PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

96
i PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MIND MAPPING PADA MATERI KEHIDUPAN AWAL MANUSIA INDONESIA (Sebuah Kajian Teoritis) MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh : Maria Yosefina Nirmala NIM : 161314031 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

Page 1: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

i

PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

COOPERATIVE LEARNING TIPE MIND MAPPING PADA MATERI

KEHIDUPAN AWAL MANUSIA INDONESIA

(Sebuah Kajian Teoritis)

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh :

Maria Yosefina Nirmala

NIM : 161314031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sebagai ungkapan terima kasih, saya persembahkan makalah ini kepada :

1. Kedua orang tua saya “Rikardus Galus dan Rosalia Jelimin”, adik-adik saya

“Metildis Oktaviani Naung, Angela Syukur, Frederikus Tangkas dan Afli, Aflo

yang selalu mendukung, mendoakan, dan mencintai tiada batas.

2. Kakek dan nenek saya “Stefanus Garu, Maria Luhur, Kasmirus Mia, dan

Rosalia Daima” yang tiada hentinya memberikan motivasi hidup.

3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd. selaku dosen pembimbing dan saya anggap

seperti ibu saya karena selain memberikan materi, beliau juga memberikan

motivasi hidup untuk saya.

4. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan untuk saya khususnya

“Junaidi Jauhar” yang selalu memberikan dukungan dan mendoakan

kelancaran tugas akhir saya.

5. Keluarga besar saya suku rahong yang memberikan doa dan dukungan untuk

menyelesaikan makalah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

v

MOTTO

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang sebab Aku ini

Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan

memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenagan.

(Yesaya 41:10)

Jangan pernah menunda pekerjaan, apa yang anda mampu anda kerjakan

sekarang, lakukan semampumu kemudian berdoalah, Tuhan yang mengurus

sisanya.

(Maria Yosefina Nirmala)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

viii

ABSTRAK

PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

COOPERATIVE LEARNING TIPE MIND MAPPING PADA MATERI

KEHIDUPAN AWAL MANUSIA INDONESIA

Maria Yosefina Nirmala

161314031

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2020

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan dua permasalahan

pokok, yaitu : (1) pentingnya model cooperative learning tipe mind mapping

dalam pembelajaran sejarah, (2) contoh rancangan model cooperative learning

tipe mind mapping dalam pembelajaran sejarah pada materi kehidupan awal

manusia Indonesia.

Makalah ini disusun dengan menggunakan studi pustaka yang dilakukan

dengan cara mengumpulkan semua jenis referensi seperti buku, tesis, skripsi,

artikel, dan karya ilmiah. Sumber data primer yakni kurikulum 2013, silabus mata

pelajaran sejarah dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sejarah. Sedangkan data

sekunder yakni buku-buku yang berkaitan dengan model cooperative learning

tipe mind mapping dan pembelajaran sejarah. Dalam penulisan makalah ini,

analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif.

Hasil penulisan menunjukkan bahwa : (1) pentingnya model cooperative

learning tipe mind mapping dalam pembelajaran sejarah dapat menguraikan

peristiwa sejarah secara kronologis berdasarkan urutan waktu, meningkatkan

kemampuan berpikir kritis, menerima berbagai informasi, meningkatkan motivasi

belajar, serta menumbuhkan kreativitas pada siswa, (2) contoh rancangan model

cooperative learning tipe mind mapping dalam pembelajaran sejarah pada materi

kehidupan awal manusia Indonesia yaitu pengembangan RPP yang terdiri dari

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Kata Kunci : Model Cooperative Learning, tipe Mind Mapping, Pembelajaran

Sejarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

ix

ABSTRACT

USING THE MIND MAPPING COOPERATIVE LEARNING MODEL IN

HISTORY LEARNING WITH THE TOPIC INDONESIAN EARLY LIFE

Maria Yosefina Nirmala

161314031

Sanata Dharma University

2020

This paper aims to describe two key issue : (1) the importance of the mind

mapping type in cooperative learning model for history learning, (2) an example

of the mind mapping model design in history learning for the topic “the early life

of Indonesian people”.

This paper is prepared using literature study which is carried out by

collecting all types of references such as book, theses, articles, and scientific

papers. The primary data sources are the 2013 curriculum, the history source

syllabus and the history lesson plan. Meanwhile, the secondary data are books

related to the type of cooperative learning model using mind mapping and history

learning. In writing this paper, the data analysis used is descriptive qualitative.

The results of the writing show that : (1) the mind mapping type in

cooperative learning model in history learning is important because it can

describe historical events chronologically based on time sequences. It also

improve critical thinking skills, receive various information, increase learning

motivation, and foster creativity in students, (2) an example of a mind mapping

type in cooperative learning model design in history learning for the topic the

early life of Indonesian people is provided by, developing the RPP which consists

of planning, implementation, and evaluation.

Keywords: Cooperative Learning Model, Mind Mapping Type, Historical

Learning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………...………………i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………..………………ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………...………………iii

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………...……………iv

HALAMAN MOTTO……………………………………………………………v

LEMBAR PERSETUJUAN KEASLIAN KARYA………...…………………vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA………………………….vii

ABSTRAK………………………………………………………………...……viii

ABSTRACT……………………………………………………………….……..ix

KATA PENGANTAR……………………………………………………………x

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….xi

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………...……1

A. Latar belakang…………………………………………………………..…1

B. Rumusan masalah……………………………………………………….…8

C. Tujuan penulisan…………………………………………………………..8

D. Manfaat penulisan…………………………………………………………9

E. Sistematika penulisan………………………………………………….…10

BAB II MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE

MIND MAPPING…………………………………………………………….…11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

xiii

A. Model pembelajaran cooperative learning……………………………....11

B. Mind mapping…………………………………………………………....19

C. Pembelajaran Sejarah………………...…………………………………..23

D. Arti penting model pembelajaran cooperative learning tipe mind mapping.

……………………………………………………………………………25

BAB III PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MIND

MAPPING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA MATERI

KEHIDUPAN AWAL MANUSIA INDONESIA…………………..………..27

A. Langkah-langkah model cooperative learning tipe mind mapping…….27

B. Silabus………………………………………………………………..…37

C. Contoh Rancangan pembelajaran dengan menggunakan model

cooperative learning tipe mind mapping pada pembelajaran

sejarah…………………………………………………………….….…40

BAB IV KESIMPULAN………………………………………………………50

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….53

LAMPIRAN………………….………………………………………………..55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar I : Rancangan Proses Pembelajaran……………..….…………………29

Gambar II : Proses Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas….……………………30

Gambar III : Pembagian Kelompok………………………………………...…..31

Gambar IV : Contoh Mind Mapping Kelompok I……………………………...32

Gambar V : Contoh Mind Mapping Kelompok II……………………………...33

Gambar VI : Contoh Mind Mapping Kelompok III…………………………….34

Gambar VII : Contoh Mind Mapping Kelompok IV…………………………...35

Gambar VIII : Contoh Mind Mapping Kelompok V…………………………...36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel I : Langkah-langah Cooperative Learning…………………..……,…….18

Tabel II : Kategori Prestasi Siswa di Kelas………………………………,……30

Tabel III : Silabus………………………………………………………………37

Tabel IV : Kompetensi Dasar dan Indikator Sejarah untuk Kelas X….……….56

Tabel V : Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama……...58

Tabel VI : Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Kedua………61

Tabel VII : Penilaian Sikap……………………………………………………..75

Tabel VIII: Penilaian Keterampilan…………………………………………….80

Tabel X : Lembar Jawaban Siswa Pilihan Ganda.. …………………….………81

Tabel XI : Lembar Jawaban Siswa Esai………………………………………..81

Tabel XII: Rubrik Penilaian Pilihan Ganda……………………………………82

Tabel XIII : Rubrik Penilaian Esai……………………………………………..83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan

peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlansung dalam

lingkungan tertentu. Interaksi ini sering disebut interaksi pendidikan, yaitu saling

mempengaruhi antara pendidik dengan peserta didik. Dalam saling mempengaruhi

ini peranan pendidik lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih

dewasa, lebih berpengalaman, lebih banyak menguasai nilai-nilai, pengetahuan

dan keterampilan.1

Dalam pasal 1 Ayat (1) Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

Nasional (Sisdiknas) dirumuskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan Negara.

Berdasarkan pengertian mengenai pendidikan tersebut ada beberapa hal

penting yang perlu diperhatikan. Pendidikan merupakan usaha sadar dan

terencana. Artinya pendidikan diselenggarakan secara matang, mantap, jelas,

menyeluruh, lengkap dan sesuai dengan tujuan berdasarkan pemikiran yang

objektif dan rasional. Pendidikan bukan sesuatu yang serta merta ada, dan bersifat

1 Nana Syaodih, Sukmadinata. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya Offset, hlm. 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

2

tidak sengaja dan seenaknya. Untuk itulah pendidikan perlu didahului dengan

perencanaan yang baik dan tertata.2

Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada

tingkat dasar, yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya. Pendidikan

karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang

mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara

utuh terpadu seimbang dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan

pendidikan. Melalui implementasi Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi

sekaligus karakter, dengan pendekatan kontekstual diharapkan peserta didik

mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya

mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan

akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.3

Dalam Kurikulum 2013, ada tiga aspek yang diterapkan pada kegiatan

pembelajaran yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Aspek

kognitif berkaitan dengan kemampuan berpikir (pengetahuan, pemahaman,

analisis) seorang terhadap suatu materi pembelajaran. Aspek afektif berkaitan

dengan penyikapan, perasaan, minat, moralitas seseorang terhadap suatu materi

pembelajaran. Aspek psikomotorik berkaitan dengan fungsi system syaraf, otot

dan fungsi psikis. Sehingga wujudnya berupa kemampuan mencipta, berkreasi

dan sejenisnya. Dengan demikian, Kurikulum 2013 menciptakan adanya

2 Hendra, Kurniawan. 2018. Kajian Kurikulum dan Bahan Ajar Sejarah SMA Menurut Kurikulum

2013. Yogyakarta : Sanata Dharma University Press, hlm. 15 3 Muhammad, Nuh. 2013. Pengembangan Kurikulum dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung

: PT. Remaja Rosdakarya Offse, hlm.7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

3

keseimbangan antara aspek sikap (attitude), pengetahuan (knowledge) dan

keterampilan (skill).4

Kurikulum 2013 menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa yang

produktif, kreatif, inovatif dan berkarakter. Dengan produktif untuk menjawab

tantangan masa depan semakin rumit dan kompleks. Meskipun demikian,

keberhasilan Kurikulum 2013 dalam menghasilkan insan yang produktif, kreatif

dan inovatif serta dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional untuk

membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat sangat ditentukan oleh

berbagai faktor (kunci sukses). Kunci sukses tersebut antara lain berkaitan dengan

kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru, aktivitas peserta didik, sosialisasi,

fasilitas dan sumber belajar, lingkungan yang kondusif akademik dan partisipasi

warga sekolah.

Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa

yang akan datang. Dalam pengertian ini pun tersirat adanya perubahan yang

diharapkan terjadi pada peserta didik. Pendidikan itu memang sudah semestinya

berdaya ubah. Perubahan yang diharapkan dari sebuah proses Pendidikan tentu

lebih dari sekedar perubahan dari sebelumnya tidak tahu kemudian menjadi tahu,

atau dari tidak bisa menjadi bisa.5

Dalam bahasa Inggris, kata “sejarah” (history) yang berarti masa lampau

umat manusia. Sedangkan dalam bahasa Jerman “sejarah” (geschicht) berarti

4 E, Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung :

Yrama Widya, hlm. 6 5

Mahasiswa S2 PMat USD, d.k.k. 2018. Pendidikan yang Berdaya Ubah. Yogyakarta :

www.penerbitgarudhawaca.com, hlm. x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

4

sesuatu yang telah terjadi. Kedua kata itu dapat memberikan arti yang

sesungguhnya tentang sejarah, yaitu sesuatu yang telah terjadi pada waktu lampau

dalam kehidupan umat manusia. Dengan demikian sejarah tidak dapat dipisahkan

dari kehidupan manusia dan bahkan berkembang sesuai dengan perkembangan

kehidupan manusia dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih maju atau

modern.6 Pembelajaran sejarah merupakan bidang ilmu yang memiliki tujuan agar

setiap siswa membangun kesadaran tentang pentingnya waktu dan tempat yang

merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan masa yang akan

datang sehingga siswa sadar bahwa dirinya merupakan bagian dari bangsa

Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat

diimplementasikan dalam berbagai kehidupan baik nasional maupun

internasional. Materi dalam pembelajaran sejarah ini mampu mengembangkan

potensi siswa untuk lebih mengenal nilai-nilai bangsa yang diperjuangkan pada

masa lampau, dipertahankan, dan disesuaikan untuk masa yang kini dan

dikembangkan di masa yang akan datang, juga dalam sejarah dipaparkan

mengenai berbagai peristiwa dan kejadian nyata yang yang telah terjadi di masa

lampau, bukan karangan fiktif belaka, seperti kegigihan para pejuang melawan

penjajah dalam mempertahankan harga diri bangsa.7

Menurut peraturan Mendiknas No. 22 tahun 2006, tujuan pembelajaran

sejarah di SMA yaitu membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya

waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari (masa lampau, masa kini

dan masa yang akan datang), melatih daya kritis peserta didik untuk memahami

6 Badrika, I Wawan. 2006. Sejarah untuk SMA Jilid 1 Kelas X. Jakarta : Erlangga, hlm. 2

7 http://journal.um.ac.id/index.php/sejarah-dan-budaya diunduh pada tahun 2017 oleh Mustika

Zahro, Sumardi dan Marjono

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

5

fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pedekatan ilmiah dan

pendekatan keilmuwan, menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik

terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa

lampau, menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya

bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa

kini dan masa yang akan datang juga menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta

didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta

tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik

nasional maupun internasional. Tujuan tersebut pada prinsipnya memiliki tujuan

penting untuk membentuk dan mengembangkan tiga kecakapan peserta didik

yaitu akademik, kesadaran sejarah, dan nasionalisme.8

Sistem pembelajaran yang baik seharusnya dapat membantu peserta didik

mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Meskipun proses belajar mengajar tidak dapat

sepenuhnya berpusat pada peserta didik seperti pada pendidikan terbuka, tetapi

yang perlu dicermati adalah bahwa pada hakikatnya peserta didiklah yang harus

belajar dan mengembangkan diri. Dengan demikian proses belajar mengajar perlu

berorientasi pada kebutuhan dan kemampuan siswa. Kegiatan-kegiatan yang

dilakukan dalam proses belajar mengajar harus dapat memberikan pengalaman

belajar yang menyenangkan dan berguna bagi peserta didik. Pengajar perlu

memberikan bermacam-macam suasana belajar dengan menerapkan model-model

pembelajaran kreatif dan menarik yang memadai untuk materi yang diisajikan,

8 Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta : Ombak, Hal. 58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

6

dan menyesuaikannya dengan kemampuan serta karakteristik peserta didik

sebagai subjek-didik.9

Dalam mengimplementasikan pembelajaran sejarah pada kurikulum 2013,

guru hanya berperan sebagai fasilitator yang berusaha memunculkan peran belajar

dari para siswa secara lebih aktif. Pada kurikulum 2013 ini, siswa menjadi pusat

dalam proses pembelajaran.10

Berdasarkan penelitian penulis saat magang masih

ada siswa yang malas dalam belajar sejarah. Ada beberapa contoh yaitu ketika

pembelajaran sejarah sedang berlangsung masih ada siswa yang sibuk cerita

dengan teman sebangkunya, berdandan, dan bermain hp sehingga pembelajaran

sejarah menjadi kurang efektif. Semua masalah yang ada tersebut sebagian besar

dikarenakan kurang kreatifnya guru dalam memilih dan menerapkan model

pembelajaran yang kreatif, menarik dalam proses pembelajaran sejarah.

Pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama

lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Tujuan dibentuknya kelompok untuk

memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif

dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Pembelajaran ini siswa muncul dari

konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang

sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja

dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang

kompleks. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah

9 ibid. 5

10 https://www.neliti.com/id/publications/209919/pembelajaran-sejarah-berbasis-kurikulum-2013-

di-sma-kotamadya-jakarta-timur diunduh pada tanggal 2 juli 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

7

mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman

sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.

Strategi pembelajaran mind mapping dikembangkan sebagai metode

efektif untuk mengembangkan gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta.

Untuk membuat mind mapping, menulis gagasan utama di tengah halaman dan

dari situlah, bisa membentangkannya ke seluruh arah untuk menciptakan

semacam diagram yang terdiri dari kata-kata kunci, konsep-konsep, fakta-fakta

dan gambar-gambar. Mind mapping bisa digunakan untuk membantu penulisan

esai atau tugas-tugas yang berkaitan dengan penguasaan konsep. Mind mapping

bisa digunakan untuk membentuk, mendesain, mencatat, memecahkan masalah,

dan mengklarifikasi topik utama sehingga siswa bisa mengerjakan tugas-tugas

yang banyak sekalipun.

