pembahasan makalah pkn

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Filsafat adalah satu bagian ilmu yang senantiasa ada dan menyertai kehidupan manusia. Dengan kata lain, selama manusia hidup ia tidak dapat mengelak dari filsafat. Pancasila yang terdiri atas lima sila, pada hakekatnya merupakan suatu sistem filsafat, sebab sila-silanya merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan satu sama lain dan tidak terpisahkan, untuk mencapai tujuan bersama bangsa Indonesia. Makalah ini secara sederhana berusaha mengungkapkan kedudukan Pancasila sebagai falsafah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; mengupas fungsi pokok Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa dan Dasar Negara RI , serta menampilkan sejumlah penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 1.2Permasalahan Berdasarkan penjelasan pada latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana memahami filsafat bangsa Indonesia sehingga mampu menganalisis dan ikut serta menyelesaikan masalah bangsa sesuai dengan nilai-nilai pancasila. 1.3Tujuan 1

description

gvgvgvgvgvgvgvgvgvgvgvgvgvgvgvgvgvgvgvgvgnb bn

Transcript of pembahasan makalah pkn

Page 1: pembahasan makalah pkn

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Filsafat adalah satu bagian ilmu yang senantiasa ada dan menyertai kehidupan

manusia. Dengan kata lain, selama manusia hidup ia tidak dapat mengelak dari filsafat.

Pancasila yang terdiri atas lima sila, pada hakekatnya merupakan suatu sistem filsafat,

sebab sila-silanya merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan satu sama lain dan

tidak terpisahkan, untuk mencapai tujuan bersama bangsa Indonesia.

Makalah ini secara sederhana berusaha mengungkapkan kedudukan Pancasila

sebagai falsafah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; mengupas fungsi pokok

Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa dan Dasar Negara RI , serta menampilkan

sejumlah penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan

dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana memahami filsafat bangsa Indonesia

sehingga mampu menganalisis dan ikut serta menyelesaikan masalah bangsa sesuai

dengan nilai-nilai pancasila.

1.3 Tujuan

1. Mampu menjelaskan makna, manfaat, dan fungsi filsafat dan menerapkannya

dalam kehidupan pribadi maupun dalam bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara.

2. Mampu memahami dan menjelaskan pancaila sebagai sistem filsafat.

3. Mampu memahami dan menjelaskan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan

dasar negara serta menerapkannya dalam kehidupan sesuai dengan Eka Prasetya

Pancakarsa.

4. Mampu memahami dan menjelaskan perjalanan ideologi-ideologi yang ada

didunia.

1

Page 2: pembahasan makalah pkn

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Makna, Manfaat, Fungsi, dan Cabang Filsafat

A. Makna Filsafat

Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari

bahasa Arab فلس�فة, yang juga diambil dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia.

Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata

(philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti

harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”.

Beberapa pengertian filsafat menurut para ahli:

a. Plato, Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan

kebenaran yang asli .

b. Aristoteles, Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari

prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab dari realitas yang ada

c. Rene Descartes, Filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan tentang

tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikan.

d. Immanuel Kant, Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok

pangkal dari segala pengetahuan, yang di dalamnya tercakup masalah

epismotology (filsafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang dapat

kita ketahui.

e. N. Driyarkarya, Filsafat adalah perenungan yang sedalam-dalamnya tentang

sebab-sebab “ada” dan “berbuat” perenungan tentang kenyataan yang

sedalam-dalamnya, sampai ke “mengapa” yang penghabisan.

f. Ir. Oedja wiatna, Filsafat adalah ilmu yang berusaha untuk mencari sebab yang

sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.

g. Sokrates, Filsafat adalah proses pencarian makna terdalam dari eksistensi

manusia dan alam semesta yang dilaksanakan dalam aktivitas dalam menjawab

pertanyaan yang meliputi seluruh kehidupan manusia yang sedalam-dalamnya.

Secara umum filsafat didefinisikan sebagai pengetahuan yang sistematis,

metodis, dan koheren menangani seluruh kenyataan dari segi yang paling mendalam,

untuk mencari prinsip-prinsip terdalam dalam realitas (Maran.1999:77)

2

Page 3: pembahasan makalah pkn

B. Manfaat Filsafat

Tujuan filsafat ialah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin,

mengajukan kritik, menilai pengetahuan, menemukan hakikatnya; mengatur

semuanya didalam bentuk yang sistematis. Filsafat akan membawa kita pada

pemahaman akan tindakan yang lebih layak (berpikir secara sistematis).

Metode yang dipakai untuk merealisasikan manfaat filsafat, yaitu :

1) Metode Kritis – sokrates, Plato. Berciri analisa istilah dan pendapat.

Merupakan hermeneutika, yang menjelaskan keyakinan dan memperlihatkan

pertentangan. Menjalakan metode ini berarti bertanya (dialog) untuk dapatkan

jalan.

