Pembelajaran_Luar_Kelas

22
ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS (OUT DOOR STUDY) OLEH GURU DALAM MATERI PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA PADA SISWA MTS AL-IKHLAS KUALA MANDOR B Suherdiyanto, Prodi PendidikanGeografi,IKIP-PGRI Pontianak Email: [email protected] Penelitian ini berjudul: Analisis penerapan metode pembelajaran di luar kelas (Out Door Study) oleh guru dalam materi permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya pada siswa MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor B. Tujuan dalam penelitian ini untuk melihat untuk mendapatkan informasi secara jelas, objektif, sistematis menganalisis penerapan metode pembelajaran di luar kelas (Out Door Study oleh guru dalam materi permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya pada siswa MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor B.. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan bentuk penelitian Study Survey. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data penelitianvmaka dapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa: penerapan metode pembelajaran di luar kelas oleh guru pada siswa kelas VIII Mts Al-Ikhlas Kuala Mandor B adalah termasuk golongan baik dengan rata-rata hasil keseluruhan adalah 65,6 %. Ini dapat diartikan bahwa siswa kelas VIII di MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor B telah menerima penerapan metode pembelajaran di luar kelas (Out Door Study dengan baik. Sedangkan secara khusus dapat disimpulkan sebagai berikut:1)Persiapan penerapan metode pembelajaran di luar kelas oleh guru sudah dilaksanakan baik. Kegiatan persiapan penerapan Pembelajaran Diluar Sekolah (Out Door Study) yang dilakukan oleh guru meliputi: perumusan topik serta materi atau masalah yang akan dibahas/disajikan, pengarahan tujuan dan isi informasi yang akan dicapai pada siswa, kegiatan apersepsi, mengidentifikasi sasaran (siswa) yang akan menerima informasi, penetapan teknik penyampaian informasi, penetapan jadwal dan waktu kegiatan, ketersediaan sarana dan prasarana, mempersiapkan rencana pelaksanaan, serta ketepatan persiapan yang dilakukan.2)Penerapan metode 1

description

outingclass

Transcript of Pembelajaran_Luar_Kelas

Page 1: Pembelajaran_Luar_Kelas

ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS (OUT DOOR STUDY) OLEH GURU DALAM MATERI PERMASALAHAN

LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA PADA SISWA MTS AL-IKHLAS KUALA MANDOR B

Suherdiyanto, Prodi PendidikanGeografi,IKIP-PGRI Pontianak

Email: [email protected]

Penelitian ini berjudul: Analisis penerapan metode pembelajaran di luar kelas (Out Door Study) oleh guru dalam materi permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya pada siswa MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor B.

Tujuan dalam penelitian ini untuk melihat untuk mendapatkan informasi secara jelas, objektif, sistematis menganalisis penerapan metode pembelajaran di luar kelas (Out Door Study oleh guru dalam materi permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya pada siswa MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor B.. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan bentuk penelitian Study Survey.

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data penelitianvmaka dapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa: penerapan metode pembelajaran di luar kelas oleh guru pada siswa kelas VIII Mts Al-Ikhlas Kuala Mandor B adalah termasuk golongan baik dengan rata-rata hasil keseluruhan adalah 65,6 %. Ini dapat diartikan bahwa siswa kelas VIII di MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor B telah menerima penerapan metode pembelajaran di luar kelas (Out Door Study dengan baik. Sedangkan secara khusus dapat disimpulkan sebagai berikut:1)Persiapan penerapan metode pembelajaran di luar kelas oleh guru sudah dilaksanakan baik. Kegiatan persiapan penerapan Pembelajaran Diluar Sekolah (Out Door Study) yang dilakukan oleh guru meliputi: perumusan topik serta materi atau masalah yang akan dibahas/disajikan, pengarahan tujuan dan isi informasi yang akan dicapai pada siswa, kegiatan apersepsi, mengidentifikasi sasaran (siswa) yang akan menerima informasi, penetapan teknik penyampaian informasi, penetapan jadwal dan waktu kegiatan, ketersediaan sarana dan prasarana, mempersiapkan rencana pelaksanaan, serta ketepatan persiapan yang dilakukan.2)Penerapan metode pembelajaran di luar kelas oleh guru juga sudah dilaksanakan baik . Proses pembelajaran di luar kelas (Out Door Study) meliputi: pemberian motivasi kepada siswa untuk bertanya, keterlibatan siswa, merangsang semangat siswa, pemberian tugas, membagikan rencana pelaksanaan, mempersiapkan pengamat, penyampaian tahap-tahap tugas yang dilakukan, simulasi percobaan kegiatan, keterlibatan guru pada saat proses pembelajaran di luar kelas.3)Teknik Evaluasi yang digunakan oleh guru dalam penerapan metode pembelajaran di luar kelas oleh guru tergolong cukup. Ini berarti telah dilaksanakan evaluasi penerapan metode pembelajaran di luar kelas namun masih ditemui kekurangan-kekurangan didalamnya karena belum optimal dilaksanakan. Evaluasi penerapan tersebut meliputi: Diskusi dan evaluasi tugas yang diberikan atau dijalankan, penilaian kegiatan siswa, pemberian evaluasi atau tugas, pemeriksaan tugas, penilaian tugas siswa, manfaat yang dirasakan, hambatan yang dirasakan