Dalam Pemanfaatan model cooperative learning tipe mind mapping ini

pada pembelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas (SMA), diharapkan dapat

memotivasi siswa dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran sejarah. Mind Mapping sangat cocok untuk diterapkan dalam

pembelajaran sejarah. Karena terdapat banyak kerangka berpikir mengenai sebuah

konsep sejarah. Metode mind mapping ini membantu siswa dalam belajar karena

dalam kegiatan belajar ini, siswa juga aktif dalam bekerjasama dengan satu

kelompok.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan membahas mengenai

pembelajaran sejarah dengan menggunakan model cooperative learning tipe mind

mapping pada materi kehidupan awal manusia Indonesia. Penulis juga berharap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

8

agar dapat membantu guru sejarah dalam memotivasi dan menyampaikan materi

pembelajaran sejarah agar pembelajaran sejarah menjadi efektif dan diminati oleh

siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian mengenai latar belakang masalah di atas maka

rumusan masalahnya sebagai berkut :

1. Mengapa model pembelajaran cooperative learning tipe mind mapping

penting untuk diterapkan dalam pembelajaran sejarah?

2. Bagaimana contoh rancangan model cooperative learning tipe mind

mapping dalam pembelajaran sejarah pada materi kehidupan awal

manusia Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Mendeskripsikan pentingnya model pembelajaran cooperative learning

tipe mind mapping dalam pembelajaran sejarah.

2. Mendeskripsikan contoh rancangan model cooperative learning tipe

mind mapping dalam pembelajaran sejarah pada materi kehidupan awal

manusia Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

9

D. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini adalah :

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak

sebagai berikut :

1. Bagi Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma

Penulisan ini dapat memberikan kelengkapan pustaka khususnya pada

karya tulis yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi bagi

mahasiswa terutama mengenai penulisan tentang pembelajaran sejarah

dengan menggunakan model cooperative learning tipe mind mapping pada

materi kehidupan awal manusia Indonesia.

2. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Untuk menambah kepustakaan prodi pendidikan sejarah, khususnya materi

tentang pembelajaran sejarah dengan menggunakan model cooperative

learning tipe mind mapping pada materi kehidupan awal manusia

Indonesia.

3. Bagi Pembaca

Penulisan ini dapat menambah wawasan, pengetahuan serta informasi

mengenai pembelajaran sejarah dengan menggunakan model cooperative

learning tipe mind mapping pada materi kehidupan awal manusia

Indonesia.

4. Bagi Penulis

Penulisan ini akan menambah wawasan pengetahuan dan sebagai pedoman

pembuatan karya ilmiah serta menjadi sarana untuk menerapkan model

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

10

pembelajaran sejarah berbasis cooperative learning tipe mind mapping

yang telah penulis dapatkan selama duduk di bangku kuliah untuk

dipraktikan di dunia nyata.

E. Sistematika Penulisan

Makalah yang berjudul “Pembelajaran Sejarah Dengan Menggunakan

Model Cooperative Learning Tipe Mind Mapping Pada Materi Kehidupan Awal

Manusia Indonesia” memiliki sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan, memuat latar belakang masalah, perumusan masalah

tujuan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II : Penjelasan mengenai pentingnya model pembelajaran cooperative

learning tipe mind mapping dalam pembelajaran sejarah.

Bab III : Pembahasan mengenai contoh rancangan model cooperative learning

tipe mind mapping dalam pembelajaran sejarah pada materi kehidupan

awal manusia Indonesia.

Bab IV : Kesimpulan mengenai pentingnya model pembelajaran cooperative

learning tipe mind mapping dalam pembelajaran sejarah dan contoh

rancangan model cooperative learning tipe mind mapping dalam

pembelajaran sejarah pada materi kehidupan awal manusia Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

11

BAB II

PENTINGNYA MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MIND

MAPPING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

A. Model Pembelajaran Cooperative Learning

1. Pengertian Cooperative Learning

Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran

yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan

bersama. Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk

meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap

kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan

kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama yang berbeda

latar belakang. Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu

sebagai siswa ataupun sebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk

mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan keterampilan

berhubungan dengan sesama manusia yang akan bermanfaat bagi kehidupan

bersama.11

Menurut Anita Lie yang dikutip oleh Isjoni dan Arif Haji Ismail

pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong-royong, yaitu

kelompok pembelajaran yang memberikan kepada peserta didik untuk

bekerjasama dengan siswa lain dalam mengerjakan tugas yang terstruktur. Lebih

jauh dikatakannya bahwa pembelajaran cooperative hanya berjalan kalau sudah

11

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan dan

Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendididkan (KTSP). Jakarta : Kencana Prenada

Media Group, hlm. 58

11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

12

terbentuk suatu kelompok yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk

mencapai tujuan yang ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada

umumnya terdiri dari 4-5 orang saja.

Dengan berkelompok, siswa mendapat kesempatan yang lebih luas untuk

mempraktikkan sikap dan prilaku pada situasi sosial yang bermakna bagi mereka.

Selanjutnya dalam Stahl yang dikutip oleh Isjoni dan Arif Haji Ismail mengatakan

model pembelajaran ini berangkat dari pendapat yang berasaskan dalam

kehidupan masyarakat “belajar bersama” atau capailah yang lebih baik secara

bersama-sama. Sehingga dengan kebersamaan dalam belajar, akan dapat

meningkatkan motivasi, produktivitas dan perolehan pencapaian tujuan

pembelajaran.

Pada hakekatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok,

oleh karena itu banyak guru yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam

pembelajaran kooperatif karena mereka menganggap telah biasa menggunakan.

Dalam Abdulhak yang dikutip oleh Isjoni dan Arif Haji Ismail menjelaskan

bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui berbagai proses antara

peserta belajar sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta

belajar itu sendiri. Model pembelajaran kooperatif dapat memberikan efektivitas

yang dapat memberikan motivasi dan sikap belajar serta pencapaian dalam mata

pelajaran sejarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

13

2. Unsur Penting dan Prinsip Utama Cooperative Learning

Menurut Johnson & Johnson dan Sutton yang dikutip oleh Trianto terdapat

lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu :

a. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa

Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama

untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Seorang siswa tidak

akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya juga sukses. Siswa akan

merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok yang juga

mempunyai tanggung jawab terhadap suksesnya kelompok.

b. Interaksi antara siswa yang semakin meningkat

Belajar kooperatif akan meningkatkan interaksi antara siswa. Hal ini, terdapat

dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai

anggota kelompok.

c. Tanggung jawab individual

Tanggung jawab individual dalam belajar kelompok dapat berupa tanggung

jawab siswa dalam hal : (a) membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan

(b) siswa tidak dapat hanya sekedar “membonceng” pada hasil kerja teman

sekelompoknya.

d. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil

Dalam belajar kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang

diberikan, seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi

dengan siswa lain dalam kelompoknya. Bagaimana siswa bersikap sebagai

anggota kelompok dan menyampaikan ide dalam kelompok akan menuntut

keterampilan khusus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

14

e. Proses kelompok

Belajar kooperatif tidak akan berlansung tanpa proses kelompok. Proses

kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana mereka

akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.

Selain lima unsur penting yang terdapat dalam model pembelajaran

kooperatif, model pembelajaran ini juga mengandung prinsip-prinsip yang

membedakan dengan model pembelajaran lainnya. Konsep utama dari belajar

kooperatif menurut Slavin yang dikutip oleh Trianto, adalah sebagai berikut :

a. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai

kriteria yang ditentukan.

b. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok

tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok. Tanggung

jawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan

memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi

tanpa bantuan yang lain.

c. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah

membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka

sendiri.hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan tinggi, sedang

dan rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang terbaik dan

bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai.12

3. Ciri-ciri Cooperative Learning

Menurut Arends yang dikutip oleh Ali Mudlofir dan Fatimatur Rusydiyah,

pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran kooperatif memiliki ciri-

ciri sebagai berikut :

a) Peserta didik bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk

menyelesaikan materi belajar.

b) Kelompok dibentuk dari peserta didik yang dimiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah.

12

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan, dan

Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, hlm. 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

15

c) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis

kelamin yang berbeda-beda, penghargaan lebih berorientasi pada

kelompok daripada individu.13

4. Karakteristik Cooperative Learning

Karakteristik dasar dari model pembelajaran cooperative learning adalah

sebagai berikut :

1. Pembelajaran secara Tim

Pembelajaran kooperatif menonjolkan kelompok dibandingkan dengan

keberhasilan individu. Sukses tidaknya pembelajaran dapat diukur dari sejauh

mana kelompok mampu menghasilkan yang terbaik. Inilah yang menuntut

setiap siswa dalam sebuah kelompok saling mendukung, memberi motivasi

dan menambahkan antara yang satu dengan yang lainnya untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Dalam cooperative learning, kelompok terdiri dari latar

belakang yang berbeda mulai dari bahasa, jenis kelamin, dan .kemampuan

akademik.

2. Berlandaskan Manajemen Kooperatif

Pembelajaran kooperatif memiliki perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan

kontrol. Model ini mempunyai perencanaan yang matang agar proses belajar

mengajar berlansung terarah. Dalam proses pelaksanaan ini, sudah ada

langkah-langkah praktis, mulai dari tanggung jawab kelompok, tugas guru

dan kontrol.

13

Mudlofir, Ali dan Rusydiyah, Evi Matur. 2016. Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori ke

Praktik. Jakarta : Raja Grafindo Persada, hlm. 83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

16

3. Hasrat Bekerja Sama

Dalam pembelajaran kooperatif, setiap kelompok diwajibkan bekerja sama

antara yang satu dengan yang lain. Guru tidak hanya mengatur tugas dan

tanggung jawab setiap kelompok, akan tetapi memberikan motivasi pada

siswa agar mampu bekerja sama dan saling membantu satu sama lain.

4. Keterampilan Bekerja Sama

Pada pembelajaran kooperatif, siswa harus mempunyai keterampilan untuk

bekerja sama. Meskipun, pada dasarnya siswa belum mempunyai

keterampilan, tetapi guru perlu mendorong dan membantu untuk melihat agar

siswa mampu bekerja sama dalam kelompok.

5. Manfaat Cooperative Learning

Manfaat pada pembelajaran cooperative learning yaitu :

a. Mengurangi kecemasan yang diciptakan oleh situasi kelas yang baru

dan asing yang dihadapi peserta didik.

b. Mengembangkan sikap siswa-guru yang positif.

c. Menciptakan suasana belajar dimana peserta didik merasa dihormati

dan terhubung satu sama lain.

d. Menciptakan sistem dukungan sosial yang kuat

e. Meningkatkan respon sosial yang positif, mengurangi kekerasan dalam

peraturan apa pun, menghilangkan rasa takut dan menyalahkan serta

kepercayaan diri, keramahan dan consensus (kesepakatan).

f. Mendorong interaksi siswa di semua tingkat

g. Membantu kelompok mayoritas dan minoritas di kelas belajar untuk

bekerja satu sama lain

h. Membentuk suasana kerja sama dalam membantu sekolah

i. Memfokuskan perhatian pada prestasi kelompok maupun individu

j. Mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi

k. Mendorong tingkat kinerja yang lebih tinggi

l. Mengembangkan keterampilan siswa berkomunikasi lisan

m. Meningkatkan ketekunan siswa dan kemungkinan berhasil

menyelesaikan tugas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

17

6. Kelebihan dan Kekurangan Cooperative Learning

a) Kelebihan Cooperative Learning

1. Melatih peserta didik dalam kelas multikultural yang saling menghargai

dalam perbedaan.

2. Melatih peserta didik dalam bekerja secara team work, bertanggung

jawab secara individu dan kelompok.

3. Melatih peserta didik untuk belajar mandiri, tidak selalu tergantung pada

guru.

4. Melatih untuk berpikir kritis dan menerima tanggapan dari kelompok lain

mengenai materi.

b) Kekurangan Cooperative Learning

1. Memerlukan periode waktu yang lama untuk menghasilkan kemandirian

dan keterampilan peserta didik dalam melakukan kerja berbasis team

work.

2. Peserta didik yang kurang mampu dalam belajar akan menjadi

penghambat dalam team work, karena mereka kurang mampu beradaptasi

dengan teman yang lain.

3. Apabila guru tidak dapat membagi kelompok kooperatif secara

heterogen, maka hasil pembelajaran tidak akan berimbang antara

kelompok satu dengan yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

18

7. Langkah-langah Cooperative Learning

Tahap Aktivitas Peserta Didik Aktivitas Guru

Kegiatan Pendahuluan

1. Menyampaikan tujuan

pembelajaran, perlengkapan

pembelajaran dan

memotivasi peserta didik

Guru menyampaikan

semua tujuan

pembelajaran yang ingin

dicapai pada pelajaran

tersebut dan memotivasi

peserta didik belajar.

Peserta didik

menyimak secara

baik.

Kegiatan Inti

2. Menyampaikan materi Guru menyajikan materi

kepada peserta didik.

Peserta didik

menyimak.

3. Mengorganisasikan peserta

didik ke dalam bentuk

kelompok

Guru menjelaskan

kepada peserta didik

bagaimana caranya

membentuk kelompok

belajar dan membantu

setiap kelompok.

Peserta didik

membagi dan

menemukan

kelompoknya.

4. Membantu dan

membimbing peserta didik

belajar, bekerja dalam

kelompok

Guru membantu atau

membimbing kelompok-

kelompok belajar pada

saat mereka mereka

mengerjakan tugas.

Peserta didik

bekerja dalam

kelompok.

5. Evaluasi atau memberi

umpan balik

Guru mengevaluasi hasil

belajar tentang materi

yang telah dipelajari

masing-masing

kelompok dan

mempresentasikan hasil

kerja mereka.

Setiap kelompok

mempresentasikan

hasil kerja mereka,

meminta

tanggapan, dan

menjawab

pertanyaan yang

ditanyakan oleh

kelompok lain.

Kegiatan Penutup

6. Kesimpulan materi Guru memberikan

kesimpulan materi yang

diajarkan, dan meminta

kepada tanggapan peserta

didik mengenai nilai-

nilai dan saran dari

materi tersebut.

Peserta didik

menyampaikan

nilai-nilai serta

saran terhadap

materi yang sudah

mereka dapatkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

19

B. Mind Mapping

1. Pengertian Mind Mapping

Mind mapping atau pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi tiap

pembelajar untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari, atau

merencanakan tugas baru. Pemetaan pikiran merupakan cara yang sangat baik

untuk menghasilkan dan menata gagasan sebelum mulai menulis. Meminta

pembelajar untuk membuat peta pikiran memungkinkan mereka

mengidentifikasikan dengan jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari atau

apa yang tengah mereka rencanakan.

Pemetaan pikiran adalah pemanfaatan seluruh otak dengan menggunakan

citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan. Otak sering kali

mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk dan

perasaan. Peta pikiran menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik ini

dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan seperti peta jalan yang digunakan

untuk belajar, mengorganisir, dan merencanakan. Peta ini dapat membangkitkan

ide-ide orisinil dan memicu ingatan yang mudah. Ini lebih jauh mudah daripada

metode pencatatan tradisional karena ia mengaktifkan kedua belahan otak. Cara

ini juga menenangkan, menyenangkan dan kreatif.

Pemetaan pikiran membantu pembelajar mengatasi kesulitan, mengetahui

apa yang hendak ditulis, serta bagaiman mengorganisasi gagasan, sebab teknik ini

membantu pembelajar menemukan gagasan, mengetahui apa yang ditulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

20

pembelajar, serta bagaimana memulainya. Peta pikiran sangat baik untuk

merencanakan dan mengatur berbagai hal.14

2. Ciri-ciri Mind Mapping

Menurut Dahar yang dikutip oleh yang dikutip oleh Erman,

mengemukakan ciri-ciri mind mapping sebagai berikut :

a) Mind mapping atau peta konsep adalah suatu cara untuk

memperlihatkan konsep-konsep atau proposisi-proposisi suatu bidang

studi. Dengan menggunakan peta konsep siswa dapat melihat bidang

studi itu dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna.

b) Mind mapping merupakan gambaran dua dimensi dari suatu bidang

studi. Ciri inilah yang dapat memperlihatkan hubungan-hubungan

proporsional antara konsep-konsep.

c) Tidak semua konsep memiliki bobot yang sama. Ini berarti ada

konsep yang lebih inklusif daripada konsep-konsep yang lain.

3. Karakteristik Mind Mapping

Model pembelajaran mind mapping memiliki berbagai karakteristik,

Swadarma menyatakan bahwa terdapat tujuh karakteristik pokok dari mind

mapping. Karakteristik tersebut meliputi :

a) Kertas, menggunakan kertas putih polos berorientasi landscape.

b) Warna, menggunakan spidol warna-warni dengan jumlah warna sekitar

2-7 warna, sehingga disetiap cabang berbeda warna.

c) Garis, menggunakan garis lengkung yang bentuknya mengecil dan

pangkal.

d) Huruf, pada cabang utama yang dimulai dari central image

menggunakan huruf kapital, sedangkan pada cabang menggunakan

huruf kecil. Posisi antara garis dan huruf sama panjang.

e) Keyword, menggunakan kata kunci yang dapat mewakili pesan yang

ingin disampaikan.

f) Key image, menggunakan kata bergambar yang memudahkan untuk

mengingat.

14

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media, hlm. 105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

21

g) Struktur, tema besar ditempatkan di tengah kertas kemudian beri garis

memencar ke segala arah untuk sub tema dan keterangan lainnya.

4. Manfaat Mind Mapping

1) Meransang bekerjanya otak kiri dan kanan secara sinergis

Dengan mengamati dan mencari informasi kreatifitas untuk membuat mind

mapping mampu meransang bekerjanya otak. Otak kanan dan otak kiri

menerjemahkan informasi yang ditangkap, otak kanan yang bersifat emosi,

imajinasi, kreatifitas dan seni sedangkan otak kiri yang bersifat rasional,

verbal dan numerik saling bersinergi untuk mencerna informasi.

