pembahasan praktikum AFR

93
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengenalan Alat beserta Fungsinya 4.1.1 Analisa Data Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Pengenalan Alat beserta Fungsinya No Gambar dan Nama Alat Fungsi 1. Gambar 4.1 Balp Digunakan untuk mengambil larutan dengan menghubungkan kepipa volumetrik. 2. Digunakan sebagai wadah larutan yang digunakan untuk menitrasi. 38 Analisa Fluida Reservoir

description

menganalisa fluida formasi

Transcript of pembahasan praktikum AFR

Page 1: pembahasan praktikum AFR

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengenalan Alat beserta Fungsinya

4.1.1 Analisa Data

Tabel 4.1

Hasil Pengamatan Pengenalan Alat beserta Fungsinya

No Gambar dan Nama Alat Fungsi

1.

Gambar 4.1

Balp

Digunakan untuk mengambil

larutan dengan menghubungkan

kepipa volumetrik.

2.

Gambar 4.2

Buret

Digunakan sebagai wadah

larutan yang digunakan untuk

menitrasi.

3. Digunakan untuk menolong

ketika memasukan cairan

kedalam wadah dengan

38 Analisa Fluida Reservoir

Page 2: pembahasan praktikum AFR

39

Gambar 4.3

Corong Gelas

diameter sempit.

4.

Gambar 4.4

Gelas Kimia

Digunakan untuk mengukur

volume sampel larutan dengan

skala yang lebih besar.

5.

Gambar 4.5

Gelas Ukur

Digunakan untuk mengukur

volume larutan dalam jumlah

tertentu dengan tidak

memerlukan tingkat ketelitian

yang tinggi.

6.

Gambar 4.6

Digunakan untuk mengukur

specific gravity minyak berat.

Analisa Fluida Reservoir

Page 3: pembahasan praktikum AFR

40

Hydrometer Specific

Gravity Heavy Liquid

7.

Gambar 4.7

HydrometerSpecific

Gravity Light Liquid

Digunakan untuk mengukur

specific gravity minyak ringan.

8.

Gambar 4.8

Labu Erlenmeyer

Digunakan untuk sabagai

wadah penopang titrasi atau

larutan yang dititrasi.

9.

Gambar 4.9

Penjepit Kayu

Digunakan untuk menjepit

tabung reaksi.

Analisa Fluida Reservoir

Page 4: pembahasan praktikum AFR

41

10.

Gambar 4.10

pH Paper

Digunakan untuk mengukur

tingkat keasaman dan

kebasaan dari suatu larutan.

11.

Gambar 4.11

Pipet Tetes

Digunakan untuk mengambil

cairan atau larutan dalam skala

kecil.

12.

Gambar 4.12

Pipet Volumetrik

Digunakan untuk mengambil

larutan dengan skala yang lebih

tepat.

13. Digunakan untuk mereaksikan

bahan kimia dalam skala kecil.

Analisa Fluida Reservoir

Page 5: pembahasan praktikum AFR

42

Gambar 4.13

Tabung Reaksi

14.

Gambar 4.14

Termometer Batang

Digunakan untuk mengukur

skala atau temperatur.

15.

Gambar 4.15

Tiang Statif

Digunakan untuk menegakkan

atau menopang buret untuk

melakukan titrasi.

4.1.2 Pembahasan

Pada praktikum Analisa Fluida Reservoir mengenai

pengenalan alat beserta fungsinya yang telah kita lakukan,

kita dapat mengetahui tujuan dari praktikum kemudian kita

dapat menegenal berbagai macam alat-alat praktikum

sebelum dipergunakan. Pada percobaan pertama memiliki

Analisa Fluida Reservoir

Page 6: pembahasan praktikum AFR

43

tujan untuk mengetahui nama alat-alat laboratorium,

mengetahui fungsi dari alat-alat laboratorium analisa fluida

reservoir, mengetahui bentuk dari alat-alat laboratorium

analisa fluida resrvoir dan mengetahui kegunaan alat-alat

laboratorium analisa fluida reservoir. Hal ini dilakukan agar

dalam proses praktikum, praktikan dapat menggunakan alat-

alat laboratorium sesuai fungsinya dan menggunakan alat

sesuai dengan prosedurnya.

Pada dasarnya semua alat-alat yang ada

dilaboratorium memiliki bahan dasar, bentuk dan fungsinya

yang berbeda-beda. Alat pertama seperti balp misalnya

memiliki kegunaan dan fungsi untuk mengambil larutan

dengan menghubungkan kepipa volumetrik dan terbuat dari

karet. Alat kedua buret memiliki kegunaan dan fungsi untuk

wadah larutan yang digunakan untuk menitrasi dan terbuat

dari kaca. Alat ketiga corong gelas memiliki kegunaan dan

fungsi untuk menolong ketika memasukkan cairan kedalam

wadah dengan diameter sempit dan terbuat dari bahan kaca.

Alat ke empat gelas kimia memiliki kegunaan untuk mengukur

volume sampel larutan dengan skala yang lebih besar, serta

terbuat dari bahan kaca. Alat kelima gelas ukur memiliki

kegunaan dan fungsi untuk mengukur volume larutan dalam

jumlah tertentu dengan tidak memerlukan tingkat ketelitian

Analisa Fluida Reservoir

Page 7: pembahasan praktikum AFR

44

yang tinggi, serta terbuat dari bahan kaca. Alat ke enam

hydrometer specific gravity heavy liquid memiliki kegunaan

dan fungsi untuk mengukur specific gravity minyak berat, serta

terbuat dari bahan kaca. Alat ketujuh hydrometer specific

gravity light liquid memiliki kegunaan dan fungsi untuk

mengukur specific gravity minyak ringan. Alat ke dalapan labu

Erlenmayer memiliki kegunaan dan fungsi untuk wadah

penopang titrasi atau larutan yang dititrasi, serta terbuat dari

bahan kaca. Alat ke sembilan penjepit kayu memiliki

kegunaan dan fungsi untuk menjepit tabung reaksi, serta

terbuat dari kayu. Alat kesepuluh pH paper memiliki kegunaan

dan fungsi untuk tingkat keasaman dan kebasaan dari suatu

larutan, serta terbuat dari kertas. Alat ke sebelas pipet tetes

memiliki kegunaan dan fungsi untuk mengambil larutan dalam

skala kecil, serta terbuat dari bahan kaca. Alat kedua belas

pipet volumetrik memiliki fungsi dan kegunaan untuk

mengambil larutan dengan skala yang tepat, serta terbuat dari

bahan kaca. Alat ketiga belas tabung reaksi memiliki

kegunaan dan fungsi untuk mereaksikan bahan kimia dalam

skala keci serta terbuat dari bahan kaca. Alat keempat belas

termometer batang memiliki kegunaan dan fungsi untuk

mengukur skala atau temperatur, serta terbuat dari bahan

kaca. Alat yang terakhir tiang statif memiliki kegunaan dan

Analisa Fluida Reservoir

Page 8: pembahasan praktikum AFR

45

fungsi untuk menegakkan atau menopang buret untuk

melakukan titrasi, serta terbuat dari bahan besi.

Setelah asisten praktikum memberitahui fungsi, bentuk

dan nama alat-alat laboratorium analisa fluida reservoir,

kemudian kita menggambarkan alat laboratorium serta

mencatat fungsinya pada lembar kerja.

4.1.3 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Alat-alat pada percobaan pengenalan alat beserta

fungsinya terdiri dari lima belas macam diantaranya,

termometer batang berfungsi untuk mengukur suhu, pipet

volumetrik berfungsi untuk mengambil larutan dengan

skala yang lebih tepat, pipet tetes berfungsi untuk

mengambil cairan dalam skala kecil, gelas ukur untuk

mengukur volume larutan dalam jumLah tertentu dan gelas

kimia berfungsi untuk wadah atau tempat sampel larutan.

2. Alat-alat pada percobaan pengenalan alat beserta

fungsinya terdiri dari tabung reaksi berfungsi untuk

Analisa Fluida Reservoir

Page 9: pembahasan praktikum AFR

46

mereaksikan bahan kimia dalam skala kecil, hydrometer

specific gravity heavy liquid berfungsi untuk mengukur

specific gravity (SG) minyak berat, hydrometer specific

gravity light liquid berfungsi untuk mengukur specific

gravity (SG) minyak ringan, pH paper berfungsi untuk

mengukur kadar keasaman atau kebasaan daru suatu

larutan, dan labu Erlenmeyer berfungsi untuk menampung

titrat.

3. Alat-alat pada percobaan pengenalan alat beserta

fungsinya antara lain buret berfungsi sebagai tempat

larutan yang digunakan untuk menitrasi, corong gelas

berfungsi untuk menolong pada saat memasukkan larutan

kedalam wadah, tiang statif berfungsi untuk menegakan

atau memegang ketika proses titrasi, penjepit kayu

befungsi untuk menjepit tabung reaksi dan Balp berfungsi

untuk mengambil larutan dengan pipet volumetrik.

4. Alat yang terbuat dari kaca terdiri dari termometer batang,

gelas ukur, gelas kimia, tabung reaksi, corong gelas,

hydrometer specific gravity light liquid dan hydrometer

specific gravity heavy liquid.

5. Alat yang terbuat dari besi, yaitu tiang statif.

6. Alat yang terbuat dari karet, yaitu balp.

7. Alat yang terbuat dari kayu, yaitu penjepit kayu.

Analisa Fluida Reservoir

Page 10: pembahasan praktikum AFR

47

4.2 Titik Kabut, Titik Beku dan Titik Tuang

4.2.1 Alat dan Bahan

a. Alat

Gelas Kimia.

Gelas Ukur.

