PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil /...
Transcript of PANDUAN PRAKTIKUM...Alat dan Bahan e. Prosedur (dibuat dalam bentuk poin, tidak tabel) f. Hasil /...
i
PANDUAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH K006 ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN SEMESTER V Oleh Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi Ssi MHSc Ni Made Utami Dwipayanti
BAGIAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
2015
ii
PENGANTAR
Panduan prkatikum ini dibuat sebagai acuan bagi mahasiswa Semester V Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat sebagai acuan untuk melaksanakan praktikum Analisis
Kesehatan Lingkungan Pada praktikum ini mahasiswa diharapkan untuk dapat
melaksanakan praktikum sesuai dengan jadwal yang telah disusun kemudian melaporkan
hasil praktikum sesuai dengan format yang telah diberikan Mahasiswa juga diharapkan
untuk menaati peraturan yang telah ditetapkan untuk bekerja di Laboratorium Semoga
panduan ini bisa bermanfaat dan Selamat Bekerja
Ketua Pelaksana
Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi Ssi MHSc
iii
DAFTAR ISI
Format Laporan
Laporan per-pertemuan
Laporan akhir praktikum
Panduan Praktikum
I Komposting
II Analisa Mikroorganisme
III Pengujian Parameter Fisika
IV Pengujian Parameter Kimia
V High Volume Sampling
VI Gas Ammonia (NH3)
VII Pengukuran Intensitas Suara
VIII Pengukuran Intensitas Cahaya
iv
Setiap Praktikum
JURNAL PRAKTIKUM
HariTanggal ____________________________________________________
Judul Praktikum ____________________________________________________
Metoda ____________________________________________________
Prinsip ____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
Alat dan Bahan ____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
No Prosedur Pengamatan
Perhitungan
Diketahui
Pengawas Praktikum (Jurnal Praktikum akan ditandatangai oleh pengawas praktikum diakhir
setiap praktikum)
( )
v
SETIAP PRAKTIKUM (sampel air)
Setiap contoh diberi keterangan (pada wadahnya) dan pada JURNAL
PRAKTIKUM
1048707Jenis air misalnya air tanah air limbah air sungai air laut
1048707Lokasi atau titik pengambilan contoh disebutkan lokasi yang pastijelas dimana
sampel diambil
1048707Parameter yang akan diperiksa
1048707Cuaca saat pengambilan sampel
1048707Tanggal dan waktu (jam) pengambilan sampel
1048707Nama yang mengambil sampel
vi
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
a Judul praktikum
b Landasan teori
mengapa parameter tersebut bisa menjadi indikator kualitas
lingkungan
teori-teori mengenai parameter yang diukur
sifat
sumber
konsentrasi di lingkungan dll serta
manfaat pengukuran parameter tersebut
c Metode dan Prinsip
d Alat dan Bahan
e Prosedur (dibuat dalam bentuk poin tidak tabel)
f Hasil Data
g Perhitungan
h Pembahasan antara lain mencakup
pembahasan mengapa prinsip atau metode tersebut yang digunakan
dalam pengukuran parameter tersebut
pembahasan mengenai kesesuaian prinsip pengukuran dengan
pengerjaan praktikum
pembahasan mengenai setiap langkah dalam pengukuran dan
alasantujuan dilakukannya langkah tersebut
pembahasan hasil pengukuran
ulasan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran sehingga
diperoleh akurasi pengukuran yang baik
dibahas pula kesalahan-kesalahan pegukuran yang terjadi selama
praktikum
hal-hal lain yang anda rasa perlu
i Kesimpulan dan Saran
Catatan
Kemiripan laporan antara 2 kelompok akan menerima sanksi berupa pengurangan
nilai sebesar 30 bagi kedua kelompok
Laporan dibuat dengan diketik dan dapat menggunakan kertas bekas
Laporan yang dikumpulkan adalah
1 Jurnal praktikum (SETIAP MAHASISWA)
2 Laporan Praktikum (SETIAP KEOPMPOK)
vii
1
I KOMPOSTING
Metode dibawah adalah salah satu contoh metode yang telah berhasil dilakukan untuk membuat kompos Pelaksanaan metode komposting yang akan dilakukan pada saat praktikum dapat disesuaikan dengan tempat praktikum (lab atau lapangan) Metode
Takakura Method
Prinsip
Kompos merupakan pencampuran bahan organik dengan mikroorganisme sebagai
aktivator Pengaturan suhu merupakan faktor penting dalam pengomposan Suhu ideal
selama proses pengomposan adalah 40 derajat-50 derajat C Tumpukan lahan yang terlalu
rendah akan berakibat cepatnya kehilangan panas Ini disebabkan tidak adanya cukup
material untuk menahan panas yang dilepaskan sehingga mikroorganisma tidak akan
berkembang secara wajar Sebaliknya bila timbunan terlalu tinggi akan terjadi kepadatan
bahan organic yang diakibatkan oleh berat bahan sehingga suhu menjadi sangat tinggi dan
tidak ada udara di dalam timbunan Untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan
maka pH timbunan harus diusahakan tidak terlalu rendah Bahan mentah yang baik untuk
penguraian atau perombakan berkadar air 50 ndash 70 Kelembaban timbunan secara
menyeluruh diusahakan sekitar 40 ndash 60
Alat dan Bahan
Alat
keranjang sampah
golokpisaualat pemotong lain
sekopcetok
sarung tangan
jaring
karung beras
karung goni
pipa PVC
2
Bahan
sampah rumah tangga sebanyak 1 kg (sudah tercacah)
sekam padi sebanyak 2 kg
kompos jadi sebanyak frac14 Kg
serutan kayusapuan halaman sebanyak 2 kg
air secukupnya
gula merah yang dicairkan sebanyak 300 ml
Cara Kerja
1 komposting
Siapkan dan pilihlah keranjang yang berlubang dan lapisi dengan karung beras
Fungsi karung beras adalah (a) membatasi gangguan serangga (b) mengatur
kelembaban dan (c) berpori-pori sehingga dapat menyerap serta membuang udara
amp air
sampah rumah tangga dipilah terlebih dahulu
cacah sampah hingga berukuran 15 cm x15 cm
tambahkan serutan kayu dan kompos jadi hingga tercampur merata
masukkan bantalan sekam padi yang telah dibungkus dengan jaring-jaring ke
dalam keranjang sampah yang telah disiapkan sebagai alas dasar Fungsi bantal
sekam adalah (a) sebagai tempat mikrobakteri yang akan mempercepat
pembusukan sampah organik (b) karena berrongga besar maka bantal sekam
dapat segera menyerap air dan bau sampah dan (c) sifat sekam yang kering akan
memudahkan pengontrolan kelembaban sampah yang akan menjadi kompos
campurkan media kompos jadi ke dalam campuran sampah yang berfungsi sebagai
aktivatorragi bagi sampah baru
tambahkan gula merah sebagai nutrisi bagi mikroorganisme pengompos
masukkan campuran sampah lalu diperciki air hingga dapat dipastikan cukup
lembab Pengukuran kelembaban kompos dilakukan dengan menggenggam
kompos Jika keluar air dari sela-sela jari maka menandakan bahwa kompos
tersebut kelebihan air dan perlu adanya penambahan bahan kompos Jika pada saat
digenggam bahan kompos tersebut remah maka kadar air telah mencukupi
tekan perlahan jangan terlalu padat
3
tutup dengan bantalan sekam padi dan karung goni hingga rapat agar bau tidak
terlalu menyengat dan masuk hewanserangga yang dapat menggangu proses
pengomposan atau lalat tidak dapat bertelur dalam keranjang serta mencegah
metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat karena lalat tidak dapat
keluar dan mati di dalam keranjang Pilih kain penutup yang serat atau berpori
besar
Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu oleh predator
(kucinganjing) Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar masuk
kompos akan matang kurang lebih setelah 30 hari pengomposan
selama proses pengomposan dilakukan pemantauan suhu setiap 7 hari sekali dan
lakukan pembalikan rutin setiap 3 hari sekali dengan cara mengaduk kompos
Setelah 30 pengomposan uji kematangan kompos tersebut dengan menanam biji
tanaman Jika biji tersebut tumbuh maka kompos yang dihasilkan dapat digunakan
sebagai pupuk
II ANALISA MIKROORGANISME
Metode
Most Probable Number (MPN)
Prinsip
Mikroorganisme di dalam sample air ditumbuhkan dalam media Lactose Broth (LB) dan
Brilliant Green Lactose Bill Broth dengan konsentrasi berbeda Pertumbuhan
mikroorganisme dilihat dari gas yang tertangkap pada tabung Durham Konsentrasi
mikroorganisme kemudian diperkirakan dengan table MPN
Alat dan Bahan
a 19 buah tabung reaksi
b 19 buah tabung Durham
c Inkubator
d Pipet
e Jarum Ose
f Lampu Spritus
g Sample air
h Lactosa Broth (LB)
i Brilliant Green Lactosse Bill Broth (BGLB)
j Kapas
Prosedur
Presumptive Test
4
1 Masukkan LB double (26 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr aquadest) ke dalam
tabung no 1 ndash 5 Masukkan LB single (13 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr
aquadest) ke dalam tabung no 6 dan 7 Masing-masing sebanyak 10 ml dan tutup
dengan kapas
2 Masukkan tabung Durham dalam posisi terbalik ke dalam setiap tabung berisi LB
3 Panaskan pipet dengan lampu spritus kemudian ambil 10 ml sample air masukkan
ke dalam tabung no 1 Pastikan selalu bekerja dekat dengan lampu spritus untuk
mencegah kontaminasi Lakukan hal yang sama sampai tabung no 5
4 Masukkan 1 ml sample air ke dalam tabung no 6 dan 01 ml sample air ke dalam
tabung no 7
5 Inkubasi semua tabung yang bersisi sample pada suhu 37 selama 2 x 24 jam
6 Hasil positif ditunjukkan dengan tertagkapnya gas dalam tabung Durham
7 Konsentrasi bakteri coliform kemudian ditentukan dengan mencocokkan pada
table MPN
Confirmative Test
1 Siapkan 2 buah tabung reaksi berisi BGLB dan tabung Durham untuk setiap
tabung dari presumptive test yang positif Masing-masing diberi label 44C dan
37C
2 Panaskan jarum ose dengan lampu spritus kemudian pindahkan koloni dari satu
tabung positif ke dalam 2 buah tabung berisi BGLB Kocok agar homogen
Lakukan selanjutnya untuk tabung positif lainnya
3 Inkubasi sesuai dengan suhu pada label selama 2 x 24 jam
4 Hasil positif pada tabung yang dikinkubasi pada 37C menunjukkan adanya
coliform sedangkan hasil positif pada inkubasi 44C menunjukkan adanya fecal
coli
5
III PENGUJIAN PARAMETER FISIKA
WARNA
BAU
RASA
TEMPERATUR
BERAT JENIS
KEKERUHAN
KECERAHAN
KEDALAMAN
KECEPATAN ARUS
DEBIT AIR
JUMLAH PADATAN
PASANG SURUT (PASUT)
DAYA HANTAR LISTRIK 1 WARNA
Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu
perairan sudah tercemar atau belum Air selokan dapat berubah dari bening menjadi
kelabu karena adanya proses dekomposisi Warna perairan dapat pula dipengaruhi
oleh biota yang ada didalamnya misalnya algae plankton dan tumbuhan air Air
sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan hal ini karena
dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi
didalamnya
Metode Pengamatan Organoleptik
2 BAU
Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik
pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas Gas yang keluar dari hasil
dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya
6
dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan
yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat
Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA
Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau
sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam
kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan
bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak
Metode Pengamatan Organoleptik
4 TEMPERATUR
Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan
ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan
organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat
menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi
daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi
Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi
antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak
mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi
biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2
yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya
Alat termometer
Cara Kerja
ƒ Dicatat suhu udara sekitar
ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu
beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya
ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer
dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat
suhunya
7
5 BERAT JENIS (BJ)
Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat
organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur
dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai
faktor koreksi
Alat dan Bahan
ƒ Urinometer
ƒ Gelas ukur 100 mL
ƒ Termometer
ƒ Sampel air
Cara Kerja
ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)
ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL
ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar
ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai
BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas
ukur
Perhitungan
n = tk ndash tp x 0001 3
BJ sesungguhnya = A + n
Ket tk = suhu kamar
tp = suhu peneraan
A = BJ pada saat itu
n = Faktor koreksi
6 KEKERUHAN
Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar
matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk
proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk
akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air
tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai
sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang
mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar
Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya
8
vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan
mengurangi produktifitas ikan
Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan
mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan
penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk
mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel
yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui
air tersebut
Alat
ƒ Turbidimeter
ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL
Cara Kerja
ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter
Perhitungan
Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU
Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN
Alat Secchi disc
Cara Kerja
ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)
ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)
Perhitungan
A + B = helliphellip cm 2
8 KEDALAMAN
Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan
Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin
berkurang
9
Alat
ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu
ujungnya
Cara Kerja
ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat
tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)
ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya
9 KECEPATAN ARUS
Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad
renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan
Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan
oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai
arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi
Alat
ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)
ƒ Roll meter
ƒ Stop watch
ƒ Tali rafia
ƒ Ranting kayu
Cara Kerja
ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran
air
ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air
berbarengan dengan dijalankannya stop watch
ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat
ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata
Perhitungan
Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan
10 DEBIT AIR
Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh
luas penampang perairan dan kecepatan arus
14
Alat
ƒ Roll meter
ƒ Bandul logam
ƒ Bola pingpong
Cara Kerja
ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi
rata untuk beberapa titik
ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk
kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut
(A m2)
ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong
Perhitungan Q = A x V
A = luas penampang (luas x dalam)
V = kecepatan arus
11 JUMLAH PADATAN
Alat dan Bahan
ƒ Timbangan
ƒ Cawan porselin
ƒ Kertas saring
ƒ Oven
ƒ Desikator
ƒ 500 mL sampel air
ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong
A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)
Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL
air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air
yang tertinggal pada kertas saring
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)
15
ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di
dalam gelas piala
ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu
kamar
ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan
dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut
Perhitungan
1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter
50
B Padatan Terlarut (TDS)
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A
gram)
ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan
porselin yang telah ditimbang
ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa
saat sampai menguap atau mengering
ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)
dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut
Perhitungan
Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang
ada
12 PASANG SURUT (PASUT)
Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang
disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari
Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau
16
laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan
dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan
posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan
a Pasut Purnama
Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi
seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya
saling memperkuat
b Pasut Perbani
Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka
gaya tarik keduanya akan saling meniadakan
Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan
a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)
Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari
b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)
Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama
atau hampir sama tingginya setiap hari
c Dua jenis campuran
ƒ Campuran condong ke harian ganda
ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan
waktu dengan menggunakan papan palem
Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran
Tali
Teropong Binokuler
Senter
Cara Kerja
ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang
ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat
angka tinggi air pada papan palem
ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang
surutnya
17
13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)
DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air
DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan
sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm
dan mempunyai penampang 1 cm
Alat dan Bahan
ƒ Konduktometer
ƒ Termometer
ƒ Air sukingaquadestilata
ƒ Larutan baku KCl 001 M
Cara Kerja
ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer
Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan
KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm
ƒ Penetapan DHL contoh
Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh
dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari
1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01
M atau 05 M
Perhitungan
DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer
18
IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA
a pH
Alat pH Universal
Cara Kerja
1 Diambil sampel air
2 Dicelupkan pH universal kedalamnya
3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna
b DO (Dissolved Oxygen)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Perangkat titrasi
4 Pipet volume
Bahan
1 Iodida alkali (perekasi Winkler)
2 H2SO4 pekat
3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48
4 Natrium tiosulfat 0025 N
5 Indikator amylum 1
Cara Kerja
1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok
dan ditunggu hingga terbentuk endapan
2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut
3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat
0025 N sampai berwarna kuning muda pucat
4 Ditambahkan inikator amilum (biru)
5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi
bening
6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai
Perhitungan
19
8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3
Kadar O2 (mgL) = mL sampel
c CO2 BEBAS
Alat
1 Tabung reaksi
2 Labu erlenmeyer
Bahan
1 Indikator Phenol ptalein
2 Natrium bikarbonat
Cara Kerja
1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer
2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP
3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah
muda
4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai
Perhitungan
Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat
50
d BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Pipet volumetri
4 Erlenmeyer
5 Buret dan statif
20
Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)
Cara kerja
1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur
2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest
100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler
3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik
hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung
kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian
4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat
5 Dicatat kadarrnya
Perhitungan
Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran
e COD (Chemical Oxygen Demand)
Alat f TOM (Total Organic Mater)
Alat
1 Perangkat titrasi
2 Termometer
3 Erlenmeyer
4 Hot plate
5 Pipet volume
6 Pipet Mohr
Bahan
1 H2SO4 6 N
21
2 KMnO4 001 N
3 H2C2O4 001 N
Cara kerja
1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba
merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah
dioksidasi menjadi tingkat tinggi
3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna
merah
4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda
biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat
5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet
khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih
6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna
pink
Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000
dimana a = titrasi KMnO4
b = N KMnO4
c = NH2C2O4 01 N
d = sampel air (mL)
g KESADAHAN TOTAL
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA
22
2 Larutan Buffer pH 10
3 Indikator EBT
Cara kerja
1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda
3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL
4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda
5 Catat volume EDTA yang dipakai
Perhitungan
mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h SALINITAS
Alat
1 Erlenmeyer
2 Pipet volume
3 Pipet tetes
4 Buret dan statif
Bahan
1 Indikator K2CrO4
2 AgNo3 01 N
Cara kerja
1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali
2 Tambahkan K2CrO4
3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata
Perhitungan
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181
mL sampel X 1000
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
ii
PENGANTAR
Panduan prkatikum ini dibuat sebagai acuan bagi mahasiswa Semester V Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat sebagai acuan untuk melaksanakan praktikum Analisis
Kesehatan Lingkungan Pada praktikum ini mahasiswa diharapkan untuk dapat
melaksanakan praktikum sesuai dengan jadwal yang telah disusun kemudian melaporkan
hasil praktikum sesuai dengan format yang telah diberikan Mahasiswa juga diharapkan
untuk menaati peraturan yang telah ditetapkan untuk bekerja di Laboratorium Semoga
panduan ini bisa bermanfaat dan Selamat Bekerja
Ketua Pelaksana
Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi Ssi MHSc
iii
DAFTAR ISI
Format Laporan
Laporan per-pertemuan
Laporan akhir praktikum
Panduan Praktikum
I Komposting
II Analisa Mikroorganisme
III Pengujian Parameter Fisika
IV Pengujian Parameter Kimia
V High Volume Sampling
VI Gas Ammonia (NH3)
VII Pengukuran Intensitas Suara
VIII Pengukuran Intensitas Cahaya
iv
Setiap Praktikum
JURNAL PRAKTIKUM
HariTanggal ____________________________________________________
Judul Praktikum ____________________________________________________
Metoda ____________________________________________________
Prinsip ____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
Alat dan Bahan ____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
No Prosedur Pengamatan
Perhitungan
Diketahui
Pengawas Praktikum (Jurnal Praktikum akan ditandatangai oleh pengawas praktikum diakhir
setiap praktikum)
( )
v
SETIAP PRAKTIKUM (sampel air)
Setiap contoh diberi keterangan (pada wadahnya) dan pada JURNAL
PRAKTIKUM
1048707Jenis air misalnya air tanah air limbah air sungai air laut
1048707Lokasi atau titik pengambilan contoh disebutkan lokasi yang pastijelas dimana
sampel diambil
1048707Parameter yang akan diperiksa
1048707Cuaca saat pengambilan sampel
1048707Tanggal dan waktu (jam) pengambilan sampel
1048707Nama yang mengambil sampel
vi
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
a Judul praktikum
b Landasan teori
mengapa parameter tersebut bisa menjadi indikator kualitas
lingkungan
teori-teori mengenai parameter yang diukur
sifat
sumber
konsentrasi di lingkungan dll serta
manfaat pengukuran parameter tersebut
c Metode dan Prinsip
d Alat dan Bahan
e Prosedur (dibuat dalam bentuk poin tidak tabel)
f Hasil Data
g Perhitungan
h Pembahasan antara lain mencakup
pembahasan mengapa prinsip atau metode tersebut yang digunakan
dalam pengukuran parameter tersebut
pembahasan mengenai kesesuaian prinsip pengukuran dengan
pengerjaan praktikum
pembahasan mengenai setiap langkah dalam pengukuran dan
alasantujuan dilakukannya langkah tersebut
pembahasan hasil pengukuran
ulasan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran sehingga
diperoleh akurasi pengukuran yang baik
dibahas pula kesalahan-kesalahan pegukuran yang terjadi selama
praktikum
hal-hal lain yang anda rasa perlu
i Kesimpulan dan Saran
Catatan
Kemiripan laporan antara 2 kelompok akan menerima sanksi berupa pengurangan
nilai sebesar 30 bagi kedua kelompok
Laporan dibuat dengan diketik dan dapat menggunakan kertas bekas
Laporan yang dikumpulkan adalah
1 Jurnal praktikum (SETIAP MAHASISWA)
2 Laporan Praktikum (SETIAP KEOPMPOK)
vii
1
I KOMPOSTING
Metode dibawah adalah salah satu contoh metode yang telah berhasil dilakukan untuk membuat kompos Pelaksanaan metode komposting yang akan dilakukan pada saat praktikum dapat disesuaikan dengan tempat praktikum (lab atau lapangan) Metode
Takakura Method
Prinsip
Kompos merupakan pencampuran bahan organik dengan mikroorganisme sebagai
aktivator Pengaturan suhu merupakan faktor penting dalam pengomposan Suhu ideal
selama proses pengomposan adalah 40 derajat-50 derajat C Tumpukan lahan yang terlalu
rendah akan berakibat cepatnya kehilangan panas Ini disebabkan tidak adanya cukup
material untuk menahan panas yang dilepaskan sehingga mikroorganisma tidak akan
berkembang secara wajar Sebaliknya bila timbunan terlalu tinggi akan terjadi kepadatan
bahan organic yang diakibatkan oleh berat bahan sehingga suhu menjadi sangat tinggi dan
tidak ada udara di dalam timbunan Untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan
maka pH timbunan harus diusahakan tidak terlalu rendah Bahan mentah yang baik untuk
penguraian atau perombakan berkadar air 50 ndash 70 Kelembaban timbunan secara
menyeluruh diusahakan sekitar 40 ndash 60
Alat dan Bahan
Alat
keranjang sampah
golokpisaualat pemotong lain
sekopcetok
sarung tangan
jaring
karung beras
karung goni
pipa PVC
2
Bahan
sampah rumah tangga sebanyak 1 kg (sudah tercacah)
sekam padi sebanyak 2 kg
kompos jadi sebanyak frac14 Kg
serutan kayusapuan halaman sebanyak 2 kg
air secukupnya
gula merah yang dicairkan sebanyak 300 ml
Cara Kerja
1 komposting
Siapkan dan pilihlah keranjang yang berlubang dan lapisi dengan karung beras
Fungsi karung beras adalah (a) membatasi gangguan serangga (b) mengatur
kelembaban dan (c) berpori-pori sehingga dapat menyerap serta membuang udara
amp air
sampah rumah tangga dipilah terlebih dahulu
cacah sampah hingga berukuran 15 cm x15 cm
tambahkan serutan kayu dan kompos jadi hingga tercampur merata
masukkan bantalan sekam padi yang telah dibungkus dengan jaring-jaring ke
dalam keranjang sampah yang telah disiapkan sebagai alas dasar Fungsi bantal
sekam adalah (a) sebagai tempat mikrobakteri yang akan mempercepat
pembusukan sampah organik (b) karena berrongga besar maka bantal sekam
dapat segera menyerap air dan bau sampah dan (c) sifat sekam yang kering akan
memudahkan pengontrolan kelembaban sampah yang akan menjadi kompos
campurkan media kompos jadi ke dalam campuran sampah yang berfungsi sebagai
aktivatorragi bagi sampah baru
tambahkan gula merah sebagai nutrisi bagi mikroorganisme pengompos
masukkan campuran sampah lalu diperciki air hingga dapat dipastikan cukup
lembab Pengukuran kelembaban kompos dilakukan dengan menggenggam
kompos Jika keluar air dari sela-sela jari maka menandakan bahwa kompos
tersebut kelebihan air dan perlu adanya penambahan bahan kompos Jika pada saat
digenggam bahan kompos tersebut remah maka kadar air telah mencukupi
tekan perlahan jangan terlalu padat
3
tutup dengan bantalan sekam padi dan karung goni hingga rapat agar bau tidak
terlalu menyengat dan masuk hewanserangga yang dapat menggangu proses
pengomposan atau lalat tidak dapat bertelur dalam keranjang serta mencegah
metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat karena lalat tidak dapat
keluar dan mati di dalam keranjang Pilih kain penutup yang serat atau berpori
besar
Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu oleh predator
(kucinganjing) Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar masuk
kompos akan matang kurang lebih setelah 30 hari pengomposan
selama proses pengomposan dilakukan pemantauan suhu setiap 7 hari sekali dan
lakukan pembalikan rutin setiap 3 hari sekali dengan cara mengaduk kompos
Setelah 30 pengomposan uji kematangan kompos tersebut dengan menanam biji
tanaman Jika biji tersebut tumbuh maka kompos yang dihasilkan dapat digunakan
sebagai pupuk
II ANALISA MIKROORGANISME
Metode
Most Probable Number (MPN)
Prinsip
Mikroorganisme di dalam sample air ditumbuhkan dalam media Lactose Broth (LB) dan
Brilliant Green Lactose Bill Broth dengan konsentrasi berbeda Pertumbuhan
mikroorganisme dilihat dari gas yang tertangkap pada tabung Durham Konsentrasi
mikroorganisme kemudian diperkirakan dengan table MPN
Alat dan Bahan
a 19 buah tabung reaksi
b 19 buah tabung Durham
c Inkubator
d Pipet
e Jarum Ose
f Lampu Spritus
g Sample air
h Lactosa Broth (LB)
i Brilliant Green Lactosse Bill Broth (BGLB)
j Kapas
Prosedur
Presumptive Test
4
1 Masukkan LB double (26 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr aquadest) ke dalam
tabung no 1 ndash 5 Masukkan LB single (13 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr
aquadest) ke dalam tabung no 6 dan 7 Masing-masing sebanyak 10 ml dan tutup
dengan kapas
2 Masukkan tabung Durham dalam posisi terbalik ke dalam setiap tabung berisi LB
3 Panaskan pipet dengan lampu spritus kemudian ambil 10 ml sample air masukkan
ke dalam tabung no 1 Pastikan selalu bekerja dekat dengan lampu spritus untuk
mencegah kontaminasi Lakukan hal yang sama sampai tabung no 5
4 Masukkan 1 ml sample air ke dalam tabung no 6 dan 01 ml sample air ke dalam
tabung no 7
5 Inkubasi semua tabung yang bersisi sample pada suhu 37 selama 2 x 24 jam
6 Hasil positif ditunjukkan dengan tertagkapnya gas dalam tabung Durham
7 Konsentrasi bakteri coliform kemudian ditentukan dengan mencocokkan pada
table MPN
Confirmative Test
1 Siapkan 2 buah tabung reaksi berisi BGLB dan tabung Durham untuk setiap
tabung dari presumptive test yang positif Masing-masing diberi label 44C dan
37C
2 Panaskan jarum ose dengan lampu spritus kemudian pindahkan koloni dari satu
tabung positif ke dalam 2 buah tabung berisi BGLB Kocok agar homogen
Lakukan selanjutnya untuk tabung positif lainnya
3 Inkubasi sesuai dengan suhu pada label selama 2 x 24 jam
4 Hasil positif pada tabung yang dikinkubasi pada 37C menunjukkan adanya
coliform sedangkan hasil positif pada inkubasi 44C menunjukkan adanya fecal
coli
5
III PENGUJIAN PARAMETER FISIKA
WARNA
BAU
RASA
TEMPERATUR
BERAT JENIS
KEKERUHAN
KECERAHAN
KEDALAMAN
KECEPATAN ARUS
DEBIT AIR
JUMLAH PADATAN
PASANG SURUT (PASUT)
DAYA HANTAR LISTRIK 1 WARNA
Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu
perairan sudah tercemar atau belum Air selokan dapat berubah dari bening menjadi
kelabu karena adanya proses dekomposisi Warna perairan dapat pula dipengaruhi
oleh biota yang ada didalamnya misalnya algae plankton dan tumbuhan air Air
sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan hal ini karena
dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi
didalamnya
Metode Pengamatan Organoleptik
2 BAU
Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik
pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas Gas yang keluar dari hasil
dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya
6
dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan
yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat
Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA
Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau
sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam
kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan
bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak
Metode Pengamatan Organoleptik
4 TEMPERATUR
Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan
ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan
organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat
menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi
daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi
Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi
antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak
mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi
biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2
yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya
Alat termometer
Cara Kerja
ƒ Dicatat suhu udara sekitar
ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu
beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya
ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer
dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat
suhunya
7
5 BERAT JENIS (BJ)
Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat
organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur
dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai
faktor koreksi
Alat dan Bahan
ƒ Urinometer
ƒ Gelas ukur 100 mL
ƒ Termometer
ƒ Sampel air
Cara Kerja
ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)
ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL
ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar
ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai
BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas
ukur
Perhitungan
n = tk ndash tp x 0001 3
BJ sesungguhnya = A + n
Ket tk = suhu kamar
tp = suhu peneraan
A = BJ pada saat itu
n = Faktor koreksi
6 KEKERUHAN
Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar
matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk
proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk
akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air
tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai
sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang
mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar
Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya
8
vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan
mengurangi produktifitas ikan
Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan
mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan
penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk
mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel
yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui
air tersebut
Alat
ƒ Turbidimeter
ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL
Cara Kerja
ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter
Perhitungan
Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU
Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN
Alat Secchi disc
Cara Kerja
ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)
ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)
Perhitungan
A + B = helliphellip cm 2
8 KEDALAMAN
Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan
Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin
berkurang
9
Alat
ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu
ujungnya
Cara Kerja
ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat
tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)
ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya
9 KECEPATAN ARUS
Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad
renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan
Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan
oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai
arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi
Alat
ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)
ƒ Roll meter
ƒ Stop watch
ƒ Tali rafia
ƒ Ranting kayu
Cara Kerja
ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran
air
ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air
berbarengan dengan dijalankannya stop watch
ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat
ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata
Perhitungan
Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan
10 DEBIT AIR
Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh
luas penampang perairan dan kecepatan arus
14
Alat
ƒ Roll meter
ƒ Bandul logam
ƒ Bola pingpong
Cara Kerja
ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi
rata untuk beberapa titik
ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk
kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut
(A m2)
ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong
Perhitungan Q = A x V
A = luas penampang (luas x dalam)
V = kecepatan arus
11 JUMLAH PADATAN
Alat dan Bahan
ƒ Timbangan
ƒ Cawan porselin
ƒ Kertas saring
ƒ Oven
ƒ Desikator
ƒ 500 mL sampel air
ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong
A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)
Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL
air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air
yang tertinggal pada kertas saring
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)
15
ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di
dalam gelas piala
ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu
kamar
ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan
dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut
Perhitungan
1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter
50
B Padatan Terlarut (TDS)
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A
gram)
ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan
porselin yang telah ditimbang
ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa
saat sampai menguap atau mengering
ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)
dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut
Perhitungan
Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang
ada
12 PASANG SURUT (PASUT)
Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang
disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari
Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau
16
laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan
dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan
posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan
a Pasut Purnama
Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi
seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya
saling memperkuat
b Pasut Perbani
Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka
gaya tarik keduanya akan saling meniadakan
Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan
a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)
Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari
b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)
Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama
atau hampir sama tingginya setiap hari
c Dua jenis campuran
ƒ Campuran condong ke harian ganda
ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan
waktu dengan menggunakan papan palem
Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran
Tali
Teropong Binokuler
Senter
Cara Kerja
ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang
ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat
angka tinggi air pada papan palem
ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang
surutnya
17
13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)
DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air
DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan
sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm
dan mempunyai penampang 1 cm
Alat dan Bahan
ƒ Konduktometer
ƒ Termometer
ƒ Air sukingaquadestilata
ƒ Larutan baku KCl 001 M
Cara Kerja
ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer
Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan
KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm
ƒ Penetapan DHL contoh
Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh
dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari
1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01
M atau 05 M
Perhitungan
DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer
18
IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA
a pH
Alat pH Universal
Cara Kerja
1 Diambil sampel air
2 Dicelupkan pH universal kedalamnya
3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna
b DO (Dissolved Oxygen)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Perangkat titrasi
4 Pipet volume
Bahan
1 Iodida alkali (perekasi Winkler)
2 H2SO4 pekat
3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48
4 Natrium tiosulfat 0025 N
5 Indikator amylum 1
Cara Kerja
1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok
dan ditunggu hingga terbentuk endapan
2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut
3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat
0025 N sampai berwarna kuning muda pucat
4 Ditambahkan inikator amilum (biru)
5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi
bening
6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai
Perhitungan
19
8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3
Kadar O2 (mgL) = mL sampel
c CO2 BEBAS
Alat
1 Tabung reaksi
2 Labu erlenmeyer
Bahan
1 Indikator Phenol ptalein
2 Natrium bikarbonat
Cara Kerja
1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer
2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP
3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah
muda
4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai
Perhitungan
Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat
50
d BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Pipet volumetri
4 Erlenmeyer
5 Buret dan statif
20
Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)
Cara kerja
1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur
2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest
100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler
3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik
hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung
kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian
4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat
5 Dicatat kadarrnya
Perhitungan
Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran
e COD (Chemical Oxygen Demand)
Alat f TOM (Total Organic Mater)
Alat
1 Perangkat titrasi
2 Termometer
3 Erlenmeyer
4 Hot plate
5 Pipet volume
6 Pipet Mohr
Bahan
1 H2SO4 6 N
21
2 KMnO4 001 N
3 H2C2O4 001 N
Cara kerja
1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba
merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah
dioksidasi menjadi tingkat tinggi
3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna
merah
4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda
biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat
5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet
khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih
6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna
pink
Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000
dimana a = titrasi KMnO4
b = N KMnO4
c = NH2C2O4 01 N
d = sampel air (mL)
g KESADAHAN TOTAL
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA
22
2 Larutan Buffer pH 10
3 Indikator EBT
Cara kerja
1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda
3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL
4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda
5 Catat volume EDTA yang dipakai
Perhitungan
mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h SALINITAS
Alat
1 Erlenmeyer
2 Pipet volume
3 Pipet tetes
4 Buret dan statif
Bahan
1 Indikator K2CrO4
2 AgNo3 01 N
Cara kerja
1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali
2 Tambahkan K2CrO4
3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata
Perhitungan
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181
mL sampel X 1000
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
iii
DAFTAR ISI
Format Laporan
Laporan per-pertemuan
Laporan akhir praktikum
Panduan Praktikum
I Komposting
II Analisa Mikroorganisme
III Pengujian Parameter Fisika
IV Pengujian Parameter Kimia
V High Volume Sampling
VI Gas Ammonia (NH3)
VII Pengukuran Intensitas Suara
VIII Pengukuran Intensitas Cahaya
iv
Setiap Praktikum
JURNAL PRAKTIKUM
HariTanggal ____________________________________________________
Judul Praktikum ____________________________________________________
Metoda ____________________________________________________
Prinsip ____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
Alat dan Bahan ____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
No Prosedur Pengamatan
Perhitungan
Diketahui
Pengawas Praktikum (Jurnal Praktikum akan ditandatangai oleh pengawas praktikum diakhir
setiap praktikum)
( )
v
SETIAP PRAKTIKUM (sampel air)
Setiap contoh diberi keterangan (pada wadahnya) dan pada JURNAL
PRAKTIKUM
1048707Jenis air misalnya air tanah air limbah air sungai air laut
1048707Lokasi atau titik pengambilan contoh disebutkan lokasi yang pastijelas dimana
sampel diambil
1048707Parameter yang akan diperiksa
1048707Cuaca saat pengambilan sampel
1048707Tanggal dan waktu (jam) pengambilan sampel
1048707Nama yang mengambil sampel
vi
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
a Judul praktikum
b Landasan teori
mengapa parameter tersebut bisa menjadi indikator kualitas
lingkungan
teori-teori mengenai parameter yang diukur
sifat
sumber
konsentrasi di lingkungan dll serta
manfaat pengukuran parameter tersebut
c Metode dan Prinsip
d Alat dan Bahan
e Prosedur (dibuat dalam bentuk poin tidak tabel)
f Hasil Data
g Perhitungan
h Pembahasan antara lain mencakup
pembahasan mengapa prinsip atau metode tersebut yang digunakan
dalam pengukuran parameter tersebut
pembahasan mengenai kesesuaian prinsip pengukuran dengan
pengerjaan praktikum
pembahasan mengenai setiap langkah dalam pengukuran dan
alasantujuan dilakukannya langkah tersebut
pembahasan hasil pengukuran
ulasan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran sehingga
diperoleh akurasi pengukuran yang baik
dibahas pula kesalahan-kesalahan pegukuran yang terjadi selama
praktikum
hal-hal lain yang anda rasa perlu
i Kesimpulan dan Saran
Catatan
Kemiripan laporan antara 2 kelompok akan menerima sanksi berupa pengurangan
nilai sebesar 30 bagi kedua kelompok
Laporan dibuat dengan diketik dan dapat menggunakan kertas bekas
Laporan yang dikumpulkan adalah
1 Jurnal praktikum (SETIAP MAHASISWA)
2 Laporan Praktikum (SETIAP KEOPMPOK)
vii
1
I KOMPOSTING
Metode dibawah adalah salah satu contoh metode yang telah berhasil dilakukan untuk membuat kompos Pelaksanaan metode komposting yang akan dilakukan pada saat praktikum dapat disesuaikan dengan tempat praktikum (lab atau lapangan) Metode
Takakura Method
Prinsip
Kompos merupakan pencampuran bahan organik dengan mikroorganisme sebagai
aktivator Pengaturan suhu merupakan faktor penting dalam pengomposan Suhu ideal
selama proses pengomposan adalah 40 derajat-50 derajat C Tumpukan lahan yang terlalu
rendah akan berakibat cepatnya kehilangan panas Ini disebabkan tidak adanya cukup
material untuk menahan panas yang dilepaskan sehingga mikroorganisma tidak akan
berkembang secara wajar Sebaliknya bila timbunan terlalu tinggi akan terjadi kepadatan
bahan organic yang diakibatkan oleh berat bahan sehingga suhu menjadi sangat tinggi dan
tidak ada udara di dalam timbunan Untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan
maka pH timbunan harus diusahakan tidak terlalu rendah Bahan mentah yang baik untuk
penguraian atau perombakan berkadar air 50 ndash 70 Kelembaban timbunan secara
menyeluruh diusahakan sekitar 40 ndash 60
Alat dan Bahan
Alat
keranjang sampah
golokpisaualat pemotong lain
sekopcetok
sarung tangan
jaring
karung beras
karung goni
pipa PVC
2
Bahan
sampah rumah tangga sebanyak 1 kg (sudah tercacah)
sekam padi sebanyak 2 kg
kompos jadi sebanyak frac14 Kg
serutan kayusapuan halaman sebanyak 2 kg
air secukupnya
gula merah yang dicairkan sebanyak 300 ml
Cara Kerja
1 komposting
Siapkan dan pilihlah keranjang yang berlubang dan lapisi dengan karung beras
Fungsi karung beras adalah (a) membatasi gangguan serangga (b) mengatur
kelembaban dan (c) berpori-pori sehingga dapat menyerap serta membuang udara
amp air
sampah rumah tangga dipilah terlebih dahulu
cacah sampah hingga berukuran 15 cm x15 cm
tambahkan serutan kayu dan kompos jadi hingga tercampur merata
masukkan bantalan sekam padi yang telah dibungkus dengan jaring-jaring ke
dalam keranjang sampah yang telah disiapkan sebagai alas dasar Fungsi bantal
sekam adalah (a) sebagai tempat mikrobakteri yang akan mempercepat
pembusukan sampah organik (b) karena berrongga besar maka bantal sekam
dapat segera menyerap air dan bau sampah dan (c) sifat sekam yang kering akan
memudahkan pengontrolan kelembaban sampah yang akan menjadi kompos
campurkan media kompos jadi ke dalam campuran sampah yang berfungsi sebagai
aktivatorragi bagi sampah baru
tambahkan gula merah sebagai nutrisi bagi mikroorganisme pengompos
masukkan campuran sampah lalu diperciki air hingga dapat dipastikan cukup
lembab Pengukuran kelembaban kompos dilakukan dengan menggenggam
kompos Jika keluar air dari sela-sela jari maka menandakan bahwa kompos
tersebut kelebihan air dan perlu adanya penambahan bahan kompos Jika pada saat
digenggam bahan kompos tersebut remah maka kadar air telah mencukupi
tekan perlahan jangan terlalu padat
3
tutup dengan bantalan sekam padi dan karung goni hingga rapat agar bau tidak
terlalu menyengat dan masuk hewanserangga yang dapat menggangu proses
pengomposan atau lalat tidak dapat bertelur dalam keranjang serta mencegah
metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat karena lalat tidak dapat
keluar dan mati di dalam keranjang Pilih kain penutup yang serat atau berpori
besar
Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu oleh predator
(kucinganjing) Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar masuk
kompos akan matang kurang lebih setelah 30 hari pengomposan
selama proses pengomposan dilakukan pemantauan suhu setiap 7 hari sekali dan
lakukan pembalikan rutin setiap 3 hari sekali dengan cara mengaduk kompos
Setelah 30 pengomposan uji kematangan kompos tersebut dengan menanam biji
tanaman Jika biji tersebut tumbuh maka kompos yang dihasilkan dapat digunakan
sebagai pupuk
II ANALISA MIKROORGANISME
Metode
Most Probable Number (MPN)
Prinsip
Mikroorganisme di dalam sample air ditumbuhkan dalam media Lactose Broth (LB) dan
Brilliant Green Lactose Bill Broth dengan konsentrasi berbeda Pertumbuhan
mikroorganisme dilihat dari gas yang tertangkap pada tabung Durham Konsentrasi
mikroorganisme kemudian diperkirakan dengan table MPN
Alat dan Bahan
a 19 buah tabung reaksi
b 19 buah tabung Durham
c Inkubator
d Pipet
e Jarum Ose
f Lampu Spritus
g Sample air
h Lactosa Broth (LB)
i Brilliant Green Lactosse Bill Broth (BGLB)
j Kapas
Prosedur
Presumptive Test
4
1 Masukkan LB double (26 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr aquadest) ke dalam
tabung no 1 ndash 5 Masukkan LB single (13 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr
aquadest) ke dalam tabung no 6 dan 7 Masing-masing sebanyak 10 ml dan tutup
dengan kapas
2 Masukkan tabung Durham dalam posisi terbalik ke dalam setiap tabung berisi LB
3 Panaskan pipet dengan lampu spritus kemudian ambil 10 ml sample air masukkan
ke dalam tabung no 1 Pastikan selalu bekerja dekat dengan lampu spritus untuk
mencegah kontaminasi Lakukan hal yang sama sampai tabung no 5
4 Masukkan 1 ml sample air ke dalam tabung no 6 dan 01 ml sample air ke dalam
tabung no 7
5 Inkubasi semua tabung yang bersisi sample pada suhu 37 selama 2 x 24 jam
6 Hasil positif ditunjukkan dengan tertagkapnya gas dalam tabung Durham
7 Konsentrasi bakteri coliform kemudian ditentukan dengan mencocokkan pada
table MPN
Confirmative Test
1 Siapkan 2 buah tabung reaksi berisi BGLB dan tabung Durham untuk setiap
tabung dari presumptive test yang positif Masing-masing diberi label 44C dan
37C
2 Panaskan jarum ose dengan lampu spritus kemudian pindahkan koloni dari satu
tabung positif ke dalam 2 buah tabung berisi BGLB Kocok agar homogen
Lakukan selanjutnya untuk tabung positif lainnya
3 Inkubasi sesuai dengan suhu pada label selama 2 x 24 jam
4 Hasil positif pada tabung yang dikinkubasi pada 37C menunjukkan adanya
coliform sedangkan hasil positif pada inkubasi 44C menunjukkan adanya fecal
coli
5
III PENGUJIAN PARAMETER FISIKA
WARNA
BAU
RASA
TEMPERATUR
BERAT JENIS
KEKERUHAN
KECERAHAN
KEDALAMAN
KECEPATAN ARUS
DEBIT AIR
JUMLAH PADATAN
PASANG SURUT (PASUT)
DAYA HANTAR LISTRIK 1 WARNA
Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu
perairan sudah tercemar atau belum Air selokan dapat berubah dari bening menjadi
kelabu karena adanya proses dekomposisi Warna perairan dapat pula dipengaruhi
oleh biota yang ada didalamnya misalnya algae plankton dan tumbuhan air Air
sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan hal ini karena
dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi
didalamnya
Metode Pengamatan Organoleptik
2 BAU
Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik
pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas Gas yang keluar dari hasil
dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya
6
dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan
yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat
Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA
Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau
sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam
kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan
bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak
Metode Pengamatan Organoleptik
4 TEMPERATUR
Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan
ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan
organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat
menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi
daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi
Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi
antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak
mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi
biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2
yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya
Alat termometer
Cara Kerja
ƒ Dicatat suhu udara sekitar
ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu
beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya
ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer
dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat
suhunya
7
5 BERAT JENIS (BJ)
Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat
organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur
dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai
faktor koreksi
Alat dan Bahan
ƒ Urinometer
ƒ Gelas ukur 100 mL
ƒ Termometer
ƒ Sampel air
Cara Kerja
ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)
ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL
ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar
ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai
BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas
ukur
Perhitungan
n = tk ndash tp x 0001 3
BJ sesungguhnya = A + n
Ket tk = suhu kamar
tp = suhu peneraan
A = BJ pada saat itu
n = Faktor koreksi
6 KEKERUHAN
Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar
matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk
proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk
akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air
tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai
sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang
mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar
Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya
8
vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan
mengurangi produktifitas ikan
Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan
mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan
penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk
mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel
yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui
air tersebut
Alat
ƒ Turbidimeter
ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL
Cara Kerja
ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter
Perhitungan
Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU
Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN
Alat Secchi disc
Cara Kerja
ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)
ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)
Perhitungan
A + B = helliphellip cm 2
8 KEDALAMAN
Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan
Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin
berkurang
9
Alat
ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu
ujungnya
Cara Kerja
ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat
tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)
ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya
9 KECEPATAN ARUS
Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad
renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan
Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan
oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai
arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi
Alat
ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)
ƒ Roll meter
ƒ Stop watch
ƒ Tali rafia
ƒ Ranting kayu
Cara Kerja
ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran
air
ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air
berbarengan dengan dijalankannya stop watch
ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat
ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata
Perhitungan
Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan
10 DEBIT AIR
Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh
luas penampang perairan dan kecepatan arus
14
Alat
ƒ Roll meter
ƒ Bandul logam
ƒ Bola pingpong
Cara Kerja
ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi
rata untuk beberapa titik
ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk
kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut
(A m2)
ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong
Perhitungan Q = A x V
A = luas penampang (luas x dalam)
V = kecepatan arus
11 JUMLAH PADATAN
Alat dan Bahan
ƒ Timbangan
ƒ Cawan porselin
ƒ Kertas saring
ƒ Oven
ƒ Desikator
ƒ 500 mL sampel air
ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong
A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)
Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL
air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air
yang tertinggal pada kertas saring
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)
15
ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di
dalam gelas piala
ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu
kamar
ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan
dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut
Perhitungan
1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter
50
B Padatan Terlarut (TDS)
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A
gram)
ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan
porselin yang telah ditimbang
ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa
saat sampai menguap atau mengering
ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)
dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut
Perhitungan
Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang
ada
12 PASANG SURUT (PASUT)
Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang
disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari
Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau
16
laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan
dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan
posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan
a Pasut Purnama
Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi
seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya
saling memperkuat
b Pasut Perbani
Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka
gaya tarik keduanya akan saling meniadakan
Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan
a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)
Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari
b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)
Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama
atau hampir sama tingginya setiap hari
c Dua jenis campuran
ƒ Campuran condong ke harian ganda
ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan
waktu dengan menggunakan papan palem
Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran
Tali
Teropong Binokuler
Senter
Cara Kerja
ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang
ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat
angka tinggi air pada papan palem
ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang
surutnya
17
13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)
DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air
DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan
sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm
dan mempunyai penampang 1 cm
Alat dan Bahan
ƒ Konduktometer
ƒ Termometer
ƒ Air sukingaquadestilata
ƒ Larutan baku KCl 001 M
Cara Kerja
ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer
Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan
KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm
ƒ Penetapan DHL contoh
Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh
dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari
1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01
M atau 05 M
Perhitungan
DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer
18
IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA
a pH
Alat pH Universal
Cara Kerja
1 Diambil sampel air
2 Dicelupkan pH universal kedalamnya
3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna
b DO (Dissolved Oxygen)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Perangkat titrasi
4 Pipet volume
Bahan
1 Iodida alkali (perekasi Winkler)
2 H2SO4 pekat
3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48
4 Natrium tiosulfat 0025 N
5 Indikator amylum 1
Cara Kerja
1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok
dan ditunggu hingga terbentuk endapan
2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut
3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat
0025 N sampai berwarna kuning muda pucat
4 Ditambahkan inikator amilum (biru)
5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi
bening
6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai
Perhitungan
19
8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3
Kadar O2 (mgL) = mL sampel
c CO2 BEBAS
Alat
1 Tabung reaksi
2 Labu erlenmeyer
Bahan
1 Indikator Phenol ptalein
2 Natrium bikarbonat
Cara Kerja
1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer
2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP
3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah
muda
4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai
Perhitungan
Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat
50
d BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Pipet volumetri
4 Erlenmeyer
5 Buret dan statif
20
Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)
Cara kerja
1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur
2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest
100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler
3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik
hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung
kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian
4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat
5 Dicatat kadarrnya
Perhitungan
Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran
e COD (Chemical Oxygen Demand)
Alat f TOM (Total Organic Mater)
Alat
1 Perangkat titrasi
2 Termometer
3 Erlenmeyer
4 Hot plate
5 Pipet volume
6 Pipet Mohr
Bahan
1 H2SO4 6 N
21
2 KMnO4 001 N
3 H2C2O4 001 N
Cara kerja
1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba
merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah
dioksidasi menjadi tingkat tinggi
3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna
merah
4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda
biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat
5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet
khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih
6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna
pink
Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000
dimana a = titrasi KMnO4
b = N KMnO4
c = NH2C2O4 01 N
d = sampel air (mL)
g KESADAHAN TOTAL
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA
22
2 Larutan Buffer pH 10
3 Indikator EBT
Cara kerja
1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda
3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL
4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda
5 Catat volume EDTA yang dipakai
Perhitungan
mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h SALINITAS
Alat
1 Erlenmeyer
2 Pipet volume
3 Pipet tetes
4 Buret dan statif
Bahan
1 Indikator K2CrO4
2 AgNo3 01 N
Cara kerja
1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali
2 Tambahkan K2CrO4
3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata
Perhitungan
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181
mL sampel X 1000
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
iv
Setiap Praktikum
JURNAL PRAKTIKUM
HariTanggal ____________________________________________________
Judul Praktikum ____________________________________________________
Metoda ____________________________________________________
Prinsip ____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
Alat dan Bahan ____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
_____________________________________________________
No Prosedur Pengamatan
Perhitungan
Diketahui
Pengawas Praktikum (Jurnal Praktikum akan ditandatangai oleh pengawas praktikum diakhir
setiap praktikum)
( )
v
SETIAP PRAKTIKUM (sampel air)
Setiap contoh diberi keterangan (pada wadahnya) dan pada JURNAL
PRAKTIKUM
1048707Jenis air misalnya air tanah air limbah air sungai air laut
1048707Lokasi atau titik pengambilan contoh disebutkan lokasi yang pastijelas dimana
sampel diambil
1048707Parameter yang akan diperiksa
1048707Cuaca saat pengambilan sampel
1048707Tanggal dan waktu (jam) pengambilan sampel
1048707Nama yang mengambil sampel
vi
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
a Judul praktikum
b Landasan teori
mengapa parameter tersebut bisa menjadi indikator kualitas
lingkungan
teori-teori mengenai parameter yang diukur
sifat
sumber
konsentrasi di lingkungan dll serta
manfaat pengukuran parameter tersebut
c Metode dan Prinsip
d Alat dan Bahan
e Prosedur (dibuat dalam bentuk poin tidak tabel)
f Hasil Data
g Perhitungan
h Pembahasan antara lain mencakup
pembahasan mengapa prinsip atau metode tersebut yang digunakan
dalam pengukuran parameter tersebut
pembahasan mengenai kesesuaian prinsip pengukuran dengan
pengerjaan praktikum
pembahasan mengenai setiap langkah dalam pengukuran dan
alasantujuan dilakukannya langkah tersebut
pembahasan hasil pengukuran
ulasan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran sehingga
diperoleh akurasi pengukuran yang baik
dibahas pula kesalahan-kesalahan pegukuran yang terjadi selama
praktikum
hal-hal lain yang anda rasa perlu
i Kesimpulan dan Saran
Catatan
Kemiripan laporan antara 2 kelompok akan menerima sanksi berupa pengurangan
nilai sebesar 30 bagi kedua kelompok
Laporan dibuat dengan diketik dan dapat menggunakan kertas bekas
Laporan yang dikumpulkan adalah
1 Jurnal praktikum (SETIAP MAHASISWA)
2 Laporan Praktikum (SETIAP KEOPMPOK)
vii
1
I KOMPOSTING
Metode dibawah adalah salah satu contoh metode yang telah berhasil dilakukan untuk membuat kompos Pelaksanaan metode komposting yang akan dilakukan pada saat praktikum dapat disesuaikan dengan tempat praktikum (lab atau lapangan) Metode
Takakura Method
Prinsip
Kompos merupakan pencampuran bahan organik dengan mikroorganisme sebagai
aktivator Pengaturan suhu merupakan faktor penting dalam pengomposan Suhu ideal
selama proses pengomposan adalah 40 derajat-50 derajat C Tumpukan lahan yang terlalu
rendah akan berakibat cepatnya kehilangan panas Ini disebabkan tidak adanya cukup
material untuk menahan panas yang dilepaskan sehingga mikroorganisma tidak akan
berkembang secara wajar Sebaliknya bila timbunan terlalu tinggi akan terjadi kepadatan
bahan organic yang diakibatkan oleh berat bahan sehingga suhu menjadi sangat tinggi dan
tidak ada udara di dalam timbunan Untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan
maka pH timbunan harus diusahakan tidak terlalu rendah Bahan mentah yang baik untuk
penguraian atau perombakan berkadar air 50 ndash 70 Kelembaban timbunan secara
menyeluruh diusahakan sekitar 40 ndash 60
Alat dan Bahan
Alat
keranjang sampah
golokpisaualat pemotong lain
sekopcetok
sarung tangan
jaring
karung beras
karung goni
pipa PVC
2
Bahan
sampah rumah tangga sebanyak 1 kg (sudah tercacah)
sekam padi sebanyak 2 kg
kompos jadi sebanyak frac14 Kg
serutan kayusapuan halaman sebanyak 2 kg
air secukupnya
gula merah yang dicairkan sebanyak 300 ml
Cara Kerja
1 komposting
Siapkan dan pilihlah keranjang yang berlubang dan lapisi dengan karung beras
Fungsi karung beras adalah (a) membatasi gangguan serangga (b) mengatur
kelembaban dan (c) berpori-pori sehingga dapat menyerap serta membuang udara
amp air
sampah rumah tangga dipilah terlebih dahulu
cacah sampah hingga berukuran 15 cm x15 cm
tambahkan serutan kayu dan kompos jadi hingga tercampur merata
masukkan bantalan sekam padi yang telah dibungkus dengan jaring-jaring ke
dalam keranjang sampah yang telah disiapkan sebagai alas dasar Fungsi bantal
sekam adalah (a) sebagai tempat mikrobakteri yang akan mempercepat
pembusukan sampah organik (b) karena berrongga besar maka bantal sekam
dapat segera menyerap air dan bau sampah dan (c) sifat sekam yang kering akan
memudahkan pengontrolan kelembaban sampah yang akan menjadi kompos
campurkan media kompos jadi ke dalam campuran sampah yang berfungsi sebagai
aktivatorragi bagi sampah baru
tambahkan gula merah sebagai nutrisi bagi mikroorganisme pengompos
masukkan campuran sampah lalu diperciki air hingga dapat dipastikan cukup
lembab Pengukuran kelembaban kompos dilakukan dengan menggenggam
kompos Jika keluar air dari sela-sela jari maka menandakan bahwa kompos
tersebut kelebihan air dan perlu adanya penambahan bahan kompos Jika pada saat
digenggam bahan kompos tersebut remah maka kadar air telah mencukupi
tekan perlahan jangan terlalu padat
3
tutup dengan bantalan sekam padi dan karung goni hingga rapat agar bau tidak
terlalu menyengat dan masuk hewanserangga yang dapat menggangu proses
pengomposan atau lalat tidak dapat bertelur dalam keranjang serta mencegah
metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat karena lalat tidak dapat
keluar dan mati di dalam keranjang Pilih kain penutup yang serat atau berpori
besar
Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu oleh predator
(kucinganjing) Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar masuk
kompos akan matang kurang lebih setelah 30 hari pengomposan
selama proses pengomposan dilakukan pemantauan suhu setiap 7 hari sekali dan
lakukan pembalikan rutin setiap 3 hari sekali dengan cara mengaduk kompos
Setelah 30 pengomposan uji kematangan kompos tersebut dengan menanam biji
tanaman Jika biji tersebut tumbuh maka kompos yang dihasilkan dapat digunakan
sebagai pupuk
II ANALISA MIKROORGANISME
Metode
Most Probable Number (MPN)
Prinsip
Mikroorganisme di dalam sample air ditumbuhkan dalam media Lactose Broth (LB) dan
Brilliant Green Lactose Bill Broth dengan konsentrasi berbeda Pertumbuhan
mikroorganisme dilihat dari gas yang tertangkap pada tabung Durham Konsentrasi
mikroorganisme kemudian diperkirakan dengan table MPN
Alat dan Bahan
a 19 buah tabung reaksi
b 19 buah tabung Durham
c Inkubator
d Pipet
e Jarum Ose
f Lampu Spritus
g Sample air
h Lactosa Broth (LB)
i Brilliant Green Lactosse Bill Broth (BGLB)
j Kapas
Prosedur
Presumptive Test
4
1 Masukkan LB double (26 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr aquadest) ke dalam
tabung no 1 ndash 5 Masukkan LB single (13 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr
aquadest) ke dalam tabung no 6 dan 7 Masing-masing sebanyak 10 ml dan tutup
dengan kapas
2 Masukkan tabung Durham dalam posisi terbalik ke dalam setiap tabung berisi LB
3 Panaskan pipet dengan lampu spritus kemudian ambil 10 ml sample air masukkan
ke dalam tabung no 1 Pastikan selalu bekerja dekat dengan lampu spritus untuk
mencegah kontaminasi Lakukan hal yang sama sampai tabung no 5
4 Masukkan 1 ml sample air ke dalam tabung no 6 dan 01 ml sample air ke dalam
tabung no 7
5 Inkubasi semua tabung yang bersisi sample pada suhu 37 selama 2 x 24 jam
6 Hasil positif ditunjukkan dengan tertagkapnya gas dalam tabung Durham
7 Konsentrasi bakteri coliform kemudian ditentukan dengan mencocokkan pada
table MPN
Confirmative Test
1 Siapkan 2 buah tabung reaksi berisi BGLB dan tabung Durham untuk setiap
tabung dari presumptive test yang positif Masing-masing diberi label 44C dan
37C
2 Panaskan jarum ose dengan lampu spritus kemudian pindahkan koloni dari satu
tabung positif ke dalam 2 buah tabung berisi BGLB Kocok agar homogen
Lakukan selanjutnya untuk tabung positif lainnya
3 Inkubasi sesuai dengan suhu pada label selama 2 x 24 jam
4 Hasil positif pada tabung yang dikinkubasi pada 37C menunjukkan adanya
coliform sedangkan hasil positif pada inkubasi 44C menunjukkan adanya fecal
coli
5
III PENGUJIAN PARAMETER FISIKA
WARNA
BAU
RASA
TEMPERATUR
BERAT JENIS
KEKERUHAN
KECERAHAN
KEDALAMAN
KECEPATAN ARUS
DEBIT AIR
JUMLAH PADATAN
PASANG SURUT (PASUT)
DAYA HANTAR LISTRIK 1 WARNA
Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu
perairan sudah tercemar atau belum Air selokan dapat berubah dari bening menjadi
kelabu karena adanya proses dekomposisi Warna perairan dapat pula dipengaruhi
oleh biota yang ada didalamnya misalnya algae plankton dan tumbuhan air Air
sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan hal ini karena
dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi
didalamnya
Metode Pengamatan Organoleptik
2 BAU
Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik
pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas Gas yang keluar dari hasil
dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya
6
dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan
yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat
Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA
Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau
sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam
kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan
bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak
Metode Pengamatan Organoleptik
4 TEMPERATUR
Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan
ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan
organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat
menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi
daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi
Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi
antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak
mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi
biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2
yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya
Alat termometer
Cara Kerja
ƒ Dicatat suhu udara sekitar
ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu
beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya
ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer
dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat
suhunya
7
5 BERAT JENIS (BJ)
Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat
organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur
dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai
faktor koreksi
Alat dan Bahan
ƒ Urinometer
ƒ Gelas ukur 100 mL
ƒ Termometer
ƒ Sampel air
Cara Kerja
ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)
ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL
ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar
ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai
BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas
ukur
Perhitungan
n = tk ndash tp x 0001 3
BJ sesungguhnya = A + n
Ket tk = suhu kamar
tp = suhu peneraan
A = BJ pada saat itu
n = Faktor koreksi
6 KEKERUHAN
Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar
matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk
proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk
akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air
tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai
sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang
mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar
Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya
8
vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan
mengurangi produktifitas ikan
Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan
mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan
penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk
mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel
yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui
air tersebut
Alat
ƒ Turbidimeter
ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL
Cara Kerja
ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter
Perhitungan
Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU
Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN
Alat Secchi disc
Cara Kerja
ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)
ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)
Perhitungan
A + B = helliphellip cm 2
8 KEDALAMAN
Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan
Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin
berkurang
9
Alat
ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu
ujungnya
Cara Kerja
ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat
tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)
ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya
9 KECEPATAN ARUS
Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad
renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan
Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan
oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai
arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi
Alat
ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)
ƒ Roll meter
ƒ Stop watch
ƒ Tali rafia
ƒ Ranting kayu
Cara Kerja
ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran
air
ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air
berbarengan dengan dijalankannya stop watch
ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat
ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata
Perhitungan
Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan
10 DEBIT AIR
Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh
luas penampang perairan dan kecepatan arus
14
Alat
ƒ Roll meter
ƒ Bandul logam
ƒ Bola pingpong
Cara Kerja
ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi
rata untuk beberapa titik
ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk
kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut
(A m2)
ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong
Perhitungan Q = A x V
A = luas penampang (luas x dalam)
V = kecepatan arus
11 JUMLAH PADATAN
Alat dan Bahan