2) Mengembangkan sebuah ide

Ketika kelompok dibentuk siswa saling bertukar ide untuk mencapai ide yang

disepakati oleh semua anggota kelompok, siswa diberikan sebuah materi lalu

harus menentukan ide untuk menjadi ide pokok yang akan dibahas maka

perlunya mengembangkan sebuah ide yang menarik agar menghasilkan

sesuatu yang menarik.

3) Meningkatkan kreativitas dan aktivitas siswa

Dalam pembelajaran siswa terbiasa dengan menggunakan mind mapping

tentu akan membuat siswa akan merasa senang karena selain mengandalkan

kreativitas tetapi juga keaktivan siswa sehingga senang ketika mengikuti

pembelajaran.

4) Meningkatkan daya ingat

Penggunaan mind mapping dengan mengingat materi yang dituangkan dalam

peta dengan menggunakan berbagai gambar dan garis yang salin terhubung

dengan mampu meningkatkan daya ingat siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

22

5) Informasi mudah dipahami

Catatan yang dibuat mudah dipahami oleh orang lain apalagi oleh penulis,

mind mapping harus menentukan hubungan apapun yang terdapat antar

komponen mind mapping tersebut. Hal tersebut menjadi lebih mudah

memahami dan menyerap informasi dengan mudah.

5. Kelebihan dan Kelemahan Mind Mapping

1) Kelebihan Mind Mapping

a. Cara ini cepat

b. Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul

dalam pemikiran

c. Proses menggambar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain

d. Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.

e. Dapat melihat gambaran secara menyeluruh dengan jelas

f. Dapat melihat detailnya tanpa kehilangan benang merah antar topik

g. Terdapat pengelompokan informasi

h. Proses pembuatannya menyenangkan karena melibatkan gambar, warna

dan lain-lain

i. Mudah mengingatnya karena penanda visualnya.

2) Kelemahan Mind Mapping

a. Hanya siswa aktif yang terlibat

b. Tidak seluruh siswa belajar

c. Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan

6. Langkah-langkah Mind Mapping

a) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap siswa dalam setiap

kelompok mendapatkan nomor.

b) Guru memberikan materi kepada peserta didik dan masing-masing

kelompok mengerjakan dengan baik dan kreatif.

c) Kelompok mendiskusikan materi yang telah diberikan oleh guru dan

masing-masing kelompok memastikan tiap anggota dapat mengerjakan

dengan benar.

d) Guru memberikan kesempatan kepada semua kelompok agar

mempresentasikan hasil kerja mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

23

e) Kelompok memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk

memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi mereka.

f) Kelompok memberikan kesimpulan terhadap materi yang mereka

paparkan dan guru juga memberikan penguatan terhadap materi yang

dijelaskan oleh peserta didik.

C. Pembelajaran Sejarah

1. Pengertian Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran sejarah adalah proses internalisasi nilai-nilai peristiwa masa

lalu, berupa asal-usul, silsilah, pengalaman kolektif dan keteladanan pelaku

sejarah. Pembelajaran sejarah dirancang untuk membentuk pribadi yang arif dan

bijaksana, Karena itu pembelajaran sejarah menuntut desain yang akan

menghasilkan kualitas output yang meliput pemahaman peristiwa seperti bangsa,

meneladani kearifan, dan sikap bijak pelaku sejarah.

Meneladani kearifan dan sikap bijak adalah proses pembentukkan karakter

dalam pembelajaran sejarah. Peneladanan kearifan dan sikap bijak akan diperoleh

melalui kegiatan pendalaman peristiwa sejarah, termasuk di dalamnya proses

relasi-relasi sosial budaya, social ekonomi, dan social politik antarpelaku dan

kelompok dalam masyarakat. Pendalaman itu akan mendorong peserta didik

memahami prilaku saling menghormati (self-respect), bersaudara (human

brotherhood), kesamaan social (social equality), melindungi (security of life),

bersikap adil (justice), dan mendorong masyarakat untuk berpendidikan

(education).15

15

Garvey, Brian dan Krug, Mary. 2015. Model-model Pembelajaran Sejarah di Sekolah

Menengah. Yogyakarta : Ombak, hlm. ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

24

2. Prinsip Pembelajaran Sejarah

Dalam pembelajaran sejarah, peran penting pembelajaran terlihat jelas

bukan hanya sebagai proses transfer ide, akan tetapi juga proses pendewasaan

peserta didik untuk memahami identitas, jati diri dan kepribadian bangsa melalui

pemahaman terhadap peristiwa sejarah. Dengan demikian pembelajaran sejarah

hendaknya memperhatikan beberapa prinsip:

1) Pembelajaran yang dilakukan haruslah adaptif terhadap perkembangan

peserta didik dan perkembangan zaman. Kendatipun sejarah bercerita

tentang kehidupan pada masa lalu, bukan berarti sejarah tidak bias

diajarkan secara kontekstual. Banyak nilai dan fakta sejarah yang bila

disampaikan dengan benar dan sesuai dengan fikiran peserta didik akan

mampu membangkitkan pemahaman dan kesadaran peserta didik

terhadap nilai-nilai nasionalisme, patriotisme dan persatuan.

2) Pembelajaran sejarah hendaklah berorientasi pada pendekatan nilai.

Menyampaikan fakta memang sangat penting dalam pembelajaran

sejarah, akan tetapi yang juga tidak kalah penting adalah bagaimana

mengupas fakta-fakta tersebut dan mengambil intisari nilai yang

terdapat didalamnya sehingga si pembelajar akan menjadi lebih mawas

diri sebagai akibat dari pemahaman niali tersebut.

3) Strategi pembelajaran yang digunakan hendaklah tidak mematikan

kreatifitas dan memaksa peserta didik hanya untuk menghafal fakta

dalam buku teks. Sejarah sudah saatnya diajarkan dengan cara yang

berbeda, kebekuan pembelajaran yang terjadi seringkali dikarenakan

rendahnya kreatifitas pembelajaran sejarah. Sebagai akibatnya

kejenuhan seringkali menjadi faktor utama yang dihadapi guru dalam

mengajarkan sejarah dan siswa dalam belajar sejarah.

Dari ketiga hal tersebut dapat dipahami bahwa tantangan guru dalam

mengajarkan sejarah menjadi tidak mudah. Pengajar harus memahami betul apa

tujuan, karakteristik dan sasaran pembelajaran sejarah. Pengajar juga harus

memahami visi dan misi pendidikan sehingga sejarah yang diajarkan dapat

memberi pencerahan dan landasan berpikir dalam bersikap bagi peserta didik pada

zamannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

25

3. Tujuan Pembelajaran Sejarah

Menurut Moh. Ali yang dikutip oleh Heri Susanto pembelajaran sejarah

nasional mempunyai tujuan :

a. Membangkitkan, mengembangkan serta memelihara semangat

kebangsaan.

b. Membangkitkan hasrat mewujudkan cita-cita kebangsaan dalam

segala lapangan.

c. Membangkitkan hasrat mempelajari sejarah kebangsaan dan

mempelajarinya sebagai bagian dari sejarah dunia.

d. Menyadarkan anak tentang cita-cita nasional (Pancasila dan Undang-

undang Pendidikan) serta perjuangan tersebut untuk mewujudkan

cita-cita sepanjang masa itu.

D. Arti penting model pembelajaran cooperative learning tipe mind mapping

Dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning siswa

memungkinkan dapat menguraikan peristiwa sejarah secara kronologis

berdasarkan urutan waktu, meraih kecemerlangan dalam belajar, disamping itu

juga dapat melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir

maupun keterampilan sosial. Bentuk keterampilan dimaksud seperti keterampilan

untuk mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain dan

bekerjasama, rasa setia kawan, dan mengurangi kelompok buli perilaku yang

menyimpang dalam kehidupan di dalam kelas. Model pembelajaran ini

memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir

kritis, dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan

demokratis. Siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran namun bisa juga

berperan sebagai guru bagi rekan sebayanya.

Dalam Sharan yang dikutip oleh Isjoni dan Muhamad Arif

mengemukakan, siswa yang belajar dengan menggunakan jenis pembelajaran

kooperatif akan memiliki motivasi yang tinggi karena dibantu dari rekan sebaya.

Pembelajaran kooperatif juga menghasilkan kemampuan akademik, meningkatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

26

kemampuan berpikir kritis, membentuk hubungan persahabatan, menerima

berbagai informasi, belajar menggunakan sopan santun, meningkatkan motivasi

siswa, serta membantu siswa dalam menghargai pokok pikiran orang lain.16

Mata pelajaran sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat

meransang pemikiran dan mengembangkan kognitif serta mempengaruhi tingkah

laku siswa, namun model dan gaya pengajaran yang kurang bervariasi tidak

membangkitkan motivasi siswa. Dengan demikian, dalam pembelajaran sejarah

perlu menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe mind mapping.

Karena model pembelajaran cooperative learning tipe mind mapping lebih

mengarahkan peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif untuk mengkaji setiap

pertistiwa yang terjadi pada masa lampau. Pada sejarah terdapat banyak kejadian-

kejadian yang mewajibkan siswa untuk mengetahui sehingga siswa harus

menghafal. Dengan menggunakan mind mapping akan memudahkan siswa untuk

belajar sejarah karena mind mapping merupakan cara belajar kreatif yang

membuat siswa mengingat banyak informasi.

Penggunaan mind mapping dengan alat peraga memberikan pengaruh

positif dalam keaktifan peserta didik saat kegiatan pembelajaran dan

meningkatkan minat, motivasi dan pemahaman materi pelajaran yang lebih baik.

Mind mapping membantu penulisan esai atau tugas-tugas yang berkaitan dengan

penguasaan konsep. Mind mapping merupakan strategi ideal untuk kemampuan

“pemikiran peserta didik”. Mind mapping membentuk, mendesain, mencatat,

memecahkan masalah, sehingga peserta didik bisa mengerjakan tugas banyak

sekalipun.17

16

Isjoni dan Muhamad Arif. 2008. Model-model Pembelajaran Muktahir. Yogyakarta : Pustaka

Belajar, hlm. 157 17

https://journal.stkipsingkawang.ac.id/index.php/JurnalPIPSI/article/view/1204

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

27

BAB III

CONTOH RANCANGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE

MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA MATERI

KEHIDUPAN AWAL MANUSIA INDONESIA

A. Langkah-langkah model cooperative learning tipe mind mapping

Menurut Rudi Hartono langkah-langkah model pembelajaran cooperative

learning tipe mind mapping, antara lain :

a. Menyampaikan tujuan pembelajaran

Dalam tahap ini, guru menjelaskan tujuan yang hendak dicapai dalam

pembelajaran dan mempersiapkan siswa untuk siap belajar.

b. Guru menyajikan materi

Pada langkah ini, guru menjelaskan pokok-pokok materi pembelajaran. Guru

memaparkan materi dengan menggunakan power point, ceramah, tanya-jawab

sesuai dengan kenyamanan guru. Tujuan dari penjelasan materi ini adalah

agar siswa mempunyai gambaran tentang materi pelajaran sebelum masuk ke

langkah pembentukkan kelompok menjadi sebuah tim.

c. Pembentukkan kelompok

Setelah menjelaskan dan memberikan gambaran umum materi pelajaran

kepada siswa, guru mengorganisasikan siswa menjadi beberapa kelompok.

Dalam kelompok tersebut terdiri dari 4-5 orang pada satu kelompok.

Kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan skill, agama, ras dan daerah. Hal

ini bertujuan agar siswa bisa saling bekerjasama dan terjadi peningkatan

relasi dan interaksi dengan beragam latar belakang. Dalam mengerjakan

materi yang dibagikan oleh guru, setiap kelompok menggunakan mind

27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

28

mapping. Pembagian tugas setiap kelompok pada materi kehidupan awal

manusia Indonesia adalah sebagai berikut:

1) Kelompok I membahas tentang kehidupan awal manusia Indonesia pada

bidang kepercayaan.

2) Kelompok II membahas tentang kehidupan awal manusia Indonesia pada

bidang sosial.

3) Kelompok III membahas tentang kehidupan awal manusia Indonesia pada

bidang budaya.

4) Kelompok IV membahas tentang kehidupan awal manusia Indonesia pada

bidang ekonomi.

5) Kelompok V membahas tentang kehidupan awal manusia Indonesia pada

bidang teknologi.

d. Mempresentasikan hasil kerja kelompok

Pada saat kelompok sudah mengerjakan tugas atau materi yang diberikan oleh

guru dengan menggunakan mind mapping, maka langkah selanjutnya setiap

kelompok mempresentasikan hasil kerja dari kelompok masing-masing.

Ketika satu kelompok maju untuk presentasi, kelompok yang lain menyimak

dan wajib memberikan tanggapan atau pertanyaan terhadap kelompok yang

presentasi.18

e. Guru memberikan penguatan kembali terhadap materi yang sudah

dipresentasikan oleh siswa

18

Rudi, Hartono. 2013. Ragam Model Mengajar Yang Mudah Diterima Murid. Yogyakarta :

DIVA Press, hlm. 110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

29

Tahap berikutnya, ketika semua kelompok sudah mempresentasikan hasil

diskusi yang mereka paparkan, guru memberikan penguatan kembali materi

tersebut. Tujuannya agar siswa dapat mengingat kembali ataupun masih ada

beberapa yang belum paham ketika dijelaskan sesama siswa. Akan tetapi

ketika dijelaskan ulang oleh guru, mereka bisa pahami materi yang sudah

dijelaskan.

f. Kesimpulan dan penutup

Setelah guru menjelaskan materi tersebut, guru meminta kepada semua siswa

untuk menyampaikan kesimpulan serta nilai yang didapatkan. Pada

kesempatan ini, guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memberi tahu kekurangan guru dalam mengajar dan meminta solusi dari

mereka.

Gambar I : Rancangan Proses Pembelajaran

Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua

1. Menjelaskan materi

2. Pembagian kelompok

3. Diskusi kelompok dan

dibuat dalam bentuk peta

konsep/ mind mapping

4. Presentasi kelompok 1-3

1. Guru Menjelaskan

kembali materi pada

pertemuan

2. Presentasi kelompok 4-5

3. Penilaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

30

Gambar II : Proses Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas

Gambar II : Proses Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas

Tabel kategori prestasi siswa di kelas

Prestasi Siswa Jumlah Siswa

A 8

B 9

C 8

Keterangan :

A : Sangat Pandai

B : Pandai

C : Cukup Pandai

Mempresentasikan hasil diskusi

masing-masing kelompok dan wajib

menanggapi hasil diskusi ketika ada

kelompok yang prentasi

Mengumpulkan hasil diskusi

yang telah dipresentasikan dalam

bentuk peta konsep/ mind

mapping

Guru menjelaskan kembali

materi yang sudah

dipresentasikan oleh siswa

agar lebih dipahami lagi

oleh siswa

Guru menjelaskan pengantar

materi sejarah kelas X KD

3.10

Membagikan siswa dalam 4-5

kelompok dan memberikan

tugas untuk dikerjakan oleh

masing-masing kelompok. Hasil

diskusi dibuat dalam bentuk

peta konsep /mind mapping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

31

Gambar IV : Pembagian Kelompok Siswa di Kelas

Gambar III : Pembagian Kelompok

A

C

C

A

B

A

B B

B

C

C

A

C A

B

B B

C

B

A A

B C

A

C

Kelompok I

Kelompok V

V

Kelompok IV

Kelompok III

Kelompok II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

32

Gambar IV : Contoh Mind Mapping Kelompok I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

33

Gambar V : Contoh Mind Mapping Kelompok II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

34

Gambar VI : Contoh Mind Mapping Kelompok III

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

35

Gambar VII : Contoh Mind Mapping Kelompok IV

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

36

Gambar VIII : Contoh Mind Mapping Kelompok V

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

37

B. Silabus

Dalam penulisan makalah ini, peneliti menggunakan silabus sejarah kelas X. Akan tetapi lebih difokuskan pada Kompetensi Dasar

3.10. Kerangka dari silabus 3.10 adalah sebagai berikut :

Kompetensi Dasar Materi

Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran

Indikator Model

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Penilaian Sumber

Belajar

3.10 Menganalisis

kehidupan awal

manusia Indonesia

dalam aspek

kepercayaan,

sosial, budaya,

ekonomi, dan

teknologi serta

pengaruhnya dalam

kehidupan masa

kini

4.10 Menarik

kesimpulan dari

hasil analisis

mengenai

keterkaitan

kehidupan awal

manusia Indonesia

pada aspek

kepercayaan,

sosial, budaya,

ekonomi, dan

teknologi, serta

pengaruhnya dalam

kehidupan masa

kini dalam bentuk

Kehidupan

awal manusia

Indonesia

pada aspek

kepercayaan,

sosial budaya,

ekonomi, dan

teknologi serta

pengaruhnya

dalam

kehidupan

masa kini

Aspek

kepercayaan

Aspek sosial

budaya

Aspek

ekonomi

Aspek

teknologi

Membaca buku

teks/melihat

gambar/

menonton

video/film,

dan/atau

mengamati situs-

situs yang terkait

kehidupan awal

manusia Indonesia

pada aspek

kepercayaa, sosial

budaya, ekonomi,

dan teknologi serta

pengaruhnya dalam

kehidupan masa

kini

Membuat dan

mengajukan

pertanyaan/

Tanya jawab

/berdiskusi tentang

informasi yang

belum dipahami/

informasi

tambahan yang

3.10.1 Menganalisis

kehidupan awal

manusia Indonesia

dalam aspek

kepercayaan, sosial,

budaya, ekonomi dan

teknologi pada masa

berburu dan

mengumpulkan

makanan, masa

perundagian dan

bercocok tanam

3.10.2 Mendeskripsikan

keterkaitan

kehidupan awal

manusia Indonesia

dalam aspek

kepercayaan, sosial,

budaya, ekonomi dan

teknologi serta

pengaruhnya dalam

kehidupan masa kini

3.10.3 Mengidentifikasikan

bukti-bukti

peninggalan manusia

praaksara Indonesia

Cooperative

Learning

tipe Mind

Mapping

6 x 45

menit 2

kali

pertemuan

Penilaian

pengetahuan

meliputi 10

soal pilihan

ganda dan 5

soal essay

Penilaian

keterampilan

meliputi

rubrik artikel

sejarah

Kementerian

Pendidikan

dan

Kebudayaan.

