SEJARAH KEPERAWATAN KOMUNITAS & KONSEP MODEL KEPERAWATAN KOMUNITAS
PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …
Transcript of PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …
i
PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
COOPERATIVE LEARNING TIPE MIND MAPPING PADA MATERI
KEHIDUPAN AWAL MANUSIA INDONESIA
(Sebuah Kajian Teoritis)
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh :
Maria Yosefina Nirmala
NIM : 161314031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sebagai ungkapan terima kasih, saya persembahkan makalah ini kepada :
1. Kedua orang tua saya “Rikardus Galus dan Rosalia Jelimin”, adik-adik saya
“Metildis Oktaviani Naung, Angela Syukur, Frederikus Tangkas dan Afli, Aflo
yang selalu mendukung, mendoakan, dan mencintai tiada batas.
2. Kakek dan nenek saya “Stefanus Garu, Maria Luhur, Kasmirus Mia, dan
Rosalia Daima” yang tiada hentinya memberikan motivasi hidup.
3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd. selaku dosen pembimbing dan saya anggap
seperti ibu saya karena selain memberikan materi, beliau juga memberikan
motivasi hidup untuk saya.
4. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan untuk saya khususnya
“Junaidi Jauhar” yang selalu memberikan dukungan dan mendoakan
kelancaran tugas akhir saya.
5. Keluarga besar saya suku rahong yang memberikan doa dan dukungan untuk
menyelesaikan makalah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang sebab Aku ini
Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan
memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenagan.
(Yesaya 41:10)
Jangan pernah menunda pekerjaan, apa yang anda mampu anda kerjakan
sekarang, lakukan semampumu kemudian berdoalah, Tuhan yang mengurus
sisanya.
(Maria Yosefina Nirmala)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
COOPERATIVE LEARNING TIPE MIND MAPPING PADA MATERI
KEHIDUPAN AWAL MANUSIA INDONESIA
Maria Yosefina Nirmala
161314031
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2020
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan dua permasalahan
pokok, yaitu : (1) pentingnya model cooperative learning tipe mind mapping
dalam pembelajaran sejarah, (2) contoh rancangan model cooperative learning
tipe mind mapping dalam pembelajaran sejarah pada materi kehidupan awal
manusia Indonesia.
Makalah ini disusun dengan menggunakan studi pustaka yang dilakukan
dengan cara mengumpulkan semua jenis referensi seperti buku, tesis, skripsi,
artikel, dan karya ilmiah. Sumber data primer yakni kurikulum 2013, silabus mata
pelajaran sejarah dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sejarah. Sedangkan data
sekunder yakni buku-buku yang berkaitan dengan model cooperative learning
tipe mind mapping dan pembelajaran sejarah. Dalam penulisan makalah ini,
analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif.
Hasil penulisan menunjukkan bahwa : (1) pentingnya model cooperative
learning tipe mind mapping dalam pembelajaran sejarah dapat menguraikan
peristiwa sejarah secara kronologis berdasarkan urutan waktu, meningkatkan
kemampuan berpikir kritis, menerima berbagai informasi, meningkatkan motivasi
belajar, serta menumbuhkan kreativitas pada siswa, (2) contoh rancangan model
cooperative learning tipe mind mapping dalam pembelajaran sejarah pada materi
kehidupan awal manusia Indonesia yaitu pengembangan RPP yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Kata Kunci : Model Cooperative Learning, tipe Mind Mapping, Pembelajaran
Sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
USING THE MIND MAPPING COOPERATIVE LEARNING MODEL IN
HISTORY LEARNING WITH THE TOPIC INDONESIAN EARLY LIFE
Maria Yosefina Nirmala
161314031
Sanata Dharma University
2020
This paper aims to describe two key issue : (1) the importance of the mind
mapping type in cooperative learning model for history learning, (2) an example
of the mind mapping model design in history learning for the topic “the early life
of Indonesian people”.
This paper is prepared using literature study which is carried out by
collecting all types of references such as book, theses, articles, and scientific
papers. The primary data sources are the 2013 curriculum, the history source
syllabus and the history lesson plan. Meanwhile, the secondary data are books
related to the type of cooperative learning model using mind mapping and history
learning. In writing this paper, the data analysis used is descriptive qualitative.
The results of the writing show that : (1) the mind mapping type in
cooperative learning model in history learning is important because it can
describe historical events chronologically based on time sequences. It also
improve critical thinking skills, receive various information, increase learning
motivation, and foster creativity in students, (2) an example of a mind mapping
type in cooperative learning model design in history learning for the topic the
early life of Indonesian people is provided by, developing the RPP which consists
of planning, implementation, and evaluation.
Keywords: Cooperative Learning Model, Mind Mapping Type, Historical
Learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………...………………i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………..………………ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………...………………iii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………...……………iv
HALAMAN MOTTO……………………………………………………………v
LEMBAR PERSETUJUAN KEASLIAN KARYA………...…………………vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA………………………….vii
ABSTRAK………………………………………………………………...……viii
ABSTRACT……………………………………………………………….……..ix
KATA PENGANTAR……………………………………………………………x
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….xi
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………...……1
A. Latar belakang…………………………………………………………..…1
B. Rumusan masalah……………………………………………………….…8
C. Tujuan penulisan…………………………………………………………..8
D. Manfaat penulisan…………………………………………………………9
E. Sistematika penulisan………………………………………………….…10
BAB II MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE
MIND MAPPING…………………………………………………………….…11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
A. Model pembelajaran cooperative learning……………………………....11
B. Mind mapping…………………………………………………………....19
C. Pembelajaran Sejarah………………...…………………………………..23
D. Arti penting model pembelajaran cooperative learning tipe mind mapping.
……………………………………………………………………………25
BAB III PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MIND
MAPPING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA MATERI
KEHIDUPAN AWAL MANUSIA INDONESIA…………………..………..27
A. Langkah-langkah model cooperative learning tipe mind mapping…….27
B. Silabus………………………………………………………………..…37
C. Contoh Rancangan pembelajaran dengan menggunakan model
cooperative learning tipe mind mapping pada pembelajaran
sejarah…………………………………………………………….….…40
BAB IV KESIMPULAN………………………………………………………50
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….53
LAMPIRAN………………….………………………………………………..55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar I : Rancangan Proses Pembelajaran……………..….…………………29
Gambar II : Proses Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas….……………………30
Gambar III : Pembagian Kelompok………………………………………...…..31
Gambar IV : Contoh Mind Mapping Kelompok I……………………………...32
Gambar V : Contoh Mind Mapping Kelompok II……………………………...33
Gambar VI : Contoh Mind Mapping Kelompok III…………………………….34
Gambar VII : Contoh Mind Mapping Kelompok IV…………………………...35
Gambar VIII : Contoh Mind Mapping Kelompok V…………………………...36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel I : Langkah-langah Cooperative Learning…………………..……,…….18
Tabel II : Kategori Prestasi Siswa di Kelas………………………………,……30
Tabel III : Silabus………………………………………………………………37
Tabel IV : Kompetensi Dasar dan Indikator Sejarah untuk Kelas X….……….56
Tabel V : Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama……...58
Tabel VI : Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Kedua………61
Tabel VII : Penilaian Sikap……………………………………………………..75
Tabel VIII: Penilaian Keterampilan…………………………………………….80
Tabel X : Lembar Jawaban Siswa Pilihan Ganda.. …………………….………81
Tabel XI : Lembar Jawaban Siswa Esai………………………………………..81
Tabel XII: Rubrik Penilaian Pilihan Ganda……………………………………82
Tabel XIII : Rubrik Penilaian Esai……………………………………………..83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan
peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlansung dalam
lingkungan tertentu. Interaksi ini sering disebut interaksi pendidikan, yaitu saling
mempengaruhi antara pendidik dengan peserta didik. Dalam saling mempengaruhi
ini peranan pendidik lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih
dewasa, lebih berpengalaman, lebih banyak menguasai nilai-nilai, pengetahuan
dan keterampilan.1
Dalam pasal 1 Ayat (1) Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
Nasional (Sisdiknas) dirumuskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan Negara.
Berdasarkan pengertian mengenai pendidikan tersebut ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan. Pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana. Artinya pendidikan diselenggarakan secara matang, mantap, jelas,
menyeluruh, lengkap dan sesuai dengan tujuan berdasarkan pemikiran yang
objektif dan rasional. Pendidikan bukan sesuatu yang serta merta ada, dan bersifat
1 Nana Syaodih, Sukmadinata. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya Offset, hlm. 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
tidak sengaja dan seenaknya. Untuk itulah pendidikan perlu didahului dengan
perencanaan yang baik dan tertata.2
Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada
tingkat dasar, yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya. Pendidikan
karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang
mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara
utuh terpadu seimbang dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan
pendidikan. Melalui implementasi Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi
sekaligus karakter, dengan pendekatan kontekstual diharapkan peserta didik
mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya
mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan
akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.3
Dalam Kurikulum 2013, ada tiga aspek yang diterapkan pada kegiatan
pembelajaran yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Aspek
kognitif berkaitan dengan kemampuan berpikir (pengetahuan, pemahaman,
analisis) seorang terhadap suatu materi pembelajaran. Aspek afektif berkaitan
dengan penyikapan, perasaan, minat, moralitas seseorang terhadap suatu materi
pembelajaran. Aspek psikomotorik berkaitan dengan fungsi system syaraf, otot
dan fungsi psikis. Sehingga wujudnya berupa kemampuan mencipta, berkreasi
dan sejenisnya. Dengan demikian, Kurikulum 2013 menciptakan adanya
2 Hendra, Kurniawan. 2018. Kajian Kurikulum dan Bahan Ajar Sejarah SMA Menurut Kurikulum
2013. Yogyakarta : Sanata Dharma University Press, hlm. 15 3 Muhammad, Nuh. 2013. Pengembangan Kurikulum dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung
: PT. Remaja Rosdakarya Offse, hlm.7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
keseimbangan antara aspek sikap (attitude), pengetahuan (knowledge) dan
keterampilan (skill).4
Kurikulum 2013 menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa yang
produktif, kreatif, inovatif dan berkarakter. Dengan produktif untuk menjawab
tantangan masa depan semakin rumit dan kompleks. Meskipun demikian,
keberhasilan Kurikulum 2013 dalam menghasilkan insan yang produktif, kreatif
dan inovatif serta dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional untuk
membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat sangat ditentukan oleh
berbagai faktor (kunci sukses). Kunci sukses tersebut antara lain berkaitan dengan
kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru, aktivitas peserta didik, sosialisasi,
fasilitas dan sumber belajar, lingkungan yang kondusif akademik dan partisipasi
warga sekolah.
Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa
yang akan datang. Dalam pengertian ini pun tersirat adanya perubahan yang
diharapkan terjadi pada peserta didik. Pendidikan itu memang sudah semestinya
berdaya ubah. Perubahan yang diharapkan dari sebuah proses Pendidikan tentu
lebih dari sekedar perubahan dari sebelumnya tidak tahu kemudian menjadi tahu,
atau dari tidak bisa menjadi bisa.5
Dalam bahasa Inggris, kata “sejarah” (history) yang berarti masa lampau
umat manusia. Sedangkan dalam bahasa Jerman “sejarah” (geschicht) berarti
4 E, Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung :
Yrama Widya, hlm. 6 5
Mahasiswa S2 PMat USD, d.k.k. 2018. Pendidikan yang Berdaya Ubah. Yogyakarta :
www.penerbitgarudhawaca.com, hlm. x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
sesuatu yang telah terjadi. Kedua kata itu dapat memberikan arti yang
sesungguhnya tentang sejarah, yaitu sesuatu yang telah terjadi pada waktu lampau
dalam kehidupan umat manusia. Dengan demikian sejarah tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia dan bahkan berkembang sesuai dengan perkembangan
kehidupan manusia dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih maju atau
modern.6 Pembelajaran sejarah merupakan bidang ilmu yang memiliki tujuan agar
setiap siswa membangun kesadaran tentang pentingnya waktu dan tempat yang
merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan masa yang akan
datang sehingga siswa sadar bahwa dirinya merupakan bagian dari bangsa
Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat
diimplementasikan dalam berbagai kehidupan baik nasional maupun
internasional. Materi dalam pembelajaran sejarah ini mampu mengembangkan
potensi siswa untuk lebih mengenal nilai-nilai bangsa yang diperjuangkan pada
masa lampau, dipertahankan, dan disesuaikan untuk masa yang kini dan
dikembangkan di masa yang akan datang, juga dalam sejarah dipaparkan
mengenai berbagai peristiwa dan kejadian nyata yang yang telah terjadi di masa
lampau, bukan karangan fiktif belaka, seperti kegigihan para pejuang melawan
penjajah dalam mempertahankan harga diri bangsa.7
Menurut peraturan Mendiknas No. 22 tahun 2006, tujuan pembelajaran
sejarah di SMA yaitu membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya
waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari (masa lampau, masa kini
dan masa yang akan datang), melatih daya kritis peserta didik untuk memahami
6 Badrika, I Wawan. 2006. Sejarah untuk SMA Jilid 1 Kelas X. Jakarta : Erlangga, hlm. 2
7 http://journal.um.ac.id/index.php/sejarah-dan-budaya diunduh pada tahun 2017 oleh Mustika
Zahro, Sumardi dan Marjono
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pedekatan ilmiah dan
pendekatan keilmuwan, menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik
terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa
lampau, menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya
bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa
kini dan masa yang akan datang juga menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta
didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta
tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik
nasional maupun internasional. Tujuan tersebut pada prinsipnya memiliki tujuan
penting untuk membentuk dan mengembangkan tiga kecakapan peserta didik
yaitu akademik, kesadaran sejarah, dan nasionalisme.8
Sistem pembelajaran yang baik seharusnya dapat membantu peserta didik
mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Meskipun proses belajar mengajar tidak dapat
sepenuhnya berpusat pada peserta didik seperti pada pendidikan terbuka, tetapi
yang perlu dicermati adalah bahwa pada hakikatnya peserta didiklah yang harus
belajar dan mengembangkan diri. Dengan demikian proses belajar mengajar perlu
berorientasi pada kebutuhan dan kemampuan siswa. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam proses belajar mengajar harus dapat memberikan pengalaman
belajar yang menyenangkan dan berguna bagi peserta didik. Pengajar perlu
memberikan bermacam-macam suasana belajar dengan menerapkan model-model
pembelajaran kreatif dan menarik yang memadai untuk materi yang diisajikan,
8 Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta : Ombak, Hal. 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dan menyesuaikannya dengan kemampuan serta karakteristik peserta didik
sebagai subjek-didik.9
Dalam mengimplementasikan pembelajaran sejarah pada kurikulum 2013,
guru hanya berperan sebagai fasilitator yang berusaha memunculkan peran belajar
dari para siswa secara lebih aktif. Pada kurikulum 2013 ini, siswa menjadi pusat
dalam proses pembelajaran.10
Berdasarkan penelitian penulis saat magang masih
ada siswa yang malas dalam belajar sejarah. Ada beberapa contoh yaitu ketika
pembelajaran sejarah sedang berlangsung masih ada siswa yang sibuk cerita
dengan teman sebangkunya, berdandan, dan bermain hp sehingga pembelajaran
sejarah menjadi kurang efektif. Semua masalah yang ada tersebut sebagian besar
dikarenakan kurang kreatifnya guru dalam memilih dan menerapkan model
pembelajaran yang kreatif, menarik dalam proses pembelajaran sejarah.
Pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Tujuan dibentuknya kelompok untuk
memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif
dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Pembelajaran ini siswa muncul dari
konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang
sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja
dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang
kompleks. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah
9 ibid. 5
10 https://www.neliti.com/id/publications/209919/pembelajaran-sejarah-berbasis-kurikulum-2013-
di-sma-kotamadya-jakarta-timur diunduh pada tanggal 2 juli 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman
sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.
Strategi pembelajaran mind mapping dikembangkan sebagai metode
efektif untuk mengembangkan gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta.
Untuk membuat mind mapping, menulis gagasan utama di tengah halaman dan
dari situlah, bisa membentangkannya ke seluruh arah untuk menciptakan
semacam diagram yang terdiri dari kata-kata kunci, konsep-konsep, fakta-fakta
dan gambar-gambar. Mind mapping bisa digunakan untuk membantu penulisan
esai atau tugas-tugas yang berkaitan dengan penguasaan konsep. Mind mapping
bisa digunakan untuk membentuk, mendesain, mencatat, memecahkan masalah,
dan mengklarifikasi topik utama sehingga siswa bisa mengerjakan tugas-tugas
yang banyak sekalipun.
Dalam Pemanfaatan model cooperative learning tipe mind mapping ini
pada pembelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas (SMA), diharapkan dapat
memotivasi siswa dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran sejarah. Mind Mapping sangat cocok untuk diterapkan dalam
pembelajaran sejarah. Karena terdapat banyak kerangka berpikir mengenai sebuah
konsep sejarah. Metode mind mapping ini membantu siswa dalam belajar karena
dalam kegiatan belajar ini, siswa juga aktif dalam bekerjasama dengan satu
kelompok.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan membahas mengenai
pembelajaran sejarah dengan menggunakan model cooperative learning tipe mind
mapping pada materi kehidupan awal manusia Indonesia. Penulis juga berharap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
agar dapat membantu guru sejarah dalam memotivasi dan menyampaikan materi
pembelajaran sejarah agar pembelajaran sejarah menjadi efektif dan diminati oleh
siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian mengenai latar belakang masalah di atas maka
rumusan masalahnya sebagai berkut :
1. Mengapa model pembelajaran cooperative learning tipe mind mapping
penting untuk diterapkan dalam pembelajaran sejarah?
