Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di...

146
1605 SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0 Pemberdayaan Kaum Perempuan

Transcript of Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di...

Page 1: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1605

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pemberdayaan Kaum Perempuan

Page 2: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1606

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Di Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional

Ahmad Mustanir1

, Hariyanti Hamid 2

, dan Rifni Nikmat Syarifuddin 3

1. Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang, Jl. Angkatan 45 No 1A Lautang Salo Rappang

91651

2 Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang, Jl. Angkatan 45 No 1A Lautang Salo Rappang 91651

3 Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang, Jl. Angkatan 45 No 1A Lautang Salo Rappang 91651

Email: [email protected]

Abstrak

Permasalahan yang dihadapi Kelompok Wanita Tani Lestari adalah masih banyak anggota kelompok yang belum memiliki pengetahuan pentingnya berorganisasi untuk membantu perekonomian keluarga, manajemen dan administrasi organisasi yang masih belum tertib dan teratur, banyak yang tidak mengerti dan sama pemahamannya tentang budidaya pertanian, pengaturan waktu pembagian kerja dalam mengurusi organisasi dan usaha pertanian dengan kesibukan di urusan rumah tangga serta permasalahan kesulitan mencarikan lahan yang tepat bagi sebagian anggota untuk Kebun Bibit Desa (KBD). Tujuan dalam Program Kemitraan Masyarakat ini adalah pendampingan untuk memberdayakan Kelompok Wanita Tani (KWT) Lestari dalam menyelesaikan permasalahannya. Metode yang ditawarkan untuk membantu permasalahan mitra adalah : 1).Melakukan pendampingan dan penyuluhan tentang pentingnya bekerjasama dalam berorganisasi dan pembagian kerja untuk menunjang perekonomian keluarga serta pengaturan manajemen dan tata tertib administrasi. 2).Pelatihan dan pendampingan pelaksanaan metode Participatory Rural Appraisal (PRA). 3).Pelatihan dan pendampingan pelaksanaan Transect. 4).Penyuluhan tentang keorganisasian dan kewirausahaan pertanian. 5).Penyiapan lokasi kebun bibit desa. Hasil dan kesimpulan kegiatan pendampingan mampu meningkatkan keberdayaan Kelompok Wanita Tani Lestari utamanya pada meningkatnya pengetahuan, kemampuan manajemen dan keterampilan dari Kelompok Wanita Tani Lestari dalam berorganisasi. Serta mampu membuat sebuah perencanaan partisipatif melalui Metode Transect dan Participatory Rural Appraisal (PRA) untuk menyiapkan sebuah kebun bibit desa baru bagi anggotanya. Kata Kunci: Kebun Bibit Desa, Kelompok Wanita Tani, Participatory Rural Appraisal,

Pemberdayaan Masyarakat, Transect Pendahuluan

Wanita Tani memiliki peranan yang sangat penting dalam usaha menambah penghasilan keluarganya disela-sela menunggu musim panen sawah, Arini Mayanfa’uni (2016), Nasriati (2017). Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa pria (petani) hanya membudidayakan tanaman pangan seperti padi dan palawija lainnya. Sementara itu, mereka tidak memikirkan kebutuhan pangan yang lain seperti sayur mayur dan buah-buahan. Penjualan hasil sayur

Page 3: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1607

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

mayur dan buah-buahan sangat dibutuhkan keberadaannya dalam menambah pendapatan ekonomi keluarga, belum lagi tanaman-tanaman hias dan tanaman obat keluarga. Usaha pemberdayaan dalam meningkatkan pendapatan keluarga ini bagi ibu-ibu yang mempunyai ketrampilan dan tergabung dalam kelompok wanita tani, sudah tentu dapat membantu menambah pendapatan keluarga dengan keterampilannya tersebut, (Mardikanto, 2015; Mustanir, 2018; Suharto, 2006). Sedangkan bagi ibu-ibu yang tidak mempunyai ketrampilan, hanya dapat mengandalkan murni dari pendapatan suami yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani sawah. Hanya saja keterampilan dan kegiatan berorganisasi untuk membantu perekonomian keluarga terkendala pengetahuan pentingnya berorganisasi untuk membantu perekonomian keluarga, manajemen organisasi dan tata tertib administrasi yang belum teratur serta pengaturan waktu pembagian kerja dalam mengurusi organisasi dan usaha pertanian dengan kesibukan di urusan rumah tangga. Di banyak anggota kelompok wanita tani banyak yang tidak mengerti dan sama pemahamannya tentang budidaya pertanian, serta beberapa anggota memiliki permasalahan dalam mencarikan lahan yang tepat bagi sebagian anggota untuk Kebun Bibit Desa mereka.

Kelompok Wanita Tani Lestari adalah salah satu Kelompok Wanita Tani dari 14 Kelompok Wanita Tani yang di Kabupaten Sidenreng Rappang yang di tetapkan sebagai kelompok penerima manfaat kegiatan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP) 2013 yaitu Pemberdayaan kelompok wanita melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan kawasan rumah pangan lestari oleh Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang melalui Badan Penyuluh dan Ketahanan Pangan. Kelompok Wanita Tani Lestari dalam kegiatan usahanya mengembangkan Kebun Bibit Desa (KBD) yang di tanami beranekaragam tanaman yang bisa menunjang usaha perekonomian keluarga mereka. Usaha Kebun Bibit Desa (KBD) ditanami antara lain tanaman holtikultura, yang terdiri dari : Tanaman sayur, tanaman buah, tanaman bunga hias dan tanaman obat. Metode Pelaksanaan

Terhadap permasalahan yang dihadapi oleh Kelompok Wanita Tani Lestari maka berdasarkan kebutuhan dan kesepakatan dengan mitra penyelesaian permasalahan pada mitra dan terlaksananya kegiatan pengabdian masyarakat ini dengan baik kegiatan akan dilaksanakan dengan tahapan metode dan pendekatan sebagai berikut :

1) Diawal kegiatan akan dilakukan silaturahmi dan pengumpulan data awal dengan tokoh masyarakat dan anggota Kelompok Wanita Tani Lestari untuk lebih mengakrabkan diri sehingga kegiatan pendampingan pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Lestari dapat berjalan lebih maksimal.

2) Observasi lapangan dengan melihat Kebun Bibit Desa (KBD) binaan Kelompok Wanita Tani Lestari. Kegiatan ini untuk mengetahui dengan persis keadaan sebenarnya dan potensi yang dimiliki Kebun Bibit Desa (KBD) binaan Kelompok Wanita Tani Lestari. (Bidang Manajemen).

Page 4: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1608

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

3) Sosialisasi pelaksanaan kegiatan pendampingan pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Lestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan tersebut serta untuk menyamakan persepsi mengenai kegiatan pendampingan pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Lestari. (Bidang Manajemen).

4) Pelatihan metode Transect agar dapat mengetahui kondisi desa dan potensinya sehingga dapat mengetahui lokasi yang tepat bagi pembukaan Kebun Bibit Desa (KBD) yang baru bagi anggota kelompok (KMW PNPM P2KP; Konsultan Manajemen Wilayah – VI P2KP II, 2004). (Bidang Produksi).

5) Pelatihan Participatory Rural Appraisal (PRA) dengan alat kaji permasalahan budidaya pertanian/perkebunan agar anggota kelompok mengerti dan memiliki pemahaman yang sama dan mendalam tentang budidaya pertanian (Sumpeno, 2014). (Bidang Produksi dan Bidang Manajemen).

6) Pendampingan pelaksanaan transect di seluruh dusun Desa Sereang untuk memastikan bahwa pelaksanaan transect berjalan sesuai dengan prinsip-prinsipnya dan diperoleh data yang tepat tentang pembukaan Kebun Bibit Desa (KBD) yang baru bagi anggota kelompok wanita tani tersebut. (Bidang Produksi).

7) Pendampingan pelaksanaan metode Participatory Rural Appraisal (PRA) dengan alat kaji permasalahan budidaya pertanian/perkebunan di seluruh dusun Desa Sereang. Ini dilakukan agar anggota kelompok wanita tani dapat menerapkan hasil Pelatihan Participatory Rural Appraisal (PRA) dengan alat kaji permasalahan budidaya pertanian sesuai dengan ilmu yang diperoleh pada pelatihan. Dengan demikian anggota kelompok dapat mengerti dan memiliki pemahaman yang sama serta mendalam dalam menerapkan PRA ini pada budidaya pertanian di Kebun Bibit Desa. (Bidang Manajemen, Bidang Produksi dan Bidang Pemasaran).

8) Penyuluhan pentingnya berorganisasi kelompok untuk membuka wawasan baru kaum wanita dalam mengembangkan pertanian melalui Kelompok Wanita Tani Lestari. (Bidang Organisasi dan Bidang Manajemen).

9) Penyuluhan wirausaha pertanian dengan melibatkan pihak-pihak terkait yang berkompeten (Bidang Produksi dan Bidang Pemasaran).

10) Penyiapan Kebun Bibit Desa (KBD) sesuai hasil Transect dan kajian permasalahan budidaya pertanian di Participatory Rural Appraisal (PRA). (Bidang Manajemen dan Bidang Produksi).

Partisipasi Kelompok Wanita Tani Lestari dalam program ini dilakukan sejak tahap awal

sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan dan monev untuk keberlanjutan program. Monitoring dilakukan dengan mencatat perkembangan, memantau proses dan kemajuan pelaksanaan kegiatan secara terus menerus, mengidentifikasi masalah dan penyimpangan yang muncul, merumuskan pemecahan masalah dan membuat laporan kemajuan secara rutin dalam kurun waktu yang ditentukan. Monitoring ini dilaksanakan dengan 2 jenis yaitu monitoring khusus

Page 5: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1609

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

meliputi kegiatan persiapan yang fokus pada Kelompok Wanita Tani Lestari dan monitoring umum meliputi bagian proses dan output yang fokus kepada pencapaian tujuan kegiatan pendampingan.

Penggunaan alat bahan meliputi alat bahan yang digunakan dalam beberapa pelatihan dan penyuluhan serta pada pelaksanaan pendampingan. Pada saat pelatihan dan penyuluhan selain menggunakan laptop dan infokus, juga menggunakan kertas plano, lakban kertas, dan alat tulis (spidol). Ini dilakukan agar segala hasil yang telah di berikan saat pelatihan dan penyuluhan tersebut memiliki rekam jejak, sehingga memudahkan untuk di tuangkan kedalam laporan saat sudah tidak berada dilokasi pendampingan. Hasil dan Pembahasan

1. Diawal kegiatan dilakukan silaturahmi dan pengumpulan data awal dengan tokoh masyarakat dan anggota Kelompok Wanita Tani Lestari.

Kegiatan ini dilakukan untuk lebih mengakrabkan diri sehingga kegiatan

pendampingan pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Lestari dapat berjalan lebih maksimal dan terjadinya koordinasi dengan aparat desa setempat khususnya keperluan yang berkaitan dengan administrasi. Selain itu sekaligus mengumpulkan data-data awal

Gambar 1. Silaturahmi dan koordinasi dilakukan ke Kantor Desa Sereang oleh Tim Pendamping

Gambar 2. Silaturahmi dan koordinasi dilakukan ke Ketua Kelompok Wanita Tani Lestari oleh Tim Pendamping

Gambar 3. Silaturahmi dan koordinasi di waktu lain dilakukan ke Ketua Kelompok Wanita Tani Lestari oleh Tim Pendamping

Page 6: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1610

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

sebelum pelaksanaan pendampingan. Silaturahmi dan koordinasi dilakukan ke Kantor Desa Sereang oleh Bapak Ahmad Mustanir, Ibu Hariyanti Hamid dan Ibu Rifni Nikmat Syarifuddin serta diterima oleh Sekdes Desa Sereang Ibu Fatmawati. Silaturahmi dan koordinasi juga dilakukan kerumah Penjabat Kades Sereang Bapak Patriadi. Silaturahmi lain dilakukan beberapa kali kepada anggota dan Ketua Kelompok Wanita Tani Lestari Ibu Norma.

Dari kegiatan ini disepakati rencana jadwal dan tempat pelaksanaan sosialisasi kegiatan pendampingan di tingkat desa. Selain itu pemerintah desa menyanggupi untuk mempersiapkan administrasi yang berkenaan dengan rencana sosialisasi tingkat desa tersebut berupa undangan kepada masyarakat secara tertulis dan juga pemerintah desa akan mendukung dan menyiapkan administrasi-administrasi yang diperlukan oleh tim pendamping.

2. Observasi lapangan dengan melihat Kebun Bibit Desa (KBD) binaan Kelompok Wanita

Tani Lestari. Kegiatan observasi ini untuk mengetahui dengan persis keadaan sebenarnya dan

potensi yang dimiliki Kebun Bibit Desa (KBD) binaan Kelompok Wanita Tani Lestari. Kegiatan observasi dilakukan beberapa kali seperti yang nampak dalam gambar dilakukan pada tanggal 13 April dan 19 April 2019 oleh dosen pendamping dan mahasiswa.

Hasil dari kegiatan ini adalah dapat diketahuinya permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan Kelompok Wanita Tani Lestari, diketahuinya letak lokasi kebun bibit desa binaan Kelompok Wanita Tani Lestari serta potensi-potensi yang telah dimiliki dari kebun bibit desa tersebut. Hasil observasi kemudian di diskusikan dengan Kelompok Wanita Tani Lestari sehingga kelompok wanita tani tersebut meningkat pemahaman dan pengaturan-pengaturan organisasinya. (Bidang Manajemen).

Gambar 4. Observasi lapangan dengan melihat lokasi Kebun Bibit Desa (KBD) Kelompok Wanita Tani Lestari yang sudah ada oleh mahasiswi yang terlibat dalam kegiatan pendampingan

Gambar 5. Observasi lapangan dengan melihat lokasi Kebun Bibit Desa (KBD) Kelompok Wanita Tani Lestari yang sudah ada oleh Tim Pendamping

Page 7: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1611

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

3. Sosialisasi pelaksanaan kegiatan pendampingan pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Lestari di tingkat desa.

Kegiatan sosialisasi ini dilakukan agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan pendampingan pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Lestari tersebut serta untuk menyamakan persepsi mengenai kegiatan pendampingan pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Lestari. Kegiatan Sosialisasi dilaksanakan di Balai Pertemuan Kantor Desa tanggal 30 April 2019 yang di buka oleh Penjabat Kades Sereang Bapak Patriadi yang dihadiri oleh dosen pendamping dan mahasiswa, tokoh-tokoh masyarakat, khususnya yang berasal dari Kelompok Wanita Tani.

Hasil dari kegiatan ini semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui dan memahami maksud tujuan kegiatan pendampingan pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Lestari tersebut. Serta terjadinya pemahaman persepsi mengenai kegiatan pendampingan pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Lestari. Secara umum catatan dari hasil sosialisasi ini diberikan dan didiskusikan kepada Kelompok Wanita Tani Lestari sehingga terjadi peningkatan kemampuan dari organisasi Kelompok Wanita Tani Lestari ini dalam mengatur dan membuat sebuah perencanaan kegiatan-kegiatan organisasinya. (Bidang Manajemen).

4. Pelatihan metode Transect

Pelatihan metode Transect ini dilakukan agar Kelompok Wanita Tani Lestari dapat mengetahui kondisi desa dan potensinya sehingga dapat mengetahui lokasi yang tepat bagi pembukaan Kebun Bibit Desa (KBD) yang baru bagi anggota kelompok yang belum memiliki. Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan oleh dosen pendamping dan mahasiswa. Sebagai Narasumber adalah Bapak Ahmad Mustanir, Ibu Hariyanti Hamid dan Ibu Rifni Nikmat Syarifuddin serta mahasiswa yang turut dalam menyiapkan alat dan bahan kegiatan pelatihan. Pelaksanaan pelatihan dilaksanakan di Balai Pertemuan Kantor Desa Sereang tanggal 12 Juni 2019 dihadiri oleh anggota Kelompok Wanita

Gambar 6. Sosialisasi pelaksanaan kegiatan pendampingan pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Lestari di Balai Pertemuan Kantor Desa Sereang oleh Tim Pendamping

Gambar 7. Kepala Desa memberikan sambutan pada sosialisasi pelaksanaan kegiatan pendampingan pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Lestari di Balai Pertemuan Kantor Desa Sereang oleh Tim Pendamping

Page 8: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1612

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Tani Lestari dan beberapa tokoh wanita di desa yang menginginkan bergabung dalam kelompok wanita tani.

Hasil dari pelatihan ini adalah anggota Kelompok Wanita Tani Lestari menyusun rencana kerja tindak lanjut untuk melakukan transect (penelusuran wilayah), termasuk menentukan kapan dan dimana akan berkumpul, pembagian tugas dan peran dalam pelaksanaan transek, memahami teknik-teknik melakukan transect, melihat lokasi-lokasi kebun bibit desa yang akan dituju melalui google mapping serta maksud dan tujuan dilaksanakannya transect. Secara keseluruhan dari pelatihan ini terjadi peningkatan keberdayaan masyarakat terutama pada meningkatnya pengetahuan dari Kelompok Wanita Tani Lestari dalam membuat sebuah perencanaan partisipatif untuk meningkatkan kemampuan produksi di Kebun Bibit Desa mereka. (Bidang Produksi).

5. Pelatihan Participatory Rural Appraisal (PRA) dengan alat kaji permasalahan budidaya pertanian/perkebunan

Pelatihan Participatory Rural Appraisal (PRA) dengan alat kaji permasalahan budidaya pertanian/perkebunan dilakukan agar anggota Kelompok Wanita Tani

Gambar 8. Pelatihan metode Transect di Balai Pertemuan Kantor Desa Sereang dengan narasumber Tim Pendamping

Gambar 11. Dosen pendamping dan mahasiswa menuangkan masukan-masukan dari peserta dalam kertas plano sebagai rencana kerja tindak lanjut pelaksanaan transect

Gambar 9. Peserta Pelatihan Metode Transect menggambarkan lokasi peta desa untuk mengetahui titik-titik lokasi kebun bibit desa

Gambar 10. Peserta Pelatihan Metode Transect menunjukkan titik-titik rencana lokasi kebun bibit desa melalui google mapping 3 D

Page 9: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1613

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Lestari mengerti dan memiliki pemahaman yang sama dan mendalam tentang budidaya pertanian/perkebunan. Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan oleh dosen pendamping dan mahasiswa. Sebagai Narasumber adalah Bapak Ahmad Mustanir, Ibu Hariyanti Hamid dan Ibu Rifni Nikmat Syarifuddin serta mahasiswa yang turut dalam menyiapkan alat dan bahan kegiatan pelatihan. Pelaksanaan pelatihan dilaksanakan di Balai Pertemuan Kantor Desa Sereang tanggal 12 Juni 2019 dihadiri oleh anggota Kelompok Wanita Tani Lestari dan beberapa tokoh wanita di desa yang menginginkan bergabung dalam kelompok wanita tani. Pelaksanaan pelatihan PRA dilaksanakan di hari yang sama dengan pelatihan Transect.

Hasil pelatihan ini adalah anggota Kelompok Wanita Tani Lestari memahami

maksud dan tujuan dari PRA, prinsip-prinsip PRA, pentingnya partisipasi anggota dalam pelaksanaan kegiatan, penggunaan pembelajaran visual seperti menggunakan matriks, diagram khususnya yang berkaitan dengan kajian permasalahan budidaya pertanian/perkebunan. Dari keseluruhan pelatihan ini terjadi. (Bidang Produksi dan Bidang Manajemen).

6. Pendampingan pelaksanaan transect di seluruh dusun Desa Sereang.

Kegiatan pendampingan pelaksanaan transect ini dilakukan untuk memastikan bahwa pelaksanaan transect berjalan sesuai dengan prinsip-prinsipnya terutama maksud dan tujuan dari transect itu dilaksanakan. Pendampingan dilakukan kepada Kelompok Wanita Tani Lestari dengan menyusuri titik yang telah ditentukan sebelumnya ke Dusun Pakenya dan Dusun Sereang. Kegiatan ini dilakukan tanggal 16 Juni 2019.

Hasil dari pelaksanaan pendampingan transect diperoleh data yang tepat tentang pembukaan lokasi Kebun Bibit Desa (KBD) yang baru bagi anggota kelompok wanita tani. Kelompok Wanita Tani Lestari secara umum meningkat keterampilannya dalam melaksanakan hasil-hasil pelatihan utamanya membuat sebuah perencanaan

Gambar 12. Pelatihan Participatory Rural Appraisal (PRA) di Balai Pertemuan Kantor Desa Sereang dengan narasumber Tim Pendamping

Gambar 13. Salah seorang narasumber memberikan penjelasan dan berinteraksi dengan peserta Pelatihan Participatory Rural Appraisal (PRA) di Balai Pertemuan Kantor Desa Sereang

Page 10: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1614

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

partisipatif untuk meningkatkan kemampuan produksi kebun bibit desanya. Kelompok wanita tani ini juga paham dan terampil dalam mengetahui kondisi desa dan potensinya yang berkaitan dengan pertanian/perkebunan. (Bidang Produksi).

7. Pendampingan pelaksanaan metode Participatory Rural Appraisal (PRA) dengan alat kaji permasalahan budidaya pertanian/perkebunan di Desa Sereang.

Pendampingan pelaksanaan metode Participatory Rural Appraisal (PRA) dengan alat kaji permasalahan budidaya pertanian/perkebunan dilakukan agar anggota kelompok wanita tani dapat menerapkan hasil Pelatihan Participatory Rural Appraisal (PRA) dengan alat kaji permasalahan budidaya pertanian sesuai dengan ilmu yang diperoleh pada pelatihan. Dengan demikian anggota kelompok dapat mengerti dan memiliki pemahaman yang sama serta mendalam dalam menerapkan PRA ini pada budidaya pertanian/perkebunan di Kebun Bibit Desa. Kegiatan ini dilakukan tanggal 22 Juni 2019.

Dari pendampingan ini terjadi peningkatan keberdayaan masyarakat utamanya pada meningkatnya pengetahuan, kemampuan manajemen dan keterampilan dari

Gambar 14. Pelaksanaan pendampingan transect dengan menelusuri wilayah dusun pakenya

Gambar 15. Pelaksanaan pendampingan transect dengan menelusuri wilayah dusun sereang

Gambar 16. Mahasiswi membantu anggota Kelompok Wanita Tani Lestari mengisi form PRA untuk mengetahui potensi, permasalahan yang berkaitan rencana lokasi kebun bibit desa di wilayah dusun pakenya

Gambar 17. Dosen dan Mahasiswa pendamping bersama anggota Kelompok Wanita Tani Lestari di lokasi rencana kebun bibit desa saat pelaksanaan PRA

Page 11: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1615

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Kelompok Wanita Tani Lestari dalam membuat sebuah perencanaan partisipatif untuk peningkatan kuantitas bibit-bibit tanaman, pengaturan keorganisasian pada Kebun Bibit Desanya. (Bidang Manajemen, Bidang Produksi dan Bidang Pemasaran).

8. Penyiapan Kebun Bibit Desa (KBD) sesuai hasil Transect dan kajian permasalahan

budidaya pertanian di Participatory Rural Appraisal (PRA). Kegiatan penyiapan Kebun Bibit Desa (KBD) ini dilakukan karena beberapa anggota

Kelompok Wanita Tani Lestari memiliki permasalahan dalam mencari lahan yang tepat bagi sebagian anggota untuk lokasi Kebun Bibit Desa mereka.

Hasil dari kegiatan ini adalah diperolehnya lokasi kebun bibit desa yang baru sesuai pelaksanaan pendampingan transect dan Participatory Rural Appraisal (PRA). Lokasi kebun bibit desa di atur sedemikian rupa sehingga terjadi pengelompokan bibit-bibit tanaman seperti tanaman hias, tanaman buah-buahan dan tanaman obat. Kelompok Wanita Tani Lestari umumnya menempatkan lokasi tanaman hias pada area lingkungan perumahan sehingga mudah perawatan harian dan langsung bermanfaat dalam memberikan keindahan pada lingkungan rumahnya. Sedangkan tanaman buah-

Gambar 18. Lokasi Kebun Bibit Desa khusus tanaman hias milik anggota Kelompok Wanita Tani Lestari

Gambar 19. Tim pendamping di Lokasi Kebun Bibit Desa khusus tanaman buah milik anggota Kelompok Wanita Tani Lestari

Gambar 20. Tim pendamping di lokasi baru Kebun Bibit Desa Kelompok Wanita Tani Lestari

Page 12: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1616

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

buahan dan tanaman obat pada lokasi kebun bibit desa bersama. Penyiapan kebun bibit desa merupakan tahapan terakhir dalam kegiatan pendampingan Kelompok Wanita Tani Lestari.

Secara umum hasil dari tahapan siklus ini adalah dengan meningkatnya keterampilan manajemen pengaturan keanggotaan organisasi dalam menyiapkan sebuah lokasi kebun bibit desa yang baru dan meningkatnya kuantitas serta kualitas bibit-bibit tanaman. (Bidang Manajemen dan Bidang Produksi).

9. Penyuluhan pentingnya berorganisasi kelompok dan manajemen organisasi juga

penyuluhan wirausaha pertanian/perkebunan dengan melibatkan pihak-pihak terkait yang berkompeten, hingga siapnya Kebun Bibit Desa (KBD).

Kegiatan penyuluhan pentingnya berorganisasi kelompok dilakukan untuk membuka wawasan baru kaum wanita dalam mengembangkan pertanian/perkebunan melalui Kelompok Wanita Tani Lestari. Dari penyuluhan ini KWT semakin tertib berorganisasi, dengan indikator adanya Stempel organisasi, buku masuk keluar, buku kas dan lain sebagainya Penyuluhan wirausaha pertanian dengan melibatkan pihak-pihak terkait yang berkompeten dilakukan dalam menambah wawasan wirausaha anggota KWT.

Gambar 21. Penyuluhan pentingnya berorganisasi kelompok dan manajemen organisasi

Gambar 22. Penyuluhan pentingnya berorganisasi kelompok dan manajemen organisasi

Page 13: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1617

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Kesimpulan

Pelaksanaan pendampingan untuk memberdayakan Kelompok Wanita Tani Lestari di Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional mampu meningkatkan keberdayaan Kelompok Wanita Tani Lestari utamanya pada meningkatnya pengetahuan, kemampuan manajemen dan keterampilan dari Kelompok Wanita Tani Lestari dalam berorganisasi pada wadah Kelompok Wanita Tani. Serta mampu membuat sebuah perencanaan partisipatif melalui Metode Transect dan Participatory Rural Appraisal (PRA) untuk menyiapkan sebuah kebun bibit desa baru bagi anggotanya. Ucapan Terima Kasih

Terimakasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia atas bantuan pendanaan dan kesempatan yang diberikan kepada kami dalam mengikuti Hibah Program Kemitraan Masyarakat (PKM) 2019 dengan nomor kontrak 101/KTR/II.3.AU/F/LPPI.UMSR/2019. Daftar Pustaka

KMW PNPM P2KP. Participatory Rural Appraisal (PRA) : Alternatif Metodologi Partisipatif.

Disarikan dari Participatory, Pemberdayaan dan Demokrasi Komunitas. Studio Driya Media

dan KPMNT.

Konsultan Manajemen Wilayah – VI P2KP II. 2004. Modul Pelatihan Pemetaan Swadaya dan

Perencanaan Partisipatif Bagi Fasilitator. Palu.

Gambar 23. Penyuluhan wirausaha pertanian/perkebunan

Gambar 24. Penyuluhan wirausaha pertanian/perkebunan

Gambar 25. Siapnya Kebun Bibit Desa (KBD)

Page 14: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1618

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Mardikanto, Totok dan Poerwoko Soebiato. 2015. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif

Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta

Mayanfa’uni, Arini. 2016. Skripsi. Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok Wanita Tani

Cempaka di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Mustanir, Ahmad. 2018. Pemberdayaan Perempuan Anggota Badan Usaha Milik Desa dengan

Pemanfaatan Lahan Kebun Bibit Desa. https://www.researchgate.net/publication/331071158_Pemberdayaan_Perempuan_Anggota_Badan_Usaha_Milik_Desa_dengan_Pemanfaatan_Lahan_Kebun_Bibit_Desa

Nasriati. 2017. Tingkat Partisipasi Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Dalam Program Model

Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di Desa Sidodadi, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Lampung. ISBN 978-602-70530-6-9 halaman 236-243.

Suharto, Edi. 2006. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung : Refika Aditama.

Sumpeno, Wahyudin. 2014. Perencanaan Desa Terpadu (Panduan Perencanaan Pembangunan

Berbasis Masyarakat). Jakarta : CRS Indonesia.

Page 15: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1619

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Penguatan Sistem Informasi Manajemen Organisasi (SIMO) Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

di Aisyiyah Ranting Segoroyoso, Pleret, Bantul, Tahun 2018-2019

Dian Eka Rahmawati*, Erni Zuhriyati

Program Studi Ilmu Pemerintahan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

e-mail: [email protected]

Abstrak

Kelompok mitra belum memiliki pengetahuan tentang Sistem Informasi Manajemen Organisasi (SIMO) menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pengarsipan dan pengelolaan data-data organisasi masih dilakukan secara manual. Dengan kondisi tersebut, kelompok mitra seringkali mengalami kesulitan, seperti arsip yang hilang serta data organisasi yang tidak terstruktur dan tersistem. Selain itu, kelompok mitra juga belum memiliki komputer sebagai sarana pendukung manajemen organisasi, bahkan penguasaan program komputer dan aplikasi media sosial untuk kebutuhan manajemen informasi organisasi masih sangat terbatas. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk melakukan penguatan SIMO berbasis TIK bagi pengurus Aisyiyah Ranting Segoroyoso, Pleret, Bantul. Metode yang dilakukan adalah dengan pelatihan dan pendampingan SIMO untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh pengurus Aisyiyah Ranting Segoroyoso, Pleret, Bantul. Melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan SIMO berbasis TIK yang telah dilakukan, saat ini kelompok mitra telah menguasai aplikasi ms office, memiliki akun media sosial organisasi, memiliki sarana komputer, dan mampu mengaplikasikannya untuk pengelolaan organisasi. Keywords: Penguatan, Sistem Informasi Manajemen Organisasi, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

PENDAHULUAN: Istilah ‘teknologi informasi’ mulai dipergunakan secara luas di pertengahan tahun 80an.

Teknologi ini merupakan pengembangan dari teknologi komputer yang dipadukan dengan teknologi telekomunikasi. Definisi kata ‘informasi’ sendiri secara internasional telah disepakati sebagai ‘hasil dari pengolahan data’ yang secara prinsip memiliki nilai yang lebih dibandingkan dengan data mentah (Eko, 2012). Menurut Maharsi (2000) teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai perpaduan antara teknologi komputer dan telekomunikasi dengan teknologi lainnya seperti perangkat keras, perangkat lunak, database, teknologi jaringan, dan peralatan telekomunikasi lainnya. Selanjutnya, teknologi informasi dipakai dalam sistem informasi organisasi untuk menyediakan informasi bagi para pemakai dalam rangka

Page 16: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1620

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

pengambilan keputusan. Permasalahan yang timbul akibat perkembangan teknologi informasi adalah sebagai berikut:

a. Untuk menerapkan teknologi informasi dalam perusahaan memerlukan biaya yang besar.

b. Pengembangan teknologi informasi tidak hanya membutuhkan pengetahuan dan kemampuan teknis di bidang akuntansi saja, tetapi pengetahuan tentang teknologi informasi juga harus dikembangkan. Hal ini berkaitan dengan masalah information literacy yang perlu ditingkatkan agar pemanfaatan teknologi informasi dapat dioptimalkan. Pengetahuan mengenai teknologi informasi bukan sekedar pengetahuan secara teknis, akan tetapi lebih pada kekuatannya secara strategis.

c. Teknologi informasi yang diterapkan tersebut harus acceptable, artinya dapat diterima oleh semua orang yang akan menggunakannya. Jika perkembangan teknologi tidak

acceptable, maka dapat menimbulkan perilaku. Untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul akibat perkembangan teknologi

informasi, maka diusahakan beberapa tindakan. Untuk mencegah kondisi yang tidak diinginkan, Gordon menyarankan agar anggota organisasi atau pekerja dilibatkan dalam pelaksanaan tugas tertentu dan menciptakan lingkungan yang mendukung kualitas anggota organisasi. Selain itu perlu memberikan kesadaran pada karyawan bahwa penggunaan teknologi informasi dapat memberikan manfaat dalam jangka panjang dan menunjukkan kelemahan sistem lama. Agar dapat memiliki keahlian dan kemampuan tentang teknologi informasi, maka anggota organisasi perlu mendapatkan tambahan pendidikan dan pelatihan serta pemberian keterampilan-keterampilan yang relevan. Untuk dapat memiliki keahlian dan kemampuan tentang teknologi informasi, maka anggota organisasi perlu mendapatkan tambahan pendidikan dan pelatihan serta pemberian keterampilan (Maharsi, 2000).

Untuk mengetahui secara langsung permasalahan kelompok mitra, maka Tim Pengusul pada tanggal 21 Desember 2018 melakukan observasi dan wawancara ke lokasi yang akan dijadikan mitra, yaitu Pimpinan Ranting Aisyiyah Segoroyoso Pleret Bantul Yogyakarta. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh Tim Pengusul, maka dapat dipetakan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh mitra terkait manajemen organisasi, yaitu sebagai berikut:

1) Minimnya pengetahuan tentang aplikasi teknologi informasi dan komunikasi di dalam manajemen organisasi. Kelompok mitra belum memiliki pengetahuan tentang Sistem Informasi Manajemen

karena saat observasi ditemukan bahwa kantor hanya memiliki arsip manual atau

hardcopy dan belum berbasis teknologi/komputer.

2) Belum memiliki sarana dan prasarana hardware dan software yang memadai. Kelompok

mitra belum memiliki alamat email organisasi, website organisasi, belum familiar dalam

Page 17: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1621

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

menggunakan program word, exel, power point, serta belum mempunyai akun organisasi di media sosial.

Agar dapat memiliki keahlian dan kemampuan tentang teknologi informasi, maka anggota organisasi perlu mendapatkan tambahan pendidikan dan pelatihan serta pemberian keterampilan-keterampilan yang relevan (Maharsi, 2000).

Dengan adanya keterbatasan yang dimiliki oleh Pimpinan Ranting Aisyiyah Segoroyoso, Pleret, Bantul dalam penguasaan teknologi informasi, maka kegiatan pengabdian ini menjadi sangat relevan dan signifikan untuk dilakukan dalam rangka peningkatan kapasitas pimpinan organisasi dalam menguasai teknologi informasi agar dapat membantu kinerja organisasi di era revolusi teknologi informasi saat ini. Berdasarkan latar belakang, kondisi kelompok mitra, dan teoritisasi yang telah dikemukakan di atas, maka kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sistem informasi manajemen organisasi berbasis TIK di Aisyiyah Ranting Segoroyoso, Pleret, Bantul.

Gambar 1. Data, Kearsipan dan Informasi Belum Berbasis Komputer

METODE PELAKSANAAN

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh Tim Pengusul, telah berhasil diidentifikasi beberpa permasalahan mitra, maka solusi yang Tim Pengusul tawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Focus Group Discussion (FGD) FGD disini bertujuan untuk mengidentifikasi lebih mendetail terkait penanganan penguatan kapasitas penguasaan system infirmasi dan manajemen organisasi dan kebutuhan mitra. FGD ini melibatkan seluruh Pimpinan dan anggota Ranting Aisyiyah Segoroyoso.

2. Pelatihan Sistem Informasi Manajemen Organisasi (SIMO)

Page 18: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1622

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pelatihan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dalam penguasaan dan ketrampilan SIMO. Target yang diharapkan dari pelatihan ini adalah meningkatnya keterampilan dalam penguasaan SIMO. Pelatihan dan kunjungan ini dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan dengan menghadirkan narasumber yang ahli dalam bidang penanganan SIMO. Kegiatan ini akan di lakukan di Laboratorium Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan di Aula PP Muhammadiyah Yogyakarta.

Materi yang diberikan adalah: MS Office (Word, Excel, Power Point), pembuatan e-mail, pembuatan akun sosial media.

3. Pendampingan Pendampingan dimaksudkan untuk mendampingi para pengurus Aisyiyah Ranting Segoroyoso dalam mempraktekkan keterampilan yang diperoleh pada saat pelatihan dan untuk memastikan mereka menguasai aplikasi-aplikasi yang disampaikan.

HASIL PEMBAHASAN DAN DAMPAK

Pengabdian Masyarakat berupa penguatan manajemen organisasi berbasis TIK di Aisyiyah Ranting Segoroyoso, Pleret, Bantul, dilaksanakan pada bulan Desember 2018 hingga

bulan Juni 2019. Tahap pertama diawali dengan melakukan observasi di kantor Aisyiyah Ranting Segoroyoso dan melakukan wawancara kepada pengurus Aisyiyah Ranting Segoroyoso.

Tahap kedua mengadakan FGD yang dihadiri oleh tim pengabdian masyarakat, instruktur atau pelatih, dan pengurus atau kelompok mitra. Di dalam FGD tersebut diidentifikasi kebutuhan manajemen organisasi menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), terutama terkait dengan pengarsipan, pengelolaan data-data organisasi, dan komunikasi antar pengurus

maupun dengan anggota. Tahap ketiga tim pengabdian masyarakat dan instruktur menyiapkan

materi pelatihan. Tahap keempat melakukan pelatihan dan pendampingan dengan target penguatan manajemen organisasi berbasis TIK. Pelatihan dilakukan sebanyak 3x dengan rincian kegiatan sebagai berikut:

Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Pelatihan SIMO

No Pertemuan Materi Fasilitas

1 Pertama Manajemen Organisasi Berbasis TIK: MS Office

Komputer, ATK

2 Kedua Manajemen Organisasi Berbasis TIK: Pengelolaan Pengarsipan, File dan Folder

Komputer, ATK

3 Ketiga Dakwah Online: Akun Media Sosial Komputer, Akses Internet, ATK

1. Pelatihan Manajemen Organisasi Berbasis TIK

Page 19: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1623

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pelatihan ini dilakukan dalam 2x pertemuan dengan materi: 1). Program MS Office, berupa

word, excel, dan power point dasar. 2) Pengelolaan pengarsipan data dan kegiatan organisasi.

Gambar 2. Pelatihan Sistem Informasi Manajemen Organisasi Aktivis Aisyiyah

2. Pelatihan Dakwah Online Pelatihan ini berisikan materi pembuatan akun media sosial sebagai sarana komunikasi dan dakwah online. Penguatan kapasitas dakwah online sangat diperlukan saat ini terutama dalam menyebarluaskan dakwah Muhammadiyah di era disrupsi berbasiskan media sosial yang sangat efektif digunakan sebagai alat bagi penyebarluasan informasi persyarikatan dan

nilai-nilai Islam. Instruktur dalam pelatihan ini adalah praktisi Dakwah Online dari Majelis Tabligh PP Muhammadiyah yaitu Ahmad Machsuni, MT.

Gambar 3. Praktek Dakwah Online

Page 20: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1624

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Dalam pelatihan tersebut juga diserahkan satu paket laptop untuk mendukung pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, karena selama PR Aisyiyah Segoroyoso belum mempunyai perangkat komputer sehingga pengadaan laptop sangat membantu dalam kelancaran manajmen organisasi. Laptop tersebut telah digunakan oleh sekretaris dalam membuat surat dan mendokumentasikan arsip-arsip organisasi dalam file dan folder. Hal tersebut untuk memberi solusi dimana selama ini arsip masih didokumentasikan dengan cara manual. Dengan adanya arsip yang berbasis file maka akan lebih terjaga keamanannya dan dapat lebih menyesuaikan dengan kondisi di era digital saat ini.

