Pembahasan Difraksi, Interferensi, Dan Pembiasan
-
Upload
silfiananda -
Category
Documents
-
view
403 -
download
4
description
Transcript of Pembahasan Difraksi, Interferensi, Dan Pembiasan
LAPORAN PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK
PEMBIASAN, DIFRAKSI DAN INTERFERENSI PADA
GELOMBANG PERMUKAAN
Untuk memenuhi tugas matakuliah Praktikum Gelombang dan Optik
yang dibimbing oleh Ibu Chusnana Insyaf Yogihati
Hari dan Tanggal Praktikum : Kamis, 3 Maret 2014
Kelompok : 4
Anggota Kelompok :
Mimo Putriyani
Okta Defa Yulhamidah
Silfia Dwi Ananda
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Maret 2014
A. Judul Praktikum
Pembiasan, Difraksi dan Interferensi pada Gelombang Permukaan
B. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan memahami
penyebab terjadinya pembiasan pada gelombang, lenturan (difraksi), dan
akibat interferensi antara dua gelombang koheren.
C. Dasar Teori
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………….
D. Alat dan Bahan
alat dan Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum Pembiasan, Difraksi, dan
Interferensi pada Gelombang Permukaan adalah sebagai berikut:
1 catu-daya
1 set tangki riak
1 kabel penghubung merah
1 kabel penghubung hitam
E. Prosedur Praktikum
Pembiasan Gelombang
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Meletakkan sepotong balok kaca (balok pembias) di bawah permukaan
air di dalam tangki. Salah satu sisi balok diatur sejajar dengan
pembangkit riak datar. Keberadaan balok ini menyebabkan sebagian
kedalaman (ketebalan) air berkurang. Air di atas balok menjadi
dangkal.
3. Membangkitkan gelombang datar pada permukaan air. Gelombang
mula-mula melewati air yang dalam kemudian air yang dangkal.
4. Mengamati gelombang yang terjadi, terutama ada atau tidaknya
perubahan panjang gelombang.
5. Membuat sketsa muka-muka gelombang yang terjadi
6. Memutar balok pembias sehingga satu sisinya miring (tidak tegak
lurus) terhadap arah datangnya gelombang
7. Mengamati gelombang yang terjadi, terutama arah dan panjang
gelombang-gelombang di tempat yang dalam (panjang gelombang dan
arah rambatan)
8. Membuat sketsa muka-muka gelombang yang terjadi di kedua
kedalaman air dan arah rambatan gelombang dating dan gelombang
pantul.
Lenturan (Pelengkungan) atau Difraksi Gelombang
1. Menghalangi perambatan gelombang datar menggunakan penghalang
lurus
2. Mengamati dengan teliti yang terjadi pada muka-muka gelombang
setelah melewati penghalang. Lalu membuat sketsa kasar mengenai
bentuk muka-muka gelombang setelah melewati penghalang
3. Gelombang datar dilewatkan melalui celah yang agak lebar (±5 cm)
4. Mengamati dengan teliti yang terjadi pada muka-muka gelombang
setelah gelombang melewati penghlang. Lalu membuat sketsa kasar
mengenai bentuk muka-muka gelombang setelah melewati penghalang
5. Mempersempit celah menjadi kira-kira 1 cm
6. Mengamati dengan teliti yang terjadi pada muka-muka gelombang
melewati penghalang. Lalu membuat sketsa kasar mengenai bentuk
muka-muka gelombang setelah melewati penghalang
Interferensi Dua Sumber Gelombang Koheren
1. Memasang pembangkit riak lingkaran ganda. Kedua pembangkit itu
dipasang pada suatu sumber getaran. Dengan cara ini getaran kedua
pembangkit riak ada dalam keadaan koheren: frekuensi dan fase
keduanya selalu sama.
2. Mengamati saling pengaruhi (interferensi) antara kedua gelombang itu.
3. Mengenali daerah yang tampak tenamg, tidak beriak. Di sini
interferensi saling melemahkan, atau saling meniadakan.
4. Mengenali daerah yang tampak beriak. Di sini interferensi saling
menguatkan.
F. Data Pengamatan
Lampiran
G. Analisis
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………
H. Pembahasan
Jika suatu benda linear berosilasi maju-mundur pada permukaan air, maka
akan dihasilkan gelombang lurus (straight waves). Gelombang lurus memiliki
bukit dan lembah. Pada layar di bawah tangki, bukit-bukit gelombang ditunjukkan
oleh garis-garis gelap dan lembah-lembah gelombang ditunjukkan oleh garis-garis
terang. Gelombang tersebut akan merambat pada air sampai bertemu dengan
penghalang, seperti dinding tangki atau suatu benda yang ditempatkan pada air.
Pembiasan gelombang merupakan perubahan arah gelombang ketika
gelombang tersebut lewat dari suatu medium ke medium lainnya. Pembiasan, atau
pembelokan lintasan gelombang, disertai oleh perubahan laju dan panjang
gelombang. Laju gelombang bergantung pada sifat medium yang dilalui
gelombang. Jika medium (dan sifat-sifatnya) berubah, maka laju gelombang juga
berubah. Pada gelombang air, kedalaman air berpengaruh pada laju gelombang
yang merambat pada permukaannya. Gelombang air merambat paling cepat pada
medium paling dalam. Jadi, jika gelombang air lewat dari air dalam ke air
dangkal, maka lajunya akan berkurang. Berkurangnya laju ini disertai oleh
berkurangnya panjang gelombang. Dengan demikian, pada gelombang air yang
ditransmisikan dari air dalam ke air dangkal, lajunya berkurang, panjang
gelombangnya berkurang, dan arahnya berubah. (Waslaludin, Tanpa Tahun)
Pada praktikum ini untuk mengetahui pembiasan gelombang dilakukan
dengan cara menempatkan balok kaca pada tangki riak. Untuk menciptakan
gelombang datang dapat digunakan dengan menggerakkan penggaris pada
pemukaan air. Ketika penggaris tersebut digetarkan maka akan terbentuk
gelombang datang yang bentuknya lurus. Ketika gelombang datang tersebut
sampai di balok kaca, maka gelombang yang semula letak antara bukit dan
lembah agak renggang menjadi agak rapat. Dan ketika balok kaca posisinya
diubah sedikit miring, maka gelombang yang dibiasknpun terbentuk sedikit
miring sesuai dengan posisi balok kacanya.
Dalam praktikum pembiasan gelombang, balok kaca pada tangki riak
seluruhnya diletakkan di dalam air, sehingga akan membedakan kedalaman
permukaan air dalam tangki riak.membedakan kedalaman permukaan air dalam
tangki riak. Hal ini untuk menggambarkan adanya dua medium rambatan
gelombang, permukaan dalam menggambarkan medium yang rapat dan
permukaan air yang dangkal menggambarkan medium yang kurang rapat
(Anonim, 2014). Gelombang merambat dari ujung bagian dalam ke ujung bagian
dangkal dapat terlihat mengalami pembiasan (berbelok), di mana front
gelombangnya menjadi lebih rapat. Hal ini menunjukkan adanya perubahan
panjang gelombang, akan tetapi frekuensinya tetap yaitu sama dengan frekuensi
sumber getarnya. Panjang gelombangnya berkurang (jarak antara muka
gelombang lebih dekat), dan melambat (memerlukan waktu yang lebih lama untuk
menempuh jarak yang sama). Ketika merambat dari air dalam ke air dangkal,
gelombang terlihat membelok ke arah yang lebih tegak terhadap permukaan,
begitu pula sebaliknya. (Waslaludin, Tanpa Tahun)
Dalam pembiasan gelombang berlaku Hukum pembiasan yang
menyatakan :
“Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias merupakan bilangan
tetap.”
Secara umum sering dituliskan :
sin isin r
= λ 1λ 2
= V 1
V 2
=n1
n2
=n21
dengan :
i = sudut datang gelombang (derajat atau radian)
r = sudut bias gelombang (derajat atau radian)
λ1 = panjang gelombang pada medium 1 (m)
λ2 = panjang gelombang pada medium 2 (m)
v1 = cepat rambat gelombang pada medium 1 (m/s)
v2 = cepat rambat gelombang pada medium 2 (m/s)
n1 = indeks bias medium 1
n2 = indeks bias medium 2
n21 = indeks bias relatif medium 2 terhadap medium 1
(Anonim, 2014).
Difraksi adalah lenturan yaitu peristiwa pematahan gelombang oleh celah
sempit sebagai penghalang. Difraksi terjadi dengan kuat bila lebar celah tidak jauh
berbeda dengan panjang gelombangnya. Difraksi dapat terjadi pada semua bentuk
gelombang. Misalnya gelombang permukaan air yang terhalang oleh papan
bercelah. Setelah gelombang melewati celah itu, maka akan menyebar ke segala
arah. Peristiwa difraksi yang dialami oleh gelombang cahaya adalah sebagai
berikut :
1. Difraksi pada celah tunggal
2. Difraksi pada kisi ( Abdul, 2014)
Difraksi juga disebut penyebaran gelombang karena adanya halangan.
Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Hal ini bisa
diterangkan oleh prinsip Huygens. Difraksi adalah peristiwa pembelokan
gelombang saat melewati suatu objek (misalnya berupa rintangan ataupun celah)..
Prinsip Huygens-Fresnel : “setiap titik dari muka-muka gelombang yang tidak
terganggu, pada saat tertentu bertindak sebagai sumber mukamuka gelombang
speris kedua (frekuensinya sama dengan sumber primer). Amplitudo medan optik
(listrik/magnet) di suatu titik merupakan superposisi dari muka-muka gelombang
speris tadi. (Metri, 2010)
Difraksi dapat didemonstrasikan dengan meletakkan penghalang dan
perintang kecil pada tangki riak dan mengamati lintasan gelombang air saat
melewati rintangan. Gelombang tersebut terlihat melalui daerah pinggiran
penghalang ke daerah di belakangnya. Bagian air di belakang penghalang
terganggu. Sejumlah difraksi (ketajaman pembelokan) meningkat dengan
meningkatnya panjang gelombang dan sebaliknya. Secara faktual, jika panjang
gelombang lebih kecil dari perintang, tidak akan terjadi difraksi. (Waslaludin,
Tanpa Tahun)
Jika gelombang melalui celah sempit, air pada celah bervibrasi seperti sumber
titik, sehingga terbentuk gelombang di belakang celah. Gelombang difraksi
berupa gelombang lingkaran dengan puaat pada celah. Gelombang menjadi lurus
jika ukuran celah lebih besar dari panjang gelombang
Jika sebuah gelombang permukaan air tiba pada suatu celah sempit, maka
gelombang ini akan mengalami lenturan/pembelokan sehingga terjadi gelombang-
gelombang setengah lingkaran yang melebar di daerah belakang celah tersebut.
Gejala ini disebut difraksi. (Tienkarina,2010)
Pada praktikum ini, Untuk menunjukkan adanya difraksi gelombang
dilakukan dengan meletakkan penghalang pada tangki riak dengan penghalang
yang mempunyai celah, yang lebar celahnya dapat diatur.Difraksi
gelombang adalah peristiwa pembelokan/penyebaran (lenturan) gelombang jika
gelombang tersebut melalui celah. Gejala difraksi akan semakin tampak jelas
apabila lebar celah semakin sempit. Hasil dari difraksi antara celah sempt dan
celah lebar ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar Difraksi gelombang (a) penghalang dengan celah lebar, (b) penghalang
dengan celah sempit
Interferensi gelombang merupakan fenomena yang terjadi jika dua
gelombang bertemu saat merambat pada medium yang sama. Tinjau dua pulsa
dengan amplitudo yang sama merambat pada arah yang berbeda dalam medium
yang sama. Misalkan masing-masing gelombang memiliki amplitudo 1 satuan dan
berbentuk gelombang sinus. Kedua pulsa sinus tersebut bergerak saling
mendekati, sehingga pada saat tertentu akan bertemu. Pada saat bertemu tersebut
amplitudo pulsa menjadi 2 satuan. Interferensi terjadi sebagai akibat berlakunya
prinsip superposisi. Prinsip superposisi menyatakan bahwa jika dua atau lebih
gelombang bertemu, jumlah pergeseran medium pada setiap tempat merupakan
jumlah aljabar pergeseran gelombang individual pada tempat yang sama.
(Waslaludin, Tanpa Tahun)
Pada praktikum ini, untuk menunjukkan gejala interferensi gelombang
dipergunakan dengan menggetarkan dua sumber getar berbentuk titik yang diberi
dua lubang/celah di mana celah tersebut dapat dianggap sebagai sumber getaran
(gelombang). Untuk mengamati gejala interferensi gelombang agar teramati
dengan jelas, maka kedua gelombang yang berinterferensi tersebut harus
merupakan dua gelombang yang koheren. Dua gelombang disebut koheren
apabila kedua gelombang tersebut memiliki frekuensi dan amplitudo yang sama
serta memiliki selisih fase yang tetap/konstan. Ketika kedua sumber getar yang
berupa titik tersebut digetarkan secara terus-menerus dengan kecepatan yang
sama,maka akan nampak interferensi gelombang seperti dibawah ini
Ada dua sifat hasil interferensi gelombang, yaitu interferensi
bersifat konstruktif dan destruktif. Interferensi bersifat konstruktif artinya saling
memperkuat, yaitu saat kedua gelombang bertemu (berinterferensi) memiliki fase
yang sama. Sedang interferensi bersifat destruktif atau saling melemahkan jika
kedua gelombang bertemu dalam fase yang berlawanan. (Waslaludin, Tanpa
Tahun)
Gambar Pola interferensi gelombang
Gambar diatas menunjukkan pola interferensi yang ditunjukkan tangki
riak, di mana garis tebal/tidak terputus adalah hasil interferensi yang bersifat
konstruktif, sedangkan garis putus-putus menunjukkan interferensi yang bersifat
destruktif. (Waslaludin, Tanpa Tahun)
Daftar Pustaka Pembahasan
Abdul, Arie.2014. Difraksi, (online), (http://arieabdul.blogspot.com /2012/05/
difraksi.html) Diakses 6 Maret 2014.
Anonim, 2014. Pengertian Gelombang Mekanik, (online), (http://smakita. net/
tags/interferensi-dan-difraksi-gelombang/)
Metri, Yulia Hadi. 2010. Tugas optic Interferensi dan Difraksi, (online), (http://
www.scribd.com/document_downloads/direct/111002966?extension)
Diakses 17 Maret 2014
Tienkarina.2010. Difraksi Cahaya/ Pembelokan Cahaya, (online), (http://
tienkartina.wordpress.com/2010/08/13/difraksi-cahayapembelokan-
cahaya/), Diakses 17 Maret 2014
Waslaludin, Tanpa Tahun. Jenis dan Sifat Gelombang, (online), (http://file.upi.
Edu /Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/196302071991031-
WASLALUDDIN/GGO2_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf) Diakses 13
Februari