2) Metode intuitif – plotinos, Bergson. Menjalankan metode ini berarti

Instrospeksi intuitif intelektual untuk pahami kenyataan.

3) Metode Soklatis – filsafat Aristoteles, Thomas Aquinis bersifat sintetis-

deduktif. Menjalankan metode ini berarti bertitik tolak dari definisi-definisi atau

prinsip-prinsip yang jelas dengan sendirinya, ditarik kesimpulan-kesimpulan.

4) Metode Geometris – filsafat Rene Descartes melalui analisis mengenai hal-hal

kompleks, dicapai intuisi akan hakikat-hakikat “sederhana” (ide terang dan

berbeda dari yang lain); dari hakikat-hakikat itu dideduksikan secara matematis

segala pengertian lainnya.

5) Metode Empiris – Hobbes, Locke, Berkeley, David Hume memandang bahwa

hanya pengalamanlah yang menyajikan pengertian benar. Semua pengertian

(ide-ide) dalam introspeksi di bandingkan dengan cerapan-cerapan (impresi) dan

kemudian disusun bersama secara sistematis.

6) Metode Transendental – Immanuel Kant bertitik tolak dari tepatnya pengertian

tertentu, dengan jalan analisis diselidiki syarat-syarat apriori bagi pengertian

sedemikian.

7) Metode Fenomenologis – bertitik tolak dari tepatnya pengertian tertentu,

dengan jalan analisis diselidiki syarat-syarat apriori bagi pengertian sedemikian.

8) Metode Deialektis – Upaya Hegel, Marx adalah mengikuti dinamika pikiran

atau alam sendiri, menurut triade tesis, antithesis, sintesis dicapai hakikat

kenyataan.

3

Page 4: pembahasan makalah pkn

9) Metode Neo-Positivistik – Kenyataan dipahami menurut hakikatnya dengan

jalan mempergunakan aturan-aturan seperti berlaku pada ilmu pengetahuan

positif (eksakta).

10) Metode Analitik-Bahasa – Wittenstein menganalisa pemakaian bahasa sehari-

hari dan menentukan sah atau tidaknya ucapan-ucapan filsofis.

C. Fungsi Filsafat

Dengan belajar filsafat, maka semakin mampu menangani pertanyaan-

pertanyaan mendasar (makna realitas dan tanggung jawab) yang tidak terletak dalam

wewenang metode ilmu-ilmu khusus.

1) Berfilsafat mengajar manusia bersikap arif, berwawasan luas terhadap berbagai

problem yang dihadapi.

2) Filsafat dapat membentuk pengalaman kehidupan seseorang secara lebih kreatif

atas dasar pandangan hidup atau ide-ide yang muncul karena keinginannya.

3) Filsafat dapat membentuk sikap kritis dalam menghadapi permasalahan, baik

dalam kehidupan sehari-hari maupun kehidupan lainnya (interaksi dengan

masyarakat, komunitas, agama, dan hal-hal lain di luar dirinya) secara lebih

rasional, lebih arif, dan tidak terjebak dalam fanatisme yang berlebihan.

4) Terutama bagi para ilmuwan atau para mahasiswa dibutuhkan kemampuan

menganalisis, yaitu analisis kritis secara komprenshif dan sintesis atas berbagai

permasalahan ilmiah yang dituangkan dalam suatu riset atau kajian ilmiah

lainnya.

D. Cabang-cabang Filsafat

Pada umumnya dikenal tiga bidang studi filsafat, yaitu:

1) Epistemologi adalah filsafat tentang pengetahuan, filsafat pengetahuan.

Dalam epistemologi terkait bidang studi logika, filsafat ilmu, serta

metodologi.

2) Ontology, mengkaji keberadaan sesuatu baik secara konkret, factual,

transcendental ataupun metafisis seperti alam, manusia, benda-benda,

Tuhan dan lain-lainnya.

3) Axiologi, membahas norma-norma prilaku manusia yang berkaitan dengan

“yang baik” dan “yang buruk” .

4

Page 5: pembahasan makalah pkn

2.2 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Filsafat bersifat menyeluruh. Manusia, bangsa, negara, hidup sebagai pengabdi setia

nilai-nilai filsafat., demikian juga bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang sesuai

dengan sejarah perjuangan yang cukup panjang.

Pada 1 Juni 1945 Ir. Soekarno berpidato membahas dasar negara, yang berbunyi:

“menurut anggapan saya diminta Paduka Tuan Ketua yang mulia ialah, dalam bahasa

belanda, Philosofishe grondslag dari pada Indonesia Merdeka. Philsofishe grondslag

itulah fundament, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-

dalamnya untuk didirikan di atasnya gedung Indonesia merdeka yang kekal dan abadi”.

