PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH...

118
PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEF MODEL TERHADAP PERILAKU DIET SEHAT PADA WANITA DEWASA AWAL Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi Disusun oleh : Dick Hurry Maulana 1110070000017 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Transcript of PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH...

Page 1: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEF MODEL TERHADAP PERILAKU DIET SEHAT PADA WANITA

DEWASA AWAL

Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Disusun oleh :

Dick Hurry Maulana

1110070000017

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH

BELIEF MODEL TERHADAP PERILAKU DIET

SEHAT PADA WANITA DEWASA AWAL

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoieh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oieh:

Dick Hurry Maulana NIM: 1110070000017

Pembimbing

CY

Dr. Rena La fa,1 t.Psi NIP: 19820929 200801 2 004

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1436 11/2015 M

Page 3: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul "PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH

BELIEF MODEL TERHADAP PERILAKU DIET SEHAT PADA WANITA

DEWASA AWAL" telah diujikan dalam Sidang Munaciasyah Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 30 April 2015. Skripsi

ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana psikologi

(S.Psi) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 30 April 2015

Sidang Munauasyah

Dekan/ Ketua Merangkap Anggota

Wakil Dekan/ Sekertari e angkap nggota

Prof. Dr. Abd. Mujib, .Ag, M.Si Dr. Abd. Rahman Shaleh, M.Si NIP: 19680641 199703 1 001 NIP: 19720823 199903 1 002

Anggota

Dr. Risatianti Kolopaking, Psi Ilmi Amalia, M.Psi NIP: 20120401 0901 NIP: 198210142011012005

Dr. Rena Latifa, M.Psi NIP: 19820929 20080 1 2004

Page 4: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (Si) di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jak. a, 10 April 2015

IL IL

4, TrettAli

269445997

NIM: 1110070000017

E-mail: [email protected]

Page 5: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

MOTTO

Rasulullah SAW bersabda: “Miduplah engkau di dunia

seakan-akan orang asing atau pengembara. Jika kamu

berada di sore harijangan tunggu pagi hari, dan jika

kamu berada di pagi hari jangan tunggu esok hari,

gunakanlah kesehatanmu untuksakitmu dan

kehidupanmu untuk matimu”. (MR. Al-Bukhari)

“Midup sehat merupakan investasi

Untuk mencapai masa depan yang lebih baik”

Slow, But Sure ...

Page 6: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

Skripsi ini penulis persembahkan special untuk kedua orang tua, adik tercinta, dan seseorang yang senantiasa mendukung dan menyayangi sepenuh hati, serta untuk sahabat- sahabat dan semua orang yang telah membantu dan mendo’akan. Terima kasih atas kebersamaan yang indah ini.

Page 7: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

ABSTRAK

(A)Fakultas Psikologi (B) April 2015 (C) Dick Hurry Maulana (D)Pengaruh Dukungan Sosial dan Health Belief Model Terhadap Perilaku

Diet Sehat pada Wanita Dewasa Awal (E) xvi + 85 Halaman + Lampiran (F) Kesehatan adalah suatu hal yang pokok dan penting bagi setiap orang,

akan tetapi kebanyakan orang sering melupakan hal tersebut. Biasanya apabila sudah jatuh sakit hal ini baru disadari oleh penderita. Maka dari itu, kebutuhan akan kesehatan menjadi mutlak diperlukan oleh tubuh. Diet merupakan cara yang mudah dan sering menjadi andalan untuk menjaga tubuh tetap fit dan sehat. Diet sehat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang baik, bergizi, serta melakukan aktivitas fisik tentu saja akan meningkatkan stamina tubuh, sehingga kesehatan kita akan selalu terjaga. Semua hal yang mendukung kesehatan individu tidak lepas dari dukungan orang sekitar dan persepsi diri bahwa diet sehat itu adalah sebuah kewajiban. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial (dukungan emosi atau penghargaan, dukungan nyata dan instrumen, dukungan informasi, dan dukungan persahabatan), dan health belief model (perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers, cues to Action, dan self-efficacy) terhadap perilaku diet sehat. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 314 orang wanita usia dewasa awal yang melakukan diet (mengurangi konsumsi makanan, minuman yang mengandung kalori tinggi, lemak tinggi, dan melakukan aktifitas fisik) paling kurang selama satu bulan. Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai RSquare = 0.682, artinya adalah proporsi varian dari perilaku diet sehat yang dijelaskan oleh semua independen variabel sebesar 68,2%, sedangkan 31,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Terdapat lima variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku diet sehat yaitu dukungan emosi atau penghargaan, dukungan informasi, perceived severity, cues to action, dan self-efficacy.

(G)Bahan bacaan 31 Jurnal+ 3 E-book + 4 Buku

Page 8: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

ABSTRACT

(A)Faculty of Psychology (B) April 2015 (C) Dick Hurry Maulana (D)Effect of Social Support and Health Belief Model Against the Behavior of

a Healthy Diet in Early Adult Women (E) xvi + 85 pages + Attachment (F) Health is a basic and important thing for everyone, but most people often

forget about it. Usually when they got sick it was realized by the patient. Therefore, the need for health becomes absolutely necessary for the body. Diet is an easy way and mainstay to keep your body fit and healthy. Diet is an easy way and often a mainstay to keep your body fit and healthy. A healthy diet is done by eating good, nutritious, and physical activity that will improve stamina, so that our health will always be maintained. All the things that support the health of the individual can not be separated from the support of people around and the self-perception that a healthy diet is required. The purpose of this study was to determine the effect of social support (emotional support or appreciation, real support and instruments, informational support, and friendship support), and the health belief model of (perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers, cues to Action, and self-efficacy) against the behavior of a healthy diet. The sample in this study as many as 314 people early adulthood women who go on a diet (reducing the consumption of food, beverages that contain high calorie, high fat diet, and physical activity) at least for one month. Hypothesis test show the value Rsquare = 0.682, meaning that is the proportion of variance of healthy dietary behavior described by all the independent variables by 68.2%, while 31.8% is influenced by other variables not examined. There are five variables that had a significant influence on the behavior of a healthy diet that is emotional support or appreciation, support information, perceived severity, cues to action, and self-efficacy.

(G)Reading material 31 Journal+ 3 E-books + 4 Books

Page 9: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Alhamdulillahi rabbil’alamin, Segala puji dan syukur kehadirat Sang Maha

Pencipta Allah S.W.T atas segala rahmat, kekuatan dan hidayah yang diberikan-

Nya dan salam selalu tercurah limpah kepada suri tauladan kita, sebaik-baik

pemimpin dengan keteladanan, Nabi Muhammad S.A.W dalam kesempatan ini,

penulis mengucapkan syukur untuk segala anugrah tiada terkira yang telah

diberikan kepada penulis selama ini sehingga dapat melalui proses studi dan

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “pengaruh dukungan sosial dan health

belief model terhadap perilaku diet sehat pada wanita dewasa awal”.

Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah

mendorong, mendukung dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun

pemikiran. Oleh karena ini, perkenankan penulis untuk mengucapkan terima kasih

tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag,. M.Si, Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya yang

telah memberi kesempatan pada penulis untuk mengembangkan kemampuan

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Neneng Tati Sumiati, M.Si, Psi, dosen pembimbing akademik yang telah

membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis selama perkuliahan.

3. Ibu Dr. Rena Latifa, M.Psi, dosen pembimbing yang banyak memberikan

bimbingan, meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan motivasi, serta dengan

kesabaran membimbing hingga terselesaikannya skripsi ini dengan maksimal.

4. Ibu Dr. Dra. Risatianti Kolopaking, Psi, dosen mata kuliah psikologi

kesehatan yang telah memberikan inspirasi untuk menjalankan gaya hidup

sehat dan membuat penulis tertarik untuk menjadikan perilaku diet sehat

sebagai penelitian penulis.

5. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

banyak memberikan ilmu dan pembelajaran bagi penulis.

Page 10: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

6. Pak Dedi, Pak Ayung, Pak Deden, Pak Alex serta seluruh staff pegawai

akademik, umum, keuangan dan perpustakaan Fakultas Psikologi dan

perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memudahkan

penulis dalam proses administrasi selama ini.

7. Yang tercinta kedua orang tua penulis, Bapak dan mamak yang telah

memberikan banyak kasih sayang, pengorbanan, keikhlasan do’a, serta materi

yang tiada tara, kalianlah motivasi terbesar dalam terselesainya skripsi ini dan

maafkan penulis yang sudah mengecewakan kalian.

8. Yang tersayang Deky dan Lala (boyat), Adik-adik penulis yang sebenarnya

sangat jarang bertemu, yang selalu menanyakan penulis untuk pulang

kerumah, selalu mendengarkan cerita penulis tentang perantauan. Terima

kasih atas dukungan dan do’anya. Salam rindu untuk kalian

9. Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus, Pon Yan,

Pon Adi Amor, Pon Mbek, Pon Ijal, Om Fadli, Bunda Ipah, Bunda Ina, Bunda

Iin, Bunda Shirley, Bunda Du, Bunda Cut, mereka semua adalah ayah dan ibu

kedua bagi penulis. Besar rasa hormat penulis untuk kalian.

10. Yang terkasih Devi, yang sudah membuka mata penulis dalam hal menghargai

waktu, yang selama ini menyemangati, mendengarkan keluh kesah, membatu

dengan terlibat langsung pada skripsi ini, dan juga menyusahkan penulis.

Semoga apa yang selama ini dilakukan dan diperjuangkan akan berbuah manis

pada waktunya, kebaikan ini akan memudahkan segala urusan yang sedang

dihadapi.

11. Sahabat Salman, yang menjadi teman diskusi penulis, menjadi guru dalam hal

apapun khususnya dalam hal pengolahan data, dan menjadi teman kost selama

empat tahun.

12. Sahabat Ferdi, Soleh, Al, Denny, Shafhan, dan John, yang selalu bersama-

sama lima tahun ini dalam susah maupun senang, berjuang bersama dalam

perantauan, dan bercanda tawa bersama. Terima kasih atas dukungan dan do’a

yang diberikan kepada penulis.

Page 11: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

13. Sahabati Intan, Azka, Sarah, Rani, Palupi, Laily, Mayang, Amelia, Aufa, dan

Irza, yang dalam lima tahun sudah bersama-sama, bercanda tawa bersama, dan

menemani hari penulis. Terima kasih atas dukungan dan do’anya.

14. Teman-teman angkatan 2010 kelas A, terima kasih atas empat tahun

kebersamaan ini. Kritik, saran dan dukungan kalianlah yang membuat penulis

semangat menyelesaikan skripsi ini, serta untuk kelas 2010 B,C, dan D.

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih untuk

segala do’a dukungan dan bantuan yang telah diberikan untuk membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan akan dibalas berlipat ganda oleh

Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, segala kritik dan saran yang membangun akan berguna agar pada

penulisan selanjutnya dapat menghasilkan karya yang lebih baik lagi. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.

Jakarta, April 2015

Penulis

Page 12: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iv HALAMAN MOTTO ........................................................................................ v HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi ABSTRAK ......................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 1.2. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ........................... 12

1.2.1. Pembatasan masalah .......................................................... 12 1.2.2. Perumusan masalah .......................................................... 13

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 13 1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 13 1.5. Sistematika Penulisan ................................................................. 14

BAB 2. LANDASAN TEORI ....................................................................... 16 2.1. Perilaku diet .....16

2.1.1. Definisi perilaku diet .....16 2.1.2. Tugas perkembangan dan perilaku diet pada wanita dewasa

awal ................................................................................. 18 2.1.2.1. Tugas perkembangan fisik ................................... 18 2.1.2.2. Perilaku diet pada wanita dewasa

awal ..................................................................... 20 2.1.3. Jenis perilaku diet ............................................................. 20

2.1.3.1. Perilaku diet sehat ................................................ 22 2.1.3.2. Aspek dan pengukuran perilaku diet

sehat .................................24 2.1.4. faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku diet .............. 26

2.2. Dukungan Sosial .............27 2.2.1. Definisi dukungan sosial ..............27 2.2.2. Jenis atau bentuk dukungan sosial ........ 29 2.2.3. Pengukuran dukungan sosial ..............30

2.3. Health Belief Model .................30 2.3.1. Definisi health belief model .................. 30 2.3.2. Aspek Health BeliefModel ................................... 32 2.3.3. Pengukuran ..................................................34

2.4. Kerangka Berpikir ...............35

Page 13: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

2.5. Hipotesis Penelitian ..... 37 2.5.1. Hipotesis mayor .......37 2.5.2. Hipotesis minor ...... 37

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................. 39 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................39 3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ........40 3.3. Pengumpulan Data ......................41

3.3.1. Instrumen penelitian ........................................................ 41 3.4. Uji Validitas Instrumen Penelitian ............................................. 44

3.4.1. Uji validitas konstruk skala Perceived susceptibility ......46 3.4.2. Uji validitas konstruk skala perceived severity ........47 3.4.3. Uji validitas konstruk skala perceived benefits... 49 3.4.4. Uji validitas konstruk skala perceived barriers .......... 50 3.4.5. Uji validitas konstruk skala cues to action ...........51 3.4.6. Uji validitas konstruk skala self-efficacy ........................ 52 3.4.8. Uji validitas konstruk skala dukungan emosi atau

penghargaan ........................................................................ 53 3.4.8. Uji validitas konstruk skala dukungan nyata dan

instrumen ........................................................................ 55 3.4.9. Uji validitas konstruk skala dukungan informasi .......56 3.4.10. Uji validitas konstruk skala dukungan persahabatan ...... 57 3.4.11. Uji validitas konstruk skala perilaku diet ...................... 58

3.5. Metode Analisis Data .................................................................. 60

BAB 4 HASIL PENELITIAN ....................................................................... 62 4.1. Gambaran Umum ........................................................................ 62

4.1.1. Gambaran subjek penelitian ........62 4.2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ...................................... 69 4.3. Pengelompokan Subjek Berdasarkan Variabel Penelitian .......... 65 4.4. Uji Hipotesis Penelitian .............................................................. 69

4.4.1. Analisis regresi variabel penelitian ....... 69 4.4.1.Uji proporsi varians independent variabel ..........74

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SAARAN .................................... 77 5.1. Kesimpulan .................................................................................. 77 5.2. Diskusi ......................................................................................... 78 5.3. Saran ............................................................................................ 82

5.3.1. Saran Teoritis ..................................................................... 82 5.3.2. Saran Praktis ...................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 85 LAMPIRAN

Page 14: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir ....... 40

Page 15: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Skor untuk pernyataan positif dan negatif .................................. 44 Tabel 3.2. Blueprint skala pengukuran dukungan sosial ...............45 Tabel 3.3. Blueprint skala pengukuran perilaku diet ........................... 46 Tabel 3.4. Blueprint skala pengukuran health belief model 47 Tabel 3.5. Muatan faktor item perceived susceptibility ......... 50 Tabel 3.6. Muatan faktor item perceived severity .............................51 Tabel 3.7. Muatan faktor item perceived benefits ........................................... 53 Tabel 3.8. Muatan faktor item perceived barrier ............................................ 54 Tabel 3.9. Muatan faktor item cues to action ..................................................... 55 Tabel 3.10. Muatan faktor item self-efficacy ..............56 Tabel 3.11. Muatan faktor item dukungan emosi atau penghargaan .................. 58 Tabel 3.12. Muatan faktor item dukungan nyata dan instrumen ........................ 59 Tabel 3.13. Muatan faktor item dukungan informasi ......................................... 60 Tabel 3.14. Muatan faktor item dukungan persahabatan ............... 61 Tabel 3.15. Muatan faktor item perilaku diet ................................ 63 Tabel 4.1. Gambaran umum subjek penelitian .................................................. 67 Tabel 4.2. Analisis deskriptif variabel penelitian ................69 Tabel 4.3. Kategorisasi responden penelitian .......................71 Tabel 4.4. Tabel R square......................................................... .............. 74 Tabel 4.5. ANOVA 75 Tabel 4.6. Koefisien regresi .............................................................................. 76 Table 4.7. Proporsi varian perilaku diet sehat pada

setiap variabel indevenden ............ 80

Page 16: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Kuesioner penelitian............................. ............................ Lampiran B Path diagram CFA .............................................................. Lampiran C Syntax lisrel ........................................................................ Lampiran D Output deskriptif dan regresi ................................................

Page 17: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian,

perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

1.1. Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia.

Kesehatan menurut WHO dapat diartikan sebagai suatu keadaan sehat utuh secara

fisik, mental, dan sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang terbebas dari penyakit,

cacat dan kelemahan (Smet, 1994).

Kesehatan adalah suatu hal yang pokok dan penting bagi setiap orang, akan

tetapi kebanyakan orang sering melupakan hal tersebut. Biasanya apabila sudah jatuh

sakit hal ini baru disadari oleh penderita. Maka dari itu, kebutuhan akan kesehatan

menjadi mutlak diperlukan oleh tubuh. Dalam keseharian, sebenarnya asupan

makanan, minuman, gizi yang diserap oleh tubuh, aktivitas fisik seperti olahraga

harus menjadi perhatian utama. Mengkonsumsi makanan yang baik, bergizi, dan halal

tentu saja akan meningkatkan stamina tubuh, sehingga kesehatan kita akan selalu

terjaga.

Dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, Amerika memiliki

tingkat kepedulian tinggi di bidang gizi. Makanan adalah topik yang populer di surat

kabar, majalah, dan talk-show. Pemerintah juga mengeluarkan laporan tentang

1

Page 18: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

2

kesehatan secara teratur, dan penelitian tentang subjek ini sering dilaporkan di televisi

sebelum jurnal ilmiah disebarkan ke perguruan tinggi dan perpustakaan universitas

diseluruh negeri. Sayangnya, banyak informasi yang ada pada publik tidak dapat

diandalkan dan tidak didasarkan pada pengetahuan ilmiah. Hal ini menambah

kebingungan terhadap perbedaan pendapat di antara ilmuwan dan pengertian di

masyarakat walaupun hal tersebut terinformasi dengan baik. (Jansen, 1990)

Belloc dan Breslow (1972) mengatakan terdapat beberapa kategori dalam

perilaku nonmedis pada status kesehatan dan risiko kesehatan yang ada dalam

keseharian setiap orang. Prilaku ini diantaranya durasi tidur, kebiasaan makan, jumlah

yang dimakan, manajemen berat badan, dan aktifitas fisik (olahraga, berenang,

berjalan, bekerja di kebun).

Setiap orang ingin sehat dan setiap orang ingin memiliki tubuh yang sehat,

bentuk tubuh serta berat badan yang ideal. Hal ini dilatar belakangi oleh alasan

kesehatan, serta berat badan yang mempengaruhi penampilan seseorang. Penampilan

dan kesehatan merupakan suatu hal yang sering kali mendapat perhatian khusus, dan

setiap individu berusaha agar penampilanya terlihat sehat dan sempurna di

lingkungan sosialnya. Hal ini sangat wajar, mengingat salah satu dari lima kebutuhan

dasar manusia menurut maslow adalah kebutuhan akan penghargaan diri. Jika

kebutuhan harga diri dan penghargaan dari orang lain tidak terpenuhi, individu

tersebut akan merasa tidak berdaya dan merasa rendah diri atau minder (Alwisol,

2009).

Page 19: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

3

Wanita muda lebih mungkin untuk mengadopsi nilai - nilai yang berdasar

pada penampilan luar (Harper, 2009). Hal ini dikarenakan pada masa tersebut seorang

wanita ingin selalu terlihat menarik, dan sehat di depan teman, pasangan atau rekan

kerja mereka. Selain itu, orang yang berada pada fase dewasa awal ingin mencapai

kedekatan dengan orang lain dan berusaha menghindar dari sikap menyendiri

(Papalia, 2009). Penelitian yang dilakukan pada 803 orang di Amerika, menunjukkan

bahwa dibandingkan dengan laki – laki, perempuan lebih memberikan perhatian pada

kesehatan dan tubuh mereka (Wood, 2006).