Penjepit Kayu.

Penutup dari Sterofoam.

Spatula.

Tabung Reaksi.

Termometer Batang.

b. Bahan

Es Batu.

Garam.

Minyak Berat (Heavy Crude Oil).

Minyak Ringan (Light Crude Oil).

4.2.2 Prosedur Percobaan

1. Menyiapkan alat dan bahan sebelum melakukan

praktikum.

2. Mengambil 10 mL minyak ringan (Light Crude Oil) dari

gelas kimia dengan cara menuangkannya secara

perlahan–perlahan kedalam gelas ukur.

Analisa Fluida Reservoir

Page 11: pembahasan praktikum AFR

48

3. Menuangkan 10 mL minyak ringan (Light Crude Oil) yang

berada digelas ukur kedalam tabung reaksi secara

perlahan-lahan.

4. Memasukkan es batu kedalam gelas kimia.

5. Menuangkan garam kedalam gelas kimia yang berisi es

batu secukupnya agar es batu tidak mudah mencair

6. Menutup gelas kimia dengan penutup dari sterofoam.

7. Memasukkan tabung reaksi kedalam lubang pada penutup

sterofoam yang telah dipasang untuk menutupi gelas

kimia.

8. Memasukkan termometer kedalam tabung reaksi.

9. Mengamati minyak ringan (Light Crude Oil) sampai terjadi

kabut pada tabung reaksi.

10.Melihat dan mencatat suhu pada skala termometer batang

ketika pada tabung reaksi sudah terlihat adanya kabut.

11.Mengamati kembali minyak ringan (Light Crude Oil)

membeku atau tidak dapat bergerak lagi ketika termometer

digerakkan.

12.Meliihat dan mencatat suhu pada termometer batang

ketika minyak ringan (Light Crude Oil) membeku.

13.Mengangkat tabung reaksi dengan penjepit kayu.

Analisa Fluida Reservoir

Page 12: pembahasan praktikum AFR

49

14.Memiringkan tabung reaksi sampai posisi 90o dengan

termometer masih tetap berada didalam tabung reaksi dan

tetap memegang bagian ujung pada termometer.

15.Mengamati minyak ringan (Light Crude Oil) sampai terjadi

adanya pergerakkan atau minyak ringan (Light Crude Oil)

mulai mengalir.

16.Mengamati dan mencatat suhu pada termometer batang

ketika minyak ringan (Light Crude Oil) sudah bergerak atau

mengalir.

17.Mengulangi langkah dua sampai enam belas dengan

menggunakan minyak berat (Heavy Crude Oil) untuk

menentukan titik kabut, titik beku, titik tuang

18.Menerapkan dan membersihkan alat dan bahan yang telah

dilakukan pada praktikum.

4.2.3 Analisa Data

Tabel 4.2

Hasil Pengamatan Titik Kabut, Titik Beku dan Titik Tuang

Crude OilTitik Kabut Titik Beku Titik Tuang

ºC ºF ºC ºF ºC ºF

Minyak Berat 9 48,2 4 39,2 25 77

Analisa Fluida Reservoir

Page 13: pembahasan praktikum AFR

50

Minyak Ringan 12 53,6 10 50 27 80,6

4.2.4 Pengolahan Data

a. Minyak Berat

Titik Kabut

Diketahui : ºC = 12 ºC

Ditanya : ºF = ...?

Jawab : ºF = ( 95

x ºC) + 32

= ( 95

x 12 ºC) + 32

= 53,6 ºF

Titik Beku

Diketahui : ºC = 10 ºC

Ditanya : ºF = ...?

Jawab : ºF = ( 95

x ºC) + 32

= ( 95

x 10 ºC) + 32

= 50 ºF

Titik Tuang

Diketahui : ºC = 27 ºC

Ditanya : ºF = ...?

Analisa Fluida Reservoir

Page 14: pembahasan praktikum AFR

51

Jawab : ºF = ( 95

x ºC) + 32

= ( 95

x 27 ºC) + 32

= 80,6 ºF

b. Minyak Ringan

Titik Kabut

Diketahui : ºC = 9 ºC

Ditanya : ºF = ...?

Jawab : ºF = ( 95

x ºC) + 32

= ( 95

x 9 ºC) + 32

= 48,2 ºF

Titik Beku

Diketahui : ºC = 4 ºC

Ditanya : ºF = ...?

Jawab : ºF = ( 95

x ºC) + 32

= ( 95

x 4 ºC) + 32

= 39,2 ºF

Titik Tuang

Diketahui : ºC = 25 ºC

Ditanya : ºF = ...?

Analisa Fluida Reservoir

Page 15: pembahasan praktikum AFR

52

Jawab : ºF = ( 95

x ºC) + 32

= ( 95

x 25 ºC) + 32

= 77 ºF

4.2.4 Pembahasan

Pada pecobaan penentuan titik kabut, titik beku dan titik

tuang, memiliki tujuan praktikum seperti mengetahui cara

membuat titik kabut, mengetahui cara membuat titik tuang,

mengetahui cara membuat titik beku, menentukan titik kabut,

menentukan titik tuang, menentukan titik beku pada

percobaan praktikum dan mempelajari cara membuat titik

kabut, titik tuang dan titik beku.Titik kabut adalah temperatur

terendah dimana paraffin atau padatan lain mulai mengkristal

atau memisahkan diri dari larutan bila minyak mentah

didinginkan.Titik tuang adalah temperatur terendah dimana

minyak mentah masih dapat dituangkan atau mengalir bila

minyak tersebut didinginkan dengan tanpa diganggu pada

kondisi yang ditentukan.Titik beku adalah temperatur terendah

dimana minyak mentah sudah tidak dapat bergerak lagi.Pada

percobaan ini kita menggunakan alat laboratorium seperti

gelas kimia, gelas ukur, penjepit kayu, penutup dari gabus,

spatula, tabung reaksi dan termometer batang.Bahan yang

Analisa Fluida Reservoir

Page 16: pembahasan praktikum AFR

53

digunakan dalam percobaan ini adalah es batu, garam,

minyak berat dan minyak ringan.

Pada percobaan praktikum penentuan titik tuang, titik

beku dan titik kabut hal yang pertamakali dilakukan adalah

menyiapkan alat dan bahan praktikum dilanjutkan dengan

mengambil 10 ml minyak ringan dari gelas kimia dengan cara

menuangkannya secara perlahan-lahan kedalam gelas ukur,

kemudian menuangkan 10ml minyak ringan yang berada di

gelas ukur kedalam tabung reaksi secara perlahan-lahan

setelah itu memasukan es batu kedalam gelas kimia,

kemudian itu menuangkan garam kedalam gelas kimia yang

berisi es batu secukupnya agar es batu tidak mudah mencair

dilanjutkan dengan menutup gelas kimia dengan penutup dari

gabus setelah itu memasukan tabung reaksi kedalam lubang

pada penutup gabus yang telah dipasang untuk menutupi

gelas kimia lalu memasukan termometer kedalam tabung

reaksi dilanjutkan dengan melihat dan mencatat suhu pada

skala termometer batang ketika pada tabung reaksi sudah

terlihat kabut dan mendapatkan nilai 9oC dan dikonversikan

menjadi 48,2oF. Setelah itu mengamati kembali minyak ringan

yang membeku atau tidak dapat bergerak lagi ketika

termometer digerakkan lalu mencatat dan melihat suhu pada

termometer batang ketika minyak ringan membeku dan

Analisa Fluida Reservoir

Page 17: pembahasan praktikum AFR

54

mendapatkan temperatur 4oC dan diconversikan menjadi

29oF, dilanjutkan kembali dengan mengangkat tabung reaksi

dengan penjepit kayu, dan dilanjutkan kembali dengan

memiringkan tabung reaksi sampai posisi 90o dengan

temperatur masih tetap berada didalam tabung reaksi dan

tetap memegang bagian ujung pda termometer lalu

mengamati minyak ringan sampai terjadi adanya gerakan

setelah itu mengamati dan mencatat suhu pda termometer

batang ketika minyak ringan mulai mengalir dan

mendapatkam temperatur 25oC lalu dicoversikan menjadi

77oF.

Setelah melakukan percobaan penentuan titik kabut,

titik beku, dan titik tuang menggunakan minyak ringan,

dilanjutkan dengan minyak berat, pertama mengambil 10 mL

minyak berat dari gelas kimia dengan cara menuangkannya

secar perlahan-lahan dalam gelas ukur, lalu menuangkan 10

mL minyak berat yang berada digelas ukur kedalam tabung

reaksi secara perlahan-lahan, dilanjutkan dengan

memasukkan es batu kedalam gelas kima, setelah itu

menuangkan garam kedalam gelas kima yang berisi es batu

secukupnya agar es batu tidak mudah mencair, kemudian

Analisa Fluida Reservoir

Page 18: pembahasan praktikum AFR

55

menutup gelas kima dengan penutup dari sterofoam, lalu

memasukkan tabung reaksi kedalam lubang pada penutup

gabus yang telah dipasang untuk menutupi gelas kimia,

dilanjutkan dengan memasukkan termometer kedalam tabung

reaksi, setelah itu mengamati minyak berat sampai terjadi

kabut pada tabung reaksi kemudian melihat dan mencatat

suhu pada sekala termometer batang ketika tabung reaksi

terjadi kabut, dan mendapatkan nilai titik kabut adalah 12oC

lalu dikonversikan jadi 53,6oF dilanjutkan mengamati kembali

minyak berat atau tidak dapat bergerak lagi ketika termometer

digerakkan lalu melihat dan mencatat kembali suhu pada

termometer batang pada saaat minyak berat membeku dan

mendapatkan nilai titik beku adalah 10oC lalu dikonversikan

menjadi 50oC, dilanjutkan kembali dengan mengangkat tabung

reaksi dengan penjepit kayu dan kemudian memiringkan

tabung reaksi sampai posisi 90o dengan temperatur masih

tetap berada didalam tabung reaksi dan tetap memegang

bagian ujung pada termometer lalu mengamati minyak berat

sampai terjadi adanya pergerakan setelah itu mengamati dan

mencatat suhu pada termometer batang ketika minyak berat

mulai mengalir dan mendapatkan nilai titik tuang sebesar 27oC

setelah itu dikonversikan menjadi 80,6oF.

