Kepemimpinan Pembelajaran Bagi Kepala Sekolah

38

Click here to load reader

description

Kepemimpinan Pembelajaran Bagi Kepala Sekolah

Transcript of Kepemimpinan Pembelajaran Bagi Kepala Sekolah

KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN BAGI KEPALA SEKOLAH

KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN BAGI KEPALA SEKOLAHBambang WijanarkoAbstraksiKepemimpinan pembelajaran adalah kepemimpinan yang lebih memfokuskan/menekankan pada pembelajaran.Tujuan utama kepemimpinan pembelajaran adalah memberikan layanan prima kepadasemua siswa agar mereka mampu mengembangkan potensinya.Kepemimpinan pembelajaran sangat penting dan signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.Butir-butir penting kepemimpinan pembelajaran menyarankan bahwa kepemimpinan pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh: (a) figur kepala sekolah yang mampu berpikir, bersikap, dan bertindak sebagai pemimpin pembelajaran, (b) kultur pembelajaran yang dikembangkan melalui pembangunan komunitas belajar di sekolah, dan (c) sistem/struktur yang utuh dan benar. Perilaku kepala sekolah (pemimpin pembelajaran), guru, dan karyawan berkontribusi sangat signifikan terhadap peningkatan keefektifan (effectiveness).Siapapun yang ingin menjadi pemimpin pembelajaran harus memiliki 12 kompetensi sebagai berikut: (1) mengartikulasikan pentingnya visi, misi, dan tujuan sekolah yang menekankan pada pembelajaran, (2) mengarahkan dan membimbing pengembangan kurikulum, (3) membimbing pengembangan dan perbaikan proses belajar mengajar yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan kelas, (4) mengevaluasi kinerja guru dan mengembangannya, (5) membangun komunitas pembelajaran, (6) menerapkan kepemimpinan visioner dan situasional, (7) melayani kegiatan siswa, (8) melakukan perbaikan secara terus menerus, (9) menerapkan karakteristik kepala sekolah efektif, (10) memotivasi, mempengaruhi, dan mendukung prakarsa, kreativitas, inovasi, dan inisiasi pengembangan pembelajaran, (11) membangun teamwork yang kompak, dan (12) menginspirasi dan memberi contoh.Kata Kunci: Kepemimpinan, pembelajaran, kepala sekolahA. Pendahuluan Kepemimpinan pembelajaran yang kuat di sekolah, diulas oleh Hallinger dan Heck (1993). Mereka mereview mengenai beberapa penelitian empirik peran kepemimpinan pembelajaran dalam menghasilkan capaian lulusan yang baik. Mereka menyimpulkan bahwa meskipun kepemimpinan pembelajaran tidak secara langsung berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, namun pengaruhnya terhadap pencapaian hasil belajar dapat terjadi. Kepemimpinan pembelajaran mencakup perilaku-perilaku kepala sekolah dalam merumuskan dan mengkomunikasikan tujuan sekolah, memantau, mendampingi, dan memberikan umpan balik dalam pembelajaran, membangun iklim akademik, dan memfasilitasi terjadinya komunikasi antar staf. Pengaruh kepemimpinan pembelajaran (instructional leadership) terhadap peningkatan hasil belajar siswa sudah tidak diragukan lagi. Sejumlah ahli pendidikan telah melakukan penelitian tentang pengaruh kepemimpinan pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar. Mereka menyimpulkan peningkatan hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan pembelajaran.Artinya, jika hasil belajar siswa ingin dinaikan, maka kepemimpinan yang menekankan pada pembelajaran harus diterapkan. Untuk lebih jelasnya, berikut dibahas tentang arti, tujuan, pentingnya kepemimpinan pembelajaran, butir-butir penting kepemimpinan pembelajaran, dan kontribusi kepemimpinan pembelajaran terhadap hasil belajar.A. Kepemimpinan PembelajaranKepemimpinan pembelajaran adalah kepemimpinan yang memfokuskan/menekankan pada pembelajaran. Komponen-komponenkepemimpinan pembelajaranmeliputi kurikulum, proses belajar mengajar, asesmen, penilaian, pengembangan guru, layanan prima dalam pembelajaran, dan pembangunan komunitas belajar di sekolah. 1) Tujuan Kepemimpinan Pembelajaran Tujuan utama kepemimpinan pembelajaran adalah memberikan layanan prima kepada siswa dan siswa mampu mengembangkan potensinya untuk menghadapi masa depan yang belum diketahui dan sarat dengan tantangan-tantangan yang sangat turbulen. Dengan kata lain, tujuan kepemimpinan pembelajaran adalah untuk memfasilitasi pembelajaran agar terjadi peningkatan prestasi belajar, kepuasan belajar, motivasi belajar, keingintahuan, kreativitas, inovasi, jiwa kewirausahaan, dan kesadaran untuk belajar sepanjang hayat karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni berkembang dengan pesat.2) Pentingnya Kepemimpinan Pembelajaran Kepemimpinan pembelajaran sangat penting untuk diterapkan disekolah karena mampu: (1) meningkatkan prestasi belajar siswa secara signifikan; (2) mendorong dan mengarahkan warga sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa; (3) memfokuskan kegiatan-kegiatan warga sekolahuntuk menuju pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah; dan (4) membangun komunitas belajar warga dan bahkan mampu menjadikan sekolahnya sebagai sekolah belajar (learning school).Sekolah belajar memiliki perilaku-perilaku sebagai berikut: memberdayakan warga sekolah seoptimal mungkin;memfasilitasi warga sekolah untuk belajar terus dan berulang-ulang; mendorong kemandirian setiap warga sekolahnya; memberi kewenangan dan tanggungjawab kepada warga sekolahnya;mendorong warga sekolah untuk akuntabel terhadap proses dan hasil kerjanya;mendorong teamwork yang (kompak, cerdas, dinamis, harmonis, dan lincah/cepat tanggap terhadap pelanggan utama yaitu siswa);mengajak warga sekolah untuk menjadikan sekolah berfokus pada layanan siswa; mengajak warga sekolah untuk siap dan akrab menghadapi perubahan, mengajak warga sekolah untuk berpikir sistem; mengajak warga sekolah untuk komitmen terhadap keunggulan mutu, dan mengajak warga sekolah untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus. B. Model-model Kepemimpinan PembelajaranButir-butir penting kepemimpinan pembelajaran tercakup dalam model-model berikut ini.a. Model Hallinger dan Murphy Model Hallinger dan Murphy (1985), terdiri 3 dimensi dan 11 deskriptor yang dapat diringkas seperti tabel 1 berikut.DimensiDeskriptor

