PEMBELAJARAN DI SEKOLAH YANG MENDORONG …

6
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 813 PEMBELAJARAN DI SEKOLAH YANG MENDORONG PENGEMBANGAN KARAKTER PESERTA DIDIK Handoko Santoso Dosen Kopertis Wilayah II Palembang Dipekerjakan pada Uninersitas Muhammadiyah Metro Alalamat Korespondensi: Jl. Hasanudin No 177, Kota Metro. 08127226145 Email: [email protected] Abstrak Pendidikan merupakan proses olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga. Pendidkan dilkasanakan untuk menyiapkan genesari yang akan datang, generasi yang berkarakter baik sehingga bisa hidup dengan baik pada masanya. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kulitas pembelajaran, pembelajaran yang baik tentu akan mengasilkan hasil yang baik pula. Keberhasailan pengembangan karakter peserta didik di sekolah, dengan demikian sangat ditentukan oleh peran pembelajaran yang berlangsung disamping faktor lain yang ada di sekolah tersebut. Semua pihak sudah menyadari akan pentingnya mengembangkan karakter peserta didik dalam rangka menyiapkan generasi mendatang dengan karakter yang tangguh untuk memajukan bangsanya. Setiap mata pelajaran perlu mempersiapkan melaksanakan pembelajaran dengan baik agar dapat mengembangkan karakter peserta didik. Perangkat pembelajaran perlu disiapan dengan baik untuk mengembangkan karakter peserta didik: baik pemilihan metode, pemilihan media, pemilihan media, juga dalam proses pembelajarannya. Kata kunci: Pembelajaran, pengembangan karakter, peserta didik 1. PENDAHULUAN Pentingnya pendidikan untuk kemajuan suatu bangsa disadari dan diakui oleh semua pihak. Apabila pendidikan suatu bangsa maju, berkualitas maka menunjukkan bahwa bangsa itu juga maju dan berkualitas. Hal ini mudah dimengerti, karena pendidikan adalah upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Kulitas sumberdaya manusia itu yang menyebabkan majunya suatu bangsa, karena sumberdaya manusia itulah yang menjalankan, mengelola kehidupan suatu bangsa. Manusialah yang mengelola, memanfaatkan, dan menjaga kelestraian alam tempat hidupnya. Kalau manusianya baik, benar, cerdas dalam mengelola alam tentu alam akan memberikan manfaat yang optimal kepada manusia. Demikian itu kalau diterapkan dalam suatu bangsa, bangsa akan maju apabila warganya terdidik, memilki karakter yang baik. Adalah benar ungkapan yang menyatakan bahwa untuk melihat kulaitas atau kemajuan suatu bangsa bisa dilihat dari kulaitas pendidikannya. Profil peserta didik saat ini merupakan cerminan kualitas bangsa dan negara ke depan. Memikirkan dan berbuat secara cermat untuk meningkatkan kualitas atau mutu peserta didik yang notabennya adalah generasi muda melalui pendidikan menjadi penting pada setiap waktu. Pengembangan kualitas SDM sangat penting untuk kemajuan bangsa Indonesia ke depan. Negara akan maju, apabila sumberdaya manusianya handal (berkarakter), kehandalan sumberdaya manusia bisa dicapai dengan kualitas pendidikan yang baik [1]. Pendidikan yang baik tentu pendidkan yang mengembangkan potensi fisik dan non-fisik. BJ Habibi Presiden RI ke tiga pernah menyatakan bahwa di era globalisasi ini sumberdaya manusia dengan jaringan yang dimiliki akan sangat menentukan kualitas kehidupan masyarakat tempat yang bersangkutan berakar dan bergerak. Karena pada akhirnya, daya saing dan produktivitas sumberdaya manusia menentukan keunggulan dalam msyarakat lokal, nasional, regional, dan global [2] Paling tidak dalam dua dasa warsa ini, dunia pendidikan banyak memperoleh sorotan yang bersifat negatif dari berbagai kalangan. Sorotan negatif ini ingin menyatakan tuduhan bahwa pendidikan di Indosenia tidak berhasil (“gagal”) menjalankan fungsinya untuk mencerdaskan bangsa, membanguan karakter bangsa Tuduhan ini memang bukan tidak beralasan, yaitu dengan munculnya persitiwa yang memilukan bangsa, baik yang terjadi dikalangan peserta didik maupun dalam kehidupan berbangsa pada umumnya [3]. Diantara indikator gagalnya moral dan kepribadian bangsa sebagaimana dinyatakan oleh [4] adalah sering terjadinya perilaku yang penuh kekerasan, curang, tidak menghormati figur yang lebih tua apalagi sesama, kejam kepada sesama, mementingkan dirinya sendiri (egois), dan tidak demokratis tetapi memaksakan kehendak kepada orang lain. Indikator tersebut tidak hanya terjadi pada peserta didik, tetapi juga generasi tua pada umumnya pada semua

