Pembatalan Kunjungan SBY Ke Negeri Belanda

18
Ilmi : presiden batal ke belanda presiden susilo bambang yudhoyono secara tiba-tiba mengumumkan pembatalan lewatannya ke belanda.padahal sejumlah angggota rombongan dan wartawan yang akan iut terbang sudah berada di bandara halim perdana kusumah. Barang-barang milik presiden,dan para menteri pun akhirnya diturunkan dari pesawat.kebetulan bertepatan dengan rencana keberangkatan presiden sby,pengadilan setempat yang sedang mengadili pelanggaran kasus hak asasi manusia atas penghilangan dan dugaan pembunuhan pendiri republik malukku selatan(RMS),christiaan robbert steven soumokil. Presiden yang sudah berada di halim perdana kusuma pun menggelar jumpa pers mengumumkan pembatalan kunjungan ke belanda,untuk memenuhi undangan ratu beatrix.Presiden menjelaskan,salah satu alasannya karena dirinya mendapat kabar akan ditangkap pengadilan di belanda.yang mengharuskan saya mengambil keputusan dan presiden mengaku tidak dapat mnenerima,karena telah menyangkut harga diri bangsa. di awal penjelasannya,presiden mengungkapkan kunjungan ke belanda adalah salah satu lawatan resmi keluar negeri yang direncanakan sebelumnya.sedianya,selain memenuhi undangan,akan dilakuan pembicaraan kongkret mengenai ekonomi,investasi,perdagangan,pendidikan,lingkungan hidup serta pertanian. Esaai,.,.,., -seharusnya presiden tetap pergi untuk menghadiri undangan ratu beatrix walaupun saat itu digelar pengadilan yang diantara lain memutusnya tuntutan ditangkapnya presiden RI karena menurut saya kunjungan presiden kesana lebih penting,selain memenuhi undangan disana juga akan dilakukan pembicaraan konkret mengenai ekonomi,investasi,perdagangan ,pendidikan,lingkungan hidup serta pertanian yang akan membawa dampak positif bagi emajuan negara kita. -walaupun pembatalan presiden kesana menurut presiden dikarenakan supaya tida menimbulkan presepsi dan efek psikologi serta dapat merusak hubungan baik kedua negara tetapi kalau menurut saya presiden malah memikirkan keselamatan dan kepentingan dirinya karena takut ditangkkap dibandingan dengan kepentingan negara. Charlie: Maaf telat Pak Jaka, aku kemarin ada kerjaan diBdg sampai malam.. trims..

Transcript of Pembatalan Kunjungan SBY Ke Negeri Belanda

Page 1: Pembatalan Kunjungan SBY Ke Negeri Belanda

Ilmi :presiden batal ke belanda

presiden susilo bambang yudhoyono secara tiba-tiba mengumumkan pembatalan lewatannya ke belanda.padahal sejumlah angggota rombongan dan wartawan yang akan iut terbang sudah berada di bandara halim perdana kusumah.Barang-barang milik presiden,dan para menteri pun akhirnya diturunkan dari pesawat.kebetulan bertepatan dengan rencana keberangkatan presiden sby,pengadilan setempat yang sedang mengadili pelanggaran kasus hak asasi manusia atas penghilangan dan dugaan pembunuhan pendiri republik malukku selatan(RMS),christiaan robbert steven soumokil.Presiden yang sudah berada di halim perdana kusuma pun menggelar jumpa pers mengumumkan pembatalan kunjungan ke belanda,untuk memenuhi undangan ratu beatrix.Presiden menjelaskan,salah satu alasannya karena dirinya mendapat kabar akan ditangkap pengadilan di belanda.yang mengharuskan saya mengambil keputusan dan presiden mengaku tidak dapat mnenerima,karena telah menyangkut harga diri bangsa.di awal penjelasannya,presiden mengungkapkan kunjungan ke belanda adalah salah satu lawatan resmi keluar negeri yang direncanakan sebelumnya.sedianya,selain memenuhi undangan,akan dilakuan pembicaraan kongkret mengenai ekonomi,investasi,perdagangan,pendidikan,lingkungan hidup serta pertanian.