Gambar 4. Penyerahan Laptop kepada PR Aisyiyah Segoroyoso

KESIMPULAN Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk melakukan penguatan Sistem

Informasi Manajemen Organisasi (SIMO) berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pelatihan dan pendampingan sistem informasi manajemen organisasi merupakan solusi untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh pengurus Aisyiyah Ranting Segoroyoso, Pleret, Bantul dalam hal manajemen informasi organisasi. Melalui kegiatan pelatihan dan

pendampingan yang telah dilakukan, saat ini kelompok mitra telah menguasai aplikasi MS

Office, memiliki sarana komputer, memiliki akun media sosial organisasi, dan mampu mengaplikasikannya untuk pengelolaan organisasi. Dengan demikian, kegiatan pengabdian ini telah mampu memberikan kontribusi nyata kepada kelompok mitra untuk meningkatkan kapasitas manajemennya.

Page 21: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1625

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih, kami sampaikan kepada:

1. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah mendanai kegiatan pengabdian masyarakat ini.

2. LP3M yang telah mendukung dan memfasilitasi dari awal proses hingga akhir serta memberikan kesempatan untuk mempublikasikan luaran kegiatan pengabdian ini melalui forum Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat.

3. Kelompok Mitra: Pengurus Aisyiyah Ranting Segoroyoso, Pleret, Bantul.

4. Praktisi Dakwah Online dari Majelis Tabligh PP Muhammadiyah yaitu Ahmad Machsuni, MT. yang telah berkenan menjadi pelatih dan pendamping dalam kegiatan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Eko, Richardus Indrajit, 2012, Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi, STIMIK Perbanas Renaissane Center, Jakarta.

Maharsi, Sri, Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, Nopember 2000.

Page 22: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1626

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Ekonomi Keluarga Mantap Dan Kuat Berbasis Perempuan Terampil Mandiri (Emak Ptm) Pada Ibu Rumah Tangga Di

Sedayu, Bantul

Arianti

1

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Brawijaya Tamantirto Kasihan Bantul

1 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Brawijaya Tamantirto

Kasihan Bantul

[email protected]. 08112951566

Abstrak

Masalah ekonomi memberi dampak pada kondisi kesehatan manusia. Kondisi seperti ini banyak terjadi pada warga di Sedayu Bantul, yang memiliki kondisi ekonomi menengah ke bawah. Kondisi ekonomi yang semakin sulit menyebabkan budaya berhutang pada rentenir yang berakibat pada kondisi yang semakin terpuruk dan berdampak pada kondisi kesehatan. Industri rumah tangga terbukti memberi manfaat pada perbaikan ekonomi masyarakat. Tujuan dari pengabdian EMAK PTM adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga melalui keterampilan menjahit yang akan meningkatkan derajat kesehatan di masyarakat. Metode yang dilakukan pada EMAK PTM adalah pemberian sarana menjahit, pelatihan menjahit hijab instan dan mukena selama satu bulan, dan focuss group discussion. Hasil yang dicapai setelah satu bulan pelaksanaan EMAK PTM antara lain meningkatnya keterampilan menjahit pada 18 ibu rumah tangga, bertambahnya pendapatan ibu rumah tangga sebesar 5000-6000 rupiah dalam satu hari, dan terbentuknya industri rumah tangga hijab dan mukena dengan nama dagang “Mak-Mou”. Simpulan EMAK PTM mampu menambah ketrampilan dan meningkatkan pendapatan para ibu rumah tangga. Kata kunci: ibu rumah tangga, industri rumah tangga, Mak-Mou, kemandirian ekonomi Pendahuluan

Kegiatan ekonomi terus meningkat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia sebagai negara berkembang. Setiap sumber daya manusia memiliki potensi untuk berperan dalam membangun daerahnya. Pendapatan keluarga yang rendah akan menurunkan kesejahteraan keluarga dengan terhambatnya penyediaan lingkungan pengasuhan anak yang berkualitas. Ibu rumah tangga adalah anggota keluarga yang memiki potensi besar untuk kemandirian ekonomi keluarga. Ibu rumah tangga yang memiliki ketrampilan dan memiliki pendapatan sendiri berpengaruh cukup besar terhadap pendapatan rumah tangga (1). Kondisi perekonomian di Indonesia dalam periode 2014-2018 belum mencapai nilai tambah perekonomian dari pemanfaatan modal dasar pembangunan, sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Pemerintah merumuskan lima program prioritas pada tahun 2019 untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mendorong nilai tambah

Page 23: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1627

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

ekonomi. Kelima program prioritas tersebut meliputi peningkatan ekspor dan nilai tambah prouk pertanian; percepatan peningkatan ekspor dan nilai tambah industri pengolahan; peningkatan nilai tambah pariwisata dan jasa produktif lainnya; percepatan peningkatan keahlian tenaga kerja; dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi untuk meningkatkan produktivitas. Usia produktif yang tidak memiliki keahlian di era industry 4.0 akan menjadi masalah baru dalam perekonomian dan beban bagi anggaran negara. Oleh sebab itu, peningkatan produktivitas pada kelompok usia produktif melalui pendidikan dan ketrampilan sangat dibutuhkan (2). Pemberdayaan ekonomi masyarakat dilakukan melalui penguatan pemilikan fakto-faktor produksi, penguatan penguasaan distribusi dan pemasaran, penguatan masyarakat untuk mendapatkan gaji/upah yang memadai, dan penguatan masyarakat untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan ketrampilan, yang harus dilakukan secara multi aspek, baik dari masyarakat itu sendiri, maupun aspek kebijakannya (3) Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara pengabdi dengan para ibu di Pedukuhan Pedes, ditemukan masalah yang sebagian besar dialami oleh mereka adalah masalah ekonomi. Budaya berhutang kepada rentenir menjadi masalah dalam beberapa tahun terakhir. Masalah ekonomi yang menghimpit keluarga, membuat beberapa warga terjebak dalam hutang kepada rentenir. Para ibu rumah tangga berharap mampu mandiri secara ekonomi, sehingga bisa membantu kesejahteraan keluarganya. Hal ini membuat pengabdi dan ketua mitra mencari solusi dalam mewujudkan harapan para ibu rumah tangga ini. Potensi pada beberapa ibu rumah tangga yang merupakan lulusan SMK dengan ketrampilan menjahit dan pengalaman menjadi buruh jahit di pabrik sarung tangan, namun mereka tidak memiliki mesin jahit dan keterampilan menjahit lainnya, membuat faktor utama yang membuat pengabdi yakin dalam menentukan program EMAK PTM. Menurut Badan Pusat Statistik industri rumah tangga yang menjadi target EMAK PTM adalah industri kecil dengan jumlah tenaga kerja 5-19 orang (4). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menjelaskan bahwa usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria: 1). Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50,000,000,00 (lima puluh juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; 2). Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300,000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). Berdasarkan paparan tersebut tujuan umum dari pengabdian EMAK PTM ini adalah meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui kemandirian ekonomi ibu rumah tangga. Sedangkan tujuan khusus yang dicapai antara lain: bertambah keterampilan baru yang bernilai ekonomis pada ibu rumah tangga di Pedukuhan Pedes, penghasilan tambahan harian pada ibu rumah tangga di Pedukuhan Pedes, dan terbentuknya industri rumah tangga rumah jahit hijab dan mukena di Pedukuhan Pedes.

Page 24: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1628

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Metode Pelaksanaan EMAK PTM dilakukan dengan cara pemberian pelatihan dan pendampingan menjahit hijab instan dan mukena kepada para ibu rumah tangga di Pedukuhan Pedes selama 4 pekan (6 Maret – 24 Maret 2019). Pengabdi dan mitra memilih calon peserta EMAK PTM dengan kriteria sebagai berikut: 1) Ibu rumah tangga berusia 18-55 tahun; 2) Warga pedukuhan pedes; 3) Tidak bekerja di manapun; 4) Berkomitmen menyelesaikan pelatihan menjahit sampai selesai. Berdasarkan kriteria tersebut didapatkan 18 peserta aktif yang mengikuti pelatihan EMAK PTM sampai dengan selesai. Peserta diidentifikasi dalam dua kategori, yaitu belum ada pengalaman menjahit dengan mesin dan sudah berpengalaman menjahit dengan mesin di pabrik (riwayat kerja sebelumnya). Adapun metode yang dilaksanakan terdiri dari:

2.1 Pendidikan Masyarakat Kegiatan penyuluhan mengawali EMAK PTM dengan tema kemandirian perempuan. Hal ini bertujuan untuk membangkitkan motivasi mitra untuk memiliki ketrampilan yang akan membawa dampak pada peningkatan uang belanja rumah tangga. Sebagian besar mitra memiliki potensi dan semangat untuk melanjutkan dalam tahap pelatihan.

2.2 Pelatihan Pelatihan berlangsung dalam beberapa tahapan, yang terdiri dari: a). Pemberian teori teknik menjahit mukena oleh pakar produsen mukena. Selain teori, pakar juga langsung mempraktikkan mulai dari membuat pola, memotong bahan, dan menjahit mukena sampai selesai. Waktu pelatihan menjahit mukena berlangsung dalam 1x120 menit; b). Pemberian teori dan teknik menjahit hijab instan oleh pakar produsen hijab instan. Teori dan praktik langsung dalam membuat hijab instan selesai dalam 1x120 menit; c). Setelah mendapatkan teori dan bimbingan dari pakar, mitra melanjutkan dengan praktik menjahit berkelompok untuk menjahit mukena dalam waktu 8x120 menit dan menjahit hijab secara mandiri dalam waktu 6x120 menit; d). Setelah semua mukena dan hijab instan selesai dijahit, diadakan pameran produk dalam acara arisan PKK dan didatangakan juri dari luar mitra yang menilai produk berdasarkan kerapihan dan kenyamanan produk. Hasil dari kegiatan ini terpilih 3 mukena dan 3 hijab dengan jahitan terbaik. Seluruh komponen masyarakat menyambut kegiatan EMAK PTM dengan antusias yang dibuktikan dengan kehadiran sejak awal pembukan, proses belajar di pelatihan, praktik menjahit mandiri, sampai dengan penutupan diikuti oleh sebagian besar mitra. Semua proses pelatihan menjahit dijalani dengan semangat, walau terdapat beberapa kesalahan dalam proses menjahit hijab ataupun mukena, mitra bersemangat untuk memperbaiki dan memodifikasi hasil jahitan sehingga tetap dapat digunakan.

Gambaran kegiatan dan produk EMAK PTM disajikan dalam gambar-gambar berikut ini: Gambar 1 menggambarkan langkah pertama EMAK PTM, yaitu pemaparan teori menjahit oleh pakar dan praktik langsung secara berkelompok didampingi oleh pakar mukena dan hijab.

Page 25: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1629

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Selanjutnya peserta melakukan praktik menjahit mandiri tanpa didampingi pakar secara sesuai jadwal penggunaan mesin jahit yang disepakati bersama, proses ini dapat dilihat dalam gambar

Gambar 1. Pelatihan menjahit mukena oleh pakar

Sumber: dokumen penulis

. Gambar 2. Praktik mandiri menjahit

Sumber: dokumen penulis

Hasil dan pembahasan

Produk yang dihasilkan setelah pelatihan EMAK PTM terdiri dari 10 produk mukena dan 20 hijab instan yang memiliki standar syar’i yaitu: tidak transparan, menutup dada dan nyaman. Produk tersebut dijual kembali kepada mitra dengan harga modal. Uang yang terkumpul digunakan sebagai modal usaha selanjutnya dalam memproduksi hijab dan mukena. sehingga mitra produk saat digunakan. Setelah menggunakannya, mitra dapat dapat merasakan sendiri hasil karyanya dan mengetahui keunggulan ataupun kekurangan memperbaiki dan meningkatkan kualitas produk selanjutnya.

Keunggulan lain dari unit usaha Mak-Mou ini adalah produk bergaransi, jika terdapat ketidaknyamanan maka pengajuan garansi maksimal 1x24 hari setelah barang sampai.

Salah satu produk yang dihasilkan adalah mukena dengan merk dagang Mak-Mou (gambar 3 dan 4).

Page 26: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1630

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 3. Contoh Produk Mukena

Sumber: dokumen penulis

Gambar 4. Nama Produk Mukena dan Hijab “Mak-Mou”

Sumber: dokumen penulis

Setelah disepakati nama dagang produk Mak-Mou, dibentuk unit usaha kecil

menengah di Pedukuhan Pedes, dimulailah usaha pemasaran melalui sosial media dan penawaran langsung ke masyarakat.

1. Ulasan Karya Hijab dan mukena Mak-Mou memiliki keunggulan dibandingkan produk hijab

lainnya. Keunggulan hijab instan mudah digunakan, nyaman dan mempertahankan prinsip syar’i (tidak transparan dan menutup dada). Keunggulan lainnya adalah harga produk yang terjangkau untuk masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah dengan kualitas produk yang baik.

Kegiatan produksi masih mengalami kendala pada pembagian tugas pada mitra. Kendala terberat adalah mencari bahan baku yang masih dilakukan secara konvensional dengan mengunjungi toko kain di daerah Yogyakarta yang memiliki kualitas bahan baik dan ekonomis. Hal ini membuat waktu mencari bahan baku menjadi lama. Kendala lainnya adalah jam kerja yang sudah disepakati yaitu Hari Senin sampai Hari Sabtu, pukul 09.00-16.00, terkadang belum terlaksana. Kegiatan rumah tangga dan kewajiban sosial lokal seperti

Page 27: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1631

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

“rewang” pada anggota masyarakat lain yang memiliki acara besar masih menjadi kewajiban prioritas mitra.

Dampak Dan Manfaat Kegiatan

Setelah satu bulan pelaksanaan produksi Mak-Mou, dilakukan analisa peningkatan pendapatan mitra dengan mengitung jumlah pemasukan berdasarkan penjualan dikurangi modal usaha. Total produksi selama satu bulan adalah 10 mukena dan 15 hijab. Hasil rata-rata pendapatan uang belanja pada enam orang ibu rumah tangga di Pedukuhan Pedes sebesar 6000 rupiah per hari, atau 360.000 rupiah dalam satu bulan.

Dampak kegiatan EMAK PTM lainnya adalah pada perubahan pada budaya dan kegiatan harian ibu rumah tangga. Terbentuknya unit usaha rumah tangga Mak-Mou menghasilkan enam orang ibu rumah tangga memiliki kegiatan produktif dalam kesehariannya, sehingga waktu luang yang sebagian besar hanya mengobrol dengan tetangga dapat dimanfaatkan menjadi usaha menambah uang belanja.

Rencana tindak lanjut yang akan sangat bermanfaat untuk pengembangan Mak-Mou adalah pelatihan manajemen industri kecil menengah masih sangat diperlukan untuk keberlanjutan program, seperti: manajemen kas keuangan, strategi pemasaran di era revolusi industri 4.0 dan peningkatan kemampuan menjahit produk pakaian syar’i. Simpulan

EMAK PTM memiliki dampak posistif melalui terbentuknya industri rumah tangga Mak-Mou. Program ini mampu meningkatkan uang belanja mitra rata-rata sebesar 6000 rupiah dalam satu hari. Hal tersebut merupakan potensi yang masih bisa ditingkatkan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui peningkatan kemandirian dan ketrampilan ibu rumah tangga.

Rencana pengembangan MakMou adalah membuat program lanjutan EMAK PTM dengan fokus strategi pemasaran dan manajemen keuangan industri rumah tangga. Program ini diharapkan akan meningkatkan produksi dan laba yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan uang belanja tambahan mitra dan kesejahteraan keluarganya. Uacapan Terimakasih

Ucapan terimakasih disampaikan kepada Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (LP3M UMY) sebagai pemberi hibah Program Pengembangan Desa Mitra tahun 2018-2019; Kepala Pedukuhan Pedes RT 5 Argomulyo Sedayu Bantul, sebagai ketua mitra yang memberi dukungan penuh selama penyelenggaraan EMAK PTM.

Daftar Pustaka

Page 28: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1632

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Telaumbanua, M (2018). “Peran ibu rumah tangga dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga”. Sosio Informa 4. 2.

Moeis, A.I.A, (2015). Anggaran dan Kesejahteraan Rakyat. Media Keuangan. Diunduh dari https://www.kemenkeu.go.id/media/11118/media-keuangan-desember-2018.pdf

Hutomo, M.Y. (2000). “Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi: Tinjauan teoretik

dan implementasi” Business Line 17 September 2009< https://www.bappenas.go.id/files/2913/5022>.

Biro Pusat Statistik. (2019). Perusahaan Industri Pengolahan. Diunduh dari https://www.bps.go.id/subject/170/industri-mikro-dan-kecil.html

Page 29: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1633

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pemberdayaan Perempuan Pesisir Menggerakkan Perajin Ikan Asap Menggunakan Tik Sebagai Media Promosi

Ike Desi Florina1

, Itsna Hidayatul Khusna2

1Universitas Pancasakti Tegal, Jl. Halmahera Km.1 Mintaragen – Kec.Tegal Timur,

Tegal, Indonesia

2Universitas Jenderal Soedirman, Jurusan Ilmu Komunikasi Jl. Prof. Dr. H. Bunyamin 993, Purwokerto,

Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

Abstrak

Di Indonesia, perempuan sedang didorong untuk ikut dalam menggerakkan ekonomi keluarga. Salah satu strategi pemberdayaan masyarakat adalah dengan menggunakan TIK (teknologi informasi dan komunikasi). Desa Suradadi, Kabupaten Tegal ekonomi bergerak di bidang perikanan dan kelautan. Salah satu produk olahan hasil laut di desa tersebut adalah ikan asap, dan perempuan sebagai penggerak produksi olahan hasil laut. Permasalahan muncul saat hasil ikan melimpah dan pengrajin ikan asap tidak sanggup memasarkan produk. Selama ini metode penjualan dilakukan masih tradisional dan kurangnya promosi. Media sosial telah mengubah interaksi sosial yang ada di masyarakat, termasuk kebiasan mereka membeli sebuah barang. Kegiatan ini bertujuan memberdayakan pengrajin ikan asap agar bisa menguasai TIK dan menggunakan strategi promosi yang baru. Metodenya dengan memberikan literasi mengenai TIK dan melakukan pelatihan. Kegiatan literasi TIK, yakni memberikan pemahaman pentingnya penggunaan TIK, khususnya untuk melakukan promosi penjualan melalui pemasaran online. Kemudian mitra dilatih menggunakan smartphone dan media sosial sebagai sarana promosi produk, juga pelatihan pengambilan gambar guna maksimalisasi promosi online. Hasilnya adalah meningkatnya pengetahuan mitra tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk promosi prduk. Terlihat dari pemahaman dan penguasaan mitra akan penggunaan smartphone dan keberhasilan mitra menggunakan media sosial, terbukti dengan pengelolaan akun yang kini sudah dilakukan mandiri oleh mitra. Kata Kunci: Pemberdayaan Perempuan pesisir, TIK, dan Promosi Ikan Asap Pendahuluan

Meningkatkan ekonomi masyarakat salah satunya dilakukan dengan pemberdayaan. Salah satu fokus dari pemberdayaan adalah memberdayakan individu yang termarjinalkan dalam masyarakat. Di Indonesia, perempuan sedang didorong untuk ikut dalam menggerakkan ekonomi keluarga, karena dalam masyarakat kita, perempuan masih dipandang sebagai warga kelas dua. Padahal banyak sekali perempuan di Indonesia yang mempunyai bakat dan potensi yang bagus yang jika dikembangkan akan mengangkat hajat hidup mereka dan keluarganya.

Page 30: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1634

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Salah satu strategi pemberdayaan masyarakat adalah dengan menggunakan TIK (teknologi informasi dan komunikasi). Ada dua hal yang bisa dilihat bagaimana TIK berpengaruh bagi pembangunan: pertama, bagaimana akibat dari kemajuannya dapat meningkatkan hidup masyarakat yang selama ini tertinggal; kedua, bagaimana TIK dapat dieksploitasi oleh negara-negara berkembang untuk mendapatkan akses ke pasar dunia dan memaksimumkan kelebihan

kompetitif (competitive advantages) mereka. UNDP pada Tahun 2001 bersepakat bahwa teknologi informasi dan komunikasi merupakan alat untuk memerangi kemiskinan di abad 21,

itu adalah: (1) TIK merupakan masukan yang meresap (pervasive) ke hampir seluruh aktivitas manusia, berkemungkinan untuk dipakai dalam segala tempat dan keperluan; (2) TIK memecahkan hambatan bagi pembangunan manusia dalam tiga hal yang tadinya tidak mungkin, yaitu: memecahkan hambatan ke pengetahuan, memecahkan hambatan ke partisipasi, dan memecahkan hambatan ke peluang ekonomi.

Di Desa Suradadi, Kabupaten Tegal ekonomi bergerak di bidang perikanan dan kelautan, karena secara geografis wilayah desa tersebut berada di pesisir pantai utara Jawa. Salah satu produk olahan hasil laut di desa tersebut adalah ikan asap, dan perempuan sebagai penggerak produksi olahan hasil laut. Kerajinan makanan ini mempunyai peluang yang sangat besar untuk memajukan ekonomi masyarakat, karena dalam pengakuan salah satu pelaku pengrajin ikan asap, harga ikan laut yang menjadi bahan pokok produksi mudah didapat dengan harga yang stabil. Masalah ada justru ketika hasil ikan melimpah dan pengrajin ikan asap tidak sanggup memasarkan barang dagangan mereka. Karena selama ini metode yang digunakan oleh pengrajin ikan asap dalam menjual produknya adalah tidak menjual langsung ke pembeli tetapi dijual kepada pembeli pertama (pengepul) yang nantinya dari pembeli pertama tersebut dijual kepada pembeli kedua (konsumen rumah tangga). Kurangnya promosi produk menyebabkan lokasi tersebut tidak dikenal oleh pembeli individu, sehingga pengrajin ikan asap takut produknya tidak laku dijual.

Maka dari itu, kegiatan ini hadir untuk membantu perajin ikan asap menggerakkan promosi produknya agar dikenal oleh masyarakat luas. Di era ini, mau tidak mau pelaku usaha harus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, khususnya dengan hadirnya media sosial. Media sosial telah mengubah interaksi sosial yang ada di masyarakat, termasuk kebiasan mereka membeli sebuah barang. Perubahan ini harus disadari oleh para pelaku usaha untuk mengubah strategi penjualannya terutama dalam memperkenalkan produknya. Oleh karena itu para pelaku usaha harus menguasai TIK dan masuk ke dalam dunia siber. Untuk itu kegiatan ini hadir sebagai usaha memberdayakan pengrajin ikan asap agar bisa menguasai TIK dan menggunakan strategi promosi yang baru. Metode Pelaksanaan

Berdasarkan analisis situasi yang sudah diungkapkan di atas, metode yang digunakan dalam kegiatan pemberdayaan pada masyarakat ini adalah dengan memberikan literasi mengenai TIK dan melakukan pelatihan.

Page 31: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1635

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Kegiatan literasi dilakukan dengan: (1) Memberikan pembelajaran tentang TIK, tujuanya agar mitra paham mengenai TIK. Kegiatan ini dilakukan dalam 4 kali pertemuan; (2) Menghadirkan narasumber untuk membantu menyampaikan pengetahuan tentang TIK; (3) Literasi media sosial, tujuannya agar mitra bisa menggunakan media sosial dengan bijak. Media yang digunakan dalam kegiatan ini adalah modul, yang berisi materi tentang TIK dan media sosial.

1. Literasi TIK Literasi TIK dilakukan dengan melakukan pembelajaran dibantu oleh narasumber. Pembelajaran dilakukan selama empat kali pertemuan. Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan pengatahuan tentang TIK dengan bantuan modul. Metode yang dilakukan yaitu ceramah, dengan pendekatan persuasif.

2. Literasi Media Sosial Literasi media sosial dilakukan selama empat kali pertemuan. Kegiatan dilakukan untuk

memberikan pemahaman penggunaan media sosial, dan menggunakan media sosial dengan

bijak. Kegiatan ini dilakukan dengan melatih mitra langsung menggunakan smartphone. Kegiatan literasi ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan personal. Tim pemberdayaan langsung datang ke lokasi pemberdayaan dan menyesuaikan dengan jadwal mitra. Agar terjalin hubungan yang baik antara pemberdaya dengan mitra. Hubungan yang baik tersebut menumbuhkan rasa percaya, sehingga tim pemberdayaan mudah memberikan pelatihan dan pembelajaran.

Kegiatan pelatihan dilakukan dengan: (1) Melatih mitra bagaimana menggunakan TIK yaitu praktik menggunakan telepon selular dan membuat media sosial; (2) Melatih bagaimana mengambil gambar produk agar terlihat menarik untuk diposting di media sosial. Alat yang

digunakan dalam kegiatan ini adalah smartphone. Kegiatan pelatihan penggunaan smartphone dan menggunakan media sosial dilakukan dengan pendekatan personal.

Mitra merupakan perajin ikan asap di Desa Suradadi, pemilihan mitra pengabdian dilakukan dengan melakukan survei terlebih dahulu. Setelah dilakukan survei, tim memilih Bu Rasminah untuk menjadi mitra pemberdayaan, selain karena selama beberapa kali melakukan survei di lokasi dan melakukan pendekatan dengan Bu Rasminah, produk ikan asap yang dihasilkan oleh ibu tersebut banyak diminati, dan sudah lumayan dikenali oleh masyarakat sekitar. Selain itu, pemilihan mitra difokuskan pada misi pemberdayaan perempuan pesisir. Hasil dan Pembahasan

Kegiatan ini berlangsung dari bulan Juni – Juli 2019, dengan alokasi waktu 20 jam atau 5 jam permingu. Kegiatan sebelumnya sudah diawali dengan melakukan survei di lokasi pemberdayaan.

Page 32: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1636

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 1. Mitra Pengabdian (Sumber : dokumen pribadi)

Sebelum melakukan kegiatan pengabdian, tim melakukan survei ke Desa Suradadi dan

bertemu dengan Bu Rasminah. Tim melakukan pendekatan kepada mitra sampai terbentuk kesepakatan di antara tim dengan mitra.

Potensi dari industri rumahan ini sangat menjanjikan, dalam satu hari ikan yang dihabiskan senilai tiga juta rupiah. Ikan didapat dari nelayan setempat dan mudah didapat, karena lokasi produksi masih satu lokasi dengan tempat pelelangan ikan.

Gambar 2. Tempat Pelelangan Ikan Desa Suradadi

(Sumber : dokumen pribadi)

Gambar 3. Ikan Asap

(Sumber : dokumen pribadi)

Page 33: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1637

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Hasil dari kegiatan pemberdayaan pada masyarakat ini adalah pemanfaatan TIK sebagai media promosi produk. Agar mitra mempunyai kemampuan menggunakan teknologi komunikasi, tim pengabdian melakukan serangkaian kegiatan pemberdayaan. Hal yang pertama dilakukan adalah melakukan pendekatan dengan mitra.

Gambar 4. Pendekatan dengan Mitra

(Sumber : dokumen pribadi)

Gambar 5. Literasi Pemanfaatan TIK dengan Narasumber

(Sumber : dokumen pribadi)

Gambar 6. Literasi TIK

(Sumber : dokumen pribadi)

Setelah terjadi kesepakatan antara tim dengan mitra, kegiatan literasi mulai dilakukan. Waktu pelaksanaan disesuaikan dengan kesediaan mitra. Hal ini dilakukan agar ada kedekatan dan rasa percaya antara tim dengan mitra. Dari penuturan mitra, selama ini banyak yang menawarkan bantuan kepadanya dengan cara meminjam KTP, tetapi kemudian dana atau

Page 34: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1638

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

kegiatan yang ditawarkan tidak pernah turun kepadanya. Maka dari itu tim melakukan kegiatan dengan pendekatan personal, dan melakukan keseluruhan kegiatan di tempat mitra.

Kegiatan literasi TIK yang dilakukan adalah memberikan pemahaman pentingnya penggunaan TIK, khususnya untuk melakukan promosi penjualan. Tak hanya itu mitra juga dibekali dengan pengetahuan perkembangan pemasaran secara online, khususnya melalui

media sosial yang dapat diakses melalui smartphone. Dalam kegiatan ini pula, mitra dibantu tim pemberdaya, membuat akun media sosial

khusus kepentingan penjualan ikan asap : yakni melalui instagram dengan akun

@ikanasap_surodadi dan akun facebook : Ikan Asap Ibu Nok. Yang dalam penggunaan dimasa akan datang, diserahkan semua kepada mitra. Karena mitra pun akan dilatih bagaimana cara

menggunakan smartphone.

Gambar 7. Akun media sosial usaha ikan asap milik mitra

(Sumber : https://www.facebook.com/ikanasap.ibunok.5 dan https://www.instagram.com/ikanasap_suradadi/?hl=id)

Kegiatan selanjutnya adalah pelatihan penggunaan smartphone dan penggunaan media sosial sebagai sarana promosi produk.

Gambar 7. Pelatihan Penggunaan Smartphone dan Media Sosial

(Sumber : dokumen pribadi)

Page 35: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1639

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Semua kegiatan yang dilakukan tidak mengganggu waktu mitra dalam pembuatan ikan asap, dengan pendekatan yang dilakukan tersebut mitra lebih terbuka dengan tim. Hal ini sangat menentukan keberhasilan kegiatan pemberdayaan ini. Saat ini, mitra sudah mulai menggunakan media sosial sebagai sarana promosi produknya, agar produknya dikenal jauh oleh masyarakat. Baik masyarakat sekitar maupun pengendara yang kebetulan melintas di jalur pantura.

Selain penggunaan media sosial, tim pemberdaya juga memberikan pelatihan tentang bagaimana mengambil gambar melalui smartphone, karena dalam promosi yang terpenting adalah produk menarik di mata pembeli. Media sosial yang digunakan adalah Instagram, media sosial ini dipilih karena pengguna media sosial ini di Indonesia sangatlah banyak, sehingga media ini sangat tepat untuk digunakan sebagai sarana promosi produk.

Gambar 8. Akun Instagram Produk Ikan Asap (sumber : https://www.instagram.com/ikanasap_suradadi/?hl=id)

Hasil dari kegiatan pemberdayaan ini adalah meningkatnya pengetahuan mitra tentang

pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk promosi prduk. Hal ini terlihat dari pemahaman mitra yang bisa dilihat dengan peguasaan mitra akan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yaitu penguasan pemakaian smartphone. Hasil selanjutnya adalah keberhasilan mitra menggunakan media sosial, terbukti dengan pengelolaan akun yang kini sudah dilakukan mandiri oleh mitra.

Page 36: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1640

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Simpulan Pemberdayaan perempuan pesisir ini merupakan pilot project yang nantinya akan menjadi

contoh bagi kegiatan serupa yang akan dilakukan oleh kami sebagai tim pemberdaya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapat warga setempat dengan memberdayakan perempuan. Selama kegiatan berlangsung kami menyadari bahwa mitra bukan hanya sebagai objek semata tetapi juga sebagai subjek yang harus turut berperan serta dan memberikan ide-idenya. Maka dari itu, kegiatan ini dilakukan di tempat mitra dengan menggunakan pendekatan personal, agar mitra memunyai kesadaran bahwa apa yang tim pemberdaya lakukan berguna bagi mereka. Ternyata dengan menggunakan pendekatan personal tersebut, mitra menjadi percaya dengan tim dan ada kemauan dari dalam diri mereka sendiri untuk belajar. Ucapan Terima Kasih

Terima kasih tim ucapkan kepada semua pihak yang membantu kelancaran kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada Kepala Desa Suradadi yang telah memberikan izin untuk melakukan kegiatan pengabdian ini di wilayah desanya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada narasumber yang ikut membantu dalam kegiatan ini. Dan tak lupa terima kasih kepada Bu Rasminah untuk kesediaanya menjadi mitra dan atas usahanya untuk terus belajar menjadi lebih baik. Daftar Pustaka Ambrose, Jagongo dan Catherine Kinyua. 2013. The Social Media and Enterpreneurship

Growth. International Journal of Humanities and Social Science Vol. 3 No. 10 (Special Issue –

May 2013). Amran, Ali., Dewi, Srie Wijaya Kesuma., Susilawati., dan Fauzi, Abdurrahman. Instagram

sebagai Alat Promosi UKM Jersey Futsal Bandung. Jurnal ABDIMAS BSI Vol. 1 No. 2, 2018. Fadhli, Mahibuddin dan Fadillah, M. 2017. Pelatihan Pemanfaatan Media Sosial dan Blog

sebagai Sarana Publikasi Bustanul Athfal Kabupaten Ponorogo. Jurnal ADIMAS. Kaplan, Andreas and Michael Haenlein. 2010. Users of The World, Unite! The Challenges

and Opportunities of Social Media. Kelley School of Business. Business Horizons, vol. 53 No.

1, pp.59-68. Nasution, Zulkarimen. 2007. Komunikasi Pembangunan Pengenalan Teori dan Penerapannya.

Jakarta : Raja Grafindo Persada Prihadi, Deddy., dan Susilawati, Agnes Dwita. 2018. Pengaruh Kemampuan E-commerce dan

Promosi di Media Sosial terhadap kinerja Pemasaran. Jurnal UMS Vol 3 No 1, 2018: 15 –

20.

Page 37: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1641

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Selwendri, dan Siregar, Onan Marakali. 2018. Pemanfaatan Media Sosial sebagai Peluang

Usaha Kelompok Pemuda Karang Taruna Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Medan. Jurnal

ABDIMAS TALENTA Vol 3 No 2, 2018: 379 – 383.

Shimp, Terence A. 2003. Periklanan dan Promosi. Jakarta : Erlangga. Solihat, Ani, Iis Iskandar, dkk. 2018. Pendampingan Kewirausahaan Melalui Program

Manajemen Pemasaran dan Keuangan pada UMKM Hijab Jannata. JURNAL ABDIMAS

BSI Vol. 1 No.3 Agustus 2018, Hal. 428-433. Widyasanti, Putri, dan Dwiratna. 2016. Upaya Pemberdayaan Masyarakat melalui Pelatihan

Pembuatan Produk Sabun Berbasis Komoditas Lokal di Kecamatan Sukamantri Ciamis.

Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat Vol. 5, No. 1, Mei 2016: 29-33. https://www.facebook.com/ikanasap.ibunok.5 https://www.instagram.com/ikanasap_suradadi/?hl=id

Page 38: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1642

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Inisiasi Pengelolaan Simpan Pinjam Berbasis Syariah Pada Kelompok Arisan Ibu-Ibu Di Brajan

Edi Supriyono1, Arni Surwanti

2,

1. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Brawijaya, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta

E-mail: [email protected]

2. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Brawijaya, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta

E-mail: [email protected]

Abstrak

Mitra dalam pengabdian masyarakat ini adalah kelompok simpan pinjam ibu-ibu yang dikelola secara konvensional di Brajan, Tamantirta, Kasihan, Bantul. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah: 1) mengubah praktik pengelolaan simpan pinjam selama ini dengan model yang berlandaskan pada hukum islam, 2) meningkatkan profesionalisme pengelolaan simpan pinjam dengan menerapkan sistem administrasi dan keuangan yang lebih baik, 3) meningkatkan melakukan penilaian kelayakan peminjam, 4) meningkatkan kapasitas pendanaan, 5) meningkatkan kemampuan menentukan SHU. Metode yang akan dicapai untuk pencapaian tersebut adalah dengan: 1). melakukan penyuluhan tentang simpan pinjam menurut hukum islam. 2) Penyuluhan tentang Administrasi transaksi keuangan, 3) Penyuluhan tentang penentuan kelayakan peminjam dan besarnya pinjaman yang diberikan, 4) Penyuluhan tentang cara meningkatkan kapasitas pendanaan. 5) pelatihan menentukan besarnya SHU. Hasil pengabdian masyarakat adalah :1) peserta pelatihan sangat antusias mengikuti penyuluhan simpan pinjam menurut hukum islam; 2). Peserta pelatihan mampu memahami administrasi transaksi keuangan; 3) peserta pelatihan mampu memahami menentukan kelayakan peminjam; 4) peserta mampu memahami cara meningkatkan kapasitas pendanaan; 5) Peserta mampu memahami cara penentuan besarnya SHU. Simpulan dari pelaksanaan pengabdian ini adalah mitra sangat menerima program pengabdian ini dan akan merealisasikannya dalam pengelolaan simpan pinjam secara syariah. Kata kunci : Syariah, Administrasi, Kelayakan, Pendanaan, SHU Pendahuluan

Kegiatan simpan pinjam yang ada di masyarakat pada dasarnya dapat dikatakan sebagai kegiatan ekonomi. Dimaksudkan dengan kegiatan usaha simpan pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya (PP Nomor 9 Tahun 1995).

Secara mendasar, alasan utama kegiatan ini muncul adalah adanya keinginan dari masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Bagi masyarakat yang bergerak dalam usaha produktif yang ingin tambahan pendanaan, maka dia bisa memanfaatkan lembaga ini. Keunggulan lembaga simpan pinjam di masyarakat ini adalah:

Page 39: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1643

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

1. Anggota dapat memperoleh pinjaman dengan mudah serta tidak berbelit-belit 2. Tak ada syarat meminjam pakai jaminan.

Beberapa catatan yang bisa kita peroleh dari kebanyakan praktik pengelolaan simpan pinjam yang ada di masyarakat kita, yaitu tentang belum memperhatikan aspek landasan hokum syariah atas operasionalisasi simpan pinjam dan aspek profesionalitas pengelolaannya. Dari aspek landasan hukum syariah operasionalisasi yang paling memprihatinkan ada pada pengenaan imbal balik atau bunga yang dikenakan atas pinjaman yang telah diberikan kepada peminjam serta pembagian SHU. Meskipun pengenaan imbal balik ini atas kesepakatan kelompok, kebanyakan kelompok-kelompok simpan pinjam yang ada dalam masyarakat kita menetapkan terlalu tinggi, yang ini sangat membebani si peminjam. Imbal balik dalam simpan pinjam ini pada dasarnya merupakan akad yang menekankan pada aspek tolong menolong, bukan eksploitasi, sehingga praktik seperti ini tidak boleh dilaksanakan (Mifta, 2017). Sedangkan pemahaman atas bagi hasil dari suatu usaha dipahami salah oleh kebanyakan masyarakat, yaitu sebagai distribusi dari keuantungan yag diperoleh secara merata kepada para pemilik dana. Dimaksudkan dengan bagi hasil adalah transaksi ekonomi islam atas dasar keadilan, saling menanggung risiko dan saling menikmati hasil bila sebuah transaksi (Susilo dkk, 2018). Meskipun ada beberapa keungulan seperti yang telah disebut, dalam pakteknya ini sangat memberatkan bagi peminjam. Ini berkenaan dengan adanya praktek pengenaan bunga atas pinjaman yang telah dibuatnya.

Dari aspek profesionalitas pengelolaanya, kebanyakan simpan pinjam belum dikelola dengan profesional. Hal ini disebabkan karena pengelolaan simpan pinjam dilakukan hanya sambilan saja. Bahkan simpan pinjam yang dikelola dalam bentuk koperasi pun berhenti di tengah jalan karena kurang baiknya pengelolaan yang dilakukan oleh pengurusnya, di mana mereka menganggap bahwa koperasi hanya sebagai pekerjaan sambilan setelah menyelesaikan pekerjaan utama, akan tetapi banyak pula koperasi yang berkembang karena pengelolaan dilakukan secara professional (Muljono, 2012 dalam Irma,dkk: 2018).