Pada 18 Agustus 1945 ditetapkan UUD yang diberi nama UUD 1945. Sekaligus

dalam pembukaan UUD 1945, sila-sila pancasila ditetapkan. Jadi, Pancasila sebagai

filsafat bangsa Indonesia ditetapkan bersamaan dengan ditetapkannya UUD 1945 dan

menjadi ideologi bangsa Indonesia.

A. Fungsi Filsafat Pancasila

Untuk mengetahui filsafat Pancasila, perlu dikaji ilmu-ilmu yang berhubungan

dengan kehidupan berbangsa dan bernegara yang diikat oleh filsafat.

1) Memberikan jawaban atas pertanyaan fundamental dalam kehidupan bernegara. Oleh

karena itu, fungsi Pancasila sebagai filsafat harus memberikan jawaban mendasar

tentang hakikat kehidupan bernegara, yaitu dalam susunan politik, sistem poitik,

bentuk negara, susunan perekonomian dan dasar-dasar pengembangan ilmu

pengetahuan.

2) Mencari kebenaran tentang hakikat negara, ide negara, tujuan negara. Dasar negara

kita ada lima dasar, yang satu sila dengan sila lainnya saling terikat. Oleh karena itu,

Pancasila sebagai dasar negara mampu menjawab pertanyaan tentang “hakikat

negara”.

3) Berusaha menempatkan dan menjadikan perangkat dari berbagai ilmu pengetahuan

yang berkaitan dengan kehidupan bernegara. Fungsi filsafat akan terlihat jelas, kalau

di negara itu sudah berjalan teratur.

B. Keberadaan Pancasila

Pada sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia

(BPUPKI), sidang menerima Pancasila sebagai dasar negara dengan suara bulat.

5

Page 6: pembahasan makalah pkn

Pada sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) tanggal 18 Agustus

1945, para anggota menerima dengan bulat UUD Negara Republik Indonesia.

Pada Dekrit Presiden 5 Juli 1959, bangsa Indonesia menghadapi berbagai tantangan

terhadap pelaksanaan Pancasila. Bahkan konstituante yang ditugaskan menyusun UUD

tidak berhasil menyelesaikan tugasnya menyusun UUD dengan baik. Untuk

mengatasinya, Presiden Soekarno mengeluarkan maklumat berikut.

a. Menetapkan pembubaran konstituante.

b. Menetapkan UUD 1945 berlaku lagi bagi segenap bangsa Indonesia, dan seluruh

tumpah darah Indonesia,terhitung mulai dari tanggal penetapan Dekrit ini, dan tidak

berlaku UUD Sementara.

c. Pembentukan MPR Sementara terdiri atas anggota-anggota dewan DPR ditambah

utusan-utusan dari daerah dan golongan serta DPA. Sementara akan diselesaikan

dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Dekrit Presiden untuk kembali ke UUD 1945 ini diterima secara bulat oleh DPR

hasil pemilu 22 Juli 1959. Peristiwa ini merupakan consensus nasional, suatu perjanjian

luhur bangsa Indonesia.

C. Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila

Pancasila ditinjau dari kausal Aristoteles:

1) Kausal Materialis – Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada

dalam bangsa Indonesia sendiri.

2) Kausal Formalis – Pancasila yang dalam pembukaan UUD 1945 memenuhi

syarat formal kebenaran formal.

3) Kausal Efisiensi – kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan

merumuskan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia.

4) Kusas Finalis – Tujuan diusulkannya Pancasila menjadi dasar negara Indonesia.

Inti dan esensi sila-sila pancasila

Tuhan yaitu, sebagai kausa prima.

Manusia yaitu, makhluk individu dan makhluk sendiri.

Rakyat yaitu, unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong.

Adil yaitu, member keadilan pada diri sendiri dan orang lain yang menjadi

haknya.

6

Page 7: pembahasan makalah pkn

D. Kesatuan Sila-Sila Pancasila

Susunan Pancasila dengan Sistem yang Bulat dan Utuh:

Sila 1 meliputi, mendasari, dan menjiwai sila 2, 3, 4, 5.

Sila 2 diliputi, didasari, dijiwai sila 1, mendasari dan menjiwai sila 3, 4, 5.

Sila 3 diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, mendasari dan menjiwai sila 4, 5.

Sila 4 diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, 3, mendasari dan menjiwai sila 5.

Sila 5 diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, 3, 4.

Pancasila sebagai suatu subtansi, artinya unsur asli/permanen/primer

Pancasila sebagai sesuatu yang mandiri, yang unsur-unsurnya berasal dari

dirinya sendiri.

Pancasila sebagai suatu realita, artinya ada dalam diri manusia Indonesia dan

masyarakatnya, sebagai suatu kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh, hidup

dan berkembang dalam kehidupan sehari-hari

2.3 Implementasi Pancasila

A. Latar Belakang Pancasila sebagai Dasar Negara

Sebelum tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia belum merdeka. Bangsa

Indonesia dijajah oleh bangsa lain. Banyak bangsa-bangsa lain yang menjajah atau

berkuasa di Indonesia, misalnya bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang.