Merumuskan misiMerumuskan tujuan sekolah

Mengkomunikasikan tujuan sekolah

Mengelola Program pembelajaranMensupervisi dan mengevaluasi pembelajaran

Mengkoordinasikan kurikulum

Memonitor kemajuan pembelajaran siswa

Membangun iklim sekolahMengkontrol alokasi waktu pembelajaran

Mendorong pengembangan profesi

Memfokuskan pencapaian visi

Menyediakan insentif bagi guru

Menetapkan standar akademi

Memberikan insentif bagi siswa

Tabel 1. Dimensi dan Deskriptorb. Model Murphy Murphy (1990), mengembangkan 4 dimensi kepemimpinan yang selanjutnya diurai menjadi 16 peran atau perilaku. Kerangka kerja (model) tersebut diringkas seperti tabel 2 berikut.DimensiPeran atau Perilaku

Mengembangkan misi dan tujuanMerumuskan tujuan sekolah

Mengkomunikasikan tujuan sekolah

Mengembangkan fungsi produksi pendidikanMendorong pembelajaran bermutu

Mensupervisi pembelajaran

Mengontrol alokasi waktu pembelajaran

Mengkoordinasikan kurikulum

Memonitor kemajuan pembelajaran siswa

Mendorong iklim pembelajaran akademisMembangun standar harapan positif

Memfokuskan pencapaian visi

Menyediakan insentif bagi guru dan siswa

Mendorong pengembangan profesi

Mengembangkan lingkungan kerja yang mendukung Menciptakan lingkungan kerja yang tertib dan aman

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara bermakna

Mengembangkan kolaborasi dan ikatan kohesif diantara staf

Menjamin sumber-sumber dari luar mendukung pencapaian tujuan sekolah

Membangun ikatan antara sekolah dengan keluarga siswa

Tabel 2. Dimensi dan Peran atau Perilakuc. Model Weber Weber (1996), mengidentifikasi lima domain utama kepemimpinan pembelajaran tanpa menguraikannya lagi secara lebih detil. Ke lima domain utama tadi adalah: (1) merumuskan misi sekolah, (2) mengelola kurikulum dan pembelajaran, (3) mendorong terciptanya iklim belajar yang positif, (4) mengobservasi dan memperbaiki pembelajaran, dan (5) melakukan penilaian program pembelajaran. d. Model Jones Jones membagi kepemimpinan pembelajaran atas empat kuadran (A, B, C, dan D) seperti gambar berikut ini.