Analisa Fluida Reservoir

Page 19: pembahasan praktikum AFR

56

Setelah melakukan percobaan penentuan titik kabut,

titik beku dan titik tuang dengan menggunakan minyak ringan

dan minyak berat kemudian membersihkan alat dan bahan

yang telah digunakan pada saat praktikum dilanjutkan dengan

merapihkan alat yang telah dibersihkan dan dikembalikan

ketempat semula.

4.2.6 Analisa Kesalahan

Pada saat praktikum penentuan titik kabut, titik beku,

titik tuang ini terdapat beberapa analisa kesalahan,antara lain:

Menuangkan minyak ringan dan minyak berat kurang

berhati-hati sehingga minyak berceceran dan mengotori

meja praktikum.

Mengangkat tabung reaksi yang berisi minyak mentah yang

telah didinginkan dari gelas kimia tidak memakai penjepit

kayu sehingga tangan menjadi dingin dan membuat kurang

berhati-hati saat memegangnya.

Tidak membersihkan dan merapihkan meja praktikum

setelah digunakan.

4.2.7 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan Penentuan Titik Kabut,

Titik Beku dan Titik Tuang pada Crude Oil, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

Analisa Fluida Reservoir

Page 20: pembahasan praktikum AFR

57

1. Titik Tuang adalah temperatur terendah dimana crude oil

masih bisa dituangkan atau mengalir apabila didinginkan

dengan tanpa diganggu pada kondisi yang ditentukan.

2. Titik Kabut adalah temperatur terendah dimana padatan lain

mulai mengkristal atau melepaskan diri dari larutan apabila

crude oil didinginkan.

3. Titik Beku adalah temperatur terendah dimana crude oil

sudah tidak dapat bergerak lagi.

4. Titik Kabut pada minyak mentah berat sebesar 12ºC

dikonversikan terhadap ºF menjadi 53,6ºF, titik beku sebesar

10ºC dikonversikan terhadap ºF menjadi 50ºF dan untuk titik

tuang sebesar 27ºC dikonversikan terhadap ºF menjadi

80,6ºF.

5. Titik Kabut pada minyak mentah ringan sebesar 9ºC

dikonversikan terhadap ºF menjadi 48,2ºF, titik beku sebesar

4ºC dikonversikan terhadap ºF menjadi 39,2ºF dan untuk titik

tuang sebesar 25ºC dikonversikan terhadap ºF menjadi 77ºF.

6. Viskositas pada minyak mentah berat lebih besar

dibandingakan dengan minyak mentah ringan.

7. Banyaknya kandungan padatan pada minyak sangat

berpengaruh terhadap titik kabut, titik beku dan titik tuang.

8. Titik kabut, titik beku dan titik tuang minyak berat lebih besar

dibandingkan minyak ringan.

Analisa Fluida Reservoir

Page 21: pembahasan praktikum AFR

58

4.3 Penentuan Specific Gravity (SG)

4.3.1 Alat dan Bahan

a. Alat

Gelas Ukur 500 mL.

Hydrometer Specific Gravity Heavy Liquid.

Hydrometer Specific Gravity Light Liquid.

Termometer Batang.

Tisu.

b. Bahan

Minyak Berat (Heavy crude oil) 500 mL.

Minyak Ringan (Light crude oil) 500 mL.

4.3.2 Prosedur Percobaan

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam

praktikum.

2. Memasukkan hydrometer specific gravity light liquid

kedalam gelas ukur yang berisi minyak ringan sebanyak

500 mL.

3. Mengamati sampai hydrometer specific gravity light liquid

tidak bergerak lagi.

Analisa Fluida Reservoir

Page 22: pembahasan praktikum AFR

59

4. Mengambil atau mengeluarkan hydrometer specific gravity

light liquid kemudian melihat dan membaca skala skala

yang terdapat pada alat.

5. Mencatat skala minyak ringan yang terbaca pada alat

hydrometer specific gravity light liquid.

6. Memasukkan termometer batang kedalam gelas ukur yang

berisi minyak ringan sebanyak 500mL.

7. Mengamati dan melihat termometer batang ketika air raksa

tidak bergerak lagi.

8. Mencatat temperatur yang didapat dari percobaan ini pada

temperatur batang.

9. Memasukkan hydrometer specific gravity heavy liquid

kedalam gelas ukur yang berisi minyak ringan sebanyak

500 mL.

10.Mengamati sampai hydrometer specific gravity heavy liquid

tidak bergerak lagi.

11.Mengambil atau mengeluarkan hydrometer specific gravity

heavy liquid kemudian melihat dan membaca skala skala

yang terdapat pada alat.

12.Mencatat skala minyak ringan yang terbaca pada alat

hydrometer specific gravity heavy liquid.

13.Memasukkan termometer batang kedalam gelas ukur yang

berisi minyak ringan sebanyak 500mL.

Analisa Fluida Reservoir

Page 23: pembahasan praktikum AFR

60

14.Mengamati dan melihat termometer batang ketika air raksa

tidak bergerak lagi.

15.Mencatat temperatur yang didapat dari percobaan ini pada

temperatur batang.

16.Membersihkan dan merapihkan alat dan bahan yang telah

digunakan.

4.3.3 Analisa Data

Tabel 4.3

Hasil Pengamatan Specific Gravity (SG) dan oAPI

Minyak Ringan Minyak Berat

Volume Sampel 500 mL 500 mL

Nilai SG Ukur 0,805 0,93

Nilai oAPI Ukur 44,28 ºAPI 20,65 ºAPI

Temperatur Ukur 31 ºC 87,8 ºF 31 ºC 87,8 ºF

Nilai SG True 0,8906 0,94

Analisa Fluida Reservoir

Page 24: pembahasan praktikum AFR

61

Nilai oAPI True 27,38 ºAPI 19,03 ºAPI

4.3.4 Pengolahan Data

a. Minyak Ringan

Nilai oAPI Ukur

Diketahui : SG Ukur = 0,805

Ditanya : ºAPI Ukur = ...?

Jawab : ºAPI Ukur = 141.5SG ukur

- 131.5

= 141.50,805

- 131.5

= 44,28 ºAPI

Nilai Temperatur Ukur

Diketahui : Temperatur ºC = 31 ºC

Ditanya : Temperatur ºF = ...?

Jawab : Temperatur oF = ( 95

x ºC) + 32

= (95

x 31 ºC) + 32

= 87,8 ºF

Tabel 4.4

Correction of Observed Degress oAPI to Degress oAPI at 60oF

for Light Crude Oil

ºAPI

ºF

Terdekat

43

Terukur

44,28

Terjauh

45

Analisa Fluida Reservoir

Page 25: pembahasan praktikum AFR

62

Terdekat

86 40,9 42,1 42,8

Terukur

87,8 29,32

Terjauh

88 40,7 27,9 42,6

Nilai ºAPI Terukur pada Temperatur Terdekat

Diketahui : ºAPI Terjauh = 59 ºAPI

ºAPI Terukur = 58,4 ºAPI

ºAPI Terdekat = 58 ºAPI

ºAPI Terjauh pada ºF Terdekat = 56,6 ºAPI

ºAPI Terdekat pada ºF Terdekat = 55,6 ºAPI

Ditanya : ºAPI Terukur pada Temperatur Terdekat =...?

Jawab :

API Terjauh❑o - API Terukur❑

o

API Terjauh❑o - API Terdekat❑

o =API Terjauh ❑

o pada o F Terdekat- API Terukur❑o pada o F Terdekat

API Terjauh❑o pada oF Terdekat- API Terdekat ❑

o pada oF Terdekat

45 – 44,2845 - 43

= 42,8 - API terukur❑o pada oF terdekat

42,8 – 40,9

ºAPI Terukur pada Temperatur Terdekat = 42,1 ºAPI

Nilai ºAPI Terukur pada Temperatur Terjauh

Diketahui : ºAPI Terjauh = 45 ºAPI

ºAPI Terukur = 44,28 ºAPI

Analisa Fluida Reservoir

Page 26: pembahasan praktikum AFR

63

ºAPI Terdekat = 40,9 ºAPI

ºAPI Terjauh pada ºF Terjauh = 42,6 ºAPI

ºAPI Terdekat pada ºF Terdekat= 40,7 ºAPI

Ditanya : ºAPI Terukur pada Temperatur Terjauh

Jawab :

API Terjauh❑o - API Terukur❑

o

API Terjauh❑o - API Terdekat❑

o = API Terjauh ❑

o pada o F Terjauh - API Terukur❑o pada o F Terjauh

API Terjauh❑o pada oF Terjauh - API Terdekat ❑

o pada oF Terdekat

45 – 44,2845 - 43 =

42,6 - API terukur❑o pada o F terjauh

42,6 – 40,7

ºAPI Terukur pada Temperatur Terjauh = 27,9 ºAPI

Nilai ºAPI Terukur pada Temperatur Terukur

Diketahui : ºF Terjauh = 88 ºF

ºF Terukur = 87,8 ºF

ºF Terdekat = 86 ºF

ºAPI Terukur pada ºF Terjauh = 27,9 ºAPI

ºAPI Terukur pada ºF Terdekat = 42,1 ºAPI

Ditanya : ºAPI Terukur pada Temperatur Terukur =...?