Paling lama menjajah adalah bangsa Belanda.

Penjajahan Belanda berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 8 Maret. Sejak

saat itu Indonesia diduduki oleh bala tentara Jepang. Namun Jepang tidak terlalu

lama menduduki Indonesia. Mulai tahun 1944, tentara Jepang mulai kalah dalam

melawan tentara Sekutu. Untuk menarik simpati bangsa Indonesia agar bersedia

membantu Jepang dalam melawan tentara Sekutu, Jepang memberikan janji

kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini diucapkan oleh Perdana Menteri

Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Oleh karena terus menerus terdesak, maka

pada tanggal 29 April 1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua

kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan

dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer

Jepang di Jawa dan Madura).

Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik

Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Keanggotaan badan ini

7

Page 8: pembahasan makalah pkn

dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan sidang pertama pada tanggal 29

Mei 1945 - 1 Juni 1945. Pada sidang pertama itu, banyak anggota yang berbicara,

dua di antaranya adalah Muhammad Yamin dan Bung Karno, yang masing-masing

mengusulkan calon dasar negara untuk Indonesia merdeka.

Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat

untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul

yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI.

Tiap-tiap anggota diberi kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat

sampai dengan tanggal 20 Juni 1945. Adapun anggota panitia kecil ini terdiri atas

delapan orang, yaitu:

1. Ir. Soekarno

2. Ki Bagus Hadikusumo

3. K.H. Wachid Hasjim

4. Mr. Muh. Yamin

5. M. Sutardjo Kartohadikusumo

6. Mr. A.A. Maramis

7. R. Otto Iskandar Dinata

8. Drs. Muh. Hatta

Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil, dengan

para anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang dicapai antara lain

disetujuinya dibentuknya sebuah Panitia Kecil Penyelidik Usul-Usul/Perumus Dasar

Negara, yang terdiri atas sembilan orang, yaitu:

1. Ir. Soekarno

2. Drs. Muh. Hatta

3. Mr. A.A. Maramis

4. K.H. Wachid Hasyim

5. Abdul Kahar Muzakkir

6. Abikusno Tjokrosujoso

7. H. Agus Salim

8. Mr. Ahmad Subardjo

9. Mr. Muh. Yamin

8

Page 9: pembahasan makalah pkn

Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal itu juga

melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar, yang

kemudian lebih dikenal dengan sebutan “Piagam Jakarta”.

Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-16 juli 1945, hasil yang dicapai adalah

merumuskan rancangan Hukum Dasar. Sejarah berjalan terus. Pada tanggal 9 Agustus

dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 15 Agustus

1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, dan sejak saat itu Indonesia kosong

dari kekuasaan. Keadaan tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para

pemimpin bangsa Indonesia, yaitu dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia,

pada tanggal 17 Agustus 1945. Sehari setelah proklamasi kemerdekaan PPKI

mengadakan sidang, dengan acara utama (1) mengesahkan rancangan Hukum Dasar

dengan preambulnya (Pembukaannya) dan (2) memilih Presiden dan Wakil Presiden.

Untuk pengesahan Preambul, terjadi proses yang cukup panjang. Sebelum

mengesahkan Preambul, Bung Hatta terlebih dahulu mengemukakan bahwa pada

tanggal 17 Agustus 1945 sore hari, sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan, ada utusan

dari Indonesia bagian Timur yang menemuinya.

Intinya, rakyat Indonesia bagian Timur mengusulkan agar pada alinea keempat

preambul, di belakang kata “ketuhanan” yang berbunyi “dengan kewajiban

menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dihapus. Jika tidak maka rakyat

Indonesia bagian Timur lebih baik memisahkan diri dari negara RI yang baru saja

diproklamasikan. Usul ini oleh Muh. Hatta disampaikan kepada sidang pleno PPKI,

khususnya kepada para anggota tokoh-tokoh Islam, antara lain kepada Ki Bagus

Hadikusumo, KH. Wakhid Hasyim dan Teuku Muh. Hasan. Muh. Hatta berusaha

meyakinkan tokoh-tokoh Islam, demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Oleh karena pendekatan yang terus-menerus dan demi persatuan dan kesatuan,

mengingat Indonesia baru saja merdeka, akhirnya tokoh-tokoh Islam itu merelakan

dicoretnya “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” di

belakang kata Ketuhanan dan diganti dengan “Yang Maha Esa”.

B. Implementasi Pancasila sebagai Dasar Negara

Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dirinci sebagai berikut.

a) Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber dari segala sumber hukum

(sumber tertib hukum) Indonesia, merupakan asas kerohanian tertib hukum,

seperti yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945.