2. Bagaimana contoh rancangan model cooperative learning tipe mind
mapping dalam pembelajaran sejarah pada materi kehidupan awal
manusia Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mendeskripsikan pentingnya model pembelajaran cooperative learning
tipe mind mapping dalam pembelajaran sejarah.
2. Mendeskripsikan contoh rancangan model cooperative learning tipe
mind mapping dalam pembelajaran sejarah pada materi kehidupan awal
manusia Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah :
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
sebagai berikut :
1. Bagi Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma
Penulisan ini dapat memberikan kelengkapan pustaka khususnya pada
karya tulis yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi bagi
mahasiswa terutama mengenai penulisan tentang pembelajaran sejarah
dengan menggunakan model cooperative learning tipe mind mapping pada
materi kehidupan awal manusia Indonesia.
2. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Untuk menambah kepustakaan prodi pendidikan sejarah, khususnya materi
tentang pembelajaran sejarah dengan menggunakan model cooperative
learning tipe mind mapping pada materi kehidupan awal manusia
Indonesia.
3. Bagi Pembaca
Penulisan ini dapat menambah wawasan, pengetahuan serta informasi
mengenai pembelajaran sejarah dengan menggunakan model cooperative
learning tipe mind mapping pada materi kehidupan awal manusia
Indonesia.
4. Bagi Penulis
Penulisan ini akan menambah wawasan pengetahuan dan sebagai pedoman
pembuatan karya ilmiah serta menjadi sarana untuk menerapkan model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pembelajaran sejarah berbasis cooperative learning tipe mind mapping
yang telah penulis dapatkan selama duduk di bangku kuliah untuk
dipraktikan di dunia nyata.
E. Sistematika Penulisan
Makalah yang berjudul “Pembelajaran Sejarah Dengan Menggunakan
Model Cooperative Learning Tipe Mind Mapping Pada Materi Kehidupan Awal
Manusia Indonesia” memiliki sistematika penulisan sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan, memuat latar belakang masalah, perumusan masalah
tujuan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II : Penjelasan mengenai pentingnya model pembelajaran cooperative
learning tipe mind mapping dalam pembelajaran sejarah.
Bab III : Pembahasan mengenai contoh rancangan model cooperative learning
tipe mind mapping dalam pembelajaran sejarah pada materi kehidupan
awal manusia Indonesia.
Bab IV : Kesimpulan mengenai pentingnya model pembelajaran cooperative
learning tipe mind mapping dalam pembelajaran sejarah dan contoh
rancangan model cooperative learning tipe mind mapping dalam
pembelajaran sejarah pada materi kehidupan awal manusia Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
PENTINGNYA MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MIND
MAPPING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
A. Model Pembelajaran Cooperative Learning
1. Pengertian Cooperative Learning
Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran
yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan
bersama. Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk
meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap
kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan
kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama yang berbeda
latar belakang. Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu
sebagai siswa ataupun sebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk
mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan keterampilan
berhubungan dengan sesama manusia yang akan bermanfaat bagi kehidupan
bersama.11
Menurut Anita Lie yang dikutip oleh Isjoni dan Arif Haji Ismail
pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong-royong, yaitu
kelompok pembelajaran yang memberikan kepada peserta didik untuk
bekerjasama dengan siswa lain dalam mengerjakan tugas yang terstruktur. Lebih
jauh dikatakannya bahwa pembelajaran cooperative hanya berjalan kalau sudah
11
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan dan
Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendididkan (KTSP). Jakarta : Kencana Prenada
Media Group, hlm. 58
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
terbentuk suatu kelompok yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk
mencapai tujuan yang ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada
umumnya terdiri dari 4-5 orang saja.
Dengan berkelompok, siswa mendapat kesempatan yang lebih luas untuk
mempraktikkan sikap dan prilaku pada situasi sosial yang bermakna bagi mereka.
Selanjutnya dalam Stahl yang dikutip oleh Isjoni dan Arif Haji Ismail mengatakan
model pembelajaran ini berangkat dari pendapat yang berasaskan dalam
kehidupan masyarakat “belajar bersama” atau capailah yang lebih baik secara
bersama-sama. Sehingga dengan kebersamaan dalam belajar, akan dapat
meningkatkan motivasi, produktivitas dan perolehan pencapaian tujuan
pembelajaran.
Pada hakekatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok,
oleh karena itu banyak guru yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam
pembelajaran kooperatif karena mereka menganggap telah biasa menggunakan.
Dalam Abdulhak yang dikutip oleh Isjoni dan Arif Haji Ismail menjelaskan
bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui berbagai proses antara
peserta belajar sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta
belajar itu sendiri. Model pembelajaran kooperatif dapat memberikan efektivitas
yang dapat memberikan motivasi dan sikap belajar serta pencapaian dalam mata
pelajaran sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2. Unsur Penting dan Prinsip Utama Cooperative Learning
Menurut Johnson & Johnson dan Sutton yang dikutip oleh Trianto terdapat
lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu :
a. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa
Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama
untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Seorang siswa tidak
akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya juga sukses. Siswa akan
merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok yang juga
mempunyai tanggung jawab terhadap suksesnya kelompok.
b. Interaksi antara siswa yang semakin meningkat
Belajar kooperatif akan meningkatkan interaksi antara siswa. Hal ini, terdapat
dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai
anggota kelompok.
c. Tanggung jawab individual
Tanggung jawab individual dalam belajar kelompok dapat berupa tanggung
jawab siswa dalam hal : (a) membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan
(b) siswa tidak dapat hanya sekedar “membonceng” pada hasil kerja teman
sekelompoknya.
d. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil
Dalam belajar kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang
diberikan, seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi
dengan siswa lain dalam kelompoknya. Bagaimana siswa bersikap sebagai
anggota kelompok dan menyampaikan ide dalam kelompok akan menuntut
keterampilan khusus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
e. Proses kelompok
Belajar kooperatif tidak akan berlansung tanpa proses kelompok. Proses
kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana mereka
akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.
Selain lima unsur penting yang terdapat dalam model pembelajaran
kooperatif, model pembelajaran ini juga mengandung prinsip-prinsip yang
membedakan dengan model pembelajaran lainnya. Konsep utama dari belajar
kooperatif menurut Slavin yang dikutip oleh Trianto, adalah sebagai berikut :
a. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai
kriteria yang ditentukan.
b. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok
tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok. Tanggung
jawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan
memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi
tanpa bantuan yang lain.
c. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah
membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka
sendiri.hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan tinggi, sedang
dan rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang terbaik dan
bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai.12
3. Ciri-ciri Cooperative Learning
Menurut Arends yang dikutip oleh Ali Mudlofir dan Fatimatur Rusydiyah,
pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran kooperatif memiliki ciri-
ciri sebagai berikut :
a) Peserta didik bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk
menyelesaikan materi belajar.
b) Kelompok dibentuk dari peserta didik yang dimiliki kemampuan tinggi,
sedang dan rendah.
12
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, hlm. 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
c) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis
kelamin yang berbeda-beda, penghargaan lebih berorientasi pada
kelompok daripada individu.13
4. Karakteristik Cooperative Learning
Karakteristik dasar dari model pembelajaran cooperative learning adalah
sebagai berikut :
1. Pembelajaran secara Tim
Pembelajaran kooperatif menonjolkan kelompok dibandingkan dengan
keberhasilan individu. Sukses tidaknya pembelajaran dapat diukur dari sejauh
mana kelompok mampu menghasilkan yang terbaik. Inilah yang menuntut
setiap siswa dalam sebuah kelompok saling mendukung, memberi motivasi
dan menambahkan antara yang satu dengan yang lainnya untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Dalam cooperative learning, kelompok terdiri dari latar
belakang yang berbeda mulai dari bahasa, jenis kelamin, dan .kemampuan
akademik.
2. Berlandaskan Manajemen Kooperatif
Pembelajaran kooperatif memiliki perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan
kontrol. Model ini mempunyai perencanaan yang matang agar proses belajar
mengajar berlansung terarah. Dalam proses pelaksanaan ini, sudah ada
langkah-langkah praktis, mulai dari tanggung jawab kelompok, tugas guru
dan kontrol.
13
Mudlofir, Ali dan Rusydiyah, Evi Matur. 2016. Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori ke
Praktik. Jakarta : Raja Grafindo Persada, hlm. 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
3. Hasrat Bekerja Sama
Dalam pembelajaran kooperatif, setiap kelompok diwajibkan bekerja sama
antara yang satu dengan yang lain. Guru tidak hanya mengatur tugas dan
tanggung jawab setiap kelompok, akan tetapi memberikan motivasi pada
siswa agar mampu bekerja sama dan saling membantu satu sama lain.
4. Keterampilan Bekerja Sama
Pada pembelajaran kooperatif, siswa harus mempunyai keterampilan untuk
bekerja sama. Meskipun, pada dasarnya siswa belum mempunyai
keterampilan, tetapi guru perlu mendorong dan membantu untuk melihat agar
siswa mampu bekerja sama dalam kelompok.
5. Manfaat Cooperative Learning
Manfaat pada pembelajaran cooperative learning yaitu :
a. Mengurangi kecemasan yang diciptakan oleh situasi kelas yang baru
dan asing yang dihadapi peserta didik.
b. Mengembangkan sikap siswa-guru yang positif.
c. Menciptakan suasana belajar dimana peserta didik merasa dihormati
dan terhubung satu sama lain.
d. Menciptakan sistem dukungan sosial yang kuat
e. Meningkatkan respon sosial yang positif, mengurangi kekerasan dalam
peraturan apa pun, menghilangkan rasa takut dan menyalahkan serta
kepercayaan diri, keramahan dan consensus (kesepakatan).
f. Mendorong interaksi siswa di semua tingkat
g. Membantu kelompok mayoritas dan minoritas di kelas belajar untuk
bekerja satu sama lain
h. Membentuk suasana kerja sama dalam membantu sekolah
i. Memfokuskan perhatian pada prestasi kelompok maupun individu
j. Mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi
k. Mendorong tingkat kinerja yang lebih tinggi
l. Mengembangkan keterampilan siswa berkomunikasi lisan
m. Meningkatkan ketekunan siswa dan kemungkinan berhasil
menyelesaikan tugas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
6. Kelebihan dan Kekurangan Cooperative Learning
a) Kelebihan Cooperative Learning
1. Melatih peserta didik dalam kelas multikultural yang saling menghargai
dalam perbedaan.
2. Melatih peserta didik dalam bekerja secara team work, bertanggung
jawab secara individu dan kelompok.
3. Melatih peserta didik untuk belajar mandiri, tidak selalu tergantung pada
guru.
4. Melatih untuk berpikir kritis dan menerima tanggapan dari kelompok lain
mengenai materi.
b) Kekurangan Cooperative Learning
1. Memerlukan periode waktu yang lama untuk menghasilkan kemandirian
dan keterampilan peserta didik dalam melakukan kerja berbasis team
work.
2. Peserta didik yang kurang mampu dalam belajar akan menjadi
penghambat dalam team work, karena mereka kurang mampu beradaptasi
dengan teman yang lain.
3. Apabila guru tidak dapat membagi kelompok kooperatif secara
heterogen, maka hasil pembelajaran tidak akan berimbang antara
kelompok satu dengan yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
7. Langkah-langah Cooperative Learning
Tahap Aktivitas Peserta Didik Aktivitas Guru
Kegiatan Pendahuluan
1. Menyampaikan tujuan
pembelajaran, perlengkapan
pembelajaran dan
memotivasi peserta didik
Guru menyampaikan
semua tujuan
pembelajaran yang ingin
dicapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi
peserta didik belajar.
Peserta didik
menyimak secara
baik.
Kegiatan Inti
2. Menyampaikan materi Guru menyajikan materi
kepada peserta didik.
Peserta didik
menyimak.
3. Mengorganisasikan peserta
didik ke dalam bentuk
kelompok
Guru menjelaskan
kepada peserta didik
bagaimana caranya
membentuk kelompok
belajar dan membantu
setiap kelompok.
Peserta didik
membagi dan
menemukan
kelompoknya.
4. Membantu dan
membimbing peserta didik
belajar, bekerja dalam
kelompok
Guru membantu atau
membimbing kelompok-
kelompok belajar pada
saat mereka mereka
mengerjakan tugas.
Peserta didik
bekerja dalam
kelompok.
5. Evaluasi atau memberi
umpan balik
Guru mengevaluasi hasil
belajar tentang materi
yang telah dipelajari
masing-masing
kelompok dan
mempresentasikan hasil
kerja mereka.
Setiap kelompok
mempresentasikan
hasil kerja mereka,
meminta
tanggapan, dan
menjawab
pertanyaan yang
ditanyakan oleh
kelompok lain.
Kegiatan Penutup
6. Kesimpulan materi Guru memberikan
kesimpulan materi yang
diajarkan, dan meminta
kepada tanggapan peserta
didik mengenai nilai-
nilai dan saran dari
materi tersebut.
Peserta didik
menyampaikan
nilai-nilai serta
saran terhadap
materi yang sudah
mereka dapatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
B. Mind Mapping
1. Pengertian Mind Mapping
Mind mapping atau pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi tiap
pembelajar untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari, atau
merencanakan tugas baru. Pemetaan pikiran merupakan cara yang sangat baik
untuk menghasilkan dan menata gagasan sebelum mulai menulis. Meminta
pembelajar untuk membuat peta pikiran memungkinkan mereka
mengidentifikasikan dengan jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari atau
apa yang tengah mereka rencanakan.
Pemetaan pikiran adalah pemanfaatan seluruh otak dengan menggunakan
citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan. Otak sering kali
mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk dan
perasaan. Peta pikiran menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik ini
dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan seperti peta jalan yang digunakan
untuk belajar, mengorganisir, dan merencanakan. Peta ini dapat membangkitkan
ide-ide orisinil dan memicu ingatan yang mudah. Ini lebih jauh mudah daripada
metode pencatatan tradisional karena ia mengaktifkan kedua belahan otak. Cara
ini juga menenangkan, menyenangkan dan kreatif.
Pemetaan pikiran membantu pembelajar mengatasi kesulitan, mengetahui
apa yang hendak ditulis, serta bagaiman mengorganisasi gagasan, sebab teknik ini
membantu pembelajar menemukan gagasan, mengetahui apa yang ditulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pembelajar, serta bagaimana memulainya. Peta pikiran sangat baik untuk
merencanakan dan mengatur berbagai hal.14
2. Ciri-ciri Mind Mapping
Menurut Dahar yang dikutip oleh yang dikutip oleh Erman,
mengemukakan ciri-ciri mind mapping sebagai berikut :
a) Mind mapping atau peta konsep adalah suatu cara untuk
memperlihatkan konsep-konsep atau proposisi-proposisi suatu bidang
studi. Dengan menggunakan peta konsep siswa dapat melihat bidang
studi itu dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna.
b) Mind mapping merupakan gambaran dua dimensi dari suatu bidang
studi. Ciri inilah yang dapat memperlihatkan hubungan-hubungan
proporsional antara konsep-konsep.
c) Tidak semua konsep memiliki bobot yang sama. Ini berarti ada
konsep yang lebih inklusif daripada konsep-konsep yang lain.
3. Karakteristik Mind Mapping
Model pembelajaran mind mapping memiliki berbagai karakteristik,
Swadarma menyatakan bahwa terdapat tujuh karakteristik pokok dari mind
mapping. Karakteristik tersebut meliputi :
a) Kertas, menggunakan kertas putih polos berorientasi landscape.
b) Warna, menggunakan spidol warna-warni dengan jumlah warna sekitar
2-7 warna, sehingga disetiap cabang berbeda warna.
c) Garis, menggunakan garis lengkung yang bentuknya mengecil dan
pangkal.
d) Huruf, pada cabang utama yang dimulai dari central image
menggunakan huruf kapital, sedangkan pada cabang menggunakan
huruf kecil. Posisi antara garis dan huruf sama panjang.
e) Keyword, menggunakan kata kunci yang dapat mewakili pesan yang
ingin disampaikan.
f) Key image, menggunakan kata bergambar yang memudahkan untuk
mengingat.
14
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, hlm. 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
g) Struktur, tema besar ditempatkan di tengah kertas kemudian beri garis
memencar ke segala arah untuk sub tema dan keterangan lainnya.
4. Manfaat Mind Mapping
1) Meransang bekerjanya otak kiri dan kanan secara sinergis
Dengan mengamati dan mencari informasi kreatifitas untuk membuat mind
mapping mampu meransang bekerjanya otak. Otak kanan dan otak kiri
menerjemahkan informasi yang ditangkap, otak kanan yang bersifat emosi,
imajinasi, kreatifitas dan seni sedangkan otak kiri yang bersifat rasional,
verbal dan numerik saling bersinergi untuk mencerna informasi.