Jawab :

o F Terjauh - oF Terukuro F Terjauh - oF Terdekat

=API Terukur ❑

o pada o F Terjauh- API Terukur❑o pada oF Terukur

API Terukur❑o pada oF Terjauh- API Terukur ❑

o pada o F Terdekat

88 – 87,888 - 86

= 27,9 - API terukur❑o pada o F terukur

27,9 - 42,1

ºAPI Terukur pada Temperatur Terukur = 29,32 ºAPI

Nilai SG Koreksi

Diketahui: ºAPI Terukur pada Suhu Terukur = 55,96ºAPI

Analisa Fluida Reservoir

Page 27: pembahasan praktikum AFR

64

Ditanya : SG Koreksi = ...?

Jawab : SGKoreksi = 141.5 131.5+ oAPI Terukur pada Suhu Terukur

= 141.5131.5 + 29,32

= 0,88

Nilai SG True

Diketahui : SG Koreksi = 0,88

Faktor Koreksi = 0,00038

Temperatur Ukur = 87,8 ºF

Temperatur Standar = 60 ºF

Ditanya : SG True = ...?

Jawab : SG True = SG koreksi+[faktor konversi]

(T.Ukur-T.Standar)

= 0,88 + [0,00038(87,8- 60)]

= 0,8906

Nilai 0API True

Diketahui : SG True = 0,8906

Ditanya : 0API True = ...?

Jawab : 0API True = 141.5SG True

– 131,5

= 141.50,8906

- 131,5

= 27,38 0API

b. Minyak Berat

Analisa Fluida Reservoir

Page 28: pembahasan praktikum AFR

65

Nilai 0API Ukur

Diketahui : SG Ukur = 0,93

Ditanya : °API Ukur = ...?

Jawab : 0API Ukur = 141.5SG ukur

– 131,5

= 141.50,9 3

– 131,5

= 20,65 0API

Nilai Temperatur Ukur

Diketahui : Temperatur ºC = 31 ºC

Ditanya : Temperatur ºF = ...?

Jawab : Temperatur ºF = ( 95

x ºC) + 32

= ( 95

x 31 ºC) + 32

= 87,8 ºF

Tabel 4.5

Correction of Observed Degress ºAPI to Degress ºAPI at 60 ºF

for Heavy Crude Oil

ºAPI

ºF

Terdekat

19

Terukur

20,65

Terjauh

21

Terdekat

8617,6 19,17 19,5

Terukur 19,05

Analisa Fluida Reservoir

Page 29: pembahasan praktikum AFR

66

87,8

Terjauh

8817,4 19,17 19,4

Nilai ºAPI Terukur pada Temperatur Terdekat

Diketahui : ºAPI Terjauh = 21 ºAPI

ºAPI Terukur =20,65ºAPI

ºAPI Terdekat = 19 ºAPI

ºAPI Terjauh pada ºF Terdekat = 19,5 ºAPI

ºAPI Terdekat pada ºF Terdekat = 17,6 ºAPI

Ditanya : ºAPI Terukur pada Temperatur Terdekat=...?

Jawab :

API Terjauh❑o - API Terukur❑

o

API Terjauh❑o - API Terdekat❑

o =API Terjauh ❑

o pada oF Terdekat- API Terukur❑o pada o F Terdekat

API Terjauh❑o pada o F Terdekat- API Terdekat ❑

o pada oF Terdekat

21 – 20,6521 - 19

= 19,5 - API terukur❑o pada oF terdekat

19,5 – 17,6

ºAPI Terukur pada Temperatur Terdekat = 19,17 ºAPI

Nilai ºAPI Terukur pada Temperatur Terjauh

Diketahui : ºAPI Terjauh = 21 ºAPI

ºAPI Terukur =20,65ºAPI

ºAPI Terdekat = 19 ºAPI

ºAPI Terjauh pada ºF Terjauh = 19,4 ºAP

ºAPI Terdekat pada ºF Terdekat = 17,4 ºAPI

Analisa Fluida Reservoir

Page 30: pembahasan praktikum AFR

67

Ditanya : ºAPI Terukur pada Temperatur Terjauh = ...?

Jawab :

API Terjauh❑o - API Terukur❑

o

API Terjauh❑o - API Terdekat❑

o =API Terjauh ❑

o pada oF Terjauh- API Terukur❑o pada oF Terjauh

API Terjauh❑o pada o F Terjauh- API Terdekat ❑

o pada o F Terdekat

21 - 20,6521 - 19 =

19,4 - API terukur❑o pada o F terjauh

19,4 – 17,4

ºAPI Terukur pada Temperatur Terjauh = 19,05 ºAPI

Nilai ºAPI Terukur pada Temperatur Terukur

Diketahui : ºF Terjauh = 88 ºF

ºF Terukur = 87,8 ºF

ºF Terdekat = 86 ºF

ºAPI Terukur pada ºF Terjauh = 19,4 ºAPI

ºAPI Terukur pada ºF Terdekat = 17,4 ºAPI

Ditanya : oAPI Terukur pada Temperatur Terukur = ...?

Jawab :

Suhu Terjauh - Suhu TerukurSuhu Terjauh - Suhu Terdekat

=API Terukur ❑

o pada o F Terjauh- API Terukur❑o pada o F Terukur

API Terukur❑o pada o F Terjauh- API Terukur ❑

o pada o F Terdekat

88 – 87,888 - 86

= 19,05 - API terukur❑o pada o F terukur

19,05 – 19,17

ºAPI Terukur pada Temperatur Terukur = 19,17 ºAPI

Nilai SG Koreksi

Analisa Fluida Reservoir

Page 31: pembahasan praktikum AFR

68

Diketahui : ºAPI Terukur pada Suhu Terukur= 19,17ºAPI

Ditanya : SG Koreksi= ...?

Jawab : SG Koreksi= 141.5131.5+ oAPI Terukur pada Suhu Terukur

= 141.5131.5 + 19,17

= 0,93

Nilai SG True

Diketahui : SG Koreksi = 0,93

Faktor Koreksi = 0,00037

Temperatur Ukur = 87,8 0F

Temperatur Standar = 60 0F

Ditanya : SG True

Jawab : SG True = SG Koreksi+[Faktor Koreksi]

(T.Ukur – T.Standar)

= 0,903 + [ 0.00037(87,8 - 60)]

= 0,94

Nilai 0API True

Diketahui : SG True = 0,94

Ditanya : 0API True = ...?

Jawab : 0API True = 141.5SG True

- 131.5

= 141.50,94

- 131.5

= 19,03 °API

Analisa Fluida Reservoir

Page 32: pembahasan praktikum AFR

69

4.3.5 Pembahasan

Pada percobaan penentuan specific gravity memiliki

tujuan menentukan specific gravity pada minyak berat dengan

temperatur 60oF, menentukan specific gravity pada minyak

ringan pada temperatur 60oF, menghiung oAPI pada minyak

berat dengan menggunakan hydrometer specific gravity heavy

liquid, menghitung oAPI pada minyak ringan dengan

menggunakan hydrometer specific gravity light liquid dan yang

terakhir mempelajari cara menggunakan hydrometer specific

gravity light liquid. hydrometer specific gravity crude oil

didefinisikan sebagai perbandingan antara densitas minyak

dengan densitas air yang diukur pada tekanan dan temperatur

yang sama. Biasanya diukur pada kondisi standar untuk

minyak ringan dengan SG rendah biasanya mempunyai 30

oAPI, untuk minyak sedang 20 sampai 30oAPI. Sedangkan

untuk minyak berat sekitar 10 sampai 20oAPI. Alat yang

digunakan dalam percobaan gelas ukur 500 mL, hydrometer

specific gravity heavy liquid, hydrometer specific gravity light

liquid, termometer batang dan tisu. Bahan yang digunakan

adalah minyak berat dan minyak ringan.

Pada percobaan praktikum penentuan specific gravity

pertama Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

dalam praktikum dilanjutkan memasukkan hydrometer specific

Analisa Fluida Reservoir

Page 33: pembahasan praktikum AFR

70

gravity light liquid kedalam gelas ukur yang berisi minyak

ringan sebanyak 500 mL lalu mengamati sampai hydrometer

specific gravity light liquid tidak bergerak lagi dilanjutkan

dengan mengambil atau mengeluarkan hydrometer specific

gravity light liquid kemudian melihat dan membaca skala skala

yang terdapat pada alat lalu mencatat skala minyak ringan

yang terbaca pada alat hydrometer specific gravity light liquid

dilanjutkan memasukkan termometer batang kedalam gelas

ukur yang berisi minyak ringan sebanyak 500mL selanjutnya

mengamati dan melihat termometer batang ketika air raksa

tidak bergerak lagi setelah itu mencatat temperatur yang

didapat dari percobaan ini pada temperatur batang lalu

memasukkan hydrometer specific gravity heavy liquid kedalam

gelas ukur yang berisi minyak ringan sebanyak 500 mL

setelah itu mengamati sampai hydrometer specific gravity

heavy liquid tidak bergerak lagi dan engambil atau

mengeluarkan hydrometer specific gravity heavy liquid

kemudian melihat dan membaca skala skala yang terdapat

pada alat dilanjutkan mencatat skala minyak ringan yang

terbaca pada alat hydrometer specific gravity heavy liquid

selanjutnya memasukkan termometer batang kedalam gelas

ukur yang berisi minyak ringan sebanyak 500mL lalu

mengamati dan melihat termometer batang ketika air raksa

Analisa Fluida Reservoir

Page 34: pembahasan praktikum AFR

71

tidak bergerak lagi setelah itu mencatat temperatur yang

didapat dari percobaan ini pada temperatur batang dan

terakhir membersihkan dan merapihkan alat dan bahan yang

telah digunakan.