Berdasarkan pemikiran tersebut, diet merupakan salah satu cara yang efektif

dan efisien untuk memiliki atau mencapai berat badan normal. Individu yang mampu

mengatur pola kebiasaan makan secara sehat (diet), akan mampu menjaga stabilitas

berat badannya dengan baik sehingga ia dapat terhindar dari kegemukan ataupun

kelebihan berat badan (Dariyo, 2004).

Diet merupakan sesuatu yang sangat menarik pada jaman sekarang, dengan

pola makan yang tidak terbatas, banyak pilihan serta citra rasa tinggi, adakalanya

menyebabkan obesitas dan membuat tubuh menjadi kurang sehat. Banyak orang

berlomba-lomba untuk membuat tubuh menjadi langsing agar terlihat sehat. Sejauh

ini wanita lebih menyukai diet untuk menurunkan berat badan dan sehat. Kim dan

Lennon (2006) menjelaskan bahwa diet mencakup poal-pola perilaku bervariasi dari

pemilihan makanan yang baik untuk kesehatan sampai pembatasan sangat ketat akan

konsumsi kalori. Menurut Calhoun (1995) pada tahun 1984 suatu perusahaan riset

pasar melaporkan bahwa sebanyak 30% dari wanita Amerika dan 16 % pria

Page 20: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

4

melakukan diet. Data nasional di Amerika juga menyatakan bahwa, sekitar 44%

wanita mencoba untuk menurunkan berat badan mereka dan sisanya kurang lebih

26% wanita mencoba mempertahankan berat badan mereka. Berdasarkan data

tersebut lebih dari dua pertiga wanita dimana mayoritas berat badan mereka normal,

tapi mereka semua aktif mengendalikan berat badan mereka(French, Perry, Leon, &

Fulkerson, 1995).

Kesadaran seseorang untuk menjaga kesehatan juga ditandai dengan

pembatasan diri pada konsumsi makanan. Peneliti menemukan bahwa wanita yang

telah melakukan diet yang sehat dan merasakan manfaat dari diet yang sehat akan

membantu teman-temannya yang lain untuk melakukan diet yang sehat. Begitu juga

dengan remaja wanita yang melakukan diet, wanita pada usia 20 – 30 tahun

melakukan diet bukan hanya untuk mempercantik diri tetapi juga untuk menjaga

kesehatan (Papalia, 2009).

kebanyakan wanita usia 30 tahun ke atas, mereka melakukan diet untuk

mengembalikan bentuk tubuh, karena pada usia tersebut biasanya wanita mengalami

perubahan bentuk tubuh. Centers for Disease Control and Prevention (CDC),

mengungkapkan penyakit jantung dan stroke banyak ditemukan di kalangan remaja

dan dewasa muda karena kebiasaan mengkonsumsi makanan siap saji. Tidak

sedikitnya penderita penyakit seperti jantung dan stroke yang berusia dewasa muda

membuat kebanyakan wanita pada usia dewasa muda atau sekitar 20 – 30 tahun mulai

menyadari kadar kolesterol atau kadar lemak pada makanan yang mereka konsumsi.

Page 21: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

5

Disebutkan dalam Weight Loss Plan (2012), beberapa tahun yang lalu orang-

orang dewasa mungkin belum terlalu sadar akan kadar kolesterol yang ada pada

tubuh mereka, tapi sekarang orang - orang dewasa mulai menyadari bagaimana

kolesterol mempengaruhi hidup mereka. Mengontrol kolesterol melalui diet dan jika

diperlukan dengan obat, secara signifikan dapat mengurangi resiko terkena penyakit

jantung koroner (Papalia, 2009).

Pengaturan pola makan yang sesuai aturan dengan tujuan untuk menjaga

kesehatan dan mencapai berat badan yang ideal disebut diet yang sehat. Diet sehat

dapat membuat seseorang memiliki tubuh ideal, tanpa mendatangkan efek samping

yang berbahaya bagi tubuh.

Para peneliti mengungkapkan strategi sukses yang paling efektif untuk

menurunkan berat badan adalah mengkonsumsi sedikit lemak dan banyak

berolahraga. Meski terdengar klise, tapi cara ini memang terbukti efektif dan benar.

Partisipan dari National Health and Nutritional Examination Survey melaporkan

adanya penurunan berat badan minimal 5 persen dari berat badan semula jika mereka

melakukan pola sedikit lemak dan banyak berolahraga. Serta penurunan minimal 10

persen berat badan jika digabung dengan program penurunan berat badan (Ashton,

2010). Dalam uji coba yang dilakukan secara acak dari 201 mahasiswi yang

menjalani program pengontrolan berat badan, kombinasi diet dan olahraga selama 12

bulan menghasilkan penurunan berat badan yang signifikan dan meningkatkan

kebugaran pernapasan dan jantung (Papalia, 2007).

Page 22: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

6

Para wanita yang telah berhasil melakukan diet pun tidak sedikit yang terus

mempertahankan diet mereka meskipun berat badan mereka sudah normal. Mereka

melakukan diet dalam upaya untuk menjaga kesehatan tubuh dan menghindarkan

mereka dari penyakit - penyakit akibat pola makan yang tidak sehat. Mereka

melakukan diet dengan mengatur pola makan menjadi pola makan yang sehat dan

berolahraga.

Permasalahan yang akan timbul nantinya adalah perilaku diet yang dipilih

oleh wanita. keharusan untuk mendapatkan berat badan yang ideal dengan proses

cepat dan mudah yang membuat para wanita akan melakukan diet tidak sehat, seperti

pola makan yang tidak sehat, puasa dengan berlebihan, olahraga yang berlebuhan,

dan lainnya.

Seperti penelitian yang dilakukan Erdianto (2009) terhadap kecenderungan

penyimpangan perilaku makan pada wanita usia dewasa awal di FISIP UI

mengatakan bahwa meskipun IMT responden normal, tetap merasa bahwa diri

mereka gemuk (38,8%). Perasaan gemuk dirasakan oleh mahasiswi karena tubuh

yang terlihat besar (81,5%) sehingga tidak terlihat menarik. Selain itu, responden juga

merasa takut jika berat badan naik dan menjadi gemuk (28,7%). Sebanyak 40,3%

responden pernah berdiet dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Alasan terbanyak

dari wanita berdiet adalah keinginan untuk mencegah naiknya berat badan (85,2%)

dan keinginan untuk mendapat bentuk tubuh yang menarik (81,5%).

Perilaku diet yang dilakukan oleh mereka yang memiliki IMT dan berat badan

yang sudah normal bahkan kurang, dikhawatirkan akan terjadi kekurangan asupan

Page 23: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

7

gizi yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Persepsi negatif yang mahasiswi

miliki mengenai tubuh yang ideal mengakibatkan adanya usaha-usaha obsesif

terhadap kontrol berat badan.

Penelitian Erdianto (2009) menemukan cara berdiet yang pernah dilakukan

oleh responden adalah dengan mengurangi frekuensi makan (63%), mengurangi

konsumsi lemak (59,3%), mengurangi konsumsi karbohidrat (55,6%), dan melakukan

olah raga secara berlebihan dengan waktu yang lebih lama (40,7%).

Penelitian yang dilakukan oleh Hendrayati (2007) menghasilkan 95.56%

responden memiliki pola makan yang tidak sehat dengan kategori gizi tidak

seimbang. Perbandingan antara IMT dan asupan gizi menunjukan bahwa 71.1%

responden memiliki IMT normal namun intake mereka kurang. Sedangkan hasil yang

mengkhawatirkan yaitu 17.78% responden masuk ke dalam kategori kurus dan

mereka juga memiliki intake yang kurang.

Penelitian lain yang dilakukan Ginting (2002) dalam Mulia (2010)

menunjukkan bahwa mahasiswa non kesehatan masih kurang dalam memilih menu

makanan dan menentukan waktu makan yang baik, pernyataan ini terbukti dari hasil

penelitian yang menunjukkan bahwa hanya 12,9% memilih menu makanan kategori

baik dan 14,3% mahasiswa non kesehatan yang memilih waktu makan kategori baik.

Tidak mudah bagi seseorang untuk memutuskan melakukan diet dengan tepat,

terutama diet yang sehat. Dukungan seperti pemberian informasi tentang diet yang

sehat, pemberian menu makanan yang sehat serta penghargaan bagi pemilihan menu

makanan yang sehat sangat diperlukan bagi seseorang yang ingin menjalankan

Page 24: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

8

program diet yang sehat. Untuk itu, diperlukan pengaruh dukungan sosial dari

lingkungannya. Survei dari International Food Information Council Foundation pada

tahun 2011 menyatakan bahwa secara signifikan, sebesar 36% dukungan dari

keluarga dan teman menjadi sumber yang mempengaruhi peningkatan diet yang

sehat. Melakukan diet berarti membatasi dengan cermat konsumsi kalori atau jenis

makanan tertentu, selama dilakukan dengan proporsional dengan memperhatikan

kebutuhan tubuh, diet dapat membuat berat badan berkurang dan tubuh tetap sehat.

Akan tetapi jika dilakukan secara sembarangan dapat berakibat fatal. Menurut survey

Horm dan Anderson (2008) menunjukkan bahwa 40 % perempuan melakukan

pengurangan berat badan secara tidak sehat. Banyak pakar kesehatan yang

menyalahkan program diet yang akhir-akhir ini mengakibatkan peningkatan

terjadinya anoreksia atau kegagalan makan yang kronis, yang mengakibatkan

setengah kelaparan, dan terjadinya bulimia, dengan usaha memuntahkan kembali,

berpuasa, atau penyalahgunaan obat pencahar berlebihan (Calhoun, 1995).

Seseorang dengan pola makan yang tidak sehat atau tidak seimbang mungkin

saja tidak melakukan diet. Hal ini karena orang tersebut tidak mendapatkan dukungan

sosial berupa dukungan informasi tentang akibat dari pola makan yang tidak sehat.

Dukungan sosial dapat memiliki efek yang bermanfaat pada pemilihan makanan dan

perubahan diet yang sehat (Devine, 2005).

Orang yang memiliki berat badan lebih tetapi tidak memiliki kesadaran akan

kondisinya tersebut sangat mungkin untuk tidak melakukan diet. Jika hal tersebut

terjadi pada seorang anak maka dukungan sosial berupa dukungan instrumental dari

Page 25: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

9

sang ibu sangat berpengaruh pada perubahan pola makannya (Ireland, 2010).

Dukungan instrumental tersebut dapat berupa penyediaan menu makanan sehat untuk

dikonsumsi setiap harinya sehingga bisa melakukan diet yang sehat.

Bentuk dukungan sosial lainnya adalah dukungan emosi yang berupa

perhatian dan kepedulian. Banyak orang yang melakukan diet, tetapi tidak banyak

orang yang melakukan diet yang sehat. Diet bisa saja dilakukan dengan

mengkonsumsi obat penurun berat badan, tapi tentu saja itu bukanlah diet yang sehat.

Untuk itulah diperlukan perhatian dan kepedulian dari orang terdekat bagi orang yang

memutuskan untuk melakukan diet. Perhatian dan kepedulian dari orang-orang

terdekat dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan diet yang sehat. Seseorang

yang ingin melakukan diet akan melakukan diet yang sehat ketika orang-orang di

sekitarnya memberikan rasa peduli terhadap pola makan, makanan yang

dikonsumsinya dan cara orang tersebut melakukan diet. Dukungan sosial dari dalam

rumah tangga dan dari teman sekerja secara positif berhubungan dengan perbaikan

konsumsi buah dan sayuran dan dengan tahap perbaikan kebiasaan makan secara

berturut-turut (Sorensen, 2005).

Selain itu, pada dasarnya para pelaku diet membutuhkan dukungan

penghargaan ketika melakukan diet terutama diet yang sehat. Dengan adanya

penghargaan terhadap pola makan yang sehat, akan mempengaruhi seseorang untuk

melakukan diet yang sehat ketimbang dengan membeli obat-obatan untuk

mendapatkan hasil yang instant.

Page 26: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

10

Berkaitan dengan perilaku kesehatan, Rosenstock (1966) menyusun model

tentang bagaimana keyakinan individu mempengaruhi seseorang untuk memilih

perilaku yang lebih sehat. Teorinya dikenal sebagai health belief model atau disingkat

dengan istilah HBM. Health belief model merupakan salah satu pendekatan

psikososial yang paling banyak digunakan untuk menerangkan perilaku yang

berhuhungan dengan kesehatan. Faktor utama dari teori ini adalah macam-macam

keyakinan (belief) yang dimiliki seorang individu memengaruhi perilaku sehatnya.

Dengan memfokuskan pada keyakinan atau penilaian individu tentang kesehatannya,

teori ini mengorganisasikan info tentang kesehatannya dan faktor yang memengaruhi

individu dalam mengubah tingkah laku sehatnya (Taylor, 2006).

Health belief model (HBM) telah lama dikenal sebagai salah satu model yang

paling berpengaruh dan paling popular dalam usaha menerangkan tingkah laku

kesehatan, baik dalam mencegah timbulnya penyakit maupun dalam mencegah

bertambahnya penyakit yang telah berkembang. Teori ini menekankan pada aspek

kognisi yang sering kali terlupakan dalam mempelajari tingkah laku kesehatan

(Sarafino, 2008).

Teori ini mengasumsikan bahwa agar seseorang termotivasi untuk mengambil

langkah sehat individu perlu diyakinkan secara pribadi bahwa kesehatannya rentan

terhadap penyakit (perceived susceptibility), dan penyakit tersebut tergolong serius

(perceived severity), Selain itu keuntungan yang diperoleh individu (perceived

benefits) lebih besar dibanding aspek negatif (perceived barriers) yang diperoleh

ketika melalukan perilaku sehat, serta penilaian tentang siapa dan hal apa saja yang

Page 27: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

11

membuat dirinya tergerak (cues to action) untuk melakukan perilaku sehat, dan

keyakinan bahwa ia akan berhasil (self-efficacy) dalam melakukan perilaku tersebut.

Kempat jenis beliefs, cues to action, self-efficacy dari HBM lebih mempengaruhi

keputusan individu apabila akan mengambil langkah-langkah untuk berperilaku sehat

atau tidak (Taylor, 2006).

Penelitian Abood, Black, dan Feral (2003) tentang "Nutrition Education

Worksite Intervention for University Staff- Application of the benefits health belief

model”, mengatakan bahwa HBM khususnya perceived berhasil digunakan dalam

praktek gizi sehat dan pengetahuan gizi yang berhubungan dengan penyakit jantung

dan kanker.

Pada penelitian Yunansih (2002) tentang ketaatan penderita diabetes mellitus

tipe II mengidentifikasikan bahwa keyakinan yang tinggi pada perceived severity

(tingkat keseriusan penyakit yang dipersepsikan) memberikan dorongan kuat untuk

bertindak pada pasien yang taat dan terarah saran-saran dokter. Dengan demikian

health beliefs turut membantu mengidentifikasikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku sehat, dimana salah satu dari perilaku sehat tersebut adalah perilaku diet

yang dilakukan.

Berdasarkan fenomena dan beberapa penelitian yang telah dilakukan, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan tentang dukungan sosial dan

health belief model yang berkaitan dengan perilaku diet sehat. Oleh karena itu peneliti

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Dukungan Sosial dan Health Belief

Model Terhadap Perilaku Diet Sehat pada Wanita Usia Dewasa Awal”.

Page 28: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

12

1.2. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1.2.1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti

membatasi ruang lingkup masalah penelitian ini pada pengaruh variabel independen,

yaitu dukungan sosial dan health belief model, terhadap variabel dependen, yaitu

perilaku diet sehat.

Penelitian dilakukan pada wanita usia dewasa awal di Fitness Centre Syahida

Inn, Fitness Centre Banda Aceh, fakultas psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

dan Universitas Syiah Kuala. Adapun pembatasan masing-masing variabel sebagai

berikut:

a) Dukungan sosial dibatasi pada persepsi individu pada rasa kenyamanan,

perhatian, penghargaan, informasi ataupun bantuan yang diterima dari orang

lain. Dalam penelitian ini, peneliti membagi dukungan sosial menjadi empat

bagian berdasarkan jenis-jenis dukungan sosial yang dijelaskan Sarafino,

yaitu; dukungan emosi atau penghargaan, dukungan nyata dan dukungan

istrumen, dukungan informasi, dan dukungan persahabatan (Sarafino, 2011).

b) Health belief model dibatasi pada penilaian individu akan ancaman yang

akan terjadi akibat masalah kesehatan yang mungkin akan beresiko terhadap

penyakitnya (Rosenstock, 1966). aspek-aspek-aspek Health belief model

yaitu perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits,

perceived barriers, cues to Action, dan self-efficacy (Glanz, 2008)

Page 29: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

13

c) Perilaku diet dibatasi pada perilaku mengatur pola makan dan perilaku

aktifitas fisik yang menggunakan strategi yang sehat untuk mempertahankan

berat badan ideal seperti memakan lebih banyak sayur dan buah,

mengurangi cemilan dan olahraga (Gillen, 2012).

1.2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah ada pengaruh antara dukungan sosial (dukungan emosi, dukungan

penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasi, interaksi sosial) dan

health belief model (perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits,

perceived barriers, cues to Action, dan self-efficacy) terhadap perilaku diet sehat pada

wanita usia dewasa awal?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dukungan sosial dan health

belief model terhadap perilaku diet sehat pada wanita usia dewasa awal.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun

praktis yaitu sebagai berikut:

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pengembangan teori-teori psikologi, khususnya yang berhubungan dengan

psikologi kesehatan dalam hal health behavior dimana Peran perilaku dalam

kesehatan di seluruh dunia adalah kebiasaan masyarakat itu sendiri, mereka

yang biasa berhubungan dengan perilaku kesehatan buruk memungkinkan

Page 30: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

14

mereka untuk mendapat penyakit kronis dan mematikan, seperti jantung

penyakit, kanker, dan AIDS (WHO, 2009).

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa

manfaat, yaitu:

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur atau bacaan bagi para

pembaca khususnya pembaca yang ingin melakukan diet yang sehat

untuk menambah pengetahuan mengenai dukungan sosial dan health

belief model sebelum melakukan diet.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur atau bacaan bagi para

pelaku diet untuk menambah pengetahuan mengenai dukungan sosial

dan health belief model sehingga tetap dapat melakukan diet sehat.

c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam mengembangkan

penelitian tentang perilaku diet sehat.

d. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi instansi, lembaga

yang berkaitan dengan gizi, dan klinik program penurunan berat badan.

Agar dapat disosialisasikan tentang aspek psikologis yang dapat

membantu program diet sehat yakni dukungan sosial dan health belief

model (HBM).

1.5. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini berdasarkan 5 bab sistematika penulisan sebagai berikut :

Page 31: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

15

BABI PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan menguraikan tentang latar belakang masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas tentang sejumlah teori yang mendasari

masalah yang akan diteliti secara sistematis, yaitu teori tentang

perilaku diet sehat, teori tentang dukungan sosial beserta pengertian

dari empat komponen yang terdapat pada teori ini dan juga teori health

belief model serta empat dimensinya. Selain itu juga terdapat kerangka

berpikir dan pengajuan hipotesis penelitian.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab ini akan membahas tentang variabel-variabel penelitian, populasi

penelitian metode pengambilan sampel penelitian, instrumen

penelitian, prosedur penelitian, dan teknik analisis data.

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan membahas mengenai gambaran subjek penelitian,

deskripsi hasil penelitian dan hasil analisis penelitian.

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan menyimpulkan berdasarkan analisis dan

interpretasi data penelitian yang dilakukan dan diskusi dari hasil

penelitan serta saran teoritis untuk penelitian selanjutnya.

Page 32: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

BAB 2

KAJIAN TEORI

Pada bab dua ini dijelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian.

Teori tersebut yaitu teori perilaku diet, teori dukungan sosial, teori health belief

model, serta kerangka berfikir dan hipotesis penelitian.