Gambar 1. Kuadran Kepemimpinan Pembelajarane. Model Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Tenaga Kependidikan (2009), memberikan 12 kompetensi pemimpin pembelajaranyaitu:(1) mengartikulasikan pentingnya visi, misi, dan tujuan sekolah yang menekankan pada pembelajaran, (2) mengarahkan dan membimbing pengembangan kurikulum, (3) membimbing pengembangan dan perbaikan proses belajar mengajar yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan kelas, (4) mengevaluasi kinerja guru dan mengembangkannya, (5) membangun komunitas pembelajaran, (6) menerapkan kepemimpinan visioner dan situasional, (7) melayani kegiatan siswa, (8) melakukan perbaikan secara terus menerus, (9) menerapkan karakteristik kepala sekolah efektif, (10) memotivasi, mempengaruhi dan mendukung prakarsa, kreativitas, inovasi, dan inisiasi pengembangan pembelajaran, (11) membangun teamwork yang kompak, dan (12) menginspirasi dan memberi contoh.Tidak ada model yang sempurna. Setiap model memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Model yang terbaik untuk diterapkan adalah model yang cocok dengan kebutuhan sekolah.C.Kontribusi Kepemimpinan Pembelajaran terhadap Hasil BelajarPengaruh kepemimpinan pembelajaran tidak langsung bekerja pada proses pembelajaran di kelas, namun dengan kepemimpinan pembelajaran akan terbangun iklim akademik yang positif, komunikasi yang baik antar staf, perumusan tuntutan akademik yang tinggi, tekad untuk mencapai tujuan sekolah. a) Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin dan Manajer Konflik Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan keberlangsungan suatu organisasi adalah pemimpin. Dalam konteks persekolahan, pemimpin yang dimaksud adalah kepala sekolah dengan tugas sebagai pemimpin dan pengelola.Selaku orang yang memimpin, seorang kepala sekolah dituntut untuk melakukan aktivitas kepemimpinan. Kepemimpinan kepala sekolah yang dimaksud adalah usaha kepala sekolah dalam mempengaruhi,mendorong, membimbing, dan menggerakkan guru, staf, siswa, orang tua siswa dan pihak lain yang terkait untuk bekerja/berperan serta guna mencapaitujuan yang telah ditetapkan.Dalam permendikbud (2007) dikemukakan pengelola sekolah, seorang kepala sekolah dituntut untuk mampu mengatur agar seluruh potensi sekolah berfungsi secara optimal. Dalam konteks manajemen konflik, maka mengelola konflik adalah juga mengatur potensi konflik dalam organisasi sekolah agar tetap optimal. Agar konflik dapat dikelola, maka peran yang dapat dilakukan Kepala Sekolah dapat dikategorikan dalam 3bentuk:1) Peranan yang bersifat interpersonal, yaitu peran interaksi yang harus dilakukan pimpinan terhadap stake holder internal maupun eksternal. Menurut Siagian peran yang harus ditampilkan meliputi : (1) selaku simbol keberadaan organisasi. Peranan ini berupa aktivitas interaksi dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat legal dan seremonial; (2) selaku pemotivator. Peran ini berupa tanggung-jawab untuk memotivasi dan memberikan arahan kepada bawahannya; (3) selaku penghubung. Peran sebagai penghubung ini, untuk membentuk jaringan luas dengan memberi perhatian khusus bagi mereka yang mampu berbuat sesuatu bagi organisasi dan juga bagi pihak yang memiliki informasi yang diperlukan bagi organisasi.2) Peranan informasional, yaitu peran yang terkait dengan lalu lintas informasi. Menurut Siagian, peran tersebut terbagi atas tiga bentuk yakni : (1) pemantau arus informasi. Dalam hal ini, pemimpin harus mengambil langkah-langkah agar informasi yang bermutu yang diterima; (2) diseminator informasi. Peran ini menuntut pimpinan untuk memahami makna informasi yang diterima untuk disalurkan pada orang dalam organisasi; (3) juru bicara organisasi, yaitu penyalur informasi pada pihak luar organisasi.3) Peran pengambil keputusan, yang meliputi empat bentuk peran: (1) peran entrepreneur yaitu peran yang menuntut pemimpin untuk mampu mengkaji secara terus menerus situasi yang dihadapi oleh organisasi untuk dicari peluang yang dapat dimanfaatkan; (2) peredam gangguan, yaitu peran yang menuntut pimpinan untuk mampu mengambil tindakan korektif apabila organisasi menghadapi gangguan serius yang apabila tidak ditangani akan berdampak negatif kepada organisasi; (3) pembagi sumber daya, yaitu peran untuk mengalokasikan sumber dana dan daya organisasi; (4) perunding bagi organisasi, yaitu peran yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin dengan pihak-pihak yang berada di luar organisasi.Dari ketiga peran di atas nampak pentingnya peran pemimpin dalam kaitannya dengan interaksi dengan orang dalam maupun orang luar. Sebagaimana definisi konflik sebagai sebuah interaksi, maka interaksi pemimpin dengan bawahan ini perlu dikelola secara baik agar dapat menjadi interaksi yang fungsional.b) Kepala sekolah sebagai Manajer dan Pemimpin Kepala Sekolah sebagai manajer Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer. Mulyasa, (2005: 103) mengemukakan bahwa kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberikan kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.1) Memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif dimaksudkan bahwa dalam peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus mementingkan kerja sama dengan tenaga kependidikan dan pihak lain yang terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan. Sebagai manajer kepala sekolah harus mau dan mampu memdayagunakan seluruh sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi dan mencapai tujuan. Kepala sekolah harus mampu bekerja melalui orang lain (wakil-wakilnya), serta berusaha untuk senantiasa mempertanggungjawabkan setiap tindakan. kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan di sekolah, berusaha untuk menjadi juru penengah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh para tenaga kependidikan yang menjadi bawahannya, serta berusaha untuk mengambil keputusan yang memuaskan bagi semua.2) Memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, sebagai manajer kepala sekolah harus meningkatkan profesi secara persuasif dan dari hati ke hati. Dalam hal ini, kepala sekolah harus bersikap demokratis dan memberikan kesempatan kepada seluruh tenaga kependidikan untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Misalnya memberi kesempatan kepada bawahan untuk meningkatkan profesinya