Esaai,.,.,.,-seharusnya presiden tetap pergi untuk menghadiri undangan ratu beatrix walaupun saat itu digelar pengadilan yang diantara lain memutusnya tuntutan ditangkapnya presiden RI karena menurut saya kunjungan presiden kesana lebih penting,selain memenuhi undangan disana juga akan dilakukan pembicaraan konkret mengenai ekonomi,investasi,perdagangan ,pendidikan,lingkungan hidup serta pertanian yang akan membawa dampak positif bagi emajuan negara kita.-walaupun pembatalan presiden kesana menurut presiden dikarenakan supaya tida menimbulkan presepsi dan efek psikologi serta dapat merusak hubungan baik kedua negara tetapi kalau menurut saya presiden malah memikirkan keselamatan dan kepentingan dirinya karena takut ditangkkap dibandingan dengan kepentingan negara.

Charlie:Maaf telat Pak Jaka, aku kemarin ada kerjaan diBdg sampai malam..trims..

-Kontra SBY tidak jadi berangkat ke Belanda-Nama organisasi separatis Republik Maluku Selatan (RMS) kembali mencuat terkait pembatalan mendadak kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Belanda. Presiden mengungkapkan sejumlah alasan, salah satunya sedang digelar persidangan dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang diajukan oleh RMS. RMS minta pengadilan HAM di negeri itu menangkap SBY saat berkunjung ke Belanda, rencananya Rabu, 6 Oktober 2010. Kata SBY, pembatalan ini demi harga diri bangsa.

Page 2: Pembatalan Kunjungan SBY Ke Negeri Belanda

Rizki Adi

Penundaan kunjungan presiden RI ke Belanda menuai banyak pro dan kontra baik dari para pengamat politik ataupun para penyelenggara pemerintahan di indonesia maupun di dunia internasional.

Ditundanya kunjungan presiden ke negara kincir angin tersebut menjadi polemik tersendiri, menurut sudi silalahi yang menyebutkan, pada 5 Oktober, pengadilan Belanda menerima gugatan untuk menyidangkan tuntutan kepada Presiden SBY tentang pelanggaran HAM di Maluku, dan untuk menangkap Presiden SBY, sehingga tertundanya kunjungan orang nomor 1 indonesia ini. Yang saya sesalkan ditundanya kunjungan ini karena ulah dari segelintir bangsa indonesia yang tergabung dalam RMS yang menjadi warga negara belanda karena terlena janji negara yang bertahun-tahun menjajah Indonesia ini, meskipun jumlahnya di prediksi tidak lebih dari 20 org .

Namun muncul pula isu yang dikemukakan Duta Besar Indonesia untuk Belanda Yunus Effendi Habibie dalam wawancaranya dengan harian Het Financieele Dagblad pada 23 September 2010 menyebutkan bahwa SBY akan ragu untuk berkunjung ke Belanda selama salah satu partai koalisi di belanda PVV yang dipimpin Wilders itu berada dalam kabinet koalisi. “Tentu saja Presiden SBY tidak akan datang ke Belanda kalau di dalam kabinet ada orang yang menyebut Islam terbelakang. Saya tidak mau Presiden saya dipandang sebagai badut di sini.

Dengan pernyataan dua pejabat tersebut seolah-olah menunjukan ketakutan dari presiden dan pemerintah untuk melekukan kunjungan namun apakah tidak saharusnya penundaan kunjungan ini di ubah menjadi pembatalan kunjungan, secar tidak langsung menunda suatu kunjungan telah menghancurkan harga diri dan martabat bangsa di dunia internasional dengan mencerminkan suatu negara yang mempunyai pemimpin yang plin-plan dan tidak tegas.

Dengan penundaan kunjungan dikarenakan takut ditahan pengadilan ICJ (International Court of Justice) dan ICC (International Criminal Court), karena memang SBY telah dijadikan terdakwa oleh ICC karena aduan yang dilakukan John Wattilete dengan mewakili RMs yang saya pertanyakan disini manakah wakil Indonesia dalam sidang tersebut apakah SBY rela dan memang menyadari ia adalah seorang terdakwa dengan demikian ia menunda kedatangan ke negeri Belanda ? apakah bangsa indonesia rela bahwa negeri ini dipimpin oleh seorang terdakwa pelanggar Ham apabila SBY datang pun tidak berhak pemerintahan negara manapun menangkap seorang terdakwa karena harus dilakukan oleh ICC, mana realisasi dari tujuan atau cita-cita bangsa indonesia dengan menyebut ikut melaksankan ketertiban dunia apabila suatu agama yang mejadi mayoritas di negara kita disebut sebagai agama terbelakang bahkan agama tersebut jelas dianut oleh presiden kita, apakah pernyataan ketua pvv tersebut jelas akan merusak ketertiban dunia.