2016. Buku

Guru Mata

Pelajaran

Sejarah

(Peminatan)

kelas X :

Jakarta:

Kementerian

Pendidikan

dan

Kebudayaan.

Kementerian

Pendidikan

dan

Kebudayaan.

2016. Buku

siswa Mata

Pelajaran

Sejarah

(Peminatan)

kelas X

:Jakarta:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

38

tulisan dan/atau

media lain

ingin

diketahui/atau

sebagai klarifikasi

mengenai

kehidupan awal

manusia Indonesia

pada aspek

kepercayaan, sosial

budaya, ekonomi,

dan teknologi serta

pengaruhnya dalam

kehidupan masa

kini

Mengumpulkan

data dari berbagai

sumber terkait

pertanyaan

mengenai

kehidupan awal

manusia Indonesia

pada aspek

kepercayaan, sosial

budaya, ekonomi,

dan teknologi serta

pengaruhnya dalam

kehidupan masa

kini

Menganalisis dan

menarik

kesimpulan dari

data yang

dikumpulkan

mengenai

kehidupan awal

Kementerian

Pendidikan

dan

Kebudayaa

Internet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

39

manusia Indonesia

pada aspek

kepercayaan, sosial

budaya, ekonomi,

dan teknologi serta

pengaruhnya dalam

kehidupan masa

kini

Menyajikan hasil

analisis dalam

bentuk tulisan

dan/atau media lain

berupa kesimpulan

mengenai

kehidupan awal

manusia Indonesia

pada aspek

kepercayaan, sosial

budaya, ekonomi,

dan teknologi serta

pengaruhnya dalam

kehidupan masa

kini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

40

C. Contoh Rancangan pembelajaran dengan menggunakan model

cooperative learning tipe mind mapping pada pembelajaran sejarah

Dalam rancangan model pembelajaran cooperative learning tipe mind

mapping pada pembelajaran sejarah dijabarkan langkah-langkah dalam

penyusunan perangkat pembelajaran dan tujuan pembelajarannya.

Langkah-langkah pembelajaran (Sintaks) harus mengintegrasikan aspek-

aspek pembelajaran yang meliputi:

1.) Penguatan Pendidikan Karakter (PPK); karakter yang diperkuat

terutama 5 karakter yaitu Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong-

royong, dan Integritas.

2.) Literasi (GLS tahap ketiga yakni pembelajaran literasi)

3.) Keterampilan 4C (Creative, Critical Thinking, Communicative, dan

Collaborative)

4.) Kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS)19

Langkah-langkah rancangan pembelajaran sebagai berikut :

1. Perencanaan

Dalam hal ini guru atau pendidik melakukan perencanaan untuk persiapan

rancangan pembelajaran Sejarah di kelas. Pada kegiatan untuk persiapan dalam

membuat rancangan tersebut tahap yang dilakukan oleh pendidik adalah sebagai

berikut:

1) Menentukan Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi Dasar (KD) merupakan konten atau kompetensi yang terdiri

atas pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik) yang

bersumber pada kompetensi Inti (KI) yang harus dikuasai oleh peserta didik.20

Dalam penelitian ini, peneliti memberikan contoh rancangan dari kelas X SMA

19

Hendra Kurniawan, 2018. Literasi dalam Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta : Gava Media,

hlm. 172 20

Novan, Ardy Wiyani. 2014. Desain Pembelajaran Pendidikan: Tata Rancangan Pembelajaran

Menuju Pencapaian Kompetensi, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, hlm 108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

41

semester II dengan menggunakan Kompetensi Dasar (KD) sejarah 3.10 dari mata

pelajaran sejarah, yang terdiri dari aspek pengetahuan dan keterampilan:

KD 3.10 Menganalisis kehidupan awal manusia Indonesia dalam aspek

kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi dan teknolog

KD 4.10 Menarik kesimpulan dari hasil analisis mengenai keterkaitan kehidupan

awal manusia Indonesia pada aspek kepercayaan, sosial, budaya,

ekonomi, dan teknologi dalam bentuk artikel sejarah populer.

2) Menentukan Indikator

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) pada Kompetensi Dasar yang baik

menurut Martinus Yamin adalah sebagai berikut: (1) memuat ciri-ciri tujuan

pembelajaran yang akan diukur. (2) ada suatu kata kerja operasional yang dapat

diukur. (3) berkaitan erat dengan materi pembelajaran yang hendak disampaikan.

(4) mencakup kognitif, afektif dan psikomotorik. (5) memuat setidaknya 3 hingga

5 butir indikator. (6) setiap indikator dapat dijadikan sebagai soal. Indikator

pencapaian kompetensi (IPK) pada KD 3.10 yaitu :

Pada aspek pengetahuan

3.10.1 Menganalisis kehidupan awal manusia Indonesia dalam aspek

kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi pada masa berburu

dan mengumpulkan makanan, masa perundagian dan masa bercocok

tanam.

3.10.2 Mendeskripsikan keterkaitan kehidupan awal manusia Indonesia dalam

aspek kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi dan teknologi serta

pengaruhnya dalam kehidupan masa kini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

42

3.10.3 Mengidentifikasi bukti-bukti peninggalan manusia praaksara Indonesia.

Pada aspek keterampilan

4.10.1 Membuat artikel sejarah mengenai kehidupan awal manusia Indonesia

pada aspek kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi serta

pengaruhnya dalam kehidupan masa kini.

3) Menentukan Materi

Hal yang selanjutnya perlu diperhatikan oleh guru adalah menentukan

materi pembelajaran. Dalam menentukan materi tersebut harus berdasarkan fakta,

konsep, prosedur pembelajaran yang relevan sesuai dengan KD yang dudah

ditentukan yaitu Kompetensi Dasar (KD) 3.10 kelas X dengan materi pokok

kehidupan awal manusia Indonesia dalam aspek kepercayaan, sosial, budaya,

ekonomi, dan teknologi.

Materi pokok meliputi:

1. Kehidupan awal manusia Indonesia dalam aspek kepercayaan, sosial, budaya,

ekonomi, dan teknologi

a) Perkembangan kehidupan manusia Indonesia pada masa pra-aksara

dalam segala bidang.

b) Keterkaitan kehidupan awal manusia praaksara dengan kehidupan masa

kini.

c) Identifikasi bukti-bukti peninggalan manusia praaksara Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

43

4) Alokasi Waktu

Pada penelitian ini, fokus pada mata pelajaran sejarah yang dalam satu

minggu mengadakan pertemuan atau melaksanakan kegiatan pembelajaran selama

3 jam. Dalam kurikulum 2013 alokasi waktu untuk jenjang SMA/SMK = 45

menit. Banyaknya alokasi waktu atau jumlah jam pelajaran ditentukan oleh

kompleksitas materi yang harus dikembangkan guru untuk setiap KD-nya.21

Kompetensi Dasar (KD) yang dipakai 3.10 menganalisis kehidupan awal manusia

Indonesia dalam aspek kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi dan

4.10 menarik kesimpulan dari hasil analisis mengenai keterkaitan kehidupan awal

manusia Indonesia pada aspek kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan

teknologi, serta pengaruhnya dalam kehidupan masa kini dalam bentuk artikel

sejarah serta dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Maka alokasi waktu untuk

menempuh KD 3.10 ini 270 jam.

5) Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan arah atau sasaran dari suatu kegiatan

pembelajaran. Oleh karena itu tujuannya harus jelas dan lengkap, yakni meluputi

unsur siswa (Audiens), perilaku yang diharapkan (Behavior), kondisi atau cara

belajar siswa (Condition), dan tingkat pencapaiannya, baik secara kualitatif

ataupun kuantitatif (Degree). Oleh karena itu, rumusan tujuan pembelajaran

sering dinyatakan dengan ABCD (Audiens, Behavior, Condition, Degree)22

Adapun contoh tujuan pembelajarannya adalah sebagai berikut:

21

Ibid, 113 22

Ibid, hlm 146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

44

Aspek pengetahuan:

1. Melalui kegiatan membaca, mengamati gambar ataupun vidio mengenai

materi dan berdiskusi, peserta didik mampu menganalisis kehidupan awal

manusia Indonesia.

2. Melalui kegiatan berdiskusi peserta didik mampu mendeskripsikan

keterkaitan kehidupan awal manusia Indonesia dan pengaruhnya dalam

kehidupan masa kini.

3. Melalui kegiatan presentasi peserta didik mampu mengidentifikasikan bukti-

bukti peninggalan manusia praaksara Indonesia respon bangsa Indonesia

dengan penuh percaya diri, jelas bertanggung jawab dan mudah dipahami

oleh guru dan peserta didik lainnya.

Aspek keterampilan:

1. Melalui kegiatan membuat artikel sejarah, peserta didik mampu menyajikan

informasi mengenai kehidupan awal manusia Indonesia.

6) Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang akan digunakan adalah Cooperative Learning

tipe Mind Mapping dengan pendekatan saintifik dan metode ceramah bervariasi,

diskusi, presentasi serta tanya jawab. Harapannya melalui model ini siswa lebih

aktif dalam bekerjasama dengan cara mengelompokkan siswa sesuai dengan

kemampuan mereka juga berasal dari agama, ataupun ras yang berbeda. Adapun

tujuannya agar siswa yang memiliki kemampuan akademik yang cerdas dapat

menjadi pengajar bagi teman-temannya yang memiliki kurang cerdas, bisa

berdinamika dengan baik dan mewujudkan siswa yang kreatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

45

7) Media Pembelajaran

Dalam proses pelajaran di kelas sangatlah penting guru menggunakan

media pembelajaran. Peneliti menggunakan media pembelajaran power point

berdasarkan materi pokok dari KD 3.10 yang sudah ditentukan. Untuk membuat

peserta didik semakin paham dengan materi yang dijelaskan maka peneliti

memaparkan gambar serta video berkaitan dengan kehidupan awal manusia

Indonesia dalam aspek kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi.

Untuk mendukung media tersebut maka harus menyiapkan alat-alat pembelajaran

berupa Laptop, LCD, dan speaker.

8) Sumber belajar

Dalam rancangan ini, sumber belajar yang digunakan yakni : Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata Pelajaran Sejarah

(Peminatan) kelas X: Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata Pelajaran

Sejarah (Peminatan) kelas X : Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

dan bisa memakai sumber internet sesuai dengan materi tentang kehidupan awal

manusia Indonesia.

9) Lampiran

Dalam lampiran ini terdapat pula instrumen pendukung yaitu instrumen

sikap, pengetahuan, keterampilan, soal, bobot atau skor dan uraian materi,

tujuannya sebagai pedoman bagi pendidik dalam menilai peserta didik dan

memberikan materi pembelajaran. Pada contoh rancangan pembelajaran diberikan

contoh instrumen sikap kebudayaan dan kreatif karena sesuai dengan materi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

46

untuk menilai keterampilan peserta ddik diwajibkan membuat artikel sejarah serta

menguji pengetahuan mereka mengenai kehidupan awal manusia Indonesia

dengan mengerjakan soal pilihan ganda sebanyak 10 butir dan 10 esai.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan proses pembelajaran ini ada beberapa langkah yaitu :

1) Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang

ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian siswa

untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.23

Pada pendahuluan atau

pembukaan dalam proses pembelajaran isinya guru mengecek kesiapan fisik kelas

sebelum belajar, membuka pelajaran dengan berdoa untuk memulai pembelajaran

(religius), mendata kehadiran peserta didik (disiplin) dan mengkondisikan suasana

belajar yang menyenangkan (menanyakan kabar,dan lain-lain). Guru mengaitkan

materi atau tema kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman

peserta didik dan mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan materi

yang akan disampaikan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta

didik. Selanjutnya guru Memberikan materi pelajaran yang akan dibahas yaitu

tentang kehidupan awal manusia Indonesia dalam aspek kepercayaan, sosial,

budaya, ekonomi, dan teknologi.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai Kompetensi

Dasar (KD). Langkah pertama dalam kegiatan inti ini pendidik menayangkan

23

Sofan, Amri. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta :

PT. Prestasi Pustakaraya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

47

materi dalam bentuk Power point mengenai kehidupan awal manusia Indonesia

pada aspek kepercayaan, sosial budaya, ekonomi, dan teknologi peserta didik

diminta untuk menyimak dan mengamati. Kedua pendidik menjelaskan mengenai

materi sudah ditayangkan pada slide power point di depan kelas.

Pada langkah kedua yaitu kegiatan menanya. Guru memberi beberapa

pertanyaan berdasarkan power point dan gambar yang sesuai dengan materi yang

ditayangkan tadi, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan tersebut. Kemudian

guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan guru menjawab

pertanyaan tersebut juga mendata nama siswa yang bertanya untuk penilaian

siswa yang aktif di kelas.

Langkah ketiga mengumpulkan informasi. Siswa dikelompokkan menjadi

4-5 kelompok. Dalam kelompok tersebut terdiri dari 4-5 orang yang heterogen

dengan kemampuan prestasi akademik siswa, jenis kelamin, etnis, dan agama

yang berbeda. Guru menyampaikan secara garis besar materi tentang kehidupan

awal manusia Indonesia pada aspek kepercayaan, sosial budaya, ekonomi, dan

teknologi. Kemudian guru memberikan materi kepada peserta didik dan masing-

masing kelompok kemudian mengerjakan dengan baik dan kreatif dalam bentuk

mind mapping. Selanjutnya kelompok mendiskusikan materi yang telah diberikan

oleh guru dan masing-masing kelompok memastikan tiap anggota dapat

mengerjakan dengan benar.

Langkah keempat yaitu mengasosiasi. Kegiatan tersebut berupa kelompok

mengadakan diskusi dan mencari sumber untuk mengerjakan tugas diberikan oleh

guru. Kemudian siswa memilih sumber materi yang sesuai dengan tugas yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

48

sudah diberikan untuk masing-masing kelompok. Hasil kerja kelompok dibuat

dalam bentuk mind mapping.

Langkah kelima yaitu mengkomunikasikan. Kelompok mempresentasikan

hasil diskusi yang dibuat dalam bentuk mind mapping tadi secara bergantian dan

kelompok lain diwajibkan untuk menanggapi hasil kerja kelompok yang

presentasi. Selanjutnya setiap kelompok membuat kesimpulan berdasarkan hasil

diskusi dan masukan dari kelompok lain dan guru.

Langkah keenam guru memberikan penghargaan kepada kelompok. Guru

memberikan penghargaan dan apresiasi terhadap setiap kelompok ini bisa

bermacam-macam, misalnya pujian, pengakuan di depan kelas, diumumkan di

majalah dinding, diberikan sertifikat “seadanya”.

3) Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas

pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,

penilaian dan refleksi, umpan balik dan tindak lanjut. Guru memfasilitasi siswa

untuk menyimpulkan materi yang dibahas. Guru mengajak siswa berefleksi untuk

menemukan hal-hal penting dan bermakna dari pengalaman belajarnya yang dapat

diterapkan dalam kehidupan bersama. Guru menugaskan siswa dalam kelompok

untuk membuat artikel sejarah mengenai kehidupan awal manusia Indonesia pada

aspek kepercayaan, sosial budaya, ekonomi, dan teknologi. Guru menutup

kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan memberikan salam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

49

4) Evaluasi

Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi

hasil pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan mencakup aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik. Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengevaluasi diri dan perolehan belajar yang teliti berdasarkan kriteria

keberhasilan harapan, tujuan yang akan dicapai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

50

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan maka diperoleh kesimpulan sebagai

berikut :

1. Pentingnya Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Mind

Mapping dalam Pembelajaran Sejarah

Dalam pembelajaran Sejarah model pembelajaran Cooperative

Learning Tipe Mind Mapping sangat penting digunakan. Penggunaan model

pembelajaran cooperative learning tipe mind mapping diyakini dapat

menguraikan peristiwa sejarah secara kronologis berdasarkan urutan waktu,

mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir kritis, dan

menumbuhkan kreativitas siswa. Selain itu melalui model pembelajaran ini

memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan

keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan

demokratis.

Pembelajaran sejarah pada materi pokok kehidupan awal manusia

Indonesia menjadi materi yang sangat cocok dengan menggunakan model

pembelajaran cooperative learning tipe mind mapping. Dalam pembelajaran

sejarah penggunaan model ini dapat membantu siswa agar lebih memahami

pembelajaran dan membantu siswa dalam menguasai konsep materi

pembelajaran. Dalam hal ini pembelajaran sejarah menjadi materi yang

sangat penting dan bukan hanya sebagai proses transfer ide, akan tetapi juga

50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

51

proses pendewasaan peserta didik untuk memahami identitas, jati diri dan

kepribadian bangsa melalui pemahaman terhadap peristiwa sejarah. Adapun

dengan menggunakan model ini dapat mengarahkan peserta didik untuk lebih

berpikir kritis dan kreatif untuk mengkaji setiap peristiwa yang terjadi pada

kehidupan awal manusia Indonesia.