2) Mengembangkan sebuah ide
Ketika kelompok dibentuk siswa saling bertukar ide untuk mencapai ide yang
disepakati oleh semua anggota kelompok, siswa diberikan sebuah materi lalu
harus menentukan ide untuk menjadi ide pokok yang akan dibahas maka
perlunya mengembangkan sebuah ide yang menarik agar menghasilkan
sesuatu yang menarik.
3) Meningkatkan kreativitas dan aktivitas siswa
Dalam pembelajaran siswa terbiasa dengan menggunakan mind mapping
tentu akan membuat siswa akan merasa senang karena selain mengandalkan
kreativitas tetapi juga keaktivan siswa sehingga senang ketika mengikuti
pembelajaran.
4) Meningkatkan daya ingat
Penggunaan mind mapping dengan mengingat materi yang dituangkan dalam
peta dengan menggunakan berbagai gambar dan garis yang salin terhubung
dengan mampu meningkatkan daya ingat siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
5) Informasi mudah dipahami
Catatan yang dibuat mudah dipahami oleh orang lain apalagi oleh penulis,
mind mapping harus menentukan hubungan apapun yang terdapat antar
komponen mind mapping tersebut. Hal tersebut menjadi lebih mudah
memahami dan menyerap informasi dengan mudah.
5. Kelebihan dan Kelemahan Mind Mapping
1) Kelebihan Mind Mapping
a. Cara ini cepat
b. Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul
dalam pemikiran
c. Proses menggambar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain
d. Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.
e. Dapat melihat gambaran secara menyeluruh dengan jelas
f. Dapat melihat detailnya tanpa kehilangan benang merah antar topik
g. Terdapat pengelompokan informasi
h. Proses pembuatannya menyenangkan karena melibatkan gambar, warna
dan lain-lain
i. Mudah mengingatnya karena penanda visualnya.
2) Kelemahan Mind Mapping
a. Hanya siswa aktif yang terlibat
b. Tidak seluruh siswa belajar
c. Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan
6. Langkah-langkah Mind Mapping
a) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap siswa dalam setiap
kelompok mendapatkan nomor.
b) Guru memberikan materi kepada peserta didik dan masing-masing
kelompok mengerjakan dengan baik dan kreatif.
c) Kelompok mendiskusikan materi yang telah diberikan oleh guru dan
masing-masing kelompok memastikan tiap anggota dapat mengerjakan
dengan benar.
d) Guru memberikan kesempatan kepada semua kelompok agar
mempresentasikan hasil kerja mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
e) Kelompok memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi mereka.
f) Kelompok memberikan kesimpulan terhadap materi yang mereka
paparkan dan guru juga memberikan penguatan terhadap materi yang
dijelaskan oleh peserta didik.
C. Pembelajaran Sejarah
1. Pengertian Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran sejarah adalah proses internalisasi nilai-nilai peristiwa masa
lalu, berupa asal-usul, silsilah, pengalaman kolektif dan keteladanan pelaku
sejarah. Pembelajaran sejarah dirancang untuk membentuk pribadi yang arif dan
bijaksana, Karena itu pembelajaran sejarah menuntut desain yang akan
menghasilkan kualitas output yang meliput pemahaman peristiwa seperti bangsa,
meneladani kearifan, dan sikap bijak pelaku sejarah.
Meneladani kearifan dan sikap bijak adalah proses pembentukkan karakter
dalam pembelajaran sejarah. Peneladanan kearifan dan sikap bijak akan diperoleh
melalui kegiatan pendalaman peristiwa sejarah, termasuk di dalamnya proses
relasi-relasi sosial budaya, social ekonomi, dan social politik antarpelaku dan
kelompok dalam masyarakat. Pendalaman itu akan mendorong peserta didik
memahami prilaku saling menghormati (self-respect), bersaudara (human
brotherhood), kesamaan social (social equality), melindungi (security of life),
bersikap adil (justice), dan mendorong masyarakat untuk berpendidikan
(education).15
15
Garvey, Brian dan Krug, Mary. 2015. Model-model Pembelajaran Sejarah di Sekolah
Menengah. Yogyakarta : Ombak, hlm. ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2. Prinsip Pembelajaran Sejarah
Dalam pembelajaran sejarah, peran penting pembelajaran terlihat jelas
bukan hanya sebagai proses transfer ide, akan tetapi juga proses pendewasaan
peserta didik untuk memahami identitas, jati diri dan kepribadian bangsa melalui
pemahaman terhadap peristiwa sejarah. Dengan demikian pembelajaran sejarah
hendaknya memperhatikan beberapa prinsip:
1) Pembelajaran yang dilakukan haruslah adaptif terhadap perkembangan
peserta didik dan perkembangan zaman. Kendatipun sejarah bercerita
tentang kehidupan pada masa lalu, bukan berarti sejarah tidak bias
diajarkan secara kontekstual. Banyak nilai dan fakta sejarah yang bila
disampaikan dengan benar dan sesuai dengan fikiran peserta didik akan
mampu membangkitkan pemahaman dan kesadaran peserta didik
terhadap nilai-nilai nasionalisme, patriotisme dan persatuan.
2) Pembelajaran sejarah hendaklah berorientasi pada pendekatan nilai.
Menyampaikan fakta memang sangat penting dalam pembelajaran
sejarah, akan tetapi yang juga tidak kalah penting adalah bagaimana
mengupas fakta-fakta tersebut dan mengambil intisari nilai yang
terdapat didalamnya sehingga si pembelajar akan menjadi lebih mawas
diri sebagai akibat dari pemahaman niali tersebut.
3) Strategi pembelajaran yang digunakan hendaklah tidak mematikan
kreatifitas dan memaksa peserta didik hanya untuk menghafal fakta
dalam buku teks. Sejarah sudah saatnya diajarkan dengan cara yang
berbeda, kebekuan pembelajaran yang terjadi seringkali dikarenakan
rendahnya kreatifitas pembelajaran sejarah. Sebagai akibatnya
kejenuhan seringkali menjadi faktor utama yang dihadapi guru dalam
mengajarkan sejarah dan siswa dalam belajar sejarah.
Dari ketiga hal tersebut dapat dipahami bahwa tantangan guru dalam
mengajarkan sejarah menjadi tidak mudah. Pengajar harus memahami betul apa
tujuan, karakteristik dan sasaran pembelajaran sejarah. Pengajar juga harus
memahami visi dan misi pendidikan sehingga sejarah yang diajarkan dapat
memberi pencerahan dan landasan berpikir dalam bersikap bagi peserta didik pada
zamannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3. Tujuan Pembelajaran Sejarah
Menurut Moh. Ali yang dikutip oleh Heri Susanto pembelajaran sejarah
nasional mempunyai tujuan :
a. Membangkitkan, mengembangkan serta memelihara semangat
kebangsaan.
b. Membangkitkan hasrat mewujudkan cita-cita kebangsaan dalam
segala lapangan.
c. Membangkitkan hasrat mempelajari sejarah kebangsaan dan
mempelajarinya sebagai bagian dari sejarah dunia.
d. Menyadarkan anak tentang cita-cita nasional (Pancasila dan Undang-
undang Pendidikan) serta perjuangan tersebut untuk mewujudkan
cita-cita sepanjang masa itu.
D. Arti penting model pembelajaran cooperative learning tipe mind mapping
Dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning siswa
memungkinkan dapat menguraikan peristiwa sejarah secara kronologis
berdasarkan urutan waktu, meraih kecemerlangan dalam belajar, disamping itu
juga dapat melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir
maupun keterampilan sosial. Bentuk keterampilan dimaksud seperti keterampilan
untuk mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain dan
bekerjasama, rasa setia kawan, dan mengurangi kelompok buli perilaku yang
menyimpang dalam kehidupan di dalam kelas. Model pembelajaran ini
memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir
kritis, dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan
demokratis. Siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran namun bisa juga
berperan sebagai guru bagi rekan sebayanya.
Dalam Sharan yang dikutip oleh Isjoni dan Muhamad Arif
mengemukakan, siswa yang belajar dengan menggunakan jenis pembelajaran
kooperatif akan memiliki motivasi yang tinggi karena dibantu dari rekan sebaya.
Pembelajaran kooperatif juga menghasilkan kemampuan akademik, meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
kemampuan berpikir kritis, membentuk hubungan persahabatan, menerima
berbagai informasi, belajar menggunakan sopan santun, meningkatkan motivasi
siswa, serta membantu siswa dalam menghargai pokok pikiran orang lain.16
Mata pelajaran sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat
meransang pemikiran dan mengembangkan kognitif serta mempengaruhi tingkah
laku siswa, namun model dan gaya pengajaran yang kurang bervariasi tidak
membangkitkan motivasi siswa. Dengan demikian, dalam pembelajaran sejarah
perlu menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe mind mapping.
Karena model pembelajaran cooperative learning tipe mind mapping lebih
mengarahkan peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif untuk mengkaji setiap
pertistiwa yang terjadi pada masa lampau. Pada sejarah terdapat banyak kejadian-
kejadian yang mewajibkan siswa untuk mengetahui sehingga siswa harus
menghafal. Dengan menggunakan mind mapping akan memudahkan siswa untuk
belajar sejarah karena mind mapping merupakan cara belajar kreatif yang
membuat siswa mengingat banyak informasi.
Penggunaan mind mapping dengan alat peraga memberikan pengaruh
positif dalam keaktifan peserta didik saat kegiatan pembelajaran dan
meningkatkan minat, motivasi dan pemahaman materi pelajaran yang lebih baik.
Mind mapping membantu penulisan esai atau tugas-tugas yang berkaitan dengan
penguasaan konsep. Mind mapping merupakan strategi ideal untuk kemampuan
“pemikiran peserta didik”. Mind mapping membentuk, mendesain, mencatat,
memecahkan masalah, sehingga peserta didik bisa mengerjakan tugas banyak
sekalipun.17
16
Isjoni dan Muhamad Arif. 2008. Model-model Pembelajaran Muktahir. Yogyakarta : Pustaka
Belajar, hlm. 157 17
https://journal.stkipsingkawang.ac.id/index.php/JurnalPIPSI/article/view/1204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
CONTOH RANCANGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE
MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA MATERI
KEHIDUPAN AWAL MANUSIA INDONESIA
A. Langkah-langkah model cooperative learning tipe mind mapping
Menurut Rudi Hartono langkah-langkah model pembelajaran cooperative
learning tipe mind mapping, antara lain :
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Dalam tahap ini, guru menjelaskan tujuan yang hendak dicapai dalam
pembelajaran dan mempersiapkan siswa untuk siap belajar.
b. Guru menyajikan materi
Pada langkah ini, guru menjelaskan pokok-pokok materi pembelajaran. Guru
memaparkan materi dengan menggunakan power point, ceramah, tanya-jawab
sesuai dengan kenyamanan guru. Tujuan dari penjelasan materi ini adalah
agar siswa mempunyai gambaran tentang materi pelajaran sebelum masuk ke
langkah pembentukkan kelompok menjadi sebuah tim.
c. Pembentukkan kelompok
Setelah menjelaskan dan memberikan gambaran umum materi pelajaran
kepada siswa, guru mengorganisasikan siswa menjadi beberapa kelompok.
Dalam kelompok tersebut terdiri dari 4-5 orang pada satu kelompok.
Kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan skill, agama, ras dan daerah. Hal
ini bertujuan agar siswa bisa saling bekerjasama dan terjadi peningkatan
relasi dan interaksi dengan beragam latar belakang. Dalam mengerjakan
materi yang dibagikan oleh guru, setiap kelompok menggunakan mind
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
mapping. Pembagian tugas setiap kelompok pada materi kehidupan awal
manusia Indonesia adalah sebagai berikut:
1) Kelompok I membahas tentang kehidupan awal manusia Indonesia pada
bidang kepercayaan.
2) Kelompok II membahas tentang kehidupan awal manusia Indonesia pada
bidang sosial.
3) Kelompok III membahas tentang kehidupan awal manusia Indonesia pada
bidang budaya.
4) Kelompok IV membahas tentang kehidupan awal manusia Indonesia pada
bidang ekonomi.
5) Kelompok V membahas tentang kehidupan awal manusia Indonesia pada
bidang teknologi.
d. Mempresentasikan hasil kerja kelompok
Pada saat kelompok sudah mengerjakan tugas atau materi yang diberikan oleh
guru dengan menggunakan mind mapping, maka langkah selanjutnya setiap
kelompok mempresentasikan hasil kerja dari kelompok masing-masing.
Ketika satu kelompok maju untuk presentasi, kelompok yang lain menyimak
dan wajib memberikan tanggapan atau pertanyaan terhadap kelompok yang
presentasi.18
e. Guru memberikan penguatan kembali terhadap materi yang sudah
dipresentasikan oleh siswa
18
Rudi, Hartono. 2013. Ragam Model Mengajar Yang Mudah Diterima Murid. Yogyakarta :
DIVA Press, hlm. 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Tahap berikutnya, ketika semua kelompok sudah mempresentasikan hasil
diskusi yang mereka paparkan, guru memberikan penguatan kembali materi
tersebut. Tujuannya agar siswa dapat mengingat kembali ataupun masih ada
beberapa yang belum paham ketika dijelaskan sesama siswa. Akan tetapi
ketika dijelaskan ulang oleh guru, mereka bisa pahami materi yang sudah
dijelaskan.
f. Kesimpulan dan penutup
Setelah guru menjelaskan materi tersebut, guru meminta kepada semua siswa
untuk menyampaikan kesimpulan serta nilai yang didapatkan. Pada
kesempatan ini, guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memberi tahu kekurangan guru dalam mengajar dan meminta solusi dari
mereka.
Gambar I : Rancangan Proses Pembelajaran
Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua
1. Menjelaskan materi
2. Pembagian kelompok
3. Diskusi kelompok dan
dibuat dalam bentuk peta
konsep/ mind mapping
4. Presentasi kelompok 1-3
1. Guru Menjelaskan
kembali materi pada
pertemuan
2. Presentasi kelompok 4-5
3. Penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Gambar II : Proses Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas
Gambar II : Proses Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas
Tabel kategori prestasi siswa di kelas
Prestasi Siswa Jumlah Siswa
A 8
B 9
C 8
Keterangan :
A : Sangat Pandai
B : Pandai
C : Cukup Pandai
Mempresentasikan hasil diskusi
masing-masing kelompok dan wajib
menanggapi hasil diskusi ketika ada
kelompok yang prentasi
Mengumpulkan hasil diskusi
yang telah dipresentasikan dalam
bentuk peta konsep/ mind
mapping
Guru menjelaskan kembali
materi yang sudah
dipresentasikan oleh siswa
agar lebih dipahami lagi
oleh siswa
Guru menjelaskan pengantar
materi sejarah kelas X KD
3.10
Membagikan siswa dalam 4-5
kelompok dan memberikan
tugas untuk dikerjakan oleh
masing-masing kelompok. Hasil
diskusi dibuat dalam bentuk
peta konsep /mind mapping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Gambar IV : Pembagian Kelompok Siswa di Kelas
Gambar III : Pembagian Kelompok
A
C
C
A
B
A
B B
B
C
C
A
C A
B
B B
C
B
A A
B C
A
C
Kelompok I
Kelompok V
V
Kelompok IV
Kelompok III
Kelompok II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Gambar IV : Contoh Mind Mapping Kelompok I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Gambar V : Contoh Mind Mapping Kelompok II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Gambar VI : Contoh Mind Mapping Kelompok III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Gambar VII : Contoh Mind Mapping Kelompok IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar VIII : Contoh Mind Mapping Kelompok V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
B. Silabus
Dalam penulisan makalah ini, peneliti menggunakan silabus sejarah kelas X. Akan tetapi lebih difokuskan pada Kompetensi Dasar
3.10. Kerangka dari silabus 3.10 adalah sebagai berikut :
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Model
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Penilaian Sumber
Belajar
3.10 Menganalisis
kehidupan awal
manusia Indonesia
dalam aspek
kepercayaan,
sosial, budaya,
ekonomi, dan
teknologi serta
pengaruhnya dalam
kehidupan masa
kini
4.10 Menarik
kesimpulan dari
hasil analisis
mengenai
keterkaitan
kehidupan awal
manusia Indonesia
pada aspek
kepercayaan,
sosial, budaya,
ekonomi, dan
teknologi, serta
pengaruhnya dalam
kehidupan masa
kini dalam bentuk
Kehidupan
awal manusia
Indonesia
pada aspek
kepercayaan,
sosial budaya,
ekonomi, dan
teknologi serta
pengaruhnya
dalam
kehidupan
masa kini
Aspek
kepercayaan
Aspek sosial
budaya
Aspek
ekonomi
Aspek
teknologi
Membaca buku
teks/melihat
gambar/
menonton
video/film,
dan/atau
mengamati situs-
situs yang terkait
kehidupan awal
manusia Indonesia
pada aspek
kepercayaa, sosial
budaya, ekonomi,
dan teknologi serta
pengaruhnya dalam
kehidupan masa
kini
Membuat dan
mengajukan
pertanyaan/
Tanya jawab
/berdiskusi tentang
informasi yang
belum dipahami/
informasi
tambahan yang
3.10.1 Menganalisis
kehidupan awal
manusia Indonesia
dalam aspek
kepercayaan, sosial,
budaya, ekonomi dan
teknologi pada masa
berburu dan
mengumpulkan
makanan, masa
perundagian dan
bercocok tanam
3.10.2 Mendeskripsikan
keterkaitan
kehidupan awal
manusia Indonesia
dalam aspek
kepercayaan, sosial,
budaya, ekonomi dan
teknologi serta
pengaruhnya dalam
kehidupan masa kini
3.10.3 Mengidentifikasikan
bukti-bukti
peninggalan manusia
praaksara Indonesia
Cooperative
Learning
tipe Mind
Mapping
6 x 45
menit 2
kali
pertemuan
Penilaian
pengetahuan
meliputi 10
soal pilihan
ganda dan 5
soal essay
Penilaian
keterampilan
meliputi
rubrik artikel
sejarah
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
2016. Buku
Guru Mata
Pelajaran
Sejarah
(Peminatan)
kelas X :
Jakarta:
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
2016. Buku
siswa Mata
Pelajaran
Sejarah
(Peminatan)
kelas X
:Jakarta:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
tulisan dan/atau
media lain
ingin
diketahui/atau
sebagai klarifikasi
mengenai
kehidupan awal
manusia Indonesia
pada aspek
kepercayaan, sosial
budaya, ekonomi,
dan teknologi serta
pengaruhnya dalam
kehidupan masa
kini
Mengumpulkan
data dari berbagai
sumber terkait
pertanyaan
mengenai
kehidupan awal
manusia Indonesia
pada aspek
kepercayaan, sosial
budaya, ekonomi,
dan teknologi serta
pengaruhnya dalam
kehidupan masa
kini
Menganalisis dan
menarik
kesimpulan dari
data yang
dikumpulkan
mengenai
kehidupan awal
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaa
Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
manusia Indonesia
pada aspek
kepercayaan, sosial
budaya, ekonomi,
dan teknologi serta
pengaruhnya dalam
kehidupan masa
kini
Menyajikan hasil
analisis dalam
bentuk tulisan
dan/atau media lain
berupa kesimpulan
mengenai
kehidupan awal
manusia Indonesia
pada aspek
kepercayaan, sosial
budaya, ekonomi,
dan teknologi serta
pengaruhnya dalam
kehidupan masa
kini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
C. Contoh Rancangan pembelajaran dengan menggunakan model
cooperative learning tipe mind mapping pada pembelajaran sejarah
Dalam rancangan model pembelajaran cooperative learning tipe mind
mapping pada pembelajaran sejarah dijabarkan langkah-langkah dalam
penyusunan perangkat pembelajaran dan tujuan pembelajarannya.