Transcript of PEMBELAJARAN DI SEKOLAH YANG MENDORONG …

Page 1: PEMBELAJARAN DI SEKOLAH YANG MENDORONG …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 813

PEMBELAJARAN DI SEKOLAH YANG MENDORONG PENGEMBANGAN

KARAKTER PESERTA DIDIK

Handoko Santoso Dosen Kopertis Wilayah II Palembang Dipekerjakan pada Uninersitas Muhammadiyah Metro

Alalamat Korespondensi: Jl. Hasanudin No 177, Kota Metro. 08127226145

Email: [email protected]

Abstrak

Pendidikan merupakan proses olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga. Pendidkan dilkasanakan untuk

menyiapkan genesari yang akan datang, generasi yang berkarakter baik sehingga bisa hidup dengan baik pada

masanya. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kulitas pembelajaran, pembelajaran yang baik tentu akan

mengasilkan hasil yang baik pula. Keberhasailan pengembangan karakter peserta didik di sekolah, dengan

demikian sangat ditentukan oleh peran pembelajaran yang berlangsung disamping faktor lain yang ada di

sekolah tersebut. Semua pihak sudah menyadari akan pentingnya mengembangkan karakter peserta didik

dalam rangka menyiapkan generasi mendatang dengan karakter yang tangguh untuk memajukan bangsanya.

Setiap mata pelajaran perlu mempersiapkan melaksanakan pembelajaran dengan baik agar dapat

mengembangkan karakter peserta didik. Perangkat pembelajaran perlu disiapan dengan baik untuk

mengembangkan karakter peserta didik: baik pemilihan metode, pemilihan media, pemilihan media, juga

dalam proses pembelajarannya.

Kata kunci: Pembelajaran, pengembangan karakter, peserta didik

1. PENDAHULUAN

Pentingnya pendidikan untuk kemajuan suatu bangsa disadari dan diakui oleh semua pihak.

Apabila pendidikan suatu bangsa maju, berkualitas maka menunjukkan bahwa bangsa itu juga maju

dan berkualitas. Hal ini mudah dimengerti, karena pendidikan adalah upaya meningkatkan kualitas

sumberdaya manusia. Kulitas sumberdaya manusia itu yang menyebabkan majunya suatu bangsa,

karena sumberdaya manusia itulah yang menjalankan, mengelola kehidupan suatu bangsa.

Manusialah yang mengelola, memanfaatkan, dan menjaga kelestraian alam tempat hidupnya. Kalau

manusianya baik, benar, cerdas dalam mengelola alam tentu alam akan memberikan manfaat yang

optimal kepada manusia. Demikian itu kalau diterapkan dalam suatu bangsa, bangsa akan maju

apabila warganya terdidik, memilki karakter yang baik. Adalah benar ungkapan yang menyatakan

bahwa untuk melihat kulaitas atau kemajuan suatu bangsa bisa dilihat dari kulaitas pendidikannya.

Profil peserta didik saat ini merupakan cerminan kualitas bangsa dan negara ke depan.