Situasi pengelolaan simpan pinjam yang dilaksanakan ibu-ibu di Brajan tidak begitu jauh berbeda, yaitu masih jauhnya penerapan nilai-nilai islam serta belum professional dalam pengelolaannya. Melihat kenyataan seperti ini, maka diperlukan pemberdayaan ibu-ibu dalam pengelolaan simpan pinjam melalui program pengelolaan simpan pinjam secara syariah serta peningkatan profesionalisme pengelolaan simpan pinjam. Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan dalam rogram pengabdian ini dilaksanakan melalui langkah-langkah sebagai berikut : 1. Pemilihan sasaran

Pemilihan sasaran program pengabdian disini didasarkan pada prioritas persoalan yang segera harus di selesaikan. Banyak persoalan yang muncul dalam masyarakat di Brajan ini. Praktik simpan pinjam dipilih sebagai sasaran didasarkan pada pertimbangan bukan saja dari

Page 40: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1644

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

sisi ekonomi, melainkan pertimbangan amaliah dari agama islam, dan inilah pertimbangan yang paling penting.

Melihat belum tersentuhnya praktik simpan pinjam yang belum dikelola secara syar’i yang perkembangannya semakin meluas ini, serta belum semuanya dikelola secara professional ini menjadi tantangan pengabdian ini. Disisi lain, melihat prospek ekonomi dari kegiatan simpan pinjam ini serta berbagai solusi yang bisa digunakan untuk mengatasi permasalahan yang muncul dalam program ini, maka diputuskan kegiatan simpan pinjam ini dijadikan sebagai obyek sasaran dari pengabdian ini. 2. Mengidentifikasi masalah

Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah yang ada pada kelompok yang menjadi obyek sasaran. Masalah-masalah yang didapatkan tersebut selanjutnya digolongkan ke dalam tiga aspek permasalahan, yaitu aspek hokum islam, aspek administrasi dan aspek keuangan. 3. Menyampaikan tawaran solusi kepada mitra

Langkah selanjutnya adalah memberikan tawaran solusi kepada mitra atas persoalan yang mereka alami. Langkah ini diharapkan dapat menjadi jalan keluar bagi mitra dalam menghadapi persoalan mereka selama ini. 4.Tahapan/langkah-langkah dalam melaksanakan solusi

Langkah-langkah dalam melaksanakan solusi dari permasalahan mitra adalah sebagai berikut: a. Persiapan Tahap ini merupakan tahap awal dalam pelaksanaan pengabdian, yang meliputi: - Rancangan materi penyuluhan, dan pelatihan - Penggandaan materi penyuluhan dan pelatihan - Membuat kesepakatan tentang tempat dan jadwal penyuluhan dan pelatihan dengan Kelompok sasaran b. Pelaksanaan Dalam tahap ini, sudah mulai dilaksanakan program pemecahan masalah pada kelompok sasaran sesuai dengan tempat dan jadwal yang sudah disepakati bersama, dengan menggunakan metode penyuluhan, pelatihan dan pendampingan terhadap kelompok sasaran. c. Tindak Lanjut. Tahap ini dilaksanakan setelah program selesai dilaksanakan untuk menjamin keberlanjutan program yaitu apakah program dapat dilaksanakan setelah kelompok sasaran ditinggal untuk bekerja mandiri. Hasil Dan Pembahasan Berikut ini akan disampaikan hasil pelaksanaan masing-masing kegiatan tersebut.

Page 41: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1645

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

1. Konsolidasi Mitra Kegiatan konsolidasi ini dilakukan pada hari Selasa 26 Februari 2019, bertempat di masjid Nurrudhdholam, Brajan. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka untuk menyatukan,

memperkuat, dan memperteguh hubungan antara pengabdi dengan mitra, Disadari betul bahwa kegiatan ini sangat penting bagi keberhasilan program yang ditelah diusulkan. Dalam kegiatan ini dibicarakan tentang maksud dan tujuan dari program yang akan dilaksanakan pengabdi, berbagai persoalan pengelolaan dalam simpan pinjam serta manfaat apa yang akan diperoleh dari program pengabdian ini oleh Mitra. 2. Identifikasi permasalahan mitra. Dari hasil konsolidasi dengan mitra terutama penggalian berbagai persoalan pengelolaan simpan pinjam selama ini, maka dapat diidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh mitra, yaitu persoalan: a. Tiadanya pengetahuan tentang kegiatan simpan pinjam menurut hukum islam b. Kurang pemahaman pengelolaan admistrasi keuangan yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. c. Belum adanya pedoman dalam penentuan kriteria orang yang dapat pinjaman serta

penentuan besarnya pinjaman d. Masih rendah dan minimnya sumber pendanaan simpan pinjam. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dibuatlah beberapa kegiatan untuk mengatasi persoalan tersebut dalam sebuah program yang diusulkan dalam pengabdian pada masyarakat. 3. Penyuluhan hukum islam dalam simpan pinjam,

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 3 Mei 2019 di Masjid Nuruddhdholam, Brajan, dengan menghadirkan nara sumber Ibu Uang Wari, SE.,M.Ep. Manajer BMT UMY. Kegiatan ini di ikuti oleh pengurus dan anggota simpan pinjam sebanyak 15 orang dari 18 undangan.

Penyuluhan ini diadakan dengan tujuan agar pengurus serta anggota simpan pinjam dapat memahami hukum simpan pinjam serta operasionalisasi simpan pinjam menurut islam. Dengan pemahaman yang benar akan hukum syariah simpan pinjam ini semua pelaku simpan pinjam dapat terbebas dari Riba, yaitu suatu praktik simpan pinjam yang diharamkan dalam Islam yaitu dengan pemberlakuan bunga atau penambahan jumlah pinjaman saat pengembalian berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok yang dibebankan kepada peminjam.

Dalam penyuluhanya pemateri menyampaikan dasar hukum dari simpan pinjam menurut Al Qur’an dan Al Hadits. Kemudian operasionalisasi dari simpan dan pinjam itu. Para peserta sangat tertarik atas penjelasan pemateri, karena ini hal yang baru bagi mereka, terutama pada pemahaman tentang pinjam.

Dalam sisi operasionalisasi, pemahaman mereka atas pinjam adalah anggota akan mendapat uang pinjaman, padahal yang dimaksud pinjam disini adalah untuk apa pinjaman tersebut. Misal pinjam untuk membayar SPP anak, maka pengurus yang membayarkan SPP sejumlah

Page 42: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1646

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

besarnya SPP tersebut. Dan nilai pinjaman adalah sebesar nilai SPP plus jasa yang disepakati kedua belah pihak. Gambar 1. Pemberian penyuluhan tentang Gambar 2. Para peserta penyuluhan simpan Simpan pinjam syariah pinjam syariah

Sumbr: dokumen penulis Sumbr: dokumen penulis

4. Pelatihan dan pendampingan administrasi transaksi keuangan. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 3 Mei 2019 di Masjid Nuruddhdholam, Brajan,

Jam 20.30-21.15, dengan menghadirkan nara sumber Bp. Drs. Edi Supriyono, MM. pengabdi masyarakat . Kegiatan ini dilaksanakan setelah penyuluhan hukum islam simpan pinjam dan diikuti oleh pengurus dan anggota simpan pinjam sebanyak 15 orang dari 18 undangan.

Penyuluhan ini diadakan dengan tujuan agar pengurus serta anggota simpan pinjam dapat memahami administrasi transaksi keuangan yang melibatkan simpan pinjam yang dapat memenuhi transparansi dan dapat dipertanggung-jawabkan. Dalam penyuluhan ini peserta diperkenalkan berbagai bukti transaksi simpan pinjam serta buku harian dan buku besar, serta diberi penjelasan tentang penggunaan serta fungsi dari bukti serta buku-buku tersebut. 5. Pelatihan tentang penilaian kelayakan peminjam dan besarnya pinjaman yang diberikan.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 14 Juni 2019 di Masjid Nuruddhdholam, Brajan, Jam 19.30-20.15, dengan menghadirkan nara sumber Bp. Drs. Edi Supriyono, MM. pengabdi masyarakat. Kegiatan ini diikuti oleh pengurus dan anggota simpan pinjam sebanyak 12 orang dari 18 undangan yang diedarkan.

Pelatihan ini diadakan dengan tujuan agar pengurus serta anggota simpan pinjam dapat memahami cara menilai layak tidaknya pinjaman yang akan diberikan, serta cara menetukan besarnya dana yang disetujui untuk diberikan. Dalam pelatihan ini peserta diberi penjelasan serta diajak diskusi tentang beberapa variabel yang melekat pada peminjam, yang menyangkut

Page 43: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1647

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

tentang penilaian atas tujuan penggunaan dana, kepribadianya, usaha atau pekerjaannya, serta jaminan yang diberikan. Gambar 3. Peserta pelatihan administrasi Gambar 4. Pelatihan Administrasi transaksi

Transaksi keuangan keuangan

Sumbr: dokumen penulis Sumbr: dokumen penulis

Gambar 5. Pelatihan penilaian kelayakan Gambar 6. Penjelasan tentang penilaian

peminjam dan besarnya pinjaman kelayakan peminjam. yang diberikan

Sumbr: dokumen penulis Sumbr: dokumen penulis

6. Pelatihan tentang penentuan besarnya SHU yang diberikan. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 14 Juni 2019 di Masjid Nuruddhdholam, Brajan, Jam 20.15-21.00, dengan menghadirkan nara sumber Bp. Drs. Edi Supriyono, MM.

Page 44: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1648

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

pengabdi masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan setelah pelatihan penilaian kelayakan pinjaman, dan diikuti oleh pengurus dan anggota simpan pinjam sebanyak 12 orang dari 18 undangan yang diedarkan.

Pelatihan ini diadakan dengan tujuan agar pengurus serta anggota simpan pinjam dapat memahami cara menentukan besarnya SHU bagi para anggotanya. Dalam pelatihan ini peserta diberi penjelasan serta diajak diskusi tentang cara menghitung pendapatan, menetapkan besarnya pembagian atas pendapatan yang diperoleh serta cara mendistribusikannya kepada para anggota dan pengurus. Gambar 7. Peserta pelatihan tentang penentuan Gambar 8. Penyampaian materi besarnya SHU yang diberikan Pelatihan SHU

Sumbr: dokumen penulis Sumbr: dokumen penulis

7. Pengembangan kapasitas pendanaan simpan pinjam, Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 14 Juni 2019 di Masjid Nuruddhdholam,

Brajan, Jam 21.00-21.30, dengan menghadirkan nara sumber Bp. Drs. Edi Supriyono, MM. pengabdi masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan setelah pelatihan penilaian kelayakan pinjaman dan penentuan SHU. Pelatihan ini diikuti oleh pengurus dan anggota simpan pinjam sebanyak 12 orang dari 18 undangan yang diedarkan.

Pelatihan ini diadakan dengan tujuan agar pengurus serta anggota simpan pinjam dapat memahami cara mengembangkan kapasitas dana. Dalam pengembangan dana bisa digali dari internal maupun eksternal. Dari internal bentuknya bisa berupa penyertaan dari para anggota baik sifatnya wajib atau sukarela. Sementara dari eksternal bisa diupayakan berupa donasi dari perorangan atau lembaga. Untuk mengawali ini Kelompok diberi insentif dana bergulir sebesar

Page 45: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1649

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Rp. 3.000.000,- (Tiga Juta Rupiah) untuk nantinya dikembangkan sehingga harapan ketersediaan dana untuk keperluan pendanaan bagi para anggotanya bisa tercukupi.

Gambar 9. Peserta pelatihan pengembangan Gambar 10. Pemberian dana bergulir pada kapasitas pendanaan simpan pinjam, kelompok simpan pinjam

Sumbr: dokumen penulis Sumbr: dokumen penulis

Kesimpulan Dan Saran

A. Kesimpulan. Dari berbagai pelatihan yang diberikan kepada para peserta dalam program inisiasi

pengelolaan simpan pinjam berbasis syariah ini, dapat disimpulkan bahwa rata-rata peserta merasa mendapatkan pengetahuan yang baru tentang pengelolaan simpan pinjam berbasis syariah ini. Para peserta rata-rata dapat memahami konsep yang diberikan dalam pelatihan/penyuluhan ini. Hanya dalam aspek hitung menghitung seperti dalam penentuan besarnya SHU peserta banyak yang masih belum bisa. Hal ini bisa dipahami bahwa peserta dari program ini kebanyakan ibu-ibu yang sudah lanjut usia.

B. Saran Berdasarkan pengamatan pengabdi bahwa setelah program ini selesai masih diperlukan

program tindak lanjut, berupa program pendampingan pengelolaan simpan pinjam bagi ibu-ibu ini. Hal ini mengingat bahwa kebanyakan pengurusnya semuanya sudah lanjut usia, yang dapat kita bisa pahami sering menghadapi kondisi lupa. Oleh sebab itu sangat penting program pendampingan ini untuk di implementasikan. Ucapan Terimakasih

Keberhasilan pelaksanaan pengabdian ini tak lepas dari sumbangan beberapa pihak. Ucapan terimakasih disampaikan kepada LP3 UMY yang telah memberikan hibah pengabdian seperti tercantum dalam SK Nomor: 195/SK-LP3M/I/2019. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Takmir Masjid Nurruddolam yang telah memfasilitasi proses pelatihan dan penyuluhan.

Page 46: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1650

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

DAFTAR PUSTAKA Irma Setyawati, Dkk, (2018), Upaya Peningkatan Pengelolaan Kopersi Simpan Pinjam Pada

Sekolah Menengah Umum di Kecamatan Jagakarsa, Jurnal Abdimas UBJ, Mifta, Ummul Maghfirah, (2017), Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Simpan Pinjam

Dana Sosial, Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Sunan Kalijaga. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan

Pinjam Oleh Koperasi Susilo, E., & Anam, A, K. (2018), Sharia Complience Akad Berbasis Natural Uncertainty

Contract (NUC) Lembaga Keuangan Mikro Syariah Di Kabupaten Jepara. Al-Uqud:

Journal of Islamic Economics, 2(1), 20–37.

Page 47: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1651

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Peningkatan Kualitas Majelis Taklim Ibu-Ibu Melalui Program Pendampingan Manajemen Dan Penyusunan

Kurikulum

Isthofaina Astuty1

, dan Meika Kurnia Pudji RDA2

1Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl Brawijaya, Kasihan ,Bantul

2 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl Brawijaya, Kasihan Bantul

Email: [email protected]

Abstrak Pengajian ibu-ibu mampu menjadi wadah silaturahmi dan interaksi antar ibu-ibu untuk

menyalurkan kebutuhan sosial mereka, bahkan dibeberapa tempat majelis taklim atau pengajian ibu-ibu mampu menjadi sarana bagi ibu-ibu untuk mengembangkan potensi ekonomi rumah tangga atau bahkan daerah tertentu. Oleh karena itu pengelolaan manajemen pengajian ibu-ibu perlu mendapatkan perhatian guna mengoptimalkan peranan pejelis taklim atau pengajian ibu-ibu sebagai sarana peningkatkan kualitas hidup ibi-ibu, rumah tangga dan masyarakat pada umumnya. Permasalahan di

Kalurahan Buasasaran Kecamatan Danurejan, ada banyak majelis taklim atau pengajian ibu-ibu yang dilaksanakan di masjid atau mushola di wilayah Kalurahan Bausasaran. Namun materi pengajian belum direncanakan dengan baik,. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil ibu-ibu di Kalurahan Bausasran yang mendatangi pengajian dari masjid ke masjid (orang yang cenderung sama di berbagai pengajian yang berbeda) dan didominasi ibu-ibu dengan usia lanjut usia. Selain itu setiap pengajian ibu-ibu tidak memiliki adminitrasi yang bagus yang mampu menyediakan berbagai informasi dan data mengenai pengajian yang mereka kelola. Solusi. Beberapa masalah diatas muncul

karena belum adanya kurikulum pengajian yang dikembangkan sesuai kebutuhan jamaah dan ibu-ibu di lingkungan Kalurahan Bausasran serta belum dikelolaanya pengajian ibu-ibu dengan pendekatan manajemen yang modern. Oleh karena itu Metode untuk mengatasi masalah tersebut, langkah pertama

yang harus dilakukan adalah sosialisasi dan edukasi kepada pengelolaan pengajian ibu-ibu di Kalurahan Bausasran pentingan kurikulum pengajian dan manajemen yang baik dalam pengelolaan pengajian. Kedua pelatihan dan pendampingan penyusunan kurukulum pengajian dan pengelolaan manajemen pengajian.Luaran yang diharapkan dari program ini adaaah adanya pengelolaan majelis taklim ibu-ibu

yang menerapkan manajemen yang baik, kurikulum pengajian ibu-ibu yang menjadi pedoman pelaksanaan pengajian ibu-ibu serta publikasi artikel ilmiah. Keyword : majelis taklim/pengajian, ibu, kurikulum, manajemen Pendahuluan

Pengajian atau majelis taklim merujuk pada aktivitas keagamaan yang dilakukan secara berjamaah yang biasanya dilakukan di masjid atau musholla. Ditinjau dari sisi fungsinya, pada

Page 48: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1652

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

umumnya majelis taklim atau pengajian menjalankan beberapa fungsi seperti : 1) Fungsi keagamaan, 2) Fungsi pendidikan, 3) Fungsi Sosial,4) Fungsi Ekonomi 5) Fungsi Seni dan Budaya , serta 6) Fungsi Ketahanan Bangsa (Siregar, 2013). Sejalan dengan pemikiran dari (Siregar, 2013), beberapa penelitian menunjukkan fungsi majelis dalam kehidupan bermasyarakat. Seperti penelitian dari (Alifah, 2013) yang meneliti fungsi majelis taklim dalam peningkatan kualitas pendidikan keluarga, serta penelitian dari (Faiziyah, 2012) yang meneliti

fungsi majelis takli sebagai wahana pembentukan sikap keberagamaan (Sense of Religion). Begitu juga dengan penelitian dari (Putri, 2016) yang melaporkan fungsi majelis taklim sebagai tempat membina dan mengembangkan ilmu serta keyakinan agama, sebagai ruang silaturahmi dan kontak sosial, serta sebagai media meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga.

Pelaksanaan majelis taklim ini sangat fleksibel tergantung ketersediaan waktu dari jamaah masing-masing pengajian atau majelis taklim, namun pada umumnya akan dilakukan di sore hari atau malam hari di hari-hari biasa dan dilaksanakan pada pagi hari di hari libur nasional (hari Ahad). Untuk tempat penyelenggaraan majelis taklim, Peraturan Pemerintah No 55 tahun 2007 menegaskan bahwa majelis taklim bisa dilaksanakan di masjid, mushalla atau tempat lain yang memenuhi syarat (Republik Indonesia, 2007). Hal yang terpenting adalah setiap pengajian atau majelis taklim harus dikelola dengan cara yang benar dan mau menerapkan konsep manajemen yang modern dengan keempat prinsip utamanya, yaitu

planning, orginizising, directing dan controlling (Coulter, 2016). Di sisi lain pengajian atau majelis taklim juga harus mendesain kurikulum dalam program pembelajaran agar mendapatkan hasil yang optimal, terarah dan terukur (Siregar, 2013). Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah penetapan standart kompetensi yang diharapkan dari program pengajian atau manajeles taklim, penetapan materi pengajian yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan, merancang metode pengajaran, menetapkan lokasi pengajian yang bisa menjamin proses pengajaran yang efektif dan efisien. Bahkan secara khusus Perpu No 55 Tahun 2007 telah menjelaskan bahwa kurikulum majelis taklim bersifat terbuka dengan mengacu pada pemahaman terhadap Al Quran dan Hadist sebagai dasar meningkatkan keiman dan ketaqwaan ke pada Allah SWT serta akhlaq mulia

Kalurahan Bausasran termasuk dalam wilayah Kecamatan Danurejan Kota Yogyakarta dengan jumlah penduduk beragama Islam di Kalurahan Bausasran yang berkisar 6087 orang mendapat fasilitas untuk melakukan ibadah dan kegiatan agama lainnya di masjid atau musholla yang tersebar di wilayah Kecamatan Danurejan. Jumlah masjid di wilayah Kecamatan Danurejan yang terdiri dari 3 kalurahan adalah sebagai berikut: 1) Kalurahan Suryatmajan ada 9 masjid, 2) Kalurahan Tegal Pangung ada 8 masjid, sedangkan 3) Kalurahan Bausasran ada 5 masjid atau total jumlah masjid di wilayah Kecamatan Danurejan ada 22 masjid. Adapun jumlah musholla jauh lebih banyak, yakni ada 27 musholla yang tersebar di wilayah Kalurahan Tegal Panggung dan Bausasran (KUA Kecamatan Danurejan). Untuk menjamin pengelolaan masjid sesuai dengan aturan yang ada maka pengelolaan masjid dan musholla di lingkungan Kecamatan Danurejan dilakukan secara bersama-sama antara masyarakat yang menjadi jamaah

Page 49: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1653

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

masjid/musholla dengan beberapa organisasi sosial keagamaan seperti Muhammadiyah dan Aisyiyah . Beberapa pengajian yang dibawah tanggung jawab Pimpinan Cabang Aisyiyah Danurejan ada di tabel 3 berikut ini:

Gambar 1.1. : Pengajian Ibu-Ibu Masjid Mubarok dan Al Falah

Tabel 1.3. Peta Pengajian Ibu_Ibu Di Lingkungan Pca Danurejan

NO DAERAH

PENGAJIAN LOkasi

1 Bausaran Kamis sore Masjid Al Amna

2 Lempuyangan Tanggal 1 dan 12 Mushola Aisyiyah Lempuyangan

4 Cokrodirjan Tanggal 3 dan 16 Masjid, Rumah Ibu Asfiyatun

5 Macanan Tanggal 20 Musholla Macanan

6 Juminahan Sabtu Sore Masjid Al Falah

7 Ronodigdayan Jumat Sore Al Ma’ruf

8 PCA Danurejan Tanggal 21 Keliling dari Masjid ke Masjid (Masjid Mubarok utamanya)

9 Tanggal 8 Keliling

Lintas Ranting Masjid di ranting-ranting

10 Kecamatan Danurejan

Ahad Legi Keliling

Hasil mapping dari penelitan sebelumnya yang dilakukan oleh (Meika Kurnia Pudji RDA,

2018) terkait dengan profile jamaah pengajian ibu-ibu di kecamatan Danurejan menunjukkan bahwa mayoritas ibu-ibu yang mendatangi pengajian adalah ibu-ibu dengan usia diatas 50 tahun dan berstatus ibu rumah tangga, dan 25 % dari responden adalah ibu-ibu yang

Page 50: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1654

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

menghadiri pengajian di beberapa tempat yang berbeda ( 1/4 jamaah pengajian ibu-ibu di muholla/masjid adalah ibu-ibu yang sama). Gambaran ini mengidikasikan bahwa pengajian ibu-ibu di wilayah Danurejan masih rendah tingkat kehadirannya, dan itupun 25 % adalah orang yang sama serta hanya diminati oleh ibu-ibu kalangan usia lanjut. Dari observasi yang dilakukan oleh penyusun proposal di beberapa masjid di lingkungan PCA Danurejan khususnya di Kalurahan Bausasran dan sekitarnya menunjukkan bahwa materi pengajian hanya berkisar materi pembelajaran keagamaan, terutama mengenai ibadah yang diulang-ulang dari waktu ke waktu hanya berbeda nara sumbernya. Hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu pengelola pengajian di masjid di lingkungan Kalurahan Bausasaran menyatakan bahwa pada umumnya materi pengajian di berbagai pengajian ibu-ibu belum direncanakan dengan baik dan kadang tidak sesuai dengan kebutuhan jamaah, jadi trekesan hanya formalitas atau asal jalan. Hasil observasi juga menemukan belum adanya dokumentasi dan administrasi yang baik terkait dengan penyelengaraan pengajian ibu-ibu yang dibuktikan dengan tidak adanya data-data dan domentasi terkait dengan kuantitas dan kualitas jamaah, informasi terkait dengan nara sumber dari waktu ke waktu, evaluasi pelaksanaan pengajian serta informasi materi pengajian Metode Pelaksanaan

Dari berbagai masalah mitra yang teridentifikasi, solusi yang ditawarkan dan pendekatannya adalah sebagai berikut:

Gambar .2: Solusi ,Target, dan Pendekatan

Bidang Garap

2. Aspek

Kurikulum

Pengajian

Tawaran Solusi

1. Aspek Manajemen Organisasi Pengajian

Target

.Pelatihan

manajemen

adminstrasi

mejelis taklim

Tersedianya administrasi majelis taklim yang bisa dipertangungjawabkan (dokumentasi, laporan kegiatan)

Menyusun

Desain

kurikulum

pengajian

Tersedianya kurikulum pengajian ibu-ibu yang menjadi pedoman penyelenggaraan pengajian

Pendekatan

Sosialisasi dan Pelatihan manajemen administrasi

Pendampingan pembuatan alat-alat promosi yang sesuai

Sosialisasi , Pelatihan dan pendampingan penyusunan kurikulum

Page 51: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1655

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Hasil dan Pembahasan 1. Persiapan Pelaksanaan Program Agar program peningkatan manajemen organisasi majelis taklim/pengajian dan

penyusunan kurukulu majels taklim/pengajian ibu-ibu di Kaluran Bausasran ini dapat dilaksanakan dengan lancar, maka sebelum semua kegiatan dimulai, terlebih dahulu dilakukan silarurahmi dan diskusi terhadap pihak terkait, misalnya dengan pengurus pengajian ibu-ibu Kalurahan Bausasran serta Pimpinan Ranting Aisyiyah Bausasran (PRA Bausasran). Adanya diskusi awal ini diharapkan semua pihak terkait agar mendukung sepenuhnya program ini baik secara kelembagaan, materiil maupun moril.

Beberapa pertemuan telah dilakukan untuk sosialisasi program serta untuk mendapatkan persamaan persepsi terkait pentingnya porogram bagi pengajian ibu-ibu Masjid Al Amna Bausasran. Sosialisasi pada pengurus dilakukan pada saat rapat rutin pengurus yang pada umumnya dilakukan pada minggu ketiga di hari Senin untuk setiap bulannya. Sosialisasi dilakukan dengan memanfaatkan sebagian waktu di rapat rutin pengurus PRA Bausasran yang berlokasi di serambi Masjid Al Amna.

Gambar 3.: Rapat Pengurus PRA Bausasran

Isi sosialisasi program pengabdian masyarakat adalah peran penting pengajian ibu-ibu dalam

meningkatkan kualitas hidup masyarakat, perlunya manajemen yang baik dalam menyelenggarakan pengajian ibu-ibu sehingga tujuan pengajian bisa tercapai, dan terakhir adalah pentingnya kurikulum pengajian ibu-ibu sehingga materi-materi yang menjadi pokok bahasan disetiap pertemuan pengajian menjadi runtut dan sesuai dengan kebutuhan jamaah dan kepentingan persyarikat serta permasalahan masyarakat. Dalam sosilaisasi ini juga dipaparkan beberapa masalah yang muncul dikarena manajemen pengajian ibu-ibu yang kurang baik serta tidak adanya kurikulum pengajian ibu-ibu yang dipakai sebagai panduan penentuan materi disetiap pertemuan.Sosialisasi tahap awal ini dilakukan langsung oleh Tim Pengabdian Masyarakat. Langkah selajutnya adalah rapat pengurus inti untuk menentukan

Page 52: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1656

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

langkah-langkah selanjutnya terkait dengan pelaksanaan program pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengelalaan Manajemen pengajian dan peningkatan kualitas kurikulum pengajian ibu-ibu di Masjid Al Amna..Beberapa kesepakatan pengurus terkait dengan rencana pelaksanaan program pengabdian masyarakat adalah: a. Program pengabdian masyarakat dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Majelis

Dahwah yang mendapatkan amanah untuk mengelolaa pengajian ibu-ibu Masjid Al Amna. (sebelumnya dikelola oleh ibu—ibu yang dipercaya oleh Takmir Masjid Al Amna

b. Untuk meningkatkan kualitas manajemen pengajian ibu-ibu hanya melibatkan pengurus inti PRA Bausasran dan Mejelis Dahwah

2. Tahapan Pelaksanaan Bidang Garap I Manajemen Organisasi Pengajian Majelis Taklim/Pengajian 1. FGD identifikasi permasalahan penyelanggaraan pengajian ibu-ibu Masjid Al Amna

Bausasran. 2. Sosialisasi Pentingan Manajemen Organisasi yang berkualitas bagi peningkatan mutu

pengelolaan majelis taklim/pengajian ibu-ibu . Target adalah para pengurus PRA Bausasran dan pengurus pengajian ibu-ibu di walayah Kalurahan Bausasran.. Sosialisasi dilakukan oleh Ibu Siti Bahiroh, S.Ag, M.Ag dari Fakultas Agama Islam UMY

Gambar 4 : Sosialisasi Pentingan Manajemen Pengajian oleh Ibu Siti

Bahiroh,S.Ag,M.Ag Dalam kegiatan sosialisasi, nara sumber yakni Ibu Siti Bahiroh menjelaskan

secara garis besar makna mejelis taklim secara umum. Beliau juga menjelaskan pentingnya perannya majelis taklim dalam pemberdayaan masyarakat di banyak aspek kehidupan. Dalam bagian ini juga dijelaskan beberapa tujuan pembelajran yang bisa dicapai melalui majelis taklim. Pada tahap akhir sosialisasi Ibu Siti Bahiroh memberikan berbagai contoh materi-materi yang cocok untuk majelis taklim ibu-ibu, khususnya di lingkup Muhammadiyah dan Aisyiyah. Nara sumber juga memberikan

Page 53: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1657

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

saran untuk melibatkan banyak pengurus Aisyiyah dalam pengelolaan majelis taklim, juga melibatkan tokoh-tokoh masyarakat untuk memberikan materi-materi yang layak dan diperlukan oleh ibu-ibu di Kalurahan Bausasran. Mengingat selama ini, bapak-bapak dari Muhammadiyahlah yang selalu menjadi nara sumber utama di pengajian ibu-ibu Masjid Al Amna Bausasran.

3. Pelatihan manajemen organisasi pengajian ibu-ibu. Target adalah para pengurus PRA Bausasran dan pengurus pengajian ibu-ibu di walayah Kalurahan Bausasran. Nara sumber dalam pelatihan ini adalah tim pengabdian masyarakat yang berlatarbelakang keahlian manajemen SDM dan manajemen organisasi (Ibu Isthofaina Astuty,SE.M.Si dan Ibu Meika Kurnai Pudji RDA, SE,M.Si, P.hD).

Dalam pelatihan ini ditekankan penting tertib administrasi melalui manajemen organisasi, meskipun dengan cara yang sederhana. Ruang lingkup manajemen organisasi yang minimal harus dikelola dengan baik adalah bagaian keuangan pengajian, bagian tata kelola pelaksanaan pengajian serta bagian admintrasi pengajian. Di bagian tata penyelengaraan pengajian, dikarenakan periode ini adalah periode peralihan dari pengurus pengajian ibu-ibu yang lama kepada pengurus PRA Bausasran dalam hal ini adalah Majelis Dakhwah, dalam tehnik penyelenggaraan masih belum terstandar, terkesan sangat tergantung dari pengurus yang hadir (tata cara akan berbeda tergantung siapa yang memimpin, dan monoton. Dalam pelatihan kali ini ditekankan pentingnya standart yang baku dalam penyelengaraan pengajian, termasuk didalamnya adalah panduan pembawa acara yang baku, bacaan-bacaan doa dan surat pendek yang sesuai dengan Muhammadiyah dan Aisyiyah.

Gambar 5 : Pelatihan Manajemen Pengajian

Di bagian terakhir adalah pelatihan mengenai administrasi pengajian ibu-ibu.

Selama ini bagian inilah yang dirasa paling lemah dikarenakan kepengurusan lama dipegang oleh ibu-ibu yang sudah senior dan kurang memperhatikan pentingnya. administrasi dan dokumentasi dalam pengelolaan pengajian ibu-ibu. Dalam pelatihan

Page 54: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1658

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

kali ini diperkenalkan bentuk-bentuk dokumen yang sederhana yang perlu dipersiapkan oleh pengurus pengajian ibu-ibu, dalam hal ini adalah Majelis Dakwah PRA Bausasran. Beberapa dokumen yang diperkenalkan dan dijelaskan fungsi dan cara pengisiannya adalah: Berita acara, Notulensi serta Presensi

4. Pendampingan perbaikan manajemen organisasi majels taklim/pengajian ibu-ibu serta penyediaan peralatan administrasi dan dokumentasi. Target adalah para pengurus pengajian ibu-ibu di walayah Kalurahan Bausasran. Program ini mulai dilakukan sejak Bulan Maret 2019 sampai sekarang, tepatnya setelah dilakukan pelatihan Manajemen Pengajian. Program Pendampingan selama bulan Maret sd Mei 2019 hanya berkisar pada proses penyelenggaraan pengajian dengan PIC yang sudah ditetapkan, dikarenakan Pengurus PRA Bausasran menghendaki penggunaan adminitrasi yang baru dan SOP penyelenggaran pengajian rutin ibu-ibu yang merupakan hasil dari Tim Pengabdian Masyarakat setelah bulan Syawal (sekitar bulan Juli 2019).

5. Program tambahan yakni pengadaan peralatan dan perlengkapan dalam rangka peningkatan kualitas penyelenggaraan pengajian ibu-ibu Masjid Al Amna Bausasran

Bidang Garap II Penyusunan Kurikulum Majelis Taklim/Pengajian 1. Sosialisasi Pentingan Kurikulum Pengajian bagi peningkatan kualitas jamaah majelis

taklim/pengajian ibu-ibu . Target adalah para pengurus PRA Bausasran dan pengurus pengajian ibu-ibu di walayah Kalurahan Bausasran

Gambar 6: Sosilisasi Pentingnya Kurikulum Pengajian

2. Pendampingan penyusunan kurikulum majelis taklim/pengajian ibu-ibu Target adalah

para pengurus pengajian ibu-ibu di walayah Kalurahan Bausasran a. Personal yang dilibatkan dan mekanisme kerja penyusunan kurikulum

Dalam rangka mengidentifikasi kurikulum pengajian ibu-ibu yang sesuai dengan kebutuhan banyak pihak, maka pada saat dilakukan FGD manajemen pengelolaan pengajian ibu-ibu, sekaligus juga dilakukan FGD kurikulum pengajian pada tanggal

Page 55: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1659

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

8 Januari 2019. Adapun pihak-pihak lain yang dilibatkan dalam menentukan kurikulum pengajian adalah Ibu Siti Bahiroh,S.Ag,M.Ag dari FAI Universitas Muhammadiyah, Bapak Muhsin Haryanto S.Ag,M.Ag dari instansi yang sama ( akademisi dan praktisi) serta Ibu Halimi dari PCA Danurejan.

b. Menetapkan bidang materi dan Menetapkan materi setiap bidang Dari 3 sumber buku yang ditetapkan (Kuliah Aqidah dari Prof Yunahar Ilyas,

Kuliah Fiqh Ibadah oleh Syakir Djamalludin, serta Kuliah Ahklaq oleh Yunahar Ilyas) ditambah dengan topik-topik khusus yang diambil dari Web Aisyiyah, maka disusun Rencan Pengajian Setahun (RPS). Meskipun draft RPS sudah disusun, namun untuk implemantasinya masih membutuhkan diskusi dan FGD dengan ustadz utama di pengajian ibu-ibu Masjid Al Amna Bausasran dikarena mereka bertigalah yang paling paham situasi dan kondisi jamaah. Langkah selanjutnya adalah merancang jadwal pengajian dan materi yang akan disampaikan agar lebih menarik dan variatif. Berdasarkan draft RPS di tabel 3.3 serta usulan nara sumber hasil dari proses FGD tim pengabdian masyaraat dengan pengurus PRA Bausasran, maka telah disusun jadwal pengajian selama setahun, dengan asumsi setiap minggu sekali ( 4 kali sebulan), dan hanya 11 bulan efektif dikarena bulan Ramadhan pada umumnya semua pengajian ditiadakan.

Gambar 7 : Buku pegangan utama kurikulum pengajian ibu-ib

Kesimpulan 1. Mitra kerja program pengabdian masyarakat yakni pengajian ibu-ibu Masjid Al Amna

Bausasran memiliki banyak masalah yang berkaitan dengan manajemen penyelenggaraan pengajian ibu-ibu serta materi pengajian yang tidak terencana dengan baik (kurikulum pengajian). Masalah ini diatasi dengan dengan penyusunan draft kurikulum yang membutuhkan langkah lanjutan agar menghasilan kurukulum ideal

Page 56: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1660

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

2. Masalah dalam manajemen penyelengaraan pengajian diatasi dengan SOP penyelengaraan pengajian, standarisasi dokumen serta pembagian tanggungjawab personal jalannya pengajian –ibu-ibu

Ucapan Terima Kasih Pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini tidak lepas dari kerjasama dan bantuan beberapa pihak, khususnya:

1. LP3M selaku penyandang dana program 2. Pimpinan Ranting Aisyiyah Bausasran selaku mitra utama program 3. Pimpinan Cabang Aisyiyah Danurejan, khusus ibu Halimi M.Pd 4. Ibu Siti Bahiroh (FAI UMY), S.Ag.MP selaku nara sumber program 5. Bapak Muhasin Haryanto, S.Ag,M.Ag konsultan materi pengajian ibu-ibu 6. Jamaah Pengajian Ibu-ibu Masjid Al Amna Kalurahan Bausasran

Daftar Pustaka Alifah, S. (2013). Peranan Majelis Ta'lim Riyadus Sholikhah Terhadap Peningkatan Kualitas

Pendidikan Keluarga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Coulter, R. (2016). Manajemen Jilid 1 Edisi ke 16. Jakarta: Penerbit Salemba. Faiziyah. (2012). Peranan Majlis Ta'lim Nur Mu'minah dalam Pembentukan Sokap

Keberagamaan (Sense Of Religion) Perempuan di Desa Manggunan Kec Terisi Kab Indramayu. Cirebon: IAIN Syehk Nurjati.

Kecamatan Danurejan Kotomadaya Yogyakarta. (2017). Jumlah Pendudukan. Retrieved from Daurejan Dalam Angka.

KUA Kecamatan Danurejan. (n.d.). JUmlah Masjis dan Musholla di Kecamatan Danurejanhtt. Retrieved from kuadanurejan.blogspot.com: http://kuadanurejan.blogspot.com.

Meika Kurnia Pudji RDA, I. A. (2018). Program Penyusunan Mapping Profile Konsumen dan Persepsi Konsumen Sabun Melin Di wilayak PCA Danurejan. Yogyakarta: UMY.

Putri, R. A. (2016). Dampak Keberadaan Majelis Taklim Terhadap Kehidupan Sosial Di RW 05 Kalurahan Balla Parang Kecamatan Rappocini Kota Makasar. Makasar: Universitas Negeri Makasar.

Republik Indonesia. (2007). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 57 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan.

Siregar, R. (2013, Maret 23). Pembinaan Manajemen dan Kurikulum Majelis Taklim. Retrieved from Corong Mubaligh.