2. Contoh Rancangan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe

Mind Mapping dalam Pembelajaran Sejarah pada Materi Kehidupan

Awal Manusia Indonesia

Dalam rancangan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Mind

Mapping pada materi kehidupan awal manusia Indonesia, terdapat dua tahap

yakni tahap pertama perencanaan dimana langkah-langkahnya meliputi

menentukan kompetesi dasar, menentukan indikator, menentukan materi, alokasi

waktu, tujuan pembelajaran, model pembelajaran, media pembelajaran, sumber

belajar dan lampiran.

Pada tahap kedua yaitu gambaran pelaksanaan, dalam tahap ini

berlangsungnya proses pembelajaran. Langkah-langkah yang terdapat dalam

gambaran pelaksanaan ini yakni pendahuluan, kegiatan inti, penutup dan

evaluasi. Dengan tahap-tahap tersebut dapat mewujudkan kelas yang kondusif

sehingga membuat peserta didik mampu mengikuti proses pembelajaran dengan

baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

52

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dai atas, maka diajukan beberapa saran sebagai

berikut :

1) Bagi Sekolah

Dalam pembelajaran sejarah, pihak sekolah disarankan agar menggunakan

model cooperative learning tipe mind mapping sebagai sumber belajar. Hal

ini bertujuan agar dapat mengefektifkan proses pembelajaran yang

memotivasi siswa untuk belajar sejarah.

2) Bagi Guru

Pembelajaran sejarah dengan menggunakan model cooperative learning tipe

mind mapping dapat membantu guru untuk memilih model pembelajaran

yang mampu menumbuhkan motivasi dan kreativitas siswa dalam pelajaran

sejarah.

3) Bagi Siswa

Siswa disarankan dapat berkerjasama dan bertanggung jawab dalam

menggunakan mind mapping sebagai sumber belajar dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

53

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta : Ombak

Badrika, I Wawan. 2006. Sejarah untuk SMA Jilid 1 Kelas X. Jakarta : Erlangga

Hendra, Kurniawan. 2018. Literasi dalam Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta : Gava

Media

Hendra, Kurniawan. 2018. Kajian Kurikulum dan Bahan Ajar Sejarah SMA Menurut

Kurikulum 2013. Yogyakarta : Sanata Dharma University Press

Isjoni dan Muhamad Arif. 2008. Model-model Pembelajaran Muktahir. Yogyakarta :

Pustaka Belajar

Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013.

Bandung : Yrama Widya

Mahasiswa S2 PMat USD, d.k.k. 2018. Pendidikan yang Berdaya Ubah. Yogyakarta :

www.penerbitgarudhawaca.com

Mudlofir, Ali dan Rusydiyah, Evi Matur. 2016. Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori

ke Praktik. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Muhammad, Nuh. 2013. Pengembangan Kurikulum dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung :

PT. Remaja Rosdakarya Offse

Nana, Syaodih Sukmadinata. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya Offset

Novan, Ardy Wiyani. 2014. Desain Pembelajaran Pendidikan: Tata Rancangan

Pembelajaran Menuju Pencapaian Kompetensi, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta

Rudi, Hartono. 2013. Ragam Model Mengajar Yang Mudah Diterima Murid. Yogyakarta

: DIVA Press

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Sofan, Amri. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.

Jakarta : PT. Prestasi Pustakaraya

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan

dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendididkan (KTSP).

Jakarta : Kencana Prenada Media Group

53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

54

Sumber Internet :

http://journal.um.ac.id/index.php/sejarah-dan-budaya diunduh pada tahun 2017 oleh Mustika

Zahro, Sumardi dan Marjono

https://www.neliti.com/id/publications/209919/pembelajaran-sejarah-berbasis-kurikulum-

2013-di-sma-kotamadya-jakarta-timur diunduh pada tanggal 2 juli 2017

https://journal.stkipsingkawang.ac.id/index.php/JurnalPIPSI/article/view/1204

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

55

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

56

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Pelajaran : Sejarah

Kelas/ Semester : X / Genap

Materi Pokok : Kehidupan awal manusia Indonesia dalam aspek

kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi

Alokasi Waktu : 3 JP (2 Pertemuan)

A. Kompetensi Inti

KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif,

dan pro-aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan

perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan

lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan

internasional.

KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis,

spesifik, detial, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian

yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

KI-4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyajikan secara:

efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan

solutif dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari

yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai

dengan kaidah keilmuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

57

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

No. Kompetensi Dasar Indikator

3.10 Menganalisis kehidupan awal

manusia Indonesia dalam

aspek kepercayaan, sosial,

budaya, ekonomi, dan

teknologi serta pengaruhnya

dalam kehidupan masa kini

3.10.1 Menganalisis kehidupan awal

manusia indonesia dalam

aspek kepercayaan, sosial,

budaya, ekonomi dan

teknologi pada masa berburu

dan mengumpulkan makanan,

masa perundagian dan

bercocok tanam

3.10.2 Mendeskripsikan keterkaitan

kehidupan awal manusia

indonesia dalam aspek

teknologi serta pengaruhnya

dalam kehidupan masa kini

3.10.3 Mengidentifikasi bukti-bukti

peninggalan manusia

praaksara Indonesia

4.10 Menarik kesimpulan dari hasil

analisis mengenai keterkaitan

kehidupan awal manusia

Indonesia pada aspek

kepercayaan, sosial, budaya,

ekonomi, dan teknologi, serta

pengaruhnya dalam kehidupan

masa kini dalam bentuk tulisan

atau media lain.

4.10.1 Membuat artikel sejarah

mengenai kehidupan awal

manusia Indonesia pada aspek

kepercayaan, sosial, budaya,

ekonomi, dan teknologi serta

pengarunya dalam kehidupan

masa kini

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui pembelajaran cooperative learning tipe mind mapping, siswa

dapat menganalisis, mendeskripsikan dan mengidentifikasikan tentang kehidupan

awal manusia Indonesia pada aspek kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan

teknologi dengan menerapkan cara berpikir sejarah yang kritis serta

mengemukakannya dalam bentuk tulisan artikel sejarah.

D. Materi Pembelajaran

Materi pokok : kehidupan awal manusia Indonesia dalam aspek kepercayaan,

sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi

Fakta : Manusia, waktu, ruang atau tempat

Konsep : Sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

58

Prosedur : Perubahan berkelanjutan

E. Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran

a. Pendekatan : Saintifik

b. Model : Cooperative Learning tipe Mind Mapping

c. Metode : Ceramah, diskusi, presentasi dan tanya jawab

F. Media dan Alat / Bahan

a. Bahan : Power point dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

b. Alat : Laptop, LCD, dan Speaker

G. Sumber Pembelajaran

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata Pelajaran

Sejarah (Peminatan) kelas X : Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata Pelajaran

Sejarah (Peminatan) kelas X :Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan

3. Internet.

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan pertama (3 JP)

Tahapan

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Pendahuluan Orientasi

1. Guru Mengecek kesiapan fisik kelas

sebelum belajar, jika ada sampah atau

kotoran bisa dibersihkan terlebih dahulu

2. Membuka pelajaran dengan berdoa untuk

memulai pembelajaran (religius).

3. Mendata kehadiran peserta didik

(disiplin)

4. Mengkondisikan suasana belajar yang

menyenangkan (menanyakan kabar,dll)

Apersepsi

1. Mengaitkan materi/tema /kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan

dengan pengalaman peserta didik

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

59

2. Mengajukan pertanyaan yang ada

keterkaitannya dengan materi yang akan

disampaikan

Motivasi

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Pemberian Acuan

Memberikan materi pelajaran yang akan

dibahas yaitu tentang kehidupan awal

manusia Indonesia dalam aspek

kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan

teknologi

Inti Menyimak dan Mengamati

a. Guru menayangkan power point materi

serta gambar tentang kehidupan manusia

Indonesia, para siswa diminta untuk

mengamati gambar.

b. Guru menjelaskan mengenai materi

gambar yang ditayangkan dilanjutkan

dengan penjelasan pada power point

mengenai kehidupan awal manusia

Indonesia dalam aspek kepercayaan,

sosial, budaya, ekonomi dan teknologi

Menanya

a. Guru memberi beberapa pertanyaan

berdasarkan power point dan gambar

yang sesuai dengan materi yang

ditayangkan tadi, siswa diminta untuk

menjawab pertanyaan tersebut.

b. Guru memberi kesempatan kepada siswa

untuk bertanya dan guru menjawab

pertanyaan tersebut juga mendata nama

siswa yang bertanya untuk penilaian

siswa yang aktif di kelas.

Mengumpulkan Informasi

a. Siswa dikelompokkan menjadi 4-5

kelompok. Dalam kelompok tersebut

terdiri dari 4-5 orang yang heterogen

dengan kemampuan prestasi akademik

siswa, jenis kelamin, etnis, dan agama

yang berbeda.

b. Guru menyampaikan secara garis besar

materi tentang kehidupan awal manusia

Indonesia pada aspek kepercayaan, sosial

budaya, ekonomi, dan teknologi.

c. Guru memaparkan tugas yang akan

didiskusikan oleh siswa yang sudah

70 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

60

dibagikan dalam beberapa kelompok.

d. Siswa mengerjakan tugas yang sudah

diberikan oleh guru dan hasilnya dibuat

dalam bentuk mind mapping.

Mengasosiasi

a. Setiap kelompok mengadakan diskusi dan

mencari sumber untuk mengerjakan tugas

diberikan oleh guru dan memilih sumber

materi yang sesuai dengan tugas yang

sudah diberikan untuk masing-masing

kelompok. Hasil kerja kelompok dibuat

dalam bentuk mind mapping.

Mengkomunikasikan

a. Kelompok mempresentasikan hasil

diskusi yang dibuat dalam bentuk mind

mapping tadi secara bergantian dan

kelompok lain diwajibkan untuk

menanggapi hasil kerja kelompok yang

presentasi.

b. Setiap kelompok membuat kesimpulan

berdasarkan hasil diskusi dan masukan

dari kelompok lain dan guru.

c. Guru memberikan penghargaan dan

apresiasi terhadap setiap kelompok.

Penutup 1. Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menyimpulkan materi yang

dibahas.

2. Guru mengajak siswa berefleksi untuk

menemukan hal-hal penting dan

bermakna dari pengalaman belajarnya

yang dapat diterapkan dalam kehidupan

bersama.

3. Guru menugaskan siswa dalam

kelompok untuk membuat artikel sejarah

mengenai kehidupan awal manusia

Indonesia pada aspek kepercayaan, sosial

budaya, ekonomi, dan teknologi.

4. Guru menutup kegiatan pembelajaran

dengan berdoa dan memberikan salam.

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

61

Pertemuan kedua (3 JP)

Tahapan

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Pendahuluan Orientasi

1. Guru Mengecek kesiapan fisik kelas

sebelum belajar, jika ada sampah atau

kotoran bisa dibersihkan terlebih dahulu

2. Membuka pelajaran dengan berdoa untuk

memulai pembelajaran (religius).

3. Mendata kehadiran peserta didik

(disiplin)

4. Mengkondisikan suasana belajar yang

menyenangkan (menanyakan kabar,dll)

Apersepsi

1. Mengaitkan materi/tema /kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan

dengan pengalaman peserta didik

2. Mengajukan pertanyaan yang ada

keterkaitannya dengan materi yang akan

disampaikan

Motivasi

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Pemberian Acuan

Memberikan matari pelajaran yang akan

dibahas yaitu tentang kehidupan awal

manusia Indonesia dalam aspek

kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan

teknologi.

10 menit

Inti Menyimak dan Mengamati

a. Guru menayangkan power point materi

serta gambar tentang kehidupan manusia

Indonesia, para siswa diminta untuk

mengamati gambar.

b. Guru menjelaskan mengenai materi

gambar yang ditayangkan dilanjutkan

dengan penjelasan pada power point

mengenai kehidupan awal manusia

Indonesia dalam aspek kepercayaan,

sosial, budaya, ekonomi dan teknologi

Menanya

a. Guru memberi beberapa pertanyaan

berdasarkan power point dan gambar

yang sesuai dengan materi yang

ditayangkan tadi, siswa diminta untuk

menjawab pertanyaan tersebut.

70 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

62

b. Guru memberi kesempatan kepada siswa

untuk bertanya dan guru menjawab

pertanyaan tersebut juga mendata nama

siswa yang bertanya untuk penilaian

siswa yang aktif di kelas.

Mengumpulkan Informasi

a. Siswa dikelompokkan menjadi 4-5

kelompok. Dalam kelompok tersebut

terdiri dari 4-5 orang yang heterogen

dengan kemampuan prestasi akademik

siswa, jenis kelamin, etnis, dan agama

yang berbeda.

b. Guru menyampaikan secara garis besar

materi tentang kehidupan awal manusia

Indonesia pada aspek kepercayaan, sosial

budaya, ekonomi, dan teknologi.

c. Guru memaparkan tugas yang akan

didiskusikan oleh siswa yang sudah

dibagikan dalam beberapa kelompok.

d. Siswa mengerjakan tugas yang sudah

diberikan oleh guru dan hasilnya dibuat

dalam bentuk mind mapping.

Mengasosiasi

a. Setiap kelompok mengadakan diskusi

dan mencari sumber untuk mengerjakan

tugas diberikan oleh guru dan memilih

sumber materi yang sesuai dengan tugas

yang sudah diberikan untuk masing-

masing kelompok. Hasil kerja kelompok

dibuat dalam bentuk mind mapping.

Mengkomunikasikan

a. Kelompok mempresentasikan hasil

diskusi yang dibuat dalam bentuk mind

mapping tadi secara bergantian dan

kelompok lain diwajibkan untuk

menanggapi hasil kerja kelompok yang

presentasi.

b. Setiap kelompok membuat kesimpulan

berdasarkan hasil diskusi dan masukan

dari kelompok lain dan guru.

c. Guru memberikan penghargaan dan

apresiasi terhadap setiap kelompok.

Penutup 1. Guru memfasilitasi siswa untuk

menyimpulkan materi yang dibahas.

2. Guru mengajak siswa berefleksi untuk

menemukan hal-hal penting dan

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

64

I. Lampiran

1. Uraian Materi

KEHIDUPAN MANUSIA MASA PRAAKSARA

DI INDONESIA

A. Perkembangan Kehidupan Manusia Indonesia pada Masa Praaksara

Perkembangan kehidupan manusia Praaksara di Indonesia ditelusuri dari

hasil temuan, baik berupa artefak maupun fosil. Artefak peninggalan masa

Praaksara antara lain berupa kapak genggam, kapak batu, gerabah, arca-arca

megalitik dan nekara. Benda-benda tersebut merupakan hasil budaya dari manusia

Praaksara di Indonesia.

Berdasarkan hasil budayanya, para arkeolog membagi kehidupan masa

Praaksara atas Zaman Batu dan Zaman Logam. Pembagian ini di dasarkan pada

alat-alat yang paling dominan digunakan oleh masyarakat Praaksara pada masa

itu. Zaman Batu merupakan suatu periode kehidupan masyarakat Perkakas atau

peralatan hidup manusia pendukungnya umumnya terbuat dari batu. Walaupun

demikian, ada juga alat-alat tertentu yang terbuat dari tulang. Zaman Batu terbagi

atas Zaman Batu Tua (Paleolitikum), Zaman Batu Madya (Mesolitikum), Zaman

Batu Muda (Neolitikum), Zaman Batu Besar (Megalitikum). Sedangkan Zaman

Logam (Zaman Perunggu) yaitu suatu masa yang masyarakatnya telah mengenal

teknik peleburan logam untuk membuat perkakas hidup.

1. Kehidupan di Bidang Kepercayaan

Sistem kepercayaan pada masa Praaksara berkembang dalam berbagai

periode zaman. Pada masa itu masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan

dan penguburan mayat. Hal itu ditandai dengan ditemukannya lukisan-lukisan di

dinding-dinding gua, bangunan-bangunan megalitik dan bekal kubur. di Asia

Timur termasuk Indonesia, pada Zaman Batu Tua (Paleolitikum) belum

ditemukan buktu-bukti adanya kepercayaan dan penguburan mayat. Sistem

kepercayaan pada masa Praaksara di Indonesia diperkirakan baru dikenal pada

masa Mesolitikum atau Zaman Batu Madya. Perkembangan kehidupan manusia

praaksara di Indonesia di bidang kepercayaan adalah sebagai berikut.

a. Kepercayaan Masa Mesolitikum (Zaman Batu Madya)

Masyarakat pada masa Mesolitikum di Indonesia sudah mengenal

kepercayaan dan penguburan mayat. Ditemukannya lukisan-lukisan atau gambar-

gambar manusia, kadal, dan perahu di dinding-dinding gua Pulau Seram dan

Papua merupakan contoh-contoh-contoh hasil peninggalan pada masa itu. adanya

kepercayaan yang digambarkan dalam lukisan-lukisan di dinding gua tersebut

menandakan bahwa masyarakat praaksara atau masyarakat purba sudah mengenal

pemikiran tentang kehidupan sesudah mati roh akan pergi menuju kehidupan alam

yang berbeda dengan alam manusia.

b. Kepercayaan Masa Neolitikum (Zaman Batu Muda)

Pada masa Neolitikum (Zaman Batu Muda), pemujaan terhadap arwah

atau roh nenek moyang mendapat tempat yang penting. Mereka percaya bahwa

ada kehidupan lain bagi seseorang yang sudah meninggal. Untuk itu diadakan

upacara-upacara bagi seseorang, terutama kepala suku yang meninggal. Mayat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

65

yang dikubur disertai bekal- bekal kubur, seperti: perhiasan, kapak yang indah,

dan periuk. Sebagai puncak dari upacara penguburan tersebut didirikanlah

bangunan-bangunan dari batu-batu besar (bangunan Megalitik). Masyarakat

Zaman Neolitik mempercayai adanya kekuatan “di luar” kekuatan manusia.

