PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit...

97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY-INQUIRY DENGAN SISTEM TERBIMBING DAN BEBAS YANG DIMODIFIKASI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR FISIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN KALOR DI SMP Skripsi Oleh : Juli Allim Istamah NIM X2306023 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit...

Page 1: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY-INQUIRY

DENGAN SISTEM TERBIMBING DAN BEBAS YANG DIMODIFIKASI

DITINJAU DARI MINAT BELAJAR FISIKA SISWA PADA POKOK

BAHASAN KALOR DI SMP

Skripsi

Oleh :

Juli Allim IstamahNIM X2306023

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY-INQUIRY

DENGAN SISTEM TERBIMBING DAN BEBAS YANG DIMODIFIKASI

DITINJAU DARI MINAT BELAJAR FISIKA SISWA PADA POKOK

BAHASAN KALOR DI SMP

Oleh :

Juli Allim IstamahNIM X2306023

Skripsi

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Dalam

Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Drs. Jamzuri, M. PdNIP. 19521118 198103 1 002

Pembimbing II

Elvin Yusliana, S.Pd, M.PdNIP. 19770717 200501 2 002

Page 4: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dra. Rini Budiharti, M.PdNIP. 19582708 198403 2 003

( )

Sekretaris : Drs. Sutadi Waskito, M.PdNIP. 19500522 197603 1 001

( )

Anggota I : Drs. Jamzuri, M. PdNIP. 19521118 198103 1 002

( )

Anggota II : Elvin Yusliana, S.Pd, M.PdNIP. 19770717 200501 2 002

( )

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.PdNIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Juli Allim Istamah. PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY-INQUIRY DENGAN SISTEM TERBIMBING DAN BEBASYANG DIMODIFIKASI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR FISIKA SISWAPADA POKOK BAHASAN KALOR DI SMP. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, November2010.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan pengaruh antara

penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing dan discovery-inquiry bebas

yang dimodifikasi pada pembelajaran Fisika terhadap kemampuan kognitif siswa;

(2) perbedaan pengaruh antara minat belajar tinggi dengan minat belajar rendah

pada pembelajaran Fisika terhadap kemampuan kognitif siswa; (3) interaksi

pengaruh antara penggunaan metode discovery-inquiry dengan tingkatan minat

belajar siswa pada pembelajaran Fisika terhadap kemampuan kognitif siswa.

Peneliti menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 22 .

Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 16

Surakarta. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling, didapat dua

kelas sebagai sampel penelitian, masing-masing terdiri atas 35 siswa.

Pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi, angket, dan tes. Analisis data

menggunakan uji anava dua jalan dengan isi sel tak sama kemudian dilanjutkan

dengan uji komparasi ganda metode Scheffe dengan taraf signifikansi 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) tidak ada perbedaan pengaruh yang

signifikan antara penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing dan

penggunaan metode discovery-inquiry bebas termodifikasi terhadap kemampuan

kognitif siswa pada pokok bahasan Kalor. Siswa yang diberi pembelajaran Fisika

dengan metode discovery-inquiry terbimbing memiliki kemampuan kognitif yang

hampir sama dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan metode discovery-

inquiry bebas termodifikasi; (2) ada perbedaan pengaruh antara minat belajar

siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok

bahasan Kalor. Siswa yang memiliki minat belajar kategori tinggi memiliki

kemampuan kognitif yang lebih baik dari pada siswa yang memiliki minat belajar

kategori rendah.; (3) tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan metode

Page 6: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan kognitif

siswa. Jadi antara penggunaan metode belajar discovery-inquiry sebagai metode

pembelajaran dan tingkatan minat belajar yang dimiliki siswa mempunyai

pengaruh sendiri-sendiri tehadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan

kalor.

Kata Kunci : discovery-inqury learning, minat belajar, kemampuan kognitif

Page 7: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Juli Allim Istamah. PHYSICS LEARNING THROUGH GUIDED ANDMODIFIED DISCOVERY-INQUIRY METHOD PERCEIVED FROMSTUDENTS’ INTEREST IN LEARNING AT KALOR CONCEPT IN JUNIORHIGH SCHOOL. Thesis, Surakarta : Teacher Training And Education Faculty. Sebelas Maret University Surakarta, November 2010.

The research aims are to know: (1) the difference effect between using

guided ang modified discovery-inquiry method to students’ cognitive ability at

physics learning; (2) the difference effect of interest in learning between high and

low categories students’cognitive ability at physics learning; (3) The interaction of

effect between using discovery-inquiry method and students’ interest in learning

to students’ cognitive .ability at physics lerning.

This research use experimental method with 2 x 2 factorial design. The

population in this research are entire students of VII class in SMP N 16 Surakarta.

The sample is taken with cluster random sampling technique and obtained two

classes as a research sample, each classes consist of 35 students. Data collecting

use documentation, questionnaire, and test. Data analysis use anava test with

different content of cell, furthermore use double comparison of Scheffe method

with level of significance 0,05.

The result of research shows: (1) there is no a significant difference

influence between using guided and modified discovery-inquiry method to

students’ cognitive ability at kalor fundamental concept. The student that is given

learning with guided discovery-inquiry method obtain same cognitive ability with

the student that is given learning with modified discovery-inquiry method; (2)

there is a difference effect of interest in learning between high and low categories

students’cognitive ability at kalor fundamental concept. The student that is having

a interest in learning with high category having cognitive ability better than

student that having a interest in learning with low category ; (3) there is no

interaction between using discovery-inquiry method and students’ interest in

learning toward student’s cognitive ability in Physics. So between using

discovery-inquiry method as study method and students’ interest in learning level

Page 8: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

give the each influences to student’s cognitive ability at kalor fundamental

concept.

Keywords: discovery-inqury learning, interest in learning, cognitive ability

Page 9: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka

mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra’du:11)

Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila telah

selesai (dari suatu urusan) , kerjakan dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain. Dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap. (Q.S. Al-

Insyirah : 6-8 )

Prestasi bisa diraih karena adanya motivasi dan motivasi akan tumbuh jika

ada harapan. (Penulis)

Hidup optimis penuh manfaat. (Penulis)

Page 10: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

Ayahanda dan Ibunda tercinta

Mbakku tersayang

(Nur ’Allimah Lestari

Adikku tersayang

(’Allim Awaludin Rachman)

Calon Imamku (?)

Teman-teman Cendrawasih

(Chensy Mania)

Teman-teman Fisika 2006

Page 11: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi

ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan

guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian

penulisan Skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya

kesulitan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya

penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Ibu Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si. selaku Ketua Jurusan P. MIPA Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. Ibu Dra. Rini Budiharti, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta

4. Bapak Drs. Sutadi Waskito, M.Pd. selaku Koordinator Skripsi Program Studi

Pendidikan Fisika Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Bapak Drs. Jamzuri, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah

membimbing dalam penyusunan Skripsi.

6. Ibu Elvin Yusliana, S.Pd, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

membimbing dalam penyusunan Skripsi.

7. Rekan- rekan mahasiswa Fisika 2006 serta semua pihak yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan baik moral

maupun spiritual kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam Skripsi ini masih ada kekurangan.

Namun demikian, penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian pendidikan.

Surakarta, November 2010

Penulis

Page 12: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………….......... i

HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. iv

HALAMAN ABSTRAK .............................................................................. v

HALAMAN MOTTO ................................................................................... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... x

KATA PENGANTAR .................................................................................. xi

DAFTAR ISI …………………………………………............…………… xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xix

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………….. 1

B. Identifikasi Masalah ………………………………………… 5

C. Pembatasan Masalah ………………………………………… 6

D. Perumusan Masalah ………………………………………..... 6

E. Tujuan Penelitian ……………………………………….….... 6

F. Manfaat Penelitian …………………………………………. 7

BAB II. KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESI....................... 8

A. Kajian Teori ……………………………………………..... 8

1. Hakikat Belajar …………………………………………. 8

a. Pengertian Belajar ……………………………………. 8

b. Proses belajar ……………………………....................... 9

c. Tujuan Belajar ................................................................. 11

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil

Belajar ............................................................................. 12

Page 13: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

2. Hakikat Fisika ...................................................................... 17

3. Metode Pembelajaran ........................................................ 18

a. Metode Discovery ............................................................ 18

b. Metode Inquiry................................................................. 20

c. Discovery-Inquiry Terbimbing......................................... 24

d. Discovery-Inquiry Bebas yang Dimodifikasi................... 25

4. Minat Belajar .................................................................... 26

a. Arti Minat Belajar ............................................................ 26

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar............ 28

c. Cara Mengetahui Minat Belajar........................................ 29

5. Kemampuan Kognitif ........................................................ 29

6. Pokok Bahasan Kalor ....................................................... 31

a. Pengertian Kalor ............................................................ 31

b. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor....................................... 32

c. Perubahan Wujud Zat....................................................... 32

d. Perpindahan Kalor............................................................ 34

B. Kerangka Berpikir.................................................................... 36

C. Hipotesis................................................................................... 39

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN …………......………………… 40

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 40

B. Metode Penelitian ................................................................... 40

C. Populasi dan Sampel .............................................................. 41

D. Variabel Penelitian .................................................................. 41

1. Variabel Bebas ................................................................... 41

2. Variabel Terikat ................................................................. 42

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 42

1. Teknik Dokumentasi........................................................... 42

2. Teknik Tes.......................................................................... 43

3. Teknik Angket.................................................................... 43

F. Instrumen Penelitian ................................................................ 44

1. Instrumen Angket .............................................................. 44

Page 14: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

a. Validitas Angket ............................................................ 45

b. Reliabilitas Angket ........................................................ 46

2. Instrumen Tes .................................................................... 47

a. Daya Pembeda Item ....................................................... 48

b. Derajat Kesukaran.......................................................... 50

c. Fungsi Distraktor............................................................ 51

d. Reliabilitas ..................................................................... 51

e. Keputusan Analisis Soal ................................................ 52

G. Teknik Analisis Data .............................................................. 53

1. Penyajian Data.................................................................... 53

2. Uji Kesamaan Keadaan Awal...........………...................... 54

3 Uji Prasyarat Analisis......................................................... 55

a. Uji Normalitas ................................................................ 55

b. Uji Homogenitas ............................................................ 56

4 Pengujian Hipotesis .......................................................... 57

a. Uji Analisis Variansi Dua Jalan ..................................... 57

b. Uji Lanjut Anava............................................................ 61

BAB IV HASIL PENELITIAN …………..………………................. 63

A. Deskripsi Data ......................................................................... 63

1. Data Nilai Keadaan Awal Siswa ....................................... 63

2. Data Tingkat Minat Belajar Siswa ..................................... 65

3. Data Nilai Kemampuan Kognitif Siswa ............................ 66

B. Hasil Analisis Data .................................................................. 68

1. Uji Kesamaan Keadaan Awal ............................................. 68

2. Uji Prasyarat Analisis ........................................................ 69

a. Uji Normalitas .............................................................. 69

b. Uji Homogenitas ............................................................ 70

3. Hasil Pengujian Hipotesis .................................................. 70

a. Hasil Analisis Variansi .................................................. 70

b. Hasil Uji Lanjut Analisis Variansi ................................ 71

C. Pembahasan Hasil Analisis Data ............................................ 72

Page 15: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

1. Uji Hipotesis Pertama ......................................................... 72

2. Uji Hipotesis Kedua ............................................................ 74

3. Uji Hipotesis Ketiga ............................................................ 75

D. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 75

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ……............… 76

A. Kesimpulan ............................................................................. 76

B. Implikasi .................................................................................. 76

C. Saran ....................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………......…… 78

LAMPIRAN ................................................................................................. 80

Page 16: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 3.1 Desain Fatorial 2 x 2 ...................................................... 40

Tabel 3.2 Kategori Item Berdasarkan Validitas Angket …............ 45

Tabel 3.3 Kriteria Hasil Analisis Kualitatif Butir Soal .................. 47

Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Diskriminasi Item dan

Interpretasinya ............................................................... 49

Tabel 3.5 Kategori Item Soal Berdasarkan Nilai Daya Beda ........ 49

Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran Item dan Interpretasinya 50

Tabel 3.7 Kategori Item Soal Berdasarkan Tingkat Kesukaran

Soal ................................................................................ 50

Tabel 3.8 Kategori Item Soal Berdasarkan Fungsi Distraktor…... 51

Tabel 3.9 Keputusan Item yang Memenuhi Syarat Teori Tes

Klasik ............................................................................. 52

Tabel 3.10 Persiapan Uji Anava Dua Jalan ..................................... 59

Tabel 3.11 Rangkuman Anava …………………………………… 61

Tabel 4.1 Deskripsi Data Nilai Kemampuan Awal Fisika Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ...................................... 63

Tabel 4.2 Normalitas Distribusi Frekuensi Awal Kelas

Eksperimen Dengan Metode Chi Kuadrat ..................... 64

Tabel 4.3 Normalitas Distribusi Frekuensi Awal Kelas Kontrol

Dengan Metode Chi Kuadrat ………………………..... 65

Tabel 4.4 Deskripsi Data Nilai Angket Minat Belajar Fisika

Kelas Eksperimen dan Kontrol …………...................... 66

Tabel 4.5 Deskripsi Data Nilai Kemampuan Kognitif Fisika

Kelas Eksperimen dan Kontrol ………………………. 66

Tabel 4.6 Normalitas Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen

Dengan Metode Chi Kuadrat …………………………. 67

Page 17: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Tabel 4.7 Normalitas Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol Dengan

Metode Chi Kuadrat ...................................................... 68

Tabel 4.8 Rangkuman Analisis Variansi (Anava) Dua Jalan Sel

Tak Sama ....................................................................... 71

Tabel 4.9 Rangkuman Komparasi Ganda ……………………….. 72

Page 18: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar

Mengajar ........................................................................ 12

Gambar 2.2 Ikhtisar Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses

Belajar ............................................................................ 16

Gambar 2.3 Skema Perubahan Wujud Zat ………………………… 32

Gambar 2.4 Panci Tekan (Pressure Cooker) ..................................... 33

Gambar 2.5 Konveksi pada Zat Cair ………………………………. 35

Gambar 3.1 Batasan Daya Pembeda ………………………………. 48

Gambar 4.1 Kurva Normalitas Distribusi Frekuensi Keadaan Awal

Siswa Kelas Eksperimen ............................................... 64

Gambar 4.2 Kurva Normalitas Distribusi Frekuensi Keadaan Awal

Siswa Kelas Kontrol ............................……………….. 65

Gambar 4.3 Kurva Normalitas Distribusi Frekuensi Kemampuan

Kognitif Siswa Kelas Eksperimen …………………… 67

Gambar 4.4 Kurva Normalitas Distribusi Frekuensi Kemampuan

Kognitif Siswa Kelas Kontrol ....................................... 68

Page 19: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Skripsi .................... 80

Lampiran 2 Program Satuan Pembelajaran ....................................... 81

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .............................. 84

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa 106

Lampiran 5 Kisi-Kisi Penulisan Soal Try Out Tahun Ajaran 2009 /

2010 130

Lampiran 6 Soal Uji Coba Penelitian I 133

Lampiran 7 Soal Uji Coba Penelitian II 142

Lampiran 8 Kisi-Kisi Penulisan Soal Tes Kemampuan Kognitif

Tahun Ajaran 2009 / 2010 151

Lampiran 9 Soal Tes Kemampuan Kognitif 154

Lampiran 10 Lembar Jawab Soal Tes Kemampuan Kognitif Siswa... 162

Lampiran 11 Kunci Jawaban Soal Tes Kemampuan Kognitif Siswa. 163

Lampiran 12 Kisi-Kisi Uji Coba Angket Minat Belajar Siswa

Terhadap Fisika 165

Lampiran 13 Angket Uji Coba Minat Belajar Fisika 166

Lampiran 14 Kisi-Kisi Angket Minat Belajar Siswa Terhadap Fisika 171

Lampiran 15 Angket Minat Belajar Fisika 172

Lampiran 16 Lembar Telaah Kualitatif Butir Soal Try Out I 176

Lampiran 17 Analisis Derajat Kesukaran, Daya Pembeda, dan Reliabilitas Try Out Fisika

179Lampiran 18 Analisis Fungsi Distraktor Item Try Out Fisika 183

Lampiran 19 Uji Validitas Dan Reliabilitas Angket Minat Belajar 191

Lampiran 20 Data Nilai Kemampuan Awal Sampel 198

Lampiran 21 Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa Kelas

Eksperimen 199

Lampiran 22 Grafik Kemampuan Awal Kelas Eksperimen 200

Lampiran 23 Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa Kelas

Page 20: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

Kontrol 201

Lampiran 24 Grafik Kemampuan Awal Kelas Kontrol 202

Lampiran 25 Uji Homogenitas Kemampuan Awal Siswa 203

Lampiran 26 Uji Kesamaan Kemampuan Awal Fisika Siswa Dengan

Uji-t 2 Ekor 205

Lampiran 27 Data Induk Penelitian Kelas Eksperimen 208

Lampiran 28 Data Induk Penelitian Kelas Kontrol 209

Lampiran 29 Data Nilai Kemampuan Kognitif Sampel 210

Lampiran 30 Uji Normalitas Kemampuan Kognitif Kelas

Eksperimen 211

Lampiran 31 Grafik Kemampuan Kognitif Kelas Eksperimen 212

Lampiran 32 Uji Normalitas Kemampuan Kognitif Kelas Kontrol 213

Lampiran 33 Grafik Kemampuan Kognitif Kelas Kontrol 214

Lampiran 34 Uji Homogenitas Kemampuan Kognitif Siswa 215

Lampiran 35 Pengujian Hipotesis Analisis Variansi Dua Jalan

Dengan Isi Sel Tak Sama 217

Lampiran 36 Uji Pasca Anava Komparasi Ganda Dengan Metode

Scheffe 222

Lampiran 37 Daftar Nama Siswa 224

Lampiran 38 Foto-foto Penelitian 225

Lampiran 39 Tabel-Tabel Statistik 226

Lampiran 41 Surat-surat Perijinan 231

Page 21: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Untuk memenuhi kebutuhan manusia yang selalu berubah dan

berkembang serta problem ilmiah yang selalu meningkat, maka salah satu tugas

sekolah ialah melatih atau mendidik siswa supaya dapat melaksanakan tugas-

tugasnya di masyarakat. Selama bertahun-tahun metode mengajar IPA/Fisika

yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah dasar dan sekolah menengah bahkan

juga di perguruan tinggi ialah metode mengajar secara informatif, yaitu guru

berbicara atau bercerita kemudian siswa mendengarkan dan mencatat. Secara

tradisional, pembelajaran IPA/Fisika ditekankan pada penghafalan rumus-rumus,

konsep-konsep atau bentuk-bentuk problem tertentu. Pengajaran IPA lebih

ditekankan pada produk dari pada proses-proses IPA. Berdasarkan situasi dan

kondisi inilah, maka sejak berapa tahun terakhir hingga saat ini strategi

pembelajara IPA untuk tingkat sekolah dasar dan SMP/MTs serta Fisika di tingkat

sekolah menengah atas dan perguruan tinggi, senantiasa diperbaharui dan

dikembangkan

Sebenarnya kementrian pendidikan nasional (pemerintah RI) telah dan

terus berusaha membiayai pengembangan pendidikan. Miliaran rupiah telah habis

digunakan untuk menciptakan dan mengembangkan kurikulum IPA, matematika,

ilmu sosial, bahasa, dan sebagainya. Namun, pada kenyataannya sistem

pembelajaran di sekolah-sekolah menengah masih lebih sering bersifat

konvensional. Sehingga siswa hanya menerima apa adanya materi yang diajarkan

oleh guru tanpa berusaha mencari tahu asal mula konsep materi yang dipelajari.