melalui berbagai penataran dan lokakarya sesuai dengan bidangnya masing-masing.3)Mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan, dimaksudkan bahwa kepala sekolah harus berusaha untuk mendorong keterlibatan semua tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan di sekolah (partisipatif). Dalam hal ini kepala sekolah bisa berpedoman pada asas-asas, yaitu: tujuan, keunggulan, mufakat,kesatuan,persatuan,empirisme,keakraban,dan integritas. Kemampuan menyusun program sekolah harus diwujudkan dalam: a) pengembangan program jangka panjang, baik program akademis maupun nonakademis, yang dituangkan dalam kurun waktu lebih dari lima tahun; b) pengembangan program jangka menengah, baik program akademis maupun nonakademis, yang dituangkan dalam kurun waktu tiga sampai lima tahun; c) pengembangan program jangka pendek, baik program akademis maupun nonakademis, yang dituangkan dalam kurun waktu satu tahun (program tahunan), termasuk pengembangan rencana anggaran pendapatan belanja sekolah (RAPBS). Dalam pada itu, kepala sekolah harus memiliki mekanisme yang jelas untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program secara periodik, sistemik, dan sistematik. Kemampuan menyusun organisasi personalia sekolah harus diwujudkan dalam pengembangan susunan personalia sekolah; pengembangan susunan personalia pendukung, seperti pengelola laboratorium, perpustakaan, dan pusat sumber belajar (PSB); serta penyusunan kepanitiaan untuk kegiatan temporer, seperti panitia penerimaan peserta didik baru (PSB), panitia ujian, dan panitia peringatan hari-hari besar keagamaan yang ada pada satuan pendidikan.Kepala Sekolah sebagai PemimpinPemimpin pada dasarnya mempunyai pokok pengertian sebagai sifat, kemampuan, proses, dan atau konsep yang dimiliki oleh seseorang sedemikian rupa sehingga ia diikuti atau dipatuhi, dihormati dan disayangi oleh orang lain dan orang lain itu bersedia dengan penuh keikhlasan melakukan perbuatan atau kegiatan yang dikehendaki oleh seseorang tersebut. Bertolak dari dasar pengertian tersebut, terdapat beberapa batasan yang dikemukakan oleh beberapa cendikiawan sebagai berikut:Menurut Arifin Abdulrahman:Kepemimpinan sebagai kemampuan seseorang untuk menggerakkan orang-orang mengikuti pemimpin.Menurut Charles B. Hicks & Irene Place :Leadership is the art of influencing human behavior, the ability to handle people.Menurut James A. F. Stoner:Leadership may be defined as the process of influencing and directing the task related activities of group member. Dari berbagai pengertian tersebut di atas dapat ditarik intinya bahwa kepemimpinan itu adalah sesuatu yang dimiliki oleh seseorang sehingga orang tersebut mampu menggerakkan orang-orang melakukan perbuatan atau tindakan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Kepemimpinan dalam organisasi kerja disebut dengan istilah kepemimpinan kerja, yaitu suatu kepemimpinan yang bersifat sebagai proses pengarahan terhadap pencapaian tujuan dan pembinaan atas tenaga atau orang-orang yang terlibat dalam proses pencapaian tujuan itu dengan cara mempengaruhi, memotivasi,dan mengendalikannya. Berbicara masalah kepemimpinan tidak lengkap jika tidak membicarakan sekaligus subyeknya yaitu pemimpin: orang yang karena sesuatu sebab dapat memiliki kekuasaan, kewenangan, kewibawaan, dan kekuatan lain serta dipatuhi dan diikuti sekelompok orang. Dimasyarakat terdapat dua jenis pemimpin, pertama pemimpin formal dan kedua pemimpin informal. Ditinjau dari segi kemasyarakatan, yang disebut pemimpin formal adalah orang-orang yang menduduki jabatan dalam pemerintahan, sedangkan pemimpin informal adalah orang-orang yang tidak menduduki jabatan pemerintahan, tetapi memiliki pengikut, dipatuhi, dan ditaati sekelompok orang. Secara popular sebutan demikian identik dengan sebutan sesepuh masyarakat. Faktor yang paling menonjol dalam diri pemimpin informal adalah kewibawaan. Dengan kewibawaan yang ada itulah ia diikuti, ditaati serta dipatuhi oleh orang-orang. Orang berusaha menumbuhkan wibawa pribadi, tetapi kurang menghayati adanya sumber yang harus digali, bahkan karena kurang kesadaran terhadapnya, orang serius menggunakan kekerasan untuk mencoba supaya berwibawa. Mungkin untuk beberapa saat yang relative singkat dapat berhasil, tetapi hal ini biasanya tidak dapat bertahan lama. Sebagai contoh dapat dikemukakan misalnya seorang atasan suatu unit kerja yang selalu datang ketempat kerja terlambat, suatu hari memarahi bawahan yang datang terlambat bahkan si bawahan ini dihukum dengan dipotong pendapatannya. D. Kesimpulan - Kepemimpinan pembelajaran adalah kepemimpinan yang memfokuskan/menekankan pada pembelajaran.- Tujuan utama kepemimpinan pembelajaran adalah memberikan layanan prima kepada semua siswa agar mereka mampu mengembangkan potensinya.- Kepemimpinan pembelajaran sangat penting signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.- Butir-butir penting kepemimpinan pembelajaran menyarankan bahwa kepemimpinan pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh: (a) figur kepala sekolah yang mampu berpikir, bersikap, dan bertindak sebagai pemimpin pembelajaran, (b) kultur pembelajaran yang dikembangkan melalui pembangunan komunitas belajar di sekolah, dan (c) sistem/struktur yang utuh dan benar.- Perilaku kepala sekolah (pemimpin pembelajaran), guru, dan karyawan berkontribusi sangat signifikan terhadap peningkatan keefektifan (effectiveness).- Siapapun yang ingin menjadi pemimpin pembelajaran harus memiliki 12 kompetensi sebagai berikut: (1) mengartikulasikan pentingnya visi, misi, dan tujuan sekolah yang menekankan pada pembelajaran, (2) mengarahkan dan membimbing pengembangan kurikulum, (3) membimbing pengembangan dan perbaikan proses belajar mengajar yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan kelas, (4) mengevaluasi kinerja guru dan mengembangannya, (5) membangun komunitas pembelajaran, (6) menerapkan kepemimpinan visioner dan situasional, (7) melayani kegiatan siswa, (8) melakukan perbaikan secara terus menerus, (9) menerapkan karakteristik kepala sekolah efektif, (10) memotivasi, mempengaruhi, dan mendukung prakarsa, kreativitas, inovasi, dan inisiasi pengembangan pembelajaran, (11) membangun teamwork yang kompak, dan (12) menginspirasi dan memberi contoh. KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

