Pembahasan Dissolved Oxygen (oksigen terlarut) Oseanografi Kimia smt. 2 Ilmu Kelautan Universitas...

4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

description

Pembahasan praktikum Oseanografi Kimia modul DO atau dissolved oxygen (oksigen terlarut) prodi Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Oleh S. Dianty Isvandari

Transcript of Pembahasan Dissolved Oxygen (oksigen terlarut) Oseanografi Kimia smt. 2 Ilmu Kelautan Universitas...

Page 1: Pembahasan Dissolved Oxygen (oksigen terlarut) Oseanografi Kimia smt. 2 Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Page 2: Pembahasan Dissolved Oxygen (oksigen terlarut) Oseanografi Kimia smt. 2 Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro

4.2 PembahasanPada pengambilan sampel air laut digunakan botol berwarna gelap, ini dimaksudkan agar pada

saat botol diisi dengan air laut, fitoplankton yang terdapat pada air laut tidak berfotosintesis di dalam

botol. Fitoplankton tidak dapat berfotosintesis dengan sinar matahari yang minim karena cahaya dari

sinar matahari terhambat karena warna gelap dari botol sampel itu sendiri.

Pada saat praktikum digunakan beberapa reagen, yang fungsinya berbeda-beda. Reagen pertama

adalah MnCl2, diberikan sesaat sesudah sampel diambil, reagen ini digunakan untuk mengikat oksigen

yang ada pada sampel air laut yang diambil. Kemudian NaOH-KI diberikan setelah MnCl2 diberikan,

guna dari NaOH-KI adalah untuk membunuh mikroba yang terdapat pada sampel yang diambil, jika

pada sampel terdapat mikroba akan terjadi kekeliruan saat perhitungan kadar oksigen terlarut. Dan

diberi HCl, guna HCl adalah untuk melarutkan endapan putih yang terdapat pada saat sampel diberi

MnCl2. Pada saat dilakukan percobaan laboratorium sampel air laut dititrasi menggunakan Na2S2O3 ini

karena prinsip kerja dari metode Winkler adalah menggunakan titrasi iodometri yang menggunakan

Na2S2O3 sebagai titran. Digunakan larutan indikator amilum untuk diketahui ada apa tidaknya

karbohidrat di dalam sampel.

Kelarutan oksigen dalam air dapat dipengaruhi oleh suhu, tekanan parsial gas-gas yang ada di

udara maupun yang ada di air, salinitas serta persenyawaan unsur-unsur mudah teroksidasi di dalam air.

Kelarutan tersebut akan menurun apabila suhu dan salinitas meningkat, oksigen terlarut dalam suatu

perairan juga akan menurun akibat pembus jukan-pembusukan dan respirasi dari hewan dan tumbuhan

yang kemudian diikuti dengan meningkatnya CO2 bebas serta menurunnya pH Nybakken (1992) dalam

Salmin (2005). Oksigen (O2) dalam suatu perairan tidak lepas dari pengaruh parameter lain seperti

karbondioksida, alkalinitas, suhu, pH, dan sebagainya. Di mana semakin tinggi kadar oksigen yang

dibutuhkan, maka karbondioksida yang dilepaskan sedikit. Hubungan antara kadar oksigen terlarut

dengan suhu ditunjukkan bahwa semakin tinggi suhu, kelarutan oksigen semakin berkurang Efendi

(2003) dalam Padmaningrum (2010). Kadar oksigen (O2) dalam perairan tawar akan bertambah dengan

semakin rendahnya suhu dan berkurangnya kadar alkalinitas. Pada lapisan permukaan, kadar oksigen

akan lebih tinggi karena adanya proses difusi antara air dengan udara bebas serta adanya proses

fotosintesis (Sumito, 2012). Dengan bertambahnya kedalaman akan mengakibatkan terjadinya

penurunan kadar oksigen terlarut dalam perairan Oksigen (O2) terlarut dalam air secara ilmiah terjadi

secara kesinambungan. Organisme yang ada dalam air pertumbuhannya membutuhkan sumber energi

seperti unsur karbon (C) yang diperoleh dari bahan organik yang berasal dari ganggang yang mati

maupun oksigen dari udara. Dan apabila bahan organik dalam air menjadi berlebih sebagai akibat

masuknya limbah aktivitas (seperti limbah organik dari industri), yang berarti suplai karbon (C)

melimpah, menyebabkan kecepatan pertumbuhan organisme akan berlipat ganda Putranto (2009)

dalam Sumito (2012). Setelah diketahui kadar oksigen, bisa dilihat apakah peraira yang diambil

Page 3: Pembahasan Dissolved Oxygen (oksigen terlarut) Oseanografi Kimia smt. 2 Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro

sampelnya bisa untuk menjadi parameter bisa atau tidaknya hewan atau tumbuhan untuk hidup di

perairan tersebut.

Hasil yang didapat dari kelompok 7 shift pagi di perairan mangrove dengan jarak 8 meter dari

bibir pantai adalah 9,6 mg/l, ini menyatakan bahwa kadar oksigen yang terdapat cukup tinggi dan

mempunyai baku mutu perairan yang baik, hal ini dikarenakan adanya vegetasi mangrove dan

tumbuhan lainnya yang terdapat disana sehingga perairannya kaya akan oksigen. Oksigen dihasilkan

oleh mangrove yang berfotosintesis, dan fitoplankton yang juga berfotosintesis, di perairan mecok

banyak tumbuhan, jadi banyak biota yang memanfaatkan detritus dari mangrove, jadi lebih banyak

fitoplankton yang memanfaatkan detritus tersebut untuk berkembang biak, oleh karena itu di perairan

mecok terdapat banyak fitoplankton yang menghasilkan oksigen di perairan mecok. Berbeda dengan

kadar oksigen terlarut yang terdapat pada dermaga, karena pada dermaga vegetasi tumbuhan sedikit,

sehingga oksigen terlarutnya relatif sedikit. Adanya faktor human error pada pengambilan sampel atau

pada perhitungan DO yang membuat hasil ada yang berbeda, seperti pada kelas A shift pertama,

mereka menggunakan larutan natrium tiosulfat dengan konsentrasi 0,02 M, dan pembuat larutan

indikator amilum yang gagal mempengaruhi hasil akhir dari perhitungan kadar oksigen terlarut pada

sampel air laut.