Kepercayaan mereke dikenal dengan sebutan animisme, yaitu kepercayaan

tentang adanya roh-roh yang memiliki kekuatan di alam gaib atau kepercayaan

terhadap suatu benda yang dianggap memiliki roh atau jiwa.

Selain animisme, kepercayaan lain yang berkembang adalah dinamisme,

yaitu kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan karena

ditempati atau merupakan perwujudan dari roh. Roh-roh tersebut dapat melekat

pada benda-benda alam, seperti: pohon, danau, bulan, matahari, dan batu-batu

besar. Agar roh-roh tersebut dapat memberikan berkah dan tidak merugikan

manusia serta membawa bencana, maka diadakan upacara-upacara khusus disertai

dengan sesaji.

c. Kepercayaan Masa Megalitikum

Sistem kepercayaan masyarakat pada masa Megalitikum sangat berkaitan

erat dengan sistem kebudayaan yang mengahasilkan bangunan-bangunan

monumental yang terbuat dari batu-batu besar dan masif. Bangunan Megalitik ini

dipergunakan sebagai sarana penghormatan dan pemujaan terhadap arwah nenek

moyang. Penemuan bangunan Megalitik tersebar hampir di seuruh kepulauan

Nusantara. Bahkan sampai sekarang pun masih ditemukan tradisi Megalitikum,

seperti: di Pulau Nias, Sumba, Flores, dan Toraja. Adapun hasil-hasil terpenting

dari kebudayaan Megalitikum antara lain sebagai berikut.

1) Menhir yaitu tiang atau tugu batu yang terbuat dari batu tunggal dan

ditempatkan pada suatu tempat. Menhir banyak ditemukan di Pasemah,

Sumatera Selatan. Fungsi menhir antara lain sebagai sarana pemujaan

terhadap arwah nenek moyang; tempat memperingati seseorang (kepala suku)

yang telah meninggal; dan tempat menampung kedatangan roh.

2) Punden Berundak adalah bangunan pemujaan yang bertingkat-tingkat

(berundak-undak). Tempat pemujaan ini banyak ditemukan di daerah

Cisolok, Sukabumi.

3) Dolmen adalah meja batu sebagai tempat sesaji. Ada dolmen yang berkakikan

menhir, seperti yang ditemukan di Pasemah, Sumatera Selatan. Ada pula

dolmen yang juga digunakan senagai kubur batu, seperti yang ditemukan di

Bondowoso dan di Merawan Jember, Jawa Timur.

4) Kubur peti batu adalah jenazah yang terpendam di dalam tanah berbentuk

persegi panjang dan sisi-sisinya dibuat dari lempengan-lempengan batu.

kubur peti batu banyak ditemukan di Kuningan, Jawa Barat.

5) Sarkofagus atau kerada adalah peti jenazah terbentuk seperti palung atau

lesung, tetapi mempunyai tutup. Sarkofagus banyak ditemukan di Bali dan

Sumbawa Barat

6) Waruga adalah peti jenazah kecil yang berbentuk kubus dan ditutup dengan

batu lain yang berbentuk atap rumah. Waruga banyak ditemukan di

Minahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

66

7) Arca, arca-arca Megalitik banyak ditemukan di Sumatra Selatan diteliti oleh

Von Heine Geldern. Arca-arca tersebut menggambarkan manusia dan

binatang, seperti: gajah, harimau, babi rusa, dan kera.

8) Bangunan-bangunan Megalitikum sebagai tempat pemujaan tersebut

seringkali ditemukan bersama dengan alat-alat dari Zaman Neolitikum dan

yang paling banyak ditemukan bersama-sama alat-alat dari Zaman Logam.

Pada masa Megalitikum ini, kepercayaan animisme atau kepercayaan

memuja roh nenek moyang semakin berkembang. Demikian pula dengan

kepercayaan dinamisme atau kepercayaan yang memuja benda-benda tertentu

yang memiliki kekuatan gaib juga makin berkembang.

d. Kepercayaan Masa Logam atau Perundagian

Pada masa Logam, sistem kepercayaan animisme dan dinamisme masih

tetap dianut dan makin berkembang. Masyarakatnya masih mempercayai adanya

kekuatan roh nenek moyang dan kekuatan animisme serta dinamisme. Mereka

meyakini adanya suatu roh atau jiwa yang melekat pada benda-benda hidup

maupun mati. Benda-benda yang memiliki jiwa atau roh itu bisa berupa hewan,

tumbuhan, batuan, gunung, dan sungai. Praktik kepercayaan yang dilakukan

masyarakat pada masa Logam masih berupa pemujaan terhadap leluhur. Hal yang

membedakannya dengan masa sebelumnya adalah alat yang digunakan untuk

praktik kepercayaan. Pada masa Logam atau Perundagian, benda-benda yang

digunakan untuk praktik kepercayaan biasanya terbuat dari bahan perunggu.

Sistem kepercayaan yang dilakukan oleh manusia pasa Zaman Logam masih

memelihara hubungan dengan orang yang meninggal.

Pada masa tersebut, praktik penguburan menunjukkan lapisan sosial antara

orang yang terpandang dengan rakyat biasa. Kuburan orang terpandang dibekali

dengan barang-barang yang mewah dari logam dan upacara yang dilakukan

dengan cara diarak oleh orang banyak. Sebaliknya, apabila yang meninggal orang

biasa, upacaranya sederhana dan kuburan mereka tanpa dibekali dengan barang-

barang mewah dari logam.

2. Kehidupan di Bidang Sosial

Perkembangan kehidupan sosial pada masa praaksara dimulai pada Zaman

Batu, khususnya Zaman Batu Tua (Paleolitikum) kemudian berkembang pada

zaman selanjutnya yaitu Zaman Logam atau Perunggu. Brikut ini merupakan

perkembangan kehidupan manusia praaksara Indonesia di bidang sosial pada

Zaman Batu hingga Logam.

a. Kehidupan Sosial pada Zaman Batu

Pada zaman Paleolitikum manusia mulai hidup berkelompok. mereka

hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanani saat itu, manusia hidup

berkelompok dengan jumlah anggota yang masih terbatas atau kecil. Hal ini

ditujukan agar mereka mudah berpindah-pindah tempat dengan cepat. Mereka

berpindah tempat apabila hewan buruan dan umbi-umbian sudah berkurang di

suatu tempat. Itulah sebabnya, manusia purba pada Zaman Batu Tua disebut juga

sebagai manusia atau masyarakat nomaden. Untuk berkomunikasi antara anggota

satu dengan yang lainnya, bahasa sebagai alat komunikasi sudah maulai terbentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

67

pada Zaman Batu Tua tersebut. Manusia purba pada masa itu sudah mulai

berkomunikasi melalui kata-kata di samping menggunakan tanda-tanda melalui

gerakan badan.

Perubahan besar dalam bidang sosial terjadi pada Zaman Batu Muda

(Neolitikum). Perubahan tersebut dikenal dengan nama Revolusi Neolitik, yaitu

perubahan dari mengumpulkan makanan (food gathering) menjadi menghasilkan

makanan (food producing), dan dari kehidupan berpindah-pindah (nomaden)

menjadi kehidupan menetap. Mereka menghasilkan makanan dengan cara

bercocok tanam dan berternak. Jenis-jenis tanaman tiang mereka tanam pada

mulanya, yaitu umbi-umbian, sukun, pisang, durian, rambutan, duku, kelapa, dan

sagu. Selanjutnya, mereka mengenal tanaman padi-padian (jewawut). Hewan yang

pada mulanya mereka jinakkan, yaitu: anjing, ayam, kerbau, dan babi.

Manusia pada Zaman Batu Muda cenderung bertempat tinggal di dekat

sumber air, seperti: dekat sungai, tepian danau, dan pesisir. Tempat tinggal

mereka pada dasarnya berupa rumah sederhana dengan atap dari daun-daunan.

rumah seperti sampai sekarang masih dijumpai di Timor, kalimantan Barat,

Andaman, dan Nikobar. Kemudian berkembang rumah-rumah besar yang

dibangun diatas tiang.

b. Kehidupan Sosial pada Zaman Logam (Zaman Perunggu)

Pada Zaman Logam manusia Indonesia hidup atau tinggal menetap di

desa-desa di daerah pegunungan, dataran rendah, dan tepi pantai. Mereka hidup

dalam perkampungan yang makin teratur dan terpimpin. Bukti-bukti sisa tempat

kediaman mereka ditemukan di Sumatra, Jawa, Sulawesi, Bali, Sumbawa, Sumba,

dan di beberapa pulau di Nusa Tenggara Timur serta Maluku. Melalui ragam hias

pada nekara-nekara perunggu dapat disimpulkan bahwa rumah orang mampu pada

Zaman Logam merupakan rumah besar bertiang dengan atap melengkung, di

bawahnya (kolong) digunakan untuk tempat ternak. Rumah semacam ini biasanya

didiami oleh beberapa keluarga.

Sejalan dengan kemajuan yang dicapai manusia, maka tata susunan

masyarakat pada Zaman Logam semakin kompleks. Pembuatan alat-alat dari

logam mendorong adanya pembagian kerja berdasarkan keahlian. Hal ini karena

pembuatan alat-alat logam hanya bisa dilakukan oleh orang yang memiliki

keahlian khusus sehingga muncullah golongan undagi atau tukang yang terampil

dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu, misalnya: pembuatan benda-

benda logam, rumah kayu, pembuatan gerabah, dan perhiasan.

3. Kehidupan di Bidang Budaya

Perkembangan kehidupan budaya pada masa Praaksara bisa dilihat dari

hasil-hasil penemuan dari berbagai benda peninggalan di setiap periode masa atau

zaman pada masa Praaksara tersebut. Lukisan-lukisan yang ditemukan pada

dinding- dinding gua di Sulawesi Selatan dan Maluku menjadi bukti adanya

budaya pada masa Praaksara.

a. Kehidupan Budaya pada Zaman Batu

Perkembangan kehidupan budaya pada Zaman Batu Tua (Paleolitikum)

dapat dilihat dari hasil penemuan benda-benda peninggalan yang dibuat oleh

masyarakat pendukung pada zaman tersebut. Perkembangan kebudayaan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

68

zaman ini sangat lambat akibat keadaan alam yang masi sangat liar dan labil.

Alat-alat batu yang digunakan pada Zaman Batu Tua ini dibuat dengan cara

membenturkan antara batu yang satu dengan batu yang lainnya. ada pula alat yang

dipangkas dengan rapi sebelum dipergunakan. Alat- alat batu yang digunakan dari

Zaman Batu Tua masih terus digunakan dan dikembangkan pada Zaman Batu

Madya serta mendapat pengaruh dari Asia Daratan sehingga memunculkan corak

tersendiri. Bahkan alat-alat tulang dan flakes dari Zaman Batu Tua memegang

peranan penting pada Zaman Batu Madya.

Manusia pada zaman ini sudah mampu membuat gerabah, yaitu benda

pecah belah yang dibuat dari tanah liat yang dibakar. Pada Zaman Batu Madya

telah berkembang kebudayaan Tulang Sampung (Sampung Bone Culture),

kebudayaan Toala (flakes culture), dan kebudayaan Kapak Genggam Sumatra

(pebble culture). Selain kebudayaan tulang, flakes (alat-alat serpih), dan kapak,

pada masa Batu Madya telah berkembang pula seni lukis. Hal ini dibuktikan

dengan ditemukannya lukisan-lukisan pada dinding- dinding gua di Sulawesi

Selatan. Kegiatan menggambar pada diding- dinding gua dilakukan oleh

pendukung kebudayaan Mesolitikum ketika mereka mulai hidup menetap di gua-

gua. Di gua itulah mereka membuat aat-alat batu dan tulang serta melukis pada

dinding- dinding gua.

Perkembangan kebudayaan pada Zaman Batu Muda (Neolitikum) sudah

sangat maju daripada zaman-zaman sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya

migrasi secara bergelombang penduduk proto- melayu dari Yunan, Cina Selatan

ke Asia Tenggara, termasuk ke Indonesia. pendatang baru itu membawa

kebudayaan kapak persegi. Alat- alat batu yang diperguanakan pada Zaman Batu

Muda sudah sangat halus pembuatannya karena mereka sudah mengenal teknik

mengasah dan mengupan. Berdasarkan alat batu yang menjadi ciri khas,

kebudayaan Zaman Batu Muda di Indonesia dibagi menjadi dua golongan besar,

yaitu kebudayaan kapak persegi dan kebudayaan kapak lonjong.

Kemudian pada masa Neolitikum ini muncul kebudayaan Megalitikum

dan berkembang luas pada Zaman Logam. Kebudayaan Megalitikum

menghasilkan bangunan monumental yang terbuat dari batu-batu besar dan masif.

Bangunan ini dipergunakan sebagai sarana penghormatan dan pemujaan terhadap

arwah nenek moyang. Penemuan bangunan Megalitik tersebar hampir di seluruh

Kepulauan Nusantara. Bahkan sampai sekarang pun masih ditemukan tradisi

Megalitikum, seperti: di Pulau Nias, Sumba, Flores, dan Toraja. Bangunan-

bangunan Megalitikum tersebut seringkali ditemukan bersama dengan alat-alat

dari Zaman Neolitikum dan yang paling banyak ditemukan bersama-sama alat-

alat dari Zaman Logam.

b. Kehidupan Budaya pada Zaman Logam (Zaman Perunggu)

Pada Zaman Logam ini penduduk di Nusantara telah mampu mengolah

dan melebur logam. Kepandaian ini diperoleh setelah mereka menerima pengaruh

dari kebudayaan Dongson (Vietnam). Kebudayaan Perunggu di Asia Tenggara

yang menyebar ke Nusantara sekitar 500 SM. Walaupun pada zaman ini alat-alat

dari logam bnayak dibuat dan dipakai manusia, alat-alat batu dan gerabah masih

tetap ada dan dipergunakan. Hasil-hasil kebudayaan dari Zaman Logam berupa:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

69

kapak corong, nekara, bejana perunggu, arca-arca, benda-benda dari besi, dan

gerabah.

Kapak corong adalah kapak yang bagian atasnya berbentuk corong yang

berguna untuk memasukan tangkai kayu. Kapak corong ini banyak ditemukan di

Sumatra Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Selayar, dan

dekat danau Sentani, Papua. Nekara adalah genderang besar yang terbuat dari

perunggu, berpinggang di bagian tengahnya dan tertutup di bagian atasnya.

Nekara ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali, Roti, Selayar, dan Kepulauan Kei.

Bejana perunggu berbentuk bulat panjang, ditemukan di Sumatera dan di Madura.

Arca-arca dari Zaman Perunggu berupa arca manusia dan binatang dalam

berbagai bentuk. Arca- arca ditemukan di Bakinang (Riau) dan di Limbangan

(Bogor). Benda- benda perunggu lain ditemukan dari Zaman Logam, seperti

perhiasan (cincin dan gelang), senjata (ujung tombak dan belati) serta alat-alat

lain, seperti mata pancing, ikat pinggang, dan penutup lengan.

4. Kehidupan di Bidang Ekonomi

Perkembangan kehidupan ekonomi pada masa praaksara ini bisa dilihat

dari kehidupan masa berburu dan mengumpulkan makanan dan kehidupan masa

bercocok tanam dan bertani, yang dimulai dari Zaman Batu hingga Zaman

Logam.

a. Kehidupan Ekonomi pada Zaman Batu

Manusia purba pada Zaman Batu Tua (Paleolitikum) hidup dengan

berburu dan mengumpulkan makanan (hunting and food gathering). Hal ini

didasarkan pada sejumlah penemuan alat-alat Paleolitik seperti alat-alat batu

berupa kapak genggam dari Pacitan, yaitu kapak tak bertangkai yang digunakan

dengan cara menggenggam , kapak perimbas, kapak penetak, pahat genggam, dan

yang paling banyak berupa alat-alat kecil yang disebut alat serpih (flakes). Selain

alat-alat dari batu, ditemukan pula alat-alat dari tulang di Ngadong dekat Ngawi-

Jawa Timur. Alat-alat tulang itu berupa alat penusuk (belati), ujung tombak

dengan gergaji pada kedua sisinya, dan alat pengorek ubi dan keladi, serta tanduk

menjangan yang diruncingkan dan duri ikan pari yang digunakan sebagai mata

tombak.

Pada masa Mesolitikum atau Zaman Batu Madya, sebagian manusia

pendukung kebudayaan Mesolitikum tersebut masih tetap berburu dan

mengumpulkan makanan, tetapi sebagian dari mereka sudah mulai bertempat

tinggal menetap di gua-gua dan bercocok tanam secara sederhana. Adapula

pendukung kebudayaan Zaman Batu Madya yang hidup di pesisir. Mereka hidup

dengan menangkap ikan, siput dan kerang. Mereka bercocok tanam dengan amat

sederhana dan dilakukan secara berpindah-pindah, sesuai dengan keadaan

kesuburan tanah. Kegiatan bercocok tanam bermula ketika manusia purba atau

manusia praaksara melihat sisa-sisa makanan atau biji-bijian yang tumbuh

disekitar gua tempat mereka tinggal. Mereka pun mencari lahan baru dengan

membuka hutan. Mereka pun menebang pohon dan membuka semak belukar

untuk dijadikan tempat bercocok tanam.

