Pembangunan Pertanian Berbasis Komoditi Unggulan Sumatera Utara

download Pembangunan Pertanian Berbasis Komoditi Unggulan Sumatera Utara

of 10

Transcript of Pembangunan Pertanian Berbasis Komoditi Unggulan Sumatera Utara

  • 1

    Pengembangan Pertanian Berbasis Komoditi Unggulan Dalam Rangka Pembangunan Berkelanjutan

    (Studi Kasus Kabupaten Humbang Hasundutan )

    Hotden Leonardo Nainggolan 1) Johndikson Aritonang 2)

    Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

    Universitas HKBP Nommensen Medan 1,2) Jl. Sutomo No. 4A Medan 20234

    Telp. 061-4522922. HP. 082166387190. Email : [email protected] 1,2)

    Abstrak

    Pembangunan pertanian yang memanfatkan potensi sumber daya alam yang sesuai dengan agroekosistem wilayah dalam memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan petani merupakan bagian dari proses pembangunan berkelanjutan. Pembangunan pertanian akan semakin optimal jika dipadukan dengan pengelolaan komoditi unggulan. Pengelolaan komoditi unggulan disektor pertanian, baik komoditi perkebunan, hortikultura dan pangan merupakan sebuah strategi regional dalam memacu pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Penelitian ini mengkaji pengembangan pertanian berbasis komoditi unggulan dalam rangka pembangunan berkelanjutan (studi kasus Kabupaten Humbang Hasundutan), sehingga kebijakan pertanian dalam mendukung pembangunan berkelanjutan lebih terfokus. Metode penelitian dengan Location Quotient (LQ) menggunakan data sekunder produktifitas komoditi pangan 2005-2009. Sesuai hasil analisis disimpulkan; a) Komoditi unggulan pangan di Kabupaten Humbang Hasundutan; padi sawah, jagung dan kacang tanah, b) pengembangan pertanian yang fokus pada komoditi unggulan akan menciptakan pertanian yang tepat guna, bernilai ekonomis, secara sosial diterima masyarakat dan ramah lingkungan, c) Pertanian berkelanjutan akan meningkatkan kelestarian lingkungan melalui konservasi tanah, air dan tanaman. Melalui penelitian ini disarankan; a) agar pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan melakukan peningkatan produktifitas pangan unggulan yang ramah lingkungan yang didukung oleh perbaikan teknologi usahatani dan pasca panen, pengembangan infrastruktur serta penyediaan sarana produksi, b) agar pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan melakukan berbagai pelatihan bagi penyuluh pertanian dan petani. Kata Kunci : komoditi unggulan, pembangunan berkelanjutan, pertanian berkelanjutan, tanaman

    pangan.

    Pendahuluan Secara umum bahwa pembangunan ekonomi yang berbasis sumber daya alam yang tidak

    memperhatikan aspek kelestarian lingkungan pada akhirnya akan berdampak negatif pada lingkungan itu

    sendiri, karena sumber daya alam dan lingkungan memiliki kapasitas daya dukung yang terbatas. Dengan

    kata lain, pembangunan ekonomi yang tidak memperhatikan kapasitas sumber daya alam dan lingkungan

    akan menyebabkan permasalahan bagi pembangunan berkelanjutan (Fauzi, A. 2006)

    Perhatian terhadap pembangunan berkelanjutan dimulai sejak munculnya kekwatiran R. Malthus

    atas ketersediaan lahan di Inggris akibat ledakan penduduk tahun 1798. Kemudian pada tahun 1972,

    Meadow, dkk menerbitkan buku yang berjudul The Limit to Growth. Meadow, dkk mengemukakan

    bahwa pertumbuhan ekonomi akan sangat dibatasi oleh ketersediaan sumber daya alam sehingga

    penyediaan barang dan jasa yang berasal dari sumber daya alam tidak akan dapat dilakukan secara terus-

  • 2

    menerus (Fauzi, A. 2006). Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) merupakan implementasi

    dari konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) disektor pertanian. Konsep

    pembangunan berkelanjutan dimulai akhir tahun 1980 an sebagai respon terhadap strategi pembangunan

    sebelumnya yang terfokus pada tujuan pertumbuhan ekonomi tinggi yang terbukti telah menimbulkan

    degradasi kualitas lingkungan hidup.