Langkah-langkah pembelajaran (Sintaks) harus mengintegrasikan aspek-
aspek pembelajaran yang meliputi:
1.) Penguatan Pendidikan Karakter (PPK); karakter yang diperkuat
terutama 5 karakter yaitu Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong-
royong, dan Integritas.
2.) Literasi (GLS tahap ketiga yakni pembelajaran literasi)
3.) Keterampilan 4C (Creative, Critical Thinking, Communicative, dan
Collaborative)
4.) Kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS)19
Langkah-langkah rancangan pembelajaran sebagai berikut :
1. Perencanaan
Dalam hal ini guru atau pendidik melakukan perencanaan untuk persiapan
rancangan pembelajaran Sejarah di kelas. Pada kegiatan untuk persiapan dalam
membuat rancangan tersebut tahap yang dilakukan oleh pendidik adalah sebagai
berikut:
1) Menentukan Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi Dasar (KD) merupakan konten atau kompetensi yang terdiri
atas pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik) yang
bersumber pada kompetensi Inti (KI) yang harus dikuasai oleh peserta didik.20
Dalam penelitian ini, peneliti memberikan contoh rancangan dari kelas X SMA
19
Hendra Kurniawan, 2018. Literasi dalam Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta : Gava Media,
hlm. 172 20
Novan, Ardy Wiyani. 2014. Desain Pembelajaran Pendidikan: Tata Rancangan Pembelajaran
Menuju Pencapaian Kompetensi, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, hlm 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
semester II dengan menggunakan Kompetensi Dasar (KD) sejarah 3.10 dari mata
pelajaran sejarah, yang terdiri dari aspek pengetahuan dan keterampilan:
KD 3.10 Menganalisis kehidupan awal manusia Indonesia dalam aspek
kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi dan teknolog
KD 4.10 Menarik kesimpulan dari hasil analisis mengenai keterkaitan kehidupan
awal manusia Indonesia pada aspek kepercayaan, sosial, budaya,
ekonomi, dan teknologi dalam bentuk artikel sejarah populer.
2) Menentukan Indikator
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) pada Kompetensi Dasar yang baik
menurut Martinus Yamin adalah sebagai berikut: (1) memuat ciri-ciri tujuan
pembelajaran yang akan diukur. (2) ada suatu kata kerja operasional yang dapat
diukur. (3) berkaitan erat dengan materi pembelajaran yang hendak disampaikan.
(4) mencakup kognitif, afektif dan psikomotorik. (5) memuat setidaknya 3 hingga
5 butir indikator. (6) setiap indikator dapat dijadikan sebagai soal. Indikator
pencapaian kompetensi (IPK) pada KD 3.10 yaitu :
Pada aspek pengetahuan
3.10.1 Menganalisis kehidupan awal manusia Indonesia dalam aspek
kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi pada masa berburu
dan mengumpulkan makanan, masa perundagian dan masa bercocok
tanam.
3.10.2 Mendeskripsikan keterkaitan kehidupan awal manusia Indonesia dalam
aspek kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi dan teknologi serta
pengaruhnya dalam kehidupan masa kini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3.10.3 Mengidentifikasi bukti-bukti peninggalan manusia praaksara Indonesia.
Pada aspek keterampilan
4.10.1 Membuat artikel sejarah mengenai kehidupan awal manusia Indonesia
pada aspek kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi serta
pengaruhnya dalam kehidupan masa kini.
3) Menentukan Materi
Hal yang selanjutnya perlu diperhatikan oleh guru adalah menentukan
materi pembelajaran. Dalam menentukan materi tersebut harus berdasarkan fakta,
konsep, prosedur pembelajaran yang relevan sesuai dengan KD yang dudah
ditentukan yaitu Kompetensi Dasar (KD) 3.10 kelas X dengan materi pokok
kehidupan awal manusia Indonesia dalam aspek kepercayaan, sosial, budaya,
ekonomi, dan teknologi.
Materi pokok meliputi:
1. Kehidupan awal manusia Indonesia dalam aspek kepercayaan, sosial, budaya,
ekonomi, dan teknologi
a) Perkembangan kehidupan manusia Indonesia pada masa pra-aksara
dalam segala bidang.
b) Keterkaitan kehidupan awal manusia praaksara dengan kehidupan masa
kini.
c) Identifikasi bukti-bukti peninggalan manusia praaksara Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
4) Alokasi Waktu
Pada penelitian ini, fokus pada mata pelajaran sejarah yang dalam satu
minggu mengadakan pertemuan atau melaksanakan kegiatan pembelajaran selama
3 jam. Dalam kurikulum 2013 alokasi waktu untuk jenjang SMA/SMK = 45
menit. Banyaknya alokasi waktu atau jumlah jam pelajaran ditentukan oleh
kompleksitas materi yang harus dikembangkan guru untuk setiap KD-nya.21
Kompetensi Dasar (KD) yang dipakai 3.10 menganalisis kehidupan awal manusia
Indonesia dalam aspek kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi dan
4.10 menarik kesimpulan dari hasil analisis mengenai keterkaitan kehidupan awal
manusia Indonesia pada aspek kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan
teknologi, serta pengaruhnya dalam kehidupan masa kini dalam bentuk artikel
sejarah serta dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Maka alokasi waktu untuk
menempuh KD 3.10 ini 270 jam.
5) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan arah atau sasaran dari suatu kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu tujuannya harus jelas dan lengkap, yakni meluputi
unsur siswa (Audiens), perilaku yang diharapkan (Behavior), kondisi atau cara
belajar siswa (Condition), dan tingkat pencapaiannya, baik secara kualitatif
ataupun kuantitatif (Degree). Oleh karena itu, rumusan tujuan pembelajaran
sering dinyatakan dengan ABCD (Audiens, Behavior, Condition, Degree)22
Adapun contoh tujuan pembelajarannya adalah sebagai berikut:
21
Ibid, 113 22
Ibid, hlm 146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Aspek pengetahuan:
1. Melalui kegiatan membaca, mengamati gambar ataupun vidio mengenai
materi dan berdiskusi, peserta didik mampu menganalisis kehidupan awal
manusia Indonesia.
2. Melalui kegiatan berdiskusi peserta didik mampu mendeskripsikan
keterkaitan kehidupan awal manusia Indonesia dan pengaruhnya dalam
kehidupan masa kini.
3. Melalui kegiatan presentasi peserta didik mampu mengidentifikasikan bukti-
bukti peninggalan manusia praaksara Indonesia respon bangsa Indonesia
dengan penuh percaya diri, jelas bertanggung jawab dan mudah dipahami
oleh guru dan peserta didik lainnya.
Aspek keterampilan:
1. Melalui kegiatan membuat artikel sejarah, peserta didik mampu menyajikan
informasi mengenai kehidupan awal manusia Indonesia.
6) Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang akan digunakan adalah Cooperative Learning
tipe Mind Mapping dengan pendekatan saintifik dan metode ceramah bervariasi,
diskusi, presentasi serta tanya jawab. Harapannya melalui model ini siswa lebih
aktif dalam bekerjasama dengan cara mengelompokkan siswa sesuai dengan
kemampuan mereka juga berasal dari agama, ataupun ras yang berbeda. Adapun
tujuannya agar siswa yang memiliki kemampuan akademik yang cerdas dapat
menjadi pengajar bagi teman-temannya yang memiliki kurang cerdas, bisa
berdinamika dengan baik dan mewujudkan siswa yang kreatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
7) Media Pembelajaran
Dalam proses pelajaran di kelas sangatlah penting guru menggunakan
media pembelajaran. Peneliti menggunakan media pembelajaran power point
berdasarkan materi pokok dari KD 3.10 yang sudah ditentukan. Untuk membuat
peserta didik semakin paham dengan materi yang dijelaskan maka peneliti
memaparkan gambar serta video berkaitan dengan kehidupan awal manusia
Indonesia dalam aspek kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi.
Untuk mendukung media tersebut maka harus menyiapkan alat-alat pembelajaran
berupa Laptop, LCD, dan speaker.
8) Sumber belajar
Dalam rancangan ini, sumber belajar yang digunakan yakni : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata Pelajaran Sejarah
(Peminatan) kelas X: Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata Pelajaran
Sejarah (Peminatan) kelas X : Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
dan bisa memakai sumber internet sesuai dengan materi tentang kehidupan awal
manusia Indonesia.
9) Lampiran
Dalam lampiran ini terdapat pula instrumen pendukung yaitu instrumen
sikap, pengetahuan, keterampilan, soal, bobot atau skor dan uraian materi,
tujuannya sebagai pedoman bagi pendidik dalam menilai peserta didik dan
memberikan materi pembelajaran. Pada contoh rancangan pembelajaran diberikan
contoh instrumen sikap kebudayaan dan kreatif karena sesuai dengan materi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
untuk menilai keterampilan peserta ddik diwajibkan membuat artikel sejarah serta
menguji pengetahuan mereka mengenai kehidupan awal manusia Indonesia
dengan mengerjakan soal pilihan ganda sebanyak 10 butir dan 10 esai.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan proses pembelajaran ini ada beberapa langkah yaitu :
1) Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang
ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian siswa
untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.23
Pada pendahuluan atau
pembukaan dalam proses pembelajaran isinya guru mengecek kesiapan fisik kelas
sebelum belajar, membuka pelajaran dengan berdoa untuk memulai pembelajaran
(religius), mendata kehadiran peserta didik (disiplin) dan mengkondisikan suasana
belajar yang menyenangkan (menanyakan kabar,dan lain-lain). Guru mengaitkan
materi atau tema kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik dan mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan materi
yang akan disampaikan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta
didik. Selanjutnya guru Memberikan materi pelajaran yang akan dibahas yaitu
tentang kehidupan awal manusia Indonesia dalam aspek kepercayaan, sosial,
budaya, ekonomi, dan teknologi.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai Kompetensi
Dasar (KD). Langkah pertama dalam kegiatan inti ini pendidik menayangkan
23
Sofan, Amri. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta :
PT. Prestasi Pustakaraya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
materi dalam bentuk Power point mengenai kehidupan awal manusia Indonesia
pada aspek kepercayaan, sosial budaya, ekonomi, dan teknologi peserta didik
diminta untuk menyimak dan mengamati. Kedua pendidik menjelaskan mengenai
materi sudah ditayangkan pada slide power point di depan kelas.
Pada langkah kedua yaitu kegiatan menanya. Guru memberi beberapa
pertanyaan berdasarkan power point dan gambar yang sesuai dengan materi yang
ditayangkan tadi, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan tersebut. Kemudian
guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan guru menjawab
pertanyaan tersebut juga mendata nama siswa yang bertanya untuk penilaian
siswa yang aktif di kelas.
Langkah ketiga mengumpulkan informasi. Siswa dikelompokkan menjadi
4-5 kelompok. Dalam kelompok tersebut terdiri dari 4-5 orang yang heterogen
dengan kemampuan prestasi akademik siswa, jenis kelamin, etnis, dan agama
yang berbeda. Guru menyampaikan secara garis besar materi tentang kehidupan
awal manusia Indonesia pada aspek kepercayaan, sosial budaya, ekonomi, dan
teknologi. Kemudian guru memberikan materi kepada peserta didik dan masing-
masing kelompok kemudian mengerjakan dengan baik dan kreatif dalam bentuk
mind mapping. Selanjutnya kelompok mendiskusikan materi yang telah diberikan
oleh guru dan masing-masing kelompok memastikan tiap anggota dapat
mengerjakan dengan benar.
Langkah keempat yaitu mengasosiasi. Kegiatan tersebut berupa kelompok
mengadakan diskusi dan mencari sumber untuk mengerjakan tugas diberikan oleh
guru. Kemudian siswa memilih sumber materi yang sesuai dengan tugas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
sudah diberikan untuk masing-masing kelompok. Hasil kerja kelompok dibuat
dalam bentuk mind mapping.
Langkah kelima yaitu mengkomunikasikan. Kelompok mempresentasikan
hasil diskusi yang dibuat dalam bentuk mind mapping tadi secara bergantian dan
kelompok lain diwajibkan untuk menanggapi hasil kerja kelompok yang
presentasi. Selanjutnya setiap kelompok membuat kesimpulan berdasarkan hasil
diskusi dan masukan dari kelompok lain dan guru.
Langkah keenam guru memberikan penghargaan kepada kelompok. Guru
memberikan penghargaan dan apresiasi terhadap setiap kelompok ini bisa
bermacam-macam, misalnya pujian, pengakuan di depan kelas, diumumkan di
majalah dinding, diberikan sertifikat “seadanya”.
3) Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,
penilaian dan refleksi, umpan balik dan tindak lanjut. Guru memfasilitasi siswa
untuk menyimpulkan materi yang dibahas. Guru mengajak siswa berefleksi untuk
menemukan hal-hal penting dan bermakna dari pengalaman belajarnya yang dapat
diterapkan dalam kehidupan bersama. Guru menugaskan siswa dalam kelompok
untuk membuat artikel sejarah mengenai kehidupan awal manusia Indonesia pada
aspek kepercayaan, sosial budaya, ekonomi, dan teknologi. Guru menutup
kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan memberikan salam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
4) Evaluasi
Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi
hasil pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan mencakup aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengevaluasi diri dan perolehan belajar yang teliti berdasarkan kriteria
keberhasilan harapan, tujuan yang akan dicapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pentingnya Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Mind
Mapping dalam Pembelajaran Sejarah
Dalam pembelajaran Sejarah model pembelajaran Cooperative
Learning Tipe Mind Mapping sangat penting digunakan. Penggunaan model
pembelajaran cooperative learning tipe mind mapping diyakini dapat
menguraikan peristiwa sejarah secara kronologis berdasarkan urutan waktu,
mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir kritis, dan
menumbuhkan kreativitas siswa. Selain itu melalui model pembelajaran ini
memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan
keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan
demokratis.
Pembelajaran sejarah pada materi pokok kehidupan awal manusia
Indonesia menjadi materi yang sangat cocok dengan menggunakan model
pembelajaran cooperative learning tipe mind mapping. Dalam pembelajaran
sejarah penggunaan model ini dapat membantu siswa agar lebih memahami
pembelajaran dan membantu siswa dalam menguasai konsep materi
pembelajaran. Dalam hal ini pembelajaran sejarah menjadi materi yang
sangat penting dan bukan hanya sebagai proses transfer ide, akan tetapi juga
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
proses pendewasaan peserta didik untuk memahami identitas, jati diri dan
kepribadian bangsa melalui pemahaman terhadap peristiwa sejarah. Adapun
dengan menggunakan model ini dapat mengarahkan peserta didik untuk lebih
berpikir kritis dan kreatif untuk mengkaji setiap peristiwa yang terjadi pada
kehidupan awal manusia Indonesia.