Pada percobaan ini mendapatkan nilai minyak ringan

0,805 lalu mendapatkan nilai oAPI ukur 44,28 lalu

mendapatkan nilai temperatur batang 31oC yang

dikonversikan menjadi 87,8oF setelah itu nilai oAPI terukur

pada temperatur terdekat 42,1, nilai oAPI terdekat pada

temperatur terdekat adalah 40,9 setelah itu temperatur terjauh

pada temperatur terdekat 42,8 berikutnya menghitung nilai

oAPI terjauh pada temperatur terjauh adalah 42,6 lalu nilai

oAPI terukur pada temperatur terjauh adalah 27,9 setelah itu

menghitung oAPI terdekat dengan temperatur terjauh

mendapatkan nilai 40,7 berikutnya menghitung oAPI terukur

pada tempetratur terukur adalah 29,32 setelah itu nilai oAPI

terdekat adalah 43 setelah itu nilai oAPI terjauh adalah 45

dilanjutkan dengan menghitung oAPI terukur pada temperatur

terjauh adalah 29,32 serta nilai SG koreksi adalah 0,88 dan

SG true adalah 0,8906 lalu nilai oAPI true adalah 27,38.

Setelah itu praktikum dengan menggunakan minyak

berat memiliki nilai SG ukur adalah 0.9 dan nilai oAPI 20,65

dilanjutkan dengan mencatatnya termometer batang 31oC lalu

Analisa Fluida Reservoir

Page 35: pembahasan praktikum AFR

72

dikonversikan menjadi 20,65 dilanjutkan dengan menghitung

nilai oAPI terukur adalah 19,17 serta nilai oAPI terukur pada

temperatur terjauh adalah 19,05 berikutnya menghitung nilai

oAPI terukur pada temperatur terjauh adalah 19,7 setelah itu

nilai SG koreksi 0.93 berikutnya nilai SG true adalah 0.94 dan

yang terakhir menghitung nilai oAPI true adalah 19,03.

Setelah melakukan percobaan penentuan nilai specific

gravity kemudian membersihkan alat dan bahan yang telah

digunakan pada saat praktikum percobaan penentuan nilai

specific gravity dilanjutkan dengan merapihkan alat yang

telah digunakan dan dikembalikan ketempat awal sebelum

praktikum.

4.3.6 Analisa Kesalahan

Pada saat praktikum penentuan specific gravity kali ini

terdapat beberapa analisa kesalahan, antara lain :

Tulisan pada tabel tidak jelas sehingga kurang teliti saat

pembacaan tabel sehingga berindikasi mendapatkan data

yang kurang tepat.

Analisa Fluida Reservoir

Page 36: pembahasan praktikum AFR

73

Termometer batang tertutup crude oil sehingga kurang

tepat pada saat pembacaan temperatur.

Memasukkan hydrometer specific gravity heavy liquid

terlalu dekat dengan sampel sehingga menimbulkan

hydrometer specific gravity heavy liquid tercelup kedalam

crude oil.

4.3.7 Kesimpulan

Pada percobaan Penentuan Specific Gravity (SG) yang

telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Specific Gravity (SG) adalah perbandingan densitas minyak

dengan densitas air pada tekanan dan temperatur yang

sama.

2. Gravitasi bumi adalah suatu besaran yang merupakan fungsi

dari kerapatan relatif.

3. Semakin rendah API, maka mutu minyak semakin rendah

karena banyak mengandung lilin. Semakin tinggi berat jenis

minyak berarti minyak tersebut mempunyai kandungan

panas (heating value) yang rendah.

4. Untuk sampel minyak mentah ringan, nilai SG ukur 0,805

dan nilai 0API ukur 44,280API.

5. Untuk sampel minyak mentah ringan, nilai SG True 0,8906

dan nilai 0API True 27,380API.

Analisa Fluida Reservoir

Page 37: pembahasan praktikum AFR

74

6. Untuk sampel minyak mentah berat, nilai SG ukur 0,93 dan

nilai 0API ukur 20,650API.

7. Untuk sampel minyak mentah berat, nilai SG True 0,94 dan

nilai 0API True 19,030API.

8. Untuk minyak ringan dan berat didapatkan nilai temperature

sama yaitu 87,8oF

4.4 Analisa Kimia Air Formasi I

4.4.1 Alat dan Bahan

a. Alat

Balp.

Buret.

Corong Gelas.

Gelas Kimia.

Gelas Ukur.

Labu Erlenmayer.

Labu Ukur.

pH paper.

Pipet Tetes.

Pipet Volumetrik.

Tiang Statif.

b. Bahan

Air Formasi.

Analisa Fluida Reservoir

Page 38: pembahasan praktikum AFR

75

Indikator Metyl Orange (MO).

Indikator Phenolpthalein (PP).

Larutan H2SO4 0,02 N.

Larutan NaOH 20%.

4.4.2 Prosedur Percobaan

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam

praktikum.

2. Menuangkan larutan H2SO4 0,02 N dari labu ukur kedalam

gelas ukur dengan menggunakan corong gelas.

3. Menuangkan larutan H2SO4 0,02 N dari gelas ukur kedalam

buret sampai larutan H2SO4 0,02 N mencapai skala nol.

4. Memasukan balp pada pipet volumetrik.

5. Mengambil air formasi dengan menggunakan pipet

volumetrik dan balp sampai air formasi mencapai skala nol

pada pipet volumetrik.

6. Menuangkan dan memasukan 2 mL air formasi dari pipet

volumetrik kedalam labu Erlenmayer.

7. Mengambil pH paper dan memsukan nya kedalam labu

Erlenmayer yang berisi 2 mL air formasi.

8. Mengamati dan mencocokan pH air formasi yang

ditunjukan oleh pH paper dengan daftar pH yang terdapat

pada kotak pH paper.

9. Mencatat hasil pH air formasi yang didapat.

Analisa Fluida Reservoir

Page 39: pembahasan praktikum AFR

76

10.Mengambil larutan NaOH 20% dengan menggunakan pipet

tetes.

11.Memasukan 2 tetes larutan NaOH 20% kedalam labu

Erlenmayer yang berisi 2 mL air formasi.

12.Memasukan dua tetes indikator phenolpthalein (PP)

kedalam labu Erlenmayer yang berisi 2 mL air formasi.

13.Melakukan titrasi dengan larutan H2SO4 0,02 N sampai

larutan pada labu Erlenmayer berubah menjadi bening.

14.Mencatat volume larutan H2SO4 0,02 N yang telah

digunakan dalam titrasi dengan melihat skala pada buret.

15.Memasukan dua tetes indikator Metyl Orange (MO)

kedalam labu Erlenmayer yang berisi larutan yang telah di

titrasi.

16.Menitrasi kembali larutan pada labu Erlenmayer dengan

larutan H2SO4 0,02 N pada buret sampai larutan pada labu

Erlenmayer berubah warna menjadi merah bata.

17.Mencatat volume larutan H2SO4 0,02 N yang telah

digunakan dalam titrasi dengan car melhat skala akhir

pada buret, lalu menguranginya dengan skala awal.

18.Membersihkan dan merapihkan alat dan bahan yang telah

digunakan dalam praktikum.

4.4.3 Analisa Data

Penentuan pH

Analisa Fluida Reservoir

Page 40: pembahasan praktikum AFR

77

pH air formasi = 10

Penenentuan Alkalinitas

Reagenesa = Indikator phenolpthalein

..........................................................dan methyl orange

Volume sampel = 2 mL

Volume P = 8,5 mL

Volume M = 14 mL

Kebasaaan P = 4,25 Me/L

Kebasaaan M = 7 Me/L

Sifat kebasaan disebabkan oleh :

[HCO3-] = 0 Me/L

[CO3-] = 110 Me/L

[OH-] = 30 Me/L

4.4.4 Pengolahan Data

a. Nilai Kebasaan P

Diketahui : Vp = 8,5 mL

Volume Sampel = 2 mL

Ditanya : Kebasaan P = ...?

Jawab : Kebasaan P = Vp

Vsampel

= 8,52

= 4,25 Me/L

b. Nilai Kebasaan M

Analisa Fluida Reservoir

Page 41: pembahasan praktikum AFR

78

Diketahui : Vm = 14 mL

Volume Sampel = 2 mL

Ditanya : Kebasaan M = ...?

Jawab : Kebasaan M = Vm

Vsampel

= 142

= 7 Me/L

c. Nilai Konsentrasi HCO3-, CO3

- dan OH-

Diketahui : Kebasaan P = 4,25 Me/L

Kebasaan M = 7 Me/L

Ditanya : a. [HCO3- ] = ...?

b. [CO3-] = ...?

c. [OH-] = ...?

Jawab :

Tabel 4.6

Kandungan Ion-ion pada Alkalinitas

Hasil Titrasi HCO3- CO3

- OH-

Analisa Fluida Reservoir

Page 42: pembahasan praktikum AFR

79

P= 0 M x 20 0 0

P = M 0 0 20 x P

2P= M 0 40 x P 0

2P < M 20 (M – 2P) 40 x P 0

2P > M 0 40 (M - P) 20(2P – M)

a. [HCO3-] = 0

b. [CO3-]

= 40 (M - P)

= 40 (7 - 4,25)

= 110 Me/L

c. [OH-] = 20 (2P – M)

= 20 (2. 4,25 – 7)

= 30 Me/L

4.4.5 Pembahasan

Pada perobaan analisa kimia air formasi I memiliki

tujuan untuk menentukan alkalinitas, menentukan pH,

mempelajari cara menitrasi larutan dan mengetahui cara

menitrasi suatu larutan. Air formasi biasanya disebut dengan

Oil Field atau Connate Water Atau Internal Water adalah air

formasi yang ikut terproduksi bersamaan dengan minyak dan

gas. Air formasi juga biasanya banyak mengandung

bermacam-macam garam dan asam, terutama larutan NaCl.