Page 10: pembahasan makalah pkn

b) Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945.

c) Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara.

d) Mengandung norma yang mengharuskan UUD 1945 mengandung isi yang

diwajibkan penyelenggaraan negara (partai, fungsional) untuk memelihara

budi pekerti (moral) kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita

moral rakyat yang luhur.

e) Merupakan sumber semangat bagi UUD 1945, bagi penyelenggara negara,

bagi pelaksanaan pemerintah, sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan

semangat yang bersumber dari asas kerohanian negara sebagai pandangan

hidup bangsa, maka dinamika masyarakat dan negara menjadi seperti yang

dicita-citakan oleh proklamasi.

2.4 Pancasila dalam Sejarah

A. Pancasila dalam Dokumen sejarah

Pancasila sebagai dasar negara ditemukan di beberapa dokumen sejarah.

1) Pancasila sebagai dasar falsafah negara dalam pidato 1 juni 1945

Untuk pertama kali Pancasila diusulkan menjadi dasar falsafah negara

Indonesia dengan perumusan dan tata urutan yang lelah dijelaskan terdahulu.

2) Pancasila sebagai dasar falsafah negara dalam naskah politik yang

bersejarah (piagam Jakarta) 22 Juni 1945, yang isinya:

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-

pemeluknya.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

3) Pancasila sebagai dasar falsafah negara dalam Pembukaan UUD 1945,

yang berisi;

1. Mensahkan dan menetapkan Pembukaan UUD 1945

2. Mensahkan dan menetapkan UUD 1945

3. Memilih dan mengankat Ketua dan Wakil Ketua PPKI (Ir. Sukarno dan

Drs. Mohamad Hatta) masing-masing manjadi Presiden dan Wakil

Presiden.

Page 11: pembahasan makalah pkn

4. Pekerjaan Presiden untuk sementara waktu oleh sebuah Komite Nasional

Pusat (KNP).

Dalam alinea IV Pembukaan UUD proklamasi 1945 yang disahkan PPKI,

Pancasila dicantumkan secara resmi dan sah menurut hukum sebagai dasar

falsafah negara Republik Indonesia dengan perumusan tata urutan sebagai

berikut.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan

4. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

4) Pancasila sebagai dasar-dasar falsafah negara dalam Mukdimah

Konstitusi RIS 1949

Pancasila tetap tercantum sedagai dasar negara. Di alenia IV Mukadimah

Konstitusi RIS 1949 dengan perumusan sebagai berikut.

Ketuhanan Ysng Maha Esa

Peri Kemanusiaan

Kebangsaan

Kerakyatan

Keadilan Sosial

5) Pancasila sebagai dasar falsafah negara dalam Mukadimah UUD S RI.

Negara RIS tidak sampai satu tahun usianya. Semangat persatuan meluap-luap.

Semenjak Proklamasi, bngsa Indonesia menghendaki negara kesatuan, negara

serikat tidak cocok dengan cita-cita kebangsaan dan jiwa proklamasi. Di mana-

mana di belahan wilayah Indonesia bergolak menuntut pembubaran RIS.

Beberapa negara meletakkan status kenegaraannya dan menyatakan

penggabungan dirinya dengan RI. Atas desakan inilah, 17 Agustus 1950.

Presiden sukarno (presiden RIS) memproklamasikan terbentuknya negara

kesatuan RI yang berarti pembubaran RIS.

Pada saat itu juga, suatu panitia yang diketuai oleh Prof. Mr. Dr. Supomo,

Kontitusi RIS (96 pasal) diubah menjadi UUDS RI 1950 (147 pasal).

Perubahan ini tetap tidak mempengaruhi Pancasila sebagai dasar falsafah

Page 12: pembahasan makalah pkn

negara. Pancasila tetap tercantum dalam alinea IV Mukadimah UUDS 1950

dengan rumusan dan tata urutan Pancasiala Mukadimah RIS.

6) Pancasila sebagai dasar filsafah negara dalam pembukaan UUD 1945

setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959

UUDS bersifat sementara, perlu diganti dengan UUD yang tetap. Untuk itu telah

dikeluarkan UU No. 7/1953 tentang Pemilihan umum untuk memilih anggota

DPR dan konstituante yang akan menyusun UUD yang baru. Pemilu (1955)

telah dilaksanakan, anggota Konstituante pun telah terbentuk berdasarkan

pemilu. Dalam perjalanan ternyata Konstituante tidak berhasil memantapkan

UUD yang baru pengganti UUDS 1950. Oleh karena itu, presiden RI

mengeluarkan Dekrit Presiden.

Dengan berlakunya kembali UUD 1945, dengan sendirinya Pancasila demi

hukum tetap menjadi dasar falsafah negara dengan rumusan dan tata urut seperti

yang terdapat di alinea IV.