Syakir Jamaludin, 20, Kuliah Fiqh Ibadah, LPPI UMY, Yogyakarta Yunahar Ilyas, 2015, Kuliah Akhlaq, LPPI UMY,Yogyakarta Yunahar Ilyas, 2016, Kuliah Aqidah, LPPI UMY,Yogyakarta

Page 57: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1661

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pemberdayaan Perempuan Melalui Kampung KB Sebagai Upaya Penanggulangan Kemiskinan

Nina Herlina, Marlina Nur Lestari*, Yusuf Iskandar*, Ali Muhidin*

Universitas Galuh, Jl. RE. Martadinata 150 Ciamis

Email: [email protected]

Abstrak Pemberdayaan perempuan melalui Kampung KB di pedesaan bukan semata-mata hanya kegiatan Keluarga Berencana yang menjadi focus kegiatan. Kampung KB merupakan istilah baru sejak program ini diluncurkan oleh Presiden RI Joko Widodo pada bulan Januari 2016. Tujuan Kampung KB adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau lingkungan dengan melibatkan pembangunan di semua sektor dalam rangka mewujudkan keluarga yang berkualitas. “Kampung KB” mungkin yang ada di benak masyarakat adalah suatu tempat hunian yang kumuh, terdiri dari orang-orang atau keluarga yang penuh dengan keterbelakangan dan keterbatasan di berbagai sektor, baik pendidikan, kesehatan, penerangan, informasi dan hal-hal lain. Adapun yang menjadi tujuan dari pengabdian adalah: untuk meningkatkan keterampilan dalam Pemberdayaan Perempuan Melalui Program Kampung KB, untuk meningkatkan pendapatan keluarga dan untuk menanggulangi Kemiskinan. Metode yang digunakan adalah Penyuluhan yaitu dengan ceramah dan diskusi tentang kegiatan pemberdayaan perempuan, dilanjutkan dengan praktek membuat olahan makanan sebagai peningkatan keterampilan kaum perempuan. Adapunh hasil yang dicapai adalah semakin meningkatnya keterampilan Pemberdayaan perempuan di kalangan masyarakat pedesaan, meningkatnya pendapatan keluarga dari hasil Pemberdayaan perempuan dan semakin tinggi partisipasi perempuan dalam aktivitas di semua sektor pembangunan. Implikasi dari kegiatan ini bahwa kegiatan yang melibatkan Pemberdayaan perempuan sangat menunjang dalam upaya penanggulangan kemiskinan di masyarakat. Kata Kunci: pemberdayaan perempuan, kampung KB, penanggulangan kemiskinan Pendahuluan

Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) merupakan program yang sangat penting bagi pemerintah, terutama pengendalian jumlah penduduk yang sangat berhubungan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Permasalahan yang dihadapi adalah pertumbuhan ekonomi sangat rendah dan mengakibatkan kemiskinan. Sedangkan ditinjau dari permasalahan sosial, kesehatan dan pendidikan, maka jumlah penduduk yang besar menimbulkan permasalahan mulai dari pengangguran, pemukiman, ketersediaan lapangan kerja, keamanan, gizi buruk serta berbagai masalah lainnya.

Kampung KB merupakan istilah baru sejak program ini diluncurkan oleh Presiden RI Joko Widodo pada bulan Januari 2016. Istilah “Kampung” mungkin yang ada di benak masyarakat

Page 58: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1662

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

adalah suatu tempat hunian yang kumuh, terdiri dari orang-orang atau keluarga yang penuh dengan keterbelakangan dan keterbatasan di berbagai sektor, baik pendidikan, kesehatan, penerangan, informasi dan hal-hal lain. Namun sejak program ini dicanangkan oleh Presiden RI maka istilah Kampung KB menjadi sangat populer dan menjadi Icon program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga. Hampir semua lembaga pemerintah mulai dari tingkat daerah sampai ke tingkat pusat memperbincangkan program untuk suksesnya kegiatan di Kampung KB. Demikian pula di kalangan masyarakat bawah, menengah sampai masyarakat kalangan elit serta pemberitaan di media massa, media elektronik dan media sosial menjadi topik yang hangat dan populer menampilkan pemberitaan tentang Kampung KB. Adapun latar belakang Kampung KB dibentuk adalah sebagai berikut :

1. Program KB mulai berkurang gaungnya, mungkin masyarakat sudah menyadari manfaatnya.

2. Melalui program Kampung KB pembangunan di semua sektor dapat lebih meningkat untuk mewujudkan tingkat kualitas hidup masyarakat yang lebih baik di tingkat kampung.

3. Penguatan program Kampung KB yang dikelola dan diselenggarakan oleh, dari dan untuk masyarakat.

4. Merupakan tindak lanjut dari Nawacita agenda prioritas ke 3, yaitu “Memulai pembangnan dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka egara kesatuan” serta agenda Prioritas ke 5 yaitu “Meningkatkan Kualitas Hidup mayarakat Indonesia”

5. Menggairahkan kembali Program KB untk menyongsong tercapainya bonus Demografis yang dipredikisi akan terjadi pada tahun 2010 – 2030.

Dengan adanya program Kampung KB masyarakat di pedesaan sangat antusias, karena permasalahan kemiskinan di daerah yang biasa dihadapi adalah kurangnya pemberdayaan perempuan di berbagai sektor pembangunan. Sehingga hanya mengandalkan para suami ntuk menghasilkan pendapatan. Padahal dengan potensi daerah yang menghasilkan sumber daya pertanian bisa meningkatkan nilai tambah dan nilai jual, dan bisa meningkatkan pendapatan keluarga.

Pemberdayaan menurut Suhendra (2006:74-75) adalah “suatu kegiatan yang berkesinambungan, dinamis, secara sinergis mendorong keterlibatan semua potensi yang ada secara evolutif dengan keterlibatan semua potensi”. Selanjutnya menurut Pranarka (1996) Pemberdayaan adalah suatu proses yang menekankan dan memberikan kemampuan kepada keluarga dan masyarakat agar menjadi berdaya, mendorong atau memotivasi individ agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan hidupnya . Dan Ife (1995) mengemukakan bahwa pemberdayaan mengacu pada kata “Empowerment” yang berarti memberi daya, memberi power (kuasa, kekuatan kepada pihak yang kurang berdaya). Sedangkan Pemberdayaan Perempuan menurut Kementrian Pemberdayaan Perempuan adalah usaha sistematis dan terencana untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam

Page 59: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1663

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

kehidupan keluarga dan masyarakat. Pemberdayaan perempuan sebagai sumber daya insani, potensi yang dimiliki perempuan dalam hal kuantitas maupun kualitas tidak di bawah laki-laki. Dijelaskan pula tujuan pemberdayaan Perempuan adalah :

1. Untuk meningkatkan kedudukan dan peran perempuan di berbagai bidang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

2. Meningkatkan peran perempuan sebagai pengambil keputusan dalam mewujdkan kesetaraan dan keadilan gender

3. Meningkatkan kualitas peran kemandirian organisasi perempuan 4. Mengembangkan usaha pemberdayaan perempuan, kesejahteraan keluarga dan

masyarakat serta perlindungan anak. Dengan terlibatnya pemberdayaan di semua sektor pembangunan maka diharapkan bisa

bisa menanggulangi kemiskinan di masyarakat. Suharto (2006 : 64 – 66) mengemukakan bahwa pemberdayaan mempunyai indikator-indikator yang digunakan untuk mengetahui fokus dan tujuan pemberdayaan secara operasional. Indikator pemberdayaan tersebut adalah Kebebasan mobilitas, Kemampuan membeli komoditas kecil, kemampuan membeli komoditas besar, Terlibat dalam pembuatan keputusan-keputusan rumah tangga, kebebasan relatif dari dominasi keluarga,kesadaran hukum dan politik, Keterlibatan dalam kampanye dan protes-protes serta Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga. Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini dilakukan di Desa Tenggerraharja, Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis. Metode pengabdian yang dilakukan dengan berbagai tahapan. Tahapan pertama menggunakan metode penyuluhan yaitu ceramah dan diskusi tentang Pemberdayaan perempuan. Kegiatan penyuluhan atau ceramah dan diskusi menyangkut peningkatan 8 (delapan) fungsi keluarga dengan sasaran kelompok kerja dan kelompok kegiatan serta para anggota binaan yang terdiri dari ibu rumah tangga. Kemudian metode yang kedua adalah peningkatan keterampilan kaum perempuan. Kegiatan ini dilakukan dengan praktek-praktek sesuai dengan program yang telah disusun oleh kelompok kerja (Pokja) dan kelompok kegiatan masyarakat (Pokmas) di kampung KB dengan jadwal menyesuaikan peserta khalayak sasaran. Metode yang ketiga adalah kegiatan praktek yang dilaksanakan adalah pengolahan makanan sesuai dengan potensi yang ada di daerah tersebut, yaitu labu dan dodol, dilanjutkan dengan cara pengemasan.

Khalayak sasaran yang dipilih adalah para pengurus Kampung Kelarga Berencana (KB) yang terdiri dari Pengurus Kelompok Kerja (Pokja) dan para pengurus Kelompok Kegiatan (Poktan) yang beranggung jawab dalam pelaksanaan program Kampung KB di Desa Tenggerraharja Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis. Selanjutnya para pengurus Pokja dan Poktan mengumpulkan seluruh anggotanya untuk terlibat semua dalam berbagai aktivitas. Peralatan yang digunakan adalah alat tulis, alat masak dan bahan baku sesuai dengan potensi yang ada di daerah setempat.

Page 60: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1664

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Selanjutnya dilakukan analisis setelah selesai masa pengabdian, caranya dengan wawancara terhadap sasaran, kemudian menganalisis pendapatan keluarga dari waktu ke waktu ternyata ada peningkatan dari nilai jual produksi yang dihasilkan. Dengan pelatihan yang diberikan, diharapkan dapat memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan berbagai kegiatan yang disampaikan dari berbagai lintas sektor lintas instansi, sehingga dapat memperkuat basis perekonomian masyarakat. Lebih lanjut, pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh diharapkan dapat disampaikan ke masyarakat sekitarnya sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar untuk meningkatkan perekonomian keluarga sehingga diharapkan bisa meningkatkan pendapatan. lebih cepat bisa mengurangi kemiskinan. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Pengabdian

Desa Tenggerraharja kecamatan Sukamantri terletak sekitar 56 kilometer sebelah Utara Ibu Kota Kabupaten Ciamis. Luas wilayah Desa Tenggerraharja kecamatanSukamantri seluas 591,854 Ha. Terdiri dari lahan sawah, lahan pemakaman, dan lahan pemukiman. Lahan darat terdiri dari tanah kering ladang dan pekarangan, perkantoran dan perkebunan serta luas prasarana umum lainnya. Bentangan lahan daerah Desa Tenggerraharja terdiri dari daerah dataran 26 Ha dan daerah perbukitan 836, 853 Ha. Secara topografis Desa Tenggerraharja kecamatan Sukamantri mempunyai ketinggian tempat 800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Iklim Desa Tenggerraharja kecamatan Sukamantri bervariasi dengan suhu maksimal 220C dan suhu minimum 190C. Wilayah Desa Tenggerraharja kecamatan Sukamantri secara administratif berbatasan dengan desa Werasari Kecamatan Malausma Kab. Majalengka sebelah utara, desa Payung Agung Kec. Panumbangan sebelah selatan, desa Hujungtiwu Kec. Panjalu sebelah timur dan desa Sindangbarang Kec. Panumbangan sebelah barat. Terdiri dari 5 dusun, yaitu Tengger, Cikareo, Bojong, Cihonje dan Ciputih dengan jumlah penduduk keseluruhan 2.606 jiwa. Kebanyakan masyarakat di Desa Tenggerraharja bekerja sebagai buruh tani, yaitu sebanyak 636 orang, petani sebanyak 289 orang. Hal ini disebabkan karena potensi daerah tersebut yang relatif subur dan merupakan daerah yang berbukit-bukit, sehingga baik sekali untuk bercocok tanam.

B. Kegiatan Pengabdian

Dasar pembentukan Kampung KB berawal dari arahan Presiden RI tanggal 29 September 2015 bertempat di BKKBN Pusat. Kemudian ditindaklanjuti Surat Edaran Mendagri No. 440/70/SJ tanggal 11 Januari 2016 perihal Pencanangan dan Pembentukan Kampung KB seluruh Indonesia. Disusul Surat Kepala BKKBN Pusat No. 046/BL/200/B4/2016 Perihal Siaran Langsung Pencanangan dan Pembentukan Kampng KB di seluruh Indonesia oleh Presiden RI.

Proses terbentuknya Kampung KB di Desa Tenggerraharja dipilih Dusun Cihonje, hal ini dilakukan tidak terlepas dari tahapan yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu :

Page 61: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1665

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

1. Rapat persiapan tingkat Desa, Kecamatan dan Kabupaten 2. Workshop tingkat Kabupaten 3. Rapat Koordinasi tingkat Desa dan tingkat Kecamatan 4. Pelatihan Kader 5. Sarasehan pendataan 6. Operasionalisasi Kampng KB 7. Pembinaan Kader dan kelompok sasaran 8. Intervensi program dan kunjungan ke rumah-rumah binaan 9. Bimbingan teknis, monitoring, Evaluasi dan Review (bulanan dan tahunan) 10. Pencatatan dan pelaporan

Dalam kegiatan Kampung KB di desa Tenggerraharja dibentuk POKJA (Kelompok Kerja) untuk mempermudah koordinasi antar pengurus. Kelompok kerja ini disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, kemampuan dan situasi lain yg diinginkan di wilayah masing-masing, namun tetap tujuannya mengacu pada 8 fungsi keluarga.

Adapun kepengurusan Pokja Kampung KB di Desa Tenggerraharja adala sebagai berikut: Pembina : Camat Sukamantri Ketua : Kepala Desa (Endang Dahrimi) Sekretaris : Imas Mulyati Bendahara : Oon Maryani Seksi Keagamaan : Aang Hujaemi Seksi Sosial Budaya : Nursandi Seksi Cinta Kasih : Ai Winda Seksi Perlindungan : Teten J Seksi Reproduksi : Yati Seksi Pendidikan : Dede CA Seksi Ekonomi : Usepudin Seksi Pembinaan Lingkungan : Enung Sumiati Sebelum dibentuk Kampung KB pemberdayaan perempuan masih kurang, hanya kegiatan rutin yang biasa dilaksanakan, misalnya pengajian, arisan atau ke Pos Yandu. Sedangkan dengan adanya Kampung KB banyak kegiatan yang bertujuan untuk pengentasan kemiskinan dari berbagai Dinas atau instansi, sehingga dampaknya akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Hal ini terbukti dari usaha-usaha yang dilakukan sebagai berikut :

1. Pendewasaan usia Perkawinan 2. Pengaturan Kelahiran 3. Pemantapan Ketahanan Keluarga 4. Pemberdayaan Ekonomi Keluarga 5. Pengendalian, pemantauan, pengamatan serta pembinaan penduduk.

Page 62: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1666

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Demikian pula kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat merupakan kegiatan yang terpadu oleh seluruh lapisan masyarakat seperti Kepala Desa, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Karang Taruna, PKK, Tokoh remaja, Akademisi dll. Hal ini menunjukkan perannya sbb :

1. Memahami dan menghayati tentang Kampung KB 2. Bersedia menjadi pengrus Pokja Kampung KB 3. Mengintegrasikan program organisasinya dengan kegiatan Kampung KB 4. Bersama-sama mengusahakan dana dan sarana ke berbagai pihak untuk kepentingan

Kampung KB 5. Membina dan mengembangkan kampung KB secara berkelanjutan 6. Mempromosikan potensi kampung KB baik profesi, produk unggulan ke pasar niaga

Penyuluhan Berbagai kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan di Kampung KB bukan hanya

masalah KB tapi kegiatan terpadu dari setiap instansi yang ada di Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis. Hal ini terbukti kegiatan yang sudah disusun dalam tabel berikut :

I. Bidang Kependudukan

No Indikator Pendataan Keluarga Instansi Terkait Ket

1 Pemilikan NIK Disdukcapil, Camat, Kades, RW, RT

2 Anak Usia Sekolah/ Tidak Sekolah

Dinas Pendidikan

3 Penduduk usia Kerja/ Tidak Bekerja

Disnaker, KADIN, Swasta

4 Kesertaan dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Dinkes, BPJS, Camat, Kades, RW dan RT

Pengurus Pokja Kampung KB harus membantu masyarakat binaan bersama instansi

terkait diatas dalam mengatasi masalah bidang Kependudukan, sehingga masyarakat yang kesulitan merasa ada yang membantu dan memperhatikan.

II. Bidang Keluarga Berencana

No Indikator Pendataan Keluarga Instansi Terkait Ket

1 Usia Kawin Pertama Disdik, KB, Kemendag, TOMA, TOGA, Tokoh Adat, Dinkes, Camat, Kades, RW, RT

Page 63: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1667

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

No Indikator Pendataan Keluarga Instansi Terkait Ket

2 Jumlah Anak Dinkes, KB, Ormas

3 Kesertaan KB KB, Dinkes, PKK, TOMA, TOGA, TODAT, KB

4 PUS Hamil Dinkes, PKK, BPJS, Camat, Kades, RW dan RT

5 Pemakaian Kontrasepsi Dinkes, PKK, BPJS, Camat,

6 Ketersediaan sarana pelayanan KB

Dinkes, KB, Swasta

7 Pembiayaan pelayanan KB Dinkes, KB, Swasta

8 Ketidaksuburan/ Infertilitas Dinkes, KB, Swasta

Setiap masyarakat binaan Kampung KB harus dilayani setiap yang berhubungan

dengan Bidang Keluarga Berencana, jangan sampai luput dari perhatian pengurus Pokja Kampung KB, apalagi pelayanan keikutsertaan dalam ber KB.

III. Bidang Pembangunan Keluarga

No Indikator Pendataan Keluarga Instansi Terkait Ket

1 Kemampuan keluarga membeli pakaian baru

Disnaker, Dinsos, Swasta, Kelg mampu

2 Memiliki pakaian berbeda untuk berbagai keperluan

Disnaker, Dinsos, Swasta, Kelg mampu

3 Kemampuan menyediakan makan

Camat, Dinsos, Swasta, Kelg mampu

4 Pkemampuan mengkonsumsi daging/ikan/telur

Dinkes, PKK, Dinsos, Camat, Kades, RW dan RT

5 Kemampuan berobat ke fasilitas kesehatan

Dinkes, Dinsos, BPJS, Camat,

6 Kemampuan punya tabungan Perbankan, Koperasi dan UKM

7 Kebiasaan komunikasi dalam keluarga

LSM, TOMA, TOGA, TODAT, PKK

8 Kemampuan mengakses informasi, melalui TV, radio, internet dll

Kominfo, komunitas radio, Swasta, camat, kades, RT, RW

9 Kemampuan mempunyai Balita ikut Pos Yandu

Dinkes, KB, PKK, Swasta, Camat, Kades, RT, RW

10 Keluarga mempunyai Balita ikut BKB

Dinkes, KB, PKK, Swasta, Camat, Kades, RT, RW

Page 64: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1668

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

11 Keluarga mempunyai Remaja ikut BKR

Dinkes, KB, PKK, Swasta, Camat, Kades, RT, RW

12 Remaja ikut PIKR Dinkes, KB, PKK, Swasta, Camat, Kades, RT, RW

13 Keluarga mempunyai Lansia ikut BKL

Dinkes, KB, PKK, Swasta, Camat, Kades, RT, RW

14 Keluarga ikut kegiatan UPPKS Dinkes, KB, PKK, Swasta, Camat, Kades, RT, RW

15 Atap, dinding, lantai rumah Dinas perumahan, camat, kades, LSM, ormas

16 Sumber Penerangan PLN, kades

17 Bahan bakar memasak Pertamina, Kades

18 Sumber air minum Dinas kesehatan, Kades, PU

19 Fasilitas MCK Dinas PU, Dinkes, Dinsos,kades

Dengan demikian selain Tim Pengabdian juga seluruh instansi yang ada di pemerintah

daerah setempat ikut terlibat mendukung berbagai kegiatan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan kualitas pembangunan di Kampung KB yang terletak di Dsn Cihonje Ds.Tenggerraharja Kec Sukamantri.

Kegiatan pengabdian yang dilakukan difokuskan kepada Pemberdayaan Perempuan. Diharapkan kaum perempuan terlibat dalam menanggulangi masalah kemiskinan di desa Tenggerraharja kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis. Diskusi

Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan diskusi dengan masyarakat binaan di Kampung KB. diharapkan keseluruhan masyarakat desa dapat mengoptimalkan aktivitasnya dalam menggerakkan roda perekonomian desa, sehingga pembangunan desa akan semakin meningkat sehingga memacu percepatan pengentasan kemiskinan. Kegiatan pengabdian ini diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat baik pengurus Kelompok Kerja Kampung KB maupun keluarga Binaan di Cihonje desa Tenggerraharja kecamatan Sukamantri kabupaten Ciamis. Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian dilakukan di desa Tenggerraharja kecamatan Sukamantri kabupaten Ciamis berupa:

1) Memberikan pemahaman pentingnya keterlibatan kaum perempuan dalam setiap program kegiatan yang dilaksanakan demi terwujudnya masyarakat yang makmur dan sejahtera di Desa Tenggerraharja Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis.

Page 65: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1669

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

2) Menyelenggarakan kegiatan pelatihan peningkatan keterampilan pengolahan pangan dan pengemasan hasil olahan sehingga meningkatkan nilai jual di Cihonje Desa Tenggerraharja Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis.

3) Menyelenggarakan kegiatan pelatihan berbagai aktivitas yang menunjang bidang agama, budaya, kesehatan, ekonomi, pendidikan dan keterampilan serta lingkungan hidup masyarakat yang berada di daerah binaan Kampung KB di Desa Tenggerraharja Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis.

Materi yang disampaikan menyangkut peningkatan 8 (delapan) fungsi keluarga dengan sasaran kelompok kerja (Pokja) dan kelompok kegiatan (Poktan) serta anggota ibu rumah tangga binaan. Kemudian dilakukan kegiatan praktek-praktek sesuai dengan program yang telah disusun oleh kelompok kerja (Pokja) dan kelompok kegiatan masyarakat (Pokmas) di kampung KB dengan jadwal menyesuaikan peserta khalayak sasaran.

Pemberdayaan perempuan di bidang Manajemen Organisasi Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB juga dilaksanakan sesuai yang tertera dalam Petunjuk Teknis Kampung KB. Struktur kepengurusannya terdiri dari 8 seksi, sesuai dengan 8 fungsi keluarga, sehingga diharapkan sasaran program tercapai.. Kegiatan 8 seksi tersebut adalah:

a. Seksi Agama : kegiatannya adalah : - Menghimbau dan mengajak beribadah sesuai agama yang dianut masyarakat - Meningkatkan kepedulian bagi masyarakat yang belom ikut dalam kegiatan

keagamaan - Menghimbau agar setiap keluarga memiliki ruangan ibadah - Menumbuhkan rasa tenggang rasa dan kerukunan beragama - Mengusahakan kebutuhan bidang keagamaan ke pemerintah lebih atas

b. Seksi Sosial Budaya, kegiatannya adalah : - Menanamkan budaya budi pekerti dan tatakrama dalam keluarga - Memelihara dan mengembangkan tradisi yang baik - Membentuk kelompok seni sesuai dengan keinginan masyarakat - Mengkampanyekan program pemerintah melalui seni budaya - Mengajarkan bahasa yang santun dalam keluarga - Menyelenggarakan lomba-lomba budaya di masyarakat - Memfasilitasi hal yang dibutuhkan bidang sosial budaya ke pemerintah lebih atas

c. Seksi Cinta Kasih, kegiatannya adalah : - Menghimbau adanya iuran kesejahteraan, baik untuk menyumbang kebutuhan

yang sakit maupun kematian - Adanya kegiatan Donor Darah - Adanya Jaminan ibu bersalin - Menghimbau orangtua asuh bagi anak yang tidak mampu - Menghimbau pengumpulan shodaqoh dan infak baik berupa barang maupun uang - Mengusahakan bantuan ke pemerintah yang lebih atas

Page 66: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1670

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

d. Seksi Perlindungan, kegiatannya adalah : - Penyuluhan tentang anti KDRT, anti Narkoba dan anti jenis-jenis kejahatan lain - Menghimbau dan mengurus kepemilikan jaminan kesehatan (BPJS) - Mengaktifkan sistem ronda untuk keamanan lingkungan - Adanya Lembaga Bantuan Hukum di masyarakat setempat - Adanya jaminan yang mengalami keluhan atau komplikasi peserta KB - Memfasilitasi pelayanan administrasi kependudukan - Mengusahakan bantuan ke pemerintah yang lebih atas

e. Seksi Reproduksi, kegiatannya adalah

- Memotivasi pasangan usia subur (PUS) untuk ber KB - Membina kelangsungan peserta KB - Menyelenggarakan pembentkan, pembinaan dan pengembangan pos yandu - Melaksanakan pelayanan KB - Pembinaan terhadap keluarga Balita (BKB), keluarga Remaja (BKR) - Melaksanakan rujukan dan pengayoman secara medis - Memfasilitasi pelayanan papsmear, pemeriksaaan ibu hamil dan pelayanan

imunisasi di Pos Yandu - Mengusahakan bantuan ke pemerintah yang lebih atas

f. Seksi Pendidikan, kegiatannya adalah : - Membina dan mengembangkan kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) - Membina dan mengembangkan kegiatan Bina Keluarga Remaja (BKR) - Membina dan mengembangkan kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL) - Membina dan mengembangkan kegiatan PAUD atau KOBER - Membina dan mengembangkan kegiatan kursus-kursus (perbengkelan, tata rias,

tata busana, kue-kue, servis HP dll) - Membina keluarga Sadar Hukum (kadarkum) - Mengusahakan bantuan ke pemerintah yang lebih atas

g. Seksi Ekonomi, kegiatannya adalah - Membantu mempromosikan potensi/ profesi yang dimiliki warga masyarakat - Membentk dan mengembangkan usaha bersama, baik Koperasi maupun UMKM - Menjalankan lumbung masyarakat - Mengaktifkan pengumpulan modal bersama untuk kepentingan bersama - Mengusahakan bantuan ke pemerintah yang lebih atas

h. Seksi Pembinaan Lingkungan, kegiatannya adalah - Mengusahakan bantuan ke pemerintah yang lebih atas - Memelihara lingkungan dengan kerja bakti - Menghimbau gerakan masyarakat dalam pengelolaan halaman untuk

meningkatkan ketahanan Pangan keluarga

Page 67: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1671

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

- Pembuangan sampah secara teratur dan tertib - Penataan jalan, gang, pagar atau lingkungan warga agar serasi dan indah

Praktek

Kegiatan praktek yang dilaksanakan adalah pengolahan makanan sesuai dengan potensi yang ada di daerah tersebut, yaitu pengolahan labu dan dodol, dilanjutkan dengan cara pengemasan. Pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan jadwal peserta khalayak sasaran.

1. Pengolahan Manisan Labu 1 buah labu kuning, bebas ukuran (saya 4 kg labu)., 2 kg Gula Pasir dan Kapur sirih Caranya : Kupas dan bersihkan labu. Potong tipis atau dadu ukuran 3 cm. Rendam semua labu yang sudah dipotong dengan air yang telah diberikan kapur sirih. Labu

direndam selama kurang lebih 4 jam. Masukkan labu dan gula secara bersamaan pada wajan. Masak hingga mendidih. Sebaiknya

tidak ditambahkan air karena labu mengandung banyak air. Setelah diaduk sampai labu matang dan lembut kandungan airnya akan keliatan semakin hilang, lalu diangkat kemudian didinginkan. Apabila sudah dingin siap disajikan

2. Pengolahan Dodol Labu Bahan yang diperlukan : 1 buah labu kuning, bebas ukuran (saya 4 kg labu)., 2 kg Gula

Pasir, tepung beras ketan 1 kg. Caranya : Kupas bagian luar labu, kemudian potong ukuran dadu atau ukuran bebas.

Setelah dicuci bersih labu dikukus hingga matang dan empuk. Labu yang sudah matang terus dihaluskan bisa diblender atau ditumbuk hingga halus seperti bubur.

Kemudian campur bubur labu dengan tepung ketan dan gula pasir lalu aduk sampai rata. Panaskan adonan dasar dodol sembari terus diaduk dengan api kecil agar tidak gosong. Setelah kental dan kalis dodol siap dicetak di loyang atau langsung dibungkus. Adapun bungkus dodol yang sudah matang bisa menggunakan plastik, daun jagung kering atau daun pisang kering. Dodol siap disajikan

3. Pengolahan dodol ketan Bahan yang diperlukan 1 Kg Tepung Ketan, 500 Gr Gula Merah/Aren, 750 Gr Gula

Pasir, 4 Butir Kelapa, 7 Lembar - Daun Pandan, 1 Sdm Garam dapur, 1/2 Sdm - Vanili Bubuk

Caranya : Siapkan semua bahan tepung ketan, gula merah, garam, vanili, santan, gula pasir. Bersihkan daun pandan.

Kemudian masak santan, bersama daun pandan yang telah di ikat simbul, tambahkan garam dan vanila bubuk, dimasak sampai air santan menyusut. Tambahkan gula pasir, gula merah, aduk sampai rata dan air pada adonan menyusut. Tambahkan santan cair pada tepung beras aduk rata jangan sampai ada tepung yang menggumpal, terus sisihkan. Jika santan yang

Page 68: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1672

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

dimasak dengan gula sudah mengental sebaiknya matikan api, masukan adonan tepung beras ketan dulu, aduk rata, dan hidupkan kembali api.

Aduk rata dengan api kecil. Setelah lebih dari 3 jam, masak sampai dodol mengeluarkan minyak, dodol siap untuk di masukan ke dalam loyang apabila mau ditaruh di loyang. Masukan ke dalam loyang selagi dodol masih panas, tekan-tekan dengan sendok plastik agar tidak lengket dan dodol menjadi padat dan rata pada loyang. Setelah dingin dan diiris-iris dodol Siap disajikan. Apabila dodol mau dikemas atau dibungkus setelah diiris-iris maka dodol harus dibiarkan dingin terlebih dahulu.

Tips untuk pengolahan dodol ketan 1. Untuk mempercepat proses memasak, gunakanlah santan kental, apalagi sekarang untuk

memeras santan sudah menggunakan mesin, jadi pada proses pengambilan santan pertama jangan menambahkan air. Dan perasan santan ke dua tambahkan sedikit air, perasan santan ke dua ini di gunakan untuk campuran tepung.

2. Biasanya saat memasak dodol semua bahan-bahan terpercik kemana-mana, maka pada proses ini kita perlu memasak santan terlebih dahulu sampai kandungan air menyusut baru di tambah bahan lainnya seperti gula merah dan gula putih, lalu kemudian masukan adonan tepung dan gunakan wajan yang cukup besar agar mempermudah proses pengadukan.

3. Memasak Dodol membutuhkan mengandung minyak yang banyak, maka gunakanlah kelapa yang benar-benar tua agar minyak pada dodol keluar saat proses pemasakan.

4. Gunakan tekanan api kecil pada tahap akhir agar dodol tidak cepat gosong. 5. Aduk terus adonan selama proses pemasakan. 6. Jangan memasukan semua bahan sekali masak karena akan sulit untuk mengaduk dodol.

Lakukan dengan bertahap. 7. Agar dodol awet dan tahan lama lakukan proses memasak yang lama sampai dodol masak

dengan sempurna. 8. Jangan tambahkan tepung lain, seperti tepung beras, penambahan tepung beras pada dodol

akan membuat dodol cepat berjamur.

2. Evaluasi Setelah Pengabdian Pemberdayaan Perempuan di Kampung KB Dengan kehadiran program Kampung KB diharapkan bertujuan untuk meningkatkan

kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung setiap sektor kehidupan, dan mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik di tingkat keluarga kecil. Demikian pula Kampung KB diharapkan masyarakat merasakan manfaatnya yaitu membangun masyarakat berbasis keluarga, meningkatkan pendapatan keluarga serta meningkatkan kesejahteraan.

Tujuan yang sangat diharapkan dari terbentuknya Kampung KB di Cihonje yaitu bisa mengentaskan kemiskinan dan mendekatkan pembangunan di setiap sektor kepada masyarakat. Masyarakat bisa langsung terlibat dalam pelaksanaan program dari berbagai instansi yang terlibat, termasuk program pengabdian ini. Dari hasil evaluasi tersebut sangat

Page 69: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1673

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

kelihatan masyarakat menjadi antusias melaksanakan kegiatan di setiap sektor yang menyangkut 8 fungsi keluarga. Keterampilan pengolahan makanan semakin giat dilaksanakan, karena bisa meningkatkan kualitas hasil olahan dan meningkatkan nilai jual. Diharapkan semakin meningkatnya pendapatan keluarga, maka kualitas sumber daya manusia juga meningkat.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sebagai penunjang kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kampung KB diantaranya :

1. Donor Darah sebagai rasa kepedulian terhadap sesama manusia 2. Senam yang dilaksanakan oleh kelompok Lansia untuk meningkatkan kebugaran dan

kesehatan tubuh 3. Pelayanan Kesehatan secara rutin baik kepada Balita, ibu Hamil, ibu menyusui, mapun

kepada Lansia 4. Pelayanan KB kepada pesera Aktif KB 5. Pengajian di majlis Taklim

Kesimpulan)

Dari hasil analisa yang dilakukan kegiatan Pengabdian dengan Pemberdayaan perempuan melalui adanya program Kampung Keluarga Berencana sangat berperan dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Hal ini karena berbagai kegiatan baik penyuluhan, diskusi dan pelatihan keterampilan dapat dilaksanakan dengan baik dan lancer, sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga dengan cara pengolahan makanan dari sumber bahan baku yang dihasilkan. Sehingga bisa meningkatkan nilai jual (value) dan sedikit demi sedikit pendapatan keluarga meningkat. Sangat diperlukan partisipasi aktif dari masyarakat itu sendiri. Apabila hal ini berlanjut terus maka upaya penanggulangan kemiskinan akan segera tercapai dan masyarakat semakin sejahtera di berbagai sektor. UcapanTerimaKasih Dalam kegiatan pengabdian ini penulis mengucapkan banyak terimakasih atas fasilitas yang telah diberikan selama ini, kepada yang terhormat :

1. Rektor Universitas Galuh Ciamis 2. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Galuh Ciamis 3. Wakil Dekan I dan Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi Universitas Galuh Ciamis 4. Ketua Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Galuh Ciamis 5. Ketua Lembaga Pengabdian dan Penelitan kepada Masyarakat Universitas Galuh

Ciamis DaftarPustaka Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional, 2015. Petunjuk Teknis Kampung KB.

Page 70: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1674

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Ife, Jim & T. Frank. 1995. Community Development, Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Pustaka Pelajar Pusdiklat KKB BKKBN & Balai Diklat KKB Garut, 2018. Kumpulan Materi & Bahan Ajar Pelatihan Kompetensi Pogram KKBPK Bagi Penyuluh Prijono dan Pranarka, 1996. Pemberdayaan Masyarakat. 1996 Suhendra, K. 2006. Peranan Birokrasi dalam Pemberdayaan Masyarakat. Alfabeta. Bandung

Page 71: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1675

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pemberdayaan Aisyi’ah DIY Dalam Penanggulangan Bencana Melalui Peningkatan Kapasitas Pengelolaan

Dapur Balita

Nur Chayati*

, Azizah Khoiriyati, dan Al-Afik 1.

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl.Brawijaya Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta

*Tegalsari, Ngrame, Tamantirto, Kasihan, Bantul. 55183.085794226267

Email: [email protected]

Abstrak

Dalam situasi terjadinya bencana, kelompok balita menjadi salah satu kelompok rentan yang memerlukan perhatian lebih karena kekhususan akan kebutuhannya. Meskipun saat bencana terjadi keterbatasan dalam penyediaan makanan, kebutuhan gizi balita harus dipastikan tetap tercukupi guna menjamin pertumbuhan dan perkembangannya. Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Pimpinan Wilayah Aisyiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (LLHPB PWA DIY) adalah salah satu lembaga sosial yang berkonsentrasi terhadap permasalahan lingkungan dan kebencanaan, dengan menggerakkan potensi wanita. Banyaknya bencana yang terjadi di Indonesia, mengharuskan lembaga ini turut berperan dalam manajemen bencana. LLHPB memfokuskan pada keberlajutan program guna mencetak relawan wanita yang mahir dalam pengelolaan dapur balita saat tanggap bencana. Pembentukan kader Aisyiah dalam rangka upaya peningkatan kualitas pengelolaan dapur balita telah dilakukan melalui tiga program kegiatan yang meliputi workshop pengelolaan dapur balita, pembentukan Kader Aisyiah peduli balita saat bencana, serta pelatihan pengelolaan dapur balita. Luaran yang telah dicapai dalam kegiatan pengabdian ini adalah tersusun modul pengelolaan dapur balita, serta terbentuk kader-kader Aisyiyah yang siap diberangkatkan untuk mengelola dapur balita saat terjadi bencana di berbagai wilayah di Indonesia. Tindak lanjut kegiatan adalah sosialisasi hasil pelatihan kepada anggota daerah dan cabang, serta pengadaan simulasi terintegrasi. Kata Kunci: bencana, manajemen, dapur balita, pemberdayaan “Aisyiyah Pendahuluan

Peran perempuan dalam penanggulangan bencana semakin besar dan penting (Direktorat Kesiapsiagaan BNPB, 2018). Aisyiyah punya peran signifikan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Aisyiyah sebagai salah satu organisasi ortonom Muhammadiyah

merupakan gerakan perempuan muslim berkemajuan harus bersinergi dengan Muhammadiyah

Disaster Manajemen Center (MDMC) untuk mengawal isu terkait anak, perempuan, lansia dan difabel.

Anak-anak berusia dibawah lima tahun atau balita merupakan usia penting dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik anak (Nani, 2018). Salah satu faktor yang menentukan ketahanan tubuh balita adalah asupan gizinya (Ratnaningsih, Indatul dan Peni, 2017).

Page 72: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1676

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pertumbuhan anak pada masa balita sangat pesat sehingga mereka membutuhkan zat gizi yang lebih tinggi daripada orang dewasa. Di sisi lain, alat pencernaan balita belum berkembang sempurna sehingga kebutuhan makananannya pun perlu disesuaikan dan berbeda dengan orang dewasa (Juffrie, 2018).

Balita merupakan salah satu populasi rentan dalam bencana (UU No 24 TAHUN 2007). Meskipun berada di pengungsian, kebutuhan gizi bagi balita harus tetap diperhatikan (PP No 21 Tahun 2008). Kebutuhan ini disadari berbeda dengan kebutuhan orang dewasa (Salmiyati, Hermansyah dan Agussabti, 2016). Dapur balita sehat pun perlu didirikan demi menyajikan dan memenuhi asupan menu makanan yang dibutuhkan balita. Pada usia ini, anak masih rentan dengan berbagai gangguan kesehatan, baik jasmani maupun rohani. Cara orang tua memberikan makan kepada balitanya dengan paksaan semakin menjadikan balita menolak Meskipun para pengungsi telah mendapatkan menu makanan yang memadai, namun balita tetap memerlukan asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan dan saran ahli gizi. Kebutuhan balita untuk mendapatkan asupan gizi, seperti sayuran dan susu, misalnya jelas berbeda dengan kebutuhan orang dewasa. Untuk itu, makanan yang disajikan dalam pengungsian pun juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Meskipun berada di pengungsian yang ditempati dengan banyak orang, balita yang sedang mengalami proses tumbuh kembang harus memiliki kesehatan dan ketahanan tubuh yang baik. Tumbuh kembang anak jangan sampai terabaikan (Ratnaningsih, Indatul dan Peni, 2017). Oleh karenanya, orang tua tetap harus memperhatikan makanan yang diberikan kepada balitanya agar mereka tetap sehat dan ceria meski berada di pengungsian, program ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan orang tua dalam menyajikan menu makanan sehat bagi balitanya. Selama ini banyak balita yang tidak suka mengkonsumsi sayuran, dalam program dapur balita sehat ini para orang tua bisa berkonsultasi dan berbagi pengalaman bagaimana menyajikan menu makan dan strategi agar balita tetap tercukupi kebutuhan gizinya. Berdasarkan hasil evaluasi oleh tim pengusul dan Lembaga lingkungan Hidup dan Manajemen Bencana Aisyiah Wilayah DIY dengan mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan yang ada, maka tujuan dilaksanakan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberdayakan Aisyi’ah dalam penanggulangan bencana melalui peningkatan kapasitas dalam pengelolaan dapur balita. Metode Pelaksanaan

Peningkatan kapasitas Aisyi’ah DIY dilakukan melalui pelatihan atau training dan pendampingan serta konseling kepada para kader mengenai pengelolaan dapur balita. Kegiatan ini menyediakan informasi mengenai penyiapan menu dan pengolahan makanan, dialog partisipatif seputar makanan sehat, serta pendampingan bagi anak dan ibu dalam menu makanan sehat baik selama di pengungsian maupun tindak lanjutnya saat mereka kembali ke tempat asal.