Padahal tujuan utama dari proses pembelajaran itu adalah meningkatnya

kemampuan kognitif dari siswa. Di mana kemampuan kognitif bisa diartikan

sebagai kemampuan individu untuk menggunakan pengetahuan yang dimiliki

secara optimal untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan diri dan

lingkungan sekitar. Sedangkan jika pembelajaran masih bersifat konvensional,

maka upaya untuk meningkatkan kemampuan kognitif akan sangat sulit. Itulah

1

Page 22: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

sebabnya pendidikan dan pembelajaran perlu diupayakan agar kemampuan

kognitif siswa dapat berfungsi secara positif dan bertanggung jawab.

Upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan menggunakan berbagai pola

pendekatan, model/metode dan media pembelajaran yang bervariasi, disesuaikan

dengan materi pembelajaran. Sehingga pembelajaran tidak hanya monoton

dilakukan dengan ceramah di depan kelas atau belajar secara individual dan hanya

berpegang teguh pada diktat-diktat atau buku-buku paket saja, karena kalau hanya

dengan ceramah siswa akan cepat bosan dan pada akhirnya dapat melemahkan

sikap positif siswa terhadap mata pelajaran. Apabila guru dapat menggunakan

pola pendekatan, metode dan media pembelajaran yang bervariasi, maka

kebosanan siswa dapat dihindari sehingga dapat meningkatkan minat dan

kemampuan kognitif siswa

Minat belajar akan muncul dengan sendirinya apabila ada perhatian, oleh

karena itu untuk memunculkan minat belajar sebaiknya seorang guru memiliki

strategi-strategi untuk menarik perhatian siswa pada materi tertentu. Seorang

peserta didik tidak akan belajar dengan sungguh-sungguh bila tidak berminat pada

materi yang diajarkan oleh pendidik dan berdampak hasil belajar tidak sesuai

dengan yang diharapkan. Siswa yang berminat pada pelajaran fisika akan

memusatkan perhatian yang lebih banyak dan intensif terhadap fisika. Oleh

karena itu diperlukan kegiatan pembelajaran yang aktif yang dimungkinkan dapat

mempengaruhi sikap positif siswa sehingga siswa akan lebih terarik bahkan

tertantang untuk mengikuti pembelajaran. Program untuk mengembangkan

metode mengajar yang modern di sekolah dasar dan sekolah menengah

sebenarnya tidak perlu yang baru asalkan mampu menekankan pada keterlibatan

siswa dalam proses belajar yang aktif. Salah satu program yang diusulkan adalah

metode pembelajaran yang berorientasikan pada discovery-inquiry. Karena siswa

akan termotivasi lebih baik apabila terlibat secara langsung dalam proses belajar

melalui kegiatan-kegiatan discovery-inquiry. Dengan demikian, meningkatlah

minat belajar dan kemampuan kognitif yang dipicu dari dalam diri siswa itu

sendiri untuk mempelajari fisika dengan senang hati.

Page 23: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Discovery adalah suatu proses mental dimana anak atau individu

mengasimilasi konsep dan prinsip-prinsip. Dengan kata lain, discovery terjadi

apabila siswa terutama terlibat dalam menggunakan proses mentalnya untuk

menemukan beberapa konsep atau prinsip. Misalnya, siswa mungkin menemukan

“apa atom itu”, yaitu siswa membuat suatu konsep tentang atom, atau kemudian

siswa mungkin menemukan suatu prinsip ilmiah bahwa “atom tidak dapat dibagi

lagi“. Suatu kegiatan inquiry ialah suatu kegiatan atau pelajaran yang dirancang

sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-

prinsip melalui proses mentalnya sendiri.

. Metode pembelajaran discovery-inquiry terbagi menjadi tujuh sistem

yang penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan. Dua di antara

pengembangan kemampuan discovery-inquiry pada diri siswa melalui IPA yang

akan diteliti adalah discovery-inquiry terbimbing (guided discovery-inquiry) dan

inquiry bebas yang dimodifikasi (modified dicovery-inquiry). Dalam

melaksanakan discovery-inquiry terbimbing, seorang guru memberikan

bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada para siswa, sehingga siswa tidak

merumuskan problem yang akan diteliti itu sendiri melainkan telah disiapkan oleh

guru lengkap dengan modul yang mencakup petunjuk-petunjuk pelaksanaan.

Sedangkan dalam discovery-inquiry bebas yang dimodifikasi, guru hanya

memberikan problem dan kemudian siswa diundang untuk memecahkan problem

tersebut melalui pengamatan, eksplorasi dan melalui penelitian. Disini guru

merupakan nara sumber yang tugasnya hanya memberikan bantuan yang

diperlukan saja.

Sebelumnya telah banyak penelitian mengenai penggunaan metode

pembelajaran discovery-inquiry. Kebanyakan pendekatan yang digunakan juga

sama dengan yang sedang dilakukan oleh peneliti yaitu discovery-inquiry

terbimbing (guided discovery-inquiry) dan discovery-inquiry bebas yang

dimodifikasi (modified dicovery-inquiry). Penelitian-penelitian terdahulu paling

banyak diuji cobakan di tingkat perguruan tinggi yaitu pada mahasiswa semester

awal terutama pada mata kuliah Praktikum Fisika Dasar dengan tinjauan yang

berbeda-beda. Diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Isro’ Siti

Page 24: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Nangimah dengan judul “Penggunaan Pendekatan Discovery-Inquiry pada

Praktikum Fisika Dasar II Ditinjau dari Kemampuan Logika Terhadap

Kemampuan Analisis Kognitif Mahasiswa Jurusan P MIPA FKIP UNS Tahun

Ajaran 2004/2005”. Hasil yang diperoleh dalam penelitiannya adalah bahwa

penggunaan pendekatan discovery-inquiry bebas yang dimodifikasi pada

praktikum fisika dasar II memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap

kemampuan analisis kognitif mahasiswa daripada pendekatan discovery-inquiry

terbimbing. Peneliti lainnya adalah Rahmulyo dengan judul “Pembelajaran Fisika

Dasar I Dengan Pendekatan Ketrampilan Proses Dan Metode Discovery-Inquiry

Di Laboratorium Fisika Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada pokok

Bahasan Viskositas Ditinjau Dari Kemampuan Menggunakan Alat Ukur

Mahasiswa Jurusan P MIPA FKIP UNS Tahun Ajaran 2005 / 2006”. Hasil yang

diperoleh bahwa mahasiswa yang diberi pembelajaran Fisika dengan

menggunakan pendekatan ketrampilan proses melalui metode discovery-inquiry

terbimbing mempunyai kemampuan kognitif yang lebih baik dari pada melalui

metode discovery-inquiry bebas yang dimodifikasi. Dan masih ada peneliti lain

dengan konsentrasi sama yang tidak dapat dituliskan semuanya. Melihat cukup

banyak penelitian yang meneneliti metode discovery-inquiry sehingga penulis

lebih mantap untuk mengadakan penelitian terhadap metode yang sama, namun

dengan tinjauan yang berbeda dan sasaran yang berbeda pula.

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, penulis mencoba

mengadakan penelitian yang sama namun untuk diujicobakan di tingkat SMP.

Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Fisika dengan

metode discovery-inquiry terbimbing (guided discovery-inquiry) dan metode

discovery-inquiry bebas yang dimodifikasi (modified dicovery-inquiry) terhadap

kemampuan kognitif siswa yang ditinjau dari seberapa besar minat belajar siswa.

Materi yang diperkirakan sesuai untuk menunjang metode yang diteliti adalah

materi kalor, karena dalam materi kalor banyak dipelajari sub-sub materi yang

untuk memahamkan konsepnya perlu dilakukan pengamatan langsung melalui

penemuan eksperimen. Sehingga penulis mencoba mengambil judul Skripsi :

Page 25: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

”PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY-INQUIRY

DENGAN SISTEM TERBIMBING DAN BEBAS YANG DIMODIFIKASI

DITINJAU DARI MINAT BELAJAR FISIKA SISWA PADA POKOK

BAHASAN KALOR DI SMP”

B. Identiikasi Masalah

Identifikasi masalah oleh penulis, diantaranya adalah bahwa

pembelajaran IPA di sekolah-sekolah sebagian besar masih konvensional. Di

mana metode mengajar yang digunakan bersifat informatif, yaitu guru berbicara

atau bercerita kemudian siswa mendengarkan dan mencatat. Metode semacam itu

tidak menuntut siswa untuk mencari tahu asal mula konsep materi yang dipelajari.

Sehingga kemampuan kognitif siswa tidak berkembang secara optimal. Selain itu

siswa lebih cepat merasa bosan dan tidak tertarik dengan materi yang diajarkan.

Apalagi mata pelajaran Fisika, yang secara umum dikenal sebagai mata pelajaran

yang sulit dan menakutkan.

Rasa bosan, tidak tertarik, dan menakutkan dapat mengakibatkan

kurangnya motivasi dari dalam diri siswa. Akibatnya minat belajar siswa terhadap

mata pelajaran Fisika menjadi rendah, sehingga dapat mempengaruhi hasil

prestasi belajarnya. Untuk itu perlu adanya peranan guru dalam mengembangkan

metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif agar dapat

mencapai keberhasilan dalam pembelajaran.

Ketepatan metode pembelajaran yang digunakan dapat meningkatkan

minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Fisika yang secara tidak langsung

dapat mempengaruhi pula hasil belajar Fisika siswa. Metode yang dirasa tepat

adalah metode yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran,

karena akan mempengaruhi tinggi rendahnya minat belajar Fisika siswa. Salah

satu metode yang diusulkan yaitu metode pembelajaran discovery-inquiry. Namun

demikian penggunaan metode pembelajaran tidak boleh sembarangan. Harus

disesuaikan dengan materi yang diajarkan.

Page 26: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian tidak menyimpang dari tujuan maka masalah penelitian

ini dibatasi:

1. Kegiatan pembelajaran Fisika yang digunakan adalah metode discovery-

inquiry terbimbing dan discovery-inquiry bebas termodifikasi.

2. Indikator yang diamati adalah kemampuan kognitif yang dicapai siswa dari

hasil pembelajaran

3. Pengaruh minat belajar siswa terhadap kemampuan kognitif. Minat belajar

siswa dikategorikan dalam kategori tinggi dan rendah.

4. Materi pembelajaran dalam penelitian ini adalah Kalor

D. Perumusan Masalah

Masalah yang akan menjadi fokus analisis dalam penelitian dirumuskan

sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh antara penggunaan metode discovery-inquiry

terbimbing dan discovery-inquiry bebas yang dimodifikasi pada

pembelajaran Fisika terhadap kemampuan kognitif siswa?

2. Adakah perbedaan pengaruh antara minat belajar tinggi dengan minat

belajar rendah pada pembelajaran Fisika terhadap kemampuan kognitif

siswa?

3. Adakah interaksi pengaruh antara penggunaan metode discovery-inquiry

dengan tingkatan minat belajar siswa pada pembelajaran Fisika terhadap

kemampuan kognitif siswa?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari peneitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Ada tidaknya perbedaan pengaruh antara penggunaan metode discovery-

inquiry terbimbing dan discovery-inquiry bebas yang dimodifikasi pada

pembelajaran Fisika terhadap kemampuan kognitif siswa.

Page 27: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Ada tidaknya perbedaan pengaruh antara minat belajar tinggi dengan minat

belajar rendah pada pembelajaran Fisika terhadap kemampuan kognitif

siswa.

3. Ada tidaknya interaksi pengaruh antara penggunaan metode discovery-

inquiry dengan tingkatan minat belajar siswa pada pembelajaran Fisika

terhadap kemampuan kognitif siswa.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat:

1. Memberi gambaran tentang pengaruh penggunaan metode discovery-inquiry

terbimbing dan discovery-inquiry bebas yang dimodifikasi pada

pembelajaran Fisika terhadap kemampuan kognitif siswa.

2. Memberi gambaran tentang pengaruh minat belajar tinggi dengan minat

belajar rendah pada pembelajaran Fisika terhadap kemampuan kognitif

siswa.

3. Memberi gambaran ada tidaknya interaksi pengaruh antara penggunaan

metode discovery-inquiry dengan tingkatan minat belajar siswa pada

pembelajaran Fisika terhadap kemampuan kognitif siswa.

Page 28: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Hakekat Belajar

a. Pengertian Belajar

Proses belajar telah lama menarik perhatian khalayak umum. Banyak

tokoh yang berusaha memikirkan secara spekulatif maupun lewat eksperimen-

eksperimen untuk menjelaskan peristiwa belajar. Karena pada hakekatnya

manusia adalah makhluk yang tidak bisa lepas dari aktivitas belajar. Berikut ini

akan disampaikan pengertian belajar menurut beberapa ahli, diantaranya yaitu:

Menurut.Chaplin dalam Dicionary of Psychology, seperti yang dikutip Muhibbin

Syah (2003 : 89) menyatakan bahwa “…acquisition of any relatively permanent

change behavior as a result of practice and experience (belajar adalah perolehan

perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan

pengalaman)”.

Merangkum dari pendapat Syaiful Sagala (2009: 11-12) bahwa belajar

merupakan komponen ilmu pendidikan dengan kegiatan atau tingkah laku yang

terdiri dari kegiatan psikis maupun fisis yang saling bekerjasama secara terpadu

dan komprehensif integral untuk memperoleh pengetahuan, perilaku, dan

keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar.

Sedangkan menurut Winkel (1996 : 53) mengatakan bahwa: “ Belajar

adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan-

pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap “.

Begitu pula menurut Slameto (1995:2) menyatakan bahwa ”Belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Merangkum dari

pendapat Slameto (1995:3-7) mengenai perubahan tingkah laku diperoleh

pengertian belajar antara lain :

8

Page 29: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

1). Perubahan yang terjadi secara sadar

2). Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

3). Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

4). Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

5). Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah

Dari beberapa pendapat tentang pengertian belajar, penulis menyimpulkan

bahwa belajar merupakan suatu kegiatan psikis maupun fisis yang dijalani

seseorang sehingga orang itu mengalami perubahan tingkah laku yang melibatkan

proses mengingat, melihat, dan memahami sesuatu melalui berbagai pengalaman

dan interaksi dengan lingkungan. Perubahan tingkah laku meliputi perubahan

keterampilan, sikap, pengetahuan, kebiasaan, pemahaman, dan lain-lain.

b. Proses Belajar

Peristiwa belajar itu ternyata merupakan suatu proses yang kompleks.

Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subyek, yaitu siswa dan

guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses, yakni proses mental

dalam menghadapi bahan belajar yang berupa keadaan, hewan, tumbuhan,

manusia, dan bahan yang telah terhimpun dalam buku pelajaran. Dari segi guru

proses belajar tampak sebagai perilaku belajar tentang sesuatu hal. Secara

sederhana proses belajar menunjukkan pada aktifitas individu. Secara teknis

belajar menunjukkan terjadinya proses perubahan tingkah laku individu.

Merangkum dari pendapat Bruner dalam Syaiful Sagala (2009: 35)

bahwa dalam proses belajar dapat dibedakan pada tiga fase yaitu:

1) Informasi, kemudian ada yang menambah pengetahuan yang dimiliki, ada

yang memperhalus dan memperdalamnya, ada pula informasi yang

bertentangan dengan yang telah diketahui sebelumnya

2) Transformasi, informasi itu harus dianalisis, diubah atau ditransformasi ke

dalam bentuk yang lebih abstrak, atau konseptual agar dapat digunakan untuk

hal-hal yang lebih luas.

3) Evaluasi, kemudian dinilai hingga pengethuan yang diperoleh dan

transformasi itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.

Page 30: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Menurut Brunner yang dikutip Slameto (1995: 11), “dalam proses

belajar, alangkah baiknya bila sekolah dapat menyediakan kesempatan bagi siswa

untuk maju dengan cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam mata pelajaran

tertentu”. Sehingga dibutuhkan lingkungan belajar yang mendukung.

Dalam lingkungan banyak hal yang dapat dipelajari siswa, antara lain :

1) Enactive : Seperti belajar naik sepeda, yang harus didahului dengan

bermacam-macam ketrampilan motorik.

2) Ionik : Seperti mengenal jalan yang menuju ke pasar, mengingat di mana

bukunya yang penting diletakkan.

3) Symbolik : Seperti menggunakan kata-kata, menggunakan formula.

Menurut Bruner pula, dalam proses belajar guru perlu memperhatikan 4

hal berikut ini|:

1). Mengusahakan agar setiap siswa berpartisipasi aktif, minatnya perlu ditingkatkan, kemudian perlu dibimbing untuk mencapai tujuan tertentu.

2). Menganalisis struktur materi yang akan diajarkan, dan juga perlu disajikan secara sederhana sehingga mudah dimengerti oleh siswa.

3). Menganalisis sequence.Guru mengajar, berarti membimbing siswa melalui urutan pernyataan-pernyataan dari suatu masalah, sehingga siswa memperoleh pengertian dan dapat mentransfer apa yang sedang dipelajari.

4). Memberi reinforcement dan umpan balik (feed-back).Penguatan yang optimal terjadi pada waktu siswa mengetahui bahwa “ia menemukan jawab”nya.

(Slameto, 1995: 12)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar selalu ada tiga

fase yaitu informasi, transformasi dan evaluasi yang akan lebih baik jika ketiga

fase tersebut ditekankan pada partisipasi aktif dari tiap siswa, sehingga perbedaan

kemampuan yang dimiliki tiap siswa dapat dipahami dengan baik. Untuk

meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang dinamakan discovery learning

environment ialah lingkungan di mana siswa dapat melakukan eksplorasi,

penemuan-penemuan baru yang belum dikenal. Dalam tiap lingkungan selalu ada

bermacam-macam masalah, hubungan-hubungan dan hambatan yang dihayati

oleh siswa secara berbeda-beda pada usia yang berbeda pula

Page 31: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

c. Tujuan Belajar

Tujuan belajar secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan

kognitif, afektif, dan psiomotorik. Adapun taksonomi atau klasifikasinya menurut

Benjamin Bloom dan kawan-kawan yaitu sebagai berikut:

1). Ranah Kognitif (Cognitive Domain)Ranah Kognitif meliputi enam tingkatan, yaitu:

a). Pengetahuan (Knowledge)b). Pemahaman (Comprehension) c). Penerapan (Aplication)d). Analisis (Analysis)e). Sintesis (Syntesis)f). Evaluasi (Evaluation)

2). Ranah Afektif / Sikap (Afective Domain)Ranah Afektif meliputi lima tingkatan,yaitu :

a). Kemampuan menerima (Receiving)b). Kemampuan menanggapi (Responding)c). Berkeyakinan (Valuing)d). Penerapan Kerja (Organization)e). Ketelitian (Correcteration by value)

3). Ranah Psikomotor (Psycomotoric Domain)Ranah psikomotrik meliputi empat tingkatan , yaitu:

a). Gerak Tubuh (Body movement)b). Koordinasi gerak (Finaly coordinated movement)c). Komunikasi non verbal (Non verbal communication set)d). Perilaku bicara (Speech behaviors)

(Gino et al, 1998:19)

Tujuan belajar pada intinya adalah untuk mendapatkan pengetahuan,

penanaman sikap/nilai, dan ketrampilan. Yang mana pencapaian tujuan belajar

dapat diidentifikasikan dari hasil belajar. Untuk mencapai tujuan belajar yang

maksimal diperlukan sistem lingkungan/ kondisi belajar yang baik. Sistem

lingkungan yang baik itu terdiri dari komponen- komponen pendukung antara lain

tujuan belajar yang ingin dicapai, bahan pengajaran yang digunakan mencapai

tujuan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta memiliki hubungan sosial

tertentu, jenis kegiatan dan sarana/prasarana yang tersedia. Sehingga diharapkan

tujuan belajar dapat tercapai secara menyeluruh dalam aspek kognitif, afektif

maupun psikomotorik.

Page 32: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dapat

disajikan dengan elaborasi sebagai berikut:

Gambar 2.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar

Gambar 2.1 menyajikan bahwa masukan mentah (raw input) merupakan

bahan baku pengalaman belajar. Raw input diharapkan dapat berubah menjadi

keluaran (output) dengan klasifikasi tertentu setelah melewati proses belajar

mengajar (learning teaching process). Proses belajar-mengajar ikut dipengaruhi

oleh sejumlah faktor lingkungan. Masukan lingkungan (environmental input)

merupakan faktor yang disengaja dirancang dan dimanipulasi guna menunjang

tercapainya keluaran (output) yang dikehendaki. Kelompok faktor lainnya adalah

faktor instrumental (instrumental input). Berbagai faktor tersebut saling

berinteraksi dalam menghasilkan keluaran tertentu.

Menurut Slameto yang dirangkum dari bukunya (1995: 54 - 72), ”Faktor –

faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan

menjadi dua golongan saja yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern

adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor ekstern

adalah faktor yang ada di luar individu.”

ENVIRONMENTAL INPUT

RAW INPUT OUTPUTLEARNING TEACHING

PROCESS

INSTRUMENTAL INPUT

Page 33: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Faktor intern dapat dibedakan menjadi tiga faktor, yaitu :

1) Faktor Jasmaniah

a) Faktor Kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang

terganggu, selain itu ia juga akan cepat lelah, kurang bersemangat,

mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah.

b) Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau

kurang sempurna mengenai tubuh/badan.

2) Faktor Psikologis

Ada tujuh faktor yang tergolong dalam faktor psikologis yang

mempengaruhi belajar. Faktor - faktor itu adalah :

a) Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi

yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan

konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan

mempelajarinya dengan cepat.

b) Perhatian

Perhatian menurut Gazali adalah “Keaktifan jiwa yang dipertinggi,

jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal)

atau sekumpulan obyek”. (Slameto, 1995 : 56). Untuk dapat

menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai

perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran

tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan sehingga

ia tidak lagi suka belajar.

c) Minat

Menurut Hilgard dalam Slameto (1995, 57) memberi rumusan

tentang minat bahwa “Minat adalah kecenderungan yang tetap

untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan”. Minat

Page 34: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran

yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan

belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik

baginya. Bahan pelajaran yang menarik siswa minat siswa, lebih

mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan

belajar.

d) Bakat

Bakat atau aptitude menurut Hilgard “ Bakat adalah kemampuan

untuk belajar. Kemampuan itu akan terealisasi menjadi kecakapan

yang nyata sesudah belajar atau berlatih”. (Slameto, 1995, 57). Jika

bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya,

maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan

pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya.

e) Motif

Motif yang kuat sangat diperlukan dalam belajar, dalam

membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya

latihan-latihan/kebiasaan-kebiasaan dan pengaruh lingkungan yang

memperkuat, jadi latihan/kebiasaan sangat diperlukan dalam

belajar.

f) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan

seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk

melaksanakan kecakapan baru. Belajar akan lebih berhasil jika

anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki

kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.

g) Kesiapan

Menurut Jamies Drever “Kesiapan atau readiness adalah kesediaan

untuk memberi response atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dalam

diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan karena

kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.

Page 35: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

3) Faktor Kelelahan

Kelelahan dibedakan menjadi dua macam, yaitu : kelelahan jasmani

dan kelelahan rohani (psikis).

Faktor ekstern dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1) Faktor Keluarga

Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama

2) Faktor Sekolah

Faktor Sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan

siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran,

keadaan gedung, metode mengajar dan tugas rumah.

3) Faktor Masyarakat

Kegiatan siswa dalam masyarakat antara lain, adanya mass media,

teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat, yang semuanya

mempengaruhi belajar. Berbagai faktor yang telah diuraikan diatas

dapat diperjelas sebagai berikut:

a) Bahan atau hal yang harus dipelajari

b) Faktor-faktor lingkungan

c) Faktor-faktor instrumental

d) Kondisi individual pelajar

Faktor individual dapat dikelompokkan sebagai berikut:

(1) Kondisi fisiologis

(2) Kondisi psikologis

Dari faktor-faktor yang telah disampaikan tersebut, dapat juga

disajikan dalam bentuk ikhtisar sebagai berikut:

Page 36: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Dalam

Luar

Lingkungan

Intrumental

Alami

Sosial

Tenaga Pengajar

Sarana/fasilitas

Program

Kurikulum

Fisiologis

PsikologisKecerdasan

Kemampuan kognitif

Bakat

Minat

Motivasi

Kondisi panca indera

Kondisi fisiologis umum

Faktor

Gambar 2.2 Ikhtisar Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar terutama faktor luar

yang ada di sekolah yang diteliti pada dasarnya sudah cukup mendukung

pembelajaran. Yaitu dengan lingkungan belajar yang cukup tenang karena

dipagari secara menyeluruh sehingga kebisingan yang ada di luar lingkungan

sekolah dapat diminimalkan. Begitu pula dengan faktor instrumentalnya juga

mendukung yaitu sarana/fasilitas pembelajaran sudah cukup lengkap serta tidak

kekurangan tenaga pengajar. Demikian pula dengan kurikulum yang digunakan

yaitu sudah mencanangkan KTSP. Dengan adanya faktor luar yang mendukung,

seharusnya tujuan belajar yang dicapai oleh sekolah bisa maksimal yaitu

menghasilkan peserta didik yang berkemampuan kognitif tinggi. Namun demikian

dirasa masih kurang karena pada kenyataannya masih ada faktor dalam yang

justru berpengaruh sangat besar dalam menentukan hasil belajar. Diantaranya

yaitu minat belajar siswa dan kemampuan kognitif. Keduanya memiliki

keterkaitan yang sangat erat. Jika siswa memiliki minat belajar yang tinggi,

dimungkinkan akan berdampak positif pada meningkatnya kemampuan kognitif.

Page 37: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Untuk meningkatkan minat belajar maka diperlukan peran penting dari

guru yang merupakan faktor luar dari proses belajar. Sehingga faktor sekolah

yang demikian belum bisa sepenuhnya mendukung, kalau kemampuan guru untuk

menarik minat belajar siswanya masih dirasa kurang. Untuk menarik minat belajar

siswa diperlukan metode yang bervariasi sesuai dengan kondisi siswa di sekolah.

Sehingga peneliti memilih sekolah tersebut untuk mengetahui pengaruh metode

yang diteliti terhadap proses dan hasil belajar dengan kondisi lingkungan yang

demikian.

2. Hakikat Fisika

Fisika merupakan cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Sehingga

ciri-ciri maupun definisi Fisika tidak berbeda jauh dari definisi IPA, yang

mencakup gejala-gejala alam. Kata Fisika berasal dari bahasa Yunani "Physic"

yang berarti "alam" atau "hal ikhwal alam" sedangkan fisika (dalam bahasa

inggris "Physic") ialah ilmu yang mempelajari aspek-aspek alam yang dapat

dipahami dengan dasar-dasar pengertian terhadap prinsip-prinsip dan hukum-

hukum elementemya.

Menurut Harrys Siregar (2003:3) Fisika adalah ilmu yang paling

fundamental dan mencakup semua Sains, baik Sains benda-benda hidup maupun

Sains fisika. Dalam pengertian secara luas fisika itu cabang dari ilmu pengetahuan

yang menguraikan dan menjelaskan tentang unsur-unsur dalam bumi serta

penomenanya.

Fisika juga dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang

pengukuran, sebab segala sesuatu yang kita ketahui tentang dunia fisika dan

tentang prinsip-prinsip yang mengatur perilaku yang telah dipelajari melalui

pengamatan-pengamatan terhadap gejala alam. Tanpa kecuali gejala-gejala itu

selalu mengikuti atau memahami sekumpulan prinsip umum tertentu yang disebut

hukum-hukum fisika.

Harrys Siregar (2003:1)

. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang tujuannya mempelajari bagian-

bagian dari alam dan interaksi antara bagian tersebut. Sebagaimana diketahui,

Page 38: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

benda-benda di alam terbagi atas 2 bagian: alam makro yaitu benda-benda yang

ukurannya besar dapat dilihat dengan alat-alat yang ada saat ini; alam yang besar

ini termasuk benda-benda yang sangat besar dengan jarak antara 2 benda juga

besar kali, misalnya bulan, matahari, bumu dan lain-lain. Alam mikro adalah

benda-benda kecil sekali dengan jarak antara benda tersebut sangat kecil, benda-

benda mikro ini tak dapat dilihat dengan alat-alat biasa.

Tujuan belajar fisika adalah untuk memberikan pengetahuan dan

pemahaman terhadap penerapan konsep-konsep fisika dan metode ilmiah yang

melibatkan ketrampilan proses untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari. Disamping itu, melalui belajar fisika diharapkan pula untuk

dapat meningkatkan perkembangan IPTEK, pelestarian lingkungan serta kekayaan

alam.

Dari kedua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Fisika merupakan

ilmu pengetahuan yang mempelajari kejadian-kejadian alam yang bersifat fisik

dan dapat dipelajari secara pengamatan dan eksperimen serta teori. Secara

pengamatan dan eksperimen, Fisika dapat dipelajari di alam secara langsung di

laboratorium, sedangkan secara teori Fisika dapat dipelajari dengan kegiatan

berdasarkan analisis rasional dengan berpijak pada teori yang telah ditemukan

sebelumnya. Hasil-hasil Fisika diungkapkan dalam bentuk fakta, konsep, prinsip,

hukum, dan teori yang selanjutnya dimanfaatkan untuk memecahkan

permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Metode Pembelajaran

a. Metode Discovery

Menurut Sund, yang dikutip Roestyah N. K. (2001 : 20) dicovery adalah

proses mental di mana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau

prinsip-prinsip. Discovery terjadi apabila siswa terlibat dalam menggunakan

proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip. Yang

dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara lain ialah: mengamati,

mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan,

mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya.

Page 39: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Menurut Carl J. Wenning dalam jurnal internasional “Levels of inquiry” (2004:3)

“Discovery learning is perhaps the most fundamental form of inquiry-oriented

learning. The focus of discovery learning is not on finding applications for

knowledge but, rather, on constructing meaning or knowledge from experiences.

As such, discovery learning employs reflection as the key to understanding.

(Pembelajaran discovery merupakan bentuk paling dasar dari inquiry. Focus dari

pembelajaran discovery tidaklah terpancang pada aplikasi pengetahuan saja, tetapi

lebih diartikan untuk membangun pengetahuan dari pengalaman. Sedemikian rupa

sehingga pembelajaran discovery merupakan kunci dari pemahaman).”

Cara belajar dengan metode discovery menurut E. Mulyasa (2005:110),

menempuh langkah-langkah berikut :

1) Adanya masalah yang akan dipecahkan2) Sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik3) Konsep atau prinsip yang harus ditemukan oleh peserta didik melalui

kegiatan tersebut perlu dikemukakan dan ditulis secara jelas.4) Harus tersedia alat dan bahan yang diperlukan.5) Susunan kelas diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya

arus bebas pikiran peserta didik dalam kegiatan belajar-mengajar.6) Guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengumpulkan data.7) Garu harus memberikan jawaban dengan cepat dan tepat dengan data

informasi yang diperlukan peserta didik

Adapun keunggulan teknik discovery yang dirangkum menurut pendapat

Roestiyah N.K (2001:20-21) adalah :

1). Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan,

memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses

kognitif / pengenalan siswa.

2). Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi / individual

sehingga dapat kokoh atau mendalam tertinggal dalam jiwa siswa

tersebut.

3). Dapat membangkitkan kegairahan belajar siswa.

4). Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

Page 40: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

5). Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki

motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.

6). Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada

diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.

7). Strategi ini berpusat pada diri siswea tidak pada guru. Guru hanya

sebagai teman belajar saja.

Sedangkan kelemahannya antara lain :

1) Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara

belajar ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui

keadan sekitarnya dengan baik.

2) Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil..

3) Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan

pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan

teknik penemuan.

4) Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu

mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan

perkembangan/ pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa.

5) Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara

kreatif.

b. Metode Inquiry

Inquiry dibentuk dan meliputi discovery, karena siswa harus

menggunakan kemampuan discovery dan lebih banyak lagi Inquiry adalah

perluasan proses-proses discovery yang digunakan dengan cara yang lebih

dewasa. inquiry mengandung proses–proses mental yang lebih tinggi

tingkatannya. Misalnya, merumuskan problem, mendesain eksperimen,

melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menaarik

kesimpulan, mempunyai sikap-sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan

sebagainya.

Dalam jurnal internasional (Randy L. Bell, dkk, 2005:1) dipaparkan

penggambaran oleh The National Science Education Standards bahwa “inquiry

Page 41: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

instruction as involving students in a form of active learning that emphasizes

questioning, data analysis, and critical thinking. (Pembelajaran inquiry

merupakan pembelajaran yang menyertakan siswa untuk aktif dalam proses

belajar yang menekankan pada tanya jawab, analisa data, dan kritis berfikir).”

Sund dan Trowbridge (E. Mulyasa, 2005 : 109) mengemukakan tiga macam metode inquiry sebagai berikut :

1) Inquiry terbimbing (Guide inquiry )Peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman-pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. Metode ini digunakan terutama bagi para peserta didik yang belum berpengalaman belajar dengan metode inquiry, dalam hal ini guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Pada tahap awal bimbingan lebih banyak diberikan, dan sedikit demi sedikit dikurangi sesuai dengan perkembangan peserta didik. Dalam pelaksanaannya sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru. Petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat data diberikan oleh guru.

2) Inquiry bebas (free inquiry)Pada inquiry bebas peserta didik melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Pada pengajaran ini peserta didik harus dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang akan diselidiki. Metodenya adalah inquiryrole approach yang melibatkan peserta didik dalam kelompok tertantu, setiap anggota kelompok memiliki tugas sebagai, misalnya koordinator kelompok, pembimbing teknis, pencatat data dan pengevaluasi proses.

3) Inquiry bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry)Pada inquiry ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.

Adapun keunggulan teknik inquiry dirangkum dari pendapat (Roestiyah

N.K,2001:76-77) sebagai berikut:

1) Dapat membentuk dan mengembangkan self-concept pada diri siswa.

2) Membantu dan menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses

belajar yang baru.

3) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri,

bersikap obyektif, jujur dan terbuka.

4) Mendorong siswa untuk intuitif dan merumuskan hipotesis sendiri.

5) Memberi kepuasan yaang bersifat intrinsik.

6) Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.

Page 42: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.

8) Memberi kebebasan siswa daripada cara-cara belajar yang tradisional.

9) Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka

dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi..

Sedangkan kelemahannya adalah :

1) Tidak dapat diterapkan secara aktif pada semua tingkatan kelas2) Tidak semua guru/instruktur mampu menerapkannya.3) Terlalu menekankan aspek kognitif dan kurang menekankan aspek

afektif.4) Memerlukan banyak waktu.

(Slameto, 1991:117)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan discovery-

inquiry, dalam proses menemukaan (discovery), siswa menggunakan proses –

poses mentalnya untuk menemukan konsep atau prinsip. Proses-proses mental ini,

antara lain: mengamati, menggolong-golongkan, mengukur, membuat dugaan,

dan sebagainya. Dalam proses menyelidiki (inquiry), siswa mungkin

menggunakaan semua proses mental untuk menemukan konsep atau prinsip,

ditambah proses-proses mental lain yang memberikan ciri-ciri seorang dewasa

yang sudah matang.

Moh. Amin (1988: 23) menguraikan tentang tujuh jenis discovery-

inquiry yang dapat diikuti sebagai berikut :

1) Guided Discovery-Inquiry Lab. LessonSebagian perencanaan dibuat oleh guru. Selain itu guru

menyediakan kesempatan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Dalam hal ini siswa tidak merumuskan problema, sementara petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat diberikan oleh guru.

2) Modified Discovery-InquiryGuru hanya memberikan problema saja. Biasanya disediakan pula

bahan atau alat-alat yang diperlukan, kemudian siswa diundang untuk memecahkannya melalui pengamatan, eksplorasi dan atau melalui prosedur penelitian untuk memperoleh jawabannya. Pemecahan masalah dilakukan atas inisiatif dan caranya sendiri secara berkelompok atau perseorangan. Guru berperan sebagai pendorong, nara sumber, dan memberikan bantuan yang diperlukan untuk menjamin kelancaran proses belajar siswa.

Page 43: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

3) Free InquiryKegiatan free inquiry dilakukan setelah siswa mempelajarai dan

mengerti bagaimana memecahkan suatu problema dan telah memperoleh pengetahuan cukup tentang bidang studi tertentu serta telah melakukan modified discovery-inquiry. Dalam metode ini siswa harus mengidentifikasi dan merumuskan macam problema yang akan dipelajari atau dipecahkan.

4) Invitation Into InquirySiswa dilibatkan dalam proses pemecahan problema sebagaimana

cara-cara yang lazim diikuti scientist. Suatu undangan (invitation) memberikan suatu problema kepada siswa, dan melalui pertanyaan masalah yang telah direncanakan dengan hati-hati mengundang siswa untuk melakukan beberapa kegiatan atau kalau mungkin, semua kegiatan sebagai berikut :a) merancang eksperimenb) merumuskan hipotesisc) menetapkan controld) menentukan sebab akibate) menginterpretasi dataf) membuat grafik

5) Inquiry Role ApproachInquiry Role Approach merupakan kegiatan proses belajar yang

melibatkan siswa dalam tim-tim yang masing-masing terdiri tas empat anggota untuk memecahkan invitation into inquiry. Masing-masing anggota tim diberi tugas suatu peranan yang berbeda-beda sebagai berikut:a) koodinator tim b) penasihat teknisc) pencatat datad) evaluator prosese) Pictorial Riddle

Pendekatan dengan menggunakan pictorial riddle adalah salah satu teknik atau metode untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa di dalam diskusi kelompok kecil maupun besar. Gambar atau peragaan, peragaan, atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berfikir kritis dan kreatif siswa. Suatu ridlle biasanya berupa gambar di papan tulis, papan poster, atau diproyeksikan dari suatu trasparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan ridlle itu.

6) Synectics LessonPada dasarnya syntetics memusatkan pada keterlibatan siswa

untyuk membuat berbagai macam bentuk metafora (kiasan) supaya dapat membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya. Hal ini dapat dilaksankan karena metafora dapat membantu dalam melepaskan “ikatan struktur mental” yang melekat kuat dalam memandang suatu problema sehingga dapat menunjang timbulnya ide-ide kreatif.

Page 44: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

c. Discovery Inquiry TerbimbingIstilah discovery-inquiry terbimbing digunakan apabila kegiatan

discovery-inquiry guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas

kepada siswa. Perencanaan sebagian besar dibuat oleh guru, siswa tidak

merumuskan problem atau masalah. Petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana

menyusun dan mencatat diberikan oleh guru.

Menurut Rini Budiharti (1998 : 54-55), pada umumnya suatu guided

discovery-inquiry Laboratorium Lesson terdiri dari:

1) Pernyataan ProblemProblem untuk masing-masing kegiatan dapat dinyatakan sebagai pertanyaan atau pernyataan biasa.

2) Kelas atau semesterMenunjukkan tingkat siswa yang akan diberi pelajaran.

3) Konsep atau prinsip yang diberikanKonsep-konsep dan atau prinsip-prinsip yang harus ditemukan oleh siswa melalui kegiatan harus ditulis dengan jelas dan tepat

4) Alat atau bahanAlat atau bahan harus disediakan sesuai dengan kebutuhan setiap siswa untuk melakukan kegiatan.

5) Diskusi pengarahanDiskusi pengarahan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada siswa ( kelas) untuk mendiskusikan sebelum siswa melakukan kegiatan discovery-inquiry.

6) Kegiatan metode penemuan oleh siswaKegiatan metode penemuan oleh siswa berupa kegiatan percobaan atau penyelidikan yang dilakukan oleh siswa untuk menemukan konsep-konsep dengan atau prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh guru.

7) Proses berpikir kritis dalam ilmiahProses berpikir kritis dan ilmiah harus ditulis dan dijelaskan untuk menunjukkan kepada guru lain tentang mental operation siswa yang diharapkan selama kegiatan berlangsung.

8) Pertanyaan yang bersifat open endedPertanyaan yang bersifat open ended harus berupa pertanyaan yang mengarah ke pengembangan tambahan kegiatan penyelidikan atau percobaan yang dapat dilakukan oleh siswa.

9) Catatan guru

Catatan guru berupa catatan untuk guru lain yang meliputi:

Page 45: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

a) Penjelasan tentang hal-hal atau bagian-bagian yang sulit dari kegiatan atau pelajaran.

b) Isi materi pelajaran yang relevan dengan kegiatanc) Faktor-faktor atau variabel-veriabel yang dapat mempengaruhi hasil-

hasilnya terutama penting sekali apabila percobaan atau penyelidikan tidak berjalan (gagal ).

Keunggulan discovery inquiry terbimbing di laboratorium adalah :

1) Membantu berpikir siswa terutama dalam memproses bermacam-macam keterangan.

2) Siswa memperoleh penemuan-penemuan tentang konsep-konsep dasar dan ide-ide yang baik.

3) Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.4) Mendorong siswa berpikir open-ended sehingga memberikan kepuasan

intrinsik.5) Membantu sikap-sikap obyektif dan jujur.6) Memberikan kesempatan siswa untuk mengakomodasi dan

mengasimilasi informasi.

Adapun kelemahan discovery inquiry terbimbing di laboratorium adalah:

1) Apabila sekolah dalam memiliki perlengkapan laboratorium, maka pengunaan metode ini mengalami kesulitan.

2) Relatif memakan waktu yang banyak dan sering lebih memakan waktu lebih dari satu sesi.

3) Membutuhkan guru yang mempunyai kreatifitas tinggi.4) Membuat bahan pelajaran menjadi kabur dan kacau, terutama kalau

PBM kurang .(Moh. Amien, 1988:139-140)

d. Discovery Inquiry Bebas yang DimodifikasiMetode ini berlainan dengan dicovery-inquiry terbimbing, di mana guru

hanya memberikan problem saja kemudian siswa diundang untuk memecahkan

problem tersebut melalui pengamatan eksplorasi dan atau melalui prosedur

penelitian untuk memperoleh jawabannya.

Dalam metode ini siswa didorong untuk memecahkan problem-problem

dalam kerja kelompok atau perorangan. Guru merupakan nara sumber yang

tugasnya hanya memberikan bantuan yang diperlukan untuk menjamin bahwa

siswa tidak menjadi frustasi atau gagal. Bantuan yang diberikan harus berupa

pertanyaan-pertanyaan kepada siswa yang memungkinkan siswa dapat berpikir

dengan menemukan cara-cara penelitian yang tepat. Misalnya guru harus

Page 46: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

mengajukan pertanyaan yang dapat membantu siswa mengerti arah pemecahan

suatu problem, bukannya menjelaskan tentang apa yang harus dilakukan. Guru

dalam hal ini dituntut untuk tidak merampok kesempatan siswa untuk berbuat dan

berpikir lebih kreatif.

Dengan demikian, proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dan Fisika

di Sekolah Menengah dan perguruan tinggi yang menggunakan “discovery-

inquiry” dapat lebih mengembangkan sifat menyelidiki pada diri siswa. Di lain

pihak pembelajaran menggunakan “discovery-inquiry” akan menciptakan

pembelajaran yang student centered bukan lagi teacher centered. Bila yang terjadi

sebaliknya, maka guru dan siswa hanya terlibat dalam “pseudo-learning”, yaitu

berupa hafalan atau ingatan yang segera musnah menjadi kelupaan yang tak

bermakna. Dengan demikian harapan mewujudkan siswa menjadi manusia

seutuhnya akan mendapat peluang yang besar mewujudkannya bila proses

pembelajaran Fisika menggunakan pendekatan semisal “discovery-inquiry”. Hal

itu memerlukan kesadaran dan kemauan yang tinggi dari setiap guru-guru IPA

atau guru Fisika

4. Minat Belajar

a. Arti Minat Belajar

Minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk

merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang

mempelajari materi itu ( Winkel, 1996 : 188 ). Hilgrad memberikan rumusan

minat adalah kecenderungan untuk memperhatikan dan mengenang beberapa

kegiatan ( Slameto, 1995 : 57 ). Berbeda dengan Winkel dan Hilgrad, dikemukakn

bahwa minat adalah suatu landasan yang paling meyakinkan demi keberhasilan

suatu proses belajar ( Kurt Singer, 1987 : 78 ).

Dari beberapa pendapat mengenai pengertian minat belajar yang tersebut

di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa minat belajar timbul karena adanya

perhatian, oleh karena itu untuk menimbulkan minat belajar sebaiknya harus

menimbulkan perhatiannya pada materi tertentu. Seorang peserta didik tidak akan

belajar dengan sungguh- sungguh bila ia tidak berminat pada materi yang

Page 47: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

diajarkan oleh pendidik dan berdampak hasil belajar tidak sesuai dengan yang

diharapkan. Siswa yang berminat pada pelajaran fisika akan memusatkan

perhatian yang lebih banyak dan intensif terhadap fisika

Untuk itu perlu diperhatikan pula unsur- unsur yang berperan dalam

mengetahui minat siswa terhadap suatu mata pelajaran yang antara lain disebutkan

sebagai berikut:

1) Perhatian

Perhatian adalah pemusatan energi psikis yang tertuju pada suatu obyek

pelajaran atau dikatakan sebagai banyak sediitnya kesadaran yang menyertai

aktivitas belajar (Sardiman, 2005: 45). Seseorang yang menaruh minat terhadap

seuatu hal biasanya akan mempunyai kecenderungan untuk memperhatikan.

2) Perasaan

Perasaan dibedakan menjadi perasaan senang dan perasaan tidak senang.

Perasaan senang merupakan ungkapan menyukai terhadap sesuatu hal. Perasaan

ini merupakan perasaan tanggapan yang mempunyai makna perasaan yang

mengiri apabila kita menganggap suatu keadaan (Agus Sujanto, 2004: 77).

Perasaan tanggapan menimbulkan keinginan untuk mengadakan interaksi dengan

hal yang disenanginya. Dapat dikatakan perasaan senang menimbulkan minat

terhadap sesuatu hal sedang perasaan tidak senang berperan sebaliknya yaitu

menurunkan minat.

3) Konsentrasi

Konsentrasi dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan perhatian pada

situasi belajar (Sardiman, 2005: 40). Konsentrasi adalah pemusatan perhatian

secara menyeluruh terhadap sesuatu hal. Adanya konsentrasi menunjukkan bahwa

seseorang dikatakan berminat pada sesuatu hal. Seseorang yang berminat terhadap

sesuatu akan berkonsentrasi dalam melakukan kegiatan.

4) Kesadaran dan Kemauan

Apabila seseorang sudah menetapkan satu putusan untuk dikerjakan

maka timbullah dorongan pada diri seseorang untuk bertindak melaksanakan

putusan itu (Sardiman, 2005: 89). Adanya kesadaran dan kemauan untuk berbuat

Page 48: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

atau melakukan sesuatu hal menandakan minat seseorang. Karena adanya

kesadaran maka timbul keingintahuan dan kemauan untuk melakukan sesuatu.

Agar dapat menarik minat belajar siswa diperlukan beberapa teknik

antara lain merasionalkan apa yang masih menjadi perhatian ataupun menjelaskan

esensi isi/ materi pelajaran yang telah didiskusikan. Dalam kegiatan belajar-

mengajar, seorang guru berupaya membangkitkan minat dengan menerapkan

sebanyak mungkin teknik dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan

kondisi peserta didik.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Minat belajar siswa dipengaruhi oleh kondisi-kondisi tertentu yang

merupakan faktor penting untuk menumbuhan minat siswa. Kondisi-kondisi

tersebut antara lain disebutkan sebagai beriut:

Merangkum dari pendapat Kurt Singer (1987 : 92) tentang persyaratan

penting yang mempengaruhi minat belajar meliputi:

1) Pelajaran yang menari perhatian jika terlihat adanya hubungan antara

pelajaran dengan kehidupan nyata.

2) Pelajaran menarik harus mempertimbangkan minat pribadi peserta didik.

3) Pelajaran akan lebih menarik bagi peserta didik jika mereka memberi

kesempatan untuk giat dan mandiri.

4) Minat peserta didik akan bertambah jika ia dapat melihat dan mengalami

bahwa yang dipelajari itu dapat mencapai tujuan tertentu.

Crow mengatakan bahwa minat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai

berikut:

1) Faktor-faktor dari dalam, kebutuhan dapat berupa kebutuhan yang berkaitan

dengan jasmani dan kejiwaan yaitu faktor yang berhubungan erat dengan

jasmani dan kejiwaan yaitu faktor yang berhubungan erat dengan fisik,

kebutuhan untuk mempertahankan diri, dll.

2) Faktor motif sosial, yaitu faktor yang dapat membangkitkan minat untuk

melakukan aktivitas-aktivitas demi kebutuhan sosial.

Page 49: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

3) Faktor-faktor emosional yaitu faktor emosi, perasaan yang erat dengan minat

terhadap obyek tertentu. Suatu aktivitas yang berhubungan dengan obyek

tertentu kemudian dapat menimbulkan perasaan tertarik dan senang.

(Abdul Rahman Abror, 1981 : 169).

Berdasakan pendapat-pendapat yang disampaikan di atas mengenai

sesuatu yang berkaitan dengan minat, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa yaitu:

1) Faktor yang berasal dari dalam siswa

2) Faktor yang berasal dari lingkungan termasuk budaya

3) Faktor motif sosial dari masyarakat

4) Faktor emosional yang berupa perasaan yang dapat menimbulkan adanya

minat belajar.

c. Cara Mengetahui Minat Belajar

Ada empat cara untuk mengukur minat yaitu metode observasi,

kuesioner, interview, dan inventori. Pengukuran minat dengan menggunakan

metode observasi dapat dilakukan dengan mengamati minat seseorang dalam

kehidupan nyata. Pencatatan hasil observasi dapat dilakukan selama observasi

berlangsung. Pada metode kuesioner, daftar-daftar berupa pertanyaan tentang

minat diajukan kepada responden untuk dijawab dengan menuliskan persyaratan.

Metode berikutnya yaitu metode interview dilakukan untuk memperoleh

informasi langsung dari responden. Selanjutnya metode yang terakhir yaitu

metode inventori adalah metode penguuran atau penilaian yang sejenis dengan

kuesioner hanya saja responden memberi jawaban dengan memberi tanda

lingkaran, menyilang, atau tanda lain yang berupa jawaban singkat dari

pertanyaan lengkap.

5. Kemampuan Kognitif

Kognitif merupakan sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan atau

proses memperoleh pengetahuan (termasuk pemikiran, kesadaran, perasaan, dan

sebagainya) atau bentuk usaha untuk mencapai sesuatu melalui pengalaman

Page 50: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

sendiri, serta suatu proses pengenalan dan penafsiran lingkungan oleh seseorang

untuk memperoleh hasil yang berupa pengetahuan.

Kemampuan kognitif bisa diartikan sebagai kemampuan individu untuk

menggunakan pengetahuan yang dimiliki secara optimal untuk pemecahan

masalah yang berhubungan dengan diri dan lingkungan sekitar. Itulah sebabnya

pendidikan dan pembelajaran perlu diupayakan agar kemampuan kognitif para

siswa dapat berfungsi secara positif dan bertanggung jawab. Tanpa kemampuan

kognitif, mustahil siswa dapat memahami manfaat dan menangkap pesan-pesan

moral yang terkandung dalam materi pelajaran yang diikuti.

Adapun taksonomi atau klasifikasi kemampuan kognitif menurut Bloom

dan kawan-kawannya adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan (knowledge)

Kemampuan kognitif mencakup ingatan siswa akan hal-hal yang pernah

dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal ini dapat meliputi fakta, kaidah,

dan prinsip yang diketahui.

b. Pemahaman (comprehension)

Kemampuan kognitif mencakup kemampuan siswa untuk menangkap makna

dan arti dari bahan yang dipelajari. Hal itu meliputi pengertian terhadap

hubungan antar faktor, hubungan antar konsep, hubungan sebab akibat, dan

penarikan kesimpulan.

c. Penerapan (application)

Kemampuan kognitif mencakup kemampuan siswa untuk menerapkan suatu

kaidah atau prinsip pada suatu kasus atau masalah yang konkret dan baru atau

penggunaan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

d. Analisis (analysis)

Kemampuan kognitif mencakup kemampuan siswa untuk merinci suatu

kesatuan kedalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau

organisasinya dapat dipahami dengan baik. Adapun kemampuan ini

dinyatakan dalam penganalisisan bagian-bagian pokok atau komponen-

komponen dasar bersama-sama dengan hubungan antar bagian-bagian itu.

Page 51: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

e. Sintesis (synthesis)

Kemampuan kognitif mencakup kemampuan siswa untuk membentuk suatu

kesatuan atau pola baru meliputi menggabungkan berbagai informasi menjadi

suatu kesimpulan atau konsep.

f. Evaluasi (evaluation)

Kemampuan kognitif mencakup kemampuan siswa untuk membentuk suatu

pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal bersama pertanggungjawaban

pendapat tersebut yang berdasarkan kriteria tertentu, kemampuan ini

dinyatakan dalam memberikan penilaian terhadap sesuatu.

Kategori-kategori dalam kemampuan kognitif disusun secara hirarkis,

sehingga menjadi taraf-taraf yang semakin menjadi bersifat kompleks, mulai dari

yang tingkatan pertama sampai dengan yang terakhir (enam tingkatan), dan dalam

penguasaan tiap tingkatannya itu disesuaikan dengan jenjang perkembangan usia

dan kedewasaan anak didik.

6. Pokok Bahasan Kalor

a. Pengertian Kalor

Kalor bukn zat tetapi kalor adalah suatu bentuk energi dan merupakan

suatu besaran yang dilambangkan Q dengan satuan joule (J), sedang satuan

lainnya adalah kalori (kal). Hubungan satuan joule dan kalori adalah

1 kalori = 4,2 joule

1 joule = 0,24 kalori

Kalor adalah suatu bentuk energi yang secara alamiah dapat berpindah dari benda

yang suhunya tinggi menuju suhu yang lebih rendah saat bersinggungan. Kalor

juga dapat berpindah dari suhu rendah ke suhu yang lebih tinggi jika dibantu

dengan alat yaitu mesin pendingin.

Besarnya kalor (Q) yang diperlukan oleh suatu benda sebanding dengan

massa benda (m), bergantung pada kalor jenis (c), dan sebanding dengan

perubahan suhu (Δt).

Secara matematis dapat dituliskan :

Q = m c t (1)

Page 52: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Dimana satuan massa benda dalam SI adalah (gram atau kilogram), kalor jenis

(kal g-1oC-1 atau joule kg-1k-1), dan perubahan suhu (oC atau k)

b. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor

Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg

zat sehingga suhunya naik sebesar 10C.

Secara matematis kalor jenis suatu zat dapat dituliskan :

Δtm

Qc (2)

Sedangkan kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu

benda sehingga suhunya naik 10C.

Secara matematis kapasitas kalor dapat dituliskan :

C = m c (3)

Karena :

Q = m c Δt maka Q = C Δt (4)

Dimana C adalah kapasitas kalor benda dengan satuan (J/0C) dan Δt adalah

kenaikan suhu dengan satuan (0C). Sedangka Δ adalah delta yang berarti

pengurangan sehingga: Δt = t1 – t0 dengan t1 adalah suhu akhir setelah diberi kalor

dan t0 adalah suhu mula-mula sebelum diberi kalor.

Teguh-Sugiyarto (2008 :102)

c. Perubahan Wujud Zat

Perubahan wujud suatu zat akibat pengaruh kalor dapat digambarkan

dalam skema berikut:

Gambar 2.3 Skema Perubahan Wujud Zat

Page 53: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Keterangan:

1 = mencair / melebur 4 = mengembun

2 = membeku 5 = menyublim

3 = menguap 6 = mengkristal

Anni Winarsih (2008:122)

1) Menguap

Faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan, antara lain:

a) Memanaskan

b) Memperluas permukaan zat cair

c) Meniupkan udara di atas permkaan zat cair

d) Mebgurangi tekanan

Beberapa peristiwa penguapan, antara lain:

a) Merebus air 100 0C.

b) Menjemur pakaian basah menjadi kering.

c) Penguapan gas freon dalam lemari es.

d) Alkohol ataupun spiritus yang diteteskan pada kulit tangan dapat

menguap.

Teguh-Sugiyarto (2008 :102)

2) Mendidih

Mendidih adalah peristiwa penguapan zat cair yang terjadi di seluruh

bagian zat cair tersebut. Peristiwa ini dapat dilihat dengan munculnya

gelembung-gelembung yang berisi uap air dan bergerak dari bawah ke atas

dalam zat.

Gambar 2.4 Panci Tekan (Pressure Cooker)

Page 54: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Zat cair yang mendidih jika dipanaskan terus-menerus akan berubah

menjadi uap. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 kg zat

cair menjadi uap seluruhnya pada titik didihnya disebut kalor uap (U).

Besarnya kalor uap dapat dirumuskan:

m

QU atau Q = m U

Dimana Q adalah kalor yang diserap/dilepaskan dalam joule, m adalah

massa zat dalam kg, dan U adalah kalor uap dalam joule/kg

Jika uap didinginkan akan berubah bentuk menjadi zat cair, yang disebut

mengembun. Pada waktu mengembun zat melepaskan kalor, banyaknya

kalor yang dilepaskan pada waktu mengembun sama dengan banyaknya

kalor yang diperlukan waktu menguap dan suhu di mana zat mulai

mengembun sama dengan suhu di mana zat mulai menguap.

kalor uap = kalor embun

titik didih = titik embun

3) Melebur

Melebur adalah peristiwa perubahan wujud zat padat menjadi zat cair.

Banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah satu satuan massa zat

padat menjadi cair pada titik leburnya disebut kalor lebur (L). Besarnya

kalor lebur dapat dirumuskan sebagai berikut.

m

QL atau Q = m L

Dengan L adalah kalor lebur dalam satuan (joule/kilogram)

Jika zat cair didinginkan akan membeku, pada saat membeku zat

melepaskan kalor. Banyaknya kalor yang dilepaskan oleh satu satuan

massa zat cair menjadi padat disebut kalor beku.

kalor lebur = kalor beku

titik lebur = titik beku

Anni Winarsih (2008:126-131)

Page 55: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

d. Perpindahan Kalor

Kalor dapat berpindah dengan tiga cara, yaitu konduksi atau hantaran,

konveksi atau aliran, dan radiasi atau pancaran.

1) Konduksi atau hantaran

Konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai

perpindahan partikel-partikel zat tersebut.

Berdasarkan daya hantar kalor, benda dibedakan menjadi dua, yaitu:

a) Konduktor

Konduktor adalah zat yang memiliki daya hantar kalor baik.

Contoh : besi, baja, tembaga, aluminium, dll

b) Isolator

Isolator adalah zat yang memiliki daya hantar kalor kurang baik.

Contoh : kayu, plastik, kertas, kaca, air, dll

2) Konveksi atau aliran.

Konveksi adalah perpindahan kalor pada suatu zat yang disertai

perpindahan partikel-partikel zat tersebut. Konveksi terjadi karena

perbedaan massa jenis zat. Dapat dipahami peristiwa konveksi, antara lain:

a) Pada zat cair karena perbedaan massa jenis zat, misal system

pemanasan air, sistem aliran air panas.

b) Pada zat gas karena perbedaan tekanan udara, misal terjadinya angin

darat dan angin laut, sistem ventilasi udara, untuk mendapatkan udara

yang lebih dingin dalam ruangan dipasang AC atau kipas angin, dan

cerobong asap pabrik.

Gambar 2.5 Konveksi pada Zat Cair

Page 56: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

3) Radiasi atau Pancaran

Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara. Alat yang

digunakan untuk menyelidiki sifat radiasi berbagai permukaan disebut

termoskop diferensial.

a) Dalam peristiwa radiasi, kalor berpindah dalam bentuk cahaya, karena

cahaya dapat merambat dalam ruang hampa, maka kalor pun dapat

merambat dalam ruang hampa;

b) Radiasi kalor dapat dihalangi dengan cara memberikan tabir/ penutup

yang dapat menghalangi cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya.

B. Kerangka Berpikir

Pada saat proses pembelajaran berlangsung di kelas, akan terjadi hubungan

timbal balik antara guru dan siswa yang beraneka ragam, sehingga guru sulit

menentukan tingkah laku mana yang berpengaruh positif terhadap minat belajar

siswa, misalnya metode pembelajaran mana yang dipakai dalam menyajikan suatu

bahan untuk memberi kesan positif dan dapat membantu kejelasan konsep pada

diri siswa selama ini, sehingga dapat membantu meningkatkan minat siswa dalam

belajar terutamanya pelajaran fisika yang bagi sebagian orang dikategorikan

sebagai pelajaran yang sulit. Untuk itu guru dituntut kreatifitasnya dalam

menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa sehingga melibatkan interaksi yang

aktif dan dinamis antara guru dan siswa. Dengan demikian, tujuan belajar yang

telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Berdasarkan kajian teori dan uraian sebelumnya dapat dinyatakan bahwa

kemampuan kognitif siswa dipengaruhi oleh penggunaan metode mengajar dan

minat belajar siswa. Metode pembelajaran fisika yang dicobakan dalam proses

penelitian adalah metode discovery-Inquiry. Seperti yang telah diuraikan pada

kajian teori sebelumnnya, maka dapat dikemukakan kerangka berfikir sebagai

berikut:

1. Pengaruh penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing dan metode

discovery-inquiry bebas termodifikasi pada pembelajaran Fisika terhadap

kemampuan kognitif siswa.

Page 57: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Melalui penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing, siswa dilatih

secara perlahan untuk menemukan sendiri beberapa konsep atau pengetahuan

melalui bimbingan dan pengarahan yang cukup luas dalam pelaksanaannya.

Petunjuk dan pedoman-pedoman tentang bagaimana menyusun dan mencatat data

diberikan oleh guru. Sehingga siswa dapat mengembangkan mental dan pola

pikirnya secara bertahap.

Penggunaan metode discovery-inquiry bebas termodifikasi, siswa

mendapatkan kesempatan untuk melakukan pengamatan, eksplorasi, dan prosedur

penelitian untuk memperoleh jawaban atas persoalan yang telah dirumuskan guru.

Pemecahan masalah dilakukan atas inisiatif dan caranya sendiri secara

berkelompok maupun perseorangan. Dalam proses belajar guru hanya berperan

sebagai pendorong, nara sumber, dan memberikan bantuan sebatas yang

diperlukan. Dengan metode ini kemampuan berfikir memecahkan masalah siswa

dilatih dan dikembangkan.

Penggunaan metode mengajar yang berbeda dimungkinkan akan

memberikan pengaruh yang berbeda pula dalam mempelajari Fisika bagi siswa.

Kedua metode discovery-inquiry dalam pembelajaran tersebut memiliki kelebihan

dan kekurangannya masing-masing. Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat

diduga bahwa metode discovery-inquiry terbimbing akan memberikan pengaruh

yang lebih kuat terhadap perkembangan kemampuan kognitif siswa daripada

metode discovery-inquiry bebas termodifikasi karena melihat karakteristik siswa

SMP yang belum berpengalaman dalam pembelajaran yang menggunakan metode

discovery-inquiry. Sehingga diperlukan tahapan untuk membiasakan siswa

melakukan penemuan tentang konsep secara mandiri.

2. Pengaruh antara minat belajar kuat dan lemah terhadap kemampuan kognitif

siswa.

Berdasarkan teori, dinyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar siswa yang meliputi faktor luar dan faktor dalam. Minat belajar siswa

merupakan bagian dari faktor dalam diri siswa. Minat belajar siswa berkaitan

dengan dorongan diri siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan minat

belajar yang tinggi tentu akan menimbulkan dampak terhadap naiknya

Page 58: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

kemampuan kognitif siswa. Sebaliknya jika minat belajar siswa rendah, maka

akan mengakibatkan kemampuan kognitif siswa juga menurun. Dengan demikian,

minat belajar siswa juga turut mempengaruhi kemampuan kognitif siswa.

Minat belajar siswa dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua, yaitu

minat belajar tinggi dan rendah. Diperkirakan melalui minat belajar yang tinggi

kemampuan kognitif cenderung lebih meningkat dari kemampuan kognitif semula

dibandingkan siswa yang memiliki minat belajar rendah.

3. Interaksi antara pengaruh penggunaan metode discovery-inquiry dengan minat

belajar siswa terhadap kemampuan kognitif siswa.

Telah diuraikan pada pemikiran sebelumnya bahwa penggunaan metode

discovery-inquiry terbimbing dan metode discovery-inquiry bebas termodifikasi

memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kemampuan kognitif siswa.

Demikian pula dengan pengelompokan kategori minat belajar siswa tinggi dan

rendah yang memberikan pengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa. Apabila

faktor penggunaan metode pembelajaran tersebut berinteraksi dengan faktor

tingkatan minat belajar siswa, maka interaksi pun akan memberikan pengaruh

yang berbeda terhadap perkembangan kemampuan kognitif siswa. Sehingga

terdapat empat interaksi yaitu antara metode discovery-inquiry terbimbing dengan

minat belajar tinggi, metode discovery-inquiry terbimbing dengan minat belajar

rendah, metode discovery-inquiry bebas termodifikasi dengan minat belajar tinggi,

dan metode discovery-inquiry bebas termodifikasi dengan minat belajar rendah.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat diduga bahwa interaksi antara penggunaan

metode discovery-inquiry terbimbing dengan minat belajar siswa kategori tinggi

akan memberikan pengaruh yang paling besar terhadap perkembangan

kemampuan kognitif siswa.

Secara sederhana kerangka berfikir penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut:

Page 59: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Gambar 2.6 Bagan Kerangka Berfikir

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka dapat dikemukakan hipotesis

sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan metode discovery-inquiry

terbimbing (A1) dan penggunaan metode discovery-inquiry bebas

termodifikasi (A2) terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan

Kalor.

2. Ada perbedaan pengaruh antara minat belajar tinggi (B1) dengan minat belajar

rendah (B2) terhadap terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan

Kalor.

3. Ada interaksi antara penggunaan metode belajar discovery-inquiry (A) dan

minat belajar siswa (B) terhadap terhadap kemampuan kognitif siswa pada

pokok bahasan Kalor.

Sampel

Kelas eksperiment

Kelas kontrol

Kemampuan awal sama

Metode Discovery -Inquiry Terbimbing

Metode Discovery -Inquiry bebas temodifikasi

Kemampuan akhir kognitif siswa

Minat belajar tinggi

Minat belajar rendah

Minat belajar tinggi

Minat belajar rendah

Page 60: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 16 Surakarta kelas VII

semester 2 tahun ajaran 2009/2010. Pada Semester Genap mulai bulan Februari

sampai dengan Maret Tahun Akademik 2009/2010. Pemilihan sekolah tersebut

dengan pertimbangan bahwa lokasinya yang cukup strategis menurut peneliti.

Selain lokasinya cukup dekat, fasilitas yang dimiliki sekolah juga mendukung

pelaksanaan penelitian serta faktor-faktor lain yang mendukung. Sedangkan

pemilihan waktu penelitian disesuaikan dengan jadwal materi yang telah

disesuaikan dengan kurikulum.

B. Metode Penelitian

Penelitian menggunakan metode eksperimen desain faktorial A x B

dengan sampel acak yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan uji t dua pihak digunakan untuk uji

kemampuan kedua kelompok sehingga diperoleh keadaan awal yang sama.

Kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan metode discovery-inquiry

terbimbing. Sedangkan untuk kelompok kontrol diberikan perlakuan dengan

menggunakan metode discovery-inquiry termodifikasi. Setelah diberi perlakuan,

kedua kelompok dites kemampuan kognitifnya dengan alat tes yang sama.

Desain penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Fatorial 2 x 2

A

B

Metode Pembelajaran (A)

discovery-inquiry

terbimbing (A1)

Discovery-inquiry

termodifikasi (A2)

Minat Belajar

Fisika Siswa (B)

Tinggi (B1) A1 B1 A2 B1

Rendah (B2) A1 B2 A2 B2

40

Page 61: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Setelah pengajaran diberi tes untuk mengetaui kemampuan akhir kognitif

siswa sebagai hasil dari pembelajaran.

C. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII semester 2 SMP

Negeri 16 Surakarta tahun ajaran 2009/2010 yang terdiri dari 5 kelas yaitu dari

kelas VII A sampai kelas VII E dengan jumlah 175 siswa.

Peneliti tidak meneliti semua populasi, melainkan hanya mengambil dua

kelas sebagai sampel. Pengambilan sampel dipilih dengan teknik cluster random

sampling yakni teknik pengambilan sampel penelitian secara acak dari populasi

yang terdiri atas cluster-cluster tertentu, misalnya terdiri atas kelas-kelas. Sampel

kemudian diuji kemampuan awalnya. Kemampuan awal yang digunakan adalah

nilai ulangan Fisika siswa pada pokok bahasan pemuaian. Kemudian dua kelas

yang terpilih dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk kelas

eksperimen dipilih kelas VII A sedangkan untuk kelas kontrol dipilih kelas VII C.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

a Metode Discovery-Inquiry

1) Definisi operasional

Metode discovery-Inuqiry adalah cara menyajikan kegiatan belajar dengan

memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelidiki dan menemukan

konsep secara mandiri sehingga siswa mampu memperoleh kesadaran dan

mengembangkan konsep dirinya menjadi lebih baik.

2) Indikator

Tercapainya proses belajar sesuai dengan langkah-langkah kegiatan yang

telah direncanakan.

3) Skala Pengukuran : nominal

4) Kategori : penggunaan metode discovery – inquiry terbimbing dan

discovery - inquiry.bebas termodifikasi.

Page 62: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

b Minat Belajar

1) Definisi operasional

Minat Belajar Siswa adalah suatu kecenderungan yang menetap pada diri

seseorang dan menyebabkan seseorang tersebut memberikan perhatian

dengan rasa senang terhadap bidang studi fisika dalam proses

pembelajaran.

2) Indikator: skor angket minat belajar siswa terhadap pelajaran fisika pokok

bahasan kalor.

3) Skala Pengukuran: skala interval yang diubah ke skala ordinal,

4) Kategori: terdiri dari dua kategori yaitu

(a). Minat belajar siswa kategori tinggi,

(b).Minat belajar siswa kategori rendah

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif siswa

pada pokok bahasan Kalor.

a. Definisi operasional: kemampuan kognitif siswa adalah hasil usaha yang

dicapai siswa setelah melakukan proses pembelajaran, sehingga

mengakibatkan perubahan kemampuan kognitifnya yang ditunjukkan pada

nilai tes pokok bahasan kalor.

b. Indikator : nilai tes kemampuan kognitif siswa pokok bahasan kalor.

c. Skala pengukuran : Interval

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Dokumentasi

Digunakan metode dokumentasi untuk mengetahui keadaan awal siswa

terhadap mata pelajaran fisika. Dokumen keadaan awal siswa diambil dari nilai

ulangan fisika siswa pada pokok bahasan pemuaian yang digunakan untuk

menguji keseimbangan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Page 63: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

2. Teknik Tes

Pengumpulan data dengan teknik tes adalah dengan menggunakan tes

yang telah dibuat penulis. Perangkat tes tersebut berupa tes objektif sejumlah 35

butir soal dengan alternatif empat jawaban dan sebelumnya telah dilakukan uji

kualitatif oleh team ahli (dalam penelitian kali ini adalah dosen pembimbing)

serta diuji cobakan secara kuantitatif untuk mengetahui daya pembeda, derajat

kesukaran, fungsi distraktor, dan reliabilitas. Tes yang telah teruji tersebut

kemudian digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa baik pada

kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pelaksanaan tes dilakukan setelah

pembelajaran selesai dilaksanakan

3. Teknik Angket

Untuk mendapatkan data minat siswa terhadap pelajaran fisika digunakan

metode angket. Angket terdiri dari pertanyaan-pernyataan yang mengandung

kondisi mengenai minat belajar siswa yang terdiri dari 45 soal pilihan dengan 4

alternatif jawaban.

Penilaian angket adalah:

Untuk butir angket pertanyaan positif

a. Jawaban SS nilai: 4

b. Jawaban S nilai: 3

c. Jawaban TS nilai: 2

d. Jawaban STS nilai: 1

Untuk butir angket pertanyaan negatif

a. Jawaban SS nilai: 1

b. Jawaban S nilai: 2

c. Jawaban TS nilai: 3

d. Jawaban STS nilai: 4

Keterangan:

a. SS : Sangat Sesuai

b. S : Sesuai

c. TS : Tidak Sesuai

Page 64: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

d. STS : Sangat Tidak Sesuai

Penggunaan empat alternatif jawaban dimaksudkan untuk menghindari

banyaknya siswa yang lebih memilih alternatif jawaban tengah. Sebelum angket

digunakan untuk mengumpulkan data, terlebih dahulu dikonsultasikan dengan

konsultan pendidikan yang berkompeten mengenai kelayakan angket tersebut.

Apakah memenuhi syarat sebagai angket atau tidak.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen saat penelitian meliputi, Rencana Pelaksanaan Pelajaran

(RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah dikonsultasikan kepada

pembimbing. Instrumen saat pengambilan data, yaitu angket minat siswa terhadap

fisika dan tes kemampuan kognitif siswa dalam bentuk pilihan ganda. Sebelum

diteskan, angket minat belajar siswa terhadap fisika dan instrumen tes

kemampuan kognitif harus diuji cobakan terlebih dahulu.

1.Instrumen Angket

Angket minat siswa terhadap fisika digunakan untuk mengukur minat

belajar siswa terhadap mata pelajaran Fisika.

Langkah-langkah dalam pembuatan angket:

a Membuat kisi- kisi angket minat siswa dengan langkah- langkah:

1) Menyusun aspek dan indikator minat siswa.

2) Menentukan ruang lingkup dan banyaknya pernyataan untuk masing-

masing indikator.

b Menyusun item sesuai dengan indikator

c Mengujicobakan terlebih dahulu angket minat siswa terhadap mata pelajaran

fisika.

d Menghitung reliabilitas dan validitas angket.

Untuk menghitung validitas dan reliabilitas angket digunakan rumus

sebagai berikut:

Page 65: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

a. Validitas Angket

Untuk menguji validitas butir angket pada penelitian ini digunakan

rumus korelasi produk moment sebagai berikut:

2222

xy

YYN.XXN

YXXYNr

Keterangan :

xyr = koefisien korelasi suatu butir atau item

X = menyatakan nilai dari variabel X (Skor butir nomor tertentu).

Y = menyatakan nilai dari variabel Y (Skor subyek nomor tertentu).

N = menyatakan jumlah subyek

Σ = menyatakan sigma / jumlah nilai.

Untuk xyr > tabelr maka soal valid sedangkan untuk xyr < tabelr maka soal invalid.

Di mana untuk mencari tabelr dengan menggunakan inerpretasi db = N – nr.

(Anas Sudijono, 2008:181)

Tabel 3.2: Kategori Item Berdasarkan Validitas Angket

Kategori Nomor Item Jumlah Ket.

rpbi > r tabel

1, 2, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,

16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26,

27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36,

37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45

40 Valid (-)

rpbi < r tabel 3, 4, 7, 21, 40 5 Invalid (+)

Keterangan : butir item yang valid dipakai, sedangkan butir item yang invalid

tidak dipakai

Page 66: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

b. Reliabilitas Angket

Untuk pengujian reliabilitas angket dengan kemungkinan jawaban 1, 2,

3, dan 4 digunakan rumus koefisien alpha yang dinyatakan sebagai berikut:

2

t

2i

11S

S1

1n

nr

Keterangan:

11r = reliabilitas butir secara keseluruhan

n = banyaknya butir pertanyaan

tiS = jumlah varian butir

2tS = varians total

NN

XX

S

2

i2

i2

i

NN

XX

S

2

t2

t2

t

Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reabilitas angket (r11)

pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut:

1) Apabila r11 ≥ 0,70 berarti tes angket yang sedang diuji reabilitasnya

dinyatakan telah memiliki reabilitas tinggi (= reliable).

2) Apabila r11 < 0,70 berarti tes angket yang sedang diuji reabilitasnya

dinyatakan belum memiliki reabilitas tinggi (un-reliable).

(Anas Sudijono, 2008:208-209)

Nilai realibilitas yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 0,952 sehingga

instrumen tes dapat dikategorikan memiliki nilai reliabilitas Tinggi.

Page 67: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

2. Instrumen Tes

Metode tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan

kognitif yang dicapai siswa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai data

nilai prestasi belajar. Untuk memperoleh data kemampuan kognitif siswa maka

perlu disusun instrumen terlebih dahulu untuk diujicobakan. Tes kognitif ini

memuat tentang materi- materi yang memuat sub pokok bahasan kalor sebanyak

35 soal tes obyektif dengan empat alternatif jawaban.

Sebelum tes dibuat, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi tes. Kemudian

dikonsultasikan dengan pembimbing sebagai analisa kualitatif butir soal.

Pengujian soal tes secara kualitatif diperoleh dengan menelaah butir tes untuk

aspek materi, aspek konstruksi dan aspek bahasa hingga diperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 3.3: Kriteria Hasil Analisis Kualitatif Butir Soal

Kriteria Butir Soal Jumlah %

Diterima 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 18, 20, 21,

22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 35, 36,

37, 38, 39, 41, 44, 45

34 76

Direvisi 1, 2, 3, 15, 17, 19, 33, 34, 40, 42, 43 11 24

Ditolak - 0 0

Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8

Langkah selanjutnya soal hasil analisa kualitatif kemudian diujicobakan.

Pengujian soal tes secara kuantitatif dilakukan pada siswa kelas VII di sekolah

yang dinilai memiliki prestasi yang sebanding dengan sekolah yang akan diteliti

yaitu SMP Negeri 20 Surakarta. Hasil pengujian yang diperoleh adalah sebagai

berikut: Kegunaannya adalah untuk memilih butir soal yang baik dan memenuhi

syarat- syarat daya pembeda, taraf kesukaran, validitas dan reliabilitas. Butir soal

yang memenuhi syarat dapat digunakan sebagai instrumen dan yang tidak

memenuhi tidak digunakan.

Page 68: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

a. Daya Pembeda Item

Daya pembeda item adalah kemampuan sesuatu butir tes hasil belajar

untuk membedakan antara siswa yang pandai (kemampuan tinggi) dengan siswa

yang bodoh (kemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya

pembeda disebut indeks diskriminasi disingkat D. Untuk menentukan daya

pembeda, seluruh peserta tes dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas dan 50%

kelompok bawah. Seluruh peserta tes diurutkan mulai dari nilai teratas sampai

terbawah. Indeks pembeda (diskriminasi) berkisar antara 0,0 sampai 1,0 walaupun

ada tanda positif dan negatif.

D =-1,00 D = 0,00 D = +1,00

Gambar 3.1. Batasan Daya Pembeda

BAB

B

A

A PPJ

B

J

BD

Dengan:

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelas atas

JB = banyaknya peserta kelas bawah

BA = banyaknya kelas atas menjawab soal itu benar

BB = banyaknya kelas bawah menjawab soal itu benar

A

AA J

BP = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

B

BB J

BP = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Daya pembeda item bersifat

negatif

Item yang bersangkutan tidak

memiliki daya pembeda sama

Daya pembeda item bersifat

positif

Page 69: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 3.4. Klasifikasi Indeks Diskriminasi Item dan Interpretasinya

Besarnya Angka

Indeks Diskriminasi

Item (D)

Klasifikasi Interpretasi

Kurang dari 0,20

0,20- 0,40

0,40- 0,70

0,70- 1,00

Bertanda negatif

poor

satisfactory

good

excellent

Butir item yang bersangkutan daya

pembedanya lemah sekali (jelek) dianggap

tidak memiliki daya pembeda yang baik

Butir item yang bersangkutan telah memiliki

daya pembeda yang cukup (sedang).

Butir item yang bersangkutan telah memiliki

daya pembeda yang baik.

Butir item yang bersangkutan telah memiliki

daya pembeda yang baik sekali.

Butir item yang bersangkutan daya

pembedanya negative (jelek sekali)

(Anas Sudijono, 2008: 389)

Tabel 3.5: Kategori Item Soal Berdasarkan Nilai Daya Beda (D)

Kategori Nomor Butir Jumlah Ket.

D < 0,20

Jelek2, 10, 17, 20, 22, 23, 26, 36, 38, 41, 10 (+)

0,20- 0,40

Sedang

1, 3, 6, 7, 9, 11,12, 13, 14, 15,16, 18,

24, 25, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 37, 39,

40, 44, 45

26 (-)

0,40- 0,70

Baik4, 5, 8, 19, 21, 27, 29, 42, 43 9 (-)

0,70- 1,00

Baik sekali- 0 (-)

Bertanda (-)

Jelek sekali- 0 (+)

Page 70: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

b. Derajat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu

sukar. Untuk menunjukkan sukar atau mudah digunakan indeks kesukaran. Dalam

istilah evaluasi indeks kesukaran diberi simbol p. Indeks kesukaran 0,0

menunjukkan bahwa soal itu sulit sedangkan indeks kesukaran 1,0 menunjukkan

bahwa soal mudah. Indeks kesukaran dirumuskan sebagai berikut:

P = JS

B

Dimana: P = angka indeks kesukaran item

B = banyaknya testee yang dapat menjawab dengan benar

JS = jumlah testee yang mengikuti tes hsil belajar

Interpretasi terhadap angka indek kesukaran item, Robeet L. Thorndike dan

Elizabeth Hagen dalam bukunya yang berjudul Measurement and Evaluation in

Psycology and Education mengemukakan sebagai berikut:

Tabel 3.6: Klasifikasi Indeks Kesukaran Item dan Interpretasinya

Besarnya P Interpretasi

Kurang dari 0,30

0,30-0,70

Lebih dari 0,70

Terlalu sukar

Cukup (Sedang)

Terlalu mudah

(Anas Sudijono, 2008:372)

Tabel 3.7: Kategori Item Soal Berdasarkan Tingkat Kesukaran Soal (p)

Kategori Nomor Item Jumlah Ket.

Mudah

P > 0.7020, 22, 23, 3

Tidak

Baik (+)

Sedang

0.30 p 0.70

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12,13, 14,

15, 16, 18, 19, 21, 24, 25, 26, 27,28,

29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38,

39, 40, 41, 42, 43, 44, 45

40 Baik (-)

Sukar

P < 0.3010, 17, 2

Tidak

Baik (+)

Page 71: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Keterangan : ( + ) = tidak memenuhi kriteria item soal yang baik

( - ) = memenuhi kriteria item soal yang baik

c. Fungsi Distraktor

Pada tes obyektif bentuk multiple choice, setiap butir itemnya yang

dikeluarkan dalam tes hasil belajar telah dilengkapi dengan beberapa

kemungkinan jawaban atau sering dikenal dengan istilah option atau alternatif.

Dari kemungkinan-kemungkinan jawaban yang terpasang pada setiap butir item

itu, salah satu diantaranya adalah merupakan jawaban betul (= kunci jawaban);

sedangkan sisanya adalah merupakan jawaban salah. Jawaban-jawaban salh itulah

yang biasa dikenal dengan istilah distraktor (= pengecoh).

Distraktor dinyatakan telah dapat menjalankan fungsinya dengan baik

apabila distraktor tersebut sekurang-kurangnya sudah dipilih oleh 5% dari seluruh

peserta tes

Tabel 3.8: Kategori Item Soal Berdasarkan Fungsi Distraktor.

Kategori Nomor Item Jumlah Ket.

≥ 5%

1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,

14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 24, 25,

27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35,

37, 39, 40, 42, 43, 44, 45

37 (-)

< 5% 2, 20, 22, 23, 26, 36, 38, 41 8 (+)

d. Reliabilitas

Instrumen dikatakan reliabel berarti dapat memberikan hasil yang relatif

sama pada saat akan dilakukan pengukuran lagi pada responden yang sama pada

waktu yang berlainan. Reliabel tes hasil belajar diuji dengan KR- 20 yaitu:

2t

ii11

s

qp1

1n

nr

Dengan;

r11 = Koefisien reliabilitas tes

n = Banyaknya butir item

Page 72: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

1 = Bilangan konstan

St2 = variansi total

pi = proporsi testee yang menjawab benar pada butir ke- i

qi = proporsi testee yang menjawab salah 1- pi

(Anas Sudijono, 2008:252-253)

Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas instrumen

tes (r11) pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut:

1) Apabila r11 ≥ 0,70 berarti tes angket yang sedang diuji reliabilitasnya

dinyatakan telah memiliki reabilitas tinggi (= reliable).

2) Apabila r11 < 0,70 berarti tes angket yang sedang diuji reliabilitasnya

dinyatakan belum memiliki reabilitas tinggi (un-reliable).

Nilai realibilitas yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 0,847. sehingga

instrumen tes dapat dikategorikan memiliki nilai reliabilitas Tinggi.

e. Keputusan Analisis Soal

Berdasarkan karakteristik daya pembeda, derajat kesukaran, dan fungsi

distraktor yang telah dicari melalui teori tes klasik tersebut, maka dapat diambil

keputusan item soal yang dipakai dan yang di buang. Lebih jelasnya disajikan

dalam tabel 3.8 sebagai berikut:

Tabel 3.9: Keputusan Item yang Memenuhi Syarat Teori Tes Klasik

No.Kriteria Item

KeteranganD p p.e

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

-

+

-

-

-

-

-

-

-

+

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

+

-

-

-

-

+

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

dipakai

ditolak

dipakai

dipakai

dipakai

dipakai

dipakai

dipakai

dipakai

ditolak

dipakai

dipakai

dipakai

Page 73: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

-

-

-

+

-

-

+

-

+

+

-

-

+

-

-

-

-

-

-

-

-

-

+

-

+

-

-

+

-

-

-

-

-

-

-

+

-

-

+

-

+

+

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

+

-

+

-

-

-

+

-

-

-

-

-

-

-

-

-

+

-

+

-

-

+

-

-

-

-

dipakai

dipakai

dipakai

ditolak

dipakai

dipakai

ditolak

dipakai

ditolak

ditolak

dipakai

dipakai

ditolak

dipakai

dipakai

dipakai

dipakai

dipakai

dipakai

dipakai

dipakai

dipakai

ditolak

dipakai

ditolak

dipakai

dipakai

ditolak

dipakai

dipakai

dipakai

dipakai

Perhitungan secara lengkapnya dapat dilihat dalam lampiran

G. Teknik Analisis Data

1. Penyajian Data

Normalitas distribusi frekuensi nilai kognitif yang dimiliki, baik berupa

data keadaan awal maupun data hasil penelitian disajikan dalam bentuk kurva

yang diperoleh dengan menggunakan metode Chi kuadrat sebagai berikut:

a. Rentang Kelas

Merangkum dari Anas Sudijono (2008: 322-345) tentang pengolahan dan

pengubahan skor mentah hasil tes belajar menjadi standar dengan

Page 74: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

mendasarkan diri atau mengacu pada norma atau kelompok (Norm Reference

Evaluation)

> X + 2SDX + 1SD s.d X + 2SD

X s.d X + 1SDX - 1SD s.d X

X - 2SD s.d X -1SD

< X - 2SD

Keterangan: X : rerata keseluruhan

SD : standar deviasi

b. Distribusi Frekuensi

Pembentukan kurva didasarkan pada pembandingan nilai frekuensi relatif

hasil pengamatan dan frekuensi harapan sesuai dengan metode Chi kuadrat,

dengan kurva yang dipilih adalah kurva berbentuk linier tipe XY (Scatter).

2. Uji Kesamaan Keadaan Awal

Sebelum diadakan perlakuan terhadap sampel yang akan diteliti maka

dicari dahulu kesamaan keadaan awal antara kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen dengan menggunakan uji-t 2 ekor. Prosedur uji-t 2 ekor sebagai

berikut :

a. Hipotesis

H0 : 21 μμ : tidak ada perbedaan keadaan awal antara kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol.

H1 : 21 μμ : ada perbedaan keadaan awal antara kelompok eksperimen

dengan kelompok kontrol.

b. Statistik Uji

t =

21

21

n

1

n

1s

xx

(Nana Sudjana,2005:239)

Page 75: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Keterangan :

x 1 : rata-rata kelompok eksperimen

x 2 : rata-rata kelompok kontrol

n1 : cacah anggota kelompok eksperimen

n2 : cacah anggota kelompok kontrol

s2 : varians gabungan

Kriteria :

H0 diterima jika :-t tab < t hitung < t tab

H1 ditolak jika : t hitung t tabhitungatau t t tab

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26.

3. Uji Prasyarat Analisis

Untuk menguji hipotesis, sebelumnya harus dilakukan uji prasyarat

analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang berasal

dari populasi yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini

uji normalitas yang digunakan adalah metode liliefors. Prosedur uji normalitas

dengan menggunakan metode liliefors adalah sebagai berikut :

1) Penggunaan X1, X2,….Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ….Zn dengan

rumus : Z1 = SD

XX1 dengan X rerata dan SD simpangan baku.

2) Data dari sampel kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor

tertinggi.

3) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal

baku. Kemudian dihitung peluang F( Zi ) = P ( Z Zi ).

4) Menghitung perbandingan antara nomor subyek dengan subyek n yaitu

n

fZS

i

n

1ii

Page 76: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Keterangan :

fi : cacah Z dimana Z Zi

n : cacah semua observasi n

5) Statistik uji

iiobs ZSZFMaxL

6) Daerah kritik

DK = nα,obs LLL

7) Keputusan uji

Jika Lobs < Ltabel maka hipotesis H0 diterima. Sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal.

(Budiyono, 2004 :170)

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sample berasal

dari populasi yang homogen. Dalam penelitian ini uji homogenitasnya

menggunakan uji Bartlett yang prosedurnya adalah sebagai berikut:

1) Hipotesis

H0 : 24

23

22

21 σσσσ (sampel homogen)

H1 : 24

23

22

21 σσσσ (paling sedikit terdapat satu variansi yang berbeda

atau sampel tidak homogen)

2) Statistik uji

2jjG

2 SlogfRKlogfc

2,303χ

Keterangan :

f : derajat kebebasan untuk RKG = N – k

N : banyaknya seluruh nilai

k : cacah sampel

fj : derajat kebebasan untuk Sj2= nj – 1; j=1,2,….,k

nj : cacah pengukuran pada sampel ke-j

c =

f

1

fj

1

1k3

11

Page 77: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

RKG = rataan kuadrat galat =f

SS j ; 2

jjj

2j2

jj S1nn

ΣxΣxSS

3) Daerah Kritik

DK = 21kαj;

22 χχχ

4) Keputusan Uji

Jika χ 2hitung < χ 2

j: k -1, maka kedua populasi homogen.

4. Pengujian Hipotesis

a. Uji Analisis Variansi Dua Jalan

Anava digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan efek dua faktor

A dan B serta interaksi terhadap variabel terikat.

1) Model

Xijk = = i + j + ij + ijk

(Budiyono, 2004 : 228)

Keterangan

Xijk : observasi pada subyek ke-k dibawah faktor A kategori ke-i faktor

B kategori ke-j

: rerata besar

i : efek faktor A kategori i

j : efek faktor B kategori j

ij : interaksi faktor A dan B

ijk: kesalahan eksperimental yang berdistribusi normal

i = 1,2,3,....,p ; p : cacah kategori A

j = 1,2,3,....,q ; q : cacah kategori B

k = 1,2,3,....,n ; n : cacah kategori pengamatan setiap sel

2) Hipotesis

a) H01 : i = 0 : Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan metode

discovery-inquiry tebimbing dengan metode discovery-inquiry bebas

Page 78: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

yang dimodifikasi pada pembelajaran Fisika terhadap kemampuan

kognitif siswa.

H11:i≠0 Tidak ada perbedaan pengaruh antara penggunaan metode

discovery-inquiry tebimbing dengan metode discovery-inquiry bebas

yang dimodifikasi pada pembelajaran Fisika terhadap kemampuan

kognitif siswa.

b) Ho2:j=0: Ada perbedaan pengaruh antara minat belajar tinggi dengan

minat belajar rendah pada pembelajaran Fisika terhadap kemampuan

kognitif siswa

H12:j≠0 Tidak ada perbedaan pengaruh antara minat belajar tinggi

dengan minat belajar rendah pada pembelajaran Fisika terhadap

kemampuan kognitif siswa.

c) Ho12:()ij=0 Ada interaksi pengaruh antara tingkatan minat belajar

siswa dengan penggunaan metode discovery-inquiry pada

pembelajaran Fisika terhadap kemampuan kognitif siswa.

H112:()ij≠0 Tidak ada interaksi pengaruh antara tingkatan minat

belajar siswa dengan penggunaan metode discovery-inquiry pada

pembelajaran Fisika terhadap kemampuan kognitif siswa.

3) Komputasi

Keterangan

A : penerapan pengajaran dengan menggunakan metode Discovery-

Inquiry

B : minat belajar siswa

A1 : metode Discovery-Inquiry terbimbing

A2 : metode Discovery-Inquiry bebas yang dimodifikasi

B1 : minat belajar siswa tinggi

B2 : minat belajar siswa rendah

Page 79: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tabel 3.10. Persiapan Uji Anava Dua Jalan

B

A B1 B2 Total

A1 A1B1 A1B2 A’1

A2 A2B1 A2B2 A’2

Total B’1 B’2 G

4) Komponen jumlah kuadrat

a) = pq

G'2

b) = ji,

ijSS dengan CXSSk

2ijkij dan

ijk

2

ijk

n

XC

c) = q

Ai

2i

d) = p

Bi

2i

e) = 2

ijijB'A'

5) Jumlah kuadrat

JKA = 13h n

JKB = 14h n

JKAB = 1345h n

JKG = ijSS

JKT = ijSS15nh

6) Derajat kebebasan

dkA = p –1

dkB = q –1

dkAB = (p –1)(q –1)

Page 80: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

dkG = pq (N –1)

dkT = Npq –1 = N – 1

7) Rerata Kuadrat

RKA = JKA/ dkA

RKB = JKB / dkB

RKAB = JKAB / dkAB

RKG = JKG / dkG

8) Statistik Uji

FA = RKA/ RKG

FB = RKB/ RKG

FAB = RKAB/ RKG

9) Daerah Kritik

DKA = FA > F;q-1,N-pq

DKB = FB > F;q-1,N-pq

DKAB= FAB > F;(p-1)(q-1),N-pq

10) Keputusan uji

H01 ditolak jika Fa > F;q-1,N-pq

H02 ditolak jika Fb > F;q-1,N-pq

H03 ditolak jika Fab > F;(p-1)(q-1),N-pq

11) Rangkuman ANAVA

Tabel 3.11. Rangkuman Anava

Sumber

Variansi JK dk RK F P

Efek Utama

Baris (A)

Kolom (B)

JKA

JKB

p-1

q-1

RKA

RKB

FA

FB

> α atau<α

> α atau<α

Interaksi

(AB)

Kesalahan

JKAB

JKG

(p-1)(q-1)

N-pq

RKAB

RKG

FAB

- > α atau<α

Total JkT N-1

Page 81: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

b. Uji Lanjut Anava

Uji lanjut anava digunakan uji komparasi ganda scheffe. Uji ini untuk

mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan baris, setiap pasangan kolom dan

setiap pasangan sel, langkah-langkah dalam menggunakan metode scheffe.

1) Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rerata

2) Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.

3) Mencari harga statistik uji F dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

a) Untuk komparasi rerata antar baris ke-i dan ke-j

jiG

2ji

ji

n

1

n

1RK

xxF

b) Untuk komparasi rerata antar kolom ke-i dan ke-j

jiG

2ji

ji

n

1

n

1RK

xxF

c) Untuk komparasi rerata antar sel ij dan sel kj

kjijG

2kjij

kjij

n

1

n

1RK

xxF

d) Untuk komparasi rerata antar sel ij dan sel ik

ikijG

2ikij

ikij

n

1

n

1RK

xxF

4) Menentukan tingkat signifikansi ()

5) Menentukan DK dengan rumus sebagai berikut :

a) DKi-j = pqN1,:pαjiji q)F(pFF

b) DKi-j = pqN1,q:αjiji 1)F(qFF

c) DKij-kj = pqN1,:pqαkjijkjij 1)F(pqFF

Page 82: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

d) DKij-ik = pqN1,:pqαikijikij q)F(pFF

6) Menyusun rangkuman analisis (komparasi ganda)

7) Menentukan keputusan uji (beda rerata) untuk setiap pasangan komparasi

rerata.

(Budiyono, 2004 : 228)

Page 83: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

BAB IVHASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Penelitian dilaksanakan di SMP N 16 Surakarta dengan menggunakan

dua variabel penelitian yaitu variabel bebas dan terikat. Sebagai variabel bebas

adalah penggunaan metode discovery – inquiry terbimbing dan metode discovery -

inquiry.bebas termodifikasi serta minat belajar siswa. Sedangkan variabel

terikatnya adalah kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Kalor.

Jumlah kelas yang digunakan adalah 2 kelas yaitu kelas VII C yang

terdiri dari 35 orang siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VII A yang terdiri

dari 35 siswa sebagai kelas kontrol, secara keseluruhan terdapat 70 siswa. Data

yang diperoleh adalah hasil dokumentasi nilai ulangan siswa pada pokok bahasan

pemuaian sebagai data keadaan awal siswa, skor angket dan nilai hasil tes pokok

bahasan kalor setelah diberi perlakuan. Secara rinci adalah sebagai berikut:

1. Data Nilai Keadaan Awal Siswa

Data nilai keadaan awal siswa diambil dari nilai ulangan Fisika pada

pokok bahasan pemuaian. Deskripsi nilai kemampuan awal siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol ditunjukkan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Deskripsi Data Nilai Kemampuan Awal Fisika Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelompok

Ukuran Tendensi Sentral Ukuran Dispersi

Rerata

( X )Median

(Me)

NilaiJangkauan

(J)

Standar Deviasi

(SD)Min Max

Eksperimen 60,49 60 45 80 35 9,886

Kontrol 59,71 63 43 80 37 10,815

Kriteria normalitas distribusi frekuensi keadaan awal siswa kelompok

eksperimen ditunjukkan pada tabel 4.2

Page 84: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 4.2. Normalitas Distribusi Frekuensi Dengan Metode Chi Kuadrat

Rentang

Frekuensi

MutlakRelatif

(%)

Harapan

(%)

( >80,25) 0 0 0

(70,34 – 80,25) 5 14 15

(60,49 – 70,34) 10 29 35

(50,61 – 60,49) 12 34 35

(40,73 – 50,61) 8 23 15

( < 40,73) 0 0 0

Gambar 4.1. Kurva Normalitas Distribusi Frekuensi Keadaan Awal Siswa Kelas Eksperimen

.Kriteria normalitas distribusi frekuensi keadaan awal siswa kelas kontrol

ditunjukkan tabel 4.3

63

34% 29% 14%23%

40,73 50,61 60,49 70,34 80,25

: frekuensi harapan: frekuensi hasil penelitian

Page 85: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel 4.3. Normalitas Distribusi Frekuensi Dengan Metode Chi Kuadrat

Rentang

Frekuensi

MutlakRelatif

(%)

Harapan

(%)

( > 81,33) 0 0 0

(70,52 - 81,33) 5 14 15

(59,71 - 70,52) 13 37 35

(48,90 - 59,71) 10 29 35

(38,09 - 48,90) 7 20 15

( < 38,09 ) 0 0 0

Gambar 4.2. Kurva Normalitas Distribusi Frekuensi Keadaan Awal Siswa Kelas Kontrol

2. Data Tingkat Minat Belajar Siswa

Data tingkat minat belajar siswa diperoleh dari penyebaran angket kepada

siswa tentang minat siswa dalam belajar Fisika. Minat belajar siswa terhadap mata

pelajaran Fisika dibedakan menjadi dua kategori yaitu kategori tinggi dan rendah.

Siswa dikatakan memiliki minat belajar Fisika kategori tinggi apabila skornya

29% 37% 14%20%

38,09 48,90 59,71 70,52 81,33

: frekuensi harapan: frekuensi hasil penelitian

Page 86: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

lebih dari atau sama dengan median gabungan dari kedua kelas, sedangkan siswa

dikatakan memiliki minat belajar fisika kategori rendah apabila skornya kurang

dari median gabungan kedua kelas. .

Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberi pembelajaran dengan

metode discovery-inquiry terbimbing. Sedangkan kelompok kontrol adalah

kelompok yang diberi pembelajaran dengan metode discovery-inquiry bebas

termodifikasi. Deskripsi perolehan nilai angket kedua kelas yaitu:

Tabel 4.4. Deskripsi Data Nilai Angket Minat Belajar Fisika Kelas Eksperimen dan Kontrol

Kelompok

Ukuran Tendensi Sentral Ukuran Dispersi

Rerata

( X )Median

(Me)

NilaiStandar Deviasi

(SD)Min Max

Eksperimen 140,8 140 102 170 16,4

Kontrol 131,6 137 92 155 16,8

Rata-rata gabungan minat belajar 136,2

Median gabungan minat belajar 138,5

Sehingga siswa yang memiliki skor minat belajar Fisika lebih dari atau

sama dengan 138,5 maka termasuk kategori tinggi, sedangkan siswa yang

memiliki skor kurang dari 138,5 termasuk kategori rendah. (lampiran).

3. Data Nilai Kemampuan Kognitif Siswa

Deskripsi nilai kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Kalor

untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol ditunjukkan pada tabel 4.5.

(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran).

Tabel 4.5. Deskripsi Data Nilai Kemampuan Kognitif Fisika Kelas Eksperimen dan Kontrol

Kelompok

Ukuran Tendensi Sentral Ukuran Dispersi

Rerata

( X )Median

(Me)

NilaiJangkauan

(J)

Standar Deviasi

(SD)Min Max

Eksperimen 62,63 63 37 83 46 11,13

Page 87: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Kontrol 59,60 60 31 86 55 15,56

Kriteria normalitas distribusi frekuensi kemampuan kognitif siswa kelas

eksperimen ditunjukkan tabel 4.6

Tabel 4.6 Normalitas Distribusi Frekuensi Dengan Metode Chi Kuadrat

Rentang

Frekuensi

MutlakRelatif

(%)

Harapan

(%)

(> 84,89) 0 0 0

(73,76 – 84,89) 5 14 15

(62,63 – 73,76) 15 43 35

(51,50 – 62,63) 8 23 35

(40,37 – 51,50) 6 17 15

(< 40,37) 1 3 0

Gambar 4.3 Kurva Normalitas Distribusi Frekuensi Kemampuan Kognitif Siswa Kelas Eksperimen

Kriteria normalitas distribusi frekuensi kemampuan kognitif siswa kelas

kontrol ditunjukkan tabel 4.7

23% 43% 14%17%

40,37 51,50 62,63 73,76 84,89

: frekuensi harapan: frekuensi hasil penelitian

3%

Page 88: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Tabel 4.7 Normalitas Distribusi Frekuensi Dengan Metode Chi Kuadrat

Rentang

Frekuensi

MutlakRelatif

(%)

Harapan

(%)

(> 90,70) 0 0 0

(75,15 – 90,70) 8 23 15

(59,60 – 75,15) 10 29 35

(44,05 – 59,60) 9 26 35

(28,50 – 44,05) 8 23 15

(<28,50) 0 0 0

Gambar 4.4. Kurva Normalitas Distribusi Frekuensi Kemampuan Kognitif Siswa Kelas Kontrol

B. Hasil Analisis Data

1. Uji Kesamaan Keadaan Awal

Data yang digunakan untuk uji kesamaan keadaan awal dalam penelitian

adalah nilai ulangan siswa pada pokok bahasan pemuaian. Uji kesamaan keadaan

awal dilakukan dengan menggunakan rumus uji t-dua pihak. Sebelum dilakukan

: frekuensi harapan: frekuensi hasil penelitian

29% 26% 23%23%

28,50 44,05 59,60 75,15 90,70

Page 89: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Uji-t dua pihak terlebih dahulu dilakukan Uji Prasyarat yaitu Uji Normalitas dan

Homogenitas.