2. Contoh Rancangan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Mind Mapping dalam Pembelajaran Sejarah pada Materi Kehidupan
Awal Manusia Indonesia
Dalam rancangan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Mind
Mapping pada materi kehidupan awal manusia Indonesia, terdapat dua tahap
yakni tahap pertama perencanaan dimana langkah-langkahnya meliputi
menentukan kompetesi dasar, menentukan indikator, menentukan materi, alokasi
waktu, tujuan pembelajaran, model pembelajaran, media pembelajaran, sumber
belajar dan lampiran.
Pada tahap kedua yaitu gambaran pelaksanaan, dalam tahap ini
berlangsungnya proses pembelajaran. Langkah-langkah yang terdapat dalam
gambaran pelaksanaan ini yakni pendahuluan, kegiatan inti, penutup dan
evaluasi. Dengan tahap-tahap tersebut dapat mewujudkan kelas yang kondusif
sehingga membuat peserta didik mampu mengikuti proses pembelajaran dengan
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dai atas, maka diajukan beberapa saran sebagai
berikut :
1) Bagi Sekolah
Dalam pembelajaran sejarah, pihak sekolah disarankan agar menggunakan
model cooperative learning tipe mind mapping sebagai sumber belajar. Hal
ini bertujuan agar dapat mengefektifkan proses pembelajaran yang
memotivasi siswa untuk belajar sejarah.
2) Bagi Guru
Pembelajaran sejarah dengan menggunakan model cooperative learning tipe
mind mapping dapat membantu guru untuk memilih model pembelajaran
yang mampu menumbuhkan motivasi dan kreativitas siswa dalam pelajaran
sejarah.
3) Bagi Siswa
Siswa disarankan dapat berkerjasama dan bertanggung jawab dalam
menggunakan mind mapping sebagai sumber belajar dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta : Ombak
Badrika, I Wawan. 2006. Sejarah untuk SMA Jilid 1 Kelas X. Jakarta : Erlangga
Hendra, Kurniawan. 2018. Literasi dalam Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta : Gava
Media
Hendra, Kurniawan. 2018. Kajian Kurikulum dan Bahan Ajar Sejarah SMA Menurut
Kurikulum 2013. Yogyakarta : Sanata Dharma University Press
Isjoni dan Muhamad Arif. 2008. Model-model Pembelajaran Muktahir. Yogyakarta :
Pustaka Belajar
Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013.
Bandung : Yrama Widya
Mahasiswa S2 PMat USD, d.k.k. 2018. Pendidikan yang Berdaya Ubah. Yogyakarta :
www.penerbitgarudhawaca.com
Mudlofir, Ali dan Rusydiyah, Evi Matur. 2016. Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori
ke Praktik. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Muhammad, Nuh. 2013. Pengembangan Kurikulum dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya Offse
Nana, Syaodih Sukmadinata. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya Offset
Novan, Ardy Wiyani. 2014. Desain Pembelajaran Pendidikan: Tata Rancangan
Pembelajaran Menuju Pencapaian Kompetensi, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta
Rudi, Hartono. 2013. Ragam Model Mengajar Yang Mudah Diterima Murid. Yogyakarta
: DIVA Press
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Sofan, Amri. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.
Jakarta : PT. Prestasi Pustakaraya
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan
dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendididkan (KTSP).
Jakarta : Kencana Prenada Media Group
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Sumber Internet :
http://journal.um.ac.id/index.php/sejarah-dan-budaya diunduh pada tahun 2017 oleh Mustika
Zahro, Sumardi dan Marjono
https://www.neliti.com/id/publications/209919/pembelajaran-sejarah-berbasis-kurikulum-
2013-di-sma-kotamadya-jakarta-timur diunduh pada tanggal 2 juli 2017
https://journal.stkipsingkawang.ac.id/index.php/JurnalPIPSI/article/view/1204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Pelajaran : Sejarah
Kelas/ Semester : X / Genap
Materi Pokok : Kehidupan awal manusia Indonesia dalam aspek
kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi
Alokasi Waktu : 3 JP (2 Pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif,
dan pro-aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional.
KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis,
spesifik, detial, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI-4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyajikan secara:
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai
dengan kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
No. Kompetensi Dasar Indikator
3.10 Menganalisis kehidupan awal
manusia Indonesia dalam
aspek kepercayaan, sosial,
budaya, ekonomi, dan
teknologi serta pengaruhnya
dalam kehidupan masa kini
3.10.1 Menganalisis kehidupan awal
manusia indonesia dalam
aspek kepercayaan, sosial,
budaya, ekonomi dan
teknologi pada masa berburu
dan mengumpulkan makanan,
masa perundagian dan
bercocok tanam
3.10.2 Mendeskripsikan keterkaitan
kehidupan awal manusia
indonesia dalam aspek
teknologi serta pengaruhnya
dalam kehidupan masa kini
3.10.3 Mengidentifikasi bukti-bukti
peninggalan manusia
praaksara Indonesia
4.10 Menarik kesimpulan dari hasil
analisis mengenai keterkaitan
kehidupan awal manusia
Indonesia pada aspek
kepercayaan, sosial, budaya,
ekonomi, dan teknologi, serta
pengaruhnya dalam kehidupan
masa kini dalam bentuk tulisan
atau media lain.
4.10.1 Membuat artikel sejarah
mengenai kehidupan awal
manusia Indonesia pada aspek
kepercayaan, sosial, budaya,
ekonomi, dan teknologi serta
pengarunya dalam kehidupan
masa kini
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran cooperative learning tipe mind mapping, siswa
dapat menganalisis, mendeskripsikan dan mengidentifikasikan tentang kehidupan
awal manusia Indonesia pada aspek kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan
teknologi dengan menerapkan cara berpikir sejarah yang kritis serta
mengemukakannya dalam bentuk tulisan artikel sejarah.
D. Materi Pembelajaran
Materi pokok : kehidupan awal manusia Indonesia dalam aspek kepercayaan,
sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi
Fakta : Manusia, waktu, ruang atau tempat
Konsep : Sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Prosedur : Perubahan berkelanjutan
E. Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran
a. Pendekatan : Saintifik
b. Model : Cooperative Learning tipe Mind Mapping
c. Metode : Ceramah, diskusi, presentasi dan tanya jawab
F. Media dan Alat / Bahan
a. Bahan : Power point dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
b. Alat : Laptop, LCD, dan Speaker
G. Sumber Pembelajaran
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata Pelajaran
Sejarah (Peminatan) kelas X : Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata Pelajaran
Sejarah (Peminatan) kelas X :Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
3. Internet.
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama (3 JP)
Tahapan
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi
1. Guru Mengecek kesiapan fisik kelas
sebelum belajar, jika ada sampah atau
kotoran bisa dibersihkan terlebih dahulu
2. Membuka pelajaran dengan berdoa untuk
memulai pembelajaran (religius).
3. Mendata kehadiran peserta didik
(disiplin)
4. Mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan (menanyakan kabar,dll)
Apersepsi
1. Mengaitkan materi/tema /kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2. Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan materi yang akan
disampaikan
Motivasi
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Pemberian Acuan
Memberikan materi pelajaran yang akan
dibahas yaitu tentang kehidupan awal
manusia Indonesia dalam aspek
kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan
teknologi
Inti Menyimak dan Mengamati
a. Guru menayangkan power point materi
serta gambar tentang kehidupan manusia
Indonesia, para siswa diminta untuk
mengamati gambar.
b. Guru menjelaskan mengenai materi
gambar yang ditayangkan dilanjutkan
dengan penjelasan pada power point
mengenai kehidupan awal manusia
Indonesia dalam aspek kepercayaan,
sosial, budaya, ekonomi dan teknologi
Menanya
a. Guru memberi beberapa pertanyaan
berdasarkan power point dan gambar
yang sesuai dengan materi yang
ditayangkan tadi, siswa diminta untuk
menjawab pertanyaan tersebut.
b. Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya dan guru menjawab
pertanyaan tersebut juga mendata nama
siswa yang bertanya untuk penilaian
siswa yang aktif di kelas.
Mengumpulkan Informasi
a. Siswa dikelompokkan menjadi 4-5
kelompok. Dalam kelompok tersebut
terdiri dari 4-5 orang yang heterogen
dengan kemampuan prestasi akademik
siswa, jenis kelamin, etnis, dan agama
yang berbeda.
b. Guru menyampaikan secara garis besar
materi tentang kehidupan awal manusia
Indonesia pada aspek kepercayaan, sosial
budaya, ekonomi, dan teknologi.
c. Guru memaparkan tugas yang akan
didiskusikan oleh siswa yang sudah
70 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
dibagikan dalam beberapa kelompok.
d. Siswa mengerjakan tugas yang sudah
diberikan oleh guru dan hasilnya dibuat
dalam bentuk mind mapping.
Mengasosiasi
a. Setiap kelompok mengadakan diskusi dan
mencari sumber untuk mengerjakan tugas
diberikan oleh guru dan memilih sumber
materi yang sesuai dengan tugas yang
sudah diberikan untuk masing-masing
kelompok. Hasil kerja kelompok dibuat
dalam bentuk mind mapping.
Mengkomunikasikan
a. Kelompok mempresentasikan hasil
diskusi yang dibuat dalam bentuk mind
mapping tadi secara bergantian dan
kelompok lain diwajibkan untuk
menanggapi hasil kerja kelompok yang
presentasi.
b. Setiap kelompok membuat kesimpulan
berdasarkan hasil diskusi dan masukan
dari kelompok lain dan guru.
c. Guru memberikan penghargaan dan
apresiasi terhadap setiap kelompok.
Penutup 1. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menyimpulkan materi yang
dibahas.
2. Guru mengajak siswa berefleksi untuk
menemukan hal-hal penting dan
bermakna dari pengalaman belajarnya
yang dapat diterapkan dalam kehidupan
bersama.
3. Guru menugaskan siswa dalam
kelompok untuk membuat artikel sejarah
mengenai kehidupan awal manusia
Indonesia pada aspek kepercayaan, sosial
budaya, ekonomi, dan teknologi.
4. Guru menutup kegiatan pembelajaran
dengan berdoa dan memberikan salam.
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Pertemuan kedua (3 JP)
Tahapan
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi
1. Guru Mengecek kesiapan fisik kelas
sebelum belajar, jika ada sampah atau
kotoran bisa dibersihkan terlebih dahulu
2. Membuka pelajaran dengan berdoa untuk
memulai pembelajaran (religius).
3. Mendata kehadiran peserta didik
(disiplin)
4. Mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan (menanyakan kabar,dll)
Apersepsi
1. Mengaitkan materi/tema /kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik
2. Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan materi yang akan
disampaikan
Motivasi
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Pemberian Acuan
Memberikan matari pelajaran yang akan
dibahas yaitu tentang kehidupan awal
manusia Indonesia dalam aspek
kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan
teknologi.
10 menit
Inti Menyimak dan Mengamati
a. Guru menayangkan power point materi
serta gambar tentang kehidupan manusia
Indonesia, para siswa diminta untuk
mengamati gambar.
b. Guru menjelaskan mengenai materi
gambar yang ditayangkan dilanjutkan
dengan penjelasan pada power point
mengenai kehidupan awal manusia
Indonesia dalam aspek kepercayaan,
sosial, budaya, ekonomi dan teknologi
Menanya
a. Guru memberi beberapa pertanyaan
berdasarkan power point dan gambar
yang sesuai dengan materi yang
ditayangkan tadi, siswa diminta untuk
menjawab pertanyaan tersebut.
70 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
b. Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya dan guru menjawab
pertanyaan tersebut juga mendata nama
siswa yang bertanya untuk penilaian
siswa yang aktif di kelas.
Mengumpulkan Informasi
a. Siswa dikelompokkan menjadi 4-5
kelompok. Dalam kelompok tersebut
terdiri dari 4-5 orang yang heterogen
dengan kemampuan prestasi akademik
siswa, jenis kelamin, etnis, dan agama
yang berbeda.
b. Guru menyampaikan secara garis besar
materi tentang kehidupan awal manusia
Indonesia pada aspek kepercayaan, sosial
budaya, ekonomi, dan teknologi.
c. Guru memaparkan tugas yang akan
didiskusikan oleh siswa yang sudah
dibagikan dalam beberapa kelompok.
d. Siswa mengerjakan tugas yang sudah
diberikan oleh guru dan hasilnya dibuat
dalam bentuk mind mapping.
Mengasosiasi
a. Setiap kelompok mengadakan diskusi
dan mencari sumber untuk mengerjakan
tugas diberikan oleh guru dan memilih
sumber materi yang sesuai dengan tugas
yang sudah diberikan untuk masing-
masing kelompok. Hasil kerja kelompok
dibuat dalam bentuk mind mapping.
Mengkomunikasikan
a. Kelompok mempresentasikan hasil
diskusi yang dibuat dalam bentuk mind
mapping tadi secara bergantian dan
kelompok lain diwajibkan untuk
menanggapi hasil kerja kelompok yang
presentasi.
b. Setiap kelompok membuat kesimpulan
berdasarkan hasil diskusi dan masukan
dari kelompok lain dan guru.
c. Guru memberikan penghargaan dan
apresiasi terhadap setiap kelompok.
Penutup 1. Guru memfasilitasi siswa untuk
menyimpulkan materi yang dibahas.
2. Guru mengajak siswa berefleksi untuk
menemukan hal-hal penting dan
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
I. Lampiran
1. Uraian Materi
KEHIDUPAN MANUSIA MASA PRAAKSARA
DI INDONESIA
A. Perkembangan Kehidupan Manusia Indonesia pada Masa Praaksara
Perkembangan kehidupan manusia Praaksara di Indonesia ditelusuri dari
hasil temuan, baik berupa artefak maupun fosil. Artefak peninggalan masa
Praaksara antara lain berupa kapak genggam, kapak batu, gerabah, arca-arca
megalitik dan nekara. Benda-benda tersebut merupakan hasil budaya dari manusia
Praaksara di Indonesia.
Berdasarkan hasil budayanya, para arkeolog membagi kehidupan masa
Praaksara atas Zaman Batu dan Zaman Logam. Pembagian ini di dasarkan pada
alat-alat yang paling dominan digunakan oleh masyarakat Praaksara pada masa
itu. Zaman Batu merupakan suatu periode kehidupan masyarakat Perkakas atau
peralatan hidup manusia pendukungnya umumnya terbuat dari batu. Walaupun
demikian, ada juga alat-alat tertentu yang terbuat dari tulang. Zaman Batu terbagi
atas Zaman Batu Tua (Paleolitikum), Zaman Batu Madya (Mesolitikum), Zaman
Batu Muda (Neolitikum), Zaman Batu Besar (Megalitikum). Sedangkan Zaman
Logam (Zaman Perunggu) yaitu suatu masa yang masyarakatnya telah mengenal
teknik peleburan logam untuk membuat perkakas hidup.
1. Kehidupan di Bidang Kepercayaan
Sistem kepercayaan pada masa Praaksara berkembang dalam berbagai
periode zaman. Pada masa itu masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan
dan penguburan mayat. Hal itu ditandai dengan ditemukannya lukisan-lukisan di
dinding-dinding gua, bangunan-bangunan megalitik dan bekal kubur. di Asia
Timur termasuk Indonesia, pada Zaman Batu Tua (Paleolitikum) belum
ditemukan buktu-bukti adanya kepercayaan dan penguburan mayat. Sistem
kepercayaan pada masa Praaksara di Indonesia diperkirakan baru dikenal pada
masa Mesolitikum atau Zaman Batu Madya. Perkembangan kehidupan manusia
praaksara di Indonesia di bidang kepercayaan adalah sebagai berikut.
a. Kepercayaan Masa Mesolitikum (Zaman Batu Madya)
Masyarakat pada masa Mesolitikum di Indonesia sudah mengenal
kepercayaan dan penguburan mayat. Ditemukannya lukisan-lukisan atau gambar-
gambar manusia, kadal, dan perahu di dinding-dinding gua Pulau Seram dan
Papua merupakan contoh-contoh-contoh hasil peninggalan pada masa itu. adanya
kepercayaan yang digambarkan dalam lukisan-lukisan di dinding gua tersebut
menandakan bahwa masyarakat praaksara atau masyarakat purba sudah mengenal
pemikiran tentang kehidupan sesudah mati roh akan pergi menuju kehidupan alam
yang berbeda dengan alam manusia.
b. Kepercayaan Masa Neolitikum (Zaman Batu Muda)
Pada masa Neolitikum (Zaman Batu Muda), pemujaan terhadap arwah
atau roh nenek moyang mendapat tempat yang penting. Mereka percaya bahwa
ada kehidupan lain bagi seseorang yang sudah meninggal. Untuk itu diadakan
upacara-upacara bagi seseorang, terutama kepala suku yang meninggal. Mayat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
yang dikubur disertai bekal- bekal kubur, seperti: perhiasan, kapak yang indah,
dan periuk. Sebagai puncak dari upacara penguburan tersebut didirikanlah
bangunan-bangunan dari batu-batu besar (bangunan Megalitik). Masyarakat
Zaman Neolitik mempercayai adanya kekuatan “di luar” kekuatan manusia.
Kepercayaan mereke dikenal dengan sebutan animisme, yaitu kepercayaan
tentang adanya roh-roh yang memiliki kekuatan di alam gaib atau kepercayaan
terhadap suatu benda yang dianggap memiliki roh atau jiwa.