Memikirkan dan berbuat secara cermat untuk meningkatkan kualitas atau mutu peserta didik yang

notabennya adalah generasi muda melalui pendidikan menjadi penting pada setiap waktu.

Pengembangan kualitas SDM sangat penting untuk kemajuan bangsa Indonesia ke depan. Negara

akan maju, apabila sumberdaya manusianya handal (berkarakter), kehandalan sumberdaya manusia

bisa dicapai dengan kualitas pendidikan yang baik [1]. Pendidikan yang baik tentu pendidkan yang

mengembangkan potensi fisik dan non-fisik. BJ Habibi Presiden RI ke tiga pernah menyatakan

bahwa di era globalisasi ini sumberdaya manusia dengan jaringan yang dimiliki akan sangat

menentukan kualitas kehidupan masyarakat tempat yang bersangkutan berakar dan bergerak. Karena

pada akhirnya, daya saing dan produktivitas sumberdaya manusia menentukan keunggulan dalam

msyarakat lokal, nasional, regional, dan global [2]

Paling tidak dalam dua dasa warsa ini, dunia pendidikan banyak memperoleh sorotan yang

bersifat negatif dari berbagai kalangan. Sorotan negatif ini ingin menyatakan tuduhan bahwa

pendidikan di Indosenia tidak berhasil (“gagal”) menjalankan fungsinya untuk mencerdaskan bangsa,

membanguan karakter bangsa Tuduhan ini memang bukan tidak beralasan, yaitu dengan munculnya

persitiwa yang memilukan bangsa, baik yang terjadi dikalangan peserta didik maupun dalam

kehidupan berbangsa pada umumnya [3]. Diantara indikator gagalnya moral dan kepribadian bangsa

sebagaimana dinyatakan oleh [4] adalah sering terjadinya perilaku yang penuh kekerasan, curang,

tidak menghormati figur yang lebih tua apalagi sesama, kejam kepada sesama, mementingkan dirinya

sendiri (egois), dan tidak demokratis tetapi memaksakan kehendak kepada orang lain. Indikator

tersebut tidak hanya terjadi pada peserta didik, tetapi juga generasi tua pada umumnya pada semua

Page 2: PEMBELAJARAN DI SEKOLAH YANG MENDORONG …

814 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

lini kehidupan, di pemerintahan maupun diluar pemerintahan. Mendasarkan pada berbagai kenyataan

yang terjadi itu, maka juga dinayatakan bahwa itu semua menunjukkan institusi pendidikan telah

gagal dalam menumbuhkan manusia yang beerkarakter atau berakhlak mulia [5].

Gagalnya institusi pendidikan dalam menumbuhkan manusia berkarakter, dimungkinan

karena lalainya dunia pendidikan selama ini dalam mengembangkan kemampuan afektif peserta

didik. Pendidikan lebih mementingkan dan fokus pada pengembangan kognitif. Kondisi demikian

tentu tidak bisa hanya menyalahkan intitusi pendidikan, dengan menafikan faktor yang terkait dengan

institusi pendidikan. Fenomena “guru” yang memberi kunci jawaban ujian akhir nasional, adalah

suatu fenomena yang menarik untuk hal ini. Kenapa siswa yang yang sedang menempuh ujian akhir

diberi kunci jawaban? Tentu jawabnya sudah pasti, agar memperoleh nilai yang bagus. Kenapa

“guru” berbuat demian, bukan tidak mungkin karena disuruh oleh pimpinan sekolahnya. Lebih jauh

lagi, kenapa pimpinan sekolah berbuat demikian, tentu ada juga yang menyuruh, begitu seterusnya,

dan itu berlangsung dari tahun ke tahun. Fauziah [6] menyebutkan bahwa selama ini pendidikan

masih cenderung kepada pengembangan kecerdasan kognitif dan belum menunjukkan keperpihakan

kepada pendidikan dan pengembangan karakter. Ungkapan ini kalau dikaitkan dengan fenomena

yang terjadi dalam ujuan akhir nasional menjadi lebih parah, saat pembelajaran selama mengikuti

pendidikan di suatu satuan pendidikan peserta didik tidak (kurang) difasiltasi dalam pengembangan

karakternya, pada akhir pendidikan justru diberi contoh dan disuruh melakukan kecurangan atau

ketidak jujuran dalam ujiannya.

Dalam agama Islam, karakter (akhlak) memegang peranan yang sangat penting. Nabi

Muhammad SAW diutus oleh Allah di muka bumi tidak lain adalah untuk mnyempurnakan akhlak

umatnya (Hadist). Nabi Muhammad SAW diutus setelah sekitar 600 tahun meninggalnya Nabi Isa

As, yang pada saat itu akhlak (karakter) umat manusia perlu diperbaiki, sering disebut sebagai zaman

jahiliyah (kebodohan, terkait dengan akidah dan akhlak). Dalam mendidik anak, Islam

memerintahkan agar orang tua meluruskan akidah (keimanan) kemudian memperbaiki adab (akhlak,

karakter). Anak akan hidup pada zamannya nanti (bukan zaman saat ini) yang tentu tantangan dan

tuntutanya akan berbeda dengan saat ini, untuk itu diperlukan karakter mulia dan kokoh sehingga

mampu menjalani hidup dengan benar. Nabi Muhammad SAW mengajarkan umanya harus menjadi

sosok manusia yang memberikan manfaat kepada orang lain, beliau menyatakan dalam suatu hadits

bahwa sebaik-baik manusia adalah manusia yang banyak memberikan manfaat kepada orang lain [7]

. Bahkan dalam suatu riwayat hadits dikatakan bahwa baiknya islam seseorang itu bisa dilihat dari

akhlanya.

Menginngat kondisi dunia pendidikan di Indonesia beberapa waktu belakangan ini, juga

berbagai fenomena memilukan yang marak terjadi, dan terus terjadi sampai dengan saat ini, maka

pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan terus berbenah dan melakukan

berbagai upaya untuk memperbaiki pendidikan. Upaya yang telah dan tengah dilakukan adalah

peninjauan kurikulum dan telah lahir dan berlaku Kurikulum 2013 yang sering disebut sebagai K-13

dan juga Kurikulum Pendidikan Berkarakter. Juga lahirnya Perpres pada tanggal 6 September 2017

yang terkait dengan penguatan pendidikan karakter peserta didik. Pengembangan karakter, bahkan

tidak hanya menjadi tugas pendidikan formal, tetapi juga oleh pendidikan non formal, bahkan semua

pihak harus punya komitmen untuk itu.

Inti pendidikan adalah dalam proses pembelajaran. Kulitas pendidikan ditentukan oleh

kualitas pembelajaran, kulitas pembelajaran yang baik diharapkan akan menghasilkan luaran (out

come) yang baik juga. Sebaliknya apabila proses pembelajaran tidak baik (jelek) maka sulit

diharapkan akan mengasilkan yang baik. Terkait dengan peran pendidikan dalam pengembangan

karakter, maka perlu diperhatikan dan dikaji apa yang harus diperhatikan dalam pembelajran di

sekolah agar bisa pengembangan karakter peserta didik. Masalah yang dibahas dalam artikel ini

adalah apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran untuk dapat mengembangkan karakter

peserta didik. Berdasar pada masalah itu maka artikel ini ditulis dengan tujuan membahas tentang

apa saja yang perlu memperoleh perhatian dalam pembelajaran sehingga dapat membantu dalam

pengembangan karakter peserta didik.

2. METODE

Page 3: PEMBELAJARAN DI SEKOLAH YANG MENDORONG …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 815

Metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam artikel ini adalah dengan

menggunakan metode kajian referensi/literatur (literatury study). Ide pemikiran atau gagasan serta

kajian literatur yang relevan digunakan untuk membahas dan menjawan masalah.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Peran pendidikan dalam menyiapkan peserta didik untuk menjadi generasi mendatang yang

tangguh berkarakter dapat dilihat dari rumusan fungsi pendidikan nasional dalam UU Sisdiknas Pasal

3 yaitu mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

(UU Sisdiknas). Fungsi yang diemban oleh pendidikan nasional jelas adalah mengembangkan

potensi peserta didik menjadi manusia dengan karakter yang baik dan kokoh. Kemendiknas

memberikan rambu-rambu fungsi pendidikan karakter sebagai berikut: 1) pengembangan; yaitu

pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi yang baik, 2) berperilaku baik; membina

peserta didik untuk memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa,

3) perbaikan; memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam

pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat, dan 4) penyaring; untuk menyaring

budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan

karakter bangsa yang bermartabat.

Manusia diciptakan dengan banyak potensi, secara garis besar potensi itu dikelompokkan ke

dalam dua macam, yaitu potensi positif (baik) dan potensi negatif (jelek). Dalam Kitab Suci Al-

Qur’an Allah berfirman yang artinya “Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya. Maka Dia

mengilhamkan kepdanya (jalan) kejahatan dan ketakwaan” (Q.S 91:7-8). Potensi Karakter seseorang

tidak bersifat permanen tetapi dapat mengalami perubahan. Perubahan itu sangat dipengaruhi oleh

lingkungan seseorang, apabila lingkungan baik maka potensi positif (baik) akan berkembang dngan

baik, sebaliknya jika linkungannya tidk baik, maka potensi negatif (jelek) yang akan berkembang.

Hal ini sesuai yang dinyatakan oleh [8] bahwa banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan

karakter sesorang, diantaranya adalah pendidikan. Pendidikan idealnya memberikan lingkungan

yang kondusif untuk berkembangnya potensi baik peserta didik, sehingga menyediakan lingkungan

sekolah yang sebaik mungkin untuk berkembangnya karakter anak harus menjadi perhatian dalam

pendidikan. Lingkungan dalam hal ini diartikan sebagai segala sesuatu baik fisik maupun nonfisik

(manusia, suasana, ketauladanan, proses pembelajaran, dll)

Keberadaan peserta didik di sekolah, waktunya lebih banyak berinteraksi dalam proses

pembelajaran. Banyak hal yang dilihat, didengar, diucapkan, dirasakan, dipikirkan, dan dilakukann

selama pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi aktivitas pikir, aktivitas hati (rasa, afektif), dan

aktivitas fisik. Oleh karena itu merencanakan, mengemas, dan melaksanakan pembelajaran yang

tepat akan bermafaat secara optimal untuk mengembangkan potensi karakter baik peserta didik. Apa

yang harus diperhatikan dalam pembelajaran agar secara optimal bisa mengembangkan karakter

peserta didik. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, ada beberapa hal yang harus di rencanakan dan

dilaksanakan dalam pembelajaran tersebut.

3.1 Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran apabila disiapkan dengan matang, cermat untuk

membelajarkan peserta didik maka sangat bermakna dalam peningkatan kognitif, afektif, maupun

psikomotor. Semua kompnen dalam RPP diuapayakan menunjang pengembangan karakter pserta

didik. Pengembangan karakter peserta didik akan terfasiltasi dengan perangkat pembelelajaran

seperti itu. Dalam perangkat pembelajaran ini diantaranya adalah perumusan tujuan pembelajaran,

pemilihan metode, pemilihan media, juga menyusun langkah-langkah pembelajaran. Kegiatan

pembelajaran harus disusun dengan menekankan pada aktivitas peserta didik (berpusat pada peserta

didik).Perangkat pemelajaran yang disiapkan dengan cermat akan memudahkan guru dan peserta

didikan dalam pembelajaran. Perangkat pembelajaran kooperati [9], memeperoleh kesimpulan dari

perangkat pembelajaran yang dikembangkan memiliki keefektifan dalam peningkatan karakter,

Page 4: PEMBELAJARAN DI SEKOLAH YANG MENDORONG …

816 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

motivasi, dan prestasi belajar siswa. Peningkatan yang terjadi diantaranya peserta didik menyimak

dengan baik, menghargai orang lain, berbicara dengan bahasa halus, minta ijin setiap akan keluar

kelas selama pembelajaran berlangsung, mengumpulkan tugas tepat waktu, siswa rapi dalam

mengerjakan tugas, tekun belajar, mengerjakan tugas secara mandiri, dan siswa masuk kelas dengan

tertib.

Kegiatan pembelajaranya disusun yang bersifat memfasilitasi pengenalan nilai-nilai karakter

sehingga berlangsung internalisasi nilai karakter tersebut. Kegiatan semacam ini akan membantu

peserta didik mengembangkan karakternya. Penyusunan indikator, tujuan, pemilihan media

diupayakan mendukung pengembangan karakter peserta didik. secara singkat maka rencana

pelaksanaan pembelajaran yang disiapkan pendidik seharusnya dapat menciptakan pembelajaran

yang berwawasan pada pengembangan karakter.

3.2 Penggunaan Media Pembelajaran

Pentingnya media dalam pembelajaran diantaranya dikemukakan oleh Slavin bahwa

penggunaan bahan/media yang menarik akan meningkatan motivasi belajar peserta didik. Pada

pendidikan dasar penggunaan video atau animasi misalnya, karakter tokoh akan sangat bagus untuk

menimbulkan semangat meniru karakter tokoh tersebut. Dalam penelitianya [10] menyimpulkan

bahwa penggunaan media video animasi terbukti afektif untuk meningkatkan motivasi belajar

karakter semangat. Jenis media yang lain, apabila disiapkan dengan baik sabagai sarana interaksi

materi dengan peserta didik akan memilki pengaruh yang berarti untuk pengembangan karakter

peserta didik.

3.3. Proses pembelajaran

Kegiatan pembelajaran mengacu kepada RPP yang telah disusun, dari tahapan pendahuluan

sampai dengan penutup dilaksanakan dengan mengajak peserta didik untuk mempraktikkan nilai-

nilai karakter (perilaku, perkataan, dan sifat yang baik). Pada tahap pendahuluan, banyak karakter

peserta didik yang bisa dikembangkan melalui pendidik datang awal waktu, mengucapkan salam,

memimpin do’a, menanyakan yang tidak hadir dan mengajak mendo’akan peserta didik yang tidak

hadir atau sakit, mengajak mensyukuri kesehatan, dan mengajak bersungguh-sungguh dalam belajar

[11]. Dari tahap pendahuluan ini pembelajaran sudah dapat memicu pengembangan karakter disiplin,

kesantunan, peduli sesama, dan lainya.

Pada kegiatan inti, lebih banyak lagi yang dapat dilakukan oleh peserta didik sehingga

mengembangkan karakter tertentu. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan prinsip berpusat

pada peserta didik. Peserta didik dibimbing untuk melakukan aktivitas otak (berpikir), aktivitas rasa

(afektif, saling menghargai, bekerjasama, saling membantu), dan aktivitas fisik (psikomotor). Dalam

mengerjakan tugas secara kelompok misalnya, akan mengembangkan karakter kerjasama, toleransi,

saling menghargai, saling membantu, kesungguhan, disiplin, kecermatan, kesabaran, jujur, dan

tanggung jawab. Pada saat mengerjakan tugas mandiri, akan mengembangkan karakter kemandirian,

ketekunan, ulet, jujur, dll. Melalui kegiatan penutup, pendidik kembali bisa menanamkan dan

mengembangkan karakter jujur, rendah hati, menyadari kekurangan diri sedniri, rasa syukur, kritis.