2.1. Perilaku Diet

2.1.1. Definisi perilaku diet

Perilaku diartikan sebagai suatu aktivitas organisme yang dapat diobservasi atau

dapat diukur (Powell, Symbaluk, & Honey, 2009). Sedangkan dalam kamus lengkap

psikologi, perilaku diartikan sebagai sembarang respon (reaksi, tanggapan, jawaban,

balasan) yang dilakukan oleh suatu organisme. Secara khusus, perilaku diartikan

sebagai bagian dari satu kesatuan pola reaksi. Selain itu, behavior juga didefinisikan

sebagai satu perbuatan atau aktivitas, dan satu gerak atau kompleks gerak-gerak

(Chaplin, 1981).

Watson mengatakan bahwa hampir semua perilaku merupakan hasil dari

pengkondisian, dan lingkungan membentuk perilaku kita dengan memperkuat

kebiasaan tertentu. Respons terkondisikan dipandang sebagai unit perilaku terkecil

yang tidak dapat dibagi lagi, suatu atom perilaku di mana perilaku yang lebih rumit

dapat dibangun. Semua tipe perilaku kompleks berasal dari rangkaian respons

terkondisikan (Atkinson, Atkinson, Smith dan Bem, 2006).

16

Page 33: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

17

Selanjutnya, sebagian besar perilaku dalam kehidupan nyata terjadi seperti

respons dipelajari karena beroperasi pada lingkungan, atau mempengaruhi

lingkungan. Hal seperti itu dinamakan sebagai pengkondisian operan. Pengkondisian

operan mengurusi situasi di mana respons bekerja pada lingkungan ketimbang

ditimbulkan oleh stimulus tak-terkondisikan (Atkinson, et al, 2006).

Diet merupakan suatu perencanaan atau pengaturan pola makan dan minum

yang bertujuan untuk menurunkan berat badan atau menjaga kesehatan (Dariyo,

2004). Pendapat Dariyo sejalan dengan pendapat dari Papalia yang menyatakan diet

adalah cara membentuk atau mencapai proporsi berat badan dan taraf kesehatan yang

seimbang melalui pengaturan pola makan, minum dan aktifitas fisik.

Menurut Luciana (2011), diet sebenarnya mempunyai arti kombinasi makanan

dan minuman di dalam hidangan makan yang dikonsumsi sehari-hari. Jadi, mengatur

makan dengan pola yang sehat. Diet menurut Andea (2010) adalah kegiatan

membatasi dan mengontrol makanan yang akan dimakan dengan tujuan untuk

mengurangi dan mempertahankan berat badan. Sedangkan menurut Poppy Kumala

(1998) diet adalah kebiasaan dalam jumlah dan jenis makanan dan minuman yang

dimakan oleh seseorang dari hari ke hari; mendapatkan kebutuhan individu yang

spesifik, memasukkan atau mengeluarkan bahan makanan tertentu. Atau dengan kata

lain ketika seseorang melakukan diet, ia akan membiasakan diri untuk mengonsumsi

makanan dan minuman dalam jumlah tertentu tanpa mengurangi kebutuhan bahan

makanan yang diperlukan oleh tubuh.

Page 34: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

18

Damayanti (2001) menjelaskan diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi

seseorang atau organisme dalam jumlah tertentu. Sedangkan menurut Sari (2008)

perilaku diet adalah perilaku membatasi dengan cermat konsumsi kalori atau jenis

makanan tertentu oleh seseorang atau sekelompok orang.

Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa perilaku diet adalah perilaku

mengurangi konsumsi makanan serta minuman yang mengandung kalori, lemak

tinggi, dan melakukan aktifitas fisik untuk mempertahankan berat badan ideal.

2.1.2. Tugas perkembangan dan perilaku diet pada wanita dewasa awal

2.1.2.1. Tugas perkembangan fisik

Pada masa dewasa awal, perkembangan fisik telah mencapai kesempurnaan dan

tubuh berada pada kondisi puncak. Orang dewasa awal menunjukkan hasil yang lebih

baik ketimbang orang dewasa madya atau dewasa akhir pada setiap tes fisik. Orang

dewasa awal lebih berotot; memiliki kadar kalsium yang maksimum dalam

tulangnya; massa otak yang lebih berat; penglihatan, pendengaran, dan penciuman

yang lebih baik; kapasitas oksigen yang lebih besar; dan sistem kekebalan tubuh yang

lebih efisien (Smolak, 1993).

Orang dewasa awal memiliki kulit yang halus dan kencang, rambut mereka

leih berwarna, tebal, dan berkilau. Orang berusia dua puluhan pada saat ini cenderung

lebih tinggi daripada orang tua mereka. Orang berusia muda di Amerika Serikat,

Eropa Barat, dan Jepang, mencapai tinggi badan orang dewasa dan kematangan

seksual yang lebih cepat ketimbang generasi sebelumnya. Hal ini disebabkan status

Page 35: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

19

gizi dan perawatan kesehatan yang lebih baik (Chumlea, Eveleth, dan Tanner, dalam

Papalia (2002).

Sebagian besar orang pada masa dewasa awal memiliki perhatian yang besar

pada penampilan. Namun demikian, banyak di antara mereka yang kegemukan.

Resiko tertinggi untuk mengalami kegemukan mempengaruhi penampilan tetapi juga

kesehatan, berada pada rentang usia 25 sampai 34 tahun (Papalia, 2009).

Bertambah gemuk bagi sebagian orang dapat menimbulkan keresahan. Namun

banyak pula yang menerima tanda-tanda tersebut sebagaimana adanya, tanpa

berusaha untuk menutupi atau memperbaikinya. Meskipun demikian, sebagian besar

orang muda ini menyadari bahwa kesehatan memegang peran penting dalam aktifitas

sehari-hari, pergaulan sosial, kehidupan keluarga, dan mereka seringkali mengatasi

masalah ini dengan diet (Hurlock, 1991).

Dalam hal kesehatan, penyakit menular seksual lebih sering ditemukan pada

orang dewasa awal, ketimbang pada orang dewasa madya atau dewasa akhir. Jumlah

penderita gangguan kejiwaan pada orang dewasa awal pun lebih besar daripada orang

dewasa madya. Orang dewasa awal lebih banyak mengalami depresi, kecemasan, atau

kesepian daripada orang dewasa madya.

Periode dewasa awal adalah periode dimana gangguan kepribadian dan

skizofrenia seringkali terdiagnosis. Sedangkan dalam hal perbedaan penurunan

kemampuan fisik dan kognitif antar individu umumnya disebabkan oleh perbedaan

gaya hidup sehat. Orang dewasa awal dengan gaya hidup sehat memiliki resiko

Page 36: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

terkena penyakit kronis dan kematian yang lebih rendah (Denise Boyd dan Hellen

Bee, 2006).

2.1.2.2. Perilaku diet pada wanita dewasa awal

Pada masa dewasa awal, 37.6 – 46.3% dari para wanita mencoba untuk menurunkan

berat badan mereka dengan diet. Dibandingkan dengan para lelaki, para wanita lebih

banyak memiliki sejarah tentang diet dan usaha mengurangi berat badan (Gillen,

Markey & Markey, 2011).

Usia dewasa awal menurut Erik Erikson adalah orang-orang yang berada pada

jenjang usia 20 – 30 tahun (Papalia, 2009). Wanita pada usia dewasa awal lebih

mungkin untuk mengadopsi nilai - nilai yang berdasar pada penampilan luar (Harper,

2009). Wanita biasanya lebih identik dengan permasalahan tubuh yang ideal, wanita

lebih mungkin berpikir bahwa mereka terlalu gemuk dibandingkan para lelaki (Cash,

2004).

United States Departement of Health & Human Services (2004) menyebutkan

bahwa para wanita lebih mungkin untuk mengidentifikasikan nutrisi sebagai hal yang

penting dan juga lebih mungkin mengadopsi perilaku makan yang sehat dibandingkan

dengan para lelaki. Banyak wanita yang melaporkan bahwa mereka ikut serta dalam

beberapa tipe dari perilaku diet yang sehat, dan memanfaatkan lebih banyak perilaku

diet sehat dibandingkan laki-laki (Boyes, fletcher, & Latner, 2007).

2.1.3. Jenis perilaku diet

Menurut Kim dan Lennon (Andea, 2010) menyebutkan bahwa macam-macam praktik

diet penurunan berat badan terbagi menjadi dua kategori, yaitu :

Page 37: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

21

1. Diet sehat, diet dapat diasosiasikan dengan perubahan perilaku ke arah

yang lebih sehat, seperti mengubah pola makan dengan mengkonsumsi

makanan rendah kalori atau rendah lemak, dan menambah aktivitas fisik

secara wajar. Diet sehat dapat membuat seseorang memiliki tubuh ideal

tanpa mendatangkan efek samping yang berbahaya bagi tubuh.

2. Diet tidak sehat, diet jenis ini dapat diasosiasikan dengan perilaku yang

membahayakan kesehatan dapat dilakukan dengan berpuasa (di luar niat

ibadah) atau melewatkan waktu makan dengan sengaja, penggunaan obat

penurun berat badan, penahan nafsu makan, muntah degan disengaja, dan

binge eating.

Menurut Stainzher (2002) menyebutkan bahwa macam-macam praktek diet

terbagi menjadi 3 kategori :

1. Diet sehat, perilaku diet yang sehat misalnya perubahan perilaku makan

dengan mengurangi asupan lemak dan membatasi asupan energi, mengurangi

makan cemilan dan meningkatkan aktifitas fisik atau berolahraga

2. Diet tidak sehat, praktik diet tidak sehat misalnya melewatkan waktu

makan ( waktu sarapan, makan siang atau makan malam) dan berpuasa.

3. Diet ekstrim, diet ekstrim sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh karena

pada umumnya menggunakan produk untuk mempercepat penurunan berat

badan, seperti penggunaan pil pelangsing, pil diet, pil penurun nafsu makan,

obat pencahar dan diikuti dengan perilaku kesehatan buruk misalnya dengan

memuntahkan makanan dengan sengaja, olahraga yang berlebihan.

Page 38: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

2.1.3.1. Perilaku diet sehat

Menurut French, Perry, Leon dan Fulkerson (1995) menjelaskan bahwa metode

penurunan berat badan atau diet yang sehat yang mencerminkan pola makan sehat

dan olahraga. Selanjutnya mengungkapkan diet sehat mencerminkan pola makan dan

aktifitas fisik yang menggunakan strategi yang sehat untuk mempertahankan berat

badan seperti memakan lebih banyak sayur dan buah dan olahraga (Gillen, 2012).

Diet sehat menurut Kim dan Lennon (2006) dapat diasosiasikan dengan

perubahan perilaku ke arah yang lebih sehat, seperti mengubah pola makan dengan

mengkonsumsi makanan rendah kalori atau rendah lemak, dan menambah aktivitas

fisik secara wajar. Diet sehat dapat membuat seseorang memiliki tubuh ideal, tanpa

mendatangkan efek samping yang berbahaya bagi tubuh.

Sedangkan menurut Sari (2008) diet sehat yaitu metode pengaturan konsumsi

makanan/pola makan yang bersifat alamiah dengan cara mengurangi porsi makan,

mengubah pola makan, dan memperkecil sistem pencernaan. Dalam melakukan diet

sehat, jumlah makanan yang dikonsumsi harus dibatasi. Namun, sama sekali tidak

ada makanan yang perlu dihindari apalagi dipantang. Utamakan makanan yang

berkualitas dan kaya gizi.

Diet yang tinggi akan buah-buahan, sayuran, sedikit gandum, kacang-

kacangan, ayam dan ikan dan mengurangi gandum, kentang dan daging telah

menunjukkan dapat mengurangi resiko penyakit jantung koroner pada wanita (Taylor,

2006). Diet dengan mengonsumsi ikan salmon, brokoli, bayam, buah beri dan teh

hijau sangat dianjurkan karena makanan tersebut mengandung konsentrasi dari nutrisi

Page 39: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

23

yang tinggi dan rendah kalori. Makanan yang mengandung nutrisi seperti itu dapat

mencegah penyakit seperti penyakit jantung, diabetes tipe II, hipertensi dan kanker

(Pratt, 2012).

Diet yang ekstrim biasanya berhubungan dengan faktor resiko yang berat.

Berita baiknya adalah bahwa merubah diet seseorang dapat meningkatkan kesehatan.

Sebagai contohnya, diet tinggi serat dapat mencegah obesitas dan penyakit jantung

dengan mengurangi kadar insulin (Taylor, 2006).

Banyak hal yang harus diketahui mengenai keseimbangan energi dalam diet.

Diet sebaiknya meliputi dari berbagai macam jenis makanan, dengan maksud energi

yang dibutuhkan dari banyak sumber yang berbeda. Jenis makanan yang berbeda

akan memberikan energi yang berbeda dan dapat membantu diet sehat secara

keseluruhan. Karbohidrat misalnya merupakan pemegang peranan yang penting

dalam pemeliharaan kesehatan dan juga merupakan hal yang terpenting dalam diet.

Selulosa dan serat juga merupakan bagian dari karbohidrat. Selulosa dan serat dapat

mencegah terjadinya konstipasi atau sembelit (Ashton et. al., 2010).

Selain berdampak bagi kesehatan dan keseimbangan energi, diet sehat juga

memberikan keuntungan pada para pelaku diet. Dalam uji coba yang dilakukan secara

acak dari 201 mahasiswi yang menjalani program pengontrolan berat badan,

kombinasi diet dan olahraga selama 12 bulan menghasilkan penurunan berat badan

yang signifikan dan meningkatkan kebugaran pernapasan dan jantung (Papalia,

2007). Dalam bukunya Lucy Danziger, penulis buku The Drop 10 Diet,

mengungkapkan bahwa ketika ia menjalani diet dengan mengonsumsi makanan super

Page 40: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

24

yang terdiri dari kacang-kacangan, buah beri, dan gandum yang mengandung serat,

protein dan nutrisi penting serta menambah aktivitas seperti berlari, berenang dan

bersepeda, setelah enam bulan ia berhasil mengurangi 25 pon dari berat badannya

(CNNhealth, 2012).

Penurunan berat badan tersebut akan memiliki efek yang lebih lama

dibandingkan dengan melakukan diet yang tidak sehat. Dengan diet yang tidak sehat,

pelaku diet akan mendapatkan penurunan berat badan yang sangat cepat. Akan tetapi,

penurunan berat badan secara cepat justru akan berdampak naik turunnya berat badan

tubuh yang biasa disebut dengan fenomena yoyo syndrome (Sari, 2008).

2.1.3.2 Aspek perilaku diet sehat

Perilaku diet merupakan bagian dari pola makan. Aspek teoritis perilaku makan

pertama kali dikemukakan oleh Schachter dan Radin dalam teori internal eksternal

obesitas. Hasil risetnya menunjukkan subyek yang kegemukan akan lebih responsif

terhadap isyarat eksternal yaitu makanan dan kurang responsif terhadap isyarat

internal, seperti signal lapar dan kenyang. Selain itu, subyek yang kegemukan juga

makan lebih banyak sewaktu merasa tertekan, sementara subyek yang berat badannya

normal makan lebih sedikit (Ruderman, 1986).

Aspek diet menurut Ruderman (1986) perilaku diet terdiri dari tiga aspek

yaitu:

a. Aspek eksternal

Aspek eksternal mencakup situasi yang berkaitan dengan cara makan dan

faktor makanan itu sendiri, baik dari segi rasa, bau, dan penampilan makanan.

Page 41: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

25

Bagi pelaku diet aspek eksternal ini akan lebih bernilai apabila makanan yang

tersedia adalah makanan yang lezat.

b. Aspek emosional

Aspek emosional menunjuk emosi yang lebih berperan dalam perilaku makan

adalah emosi negatif, seperti kecewa, cemas, depresi dan sebagainya. Rasa

cemas, rasa takut dan khawatir yang timbul akan melahirkan sikap yang

berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang mengatasi keadaan stres dengan

tidur, melakukan berbagai aktivitas fisik seperti olah raga, jalan-jalan,

meminum minuman keras, mengkonsumsi obat-obat tertentu atau

mengalihkan perhatiannya dengan memakan makanan sesukanya.

Khusus untuk memakan makanan sesukanya ini, jika keadaan

berlangsung lama dan tidak terkontrol maka akan menyebabkan dampak

negatif pada tubuh, terlebih jika makanan yang dimakan banyak mengandung

kalori, karbohidrat dan lemak yang tinggi. Kondisi ini bisa menjadi kebiasaan

makan yang salah karena dapat menaikkan berat badan.

c. Aspek restraint

Istilah restraint menurut kamus kedokteran berarti pengekangan atau

pembatasan. Aspek restraint ini kemudian dikembangkan oleh Herman dan

Polivy yang mengemukakan bahwa pola makan individu dipengaruhi oleh

keseimbangan antara faktor-faktor fisiologis yaitu desakan terhadap keinginan

pada makanan dan usaha secara kognitif untuk melawan keinginan tersebut.

Usaha secara kognitif inilah yang disebut restraint.

Page 42: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

26

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai perilaku diet

pada umumnya mengacu pada alat ukur yang disusun oleh French, Perry, Leon dan

Fulkerson (Andea, 2010). Metode penurunan berat badan atau diet yang sehat yang

mencerminkan pola makan sehat dan olahraga.

Pengukuran perilaku diet sehat yang digunakan berupa self report yang terdiri

dari: pengurangan kalori, memperbanyak olahraga, memperbanyak makan buah dan

sayur, mengurangi cemilan, mengurangi asupan lemak, mengurangi permen atau

makanan manis, mengurangi porsi makan yang dikonsumsi, mengubah tipe makanan,

mengurangi konsumsi daging, mengurangi makanan yang berkarbohidrat tinggi dan

mengonsumsi makanan-makanan yang rendah kalori.

2.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku diet

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku diet menurut Menurut Wardle et al (1997)

adalah :

1. Kesehatan yaitu diet membatasi pengkonsumsian daging-dagingan banyak

mengandung zat kolesterol (lemak) tinggi, garam dapat mencegah

terjadinya gangguan penyakit jantung (heart disease).

2. Kepribadian adalah jika seseorang merasa tidak percaya diri maka ia akan

melakukan diet untuk mendapatkan tubuh yang ideal.

3. Lingkungan yaitu perilaku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan seperti

orang tua, saudara, teman dan media (Smet, 1993).

Jenis kelamin adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku

seseorang. Pada tahun 1984 suatu perusahaan riset pasar melaporkan dengan pasti

Page 43: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

27

bahwa sebanyak 30% dari wanita Amerika dan 16 % pria melakukan diet (Smet,

1994).

2.2. Dukungan Sosial

2.2.1. Definisi dukungan sosial

Baron dan Byrne (1997) menyatakan bahwa social support adalah pemberian

perasaan nyaman baik secara fisik maupun psikologis atau keluarga kepada seseorang

untuk menghadapi masalah. Individu mempunyai perasaan aman karena mendapatkan

dukungan akan lebih efektif dalam menghadapi masalah daripada individu yang

mendapat penolakan dari orang lain.

Menurut Taylor (2009) dukungan sosial adalah suatu informasi dari orang lain

bahwa seseorang dicintai dan diperhatikan, dihormati dan dihargai, dan merupakan

bagian dari jaringan komunikasi dan kewajiban bersama. Dukungan sosial bisa di

berikan dari orangtua, pasangan atau kekasih, kerabat kita, teman, dan hubungan

sosial serta komunitas atau bahkan hewan peliharaan kita.

Dukungan sosial menurut House (1981) adalah transaksi interpersonal yang

mencakup: (1) perhatian secara emosional (menyukai, mencintai, empati), (2)

bantuan instrumental (barang atau pelayanan), (3) informasi (tentang lingkungan),

atau (4) penilaian (informasi yang relevan untuk evaluasi diri). Konsep dari dukungan

sosial adalah konsep yang digemari diantara peneliti stres dalam bidang psikologi dan

ilmu kedokteran karena dua alasan. Pertama, dukungan sosial muncul untuk

menengahi efek dari stres kehidupan dan kesehatan. Kedua, intervensi untuk stres

Page 44: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

pada individu yang mencakup dukungan sosial terlihat menjanjikan untuk

mengurangi distres dan memfasilitasi penyesuaian.