a. Peran kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaranSalah satu hal positif yang dilakukan kepala sekolah di sekolah adalah peran sebagai pemimpin pembelajaran. Kepemimpinan pembelajaran atau kepemimpinan instruksional adalah kepemimpinan yang menekankan pada komponen-komponen yang terkait erat dengan pembelajaran, meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, penilaian, pengembangan guru, layanan prima dalam pembelajaran, dan pembangunan komunitas belajar di sekolah. Tujuan utama kepemimpinan pembelajaran adalah memberikan layanan prima kepada semua siswa agar mereka mampu mengembangkan potensi, bakat, minat dan kebutuhannya. Selain itu juga untuk memfasilitasi pembelajaran agar siswa prestasi belajar meningkat, kepuasan belajar semakin tinggi, motivasi belajar semakin tinggi, keingintahuan terwujudkan, kreativitas terpenuhi,inovasi terealisir, jiwa kewirausahaan terbentuk, dan kesadaran untuk belajar sepanjang hayat karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni berkembang pesat dan tumbuh dengan baik.

b. Kompetensi Pemimpin PembelajaranSeperangkat kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran adalah sebagai berikut.

1. Merumuskan dan mengartikulasikan tujuan pembelajaran

Secara bersama-sama, kepala sekolah dan guru merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, menyepakati cara-cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan pembelajaran dan melaksanakannya secara konsisten untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Mengarahkan dan membimbing pengembangan kurikulum

Kepala sekolah mengarahkan dan membimbing para guru dalam mengembangkan kurikulum, mulai dari: perumusan visi, misi, dan tujuan sekolah; pengembangan struktur dan muatan kurikulum; dan pembuatan kalendersekolah.

3. Membimbing pengembangan dan perbaikan proses belajar mengajar (PBM)

Kepala sekolah memiliki kemampuan dalam membimbing dan memfasilitasi perbaikan proses belajar mengajar yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan kelas.

4. Mengevaluasi kinerja guru dan mengembangannya

Secara periodik, kepala sekolah melakukan evaluasi kinerja guru untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan kinerja guru serta mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan pengembangan keprofesian guru.

5. Membangun komunitas pembelajaran

Komunitas pembelajaran adalah suatu komunitas (warga sekolah) yang memiliki kesamaan nilai-nilai pembelajaran yang dianut sebagai sumber penggalangan konformisme sikap dan perilaku bagi warga sekolah dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran. . Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran harus memiliki kemampuan membangun komunitas pembelajaran di sekolahnya.

6. Menerapkan kepemimpinan visioner dan situasional

Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu menerapkan kepemimpinan visioner dan situasional sekaligus. Kepemimpinan visioner adalah kepemimpinan yang mendasarkan pada visi yang ingin dicapai di masa depan,sedang kepimpinan situasional adalah kepemimpinan yang mempertimbangkan situasi yang sedang dihadapi. Kombinasi dari kedua jenis kepemimpinan tersebut akan mampu memberi inspirasi dan mendorong terjadinya pembelajaran yang futuristik dan kontekstual sekaligus.

7. Melayani siswa dengan prima

Kepala sekolah harus mampu mengajak guru dan karyawan untuk memberikan layanan pembelajaran kepada siswa secara prima dan siswa merupakan pelanggan utama sekolah yang harus menjadi fokus perhatian warga sekolah.