Alkalinitas adalah larutan untuk menetralkan suatu zat tanpa

Analisa Fluida Reservoir

Page 43: pembahasan praktikum AFR

80

mempengaruhi indikator pH. Definisi lain menyebutkan bahwa

alkalinitas adalah suatu parameter kimia yang menunjukan

jumlah ion karbonat dan bikarbonat yang memikat asam,

golongan alkali tanah pada perairan.

Alat yang digunakan pada praktium ini adalah Balp,

Buret, Corong Gelas, Gelas Kimia, Gelas Ukur, Labu

Erlenmayer, Labu Ukur, pH Paper, Pipet Tetes, Pipet

Volumetrik dan Tiang Statif. Sedangkan bahan yang

digunakan dalam praktikum adalah Air Formasi, Indikator

Metyl Orange (MO), Indikator Phenolpthalein (PP), larutan

H2SO4 0,2 N dan larutan NaOH 20%.

Pada percobaan praktikum Analisa Kimia Air Formasi

I, pertama menyiapkan alat dan bahan sebelum praktikum

dimulai, lalu menuangkan larutan H2SO4 0,2 N dari labu ukur

kedalam gelas ukur menggunakan corong gelas. Kemudian

menuangkan larutan H2SO4 0,2 N dai gelas ukur kedalam

buret sampai larutan H2SO4 0,2 N mencapai skala nol (0),

dilanjutkan dengan memasukan balp pada pipet volumetrik.

Setelah itu mengambil air formasi dengan menggunakan pipet

volumetrik dan balp sampai air formasi mencapai skala nol

pada pipet volumetrik. Lalu menuangkan dan memasukan 2

mL air formasi dari pipet volumetrik kedalam labu Erlenmayer,

kemudian mengambil pH paper dan memasukan kedalam

Analisa Fluida Reservoir

Page 44: pembahasan praktikum AFR

81

labu Erlenmayer yang berisi 2 mL air formasi, dilanjutkan

dengan mengamati dan mencocokan pH air formasi yang

ditunjukan oleh pH paper dengan daftar pH yang terdapat

pada kotak pH paper. Setelah itu mencatat hasil pH formasi

yang didapatkan adalah 10.

Lalu mengambil kembali larutan NaOH 20% dengan

menggunakan pipet tetes, kemudian memasukan 2 tetes

larutan NaOH 20% kedalam labu Erlenmayer yang berisi 20

mL air formasi, dilanjutan memasukan kembali larutan

Phenolpthalein (PP) kedalam labu Erlenmayer yang berisi 2

mL air formasi.Setelah itu melakukan titrasi dengan larutan

H2SO4 0,2 N sampai larutan yang berda di labu Erlenmayer

berubah menjadi bening. Lalu mencatat volume larutan

H2SO4 0,2 N yang telah digunakan dalam titrasi dengan cara

melihat skala buret. Kemudian memasukan 2 tetes indikator

pada labu Erlenmayer yang telah dititrasi, setelah itu menitrasi

kembali larutan pada labu Erlenmayer dengan larutan H2SO4

0,2 N pada buret sampai larutan pada labu Erlenmayer

berubah warna menjadi merah bata, lalu mmencatat volume

larutan H2SO4 0,2 N yang telah digunakan dalam titrasi

dengan cara melihat skala akhir pada buret lalu

menguranginya dengan skala awal (VM) memiliki nilai 14 mL.

Analisa Fluida Reservoir

Page 45: pembahasan praktikum AFR

82

Pada percobaan praktikum ini nilai pH air formasi

adalah 10 (sepuluh). Setelah itu nilai regenesanya adalah

indikator PP dan MO. Lalu volume sampel digunakan pada

praktikum 2 mL, kemudian nilai VP adalah 8,5, dilanjutkan

dengan nilai VM adlah 14 mL. Dilanjutkan dengan nilai

kebasaan P adalah 4,25 serta nilai kebasaan M adalah 7.

Sifat-sifat kebasaan adalah kebasaan disebabkan oleh HCO3-

lalu nilai CO3- adalah 110 dan nilai OH- adalah 30.

Setelah melakukan percobaan analisa air formasi

kemudian membersihkan alat dan bahan yang telah

dipergunakan pada saat praktikum analisa kimia air formasi,

dilanjutkan dengan merapihkan alat yang telah dibersihkan

dan dikembalikan ketempat awal sebelum praktikum dimulai.

4.4.6 Analisa Kesalahan

Pada saat praktikum analisa kimia formasi I kali ini

terdapat beberapa analisa kesalahan, antara lain :

Terlalu lama mentitrasi sehingga warna yang harusnya

berwarna merah bata menjadi merah muda.

Membuka keran buret terlalu besar sehingga volume yang

digunakan menjadi tidak valid.

Analisa Fluida Reservoir

Page 46: pembahasan praktikum AFR

83

Terlalu banyak meneteskan indikator methyl orange

sehingga berpengaruh pada volume H2SO4 yang

digunakan.

4.4.7 Kesimpulan

Pada percobaan Analisa Kimia Air Formasi I dapat

disimpulkan, sebagai berikut :

1. Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang

menunjukan jumlah ion carbonat dan bicarbonat yang

mengikat logam golongan alkali tanah pada perairan tawar.

2. Air formasi merupakan air yang ikut terproduksi bersama-

sama dengan minyak dan gas. Air ini biasanya mengandung

bermacam-macam garam dan asam, terutama NaCl.

3. Alkalinitas pada air disebabkan adanya sejumLah ion-ion

yang berlainan tetapi biasanya dihubungkan dengan

keberadaan ion-ion bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO3) dan

hidroksida (OH-).

4. Dari percobaan ini didapatkan kandungan [HCO3-] sebesar 0

Me/L, kandungan [CO3-] sebesar 110 Me/L dan kandungan

[OH-] sebesar 30 Me/L.

5. Dari percobaan ini didapatkan pH dari sampel air formasi

ialah 10, nilai pH tersebut menandakan bahwa air formasi

bersifat basa.

Analisa Fluida Reservoir

Page 47: pembahasan praktikum AFR

84

6. Dari percobaan ini didapatkan nilai untuk asam adalah < 7,

untuk netral = 7 dan untuk basa > 7.

7. Dari percobaan ini didapatkan volume phenolphthalein (Vp)

yang diperoleh sebesar 8,5 mL.

8. Dari percobaan ini didapatkan volume methyl orange (Vm)

yang diperoleh sebesar 14 mL.

4.5 Analisa Kimia Air Formasi II

4.5.1 Alat dan Bahan

a. Alat

Balp.

Corong Gelas.

Gelas Kimia.

Gelas Ukur.

Labu Erlenmayer.

Labu Ukur.

Pipet Tetes.

Pipet Volumetrik.

Tiang statif.

b. Bahan

Air Formasi.

Aquadest.

Indikator Phenolphthalein.

Analisa Fluida Reservoir

Page 48: pembahasan praktikum AFR

85

Larutan AgNO3 0,1 N.

Larutan EDTA 0,01 N.

Larutan K2CrO4 5%.

Larutan NaOH 20 %.

Larutan NH4OH 21%.

4.5.2 Prosedur Percobaan

a. Penentuan ion Ca2+

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan

dalam praktikum.

2. Mengambil sampel air formasi sebanyak 10 mL

menggunakan gelas ukur.

3. Menuangkan 10 mL air formasi tersebut kedalam labu

Erlenmayer.

4. Mengambil larutan NH4OH 21% sebanyak 3 mL

menggunakan pipet volumetrik dengan balp.

5. Memasukkan larutan NH4OH 21 % sebanyak 3 mL

kedalam labu Erlenmayer yang berisi air formasi.

6. Mengoyang-goyangkan labu Erlenmayer sampai larutan

berubah menjadi keruh dan mencatat hasil perubahan

warnanya.

7. Membuang dan mencuci larutan labu Erlenmayer.

8. Mengambil 10 mL air formasi menggunakan gelas ukur

dan menuangkan kedalam labu Erlenmayer.

Analisa Fluida Reservoir

Page 49: pembahasan praktikum AFR

86

9. Mengambil 1 mL larutan NaOH 20% menggunakan

pipet volumetrik dengan balp.

10.Memasukkan larutan NaOH 20% sebanyak 1 mL

kedalam labu Erlenmayer yang berisi air formasi.

11.Menambah dua tetes indikator phenophthalein (pp)

kedalam labu Erlenmayer yang berisi air formasi dan

larutan NaOH 20%.

12.Mengisi buret dengan larutan EDTA hingga mencapai

skala nol dengan menggunakan corong gelas.

13.Melakukan titrasi air formasi hingga tidak ada endapan

dan berubah warna menjadi lebih bening.

14.Mencatat volume yang dipakai pada saat melakukan

titrasi.

15.Membersihkan dan merapihkan alat dan bahan yang

telah digunakan.

b. Penentuan ion Cl-

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

dalam praktikum.

2. Menuangkan 10 mL air formasi kedalam gelas ukur.

3. Menuangkan 10 mL air formasi dari gelas ukur kedalam

labu Erlenmayer.