    Indonesia merupakan Negara yang memiliki keunggulan komperatif (comperatif adventage)

    untuk sektor pertanian, keunggulan ini merupakan modal fundamental bagi pertumbuhan ekonomi yang

    perlu didorong dan di kelola dengan baik. Kuncoro, M (2005), menyampaikan kegiatan ekonomi yang

    memanfaatkan keungulan komperatif akan memberikan perkembangan bukan hanya pada sektor itu saja

    melainkan sektor lain yang saling terkait. Sektor pertanian kita tentu memiliki komoditi-komoditi penting

    atau unggulan untuk dikembangkan sebagai pendorong utama (prime mover) bagi pertumbuhan ekonomi

    secara nasional maupun regional. Pengembangan komoditi unggulan disektor pertanian pada suatu daerah

    merupakan suatu strategi regional untuk memacu pertumbuhan ekonomi, sehingga memberikan efek

    pengganda (multiflier effect) pada sub sektor lainnya.

    Bukti empiris menunjukkan ketika krisis ekonomi 1997 lalu, sektor pertanian mampu bertahan

    dan memberikan kontribusi bagi perekonomian secara keseluruhan. Data BPS 1998, secara nasional

    menunjukkan sektor pertanian tumbuh 0,22%, saat kondisi perekonomian Indonesia mengalami

    penurunan hingga 13,68%. Bukti empiris itu menunjukkan ketika sektor konstruksi, industri dan

    manufaktur mengalami kontraksi hebat namun sektor pertanian dengan komoditi unggulannya mampu

    tumbuh positif dan taatkala sektor-sektor lain melakukan pemutusan hubungan kerja, justru penyerapan

    tenaga kerja di sektor pertanian meningkat, demikian juga dengan ekspor produk pertanian mengalami

    peningkatan (Friyatno, S. 2001).

    Sektor pertanian memiliki peran penting bagi perekonomian dan pembangunan Sumatera Utara,

    karena mampu berkontribusi sebesar 23,0% bagi pembentukan PDRB Sumatera Utara dan hanya terpaut

    1,0% dari sektor industri. Tahun 2009 kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Sumatera Utara sama

    dengan sektor industri, yaitu sebesar 23,0% (BPS Sumut, 2010). Untuk Kabupaten Humbang Hasundutan

    sektor pertanian juga memegang peranan penting bagi perekonomian wilayahnya, sektor ini mampu

    berkontribusi bagi pembentukan PDRB sebesar 59,8% (BPS Humbang Hasundutan, 2010). Berdasarkan

    uraian diatas, penelitian ini dilakukan untuk melihat Peranan Pengembangan Pertanian Berbasis

    Komoditi Unggulan Dalam Rangka Pembangunan Berkelanjutan (Studi Kasus Kabupaten Humbang

    Hasundutan)

    Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini mencoba mengkaji permasalahan yaitu;

    bagaimana peranan pengembangan komoditi unggulan dalam rangka pembangunan berkelanjutan di

    Kabupaten Humbang Hasundutan ?.

  • 3

    Tujuan Penelitian.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; a) Jenis-jenis komoditi pangan unggulan sektor

    pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan, b) Peranan pengembangan komoditi unggulan dalam

    rangka pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Humbang Hasundutan.

    Tinjauan Pustaka

    Komoditi Unggulan.

    Komoditi unggulan merupakan komoditi yang mampu memberikan sumbangan pendapatan bagi

    wilayah yang bersangkuta. Setiap wilayah tentu memiliki komoditi unggulan yang berbeda-beda.

    Widayanto, B (2000) menyampaikan bahwa komoditi unggulan adalah komoditi yang mampu

    memberikan sumbangan pendapatan bagi wilayah yang bersangkutan. Beberapa kriteria yang dapat

    menjelaskan mengenai keunggulan suatu komoditi dalam sebuah wilayah adalah; a) dikenal luas oleh

    masyarakat setempat, dikelola dan dikembangkan secara luas masyarakat setempat, b) memiliki

    sumbangan yang signifikan bagi perekonomian masyarakat setempat, dapat bersaing dengan komoditi

    usaha lainnya. Kemampuan bersaing komoditi ini dapat diketahui berdasarkan indikator pendapatan

    masyarakat dari bidang usaha tersebut, c) komoditi ini memiliki kesesuaian secara aspek agroekologis

    terutama menyangkut lokasi pengembangan. Kondisi agroekologis dapat diidentifikasi dengan

    menggunakan indikator produktifitas yang memberikan gambaran efisiensi produksi, d) komoditi ini

    memiliki potensi dan orientasi pasar baik domestik maupun ekspor, e) mendapat dukungan kebijakan

    pemerintah terutama dukungan pasar serta ketersediaaan faktor-faktor pendukung seperti; kelembagaan,

    teknologi, modal, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia (Nainggolan, H, L. 2011).