3.4. Eavaluasi Pembelajaran

Mendasarkan kepada perangkat pembelajaran yang disusun dengan misi mengembangkan

karakter peserta didik, maka dalam evaluasi pembelajaran harus menyesuaikan. Evaluasi yang terkait

dengan karakter yang dikembangkan tentu harus dilakukan. Intrumen evaluasi apa, pendidik harus

bisa mempersiapkan dengan baik. Mulai dari kegiatan pendahuluan sampai dengan penutupan

hendaknya terpantau dan tercatat aktivitas siswa oleh pendidik. Catatan hasil evaluasi akan sangat

berguna untuk perbaikan pembelajaran berikutnya, sehingga upaya membantu mengembangkan

karakter peserta didik bisa terwujud secara bertahap. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Marzuki

[12] bahwa karakter tidak bisa dibentuk dalam waktu yang singkat, tetapi butuh waktu lama dan

berkesinambungan.

Page 5: PEMBELAJARAN DI SEKOLAH YANG MENDORONG …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 817

3.5. Lingkungan Sekolah

Peserta didik menghabiskan waktu dengan mengikuti berbagai kegiatan di sekolah, baik

kegiatan pembelajaran di kelas maupuan aktiviats di luar kelas. Pada saat berada di luar kelas peserta

didik akan berinterkasi dengan peserta didik yang lain, pendidik, juga semua unsur personalia yang

ada di lingkungan sekolah itu, termasuk para pedagang makanan atau maupun yang sering dijumpai

dilingkungan sekolah. Selain dengan sesama manusia dengan berbagai macam karakter, juga dengan

lingkungan alam sekitarnya. Kondisi manusia dan alam lingkungan sekitar tentu akan berpengaruh

juga terhadap perembangan karakter peserta didik, untuk itu harus diupayakan dalam

keadaan/kondisi yang mendukung atau kondusif untuk pengembangan karakter peserta didik.

Kondisi sekolah akan membentuk kultur sekolah, yang berpengaruh kepada perkembangan karakter

peserta didik. Melalaui suatau penelitian dinyatakan bahwa pengelolaan pengembangan karakter

peserta didik dapat dilakukan melalui empat pilar, diantaranya melalui strategi internal dengan

kegiatan keseharian peserta didik di sekolah dengan kegiatan pembiasaan (habituation) [13].

3.6 Ekstra Kurikuler

Sekolah mengelola kegatan kurikuler mauapun ekstrakurikuler, keduanya dilakasanakan

dalam rangka mendidik anak secara komprehensif. Seperti halnya kegiatan kerikuler melalui

pembelajaran setiap mata pelajaran, maka setiap kegiatan ekstra kurikuler harus juga dijadikan

sebagai media atau sarana mengembangkan karakter peserta didik. Kegiatan ekstra kurikuler

dilakukan biasanya dalam keadaan lebih rileks, leluasa, apa adanya, maka menjadi media yang sangat

bagus untuk mengembangkan karakter peserta didik lebih luas cakupannya. Kegiatan ekstra

kurikuler ini banyak jenisnya misalnya kepramukaan, cabang olah raga tertentu, kepalang merahan,

kesenian, karya ilmiah remaja, dll.

Untuk menjelaskan peran kegiatan ekstra kurikuler, berikut dijelaskan peranan kegiatan

kepramukaan untuk memberikan gambaran kegiatan ekstra kurikuler dalam mengembangkan

karakter peserta didik. Penjelasan ini diambilkan dari laporan penelitian yang menyimpukan bahwa

kegiatan ekstra kurikuler kepramukaan memberikan sumbangsih besar dalam mengembangkan

karakter peserta didik. Secara umum kegiatan kepramukaan yang diwadahi dalam satu gerakan yang

disebut gerakan pramuka memiliki beberapa tujuan: (1) agar anggotanya menjadi manusia yang

berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental, moral, budi pekerti, dan kuat keyakinan

beragamanya; (2) anggotanya menjadi manusia yang tinggi kecerdasan dan keterampilannya; (3)

anggotanya menjadi manusia yang kuat dan sehat fisiknya; dan (4) anggotanya menjadi warga negara

Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia, patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia,

sehingga menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna yang sanggup dan mampu

menyelenggarakan pembangunan bangsa dan negara [12]