Sedangkan menurut Cohen (2004) Dukungan sosial mengacu pada sumber

materi, informasi, dan psikologi yang diperoleh dari jaringan sosial, dimana

seseorang dapat mengandalkannya untuk membantu menanggulangi stres. Pada

situasi stres yang tinggi, seseorang yang dekat dengan orang lain mungkin lebih

mudah makan dan tidur, mendapat olahraga yang cukup dan jauh dari kekerasan dan

sedikit memiliki kemungkinan untuk menderita, cemas atau depresi atau bahkan

meninggal.

Menurut Sarafino (2011) dukungan sosial mengacu pada kenyamanan,

perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diterima individu dari orang lain.

Dukungan bisa datang dari banyak sumber-orang itu pasangan atau kekasih,

keluarga, teman, dokter, atau organisasi masyarakat. Individu yang mendapatkan

dukungan sosialpercaya bahwa mereka dicintai, dihargai, danbagian dari jaringan

sosial, seperti keluarga atau organisasi masyarakat, yang dapat membantu pada saat

dibutuhkan. Jadi, dukungan sosial mengacu pada tindakan yang benar-benar

dilakukan oleh orang lain, atau mendapat dukungan. Hal ini juga mengacu pada rasa

atau persepsi seseorang bahwa kenyamanan, peduli, dan bantuan tersedia jika

diperlukan yaitu, persepsi dukungan.

Dari beberapa definisi dukungan sosial di atas, penulis menggunakan definisi

dalam Sarafino (2011) yang sesuai dengan penelitian dimana dukungan sosial adalah

kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diterima individu dari orang

Page 45: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

29

lain yang mencakup keluarga, teman atau kerabat. Jadi definisi dukungan sosial

dalam penelitian ini adalah pemberian dan persepsi pada rasa kenyamanan, perhatian,

penghargaan, informasi ataupun bantuan yang diterima individu dari orang lain.

2.2.2. Jenis atau bentuk dukungan sosial

Dukungan sosial memiliki empat komponen dasar, yaitu :

1. Dukungan emosi atau penghargaan yaitu dukungan yang mencakup

empati, kepedulian, perhatian, hal positif dan dorongan terhadap individu

tersebut. Hal ini meliputi kenyamanan dan kepastian dengan rasa memiliki

dan mencintai pada saat stress.

2. Dukungan nyata atau dukungan instrumen, yaitu dukungan melibatkan

bantuan langsung dengan tindakan nyata, seperti memberikan atau

meminjamkan uang atau membantu dengan tugas-tugaspada saat stres.

3. Dukungan informasi

Dukungan informasi mencakup pemberian nasihat, arah, saran atau umpan

balik / feedback tentang apa yang harus dilakukan individu tersebut.

Contohnya, seseorang yang mendapatkan informasi dari keluarga atau

dokter untuk mengatasi penyakit yang dideritanya.

4. Dukungan persahabatan

Dukungan persahabatan mengacu pada ketersediaan orang lain untuk

menghabiskan waktu dengan individu, sehingga memberikan perasaan

bahwa individu tersebut merupakan bagian dari kelompok yang memiliki

minat yang sama dan aktivitas sosial.

Page 46: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

30

2.2.3. Pengukuran

Pengukuran terhadap dukungan sosial, dalam hal ini peneliti menyusun skala

berdasarkan empat komponen dari dukungan sosial. Empat komponen tersebut yaitu

dukungan emosi atau penghargaan, dukungan nyata atau dukungan instrumen,

dukungan informasi, dan dukungan persahabatan.

2.3. Health Belief Model

2.3.1. Definisi health belief model

Health belief model (HBM) adalah teori yang paling umum digunakan dalam

pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan (Glanz, Rimer, & Lewis, 2008). Health

belief model pertama kali diperkenalkan pada tahun 1950-an oleh kelompok psikolog

yang bekerja di US Public Health Service. Fokus mereka adalah bagaimana

meningkatkan penggunaan pelayanan preventif yang digalangkan oleh pemerintah,

seperti vaksinasi influenza. Mereka mengasumsikan hahwa tiap orang beresiko untuk

terkena penyakit. Oleh sehab itu, mereka akan terdorong untuk mengambil langkah-

langkah sehat dalam rangka untuk mengurangi resiko sakit (perceived threat) dan

berharap serangkaian tindakan yang akan dilakukan menguntungkan dalam

mengurangi resiko sakit atau keparahan penyakit selama keuntungan yang diperoleh

melebihi hambatan yang ditemui ketika melakukan perilaku sehat.

Health belief model diformulasikan oleh Rosenstock (1966) untuk

memprediksi kemungkinan individu akan melibatkan diri dalam perilaku sehat atau

tidak. Konsepnya HBM berisi beberapa konsep utama yang memprediksi mengapa

orang-orang akan mengambil tindakan untuk mencegah, untuk menyaring, atau untuk

Page 47: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

31

mengontrol kondisi penyakit. Teori Health belief model telah banyak diaplikasikan

pada penelitian-penelitian tentang berbagai macam perilaku kesehatan. Konsep asli

yang mendasari HBM adalah bahwa perilaku kesehatan ditentukan oleh keyakinan

pribadi atau persepsi tentang penyakit dan strategi yang tersedia untuk mengurangi

terjadinya penyakit (Turner, et al, 2004).

Secara umum individu akan mengambil tindakan pencegahan apabila individu

menganggap dirinya rentan terhadap kondisi yang ia percayai menimbulkan

konsekuensi serius. Individu akan mengambil tindakan memeriksakan dirinya apabila

mempercayai terhadap masalah kesehatan ataupun keseriusan dari kondisi tersebut

dan individu akan mengambil langkah mengontrol kondisi kesehatannya yang sakit

apabila ia mempercayai bahwa keuntungan yang akan diperoleh melebihi rintangan

yang dihadapi pada saat mengambil langkah tersebut (Smet, 1994).

Menurut HBM, kemungkinan individu akan melakukan tindakan pencegahan

tergantung secara langsung pada hasil dari keyakinan (health belief) yaitu : perceived

threat dimana penilaian individu akan ancaman yang dirasakan dari masalah

kesehatan yang mungkin akan beresiko terhadap penyakitnya (perceived

susceptibility dan perceived severity), seperti komplikasi diabetes, dan pertimbangan

tentang keuntungan dan kerugian (benefits and cues to action) (Sine, 1994). Penilaian

pertama adalah ancaman yang dirasakan terhadap resiko yang akan muncul. Hal ini

mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir penyakit atau kesakitan betul-betul

merupakan ancaman kepada dirinya. Asumsinya adalah bahwa apabila ancaman yang

Page 48: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

32

dirasakan tersebut meningkat maka perilaku unruk mengurangi resiko penyakit juga

akan meningkat.

2.3.2. Aspek Health Belief Model

Terdapat enam dimensi dari health belief model (Glanz, 2008), yaitu:

1. Perceived susceptibility, yaitu mengukur persepsi kerentanan mengacu pada

keyakinan tentang kemungkinan mendapatkan penyakit. Sebagai contoh,

kemungkinan seseorang akan terlibat dalam perilaku pencegahan untuk

kenaikan berat badan (Misalnya olahraga dan diet rendah kalori) akan

tergantung pada seberapa banyak mereka percaya bahwa mereka berisiko

obesitas. Contoh lainnya adalah seorang wanita harus percaya ada

kemungkinan terkena kanker payudara sebelum ia akan tertarik dan merasa

butuh untuk melakukan pemeriksaan pada payudara (mammogram).

2. Perceived severity, berkaitan dengan keyakinan individu dalam bahaya yang

dapat disebabkan oleh penyakit dari perilaku tertentu. Seorang individu akan

mencegah kenaikan berat badan jika ia percaya akan menimbulkan efek

negatif pada fisik, psikologis dan sosial (misalnya, kematian, cacat, beban

keuangan, rasa sakit yang berlebih, dan kesulitan bersosial dengan keluarga).

Jika efek penyakit tidak memiliki dampak besar pada kehidupan individu, ia

tidak akan termotivasi untuk bertindak menghindari resiko.

3. Perceived benefits, yaitu mengukur keyakinan orang mengenai manfaat yang

dirasakan dari berbagai tindakan yang tersedia apabila mengurangi ancaman

penyakit. Persepsi dalam konteks kesehatan apabila melakukan perilaku

Page 49: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

33

makan sehat akan mendapatkan keuntungan yaitu menghindarkan mereka dari

obesitas. Persepsi non-kesehatan, seperti berhenti merokok dapat menghemat

pengeluaran keuangan atau menyenangkan anggota keluarga dengan memiliki

hasil tes mammogram.

4. Perceived barriers, yaitu mengukur penilaian individu mengenai besar

hambatan yang ditemui dalam mengadopsi perilaku kesehatan yang

disarankan, seperti hambatan finansial, fisik, dan psikososial.

5. Cues to action, yaitu mengukur hal-hal yang menggerakkan individu untuk

mengubah perilaku mereka setelah melihat atau mendengar peristiwa-

peristiwa, kisah orang lain, atau kejadian yang orang lain yang mendapatkan

akibat buruk dari perilaku tidak sehat. Pemberi intervensi yang sering

disebutkan adalah gereja, tukang cukur, organisasi persaudaraan, acara

olahraga, dan tetangga, sebagai media edukasi dan penggerak bagi pria

Afrika-Amerika untuk mengikuti program pendidikan kanker prostat.

6. Self-efficacy, yaitu mengukur bahwa keyakinan seseorang dapat berhasil

melaksanakan perilaku yang diperlukan untuk menghasilkan hasil tertentu.

Bandura mendefinisikan self-efficacy sebagai seseorang yang memperkirakan

bahwa perilaku tertentu akan menyebabkan hasil tertentu. Pada umumnya,

individu akan melakukan sesuatu yang baru kecuali mereka berpikir bahwa

mereka bisa melakukannya. Misalnya, jika seseorang percaya bahwa perilaku

baru memiliki keuntungan yang baik, tetapi tidak berpikir bahwa ia mampu

Page 50: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

34

melakukannya (rendah self-efficacy), kemungkinan bahwa dia tidak akan

mencoba perilaku baru tersebut.

2.3.3. Pengukuran

Skala yang digunakan adalah konstruk teori health belief model yang membagi

dimensi health belief model menjadi perceived susceptibility, perceived severity,

perceived benefits, perceived barriers, cues to action dan self-efficacy. Salah satu

keterbatasan yang paling penting dalam penelitian baik deskriptif dan intervensi pada

HBM karena memiliki variabilitas (alat ukur) dalam konstruksi pengukuran HBM

(Glanz, 2008).

Beberapa prinsip penting dalam pengembangan panduan pengukuran HBM

bahwa membangun definisi harus konsisten dengan teori HBM sebagai konsep

awalnya, dan langkah-langkah harus spesifik seperti perilaku yang ditangani dan

relevan dengan subjek yang diteliti. Untuk memastikan validitas isi, penting untuk

mengukur berbagai faktor yang dapat mempengaruhi perilaku (Glanz, 2008).

Validitas dan reliabilitas dari alat ukur perlu dikaji ulang dan dianalisis

dengan studi masing-masing. Perbedaan budaya dan populasi membuat penerapan

skala tanpa pemeriksaan rentan terhadap kesalahan. Hanya beberapa studi

menggunakan HBM yang telah dikembangkan dan harus melakukan pengujian

validitas dan reliabilitas sebelum penelitian.

2.4. Kerangka Berpikir

Seseorang yang berada pada usia dewasa awal, sekitar 20 – 30 tahun, terutama

wanita, biasanya memberikan perhatian pada penampilannya. Banyak wanita

Page 51: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

35

memutuskan untuk mengurangi berat badan untuk mencapai berat badan yang ideal

supaya terlihat menarik di depan pasangan, serta dapat menyehatkan. Inilah salah

satu pemicu perilaku yang disebut diet.

Dukungan sosial yang berupa dukungan emosi dan penghargaan dapat

mempengaruhi seseorang untuk memutuskan melakukan diet karena seseorang yang

memiliki berat badan yang berlebih atau memiliki pola makan yang tidak sehat

membutuhkan perhatian dan informasi tentang diet sehingga yang bersangkutan dapat

menjalankan diet tanpa mengesampingkan masalah kesehatan. Dukungan

penghargaan juga dapat mempengaruhi seseorang untuk lebih bersemangat

melakukan diet yang sehat ketimbang dengan membeli obat – obatan penurun berat

badan. Sedangkan dukungan instrumental seperti bantuan secara langsung misalnya

memberikan menu makanan sehat dan dukungan persahabatan yang selalu menemani

aktivitas keseharian, merasa bahwa teman selalu ada mendampingi dapat

mempengaruhi seseorang untuk memperkuat keputusan seseorang untuk melakukan

diet terutama diet yang sehat.

Selain karena dukungan sosial, kesadaran seseorang akan kesehatan juga

mulai meningkat. Pengaturan pola makan yang sesuai aturan dengan tujuan untuk

menjaga kesehatan dan mencapai berat badan yang ideal disebut diet yang sehat. Diet

sehat menurut French, Perry, Leon dan Fulkerson mencerminkan pola makan dan

perilaku aktifitas fisik yang menggunakan strategi yang sehat untuk mengurangi berat

badan seperti memakan lebih banyak sayur dan buah, mengurangi cemilan dan

olahraga (Gillen, 2012).

Page 52: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

36

Dalam hal ini juga health belief model memiliki peran dalam melakukan diet.

Bermula dari anggapan bahwa setiap orang beresiko terkena penyakit, maka muncul

dorongan yang dipengaruhi oleh factor-faktor seperti persepsi tentang kerentanan

terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi untuk memperkecil kerentanan, dan

adanya kepercayaan bahwa perubahan perilaku akan memberikan keuntungan. Factor

yang mempengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku itu sendiri yang dipengaruhi

oleh karakterisitik individu, penilaian individu terhadap perubahan yang terjadi.

Oleh karena itu, peneliti menduga bahwa dukungan sosial dan health belief

model akan berkorelasi positif dengan perilaku diet sehat. Kerangka hubungan antara

dukungan sosial, health belief model, dan perilaku diet sehat digambarkan dalam

bagan di bawah ini:

Gambar 2.1 Kerangka berpikir

Page 53: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

37

2.5. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan asumsi penelitian terhadap suatu permasalahan yang masih

harus diuji, maka hipotesis yang dirumuskan oleh penulis adalah sebagai berikut:

2.5.1. Hipotesis mayor

Ada pengaruh yang signifikan dukungan emosi atau penghargaan, dukungan nyata

dan instrumen, dukungan informasi, dukungan persahabatan, perceived susceptibility,

perceived severity, perceived benefits, perceived barriers, cues to Action, dan self-

efficacy terhadap perilaku diet sehat pada wanita usia dewasa awal.

2.5.2. Hipotesis minor

H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara dukungan emosi atau penghargaan

terhadap perilaku diet sehat pada wanita usia dewasa awal.

H2 : Ada pengaruh yang signifikan antara dukungan nyata dan istrumen terhadap

perilaku diet sehat pada wanita dewasa awal.

H3 : Ada pengaruh yang signifikan antara dukungan informasi terhadap perilaku

diet sehat pada wanita dewasa awal.

H4 : Ada pengaruh yang signifikan antara dukungan persahabatan terhadap

perilaku diet sehat pada wanita dewasa awal.

H5 : Ada pengaruh yang signifikan antara perceived susceptibility terhadap

perilaku diet sehat pada wanita dewasa awal.

H6 : Ada pengaruh yang signifikan antara perceived severity terhadap perilaku

diet sehat pada wanita dewasa awal.

Page 54: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

38

H7 : Ada pengaruh yang signifikan antara perceived benefits terhadap perilaku

diet sehat pada wanita dewasa awal.

H8

: Ada pengaruh yang signifikan antara perceived barriers terhadap perilaku

diet sehat pada wanita dewasa awal.

H9

: Ada pengaruh yang signifikan antara cues to action terhadap perilaku diet

sehat pada wanita dewasa awal.

H10 : Ada pengaruh yang signifikan antara self-efficacy terhadap perilaku diet

sehat pada wanita dewasa awal.

Page 55: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

BAB 3

METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang terdiri dari populasi dan sampel,

variabel penelitian, pengumpulan data, uji alat ukur, prosedur penelitian dan analisis

data.

3.1. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang memiliki karakteristik sebagai

berikut:

a. Usia 20 sampai dengan 30 tahun karena masuk dalam kategori dewasa awal.

b. Melakukan diet setidaknya selama satu bulan.

c. Aktivitas diet dapat berupa mengurangi konsumsi makanan serta minuman

yang mengandung kalori, lemak tinggi, dan melakukan aktifitas fisik.

Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan 314 responden sebagai sampel

penelitian yang dianggap cukup untuk uji validitas menggunakan CFA dan dianalisis

dengan menggunakan teknik analisis multiple regression. Pengambilan sampel pada

penelitian ini bersifat non probability sampling yang berarti kemungkinan terpilihnya

dari setiap responden anggota populasi tidak dapat dihitung. Peneliti menggunakan

teknik non probability sampling dengan tipe snowball sampling karena populasi tidak

dapat diidentifikasi namun dapat diperoleh dari seseorang yang tahu bahwa ada orang

lain memiliki pengalaman atau karakteristik yang diperlukan (MacNealy, 1999.).

40

Page 56: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

41

Snowball Sampling juga dapat mengidentifikasi karakteristik yang dibutuhkan

melalui anggota kelompok yang berkarakteristik sama (Henry, 1990). Selain itu,

keterbatasan waktu dan biaya juga menjadi alasan bagi peneliti dalam menggunakan

teknik non probability sampling. Penelitian dilakukan di Fitness Centre Syahida Inn,

Fitness Centre Banda Aceh, fakultas psikologi, dan Universitas Syiah Kuala.

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

a) Dependent Variabel:

Definisi operasional perilaku diet: perilaku mengurangi konsumsi makanan serta

minuman yang mengandung kalori, lemak tinggi, dan melakukan aktifitas fisik untuk

mempertahankan berat badan ideal.

b) Independent Variabel

• Independent Variabel 2: dukungan sosial

Definisi operasional dukungan dosial: pemberian dan persepsi pada rasa

kenyamanan, perhatian, penghargaan, informasi ataupun bantuan yang

diterima individu dari orang lain.

• Independent Variabel 1: health belief model (HBM)

Definisi operasional health belief model: perilaku kesehatan ditentukan oleh

keyakinan pribadi atau persepsi tentang penyakit dan strategi yang tersedia

untuk mengurangi terjadinya penyakit.

Page 57: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

42

3.3. Pengumpulan Data

3.3.1. Instrumen penelitian

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Di dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan tiga skala berbentuk skala model Likert yaitu,

skala health belief model, skala dukungan sosial, dan skala perilaku diet yang disusun

dengan menggunakan empat pilihan jawaban yaitu, sangat setuju (SS), setuju (S),

tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS), Peneliti tidak menggunakan lima pilihan

jawaban dalam skala ini karena menghindari pilihan jawaban ragu – ragu (R).

Peneliti membagi dua kategori item pernyataan yaitu favorable dan

unfavorable serta menentukan bobot nilai. Untuk item favorable,skor subjek dimulai

dari 4, 3, 2, 1. Sementara untuk item unfavorable, skor subjek dimulai dari 1, 2, 3, 4.

Tabel 3.1 Skor untuk Pernyataan Positif dan Negatif

Pilihan Jawaban Favorable Unfavorable

(SS) 4 1 (S) 3 2

(TS) 2 3 (STS) 1 4

b. Skala perilaku diet

Skala perilaku diet yang digunakan dalam penelitian ini dibuat berdasarkan

weight loss behavior scale (WLBS) yang disusun oleh French, Perry, Leon

dan Fulkerson untuk kemudian dijadikan indikator. Peneliti hanya mengambil

11 dari 23 strategi penurunan berat badan yang ada pada skala tersebut, karena

dianggap sudah mewakili semua hal yang ingin diukur. Metode penurunan

berat badan atau diet yang sehat dalam skala tersebut mencerminkan pola

Page 58: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

43

makan sehat dan olahraga. Metode ini terdiri dari: pengurangan kalori,

memperbanyak olahraga, memperbanyak makan buah dan sayur, mengurangi

cemilan, mengurangi asupan lemak, mengurangi permen atau makanan manis,

mengurangi porsi makan yang dikonsumsi, mengubah tipe makanan,

mengurangi konsumsi daging, mengurangi makanan yang berkarbohidrat

tinggi dan mengonsumsi makanan-makanan yang rendah kalori.

Tabel 3.2 Blue Print Skala Pengukuran Perilaku Diet

a. Skala dukungan sosial

Skala yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah menggunakan

konstruk teori dukungan sosial dari Sarafino (2011) yang membagi dimensi

dukungan sosial menjadi dukungan emosi atau penghargaan, dukungan nyata

atau dukungan instrument, dukungan informasi, dukungan persahabatan.

Page 59: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

Tabel 3.3 Blue Print Skala Pengukuran Dukungan Sosial

c. Skala health belief model

Skala yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah menggunakan

konstruk teori health belief model (Glanz, 2008) yang membagi dimensi

health belief model menjadi perceived susceptibility, perceived severity,

perceived benefits, perceived barriers, cues to action dan self-efficacy.

Tabel 3.4 Blue Print Skala Health BeliefModel

44

Page 60: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

45

3.4 Uji Validitas Instrumen Penelitian

Untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti

menggunak CFA (Confirmatory Factor Analysis) dengan software Lisrel 8.70.

Harrington (2009) menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan

kriteria hasil CFA yang baik adalah:

1. Dilakukan uji CFA dengan model satu faktor dan dilihat nilai Chi-square

yang dihasilkan. Jika nilai Chi-square tidak signifikan (p > 0,05) berarti

semua item hanya mengukur satu faktor saja. Namun, jika nilai Chi-

square signifikan (p<0,05), maka perlu dilakukan modifikasi terhadap

model pengukuran yang diuji sesuai langkah kedua berikut ini.

2. Jika nilai Chi-square signifikan (p < 0,05), maka dilakukan modifikasi

model pengukuran dengan cara membebaskan parameter berupa korelasi

kesalahan pengukuran. Ini terjadi ketika suatu item selain mengukur

konstruk yang ingin diukur, item tersebut juga mengukur hal yang lain

(mengukur lebih dari satu konstruk atau multidimensional). Jika setelah

beberapa kesalahan pengukuran dibebaskan untuk saling berkorelasi dan

akhirnya diperoleh model fit, maka model terakhir inilah yang akan

digunakan pada langkah selanjutnya.

3. Jika telah diperoleh model yang fit, maka dilakukan analisis item dengan

melihat apakah muatan faktor item tersebut signifikan dan mempunyai

nilai koefisien positif. Jika t-value untuk koefisien muatan faktor suatu

Page 61: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

46

item lebih besar dari 1,96 (absolute), maka item tersebut dinyatakan

signifikan dalam mengukur faktor yang hendak diukur (tidak di drop).

4. Setelah itu dilihat apakah ada item yang muatan negatif. Perlu dicatat

bahwa untuk alat ukur yang bukan mengukur kemampuan (misal:

personality inventory), jika ada pernyataan negatif perlu dilakukan

penyesuaian arah skoringnya yang dirubah menjadi positif. Jika sudah

dibalik, maka berlaku perhitungan umum dimana item bermuatan faktor

negatif didrop.

5. Selanjutnya, melihat loading factor yang merupakan besar korelasi

(kovarian) antar indikator dengan konstruk latennya setelah diperoleh dari

model yang fit. Bobot yang diperlukan dalam loading factor sebesar 0,5

atau lebih yang dianggap akan memiliki validasi yang cukup kuat untuk

menjelaskan konstruk laten. Jika sudah sesuai, maka item tersebut

dinyatakan valid dalam mengukur faktor yang hendak diukur (tidak

didrop).

6. Apabila kesalahan pengukurannya berkorelasi terlalu banyak dengan

kesalahan pengukuran pada item lain, maka item seperti ini pun dapat

didrop karena bersifat sangat multidimensional.

3.4.1. Uji validitas konstruk skala perilaku diet

Peneliti menguji apakah 28 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar-benar hanya mengukur perilaku diet. Dari hasil awal analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, Chi-Square=2182.93,

Page 62: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

47

df=350, P-value=0.00000, RMSEA=0.129. Namun setelah dilakukan modifikasi

dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang

dianalisis, maka kemudian diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=246.94,

df=214, P-value=0.06069, RMSEA=0.022. Chi Square menghasilkan P-value > 0.05

(tidak signifikan), artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu perilaku diet.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu

didrop atau tidak. Dalam hal ini yang dilihat adalah koefisien muatan faktor dari item

dan nilai t dari setiap muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran perilaku

diet disajikan pada tabel 3.15.

Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Perilaku diet

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan.

Page 63: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

48

Dari tabel 3.15 dapat dilihat bahwa ada 21 item yang signifikan ( t > 1.96) dan

7 item yang tidak signifikan (t < 1,96) yaitu item nomor 1,3,7 dan 9. Dengan

demikian, item nomor 3, 11, 14, 16, 17, 27, dan 28 akan didrop yang berarti item

tersebut tidak akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

3.4.2. Uji validitas konstruk skala dukungan emosi atau penghargaan

Peneliti menguji apakah 7 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar-benar hanya mengukur dukungan emosi atau penghargaan. Dari hasil

awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, Chi-

Square=134.11, df=14, P-value=0.00000, RMSEA=0.166. Namun setelah dilakukan

modifikasi dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item

yang dianalisis, maka kemudian diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=12.69,

df=8, P-value=0.12304, RMSEA=0.043. Chi Square menghasilkan P-value > 0.05

(tidak signifikan), artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu dukungan emosi atau

penghargaan.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu

didrop atau tidak. Dalam hal ini yang dilihat adalah koefisien muatan faktor dari item

dan nilai t dari setiap muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran perilaku

diet disajikan pada tabel 3.11.

Page 64: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Dukungan Emosi atau Penghargaan

No Koefisein Standard Error Nilai t Signifikan ITEM1 0.45 (0.07) 6.49 V ITEM2 0.96 (0.05) 18.32 V ITEM3 0.62 (0.05) 11.50 V ITEM4 0.52 (0.05) 9.38 V ITEM5 -0.10 (0.06) -1.77 X ITEM6 0.56 (0.07) 8.52 V ITEM7 0.61 (0.05) 11.13 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel 3.11 dapat dilihat bahwa ada 6 item yang signifikan ( t > 1.96) dan

1 item yang tidak signifikan (t < 1,96) yaitu item nomor 5. Dengan demikian, item

nomor 5 akan didrop yang berarti item tersebut tidak akan ikut dianalisis dalam

perhitungan faktor skor.

3.4.3. Uji validitas konstruk skala dukungan nyata dan instrumen

Peneliti menguji apakah 6 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar-benar hanya mengukur dukungan nyata dan instrumen. Dari hasil awal

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, Chi-

Square=116.85, df=9, P-value=0.00000, RMSEA=0.196. Namun setelah dilakukan

modifikasi dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item

yang dianalisis, maka kemudian diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=10.99,

df=6, P-value=0.08879, RMSEA=0.052. Chi Square menghasilkan P-value > 0.05

(tidak signifikan), artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu dukungan nyata dan instrumen.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu

49

Page 65: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

50

didrop atau tidak. Dalam hal ini yang dilihat adalah koefisien muatan faktor dari item

dan nilai t dari setiap muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran perilaku

diet disajikan pada tabel 3.12.

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Dukungan Nyata dan Instrumen

No Koefisein Standard Error Nilai t Signifikan ITEM1 0.39 (0.06) 6.18 V ITEM2 0.78 (0.06) 12.37 V ITEM3 -0.47 (0.06) -7.62 X ITEM4 -0.06 (0.07) -0.77 X ITEM5 0.46 (0.06) 7.57 V ITEM6 0.67 (0.06) 11.09 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel 3.12 dapat dilihat bahwa ada 4 item yang signifikan ( t > 1.96) dan

2 item yang tidak signifikan (t < 1,96) yaitu item nomor 3 dan 4. Dengan demikian,

item nomor 3 dan 4 akan didrop yang berarti item tersebut tidak akan ikut dianalisis

dalam perhitungan faktor skor.

3.4.4. Uji validitas konstruk skala dukungan informasi

Peneliti menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar-benar hanya mengukur dukungan informasi. Dari hasil awal analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, Chi-Square=33.12,

df=2, P-value=0.00000, RMSEA=0.223. Namun setelah dilakukan modifikasi dengan

membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis,

maka kemudian diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=0.00, df=0, P-

value=1.00000, RMSEA=0.000. Chi Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak

Page 66: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

51

signifikan), artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh

item hanya mengukur satu faktor saja yaitu dukungan informasi.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu

didrop atau tidak. Dalam hal ini yang dilihat adalah koefisien muatan faktor dari item

dan nilai t dari setiap muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran perilaku

diet disajikan pada tabel 3.13.

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Dukungan Informasi No Koefisein Standard Error Nilai t Signifikan

ITEM1 0.44 (0.06) 7.01 V ITEM2 0.95 (0.08) 12.57 V ITEM3 0.39 (0.06) 6.49 V ITEM4 0.73 (0.07) 10.66 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel 3.13 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan

semua koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari

item sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favorable. Dengan demikian

item-item tersebut tidak akan didrop.

3.4.5. Uji validitas konstruk skala dukungan persahabatan

Peneliti menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar-benar hanya mengukur dukungan persahabatan. Dari hasil awal

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, Chi-

Square=33.12, df=2, P-value=0.00000, RMSEA=0.223. Namun setelah dilakukan

modifikasi dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item

Page 67: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

52

yang dianalisis, maka kemudian diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=0.00,

df=0, P-value=1.00000, RMSEA=0.000. Chi Square menghasilkan P-value > 0.05

(tidak signifikan), artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu dukungan persahabatan.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu

didrop atau tidak. Dalam hal ini yang dilihat adalah koefisien muatan faktor dari item

dan nilai t dari setiap muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran perilaku

diet disajikan pada tabel 3.14.

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Dukungan Persahabatan No Koefisein Standard Error Nilai t Signifikan

ITEM1 0.30 (0.08) 3.94 V ITEM2 -1.30 (0.23) -5.76 X ITEM3 0.44 (0.09) 4.73 V ITEM4 1.19 (0.29) 4.13 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel 3.14 dapat dilihat bahwa ada 3 item yang signifikan ( t > 1.96) dan

1 item yang tidak signifikan (t < 1,96) yaitu item nomor 2. Dengan demikian, item

nomor 2 akan didrop yang berarti item tersebut tidak akan ikut dianalisis dalam

perhitungan faktor skor.

3.4.6. Uji validitas konstruk skala perceived susceptibility

Peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar-benar hanya mengukur perceived susceptibility. Dari hasil awal

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, Chi-

Page 68: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

53

Square=36.21, df=5, P-value=0.00000, RMSEA=0.141. Namun setelah dilakukan

modifikasi dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item

yang dianalisis, maka kemudian diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=5.12,

df=4, P-value=0.27503, RMSEA=0.030. Chi Square menghasilkan P-value > 0.05

(tidak signifikan), artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu perceived susceptibility.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu

didrop atau tidak. Dalam hal ini yang dilihat adalah koefisien muatan faktor dari item

dan nilai t dari setiap muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran perilaku

diet disajikan pada tabel 3.5.

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Perceived Susceptibility

No Koefisein Standard Error Nilai t Signifikan ITEM1 0.87 (0.05) 18.30 V ITEM2 0.91 (0.05) 19.21 V ITEM3 -0.08 (0.06) -1.38 X ITEM4 0.68 (0.05) 12.44 V ITEM5 0.68 (0.05) 13.18 V Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel 3.5 dapat dilihat bahwa ada 4 item yang signifikan ( t > 1.96)

dan 1 item yang tidak signifikan (t < 1,96) yaitu item nomor 3. Dengan demikian,

item nomor 3 akan didrop yang berarti item tersebut tidak akan ikut dianalisis dalam

perhitungan faktor skor.

Page 69: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

54

3.4.7. Uji validitas konstruk skala perceived severity

Peneliti menguji apakah 6 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar-benar hanya mengukur perceived severity. Dari hasil awal analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, Chi-Square=126.30,

df=9, P-value=0.00000, RMSEA=0.204. Namun setelah dilakukan modifikasi dengan

membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis,

maka kemudian diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=10.68, df=6, P-

value=0.09894, RMSEA=0.050. Chi Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak

signifikan), artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh

item hanya mengukur satu faktor saja yaitu perceived severity.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu

didrop atau tidak. Dalam hal ini yang dilihat adalah koefisien muatan faktor dari item

dan nilai t dari setiap muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran perilaku

diet disajikan pada tabel 3.6.

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Perceived severity

No Koefisein Standard Error Nilai t Signifikan ITEM1 0.35 (0.05) 6.37 V ITEM2 0.34 (0.05) 6.25 V ITEM3 0.81 (0.05) 15.13 V ITEM4 0.62 (0.05) 11.74 V ITEM5 0.81 (0.05) 16.46 V ITEM6 0.97 (0.05) 20.57 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Page 70: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

55

Dari tabel 3.6 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan semua

koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item

sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favorable. Dengan demikian item-

item tersebut tidak akan didrop.

3.4.8. Uji validitas konstruk skala perceived benefits

Peneliti menguji apakah 7 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar-benar hanya mengukur perceived benefits. Dari hasil awal analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, Chi-Square=102.54,

df=14, P-value=0.00000, RMSEA=0.142. Namun setelah dilakukan modifikasi

dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang

dianalisis, maka kemudian diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=16.23, df=9,

P-value=0.06225, RMSEA=0.051. Chi Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak

signifikan), artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh

item hanya mengukur satu faktor saja yaitu perceived benefits.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu

didrop atau tidak. Dalam hal ini yang dilihat adalah koefisien muatan faktor dari item

dan nilai t dari setiap muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran perilaku

diet disajikan pada tabel 3.7.

Page 71: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Perceived Benefits

No Koefisein Standard Error Nilai t Signifikan ITEM1 0.20 (0.07) 2.85 V ITEM2 0.33 (0.06) 5.82 V ITEM3 0.85 (0.05) 17.72 V ITEM4 0.62 (0.05) 11.73 V ITEM5 0.51 (0.07) 7.41 V ITEM6 0.96 (0.05) 21.24 V ITEM7 0.62 (0.05) 11.80 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel 3.7 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan semua

koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item

sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favorable. Dengan demikian item-

item tersebut tidak akan didrop.

3.4.9. Uji validitas konstruk skala perceived barriers

Peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar-benar hanya mengukur perceived barriers. Dari hasil awal analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, Chi-Square=12.17,

df=5, P-value=0.03248, RMSEA=0.068. Namun setelah dilakukan modifikasi dengan

membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis,

maka kemudian diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=1.99, df=4, P-

value=0.73805, RMSEA=0.000. Chi Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak

signifikan), artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh

item hanya mengukur satu faktor saja yaitu perceived barriers.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu

56

Page 72: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

57

didrop atau tidak. Dalam hal ini yang dilihat adalah koefisien muatan faktor dari item

dan nilai t dari setiap muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran perilaku

diet disajikan pada tabel 3.8.

Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Perceived Barriers

No Koefisein Standard Error Nilai t Signifikan ITEM1 0.45 (0.07) 6.39 V ITEM2 0.41 (0.07) 5.86 V ITEM3 0.42 (0.07) 5.88 V ITEM4 0.69 (0.08) 8.84 V ITEM5 0.33 (0.07) 4.69 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel 3.8 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan semua

koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item

sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favorable. Dengan demikian item-

item tersebut tidak akan didrop.

3.4.10. Uji validitas konstruk skala cues to action

Peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar-benar hanya mengukur cues to action. Dari hasil awal analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, Chi-Square=12.17, df=5,

P-value=0.03248, RMSEA=0.068. Namun setelah dilakukan modifikasi dengan

membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis,

maka kemudian diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=0.93, df=2, P-

value=0.62863, RMSEA=0.000. Chi Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak

Page 73: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

58

signifikan), artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh

item hanya mengukur satu faktor saja yaitu cues to action.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu

didrop atau tidak. Dalam hal ini yang dilihat adalah koefisien muatan faktor dari item

dan nilai t dari setiap muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran perilaku

diet disajikan pada tabel 3.9.

Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Cues to Action

No Koefisein Standard Error Nilai t Signifikan ITEM1 0.23 (0.06) 3.76 V ITEM2 0.19 (0.06) 3.32 V ITEM3 -0.14 (0.06) -2.55 X ITEM4 0.58 (0.09) 6.34 V ITEM5 1.11 (0.15) 7.44 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel 3.9 dapat dilihat bahwa ada 4 item yang signifikan ( t > 1.96)

dan 1 item yang tidak signifikan (t < 1,96) yaitu item nomor 3. Dengan demikian,

item nomor 3 akan didrop yang berarti item tersebut tidak akan ikut dianalisis dalam

perhitungan faktor skor.

3.4.11. Uji validitas konstruk skala self-efficacy

Peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar-benar hanya mengukur self-efficacy. Dari hasil awal analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, Chi-Square=30.96, df=5, P-

value=0.00001, RMSEA=0.129. Namun setelah dilakukan modifikasi dengan

Page 74: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

59

membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis,

maka kemudian diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=5.80, df=3, P-

value=0.12186, RMSEA=0.055. Chi Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak

signifikan), artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh

item hanya mengukur satu faktor saja yaitu self-efficacy.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu

didrop atau tidak. Dalam hal ini yang dilihat adalah koefisien muatan faktor dari item

dan nilai t dari setiap muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran perilaku

diet disajikan pada tabel 3.10.

Tabel 3.15 Muatan Faktor Item Self-efficacy

No Koefisein Standard Error Nilai t Signifikan ITEM1 0.59 (0.05) 10.96 V ITEM2 0.85 (0.05) 17.31 V ITEM3 0.91 (0.05) 19.33 V ITEM4 0.85 (0.05) 17.38 V ITEM5 0.67 (0.05) 12.92 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel 3.10 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan

semua koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari

item sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favorable. Dengan demikian

item-item tersebut tidak akan didrop.

Page 75: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

60

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah multi regresi. Analisis

multi regresi adalah suatu metode untuk mengkaji akibat-akibat dan besarnya akibat

dari lebih satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat, dengan menggunakan

prinsip-prinsip korelasi dan regresi. Dengan dependent variable yaitu perilaku diet

dan independent variable yaitu dukungan sosial dan health belief model, maka

persamaan regresinya adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + b9X9 + b10X10 + e

Dimana:

Y = Nilai prediksi Y (perilaku diet)

a = Konstan intersepsi

b = Koefisien regresi untuk masing-masing IV

X1 = Dukungan emosi atau penghargaan

X2 = Dukungan nyata dan instrumen

X3 = Dukungan informasi

X4 = Dukungan persahabatan

X5 = Perceived susceptibility

X6 = Perceived severity

X7 = Perceived benefits

Page 76: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

61

X8 = Perceived barriers

X9 = Cues to action

X10 = Self-efficacy

e = Residual dari DV

Untuk menilai apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model yang

paling sesuai (memiliki error terkecil), dibutuhkan beberapa pengujian dan analisis

sebagai berikut:

1. R2 (R square) untuk mengetahui berapa persen (%) sumbangan DV yang

dijelaskan oleh IV berpengaruh secara signifikan terhadap DV.

2. Diketahui signifikan atau koefisien regresi dari masing – masing IV.

Koefisien yang signifikan menunjukkan dampak yang signifikan dari IV

yang bersangkutan.

3. Dapat diketahui besarnya sumbangan dari setiap IV dan melihat

signifikansinya.