    Pembangunan Berkelanjutan.

    Turner et al. (1993) mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai upaya memaksimalkan

    manfaat bersih pembangunan ekonomi dengan syarat mempertahankan dan meningkatkan jasa, kualitas

    dan kuantitas sumber daya alam sepanjang waktu. Sutamihardja (2004), menyatakan sasaran

    pembangunan berkelanjutan mencakup upaya mewujudkan; a) Pemerataan manfaat hasil-hasil

    pembangunan antar generasi artinya pemanfaatan sumberdaya alam yang memperhatikan batas kewajaran

    dan memperhatikan ekosistem lingkungan, b) Pengamanan terhadap kelestarian sumber daya alam dan

    lingkungan hidup, pencegahan atas gangguan ekosistem dalam rangka menjamin kualitas kehidupan yang

    baik bagi generasi mendatang, c) Mempertahankan kesejahteraan rakyat yang berkelanjutan baik masa

    kini maupun masa yang mendatang.

    Pengembangan konsep pembangunan berkelanjutan perlu mempertimbangkan kebutuhan yang

    wajar secara sosial dan cultural dan menyebarluaskan nilai-nilai untuk menciptakan standar konsumsi

    pada batas kemampuan lingkungan. Pembangunan berkelanjutan mensyaratkan pertumbuhan ekonomi

  • 4

    namun harus mencerminkan prinsip-prinsip keberlanjutan, namun kenyataannya aktivitas produksi yang

    tinggi terjadi bersamaan dengan ketidakmerataan ekonomi yang menyebabkan kemiskinan yang tersebar

    luas, sehingga kondisi ini membahayakan lingkungan. Antara, M. (2000), menyampaikan pembangunan

    berkelanjutan juga mensyaratkan agar kebutuhan masyarakat terpenuhi dengan cara meningkatkan

    potensi produksi yang berdaya saing tinggi sesuai dengan wilayah masing-masing.

    Metodologi penelitian Lokasi, Sampel Penelitian dan Pengumpulan Data.

    Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan nonprobability sampling dengan

    teknik pengambilan sampling convenience sampling dengan memilih sampel secara sengaja sesuai

    dengan keinginan peneliti dengan pertimbangan-pertimbangan khusus (Kuncoro. M, 2009). Penelitian ini

    menggunakan sampel Kabupaten Humbang Hasundutan dengan alasan daerah ini mengandalkan sektor

    pertanian dalam proses pembangunan wilyahnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

    sekunder dengan runtun waktu 5 (lima) tahun (2009-2005) yang bersumber dari publikasi Badan Pusat

    Statistik (BPS) Sumatera Utara dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Humbang Hasundutan dan

    publikasi resmi lainnya.

    Metode Analisis Data.

    Alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Location Quotient (LQ) yang

    didasarkan pada kontribusi (Tarigan, R. 2005). Location quotient (LQ) atau kuosien lokasi adalah

    perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor di suatu daerah terhadap besarnya peranan sektor

    tersebut secara nasional. Banyak variable yang bisa diperbandingkan namun dalam penelitian ini

    digunakan nilai produktifitas yaitu nilai produksi dibagi dengan luas lahan (Nainggolan, H, L. 2011)

    dengan formulasi sebagai berikut; LQ = / / ... (1)

    dimana :

    PrKiKab : Produktifitas komoditi i di kabupaten yang dianalisis. TPrkKab : Total produktifitas komoditi di kabupaten yang dianalisis. PrKiProp : Produktifitas komoditi i di wilayah propinsi. TPrKProp : Total produktifitas komoditi di wilayah propinsi.

    Menentukan Komoditi Unggulan.

    Untuk mengetahui komoditi unggulan pada suatu kabupaten dalam konteks wilayah propinsi

    adalah melalui analisis LQ, bila dilakukan dengan data time series akan diketahui perkembangan LQ

    masing-masing komoditi dari tahun ke tahun (Tarigan R, 2005), artinya berdasarkan nilai LQ tersebut

    dapat dikenali komoditi yang konsisten sebagai komoditi unggulan dan komoditi non-unggulan. Komoditi

  • 5

    yang dianalisis dikategorikan menjadi 3 (tiga) kelompok berdasarkan nilai LQ nya (Kuncoro, M. 2009)

    yaitu ; a) apabila nilai LQ > 1, maka tingkat spesialisasi komoditi lebih besar di kabupaten dibanding

    dengan di propinsi, b) bila nilai LQ < 1 maka tingkat spesialisasi komoditi tersebut lebih kecil di

    kabupaten dibanding dengan propinsi, c) kemudian apabila nilai LQ = 1, maka tingkat spesialisasi

    komoditi tertentu di kabupaten sama dengan di propinsi.

    Hasil Dan Pembahasan

    Komoditi Tanaman Pangan Sumatera Utara.

    Sumatera Utara merupakan propinsi ke empat terbesar jumlah penduduknya di Indonesia setelah

    Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Data statistik 2009, menunjukkan penduduk Sumatera Utara

    tahun 2008 adalah 13.042.317 juta jiwa. Dari total penduduk tersebut terdapat angkatan kerja 6,09 juta

    jiwa yang terdiri dari 5,54 juta jiwa kategori bekerja dan 554,5 ribu jiwa mencari pekerjaan dan tidak

    bekerja (pengangguran terbuka). Dari jumlah penduduk Sumatera Utara yang bekerja tersebut sebanyak

    47,12% bekerja pada sektor pertanian, disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 20,20%.

    (BPS Sumatera Utara, 2010). Secara umum bahwa perkembangan luas panen dan produksi tanaman

    pangan di Sumatera Utara tahun 1999-2009 mengalami pertumbuhan plus minus hingga 0,11% per tahun.

    Demikian juga dengan produktifitasnya, berdasarkan data yang diperoleh bahwa produktifitas komoditi

    pangan tersebut juga mengalami trend pertumbuhan plus minus yang bervariasi. Untuk lebih jelasnya

    mengenai produktifitas komoditi pangan di Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini :

    Tabel 1. Produktifitas Komoditi Tanaman Pangan Sumatera Utara Tahun 2005-2009.

    Sumber : Data sekunder diolah. 2012.

    Pada tabel 1 di atas dapat dilihat produktifitas padi sawah di Sumatera Utara adalah 4,36 ton/ ha

    tahun 2005, kemudian 2006 hanya naik 1% dengan produksi 4,40 ton/ ha. Tahun 2009 produktifitas

    komoditi ini adalah 4,71 ton/ ha, dengan kenaikan 2,80% dari tahun sebelumnya. Sementara itu

    produktifitas komoditi jagung mengalami peningkatan sejak tahun 2005-2009 dengan nilai persentase

    peningkatan yang kecil. Produktifitas komoditi jagung tahun 2005 adalah 0,30 ton/ ha dan mengalami

    peningkatan yang sangat baik tahun 2006 menjadi 3,41 ton/ ha.

    2005 2006 2007 2008 2009 05/06 06/07 07/08 08/091 Padi Sawah 4.36 4.40 4.50 4.58 4.71 1.00% 2.27% 1.75% 2.80%2 Padi Ladang 2.65 2.51 2.66 2.91 2.93 -5.25% 5.87% 9.75% 0.42%3 Jagung 0.30 3.41 3.50 4.57 4.80 1046.65% 2.74% 30.56% 5.11%4 Kacang Tanah 1.10 1.12 1.15 1.16 1.17 2.01% 2.74% 1.12% 0.99%5 Ubi Kayu 12.52 12.57 12.60 19.42 26.09 0.39% 0.23% 54.14% 34.34%6 Ubi Jalar 9.63 9.66 9.70 11.07 11.34 0.31% 0.38% 14.12% 2.44%

    Produktiftas (ton/ ha)No Jenis Komoditi +/- Produktifitas

  • 6

    Komoditi Tanaman Pangan Humbang Hasundutan.