B. Eka Prasetya Pancakarsa

Pancasila sebagai nilai adalah suatu yang bersifat abstrak yang mungkin sulit

dipahami, untuk itu perlu bantuan ahli sejarah untuk menjebatani jarak, waktu, dan

tempat hingga nilai-nilai tersebut menjadi konkret. Sebagai pedoman nyata dan jenis

penuntun sikap dan kegiatan hidup kita, MPR telah mengaturnya dengan tap MPR

nomor II/MPR/1978 yang dikenal dengan Eka Prasetya Pancakarsa.

Penghayatan dan pengamalan pancasila bertolak dari tekad yang tunggal, janji yang

luhur kepada diri sendiri bahwa sadar akan kodratnya sebagai mahluk pribadi sekaligus

mahluk sosial. Manusia Indonesia merasa harus mampu mengendalikan diri dan

kepentingan agar dapat melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara dan warga

masyarakat.

Untuk itu,dibuatkan pedoman berikut.

1) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Oleh karena itu, manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha

Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar

kemanusiaan yang adil dan beradab.

2) Sila kemanusiaan yang adil dan beradab

Page 13: pembahasan makalah pkn

Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan berani membela kebenaran dan

keadilan. Sadar bahwa manusia adalah sederajat. Oleh karena itu, dikembangkan

sikap hormat-menghormati dan kejasama dengan bangsa-bangsa lain.

3) Sila Persatuan Indonesia

Persatuan dikembankan atas dasar Bhinneka Tunggal Ika, dengan memajukan

pergaulan demi persatuan dan kesatuan.

4) Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/perwakilan

Dengan sila ini, manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat

mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama dalam menggunakan hak-

haknya. Manusia menghormati dan menjunjung tinggi setiap hasil keputusan

musyawarah, karena semua pihak yang bersangkutan harus menerima dan

melaksanakannya dengan atikad baik dan rasa tanggungjawab.

5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Dengan sila ini, manusia Indonesia menyatakan hak dan kewajiban yang sama

untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

2.5 Makna Pancasila

Kita harus melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam pembukaan, Batang

Tubuh/Isi, dan penjelasan; yang ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan. Meliputi:

1.Pembukaan (preambule) yang meliputi 4 alinea

2.Batang Tubuh meliputi 16 bab, 37 pasal, 4 pasal Aturan Peralihan, 2 Ayat aturan

Tambahan

3.Penjelasan (resmi; auttentiek)

Dalam penjelasan resmi, disebutkan bahwa dalam pembukaan UUD 1945 itu

terkandung empat pokok-pokok pikiran, sebagai berikut:

1. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia berdasarkan persatuan

2. Negara hendak mewujdkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

3. Negara Indonesia adalah yang berkaudalatan rakyat dan berdasarkan atas

kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan

4. Negara Indonesia berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar

kemanusiaan yang adil dan beradab.

Page 14: pembahasan makalah pkn

Khusus alinea IV dari Pembukaan UUD 1945 adalah Asas Pokok Pembentukan

Pemerintahan Negara Indonesia.

1) Tentang hal tujuan negara Indonesia, tercantum dalam kalimat “Kemudian

dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang:

Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia.

Memajukan kesejahteraan umum.

Mencerdskan kehidupan bangsa.

Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial

2) Tentang hal ketentuan diadakannya UUD, tercantum dalam kalimat yang

berbunyi: maka disusunlah kemerdekaan yang berkebangsaan Indonesia itu

dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia

3) Tentang hal bentuk negara, tercantum dalam: yang terbentuk dalam suatu

susunan negara Republik Indonesia yang berkaudalatan rakyat.

4) Tentang dasar falsafat negara Pancasila, terancam dalam dengan berdasarkan

kepada kepada ketuhanan…

2.6 Pancasila sebagai Ideologi Bangsa

Istilah ideologi berasal dari kata “Idea” yang berarti “cita-cita” dan logos yang berarti

“ilmu”, kata “idea” berasal dari kata bashasa Yunani “eidos” yang berarti bentuk, maka

secara harfiah ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide atau ajaran tentang

pengertian-pengertian dasar. Dengan demikian ideologi mencakup pengertian tentang ide-

ide, pengertian-pengartian, dasar, gagasan-gagasan dan cita-cita.

Ideologi politik adalah sistem kepercayaan yang membenarkan suatu tatanan politik

yang ada/yang dicita-citakan oleh negara ( ideologi negara) .

Pancasila adalah ideologi yang dianut oleh negara, pemerintahan, rakyat Indonesia

secara keseluruhan. Sebagai dasar falsafah atau dasar kerohanian negara, yang merupakan

cita-cita bangsa, pancasila harus diamalkan dalam pentelanggaraan hidup kenegaraan,

kebangsaan, dan kemasyarakatan.

A. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Sumber semangat ideologi terbuka sebenarya terdapat dalam penjelasan umum UUD 45

yang menyatakan seperti berikut.

Page 15: pembahasan makalah pkn

§  Terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar tang tertulis

itu hanya memuat aturan-aturan pokok,sedeangkan aturan-aturan yang

menyelenggarakan aturan pokok ini diserahkan kepada UU yang lebih mudah cara

membuatnya, mengubahnya, dan mencabutnya.

§  Yang sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hidup negara ialah semangat,

semangat penyelenggaraan negara, semangat para pimpinan pemerintahan.

B. Pengertian Ideologi Terbuka

Ideologi terbuka ialah pandangan hidup bangsa yang selain mempunyai nilai dasar juga

mempunyai kemampuan berkembang secara dinamis. Nilai dasar ialah pancasila, yakni

tentang cita-cita, tujuan, serta lembaga penyelenggaraan negara utama (MPR, DPR,

Presiden, DPA, MA, dan BPK) termasuk tata hubungan antar lembaga serta tugas dan

wewenangnya yang bersifat tetap sepanjang zaman.

Nilai dinamis (instrumental) adalah UUD mencakup arahan, kebijaksanaan, strtegi,

sasaran, serta lembaga pelaksanaannya (departemen, ditjen, gubernur, dll) yang dapat

disesuaikan dengan kehendak zaman.

Nilai praksis adalah pelaksaan nyata dari nilai instrumental, seperti pemilihan umum

dan demokrasi.

1.Latar Belakang Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Proses pembangunan nasional dipengaruhi oleh dinamika masyarakat.

Ideologi tertutup (marxisme/leninisme/komunisme) mengalami kebangkrutan

karena dilaksanakan secara dogmatis.

Pengalaman sejarah politik di Indonesia saat dipengaruhi komunisme (ideologi

tertutup) sangat besar sehingga mempengaruhi Pancasila menjadi dogma.

Tekad Indonesia untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam hidup

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Tap MPR tentang GBHN dan

Referendum). Contoh: Pancasila adalah pengayom kegiatan agama.

2.Landasan Nilai Dasar

Nilai dasar Pancasila yang abadi, ditemukan dalam empat alinea Pembukaan UUD

1945 seperti di bawah ini.

Dalam alinea I, terdapat keyakinan kita kepada kemerdekaan sebagai hak segala

bangsa, kepada perikemanusiaan, dan perikeadilan.

Page 16: pembahasan makalah pkn

Dalam alinea II, terdapat cita-cita nasional/ kemerdekaan, yaitu suatu negara yang

merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

Dalam alinea III, terdapat watak aktif dari rakyat Indonesia menyatakan

kemerdekaan, untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas.

Dalam alinea IV terdapat arahan mengenai tujuan negara, susunan negara, sistem

pemerintahan, dan dasar negara yaitu Pancasila.

3.Landasan Nilai Instrumental

Nilai instrumental terdapat pada dokumen konstitusi/UUD 1945, yaitu GBHN yang

dilanjutkannya dengan repelita; sekarang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(SPPN) dilanjutkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dilanjutkan Rencana

Kerja Pemerintah (RKP).

4.Implikasi Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Penerimaan ini tidak mudah, karena ada kekhawatiran dalam keterbukaan bertentangan

dengan nilai dasar Pancasila atau mungkin dapat muncul liberalism, fasisme. Penerimanya

adalah kita menggunakan Pacasila sebagai acuan, misalnya sebagai landasan konseptual

untuk kebijakan deregulasi dan debirokrasi, yang tidak berkonotasi liberalism.

5.Pembatasan Keterbukaan Ideologi

Keterbukaan ideologi Pancasila ada batas-batasnya yang tidak boleh dilanggar, yaitu

sebagai berikut :

a. Stabilitas nasional yang dinamis.

b. Larangan terhadap ideologi marxisme, leninisme dan komunisme.

c. Mencegah berkembangnya paham liberal.

d. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang mengelisahkan kehidupan masyarakat.

e. Penciptaan norma yang baru harus melalui konsensus.

2.7 Macam-macam Ideologi

Ada bermacam-macam ideologi di dunia, sebagai berikut ;

1. Liberalisme

Liberalisme adalah ideologi yang mendasarkan diri pada kebebasan individu. Neo-

Liberalisme timbul setelah perang dunia I, berpegang pada persaingan bebas di bidang

politik, ekonomi; dengan syarat membantu negara-negara lemah, tapi menekankan

kepentingan individu dan persaingan bebas.

2. Kapitalisme

Page 17: pembahasan makalah pkn

Kapitalisme dari sisi politik diartikan sebagai sistem sosial berdasarkan HAM, dari

sisi ekonomi, dapat diartikan sebagai sistem ekonomi yang mendistribusikan bahan

baku yang secara pribadi dimiliki dan di kembangkan, dengan harus mempunyai hak

individu terutama properti.. Menurut Marx, kapitalisme adalah hasil karya pasar

pekerja, labor-market.