Dengan kejadian tersebut saya sangat menyesalkan tindakan dari presiden SBY salah atau tidak mau ditahan atau tidak seharusnya SBY lari atau bersembunyi menyelesaikan permasalahan ini, andaikan presiden membutuhkan waktu untuk mempelajari kasus ini batalkanlah dulu kunjungan ke nergara yang jelas menghina agama mayoritas di kita jangan menunda kunjungan karena kita butuh ketegasan dalam menjalankan pemerintahan, jangan hanya menunda dengan mengatakan membatalkan presiden bisa kembali menyusun ulang andaikata memang harus pergi ke Belanda. .

Page 3: Pembatalan Kunjungan SBY Ke Negeri Belanda

Pembatalan Kunjungan SBY ke Negeri BelandaOPINI Ajie Adnan| 5 Oktober 2010 | 19:13

905

60

5 dari 7 Kompasianer menilai Aktual.

Ralat: Dikarenakan banyak terdapat informasi simpangsiur yang saling berkontradiktif di media, terutama dalam hal pengadilan apa yang menangani kasus ini maka tulisan ini didasarkan pada etika hubungan internasional pada umumnya.

Pengadilan HAM di Den Haag telah dipercepat, maka ditunda/dibatalkan-lah kunjungan presiden SBY ke Belanda. Banyak orang yang bilang kalau pembatalan ini justru makin menunjukkan sikap tidak tegas SBY. Tapi jujur saya tidak terlalu melihat demikian karena memang drama pengadilan HAM internasional ini tidak sesederhana sekaligus tidak serumit pengadilan di Indonesia.

Karena informasi mengenai hal ini baik di media ataupun jurnal-jurnal internasional lain yang kurang begitu jelas dan cenderung hanya penjelasan kondisi umum terhadap masyarakat, maka penjelasan dalam tulisan ini didasarkan pada penjelasan-penjelasan di televisi lokal dan konfrensi pers.

Pada dasarnya ada dua bentuk lembaga peradilan internasional terbesar yang ada sekarang ini, yaitu ICJ (International Court of Justice) dan ICC (International Criminal Court). ICJ adalah organisasi judisial utama dalam PBB, sedangkan ICC adalah bentuk pengadilannya yang berfungsi menuntut atau mengadili orang-orang yang bertanggung jawab atas kejahatan internasional. Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari media, pihak RMS yang diwakili oleh John Wattilete sudah sampai ke tahap pengadilan HAM yang artinya yang terjadi disini adalah telah sampai ke tahap ICC atau bisa dibilang juga SBY telah menjadi seorang terdakwa.

Jujur saya tidak paham betul bagaimana mekanisme ICC untuk menjadikan seorang kepala Negara sah suatu Negara yang berdaulat untuk dijadikan terdakwa, namun yang pasti hal ini telah sangat merendahkan Negara ini karena dianggap sang pemimpinnya telah terlibat pada kejahatan berat hingga harus dibawa ke pengadilan penjahat internasional. Secara tidak langsung, ICC secara umum telah menyamakan SBY seperti Radovan Karadzic (presiden Rep.

Page 4: Pembatalan Kunjungan SBY Ke Negeri Belanda

Srpska yang bertanggung jawab atas pembantaian muslim Srebrenica) dan Hermann Goering (salah satu pemimpin NAZI).

Idealnya, sebenarnyapun tidak masalah jika SBY tetap ke Belanda karena yang mengadakan sidang ini adalah organisasi internasional yang tidak mempunyai wilayah kedaulatan. Walaupun secara geografis letak pengadilan ini ada di kota Den Haag, Belanda namun tidak serta merta pemerintah Belanda mempunyai kewajiban untuk menangkap SBY jikapun ICC memutuskan SBY bersalah. Jangankan pemerintah Belanda, tidak ada satupun Negara di dunia yang mempunyai kewajiban untuk menaati hasil pengadilan kriminal tersebut.

Faktanya Negara Belanda sama sekali tidak bertanggung jawab atas apa yang mungkin terjadi dalam pengadilan tersebut karena memang pengadilan internasional tidak bisa di intervensi oleh Negara manapun, bahkan Negara pemegang hak veto sekalipun (AS, Rusia, China, Inggris dan Prancis). Maka dari itu saat pemerintah Belanda menyatakan mereka akan menjamin keselamatan presiden SBY sepenuhnya, pemerintah Indonesia tidak perlu khawatir samasekali akan keselamatan presiden SBY. Apalagi pemerintah Belanda juga menyatakan tidak mengakui kedaulatan atau eksistensi RMS, maka secara hukum internasional RMS tidak pernah diakui secara de jure ataupun de facto.