Page 77: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

62

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pada bab empat ini akan menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan.

Pembahasan tersebut meliputi dua bagian yaitu analisis deskriptif dan pengujian

hipotesis penelitian.

4.1. Gambaran Umum

4.1.1. Gambaran subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 314 wanita usia 20 – 30 tahun yang masuk dalam

kategori usia dewasa awal dan sedang melakukan diet setidaknya selama satu bulan.

Aktivitas diet dapat berupa mengurangi konsumsi makanan serta minuman yang

mengandung kalori, lemak tinggi, dan melakukan aktifitas fisik untuk

mempertahankan berat badan ideal. Pengambilan sampel menggunakan teknik non

probability sampling dengan tipe snowball sampling. Gambaran subjek penelitian

dapat dilihat pada tabel 4.1:

Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Page 78: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

63

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa subjek memiliki usia bervariasi

mulai dari 20 – 30 tahun. Responden terbanyak berusia 20-25 tahun yaitu dengan

jumlah 302 orang dengan persentase 66%. Selanjutnya gambaran subjek penelitian

berdasarkan kategori rentang waktu melakukan diet bahwa sebesar 90,8% atau 285

orang masuk dalam kategorisasi 1 – 6 bulan, 6 orang atau 1,9% pada 6 – 12 bulan,

dan pada kategorisasi 12 bulan keatas sebanyak 7,3% atau 23 orang.

Untuk kategorisasi IMT (indeks massa tubuh), under weight memliki muatan

sebesar 10,8% atau sebanyak 34 orang. Kemudian kategorisasi normal dengan

persentase paling tinggi yaitu 63,7% atau 200 orang, dan over weight sebanyak

16,9% atau 53 orang. Sedangkan wanita yang memiliki kategorisasi obesitas yaitu

sebesar 8,6% atau 27 orang.

4.2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Sebelum diuraikan secara lebih detail tentang beberapa sub bab selanjutnya, perlu

dijelaskan bahwa skor yang digunakan dalam analisis statistik adalah skor faktor

yang dihitung untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Jadi,

penghitungan skor faktor pada tiap variabel tidak menjumlahkan item-item seperti

pada umumnya, tetapi dihitung dengan menggunakan maximum likelihood, skor ini

disebut true score. Item-item yang dianalisis oleh maximum likelihood adalah item

yang bermuatan positif dan signifikan. Adapun true score yang dihasilkan oleh

maximum likelihood satuannya berbentuk Zscore. Untuk menghilangkan bilangan

negatif dari z-score, semua skor ditransformasi ke skala T yang semuanya positif

Page 79: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

64

dengan menetapkan nilai mean = 50 dan standar deviasi = 15. Langkah selanjutnya

adalah melakukan proses komputasi melalui formula T-score = 50 + 15.z.

Selanjutnya, untuk menjelaskan gambaran umum tentang deskriptif statistik dari

variabel-variabel dalam penelitian ini, indeks yang menjadi patokan adalah nilai

mean, standar deviasi (SD), nilai maksimal dan minimal dari masing - masing

variabel. Nilai tersebut disajikan dalam tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Analisis Deskriptif variabel penelitian

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

TSPERILAKUDIET 314 27.37 77.30 50.0000 9.49987

TSDUKEMOSI 314 27.27 71.91 50.0000 8.80360

TSDUKNYATA 314 28.49 70.75 50.0000 8.30639

TSDUKINFORMASI 314 33.68 69.11 50.0000 9.28464

TSFRIEND 314 30.39 69.44 50.0000 9.98765

TSSUSPEC 314 26.74 65.21 50.0000 9.28166

TSSEVERITY 314 33.40 70.52 50.0000 9.29946

TSBENEFIT 314 29.90 73.15 50.0000 9.28966

TSBARRIERS 314 28.09 71.19 50.0000 7.59613

TSCUES 314 32.79 68.23 50.0000 8.57667

TSSELFEFFICACY 314 33.17 69.24 50.0000 9.45683

Valid N (listwise) 314

Mengingat semua skor telah diletakkan pada skala yang sama, maka semua

mean pada setiap skala adalah 50 dan standar deviasi adalah 15. Dari tabel 4.2 juga

dapat diketahui skor terendah dari perilaku diet 27.37 dan skor tertinggi 77.30. Skor

terendah dimensi dukungan emosi atau penghargaan dari variabel dukungan sosial

27.27 dan skor tertinggi 71.91. Skor terendah dimensi dukungan nyata atau

instrument dari variabel dukungan sosial 28.49 dan skor tertinggi 70.75. Skor

terendah dimensi dukungan informasi dari variabel dukungan sosial 33.68 dan skor

Page 80: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

65

tertinggi 69.11. Skor terendah dimensi dukungan persahabatan dari variabel

dukungan sosial 30.39 dan skor tertinggi 69.44.

Skor terendah pada dimensi perceived susceptibility dari variabel health belief

model 26.74 dan skor tertinggi 65.21. Skor terendah pada dimensi perceived severity

dari variabel health belief model 33.40 dan skor tertinggi 70.52. Skor terendah dari

dimensi perceived benefit dari variabel health belief model 29.90 dan skor tertinggi

73.15. Skor terendah dari dimensi perceived barrier dari variabel health belief model

28.09 dan skor tertinggi 71.15. Skor terendah dari dimensi cues to action dari variabel

health belief model 32.79 dan skor tertinggi 68.23. Skor terendah dari dimensi self-

efficacy dari variabel health belief model 33.17 dan skor tertinggi 69.24.

4. 3. Pengelompokan Subjek Berdasarkan Variabel Penelitian

Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-

kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan

atribut yang diukur. Kontinum jenjang ini contohnya adalah dari rendah ke tinggi

yang akan penulis gunakan dalam kategorisasi variabel penelitian. Sebelum

mengkategorisasikan skor masing-masing variabel berdasarkan tingkat rendah dan

tinggi, penulis terlebih dahulu menetapkan norma dari skor dengan menggunakan

nilai mean dan standar deviasi. Maka akan diperoleh nilai persentase kategori untuk

masing-masing variabel sebagaimana yang terdapat pada tabel 4.3 berikut.

Page 81: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

Tabel 4.3 Kategorisasi responden penelitian

Variabel Tinggi Rendah n(%) n(%)

Perilaku Diet Sehat 144(45.9) 170(54.1) Dukungan emosi atau penghargaan 150(47.8) 164(52.2) Dukungan nyata dan instrumen 161(51.3) 153(48.7) Dukungan informasi 129(41.1) 185(58.9) Dukungan persahabatan 158(50.3) 156(49.7) Perceived susceptibility 189(60.2) 125(39.8) Perceived severity 135(43.0) 179(57.0) Perceived benefit 151(48.1) 163(51.9) Perceived barrier 152(48.4) 162(51.6) Cues to action 148(47.1) 166(52.9) Self efficacy 141(44.9) 173(55.1)

Dari tabel diatas, diperoleh hasil presentase variabel perilaku diet sehat

sebanyak 144 orang (45.9%) pada kateori tinggi, dan 170 subjek (51.1%) pada

kategori rendah. Dengan demikian, dari hasil sebaran pada variabel perilaku diet

sehat paling banyak berada pada kategori rendah.

kemudian pada persentase dimensi dukungan emosi atau penghargaan dari

dukungan sosial sebanyak 150 orang (47.8%) pada kategori tinggi, dan 164 orang

(52.2%) pada kategori rendah. Dengan demikian, dari hasil dimensi dukungan emosi

atau penghargaan dari dukungan sosial paling banyak pada kategori rendah.

Selanjutnya, diperoleh hasil persentase dukungan nyata atau instrumen dari

dukungan sosial sebanyak 161 orang (51.3%) pada kategori tinggi, dan 153 orang

(48.7%) pada kategori rendah. Dengan demikian, dari hasil sebaran dukungan nyata

atau instrumen paling banyak pada kategori tinggi.

Kemudian, diperoleh hasil dukungan informasi dari dukungan sosial sebanyak

129 orang (41.1%) pada kategori tinggi, dan 185 orang (58.9%) pada kategori rendah.

66

Page 82: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

67

Dengan demikian, dari hasil Dukungan informasi paling banyak pada kategori

rendah.

Kemudian, diperoleh hasil dimensi Dukungan persahabatan dari dukungan

sosial sebanyak 158 orang (50.3%) pada kategori tinggi, dan 156 orang (49.7%) pada

kategori rendah. Dengan demikian, dari hasil dimensi dukungan persahabatan dari

dukungan sosial paling banyak pada kategori sedang.

Kemudian, dari HBM diperoleh hasil dimensi perceived susceptibility

sebanyak 189 orang (60.2%) dan pada kategori rendah 125 orang (39.8%). Dengan

demikian, dari hasil sebaran dimensi perceived susceptibility dari HBM paling

banyak berada pada kategori tinggi.

Selanjutnya, hasil presentase dimensi perceived severity dari HBM, sebanyak

135 orang (43.0%) pada kategori tinggi, 179 orang (57.0%) pada kategori rendah.

Dengan demikian, dari hasil sebaran perceived severity dari HBM paling banyak

berada pada kategori rendah.

Lalu, diperoleh hasil persentase dimensi perceived benefits dari HBM

sebanyak 151 orang (48.1%) pada kategori tinggi, 163 orang (51.9%) pada kategori

rendah. Dengan demikian, dari hasil sebaran dimensi perceived benefits dari HBM

paling banyak pada kategori rendah.

Untuk dimensi perceived barriers dari HBM sebanyak 152 orang (48.4%)

pada kategori tinggi, dan 162 orang (51.6%) pada kategori rendah. Dengan demikian,

dari hasil sebaran dimensi BS dari SS paling banyak pada kategori rendah.

Selanjutnya, diperoleh hasil persentase cues to action dari HBM sebanyak 148 orang

Page 83: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

68

(47.1%) pada kategori tinggi, dan 166 orang (52.9%) pada kategori rendah. Dengan

demikian, dari hasil sebaran cues to action paling banyak pada kategori rendah.

Terakhir, diperoleh hasil self-efficacy dari HBM sebanyak 141 orang (44.9%) pada

kategori tinggi, dan 173 orang (55.1%) pada kategori rendah. Dengan demikian, dari

hasil self-efficacy paling banyak pada kategori rendah.

4.4. Uji Hipotesis Penelitian

4.4.1. Analisis regresi variabel penelitian

Pada tahap ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis berganda dengan

menggunakan software SPSS 17.0. Dalam regresi berganda terdapat 3 hal yang

dilihat yaitu melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen kontribusi IV

secara keseluruhan (mayor) terhadap DV, melihat pengaruh IV secara keseluruhan

dan signifikansinya, melihat apakah dari 10 IV (minor) berpengaruh secara positif

maupun negatif dan signifikansi terhadap DV, kemudian terakhir melihat besarnya

kontribusi dan signifikansi masing-masing IV terhadap DV.

Langkah pertama peneliti menganalisis seberapa besar sumbangsih yang

diberikan oleh seluruh IV terhadap DV. Tabel R square dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.4 Tabel R square

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .826a

.682 .671 5.44834

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa perolehan R square sebesar 0.682

atau 68,2%. Artinya sebesar 68,2% variasi dari perilaku diet dapat dijelaskan oleh

variasi seluruh IV (perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits,

Page 84: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

69

perceived barriers, cues to action, self-efficacy, dukungan emosi atau penghargaan,

dukungan nyata atau instrumen, dukungan informasi dan dukungan persahabatan)

sedangkan 31,8% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.

Langkah selanjutnya yaitu menganalisis dampak atau pengaruh dari seluruh

IV (perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived

barriers, cues to action, self-efficacy, dukungan emosi atau penghargaan, dukungan

nyata dan instrumen, dukungan informasi, dan dukungan persahabatan) terhadap DV.

Adapun hasil uji F dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.5 ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 19253.077 10 1925.308 64.859 .000a

Residual 8994.383 303 29.684

Total 28247.460 313

a. Predictors: (Constant), TSSELFEFFICACY, TSDUKNY, TSSUS, TSFRIEND, TSBARRIERS, TSDUKEMOSI, TSDUKINFO, TSCUES, TSBENEFIT, TSSEVERITY

b. Dependent Variable: TSPERILAKU

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan signifikansi sebesar 0.000 (sig<0.005),

maka hipotesis (Ho) yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan antara

seluruh IV terhadap perilaku diet ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan dari

perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers,

cues to action, self-efficacy, dukungan emosi atau penghargaan, dukungan nyata atau

instrumen, dukungan informasi dan dukungan persahabatan terhadap perilaku diet.

Langkah selanjutnya adalah melihat koefisiens regresi tiap independen

variabel. Hal ini dapat dilihat pada kolom paling kanan. Jika nilai sig<0.05 maka

Page 85: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

70

koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti bahwa variabel tersebut memiliki

dampak yang signifikan terhadap performance anxiety. Adapun penyajiannya

ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 4.6 Koefisien Regresi

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.5, dapat disimpulkan bahwa persamaan

pada perilaku diet adalah:

Perilaku diet = -458 + 0.118 dukungan emosi atau penghargaan* + 0.043 dukungan

nyata atau instrument + 0.333 dukungan informasi* + 0.067 dukungan persahabatan

– 0.016 perceived susceptibility + 0.255 perceived severity* - 0.029 perceived

benefits + 0.048 perceived barriers - 0.142 cues to action* + 0.333 self-efficacy*

Keterangan: Signifikan (*)

Dari persamaan diatas hanya lima koefisien regresi yang signifikan, yaitu

dukungan emosi atau penghargaan , dukungan informasi, perceived severity, cues to

Page 86: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

71

action,dan self-efficacy sedangkan sisa variabel lainnya tidak signifikan. Penjelasan

dari nilai koefisien regresi yang diperoleh masing-masing IV adalah sebagai berikut:

1. Variabel dukungan emosi atau penghargaan: diperoleh nilai koefisien

regresi sebesar 0.118 dengan signifikansi 0.017 (sig<0.05), yang berarti

bahwa variabel dukungan emosi atau penghargaan positif mempengaruhi

perilaku diet secara signifikan. Jadi, semakin tinggi skor dukungan emosi

atau penghargaan maka semakin tinggi perilaku diet, dan variabel ini

signifikan.

2. Variabel dukungan nyata atau instrumen: diperoleh nilai koefisien regresi

sebesar 0.014 dengan signifikansi 0.295 (sig>0.05), yang berarti bahwa

variabel dukungan nyata atau instrumen positif tidak mempengaruhi

perilaku diet secara signifikan.

3. Variabel dukungan informasi: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0.333 dengan signifikansi 0.000 (sig<0.05), yang berarti bahwa variabel

dukungan informasi positif mempengaruhi perilaku diet secara signifikan.

Jadi, semakin tinggi skor dukungan informasi maka semakin tinggi

perilaku diet, dan variabel ini signifikan.

4. Variabel dukungan persahabatan: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0.067 dengan signifikansi 0.070 (sig>0.05), yang berarti bahwa variabel

dukungan persahabatan positif tidak mempengaruhi perilaku diet secara

signifikan.

Page 87: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

72

5. Variabel perceived susceptibility: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

-0.016 dengan signifikansi 0.668 (sig>0.05), yang berarti bahwa variabel

perceived susceptibility negatif tidak mempengaruhi perilaku diet secara

signifikan.

6. Variabel perceived severity: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.255

dengan signifikansi 0.005 (sig<0.05), yang berarti bahwa variabel

perceived severity positif mempengaruhi perilaku diet secara signifikan.

Jadi, semakin tinggi skor perceived severity maka semakin tinggi perilaku

diet, dan variabel ini signifikan.

7. Variabel perceived benefits: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -

0.029 dengan signifikansi 0.617 (sig>0.05), yang berarti bahwa variabel

perceived benefits negatif tidak mempengaruhi perilaku diet secara

signifikan.

8. Variabel perceived barriers: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0.048 dengan signifikansi 0.309 (sig>0.05), yang berarti bahwa variabel

perceived barriers positif tidak mempengaruhi perilaku diet secara

signifikan.

9. Variabel cues to action: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.142

dengan signifikansi 0.015 (sig<0.05), yang berarti bahwa variabel cues to

action negatif mempengaruhi perilaku diet secara signifikan. Jadi,

semakin tinggi skor cues to action maka semakin rendah perilaku diet,

dan variabel ini signifikan.

Page 88: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

73

10. Variabel self-efficacy: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.333

dengan signifikansi 0.000 (sig<0.05), yang berarti bahwa variabel self-

efficacy positif mempengaruhi perilaku diet secara signifikan. Jadi,

semakin tinggi skor self-efficacy maka semakin tinggi perilaku diet, dan

variabel ini signifikan.

Pada tabel 4.4 koefisien regresi diatas, dari lima IV yang berpengaruh

signifikan terhadap DV dapat diketahui IV mana yang memiliki pengaruh lebih besar.

Untuk melihat perbandingan besar kecilnya pengaruh antara tiap IV terhadap DV

dapat diketahui dengan dua cara, yaitu melihat nilai signifikansinya (sig.) dan melihat

standardized coefficient (beta). Maka tabel diatas dapat diketahui perbandingan atau

urutan IV yang memiliki pengaruh terbesar sebagai berikut:

1. Dukungan informasi dari social support dengan nilai beta 0.325.

2. Self-efficacy dari HBM (Health belief model) dengan nilai beta 0.331.

3. Perceived severity dari HBM (Health belief model) dengan nilai beta

0.250.

4. Dukungan emosi atau penghargaan social support dengan nilai beta 0.109.

5. Cues to action dari HBM (Health belief model) dengan nilai beta -0,128.

4.4.1.Uji proporsi varians independent variabel

Selanjutnya peneliti ingin melihat proporsi varians independent variabel untuk

mengetahui seberapa besar sumbangan dari masing-masing IV terhadap perilaku diet

sehat. Besarnya sumbangan masing-masing IV terhadap perilaku diet sehat dapat

dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini:

Page 89: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

Tabel 4.7 Proporsi Varians

74

Dari tabel 4.6 dapat disampaikan informasi sebagai berikut:

1. Variabel dukungan emosi atau penghargaan memberikan sumbangan

sebesar 33.5% dalam varian perilaku diet. Sumbangan tersebut signifikan

dengan Sig. F Change = 0.000 (p<0.05).

2. Variabel dukungan nyata dan instrument memberikan sumbangan sebesar

0.5% dalam varian perilaku diet. Sumbangan tersebut tidak signifikan

dengan Sig. F Change= 0.136 (p>0.05).

3. Variabel dukungan informasi memberikan sumbangan sebesar 21.8%

dalam varian perilaku diet. Sumbangan tersebut signifikan dengan Sig. F

Change = 0.000(p<0.05).

4. Variabel dukungan persahabatan memberikan sumbangan sebesar 2.1%

dalam varian performance anxiety. Sumbangan tersebut signifikan dengan

Sig. F Change = 0.000 (p<0.05).

Page 90: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

75

5. Variabel perceived susceptibility memberikan sumbangan sebesar 0.2%

dalam varian perilaku diet. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan

Sig. F Change= 0.179 (p>0.05).

6. Variabel perceived severity memberikan sumbangan sebesar 7.9% dalam

varian perilaku diet. Sumbangan tersebut signifikan dengan Sig. F Change

= 0.000 (p<0.05).

7. Variabel perceived benefit memberikan sumbangan sebesar 0% dalam

varian perilaku diet. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan Sig. F

Change = 0.633 (p>0.05).

8. Variabel perceived barrier memberikan sumbangan sebesar 0.1% dalam

varian perilaku diet. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan Sig. F

Change = 0.287 (p>0.05).

9. Variabel cues to action memberikan sumbangan sebesar 0% dalam varian

perilaku diet. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan Sig. F Change

= 0.152 (p>0.05).