Analisa Fluida Reservoir

Page 50: pembahasan praktikum AFR

87

4. Memasukan satu tetes larutan AgNO3 0,1 N

menggunakan pipet tetes kedalam labu Erlenmayer

yang berisi 10 mL air formasi.

5. Menggoyangkan labu Erlenmayer dan mengamati

perubahan warna yang terjadi dan mencatatnya.

6. Membuang dan mencuci larutan pada labu Erlenmayer.

7. Menuangkan 10 mL air formasi kedalam gelas ukur.

8. Menuangkan 10 mL air formasi dari gelas ukur kedalam

labu Erlenmayer.

9. Memasukkan 1 mL K2CrO4 menggunakan pipet

volumetrik dengan balp kedalam labu Erlenmayer yang

berisi air formasi.

10.Mengisi buret dengan larutan AgNO3 0,1 N hingga

mencapai skala nol menggunakan corong gelas.

11.Melakukan titrasi air formasi dengan cara menggoyang-

goyangkan labu Erlenmayer.

12.Mengamati tetesan hingga berubah warna menjadi

merah bata dan menutup kran buret.

13.Mencatat volume yang dipakai pada saat menitrasi air

formasi.

14.Membersihkan dan merapihkan alat dan bahan yang

tlah digunakan.

4.5.3 Analisa Data

Analisa Fluida Reservoir

Page 51: pembahasan praktikum AFR

88

a. Penentuan Ion Kalsium (Ca2+)

Kualitatif

Volume sampel = 10 mL

Volume NH4OH 20 % = 3 mL

Indikasi = keruh

Kuantitatif

Volume sampel = 10 mL

Volume NaOH = 1 mL

Indikator Phenolphthalein= 2 tetes

Volume EDTA = 3 mL

Indikasi = Sampel air formasi menjadi

ungu muda setelah titrasi.

b. Penentuan Ion Klorida (Cl-)

Kualitatif

Volume sampel = 1 mL

Volume AgNO3 = 1 tetes

Indikasi = keruh

Kuantitatif

Volume sampel = 10 mL

Analisa Fluida Reservoir

Page 52: pembahasan praktikum AFR

89

Volume K2CrO4 = 1 mL

Volume AgNO3 = 2 mL

Indikasi = Pada sampel air formasi

terdapat tetesan merah bata.

4.5.4 Pengolahan Data

Konsentrasi Ca2+

Diketahui : Volume EDTA = 11 mL

Volume sampel = 10 mL

Ar Ca = 40

Ditanya : a. Konsentrasi Ca2+ (Mg/L) = ...?

b. Konsentrasi Ca2+ (Me/L) = ...?

Jawab : a. Konsentrasi Ca2+ =V EDTA x 1000

VSampel

=11 x 100010

= 1100 mg/L

b. Konsentrasi Ca2+ = Ca 2+ (Mg/L) Ar Ca

= 110040

= 27,5 Me/L

Konsentrasi Cl-

Diketahui : Volume AgNO3 = 2 mL

Volume sampel = 10 mL

Analisa Fluida Reservoir

Page 53: pembahasan praktikum AFR

90

Ar Cl- = 35,5

Ditanya : a. Konsentrasi Cl- (Mg/L)

b. Konsentrasi Cl- (Me/L)

Jawab : a. Konsentrasi Cl- = V AgNO3 x 1000

VSampel

= 2 x 100010

= 200 Mg/L

b. Konsentrasi Cl- = Cl - (Mg/L) Ar Cl -

= 200 35,5

= 5,6 Me/L

Konsentrasi Kation dan Anion

Tabel 4.7

Nilai Kation dan Anion yang Terkandung Dalam Air Formasi

Anion Kation

Ion Me/L Ion Me/L

Cl- 5,6 Ca2+ 27,5

Analisa Fluida Reservoir

Page 54: pembahasan praktikum AFR

91

SO4- 1,042 Mg2+ 0

CO3- 120 Ba2+ 0

HCO3- 320 Fe3+ 0,53

OH- 0

∑ 1469,6 ∑ 28,03

Konsentrasi Na+

Diketahui : ∑ Anion = 1469,6 Me/L

∑ Kation = 28,03 Me/L

Ar Na+ = 23

Ditanya : a. [Na+] (Me/L) = ...?

b. [Na+] (Mg/L) = ...?

Jawab : a. [Na+] = ∑ Anion - ∑ Kation

= 1469,6 – 28,03

= 1441,57 Me/L

b. [Na+] = Na2+ (Me/L) x Ar Na+

= 1441,57 x 23

= 33156,11 Mg/L

Tenaga Ion

Tabel 4.8

Tenaga Ion

Analisa Fluida Reservoir

Page 55: pembahasan praktikum AFR

92

IonKonsentrasi Konsentrasi Faktor

Tenaga IonMe/L Mg/L Ppm Me/L

Na+ 8,57 197,11 2.2 x 10-5 5 x 10-4 433,6 x 10-5

Ca2+ 7,5 300 5.0 x 10-5 1 x 10-3 1500 x 10-5

Mg2+ 0 0 8.2 x 10-5 1 x 10-3 0

Cl- 5,07 180 1.4 x 10-5 5 x 10-4 252 x 10-5

Σ = 2185,6 x 10-5

Tenaga ion = konsentrasi ion (Mg/L) x faktor konversi ion (ppm)

= [Na+] + [Ca2] + [Na+] + [Mg2+] + [Cl-]

= 0,73 + 0,00137 + 0 + 0,0000784

= 0,731

Diagram Stiff

Analisa Fluida Reservoir

CO3- x 10-1

HCO3- x 10-1

OH-

Ba2+

Fe2+ x 101

Page 56: pembahasan praktikum AFR

93

Anion Kation

Gambar 4.16

Diagram Stiff

Nilai Kelarutan (K) berdasarkan Temperatur

Diketahui : ∑ Tenaga Ion = 0,731 µ

Temperatur Pertama = 20 ºC

Temperatur Kedua = 30 ºC

Temperatur Ketiga = 50 º

Ditanya : a. Kelarutan (K) pada 20 ºC = ...?

b. Kelarutan (K) pada 30 ºC = ...?

c. Kelarutan (K) pada 50 ºC = ...?

Jawab : Berdasarkan grafik harga K dengan memplot

µ = 0.731 ke garis temperatur, maka didapat :

a. Kelarutan pada 20 ºC = 3,42

b. Kelarutan pada 30 ºC = 3,22

c. Kelarutan pada 50 ºC = 2,68

Analisa Fluida Reservoir

10 8 6 4 2 0 2 4 6 8 10

Cl-

SO4-

Ca2+ x 10-1

Mg2+

Page 57: pembahasan praktikum AFR

94

Nilai PCa dan PAlka

Diketahui : Ca2+ Mg/L = 300

Alkalinitas Total = [HCO3-]+ [CO3

-]+ [OH-]

= 90 + 180 + 0

= 170 Me/L

Ditanya : a. PCa = ...?

b. PAlka = ...?

Jawab : Brdasarkan grafik nilai PCa dan PAlka dengan

memplot nilai konsentrasi Ca2+ dan total

...................konsentrasi alkalinitas, maka didapat :

a. PCa sebesar 1,75

b. PAlka sebesar 1,93

Nilai Stabilitas Indeks (SI)

Diketahui : pH sampel air formasi = 10

Kelarutan pada 20oC = 3,42

Kelarutan pada 30oC = 3,22

Kelarutan pada 50oC = 2,68

Analisa Fluida Reservoir

Page 58: pembahasan praktikum AFR

95

PCa = 1,6

PAlk = 2,4

Ditanya : a. Stabilitas Indeks (SI) pada 20 ºC = ...?

b. Stabilitas Indeks (SI) pada 30 ºC = ...?

c. Stabilitas Indeks (SI) pada 50 ºC = ...?

Jawab : a. SI pada 10 ºC = pH - K - PCa - PAlk

= 10 – 3,42 – 1,6 – 2,4

= 4,98

Jadi, SI > 0 maka air formasi mengandung

.........endapan.

b. SI pada 50 ºC = pH - K - PCa - PAlk

= 10 – 3,22 – 1,6 – 2,4

= 2,78

Jadi, SI > 0 maka air formasi mengandung

........................................endapan.

c. SI pada 80 ºC = pH - K - PCa - PAlk

= 10 – 2,68 -1,6 – 2,4

= 3,32

Jadi, SI > 0 maka air formasi mengandung

.............................................endapan.

Analisa Fluida Reservoir

Page 59: pembahasan praktikum AFR

96

4.5.5 Pembahasan

Pada percobaan analisa kimia air formasi II memiliki

tujuan untuk menentukan kandungan kalsium (Ca2+) kedalam

air formasi, menentukan kandungan klorida (Cl-) didalam air

formasi, menghitung nilai stabilitas indeks (SI) menentukan

nilai kelurutan (K), menentukan Pca dan PAlk dan menghitung

nilai tenaga ion. Dalam proses pemboran kita dapat

menemukan air formasi didalam produksi minyak dan gas. Air

dikenal dengan larutan yang besar sehingga terdapat begitu

banyak zat inorganik dan organik yang terlarut didalamnya.

Komponen utama yang harus diketahui dalam air

formasi adalah ion-ion yang terkandung didalamnya, serta

sifat fisika air yang berhubungan dengan proses pembentukan

scale. Kation-kation yang terkandung dalam air adalah

kalsium, sodium, besi, barium dan stronsium. Alat yang

digunakan dalam praktikum adalah balp, corong gelas , gelas

kimia, gelas ukur, labu Erlenmayer, labu ukur, pipet tetes,

pipet volumetrik dan tiang statif. Bahan yang digunakan

didalam praktikum adalah Air Formasi, Aquadest, Indikator

Phenolphthalein, Larutan AgNO3 0,1 N, Larutan EDTA 0,01 N,

Larutan K2CrO4 5%, Larutan NaOH 20 % dan Larutan NH4OH

21%.