Pada masa Neolitikum (Zaman Batu Muda) perubahan besar dalam

kehidupan ekonomi terjadi. Perubahan tersebut dikenal denga Revolusi Neolitik,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

70

yaitu perubahan dari mengumpulkan makanan (food gathering) menjadi

menghasilkan makanan (food producing), dan dari kehidupan berpindah-pindah

(nomaden) menjadi menjadi kehidupan menetap. Mereka menghasilkan makanan

dengan cara bercocok tanam. Jenis-jenis tanaman yang mereka tanam pada

mulanya yaitu umbi-umbian, sukun, pisang, durian,rambutan, duku, kelapa, dan

sagu. Selanjutnya mereka mengenal tanaman padi-padian (jewawut). Hewan yang

pada mulanya mereka jinakkan, yaitu: anjing, ayam, kerbau dan babi. Sementara

itu kegiatan berburu dan menangkap ikan masih mereka lakukan pada waktu-

waktu senggang. Kehidupan bercocok tanam dan menetap memberikan banyak

waktu luang bagi manusia pendukungnya.

Waktu luang ini mereka gunakan untuk berkarya meningkatkan hasil

budayanya, seperti: membuat rakit dan perahu, membuat kerajinan, membuat

anyaman-anyaman, dan gerabah. Mereka sudah berpakaian, terbukti dengan

ditemukannya alat pemukul kulit kayu. Bahkan mereka sudah suka berhias,

terbukti dengan ditemukannya gelang, kalung, dan manik-manik dari batu indah,

seperti: agat, kaseldon, dan jaspis berwarna putih, kuning, cokelat, merah dan

hijau.

b. Kehidupan Ekonomi pada Zaman Logam

Zaman Logam atau Zaman Perundagian adalah zaman di mana manusia

sudah mengenal pengolahan logam. Zaman logam terdiri tiga zaman yaitu zaman

perunggu, tembaga, besi. Namun di Indonesia tidak mengenal zaman tembaga.

Kehidupan ekonomi pada Zaman Logam sudah lebih maju dibanding dengan

Zaman Batu. Pada masa ini masyarakat sudah mengenal teknik-teknik pengolahan

logam dan tata susunan masyarakat menjadi semakin kompleks.

Pembagian kerja semakin ketat dan membutuhkan keterampilan –

keterampilan tertentu. Oleh karena itu, muncul kelompok- kelompok masyarakat

yang terampil (undagi) berdasarkan bidang masing-masing seperti ahli membuat

rumah, ahli membuat gerabah, ahli logam, dan sebagainya. Mata pencaharian

masyarakat pada Zaman Logam adalah pertanian. Mereka bertani dengan cara

berladang dan bersawah. Hal ini terbukti dengan ditemukannya mata sabit, alat

penyiang rumput, dan mata bajak. Pengaturan air untuk sawah (irigasi) sudah

diadakan sehingga pertanian tidak sepenuh ya bergantung kepada hujan.

Perkembangan perkampungan dan pertanian meningkatkan kesadaran akan

pentingnya kepemilikan tanah.

Kehidupan perdagangan juga berkembang pada masa ini. Perdagangan

sudah dilakukan antarpulau di Indonesia dan antara kepulauan Indonesia dengan

kawasan Asia Tenggara dengan sistem barter. Barang-barang yang dipertukarkan

ialah nekara perunggu, moko, manik-manik, rempah-rempah, jenis-jenis kayu,

dan timah.

5. Kehidupan di Bidang Teknologi

Pada masa praaksara seperti zaman Batu dan Logam, perkembangan

kehidupan bidang teknologi masih sangat sederhana. Penggunaan teknologi pada

zaman Batu masih terbatas pada pembuatan dan penggunaan alat-alat sederhana

terbuat dari batu. Kemudian teknologi pada zaman batu itu berkembang pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

71

zaman logam. Peralatan yang digunakan sebagai alat teknologinya terbuat dari

logam, seperti perunggu dan perak.

a. Teknologi pada Zaman Batu

Pada zaman teknologi yang digunakan masih sangat sederhana. Perkakas

peralatan hidup manusia pendukungnya masih terbuat dari batu. Walaupun

demikian, ada juga alat-alat tertentu yang terbuat dari tulang. Pada zaman batu tua

(Palaelitikum) alat-alat batu yang digunakan masih sangat kasar digunakan sangat

kasar sebab teknik pembuatannya masih sangat sederhana. Peralatan-peralatan

pada zaman batu ini banyak ditemukan di daerah Pacitan dan Ngandong, sehingga

penemuan ini disebut sebagai hasil kebudayaan Pacitan dan Ngandong.

Alat-alat batu dari pacitan ditemukan oleh Von Koenigswald, pada tahun

1935 di sungai Baksoko, desa Punung, Pacitan, Jawa Timur. Alat-alat batu dari

pacitan iniberupa kapak genggam, yaitu kapak yang tak bertangkai yang

digunakan dengan cara menggenggam, kapak perimbas, kapak penetak, pahat

genggam, dan yang paling banyak berupa alat-alat kecil yang disebut alat serpih

(flakes). alat-alat batu tersebut berasal dari lapisan Pleistosen Tengah (lapisan dan

Fauna Trinil). Selain di Pacitan, alat-alat bantu tersebut ditemukan pula di

Sukabumi (Jawa Barat), Perigi dan Gombong (Jawa Tengah), Tambangsawah

(Bengkulu), Lahat ( Sumatera Selatan), Kalianda 9 (Lampung), Awangbangkal

(Kalimantan Selatan), Cabenge (Sulawesi Selatan), Sembiran dan Trunyan (Bali),

Batu Triying (Sumbawa) Maumere (Flores), dan Atambua (Timor).

Alat-alat Zaman Batu dari Ngandong dekat Ngawi, Jawa Timur berupa

kapak-kapak genggam dari batu dan alat-alat kecil yang disebut alat serpih

(Flakes) alat-alat kecil (flakes) ditemukan di Pulau Sangiran, Jawa Timur

Cabenge, Sulawesi Selatan. Slain itu pada masa itu, ditemukan pula alat-alat dari

tulang dan tanduk alat-alat dari tulang tersebut berupa alat penusuk (belati) unjung

tombak dengan gergaji yang kedua sisinya dan alat pengorek ubi dan keladi, serta

tanduk menjangan yang diruncingkan dan duri ikan pari yang digunakan sebagai

mata tombak. Tradisi alat tulang dan tulang tanduk ini dilanjutkan pada zaman

mesolitikum dalam kehidupan di gua-gua, khususnya di gua Lawa, Sampung,

Ponorogo.

Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan ini di Indonesia dikenal

dengan dua teknik pokok pembuatan perkakas batu, yaitu tradisi kapak perimbas,

dan tradisi alat serpih. Ada empat teknik yang dipergunakan dalam pembuatan

alat-alat dari batu, yaitu:

1. Teknik Pemangkas atau disebut juga dengan core tols yaitu teknologi yang

dilakuka dengan cara menempatkan batu yang akan dikerjakan pada sebuah

paron (landasan untuk menempa) atau dipegang. Teknologi ini menghasilkan

alat-alat batu seperti kapak genggam, kapak perimbas, dan kapak penetak

baik yang berasal dari kebudayaan Pacitan maupun kebudayaan Ngandong.

2. Teknik Pembenturan, yaitu teknologi yang dilakukan dengan cara

membenturkan batu dengan batu sehingga mengasilkan pecahan-pecahan

batu. Pecahan-pecahan batu yang menyerupai bentuk kapak kemudian

dikerjakan lebih lanjut dengan menggunakan dua jenis teknologi.

3. Teknik Clacton, berasal dari kata clactonon-sea, nama sebuah tempat temuan

di Inggris. Teknik Clacton adalah teknik membuat alat-alat batu dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

72

menghasilkan dataran pukul lebar dan kerucut pukul tebal. Teknologi ini

digunakan untuk membuat kapak perimbas dan alat-alat serpih terutama dari

kebudayaan Ngandong. Hasil dari teknik ini banyak ditemukan di Sangiran.

4. Teknik levallois, berasal dari kata Levallois, nama sebuah tempat temuan di

Perancis. Teknik levallois adalah teknik membuat alat-alat batu untuk

menghasilkan dataran pukul yang berfaset atau berbidang-bidang. Teknologi

ini digunakan untuk membuat kapak perimbas dan alat-alat serpih terutama

dari kebudayaan Pacitan.

b. Teknologi pada Zaman Logam

Pada zaman logam (masa perundagian) atau masa bercocok tanam, tingkat

lanjut teknolgi berkembang lebih pesat dari zaman sebelumnya. Salah satu

penyebabnya adalah kemajuan dalam pelayaran dan perdagangan. Suatu

kemahiran baru pada masa perundagian adalah penemuan baru pada teknik

peleburan, pencampuran, penempaan, dan percetakan berbagai jenis logam

menjadi peralatan tertentu. Logam harus dipanaskan hingga mencapai titik lebur,

kemudian baru dicetak menjadi bermacam-macam jenis perkakas atau benda lain

yang diperlukan. Beberapa benda-benda perungggu yang ditemukan di Indonesia

memiliki kesamaan dengan temuan-temuan di Dongson, Vietnam, baik bentuk

maupun ragam hiasnya.

Di Indonesia penggunaan logam telah dikenal sejak sebelum masehi.

Walaupun demikian, pada waktu itu di Indonesia hanya mengenal alat-alat yang

terbuat dari perunggu dan besi. Selain untuk perhiasan selain terbuat dari bahan

perunggu juga terbuat dari emas. Dalm membuat bejana dari perunggu ahli harus

mencampurkan tembaga, timah hitam dan timah putih dengan kadar tertentu.

Pembuatan alat-alat dari logam tersebut dikerjakan oleh orang-orang yang

mempunyai keahlian khusus yang disebut dengan undagi. Teknik pembuatan

benda perunggu, ada dua macam yaitu dengan cetak setangkup (bivalve) dan

cetak lilin (a cire perdue).

1) Teknik bivalve, atau cetakan setangkup teknik cetakan ini menggunakan dua

cetakan dari tanah atau batu yang dapat ditangkup seperti kulit tiram. Bentuk

cetakan disesuaikan dengan bentuk sesuai yang diinginkan. Cetakan diberi

lubang pada bagian atasnya dan iberi lubang tersebut kemudian dituangkan

cairan logam. Bila sudah dingin cetakan dibuka. Teknik ini dilakukan untuk

benda-benda yang tidak memilki bagian-bagian yang menonjol. Cetakan

setangkup dapat digunakan berulang-ulang.

2) Teknik a cire perdue, atau cetakan lilin . tenik a cire perdue dipergunakan

untuk benda-benda yang bentuknya memilki bagian-bagian yang menonjol

seperti arca, dan kapak perunggu. Cetakan seperti ini hanya dapat digunakan

sekali saja. Disamping tradisi pembuatan alat-alat perunggu, manusia pada

periode ini juga sudah mampu melebur biji-biji besi dalam bentuk alat-alat

yang sesuai dengan keinginan dan kegunaan. Benda-benda besi yang banyak

dtemukan di Indonesia antara lain berupa mata kapak, berbagai jenis pisau

berbagai ukuran, mata sabit yang berbentuk melingkar, tajak, mata tombak

dan gelang-gelang besi. Logam emas pun telah dimanfaatkan untuk membuat

perhiasan dan benda-benda persembahan kubur. Pada masa perundagian ini,

pembuatan gerabag berkembang pesat baik bentuk, teknik, maupun ragam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

73

hiasnya. Pada masa ini sudah dikenal teknik pembuatan gerabah dengan

menggunakan roda putar pada landasannya. Pada masa ini juga sudah dikenal

teknik pembuatan gerabah dengan menggunakan roda putar pada

landasannya. Pada masa ini diperkirakan bahwa pembuatan gerabah

dipengaruhi tradisi gerabah Sa-huynh.

B. Keterkaitan Kehidupan Awal Manusia Praaksara dengan Kehidupan

Masa Kini

1. Kepercayaan

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Nias, misalnya masih ditemukan

aktivitas yang berhungan dengan tradisi megalitik. Arca-arca batu berusia ratusan

tahun bisa dijumpai di halamn-halaman rumah penduduk. Di hampir setiap

kampung, terutama kampung-kampun tua, selalu ada arca yang menggambarkan

cikal bakal nenek moyang itu masih dipuja. Arca menhir didirikan di depan

rumah. Semakin dekat arca menhir yang didirikan mendekati sosok manusia,

maka status san pemilik akan dianggap telah mendekati sifat kedewaan. Tokoh itu

selanjutnya akan dianggap sebagai pelindung masyarakat.

Daerah lain yang masih memilki tradisi megalitik kuat adalah Tana Toraja

(Sulawesi Selatan). Orang Toraja menyebut diri mereka orang besar turunan raja.

Banyak peninggalan tradisi megalitik tersebat di tanah Toraja, seperti menhir,

wadah kubur kayu, dan liang (tempat penguburan). Bangunan megalitik yang

tersisa berupa menhir yang oleh penduduk setempat disebut simbuang.

Di Jawa, tradisi megalitik nampak berperan dalam beberapa aspek

kehidupan misalnya kepercayaan terhadap cikal bakal desa atau upacara

penanaman kepala kerbau pada upacara tertentu. Penanaman kepala kerbau

dianggap sebagai bagian dari keinginan masyarakat untuk mendapatkan

keamanan, kamakmuran, kesejahteraan, dan kebahagiaan dari Tuhan.

2. Sosial

Perkampungan di masa lalu atau perkampungan adat di masa kini

umumnya ditandai ciri-ciri berikut: halaman luas depan rumah adat, mempunyai

tempat untuk mesbah (pemujaan atau upacara), mempunyai sumber air, dan

mempunyai tempat pencaharian. Kampung menjadi tempat bagi masyarakat untuk

menjalani hidup dengan kehidupannya. Dari kehidupan itu orang membentuk

kelompok karena meteka merasa memilki kesamaan budaya, wilayah identitas,

dan berinteraksi dalam suatu hubungan sosial yang terstruktur. Disitu terdapat

pemimpin, para pembantu, dan rakyat kebanyakan. Melalui keberadaan

masyarakat seperti itulah adat istiadat, budaya dan tradisi diwariskan hingga bisa

kenal sampai kini.

Pemimpin kelompok menyampaikan secara lisan sebuah ajaran yang harus

ditaati anggota kelompoknya. Pemimpin juga membuat suatu peringatan anggota

kelompok masyarakat berupa lukisan serta perkakas sebagai alat bantu hidup serta

bangunan tugu atau makam. Secara sosial masyarakat yang masih teguh

memegang adat istiadat itu, misalnya suku bangsa Badui (Jawa Barat), Mentawai

(Sumatera Utara), atau Boti (NTT).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

74

3. Budaya

Peninggalan-peninggalan pemukul kulit kayu dari zaman praaksara

ditemukan di Watunonju (Sulawesi Tengah) dan Minaga Sipakka (Sulawesi

Tenggara). Tradisi pembuatan pakaian dari kulit kayu, yang merupakan tradisi

dari masa neolitikum juga masih ditemukan dibeberapa daerah, seperti Toraja,

Halmahera, dan Nias.

Di Papua kapak lonjong masih dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari,

seperti untuk menebang kayu, merambah hutan,dan sebagai alat tukar dalam

perdagangan barter, sedangkan kapak lonjong yang indah sering kali disimpan

sebagai harta kekayaan dan mas kawin.

Bentuk rumah sisa-sisa tradisi praaksara bermacam-macam. Ada yang

bulat dengan atap sampai meyentuh tanah dan hanya satu pintu untuk keluar

masuk. Model rumah seperti ini dapat dilihat di Timot Barat, antara lain Kupang,

Atambua. Di Flores rumah pada dasarnya berbentuk kerucut. Ada pula yang

atapnya seperti perahu.

Rumah pada masa bercocok tanam dibangun terbentuk persegi panjang

dan dibangun diatas tiang dengan ukuran besar. Upacara warisan masa lalu juga

masih ditemukan kini. Upacara merupakan rangkaian atau tindakan atau

perbuatan yang terikat pada aturan-aturan tertentu, seperti adat istiadat, agama dan

kepercayaan. Upacara-upacara itu misalnya : upacara penguburan mayat,

mendirikan rumah, membuat perahu, atau upacara perkabungan. Upacara Kasodo

oleh masyarakat Tengger di sekitar Gunung Bromo dan upacara Larung Samudra,

yaitu : melarung makanan ke tengah laut.

4. Ekonomi

Masyarakat di masa lalu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara

berladang. Kegiatan berladang pada masyarakat Dayak Maannyam, Ngaju, dan

Ot-Danum mengingatkan kita kepada cara berladang pada zaman praaksara.

Selama bulan Mei, dan Juli dimulai penebangan Pohon. Pada bulan Agustus dan

September pohon-pohon itu dibakar karena musim hujan tiba. Abu bekas

pembakaran ini dibiarkan menjadi pupuk organik. Setelah itu, pada bulan sekitar

Oktober tibalah saat untuk menanam.

Menanam di masa lalu tanpa menggunakan zat-zat berbahaya semacam

pestisida. Mereka merawat dengan ketekunan. Di masa kini tak sedikit masyarakat

yang kembali menanam padi , sayuran, atau buah-buahan tanpa zat berbahaya.

Mereka meniru apa yang dilakukan oleh masyarakat pada zaman lalu dalam hal

bertani dan berladang.

Tidak hanya itu secara ekonomi masyarakat berusaha memenuhi

kebutuhan hidupnya dengan beragam cara. Karajinan rakyat dibuat sehingga

mereka mampu menghasilkan berbagai macam barang kerajinan, seperti alat-alat

dapur dari tanah, pisau atau penatah, dan barang-barang anyaman. Mereka

menjual barang-barang kerajinan itu agar bisa mendapatkan uang.