8. Melakukan perbaikan secara terus menerus

Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran harus memiliki kemampuan untuk melakukan perbaikan secara terus menerus, yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, refleksi, dan revisi terhadap perencanaan berikutnya, dan siklusnya diulang-ulang.

9. Menerapkan karakteristik kepala sekolah efektif

Pemimpin pembelajaran harus selalu menerapkan karakteristik kepala sekolah efektif. Kepala sekolah efektif melakukan hal-hal berikut: luwes dalam pengendalian, membangun teamwork di sekolahnya, komitmen kuat terhadap pencapaian visi dan misi sekolah, menghargai guru dan karyawan atas dedikasinya, memecahkan masalah secara kolaboratif, melakukan delegasi secara efektif, dan fokus pada proses belajar mengajar (pembelajaran).

10. Membangun Warga Sekolah agar Pro-perubahan

Salah satu ciri utama seorang pemimpin pembelajaran adalah memiliki visi dan misi yang jelas dan memiliki cara-cara untuk menggerakkan warga sekolahnya untuk mencapainya. Untuk itu, dia harus mampu mengarahkan, membimbing, memotivasi, mempengaruhi, memberi insprirasi, dan mendukung prakarsa-prakarsa baru, kreativitas, inovasi, dan inisiasi dalam pengembangan pembelajaran.

11. Membangun teamwork yang kompak

Pemimpin pembelajaran harus mampu membangun teamworkyang kompak, cerdas, dinamis, harmonis, dan lincah. Pelibatan, partisipasi, dan dedikasi warga sekolah sangat diperlukan dalam rangka membangun teamworkyang dimaksud.

12. Memberi contoh dan menginspirasi warga sekolah

Memberi contoh dalam berbagai hal misalnya komitmen,disiplin, nyaman terhadap perubahan, kasih sayang terhadap siswa, semangat kerja, dsb. adalah merupakan bagian penting dari karakteristik seorang pemimpin pembelajaran. Tidak kalah penting, seorang pemimpin pembelajaran selalu memberi inspirasi kepada guru, karyawan, dan terutama siswanya untuk mempelajari dan menikmati hal-hal yang belum diketahui, dan mampu

membangun kondisi rasa keingintahuan dari seluruh warga sekolahnya.

c. Cara kepala sekolah melaksanakan kepemimpinan pembelajaranCara-cara melaksanakan kepemimpinan pembelajaran di sekolah adalah sebagai berikut:

1. Memfasilitasi penyusunan tujuan pembelajaran dan standar pembelajaran

2. Melakukan sosialisasi tujuan pembelajaran dan standar pembelajaran

3. Memfasilitasi pembentukan kelompok kerja guru

4. Menerapkan ekspektasi yang tinggi

5. Melakukan evaluasi kinerja guru dan tindak lanjut pengembangannya

6. Membentuk kultur sekolah yang kondusif bagi pembelajaran

7. Membangun learning person dan learning school8. Menyediakan sebagian besar waktu untuk pembelajaran dan selalu mempunyai waktu untuk guru dan siswanya

9. Melayani dengan prima kepada guru, siswa, dan orang tua siswa

10. Melakukan koordinasi terhadap guru, siswa, dan orangtua siswa

11. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap keberhasilan pembelajaran

d. Dampak pelaksanaan kepemimpinan pembelajaranDampak pelaksanaan kepemimpinan pembelajaran oleh kepala sekolah adalah adanya peningkatan efektivitas pembelajaran di sekolah, membangun komunitas belajar warganya, dan mewujudkan sekolah sebagai sekolah belajar (learning school),

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

KEPEMIMPINAN PENDIDIKANHAKIKAT KEPEMIMPINAN PENDIDIKANA. Pengertian Kepemimpinan PendidikanIstilah kepemimpinan pendidikan mengandung dua pengertian yaitu pendidikan yang memiliki arti dalam lapangan apa dan dimana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus menjelaskan sifat dan ciri-ciri yang harus dimiliki oleh kepemimpinan iti, sedangkan kependidikanyaitu bersifat universal, berlaku dan terdapat pada berbagai bidang kegiatan hidup manusia. Akantetapi secara umum kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para ahli, berikut diantaranya : Ralp M. StogdillKepemimpinan adalah proses-proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang diorganisir menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan. Sondang P. SiagianKepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak daripada semua sumber-sumber dan alat yang tersedia dari suatu organisasi. Robert DubinKepemimpinan dalam oranisasi berarti penggunaan kekuasaan dan penggunaan keputusan-keputusan. Fred E. Fiedler Kepemimpinan adalah indiviadu didalam kelompok yang memberikan tugas pengarahan dan pengorganisasian yang relevan dengan kegiatan-kegiatan kelompok George R. TerryKepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ordway TeadKepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya. Rauch & BehlingKepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan. Katz & KahnKepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi. Hemhill & CoonKepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal). William G.ScottKepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Stephen J.Carrol & Henry L.TosjKepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat di simpulkan bahwa kepemimpinan adalah satu kualitas kegiatan-kegiatan kerja dan interaksi didalam situasi kelompok. Kepemimpinan merupakan sumbangan dari seseorang didalam situasi-situasi kerjasama. Kepemimpinan dan kelompok tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Tak ada kelompok tanpa adanya kepemimpinan, dan kepemimpinan hanya ada dalam situasi kelompok. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah suatu kualitas kegiatan-kegiatan dan interaksi didalam suatu pendidikan. Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.B. Fungsi Pemimpin PendidikanFungsi utama pemimpin pendidikan adalah kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja, antara lain:a. Pemimpin membantu terciptanya suatu suasana persaudaraan, kerjasama dengan penuh rasa kebebasan.b. Pemimpin membentuk kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepaada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan.c. Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif.d. Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok. Pemeimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin memiliki tanggungjawab untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif.e. Pemimpin bertanggungjawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.Lebih lanjut, M.I. Anwar (2003:70) mengatakan bahwa untuk memungkinkan tercapainya tujuan kepemimpinan pendidikan di sekolah, pada pokoknya kepemimpinan pendidikan memiliki tiga fungsi berikut:a. Membantu kelompok merumuskan tujuan pendidikan yang akan dicapai yang akan menjadi pedoman untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.b. Fungsi dalam menggerakkan guru-guru, karyawan, siswa dan anggota masyarakat untuk menyukseskan program pendidikan di sekolah,dan

c. Menciptakan sekolah sebagai suatu lingkungan kerja yang harmonis, sehat, dinamis, dan nyaman, sehingga segenap anggota dapat bekerja dengan penuh produktivitas akan memperoleh kepuasan kerja tinggi. Artinya pemimpin harus menciptakan iklim organisasi yang mampu mendorong produktivitas pendidikan yang tinggi dan kepuasan kerja yang maksimal.C. Tipe-tipe Kepemimpinan PendidikanKonsep seorang pemimpin pendidikan tentang kepemimpinan dari kekuasaan yang memproyeksikan diri dalam bentuk sikap memimpin, tingkah laku, dan sifat kegiatan pemimpin yang dikembangkan dalam lembaga pendidikannya akan mempengaruhi situasi kerja, semangat kerja anggota-anggota staf, sifat hubungan kemanusiaan diantara sesamanya, dan akan mempengaruhi kualitas hasil kerja yang mungkin akan dicapai dalam lembaga pendidikan tersebut.Kepemimpinan pendidikan dapat diklasifikasikan kedalam empat tipe berdasarkan konsep, sifat, sikap, dan cara-cara pemimpin tersebut melakukan dan mengembangkan kegiatan kepemimpinan dalam lingkungan kerja yang dipimpinnya, yaitu : a. Tipe OtoriterKepemimpinan otoritwr disebut juga kepemimpinan authorirarian. Dalam kepemimpinan ini pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakan dan memaksa kelompok. Kekuasaan pemimpin yang otoriter hanya dibatasi oleh undang-undang. Pemimpin yang otoriter tidak menghendki rapat atau musyawarah. Berkumpul atau rapat hanya berarti untuk menyampaikan instruksi-instruksi. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan. Dalam tindakan dan perbuatannya ia tidak dapat diganggu gugat. Inisiatif dan daya fikir anggota dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya. Pengawasan hanya berarti mengontrol, apa perintah yang diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya ataukah tidak.b. Tipe Laissez-faireDalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia memberikan bawahannya berbuat sekehendaknya. Pemimpin sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya. Pemberian tugas dan kerjasama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran dari pemimpin. Kekuasaan dan tanggungjawab bersimpang siur, berserakan secara tidak merata diantara anggota kelompo. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan-kekacauan dan bentrokan-bentrokan. Tingkat kematian organisasi atau lembaga semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pimpinan. Struktur organisasinya tidak jelas dan kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan.c. Tipe DemokratisPemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannyabukan sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin ditengah-tengah anggota kelompoknya. Hubungannya dengan anggota kelompok bukan sebagai majikan melainkan sebagai kakak terhadap saudara-saudaranya. Pemimpin demokratis selalu berusaha mmenstimulasi anggota-anggotanya agar bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan usaha-usaha ia selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan memperimbangkan kesanggupan serta kemampuan kelompoknya.d. Tipe Pseudo-demokratisTipe ini disebut juga demokratis semua atau manipulasi diplomatik. Pemimpin yang bertipe ini hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis. KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