Namun hal tersebut diatas hanyalah keadaan ideal, karena kenyataan di lapangan bisa jauh berbeda apalagi jika diboncengi oleh kepentingan politik asing. Skenario terburuk yang mungkin terjadi adalah jika RMS telah melobi pemerintah Belanda untuk menggulingkan rezim SBY dan menggantikannya dengan rezim baru yang lebih mau berkerja sama dengan pemerintah Belanda (yang tentunya berasal dari orang-orang RMS). Dan bila hal ini terjadi (terjadi penangkapan SBY di Belanda) maka bisa dikatakan bahwa Indonesia tidak bisa melakukan tindakan nyata apapun kecuali balik menyeret pemerintah Belanda ke ICC karena telah menahan kepala Negara sah suatu Negara yang berdaulat, dan itupun perlu proses yang memakan waktu cukup lama.

Page 5: Pembatalan Kunjungan SBY Ke Negeri Belanda

Bila penahanan SBY ini terjadi, maka terjadi kekosongan posisi kepala Negara dan pastinya akan terjadi dinamika politik yang sedemikian besar yang berpotensi mengacaukan stabilitas dalam negeri. Singkat kata, harga yang harus dibayar oleh negeri ini jika sampai SBY ditahan di Belanda akan jauh lebih besar dan mahal ketimbang hanya membatalkan/menunda kunjungannya ke Belanda. Toh pemerintah Belanda pun pasti akan memaklumi kekhawatiran ini dan tidak akan sampai merusak hubungan diplomatik kedua Negara.

Jadi menurut pandangan saya, wajar jika SBY membatalkan kunjungannya ke Belanda karena alasan yang disebutkan diatas. Walaupun saya pun tidak terlalu kontra bilamana SBY tetap melanjutkan kunjungannya ke Belanda.

Page 6: Pembatalan Kunjungan SBY Ke Negeri Belanda

Kisah Pembatalan SBY ke Belanda Versi Sudi Silalahi

Laporan wartawan Tribunnews.com, Ade Mayasanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beragam kisah tentang pembatalan kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terus dituliskan beberapa media nasional, baik cetak, maupun elektronik. Namun di mata orang terdekat Presiden Yudhoyono sekaligus Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, beragam kisah yang dipertontonkan di hadapan publik masih jauh dari peristiwa yang selama ini terekam di ingatan Sudi. Apalagi disebut-sebut, pembatalan SBY ke negeri kincir angin alias Belanda terjadi lantaran menerima bisikan dari Sudi Silalahi.

"Keputusan itu betul-betul yang diambil presiden melalui sistem yang berjalan. Bukan melalui pembisik yang diberitakan media, majalah hari ini. Dan ditunjukkan pembisik itu adalah mensesneg. Nauzubillah Min Dzalik," ujar Sudi Silalahi dengan nada meninggi.

Sudi yang melakoni rapat kerja dengan komisi II DPR RI menyebutkan, penundaan kunjungan Presiden Yudhoyono ke Belanda bermula dari laporan Badan Intelijen Negara (BIN) pada 28 September. Saat itu dilaporkan, kunjungan SBY ke Belanda akan disambut aksi unjuk rasa. "Tapi kami menyimpulkan demo atau unjuk rasa selama ini tidak ada masalah. Dan kami yakin keamanan akan dijamin tuan rumah," kata Sudi yang mulai membuka kisah pembatalan ke negeri Belanda di hadapan komisi II DPR, Jakarta, Senin (11/10/2010).

Selepas menerima laporan tersebut, pada 4 Oktober 2010 sekitar pukul 24.00 WIB, kali ini giliran Sudi Silalahi yang mendapat informasi perihal kondisi yang mengkhawatirkan terjadi pada Presiden Yudhoyono.

"Saya menerima telepon dari Dewan Pertimbangan Presiden Hassan Wirajuda yang menyebutkan, pada 5 Oktober, pengadilan Belanda menerima gugatan untuk menyidangkan tuntutan kepada Presiden SBY tentang pelanggaran HAM di Maluku, dan untuk menangkap Presiden SBY," ungkap Sudi.

Atas kabar yang diperoleh ini, Sudi pun menghubungi Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa yang sedang berada di Brussel, Belgia. "Sampai jam 3 pagi, saya meminta Menlu untuk

Page 7: Pembatalan Kunjungan SBY Ke Negeri Belanda

menjustifikasi apakah benar informasi itu. Kalau benar saya minta agar segera dilakukan nego atau konsultasi dengan pemerintah Belanda agar bisa ditunda. Pengadilan itu bisa berjalan setelah presiden kembali dari kunjungan," imbuhnya.