Selain animisme, kepercayaan lain yang berkembang adalah dinamisme,
yaitu kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan karena
ditempati atau merupakan perwujudan dari roh. Roh-roh tersebut dapat melekat
pada benda-benda alam, seperti: pohon, danau, bulan, matahari, dan batu-batu
besar. Agar roh-roh tersebut dapat memberikan berkah dan tidak merugikan
manusia serta membawa bencana, maka diadakan upacara-upacara khusus disertai
dengan sesaji.
c. Kepercayaan Masa Megalitikum
Sistem kepercayaan masyarakat pada masa Megalitikum sangat berkaitan
erat dengan sistem kebudayaan yang mengahasilkan bangunan-bangunan
monumental yang terbuat dari batu-batu besar dan masif. Bangunan Megalitik ini
dipergunakan sebagai sarana penghormatan dan pemujaan terhadap arwah nenek
moyang. Penemuan bangunan Megalitik tersebar hampir di seuruh kepulauan
Nusantara. Bahkan sampai sekarang pun masih ditemukan tradisi Megalitikum,
seperti: di Pulau Nias, Sumba, Flores, dan Toraja. Adapun hasil-hasil terpenting
dari kebudayaan Megalitikum antara lain sebagai berikut.
1) Menhir yaitu tiang atau tugu batu yang terbuat dari batu tunggal dan
ditempatkan pada suatu tempat. Menhir banyak ditemukan di Pasemah,
Sumatera Selatan. Fungsi menhir antara lain sebagai sarana pemujaan
terhadap arwah nenek moyang; tempat memperingati seseorang (kepala suku)
yang telah meninggal; dan tempat menampung kedatangan roh.
2) Punden Berundak adalah bangunan pemujaan yang bertingkat-tingkat
(berundak-undak). Tempat pemujaan ini banyak ditemukan di daerah
Cisolok, Sukabumi.
3) Dolmen adalah meja batu sebagai tempat sesaji. Ada dolmen yang berkakikan
menhir, seperti yang ditemukan di Pasemah, Sumatera Selatan. Ada pula
dolmen yang juga digunakan senagai kubur batu, seperti yang ditemukan di
Bondowoso dan di Merawan Jember, Jawa Timur.
4) Kubur peti batu adalah jenazah yang terpendam di dalam tanah berbentuk
persegi panjang dan sisi-sisinya dibuat dari lempengan-lempengan batu.
kubur peti batu banyak ditemukan di Kuningan, Jawa Barat.
5) Sarkofagus atau kerada adalah peti jenazah terbentuk seperti palung atau
lesung, tetapi mempunyai tutup. Sarkofagus banyak ditemukan di Bali dan
Sumbawa Barat
6) Waruga adalah peti jenazah kecil yang berbentuk kubus dan ditutup dengan
batu lain yang berbentuk atap rumah. Waruga banyak ditemukan di
Minahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
7) Arca, arca-arca Megalitik banyak ditemukan di Sumatra Selatan diteliti oleh
Von Heine Geldern. Arca-arca tersebut menggambarkan manusia dan
binatang, seperti: gajah, harimau, babi rusa, dan kera.
8) Bangunan-bangunan Megalitikum sebagai tempat pemujaan tersebut
seringkali ditemukan bersama dengan alat-alat dari Zaman Neolitikum dan
yang paling banyak ditemukan bersama-sama alat-alat dari Zaman Logam.
Pada masa Megalitikum ini, kepercayaan animisme atau kepercayaan
memuja roh nenek moyang semakin berkembang. Demikian pula dengan
kepercayaan dinamisme atau kepercayaan yang memuja benda-benda tertentu
yang memiliki kekuatan gaib juga makin berkembang.
d. Kepercayaan Masa Logam atau Perundagian
Pada masa Logam, sistem kepercayaan animisme dan dinamisme masih
tetap dianut dan makin berkembang. Masyarakatnya masih mempercayai adanya
kekuatan roh nenek moyang dan kekuatan animisme serta dinamisme. Mereka
meyakini adanya suatu roh atau jiwa yang melekat pada benda-benda hidup
maupun mati. Benda-benda yang memiliki jiwa atau roh itu bisa berupa hewan,
tumbuhan, batuan, gunung, dan sungai. Praktik kepercayaan yang dilakukan
masyarakat pada masa Logam masih berupa pemujaan terhadap leluhur. Hal yang
membedakannya dengan masa sebelumnya adalah alat yang digunakan untuk
praktik kepercayaan. Pada masa Logam atau Perundagian, benda-benda yang
digunakan untuk praktik kepercayaan biasanya terbuat dari bahan perunggu.
Sistem kepercayaan yang dilakukan oleh manusia pasa Zaman Logam masih
memelihara hubungan dengan orang yang meninggal.
Pada masa tersebut, praktik penguburan menunjukkan lapisan sosial antara
orang yang terpandang dengan rakyat biasa. Kuburan orang terpandang dibekali
dengan barang-barang yang mewah dari logam dan upacara yang dilakukan
dengan cara diarak oleh orang banyak. Sebaliknya, apabila yang meninggal orang
biasa, upacaranya sederhana dan kuburan mereka tanpa dibekali dengan barang-
barang mewah dari logam.
2. Kehidupan di Bidang Sosial
Perkembangan kehidupan sosial pada masa praaksara dimulai pada Zaman
Batu, khususnya Zaman Batu Tua (Paleolitikum) kemudian berkembang pada
zaman selanjutnya yaitu Zaman Logam atau Perunggu. Brikut ini merupakan
perkembangan kehidupan manusia praaksara Indonesia di bidang sosial pada
Zaman Batu hingga Logam.
a. Kehidupan Sosial pada Zaman Batu
Pada zaman Paleolitikum manusia mulai hidup berkelompok. mereka
hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanani saat itu, manusia hidup
berkelompok dengan jumlah anggota yang masih terbatas atau kecil. Hal ini
ditujukan agar mereka mudah berpindah-pindah tempat dengan cepat. Mereka
berpindah tempat apabila hewan buruan dan umbi-umbian sudah berkurang di
suatu tempat. Itulah sebabnya, manusia purba pada Zaman Batu Tua disebut juga
sebagai manusia atau masyarakat nomaden. Untuk berkomunikasi antara anggota
satu dengan yang lainnya, bahasa sebagai alat komunikasi sudah maulai terbentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
pada Zaman Batu Tua tersebut. Manusia purba pada masa itu sudah mulai
berkomunikasi melalui kata-kata di samping menggunakan tanda-tanda melalui
gerakan badan.
Perubahan besar dalam bidang sosial terjadi pada Zaman Batu Muda
(Neolitikum). Perubahan tersebut dikenal dengan nama Revolusi Neolitik, yaitu
perubahan dari mengumpulkan makanan (food gathering) menjadi menghasilkan
makanan (food producing), dan dari kehidupan berpindah-pindah (nomaden)
menjadi kehidupan menetap. Mereka menghasilkan makanan dengan cara
bercocok tanam dan berternak. Jenis-jenis tanaman tiang mereka tanam pada
mulanya, yaitu umbi-umbian, sukun, pisang, durian, rambutan, duku, kelapa, dan
sagu. Selanjutnya, mereka mengenal tanaman padi-padian (jewawut). Hewan yang
pada mulanya mereka jinakkan, yaitu: anjing, ayam, kerbau, dan babi.
Manusia pada Zaman Batu Muda cenderung bertempat tinggal di dekat
sumber air, seperti: dekat sungai, tepian danau, dan pesisir. Tempat tinggal
mereka pada dasarnya berupa rumah sederhana dengan atap dari daun-daunan.
rumah seperti sampai sekarang masih dijumpai di Timor, kalimantan Barat,
Andaman, dan Nikobar. Kemudian berkembang rumah-rumah besar yang
dibangun diatas tiang.
b. Kehidupan Sosial pada Zaman Logam (Zaman Perunggu)
Pada Zaman Logam manusia Indonesia hidup atau tinggal menetap di
desa-desa di daerah pegunungan, dataran rendah, dan tepi pantai. Mereka hidup
dalam perkampungan yang makin teratur dan terpimpin. Bukti-bukti sisa tempat
kediaman mereka ditemukan di Sumatra, Jawa, Sulawesi, Bali, Sumbawa, Sumba,
dan di beberapa pulau di Nusa Tenggara Timur serta Maluku. Melalui ragam hias
pada nekara-nekara perunggu dapat disimpulkan bahwa rumah orang mampu pada
Zaman Logam merupakan rumah besar bertiang dengan atap melengkung, di
bawahnya (kolong) digunakan untuk tempat ternak. Rumah semacam ini biasanya
didiami oleh beberapa keluarga.
Sejalan dengan kemajuan yang dicapai manusia, maka tata susunan
masyarakat pada Zaman Logam semakin kompleks. Pembuatan alat-alat dari
logam mendorong adanya pembagian kerja berdasarkan keahlian. Hal ini karena
pembuatan alat-alat logam hanya bisa dilakukan oleh orang yang memiliki
keahlian khusus sehingga muncullah golongan undagi atau tukang yang terampil
dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu, misalnya: pembuatan benda-
benda logam, rumah kayu, pembuatan gerabah, dan perhiasan.
3. Kehidupan di Bidang Budaya
Perkembangan kehidupan budaya pada masa Praaksara bisa dilihat dari
hasil-hasil penemuan dari berbagai benda peninggalan di setiap periode masa atau
zaman pada masa Praaksara tersebut. Lukisan-lukisan yang ditemukan pada
dinding- dinding gua di Sulawesi Selatan dan Maluku menjadi bukti adanya
budaya pada masa Praaksara.
a. Kehidupan Budaya pada Zaman Batu
Perkembangan kehidupan budaya pada Zaman Batu Tua (Paleolitikum)
dapat dilihat dari hasil penemuan benda-benda peninggalan yang dibuat oleh
masyarakat pendukung pada zaman tersebut. Perkembangan kebudayaan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
zaman ini sangat lambat akibat keadaan alam yang masi sangat liar dan labil.
Alat-alat batu yang digunakan pada Zaman Batu Tua ini dibuat dengan cara
membenturkan antara batu yang satu dengan batu yang lainnya. ada pula alat yang
dipangkas dengan rapi sebelum dipergunakan. Alat- alat batu yang digunakan dari
Zaman Batu Tua masih terus digunakan dan dikembangkan pada Zaman Batu
Madya serta mendapat pengaruh dari Asia Daratan sehingga memunculkan corak
tersendiri. Bahkan alat-alat tulang dan flakes dari Zaman Batu Tua memegang
peranan penting pada Zaman Batu Madya.
Manusia pada zaman ini sudah mampu membuat gerabah, yaitu benda
pecah belah yang dibuat dari tanah liat yang dibakar. Pada Zaman Batu Madya
telah berkembang kebudayaan Tulang Sampung (Sampung Bone Culture),
kebudayaan Toala (flakes culture), dan kebudayaan Kapak Genggam Sumatra
(pebble culture). Selain kebudayaan tulang, flakes (alat-alat serpih), dan kapak,
pada masa Batu Madya telah berkembang pula seni lukis. Hal ini dibuktikan
dengan ditemukannya lukisan-lukisan pada dinding- dinding gua di Sulawesi
Selatan. Kegiatan menggambar pada diding- dinding gua dilakukan oleh
pendukung kebudayaan Mesolitikum ketika mereka mulai hidup menetap di gua-
gua. Di gua itulah mereka membuat aat-alat batu dan tulang serta melukis pada
dinding- dinding gua.
Perkembangan kebudayaan pada Zaman Batu Muda (Neolitikum) sudah
sangat maju daripada zaman-zaman sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya
migrasi secara bergelombang penduduk proto- melayu dari Yunan, Cina Selatan
ke Asia Tenggara, termasuk ke Indonesia. pendatang baru itu membawa
kebudayaan kapak persegi. Alat- alat batu yang diperguanakan pada Zaman Batu
Muda sudah sangat halus pembuatannya karena mereka sudah mengenal teknik
mengasah dan mengupan. Berdasarkan alat batu yang menjadi ciri khas,
kebudayaan Zaman Batu Muda di Indonesia dibagi menjadi dua golongan besar,
yaitu kebudayaan kapak persegi dan kebudayaan kapak lonjong.
Kemudian pada masa Neolitikum ini muncul kebudayaan Megalitikum
dan berkembang luas pada Zaman Logam. Kebudayaan Megalitikum
menghasilkan bangunan monumental yang terbuat dari batu-batu besar dan masif.
Bangunan ini dipergunakan sebagai sarana penghormatan dan pemujaan terhadap
arwah nenek moyang. Penemuan bangunan Megalitik tersebar hampir di seluruh
Kepulauan Nusantara. Bahkan sampai sekarang pun masih ditemukan tradisi
Megalitikum, seperti: di Pulau Nias, Sumba, Flores, dan Toraja. Bangunan-
bangunan Megalitikum tersebut seringkali ditemukan bersama dengan alat-alat
dari Zaman Neolitikum dan yang paling banyak ditemukan bersama-sama alat-
alat dari Zaman Logam.
b. Kehidupan Budaya pada Zaman Logam (Zaman Perunggu)
Pada Zaman Logam ini penduduk di Nusantara telah mampu mengolah
dan melebur logam. Kepandaian ini diperoleh setelah mereka menerima pengaruh
dari kebudayaan Dongson (Vietnam). Kebudayaan Perunggu di Asia Tenggara
yang menyebar ke Nusantara sekitar 500 SM. Walaupun pada zaman ini alat-alat
dari logam bnayak dibuat dan dipakai manusia, alat-alat batu dan gerabah masih
tetap ada dan dipergunakan. Hasil-hasil kebudayaan dari Zaman Logam berupa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
kapak corong, nekara, bejana perunggu, arca-arca, benda-benda dari besi, dan
gerabah.
Kapak corong adalah kapak yang bagian atasnya berbentuk corong yang
berguna untuk memasukan tangkai kayu. Kapak corong ini banyak ditemukan di
Sumatra Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Selayar, dan
dekat danau Sentani, Papua. Nekara adalah genderang besar yang terbuat dari
perunggu, berpinggang di bagian tengahnya dan tertutup di bagian atasnya.
Nekara ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali, Roti, Selayar, dan Kepulauan Kei.
Bejana perunggu berbentuk bulat panjang, ditemukan di Sumatera dan di Madura.
Arca-arca dari Zaman Perunggu berupa arca manusia dan binatang dalam
berbagai bentuk. Arca- arca ditemukan di Bakinang (Riau) dan di Limbangan
(Bogor). Benda- benda perunggu lain ditemukan dari Zaman Logam, seperti
perhiasan (cincin dan gelang), senjata (ujung tombak dan belati) serta alat-alat
lain, seperti mata pancing, ikat pinggang, dan penutup lengan.
4. Kehidupan di Bidang Ekonomi
Perkembangan kehidupan ekonomi pada masa praaksara ini bisa dilihat
dari kehidupan masa berburu dan mengumpulkan makanan dan kehidupan masa
bercocok tanam dan bertani, yang dimulai dari Zaman Batu hingga Zaman
Logam.
a. Kehidupan Ekonomi pada Zaman Batu
Manusia purba pada Zaman Batu Tua (Paleolitikum) hidup dengan
berburu dan mengumpulkan makanan (hunting and food gathering). Hal ini
didasarkan pada sejumlah penemuan alat-alat Paleolitik seperti alat-alat batu
berupa kapak genggam dari Pacitan, yaitu kapak tak bertangkai yang digunakan
dengan cara menggenggam , kapak perimbas, kapak penetak, pahat genggam, dan
yang paling banyak berupa alat-alat kecil yang disebut alat serpih (flakes). Selain
alat-alat dari batu, ditemukan pula alat-alat dari tulang di Ngadong dekat Ngawi-
Jawa Timur. Alat-alat tulang itu berupa alat penusuk (belati), ujung tombak
dengan gergaji pada kedua sisinya, dan alat pengorek ubi dan keladi, serta tanduk
menjangan yang diruncingkan dan duri ikan pari yang digunakan sebagai mata
tombak.
Pada masa Mesolitikum atau Zaman Batu Madya, sebagian manusia
pendukung kebudayaan Mesolitikum tersebut masih tetap berburu dan
mengumpulkan makanan, tetapi sebagian dari mereka sudah mulai bertempat
tinggal menetap di gua-gua dan bercocok tanam secara sederhana. Adapula
pendukung kebudayaan Zaman Batu Madya yang hidup di pesisir. Mereka hidup
dengan menangkap ikan, siput dan kerang. Mereka bercocok tanam dengan amat
sederhana dan dilakukan secara berpindah-pindah, sesuai dengan keadaan
kesuburan tanah. Kegiatan bercocok tanam bermula ketika manusia purba atau
manusia praaksara melihat sisa-sisa makanan atau biji-bijian yang tumbuh
disekitar gua tempat mereka tinggal. Mereka pun mencari lahan baru dengan
membuka hutan. Mereka pun menebang pohon dan membuka semak belukar
untuk dijadikan tempat bercocok tanam.