Kata Kunci: Out Door Study, Geografi

1

Page 2: Pembelajaran_Luar_Kelas

PENDAHULUAN

Pada dasarnya semua orang tidak menghendaki kebosanan dalam

hidupnya. Demikian juga dalam proses belajar mengajar, bila guru dalam proses

belajar mengajar tidak menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan

siswa, maka akan membosankan siswa. Apabila siswa merasa bosan dalam

belajar maka perhatian siswa akan berkurang, mengantuk, akibatnya tujuan

belajar tidak tercapai. Teknik pembelajaran yang kurang melibat siswa akan

menyebabkan siswa kurang berminat untuk mengikuti proses belajar mengajar.

Hal ini disebabkan oleh metode pembelajaran yang monoton dari waktu ke

waktu.

Salah satu cara agar informasi dapat diserap dan kemudian dimasukkan

kedalam memori jangka panjang adalah apabila informasi tersebut mengandung

kekuatan emosi, baik suka (emosi positif) maupun duka (emosi negatif). Semua

guru sangat mengharapkan agar materi yang disampaikan kepada semua

siswanya dapat dimasukkan ke memori jangka panjang dan bahkan tidak

terlupakan seumur hidup.

Untuk mengatasi hal tersebut maka guru harus selalu meningkatkan

kualitas profesionalnya yaitu dengan memberikan kesempatan belajar kepada

siswa dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru

juga harus berperan dalam menimbulkan hubungan yang erat dengan guru,

teman-temannya dan juga dengan lingkungan sekitarnya. Menurut pendapat

Hariyono (dalam Ervan Dwi Putra, 2011) mengatakan bahwa:

“Metode mengajar yang mengandalkan ceramah murni seyogyanya

diminimalkan. Daripada waktu habis digunakan untuk bercerita pendidik yang

kadangkala menjenuhkan, seyogyanya memberi kesempatan peserta didik untuk

berdiskusi, melanjutkan studi lapangan, pencarian dan penemuan, sosiodrama

atau aktivitas lain yang memberi peluang pada peserta didik belajar lebih jauh”.

Selanjutnya, Adelia Vera (2012:17) mengemukakan bahwa:

“Metode mengajar diluar kelas secara khusus adalah kegiatan belajar-mengajar antara guru dan murid, namun tidak dilakukan di dalam kelas, tetapi dilakukan di luar kelas atau alam terbuka, sebagai kegiatan pembelajaran siswa. Misalnya, bermain di lingkungan sekolah, taman, perkampungan

2

Page 3: Pembelajaran_Luar_Kelas

pertanian, nelayan, berkemah dan kegiatan yang bersifat petualang, serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan”.