Namun hasil negosiasi sampai selesai upacara 5 Oktober, menurut Sudi justru menemui jalan buntu. Pengadilan tetap menggelar persidangan.

Atas peristiwa ini, Presiden Yudhoyono langsung memimpin rapat di bandara Halim Perdanakusuma di atas pesawat. Rapat dihadiri Wapres Boediono, dan menteri terkait maupun menteri-menteri yang akan berkunjung ke negeri Belanda.

"Keputusan itu diambil dari telaah yang sangat jelas ketika menlu mengirim surat kepada presiden tentang beberapa hal yang menjadi hal pertimbangan," katanya. Tanpa menyebut isi surat dari Menlu, mantan Sekretaris Kabinet Kabinet SBY-Jusuf Kalla ini dengan nada meninggi pun mengeluarkan pernyataan keras. "Betapa malunya presiden kita yang mendarat di sana, dankemudian ada pemberitaan tampak presiden Indonesia. Lalu harga diri kita dimana?" tuturnya. "Relakah kita, presiden diperlakukan seperti itu, ketika kehadiran presiden, digelar pula sidang untuk menangkap dan menuntut masalah HAM."

Sudi mengaku, hubungan Indonesia dengan Belanda dalam kondisi yang sangat baik. Bahkan, Menlu Belanda Bernard Rudolf Bot dalam pidato resminya di Gedung Deplu pun mengakui kemerdekaan RI. Bot juga menghadiri upacara Kenegaraan Peringatan Hari Ulang Tahun ke-60Kemerdekaan RI di Istana Negara.

Bukan hanya itu, Sudi pun mengingatkan kunjungan Ratu Beatrix ke Indonesia pada 2005 yang disambut ramah dan penuh kehangatan. Begitu pula dengan kedatangan Perdana Menteri Belanda Jan Peter Balkenende yang disambut dengan keramahan pada 2006.

"Apakah itu balasan yang diberikan kepada kita? Padahal semasa kepemimpinan SBY, semua konflik kita selesaikan dengan damai, tidak ada pelanggaran HAM selama kepemimpinan beliau," sergah Sudi mengakhiri pembicaraan tentang kunjungan SBY ke Belanda.

Page 8: Pembatalan Kunjungan SBY Ke Negeri Belanda

Republika OnLine » Breaking News » Internasional

Koran Belanda Sayangkan Pembatalan Kunjungan SBYRabu, 06 Oktober 2010, 20:16 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, DEN HAAG--Harian utama Belanda, de Volskrant, mempertanyakan pembatalan kunjungan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, ke negeri kincir angin itu. Mereka juga menengarai ada komunikasi yang tidak lancar antara Den Haag dan Jakarta.

"Sayang sekali. Pembatalan itu sangat disesalkan," tutur mantan menteri luar negeri Belanda, Ben Bot, Selasa (5/10), sebagaimana dimuat di media itu.

Koran itu juga menggambarkan, SBY sudah naik ke pesawat yang akan membawanya ke Belanda namun di saat terakhir memutuskan untuk mendengar saran Dubes RI untuk Belanda, JE Habibie. Harian itu pun mempertanyakan apakah ada komunikasi yang tidak lancar antara Den Haag dan Jakarta. Serta mengapa situasi politik yang tidak nyaman ini tidak bisa dihindari.

Meski masih terdapat ribuan keturunan Maluku yang bermukim di Belanda, namun di negara tersebut kelompok RMS hanya mendapat simpati dari segelintir keturunan warga Maluku di sana. Mereka pun sudah lama tidak menuntut kemerdekaan dari Indonesia.

Bot telah berbicara dengan duta besar Indonesia pada Senin malam waktu setempat dan menyadari sensitivitas isu ini bagi Presiden SBY. Iap un mengaku bisa memahami keputusan yang akhirnya diambil presiden.

"Karena posisinya (sebagai presiden), ia tidak bisa menjelaskan kepada media lokal di Indonesia dan politisi, mengapa ia mesti mengunjungi sebuah negara yang ia adalah subyek hukum. Akan sangat memalukan baginya," tutur Bot sebagaimana dikutip media itu.

Ia menganggap bahwa ulah 'sekelompok agitator' untuk memperoleh surat perintah penangkapan amat wajar jika tidak bisa diterima oleh masyarakat Indonesia. Padahal,

Page 9: Pembatalan Kunjungan SBY Ke Negeri Belanda

seharusnya Indonesia tidak perlu khawatir bahwa Belanda akan mengeluarkan surat perintah penahanan.

