Pembahasan VCO

4
VII. PEMBAHASAN Pada kesempatan kali ini, dilakukan percobaan mengenai pembuatan minyak kelapa murni atau yang lebih dikenal dengan istilah virgin coconut oil (VCO). Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan virgin coconut oil (VCO) adalah santan kelapa. Santan kelapa yang digunakan harus dari kelapa yang segar. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan VCO dalam jumlah yang optimal. Pada percobaan ini digunakan 3 jenis bahan baku tambahan dalam pembuatan VCO, yaitu: enzim papain, getah pepaya, dan jeruk nipis. Enzim papain yang digunakan sebanyak 5 gram. Getah pepaya yang digunakan sebanyak 1 sendok makan. Sedangkan jeruk nipis yang digunakan sebanyak 1 sendok makan juga. Pada tahap awal pembuatan VCO, santan yang berasal dari kelapa segar dimasukkan ke dalam 3 buah erlenmeyer yang berbeda. Pada erlenmeyer pertama, santan ditambahkan dengan enzim papain. Pada erlenmeyer kedua, santan ditambahkan dengan getah pepaya. Untuk erlenmeyer yang ketiga, santan ditambahkan dengan jeruk nipis. Bila ditinjau dari segi kualitas, VCO yang menghasilkan kualitas terbaik terdapat pada campuran santan dan getah pepaya. Sedangkan bila ditinjau dari segi kuantitas, VCO yang menghasilkan kuantitas terbanyak terdapat pada campuran santan dan enzim papain. Hal ini dikarenakan getah pepaya merupakan 13

description

Praktikum Bioproses

Transcript of Pembahasan VCO

Page 1: Pembahasan VCO

VII. PEMBAHASAN

Pada kesempatan kali ini, dilakukan percobaan mengenai pembuatan

minyak kelapa murni atau yang lebih dikenal dengan istilah virgin coconut oil

(VCO). Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan virgin coconut oil (VCO)

adalah santan kelapa. Santan kelapa yang digunakan harus dari kelapa yang segar.

Hal ini bertujuan untuk mendapatkan VCO dalam jumlah yang optimal. Pada

percobaan ini digunakan 3 jenis bahan baku tambahan dalam pembuatan VCO,

yaitu: enzim papain, getah pepaya, dan jeruk nipis. Enzim papain yang digunakan

sebanyak 5 gram. Getah pepaya yang digunakan sebanyak 1 sendok makan.

Sedangkan jeruk nipis yang digunakan sebanyak 1 sendok makan juga.

Pada tahap awal pembuatan VCO, santan yang berasal dari kelapa segar

dimasukkan ke dalam 3 buah erlenmeyer yang berbeda. Pada erlenmeyer pertama,

santan ditambahkan dengan enzim papain. Pada erlenmeyer kedua, santan

ditambahkan dengan getah pepaya. Untuk erlenmeyer yang ketiga, santan

ditambahkan dengan jeruk nipis. Bila ditinjau dari segi kualitas, VCO yang

menghasilkan kualitas terbaik terdapat pada campuran santan dan getah pepaya.

Sedangkan bila ditinjau dari segi kuantitas, VCO yang menghasilkan kuantitas

terbanyak terdapat pada campuran santan dan enzim papain. Hal ini dikarenakan

getah pepaya merupakan bahan alami, sehingga kualitas VCO yang dihasilkan

jauh lebih baik dibandingkan dengan kualitas VCO dari campuran santan dan

enzim papain. Sedangkan campuran santan dan jeruk nipis tidak akan

menghasilkan VCO. Hal ini dikarenakan jeruk nipis hanya berperan sebagai

katalis dalam pembuatan VCO, bukan reaktan tambahan. Alasan jeruk nipis

berperan sebagai katalis dikarenakan jeruk nipis mengadung asam sitrat yang

berfungsi untuk mempercepat reaksi pembentukan VCO dari campuran santan dan

enzim yang berperan dalam pembuatan VCO tersebut. Untuk menghasilkan VCO

dengan kualitas baik dan waktu pembuatan yang efisien, reaktan yang digunakan

adalah santan dan getah pepaya serta ditambahkan jeruk nipis. Sedangkan untuk

menghasilkan VCO dengan kuantitas lebih banyak serta waktu pembuatan yang

efisien, reaktan yang digunakan adalah santan dan getah pepaya serta

ditambahkan jeruk nipis.

13

Page 2: Pembahasan VCO

14

Pembuatan minyak kelapa murni (VCO) secara fermentasi menggunakan

mikroba Rhizopus oligosporus menggunakan karbohidrat yang terkandung dalam

krim santan sebagai sumber energi utama sehingga ikatan karbohidrat, lemak dan

proteinnya menjadi longgar yang akhirnya miyak akan terlepas. Pembuatan VCO

melalui kombinasi fermentasi dengan enzimatis menggunakan enzim papain.

Dilihat dari perannya yang sama yaitu sebagai pemecah emulsi, enzim papain dan

ragi tempe (Rhizopus Oligosporus) memiliki kemampuan yang sama yaitu dapat

merusak ikatan lipoprotein pada suatu emulsi krim santan. Berdasarkan hasil

penelitian dan kajian teori yang menyatakan VCO dapat dihasilkan bila ikatan

emulsi atau ikatan lipoprotein yang menyelubungi butiran minyak pada krim

santan dirusak. Aktivitas perusakan atau pemutusan ikatan lipoprotein oleh

kombinasi antara enzim papain dan ragi tempe (Rhizopus Oligosporus)

diharapkan akan dapat memberikan perolehan rendemen VCO yang lebih tinggi.

Pemisahan krim santan yang telah diinkubasi pada proses pembuatan VCO

secara fermentasi menggunakan ragi tempe yang mengandung Rhizopus

oligosporus. Jamur ini dapat menghasilkan enzim-enzim, enzim yang diproduksi

oleh jamur Rhizopus oligosporus ini dilepaskan ke lingkungan sekitar jamur untuk

menghancurkan substrat tempat tumbuhnya, substrat yang dimaksud adalah krim

santan kelapa menjadi senyawa-senyawa organik dapat larut. Santan kelapa yang

dihancurkan berupa senyawa karbohidrat. Rhizopus oligosporus menggunakan

karbohidrat yang terkandung dalam krim santan sebagai sumber energi utama

sehingga ikatan karbohidrat, lemak dan proteinnya menjadi longgar dan akhirnya

akan terlepas. Dengan hancurnya karbohidrat oleh enzim yang dihasilkan oleh

Rhizopus oligosporus, maka minyak dan protein masing-masing akan terlepas.

Penguraian protein kemudian dilanjutkan oleh aktivitas enzim papain kasar yang

berasal dari getah papaya. Enzim ini memecahkan ikatan lipoprotein dalam emulsi

lemak. Protein menyerap molekul-molekul air dengan bantuan enzim, maka

protein akan terdegradasi menjadi senyawa protease, pepton dan asam-asam

amino. Reaksi hidrolisis ini membuat ikatan peptida pada protein dapat terputus

sehingga protein akan terdegradasi menjadi bagian yang sederhana yaitu

komponen asam amino dan komponen karboksil, sehingga minyak yang terikat

Page 3: Pembahasan VCO

14

oleh ikatan tersebut akan keluar dan menggumpal menjadi satu. Pemecahan

protein menyebabkan sistem emulsi menjadi tidak stabil sehingga minyak dapat

terpisah dari sistem emulsi. Proses pembuatan VCO dengan kombinasi metode

enzimatis dan fermentasi memperlihatkan hasil berupa tiga lapisan yaitu air

(lapisan bawah), minyak (lapisan tengah) dan gumpalan protein (lapisan atas).