ƒ Timbangan
ƒ Cawan porselin
ƒ Kertas saring
ƒ Oven
ƒ Desikator
ƒ 500 mL sampel air
ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong
A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)
Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL
air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air
yang tertinggal pada kertas saring
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)
15
ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di
dalam gelas piala
ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu
kamar
ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan
dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut
Perhitungan
1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter
50
B Padatan Terlarut (TDS)
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A
gram)
ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan
porselin yang telah ditimbang
ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa
saat sampai menguap atau mengering
ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)
dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut
Perhitungan
Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang
ada
12 PASANG SURUT (PASUT)
Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang
disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari
Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau
16
laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan
dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan
posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan
a Pasut Purnama
Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi
seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya
saling memperkuat
b Pasut Perbani
Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka
gaya tarik keduanya akan saling meniadakan
Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan
a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)
Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari
b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)
Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama
atau hampir sama tingginya setiap hari
c Dua jenis campuran
ƒ Campuran condong ke harian ganda
ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan
waktu dengan menggunakan papan palem
Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran
Tali
Teropong Binokuler
Senter
Cara Kerja
ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang
ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat
angka tinggi air pada papan palem
ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang
surutnya
17
13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)
DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air
DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan
sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm
dan mempunyai penampang 1 cm
Alat dan Bahan
ƒ Konduktometer
ƒ Termometer
ƒ Air sukingaquadestilata
ƒ Larutan baku KCl 001 M
Cara Kerja
ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer
Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan
KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm
ƒ Penetapan DHL contoh
Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh
dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari
1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01
M atau 05 M
Perhitungan
DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer
18
IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA
a pH
Alat pH Universal
Cara Kerja
1 Diambil sampel air
2 Dicelupkan pH universal kedalamnya
3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna
b DO (Dissolved Oxygen)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Perangkat titrasi
4 Pipet volume
Bahan
1 Iodida alkali (perekasi Winkler)
2 H2SO4 pekat
3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48
4 Natrium tiosulfat 0025 N
5 Indikator amylum 1
Cara Kerja
1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok
dan ditunggu hingga terbentuk endapan
2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut
3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat
0025 N sampai berwarna kuning muda pucat
4 Ditambahkan inikator amilum (biru)
5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi
bening
6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai
Perhitungan
19
8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3
Kadar O2 (mgL) = mL sampel
c CO2 BEBAS
Alat
1 Tabung reaksi
2 Labu erlenmeyer
Bahan
1 Indikator Phenol ptalein
2 Natrium bikarbonat
Cara Kerja
1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer
2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP
3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah
muda
4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai
Perhitungan
Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat
50
d BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Pipet volumetri
4 Erlenmeyer
5 Buret dan statif
20
Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)
Cara kerja
1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur
2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest
100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler
3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik
hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung
kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian
4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat
5 Dicatat kadarrnya
Perhitungan
Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran
e COD (Chemical Oxygen Demand)
Alat f TOM (Total Organic Mater)
Alat
1 Perangkat titrasi
2 Termometer
3 Erlenmeyer
4 Hot plate
5 Pipet volume
6 Pipet Mohr
Bahan
1 H2SO4 6 N
21
2 KMnO4 001 N
3 H2C2O4 001 N
Cara kerja
1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba
merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah
dioksidasi menjadi tingkat tinggi
3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna
merah
4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda
biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat
5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet
khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih
6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna
pink
Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000
dimana a = titrasi KMnO4
b = N KMnO4
c = NH2C2O4 01 N
d = sampel air (mL)
g KESADAHAN TOTAL
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA
22
2 Larutan Buffer pH 10
3 Indikator EBT
Cara kerja
1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda
3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL
4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda
5 Catat volume EDTA yang dipakai
Perhitungan
mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h SALINITAS
Alat
1 Erlenmeyer
2 Pipet volume
3 Pipet tetes
4 Buret dan statif
Bahan
1 Indikator K2CrO4
2 AgNo3 01 N
Cara kerja
1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali
2 Tambahkan K2CrO4
3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata
Perhitungan
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181
mL sampel X 1000
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
v
SETIAP PRAKTIKUM (sampel air)
Setiap contoh diberi keterangan (pada wadahnya) dan pada JURNAL
PRAKTIKUM
1048707Jenis air misalnya air tanah air limbah air sungai air laut
1048707Lokasi atau titik pengambilan contoh disebutkan lokasi yang pastijelas dimana
sampel diambil
1048707Parameter yang akan diperiksa
1048707Cuaca saat pengambilan sampel
1048707Tanggal dan waktu (jam) pengambilan sampel
1048707Nama yang mengambil sampel
vi
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
a Judul praktikum
b Landasan teori
mengapa parameter tersebut bisa menjadi indikator kualitas
lingkungan
teori-teori mengenai parameter yang diukur
sifat
sumber
konsentrasi di lingkungan dll serta
manfaat pengukuran parameter tersebut
c Metode dan Prinsip
d Alat dan Bahan
e Prosedur (dibuat dalam bentuk poin tidak tabel)
f Hasil Data
g Perhitungan
h Pembahasan antara lain mencakup
pembahasan mengapa prinsip atau metode tersebut yang digunakan
dalam pengukuran parameter tersebut
pembahasan mengenai kesesuaian prinsip pengukuran dengan
pengerjaan praktikum
pembahasan mengenai setiap langkah dalam pengukuran dan
alasantujuan dilakukannya langkah tersebut
pembahasan hasil pengukuran
ulasan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran sehingga
diperoleh akurasi pengukuran yang baik
dibahas pula kesalahan-kesalahan pegukuran yang terjadi selama
praktikum
hal-hal lain yang anda rasa perlu
i Kesimpulan dan Saran
Catatan
Kemiripan laporan antara 2 kelompok akan menerima sanksi berupa pengurangan
nilai sebesar 30 bagi kedua kelompok
Laporan dibuat dengan diketik dan dapat menggunakan kertas bekas
Laporan yang dikumpulkan adalah
1 Jurnal praktikum (SETIAP MAHASISWA)
2 Laporan Praktikum (SETIAP KEOPMPOK)
vii
1
I KOMPOSTING
Metode dibawah adalah salah satu contoh metode yang telah berhasil dilakukan untuk membuat kompos Pelaksanaan metode komposting yang akan dilakukan pada saat praktikum dapat disesuaikan dengan tempat praktikum (lab atau lapangan) Metode
Takakura Method
Prinsip
Kompos merupakan pencampuran bahan organik dengan mikroorganisme sebagai
aktivator Pengaturan suhu merupakan faktor penting dalam pengomposan Suhu ideal
selama proses pengomposan adalah 40 derajat-50 derajat C Tumpukan lahan yang terlalu
rendah akan berakibat cepatnya kehilangan panas Ini disebabkan tidak adanya cukup
material untuk menahan panas yang dilepaskan sehingga mikroorganisma tidak akan
berkembang secara wajar Sebaliknya bila timbunan terlalu tinggi akan terjadi kepadatan
bahan organic yang diakibatkan oleh berat bahan sehingga suhu menjadi sangat tinggi dan
tidak ada udara di dalam timbunan Untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan
maka pH timbunan harus diusahakan tidak terlalu rendah Bahan mentah yang baik untuk
penguraian atau perombakan berkadar air 50 ndash 70 Kelembaban timbunan secara
menyeluruh diusahakan sekitar 40 ndash 60
Alat dan Bahan
Alat
keranjang sampah
golokpisaualat pemotong lain
sekopcetok
sarung tangan
jaring
karung beras
karung goni
pipa PVC
2
Bahan
sampah rumah tangga sebanyak 1 kg (sudah tercacah)
sekam padi sebanyak 2 kg
kompos jadi sebanyak frac14 Kg
serutan kayusapuan halaman sebanyak 2 kg
air secukupnya
gula merah yang dicairkan sebanyak 300 ml
Cara Kerja
1 komposting
Siapkan dan pilihlah keranjang yang berlubang dan lapisi dengan karung beras
Fungsi karung beras adalah (a) membatasi gangguan serangga (b) mengatur
kelembaban dan (c) berpori-pori sehingga dapat menyerap serta membuang udara
amp air
sampah rumah tangga dipilah terlebih dahulu
cacah sampah hingga berukuran 15 cm x15 cm
tambahkan serutan kayu dan kompos jadi hingga tercampur merata
masukkan bantalan sekam padi yang telah dibungkus dengan jaring-jaring ke
dalam keranjang sampah yang telah disiapkan sebagai alas dasar Fungsi bantal
sekam adalah (a) sebagai tempat mikrobakteri yang akan mempercepat
pembusukan sampah organik (b) karena berrongga besar maka bantal sekam
dapat segera menyerap air dan bau sampah dan (c) sifat sekam yang kering akan
memudahkan pengontrolan kelembaban sampah yang akan menjadi kompos
campurkan media kompos jadi ke dalam campuran sampah yang berfungsi sebagai
aktivatorragi bagi sampah baru
tambahkan gula merah sebagai nutrisi bagi mikroorganisme pengompos
masukkan campuran sampah lalu diperciki air hingga dapat dipastikan cukup
lembab Pengukuran kelembaban kompos dilakukan dengan menggenggam
kompos Jika keluar air dari sela-sela jari maka menandakan bahwa kompos
tersebut kelebihan air dan perlu adanya penambahan bahan kompos Jika pada saat
digenggam bahan kompos tersebut remah maka kadar air telah mencukupi
tekan perlahan jangan terlalu padat
3
tutup dengan bantalan sekam padi dan karung goni hingga rapat agar bau tidak
terlalu menyengat dan masuk hewanserangga yang dapat menggangu proses
pengomposan atau lalat tidak dapat bertelur dalam keranjang serta mencegah
metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat karena lalat tidak dapat
keluar dan mati di dalam keranjang Pilih kain penutup yang serat atau berpori
besar
Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu oleh predator
(kucinganjing) Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar masuk
kompos akan matang kurang lebih setelah 30 hari pengomposan
selama proses pengomposan dilakukan pemantauan suhu setiap 7 hari sekali dan
lakukan pembalikan rutin setiap 3 hari sekali dengan cara mengaduk kompos
Setelah 30 pengomposan uji kematangan kompos tersebut dengan menanam biji
tanaman Jika biji tersebut tumbuh maka kompos yang dihasilkan dapat digunakan
sebagai pupuk
II ANALISA MIKROORGANISME
Metode
Most Probable Number (MPN)
Prinsip
Mikroorganisme di dalam sample air ditumbuhkan dalam media Lactose Broth (LB) dan
Brilliant Green Lactose Bill Broth dengan konsentrasi berbeda Pertumbuhan
mikroorganisme dilihat dari gas yang tertangkap pada tabung Durham Konsentrasi
mikroorganisme kemudian diperkirakan dengan table MPN
Alat dan Bahan
a 19 buah tabung reaksi
b 19 buah tabung Durham
c Inkubator
d Pipet
e Jarum Ose
f Lampu Spritus
g Sample air
h Lactosa Broth (LB)
i Brilliant Green Lactosse Bill Broth (BGLB)
j Kapas
Prosedur
Presumptive Test
4
1 Masukkan LB double (26 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr aquadest) ke dalam
tabung no 1 ndash 5 Masukkan LB single (13 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr
aquadest) ke dalam tabung no 6 dan 7 Masing-masing sebanyak 10 ml dan tutup
dengan kapas
2 Masukkan tabung Durham dalam posisi terbalik ke dalam setiap tabung berisi LB
3 Panaskan pipet dengan lampu spritus kemudian ambil 10 ml sample air masukkan
ke dalam tabung no 1 Pastikan selalu bekerja dekat dengan lampu spritus untuk
mencegah kontaminasi Lakukan hal yang sama sampai tabung no 5
4 Masukkan 1 ml sample air ke dalam tabung no 6 dan 01 ml sample air ke dalam
tabung no 7
5 Inkubasi semua tabung yang bersisi sample pada suhu 37 selama 2 x 24 jam
6 Hasil positif ditunjukkan dengan tertagkapnya gas dalam tabung Durham
7 Konsentrasi bakteri coliform kemudian ditentukan dengan mencocokkan pada
table MPN
Confirmative Test
1 Siapkan 2 buah tabung reaksi berisi BGLB dan tabung Durham untuk setiap
tabung dari presumptive test yang positif Masing-masing diberi label 44C dan
37C
2 Panaskan jarum ose dengan lampu spritus kemudian pindahkan koloni dari satu
tabung positif ke dalam 2 buah tabung berisi BGLB Kocok agar homogen
Lakukan selanjutnya untuk tabung positif lainnya
3 Inkubasi sesuai dengan suhu pada label selama 2 x 24 jam
4 Hasil positif pada tabung yang dikinkubasi pada 37C menunjukkan adanya
coliform sedangkan hasil positif pada inkubasi 44C menunjukkan adanya fecal
coli
5
III PENGUJIAN PARAMETER FISIKA
WARNA
BAU
RASA
TEMPERATUR
BERAT JENIS
KEKERUHAN
KECERAHAN
KEDALAMAN
KECEPATAN ARUS
DEBIT AIR
JUMLAH PADATAN
PASANG SURUT (PASUT)
DAYA HANTAR LISTRIK 1 WARNA
Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu
perairan sudah tercemar atau belum Air selokan dapat berubah dari bening menjadi
kelabu karena adanya proses dekomposisi Warna perairan dapat pula dipengaruhi
oleh biota yang ada didalamnya misalnya algae plankton dan tumbuhan air Air
sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan hal ini karena
dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi
didalamnya
Metode Pengamatan Organoleptik
2 BAU
Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik
pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas Gas yang keluar dari hasil
dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya
6
dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan
yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat
Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA
Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau
sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam
kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan
bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak
Metode Pengamatan Organoleptik
4 TEMPERATUR
Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan
ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan
organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat
menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi
daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi
Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi
antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak
mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi
biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2
yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya
Alat termometer
Cara Kerja
ƒ Dicatat suhu udara sekitar
ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu
beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya
ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer
dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat
suhunya
7
5 BERAT JENIS (BJ)
Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat
organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur
dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai
faktor koreksi
Alat dan Bahan
ƒ Urinometer
ƒ Gelas ukur 100 mL
ƒ Termometer
ƒ Sampel air
Cara Kerja
ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)
ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL
ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar
ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai
BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas
ukur
Perhitungan
n = tk ndash tp x 0001 3
BJ sesungguhnya = A + n
Ket tk = suhu kamar
tp = suhu peneraan
A = BJ pada saat itu
n = Faktor koreksi
6 KEKERUHAN
Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar
matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk
proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk
akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air
tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai
sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang
mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar
Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya
8
vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan
mengurangi produktifitas ikan
Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan
mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan
penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk
mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel
yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui
air tersebut
Alat
ƒ Turbidimeter
ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL
Cara Kerja
ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter
Perhitungan
Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU
Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN
Alat Secchi disc
Cara Kerja
ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)
ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)
Perhitungan
A + B = helliphellip cm 2
8 KEDALAMAN
Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan
Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin
berkurang
9
Alat
ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu
ujungnya
Cara Kerja
ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat
tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)
ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya
9 KECEPATAN ARUS
Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad
renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan
Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan
oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai
arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi
Alat
ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)
ƒ Roll meter
ƒ Stop watch
ƒ Tali rafia
ƒ Ranting kayu
Cara Kerja
ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran
air
ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air
berbarengan dengan dijalankannya stop watch
ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat
ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata
Perhitungan
Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan
10 DEBIT AIR
Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh
luas penampang perairan dan kecepatan arus
14
Alat
ƒ Roll meter
ƒ Bandul logam
ƒ Bola pingpong
Cara Kerja
ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi
rata untuk beberapa titik
ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk
kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut
(A m2)
ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong
Perhitungan Q = A x V
A = luas penampang (luas x dalam)
V = kecepatan arus
11 JUMLAH PADATAN
Alat dan Bahan
ƒ Timbangan
ƒ Cawan porselin
ƒ Kertas saring
ƒ Oven
ƒ Desikator
ƒ 500 mL sampel air
ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong
A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)
Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL
air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air
yang tertinggal pada kertas saring
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)
15
ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di
dalam gelas piala
ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu
kamar
ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan
dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut
Perhitungan
1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter
50
B Padatan Terlarut (TDS)
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A
gram)
ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan
porselin yang telah ditimbang
ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa
saat sampai menguap atau mengering
ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)
dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut
Perhitungan
Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang
ada
12 PASANG SURUT (PASUT)
Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang
disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari
Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau
16
laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan
dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan
posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan
a Pasut Purnama
Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi
seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya
saling memperkuat
b Pasut Perbani
Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka
gaya tarik keduanya akan saling meniadakan
Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan
a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)
Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari
b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)
Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama
atau hampir sama tingginya setiap hari
c Dua jenis campuran
ƒ Campuran condong ke harian ganda
ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan
waktu dengan menggunakan papan palem
Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran
Tali
Teropong Binokuler
Senter
Cara Kerja
ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang
ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat
angka tinggi air pada papan palem
ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang
surutnya
17
13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)
DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air
DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan
sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm
dan mempunyai penampang 1 cm
Alat dan Bahan
ƒ Konduktometer
ƒ Termometer
ƒ Air sukingaquadestilata
ƒ Larutan baku KCl 001 M
Cara Kerja
ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer
Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan
KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm
ƒ Penetapan DHL contoh
Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh
dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari
1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01
M atau 05 M
Perhitungan
DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer
18
IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA
a pH
Alat pH Universal
Cara Kerja
1 Diambil sampel air
2 Dicelupkan pH universal kedalamnya
3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna
b DO (Dissolved Oxygen)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Perangkat titrasi
4 Pipet volume
Bahan
1 Iodida alkali (perekasi Winkler)
2 H2SO4 pekat
3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48
4 Natrium tiosulfat 0025 N
5 Indikator amylum 1
Cara Kerja
1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok
dan ditunggu hingga terbentuk endapan
2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut
3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat
0025 N sampai berwarna kuning muda pucat
4 Ditambahkan inikator amilum (biru)
5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi
bening
6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai
Perhitungan
19
8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3
Kadar O2 (mgL) = mL sampel
c CO2 BEBAS
Alat
1 Tabung reaksi
2 Labu erlenmeyer
Bahan
1 Indikator Phenol ptalein
2 Natrium bikarbonat
Cara Kerja
1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer
2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP
3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah
muda
4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai
Perhitungan
Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat
50
d BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Pipet volumetri
4 Erlenmeyer
5 Buret dan statif
20
Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)
Cara kerja
1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur
2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest
100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler
3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik
hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung
kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian
4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat
5 Dicatat kadarrnya
Perhitungan
Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran
e COD (Chemical Oxygen Demand)
Alat f TOM (Total Organic Mater)
Alat
1 Perangkat titrasi
2 Termometer
3 Erlenmeyer
4 Hot plate
5 Pipet volume
6 Pipet Mohr
Bahan
1 H2SO4 6 N
21
2 KMnO4 001 N
3 H2C2O4 001 N
Cara kerja
1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba
merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah
dioksidasi menjadi tingkat tinggi
3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna
merah
4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda
biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat
5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet
khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih
6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna
pink
Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000
dimana a = titrasi KMnO4
b = N KMnO4
c = NH2C2O4 01 N
d = sampel air (mL)
g KESADAHAN TOTAL
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA
22
2 Larutan Buffer pH 10
3 Indikator EBT
Cara kerja
1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda
3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL
4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda
5 Catat volume EDTA yang dipakai
Perhitungan
mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h SALINITAS
Alat
1 Erlenmeyer
2 Pipet volume
3 Pipet tetes
4 Buret dan statif
Bahan
1 Indikator K2CrO4
2 AgNo3 01 N
Cara kerja
1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali
2 Tambahkan K2CrO4
3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata
Perhitungan
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181
mL sampel X 1000
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
vi
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
a Judul praktikum
b Landasan teori
mengapa parameter tersebut bisa menjadi indikator kualitas
lingkungan
teori-teori mengenai parameter yang diukur
sifat
sumber
konsentrasi di lingkungan dll serta
manfaat pengukuran parameter tersebut
c Metode dan Prinsip
d Alat dan Bahan
e Prosedur (dibuat dalam bentuk poin tidak tabel)
f Hasil Data
g Perhitungan
h Pembahasan antara lain mencakup
pembahasan mengapa prinsip atau metode tersebut yang digunakan
dalam pengukuran parameter tersebut
pembahasan mengenai kesesuaian prinsip pengukuran dengan
pengerjaan praktikum
pembahasan mengenai setiap langkah dalam pengukuran dan
alasantujuan dilakukannya langkah tersebut
pembahasan hasil pengukuran
ulasan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran sehingga
diperoleh akurasi pengukuran yang baik
dibahas pula kesalahan-kesalahan pegukuran yang terjadi selama
praktikum
hal-hal lain yang anda rasa perlu
i Kesimpulan dan Saran
Catatan
Kemiripan laporan antara 2 kelompok akan menerima sanksi berupa pengurangan
nilai sebesar 30 bagi kedua kelompok
Laporan dibuat dengan diketik dan dapat menggunakan kertas bekas
Laporan yang dikumpulkan adalah
1 Jurnal praktikum (SETIAP MAHASISWA)
2 Laporan Praktikum (SETIAP KEOPMPOK)
vii
1
I KOMPOSTING
Metode dibawah adalah salah satu contoh metode yang telah berhasil dilakukan untuk membuat kompos Pelaksanaan metode komposting yang akan dilakukan pada saat praktikum dapat disesuaikan dengan tempat praktikum (lab atau lapangan) Metode
Takakura Method
Prinsip
Kompos merupakan pencampuran bahan organik dengan mikroorganisme sebagai
aktivator Pengaturan suhu merupakan faktor penting dalam pengomposan Suhu ideal
selama proses pengomposan adalah 40 derajat-50 derajat C Tumpukan lahan yang terlalu
rendah akan berakibat cepatnya kehilangan panas Ini disebabkan tidak adanya cukup
material untuk menahan panas yang dilepaskan sehingga mikroorganisma tidak akan
berkembang secara wajar Sebaliknya bila timbunan terlalu tinggi akan terjadi kepadatan
bahan organic yang diakibatkan oleh berat bahan sehingga suhu menjadi sangat tinggi dan
tidak ada udara di dalam timbunan Untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan
maka pH timbunan harus diusahakan tidak terlalu rendah Bahan mentah yang baik untuk
penguraian atau perombakan berkadar air 50 ndash 70 Kelembaban timbunan secara
menyeluruh diusahakan sekitar 40 ndash 60
Alat dan Bahan
Alat
keranjang sampah
golokpisaualat pemotong lain
sekopcetok
sarung tangan
jaring
karung beras
karung goni
pipa PVC
2
Bahan
sampah rumah tangga sebanyak 1 kg (sudah tercacah)
sekam padi sebanyak 2 kg
kompos jadi sebanyak frac14 Kg
serutan kayusapuan halaman sebanyak 2 kg
air secukupnya
gula merah yang dicairkan sebanyak 300 ml
Cara Kerja
1 komposting
Siapkan dan pilihlah keranjang yang berlubang dan lapisi dengan karung beras
Fungsi karung beras adalah (a) membatasi gangguan serangga (b) mengatur
kelembaban dan (c) berpori-pori sehingga dapat menyerap serta membuang udara
amp air
sampah rumah tangga dipilah terlebih dahulu
cacah sampah hingga berukuran 15 cm x15 cm
tambahkan serutan kayu dan kompos jadi hingga tercampur merata
masukkan bantalan sekam padi yang telah dibungkus dengan jaring-jaring ke
dalam keranjang sampah yang telah disiapkan sebagai alas dasar Fungsi bantal
sekam adalah (a) sebagai tempat mikrobakteri yang akan mempercepat
pembusukan sampah organik (b) karena berrongga besar maka bantal sekam
dapat segera menyerap air dan bau sampah dan (c) sifat sekam yang kering akan
memudahkan pengontrolan kelembaban sampah yang akan menjadi kompos
campurkan media kompos jadi ke dalam campuran sampah yang berfungsi sebagai
aktivatorragi bagi sampah baru
tambahkan gula merah sebagai nutrisi bagi mikroorganisme pengompos
masukkan campuran sampah lalu diperciki air hingga dapat dipastikan cukup
lembab Pengukuran kelembaban kompos dilakukan dengan menggenggam
kompos Jika keluar air dari sela-sela jari maka menandakan bahwa kompos
tersebut kelebihan air dan perlu adanya penambahan bahan kompos Jika pada saat
digenggam bahan kompos tersebut remah maka kadar air telah mencukupi
tekan perlahan jangan terlalu padat
3
tutup dengan bantalan sekam padi dan karung goni hingga rapat agar bau tidak
terlalu menyengat dan masuk hewanserangga yang dapat menggangu proses
pengomposan atau lalat tidak dapat bertelur dalam keranjang serta mencegah
metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat karena lalat tidak dapat
keluar dan mati di dalam keranjang Pilih kain penutup yang serat atau berpori
besar
Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu oleh predator
(kucinganjing) Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar masuk
kompos akan matang kurang lebih setelah 30 hari pengomposan
selama proses pengomposan dilakukan pemantauan suhu setiap 7 hari sekali dan
lakukan pembalikan rutin setiap 3 hari sekali dengan cara mengaduk kompos
Setelah 30 pengomposan uji kematangan kompos tersebut dengan menanam biji
tanaman Jika biji tersebut tumbuh maka kompos yang dihasilkan dapat digunakan
sebagai pupuk
II ANALISA MIKROORGANISME
Metode
Most Probable Number (MPN)
Prinsip
Mikroorganisme di dalam sample air ditumbuhkan dalam media Lactose Broth (LB) dan
Brilliant Green Lactose Bill Broth dengan konsentrasi berbeda Pertumbuhan
mikroorganisme dilihat dari gas yang tertangkap pada tabung Durham Konsentrasi
mikroorganisme kemudian diperkirakan dengan table MPN
Alat dan Bahan
a 19 buah tabung reaksi
b 19 buah tabung Durham
c Inkubator
d Pipet
e Jarum Ose
f Lampu Spritus
g Sample air
h Lactosa Broth (LB)
i Brilliant Green Lactosse Bill Broth (BGLB)
j Kapas
Prosedur
Presumptive Test
4
1 Masukkan LB double (26 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr aquadest) ke dalam
tabung no 1 ndash 5 Masukkan LB single (13 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr
aquadest) ke dalam tabung no 6 dan 7 Masing-masing sebanyak 10 ml dan tutup
dengan kapas
2 Masukkan tabung Durham dalam posisi terbalik ke dalam setiap tabung berisi LB
3 Panaskan pipet dengan lampu spritus kemudian ambil 10 ml sample air masukkan
ke dalam tabung no 1 Pastikan selalu bekerja dekat dengan lampu spritus untuk
mencegah kontaminasi Lakukan hal yang sama sampai tabung no 5
4 Masukkan 1 ml sample air ke dalam tabung no 6 dan 01 ml sample air ke dalam
tabung no 7
5 Inkubasi semua tabung yang bersisi sample pada suhu 37 selama 2 x 24 jam
6 Hasil positif ditunjukkan dengan tertagkapnya gas dalam tabung Durham
7 Konsentrasi bakteri coliform kemudian ditentukan dengan mencocokkan pada
table MPN
Confirmative Test
1 Siapkan 2 buah tabung reaksi berisi BGLB dan tabung Durham untuk setiap
tabung dari presumptive test yang positif Masing-masing diberi label 44C dan
37C
2 Panaskan jarum ose dengan lampu spritus kemudian pindahkan koloni dari satu
tabung positif ke dalam 2 buah tabung berisi BGLB Kocok agar homogen
Lakukan selanjutnya untuk tabung positif lainnya
3 Inkubasi sesuai dengan suhu pada label selama 2 x 24 jam
4 Hasil positif pada tabung yang dikinkubasi pada 37C menunjukkan adanya
coliform sedangkan hasil positif pada inkubasi 44C menunjukkan adanya fecal
coli
5
III PENGUJIAN PARAMETER FISIKA
WARNA
BAU
RASA
TEMPERATUR
BERAT JENIS
KEKERUHAN
KECERAHAN
KEDALAMAN
KECEPATAN ARUS
DEBIT AIR
JUMLAH PADATAN
PASANG SURUT (PASUT)
DAYA HANTAR LISTRIK 1 WARNA
Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu
perairan sudah tercemar atau belum Air selokan dapat berubah dari bening menjadi
kelabu karena adanya proses dekomposisi Warna perairan dapat pula dipengaruhi
oleh biota yang ada didalamnya misalnya algae plankton dan tumbuhan air Air
sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan hal ini karena
dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi
didalamnya
Metode Pengamatan Organoleptik
2 BAU
Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik
pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas Gas yang keluar dari hasil
dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya
6
dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan
yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat
Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA
Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau
sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam
kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan
bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak
Metode Pengamatan Organoleptik
4 TEMPERATUR
Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan
ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan
organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat
menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi
daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi
Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi
antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak
mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi
biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2
yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya
Alat termometer
Cara Kerja
ƒ Dicatat suhu udara sekitar
ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu
beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya
ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer
dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat
suhunya
7
5 BERAT JENIS (BJ)
Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat
organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur
dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai
faktor koreksi
Alat dan Bahan
ƒ Urinometer
ƒ Gelas ukur 100 mL
ƒ Termometer
ƒ Sampel air
Cara Kerja
ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)
ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL
ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar
ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai
BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas
ukur
Perhitungan
n = tk ndash tp x 0001 3
BJ sesungguhnya = A + n
Ket tk = suhu kamar
tp = suhu peneraan
A = BJ pada saat itu
n = Faktor koreksi
6 KEKERUHAN
Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar
matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk
proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk
akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air
tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai
sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang
mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar
Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya
8
vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan
mengurangi produktifitas ikan
Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan
mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan
penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk
mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel
yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui
air tersebut
Alat
ƒ Turbidimeter
ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL
Cara Kerja
ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter
Perhitungan
Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU
Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN
Alat Secchi disc
Cara Kerja
ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)
ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)
Perhitungan
A + B = helliphellip cm 2
8 KEDALAMAN
Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan
Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin
berkurang
9
Alat
ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu
ujungnya
Cara Kerja
ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat
tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)
ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya
9 KECEPATAN ARUS
Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad
renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan
Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan
oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai
arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi
Alat
ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)
ƒ Roll meter
ƒ Stop watch
ƒ Tali rafia
ƒ Ranting kayu
Cara Kerja
ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran
air
ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air
berbarengan dengan dijalankannya stop watch
ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat
ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata
Perhitungan
Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan
10 DEBIT AIR
Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh
luas penampang perairan dan kecepatan arus
14
Alat
ƒ Roll meter
ƒ Bandul logam
ƒ Bola pingpong
Cara Kerja
ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi
rata untuk beberapa titik
ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk
kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut
(A m2)
ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong
Perhitungan Q = A x V
A = luas penampang (luas x dalam)
V = kecepatan arus
11 JUMLAH PADATAN
Alat dan Bahan
ƒ Timbangan
ƒ Cawan porselin
ƒ Kertas saring
ƒ Oven
ƒ Desikator
ƒ 500 mL sampel air
ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong
A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)
Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL
air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air
yang tertinggal pada kertas saring
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)
15
ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di
dalam gelas piala
ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu
kamar
ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan
dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut
Perhitungan
1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter
50
B Padatan Terlarut (TDS)
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A
gram)
ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan
porselin yang telah ditimbang
ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa
saat sampai menguap atau mengering
ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)
dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut
Perhitungan
Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang
ada
12 PASANG SURUT (PASUT)
Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang
disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari
Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau
16
laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan
dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan
posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan
a Pasut Purnama
Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi
seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya
saling memperkuat
b Pasut Perbani
Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka
gaya tarik keduanya akan saling meniadakan
Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan
a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)
Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari
b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)
Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama
atau hampir sama tingginya setiap hari
c Dua jenis campuran
ƒ Campuran condong ke harian ganda
ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan
waktu dengan menggunakan papan palem
Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran
Tali
Teropong Binokuler
Senter
Cara Kerja
ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang
ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat
angka tinggi air pada papan palem
ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang
surutnya
17
13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)
DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air
DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan
sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm
dan mempunyai penampang 1 cm
Alat dan Bahan
ƒ Konduktometer
ƒ Termometer
ƒ Air sukingaquadestilata
ƒ Larutan baku KCl 001 M
Cara Kerja
ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer
Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan
KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm
ƒ Penetapan DHL contoh
Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh
dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari
1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01
M atau 05 M
Perhitungan
DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer
18
IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA
a pH
Alat pH Universal
Cara Kerja
1 Diambil sampel air
2 Dicelupkan pH universal kedalamnya
3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna
b DO (Dissolved Oxygen)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Perangkat titrasi
4 Pipet volume
Bahan
1 Iodida alkali (perekasi Winkler)
2 H2SO4 pekat
3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48
4 Natrium tiosulfat 0025 N
5 Indikator amylum 1
Cara Kerja
1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok
dan ditunggu hingga terbentuk endapan
2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut
3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat
0025 N sampai berwarna kuning muda pucat
4 Ditambahkan inikator amilum (biru)
5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi
bening
6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai
Perhitungan
19
8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3
Kadar O2 (mgL) = mL sampel
c CO2 BEBAS
Alat
1 Tabung reaksi
2 Labu erlenmeyer
Bahan
1 Indikator Phenol ptalein
2 Natrium bikarbonat
Cara Kerja
1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer
2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP
3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah
muda
4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai
Perhitungan
Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat
50
d BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Pipet volumetri
4 Erlenmeyer
5 Buret dan statif
20
Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)
Cara kerja
1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur
2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest
100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler
3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik
hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung
kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian
4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat
5 Dicatat kadarrnya
Perhitungan
Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran
e COD (Chemical Oxygen Demand)
Alat f TOM (Total Organic Mater)
Alat
1 Perangkat titrasi
2 Termometer
3 Erlenmeyer
4 Hot plate
5 Pipet volume
6 Pipet Mohr
Bahan
1 H2SO4 6 N
21
2 KMnO4 001 N
3 H2C2O4 001 N
Cara kerja
1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba
merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah
dioksidasi menjadi tingkat tinggi
3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna
merah
4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda
biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat
5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet
khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih
6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna
pink
Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000
dimana a = titrasi KMnO4
b = N KMnO4
c = NH2C2O4 01 N
d = sampel air (mL)
g KESADAHAN TOTAL
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA
22
2 Larutan Buffer pH 10
3 Indikator EBT
Cara kerja
1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda
3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL
4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda
5 Catat volume EDTA yang dipakai
Perhitungan
mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h SALINITAS
Alat
1 Erlenmeyer
2 Pipet volume
3 Pipet tetes
4 Buret dan statif
Bahan
1 Indikator K2CrO4
2 AgNo3 01 N
Cara kerja
1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali
2 Tambahkan K2CrO4
3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata
Perhitungan
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181
mL sampel X 1000
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
vii
1
I KOMPOSTING
Metode dibawah adalah salah satu contoh metode yang telah berhasil dilakukan untuk membuat kompos Pelaksanaan metode komposting yang akan dilakukan pada saat praktikum dapat disesuaikan dengan tempat praktikum (lab atau lapangan) Metode
Takakura Method
Prinsip
Kompos merupakan pencampuran bahan organik dengan mikroorganisme sebagai
aktivator Pengaturan suhu merupakan faktor penting dalam pengomposan Suhu ideal
selama proses pengomposan adalah 40 derajat-50 derajat C Tumpukan lahan yang terlalu
rendah akan berakibat cepatnya kehilangan panas Ini disebabkan tidak adanya cukup
material untuk menahan panas yang dilepaskan sehingga mikroorganisma tidak akan
berkembang secara wajar Sebaliknya bila timbunan terlalu tinggi akan terjadi kepadatan
bahan organic yang diakibatkan oleh berat bahan sehingga suhu menjadi sangat tinggi dan
tidak ada udara di dalam timbunan Untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan
maka pH timbunan harus diusahakan tidak terlalu rendah Bahan mentah yang baik untuk
penguraian atau perombakan berkadar air 50 ndash 70 Kelembaban timbunan secara
menyeluruh diusahakan sekitar 40 ndash 60
Alat dan Bahan
Alat
keranjang sampah
golokpisaualat pemotong lain
sekopcetok
sarung tangan
jaring
karung beras
karung goni
pipa PVC
2
Bahan
sampah rumah tangga sebanyak 1 kg (sudah tercacah)
sekam padi sebanyak 2 kg
kompos jadi sebanyak frac14 Kg
serutan kayusapuan halaman sebanyak 2 kg
air secukupnya
gula merah yang dicairkan sebanyak 300 ml
Cara Kerja
1 komposting
Siapkan dan pilihlah keranjang yang berlubang dan lapisi dengan karung beras
Fungsi karung beras adalah (a) membatasi gangguan serangga (b) mengatur
kelembaban dan (c) berpori-pori sehingga dapat menyerap serta membuang udara
amp air
sampah rumah tangga dipilah terlebih dahulu
cacah sampah hingga berukuran 15 cm x15 cm
tambahkan serutan kayu dan kompos jadi hingga tercampur merata
masukkan bantalan sekam padi yang telah dibungkus dengan jaring-jaring ke
dalam keranjang sampah yang telah disiapkan sebagai alas dasar Fungsi bantal
sekam adalah (a) sebagai tempat mikrobakteri yang akan mempercepat
pembusukan sampah organik (b) karena berrongga besar maka bantal sekam
dapat segera menyerap air dan bau sampah dan (c) sifat sekam yang kering akan
memudahkan pengontrolan kelembaban sampah yang akan menjadi kompos
campurkan media kompos jadi ke dalam campuran sampah yang berfungsi sebagai
aktivatorragi bagi sampah baru
tambahkan gula merah sebagai nutrisi bagi mikroorganisme pengompos
masukkan campuran sampah lalu diperciki air hingga dapat dipastikan cukup
lembab Pengukuran kelembaban kompos dilakukan dengan menggenggam
kompos Jika keluar air dari sela-sela jari maka menandakan bahwa kompos
tersebut kelebihan air dan perlu adanya penambahan bahan kompos Jika pada saat
digenggam bahan kompos tersebut remah maka kadar air telah mencukupi
tekan perlahan jangan terlalu padat
3
tutup dengan bantalan sekam padi dan karung goni hingga rapat agar bau tidak
terlalu menyengat dan masuk hewanserangga yang dapat menggangu proses
pengomposan atau lalat tidak dapat bertelur dalam keranjang serta mencegah
metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat karena lalat tidak dapat
keluar dan mati di dalam keranjang Pilih kain penutup yang serat atau berpori
besar
Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu oleh predator
(kucinganjing) Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar masuk
kompos akan matang kurang lebih setelah 30 hari pengomposan
selama proses pengomposan dilakukan pemantauan suhu setiap 7 hari sekali dan
lakukan pembalikan rutin setiap 3 hari sekali dengan cara mengaduk kompos
Setelah 30 pengomposan uji kematangan kompos tersebut dengan menanam biji
tanaman Jika biji tersebut tumbuh maka kompos yang dihasilkan dapat digunakan
sebagai pupuk
II ANALISA MIKROORGANISME
Metode
Most Probable Number (MPN)
Prinsip
Mikroorganisme di dalam sample air ditumbuhkan dalam media Lactose Broth (LB) dan
Brilliant Green Lactose Bill Broth dengan konsentrasi berbeda Pertumbuhan
mikroorganisme dilihat dari gas yang tertangkap pada tabung Durham Konsentrasi
mikroorganisme kemudian diperkirakan dengan table MPN
Alat dan Bahan
a 19 buah tabung reaksi
b 19 buah tabung Durham
c Inkubator
d Pipet
e Jarum Ose
f Lampu Spritus
g Sample air
h Lactosa Broth (LB)
i Brilliant Green Lactosse Bill Broth (BGLB)
j Kapas
Prosedur
Presumptive Test
4
1 Masukkan LB double (26 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr aquadest) ke dalam
tabung no 1 ndash 5 Masukkan LB single (13 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr
aquadest) ke dalam tabung no 6 dan 7 Masing-masing sebanyak 10 ml dan tutup
dengan kapas
2 Masukkan tabung Durham dalam posisi terbalik ke dalam setiap tabung berisi LB
3 Panaskan pipet dengan lampu spritus kemudian ambil 10 ml sample air masukkan
ke dalam tabung no 1 Pastikan selalu bekerja dekat dengan lampu spritus untuk
mencegah kontaminasi Lakukan hal yang sama sampai tabung no 5
4 Masukkan 1 ml sample air ke dalam tabung no 6 dan 01 ml sample air ke dalam
tabung no 7
5 Inkubasi semua tabung yang bersisi sample pada suhu 37 selama 2 x 24 jam
6 Hasil positif ditunjukkan dengan tertagkapnya gas dalam tabung Durham
7 Konsentrasi bakteri coliform kemudian ditentukan dengan mencocokkan pada
table MPN
Confirmative Test
1 Siapkan 2 buah tabung reaksi berisi BGLB dan tabung Durham untuk setiap
tabung dari presumptive test yang positif Masing-masing diberi label 44C dan
37C
2 Panaskan jarum ose dengan lampu spritus kemudian pindahkan koloni dari satu
tabung positif ke dalam 2 buah tabung berisi BGLB Kocok agar homogen
Lakukan selanjutnya untuk tabung positif lainnya
3 Inkubasi sesuai dengan suhu pada label selama 2 x 24 jam
4 Hasil positif pada tabung yang dikinkubasi pada 37C menunjukkan adanya
coliform sedangkan hasil positif pada inkubasi 44C menunjukkan adanya fecal
coli
5
III PENGUJIAN PARAMETER FISIKA
WARNA
BAU
RASA
TEMPERATUR
BERAT JENIS
KEKERUHAN
KECERAHAN
KEDALAMAN
KECEPATAN ARUS
DEBIT AIR
JUMLAH PADATAN
PASANG SURUT (PASUT)
DAYA HANTAR LISTRIK 1 WARNA
Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu
perairan sudah tercemar atau belum Air selokan dapat berubah dari bening menjadi
kelabu karena adanya proses dekomposisi Warna perairan dapat pula dipengaruhi
oleh biota yang ada didalamnya misalnya algae plankton dan tumbuhan air Air
sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan hal ini karena
dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi
didalamnya
Metode Pengamatan Organoleptik
2 BAU
Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik
pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas Gas yang keluar dari hasil
dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya
6
dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan
yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat
Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA
Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau
sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam
kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan
bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak
Metode Pengamatan Organoleptik
4 TEMPERATUR
Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan
ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan
organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat
menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi
daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi
Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi
antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak
mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi
biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2
yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya
Alat termometer
Cara Kerja
ƒ Dicatat suhu udara sekitar
ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu
beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya
ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer
dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat
suhunya
7
5 BERAT JENIS (BJ)
Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat
organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur
dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai
faktor koreksi
Alat dan Bahan
ƒ Urinometer
ƒ Gelas ukur 100 mL
ƒ Termometer
ƒ Sampel air
Cara Kerja
ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)
ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL
ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar
ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai
BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas
ukur
Perhitungan
n = tk ndash tp x 0001 3
BJ sesungguhnya = A + n
Ket tk = suhu kamar
tp = suhu peneraan
A = BJ pada saat itu
n = Faktor koreksi
6 KEKERUHAN
Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar
matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk
proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk
akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air
tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai
sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang
mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar
Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya
8
vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan
mengurangi produktifitas ikan
Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan
mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan
penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk
mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel
yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui
air tersebut
Alat
ƒ Turbidimeter
ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL
Cara Kerja
ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter
Perhitungan
Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU
Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN
Alat Secchi disc
Cara Kerja
ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)
ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)
Perhitungan
A + B = helliphellip cm 2
8 KEDALAMAN
Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan
Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin
berkurang
9
Alat
ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu
ujungnya
Cara Kerja
ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat
tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)
ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya
9 KECEPATAN ARUS
Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad
renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan
Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan
oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai
arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi
Alat
ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)
ƒ Roll meter
ƒ Stop watch
ƒ Tali rafia
ƒ Ranting kayu
Cara Kerja
ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran
air
ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air
berbarengan dengan dijalankannya stop watch
ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat
ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata
Perhitungan
Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan
10 DEBIT AIR
Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh
luas penampang perairan dan kecepatan arus
14
Alat
ƒ Roll meter
ƒ Bandul logam
ƒ Bola pingpong
Cara Kerja
ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi
rata untuk beberapa titik
ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk
kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut
(A m2)
ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong
Perhitungan Q = A x V
A = luas penampang (luas x dalam)
V = kecepatan arus
11 JUMLAH PADATAN
Alat dan Bahan
ƒ Timbangan
ƒ Cawan porselin
ƒ Kertas saring
ƒ Oven
ƒ Desikator
ƒ 500 mL sampel air
ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong
A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)
Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL
air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air
yang tertinggal pada kertas saring
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)
15
ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di
dalam gelas piala
ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu
kamar
ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan
dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut
Perhitungan
1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter
50
B Padatan Terlarut (TDS)
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A
gram)
ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan
porselin yang telah ditimbang
ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa
saat sampai menguap atau mengering
ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)
dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut
Perhitungan
Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang
ada
12 PASANG SURUT (PASUT)
Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang
disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari
Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau
16
laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan
dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan
posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan
a Pasut Purnama
Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi
seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya
saling memperkuat
b Pasut Perbani
Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka
gaya tarik keduanya akan saling meniadakan
Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan
a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)
Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari
b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)
Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama
atau hampir sama tingginya setiap hari
c Dua jenis campuran
ƒ Campuran condong ke harian ganda
ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan
waktu dengan menggunakan papan palem
Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran
Tali
Teropong Binokuler
Senter
Cara Kerja
ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang
ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat
angka tinggi air pada papan palem
ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang
surutnya
17
13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)
DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air
DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan
sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm
dan mempunyai penampang 1 cm
Alat dan Bahan
ƒ Konduktometer
ƒ Termometer
ƒ Air sukingaquadestilata
ƒ Larutan baku KCl 001 M
Cara Kerja
ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer
Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan
KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm
ƒ Penetapan DHL contoh
Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh
dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari
1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01
M atau 05 M
Perhitungan
DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer
18
IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA
a pH
Alat pH Universal
Cara Kerja
1 Diambil sampel air
2 Dicelupkan pH universal kedalamnya
3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna
b DO (Dissolved Oxygen)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Perangkat titrasi
4 Pipet volume
Bahan
1 Iodida alkali (perekasi Winkler)
2 H2SO4 pekat
3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48
4 Natrium tiosulfat 0025 N
5 Indikator amylum 1
Cara Kerja
1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok
dan ditunggu hingga terbentuk endapan
2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut
3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat
0025 N sampai berwarna kuning muda pucat
4 Ditambahkan inikator amilum (biru)
5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi
bening
6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai
Perhitungan
19
8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3
Kadar O2 (mgL) = mL sampel
c CO2 BEBAS
Alat
1 Tabung reaksi
2 Labu erlenmeyer
Bahan
1 Indikator Phenol ptalein
2 Natrium bikarbonat
Cara Kerja
1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer
2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP
3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah
muda
4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai
Perhitungan
Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat
50
d BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Pipet volumetri
4 Erlenmeyer
5 Buret dan statif
20
Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)
Cara kerja
1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur
2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest
100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler
3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik
hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung
kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian
4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat
5 Dicatat kadarrnya
Perhitungan
Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran
e COD (Chemical Oxygen Demand)
Alat f TOM (Total Organic Mater)
Alat
1 Perangkat titrasi
2 Termometer
3 Erlenmeyer
4 Hot plate
5 Pipet volume
6 Pipet Mohr
Bahan
1 H2SO4 6 N
21
2 KMnO4 001 N
3 H2C2O4 001 N
Cara kerja
1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba
merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah
dioksidasi menjadi tingkat tinggi
3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna
merah
4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda
biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat
5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet
khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih
6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna
pink
Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000
dimana a = titrasi KMnO4
b = N KMnO4
c = NH2C2O4 01 N
d = sampel air (mL)
g KESADAHAN TOTAL
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA
22
2 Larutan Buffer pH 10
3 Indikator EBT
Cara kerja
1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda
3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL
4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda
5 Catat volume EDTA yang dipakai
Perhitungan
mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h SALINITAS
Alat
1 Erlenmeyer
2 Pipet volume
3 Pipet tetes
4 Buret dan statif
Bahan
1 Indikator K2CrO4
2 AgNo3 01 N
Cara kerja
1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali
2 Tambahkan K2CrO4
3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata
Perhitungan
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181
mL sampel X 1000
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
1
I KOMPOSTING
Metode dibawah adalah salah satu contoh metode yang telah berhasil dilakukan untuk membuat kompos Pelaksanaan metode komposting yang akan dilakukan pada saat praktikum dapat disesuaikan dengan tempat praktikum (lab atau lapangan) Metode
Takakura Method
Prinsip
Kompos merupakan pencampuran bahan organik dengan mikroorganisme sebagai
aktivator Pengaturan suhu merupakan faktor penting dalam pengomposan Suhu ideal
selama proses pengomposan adalah 40 derajat-50 derajat C Tumpukan lahan yang terlalu
rendah akan berakibat cepatnya kehilangan panas Ini disebabkan tidak adanya cukup
material untuk menahan panas yang dilepaskan sehingga mikroorganisma tidak akan
berkembang secara wajar Sebaliknya bila timbunan terlalu tinggi akan terjadi kepadatan
bahan organic yang diakibatkan oleh berat bahan sehingga suhu menjadi sangat tinggi dan
tidak ada udara di dalam timbunan Untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan
maka pH timbunan harus diusahakan tidak terlalu rendah Bahan mentah yang baik untuk
penguraian atau perombakan berkadar air 50 ndash 70 Kelembaban timbunan secara
menyeluruh diusahakan sekitar 40 ndash 60
Alat dan Bahan
Alat
keranjang sampah
golokpisaualat pemotong lain
sekopcetok
sarung tangan
jaring
karung beras
karung goni
pipa PVC
2
Bahan
sampah rumah tangga sebanyak 1 kg (sudah tercacah)
sekam padi sebanyak 2 kg
kompos jadi sebanyak frac14 Kg
serutan kayusapuan halaman sebanyak 2 kg
air secukupnya
gula merah yang dicairkan sebanyak 300 ml
Cara Kerja
1 komposting
Siapkan dan pilihlah keranjang yang berlubang dan lapisi dengan karung beras
Fungsi karung beras adalah (a) membatasi gangguan serangga (b) mengatur
kelembaban dan (c) berpori-pori sehingga dapat menyerap serta membuang udara
amp air
sampah rumah tangga dipilah terlebih dahulu
cacah sampah hingga berukuran 15 cm x15 cm
tambahkan serutan kayu dan kompos jadi hingga tercampur merata
masukkan bantalan sekam padi yang telah dibungkus dengan jaring-jaring ke
dalam keranjang sampah yang telah disiapkan sebagai alas dasar Fungsi bantal
sekam adalah (a) sebagai tempat mikrobakteri yang akan mempercepat
pembusukan sampah organik (b) karena berrongga besar maka bantal sekam
dapat segera menyerap air dan bau sampah dan (c) sifat sekam yang kering akan
memudahkan pengontrolan kelembaban sampah yang akan menjadi kompos
campurkan media kompos jadi ke dalam campuran sampah yang berfungsi sebagai
aktivatorragi bagi sampah baru
tambahkan gula merah sebagai nutrisi bagi mikroorganisme pengompos
masukkan campuran sampah lalu diperciki air hingga dapat dipastikan cukup
lembab Pengukuran kelembaban kompos dilakukan dengan menggenggam
kompos Jika keluar air dari sela-sela jari maka menandakan bahwa kompos
tersebut kelebihan air dan perlu adanya penambahan bahan kompos Jika pada saat
digenggam bahan kompos tersebut remah maka kadar air telah mencukupi
tekan perlahan jangan terlalu padat
3
tutup dengan bantalan sekam padi dan karung goni hingga rapat agar bau tidak
terlalu menyengat dan masuk hewanserangga yang dapat menggangu proses
pengomposan atau lalat tidak dapat bertelur dalam keranjang serta mencegah
metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat karena lalat tidak dapat
keluar dan mati di dalam keranjang Pilih kain penutup yang serat atau berpori
besar
Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu oleh predator
(kucinganjing) Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar masuk
kompos akan matang kurang lebih setelah 30 hari pengomposan
selama proses pengomposan dilakukan pemantauan suhu setiap 7 hari sekali dan
lakukan pembalikan rutin setiap 3 hari sekali dengan cara mengaduk kompos
Setelah 30 pengomposan uji kematangan kompos tersebut dengan menanam biji
tanaman Jika biji tersebut tumbuh maka kompos yang dihasilkan dapat digunakan
sebagai pupuk
II ANALISA MIKROORGANISME
Metode
Most Probable Number (MPN)
Prinsip
Mikroorganisme di dalam sample air ditumbuhkan dalam media Lactose Broth (LB) dan
Brilliant Green Lactose Bill Broth dengan konsentrasi berbeda Pertumbuhan
mikroorganisme dilihat dari gas yang tertangkap pada tabung Durham Konsentrasi
mikroorganisme kemudian diperkirakan dengan table MPN
Alat dan Bahan
a 19 buah tabung reaksi
b 19 buah tabung Durham
c Inkubator
d Pipet
e Jarum Ose
f Lampu Spritus
g Sample air
h Lactosa Broth (LB)
i Brilliant Green Lactosse Bill Broth (BGLB)
j Kapas
Prosedur
Presumptive Test
4
1 Masukkan LB double (26 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr aquadest) ke dalam
tabung no 1 ndash 5 Masukkan LB single (13 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr
aquadest) ke dalam tabung no 6 dan 7 Masing-masing sebanyak 10 ml dan tutup
dengan kapas
2 Masukkan tabung Durham dalam posisi terbalik ke dalam setiap tabung berisi LB
3 Panaskan pipet dengan lampu spritus kemudian ambil 10 ml sample air masukkan
ke dalam tabung no 1 Pastikan selalu bekerja dekat dengan lampu spritus untuk
mencegah kontaminasi Lakukan hal yang sama sampai tabung no 5
4 Masukkan 1 ml sample air ke dalam tabung no 6 dan 01 ml sample air ke dalam
tabung no 7
5 Inkubasi semua tabung yang bersisi sample pada suhu 37 selama 2 x 24 jam
6 Hasil positif ditunjukkan dengan tertagkapnya gas dalam tabung Durham
7 Konsentrasi bakteri coliform kemudian ditentukan dengan mencocokkan pada
table MPN
Confirmative Test
1 Siapkan 2 buah tabung reaksi berisi BGLB dan tabung Durham untuk setiap
tabung dari presumptive test yang positif Masing-masing diberi label 44C dan
37C
2 Panaskan jarum ose dengan lampu spritus kemudian pindahkan koloni dari satu
tabung positif ke dalam 2 buah tabung berisi BGLB Kocok agar homogen
Lakukan selanjutnya untuk tabung positif lainnya
3 Inkubasi sesuai dengan suhu pada label selama 2 x 24 jam
4 Hasil positif pada tabung yang dikinkubasi pada 37C menunjukkan adanya
coliform sedangkan hasil positif pada inkubasi 44C menunjukkan adanya fecal
coli
5
III PENGUJIAN PARAMETER FISIKA
WARNA
BAU
RASA
TEMPERATUR
BERAT JENIS
KEKERUHAN
KECERAHAN
KEDALAMAN
KECEPATAN ARUS
DEBIT AIR
JUMLAH PADATAN
PASANG SURUT (PASUT)
DAYA HANTAR LISTRIK 1 WARNA
Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu
perairan sudah tercemar atau belum Air selokan dapat berubah dari bening menjadi
kelabu karena adanya proses dekomposisi Warna perairan dapat pula dipengaruhi
oleh biota yang ada didalamnya misalnya algae plankton dan tumbuhan air Air
sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan hal ini karena
dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi
didalamnya
Metode Pengamatan Organoleptik
2 BAU
Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik
pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas Gas yang keluar dari hasil
dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya
6
dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan
yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat
Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA
Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau
sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam
kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan
bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak
Metode Pengamatan Organoleptik
4 TEMPERATUR
Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan
ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan
organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat
menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi
daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi
Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi
antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak
mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi
biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2
yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya
Alat termometer
Cara Kerja
ƒ Dicatat suhu udara sekitar
ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu
beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya
ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer
dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat
suhunya
7
5 BERAT JENIS (BJ)
Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat
organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur
dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai
faktor koreksi
Alat dan Bahan
ƒ Urinometer
ƒ Gelas ukur 100 mL
ƒ Termometer
ƒ Sampel air
Cara Kerja
ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)
ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL
ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar
ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai
BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas
ukur
Perhitungan
n = tk ndash tp x 0001 3
BJ sesungguhnya = A + n
Ket tk = suhu kamar
tp = suhu peneraan
A = BJ pada saat itu
n = Faktor koreksi
6 KEKERUHAN
Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar
matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk
proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk
akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air
tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai
sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang
mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar
Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya
8
vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan
mengurangi produktifitas ikan
Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan
mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan
penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk
mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel
yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui
air tersebut
Alat
ƒ Turbidimeter
ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL
Cara Kerja
ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter
Perhitungan
Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU
Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN
Alat Secchi disc
Cara Kerja
ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)
ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)
Perhitungan
A + B = helliphellip cm 2
8 KEDALAMAN
Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan
Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin
berkurang
9
Alat
ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu
ujungnya
Cara Kerja
ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat
tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)
ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya
9 KECEPATAN ARUS
Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad
renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan
Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan
oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai
arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi
Alat
ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)
ƒ Roll meter
ƒ Stop watch
ƒ Tali rafia
ƒ Ranting kayu
Cara Kerja
ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran
air
ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air
berbarengan dengan dijalankannya stop watch
ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat
ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata
Perhitungan
Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan
10 DEBIT AIR
Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh
luas penampang perairan dan kecepatan arus
14
Alat
ƒ Roll meter
ƒ Bandul logam
ƒ Bola pingpong
Cara Kerja
ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi
rata untuk beberapa titik
ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk
kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut
(A m2)
ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong
Perhitungan Q = A x V
A = luas penampang (luas x dalam)
V = kecepatan arus
11 JUMLAH PADATAN
Alat dan Bahan
ƒ Timbangan
ƒ Cawan porselin
ƒ Kertas saring
ƒ Oven
ƒ Desikator
ƒ 500 mL sampel air
ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong
A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)
Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL
air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air
yang tertinggal pada kertas saring
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)
15
ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di
dalam gelas piala
ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu
kamar
ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan
dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut
Perhitungan
1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter
50
B Padatan Terlarut (TDS)
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A
gram)
ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan
porselin yang telah ditimbang
ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa
saat sampai menguap atau mengering
ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)
dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut
Perhitungan
Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang
ada
12 PASANG SURUT (PASUT)
Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang
disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari
Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau
16
laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan
dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan
posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan
a Pasut Purnama
Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi
seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya
saling memperkuat
b Pasut Perbani
Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka
gaya tarik keduanya akan saling meniadakan
Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan
a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)
Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari
b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)
Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama
atau hampir sama tingginya setiap hari
c Dua jenis campuran
ƒ Campuran condong ke harian ganda
ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan
waktu dengan menggunakan papan palem
Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran
Tali
Teropong Binokuler
Senter
Cara Kerja
ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang
ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat
angka tinggi air pada papan palem
ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang
surutnya
17
13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)
DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air
DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan
sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm
dan mempunyai penampang 1 cm
Alat dan Bahan
ƒ Konduktometer
ƒ Termometer
ƒ Air sukingaquadestilata
ƒ Larutan baku KCl 001 M
Cara Kerja
ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer
Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan
KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm
ƒ Penetapan DHL contoh
Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh
dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari
1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01
M atau 05 M
Perhitungan
DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer
18
IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA
a pH
Alat pH Universal
Cara Kerja
1 Diambil sampel air
2 Dicelupkan pH universal kedalamnya
3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna
b DO (Dissolved Oxygen)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Perangkat titrasi
4 Pipet volume
Bahan
1 Iodida alkali (perekasi Winkler)
2 H2SO4 pekat
3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48
4 Natrium tiosulfat 0025 N
5 Indikator amylum 1
Cara Kerja
1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok
dan ditunggu hingga terbentuk endapan
2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut
3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat
0025 N sampai berwarna kuning muda pucat
4 Ditambahkan inikator amilum (biru)
5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi
bening
6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai
Perhitungan
19
8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3
Kadar O2 (mgL) = mL sampel
c CO2 BEBAS
Alat
1 Tabung reaksi
2 Labu erlenmeyer
Bahan
1 Indikator Phenol ptalein
2 Natrium bikarbonat
Cara Kerja
1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer
2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP
3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah
muda
4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai
Perhitungan
Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat
50
d BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Pipet volumetri
4 Erlenmeyer
5 Buret dan statif
20
Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)
Cara kerja
1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur
2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest
100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler
3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik
hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung
kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian
4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat
5 Dicatat kadarrnya
Perhitungan
Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran
e COD (Chemical Oxygen Demand)
Alat f TOM (Total Organic Mater)
Alat
1 Perangkat titrasi
2 Termometer
3 Erlenmeyer
4 Hot plate
5 Pipet volume
6 Pipet Mohr
Bahan
1 H2SO4 6 N
21
2 KMnO4 001 N
3 H2C2O4 001 N
Cara kerja
1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba
merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah
dioksidasi menjadi tingkat tinggi
3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna
merah
4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda
biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat
5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet
khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih
6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna
pink
Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000
dimana a = titrasi KMnO4
b = N KMnO4
c = NH2C2O4 01 N
d = sampel air (mL)
g KESADAHAN TOTAL
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA
22
2 Larutan Buffer pH 10
3 Indikator EBT
Cara kerja
1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda
3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL
4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda
5 Catat volume EDTA yang dipakai
Perhitungan
mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h SALINITAS
Alat
1 Erlenmeyer
2 Pipet volume
3 Pipet tetes
4 Buret dan statif
Bahan
1 Indikator K2CrO4
2 AgNo3 01 N
Cara kerja
1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali
2 Tambahkan K2CrO4
3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata
Perhitungan
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181
mL sampel X 1000
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
2
Bahan
sampah rumah tangga sebanyak 1 kg (sudah tercacah)
sekam padi sebanyak 2 kg
kompos jadi sebanyak frac14 Kg
serutan kayusapuan halaman sebanyak 2 kg
air secukupnya
gula merah yang dicairkan sebanyak 300 ml
Cara Kerja
1 komposting
Siapkan dan pilihlah keranjang yang berlubang dan lapisi dengan karung beras
Fungsi karung beras adalah (a) membatasi gangguan serangga (b) mengatur
kelembaban dan (c) berpori-pori sehingga dapat menyerap serta membuang udara
amp air
sampah rumah tangga dipilah terlebih dahulu
cacah sampah hingga berukuran 15 cm x15 cm
tambahkan serutan kayu dan kompos jadi hingga tercampur merata
masukkan bantalan sekam padi yang telah dibungkus dengan jaring-jaring ke
dalam keranjang sampah yang telah disiapkan sebagai alas dasar Fungsi bantal
sekam adalah (a) sebagai tempat mikrobakteri yang akan mempercepat
pembusukan sampah organik (b) karena berrongga besar maka bantal sekam
dapat segera menyerap air dan bau sampah dan (c) sifat sekam yang kering akan
memudahkan pengontrolan kelembaban sampah yang akan menjadi kompos
campurkan media kompos jadi ke dalam campuran sampah yang berfungsi sebagai
aktivatorragi bagi sampah baru
tambahkan gula merah sebagai nutrisi bagi mikroorganisme pengompos
masukkan campuran sampah lalu diperciki air hingga dapat dipastikan cukup
lembab Pengukuran kelembaban kompos dilakukan dengan menggenggam
kompos Jika keluar air dari sela-sela jari maka menandakan bahwa kompos
tersebut kelebihan air dan perlu adanya penambahan bahan kompos Jika pada saat
digenggam bahan kompos tersebut remah maka kadar air telah mencukupi
tekan perlahan jangan terlalu padat
3
tutup dengan bantalan sekam padi dan karung goni hingga rapat agar bau tidak
terlalu menyengat dan masuk hewanserangga yang dapat menggangu proses
pengomposan atau lalat tidak dapat bertelur dalam keranjang serta mencegah
metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat karena lalat tidak dapat
keluar dan mati di dalam keranjang Pilih kain penutup yang serat atau berpori
besar
Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu oleh predator
(kucinganjing) Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar masuk
kompos akan matang kurang lebih setelah 30 hari pengomposan
selama proses pengomposan dilakukan pemantauan suhu setiap 7 hari sekali dan
lakukan pembalikan rutin setiap 3 hari sekali dengan cara mengaduk kompos
Setelah 30 pengomposan uji kematangan kompos tersebut dengan menanam biji
tanaman Jika biji tersebut tumbuh maka kompos yang dihasilkan dapat digunakan
sebagai pupuk
II ANALISA MIKROORGANISME
Metode
Most Probable Number (MPN)
Prinsip
Mikroorganisme di dalam sample air ditumbuhkan dalam media Lactose Broth (LB) dan
Brilliant Green Lactose Bill Broth dengan konsentrasi berbeda Pertumbuhan
mikroorganisme dilihat dari gas yang tertangkap pada tabung Durham Konsentrasi
mikroorganisme kemudian diperkirakan dengan table MPN
Alat dan Bahan
a 19 buah tabung reaksi
b 19 buah tabung Durham
c Inkubator
d Pipet
e Jarum Ose
f Lampu Spritus
g Sample air
h Lactosa Broth (LB)
i Brilliant Green Lactosse Bill Broth (BGLB)
j Kapas
Prosedur
Presumptive Test
4
1 Masukkan LB double (26 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr aquadest) ke dalam
tabung no 1 ndash 5 Masukkan LB single (13 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr
aquadest) ke dalam tabung no 6 dan 7 Masing-masing sebanyak 10 ml dan tutup
dengan kapas
2 Masukkan tabung Durham dalam posisi terbalik ke dalam setiap tabung berisi LB
3 Panaskan pipet dengan lampu spritus kemudian ambil 10 ml sample air masukkan
ke dalam tabung no 1 Pastikan selalu bekerja dekat dengan lampu spritus untuk
mencegah kontaminasi Lakukan hal yang sama sampai tabung no 5
4 Masukkan 1 ml sample air ke dalam tabung no 6 dan 01 ml sample air ke dalam
tabung no 7
5 Inkubasi semua tabung yang bersisi sample pada suhu 37 selama 2 x 24 jam
6 Hasil positif ditunjukkan dengan tertagkapnya gas dalam tabung Durham
7 Konsentrasi bakteri coliform kemudian ditentukan dengan mencocokkan pada
table MPN
Confirmative Test
1 Siapkan 2 buah tabung reaksi berisi BGLB dan tabung Durham untuk setiap
tabung dari presumptive test yang positif Masing-masing diberi label 44C dan
37C
2 Panaskan jarum ose dengan lampu spritus kemudian pindahkan koloni dari satu
tabung positif ke dalam 2 buah tabung berisi BGLB Kocok agar homogen
Lakukan selanjutnya untuk tabung positif lainnya
3 Inkubasi sesuai dengan suhu pada label selama 2 x 24 jam
4 Hasil positif pada tabung yang dikinkubasi pada 37C menunjukkan adanya
coliform sedangkan hasil positif pada inkubasi 44C menunjukkan adanya fecal
coli
5
III PENGUJIAN PARAMETER FISIKA
WARNA
BAU
RASA
TEMPERATUR
BERAT JENIS
KEKERUHAN
KECERAHAN
KEDALAMAN
KECEPATAN ARUS
DEBIT AIR
JUMLAH PADATAN
PASANG SURUT (PASUT)
DAYA HANTAR LISTRIK 1 WARNA
Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu
perairan sudah tercemar atau belum Air selokan dapat berubah dari bening menjadi
kelabu karena adanya proses dekomposisi Warna perairan dapat pula dipengaruhi
oleh biota yang ada didalamnya misalnya algae plankton dan tumbuhan air Air
sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan hal ini karena
dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi
didalamnya
Metode Pengamatan Organoleptik
2 BAU
Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik
pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas Gas yang keluar dari hasil
dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya
6
dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan
yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat
Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA
Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau
sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam
kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan
bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak
Metode Pengamatan Organoleptik
4 TEMPERATUR
Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan
ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan
organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat
menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi
daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi
Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi
antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak
mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi
biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2
yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya
Alat termometer
Cara Kerja
ƒ Dicatat suhu udara sekitar
ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu
beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya
ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer
dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat
suhunya
7
5 BERAT JENIS (BJ)
Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat
organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur
dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai
faktor koreksi
Alat dan Bahan
ƒ Urinometer
ƒ Gelas ukur 100 mL
ƒ Termometer
ƒ Sampel air
Cara Kerja
ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)
ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL
ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar
ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai
BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas
ukur
Perhitungan
n = tk ndash tp x 0001 3
BJ sesungguhnya = A + n
Ket tk = suhu kamar
tp = suhu peneraan
A = BJ pada saat itu
n = Faktor koreksi
6 KEKERUHAN
Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar
matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk
proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk
akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air
tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai
sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang
mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar
Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya
8
vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan
mengurangi produktifitas ikan
Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan
mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan
penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk
mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel
yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui
air tersebut
Alat
ƒ Turbidimeter
ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL
Cara Kerja
ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter
Perhitungan
Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU
Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN
Alat Secchi disc
Cara Kerja
ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)
ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)
Perhitungan
A + B = helliphellip cm 2
8 KEDALAMAN
Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan
Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin
berkurang
9
Alat
ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu
ujungnya
Cara Kerja
ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat
tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)
ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya
9 KECEPATAN ARUS
Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad
renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan
Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan
oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai
arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi
Alat
ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)
ƒ Roll meter
ƒ Stop watch
ƒ Tali rafia
ƒ Ranting kayu
Cara Kerja
ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran
air
ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air
berbarengan dengan dijalankannya stop watch
ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat
ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata
Perhitungan
Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan
10 DEBIT AIR
Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh
luas penampang perairan dan kecepatan arus
14
Alat
ƒ Roll meter
ƒ Bandul logam
ƒ Bola pingpong
Cara Kerja
ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi
rata untuk beberapa titik
ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk
kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut
(A m2)
ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong
Perhitungan Q = A x V
A = luas penampang (luas x dalam)
V = kecepatan arus
11 JUMLAH PADATAN
Alat dan Bahan
ƒ Timbangan
ƒ Cawan porselin
ƒ Kertas saring
ƒ Oven
ƒ Desikator
ƒ 500 mL sampel air
ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong
A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)
Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL
air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air
yang tertinggal pada kertas saring
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)
15
ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di
dalam gelas piala
ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu
kamar
ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan
dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut
Perhitungan
1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter
50
B Padatan Terlarut (TDS)
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A
gram)
ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan
porselin yang telah ditimbang
ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa
saat sampai menguap atau mengering
ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)
dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut
Perhitungan
Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang
ada
12 PASANG SURUT (PASUT)
Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang
disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari
Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau
16
laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan
dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan
posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan
a Pasut Purnama
Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi
seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya
saling memperkuat
b Pasut Perbani
Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka
gaya tarik keduanya akan saling meniadakan
Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan
a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)
Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari
b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)
Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama
atau hampir sama tingginya setiap hari
c Dua jenis campuran
ƒ Campuran condong ke harian ganda
ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan
waktu dengan menggunakan papan palem
Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran
Tali
Teropong Binokuler
Senter
Cara Kerja
ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang
ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat
angka tinggi air pada papan palem
ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang
surutnya
17
13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)
DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air
DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan
sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm
dan mempunyai penampang 1 cm
Alat dan Bahan
ƒ Konduktometer
ƒ Termometer
ƒ Air sukingaquadestilata
ƒ Larutan baku KCl 001 M
Cara Kerja
ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer
Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan
KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm
ƒ Penetapan DHL contoh
Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh
dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari
1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01
M atau 05 M
Perhitungan
DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer
18
IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA
a pH
Alat pH Universal
Cara Kerja
1 Diambil sampel air
2 Dicelupkan pH universal kedalamnya
3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna
b DO (Dissolved Oxygen)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Perangkat titrasi
4 Pipet volume
Bahan
1 Iodida alkali (perekasi Winkler)
2 H2SO4 pekat
3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48
4 Natrium tiosulfat 0025 N
5 Indikator amylum 1
Cara Kerja
1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok
dan ditunggu hingga terbentuk endapan
2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut
3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat
0025 N sampai berwarna kuning muda pucat
4 Ditambahkan inikator amilum (biru)
5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi
bening
6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai
Perhitungan
19
8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3
Kadar O2 (mgL) = mL sampel
c CO2 BEBAS
Alat
1 Tabung reaksi
2 Labu erlenmeyer
Bahan
1 Indikator Phenol ptalein
2 Natrium bikarbonat
Cara Kerja
1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer
2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP
3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah
muda
4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai
Perhitungan
Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat
50
d BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Pipet volumetri
4 Erlenmeyer
5 Buret dan statif
20
Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)
Cara kerja
1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur
2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest
100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler
3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik
hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung
kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian
4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat
5 Dicatat kadarrnya
Perhitungan
Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran
e COD (Chemical Oxygen Demand)
Alat f TOM (Total Organic Mater)
Alat
1 Perangkat titrasi
2 Termometer
3 Erlenmeyer
4 Hot plate
5 Pipet volume
6 Pipet Mohr
Bahan
1 H2SO4 6 N
21
2 KMnO4 001 N
3 H2C2O4 001 N
Cara kerja
1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba
merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah
dioksidasi menjadi tingkat tinggi
3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna
merah
4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda
biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat
5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet
khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih
6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna
pink
Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000
dimana a = titrasi KMnO4
b = N KMnO4
c = NH2C2O4 01 N
d = sampel air (mL)
g KESADAHAN TOTAL
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA
22
2 Larutan Buffer pH 10
3 Indikator EBT
Cara kerja
1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda
3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL
4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda
5 Catat volume EDTA yang dipakai
Perhitungan
mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h SALINITAS
Alat
1 Erlenmeyer
2 Pipet volume
3 Pipet tetes
4 Buret dan statif
Bahan
1 Indikator K2CrO4
2 AgNo3 01 N
Cara kerja
1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali
2 Tambahkan K2CrO4
3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata
Perhitungan
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181
mL sampel X 1000
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
3
tutup dengan bantalan sekam padi dan karung goni hingga rapat agar bau tidak
terlalu menyengat dan masuk hewanserangga yang dapat menggangu proses
pengomposan atau lalat tidak dapat bertelur dalam keranjang serta mencegah
metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat karena lalat tidak dapat
keluar dan mati di dalam keranjang Pilih kain penutup yang serat atau berpori
besar
Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu oleh predator
(kucinganjing) Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar masuk
kompos akan matang kurang lebih setelah 30 hari pengomposan
selama proses pengomposan dilakukan pemantauan suhu setiap 7 hari sekali dan
lakukan pembalikan rutin setiap 3 hari sekali dengan cara mengaduk kompos
Setelah 30 pengomposan uji kematangan kompos tersebut dengan menanam biji
tanaman Jika biji tersebut tumbuh maka kompos yang dihasilkan dapat digunakan
sebagai pupuk
II ANALISA MIKROORGANISME
Metode
Most Probable Number (MPN)
Prinsip
Mikroorganisme di dalam sample air ditumbuhkan dalam media Lactose Broth (LB) dan
Brilliant Green Lactose Bill Broth dengan konsentrasi berbeda Pertumbuhan
mikroorganisme dilihat dari gas yang tertangkap pada tabung Durham Konsentrasi
mikroorganisme kemudian diperkirakan dengan table MPN
Alat dan Bahan
a 19 buah tabung reaksi
b 19 buah tabung Durham
c Inkubator
d Pipet
e Jarum Ose
f Lampu Spritus
g Sample air
h Lactosa Broth (LB)
i Brilliant Green Lactosse Bill Broth (BGLB)
j Kapas
Prosedur
Presumptive Test
4
1 Masukkan LB double (26 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr aquadest) ke dalam
tabung no 1 ndash 5 Masukkan LB single (13 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr
aquadest) ke dalam tabung no 6 dan 7 Masing-masing sebanyak 10 ml dan tutup
dengan kapas
2 Masukkan tabung Durham dalam posisi terbalik ke dalam setiap tabung berisi LB
3 Panaskan pipet dengan lampu spritus kemudian ambil 10 ml sample air masukkan
ke dalam tabung no 1 Pastikan selalu bekerja dekat dengan lampu spritus untuk
mencegah kontaminasi Lakukan hal yang sama sampai tabung no 5
4 Masukkan 1 ml sample air ke dalam tabung no 6 dan 01 ml sample air ke dalam
tabung no 7
5 Inkubasi semua tabung yang bersisi sample pada suhu 37 selama 2 x 24 jam
6 Hasil positif ditunjukkan dengan tertagkapnya gas dalam tabung Durham
7 Konsentrasi bakteri coliform kemudian ditentukan dengan mencocokkan pada
table MPN
Confirmative Test
1 Siapkan 2 buah tabung reaksi berisi BGLB dan tabung Durham untuk setiap
tabung dari presumptive test yang positif Masing-masing diberi label 44C dan
37C
2 Panaskan jarum ose dengan lampu spritus kemudian pindahkan koloni dari satu
tabung positif ke dalam 2 buah tabung berisi BGLB Kocok agar homogen
Lakukan selanjutnya untuk tabung positif lainnya
3 Inkubasi sesuai dengan suhu pada label selama 2 x 24 jam
4 Hasil positif pada tabung yang dikinkubasi pada 37C menunjukkan adanya
coliform sedangkan hasil positif pada inkubasi 44C menunjukkan adanya fecal
coli
5
III PENGUJIAN PARAMETER FISIKA
WARNA
BAU
RASA
TEMPERATUR
BERAT JENIS
KEKERUHAN
KECERAHAN
KEDALAMAN
KECEPATAN ARUS
DEBIT AIR
JUMLAH PADATAN
PASANG SURUT (PASUT)
DAYA HANTAR LISTRIK 1 WARNA
Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu
perairan sudah tercemar atau belum Air selokan dapat berubah dari bening menjadi
kelabu karena adanya proses dekomposisi Warna perairan dapat pula dipengaruhi
oleh biota yang ada didalamnya misalnya algae plankton dan tumbuhan air Air
sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan hal ini karena
dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi
didalamnya
Metode Pengamatan Organoleptik
2 BAU
Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik
pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas Gas yang keluar dari hasil
dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya
6
dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan
yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat
Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA
Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau
sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam
kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan
bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak
Metode Pengamatan Organoleptik
4 TEMPERATUR
Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan
ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan
organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat
menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi
daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi
Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi
antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak
mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi
biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2
yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya
Alat termometer
Cara Kerja
ƒ Dicatat suhu udara sekitar
ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu
beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya
ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer
dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat
suhunya
7
5 BERAT JENIS (BJ)
Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat
organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur
dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai
faktor koreksi
Alat dan Bahan
ƒ Urinometer
ƒ Gelas ukur 100 mL
ƒ Termometer
ƒ Sampel air
Cara Kerja
ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)
ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL
ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar
ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai
BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas
ukur
Perhitungan
n = tk ndash tp x 0001 3
BJ sesungguhnya = A + n
Ket tk = suhu kamar
tp = suhu peneraan
A = BJ pada saat itu
n = Faktor koreksi
6 KEKERUHAN
Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar
matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk
proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk
akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air
tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai
sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang
mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar
Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya
8
vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan
mengurangi produktifitas ikan
Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan
mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan
penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk
mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel
yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui
air tersebut
Alat
ƒ Turbidimeter
ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL
Cara Kerja
ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter
Perhitungan
Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU
Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN
Alat Secchi disc
Cara Kerja
ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)
ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)
Perhitungan
A + B = helliphellip cm 2
8 KEDALAMAN
Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan
Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin
berkurang
9
Alat
ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu
ujungnya
Cara Kerja
ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat
tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)
ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya
9 KECEPATAN ARUS
Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad
renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan
Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan
oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai
arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi
Alat
ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)
ƒ Roll meter
ƒ Stop watch
ƒ Tali rafia
ƒ Ranting kayu
Cara Kerja
ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran
air
ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air
berbarengan dengan dijalankannya stop watch
ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat
ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata
Perhitungan
Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan
10 DEBIT AIR
Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh
luas penampang perairan dan kecepatan arus
14
Alat
ƒ Roll meter
ƒ Bandul logam
ƒ Bola pingpong
Cara Kerja
ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi
rata untuk beberapa titik
ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk
kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut
(A m2)
ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong
Perhitungan Q = A x V
A = luas penampang (luas x dalam)
V = kecepatan arus
11 JUMLAH PADATAN
Alat dan Bahan
ƒ Timbangan
ƒ Cawan porselin
ƒ Kertas saring
ƒ Oven
ƒ Desikator
ƒ 500 mL sampel air
ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong
A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)
Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL
air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air
yang tertinggal pada kertas saring
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)
15
ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di
dalam gelas piala
ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu
kamar
ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan
dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut
Perhitungan
1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter
50
B Padatan Terlarut (TDS)
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A
gram)
ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan
porselin yang telah ditimbang
ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa
saat sampai menguap atau mengering
ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)
dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut
Perhitungan
Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang
ada
12 PASANG SURUT (PASUT)
Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang
disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari
Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau
16
laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan
dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan
posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan
a Pasut Purnama
Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi
seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya
saling memperkuat
b Pasut Perbani
Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka
gaya tarik keduanya akan saling meniadakan
Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan
a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)
Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari
b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)
Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama
atau hampir sama tingginya setiap hari
c Dua jenis campuran
ƒ Campuran condong ke harian ganda
ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan
waktu dengan menggunakan papan palem
Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran
Tali
Teropong Binokuler
Senter
Cara Kerja
ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang
ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat
angka tinggi air pada papan palem
ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang
surutnya
17
13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)
DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air
DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan
sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm
dan mempunyai penampang 1 cm
Alat dan Bahan
ƒ Konduktometer
ƒ Termometer
ƒ Air sukingaquadestilata
ƒ Larutan baku KCl 001 M
Cara Kerja
ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer
Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan
KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm
ƒ Penetapan DHL contoh
Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh
dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari
1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01
M atau 05 M
Perhitungan
DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer
18
IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA
a pH
Alat pH Universal
Cara Kerja
1 Diambil sampel air
2 Dicelupkan pH universal kedalamnya
3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna
b DO (Dissolved Oxygen)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Perangkat titrasi
4 Pipet volume
Bahan
1 Iodida alkali (perekasi Winkler)
2 H2SO4 pekat
3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48
4 Natrium tiosulfat 0025 N
5 Indikator amylum 1
Cara Kerja
1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok
dan ditunggu hingga terbentuk endapan
2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut
3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat
0025 N sampai berwarna kuning muda pucat
4 Ditambahkan inikator amilum (biru)
5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi
bening
6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai
Perhitungan
19
8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3
Kadar O2 (mgL) = mL sampel
c CO2 BEBAS
Alat
1 Tabung reaksi
2 Labu erlenmeyer
Bahan
1 Indikator Phenol ptalein
2 Natrium bikarbonat
Cara Kerja
1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer
2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP
3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah
muda
4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai
Perhitungan
Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat
50
d BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Pipet volumetri
4 Erlenmeyer
5 Buret dan statif
20
Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)
Cara kerja
1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur
2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest
100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler
3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik
hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung
kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian
4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat
5 Dicatat kadarrnya
Perhitungan
Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran
e COD (Chemical Oxygen Demand)
Alat f TOM (Total Organic Mater)
Alat
1 Perangkat titrasi
2 Termometer
3 Erlenmeyer
4 Hot plate
5 Pipet volume
6 Pipet Mohr
Bahan
1 H2SO4 6 N
21
2 KMnO4 001 N
3 H2C2O4 001 N
Cara kerja
1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba
merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah
dioksidasi menjadi tingkat tinggi
3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna
merah
4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda
biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat
5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet
khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih
6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna
pink
Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000
dimana a = titrasi KMnO4
b = N KMnO4
c = NH2C2O4 01 N
d = sampel air (mL)
g KESADAHAN TOTAL
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA
22
2 Larutan Buffer pH 10
3 Indikator EBT
Cara kerja
1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda
3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL
4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda
5 Catat volume EDTA yang dipakai
Perhitungan
mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h SALINITAS
Alat
1 Erlenmeyer
2 Pipet volume
3 Pipet tetes
4 Buret dan statif
Bahan
1 Indikator K2CrO4
2 AgNo3 01 N
Cara kerja
1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali
2 Tambahkan K2CrO4
3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata
Perhitungan
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181
mL sampel X 1000
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
4
1 Masukkan LB double (26 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr aquadest) ke dalam
tabung no 1 ndash 5 Masukkan LB single (13 gr LB yang dilarutkan dalam 1 ltr
aquadest) ke dalam tabung no 6 dan 7 Masing-masing sebanyak 10 ml dan tutup
dengan kapas
2 Masukkan tabung Durham dalam posisi terbalik ke dalam setiap tabung berisi LB
3 Panaskan pipet dengan lampu spritus kemudian ambil 10 ml sample air masukkan
ke dalam tabung no 1 Pastikan selalu bekerja dekat dengan lampu spritus untuk
mencegah kontaminasi Lakukan hal yang sama sampai tabung no 5
4 Masukkan 1 ml sample air ke dalam tabung no 6 dan 01 ml sample air ke dalam
tabung no 7
5 Inkubasi semua tabung yang bersisi sample pada suhu 37 selama 2 x 24 jam
6 Hasil positif ditunjukkan dengan tertagkapnya gas dalam tabung Durham
7 Konsentrasi bakteri coliform kemudian ditentukan dengan mencocokkan pada
table MPN
Confirmative Test
1 Siapkan 2 buah tabung reaksi berisi BGLB dan tabung Durham untuk setiap
tabung dari presumptive test yang positif Masing-masing diberi label 44C dan
37C
2 Panaskan jarum ose dengan lampu spritus kemudian pindahkan koloni dari satu
tabung positif ke dalam 2 buah tabung berisi BGLB Kocok agar homogen
Lakukan selanjutnya untuk tabung positif lainnya
3 Inkubasi sesuai dengan suhu pada label selama 2 x 24 jam
4 Hasil positif pada tabung yang dikinkubasi pada 37C menunjukkan adanya
coliform sedangkan hasil positif pada inkubasi 44C menunjukkan adanya fecal
coli
5
III PENGUJIAN PARAMETER FISIKA
WARNA
BAU
RASA
TEMPERATUR
BERAT JENIS
KEKERUHAN
KECERAHAN
KEDALAMAN
KECEPATAN ARUS
DEBIT AIR
JUMLAH PADATAN
PASANG SURUT (PASUT)
DAYA HANTAR LISTRIK 1 WARNA
Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu
perairan sudah tercemar atau belum Air selokan dapat berubah dari bening menjadi
kelabu karena adanya proses dekomposisi Warna perairan dapat pula dipengaruhi
oleh biota yang ada didalamnya misalnya algae plankton dan tumbuhan air Air
sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan hal ini karena
dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi
didalamnya
Metode Pengamatan Organoleptik
2 BAU
Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik
pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas Gas yang keluar dari hasil
dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya
6
dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan
yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat
Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA
Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau
sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam
kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan
bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak
Metode Pengamatan Organoleptik
4 TEMPERATUR
Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan
ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan
organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat
menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi
daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi
Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi
antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak
mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi
biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2
yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya
Alat termometer
Cara Kerja
ƒ Dicatat suhu udara sekitar
ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu
beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya
ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer
dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat
suhunya
7
5 BERAT JENIS (BJ)
Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat
organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur
dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai
faktor koreksi
Alat dan Bahan
ƒ Urinometer
ƒ Gelas ukur 100 mL
ƒ Termometer
ƒ Sampel air
Cara Kerja
ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)
ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL
ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar
ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai
BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas
ukur
Perhitungan
n = tk ndash tp x 0001 3
BJ sesungguhnya = A + n
Ket tk = suhu kamar
tp = suhu peneraan
A = BJ pada saat itu
n = Faktor koreksi
6 KEKERUHAN
Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar
matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk
proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk
akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air
tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai
sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang
mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar
Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya
8
vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan
mengurangi produktifitas ikan
Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan
mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan
penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk
mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel
yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui
air tersebut
Alat
ƒ Turbidimeter
ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL
Cara Kerja
ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter
Perhitungan
Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU
Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN
Alat Secchi disc
Cara Kerja
ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)
ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)
Perhitungan
A + B = helliphellip cm 2
8 KEDALAMAN
Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan
Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin
berkurang
9
Alat
ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu
ujungnya
Cara Kerja
ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat
tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)
ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya
9 KECEPATAN ARUS
Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad
renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan
Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan
oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai
arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi
Alat
ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)
ƒ Roll meter
ƒ Stop watch
ƒ Tali rafia
ƒ Ranting kayu
Cara Kerja
ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran
air
ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air
berbarengan dengan dijalankannya stop watch
ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat
ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata
Perhitungan
Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan
10 DEBIT AIR
Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh
luas penampang perairan dan kecepatan arus
14
Alat
ƒ Roll meter
ƒ Bandul logam
ƒ Bola pingpong
Cara Kerja
ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi
rata untuk beberapa titik
ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk
kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut
(A m2)
ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong
Perhitungan Q = A x V
A = luas penampang (luas x dalam)
V = kecepatan arus
11 JUMLAH PADATAN
Alat dan Bahan
ƒ Timbangan
ƒ Cawan porselin
ƒ Kertas saring
ƒ Oven
ƒ Desikator
ƒ 500 mL sampel air
ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong
A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)
Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL
air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air
yang tertinggal pada kertas saring
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)
15
ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di
dalam gelas piala
ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu
kamar
ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan
dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut
Perhitungan
1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter
50
B Padatan Terlarut (TDS)
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A
gram)
ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan
porselin yang telah ditimbang
ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa
saat sampai menguap atau mengering
ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)
dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut
Perhitungan
Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang
ada
12 PASANG SURUT (PASUT)
Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang
disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari
Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau
16
laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan
dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan
posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan
a Pasut Purnama
Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi
seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya
saling memperkuat
b Pasut Perbani
Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka
gaya tarik keduanya akan saling meniadakan
Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan
a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)
Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari
b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)
Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama
atau hampir sama tingginya setiap hari
c Dua jenis campuran
ƒ Campuran condong ke harian ganda
ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan
waktu dengan menggunakan papan palem
Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran
Tali
Teropong Binokuler
Senter
Cara Kerja
ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang
ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat
angka tinggi air pada papan palem
ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang
surutnya
17
13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)
DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air
DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan
sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm
dan mempunyai penampang 1 cm
Alat dan Bahan
ƒ Konduktometer
ƒ Termometer
ƒ Air sukingaquadestilata
ƒ Larutan baku KCl 001 M
Cara Kerja
ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer
Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan
KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm
ƒ Penetapan DHL contoh
Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh
dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari
1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01
M atau 05 M
Perhitungan
DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer
18
IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA
a pH
Alat pH Universal
Cara Kerja
1 Diambil sampel air
2 Dicelupkan pH universal kedalamnya
3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna
b DO (Dissolved Oxygen)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Perangkat titrasi
4 Pipet volume
Bahan
1 Iodida alkali (perekasi Winkler)
2 H2SO4 pekat
3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48
4 Natrium tiosulfat 0025 N
5 Indikator amylum 1
Cara Kerja
1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok
dan ditunggu hingga terbentuk endapan
2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut
3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat
0025 N sampai berwarna kuning muda pucat
4 Ditambahkan inikator amilum (biru)
5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi
bening
6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai
Perhitungan
19
8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3
Kadar O2 (mgL) = mL sampel
c CO2 BEBAS
Alat
1 Tabung reaksi
2 Labu erlenmeyer
Bahan
1 Indikator Phenol ptalein
2 Natrium bikarbonat
Cara Kerja
1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer
2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP
3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah
muda
4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai
Perhitungan
Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat
50
d BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Pipet volumetri
4 Erlenmeyer
5 Buret dan statif
20
Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)
Cara kerja
1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur
2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest
100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler
3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik
hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung
kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian
4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat
5 Dicatat kadarrnya
Perhitungan
Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran
e COD (Chemical Oxygen Demand)
Alat f TOM (Total Organic Mater)
Alat
1 Perangkat titrasi
2 Termometer
3 Erlenmeyer
4 Hot plate
5 Pipet volume
6 Pipet Mohr
Bahan
1 H2SO4 6 N
21
2 KMnO4 001 N
3 H2C2O4 001 N
Cara kerja
1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba
merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah
dioksidasi menjadi tingkat tinggi
3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna
merah
4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda
biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat
5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet
khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih
6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna
pink
Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000
dimana a = titrasi KMnO4
b = N KMnO4
c = NH2C2O4 01 N
d = sampel air (mL)
g KESADAHAN TOTAL
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA
22
2 Larutan Buffer pH 10
3 Indikator EBT
Cara kerja
1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda
3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL
4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda
5 Catat volume EDTA yang dipakai
Perhitungan
mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h SALINITAS
Alat
1 Erlenmeyer
2 Pipet volume
3 Pipet tetes
4 Buret dan statif
Bahan
1 Indikator K2CrO4
2 AgNo3 01 N
Cara kerja
1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali
2 Tambahkan K2CrO4
3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata
Perhitungan
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181
mL sampel X 1000
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
5
III PENGUJIAN PARAMETER FISIKA
WARNA
BAU
RASA
TEMPERATUR
BERAT JENIS
KEKERUHAN
KECERAHAN
KEDALAMAN
KECEPATAN ARUS
DEBIT AIR
JUMLAH PADATAN
PASANG SURUT (PASUT)
DAYA HANTAR LISTRIK 1 WARNA
Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu
perairan sudah tercemar atau belum Air selokan dapat berubah dari bening menjadi
kelabu karena adanya proses dekomposisi Warna perairan dapat pula dipengaruhi
oleh biota yang ada didalamnya misalnya algae plankton dan tumbuhan air Air
sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan hal ini karena
dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi
didalamnya
Metode Pengamatan Organoleptik
2 BAU
Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik
pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas Gas yang keluar dari hasil
dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya
6
dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan
yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat
Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA
Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau
sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam
kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan
bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak
Metode Pengamatan Organoleptik
4 TEMPERATUR
Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan
ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan
organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat
menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi
daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi
Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi
antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak
mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi
biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2
yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya
Alat termometer
Cara Kerja
ƒ Dicatat suhu udara sekitar
ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu
beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya
ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer
dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat
suhunya
7
5 BERAT JENIS (BJ)
Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat
organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur
dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai
faktor koreksi
Alat dan Bahan
ƒ Urinometer
ƒ Gelas ukur 100 mL
ƒ Termometer
ƒ Sampel air
Cara Kerja
ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)
ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL
ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar
ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai
BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas
ukur
Perhitungan
n = tk ndash tp x 0001 3
BJ sesungguhnya = A + n
Ket tk = suhu kamar
tp = suhu peneraan
A = BJ pada saat itu
n = Faktor koreksi
6 KEKERUHAN
Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar
matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk
proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk
akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air
tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai
sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang
mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar
Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya
8
vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan
mengurangi produktifitas ikan
Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan
mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan
penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk
mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel
yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui
air tersebut
Alat
ƒ Turbidimeter
ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL
Cara Kerja
ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter
Perhitungan
Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU
Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN
Alat Secchi disc
Cara Kerja
ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)
ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)
Perhitungan
A + B = helliphellip cm 2
8 KEDALAMAN
Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan
Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin
berkurang
9
Alat
ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu
ujungnya
Cara Kerja
ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat
tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)
ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya
9 KECEPATAN ARUS
Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad
renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan
Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan
oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai
arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi
Alat
ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)
ƒ Roll meter
ƒ Stop watch
ƒ Tali rafia
ƒ Ranting kayu
Cara Kerja
ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran
air
ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air
berbarengan dengan dijalankannya stop watch
ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat
ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata
Perhitungan
Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan
10 DEBIT AIR
Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh
luas penampang perairan dan kecepatan arus
14
Alat
ƒ Roll meter
ƒ Bandul logam
ƒ Bola pingpong
Cara Kerja
ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi
rata untuk beberapa titik
ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk
kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut
(A m2)
ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong
Perhitungan Q = A x V
A = luas penampang (luas x dalam)
V = kecepatan arus
11 JUMLAH PADATAN
Alat dan Bahan
ƒ Timbangan
ƒ Cawan porselin
ƒ Kertas saring
ƒ Oven
ƒ Desikator
ƒ 500 mL sampel air
ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong
A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)
Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL
air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air
yang tertinggal pada kertas saring
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)
15
ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di
dalam gelas piala
ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu
kamar
ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan
dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut
Perhitungan
1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter
50
B Padatan Terlarut (TDS)
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A
gram)
ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan
porselin yang telah ditimbang
ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa
saat sampai menguap atau mengering
ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)
dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut
Perhitungan
Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang
ada
12 PASANG SURUT (PASUT)
Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang
disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari
Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau
16
laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan
dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan
posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan
a Pasut Purnama
Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi
seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya
saling memperkuat
b Pasut Perbani
Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka
gaya tarik keduanya akan saling meniadakan
Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan
a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)
Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari
b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)
Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama
atau hampir sama tingginya setiap hari
c Dua jenis campuran
ƒ Campuran condong ke harian ganda
ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan
waktu dengan menggunakan papan palem
Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran
Tali
Teropong Binokuler
Senter
Cara Kerja
ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang
ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat
angka tinggi air pada papan palem
ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang
surutnya
17
13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)
DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air
DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan
sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm
dan mempunyai penampang 1 cm
Alat dan Bahan
ƒ Konduktometer
ƒ Termometer
ƒ Air sukingaquadestilata
ƒ Larutan baku KCl 001 M
Cara Kerja
ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer
Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan
KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm
ƒ Penetapan DHL contoh
Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh
dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari
1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01
M atau 05 M
Perhitungan
DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer
18
IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA
a pH
Alat pH Universal
Cara Kerja
1 Diambil sampel air
2 Dicelupkan pH universal kedalamnya
3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna
b DO (Dissolved Oxygen)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Perangkat titrasi
4 Pipet volume
Bahan
1 Iodida alkali (perekasi Winkler)
2 H2SO4 pekat
3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48
4 Natrium tiosulfat 0025 N
5 Indikator amylum 1
Cara Kerja
1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok
dan ditunggu hingga terbentuk endapan
2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut
3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat
0025 N sampai berwarna kuning muda pucat
4 Ditambahkan inikator amilum (biru)
5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi
bening
6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai
Perhitungan
19
8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3
Kadar O2 (mgL) = mL sampel
c CO2 BEBAS
Alat
1 Tabung reaksi
2 Labu erlenmeyer
Bahan
1 Indikator Phenol ptalein
2 Natrium bikarbonat
Cara Kerja
1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer
2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP
3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah
muda
4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai
Perhitungan
Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat
50
d BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Pipet volumetri
4 Erlenmeyer
5 Buret dan statif
20
Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)
Cara kerja
1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur
2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest
100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler
3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik
hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung
kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian
4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat
5 Dicatat kadarrnya
Perhitungan
Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran
e COD (Chemical Oxygen Demand)
Alat f TOM (Total Organic Mater)
Alat
1 Perangkat titrasi
2 Termometer
3 Erlenmeyer
4 Hot plate
5 Pipet volume
6 Pipet Mohr
Bahan
1 H2SO4 6 N
21
2 KMnO4 001 N
3 H2C2O4 001 N
Cara kerja
1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba
merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah
dioksidasi menjadi tingkat tinggi
3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna
merah
4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda
biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat
5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet
khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih
6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna
pink
Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000
dimana a = titrasi KMnO4
b = N KMnO4
c = NH2C2O4 01 N
d = sampel air (mL)
g KESADAHAN TOTAL
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA
22
2 Larutan Buffer pH 10
3 Indikator EBT
Cara kerja
1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda
3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL
4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda
5 Catat volume EDTA yang dipakai
Perhitungan
mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h SALINITAS
Alat
1 Erlenmeyer
2 Pipet volume
3 Pipet tetes
4 Buret dan statif
Bahan
1 Indikator K2CrO4
2 AgNo3 01 N
Cara kerja
1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali
2 Tambahkan K2CrO4
3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata
Perhitungan
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181
mL sampel X 1000
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
6
dapat mematikan biota yang ada di dalamnya contohnya adanya kasus ikan=ikan
yang mati atau mabuk pada waduk Cirata Jawa Barat
Metode Pengamatan Organoleptik 3 RASA
Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau
sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan Rasa suatu perairan dalam
kondisi bair berasa hambar bila suatu periran sudah berwarna kurang baik ataudan
bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak
Metode Pengamatan Organoleptik
4 TEMPERATUR
Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan
ldquoAquatic liferdquo atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan
organisme baik secara langsung maupun tidak langsung Aktivitas biologi dapat
menaikkan suhu perairan sampai 60o C suh air buangan kebanyakan lebih tinggi
daripada suhu badan air Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi
Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi
antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya Tetapi hal ini tidak
mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi
biota contohnya terumbu karang Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2
yang terlarut akan semakin rendah demikian pula sebaliknya
Alat termometer
Cara Kerja
ƒ Dicatat suhu udara sekitar
ƒ Untuk air permukaan Termometer dicelupkankan ke dalam perairan ditunggu
beberapa menit Diangkat dan dicatat suhunya
ƒ Untuk air di bawah Sampel diambil dalam botol kemudian termometer
dicelupkan ke dalam air tersebut ditunggu beberapa menit Diangkat dan dicatat
suhunya
7
5 BERAT JENIS (BJ)
Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat
organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur
dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai
faktor koreksi
Alat dan Bahan
ƒ Urinometer
ƒ Gelas ukur 100 mL
ƒ Termometer
ƒ Sampel air
Cara Kerja
ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)
ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL
ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar
ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai
BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas
ukur
Perhitungan
n = tk ndash tp x 0001 3
BJ sesungguhnya = A + n
Ket tk = suhu kamar
tp = suhu peneraan
A = BJ pada saat itu
n = Faktor koreksi
6 KEKERUHAN
Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar
matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk
proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk
akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air
tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai
sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang
mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar
Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya
8
vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan
mengurangi produktifitas ikan
Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan
mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan
penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk
mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel
yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui
air tersebut
Alat
ƒ Turbidimeter
ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL
Cara Kerja
ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter
Perhitungan
Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU
Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN
Alat Secchi disc
Cara Kerja
ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)
ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)
Perhitungan
A + B = helliphellip cm 2
8 KEDALAMAN
Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan
Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin
berkurang
9
Alat
ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu
ujungnya
Cara Kerja
ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat
tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)
ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya
9 KECEPATAN ARUS
Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad
renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan
Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan
oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai
arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi
Alat
ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)
ƒ Roll meter
ƒ Stop watch
ƒ Tali rafia
ƒ Ranting kayu
Cara Kerja
ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran
air
ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air
berbarengan dengan dijalankannya stop watch
ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat
ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata
Perhitungan
Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan
10 DEBIT AIR
Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh
luas penampang perairan dan kecepatan arus
14
Alat
ƒ Roll meter
ƒ Bandul logam
ƒ Bola pingpong
Cara Kerja
ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi
rata untuk beberapa titik
ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk
kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut
(A m2)
ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong
Perhitungan Q = A x V
A = luas penampang (luas x dalam)
V = kecepatan arus
11 JUMLAH PADATAN
Alat dan Bahan
ƒ Timbangan
ƒ Cawan porselin
ƒ Kertas saring
ƒ Oven
ƒ Desikator
ƒ 500 mL sampel air
ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong
A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)
Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL
air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air
yang tertinggal pada kertas saring
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)
15
ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di
dalam gelas piala
ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu
kamar
ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan
dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut
Perhitungan
1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter
50
B Padatan Terlarut (TDS)
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A
gram)
ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan
porselin yang telah ditimbang
ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa
saat sampai menguap atau mengering
ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)
dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut
Perhitungan
Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang
ada
12 PASANG SURUT (PASUT)
Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang
disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari
Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau
16
laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan
dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan
posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan
a Pasut Purnama
Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi
seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya
saling memperkuat
b Pasut Perbani
Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka
gaya tarik keduanya akan saling meniadakan
Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan
a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)
Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari
b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)
Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama
atau hampir sama tingginya setiap hari
c Dua jenis campuran
ƒ Campuran condong ke harian ganda
ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan
waktu dengan menggunakan papan palem
Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran
Tali
Teropong Binokuler
Senter
Cara Kerja
ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang
ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat
angka tinggi air pada papan palem
ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang
surutnya
17
13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)
DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air
DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan
sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm
dan mempunyai penampang 1 cm
Alat dan Bahan
ƒ Konduktometer
ƒ Termometer
ƒ Air sukingaquadestilata
ƒ Larutan baku KCl 001 M
Cara Kerja
ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer
Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan
KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm
ƒ Penetapan DHL contoh
Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh
dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari
1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01
M atau 05 M
Perhitungan
DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer
18
IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA
a pH
Alat pH Universal
Cara Kerja
1 Diambil sampel air
2 Dicelupkan pH universal kedalamnya
3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna
b DO (Dissolved Oxygen)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Perangkat titrasi
4 Pipet volume
Bahan
1 Iodida alkali (perekasi Winkler)
2 H2SO4 pekat
3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48
4 Natrium tiosulfat 0025 N
5 Indikator amylum 1
Cara Kerja
1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok
dan ditunggu hingga terbentuk endapan
2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut
3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat
0025 N sampai berwarna kuning muda pucat
4 Ditambahkan inikator amilum (biru)
5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi
bening
6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai
Perhitungan
19
8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3
Kadar O2 (mgL) = mL sampel
c CO2 BEBAS
Alat
1 Tabung reaksi
2 Labu erlenmeyer
Bahan
1 Indikator Phenol ptalein
2 Natrium bikarbonat
Cara Kerja
1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer
2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP
3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah
muda
4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai
Perhitungan
Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat
50
d BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Pipet volumetri
4 Erlenmeyer
5 Buret dan statif
20
Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)
Cara kerja
1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur
2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest
100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler
3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik
hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung
kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian
4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat
5 Dicatat kadarrnya
Perhitungan
Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran
e COD (Chemical Oxygen Demand)
Alat f TOM (Total Organic Mater)
Alat
1 Perangkat titrasi
2 Termometer
3 Erlenmeyer
4 Hot plate
5 Pipet volume
6 Pipet Mohr
Bahan
1 H2SO4 6 N
21
2 KMnO4 001 N
3 H2C2O4 001 N
Cara kerja
1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba
merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah
dioksidasi menjadi tingkat tinggi
3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna
merah
4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda
biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat
5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet
khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih
6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna
pink
Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000
dimana a = titrasi KMnO4
b = N KMnO4
c = NH2C2O4 01 N
d = sampel air (mL)
g KESADAHAN TOTAL
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA
22
2 Larutan Buffer pH 10
3 Indikator EBT
Cara kerja
1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda
3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL
4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda
5 Catat volume EDTA yang dipakai
Perhitungan
mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h SALINITAS
Alat
1 Erlenmeyer
2 Pipet volume
3 Pipet tetes
4 Buret dan statif
Bahan
1 Indikator K2CrO4
2 AgNo3 01 N
Cara kerja
1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali
2 Tambahkan K2CrO4
3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata
Perhitungan
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181
mL sampel X 1000
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
7
5 BERAT JENIS (BJ)
Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat
organik dan anorganik Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut BJ diukur
dengan menggunakan urinometer karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai
faktor koreksi
Alat dan Bahan
ƒ Urinometer
ƒ Gelas ukur 100 mL
ƒ Termometer
ƒ Sampel air
Cara Kerja
ƒ Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan)
ƒ Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL
ƒ Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar
ƒ Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai
BJ sampel Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas
ukur
Perhitungan
n = tk ndash tp x 0001 3
BJ sesungguhnya = A + n
Ket tk = suhu kamar
tp = suhu peneraan
A = BJ pada saat itu
n = Faktor koreksi
6 KEKERUHAN
Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air Sinar
matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk
proses metabolisme Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk
akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut dan bila air
tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak Kekeruhan dapat dipakai
sebagai indikasi kualitas suatu perairan Air alami dan air buangan yang
mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar
Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air Misalnya
8
vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan
mengurangi produktifitas ikan
Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan
mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan
penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk
mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel
yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui
air tersebut
Alat
ƒ Turbidimeter
ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL
Cara Kerja
ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter
Perhitungan
Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU
Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN
Alat Secchi disc
Cara Kerja
ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)
ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)
Perhitungan
A + B = helliphellip cm 2
8 KEDALAMAN
Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan
Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin
berkurang
9
Alat
ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu
ujungnya
Cara Kerja
ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat
tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)
ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya
9 KECEPATAN ARUS
Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad
renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan
Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan
oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai
arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi
Alat
ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)
ƒ Roll meter
ƒ Stop watch
ƒ Tali rafia
ƒ Ranting kayu
Cara Kerja
ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran
air
ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air
berbarengan dengan dijalankannya stop watch
ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat
ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata
Perhitungan
Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan
10 DEBIT AIR
Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh
luas penampang perairan dan kecepatan arus
14
Alat
ƒ Roll meter
ƒ Bandul logam
ƒ Bola pingpong
Cara Kerja
ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi
rata untuk beberapa titik
ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk
kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut
(A m2)
ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong
Perhitungan Q = A x V
A = luas penampang (luas x dalam)
V = kecepatan arus
11 JUMLAH PADATAN
Alat dan Bahan
ƒ Timbangan
ƒ Cawan porselin
ƒ Kertas saring
ƒ Oven
ƒ Desikator
ƒ 500 mL sampel air
ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong
A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)
Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL
air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air
yang tertinggal pada kertas saring
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)
15
ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di
dalam gelas piala
ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu
kamar
ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan
dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut
Perhitungan
1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter
50
B Padatan Terlarut (TDS)
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A
gram)
ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan
porselin yang telah ditimbang
ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa
saat sampai menguap atau mengering
ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)
dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut
Perhitungan
Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang
ada
12 PASANG SURUT (PASUT)
Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang
disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari
Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau
16
laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan
dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan
posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan
a Pasut Purnama
Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi
seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya
saling memperkuat
b Pasut Perbani
Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka
gaya tarik keduanya akan saling meniadakan
Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan
a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)
Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari
b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)
Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama
atau hampir sama tingginya setiap hari
c Dua jenis campuran
ƒ Campuran condong ke harian ganda
ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan
waktu dengan menggunakan papan palem
Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran
Tali
Teropong Binokuler
Senter
Cara Kerja
ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang
ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat
angka tinggi air pada papan palem
ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang
surutnya
17
13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)
DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air
DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan
sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm
dan mempunyai penampang 1 cm
Alat dan Bahan
ƒ Konduktometer
ƒ Termometer
ƒ Air sukingaquadestilata
ƒ Larutan baku KCl 001 M
Cara Kerja
ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer
Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan
KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm
ƒ Penetapan DHL contoh
Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh
dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari
1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01
M atau 05 M
Perhitungan
DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer
18
IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA
a pH
Alat pH Universal
Cara Kerja
1 Diambil sampel air
2 Dicelupkan pH universal kedalamnya
3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna
b DO (Dissolved Oxygen)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Perangkat titrasi
4 Pipet volume
Bahan
1 Iodida alkali (perekasi Winkler)
2 H2SO4 pekat
3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48
4 Natrium tiosulfat 0025 N
5 Indikator amylum 1
Cara Kerja
1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok
dan ditunggu hingga terbentuk endapan
2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut
3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat
0025 N sampai berwarna kuning muda pucat
4 Ditambahkan inikator amilum (biru)
5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi
bening
6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai
Perhitungan
19
8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3
Kadar O2 (mgL) = mL sampel
c CO2 BEBAS
Alat
1 Tabung reaksi
2 Labu erlenmeyer
Bahan
1 Indikator Phenol ptalein
2 Natrium bikarbonat
Cara Kerja
1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer
2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP
3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah
muda
4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai
Perhitungan
Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat
50
d BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Pipet volumetri
4 Erlenmeyer
5 Buret dan statif
20
Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)
Cara kerja
1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur
2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest
100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler
3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik
hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung
kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian
4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat
5 Dicatat kadarrnya
Perhitungan
Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran
e COD (Chemical Oxygen Demand)
Alat f TOM (Total Organic Mater)
Alat
1 Perangkat titrasi
2 Termometer
3 Erlenmeyer
4 Hot plate
5 Pipet volume
6 Pipet Mohr
Bahan
1 H2SO4 6 N
21
2 KMnO4 001 N
3 H2C2O4 001 N
Cara kerja
1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba
merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah
dioksidasi menjadi tingkat tinggi
3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna
merah
4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda
biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat
5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet
khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih
6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna
pink
Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000
dimana a = titrasi KMnO4
b = N KMnO4
c = NH2C2O4 01 N
d = sampel air (mL)
g KESADAHAN TOTAL
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA
22
2 Larutan Buffer pH 10
3 Indikator EBT
Cara kerja
1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda
3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL
4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda
5 Catat volume EDTA yang dipakai
Perhitungan
mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h SALINITAS
Alat
1 Erlenmeyer
2 Pipet volume
3 Pipet tetes
4 Buret dan statif
Bahan
1 Indikator K2CrO4
2 AgNo3 01 N
Cara kerja
1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali
2 Tambahkan K2CrO4
3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata
Perhitungan
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181
mL sampel X 1000
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
8
vegetasi perairan berakar dan ganggang mengurangi pertumbuhan tanaman dan
mengurangi produktifitas ikan
Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung buangan industri dan
mikroorganisme Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan
penyaringan dan koagulasi Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk
mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel
yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui
air tersebut
Alat
ƒ Turbidimeter
ƒ Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL
Cara Kerja
ƒ Dengan menggunakan alat turbidimeter
Perhitungan
Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = helliphellip NTU
Kekeruhan larutan standart 7 KECERAHAN
Alat Secchi disc
Cara Kerja
ƒ Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm)
ƒ Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali
tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm)
Perhitungan
A + B = helliphellip cm 2
8 KEDALAMAN
Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus debit air dan kecerahan
Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin
berkurang
9
Alat
ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu
ujungnya
Cara Kerja
ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat
tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)
ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya
9 KECEPATAN ARUS
Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad
renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan
Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan
oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai
arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi
Alat
ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)
ƒ Roll meter
ƒ Stop watch
ƒ Tali rafia
ƒ Ranting kayu
Cara Kerja
ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran
air
ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air
berbarengan dengan dijalankannya stop watch
ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat
ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata
Perhitungan
Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan
10 DEBIT AIR
Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh
luas penampang perairan dan kecepatan arus
14
Alat
ƒ Roll meter
ƒ Bandul logam
ƒ Bola pingpong
Cara Kerja
ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi
rata untuk beberapa titik
ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk
kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut
(A m2)
ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong
Perhitungan Q = A x V
A = luas penampang (luas x dalam)
V = kecepatan arus
11 JUMLAH PADATAN
Alat dan Bahan
ƒ Timbangan
ƒ Cawan porselin
ƒ Kertas saring
ƒ Oven
ƒ Desikator
ƒ 500 mL sampel air
ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong
A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)
Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL
air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air
yang tertinggal pada kertas saring
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)
15
ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di
dalam gelas piala
ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu
kamar
ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan
dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut
Perhitungan
1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter
50
B Padatan Terlarut (TDS)
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A
gram)
ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan
porselin yang telah ditimbang
ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa
saat sampai menguap atau mengering
ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)
dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut
Perhitungan
Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang
ada
12 PASANG SURUT (PASUT)
Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang
disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari
Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau
16
laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan
dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan
posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan
a Pasut Purnama
Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi
seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya
saling memperkuat
b Pasut Perbani
Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka
gaya tarik keduanya akan saling meniadakan
Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan
a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)
Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari
b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)
Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama
atau hampir sama tingginya setiap hari
c Dua jenis campuran
ƒ Campuran condong ke harian ganda
ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan
waktu dengan menggunakan papan palem
Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran
Tali
Teropong Binokuler
Senter
Cara Kerja
ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang
ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat
angka tinggi air pada papan palem
ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang
surutnya
17
13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)
DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air
DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan
sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm
dan mempunyai penampang 1 cm
Alat dan Bahan
ƒ Konduktometer
ƒ Termometer
ƒ Air sukingaquadestilata
ƒ Larutan baku KCl 001 M
Cara Kerja
ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer
Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan
KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm
ƒ Penetapan DHL contoh
Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh
dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari
1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01
M atau 05 M
Perhitungan
DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer
18
IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA
a pH
Alat pH Universal
Cara Kerja
1 Diambil sampel air
2 Dicelupkan pH universal kedalamnya
3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna
b DO (Dissolved Oxygen)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Perangkat titrasi
4 Pipet volume
Bahan
1 Iodida alkali (perekasi Winkler)
2 H2SO4 pekat
3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48
4 Natrium tiosulfat 0025 N
5 Indikator amylum 1
Cara Kerja
1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok
dan ditunggu hingga terbentuk endapan
2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut
3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat
0025 N sampai berwarna kuning muda pucat
4 Ditambahkan inikator amilum (biru)
5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi
bening
6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai
Perhitungan
19
8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3
Kadar O2 (mgL) = mL sampel
c CO2 BEBAS
Alat
1 Tabung reaksi
2 Labu erlenmeyer
Bahan
1 Indikator Phenol ptalein
2 Natrium bikarbonat
Cara Kerja
1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer
2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP
3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah
muda
4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai
Perhitungan
Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat
50
d BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Pipet volumetri
4 Erlenmeyer
5 Buret dan statif
20
Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)
Cara kerja
1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur
2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest
100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler
3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik
hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung
kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian
4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat
5 Dicatat kadarrnya
Perhitungan
Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran
e COD (Chemical Oxygen Demand)
Alat f TOM (Total Organic Mater)
Alat
1 Perangkat titrasi
2 Termometer
3 Erlenmeyer
4 Hot plate
5 Pipet volume
6 Pipet Mohr
Bahan
1 H2SO4 6 N
21
2 KMnO4 001 N
3 H2C2O4 001 N
Cara kerja
1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba
merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah
dioksidasi menjadi tingkat tinggi
3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna
merah
4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda
biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat
5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet
khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih
6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna
pink
Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000
dimana a = titrasi KMnO4
b = N KMnO4
c = NH2C2O4 01 N
d = sampel air (mL)
g KESADAHAN TOTAL
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA
22
2 Larutan Buffer pH 10
3 Indikator EBT
Cara kerja
1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda
3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL
4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda
5 Catat volume EDTA yang dipakai
Perhitungan
mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h SALINITAS
Alat
1 Erlenmeyer
2 Pipet volume
3 Pipet tetes
4 Buret dan statif
Bahan
1 Indikator K2CrO4
2 AgNo3 01 N
Cara kerja
1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali
2 Tambahkan K2CrO4
3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata
Perhitungan
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181
mL sampel X 1000
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
9
Alat
ƒ Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu
ujungnya
Cara Kerja
ƒ Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat
tinggi permukaan air pada tali (hellip cm)
ƒ Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya
9 KECEPATAN ARUS
Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad
renik dan oksigen Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan
Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan
oksigen di dalam perairan tersebut Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai
arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi
Alat
ƒ Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)
ƒ Roll meter
ƒ Stop watch
ƒ Tali rafia
ƒ Ranting kayu
Cara Kerja
ƒ Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran
air
ƒ Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air
berbarengan dengan dijalankannya stop watch
ƒ Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat
ƒ Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata
Perhitungan
Jarak yang ditempuh = helliphelliphellip ms Waktu yang diperlukan
10 DEBIT AIR
Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu Debit air dipengaruhi oleh
luas penampang perairan dan kecepatan arus
14
Alat
ƒ Roll meter
ƒ Bandul logam
ƒ Bola pingpong
Cara Kerja
ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi
rata untuk beberapa titik
ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk
kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut
(A m2)
ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong
Perhitungan Q = A x V
A = luas penampang (luas x dalam)
V = kecepatan arus
11 JUMLAH PADATAN
Alat dan Bahan
ƒ Timbangan
ƒ Cawan porselin
ƒ Kertas saring
ƒ Oven
ƒ Desikator
ƒ 500 mL sampel air
ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong
A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)
Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL
air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air
yang tertinggal pada kertas saring
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)
15
ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di
dalam gelas piala
ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu
kamar
ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan
dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut
Perhitungan
1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter
50
B Padatan Terlarut (TDS)
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A
gram)
ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan
porselin yang telah ditimbang
ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa
saat sampai menguap atau mengering
ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)
dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut
Perhitungan
Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang
ada
12 PASANG SURUT (PASUT)
Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang
disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari
Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau
16
laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan
dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan
posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan
a Pasut Purnama
Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi
seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya
saling memperkuat
b Pasut Perbani
Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka
gaya tarik keduanya akan saling meniadakan
Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan
a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)
Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari
b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)
Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama
atau hampir sama tingginya setiap hari
c Dua jenis campuran
ƒ Campuran condong ke harian ganda
ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan
waktu dengan menggunakan papan palem
Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran
Tali
Teropong Binokuler
Senter
Cara Kerja
ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang
ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat
angka tinggi air pada papan palem
ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang
surutnya
17
13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)
DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air
DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan
sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm
dan mempunyai penampang 1 cm
Alat dan Bahan
ƒ Konduktometer
ƒ Termometer
ƒ Air sukingaquadestilata
ƒ Larutan baku KCl 001 M
Cara Kerja
ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer
Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan
KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm
ƒ Penetapan DHL contoh
Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh
dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari
1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01
M atau 05 M
Perhitungan
DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer
18
IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA
a pH
Alat pH Universal
Cara Kerja
1 Diambil sampel air
2 Dicelupkan pH universal kedalamnya
3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna
b DO (Dissolved Oxygen)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Perangkat titrasi
4 Pipet volume
Bahan
1 Iodida alkali (perekasi Winkler)
2 H2SO4 pekat
3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48
4 Natrium tiosulfat 0025 N
5 Indikator amylum 1
Cara Kerja
1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok
dan ditunggu hingga terbentuk endapan
2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut
3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat
0025 N sampai berwarna kuning muda pucat
4 Ditambahkan inikator amilum (biru)
5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi
bening
6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai
Perhitungan
19
8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3
Kadar O2 (mgL) = mL sampel
c CO2 BEBAS
Alat
1 Tabung reaksi
2 Labu erlenmeyer
Bahan
1 Indikator Phenol ptalein
2 Natrium bikarbonat
Cara Kerja
1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer
2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP
3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah
muda
4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai
Perhitungan
Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat
50
d BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Pipet volumetri
4 Erlenmeyer
5 Buret dan statif
20
Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)
Cara kerja
1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur
2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest
100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler
3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik
hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung
kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian
4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat
5 Dicatat kadarrnya
Perhitungan
Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran
e COD (Chemical Oxygen Demand)
Alat f TOM (Total Organic Mater)
Alat
1 Perangkat titrasi
2 Termometer
3 Erlenmeyer
4 Hot plate
5 Pipet volume
6 Pipet Mohr
Bahan
1 H2SO4 6 N
21
2 KMnO4 001 N
3 H2C2O4 001 N
Cara kerja
1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba
merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah
dioksidasi menjadi tingkat tinggi
3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna
merah
4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda
biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat
5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet
khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih
6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna
pink
Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000
dimana a = titrasi KMnO4
b = N KMnO4
c = NH2C2O4 01 N
d = sampel air (mL)
g KESADAHAN TOTAL
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA
22
2 Larutan Buffer pH 10
3 Indikator EBT
Cara kerja
1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda
3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL
4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda
5 Catat volume EDTA yang dipakai
Perhitungan
mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h SALINITAS
Alat
1 Erlenmeyer
2 Pipet volume
3 Pipet tetes
4 Buret dan statif
Bahan
1 Indikator K2CrO4
2 AgNo3 01 N
Cara kerja
1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali
2 Tambahkan K2CrO4
3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata
Perhitungan
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181
mL sampel X 1000
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
14
Alat
ƒ Roll meter
ƒ Bandul logam
ƒ Bola pingpong
Cara Kerja
ƒ Diukur lebar dan panjang perairan lebar dan panjang perairan tersebut dibagi
rata untuk beberapa titik
ƒ Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk
kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut
(A m2)
ƒ Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong
Perhitungan Q = A x V
A = luas penampang (luas x dalam)
V = kecepatan arus
11 JUMLAH PADATAN
Alat dan Bahan
ƒ Timbangan
ƒ Cawan porselin
ƒ Kertas saring
ƒ Oven
ƒ Desikator
ƒ 500 mL sampel air
ƒ Gelas piala gelas ukur dan corong
A Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)
Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL
air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air
yang tertinggal pada kertas saring
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram)
15
ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di
dalam gelas piala
ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu
kamar
ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan
dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut
Perhitungan
1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter
50
B Padatan Terlarut (TDS)
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A
gram)
ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan
porselin yang telah ditimbang
ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa
saat sampai menguap atau mengering
ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)
dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut
Perhitungan
Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang
ada
12 PASANG SURUT (PASUT)
Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang
disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari
Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau
16
laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan
dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan
posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan
a Pasut Purnama
Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi
seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya
saling memperkuat
b Pasut Perbani
Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka
gaya tarik keduanya akan saling meniadakan
Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan
a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)
Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari
b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)
Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama
atau hampir sama tingginya setiap hari
c Dua jenis campuran
ƒ Campuran condong ke harian ganda
ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan
waktu dengan menggunakan papan palem
Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran
Tali
Teropong Binokuler
Senter
Cara Kerja
ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang
ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat
angka tinggi air pada papan palem
ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang
surutnya
17
13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)
DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air
DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan
sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm
dan mempunyai penampang 1 cm
Alat dan Bahan
ƒ Konduktometer
ƒ Termometer
ƒ Air sukingaquadestilata
ƒ Larutan baku KCl 001 M
Cara Kerja
ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer
Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan
KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm
ƒ Penetapan DHL contoh
Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh
dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari
1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01
M atau 05 M
Perhitungan
DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer
18
IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA
a pH
Alat pH Universal
Cara Kerja
1 Diambil sampel air
2 Dicelupkan pH universal kedalamnya
3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna
b DO (Dissolved Oxygen)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Perangkat titrasi
4 Pipet volume
Bahan
1 Iodida alkali (perekasi Winkler)
2 H2SO4 pekat
3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48
4 Natrium tiosulfat 0025 N
5 Indikator amylum 1
Cara Kerja
1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok
dan ditunggu hingga terbentuk endapan
2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut
3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat
0025 N sampai berwarna kuning muda pucat
4 Ditambahkan inikator amilum (biru)
5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi
bening
6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai
Perhitungan
19
8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3
Kadar O2 (mgL) = mL sampel
c CO2 BEBAS
Alat
1 Tabung reaksi
2 Labu erlenmeyer
Bahan
1 Indikator Phenol ptalein
2 Natrium bikarbonat
Cara Kerja
1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer
2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP
3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah
muda
4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai
Perhitungan
Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat
50
d BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Pipet volumetri
4 Erlenmeyer
5 Buret dan statif
20
Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)
Cara kerja
1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur
2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest
100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler
3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik
hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung
kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian
4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat
5 Dicatat kadarrnya
Perhitungan
Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran
e COD (Chemical Oxygen Demand)
Alat f TOM (Total Organic Mater)
Alat
1 Perangkat titrasi
2 Termometer
3 Erlenmeyer
4 Hot plate
5 Pipet volume
6 Pipet Mohr
Bahan
1 H2SO4 6 N
21
2 KMnO4 001 N
3 H2C2O4 001 N
Cara kerja
1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba
merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah
dioksidasi menjadi tingkat tinggi
3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna
merah
4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda
biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat
5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet
khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih
6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna
pink
Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000
dimana a = titrasi KMnO4
b = N KMnO4
c = NH2C2O4 01 N
d = sampel air (mL)
g KESADAHAN TOTAL
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA
22
2 Larutan Buffer pH 10
3 Indikator EBT
Cara kerja
1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda
3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL
4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda
5 Catat volume EDTA yang dipakai
Perhitungan
mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h SALINITAS
Alat
1 Erlenmeyer
2 Pipet volume
3 Pipet tetes
4 Buret dan statif
Bahan
1 Indikator K2CrO4
2 AgNo3 01 N
Cara kerja
1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali
2 Tambahkan K2CrO4
3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata
Perhitungan
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181
mL sampel X 1000
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
15
ƒ Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di
dalam gelas piala
ƒ Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu
kamar
ƒ Setelah kering kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan
dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut
Perhitungan
1000 x (B ndash A) = helliphelliphelliphellip gramLiter
50
B Padatan Terlarut (TDS)
Cara Kerja
ƒ Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A
gram)
ƒ Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan
porselin yang telah ditimbang
ƒ Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa
saat sampai menguap atau mengering
ƒ Setelah kering cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)
dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut
Perhitungan
Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang
ada
12 PASANG SURUT (PASUT)
Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang
disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari
Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau
16
laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan
dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan
posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan
a Pasut Purnama
Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi
seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya
saling memperkuat
b Pasut Perbani
Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka
gaya tarik keduanya akan saling meniadakan
Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan
a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)
Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari
b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)
Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama
atau hampir sama tingginya setiap hari
c Dua jenis campuran
ƒ Campuran condong ke harian ganda
ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan
waktu dengan menggunakan papan palem
Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran
Tali
Teropong Binokuler
Senter
Cara Kerja
ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang
ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat
angka tinggi air pada papan palem
ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang
surutnya
17
13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)
DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air
DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan
sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm
dan mempunyai penampang 1 cm
Alat dan Bahan
ƒ Konduktometer
ƒ Termometer
ƒ Air sukingaquadestilata
ƒ Larutan baku KCl 001 M
Cara Kerja
ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer
Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan
KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm
ƒ Penetapan DHL contoh
Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh
dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari
1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01
M atau 05 M
Perhitungan
DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer
18
IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA
a pH
Alat pH Universal
Cara Kerja
1 Diambil sampel air
2 Dicelupkan pH universal kedalamnya
3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna
b DO (Dissolved Oxygen)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Perangkat titrasi
4 Pipet volume
Bahan
1 Iodida alkali (perekasi Winkler)
2 H2SO4 pekat
3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48
4 Natrium tiosulfat 0025 N
5 Indikator amylum 1
Cara Kerja
1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok
dan ditunggu hingga terbentuk endapan
2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut
3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat
0025 N sampai berwarna kuning muda pucat
4 Ditambahkan inikator amilum (biru)
5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi
bening
6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai
Perhitungan
19
8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3
Kadar O2 (mgL) = mL sampel
c CO2 BEBAS
Alat
1 Tabung reaksi
2 Labu erlenmeyer
Bahan
1 Indikator Phenol ptalein
2 Natrium bikarbonat
Cara Kerja
1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer
2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP
3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah
muda
4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai
Perhitungan
Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat
50
d BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Pipet volumetri
4 Erlenmeyer
5 Buret dan statif
20
Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)
Cara kerja
1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur
2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest
100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler
3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik
hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung
kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian
4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat
5 Dicatat kadarrnya
Perhitungan
Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran
e COD (Chemical Oxygen Demand)
Alat f TOM (Total Organic Mater)
Alat
1 Perangkat titrasi
2 Termometer
3 Erlenmeyer
4 Hot plate
5 Pipet volume
6 Pipet Mohr
Bahan
1 H2SO4 6 N
21
2 KMnO4 001 N
3 H2C2O4 001 N
Cara kerja
1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba
merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah
dioksidasi menjadi tingkat tinggi
3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna
merah
4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda
biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat
5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet
khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih
6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna
pink
Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000
dimana a = titrasi KMnO4
b = N KMnO4
c = NH2C2O4 01 N
d = sampel air (mL)
g KESADAHAN TOTAL
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA
22
2 Larutan Buffer pH 10
3 Indikator EBT
Cara kerja
1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda
3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL
4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda
5 Catat volume EDTA yang dipakai
Perhitungan
mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h SALINITAS
Alat
1 Erlenmeyer
2 Pipet volume
3 Pipet tetes
4 Buret dan statif
Bahan
1 Indikator K2CrO4
2 AgNo3 01 N
Cara kerja
1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali
2 Tambahkan K2CrO4
3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata
Perhitungan
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181
mL sampel X 1000
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
16
laut perairan dalam Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan
dan matahari terhadap bumi morfologi setempat dan kedalaman Berdasarkan
posisi kedukuan bulan matahari dan bumi maka pasut dapat dibedakan
a Pasut Purnama
Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi
seperti pada saat bulan muda atau bulan purnamamaka daya tarik keduanya
saling memperkuat
b Pasut Perbani
Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka
gaya tarik keduanya akan saling meniadakan
Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan
a Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)
Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari
b Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)
Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama
atau hampir sama tingginya setiap hari
c Dua jenis campuran
ƒ Campuran condong ke harian ganda
ƒ Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan
waktu dengan menggunakan papan palem
Alat Papan palem diberi tandaukuran seperti meteran
Tali
Teropong Binokuler
Senter
Cara Kerja
ƒ Papan palem dipasang pada sebuah batu karang
ƒ Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat
angka tinggi air pada papan palem
ƒ Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang
surutnya
17
13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)
DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air
DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan
sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm
dan mempunyai penampang 1 cm
Alat dan Bahan
ƒ Konduktometer
ƒ Termometer
ƒ Air sukingaquadestilata
ƒ Larutan baku KCl 001 M
Cara Kerja
ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer
Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan
KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm
ƒ Penetapan DHL contoh
Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh
dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari
1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01
M atau 05 M
Perhitungan
DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer
18
IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA
a pH
Alat pH Universal
Cara Kerja
1 Diambil sampel air
2 Dicelupkan pH universal kedalamnya
3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna
b DO (Dissolved Oxygen)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Perangkat titrasi
4 Pipet volume
Bahan
1 Iodida alkali (perekasi Winkler)
2 H2SO4 pekat
3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48
4 Natrium tiosulfat 0025 N
5 Indikator amylum 1
Cara Kerja
1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok
dan ditunggu hingga terbentuk endapan
2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut
3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat
0025 N sampai berwarna kuning muda pucat
4 Ditambahkan inikator amilum (biru)
5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi
bening
6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai
Perhitungan
19
8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3
Kadar O2 (mgL) = mL sampel
c CO2 BEBAS
Alat
1 Tabung reaksi
2 Labu erlenmeyer
Bahan
1 Indikator Phenol ptalein
2 Natrium bikarbonat
Cara Kerja
1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer
2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP
3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah
muda
4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai
Perhitungan
Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat
50
d BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Pipet volumetri
4 Erlenmeyer
5 Buret dan statif
20
Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)
Cara kerja
1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur
2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest
100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler
3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik
hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung
kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian
4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat
5 Dicatat kadarrnya
Perhitungan
Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran
e COD (Chemical Oxygen Demand)
Alat f TOM (Total Organic Mater)
Alat
1 Perangkat titrasi
2 Termometer
3 Erlenmeyer
4 Hot plate
5 Pipet volume
6 Pipet Mohr
Bahan
1 H2SO4 6 N
21
2 KMnO4 001 N
3 H2C2O4 001 N
Cara kerja
1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba
merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah
dioksidasi menjadi tingkat tinggi
3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna
merah
4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda
biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat
5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet
khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih
6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna
pink
Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000
dimana a = titrasi KMnO4
b = N KMnO4
c = NH2C2O4 01 N
d = sampel air (mL)
g KESADAHAN TOTAL
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA
22
2 Larutan Buffer pH 10
3 Indikator EBT
Cara kerja
1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda
3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL
4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda
5 Catat volume EDTA yang dipakai
Perhitungan
mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h SALINITAS
Alat
1 Erlenmeyer
2 Pipet volume
3 Pipet tetes
4 Buret dan statif
Bahan
1 Indikator K2CrO4
2 AgNo3 01 N
Cara kerja
1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali
2 Tambahkan K2CrO4
3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata
Perhitungan
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181
mL sampel X 1000
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
17
13 DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)
DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air
DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan DHL dinyatakan
sebagai umhoscm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm
dan mempunyai penampang 1 cm
Alat dan Bahan
ƒ Konduktometer
ƒ Termometer
ƒ Air sukingaquadestilata
ƒ Larutan baku KCl 001 M
Cara Kerja
ƒ Kalibrasikan elektroda konduktometer
Elektroda dibilas dengan larutan KCl 001 M sebanyak 3 kali Ukur DHL larutan
KCl 001 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1413 umhoscm
ƒ Penetapan DHL contoh
Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali Ukur DHL contoh
dengan membaca skala atau digit alat Apabila DHL contoh lebih besar dari
1413 umhoscm Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 01
M atau 05 M
Perhitungan
DHL dalam umhoscm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer
18
IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA
a pH
Alat pH Universal
Cara Kerja
1 Diambil sampel air
2 Dicelupkan pH universal kedalamnya
3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna
b DO (Dissolved Oxygen)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Perangkat titrasi
4 Pipet volume
Bahan
1 Iodida alkali (perekasi Winkler)
2 H2SO4 pekat
3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48
4 Natrium tiosulfat 0025 N
5 Indikator amylum 1
Cara Kerja
1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok
dan ditunggu hingga terbentuk endapan
2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut
3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat
0025 N sampai berwarna kuning muda pucat
4 Ditambahkan inikator amilum (biru)
5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi
bening
6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai
Perhitungan
19
8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3
Kadar O2 (mgL) = mL sampel
c CO2 BEBAS
Alat
1 Tabung reaksi
2 Labu erlenmeyer
Bahan
1 Indikator Phenol ptalein
2 Natrium bikarbonat
Cara Kerja
1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer
2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP
3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah
muda
4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai
Perhitungan
Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat
50
d BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Pipet volumetri
4 Erlenmeyer
5 Buret dan statif
20
Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)
Cara kerja
1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur
2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest
100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler
3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik
hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung
kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian
4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat
5 Dicatat kadarrnya
Perhitungan
Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran
e COD (Chemical Oxygen Demand)
Alat f TOM (Total Organic Mater)
Alat
1 Perangkat titrasi
2 Termometer
3 Erlenmeyer
4 Hot plate
5 Pipet volume
6 Pipet Mohr
Bahan
1 H2SO4 6 N
21
2 KMnO4 001 N
3 H2C2O4 001 N
Cara kerja
1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba
merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah
dioksidasi menjadi tingkat tinggi
3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna
merah
4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda
biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat
5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet
khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih
6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna
pink
Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000
dimana a = titrasi KMnO4
b = N KMnO4
c = NH2C2O4 01 N
d = sampel air (mL)
g KESADAHAN TOTAL
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA
22
2 Larutan Buffer pH 10
3 Indikator EBT
Cara kerja
1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda
3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL
4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda
5 Catat volume EDTA yang dipakai
Perhitungan
mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h SALINITAS
Alat
1 Erlenmeyer
2 Pipet volume
3 Pipet tetes
4 Buret dan statif
Bahan
1 Indikator K2CrO4
2 AgNo3 01 N
Cara kerja
1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali
2 Tambahkan K2CrO4
3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata
Perhitungan
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181
mL sampel X 1000
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
18
IV PENGUJIAN PARAMETER KIMIA
a pH
Alat pH Universal
Cara Kerja
1 Diambil sampel air
2 Dicelupkan pH universal kedalamnya
3 Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna
b DO (Dissolved Oxygen)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Perangkat titrasi
4 Pipet volume
Bahan
1 Iodida alkali (perekasi Winkler)
2 H2SO4 pekat
3 Larutan Mangan sulfat MnSO4 48
4 Natrium tiosulfat 0025 N
5 Indikator amylum 1
Cara Kerja
1 Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler lalu dikocok
dan ditunggu hingga terbentuk endapan
2 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat dikocok hingga endapan larut
3 Diambil 500 mL sampel tersebut dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat
0025 N sampai berwarna kuning muda pucat
4 Ditambahkan inikator amilum (biru)
5 Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat dari biru sampai menjadi
bening
6 Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai
Perhitungan
19
8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3
Kadar O2 (mgL) = mL sampel
c CO2 BEBAS
Alat
1 Tabung reaksi
2 Labu erlenmeyer
Bahan
1 Indikator Phenol ptalein
2 Natrium bikarbonat
Cara Kerja
1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer
2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP
3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah
muda
4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai
Perhitungan
Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat
50
d BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Pipet volumetri
4 Erlenmeyer
5 Buret dan statif
20
Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)
Cara kerja
1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur
2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest
100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler
3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik
hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung
kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian
4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat
5 Dicatat kadarrnya
Perhitungan
Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran
e COD (Chemical Oxygen Demand)
Alat f TOM (Total Organic Mater)
Alat
1 Perangkat titrasi
2 Termometer
3 Erlenmeyer
4 Hot plate
5 Pipet volume
6 Pipet Mohr
Bahan
1 H2SO4 6 N
21
2 KMnO4 001 N
3 H2C2O4 001 N
Cara kerja
1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba
merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah
dioksidasi menjadi tingkat tinggi
3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna
merah
4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda
biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat
5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet
khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih
6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna
pink
Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000
dimana a = titrasi KMnO4
b = N KMnO4
c = NH2C2O4 01 N
d = sampel air (mL)
g KESADAHAN TOTAL
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA
22
2 Larutan Buffer pH 10
3 Indikator EBT
Cara kerja
1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda
3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL
4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda
5 Catat volume EDTA yang dipakai
Perhitungan
mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h SALINITAS
Alat
1 Erlenmeyer
2 Pipet volume
3 Pipet tetes
4 Buret dan statif
Bahan
1 Indikator K2CrO4
2 AgNo3 01 N
Cara kerja
1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali
2 Tambahkan K2CrO4
3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata
Perhitungan
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181
mL sampel X 1000
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
19
8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3
Kadar O2 (mgL) = mL sampel
c CO2 BEBAS
Alat
1 Tabung reaksi
2 Labu erlenmeyer
Bahan
1 Indikator Phenol ptalein
2 Natrium bikarbonat
Cara Kerja
1 Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer
2 Tambahkan 3-5 mL indikator PP
3 Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah
muda
4 Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai
Perhitungan
Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat
50
d BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Alat
1 Botol Winkler
2 Pipet tetes
3 Pipet volumetri
4 Erlenmeyer
5 Buret dan statif
20
Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)
Cara kerja
1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur
2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest
100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler
3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik
hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung
kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian
4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat
5 Dicatat kadarrnya
Perhitungan
Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran
e COD (Chemical Oxygen Demand)
Alat f TOM (Total Organic Mater)
Alat
1 Perangkat titrasi
2 Termometer
3 Erlenmeyer
4 Hot plate
5 Pipet volume
6 Pipet Mohr
Bahan
1 H2SO4 6 N
21
2 KMnO4 001 N
3 H2C2O4 001 N
Cara kerja
1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba
merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah
dioksidasi menjadi tingkat tinggi
3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna
merah
4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda
biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat
5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet
khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih
6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna
pink
Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000
dimana a = titrasi KMnO4
b = N KMnO4
c = NH2C2O4 01 N
d = sampel air (mL)
g KESADAHAN TOTAL
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA
22
2 Larutan Buffer pH 10
3 Indikator EBT
Cara kerja
1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda
3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL
4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda
5 Catat volume EDTA yang dipakai
Perhitungan
mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h SALINITAS
Alat
1 Erlenmeyer
2 Pipet volume
3 Pipet tetes
4 Buret dan statif
Bahan
1 Indikator K2CrO4
2 AgNo3 01 N
Cara kerja
1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali
2 Tambahkan K2CrO4
3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata
Perhitungan
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181
mL sampel X 1000
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
20
Bahan Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)
Cara kerja
1 Saring 100 mL sampel air dari lumpur
2 Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring diencerkan dengan aquadest
100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler
3 Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik
hitam) dan ditempat yang gelap Dicata suhu air dan jam penyimpanan Dihitung
kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian
4 Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat
5 Dicatat kadarrnya
Perhitungan
Kadar BOD (mgL) = (DO sesaat ndash DO5) X pengenceran
e COD (Chemical Oxygen Demand)
Alat f TOM (Total Organic Mater)
Alat
1 Perangkat titrasi
2 Termometer
3 Erlenmeyer
4 Hot plate
5 Pipet volume
6 Pipet Mohr
Bahan
1 H2SO4 6 N
21
2 KMnO4 001 N
3 H2C2O4 001 N
Cara kerja
1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba
merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah
dioksidasi menjadi tingkat tinggi
3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna
merah
4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda
biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat
5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet
khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih
6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna
pink
Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000
dimana a = titrasi KMnO4
b = N KMnO4
c = NH2C2O4 01 N
d = sampel air (mL)
g KESADAHAN TOTAL
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA
22
2 Larutan Buffer pH 10
3 Indikator EBT
Cara kerja
1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda
3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL
4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda
5 Catat volume EDTA yang dipakai
Perhitungan
mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h SALINITAS
Alat
1 Erlenmeyer
2 Pipet volume
3 Pipet tetes
4 Buret dan statif
Bahan
1 Indikator K2CrO4
2 AgNo3 01 N
Cara kerja
1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali
2 Tambahkan K2CrO4
3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata
Perhitungan
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181
mL sampel X 1000
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
21
2 KMnO4 001 N
3 H2C2O4 001 N
Cara kerja
1 Dipipet 25 mL sampel air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 2 Tambahkan 05 mL H2SO4 beberapa teter KMnO4 001 N sampai berwarba
merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah
dioksidasi menjadi tingkat tinggi
3 Pipet 10 mL larutan KMnO4 001 N kedalamnya Warna larutan akan berwarna
merah
4 Dididihkan larutan tersebut catat jamnya Warna larutan akan lebih muda
biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat
5 Turunkan suhu 80oC ditambahkan 10 mL asam oksalat 001 N dengan pipet
khusus Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih
6 Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 001 N sampai berwarna
pink
Perhitungan (10 + a) b ndash (10 x c) 316 x 1000
dimana a = titrasi KMnO4
b = N KMnO4
c = NH2C2O4 01 N
d = sampel air (mL)
g KESADAHAN TOTAL
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA
22
2 Larutan Buffer pH 10
3 Indikator EBT
Cara kerja
1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda
3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL
4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda
5 Catat volume EDTA yang dipakai
Perhitungan
mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h SALINITAS
Alat
1 Erlenmeyer
2 Pipet volume
3 Pipet tetes
4 Buret dan statif
Bahan
1 Indikator K2CrO4
2 AgNo3 01 N
Cara kerja
1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali
2 Tambahkan K2CrO4
3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata
Perhitungan
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181
mL sampel X 1000
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
22
2 Larutan Buffer pH 10
3 Indikator EBT
Cara kerja
1 Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda
3 Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-15 mL
4 Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda
5 Catat volume EDTA yang dipakai
Perhitungan
mgL CaCO3 mL EDTA X faktor EBT X 10
mL sampel
h SALINITAS
Alat
1 Erlenmeyer
2 Pipet volume
3 Pipet tetes
4 Buret dan statif
Bahan
1 Indikator K2CrO4
2 AgNo3 01 N
Cara kerja
1 Ambil 30 mL sampel air laut lalu diencerkan 10-50 kali
2 Tambahkan K2CrO4
3 Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata
Perhitungan
mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 355 X 1000 X 181
mL sampel X 1000
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
23
i KESADAHAN Ca
Alat
1 Pipet volume 100 mL
2 Erlenmeyer
3 Buret
Bahan
1 Larutan EDTA 001 N
2 Indikator Maurexide
3 Larutan NaOH 1 N
Cara kerja
1 Dipipet 100 mL sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2 Ditambahakan 1 mL NaOH
3 Ditambahkam indikator Maurexide 01 g dan aduk sampai warnanya merah bata
4 Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu
5 Catat volume EDTA yang terpakai
Perhitungan
Mg L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000
mL sampel
j KESADAHAN Mg
Perhitungan
mgL Mg = (kesadahan total ndash kesadahan Ca) x 024
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
24
k DAYA MENGGABUNG ASAM
Alat
1 Pipet volumetri
2 Botol Winkler
3 Erlenmeyer
4 Buret
Bahan
1 Indikator MO
2 HCl 01 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air dalam botol Winkler
2 Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volumetri
3 Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes tittrasi dengan HCl 01 N sampai
berwarna jingga
4 Catat mL HCl yang terpakai
Perhitungan DMA = 1000 X mL HCl X N HCl
5
l ASIDITAS
Alat
1 Erlenmeyer
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
25
2 Buret
3 Pipet volume 100 mL
Bahan
1 Indikator PP
2 NaOH 002 N
Cara kerja
1 Ambil sampel air sebanyak 100 mL masukkan kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 3 tetes indikator PP
3 Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat
4 Catat mL NaOH yang dipakai
Perhitungan
Total Keasaman mgL CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000
m ALKALINITAS
Alat
1 Tabung plastik
2 Erlenmeyer
3 Pipet
Bahan
1 Indikator PP pH 45
2 Brom Cressol Red pH 83
3 Sulfuric Acid
Cara kerja
1 Masukkan sampel kedalam botol plastik lalu dituang kedalam erlenmeyer
2 Tambahkan 1 tetes indikator PP jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no 4)
3 Jika berwarna pink tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang
(hitung jumlah tetes yang digunakan)
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
26
4 Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat
sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink
5 Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan
Perhitungan
1 tetes asam sulfat = 1 ppm
1 ppm = banyaknya tetes X 171
V HIGH VOLUME SAMPLING
Prinsip pengukuran
Udara dihisap melalui filter fiberglass dengan kecepata aliran udara 113-170 m3mnt
atau 30-60 cuft Partikel tersuspensi dengan diameter lt100 mikron (diameter
aerodinamik) akan terhisap dan tertahan di permukaan filter Metode ini digunakan untuk
mengukur konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient dengan satuan microgm3 dengan
cara menimbang berat partiklat yang tertahan di permukaan filter dan degnan menghitung
volume udara yang terhisap Metode ini munkgin dilengkapi dengan pengatur kecepatan
aliran udara untuk memastikan laju aliran udara konstan Sampel yang terkumpul dapat
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang berada
dalam bentuk partikel Senyawa yang dapat dianalisis antara alain senyawa organic
(PAN) nitrat sulfat logam-logam berat ion ammonium dan ion fluorida
Sensitivitas
Sampling yang dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan aliran udara 170 m3mnt (60
cuftmnt) akan mampu mengukur partikulat dengan konsentrasi yang rendah (1 microgm3)
Jika konsentrasi di udara ambient cukup tinggi maka sampling dapat dilakukan selama 6-
8 jam Waktu sampling yang direkomendasikan adalah 24 jam
Gangugan-ganguan
Partikulat yang berminyak seperti photochemical smog atau asap pembakaran kayu yang
dapat menutupi filter sehingga aliran udara akan menurun hal lain adalah partikel yang
mengandung senyawa higroskopis atau partikel dengan kelembaban tinggi yang akan
memberikan akibat yang sama
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
27
Presisi dari akurasi
Konsentrasi partikel tersuspensi di udara ambient sebesar 112 microgm3 akan memberikan
standar deviasi relative sebesar 9 (10 microgm3) sedangkan untuk konsentrasi 39 microgm3
standar deviasi relative akan sebesar 15 (6 microgm3) Akurasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan aliran udara selama sampling berlangsung Karenanya alat pengukur
aliran udara pada dasarnya diperlukan dalam metode ini
Peralatan
- Peralatan sampling Face plate (plat bag Depan) dan gasket Adapter filter dan
Motor Pompa Vakum
- Ketiga alat tersebut dilindungi dengan shelter (gambar 1)
- Hi-Vol Sampler harus mampu menghisap udara melalui filter fiberglass berukuran
203x254 cm dengan kecepatan aliran udara minimum 113 microgm3 (30 cfm) dan
mampu beroperasi selama 24 jam
- Unit Kalibrasi unit kalibrasi orifice yang terdiri dari pipa logam berukuran
diameter dalam (ID) 762 cm (3rdquo) dan panjang 159 cm (625rdquo)
- Neraca Analitik dengan ketelitian 01 mg
- Designator untk mengkondisikan filter sebelum dan setelah sampling dilakukan
Pereaksi (Reagent)
Filter yang secara baku digunakan adalah filter fiberglass dengan sfisiensi 99 untuk
diameter partikel 03 microm Tidak direkomendasikan pengunaan kertas filter biasa yang
umum dipakai di laboratorium
Prosedur
Sampling
Filter fiber yang digunakan harus dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat
kecil Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca analitik
(pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan) Sebelum sampling
dilakukan filter tidak boleh digulungdilipat Untuk pengamanan selama perjalanan filter
dapat disimpan di dalam kantong plastic Setelah filter dipasang dengan rapi di antara
face plate dan gasket sampler dihidupkan dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan
aliran udara Biarkan sampling berlangsung 6 8 atau 24 jam Sebelum sampling berakhir
catat kembali kecepatan aliran udara Setelah sampling berakhir face plate dibuka dan
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
28
filter fiber dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikel tersuspensi
saling berhadapan
Analisis
Sebelum ditimbang filter hendaknya dikondisikan kembali di dalm desikator selama 24
jam
Kalibrasi Hi-Vol Sampler
Sebelum digunakan Hi-Vol Sampler harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan
- Metode Rotameter
- Metode Draft Gauge atau kalibrasi Orifice
Perhitungan
Konversi kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3mnt
Volume udara yang dihisap
V= frac12 x [(Q1+Q2) x T]
Keterangan
V volume udara yang terhisap (m3)
Q1 kecepatan aliran udara awal (m3mnt)
Q2 kecepatan aliran udara akhir (m3mnt)
T waktu sampling (mnt)
Hitung konsentrasi partikel yang tersuspensi
SP= (Ws-W0) x 106 x 1v
Keterangan
SP konsentrasi partikel tersuspensi (microgm3)
Ws berat filter fiberglass setelah sampling (g)
W0 berat filter fiberglass sebelum sampling (g)
106 konversi dari g menjadi microg
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
29
Gambar 1
Picture 1 High Volume Sampler
VI Gas Ammonia (NH3)
Metode Indophenol
Prinsip
Amonia (NH3) di udara ambient diserap oleh larutan H2SO4 membentuk Ammonium
Sulfat Amonium Sulfat yang terbentuk direaksikan dengan phenol dan antrium
hipokhlorit yang dalam suasana basa akan memberntuk Indophenol yang berwarna biru
Warna biru yang terjadi dianalisis secara colorimetri Reaksi dipercepat dengan
penalbahan Natrium Nitroprussid
Sensitivitas
Sampling degnan kecepatan aliran udara 1-2 liter konsentrasi yang dapat di ukur 20-700
microgm3 (0025-1 ppm) dengan waktu sampling 1 jam Batas pengukuran terkecil adalah
002 microgml penyerap
Sampler Motor
Flow Recorder (Optional)
Filter Adaptor
Flow Meter
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
30
Ganguan-ganguan
Ammonia yang terdapat dalam partikulat dapat terukur jika tidakdigunakan filter selama
sampling berlangsung
Adanya FE3+ Cr3+ dan ion mangan degnan konsentrasi sebesar mg akan memberikan
ganguan positif Sedangakan ion Cu akan menghambat reksi pembentukan warna Untuk
mengurangi ganguan tersebut dapat ditambahkan EDTA
Nitrit dan Sulfit dengan konsentrasi 100x konsentrasi NH3 akan memberikan ganguan
Formaldehida akan memberikan ganguan negative sebesar 10-15
Ganguan yang dapat disebabkan oleh partikulat dapat dicegah degnan menggunakan filter
selama sampling berlangsung
Peralatan
Pompa Vacuum
Flow meter
Absorber dapat digunakan fritted bubbler midget impinger atau gas scrubber
Spektrofotometer
Peralatan gelas
Pereaksi
Larutan Penyerap H2SO4 01N
Encerkan 23 ml H2SO4 pekat (18M) dengan aquadest sampai volume 1 liter
Larutan Natrium Nitroprussid
20 g Natrium Nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml aquadest Larutan ini stabil selama 2
bulan jika disimpan dalam lemari es
Larutan NaOH 675M
Larutkan 270 g NaOH dalam 1 liter aquadest kemudian didihkan sampai volumenya 600
ml untuk menghilangkan ammonia Tambah aquadest sampai volumenya 1 liter Simpan
larutan ini dalam botol plastik
Larutan Stock natrium Hipokhlorit
Buat larutan Natrium Hipokhlorit 37 (01N) dengan cara mengencerkan Natrium
Hipokhlorit 5-6 dengan aquadest Larutan ini stabil selama 2 bulan jika disimpan
dalam lemari es
Larutan Stock Phenol 45 (vv)
Phenol dilebur dalam water bath pada suhu 600C kemudian 45 ml (50g) phenol tersebut
diencerkan dengan methanol sampai volumenya 100 ml Larutan ini stabil selama 2 bulan
jika disimpan dalam lemari es
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
31
Larutan Buffer
Larutkan 50 g Na3PO312H2O dan 74 ml larutan NaOH 675 dalam 1 liter aquadest
Larutan Hipokhlorit
Campurkan 30 ml larutan NaOH 675M dan 30 ml larutan stock natrium Hipokhlorit
kemudian encerkan degnan aquadest sampai volumenya 100 ml Larutan ini hanya stabil
selama 1 hari
Larutan Phenol
Campurkan 20 ml larutan stock phenol 45 dan 1 ml larutan natrium Nitroprussid 20
kemudian encerkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml larutan ini stabil selama
4 jam
Larutan Stock Standar Ammonia
318 g NH4Cl atau 388 g (NH4)2SO4 dilarutkan dlam 1 liter aquadest Kemudian
tambahkan CHCl3 sebagai pangawet Larutan ini stabil selama 2 bulan
Larutan Standar Ammonia
10 ml larutan stock standar Ammonia diencerkan degnan larutan penyerap (H2SO4 01N)
sampai volumenya 1 liter (1 ml= 10 microg NH3)
Kalibrasi
- Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml masukkan ke dalam masing-masing labu ukur
00 ml 02 ml 04 ml 06 ml 10 ml dan 15 ml larutan standar Ammonia
- Tambahkan 10 ml larutan penyerap ke dalam masing-masing labu ukur
- Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan phenol dan 25 ml larutan natrium
Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 25 ml
dan biarkan selama 30 menit
Intensita warna biru yang terjadi diukur dengan kurva spektrofotometer pada apnjang
gelombang 630 nm Buat kurva kalibrasi antara Absorban degnan konsentrasi NH3
dan tentukan slopenya
Prosedur
- Susunan alat sampling
Filter----------- Midget ---------- Flow meter ------------Pompa
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
32
10 ml larutanpenyerap dalam midget impinger yang dirangkai dengan flow mwter
dan pompa vaccum Sampling dilakukan selama 1 jam dengan kecepatan aliran
udara 1-2 litermenit
Analisis
- Setelah sampling larutan penyerap dipundahkan secara kuantitatif dalam labu
ukur 25 ml Tambahkan 2 ml larutan Buffer 50 ml larutan Phenol dan 25 ml
larutan Hipokhlorit dan kocok Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat
25 ml dan biarkan selama 30 menit
- Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 630 nm
Perhitungan
NH3 (microgm3)= (A x k) (V)
Keterangan
A absorbansi sample
k Slope (microgunit absorban)
V volume udara pada 250C dan 760 mmHg
Picture 2 Sususnan Peralatan Sampling
Needle Valve
To Air Pump
Flow meter
TRAP
IMPINGER
NEEDLE VALVE FLOW CONTROL
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
33
VII PENGUKURAN INTENSITAS SUARA
Prinsip
Tingkat kebisingan dapat ditentukan oleh dua factor yaitu intensitas suara yang
dinyatakan dalam dB dan durasi pemaparan kebisingan dinyatakan dalam jam atau
menit
Decibel (dB) merupakan pengukuran unit logaritma yang menyatakan suatu kuantitas
Fisik (power atau intensitas) yang dapat berdasarkan pada suatu reference level tertentu
Satu decibel = sepersepuluh satu bel (B)
Decibel pada umumnya digunakan untuk pengukuran kuantitas suara berdasarkan
reference 0 dB Reference level ditetapkan pada ldquo0rdquo berdasarkan intensitas suara standar
manusia Semakin besar intensitas (amplitude) suara rarr semakin keras suara
Intensitas Suara = decibels (dB)
dB = 10 log Intensitas suara
Intensitas suara standar
- 0 db = ketiadaan suara
- Ambang pendengara = 0 dB 1000 Hz
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
34
Tabel 1 Beberapa Contoh Intensitas Suara
Bunyi Intensitas Suara (dB)
Gemerisik daun 15
Bisikan 30
Percakapan normal 60
Vacuum cleaner 75
Teriakan 80
Suara motor 90
Suara tak nyaman 120
Suara menyakitkan telinga 140
Lalu lintas padat 100
Amplifier 120 ndash 140
Tabel 2 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima
Waktu (Jamhari) Tingkat kebisingan
(dBA) Waktu (Jamhari)
Tingkat kebisingan
(dBA)
8 90 15 102
6 92 10 105
4 95 05 110
3 97 lt025 115
2 100
Contoh perhitungan
Once a statistically valid L10(h) has been obtained the Leq(h) can be
calculated as follows
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 (2-1)
Where Leq(h) is the hourly A-weighted equivalent sound level
N is the number of sound level readings taken to obtain a statistically valid L10 ni is the number of sound level readings in the ith class
Li is the level of the ith sound level reading taken during the measurement period
Problem No 1 Compute the Leq(h) of the sound level readings shown in
figure 2
L10 = 49 +1-3dBA
L10 Criterion met after 50 samples
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
35
Figure 2 Noise Level Readings (Source Sketch 34 page 39 Fundamentals and Abatement of Highway
Traffic Noise
Leg(h) = 10log1N NΣi=1n 10Li10 Leg(h) = 10log150 [Σ (8)(104910) + (27)(104710) + (15)(104510)]
= 10log246301050 = 10log49260 = 47 dBA
VIII PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA
Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi listrik dalam
bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala Untuk alat digital energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Alat
Luxmeter
Prosedur
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
36
Penentuan titik pengukuran
1 Penerangan setempat obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan Bila
merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
2 Penerangan umum titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Jarak tertentu tersebut
dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
a Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1
Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2
b Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
3 (tiga) meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2
Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 ndash 100
m2
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
37
c Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan
luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
Gambar 3 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Persyaratan pengukuran
1 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan
2 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
Tata cara
1 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor
2 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum
3 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil
4 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan umum
5 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
6 Catat jenis lampu yang digunakan PijarGas halogen Germicidal Fluorescent
Natrium Infrared
38
END
38
END