5. Teknologi

Di beberapa wilayah Indonesia masih ditemukan cara-cara membuat

gerabah seperti pada masa bercocok tanam. A.C.Kruyt dan H.R. Van Heekeren

mencatat bahwa masyarakat penduduk desa Toraja, Sulawesi Selatan bagian barat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

75

membuat gerabah dengan cara yang masih sangat sederhana yang bergantung

pada kemahiran tangan.

H. R. van Heekeren dan R.P.Soejono juga mencatat cara pembuatan

gerabah di desa Beru (Soppeng) di Sulawesi Selatan yang dilakukan kaum

perempuan dan belansung secara turun temurun dari generasi ke generasi

berikutnya. Sedangkan kaum laki-laki hanya bertugas membantu menyiapkan

bahan berupa tanah liat. Di Jawa ditemukan pengerjaan pembuatan gerabah

dengan cara tradisional menggunakan tatap digabung dengan roda berputar.

Daerah-daerah yang masih menggunakan cara-cara tradisional seperti ini

diantaranya Tuban, Bantul, Gunung Tangkil dekat Bogor, dan desa Anjun dekat

Pamanukan.

Pembuatan gerabah secara tradisional yang masih menggunakan tatap

tanpa roda berputar juga dapt kita temukan di pedalaman Aceh di daerah Gayo, di

dekat kota Bima, di Sumbawa dan di desa Abare dan kayu batu, di teluk

Humboldt, pantai Utara Papua. Mereka berusaha mempertahankan model, pola,

dan cara pembuatan tersebut karena hanya itulah yang mereka warisi dari generasi

sebelumnya.

2. LKS dan Instrumen Penilaian

a. Penilaian Sikap

Lembar Penilaian Sikap

Petunjuk: Lembar ini dinilai oleh guru. Berilah Skor 1-3 pada kolom yang

sesuai dengan hasil observasi guru.

No Nama Nilai Total Skor Keterangan

1 Kebudayaan Kreativitas

2

3

4

5

6

7

8

9

10 ...(dan

seterusnya)

Nilai Sikap : kebudayaan (1-3) + Skor kreatifitas (1-3)

Keterangan :

a. Total Skor 5-6 = A

b. Total Skor 3-4 = B

c. Total Skor 1-2 = C

d. Total Skor 0 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

76

Nilai = Skor Perolehan x 100

Skor Total

Kriteria :

Nilai Kuantitatif Kriteria Nilai Kualitatif

80-100 Sangat Tinggi A

70-79 Tinggi B

56-69 Sedang C

50-59 Rendah D

<50 Sangat Rendah E

b. Penilaian Pengetahun

Pertemuan Pertama: Tes tertulis secara berkelompok.

1. Soal Pilihan Ganda (10)

Pilihlah Jawaban yang paling tepat!

1. Penyebab manusia purba berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang

lain adalah...

A. Sering terjadi peperangan antarkelompok

B. Manusia purba sangat tergantung pada alam

C. Sering terjadi bencana alam

D. Keadaan alam yang tidak stabil

E. Manusia purba mencari daerah yang subur

2. kapak yang di gunakan dengan cara di genggam dan tidak memiliki tangkai,

dan terdapat di pakistan adalah...

A. Kapak penetak

B. kapak genggam

C. Kapak perimbas

D. Kapak lonjong

E. Kapak corong

3. Bukti paling awal dalam pembuatan benda-benda dari perunggu ditemukan di

negara...

A. Myanmar

B. Laos

C. Vietnam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

77

D. Thailand

E. Kamboja

4. Tugu batu yang didirikan sebagai tanda peringatan dan perlambangan arwah

nenek moyang dari zaman megalitikum adalah...

A. Dolmen

B. Nekara

C. Abris sous roche

D. Menhir

E. Kjokkenmoddinger

5. Kehidupan manusia yang bersifat nomaden atau berpindah-pindah merupakan

ciri utama dari zaman...

A. Megalitikum

B. Neolitikum

C. Logam

D. Paleolitikum

E. mesolitikum

6. Pembuatan benda perunggu dengan teknik setangkup disebut dengan istilah...

A. Monovalve

B. Multivalve

C. A cire perdue

D. Cor

E. Bivalve

7. Latarbelakang nenek moyang kita pada zaman paleolitikum hidup secara

nomaden, yaitu...

A. Menghindari bencana alam

B. Mereka mencari binatang buruan dan hasil alam

C. Mencari tempat tinggal

D. Mereka mencari tempat bercocok tanam

E. Menghindari perang antarkelompok

8. Salah satu peralatan manusia purba dari zaman paleolitikum adalah...

A. Nekara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

78

B. Moko

C. Chopper

D. Candrasa

E. Sarkofagus

9. Salah satu teknik terpenting dari kebudayaan paleolitikum di Indonesia

adalah...

A. Manusia hidup di pesisir dengan mencari kerang laut

B. Mencari hidup dengan cara berpindah-pindah ladang

C. Manusia memproduksi makanan dengan cara bercocok tanam

D. Manusia hidup berburu dan meramu

E. Manusia membuat alat-alat dari logam

10. Perunggu cair yang dituang ke dalam cetakan. Orang yang ahli

mengerjakannya disebut...

A. A cire perdue

B. Genggam

C. Undagi

D. Cetak bata

E. Tera kota

2. Soal Isian (10)

Jawablah dengan tepat!

1. Analisislah perkembangan masyarakat praaksara melalui tahap-tahap

kehidupannya dalam aspek kepercayaan, sosial, budaya ekonomi dan

teknologi!

2. Mendeskripsikan keterkaitan kehidupan awal manusia Indonesia dengan

kehidupan masa kini pada bidang kepercayaan, budaya dan teknologi!

3. Identifikasikan bukti-bukti kehidupan awal manusia Indonesia di bidang

sosial pada zaman logam!

4. Identifikasikan bukti-bukti kehidupan awal manusia Indonesia dalam bidang

ekonomi pada zaman batu!

5. Mendeskripsikan keterkaitan masyarakat praaksara membuat bangunan dari

batu-batu besar dengan pemujaan roh nenek moyang!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

79

Nilai = Skor Perolehan x 100

Skor Total

Kriteria :

Nilai Kuantitatif Kriteria Nilai Kualitatif

80-100 Sangat Tinggi A

70-79 Tinggi B

56-69 Sedang C

50-59 Rendah D

<50 Sangat Rendah E

c. Penilaian Keterampilan

Rubrik Artikel Sejarah

Buatlah satu artikel sejarah mengenai kehidupan awal manusia Indonesia dalam

aspek kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi

Artikel yang dibuat sebagai berikut:

1. Setiap kelompok membuat satu artikel mengenai satu fokus kajian yang ada

(guru akan membaginya)

2. Artikel harus mencantumkan sumber informasi atau referensi yang digunakan

3. Artikel berbentuk karangan ilmiah sejarah

4. Panjang artikel 500-600 kata

5. Artikel mengikuti sistematika umum dengan menyertakan sub judul

6. Draf artikel wajib direvisi sesuai masukan dan disempurnakan dengan menulis

kesimpulan dari kelompok pada paragraf terakhir artikel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

80

Pedoman penilaian sebagai berikut :

No Aspek/Indikator Skor

1 Artikel yang disajikan dengan fokus kajian kelompok yang

telahditentukan (sangat tepat =5, tepat=4, kurang tepat=3, tidak

tepat=2, sangat tidak tepat=1, tidak ada=0)

1-5

2 Artikel menggunakan referensi (sangat lengkap=5, lengkap=4,

kurang lengkap=3, tidak lengkap=2, sangat tidak lengkap=1,

tidak ada=0)

1-5

3 Informasi dan analisis yang digunakan dalam artikel (sangat

akurat=5, akurat=4, kurang akurat=3, tidak akurat=2, sangat

tidak akurat=1, tidak ada=0)

1-5

4 Kejelasan dari artikel (sangat akurat-5, akurat=4, kurang

akurat=3, tidak akurat=2, sangat akurat=1, tidak ada=0)

1-5

5 Isi dari artikel (sangat lengkap=5, lengkap=4, kurang

lengkap=3, tidak lengkap=2, sangat tidak lengkap=1, tidak

ada=0)

1-5

Nilai = Skor Perolehan x 100

Skor Total

Kriteria :

Nilai Kuantitatif Kriteria Nilai Kualitatif

80-100 Sangat Tinggi A

70-79 Tinggi B

56-69 Sedang C

50-59 Rendah D

<50 Sangat Rendah E

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

81

3. Lembar Jawaban Siswa

Nama Kelompok :

Anggota Kelompok :

Mata Pelajaran :

Hari/Tanggal :

a. Pilihan Ganda

No

1 A B C D E

2 A B C D E

3 A B C D E

4 A B C D E

5 A B C D E

6 A B C D E

7 A B C D E

8 A B C D E

9 A B C D E

10 A B C D E

b. Esai

Tipe soal Isian

No Jawaban

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

82

4. Rubrik Penilaian

a. Pilihan Ganda

No

Soal

Jawaban Rubrik penskoran

1 B 2 = jika jawaban benar

0 = jika jawaban salah

2 C 2 = jika jawaban benar

0 = jika jawaban salah

3 C 2 = jika jawaban benar

0 = jika jawaban salah

4 D 2 = jika jawaban benar

0 = jika jawaban salah

5 D 2 = jika jawaban benar

0 = jika jawaban salah

6 E 2 = jika jawaban benar

0 = jika jawaban salah

7 B 2 = jika jawaban benar

0 = jika jawaban salah

8 C 2 = jika jawaban benar

0 = jika jawaban salah

9 D 2 = jika jawaban benar

0 = jika jawaban salah

10 C 2 = jika jawaban benar

0 = jika jawaban salah

Total Skor Maksimum 20

Nilai = Skor Perolehan x 100

Skor Total

Kriteria :

Nilai Kuantitatif Kriteria Nilai Kualitatif

80-100 Sangat Tinggi A

70-79 Tinggi B

56-69 Sedang C

50-59 Rendah D

<50 Sangat Rendah E

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

83

b. Isian

Nomor

Soal

Jawaban Rubrik Penskoran

1 1. Masa hidup berburu dan meramu

a. Aspek Kepercayaan : belum mengenal

kepercayaan

b. Aspek Sosial : hidup berkelompok

antara 10-15 orang Hidup berpindah-

pindah tempat di daerah yang dekat

dengan sumber air, seperti sungai atau

danau.

c. Aspek Budaya : Menciptakan alat dari

batu dan tulang untuk membantu

kekurangan fisik mereka Satu hal

yang sangat membantu kehidupan

manusia purba ketika mereka

menemukan api, belum mengenal

kesenian.

d. Aspek Ekonomi : Masing

menggantung diri dari kekayaan alam

sekitar ( food gathering ) dengan jalan

berburu dan meramu.

e. Aspek teknologi : masih sangat

sederhana terlihat benda-benda masa

ini kasar dan terkesan asal dapat

digunakan

2. Masa bermukim dan berladang

a. Aspek kepercayaan : sudah mulai

mengenal cara penguburan dan

adanya cap telapak tangan telah mulai

mengenal sistem kepercayaan

b. Aspek Sosial : hidup masih dalam

kelompok hidup secara semi sedenter

Benar sempurna, skor = 4

Benar, skor = 3

Sebagian benar, skor = 2

Salah, skor = 1

Tidak menjawab, skor = 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

84

c. Aspek Budaya : peralatan yang

digunakan semakin lengkap

d. Aspek Ekonomi : sudah mengenal

pengolahan tanah dengan sistem huma

e. Aspek Teknologi : sudah mulai

nampak benda-benda hasil budaya

masa ini diasah/ dihaluskan

3. Masa bercocok tanam dan hidup

menetap

a. Aspek Kepercayaan Mengenal sistem

kepercayaan (animisme dan

dinamisme) berkembang kepercayan

pemujaan roh nenek moyang

b. Aspek Sosial : Hidup menetap (

sedenter) Mulai muncul sistem

kemasyarakatan (primus inter pares)

c. Aspek Budaya : Alat - alat sudah

dihaluskan Mengenal kesenian

d. Aspek Ekonomi : Mampu mengolah

alam dengan melakukan sistem

pertanian sudah mengenal sitem

perdagangan

e. Aspek Teknologi : peralatan lebih

lengkap sudah mampu membuat

barang dari tanah liat peraltan sudah

halus dan fungsinya bermacam

macam.

2 Keterkaitan kehidupan awal manusia

Indonesia dengan kehidupan masa kini

1) Bidang kepercayaan

Dalam kehidupan sehari-hari

masyarakat Nias, misalnya masih

ditemukan aktivitas yang berhungan

Benar sempurna, skor = 4

Benar, skor = 3

Sebagian benar, skor = 2

Salah, skor = 1

Tidak menjawab, skor = 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

85

dengan tradisi megalitik. Arca-arca batu

berusia ratusan tahun bisa dijumpai di

halamn-halaman rumah penduduk. Di

hampir setiap kampung, terutama

kampung-kampun tua, selalu ada arca

yang menggambarkan cikal bakal nenek

moyang itu masih dipuja. Arca menhir

didirikan di depan rumah. Semakin

dekat arca menhir yang didirikan

mendekati sosok manusia, maka status

san pemilik akan dianggap telah

mendekati sifat kedewaan. Tokoh itu

selanjutnya akan dianggap sebagai

pelindung masyarakat.

2) Bidang budaya

Di Papua kapak lonjong masih

dipergunakan dalam kehidupan sehari-

hari, seperti untuk menebang kayu,

merambah hutan,dan sebagai alat tukar

dalam perdagangan barter, sedangkan

kapak lonjong yang indah sering kali

disimpan sebagai harta kekayaan dan

mas kawin.

3) Bidang teknologi

Di beberapa wilayah Indonesia masih

ditemukan cara-cara membuat gerabah

seperti pada masa bercocok tanam.

A.C.Kruyt dan H.R. Van Heekeren

mencatat bahwa masyarakat penduduk

desa Toraja, Sulawesi Selatan bagian

barat membuat gerabah dengan cara

yang masih sangat sederhana yang

bergantung pada kemahiran tangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

86

3 Bukti-bukti sisa tempat kediaman mereka

ditemukan di Sumatra, Jawa, Sulawesi,

Bali, Sumbawa, Sumba, dan di beberapa

pulau di Nusa Tenggara Timur serta

Maluku. Melalui ragam hias pada nekara-

nekara perunggu dapat disimpulkan bahwa

rumah orang mampu pada Zaman Logam

merupakan rumah besar bertiang dengan

atap melengkung, di bawahnya (kolong)

digunakan untuk tempat ternak. Rumah

semacam ini biasanya didiami oleh

beberapa keluarga.

Benar sempurna, skor = 4

Benar, skor = 3

Sebagian benar, skor = 2

Salah, skor = 1

Tidak menjawab, skor = 0

4 Manusia purba pada Zaman Batu Tua

(Paleolitikum) hidup dengan berburu dan

mengumpulkan makanan (hunting and

food gathering). Hal ini didasarkan pada

sejumlah penemuan alat-alat Paleolitik

seperti alat-alat batu berupa kapak

genggam dari Pacitan, yaitu kapak tak

bertangkai yang digunakan dengan cara

menggenggam , kapak perimbas, kapak

penetak, pahat genggam, dan yang paling

banyak berupa alat-alat kecil yang disebut

alat serpih (flakes). Selain alat-alat dari

batu, ditemukan pula alat-alat dari tulang

di Ngadong dekat Ngawi- Jawa Timur.

Alat-alat tulang itu berupa alat penusuk

(belati), ujung tombak dengan gergaji pada

kedua sisinya, dan alat pengorek ubi dan

keladi, serta tanduk menjangan yang

diruncingkan dan duri ikan pari yang

digunakan sebagai mata tombak.

Benar sempurna, skor = 4

Benar, skor = 3

Sebagian benar, skor = 2

Salah, skor = 1

Tidak menjawab, skor = 0

5 Pada masa bercocok tanam, kepercayaan Benar sempurna, skor = 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL …

87

manusia purba masih bersifat animisme,

dinamisme, dan totemisme. Pada masa

bercocok tanam, orang yang meninggal

dunia mendapat penghormatan khusus. Ini

dibuktikan dengan banyak ditemukannya

bendabenda berupa susunan batu besar

dalam berbagai bentuk dan biasanya

disebut bangunan megalithikum. Bangunan

megalitik memiliki maksud utama yaitu

pemujaan terhadap arwah nenek moyang.

Bangunan yang paling tua mungkin

berfungsi sebagai kuburan. Bentuk-bentuk

tempat penguburan dapat berupa: dolmen,

peti batu, bilik batu, sarkofagus, kalamba

atau bejana batu, waruga, batu kandang

dan temu gelang. Di tempat-tempat

kuburan semacam itu kadang-kadang

ditemukan bangunan batu besar lainnya

sebagai pelengkap pemujaan terhadap roh

nenek moyang seperti menhir, patung

nenek moyang, batu saji, batu lesung atau

lumpang, batu dakon, punden berundak,

pelinggih batu atau jalanan batu.

Benar, skor = 3

Sebagian benar, skor = 2

Salah, skor = 1

Tidak menjawab, skor = 0

Nilai = Skor Perolehan x 100

Skor Total

Kriteria :

Nilai Kuantitatif Kriteria Nilai Kualitatif

80-100 Sangat Tinggi A

70-79 Tinggi B

56-69 Sedang C

50-59 Rendah D

<50 Sangat Rendah E

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI