Pembelajaran Menurut Dick Dan Carey

28
PEMBELAJARAN MENURUT DICK DAN CAREY MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pengembangan Modul yang Dibimbing Oleh Dr. Hadi Suwono, M.Si Oleh: Kelompok Offering B-C/2012 Arwinda Probowati (120341421929) Khoirista Noor R (120341421966) Sinta Rofifah Waskita Marta S (110342422011) The Learning University UNIVERSITAS NEGERI MALANG

description

.

Transcript of Pembelajaran Menurut Dick Dan Carey

PEMBELAJARAN MENURUT DICK DAN CAREY

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pengembangan Modul yang Dibimbing Oleh Dr. Hadi Suwono, M.Si

Oleh:

Kelompok Offering B-C/2012Arwinda Probowati

(120341421929)Khoirista Noor R

(120341421966)

Sinta Rofifah

Waskita Marta S

(110342422011)

The Learning UniversityUNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

April 2015KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pembelajaran Menurut Dick and Carey dengan baik dan lancar. Shalawat dan salam kepada baginda nabiullah Muhammad SAW selaku tokoh reformasi yang mengajarkan kepada kebenaran khususnya bagi umat muslim yang telah menunjukan kepada jalan kebenaran dan kebaikan.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen pengampu dan penulis juga tidak lupa menyampaikan terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan terutama kepada:

1. Dr. Hadi Suwono, M.Si, selaku dosen pembimbing matakuliah Pengembangan Modul.2. Para asisten dosen Pengembangan Modul yang juga ikut membantu dan berpartisipasi dalam perkuliahan dan membantu dalam penyelesaian makalah.3. Tidak lupa dan yang paling penting adalah ucapan terimakasih kepada kedua orang tua, adik dan kakak yang sudah mendoakan, memberikan masukan, dorongan, arahan dan semangat yang tak ternilai agar penyususn bisa secepatnya menyelesaikan makalah ini.4. Teman-teman yang telah berbagi ilmu selama masa perkuliahan.

5. Serta banyak pihak yang tidak dapat disebutkan keseluruhannya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan masukan sangat diperlukan guna lebih baik untuk penulisan makalah selanjutnya. Malang, April 2015Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan instruksional adalah cara yang sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Twelker,1972). Hasil akhir dari pengembangan instruksional ialah suatu sistem instruksional, yaitu materi dan strategi belajar mengajar yang dikembangkan secara empiris dan konsisten telah dapat mencapai tujuan instruksional tertentu. Pengembangan instruksional ini terdiri dari seperangkat kegiatan yang meliputi perencanaan, pengembangan, dan evaluasi terhadap sistem instruksional yang sedang dikembangkan tersebut sehingga, setelah mengalami beberapa kali revisi, sistem instruksional tersebut dapat memuaskan hati pengembangnya. Pengembangan instruksional adalah teknik pengelolaan dalam mencari pemecahan masalah-masalah instruksional atau, setidak-tidaknya, dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumber belajar yang ada untuk memperbaiki pendidikan.Desain Instruksional sebuah upaya untuk meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan sistem Instruksional. Pendekatan sistem dalam Instruksional lebih produktif untuk semua tujuan Instruksional di mana setiap komponen bekerja dan berfungsi untuk mencapai tujuan Instruksional. Komponen seperti instruktur, peserta didik, materi, kegiatan Instruksional, sistem penyajian materi, dan kinerja lingkungan belajar saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mewujudkan hasil Instruksional pebelajar yang dikehendaki. Desain sistem Instruksional meliputi untuk perencanaan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi Instruksional.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah model pembelajaran Dick dan Carey?

2. Apakah kelemahan dan kelebihan dari model pembelajaran Dick dan Carey?

3. Bagaimanakah rancangan desain model pembelajaran Dick dan Carey?

C. Tujuan1. Mengetahui model pembelajaran Dick dan Carey.

2. Mengetahui kelemahan dan kelebihan dari model pembelajaran Dick dan Carey.

3. Mengetahui rancangan desain model pembelajaran Dick dan Carey

BAB IIPEMBAHASAN

A. Model Pembelajaran Dick dan CareyModel pembelajaran Dick dan Carey merupakan model pembelajaran yang dikembangkan melalui pendekatan sistem (System Approach) terhadap komponen-komponen dasar dari desain sistem pembelajaran yang meliputi analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Model sistem pembelajaran yang dikembangkan oleh Dick dan Carey terdiri atas beberapa komponen yang perlu dilakukan untuk membuat rancangan aktifitas pembelajaran yang lebih besar.Dick dan Carey memasukan unsur kognitif dan behavioristik yang menekankanpada respon siswa terhadap stimulus yang dihadirkan.