Perkembangan ekonomi yang pesat di Eropa yang akibat liberalisme menimbulkan

ideologi baru yaitu, kapitalisme. Diawali oleh merkatilisme yang berkembang di Eropa

dan Timur Tengah pada abad pertengahan. Merkantilisme – yang akhirnya bergabung

dengan kapitalisme – dan kapitalisme, bertujuan sama, yaitu untuk mencapai

keuntungan.

Kapitalisme yang berkembang munculnya negara-negara kuat dan kaya sehingga

berambisi memperluas wilayahnya, kemudian timbullah ideologi baru, yaitu

kolonialisme.

3. Kolonialisme

Kolonialisme adalah paham tentang penguasaan oleh suatu negara/bangsa lain

dengan maksud memperluas wilayah negaranya.

Tipe-tipe kolonialisme

Koloni penduduk – jika terjadi migrasi besar-besaran kenegeri asing dan kemudian

menjadi air baru, misalnya Amerika Utara dan Kanada.

Koloni kelebihan penduduk – seperti koloni bangsa Italia ke Jepang.

Koloni deportasi – tanah koloni yang dikerjakan oleh orang-orang buangan,

misalnya Australia.

Koloni eksploitasi – daerah jajahan yang dikerjakan hanay untuk mencari

keuntungan, misalnya Hindia Belanda.

Koloni sekunder – tanah-tanah koloni yang tidak menguntungkan ibu negeri, tetapi

perlu dipertahankan karena kepentingan strategis.

4. Marxisme

Marxiame tidak mengenal perbedaan kelas, prekonomian negara dan hak milik

bersama diatur oleh negara. Penerapan marxisme kemudian menimbulkan paham baru,

yaitu sosialisme yang menyatakan bahwa “milik bersama” tidak bisa direalisasikan.

5. Sosialisme

Page 18: pembahasan makalah pkn

Sosialisme adalah ideologi yang menjadi gerakan mengubah struktur milik sosial

dan politik masyarakat, serta akan membangun suatu masyarakat baru dengan pola

yang berbada-beda. Sosialisme berpendapat bahwa manusia tidak hanyab ersifat egois

tetapi juga sosial. Manusia mampu asal diberi kesempatan.

Sosialisme memerlukan aliran sosialisme ateis, sosialisme religious (Pancasila

termasuk di dalamnya, hak individu diakui dalam fungsi sosial),dan sosialisme ilmiah

ala Karl Marx.

6. Fasisme

Fasisme adalah ideologi yang dirintis oleh B. Mussolini (1922-1943) berasal dari

kata Facio di combat-timento (persatuan perjuangan). Sikap ini menentangliberalisme

dan kolonialisme. Fasisme menyusun negara yang otoriter serta totaliter. Ekonomi,

kultur, dan pendidikan generasi muda tunduk pada dan ditentukan oleh partai fasime.

Manusia dipandang hanya sebagai makhluk sosial.

7. Nazisme

Dicetuskan oleh A. Hitler yang memimpin Hitler Jugend, ia menulis buku Mein

Kampf. Setelah Perang Dunia I, 1933 Hitler mengadakan pemberontakan dengan para

buruh tapi gagal, kemudian Hitler dengan dukungan dan berkembang sehingga menjadi

Fuhrer (pemimpin tunggal). Nazisme Hitler mengajarkan bahwa bangsa Jerman adalah

bangsa yang unggul, agung. Pada Perang Dunia II, Fasisme Munsolini bersekutu

dengan Nasisme Hitler.

BAB III

PENUTUP

Page 19: pembahasan makalah pkn

1.1 Kesimpulan

Setelah menganalisa permasalahan yang berkaitan dengan pembahasan dan perumusan

masalah pada makalah ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pendidikan kewarganegaraan membekali dan memantapkan dalam hubungan warga

negara Indonesia yang pancasilais dengan negara dan sesama warga negara.

Nilai-nilai pancasila perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk memiliki

kepribadian yang mantap, berpikir kritis, bersikap rasional, etis, dinamis, bersikap

demokratis dan berkeadaban.

1.2 Saran

Dalam mencipatakan suatu pemerintahan yang bersih, pemerintah seharusnya

menerapkan nilai-nilai Pancasila.

DAFTAR PUSTAKA

Rahayu,Minto.2007.pendidikan kewarganegaraan. Depok:Grasindo

Page 20: pembahasan makalah pkn

http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat

http://pengertianpengertian.blogspot.com/2012/09/pengertian-ideologi.html

http://ilovepkn.blogspot.com/2009/08/2-latar-belakang-pancasila-sebagai.html

http://makalahcyber.blogspot.com/2012/04/pancasila-sebagai-ideologi-terbuka.html