Page 73: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1677

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pemberdayaan ‘Aisyiah dalam upaya peningkatan kualitas pengelolaan dapur balita dilakukan melalui tiga program kegiatan yang meliputi: pembentukan kader ‘Aisyiah peduli balita saat bencana, pelatihan pengelolaan dapur balita, dan workshop pengelolaan dapur balita. Metode pelaksanaan yang dipergunakan untuk pelaksanaan kegiatan tersebut meliputi: 1. Pembentukan kader pengelolaan dapur balita

Rekruitmen kader pengelola dapur balita terdiri atas minimal 5 orang dari masing-masing perwakilan pimpinan daerah Aisyiah DIY. Total peserta yang hadir ada 32 orang.

2. Pelatihan kader pengelolaan dapur balita Pelatihan ini bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan MDMC PP

Muhammadiyah. Materi yang disampaikan ada dua, yaitu manajemen dapur saat bencana dan nutrisi pada balita saat bencana. Kader dapur balita diajarkan bagaimana menyusun menu pada balita termasuk teknik memasak terutama saat bencana atau saat berada di pengungsian dengan tetap mempertahankan gizi seimbang.

3. Workhsop pengelolaan dapur balita Workhsop ini berupa praktek pembuatan makanan balita. Alat dan bahan yang

dibutuhkan adalah bahan makanan mateng (sayur, lauk), timbangan, ulegan, piring, sendok, pisau, dan talenan.

Data evaluasi kegiatan diperoleh dari nilai pre test, post test dan tingkat kepuasan peserta. Analisa data yang dilakukan pada kegiatan ini menggunakan uji univariat menggunakan data frekuensi dan persentase.

Hasil dan Pembahasan

Materi pertama dengan tema “Manajemen Dapur Umum saat Bencana”. Materi sangat menarik, karena pembicara juga atraktif. Pemateri memaparkan sie-sie yang harus ada dalam dapur umum, seperti ketua, bendahara, sie penerima barang pertama kali, sie pengolah makanan, sie pengepakan, sie pendistribusian, dll. Jadi dapur umum bukan hanya untuk megolah makan terus dibagikan begitu saja.

Gambar 1. Penyampaian materi tentang manajemen dapur saat bencana

Page 74: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1678

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Harus ada manajemen di dapur umum, yang menjamin bahan makanan yang diterima tidak kadaluwarsa, berkoordinasi dengan posko lain yang kekurangan makan, memastikan tempat penyimpanan bahan mentah bersih, tidak ada hewan pengganggu seperti tikus. Dalam sesi ini pula, disampaikan adanya konsep baru yang diusung oleh Muhammadiyah, yaitu penyajian makan tidak lagi dibungkus namun dengan piring. Pertimbangannya adalah, mengurangi jumlah sampah plastik dan kertas, bisa diberikan berbagai macam menu yang berkuah, melatih tanggungjwab warga untuk merawat peralatan makan jatahnya sendiri-sendiri, dan menambah keakraban antar pengungsi karena dengan makan bersama dan dengan piring, akan lebih memberikan rasa makan yang sebenarnya seperti di rumah.

Materi kedua adalah “Makanan Pendamping bayi dan Anak (PMA) saat bencana”. Pemateri menjelaskan dengan sangat gamblang dan menarik seklai tentang makanan untuk bayi dan anak mulai dari: jenis bahan yang bisa dipakai, porsi yang bagus sesuai umur, teksur makanan yang sesuai usia anak serta cara mengolah yang benar.

Gambar 2. Penyampaian materi tentang menu balita saat bencana

Di sesi ini pula, didapatkan pemahaman baru bagaimana sebenaranya menu pada anak

yang sebenarnya sudah lama digalakkan namun masyarakat kurang tersosialisasi, seperti, makanan pendpaing anak tidak harus selalu sayur bayam, tempe dan telur, namun bahan yang dipakai bisa sama dengan bahan saat menyiapkan makan untuk orang dewasa rumah, misal sayur kangkung, terong, ikan, nasi, ahanya dibentukkan lain seperti disaring, atau diuleg atau digerus. Prinsip makanan anak “jatuh lambat” sangat ditekankan, karena makanan yang terlalu cair akan membuat porsi menjadi lebih banyak dengan kandungan gizi yang berkurang, semnetara makanan yang terlalu padat akan membuat anak susah menelan.

Kegiatan berikutnya adalah praktek membuat makanan untuk balita. Semua ukuran porsi bahan makanan menggunakan alat ukur rumah tangga dengan gelas standar. Peserta sangat bersemangat sekali, dalam menyiapkan menu yang benar untuk anak. Hasil evaluasi setelah makanan tersaji, hampir untuk jenis menu yang harus disaring, diuleg dan dicacah, prinsip “jatuh lambat” masih belum bisa terpenuhi. Pada sesi ini pula dijarkan tentang penggunaan

Page 75: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1679

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

makanan tambahan dari bahan siap saji, misal SUN. makanan cepat saji ini boleh diberikan bila situasi masih gawat (3 hari bencana), dan belum ada dapur umum. Hal ini menjadi pembelajaran bagi kami, untuk membawa ilmu yang diperoleh ke lapangan nyata.

Gambar 3. Praktek per kelompok pembuatan menu balita sesuai kategori umur anak Kegiatan diakhiri dengan pembuatan rencana tidak lanjut dari perwakilan cabang dan

daerah. Setiap cabang dan daerah sudah menentukan tanggal, untuk bisa mensosialisasikan hasil kegiatan pelatihan ini di setiap daerah dan cabang masing-masing. Acara ditutup dengan pembagian mengerjakan post test untuk mengetahuai keberhasilan pelatihan ini

dalam meningkatkan pemahamam peserta, pembagian doorprice dan doa bersama. Evaluasi terhadap tingkat pemahaman peserta berdasarkan nilai pre test dan post test

ditampilkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Hasil nilai pre test dan post test peserta pelatihan manajemen dapur balita

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Nila

i

Peserta

Perbandingan Nilai Pre Test dan Post Test

Nilai Pre Test Nilai Post Test

Page 76: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1680

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Dari Gambar 4 terlihat bahwa sebagian besar peserta sudah paham tentang gizi balita

saat bencana. Hal ini tampak dari grafik pre test yang menunjukkan nilai peserta sekitar 80% sudah diatas 70, bahkan sudah ada yang nilainya 100, hanya 1 peserta dengan nilai terendah

60. Hasil post test menunjukkan 95% peserta mengalami peningkatan pengetahuan, dengan

mayoritas nilai post test.nya 90 dan 100. 3 peserta menunjukkan nilai pre test dan post test yang sama, yaitu 100.

Tingkat kepuasan terhadap peserta pelatihan dilakukan diakhir kegiatan, untuk mengetahui penilaian peserta terhadap beberapa hal yang sudah dipersiapkan oleh panitia, meliputi kualitas pembicara, tempat, waktu, konsumsi, dll. Hasil evaluasi ditampilkan pada Gambar 5.

Gambar 5. Diagram hasil evaluasi pelaksanaan pengabdian masyarakat

Dari Gambar 5 terlihat bahwa dari delapan kategori, lima kategori sebagian besar

dinilai baik oleh peserta dan sisanya menilai sangat baik. Namun, untuk kategori praktek dan kegiatan secara keseluruhan, masih ada peserta yang menilai cukup, dan untuk kategori ketepatan waktu, lebih dari 30% menilai cukup dan 5% menilai kurang. Kondisi ini perlu menjadi perhatian lebih bagi kami.

Kesimpulan

Kegiatan pengabdian masyarakat berupa pelatihan manajemen dapur balita berhasil membuat modul manajemen dapur balita, membentuk kader dapur balita saat bencana serta meningkatkan pemahaman dan keterampilan kader ‘Aisyiyah dalam pengelolaan dapur balita.

02468

101214161820

Evaluasi pelatihan manajemen dapur balita pada bencana

kurang Cukup Baik Sangat baik

Page 77: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1681

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Ucapan Terima Kasih Terimakasih kepada LP3M UMY selaku pemberi dana utama kegiatan ini dengan Nomor

SK 2816/SK-LP3M/I/2019. Ucapan terimakasih kami ucapkan pula kepada mitra kegiatan kami, Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah DIY dan MDMC PP Muhammadiyah. Ucapan terimakasih pula kami sampaikan kepada para peserta pelatihan, dari daerah dan cabang ‘Aisyiyah di Yogyakarta.

Daftar Pustaka

1. Direktorat Kesiapsiagaan BNPB. 2018. Panduan kesiapsiagaan bencana untuk keluarga. Graha BNPB: Jakarta.

2. Juffrie, M. 2018. Perkembangan dan Kematangan Saluran Cerna. Kesehatan Pencernaan Awal Tumbuh Kembang yang Sehat. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

3. Nani, D. 2018. Ayo, main bareng. Inspirasi Permainan Edukatif Orangtua bersama anak sesuai usia. Penebar Swadaya Group: Jakarta.

4. Peraturan Pemerintah No 21 Tahun 2008. Penyelenggaraan penanggulangan bencana. Republik Indonesia.

5. Ratnaningsih, T, Indatul S, Peni, T. 2017. Buku Ajar (Teori dan Konsep) Tumbuh Kembang dan Simulasi Bayi, Toddler, Pra Sekolah, Sekolah dan Remaja. Sidoarjo: Indomedia Pustaka.

6. Salmiyati, Hermansyah dan Agussabti. 2016. Kajian penanganan gizi balita pada kondisi kedaruratan bencana banjir di KecamatanSampoiniet Kabupaten Aceh Jaya. JKS;3;176-180.

7. UU No 24 Tahun 2007. Penanggulangan Bencana. Republik Indonesia.

Page 78: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1682

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Penguatan Kelembagaan Dan Motivasi Diri Dalam Budidaya Tanaman Hias Melalui Pemberdayaan

Perempuan Untuk Mewujudkan Magelang Sebagai Kota Sejuta Bunga

1

Robiul Fitri Masithoh*, 2

Diesyana Ajeng Pramesti*, 3

Basri* dan 4

Siti Nurul

Iftitah*

1. Universitas Muhammadiyah Magelang, jalan mayjend Bambang Soegeng KM5 Mertoyudan

2 Universitas Muhammadiyah Magelang, jalan mayjend Bambang Soegeng KM5 Mertoyudan

3 Universitas Muhammadiyah Magelang, jalan mayjend Bambang Soegeng KM5 Mertoyudan

4 Universitas Tidar Magelang , Jalan Kapten Soeparman No.39 Tuguran Potrobangsan

Email: [email protected]

Abstrak

Kota Magelang secara administratif terletak di tengah-tengah Kabupaten Magelang serta berada di persilangan lalu lintas ekonomi dan transportasi. Salah satu cara untuk mewujudkan misi tersebut adalah menciptakan lingkungan yang bersih, indah, tertib, nyaman, dan asri guna memberikan pelayanan bagi para pengguna jasa di Kota Magelang.Dalam rangka mewujudkan hal ini, Pemerintah Kota Magelang dituntut untuk melakukan perubahan yang positif pada setiap tahap pembangunan, termasuk dalam perencanaan fisik wajah (lanskap) kota, sehingga muncul gagasan untuk mewujudkan konsep Magelang sebagai Kota Sejuta Bunga. Kelurahan Kedungsari merupakan salah satu kelurahan yang ada di kecamatan Magelang Utara yang memiliki potensi unggulan yaitu terdapat kelompok pencinta bunga yang masih bersifat swadana dan dikelola sendiri. Metode yang akan dipakai dalam pencapaian tujuan adalah model pemberdayaan masyarakat partisipatif Participatory Rural Apraisal.. Metode tersebut dibagi menjadi tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, penyusunan laporan, dan publikasi. Hasil pengabdian kegiatan awal yang dilakukan adalah kegiatan sosialisasi dan pengenalan terhadap branding MKSB dengan cara perluasan lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman bunga, melakukan penguatan kelembagaan yang ada di wilayah kelurahan Kedungsari karena sudah ada embrio atau peguyuban pencinta tanaman hias, pelaksanaan motivasi diri dalam melakukan kegiatan budidaya tanaman hias, melakukan kerjasama dengan pihak terkait khususnya Bappeda Kota Magelang yang memiliki pilot project atau masterplan MKSB, pengenalan jenis-jenis tanaman hias, pembelian bibit tanaman hias dan anggrek, pelatihan budidaya tanaman hias dalam hal ini dipilih untuk mengembangkan budidaya tanaman anggrek karena sebagai bunga khas Kota Magelang. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan bersama-sama dengan masyarakat mitra dengan dibantu narasumber dari steakholders yang terkait. Kesimpulan mitra sangat antusias dengan kegiatan yang telah dilaksanakan. Mereka bersedia menyediakan dan membangun beberapa sarana pendukung dengan dana sendiri, sehingga tidak semata-mata tergantung pendanaan dari tim pelaksana. Kata Kunci: Kelurahan Kedungsari, pemberdayaan perempuan, kota sejuta bunga

Page 79: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1683

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pendahuluan Dalam RPJMD Kota Magelang tahun 2016-2020 dijelaskan bahwa visi Kota Magelang

adalah terwujudnya Kota Magelang sebagai kota jasa yang modern dan cerdas yang dilandasi

masyarakat yang sejahtera dan religius”. Guna mewujudkan visi tersebut, maka ditentukan

sejumlah misi yang salah satunya adalah mengembangkan dan mengelola sarana pelayanan dasar

dibidang pendidikan, kesehatan dan perdagangan yang modern serta ramah lingkungan. Misi tersebut salah satunya mempunyai agenda penting yaitu akan meningkatkan kualitas hidup mausia Indonesia melalui Indonesia pintar, Indonesia sehat, Indonesi kerja dan Indonesia Sejahtera. Salah satu cara untuk mewujudkan misi tersebut adalah menciptakan lingkungan yang bersih, indah, tertib, nyaman, dan asri guna memberikan pelayanan bagi para pengguna jasa di Kota Magelang.Dalam rangka mewujudkan hal ini, Pemerintah Kota Magelang dituntut untuk melakukan perubahan yang positif pada setiap tahap pembangunan, termasuk dalam perencanaan fisik wajah (lanskap) kota, sehingga muncul gagasan untuk mewujudkan konsep Magelang sebagai Kota Sejuta Bunga.

Gagasan Kota Magelang sebagai Kota Sejuta Bunga dilatarbelakangi oleh sejarahKota

Magelang yang sejak jaman Kolonial telah dikenal sebagai Tuin Van Java (kebun/tamannya tanah Jawa). Saat ini Kota Magelang masih memiliki sejumlah ruang terbuka yang bersifat umum dan subur, sehingga dengan program tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai lahan hijau penuh bunga guna membangun kembali julukan yang pernah disandang pada

masa lampau. Kota Sejuta Bunga mengandung makna sebagai identitas atau branding Kota Magelang dalam mengemas Kota Magelang sebagai Kota Jasa. Adapun bentuk nyata dari Kota Jasa ini adalah terwujudnya Kota Magelang sebagai kota yang bersih, indah, tertib, dan

nyaman dengan bunga sebagai ikon utama.Bunga identik dengan keindahan dan keasrian yang tidak bisa dilepaskan dari keberadaan beragam bunga yang ditanam di tempat-tempat strategis dan taman-taman kota.

Selanjutnya Kota Magelang diharapkan mampu menarik wisatawan, kalangan bisnis, dan pada akhirnya mensejahterakan masyarakat. Pengejawantahan Magelang sebagai Kota Jasa yang berikon bunga nan bersih, indah, tertib, dan nyaman, tidak sekedar hanya penampilan fisik kota melainkan pembangunan karakter secara nonfisik untuk mendukungnya, serta tetap melestarikan budaya khasnya beserta nilai-nilai yang dikandungnya. Berdasarkan Perda No. 11

Tahun 2014 kota Magelang diangkat branding karena mempunyai filosofi dapat memberikan

keindahan, manfaat ekonomis, dan menggambarkan sinergitas kehidupan. Selanjutnya city

branding dijelaskan untuk mempromosikan daerah dan meningkatkan kunjungan wisata

maupun bisnis dan meningkatkan citra (image) dan daya saing daerah. Salah satu upaya yang sudah dikerjakan oleh pemkot untuk merealisasikan kota sejuta bunga adalah melakukan pembibitan atau holtikultural dilahan terbuka atau ditempat umum seperti di terminal, tepi jalan. Dan jenis tanaman yang menggantung dipinggiran jalan bahkan pepohonan besar dan tanaman yang diperjualbelikan ke masyarakat umum. Dan berbagai macam pelatihan yang

Page 80: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1684

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

diperuntukan untuk petani atau pecinta tanaman/ bunga sampai dengan melakukan pelatihan pengemasan tanaman hias untuk souvenir dan dekorasi untuk beberapa event atau festival. Dan membangun laboratorium kultur jaringan tanaman di dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa).

Berbagai macam upaya yang sudah dilakukan oleh pemkot kota dalam memotivasi masyarakat untuk budidaya tanaman bunga tetapi belum banyak masyarakat yang tertarik dalam budidaya, karena masih mempunya pemikiran dalam melakukan budidaya membutuhkan waktu, biaya dan tenaga yang banyak sehingga banyak yang beralih untuk melakukan kegiatan rutinita dan berdiam diri di rumah tanpa melakukan kegiatan apapun dan masih tergantung kepada pendapatan kepala keluarga. Jadi pada akhirnya warga di kota maupun pemerintahan kota Magelang apabila membutuhkan bunga dalam jumlah yang banyak sehingga masih memasok tanaman/bunga tersebut dari luar kota atau bahkan dari kabupaten karena stok atau persediaan yang kurang. Kelurahan Kedungsari merupakan salah satu kelurahan yang ada di kecamatan Magelang Utara yang memiliki potensi unggulan yaitu terdapat kelompok pencinta bunga yang masih bersifat swadana dan dikelola sendiri. Paguyuban yang ada di kelurahan Kedungsari adalah bernama Sekar sari yang diketuai oleh bapak Murjani berdiri sekitar 5 tahun yang lalu. Capaian yang sudah didapatkan adalah perintisan berbagai macam tanaman bunga yang masih bersifat konvensional dari mulai menanam sampai pemeliharaan. Paguyuban ini terdiri dari 10 anggota yang terdiri dari masyarakat sekitar yang dikelola oleh RW 6 dan RW 9. Kondisi ini terjadi karena lahan dan media tanam yang terbatas sehingga masih kesulitan dalam penyediaan bibit dan harus mempasok dari luar kota. Oleh karena itu perlu didukung untuk aspek penningkatan pengetahuan dan manajemen usaha agar minat masyarakat semakin meningkat dan diharapakan juga upaya yang dilakukan dapat atau mampu meotivasi masyarakat yang awalnya masih berfikir belum menguntungkan mempunyai pandangan yang lain sehingga pada akhirnya bisa menjadikan atau menguatakan branding Kota Magelang dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Metode Pelaksanaan

Metode yang akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan pengabdian ini adalah dengan metode pemberdayaan masyarakat partisipatif yaitu metode yang digunakan dalam proses pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat, dan tekanannya pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan yang dilakukan (Burhan, 2002) Tahap-tahap dari model PRA adalah: 1. Pengenalan masalah/kebutuhan dan potensi serta penyadaran

Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi mitra pada bidang pertanian dan bidang pertanian dan perekonomian dan melakukan identifikasi dengan cara observasi dan wawncara dengan perangkat desa seperti; kepala kelurahan, kepala RW, para pelaku usaha kecil, masyarakt pada umumnya.

Page 81: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1685

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

2. Perumusan masalah dan penetapan prioritas

Tahapan ini adalah melakukan diskusi bersama dengan perangkat desa, masyarakat maupun bappeda, dinas pertanian, dinas lingkungan hidup untuk menggali permasalah yang sudah dilakukan skala prioritas yang akan diselesaikan selama 3 tahun dalam program PKW ini. Dan menentukan wilayah yang akan didampingi oleh tim pengusul.

3. Identifikasi alternatif-alternatifpemecahan masalah/pengembangan gagasan Diskusi antara tim pengusul, mitra, Bappeda, Dinas Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup, diterapkan pada penentuan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang sudah diprioritaskan. Alternatif-alternatif pemecahan masalah yang dihadapi mitra telah diuraikan dalam bagian pendahuluan dan solusi permasalahan.

4. Pemilihan alternatif pemecahan masalah yang paling tepat Setelah dilakukan pencarian terhadap sejumlah alternatif pemecahan masalah yang dihadapi mitra, selanjutnya dilakukan pemilihan dari alternatif-alternatif tersebut yang mampu memecahkan masalah secara optimal. Berdasarkan hasil FGD dengan mitra, alternatif-alternatif yang telah disepakati untuk dilaksanakan dan menjadi kegiatan dari program pengabdian kepada masyarakat ini seperti yang telah diuraikan dalam bagian solusi permasalahan. Penentuan tersebut juga meminta pendapat Dinas Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup, serta pertimbangan-pertimbangan dari tim pengusul berdasarkan waktu pelaksanaan, tenaga, dana, dan kemudahan pelaksanaan alternatif yang akan diimplementasikan.

5. Perencanaan penerapan gagasan dan penyajian rencana kegiatan Tahap ini disusun oleh tim pengusul dengan tetap melibatkan mitra, sehingga pelaksanaannya tertib dan lancar serta dapat optimal hasilnya. Kegiatan direncanakan selama 3 tahun yang meliputi kegiatan sosialisasi, pelatihan, praktik, dan pendampingan tentang peningkatan budidaya tanaman bunga, motivasi diri, penguatan kelembagaan dan pemasaran atau manajemen pemsaran kegiatan usaha. Berdasarkan kesepakatan dengan perangkat desa dan hasil observasi di lapangan, maka program-program tersebut akan diimplementasikan di dua RW yaitu RW 7 dan RW 9.

Prosedur kerja kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah sebagai berikut:

a. Tahap persiapan Tahap persiapan meliputi 1) memberitahukan kegiatan yang akan dilaksanakan kepada pemerintahan kota Magelang dalam hal ini adalah Bappeda, Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas Pertanian Kota Magelang, 2) menyampaikan ijin kepada Kepala Kantor Kecamatan Magelang Utara, Kepala Kelurahan Kedungsari yang wilayahnya digunakan sebagai lokasi

Page 82: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1686

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

kegiatan pengabdian pada masyarakat ini, 3) menyiapkan teknologi yang akan diterapkan kepada mitra meliputi teknologi produksi, standarisasi (bahan baku, proses produksi, dan produk), dan pengemasan, dan 4) menyusun jadwal kegiatan dan melakukan pembagian tugas di antara anggota tim pelaksana.

b. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan meliputi 1) sosialisasi tentang kegiatan pengabdian pada

masyarakat yang akan dilakukan kepada mitra; 2) pelatihan yang akan diberikan kepada mitra adalah a) Pelatihan budidaya, b) Penguatan Kelembagaan c) pelatihan pembuatan pupuk dari limbah rumah tangga d) Manajemen usaha atau pemasaran 3) Pendampingan dilakukan hingga kegiatan pengabdian pada masyarakat ini berlangsung selama 3 tahun.

c. Tahap penyusunan laporan Tahap penyusunan laporan meliputi 1) penyusunan laporan kemajuan apabila

kegiatan sudah tercapai 70 persen yang jadwalnya disesuaikan dengan yang telah ditentukan dari DRPM, 2) penyusunan laporan akhir dilakukan setiap tahun selama 3 tahun setelah seluruh kegiatan pengabdian pada masyarakat ini selesai, dan 3) penyusunan artikel ilmiah untuk publikasi dalam jurnal/prosiding, media cetak/elektronik, dan video kegiatan

Hasil dan Pembahasan

Pelaksanaan kegiatan PKW yang dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Magelang yang bekerjasama dengan Universitas Tidar Magelang dan Pemerintahan Kota Magelang yaitu bappeda dan OPD. Kegiatan ini merupakan kegiatan mendukung program pemerintahan dalam Mewujudkan Magelang Kota Sejuta Bunga, karena berdasarkan analisis SWOT maka terdapat beberapa permasalah diantaranya aspek fisik; kurangnya ruang terbuka Hijau dan iklim kota Magelang yang tidak mendukung beberapa vegetasi tanaman dingin untuk dapat berbunga, tidak ada sentra tanaman hias kota Magelang sebagai salah satu icon yang sinkron Magelang Kota Sejuta Bunga (MKSB) dan kurang tersediannya lahan yang difungsikan sebagai sentra Bunga untuk kegiatan yang berkaitan dengan pembibitan, penanaman, budidaya ataupun jual beli bunga dan segi aspek sosial budaya; rendahnya minat masyarakat untuk diambil bagian implementasi branding MKSB, gaung MKSB belum kuat terdengar hingga masyarakat umum hanya pada steakholders terkait.

Wilayah Kedungsari merupakan wilayah Gerbang pintu utara Kota Magelang yang tentunya ornamn atau nuansa sejuta bunga sudah harus ada secara visual sehingga kegiatan awal yang dilakukan adalah kegiatan sosialisasi dan pengenalan terhadap branding MKSB dengan cara perluasan lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman bunga, melakukan penguatan kelembagaan yang ada di wilayah kelurahan Kedungsari karena sudah ada embrio atau peguyuban pencinta tanaman hias, pelaksanaan motivasi diri dalam melakukan kegiatan budidaya tanaman hias, melakukan kerjasama dengan pihak terkait khususnya Bappeda Kota

Page 83: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1687

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Magelang yang memiliki pilot project atau masterplan MKSB, pengenalan jenis-jenis tanaman hias, pembelian bibit tanaman hias dan anggrek, pelatihan budidaya tanaman hias dalam hal ini dipilih untuk mengembangkan budidaya tanaman anggrek karena sebagai bunga khas Kota Magelang. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan bersama-sama dengan masyarakat mitra dengan dibantu narasumber dari steakholders yang terkait. Rincian kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan sosialisasi kerjasama pemerintahan kota Magelang

Sosialisasi kerjasama Pemerintahan Kota Magelang khusunya dengan menyampaikan program yang akan dilaksanakan kepada Bapeda dan steakholders yang terkait dengan kegiatan FGD dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2019. Kegiatan dihadiri oleh Bappeda, dinas pertanian dan pangan, DP4KB, Dinas Lingkungan Hidup, Kelurahan, Mitra, Warga RW 6 dan RW 9 Total yang hadir dalam kegiatan ini sebanyak 20 orang.

Kegiatan sosialisasi bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada mitra tentang kegiatan Sosialisasi Kerjasama dengan steakholders, sehingga mitra dapat berpartisipasi secara aktif untuk mengimplementasikan Slogan MKSB dalam tingkat kelurahan. Pihak kalurahan dan RW menyambut baik pelaksanaan kegiatan ini dan memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan di lapangan dan tercapai tujuan akhir kegiatan. Begitu pula dengan hadirin lain yang sebagian besar para ibu, sangat tertarik dengan kegiatan ini dan menginginkan segera terlaksana Slogan Magelang Kota Sejuta Bunga yang bisa terlihat di Kelurahan Kedungsar Mgaelang Utara Kota Magelang.

Dalam kegiatan sosialisasi tersebut disampaikan oleh Bappeda dukungan dalam bentuk bentuk fasilitas dan pelatihan dari steakholders yang terkait dan akan diuasahan permasalahan utama yaitu terkait dengan sempitnya lahan yang dunakan untuk budidaya lahan milik aset kelurahan (Bengkok) di dekat RW 9 untuk melakukan budidaya sekaligus dijadikan sebagai taman tematik, teduh dan hijau tempat masyarakat belajar tentang tanaman anggrek dan tanaman hias yang lain. Lahan yang diusahakan adalah tanah aset kelurahan yang tidak terawat dan jalan gang masuk yang akan dipercantik dengan tanaman hias sebagai plan A dan tanah milik perorangan sebagai plan B. Dengan adanya kegiatan ini, maka lahan tersebut bisa dioptimalkan.

Gambar 1. Kegiatan FGD di Kelurahan

Sumber: dokumen penulis

Page 84: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1688

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

2. Penguatan Kelembagaan paguyuban Pencinta Tanaman Hias Kegiatan berikutnya setelah sosialisasi adalah penguatan kelembagaan oleh DP4KB

karena berkaitan dengan pemberdaayaan perempuan dalam budidaya Tanaman Hias. Kegiatan yang disampaikan oleh tim Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DP4KB) Kota Magelang ini dilaksanakan selama 2 jam. Untuk kelancaran dalam budidaya tanaman hias maka perlu adanya organisasi pengelola yang bertanggungjawab terhadap tanaman hias. Di wilayah Kedungsari terdapat organisasi atau paguyuban tanaman hias yang bernama Sekarsari yang akan menjadi pengelola dan bertanggung jawab keberhasilan kegiatan tersebut. Paguyuban yang ada di kelurahan Kedungsari adalah bernama Sekar sari yang diketuai oleh bapak Murjani berdiri sekitar 5 tahun yang lalu. Capaian yang sudah didapatkan adalah perintisan berbagai macam tanaman bunga yang masih bersifat konvensional dari mulai menanam sampai pemeliharaan. Paguyuban ini terdiri dari 30 anggota yang terdiri dari masyarakat sekitar yang dikelola oleh RW 6 dan RW 9. Sehingga diharapkan bisa menjadi ujung tombak dalam budidaya tanaman hias.

Gambar 2: Struktur Organisasi Kelompok Bunga “Sekarsari” Kelurahan Kedungsari Kecamatan Magelang Utara

Sumber: dokumen Kelompk Bunga “Sekarsari”

Gambar 3: Kegiatan Penguatan Kelembagaan

Sumber : dokumen pribadi

KETUA

AGUS MURJANI

ANGGOTA

CHAMIMA

ANGGOTA

ESTU

ANGGOTA

NURSILOWA

ANGGOTA

AYEM

ANGGOTA

CHAIRUL

ANGGOTA

SUDARWATI

ANGGOTA

MARLINA

SEKERTARIS

WB WARDHANI

BENDAHARA

RATIH WIDYAWATI

ANGGOTA

MUSLIKHAH

ANGGOTA

SUWARTI

ANGGOTA

HANDOYO

ANGGOTA

PANJI

ANGGOTA

SWEDY

Page 85: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1689

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

3. Peningkatan Motivasi diri dalam budidaya Tanaman Kegiatan ini disampaikan oleh narasumber dari UMMagelang yang juga merupakan psikolog, beliau memaparkan tentang peningkatan motivasi diri yang awali dengan sebuah permainan yaitu semua peserta berdiri dan berbalik arah sambil menunjuk benda terjauh yang dapat dicapai sesuai kemampuan kita, permainan ini diulang sebanyak 3 kali dengan jangkauan yang berbeda, makna dari permainan itu adalah apabila kita yakin dan percaya terhadap kemampuan diri pasti dappat mencapainya. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan motivasi kepada masyarakat agar tidak pantang menyerah dengan segala keterbatasan yang dimiliki, dan sel sel tubuh kita dapat menyesuaikan diri apabila otak masih memiliki target positif dan keyakinan yang kuat, sehingga ada kondisi yang dapat menghambat seseorang meraih kebehasilan adalah sulit keluar dai zona nyaman.

Gambar 4. Kegiatan Peningakatan Motivasi Diri

Sumber: dokumen penulis

4. Pembelian bibit tanaman hias dan anggrek Bibit tanaman hias yang akan dibudidayakan di Kedungsari disediakan tim pelaksana yang dibeli dari petani bunga di sekitar Magelang. Ada 3 jenis bibit tanaman hias yang akan dikelola ibu-ibu yang bergabung dengan pagutuban pecinta tanaman Hias Sekarsari. Setiap Orang mengelola 3 jenis tanaman hias (Anggrek, adenium dan bougenvil). Untuk bibit tanaman anggrek diambilkan dari mitra yang berada di Kabupaten Magelang yang akan dibudiayakan di Kota Magelang.

Gambar 5. Tanaman hias

Sumber: dokumen penulis

Page 86: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1690

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

5. Pelatihan budidaya tanaman hias Pelatihan budidaya tanaman hias ini diawali kerjasama dinas pertanian dan pangan dan dinas perindustrian dan perdagangan sebagai wujud kerjasama Pemerintah Kota, Perguruan Tinggi dan mitra dampingan. Tujuan pelatihan ini adalah pemeliharaan sumber daya hayati, pemeliharaan lingkungan dan bisnis. Faktro faktor yang mempengaruhi budidaya tanaman hias adalah cahaya matahari, air, kesuburan media, suhu udara, kelembapan udara, angin dan musuh alami. Sehingga perlu diperhatikan lokasi atau tempat untuk bertanam yang cukup mendapat cahaya matahari, tersedia sumber air untuk penyiraman dan luasan sesuai yang diinginkan. Kegiatan ini dihadiri oleh pencinta tanaman hias yang tergabung dalam koperasi tanaman hiasa yang merupakan dampingan disperindag.

Gambar 5. Pelatihan budidaya tanaman hias

Sumber: dokumen penulis

Simpulan Berdasarkan pendampingan pelaksanaan PKW di RW 6 dan RW 9 Kelurahan Kedungsari,

dapat disimpulkan bahwa mitra sangat antusias dengan kegiatan yang telah dilaksanakan. Mereka bersedia menyediakan dan membangun beberapa sarana pendukung dengan dana sendiri, sehingga tidak semata-mata tergantung pendanaan dari tim pelaksana. Dan saran dari kegiatan ini Kegiatan ini agar terwujud sesuai dengan harapan masyarakat, maka perlu bekerjasama dengan berbagai pihak terutama Pemerintah Daerah, CSR, dan pihak-pihak lain yang mempunyai minat untuk pengembangan destinasi wisata berbasis alam.

Ucapan Terima Kasih Ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung program

ini, yaitu kemeristekdikti, Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang, Kepala Bappeda Kota Magelang, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DP4KB) Kota Magelang, Balitbang Kota Magelang, Kepala Kecamatan Magelang Utara Kota Magelang, Kepala Kalurahan Kedungsari, Ketua RW 09 Kelurahan Kedungsari , Ketua RW 06 Kelurahan

Page 87: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1691

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Kedungsari , Masyarakat Kelurahan Kedungsari Magelang Utara, Pihak-pihak lain dan Semoga kegiatan ini bermanfaat dan dapat berlanjut dengan dukungan dari berbagai pihak.

Daftar Pustaka 1. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah nomor 11 Tahun 2014 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah.

2. RPJMD Kota Magelang tahun 2014-2019, Pemerintah Kota Magelang. 3. BPS Provinsi Jateng, 2017

4. Burhan, 2002, Teknik Pemberdayaan Masyarakat Secara Partisipatif. Departemen Agribisnis, FEM, IPB

5. Bappeda Kota Magelang, RKPD Kota Magelang Tahun 2013 6. Bappeda Kota Magelang, RKPD Kota Magelang Tahun 2014

7. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP), 2013

Page 88: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1692

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Peningkatan Ketrampilan Kwt Pendopo Melalui Pengolahan Toga Di Desa Kranggan, Kulon Progo

Innaka Ageng Rineksane1*

dan Dina Wahyu Trisnawati1

1. Program Studi Agroteknologi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan Brawijaya, Kasihan,

Bantul, Yogyakarta , 55183, (0274)387656

Email: [email protected]

Abstrak

TOGA atau Tanaman Obat Keluarga merupakan kegiatan menanami pekarangan dengan tanaman yang berkhasiat obat. Tanaman obat yang dimaksud termasuk rempah-rempah, tanaman sayur dan tanaman buah. Istilah toga bermakna penataan pekarangan, yaitu pengelolaan pekarangan melalui penanaman tanaman berkhasiat obat sehingga dapat memenuhi kebutuhan obat tradisional bagi keluarga maupun masyarakat. Kegiatan pengolahan hasil panen TOGA selain menyediakan obat alternatif bagi keluarga juga memberikan nilai tambah pekarangan atau lingkungan rumah sehingga dapat membantu peningkatan kesejahteraan keluarga. Masyarakat yang dapat menerapkan toga tersebut diantaranya adalah kelompok wanita tani. Kelompok wanita tani (KWT) Pendopo yang ada di desa Kranggan, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo merupakan kelompok wanita tani yang telah memanfaatkan lahan pekarangan atau lingkungan rumah sebagai wadah penyedia kebutuhan gizi keluarga melalui penanaman tanaman sayuran. Namun demikian, upaya tersebut belum optimal karena kurangnya pengetahuan anggota akan teknologi pengolahan berbagai tanaman obat. Oleh karena itu penerapan Ipteks bagi Masyarakat melalui pengolahan hasil panen toga untuk peningkatan ketrampilan KWT Pendopo di Desa Kranggan, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo. Kegiatan yang telah dilakukan meliputi survey kebun TOGA, uji produk TOGA, peningkatan pengetahuan anggota KWT tentang toga dan pengelolaannya, pengolahan hasil panen tanaman berkhasiat obat dan pemanfaatannya, demonstrasi dan praktek pengelolaan toga, serta pendampingan pemeliharaan toga. Hasil pre test dan post test menunjukkan bahwa pengetahuan dan pemahaman anggota KWT Pendopo terhadap proses dan bahan pembuatan gujahe serta kunyit asam mengalami peningkatan sebesar 100% dan 95,1%, setelah mereka mendapatkan penyuluhan serta melakukan praktek pembuatan gujahe dan kunyit asam. Luaran yang diharapkan dari program ini adalah produk hasil olahan TOGA yang diproduksi oleh KWT Pendopo. Selain itu luaran yang diperoleh dari kegiatan ini adalah publikasi ilmiah di jurnal pengabdian Berdikari. Kata Kunci: TOGA, Pengolahan, Ketrampilan, KWT, Kranggan terdiri dari 3- 5 kata kunci Pendahuluan

Desa Kranggan terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo. Luas desa Kranggan mencapai 238,75 ha yang didominasi tanah sawah (108,73 ha), tanah kering (59,25 ha), bangunan (21,01 ha) dan lainnya (49,76 ha). Desa Kranggan terbagi menjadi 9 dusun, 18

Page 89: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1693

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Rukun Warga (RW) dan 37 Rukun Tetangga (RT). Desa Kranggan berpenduduk 2732 jiwa. Sebagian besar penduduk Desa Kranggan memiliki mata pencaharian sebagai petani. Petani menanam komoditas padi, kedelai, bawang merah, cabe, semangka dan melon di lahan sawah. Sementara tanah pekarangan ditanami kelapa, jambu air, rambutan, mangga dan jeruk besar (Sumber: Kulonprogo dalam angka, 2010).