Pembelajaran outdoor merupakan satu jalan bagaimana kita meningkatkan

kapasitas belajar anak. Anak dapat belajar secara lebih mendalam melalui objek-

objek yang dihadapi dari pada jika belajar di dalam kelas yang memiliki banyak

keterbatasan. Lebih lanjut, belajar di luar kelas dapat menolong anak untuk

mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki. Selain itu, pembelajaran di luar

kelas lebih menantang bagi siswa dan menjembatani antara teori di dalam buku

dan kenyataan yang ada di lapangan. Kualitas pembelajaran dalam situasi yang

nyata akan memberikan peningkatan kapasitas pencapaian belajar melalui objek

yang dipelajari serta dapat membangun keterampilan sosial dan personal yang

lebih baik.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dengan belajar di luar

kelas, para peserta didik atau para siswa akan beradaptasi dengan lingkungan,

alam sekitar, serta dengan kehidupan masyarakat. metode pembelajaran di luar

kelas yang melibatkan siswa akan menunjukkan ketekunan, semangat,

antusiasme, serta penuh partisipasi antar sesama siswa dan guru. Pola interaksi

guru dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran menurut keterampilan guru

dalam mengelola kegiatan tersebut. Penerapan metoode pembelajaran di luar

kelas (outdoor study) dalam pembelajaran yaitu dengan cara siswa melakukan

kegiatan belajar di luar kelas atau dilingkungan sekolah, alam sekitar atau pun

masyarakat. Dalam proses pembelajaran di luar kelas, guru mesti

memperhatikan betul cara bersikap ketika mengajar siswa di luar kelas. karena,

sikap dan perilaku dalam kegiatan belajar-mengajar di luar kelas sangat

menentukan keberhasilan para siswa belajar. Secara garis besar, ketika seorang

guru mengajar para siswa di luar kelas ia tidak hanya sebagai seorang guru,

melainkan sebagai fasilitator, teman pelatih, dan motivator.

Kenyataan di lapangan didapati bahwa masih banyak siswa pada MTs Al-

Ikhlas Kuala Mandor B belum dapat berinteraksi secara aktif dalam mencapai

hasil belajar yang memuaskan disebabkan minat belajar siswa yang kurang. Hal

ini disebabkan diantaranya oleh teknik pembelajaran di luar kelas (outdoor

3

Page 4: Pembelajaran_Luar_Kelas

study) yang digunakan guru belum sepenuhnya melibatkan siswa dalam

pembelajaran. Masih dijumpai guru yang memberikan metode belajar di luar

kelas sebagian besar tidak melibatkan siswa namun masih di dominasi oleh guru

itu sendiri. Dilihat dari faktor siswa pun belum dapat mengeluarkan pengalaman

apa yang didapat ketika belajar di luar kelas, masih terdapat siswa yang bermain

ketika pembelajaran di luar kelas dilaksanakan sehingga tujuan pembelajaran

tidak tercapai dan waktu terbuang sia-sia.

Untuk memperjelas arah dan tujuan dalam penelitian maka dirumuskan

masalah umum: “Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran di luar kelas

(Out Door Study) oleh guru dalam materi permasalahan lingkungan hidup dan

upaya penanggulangannya pada siswa MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor B?”. Agar

penelitian ini dapat dilaksaksanakan secara terarah dan terperinci, maka

masalah tersebut dijabarkan menjadi sub-sub masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah persiapan penerapan metode pembelajaran di luar kelas

(Out Door Study) oleh guru dalam materi permasalahan lingkungan hidup

dan upaya penanggulangannya pada siswa MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor

B?

2. Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran di luar kelas (Out Door

Study) oleh guru dalam materi permasalahan lingkungan hidup dan upaya

penanggulangannya pada siswa MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor B?

3. Bagaimanakah teknik evaluasi metode pembelajaran diluar kelas(Out

Door Study) dalam materi permasalahan lingkungan hidup dan upaya

penanggulangannya pada siswa MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor B ?

Secara umum penelitian penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan

informasi secara jelas, objektif, sistematis menganalisis penerapan metode

pembelajaran di luar kelas (Out Door Study oleh guru dalam materi

permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya pada siswa

MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor B?.

4

Page 5: Pembelajaran_Luar_Kelas

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara

objektif tentang:

1. Persiapan penerapan metode pembelajaran di luar kelas (Out Door Study)

oleh guru dalam materi permasalahan lingkungan hidup dan upaya

penanggulangannya pada siswa MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor B.

2. Penerapan metode pembelajaran di luar kelas (Out Door Study) oleh guru

dalam materi permasalahan lingkungan hidup dan upaya

penanggulangannya pada siswa MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor B.

3. Teknik evaluasi metode pembelajaran diluar kelas(Out Door Study) dalam

materi permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya pada

siswa MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor

Metode Pembelajaran di Luar Kelas (Out Door Study)

Secara umum, pengertian mengajar (bukan mengajar di luar kelas) ialah

suatu kegiatan mentransfer knowledge (ilmu pengetahuan) kepada orang lain.