4. KESIMPULAN

Pengembangan karakter peserta didik menjadi tanggung jawab semua pihak, terutama

institusi pedididkan. Setiap kegiatan di sekolah harus melibatkan pengembangan karakter peserta

didik, baik kegiatan kurikuler di kelas maupun kegiatan ekstra kurikuler di luar kelas. Setiap mata

pelajaran mengemban tugas untuk mengembangkan karakter peserta didik. Perangkat pembelajaran

perlu disiapkan dengan baik sehingga semua tahap kegiatan pembelajaran sengaja mengembangkan

karakter peserta didik. Pengembangan karakter peserta didik pada pembelajaran sudah bisa dimulai

dari kegiatan pendahuluan, diteruskan pada kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pengembangan

karakter peserta didik melalui pembelajaran setiap mata pelajaran ini harus dilakukan

berkesinambungan dan silmultan sehingga menghnatarkan kepada kemantapan karakter peserta

didik. Perlu dukungan semua pihak dalam sekolah, termasuk alam lingkungan sekitar sekolah untuk

mengembangkan karakter peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Santoso, Handoko. 2017.Pendidikan Karakter untuk Menyiapkan Generasi Indonesia

Berkemajuan. Proseeding Seminar Nasional Pendidikan: Membangun Generasi

Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkremajuan. FKIP Universitas

Muhammadiyah Metro

Page 6: PEMBELAJARAN DI SEKOLAH YANG MENDORONG …

818 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

[2] Mundilarto. 2013. Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Sains. Jurnal Pendidikan

Karakter. Tahun. III. No.2. Universitas Negeri Yogyakarta

[3] Santoso, Handoko. 2016. Pembelajaran di Sekolah Sebagai Wahana Pengembangan Karakter

Peserta Dididk. Jurnal Lentera Pendidikan. Vol.1, No.2 (197-203). Desember 2016. Pusat

Penelitian LPPM UM Metro

[4] Tilaar. 2000. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rieneka Cipta.

[5] Kurnia, Nandy Intan dan Fitria, Yunika Juniarti. 2016. Pemanfaatn Nursery Rhymes sebagai

Media Pendidikan Karakter bagi Anak Usia Dini. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan. Vol. 8,

No. 1 Universitas Negeri Yogyakarta.

[6] Fauziah, Amalia. 2012. Sekolah Holistik: Pendidikan Karakter Ala IHF. Makalah Dismpaikan

pada Seminar Nasional Psikologi Islam pada Tanggal 21 April 2012 di Surakarta.

[7] Santoso, Handoko. 2016. The Importance of Character Development on Young Genertion for

The Nation’s Progress through Education. Proceeding Iconlee 2016. Universitas

Muhammadiyah Metro.

[8] Hajam, Nurrohman. 2011. Pendidikan Karakter: Materi pada Pertemuan dan

SeminarNasional LPTK Muhammadiyah di Babel.

[9] Wahyuni, Mei dan Mustadi, Ali. 2016. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Collaborative

Learning Berbasis Kearifan Lokal untuki Meningkatkan Karakter Kreatif dan Bersahabat.

Jurnal Pendidikan Karakter. Tahun VI. No. 2. Universitas Negeri Yogyakarta.

[10] Rhisabethe, Abiy dan Astuti, Budi. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar dan Karakter Semangat Kebangsaan Siswa Kelas V SD.

Jurnal Pendidikan Karakter. Tahun VII. No.1. Universitas Negeri Yogyakarta.

[11[ Maliki, Maliki. 2016. Tataran Praktis Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam

Pembelajaran IPS. Jurnal Penelitian Guru Indonesai. Vo. 1. No. 1

[12] Marzuki, Marzuki. 2015. Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Kepramukaan di

MAN I Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Karakter. Tahun V. No. 1. Universitas Negeri

Yogyakarta.

[13] Maunah, Binti. 2015. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembentukan Kepribadian

Holistik Siawa. Jurnal Pendidikan Karakter. Tahun V. No. 1 Univerits Negeri Yogyakarta.