    Sektor pertanian bagi penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan tulang punggung

    dan penggerak perekonomian daerah dalam rangka proses pembangunan disamping sebagai penghasil

    nilai tambah dan sumber penghasilan masyarakat. Kabupaten ini merupakan kabupaten yang sangat

    potensial bagi pengembangan sektor pertanian yang terlihat dari kontribusi sektor pertanian bagi PDRB

    Kabupaten Humbang Hasundutan yang mencapai 59,08%. (BPS Humbang Hasundutan, 2010).

    Tanaman padi sebagai salah satu komoditi pangan merupakan tanaman pertanian paling dominan

    yang dibudidayakan di Kabupaten Humbang Hasundutan. Tahun 2005 luas lahan padi sawah yang

    dikelola masyarakat adalah 17.527 ha dengan produksi 92.086 ton. Luas lahan komoditi ini mengalami

    pertumbuhan hingga tahun 2008 yang mencapai 20.834 ha dengan produksi 110.213 ton, namun tahun

    2009, luas lahan komoditi ini mengalami penurunan dikuti dengan penurunan produksi. Disamping itu

    terdapat komoditi jagung, dimana tahun 2005 luas lahan komoditi ini mencapai 1.352 ha dengan produksi

    5.195 ton, kemudian 2009 luas lahan ini mengalami penurunan menjadi 578 ha yang diikuti dengan

    penurunan produksi menjadi 2.485 ton. (BPS Humbang Hasundutan, 2010).

    Data BPS menunjukkan bahwa tahun 2005 produktifitas padi sawah di wilayah ini adalah 5,25

    ton/ha, dan turun menjadi 5,13 ton/ ha tahun 2006. Kemudian tahun 2009 meningkat menjadi 5,32 ton /

    ha, naik 0,54 % dari tahun sebelumnya. Untuk produktifitas komoditi jagung tercatat 3,84ton/ ha tahun

    2005 dan produktifitas komoditi ini terus mengalami kenaikan menjadi 4,30 ton/ ha tahun 2009, naik

    2,47% dari tahun sebelumnya. Untuk lebih jelasnya mengenai produktifitas komoditi pangan di

    Kabupaten Humbang Hasundutan dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini :

    Tabel 2. Perkembangan Produktifitas Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2005-2009.

    Sumber : Data sekunder diolah. 2012.

    Identifikasi Komoditi Unggulan Kabupaten Humbang Hasundutan.

    Identifikasi komoditi unggulan di Kabupaten Humbang Hasundutan dilakukan dengan

    menggunakan analisis LQ, berdasarkan analisis data yang dilakukan diketahui bahwa di kabupaten

    Humbang Hasundutan terdapat beberapa jenis komoditi pangan unggulan sebagaimana pada tabel 3 di

    bawah ini :

    2005 2006 2007 2008 2009 05/06 06/07 07/08 08/091 Padi Sawah 5.25 5.13 5.13 5.29 5.32 -2.34% -0.05% 3.15% 0.54%2 Padi Ladang 1.50 2.96 3.00 3.00 3.08 97.57% 1.23% 0.13% 2.42%3 Jagung 3.84 3.88 4.12 4.20 4.30 0.88% 6.38% 1.75% 2.47%4 Kacang Tanah 1.75 1.77 1.86 1.88 1.82 1.00% 5.33% 0.80% -2.91%5 Ubi Kayu 6.51 7.90 7.97 8.05 8.09 21.42% 0.83% 1.04% 0.42%6 Ubi Jalar 7.07 7.14 7.07 7.05 7.16 0.99% -1.00% -0.29% 1.59%

    Produktiftas (ton/ ha) % +/- ProduktifitasNo Jenis Komoditi

  • 7

    Tabel 3. Nilai LQ Komoditi Pangan Kabupaten Humbang Hasundutan.

    Sumber : Data Sekunder diolah. 2012.

    Berdasarkan hasil pengolahan data seperti pada tabel 3 di atas, komoditi padi sawah memiliki

    nilai LQ > 1 tahun 2005-2009 secara konsisten, hal ini menunjukkan bahwa komoditi ini memiliki tingkat

    spesialisasi yang lebih besar di Kabupaten Humbang Hasundutan dibanding dengan Propinsi Sumatera

    Utara. Artinya komoditi ini merupakan komoditi unggulan di Kabupaten Humbang Hasundutan.

    Komoditi padi ladang pada tahun 2005 memiliki nilai LQ 1 artinya tahun 2006-2009 komoditi ini memiliki spesialisasi di Kabupaten jika

    dibandingkan dengan di Propinsi, maka komoditi ini tidak dikategori sebagai komoditi unggulan, karena

    berdasarkan analisis LQ dengan data time series menunjukkan bahwa nilai LQ tidak konsisten (Tarigan,

    R. 2005).

    Berdasarkan hasil analisis sebagaimana pada tabel 3 diatas bahwa komoditi jagung dan kacang

    tanah, secara konsisten memiliki nilai LQ>1 tahun 2005-2009, artinya selain komoditi tanaman padi

    sawah, maka komoditi jagung dan kacang tanah juga merupakan komoditi unggulan Kabupaten Humbang

    Hasundutan, karena kedua komoditi tersebut juga memiliki tingkat spesialisasi di Kabupaten jika

    dibandingkan dengan Propinsi, sesuai dengan hasil analisis LQ dengan data time series (2005-2009),

    dimana kedua komoditi ini memiliki nilai LQ> 1, secara konsisten (Tarigan, R. 2005). Dengan demikian

    komoditi padi sawah, jagung dan kacang tanah merupakan komoditi unggulan di Kabupaten Humbang

    Hasundutan. Komoditi tersebut merupakan komoditas strategis yaitu komoditi padi dan jagung yang

    termasuk dalam program pemerintah dalam rangka mewujudkan kemandirian pangan yang ditempuh

    pemerintah melalui berbagai cara untuk meningkatkan produksi dan produktifitas pangan secara

    berkelanjutan (Tindaon, F dan Nainggolan, H. L. 2011).

    Dengan teridentikasinya komoditi unggulan di Kabupaten Humbang Hasundutan maka dapat

    dilakukan upaya peningkatan produktifitas secara spesifik melalui berbagai program peningkatan

    produksi yang tepat. Beberapa upaya yang harus dilakukan pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan

    adalah menyediakan sarana produksi yang terjangkau, perbaikan teknologi budidaya dan pasca panen

    serta melakukan berbagai pelatihan kepada petani dan penyuluh, sehingga dengan demikian proses

    pembangunan berkelanjutan melalui pengembangan sektor pertanian akan lebih bermanfaat sesuai dengan

    2005 2006 2007 2008 20091 Padi Sawah 1.42 1.36 1.33 1.71 1.942 Padi Ladang 0.67 1.38 1.32 1.53 1.803 Jagung 15.23 1.33 1.38 1.36 1.534 Kacang Tanah 1.88 1.85 1.90 2.40 2.665 Ubi Kayu 0.61 0.74 0.74 0.62 0.536 Ubi Jalar 0.86 0.86 0.85 0.94 1.08

    LQ Komoditi Pangan Humbang Hasundutan Jenis KomoditiNo

  • 8

    konsep yang disampaikan Friyatno, S. (2001) bahwa kunci keberhasilan dalam peningkatan produktifitas

    komoditi tanaman pangan unggulan tersebut agar lebih baik harus didukung oleh beberapa faktor yaitu; a)

    usaha peningkatan produktifitas komoditi unggulan melalui perbaikan teknologi usahatani, b) perlunya

    pengembangan infrastruktur seperti; irigasi, lembaga penyuluhan dan sebagainya.

    Pengembangan pertanian dengan pengelolaan komoditi unggulan secara spesifik melalui program

    peningkatan produksi yang tepat akan mampu mengkonservasi tanah, air dan tanaman sehingga tidak

    merusak lingkungan, tepat guna, layak secara ekonomi dan secara sosial diterima oleh masyarakat.

    Sehingga berimplikasi pada proses pembangunan yang berwawasan lingkungan, untuk a) menjamin

    terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat untuk generasi masa kini dan mendatang, b) menyediakan

    lapangan pekerjaan, c) memelihara kapasitas produksi pertanian, d) menghasilkan berbagai produk

    pertanian yang berkualitas dan berdaya saing tinggi (unggul). Dengan demikian pegembangan pertanian

    melalui pengelolaan komoditi unggulan dalam rangka pembangunan berkelanjutan sejalan dengan konsep

    yang disampaikan oleh The Agricultural Research Service (USDA), yang mendefinisikan pertanian

    berkelanjutan sebagai pertanian yang pada waktu mendatang dapat bersaing, produktif, menguntungkan,

    mengkonservasi sumber daya alam, melindungi lingkungan, serta meningkatkan kesehatan dan kualitas

    pangan.

    Kesimpulan dan saran

    Kesimpulan.

    Berdasarkan hasil analisi data dan pembahasan yang dilakukan atas hasil penelitian ini, maka

    kesimpulan yang dapat diambil adalah; 1) Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki 3 (tiga) jenis

    komoditi unggulan yang dapat diidentifikasi yaitu komoditi padi sawah, komoditi jagung dan komoditi

    kacang tanah. 2) Pengembangan pertanian yang fokus pada komoditi unggulan akan menciptakan

    pertanian yang tepat guna, bernilai ekonomis, secara sosial diterima masyarakat dan ramah lingkungan, 3)

    Pertanian berkelanjutan akan meningkatkan kelestarian lingkungan melalui konservasi tanah, air dan

    tanaman.

    Saran.

    Melalui kajian yang berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang diberikan adalah

    sebagai berikut; 1) Agar pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan melakukan peningkatan

    produktifitas pangan unggulan yang ramah lingkungan yang didukung oleh perbaikan teknologi usahatani

    dan pasca panen, pengembangan infrastruktur serta penyediaan sarana produksi. 2) Agar pemerintah

    Kabupaten Humbang Hasundutan melakukan berbagai pelatihan bagi penyuluh pertanian dan petani, 3)

    Perlu dilakukan kajian mendalam mengenai potensi bidang usaha yang sesuai dengan agroekologis dan

    ekogeografis untuk dikembangkan dalam rangka pembangunan berkelanjutan.

  • 9

    Daftar Pustaka.

    Antara, M. 2000. Sistem Pengembangan Agribisnis Hortikultura Berkelanjutan Dan Berdaya Saing Tinggi di Kawasan Timur Indonesia. Makalah Seminar Pada Pertemuan Sosialisasi Program dan Organisasi Hortikultura dan Aneka Tanaman Wilayah Timur Indonesia, 12 Desember 2000. Direktorat Jenderal Produksi Hortikultura dan Aneka Tanaman. Departemen Pertanian RI. Denpasar. Bali.

    BPS, Sumatera Utara Dalam Angka 2010. Medan

    BPS, Humbang Hasundutan Dalam Angka 2010. Doloksanggul.

    Fauzi, A. 2006. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan: Teori dan aplikasi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

    Friyatno, S. 2001. Analisis Penerapan Intensifikasi Usahatani Padi Sawah Pasca Krisis Ekonomi (Kasus

    di Kabupaten Subang, Jawa Barat). Makalah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian RI.

    Kuncoro, M. 2005. Strategi, Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif ?. Erlangga. Jakarta.

    Kuncoro, M. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi 3. Erlangga. Jakarta.

    Nainggolan, H, L. 2011. Peranan Analisis Komoditi Unggulan Bagi Pengembangan Tanaman Pangan Dalam rangka Menciptakan Kemandirian Pangan di Kabupaten Toba Samosir. Buletin Ketahanan Pangan, Vol. 4 No. 1 : 26-35. Bulan Oktober 2011. Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara. Medan.

    Sutamihardja, 2004. Perubahan Lingkungan Global. Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana. IPB. Bogor.

    Tarigan, R. 2005. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.

    Tindaon, F dan Nainggolan, H. L. 2011. Studi Kelayakan Penerapan Bioteknologi Pertanian Dalam Pengembangan Tanaman Pangan Jagung di Lahan Perkebunan di Sumatera Utara. Makalah Seminar Nasional Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), di Medan.

    Turner, P,K, D. Pearce, and I, Bateman. 1993. Environmental Economic: An elementary introduction. John Hopkins University Press, Baltimore.

    Widayanto, B. 2000. Kajian Sektor Unggulan dan Transformasi Struktur Perekonomian di Kabupaten

    Sleman. DIY Dalam Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi Pertanian. Volume 1. No. 2000.

  • 10