Sedangkan pengertian mengajar di luar kelas secara khusus adalah kegiatan

belajar mengajar antara guru dan murid, namun tidak dilakukan di dalam kelas,

tetapi di lakukan di luar kelas atau alam terbuka, sebagai kegiatan pembelajaran

siswa. Misalnya, bermain di lingkungan sekolah, taman, perkampungan

pertanian, nelayan, berkemah dan kegiatan yang bersifat petualangan, serta

pengembangan aspek pengetahuan yang relevan.

Metode mengajar di luar kelas juga dapat di pahami sebagai sebuah

pendekatan pembelajaran yang menggunakan suasana di luar kelas sebagai

situasi pembelajaran terhadap berbagai permainan, sebagai media transformasi

konsep-konsep yang disampaikan dalam pembelajaran (Adelia Vera, 2012).

Selanjutnya Sumarmi (2012: 98) pembelajaran outdoor merupakan salah satu

teknik pembelajaran yang menekan pada pengalaman seseorang yang diperoleh

melalui tindakan/akitvitas di lapangan.

5

Page 6: Pembelajaran_Luar_Kelas

Secara umum, tujuan pendidikan yang ingin dicapai melalui aktivitas

belajar di luar ruang kelas atau di luar lingkungan sekolah ialah sebagai berikut

:

1. Mengarahkan peserta untuk mengembangkan bakat dan kreativitas mereka

dengan seluas-luasnya dialam terbuka.

2. Proses Pembelajaran di luar kelas bertujuan menyediakan latar (setting)

yang berarti bagi pembentukan sikap dan mental siswa.

3. Meningkatkan kesadaran, apresiasi, dan pemahaman peserta didik terhadap

lingkungan sekitar, serta cara mereka bisa membangun hubungan baik

dengan alam.

4. Memberikan konteks dalam proses pengenalan berkehidupan sosial dalam

tataran praktik (kenyataan dilapangan).

5. Menunjang ketertarikan dan keterampilan peserta didik. Bukan hanya

ketertarikan terhadap mata pelajaran tertentu yang bisa di kembangakan di

luar kelas, melainkan juga keterampilan terhadap kegiatan-kegiatan di luar

kelas. Misalnya, mempelajari ilmu alam yang berhubungan dengan air dan

dilakukan dengan berenang di sungai atau di laut.

6. Menciptakan kesadaran dan pemahaman peserta didik cara menghargai

alam dan lingkungan, serta hidup berdampingan di tengah perbedaan suku,

ideologi, agama, politik, ras, bahasa dan lainnya.

7. Mengenal berbagai kegiatan di luar kelas yang dapat membuat pelajaran

lebih kreatif.

8. Memberikan kontribusi penting dalam rangka membantu mengembangkan

hubungan guru dan murid.

9. Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan komunitas

sekitar untuk pendidikan.

Pembelajaran Out door Study merupakan salah satu metode atau cara

pembelajaran dimana siswa yang dibimbing oleh guru diajak belajar di luar

kelas. Menurut Sumarmi (2012) dalam melaksanakan pembelajaran ini di

perlukan langkah-langkah sebagai berikut.

6

Page 7: Pembelajaran_Luar_Kelas

1. Merumuskan tujuan, yakni perumusan tujuan harus diuraikan dengan jelas dan tegas, menjelaskan alasan yang tepat, dan menguraikan pentingnya studi lapangan.

2. Membuat rencana kerja, yakni dibuatkan rencana yang konkret mengenai tempat dan lokasi yang sesuai dengan topik bahasan yang akan dikaji atau dipelajari.

3. Membuat aturan atau menentukan berbagai aturan selam proses pembelajaran.

4. Menyusun tugas, yakni membuat berbagai tugas yang harus dikerjakan atau dilakukan oleh siswa selama dilapangan.

5. Berdialog, yakni selama di lapangan dilakukan berbagai diskusi dengan para siswa, dimana guru sebagai mediator diskusi tersebut.

6. Follow up, yakni membuat laporan sebagai hasil selama melaksanakan pembelajaran di lapangan dengan menggunakan format tertentu yang telah dirancang guru.

Perolehan keterampilan proses yang diharapakan dalam pembelajaran

denagan cara studi lapangan antara lain berupa:

1. Keterampilan dasar seperti tindakan mengobservasi, mengklarifikasi,

memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan

termasuk didalamnya learning to do tentang apa yang diperbuat.

2. Keterampilan mengintegrasi, antara lain berupa mengidentifikasi beberapa

variabel, menggambarkan hubungan antara variabel, memperoleh dan

menganalisis data, menyusun hipotesis, merumuskan beberapa variabel

secara operasional, dan akhirnya melakukan beberapa eksperimen.

Dalam kaitanya dengan studi lapangan terhadap objek geogarfi,

diperlukan beberapa urutan tahapan kegiatan. Tahapan itu antara lain: (1)

mengamati ; (2) mengklasifikasikan; (3) mengkomunikasikan; (4) mengukur;

(5) memprediksi; dan (6) menyimpulkan; serta (7) menulis hasil

pengamatan/studi lapngan. Setiap hasil yang diperoleh dari kegiatan studi

lapngan, digunakan untuk melihat apakah seseorang telah melakukan proses

belajar. Sedangkan menurut Glenn (dalam Sumarmi: 2012) “Tahapan tersebut

meliputi class preparation, selecting area, group dynamics, managing

equipment in the field, working in the outdoors, back in the classroom, and

final students report”.

7

Page 8: Pembelajaran_Luar_Kelas

Giacalone dalam Sumarmi, 2012 memberikan tahapan - tahapan Out Door

Study sebagai berikut.

a) Preparation is necessary (persiapan hal-hal yang diperlukan)

b) On the trip (perjalanan studi lapangan)

c) After trip (setelah perjalanan)

d) In retrospect (restrospeksi)

Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

Sumber belajar sebagaimana diketahui adalah sarana atau fasilitas

pendidikan yang merupakan komponen penting untuk terlaksananya proses

belajar-mengajar disekolah. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar

guru sewajarnya memanfaatkan sumber belajar, karena pemanfaatan sumber

belajar merupakan hal yang sangat penting dalam konteks belajar mengajar

tersebut. Di katakan demikian karena pemanfaatan sumber belajar akan dapat

membantu dan memberikan kesempatan belajar yang partisipasi serta dapat

memberikan pengalaman belajar yang konkrit.

Belajar dengan mengutamakan sumber belajar adalah sistem belajar yang

berorientasi kepada siswa, yang di atur sangat rapi untuk belajar individu atau

kelompok. Menurut Fercipal dan Elinghton (1988: 124) memberikan batasan

bahwa sumber belajar adalah “satu set bahan atau situasi yang dengan sengahja

diciptakan agar siswa secara individu dapat belajar”. Sedangkan menurut

Zuldafrial, 2011: 236 sumber belajar adalah segala semacam sumber yang ada

di luar diri peserta didik dapat berupa satu set bahan atau situasi belajar yang

dengan sengaja diciptakan, buku-buku atau bahan tercetak, semua sumber baik

berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat memberikan pengalaman

belajar bagi siswa.

Kita mengenal adanya dua jenis sumber belajar, yaitu sumber belajar

yang dirancang (by design resources) dan sumber belajar yang di manfaatkan

(by utility resources). Berbagai benda yang terdapat di lingkungan kita dapat

kita kategorikan ke dalam jenis sumber belajar yang dimanfaatkan (by utility

resources). Dibanding dengan jenis sumber belajar yang dirancang, jenis

8

Page 9: Pembelajaran_Luar_Kelas

sumber belajar yang dimanfaatkan ini jumlah dan macamnya jauh lebih

banyak. Pengertian lingkungan dalam hal ini adalah segala sesuatu baik yang

berupa benda hidup maupun benda mati yang terdapat disekitar kita (di sekitar

tempat tinggal maupun sekolah).

Lingkungan yang ada di sekitar siswa dapat dimanfaatkan untuk

mengoftimalkan kegiatan belajar mengajar sepanjang relevan dengan

kompetensi dasar dan hasil belajar yang bisa berupa lingkungan alam atau

lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya atau buatan.

a. Lingkungan Alam atau Lingkungan Fisik

Lingkungan alam atau lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang

sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam (air, tanah, hutan, batu-batuan),

tumbuh-tumbuhan dan hewan (flora dan fauna), sungai, iklim, suhu, dan

sebagainya

b. Lingkungan Sosial

Hal-hal yang bisa dipelajari oleh siswa dalam kaitannya dengan

pemanfaatan lingkungan sosial sebagai sumber belajar ini misalnya:

1. Mengenal adat istiadat dan kebiasaan penduduk setempat dimana anak

tinggal

2. Mengenal jenis-jenis mata pencaharian penduduk di sekitar tempat

tinggal dan sekolah

3. Mengenal organisasi-organisasi sosial yang ada di masyarakat sekitar

tempat tinggal dan sekolah

4. Mengenal kehidupan beragama yang dianut oleh penduduk di sekitar

tempat tinggal dan sekolah

c. Lingkungan Budaya

Lingkungan budaya atau buatan yakni lingkungan yang sengaja

diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang

bermanfaat bagi kehidupan manusia. Anak dapat mempelajari lingkungan

buatan dari berbagai aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya,

pemeliharaannya, daya dukungnya, serta aspek lain yang berkenan dengan

pembangunan dan kepentingan manusia dan masyrakat pada umumnya.

9

Page 10: Pembelajaran_Luar_Kelas

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan untuk

mengungkapkan data dan fakta dalam sebuah penelitian. Arikunto (2006: 160)

“Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya”. Hadari Nawawi (2007:65) menyatakan

bahwa :”metode Penelitian pada dasarnya berarti cara yang digunakan untuk

mencapai tujuan Metode yang digunakan dalam suatu penelitian dapat

dibedakan atas:

1. Metode Filosofis

2. Metode Deskriptif

3. Metode Historis

4. Metode Eksperimen (Hadari Nawawi, 2007: 66-99)

Dalam Penelitian peneliti bermaksud mengungkapkan gambaran situasi yang

sebenarnya berdasarkan fakta-fakta yang ada saat penelitian dilakukan. Sesuai

dengan maksud penelitian ini maka metode penelitian yang digunakan adalah

metode deskriptif.

Ditinjau dari permasalahannya, bentuk penelitian ini yang sesuai dengan

bentuk penelitian adalah bentuk survei. Penelitian survei adalah cara

pengumpulan data pada sejumlah sumber data dalam waktu yang bersamaan

dengan menggunakan kuesioner dan wawancara berstruktur.

Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor B.

Adapun sebaran populasi penelitian ini tertera pada tabel 1.1

TABEL 1.1SEBARAN POPULASI PENELITIAN

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 VII 14 18 32

2 VIII 13 17 30

3 IX 12 19 31

Jumlah 50 63 93

Sumber: Tata Usaha MTs-Al-Ikhlas Tahun ajaran 2013/2014

10

Page 11: Pembelajaran_Luar_Kelas

Alat pengumpul Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa (1)

Angket, Sesuai dengan pendapat Hadari Nawawi (2007: 117) “Teknik

Komunikasi Tidak Langsung dengan mempergunakan angket atau kuosioner

sebagai alat pengumpul data”. Angket yang digunakan adalah angket

terstruktur yaitu angket yang menyediakan sejumlah pertanyaan yang terkait

dengan jumlah alternatif yang disediakan sebagai kemungkinan yang dipilih

responden.(2) Panduan Observasi, alat yang digunakan berupa panduan

observasi atau daftar check list. Daftar itu harus disediakan sebelum observasi

dilakukan. Dengan demikian tugas observer adalah memberikan tanda check

(silang atau lingkaran atau sebagainya), apabila pada saat melakukan

pengamatan ternyata gejala didalam daftar itu muncul.(3)Panduan Wawancara.

Pengumpulan data melalui wawancara yang dilakukan terhadap guru yang

mengajar mata pelajaran IPS terpadu di MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor

(4)Dokumentasi, Dokumentasi merupakan data pendukung yang didapatkan

dari lokasi penelitian berupa foto, RPP dan dokumen lain yang mendukung

data penelitian.

Teknik analisis data dapat dilakukan dengan teknik statistik dan dapat

pula menggunakan pengolahan non statistik. Berkaitan dengan itu teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik statistik dengan

menggunakan perhitungan persentase.