Analisa Fluida Reservoir

Page 60: pembahasan praktikum AFR

97

Pada percobaan praktikum analisa kimia air formasi II,

pada Penentuan ion kalsium (ca2+) pertama menyiapkan alat

dan bahan yang akan dipergunakan dalam praktikum lalu

mengambil sampel air formasi sebanyak 10mLmenggunakan

gelas ukur kemudian menuangkan 10 mL air formasi tersebut

kedalam labu Erlenmayer serta mengambil larutan NH4OH

21% sebanyak 3mL menggunakan pipet volumetrik dengan

balp kemudian dilanjutkan memasukkan larutan NH4OH 21 %

sebanyak 3 mL kedalam labu Erlenmayer yang berisi air

formasi. Mengoyang-goyangkan labu Erlenmayer sampai

larutan berubah menjadi keruh dan mencatat hasil perubahan

warnanya. Setelah itu membuang dan mencuci larutan labu

Erlenmayer kemudian mengambil 10 mL air formasi

menggunakan gelas ukur dan menuangkan kedalam labu

Erlenmayer. Kemudian mengambil 1mL larutan NaOH 20%

menggunakan pipet volumetrik dengan balp. Lalu

memasukkan larutan NaOH 20% sebanyak 1 mL kedalam

labu Erlenmayer yang berisi air formasi serta menambah dua

tetes indikator phenophthalein (pp) kedalam labu Erlenmayer

yang berisi air formasi dan larutan NaOH 20% dilanjutkan

mengisi buret dengan larutan EDTA hingga mencapai skala

nol dengan menggunakan corong gelas serta melakukan

titrasi air formasi hingga tidak ada endapan dan berubah

Analisa Fluida Reservoir

Page 61: pembahasan praktikum AFR

98

warna menjadi lebih bening. Kemudian mencatat volume yang

dipakai pada saat melakukan titrasi. Dilanjutkan

membersihkan dan merapihkan alat dan bahan yang telah

digunakan.

Pada percobaan Penentuan ion klorida (Cl-) pertama

menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam

praktikum Penentuan ion klorida. Dilanjutkan menuangkan 10

mL air formasi kedalam gelas ukur. Lalu menuangkan 10 mL

air formasi dari gelas ukur kedalam labu Erlenmayer serta

memasukan satu tetes larutan AgNO3 0,1 N menggunakan

pipet tetes kedalam labu Erlenmayer yang berisi 10 mL air

formasi. Kemudian menggoyangkan labu Erlenmayer dan

mengamati perubahan warna yang terjadi dan mencatatnya.

Setelah itu membuang dan mencuci larutan pada labu

Erlenmayer serta menuangkan 10 mL air formasi kedalam

gelas ukur lalu menuangkan 10 mL air formasi dari gelas ukur

kedalam labu Erlenmayer. Setelah itu memasukkan 1 mL

K2CrO4 menggunakan pipet volumetrik dengan balp kedalam

labu Erlenmayer yang berisi air formasi. Kemudian mengisi

buret dengan larutan AgNO3 0,1 N hingga mencapai skala nol

menggunakan corong gelas sera melakukan titrasi air formasi

dengan cara menggoyang-goyangkan labu Erlenmayer.

Setelah itu mengamati tetesan hingga berubah warna menjadi

Analisa Fluida Reservoir

Page 62: pembahasan praktikum AFR

99

merah bata dan menutup kran buret. Dilanjutkan mencatat

volume yang dipakai pada saat menitrasi air formasi lalu

membersihkan dan merapihkan alat dan bahan yang tlah

digunakan.

Pada percobaan praktikum ini untuk menentukan ion

Ca2+ pada percobaan kualitatif memiliki sampel 10 mL lalu

memiliki nilai VNH4OH adalah 3 mL dan indikasi ion Ca2+

adalah larutan menjadi keruh. Pada penilaian kuantitatif

memiliki V sampel 10 mL, lalu VnaOH adalah 1 mL dan

ditambahkan indikator phenolphthalein satu tetes VEDTA 11

mL serta indikasi kuatitatif penentuan ion Ca2+ adalah larutan

menjadi ungu muda. Penentuan ion Cl- pada data kualitatif

memiliki Vsampel bernilai 1 mL, lalu VagNO3 satu tetes dan

memiliki indikasi larutan menjadi keruh. Pada data ion Cl-

kuantitatif Vsampel memiliki nilai 10 mL, lalu VK2CrO4 bernilai

1 mL serta VagNO3 memiliki nilai Ca2+ adalah 1100 Mg/L

sedangkan nilai konsentrasi Ca2+ Me/L adalah 27,5 Me/L. Nilai

konsentrasi Cl- Mg/L pada praktikum adalah 200 Mg/L nilai

konsetrasi Cl- Me/L adalah 5,6 Me/L.

Nilai jumlah anion dalam praktikum adalah 1469,6 Me/L

sedangkan nilai jumlah kation 28,03 Me/L. Setelah itu nilai

konsentrasi Na+ Me/L adalah 1441,57 Me/L dan nilai

Analisa Fluida Reservoir

Page 63: pembahasan praktikum AFR

100

konsentrasi Na+ Mg/L adalah 33156,1 Mg/L. Tenaga ion

memiliki konsentrasi ion Mg/L adalah 0.731 Mg/L.

Nilai kelarutan (K) pada temperatur pertama 20o C,

kedua 30o C dan ketiga 50o C memiliki nilai µ adalah 0.731

yang diplotkan pada grafik dari harga suhu ke temperatur

memiliki kelarutan pertama 3,42 pada temperatur 20o C, nilai

kelarutan kedua 3,22 pada temperatur 30o C dan kelarutan

2,68 pada temperatur 50o C.

Nilai Pca adalah 1,6 dan nilai PAlk adalah 2,4 pada

praktikum ini. Nilai stabilitas indeks pH bernilai 10 jadi

stabilitas indeks pada temperatur 20o C adalah 4,98, lalu nilai

stabilitas indeks pada temperatur 30o C adalah 2,78 dan nilai

stabilitas indeks pada temperatur 50o C 3,32 memiliki

keterangan bahwa ketiga indeks tersebut memiliki SI lebih

besar dari nol sehingga membuat air formasi mengandung

endapan. Oleh sebab itu terjadi kekeruhan pada endapan.

4.5.6 Analisa Kesalahan

Pada percobaa praktikum analisa kimia air formasi II ini

terdapat beberapa analisa kesalahan, yaitu sebagai berikut :

Kurang teliti dalam melihat skala pada buret, sehingga

berpotensi mendapatkan harga volume yang kurang tepat.

Kurat teliti dalam melihat meniskus pada gelas ukur,

sehingga nilai volume yang didapat kurang pas.

Analisa Fluida Reservoir

Page 64: pembahasan praktikum AFR

101

Keran buret terlalu cepat mengalir, sehingga berpotensi

pada penggunaan volume larutan.

Kurang pas pada saat pengambilan larutan, sehingga

proses titrasi menggunakan volume yang kurang tepat.

Pipet volumetrik telah terkontaminasi larutan lain sebelum

digunakan, berpotensi terjadi data yang kurang valid.

4.5.7 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan Analisa Kimia Air Formasi II

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Murexide dipilih sebagai indikator pada penetapan Ca

karena memiliki keefektifan pada pH 6 –13.

2. Konsentrasi klorida berkisar dari yang sangat encer sampai

pekat dan kemungkinan dapat menyebabkan masalah

pembuangan yang serius.

3. Dari perolehan stabilitas indeks dengan nilai SI yang

secara keseluruhan lebih besar dari 0 (SI > 0 ) maka

sampel air formasi menunjukan adanya endapan.

4. Pada sampel air formasi terdapat kandungan kalsium (Ca)

dan klorida (Cl).

5. Pada praktikum Analisa Kimia Air Formasi II ini kandungan

kalsium (Ca) dalam air formasi adalah 27,5 Me/L atau 1100

Mg/L.

Analisa Fluida Reservoir

Page 65: pembahasan praktikum AFR

102

6. Pada praktikum Analisa Kimia Air Formasi II kandungan

klorida (Cl) dalam air formasi adalah 5,6 Me/L atau 200

Mg/L.

7. Pada praktikum ini di dapat tenaga ion untuk Na+ sebesar

0,73 Mg/L.

8. Pada praktikum ini di dapat tenaga ion untuk Ca2+ sebesar

0,000137.

9. Pada praktikum ini di dapat tenaga ion untuk Cl- sebesar

0,0000784.

10. Pada praktikum ini di dapat harga stabilisasi indeks pada

suhu 20 0C sebesar 3,42.

11. Pada praktikum ini di dapat harga stabilisasi indeks pada

suhu 30 0C sebesar 3,22.

12. Pada praktikum ini di dapat harga stabilisasi indeks pada

suhu 80 0C sebesar 2,68.

13. Pada praktikum ini di dapat nilai K pada suhu 20 0C

sebesar 3,42.

14. Pada praktikum ini di dapat nilai K pada suhu 30 0C

sebesar 3,22.

15. Pada praktikum ini di dapat nilai K pada suhu 50 0C

sebesar 2,68.

Analisa Fluida Reservoir

Page 66: pembahasan praktikum AFR

103

16. Pada praktikum ini di dapat nilai Pca sebesar 1,6.

17. Pada praktikum ini di dapat nilai Palkalinitas sebesar 2,4.

Analisa Fluida Reservoir