Pada masa Neolitikum (Zaman Batu Muda) perubahan besar dalam
kehidupan ekonomi terjadi. Perubahan tersebut dikenal denga Revolusi Neolitik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
yaitu perubahan dari mengumpulkan makanan (food gathering) menjadi
menghasilkan makanan (food producing), dan dari kehidupan berpindah-pindah
(nomaden) menjadi menjadi kehidupan menetap. Mereka menghasilkan makanan
dengan cara bercocok tanam. Jenis-jenis tanaman yang mereka tanam pada
mulanya yaitu umbi-umbian, sukun, pisang, durian,rambutan, duku, kelapa, dan
sagu. Selanjutnya mereka mengenal tanaman padi-padian (jewawut). Hewan yang
pada mulanya mereka jinakkan, yaitu: anjing, ayam, kerbau dan babi. Sementara
itu kegiatan berburu dan menangkap ikan masih mereka lakukan pada waktu-
waktu senggang. Kehidupan bercocok tanam dan menetap memberikan banyak
waktu luang bagi manusia pendukungnya.
Waktu luang ini mereka gunakan untuk berkarya meningkatkan hasil
budayanya, seperti: membuat rakit dan perahu, membuat kerajinan, membuat
anyaman-anyaman, dan gerabah. Mereka sudah berpakaian, terbukti dengan
ditemukannya alat pemukul kulit kayu. Bahkan mereka sudah suka berhias,
terbukti dengan ditemukannya gelang, kalung, dan manik-manik dari batu indah,
seperti: agat, kaseldon, dan jaspis berwarna putih, kuning, cokelat, merah dan
hijau.
b. Kehidupan Ekonomi pada Zaman Logam
Zaman Logam atau Zaman Perundagian adalah zaman di mana manusia
sudah mengenal pengolahan logam. Zaman logam terdiri tiga zaman yaitu zaman
perunggu, tembaga, besi. Namun di Indonesia tidak mengenal zaman tembaga.
Kehidupan ekonomi pada Zaman Logam sudah lebih maju dibanding dengan
Zaman Batu. Pada masa ini masyarakat sudah mengenal teknik-teknik pengolahan
logam dan tata susunan masyarakat menjadi semakin kompleks.
Pembagian kerja semakin ketat dan membutuhkan keterampilan –
keterampilan tertentu. Oleh karena itu, muncul kelompok- kelompok masyarakat
yang terampil (undagi) berdasarkan bidang masing-masing seperti ahli membuat
rumah, ahli membuat gerabah, ahli logam, dan sebagainya. Mata pencaharian
masyarakat pada Zaman Logam adalah pertanian. Mereka bertani dengan cara
berladang dan bersawah. Hal ini terbukti dengan ditemukannya mata sabit, alat
penyiang rumput, dan mata bajak. Pengaturan air untuk sawah (irigasi) sudah
diadakan sehingga pertanian tidak sepenuh ya bergantung kepada hujan.
Perkembangan perkampungan dan pertanian meningkatkan kesadaran akan
pentingnya kepemilikan tanah.
Kehidupan perdagangan juga berkembang pada masa ini. Perdagangan
sudah dilakukan antarpulau di Indonesia dan antara kepulauan Indonesia dengan
kawasan Asia Tenggara dengan sistem barter. Barang-barang yang dipertukarkan
ialah nekara perunggu, moko, manik-manik, rempah-rempah, jenis-jenis kayu,
dan timah.
5. Kehidupan di Bidang Teknologi
Pada masa praaksara seperti zaman Batu dan Logam, perkembangan
kehidupan bidang teknologi masih sangat sederhana. Penggunaan teknologi pada
zaman Batu masih terbatas pada pembuatan dan penggunaan alat-alat sederhana
terbuat dari batu. Kemudian teknologi pada zaman batu itu berkembang pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
zaman logam. Peralatan yang digunakan sebagai alat teknologinya terbuat dari
logam, seperti perunggu dan perak.
a. Teknologi pada Zaman Batu
Pada zaman teknologi yang digunakan masih sangat sederhana. Perkakas
peralatan hidup manusia pendukungnya masih terbuat dari batu. Walaupun
demikian, ada juga alat-alat tertentu yang terbuat dari tulang. Pada zaman batu tua
(Palaelitikum) alat-alat batu yang digunakan masih sangat kasar digunakan sangat
kasar sebab teknik pembuatannya masih sangat sederhana. Peralatan-peralatan
pada zaman batu ini banyak ditemukan di daerah Pacitan dan Ngandong, sehingga
penemuan ini disebut sebagai hasil kebudayaan Pacitan dan Ngandong.
Alat-alat batu dari pacitan ditemukan oleh Von Koenigswald, pada tahun
1935 di sungai Baksoko, desa Punung, Pacitan, Jawa Timur. Alat-alat batu dari
pacitan iniberupa kapak genggam, yaitu kapak yang tak bertangkai yang
digunakan dengan cara menggenggam, kapak perimbas, kapak penetak, pahat
genggam, dan yang paling banyak berupa alat-alat kecil yang disebut alat serpih
(flakes). alat-alat batu tersebut berasal dari lapisan Pleistosen Tengah (lapisan dan
Fauna Trinil). Selain di Pacitan, alat-alat bantu tersebut ditemukan pula di
Sukabumi (Jawa Barat), Perigi dan Gombong (Jawa Tengah), Tambangsawah
(Bengkulu), Lahat ( Sumatera Selatan), Kalianda 9 (Lampung), Awangbangkal
(Kalimantan Selatan), Cabenge (Sulawesi Selatan), Sembiran dan Trunyan (Bali),
Batu Triying (Sumbawa) Maumere (Flores), dan Atambua (Timor).
Alat-alat Zaman Batu dari Ngandong dekat Ngawi, Jawa Timur berupa
kapak-kapak genggam dari batu dan alat-alat kecil yang disebut alat serpih
(Flakes) alat-alat kecil (flakes) ditemukan di Pulau Sangiran, Jawa Timur
Cabenge, Sulawesi Selatan. Slain itu pada masa itu, ditemukan pula alat-alat dari
tulang dan tanduk alat-alat dari tulang tersebut berupa alat penusuk (belati) unjung
tombak dengan gergaji yang kedua sisinya dan alat pengorek ubi dan keladi, serta
tanduk menjangan yang diruncingkan dan duri ikan pari yang digunakan sebagai
mata tombak. Tradisi alat tulang dan tulang tanduk ini dilanjutkan pada zaman
mesolitikum dalam kehidupan di gua-gua, khususnya di gua Lawa, Sampung,
Ponorogo.
Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan ini di Indonesia dikenal
dengan dua teknik pokok pembuatan perkakas batu, yaitu tradisi kapak perimbas,
dan tradisi alat serpih. Ada empat teknik yang dipergunakan dalam pembuatan
alat-alat dari batu, yaitu:
1. Teknik Pemangkas atau disebut juga dengan core tols yaitu teknologi yang
dilakuka dengan cara menempatkan batu yang akan dikerjakan pada sebuah
paron (landasan untuk menempa) atau dipegang. Teknologi ini menghasilkan
alat-alat batu seperti kapak genggam, kapak perimbas, dan kapak penetak
baik yang berasal dari kebudayaan Pacitan maupun kebudayaan Ngandong.
2. Teknik Pembenturan, yaitu teknologi yang dilakukan dengan cara
membenturkan batu dengan batu sehingga mengasilkan pecahan-pecahan
batu. Pecahan-pecahan batu yang menyerupai bentuk kapak kemudian
dikerjakan lebih lanjut dengan menggunakan dua jenis teknologi.
3. Teknik Clacton, berasal dari kata clactonon-sea, nama sebuah tempat temuan
di Inggris. Teknik Clacton adalah teknik membuat alat-alat batu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
menghasilkan dataran pukul lebar dan kerucut pukul tebal. Teknologi ini
digunakan untuk membuat kapak perimbas dan alat-alat serpih terutama dari
kebudayaan Ngandong. Hasil dari teknik ini banyak ditemukan di Sangiran.
4. Teknik levallois, berasal dari kata Levallois, nama sebuah tempat temuan di
Perancis. Teknik levallois adalah teknik membuat alat-alat batu untuk
menghasilkan dataran pukul yang berfaset atau berbidang-bidang. Teknologi
ini digunakan untuk membuat kapak perimbas dan alat-alat serpih terutama
dari kebudayaan Pacitan.
b. Teknologi pada Zaman Logam
Pada zaman logam (masa perundagian) atau masa bercocok tanam, tingkat
lanjut teknolgi berkembang lebih pesat dari zaman sebelumnya. Salah satu
penyebabnya adalah kemajuan dalam pelayaran dan perdagangan. Suatu
kemahiran baru pada masa perundagian adalah penemuan baru pada teknik
peleburan, pencampuran, penempaan, dan percetakan berbagai jenis logam
menjadi peralatan tertentu. Logam harus dipanaskan hingga mencapai titik lebur,
kemudian baru dicetak menjadi bermacam-macam jenis perkakas atau benda lain
yang diperlukan. Beberapa benda-benda perungggu yang ditemukan di Indonesia
memiliki kesamaan dengan temuan-temuan di Dongson, Vietnam, baik bentuk
maupun ragam hiasnya.
Di Indonesia penggunaan logam telah dikenal sejak sebelum masehi.
Walaupun demikian, pada waktu itu di Indonesia hanya mengenal alat-alat yang
terbuat dari perunggu dan besi. Selain untuk perhiasan selain terbuat dari bahan
perunggu juga terbuat dari emas. Dalm membuat bejana dari perunggu ahli harus
mencampurkan tembaga, timah hitam dan timah putih dengan kadar tertentu.
Pembuatan alat-alat dari logam tersebut dikerjakan oleh orang-orang yang
mempunyai keahlian khusus yang disebut dengan undagi. Teknik pembuatan
benda perunggu, ada dua macam yaitu dengan cetak setangkup (bivalve) dan
cetak lilin (a cire perdue).
1) Teknik bivalve, atau cetakan setangkup teknik cetakan ini menggunakan dua
cetakan dari tanah atau batu yang dapat ditangkup seperti kulit tiram. Bentuk
cetakan disesuaikan dengan bentuk sesuai yang diinginkan. Cetakan diberi
lubang pada bagian atasnya dan iberi lubang tersebut kemudian dituangkan
cairan logam. Bila sudah dingin cetakan dibuka. Teknik ini dilakukan untuk
benda-benda yang tidak memilki bagian-bagian yang menonjol. Cetakan
setangkup dapat digunakan berulang-ulang.
2) Teknik a cire perdue, atau cetakan lilin . tenik a cire perdue dipergunakan
untuk benda-benda yang bentuknya memilki bagian-bagian yang menonjol
seperti arca, dan kapak perunggu. Cetakan seperti ini hanya dapat digunakan
sekali saja. Disamping tradisi pembuatan alat-alat perunggu, manusia pada
periode ini juga sudah mampu melebur biji-biji besi dalam bentuk alat-alat
yang sesuai dengan keinginan dan kegunaan. Benda-benda besi yang banyak
dtemukan di Indonesia antara lain berupa mata kapak, berbagai jenis pisau
berbagai ukuran, mata sabit yang berbentuk melingkar, tajak, mata tombak
dan gelang-gelang besi. Logam emas pun telah dimanfaatkan untuk membuat
perhiasan dan benda-benda persembahan kubur. Pada masa perundagian ini,
pembuatan gerabag berkembang pesat baik bentuk, teknik, maupun ragam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
hiasnya. Pada masa ini sudah dikenal teknik pembuatan gerabah dengan
menggunakan roda putar pada landasannya. Pada masa ini juga sudah dikenal
teknik pembuatan gerabah dengan menggunakan roda putar pada
landasannya. Pada masa ini diperkirakan bahwa pembuatan gerabah
dipengaruhi tradisi gerabah Sa-huynh.
B. Keterkaitan Kehidupan Awal Manusia Praaksara dengan Kehidupan
Masa Kini
1. Kepercayaan
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Nias, misalnya masih ditemukan
aktivitas yang berhungan dengan tradisi megalitik. Arca-arca batu berusia ratusan
tahun bisa dijumpai di halamn-halaman rumah penduduk. Di hampir setiap
kampung, terutama kampung-kampun tua, selalu ada arca yang menggambarkan
cikal bakal nenek moyang itu masih dipuja. Arca menhir didirikan di depan
rumah. Semakin dekat arca menhir yang didirikan mendekati sosok manusia,
maka status san pemilik akan dianggap telah mendekati sifat kedewaan. Tokoh itu
selanjutnya akan dianggap sebagai pelindung masyarakat.
Daerah lain yang masih memilki tradisi megalitik kuat adalah Tana Toraja
(Sulawesi Selatan). Orang Toraja menyebut diri mereka orang besar turunan raja.
Banyak peninggalan tradisi megalitik tersebat di tanah Toraja, seperti menhir,
wadah kubur kayu, dan liang (tempat penguburan). Bangunan megalitik yang
tersisa berupa menhir yang oleh penduduk setempat disebut simbuang.
Di Jawa, tradisi megalitik nampak berperan dalam beberapa aspek
kehidupan misalnya kepercayaan terhadap cikal bakal desa atau upacara
penanaman kepala kerbau pada upacara tertentu. Penanaman kepala kerbau
dianggap sebagai bagian dari keinginan masyarakat untuk mendapatkan
keamanan, kamakmuran, kesejahteraan, dan kebahagiaan dari Tuhan.
2. Sosial
Perkampungan di masa lalu atau perkampungan adat di masa kini
umumnya ditandai ciri-ciri berikut: halaman luas depan rumah adat, mempunyai
tempat untuk mesbah (pemujaan atau upacara), mempunyai sumber air, dan
mempunyai tempat pencaharian. Kampung menjadi tempat bagi masyarakat untuk
menjalani hidup dengan kehidupannya. Dari kehidupan itu orang membentuk
kelompok karena meteka merasa memilki kesamaan budaya, wilayah identitas,
dan berinteraksi dalam suatu hubungan sosial yang terstruktur. Disitu terdapat
pemimpin, para pembantu, dan rakyat kebanyakan. Melalui keberadaan
masyarakat seperti itulah adat istiadat, budaya dan tradisi diwariskan hingga bisa
kenal sampai kini.
Pemimpin kelompok menyampaikan secara lisan sebuah ajaran yang harus
ditaati anggota kelompoknya. Pemimpin juga membuat suatu peringatan anggota
kelompok masyarakat berupa lukisan serta perkakas sebagai alat bantu hidup serta
bangunan tugu atau makam. Secara sosial masyarakat yang masih teguh
memegang adat istiadat itu, misalnya suku bangsa Badui (Jawa Barat), Mentawai
(Sumatera Utara), atau Boti (NTT).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
3. Budaya
Peninggalan-peninggalan pemukul kulit kayu dari zaman praaksara
ditemukan di Watunonju (Sulawesi Tengah) dan Minaga Sipakka (Sulawesi
Tenggara). Tradisi pembuatan pakaian dari kulit kayu, yang merupakan tradisi
dari masa neolitikum juga masih ditemukan dibeberapa daerah, seperti Toraja,
Halmahera, dan Nias.
Di Papua kapak lonjong masih dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti untuk menebang kayu, merambah hutan,dan sebagai alat tukar dalam
perdagangan barter, sedangkan kapak lonjong yang indah sering kali disimpan
sebagai harta kekayaan dan mas kawin.
Bentuk rumah sisa-sisa tradisi praaksara bermacam-macam. Ada yang
bulat dengan atap sampai meyentuh tanah dan hanya satu pintu untuk keluar
masuk. Model rumah seperti ini dapat dilihat di Timot Barat, antara lain Kupang,
Atambua. Di Flores rumah pada dasarnya berbentuk kerucut. Ada pula yang
atapnya seperti perahu.
Rumah pada masa bercocok tanam dibangun terbentuk persegi panjang
dan dibangun diatas tiang dengan ukuran besar. Upacara warisan masa lalu juga
masih ditemukan kini. Upacara merupakan rangkaian atau tindakan atau
perbuatan yang terikat pada aturan-aturan tertentu, seperti adat istiadat, agama dan
kepercayaan. Upacara-upacara itu misalnya : upacara penguburan mayat,
mendirikan rumah, membuat perahu, atau upacara perkabungan. Upacara Kasodo
oleh masyarakat Tengger di sekitar Gunung Bromo dan upacara Larung Samudra,
yaitu : melarung makanan ke tengah laut.
4. Ekonomi
Masyarakat di masa lalu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara
berladang. Kegiatan berladang pada masyarakat Dayak Maannyam, Ngaju, dan
Ot-Danum mengingatkan kita kepada cara berladang pada zaman praaksara.
Selama bulan Mei, dan Juli dimulai penebangan Pohon. Pada bulan Agustus dan
September pohon-pohon itu dibakar karena musim hujan tiba. Abu bekas
pembakaran ini dibiarkan menjadi pupuk organik. Setelah itu, pada bulan sekitar
Oktober tibalah saat untuk menanam.
Menanam di masa lalu tanpa menggunakan zat-zat berbahaya semacam
pestisida. Mereka merawat dengan ketekunan. Di masa kini tak sedikit masyarakat
yang kembali menanam padi , sayuran, atau buah-buahan tanpa zat berbahaya.
Mereka meniru apa yang dilakukan oleh masyarakat pada zaman lalu dalam hal
bertani dan berladang.
Tidak hanya itu secara ekonomi masyarakat berusaha memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan beragam cara. Karajinan rakyat dibuat sehingga
mereka mampu menghasilkan berbagai macam barang kerajinan, seperti alat-alat
dapur dari tanah, pisau atau penatah, dan barang-barang anyaman. Mereka
menjual barang-barang kerajinan itu agar bisa mendapatkan uang.