10. Variabel self-efficacy memberikan sumbangan sebesar 1.8% dalam varian

perilaku diet. Sumbangan tersebut signifikan dengan Sig. F Change =

0.000 (p<0.05).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat lima IV yang signifikan

sumbangannya terhadap perilaku diet, yaitu dukungan emosi, dukungan informasi,

dukungan persahabatan, perceived severity, dan self-efficacy. Hal ini dapat dilihat dari

besarnya pertambahan R2 yang dihasilkan setiap kali penambahan IV (sumbangan

Page 91: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

76

proporsi varians yang diberikan). Dari kelima IV tersebut menunjukkan mana yang

paling besar memberikan sumbangan terhadap DV.

Hal tersebut dapat diketahui dengan melihat R2 Square nya, semakin besar

nilai maka semakin banyak sumbangan yang diberikan terhadap DV. Dari tabel 4.6

diatas diketahui urutan IV yang signifikan memberikan sumbangan dari yang terbesar

hingga yang terkecil ialah dukungan emosi dengan presentase 33.5% dan self-efficacy

dengan presentase 1.8%.

Page 92: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian, diskusi tentang

penelitian serta saran praktis dan secara teoritis untuk penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka kesimpulan yang dapat diambil dari

penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan dari variabel dukungan sosial dan

health belief model terhadap perilaku diet sehat pada wanita dewasa awal. Dimana

health belief model terdiri dari perceived susceptibility, perceived severity, perceived

benefits, perceived barriers, cues to action, dan self-efficacy. kemudian dukungan

sosial terdiri dari dukungan emosi atau dukungan penghargaan, dukungan nyata atau

instrumen, dukungan informasi dan dukungan persahabatan. Berdasarkan proporsi

varian seluruhnya, perilaku diet dipengaruhi oleh variabel independen sebesar 68,2%.

Dari kesepuluh independent variabel dalam penelitian ini, hanya lima

independent variabel yang signifikan pengaruhnya terhadap perilaku diet yaitu

dukungan emosi atau dukungan penghargaan, dukungan informasi perceived severity,

cues to action, dan self efficacy. Dengan demikian hanya ada lima hipotesis minor

yang diterima yaitu ada pengaruh yang signifikan antara dukungan emosi atau

penghargaan terhadap perilaku diet; ada pengaruh yang signifikan antara dukungan

informasi terhadap perilaku diet; ada pengaruh yang signifikan antara perceived

severity terhadap perilaku diet; ada pengaruh yang signifikan antara cues to action

77

Page 93: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

78

terhadap perilaku diet; dan ada pengaruh yang signifikan antara self efficacy terhadap

perilaku diet. Penulis menyimpulkan bahwa perilaku diet sehat pada wanita dewasa

awal dipengaruhi oleh dukungan sosial yaitu dukungan emosi atau penghargaan,

dukungan informasi dan perceived severity, cues to action, self efficacy dari health

belief model.

5.2 Diskusi

Dalam penelitian ini ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara dukungan

sosial dan perilaku diet sehat. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Wei Chang, dkk (2008) yang menunjukkan bahwa dukungan sosial merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi perilaku diet namun penelitian tersebut hanya

meneliti dukungan sosial secara keseluruhan sehingga tidak mengetahui dimensi

mana yang paling signifikan.

Kemudian dalam penelitian ini juga ditemukan variabel dukungan emosi atau

penghargaan memiliki pengaruh terhadap perilaku diet sehat. Hal ini sejalan dengan

Vicki (1996) penelitiannya terhadap pasien penderita kanker, mengatakan bahwa

dukungan sosial berperan untuk penyesuaian psikologis penderita kanker.

Penelitiannya menyarankan bahwa dukungan emosional adalah yang paling

diinginkan oleh pasien. Hasil menunjukkan bahwa dukungan emosi memiliki asosiasi

kuat dengan penyesuaian diri yang lebih baik pada pasiennya.

Pada variabel dukungan sosial lainnya didapatkan bahwa dukungan informasi

secara positif berpengaruh pada perilaku diet sehat artinya semakin tinggi dukungan

informasi semakin tinggi juga perilaku diet sehat. Hal tersebut sesuai dengan yang

Page 94: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

79

dikemukakan Thornton (2006) dimana dukungan informasi dari suami adalah

dukungan yang paling berpengaruh, penting, dan konsisten pada perilaku diet seorang

istri.

Dalam penelitian Cullen (2000) media informasi seperti televisi menjadi peran

sebagai sumber informasi guna mencari referensi makanan yang sehat. Dari

penelitian ini didapatkan bahwa seseorang yang sedang menjalani program diet

terutama diet yang sehat akan lebih mudah menjalankan program dietnya ketika ia

mendapatkan informasi yang cukup.

Selanjutnya terdapat pengaruh yang signifikan antara health belief model

terhadap perilaku diet. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Robert (1997) yang menyatakan bahwa health belief model secara signifikan

berpengaruh dalam pengurangan stres pada wanita menjelang pernikahan dan sedang

melakukan perilaku diet. Dalam penelitian lain oleh Abood, Black & Ferai (2003)

bahwa health belief model secara signifikan berhasil digunakan pada praktek gizi dan

pengetahuan gizi yang berhubungan dengan penyakit jantung dan kanker.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pernyataan Taylor (2006) bahwa

dengan seseorang memfokuskan pada keyakinan atau penilaiannya tentang kesehatan,

maka akan memengaruhi seseorang dalam mengubah perilaku yang berkaitan dengan

kesehatannya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi perceived severity pada

variabel health belief model memiliki pengaruh positif terhadap perilaku diet pada

wanita dewasa awal. Dimensi perceived severity memiliki nilai yang positif dapat

Page 95: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

80

disimpulkan bahwa semakin tinggi perceived severity yang terdapat pada seseorang

maka semakin tinggi perilaku diet. Hasil penelitian ini didukung oleh Sarafino

(2008) yang menyatakan bahwa individu yang yakin akan konsekuensi dari masalah

kesehatannya akibat dari penyakitnya (perceived severity), seperti konsekuensi medis

(kematian, cacat, dan rasa sakit), konsekuensi psikologis (depresi, cemas dan takut),

maupun konsekuensi sosial (dampak terhadap pekerjaan, kehidupan keluarga dan

hubungan sosial), maka semakin besar keyakinan bahwa ancaman tersebut akan

menghampiri mereka. Keyakinan akan terkena penyakit (perceived severity)

membuat individu terdorong untuk melakukan perilaku diet sehat dikarenakan

banyaknya keuntungan yang didapat dan juga sudah menjadi gaya hidup yang sedang

trend pada masa kini.

Variabel cues to action memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap

perilaku diet sehat. artinya semakin tinggi cues to action yang terdapat pada

seseorang maka semakin rendah perilaku diet. Peneliti menduga hal ini terjadi karena

isyarat tertentu seharusnya dapat mengaktifkan/merangsang persepsi individu akan

ancaman dari kondisi kesehatan tertentu. kondisi mempengaruhi tingkat keparahan

dan kerentanan yang dirasakan. Dengan isyarat lebih kuat atau akumulasi isyarat,

seseorang dirangsang untuk mengambil tindakan. Namun hasil yang yang didapatkan

adalah sebaliknya, peneliti kemudian mengkritisi item yang mengukur dimensi cues

to action. Item yang digunakan untuk mengukur cues to action dalam penelitian ini

berjumlah empat item dan valid, hanya saja item tersebut dirasa kurang spesifik

menjelaskan hal-hal atau peristiwa yang dapat menggerakkan individu untuk

Page 96: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

81

melakukan diet. Hal ini dapat dilihat dari salah satu item yang berbunyi Orang tua

tidak membolehkan saya melakukan diet, pada item tersebut tidak menjelaskan hal-

hal atau peristiwa yang mengharuskan individu untuk tidak melakukan diet.

Penjelasan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Baranowski

(2003) bahwa kebanyakan dari individu tidak menilai atau merasakan pentingnya

pertanda buruk bagi dirinya untuk mengubah perilaku. Sebagai contoh kerabat

terdekat meninggal dunia karena mengidap penyakit obesitas, namun isyarat tersebut

tidak menjadikan pertanda bagi individu lain untuk mengubah perilaku hidup sehat

mereka.

Selain itu didapatkan pula pengaruh positif pada dimensi self-efficacy, artinya

semakin tinggi self-efficacy yang terdapat pada seseorang maka semakin tinggi

perilaku diet. hal ini juga sesuai dengan penilitian yang dilakukan oleh Rita (2012)

yang menyatakan bahwa self-efficacy memiliki hubungan yang kuat dan signifikan

terhadap individu untuk keefektifan dalam melakukan sebuah program kesehatan.

Self-efficacy menggambarkan keyakinan individu dalam kemampuannya

untuk melakukan perilaku diet sehat. Health belief model dalam hal ini self-efficacy

menunjukkan bahwa seseorang lebih mungkin untuk melakukan perilaku jika ia

percaya bahwa ia mampu melakukan hal tersebut. Self-efficacy tidak hanya

meningkatkan kecenderungan individu mengadopsi perilaku hidup sehat tetapi juga

mengurangi efek penghambat dalam menjalankan perilaku tersebut. Meningkatkan

self-efficacy adalah cara yang paling efektif untuk mengurangi kesulitan yang

dirasakan individu dalam perilaku tertentu.

Page 97: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

82

Selain dari lima variabel tersebut, didapatkan variabel lain yang tidak

mempengaruhi perilaku diet sehat. Adapun variabel-variabel tersebut seperti

perceived susceptibility yang didapatkan tidak berpengaruh terhadap perilaku diet

sehat. Penelitian ini tidak sejalan dengan Harrison (1992) yang mengatakan bahwa

perceived susceptibility adalah variabel prediktor terbaik terhadap perilaku hidup

sehat, Karena individu yang memiliki persepsi akan kerentanan dirinya mendapatkan

penyakit menjadi termotivasi untuk mengubah perilaku kesehatannya.

Selain itu, hasil yang didapat juga menunjukkan bahwa variabel perceived

benefits dan perceived barriers tidak mempengaruhi perilaku diet sehat. Hal ini

terjadi karena individu tidak yakin bahwa dengan melakukan diet sehat akan

mendapatkan keuntungan serta menjadikan alasan-alasan tertentu untuk menjadi

hambatan dalam melakukan perilaku diet sehat. Berbeda dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Rita (2012) yang menyatakan bahwa perceived

benefits dan perceived barriers penentu terkuat pada individu untuk melakukan

perubahan gaya hidup sehat.

Dimensi dari dukungan sosial yaitu dukungan persahabatan dalam penelitian

ini justru tidak berpengaruh pada perilaku diet sehat. Menurut teori, dukungan

persahabatan adalah ketersediaan orang lain untuk menghabiskan waktu dengan

individu, sehingga memberikan perasaan bahwa individu tersebut merupakan bagian

dari kelompok yang memiliki minat yang sama dan aktivitas sosial. Dalam konteks

perilaku diet, hal tersebut dapat diasumsikan bahwa seseorang yang melakukan suatu

kegiatan seperti jogging bersama, aerobik, atau aktivitas fisik lainnya akan

Page 98: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

83

mendapatkan dukungan dari anggota lain yang juga mengikuti aktivitas serupa untuk

menjalankan program diet melalui interaksi yang dilakukan selama kegiatan

berlangsung. Meskipun demikian, hal tersebut tidak ditemukan dalam penelitian ini.

5.3 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyadari bahwa masih

terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Untuk itu, peneliti memberikan beberapa

saran untuk pertimbangan sebagai penyempurnaan penelitian selanjutnya, baik berupa

saran teoritis dan saran praktis.

5.3.1 Saran Teoritis

1. Pada peneliti selanjutnya, disarankan untuk meneliti tipe atau jenis diet secara

mendalam seperti diet mayo, diet air putih, dan lain-lain agar dapat memberikan

perbandingan antara masing-masing tipe diet. Penelitian ini tidak mengukur tipe

diet yang dilakukan responden secara mendalam. Peneliti hanya melihat kegiatan

diet yang dilakukan responden seperti mengurangi karbohidrat, makan berlemak

tinggi, dan melakukan olahraga rutin.

2. Pada penelitian selanjutnya, disarankan untuk meneliti perilaku diet secara

keseluruhan, tidak hanya diet yang sehat pada wanita tetapi juga diet pada pria,

anak-anak, dan remaja. Peneliti menduga bisa ditemukan temuan yang khas dari

diet yang dilakukan oleh jenis kelamin dan usia yang berbeda.

3. Perlu penelitian lanjutan terkait temuan dalam penelitian ini yang variabel-

variabelnya tidak mempengaruhi perilaku diet sehat. Seperti tipe kepribadian,

body image, health locus of control, dan self-esteem.

Page 99: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

84

5.3.2 Saran Praktis

1. Penelitian ini dapat menjadi pengetahuan tambahan dan acuan bagi wanita

dewasa awal yang sedang melakukan diet sehat, instansi, lembaga yang berkaitan

dengan gizi, dan klinik program penurunan berat badan. Hasil penelitian ini lebih

lanjut dapat dijadikan cetak biru panduan peningkatan self-efficacy, perceived

severity, cues to action, dukungan emosi atau penghargaan dan dukungan

informasi yang dapat digunakan klien klinik dan sebagainya.

2. Terkait dengan perceived severity, maka dapat disarankan kepada wanita dewasa

awal yang sedang melakukan diet agar dapat meningkatkan keyakinan terhadapat

pola hidup sehat dan keyakinan bahwa penyakit bisa kapan saja datang

menghampiri. Keseriusan terhadap bahaya penyakit medis agar dapat diatasi

secepat mungkin seperti mengatur pola makan sejak dini, olahraga rutin, juga

menghindari stres yang didapat dari pekerjaan, konflik keluarga, dan masalah

sosial lainnya.

3. Terkait dengan cues to action, disarankan kepada wanita dewasa awal agar dapat

meningkatkan rasa peduli terhadap diri dengan cara menjaga tubuh tetap sehat.

Mengambil tindakan sedini mungkin untuk mengubah cara hidup sehat adalah

hal yang diwajibkan tanpa harus menunggu penyakit datang menghampiri.

Kejadian-kejadian pada lingkungan sekitar sebaiknya dapat dijadikan motivasi

atau ransangan bahwa setiap individu berpeluang untuk sakit.

Page 100: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

85

4. Terkait dengan self-efficacy, Apabila individu memiliki keyakinan bahwa

kemampuan yang ada dalam diri dapat membawa individu kepada hasil yang

lebih baik. Disarankan agar dalam menjalani diet tidak menjadikan hal tersebut

sebagai sesuatu hal yang memberatkan.

5. Dukungan informasi, maka disarankan kepada wanita dewasa awal yang

melakukan diet sehat agar menjadikan informasi sebagai hal utama dalam

memandunya pada melakukan diet sehat. kemudian informasi yang didapat harus

berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli dalam bidang kesehatan,

bukan berdasarkan pengalaman satu atau dua orang saja.

Page 101: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

DAFTAR PUSTAKA

Abood, D.A., Black, D.R., & Ferai, D. (2003). Nutrition education worksite intervention for university staff: Application of the Health belief model. Departement of Nutrition, Food, and Exercise Science, Florida University. Journal Nutrition Education Behavior.

Alwisol. (2009). Psikologi kepribadian edisi revisi. Malang: UMM Press.

Andea, R. (2010). Hubungan antara body image dan perilaku diet pada remaja. Sumatera utara: Universitas Sumatera Utara.

Ashton, A., Lavers, S., Haworth, E., & Helen, L. (2010). BTEC Level 2 first health and social care. London: Edexcel Foundation

Belloc, N.B., L. Breslow, (1972). Relationship of physical health status and health practices. Preventive Medicine vol.1: 409-421.

Boyes, A. D., Fletcher, G. J. O., & Latner, J. D. (2007). Risk factors for eating disorders: the role of intimate relationships. Journal of Family Psychology, 21, 764-768.

Calhoun, J.F dan Acocella, J.R. (1995). Psikologi tentangpenyesuaian dan hubungan kemanusiaan. Edisi Ketiga. Alih Bahasa: Satmoko, R. S. Edisi ke-3. Semarang: Ikip Semarang Press.

Chang, W. M., Brown, R., & Nitzke, S. (2008). Scale development: factors affecting diet, exercise, and stress management (FADESM). BMC Public Health.

Cullen, K.W., Baranowski, T., Rittenberry, L., & Olvera, N. (2000) social-environmental indluences on children’s diets: results from focus group with african-, euro, and mexican american children and their parents. Health Education Research.

Chaplin, J.P. (2006). Kamus lengkap psikologi. (terj. Kartini Kartono 2006). Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Dariyo A. (2004). Psikologi perkembangan dewasa muda. Jakarta: PT. Grasindo

Page 102: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

Eat more “Superfoods” to lose weight (2012). Diambil tanggal 15 Mei 2012 dari CNNHealth.

Erdianto, Sigit Dwi. (2009). Hubungan antara faktor individu dan faktor lingkungan dengan kecenderungan penyimpangan perilaku makan pada mahasiswi jurusan administrasi perkantoran dan sekretaris FISIP UI tahun 2009. Skripsi FKM UI, Depok.

French, S.A., Perry, C.L., Leon, G.R., & Fulkerson, J.A. (1995). Dieting behaviors and weight change history in female adolescents. Health Psychology vol. 14, No.6, 548 – 555 . University of Minnesota, Minneapolis. American Psychological Association.

Gillen, M. M., Charlotte, N. M., & Patrick, M. M. (2011). An examination of dieting behaviors among adults: Links with depression. Eating Behaviors An International Journal, 13, 88-93.

Glanz, K., Rimer, B. K., & Viswanath , K. (2008) Health behavior and health education theory, research, and practice: John Wiley & Sons, Inc.

Helgeson, V.S., & Cohen S. (1996). Social support and adjustment to cancer: reconciling descriptive, correlational, and intervention research. Health Psychology.

Hendrayati, Neti. (2007). Gambaran pola makan mahasiswa regular FIK UI. Laporan penelitian dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata ajar riset keperawatan. FIK UI, Depok.

Ireland, J. (2010). Factors affecting a person’s diet. United States of America.

Kim, M., & Lennon, S.J. (2006). Analysis of diet advertisement a cross- national comparison of Korean and U.S. women’s magazines. Clothing and Textiles Research. Journal, 24, 345.

Latham , B. (2007). Sampling: what is it?. quantitative research methods. ENGL 5377.

Mulia, Agus. (2010). Pengetahuan gizi, pola makan dan status gizi mahasiswa Pendidikan Teknologi Kimia Industri (PTKI) Medan tahun 2010. Skripsi FKM USU. Medan.

Page 103: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

Orji, R., Vassileva, J., & Mandryk, R. (2012). Towards an effective health interventions design: an extension of the health belief model. Online Journal ofPublic Health Informatics.

Papalia, D.E., Sally, W.O., & Ruth, D.F. (2009). Human development. New York: McGraw-Hill.

Perri, G.M., Kumanyika, S.K., Bowen, D., & Horn, L.V. (2000). Maintenace of dietary behavior change. Health Psychology. American Psychological Association.

Poppy, Kumala,. (1998). Kamus kedokteran dorland, copy editor edisi bahasa : Dyah Nuswantari, (edisi 25), Jakarta: EGC.

Ruderman.A.J.(1986). Dietary Restraint : A theoritical and empical review. Psychologycal Buletin. vol 09.

Sarafino, E.P. (2008). Health psychology biopsychosocial interactions. Canada: John Wiley & Sons, I,nc.

Sari, D.I. (2008). Perilaku remaja puteri tentang diet sehat di SMU Dharmawangsa Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Schetter, C.D., Folkman,S., & Lazarus, R.S. (1987). Correlates of social support receipt. Journal of Personality and Social Psychology, 53, 71-80.

Smet, B. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Smolak, Linda. (1993). Adult development. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Sorensen, M.V., Snodgrass, J.J., & Leonard W.R., (2005) Health consequences of postsocialist transition: dietary and lifestyle determinants of plasma lipids in Yakutia. American Journal of Human Biology, 17:576–592.

Taylor, S.E. (2006). Health psychology sixth edition. Los Angeles : University California.

Thornton, P.L., Kieffer, C. E., & Young, A.O. (2006). Weight, diet, and physical activity related beliefs and practices among pregnant and postpartum latino women: the role of social support. Maternal and Child Health Journal.