Kelompok Wanita Tani (KWT) Pendopo yang berada di Dusun 9, Desa Kranggan beranggotakan sekitar 25 orang, rata-rata usianya 35 tahun dan 23% nya di atas usia produktif. Pendidikannya rata-rata lulusan SD atau SP sebanyak 54%, 36% lulusan SMA dan 10% lulusan Perguruan Tinggi (Agung dan Hariyono, 2018). KWT ini dibentuk pada tahun 2014 dengan kegiatan meliputi penyuluhan, pelatihan, pengajian dan bakti sosial. Status pekerjaan anggota KWT meliputi ibu rumah tangga, petani dan buruh tani. Anggota KWT telah memanfaatkan lahan pekarangan atau lingkungan rumah melalui pengelolaan tanaman obat keluarga (TOGA) dan menghasilkan rimpang TOGA yang dimanfaatkan dalam bentuk segar. Namun demikian, jumlah rimpang TOGA yang cukup banyak mendorong keinginan anggota KWT Pendopo untuk dapat mengolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah. Pemahaman dan ketrampilan anggota KWT yang rendah untuk berinovasi pengolahan hasil panen TOGA mendorong dilakukannya kegiatan pengolahan hasil panen toga untuk peningkatan ketrampilan anggota KWT Pendopo. TOGA atau Tanaman Obat Keluarga merupakan kegiatan menanami pekarangan dengan tanaman yang berkhasiat obat. Tanaman obat yang dimaksud termasuk rempah-rempah, tanaman sayur dan tanaman buah. Beberapa jenis tanaman obat yang dapat diolah diantaranya jahe, kunyit, temulawak. Jahe banyak dimanfaatkan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biscuit, kembang gula. Jahe juga dimanfaatkan untuk industri obat, minyak wangi dan jamu tradisional (Koswara dkk, 2012). Koswara dkk (2012) juga menyatakan rimpang jahe mengandung minyak atsiri 0,25-3,3%. Minyak atsiri ini menimbulkan aroma khas jahe dan terdiri atas beberapa jenis minyak zingiberene, curcumene, philandren. Jahe juga mengandung gingerols dan shogaols yang menimbulkan rasa pedas. Salah satu produk olahan jahe adalah serbuk jahe. Selain jahe, kunyit juga dapat diolah menjadi minuman kunyit serbuk atau serbuk kunyit asam. Nur dkk (2010) menyatakan kandungan pada kunyit yang memberikan warna dan sifat fungsional adalah kurkuminoid. Senyawa ini merupakan salah satu jenis antioksidan dan berkhasiat antara lain sebagai hipokolesteromik, kolagogum, koleretik, bakteriostatik, spasmolitik, antihepatotoksik dan antiinflamasi. Khasiat kurkuminoid dalam pengobatan diantaranya sebagai obat tumor dan kanker. Beberapa olahan kunyit dengan asam diantaranya minuman sari kunyit asam dan kunyit asam bubuk Upaya penyuluhan, pelatihan dan pendampingan pengolahan hasil panen TOGA kepada anggota KWT Pendopo di Desa Kranggan di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota tentang pengolahan hasil panen TOGA sehingga dapat menjadi

Page 90: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1694

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

tambahan penghasilan bagi keluarga dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota KWT. Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan yaitu: observasi, wawancara, diskusi kelompok, praktek aplikasi teknologi dan evaluasi. Khalayak sasaran kegiatan ini adalah anggota KWT Tani Pendopo Desa Kranggan, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo Strategi yang dilakukan untuk mencapai tujuan dan target yang diharapkan meliputi: 1. Penyuluhan untuk mengenalkan jenis dan manfaat tanaman berkhasiat obat dan cara

pengolahan hasil panen TOGA. 2. Transfer Teknologi untuk memfasilitasi pelatihan dan praktek pengolahan hasil panen

tanaman berkhasiat obat melalui demonstrasi pengolahan. 3. Praktek pembuatan produk pengolahan hasil panen TOGA Hasil dan Pembahasan

Tampilkan hasil dengan deskripsi yang jelas, dan didukung oleh ilustrasi gambar, diagram dan sejenisnya. Pembahasan harus bisa mengungkapkan dan menjelaskan tentang hasil yang diperoleh terutama dengan memanfaatkan acuan

Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian UMY telah melaksanakan pemberdayaan masyarakat di Pendopo Desa SMS Kranggan, Galur, Kulonprogo sejak tahun 2014. Salah satu pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan kepada kelompok wanita tani (KWT) Pendopo Kranggan adalah intensifikasi pekarangan melalui penanaman tanaman obat keluarga (TOGA), pemeliharaan dan pengelolaan TOGA, serta pengolahan hasil panen TOGA untuk peningkatan kesejahteraan anggota KWT dan masyarakat sekitar. Kegiatan Program Kemitraan Masyarakat yang telah dilakukan meliputi Survey, Persiapan, Penyuluhan Pengolahan Hasil TOGA, Pelatihan Pembuatan Produk Hasil TOGA, Monitoring dan Evaluasi, Pendampingan dan Evaluasi Akhir. 1. Survey

KWT Pendopo di Dusun Kranggan, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan KWT binaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang telah mendapatkan penyuluhan dan pelatihan intensifikasi pekarangan melalui penanaman TOGA dan pengelolaan serta pemeliharaan TOGA. KWT ini telah memiliki pekarangan yang khusus ditanami TOGA seperti Jahe, Kunyit, Kencur, Kunci, Laos, Temulawak dan Adas. Sebelum dilaksanakan penyuluhan dan praktek pembuatan produk hasil panen TOGA, maka perlu dilakukan survey untuk memastikan apakah tanaman obat yang telah ditanam dapat dipanen dan digunakan sebagai bahan olahan produk TOGA. Survey dilaksanakan pada hari Jumat, 15 Maret 2019. Survey yang dilakukan meliputi survey kesiapan tanaman untuk dipanen, penentuan produk olahan

Page 91: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1695

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

dan penentuan waktu pelaksanaan penyuluhan serta praktek pembuatan produk olahan TOGA.

Gambar 1. Survey Peninjauan Kebun untuk bahan olahan produk TOGA bersama ketua KWT Pendopo (a) dan Kondisi Kebun TOGA belum siap panen (b)

a b

Sumber: dokumen penulis

1. Persiapan Kegiatan yang dilakukan setelah survey adalah persiapan alat dan bahan, serta ujicoba

pembuatan produk olahan hasil panen TOGA. Persiapan alat dan bahan dilakukan dengan membeli sejumlah alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat produk olahan dari hasil panen TOGA. Alat yang digunakan diantaranya kompor gas portable, blender, panci penggorengan dan lain-lain. Sementara bahan yang digunakan meliputi empu jahe dan kunyit, gula, asam sitrat dan lain-lain. Alat dan bahan tersebut selanjutnya diserahterimakan kepada KWT yang diwakili oleh ketua KWT.

Persiapan lain yang dilakukan adalah melakukan uji coba pembuatan gula jahe (gujahe) dan kunyit asam.Uji coba pembuatan produk olahan dilakukan di laboratorium pascapanen, Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian UMY. Uji coba ini dilaksanakan dengan tujuan agar pada saat praktek pembuatan produk hasil panen TOGA tidak sekedar coba-coba dan anggota KWT dapat mempelajari serta mempraktekkan pembuatan produk tersebut.

Gambar 2. Uji coba pembuatan gujahe dan kunyit asam di laboratorium pascapanen UMY

Sumber: dokumen penulis

2. Penyuluhan Pembuatan Produk Olahan TOGA

Sebelum dilakukan pelatihan dan praktik pembuatan produk olahan hasil panen TOGA, upaya peningkatan pemahaman anggota KWT terhadap manfaat TOGA dan jenis-jenis

Page 92: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1696

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

produk olahannya dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan. Sebelumnya dilakukan pre test (Gambar 3a) untuk mengetahui pemahaman anggota KWT terhadap cara pembuatan produk olahan TOGA. Materi manfaat TOGA dan pembuatan produk olahan TOGA berupa Gujahe

serta Kunyit Asam diberikan dalam bentuk leaflet sehingga dapat dibaca, dipelajari dan disimpan apabila suatu saat diperlukan oleh anggota KWT (Gambar 3b dan 3c). Meskipun tanaman obat sudah dikenal dan sering ditanam serta dimanfaatkan oleh masyarakat desa termasuk anggota KWT Pendopo, namun pengetahuan tentang cara pembuatan berbagai olahan TOGA belum dipahami oleh anggota KWT. Oleh karena itu penyuluhan yang diberikan dapat memberikan pengetahuan dan peningkatan pemahaman kepada peserta.

Gambar 3. Kegiatan pre test (a) dan penyuluhan pembuatan produk olahan hasil panen TOGA (b

dan c)

a b c

Sumber: dokumen penulis

Hasil pre test dan post test tentang pengetahuan proses dan bahan pembuatan gujahe dan kunyit asam disajikan pada gambar 4 dan 5.

Gambar 4. Hasil pre test dan post test mengenai pengetahuan anggota KWT Pendopo terhadap proses pembuatan gujahe dan kunyit asam

0

20

40

60

80

100

Pre test

Post test

0% tahu

100% tahu

Per

sen

(%

)

Pengetahuan Proses Pembuatan Gujahe dan Kunyit Asam

Page 93: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1697

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Sumber: olah data oleh penulis

Gambar 5. Hasil pre test dan post test mengenai pengetahuan anggota KWT Pendopo terhadap bahan pembuatan gujahe dan kunyit asam

Sumber: olah data oleh penulis

Hasil kuesioner menunjukkan 100% anggota KWT Pendopo belum mengetahui proses

pembuatan gujahe serta kunyit asam, sementara hanya 43,2 persen anggota KWT Pendopo yang mengetahui bahan pembuatan gujahe dan kunyit asam (Gambar 4 dan 5). Namun demikian pengetahuan dan pemahaman anggota KWT Pendopo terhadap proses dan bahan pembuatan gujahe serta kunyit asam mengalami peningkatan (100% dan 95,1%) sebagaimana

0

20

40

60

80

100

Pre test Post test

43.2% tahu

95.1% tahu

Per

sen

(%)

Pengetahuan Bahan Pembuatan Gujahe dan Kunyit Asam

0

20

40

60

80

100

Pre test

Post test

0% tahu

100% tahu P

erse

n (

%)

Pengetahuan Proses Pembuatan Gujahe dan Kunyit Asam

Page 94: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1698

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

ditunjukkan pada gambar 4 dan 5, setelah mereka mendapatkan penyuluhan serta melakukan praktek pembuatan gujahe dan kunyit asam. Hal ini menunjukkan kegiatan penyuluhan serta praktek pembuatan gujahe dan kunyit asam dapat dipahami oleh anggota KWT Pendopo. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan anggota KWT Pendopo dan bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh anggota KWT Pendopo. Sebagaimana hasil pengabdian sebelumnya (Trisnawati dan Rineksane, 2018) yang menunjukkan bahwa anggota KWT Pendopo secara mandiri membuat produk olahan TOGA untuk keperluan rumah tangga dan bernilai ekonomi setelah mendapatkan penyuluhan serta pelatihan. 3. Pelatihan Pembuatan Produk Olahan TOGA

Setelah anggota KWT Pendopo memahami proses dan bahan pembuatan gujahe dan kunyit asam maka dilakukan pelatihan serta praktek pembuatan gujahe dan kunyit asam. Peserta dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing kelompok membuat salah satu produk gujahe atau kunyit asam (Gambar 6). Gambar 6. Pembuatan Gujahe dan Kunyit Asam oleh Kelompok Wanita Tani Pendopo

Sumber: dokumen penulis

Sebagian besar anggota KWT menunjukkan antusiasme yang cukup tinggi selama praktek

pembuatan produk Gujahe dan Kunyit Asam (Gambar 6), meskipun beberapa anggota melakukan praktek sambil mengasuh anak. Setelah melakukan praktek selama 3 jam, kedua kelompok berhasil membuat produk Gujahe dan Kunyit Asam (Gambar 7).

Page 95: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1699

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 7. Kelompok Wanita Tani Pendopo dan Pengusul Menunjukkan Produk Gujahe dan Kunyit Asam

Sumber: dokumen penulis

Simpulan

Hasil pre test dan post test menunjukkan bahwa pengetahuan dan pemahaman anggota KWT Pendopo terhadap proses dan bahan pembuatan gujahe serta kunyit asam mengalami peningkatan sebesar 100% dan 95,1%, setelah mereka mendapatkan penyuluhan serta melakukan praktek pembuatan gujahe dan kunyit asam. Produk gujahe dan kunyit asam telah diperoleh dari kegiatan pengabdian ini. Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih disampaikan kepada LP3M UMY yang telah memberikan dana untuk pelaksanaan program Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat dengan nomor kontrak 195/SK-LP3M/I/2019 dan kepada KWT Pendopo yang bersedia menjadi mitra dalam pelaksanaan PPM ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Choiril Muchtar, S.P. dan Takaful Pambudi, S.P. yang membantu pelaksanaan PPM ini. Daftar Pustaka Agung Astuti dan Hariyono. 2018. Pelatihan dan Pendampingan Kelompok Wanita Tani

untuk Pembuatan Kompos dengan Bioaktivator Mol dan Dikelola Melalui Bank Kompos. Jurnal Bakti Saintek 2(1):37-42. www.ibs.or.id

Kecamatan Galur Dalam Angka. 2015. Kabupaten Kulon Progo. www.galur.kulonprogo.go.id.

Koswara, S., C.A. Oktavia dan Sumarto. 2012. Panduan Proses Produksi Temulawak Instan. Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (Seafast) Center, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat IPB.

Koswara, S., A. Diniari dan Sumarto. 2012. Panduan Proses Produksi Minuman Jahe Merah Instan. Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (Seafast)

Page 96: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1700

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Center, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat IPB. Nur, M., T. Estiasih, M. Nurcholis dan J.M. Maligan. 2010. Aneka Produk Olahan Kunyit

Asam. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya.

Pasetriyani, E.T. 2016. Pengembangan Budidaya dan Pemanfaatan Tanaman Obat pada Taman Tanaman Obat Keluarga (TOGA). www.unbar.ac.id

Trisnawati, D.W. dan I.A. Rineksane. 2018. Teknologi Pemeliharaan dan Pengelolaan TOGA untuk Meningkatkan Kesejahteraan dan Kemandirian KWT Pendopo dan Sekarwangi di Desa Kranggan Kecamatan Galur Kabupaten Kulonprogo. Laporan Program Kemitraan Masyarakat. LP3M UMY.

Page 97: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1701

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Penyuluhan Literasi Keuangan Pasar Modal Bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) Di Desa Gading

Andre Kussuma Adiputra, SE, M.Si1

, Khaula Lutfiati Rohmah, SE, M.Ak, C.A2

1 Universitas Respati Yogyakarta, Jl. Laksda Adisucipto Km. 6,3, Depok, Sleman

2 Universitas Respati Yogyakarta, Jl. Laksda Adisucipto Km. 6,3, Depok, Sleman

Email : [email protected]

Abstrak

Pemberdayaan perempuan dapat melalui wadah Kelompok Wanita Tani (KWT). Pembentukan KWT di Desa Gading pada mulanya lebih menekankan upaya peningkatan peran perempuan dalam pemenuhan kebutuhan pangan keluarga melalui pertanian. Namun dengan memanfaatkan wadah yang sudah ada, dapat dilakukan upaya pembedayaan lain yang lebih luas lagi selain bidang pertanian seperti literasi keuangan. Saat ini pengelolaan keuangan anggota KWT masih sederhana. Pendapatan yang diterima dari menjual hasil pertanian kemudian dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kelebihan dana yang ada disimpan dalam bentuk simpanan tunai dirumah atau disimpan di Bank. Sedangkan kegiatan investasi yang dilakukan oleh ibu-ibu anggota KWT utamanya dibelikan perhiasan emas, dibelikan hewan ternak berupa sapi atau kambaing atau diwujudkan dalam investasi tanah. Sejalan dengan keinginan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang investasi saham di pasar modal, maka kami tim abdimas bermaksud mengadakan penyuluhan literasi keuangan pasar modal. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan metode sebagai berikut : Tahap Survei, Tahap Persiapan, Tahap Pelaksanaan. Berdasakan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Penyuluhan tentang literasi keuangan pasar modal telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat diikuti oleh sebanyak 44 peserta. Sampai dengan kegiatan berakhir seluruh peserta belum ada yang tertarik untuk membuka rekening efek. Kata Kunci : Literasi Keuangan, Pasar Modal, Saham Pendahuluan

Petani adalah mata pencaharian utama bagi masyarakat pedesaaan. Peran petani dalam memenuhi ketersediaan pangan bagi masyarakat sudah terbukti sejak zaman dahulu. Sejak zaman dahulu pula, petani tidak hanya didominasi oleh kaum laki-laki, namun kaum perempuan juga terlibat dalam kegiatan pertanian. Keterlibatan kaum perempuan dalam kegiatan pertanian terlihat dalam semua tahapan pertanian. Semenjak dari proses penanaman, proses pemanenan, proses pengelohana pasca panen bahkan sampai dengan proses pemasarannya. Sehingga keberadaan petani perempuan mempunyai peran yang tidak kalah penting dengan petani laki-laki.

Page 98: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1702

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pembinaan petani perempuan dipedesaan dilakukan melalui wadah yang dinamakan Kelompok Wanita Tani (KWT). Pembinaan melalui KWT ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan petani perempuan dalam mendukung kegiatan pertanian. Namun, selain mempunyai kemampuan dalam bidang pertanian, perempuan sebagai ibu rumah tangga juga dituntut memiliki kemampuan dalam bidang manajemen rumah tangga juga termasuk manajemen keuangan. Pemberdayaan perempuan dapat melalui wadah KWT ini. Pembentukan KWT pada mulanya lebih menekankan upaya peningkatan peran perempuan dalam pemenuhan kebutuhan pangan keluarga melalui pertanian. Namun dengan memanfaatkan wadah yang sudah ada, dapat dilakukan upaya pembedayaan lain yang lebih luas lagi selain bidang pertanian seperti literasi keuangan.

Desa Gading merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul. Sebagaian besar wilayah Desa Gading adalah lahan pertanian dan lahan hutan. Sehingga sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Seperti juga pada umumnya kehidupan di desa, peran perempuan dalam sektor pertanian di Desa Gading juga sangat besar. Untuk meningkatkan pemberdayaan petani perempuan, saat ini Desa Gading sudah terbentuk KWT. Kegiatan KWT yang sudah berjalan adalah pemanfaatan pekarangan untuk ditanami sayur-mayur. Ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sayur keluarga, juga untuk dijual ke pasar sebagai upaya peningkatan pendapatan keluarga.

Berkaitan dengan upaya peningkatan pendapatan keluarga, dari hasil wawancara dengan Ibu-Ibu anggota KWT dapat diketahui saat ini pengelolaan keuangan anggota KWT masih sederhana. Siklus pengelolaan keuangan keluarga masyarakat di Desa Gading dapat digambarkan sebagai berikut; pendapatan yang diterima dari menjual hasil pertanian kemudian dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kelebihan dana yang ada disimpan dalam bentuk simpanan tunai dirumah atau disimpan di Bank. Sedangkan kegiatan investasi yang dilakukan oleh ibu-ibu anggota KWT utamanya dibelikan perhiasan emas, dibelikan hewan ternak berupa sapi atau kambaing atau diwujudkan dalam investasi tanah.

Investasi merupakan kegiatan menunda konsumsi saat ini untuk ditanamkan pada asset produktif dengan harapan akan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang (Hartono, 2009). Secara umum investasi merupakan suatu kegiatan menanamkan modal dengan harapan pemilik modal mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Bentuk investasi sangat beragam, salah satunya bentuk investasi yang mulai berkembang di Indonesia adalah investasi saham melalui pasar modal. Menurut Suad Husnan (2003) pasar modal didefinisikan sebagai pasar tempat jual beli berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri. Baik diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Saham sebagai salah satu instrument investasi saat ini perdagangannya sudah sangat mudah dilakukan dan tidak memerlukan modal yang besar. Sabagai instrument invetasi saham juga menjanjikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan instrument investasi lain. Namun, demikian masih sangat sedikit masyarakat Indonesia yang menjadi investor dipasar

modal. Hal ini ditunjukkan dengan Single Investor Identification (SID) yang sangat sedikit jika

Page 99: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1703

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia. Data sampai dengan tahun 2018, jumlah SID baru sekitar 1,6 juta SID. Rendahnya jumlah investor ini disebabkan oleh masih belum terbukanya wawasan masyarakat tentang investasi saham di pasar modal (KSEI, 2018).

Sejalan dengan keinginan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang investasi saham di pasar modal, maka kami tim abdimas bermaksud mengadakan penyuluhan literasi keuangan pasar modal bagi Kelompok Wanita Tani di Desa Gading, Kecamatan Playen, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini didasarkan pada analisis situasi bahwa anggota KWT menghadapi permasalahan : 1. Pilihan investasi anggota KWT Desa Gading masih sangat terbatas, masih banyak yang

belum mengerti dan mengetahui tentang pasar modal dan manfaat yang diperoleh dengan berinvestasi di pasar modal.

2. Masih banyak yang belum mengerti perkembangan investasi saham yang saat ini sudah bisa dilakukan dengan mudah dan modal yang sedikit.

3. Masih kurangnya pemahaman tata cara invetasi di pasar modal sehingga investasi saham dipandangn sulit dilakukan.

Metode Pelaksanaan 1. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dengan peserta anggota KWT

di Desa Gading. Untuk memperoleh hasil yang optimal, maka kegiatan pengabdian dilaksanakan dengan metode sebagai berikut :

Tahap Survei; Tim Abdimas yang terdiri dari dosen dan mahasiswa melakukan kunjungan ke pengurus KWT di Desa Gading untuk melakukan survey pendahuluan. Tujuan survey adalah untuk melakukan analisis situasi terhadap permasalahan yang dihadapai oleh Anggota KWT. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa literasi keuangan pasar modal anggota KWT masih sangat rendah. Sehingga solusi yang ditawarkan adalah dengan melakukan edukasi literasi keuangan pasar modal untuk memberikan pemahaman tentang arti pentingnya investasi bagi pemenuhan kebutuhan di masa depan. Melakukan edukasi bahwa saham sebagai salah satu instrument invetasi yang relatif aman, mudah dan menguntungkan. Target luaran yang ingin dihasilkan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah peningkatan pemahaman anggota

KWT tentang investasi di pasar modal yang ada di Indonesia. Selain itu luaran selanjutnya adalah anggota KWT tertarik dan bersedia melakukan investasi saham.

2. Tahap Persiapan; berdasarkan hasil analisis situasi dan solusi yang ditawarkan kepada anggota KWT di Desa Gading, maka tim abdimas kemudian menyusun materi yang akan disampaikan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu merancang susunan acara dan mempersiapkan peralatan pendukung.

Tahap Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat; kegiatan selanjutnya adalah melakukan penyuluhan literasi keuangan pasar modal untuk memberikan solusi

Page 100: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1704

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

permasalahan yang dihadapi oleh ibu-ibu anggota KWT. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan selama 1 hari yaitu pada tanggal 10 Juli 2019 pukul 13.00-1700. Peserta kegiatan sebanyak 44 orang yang merupakan anggota KWT di Desa Gading. Adapun materi yang diberikan adalah : a. Memberikan penyuluhan tentang pasar modal di Indonesia dan saham sebagai salah

satu intrumen investasi. b. Memberikan gambaran tentang keuntungan dan resiko yang dihadapi dalam investasi

saham. c. Memberikan penyuluhan cara melakukan investasi saham dan kebutuhan modal yang

diperlukan dalam investasi saham d. Memfasilitasi pembukaan rekening efek e. Diskusi dan tanya jawab.

Gambar 1. Tim Abdimas

Sumber : dokumen penulis

Gambar 2. Penyuluhan Literasi Keuangan Pasar Modal

Sumber : dokumen penulis

Page 101: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1705

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Hasil dan Pembahasan Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema penyuluhan literasi

keuangan pasar modal bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Gading dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan dapat kami sampaikan beberapa temuan sebagai berikut ;

Gambar 3: Kelompok Wanita Tani peserta kegiatan Abdimas

Sumber : dokumen penulis

1. Anggota KWT di Desa Gading belum memahami dan mengenal pasar modal dan

saham. Kegiatan pengabdian yang dilakukan dengan memberikan penyuluhan dan ditunjukkan keadaan pasar modal dan bentuk saham telah berhasil membuka wawasan anggota KWT tentang pasar modal dan saham.

2. Anggota KWT dalam membelanjakan pendapatannya masih diutamakan untuk pengeluaran konsumsi sedangkan pengeluaran investasi masih relatif sedikit. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan memberikan pelajaran pentingnya investasi untuk meningkatan taraf kehidupan di masa depan.

3. Anggota KWT dalam melakukan investasi masih terbatas pada instrument konvensional seperti emas, hewan ternak, tabungan bank dan investasi tanah. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat telah diberikan penyuluhan tentang tata cara investasi di pasar modal juga diberikan pemahaman tentang keuntungan dan resiko dalam investasi saham.

Berdasarkan temuan-temuan tersebut maka, dengan adanya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini anggota KWT di Desa Gading mulai terbuka wawasannya untuk mulai menyisihkan pandapatannya untuk diinvestasikan. Lebih lanjut, anggota KWT di Desa Gading

Page 102: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1706

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

diharapkan mulai melakukan diversifikasi investasi dengan mulai membeli saham di pasar modal. Simpulan

Berdasakan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Penyuluhan tentang literasi keuangan pasar modal telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Seluruh materi telah diberikan dengan baik.

2. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat diikuti oleh sebanyak 44 peserta, sesuai dengan undangan yang disebarkan. Ini menunjukkan minta yang besar dari anggota KWT di Desa Gading untuk mempelajari investasi di pasar modal utamanya saham.

3. Sampai dengan kegiatan berakhir seluruh peserta belum ada yang tertarik untuk membuka rekening efek, ini dikarenakan masih ada keragu-raguan dari anggota KWT untuk memulai inevstasi saham. Sehingga diperlukan contoh-contoh investor yang telah berhasil dalam investasi saham, untuk menginspirasi para anggota KWT untuk berinvestasi saham di pasar modal.

Ucapan Terima Kasih

Abdimas yang terdiri dari Dosen dan Mahasiswa mengucapkan terima kasih kepada PPPM Universitas Respati Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada kami dan mendukung pendanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Kepala Desa Gading, Ibu Ketua Kelompok Wanita Tani Desa Gading yang telah menerima kami dan membantu sejak perencanaan, hingga pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Daftar Pustaka Hartono, J. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Ceatakan ke enam, BPFE,

Yogyakarta Husnan, S. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, UPP AMP YKPN,

Yogyakarta.

KSEI (2018), Berita Pers, 21 Tahun KSEI; Inovasi Untuk Kenyamanan Transaksi di Pasar Modal

Page 103: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1707

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pemberdayaan PKK Untuk Peningkatan Ekonomi Keluarga

Rr Dewi Ngaisyah1*

, Andre Kussuma Adiputra2

, dan Metty3

1Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati Yogyakarta Jl Laksda Adisucipto KM 1.5 Mauwoharjo,

Depok, Sleman, Yogyakarta 55281 Telp (0274)489780

2Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Respati Yogyakarta, Jl Laksda Adisucipto KM 1.5

Mauwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281 Telp (0274)489780

3Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati Yogyakarta Jl Laksda Adisucipto KM 1.5 Mauwoharjo,

Depok, Sleman, Yogyakarta 55281 Telp (0274)489780

Email: [email protected]

Abstrak

Latar belakang: Desa Kanigoro terletak di Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas wilayah 2.515 Ha. Desa Kanigoro memiliki 10 Padukuhan dan 44 Rukun Tetangga (RT) serta 10 Rukun Warga (RW). Jumlah penduduk Desa Kanigoro 6.760 orang dengan penduduk laki-laki sebanyak 3.352 orang dan penduduk perempuan sebanyak 3.408 orang. Mata pencaharian penduduk Desa Kanigoro sebagaian besar adalah nelayan. Tujuan: Peningkatan pemanfaatan potensi sumber daya ikan untuk dikembangkan menjadi home industri kuliner dengan cara pemberdayaan pada kelompok PKK Desa. Metode: Upaya yang sudah dilakukan untuk pengembangan pemanfaatan pangan lokal ikan diantaranya melakukan pelatihan dan pendampingan kepada kelompok PKK Desa sehingga mampu memproduksi dan memasarkan beberapa produk (abon, nugget, bakso, crispy, ikan asin dan kerupuk ikan). Selain itu membentuk sentra produksi aneka olahan ikan yang dikelola oleh kelompok PKK Desa. Hasil: Pengolahan ikan dapat menambah unggulan desa karena dari bulan kebulan penjualan produk mengalami tren peningkatan. Pengolahan ikan ini menjadi nilai tambah Desa Kanigoro dalam meningkatkan perekonomian terutama dalam penyediaan lapangan pekerjaan dan sumber pendapatan keluarga. Simpulan: Pemberdayaan kelompok PKK efektif meningkatkan konsumsi ikan dan ekonomi keluarga. Pengembangan sentra produksi pengolahan ikan sebaiknya terus diupayakan dengan terus berinovasi pada upaya pemasarannya.

Kata Kunci: Ikan, ekonomi, keluarga, nelayan

Pendahuluan

Desa Kanigoro terletak di Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas wilayah 2.515 Ha. Desa Kanigoro memiliki 10 Padukuhan dan 44 Rukun Tetangga (RT) serta 10 Rukun Warga (RW). Jumlah penduduk Desa Kanigoro 6.760 orang dengan penduduk laki-laki sebanyak 3.352 orang dan penduduk perempuan sebanyak 3.408 orang. Mata pencaharian penduduk Desa Kanigoro sebagian besar adalah nelayan (Profil

Page 104: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1708

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Desa Kanigoro, 2018). Desa Kanigoro memiliki sumber daya alam yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Pantai Ngrenehan sebagai tempat para nelayan lokal, hal ini sebagai bukti dari penghidupan petani nelayan yang terbentuk secara alamiah. Ditunjang dengan

lokasi Desa Kanigoro berada dipesisir pantai dapat dikembangkan menjadi home industri kuliner dari bahan pangan lokal (ikan).

Pengolahan hasil ikan menambah unggulan desa ini. Namun demikian, potensi tersebut

masih mengalami kendala dalam hal pemasaran (marketing). Pengolahan ikan ini menjadi nilai tambah Desa Kanigoro dalam meningkatkan perekonomian terutama dalam penyediaan lapangan pekerjaan, sumber pendapatan keluarga. Pengolahan ikan juga memiliki manfaat untuk meningkatkan status kesehatan melalui kecukupan konsumsi ikan supaya mencegah terjadinya malnutrisi, salah satu contohnya adalah stunting (Ngaisyah dan Adiputra, 2018)

Gambar 1. Hasil ikan melimpah

Keberadaan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Kanigoro berperan penting pada kegiatan untuk mendukung kapasitas ibu rumah tangga untuk memproduksi aneka olahan ikan. Salah satu kegiatan yang sedang intens tersebut adalah pengembangan produk olahan dari ikan menjadi abon, nugget, crispy ikan, ikan asin dan kerupuk ikan. Sumber pangan lokal ikan yang melimpahpun belum dikelola secara optimal.

Sementara ini produksi olahan ikan masih dalam skala kecil, packaging belum menarik dan higienis dan masih terbatasnya pemasaran. Produksi olahan ikan perlu dikembangkan untuk alternatif keanekaragaman makanan sumber protein hewani (lauk pauk).

Gambar 2. Aneka pengolahan ikan

Oleh karena itu perlu dipikirkan suatu jalan keluar yang sistemastis dan tepat guna dan

berkesinambungan yang dapat menjadi suatu alternatif dalam pengelolaan pemberdayaan

Page 105: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1709

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

ekonomi. Kegiatan untuk peningkatan ekonomi keluarga meliputi pembuatan produk hasil

olah ikan dilanjutkan proses pachaging yang higienis serta kegiatan pemasaran yang dimaksudkan untuk meningkatkan nilai jual produk (IFPRI, 2000)

Metode Pelaksanaan Agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan baik dan tercapai tujuan maka dilaksanakan tahapan kegiatan sebagai berikut: 1. Sosialisasi Program dan Perizinan

Transparansi kegiatan dan wujud partisipasi masyarakat diperlukan untuk keberhasilan program, sehingga penyampaian informasi dan sosialisasi program sangat diperlukan ditahap awal. Kegiatan ini melibatkan mitra kelompok PKK. Tujuan pertama dari sosialisasi program adalah kesepahaman dengan mitra untuk mengetahui arti pentingnya program sehingga mitra membutuhkan dan memahami adanya upaya penggalian potensi desa. Tujuan kedua adalah terbangunnya komitmen bersama untuk melaksanakan program agar tercapai keberhasilan program.

2. Pelatihan dan Pendampingan

Pelatihan (training) dan pendampingan (sistering) adalah sebuah proses transformasi Iptek kepada peserta program. Kegiatan ini dilakukan dengan prinsip pembelajaran dan pendampingan. Secara bertahap pelatihan dilaksanakan bagi kelompok PKK.

3. Pembentukan Sentra Pengolahan Ikan. Tujuan tahapan kegiatan ini adalah membangun, menyatukan dan menyamakan persepsi program pembentukan sentra pengolahan ikan, sehingga tumbuh kepercayaan diri dan kemampuan mengolah dan memasarkan bahan pangan lokal menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi. Selanjutnya upaya keberlanjutan dapat dilakukan untuk memajukan usaha dan meningkatkan mutu serta mencakup kontinuitas pemasaran.

4. Evaluasi Kegiatan Setiap akhir kegiatan dilakukan evaluasi untuk mengidentifikasi faktor-faktor penghambat keberhasilan agar dapat diantisipasi pada tahapan kegiatan selanjutnya.

Hasil dan Pembahasan 1. Sosialisasi Kegiatan

Kegiatan sosialisaasi bertujuan untuk menciptakan transparansi dan menggalang partisipasi mitra. Pada tahap kegiatan sosialisasi ini disampaikan tujuan kegiatan pengabdian masyarakat kepada kelompok PKK Desa. Setelah dilakukan pemaparan tujuan dan maksud kegiatan, kemudian disepakati bersama mitra untuk selanjutnya menjalin komitmen. Komitmen bersama mitra adalah berupaya bersama menggali potensi desa.

Pembuatan produk yang baik dan prosess packaging yang higienis. Sehingga pengolahan dan pemasaran ikan akan menjadi nilai tambah dalam meningkatkan pola konsumsi ikan dan

Page 106: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1710

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

ekonomi keluarga. Kegiatan pengabdian masyarakat ini telah mendapatkan izin dari Kantor Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Gunungkidul.

2. Pelatihan pengolahan dan pemasaran ikan

Potensi desa Kanigoro sebagai daerah penghasil ikan dapat menjadi peluang mengolah potensi pangan lokal ikan untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Hal inilah yang menjadi motivasi tim untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat. Setelah penandatanganan kesepakatan kerjasama sebagai dasar komitmen dengan mitra, selanjutnya dilakukan kegiatan pelatihan aneka pengolahan ikan. Kegiatan tidak hanya melatih PKK supaya mampu mengolah akan tetapi juga pelatihan strategi pemasaran supaya mampu meningkatkan jumlah penjualan dan wilayah pemasaran. Kegiatan

Pelatihan meliputi strategi pemasaran langsung dan pemasaran online.

Gambar 3. Pelatihan pada kelompok PKK

Peserta pelatihan adalah anggota kelompok PKK Desa yang berjumlah 20 orang

merupakan perwakilan dari setiap dusun. Jadi setiap dusun telah mengirimkan pesertanya sebayak 2 orang. Peserta pelatihan terlihat begitu antusias dan semangat mempraktikkan pengolahan ikan dan pemasaran melalui online dan penjualan langsung.

3. Pendampingan Pengurusan PIRT, Sertifikasi Halal dan Analisa Gizi

Produk yang dihasilkan akan dikembangkan untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Jenis produk meliputi nugget, bakso, crispy, abon, ikan asin dan kerupuk ikan. Semua produk telah mandapatkan izin Produk Industri Rumah Tangga (PIRT). Para Ibu PKK telah mendapatkan pelatihan atau penyuluhan dari dinas kesehatan mengenai cara produksi pangan yang baik (CPPB) yang meliputi keamanan pangan dan manajemen usaha. Setelah Izin PIRT diperoleh kemudian nomor PIRT dicantumkan pada kemasan. Saat ini telah mendapatkan sertifikat halal dari LPPOM MUI, sehingga konsumen merasa aman mengonsumsinya.

4. Pendampingan Desain Kemasan Produk

Kemasan produk menjadi perhatian, sehingga tim melakukan pendampingan terhadap kelompok PKK. Sebelumnya produk dikemas menggunakan plastik yang kurang terstandar karena menggunakan plastik yang kurang tebal dan desain kurang menarik.

Page 107: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1711

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Kemasan produk dinilai belum memenuhi standar, terlihat dari penampilan kemasan yang sederhana, baik dari unsur kemasan, rasa, keberadaan merek, maupun fitur kesehatan yang belum tercantum pada kemasan, sehingga belum mampu memberikan daya tarik bagi konsumen untuk membeli. Pendampingan kegiatan pengemasan produk

dimaksudkan untuk membekali mitra menjadi lebih memahami pentingnya packaging yang higienis dan menarik. Dari hasil pendampingan ini, kemasan produk menjadi lebih menarik dan informatif.

5. Pendampingan Pemasaran Produk Olahan Ikan

Pendampingan pemasaran dilakukan dengan tujuan mitra kelompok PKK dapat melakukan pemasaran online dan penjualan langsung. Harapannya apabila pemasaran produk yang semakin baik, maka akan mendorong peningkatan penjualan selanjutnya berdampak pada peningkatan ekonomi keluarga. Kegiatan pemasaran online

menggunakan media instagram dan facebook . Selain pemasaran online juga dilakukan strategi penjualan langsung salah satunya

adalah dispensing kegrosir makanan khusus frozen. Kegiatan kedua adalah merecrut pedagang kaki lima yang menjual makanan kudapan anak-anak dilingkungan sekolah. Hasil penjualan produk ini meskipun belum menunjukkan kuantitas produksi yang besar, akan tetapi telah terlihat adanya tren peningkatan penjualan. Lebih jelasnya hasil penjualan produk disajikan pada grafik berikut

.

Gambar 4. Penjualan Produk Olahan Ikan

Dari gambar 4. terlihat bahwa penjualan produk abon, nugget dan bakso menunjukkan

angka yang relatif lebih tinggi dibanding produk lainnya. Hal ini terjadi karena adanya produk abon, nugget dan bakso digunakan sebagai makanan PMT balita berupa lauk hewani. Hal ini

0.00

200,000.00

400,000.00

600,000.00

800,000.00

1,000,000.00

1,200,000.00

Abon Nugget Bakso Cryspyikan

Ikan Asin Cryspyrumput

laut

Tren Penjualan Produk

April

Mei

Juni

Page 108: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1712

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

ditujukan untuk meningkatkan konsumsi protein hewani balita di Desa Kanigoro (Ngaisyah dan Adiputra, 2019). Kesimpulan

Kegiatan pengabdian masyarakat berupa pemberdayaan PKK untuk peningkatan ekonomi keluarga melalui pengolahan potensi lokal ikan memberikan manfaat dapat meningkatkan ekonomi keluarga. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat dilanjutkan dengan upaya pengembangan pemasaran produk di wilayah pemasaran yang lebih luas dan terus menjaga kontinuitasnya. Ucapan Terima Kasih Kami tim pengabdian masyarakat mengucapkan terima kasih kepada Kemenristekdikti melalui hibah PKM Tahun Anggran 2019, Nomor 090/SP2H/PPM/DRPM/2019, sehingga kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dapat terselesaikan dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Daftar Pustaka IFPRI. 2000. The Life Cycle of Malnutrition : Eradicating Malnutrition and Income Growth.

Washington : International Food Policy Research Institute. Profil Desa Kanigoro, 2018 Ngaisyah, RD, Adiputra, AK. 2018. Pemberdayaan Kader Posyandu untuk Perbaikan Pola

Konsumsi Terhadap Nugget Ikan dan Abon Ikan Sebagai Aternatif Penurunan Stunting Balita di Desa Kanigoro, Saptosari, Gunungkidul.

Ngaisyah, RD, Adiputra, AK. 2019. Pengembangan potensi lokal ikan menjadi nugget dan abon ikan untuk meningkatkan kesejahteraan mesyarakat dan menurunkan angka kejadian stunting di Kanigoro, Saptosari, Gunungkidul. Jounal of Community Empowerment for Health Vol.1 No. 2

.

Page 109: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1713

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Transformasi Gaya Konflik Aktivis Perempuan Dalam Issue Sosial Keagamaan

Surwandono* 1

, Ratih Herningtyas 2

1. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta

2 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta

Program Magister Ilmu Hubungan Internsional, Kampus Terpadu UMY, Geblagan Tamantirto Kasihan

Bantul Yogyakarta

Correspondent author: [email protected]

Abstrak Desa Palpabang Bantul adalah desa yang mengalami transisi sosial, ekonomi, dan keagamaan yang berimplikasi terhadap terganggunya harmoni sosial dalam masyarakat. Pimpinan Ranting Aisyiyah Palbapang Barat, sebagai Ranting Percontohan dalam menjalankan Pedoman Hidup Islami, Muhammadiyah. Artikel ini menjelaskan tentang pengaruh intervensi pengelolaan konflik social keagamaan dalam masyarakat dengan perubahan persepsi gaya konflik aktivis organisasi perempuan berbasis islam di Bantul Yogyakarta.Metode pengabdian masyarakat menggunakan pendekatan konstruktivist dari Peter L Berger, melalui 3 aktivitas utama seperti obyektifikasi, eksternalisasi dan internalisasi. Ketiga aktivitas dilakukan secara kolektif dan interaktif, dan mendesiminasikan modul tata kelola pengelolaan harmoni social yang sudah ditemukan dalam Riset Implementasi Produktif LPDP, guna meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengelola harmoni sosial di tengah situasi kompetitif dalam mengakses sumber-sumber ekonomi, sosial, politik dan budaya dalam masyarakat yang sedang berubah. Hasil intervensi sosial dalam pengabdian menghasilkan perubahan positif dalam membangun gaya konflik dari gaya konflik berbasis zero sum game menjadi gaya konflik ke arah non zero sum game. Kata Kunci: Masyarakat Transisi, Pengelolaan Konflik, Harmoni Sosial, Organisasi Sosial

Keagamaan Pendahuluan

Sebagai masyarakat yang sedang mengalami transisi, di desa Palbapang Barat terjadi sejumlah pergeseran nilai dalam masyarakat. Tata nilai harmoni yang melekat dalam masyarakat agraris sedikit demi sedikit mengalami perubahan.(Rueda, 2008) Tata hidup

masyarakat yang selama ini dipraktikkan yaitu nilai guyup (kebersamaan), rukun (harmoni), agawe

sentosa (menjadi produktif), sedikit banyak mengalami perubahan. Apalagi ditambah dengan derasnya informasi yang terjadi di sekitar masyarakat, hadirnya sejumlah perguruan tinggi di sekitar kecamatan Bantul, memberikan dampak yang serius, baik dalam peningkatan kualitas kesejahteraan ekonomi masyarakat namun juga menimbulkan sejumlah gesekan.

Page 110: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1714

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Hal ini semakin terkonfirmasi dalam survei yang dilakukan oleh MIHI UMY, yang telah melakukan pemetaan indeks konflik masyarakat di seluruh secamatan di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Data emprik menunjukan bahwa indeks konflik sosial keagamaan masyarakat di desa Palbapang Barat, kecamatan Bantul mencapai angka 1. Dalam rentang derajat konflik, score ini bermakna bahwa sudah mulai terjadi eskalasi konflik. Apalagi desa Palbapang Barat, kecamatan Bantul, langsung berbatasan dengan kecamatan Bambanglipuro, dengan indek konflik 1.4, yang memiliki indeks konflik sosial keagamaan nomor 4 terbesar di kabupaten Bantul. Trends konflik sosial keagamaan yang cenderung mengalami pelimpahan

(spill-over) menjadikan wilayah Bantul menjadi daerah yang rawan terjadinya pelimpahan konflik dari daerah yang berdekatan dengannya. (Surwandono, 2017)

Mensikapi kondisi yang rawan tersebut, diperlukan langkah antisipatif agar pelimpahan konflik dari daerah yang berdekatan dengan wilayah desa Palbapang Barat, Kecamatan Bantul dapat disikapi secara proaktif dan produktif. Dengan adanya kegiatan pengabdian ini, dapat dijadikan sebagai deteksi dini, agar wilayah desa Palbapang Barat tetap menjadi desa demokratis yang harmoni.

Langkah selanjutnya yang dilakukan tim pengabdian MIHI UMY adalah mengidentifikasi masalah yang ada pada kedua mitra. Masalah-masalah yang didapatkan pada kedua mitra tersebut selanjutnya digolongkan ke dalam tiga aspek permasalahan,

a. Rendahnya kapasitas organisasi sosial keagamaan untuk menjadi pilar utama dalam membangun tata harmoni sosial dalam masyarakat

b. Rentannya eskalasi konflik dalam masyarakat terkait dengan maraknya perebutan akses sosial, keagamaan, ekonomi, dan politik dalam masyarakat

c. Berkurangnya harmoni sosial dalam masyarakat yang sedang berubah yaitu aspek pengetahuan dan aspek kapasitas dalam pengelolaan konflik.

Langkah selanjutnya adalah memberikan tawaran solusi kepada mitra atas persoalan yang mereka alami. Langkah ini diharapkan dapat menjadi jalan keluar bagi mitra dalam menghadapi persoalan mereka selama ini.

Untuk peningkatan kapasitas akan dilakukan melalui dua aktivitas besar yakni FGD tentang potensi konflik dengan mitra. dan FGD tentang konflik dengan masyarakat pada umumnya

Untuk pencegahan terjadninya eskalasi konflik akan dilakukan melalui dua aktivitas besar yakni: FGD dengan mitra tentang potensi-potensi bagi pencegahan konflik yang melibatkan mitra dan masyarakat. Untuk menciptakan harmoni social akan dilakukan dua aktivitas yakni Pelatihan tentang pengelolaan konflik social, pendampingan pengelolaan konflik sosial.

Partisipasi mitra terhadap program ini adalah ; Memberikan informasi yang riil yang terjadi dalam masyarakat. Informasi ini sangat penting keberadaannya untuk menentukan pilihan intervensi social yang terukur dan akademis, sehingga presisi penyelesaian problem social juga dapat dipertanggungjawabkan. Dan memobilisasi warga masyarakat untuk menghadiri sejumlah aktivitas yang telah direncanakan secara sistematis

Page 111: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1715

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Metode Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat dari program Magister Ilmu Hubungan

Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dengan topik Peningkatan Kapasitas Organisasi Pimpinan Ranting Aisyiyah Palbapang Barat, telah dilaksanakan pada Hari Ahad, 24 Maret 2019, dengan bertempat di masjid Al-Fajar Kadirojo Palbapang Bantul.

Kegiatan pengabdian masyarakat tersebut dihadiri oleh 21 peserta yang terdiri dari Pengurus Harian Pimpinan Ranting Aisyiyah Palbapang Barat sebanyak 8 orang, Guru di sekolah Muhammadiyah (Sutiyono, 2015) dan Aisyiyah (Aryanti, 2015) dalam lingkup kerja desa Palbapang Bantul sebanyak 8 orang, dan anggota Pimpinan Ranting Aisyiyah sebanyak 3 orang, dan pengurus takmir Masjid Al-Fajar sebanyak 2 orang.

A. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan pengabdian dilakukan secara simultan dengan menggunakan berbagai metode

untuk meningkatkan kapasitas Peserta dalam memahami deteksi dini konflik, baik dalam tingkat persepsi, nilai, dan tindakan. Metode pengabdian tersebut terdiri:

Pertama, Assesmen Pre test

Instrumen yang digunakan dalam proses pengukuran keberhasilan pengabdian masyarakat dalam mentransformasikan gaya konflik (B, Napoli, Barile, & Liguori, 2017) berasal dari

Jonamay Lambert dan Selma Myers, 50 Activities for Conflict Resolution: Group Learning and Self

Development Exercises.(Jonamay, Lambert; Selma, 1999) Buku ini menguraikan secara detil tentang assemen konflik secara detil, dan operasional.

Merujuk studi Jonnamy Lambert dan Selma Myers, gaya konflik dapat dibagi ke dalam 4

kategori besar, dengan menggunakan analog perilaku dari hewan: (1) Gaya anjing atau bulldog. Perilaku anjing tatkala bertemu dengan fihak lain yang diasumsikan sebagai musuh cenderung

menggunakan gaya menyerang (confrontation). Perilaku ini sebagai gejala alamiah dari anjing. Bahwa dengan gaya menyerang tersebut sebagai bagian dari strategi untuk mempertahankan diri.

(2) Gaya bunglon atau Chamellon. Perilaku bunglon tatkala bertemu dengan fihak yang dianggap membahayakan diri, maka bunglon cenderung akan melakukan adaptasi atau penyesuaian kulit serupa dengan sesuatu yang melekat di sekitarnya. Bahwa dengan dengan gaya adaptasi tersebut, membuat kepentingan seseorang akan bisa diterima di mana saja, asal kita bersedia menyesuaikan diri.

(3) Gaya kelinci atau rabbit. Perilaku kelinci tatkala bertemu dengan siapa saja yang dianggap akan membahayakan kepentingan dan eksistensinya cenderung akan menghindar atau melarikan diri. Bahwa dengan melarikan diri dari konflik adalah cara yang paling efektif agar kepentingannya dapat terlindungi.

(4) Gaya lebah atau bee. Perilaku lebah dalam berkonflik tersimulasi dalam komunitas lebah yang memperebutkan pembuahan terhadap seekor Ratu Lebah. Para lebah bekerja melakukan

Page 112: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1716

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

aktivitas kerjasama dalam bentuk perilaku untuk melakukan antrian secara tertib, agar proses berkomunitas dalam masyarakat lebah dapat berjalan dengan terartur.

Instrumen dari Lambert dan Myers, yang sebelumnya berbahasa Inggris, kemudian ditranslate untuk kepentingan mempermudah pemahaman. Dan dalam praktek di lapangan pengabdian, perlu juga dituturkan dengan Lisan agar peserta dapat memahami 23 pernyataan yang disusun oleh Lambert and Myrers.(Jonamay, Lambert; Selma, 1999) Kedua, Assesmen Tutorial dan ceramah

Asessmen tutorial tentang deteksi dini konflik dilakukan dengan penyiapan materi dalam

format power point, dan kemudian didisplaykan menggunakan LCD untuk mempermudah pemahaman para peserta memahami apa itu konflik, mengapa konflik terjadi, bagaimana eskalasi konflik, bagaimana gaya konflik, dan resiko-resiko dalam masyarakat jika terjadi konflik.

Gambar 1. Ceramah

Ketiga, Assesmen Tanya Jawab

Tanya jawab dilakukan untuk melakukan pendalaman terhadap sejumlah materi yang belum dapat difahami secara jelas oleh peserta. Dengan Tanya jawab diharapkan pemahaman terhadap materi pengabdian dapat tertransfer secara efektif dan efisien.

Page 113: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1717

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 2

Peserta Bertanya Keempat, Assesmen Simulasi dan Permainan

Assesmen permainan dilakukan melalui permainan Kerbau Air. Permainan kerbau air ini dibuat pertama kali oleh Basri Sulaiman, salah seorang motivator , dan kemudian diadaptasi oleh Surwandono dalam buku Resolusi Konflik di Dunia Islam. Materi permainan merupakan model pengalaman berstruktur, yakni mengajak para peserta seperti sedang menjalani proses social secara riil dan alamiah.

Terdapat 3 kelompok suku yang berada di pedalaman Amerika Latin yang saling memperebutkan Kerbau Air. Kerbau ini memiliki banyak khasiat untuk penyembuhan penyakit khusus. Namun semakin hari jumlah Kerbau Air semakin berkurang, bahkan sekarang ini hanya tinggal 1 ekor yang dimiliki oleh Kepala Suku Igungi. Kerbau ini pernah akan dijual oleh Kepala Suku Ingungi karena Sang Istri Kepala Suku sangat cemburu dengan kecintaan Kepala Suku Igungi terhadap Kerbaunya dengan harga 1 Milyard US$.

Namun bersamaan dengan itu, ada kabar bahwa Kepala Suku India sedang sakit Keras. Ada sebuah informasi bahwa penyakit kepala Suku India akan bisa sembuh jika mengkonsumsi Hati Kerbau Air. Di sisi yang lain terdapat berita pula bahwa Istri Kepala Suku Abombo sedang hamil dan “nyidam” untuk makan Hati Kerbau Air. Sang istri kemudian mengancam kepala Suku Abombo jika tidak mendapatkan Hati Kerbau Air, maka ia akan bunuh diri.

Maka berangkatlah utusan dari 2 kepala suku tersebut dengan membawa uang 1 milyar US$. Mengetahui hati kerbau air tersebut sangat dibutuhkan maka Kepala Suku Igunggi menaikan harga kerbau air menjadi 7 milyar. Sebuah angka yang tidak mungkin dipenuhi oleh kedua Suku tersebut. Namun terdapat kabar bahwa Kerbau Air sakit, jika hati kerbau air dimakan justru akan membuat orang yang memakannya akan mati. Yang berarti ketiga suku akan menghadapi kerugian bersama.

Page 114: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1718

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Ada seorang “Dukun” berjanji mau mengobati Kerbau Air, namun dengan meminta imbalan 3 milyar. Sehingga harga kerbau air ditambah dengan biaya pengobatan mencapai angka 10 milyar. Ketiga kepala suku akhirnya mengalami kesulitan untuk menentukan sikap antara pilihan untuk berperang atau berdamai. Berperang bagi suku India dan Abombo akan menguntungkan karena hanya perlu membayar 3 Milyar pada Dukun saja, tapi Keduanya juga Pasti akan berebut Hati Kerbau Air. Di sisi lain, Suku Igunggi jika terus menawarkan dengan harga Tinggi akan diserang oleh Dua suku, tapi jika mengikuti tuntutan harga, suku Igunggi akan merugi. Apa yang akan anda pilih: Perang atau Damai?

Setelah materi disampaikan untuk dipelajari maka permainan Kerbau Air dijalankan dengan aturan main sebagai berikut:

Tahap I: Jika 1 kartu damai, 2 kartu perang (damai dapat 1, perang dapat 2) Jika 1 kartu perang, 2 kartu damai (damai dapat 2, perang dapat 1) Jika semua kartu perang, semua dapat –1 Jika semua Kartu Damai, semua dapat 1 Tahap II Jika 1 kartu damai, 2 kartu perang (damai dapat 1, perang dapat 2) Jika 1 kartu perang, 2 kartu damai (damai dapat 2, perang dapat 1) Jika semua kartu perang, semua dapat –1 Jika semua Kartu Damai, semua dapat 1 Tahap III Jika 1 kartu damai, 2 kartu perang (damai dapat 3, perang dapat -3) Jika 1 kartu perang, 2 kartu damai (damai dapat -1, perang dapat 3) Jika semua kartu perang, semua dapat –3 Jika semua Kartu Damai, semua dapat 1 Tahap IV (diadakan Negosiasi dgn meminta bantuan pihak ke 3) Jika 1 kartu damai, 2 kartu perang (damai dapat 3, perang dapat -3) Jika 1 kartu perang, 2 kartu damai (damai dapat -1, perang dapat 3) Jika semua kartu perang, semua dapat –3 Jika semua Kartu Damai, semua dapat 1 Tahap V Jika 1 kartu damai, 2 kartu perang (damai dapat 1, perang dapat 2) Jika 1 kartu perang, 2 kartu damai (damai dapat 2, perang dapat 1) Jika semua kartu perang, semua dapat –1 Jika semua Kartu Damai, semua dapat 1 Tahap VI (dengan negosiasi) Jika 1 kartu damai, 2 kartu perang (damai dapat 4, perang dapat -4) Jika 1 kartu perang, 2 kartu damai (damai dapat 1, perang dapat -1) Jika semua kartu perang, semua dapat –1

Page 115: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1719

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Jika semua Kartu Damai, semua dapat 2 Tahap VII (tanpa diadakan Negosiasi dgn melibatkan fihak ke 3) Jika 1 kartu damai, 2 kartu perang (damai dapat 4, perang dapat -4) Jika 1 kartu perang, 2 kartu damai (damai dapat -1, perang dapat 1) Jika semua kartu perang, semua dapat –1 Jika semua Kartu Damai, semua dapat 2

Total score mencerminkan orientasi dari berkonflik seseorang, apakah cenderung win-

win conflit, atau dikenal dengan non zero sum conflict, di mana hasil akhir yang diperoleh adalah score positif, ataukah cenderung win-lose conflict atau dikenal dengan zero sum conflict, di mana hasil akhir menunjukan score negative dan positif.(E. E. Kaufman, 2015)

Kelima, Asessmen Pendinginan

Assesmen pendinginan konflik dilakukan dengan melakukan internalisasi nilai tata kelola konflik menurut pandangan Al-Quran, dengan melakukan pembacaan bersama-sama Surat Al-Hujurat dari ayar 1 sampai 18, dan kemudian disampaikan penjelasan tafsir ayat per ayat secara singkat.

Gambar 3

Pembacaan Ayat Al-Quran

Keenam, Assesmen Post Test Post test dilakukan dengan menggunakan instrument yang sama dengan Pres Test. Dengan

pola ini akan dapat diperoleh informasi apakah proses intervensi pengabdian dapat mengubah perilaku peserta dalam pengelolaan konflik.

Page 116: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1720

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Hasil dan Pembahasan Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukan perubahan yang cukup berarti. Hal ini tercermin

dalam pelaksanaan permainan Hikayat Kerbau Air, para peserta dengan antusiias memainkan permainan tersebut seperti mengalami sendiri dalam situasi yang riil. Hasil dari permainan Kerbau Air tersebut tercermin dalam tabel berikut:

No Tahap Nama Suku

Abombo Score Igunggi Score India Score

1 Pertama p 2 P 2 d 1

2 Kedua p 1 D 2 d 2

3 Ketiga d 3 P -3 p -3

4 Keempat d -1 D -1 p 3

5 Kelima d 1 P 2 p 2

6 Keenam p -4 D 4 p -4

7 Ketujuh p 2 P 2 p 2

Total 4 8 3

Tabel 1 Hasil Permainan Hikayat Kerbau Air

Dari tabel 2 tersebut tercermin bahwa pola relasional dalam berkonflik para pengurus,

pengelola amal usaha, dan aktivis Aisyiyah di lingkungan Pimpinan Ranting Aisyiyah

Palbapang Barat menunjukan pola manajemen konflik yang bersifat non zero sum conflict, atau

win win conflict. Artinya konflik justru dipergunakan secara positif, untuk mendinamisir diri, dan bukan untuk dihindari secara absolut. Jika memang terjadi konflik maka harus dirumuskan bagaimana proses penyelesaian konflik secara bijak, dan tidak menimbulkan ekses iritatif berupa menang dan kalah.(S. J. Kaufman, 2000)

Demikian pula dalam hasil pengukuran pre test dan post, terdapat hasil yang cukup memuaskan. Sebagaimana tercermin dalam diagram berikut:

Page 117: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1721

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Diagram 1

Gaya Konflik Peserta Dalam Pre Test Dari gambaran diagram ini tercermin bahwa ada kecenderungan besar, bahwa masyarakat

di PRA Palbapang Barat cenderung melihat konflik sebagai sesuatu yang menakutkan. Di mana ada terdapat 27% peserta cenderung menerapkan gaya konflik dengan gaya Kelinci, dengan sifat untuk mengalah dan tidak mau terjadi konflik. Hal ini linier dengan gaya konflik konfrontatif yang hanya menempati 17%, selisih sampai 10%. Konflik senantiasa dipersepsi sebagai hal yang buruk dan merusak, bahkan perilaku “ngotot” dalam berkonflik diasumsikan sebagai perilaku yang tidak sopan dan tidak mencerminkan nilai dari masyarakat Ketimuran. Sedangkan dalam konteks tertentu, konflik tidak selamanya merusak tata harmoni bermasyarakat, atau bahkan justru dengan konflik dalam bentuk kompetisi yang ketat justru akan membangkitkan kreativitas yang produktif untuk menemukan formula dan gagasan baru untuk perbaikan dari masyarakat.

Diagram 1

Gaya Konflik Peserta Dalam Pre Test

Avoidance27%

Adaptation25%

Confrontation19%

Cooperation29%

Pre Test

Avoidance Adaptation Confrontation Cooperation

Avoidance27%

Adaptation25%

Confrontation20%

Cooperation28%

Post Test

Avoidance Adaptation Confrontation Cooperation

Page 118: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1722

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Dari diagram 3 ini tercermin bahwa ada perubahan cukup besar dalam gaya berkonflik Cooperation dan Confrontation, di mana peserta sudah dapat membedakan Gaya Konflik Konfrontasi namun dalam koridior etika hokum dan agama, maupun gaya konflik berbasis kooperasi. Kapan bekerjasama yang relevan, dan kapan kerjasama menjadi kurang relevan karena terkait dengan kerjasama dalam issue keburukan dan permusuhan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa gaya konflik adaptasi dan avoidance relative tidak banyak berubah. Hal ini dapat dimaklumi karena tipologi masyarakat desa (Lay, 2017) Kadirojo Palbapang Bantul terkategorikan sebagai penduduk agragris, yang memiliki karakter untuk membangun harmoni secara alamiah.

Tabel 2 Perbandingan Perubahan Gaya Konflik

Dari tabel berikut semanjadi semakin jelas, bahwa yang mengalami perubahan adalah gaya

Konfrontasi, yang mengalami kenaikan 1%, sedangkan hanya kooperasi mengalami penurunan 1%. Sedangkan hanya avoidance dan adaptation tetap dalam posisi normal. Kesimpulan

Pengabdian kepada Masyarakat dengan tema Membangun Harmoni Sosial dalam masyarakat konflik transisional perlu dilakukan secara berkesinambungan, dan sistematis. Metode untuk peningkatan kapasitas masyarakat dalam mengelola konflik perlu dikembangkan secara variatif dan dapat diaplikasikan. Peningkatan kapasitas masyarakat dalam mengelola konflik social keagamaan berbanding lurus dengan semakin kesiapan masyarakat, dan khususnya persyarikatan Muhammadiyah dalam menghadapi gelombang disrupsi informasi yang selama ini telah melahirkan sejumlah konflik social dalam masyarakat. Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih kepada LP3M UMY yang telah memberikan pendanaan dalam pelaksanaan pengabdian, juga kepada pengurus dan aktivis PRA Palbapang Barat yang telah berpartisipasi. Kepada dr. Novarina yang telah menjadi narahubung dalam pengkoordinasian dan pelaksanaan pengabdian pada masyarakat.

Gaya Konflik Pre

Tests Post Test

Avoidance 27% 27%

Adaptation 25% 25%

Confrontattion 19% 20%

Cooperation 29% 28% 100% 100%

Page 119: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1723

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Daftar Pustaka Aryanti, Tutin, ‘Branding the Islamic Village: Modesty and Identity in Yogyakarta Kauman

Village, Indonesia’, Procedia - Social and Behavioral Sciences, 184 (2015), 126–34 <https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.05.070>

B, Silvia Rossi, Claudia Di Napoli, Francesco Barile, and Luca Liguori, ‘Conflict Resolution in Decision Making’, 10238 (2017), 134–48 <https://doi.org/10.1007/978-3-319-57285-7>

Jonamay, Lambert; Selma, Myers, 50 Activities for Conflict Resolution (Massachusetts: HRD Press, 1999)

Kaufman, Edy Edward, ‘Johan Galtung: Pioneer of Peace Research’, Journal of Peacebuilding & Development, 10 (2015), 104–6 <https://doi.org/10.1080/15423166.2015.1007806>

Kaufman, S. J., ‘Peace Building and Conflict Resolution’, in Livinf Together after Ethnic Killing: Debating the Kaufmann Hypothesis, 2000, pp. 1–24

Lay, Cornelis, ‘Political Linkages between CSOs and Parliament in Indonesia: A Case Study of Political Linkages in Drafting the Aceh Governance Law’, Asian Journal of Political Science, 25 (2017), 130–50 <https://doi.org/10.1080/02185377.2017.1297243>

Rueda, David, ‘Social Democracy Inside Out’, Social Democracy Inside Out, 2008 <https://doi.org/10.1093/acprof:oso/9780199216352.001.0001>

Surwandono, Laporan Penelitian Pelembagaan Pengelolaan Konflik Sosial Keagamaan Dalam Membangun Harmoni Sosial Keagamaan Di Yogyakarta, 2017

Sutiyono, Sutiyono, ‘Social Traditions and the Islamic Purification Movement in Indonesia’, Mediterranean Journal of Social Sciences, 6 (2015), 251–59 <https://doi.org/10.5901/mjss.2015.v6n2s1p251>

Page 120: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1724

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pemberdayaan Kwt Pendopo Melalui Pembuatan Pupuk NPK Organik Tinggi Nutrisi

Mulyono1

, Taufiq Hidayat2

1,2. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Jl. Brawijaya, tamantirto,kasihan, Bantul, Yogyakarta

Email: [email protected]

Abstrak

Pupuk NPK telah menjadi kebutuhan dasar dalam budidaya pertanian, namun ketersediaan dan gejolah harga yang timbul serta dampak negative bagi linkungan mendesak penggunaan pupuk organik yang mampu mengimbangi nutrisi pada pupuk NPK komersial. Pupuk NPK organik ini dibentuk dari perpaduan limbah tulang sapi dari rumah makan, limbah darah dari tempat pemotongan hewan, dan sabut kelapa yang banyak diperoleh dari sekitar Desa Kranggan. Tujuan dari pengabdian ini adalah memberikan memberikan pemahaman serta keterampilan bagi anggota KWT Pendopo dalam pemanfaatan limbah tulang, sabut kelapa dan darah sebagai sumber pupuk kaya Nitrogen, Fosfor dan Kalium. Pembuatan pupuk NPK organik berbahan tulang sapi, darah hewan dan sabut kelapa telah mampu mengatasi permasalahan limbah tersebut di desa Kranggan. Penggunaan pupuk NPK organik pada tanaman cabai mampu meningkatkan ekonomi petani melalui pengurangan belanja pupuk. Kata Kunci: Darah Ternak, Sabut Kelapa, dan Tepung Tulang. Pendahuluan

Sebagian besar penduduk di Kecamatan Galur menggantungkan hidupnya sebagai petani yang mengelola total lahan seluas 167.98 ha atau 70.35% dari total wilayah (BPS-Kulonprogo 2018). Kelompok Wanita Tani (KWT) Pendopo beroperasi di Desa Kranggan, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo. Desa Kranggan sendiri telah ditetapkan sebagai Pusat studi dan pengembangan desa Sehat-Mandiri-Sejahtera (SMS) oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sejak tahun 2013. Desa yang Sehat, Mandiri dan Sejahtera hanya akan terwujud melalui pengaplikasian sistem pertanian terpadu. Sistem ini diharapkan mampu mensuplai sumber pangan yang sehat serta mandiri bagi masyarakat desa sehingga kehidupan yang sejahtera dapat terwujud. Semenjak ditetapkan sebagai Desa SMS, KWT Pendopo telah memperoleh berbagai macam bentuk pelatihan diantaranya adalah pembuatan kompos, Teknik budidaya modern menggunakan hidroponik dan vertikultur, budidaya tanaman obat, budidaya tanaman sayuran, pembuatan mikroorganisme lokal dan budidaya padi secara SRI.

Masalah yang dihadapi oleh KWT pendopo saat ini adalah asupan bahan organik yang masih dirasakan kurang mengingat terbatasnya jumlah ternak yang dimiliki warga. Sebagai ilustrasi untuk bertanam cabai 1 hektar lahan membutuhkan asupan unsur hara Nitrogen sebesar 370 Kg/ha atau setara dengan 804 kg urea (Pusat Penelitian dan Pengembangan

Page 121: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1725

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Hortikultura n.d.), jika digunakan pupuk kandang yang memiliki kandungan Nitrogen sebesar 1.5 % maka dibutuhkan sebesar 25 ton/ha. Jumlah tersebut tergolong sangat besar jika harus dicukupi melalui pemanfaatan limbah pertanian dan peternakan.

Masalah ini dapat diatasi melalui pemberian bahan organik dengan kadar nutrisi tinggi seperti tulang, sabut kelapa dan darah. Tulang sapi mengandung 58,30% Ca3(PO4)2; 7,07% CaCO3; 2,09% Mg3(PO4)2; 1,96% CaF2 dan 4,62% kolagen. Secara kimia abu tulang terdiri dari oksida logam berupa 55,82% CaO; 42,39% P2O5; 1,40% MgO; 0,43% CO2; 0,09% SiO2; 0,08% Fe2O3 dan 0,06% Al2O3 (Permitasari, 2008). Sabut Kelapa Mengandung K sebesar 21.87%. Tulang dapat diperoleh melalui pedagang sate, bakso ataupun pasar yang banyak tersebar di wilayah Kranggan. Sabut Kelapa dapat diperoleh dari buah kelapa yang tidak dipanen dan dibiarkan berserakan, pasar ataupun pedagang es kelapa.

Kendala dalam pemanfaatan limbah tulang dan sabut kelapa sebagai pupuk adalah waktu dekomposisi yang sangat lama. Sedangkan untuk darah kelemahnnya adalah aroma amis yang sangat menyengat. Aplikasi langsung ke tanaman secara langsung memiliki dampak yang tidak baik bagi pertumbuhan tanaman maupun bagi lingkungan. Tulang, sabut kelapa dan darah harus diolah melalui metode khusus. Kegiatan yang kami lakukan bertujuan memberikan pemahaman serta keterampilan bagi anggota KWT Pendopo dalam pemanfaatan limbah tulang, sabut kelapa dan darah sebagai sumber pupuk kaya Nitrogen, Fosfor dan Kalium.

Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan berupa pelatihan yang bertujuan untuk menghasilkan keterampilan dalam mengelola limbah tulang, sabut kelapa dan darah. Untuk melihat tingkat

keberhasilan digunakan paired sample t-test untuk melihat adanya perbedaan antara sebelum dan setelah diadakan pelatihan. Peserta pelatihan berjumlah 23 orang yang keseluruhan merupakan anggota dari KWT Pendopo.

Kegiatan dimulai dari identifikasi awal tingkat kepemahaman peserta mengenai penggunaan limbah sebagai pupuk tanaman, test dilakukan melalui tes tertulis dengan jumlah soal sebanyak 10 soal. Setelah pretest dilakukan sosialisasi pembuatan pupuk dari tulang, darah dan sabut kelapa. Kegiatan selanjutnya merupakan pembuatan pupuk tersebut, kegiatan dibagi menjadi 3 tahap yaitu tahap pembakaran dan pencampuran, tahap pengeringan dan tahap aplikasi. Tahap pembakaran dimulai dari membakar tulang dan sabut sekam sehingga diperoleh abu tulang dan abu sabut kelapa. Abu tulang selanjutnya digiling hingga terbentuk tepung tulang. Tepung tulang dan tepung abu sabut kelapa kemudian dicampur dengan darah segar hingga terbentuk pupuk basah. Pupuk basah dijemur dalam kondisi kering angin. Setelah itu diaplikasikan ke tanaman cabai sebagai pupuk dasar. Monitoring dan evaluasi dilakukan satu bulan setelah aplikasi untuk melihat kondisi tanaman cabai yang telah dibandingkan dengan penggunaan pupuk komersial.

Page 122: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1726

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Alat pembakaran yang digunakan dalam pelatihan ini bersifat hasil karya modifikasi. Alat pembakaran terdiri dari tiga bagian yaitu drum yang dibelah dua dan dipotong bagian bawah sebagai ventelasi, sekat pembakaran terbentuk dari rangkaian besi saling melintang untuk memisahkan bagian abu dari bagian kasar, dan bagian blower sentrifugal sebagai alat pemasok aliran udara. Hasil dan Pembahasan

Hasil t-test kepemahaman peserta mengenai pemahaman limbah sebagai pupuk di awal dan akhir kegiatan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (sig 2-tailed = 0.0018). Pada awal pertemuan, angota KWT Pendopo hanya memiliki kepemahaman sebesar 51% tentang pupuk yang bersumber dari limbah namun pada akhir pertemuan seluruh peserta mampu menjawab semua pertanyaan dengan benar (table 1). Metode peran serta dalam bentuk pelatihan bukan hanya dapat meningkatkan keterampilan namun juga meningkatkan kepemahaman peserta, hal ini sesuai dengan teori experiental learning yang menyatakan bahwa metode pelatihan merupakan metode yang paling efektif dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuan (Kolb, 1984).

Tabel 1. Hasil Pretest dan Postest

Soal Tingkat

Kepemahaman (%) Pretest Postest

Pengertian pupuk 100 100 Pembagian pupuk organik dan anorganik 93.75 100 pembuatan pupuk anorganik 18.75 100 pengertian pupuk organik 81.25 100 kelebihan pupuk organik 75 100 Sumber Pupuk

1. daun kacang 12.5 100 2. tulang hewan 25 100 3. abu kayu 37.5 100 4. darah hewan 31.25 100 5. sabut kelapa 31.25 100

Sumber: dokumen penulis Masyarakat Kranggan selama ini tidak memanfaatkan limbah dalam bentuk darah,

tulang, dan sabut kelapa. Darah dihasilkan oleh rumah potong hewan, tulang dari berbagai rumah makan, dan sabut kelapa dari pedagang kelapa muda ataupun dari pasar. Limbah darah hewan ternak selama ini langsung dibuang ke sungai atau aliran air selokan sehingga menjadi

Page 123: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1727

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

cemaran pada sistem perairan. Kandungan lemak dan protein pada darah yang tinggi mengakibatkan darah yang dibuang disungai menghasilkan aroma yang tidak sedap, selain itu limbah tersebut memungkinkan dapat membawa atau sebagai vektor perkembangan penyakit bagi manusia. Tulang hewan selama ini dibuang begitu saja, padahal tulang yang dibuang memiliki waktu dekomposisi yang sangat lama. Sabut kelapa dapat dijadikan sebagai bahan bakar tungku sederhana yang biasa ditemukan di wilayah pedesaan namun abu yang dihasilkan dalam proses pembakaran belum dapat dimanfaatkan sepenuhnya. Ketiga limbah tersebut kaya akan sumber hara untuk tanaman. Kandungan abu tulang sapi mengandung 53% CaO dan 42% P2O5 (Bahrololoom et al. 2009). Darah sapi mengandung 12.18% N2, 28% P2O5, dan 0.15% K2O (Lianis, et. al., 2017). Sabut kelapa mengandung 20-30% K2O dan 2% P2O5 (Maesaroh, et.al., 2014).

Gambar 2. Langkah pembuatan pupuk NPK organikTinggi nutrisi

Sumber: dokumen penulis

Limbah sabut kelapa dibakar sehingga menghasilkan abu berwarna hitam dan putih.

Limbah tulang sapi dibakar dan diperoleh abu tulang berwarna putih yang kemudian dimasukkan ke dalam mesin penepung untuk mendapatkan tepung tulang sapi. Setelah itu. Abu sabut kelapa, tepung abu tulang sapi dan darah dicampurkan dengan perbandingan 50% sabut kelapa, 50% tepung abu tulang kelapa dan darah secukupnya. Kriteria darah secukupnya adalah ketika warna tepung telah basah semua namun tidak ada gumpalan darah yang terlihat.

Peserta pelatihan sangat antusias mengikuti kegiatan, hanya saja saat darah segar digunakan sebagai bahan pupuk hanya ada tiga peserta yang memiliki keberanian dalam

Page 124: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1728

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

mencampur semua bahan. Aroma darah yang menyengat menjadikan sebagian besar peserta menjauh. Namun, setelah pupuk dikeringanginkan selama tujuh hari aroma darah yang ada hilang dan pupuk memiliki aroma seperti tanah. Pupuk yang dihasilkan memiliki warna coklat kehitaman dengan pH 7.

Kesimpulan

Pembuatan pupuk NPK organik berbahan tulang sapi, darah hewan dan sabut kelapa telah mampu mengatasi permasalahan limbah tersebut di desa Kranggan. Penggunaan pupuk NPK organik pada tanaman cabai mampu meningkatkan ekonomi petani melalui pengurangan belanja pupuk Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kepada Lembaga Penelitian, Publikasi, Dan Pengabdian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan hibah pengabdian kepada Masyarakat dengan no SK 2816/SK-LP3M/I/2019 Tahun Akademik 2018/2019. Terima kasih juga dihaturkan kepada Ibu Tusriyani selaku ketua KWT Pendopo yang telah memberikan kerjasama terbaiknya. Daftar Pustaka Bahrololoom, ME, M Javidi, S Javadpour, and J. Ceram. 2009. “Characterisation of Natural

Hydroxyapatite Extracted from Bovine Cortical Bone Ash.” journal of ceramic processing

research 10(2): 129–38. http://jcpr.kbs-lab.co.kr/file/JCPR_vol.10_2009/JCPR10-2/Vol.10,No.2,pp.129~138_2009.pdf (April 25, 2019).

BPS-Kulonprogo. 2018. Kabupaten Kulonprogo Dalam Angka. Yogyakarta: PT Solo Grafika Utama.

Kolb, David. A., 1984. Experiential Learning: Experiece as the source of Learning and Development. Pearson FT Press. New Jersey, United Stated. 416p

Perwitasari, D.C. 2008. Hidrolisis Tulang Sapi Menggunakan HCl Untuk Pembuatan Gelatin. Makalah Seminar Nasional Soebardjo Brotohardjono

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. “Pupuk Dan Pemupukan Pada Budidaya Cabai.” : 29. http://hortikultura.litbang.pertanian.go.id/Modul PTT/Cabai/Pupuk dan pemupukan pada budidaya cabai.pdf.

Page 125: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1729

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Kelembagaan Kelompok Wanita Tani Di Dusun Soka Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul Daerah

Istimewa Yogyakarta

Sriyadi

(1)

, Jazaul Ikhsan(2)

(1)Program Studi Agribisnis Fak Pertanian UMY,

(2)Program Studi Teknik Sipil Fak Teknik UMY

Jl. Brawijaya, Tamantirto, Kasihan, Bantul,Yogyakarta

Email : [email protected]

Abstrak

Dusun Soka terletak di Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul. Dusun ini terdiri dari 6 RT dan 300 Kepala Keluarga. Dusun Soka dipimpin oleh seorang kepala dusun yang dalam membangun pedukuhannya didukung Kelompok Kegiatan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (POKGIAT LPMD), Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Tingkat Pedukuhan (PKK Dusun), Karang Taruna, Kelompok Tani, Kelompok Wanita Tani, Posyandu Anak, Posyandu Lansia, dan juga Takmir Masjid. Mata pencaharian penduduk Dusun Soka, sebagian besar dari mereka merupakan petani. Di urutan kedua perekonomian DusunSoka disokong oleh penduduk yang bermata pencaharian sebagai buruh. Selebihnya penduduk Dusun Soka berprofesi sebagai wiraswasta seperti pedagang dan pengrajin. Dan beberapa menjadi Pegawai Negeri Sipil. Berdasarkan pemetaan secara partisipatif dengan masyarakat permasalahan yang dihadapi adalah belum terdapatnya Kelompok Wanita Tani pada hal sebagian besar ibu-ibu terlibat pada usahatani. Solusi yang ditawarkan adalah pembentukan Kelompok Wanita Tani (KWT) beserta fasilitasnya, pelatihan manajemen Organisasi Kelompok Wanita Tani beserta pendampingannya, pelatihan manajemen administrasi Organisasi Kelompok Wanita Tani beserta pendampingannya, pelatihan manajemen keuangan Organisasi Kelompok Wanita Tani beserta pendampingannya, pelatihan pembuatan pupuk kompos beserta pendampingannya, dan pembagian dan penanaman buah-buahan di pekarangan masyarakat di Dusun Soka Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul DIY. Hasil pengabdian menunjukkan terbentuknya Kelompok Wanita Tani (KWT) ‘Soka Makmur”, pelatihan manajemen Organisasi, pelatihan manajemen administrasi, pelatihan manajemen keuangan, pelatihan pembuatan pupuk kompos, pembagian dan penanaman buah-buahan di pekarangan masyarakat terlaksana dengan baik. Perlu pendampingan oleh pemerintah dan perguruan tinggi yang berkesinambungan demi berhasilnya program Kelompok Wanita Tani (KWT) Soka Makmur. Kata kunci : kelembagaan, kelompok tani, dan organisasi

Pendahuluan

Dusun Soka merupakan satu dari 16 Dusun ( Dusun Dukuh, Dusun Nambangan, Dusun Pentung, Dusun Darmojurang, Dusun Boboktempel, Dusun Geger, Dusun Soka, Dusun

Page 126: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1730

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Karangasem, Dusun Ngentak, Dusun Biro, Dusun Kalipakem, Dusun Blali, Dusun Ngreco, Dusun Poyahan, Dusun Jelapan, dan Dusun Kalinampu) yang ada di Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Dusun Soka, Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari 6 Rukun Tetangga (6 RT), 300 Kepala Keluarga.

Dusun Soka dipimpin oleh seorang kepala dukuh yang dalam membangun pedukuhannya didukung Kelompok Kegiatan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (POKGIAT LPMD) dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Tingkat Pedukuhan (PKK Dusun). Selain Kelompok Kegiatan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (POKGIAT LPMD) dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Tingkat Pedukuhan (PKK Dusun) dalam pembangunan pemerintahan Dusun Soka juga didukung organisasi yang ada dalam masyarakat. Organisasi tersebut adalah Karang Taruna, Kelompok Tani, Kelompok Wanita Tani, Posyandu Anak, Posyandu Lansia, dan juga Takmir Masjid.

Total penduduk yang tinggal di Dusun Soka sebanyak 300 Kepala Keluarga dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 475 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 500 jiwa. Sehingga total jumlah penduduk secara keseluruhan di Dusun Soka adalah 975 jiwa.

Mata pencaharian penduduk Dusun Soka, sebagian besar dari mereka merupakan petani. Di urutan kedua perekonomian Dusun Soka disokong oleh penduduk yang bermata pencaharian sebagai buruh. Selebihnya penduduk Dusun Soka berprofesi sebagai wiraswasta seperti pedagang, pengrajin dan beberapa menjadi Pegawai Negeri Sipil. Salah satu usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah dengan pengelolaan usahatani secara baik dan intensif. Agar pengelolaan usahatani lebih baik lagi salah satunya adalah perlu adanya Kelompok Tani khususnya Kelompok Wanita Tani serta penguatan kelembagaannya, sehingga informasi dan teknologi pertanian tersampaikan kepada petani.

Kelompok tani diartikan sebagai kumpulan petani yang terikat secara informal atas dasar kepentingan dan keserasian bersama usaha tani. Kementerian Pertanian mendefinisikan kelompok tani sebagai kelompok petani/ peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. (https:// kelembagaan das. Word press.com/ kelembagaan-petani/peraturan-menteri-pertanian.htm).

Pada dasarnya pengertian kelompok tani tidak dapat dilepaskan dari pengertian kelompok itu sendiri. Mulyana (2000) menjelaskan kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk tercapainya tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, serta memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok Tani menurut Mardikanto (1993) diartikan sebagai : “Kumpulan orang-orang tani atau yang terdiri dari petani dewasa (pria atau wanita) maupun petani taruna (pemuda atau pemudi) yang terikat secara formal dalam suatu wilayah keluarga atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani.

Page 127: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1731

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Kelompok pada dasarnya adalah gabungan dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama, dimana interaksi yang terjadi bersifat tetap dan juga memiliki struktur tertentu. Johnson dan Johnson (2012) mendefinisikan kelompok adalah himpunan dua individu atau lebihyang berinteraksi melalui tatap muka, dan masing-masing menyadari peran keanggotaannya dalam kelompok, masing-masing menyadari keberadaan anggota kelompok lainnya, masing-masing menyadari saling ketergantungan secara positif dalam mencapai tujuan.

Winardi (2003) mengemukakan bahwa yang menjadi ciri-ciri suatu kelompok adalah : 1. Adainteraksi antar anggota yang berlangsung secara kontinyu untuk waktu yang lama; 2. Setiap anggota menyadari bahwa mereka merupakanbagian dari kelompok, dan sebaliknya kelompok mengakuinya sebagai anggota; 3. Adanya kesepakatan bersama antar anggota mengenai norma-normayang berlaku, nilai-nilai yang dianut dan tujuan atau kepentingan yang akan dicapai; 4. Adanya struktur dalam kelompok, sehingga setiapanggota mengetahui adanya hubungan antar peranan, norma tugas, hakdan kewajiban yang semuanya tumbuh di dalam kelompok.

Suhardiyono (1992) menyatakan untuk meningkatkan dinamika kelompoktani harus dikembangkan sepuluh jenis kemampuan kelompok tani yang disebut dengan sepuluh jurus kemampuan kelompok tani yang terdiri atas: a) menyusun rencana kerja kelompok tani, b) kerja sama intern kelompok tani, c) menerapkan teknologi baru, d) memecahkan masalah kelompok serta mengatasi kondisi darurat, e) pemupukan modal usaha, f) kemampuan mengembangkan peralatan dan fasilitas kelompok, g) menjalin hubungan melembaga dengan KUD, prosesor, perbankan dan instansi terkait, h) peningkatan produktivitas usaha tani, i) ketaatan atas perjanjian, j) membina kader pimpinan kelompok.

Kelompok Wanita Tani adalah kumpulan yang terdiri dari dua orang (wanita atau perempuan) atau lebih individu, dan kehadiran masing-masing individu mempunyai arti serta nilai bagi orang lain dan ada dalam situasi saling mempengaruhi (Kartini, 2009).

Berdasarkan pemetaan secara partisipatif dengan masyarakat, permasalahan yang dihadapi masyarakat di Dusun Soka Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta adalah belum terdapatnya Kelompok Wanita Tani (KWT).

Masalah yang dihadapi oleh masyarakat akan diselesaikan dengan pembentukan, pelatihan, fasilitasi dan pendampingan berupa :

1. Pembentukan Kelompok Wanita Tani (KWT) beserta fasilitasnya. 2. Pelatihan manajemen Organisasi Kelompok Wanita Tani beserta pendampingannya 3. Pelatihan manajemen administrasi Organisasi Kelompok Wanita Tani beserta

pendampingannya. 4. Pelatihan manajemen keuangan Organisasi Kelompok Wanita Tani beserta

pendampingannya. 5. Pelatihan pembuatan pupuk kompos beserta pendampingannya 6. Pelatihan pembuatan kemasan industri rumah tangga beserta pendampingannya, dan

Page 128: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1732

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

7. Pembagian dan penanaman buah-buahan di pekarangan masyarakat di Dusun Soka Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul DIY.

Metode Pelaksanaan Sasaran umum dari program KKN-PPM ini adalah seluruh masyarakat di wilayah Dusun

Soka, Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta, namun kelompok sasaran yang terlibat langsung dalam kegiatan KKN-PPM ini adalah Ibu-ibu di Dusun Soka Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Operasionalisasi Program KKN-PPM. Meliputi, 1. Survei . 2. Pelaksanaan KKN-PPM 3. Monitoring dan Evaluasi 4. Penyempurnaan dan penyelesaian kegiatan 5. Rencana Tindak Lanjut 6. Pelaporan dan publikasi hasil KKN-PPM

Hasil Dan Pembahasan Pembentukan Kelompok Wanita Tani (KWT)

Program ini dibuat dan dirumuskan berdasarkan observasi yang dilakukan oleh tim pengusul pengabdian dengan tim KKN UMY 084 untuk melihat potensi yang dimiliki oleh Dusun Soka yang notabennya memiliki ibu-ibu yang sangat produktif. Kegiatan yang dilaksanakan dalam pembentukan kelompok wanita tani meliputi penyuluhan kelembagaan, perumusan nama kelompok wanita tani, Penyuluhan administrasi keuangan dan managemen organisasi, penyuluhan dan pembibitan (Cangkok & Stek), pelatihan pembuatan pupuk kompos dari kotoran ternak, dan penanaman dan pembagian bibit. 1. Penyuluhan Kelembagaan

Penyuluhan kelembagaan menjadi titik awal dimana Organisasi Kelompok Wanita Tani (KWT) di Dusun Soka terbentuk. Dalam penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan pengenalan kepada ibu-ibu secara rinci dan detail mengenai apa itu Organisasi Kelompok Wanita Tani (KWT), bagaimana cara Organisasi Kelompok Wanita Tani (KWT) berjalan, tujuannya bagaimana, hasilnya akan mengarah kemana, dan juga para ibu-ibu diberikan contoh secara langsung Kelompok Wanita Tani yang sudah berkembang, yaitu Kelompok Wanita Tani yang berada di Piyungan. Materi dari penyuluhan langsung disampaikan oleh Bapak Sriyadi. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 21 Januari 2019 pukul 20.00-22.30 yang bertempat di rumah Bapak Dukuh. Penyuluhan kelembagaan organisasi kelompok wanita tani ini diikuti oleh ibu-ibu di Dusun Soka Desa Seloharjo yang berjumlah sekitar 60 orang dan juga mahasiswa KKN dari UMY yang berjumlah 10 mahasiswa. Tidak

Page 129: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1733

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

dapat dipungkiri bahwa dalam penyuluhan ini terdapat sedikit faktor penghambat, yakni cuaca mendung dan mati lampu, tetapi kendala tersebut dapat dengan segera ditangani.

Gambar 1. Penyuluhan Kelembagaan Organisasi Kelompok Wanita Tani di Dusun Soka

Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul DIY

Sumber: dokumen penulis

Tabel 1. Deskripsi Kegiatan Penyuluhan Kelembagaan Organisasi Kelompok Wanita Tani di

Dusun Soka Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul DIY.

Deskripsi Kegiatan Keterangan

Tujuan - Ibu-ibu di Dusun Soka Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul.

- Memberikan penyuluhan kelembagaan Organisasi Kelompok Wani Tani.

- Memberikan pengetahuan bagi ibu-ibu di Dusun Soka Desa Seloharjo Kecamatan Pundong mengenai pentingnya kelembagaan Organisasi Kelompok Wani Tani.

Manfaat - Terlaksananya penyuluhan Kelembagaan Organisasi Kelompok Wanita Tani.

- Masyarakat mampu mengelola Kelembagaan Organisasi Kelompok Wanita Tani .

Sasaran - Ibu-ibu di Dusun Soka Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul.

Pelaksanaan Hari, Tanggal : Senin, 21 Januari 2019 Waktu : pukul 20.00 s/d 22.30 wib

Tempat Rumah Bapak Dukuh Dusun Soka Anggaran Dana Rp750.000,- Sumber Dana Dana Hibah Pemberdayaan Masyarakat Peserta 75 orang

Page 130: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1734

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Deskripsi Kegiatan Keterangan

Acara/Kegiatan Penyuluhan Kelembagaan Organisasi Kelompok Wanita Tani di Dusun Soka Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul

Evaluasi/Hasil Acara terlaksana dengan baik dihadiri oleh ibu-ibu pedukuhan Soka Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul dan Mahasiswa KKN UMY.

2. Perumusan Nama Kelompok Wanita Tani (KWT) Setelah diadakannya penyuluhan kelembagaan yang disampaikan oleh Bapak Sriyadi,

kelompok KKN 084 selanjutnya memfasilitasi para ibu-ibu untuk membentuk dan menentukan nama bagi organisasi KWT di Dusun Soka. Pada hari Minggu tanggal 27 Januari 2019 disepakati bahwa Kelompok Wanita Tani di Dusun Soka diberi nama “Soka Makmur”. Selain menentukan nama organisasi KWT, pada hari yang sama ditentukan pula struktur organisasi dari Kelompok Wanita Tani “Soka Makmur” dengan ketua Ibu Supatmi.

Tabel 2. Deskripsi Perumusan Nama Kelompok Wanita Tani, Penyuluhan Administrasi

Keuangan dan Managemen Organisasi di Dusun Soka Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul DIY.

Deskripsi Kegiatan Keterangan

Tujuan - Ibu-ibu di Dusun Soka Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul.

- Pembentukan Nama Kelompok Wanita Tani. - Penyuluhan Administrasi dan Manajemen Keuangan

Manfaat - Terbentuknya Organisasi Kelompok Wanita Tani. - Terselenggaranya Penyuluhan Administrasi dan

Manajemen Keuangan - Pengurus bisa mengelola Kelembagaan Organisasi

Kelompok Wanita Tani dengan baik. Sasaran - Ibu-ibu di Dusun Soka Desa Seloharjo Kecamatan

Pundong Kabupaten Bantul. Pelaksanaan Hari, Tanggal : Minggu, 27 Januari 2019

Waktu : pukul 19.00 s/d 21.00 wib Tempat Rumah Bapak Dukuh Dusun Soka Anggaran Dana Rp750.000,- Sumber Dana Dana Hibah Pemberdayaan Masyarakat Peserta 75 orang

Page 131: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1735

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Deskripsi Kegiatan Keterangan Acara/Kegiatan - Pembentukan Organisasi Kelompok Wanita Tani.

- Pembentukan Struktur Organisasi Kelompok Wanita Tani. - Penyuluhan Administrasi dan Manajemen Keuangan

Evaluasi/Hasil - Terbentuknya Organisasi Kelompok Wanita Tani dengan nama “Soka Makmur”.

- Terbentuknya Struktur Pengurus Organisasi Kelompok Wanita Tani dengan terpilih ketua Ibu Supatmi.

- Terselenggaranya Penyuluhan Administrasi dan Manajemen Keuangan

Gambar 2. Pembentukan Kelompok Wanita Tani dan Pembentukan Pengurus Kelompok Wanita Tani.

Sumber: dokumen penulis

Gambar 3. Penyuluhan Administrasi Keuangan dan Managemen Organisasi KWT

Sumber: dokumen penulis

Page 132: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1736

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

3. Penyuluhan Administrasi Keuangan dan Managemen Organisasi KWT Penyuluhan dilaksanakan setelah Kelompok Wanita Tani Soka Makmur sudah memiliki

struktur organisasi yang jelas. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada anggota Kelompok Wanita Tani Soka Makmur mengenai pembukuan dalam organisasi. Dalam kegiatan ini difasilitasi 3 (tiga) buku yaitu buku notulensi, buku absensi, dan buku keuangan yang bisa digunakan dalam KWT Soka Makmur dalam menjalankan kegiatannya. Penyuluhan ini dilaksanakan di hari yang sama dengan perumusan nama organisasi, yakni hari Minggu tanggal 27 Januari 2019 pukul 19.00 sampai 21.00 WIB. 4. Penyuluhan dan Pembibitan (Cangkok & Stek)

Rabu 30 Januari 2019 diadakan penyuluhan dan pembibitan dengan cara cangkok dan stek yang diisi dengan kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada ibu-ibu mengenai bagaimana cara mencangkok dan stek yang biasanya mayoritas hanya dilakukan oleh pada bapak-bapak. Mencangkok dan stek merupakan pengetahuan pertanian dasar yang diharapkan mampu untuk meningkatkan produksi pertanian di Dusun Soka. Hal pertama yang dilakukan dalam penyuluhan ini yakni ibu-ibu diberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai seluk beluk cangkok dan stek, setelah dipaparkan mengenai cangkok dan stek, 10 ibu-ibu dipandu langsung oleh kelompok KKN UMY 084 untuk ikut langsung mempraktekkan cangkok dan stek. Dalam penyuluhan ini terlihat antusias yang sangat besar dari ibu-ibu yang dibuktikan dengan mereka sangat aktif bertanya serta mau ketika diminta praktek langsung. Kegiatan penyuluhan dan pembibitan lewat cangkok dan stek diisi oleh mahasiswa KKN UMY 084 yang kebetulan berasal dari Fakultas Pertanian UMY, kegiatan ini diikuti oleh sekitar 60 ibu-ibu di Dusun Soka Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul dan juga oleh seluruh peserta KKN 084 UMY yang berjumlah 10 mahasiswa.

Gambar 4. Penyuluhan dan Pembibitan Dengan Cangkok dan Stek

Sumber: dokumen penulis

5. Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos dari Kotoran Ternak

Pelatihan pembuatan pupuk kompos dari kotoran ternak merupakan serangkaian kegiatan dari program pendampingan Kelompok Wanita Tani (KWT) di Dusun Soka.

Page 133: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1737

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pelatihan ini memiliki tujuan untuk memberikan informasi kepada ibu-ibu mengenai bagaimana memanfaatkan kotoran ternak menjadi pupuk kompos. Pelatihan ini diadakan berdasarkan pertimbangan mengenai adanya potensi dari kotoran ternak yang melimpah di Dusun Soka dan kurangnya pemahaman warga mengenai cara memanfaatkannya. Pertama, ibu-ibu anggota KWT diberikan penjelasan mengenai bahan-bahan yang harus dipersiapkan sebelum praktek langsung dalam pembuatan. Selanjutnya, kelompok KKN 084 mendemonstrasikan cara pembuatan puupuk kompos yang kemudian beberapa ibu-ibu berpartisipasi didalamnya. Banyak pertanyaan yang diutarakan oleh ibu-ibu anggota KWT menandakan bahwa mereka sangat antusias dalam mengikuti acara tersebut.

Tabel 3. Deskripsi Kegiatan Pembibitan dengan Cangkok Stek dan Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos dari Kotoran Ternak di Dusun Soka Desa Seloharjo Kecamatan Pundong

Kabupaten Bantul DIY.

Deskripsi Kegiatan Keterangan

Tujuan - Ibu-ibu di Dusun Soka Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul.

- Memberikan pelatihan pembibitan dengan cangkok. - Memberikan pelatihan pembuatan pupuk kompos dari

kotoran ternak.

Manfaat - Masyarakat atau ibu-ibu bisa membuat bibit dari cangkok maupun stek.

- Masyarakat atau ibu-ibu mampu membuat pupuk kompos dari kotoran ternak .

Sasaran - Ibu-ibu di Dusun Soka Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul.

Pelaksanaan Hari, Tanggal : Rabu, 30 Januari 2019 Waktu : pukul 13.00 s/d 16.00 wib

Tempat Rumah Bapak Dukuh Dusun Soka Anggaran Dana Rp750.000,- Sumber Dana Dana Hibah Pemberdayaan Masyarakat Peserta 75 orang Acara/Kegiatan Pelatihan pembuatan bibit dengan cangkok/stek dan

pelatihan pembuatan pupuk kompos dari kotoran ternak di Dusun Soka Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul.

Evaluasi/Hasil Acara terlaksana dengan baik dihadiri oleh ibu-ibu pedukuhan Soka Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul dan Mahasiswa KKN UMY.

Page 134: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1738

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Kegiatan pembuatan pupuk kompos dari kotoran ternak diisi oleh mahasiswa KKN UMY 084 yang kebetulan berasal dari Fakultas Pertanian UMY, kegiatan ini diikuti oleh sekitar 60 ibu-ibu di Dusun Soka Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul dan juga oleh seluruh peserta KKN 084 UMY yang berjumlah 10 mahasiswa. Kegiatan Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos dari Kotoran Ternak ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan penyuluhan pembibitan dengan cangkok dan stek yaitu dilaksanakan pada Rabu 30 Januari 2019.

Gambar 5. Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos dari Kotoran Ternak

Sumber: dokumen penulis

6. Penanaman dan Pembagian Bibit

Kagiatan ini merupakan kegiatan terakhir dari serangkaian program pokok pembentukan Kelompok Wanita Tani (KWT) di Dusun Soka, Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 10 Februari 2019 pukul 13.30 hingga 16.30 di rumah Bapak Dukuh Soka. Dalam acara ini dibagikan 600 bibit cabai, 300 bibit terong, dan 100 bibit mangga manalagi. Bibit secara simbolis diserahkan oleh Bapak Sriyadi kepada Ibu Supatmi selaku Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Soka Makmur. Bibit selanjutnya dibagikan kepada seluruh anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) yang datang dalam acara tersebut sekaligus anggota yang tidak dapat hadir. Kegiatan tersebut sekaligus menutup serangkaian kegiatan dalam program pokok yakni penbuatan Kelompok Wanita Tani di Dusun Soka, Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan Penanaman dan pembagian bibit dihadiri oleh ibu-ibu yang berjumlah sekitar 60 orang dan semua mahasiswa KKN 084 UMY.

Page 135: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1739

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 6. Penanaman dan Pembagian Bibit Cabai, Terong dan Mangga.

Sumber: dokumen penulis

Tabel 4. Deskripsi Kegiatan Penanaman dan Pemberian Bibit di Dusun Soka Desa

Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul DIY.

Deskripsi Kegiatan Keterangan

Tujuan - Ibu-ibu di Dusun Soka Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul.

- Penanaman dan pemberian bibit. Manfaat - Membantu masyarakat dalam pengadaan bibit .

- Masyarakat atau ibu-ibu mampu menanam dengan baik .

Sasaran - Ibu-ibu di Dusun Soka Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul.

Pelaksanaan Hari, Tanggal : Minggu, 10 Februari 2019 Waktu : pukul 13.00 s/d 16.30 wib

Tempat Rumah Bapak Dukuh Dusun Soka Anggaran Dana : - Pembelian Bibit Cabai - Pembelian Bibit Terong - Pembelian Bibit Mangga - Konsumsi

Rp300.000,- Rp150.000,- Rp2.000.000,- Rp750.000,- Total : Rp3.200.000,-

Sumber Dana Dana Hibah Pemberdayaan Masyarakat Peserta 75 orang Acara/Kegiatan Penanaman dan pemberian bibit kepada Kelompok Wanita

Tani Soka Makmur. Evaluasi/Hasil Acara terlaksana dengan baik dihadiri oleh ibu-ibu

pedukuhan Soka Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul dan Mahasiswa KKN UMY.

Page 136: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1740

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Simpulan Pengabdian KKN-PPM dengan judul Kelembagaan Kelompok Wanita Tani Dusun Soka

Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta telah selesai dilaksanakan dengan baik. Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Terbentuknya Kelompok Wanita Tani (KWT) dengan nama “Kelompok Wanita Tani

(KWT) Soka Makmur”. 2. Tersusunnya kepengurusan Kelompok Wanita Tani (KWT) Soka Makmur dengan ketua

Ibu Supatmi. 3. Pelatihan manajemen organisasi Kelompok Wanita Tani (KWT), pelatihan manajemen

administrasi Kelompok Wanita Tani (KWT), pelatihan manajemen keuangan Kelompok Wanita Tani (KWT), pelatihan pembuatan pupuk kompos dari kotoran ternak, pembagian dan penanaman buah-buahan di pekarangan masyarakat terlaksana dengan baik.

Saran

Perlu pendampingan oleh pemerintah dan perguruan tinggi yang berkesinambungan demi berhasilnya program Kelompok Wanita Tani (KWT) Soka Makmur di Dusun Soka Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ucapan Terima Kasih

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan pengabdian pada masyarakat.

2. LP3M Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah mendanai pengabdian pada masyarakat.

3. Lurah Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul yang telah menerima kami dengan baik serta memberikan arahan, dukungan dan saran sehingga pengabdian pada masyarakat berjalan dengan lancar.

4. apak Suyanto selaku Kepala Dusun Soka yang telah menerima kami dengan baik serta memberikan arahan, dukungan dan saran sehingga pengabdian pada masyarakat berjalan dengan lancar.

5. Ibu Supatmi selaku Ketua PKK dan Ketua KWT Soka Makmur yang telah membantu mengkomunikasikan kepada warga dalam menjalankan berbagai kegiatan pengabdian pada masyarakat.

6. Mahasiswa KKN 084 Universitas Muhammadiyah yang telah banyak membantu kami dalam melaksanakan pengabdian pada masyarakat.

Daftar Pustaka Kartini Kartono. Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnirmal Itu ,

Jakarta: Rajawali Pers, 2009

Page 137: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1741

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: UNS Press.

Mulyana, 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta:PT Remaja Rosdakarya. Peraturan Menteri Pertanian (On-line), tersedia di : https:// kelembagaan das. Word press.

com/ kelembagaan-petani/peraturan-menteri-pertanian.htm (13 April 2007)

Suhardiyono, L. 1992. Petunjuk Bagi Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Erlangga.

W. David Johnson, 2012. Dinamika Kelompok (Teori dan Ketrampilan), Jakarta : PT Indeks

Winardi, J, 2003. Teori Organisasi dan Pengorganisasian, Jakarta: PT Raja rafindo Persada

Page 138: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1742

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Di Desa Kalibeji Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen Dalam

Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (Toga)

Naelaz Zukhruf Wakhidatul Kiromah1*

, EkaWuri Handayani2

, Astri Ayu Febri

Yuliani3

, dan Muchromin4

*14Program Studi Farmasi Program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong,

Gombong, 54412, 081326275955

2,3,4Program Studi Farmasi Program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

*Email : [email protected]

Abstrak Indonesia mempunyai ribuan jenis tanaman obat keluarga yang belum semuanya diketahui manfaat dan kegunaannya. Sampai saat ini TOGA belum dimanfaatkan secara optimal. Program TOGA ( Tanaman Obat Keluarga) merupakan salah satu program yang dapat dilaksanakan oleh perempuan dalam upaya peningkatan kesejahteraan keluarga, khusunya dalam program penanaman dan pemanfaatan tanaman obat keluarga. Pelatihan ini bertujuan agar ibu rumah tangga desa Kalibeji mampu mengenal dan mengetahui manfaat tanaman obat keluarga untuk menjaga dan merawat kesehatan secara alami dengan tanpa adanya efek samping, mengurangi pengeluaran atau perekonomian keluarga dengan tidak menggunakan obat-obatan kimia. Metode kegiatan yang dilakukan adalah ceramah, demonstrasi, montoring dan evaluasi. Lokasi pelaksanaan kegiatan yaitu di Balai Desa Kalibeji, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 8, 14 dan 27 Februari 2019. Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah ibu rumah tangga sebanyak 22 orang. Peserta tmemilih tanaman jahe merah untuk ditanam dan diolah menjadi produk. Produk jahe merah yang dibuat adalah minuman instan jahe merah. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat dilaksanakan secara rutin sehingga pengetahuan masyarakat tentang tanaman obat keluarga bertambah. Kata Kunci: Tanaman Obat Keluarga, Jahe merah, Minuman Instan Jahe Merah Pendahuluan

Indonesia merupakan salah satu negara agraris. Berbagai tanaman dapat tumbuh di Indonesia. Tanaman tidak hanya bermanfaat sebagai bahan makanan atau sebagai tanaman hias. Tanaman dapat dimanfaatkan sebagai obat. Indonesia mempunyai ribuan jenis tanaman obat keluarga yang belum semuanya diketahui manfaat dan kegunaannya. Sampai saat ini TOGA belum dimanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan pekarangan sebagai sarana budidaya tanaman obat telah dikenal dalam konsep Tanaman Obat Keluarga (TOGA), yaitu tanaman

Page 139: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1743

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Kebiasaan menanam tanaman obat di pekarangan rumah dan pemanfaatannya sudah sejak lama dilakukan oleh para ibu rumah tangga. Faktor yang mempengaruhi penggunaan TOGA oleh ibu rumah tangga yaitu pengalaman pribadi, usia, pendidikan, informasi dari luar (televisi, radio dan internet), pendapatan serta faktor sosial dan budaya. Peran ibu rumah tangga merupakan komponen bangsa yang dapat diberdayakan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa selama ini pemanfaatan dan pengolahan sumberdaya pedesaan sebagian besar dilakukan oleh laki-laki. Padahal perempuan sebagai anggota masyarakat juga mempunyai hak untuk ikut serta dalam pemanfaatan dan pengolahan sumberdaya pedesaan, meskipun peran perempuan tidak sebesar laki-laki.

Saat ini program TOGA kurang tersosialisasi dan terdengar di tengah masyarakat. Salah satu kendala yang menyebabkan rendahnya pemanfaatan tanaman obat adalah kurangnya pengembangan program sosialisasi TOGA di masyarakat Puskesmas (Kasim dan Segara, 2011). Program TOGA ( Tanaman Obat Keluarga) merupakan salah satu program yang dapat dilaksanakan oleh perempuan dalam upaya peningkatan kesejahteraan keluarga, khusunya dalam program penanaman dan pemanfaatan tanaman obat keluarga. Penanaman TOGA dapat di pot atau lahan sekitar rumah dan jika lahan yang ditanami cukup luas maka sebagian hasil panen dapat dijual dan menambah pendapatan keluarga.

Desa Kalibeji merupakan salah satu desa di Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen. Dari hasil survey pendahuluan dengan menyebarkan kuisioner didapatkan bahwa pada masyarakat di desa Kalibeji belum pernah mendapatkan sosialisasi atau pelatihan mengenai manfaat tanaman obat keluarga dan cara pemanfaatan lahan untuk menanam TOGA. Akan tetapi pada umumnya masyarakat di desa Kalibeji tersebut tidak memiliki lahan pekarangan yang cukup luas, sehingga pemanfaatan dan pengolahan lingkungan dapat dioptimalkan dengan

penanaman TOGA dengan media polybag. Selain itu telah diketahui dari hasil observasi bahwa warga sekitar yaitu beberapa ibu rumah tangga telah menanam TOGA, namun demikian jumlah TOGA yang ditanam jumlahnya terbatas. Masyarakat desa Kalibeji belum memahami khasiat TOGA secara ilmiah dan sebagian secara teknis belum mampu mengolah tanaman obat keluarga dengan baik.

Pelatihan ini bertujuan agar ibu rumah tangga desa Kalibeji mampu mengenal dan mengetahui manfaat tanaman obat keluarga untuk menjaga dan merawat kesehatan secara alami dengan tanpa adanya efek samping, mengurangi pengeluaran atau perekonomian keluarga dengan tidak menggunakan obat-obatan kimia. Metode Pelaksanaan Metode kegiatan yang dilakukan adalah dengan beberapa tahapan, yaitu :

1. Ceramah Metode ceramah yang dikombinasikan dengan menggunakan laptop dan LCD proyektor

digunakan untuk menyampaikan materi tentang:

Page 140: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1744

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

a. Khasiat TOGA secara ilmiah b. Penanaman TOGA c. Pengolahan TOGA Penggunaan metode ini dapat memberikan materi relatif banyak secara padat, cepat dan

mudah.

2. Demonstrasi Metode demonstrasi digunakan untuk menunjukkan suatu proses kerja sehingga

memberikan kemudahan bagi peserta pengabdian. Demonstrasi dilakukan oleh fasilitator sebagai narasumber untuk menyampaikan atau mempraktikkan pengolahan TOGA menjadi produk yang bernilai jual.

Langkah –langkah kegiatan pengabdian masyarakat ini melalui tahapan sebagai berikut: 1) Persiapan, merupakan perencanaan program pengabdian yang meliputi:

a. Koordinasi dengan pihak desa lokasi pengabdian b. Penetapan waktu pelatihan c. Penentuan sasaran dan target peserta pelatihan d. Perencanaan materi pelatihan

2) Pelaksanaan, untuk meningkatkan pengetahuan ibu rumah tangga tentang khasiat TOGA secara ilmiah dan tata cara menanam TOGA serta meningkatkan ketrampilan dalam mengolah TOGA diberikan kegiatan pelatihan. Pelatihan dilakukan oleh fasilitator untuk penyamaan persepsi dengan peserta. Pelatihan dilakukan dengan kegiatan pengabdian dalam upaya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan ibu rumah tangga, meliputi penyampaian materi tentang aneka jenis tanaman obat-obatan dan khasiatnya, tata cara penanaman tanaman obat yang baik, serta praktek pengolahan tanaman obat menjadi produk yang mempunyai nilai jual.

3. Monitoring dan Evaluasi Tahapan evaluasi dilakukan dengan beberapa metode, yaitu : 1) Pada kegiatan penyuluhan, metode evaluasi dapat dilakukan dengan melakukan post

test untuk mengukur tingkat pengetahuan masyarakat 2) Penanaman tanaman obat keluarga, metode evaluasinya dapat dilakukan dengan

melihat hasil dari tanaman yang telah ditanam dan dipelihara serta melihat seberapa banyak masyarakat yang memanfaatkan tanaman tersebut

3) Pengolahan tanaman jahe merah menjadi produk olahan yang dapat dijual, metode evaluasinya dengan melihat dan menilai hasil olahan produk yang dibuat sesuai dengan demonstrasi yang telah dilakukan oleh fasilitator atau narasumber.

Keberlanjutan dari program ini adalah adanya kegiatan monitoring terhadap pemanfaatan masyarakat terhadap hasil penanaman tanaman obat keluarga.

Page 141: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1745

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Hasil dan Pembahasan Lokasi pelaksanaan kegiatan yaitu di Balai Desa Kalibeji, Kecamatan Sempor, Kabupaten

Kebumen, Jawa Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan februari. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang tanaman obat keluarga

dan pemanfaatan tanaman obat keluarga dengan melakukan kegiatan penyuluhan, pelatihan, bimbingan dan pendampingan. Kegiatan ini dilaksanakan karena adanya kerjasama dengan aparat desa Kalibeji. Aparat desa telah merekomendasikan 22 ibu rumah tangga sebagai peserta dalam kegiatan ini. Sebagian besar ibu rumah tangga yang mengikuti ini berlatarbelakang pendidikan SMA sebanyak 8 peserta. Tabel 1 menunjukkan rincian latar belakang pendidikan ibu rumah tangga yang mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan pemanfaatan tanaman obat keluarga.

Tabel 1. Karakteristik Pendidikan Ibu rumah tangga Pendidikan

Terakhir Jumlah

Tidak sekolah 1 SD 7 SMP 5 SMA 8 Sarjana 1

Total 22

Program pemberdaayaan ibu rumah tangga dalam pemanfaatan tanaman obat keluarga

dilakukan 3 tahapan yaitu tahap penyuluhan pemanfaatan tanaman obat keluarga, tahap demonstrasi cara penamanan tanaman obat keluarga, dan tahap demonstrasi pengolahan produk tanaman obat keluarga.

Tahapan pertama yaitu pemberian materi tentang jenis-jenis tanaman obat keluarga dan manfaat dari masing-masing tanaman obat keluarga tersebut. Materi ini merujuk pada Formularium Ramuan Obat Tradisional Indonesia yang diterbitkan oleh Menteri Kesehatan Indonesia. Pada tahapan ini ibu rumah tangga juga diminta untuk memilih jenis tanaman yang akan ditanam dan dikembangkan menjadi bentuk suatu produk pada pertemuan kedua dan ketiga. Pada pertemuan ini, ibu rumah tangga sepakat untuk menanam jahe merah yang dapat dilihat pada tabel 2 dan mengolahnya menjadi suatu produk jahe merah.

Tabel 2. Jenis Tanaman yang Ingin Ditanam Jenis Tanaman Jumlah

Jahe merah 17 Bawang merah 1 Jeruk nipis 4

Page 142: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1746

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Total 22

Pada pertemuan pertama, peserta diminta untuk mengisi kuisioner. Kuisioner ini

digunakan sebagai tahapan observasi untuk mengetahui pengetahuan mengenai tanaman obat keluarga dan keinginan peserta pada pelatihan ini. Sebagian besar peserta pernah menanam tanaman obat keluarga dan digunakan untuk memelihara kesehatan dan penyembuhan penyakit. Akan tetapi peserta belum mengetahui cara penggunaan yang baik seperti dosis, indikasi yang tepat serta kontraindikasi dari setiap tanaman obat keluarga. Kegiatan penyuluhan pada pertemuan pertama, fasilitator memberikan penjelasan mengenai cara penggunaan tanaman obat keluarga yang tepat.

Tabel 3. Pengetahuan dan Harapan Peserta Pengabdian Masyarakat NO KATEGORI JUMLAH

Ya Tidak

1 Sebelum pelatihan ini peserta pernah menggunakan TOGA untuk memelihara kesehatan, atau penyembuhan penyakit

16 6

2 Peserta mempunyai pekarangan di rumah 17 5

3 Setelah pelatihan, minat peserta untuk menanam TOGA dan memanfaatkannya semakin bertambah

19 3

4 Menurut peserta pelatihan ini dapat dimanfaatkan untuk menambah penghasilan keluarga

17 5

5 Menurut peserta, pelatihan ini dapat ditindak lanjuti dengan memproduksi makanana/minuman kesehatan dengan TOGA

20 2

Pada tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar peserta memiliki pekarangan yang dapat

dimanfaatkan untuk menanam jahe merah menggunakan polybag. Peserta mengharapkan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini, peserta berharap dapat mengolah jahe merah menjadi produk olahan yang nantinya dapat dijual dan dapat menambah penghasilan keluarga.

Page 143: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1747

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 1. Penyuluhan Pengenalan dan Penggunaan Tanaman Obat Keluarga

Tahapan kedua yaitu demonstrasi cara menanam sampai dengan memanen jahe merah yang

benar agar menghasilkan jahe merah yang berkualitas baik. Bibit jahe merah yang digunakan dibeli dari pasar gombong. Pada pertemuan ini diawali dengan menjelaskan bagaimana cara memilih bibit jahe merah, menanam, merawat, dan memanen jahe merah dengan benar, setelah itu dilanjutkan dengan demonstrasi cara memilih sampai dengan memanen.

Gambar 2. Penjelasan Cara Prosedur Penanaman Jahe Merah

Page 144: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1748

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 3. Demonstrasi Penanaman Bibit Jahe Merah

Tahapan ketiga yaitu cara mengolah produk jahe merah menjadi minuman jahe instan.

Pada pertemuan ini bibit jahe yang telah ditanam selama 2 minggu dari pertemuan kedua dipindahkan ke dalam polybag yang telah disediakan. Setelah itu ibu-ibu rumah tangga diberikan pelatihan cara mengolah jahe merah menjadi bentuk minuman jahe merah instan.

Gambar 4. Hasil Penanaman Bibit Jahe Merah Selama 2 Minggu

Page 145: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1749

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Gambar 5. Pemindahan Bakal Tanaman Jahe Merah ke Polybag

Ibu-ibu rumah tangga memiliki semangat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan pemanfaatan tanaman obat keluarga. Hasil nyata yang didapatkan dari program penyuluhan dan pelatihan tanaman obat keluarga ini adalah ibu rumah tangga dapat mengetahui manfaat penggunaan tanaman obat keluarga. Selain itu, ibu rumah tangga dapat mengolah tanaman obat keluarga menjadi bentuk produk yang dapat dijual sehingga dapat memberikan penghasilan bagi ibu rumah tangga.

Gambar 6. Pengolahan Produk Jahe Merah

Kesimpulan Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini telah meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan serta minat masyarakat untuk memanfaatkan tanaman obat..

Page 146: Pemberdayaan Kaum Perempuansemnasppm.umy.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/BAGIAN-5.pdfLestari di tingkat desa agar semua stakeholder di tingkat desa dapat mengetahui adanya kegiatan

1750

SEMINAR NASIONAL ABDIMAS II 2019 SINERGI DAN STRATEGI AKADEMISI, BUSINESS DAN GOVERNMENT (ABG) DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG BERKEMAJUAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Ucapan Terimakasih Terimakasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Muhammadiyah Gombong (LPPM STIKES Muhammadiyah Gombong) yang telah membiayai kegiatan ini dan terimakasih kepada aparat desa Kalibeji karena telah mengijinkan pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini.

Daftar Pustaka Anonim. 2005. Teknik Budidaya Tanaman Obat. Kabupaten Majene: Stuan Kerja Pembina

dan Pengembangan Hortikultura. Fauziah Muhlisah. 2000. Taman Obat Keluarga (TOGA). Jakarta: Penebar Swadaya Kasim F, Segara EA. Studi kualitatif mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya

penggunaan tanaman obat keluarga di wilayah kerja Puskesmas Cipeuyeum Kecamatan Haurwangi Kabupaten Cianjur. Disajikan di: Smposium Nasional Herbal Medik. Bandung.12 Mei 2012.

Ridwan. 2007. Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pertanian.

Supriyanto. 2006. Proses Pengolahan Tanaman Obat. Jakarta: Tim Lentera