu wadah pembinaan keluarga dalam mewujudkan
tumbuh kembang anak balita secara optimal. Adapun tujuan dari BKB itu sendiri
adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kesadaran dan sikap orang tua
serta anggota keluarga untuk mempersiapkan pendidikan anak usia 0 sampai dengan
dibawah 5 tahun dalam rangka menumbuh kembangkan kecerdasan anak balita.
Kelompok kegiatan BKB dapat dibentuk ditingkat Desa, RW, di perusahaan,
perkebunan, lingkungan kerja maupun lingkungan perumahan. Sasaran langsung dari
j. KP-KIA (Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak)
KP-KIA adalah suatu kelompok yang mempunyai kegiatan belajar tentang
kesehatan ibu dan anak, yang beranggotakan semua ibu hamil dan menyusui yang
ada di wilayah desa. Kegiatan ini dibimbing oleh kader posyandu stempat kerana
kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan posyandu yang dilaksanakan di luar
jadwal posyandu.
k. UKGMD (Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat)
UKGMD Mandiri adalah bentuk pelayanan kesehatan gigi dan mulut di desa yang dikelola oleh perawat gigi lulusan D-IV komunitas, sebagai penanggung jawab tehnis dan dokter gigi sebagai penanggung jawab medis, dimana UKGMD ini adalah kerjasama dengan desa setempat yang bersifat dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan melibatkan peran serta masyarakat yaitu kader UKGMD yang sudah terlatih. pelayanan yang bersifat promotif, preventif dan kuratif sederhana.
3. Pendanaan Masyarakat
a. Dana Sehat
Dana sehat merupakan upaya dari, oleh dan untuk masyarakat yangdiselenggarakan berdasarakan asas gotong-royong dan bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat melalui usaha penghimpunan dana secara pra upaya gunamenjamin terpeliharanya atau terselenggaranya pemeliharaan
kesehatan yangmeliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan pemeliharaankesehatan.
b. Tabulin (Tabungan Ibu Bersalin)
c. Tabumas (Tabungan Masyarakat)
d. Jimpitan
e. Zakat, Infak dan Shodaqoh (ZIS)
f. Kolekte
J. Indikator Hasil Pemberdayaan Masyarakat
1. Input
a. Sumber Daya Manusia, yakni tokoh atau pemimpin masyarakat baik tokoh formal maupun informal yang berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat.
b. Besarnya dana yang digunakan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat yang bersangkutan, baik dana yang berasal dari kontribusi masyarakat setempat, maupun yang diperoleh dari bantuan di luar masyarakat tersebut.
c. Bahan-bahan, alat-alat atau materi lain yang digunakan untuk menyokong atau untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat.
2. Proses
a. Jumlah penyuluhan kesehatan dilaksanakan di masyarakat yang bersangkutan
b. Frekuensi & jenis pelatihan yang dilaksanakan di masyarakat yang bersangkutan dalam rangka pemberdayaan masyarakat
c. Jumlah TOMA atau kader kesehatan yang telah diintervensi atau dilatih atau dilatih sebagai motivator.
d. Pertemuan-pertemuan masyarakat dalam rangka perencanaan/ pengambilan keputusan untuk kegiatan pemecahan masalah.
3. Output
a. Jumlah & jenis UKBM (Upaya Kesehatan yang bersumber daya masyarakat) misalnya : Posyandu, Polindes, POD (Pos Obat Desa), Dana Sehat
b. Jumlah orang atau anggota masyarakat yang telah meningkat pengetahuan dan perilakunya tentang kesehatan
c. Jumlah anggota keluarga yang mempunyai usaha untuk meningkatkan pendapatan keluarga
d. Meningkatnya fasilitas-fasilitas umum di masyarakat
4. Outcome
Meskipun indikator ini bukan satu-satunya dampak dari pemberdayaan
masyarakat, namun pemberdayaan masyarakat mempunyai kontribusi terhadap
indikator dibawah ini :
a. Menurunnya angka kesakitan dalam masyarakat
b. Menurunnya angka kematian umum dalam masyarakat
c. Menurunnya angka kelahiran dalam masyarakat
d. Meningkatnya status gizi baik status gizi masyarakat umum maupun balita