Page 104: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

Yunansih. (2002). Ketaatan penderita diabet tipe II terhadap saran-saran dokter ditinjau dari health belief model. Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Wood, N.L. (2006). Understanding the construct of body image to include positive components : A mixed-methods study. Ohio: The Ohio State University.

Page 105: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

Lampiran A Kusioner Penelitian

Assalamualaikum Wr. Wb

Saya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini sedang melakukan penelitian mengenai ” Pengaruh Dukungan Sosial dan Health Belief Model (HBM) terhadap Perilaku Diet Sehat pada Wanita Dewasa Awal” yang merupakan persyaratan untuk mencapai gelar sarjana psikologi. Oleh karena itu, saya mengharapkan bantuan Saudari untuk mengisi angket ini.

Dalam menjawab angket ini tidak ada jawaban salah atau benar. Maka, Saudari bebas menetukan jawaban yang paling sesuai dengan diri masing-masing. Setiap jawaban yang diberikan akan terjamin kerahasiaannya dan hanya dipakai untuk penelitian ini saja.

Bacalah petunjuk terlebuh dahulu. Setelah mengisi angket ini, mohon diteliti kembali jawaban Saudari agar tidak ada pernyataan yang tidak terjawab atau terlewati.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, 2015

Hormat Saya,

Dick Hurry Maulana

Data Responden

Inisial nama :

Usia :

Anak Ke :

dari ....... Saudara

Berat badan : ......... .Kg

Tinggi badan : ......... .Cm

Sudah berapa lama anda melakukan diet : ........ ..Bulan

Pekerjaan

Mahasiswa Wiraswasta PNS Lainnya ............................

Jumlah uang saku atau pemasukan anda per-bulan :

:

< Rp. 500.000 Rp. 500.000 sampai Rp.1.000.000 Rp. 1.000.000 sampai Rp. 2.000.000 > Rp. 2.000.000

Page 106: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

Skala 1

Petunjuk Pengisian Skala 1, 2, dan 3

Bagian ini terdiri dari pernyataan-pernyataan dimana Saudari diminta untuk menjawab pernyataan yang paling sesuai dengan diri Saudari. Berilah tanda ceklis (√) pada jawaban yang paling sesuai dengan yang Anda alami. Adapun pilihan jawaban adalah sebagai berikut.

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

CONTOH

No. Pernyataan SS S TS STS 1. Saya selalu menjaga kesehatan tubuh √

No. Pernyataan SS S TS STS 1. Melakukan diet membuat saya lebih sehat dalam

menjalani aktivitas. 2. Saya melakukan diet untuk memperkecil resiko terkena

obesitas. 3. Dengan melakukan diet membuat saya terasa sehat

dalam menjalani hari. 4. Melakukan diet membuat tidur saya lebih nyenyak. 5. Melakukan diet tidak mencegah saya dari terkena

penyakit. 6. Saat melakukan diet tubuh terasa lebih kuat.

7. Saya melakukan program diet sebagai upaya pencegahan terhadap Diabetes Militus (Kencing manis).

8. Melakukan diet membuat penyakit Maag saya semakin parah.

9. Melakukan diet membuat awet muda. 10. Jika melakukan diet saya bisa menabung lebih banyak. 11. Melakukan diet menjadikan daya tahan tubuh saya lebih

baik. 12. Membutuhkan biaya yang banyak untuk melakukan

diet. 13. Melakukan diet mempermudah saya mengikuti fashion. 14. Saya khawatir berat badan saya naik setelah melakukan

diet. 15. Melakukan diet berpotensi membuat saya menjadi

kekurangan gizi. 16. Melakukan diet membuat saya tidak terkena gangguan

pencernaan.

Page 107: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

17. Saya tidak memiliki waktu untuk melakukan Olahraga. 18. Melakukan diet membuat tubuh saya terasa bugar. 19. Kondisi fisik saya tidak memungkinkan untuk

melakukan diet. 20. Saya melakukan diet setelah melihat tingginya angka

kematian penderita obesitas (kegemukan). 21. Melakukan diet membuat saya mudah lelah. 22. Fasilitas olahraga untuk umum (Gym, Taman, Jogging

track) sangat jauh dari rumah saya. 23. Melakukan diet dapat meningkatkan mood. 24. Dengan melakukan diet, saya lebih percaya diri dalam

bekerja. 25. Saya yakin melakukan diet membantu saya

mewujudkan kehidupan yang lebih sehat. 26. Saya tertarik melakukan diet setelah melihat acara

kesehatan di televisi.

27. Melakukan diet adalah kegiatan yang membuang waktu saja.

28. Saya melakukan diet atas saran teman dekat. 29. Apabila orang lain mampu melakukan diet, maka saya

juga mampu melakukannya. 30. Melakukan diet membuat saya dijauhi oleh keluarga. 31. Fisik saya tidak mampu untuk melakukan segala jenis

olahraga. 32. Orang tua tidak membolehkan saya melakukan diet. 33. Minimnya uang saku membuat saya tidak akan berhasil

melakukan diet.

34. Pacar saya melarang saya untuk melakukan diet.

Skala 2

No. Pernyataan SS S TS STS 1. Teman-teman dan keluarga bersikap tidak peduli

terhadap makanan yang saya konsumsi. 2. Orangtua memberikan sarana untuk melakukan diet. 3. Teman terdekat sering sekali menemani saya disaat

berolahraga. 4. Keluarga memberikan nasihat mengenai pola makan

sehat yang saya butuhkan. 5. Teman-teman yang melakukan diet tidak melibatkan

saya dalam perbincangan mengenai diet. 6. Orang-orang terdekat memperhatikan setiap perubahan

kecil dari program diet yang saya jalani. 7. Teman-teman memberikan makanan rendah kalori

kepada saya. 8. Saya tidak mendapatkan petunjuk tentang diet yang

sehat dari orang-orang terdekat. 9. Melakukan diet bersama teman-teman membuat saya

lebih bersemangat. 10. Teman - teman tidak peduli terhadap program diet yang

saya jalani.

Page 108: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

11. Orangtua saya selalu memenuhi kebutuhan makan sehat saya.

12. Orang-orang di sekitar saya memberikan saran mengenai pola makan yang baik dan sehat.

13. Teman – teman yang melakukan diet mengajak saya berolah raga untuk melengkapi program diet yang saya jalani.

14. Kepedulian dari lingkungan sekitar mengenai makanan yang saya konsumsi sangat berarti bagi saya.

15. Orang – orang terdekat memberikan saya produk – produk penurun berat badan (suplemen, susu rendah lemak, vitamin).

16. Lingkungan sekitar tidak memberikan saran tentang diet yang sehat kepada saya meskipun saya mengalami kebingungan.

17. Saya tidak mendapatkan motivasi dari siapapun untuk berhasil melakukan diet.

18. Keluarga dan kerabat terdekat turut merasakan kesulitan yang saya alami dalam program diet yang saya jalani.

19. Teman terdekat saya selalu mengantarkan saya ke pusat olahraga (Gym, senam, Jogging track).

20. Ketika saya berhasil menjalankan diet, orang-orang terdekat bersikap biasa saja.

21. Orang-orang di sekitar saya berempati terhadap program diet yang saya jalani.

Skala 3

No. Pernyataan SS S TS STS 1. Saya menambah aktivitas fisik seperti

berjalan kaki, membersihkan rumah atau menaiki tangga untuk mengurangi kalori.

2. Saya berolahraga (jogging, jalan santai, bersepeda) atau mengikuti fitness setidaknya dua kali seminggu.

3. Saya memilih untuk naik elevator dibandingkan dengan menaiki tangga di kampus atau di kantor.

4. Saya mengurangi makan cemilan. 5. Saya mengkonsumsi susu rendah lemak

(Low fat). 6. Saya lebih memilih makanan yang

dibuat di rumah dibandingkan makanan cepat saji.

7. Saya mengurangi porsi makanan yang saya konsumsi.

8. Saya mengganti roti yang saya konsumsi dengan roti gandum.

9. Saya mengkonsumsi daging ayam dan olahannya paling banyak 7 kali

Page 109: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

seminggu. 10. Saya mengurangi konsumsi mie baik itu

mie instan, mie basah atau bihun. 11. Saya memperhatikan kadar kalori pada

makanan dalam upaya mengurangi kalori.

12. Saya tidak berusaha mengurangi kalori melalui makanan atau aktivitas fisik.

13. Saya lebih memilih untuk berjalan kaki daripada naik motor atau ojek untuk pergi ke tempat yang berjarak.

14. Saya mengkonsumsi sayur setidaknya tiga kali sehari (dapat berupa variasi dari sayuran yang dimasak, salad, atau lalapan).

15. Saya mengkonsumsi cemilan setiap ada kesempatan.

16. Saya tidak mengkonsumsi makanan yang berlemak.

17. Saya mengurangi makan permen dan cokelat.

18. Saya mengkonsumsi makanan cepat saji sedikitnya 2 kali seminggu.

19. Program diet yang saya jalani tidak merubah porsi makanan yang saya konsumsi.

20. Saya mengkonsumsi tipe makanan yang sama meskipun sedang diet.

21. Saya mengurangi konsumsi daging sapi, ayam dan Kambing.

22. Saya mengkonsumsi nasi sebanyak 3 porsi sehari (1 porsi = 1 piring).

23. Saya mengkonsumsi makanan yang tinggi kalori.

24. Saya melewatkan kesempatan untuk berolahraga.

25. Saya tidak mengkonsumsi buah sama sekali dalam seminggu.

26. Saya mengkonsumsi minuman bersoda (regular soft drink).

27. Mengurangi konsumsi daging bukan merupakan cara saya dalam berdiet.

28. Saya mengkonsumsi sayur sebanyak satu porsi sehari.

“Terima Kasih”

Page 110: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

ITEMS

ITEM4

ITEM3

ITEM1

ITEM2

ITEM1

ITEM?

0_20

0_22

0_85

0_62

0_51

0.9y

0_62

—1_00

Chi-Square=16.23, df=9, P-value=0.06225, RMSEA=0.051

ITEM2

ITEM3

ITEM4

ITEM5

ITEM6

Lampiran B Path Diagram CFA

Path Diagram Perceived Susceptibility

0_89

0_95

04

ff

f0_42

0_64

1.00

Chi-Square=1.24, df=2, P-value=0.53854, amsEA=o.goo

Path Diagram Perceived Severity

0_34H

ITEM1

ITEM2

ITEM3

ITEM4

ITEM5

ITEM6

Chi-Square=10.69, olf=6, P-value=0.09894, RMSKA=0.050

Path Diagram Perceived Benefits

0_35

0_34

0_81

0_62

-0 1

0_97

1.00

Page 111: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

0_23

0_19

-0_ 4

0_5B

1_11

1.00

1.00

0 67

Path Diagram Perceived Barriers

. FLEM1

.78H ITEM2 s

a _82H ITEM3

o..3 --H ITEM4

85H ITEM6

0.39

Chi-Square=1.99, df=4, P-value=0.73805, RMSEA=0.000

Path Diagram Cues to Action

.94H ITEMI

.9.5H ITEM2

_ss-H ITEM3

_€€

ITEM5

Chi-Square=0.93, df=2, P-value=0.62863, RMSEA=0.044

Path Diagram Self-Efficacy

ITEM1

_29H ITEM2

( o _is-H ITEM3

_28H ITEM4

ITEM5

Chi-Square=5.80, df=3, P-value=0.12186, RMSEA=0.055

Page 112: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

0_45

0_96

= 0_62

0 _52

- 0_1

_so-H ITEM1

_o7-H ITEM2

ITEM3

_73-H ITEM4

_99-H ITEM5

_619H ITEM6

o_ss-H ITEM?

1 . 00

Path Diagram Dukungan emosi atau penghargaan

Chi-Square=12.69, df=8, P-value=0.12304, RMSEA=0.043

Path Diagram dukungan nyata dan instrumen

ITEM1

ITEM2

ITEMS

ITEM4

ITEM5

..D .DH ITEM6

0_39

0_78

- 0_47

- 0_06

0_46

0_67

—1_00

Chi-Square=10.99, df=6, P-value=0.08879, RMSEA=0.052

Path Diagram informasi

ITEM1

o _ os-H ITEM2

ITEM3

0_44

0_95 DINFO 1.00

0_39

0_73

Chi-Square=0.00, df=0, P-value=1.00000, RMSKA=0.000

Page 113: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

Chi—Square=246.94, cl1=214, P—value=0.06069, RMSEA=0.022

ITEM1

ITEM2

8

4

8

5

ITEMS

ITEM9

ITEM10

ITEM11

ITEM12

ITEM13

TTEM14

92H

72H

04H

-0_52

79

67

02

65

59

79

80

9

1.00

16

0

-0 _ 70

❑ _ 22

-o _ 74

0 _ 21

0

5

1

ITEMS

ITEM4

ITEMS

ITEM6

ITEM7

ITEM15

ITEM16

ITEM'?

ITEM18

ITEM19

TIE1420

ITEM21

ITEM22

ITEM23

ITEM24

TIE1425

ITEM26

ITEM27

ITEM28

Path Diagram persahabatan

ITEM1

0_30

ITEM2

1.00

ITEMS m

1_1s

41H ITEM4

Chi-Square=0.00, df=3, P-value=1.00000, RMSEA=0.000

Path Diagram perilaku diet sehat

Page 114: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

Syntax Perceived Susceptibility SUSPEC DA NI=5 NO=314 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 PM SY FI=SUS.COR MO NX=5 NK=1 TD=SY PH=ST LK SUSPEC FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 FRTD42 PD OU TX SS MI

Syntax Perceived severity

SEVERITY DA NI=6 NO=314 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 PM SY FI=SEVER.COR MO NX=6 NK=1 TD=SY PH=ST LK SEVER FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 FRTD42TD63TD21 PD OU TX SS MI

Syntax Perceived benefits P BENEFIT DA NI=7 NO=314 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 PM SY FI=BENEFIT.COR MO NX=7 NK=1 TD=SY PH=ST LK P_BENEFIT FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 FRTD42TD53 TD65TD61 TD 3 1 PD OU TX SS MI

Syntax Perceived barriers P BARRIER DA NI=6 NO=314 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 PM SY FI=BARRIER.COR MO NX=5 NK=1 TD=SY PH=ST SE 1 2 3 4 6/ LK

Page 115: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

P_BARRIER FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 PD OU TX SS MI

Syntax cues to action CUES TO ACTION DA NI=5 NO=314 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 PM SY FI=CUES.COR MO NX=5 NK=1 TD=SY PH=ST LK CUES FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 FRTD21 TD32TD42 PD OU TX SS MI

Syntax self-efficacy

SELF EFFICACY DA NI=5 NO=314 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 PM SY FI=EFFICY.COR MO NX=5 NK=1 TD=SY PH=ST LK EFFICY FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 FRTD42TD51 PD OU TX SS MI

Syntax dukungan emosi atau penghargaan DUKUNGAN EMOSI DA NI=7 NO=314 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 PM SY FI=EMOSI.COR MO NX=7 NK=1 TD=SY PH=ST LK D_EMOSI FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 FRTD41 TD54TD62TD5 1 TD 6 1 TD 2 1 PD OU TX SS MI

Syntax dukungan nyata dan instrumen DUK NYATA DA NI=6 NO=314 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 PM SY FI=NYATA3.COR

Page 116: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

MO NX=6 NK=1 TD=SY PH=ST LK NYATA FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 FR TD 4 1 TD 5 3 TD 4 2 PD OU TX SS MI

Syntax dukungan informasi DUK INFORMASI DA NI=4 NO=314 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 PM SY FI=INFO3.COR MO NX=4 NK=1 TD=SY PH=ST LK D_INFO FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 FR TD 3 1 TD 4 1 PD OU TX SS MI

Syntax dukungan persahabatan D SAHABAT DA NI=4 NO=314 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 PM SY FI=FRIEND.COR MO NX=4 NK=1 TD=SY PH=ST LK FRIEND FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 FRTD42TD43 PD OU TX SS MI

Output deskriptif dan regresi

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

TSBARRIERS 314 28.09 71.19 50.0000 7.59613 TSBENEFIT 314 29.90 73.15 50.0000 9.28966 TSCUES 314 32.79 68.23 50.0000 8.57667 TSSELFEFFICACY 314 33.17 69.24 50.0000 9.45683 TSSEVERITY 314 33.40 70.52 50.0000 9.29946 TSDUKEMOSI 314 27.27 71.91 50.0000 8.80360 TSDUKINFO 314 33.68 69.11 50.0000 9.28464 TSDUKNY 314 28.49 70.75 50.0000 8.30639 TSFRIEND 314 30.39 69.44 50.0000 9.98765 TSPERILAKU 314 27.37 77.30 50.0000 9.49987 TSSUS 314 26.74 65.21 50.0000 9.28166 Valid N (listwise) 314

Page 117: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

Regression

REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R

ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT TSPERILAKU /METHOD=ENTER TSDUKEMOSI

TSDUKNY TSDUKINFO TSFRIEND TSSUS TSSEVERITY TSBENEFIT TSBARRIERS TSCUES TSSELFEFFICACY.

E:\data SKRIPSI\SKRIPSI\RUN\REGRESI\REG RESI BAB4.sav

User-defined missing values are treated as missing. Statistics are based on cases with no missing values for any variable used.

DataSet1 <none> <none> <none>

18-Mar-2015 23:57:42

0:00:00.031 0:00:00.038 5028 bytes

0 bytes

314

Output Created

Comments

Input Data

Active Dataset Filter Weight Split File N of Rows in Working Data File

Missing Value Handling Definition of Missing

Cases Used

Syntax

Resources Processor Time Elapsed Time Memory Required Additional Memory Required for Residual Plots

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered

Variables Removed Method

1 TSSELFEFFICA CY, TSDUKNY, TSSUS, TSFRIEND, TSBARRIERS, TSDUKEMOSI, TSDUKINFO, TSCUES, TSBENEFIT, TSSEVERITY

a

. Enter

a. All requested variables entered. Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .826a

.682 .671 5.44834 a. Predictors: (Constant), TSSELFEFFICACY, TSDUKNY, TSSUS, TSFRIEND, TSBARRIERS, TSDUKEMOSI, TSDUKINFO, TSCUES, TSBENEFIT, TSSEVERITY

Page 118: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH BELIEFrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41420/1/DICK HURRY... · Keluarga Besar di Aceh Utara dan Aceh Tengah, Pon Adi, Pon Gus,

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 19253.077 10 1925.308 64.859 .000a

Residual 8994.383 303 29.684

Total 28247.460 313

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -.458 3.170 -.144 .885

TSDUKEMOSI .118 .049 .109 2.395 .017

TSDUKNY .043 .041 .038 1.048 .295

TSDUKINFO .333 .052 .325 6.420 .000

TSFRIEND .067 .037 .070 1.818 .070

TSSUS -.016 .037 -.016 -.429 .668

TSSEVERITY .255 .089 .250 2.853 .005

TSBENEFIT -.029 .058 -.028 -.501 .617

TSBARRIERS .048 .047 .038 1.019 .309

TSCUES -.142 .058 -.128 -2.456 .015

TSSELFEFFICACY .333 .081 .331 4.118 .000 a. Dependent Variable: TSPERILAKU

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .579a

.335 .333 7.75925 .335 157.180 1 312 .000 2 .583

b .340 .336 7.74392 .005 2.237 1 311 .136

3 .747c

.558 .553 6.34959 .218 152.584 1 310 .000 4 .761

d .578 .573 6.20840 .021 15.261 1 309 .000

5 .762e

.581 .574 6.20027 .002 1.810 1 308 .179 6 .812

f .660 .653 5.59350 .079 71.447 1 307 .000

7 .813g

.660 .652 5.60054 .000 .228 1 306 .633 8 .813

h .661 .653 5.59927 .001 1.139 1 305 .287

9 .815i .664 .654 5.58949 .002 2.067 1 304 .152

10 .826b

.682 .671 5.44834 .018 16.956 1 303 .000