Implementasi model desain sistem pembelajaran ini memerlukan proses yang sistematis dan menyeluruh. Hal ini diperlukan untuk dapat menciptakan desain sistem pembelajaran yang mampu digunakan secara optimal dalam mengatasimasalah-masalah pembelajaran.

Komponen-komponen sekaligus langkah-langkah utama dari model desain sistem pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick dkk terdiri atas:

1. Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran.

Pembelajaran ini adalah menentukan kemampuan atau kompetensi yang perlu dimiliki oleh siswa setelah menempuh program pembelajaran. Hal ini disebut dengan istilah tujuan pembelajaran atau Instructional Goal. Rumusan tujuan pembelajaran dapat diturunkan dari daftar tujuan, dari analisis kinerja (performance analysis), dari penilaian kebutuhan (needs assessment), dari pengalaman praktis dengan kesulitan belajar pebelajar, dari analisis orang-orang yang melakukan pekerjaan (Job Analysis), atau dari persyaratan lain untuk instruksi baru.

2. Melakukan Analisis Instruksional

Setelah melakukan identifikasi tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis instruksional, yaitu sebuah prosedur yang digunakan untuk menentukan keterampillan dan pengetahuan relevan dan diperlukan oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam melakukan analisis instruksional, beberapa langkah diperlukakan untuk mengidentifikasi kompetensi, berupa pengetahuan (cognitive), keterampilan (psychomotor), dan sikap (atitudes) yang perlu dimiliki oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Menentukan kemampuan apa saja yang terlibat dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan dan menganalisa topik atau materi yang akan dipelajari. Analisis ini akan menghasilkan diagram tentang keterampilan-keterampilan/ konsep dan menunjukkan keterkaitan antara keterampilan konsep tersebut.

Menurut Dick & Carey (2005), analisis instruksional adalah suatu prosedur, yang apabila diterapkan pada suatu tujuan instruksional akan menghasilkan suatu identifikasi kemampuan-kemampuan bawahan yang diperlukan bagi siswa untuk mencapai tujuan instruksional. Sedangkan menurut Essef (dalam Zuhairi), analisis instruksional adalah suatu alat yang dipakai para penyusun desain instruksional atau guru untuk membantu mereka didalam mengidentifikasi setiap tugas pokok yang harus dikuasai/dilaksanakan oleh siswa dan sub tugas yang membantu siswa dalam menyelesaikan tugas pokok.

Langkah terakhir dalam proses analisis Instruksional adalah untuk menentukan keterampilan, pengetahuan, dan sikap, yang dikenal sebagai perilaku masukan (entry behaviors), yang diperlukan peserta didik untuk dapat memulai pembelajaran (instruksional).

3. Analisis Pembelajar dan Lingkungan

Langkah ini melakukan analisis pembelajar, analisis terhadap karakteristik pembelajar (siswa) yang akan belajar dan lingkungan (konteks pembelajaran). Kedua langkah ini dapat dilakukan secara bersamaan atau paralel. Analisis terhadap karakteristik siswa meliputi kemampuan aktual yang dimiliki oleh siswa, gaya atau prefensi cara belajar ( learning styles), dan sikap terhadap aktivitas belajar. Identifikasi yang akurat tentang karakteristik siswa yang akan belajar dapat membantu perancang program pembelajaran dalam memilih dan menetukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.

Analisis konteks meliputi kondisi-kondisi terkait dengan keterampilan yang dipelajari oleh siswa dan situasi yang terkait dengan tugas yang dihadapi oleh siswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari. Maksudnya adalah enentukan kemampuan minimum apa saja yang harus dimiliki siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas. Ketika melakukan analisis terhadap keterampilan-keterampilan yang perlu dilatihkan dan tahapan prosedur yang perlu dilewati, juga harus dipertimbangkan keterampilan apa yang telah dimiliki siswa saat mulai mengikuti pengajaran.

4. Merumuskantujuan pembelajaran khusus

Berdasarkan analisis instruksional, seorang perancang desain sistem pembelajaran perlu mengembangkan kompetensi atau tujuan pembelajaran spesifik (instructional objectives) yang perlu dikuasai oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat umum (instructional goal). Dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang bersifat berspesifik, ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian:

a) Menentukan pengetahuan keterampilan yang perlu dimiliki oleh siswa setelah menepuh proses pembelajaran.

b) Kondisi yang dieprlukan agar siswa dapat melakukan unjuk kemampuan dari pengetahuan yang telah dipelajari

c) Indikator atau kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan siswa dalam menempuh proses pembelajaran

5. Mengembangkan instrument penelitian

Berdasarkan tujuan kompetensi khusus yang telah dirumuskan,langkah selanjutnya adalah mengembangkan alat atau instrumem penilaian yang mampu mengukur pencapaian hasil belajar siswa, hal ini dikenal dengan istilah evaluasi hasil belajar.

Hal yang penting dalam menentukan instrument evaluasi yang akan digunakan adalah instrument harus dapat mengukur performance siswa dalam mencapau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan6. Mengembangkan strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengimplementasikan aktivitas pembelajaran yaitu aktifitas pra-pembelajaran, penyajian materi pembelajara, dan aktivitas tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran.

Penentu strategi pembelajaran harus didasarkan pada faktor-faktor berikut:

a) Teori terbaru tentang aktifitas pembelajaran

b) Penelitian tentang hasil belajar

c) Karekteristik media pembelajaran yang akan digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran

d) Materi atau substansi yang perlu dipelajari oleh siswa

e) Karakterisitik siswa yang akan terlibat dalam kegiatan pembelajaran

7. Mengembangkan Dan Memilih Material PembelajaranDalam menyusun desain pengembangan materi pembelajaran sangat penting, karena pencapaian tujuan yang di tetapkan terinci pada materi pembelajaran. Meskipun begitu tidak berarti mengesampingkan unsur-unsur lainnya termasuk siswa, metode, maupun penilaian. Oleh karena itu pengembangan bahan pembelajaran sebaiknya melibatkan pusat sumber belajar baik yang didesain maupun yang tidak didesain. Sehingga sebagai desainer bahan pembelajaran jangan tergantung pada buku teks saja tetapi memanfaatkan sumber bahan pembelajaran. Disadari atau tidak kondisi sekarang kurang memperhatikan pengembangan bahan pembelajaran secara baik, kadang seorang guru mengajar didepan kelas berbicara sesuai apa yang diingat saat itu tanpa ada perencanaan dalam pembelajaran. Pengembangan materi pembelajaran perlu dilakukan mulai penyusunan perencanaan pembelajaran sehingga diharapkan dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, produk pengembangan ini meliputi petunjuk untuk warga belajar, materi pembelajaran, dan soal-soal. Materi pembelajaran meliputi : petunjuk untuk tutor, modul untuk warga belajar, transparansi OHP, videotapes, format multimedia, dan web untuk pembelajaran jarak jauh. Pengembangan materi pembelajaran tergantung kepada tipe pembelajaran, materi yang relevan, dan sumber belajar yang ada disekitar perancang.

8. Merancang dan Melakukan Evaluasi Formatif Pembelajaran

Evaluasi formatif adalah pengumpulan data dan informasi selama pengembangan instruksi yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas instruksi. Evaluasi formatif awalnya digunakan sebagai proses untuk meningkatkan instruksi setelah draft pertama pengajaran dikembangkan. Penekanan dalam evaluasi formatif adalah pada pengumpulan dan analisis dan revisi dari instruksi. Ada tiga fase dasar evaluasi formatif. Yang pertama adalah evaluasi perorangan, evaluasi kelompok kecil dan uji lapangan..

1. Evaluasi PeroranganTujuan evaluasi formatif perorangan adalah untuk mengidentifikasi dan menghapus kesalahan yang mencolok dalam pengajaran. Evaluasi ini melibatkan 3 atau lebih peserta didik yang berinteraksi langsung dengan desainer. 2. Evaluasi Kelompok KecilAda dua tujuan dalam evaluasi kelompok kecil. Pertama effektivitas perubahan dan Identifikasi masalah yang masih tersisa setelah evaluasi perorangan. Kedua untuk menentukan apakah pelajar dapat menggunakan instruksi tanpa berinteraksi dengan instruktur.

3. Evaluasi Uji LapanganEvaluasi uji lapangan menggunakan konteks belajar yang mirip dengan sasaran yang akan digunakan. Tujuan uji lapangan untuk efektivitas perubahan pada evaluasi kelompok kecil dan instruksi dapa digunakan pada kontek belajar yang sebenarnya.

9. Melakukan revisi terhadap program pembelajaran

Langkah terakhir dari proses desain adalah melakukan revisi terhadap draf program pembelajaran. Data yang diperoleh dari prosedur evaluasi foramtif dirangkum dan ditafsirkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh program pembelajaran, evaluasi tidak hanya dilakukan pada draf program pembelajaran saja, tetapi juga pada aspek-aspek desain sistem pembelajaran yang digunakan dalam program, seperti analisis instruksional, entry behavior dan karakteristik siswa. Prosedur evaluasi formatif perlu dilakukan pada semua aspek program pembelajaran dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas program tersebut.

10. Merancang dan mengembangkan evaluasi sumatif.

Evaluasi merupakan jenis evaluasi yang berbeda dengan evaluasi formatif. Evaluasi ini dianggap puncak dalam aktifitas desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick dan Carrey. Evaluasi sumatif dilakukan setelah program selesai dievaluasi secara formatif dan direvisi sesuai dengan standar yan digunakan oleh perancang. Evaluasi sumatif tidak melibatkan perancang program, tetapi melibatkan penilai independen. Hal ini merupakan satu alasan untuk menyatakan bahwa evaluasi sumatif tidak tergolong kedalam proses desain sistem pembelajaran.

Langkah desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick dan Carrey merupakan sebuah prosedur yang menggunakan pendekatan sistem dalam mendesain sebuah program pembelajaran. Setiap langkah dalam desain pembelajaran memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.B. Kelebihan dan Kelemaham Model Dick dan Carrey

1. Kelebihan Model Dick dan Carrey

a) Setiap langkah jelas, sehingga dapat diikuti

b) Teratur, efektif dan Efisien dalam pelaksanaa

c) Merupakan model atau perencanaan pembelajaran yang terperinci, sehingga mudah diikuti

d) Adanya revisi pada analisis instruksional, dimana hal tersebut merupakan hal yang sangat baik, karena apabila terjadi kesalahan maka segera dapat dilakukan perubahan pada analisis instruksional tersebut, sebelum kesalahan didalamnya ikut mempengaruhi kesalahan pada komponen setelahnya

e) Model Dick & Carey sangat lengkap komponennya, hampir mencakup semua yang dibutuhkan dalam suatu perencanaan pembelajaran.

2. Kekurangan Model Dick dan Carrey

a) Kaku, karena setiap langkah telah di tentukan

b) Tidak semua prosedur pelaksanaan KBM dapat di kembangkan sesuai dengan langkah-langkah tersebut

c) Tidak cocok diterapkan dalam pembelajaran skala besar

d) Uji coba tidak diuraikan secara jelas kapan harus dilakukan dan kegiatan revisi baru dilaksanakan setelah diadakan tes formatif

e) Pada tahap-tahap pengembangan tes hasil belajar, strategi pembelajaran maupun pada pengembangan dan penilaian bahan pembelajaran tidak nampak secara jelas ada tidaknya penilaian pakar (validasi).

f) Terlalu banyak prosedur yang harus dilakukan oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran

C. Rancangan Desain Model PembelajaranModel menggambarkan adanya mengembangkan pola pikir, sebuah model menggambarkan keseluruhan konsep yang saling berkaitan, model desain pembelajaran menggambarkan langkah-langkah atau prosedur yang perlu ditempuh untuk menciptakan aktifitas pembelajaran yang efektif, efesien, dan menarik.

Sebagai seorang yang menempuh pendidikan dalam bidang teknologi pendidikan, yang akan merancang bagaimana proses pembelajaran itu menarik dan mempunyai arti bagi siswa, untuk itu rancangan model pembelajaran yang akan saya buat adalah sebagai berikut:

1. Merancang tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran dirancang untuk memberikan penjelasan kepada pendidik, apa hasil akhir yang diharapkan teradap peserta didik dari pendidikan yang akan dilaksanakan, sehingga berdasarkan tujuan pembelajaran dapat memberikan acauan bagi guru untuk dalam merancang kegiatan yang akan dilaksanakan dalam prosespembelajaran.

Perumusan tujuan pemblajaran dilakukan dalam dua langkah yaitu perumusan tujuan umum dan tujuan khusus melalui sebuah proses yang disebut dengan analisis instrutusional. Analisis instruktusional berisi kompetensi-kompetensi khusus yang belum dikuasai oleh peserta didik. Langkag-langkah penentuan tujuan instruktusional dapat dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut:

a) Membuat daftar hasil analisis instrktusional dalam bentuk bagan yang saling berkaitan

b) Menentukan kompetensi khusus yang telah dikuasai peserta didik sebelum mengikti pembelajaran melalui tes prilaku awal

c) Menentukangaris batas antara A dan B yang disebut dengan garis prilaku awal.

Tujuan pembelajaran terdiri dari Kompetensi dasar dan standar Kompetensi.

Dalam bukunya Atwi Suparman mengidentifikasi tujuan dari pembelajaran adalah suatu proses untuk:

a) Menentukan kesenjangan penampilan peserta didik yang disebabkan kek urangan pendidikan pada masa lalu.

b) Mengidentifikasi bentuk pembelajaran yang tepat.

c) Menentukan populasi sasaran yang dapat mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut untuk mengetahui jumlah peserta didik yang potensial karenamenghadapi jumlah yang sama.

2. Menganalisis materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran

Materi merupakan suatu bentuk dari isi pengetahuan yang akan diberikan kepada siswa, materi diharapkan dapat merubah pola pikir, prilaku, dan cara pandanganseseorang dalam memandang suatu masalah atau kejadian. Analisis konten atau materi digunakan untuk mengetahui materi-materi apa saja yang harus dikuasai oleh peserta didik, dari jabaran materi-materi yang telah ada, sehingga si guru dapat mengetahui apa yang akan disampaikan dan dapat merancang kegiatan-kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan materi yang diharapkan.

3. Analisis kompetensi awal dan karakteristiksiswa

Analisis Kompetensi awal peserta didik bertujun untuk mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik yang dapat dijadikan pedoman dalam menetapkan kompetensi-kompetensi dasar dan tidak perlu diajarkan.Keterampilan peseta didik yang ada didalam kelas bermacam-macam (heterogen), sehingga guru harus bisa membawa semua peserta didik baik yang mempunyai kemampuan tinggi maupun kemampuan yang rendah agara dapat memahami materi pelajaran atau mencapai tujuan pembelajaran secara bersama-sama. Gambaran tentang prilaku awal siswa sangat penting karena mempunyai implikasi terhadappenyusunan bahan ajar dan sistem instrutusional (Atwi Suparman, 2012;181).

Karakteristik awal siswa adalah cirri dari peserta didik sebelum mengikuti pembelajaran, seperti siswa yang hobi lelucon, siswa yang mempunyai fasilitas video di rumah sehingga si guru dapat memberikan pengajaran yang sesuai dengan kondisi dan cirri dari siswa tersebut.

Karakteristik siswa yang perlu dipertimbangkan dalam proses desain pembelajaran:

a. Motivasi belajar, ekternal dan internal, sebagai dasar memilih strategi pemberian motivasi kepada siswa.

b. Akses terhadap sumber belajar yang relevan dengan materi pembelajaran sebagai landasan untuk menentukan rujukan bahan pelajaran yang perlu dipelajari.

c. Kebiasaan belajar dan disiplin dalam mengatur waktu belajar untuk dijadikan bahan pertimbangan saat memberikan tugas rumah

d. Akses terhadap saluran komunikasi dan media teknologi informasi

e. Kebiasaan dan kemampuan belajar dan berfikir tentang penerapan materi yang dipelajari dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari

f. Domisili dan tempat tinggal

4. Analisis buku panduan dalam pembelajaran

Setiap materi pelajaran mempunyai buku panduan yang akan membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran yang akan disampaikan. Banyak sekali muncul buku materi pelajaran dari berbagai macam penerbit, analisis buku panduan dalam proses pembelajaran sangat penting dilakukan untuk menenmukan buku yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan buku yang dapat mempermudah siswa untuk memahami isi dari buku tersebut dan membantu guru dalam menyampaikan isi dari materi buku tersebut.. Seperti tampilan buku tersebut, bahasa yang digunakan, kasus-kasus pendukung yang ada dalam buku tersebut.

5. Merancang metode pengajaran

Metode pembelajaran merupakan cara yang akan dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran yang akan disampaikan agar tecapainya prestasi siswa yang diharapkan (Wina Sanjaya, 2008). Setelah guru mengetahui tujuan pembelajaran yang diaharapkan dari peserta didik setelah menempuh pembelajaran yang diharapkan, buku yang akan digunakan serta kondisi dari peserta didik maka guru dapat menggunakan media apa yang akan digunakan sehingga dapat diterima oleh semua peserta didik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Metode-metode pengajaran diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.

Hal yang perlu diperhatikan agar metode pembelajaran dapat menjadi menarik.:

a. Berikan kisah atau kasus yang menarik dan sesuai dengan materi pelajaran

b. Libatkan siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran, biarkan siswa yang menjadi aktif dalam proses pembelajaran.

c. Berikan penghargaan ketika siswa melakukan sesuatu pekerjaan yang menunjang proses pembelajaran.

d. Sekali-kali gunakan game untuk menarik keterkaitan mereka dalam proses pembelajaran.

6. Merancang media pengajaran

Media merupakan alat bantu pengajaran yang dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Salah satu penggunaan media pembelajaran adalah untuk meningkatkan.Media pembelajaran secara umum adalah alat bantuproses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia danmetodeyang dimanfaatkan untuktujuan pembelajaranatau pelatihan.Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti ;buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurutNational Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwamedia pembelajaranadalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.

Tujuan menggunakanmedia pembelajaran, diantaranya yaitu :

a) mempermudahproses belajar-mengajarb) meningkatkanefisiensi belajar-mengajarc) menjaga relevansi dengantujuan belajard) membantu konsentrasi siswa

e) Menurut Gagne : Komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar

f) Menurut Briggs : Wahana fisik yang mengandung materi instruksional

g) Menurut Schramm : Teknologi pembawa informasi atau pesan instruksiona

h) Menurut Y. Miarso : Segala sesuatu yang dapat merangsang proses belajar siswa

7. Evaluasi hasil belajardan sistem pengajaran

Evaluasi adalah proses untuk merencanakan dan memperoleh,melaporkan dan menggunakan informsi deskriptif dan mempertimbangkan beberapa manfaat objek, nilai, signifikasi dan kejujuran dalam rangka memandu mengambil keputusan, akuntabilitas, dukungan dan menyebarkan praktik-praktik efektif, serta meningkatkan pemahaman tentang fenomena yng telibat.

Evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan akhir dalam proses pendidikan, jadi tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil pembelajaran yang dicapai oleh peserta didik begitu juga dengan berbagai macam proses pendidikan untuk mengetahui sejauh mana proses yang dilaksanakan dapat menunjang proses pencapaian tujuan dari pendidikan, sehingga hasil dari proses pelaksanaan evaluasi pendidikan dapat menjadi acuan bagi guru dalam pengambilan keputusan dan kebijakkan selanjutnya untuk pengembangan pendidikan selanjutnya.

Empat tahap evaluasi foramtif:

a) Review oleh tim ahli diluar tim pendesain instruksional pengajaran

b) Evaluai satu satu

c) Evaluasi kelompok kecil

d) Uji coba lapangan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Desain pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dalam merancang kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik, kegiatan ini dari perancangan sampai kegiatan evaluasi terhadap semua sistem pengajaran dan hasil belajar yang dilaksanakan.

Komponen-komponen utama dalam penyusunan desain pembelajaran:

1. Desain pembelajaran selalu dimulai dari perumusan tujuan pembelajaran, apa yang diharapkan dari proses pembelajaran

2. Penulisan tujuan pembelajaran berisi komponen-komponen tentang kompetensi yang apa yang akan dicapai oleh peserta didik.

3. Setelah ditentukan kompetensi apa yang diharapkan dari peserta didik, maka ditentukan metode apa yang akan digunakan, media pembelajaran apa yang akan digunakan untuk menunjang proses pembelajaran.

4. Setelah semua kegiatan proses pengajaran dilaksanakan maka dilaksanakan proses evaluasi terhadap semua sistem pengajaran dan hasil belajar siswa.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan berupa:

Sebaiknya dalam penyusunan makalah menggunakan sumber yang cukup banyak untuk referensi agar konsep atau isi yang ditulis lebih tepat dan memiliki dasar yang kuat

Sebaiknya dalam menulis makalah berkonsultasi baik dengan asisten maupun dengan dosen agar isi yang ditulis benar-benar sesuai dengan pokok bahasan.Daftar RujukanMuhamad Khotib. 2009. Pengembangan model Dick and carey. UnilaPribadi, Benny.A , 2010, Model Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Dian Rakyar

Suparman, Atwi, 2012, Desain Instruksional Modren, Jakarta: Erlangga

Silberman, Melvin, L, 2011, Active Learning, Bandung: Nusa Media

Zubaedi, 2012, Desain Pendidikan Karakter, Jakarata: Kencana Prenada Group