Pemerintah Belanda telah mengetahui adanya segelintir pengikut RMS serta kelompok afiliasinya akan mendemo Persiden SBY saat menginjakan kaki di Den Haag. "Pemerintah Belanda juga mesti mehamai isu Wilders itu sensitif di Indonesia. Kita perlu menekankan, bahwa Belanda tetap menghormati hak-hak dasar dan konstitusi dan bahwa kebebasan agama tidak bisa ditawar-tawar," papar Bot.

Red: Arif SupriyonoRep: Wulan Tunjung PalupiSumber: UP/AP/Radio Netherland

Penundaan Kunjungan SBY ke Belanda Bisa Picu Reaksi Balasan Fajar Pratama - detikNews

Jakarta - Sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menunda kunjungan ke Belanda secara mendadak dinilai tidak tepat. Bahkan penundaan tersebut berpotensi mendatangkan reaksi balasan dari kepala negara yang hendak berkunjung ke Indonesia.

"Sikap itu sangat berlebihan dan malah dapat menimbulkan reaksi balik dari kepala negara yang sudah mengagendakan datang ke sini," ujar Pengamat politik internasional CSIS Bantarto Bandoro kepada detikcom, Rabu (5/9/2010).

Menurut Bantarto, reaksi balasan dari kepala negara lain untuk membatalkan kunjungannya ke Indonesia sangat mungkin terjadi. Apalagi melihat situasi di tanah air yang diliputi banyak insiden terorisme yang tak kunjung diselesaikan.

"Ketakutan Presiden ini merupakan sesuatu yang tidak perlu. Hal yang normal jika kepala negara disambut dengan demo atau semacamnya ketika akan melakukan kunjungan. Ini malah merusak citra Indonesia," lanjut Bantarto.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Republik Maluku Selatan (RMS) dalam pengasingan meminta agar presiden RI Yudhoyono ditangkap saat kunjungan kenegaraan ke Negeri Belanda.

Tuntutan penangkapan itu disampaikan melalui kort geding (prosedur dipercepat) ke pengadilan, demikian Presiden RMS John Wattilete yang juga seorang advokat dalam pernyataan di Teletext televisi publik NOS, Sabtu.

Lebih lanjut, Wattilete meminta Perdana Menteri (demisioner) JP Balkenende agar mengimbau Presiden RI supaya mengakhiri apa yang disebutnya sebagai pemenjaraan dan penyiksaan para pengikut RMS. Disebutkan bahwa saat ini di Maluku terdapat 90 pengikut RMS dipenjarakan.

Page 10: Pembatalan Kunjungan SBY Ke Negeri Belanda

Gugatan yang disidangkan di pengadilan Den Haag pada Selasa kemarin itulah yang membuat Presiden SBY menjadwal ulang untuk memenuhi undangan Ratu Beatrix. SBY baru akan berkunjung bila sidang RMS itu berakhir. Padahal pemerintah Belanda sendiri telah menjamin keamanan Presiden dan rombongan selama kunjungan.

Seharusnya Belanda Malu Warganya 'Menyerang' Presiden RI Nurvita Indarini - detikNews

Jakarta - Presiden SBY mendadak menjawal ulang kunjungan kenegaraannya ke Belanda hingga sidang gugatan RMS berakhir. Sebab dalam sidang itu, jaringan RMS menuntut agar Presiden RI ditangkap. Terkait hal ini, Pemerintah Belanda seharusnya malu karena warganya 'menyerang' Kepala Negara RI.

Tindakan SBY untuk menunda keberangkatannya ke Negeri Kincir Angin itu mendapatkan dukungan dari Tim Pengacara Muslim (TPM). Menurut TPM, bila perlu SBY tak hanya menunda, tapi membatalkan saja kunjungannya ke Belanda.

"Kami mendukung SBY untuk menunda keberangkatan, dan bila perlu dibatalkan saja," kata Ketua Dewan Pembina TPM, Mahendradatta, kepada detikcom, Selasa (5/10/2010).

Menurut dia, apa yang dilakukan oleh SBY itu menunjukkan sikap tegas terhadap separatisme dan bentuk-bentuk provokasi kepada agama. Sikap itulah yang telah menarik simpati TPM.

Mahendra menuturkan, pekan lalu dirinya melawat ke Belanda. Di negara tersebut, dia menemui ulah sebagian kecil orang, yakni jaringan RMS, yang mengajukan permintaan untuk melakukan penahanan kepada Presiden RI.

"Ini permintaan gila. Mereka tidak melihat kalau pengadilan itu tidak akan efektif melakukan itu. Jangankan Kepala Negara, orang diplomat saja punya diplomatic immunity apalagi Kepala Negara," tuturnya.

Menurutnya, RMS di Belanda hanya terdiri dari segelintir orang, tidak lebih dari 20 orang. Kebanyakan mereka adalah orang-orang tua yang terbuai janji Belanda saat menjajah Indonesia. Sedangkan anak-anak mudanya menyadari, bahwa NKRI adalah bentuk yang terbaik. Namun karena mereka lahir di Belanda dan jadi warga negara Belanda, maka mereka tidak kembali ke Indonesia.

Page 11: Pembatalan Kunjungan SBY Ke Negeri Belanda

"Orang RMS di Belanda itu warga negara Belanda. Seharusnya Belanda tahu malu, karena yang dilakukan itu penyerangan warga negara Belanda terhadap Kepala Negara. Tapi itu dibiarkan," sambung Mahendra.

Dia berpendapat, SBY menunda keberangkatannya di menit-menit akhir karena kemungkinan besar di menit-menit akhir juga tidak mendapat jaminan tegas dari Belanda untuk tidak mendukung separatis. Kalau untuk jaminan keamanan, Mahendra yakin, pengamanannya tidak perlu diragukan. Tapi tidak demikian halnya dengan jaminan harga diri bangsa.

"Perlu diplomatic comfort, bukan security. Dan itu sering dilakukan Presiden AS. Kalau tidak ada diplomatic comfort, akan segera dia batalkan. Apa yang dilakukan SBY itu teguran kepada Belanda karena membiarkan warga negaranya mengganggu kedaulatan Indonesia," tutur Mahendra.

Dia menambahkan, apa yang dilakukan SBY adalah langkah tepat menghindarkan gejolak di Tanah Air. Karena apa pun yang mungkin terjadi di Belanda akan terliput dan pada akhirnya tidak bisa menutup informasi. Apa yang dilakukan SBY dinilai tepat karena tidak membuka ruang untuk dipakai sebagai jalan masuk propaganda dan separatisme.

"Di sana SBY bisa jadi bulan-bulanan. Dipojokkan masalah yang dibawa kelompok kecil. Jadi kalau dijawab salah, tidak dijawab pun diputarbalikkan. Tepat yang dilakukan SBY," tutup Mahendra.

SBY membatalkan kunjungannya di menit-menit akhir karena adanya perkembangan situasi di Belanda yang mengusik hatinya. SBY mengatakan, saat dirinya berkunjung di Belanda, akan ada pengadilan yang salah satunya akan memutuskan agar Presiden RI ditangkap saat berkunjung di Belanda. Menurut SBY, pengadilan tersebut mempersoalkan HAM di Indonesia. Tuntutan diajukan oleh sejumlah pihak termasuk RMS.

Rencana kunjungan ini telah direncanakan sejak tahun 2007. Dan tahun ini, agenda kunjungan ke Belanda ini memang telah masuk ke dalam daftar agenda kunjungan Presiden SBY ke luar negeri.

Seperti diberitakan, kort geding (prosedur dipercepat-red) permohonan untuk penangkapan Presiden RI dimasukkan ke Pengadilan Den Haag hari ini, sehari sebelum kedatangan Presiden.

John Wattilete dari RMS berkeyakinan bahwa pengadilan akan mengeluarkan putusan sebelum atau selama kunjungan presiden RI masih berlangsung. Kunjungan Presiden juga akan dimanfaatkan RMS untuk menarik perhatian dengan menggelar demonstrasi di alun-alun Malieveld, Den Haag, pada Kamis (7/10/2010) mendatang.

Page 12: Pembatalan Kunjungan SBY Ke Negeri Belanda

Ada Motif Lain di Balik Pembatalan Kunjungan SBY ke Belanda. Juga Akibat tokoh Garis Keras Geert Wilders

JAKARTA, RIMANEWS - Terkait pembatalan keberangkatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Belanda, Mantan Gubernur DKI Sutiyoso menduga ada motif lain terkait penundaan kunjungan kenegaraan itu, bukan semata-mata karena masalah Republik Maluku Selatan (RMS).

"Barangkali ada motif lain yang masuk ke Presiden SBY, selain masalah pengadilan HAM di Belanda,” kata Sutiyoso, di Jakarta, Selasa (5/10).

Hanya saja, mantan Pangdam Jaya itu tak mau merinci apa motif yang diduganya tersebut. "Tidak etis saya mengungkap dugaan itu, tapi dalam perspektif inteligen, pasti ada hal lain," ujar Bang Yos, sapaan akrab Sutiyoso.

Dijelaskannya, bila seorang kepala negara diundang ke suatu negara, maka pemerintah setempat pasti sudah menyiapkan pengamanan dan menjamin keselamatan kepala negara yang berkunjung.

"Logikanya, bila seorang kepala negara datang ke suatu negara, maka pemerintah setempat 100 persen harus menjamin keselamatan kepala negara yang berkunjung di samping Presiden mempunyai kekebalan diplomatik," kata dia.

Page 13: Pembatalan Kunjungan SBY Ke Negeri Belanda

Tokoh politik garis keras Belanda, Geert Wilders rupanya juga menjadi penyebab Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) enggan berkunjung ke Belanda. Sinyal pembatalan kunjungan itu bahkan sudah disampaikan pemerintah Indonesia sejak jauh hari.

Ketua Partai untuk Kebebasan Belanda (Partij voor de Vrijheid, PVV) itu menjadi salah satu ganjalan bagi kunjungan SBY, di samping tuntutan Republik Maluku Selatan (RMS) untuk menangkap SBY.

Duta Besar Indonesia untuk Belanda Yunus Effendi Habibie dalam wawancaranya dengan harian Het Financieele Dagblad pada 23 September 2010 menyebutkan bahwa SBY akan ragu untuk berkunjung ke Belanda selama PVV yang dipimpin Wilders itu berada dalam kabinet koalisi.

“Tentu saja Presiden SBY tidak akan datang ke Belanda kalau di dalam kabinet ada orang yang menyebut Islam terbelakang. Saya tidak mau Presiden saya dipandang sebagai badut di sini,” ujar Yunus.

Ia juga menyebutkan hubungan antara Indonesia dengan Belanda akan terlukai jika Wilders masuk dalam pemerintahan Belanda mendatang. Ia bahkan menyebut orang yang memilih Wilders sebagai orang gila.

Pernyataan Yunus tersebut sempat membuat keruh suasana. Menteri Luar Negeri Belanda Maxime Verhagen bahkan menilai komentar Yunus itu tidak bijaksana. “Saya rasa pendapat dia soal pemilih PVV itu tidak bijak. Seorang duta besar tidak selayaknya membuat komentar seperti itu.”

Belum lama ini, Partai Kristen Demokrat (CDA) sepakat untuk membentuk pemerintahan koalisi minoritas yang didukung oleh Ketua PVV Geert Wilders. CDA saat ini dipimpin oleh Mark Rutte, yang dijagokan akan menjadi Perdana Menteri Belanda mendatang.

Rutte, Maxime Verhagen (pimpinan CDA yang saat ini menjabat menteri luar negeri), dan Wilders menyepakati semacam kontrak politik bahwa PVV akan menjadi pendukung pemerintahan mendatang.

Wilders adalah pemipin PVV, partai yang sangat liberal di Belanda. Ia terus menerus berkampanye untuk menentang Islam dan membenci Muslim. Bahkan ia pernah meminta pemerintah Belanda untuk melarang orang dari negara Islam datang ke Belanda.

Wilders juga dikenal sebagai pembuat video kontroversial yang berjudul Fitna. Video itu berisi hujatan terhadap Islam dan Al Quran. Di dalamnya juga berisi ketakutannya bahwa Belanda dan Eropa akan dikuasai pendatang dari negara Islam.

PVV, partai yang didirikan pada 2005 itu pada Pemilu parlemen 2006 memenangi sembilan kursi sekaligus menjadikannya sebagai partai kelima terbesar di Parlemen dan menjadi partai opisisi terbesar ketiga.

Page 14: Pembatalan Kunjungan SBY Ke Negeri Belanda

Pada 2009, PVV memenangi empat dari 25 kursi dan pada Pemilu 2010, bertambah menjadi 24 kursi. Sekaligus menjadikannya sebagai partai terbesar ketiga di parlemen Belanda.

Saat ini, Wilders tengah diadili dengan tuduhan memunculkan kebencian dan diskriminasi terhadap orang-orang Islam. Sidang Wilders selalu ramai dikunjungi oleh pendukungnya. Mereka menentang peradilan itu karena dianggap mengekang kebebasan. Menghukum Wilders dianggap sama dengan pendukung kebebasan.(ach/jpnn)