Adapun perhitungan persentase dengan rumus Persentase(%) Nana

Sudjana dalam Zuldafrial,2010:226 sebagai berikut:

X % =

nN x 100 %

Keterangan:

X% : Persentase yang diberin : hasil observasi/skor aktualN :Jumlah sampel/responden.

11

Page 12: Pembelajaran_Luar_Kelas

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pembahasan pengolahan data dan analisis data yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan penerapan metode pembelajaran di luar

kelas oleh guru pada siswa kelas VIII Mts Al-Ikhlas Kuala Mandor B adalah

termasuk golongan baik dengan rata-rata hasil keseluruhan adalah 65,6 %. Ini

dapat diartikan bahwa siswa kelas VIII di MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor B

telah menerima penerapan metode pembelajaran di luar kelas (Out Door

Study dengan baik. Sedangkan secara khusus dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Persiapan penerapan metode pembelajaran di luar kelas oleh guru sudah

dilaksanakan baik. Kegiatan persiapan penerapan Pembelajaran Diluar

Sekolah (Out Door Study) yang dilakukan oleh guru meliputi: perumusan

topik serta materi atau masalah yang akan dibahas/disajikan, pengarahan

tujuan dan isi informasi yang akan dicapai pada siswa, kegiatan

apersepsi, mengidentifikasi sasaran (siswa) yang akan menerima

informasi, penetapan teknik penyampaian informasi, penetapan jadwal

dan waktu kegiatan, ketersediaan sarana dan prasarana, mempersiapkan

rencana pelaksanaan, serta ketepatan persiapan yang dilakukan.

2. Penerapan metode pembelajaran di luar kelas oleh guru juga sudah

dilaksanakan baik . Proses pembelajaran di luar kelas (Out Door Study)

meliputi: pemberian motivasi kepada siswa untuk bertanya, keterlibatan

siswa, merangsang semangat siswa, pemberian tugas, membagikan

rencana pelaksanaan, mempersiapkan pengamat, penyampaian tahap-

12

Page 13: Pembelajaran_Luar_Kelas

tahap tugas yang dilakukan, simulasi percobaan kegiatan, keterlibatan

guru pada saat proses pembelajaran di luar kelas.

3. Teknik Evaluasi yang digunakan oleh guru dalam penerapan metode

pembelajaran di luar kelas oleh guru tergolong cukup. Ini berarti telah

dilaksanakan evaluasi penerapan metode pembelajaran di luar kelas

namun masih ditemui kekurangan-kekurangan didalamnya karena belum

optimal dilaksanakan. Evaluasi penerapan tersebut meliputi: Diskusi dan

evaluasi tugas yang diberikan atau dijalankan, penilaian kegiatan siswa,

pemberian evaluasi atau tugas, pemeriksaan tugas, penilaian tugas siswa,

manfaat yang dirasakan, hambatan yang dirasakan

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:

Rineka Cipta.

Herjunanto, dkk. 2008. IPS untuk SMP/MTs kelas VIII. Depertemen Pendidikan :

Pusat Perbukuan

Jihad, A ., Haris, A. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo

Nawawi, H. 2007. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajahmada

University Press.

Sobari, A. (2012) Keuntungan Belajar di Luar Kelas.[online]

Tersedia

:http://edukasi.kompas.com/read/2012/09/16/12102122/Keuntungan.Belajar

.di.Luar.Kelas.[30 april 2014

13

Page 14: Pembelajaran_Luar_Kelas

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung

CV.Alfabeta.

Supriyadi (2011) Outing class lagi.[online]

tersedia:http://supriyadikaranganyar.wordpress.com/2011/10/20/outing-

class-lagi-dan-lagi/.[30 april 2014]

Sumaaatmadja. N,1988. Studi Geografi, suatu Pendekatan dan Analisa

Keruangan. Bandung: Alumni.

Sumarmi, 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Yogyakarta. Aditya

Media Publishing.

Sutikno Sobri M, 2013. Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica

Tim Penyusun, 2012 . IPS Terpadu Kelas VIII Semeter 1. Surakarta: Grahadi

Vera. A, 2012. Metode mengajar anak di luar kelas. Jogjakarta: Diva press

Zuldafrial, 2010. Penelitian Kuantitatif, Pontianak: STAIN Pontianak Press

Zuldafrial (2011). Strategi Belajar Mengajar. Pontianak: STAIN Pontianak Press

14