KEPEMIMPINAN PENDIDIKANHAKIKAT KEPEMIMPINAN PENDIDIKANA. Pengertian Kepemimpinan PendidikanIstilah kepemimpinan pendidikan mengandung dua pengertian yaitu pendidikan yang memiliki arti dalam lapangan apa dan dimana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus menjelaskan sifat dan ciri-ciri yang harus dimiliki oleh kepemimpinan iti, sedangkan kependidikanyaitu bersifat universal, berlaku dan terdapat pada berbagai bidang kegiatan hidup manusia. Akantetapi secara umum kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para ahli, berikut diantaranya : Ralp M. StogdillKepemimpinan adalah proses-proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang diorganisir menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan. Sondang P. SiagianKepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak daripada semua sumber-sumber dan alat yang tersedia dari suatu organisasi. Robert DubinKepemimpinan dalam oranisasi berarti penggunaan kekuasaan dan penggunaan keputusan-keputusan. Fred E. Fiedler Kepemimpinan adalah indiviadu didalam kelompok yang memberikan tugas pengarahan dan pengorganisasian yang relevan dengan kegiatan-kegiatan kelompok George R. TerryKepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ordway TeadKepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya. Rauch & BehlingKepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan. Katz & KahnKepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi. Hemhill & CoonKepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal). William G.ScottKepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Stephen J.Carrol & Henry L.TosjKepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat di simpulkan bahwa kepemimpinan adalah satu kualitas kegiatan-kegiatan kerja dan interaksi didalam situasi kelompok. Kepemimpinan merupakan sumbangan dari seseorang didalam situasi-situasi kerjasama. Kepemimpinan dan kelompok tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Tak ada kelompok tanpa adanya kepemimpinan, dan kepemimpinan hanya ada dalam situasi kelompok. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah suatu kualitas kegiatan-kegiatan dan interaksi didalam suatu pendidikan. Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.B. Fungsi Pemimpin PendidikanFungsi utama pemimpin pendidikan adalah kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja, antara lain:a. Pemimpin membantu terciptanya suatu suasana persaudaraan, kerjasama dengan penuh rasa kebebasan.b. Pemimpin membentuk kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepaada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan.c. Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif.d. Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok. Pemeimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin memiliki tanggungjawab untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif.e. Pemimpin bertanggungjawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.Lebih lanjut, M.I. Anwar (2003:70) mengatakan bahwa untuk memungkinkan tercapainya tujuan kepemimpinan pendidikan di sekolah, pada pokoknya kepemimpinan pendidikan memiliki tiga fungsi berikut:a. Membantu kelompok merumuskan tujuan pendidikan yang akan dicapai yang akan menjadi pedoman untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.b. Fungsi dalam menggerakkan guru-guru, karyawan, siswa dan anggota masyarakat untuk menyukseskan program pendidikan di sekolah,dan

c. Menciptakan sekolah sebagai suatu lingkungan kerja yang harmonis, sehat, dinamis, dan nyaman, sehingga segenap anggota dapat bekerja dengan penuh produktivitas akan memperoleh kepuasan kerja tinggi. Artinya pemimpin harus menciptakan iklim organisasi yang mampu mendorong produktivitas pendidikan yang tinggi dan kepuasan kerja yang maksimal.C. Tipe-tipe Kepemimpinan PendidikanKonsep seorang pemimpin pendidikan tentang kepemimpinan dari kekuasaan yang memproyeksikan diri dalam bentuk sikap memimpin, tingkah laku, dan sifat kegiatan pemimpin yang dikembangkan dalam lembaga pendidikannya akan mempengaruhi situasi kerja, semangat kerja anggota-anggota staf, sifat hubungan kemanusiaan diantara sesamanya, dan akan mempengaruhi kualitas hasil kerja yang mungkin akan dicapai dalam lembaga pendidikan tersebut.Kepemimpinan pendidikan dapat diklasifikasikan kedalam empat tipe berdasarkan konsep, sifat, sikap, dan cara-cara pemimpin tersebut melakukan dan mengembangkan kegiatan kepemimpinan dalam lingkungan kerja yang dipimpinnya, yaitu : a. Tipe OtoriterKepemimpinan otoritwr disebut juga kepemimpinan authorirarian. Dalam kepemimpinan ini pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakan dan memaksa kelompok. Kekuasaan pemimpin yang otoriter hanya dibatasi oleh undang-undang. Pemimpin yang otoriter tidak menghendki rapat atau musyawarah. Berkumpul atau rapat hanya berarti untuk menyampaikan instruksi-instruksi. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan. Dalam tindakan dan perbuatannya ia tidak dapat diganggu gugat. Inisiatif dan daya fikir anggota dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya. Pengawasan hanya berarti mengontrol, apa perintah yang diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya ataukah tidak.b. Tipe Laissez-faireDalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia memberikan bawahannya berbuat sekehendaknya. Pemimpin sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya. Pemberian tugas dan kerjasama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran dari pemimpin. Kekuasaan dan tanggungjawab bersimpang siur, berserakan secara tidak merata diantara anggota kelompo. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan-kekacauan dan bentrokan-bentrokan. Tingkat kematian organisasi atau lembaga semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pimpinan. Struktur organisasinya tidak jelas dan kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan.c. Tipe DemokratisPemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannyabukan sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin ditengah-tengah anggota kelompoknya. Hubungannya dengan anggota kelompok bukan sebagai majikan melainkan sebagai kakak terhadap saudara-saudaranya. Pemimpin demokratis selalu berusaha mmenstimulasi anggota-anggotanya agar bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan usaha-usaha ia selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan memperimbangkan kesanggupan serta kemampuan kelompoknya.d. Tipe Pseudo-demokratisTipe ini disebut juga demokratis semua atau manipulasi diplomatik. Pemimpin yang bertipe ini hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis.