Supplemental Oxygen Therapy

30
Terapi Oksigen Tambahan Fika Amanda Maengkom Indra Gunawan

Transcript of Supplemental Oxygen Therapy

Page 1: Supplemental Oxygen Therapy

Terapi Oksigen Tambahan

Fika Amanda MaengkomIndra Gunawan

Page 2: Supplemental Oxygen Therapy

Pendahuluan

• Tujuan: mempertahankan oksigenasi jaringan cukup dan fungsi normal organ.

• Fokus pada ventilasi alveolar dan penggunaan terapi oksigen tambahan untuk meningkatkan oksigenasi arteri pada pasien hipoksemia tetapi tidak membutuhkan ventilasi mekanis.

Page 3: Supplemental Oxygen Therapy

Patofisiologi Hipoksemia

• Hipoksemia : defisiensi relatif oksigen dalam darah arteri yang diukur dengan tekanan arterial oksigen (PaO2)

• Hipoksia : tekanan oksigen yang tidak adekuat pada tingkat seluler– Dx berdasarkan fungsi organ dan oxygen

delivery

Page 4: Supplemental Oxygen Therapy

Patofisiologi Hipoksemia...

• PaO2 ditentukan oleh tekanan oksigen inspirasi, ventilasi alveolar, dan distribusi ventilasi dan perfusi (V / Q) di paru-paru

• 5 mekanisme hipoksemia:1.Penurunan fraksi oksigen inspirasi

(FiO2)2.Hipoventilasi alveolar3.Keterbatasan difusi pada membran alveolar-

kapiler4.Shunt5.V / Q mismatch

Page 5: Supplemental Oxygen Therapy

Patofisiologi Hipoksemia...

• Hipoventilasi alveolar murni pada pasien kritis sering berhubungan dengan:– overdosis obat– trauma SSP : trauma kepala, stroke, SAH,

SDH, edema serebral.

• Hipoksemia → penurunan tekanan oksigen alveolar (PaO2), diukur dengan persamaan gas alveolar :

PaO2 = FiO2 (PB - 47) - PaCO2 / R

Page 6: Supplemental Oxygen Therapy

• Hipoventilasi → PaO2 ↓ dan PaCO2 ↑, gradien

oksigen alveolar - arterial ([Aa]O2) & rasio

arterial - alveolar (PaO2/PAO2) normal.

• Abnormal [A-a]O2 & PaO2/PAO2 :– keterbatasan difusi pada alveolar-capillary membrane

– shunt → intracardiac atau intrapulmonary

– V/Q mismatch → penyebab umum hipoksemia,

membaik dengan terapi oksigen

Patofisiologi Hipoksemia...

Page 7: Supplemental Oxygen Therapy

Tujuan Terapi Oksigen Tambahan

• koreksi hipoksemia

• PaO2 ≥ 60 mmHg atau SaO2 ≥ 90%

Page 8: Supplemental Oxygen Therapy

Indikasi

• suspek hipoksemia

• AMI

• trauma hebat

• penyembuhan post-op dari anestesia

Page 9: Supplemental Oxygen Therapy

Gejala Klinis Hipoksemia

• takikardia• takipnea• tekanan darah ↑• gelisah• disorientasi• sakit kepala• gangguan penilaian• bingung

Page 10: Supplemental Oxygen Therapy

Gejala Klinis Hipoksemia...

• Hipoksemia berat :– pernapasan melambat dan ireguler– bradikardi– hipotensi– kejang– koma

Page 11: Supplemental Oxygen Therapy

Oxygen Delivery Systems

• low flow → variable performance– sejumlah kecil 100% oksigen sebagai

tambahan, FiO2 berdasarkan pola pernapasan pasien dan minute ventilation.

• high flow → fixed performance– suplai premixed oxygen sesuai dengan

volume yang dibutuhkan pasien dengan total ventilatory

– FiO2 konstan

Page 12: Supplemental Oxygen Therapy

Low Flow System

• paling banyak digunakan

• sederhana

• mudah digunakan

• murah

• banyak dikenal oleh tenaga medis

• diterima dengan baik oleh pasien

Page 13: Supplemental Oxygen Therapy

Low Flow System...

• nasal cannula

• simple face mask

• partial rebreathing mask

• non rebreathing mask

• tracheostomy collars

Page 14: Supplemental Oxygen Therapy

Kanula Nasal

• paling banyak digunakan• 100% oksigen pada flow

rate 0.5 - 6 L/menit– >6 L/menit :

ketidaknyamanan nasal - tidak dapat ditoleransi pasien

– >4 L/menit : harus dilembabkan untuk mencegah kekeringan/iritasi mukosa nasal

Page 15: Supplemental Oxygen Therapy

Kanula Nasal...

• syarat : rongga nasal paten/tidak terganggu untuk pengisian anatomic reservoir

• keuntungan : kenyamanan pasien

• kerugian : – iritasi mukosa hidung pada flow rate tinggi – reaksi alergi pada komponen kimiawi tube– FiO2 berubah sesuai pola pernapasan pasien

Page 16: Supplemental Oxygen Therapy

Simple Face Mask

• 35% - 50% oksigen

pada flow rate ≥5

L/menit

• reservoir masker

(100-200 ml) untuk

meningkatkan fraksi

O2 pada tidal volume

Page 17: Supplemental Oxygen Therapy

Simple Face Mask...

• Kerugian :– resultant variable FiO2

– harus dilepas bila akan makan dan minum

Page 18: Supplemental Oxygen Therapy

Partial - Rebreathing Mask

• 600 - 1000 ml kantong reservoir

• FiO2 ≥ 0.50 dengan flow rate yang rendah

• berguna untuk transport pasien dengan suplai oksigen portabel

Page 19: Supplemental Oxygen Therapy

Nonrebreathing Mask

• 600 - 1000 ml reservoir bag

• mirip partial rebreathing mask dengan penambahan 3 katub 1 arah– untuk venting exhaled gas + cegah masuknya

udara bebas– cegah exhaled gas masuk ke reservoir bag

• tidal volume hampir 100% oksigen dengan FiO2 yang tinggi

Page 20: Supplemental Oxygen Therapy

Nonrebreathing Mask

• kerugian :– resiko atelektasis– keracunan oksigen

(bila digunakan >24 - 48 jam)

• hanya untuk terapi jangka pendek

Page 21: Supplemental Oxygen Therapy

Tracheostomy Collars

• melembabkan jalan nafas buatan• FiO2 tidak bisa diprediksi, inkonsisten,

tergantung dari pola pernapasan pasien

Page 22: Supplemental Oxygen Therapy

High Flow System

• mengalirkan volume campuran gas dengan jumlah cukup

• flow rate melebihi ventilasi per menit pasien & memenuhi kebutuhan inspirasi pesien

• keuntungan :– konsentrasi oksigen tetap (FiO2)– kelembaban & temperatur terkontrol

Page 23: Supplemental Oxygen Therapy

High Flow System...

• Air-entrainment (Venturi) Mask

• Aerosol Mask

Page 24: Supplemental Oxygen Therapy

Noninvansive Ventilation

• oksigen juga bisa dialirkan menggunakan ventilator mekanik lewat masker yang dipasang pada wajah pasien, tanpa perlu intubasi trakeal.– nasal mask– full facial mask

• keberhasilan bergantung pada:– penerimaan pasien– toleransi terhadap kencangnya masker

Page 25: Supplemental Oxygen Therapy
Page 26: Supplemental Oxygen Therapy

Continuous Positive Airway Pressure (CPAP)

• tujuan utama penggunaan CPAP → terapi obstructive sleep apnea (nasal mask)

• pada pasien kritis → memperbaiki oksigenasi dengan membuka alveoli yang kolaps & mengurangi kerja pernapasan dengan menaikkan functional residual capacity

• Mask CPAP– pasien harus bisa bernafas spontan

– kontraindikasi : hipoventilasi

Page 27: Supplemental Oxygen Therapy

Monitoring of Oxygenation

• Arterial Blood Gas Analysis– pH, PaO2, PaCO2, dan SaO2– pH & PaCO2 → st. asam-basa & ventilasi

alveolar– sensitif untuk hipoksemia– FiO2 + PaCO2 + PaO2 → alveolar-arterial

oxygen gradient

Page 28: Supplemental Oxygen Therapy

Monitoring of Oxygenation

• Pulse Oximetry– standar monitoring pasien hipoksemia– SaO2– non-invasif, tidak mahal, sederhana,

peletakan probe pada jari atau telinga, nyaman untuk pasien

– akurat pada range saturasi 70% - 100%– dependen pada perfusi jaringan

Page 29: Supplemental Oxygen Therapy

Komplikasi

• Asidosis respiratorik kronik yang memburuk secara akut → COPD

• Atelektasis absorpsi– timbul ketika konsentrasi tinggi oksigen

alveolar menyebabkan kolapsnya alveolar• Keracunan Oksigen

– FiO2 tinggi (hiperoksia jaringan paru)→ radikal bebas oksigen tinggi → merusak membran sel

– koreksi hipoksemia jauh lebih penting dibandingkan potensi toksisitas oksigen

Page 30: Supplemental Oxygen Therapy

Terima Kasih