Hasil uji normalitas keadaan awal siswa dengan rumus lilliefors

diperoleh hasil:

a. Untuk kelas eksperimen menunjukkan harga statistik uji Lobs = 0,09 dan harga

kritik L0,05; 35 = 0,15. Karena Lobs < L0,05;35, maka dapat dikatakan bahwa

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (lampiran )

b. Untuk kelas kontrol menunjukkan harga statistik uji Lobs = 0.09 dan harga

kritik L0.05;35 = 0,15 atau (Lobs < L0.05;35), yang berarti sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal. (lampiran )

Hasil uji homogenitas menggunakan uji Bartlett untuk sampel kelas

eksperimen dan kontrol diperoleh harga 34,02 hitung . Harga ini tidak melebihi

harga 2tabel = 3,84 untuk dk =1 dan taraf signifikansi 5 %, yang berarti sampel

berasal dari populasi yang homogen. (lampiran )

Uji kesamaan keadaan awal dilakukan untuk mengetahui apakah kedua

sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki keadaan awal yang

sama sebelum diberi perlakuan. Dari tabel distribusi t diketahui harga ttabel = 1,99

dengan db = (35+35-2) = 68 dan taraf signifikansi 5 % dan dari hasil perhitungan

uji t didapatkan thitung = 0,03 sehingga - ttabel = -1,99 < thitung =0,03 < ttabel = 1,99

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara keadaan

awal kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol.

2. Uji Prasyarat Analisis

Prasyarat analisis data yang harus dipenuhi adalah Uji Normalitas dan

Uji Homogenitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai postes

kemampuan kognitif pada pokok bahasan kalor.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors. Hasil perhitungan antara

Lobs dan Ltabel dibandingkan, jika Lobs < Ltabel maka sample berasal dari populasi

berdistribusi normal, dan sebaliknya jika Lobs>Ltabel maka sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi tidak normal. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui:

Page 90: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

1) Untuk kelas eksperimen menunjukkan harga statistik uji Lobs = 0,06 dan harga

kritik L0.05; 35= 0,15. Karena Lobs tidak melebihi harga Ltabel (L0.05; 35) maka

dapat dikatakan bahwa sampel pada kelas eksperimen berasal dari populasi

yang berdistribusi normal. (Lampiran)

2) Untuk kelas kontrol menunjukkan harga statistik uji Lobs = 0,09 dan harga

kritik L0.05; 35 = 0,15. Karena Lobs < Ltabel, maka dapat dikatakan bahwa sampel

pada kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

(Lampiran)

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal

dari populasi yang homogen atau tidak homogen. Uji homogenitas dilakukan

adalah dengan menggunakan Uji Bartlett. Dari hasil perhitungan diperoleh

69,32 hitung . Apabila dikonsultasikan dengan 2tabel dengan taraf signifikansi 5%

diperoleh 21;05.0 = 3,84. Karena 2

1;05.02 hitung atau 3,69 < 3,84 maka dapat

dikatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen.(Lampiran)

3. Hasil Pengujian Hipotesis

a. Hasil Analisis Variansi

Penelitian ini melibatkan dua variabel bebas. Pertama adalah metode

discovery – inquiry terbimbing dan discovery – inquiry yang dimodifikasi. Kedua

adalah minat belajar siswa yang dibedakan menjadi dua yaitu kategori tinggi dan

rendah. Untuk variabel terikatnya adalah kemampuan kognitif siswa pada pokok

bahasan Kalor. Analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan

dengan isi sel tak sama. Hasil Anava dua jalan isi sel tak sama terhadap

kemampuan kognitif siswa yang diberi pembelajaran Fisika dengan pendekatan

keterampilan proses melalui metode pembelajaran dan kemampuan pemahaman

konsep siswa disajikan sebagai berikut:

Page 91: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tabel 4.8. Rangkuman Analisis Variansi (Anava) Dua Jalan Sel Tak Sama.

Sumber Variansi JK dk RK Fobs Fα P

Efek Utama

A (Baris) 59,20 1 59,20 0,32 3,99 > 0.05

B (Kolom) 7410,74 1 7410,74 40,57 3,99 < 0.05

Interaksi (AB) 369,34 1 369,34 2,02 3,99 > 0.05

Ralat 12056,68 66 182,68

Total 19895,97 69

Keputusan uji:

Berdasarkan tabel 4.8. dapat disimpulkan pengujian hipotesis sebagai

berikut:

1) Tidak ada perbedaan pengaruh antara penggunaan metode discovery-inquiry

melalui sistem discovery-inquiry terbimbing (A1) dan penggunaan metode

discovery-inquiry melalui sistem discovery-inquiry bebas termodifikasi (A2)

terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Kalor, sebab Fhitung =

0,32 < Ftabel = 3,99. (Lampiran )

2) Ada perbedaan pengaruh antara minat belajar tinggi (B1) dengan minat belajar

rendah (B2) terhadap terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan

Kalor, sebab Fhitung= 40,57 > Ftabel = 3,99. (Lampiran )

3) Tidak ada interaksi antara penggunaan metode belajar discovery-inquiry (A)

dan minat belajar siswa (B) terhadap terhadap kemampuan kognitif siswa pada

pokok bahasan Kalor, sebab Fhitung = 2,02 < Ftabel = 3,99. (Lampiran )

b. Hasil Uji Lanjut Analisis Variansi

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perbedaan antar rerata pada

Anava, maka dilakukan uji komparasi ganda antar kolom dan antar baris dengan

metode scheffe, dengan rangkuman komparasi ganda sebagai berikut:

Page 92: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel 4.9. Rangkuman Komparasi Ganda

Komparasi

Ganda

RerataStatistik

Uji

Harga

Kritik P kesimpulan

1 2 (F) 0,05

B1 vs B2 70,74 49,69 42,48 3,99 <0,05 B1 > B2

Perhitungan uji uji komparasi ganda selengkapnya terdapat pada lampiran.

Keputusan uji:

Berdasarkan tabel 4.9. dapat disimpulkan hasil uji coba rerata yaitu:

FB12 = 42,69 > F0.05; 1.66 = 3,99 maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada

perbedaan rerata yang signifikan antara baris B1 (minat belajar tinggi) dengan

baris B2 (minat belajar rendah) terhadap kemampuan kognitif siswa. (Lampiran )

C. Pembahasan Hasil Analisis Data

Berdasarkan analisis variansi dan Uji lanjut anava dapat diuraikan hal-hal

sebagai hasil penelitian:

1. Uji Hipotesis Pertama

0:0 iAH Tidak ada perbedaan pengaruh antara penggunaan metode

discovery-inquiry melalui sistem discovery-inquiry terbimbing

(A1) dan penggunaan metode discovery-inquiry melalui sistem

discovery-inquiry bebas termodifikasi (A2) terhadap

kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Kalor

0:0 iAH : Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan metode discovery-

inquiry melalui sistem discovery-inquiry terbimbing (A1) dan

penggunaan metode discovery-inquiry melalui sistem

discovery-inquiry bebas termodifikasi (A2) terhadap

kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Kalor

Berdasarkan hasil analisis data maka dapat diketahui bahwa tidak ada

perbedaan pengaruh penggunaan metode discovery-inquiry melalui sistem

discovery-inquiry terbimbing (A1) dan penggunaan metode discovery-inquiry

melalui sistem discovery-inquiry bebas termodifikasi (A2) terhadap kemampuan

kognitif siswa pada pokok bahasan Kalor Hasil penelitian setelah diuji anava

Page 93: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

didapatkan nilai FA12 = 2,02 lebih kecil dari F0,05;1.66 = 3,99. Pada uji lanjut anava

tersebut menunjukkan bahwa perbedaan rerata kemampuan kognitif siswa antara

penggunaan metode discovery-inquiry melalui sistem discovery-inquiry

terbimbing dan penggunaan metode discovery-incuiry melalui sistem discovery-

inquiry bebas termodifikasi tidak signifikan. Dengan demikian, maka dapat

disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui metode

discovery-inquiry terbimbing menghasilkan kemampuan kognitif yang hampir

sama dengan metode discovery-inquiry bebas termodifikasi.

Berbeda dengan hasil penelitian relevan yang digunakan sebagai

referensi oleh peneliti. Dalam penelitian yang relevan diperoleh hasil bahwa

penggunaan pendekatan discovery-inquiry bebas yang dimodifikasi memberikan

pengaruh yang lebih baik teradap kemampuan analisis kognitif daripada

pendekatan discovery-inquiry terbimbing. Sedangkan pada penelitian yang lain

menyatakan bahwa pembelajaran Fisika dengan menggunakan pendekatan

ketrampilan proses melalui metode discovery-inquiry terbimbing mempunyai

kemampuan kognitif yang lebih baik dari pada melalui metode discovery-inquiry

bebas yang dimodifikasi. Dari perbedaan hasil penelitian yang diperoleh dapat

disimpulkan bahwa kedua metode pembelajaran yang digunakan memiliki

kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta memiliki kecocokan yang

berbeda sesuai dengan jenjang pendidikan dari peserta didik. Hal itulah yang

menjadi salah satu penyebab ditolaknya hipotesis dari peneliti.

Penyebab lain ditolaknya hipotesis adalah pelaksanaan pembelajaran

dengan metode discovery-inquiry terbimbing dan metode discovery-inquiry bebas

termodifikasi belum bisa berjalan secara optimal. Karena metode discovery-

inquiry merupakan metode pembelajaran yang diadopsi dari luar dan baru pertama

kali digunakan di sekolah yang diteliti sehingga tidak semua siswa langsung

paham dalam mengikuti pembelajaran baik dengan metode discovery-inquiry

terbimbing maupun metode discovery-inquiry bebas termodifikasi. Dimungkinkan

karena siswa SMP kelas VII kurang terbiasa dengan kemandirian dalam

pembelajaran penemuan. Mereka lebih cenderung menerima daripada mencari dan

menemukan konsep materi yang dipelajari. Upaya untuk dapat memancing siswa

Page 94: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

agar lebih aktif dalam pembelajaran telah dilakukan, namun karena baru pertama

kali kedua metode pembelajaran discovery-inquiry tersebut diberikan, sehingga

siswa masih banyak yang mengalami kesulitan dalam mengungkap konsep materi.

Dan untuk menghindari kesalahan konsep dalam pembelajaran, maka penelitian

yang dilakukan dengan metode discovery-inquiry bebas termodifikasi guru masih

harus terlibat aktif dalam pembelajaran yang seharusnya keterlibatan guru hanya

dilakukan saat menggunakan discovery-inquiry terbimbing saja. Hal seperti itulah

yang menyebabkan hasil belajar kognitif kedua kelas memiliki perbedaan rerata

yang tidak signifikan.

.

2. Uji Hipotesis Kedua

0:0 jBH : Tidak ada perbedaan pengaruh antara minat belajar tinggi (B1)

dengan minat belajar rendah (B2) terhadap terhadap

kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Kalor

0:1 jBH : Ada perbedaan pengaruh antara minat belajar tinggi (B1)

dengan minat belajar rendah (B2) terhadap terhadap

kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Kalor

Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa: Ada

perbedaan pengaruh minat belajar siswa yang tinggi dan rendah terhadap

kemampuan kognitif siswa. Dari uji lanjut anava menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan rerata yang signifikan antara siswa yang memiliki minat belajar

kategori tinggi dengan siswa yang memiliki minat belajar rendah. Rerata siswa

yang memiliki minat belajar tinggi 70,74 sedangkan siswa yang memiliki minat

belajar rendah 49,69. Siswa yang memiliki minat belajar tinggi memiliki

kemampuan kognitif yang lebih baik daripada siswa yang memiliki minat belajar

rendah. Hal ini disebabkan siswa yang memiliki minat belajar tinggi akan lebih

bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran dibandingkan dengan

siswa yang memiliki minat belajar rendah. Dengan perbedaan semacam ini maka

penguasaan terhadap materi pelajaran bagi siswa yang memiliki minat belajar

tinggi lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki minat belajar rendah.

Page 95: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

3. Uji Hipotesis Ketiga

0:0 ijABH : Tidak ada interaksi antara penggunaan metode belajar

discovery-inquiry (A) dan minat belajar siswa (B) terhadap

kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Kalor.

0:1 ijABH : Ada interaksi antara penggunaan metode belajar discovery-

inquiry (A) dan minat belajar siswa (B) terhadap kemampuan

kognitif siswa pada pokok bahasan Kalor.

Berdasarkan hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

Interaksi antara penggunaan metode belajar discovery-inquiry (A) dan minat

belajar siswa (B) terhadap terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok

bahasan Kalor. Jadi antara penggunaan metode discovery-inquiry baik melalui

sistem discovery-inquiry terbimbing maupun penggunaan metode discovery-

inquiry bebas termodifikasi dengan minat belajar yang dimiliki siswa mempunyai

pengaruh sendiri-sendiri terhadap kemampuan kognitif siswa

D. Keterbatasan Penelitian

Proses penelitian memiliki beberapa keterbatasan. Kurang optimalnya

pelaksanaan penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing maupun

penggunaan metode discovery-inquiry bebas termodifikasi merupakan salah satu

keterbatasan dalam penelitian. Misalnya dalam kegiatan pembelajaran dengan

metode discovery-inquiry terbimbing, ternyata tidak semua siswa belajar secara

aktif. Demikian juga dalam kegiatan pembelajaran dengan metode discovery-

inquiry bebas termodifikasi, peneliti masih harus membimbing karena sebagian

besar siswa belum memahami proses pembelajarannya. Peneliti mengidentifikasi

penyebabnya adalah kesalahan dalam teknik pengambilan sample, kemampuan

awal sample yang tidak mendukung keberlangsungan penggunaan metode

pembelajaran yang digunakan, waktu yang tersedia untuk penyesuaian materi

pembelajaran dengan metode yang digunakan masih kurang. Dari Keterbatasan

yang telah disebutkan tersebut menyebabkan peneliti tidak dapat memperoleh

hasil mengenai metode mana yang lebih efektif berpengaruh terhadap kemampuan

kognitif siswa dalam pembelajaran Fisika.

Page 96: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan:

1. Tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode

discovery-inquiry terbimbing dan penggunaan metode discovery-inquiry bebas

termodifikasi terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Kalor.

Siswa yang diberi pembelajaran Fisika dengan metode discovery-inquiry

terbimbing memiliki kemampuan kognitif yang hampir sama dengan siswa

yang diberi pembelajaran dengan metode discovery-inquiry bebas

termodifikasi.

2. Ada perbedaan pengaruh antara minat belajar Fisika siswa kategori tinggi dan

rendah terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Kalor. Siswa

yang memiliki minat belajar kategori tinggi memiliki kemampuan kognitif

yang lebih baik dari pada siswa yang memiliki minat belajar kategori rendah.

3. Tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan metode belajar discovery-

inquiry dan minat belajar siswa terhadap terhadap kemampuan kognitif siswa

pada pokok bahasan Kalor. Jadi antara penggunaan metode belajar discovery-

inquiry sebagai metode pembelajaran dan tingkatan minat belajar yang

dimiliki siswa mempunyai pengaruh sendiri-sendiri tehadap kemampuan

kognitif siswa pada pokok bahasan Kalor.

B. IMPLIKASI

Implikasi dari hasil penelitian ini adalah Pembelajaran Fisika dengan

menggunakan metode belajar discovery-inquiry terbimbing dan discovery-inquiry

yang dimodifikasi dapat membantu siswa dalam menemukan dan

mengembangkan sendiri fakta dan konsep. Kedua metode ini sama baiknya jika

digunakan dalam pembelajaran IPA terpadu Fisika untuk materi Kalor di SMP.

Selain itu, implikasi dari hasil penelitian ini adalah minat belajar siswa yang

tinggi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan kognitif siswa.

76

Page 97: PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi belajar discovery-inquiry dan minat belajar siswa terhadap kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Oleh karena itu, minat belajar siswa perlu ditingkatkan agar diperoleh

kemampuan kognitif yang optimal.

Implikasi teoritis dari hasil penelitian ini adalah bahwa minat belajar

siswa memberikan pengaruh terhadap perkembangan kemampuan kognitif siswa.

Siswa dengan minat belajar tinggi memperoleh peningkatan kemampuan kognitif

yang lebih baik dibandingkan dengan siswa dengan minat belajar rendah.

Implikasi praktis dari hasil penelitian ini di sekolah adalah minat belajar

siswa merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan oleh

guru selain pendekatan dan metode pembelajaran. Peningkatan minat belajar

siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain: penggunaan metode

pembelajaran yang bervariasi, penggunaan multimedia dalam pembelajaran,

penggunaan contoh-contoh nyata dalam pembelajaran untuk memperjelas konsep

serta meningkatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran.

C. SARAN

Penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Pemilihan pendekatan dan metode yang kurang tepat untuk suatu kompetensi

dapat mempengaruhi kemampuan kognitif siswa. Oleh karena itu, guru perlu

memperhatikan kelebihan dan kekurangan pendekatan dan metode-metode

mengajar, sehingga dapat memilih pendekatan dan metode yang sesuai untuk

suatu kompetensi tertentu.

2. Guru sebaiknya memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi besarnya

minat belajar siswa, sehingga dalam proses belajar mengajar guru dapat

memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa.

3. Kepada rekan mahasiswa, semoga penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan

untuk penelitian yang lain dengan mengkaitkan beberapa aspek yang belum

dikembangkan dari variabel yang telah disebutkan.