5. Teknologi
Di beberapa wilayah Indonesia masih ditemukan cara-cara membuat
gerabah seperti pada masa bercocok tanam. A.C.Kruyt dan H.R. Van Heekeren
mencatat bahwa masyarakat penduduk desa Toraja, Sulawesi Selatan bagian barat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
membuat gerabah dengan cara yang masih sangat sederhana yang bergantung
pada kemahiran tangan.
H. R. van Heekeren dan R.P.Soejono juga mencatat cara pembuatan
gerabah di desa Beru (Soppeng) di Sulawesi Selatan yang dilakukan kaum
perempuan dan belansung secara turun temurun dari generasi ke generasi
berikutnya. Sedangkan kaum laki-laki hanya bertugas membantu menyiapkan
bahan berupa tanah liat. Di Jawa ditemukan pengerjaan pembuatan gerabah
dengan cara tradisional menggunakan tatap digabung dengan roda berputar.
Daerah-daerah yang masih menggunakan cara-cara tradisional seperti ini
diantaranya Tuban, Bantul, Gunung Tangkil dekat Bogor, dan desa Anjun dekat
Pamanukan.
Pembuatan gerabah secara tradisional yang masih menggunakan tatap
tanpa roda berputar juga dapt kita temukan di pedalaman Aceh di daerah Gayo, di
dekat kota Bima, di Sumbawa dan di desa Abare dan kayu batu, di teluk
Humboldt, pantai Utara Papua. Mereka berusaha mempertahankan model, pola,
dan cara pembuatan tersebut karena hanya itulah yang mereka warisi dari generasi
sebelumnya.
2. LKS dan Instrumen Penilaian
a. Penilaian Sikap
Lembar Penilaian Sikap
Petunjuk: Lembar ini dinilai oleh guru. Berilah Skor 1-3 pada kolom yang
sesuai dengan hasil observasi guru.
No Nama Nilai Total Skor Keterangan
1 Kebudayaan Kreativitas
2
3
4
5
6
7
8
9
10 ...(dan
seterusnya)
Nilai Sikap : kebudayaan (1-3) + Skor kreatifitas (1-3)
Keterangan :
a. Total Skor 5-6 = A
b. Total Skor 3-4 = B
c. Total Skor 1-2 = C
d. Total Skor 0 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Nilai = Skor Perolehan x 100
Skor Total
Kriteria :
Nilai Kuantitatif Kriteria Nilai Kualitatif
80-100 Sangat Tinggi A
70-79 Tinggi B
56-69 Sedang C
50-59 Rendah D
<50 Sangat Rendah E
b. Penilaian Pengetahun
Pertemuan Pertama: Tes tertulis secara berkelompok.
1. Soal Pilihan Ganda (10)
Pilihlah Jawaban yang paling tepat!
1. Penyebab manusia purba berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang
lain adalah...
A. Sering terjadi peperangan antarkelompok
B. Manusia purba sangat tergantung pada alam
C. Sering terjadi bencana alam
D. Keadaan alam yang tidak stabil
E. Manusia purba mencari daerah yang subur
2. kapak yang di gunakan dengan cara di genggam dan tidak memiliki tangkai,
dan terdapat di pakistan adalah...
A. Kapak penetak
B. kapak genggam
C. Kapak perimbas
D. Kapak lonjong
E. Kapak corong
3. Bukti paling awal dalam pembuatan benda-benda dari perunggu ditemukan di
negara...
A. Myanmar
B. Laos
C. Vietnam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
D. Thailand
E. Kamboja
4. Tugu batu yang didirikan sebagai tanda peringatan dan perlambangan arwah
nenek moyang dari zaman megalitikum adalah...
A. Dolmen
B. Nekara
C. Abris sous roche
D. Menhir
E. Kjokkenmoddinger
5. Kehidupan manusia yang bersifat nomaden atau berpindah-pindah merupakan
ciri utama dari zaman...
A. Megalitikum
B. Neolitikum
C. Logam
D. Paleolitikum
E. mesolitikum
6. Pembuatan benda perunggu dengan teknik setangkup disebut dengan istilah...
A. Monovalve
B. Multivalve
C. A cire perdue
D. Cor
E. Bivalve
7. Latarbelakang nenek moyang kita pada zaman paleolitikum hidup secara
nomaden, yaitu...
A. Menghindari bencana alam
B. Mereka mencari binatang buruan dan hasil alam
C. Mencari tempat tinggal
D. Mereka mencari tempat bercocok tanam
E. Menghindari perang antarkelompok
8. Salah satu peralatan manusia purba dari zaman paleolitikum adalah...
A. Nekara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
B. Moko
C. Chopper
D. Candrasa
E. Sarkofagus
9. Salah satu teknik terpenting dari kebudayaan paleolitikum di Indonesia
adalah...
A. Manusia hidup di pesisir dengan mencari kerang laut
B. Mencari hidup dengan cara berpindah-pindah ladang
C. Manusia memproduksi makanan dengan cara bercocok tanam
D. Manusia hidup berburu dan meramu
E. Manusia membuat alat-alat dari logam
10. Perunggu cair yang dituang ke dalam cetakan. Orang yang ahli
mengerjakannya disebut...
A. A cire perdue
B. Genggam
C. Undagi
D. Cetak bata
E. Tera kota
2. Soal Isian (10)
Jawablah dengan tepat!
1. Analisislah perkembangan masyarakat praaksara melalui tahap-tahap
kehidupannya dalam aspek kepercayaan, sosial, budaya ekonomi dan
teknologi!
2. Mendeskripsikan keterkaitan kehidupan awal manusia Indonesia dengan
kehidupan masa kini pada bidang kepercayaan, budaya dan teknologi!
3. Identifikasikan bukti-bukti kehidupan awal manusia Indonesia di bidang
sosial pada zaman logam!
4. Identifikasikan bukti-bukti kehidupan awal manusia Indonesia dalam bidang
ekonomi pada zaman batu!
5. Mendeskripsikan keterkaitan masyarakat praaksara membuat bangunan dari
batu-batu besar dengan pemujaan roh nenek moyang!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Nilai = Skor Perolehan x 100
Skor Total
Kriteria :
Nilai Kuantitatif Kriteria Nilai Kualitatif
80-100 Sangat Tinggi A
70-79 Tinggi B
56-69 Sedang C
50-59 Rendah D
<50 Sangat Rendah E
c. Penilaian Keterampilan
Rubrik Artikel Sejarah
Buatlah satu artikel sejarah mengenai kehidupan awal manusia Indonesia dalam
aspek kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi
Artikel yang dibuat sebagai berikut:
1. Setiap kelompok membuat satu artikel mengenai satu fokus kajian yang ada
(guru akan membaginya)
2. Artikel harus mencantumkan sumber informasi atau referensi yang digunakan
3. Artikel berbentuk karangan ilmiah sejarah
4. Panjang artikel 500-600 kata
5. Artikel mengikuti sistematika umum dengan menyertakan sub judul
6. Draf artikel wajib direvisi sesuai masukan dan disempurnakan dengan menulis
kesimpulan dari kelompok pada paragraf terakhir artikel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Pedoman penilaian sebagai berikut :
No Aspek/Indikator Skor
1 Artikel yang disajikan dengan fokus kajian kelompok yang
telahditentukan (sangat tepat =5, tepat=4, kurang tepat=3, tidak
tepat=2, sangat tidak tepat=1, tidak ada=0)
1-5
2 Artikel menggunakan referensi (sangat lengkap=5, lengkap=4,
kurang lengkap=3, tidak lengkap=2, sangat tidak lengkap=1,
tidak ada=0)
1-5
3 Informasi dan analisis yang digunakan dalam artikel (sangat
akurat=5, akurat=4, kurang akurat=3, tidak akurat=2, sangat
tidak akurat=1, tidak ada=0)
1-5
4 Kejelasan dari artikel (sangat akurat-5, akurat=4, kurang
akurat=3, tidak akurat=2, sangat akurat=1, tidak ada=0)
1-5
5 Isi dari artikel (sangat lengkap=5, lengkap=4, kurang
lengkap=3, tidak lengkap=2, sangat tidak lengkap=1, tidak
ada=0)
1-5
Nilai = Skor Perolehan x 100
Skor Total
Kriteria :
Nilai Kuantitatif Kriteria Nilai Kualitatif
80-100 Sangat Tinggi A
70-79 Tinggi B
56-69 Sedang C
50-59 Rendah D
<50 Sangat Rendah E
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
3. Lembar Jawaban Siswa
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok :
Mata Pelajaran :
Hari/Tanggal :
a. Pilihan Ganda
No
1 A B C D E
2 A B C D E
3 A B C D E
4 A B C D E
5 A B C D E
6 A B C D E
7 A B C D E
8 A B C D E
9 A B C D E
10 A B C D E
b. Esai
Tipe soal Isian
No Jawaban
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
4. Rubrik Penilaian
a. Pilihan Ganda
No
Soal
Jawaban Rubrik penskoran
1 B 2 = jika jawaban benar
0 = jika jawaban salah
2 C 2 = jika jawaban benar
0 = jika jawaban salah
3 C 2 = jika jawaban benar
0 = jika jawaban salah
4 D 2 = jika jawaban benar
0 = jika jawaban salah
5 D 2 = jika jawaban benar
0 = jika jawaban salah
6 E 2 = jika jawaban benar
0 = jika jawaban salah
7 B 2 = jika jawaban benar
0 = jika jawaban salah
8 C 2 = jika jawaban benar
0 = jika jawaban salah
9 D 2 = jika jawaban benar
0 = jika jawaban salah
10 C 2 = jika jawaban benar
0 = jika jawaban salah
Total Skor Maksimum 20
Nilai = Skor Perolehan x 100
Skor Total
Kriteria :
Nilai Kuantitatif Kriteria Nilai Kualitatif
80-100 Sangat Tinggi A
70-79 Tinggi B
56-69 Sedang C
50-59 Rendah D
<50 Sangat Rendah E
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
b. Isian
Nomor
Soal
Jawaban Rubrik Penskoran
1 1. Masa hidup berburu dan meramu
a. Aspek Kepercayaan : belum mengenal
kepercayaan
b. Aspek Sosial : hidup berkelompok
antara 10-15 orang Hidup berpindah-
pindah tempat di daerah yang dekat
dengan sumber air, seperti sungai atau
danau.
c. Aspek Budaya : Menciptakan alat dari
batu dan tulang untuk membantu
kekurangan fisik mereka Satu hal
yang sangat membantu kehidupan
manusia purba ketika mereka
menemukan api, belum mengenal
kesenian.
d. Aspek Ekonomi : Masing
menggantung diri dari kekayaan alam
sekitar ( food gathering ) dengan jalan
berburu dan meramu.
e. Aspek teknologi : masih sangat
sederhana terlihat benda-benda masa
ini kasar dan terkesan asal dapat
digunakan
2. Masa bermukim dan berladang
a. Aspek kepercayaan : sudah mulai
mengenal cara penguburan dan
adanya cap telapak tangan telah mulai
mengenal sistem kepercayaan
b. Aspek Sosial : hidup masih dalam
kelompok hidup secara semi sedenter
Benar sempurna, skor = 4
Benar, skor = 3
Sebagian benar, skor = 2
Salah, skor = 1
Tidak menjawab, skor = 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
c. Aspek Budaya : peralatan yang
digunakan semakin lengkap
d. Aspek Ekonomi : sudah mengenal
pengolahan tanah dengan sistem huma
e. Aspek Teknologi : sudah mulai
nampak benda-benda hasil budaya
masa ini diasah/ dihaluskan
3. Masa bercocok tanam dan hidup
menetap
a. Aspek Kepercayaan Mengenal sistem
kepercayaan (animisme dan
dinamisme) berkembang kepercayan
pemujaan roh nenek moyang
b. Aspek Sosial : Hidup menetap (
sedenter) Mulai muncul sistem
kemasyarakatan (primus inter pares)
c. Aspek Budaya : Alat - alat sudah
dihaluskan Mengenal kesenian
d. Aspek Ekonomi : Mampu mengolah
alam dengan melakukan sistem
pertanian sudah mengenal sitem
perdagangan
e. Aspek Teknologi : peralatan lebih
lengkap sudah mampu membuat
barang dari tanah liat peraltan sudah
halus dan fungsinya bermacam
macam.
2 Keterkaitan kehidupan awal manusia
Indonesia dengan kehidupan masa kini
1) Bidang kepercayaan
Dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Nias, misalnya masih
ditemukan aktivitas yang berhungan
Benar sempurna, skor = 4
Benar, skor = 3
Sebagian benar, skor = 2
Salah, skor = 1
Tidak menjawab, skor = 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
dengan tradisi megalitik. Arca-arca batu
berusia ratusan tahun bisa dijumpai di
halamn-halaman rumah penduduk. Di
hampir setiap kampung, terutama
kampung-kampun tua, selalu ada arca
yang menggambarkan cikal bakal nenek
moyang itu masih dipuja. Arca menhir
didirikan di depan rumah. Semakin
dekat arca menhir yang didirikan
mendekati sosok manusia, maka status
san pemilik akan dianggap telah
mendekati sifat kedewaan. Tokoh itu
selanjutnya akan dianggap sebagai
pelindung masyarakat.
2) Bidang budaya
Di Papua kapak lonjong masih
dipergunakan dalam kehidupan sehari-
hari, seperti untuk menebang kayu,
merambah hutan,dan sebagai alat tukar
dalam perdagangan barter, sedangkan
kapak lonjong yang indah sering kali
disimpan sebagai harta kekayaan dan
mas kawin.
3) Bidang teknologi
Di beberapa wilayah Indonesia masih
ditemukan cara-cara membuat gerabah
seperti pada masa bercocok tanam.
A.C.Kruyt dan H.R. Van Heekeren
mencatat bahwa masyarakat penduduk
desa Toraja, Sulawesi Selatan bagian
barat membuat gerabah dengan cara
yang masih sangat sederhana yang
bergantung pada kemahiran tangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
3 Bukti-bukti sisa tempat kediaman mereka
ditemukan di Sumatra, Jawa, Sulawesi,
Bali, Sumbawa, Sumba, dan di beberapa
pulau di Nusa Tenggara Timur serta
Maluku. Melalui ragam hias pada nekara-
nekara perunggu dapat disimpulkan bahwa
rumah orang mampu pada Zaman Logam
merupakan rumah besar bertiang dengan
atap melengkung, di bawahnya (kolong)
digunakan untuk tempat ternak. Rumah
semacam ini biasanya didiami oleh
beberapa keluarga.
Benar sempurna, skor = 4
Benar, skor = 3
Sebagian benar, skor = 2
Salah, skor = 1
Tidak menjawab, skor = 0
4 Manusia purba pada Zaman Batu Tua
(Paleolitikum) hidup dengan berburu dan
mengumpulkan makanan (hunting and
food gathering). Hal ini didasarkan pada
sejumlah penemuan alat-alat Paleolitik
seperti alat-alat batu berupa kapak
genggam dari Pacitan, yaitu kapak tak
bertangkai yang digunakan dengan cara
menggenggam , kapak perimbas, kapak
penetak, pahat genggam, dan yang paling
banyak berupa alat-alat kecil yang disebut
alat serpih (flakes). Selain alat-alat dari
batu, ditemukan pula alat-alat dari tulang
di Ngadong dekat Ngawi- Jawa Timur.
Alat-alat tulang itu berupa alat penusuk
(belati), ujung tombak dengan gergaji pada
kedua sisinya, dan alat pengorek ubi dan
keladi, serta tanduk menjangan yang
diruncingkan dan duri ikan pari yang
digunakan sebagai mata tombak.
Benar sempurna, skor = 4
Benar, skor = 3
Sebagian benar, skor = 2
Salah, skor = 1
Tidak menjawab, skor = 0
5 Pada masa bercocok tanam, kepercayaan Benar sempurna, skor = 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
manusia purba masih bersifat animisme,
dinamisme, dan totemisme. Pada masa
bercocok tanam, orang yang meninggal
dunia mendapat penghormatan khusus. Ini
dibuktikan dengan banyak ditemukannya
bendabenda berupa susunan batu besar
dalam berbagai bentuk dan biasanya
disebut bangunan megalithikum. Bangunan
megalitik memiliki maksud utama yaitu
pemujaan terhadap arwah nenek moyang.
Bangunan yang paling tua mungkin
berfungsi sebagai kuburan. Bentuk-bentuk
tempat penguburan dapat berupa: dolmen,
peti batu, bilik batu, sarkofagus, kalamba
atau bejana batu, waruga, batu kandang
dan temu gelang. Di tempat-tempat
kuburan semacam itu kadang-kadang
ditemukan bangunan batu besar lainnya
sebagai pelengkap pemujaan terhadap roh
nenek moyang seperti menhir, patung
nenek moyang, batu saji, batu lesung atau
lumpang, batu dakon, punden berundak,
pelinggih batu atau jalanan batu.
Benar, skor = 3
Sebagian benar, skor = 2
Salah, skor = 1
Tidak menjawab, skor = 0
Nilai = Skor Perolehan x 100
Skor Total
Kriteria :
Nilai Kuantitatif Kriteria Nilai Kualitatif
80-100 Sangat Tinggi A
70-79 Tinggi B
56-69 Sedang C
50-59 Rendah D
<50 Sangat Rendah E
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI